pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi kompetensi...

20
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KOMPETENSI KEJURUAN AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK YPKK 3 SLEMAN, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Muh.Alif Ridho Utomo Siswanto M, Pd JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 Email: [email protected]

Upload: alif-eureka-underdock

Post on 05-Aug-2015

721 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Its My Scrips

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KOMPETENSI KEJURUAN

AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK YPKK 3 SLEMAN, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

Muh.Alif Ridho Utomo

Siswanto M, Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2012

Email: [email protected]

Page 2: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KOMPETENSI KEJURUAN

AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK YPKK 3 SLEMAN, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

Muh.Alif Ridho Utomo

08403244012

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh Kemandirian Belajar terhadap

Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X kompetensi keujuruan Akuntansi SMK YPKK 3

Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. 2) pengaruh Lingkungan Belajar terhadap

Prestasi Belajar Akuntansi kompetensi kejuruan akuntansi siswa kelas X SMK YPKK 3

Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 3) pengaruh Kemandirian Belajar Dan

Lingkungan Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi kompetensi

kejuruan akuntansi siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran

2011/2012.

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

sejumlah 53 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,

angket/kuisioner dan wawancara. Metode dokumentasi untuk mengungkap data Prestasi

Belajar Akuntansi, metode angket digunakan untuk mengungkap variabel Kemandirian

Belajar dan Lingkungan Belajar. Uji coba instrumen dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 2

Yogyakarta dengan N= 31.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan

Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi kompetensi kejuruan siswa kelas X

SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, dengan rx1y = 0,801 r2

x1y =

0,641; dan thitung sebesar 9,543 lebih besar dari ttabel sebesar 2,005. 2) terdapat pengaruh

positif dan signifikan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi kompetensi

kejuruan akuntansi siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran

2011/2012, dengan rx2y = 0.819; r2

x2y = 0,670; dan thitung sebesar 10,174 lebih besar dari ttabel

sebesar 2,005. 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar dan

Lingkungan Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi kompetensi

kejuruan akuntansi siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran

2011/2012, dengan Ry(1,2) = 0,880; R2

y(1,2) = 0,774; dan Fhitung sebesar 85,541 lebih besar dari

Ftabel sebesar 3,182 Penelitian ini menunjukkan besarnya sumbangan relatif dari variabel

Kemandirian Belajar sebesar 63,55% dan variabel Lingkungan Belajar sebesar 36,45%.

Sumbangan efektif dari varibel Kemandirian Belajar sebesar 49,19 % dan variabel

Lingkungan Belajar sebesar 28,21%. Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan.

Page 3: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

2

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Pada era kamajuan di segala bidang saat ini, pendidikan telah menjadi sorotan

utama dalam mengembangkan mutu atau kualitas sumber daya manusia.

Perkembangan manusia ini tidak hanya diarahkan kepada kemampuan seseorang

dalam menyelesaikan masalah yang cenderung bersifat kognitif saja, namun juga

diharapkan mampu mengembangkan ranah afeksinya.

Berkaitan dengan usaha menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,

pemerintah Republik Indonesia telah memberikan perhatian yang cukup besar

terhadap dunia pendidikan. Implikasinya adalah telah disusunnya UU No. 23 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pernyataan UU Bab II pasal 3 di atas mengindikasikan bahwa pemerintah telah

menjamin pendidikan sebagai upaya pembentuk generasi muda bangsa yang

mempunyai martabat kebangsaan serta karakter yang mampu tumbuh seutuhnya,

sehingga tercipta manusia yang cakap tidak hanya di pandang cakap dalam kognisi,

namun juga konasi dan afeksi. Namun dalam prakteknya untuk membentuk suatu

karakter bangsa yang bermartabat, diperlukan sistem pendidikan yang di dalamnya

tercipta sistem belajar mengajar yang baik bagi peserta didik atau siswa itu sendiri.

Proses belajar mengajar yang baik akan menunjang terbentuknya kualitas

sumber daya manusia yang baik pula. Dalam proses belajar mengajar diharapkan

adanya perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah

laku perserta didik berbeda satu sama lain, hal ini disebabkan kerakteristik setiap

peserta didik berbeda-beda. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan fisiologis seperti

kesehatan panca indra, perbedaan psikologis seperti tingkat kecerdasan, motivasi,

kemandirian, dan masih banyak lagi. Dengan demikian walaupun mereka mengikuti

proses belajar secara bersamaan, hasil yang mereka capai akan berbeda-beda.

Prestasi belajar setiap individu perlu diperhatikan oleh pihak sekolah, keluarga

maupun siswa itu sendiri, karena kebanyakan siswa mengalami problem belajar yang

berakibat kepada rendahnya rata-rata nilai rapor. Hal ini juga terjadi pada prestasi

belajar siswa Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Kejuruan Akuntansi

yang di dalamnya terdapat program mata pelajaran akuntansi. Mata Pelajaran tersebut

juga menjadi pokok dalam pencapaian prestasi belajar, khususnya Prestasi Belajar

Akuntansi.

Prestasi Belajar Akuntansi merupakan suatu penilaian terhadap suatu

kecakapan nyata yang dimiliki siswa dalam mempelajari materi akuntansi. Hasil

penilaian tesebut diwujudkan dalam bentuk nilai dan huruf setelah dievaluasi.

Pentingnya Prestasi Belajar Akuntansi adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa

dapat menguasai dan memahami materi dari mata pelajaran akuntansi yang telah

diajarkan oleh guru. Namun untuk mencapai Prestasi Belajar Akuntansi yang baik,

tidaklah mudah. Dibutuhkan usaha yang optimal untuk mencapainya.

Dalam kegiatan pembelajaran, tentunya masih banyak siswa yang belum dapat

meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansinya secara optimal. Tentunya ini disebabkan

oleh banyak faktor yang timbul baik dari dalam maupun dari luar siswa. Secara garis

besar faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi terdiri dari faktor

Page 4: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

3

internal yang berada dalam diri siswa itu sendiri, dan faktor eksternal yang berada di

luar diri siswa.

