pengaruh karakteristik tujuan anggaran ......subhanahu wa ta’ala atas semua rahmat dan...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA PEJABAT PEMERINTAH
KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
MUHAMMAD TAUFIQ
105731117016
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2020
ii
HALAMAN JUDUL
PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA PEJABAT PEMERINTAH
KOTA MAKASSAR
Oleh
MUHAMMAD TAUFIQ 105731117016
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Akuntansi (S.Ak) pada
Universitas Muhammadiyah Makassar.
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2020
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini Saya Persembahkan Kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Lereng Amb Kallang dan Ibunda
Coma” , yang telah memberikan semangat dan doa sehingga saya bisa
menyelesaikan skripsi ini.
2. Saudara dan Kerabat saya yang telah memberikan dukungan untuk
proses penyelesaian karya ilmiah ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing saya Dr. Ansyarif
Khalid, SE., M.Si.Ak.CA, dan Idrawahyuni, S.Pd, M.Si, yang selama ini tulus
dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
4. Para sahabat-sahabat yang selalu memberikan bantuan dan memberi
semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
MOTTO HIDUP
“Seekor Semut pun tak bisa hidup tanpa harapan ”.
man jadda wajada artinya siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan
berhasil.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 5-6)
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar’’ (QS Al
Baqoroh:153).
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu wa ta’ala atas semua rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Karakteristik Tujuan
Anggaran Terhadap Kinerja Pejabat Pemerintah Kota Makassar”.
Dengan segala kerendahan hati yang tulus, penulis sampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga atas segala bimbingan dan do’a yang tulus serta
memberikan bantuan baik moral maupun material. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar, Ismail Rasulong, SE, MM.
3. Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr Ismail
Badollahi, SE, M.Si, Ak.CA.CSP
4. Dr. Ansyarif Khalid, SE., M.Si.Ak.CA, dan Idrawahyuni, S.Pd, M.Si,
selaku pembimbing I dan II yang telah membimbing, memberi saran,
kritikan dan pengarahan dengan penuh kesabaran sehingga Skripsi dapat
diselesaikan dengan baik.
viii
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama
proses perkuliahan.
6. Kedua orang tuaku, keluarga dan kerabat yang senantiasa memanjatkan
do’a, dukungan dan kasih sayang sehingga Ananda dapat menyelesaikan
Skripsi ini.
7. Seluruh teman-teman Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2016 terkhusus jurusan
akuntansi kelas lima (E) yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas kenangan indah yang kalian berikan, moment tak terlupakan dari
awal kuliah hingga sampai sekarang ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas doa,
dukungan, semangat dan bantuannya baik secara moril maupun materiil
dalam penyusunan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, karena sebagai manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak atau pembaca yang sifatnya
membangun agar laporan ini dapat lebih baik dan dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya.
Makassar, 06 November 2020
Penulis
ix
ABSTRAK
MUHAMMAD TAUFIQ, Tahun 2020. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Pejabat Pemerintah Kota Makassar, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I Ansyarif Khalid dan Pembimbing II Idrawahyuni.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, dan kesulitan tujuan anggaran terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan model regresi linear berganda yang diolah menggunakan Aplikasi SPSS v16.0 for windows. Hasil hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar, kejelasan tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pejabat Kota Makassar, umpan balik anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar, evaluasi anggaran berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar, kesulitan tujuan anggaran berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pejabat pemerintah Kota Makassar, Uji simultan menunjukkan partisipasi anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan kesulitan tujuan anggaran bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar, Uji determinasi menunjukkan partisipasi anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan kesulitan tujuan anggaran bersama-sama berpengaruh kuat terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar sebesar 84,8% dan sisanya 15,2% dipengaruhi faktor lain diluar model penelitian seperti budaya organisasi, komitmen organisasi dan komitmen pimpinan.
Kata Kunci : partisipasi anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, kesulitan tujuan anggaran, kinerja pejabat pemerintah.
x
ABSTRACT
MUHAMMAD TAUFIQ, 2020. The influence of Budget Objective characteristics on the performance of Makassar City government Officials, Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Ansyarif Khalid and Supervisor II Idrawahyuni.
This study aims to determine the effect of budget participation, clarity of budget objectives, budget feedback, budget evaluation, and difficulty of budget objectives on the performance of government officials. The research location was conducted in Makassar City, South Sulawesi Province. This research is a quantitative study using multiple linear regression models that are processed using the SPSS v16.0 for windows application. The results of this research hypothesis indicate that budget participation has a negative and significant effect on the performance of Makassar City government officials, the clarity of budget objectives has a positive and significant effect on the performance of Makassar City officials, budget feedback has a positive and significant effect on the performance of Makassar City government officials, budget evaluation has a positive effect. and not significant to the performance of Makassar City government officials, difficulty budget objectives have a positive and insignificant effect on Makassar City government officials, simultaneous tests show budget participation, clarity of budget objectives, budget feedback, budget evaluation and difficulty of budget objectives together have a significant effect on the performance of Makassar City government officials, the determination test shows budget participation, clarity of budget objectives, budget feedback, budget evaluation and difficulty of budget goals together have a strong influence on the performance of Makassar City government officials is 84.8% and the remaining 15.2% is influenced by other factors outside the research model such as organizational culture, organizational commitment and leadership commitment.
Keywords: Budget Participation, Clarity of Budget Objectives, Budget Feedback, Budget Evaluation, Difficulty of Budget Objectives, Performance of Government Officials.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
ABSTRACT ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................. 9
1. Anggaran ................................................................................. 9
2. Tujuan Dan Fungsi APBD ........................................................ 10
3. Mekanisme Penyusunan APBD ............................................... 11
4. Karakteristik Tujuan Anggaran ................................................. 13
xii
a. Partisipasi Anggaran ........................................................... 13
b. Kejelasan Tujuan Anggaran ................................................ 15
c. Umpan Balik Anggaran ....................................................... 16
d. Evaluasi Anggaran ............................................................... 18
e. Kesulitan Tujuan Anggara…………………………………….. 20
5. Kinerja Pejabat Pemerintah ..................................................... 21
1. Indikator Kinerja .................................................................. 23
2. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja ............................ 23
B. Tinjauan Empiris ............................................................................ 24
C. Kerangka Pikir ............................................................................... 33
D. Hipotesis ....................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 38
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran.............................. 38
D. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 42
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 43
1. Uji Kualitas Data....................................................................... 43
a. Uji Validitas ......................................................................... 43
b. Uji Reliabilitas ..................................................................... 43
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 43
a. Uji Normalitas ..................................................................... 44
xiii
b. Uji Autokorelasi ................................................................... 44
c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 44
d. Uji Multikolinearitas ............................................................. 44
e. Pengujian Hipotesis ............................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data dan Responden ..................................................... 46
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 51
C. Pembahasan ................................................................................. 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 67
B. Saran............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 69
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. 71
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 24
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Indikator .............................................. 38
Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel ......................................................... 41
Tabel 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 42
Tabel 4.1 Distribusi Pengambilan Kuesioner............................................... 46
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 47
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 48
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Masa Kerja .......................................... 49
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Umur .................................................. 50
Tabel 4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 52
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................. 56
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 63
Tabel 4.9 Uji Simultan ................................................................................. 58
Tabel 4.10 Uji Determinasi .......................................................................... 59
Tabel 4.11 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ......................................... 60
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ......................................................................... 34
Gambar 4.1 Distribusi Pengambilan Kuesioner ........................................... 47
Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................. 48
Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................... 49
Gambar 4.4 Responden Berdasarkan Masa Kerja ...................................... 50
Gambar 4.5 Responden Berdasarkan Umur .............................................. 51
Gambar 4.6 Uji Normalitas .......................................................................... 55
Gambar 4.7 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
daerah dengan mendekatkan pelayanan publik di daerah. Dengan adanya otonomi
daerah menjadikan lembaga daerah bisa melakukan pelayanan publik tanpa perlu
menunggu perintah dari pemerintah pusat hal ini tentunya dapat memudahkan
masyarakat.
Perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan konsekuensi dari
desentralisasi penyerahan urusan pusat dan daerah. Dana perimbangan adalah
dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan untuk membiayai kebutuhan
daerah dalam rangka desentralisasi. Dana perimbangan terdiri dari dana bagi
hasil, dana alokasi umum dan alokasi khusus yang jumlahnya ditetapkan setiap
tahun anggaran APBN.
Otonomi Daerah memberikan kemudahan yang sangat banyak bagi individu-
individu daerah untuk mengelola semua Sumber Daya yang dipunyai oleh daerah
tersebut untuk kemaslahatan daerahnya, Pemerintah pusat tidak bisa campur
tangan secara langsung dalam semua kegiatan yang dibuat daerah. Pemerintah
Pusat hanya bertindak sebagai mediasi dan menengah, serta memberi arahan
untuk semua kegiatan yang tidak terselesaikan oleh Pemerintah Daerah, baik itu
dalam penyusunan.
Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
sesuai dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah daerah
melaksanakan urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan oleh pemerintah
2
pusat menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah dengan berdasar atas asas
tugas pembantuan. Pemerintahan daerah dalam melaksanakan urusan
pemerintahan umum yang menjadi kewenangan presiden dan pelaksanaannya
dilimpahkan kepada gubernur dan bupati/wali kota, dibiayai oleh APBN
berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014.
Setiap organisasi publik dan swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan
dalam bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi membutuhkan sistem
pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakan strategi
organisasi secara efektifitas dan efisiensi sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas yaitu perencanaan,
koordinasi antar bagian dalam organisasi, komunikasi informasi, pengendalian
keputusan, motivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai
dengan tujuan organisasi, pengendalian, penilaian kinerja.
Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah adalah untuk melaksanakan ketentuan Pasal 293 dan Pasal 330 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan
Pemerintah ini mengatur mengenai Perencanaan dan Penganggaran dimana
proses perencanaan dan penganggaran dalam Pemerintahan Daerah
menggunakan pendekatan Kinerja. Pendekatan ini lebih menggeser penekanan
penganggaran dari yang berfokus kepada pos belanja/pengeluaran pada Kinerja
terukur dari aktivitas dan Program kerja. Terdapatnya tolak ukur dalam pendekatan
ini akan mempermudah Pemerintah Daerah dalam melakukan pengukuran Kinerja
dalam pencapaian tujuan dan Sasaran pelayanan publik. Karakteristik dari
3
pendekatan ini adalah proses untuk mengklasifikasikan anggaran berdasarkan
kegiatan dan juga berdasarkan unit organisasi. Anggaran yang telah
dikelompokkan dalam Kegiatan akan memudahkan pihak yang berkepentingan
untuk melakukan pengukuran Kinerja dengan cara terlebih dahulu membuat
indikator yang relevan.
Peraturan Pemerintah ini menentukan proses penyusunan APBD, dimulai
dari pembuatan rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan rancangan
Prioritas dan Platfon Anggaran Sementara Umum APBD (PPAS), kemudian
dilanjutkan pembuatan RKA SKPD oleh masing-masing SKPD. RKA SKPD ini
kemudian dijadikan dasar untuk membuat rancangan Perda tentang APBD dan
rancangan Perkada tentang penjabaran APBD. Rancangan Perda dan rancangan
Perkada yang telah disusun Oleh Kepala daerah setelah itu diserahkan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk dibahas sehingga tercapai kesepakatan
bersama. Rancangan Perda dan rancangan Perkada tersebut kemudian diajukan
kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk kabupaten/kota atau
Menteri untuk provinsi guna dievaluasi. Hasil evaluasi yang menyatakan
rancangan Perda dan rancangan Perkada sudah sesuai dengan dokumen yang
mendukung, dijadikan dasar oleh Kepala Daerah untuk menetapkan rancangan
Perda menjadi Perda (Peraturan Daerah) tentang APBD dan rancangan Perkada
menjadi Perkada (Peraturan Kepala Daerah) tentang penjabaran APBD.
Mengingat pentingnya anggaran sektor publik, maka APBD harus disusun
berdasarkan prinsip-prinsip anggaran sektor publik. Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 menyatakan bahwa dalam
penyusunan APBD harus memperhatikan prinsip-prinsip yaitu sesuai dengan
4
kebutuhan penyelenggara urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dan kemampuan pendapatan daerah, tidak bertentangan dengan
kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
berpedoman pada RKPD, KUA dan PPAS, Tepat waktu, sesuai dengan tahapan
dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan,
transparan untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan mendapatkan akses
informasi seluas-luasnya tentang APBD, partisipatif, dengan melibatkan
masyarakat; dan, tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan, kepatuhan dan manfaat untuk masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah ( RKP ) Tahun 2020 merupakan penjabaran tahun
pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024 yang memuat sasaran, arah kebijakan, dan strategis
pembangunan. Penyusunan RKP tahun 2020 dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial, serta kebijakan anggaran
belanja money follows program dengan cara ini memastikan hanya program
benar-benar bermanfaat yang dialokasikan dan bukan sekedar karena tugas
fungsi Kementerian/Lembanga yang bersangkutan.
