pengaruh keadilan prosedural pada komitmen afektif, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id...

109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, DISCRETIONARY SERVICE BEHAVIOR, DAN KEPUASAN ATAS LAYANAN (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh: ABDUL KADIR SALIM A F0207025 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF,

DISCRETIONARY SERVICE BEHAVIOR, DAN KEPUASAN ATAS

LAYANAN

(Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh:

ABDUL KADIR SALIM A

F0207025

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

ABSTRAK

PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF,

DISCRETIONARY SERVICE BEHAVIOR, DAN KEPUASAN ATAS LAYANAN

(Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar)

Oleh:

ABDUL KADIR SALIM A

F0207025

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Keadilan Prosedural pada Komitmen Afektif, Discretionary Service Behavior, dan Kepuasan atas layanan. Peneliti melihat pada era sekarang ini, sektor publik menjadi pusat perhatian masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya keluhan yang timbul dari masyarakat akibat ketidakpuasan mereka atas layanan yang ditunjukkan aparatur Pemerintahan khususnya pada Pemerintah Daerah. Peneliti merasa layanan yang diberikan oleh aparatur daerah masih perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja aparatur daerah yaitu melalui proses menumbuhkembangkan perilaku prososial Discretionary Service Behavior. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dengan metode survey. Target populasi penelitian ini adalah karyawan pada Pemerintah Daerah Karanganyar. Sampel diambil sebanyak 130 responden dimana sampel adalah karyawan pada Pemerintah Daerah Karanganyar. Teknik samping yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling.

Berdasarkan hasil analisis model struktural (SEM) yang menguji hipotesis dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa Keadilan prosedural berpengaruh pada Komitmen Afektif. Komitmen Afektif berpengaruh pada kepuasan atas layanan. Komitmen Afektif juga berpengaruh pada Discretionary Service Behavior. Sedangkan Discretionary Service Behavior tidak terbukti berpengaruh pada kepuasan atas layanan.

Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat diberikan adalah agar pemimpin selalu memantau terwujudnya keadilan prosedural karena keadilan prosedural terbukti berpengaruh pada perilaku kerja karyawan. Selain itu pimpinan Pemerintah Daerah Karanganyar perlu berupaya mendorong terwujudnya perilaku Discretionary Service Behavior agar karyawan bersedia melakukan pelayanan yang optimal pada masyarakat..

Kata kunci: Keadilan Prosedural, Komitmen Afektif, Discretionary Service

Behavior, Kepuasan atas layanan.

Page 3: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kuasa-Nya

sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Keadilan Prosedural pada Komitmen

Afektif, Discretionary Service Behavior, dan Kepuasan atas Layanan (Studi pada

Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar)” dapat diselesaikan oleh penulis

sebagai syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Berhasilnya penulisan skripsi ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak

yang dengan ketulusannya telah memberikan semangat, dorongan, serta pengarahan

kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan

kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Suhari, Msi. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Reza Rahardian, S.E., Msi, selaku

Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs.Bambang Saroso, Msi selaku pembimbing akademik.

Page 6: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

4. Sinto Sunaryo, S.E, M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan saran sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini.

5. Mama dan Abahku yang selalu memberikan dukungan dan do’anya hingga

terselesaikannya penulisan skripsi ini

6. Adikku Adni dan Lamia yang memberi semangat penulis untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kakek dan nenek yang selalu memberi dukungan dan bantuan hingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Paman dan bibi yang memberi banyak bantuan hingga terselesaikannya

penulisan skripsi ini.

9. Ustad Alwi Al-Habsyi yang memberikan bantuan do’a dan segala nasehatnya

pada penulis.

10. Bunda Fatimah yang selalu memberi masukan untuk membantu proses

penyelesaian penulisan skripsi ini.

11. Fatimah yang selalu memberi dukungan dan semangat agar penulis segera

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

12. Teman-teman Majlis Ta’lim yang selalu memberikan semangat agar penulis

menyelesaikan penulisan skripsi ini

13. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen yang banyak

membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

Page 7: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya

membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 23 Desember 2010

Penulis

Page 8: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .........................…………………………….... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................…………………………….. .... iii

KATA PENGANTAR……….....................………………………………….. iv

DAFTAR ISI………….....................…………………………………………. vii

DAFTAR TABEL…………………......................………………………….… xi

DAFTAR GAMBAR…………………………….......................…………….. xii

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………...…...….......... 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………...…………… 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………....……….. 7

C. Tujuan Penelitian……………………………………………...….……….. 8

D. Manfaat Penelitian……………………………………………....………… 8

1. Manfaat Praktis………………………………………………………. 8

2. Manfaat Akademis………………………………………………….. 8

BAB II. LANDASAN TEORI……………………………………………...… 10

A. Telaah Teoritis......…………………………………................................... 10

1. Keadilan Organisasional..................................................................... 10

2. Komitmen Organisasional.................................................................... 12

3. Discretionary Service Behavior………………………………………. 15

Page 9: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

B. Penelitian Terdahulu…………......…………………...………….….…..... 16

C. Kerangka Pemikiran……………………………...…………….……......... 17

D. Perumusan Hipotesis……………………………………………………… 18

BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………….... 21

1. Desain Penelitian…………………………………..…………...…………. 21

a. Jenis Riset………………………………………………………….. 21

b. Dimensi Waktu Riset………………………………………………. 21

c. Setting Riset……………………………………………………….. 21

d. Unit Analisis……………………………………………………….. 21

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling…………..………………………. 22

a. Populasi Penelitian………………………………………………… 22

b. Sampel dan Teknik Sampling……………………………………… 22

3. Jenis Data………………………………………………………………….. 24

4. Definisi Operasional Variabel....................................................................... 24

5. Teknik Analisis Data………………………………………………..……. 26

a. Uji Validitas ................................................................................... … 26

b. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 26

c. Analisis SEM ......................................................................................... 27

1. Uji Normalitas…………………………………………………… 27

2. Uji Outliers……………………………………………………… 28

3. Uji Multikolinearitas……………………………………………. 29

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………...........................…. 33

Page 10: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

A. Gambaran Umum Objek Penelitian………………………………..……..... 33

a. Pernyataan Visi Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2013............... 34

b. Pernyataan Misi Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2013............. 35

c. Tujuan dan Sasaran............................................................................. 36

1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.................................................. 42

2. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan masyarakat…….. 44

3. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi………………………… 46

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil………………………….. 48

5. Dinas Pekerjaan Umum……………………………………………….. 51

6. Badan Kepegawaian Daerah…………………………………………. 54

B. Analisis Deskriptif ...................................................................................... 56

1. Profil dan Tingkat Pendidkan Responden……………………………. 57

2. Tanggapan Responden Mengenai Keadilan Prosedural......................... 60

3. Tanggapan Responden Mengenai Komitmen Afektif .......................... 62

4. Tanggapan Responden Mengenai Discretionary Service Behavior… 64

5. Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Layanan Publik…........ 67

C. Uji Instrumen Penelitian.................................................................................. 70

1. Uji Validitas ………………………………………………………….. 70

2. Uji Reliabilitas………………………………………………………… 72

D. Analisis SEM…. ............................................................................................. 73

1. Uji Asumsi Klasik……………………………………………………… 73

Page 11: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

a. Normalitas Data…………………………………………………….. 73

b. Evaluasi Outliers…………………………………………………….. 76

c. Evaluasi Multikolinearitas…………………………………………… 80

2. Uji Kesesuaian Model Goodness of Fit………………………………… 81

3. Modifikasi Model………………………………………………………. 83

4. Analisis Koefisien Jalur dan Uji Hipotesis……………...……………… 85

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN....…......………………..…….......…….. 90

A. Simpulan……………………………………………..……......………....... 90

B. Keterbatasan Penelitian................................................................................ 92

C. Saran..........…………………………………………..……………………. 92

a. Saran Akademis…………………………………………………….. 92

b. Saran Praktis………………………………………………………… 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Profil Responden……............................................................. 57

Tabel IV.2 Tingkat Pendidikan Responden…………………………….. 59

Tabel IV.3 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Keadilan Prosedural 61

Tabel IV.4 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Komitmen Afektif 63

Tabel IV.5 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Discretionary Service

Behavior...................................................................................... 65

Tabel IV.6 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Layanan

Publik............................................................................................ 67

Tabel IV.7 Uji Validitas.................................................................................. 71

Tabel IV.8 Uji Reliabilitas............................................................................... 73

Tabel IV.9 Uji Normalitas................................................................................ 75

Tabel IV.10 Mahalanobis Distance Square....................................................... 77

Tabel IV.11 Revisi Uji Normalitas................................................................... 79

Tabel IV.12 Revisi Mahalanobis Distance Square…………………………… 80

Tabel IV.13 Kriteria Goodness of Fit................................................................. 82

Tabel IV.14 Revisi Kriteria Goodness of Fit................................................. 85

Tabel IV.15 Hasil Uji Hipotesis Setelah Modifikasi.......................................... 86

Page 13: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran……….......…………………………...... 18

Gambar IV.1 Struktur Organisasi ..…………………………....................... 41

Page 14: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF,

DISCRETIONARY SERVICE BEHAVIOR, DAN KEPUASAN ATAS LAYANAN

(Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar)

Oleh:

ABDUL KADIR SALIM A

F0207025

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Keadilan Prosedural pada Komitmen Afektif, Discretionary Service Behavior, dan Kepuasan atas layanan. Peneliti melihat pada era sekarang ini, sektor publik menjadi pusat perhatian masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya keluhan yang timbul dari masyarakat akibat ketidakpuasan mereka atas layanan yang ditunjukkan aparatur Pemerintahan khususnya pada Pemerintah Daerah. Peneliti merasa layanan yang diberikan oleh aparatur daerah masih perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja aparatur daerah yaitu melalui proses menumbuhkembangkan perilaku prososial Discretionary Service Behavior. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dengan metode survey. Target populasi penelitian ini adalah karyawan pada Pemerintah Daerah Karanganyar. Sampel diambil sebanyak 130 responden dimana sampel adalah karyawan pada Pemerintah Daerah Karanganyar. Teknik samping yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling.

Berdasarkan hasil analisis model struktural (SEM) yang menguji hipotesis dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa Keadilan prosedural berpengaruh pada Komitmen Afektif. Komitmen Afektif berpengaruh pada kepuasan atas layanan. Komitmen Afektif juga berpengaruh pada Discretionary Service Behavior. Sedangkan Discretionary Service Behavior tidak terbukti berpengaruh pada kepuasan atas layanan.

Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat diberikan adalah agar pemimpin selalu memantau terwujudnya keadilan prosedural karena keadilan prosedural terbukti berpengaruh pada perilaku kerja karyawan. Selain itu pimpinan Pemerintah Daerah Karanganyar perlu berupaya mendorong terwujudnya perilaku Discretionary Service Behavior agar karyawan bersedia melakukan pelayanan yang optimal pada masyarakat..

Kata kunci: Keadilan Prosedural, Komitmen Afektif, Discretionary Service Behavior, Kepuasan

atas layanan.

Page 15: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT EFFECT OF PROCEDURAL JUSTICE TO AFFECTIVE

COMMITMENT,DISCRETIONARY SERVICE BEHAVIOR, AND THE SERVICE SATISFACTION

(Studies in Karanganyar District Government) By:

Abdul Kadir SALIM A F0207025

The purpose of this study to investigate the influence of Procedural Justice on Affective Commitment, Discretionary Service Behavior, and Satisfaction of service. Researchers looked at this present era, the public sector into the public limelight. This is evident from the number of complaints arising from the public due to their dissatisfaction over the service apparatus shown particularly in Local Government Administration.

Researchers feel the services provided by local officials still need to be improved. One way to improve the performance of the officers is through a process to develop the prosocial behavior of Discretionary Service Behavior. This study is a replication of the survey method. The target population of this study are employees of the Local Government Karanganyar. Samples taken as many as 130 respondents in which the sample is an employee of the Local Government Karanganyar. Side technique used in this study was purposive sampling.

Based on the analysis of structural models (SEM), which tested the hypothesis in this study, it was concluded that procedural justice affects the Affective Commitment.Affective Commitment effect on satisfaction with the service. Affective commitment also affects the Discretionary Service Behavior. Discretionary Service Behavior While no proven effect on satisfaction with the service.

Based on these findings, the advice can be given is for a leader always monitor the realization of procedural justice because procedural justice proved influential on employee behavior. In addition, local government leaders should attempt to promote the establishment Karanganyar Discretionary Service Behavior of behavior for employees willing to perform an optimal service to the community.

Keywords: Procedural Justice, Affective Commitment, Discretionary Service Behavior, Service Satisfaction.

Page 16: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan dalam wujud pelaksanaan otonomi

daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab telah menjadikan Pemerintah Daerah

sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan terutama dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Saat ini, kinerja layanan publik menjadi

perhatian utama dari masyarakat. Kondisi masyarakat yang mengalami perkembangan

dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, mengakibatkan masyarakat

semakin sadar akan apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam

hidup bermasyarakat, mengajukan tuntutan, keinginan dan aspirasinya kepada pemerintah.

Masyarakat semakin kritis dan semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang

dilakukan oleh pemerintahnya. Kenyataan yang ada mengisyaratkan hal yang kurang

melegakan, hal tersebut terkait dengan kepuasan masyarakat yang belum terpenuhi dengan

kata lain pelayanan yang diberikan selama ini masih belum memenuhi harapan pelanggan

atau masyarakat, dimana masih banyak dirasakan kelemahan-kelemahan yang dampaknya

sering merugikan masyarakat. Kelemahan tersebut dapat dilihat dari banyaknya keluhan

masyarakat terhadap layanan publik yang diberikan di berbagai organisasi sektor publik.

Perkembangan otonomi daerah yang terjadi saat ini dan tuntutan masyarakat dalam hal

pelayanan publik membawa implikasi yang besar terkait kebijakan yang disusun pada

organisasi sektor publik. Selain itu, perkembangan otonomi daerah juga menuntut adanya

perubahan kinerja organisasi sektor publik untuk menjadi lebih baik, khususnya pada kinerja

Page 17: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2

pelayanan publik. Sebagai konsekuensi dari perubahan tersebut maka perlu adanya penataan

ulang berbagai elemen dalam sistem penyelengggaraan pemerintahan dalam rangka

manifestasi pelaksanaan otonomi daerah. Perlunya penataan ulang tersebut tidak lepas dari

tujuan pelaksanaan otonomi daerah yang pada dasarnya adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan tata kelola sistem penyelenggaraan pemerintah diperlukan

upaya pembinaan aparatur pemerintah, sehingga dapat bekerja secara profesional dan

manajemen pelayanan umum (public service) dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Hal ini terkait dengan fungsi dasar pemerintahan yang pada hakikatnya memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Pemerintahan diadakan tidak untuk melayani diri sendiri

tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya demi mencapai tujuan

bersama. Karenanya Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk

memberikan layanan publik yang baik dan professional. Pelayanan publik bisa dikatakan

baik (profesionalisme) bila masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan dan

dengan prosedur yang tidak panjang, biaya murah, waktu cepat dan hampir tidak ada

keluhan yang diberikan kepadanya.

Pelayanan Publik (Public Service) oleh birokrasi publik merupakan salah satu

perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai abdi

negara. Pelayanan publik oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk mensejahterakan

masyarakat (warga negara). Dalam Kep./25/M.PAN/2/2004 pelayanan publik diartikan

sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

Page 18: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 3

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan.

Penyelenggaraan pelayanan publik (Public Service) dapat terwujud bilamana organisasi

publik didukung oleh sumber daya manusia yakni aparatur pemerintah yang mumpuni baik

dari kualitas maupun kuantitas, di samping juga adanya sumber daya peralatan dan sumber

daya keuangan yang memadai. Aparatur pemerintah memiliki peranan penting dalam

penyelenggaraan pelayanan publik karena hasil kinerja dari aparatur pemerintah akan

menentukan tingkat kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan publik. Kepuasan

masyarakat tersebut akan menentukan penilaian masyarakat terhadap keberhasilan dari

organisasi sektor publik.

Kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan pada organisasi sektor publik memiliki

hubungan yang erat dengan perilaku kerja karyawan. Lingkungan organisasi menjadi faktor

yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku kerja karyawan. Dari berbagai macam

faktor di dalam lingkungan organisasi, faktor yang memiliki dampak secara langsung

terhadap karyawan adalah prosedur kinerja organisasi yang berhubungan dengan

pengelolaan karyawan. Prosedur kinerja organisasi merupakan ketetapan sistem kerja

organisasi yang disusun berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh organisasi. Prosedur

kinerja organisasi yang telah disusun akan dilaksanakan oleh karyawan sehingga

pengaruhnya dirasakan langsung oleh karyawan. Persepsi karyawan terhadap penerapan

prosedur kinerja organisasi tersebut akan berhubungan dengan rasa keadilan yang dirasakan

oleh karyawan. Hal ini terkait dengan keadilan organisasional. Keadilan organisasional yang

dirasakan langsung oleh karyawan akan berdampak pada perilaku kerja karyawan. Keadilan

organisasional muncul sebagai upaya untuk menjelaskan peran keadilan dalam tempat kerja.