Faktor yang berasal dari dalam individu meliputi faktor psikis seperti

intelegensi, kemandirian, motivasi, sikap, minat dan kebiasaan belajar, sedangkan

faktor yang berasal dari luar diri individu yaitu pengaruh-pengaruh proses belajar

yang berada di luar siswa seperti lingkungan, kurikulum, fasilitas belajar, disiplin

sekolah dan guru.

Masalah kurang optimalnya siswa dalam meningkatkan Prestasi Belajar

Akuntansi tersebut juga terjadi pada SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta. Dari hasil

observasi peneliti terhadap kelas X Kompetensi Kejuruan Akuntansi di SMK 3

YPKK Sleman, dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran akuntansi masih

banyak siswa yang Prestasi Belajar Akuntansinya masih belum memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) 7,00 yang telah ditetapkan oleh sekolah. Hal ini terlihat

dari hasil ujian ulangan pertama, dan ujian ulangan kedua serta UTS dari mata

pelajaran akuntansi, yang rata-rata sebanyak 70% atau 37 dari 58 siswa yang terdiri

dari 2 kelas jurusan akuntansi masih harus mengikuti remidial, sedangkan sisanya

30% atau 16 siswa mengikuti pengayaan. Selain dari hasil belajar akuntansi tersebut

sebagian besar siswa juga masih banyak yang tidak mengerjakan tugas baik individu

dan kelompok dengan maksimal. Terdapat pula siswa yang seakan masih

menganggap remeh dan mengabaikan materi akuntansi, sehingga tingkat afeksi siswa

dalam memenuhi tugas akuntansi belum optimal. Indikasi dari rendahnya Prestasi

Belajar Akuntansi siswa tersebut di atas menurut penjelasan dari guru yang

mengampu mata pelajaran akuntansi adalah, siswa masih kurang dapat mengerjakan

secara mandiri tugas, ujian atau ulangan dengan percaya diri. Meskipun sebagian

besar mereka sudah mempunyai buku pegangan mata pelajaran akuntansi, namun

mereka belum dapat menggunakan buku pegangan akuntansi yang telah disediakan

oleh perpustakaan sekolah dengan maksimal, maka tidak mengherankan jika guru

kadang harus membantu untuk meluluskan siswa yang nilainya masih dibawah KKM.

Dari penjelasan guru di atas, terlihat bahwa Kemandirian Belajar dari peserta didik

dirasa belum optimal, mengingat Kemandirian Belajar sangat penting dalam

meningkarkan Prestasi Belajar Akuntansi.

Kemandirian Belajar pada siswa perlu ditanamkan. Kemandirian Belajar pada

siswa ditunjukkan dengan sikapnya yang mampu menghadapi masalah dan tugasnya

dengan mandiri, tanpa harus bergantung pada pekerjaan teman atau orang lain.

Seiring pertumbuhannya, siswa yang mandiri akan mampu untuk menghadapi

masalah yang timbul dalam masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya dengan

cara yang solutif, mengembangkan kematangan mental dan sikap.

Disamping faktor Kemandirian Belajar, menurut keterangan para siswa,

Lingkungan Belajarlah yang mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi mereka.

Mereka merasa kepedulian orangtua dan orang-orang terdekatlah yang memacu

mereka untuk dapat termotivasi untuk memiliki semangat belajar akuntansi. Selain itu

lingkungan masyarakat yang kondusif juga berperan membentuk watak yang gemar

belajar akuntansi. Ini akan berfungsi maksimal jika masyarakat peduli terhadap

kegiatan belajar siswa dengan memberikan fasilitas seperti adanya jam belajar

masyarakat, adanya perpustakaan keliling, warnet dan sebagainya. Namun itu semua

belum didapatkan oleh siswa SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta. Dan uniknya, letak

lingkungan sekolah SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta ini berada di dekat jalan ring

road utara yang biasa di gunakan untuk kendaraan berlalu-lalang, yang di rasa siswa

sangat berisik. Minimnya fasilitas seperti kantin dan lahan yang sempit juga

kemungkinan besar akan mempengaruhi “mood” belajar siswa.

Page 5: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

4

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa selain faktor Kemandirian Belajar,

Lingkungan Belajar juga mempunyai peranan yang sangat besar dalam

mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi. Keadaaan Lingkungan Belajar di dalam

keluarga, sekolah maupun lingkungan sekitar yang kurang kondusif dapat juga

menyebabkan Prestasi Belajar Akuntansi yang belum optimal. Lingkungan Belajar

memberikan pengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Akuntansi anak, apabila

keadaan keluarga cukup harmonis, dan kondisi ekonomi berkecukupan. Perhatian

dari orang tua juga penting peranannya terhadap pencapaian Prestasi Belajar

Akuntansi anak. Orang tua harus selalu memberikan semangat kepada anak, agar

anak menjadi optimis dan merasa ada perlindungan dan perhatian dari orang tua,

sehingga anak mendapat kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih

Prestasi Belajar Akuntansi yang maksimal.

Dalam lingkungan sekolah, apabila lingkungan sekolahnya berkualitas, tentu

akan memberikan pengaruh kepada seluruh siswa untuk belajar dengan baik dan

memacu mereka untuk bersaing meraih Prestasi Belajar Akuntansi yang optimal.

Sementara untuk lingkungan masyarakat juga memiliki pengaruh terhadap Prestasi

Belajar Akuntansi anak. Memang ada pengaruh yang justru menyebabkan timbulnya

masalah bagi sebagian siswa, tetapi ada pula yang memberikan pengaruh yang

positif. Dalam hal ini, soal pengaruh positif atau negatif yang akan diperoleh siswa,

sangat tergantung dari bagaimana cara siswa menghadapinya. Terutama mampukah ia

memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk.

