pengaruh kepemilikan asing, ukuran...
TRANSCRIPT
ii
PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, UKURAN PERUSAHAAN,
DAN LEVERAGE TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK
MELAKUKAN TRANSFER PRICING
(Studi pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2014)
Disusun oleh:
Elsa Kisari Putri NIM: 1112082000021
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Elsa Kisari Putri
2. Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 18 September 1994
3. Alamat : Jl. Lembah Pinus Raya A3/102 RT 003/023, Pamulang Timur, Pamulang – Kota Tangerang Selatan 15417
4. Telepon : 082225842921
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Tunas Kejaksaan Tahun 1999-2000
2. SDN Cipayung 1 Tahun 2000-2006
3. SMPN 4 Kota Tangerang Selatan Tahun 2006-2009
4. SMAN 1 Kota Tangerang Selatan Tahun 2009-2012
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Bimbingan Belajar BEST, 2011-2012
2. Kursus Tari Saman FEB UIN Jakarta, 2012-2015
3. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Komputer SMAN 1 Kota
Tangerang Selatan, 2009-2012
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
2013-2014 : Koordinator Department Seni dan Budaya HMJ Akuntansi
2014-2015 : Ketua Bidang IV HMJ Akuntansi
V. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Seminar Nasional oleh HMJ Akuntansi FEB UIN, “Pathway Profesi
Akuntansi Indonesia”, 25 Mei 2015.
2. Company Visit Goes To Direktorat Jenderal Pajak, “Tingkatkan
Wawasan, Raih Kesuksesan”, 19 November 2015.
3. Dosen Tamu oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), “Akuntansi Pengelolaan Dana Desa”, 18 November 2015.
4. Dosen Tamu oleh Mantan Komisioner KPK, “Akuntansi Fraud”, 9
November 2015.
5. Studium General Akuntansi oleh Partner KAP Pricewaterhouse Cooper
(PwC), 17 April 2014.
6. Seminar Tax Goes To Campus oleh Tax Center FEB UIN, “Pengenaan
Pajak pada UMKM”, 3 Desember 2013
. VI. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Hariyanto
2. Ibu : Kiswahyu
3. Anak ke- : 1 (satu)
viii
ABSTRACT
This research is aimed to analyze the effect of foreign ownership, firm size and leverage toward the firm decision for transfer pricing. Dependent variable in this research was transfer pricing proxied by the value of related party transaction (RPT) sales. Independent variables in this research were foreign ownership, firm size and leverage.
This research used secondary data analysis of financial statements or annual reports of firms in Indonesia Stock Exchange. The population in this research was all firm that listed in Indonesia Stock Exchange in 2014. By using purposive sampling method, the total amount of samples obtained in this research were 147 firms. This research used logistic regression analysis as analysis method.
The results of the analysis in this research showed that firm size effected and positive toward the firm decision for transfer pricing. While foreign ownership and leverage did not effect on the firm decision to transfer pricing.
Keywords: foreign ownership, firm size, leverage, and firm decision for transfer pricing.
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan leverage terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah transfer pricing yang diproksikan dengan nilai dari related party transaction (RPT) penjualan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan leverage.
Penelitian ini menggunakan data sekunder pada laporan keuangan atau laporan tahunan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014. Dengan menggunakan metode purposive sampling, didapat jumlah total sampel dalam penelitian ini adalah 147 perusahaan. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi logistik.
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Sedangkan kepemilikan asing dan leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
Kata Kunci: kepemilikan asing, ukuran perusahaan, leverage, dan keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan berkat, rahmat, dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan
kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatulla Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga
segala macam kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda serta kedua adikku yang telah memberikan kasih
sayang, perhatian, semangat serta doa yang tiada hentinya. Terima kasih atas
segalanya Papa dan Mama.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hiayatullah Jakarta.
xi
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., CA., MM., selaku Sekretaris Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hiayatullah Jakarta
dan selaku dosen pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk mengarahkan dan memberikan nasihat dalam menjalani
perkuliahan.
5. Ibu Yulianti, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah bersedia
meluangkan waktu dan tak pernah lelah dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah sabar dan ikhlas mendidik dan memberikan ilmu yang Insha Allah
dapat bermanfaat.
7. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk
kesuksesan penulis. Terima kasih atas semua kasih sayangnya.
8. Muhammad Farid Almunawar, orang yang selalu menemani dan memberikan
dukungannya dalam berjuang untuk mencapai cita-cita. Terima kasih atas
waktu dan perhatiannya.
9. Sahabat seperjuanganku dari semester 1, Nida Nadya Hasan, Tuti Herawati,
Dwi Putri Oktaviani, Siti Lu’lu’ul Bahiyyah dan Verina Asgari, terima kasih
atas semangat, dukungan, doa dan kasih sayangnya.
10. Teman-teman terdekat yang telah banyak memberikan semangat dan
menghiburku, Bella Pavita, Mita Haristin Chaniago, Yuniasari Chairunissa,
Nanda, Nourma, Meta, Tri, Tata, Matari, Pinkan, Meirza, dan Falah.
11. Teman-teman Akuntansi 2012, terkhusus Akuntansi A 2012, terima kasih
untuk semangat dan kebersamaannya.
12. Teman-teman seperjuangan dalam melewati berbagai rintangan dan sidang-
sidang, Nida, Naya, Yudi, Revan, Rita, Fai. Terima kasih atas dukungan,
semangat dan optimisme kalian.
xii
13. Keluarga HMJ Akuntansi, terima kasih atas ilmu, pengalaman dan
kebersamaannya.
14. Senior-senior Akuntansi yang telah memberikan bantuan, arahan dan nasihat
selama perkuliahan. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
15. Teman-teman KKN Serabi, Jannah, Dhia, Shofi, Rahma, Nida, Tuti, Dwi,
Chendy, Rizky, Mabrur, Fajar, Rahmat, Ulul, Faisal, Muas, dan Abas. Terima
kasih atas perjuangannya menjalankan KKN, terima kasih atas rasa
kekeluargaannya.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas kerja
samanya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih terdapat
kekurangan atau kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan
penulis dengan adanya tugas akhir ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan
dan pengetahuan penulis pada khususnya dan pihak lain pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 10 Maret 2016
Elsa Kisari Putri
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi ABSTRACT (Bahasa Inggris) ............................................................................. viii
ABSTRAK (Bahasa Indonesia) ........................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.............................................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................... 9 1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9 BAB II KAJIAN LITERATUR ......................................................................... 11
A. Landasan Teori ................................................................................ 11 1. Teori Agensi (Agency Theory) ..................................................... 11
2. Transfer Pricing .......................................................................... 14 3. Kepemilikan Asing...................................................................... 23
4. Ukuran Perusahaan...................................................................... 25 5. Leverage ..................................................................................... 28
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 31 C. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 35
D. Hipotesis.......................................................................................... 43
xiv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 44
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 44 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 45 D. Metode Analisis Data....................................................................... 46
1. Uji Statistik Deskriptif................................................................. 46 2. Analisis Regresi Logistik ............................................................ 47
E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 56
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 56 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .................................................... 57
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 58 a. Hasil Uji Deskriptif ..................................................................... 58
b. Hasil Uji Frekuensi ..................................................................... 60 2. Hasil Analisis Regresi Logistik ................................................... 61
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) .... 61 b. Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................. 62
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ............................................ 63 d. Hasil Matriks Klasifikasi ............................................................. 64
e. Hasil Hipotesis Penelitian dan Model Regresi Terbentuk ............. 65 C. Pembahasan ................................................................................... 67
1. Pengaruh antara Kepemilikan Asing (OWN) terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP) ................... 67
2. Pengaruh antara Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP) ................... 68
3. Pengaruh antara Leverage (LEV) terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP) ...................................... 69
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 71 A. Kesimpulan ..................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 74
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 31 Tabel 3.1 Skema Kerangka Pemikiran .............................................................. 55 Tabel 4.1 Tahap Seleksi Sampel dengan Kriteria .............................................. 57
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 58
Tabel 4.3 Hasil Uji Frekuensi ........................................................................... 60
Tabel 4.4 Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model............................................... 62
Tabel 4. 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 63
Tabel 4.6 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi .................................................. 63
Tabel 4.7 Hasil Uji Matriks Klasifikasi ............................................................ 64
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ................................................ 65
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 .1 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 42
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2014 ... 79
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan dan Leverage Periode 2014 ............................................................ 84
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel Transfer Pricing Periode 2014............ 92
Lampiran 4 Output Hasil Penelitian Data ......................................................... 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi telah membawa dampak semakin meningkatnya
perekonomian di dunia dan membuat batas-batas negara menjadi sempit,
bahkan hampir tidak ada. Perkembangan ekonomi tersebut memberikan suatu
pengaruh yang besar bagi pola bisnis dan sikap bagi para pelaku bisnis. Arus
barang, jasa, modal, dan tenaga kerja semakin mudah dan lancar antar
negara, menjadikan para pelaku bisnis mengembangkan bisnisnya
membentuk perusahaan multinasional melalui anak perusahaan, cabang
perusahaan, dan agennya mengembangkan bisnis di beberapa negara lain
dengan melakukan berbagai investasi dan transaksi yang berskala
internasional (Lingga, 2012).
Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai transaksi internasional
antar anggota (divisi), salah satunya adalah penjualan barang atau jasa.
Sebagian besar transaksi bisnis tersebut biasanya terjadi di antara perusahaan
yang berelasi atau antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa.
Penentuan harga atas berbagai transaksi antar anggota (divisi) tersebut
dikenal dengan sebutan transfer pricing/harga transfer (Mardiasmo, 2008).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 diatur di Pasal 18
ayat (4) yaitu: hubungan istimewa antara wajib pajak dapat terjadi karena
2
pemilikan atau penguasaan modal saham suatu badan oleh badan lainnya
sebanyak 25% (dua puluh lima persen) atau lebih, atau antara beberapa badan
yang 25% (dua puluh lima persen) atau lebih sahamnya dimiliki oleh suatu
badan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan juga
mempunyai aturan mengenai masalah transfer pricing, yaitu Pasal 18. Aturan
transfer pricing mencakup beberapa hal, yaitu: pengertian hubungan
istimewa, wewenang menentukan perbandingan utang dan modal, dan
wewenang untuk melakukan koreksi dalam hal terjadi transaksi yang tidak
arm’s length (wajar). Aturan lebih lanjut dan detail tentang transfer pricing
termuat dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011 tentang
penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman (arm’s length principle) dalam
transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa. Di dalam aturan ini disebutkan pengertian arm’s length principle
yaitu harga atau laba atas transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
tidak mempunyai hubungan istimewa ditentukan oleh kekuatan pasar,
sehingga transaksi tersebut mencerminkan harga pasar yang wajar.
Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing,
intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan
harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas
transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Transfer pricing
biasanya ditetapkan untuk produk-produk antara (intermediate product) yang
merupakan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasok oleh divisi penjual
3
kepada divisi pembeli. Transfer pricing dapat terjadi dalam satu negara
(domestic transfer pricing) maupun dengan negara yang berbeda
(international transfer pricing) (Zain, 2007).
Permasalahan transfer pricing menjadi isu yang sangat menarik dan
semakin mendapatkan perhatian dari otoritas perpajakan di berbagai belahan
dunia. Semakin banyak negara di dunia yang mulai memperkenalkan
peraturan tentang transfer pricing. Penelitian pada akhir-akhir ini telah
menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan multinasional (MNC) melihat
harga transfer (transfer pricing) sebagai suatu isu pajak internasional utama,
dan lebih dari setengah perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu
yang paling penting (Suandy, 2011).
Dari sisi pemerintahan, transfer pricing diyakini mengakibatkan
berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak karena perusahaan
multinasional cenderung menggeser kewajiban perpajakannya dengan cara
memperkecil harga jual antara perusahaan dalam satu grup dan mentransfer
laba yang diperoleh kepada perusahaan yang berkedudukan di negara yang
menerapkan tarif pajak yang rendah (tax haven countries). Sedangkan dari
sisi bisnis, perusahaan cenderung berupaya meminimalkan biaya-biaya (cost
efficiency) termasuk di dalamnya minimalisasi pembayaran pajak perusahaan
(corporate income tax). Bagi korporasi multinasional, perusahaan berskala
global (multinational corporations), transfer pricing dipercaya menjadi salah
satu strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan dalam
memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas dan peluang membuat
4
strategi untuk mendapatkan keuntungan lebih dari penjualan dan
penghindaran pajak. Salah satu caranya adalah dengan membuat anak
perusahaan di negara yang memberikan tarif pajak rendah ataupun negara
yang berstatus tax haven countries (Santosa, 2004 dalam Lingga, 2012).
Beberapa waktu yang lalu kasus mengenai transfer pricing menimpa
Google di Inggris, Starbucks Inggris, Amazon Inggris, dan lain-lain.
Starbucks Inggris misalnya, pada tahun 2011 sama sekali tidak membayar
pajak korporasi padahal berhasil mencetak penjualan sebesar £398 juta.
Mereka juga mengaku rugi sejak tahun 2008, padahal dalam laporan kepada
investornya di Amerika Serikat, Starbucks mengatakan bahwa mereka
memperoleh keuntungan yang besar di Inggris (Setiawan, 2014). Di Indonesia
sendiri, salah satu perusahaan yang terkena kasus transfer pricing yaitu PT
Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan produk Toyota dan
eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota. Kasus Toyota terendus setelah
Dirjen Pajak secara simultan memeriksa surat pemberitahuan pajak tahunan
(SPT) Toyota Motor Manufacturing pada 2005. Belakangan, pajak Toyota
pada 2007 dan 2008 juga ikut diperiksa. Pemeriksaan dilakukan karena
Toyota mengklaim kelebihan membayar pajak pada tahun-tahun itu, dan
meminta negara mengembalikannya (restitusi). Dari pemeriksaan SPT Toyota
pada 2005 itu, petugas pajak menemukan sejumlah kejanggalan. Pada 2004
misalnya, laba bruto Toyota anjlok lebih dari 30 persen, dari Rp 1,5 triliun
5
(2003) menjadi Rp 950 miliar. Selain itu, rasio gross margin atau
perimbangan antara laba kotor dengan tingkat penjualan-- juga menyusut.
Dari sebelumnya 14,59 persen (2003) menjadi hanya 6,58 persen setahun
kemudian. Padahal omzet produksi dan penjualan mereka pada tahun itu
justru naik 40 persen. Pemeriksa pajak menemukan jawabannya ketika
memeriksa struktur harga penjualan dan biaya Toyota dengan lebih seksama.
Di sinilah jejak transfer pricing perseroan ini mulai tercium. Toyota diduga
‘memainkan’ harga transaksi dengan pihak terafiliasi dan menambah beban
biaya lewat pembayaran royalti secara tidak wajar. Dari dokumen Toyota
terungkap bahwa seribu mobil buatan Toyota Motor Manufacturing Indonesia
harus dikirim dulu ke kantor Toyota Asia Pasifik di Singapura, sebelum
berangkat ke Filipina dan Thailand. Dengan kata lain, Toyota di Indonesia
hanya bertindak “atas nama” Toyota Motor Asia Pacific Pte., Ltd –nama unit
bisnis Toyota yang berkantor di Singapura.
