pengaruh green development terhadap … · financial considerations in projects of every scale and...
TRANSCRIPT
PENGARUH GREEN DEVELOPMENT TERHADAP HARGA PASAR PERUMAHAN
KELAS MENENGAH BAWAH SURABAYA BARAT
LILY LUCIA 3211.208.006
DOSEN PEMBIMBING Ir. Purwanita Setijanti, M.Sc, Ph.D Ir. Muhammad Faqih, MSA, Ph.D
TESIS
BAB I P E N D A H U L U A N
PROBLEMATIC ISSUE
RESEARCH QUESTION
RESEARCH AIM
Dampak dari global warming menimpa seluruh penghuni bumi baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam beraktifitas. Hal ini tentunya menimbulkan skala preferensi konsumen perumahan untuk kelas menengah bawah dalam memutuskan untuk membeli dan atau menempati suatu kawasan perumahan.
Pengembangan kawasan yang berkonsep Green Development dapat berdampak pada membengkaknya biaya pembangunan, sehingga para pengembang perumahan untuk golongan menengah ke bawah enggan membangun kawasan dengan konsep demikian. Kondisi ini membuat supply perumahan dengan konsep Green Development sangat terbatas.
Apakah konsumen dari perumahan kelas menengah ke bawah mengharapkan kawasan perumahan yang dibangun dengan konsep Green Development atau tidak?
Apakah dengan menerapkan konsep Green Development, harga pasar dari perumahan tersebut lebih tinggi dari yang Non Green Development?
Bagaimana konsep Green Development pada perumahan kelas menengah bawah yang sesuai dengan harapan konsumen?
Mendeskripsikan harapan konsumen terhadap perumahan dengan konsep Green Development.. Mendeskripsikan pengaruh Green Development terhadap harga pasar perumahan kelas menengah
bawah. Mendeskripsikan konsep Green Development pada pengembangan perumahan kelas menengah bawah
yang sesuai dengan harapan konsumen.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI
OUT LINE KAJIAN PUSTAKA
GREEN DEVELOPMENT
Berdasarkan fenomena di lapangan Konsep Green Development pada perumahan di Surabaya dan Indonesia pada umumnya masih pada green design, yakni perencanaan dan desain perumahan hijau.. (Surya, 3 April 2013; Jawa Pos, 2013)
Green development is a land use planning concept that includes consideration of community-wide or regional environmental implications of development, as well as site-specific green building concepts. This includes city planning, environmental planning, architecture, landscape architecture and community building
Referred to as green development, it integrates social and environmental goals with financial considerations in projects of every scale and type.
Wilson, dkk, 1998: 6-9
GREEN DESIGN
Aspek-aspek utamanya adalah: location efficiency; environmental preservation; compact,
complete and connected neighborhoods; dan resources efficiency. (Friedman, 2007: 48)
PERENCANAAN DAN DESAIN PERUMAHAN HIJAU
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI
Indikator Perencanaan dan Desain Perumahan Hijau Indikator Greenship Home Checklist Assessment
- Infill, Greyfield dan Greenfield Yakni pertimbangan pemilihan tipe lokasi. Lihat halaman 21.
Appropriate Site Development, Adanya infrastruktur pendukung untuk menghindari pembangunan di area greenfield dan pembukaan lahan baru.
- Relying on Existing Amenities Letak lokasi berdekatan dengan fasilitas sarana dan pendukung yang telah ada.
Appropriate Site Development, Lokasi perumahan yang memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mempermudah penghuni mencapai berbagai fasilitas dalam kegiatan sehari-hari.
- Using Local Resources Penggunaan material dan tenaga kerja lokal.
Material Resource and Cycle Meningkatkan ekonomi setempat dengan menggunakan bahan material dari dalam negeri.
- Zoning Ordinances Pengembang harus mempertimbangkan zoning lahan dari pemerintah setempat.
Appropriate Site Development, Kesesuaian Lokasi dengan Peraturan Peruntukan Daerah Setempat.
- Regarding Transportation Transit dari kendaraan umum merupakan opsi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Appropriate Site Development, Transportasi Umum. Mengupayakan pengurangan emisi kendaraan pribadi.