Jadi pada umumnya kesulitan belajar akuntansi yang dialami oleh siswa kelas X

SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta disebabkan rendahnya Kemandirian Belajar

siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dan pengaruh Lingkungan Belajar dari

sebagian besar siswa yang kurang kondusif dan kurang nyaman untuk belajar.

Dengan diketahui faktor –faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Akuntansi, diharapkan pada akhirnya siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman,

Yogyakarta dapat mencapai Prestasi Belajar Akuntansi yang lebih baik. Oleh karena

itu untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi Prestasi

Belajar Akuntansi maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul ”

Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman,

Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diharapkan sesuai dengan rumusan masalah

yang telah dikemukakan di atas adalah untuk mengetahui :

a. Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi

Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta Tahun

Ajaran 2011/2012.

b. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi

Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta Tahun

Ajaran 2011/2012.

c. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama

terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa

Kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

d. Kajian Teori

a. Prestasi Belajar Akuntansi

Menurut Nana Sudjana (2004:111) “Prestasi Belajar merupakan hasil-hasil

belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”, sedangkan menurut Dimyati

Mudjono (2006:3) ”Prestasi Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

Page 6: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

5

belajar dan tindak mengajar”. Kemudian oleh Nana Syaodih Sukmadinata

(2009:102) berpendapat bahwa “Prestasi Belajar atau hasil belajar merupakan

realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang

dimiliki seseorang”.

Pengertian Akuntansi menurut Haryono Yusuf (2005:5)

mengemukakan “Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi”. Menurut

Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa “Secara umum, akuntansi dapat

didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi

perusahaan.

Prestasi Belajar Akuntansi adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa

sebagai cerminan tingkat kemampuan dan penguasaan materi siswa yang

mencakup bidang kognitif, afektif, psikomotor dalam mempelajari materi

pelajaran Akuntansi setelah melakukan tes yang dinyatakan dalam bentuk huruf

atau angka.

Menurut Slameto (2010: 54), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor

psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan), dan faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor

keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang

kebudayaan), faktor sekolah (cara mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,

teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

b. Kemandirian Belajar

Benson (2008) mendefinisikan Kemandirian Belajar sebagai kemampuan

untuk mengawasi pembelajarannya sendiri. Dengan demikian Kemandirian

Belajar siswa adalah suatu kesadaran dari siswa untuk memenuhi kebutuhan

belajarnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu.

Inilah mengapa Kermandirian Belajar sangat dibutuhkan oleh siswa, karena siswa

harus dapat belajar bertanggung jawab atas kemampuannya sendiri, baik

pengetahuan akademik maupun keterampilan (vocational) yang akan

diaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

Karakteristik atau ciri seseorang yang memiliki Kemandirian Belajar adalah

yang memiliki aspek-aspek Kemandirian Belajar. Menurut Ara (Siti Nurrani

2009: 34-35) adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kebebasan bertingkah laku, membuat keputusan dan tidak merasa

cemas, takut atau malu bila keputusan yang diambil tidak sesuai dengan

pilihan atau keyakinan orang lain.

2. Mempunyai kemampuan untuk menemukan akar masalah, mencari alternatif

pemecahan masalah dan mengatasi masalah dan berbagai tantangan serta

kesulitan lainnya, tanpa harus mendapat bimbingan dari orang tua dan atau

dari orang dewasa lain dan juga dapat mengambil keputusan serta

melaksanakan keputusan yang diambilnya.

Page 7: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

6

3. Mampu mengontrol dirinya sehingga tidak merasa takut, ragu, cemas,

tergantung dan marah yang berlebihan yang berlebihan dalam berhubungan

dengan orang lain.

4. Mengandalkan diri sendiri untuk menjadi penilai apa yang terbaik bagi

dirinya sendiri serta berani mengambil resiko atas perbedaan kebutuhan dan

nilai yang diyakininya serta perselisihan dengan orang lain.

5. Menunjukkan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain yang

diperlihatkan dalam kemampuannya membedakan kehidupan dirinya sendiri

dengan orang lain, namun tetap menunjukkan loyalitas.

6. Memperlihatkan inisiatif dengan ide-idenya dan sekaligus mewujudkan

idenya tersebut. Juga menunjukkannya dengan mencoba hal-hal yang baru.

7. Memiliki kepercayaan diri yang kuat dengan menunjukkan keyakinannya

atas segala tingkah laku dan menunjukkan sikap tidak takut menghadapi

suatu kegagalan.

Dari pendapat para ahli tentang Kemandirian Belajar, peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa, Kemandirian Belajar merupakan kemampuan

seseorang untuk dapat mengembangkan aktivitas belajarnya dengan penuh

keyakinan dan percaya diri yang tinggi serta bertanggung jawab atas sistem

pembelajaran yang sedang ditempuhnya tanpa harus bergantung pada orang

lain.

c. Lingkungan Belajar

Lingkungan Belajar oleh para ahli biasa disebut dengan lingkungan

pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar

(Hadikusumo, 1996:94), sedangkan lingkungan pendidikan menurut

Tirtarahardja dan La Sulo (1994:168) adalah latar tempat berlangsungnya

pendidikan.

Menurut Tirtahardja Umar dan S.L La Sulo (Sartain : 2005) membagi

lingkungan menjadi beberapa bagian yang disebut dengan Tripusat Lingkungan

Pendidikan, antara lain yaitu :

1) Lingkungan Belajar. Lingkungan Belajar merupakan lingkungan tertua

yang bersifat informal yang pertama dan utama yang diamalkan oleh

anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Pendidikan

keluarga berfungsi sebagai :

a) Pengalaman pertama masa kanak-kanak

b) Menjamin kehidupan emosional anak

c) Menanamkan dasar pendidikan moral

d) Menamkan dasar pendidikan moral

e) Meberikan dasar pendidikan sosial

f) Meletakkan dasar-dsar pendidikan agama bagi anak-anak

2) Lingkungan Sekolah. Sekolah bertanggung jawab terhadap pendidikan

anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai

sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya

sebagai berikut :

a) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan

yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.

b) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan dalam

masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.

c) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan kecapakan

seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-

Page 8: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

7

ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan

pengetahuan

d) Disekolah diberikan plajaran etika, keagamaan, estetika,

membenarkan benar atau salah dan sebagainya.