RKP Tahun 2020 dimaksudkan sebagai pedoman bagi Kementerian/Lembaga
dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Tahun 2020 dan menjadi pedoman bagi
pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
RKPD digunakan sebagai pedoman dalam proses penyusunan rancangan
peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun
Anggaran 2020.
5
Berkaitan dengan itu, pemerinta provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
harus mendukung tercapainya 5 (lima) prioritas pembangunan nasional sesuai
dengan potensi dan kondisi masing-masing daerah, mengingat pencapaian
prioritas pembangunan nasional dimaksud sangat tergantung sinkronisasi
kebijakan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah dan antara pemerintah
kabupaten/kota dengan pemerintah dan pemerintah provinsi yang dituangkan
dalam RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah).
5 (lima) prioritas pembangunan nasional Tahun 2020 sumber Permendagri No.
33 Tahun 2019 , meliputi pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan
infrastruktur dan pemerataan wilayah, nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan
kesempatan kerja, ketahanan pangan, air, energi, dan lingkungan hidup dan
stabilitas pertahanan dan keamanan.
DPRD kota Makassar bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
telah membahas kebijakan umum anggaran prioritas platfon anggaran sementara
(KUA-PPASS) 2020. Dari draft diajukan TAPD, pendapatan daerah ditargetkan RP
4.038 trilliun. Target ini menurun dari pendapatan 2019 lalu sebesar Rp 61 miliar
atau 1,4 persen dari Rp 4.099 trilliun. Sumber sulselsatu.com (2020)
Menurut Kenis (1979) agar pelaksanaan anggaran berjalan secara efektif,
penyusunan anggaran dan penerapannya harus memperhatikan 5 komponen
karakteristik tujuan anggaran yaitu partisipasi penyusunan anggaran (budgetary
participation), kejelasan tujuan anggaran (budget goal clarity), umpan balik
anggaran (budgetary feedback), evaluasi anggaran (budgetray evaluation) dan
kesulitan tujuan anggaran (budget goal difficulty). Adanya tujuan anggaran yang
jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target anggaran. Selanjutnya,
6
target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ingin
dicapai organisasi sehingga dapat memberikan suatu tingkat kepuasan.
Alasan peneliti untuk menganalisis pengaruh karakteristik tujuan anggaran
terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar karena :
Judul penelitian ini menarik untuk diteliti karena masih jarangnya penelitian
mengenai topik kinerja pejabat pemerintah kota Makassar di Akuntansi Sektor
Publik akibat terbatasnya informasi dan data dari pemerintah yang sulit diakses
publik, dan cenderung rahasia.
Pejabat Pemerintah Daerah di SKPD yang dijadikan responden dalam
penelitian ini adalah subjek langsung penganggaran yaitu sebagai Perencana,
Pelaksana, dan Penanggung jawab Anggaran untuk program dan kegiatan
Pemerintah Daerah yang merupakan bentuk penjabaran dari rencana strategis
SKPD, sehingga responden berkaitan langsung atas permasalahan yang diteliti.
Penelitian ini berpendapat bahwa Karakteristik Tujuan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah yang dibuat oleh Pemerintah Daerah telah menjalankan
prinsip-prinsip yang ada dalam keputusan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33
Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan APBD yaitu sesuai dengan kebutuhan
penyelenggara urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan
kemampuan pendapatan daerah, tidak bertentangan dengan kepentingan umum
dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, berpedoman pada RKPD,
KUA dan PPAS, Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, transparan untuk memudahkan
masyarakat mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya
tentang APBD, partisipatif, dengan melibatkan masyarakat; dan, tertib, taat pada
ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, bertanggung
7
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatuhan dan manfaat untuk
masyarakat.
Untuk itu dari latar belakang diatas maka peneliti dapat tertarik untuk
mengambil judul “Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja
Pejabat Pemerintah Kota Makassar’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pejabat pemerintah
Kota Makassar ?
2. Apakah kejelasan tujuan anggaran berpengaruh terhadap kinerja pejabat
pemerintah Kota Makassar ?
3. Apakah umpan balik anggaran berpengaruh terhadap kinerja pejabat
pemerintah Kota Makassar ?
4. Apakah evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pejabat pemerintah
Kota Makassar ?
5. Apakah kesulitan tujuan anggaran berpengaruh terhadap kinerja pejabat
pemerintah Kota Makassar ?
8
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang serta identifikasi masalah tersebut di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji apakah ada pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar.
2. Untuk menguji apakah ada pengaruh kejelasan tujuan anggaran terhadap
kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar.
3. Untuk menguji apakah ada pengaruh umpan balik anggaran terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar.
4. Untuk menguji apakah ada pengaruh evaluasi anggaran terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar.
5. Untuk menguji apakah ada pengaruh kesulitan tujuan anggaran terhadap
kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Apabila tujuan penelitian ini tercapai, maka manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah:
1. Bagi para akademisi hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi Kontribusi
dalam hal pengembangan Akuntansi Sektor Publik (ASP) khususnya
pengembangan sistem pengendalian manajemen pada Sektor Publik.
2. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat secara
langsung maupun tidak langsung bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat daerah dengan mendekatkan pelayanan publik di daerah.
Serta meningkatkan proses perencanaan dan penganggaran dalam
Pemerintahan Daerah menggunakan pendekatan kinerja.
9
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Anggaran
Anggaran (budget) merupakan rencana operasi keuangan yang mencakup
estimasi pengeluaran dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayai
dalam periode waktu tertentu. Dalam sektor publik, anggaran menjadi rahasia
publik yang wajib untuk dikritik dan didiskusikan. Anggaran sebagai bentuk
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program pemerintah Menurut
Governmental Accounting Standards Board (GASB).
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif,
yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukur yang lain, mencakup
jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek
yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan
dalam proses penyusunan.
Menurut Dedi Ismatullah (2010:16), karakteristik anggaran secara umum
adalah sebagai berikut:
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang berarti bahwa
para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran
di ditetapkan dalam anggaran.
d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi
dari penyusun anggaran.
e. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
10
Berdasarkan arti anggaran diatas, dapat dikatakan anggaran sebagai suatu
alat perencanaan yang dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dan
harus dilakukan oleh pemerintah, banyaknya biaya yang dibutuhkan, dan
beberapa hasil yang diperoleh di akhir periode yang digunakan merumuskan
tujuan atau sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi misi yang ditetapkan.
Dalam sistem keuangan daerah, peran penting APBD dapat dilihat dari fungsi
utamanya sebagai berikut:
1. Anggaran sebagai alat perencanaan (planning tool),
2. Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool)
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (fiscal tool)
4. Anggaran sebagai alat politik (political tool)
5. Anggaran sebagai alat komunikasi dan koordinasi (coordination and
communication tool)
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (performance measurement tool)
7. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)
Tujuan dan Fungsi APBD
Tujuan utama dari APBD adalah sebagai pedoman pemerintah daerah dalam
mengatur pendapatan daerah serta pengeluaran daerah demi kesejahteraan
daerah. APBD juga bertujuan sebagai koordinator pembiayaan dalam
pemerintahan daerah dan menciptakan transparansi dalam anggaran daerah,
membantu pemerintah daerah mencapai tujuan fiskal, meningkatkan pengaturan
atau juga koordinasi tiap bagian yang berada di lingkungan pemerintah daerah,
menciptakan efisiensi terhadap penyediaan barang dan jasa, menciptakan
prioritas belanja pemerintah daerah.
11
Adapun fungsi APBD yaitu fungsi otoritas APBD berfungsi sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pendapatan serta belanja Negara pada tahun anggaran
tertentu, fungsi perencanaan APBD berfungsi sebagai pedoman dalam
perencanaan anggaran keuangan daerah pada tahun anggaran tertentu, fungsi
pengawasan APBD berfungsi sebagai pedoman dalam alokasi dana yang tepat
bagi peningkatan perekonomian daerah. Alokasi penggunaan dana APBD
haruslah sesuai dengan tujuan peningkatan perekonomian tertentu, Fungsi
Distribusi APBD haruslah didistribusikan secara merata dan adil, fungsi stabilisasi
APBD harus dapat menjadi instrumen dalam kestabilan ekonomi daerah.
Mekanisme Penyusunan APBD
Alur penyusunan APBD adalah sebagai berikut pemerintah daerah menyusun
RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), kemudian
pemerintah daerah akan mengajukan RAPBD tersebut kepada DPRD untuk
dirapatkan apakah RAPBD tersebut disetujui atau tidak, jika DPRD memutuskan
untuk menyetujui RAPBD, maka RAPBD akan disahkan menjadi APBD.
Susunan APBD Tahun 2020 pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33
Tahun 2019 yaitu pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional dan memiliki kepastian serta harus berdasarkan pada ketentuan
peraturan perundang-undangan dengan mempedomani kebijakan sebagai berikut
pendapatan asli daerah (PAD) didalamnya penganggaran pajak daerah dan
retribusi daerah, pengganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah,
penganggaran lain-lain PAD yang sah.
Dana alokasi umum (DAU) DAU bersumber dari APBN yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai
12
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dana alokasi khusus (DAK) dialokasikan untuk mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
daerah yang ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang terdiri atas DAK fisik dan DAK non fisik
Dana insentif daerah penganggaran, dana insentif daerah dialokasikan sesuai
dengan peraturan presiden mengenai rincian APBD tahun anggaran 2020 atau
peraturan menteri keuangan mengenai pedoman umum dan alokasi dana insentif
daerah tahun anggaran 2020
Dana otonomi khusus, dana otonomi khusus dialokasikan kepada daerah yang
memiliki otonomi khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dana keistimewaan, dana keistimewaan dialokasikan kepada daerah istimewa
sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undangan.
Dana desa, dana desa bersumber dari APBD yang diperuntukkan bagi desa
yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, dan pemberdayan
masyarakat diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendapatan bagi hasil, pendapatan bagi hasil merupakan dana yang
bersumber dari pendapatan daerah yang dialokasikan kepada daerah lain
berdasarkan angka persentase tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
13
Karakteristik Tujuan Anggaran
Sistem penganggaran merupakan komponen-komponen yang berperan dalam
mewujudkan tersusunnya suatu rencana keuangan baik rencana jangka panjang.
Dengan menggunakan anggaran secara terus menerus, maka fungsi anggaran
sebagai alat pengendalian akan tercapai. Kenis (1979) mengemukakan lima
Karakteristik Tujuan Anggaran (Budgetary Goal Characteristics) yaitu: Partisipasi
Penyusunan Anggaran (Budgetary Participation), Kejelasan Tujuan Anggaran
(Budgetary Goal Clarity), Umpan Balik Anggaran (Budgetary Feedback), Evaluasi
Anggaran ( Budgetary Evaluation), Kesulitan Tujuan Anggaran (Budgetary Goal
Difficulty).
a. Partisipasi Penyusunan Anggaran
Partisipasi penyusunan anggaran adalah secara umum pendekatan yang
meningkatkan suatu kinerja yang pada akhirnya efektivitas organisasi meningkat.
Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks,
kemungkinan akan menimbulkan dampak fungsional dan disfungsional terhadap
sikap dan perilaku anggota organisasi.
Partisipasi anggaran dinilai dapat mengurangi kesenjangan anggaran apabila
bawahan membantu memberikan informasi pribadi tentang prospek masa depan
sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat, meskipun tidak menutup
kemungkinan bahwa semakin besar partisipasi anggaran dari para manajer akan
dapat meningkatkan senjangan anggaran. Keterlibatan kerja juga diyakini dapat
mempengaruhi senjangan anggaran perusahaan dimana semakin tinggi
keterlibatan kerja manajer akan semakin menimbulkan besarnya kesempatan bagi
para manajer untuk menimbulkan senjangan anggaran.
14
Aimee dan carol (2004) menjelaskan partisipasi anggaran adalah menemukan
mekanisme input partisipasi warga negara mempunyai pengaruh langsung pada
keputusan anggaran. Keuntungan penggunaan input warga negara kedalam
operasi kota bisa membantu dewan dalam menjalankan tanggung jawabnya untuk
mewakili konstituen dan memberikan misi, arahan kebijakan jangka panjang.
Partisipasi anggaran menunjukkan pada luasnya partisipasi bagi aparat
pemerintah daerah dalam memahami anggaran yang diusulkan oleh unit kerjanya
dan pengaruh tujuan pusat pertanggungjawaban pada anggaran mereka.
Partisipasi anggaran pada sektor publik terjadi ketika antara pihak eksekutif dan
legislatif dan masyarakat bekerja sama dalam pembuatan anggaran. Anggaran
dibuat oleh kepala daerah melalui usulan-usulan dari setiap unit kerja yang
disampaikan kepada Kepala Bagian dan diusulkan kepala daerah, dan setelah itu
DPRD bersama-sama menetapkan anggaran yang dibuat sesuai dengan
peraturan daerah yang berlaku.
