pengaruh kadar protein pada pakan buatan terhadap produksi gonad bulu babi_2.pdf

8
5/28/2018 PENGARUHKADARPROTEINPADAPAKANBUATANTERHADAPPRODUKSIGONADBULUBABI_2.pdf-slidep... http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-kadar-protein-pada-pakan-buatan-terhadap-produksi-gon ( PENGARUH KADAR PROTEIN PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PRODUKSI GONAD BULU BABI (Tripneustes gratilla )* Oleh : Hamsah, S,Pi., M.Si (Dosen Jurusan Perikanan Universitas Haluoleo)  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai kadar protein optimum pada pakan buatan terhadap produksi gonad bulu babi jenis Tripneustes gratilla . Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulan September sampai Nopember 2005 bertempat di Balai Benih Udang (BBU) di Kelurahan Mata Kecamatan Purirano Kota Kendari. Hewan uji yang digunakan adalah bulu babi  jenis Tripneustes gratilla  dewasa dengan berat berkisar 122 – 135 gr yang diperoleh dari perairan sekitar Kecamatan Soropia Kab. Konawe. Pakan buatan yang digunakan adalah pakan dengan kadar protein masing-masing 20% (perlakuan A), 25% (perlakuan B), 30% (perlakuan C), dan 35% (perlakuan D). Sementara untuk kontrol, hewan uji diberi pakan alami Laminaria sp. Hewan uji diberi pakan perlakuan sebanyak 5% dari bobot tubuh dengan dua kali pemberian yakni jam 8.00 dan 16.00. Pengukuran berat gonad dilakukan setiap 14 hari sekali dengan cara dimatikan dan gonadnya ditimbang. Hasil pengukuran pertambahan berat gonad bulu babi menunjukan bahwa rata-rata pertambahan berat gonad tertinggi diperoleh pada perlakuan kontrol yaitu 0,6615 gr, disusul perlakuan B yaitu 0,5255 gr, perlakuan A yaitu 0,4795 gr, kemudian perlakuan C yaitu 0,4640 gr dan perlakuan D yaitu 0,4265 gr. Demikian pula hasil pengukuran pertambahan bobot tubuh bulu babi menunjukan bahwa rata-rata pertambahan bobot tubuh tertinggi diperoleh pada perlakuan kontrol yaitu 0,9350 gr, disusul perlakuan C yaitu 0,8825 gr, perlakuan A yaitu 0,8630 gr, kemudian perlakuan B yaitu 0,8115gr dan perlakuan D yaitu 0,7840 gr. Rendahnya pertambahan berat gonad dan bobot tubuh bulu babi pada perlakuan pemberian pakan buatan (A, B, C, dan D), utamanya dimungkinkan oleh rendahnya respon hewan uji terhadap pakan buatan yang diberikan dan adanya kematian hewan uji. Hewan uji (Tripneustes gratilla ) butuh tehnik dan waktu agak lama dalam merespon pakan buatan yang diberikan sehingga untuk penelitian sejenis perlu disediakan waktu yang lebih lama. Key word : Pakan buatan, Tripneustes gratilla, Laminaria sp. PENDAHULUAN Bulu babi merupakan salah satu organisme laut yang mempunyai nilai ekonomis penting. Bagian utama yang dimanfaatkan dari bulu babi ini adalah gonad (telur). Gonad bulu babi menjadi santapan eksklusif di restoran-restoran ikan laut karena rasanya enak dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu banyak pengusaha menginvestasikan modalnya di bidang ini. Bahkan pada negara-negara maritim, termasuk Indonesia, menjadikan gonad bulu babi sebagai komoditas ekspor ke beberapa negara seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Namun sampai saat ini umumnya usaha pengumpulan gonad bulu babi masih dilakukan dengan pengeksploitasian secara besar-besaran di laut. Hal ini disebabkan untuk mengumpulkan satu kilogram gonad bulu babi maka akan memerlukan sedikitnya

Upload: resy-norma-annisa

Post on 19-Oct-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENGARUH KADAR PROTEIN PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PRODUKSI GONAD BULU BABI_2.pdf