Page 19: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 4

Menurut Klendauer dan Deller (2008) istilah keadilan organisasi umumnya mencakup tiga

komponen yang berbeda, yaitu : (1) keadilan distributif, (2) keadilan prosedural, (3) keadilan

interpersonal. Penelitian Simons dan Roberson (2003) menyebutkan bahwa keadilan

organisasional di tempat kerja berpengaruh penting pada sikap individu setiap karyawan,

seperti kepuasan dan komitmen, dan juga berpengaruh pada perilaku individu seperti absensi

dan citizenship behavior. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan Colquit, et.al (dalam

Simons dan Roberson, 2003) membuktikan adanya hubungan antara keadilan organisasional

pada kinerja individu.

Karyawan akan merasa tenang jika karyawan diperlakukan adil terkait prosedur yang

diterapkan pada suatu organisasi. Hal ini berhubungan langsung dengan salah satu dimensi

dari keadilan organisasional yaitu keadilan prosedural. Keadilan prosedural berkaitan

dengan proses pembuatan suatu keputusan. Karyawan yang merasa prosedur yang

diterapkan memperlakukan mereka dengan hormat, akan mempermudah mereka untuk

menerima suatu keputusan. Hal ini dilihat oleh Mossholder, et.al (dalam Suliman, 2006)

sebagai salah satu faktor penting di tempat kerja saat ini. Menurut Lin dan Tyler (dalam

Suliman, 2006) organisasi yang mengabaikan keadilan prosedural akan memunculkan resiko

negatif pada sikap karyawan dalam organisasi diantaranya, ketidakpuasan dengan hasil

keputusan organisasi, tidak mematuhi prosedur, dan kinerja yang lebih rendah dari standar

kerja. Kebijakan yang diambil dalam suatu organisasi menjadi sangat penting karena hal ini

berkaitan langsung dengan prosedur kerja organisasi yang diterapkan dan pada akhirnya

akan mempengaruhi perilaku kerja karyawan.

Salah satu perilaku kerja karyawan yang dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap

keadilan prosedural adalah komitmen mereka pada organisasi. Simon dan Roberson (2003)

Page 20: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 5

menyebutkan bahwa keterbukaan prosedur sebagai bagian dari keadilan organisasional dapat

memperkuat komitmen individu pada organisasi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa

seorang karyawan yang merasa diperlakukan secara adil terkait prosedur yang diterapkan

organisasi melalui unsur keterbukaan akan memperkuat komitmen karyawan pada

organisasi. Komitmen tersebut akan mengarah pada komitmen afektif.

Menurut Allen dan Meyer (1990), komitmen afektif adalah keterikatan emosional

karyawan, dan keterlibatannya dalam organisasi. Komitmen afektif berkaitan dengan

keinginan individu untuk terikat pada organisasi karena kesesuaian antara nilai pribadinya

dengan nilai-nilai organisasi. Komitmen ini menggambarkan keinginan karyawan untuk

tetap berada dalam organisasi melalui keterikatan emosional karyawan pada organisasi.

Karyawan yang memiliki komitmen afektif yang tinggi cenderung ingin mempertahankan

keberadaannya dalam organisasi berdasarkan keinginan mereka sendiri bukan karena faktor

lain seperti pendapatan yang mereka dapatkan atau pada peran yang telah ditentukan bagi

mereka.

Salah satu dampak dari tumbuhnya komitmen afektif karyawan pada suatu organisasi

adalah timbulnya perilaku prososial yakni perilaku ekstra dalam pelayanan. Perilaku ekstra

dalam pelayanan merupakan perilaku yang ditunjukkan karyawan melebihi tuntutan formal

pada deskripsi pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen afektif telah mendorong

perilaku prososial yang dilakukan karyawan demi kebaikan organisasi. Dalam konteks

perilaku prososial tersebut, Simons dan Roberson (2003) mengemukakan bahwa dalam

industri jasa, karyawan memperlihatkan perilaku kerja yang melebihi perannya untuk

memenuhi permintaan pelanggan, yang disebut dengan Discretionary Service Behavior

Page 21: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

(DSB). Perilaku ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan atas pelayanan

yang diterimanya. Dengan demikian terlihat bahwa komitmen afektif karyawan yang tinggi

akan mampu mendorong terwujudnya perilaku DSB yang pada akhirnya akan meningkatkan

kepuasan pelanggan.

Perilaku DSB menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya untuk meningkatkan

kualitas layanan. Untuk mendorong terwujudnya perilaku DSB, maka organisasi dituntut

untuk selalu memperhatikan faktor yang mengarahkan pada perilaku kerja karyawan. Faktor

yang mengarahkan pada perilaku kerja karyawan tersebut diantaranya adalah keadilan

prosedural dan komitmen afektif. Untuk itu, organisasi harus menjamin terciptanya prosedur

kerja yang adil bagi karyawan melalui perumusan kebijakan-kebijakannya. Dengan jaminan

keadilan prosedural tersebut maka komitmen afektif akan tumbuh dalam individu seorang

karyawan sehingga perilaku DSB dapat terwujud.

Kualitas layanan publik merupakan faktor yang menjadi perhatian utama bagi

masyarakat, oleh karena itu perlu diwujudkan suatu upaya dalam meningkatkan kualitas

layanan. Dengan kenyataan ini, Pemerintah Daerah Karanganyar sebagai salah satu daerah

yang sedang berkembang perlu mewujudkan peningkatan kualitas layanan publik melalui

perilaku DSB yang ditunjukkan aparatur pemerintah. Berkembangnya suatu daerah semakin

menuntut kinerja yang maksimal dari Pemerintah Daerah khususnya pada upaya

peningkatan kualitas layanan pada masyarakat. Dengan perilaku DSB yang diterapkan oleh

karyawan, diharapkan masyarakat akan merasa puas atas layanan yang diberikan, sehingga

Pemerintah Daerah Karanganyar dapat mengantisipasi timbulnya berbagai macam keluhan

dari masyarakat atas ketidakpuasan mereka atas layanan yang diterima. Oleh karena itu,

upaya untuk mendorong terwujudnya perilaku DSB sangat diperlukan oleh Pemerintah

Page 22: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

Daerah Karanganyar. Hal ini dapat dilakukan dengan menjamin penyusunan kebijakan

terkait prosedur kinerja organisasi yang mempengaruhi persepsi karyawan terhadap keadilan

prosedural. Karyawan yang merasa diperlakukan secara adil terkait prosedur yang

diterapkan organisasi akan memperkuat komitmen afektif karyawan pada organisasi.

Komitmen afektif karyawan yang tinggi pada organisasi akan mendorong terwujudnya

perilaku DSB.

Dari uraian di atas penelitian ini menarik untuk diteliti, sehingga peneliti mengambil

judul ” Pengaruh Keadilan Prosedural pada Komitmen Afektif, Discretionary Service

Behavior, dan Kepuasan atas Layanan Publik ”.

(Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah keadilan prosedural berpengaruh pada komitmen afektif?

2. Apakah komitmen afektif berpengaruh pada Discretionary Service Behavior?

3. Apakah komitmen afektif berpengaruh pada kepuasan atas layanan publik bagi

masyarakat?

4. Apakah Discretionary Service Behavior berpengaruh pada kepuasan atas layanan publik

bagi masyarakat?

Page 23: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh keadilan prosedural pada komitmen afektif.

2. Untuk mengetahui pengaruh komitmen afektif pada Discretionary Service Behavior.

3. Untuk mengetahui pengaruh komitmen afektif pada kepuasan atas layanan publik bagi

masyarakat.

4. Untuk mengetahui pengaruh Discretionary Service Behavior pada kepuasan atas

pelayanan bagi masyarakat.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Praktis

Bagi Pemerintah Daerah Karanganyar, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah

satu bahan masukan untuk meningkatkan kualitas layanan terutama di sektor publik,

dengan meningkatkan perilaku prososial dalam bentuk Discretionary Service Behavior

melalui upaya mewujudkan keadilan prosedural yang dirasakan karyawan dan komitmen

afektif karyawan.

2. Manfaat Akademis

a. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan dan penelitian tentang

manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi, terutama menyangkut

Page 24: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 9

Discretionary Service Behavior dalam kaitannya dengan keadilan prosedural, komitmen

afektif, dan kepuasan atas pelayanan publik.

b. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pemikiran

pengembangan riset tentang perilaku organisasi dan manajemen sumber daya manusia,

khususnya pada penelitian dengan topik kajian yang sama.

Page 25: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Teoritis

1. Keadilan Organisasional

Keadilan organisasi muncul sebagai upaya untuk menjelaskan peran keadilan dalam

tempat kerja. Dessler (2005) mengemukakan bahwa suatu organisasi adalah adil, bila di

antaranya, dapat disetarakan, imparsial dan tidak bias dalam berbagai cara mereka

melakukan banyak hal. Klendauer dan Deller (2008) menyimpulkan dari berbagai pendapat

bahwa istilah keadilan organisasi umumnya mencakup tiga komponen yang berbeda, yaitu:

1. Keadilan Distributif

Sebagian besar didasarkan pada teori keadilan yang dikemukakan oleh Stacy Adams pada

tahun 1965 dan mengacu pada keadilan yang dirasakan inidividu sebagai hasil dari

penerimaan atas suatu keputusan .

2. Keadilan Prosedural

Keadilan yang dirasakan atas prosedur yang diterapkan pada organisasi.

3. Keadilan Interaksional

Berkaitan dengan keadilan yang dirasakan atas komunikasi interpersonal antara atasan dan

bawahan.

Robbins (2005) mengemukakan bahwa teori keadilan telah terfokus pada keadilan

distributif dan keadilan prosedural. Keadilan distributif adalah keadilan yang dipersepsikan

dari jumlah imbalan yang terdapat pada individu-individu. Sedangkan keadilan prosedural

Page 26: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 11

adalah persepsi keadilan yang digunakan oleh pihak yang berwenang untuk menilai kinerja

karyawan dan untuk menentukan rewards mereka, seperti promosi dan kenaikan gaji.

Senada dengan pengertian tersebut, McDowall dan Fletcher (dalam Suliman, 2006)

mengungkapkan bahwa keadilan distributif mengacu pada keadilan yang dirasakan atas

imbalan yang didistribusikan pada suatu organisasi, sedangkan keadilan prosedural mengacu

pada keadilan yang dirasakan dari prosedur yang digunakan dalam membuat keputusan

mengenai pembagian hadiah.

Keadilan prosedural berkaitan dengan proses pembuatan suatu keputusan. Karyawan

yang merasa prosedur yang diterapkan memperlakukan mereka dengan hormat, akan

mempermudah mereka untuk menerima suatu keputusan. Hal ini dilihat dalam penelitian

Tang dan Sarsfield-Baldwin; Mossholder et al, (dalam Suliman, 2006) sebagai salah satu

faktor penting di tempat kerja saat ini. Menurut Lin dan Tyler (dalam Suliman, 2006)

organisasi yang mengabaikan keadilan prosedural akan memunculkan resiko negatif pada

sikap karyawan dalam organisasi diantaranya, ketidakpuasan dengan hasil keputusan

organisasi, tidak mematuhi peraturan dan prosedur, dan kinerja yang lebih rendah dari

standar kerja. Menurut McDowall dan Fletcher (dalam Suliman, 2006) persepsi tentang

keadilan prosedural secara konsisten telah ditunjukkan untuk mempengaruhi berbagai hasil

variabel. Tyler dan Belliveau (dalam Suliman, 2006) berargumen bahwa prosedur yang adil

cenderung menginspirasi perasaan kesetiaan kepada seseorang atau kelompok, melegitimasi

otoritas pemimpin, dan membantu untuk memastikan prosedur sesuai dengan aturan. Secara

umum, keadilan prosedural dalam pengambilan keputusan organisasi telah menunjukkan

dampak positif pada berbagai keputusan karyawan. Konsekuensi dari keadilan prosedural

Page 27: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

meliputi variabel seperti komitmen organisasi, kepercayaan, kepuasan, sesuai dengan

keputusan dan kinerja

2. Komitmen Organisasional

Pandangan mengenai komitmen organisasional telah banyak dipaparkan oleh para ahli

melalui berbagai sudut pandang. Robbins (2005) memberikan pengertian komitmen pada

organisasi sebagai suatu keadaan yang menggambarkan sampai tingkat mana seorang

karyawan memihak pada organisasi tertentu, serta berniat memelihara keanggotaan dalam

organisasi. Suliman (2006) mengungkapkan bahwa komitmen organisasi merupakan akibat

dari tiga faktor yaitu:

(1) Penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang dimiliki organisasi,

(2) Kemauan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya, dan

(3) Hasrat atau keinginan untuk tetap berada dalam organisasi.

Senada dengan pendapat tersebut, Mowday, et.al (dalam Wang, Indridarson, dan

Saunders, 2010) menjelaskan bahwa komitmen organisasional dicirikan oleh:

(a) Penerimaan dan keyakinan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi,

(b) Kesediaan untuk mengerahkan usaha atas nama organisasi, dan

(c) Keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi.

Pendekatan yang lain terhadap komitmen organisasional dikemukakan oleh Meyer dan

Allen dalam model tiga komponen komitmen organisasional. Menurut model tersebut,

konstruk komitmen organisasional meliputi unsur keinginan, kebutuhan, dan kewajiban

yang ditampilkan dalam tiga dimensi yaitu afektif, continuance, dan normatif. Menurut

Page 28: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 13

Allen dan Meyer (dalam Wang, Indridarson, dan Saunders, 2010) ada tiga dimensi

komitmen organisasi, yaitu :

1. Komitmen afektif

Komitmen afektif berkaitan dengan keinginan individu untuk terikat pada organisasi karena

kesesuaian antara nilai pribadinya dan nilai-nilai organisasi. Komitmen ini menggambarkan

keinginan karyawan untuk tetap berada dalam organisasi melalui keterikatan emosional

karyawan pada organisasi yang terbentuk dari keinginan dan kesesuaian karyawan dalam

organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen afektif yang tinggi cenderung ingin

mempertahankan keberadaannya dalam organisasi berdasarkan keinginan sendiri bukan

karena faktor lain seperti investasi yang mereka keluarkan atau pada peran yang telah

ditentukan bagi mereka

2. Komitmen continuence

Komitmen continuance berkaitan dengan kebutuhan individu untuk tinggal pada organisasi

berdasarkan biaya yang harus ditanggung jika meninggalkan organisasi seperti pendapatan

yang akan hilang jika keluar dari organisasi atau karena individu tersebut tidak memiliki

alternatif pekerjaan lain yang lebih baik. Karyawan yang memiliki komitmen continuance

yang tinggi cenderung akan mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi karena

mereka harus melakukannya.

Page 29: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 14

3. Komitmen normatif

Komitmen normatif berkaitan dengan keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam

organisasi berdasarkan kesetiaan pada organisasi atau kewajiban moral untuk tetap berada

dalam organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen normatif yang tinggi cenderung akan

mempertahankan keanggotaan dalam organisasi karena memang sebaiknya hal tersebut

dilakukan.

Menurut Allen dan Meyer (1990), komponen afektif, continuance, dan normatif

dipandang sebagai komponen yang dapat dibedakan. Hal ini berarti bahwa karyawan

mengalami tahapan psikologis dalam berbagai tingkatan pada setiap komponen tersebut.

Beberapa karyawan dapat merasakan kebutuhan dan keharusan yang kuat untuk tetap tinggal

pada organisasi, meskipun pada dasarnya mereka tidak ada keinginan. Sedangkan karyawan

yang lain mungkin tidak merasakan kebutuhan dan keharusan, namun memiliki keinginan

yang kuat untuk tetap tinggal pada organisasi.

Dengan adanya perbedaan pada masing-masing komponen komitmen organisasional,

faktor-faktor anteseden pada setiap komponen juga berbeda. Menurut Allen dan Meyer

(1990), anteseden pada komponen afektif digolongkan menjadi 4 faktor, yaitu karakteristik

personal, karakteristik pekerjaan, pengalaman kerja dan karakteristik struktural. Komponen

continuance berkembang dari 2 faktor, yaitu jumlah investasi yang dibuat individu dan

kesenjangan alternatif pekerjaan yang dirasakan. Sedangkan komponen normatif

berkembang dari pengalaman individu baik yang berhubungan dengan sosialisasi budaya

maupun sosialisasi organisasional.