3) Lingkungan Masyarakat. Dalam konteks pendidikan, masyarakat

merupakan lingkungan. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini

telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu telah lepas dari

asuhan orang tua dan berada di luar pendidikan sekolah. Dengan

demikian berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

Dari pengertian di atas dapat menjelaskan bahwa Lingkungan Belajar

siswa tersebut meliputi Tripusat Pendidikan yakni keluarga, sekolah

dan masyarakat, yang ketiganya bertugas untuk menyediakan ruang

belajar serta suasana yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan

pembelajaran.

B. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian ex post facto, yaitu bahwa penelitian

tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi

karena perkembangan kejadian itu secara alami. Selain itu, penelitian ini juga

termasuk dalam penelitian populasi, karena subjek penelitian meliputi semua yang

terdapat dalam populasi.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK YPKK 3 Sleman yang beralamat di Jln.

Ringroad Utara, Karangnongko, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Adapun waktu

pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2012

3. Populasi Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mengambil keseluruhan siswa kelas X Program

Keahlian Akuntansi SMK YPKK 3 Sleman 2011/2012., yang seluruhnya berjumlah

53 siswa. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Jumlah Siswa Kelas X

No Kelas Jumlah

1 X AK 1 26 siswa

2 X AK 2 27 siswa

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengungkapkan data

tentang Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman tahun

ajaran 2011/2012 yang diambil dari Nilai Rapor pada akhir semester kedua.

b. Angket atau Kuisioner

Menurut Sugiyono (2009:142) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner (angket) ini digunakan

untuk memperoleh data mengenai Kemandirian Belajar dan Lingkungan

Belajar siswa kelas X program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 3 Sleman,

Yogyakarta

5. Instrumen Penelitian

a. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen berupa angket disusun dan dikembangkan berdasarkan uraian yang

ada pada kajian teori. Angket dalam penelitian ini dibuat dalam model skala

Page 9: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

8

Likert, di mana masing-masing variabel menyediakan 4 (empat) alternatif

jawaban. Untuk angket Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar dengan

memilih alternatif jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang (KD) dan

jarang (JR). Untuk masing-masing butir pernyataan positif diberi skor berturut-

turut 4, 3, 2, dan 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor 1,2,3,4.

b. Uji Coba Instrumen

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mendapatkan tingkat kevalidan dan

kesahihan atau instrumen untuk mendapatkan ketepatan antara data yang

sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan

peneliti. Uji validitas dengan menggunakan Product Moment dari Pearson.

Tabel Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Jumlah

butir awal

Jumlah

butir gugur No butir gugur

Jumlah

butir valid

Kemandirian

Belajar

20 2, 9, 11, 20 4 16

Lingkungan

Belajar

15 10 1 14

Jumlah 35 5 30

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji dan mengetahui derajat

keajegan suatu alat ukur. Untuk menguji reliabilitas instrumen

menggunakan rumus Alpha.

Tabel Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

No Instrumen untuk variabel Koefesien Alfa Keterangan Reliabilitas

1 Kemandirian Belajar 0,861 Sangat Tinggi

2 Lingkungan Belajar 0,870 Sangat Tinggi

6. Teknik Analisis Data

a. Pengujian Persyaratan Analisis

1) Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk menguji apakah ada hubungan secara

langsung antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) serta untuk

mengetahui apakah ada perubahan pada variabel X diikuti dengan

perubahan variabel Y.

2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk memenuhi persyaratan analisi regresi

ganda yaitu untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas

terjadi multikolinieritas atau tidak.

b. Uji Hipotesis

1) Analisis Regresi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ke-1 dan ke-2, yaitu

pertama, pengaruh variabel Kemandirian Belajar (X1) terhadap Prestasi

Belajar Akuntansi (Y) dan yang kedua, pengaruh variabel Lingkungan

Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar Akuntansi (Y).

2) Analisis Regresi Dua Prediktor

Analisis ini digunakan untuk menguji variabel bebas secara bersama-sama

terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis

Page 10: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

9

ke-3, yaitu Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara

Bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Analisis Data

a. Variabel Prestasi Belajar Akuntansi Data mengenai variabel Prestasi Belajar Akuntansi dalam penelitian ini

diperoleh melalui dokumentasi yaitu perolehan nilai rapor yang didasarkan atas

rata-rata dari nilai tes formatif dan UTS pada semester satu dan semester dua.

Berdasarkan data yang terkumpul diketahui skor tertinggi yang diperoleh siswa

adalah 90 dan skor terendah 40. Berdasarkan data penelitian yang ada,

selanjutnya dilakukan analisis menggunakan bantuan komputer program SPSS

Statistik 16.0 for windows diperoleh harga mean sebesar 70.40, median sebesar

73.00, modus sebesar 76.00 dan standar deviasi sebesar 10.669.

b. Variabel Kemandirian Belajar Data variabel Kemandirian Belajar diperoleh dari angket yang terdiri dari 16

butir pernyataan. Variabel Kemandirian Belajar menunjukkan bahwa terdapat

12 siswa (22,64%) yang memiliki Kemandirian Belajar dalam kategori Sangat

Tinggi, 22 siswa (41,51%) yang memiliki Kemandirian Belajar dalam kategori

Tinggi, dan 19 siswa (35,65%) yang memiliki Kemandirian Belajar dalam

kategori Rendah.

c. Variabel Lingkungan Belajar Data Lingkungan Belajar diperoleh dari angket yang terdiri dari 10 butir

pernyataan, menunjukkan bahwa terdapat 26 siswa (49,05%) berada pada

Lingkungan Belajar yang sangat kondusif, 13 siswa (24,53%) berada pada

Lingkungan Belajar yang kondusif, 11siswa (20,75%) berada pada Lingkungan

Belajar yang kurang kondusif dan terdapat 3 siswa (5,67%) yang berada pada

Lingkungan Belajar yang tidak kondusif

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini dilakukan antara masing-masing variabel

bebas dengan variabel terikat terjadi linier atau tidak.