Skema jual-beli via negara perantara semacam itu sebenarnya lazim saja
dalam perdagangan internasional. Apalagi penjual dan pembelinya adalah
bagian dari korporasi perusahaan multinasional yang sama. Tapi Justinus
Prastowo, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis,
mengingatkan, ada persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu transfer
pricing --atau transaksi antar-pihak terafiliasi-- tidak dituding sebagai modus
penghindaran pajak (tax avoidance). “Syaratnya, nilai transaksi mereka harus
memenuhi standar kewajaran,” katanya, Februari lalu. Sampai saat ini kasus
6
ini belum juga diputus, walaupun sidangnya telah lama berakhir yaitu pada
tahun 2013 (Kontan, 2013).
Selain alasan pajak, praktik transfer pricing pun dapat dipengaruhi oleh
alasan non pajak seperti kepemilikan asing. Penelitian sebelumnya telah
dilakukan oleh Kiswanto dan Purwaningsih (2014) yang membuktikan bahwa
kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk
melakukan transfer pricing. Perusahaan di Asia kebanyakan memiliki
struktur kepemilikan yang terkonsentrasi. Dalam struktur kepemilikan yang
terkonsentrasi, pemegang saham pengendali memiliki posisi yang lebih baik
karena pemegang saham pengendali dapat mengawasi dan memiliki akses
informasi yang lebih baik dibanding pemegang saham non pengendali
sehingga menimbulkan potensi pada pemegang saham pengendali untuk
terlibat jauh dalam pengelolaan perusahaan (Dyanty dkk, 2011).
Pemegang saham pengendali menurut PSAK No. 15 (Revisi 2013)
adalah entitas yang memiliki saham sebesar 20% atau lebih baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga entitas dianggap memiliki
pengaruh signifikan dalam mengendalikan perusahaan. Pemegang saham
pengendali dapat dimiliki oleh seseorang secara individu, pemerintah,
maupun pihak asing. Pada saat kepemilikan saham yang dimiliki pemegang
saham pengendali asing semakin besar, pemegang saham pengendali asing
memiliki kendali yang semakin besar dalam menentukan keputusan dalam
perusahaan yang menguntungkan dirinya termasuk kebijakan penentuan
harga maupun jumlah transaksi transfer pricing (Sari, 2013). Hal ini
7
dimungkinkan bahwa kepemilikan asing dapat mempengaruhi banyak
sedikitnya transfer pricing yang terjadi.
Hal lain yang mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan transfer
pricing ialah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang
menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran suatu perusahaan dapat
diketahui dari total aset perusahaan. Semakin besar jumlah aset perusahaan
maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut (Wijaya dkk, 2009).
Perusahaan yang besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks
dibandingkan perusahaan kecil, sehingga lebih memungkinkan untuk
melakukan manajemen laba. Penelitian yang dilakukan Richardson, et al
(2013) membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
Hal lain yang juga mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan
transfer pricing ialah leverage. Leverage merupakan rasio yang mengukur
seberapa jauh perusahaan menggunakan utang dalam pembiayaan.
Perusahaan multinasional biasanya membiayai anggota kelompok dengan
transfer utang dan / atau modal (Richardson et al, 1998). Transfer utang dan /
atau modal yang sebagian didorong oleh peluang untuk arbitrase pajak dan
dengan demikian, perusahaan yang terlibat dalam lokalisasi selektif utang untuk
tujuan pajak lebih mungkin menjadi agresif dalam hal pengaturan transfer
pricing mereka (Richardson et al, 1998). Ada kemungkinan bahwa leverage
dapat bertindak sebagai pengganti untuk transfer pricing dalam mencapai
pengurangan kewajiban pajak perusahaan grup. Penelitian yang dilakukan
8
Richardson, et al (2013) membuktikan bahwa leverage berpengaruh positif
terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan menguji kembali
faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan transfer
pricing. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepemilikan asing,
ukuran perusahaan, leverage. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Asing,
Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Keputusan Perusahaan
untuk Melakukan Transfer Pricing”. Penelitian ini dilakukan pada seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 kecuali
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam bagian latar belakang,
maka rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing?
2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing?
3) Apakah leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap keputusan perusahaan melakukan transfer pricing, khususnya
pada perusahaan multinasional yang terdaftar di BEI. Secara khusus
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh positif kepemilikan asing terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
2. Menganalisis pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
3. Menganalisis pengaruh positif leverage terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini antara lain:
a. Manfaat Praktis
Memberikan gambaran kepada pemerintah, analis laporan keuangan,
manajemen perusahaan, dan investor/kreditor bagaimana
kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage mempengaruhi
atau tidak mempengaruhi perusahaan untuk mengambil keputusan
melakukan transfer pricing.
10
b. Manfaat Teoritis dan Akademis
Menambah pengetahuan bagi perkembangan studi akuntansi dan
pajak dengan memberikan gambaran faktor yang mempengaruhi
perusahaan mengambil keputusan untuk melakukan transfer pricing,
khususnya perusahaan multinasional yang terdaftar di BEI.
Menambah referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.
11
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. Landasan Teori
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Penelitian ini dilandasi oleh teori agensi. Teori ini memegang peran
penting dalam praktik bisnis perusahaan. Teori agensi merupakan teori
yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara principal dan
agent. Principal sebagai pemegang saham sedangkan agent sebagai
manajer. Principal mengontrak agent untuk melakukan pengelolaan
sumber daya dalam perusahaan. Tujuan utama dari teori keagenan adalah
untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan
kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir
cost sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris (Belkaoui,
2007).
Hubungan agensi dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara
seseorang (atau lebih), seorang principal dan orang lainnya, seorang
agent, untuk memberikan jasa demi kepentingan principal termasuk
melibatkan pemberian delegasi kekuasaan pengambilan keputusan
kepada agent. Baik principal maupun agent diasumsikan untuk
termotivasi hanya oleh kepentingan dirinya sendiri yaitu, untuk
12
memaksimalkan kegunaan subjek mereka dan juga untuk menyadari
kepentingan bersama mereka (Godfrey, 1994).
Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara principal dan
agent sulit tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan
(conflict of interest). Pemegang saham sebagai pihak principal
mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya
dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer sebagai agent
termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan
psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman,
maupun kontrak kompensasi. Manajer memiliki dorongan untuk memilih
dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan
kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal.
Perbedaan kepentingan antara principal dengan agent dapat
menimbulkan permasalahan yang dikenal dengan asimetri informasi.
Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk
memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan
adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan
beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Akibat adanya
informasi yang tidak seimbang (asimetri informasi) ini, dapat
menimbulkan dua permasalahan yang disebabkan karena adanya
kesulitan principal memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan-
tindakan agent. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan
tersebut adalah:
13
a. Moral Hazard
Yaitu permasalahan yang muncul jika agent tidak melaksanakan hal-
hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
b. Adverse Selection
Yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui
apakah suatu keputusan yang diambil oleh agent benar-benar didasarkan
atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah
kelalaian dalam tugas.
Dalam upaya mengatasi atau mengurangi masalah keagenan ini
menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang akan ditanggung baik
oleh principal maupun agent. Jensen & Meckling (1976) membagi biaya
keagenan ini menjadi monitoring cost, bonding cost dan residual loss.
Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal
untuk memonitor perilaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan
mengontrol perilaku agent. Bonding cost merupakan biaya yang
ditanggung oleh agent untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang
menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal.
Selanjutnya residual loss merupakan pengorbanan yang berupa
berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan
keputusan agent dan keputusan principal (Godfrey, 1994).
Agent (manajemen) yang diberikan wewenang oleh principal
(pemegang saham) mempunyai tanggungjawab agar principal
14
mendapatkan keuntungan yang besar, yaitu salah satunya dengan
berkurangnya pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Pihak
manajemen tersebut terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi,
komisaris independen, dan lain-lain. Pihak manajemen tersebut yang
akan menjalankan wewenang dari pihak investor dan mengendalikan
perusahaan serta mengambil keputusan perusahaan.
2. Transfer Pricing
a. Definisi
Definisi transfer pricing menurut para ahli:
Horngren (2008): “Transfer price is the price one subunit (department or division) charges for product or service supplied to another subunit of the same organization.”
OECD (Organization for Economic Co-operation dan Development) (2009), transfer pricing adalah: “Prices at which a company undertakes any transactions with associated enterprises. When a company transfer goods, intangible property or services to a related company, the prices charged is defined as a transfer pricing.”
Gunadi: “Transfer pricing adalah penentuan harga atau imbalan sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, atau pengalihan teknologi antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dan suatu rekayasa manipulasi harga secara sistematis dengan maksud mengurangi laba artifisial, membuat seolah-olah perusahaan rugi, menghindari pajak atau bea di suatu negara.” (Suandy, 2011)
Peraturan Dirjen Pajak PER - 32/PJ/2011: Penetapan harga atas transaksi penyerahan barang berwujud, barang tidak berwujud, atau penyediaan jasa antar pihak yang memiliki hubungan istimewa (transaksi afiliasi).
Pengertian transfer pricing (harga transfer) dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat netral dan bersifat
15
peyoratif−negatif. Pengertian netral mengasumsikan bahwa harga
transfer adalah murni strategi dan taktik bisnis tanpa motif
pengurangan beban pajak. Sedangkan pengertian peyoratif
mengasumsikan harga transfer sebagai upaya untuk menghemat
beban pajak dengan taktik, antara lain menggeser laba ke negara
yang tarif pajaknya rendah (Suandy, 2011). Dapat simpulkan bahwa
transfer pricing adalah penentuan harga atas barang, jasa, ataupun
harta tak berwujud lainnya antara perusahaan yang berelasi atau
antar perusahaan yang memiliki hubungan istimewa.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 7 (Revisi 2012), pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa adalah bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan pihak lain, atau mempunyai pengaruh signifikan atas
pihak lain dalam mengambil keputusan. Transaksi antara pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu pengalihan
sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa tanpa menghiraukan apakah suatu harga
diperhitungkan.
Tujuan penetapan transfer pricing adalah untuk
mentransmisikan data keuangan di antara departemen-departemen
atau divisi-divisi perusahaan pada waktu mereka saling
menggunakan barang dan jasa satu sama lain (Simamora, 1999
dalam Lingga, 2012). Menurut Suryana (2012), tujuan dilakukannya
16
transfer pricing, pertama untuk mengakali jumlah profit sehingga
pembayaran pajak dan pembagian dividen menjadi rendah. Kedua,
menggelembungkan profit untuk memoles (window-dressing)
laporan keuangan.
Menurut Horngren, Datar dan Foster (2008) penetapan transfer
pricing seharusnya membantu mencapai strategi tujuan perusahaan
serta sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. Secara khusus,
transfer pricing seharusnya mendukung kesesuaian tujuan dan
tingkat usaha manajemen puncak. Subunit yang menjual produk atau
jasa seharusnya dimotivasi untuk menurunkan biaya mereka; subunit
yang membeli produk atau jasa seharusnya dimotivasi untuk
memperoleh dan menggunakan input secara efisien. Transfer pricing
seharusnya juga membantu manajemen puncak mengevaluasi kinerja
dari subunit individual dan manajer mereka. Jika manajemen puncak
mendukung tingkat desentralisasi yang tinggi dalam pengambilan
keputusan, ini berarti manajer subunit yang ingin memaksimalkan
laba operasi dari sub unitnya seharusnya memiliki kebebasan untuk
melakukan transaksi dengan subunit lain dari perusahaan (atas dasar
harga transfer) atau untuk melakukan transaksi dengan pihak
eksternal.
17
b. Metode Transfer Pricing dan Penentuan Nilai Pasar Wajar
Horngren, Datar, dan Foster (2008) menjelaskan bahwa secara
umum ada 6 (enam) metode yang paling sering digunakan oleh
perusahaan, antara lain:
1. Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
Harga transfer yang berdasarkan biaya kurang memuaskan
untuk perencanaan bisnis unit usaha, motivasi dan evaluasi
kerja. Oleh karena itu, diperkenalkan harga transfer dengan
basis harga pasar. Model dari bentuk ini berada pada harga pasar
yang berlaku (current-market price) dengan harga pasar
dikurangi diskon (market-price minus discount). Bentuk ini
dijadikan tolak ukur untuk menilai kemampuan kinerja
manajemen unit usaha karena hal ini menunjukkan kemampuan
produk untuk menghasilkan laba serta merangsang unit usaha
untuk bekerja secara bersaing. Bentuk ini dipakai apabila pasar
perantara cukup bersaing dan saling ketergantungan antar unit
usaha. Transfer barang atau jasa pada harga pasar secara umum
akan mengarah pada keputusan optimal apabila kondisi berikut
ini dipenuhi: a) harga untuk intermediate product secara
sempurna kompetitif, b) independensi antara sub unit adalah
minimal, c) tidak ada tambahan biaya atau manfaat untuk
perusahaan secara keseluruhan dari membeli atau menjual harga
18
pasar terbuka dibandingkan transaksi secara internal, d) suatu
pasar yang secara sempurna, kompetitif ada pada saat terdapat
suatu barang yang sama dengan harga beli sama dengan harga
jual dan tidak ada pembeli individual atau penjual dapat
mempengaruhi harga-harga tersebut. Dengan menggunakan
harga pasar dalam pasar yang secara sempurna kompetitif, suatu
perusahaan dapat mencapai tujuan congruence, dukungan
manajemen, evaluasi kinerja unit usaha, dan otonomi unit usaha.
2. Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Adalah harga yang didasarkan pada biaya produksinya.
Biaya yang digunakan dalam harga transfer berdasarkan biaya
dapat merupakan biaya aktual (actual cost) atau biaya yang
dianggarkan (budget). Transfer berdasarkan biaya termasuk
suatu mark-up atau profit margin yang menggambarkan tingkat
pengembalian investasi suatu unit usaha: a) biaya variabel aktual
(actual variable costs), b) biaya tetap standar (standart variable
fixed), c) biaya tetap aktual (actual fixed costs), d) biaya total
standar (standard full costs), e) biaya rata-rata (average costs),
dan f) biaya total ditambah laba (full costs plus mark-up).
Penentuan harga transfer berdasarkan biaya dalam konsep ini
sederhana dan menghemat sumber daya karena informasi biaya
tersedia pada tingkat aktivitas.
19
3. Berdasarkan Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)
Pemberian tingkat otoritas dan pengendalian laba per divisi
secara memadai menghendaki kemungkinan penentuan transfer
pricing berdasarkan negosiasi. Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa kedua unit usaha mempunyai posisi tawar-menawar yang
sama, namun boleh jadi transfer pricing yang demikian akan
memakan waktu negosiasi, mengulang pemeriksaan serta revisi
transfer pricing.