Page 30: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 15

3. Discretionary Service Behavior

Van Dyne, Cummings dan Parks (dalam Simons dan Roberson, 2003) menjelaskan

bahwa perilaku karyawan yang terkait dengan keanggotaan dalam organisasi akan berbeda-

beda tergantung pada ketentuan yang disyaratkan pada deskripsi pekerjaan. Konteks

pekerjaan yang menentukan perilaku kerja karyawan tersebut memunculkan discretionary.

Menurut Blancero dan Johnson (1997) konteks dan dimensi perilaku Discretionary Service

Behavior dapat diketahui melalui pengamatan pada lingkungan pelayanan dan perilaku yang

ditunjukkan karyawan. Simons dan Roberson (2003) mengemukakan bahwa dalam industri

jasa, karyawan memperlihatkan perilaku kerja yang melebihi perannya untuk memenuhi

permintaan pelanggan, yang disebut dengan Discretionary Service Behavior (DSB).

Senada dengan pernyataan tersebut Blancero dan Johnson (dalam Simons dan Roberson,

2003) menjelaskan DSB sebagai rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari Organizational

Citizenship Behavior (OCB) yang berfokus pada interaksi karyawan dengan pelanggan.

Blancero dan Johnson (1997) mendefinisikan Discretionary Service Behavior sebagai

perilaku kerja karyawan yang melebihi tuntutan formal yang disyaratkan untuk memberikan

kepuasan pada pelanggan. Karena perilaku Discretionary Service Behavior hanya mengacu

pada perilaku kerja karyawan maka istilah karyawan akan meliputi semua individu yang

bersedia melayani pelanggan. Pada konteks pelayanan pada pelanggan, setiap karyawan

memiliki beberapa kebijaksanaan dalam menentukan perilaku mereka dalam melayani.

Karyawan bebas memilih perilaku yang akan mereka tunjukkan ketika melayani pelanggan.

Page 31: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 16

Blancero dan Johnson (1997) memberikan contoh perilaku Discretionary Service

Behavior yang ditunjukkan karyawan, diantaranya Customer Service dapat memilih sikap

dan nada bicara dengan pelanggan misalnya ekspresi yang datar dan suara yang monoton

atau ekspresi dengan senyuman dan suara yang riang. Pilihan sikap yang ditunjukkan

karyawan tersebut akan mempengaruhi kepuasan pelanggan atas pelayanan yang

diterimanya. Dengan demikian, perilaku Discretionary Service Behavior yang ditunjukkan

karyawan dapat mendorong munculnya kepuasan pelanggan atas pelayanan yang

diterimanya.

B. Penelitian Terdahulu

Sebuah penelitian yang mengkaji hubungan antara keadilan organisasional, komitmen

organisasional, dan Discretionary Service Behavior yang berdampak pada kepuasan atas

pelayanan telah dilakukan oleh Simon dan Roberson (2003). Objek dari penelitian ini adalah

karyawan pada industry perhotelan di Amerika Serikat dan Kanada. Hasil dari penelitian ini

menggambarkan bahwa keadilan organisasional, komitmen organisasional, dan cara

karyawan bersikap terhadap pelanggan dapat menentukan tingkat kepuasan pelanggan. Jika

karyawan merasa diperlakukan adil dalam organisasi, karyawan akan lebih menguatkan

komitmennya pada organisasi tersebut sehingga akan mendorong terwujudnya perilaku

Discretionary Service Behavior yang pada akhirnya akan mewujudkan kepuasan pelanggan.

Dengan kata lain, penelitian Simons dan Roberson membuktikan bahwa keadilan prosedural

berpengaruh pada komitmen afektif, komitmen afektif berpengaruh pada kepuasan atas

layanan, komitmen afektif juga berpengaruh pada Discretionary Service Behavior, dan

Discretionary Service Behavior berpengaruh pada kepuasan atas layanan.

Page 32: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 17

Penelitian yang dilakukan oleh Hosmer (dalam Simons dan Roberson, 2003)

membuktikan adanya pengaruh komitmen afektif pada terwujudnya perilaku Discretionary

Service Behavior oleh karyawan. Senada dengan hasil penelitian ini, Shore dan Wayne

(dalam Simons dan Roberson,2003) membuktikan bahwa komitmen afektif dapat

mempengaruhi perilaku Organizational Citizenship Behavior.

Dari berbagai penelitian yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa komitmen afektif

dapat mendorong terwujudnya perilaku prososial yang mencerminkan pengorbanan yang

dilakukan karyawan pada organisasi dalam bentuk perilaku ekstra dalam memberikan

pelayanan demi kemajuan organisasi. Perilaku ekstra inilah yang disebut dengan

Discretionary Service Behavior.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan unsur pokok dalam sebuah penelitian. Kerangka teoritis

memberikan penjelasan hubungan antar variabel. Penelitian ini merupakan replikasi parsial

dari penelitian Simons dan Roberson (2003). Oleh karena itu, kerangka pemikiran dalam

penelitian ini diadaptasi dari model yang dikembangkan oleh Simons dan Roberson (2003).

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:

Page 33: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

1 3

2 4

Gambar II.1

Kerangka Pemikiran

Sumber : Simons and Roberson (2003)

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, keadilan procedural dapat berpengaruh pada

komitmen afektif. Seorang karyawan yang merasa diperlakukan secara adil terkait prosedur

yang diterapkan organisasi melalui unsur keterbukaan akan memperkuat komitmen afektif

karyawan pada organisasi. Komitmen afektif dapat berpengaruh secara langsung terhadap

kepuasan atas layanan, dan juga berpengaruh tidak langsung pada kepuasan atas layanan

melalui perilaku Discretionary Service Behavior.Komitmen afektif yang dimiliki karyawan

akan mendorong karyawan untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik bahkan

melebihi tuntutan formal dari pekerjaannya demi kemajuan organisasi. Perilaku inilah yang

pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat kepuasan atas layanan.

Keadilan Prosedural

Komitmen Afektif

Discretionary Service Behavior

Kepuasan atas layanan

Page 34: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

D. Perumusan Hipotesis

Menurut Sekaran (2003) hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus

dibuktikan kebenarannya di dalam kenyataan (empirical verification), percobaan

(experimentation) atau praktek (implementation). Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara yang bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan berdasarkan hasil-hasil dari penelitian

terdahulu.

Menurut Lin dan Tyler (dalam Simons dan Roberson, 2003) keadilan prosedural

mempengaruhi komitmen individu dalam sebuah kelompok, dimana prosedur yang dirasa

adil bagi individu dapat memperkuat komitmen individu dalam sebuah kelompok. Penelitian

yang dilakukan oleh Simons dan Roberson (2003) membuktikan bahwa persepsi mengenai

keadilan prosedural telah memperkuat komitmen karyawan pada organisasi. Selain itu

Konovsky, Folger, dan Kropanzano (dalam Simons dan Roberson,2003) menemukan bahwa

prosedur organisasi yang diterapkan secara adil terhadap karyawan dapat meningkatkan

keterikatan individu pada organisasi. Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis 1

dirumuskan sebagai berikut :

H1: Keadilan prosedural berpengaruh pada komitmen afektif.

Salah satu dampak dari tumbuhnya komitmen afektif karyawan pada suatu organisasi

adalah timbulnya perilaku prososial yakni perilaku ekstra dalam pelayanan. Perilaku ekstra

dalam pelayanan merupakan perilaku yang ditunjukkan karyawan melebihi tuntutan formal

pada deskripsi pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen afektif telah mendorong

perilaku prososial yang dilakukan karyawan demi kebaikan organisasi. Blancero dan

Page 35: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 20

Johnson (dalam Simons dan Roberson,2003) mengidentifikasi perilaku Discretionary

Service Behavior merupakan bentuk dari Organizational Citizenship Behavior yang

berfokus pada interaksi karyawan dengan pelanggan. Dalam penelitian Simons dan

Roberson (2003) membuktikan bahwa komitmen afektif pada karyawan akan mempengaruhi

perilaku karyawan yang mengarah pada Discretionary Service Behavior. Selain itu

penelitian Shore dan Wayne (dalam Simons dan Roberson,2003) membuktikan bahwa

komitmen afektif dapat mengarahkan Organizational Citizenship Behavior pada karyawan.

Dalam industri jasa, karyawan bersedia melakukan peran di luar tuntutan formal pekerjaan

mereka untuk memenuhi permintaan pelanggan dan perilaku ini berperan penting

menunjang kinerja organisasi.

H2: Komitmen afektif berpengaruh pada Discretionary Service Behavior

Penelitian Hosmer (dalam Simons dan Roberson,2003) menunjukkan bahwa komitmen

afektif dapat mempengaruhi keinginan karyawan untuk meningkatkan perilaku

Discretionary Service Behavior untuk mencapai kemajuan organisasi yang pada akhirnya

perilaku tersebut akan meningkatkan kepuasan atas layanan yang diterima pelanggan. Simon

dan Roberson (2003) berpendapat bahwa Discretionary Service Behavior dapat berpengaruh

pada kepuasan atas layanan. Di samping itu, Simons dan Roberson (2003) juga berpendapat

bahwa komitmen afektif dapat berpengaruh langsung pada kepuasan atas layanan yang

diterima pelanggan. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka dirumuskan hipotesis 3

dan 4 sebagai berikut :

H3: Komitmen afektif berpengaruh langsung pada kepuasan atas layanan.

H4: Discretionary Service Behavior berpengaruh pada kepuasan atas layanan.

Page 36: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 21

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

a. Jenis Riset

Penelitian ini merupakan Descriptive dan Explanatory Research. Menurut Jogiyanto

(2004), descriptive research merupakan riset yang bertujuan untuk menggambarkan suatu

peristiwa, siapa yang terlibat, apa yang dilakukan, kapan dilakukan, di mana, dan bagaimana

melakukannya. Adapun explanatory research merupakan riset yang mencoba menjelaskan

fenomena yang ada.

b. Dimensi Waktu Riset

Dilihat dari dimensi waktunya, penelitian ini adalah penelitian cross-sectional. Jogiyanto

(2004) mengemukakan bahwa penelitian cross-sectional melibatkan satu waktu tertentu

dengan banyak sample.

c. Setting Riset

Berdasarkan setting-nya, penelitian ini melibatkan lingkungan non contrived setting,

yaitu lingkungan riil (field setting).

d. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah individual, di mana individu responden akan

diminta tanggapannya mengenai variable-variabel yang diteliti.

Page 37: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

a. Populasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari

satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang tersebar di berbagai unit kerja dalam

lingkup Pemerintah Daerah Karanganyar dan seluruh masyarakat yang menerima layanan

dari Pemerintah Daerah Karanganyar.

b. Sampel dan Teknik Sampling

Dari populasi penelitian akan ditentukan sample yang akan diteliti lebih lanjut

berdasarkan data yang diperoleh. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

berpasangan antara karyawan yang memberikan pelayanan dan masyarakat yang menerima

layanan tersebut. Pada penelitian ini sample yang digunakan sebesar 130 responden. Ukuran

sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan dasar estimasi Maksimum Likelihood

(ML) yang menyatakan bahwa minimum sample yang diperlukan adalah 100. Ketika sampel

dinaikkan di atas nilai 100, metode ML meningkat sensitivitasnya untuk mendeteksi

perbedaan antar data. Saat sampel menjadi besar (di atas 400 sampai 500) maka metode ML

menjadi sangat sensitif dan selalu menghasilkan perbedaan secara signifikan sehingga

ukuran Goodness of Fit menjadi jelek. Jadi dapat direkomendasikan bahwa ukuran sampel

antara 100 sampai 200 harus digunakan untuk metode estimasi ML (Ghozali, 2005).

Berdasarkan pendapat tersebut maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 130

responden.

Page 38: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive

Sampling. Menurut Sekaran (2006) Purposive sampling merupakan pengambilan sampel

dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena

peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang

dibutuhkan bagi penelitiannya. Penelitian ini meneliti perilaku karyawan dalam memberikan

layanan publik pada masyarakat, oleh karena itu sampel yang dipilih sebagai responden

adalah karyawan yang memberikan layanan publik pada masyarakat dan masyarakat yang

menerima layanan dari Pemerintah Daerah Karanganyar. Berdasarkan pertimbangan tersebut

maka teknik pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah purposive

sampling.

Objek penelitian dalam penelitian ini diambil melalui rekomendasi yang diberikan

BAPPEDA Kabupaten Karanganyar. Untuk menentukan objek penelitian, peneliti meminta

izin untuk melakukan penelitian pada badan yang mengurus tentang perizinan untuk

melakukan penelitian di Kabupaten Karanganyar yaitu BAPPEDA. Peneliti memaparkan

bahwa karyawan yang akan diambil menjadi sampel adalah karyawan yang memberikan

layanan publik pada masyarakat. Berdasarkan data yang dibutuhkan peneliti maka

BAPPEDA memberikan rekomendasi untuk melakukan penelitian pada 6 unit kerja dalam

lingkup Pemerintah Daerah Karanganyar.

Adapun berdasarkan izin yang diberikan, unit-unit kerja dalam lingkup Pemerintah

Daerah Karanganyar yang dijadikan objek penelitian adalah sebagai berikut :

1) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu : 28 responden

2) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi : 30 responden

Page 39: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

3) Badan Kesbang, Pol dan Linmas : 6 responden

4) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil : 24 responden

5) Dinas Pekerjaan Umum : 20 responden

6) Badan Kepegawaian Daerah : 22 responden

3. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Data Primer

Data primer diperoleh dari responden penelitian melalui kuisioner sebagai alat

pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ini mencakup karakteristik responden penelitian

serta tanggapan responden mengenai keadilan procedural, komitmen afektif, Discretionary

Service Behavior, dan Kepuasan atas layanan.

b. Data Sekunder

Jenis data ini meliputi data tambahan yang diperlukan dari objek penelitian, seperti profil

organisasi, struktur organisasi, data kepegawaian, dan sebagainya.

4. Definisi Operasional Variabel

a. Keadilan Prosedural

Keadilan prosedural adalah persepsi keadilan dari proses dan prosedur yang digunakan

oleh pihak yang berwenang untuk menilai kinerja karyawan dan untuk membuat keputusan

dalam menentukan rewards mereka, seperti promosi dan kenaikan gaji. Pengukuran keadilan

Page 40: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

procedural dilakukan dengan 5 item pertanyaan yang diadopsi dari Niehoff dan Moorman’s

(dalam Schepers dan Van den Berg,2006).

b. Komitmen Afektif

Komitmen afektif berkaitan dengan keinginan individu untuk terikat pada organisasi

karena kesesuaian antara nilai pribadinya dan nilai-nilai organisasi. Komitmen ini

menggambarkan keinginan karyawan untuk tetap berada dalam organisasi melalui

keterikatan emosional karyawan pada organisasi yang terbentuk dari keinginan dan

kesesuaian karyawan dalam organisasi. Pengukuran komitmen afektif dilakukan dengan 8

item pertanyaan yang diadopsi oleh Allen dan Meyer (1990).

c. Discretionary Service Behavior

Discretionary Service Behavior didefinisikan sebagai perilaku kerja karyawan yang

melebihi tuntutan formal yang disyaratkan untuk memberikan kepuasan pada pelanggan.

Discretionary Service Behavior diukur dengan 6 item pertanyaan yang dikembangkan dari

dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh Blancero dan Johnson (1997).

d. Kepuasan atas Layanan

Kepuasan atas layanan berhubungan dengan sejauh mana pelayanan yang diberikan

memenuhi harapan pengguna layanan. Kepuasan atas layanan diukur dengan Indeks

Kepuasan Masyarakat yang merujuk pada Keputusan MENPAN No 25/KEP/M

PAN/2/2004.