- Sun and Wind Letak bangunan terhadap matahari harus dipertimbangkan untuk mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan penggunaan pencahayaan alami.
Energy Efficiency and Conservation, Orientasi bangunan terhadap matahari, Utara-Selatan.
Kesesuaian Indikator Perencanaan Dan Desain Perumahan Hijau Dengan Indikator Greenship Home
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI
OUT LINE KAJIAN PUSTAKA
- Preserving Flora and Fauna Perencanaan perumahan yang mempertimbangkan tumbuhan dan kondisi lahan yang telah ada.
Appropriate Site Development, Menghindari pembangunan di area greenfield dan pembukaan lahan baru. Ruang Terbuka Hijau dan Koefisien Dasar Hijau.
- Preserving the Topography Mempertahankan topografi setempat untuk meminimalkan kerusakan ekosistem.
Appropriate Site Development, Menghindari pembangunan di area greenfield dan pembukaan lahan baru.
- Laying Roads and Paths Letak jalan dan jalur pedestrian sebaiknya terintegrasi sehingga mengurangi mobilitas kendaraan pribadai dan jalur pedestrian tersebut lebih diketahui masyarakat.
Appropriate Site Development, Tersedia pedestrian way Desain kawasan dengan sistem Cluster
- Natural Open Spaces Ruang terbuka umum untuk sarana interaksi sosial, rekreasi dan aktifitas olah raga.
Appropriate Site Development, Tersedia minimal 5 fasilitas umum untuk penghuni, seperti lapangan olah raga, taman bermain, dan lain-lain.
- Planning Lots and Siting Homes Pengembangan dengan sistem cluster lebih menghemat lahan dan mengurangi area untuk jalan.
Appropriate Site Development, Desain kawasan dengan sistem Cluster
- Planning for Change
Perencanaan yang dapat mengakomodasi perubahan dengan perencanaan rumah tumbuh.
Building Environment Management, Desain rumah tumbuh yang memungkinkan pengembangan rumah.
Desain rumah harus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Seperti penggunaan bahan yang tidak membahayakan kesehatan.
Indoor Health and Comfort, Non Asbestos
Penutup bangunan, bahan untuk eksterior bangunan harus efisien, untuk Indonesia sebaiknya menggunakan bahan yang meminimalkan penyaluran panas ke dalam ruang.
Energy Efficiency and Conservation, Mengurangi panas rumah beban AC/ alat penyejuk ruangan dengan menggunakan bahan bangunan yang dapat mereduksi panas pada seluruh atap kecuali skylight.
Meminimalkan penggunaan sumber daya alam seperti air dan bahan bakar minyak.
Energy Efficiency and Conservation, Desain rumah, memanfaatkan pencahayaan alami pada siang hari. Desain rumah, yang memanfaatkan penghawaan alami.
Meminimalkan sampah konstruksi dengan menggunakan bahan yang dapat didaur ulang, dampak negatif terhadap lingkungan dan biaya yang terkait dengan manajemen sampah.
Material Resource and Cycle, Memperpanjang daur hidup material dan mengurangi sampah konstruksi.
LANJUTAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI
OUT LINE KAJIAN PUSTAKA
ATRIBUT PREFERENSI LINGKUNGAN DAN
HUNIAN PERUMAHAN
(Jansen, 2011: 30)
ATRIBUT PERENCANAAN DAN DESAIN
PERUMAHAN HIJAU
(Friedman, 2007: 48-69)
INDIKATOR GREENSHIP HOME
Tumbuhan Preserving Flora and Fauna
Appropriate Site Development, Terdapat tanaman dan 2 pohon pelindung di berem, median jalan dan taman umum.
Fasilitas/ sarana hiburan di sekitar hunian Relying on Existing Amenities
Appropriate Site Development, Infrastruktur pendukung di sekitar hunian, minimal 5 fasum.
Aksesibilitas sarana dan Transportasi umum
Infill, Grayfield and Greenfield,pemilihan lokasi perumahan yang berdekatan dengan fasilitas/ sarana umum. Appropriate Site Development,
Aksesibilitas
Jarak dari rumah ke fasilitas umum < 1 Km. Tersedia jalur pedestrian. Tersedia jalur sepeda.