Indikator Partisipasi Penyusunan Anggaran terdiri dari 6 (enam) indikator (
Milani 1975), yaitu
1. Anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para pengurus.
2. Penolakan pihak pejabat bisa pada saat anggaran di proses.
3. Keinginan memberikan partisipasi anggaran kepada pihak pejabat tanpa
diminta.
4. Pejabat mempunyai pengaruh dalam anggaran akhir.
5. Kepentingan pejabat dalam partisipasi terhadap anggaran
6. Anggaran didiskusikan antara pihak pejabat dengan wakil pejabat pertanggung
jawaban pada saat anggaran disusun.
15
b. Kejelasan Tujuan Anggaran
Menurut Nordiawan (2006) menjelaskan tujuan anggaran yaitu sebagai alat
perencanaan, dengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus
dilakukan dan kearah mana kebijakan yang dibuat.
Dalam menyusun anggaran tahunan (2020), mekanisme dan
proses penjaringan informasi pada dasarnya merupakan bagian dari upaya
pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana
strategis daerah. Namun demikian, dalam proses ini kebijakan anggaran harus
dijadikan payung bagi eksekutif khususnya unit kerja dalam menyusun kebijakan
anggaran tahunan. Dalam penyusunan rencana kerja masing-masing program
harus sudah memuat secara lebih rinci uraian mengenai nama program, tujuan
dan sasaran program output yang akan dihasilkan, sumber daya yang dibutuhkan,
periode pelaksanaan program, lokasi dan indikator kinerja. Seluruh program yang
telah dirancang oleh masing-masing unit kerja, selanjutnya diserahkan ke
Panitia Eksekutif.
Panitia eksekutif selanjutnya menganalisis dan bila perlu menyeleksi program-
program yang akan dijadikan rencana kerja di masing-masing unit kerja
berdasarkan program kerja yang masuk ke Panitia Eksekutif, selanjutnya disusun
dan dirancang draft Kebijakan Pembangunan Dan Kebijakan Anggaran Tahunan
(APBD) yang nantinya akan dibahas dengan pihak Legislatif (Kepmendagri No 33
Tahun 2019 ).
Karena begitu luasnya kejelasan tujuan anggaran, maka tujuan anggaran harus
dinyatakan secara spesifik, jelas dan dapat dimengerti oleh siapa saja yang
bertanggung jawab. Kejelasan tujuan anggaran berhubungan dengan sejauh
mana tujuan-tujuan anggara dinyatakan secara khusus dan jelas serta dipahami
16
oleh orang-orang yang bertanggung jawab memenuhinya. Adapun tujuan
penyusunan anggaran sebagai berikut:
a. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi
antar bagian dalam lingkungan pemerintah.
b. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan
jasa publik melalui proses pemrioritasan.
c. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
d. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR
atau MPR dan masyarakat.
Menurut locke dan Latham (1984) dalam Samuel (2008), ada 7 indikator yang
diperlukan:
1. Tujuan, Membuat secara terperinci tujuan umum tugas-tugas yang harus
dikerjakan.
2. Kinerja, menetapkan kinerja dalam bentuk pertanyaan yang diukur.
3. Standar, menetapkan standar atau target yang ingin dicapai.
4. Jangka waktu, menetapkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan.
5. Sasaran prioritas, menetapkan sasaran yang prioritas.
6. Tingkat kesulitan, menetapkan sasaran berdasarkan tingkat kesulitan dan
pentingnya.
7. Koordinasi, menetapkan kebutuhan koordinasi.
c. Umpan Balik Anggaran
Umpan balik merupakan salah satu persyaratan yang cukup penting dalam
proses pengendalian pelaksanaan suatu kegiatan. Umpan balik juga dapat
mendorong motivasi pelaksanaan anggaran berikutnya, umpan balik anggaran
dapat menunjukkan sejauh mana sasaran anggaran telah dicapai. Apabila
17
pelaksana anggaran tidak mengetahui hasil usahanya, maka tidak akan memiliki
pegangan dalam menilai sesuai atau tidaknya suatu pekerjaan yang sedang
dilakukan dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan Umpan balik anggaran maka
dapat menimbulkan motivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Sasaran anggaran tidak akan tercapai tanpa pemantauan secara terus
menerus, kemajuan karyawan akan mencapai tujuan sasaran mereka. Dalam
tahap pengendalian dan evaluasi kinerja, kinerja sesungguhnya dibandingkan
dengan standar yang tercantum dalam anggaran, untuk mewujudkan bidang
masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembentukan yang
berperan untuk menyajikan umpan balik bagi manajer yang bertanggung jawab
dalam mengkonsumsi sumber daya untuk mencapai sasaran anggaran. Ismalia,
(2015)
Kenis dalam (Damanik,2011) yang menyatakan bahwa umpan balik terhadap
sasaran anggota organisasi tidak mengetahui hasil yang diperoleh dari upayanya
untuk mencapai sasaran maka ia tidak mempunyai dasar untuk merasakan
kesuksesan atau kegagalan dan tidak ada inisiatif untuk menunjukkan kinerja yang
lebih baik dan pada akhirnya menjadi tidak puas
Rasuli dan Darlis (2015) menyatakan umpan balik memiliki dua fungsi bagi
orang-orang yang menerimanya yang pertama berkaitan dengan instruksi dan
kedua adalah berkaitan dengan motivasi.
Dengan adanya umpan balik yang diperoleh dari pencapaian sasaran
anggaran dan dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah
diprogramkan maka aparat pemerintah termotivasi dalam meningkatkan kinerja
untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan terhadap anggaran.
18
Menurut Istiyani (2009) indikator dari umpan balik sebagai berikut:
1. Saya mendapatkan umpan balik yang memadai sehubungan dengan prestasi
saya dalam mencapai tujuan anggaran.
2. Saya memperoleh umpan balik yang berguna selama proses penyusunan
rencana anggaran.
3. Saya memperoleh umpan balik dan evaluasi tentang kinerja saya pada akhir
siklus\daur penyusunan rencana anggaran.
4. Saya tidak memperoleh umpan balik terhadap kinerja saya dalam pencapaian
tujuan anggaran.
5. Saya memperbaiki tingkah laku menurut umpan balik yang saya diterima.
6. Umpan balik yang saya terima pada akhir siklus penyusunan rencana
umumnya tidak dapat digunakan dalam praktek
d. Evaluasi Anggaran
Menurut PP No. 13 Tahun 2019 tentang laporan dan evaluasi
penyelenggaraan pemerintah daerah, Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah yang selanjutnya disingkat LPPD adalah laporan yang disampaikan oleh
pemerintah daerah kepada pemerintah pusat yang memuat capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelaksanaan tugas pembantuan
selama 1 ( satu ) tahun anggaran.
Evaluasi anggaran menunjukkan pada luasnya anggaran yang digunakan
kembali oleh individu pimpinan dan digunakan dalam evaluasi kinerja pejabat.
Pentingnya aspek evaluasi anggaran diterapkan dalam rangka untuk prospektif
yang berkaitan dengan hasil evaluasi dan tindak lanjut dari penggunaan anggaran
yang dikelola oleh pejabat pemerintah. Hasil evaluasi juga diharapkan mampu
19
memberikan informasi tentang perimbangan anggaran, alokasi anggaran dan
berbagai pengawasan subsidi anggaran yang diperuntukkan kepada pemerintah.
Menurut Kamaliah Darlis (2010) evaluasi anggaran menunjuk pada luasnya
perbedaan anggaran yang digunakan kembali oleh individu pimpinan departemen
dan digunakan dalam evaluasi kinerja mereka. Evaluasi anggaran merupakan alat
pengendalian terhadap kinerja anggaran. Evaluasi anggaran pada dasarnya
membandingkan antara anggaran dengan pelaksanaan sehingga ditentukan
penyimpangan yang terjadi.
Kegiatan pengelolaan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat
terkelola dengan baik perlu ada suatu program nyata yang dapat ditindaklanjuti
oleh pemerintah khususnya yang berkaitan dengan SKPD untuk dapat diperbaiki
dengan menggunakan indikator pengukuran evaluasi yang tepat dan akurat dalam
menilai suatu kegiatan penganggaran yang mempengaruhi kinerja.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam menyiapkan anggaran mereka selalu
melakukan evaluasi kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan dan pada
pelaksanaan anggaran, mereka juga melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang
telah dilakukan sehingga kinerja mereka menjadi lebih baik.
Menurut istiyani (2009) indikator evaluasi anggaran ada 7 (tujuh) antara lain
1. Pimpinan menyebutkan RKA-SKPD ketika berbicara mengenai efisiensi dan
efektifitas kepada saya sebagai kepala unit.
2. Pimpinan saya menganggap bahwa saya sendiri yang bertanggung jawab atas
penyimpangan anggaran dalam unit saya.
3. Pimpinan tidak puas dengan penjelasan saya atas terhadap penyimpangan
dalam unit saya.
20
4. Pimpinan membicarakan kepada saya mengenai peningkatan pekerjaan untuk
memenuhi tujuan RKA-SKPD.
5. Pimpinan akan menunjukkan ketidak puasannya mengenai anggaran unit saya
bila tidak tercapai.
6. Penyimpangan anggaran yang besar dalam unit saya telah mendapat
komentar dari pimpinan karena mengakibatkan prestasi saya yang buruk.
7. Saya telah menjelaskan kepada pimpinan mengenai item-item anggaran yang
melampaui RKA-SKPD karena tidak saya kendalikan.
e. Kesulitan Tujuan Anggaran
Kesulitan tujuan anggaran mempunyai rentang sasaran dari sangat longgar
dan mudah dicapai sampai sangat ketat dan tidak dapat dicapai (kenis, 1979).
Anggaran yang memiliki sasaran sangat ketat akan memotivasi manajer untuk
dapat meningkatkan kinerjanya namun apabila sasaran anggaran yang ketat
melebihi batas limitnya akan mengurangi motivasi manajer sehingga manajer akan
merasa gagal dan frustasi sebelum mencapainya berakibat tidak dapat
meningkatkan kinerja.
Menurut Dido (2011) indikator kesulitan anggaran adalah sebagai berikut:
1. Kesulitan dalam pencapaian tujuan anggaran diperlukan usaha keras untuk
mencapai tujuannya.
2. Diperlukan keahlian dan pengetahuan yang cukup tinggi untuk mencapai tujuan
anggaran.
3. Pengaruh tingkat kesulitan anggaran terhadap anggaran dan kinerja pejabat.
21
Kinerja Pejabat Pemerintah
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja juga merupakan suatu kondisi yang
harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui
tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi misi yang
diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negatif dari suatu kebijakan operasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002;382) Kinerja adalah pencapaian dari yang telah dilakukan, dikerjakan
seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugas.
pejabat pemerintah merupakan pejabat yang lingkungan kerjanya berada
pada lembaga yang menjalankan fungsi administratif belaka atau lazim disebut
sebagai pejabat administrasi negara seperti menteri-menteri sebagai pembantu
Presiden, beserta aparatur pemerintahan lainnya di lingkungan eksekutif diatur
dalam UUD 45.
Kinerja yang efektif adalah apabila tujuan dari anggaran tercapai dan
partisipasi dari bawahan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan,
partisipasi umumnya dinilai sebagai suatu pendekatan yang dapat meningkatkan
kinerja anggota organisasi.
Armstrong dan baron (dalam wibowo 2007:2) menjelaskan bahwa kinerja
(performance) adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang memiliki kaitan yang
besar terhadap yang ingin dicapai oleh perusahaan, keinginan pelanggan dan
memberikan kontribusi ekonomi.
22
Suatu kinerja merupakan suatu istilah yang secara umum digunakan untuk
sebagian atau seluruh tindakan dari suatu organisasi pada suatu periode dengan
referensi pada sejumlah standar seperti biaya masa lalu atau yang diproyeksikan
dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas suatu manajemen.
Menurut Dwiyanto (2006:47) mengatakan bahwa penilaian kinerja merupakan
suatu kegiatan yang sangat penting sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi
dalam mencapai misinya. Untuk birokrasi publik, informasi mengenai kinerja tentu
sangat berguna untuk menilai seberapa jauh penilaian yang diberikan oleh
birokrasi itu memenuhi harapan dan memuaskan masyarakat.
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada
dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka
dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
suatu hasil kerja yang dicapai sekelompok orang dalam organisasi dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan
atau sekumpulan orang dan individu yaitu pegawai negeri yang berada pada
badan atau lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi atau tugas
pemerintahan.