Tabel Rangkuman Hasil Uji Linieritas

No Variabel

db FHitung Ftabel Sig(P) Kesimpulan Bebas Terikat

1 X1 Y 20/31 0,729 1,93 0,768 Linier

2 X2 Y 24/27 0,968 1,93 0,529 Linier

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah antar variabel bebas

terdapat multikolinieritas atau tidak. Syarat tidak terjadinya multikolinieritas

yaitu jika harga interkorelasi antar variabel bebas lebih kecil dari 0,60.

Tabel Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Hasil Kesimpulan

rx1x2 0,695 Tidak terjadi multikolinieritas

3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi sederhana

Tabel Rangkuman Hasil Analisis Regresi Sederhana (X1-Y)

Page 11: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

10

Variabel Harga r-r

2 Harga t

Koef Konstanta Keterangan rx1y r

2x1y r tabel thitung ttabel

X1 Y 0,801 0,641 0,279 9,543 2,005 1,231 15,983 Positif -

signifikan

1) Koefisien Korelasi (r)

Koefesien korelasi rx1y menunjukkan nilai positif sebesar 0,801 yang berarti

terdapat hubungan antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Akuntansi.

2) Koefisien Determinasi (r2)

Koefesien determinasi r2

x1y sebesar 0,641 yang berarti Prestasi Belajar

Akuntansi dapat dipengaruhi oleh Kemandirian Belajar.

3) Pengujian Signifikansi

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai signifikansi t untuk variabel

Kemandirian Belajar sebesar thitung 9,543 lebih besar dari ttabel sebesar 2,005

yang berarti pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi signifikan.

4) Persamaan garis regresi

Y = 1,231X1 + 15,983

Nilai koefisien X1 sebesar 1,231, artinya, apabila nilai Kemandirian Belajar

(X1) meningkat 1 poin maka nilai Prestasi Belajar Akuntansi (Y) akan

meningkat sebesar 1,231.

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi sederhana

Tabel Rangkuman Hasil Analisis Regresi Sederhana (X2-Y)

Variabel Harga r-r

2 Harga t

Koef Konstanta Keterangan rx2y r

2x2y rtabel thitung ttabel

X2 Y 0,819 0,670 0,279 10,174 2,005 1,205 22,428 Positif-

signifikan

1) Koefisien Korelasi (r)

Koefesien korelasi rx2y menunjukkan nilai positif sebesar 0,819 yang berarti

terdapat hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar

Akuntansi.

2) Koefisien Determinasi (r2)

Koefesien determinasi r2

x2y sebesar 0,670 yang berarti Prestasi Belajar

Akuntansi dapat dipengaruhi oleh Lingkungan Belajar.

3) Pengujian Signifikansi

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai signifikansi t untuk variabel

Lingkungan Belajar sebesar thitung 10,174 lebih besar dari ttabel sebesar 2,005

yang berarti pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi signifikan.

4) Persamaan garis regresi

Y = 1,205X2 + 22,428

Nilai koefisien X2 sebesar 1,205 artinya, apabila nilai Lingkungan Belajar

(X2) meningkat 1 poin maka nilai Prestasi Belajar Akuntansi (Y) akan

meningkat sebesar 1,205.

Page 12: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

11

c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Pengujian hipotesis ketiga menggunakan analisis linier ganda yang

diperoleh dengan memanfaatkan program SPSS Statistik 16.0 For Windows

yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda

Variabel Koefisien

X1 0,690

X2 0,747

Konstanta 10,220

Ry(1,2) 0,880

R2y(1,2) 0,774

Fhitung 85,541

Ftabel 3,182

1) Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi Ry (1,2) menunjukkan hasil positif sebesar 0,880 yang

berarti hubungan variabel Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar

secara bersama-sama dengan variabel Prestasi Belajar Akuntansi adalah

positif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik

Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar maka Prestasi Belajar

Akuntansi akan semakin tinggi pula.

2) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi R2y(1,2) sebesar 0,774. Hal ini berarti bahwa 77,4%

perubahan pada variabel Prestasi Belajar Akuntansi (Y) dapat dijelaskan

oleh variabel Kemandirian Belajar (X1) dan Lingkungan Belajar (X2),

sedangkan sisanya sebesar 22,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

3) Pengujian signifikansi

Untuk menguji kebermaknaan digunakan uji F dengan harga Fhitung sebesar

85,541 lebih besar dari Ftabel 3,182 berarti pengaruh Kemandirian Belajar

dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi signifikan.

4) Persamaan garis regresi 2 prediktor

Y = 0,690X1 + 0,747X2 + 10,220 Nilai koefisien X1 sebesar 0,690 artinya apabila Kemandirian Belajar (X1)

meningkat 1 poin maka pertambahan nilai pada Prestasi Belajar Akuntansi

(Y) sebesar 0,690 poin, dengan asumsi X2 tetap. Begitu pula pada variabel

Lingkungan Belajar , bahwa nilai koefisien X2 sebesar 0,747 artinya apabila

Lingkungan Belajar (X2) meningkat 1 poin maka pertambahan nilai pada

Prestasi Belajar Akuntansi (Y) sebesar 0,747 poin, dengan asumsi X1 tetap.

5) Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)

Sumbangan relatif pengaruh Kemandirian Belajar sebesar 63,55% dan

Lingkungan Belajar sebesar 36,45% terhadap Prestasi Belajar Akuntansi.