TRANSCRIPT

  • * Makalah disajikan pada Pemaparan Hasil Penelitian Dosen Muda dan Studi Kajian Wanita Tahun 2005 (Jakarta, 29 31 Mei 2006)

    PENGARUH KADAR PROTEIN PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PRODUKSI

    GONAD BULU BABI (Tripneustes gratilla)*

    Oleh : Hamsah, S,Pi., M.Si

    (Dosen Jurusan Perikanan Universitas Haluoleo)

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai kadar protein optimum pada pakan buatan

    terhadap produksi gonad bulu babi jenis Tripneustes gratilla. Penelitian ini dilaksanakan selama 2

    bulan yaitu bulan September sampai Nopember 2005 bertempat di Balai Benih Udang (BBU) di

    Kelurahan Mata Kecamatan Purirano Kota Kendari. Hewan uji yang digunakan adalah bulu babi

    jenis Tripneustes gratilla dewasa dengan berat berkisar 122 135 gr yang diperoleh dari perairan

    sekitar Kecamatan Soropia Kab. Konawe. Pakan buatan yang digunakan adalah pakan dengan

    kadar protein masing-masing 20% (perlakuan A), 25% (perlakuan B), 30% (perlakuan C), dan

    35% (perlakuan D). Sementara untuk kontrol, hewan uji diberi pakan alami Laminaria sp. Hewan

    uji diberi pakan perlakuan sebanyak 5% dari bobot tubuh dengan dua kali pemberian yakni jam

    8.00 dan 16.00. Pengukuran berat gonad dilakukan setiap 14 hari sekali dengan cara dimatikan

    dan gonadnya ditimbang. Hasil pengukuran pertambahan berat gonad bulu babi menunjukan

    bahwa rata-rata pertambahan berat gonad tertinggi diperoleh pada perlakuan kontrol yaitu

    0,6615 gr, disusul perlakuan B yaitu 0,5255 gr, perlakuan A yaitu 0,4795 gr, kemudian perlakuan

    C yaitu 0,4640 gr dan perlakuan D yaitu 0,4265 gr. Demikian pula hasil pengukuran pertambahan

    bobot tubuh bulu babi menunjukan bahwa rata-rata pertambahan bobot tubuh tertinggi diperoleh

    pada perlakuan kontrol yaitu 0,9350 gr, disusul perlakuan C yaitu 0,8825 gr, perlakuan A yaitu

    0,8630 gr, kemudian perlakuan B yaitu 0,8115gr dan perlakuan D yaitu 0,7840 gr. Rendahnya

    pertambahan berat gonad dan bobot tubuh bulu babi pada perlakuan pemberian pakan buatan (A,

    B, C, dan D), utamanya dimungkinkan oleh rendahnya respon hewan uji terhadap pakan buatan

    yang diberikan dan adanya kematian hewan uji. Hewan uji (Tripneustes gratilla) butuh tehnik dan

    waktu agak lama dalam merespon pakan buatan yang diberikan sehingga untuk penelitian sejenis

    perlu disediakan waktu yang lebih lama.

    Key word : Pakan buatan, Tripneustes gratilla, Laminaria sp.

    PENDAHULUAN

    Bulu babi merupakan salah satu organisme laut yang mempunyai nilai ekonomis

    penting. Bagian utama yang dimanfaatkan dari bulu babi ini adalah gonad (telur).

    Gonad bulu babi menjadi santapan eksklusif di restoran-restoran ikan laut karena rasanya

    enak dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu banyak pengusaha

    menginvestasikan modalnya di bidang ini. Bahkan pada negara-negara maritim,

    termasuk Indonesia, menjadikan gonad bulu babi sebagai komoditas ekspor ke beberapa

    negara seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.

    Namun sampai saat ini umumnya usaha pengumpulan gonad bulu babi masih

    dilakukan dengan pengeksploitasian secara besar-besaran di laut. Hal ini disebabkan

    untuk mengumpulkan satu kilogram gonad bulu babi maka akan memerlukan sedikitnya

  • 2

    1000 organisme bulu babi. Kemudian dalam pengambilan bulu babi di alam biasanya

    tidak mempertimbangkan ukuran kematangan yang biasanya berkorelasi positif dengan

    besaran/ukuran bulu babi. Akibatnya model eksploitasi seperti ini dikhawatirkan

    mengancam keberadaan populasinya dan pada akhirnya nanti akan punah.

    Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga dan memproduksi gonad

    bulu babi yang berkualitas adalah dengan usaha budidaya. Menurut Aslan (1997) bahwa

    bulu babi dapat dibudidayakan secara intensif mulai dari pembenihan sampai

    pembesaran. Minimal usaha pemeliharaan itu dilakukan pada fase dewasa untuk

    memperbaiki dan meningkatkan kualitas gonadnya.

    Titik berat penelitian diarahkan kepada usaha memperbaiki dan meningkatkan

    kualitas telur (gonad) bulu babi dengan pemberian protein. Diharapkan ada suatu nilai

    kadar protein optimum untuk memperoleh gonad bulu babi yang maksimum baik secara

    kuantitas maupun kualitasnya. Upaya ini dilakukan setidaknya untuk menghindari

    pengambilan bulu babi yang tidak berdasarkan mutu baku ekspor sehingga penurunan

    ekspor dan bahkan kepunahan organisme ini dapat dihindari.

    PERUMUSAN MASALAH

    Eksploitasi besar-besaran terhadap bulu babi untuk diambil telurnya (gonad)

    menuntut adanya suatu usaha untuk menyelamatkan organisme ini dari kepunahan.

    Salah satu upaya tersebut adalah usaha pemeliharaan organisme ini sampai ukuran siap

    jual, dimana kualitas dan kuantitas gonad bulu babi telah mencapai ukuran konsumsi.

    Kemudian upaya pemeliharaan ini dimaksudkan pula untuk memperbaiki dan

    meningkatkan produksi gonad bulu babi. Kualitas dan kuantitas gonad bulu babi yang

    maksimal akan pula mendorong meningkatkan harga di pasar ekspor. Disamping itu

    untuk menghindari adanya kepunahan bulu babi akibat pemanenan yang tidak

    memperhatikan ukuran standar konsumsi dari gonad yang didapat.

    Oleh karena itu pendekatan yang dilakukan adalah dengan pemberian materi

    berupa protein melalui pakan buatan. Pemberian pakan buatan merupakan upaya untuk

    mengatur dan menyusun komposisi nutrien yang tepat bagi ransum pakan yang dibarikan

    guna pertumbuhan suatu organisme. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan,

    termasuk penelitian yang dilakukan oleh Walker et al. (2002) untuk pakan bulu babi,

    menunjukkan bahwa adanya suatu laju pertumbuhan yang signifikan akibat pemberian

    pakan buatan dibanding bila hanya mengandalkan pakan alami. Kondisi ini diharapkan

    akan mempercepat proses pembentukan gonad. Hal ini terkait dengan protein sebagai

  • 3

    unsur yang berperan utama untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan protein yang

    rusak.

    Untuk menghasilkan gonad yang terbaik melalui pendekatan pemberian

    konsentrasi protein, maka perlu dilakukan penelitian yang terencana pada skala

    laboratorium untuk menentukan optimalisasi nilai protein yang tepat. Sehingga kadar

    protein yang tepat diharapkan menjadi acuan baik untuk skala penelitian lanjutan

    maupun penerapan langsung di lapangan.

    TUJUAN PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai kadar protein optimum pada

    pakan buatan terhadap produksi gonad bulu babi jenis Tripneustes gratilla.

    Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi :

    1. Usaha untuk melestarikan salah satu organisme laut ekonomis penting.

    2. Usaha untuk meningkatkan produksi gonad bulu babi baik dari segi mutu maupun

    jumlahnya sehingga mampu meningkatkan pendapatan nelayan atau pengusaha di

    bidang ini.

    3. Memberikan informasi yang penting bagi nelayan atau pengusaha bahwa model

    pembudidayaan bulu babi dapat dengan mudah dilakukan tanpa harus

    mengeksploitasi secara besar-besaran yang dapat mengakibatkan kepunahan.

