pengaruh kadar protein pada pakan buatan terhadap produksi gonad bulu babi_2.pdf
DESCRIPTION
PENGARUH KADAR PROTEIN PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PRODUKSI GONAD BULU BABI_2.pdfTRANSCRIPT
-
* Makalah disajikan pada Pemaparan Hasil Penelitian Dosen Muda dan Studi Kajian Wanita Tahun 2005 (Jakarta, 29 31 Mei 2006)
PENGARUH KADAR PROTEIN PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PRODUKSI
GONAD BULU BABI (Tripneustes gratilla)*
Oleh : Hamsah, S,Pi., M.Si
(Dosen Jurusan Perikanan Universitas Haluoleo)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai kadar protein optimum pada pakan buatan
terhadap produksi gonad bulu babi jenis Tripneustes gratilla. Penelitian ini dilaksanakan selama 2
bulan yaitu bulan September sampai Nopember 2005 bertempat di Balai Benih Udang (BBU) di
Kelurahan Mata Kecamatan Purirano Kota Kendari. Hewan uji yang digunakan adalah bulu babi
jenis Tripneustes gratilla dewasa dengan berat berkisar 122 135 gr yang diperoleh dari perairan
sekitar Kecamatan Soropia Kab. Konawe. Pakan buatan yang digunakan adalah pakan dengan
kadar protein masing-masing 20% (perlakuan A), 25% (perlakuan B), 30% (perlakuan C), dan
35% (perlakuan D). Sementara untuk kontrol, hewan uji diberi pakan alami Laminaria sp. Hewan
uji diberi pakan perlakuan sebanyak 5% dari bobot tubuh dengan dua kali pemberian yakni jam
8.00 dan 16.00. Pengukuran berat gonad dilakukan setiap 14 hari sekali dengan cara dimatikan
dan gonadnya ditimbang. Hasil pengukuran pertambahan berat gonad bulu babi menunjukan
bahwa rata-rata pertambahan berat gonad tertinggi diperoleh pada perlakuan kontrol yaitu
0,6615 gr, disusul perlakuan B yaitu 0,5255 gr, perlakuan A yaitu 0,4795 gr, kemudian perlakuan
C yaitu 0,4640 gr dan perlakuan D yaitu 0,4265 gr. Demikian pula hasil pengukuran pertambahan
bobot tubuh bulu babi menunjukan bahwa rata-rata pertambahan bobot tubuh tertinggi diperoleh
pada perlakuan kontrol yaitu 0,9350 gr, disusul perlakuan C yaitu 0,8825 gr, perlakuan A yaitu
0,8630 gr, kemudian perlakuan B yaitu 0,8115gr dan perlakuan D yaitu 0,7840 gr. Rendahnya
pertambahan berat gonad dan bobot tubuh bulu babi pada perlakuan pemberian pakan buatan (A,
B, C, dan D), utamanya dimungkinkan oleh rendahnya respon hewan uji terhadap pakan buatan
yang diberikan dan adanya kematian hewan uji. Hewan uji (Tripneustes gratilla) butuh tehnik dan
waktu agak lama dalam merespon pakan buatan yang diberikan sehingga untuk penelitian sejenis
perlu disediakan waktu yang lebih lama.
Key word : Pakan buatan, Tripneustes gratilla, Laminaria sp.
PENDAHULUAN
Bulu babi merupakan salah satu organisme laut yang mempunyai nilai ekonomis
penting. Bagian utama yang dimanfaatkan dari bulu babi ini adalah gonad (telur).
Gonad bulu babi menjadi santapan eksklusif di restoran-restoran ikan laut karena rasanya
enak dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu banyak pengusaha
menginvestasikan modalnya di bidang ini. Bahkan pada negara-negara maritim,
termasuk Indonesia, menjadikan gonad bulu babi sebagai komoditas ekspor ke beberapa
negara seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.