23
1. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan ( BPKP dalam
Abdullah), (2004:145). Sementara Lohman (2003) dalam Abdullah (2004:145)
indikator kinerja adalah suatu variabel yang digunakan untuk mengekspresikan
secara kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman
pada target-target dan tujuan organisasi. Dalam pandangan lain, menurut Bastian
(2006) mendefinisikan Indikator Kinerja dapat dinilai dengan ukuran penilaian yang
didasarkan pada indikator sebagai berikut:
a. Masukan (input) yaitu: tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat atau besaran
sumber dana, sumber daya manusia, material, waktu, teknologi dan
sebagainya yang digunakan untuk melaksanakan program atau kegiatan.
b. Keluaran (output) yaitu: tolak ukur kinerja berdasarkan produk (barang atau
jasa) yang dihasilkan dari program atau program masukan yang digunakan.
c. Hasil (outcome), yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat keberhasilan
yang dapat dicapai berdasarkan keluaran program atau kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
d. Manfaat (benefit) yaitu: tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat kemanfaatan
yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat dan pemerintah
daerah dari hasil.
e. Dampak (impact) yaitu: tolak ukur kinerja berdasarkan dampaknya terhadap
kondisi makro yang ingin dicapai dari manfaat.
2. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan proses penetapan standar hasil akuisisi
program dan permodalan yang dilakukan perusahaan atau organisasi.
24
Pengukuran kinerja juga diartikan sebagai proses akumulasi, analisa dan
pelaporan informasi tentang kinerja seseorang, instansi atau perusahaan, system
atau bagian. Pengukuran kinerja lebih didefinisikan berdasarkan pendapat
mengenai tentang mengapa dilakukan pengukuran kinerja.
Tujuan umum pengukuran kinerja adalah mendorong para pegawai agar bisa
memenuhi target perusahaan dan mengikuti standar perilaku yang diputuskan
sebelumnya.
Manfaat pengukuran kinerja secara umum adalah meminimalisir tindakan
yang tak semestinya dikehendaki lewat feedback hasil kerja, serta sebagai dasar
pemberian penghargaan pada individu yang sudah memenuhi atau melebihi tujuan
yang telah disetujui.
B. Tinjauan Empiris
Tabel 2.1
DAFTAR PENELITIAN TERDAHULU
No Penulis/Topik/Artikel Tujuan
Penelitian
Konsep/Teori/
Hipotesis
Variabel
Penelitian
dan Teknik
Analisis
Hasil Penelitian
1
Ella Rosilawaty (2019) Pengaruh partisipasi penyusunan Anggaran, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo (Studi Empiris pada OPD Kabupaten Purworejo).
1. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Partisipasi Penyusunan anggaran terhadap kinerja Pemerintah
2. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kejelasan
1. Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh positif terhadap Kinerja Pemerintah
2. Kejelasan Sasaran Anggaran berpengaruh positif terhadap
Variabel Independen: 1. Partisipasi
Penyusunan Anggaran
2. Kejelasan Sasaran Anggaran
3. Budaya Organisasi Variabel Dependen :
1. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah,
2. Kejelasan sasaran tidak berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah,
3. budaya organisasi berpengaruh
25
Sasaran anggaran terhadap kinerja pemerintah daerah.
3. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinerja pejabat pemerintah daerah
Kinerja Pemerintah Daerah
3. Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
1. Kinerja Pemerintah Daerah
Metode analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda,
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
2
Muhammad Indra Gumilang, Yuldi Mile (2019) Pengaruh Komitmen Organisasi, Kejelasan Tujuan Anggaran dan Karakteristik Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah di Kota Palu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara komitmen organisasi, kejelasan tujuan anggaran dan karakteristik anggaran baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja aparat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Palu
1. Komitmen organisasi, kejelasan tujuan anggaran dan karakteristik anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
2. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja aparat Pemerintah Daerah
3. Kejelasan tujuan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat Pemerintah Daerah
4. Karakteristik tujuan anggaran berpengaruh
Variabel : 1. Komitmen
Organisasi (X1)
2. Kejelasan Tujuan Anggaran (X2)
3. Karakteristik anggaran (X3)
4. Kinerja Aparat Pemda (Y)
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.
1. Komitmen organisasi, kejelasan tujuan anggaran dan karakteristik anggaran secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah.
2. Komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah.
3. Kejelasan tujuan anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah.
4. Karakteristik anggaran berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah.
26
terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
3
Diyana Rochima (2018) Pengaruh Budgetary Goal Characteristic Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Aparat pemerintah Daerah Di Kabupaten Batang Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Budgetary Goal Characteristics dan kompetensi terhadap kinerja aparat pemerintah daerah serta untuk melihat apakah kepuasan kerja mampu menjadi variabel moderasi terhadap hubungan antara Budgetary Goal Characteristics dengan kinerja aparat pemerintah daerah dan hubungan antara kompetensi dengan kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Batang.
1. Budgetary Goal Characteristics berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Batang.
2. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap hubungan antara Budgetary Goal Characteristics dengan kinerja aparat pemda di Kabupaten Batang.
3. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap hubungan antara Budgetary Goal Characteristics dengan kinerja aparat pemda di Kabupaten Batang.
4. Kepuasan kerja berpengaruh
Variabel : 1. Budgetary
Goal Characteristic
2. Kompetensi 3. Kepuasan Kerja 4. Kinerja
Aparat Pemda
Metode analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda,
1. Budgetary Goal Characteristics tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Batang.
2. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap hubungan antara Budgetary Goal Characteristics dengan kinerja aparat pemda di Kabupaten Batang.
3. Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah di Kabupaten Batang.
4. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap hubungan antara kompetensi dengan kinerja aparat pemda di Kabupaten Batang.
27
terhadap hubungan antara Budgetary Goal Characteristics dengan kinerja aparat pemda di Kabupaten Batang.
4
Ilfan Bereki (2018) Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Dengan Tiga Variabel Moderating
Untuk mengetahui Pengaruh :
1. Partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah
2. Kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah
3. Partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi
4. Kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah dengan komitmen organisasi
1. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah
2. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
3. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
4. Kejelasan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat
Variabel : 1. Partisipasi
penyusunan anggaran
2. Kejelasab sasaran anggaran
3. Komitmen Organisasi
4. Budaya Organisasi
5. Kepuasan Kerja
6. Kinerja aparat pemerintah
Penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan menggunakan software smart PLS
1 . Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
2. Kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
3. Komitmen organisasi tidak memoderasi pada hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah.
4. Komitmen organisasi tidak memoderasi pada hubungan antara kejelasan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah.
5. Komitmen organisasi tidak pada hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
28
sebagai variabel moderasi
5. Partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah dengan Budaya organisasi sebagai variabel moderasi
6. Kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah dengan budaya organisasi sebagai variabel moderasi
7. Partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderasi
8. Kejelasn sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderasi
pemerintah dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
5. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kenerja aparat pemerintah dengan budaya organisasi sebagai variabel moderating.
6. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah dengan budaya organisasi sebagai variabel moderating.
7. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah dengan kepuasan kerja sebagai variabel modering.
8. Kejelasn sasaran
kenerja aparat pemerintah.
6. Komitmen organisasi tidak pada hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja aparat pemerintah.
7. Kepuasan kerja tidak memoderasi pada hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah.
8. Kepuasan kerja tidak memoderasi pada hubungan kejelasn sasaran dengan kinerja aparat pemerintah
29
anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating
5
I gede jati antara, I gusti ayu intan saputra rini (2017) pengaruh karakteristik tujuan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah (survey pada pemerintah SKPD provinsi bali)
Untuk mengetahui :
1. Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah.
2. Pengaruh kejelasan tujuan anggaran terhadap kinerja pemerintah daerah.
3. pengaruh umpan balik anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah.
4. pengaruh evaluasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah
5. pengaruh kesulitan tujuan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah
Partisipasi anggaran, Kejelasan tujuan anggaran, Umpan balik anggaran, Evaluasi anggaran, dan Kesulitan tujuan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah
Variabel: Partisipasi Anggaran (X1),kejelasan tujuan anggaran (X2),umpan balik anggaran (X3),Evaluasi Anggaran (X4), Kesulitan Tujuan Anggaran (X5). Penelitian ini menggunakan alat analisis Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software Partial Least Square (PLS) 2.0 M3.
1. Partisipasi anggaran dan evaluasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah Provinsi Bali.
2. Kejelasan tujuan anggaran ,Umpan balik anggaran, dan Kesulitan Tujuan Anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah Provinsi Bali.
6
Hadi Kurnia (2017) Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah di
Untuk mengetahui: Pengaruh Partisipasi Anggaran, kejelasan tujuan
Partisipasi anggaran, Kejelasan tujuan anggaran, Evaluasi
Variabel: X1 =
Partisipasi Anggaran
Berdasarkan hasil pengujian, partisipasi anggaran dan kesulitan pencapaian
30
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
anggaran, evaluasi anggaran, Umpan Balik Anggaran, kesulitan tujuan aggaran terhadap kinerja Aparat Pemerintah Daerah.
anggaran, Umpan balik anggaran dan Kesulitan tujuan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
X2 = Kejelasan Tujuan Anggaran
X3 = Evaluasi Anggaran X4 = Umpan
Balik Anggaran
X5 = Kesulitan Tujuan Anggaran
Y = Variabel Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.
tujuan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Kejelasan tujuan anggaran, umpan balik dan evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pejabat pemerintah daerah
7
Agustika Tiana (2016) Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Dan Struktur Desentralisasi Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah ( Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo)
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik tujuan anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja aparat pemerintah daerah pada dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Partisipasi anggaran, Kejelasan tujuan anggaran, Evaluasi anggaran, Umpan balik anggaran, Kesulitan tujuan anggaran dan Struktur Desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
Variabel: 1. partisipasi
anggaran (X1),
2. Kejelasan Tujuan Anggaran (X2),
3. Umpan Balik Anggaran (X3),
4. Evaluasi Anggaran (X4),
5. Kesulitan Tujuan Anggaran (X5).
6. struktur desentralisasi
1. Kejelasan sasaran anggaran dan Umpan balik anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
2. Partisipasi anggaran, Evaluasi anggaran, Kesulitan tujuan anggaran dan Struktur desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
31
Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
8
Aulia aprilia rasuli dan taufeni taufik (2016) pengaruh karakteristik tujuan anggaran terhadap aparat pemerintah kota pekanbaru denagan sikap aparat pemerintah sebagai variable intervening.
Tujuan dari penelitian ini menguji pengaruh karakteristik tujuan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah kota pekanbaru dengan sikap aparat pemerintah sebagai variabel intervening.
1. Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah.
2. Kejelasan tujuan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah.
3. Umpan balik anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah
4. Evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah.
5. Kesulitan tujuan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat
Variabel Independen (X): 1. partisipasi
anggaran (X1),
2. Kejelasan Tujuan Anggaran (X2),
3. Umpan Balik Anggaran (X3),
4. Evaluasi Anggaran (X4),
5. Kesulitan Tujuan Anggaran (X5).
Variabel Intervening (Z): 1. Sikap
Aparat Pemerintah
Metode analisis Pemodelan Persamaan Struktural menggunakan program AMOS
Temuan penelitian 4. Partisipasi
anggaran, kejelasan tujuan anggaran, dan evaluasi anggaran, berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
3. umpan balik anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
5. kesulitan tujuan anggaran berpengaruh negatif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
.
32
9
Elna M. Pattinaja (2015) Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Pada SKPD Provinsi Maluku
Tujuan meneliti untuk memahami karakteristik anggaran yang digunakan dalam proses penyusunan anggaran dan mengetahui hubungan antara karakteristik-karakteristik tujuan anggaran dalam proses penyusunan anggaran dalam kinerja aparat pemerintah Provinsi Maluku
1. Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah.
2. Kejelasan tujuan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah.
3. Umpan balik angaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah.
4. Evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah.
5. Kesulitan tujuan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah
Variabel 1. Partisipasi
Peny Anggaran (X1)
2. Kejelasan Tuj Anggaran (X2)
3. Evaluasi Anggaran (X3)
4. Umpan balik anggaran (X4)
5. Kesulitan sasaran anggaran (X5)
6. kinerja (Y) Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
partisipasi anggaran (X1) dan Evaluasai anggaran (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja aparat pemerintah Provinsi Maluku, sedangkan kejelasan tujuan anggaran (X2), umpan balik anggaran (X4) dan kesulitan tujuan anggaran (X5) tidak berpengaruh singnifikan terhadap kinerja aparat Provinsi Maluku
10
Indah Syurgawi (2015) Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran, Good Govervance, dan Pengawasan APIP Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis.
Untuk mengetahui: Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Tujuan Anggaran, Umpan Balik Anggaran, Evaluasi Anggaran.
1. Partisipasi anggaran, Kejelasan tujuan anggaran, Umpan balik anggaran Evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat
Variabel: 1. Partisipasi
anggaran 2. Kejelasan
tujuan anggaran
3. Umpan balik anggaran
4. Evaluasi anggaran
5. Good governance
1. Bahwa variabel partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis.
2. Bahwa variabel kejelasan tujuan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja
33
pemerintah daerah.