4. Berdasarkan Biaya Total (Full Cost Bases Transfer Prices)
Dalam praktiknya, beberapa perusahaan menggunakan
transfer pricing berdasarkan full costs. Untuk menaksir suatu
harga mendekati harga pasarnya, transfer pricing berdasarkan
biaya kadang-kadang dibuat pada full costs plus suatu margin.
Transfer pricing ini kadang-kadang dapat mengarahkan pada
keputusan unit usaha.
5. Harga Transfer Arbitrase (Arbitrary Transfer Prices)
Dalam pendekatan ini, transfer pricing ditentukan
berdasarkan interaksi kedua unit usaha dan pada tingkat yang
dianggap terbaik bagi kepentingan perusahaan.
20
6. Harga Transfer Ganda (Double Transfer Prices)
Transfer pricing ini digunakan untuk memenuhi disparitas
responsibilitas dari unit usaha perusahaan.
Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD) atau Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan
Ekonomi merupakan sebuah organisasi internasional dengan tiga
puluh negara yang menerima prinsip demokrasi perwakilan dan
ekonomi pasar bebas yang dibentuk pada tahun 1960. Bidang yang
menangani perpajakan dalam OECD dilaksanakan oleh Committee
on Fiscal Affairs (CFA). Terkait transfer pricing, CFA melalui sub
grupnya yaitu Working Party No. 6 telah menerbitkan OECD
Transfer Pricing Guidelines (selanjutnya disebut dengan OECD
Guidelines) sebagai panduan bagi perusahaan multinasional dan
otoritas pajak dalam masalah transfer pricing. Dengan demikian,
OECD Guidelines ini dibuat dengan maksud untuk membantu (i)
otoritas pajak (tidak hanya terhadap negara-negara anggota saja,
tetapi juga negara-negara yang bukan anggota OECD) maupun (ii)
perusahaan multinasional dalam memberikan panduan tentang cara
penyelesaian perselisihan transfer pricing yang saling
menguntungkan antara masing-masing otoritas pajak, dan antara
otoritas pajak dengan perusahaan multinasional (Darussalam dan
Septriadi, 2008).
21
Dalam menentukan harga pasar wajar (Arm’s Length) ada
beberapa metode yang dapat digunakan. Tujuan dari metode-metode
tersebut untuk memastikan bahwa transaksi yang terjadi antara
perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan istimewa telah
memenuhi harga pasar wajar secara konsisten. Menurut OECD
Guidelines, metode tersebut terbagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu:
1. Pendekatan Tradisional
a. Comparable uncontrolled price method (CUP) atau metode
harga pasar sebanding
Pada pendekatan ini, harga transaksi antara pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa dibandingkan dengan
harga wajar pada transaksi serupa yang terjadi antara pihak-
pihak yang sama sekali tidak berhubungan (berada pada
kondisi wajar (arm’s length)).
b. Resale price method (RPM) atau metode harga jual minus
Pada resale price method, pedomannya adalah gross margin
yang diperoleh untuk transaksi serupa pada kondisi arm;s
length. Harga koreksian dihitung dari harga jual kembali
produk itu dikurangi dengan gross margin tadi.
22
c. Cost plus method (CPM) atau metode harga pokok plus
Metode ini sama dengan resale price method, yaitu
menggunakan gross margin sebagai pedoman. Namun yang
menjadi dasar perhitungan adalah total biaya yang
dikeluarkan untuk membuat suatu produk.
2. Pendekatan Transaksional
a. Profit Split Method (PSM) atau metode pembagian laba
Metode ini dipergunakan ketika tidak terdapat data yang
dapat diperbandingkan. Dalam pendekatan metode profit
split ini, laba dari transaksi antara pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dapat diketahui dengan
cara melakukan analisis fungsi atas kegiatan usaha yang
dilakukannya.
b. Transactional Net Margin Method (TNMM) atau metode
laba bersih transaksi
Pada pendekatan TNMM, laba bersih transaksi antara
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dibandingkan dengan satu dasar tertentu, misalnya jumlah
aktiva, biaya, atau total penjualan. Hasilnya kemudian
disandingkan dengan angka serupa tetapi yang diperoleh
23
dari harga dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai
hubungan istimewa.
3. Kepemilikan Asing
Isu Penanaman Modal Asing (PMA) dewasa ini semakin ramai
dibicarakan. Hal ini mengingat, bahwa untuk kelangsungan
pembangunan nasional dibutuhkan banyak dana. Dana yang dibutuhkan
untuk investasi tidak mungkin dicukupi dari pemerintah dan swasta
nasional. Keadaan ini yang makin mendorong untuk mengupayakan
semaksimal mungkin menarik penanaman modal asing ke Indonesia.
Pengertian Penanaman Modal Asing dalam UU Nomor 25 tahun 2007
pasal 1 ayat 3 adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha
di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun
yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Dengan adanya
penanaman modal asing tersebut maka akan timbul kepemilikan asing.
Kepemilikan asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing
(luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham
perusahaan di Indonesia. Kepemilikan asing dapat diukur sesuai dengan
proporsi saham biasa yang dimiliki oleh asing.
Para pemegang saham memiliki beberapa hak yang hanya terdapat
pada kepemilikan saham biasa, diantaranya adalah (Ross, Westerfield,
dan Jordan, 2008):
24
1. Hak suara dalam pemilihan langsung dewan direksi perusahaan.
Jenis voting yang dapat dilakukan oleh pemegang saham ada
dua jenis yaitu cumulative voting dan straight voting.
Cumulative voting adalah prosedur dimana pemegang saham
dapat menggunakan seluruh hak voting-nya untuk memilih
hanya satu calon anggota dewan direksi perusahaan. Straight
voting adalah prosedur dimana pemegang saham menggunakan
seluruh hak voting-nya untuk masing-masing calon dewan
direksi perusahaan. Perbedaan efek kedua jenis voting tersebut
adalah pada pemegang saham minoritas. Cumulative voting
memperjelas peran pemilik saham minoritas, sedangkan straight
voting justru mengaburkan peran tersebut.
2. Hak proxy voting dimana pemegang saham dapat memberikan
hak suaranya kepada pihak tertentu di dalam sebuah rapat
pemegang saham. Proxy sering terjadi pada pengambilan suara
di dalam perusahaan-perusahaan besar yang memiliki jutaan
lembar saham yang beredar.
3. Hak mendapatkan dividen apabila perusahaan memutuskan
untuk membagi dividen pada periode tertentu.
4. Hak ambil bagian dalam likuidasi aset perusahaan setelah
perusahaan memenuhi kewajibannya kepada pemegang obligasi.
25
5. Hak suara dalam rapat pemegang saham luar biasa yang
menentukan masa depan perusahaan, misalnya merjer, akuisisi,
dan lain-lain.
6. Hak memiliki saham yang baru diterbitkan oleh perusahaan.
Hak ini disebut sebagai prevemptive right.
Entitas asing yang memiliki saham sebesar 20% atau lebih sehingga
dianggap memiliki pengaruh signifikan dalam mengendalikan
perusahaan bisa disebut sebagai pemegang saham pengendali asing.
Pemegang saham pengendali asing ini akan memungkinkan untuk
memerintahkan manajemen untuk melakukan apa yang ia inginkan yang
dapat menguntungkan dirinya.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran secara umum dapat diartikan sebagai suatu perbandingan
besar kecilnya suatu objek. Menurut Sawir (2004), ukuran perusahaan
dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir
setiap studi untuk alasan yang berbeda.
Ketentuan untuk ukuran perusahaan diatur dalam UU RI No. 20
Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah. Peraturan tersebut
menjelaskan 4 (empat) jenis ukuran perusahaan yang dapat dinilai dari
jumlah penjualan dan aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Keempat jenis ukuran perusahaan tersebut antara lain:
26
a. Perusahaan dengan usaha ukuran mikro, yaitu memiliki kekayaan
bersih ≤Rp 50.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan
memiliki jumlah penjualan ≤Rp 300.000.000,-.
b. Perusahaan dengan usaha ukuran kecil, yaitu memiliki kekayaan
bersih Rp50.000.000,- sampai Rp 500.000.000,- (tidak termasuk
tanah dan bangunan) serta memiliki jumlah penjualan Rp
300.000.000,- sampai dengan Rp 2.500.000.000,-.
c. Perusahaan dengan usaha ukuran menengah, yaitu memiliki
kekayaan bersih Rp 500.000.000,- sampai Rp 10.000.000.000,-
(tidak termasuk tanah dan bangunan) serta memiliki jumlah
penjualan Rp 2.500.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000.000,-.
d. Perusahaan dengan usaha ukuran besar, yaitu memiliki kekayaan
bersih ≥Rp 10.000.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan)
serta memiliki jumlah penjualan ≥Rp 50.000.000.000,-.
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya
ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total
penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya.
Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran
perusahaan itu. Semakin besar aset maka semakin banyak modal yang
ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran
uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia
dikenal dalam masyarakat (Supriyanto dan Falikhatun, 2008).
27
Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total aset/aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan
operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak
manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di
perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding
dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. Jika
dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam
mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.
Sedangkan dari sisi pemilik perusahaan, jumlah aset yang besar akan
menurunkan nilai perusahaan.
Dalam penelitian ini akan digunakan total aset untuk mengukur
ukuran perusahaan karena nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan
penjualan. Total aset adalah segala sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari transaksi masa lalu dan diharapkan akan
memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa yang akan datang.
Perusahaan besar yang telah mencapai tahap kedewasaan
mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dibandingkan perusahaan kecil. Bagi perusahaan yang
stabil biasanya tingkat kepastian untuk memperoleh laba sangat tinggi.
Sebaliknya, bagi perusahaan kecil besar kemungkinan laba yang
diperoleh juga belum stabil karena tingkat kepastian laba lebih rendah.
Dalam perusahaan besar yang memiliki keuntungan besar cenderung
akan terlibat dalam transaksi atau skema yang dirancang untuk secara
28
signifikan untuk menghindari pajak perusahaan (Rego, 2003). Di
beberapa kasus perusahaan besar memiliki masalah pembayaran pajak
yang tinggi karena itu lah ada beberapa perusahaan yang melakukan
berbagai cara agar pembayaran pajak perusahaan menjadi rendah. Salah
satu cara yang dilakukan adalah melalui transfer pricing, maka dari itu
penelitian ini akan meneliti seberapa banyak perusahaan besar yang
melakukan transfer pricing.
5. Leverage
Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah utang
(leverage). Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang
menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal
maupun aset perusahaan. Rasio ini dapat melihat sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
digambarkan oleh modal perusahaan yang baik semestinya mempunyai
modal lebih besar daripada utang. Tingkat rasio leverage yang tinggi
berarti perusahaan menggunakan utang yang tinggi pula dan ini berarti
profitabilitas perusahaan akan meningkat, namun disisi lain utang yang
tinggi akan meningkatkan resiko kebangkrutan.
Terdapat dua tipe leverage yaitu:
a. Operating leverage
Hal ini terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang
menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dengan hasil
29
operasinya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka
laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa
penjualan minimal yang harus diperoleh agar perusahaan tidak rugi.
Meningkatnya jumlah penjualan yang melampaui titik impas, laba
akan meningkat karena biaya tetap penjualan per unit yang
ditanggung oleh perusahaan akan lebih kecil. Jadi operating leverage
dapat meningkatkan profitability yang tidak pasti.
b. Financial leverage
Pembiayaan dengan utang mempunyai tiga implementasi
penting, yang pertama adalah memperoleh dana melalui utang
membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian
terhadap perusahaan dengan implementasi terbatas. Yang kedua
adalah kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk
memberikan safety margin. Sehingga pemegang saham hanya
memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka resiko
perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Dan yang terakhir
adalah jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar
atas investasi yang dibayarkan dengan dana pinjaman dibanding
pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan
lebih besar.
Apabila perusahaan menggunakan utang pada komposisi
pembiayaan, maka akan ada bunga yang harus dibayar. Pada peraturan
perpajakan, bunga pinjaman merupakan komponen dari deductible
30
expense dan bisa dibiayakan atau menjadi pengurang penghasilan kena
pajak. Sebaliknya, apabila komposisi pembiayaan perusahaan
menggunankan equity financing, maka harus membayarkan dividen yang
tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan kena pajak (Suandy, 2011).
Kebijakan pendanaan suatu perusahaan akan mempengaruhi tarif
pajak efektif karena pajak memiliki perlakuan yang berbeda terkait
dengan struktur modal suatu perusahaan (Gupta dan Newberry, 1997).
Karena tarif pajak efektif juga merupakan proksi pengukuran
penghindaran pajak, maka kebijakan pendanaan pun akan berpengaruh
terhadap adanya penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan multinasional biasanya membiayai anggotanya dengan
transfer utang dan/atau modal, untuk tujuan pajak lebih mungkin dalam
peraturan transfer pricing (Richardson, et al, 2013).
31
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Muideen Adeseye Awodiran (2014)
Transfer Pricing : A Tax Avoidance Tool of Multinational Corporation
Transfer Pricing Tidak terdapat variabel kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage
Transfer pricing merupakan alat atau instrumen yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional untuk mengurangi kewajiban pajak
2. Agnes W. Y. Lo, Raymond M. K. Wong dan Michael Firth (2010)
Tax, Financial Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting: An Empirical Analysis of the Transfer Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies
Kepemilikan pengendali dan keputusan kebijakan transfer pricing
Tidak terdapat variabel kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan leverage
Penelitian ini menemukan perusahaan-perusahaan yang menghadapi pajak dan insentif tunneling bahwa insentif cenderung saling mengimbangi sehingga tidak ada manajemen laba untuk membuat keputusan melakukan transfer pricing
3. Grant Richardson, Grantly Taylor dan Roman Lanis (2013)
Determinants of Transfer Pricing Aggressiveness: Emperical Evidence from Australian firms
Variabel ukuran perusahaan, leverage, dan transfer pricing
Variabel profitability, intangible assets, multinationality, dan sektor industri sebagai variabel kontrol.