Page 41: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

5. Teknik Analisis Data

a. Uji Validitas

Uji validitas menurut Sekaran (2006) menunjukkan seberapa baik sebuah instrument

yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep tertentu. Instrument dapat dikatakan valid

jika instrument tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti. Uji

validitas dalam penelitian ini akan dijalankan dengan Confirmatory factor analysis (CFA)

akan dilakukan peneliti terhadap konstruk dalam penelitian ini secara terpisah dengan

bantuan program Amos 18.00. Menurut Ferdinand (2002), factor loading lebih besar ± 0.30

dianggap memenuhi level minimal, factor loading ± 0.40 dianggap lebih baik dan sesuai

dengan rules of thumb yang dipakai para peneliti, dan factor loading ³ 0.50 dianggap

signifikan. Jadi semakin besar nilai absolut factor loading, semakin penting loading tersebut

menginterpretasikan konstruknya.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pengukuran data dapat

memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran pada obyek yang

sama, selain itu uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui kemantapan atau konsistensi

suatu alat ukur. Reliabilitas suatu pengukuran mencerminkan apakah suatu pengukuran

dapat terbebas dari kesalahan (error), sehingga memberikan hasil pengukuran yang

konsisten pada kondisi yang berbeda dan pada masing-masing butir dalam instrumen

(Sekaran, 2000). Dalam penelitian ini reliabilitas dilakukan dengan metode one shot, dimana

pengukuran hanya sekali dilakukan dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan

Page 42: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

lain atau mengukur korelasi antar jawaban. Dalam pengukurannya, one shot akan dilakukan

dengan analisis Cronbach’s Alpha. Triton, P.B (2005) mengklasifikasi nilai cronbach’s

alpha, sebagai berikut :

a) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,00 - 0,20 dikategorikan kurang reliabel.

b) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,21 - 0,40 dikategorikan agak reliabel.

c) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,41 - 0,60 dikategorikan cukup reliabel.

d) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,61 - 0,80 dikategorikan reliabel.

e) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,81 - 1,00 dikategorikan sangat reliabel.

c. Analisis Structrual Equation Modelling (SEM)

Model SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistical yang memungkinkan

pengujian sebuah rangkaian secara simultan (Hair et.al dalam, Ferdinand,2002). Hubungan

tersebut dapat dibangun antara satu atau beberapa variable dependen dengan satu atau

beberapa variable independen. Analisis dengan menggunakan SEM harus memenuhi

beberapa asumsi berikut :

1. Uji Normalitas

Salah satu asumsi yang digunakan untuk pengujian hipotesis didalam SEM adalah bahwa

data yang akan dianalisis menyebar normal bila n (sample size) besar, maka statistik dari

sampel tersebut akan mendekati distribusi normal, walaupun populasi darimana sampel

tersebut diambil tidak berdistribusi normal. Normalitas adalah bentuk distribusi data variabel

yang mendekati distribusi normal yaitu, distribusi data dalam bentuk lonceng.

Page 43: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 28

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi sehingga

data dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Normalitas dapat diuji dengan melihat

gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode statistik. Uji normalitas ini perlu

dilakukan baik untuk normalitas univariat dan multivariate dimana beberapa variabel

digunakan sekaligus dalam analisis akhir. Caranya menentukan normalitas data adalah

dengan membandingkan nilai Critical ratio skewness dan kurtosis dengan nilai kritis pada

tingkat signifikansi tertentu. Rules of thumb yang digunakan adalah bila nilai Critical ratio

skewness dan kurtosis lebih dari ± 2.58 pada level 0.01 berarti distribusi data tidak normal.

Dalam output Amos 18.00, uji normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai C .r

dengan nilai kritis ± 2.58 pada level 0.01. Jika terdapat nilai C. r yang lebih besar dari nilai

kritis maka distribusi datanya adalah tidak normal (Ferdinand, 2002).

2. Uji Outliers

Uji outliers adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat jauh dari

obseravasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim. Outliers merupakan

hasil-hasil observasi yang menunjukkan nilai-nilai ekstrim dalam distribusinya. Menurut

Hair et.al (dalam Ferdinand, 2002) outliers terjadi karena adanya kombinasi unik dan nilai-

nilai yang dihasilkan dari observasi tersebut sangat berbeda dari observasi-observasi lainnya.

Outliers dalam bentuk ekstrim dapat muncul dalam suatu variabel tunggal (univariate

outlier) maupun dalam kombinasi beberapa variabel (multivariate outlier).

Untuk sample besar (>80 observasi), pedoman evaluasi outliers adalah bahwa nilai kritis

dari z-score berada pada rentang 3 – 4 (Hair, et.al dalam Ferdinand, 2002), sehingga, kasus-

Page 44: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

kasus atau observasi-observasi dengan nilai z ≥ 3.0 dianggap sebagai outlier univariat.

Untuk mengidentifikasi univariate outlier dilakukan dengan bantuan program Amos 18.00.

Sedangkan evaluasi outliers multivariate perlu dilakukan karena meski pada tingkat

univariate tidak terjadi outliers, tetapi observasi-observasi itu dapat menjadi outliers bila

sudah dikombinasikan. Uji outliers multivariate dilakukan dengan kriteria Jarak

Mahalanobis pada tingkat p < 0,001 (Ghozali, 2004). Jarak Mahalanobis (Mahalanobis

Distance) ini dievaluasi dengan menggunakan c2 pada derajat bebas sebesar jumlah

indikator variabel yang digunakan dalam penelitian. Jika dalam penelitian digunakan 25

indikator variabel, maka semua kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari

c2 (25, 0,001) = 52,61966 adalah outliers multivariat.

Terdapat dua pendapat yang menyatakan alasan mengapa outliers harus dibuang atau

tidak. Kalau peneliti memilih untuk tidak membuang data yang terjadi outliers, hal itu

dikarenakan peneliti memilih untuk menampilkan data yang benar-benar merepresentasikan

data populasi. Pertimbangannya adalah observasi yang termasuk dalam outliers tersebut

merupakan representasi dari segmen tertentu dalam populasi sehingga harus dipertahankan

karena menyangkut kemampuan generalisasi hasil penelitian ke seluruh populasi. Sedangkan

alasan mengapa outliers sebaiknya dibuang adalah kekhawatiran nantinya outliers tersebut

akan berakibat pada penyimpangan hasil penelitian.

3. Uji Multikolinearitas

Ada tidaknya multikolineritas dalam sebuah kombinasi variabel dapat dilihat melalui

matrik korelasi antar variabel laten independen. Nilai korelasi tidak boleh melebihi batas 0,9

Page 45: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

sementara nilai yang melebihi 0,8 dapat menjadi indikasi adanya multikolineritas (Ghozali,

2005). Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari

multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua

atau lebih variabel independen.

SEM memiliki dua tujuan utama dalam analisisnya. Tujuan pertama adalah untuk

menentukan apakah model tersebut fit berdasarkan data yang dimiliki. Sedangkan tujuan

kedua adalah menguji berbagai hipotesis yang telah dibangun sebelumnya (Ghozali, 2005).

Dalam konteks penilaian model fit, Ghozali (2005) menjelaskan bahwa secara keseluruhan

goodness of fit dari suatu model dapat dinilai berdasarkan beberapa ukuran fit, yaitu :

1. Chi-Square dan Probabilitas

Chi Square adalah ukuran goodness of fit yang dapat dilihat spesifikasinya. Nilai χ2 yang

signifikan artinya matrik yang diobservasi berbeda secara signifikan dengan matrik yang

diestimasi. Sebaliknya, χ2 yang rendah akan menghasilkan model yang labih baik

(Ferdinand, 2002). Probabilitas chi-square diharapkan tidak signifikan. Probabilitas

menunjukkan penyimpangan (deviasi) besar sebagaimana ditunjukkan nilai chi-square.

Sehingga nilai probabilitas yang signifikan (< 0.05) menunjukkan data empiris yang

diperoleh memiliki perbedaan dengan teori yang dibangun. Sedangkan nilai probabilitas

yang tidak signifikan adalah yang diharapkan, yang menunjukkan data empiris sesuai

dengan model.

Page 46: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

2. Goodness of Fit Indices (GFI)

GFI merupakan derajat kesesuaian secara keseluruhan yaitu residual yang dikuadratkan

(R 2 ) dari data yang diprediksi dibandingkan dengan data aktual namun tidak disesuaikan

dengan degree of freedom-nya. Semakin tinggi nilai GFI mengindikasikan fit yang semakin

baik. Model dikatakan fit yang baik jika nilai GFI ≥ 0,90 (Ferdinand, 2002).

3. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)

AGFI adalah GFI yang disesuaikan dengan rasio antara degree of freedom dari model yang

diusulkan dan degree of freedom dari null model. Nilai AGFI yang direkomendasikan adalah

≥ 0,90 (Ghozali, 2004).

4. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA digunakan untuk mengoreksi kecenderungan statistik chi square untuk menolak

model yang dispesifikasi jika menggunakan sampel yang cukup besar. Nilai RMSEA yang

dapat diterima ≤ 0,08 (Ferdinand, 2002).

5. Expected Cross Validation Index (ECVI)

ECVI mengukur penyimpangan antara fitted (model) covarians matrik pada sample yang

dianalisis dan covarians matrik yang akan diperoleh pada sample lain tetapi memiliki ukuran

yang sama besar. Model yang memiliki ECVI terendah berarti model tersebut sangat

potensial untuk direplikasi. Nilai ECVI model yang lebih rendah dari ECVI pada satured

model dan independence model, mengindikasikan bahwa model adalah fit.

Page 47: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

6. Akaike’s Information Criterion AIC dan CAIC

AIC dan CAIC digunakan dalam perbandingan dari dua atau lebih model, di mana nilai AIC

dan CAIC yang lebih kecil dari AIC model satured dan independence berarti memiliki

model fit yang lebih baik.

7. Comparatif Fit Index (CFI)

CFI adalah merupakan perbandingan antara model yang diestimasi dengan null

model.Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1 dimana semakin mendekati

nilai 1 maka mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a very good fit) (Arbuckle

dalam Ferdinand, 2002). Keunggulan dari indeks ini adalah indeksi ini besarannya tidak

dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan

sebuah model (Hulland et al dan Tanaka dalam Ferdinand,2002). Sehingga CFI cocok

digunakan untuk sampel kecil, nilai yang direkomendasikan adalah > 0,95 (Ferdinand,

2002).

8. Normed Fit Index (NFI)

Merupakan ukuran perbandingan antara proposed model dan null model. Nilai NFI akan

bervariasi dari 0 (no fit at all) sampai 1.0 (perfect fit). Nilai NFI yang direkomendasikan

adalah >0.90 (Ghozali, 2004)

Page 48: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Pemerintah Kabupaten Karanganyar dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 13

Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi

Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari 29 Kabupaten dan 6 Kota di

wilayah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Pemerintah Kabupaten Karanganyar berdasarkan kewenangan yang dimiliki merupakan

Daerah Otonom yang seluas-luasnya. Kewenangan Kabupaten sebagai Daerah Otonom yang

luas menjalankan urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangannya. Urusan

wajib yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar meliputi: perencanaan dan

pengendalian pembangunan; perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; penyediaan sarana dan

prasarana umum; penanganan bidang kesehatan; penyelenggaraan pendidikan;

penanggulangan masalah sosial; pelayanan bidang ketenagakerjaan; fasilitasi pengembangan

koperasi, usaha kecil dan menengah; pengendalian lingkungan hidup; pelayanan pertanahan;

pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; pelayanan administrasi umum pemerintahan;

pelayanan administrasi penanaman modal; penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan

urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan urusan wajib

yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Sedangkan urusan yang bersifat

pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk

Page 49: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi

unggulan daerah.

Penyelenggara Pemerintahan Kabupaten Karanganyar dipimpin oleh seorang Bupati yang

dibantu seorang Wakil Bupati. Asas penyelengaraan pemerintahan berpedoman pada

asas umum penyelenggaraan Negara yang terdiri dari atas : asas kepastian hukum, asas

tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas

proporsionalitas, asas profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efisiensi dan asas efektivitas.

Bupati dan Wakil Bupati dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara

demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

a. Pernyataan Visi Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2013

Visi merupakan gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan

cita dan citra yang ingin diwujudkan Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. Visi

merupakan pandangan ke depan yang menyangkut kemana Kabupaten Karanganyar akan

dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif,

inovatif serta produktif.

Berdasarkan kondisi nyata Kabupaten Karanganyar dengan berbagai kekuatan,

kelemahan, peluang dan tantangan saat ini, dan yang akan datang, serta dengan

memperhitungkan modal dasar yang dimiliki. Maka VISI pembangungan Kabupaten

Karanganyar sebagaimana Visi tahun 2009 – 2013 adalah sebagai berikut:

TERWUJUDNYA KARANGANYAR YANG TENTERAM, DEMOKRATIS DAN

SEJAHTERA

Page 50: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

Tenteram, mengandung arti terciptanya suasana aman di lingkungan masyarakat dan

terbebas dari ancaman dan gangguan ketertiban.

Demokratis, mengandung maksud terciptanya kesadaran dan kedewasaan berpolitik,

sehingga mampu mendorong demokrasi yang lebih transparan dan bertanggung jawab

serta mampu menciptakan iklim tata pemerintahan yang baik.

Sejahtera, diartikan sebagai terciptanya kondisi kehidupan dan tatanan kemasyarakatan,

dimana aspek kebutuhan materiil dan sprituil dapat terpenuhi secara optimal, adil dan

merata.

b. Pernyataan Misi Kabupaten Karanganyar Tahun 2009-2013

Misi adalah adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan visi. MISI pembangunan Kabupaten Karanganyar sebagaimana Misi

Tahun 2009 – 2013 adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan keamanan, ketertiban dan kepatuhan hukum melalui penegakan

peraturan perundang-undangan,

2. Memperkuat kehidupan demokrasi melalui pemberdayaan partisipasi rakyat

untuk pemerintahan daerah yang demokrastis,

3. mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui keseimbangan pertumbuhan ekonomi

dan pemerataan pembangunan yang bertumpu pada kemandiran, peningkatan

kualitas SDM dan penyetaraan gender,

4. Meningkatakan pola pelayanan birokrasi dengan mengutamakan kepuasan

masyarakat secara pasti, cepat dan murah,

Page 51: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

5. Meningkatkan kualitas kehidupan dan kerukunan antar umat beragama dengan

penguatan kesadaran moral dan etika serta kehidupan berbudaya di masyarakat.

c. Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah pernyataan tentang apa yang perlu dicapai untuk mencapai /

mewujudkan visi, misi dan mengatasi isu yang dihadapi. Idealnya tujuan dirumuskan

berasaskan pendekatan spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan berorientasi hasil dan

jangka waktu pencapaian yang jelas.

Perumusan tujuan diharapkan dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk

mengoptimalkan kinerja pemerintah daerah dan dapat mencerminkan arah dan prioritas;

memberikan indikasi ke arah perumusan sasaran, kebijakan dan program; berorientasi ke

depan; serta mudah dipahami.

Untuk merealisasikan pelaksanaan Misi Pemerintah Kabupaten Karanganyar, perlu

ditetapkan tujuan pembangunan daerah (goal) yang akan dicapai dalam kurun waktu 5

(lima) tahun ke depan. Tujuan pembangunan daerah ini ditetapkan untuk memberikan

arah terhadap pembangunan kabupaten secara umum. Di samping itu, juga dalam rangka

memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan terhadap peran misi yang telah

ditetapkan.

Adapun tujuan pada masing-masing misi sebagai berikut:

1. Menciptakan keamanan, ketertiban dan kepatuhan hukum melalui penegakan

peraturan perundang-undangan.

a. Terwujudnya ketertiban dan keamanan secara mantab serta stabilitas daerah.

Page 52: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

b. Meningkatnya penerapan dan penegakan hukum,

c. Terwujudnya supremasi hukum dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

2. Memperkuat kehidupan demokrasi melalui pemberdayaan partisipasi rakyat

untuk pemerintahan daerah yang demokrastis.

a. Berkembangnya sistem politik di Daerah yang berkedaulatan rakyat,

demokratis dan terbuka,

b. Meningkatnya partisipasi masyarakat dan lembaga sosial dalam

pembangunan,

c. Meningkatnya pendidikan politik secara intensif kepada masyarakat,

d. Terciptanya hubungan kerjasama yang kondusif antara eksekutif dan

legislatif.

3. Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui keseimbangan pertumbuhan ekonomi

dan pemerataan pembangunan yang bertumpu pada kemandiran, peningkatan

kualitas SDM dan penyetaraan gender.

a. Meningkatnya kualitas pendidikan dan derajat kesehatan,

b. Meningkatnya minat baca dan berkembangnya pengetahuan masyarakat,

c. Semakin terbuka-luasnya kesempatan kerja dan meningkatnya kesejahteraan

masyarakat,

d. Meningkatnya kualitas Sumberdaya Manusia, Keadilan dan Kesetaraan Gender,

jaminan kesejahteraan dan pemenuhan hak anak, serta terbebasnya anak dan

perempuan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.

Page 53: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

e. Meningkatnya ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB,

f. Meningkatnya kualitas penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial,

g. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD),

h. Terciptanya wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi,

i. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pengembangan sektor

pariwisata dan pertanian,

j. Meningkatnya pertumbuhan sektor industri yang ramah lingkungan,

k. Terbangunnya ekonomi kerakyatan dengan mengoptimalkan pemanfaatan

sumberdaya melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan

Koperasi (UMKMK),

l. Tersedianya sarana prasana lingkungan perumahan dan permukiman dengan

memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW),

m. Tersedianya lahan hijau yang memadai dan kawasan lindung serta kawasan

strategis daerah yang berwawasan lingkungan,

n. Meningkatnya ketertiban pengaturan penggunan lahan,

o. Meningkatnya kualitas pengelolaan lingkungan,

p. Terwujudnya pemerataan pembangunan melalui pengembangan sarana

prasarana wilayah yang memadai,

q. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana, prasarana serta fasilitas

perhubungan yang berbasis pada pelayanan masyarakat.