2. Good governance berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
3. Pengawasan APIP terhadap kinerja aparat Pemda
Pengawasan APIP
Analisis data : 1. Teknik Uji
Instrumen 2. Uji
Hipotesis Uji Asumsi Klasik
aparat pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis, .
3. Bahwa variabel Umpan balik tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis.
4. Bahwa variabel evaluasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah kabupaten bengkalis.
5. Bahwa Variabel good governance berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis.
6. Bahwa variabel pengawasan APIP berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis.
C. Kerangka pikir
Menurut Sugiyono (2017) kerangka berpikir adalah sintesa yang
mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan
untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis penelitian
yang berbentuk bagan alur yang dilengkapi penjelasan kualitatif.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, tinjauan pustaka, hasil penelitian terdahulu, yang telah dijelaskan
sebelumnya maka disusunkan tentang kerangka pikir seperti yang dideskripsikan
pada gambar 2.1 dibawah ini:
34
Gambar 2.1
KERANGKA PIKIR
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau pernyataan sementara yang diungkapkan
secara deklaratif yang menjadi jawaban dari sebuah permasalahan. Karena
sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data
empirik yang terkumpul.
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka, penelitian terdahulu,
kerangka pikir maka hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja pejabat pemerintah kota
Makassar.
Partisipasi sangat berarti dalam proses anggaran untuk menentukan hasil
kinerja aparat pemerintah partisipasi adalah proses pengambilan keputusan
bersama atau dua pihak atau lebih yang membawa pengaruh di kemudian hari
Partisipasi
Anggaran (X1)
Kejelasan Tujuan
Anggaran (X2)
Umpan Balik
Anggaran (X3)
Evaluasi
Anggaran (X4)
Kinerja
Pejabat
Pemerintah
(Y)
Kesulitan Tujuan
Anggaran (X5)
35
bagi mereka yang ikut dalam memberikan keputusan. Partisipasi menunjukkan
pada luasnya partisipasi bagi aparat pemerintah daerah dalam memahami
anggaran yang diusulkan oleh unit kerjanya dan pengaruh tujuan pusat
pertanggungjawaban anggaran mereka (Poerwati). Penelitian terdahulu Istiyani
(2009) dan Tonga (2013) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan
penelitian terdahulu Antara dan Rini (2017) “menunjukkan variabel partisipasi
anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja pejabat pemerintah daerah”.
Berdasarkan landasan teori tersebut maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H1: Partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar.
2. Pengaruh kejelasan tujuan anggaran terhadap kinerja pejabat pemerintah kota
Makassar.
Nordiawan (2006) menjelaskan tujuan anggaran yaitu sebagai alat
perencanaan, dengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus
dilakukan dan kearah mana kebijakan yang dibuat. Penelitian terdahulu Tonga
(2013) dan Wirawati (2014) yang menyatakan bahwa kejelasan tujuan anggaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.” Sedangkan penelitian
terdahulu Bereki (2018) “menunjukkan variabel kejelasan tujuan anggaran tidak
berpengaruh terhadap kinerja pejabat pemerintah daerah”.
Berdasarkan landasan teori tersebut maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H2: Kejelasan tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar.
36
3. Pengaruh umpan balik anggaran terhadap kinerja pejabat pemerintah kota
Makassar.
Rasuli dan Darlis (2015) menyatakan umpan balik memiliki dua fungsi bagi
orang-orang yang menerimanya yang pertama berkaitan dengan instruksi dan
kedua adalah berkaitan dengan motivasi. Penelitian terdahulu Penelitian terdahulu
Tonga (2013) dan Wirawati (2014) yang menyatakan bahwa umpan balik
anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.” Sedangkan
penelitian Tiana (2016) “menunjukkan variabel umpan balik tidak berpengaruh
terhadap kinerja pemerintah daerah”.
Berdasarkan landasan teori tersebut maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H3: Umpan balik anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar.
4. Pengaruh evaluasi anggaran terhadap kinerja pejabat pemerintah kota
Makassar.
Evaluasi anggaran menunjukkan pada luasnya anggaran yang digunakan
kembali oleh individu pimpinan dan digunakan dalam evaluasi kinerja pejabat.
Pentingnya aspek evaluasi anggaran diterapkan dalam rangka untuk prospektif
yang berkaitan dengan hasil evaluasi dan tindak lanjut dari penggunaan anggaran
yang dikelola oleh pejabat pemerintah. Hasil evaluasi juga diharapkan mampu
memberikan informasi tentang perimbangan anggaran, alokasi anggaran dan
berbagai pengawasan subsidi anggaran yang diperuntukkan kepada pemerintah.
Penelitian terdahulu Penelitian terdahulu Tonga (2013) dan Wirawati (2014)
yang menyatakan bahwa evaluasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja.” Sedangkan penelitian Antara dan Rini (2017) “menunjukkan
37
variabel evaluasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja pemerintah
daerah”.
Berdasarkan landasan teori tersebut maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H4: Evaluasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar.
5. Pengaruh kesulitan tujuan anggaran terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota
Makassar.
Kesulitan tujuan anggaran mempunyai rentang sasaran dari sangat longgar dan
mudah dicapai sampai sangat ketat dan tidak dapat dicapai kenis, (1979).
Anggaran yang memiliki sasaran sangat ketat akan memotivasi manajer untuk
dapat meningkatkan kinerjanya namun apabila sasaran anggaran yang ketat
melebihi batas limitnya akan mengurangi motivasi manajer sehingga manajer akan
manajer merasa gagal dan frustasi sebelum mencapainya berakibat tidak dapat
meningkatkan kinerja. Penelitian terdahulu Penelitian terdahulu Penelitian
terdahulu Tonga (2013) dan Wirawati (2014) yang menyatakan bahwa kesulitan
tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.” Sedangkan
Apriani, Rasuli & Taufik (2016) “menunjukkan variabel kesulitan tujuan anggaran
berpengaruh negatif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja
pejabat pemerintah”.
Berdasarkan landasan teori tersebut maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H5: Kesulitan tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar.
38
BAB III.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menggambarkan keadaan
sebenarnya dari objek penelitian. Studi ini dimaksudkan untuk memperoleh data-
data khususnya hal yang berkaitan dengan pengukuran Kinerja Pejabat
Pemerintah Kota Makassar.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Kinerja Pejabat Pemerintah Kota Makassar
yang berlokasi di Makassar Sulawesi Selatan. Penelitian dilaksanakan mulai 29
Juli 2020 sampai dengan 31 Agustus 2020 . Yang menjadi fokus dalam penelitian
ini adalah Kinerja Pejabat Pemerintah Kota Makassar. Dalam hal ini populasi dan
sampel yang digunakan untuk mendukung teknik pengukuran variabel kepuasan.
C. Definisi Operasional Variabel dan pengukuran
Definisi operasional adalah penentuan konstruk sehingga menjadi
variabel yang dapat diukur. Definisi operasional dan indikator variabel
diilustrasikan pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Indikator
No Variabel
Penelitian Definisi Operasional Indikator variabel
Skala
pengukuran
1 Partisipasi Anggaran
(X1)
Partisipasi anggaran menunjukkan pada luasnya partisipasi bagi aparat pemerintah daerah dalam memahami
➢ Anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para pengurus.
➢ Penolakan pihak pejabat bisa pada saat anggaran diproses.
➢ Keinginan memberikan partisipasi anggaran kepada pihak pejabat tanpa diminta.
Skala Likert
39
anggaran yang diusulkan oleh unit kerjanya dan pengaruh tujuan pusat pertanggungjawaban pada aggaran mereka. Poerwati (2002)
➢ Pejabat mempunyai pengaruh dalam anggaran akhir.
➢ Kepentingan pejabat dalam partisipasinya terhadap anggaran.
➢ Anggaran didiskusikan antara pihak pejabat dengan wakil pejabat atas pertanggungjawaban pada saat anggaran disusun. Milani, (1975)
2
Kejelasan Tujuan
Anggaran (X2)
Kejelasan tujuan anggaran yaitu sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Suharono dan Solichin, (2006)
➢ Tujuan, Membuat secara terperinci tujuan umum tugas-tugas yang harus dikerjakan.
➢ Kinerja, menetapkan kinerja dalam bentuk pertanyaan yang diukur.
➢ Standar, menetapkan standar atau target yang ingin dicapai.
➢ Jangka waktu, menetapkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan.
➢ Sasaran prioritas, menetapkan sasaran yang prioritas.
➢ Tingkat kesulitan, menetapkan sasaran berdasarkan tingkat kesulitan dan pentingnya.
➢ Koordinasi, menetapkan kebutuhan koordinasi. Locke dan latham, (1984)
Skala Likert
3 Umpan
Balik (X3)
Umpan balik merupakan salah satu persyaratan yang cukup penting dalam proses pengendalian pelaksanaan suatu kegiatan. Umpan balik juga dapat mendorong motivasi pelaksanaan anggaran berikutnya, umpan balik anggaran dapat menunjukkan sejauh mana sasaran anggaran telah dicapai. Ismalia (2015)
➢ Saya mendapatkan umpan balik yang memadai sehubungan dengan prestasi saya dalam mencapai tujuan anggaran.
➢ Saya memperoleh umpan balik yang berguna selama proses penyusunan rencana anggaran.
➢ Saya memperoleh umpan balik dan evaluasi tentang kerja saya pada akhir siklus/daur
penyusunan rencana anggaran. ➢ Saya tidak memperoleh umpan balik terhadap
kinerja saya dalam pencapaian tujuan anggaran.
➢ Saya memperbaiki tingkah laku menurut umpan balik yang saya terima.
➢ Umpan balik yang saya terima pada akhir siklus penyusunan rencana umumnya tidak dapat digunakan dalam praktek. Istiyani (2009)
Skala Likert
40
4 Evaluasi
Anggaran (X4)
Evaluasi anggaran
menunjukkan pada
luasnya perbedaan
anggaran yang
digunakan kembali
oleh individu pimpinan
departemen dan
digunakan dalam
evaluasi kinerja
mereka. Ginting
(2009)
➢ Pimpinan menyebutkan RKA-SKPD ketika berbicara mengenai efisiensi dan efektivitas kepada saya sebagai kepala unit.
➢ Pimpinan saya menganggap bahwa saya sendiri yang bertanggung jawab atas penyimpangan anggaran dalam Unit saya.
➢ Pimpinan tidak puas dengan penjelasan saya atas penyimpangan anggaran dalam unit saya.
➢ Pimpinan membicarakan kepada saya mengenai peningkatan pekerjaan untuk memenuhi tujuan RKA-SKPD.
➢ Pimpinan akan menunjukkan ketidakpuasannya mengenai anggaran unit saya bila tidak tercapai.
➢ Penyimpangan anggaran yang besar dalam unit saya telah mendapat komentar dari pimpinan, karena mengakibatkan prestasi saya yang buruk.
➢ Saya telah menjelaskan kepada pimpinan mengenai item-item anggaran yang melampaui RKA-SKPD karena tidak dapat saya kendalikan. Istiyani (2009)
Skala Likert
5
Kesulitan Tujuan
Anggaran (X5)
Kesulitan tujuan anggaran mempunyai rentang sasaran dari sangat longgar dan mudah dicapai sampai sangat ketat dan tidak dapat dicapai. Kenis (1979)
➢ Kesulitan dalam pencapaian tujuan anggaran diperlukan usaha keras untuk mencapai tujuannya.
➢ Diperlukan keahlian dan pengetahuan yang cukup tinggi untuk mencapai tujuan anggaran.
➢ Pengaruh tingkat kesulitan anggaran terhadap anggaran dan kinerja pejabat. Dido (2011)
Skala Likert
41
6
Kinerja Pejabat
Pemerintah (Y)
Kinerja adalah pencapaian dari yang telah dilakukan, dikerjakan seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugas. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002;382) pejabat pemerintah adalah pejabat yang lingkungan kerjanya berada pada lembaga yang menjalankan fungsi administratif belaka atau lazim disebut sebagai pejabat administrasi negara seperti menteri-menteri sebagai pembantu Presiden, beserta aparatur pemerintahan lainnya di lingkungan eksekutif. Undang-Undang Dasar (1945).
➢ Masukan (input) yaitu: tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat atau besaran sumber dana, sumber daya manusia, material, waktu, teknologi dan sebagainya yang digunakan untuk melaksanakan program atau kegiatan.
➢ Keluaran (output) yaitu: tolak ukur kinerja berdasarkan produk (barang atau jasa) yang dihasilkan dari program atau program masukan yang digunakan.
➢ Hasil (outcome), yaitu tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai berdasarkan keluaran program atau kegiatan yang sudah dilaksanakan.
➢ Manfaat (benefit) yaitu: tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat dan pemerintah daerah dari hasil.