Firm size, profitability, leverage, intangible assets, dan multinationality berpengaruh positif terhadap transfer pricing
Bersambung ke halaman selanjutnya
32
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian dilakukan pada perusahaan di Australia pada periode 2009
aggressiveness dengan variabel kontrol sektor industry
4. Andrew B. Bernard, J. Bradford Jensen, dan Peter K. Schott (2006)
Transfer Pricing by U.S. Based Multinational Firms
Variabel transfer pricing
Tidak terdapat variabel kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage
Ukuran perusahaan, pangsa ekspor perusahaan, negara dengan tingkat pajak rendah mempengaruhi harga kewajaran dalam transaksi pihak berelasi. Penelitian ini juga menemukan bahwa nilai wajar ekspor di AS lebih tinggi dibandingkan harga yang tercatat dalam transaksi pihak berelasi
5. Vera Dyanty, Sidharta Utama, Hilda Rossieta, dan Sylvia Veronica (2011)
Pengaruh Kepemilikan Akhir terhadap Transaksi Pihak Berelasi
Variabel kepemilikan asing. Populasi penelitian yaitu seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Variabel dependen diukur dengan transaksi pihak berelasi
Tidak terdapat variabel ukuran perusahaan dan leverage. Periode penelitian pada tahun 2003-2007
Transaksi pihak berelasi dipengaruhi oleh kepemilikan saham pengendali, termasuk kepemilikan saham pengendali asing
Bersambung ke halaman selanjutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
33
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
6. Ni Wayan Yuniasih, Ni Ketut Rasmini, dan Made Gede Wirakusuma (2012)
Pengaruh Pajak dan Tunneling Incentive pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia
Variabel transfer pricing. Metode penelitian yang digunakan yaitu regresi logistik. Transfer pricing diukur dengan transaksi pihak berelasi
Tidak terdapat variabel kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage. Periode yang digunakan pada tahun 2008-2010
Hasil empiris menunjukkan bahwa pajak dan tunneling incentive berpengaruh positif pada perusahaan untuk melakukan transfer pricing
7. Nancy Kiswanto dan Anna Purwaningsih (2014)
Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing, dan Ukuran Perusahaan terhadap Transfer Pricing Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2010-2013
Variabel kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan transfer pricing
Tidak terdapat variabel leverage. Populasi penelitian yaitu sektor manufaktur yang terdaftar di BEI. Periode yang digunakan pada tahun 2010-2013. Metode yang digunakan yaitu regresi linier berganda
Pajak dan kepemilikan asing berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing perusahaan. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing perusahaan.
8. Fadillah Karim (2014)
Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance
Kepemilikan institusional yang didalamnya terdapat kepemilikan asing
Tidak terdapat variabel ukuran perusahaan dan leverage
Penelitian ini menemukan kepemilikan institusional dan proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan komite audit dan kualitas
Bersambung ke halaman selanjutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
34
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
audit berpengaruh terhadap tax avoidance.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Tabel 2.1 (Lanjutan)
35
C. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh kepemilikan asing terhadap keputusan perusahaan untuk
melakukan transfer pricing
Perusahaan di Asia kebanyakan memiliki struktur kepemilikan yang
terkonsentrasi. Struktur kepemilikan tersebut menimbulkan potensi pada
pemegang saham pengendali untuk terlibat jauh dalam pengelolaan
perusahaan serta memperoleh kekuasaan dan insentif untuk dapat
bernegosiasi dan mendorong kontrak perusahaan dengan para
stakeholders. Struktur kepemilikan yang terkonsentrasi cenderung
menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham pengendali
dan manajemen dengan pemegang saham non pengendali (Dyanty dkk,
2011). Pemegang saham non pengendali mempercayakan pemegang
saham pengendali untuk mengawasi manajemen karena pemegang saham
pengendali memiliki posisi yang lebih baik dan memiliki akses informasi
yang lebih baik sehingga dimungkinkan pemegang saham pengendali
menyalahgunakan hak kendali untuk kesejahteraannya sendiri. Salah
satunya dengan melakukan transfer pricing.
Pemegang saham pengendali asing menjual produk dari perusahaan
yang ia kendalikan ke perusahaan pribadinya dengan harga di bawah
pasar. Hal tersebut dilakukan pemegang saham pengendali asing untuk
mendapatkan keuntungan pribadi dan merugikan pemegang saham non
pengendali (Atmaja, 2011). Ketika kepemilikan saham yang dimiliki
36
pemegang saham pengendali asing semakin besar maka pemegang saham
pengendali asing memiliki pengaruh yang semakin besar dalam
menentukan berbagai keputusan dalam perusahaan, termasuk kebijakan
penentuan harga maupun jumlah transfer pricing.
Penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto dan Purwaningsih (2014)
menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Ketika pihak
asing telah menanamkan modalnya pada perusahaan publik Indonesia
dengan persentase lebih dari 20% maka pihak asing bisa memberikan
pengaruh signifikan terhadap keputusan transfer pricing yang melibatkan
pihak asing. Semakin besar kepemilikan asing dalam suatu perusahaan
maka akan semakin tinggi pengaruh pihak asing dalam menentukan
banyak sedikitnya transfer pricing yang dilakukan. Dyanty, dkk (2011)
menyatakan bahwa semakin tinggi hak kendali yang dimiliki pemegang
saham pengendali, termasuk pemegang saham pengendali asing,
memungkinkan pemegang saham pengendali memerintahkan manajemen
melakukan transaksi pihak berelasi. Transaksi pihak berelasi adalah
proksi yang digunakan untuk mengukur keberadaan transfer pricing.
Berbeda dengan penelitian Kiswanto dan Purwaningsih (2014), studi
yang dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014) dan Fadillah (2014)
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance. Di dalam kepemilikan institusional terdapat
kepemilikan asing oleh institusi dan menurut Lestari (2008) bahwa
37
transfer pricing adalah salah satu upaya tax avoidance (penghindaran
pajak) yang kebanyakan dilakukan oleh perusahaan multinasional atau
Multi National Company (MNC). Dengan tidak adanya pengaruh
kepemilikan institusional terhadap tax avoidance, maka transfer pricing
juga tidak dipengaruhi oleh kepemilikan institusional yang termasuknya
kepemilikan asing.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto dan
Purwaningsih (2014), Dewi dan Jati (2014), serta Fadillah (2014), diduga
bahwa terdapat inconsistency pengaruh kepemilikan asing terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Oleh karena itu
perlu diuji kembali mengenai pengaruh kepemilikan asing.
2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing
Ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya penilaian
besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Pada umumnya penelitian di
Indonesia menggunakan total aset sebagai proksi dari ukuran perusahaan.
Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam
tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lebih lama
(Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Perusahaan-perusahaan besar yang
memiliki keuntungan besar cenderung akan terlibat dalam transaksi
38
untuk menghindarkan pajak. Di beberapa kasus perusahaan besar
cenderung memiliki masalah pembayaran pajak yang tinggi, oleh sebab
itu beberapa perusahaan melakukan berbagai cara agar pembayaran pajak
menjadi rendah, yaitu dapat dilakukan dengan transfer pricing.
Penelitian yang dilakukan oleh Richardson, et al (2013) dan
Supriyanto dan Falikhatun (2008) menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk
melakukan transfer pricing. Selain itu, Bernard, et al (2006) mengamati
bahwa perusahaan-perusahaan besar terlibat dalam manipulasi yang lebih
besar dari transfer pricing.
3. Pengaruh leverage terhadap keputusan perusahaan untuk
melakukan transfer pricing
Perusahaan memiliki berbagai sumber pendanaan dalam
menjalankan bisnisnya, salah satunya dengan utang. Leverage mengukur
besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin besar
utang maka laba kena pajak akan menjadi lebih kecil karena insentif
pajak atas bunga utang semakin besar (Prakosa, 2014). Penelitian Ozkan
(2001) memberikan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban
pajak tinggi akan memilih untuk berutang agar mengurangi pajak.
Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak
maka dapat disebutkan bahwa perusahaan tersebut agresif terhadap pajak.
39
Perusahaan multinasional biasanya membiayai anggota kelompok dengan
transfer utang dan / atau modal (Richardson, et al, 1998).
Transfer utang dan / atau modal yang sebagian didorong oleh
peluang untuk arbitrase pajak dan dengan demikian, perusahaan yang
terlibat dalam lokalisasi selektif utang untuk tujuan pajak lebih mungkin
menjadi agresif dalam hal pengaturan transfer pricing mereka
(Richardson et al, 1998). Ada kemungkinan bahwa leverage dapat
bertindak sebagai pengganti untuk transfer pricing dalam mencapai
pengurangan kewajiban pajak perusahaan grup. Penelitian terbaru
dilakukan oleh Richardson et al, (2013) yang menunjukkan bahwa
leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk
melakukan transfer pricing.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dyanty, dkk (2011)
menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing, Semakin tinggi leverage,
semakin besar pembiayaan perusahaan dari kreditor. Hal ini tentunya
makin meningkatkan pengawasan bank terhadap operasional perusahaan
untuk memastikan bahwa pemegang saham tidak akan melakukan
ekspropriasi terhadap aset perusahaan. Jika bank menganggap transaksi
pihak berelasi sebagai transaksi yang dapat menurunkan nilai aset yang
tersedia, bank sebagai kreditur akan melakukan pengawasan yang ketat
terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi di perusahaan (Chien dan Hsu,
2010 dalam Dyanty, 2011).
40
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2014), Ozkan
(2001), Richardson, et al (2013) serta Dyanty, dkk (2011) diduga bahwa
terdapat inconsistency pengaruh leverage terhadap keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing. Oleh karena itu perlu diuji kembali
mengenai pengaruh leverage.
41
Dari uraian di atas, terbentuk kerangka pemikiran sebagai berikut:
Hubungan istimewa
Bersambung pada halaman selanjutnya
Perusahaan A Perusahaan B
Terdapat Transfer Pricing : barang, jasa, barang tak
berwujud lainnya
Adanya kemungkinan penyelewengan dalam penggunaan kebijakan transfer pricing karena ada perbedaan antara
kepentingan perusahaan dengan peraturan OECD Guidelines dan UU PPh No. 36 tahun 2008
Pengaruh Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Keputusan Perusahaan untuk
Melakukan Transfer Pricing
Landasan teori : Agency Theory
42
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Skema Kerangka Pemikiran
Variabel Independen
Kepemilikan Asing (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Leverage (X3)
Variabel Dependen
Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing
Model Analisis:
Regresi Logistik
Pembahasan dan Hasil Pengujian
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2 .1
43
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian yang sudah dijabarkan di atas, dapat dimungkinkan
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Ha1: kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing
2. Ha2: ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing
3. Ha3: leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk
melakukan transfer pricing
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deduktif yang bertujuan untuk menguji
hipotesis melalui validitas teori atau pengujian aplikasi kepada teori tertentu.
Ruang lingkup penelitian ini hanya membatasi pembahasannya pada
pengujian apakah kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage
berpengaruh positif pada keputusan perusahaan untuk melakukan transfer
pricing. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak di
bidang keuangan.
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak di bidang
keuangan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1) Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan.
2) Data laporan keuangan perusahaan sampel tersedia untuk tahun pelaporan
2014.
45
3) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam satu jenis mata uang
yaitu rupiah. Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan multinasional
yang berada di Indonesia sehingga hanya digunakan mata uang rupiah.
Selain itu, perubahan kurs yang berfluktuatif juga menjadi pertimbangan.
4) Perusahaan sampel yang dikendalikan oleh perusahaan asing dengan
kepemilikan 20% atau lebih. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 15 (Revisi
2013) yang menyatakan bahwa pemegang saham pengendali adalah pihak
yang memiliki saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau
lebih (Kiswanto dan Purwaningsih, 2014).
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara yang dipublikasikan. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu teknik
pengambilan data dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data
sekunder yang berupa laporan keuangan seluruh perusahaan yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Serta dari berbagai buku
pendukung dan sumber lainnya yang berhubungan dengan transfer pricing.
Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan dan laporan
auditor independen masing-masing perusahaan publik yang diperoleh dari
www.idx.co.id.
46
D. Metode Analisis Data
Metode analisis penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model logit
atau regresi logistik dengan bantuan program IBM Statistical Package for
Social Sciences (SPSS) versi 22, karena variabel dependen bersifat dikotomi
(transfer pricing yang diproksikan dengan keberadaan penjualan kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Dalam hal ini maka dapat
dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu
asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2013).
1. Uji Statistik Deskriptif
a. Uji Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Uji
deskriptif yang digunakan, antara lain rata-rata (mean), standar
deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif menyajikan
ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel,
sehingga secara konstektual dapat lebih mudah dimengerti oleh
pembaca.
b. Uji Frekuensi
Frekuensi deskriptif adalah susunan data menurut kelas-kelas
tertentu atau pengelompokan data ke dalam beberapa kategori yang
47
menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data
tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori.
2. Analisis Regresi Logistik
Analisis regresi logistik merupakan alat analisis yang digunakan
untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen, dalam hal ini variabel dependennya dalam bentuk
variabel dummy (diantara 0 dan 1).
Dalam analisis regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi klasik
karena didalam analisis regresi logistik dihasilkan suatu analisis model fit
yang menggambarkan apakah data dari penelitian ini baik untuk
digunakan dalam penelitian. Uji yang dilakukan dalam uji regresi logistik
adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013):
a. Menilai Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.
Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis
untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data
HA : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa
nol agar supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan
berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah
48
probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan data
input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L
ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL)
menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model
yang dihipotesikan fit dengan data.
b. Uji Koefisien Determinasi
Cox dan Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba
meniru ukuran R² pada multiple regression yang didasarkan pada
teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1
(satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square
merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) samapai 1 (satu).
Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R²
dengan nilai maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R² dapat
diintrepretasikan seperti nilai R² pada multiple regression. Nilai
nagelkerke’s R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
bebas dalam menjelaskan variabel-variabel terikat sangat terbatas.
Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
49
c. Uji Kelayakan Model Regresi
Uji Hosmer dan Lemeshow digunakan untuk menguji hipotesis
nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada
perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan
fit). Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit test statistics
sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang
berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model
tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Statistics
Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit lebih besar dari 0,05, maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat
diterima karena cocok dengan data observasinya.
d. Uji Matriks Klasifikasi
Uji matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam
membuat keputusan transfer pricing. Kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat
dinyatakan dalan persen.
50
e. Pengujian Hipotesis Penelitian
Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood
Estimation (MLE).
Ho = b1 = b2 = b3 = …= bi = 0
Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ …≠ bi ≠ 0
Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (X) tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan
(dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan
menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:
1) Jika nilai probabilitas (sig) < α maka hipotesis alternatif
didukung
2) Jika nilai probabilitas (sig) > α maka hipotesis alternatif tidak
didukung
f. Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
logistik dengan melihat pengaruh kepemilikan asing, ukuran
perusahaan, dan leverage terhadap keputusan perusahaan untuk
melakukan transfer pricing. Adapun model regresi dalam penelitian
ini adalah:
51
Ln (p/1-p) = TP = α + β1OWN + β2SIZE + β3LEV + ε
Keterangan:
TP = Transfer Pricing, 1 untuk perusahaan yang melakukan
penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, 0 untuk perusahaan tidak yang melakukan
penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
α = konstanta
β1- β3 = koefisien variabel independen
OWN = kepemilikan
SIZE = ukuran perusahaan
LEV = leverage
ε = koefisien eror
E. Operasional Variabel Penelitian
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam
penelitian ini diklasifikasikan menjadi variabel dependen dan variabel
independen.
52
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing. Transfer pricing dihitung dengan
pendekatan dikotomi yaitu dengan melihat keberadaan penjualan kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Menggunakan variabel
dummy, perusahaan yang melakukan penjualan kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa diberi nilai 1 dan yang tidak diberi nilai 0
(Yuniasih, 2012).