Page 54: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 39

4. Meningkatakan pola pelayanan birokrasi dengan mengutamakan kepuasan

masyarakat secara pasti, cepat dan murah.

a. Terwujudnya birokrasi pemerintahan yang akuntabel dan efisien melalui

pelaksanaan sistem pengawasan yang efektif dalam mewujudkan sistem

pemerintahan yang baik (Good Governance) dan bersih (Clean Governance),

b. Meningkatnya kemampuan teknis dan managerial perencana; termasuk

integrasi, koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan,

c. Meningkatknya peran dan fungsi Pemerintah Daerah, yaitu fungsi pelayanan,

regulasi dan pemberdayaan,

d. Meningkatnya penyelenggaraan diklat, baik teknis maupun fungsional,

e. Terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima, cepat, murah dan tepat serta

bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN),

f. Meningkatnya kualitas pelayanan perijinan penanaman modal,

g. Meningkatnya manajemen pengelolaan administrasi kependudukan dan

Catatan Sipil,

h. Meningkatnya penyediaan dan penguasaan teknologi di bidang komputer dan

jaringan,

i. Meningkatnya manajemen data dan informasi pembangunan daerah,

j. Meningkatnya manajemen pengelolaan fungsi dan pemanfaatan arsip.

5. Meningkatkan kualitas kehidupan dan kerukunan antar umat beragama dengan

penguatan kesadaran moral dan etika serta kehidupan berbudaya di masyarakat.

Page 55: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 40

a. Meningkatnya kualitas dan kuatnya kelembagaan pengajaran dan pendidikan

agama,

b. Meningkatnya pelaksanaan ibadah bagi semua umat beragama, terciptanya

kesemarakan kehidupan keagamaan dan meningkatnya kerukunan umat

beragama demi kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Berikut adalah gambar bagan struktur organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten

Karanganyar :

Page 56: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 41

Page 57: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 42

Selain itu, secara khusus berikut kami paparkan gambaran umum masing-masing

bidang yang kami teliti, yaitu :

1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu merupakan unsur pendukung tugas Bupati

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pelayanan perizinan terpadu,

yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di

bidang pelayanan perizinan terpadu.

Dalam menyelenggarakan tugas Badan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai

fungsi :

a Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan perizinan terpadu;

b Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

pelayanan perizinan terpadu yang meliputi informasi, pendaftaran dan penanganan

pengaduan, penelitian, administrasi, perhitungan dan pelaporan, penanaman modal

serta kesekretariatan;

c Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan perizinan terpadu yang

meliputi informasi, pendaftaran dan penanganan pengaduan, penelitian,

administrasi, perhitungan dan pelaporan, penanaman modal serta kesekretariatan;

d Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu;

Page 58: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

e Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Susunan Organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, terdiri dari :

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, membawahkan :

1. Sub Bagian Perencanaan;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Informasi, Pendaftaran dan Penanganan Pengaduan, membawahkan :

1. Sub Bidang Informasi dan Pendaftaran;

2. Sub Bidang Penanganan Pengaduan.

d. Bidang Penelitian dan Administrasi, membawahkan :

1. Sub Bidang Koordinasi dan Penelitian Lapangan;

2. Sub Bidang Administrasi Perizinan.

e. Bidang Perhitungan dan Pelaporan, membawahkan :

1. Sub Bidang Perhitungan;

2. Sub Bidang Pelaporan.

f. Bidang Penanaman Modal, membawahkan :

1. Sub Bidang Pengendalian Penanaman Modal;

2. Sub Bidang Promosi dan Kerjasama.

Page 59: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

g. Unit Pelaksana Teknis;

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan masyarakat

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat merupakan unsur

pendukung tugas Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat yang dipimpin oleh seorang

Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di

bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

Dalam menyelenggarakan tugas Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan

masyarakat;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat yang meliputi kesatuan

bangsa, politik dan kemasyarakatan dan perlindungan masyarakat serta

kesekretariatan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesatuan bangsa, politik dan

perlindungan masyarakat yang meliputi kesatuan bangsa, politik dan

kemasyarakatan dan perlindungan masyarakat serta kesekretariatan;

Page 60: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 45

d. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Badan Kesatuan

Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat,

terdiri dari:

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, membawahkan :

1. Sub Bagian Perencanaan;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Kesatuan Bangsa, membawahkan :

1. Sub Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan;

2. Sub Bidang Kerukunan Antar Umat Beragama dan Aliran Penghayat

Kepercayaan.

d. Bidang Politik dan Kemasyarakatan, membawahkan :

1. Sub Bidang Kelembagaan dan Hubungan Antar Lembaga;

2. Sub Bidang Demokratisasi dan Masalah Aktual.

e. Bidang Perlindungan Masyarakat, membawahkan :

1. Sub Bidang Peningkatan Perlindungan Masyarakat;

2. Sub Bidang Pemberdayaan SDM Perlindungan Masyarakat.

Page 61: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 46

f. Unit Pelaksana Teknis;

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

3. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar, Dinas Sosial

Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan unsure pelaksana Pemerintah Daerah di

bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah.

Tugas pokok Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Karanganyar sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 30 Tahun 2009 tentang

uraian tugas pokok dan fungsi jabatan structural adalah membantu Bupati dalam

melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang social, tenaga kerja dan

transmigrasi berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah :

a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

social, tenaga kerja dan transmigrasi yang meliputi kesejahteraan social,

penempatan tenaga kerja, hubungan industrial dan pengawasan

ketenagakerjaan, pelatihan, perluasan kesempatan kerja dan transmigrasi serta

kesekretariatan.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum di

bidang social, tenaga kerja dan transmigrasi yang meliputi kesejahteraan

Page 62: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

social, penempatan tenaga kerja, hubungan industrial dan pengawasan

ketenagakerjaan, pelatihan, perluasan kesempatan kerja dan transmigrasi serta

kesekretariatan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang social, tenaga kerja dan

transmigrasi yang meliputi kesejahteraan social, penempatan tenaga kerja,

hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan, pelatihan, perluasan

kesempatan kerja dan transmigrasi serta kesekretariatan.

d. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dalam lingkup Dinas Sosial Tenaga

Kerja dan Transmigrasi.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Susunan Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahkan :

1. Sub Bagian Perencanaan

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Kesejahteraan Sosial, membawahkan :

1. Seksi Pemberdayaan Sosial

2. Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial

Page 63: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 48

3. Seksi Bantuan Sosial

d. Bidang Penempatan Tenaga Kerja, mambawahkan :

1. Seksi Pendaftaran Pencari Kerja dan Informasi Pasar Kerja

2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri

3. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri

e. Bidang Hubungan Industri dan Pengawasan Ketenagakerjaan, membawahkan:

1. Seksi Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja

2. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan

3. Seksi Perselisihan Ketenagakerjaan

f. Bidang Pelatihan Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi:

1. Seksi Pelatihan dan Perluasan Kesempatan Kerja

2. Seksi Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja dan Produktivitas

3. Seksi Transmigrasi

g. Unit Pelaksana Teknis

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Pembentukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Karanganyar

berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun

2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar. Dinas

Page 64: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 49

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Karanganyar dipimpin oleh seorang

Kepala dan membawahai langsung 1 (satu) Sekretariat dan 3 (tiga) Bidang yaitu :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, membawahi;

1. Sub Bagian Perencanaan;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Kependudukan, membawahi;

1. Seksi Identitas Penduduk;

2. Seksi Mutasi Penduduk

3. Seksi Registrasi Penduduk;

d. Bidang Pencatatn Sipil, membawahi;

1. Seksi Pencatat Kematian dan Kelahiran;

2. Seksi Pencatatat Perkawinan dan Perceraian;

3. Seksi Pengangkatan, Pengakuan dan Pengesahan Anak;

e. Bidang Pengelolaan Data dan Dokumen Penduduk, membawahi;

1. Seksi Pengumpulan Data dan Informasi;

2. Seksi Pengelolaan Data;

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karnganyar dan

dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 79 Tahun 2009

tentang Uraian Tugas dan fungsi Jabatan Struktural pada Dinas Kependudukan dan

Page 65: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 50

Pencatatan Sipil Kabupaten Karanganyar mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi sebagai

berikut :

1. Tugas Pokok

Merumuskan Kebijakan Teknis Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Bidang

Kependudukan dan Penyelenggaraan urusan Pemerintahan, Pelaksanaan Pelayanan

Umum serta Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas di bidang Kependudukan , Pencatatan

Sipil , Pengolahan Data dan Dokumen Penduduk serta Kesekretariatan.

2. Fungsi

Merumuskan progran kegiatan Dinas berdasarkan peraturan perundang –

undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan;

a. Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan maupun

tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas;

b. Melaksanaan koordinasi dengan instansi terkait baik secara langsung maupun

secara tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

c. Merumuskan kebijakan bupati di Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil

berdasarkan wewenang yang diberikan dan peraturan perundang – undangan

yang berlaku;

d. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di Bidang Kependudukan dan

Pencatan Sipil sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku;

Page 66: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

e. Mengkoordinasikan pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

f. Mengevaluasi perkembangan Kependudukan dan Pencatatn Sipil;

g. Menetapkan Dokumen di bidang Kependudukan dan Pencatan Sipil;

h. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di bidang Kependudukan dan Pencatan

Sipil;

i. Membina pelaksanaan kegioatan di bidang Kependudukan dan Pencatan Sipil

sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku;

j. Mengvaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang Kependudukan dan Pencatatan

Sipil dengan cara mengukur pencapaian program kerja yang telah disusun

sebagai bahan penyusunan laporan;

k. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan

tugas bawahan secara berkala melalui system penilaian yang tersedia sebagai

cerminan penampilan kerja;

l. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar

pengambilan kebijakan;

m. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan maupun

tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas;

n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesui dengan tugas dan

fungsinya.

5. Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar adalah sebagian dari fungsi

Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dan merupakan salah satu Instansi

Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar, sesuai dengan Peraturan Daerah

Page 67: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 52

Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar (Lembaran Daerah Kabupaten Karanganyar

Tahun 2009 Nomor 2).

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar (Lembaran

Daerah Kabupaten Karanganyar Tahun 2009 Nomor 2); Susunan Organisasi Dinas

Pekerjaan Umum terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat terdiri dari :

1. Sub Bagian Perencanaan

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Perencanaan dan Bina Teknik terdiri dari :

1. Seksi Perncanaan teknik

2. Seksi Bina Teknik

3. Seksi Evaluasi dan Pelaporan

d. Bidang Bina Marga terdiri dari :

1. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan;

2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

e. Bidang Cipta Karya terdiri dari :

1. Seksi Tata Ruang dan Bangunan

2. Seksi Pertanahan dan Perumahan

3. Seksi Penyehatan Lingkungan

Page 68: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 53

f. Bidang Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral terdiri dari :

1. Seksi Pembangunan dan Peningkatan sarana Pengairan

2. Seksi Pelestarian Sumber Air, Operasi dan Pemeliharaan

3. Seksi Sumber Daya Mineral

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas

h. Kelompok Jabatan fungsional

Dinas Pekerjaan Umum Karanganyar mempunyai tugas pokok melaksanakan

kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi dibidang

pekerjaan umum. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum adalah sebagai

berikut :

1. Tugas Pokok

Membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang

pekerjaan umum berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

2. Fungsi

Perumus kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang

pekerjaan umum yang meliputi perencanaan dan bina teknik, bina marga, cipta karya,

pengairan dan energi sumber daya mineral serta kesekretariatan.

a. Penyelenggara urusan pemerintahan, pemberi perijinan dan pelaksana pelayanan

umum di bidang Pekerjaan Umum yang meliputi perencanaan dan bina teknik,

bina marga, cipta karya, pengairan dan energi sumber daya mineral serta

kesekretariatan.

Page 69: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 54

b. Pembina dan pelaksana tugas di bidang pekerjaan umum yang meliputi

perencanaan dan bina teknik, bina marga, cipta karya, pengairan dan energi

sumber daya mineral serta kesekretariatan.

c. Penyusun rencana dan program pengembangan kegiatan serta pengelolaan dan

fasilitas kegiatan di bidang pekerjaan umum.

d. Pembina terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum.

e. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

6. Badan Kepegawaian Daerah

Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian, yang dipimpin oleh

seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah. Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas membantu

Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang kepegawaian.

Dalam menyelenggarakan tugas Badan Kepegawaian Daerah mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

kepegawaian yang meliputi pengangkatan dan pengembangan, mutasi, diklat dan

pembinaan serta kesekretariatan;

Page 70: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 55

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kepegawaian yang meliputi,

pengangkatan dan pengembangan, mutasi, diklat dan pembinaan serta

kesekretariatan;

d. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Badan Kepegawaian

Daerah.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah, terdiri dari :

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, membawahkan :

1. Sub Bagian Perencanaan;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pengangkatan dan Pengembangan, membawahkan :

1. Sub Bidang Pengangkatan dan Penempatan;

2. Sub Bidang Pengembangan, Informasi dan Pelaporan.

d. Bidang Mutasi, membawahkan :

1. Sub Bidang Mutasi dan Pensiun;

2. Sub Bidang Kenaikan Pangkat.

e. Bidang Diklat, membawahkan :

Page 71: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 56

1. Sub Bidang Diklat Struktural;

2. Sub Bidang Diklat Teknis dan Fungsional.

f. Bidang Pembinaan, membawahkan :

1. Sub Bidang Penegakan Disiplin;

2. Sub Bidang Kesejahteraan.

g. Unit Pelaksana Teknis;

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

B. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan terhadap tanggapan responden mengenai item-item

pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner yang mengukur persepsi terhadap Keadilan

Prosedural, Komitmen Afektif, Discretionary Service Behavior dan Kepuasan Pada

Layanan Publik. Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan kepada dua sumber data, yaitu

karyawan Pemerintah Daerah Karanganyar dan masyarakat yang menggunakan layanan

publik dari Pemerintah Daerah Karanganyar (pada saat penelitian dilakukan). Kuesioner

untuk karyawan Pemda mengukur persepsi terhadap Keadilan Prosedural, Komitmen

Afektif dan Discretionary Service Behavior. Adapun kuesioner untuk masyarakat pengguna

layanan publik mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan publik

yang diberikan. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 140 eksemplar untuk karyawan dan

140 eksemplar untuk masyarakat. Dari kuesioner yang disebarkan, kuesioner yang kembali

adalah 130 dari karyawan dan 130 dari masyarakat. Adapun kuesioner yang layak olah

Page 72: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 57

adalah 123 dari karyawan dan 123 dari masyarakat. Berikut adalah analisis deskriptif untuk

profil responden beserta variable penelitian :

1. Profil dan Tingkat Pendidikan Responden

Profil responden sebanyak 123 orang karyawan dan 123 orang masyarakat adalah

sebagai berikut :

Tabel IV.1 Profil Responden

No Jumlah Karyawan

Usia L P Jumlah Masyarakat

Usia L P

1 15 20-25 th 4 11 9 18-24 th 7 2

2 23 25-30 th 9 14 27 24-30 th 13 14

3 6 30-35 th 5 1 28 30-36 th 21 7

4 34 35-40 th 21 13 24 36-42 th 19 5

5 19 40-45 th 15 4 16 42-48 th 11 5

6 16 45-50 th 8 8 12 48-54 th 10 2

7 10 >50 th 6 4 7 >54 th 7 0

Sumber : Data Primer, 2010

Dari table IV.2 dapat diketahui bahwa :

1. 15 karyawan (12,2 % dari 123 karyawan) berusia antara 20-25 th, 4 karyawan

laki-laki dan 11 karyawan perempuan. 9 masyarakat (7,32% dari 123

masyarakat) berusia antara 18-24 th, 7 laki-laki dan 2 perempuan.

2. 23 karyawan (18,7% dari 123 karyawan) berusia antara 25-30 th, 9 karyawan

laki-laki dan 14 karyawan perempuan. 27 masyarakat (21,95% dari 123

masyarakat) berusia antara 24-30 th, 13 laki-laki dan 14 perempuan.

Page 73: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 58

3. 6 karyawan (4,88% dari 123 karyawan) berusia antara 30-35 th, 5 karyawan

laki-laki dan 1 karyawan perempuan. 28 masyarakat (22,76% dari 123

masyarakat) berusia antara 30-36 th, 21 laki-laki dan 7 perempuan.

4. 34 karyawan (27,64% dari 123 karyawan) berusia antara 35-40 th, 21 karyawan

laki-laki dan 13 karyawan perempuan. 24 masyarakat (19,51% dari 123

masyarakat) berusia antara 36-42 th, 19 laki-laki dan 5 perempuan.