    4. Adanya informasi tentang nilai kadar protein optimum pada pakan buatan untuk

    meningkatkan produksi/berat gonad bulu babi (Kategori Penelitian II).

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan termasuk masa

    persiapan, yakni dari pertengahan September hingga pertengahan Nopember 2005.

    Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Udang (BBU) di Kelurahan Mata Kecamatan

    Purirano Kota Kendari.

    Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 5 jenis yang juga

    merupakan perlakuan. Keempat jenis pakan perlakuan adalah : (A) Kadar protein 20%,

    (B) kadar protein 25%, (C) kadar protein 30%, (D) kadar protein 35%, dan perlakuan

    (kontrol) pemberian pakan alami berupa lamun dari jenis Laminaria sp. Masing-masing

    perlakuan mendapat tiga kali ulangan. Sedangkan sumber protein pakan yang digunakan

    adalah mengikuti komposisi penelitian sebelumnya seperti yang disarankan oleh Pearce

  • 4

    et al. (2002). Semua pakan perlakuan mempunyai energi yang sama yaitu 3000 kkal/g

    DE (digestible energy) dan energi protein yang sama yaitu 8 serta setiap pakan yang

    dibuat dianalisa proksimat guna menguji kecocokan utamanya terhadap kadar proteinnya

    sesuai dengan setiap perlakuan.

    Hewan uji yang digunakan adalah bulu babi jenis Tripneustes gratilla dewasa

    dengan berat berkisar 122 135 gr yang diperoleh dari perairan sekitar Kecamatan

    Soropia Kab. Konawe (Gambar 1). Dalam penyediaan hewan uji terdapat kendala yaitu :

    (1) Ketersediaan hewan uji di alam (perairan Soropia dan sekitarnya) sangat bergantung

    pada musim, dimana saat penelitian ini berlangsung kelimpahannya sedikit sehingga

    butuh waktu lama untuk mengumpulkan hewan uji.

    (2) Hewan uji (bulu babi jenis Tripneustes gratilla) banyak ditangkap/dicari oleh nelayan

    untuk dikonsumsi dan dijual di pasar sehingga kelimpahannya berkurang akibatnya

    sulit diperoleh.

    Metode Pemeliharaan

    Sebanyak 10 ekor hewan uji dimasukkan ke setiap akuarium (unit percobaan)

    yang berukuran 50 cm x 40 cm x 35 cm yang sebelumnya disimpan dalam bak besar

    untuk masa adaptasi. Selama masa adaptasi diberikan pakan alami Laminaria sp. dan

    pakan buatan (pellet) untuk membiasakan hewan uji terhadap pakan buatan.

    Jumlah pakan yang diberikan pada setiap perlakuan adalah 5% dari bobot tubuh

    dengan dua kali pemberian yakni jam 8.00 dan 16.00. Pengukuran berat gonad

    dilakukan setiap 14 hari sekali dengan cara dimatikan dan gonadnya ditimbang. Pada

    penelitian ini pengukuran berat gonad dan bobot tubuh hewan uji hanya dilakukan

    Gambar 1. Tripneustes gratilla (Hewan Uji)

  • 5

    sebanyak 2 kali karena minimnya waktu (akibat hambatan dalam proses awal penelitian

    dan kendala dalam pencarian/pengumpulan hewan uji).

    Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 5

    (lima) perlakuan dan tiga ulangan.

    Perlakuan A : Pakan buatan dengan kadar protein 20%

    Perlakuan B : Pakan buatan dengan kadar protein 25%

    Perlakuan C : Pakan buatan dengan kadar protein 30%

    Perlakuan D : Pakan buatan dengan kadar protein 35%

    Kontrol : Pakan alami Laminaria sp.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Pertambahan Berat Gonad

    Hasil pengukuran rata-rata pertambahan berat gonad bulu babi jenis Tripneustes

    gratilla selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Rata-rata Pertambahan Berat Gonad Tripneustes gratilla (gr) selama penelitian.