➢ Dampak (impact) yaitu: tolak ukur kinerja berdasarkan dampaknya terhadap kondisi makro yang ingin dicapai dari manfaat. Bastian (2006)
Skala Likert
Pernyataan-pernyataan di atas diukur dengan menggunakan skala likert,
dimana nilai bobot atau skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1.
Ilustrasi tentang skala pengukuran tersebut sebagaimana dalam tabel dibawah
ini.
Tabel 3.2
Skala Pengukuran Variabel
Skor 1 2 3 4 5
Keterangan Sangat
Tidak Setuju
( STS)
Tidak Setuju
(TS)
Ragu-ragu
(RR)
Setuju
(S)
Sangat Setuju
(SS)
42
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Cara purposive sampling digunakan untuk mengambil sampel penelitian ini.
Karena purposive sampling adalah cara pengambilan sampel dengan kriteria yang
dipilih oleh peneliti, responden dalam penelitian ini adalah Pejabat Pemerintah
Kota Makassar. Penelitian mengambil populasi dan sampel di SKPD yang
menduduki jabatan pada level menengah kebawah yang sekaligus sebagai
pejabat pembuat komitmen, artinya pejabat mempunyai kegiatan dalam
penganggaran dan sekaligus sebagai pelaksana anggaran dan beberapa staf
yang menangani dalam penyusunan anggaran di Pemerintah Kota Makassar.
Tabel 3.3
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
No Nama Dinas Jumlah Sampel
Kep. Dinas Kep. Bagian
1 Dinas Perikanan dan pertanian 1 4
2 Dinas Perpustakaan 1 3
3 Dinas Lingkungan Hidup 1 4
4 Dinas Kearsipan 1 2
5 Dinas Ketenagakerjaan 1 4
6 Dinas Pendidikan 1 4
7 Dinas Perhubungan 1 4
8 Dinas Pemberdayaan Perempuan 1 4
9 Dinas Pekerjaan Umum 1 4
10 Dinas Penataan Ruang 1 4
Jumlah 10 37
Sumber: Dinas Pemerintahan Kota Makassar (2020)
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
43
Yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang
berkompeten di perusahaan daerah.
2. Kuesioner
Yaitu dengan menyebarkan kuesioner untuk dapat mengetahui seberapa
besar tingkat kepuasan karyawan dan pelanggan.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji validitas
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir
dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlations) dengan r tabel untuk
degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah
jumlah item. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Sebaliknya jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid
(Sugiyono, 2016:182).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu instrumen yang merupakan alat
pengukuran konstruk atau variabel. Instrumen yang variabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2016:173). Pengujian reliabilitas pada
penelitian ini diukur dengan menggunakan koefisien Cronbach alpha dari masing-
masing item pertanyaan dalam satu variabel. Suatu instrumen dikatakan handal
jika nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Sugiyono, 2016:185).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS).
44
Analisis regresi yang tidak didasarkan pada OLS karena itu tidak memerlukan
persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residu terdistribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki residual yang terdistrubusi normal.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu priode t
dengan priode sebelumnya (t-1) secara sederhana, analisis regresi terdiri dari
menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sehingga
tidak boleh ada korelasi antara pengamatan dan data observasi sebelumnya.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas diperiksa apakah ada perbedaan yang tidak sama
antara satu residu dan pengamatan lain. Salah satu model regresi yang memenuhi
persyaratan adalah bahwa ada kesempatan dalam varian antara residu dari satu
pengamatan
d. Uji Multikolinearitas
Pengujian Multikolinearitas dirancang untuk menentukan apakah ada korelasi
yang tinggi antara variabel independen dalam regresi linear berganda. Jika ada
korelasi yang tinggi antara variable independen hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen terganggu
e. Pengujian Hipotesis
Uji Simultan (F test)
Pada dasarnya uji f menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat (Mudrajad Kuncoro, 2007: 82).
45
Uji Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Mudrajad
Kuncoro, 2007: 84).
Uji Analisi Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2016:192) analisis regresi linier berganda merupakan
regresi yang memiliki satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel
independen. untuk menguji hipotesis penelitian digunakan metode analisis
regresi berganda dengan bantuan SPSS. Adapun persamaan regresi
berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e
Keterangan:
X1: Partisipasi anggaran
X2: Kejelasan tujuan anggaran
X3: Umpan balik anggaran
X4: Evaluasi anggaran
X5: Kesulitan tujuan anggaran
Y : Kinerja pejabat pemerintah
e : Residual yang terstandarisasi (error)
a : Konstanta
β : Koefisien regresi
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data dan Responden
Populasi di penelitian ini merupakan Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner terhadap responden yang ditemui langsung atau dititipkan pada Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Makassar. Proses pendistribusian data
dilakukan mulai tanggal 29 Juli 2020 sampai dengan 31 Agustus 2020
Data responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini yang menyajikan
beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan pada
penyebaran kuesioner yang ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Distribus Pengembalian Kuesioner
Sumber Data : Data Olahan (2020)
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel sebanyak 47
responden di Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kota Makassar. Penelitian
dilakukan dengan cara membagikan langsung atau menitipkan kuesioner untuk 47
responden, hanya 42 kuesioner yang diperoleh yaitu sebanyak 89% sedangkan 5
kuesioner tidak diterima sebanyak 11%. Kuesioner yang tidak diperoleh yaitu dari
dinas Pendidikan, 1 Kepala dinas dan 4 kepala bidang.
Adapun dari 42 kuesioner yang dibagikan disajikan dalam grafik sebagai
berikut:
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang dibagikan 47 100%
Kuesioner yang tidak kembali/cacat 5 11%
Total kuesioner yang Kembali 42 89%
47
Gambar 4.1
Distribusi Pengambilan Kuesioner
Sumber Data : Data Olahan (2020)
Berdasarkan Gambar 4.1 maka dapat disimpulkan bahwa jumlah kuesioner
sebanyak 47 item dari kuesioner yang dibagikan, hanya 89% yang dapat diolah
dan 11% yang tidak dapat diolah karena cacat.
1. Karakteristik Responden
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responde Jumlah Persentase
Laki – Laki 27 64%
Perempuan 15 36%
Total 42 100%
Sumber Data : Data Olahan (2020)
Berdasarkan Tabel 4.2 maka dapat disimpulkan bahwa jumlah responden
terbesar adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 27 orang
atau 64%. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 15 orang atau 36%. Dari tabel diatas
dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
89%
11%
Data Kuesioner
Kuesioner Yang diolah
kuesioner Yang cacat
48
Gambar 4.2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber Data : Data Olahan (2020)
b. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Untuk mengetahui responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber Data : Data Olahan (2020)
Berdasarkan Tabel 4.3 maka dapat disimpulkan bahwa responden dengan
pendidikan terakhir SMA tidak ada atau 0%, Diplomat sebanyak 3 orang atau 7%,
S1 sebanyak 13 orang atau 31%, S2 sebanyak 26 orang atau 62%, dan tidak
adanya responden dengan pendidikan terakhir S3 atau 0%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mayoritas pendidikan terakhir responden pada penelitian ini
adalah S2 dan dapat di lihat pada grafik di bawah ini :
64%
36% Jenis Kelamin
Laki - Laki
Perempuan
Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
SMA 0 0%
Diploma 3 7%
S1 13 31%
S2 26 62%
S3 0 0%
Total 42 100%
49
Gambar 4.3
Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber : Data Olahan (2020)
c. Responden Berdasarkan Masa Kerja
Untuk mengetahui responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja (Tahun) Jumlah Persentase
5 – 10 Tahun 5 12%
11 – 15 Tahun 5 12%
16 – 20 Tahun 10 24%
21 – 25 Tahun 10 24%
Diatas 25 Tahun 12 28%
Total 42 100% Sumber Data : Data Olahan (2020)
Berdasarkan Tabel 4.4 maka dapat disimpulkan bahwa data responden
berdasarkan masa kerja diatas dapat diketahui bahwa masa kerja 5-10 tahun
berjumlah 5 orang atau sebanyak 12%, masa kerja 11-15 tahun sebanyak 5 orang
atau 12%, masa kerja 16-20 tahun sebanyak 10 orang atau 24%, masa kerja 21-
25 tahun sebanyak 10 orang atau 24% dan masa kerja diatas 25 tahun sebanyak
12 orang atau 28%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
7%
31%
62%
Pendidikan
SMA
Deplomat
S1
S2
S3
50
responden dalam penelitian ini masa kerja diatas 25 tahun sebanyak 12 orang atau
28%. Dari tabel diatas dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 4.4
Responden Berdasarkan Masa Kerja
Sumber Data : Data Olahan (2020)
d. Responden Berdasarkan Umur
Untuk mengetahui responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.5
Responden Berdasarkan Umur
Sumber Data : Data Olahan (2020)
12%
12%
24%24%
28%Masa Kerja
5 - 10 Tahun
11 - 15 Tahun
16 - 20 Tahun
21 - 25 Tahun
Diatas 25 Tahun
Umur ( Tahun ) Jumlah Persentase
25 – 35 Tahun 5 12%
36 – 40 Tahun 7 17%
41- 49 14 33%
Diatas 49 Tahun 16 38%
Total 42 100%
51
Berdasarkan Tabel 4.5 maka dapat disimpulkan bahwa responden
berdasarkan umur 25-35 tahun sebanyak 5 orang atau 12%, 36-40 tahun
sebanyak 7 orang atau 17%, 41-49 tahun sebanyak 14 orang atau 33%, diatas 49
tahun sebanyak 16 orang atau 38%, Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas
umur responden pada penelitian ini adalah diatas 49 tahun dan dapat di lihat pada
grafik di bawah ini :
Gambar 4.5
Responden Berdasarkan Umur
Sumber Data : Data Olahan (2020)
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Kualitas Data
Sebelum dilakukannya proses pengolahan data harus dilakukan pengujian
kualitas data. Uji kualitas data ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas
dilakukan untuk menguji apakah suatu pertanyaan di kuesioner dapat mampu
mengukur ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukuran dalam fungsi
ukurnya. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal serta mengetahui kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner.
Berdasarkan hasil data olahan di lampiran berikut ini adalah hasil uji validitas dan
reliabilitas yang ditunjukan pada tabel 4.6 sebagai berikut:
12%
17%
33%
38%Umur
25 – 35 Tahun
36 – 40 Tahun
41- 49
Diatas 49 Tahun
52
Tabel 4.6
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Variabel
Validitas Reliabilitas
Pearson Correlation (r hitung)
r Tabel
Ket. Cronbach
Alpha Ket.
X1
0, 775
0,304 Valid 0, 840 0.60 Reliable
0, 757
0, 594
0, 932
0, 504
0, 932
X2
0, 744
0,304 Valid 0, 908 0.60 Reliable
0, 837
0, 891
0, 750
0, 817
0, 842
0, 752
X3
0, 771
0,304 Valid 0, 773 0.60 Reliable
0, 763
0, 772
0, 573
0, 824
0, 559
X4
0, 555
0,304 Valid 0, 727 0.60 Reliable
0, 783
0, 587
0, 584
53
0, 663
0, 500
0, 710
X5
0, 913
0,304 Valid 0, 784 0.60 Reliable 0, 777
0, 845
Y
0, 507
0,304 Valid 0, 662 0.60 Reliable
0, 601
0, 782
0, 769
0, 625
Sumber : Data Olahan (2020)
Dalam tabel 4.6 dilihat variabel partisipasi anggaran ada enam poin
pertanyaan. Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan nilai Pearson Correlation
(r hitung) lebih besar dengan r tabel 0,304. Maka dapat dikatakan semua poin
variabel independen (partisipasi anggaran ) memenuhi syarat valid. Sedangkan
hasil uji reliabilitasnya, nilai cronbach’s alpha adalah 0,840 yang berarti variabel
partisipasi anggaran tersebut reliabel karena memiliki koefisien alpha diatas 0,60.
Variabel kejelasan tujuan anggaran terdapat tujuh poin pertanyaan.
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan nilai Pearson Correlation (r hitung)
lebih besar dengan r tabel 0,304. Maka dapat dikatakan semua poin variabel
independen (kejelasan tujuan anggaran) berkorelasi positif atau memenuhi syarat
valid. Sedangkan hasil uji reliabilitasnya, nilai cronbach’s alpha adalah 0,908 yang
berarti variabel hubungan pelaporan tersebut reliabel karena memiliki koefesien
alpha diatas 0,60.
54
Variabel umpan balik anggaran terdapat enam poin pertanyaan. Berdasarkan
hasil uji validitas menunjukan nilai Pearson Correlation (r hitung) lebih besar
dengan r tabel 0,304. Maka dapat dikatakan semua item variabel independen
(umpan balik anggaran) berkoredasi positif atau memenuhi syarat valid.
Sedangkan hasil uji reliabilitasnya, nilai cronbach’s alpha adalah 0,773 yang
berarti variabel tersebut reliabel karena memiliki koefisien alpha diatas 0,60.