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen (X) terdiri dari kepemilikan asing (X1), ukuran
perusahaan (X2), dan leverage (X3).
1. Kepemilikan asing
Kepemilikan asing diukur menggunakan proksi persentase
kepemilikan asing sebesar 20% atau lebih. Kriteria struktur kepemilikan
terkonsentrasi didasarkan pada UU Pasar Modal No. IX.H. 1, yang
menjelaskan pemegang saham pengendali adalah pihak yang memiliki
saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau lebih. PSAK No.
15 (Revisi 2013) juga menyatakan tentang pengaruh signifikan yang
dimiliki oleh pemegang saham dengan persentase 20% atau lebih
(Yuniasih, 2012). Kepemilikan asing dapat diukur dengan (Farooque, et al,
2007).
Kepemilikan asing = Jumlah kepemilikan saham asing x 100% Total saham beredar
53
2. Ukuran perusahaan
Berdasarkan ukurannya perusahaan dibagi menjadi perusahaan kecil
dan besar, dimana perusahaan yang besar memiliki sistem manajemen
yang lebih kompleks dan memiliki laba yang lebih tinggi pula. Oleh
karena itu perusahaan yang besar memiliki masalah dan risiko yang lebih
kompleks daripada perusahaan-perusahaan kecil. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (SIZE). Ukuran perusahaan
merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang berdasarkan total
aset. Dalam ini ukuran perusahaan dinilai dengan log of total assets. Log
of total assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan
antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan perusahaan yang
terlalu kecil, maka nilai total aset dibentuk menjadi logaritma natural.
Konversi yang terbentuk bertujuan untuk membuat data total aset
terdistribusi normal. Pengukuran variabel ini dengan menggunakan skala
rasio, dengan rumus sebagai berikut (Jogiyanto, 2000):
3. Leverage
Leverage merupakan pengukur besarnya aset yang dibiayai oleh
utang-utang yang berasal dari kreditur, bukan dari pemegang saham
ataupun investor. Utang yang dimaksud adalah utang jangka panjang.
Dalam penelitian sebelumnya menyatakan bahwa perusahaan yang tinggi
rasio utang terhadap ekuitas akan meminimalkan pajak perusahaan (Lanis dan
SIZE = Log (Total Aset)
54
Richardson, 2012). Variabel leverage diukur dengan membagi total kewajiban
jangka panjang dengan total aset perusahaan (Richardson et al., 2013).
Leverage = Total kewajiban jangka panjang Total aset perusahaam
55
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
Variabel yang diukur Indikator Skala
Variabel Dependen (Y)
Keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing Yuniasih, et al (2012)
1 = Ada transaksi kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa
0 = Tidak ada transaksi kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa
Dummy
Variabel Independen (X)
Kepemilikan asing Farooque, et al (2007)
Jumlah kepemilikan saham asing x100% Total saham beredar
Rasio
Ukuran perusahan Richardson, et al (2013) SIZE = Log (Total Aset)
Rasio
Leverage Richardson, et al (2013)
Total kewajiban jangka panjang
Total aset
Rasio
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 kecuali perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan. Perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2014 dan selama periode penelitian
tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting.
Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh kepemilikan asing, ukuran
perusahaan dan leverage terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan
transfer pricing.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan sampel
adalah metode purposive sampling. Penelitian secara purposive sampling
mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan
dari penelitian. Berdasarkan hasil pengujian yang terlihat pada tabel 4.1,
dapat diketahui bahwa jumlah perusahaan di Indonesia pada tahun 2014 yang
dapat menjadi populasi penelitian adalah sebagai berikut:
57
Tabel 4.1 Tahap Seleksi Sampel dengan Kriteria
No. Kriteria Jumlah 1. Seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014
kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan 426
2. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan atau annual report pada tahun 2014
(9)
3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan mata uang selain rupiah
(82)
4. Perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan asing kurang dari 20%
(188)
Jumlah sampel 147 Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 kecuali perusahaan
yang bergerak dibidang keuangan berjumlah 426 perusahaan. Dari 426
perusahaan tersebut terdapat 9 perusahaan yang tidak menyajikan laporan
keuangan atau annual report, juga terdapat 82 perusaahaan yang menyajikan
laporan keuangan dengan mata uang selain rupiah serta 188 perusahaan yang
tidak memiliki persentase kepemilikan asing lebih dari 20%. Sehingga
perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 147 perusahaan.
Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah
sebanyak 426 perusahaan. Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel
penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran
yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (kepemilikan
58
asing, ukuran perusahaan dan leverage) terhadap variabel dependen yaitu
keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
a. Hasil Uji Deskriptif
Tabel 4.2 menggambarkan mengenai statistik deskriptif seluruh
variabel dalam penelitian ini. Nilai minimum menggambarkan nilai
terkecil dari hasil pengolahan sampel. Nilai maksimum adalah nilai
paling besar yang berasal dari hasil analisis data. Mean adalah nilai
rata – rata yang menggambarkan jumlah data dibandingkan dengan
banyaknya data masing-masing variabel. Sedangkan standar deviasi
merupakan hasil pengukuran yang menjelaskan penyebaran distribusi
atau variabilitas yang ada pada data. Berikut adalah hasil analisis
deskriptif penelitian ini.
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Min Max Sum Mean Std.
Deviation OWN 147 ,07 ,99 79,47 ,5406 ,23080 lnSIZE 147 23,14 33,09 4151,15 28,2391 1,74251 LEV 147 ,00 2,99 29,22 ,1988 ,28575 Valid N (listwise)
147
Sumber: output SPSS
Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat
kualitas data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai
59
yang terdapat pada mean dan standar deviasi. Dapat dikatakan apabila
mean lebih besar daripada standar deviasi atau penyimpangannya
maka kualitas data adalah lebih baik.
Berdasarkan tabel 4.2 nilai statistik deskriptif untuk variabel
kepemilikan asing (OWN) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar
0,5406 atau 54%. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di BEI pada tahun 2014 yang memiliki kepemilikan
saham asing lebih dari 20% dari total kepemilikan saham tersebut
akan menggunakan hak pemegang saham pengendali untuk
melakukan transfer pricing. Sedangkan untuk nilai maksimum,
minimum dan standar deviasi variabel ini adalah 0,99, 0,07 dan
0,23080.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar
28,2391. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2014 yang memiliki log dari total aset
tersebut akan melakukan transfer pricing. Sedangkan untuk nilai
maksimum, minimum dan standar deviasi pada variabel ini adalah
33,09, 23,14 dan 1,74251.
Variabel leverage (LEV) yang diproksikan dengan total
kewajiban jangka panjang dibagi total aset memiliki nilai rata-rata
sebesar 0,1988. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat leverage
perusahaan observasi sebesar 19,88% yang artinya 19,88%
60
perusahaan observasi menggunakan utang jangka panjang untuk
membiayai perusahaan. Selanjutnya untuk nilai maksimum, minimum
dan standar deviasi pada variabel ini adalah 2,99, 0,00 dan 0,28575.
b. Hasil Uji Frekuensi
Tabel 4.3 Hasil Uji Frekuensi
Transfer Pricing
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak terdapat rpt sales
69 46,9 46,9 46,9
terdapat rpt sales
78 53,1 53,1 100,0
Total 147 100,0 100,0
Sumber: output SPSS
Berdasarkan hasil tabel 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi untuk
variabel transfer pricing (TP). Praktik transfer pricing ditunjukkan
dengan adanya transaksi penjualan pihak yang memiliki hubungan
istimewa. Dari total 147 sampel perusahaan, ada 69 perusahaan yang
tidak melakukan transfer pricing atau sekitar 46,9% dan sisanya sebesar
78 perusahaan melakukan praktik transfer pricing atau sekitar 53,1%.
Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak perusahaan
yang terdaftar di BEI melakukan transfer pricing dibandingkan
perusahaan yang tidak melakukan transfer pricing.
61
2. Hasil Analisis Regresi Logistik
Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh kepemilikan asing
(OWN), ukuran perusahaan (SIZE) dan leverage (LEV) terhadap variabel
dependen transfer pricing (TP) yang bersifat dummy (adanya transaksi
penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik pada tingkat
signifikansi (α) 5 persen. Kelayakan model regresi dinilai dengan
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness Fit Test. Uji yang
dilakukan dalam uji regresi logistik adalah sebagai berikut (Ghozali,
2013):
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model fit
dengan data baik sebelum maupun sesudah variabel bebas dimasukkan
ke dalam model. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai
antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0)
dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1).
Adanya pengurangan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) awal dan
pada -2 Log Likelihood (-2LL) akhir menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data. Berikut ini disajikan data hasil uji
kesesuaian keseluruhan model:
62
Tabel 4.4 Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model
Keterangan -2 Log Likelihood Block Number: 0 203,204
Block Number: 1 192,542
Sumber: output SPSS
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh informasi bahwa dimana awal
(Block Number= 0) yaitu model yang hanya memasukkan konstanta
mempunyai nilai -2LL sebesar 203,204. Sedangkan pada akhir (Block
Number= 1) mengalami penurunan setelah masuknya beberapa
variabel independen dalam penelitian, nilai -2LL menjadi 192,542.
Penurunan ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata
lain model yang dihipotesiskan fit dengan data, artinya penambahan
variabel bebas yaitu kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan
leverage akan memperbaiki model fit penelitian ini.
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar
variabilitas variabel-variabel independen mampu memperjelas
variabilitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi
logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Berikut hasil
pengujian koefisien determinasi.
63
Tabel 4. 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Step -2 Log
likelihood Cox & Snell
R Square Nagelkerke R Square
1 192,542a ,070 ,094 Sumber: output SPSS
Tabel 4.5 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,094
yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat djelaskan oleh
variabel independen adalah sebesar 9,4%, sisanya sebesar 90,6%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian. Atau
secara bersama-sama, variasi variabel kepemilikan asing, ukuran
perusahaan dan leverage dapat menjelaskan keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing sebesar 9,4%.
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Berikut ini disajikan data hasil
pengujian kelayakan model regresi.
Tabel 4.6 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 9,458 8 ,305
Sumber: output SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Chi-square
sebesar 9,458 dengan signifikansi (p) sebesar 0,305. Berdasarkan hasil
64
tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model
dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.
d. Hasil Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan membuat
keputusan untuk melakukan transfer pricing. Hasil uji matriks
klasifikasi ditunjukkan dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Observed
Predicted TP
Percentage Correct
tidak terdapat rpt sales
terdapat rpt sales
Step 0 TP tidak terdapat rpt sales
0 69 ,0
terdapat rpt sales 0 78 100,0 Overall Percentage 53,1
Sumber: output SPSS
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa kekuatan model regresi
dalam memprediksi keputusan perusahaan melakukan transfer pricing
adalah sebesar 100%, yaitu dari total 78 sampel yang diprediksi akan
melakukan transfer pricing dari total 78 perusahaan yang melakukan
transfer pricing. Sedangkan kekuatan prediksi model untuk sampel
yang tidak melakukan transfer pricing adalah 0% yang berarti bahwa
model regresi yang digunakan tidak ada perusahaan yang diprediksi
65
akan melakukan transfer pricing dari total 69 perusahaan yang
melakukan transfer pricing.
e. Hasil Hipotesis Penelitian dan Model Regresi Terbentuk
Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
B S.E. Wald df Sig. Exp (B)
95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper Step 1a
OWN 1,124 ,770 2,131 1 ,144 3,076 ,680 13,905 lnSIZE ,308 ,107 8,286 1 ,004 1,360 1,103 1,677 LEV ,565 ,600 ,886 1 ,347 1,760 ,542 5,709 Constant
-9,268 3,129 8,772 1 ,003 ,000
Sumber: ouput SPSS
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan
model berikut ini:
Ln (p/1-p) = TP = -9,268 + 0,308SIZE + ℯ
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel kepemilikan
asing (OWN) sebagai variabel independen memiliki koefisien regresi
positif sebesar 1,124 dengan tingkat signifikansi 0,144 yang berada di
atas 0,05 (5%). Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5%,
maka hipotesis kesatu (Ha1) tidak diterima yang artinya kepemilikan
66
asing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
Variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel independen
memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,308 dengan tingkat
signifikansi 0,004 yang berada di bawah 0,05 (5%). Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari α = 5%, maka hipotesis kedua (Ha2)
diterima yang artinya ukuran perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer
pricing. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar
0,308 menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara ukuran
perusahaan dan keputusan perusahaan untuk melakukan transfer
pricing yang dimana apabila ukuran perusahaan suatu perusahaan
semakin besar, maka akan semakin besar juga keputusan badan usaha
dalam penggunaan kebijakan transfer pricing.
Variabel leverage (LEV) sebagai variabel independen memiliki
koefisien regresi positif sebesar 0,565 dengan tingkat signifikansi
0,347 yang berada di atas 0,05 (5%). Karena tingkat signifikansi lebih
besar dari α = 5%, maka hipotesis ketiga (Ha3) tidak diterima yang
artinya leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
67
C. Pembahasan
1. Pengaruh antara Kepemilikan Asing (OWN) terhadap Keputusan
Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP)
Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi yang dimiliki oleh variabel kepemilikan asing sebesar
0,144>0,05. Hal ini menandakan bahwa kepemilikan asing tidak
berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer
pricing. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa pemegang saham
pengendali asing tidak menggunakan hak kendalinya untuk
memerintahkan manajemen dalam melakukan transfer pricing atau bisa
disebut juga ada atau tidak adanya pemegang saham pengendali asing,
perusahaan akan tetap melakukan transfer pricing.
Hasil ini berlawanan dengan logika penyusunan hipotesis yang
menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap
perusahaan untuk melakukan transfer pricing, bertentangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto dan Purwaningsih (2014).
Menurut Lestari (2008) bahwa transfer pricing adalah salah satu upaya
tax avoidance (penghindaran pajak) yang kebanyakan dilakukan oleh
perusahaan multinasional atau Multi National Company (MNC). Hasil
penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Dewi dan Jati (2014) dan Fadillah (2014). Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
tax avoidance yang diduga karena pemilik institusional hanya berpikir
68
untuk memaksimalkan kesejahteraannya sehingga apapun keputusan
yang dibuat oleh manajemen asalkan itu menguntungkan maka mereka
akan mendukung keputusan tersebut, termasuk keputusan untuk
melakukan transfer pricing. Di dalam kepemilikan institusional terdapat
kepemilikan asing dimana dalam penelitian ini digunakan kepemilikan
asing oleh institusi.
2. Pengaruh antara Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Keputusan
Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP)
Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi yang dimiliki oleh variabel ukuran perusahaan sebesar
0,004<0,05 dan koefisien regresi positif sebesar 0,308. Hal ini
menandakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
Ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya penilaian
besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Pada umumnya penelitian di
Indonesia menggunakan total aset sebagai proksi dari ukuran perusahaan.
Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam
tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lebih lama
(Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Perusahaan-perusahaan besar yang
memiliki keuntungan besar cenderung untuk terlibat dalam transaksi
69
untuk menghindarkan pajak. Di beberapa kasus perusahaan besar
cenderung memiliki masalah pembayaran pajak yang tinggi, oleh sebab
itu beberapa perusahaan melakukan berbagai cara agar pembayaran pajak
menjadi rendah, yaitu dapat dilakukan dengan transfer pricing.
Penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Richardson, et al
(2013) dan Supriyanto dan Falikhatun (2008) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing. Selain itu, Bernard, et al (2006)
mengamati bahwa perusahaan-perusahaan besar terlibat dalam
manipulasi yang lebih besar dari transfer pricing.
3. Pengaruh antara Leverage (LEV) terhadap Keputusan Perusahaan
untuk Melakukan Transfer Pricing (TP)
Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi yang dimiliki oleh variabel leverage sebesar 0,565>0,05. Hal
ini menandakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang menggambarkan
hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset
perusahaan. Rasio ini dapat melihat sejauh mana perusahaan dibiayai
oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
70
digambarkan oleh modal perusahaan yang baik semestinya mempunyai
modal lebih besar daripada utang.
Semakin tinggi leverage, semakin besar pembiayaan perusahaan dari
kreditor. Hal ini tentunya makin meningkatkan pengawasan bank
terhadap operasional perusahaan untuk memastikan bahwa pemegang
saham tidak akan melakukan ekspropriasi terhadap aset perusahaan. Jika
bank menganggap transaksi pihak berelasi sebagai transaksi yang dapat
menurunkan nilai aset yang tersedia, bank sebagai kreditur akan
melakukan pengawasan yang ketat terhadap terjadinya transaksi pihak
berelasi di perusahaan (Chien dan Hsu, 2010 dalam Dyanty, 2011).
Transaksi pihak berelasi adalah proksi yang digunakan untuk mengukur
keberadaan transfer pricing.
Hasil ini berlawanan dengan logika penyusunan hipotesis yang
menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing, bertentangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2014), Ozkan (2001) dan
Richardson, et al (2013). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Dyanty, dkk (2011) yang menyatakan
bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap transaksi pihak berelasi.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak
di bidang keuangan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi logistik (regression logistic) menunjukkan bahwa
kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing. Hasil yang sama juga ditemukan
dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014) dan Fadillah
(2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance. Menurut Lestari (2008) bahwa
transfer pricing adalah salah satu upaya tax avoidance (pengindaran
pajak) yang kebanyakan dilakukan oleh perusahaan multinasional atau
Multi National Company (MNC). Hasil penelitian ini berlawanan dengan
logika penyusunan hipotesis karena kepemilikan institusional dimana
dalam penelitian ini digunakan kepemilikan asing oleh institusi hanya
mementingkan kesejahteraan mereka sehingga mereka mempercayakan
apapun keputusan oleh manajer asalkan itu menguntungkan bagi pemilik
institusional, termasuk keputusan untuk melakukan transfer pricing.
2. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk
72
melakukan transfer pricing. Hasil yang sama juga ditemukan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Richardson, et al (2013) dan Supriyanto
dan Falikhatun (2008). Selain itu, Bernard, et al (2006) mengamati
bahwa perusahaan-perusahaan besar terlibat dalam manipulasi yang lebih
besar dari transfer pricing.
3. Hasil uji regresi logistik (regression logistic) menunjukkan bahwa
leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk
melakukan transfer pricing. Hasil yang sama juga ditemukan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Dyanty, dkk (2008). Hasil ini berlawanan
dengan logika penyusunan hipotesis karena semakin tinggi leverage,
semakin besar pembiayaan perusahaan dari kreditor yang akan membuat
pihak bank akan mengawasi lebih ketat terhadap operasional perusahaan
untuk memastikan bahwa pemegang saham tidak akan melakukan
ekspropriasi terhadap aset perusahaan. Jika bank menganggap transaksi
pihak berelasi sebagai transaksi yang dapat menurunkan nilai aset yang
tersedia, bank sebagai kreditur akan melakukan pengawasan yang ketat
terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi di perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu perpajakan
internasional dan manajemen mengenai keputusan perusahaan untuk
melakukan transfer pricing. Serta diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan
73
perusahaan untuk melakukan transfer pricing dan dalam penelitian ini faktor
yang mempengaruhi adalah ukuran perusahaan.
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah faktor lain yang
mungkin berpengaruh pada keputusan perusahaan untuk melakukan
transfer pricing. Seperti mekanisme bonus, dimana ada kecenderungan
manajemen memanfaatkan transaksi transfer pricing untuk
memaksimalkan bonus yang mereka terima jika bonus tersebut
didasarkan pada laba (Lo et al., 2010). Dan tarif, dimana tarif yang lebih
tinggi akan meningkatkan gap antara harga wajar dengan harga
hubungan istimewa. Perusahaan menggunakan harga yang lebih rendah
ketika melakukan ekspor kepada perusahaan dengan tarif impor yang
tinggi (Bernard et al., 2006).
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti dalam rentang waktu yang
lebih lama, karena periode yang lebih panjang diharapkan dapat
memberikan hasil yang lebih baik.
3. Proksi yang digunakan untuk transfer pricing dalam penelitian ini hanya
sebatas menggunakan nilai penjualan dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat
menggunakan proksi transfer pricing yang lain jika data tersedia.
74
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, ‘Tinjauan Perspektif Teori Keagenan (Agency Theory)’, Pidato Pengusulan Jabatan Guru Besar. Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Atmaja, Lukas Setia, “Who Want To Be Rational Investor”, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2011.
Awodiran, Muideen Adeseye, “Transfer Pricing : A Tax Avoidance Tool of Multinational Corporation”, Afe Babalola University, Ado-Ekiti, SSRN 2463201, 2014.
Belkaoui dan Ahmed Riahi, “Accounting Theory: Teori Akuntansi”, Edisi kelima, Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Bernard, A.B., Jensen, J.B., Schott, P.K, “Transfer Pricing by U.S.-Based Multinational Firms”, NBER Working Paper 12493, 2006.
Choutrou, S., Bedard, J., Courteau, L., “Corporate Governance and Earnings Management”, Working Paper, 2001.
Darussalam dan Danny Septriadi, “Konsep dan Aplikasi Cross-Border Transfer Pricing untuk Tujuan Perpajakan”, Danny Darussalam Tax Center, Jakarta, 2008.
Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan I Ketut Jati, “Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik Perusahaan dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia”, ISSN: 2302-8556. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 6.2 (2014): 249-260, 2014.
Dyanty, Vera, Sidharta Utama, Hilda Rossieta, dan Sylvia Veronica, “Pengaruh Kepemilikan Pengendali Akhir terhadap Transaksi Pihak Berelasi”, Jurnal dan Prosiding SNA – Simposium Nasional Akuntansi, 2011.
Fadillah, Rahmi, “Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance”, Universitas Padang, 2014.
Farooque, Omar Al, Tony van Zijl, Keitha D., and AKM Waresul K, ”Corporate Governance in Bangladesh: Link between Owner-shipand Financial Performance”, Blackwell Publishing Ltd, Journal Compilation, 15(6), 1453-1468, 2007.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”, Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
75
Godfrey, J., Hodgson, Allan, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes, “Accounting Theory 7th Edition”, John Wiley and Sons, Sydney, 1994.
Gupta, S., dan Newberry, K., “Determinants of the Variability in Corporate Effective Tax Rates: Evidence from Longitudinal Data“. Journal of Accounting and Public Policy, 1-34, 1997.
Hansen dan Mowen, “Management Accounting: Akuntansi Manajemen”, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Herawati, Nurul dan Zaki Baridwan, “Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar Perjanjian Utang”, Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanuddin, 2007.
Horngren, T, Charles, Srikant M, Datar, dan George Foster, “Akuntansi Biaya: dengan Penekanan Manajerial”, Erlangga, Jakarta, 2008.
Jensen, Michael C. dan Meckling, William H., “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics (JFE), Vol. 3, No. 4, 1976.
Julaikah, Nurul, 2014, “Hampir Semmua Perusahaan Asing Akali Bayar Pajak”, Merdeka, artikel diakses tanggal 18 Oktober 2015, dari http://www.merdeka.com/uang/hampir-semua-perusahaan-asing-akali-bayar-pajak.html
Jogiyanto, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua”, BPFE, Yogyakarta, 2000.
Kiswanto, Nancy dan Anna Purwaningsih, “Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing dan Ukuran Perusahaan terhadap Transfer Pricing pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2010-2013”, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2014.
Kontan, Nasional, 2013, “Sengketa Pajak Toyota Motor Menanti Palu Hakim”, http://nasional.kontan.co.id/news/sengketa-pajak-toyota-motor-menanti-palu-hakim, Diakses tanggal 25 Desember 2015.
Lanis, R. dan Richardson, G, “Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness : An Empirical Analysis”, Journal of Accounting and Public Policy, 86-108, 2012.
Lestari, Dewi, “Kajian Empiris Metode Tidak Langsung terhadap Modus Pengindaran Pajak Melalui Transfer Pricing: Studi Kasus di KPP PMA”, Tesis Universitas Indonesia, Jurusan Ilmu Administrasi Perpajakan, Depok, 2010.
76
Lingga, Ita Salsalina, “Aspek Perpajakan dalam Transfer Pricing dan Problematika Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)”, Jurnal Zenit; Vol. 1 No. 3, Hal. 210-221, 2012.
Lo, W. Y. A., Raymond. M.K. W., and Micheal F, “Tax, Financial Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting: An Empirical Analysis of the Transfer Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies”, Journal of the American Taxation Association, Vol. 32, No. 2: 1-26, 2010.
Mardiasmo, 2008, “Advance Pricing Agreement dalam Kaitannya dengan Upaya Meminimalisasi Potential Tax Risk”, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 3, No. 1, Oktober 2008, hal 1-2.
Nurhayati, Indah Dewi, “Evaluasi atas Perlakuan Perpajakan terhadap Transfer Pricing pada Perusahaan Multinasional di Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 2 No.1, 2013.
OECD, (Organization for Economic Co-Operation and Development), Transfer Pricing Guidelines for Multinastional Entreprises and Tax Administration, OECD, 2009.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2011 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Antara Wajib Pajak dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 7 Tahun (Revisi 2012) tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 15 Tahun (Revisi 2013) tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
Prakosa, Kesit Bambang, “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia”, Jurnal SNA 17 Mataram, Lombok, 2014.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko, ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanuddin, Makassar, 26-28 Juli 2007.
Rego, S.O., “Tax Avoidance Activities of U.S. Multinational Corporations”, Contemporary Accounting Research, Vol. 20 (4), 805-833, 2003.
Richardson, Grant, Taylor, Grantly, and Roman Lanis, “Determinants of Transfer Pricing Aggressiveness: Empirical Evidence from Australian Firms”, Journal of Contemporary Accounting & Economics, Vol. 9, 136-150, 2013.
77
Richardson, G., Hanlon, D., Nethercott., “Thin Capitalization: an Anglo-American Comparison”, The International Tax Journal, Vol. 24 (2), 36-66, 1998.
Ross, Westerfield dan Jordan, “Pengantar Keuangan Perusahaan (Corporate Finance Fundamental). Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Rudianto, “Akuntansi Manajemen”, Erlangga, Jakarta, 2013.
Sari, Ratna Candra, 2013, “Tunneling dan Model Prediksi: Bukti Empiris pada Transaksi Pihak Berelasi”, Disertasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sawir, Agnes, “Kebijakan Pendanaan dan Restrukturasi Perusahaan”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Sekaran, Uma, “Research Methods For Business”, Salemba Empat, Jakarta, 2011.
Setiawan, Hadi, “Transfer Pricing dan Risikonya terhadap Penerimaan Negara”,http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pprf_Transfer%20Pricing%20dan%20Risikonya%20Terhadap%20Penerimaan%20Negara.pdf, Diakses tanggal 17 Januari 2016.
Suandy, Erly, “Hukum Pajak”, Salemba Empat, Jakarta, 2011.
Supriyanto, Eko dan Falikhatun, “Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Perusahaan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10 No. 1, April. 2008.
Suryana, Anandita B, 2012, “Menangkal Kecurangan Transfer Pricing”, http://www. Pajak.go.id/node/4049?lang=en, Diakses tanggal 8 Februari 2015.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Wijaya, Darma Sudata, Supatmi dan Yeterina Widi, “Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Related Party Transaction”, Jurnal Bisnis & Ekonomi, Vol. 9, No. 1, April 2011, p. 77.
Wulandari, Indah, Andreas dan Elfi Ilham, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant, dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi”, Jurnal Online Mahasiswa (JOM) FEKON, Vol. 1 No. 2 Oktober 2014.
78
Yuniasih, Ni Wayan, Ni Ketut Rasmini dan Made Gede Wirakusuma, “Pengaruh Pajak dan Tunneling Incentive pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Simposium Nasional Akuntansi Unikal XV, 2012.
Zain, Mohammad, “Manajemen Perpajakan”, Salemba Empat, Jakarta, 2007.