Namun sampai saat ini umumnya usaha pengumpulan gonad bulu babi masih
dilakukan dengan pengeksploitasian secara besar-besaran di laut. Hal ini disebabkan
untuk mengumpulkan satu kilogram gonad bulu babi maka akan memerlukan sedikitnya
-
2
1000 organisme bulu babi. Kemudian dalam pengambilan bulu babi di alam biasanya
tidak mempertimbangkan ukuran kematangan yang biasanya berkorelasi positif dengan
besaran/ukuran bulu babi. Akibatnya model eksploitasi seperti ini dikhawatirkan
mengancam keberadaan populasinya dan pada akhirnya nanti akan punah.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga dan memproduksi gonad
bulu babi yang berkualitas adalah dengan usaha budidaya. Menurut Aslan (1997) bahwa
bulu babi dapat dibudidayakan secara intensif mulai dari pembenihan sampai
pembesaran. Minimal usaha pemeliharaan itu dilakukan pada fase dewasa untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas gonadnya.
Titik berat penelitian diarahkan kepada usaha memperbaiki dan meningkatkan
kualitas telur (gonad) bulu babi dengan pemberian protein. Diharapkan ada suatu nilai
kadar protein optimum untuk memperoleh gonad bulu babi yang maksimum baik secara
kuantitas maupun kualitasnya. Upaya ini dilakukan setidaknya untuk menghindari
pengambilan bulu babi yang tidak berdasarkan mutu baku ekspor sehingga penurunan
ekspor dan bahkan kepunahan organisme ini dapat dihindari.
PERUMUSAN MASALAH
Eksploitasi besar-besaran terhadap bulu babi untuk diambil telurnya (gonad)
menuntut adanya suatu usaha untuk menyelamatkan organisme ini dari kepunahan.
Salah satu upaya tersebut adalah usaha pemeliharaan organisme ini sampai ukuran siap
jual, dimana kualitas dan kuantitas gonad bulu babi telah mencapai ukuran konsumsi.
Kemudian upaya pemeliharaan ini dimaksudkan pula untuk memperbaiki dan
meningkatkan produksi gonad bulu babi. Kualitas dan kuantitas gonad bulu babi yang
maksimal akan pula mendorong meningkatkan harga di pasar ekspor. Disamping itu
untuk menghindari adanya kepunahan bulu babi akibat pemanenan yang tidak
memperhatikan ukuran standar konsumsi dari gonad yang didapat.
Oleh karena itu pendekatan yang dilakukan adalah dengan pemberian materi
berupa protein melalui pakan buatan. Pemberian pakan buatan merupakan upaya untuk
mengatur dan menyusun komposisi nutrien yang tepat bagi ransum pakan yang dibarikan
guna pertumbuhan suatu organisme. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan,
termasuk penelitian yang dilakukan oleh Walker et al. (2002) untuk pakan bulu babi,
menunjukkan bahwa adanya suatu laju pertumbuhan yang signifikan akibat pemberian
pakan buatan dibanding bila hanya mengandalkan pakan alami. Kondisi ini diharapkan
akan mempercepat proses pembentukan gonad. Hal ini terkait dengan protein sebagai
-
3
unsur yang berperan utama untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan protein yang
rusak.
Untuk menghasilkan gonad yang terbaik melalui pendekatan pemberian
konsentrasi protein, maka perlu dilakukan penelitian yang terencana pada skala
laboratorium untuk menentukan optimalisasi nilai protein yang tepat. Sehingga kadar
protein yang tepat diharapkan menjadi acuan baik untuk skala penelitian lanjutan
maupun penerapan langsung di lapangan.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai kadar protein optimum pada
pakan buatan terhadap produksi gonad bulu babi jenis Tripneustes gratilla.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi :
1. Usaha untuk melestarikan salah satu organisme laut ekonomis penting.
2. Usaha untuk meningkatkan produksi gonad bulu babi baik dari segi mutu maupun
jumlahnya sehingga mampu meningkatkan pendapatan nelayan atau pengusaha di
bidang ini.