Variabel evaluasi anggaran terdapat tujuh poin pertanyaan. Berdasarkan hasil
uji validitas menunjukan nilai Pearson Correlation (r hitung) lebih besar dengan r
tabel 0,304. Maka dapat diktakan semua poin variabel indepeden (evaluasi
anggaran) berkorelasi positif atau memenuhi syarat valid. Sedangkan hasil uji
reliabilitasnya, nilai cronbach’s alpha adalah 0,727 yang berarti variabel evaluasi
anggaran tersebut reliabel karena memiliki koefisien alpha diatas 0,60.
Variabel kesulitan tujuan anggaran terdapat tiga poin pertanyaan. Berdasarkan
hasil uji validitas menunjukan nilai Pearson Correlation (r hitung) lebih besar
dengan r tabel 0,304. Maka dapat dikatakan semua poin variabel independen
(kesulitan tujuan anggaran) berkorelasi positif atau memenuhi syarat valid.
Sedangkan hasil uji reliabilitasnya, nilai cronbach’s alpha adalah 0,784 yang
berarti variabel kesulitan tujuan anggaran tersebut reliabel karena memiliki
koefesien alpha diatas 0,60.
Variabel kinerja pejabat pemerintah terdapat lima poin pertanyaan.
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan nilai Pearson Correlation (r hitung)
lebih besar dengan r tabel 0,304. Maka dapat dikatakan semua poin variabel
Dependen (kinerja pejabat pemerintah) berkorelasi positif atau memenuhi syarat
valid. Sedangkan hasil uji reliabilitasnya, nilai cronbach’s alpha adalah 0,662 yang
55
berarti variabel kinerja pejabat pemerintah tersebut reliabel karena memiliki
koefisien alpha diatas 0,60
2. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data
tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Jika terdapat normalitas maka akan
terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas disajikan sebagai berikut terlihat
pada gambar 4.6 dibawah ini :
Sumber : Hasil Data Olahan (2020)
Gambar 4.6
UJI NORMALITAS
56
Data di atas dinyatakan berdistribusi normal sebab sebaran titik-titik pada
sumber diagonal grafik normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
berada disekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai tersebut normal
b. Hasil Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat angka Durbin-
Watson, terlihat pada tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7
HASIL UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .921a .848 .827 1.21782 2.025
a. Predictors: (Constant), Kesulitan Tujuan Anggaran, Evaluasi Anggaran, Kejelasan Tujuan Anggaran,
Partisipasi Anggaran, Umpan Balik Anggaran
b. Dependent Variable: Kinerja Pejabat Pemerintah
Sumber : Hasil Data Olahan (2020)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat bahwa angka durbin-watson sebesar
2.025 nilai akan dibandingkan dengan nilai tabel menggunakan signifikan 5% dan
jumlah sampel 42 dengan jumlah variabel 5 maka di tabel durbin-watson akan
diperoleh nilai sebesar sebagai berikut
DL = 1.254
DU = 1.781
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai durbin-watson sebesar 2.025
berada di DU < DW < 4-DU yaitu nilai DU = 1.781 lebih kecil dari DW = 2.025 dan
nilai DW lebih kecil dari 4-DU = 2.219 maka dapat dikatakan bahwa dalam model
regresi linier tersebut tidak terdapat autokorelasi atau tidak terjadi korelasi
diantara kesalahan pengganggu.
57
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Metode ini yaitu dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized
predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi- Y
sesungguhnya. Dilihat pada gambar 4.7 dibawah ini:
Sumber : Hasil Data Olahan (2020)
Gambar 4.7
DIAGRAM SCATTERPLOT HETEROSKEDASTISITAS
Dari output di atas dapat diketahui bahwa titi-titik tidak membentuk pola yang
jelas dan titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y. jadi dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.
58
d. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Jika
terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Tabel berikut ini
memperlihatkan uji multikolinearitas.
Tabel 4.8
UJI MULTIKOLINEARITAS
Model
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Beta Tolerance VIF
1 (Constant)
Partisipasi Anggaran -.414 .383 2.608
Kejelasan Tujuan Anggaran .219 .376 2.659
Umpan Balik Anggaran .821 .157 6.388
Evaluasi Anggaran .176 .287 3.482
Kesulitan Tujuan Anggaran .154 .540 1.853
Sumber : Hasil Data Olahan (2020)
Pada tabel 4.8 dapat disimpulkan nilai Tolerance semua variabel lebih besar
0,05 (>5%) serta nilai VIF semua variabel independen lebih kecil dari 10 (VIF<10).
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
59
e. Hasil Pengujian Hipotesis
Uji Signifikan Simultan ( Uji Statistik F )
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 298.514 5 59.703 40.256 .000a
Residual 53.391 36 1.483
Total 351.905 41
a. Predictors: (Constant), Kesulitan Tujuan Anggaran, Evaluasi Anggaran, Kejelasan Tujuan
Anggaran, Partisipasi Anggaran, Umpan Balik Anggaran
b. Dependent Variable: Kinerja Pejabat Pemerintah
Sumber : Hasil Data Olahan (2020)
Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Fhitung 40.256 ≥
Ftabel 2.47 dengan nilai taraf signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05. Hal ini berarti
terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara partisipasi anggaran,
kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan
kesulitan tujuan anggaran terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.10 Hasil Uji R2
Sumber : Hasil Data Olahan (2020)
Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan Koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,848. Dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi dari
partisipasi anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .921a .848 .827 1.21782
a. Predictors: (Constant), Kesulitan Tujuan Anggaran, Evaluasi Anggaran, Kejelasan Tujuan
Anggaran, Partisipasi Anggaran, Umpan Balik Anggaran b. Dependent Variable: Kinerja Pejabat Pemerintah
60
anggaran dan kesulitan tujuan anggaran memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja
pejabat pemerintah sebesar 84,8% dan sisanya 15,2% dipengaruhi faktor lain
diluar model penelitian seperti budaya organisasi, komitmen organisasi dan
komitmen pimpinan.
Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.11 Hasil Regresi Linier Berganda
Sumber : Hasil Data Olahan (2020)
Dari hasil analisis data diatas, maka hasil persamaan regresi adalah sebagai
berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β4X5+ ε
Y = 0,399-0,343X1+0,203X2+0,617X3+0,144X4+0,266X5+ε
1. Konstanta (a).
Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0) maka nilai variabel
terikat sebesar 0,399
2. Partisipasi anggaran (X1) terhadap peningkatan kinerja pemerintah (Y).
Nilai koefisien leverage untuk variabel X1 sebesar -0,343 bertanda negatif.
Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan sebesar 1, maka variabel
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .399 2.732 .146 .885
Partisipasi Anggaran -.343 .087 -.414 -3.944 .000 .383 2.608
Kejelasan Tujuan Anggaran .203 .098 .219 2.071 .046 .376 2.659
Umpan Balik Anggaran .617 .123 .821 5.005 .000 .157 6.388
Evaluasi Anggaran .144 .099 .176 1.452 .155 .287 3.482
Kesulitan Tujuan Anggaran .266 .153 .154 1.742 .090 .540 1.853
a. Dependent Variable: Kinerja Pejabat Pemerintah
61
dependen juga mengalami peningkatan sebesar -0,343%. Serta signifikan
ditunjukkan dari nilai thitung sebesar -3.944 lebih besar dari ttabel sebesar
2.026 dengan taraf signifikan 5% dimana nilai signifikansi 0,000 lebih kecil
0,05.
3. Kejelasan tujuan anggaran (X2) terhadap peningkatan kinerja pemerintah
(Y). Nilai koefisien leverage untuk variabel X2 sebesar 0,203 bertanda
positif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan sebesar 1, maka
variabel dependen juga mengalami peningkatan sebesar 0,203%. Serta
signifikan ditunjukkan dari besarnya nilai thitung sebesar 2.071 lebih besar
dari ttabel sebesar 2.026 dengan taraf signifikan 5% dimana nilai signifikansi
0,046 lebih kecil 0,05.
4. Umpan balik anggaran (X3) terhadap peningkatan kinerja pemerintah (Y).
Nilai koefisien leverage untuk variabel X3 sebesar 0,617 bertanda positif.
Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan sebesar 1, maka variabel
dependen juga mengalami peningkatan sebesar 0,617%. Serta signifikan
ditunjukkan dari besarnya nilai thitung sebesar 5.000 lebih besar dari ttabel
sebesar 2.026 dengan taraf signifikan 5% dimana nilai signifikansi 0,000
lebih kecil 0,05.
5. Evaluasi anggaran (X4) terhadap peningkatan kinerja pemerintah (Y).
Nilai koefisien leverage untuk variabel X4 sebesar 0,144 dan bertanda
positif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan sebesar 1, maka
variabel dependen juga mengalami peningkatan sebesar 0,144 %. Serta
tidak signifikan ditunjukkan dari besarnya nilai thitung sebesar 1.452 lebih
kecil dari ttabel sebesar 2.026 dengan taraf signifikan 5% dimana nilai
signifikansi 0,155 lebih besar 0,05.
62
6. Kesulitan tujuan anggaran (X5) terhadap peningkatan kinerja pemerintah
(Y). Nilai koefisien leverage untuk variabel X4 sebesar 0,266. Hal ini
mengandung arti bahwa setiap kenaikan sebesar 1, maka variabel
dependen juga mengalami peningkatan sebesar 0,266%. Serta tidak
signifikan ditunjukkan dari besarnya nilai thitung sebesar 1.742 lebih kecil
dari ttabel sebesar 2.026 dengan taraf signifikan 5% dimana nilai signifikansi
0,090 lebih besar 0,05.
c. Pembahasan
1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar.
Hasil penelitian menunjukkan partisipasi anggaran berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar. Jadi
hipotesis ini ditolak. Hal ini karena draft yang diajukan Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD), pendapatan daerah ditargetkan Rp 4.038 triliun.
Target ini menurun dari pendapatan 2019 lalu sebesar Rp 61 miliar atau 1,4
persen dari Rp 4,099 hal ini pun mendapat sorotan dari dewan. Anggota Badan
Anggaran (Banggar) DPRD kota Makassar, Abdi Asmara mempertanyakan
belanja langsung yang jumlahnya Rp 4,038 triliun menurun Rp 174 miliar dari
Tahun anggaran sebelumnya Rp 4,2 triliun. Hasil penelitian ini memperkuat
penelitian Sari (2020) Partisipasi anggaran secara parsial berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja Dinas Pertanian Provinsi Lampung. Hal ini
menunjukan bahwa staf pegawai maupun pimpinan belum memiliki inisiatif
untuk berpartisipasi secara penuh dalam memberikan pendapat ataupun
memprakarsai diskusi, maka pertukaran informasi yang optimal tidak akan
terjadi. Hasil penelitian ini juga memperkuat penelitian Bhakti (2015) Hasil
63
analisis data dalam penelitian ini menemukan bahwa partisipasi penyusunan
anggaran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. fakta
empiris yang diperoleh di lapangan menemukan bahwa partisipasi
penyusunan anggaran secara umum memiliki pengaruh terhadap kinerja
manajerial penganggaran, tapi tidak berhubungan secara linear dengan kinerja
manajerial tersebut. Di dalam pelaksanaan anggaran, ada beberapa program
kegiatan yang telah disusun melalui anggaran partisipatif oleh pejabat
struktural di SKPD, tapi tidak dapat direalisasikan secara maksimal. Ini terjadi
karena kurangnya atensi dan monitoring pejabat yang bertanggung jawab atas
program kegiatan yang telah direncanakan, serta adanya intervensi politis dari
Pihak Legislatif. Hasil penelitian ini sejalan juga dengan penelitian Sumarno
(2005). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Bereki (2018) yang
menunjukkan variabel partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pejabat pemerintah daerah.
2. Kejelasan tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar.
Hasil penelitian menunjukkan kejelasan tujuan anggaran berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar. Jadi
hipotesis ini diterima. Hal ini pejabat pemerintah Kota Makassar telah membuat
tujuan anggaran yang jelas, kinerja yang dapat diukur, standar atau target yang
ingin dicapai, menetapkan jangka waktu dibutuhkan, menetapkan sasaran
prioritas, menetapkan kebutuhan koordinasi. Ini berarti bahwa semakin jelas
kejelasan tujuan anggaran dalam penyusunan anggaran maka semakin tinggi
kinerja pejabat pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, sebaliknya jika tujuan anggaran kurang jelas maka kinerja pejabat
64
pemerintah juga akan turun. Nordiawan (2006) menjelaskan tujuan anggaran
yaitu sebagai alat perencanaan, dengan adanya anggaran, organisasi tahu
apa yang harus dilakukan dan kearah mana kebijakan yang dibuat. Hasil ini
mendukung penelitian terdahulu Tonga (2013) dan Wirawati (2014) yang
menyatakan bahwa kejelasan tujuan anggaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja.”. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Pattinaja (2015) dan Bereki (2018) yang menunjukkan variabel kejelasan
tujuan anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pejabat
pemerintah daerah.