79
Lampiran 1
Daftar Sampel Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2014
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE
1 Salim Ivomas Pratama Tbk. [S] SIMP 2 Golden Energy Mines Tbk. [S] GEMS 3 Samindo Resource Tbk. [S] MYOH 4 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. [S] PTBA 5 Holcim Indonesia Tbk. [S] SMCB 6 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] INTP 7 Semen Indonesia (Persero) Tbk. [S] SMGR 8 Arwana Citramulia Tbk. [S] ARNA 9 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] AMFG 10 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] KIAS 11 Surya Toto Indonesia Tbk. [S] TOTO 12 Alakasa Industrindo Tbk. [S] ALKA 13 Betonjaya Manunggal Tbk. [S] BTON 14 Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] GDST 15 Jaya Pari Steel Tbk. [S] JPRS 16 Lion Metal Works Tbk. [S] LION 17 Lionmesh Prima Tbk. [S] LMSH 18 Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO 19 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA 20 Indo Acidatama Tbk. [S] SRSN 21 Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] AKPI 22 Charoen Pokhpand Indonesia Tbk. [S] CPIN 23 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. JPFA 24 Malindo Feedmill Tbk. [S] MAIN 25 Astra International Tbk. [S] ASII 26 Gajah Tunggal Tbk. [S] GJTL 27 Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 28 Selamat Sempurna Tbk. [S] SMSM 29 Apac Citra Centertex Tbk. MYTX 30 Panasia Indo Resources Tbk. HDTX 31 Ricky Putra Globalindo Tbk. [S] RICY 32 Sepatu Bata Tbk. [S] BATA 33 Jembo Cable Company Tbk. JECC 34 Delta Djakarta Tbk. DLTA
Bersambung ke halaman selanjutnya
80
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE
35 Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] INDF 36 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 37 Nippon Indosari Corporindo Tbk. [S] ROTI 38 Prasidha Aneka Niaga Tbk. [S] PSDN 39 Sekar Bumi Tbk. [S] SKBM 40 Sekar Laut Tbk. [S] SKLT 41 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA 42 Bentoel Internasional Investama Tbk. RMBA 43 Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] DVLA 44 Kalbe Farma Tbk. [S} KLBF 45 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. SCPI 46 Merck Tbk. [S] MERK 47 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] SQBB 48 Mandom Indonesia Tbk. [S] TCID 49 Unilever Indonesia Tbk. [S] UNVR 50 Kedaung Indah Can Tbk. [S] KICI 51 Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] LMPI 52 Bumi Serpong Damai Tbk. [S] BSDE 53 Duta Anggada Realty Tbk. [S] DART 54 Jaya Real Property Tbk. [S] JRPT 55 Nusantara Infrastructure Tbk. [S] META 56 Indosat Tbk. [S] ISAT 57 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. [S] TLKM 58 Cardig Aero Services Tbk. [S] CASS 59 Steady Safe Tbk. SAFE 60 Intraco Penta Tbk. INTA 61 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. [S] JKON 62 Modern Internasional Tbk. [S] MDRN 63 Tunas Ridean Tbk. [S] TURI 64 Wicaksana Overseas International Tbk. [S] WICO 65 Catur Sentosa Adiprana Tbk. CSAP 66 Kokoh Inti Arebama Tbk. [S] KOIN 67 Skybee Tbk. [S] SKYB 68 Grahamas Citrawisata Tbk. [S] GMCW 69 Jakarta International Hotels & Dev. Tbk. [S] JIHD 70 Mas Murni Indonesia Tbk. [S] MAMI 71 MNC Land Tbk. [S] KPIG
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 1 (Lanjutan)
Lampiran 1 (Lanjutan)
81
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE
72 First Media Tbk. [S] KBLV 73 Link Net Tbk. [S] LINK 74 Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. [S] MIKA 75 Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. [S] SRAJ 76 Bakrie & Brothers Tbk. BNBR 77 MNC Investama Tbk. [S] BHIT 78 Multipolar Tbk. MLPL 79 Gozco Plantations Tbk. [S] GZCO 80 Sampoerna Agro Tbk. [S] SGRO 81 Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. [S] DSFI 82 Golden Eagle Energy Tbk. SMMT 83 Cita Mineral Investindo Tbk. [S] CITA 84 Citatah Tbk. [S] CTTH 85 Mitra Investindo Tbk. [S] MITI 86 Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] IKAI 87 Alam Karya Unggul Tbk. AKKU 88 Berlina Tbk. [S] BRNA 89 Sekawan Intipratama Tbk. [S] SIAP 90 Sierad Produce Tbk. [S] SIPD 91 SLJ Global Tbk. SULI 92 Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT 93 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. KBRI 94 Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] LPIN 95 Eratex Djaja Tbk. ERTX 96 Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] UNIT 97 Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] SSTM 98 KMI Wire and Cable Tbk. [S] KBLI 99 Voksel Electric Tbk. [S] VOKS
100 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] AISA 101 Wismilak Inti Makmur Tbk. WIIM 102 Akasha Wira International Tbk. [S] ADES 103 Bhuwanatala Indh Permai Tbk. [S] BIPP 104 Fortune Mate Indonesia Tbk. [S] FMII 105 Indonesia Prima Property Tbk. [S] OMRE 106 Intiland Development Tbk. [S] DILD 107 Lippo Cikarang Tbk. [S] LPCK 108 Lippo Karawaci Tbk. [S] LPKR
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 1 (Lanjutan)
82
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE
109 Metro Realty Tbk. MTSM 110 Metropolitan Land Tbk. [S] MTLA 111 Modernland Realty Tbk. [S] MDLN 112 Pakuwon Jati Tbk. [S] PWON 113 Pikko Land Development Tbk. [S] RODA 114 Plaza Indonesia Realty Tbk. [S] PLIN 115 Suryamas Dutamakmur Tbk. [S] SMDM 116 Leyand International Tbk. [S] LAPD 117 Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. [S] CMNP 118 Cipaganti Citra Graha Tbk. [S] CPGT 119 Mitra International Resources Tbk. [S] MIRA 120 Tanah Laut Tbk. [S] INDX 121 Zebra Nusantara Tbk. [S] ZBRA 122 Solusi Tunas Pratama Tbk. SUPR 123 Bintang Mitra Semestaraya Tbk. [S] BMSR 124 Evergreen Invesco Tbk. [S] GREN 125 Inter Delta Tbk. [S] INTD 126 Leo Investments Tbk. [S] ITTG 127 Millennium Pharmacon International Tbk. [S] SDPC 128 Mitra Pinasthika Mustika Tbk. MPMX 129 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. [S] CENT 130 Hero Supermarket Tbk. [S] HERO 131 Matahari Putra Prima Tbk. [S] MPPA 132 Sona Topas Tourism Industry Tbk. [S] SONA 133 Sumber Alfaria Trijaya Tbk. AMRT 134 Trikomsel Oke Tbk. TRIO 135 Bayu Buana Tbk. [S] BAYU 136 Hotel Mandarine Regency Tbk. HOME 137 Hotel Sahid Jaya International Tbk. [S] SHID 138 Indonesian Paradise Property Tbk. [S] INPP 139 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. [S] JSPT 140 Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. [S] PGLI 141 Pioneerindo Gourmet International Tbk. [S] PTSP 142 Red Planet Indonesia Tbk. PSKT 143 Graha Layar Prima Tbk. [S] BLTZ 144 Indoritel Makmur Internasional Tbk. [S] DNET 145 Limas Indonesia Makmur Tbk. LMAS
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 1 (Lanjutan)
83
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE
146 Hanson International Tbk. [S] MYRX 147 Polaris Investama Tbk. PLAS
Lampiran 1 (Lanjutan)
84
Lampiran 2
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan dan Leverage Periode 2014
NO. KODE KEPEMILIKAN ASING TOTAL ASET
LOG (TOTAL ASET)
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
LEVERAGE Kewajiban tidak
lancar/total aset (%) 1 SIMP 0,800 30,996,051,000,000 31,06 7.290.175.000.000 0,235 2 GEMS 0,300 3,921,803,353,518 29,00 44.091.088.893 0,011 3 MYOH 0,742 2,031,097,095,000 28,34 479.284.798.000 0,236 4 PTBA 0,446 14,812,023,000,000 30,33 2.567.052.000.000 0,173 5 SMCB 0,807 17,195,352,000,000 30,48 4.629.215.000.000 0,269 6 INTP 0,510 28,884,973,000,000 30,99 839.613.000.000 0,029 7 SMGR 0,386 34,314,666,027,000 31,17 4.038.944.969.000 0,118 8 ARNA 0,409 1,259,175,442,875 27,86 31.272.198.901 0,025 9 AMFG 0,439 3,918,391,000,000 29,00 335.511.000.000 0,086 10 KIAS 0,963 2,352,542,603,065 28,49 94.320.586.032 0,040 11 TOTO 0,395 2,027,288,693,678 28,34 267.281.556.150 0,132 12 ALKA 0,789 244,879,397,000 26,22 8.366.832.000 0,034 13 BTON 0,799 174,157,547,015 25,88 2.679.745.925 0,015 14 GDST 0,873 1,354,622,569,945 27,93 484.174.854.654 0,357 15 JPRS 0,684 370,967,708,751 26,64 14.852.958.154 0,040 16 LION 0,577 600,102,716,315 27,12 23.968.711.839 0,040 17 LMSH 0,322 139,915,598,255 25,66 4.607.084.953 0,033 18 PICO 0,762 626,626,507,164 27,16 119.456.770.859 0,191
Bersambung ke halaman selanjutnya
85
NO. KODE KEPEMILIKAN ASING
TOTAL ASET
LOG (TOTAL ASET)
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
LEVERAGE Kewajiban tidak
lancar/total aset (%) 20 SRSN 0,352 463,347,124,000 26,86 134.510.685.000 0,290 21 AKPI 0,501 2,227,042,590,000 28,43 378.320.428.000 0,170 22 CPIN 0,354 20,862,439,000,000 30,67 5.451.910.000.000 0,261 23 JPFA 0,575 15,730,435,000,000 30,39 5.523.993.000.000 0,351 24 MAIN 0,515 3,531,219,815,000 28,89 710.951.070.000 0,201 25 ASII 0,925 236,029,000,000,000 33,09 42.182.000.000.000 0,179 26 GJTL 0,595 16,042,897,000,000 30,41 6.943.382.000.000 0,433 27 IMAS 0,715 23,471,397,834,920 30,79 5.271.119.667.308 0,225 28 SMSM 0,071 1,749,395,000,000 28,19 65.758.000.000 0,038 29 MYTX 0,588 2,041,304,000,000 28,34 941.268.000.000 0,461 30 HDTX 0,452 4,221,696,886,907 29,07 3.096.075.682.854 0,733 31 RICY 0,326 1,170,752,424,106 27,79 291.191.558.773 0,249 32 BATA 0,819 774,891,087,000 27,38 29.541.847.000 0,038 33 JECC 0,200 1,062,476,023,000 27,69 45.004.561.000 0,042 34 DLTA 0,646 991,947,134,000 27,62 36.521.246.000 0,037 35 INDF 0,501 85,938,885,000,000 32,08 22.028.823.000.000 0,256 36 MLBI 0,818 2,231,051,000,000 28,43 88.453.000.000 0,040 37 ROTI 0,393 2,142,894,276,216 28,39 875.163.252.239 0,408 38 PSDN 0,736 620,928,440,332 27,15 44.475.831.881 0,072 39 SKBM 0,607 649,534,031,113 27,20 74.700.075.216 0,115 40 SKLT 0,574 331,574,891,637 26,53 36.781.482.794 0,111
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan)
86
NO. KODE KEPEMILIKAN ASING
TOTAL ASET
LOG (TOTAL ASET)
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
LEVERAGE Kewajiban tidak
lancar/total aset (%) 41 CEKA 0,870 1,284,150,037,341 27,88 27.917.794.870 0,022 42 RMBA 0,990 10,250,546,000,000 29,96 5.634.827.000.000 0,550 43 DVLA 0,927 1,236,247,525,000 27,84 95.232.652.000 0,077 44 KLBF 0,315 12,425,032,367,729 30,15 221.636.516.794 0,018 45 SCPI 0,985 1,317,314,767,000 27,91 931.448.487.000 0,707 46 MERK 0,939 716,599,526,000 27,30 33.088.525.000 0,046 47 SQBB 0,980 459,352,720,000 26,85 6.755.953.000 0,015 48 TCID 0,690 1,853,235,343,636 28,25 1.853.235.343.636 0,045 49 UNVR 0,850 14,280,670,000,000 30,29 817.056.000.000 0,057 50 KICI 0,314 96,745,744,221 25,30 9.838.490.468 0,102 51 LMPI 0,655 808,892,238,344 27,42 42.823.139.797 0,053 52 BSDE 0,219 28,134,725,397,393 30,97 4.331.968.409.729 0,154 53 DART 0,447 5,114,273,658,000 29,26 1.387.919.969.000 0,271 54 JRPT 0,285 6,684,262,908,000 29,53 435.090.129 0,000 55 META 0,503 4,074,896,999,371 29,04 1.331.758.243.996 0,327 56 ISAT 0,704 53,254,841,000,000 31,61 17.911.028.000.000 0,336 57 TLKM 0,397 140,895,000,000,000 32,58 22.984.000.000.000 0,163 58 CASS 0,417 1,085,460,356,000 27,71 243.691.371.000 0,225 59 SAFE 0,215 11,154,720,616 23,14 33.362.301.613 2,991 60 INTA 0,358 5,774,709,000,000 29,38 1.869.084.000.000 0,324 61 JKON 0,200 3,844,756,799,399 28,98 219.027.813.580 0,057
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan)
87
NO. KODE KEPEMILIKAN ASING
TOTAL ASET
LOG (TOTAL ASET)
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
LEVERAGE Kewajiban tidak
lancar/total aset (%) 62 MDRN 0,420 2,381,553,472,757 28,50 460.179.711.748 0,193 63 TURI 0,517 3,962,895,000,000 29,01 559.414.000.000 0,141 64 WICO 0,781 204,951,499,255 26,05 13.634.980.402 0,067 65 CSAP 0,210 3,308,917,601,000 28,83 237.989.892.000 0,072 66 KOIN 0,910 525,488,407,521 26,99 9.589.089.839 0,018 67 SKYB 0,906 361,690,270,528 26,61 4.214.398.830 0,012 68 GMCW 0,665 52,013,648,667 24,67 31.198.562.188 0,600 69 JIHD 0,303 6,484,787,205,000 29,50 1.160.188.567.000 0,179 70 MAMI 0,337 762,521,218,182 27,36 121.405.184.799 0,159 71 KPIG 0,324 9,964,606,193,061 29,93 1.475.432.565.808 0,148 72 KBLV 0,551 12,962,414,000,000 30,19 2.113.669.000.000 0,163 73 LINK 0,335 3,742,005,000,000 28,95 155.882.000.000 0,042 74 MIKA 0,660 2,156,666,399,969 28,40 145.044.286.016 0,067 75 SRAJ 0,351 1,857,908,620,340 28,25 330.101.278.395 0,178 76 BNBR 0,413 11,296,048,454,000 30,06 1.572.613.458.000 0,139 77 BHIT 0,723 47,531,672,000,000 31,49 14.185.270.000.000 0,298 78 MLPL 0,320 22,798,205,000,000 30,76 4.130.864.000.000 0,181 79 GZCO 0,342 3,232,644,000,000 28,80 1.444.522.000.000 0,447 80 SGRO 0,745 5,466,874,000,000 29,33 1.470.770.269.000 0,269 81 DSFI 0,558 270,782,723,620 26,32 60.514.913.934 0,224 82 SMMT 0,626 724,974,385,620 27,31 133.629.781.985 0,184
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan)
88
NO. KODE KEPEMILIKAN ASING
TOTAL ASET
LOG (TOTAL ASET)
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
LEVERAGE Kewajiban tidak