3. Memberikan informasi yang penting bagi nelayan atau pengusaha bahwa model
pembudidayaan bulu babi dapat dengan mudah dilakukan tanpa harus
mengeksploitasi secara besar-besaran yang dapat mengakibatkan kepunahan.
4. Adanya informasi tentang nilai kadar protein optimum pada pakan buatan untuk
meningkatkan produksi/berat gonad bulu babi (Kategori Penelitian II).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan termasuk masa
persiapan, yakni dari pertengahan September hingga pertengahan Nopember 2005.
Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Udang (BBU) di Kelurahan Mata Kecamatan
Purirano Kota Kendari.
Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 5 jenis yang juga
merupakan perlakuan. Keempat jenis pakan perlakuan adalah : (A) Kadar protein 20%,
(B) kadar protein 25%, (C) kadar protein 30%, (D) kadar protein 35%, dan perlakuan
(kontrol) pemberian pakan alami berupa lamun dari jenis Laminaria sp. Masing-masing
perlakuan mendapat tiga kali ulangan. Sedangkan sumber protein pakan yang digunakan
adalah mengikuti komposisi penelitian sebelumnya seperti yang disarankan oleh Pearce
-
4
et al. (2002). Semua pakan perlakuan mempunyai energi yang sama yaitu 3000 kkal/g
DE (digestible energy) dan energi protein yang sama yaitu 8 serta setiap pakan yang
dibuat dianalisa proksimat guna menguji kecocokan utamanya terhadap kadar proteinnya
sesuai dengan setiap perlakuan.
Hewan uji yang digunakan adalah bulu babi jenis Tripneustes gratilla dewasa
dengan berat berkisar 122 135 gr yang diperoleh dari perairan sekitar Kecamatan
Soropia Kab. Konawe (Gambar 1). Dalam penyediaan hewan uji terdapat kendala yaitu :
(1) Ketersediaan hewan uji di alam (perairan Soropia dan sekitarnya) sangat bergantung
pada musim, dimana saat penelitian ini berlangsung kelimpahannya sedikit sehingga
butuh waktu lama untuk mengumpulkan hewan uji.
(2) Hewan uji (bulu babi jenis Tripneustes gratilla) banyak ditangkap/dicari oleh nelayan
untuk dikonsumsi dan dijual di pasar sehingga kelimpahannya berkurang akibatnya
sulit diperoleh.
Metode Pemeliharaan
Sebanyak 10 ekor hewan uji dimasukkan ke setiap akuarium (unit percobaan)
yang berukuran 50 cm x 40 cm x 35 cm yang sebelumnya disimpan dalam bak besar
untuk masa adaptasi. Selama masa adaptasi diberikan pakan alami Laminaria sp. dan
pakan buatan (pellet) untuk membiasakan hewan uji terhadap pakan buatan.
Jumlah pakan yang diberikan pada setiap perlakuan adalah 5% dari bobot tubuh
dengan dua kali pemberian yakni jam 8.00 dan 16.00. Pengukuran berat gonad
dilakukan setiap 14 hari sekali dengan cara dimatikan dan gonadnya ditimbang. Pada
penelitian ini pengukuran berat gonad dan bobot tubuh hewan uji hanya dilakukan
Gambar 1. Tripneustes gratilla (Hewan Uji)
-
5
sebanyak 2 kali karena minimnya waktu (akibat hambatan dalam proses awal penelitian
dan kendala dalam pencarian/pengumpulan hewan uji).
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 5
(lima) perlakuan dan tiga ulangan.
Perlakuan A : Pakan buatan dengan kadar protein 20%
Perlakuan B : Pakan buatan dengan kadar protein 25%
Perlakuan C : Pakan buatan dengan kadar protein 30%
Perlakuan D : Pakan buatan dengan kadar protein 35%
Kontrol : Pakan alami Laminaria sp.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pertambahan Berat Gonad
Hasil pengukuran rata-rata pertambahan berat gonad bulu babi jenis Tripneustes
gratilla selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata Pertambahan Berat Gonad Tripneustes gratilla (gr) selama penelitian.