Sumbangan efektif pengaruh Kemandirian Belajar sebesar 49,19% dan

Lingkungan Belajar sebesar 28,21% terhadap Prestasi Belajar Akuntansi.

Berikut tabel yang menjelaskan sumbangan relatif dan sumbangan efektif

Page 13: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

12

Tabel 21. Ringkasan Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan

Efektif

No Nama Variabel Sumbangan

Relatif (%) Efektif (%)

1 Kemandirian Belajar 63,55 49,19

2 Lingkungan Belajar 36,45 28,21

Total 100 77,4

Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai sumbangan relatif untuk variabel

Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi sebesar 63,55% dan

Lingkungan Belajar sebesar 36,45%. Nilai sumbangan efektif untuk variabel

Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi sebesar 49,19% dan

Lingkungan Belajar sebesar 28,21%. Secara bersama-sama variabel

Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar memberikan sumbangan efektif

sebesar 77,4% terhadap Prestasi Belajar Akuntansi, sedangkan sebesar 22,6%

diberikan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dari penjelasan di atas membuktikan bahwa hipotesis ketiga diterima. Jadi

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan

Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3

Sleman, Yogyakarta.

4. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi

Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman,

Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012

Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS

Statistik 16.0 for windows diperoleh harga koefesien korelasi rx1y sebesar 0,801

pada N= 53 serta harga koefesien determinasi r2

x1y sebesar 0, 641. Setelah

dilakukan uji t diperoleh thitung sebesar 9,543 dan ttabel pada taraf signifikansi 5%

sebesar 2,005 Hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian

Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi

Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012

Hasil penelitian ini diperkuat dengan kajian teori dari Abdullah M,H. yang

mengatakan bahwa Self Directing Learner adalah para “manajer” dan

penanggung jawab atas proses pembelajaran mereka sendiri. Individu semacam

ini mempunyai keterampilan dalam mengakses dan mengolah informasi yang

mereka dapatkan untuk tujuan pembelajaran mereka sendiri.

Teori tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Anita Budhi Setyo Mardiyani dengan judul ”Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan

Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa kelas II SMK

Gajah Mungkur 2 Giritrontro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2007/2008”.

Hasil penelitian oleh Anita menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Hal ini

dibuktikan dengan rx1y = 0,729, r2

x1y = 0,531 dan thitung 7,136 lebih besar dari ttabel

yaitu 2,013 yang berarti bahwa Kemandirian Belajar berpengaruh terhadap

Prestasi Belajar Akuntansi siswa.

Berdasarkan hasil pembahasan yang dipaparkan teori dari Abdullah M,H

dan penelitian oleh Anita Budhi Setyo Mardiyani di atas semakin memperkuat

penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang. Kemandirian Belajar yang

berasal dari kesadaran dari para siswa akan membawa hasil yang positif terhadap

Page 14: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

13

Prestasi Belajar Akuntansi siswa. Keberhasilan Kemandirian Belajar diukur

melalui motivasi belajar yang tinggi siswa dalam belajar, memiliki inisiatif dan

kreatif dalam proses belajar akuntansi, mampu mengambil keputusan dalam

memecahkan masalah, memiliki kepercayaan diri atas kemampuan diri sendiri,

dan memilki sikap tanggung jawab.

b. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi

Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman,

Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012

Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan komputer program

SPSS Statistik 16.0 for windows diperoleh harga koefesien korelasi rx2y sebesar

0,819 pada N= 53 serta harga koefesien determinasi r2

x2y sebesar 0,670. Setelah

dilakukan uji t diperoleh thitung sebesar 10,174 dan ttabel pada taraf signifikansi 5%

sebesar 2,005. Hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan

Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi

Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012

Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Slamet Priyanto, Lingkungan

Belajar adalah lingkungan yang diinginkan atau yang diharapkan agar hasil

belajar yang diraih seseorang maksimal. Artinya hasil belajar yang ingin dicapai

oleh seorang siswa SMK jurusan akuntansi adalah mendapatkan Prestasi Belajar

Akuntansi yang maksimal. Lingkungan Belajar yang kondusif serta nyaman

untuk belajar akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingginya

Prestasi Belajar Akuntansi. Ditambahkan pula dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Joko Pranoto yang berjudul “Pengaruh Minat Belajar,

Kemandirian Belajar, Lingkungan Belajar Terhadap Belajar Akuntansi Siswa

Kelas II Program Studi Akuntansi SMK Muhammadiyah I Wates Tahun Ajaran

2006/2007”, menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan

Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa kelas II Program Studi

Akuntansi SMK Muhammadiyah I Wates Tahun Ajaran 2006/2007. Hasil

Penelitian oleh Joko Pranoto menunjukkan nilai r(x3y) sebesar 0,533 sedangkan

nilai r2

(x3y) sebesar 0,284 dengan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil pengkajian teori dari Slamet Priyanto dan pembahasan

yang dipaparkan oleh Joko Pranoto, maka semakin memperkuat penelitian yang

dilakukan oleh peneliti sekarang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

Lingkungan Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Akuntansi

Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman,

Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat

diambil kesimpulan yaitu, untuk meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi yang

optimal, diperlukan Lingkungan Belajar kondusif bagi siswa. Lingkungan yang

baik ini meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan

keluarga merupakan lingkungan pertama belajar peserta didik, di mana meraka

juga pertama kali belajar. Maka akan menjadi lebih tenang dan nyaman siswa

apabila menemui lingkungan keluarga yang harmonis serta mendukung

terciptanya Prestasi Belajar Akuntansi yang baik bagi anak didik. Sekolah juga

harus memberikan suasana yang nyaman, aman, dan tertib, agar siswa nyaman

untuk berlama belajar di sekolah. Lingkungan masyarakat juga berperan penting

dalam menumbuhkan semangat belajar. Untuk itu diperlukan koordinasi situasi

belajar yang baik diantara ketiga Lingkungan Belajar tersebut agar Prestasi

Belajar Akuntansi bagi siswaSMK YPKK 3 Sleman semakin optimal.