5. 19 karyawan (15,45% dari 123 karyawan) berusia antara 40-45 th, 15 karyawan

laki-laki dan 4 karyawan perempuan. 16 masyarakat (13% dari 123

masyarakat) berusia antara 42-48 th, 11 laki-laki dan 5 perempuan.

6. 16 karyawan (13% dari 123 karyawan) berusia antara 45-50 th, 8 karyawan

laki-laki dan 8 karyawan perempuan. 12 masyarakat (9,76% dari 123

masyarakat) berusia antara 48-54 th, 10 laki-laki dan 2 perempuan.

7. 10 karyawan (8,13% dari 123 karyawan) berusia antara >50 th, 6 karyawan

laki-laki dan 4 karyawan perempuan. 7 masyarakat (5,69% dari 123

masyarakat) berusia antara >54 th, 7 laki-laki dan 0 perempuan.

8. 68 karyawan (55,28% dari 123 karyawan) adalah laki-laki dan 55 karyawan

(44,72% dari 123 karyawan) adalah perempuan. Sedangkan 88 masyarakat

(71,54% dari 123 masyarakat) adalah laki-laki dan 35 masyarakat (28,46% dari

123 masyarakat) adalah perempuan.

Tingkat Pendidikan responden dapat dilihat pada table IV.3 berikut :

Page 74: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 59

Tabel IV.2 Tingkat Pendidikan Responden

No Tingkat Pendidikan

Jumlah Karyawan

Jumlah Masyarakat

1 SD 0 4

2 SMP 0 23

3 SMA 3 67

4 DIII 15 9

5 S1 87 16

6 S2 18 4

Sumber : Data Primer, 2010

Dari table IV.3 dapat diketahui bahwa :

1. Tidak ada karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SD, sedangkan 4

masyarakat (3,25% dari 123 masyarakat) memiliki tingkat pendidikan SD.

2. Tidak ada karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMP, sedangkan 23

masyarakat (18,7% dari 123 masyarakat) memiliki tingkat pendidikan SMP.

3. 3 karyawan (2,44% dari 123 karyawan) memiliki tingkat pendidikan SMA,

sedangkan 67 masyarakat (54,47% dari 123 masyarakat) memiliki tingkat

pendidikan SMA.

4. 15 karyawan (12,2% dari 123 karyawan) memiliki tingkat pendidikan DIII,

sedangkan 9 masyarakat (7,32% dari 123 masyarakat) memiliki tingkat

pendidikan DIII.

Page 75: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 60

5. 87 karyawan (70,73% dari 123 karyawan) memiliki tingkat pendidikan S1,

sedangkan 16 masyarakat (13% dari 123 masyarakat) memiliki tingkat

pendidikan S1.

6. 18 karyawan (14,63% dari 123 karyawan) memiliki tingkat pendidikan S2,

sedangkan 4 masyarakat (3,25% dari 123 masyarakat) memiliki tingkat

pendidikan S2.

Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata usia

responden pada karyawan berkisar antara 35-40 th dan rata-rata usia masyarakat

berkisar antara 30-36 th. Responden pada karyawan maupun masyarakat lebih

didominasi oleh laki-laki, selain itu rata-rata karyawan memiliki tingkat pendidikan S1

sedangkan rata-rata masyarakat memiliki tingkat pendidikan SMA.

2. Tanggapan Responden Mengenai Keadilan Prosedural

Deskripsi tanggapan responden sebanyak 123 orang terhadap item pertanyaan

Keadilan Prosedural sebanyak 5 item yaitu :

Page 76: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 61

Tabel IV.3 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Keadilan Prosedural

No Pernyataan SS S TS STS Jumlah

1. Atasan saya memberikan pertimbangan yang memadai pada setiap keputusan menyangkut pekerjaan saya.

24 94 5 0 123

2. Ketika membuat keputusan menyangkut pekerjaan saya, atasan saya memberikan penjelasan yang masuk akal pada saya.

27 93 3 0 123

3. Keputusan menyangkut pekerjaan dibuat oleh atasan saya dengan cara yang jelas (tidak bias)

31 80 12

0 123

4. Semua keputusan menyangkut pekerjaan diterapkan secara konsisten pada semua karyawan.

21 91 8 3 123

5. Untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut pekerjaan, atasan saya mengumpulkan data akurat dan melengkapi informasi.

27 88 8 0 123

Sumber : Data Primer Diolah, 2010

Dari tabel IV.4 dapat diketahui bahwa :

1. 94 responden (76,42% dari 123 responden) memilih setuju bahwa atasan

mereka memberikan pertimbangan yang memadai pada setiap keputusan yang

menyangkut pekerjaan karyawan tersebut.

2. 93 responden (75,61% dari 123 responden) memilih setuju bahwa ketika

membuat keputusan menyangkut pekerjaan mereka, atasan memberikan

penjelasan yang masuk akal pada karyawan.

Page 77: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 62

3. 80 responden (65,04% dari 123 responden) memilih setuju bahwa keputusan

menyangkut pekerjaan dibuat oleh atasan dengan cara yang jelas (tidak bias).

4. 91 responden (73,98% dari 123 responden) memilih setuju bahwa semua

keputusan menyangkut pekerjaan diterapkan secara konsisten pada semua

karyawan.

5. 88 responden (71,54% dari 123 responden) memilih setuju bahwa untuk

membuat keputusan-keputusan menyangkut pekerjaan, atasan mengumpulkan

data akurat dan melengkapi informasi.

Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa karyawan Pemda

Kabupaten Karanganyar merasa diperlakukan adil terkait dengan prosedur dan

kebijakan yang diterapkan dalam organisasi.

3. Tanggapan Responden Mengenai Komitmen Afektif

Deskripsi tanggapan responden sebanyak 123 orang terhadap item pertanyaan

komunikasi sebanyak 8 item, yaitu :

Page 78: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 63

Tabel IV.4

Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Komitmen Afektif

No Pernyataan SS S TS STS Jumlah

1. Saya senang menjalani seluruh karir saya di organisasi ini.

17 95 10 1 123

2. Saya senang membicarakan organisasi ini dengan orang lain.

7 70 44 2 123

3. Saya merasa masalah yang dihadapi organisasi ini juga menjadi masalah saya.

11 94 16 2 123

4. Saya merasa mudah terikat dengan organisasi lain, seperti halnya saya merasa terikat dengan organisasi ini (R).

4 53 64 2 123

5. Saya tidak merasa menjadi “bagian dari keluarga besar” dalam organisasi ini (R).

4 26 84 9 123

6. Saya tidak merasa terikat secara emosional dengan organisasi ini (R).

4 27 85 7 123

7. Organisasi ini mempunyai arti yang besar bagi saya.

24 89 10 0 123

8. Saya tidak mempunyai perasaan memiliki dengan organisasi ini

4 12 96 11 123

Sumber : Data primer, 2010

Dari tabel IV.5 dapat diketahui bahwa :

1. 95 responden (77,24% dari 123 responden) setuju senang menjalani seluruh karir

di organisasi ini.

2. 70 responden (56,59% dari 123 responden) senang membicarakan organisasi ini

dengan orang lain.

Page 79: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 64

3. 94 responden (76,42% dari 123 responden) setuju merasa masalah yang dihadapi

organisasi ini juga menjadi masalah karyawan.

4. 64 responden (52 % dari 123 responden) tidak setuju jika mudah terikat dengan

organisasi lain, seperti halnya karyawan merasa terikat dengan organisasi ini.

5. 84 responden (68,29% dari 123 responden) tidak setuju jika karyawan merasa

menjadi “bagian dari keluarga besar” dalam organisasi.

6. 85 responden (69,1% dari 123 responden) tidak setuju jika tidak merasa terikat

secara emosional dengan organisasi.

7. 89 responden (72,36 % dari 123 responden) setuju jika organisasi tersebut

mempunyai arti yang besar bagi karyawan.

8. 96 responden (78,05 % dari 123 responden) tidak setuju dengan pernyataan tidak

mempunyai perasaan memiliki dengan organisasi.

Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa karyawan Pemda

Kabupaten Karanganyar memiliki Komitmen Afektif yang kuat pada organisasinya.

4. Tanggapan Responden Mengenai Discretionary Service Behavior

Deskripsi tanggapan responden sebanyak 123 orang terhadap item pertanyaan

Discretionary Service Behavior sebanyak 6 item, yaitu :

Page 80: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 65

Tabel IV.5

Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Discretionary Service Behavior

Sumber : Data Primer, 2010

Dari tabel IV.6 dapat diketahui bahwa :

1. 78 responden (64,23% dari 123 responden) setuju dengan pernyataan jika

karyawan tidak dapat menjawab pertanyaan dari masyarakat yang membutuhkan

No Pernyataan SS S TS STS Jumlah

1. Jika saya tidak dapat menjawab pertanyaan dari masyarakat yang membutuhkan layanan, saya akan berusaha untuk mencari informasi dan mendapatkan jawaban pertanyaan tersebut

43 78 2 0 123

2. Saya bersedia memberikan pelayanan kepada masyarakat melebihi ketentuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan, untuk memenuhi permintaan masyarakat

14

56 51 2 123

3. Saya berusaha melayani masyarakat dengan sopan dan ramah sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam pekerjaan

48 75 0 0 123

4. Jika waktu kerja sudah habis dan masih banyak masyarakat yang mengantri untuk mendapatkan layanan, saya tidak akan memperpanjang waktu pelayanan dan meminta mereka untuk kembali esok hari

3 27 84 9 123

5. Saya merasa gagal dalam melaksanakan pekerjaan jika masyarakat tidak puas dengan layanan yang diberikan

28 83 9 3 123

6. Kepuasan masyarakat terhadap layanan menjadi tujuan utama dalam pekerjaan saya

56 65 1 1 123

Page 81: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 66

layanan, karyawan akan berusaha untuk mencari informasi dan mendapatkan

jawaban pertanyaan tersebut.

2. 56 responden (45,53% dari 123 responden) setuju dengan pernyataan saya bersedia

memberikan pelayanan kepada masyarakat melebihi ketentuan yang ditetapkan

dalam pelaksanaan pekerjaan, untuk memenuhi permintaan masyarakat.

3. 75 responden (60,98% dari 123 responden) setuju berusaha melayani masyarakat

dengan sopan dan ramah sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam pekerjaan.

4. 84 responden (68,29 % dari 123 responden) tidak setuju jika waktu kerja sudah

habis dan masih banyak masyarakat yang mengantri untuk mendapatkan layanan,

karyawan tidak akan memperpanjang waktu pelayanan dan meminta mereka untuk

kembali esok hari.

5. 83 responden (67,48% dari 123 responden) setuju jika karyawan merasa gagal

dalam melaksanakan pekerjaan jika masyarakat tidak puas dengan layanan yang

diberikan.

6. 65 responden (52,85% dari 123 responden) setuju dengan pernyataan kepuasan

masyarakat terhadap layanan menjadi tujuan utama dalam pekerjaan karyawan.

Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa belum semua karyawan

Pemda Kabupaten Karanganyar menunjukkan perilaku Discretionary Service Behavior

dalam melaksanakan pekerjaannya.

Page 82: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 67

5. Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Layanan Publik

Deskripsi tanggapan responden sebanyak 123 masyarakat terhadap item kepuasan

atas layanan sebanyak 12 item, yaitu :

Tabel IV.7

Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Layanan Publik

No Pernyataan SP P TP STP Jumlah

1. Kepuasan anda terhadap kesederhanaan alur proses pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

17 94 12 0 123

2. Kepuasan anda terhadap ketentuan persyaratan administrasi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pelayanan

18

93

12 0 123

3. Kepuasan anda terhadap keberadaan dan kepastian petugas pada saat memberikan pelayanan

24 87 11

1 123

4. Kepuasan anda terhadap kedisiplinan petugas dalam hal waktu kerja pemberian pelayanan

26 74 21 2 123

5. Kepuasan anda terhadap tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan

28 81 14 0 123

6. Kepuasan anda terhadap keahlian dan ketrampilan petugas dalam memberikan pelayanan

23 81 16 3 123

Page 83: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 68

7. Kepuasan anda terhadap kecepatan waktu pelayanan yang diberikan petugas sesuai waktu yang ditentukan oleh instansi

20 73 28 2 123

8. Kepuasan anda terhadap keadilan mendapatkan pelayanan, dimana petugas memberikan pelayanan tanpa membedakan golongan / status masyarakat yang dilayani

29 92 2 0 123

9. Kepuasan anda terhadap kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan pelayanan

30 83 9 1 123

10. Kepuasan anda terhadap kepastian jadwal pelayanan sesuai waktu yang ditentukan instansi

15 86 22 0 123

11. Kepuasan anda terhadap kenyamanan sarana & prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur

28 84 10 1 123

12. Kepuasan anda terhadap tingkat keamanan lingkungan di instansi tempat pemberian pelayanan

24 90 8 1 123

Sumber : Data Primer Diolah, 2010

Dari tabel IV.7 dapat diketahui bahwa :

1. 94 responden (76,42% dari 123 responden) merasa puas dengan kesederhanaan

alur proses pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

2. 93 responden (75,61% dari 123 responden) merasa puas terhadap ketentuan

persyaratan administrasi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pelayanan.

Page 84: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 69

3. 87 responden (70,73% dari 123 responden) merasa puas terhadap keberadaan dan

kepastian petugas pada saat memberikan pelayanan.

4. 74 responden (60,16%% dari 123 responden) merasa puas terhadap kedisiplinan

petugas dalam hal waktu kerja pemberian pelayanan.

5. 81 responden (65,85% dari 123 responden) merasa puas terhadap tanggung jawab

petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

6. 81 responden (65,85% dari 123 responden) merasa puas terhadap keahlian dan

ketrampilan petugas dalam memberikan pelayanan.

7. 73 responden (59,35% dari 123 responden) merasa puas terhadap kecepatan waktu

pelayanan yang diberikan petugas sesuai waktu yang ditentukan oleh instansi.

8. 92 responden (74,80% dari 123 responden) merasa puas terhadap keadilan

mendapatkan pelayanan, dimana petugas memberikan pelayanan tanpa

membedakan golongan / status masyarakat yang dilayani.

9. 83 responden (67,48% dari 123 responden) merasa puas terhadap kesopanan dan

keramahan petugas dalam memberikan pelayanan.

10. 86 responden (69,92% dari 123 responden) merasa puas terhadap kepastian jadwal

pelayanan sesuai waktu yang ditentukan instansi.

11. 84 responden (68,29% dari 123 responden) merasa puas terhadap kenyamanan

sarana & prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur.

Page 85: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 70

12. 90 responden (73,17% dari 123 responden) merasa puas terhadap tingkat

keamanan lingkungan di instansi tempat pemberian pelayanan.

Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa masyarakat sebagai

pengguna layanan public merasa cukup puas dengan kualitas layanan publik yang

diberikan oleh Pemda Kabupaten Karanganyar.

C. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan analisis faktor untuk mengetahui validitas instrumen

penelitian. Tinggi rendahnya validitas suatu instrument kuesionerdapat dilihat melalui factor

loading dengan bantuan program komputer AMOS 18. Factor loading adalah korelasi item-

item pertanyaan dengan konstruk yang diukurnya. Menurut Hair, et.al (dalam Ferdinand,

2002), factor loading lebih besar ± 0.30 dianggap memenuhi level minimal, sangat

disarankan besarnya factor loading adalah ± 0.40, jika factor loading suatu item pertanyaan

mencapai ± 0.50 atau lebih besar maka item tersebut sangat penting dalam

menginterpretasikan konstruk yang diukurnya. Pedoman umum untuk analisis faktor adalah

factor loading ³ 0,4 (Ferdinand, 2002). Berdasarkan pedoman tersebut, peneliti menetapkan

nilai factor loading yang signifikan adalah lebih dari ± 0.40. Hasil output analisis faktor

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

Page 86: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 71

Tabel IV.7

Uji Validitas

Variabel Instrumen Factor

Loading Keterangan

Keadilan prosedural

KP1 .668 Valid KP2 .768 Valid KP3 .750 Valid KP4 .564 Valid KP5 .752 Valid

Komitmen afektif

KA1 .489 Valid KA2 .574 Valid KA3 .537 Valid KA4 -.472 Valid KA5 .041 Tidak Valid KA6 .227 Tidak Valid KA7 .686 Valid KA8 -.036 Tidak Valid

Discretionary Service Behavior

DSB1 .758 Valid DSB2 .278 Tidak Valid DSB3 .839 Valid DSB4 .126 Tidak Valid DSB5 .299 Tidak Valid DSB6 .612 Valid

Kepuasan atas layanan

IKM1 .503 Valid IKM2 .546 Valid IKM3 .663 Valid IKM4 .752 Valid IKM5 .703 Valid IKM6 .744 Valid IKM7 .641 Valid IKM8 .739 Valid IKM9 .741 Valid IKM10 .669 Valid IKM11 .631 Valid IKM12 .597 Valid

Sumber : Data Primer Diolah,2010

Page 87: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 72

Dari uji CFA ditemukan 25 item yang dinyatakan valid dan 6 instrumen yang tidak valid,

yaitu 3 instrumen dari variable Komitmen Afektif (KA5, KA6, KA8) dan 3 instrumen dari

variable Discretionary Service Behavior (DSB2, DSB4, dan DSB5). Instrument yang tidak

valid tidak diikutkan dalam analisis.