Regarding Transportation
Pemilihan lokasi yang berdekatan dengan transit transportasi umum. Laying Roads and Path
Tersedia jalur pedestrian dan sepeda.
Manajemen Lingkungan
Keamanan Kebersihan
Sistem Keamanan One gate system dengan desain kawasan pola cluster. Adanya manajemen lingkungan yang mengelola keamanan dan kebersihan lingkungan untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Tipe Hunian; Rumah
PreservingFlora and Fauna
Tersedia lahan untuk penghijauan di dalam kavling rumah.
Syarat minimal Koefisien Dasar Hijau 15%
Desain rumah yang meminimalkan penggunaan sumber daya alam. (Friedman, 2007: 141)
Desain rumah, memanfaatkan pencahayaan alami pada siang hari. (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
Desain rumah yang meminimalkan penggunaan sumber daya alam. (Friedman, 2007: 141)
Desain rumah yang memanfaatkan penghawaan alami pada siang hari.(Greenship Home Checklist
Assesment, 2011)
Elaborasi Atribut Preferensi Lingkungan dan Hunian Perumahan dengan Perencanaan dan Desain Perumahan Hijau dan Indikator Greenship Home
•Teknik perbandingan data pasar (sales
comparison) Merupakan perbandingan langsung dari properti yang dinilai dengan properti yang sejenis dan sebanding. Dimana data aktual untuk transaksi pasar terakhir tersedia. Analisis data penawaran atau harga yang ditawarkan untuk properti yang sejenis dan sebanding dapat juga digunakan sepanjang dilakukan penyesuaian seperti halnya data transaksi. (Appraisal Institute, 2001: 43-47)
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI
OUT LINE KAJIAN PUSTAKA
Adalah rumah dengan luas 54 M2 sampai dengan 200 M2. SKB 3 Menteri No 648-384 tahun 1992.
PERUMAHAN KELAS MENENGAH KE BAWAH
Kriteria pemilihan perumahan yang akan
diteliti: • Memenuhi kriteria kelas perumahan menengah sederhana. • Telah dibangun minimal 70% dari jumlah rumah yang akan dibangun. • Telah dihuni minimal 50% dari rumah yang telah dibangun. • Lokasi perumahan pada satu lokasi yang berdekatan. Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka
dipilih:
• Perumahan NG 1, lokasi koridor Wiyung- Menganti. • Perumahan G 1, lokasi koridor Wiyung-Menganti. • Perumahan NG 2, lokasi Kecamatan Sambikerep. • Perumahan G 2, lokasi Kecamatan Sambikerep.
Harga : adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah uang yang diminta, ditawarkan atau dibayarkan untuk suatu barang atau jasa. Hubungannya dengan penilaian, harga merupakan fakta historis, baik yang diumumkan secara terbuka maupun dirahasiakan. (Appraisal Institute, 2001:20)
HARGA PASAR
BAB III METODE PENELITIAN
POST POSITIVISM
CORRELATIONAL RESEARCH
DUA FAKTA EMPIRIS, DUA TEORI
OBYEKTIVITAS
DEDUKTIF dan INDUKTIF
FENOMENA DIKUANTIFISIR
Grout and Wang, 2002: 28,33
PREVIOUS RESEARCH
KOMPARASI HARGA PASAR KORELASI SIMULASI MODEL PENELITIAN LITERATUR
Schumann, 2011; Anastasia,2002 Schweitzer, 2011; Gilderbloom dkk, 2009; Reed dkk, 2009
THIS RESEARCH
KORELASI - Green Development - Preferensi Konsumen KOMPARASI HARGA PASAR
Mowen, 1998; Rapoport, 2005: 59
Appraisal Institute, 2001
Teori Appraisal dan Perencanaan Perumahan Hijau
VA
RIA
BEL
BEB
AS
(X)
BAB III METODE PENELITIAN
GR
EEN
D
EVEL
OP
MEN
T
INDIKATOR Persyaratan A.Tanggung jawab Terhadap Pemeliharaan Lingkungan
A.1. Appropriate Site Development/ ASD
1. Zoning Ordinances (Friedman, 2007: 46)
Kesesuaian Lokasi, sesuai dengan peruntukan Peraturan Daerah setempat. (RDTRK)
Sesuai RDTRK
2. Preserving Flora and Fauna (Friedman, 2007: 52)
Ruang Terbuka Hijau, minimal 30% dari total luas lahan. (UU. No.20 tahun 2007 pasal 29 (2) & (3))
30%
3. Preserving Flora and Fauna (Friedman, 2007: 58)
Koefisien Dasar Hijau, adalah yang tidak diaspal (pengerasan lahan) minimal 10% dari total luas lahan. (Perwali No.39 Tahun 2012, tentang Pedoman dan Standar Teknis untuk Pelayanan Pemanfaatan Ruang)
10%
4.