    Perlakuan

    Pertambahan Berat Gonad (gr)

    Total Rata-Rata (gr)

    SD Sampling

    I II

    Kontrol

    A

    B

    C

    D

    0,621

    0,473

    0,504

    0,435

    0,452

    0,702

    0,486

    0,547

    0,493

    0,401

    1,323

    0,959

    1,051

    0,928

    0,853

    0,6615a

    0,4795b

    0,5255b

    0,4640b

    0,4265b

    0,0573

    0,0092

    0,0304

    0,0410

    0,0361

    Ket : - Notasi huruf yang berbeda menunjukan hasil Uji Duncan yang berbeda pada taraf kepercayaan 95%

    SD = Standar Deviasi

  • 6

    Dari data pada Tabel 1 di atas menunjukan bahwa rata-rata pertambahan berat

    gonad tertinggi diperoleh pada perlakuan kontrol yaitu 0,6615 gr, disusul perlakuan B

    yaitu 0,5255 gr, perlakuan A yaitu 0,4795 gr, kemudian perlakuan C yaitu 0,4640 gr dan

    perlakuan D yaitu 0,4265 gr.

    Hasil analisis ragam dan uji Duncan, nilai rata-rata pertambahan berat gonad

    hewan uji pada perlakuan pemberian pakan buatan dengan kandungan protein masing-

    masing 20% (A), 25% (B), 30% (C), dan 35% (D) menunjukan hasil tidak berbeda nyata

    antara keempat perlakuan tersebut. Rata-rata pertambahan berat gonad pada perlakuan

    pemberian pakan buatan (A, B, C, dan D) berbeda dengan kontrol.

    Rata-rata pertambahan berat gonad terbaik ditemukan pada perlakuan kontrol

    (pemberian Laminaria sp.). Tingginya pertambahan berat gonad pada perlakuan kontrol

    diduga karena efektifitas pencernaan sehingga pertumbuhan gonad menjadi lebih baik

    dibandingkan dengan keempat perlakuan lainnya. Hal ini dimungkinkan pakan alami

    Laminaria sp sesuai dengan kesukaan hewan uji (bulu babi) dan mampu dicerna dengan

    baik oleh hewan uji. Hal ini terbukti dengan sedikitnya sisa pakan alami Laminaria sp

    yang diberikan pada setiap wadah perlakuan kontrol. Bulu babi umumnya hidup dan

    ditemukan pada habitat perairan berpasir yang ditumbuhi lamun. Di alam, lamun

    termasuk Laminaria sp merupakan makanan bagi berbagai jenis bulu babi.

    Rendahnya pertambahan berat gonad bulu babi pada perlakuan pemberian pakan

    buatan (A, B, C, dan D), utamanya dimungkinkan oleh rendahnya respon hewan uji

    terhadap pakan buatan yang diberikan. Hal ini terlihat saat penelitian bahwa pakan

    buatan yang diberikan cukup banyak tersisa dan tidak dimakan oleh hewan uji.

    Akibatnya proses pencernaan dan pertumbuhan gonad menjadi kurang efektif. Untuk itu

    perlu uji adaptasi pakan yang lebih baik dan lebih lama.

    B. Pertambahan Bobot Tubuh

    Hasil pengukuran rata-rata pertambahan bobot tubuh bulu babi jenis Tripneustes

    gratilla selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

  • 7

    Tabel 2. Rata-rata Pertambahan Bobot Tubuh Tripneustes gratilla (gr) selama penelitian.

    Perlakuan

    Pertambahan Bobot Tubuh

    (gr) Total Rata-Rata

    (gr) SD

    Sampling

    I II

    Kontrol

    A

    B

    C

    D

    0,934

    0,892

    0,825

    0,902

    0,789

    0,936

    0,834

    0,798

    0,863

    0,779

    1,870

    1,726

    1,623

    1,765

    1,568

    0,9350a

    0,8630a

    0,8115b

    0,8825a

    0,7840b

    0,0014

    0,0410

    0,0191

    0,0276

    0,0070

    Ket : - Notasi huruf yang berbeda menunjukan hasil Uji Duncan yang berbeda pada taraf kepercayaan 95%

    SD = Standar Deviasi

    Data pada Tabel 1 menunjukan bahwa rata-rata pertambahan bobot tubuh

    tertinggi diperoleh pada perlakuan kontrol yaitu 0,9350 gr, disusul perlakuan C yaitu

    0,8825 gr, perlakuan A yaitu 0,8630 gr, kemudian perlakuan B yaitu 0,8115gr dan

    perlakuan D yaitu 0,7840 gr.