Perlakuan
Pertambahan Berat Gonad (gr)
Total Rata-Rata (gr)
SD Sampling
I II
Kontrol
A
B
C
D
0,621
0,473
0,504
0,435
0,452
0,702
0,486
0,547
0,493
0,401
1,323
0,959
1,051
0,928
0,853
0,6615a
0,4795b
0,5255b
0,4640b
0,4265b
0,0573
0,0092
0,0304
0,0410
0,0361
Ket : - Notasi huruf yang berbeda menunjukan hasil Uji Duncan yang berbeda pada taraf kepercayaan 95%
SD = Standar Deviasi
-
6
Dari data pada Tabel 1 di atas menunjukan bahwa rata-rata pertambahan berat
gonad tertinggi diperoleh pada perlakuan kontrol yaitu 0,6615 gr, disusul perlakuan B
yaitu 0,5255 gr, perlakuan A yaitu 0,4795 gr, kemudian perlakuan C yaitu 0,4640 gr dan
perlakuan D yaitu 0,4265 gr.
Hasil analisis ragam dan uji Duncan, nilai rata-rata pertambahan berat gonad
hewan uji pada perlakuan pemberian pakan buatan dengan kandungan protein masing-
masing 20% (A), 25% (B), 30% (C), dan 35% (D) menunjukan hasil tidak berbeda nyata
antara keempat perlakuan tersebut. Rata-rata pertambahan berat gonad pada perlakuan
pemberian pakan buatan (A, B, C, dan D) berbeda dengan kontrol.
Rata-rata pertambahan berat gonad terbaik ditemukan pada perlakuan kontrol
(pemberian Laminaria sp.). Tingginya pertambahan berat gonad pada perlakuan kontrol
diduga karena efektifitas pencernaan sehingga pertumbuhan gonad menjadi lebih baik
dibandingkan dengan keempat perlakuan lainnya. Hal ini dimungkinkan pakan alami
Laminaria sp sesuai dengan kesukaan hewan uji (bulu babi) dan mampu dicerna dengan
baik oleh hewan uji. Hal ini terbukti dengan sedikitnya sisa pakan alami Laminaria sp
yang diberikan pada setiap wadah perlakuan kontrol. Bulu babi umumnya hidup dan
ditemukan pada habitat perairan berpasir yang ditumbuhi lamun. Di alam, lamun
termasuk Laminaria sp merupakan makanan bagi berbagai jenis bulu babi.
Rendahnya pertambahan berat gonad bulu babi pada perlakuan pemberian pakan
buatan (A, B, C, dan D), utamanya dimungkinkan oleh rendahnya respon hewan uji
terhadap pakan buatan yang diberikan. Hal ini terlihat saat penelitian bahwa pakan
buatan yang diberikan cukup banyak tersisa dan tidak dimakan oleh hewan uji.
Akibatnya proses pencernaan dan pertumbuhan gonad menjadi kurang efektif. Untuk itu
perlu uji adaptasi pakan yang lebih baik dan lebih lama.
B. Pertambahan Bobot Tubuh
Hasil pengukuran rata-rata pertambahan bobot tubuh bulu babi jenis Tripneustes
gratilla selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
-
7
Tabel 2. Rata-rata Pertambahan Bobot Tubuh Tripneustes gratilla (gr) selama penelitian.
Perlakuan
Pertambahan Bobot Tubuh
(gr) Total Rata-Rata
(gr) SD
Sampling
I II
Kontrol
A
B
C
D
0,934
0,892
0,825
0,902
0,789
0,936
0,834
0,798
0,863
0,779
1,870
1,726
1,623
1,765
1,568
0,9350a
0,8630a
0,8115b
0,8825a
0,7840b
0,0014
0,0410
0,0191
0,0276
0,0070
Ket : - Notasi huruf yang berbeda menunjukan hasil Uji Duncan yang berbeda pada taraf kepercayaan 95%
SD = Standar Deviasi
Data pada Tabel 1 menunjukan bahwa rata-rata pertambahan bobot tubuh
tertinggi diperoleh pada perlakuan kontrol yaitu 0,9350 gr, disusul perlakuan C yaitu
0,8825 gr, perlakuan A yaitu 0,8630 gr, kemudian perlakuan B yaitu 0,8115gr dan
perlakuan D yaitu 0,7840 gr.