Planning Lots and Siting Homes Sistem cluster lebih menghemat lahan.(Friedman, 2007: 68)
Pola Penataan Tapak dengan Sistem Cluster (Wilson, dkk, 1998: 6-9)
Sistem Cluster
5.
Laying Roads and Path Menyediakan pedestrian way (Friedman, 2007: 62)
Tersedia Pedestrian way (Wilson, dkk, 1998: 6-9)
Ada Pedestrian way
A.2 Infrastruktur Pendukung Mendorong pembangunan di tempat yang sudah memiliki infrastruktur pendukung untuk menghindari pembangunan di area greenfield dan pembukaan lahan baru. (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
6.
Relying on Existing Amenities Letak lokasi yang berdekatan dengan fasilitas umum yang telah ada. (Friedman, 2007: 50)
Membangun di lokasi yang telah tersedia minimal 5 jenis fasilitas umum (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
Minimal 5 fasum
7.
Natural Open Spaces Ruang terbuka umum untuk sarana interaksi sosial, rekreasi dan aktifitas olah raga.
Tersedia minimal 5 fasum untuk penghuni, seperti lapangan olah raga, taman bermain, dan lain-lain
Minimal 5 fasum
VA
RIA
BEL
BEB
AS(
X)
BAB III METODE PENELITIAN
G
REE
N D
EVEL
OP
MEN
T A.3. Transportasi Umum.
Mengupayakan pengurangan emisi kendaraan pribadi.
8.
Regarding Transportation Transit dari kendaraan umum sebagai upaya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. (Friedman, 2007: 53)
Terdapat terminal atau halte transportasi umum dengan jarak pencapaian maksimal 500 meter dari lokasi perumahan. (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
500 M
B. Energy Eficiency and Conservation/ EEC
9.
Sun and Wind Mempertimbangkan letak bangunan terhadap matahari untuk mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan penggunaan pencahayaan alami. (Friedman, 2007: 55)
Orientasi bangunan terhadap matahari, Utara-Selatan.(Greenship
Home Checklist Assesment, 2011)
75% dari seluruh jumlah unit
menghadap Utara-Selatan.
C. Material Resource and Cycle/ MRC
10. Using Local Resources Pengunaan material dan tenaga kerja lokal. (Friedman, 2007: 50)
Menggunakan material lokal, sehingga meningkatkan ekonomi setempat. (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
Menggunakan material dari dalam negeri.
D. Indoor Health and Comfort/ IHC
11. Desain rumah yang meminimalkan penggunaan sumber daya alam. (Friedman, 2007: 141)
Sirkulasi Udara Bersih. Menjaga sirkulasi udara bersih dalam ruang dan kebutuhan laju udara ventilasi. (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
50% dari luas ruang didesain dengan ventilasi silang.
Memaksimalkan Pencahayaan Alami Untuk meningkatkan kualitas hidup dalam rumah dengan pencahayaan alami yang baik. (Greenship Home Checklist
Assesment, 2011)
Menerangi 50% dari luas ruang.
E. Building Environment Management
12.
Planning for Change Perencanaan yang dapat mengakomodasi perubahan dengan perencanaan rumah tumbuh. (Friedman, 2007: 69)
Desain Rumah Tumbuh Memfasilitasi peningkatan kualitas hidup penghuni tanpa mengurangi fungsi rumah terhadap lingkungan. (Greenship Home
Checklist Assesment, 2011)
Adanya perencanaan yang mengantisipasi rumah tumbuh.