Page 15: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

14

c. Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara bersama-

sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kejuruan

Akuntansi SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012

Dari analisis menggunakan bantuan komputer program SPSS Statistik 16.0

for windows diperoleh harga Ry(1,2) sebesar 0,880 dan harga koefesien

determinasi R2y(1,2) sebesar 0,774. Setelah dilakukan uji F diperoleh Fhitung sebesar

85,541 dan Ftabel pada taraf signifikansi 5 % sebesar 3,182. Hal ini menunjukkan

bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar

secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Nilai sumbangan

relatif variabel Kemandirian Belajar sebesar 63,55% dan variabel Lingkungan

Belajar sebesar 36,45%. Nilai sumbangan efektif yang diberikan variabel

Kemandirian Belajar sebesar 49,19% dan Lingkungan Belajar sebesar 28,21%.

Secara bersama-sama variabel Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar

memberikan sumbangan efektif sebesar 77,4% terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi, sedangkan sebesar 22,6% diberikan oleh variabel-variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil ini diperkuat oleh kajian teori dan hasil penelitian yang relevan, salah

satu diantaranya teori yang menyatakan bahwa salah satu yang mempengaruhi

Prestasi Belajar Akuntansi adalah Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar

adalah teori yang disampaikan oleh Sumadi Suryabrata (2002:233) yaitu

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor yang

berasal dari dalam diri (internal) terdiri dari faktor fisiologis seperti jasmani

faktor psikologis seperti sikap, kemandirian, motivasi, rangsangan, tanggapan,

dan pengamatan. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) terdiri

dari Faktor non sosial seperti udara, suhu, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang

dipakai belajar, faktor sosial seperti Lingkungan Belajar, baik lingkungan orang

tua, sekolah, maupun masyarakat. Teori tersebut semakin memperkuat hasil

penelitian ini, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar

dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3

Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Wulan Nugroho Yekti yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Dan

Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X

Program Keahlian Akuntansi SMK Muh 1 Turi Tahun Ajaran 2010/2011”.

Hasilnya dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan

Lingkungan Belajar dan Kemandirian Belajar secara bersama-sama terhadap

Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X program keahlian akuntansi SMK MUH

1 Turi tahun ajaran 2010/2011, dengan ditunjukkan harga koefisien korelasi

sebesar 0,547 koefisien determinasi r2

(x1,x2) sebesar 0,299 dan

23,457 lebih besar dari 3,09.

Berdasarkan hasil pengkajian teori dan dari penelitian Wulan Nugroho

Yekti, maka semakin menguatkan penelitian sekarang. Kemandirian Belajar dan

Lingkungan Belajar merupakan faktor penting dalam pencapaian hasil belajar

siswa. Kemandirian Belajar yang baik dan Lingkungan Belajar yang kondusif

akan membawa dampak positif terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Hal tersebut

semakin memperkuat hasil penelitian ini, yaitu terdapat pegaruh positif dan

signifikan Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara bersama sama

terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas

Page 16: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

15

X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Dari hasil

penelitian maka hipotesis ketiga diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X SMK

YPKK 3 Sleman, Yogyakarta.

D. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi

Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Kelas X SMK YPKK 3

Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan

koefisien korelasi sebesar rx1y = 0,801 ; r2

x1y = 0,64, sedangkan rtabel = 0,2791.

Jadi harga rhitung lebih besar dari rtabel (0,801 > 0,279) pada taraf signifikansi 5%.

Dan harga thitung = 9,543 lebih besar dari ttabel sebesar 2,005.

b. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan Keluarga terhadap

Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kompetensi Kejuruan Akuntansi Kelas X

SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, yang ditunjukkan

dengan harga rx2y = 0,819 ; r2

x2y = 0,670, sedangkan rtabel = 0,279. Jadi harga

rhitung lebih besar dari rtabel (0,819 > 0,279) pada taraf signifikansi 5%. Dan harga

thitung = 10,174 lebih besar dari ttabel sebesar 2,005.

c. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar (X1) dan

Lingkungan Belajar (X2) secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa Kompetensi Kejuruan Akuntansi Kelas X SMK YPKK 3

Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan harga

Ry(1,2) = 0,880; R2

y(1,2) = 0,774; dan Fhitung = 85,541 lebih besar dari Ftabel sebesar

3,182 pada taraf signifikansi sebesar 5%.

2. Saran

a. Saran untuk penelitian selanjutnya

Penelitian ini memberikan informasi bahwa Kemandirian Belajar dan

Lingkungan Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Akuntansi sebesar

77,4%. Hal ini menunjukkan bahwa Prestasi Belajar Akuntansi masih banyak

dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu, diharapkan adanya penelitian

selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Akuntansi selain yang diteliti dalam penelitian ini.

b. Saran bagi orang tua wali, guru, dan masyarakat

Pada hasil perhitungan penelitian terdapat instrumen penelitian terutama

variabel Lingkungan Belajar yang masih relatif kecil jumlahnya, yaitu butir

pertanyaan mengenai kesediaan orangtua saat menemani putra-putrinya saat

belajar terhitung sangat minim perhatian. Diharapkan dengan adanya penelitian

ini juga akan menggerakkan orangtua, baik orang tua wali, maupun wali kelas,

dan jajaran guru serta staff untuk dapat lebih tanggap terhadap siswanya dalam

belajar, terutama dalam bidang Akuntansi, seperti halnya jurusan yang telah

mereka pilih. Demikian pula dengan keadaan teman-teman sebaya di rumah

yang mungkin masih cenderung lebih banyak mengajak bermain dari pada

belajar. Ini juga perlu menjadi perhatian masyarakat di sekitar lingkungan siswa,

agar lebih bisa membina dan mengatur kegiatan siswa menuju kearah yang

lebih positif.

c. Saran bagi siswa

Penelitian ini semoga dijadikan bahan evaluasi bagi siswa yang masih merasa

kurang mandiri dalam belajar, agar lebih meningkatkan kesadaran dalam meraih

prestasi terutama dalam bidang akuntansi. Diharapkan dengan adanya penelitian

Page 17: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

16

ini siswa menjadi lebih mandiri dan bersikap jujur dalam belajar akuntansi.