Hasil analisis ragam dan uji Duncan, menunjukan bahwa nilai rata-rata
pertambahan bobot tubuh hewan uji pada perlakuan A (protein 20%) tidak berbeda
nyata dengan perlakuan C (protein 30%) dan kontrol, tetapi berbeda nyata dengan
perlakuan B (protein 25%) dan D (protein 35%). Sedangkan perlakuan B dan D tidak
berbeda nyata.
Rata-rata pertambahan bobot tubuh terbaik ditemukan pada perlakuan kontrol,
perlakuan A, dan perlakuan C. Tingginya pertambahan bobot tubuh pada ketiga
perlakuan tersebut sangat terkait dengan kemampuan pencernaan makanan yang
dilakukan hewan uji dan jumlah makanan yang dimakan oleh hewan uji pada setiap
perlakuan. Pada kontrol (pemberian Laminaria sp.), menunjukan nilai rata-rata
pertambahan bobot tubuh yang tertinggi bila dibandingkan dengan semua perlakuan
yang lain. Ini mengambarkan bahwa efektifitas pencernaan bulu babi lebih baik dengan
pemberian pakan alami Laminaria sp. dibandingkan dengan pakan buatan. Hal ini
dimungkinkan karena pakan alami Laminaria sp lebih disukai oleh hewan uji
dibandingkan pakan buatan, terbukti selama penelitian banyak sisa pakan buatan yang
terlihat pada setiap wadah perlakuan. Akibatnya proses pencernaan dan metabolisme
-
8
hewan uji yang diberi pakan buatan menjadi berkurang sehingga pertambahan bobot
tubuh juga rendah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
pemberian pakan buatan dengan kadar protein yang berbeda kurang memberikan
pengaruh terhadap pertambahan berat gonad dan bobot tubuh bulu babi jenis
Tripneustes gratilla.
Beberapa kendala yang dihadapi selama penelitian sehingga hasil yang diperoleh
belum optimal, antara lain :
1. Ketersediaan hewan uji (Tripneustes gratilla) di alam sangat bergantung pada musim
dan jenis ini banyak ditangkap/dicari oleh nelayan untuk dikonsumsi dan dijual di
pasar sehingga saat penelitian kelimpahannya sedikit dan butuh waktu lama untuk
mengumpulkannya.
2. Hewan uji (Tripneustes gratilla) butuh tehnik dan waktu agak lama dalam merespon
pakan buatan yang diberikan sehingga untuk penelitian sejenis perlu disediakan
waktu yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Chasanab, E., dan Andamari. 1998. Komposisi Kimia Mikrofil Asam Lemak dan Asam
Amino Gonad Bulu babi T. gratilla dan Salmacis sp. dan Potensi Pengembangannya. Prossiding Seminar Kelautan. Balitbang Sumberdaya Laut. Puslitbang Oseanologi. LIPI Ambon.
Darsono, P. 1983. Beberapa Aspek Biologi Bulu Babi D. Setosum (Leslie), di Terumbu
Karang Pulau Pari-Pulau Seribu. Universitas Nasional Jakarta. Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta 368 hal. Pearce, M.C, Tara, L.D and Shawn M.C. 2002. Effect of protein source ratio and protein
concentration in prepared diets on gonad yield and quality of the green sea urchin, Strogylocentrotus droebachiensis. Aquaculture. Vol. 214 pages 307-332.
Walker C.W, Laura, M.H, Michael P.L and Michael D. 2000. Normal and Altered
Gametogenesis in the Green Sea urchin-Implication for Aquaculture. Mar. Biol 132:663-676.
Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Marinculture. Department of Aquatic
Biosciences. Tokyo University of Fisheries. JICA. 223 pp.