    Hasil analisis ragam dan uji Duncan, menunjukan bahwa nilai rata-rata

    pertambahan bobot tubuh hewan uji pada perlakuan A (protein 20%) tidak berbeda

    nyata dengan perlakuan C (protein 30%) dan kontrol, tetapi berbeda nyata dengan

    perlakuan B (protein 25%) dan D (protein 35%). Sedangkan perlakuan B dan D tidak

    berbeda nyata.

    Rata-rata pertambahan bobot tubuh terbaik ditemukan pada perlakuan kontrol,

    perlakuan A, dan perlakuan C. Tingginya pertambahan bobot tubuh pada ketiga

    perlakuan tersebut sangat terkait dengan kemampuan pencernaan makanan yang

    dilakukan hewan uji dan jumlah makanan yang dimakan oleh hewan uji pada setiap

    perlakuan. Pada kontrol (pemberian Laminaria sp.), menunjukan nilai rata-rata

    pertambahan bobot tubuh yang tertinggi bila dibandingkan dengan semua perlakuan

    yang lain. Ini mengambarkan bahwa efektifitas pencernaan bulu babi lebih baik dengan

    pemberian pakan alami Laminaria sp. dibandingkan dengan pakan buatan. Hal ini

    dimungkinkan karena pakan alami Laminaria sp lebih disukai oleh hewan uji

    dibandingkan pakan buatan, terbukti selama penelitian banyak sisa pakan buatan yang

    terlihat pada setiap wadah perlakuan. Akibatnya proses pencernaan dan metabolisme

  • 8

    hewan uji yang diberi pakan buatan menjadi berkurang sehingga pertambahan bobot

    tubuh juga rendah.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

    pemberian pakan buatan dengan kadar protein yang berbeda kurang memberikan

    pengaruh terhadap pertambahan berat gonad dan bobot tubuh bulu babi jenis

    Tripneustes gratilla.

    Beberapa kendala yang dihadapi selama penelitian sehingga hasil yang diperoleh

    belum optimal, antara lain :

    1. Ketersediaan hewan uji (Tripneustes gratilla) di alam sangat bergantung pada musim

    dan jenis ini banyak ditangkap/dicari oleh nelayan untuk dikonsumsi dan dijual di

    pasar sehingga saat penelitian kelimpahannya sedikit dan butuh waktu lama untuk

    mengumpulkannya.

    2. Hewan uji (Tripneustes gratilla) butuh tehnik dan waktu agak lama dalam merespon

    pakan buatan yang diberikan sehingga untuk penelitian sejenis perlu disediakan

    waktu yang lebih lama.

    DAFTAR PUSTAKA

    Chasanab, E., dan Andamari. 1998. Komposisi Kimia Mikrofil Asam Lemak dan Asam

    Amino Gonad Bulu babi T. gratilla dan Salmacis sp. dan Potensi Pengembangannya. Prossiding Seminar Kelautan. Balitbang Sumberdaya Laut. Puslitbang Oseanologi. LIPI Ambon.

    Darsono, P. 1983. Beberapa Aspek Biologi Bulu Babi D. Setosum (Leslie), di Terumbu

    Karang Pulau Pari-Pulau Seribu. Universitas Nasional Jakarta. Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta 368 hal. Pearce, M.C, Tara, L.D and Shawn M.C. 2002. Effect of protein source ratio and protein

    concentration in prepared diets on gonad yield and quality of the green sea urchin, Strogylocentrotus droebachiensis. Aquaculture. Vol. 214 pages 307-332.

    Walker C.W, Laura, M.H, Michael P.L and Michael D. 2000. Normal and Altered

    Gametogenesis in the Green Sea urchin-Implication for Aquaculture. Mar. Biol 132:663-676.

    Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Marinculture. Department of Aquatic

    Biosciences. Tokyo University of Fisheries. JICA. 223 pp.