2. Uji Reliabilitas

Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian reliabilitas. Uji

reliablitas mengindikasikan bahwa suatu instrumen tidak bias dan sejauh mana suatu

instrumen handal pada waktu, tempat, dan orang yang berbeda-beda (Sekaran, 2000). Untuk

mengukur reliabilitas dari instrumen penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien

Cronbach’s Alpha. Koefisien Cronbach’s Alpha yang mendekati 1 menandakan reliabilitas

konsistensi yang tinggi.

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Triton, P.B (2005) mengklasifikasi nilai

cronbach’s alpha, sebagai berikut :

c) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,00 - 0,20 dikategorikan kurang reliabel.

d) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,21 - 0,40 dikategorikan agak reliabel.

c) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,41 - 0,60 dikategorikan cukup reliabel.

d) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,61 - 0,80 dikategorikan reliabel.

e) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,81 - 1,00 dikategorikan sangat reliabel.

Hasil pengujian reliabilitas variabel-variabel didapatkan nilai Cronbach’s Alpha masing-

masing variabel yang disajikan dalam tabel IV.9

Page 88: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 73

Tabel IV.8

Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Keadilan prosedural 0.820 Sangat reliabel

Komitmen afektif 0.3 Agak reliabel

Discretionary Service Behavior 0.767 Reliabel

Kepuasan atas layanan 0.904 Sangat reliabel

Sumber : Data Primer Diolah, 2010

Dalam penelitian ini, berdasarakan indikator yang digunakan peneliti, terdapat dua

variabel yang dinyatakan sangat reliabel, yaitu variabel keadilan prosedural dan kepuasan

atas layanan. Sedangkan variabel Discretionary Service Behavior dinyatakan reliabel dan

variabel komitmen afektif dinyatakan agak reliabel. Dengan hasil ini maka pengujian

selanjutnya dapat dilakukan.

D. Analisis SEM

1. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas Data

Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas, yang

merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel matrik tunggal dalam

menghasilkan distribusi normal (Hair et.al dalam Ghozali, 2005). Apabila asumsi normalitas

tidak dipenuhi dan penyimpangan normalitas tersebut besar, maka akan mengakibatkan hasil

uji statistik yang bias. Normalitas dibagi menjadi dua yaitu : univariate normality dan

Page 89: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 74

multivariate normality. Untuk menguji asumsi normalitas dengan membandingkan nilai

critical ratio skewness dan kurtosis dengan nilai kritis pada tingkat signifikansi tertentu.

Rules of thumb yang digunakan adalah apabila nilai critical ratio skewness dan kurtosis

lebih dari + 2.58 pada tingkat 0.01 berarti distribusi data tidak normal. Dalam output Amos

6.00, uji normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai C.r. dengan nilai kritis + 2.58

pada tingkat 0.01. Jika terdapat nilai C.r yang lebih besar dari nilai kritis maka distribusi

datanya adalah tidak normal (Ferdinand, 2002). Disamping itu, Curran et.al. (dalam Ghozali,

2005) membagi distribusi data menjadi tiga bagian :

a) Normal, apabila nilai z statistik (critical ratio atau C.r.) skewness < 2 dan nilai C.r.

kurtosis < 7.

b) Moderately non-normal, apabila nilai C.r. skewness berkisar antara 2-3 dan nilai C.r.

kurtosis berkisar antara 7-21.

c) Extremely non-normal, apabila nilai C.r. skewness >3 dan nilai C.r. kurtosis >21.

Hasilnya adalah seperti yang disajikan dalam tabel IV.10 adalah sebagai berikut:

Page 90: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 75

Tabel IV.9

Uji Normalitas

Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r. IKM12 1.000 4.000 -.216 -.978 1.893 4.286 IKM11 1.000 4.000 -.257 -1.164 1.088 2.462 IKM10 2.000 4.000 -.036 -.165 .316 .716 IKM9 1.000 4.000 -.263 -1.192 1.055 2.387 IKM8 1.000 4.000 -.468 -2.120 .963 2.180 IKM7 1.000 4.000 -.214 -.969 .019 .044 IKM6 1.000 4.000 -.556 -2.516 1.143 2.587 IKM5 2.000 4.000 .001 .004 -.075 -.169 IKM4 1.000 4.000 -.336 -1.520 .229 .518 IKM3 1.000 4.000 -.250 -1.133 1.346 3.046 IKM2 2.000 4.000 .112 .508 1.077 2.439 IKM1 2.000 4.000 .106 .481 1.223 2.770 DSB1 2.000 4.000 .323 1.463 -1.023 -2.317 DSB3 3.000 4.000 .450 2.037 -1.797 -4.069 DSB6 1.000 4.000 -.573 -2.593 .989 2.238 KA7 2.000 4.000 .166 .749 .538 1.218 KA4 1.000 4.000 -.317 -1.436 -.421 -.953 KA3 1.000 4.000 -.739 -3.347 2.629 5.951 KA2 1.000 4.000 -.113 -.512 -.180 -.408 KA1 1.000 4.000 -.309 -1.400 2.637 5.971 KP1 2.000 4.000 .539 2.441 .839 1.898 KP2 2.000 4.000 .720 3.259 .375 .849 KP3 2.000 4.000 -.001 -.004 -.149 -.337 KP4 1.000 4.000 -.770 -3.485 2.991 6.772 KP5 2.000 4.000 .225 1.020 .357 .808 Multivariate 120.813 18.234

Sumber : Data Primer Diolah, 2010

Dari IV.10 dapat dilihat evaluasi normalitas pada responden yang diidentifikasi baik

secara univariate maupun multivariate. Terlihat secara univariate untuk nilai-nilai dalam C.r.

skewness, terdapat 4 instrumen pertanyaan yang memliki nilai C.r. skewness lebih dari 2.58

yakni DSB 6, KA3, KP2, dan KP4. Kemudian, secara univariate untuk nilai-nilai dalam C.r

kurtosis terdapat 8 instrumen pertanyaan yang memiliki nilai C.r. kurtosis lebih dari 2.58

Page 91: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 76

yakni KP4, KA1, KA3, DSB3, IKM1, IKM3, IKM6, dan IKM12. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa data tidak terdistribusi normal secara univariate. Sementara nilai yang

tertera di pojok kanan bawah pada tabel IV.8 menandakan bahwa data dalam penelitian ini

juga tidak terdistribusi normal secara multivariate, karena nilai 18.234 lebih besar dari harga

mutlak 2,58.

Data yang tidak normal dapat mengakibatkan pembiasan intrepretasi karena nilai chi-

square hasil analisis cenderung meningkat sehingga nilai probability level akan mengecil.

Untuk data yang tidak normal secara multivariate, Ghozali (2004) menyarankan dengan

menggunakan prosedur yang dikenal dengan “bootstrap”. Namun, hal tersebut tidak perlu

dilakukan karena nilai C.r. kurtosis multivariate masih kurang dari 21.00. Disamping itu,

teknik Maximum Likelihood Estimates (MLE) yang digunakan dalam penelitian ini tidak

terlalu terpengaruh (robust) terhadap data yang tidak normal (Ghozali, 2005) sehingga

analisis selanjutnya masih dapat dilakukan.

b. Evaluasi Outliers

Outliers adalah data atau observasi yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat

jauh dari obserasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim. Uji outliers

dalam penelitian ini menggunakan multivariate outliers. Dimana dapat ditunjukkan dengan

jarak mahalanobis untuk tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan jarak sebuah

observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Identifikasi

adanya multivariate outliers pada penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan nilai

mahalanobis distance (Ghozali, 2004). Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai chi-

square pada derajat bebas (degree of freedom) 31 yaitu jumlah variabel indikator pada

tingkat signifikansi p < 0.001. Dalam penelitian ini setelah menggunakan uji validitas maka

Page 92: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 77

indikator yang awalnya 31 item telah disederhanakan sehingga menjadi 25 item saja. Kriteria

yang digunakan adalah berdasarkan nilai Chi Squares pada derajat kebebasan (degree of

freedom) 25. Oleh karena itu, nilai mahalanobis distance (25, 0.001) = 52,61966. Hal ini

berarti semua kasus yang mempunyai mahalanobis distance yang lebih besar dari 52,61966

akan dikategorikan sebagai multivariate outliers. Mahalanobis distance dapat dilihat pada

tabel IV.11

Tabel IV.10

Mahalanobis Distance Square Data Mahalanobis

Distance Square Mahalanobis Distance Square yang diharapkan

Mahalanobis distance square

(df = 25,p<0,001) Mahalanobis

< 52,61966 112 64.902 43 63.656 89 61.961 12 55.991 55 53.954 46 52.842

108 49.123 - - - - 15 16.927 21 16.674

111 16.457 Sumber : data primer yang diolah (2010)

Dari tabel IV.11 terlihat adanya outliers pada data observasi ke-112, 43 ,89, 12, 55, dan

46 yang memiliki nilai mahalanobis distance yang lebih besar dari 52,61966 yakni memiliki

nilai mahalanobis distance square sebesar 64.902, 63.656, 61.961, 55.991, 53.954, dan

Page 93: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 78

52.842 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat multivariate outliers. Jika terjadi

multivariate outliers, maka sebaiknya data observasi yang mengalami outliers dikeluarkan

dari analisis selanjutnya (Ghozali, 2005).

Oleh karena itu, peneliti tidak mengikutsertakan lagi observasi ke-112, 43 ,89 , 12, 55,

dan 46 dalam analisis selanjutnya sehingga hanya 117 data responden yang bisa diolah pada

analisis selanjutnya.

Setelah keenam observasi tersebut dikeluarkan, pada tabel IV.12 terlihat evaluasi

normalitas pada responden yang diidentifikasi baik secara univariate maupun multivariate.

Page 94: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 79

Tabel IV.11

Revisi Uji Normalitas

Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r. IKM12 1.000 4.000 -.170 -.750 2.932 6.473 IKM11 2.000 4.000 .143 .634 .250 .553 IKM10 2.000 4.000 -.045 -.200 .538 1.188 IKM9 2.000 4.000 .266 1.174 .086 .191 IKM8 2.000 4.000 .019 .082 -.096 -.212 IKM7 2.000 4.000 .048 .212 -.446 -.985 IKM6 2.000 4.000 .028 .124 .154 .339 IKM5 2.000 4.000 .009 .039 -.086 -.189 IKM4 2.000 4.000 -.036 -.159 -.333 -.735 IKM3 2.000 4.000 .142 .625 .480 1.059 IKM2 2.000 4.000 .231 1.020 1.431 3.159 IKM1 2.000 4.000 .169 .745 1.463 3.229 DSB1 2.000 4.000 .341 1.506 -.964 -2.128 DSB3 3.000 4.000 .512 2.260 -1.738 -3.838 DSB6 3.000 4.000 .154 .681 -1.976 -4.363 KA7 2.000 4.000 .246 1.088 .635 1.403 KA4 1.000 3.000 -.488 -2.156 -.773 -1.707 KA3 1.000 4.000 -.555 -2.452 2.515 5.554 KA2 1.000 4.000 -.063 -.277 -.257 -.567 KA1 1.000 4.000 -.393 -1.735 3.362 7.423 KP1 2.000 4.000 .662 2.923 .993 2.193 KP2 2.000 4.000 .858 3.787 .242 .534 KP3 2.000 4.000 .068 .300 .028 .062 KP4 1.000 4.000 -.599 -2.646 3.406 7.521 KP5 2.000 4.000 .431 1.903 .400 .884 Multivariate 75.796 11.157 Sumber : Data Primer Diolah, 2010

Terlihat secara univariate untuk nilai-nilai dalam C.r. skewness, terdapat 3 instrumen

pertanyaan yang memliki nilai C.r. skewness lebih dari 2.58 yakni KP1, KP2, dan KP4.

Kemudian, secara univariate untuk nilai-nilai dalam C.r kurtosis terdapat 8 instrumen

pertanyaan yang memiliki nilai C.r. kurtosis lebih dari 2.58 yakni KP4, KA1, KA3, DSB6,

DSB3, IKM1, IKM2,dan IKM12. bahwa nilai C.r. multivariate kurtosis pada uji normalitas

Page 95: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 80

mengalami penurunan dari nilai 18.234 menjadi 11.157. Selain itu, tidak terlihat lagi adanya

outliers pada hasil revisi mahalanobis distance square. Dengan demikian, langkah yang

diambil adalah tepat karena mampu membuat data menjadi lebih baik. Adapun hasil revisi

uji revisi outliers dapat dilihat pada tabel IV.13.

Tabel IV.12

Revisi Mahalanobis Distance Square Data Mahalanobis

Distance Square

Mahalanobis Distance Square yang diharapkan

Mahalanobis distance square

(df = 25,p<0,001) Mahalanobis

< 52,61966 103 48.653 52 48.524 110 44.985

- - - - - - - - - - - -

29 16.342 87 14.278 50 12.686

Sumber : data primer yang diolah (2010)

c. Evaluasi Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan pengujian yang menguji ketergantungan antara variable satu

dengan yang lain (Ghozali,2005). Multikolinearitas dapat dilihat melalui determinan matriks

kovarian. Nilai determinan yang sangat kecil menunjukkan indikasi terdapatnya masalah

multikoliniearitas atau singularitas (Ghozali, 2005). Hasil output memberikan nilai

Page 96: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 81

determinant of sample covariance matrix = 0.000. Nilai ini menunjukkan bahwa terdapat

masalah multikolinieritas dan singularitas pada data yang dianalisis.

Dalam penelitian perilaku, sebuah variable mempunyai kemungkinan untuk dapat

mempengaruhi variable yang lain. Dalam konteks penelitian ini secara teoritis dan pengujian

empiris dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Keadilan Prosedural dapat

mempengaruhi Komitmen Afektif, Discretionary Service Behavior, dan Kepuasan atas

Layanan. Adanya pengaruh antar variable inilah yang memungkinkan terjadinya

multikolinearitas.

2. Uji Kesesuaian Model Goodness of Fit

Sebelum melakukan teknik pengujian hipotesis, langkah yang pertama adalah menilai

kesesuaian goodness of fit. Kriteria penilaian untuk goodness of fit pada model tertera pada

tabel IV.14. Sementara itu, kriteria untuk uji hipotesis adalah hipotesis mengenai hubungan

kausal dalam model akan diterima jika mempunyai nilai C.r ≥ t tabel dengan tingkat

signifikansi 0,05 adalah 1,96.

Page 97: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 82

Tabel IV.13

Kriteria Goodness of Fit Goodness of Fit

indeks Nilai yang

Diharapkan Hasil Evaluasi

X - Chi Square

Diharapkan rendah 354.027

Buruk

Probabilitas > 0,05 0.000 Buruk GFI 0<GFI<1 0.817 Baik AGFI 0<AGFI<1 0.768 Baik RMSEA ≤ 0,08 0.056 Baik ECVI < ECVI model

satured dan independence

model

4.033 Baik

AIC < AIC & CAIC model satured dan

independence model

492.027 Baik

CAIC < AIC & CAIC model satured dan

independence model

755.068 Baik

NFI ≥ 0,90 0.764 Marginal CFI ≥ 0,90 0.918 Baik

Sumber data : data primer yang diolah (2010)

Pada tabel IV.14 dapat dilihat bahwa chi-square yang bernilai 354.027 adalah signifikan

secara statistik pada level signifikansi 0.00. Probabilitas sebesar 0.00 lebih kecil dari 0.05

hal ini merupakan indikasi yang sangat buruk. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara

matrik kovarian sampel dengan matrik kovarian populasi yang diamati. Nilai GFI sebesar

0.817 merupakan indikasi yang baik. Nilai RMSEA sebesar 0.056 merupakan indikasi yang

baik. Sementara dari indeks incremental fit measures didapat nilai AGFI sebesar 0.768

merupakan indikasi yang baik. Nilai ECVI sebesar 4.033 merupakan indikasi yang baik.

Nilai NFI sebesar 0.764 merupakan indikasi yang marginal. Kemudian, nilai CFI sebesar

2

Page 98: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 83

0.918 merupakan indikasi yang baik. Nilai AIC adalah 492.027 merupakan indikasi yang

baik. Sedangkan nilai CAIC menunjukkan 755.068. Dari keseluruhan pengukuran goodness

of fit tersebut di atas diindikasikan bahwa model dalam penelitian ini belum dapat diterima.

Selain itu, nilai probabilitas juga belum memenuhi syarat.