lancar/total aset (%) 83 CITA 0,732 2,790,120,638,838 28,66 402.373.476.929 0,144 84 CTTH 0,464 366,053,299,896 26,63 33.186.568.983 0,091 85 MITI 0,686 362,678,809,663 26,62 30.967.822.565 0,085 86 IKAI 0,412 518,546,655,125 26,97 132.758.421.318 0,256 87 AKKU 0,863 90,674,071,077 25,23 52.739.599.481 0,582 88 BRNA 0,337 1,334,085,916,000 27,92 412.601.657.000 0,309 89 SIAP 0,897 4,979,635,925,000 29,24 163.394.070.000 0,033 90 SIPD 0,269 2,800,914,553,878 28,66 310.618.828.500 0,111 91 SULI 0,321 900,611,000,000 27,53 880.715.000.000 0,978 92 TIRT 0,453 713,714,873,924 27,29 186.218.388.842 0,261 93 KBRI 0,750 1,299,315,036,743 27,89 550.984.553.467 0,424 94 LPIN 0,396 185,595,748,325 25,95 7.076.683.000 0,038 95 ERTX 0,473 775,917,827,931 27,38 23.415.677.784 0,030 96 UNIT 0,548 440,727,374,151 26,81 4.546.035.596 0,010 97 SSTM 0,285 773,663,346,934 27,37 182.283.424.795 0,236 98 KBLI 0,543 1,337,351,473,763 27,92 140.534.337.657 0,105 99 VOKS 0,535 1,553,904,599,142 28,07 1.038.049.413.765 0,668
100 AISA 0,381 7,371,846,000,000 29,63 2.285.709.000.000 0,310 101 WIIM 0,225 1,332,907,675,785 27,92 39.036.668.424 0,029 102 ADES 0,919 504,865,000,000 26,95 52.166.000.000 0,103 103 BIPP 0,490 613,810,885,565 27,14 98.179.527.813 0,160
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan)
89
NO. KODE KEPEMILIKAN ASING
TOTAL ASET
LOG (TOTAL ASET)
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
LEVERAGE Kewajiban tidak
lancar/total aset (%) 104 FMII 0,412 459,446,166,175 26,85 48.594.868.020 0,106 105 O.M.R.E 0,901 815,338,709,481 27,43 105.883.704.894 0,130 106 DILD 0,421 9,004,884,010,541 29,83 2.733.483.167.468 0,304 107 LPCK 0,237 4,309,824,234,265 29,09 108.329.891.288 0,025 108 LPKR 0,212 37,761,220,693,695 31,26 14.389.379.227.138 0,381 109 MTSM 0,207 92,326,274,743 25,25 7.008.121.755 0,076 110 MTLA 0,515 3,250,717,743,000 28,81 461.505.883.000 0,142 111 MDLN 0,288 10,446,907,695,182 29,98 3.408.432.891.141 0,326 112 PWON 0,409 16,770,742,538,000 30,45 4.574.524.360.000 0,273 113 RODA 0,905 3,067,688,575,340 28,75 224.644.513.871 0,073 114 PLIN 0,295 4,544,932,176,000 29,15 1.558.865.090.000 0,343 115 SMDM 0,977 3,156,290,546,000 28,78 329.874.877.000 0,105 116 LAPD 0,431 938,096,369,000 27,57 16.771.624.000 0,018 117 CMNP 0,822 5,298,108,569,813 29,30 1.032.274.441.811 0,195 118 CPGT 0,530 733,827,301,726 27,32 178.927.830.278 0,244 119 MIRA 0,409 515,577,615,353 26,97 100.405.936.260 0,195 120 INDX 0,864 183,172,852,929 25,93 5.987.112.356 0,033 121 ZBRA 0,269 36,642,287,738 24,32 4.209.118.844 0,115 122 SUPR 0,255 12,894,699,893,195 30,19 4.825.947.065.458 0,374 123 BMSR 0,815 478,158,703,159 26,89 3.490.645.000 0,007 124 GREN 0,724 651,466,871,807 27,20 8.063.865.361 0,012
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan)
90
NO. KODE KEPEMILIKAN ASING
TOTAL ASET
LOG (TOTAL ASET)
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
LEVERAGE Kewajiban tidak
lancar/total aset (%) 125 INTD 0,745 50,956,633,269 24,65 12.884.625.075 0,253 126 ITTG 0,755 96,361,046,789 25,29 714.299.213 0,007 127 SDPC 0,550 529,991,702,159 27,00 20.245.183.814 0,038 128 MPMX 0,221 13,950,177,000,000 30,27 4.482.760.000.000 0,321 129 CENT 0,710 927,142,011,991 27,56 69.646.502.785 0,075 130 HERO 0,810 8,295,642,000,000 29,75 53.689.000.000 0,007 131 MPPA 0,261 5,827,294,000,000 29,39 228.978.000.000 0,039 132 SONA 0,450 1,091,574,119,466 27,72 206.566.978.369 0,189 133 AMRT 0,375 13,992,568,000,000 30,27 2.451.497.000.000 0,175 134 TRIO 0,963 9,062,002,619,234 29,84 3.425.399.804.715 0,378 135 BAYU 0,533 551,383,191,769 27,04 10.706.949.555 0,019 136 HOME 0,280 260,781,036,869 26,29 23.168.618.482 0,089 137 SHID 0,417 1,434,881,838,925 27,99 345.995.979.455 0,241 138 INPP 0,458 1,982,734,525,885 28,32 751.256.283.606 0,379 139 JSPT 0,396 3,575,786,663,963 28,91 648.470.390.880 0,181 140 PGLI 0,212 69,855,302,836 24,97 7.120.180.820 0,102 141 PTSP 0,788 294,177,698,000 26,41 64.607.839.000 0,220 142 PSKT 0,657 555,126,145,538 27,04 178.310.857.344 0,321 143 BLTZ 0,295 655,349,092,810 27,21 8.683.612.925 0,013 144 DNET 0,693 7,584,772,233,394 29,66 1.187.026.000 0,000 145 LMAS 0,454 458,708,845,264 26,85 136.188.889.535 0,297
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan)
91
NO. KODE KEPEMILIKAN ASING
TOTAL ASET
LOG (TOTAL ASET)
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
LEVERAGE Kewajiban tidak
lancar/total aset (%) 146 MYRX 0,240 5,723,420,360,339 29,38 259.775.110.527 0,045 147 PLAS 0,327 363,025,826,086 26,62 4.129.228.049 0,011
Lampiran 2 (Lanjutan)
92
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Transfer Pricing Periode 2014
NO. NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
1 Salim Ivomas Pratama Tbk. [S] 1 2 Golden Energy Mines Tbk. [S] 1 3 Samindo Resource Tbk. [S] 1 4 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. [S] 1 5 Holcim Indonesia Tbk. [S] 1 6 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] 1 7 Semen Indonesia (Persero) Tbk. [S] 1 8 Arwana Citramulia Tbk. [S] 1 9 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] 1 10 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] 1 11 Surya Toto Indonesia Tbk. [S] 1 12 Alakasa Industrindo Tbk. [S] 1 13 Betonjaya Manunggal Tbk. [S] 1 14 Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] 1 15 Jaya Pari Steel Tbk. [S] 1 16 Lion Metal Works Tbk. [S] 1 17 Lionmesh Prima Tbk. [S] 1 18 Pelangi Indah Canindo Tbk. 1 19 Eterindo Wahanatama Tbk. 1 20 Indo Acidatama Tbk. [S] 1 21 Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] 1 22 Charoen Pokhpand Indonesia Tbk. [S] 1 23 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 1 24 Malindo Feedmill Tbk. [S] 1 25 Astra International Tbk. [S] 1 26 Gajah Tunggal Tbk. [S] 1 27 Indomobil Sukses Internasional Tbk. 1 28 Selamat Sempurna Tbk. [S] 1 29 Apac Citra Centertex Tbk. 1 30 Panasia Indo Resources Tbk. 1 31 Ricky Putra Globalindo Tbk. [S] 1 32 Sepatu Bata Tbk. [S] 1 33 Jembo Cable Company Tbk. 1 34 Delta Djakarta Tbk. 1
Bersambung ke halaman selanjutnya
93
NO. NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
35 Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] 1 36 Multi Bintang Indonesia Tbk. 1 37 Nippon Indosari Corporindo Tbk. [S] 1 38 Prasidha Aneka Niaga Tbk. [S] 1 39 Sekar Bumi Tbk. [S] 1 40 Sekar Laut Tbk. [S] 1 41 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 1 42 Bentoel Internasional Investama Tbk. 1 43 Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] 1 44 Kalbe Farma Tbk. [S} 1 45 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. 1 46 Merck Tbk. [S] 1 47 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] 1 48 Mandom Indonesia Tbk. [S] 1 49 Unilever Indonesia Tbk. [S] 1 50 Kedaung Indah Can Tbk. [S] 1 51 Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] 1 52 Bumi Serpong Damai Tbk. [S] 1 53 Duta Anggada Realty Tbk. [S] 1 54 Jaya Real Property Tbk. [S] 1 55 Nusantara Infrastructure Tbk. [S] 1 56 Indosat Tbk. [S] 1 57 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. [S] 1 58 Cardig Aero Services Tbk. [S] 1 59 Steady Safe Tbk. 1 60 Intraco Penta Tbk. 1 61 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. [S] 1 62 Modern Internasional Tbk. [S] 1 63 Tunas Ridean Tbk. [S] 1 64 Wicaksana Overseas International Tbk. [S] 1 65 Catur Sentosa Adiprana Tbk. 1 66 Kokoh Inti Arebama Tbk. [S] 1 67 Skybee Tbk. [S] 1 68 Grahamas Citrawisata Tbk. [S] 1 69 Jakarta International Hotels & Dev. Tbk. [S] 1 70 Mas Murni Indonesia Tbk. [S] 1 71 MNC Land Tbk. [S] 1
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 3 (Lanjutan)
94
NO. NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
72 First Media Tbk. [S] 1 73 Link Net Tbk. [S] 1 74 Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. [S] 1 75 Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. [S] 1 76 Bakrie & Brothers Tbk. 1 77 MNC Investama Tbk. [S] 1 78 Multipolar Tbk. 1 79 Gozco Plantations Tbk. [S] 0 80 Sampoerna Agro Tbk. [S] 0 81 Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. [S] 0 82 Golden Eagle Energy Tbk. 0 83 Cita Mineral Investindo Tbk. [S] 0 84 Citatah Tbk. [S] 0 85 Mitra Investindo Tbk. [S] 0 86 Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] 0 87 Alam Karya Unggul Tbk. 0 88 Berlina Tbk. [S] 0 89 Sekawan Intipratama Tbk. [S] 0 90 Sierad Produce Tbk. [S] 0 91 SLJ Global Tbk. 0 92 Tirta Mahakam Resources Tbk. 0 93 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 0 94 Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] 0 95 Eratex Djaja Tbk. 0 96 Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] 0 97 Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] 0 98 KMI Wire and Cable Tbk. [S] 0 99 Voksel Electric Tbk. [S] 0
100 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] 0 101 Wismilak Inti Makmur Tbk. 0 102 Akasha Wira International Tbk. [S] 0 103 Bhuwanatala Indh Permai Tbk. [S] 0 104 Fortune Mate Indonesia Tbk. [S] 0 105 Indonesia Prima Property Tbk. [S] 0 106 Intiland Development Tbk. [S] 0 107 Lippo Cikarang Tbk. [S] 0 108 Lippo Karawaci Tbk. [S] 0
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 3 (Lanjutan)
95
NO. NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
109 Metro Realty Tbk. 0 110 Metropolitan Land Tbk. [S] 0 111 Modernland Realty Tbk. [S] 0 112 Pakuwon Jati Tbk. [S] 0 113 Pikko Land Development Tbk. [S] 0 114 Plaza Indonesia Realty Tbk. [S] 0 115 Suryamas Dutamakmur Tbk. [S] 0 116 Leyand International Tbk. [S] 0 117 Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. [S] 0 118 Cipaganti Citra Graha Tbk. [S] 0 119 Mitra International Resources Tbk. [S] 0 120 Tanah Laut Tbk. [S] 0 121 Zebra Nusantara Tbk. [S] 0 122 Solusi Tunas Pratama Tbk. 0 123 Bintang Mitra Semestaraya Tbk. [S] 0 124 Evergreen Invesco Tbk. [S] 0 125 Inter Delta Tbk. [S] 0 126 Leo Investments Tbk. [S] 0 127 Millennium Pharmacon International Tbk. [S] 0 128 Mitra Pinasthika Mustika Tbk. 0 129 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. [S] 0 130 Hero Supermarket Tbk. [S] 0 131 Matahari Putra Prima Tbk. [S] 0 132 Sona Topas Tourism Industry Tbk. [S] 0 133 Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 0 134 Trikomsel Oke Tbk. 0 135 Bayu Buana Tbk. [S] 0 136 Hotel Mandarine Regency Tbk. 0 137 Hotel Sahid Jaya International Tbk. [S] 0 138 Indonesian Paradise Property Tbk. [S] 0 139 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. [S] 0 140 Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. [S] 0 141 Pioneerindo Gourmet International Tbk. [S] 0 142 Red Planet Indonesia Tbk. 0 143 Graha Layar Prima Tbk. [S] 0 144 Indoritel Makmur Internasional Tbk. [S] 0 145 Limas Indonesia Makmur Tbk. 0
Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 3 (Lanjutan)
96
NO. NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
146 Hanson International Tbk. [S] 0 147 Polaris Investama Tbk. 0
Lampiran 3 (Lanjutan)
97
Lampiran 4
Output Hasil Penelitian Data
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Min Max Sum Mean Std.
Deviation OWN 147 ,07 ,99 79,47 ,5406 ,23080 lnSIZE 147 23,14 33,09 4151,15 28,2391 1,74251 LEV 147 ,00 2,99 29,22 ,1988 ,28575 Valid N (listwise)
147
2. Hasil Uji Frekuensi
TP
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid tidak terdapat rpt
sales 69 46,9 46,9 46,9
terdapat rpt sales 78 53,1 53,1 100,0 Total 147 100,0 100,0
3. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant Step 0 1 203,234 ,122
2 203,234 ,123 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 203,234 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than ,001.
Bersambung ke halaman selanjutnya
98
Lampiran 4 (Lanjutan)
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant own lev lnsize Step 1 1 192,621 -8,465 1,008 ,516 ,281
2 192,542 -9,252 1,121 ,564 ,307 3 192,542 -9,268 1,124 ,565 ,308 4 192,542 -9,268 1,124 ,565 ,308
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 203,234 d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox & Snell
R Square Nagelkerke R
Square 1 192,542a ,070 ,094 a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
5. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 9,458 8 ,305
Bersambung ke halaman selanjutnya
99
Lampiran 4 (Lanjutan)
6. Hasil Matriks Klasifikasi
Classification Tablea
Observed
Predicted TP
Percentage Correct
tidak terdapat rpt
sales
terdapat rpt sales
Step 1 TP tidak terdapat rpt sales
39 30 56,5
terdapat rpt sales 27 51 65,4 Overall Percentage 61,2
a. The cut value is ,500
7. Hasil Hipotesis Penelitian dan Model Regresi Terbentuk
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper Step 1a
OWN 1,124 ,770 2,131 1 ,144 3,076 ,680 13,905 lnSIZE ,308 ,107 8,286 1 ,004 1,360 1,103 1,677 LEV ,565 ,600 ,886 1 ,347 1,760 ,542 5,709 Constant
-9,268 3,129 8,772 1 ,003 ,000
a. Variable(s) entered on step 1: OWN, lnSIZE, LEV.
Correlation Matrix Constant OWN lnSIZE LEV Step 1 Constant 1,000 -,292 -,989 -,206
OWN -,292 1,000 ,160 ,149 lnSIZE -,989 ,160 1,000 ,154 LEV -,206 ,149 ,154 1,000