3. Umpan balik anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar.
Hasil penelitian ini menunjukkan umpan balik anggaran berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar. Jadi
hipotesis ini diterima. Hal ini karena pejabat Pemerintah Kota Makassar telah
memberikan umpan balik yang memadai kepada pegawai terkait dengan
prestasi dalam mencapai tujuan, bahkan pegawai telah memperoleh umpan
balik yang bermanfaat selama proses penyusunan anggaran, dilihat dari
belanja tidak langsung yang dikhususkan untuk pegawai mengalami
peningkatan sebesar 35,6 persen atau sebesar Rp 436 miliar sehingga belanja
tidak langsung di APBD pokon 2020 membengkak menjadi Rp 1,6 triliun dari
sebelumnya hanya Rp 1,2 triliun. Ini berarti bahwa semakin tinggi umpan balik
yang diterima pejabat pemerintah maka semakin tinggi kinerja pejabat
pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sebaliknya
jika umpan balik anggaran yang diterima pejabat pemerintah rendah maka
kinerja pejabat pemerintah juga rendah. Hasil penelitian ini mendukung Steers
65
(1975) yang menemukan secara empiris bahwa umpan balik berhubungan
dengan kinerja. Kim (1984) juga mendukung bahwa umpan balik secara
signifikan berdampak pada kinerja. Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Pattinaja (2015) dan Apriani (2016) menunjukkan variabel umpan
balik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pejabat pemerintah daerah.
4. Evaluasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar.
Hasil penelitian ini menunjukkan evaluasi anggaran berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap kinerja pejabat pemerintah. Jadi hipotesis ini
ditolak. Hal ini karena pejabat pemerintah kota makassar hanya sebatas
mengingatkan untuk efisiensi dalam menggunakan anggaran tapi belum
dilaksanakan dengan baik, jika terjadi ketidakefisienan anggaran hanya
pegawai yang bertanggung jawab, jika anggaran yang melampaui RKA-SKPD
maka hanya pegawai yang bertanggung jawab tampa menjelaskan pada
pimpinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
Kenis (1979) yang meneliti evaluasi penganggaran ditemukan berpengaruh
lemah terhadap kinerja manajer. Penelitian ini juga sejalan dengan Istiyani
(2009) evaluasi anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
aparat Pemda Kabupaten Temanggung. Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Pattinaja (2015) dan Apriani (2016) evaluasi anggaran berpengaruh
signifikan terhadap kinerja.
5. Kesulitan tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar.
Hasil penelitian ini menunjukkan kesulitan tujuan anggaran berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pejabat pemerintah Kota Makassar.
66
Jadi hipotesis ini ditolak. Hal ini karena pejabat pemerintah kota makassar
belum berusaha keras untuk mencapai tujuan dalam pencapaian tujuan
anggaran, target yang ditetapkan terlalu tinggi sehingga memerlukan usaha
yang sungguh-sungguh dan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk
agar tujuan tercapai. Hasil penelitian ini mendukung beberapa penelitian
terdahulu yang menyatakan bahwa kesulitan tujuan anggaran tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Pattinaja
(2015) pengaruh karakteristik tujuan anggaran terhadap kinerja aparat
pemerintah pada SKPD provinsi maluku. Hasil penelitian menunjukan bahwa
kesulitan tujuan anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
aparatur Pemerintah Provinsi Maluku. Hasil penelitian Silaen (2016) Pengaruh
Karakteristik Tujuan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah di
Kabupaten Bintan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesulitan tujuan
anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Aparat Pemerintah
Daerah di Kabupaten Bintan. Penelitian terdahulu Tonga (2013) dan Wirawati
(2014) yang menyatakan bahwa kesulitan tujuan anggaran berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan khusus dari hasil penelitian atas hipotesis yang diajukan sebagai
berikut:
1. Partisipasi anggaran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar. Ini berarti bahwa jika partisipasi kinerja
pejabat pemerintah dalam pembuatan tujuan anggaran turun maka kinerja
pejabat pemerintah juga akan turun. Sebaliknya jika partisipasi kinerja pejabat
pemerintah naik dalam pembuatan tujuan anggaran maka kinerja pejabat
pemerintah juga akan naik.
2. Kejelasan tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pejabat Kota Makassar. Ini berarti bahwa semakin jelas kejelasan tujuan
anggaran dalam penyusunan anggaran maka semakin tinggi kinerja pejabat
pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sebaliknya
jika kejelasan tujuan anggaran kurang jelas maka kinerja pejabat pemerintah
juga akan turun.
3. Umpan balik anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar. Ini berarti bahwa semakin tinggi umpan
balik yang diterima pejabat pemerintah maka semakin tinggi kinerja pejabat
pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sebaliknya
jika umpan balik anggaran yang sedikit maka akan melemahkan kinerja
pejabat pemerintah.
4. Evaluasi anggaran berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja
pejabat pemerintah Kota Makassar. Artinya semakin tinggi atau semakin
68
rendah nilai evaluasi anggaran belum memberikan signifikan terhadap kinerja
pejabat Pemerintah.
5. Kesulitan tujuan anggaran berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pejabat pemerintah Kota Makassar. Artinya tinggi atau rendah kesulitan tujuan
anggaran belum memberikan signifikan terhadap kinerja pejabat Pemerintah.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi pejabat Pemerintah Kota Makassar, agar selalu melakukan komunikasi
dan koordinasi baik kepada pegawai maupun kepada instansi lain, terkait
masalah anggaran yang dimulai pada saat anggaran diusulkan sampai
anggaran terealisasi. Hal ini sesuai dengan fungsi anggaran sebagai alat
koordinasi dan komunikasi antar unit organisasi, maupun instansi lain di luar
organisasi.
2. Untuk penelitian berikutnya dapat menambahkan variabel lain yang mungkin
berpengaruh dalam melakukan penelitian tentang kinerja pada pemerintah
daerah, misalnya variabel kepuasan kerja, budaya individu, job relevant
information sebagai variabel independen, variabel moderating atau variabel
intervening. Meskipun ada hipotesis tidak terbukti dalam penelitian ini, tetap
disarankan untuk menggunakan variabel yang tidak signifikan dalam penelitian
berikutnya, untuk diteliti ulang.
69
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Aulia & M. Rasuli & Taufeni Taufik. 2016. “Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Kota Pekanbaru Dengan Sikap Aparat Pemerintah Sebagai Variabel Intervening”. Jurnal Akuntansi, Vol.4, No.2, April 2016:161-175. ISSN 2337-4314.
Antara, I Gede Jati & I Gusti Ayu Intan Saputra Rini. 2017. “Pengaruh Karakteristik
Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Survey Pada pemerintah SKPD Provinsi Bali)”. Krisna: Kumpulan Riset Akuntansi (Available Online Since). Vol. 9 No. 1 (2017).
Bastian, Indra.2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik.Jakarta, Salemba Empat;
Jakarta.
Bereki, Ilfan. 2018. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Dengan Tiga Variabel Moderating”. Jurnal thesis, STIE YKPN.
Bhakti, Denny Cendra. 2015. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Manajerial. ASSETS, Volume 5, Nomor 1 Juni 2015:29-43 Gumilang, Muhammad Indra & Yuldi Mile. 2019. “Pengaruh Komitmen Organisasi,
Kejelasan Tujuan Anggaran dan Karakteristik Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah di Kota Palu”. Undergraduate Theses thesis, Universitas Tadulako.
Ismatullah, Dedi. 2010. ”Akuntansi Pemerintah”, Unit Penerbit dan Percetakan
Akademik, YKPN, Bandung. Kurnia, Hadi. 2017. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja
Aparat Pemerintah Daerah di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. JRAP (Jurnal Riset Akuntansi Dan Perpajakan), 4(02), 246-257.
Kenis, 1979. Effects of Budgetary Goal Characteristics on Managerial Attitudes
and Performance. The Accounting Review. LIV.2. Hal 707-721. Masiyah (2012) pengaruh budgetary goal characteristics terhadap sikap aparat
dalam menilai kinerja pemerintah daerah studi pada satuan kerja perangkat daerah kota palangkaraya. vol 1 no 1 (2019): Widya Akuntansi dan Keuangan.
Nafarin, M. 2012. “Penganggaran Perusahaan”, Salemba empat, Jakarta.
Nordiawan. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
70
Sari, Meita Sekara (2020) Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Evaluasi Anggaran Terhadap Kinerja Dinas Pertanian Terhadap Kinerja Dinas Pertanian Provinsi Lampung.Journal of Accounting Taxing and Auditing (JATA) ISSN: - Vol. 1, No. 1, Februari 2020.
Pattinaja , Elna M. 2015. “Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap
Kinerja Aparat Pemerintah Pada SKPD Provinsi Maluku”. Jurnal krisna: Kumpulan Riset Akuntansi; Vol. 9, No. 1 Juli 2017. ISSN: 2301-8879
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2019 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020.
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2019 tentang laporan dan evaluasi
penyelenggaraan pemerintah daerah. Rosilawaty, Ella. 2019. “Pengaruh partisipasi penyusunan Anggaran, dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo (Studi Empiris pada OPD Kabupaten Purworejo)”. Other thesis, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang.
Rochima, Diyana. 2018. “Pengaruh Budgetary Goal Characteristic Dan
Kompetensi Terhadap Kinerja Aparat pemerintah Daerah Di Kabupaten Batang Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderasi”. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sugiyono, 2017. “ Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D”. Bandung,
Penerbit CV. Alfabeta. Syurgawi, Indah. 2015. “Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran, Good
Govervance, dan Pengawasan APIP Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis”. Universitas Riau. Jom Fekon Vol.2 No.2 oktober 2015
Tiana, Agustika. 2016. “Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Dan Struktur
Desentralisasi Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo”. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tonga, Vilda Felicia. 2013. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran
Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (survey pada Pemerintah Daerah di Kabupaten Badung). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa: Denpasar
71
KUSIONER
A. Daftar Pertanyaan Umum
Nama Responden :
Nama Pemerintahan : Kota Makassar
Nama Satuan Unit Kerja :
Nama Jabatan :
Pendidikan :
Masa Kerja :
Umur :
72
KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN
Pertanyaan berikut berkaitan dengan karakteristik tujuan anggaran
Satuan Kerja yang Bapak/Ibu Pimpin. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa jauh Bapak/Ibu setuju atau tidak setuju terhadap masing-
masing pertanyaan yang diajukan. Mohon Bapak/Ibu memilih jawaban yang
paling tepat dengan menyilang atau melingkari nomor tersedia dibawah ini:
Keterangan:
➢ Sangat Setuju = 5
➢ Setuju = 4
➢ Ragu-ragu = 3
➢ Tidak Setuju = 2
➢ Sangat tidak setuju = 1
B. Daftar Pertanyaan Khusus
1. Partisipasi Anggaran
73
2. Kejelasan Tujuan Anggaran
3. Umpan Balik Anggaran
74
4. Evaluasi Anggaran
5. Kesulitan Tujuan Anggaran
75
ITEM PERNYATAAN MENGENAI KINERJA
Pernyataan berikut ini berkaitan dengan kinerja Bapak/Ibu sebagai
pimpinan pembuat usulan Rencana Kegitan Anggaran Satuan Kerja dalam Unit
Kerja yang Bapak/Ibu pimpin. Diharapkan pendapat Bapak/Ibu pimpinan
disesuiakan dengan kondisi di tempat Bapak/Ibu pimpin dan berdasarkan
pengalaman selama ini. Mohon Bapak/Ibu memilih jawaban dengan skala yang
paling tepat dengan menyilang atau melingkari nomor yang tersedia di bawah ini
dengan ketentuan sebagai berikut:
Keterangan:
➢ Sangat Setuju = 5
➢ Setuju = 4
➢ Ragu-ragu = 3
➢ Tidak setuju = 2
➢ Sangat Tidak Setuju = 1
76
Komentar Bapak/Ibu terhadap Kuesioner ini:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
Terimah kasih waktu dan bantuan yang telah Bapak/Ibu berikan untuk mengisi
kuesioner ini.
77
Tabel Durbin-Watson (DW) α=5%
78
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk
penyebut
(N2)
df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92
41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92
42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91
43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89
79
80
81
82
BIOGRAFI PENULIS
Muhammad Taufiq panggilan Taufiq lahir di Uru pada tanggal 13 juni 1996 dari pasangan suami istri Bapak Lereng Amb Kallang dan Ibu Coma’. Peneliti adalah anak ke lima dari enam bersaudara. Peneliti berasal dari Uru Desa Ledan Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri 89 Uru lulus tahun 2010, SMP Negeri 1 Baraka lulus tahun 2013, SMA Negeri 1 Baraka lulus tahun 2016, dan mulai tahun 2016 mengikuti Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH).
83
84