Karena pada butir pertanyaan indikator Kemandirian Belajar yaitu mempunyai

rasa inisiatif dan kreatif dalam belajar, dirasa masih rendah. Ini juga perlu

menjadi perhatian siswa agar kesadaran belajar serta inisitaif untuk belajar harus

ada demi mendukung tercapainya Prestasi Belajar Akuntansi yang lebih baik.

E. Daftar Pustaka

Abdullah, M.H. (2001). Eric Digest. No 169

Abu Ahmadi. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta : PT Rineka Cipta

Anita Budhi Setyo Mardiyani. (2008). Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Kemandirian

Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas II SMK Gajah Mungkur 2

Giritrontro Kabupten Wonogiri Tahun Pelajran 2007/2008. Skripsi :FISE UNY

Ari Gunawan. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Baharudin. H, Esa Nur Wahyuni. (2009). Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media

Benson. (2008). Girls Educational Equity And Mother Tongue-Based Teaching. Tersedia

Dan Dikutip Dalam (Http://Colaborative-Learning.Wordpress.Com/2008/09/10/-). [ 5

Maret 2012]

Bhuono Agung. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS.

Yogyakarta : Andi Offset

Burtingham (1999). Program Bimbingan Dalam Membantu Kemandirian Belajar Siswa Tuna

Netra Di Tingkat Dasar SLBN A. Tesis BP SPS Ikip Bandung : Tidak Diterbitkan

Chabib Toha.(1996). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajara IKAPI

Djunanah. (1999). Pengaruh Sikap Penerimaan Orangtua Dan Kemandirian Siswa SMU UII

(Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Laporan Penelitian Universitas Islam Yogyakarta.

Dimyanti Mudjono.(2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Fuad Hasan (1997). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Hadikusumo, Kunaryo, Dkk. (1996). Pengantar Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang

Press

Haryono Yusuf . (2005). Dasar-Dasar Akuntansi.Yogyakarta : STIE YKPN

Hasan Basri. (1996) . Remaja Berkualitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Indra Djati Sidi. (2005). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta : Paramadina

Page 18: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

17

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. (2011). TEACH. Yogyakarta : Pendidikan Akuntasi,

FE, UNY.

Joko Pranoto. (2007). Pengaruh Minat Belajar, Kemandirian Belajar, Lingkungan Belajar

Terhadap Belajar Akuntansi Siswa Kelas II Program Studi Akuntansi SMK

Muhammadiyah I Wates Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. FISE UNY

Makmun. A. Syamsudin . (2005). Perencanaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

.(2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muhibbin Syah. (2008). Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru Edisi Revisi. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Muhammad Saroni.(2006). Manajemen Sekolah Kita Menjadi Pendidik Yang Kompeten.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Muri Yusuf. (1986). Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Ghalia Indonesia

Mu’tadin, Zainun. (2002) .Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja Online

Tersedia: Http/Www.Uncg.Edu:80/Erccas2/Assesment/Html. [22 Juni 2010]

M. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Nana Sudjana. (2004). Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: Lemabaga Penerbit

Fak Ekonomi UI

Nana Syaodih Sukmadinata.(2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Robert Havighurst. (1972). Kemandirian Sebagai Kebutuhan psikologis Remaja.

http://www.e-psikologi.com/remaja/250602/htm.22/11/06

Siti Nurrani (2009). Profil Kemandirian Belajar Siswa SMK (Studi Kearah Pengembangan

Program Bimbingan Belajar Siswa SMK N 1 Ketapang Kab. Bandung Tahun 2008-

2009). Skripsi PPBFIP UPI : Tidak Diterbitkan

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slamet Priyanto. (2010). Pengertian Lingkungan Belajar [Online]. Tersedia Dan Dikutip

Dalam Website Http://Tekim.Undip.Ac.Id [ 8 Februari 2012]

Page 19: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

18

SMK N 7 Jogjakarta. Akuntansi Menurut Kurikulum . Tersedia Dan Dikutip Dalam Website

(Http://akuntansi.smkn7jogja.sch.id). [8 Februari2012]

SMK YPKK 3 Sleman. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta

Sugihartono,Dkk (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Afabeta

(2007). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R & D. Bandung : Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta : Rineka

Cipta

. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Sumadi Suryabrata. (2002). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UGM Pers

Sutrisno Hadi. (2004). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Yogyakarta

Steinberg. Laurance. (1998).Adolesence. Sanfransisco.Mc Graw Fill.Inc

Tulus Tu’u. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta : Gramedia

Widia Sarana Indonesia

Tulus Winarsono. (2002). Statistik Dalam Penelitian Psikologis Dan Pendidikan. Malang :

UMM Press

Umar Tirtaraharja Dan S.L. La Sulo. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta Rineka Cipta

Depdiknas. (2003). UU No 20tahun 2003 Tentang SIKDIKNAS. Jakarta

Warren Dkk. (2005). Prinsip-Prinsip Akuntansi. Edisi Ke-21. Jakarta : Erlangga

Wongsri, N., Cantwell, R.H, Archer. J. (2002). The Validation Of Measures Of Self Efficacy,

Motivation And Self-Regulated Learning Among Thai Tertiary Student. Paper Presented

At He Annual Conference Of The Australian Association For Research In Education,

Brisbane.

Wulan Nugroho Yekti. (2011). Pengaruh Lingkungan Belajar Dan Kemandirian Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK

Muh 1 Turi Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi : FISE UNY

Zaki Baridwan. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE

Page 20: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta

19