Oleh karena itu, peneliti mempertimbangkan untuk melakukan modifikasi model untuk

membentuk model alternatif yang diharapkan memiliki goodness of fit yang lebih baik. Hal

ini dilakukan dengan memperhatikan modification indices yang diperoleh dari hasil output

analisis menggunakan AMOS 18.00

3. Modifikasi Model

Mengingat hasil dari goodness of fit model belum diterima, maka peneliti

mempertimbangkan untuk melakukan modifikasi model guna mendapatkan model yang fit.

Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan nilai modification indices yang dapat

mengetahui ada tidaknya kemungkinan modifikasi terhadap model yang dapat diusulkan.

Modification indices dapat diketahui dari output AMOS 18.00 dimana akan ditunjukkan

hubungan-hubungan yang perlu diestimasi agar terjadi penurunan nilai chi-square guna

mendapatkan model penelitian yang lebih baik.

Untuk mendapatkan kriteria model yang dapat diterima, peneliti mencoba mengestimasi

hubungan korelasi antar error term yang tidak memerlukan justifikasi teoritis dan yang

memiliki nilai modification indices lebih besar atau sama dengan 4,0. Dalam hal ini peneliti

mengestimasi hubungan korelasi antar error term. Adapun hasil goodness of fit model yang

telah dimodifikasi dapat dilihat pada tabel IV.13.

Page 99: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 84

Pada tabel IV.15, terlihat setelah dimodifikasi maka terlihat adanya penurunan chi-square

menjadi 287.657 adalah signifikan secara statistik pada level signifikansi 0.00. Evaluasi

untuk nilai chi-square sebesar 287.657 adalah baik karena nilainya sudah mengalami

penurunan cukup banyak. Selain itu, nilai probabilitas sebesar 0.085 lebih besar dari 0.05.

Nilai probabilitas 0.085 menunjukkan indikasi yang baik. Nilai GFI sebesar 0.850

merupakan indikasi yang baik. Nilai RMSEA sebesar 0.033 merupakan indikasi yang baik.

Sementara dari indeks incremental fit measures didapat nilai AGFI sebesar 0.809 merupakan

indikasi yang baik. Nilai ECVI sebesar 3.669 merupakan indikasi yang baik. Nilai NFI

sebesar 0.797 merupakan indikasi yang marginal. Kemudian, nilai CFI sebesar 0.972

merupakan indikasi yang baik. Nilai AIC adalah 425.657 merupakan indikasi yang baik.

Sedangkan nilai CAIC menunjukkan 685.247 merupakan indikasi yang baik.

Dari keseluruhan pengukuran tersebut diatas, diindikasikan bahwa model akhirnya dapat

diterima dengan baik.

Page 100: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 85

Tabel IV.14

Revisi Kriteria Goodness of Fit Goodness of Fit

indeks Nilai yang

Diharapkan Hasil Evaluasi

X - Chi Square

Diharapkan rendah 287.657

Baik

Probabilitas > 0,05 0.085 Baik GFI 0<GFI<1 0.850 Baik AGFI 0<AGFI<1 0.809 Baik RMSEA ≤ 0,08 0.033 Baik ECVI < ECVI model

satured dan independence

model

3.669 Baik

AIC < AIC & CAIC model satured dan

independence model

425.657 Baik

CAIC < AIC & CAIC model satured dan

independence model

685.247 Baik

NFI ≥ 0,90 0.797 Marginal CFI ≥ 0,90 0.972 Baik

Sumber : Data Primer Diolah, 2010

4. Analisis Koefisien Jalur dan Uji Hipotesis

Setelah uji goodness of fit model, maka tahap selanjutnya adalah menguji uji hipotesis.

Tabel IV.16 berikut menunjukkan hipotesis dari model yang sudah dimodifikasi.

2

Page 101: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 86

Tabel IV. 15

Hasil Uji Hipotesis Setelah Modifikasi

Hipotesis Hubungan Estimate S.E. C.R. P H1 KA <--- KP + 0.671 0.148 4.549 *** H3 IKM <--- KA + 0.337 0.118 2.845 0.004 H4 DSB <--- KA + 0.430 0.146 2.973 0.003 H5 IKM <--- DSB + -0.042 0.077 -0.543 0.587

Sumber : data primer yang diolah (2010) Dari tabel IV.16 dapat dilihat bahwa pengaruh variable keadilan procedural pada

komitmen afektif, pengaruh komitmen afektif pada kepuasan atas layanan, serta pengaruh

komitmen afektif pada Discretionary Service Behavior adalah signifikan pada probabilitas

P < 0,05 karena mempunyai nilai C. r lebih besar dari t tabel yaitu 1,96.

Kemudian, pengaruh kesesuaian Discretionary Service Behavior pada kepuasan atas

layanan adalah tidak signifikan karena mempunyai nilai C. r yang lebih kecil dari t tabel

1,96 dan P > 0,05.

Adapun pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis 1

H1 : Keadilan prosedural berpengaruh pada komitmen organisasional

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.16 dimana nilai C.r memiliki nilai lebih

besar dari 1.96 yakni sebesar 4.549 dengan pengaruh langsungnya sebesar 0.671 maka dapat

disimpulkan bahwa H1 didukung. Dengan kata lain, Keadilan Prosedural mempengaruhi

Komitmen Afektif. Artinya keadilan yang dirasakan karyawan terkait prosedur yang

ditetapkan dan dilaksanakan organisasi dapat meningkatkan komitmen individu pada

organisasi. Hasil ini sejalan dengan penelitian Simons dan Roberson (2003) yang

menunjukkan keadilan procedural berpengaruh pada komitmen afektif. Selain itu, Lin dan

Page 102: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 87

Tyler (dalam Simons dan Roberson, 2003) mengungkapkan bahwa keadilan prosedural

mempengaruhi komitmen individu dalam sebuah kelompok, dimana prosedur yang dirasa

adil bagi individu dapat memperkuat komitmen individu dalam sebuah kelompok.

2. Hipotesis 2

H2 : Komitmen afektif berpengaruh langsung pada kepuasan atas layanan

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.16 dimana nilai C. r yang menyatakan

hubungan antara komitmen afektif pada kepuasan atas layanan lebih dari 1.96 yakni sebesar

2.845 signifikan pada p< 0.05 karena signifikansinya sebesar 0.004, maka dapat disimpulkan

bahwa H2 didukung. Dengan kata lain, variabel komitmen afektif berpengaruh langsung

pada kepuasan atas layanan. Hal ini berarti komitmen afektif yang dimiliki karyawan dapat

mendorong timbulnya kepuasan atas layanan yang diterima masyarakat sebagai pengguna

layanan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Simons dan Roberson (2003) yang menunjukkan

komitmen afektif berpengaruh pada kepuasan atas layanan.

3. Hipotesis 3

H3 : Komitmen afektif berpengaruh pada Discretionary Service Behavior

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.16 dimana nilai C.r memiliki nilai lebih dari

1.96 yakni sebesar 2.973 signifikan pada p< 0.05, karena signifikansinya 0.003, maka dapat

disimpulkan bahwa H3 didukung. Dengan kata lain, variable komitmen afektif berpengaruh

pada Discretionary Service Behavior. Hal ini berarti bahwa komitmen afektif yang dimiliki

karyawan akan mendorong karyawan tersebut untuk menunjukkan perilaku prososial

Discretionary Service Behavior. Hasil ini sejalan dengan penelitian Simons dan Roberson

Page 103: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 88

(2003) bahwa komitmen organisasional berpengaruh pada Discretionary Service Behavior.

Di samping itu, penelitian yang dilakukan oleh Hosmer (dalam Simons dan Roberson 2003)

juga membuktikan adanya pengaruh komitmen afektif pada terwujudnya perilaku

Discretionary Service Behavior oleh karyawan. Senada dengan hasil penelitian ini, Shore dan

Wayne (dalam Simons dan Roberson,2003) membuktikan bahwa komitmen afektif dapat

mempengaruhi perilaku Organizational Citizenship Behavior.

4. Hipotesis 4

H4 : Discretionary Service Behavior berpengaruh pada kepuasan atas layanan.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.16 dimana nilai C.r memiliki nilai kurang

dari 1.96 yakni sebesar -0.543 tidak signifikan pada p< 0.05 karena signifikansinya melebihi

0.05 yakni 0.587 maka dapat disimpulkan bahwa H4 tidak didukung. Dengan kata lain,

variabel Discretionary Service Behavior tidak dapat meningkatkan kepuasan atas layanan.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Simons dan Roberson (2003) yang menunjukkan

Discretionary Service Behavior berpengaruh pada kepuasan atas layanan. Tidak

terdukungnya hipotesis 4 pada penelitian ini dimungkinkan karena belum semua karyawan

pada Pemerintah Daerah Karanganyar memiliki kesadaran untuk mengembangkan perilaku

Discretionary Service Behavior. Berdasarkan analisis deskriptif juga diketahui bahwa masih

ada karyawan yang belum menunjukkan perilaku Descretionary Service Behavior. Hal ini

terlihat dari masih ada kenyataan dalam jumlah yang cukup banyak, karyawan yang

menjawab tidak bersedia memberikan pelayanan melebihi ketentuan yang ditetapkan dalam

pelaksanaan pekerjaan, untuk memenuhi permintaan masyarakat. Selain itu juga masih

banyak karyawan yang menjawab tidak akan memperpanjang waktu pelayanan dan meminta

Page 104: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 89

mereka untuk kembali esok hari jika waktu kerja sudah habis dan masih banyak masyarakat

yang mengantri untuk mendapatkan layanan. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua

karyawan pada Pemerintah Daerah Karanganyar memiliki kesadaran untuk mengembangkan

perilaku Discretionary Service Behavior, sehingga dampaknya pada peningkatan kualitas

layanan menjadi tidak telalu nampak. Hal ini perlu diperhatikan oleh pimpinan pada

Pemerintah Daerah Karanganyar untuk berupaya meningkatkan perilaku prososial

Discretionary Service Behavior.

Page 105: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 90

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab V ini akan dikemukakan hal-hal yang terkait dengan hasil penelitian. Simpulan

didasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan dan akan menjawab permasalahan yang

dirumuskan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Selain itu

akan dikemukakan pula saran untuk perusahaan dan penelitian yang akan datang.

A. Simpulan

Penelitian mengenai pengaruh keadilan prosedural pada komitmen afektif, Discretionary

Service Behavior, dan kepuasan atas layanan dilakukan di Pemerintah Daerah Kabupaten

Karanganyar. Data dari penelitian ini didapat melalui kuesioner yang disebarkan dengan

mengambil sampel sejumlah 130 karyawan dan 130 masyarakat. Dari data tersebut diketahui

informasi bahwa rata-rata usia responden pada karyawan berkisar antara 35-40 th dan rata-

rata usia masyarakat berkisar antara 30-36 th. Responden pada karyawan maupun

masyarakat lebih didominasi oleh laki-laki, selain itu rata-rata karyawan memiliki tingkat

pendidikan S1 sedangkan rata-rata masyarakat memiliki tingkat pendidikan SMA. Dari hasil

penelitian mengenai pengaruh keadilan prosedural pada komitmen afektif, Discretionary

Service Behavior, dan kepuasan atas layanan yang dilakukan di Pemerintah Daerah

Kabupaten Karanganyar Selain itu, berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode

Structural Equations Models (SEM), maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Karyawan Pemda Kabupaten Karanganyar merasa diperlakukan adil terkait dengan

prosedur dan kebijakan yang diterapkan dalam organisasi.

Page 106: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 91

2. Karyawan Pemda Kabupaten Karanganyar memiliki Komitmen Afektif yang kuat pada

organisasinya.

3. Belum semua karyawan Pemda Kabupaten Karanganyar menunjukkan perilaku

Discretionary Service Behavior dalam melaksanakan pekerjaannya.

4. Masyarakat sebagai pengguna layanan publik merasa cukup puas dengan kualitas layanan

publik yang diberikan oleh Pemda Kabupaten Karanganyar.

5. Keadilan Prosedural terbukti berpengaruh pada Komitmen Afektif. Keadilan yang

dirasakan karyawan terkait prosedur yang ditetapkan dan dilaksanakan organisasi dapat

meningkatkan komitmen individu pada organisasi.

6. Komitmen Afektif terbukti berpengaruh langsung pada Kepuasan atas Layanan. Hal ini

berarti bahwa Komitmen Afektif yang dimiliki karyawan dapat meningkatkan Kepuasan

atas layanan.

7. Komitmen Afektif terbukti berpengaruh pada Discretionary Service Behavior. Komitmen

Afektif yang tinggi pada karyawan dapat mendorong perilaku terwujudnya perilaku

prososial Discretionary Service Behavior.

8. Discretionary Service Behavior tidak terbukti berpengaruh pada Kepuasan atas Layanan.

Hal ini tidak dapat dijadikan acuan untuk menarik kesimpulan bahwa Discretionary

Service Behavior tidak dapat meningkatkan Kepuasan atas layanan. Hal ini

dimungkinkan karena belum semua karyawan pada Pemerintah Daerah Karanganyar

mengembangkan perilaku Discretionary Service Behavior, sehingga dampaknya pada

peningkatan kualitas layanan menjadi tidak nampak.

Page 107: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 92

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan dan kekurangan. Keterbatasan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar, dan hanya

mengambil karyawan pada Pemerintah Daerah tersebut sebagai responden, sehingga

generalisasi penelitian ini hanya terbatas untuk karyawan Pemerintah Daerah Kabupaten

Karanganyar.

2. Informasi data yang didapat masih sangat terbatas karena hanya mengacu pada kuesioner

saja. Jika dimungkinkan untuk melakukan wawancara maka informasi yang digali

menjadi lebih dalam.

3. Kurangnya referensi untuk menggali lebih dalam tentang variable Discretionary Service

Behavior karena variable tersebut relatif belum banyak dikaji.

4. Peneliti tidak melakukan pre-test karena keterbatasan yang dihadapi dalam objek

penelitian. Hal ini menyebabkan adanya beberapa indikator yang tidak valid sehingga

harus dikeluarkan dari analisis karena mempunyai factor loading yang rendah.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa

saran sebagai berikut:

a. Saran Akademis

1. Karena generalisasi yang bersifat terbatas dalam penelitian ini, disarankan bagi penelitian

selanjutnya untuk dapat memperluas cakupan objek penelitian pada organisasi sektor

publik yang lain. Selain itu, penelitian juga dapat dilakukan dengan tidak hanya meneliti

Page 108: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 93

sektor publik tetapi juga dapat meneliti private sector, sehingga dapat dilakukan

pembandingan hasil penelitian pada sektor public dengan private sector.

2. Apabila memungkinkan, pada penelitian selanjutnya disarankan melakukan wawancara

dengan responden agar informasi data yang digali lebih dalam.

3. Disarankan untuk penelitian yang akan datang untuk memperbanyak sumber referensi

tentang variable Discretionary Service Behavior agar dapat menggali lebih dalam tentang

konsep dasar variable tersebut.

4. Jika dimungkinkan, penelitian yang akan datang hendaknya melakukan pre-test untuk

memperkecil kemungkinan timbulnya reliabilitas yang buruk pada variabel yang

digunakan dan memperkecil kemungkinan munculnya indikator-indikator yang tidak

valid.

b. Saran Praktis

1. Pimpinan Pemerintah Daerah Karanganyar perlu memantau terwujudnya Keadilan

prosedural dalam organisasi, karena Keadilan prosedural terbukti berpengaruh pada

perilaku kerja karyawan. Hal ini dapat dilakukan di antaranya dengan cara menyusun

prosedur dan kebijakan dalam organisasi yang transparan dengan memperhatikan

masukan yang diberikan karyawan sehingga seluruh karyawan merasakan keadilan terkait

prosedur ataupun kebijakan yang disusun.

2. Pimpinan Pemerintah Daerah Karanganyar perlu berupaya mendorong terwujudnya

perilaku Discretionary Service Behavior agar karyawan bersedia melakukan pelayanan

yang optimal pada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan di antaranya dengan memberikan

rewards pada karyawan yang menunjukkan perilaku yang melebihi tuntutan formal pada

pekerjaan mereka agar timbul suatu dorongan pada setiap karyawan untuk

Page 109: PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN AFEKTIF, · 2013. 9. 23. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii ABSTRAK PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL PADA KOMITMEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 94

mengembangkan perilaku Discretionary Service Behavior. Rewards dapat diberikan

dalam bentuk financial maupun non financial.

3. Pimpinan Pemerintah Daerah Karanganyar perlu berupaya mempertahankan komitmen

afektif yang kuat pada setiap karyawan agar tidak terjadi penurunan komitmen pada

karyawannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan terciptanya keadilan yang

dirasakan karyawan dalam organisasi. Karyawan yang merasa diperlakukan adil oleh

organisasi akan memperkuat komitmennya dalam organisasi.