13. Keamanan dan Kebersihan
Keamanan Meningkatkan keamanan dan kenyamanan penghuni perumahan (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
Sistem keamanan dengan one gate system
Keamanan Desain pasif kawasan yang mendukung sistem keamanan.
Desain kawasan dengan pola cluster.
Kebersihan Pemilahan sampah. (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
Ada pemilahan sampah organik dan anorganik.
BAB III METODE PENELITIAN V
AR
IAB
EL B
EBA
S (X
)
PR
EFER
ENSI
KO
NSU
MEN
ATRIBUT LINGKUNGAN Indikator Green Development
1. TUMBUHAN
a. Di depan rumah Ada rumput dan 2 pohon pelindung.
b. Di median jalan Ada rumput dan pohon pelindung setiap 5 Meter.
c. Di berem jalan Ada rumput dan 2 pohon pelindung.
d. Taman Umum Tersedia taman umum. 2. FASILITAS/SARANA HIBURAN DI SEKITAR
HUNIAN a. Tersedia Fasilitas Di setiap cluster. b. Kolam renang Ada/Tidak c. Taman bermain anak Ada/Tidak d. Lapangan Olah Raga Ada/Tidak e. Club House Ada/Tidak f. Tempat Ibadah Ada/Tidak 3. AKSESIBILITAS SARANA DAN
TRANSPORTASI UMUM a. Jalur pedestrian Dekat <1KM b. Jalur sepeda Dekat <1KM c. Sekolah/Fasilitas Pendidikan Dekat <1KM d. Terminal Umum Dekat <1KM e. Pasar Tradisional Dekat <1KM f. Rumah Sakit Dekat <1KM g. Kantor Kelurahan/Kecamatan Dekat <1KM h. Kantor Polisi Dekat <1KM 4. KEAMANAN DAN KEBERSIHAN a. Keamanan Tidak pernah terjadi pencurian. b. Keamanan pasif melalui desain pola penataan
tapak. Dengan pola cluster.
c. Kebersihan Sampah basah/kering dipisah. d. Kebersihan lingkungan Sedikit sampah daun. e. Manajemen Lingkungan Dikelola developer. 5. TIPE HUNIAN; RUMAH a. Koefisien Dasar Hijau >15% untuk taman. b. Penerangan siang hari Pencahayaan alami. c. Penghawaan Cross Ventilasi. d. Orientasi rumah. Utara-Selatan.
VARIABEL TERIKAT (Y)
Harga Pasar Perumahan
•Harga pasar primary market •Harga pasar secondary market
Appraisal Institute, 2001: 133, 417
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
OBYEK PENELITIAN
JENIS DATA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
VARIABEL
BEBAS DATA JENIS DATA
TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA
Green
Development
Greenship,
KDB, RTH. Data Sekunder
Survey,
Observasi
Kepuasan
Konsumen
Kepuasan
Konsumen Data Primer Survey-Kuesioner
VARIABEL
TERIKAT DATA JENIS DATA
TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA
Harga Pasar Data Penjualan
Developer
Data Penjualan ERA
Jatim
Data Sekunder Wawancara
Survey
AREA SAMPLING JUMLAH KK JUMLAH
RESPONDEN
Perumahan G 1 318 80
Perumahan G 2 580 88
Perumahan NG 2 133 60
Perumahan NG 1 227 72
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Slovin, 1990
Kriteria pemilihan perumahan yang akan diteliti: • Memenuhi kriteria kelas perumahan menengah sederhana. • Telah dibangun minimal 70% dari jumlah rumah yang akan dibangun. • Telah dihuni minimal 50% dari rumah yang telah dibangun. • Lokasi perumahan pada satu lokasi yang berdekatan.
DI SURABAYA BARAT - Perum NG 1, Wiyung-Mgnt - Perum G 1, Wiyung-Mgnt - Perum NG 2, Sambikerep - Perum G 2, Sambikerep
Keterangan: n = jumlah sample N = jumlah populasi e = margin error (tingkat kesalahan)
BAB III METODE PENELITIAN
• Analisa Deskriptif Analisa deskriptif ini dilakukan terhadap ketiga variabel, yakni preferensi konsumen, green development berdasarkan kriterianya dan harga pasar perumahan.
• Analisa Kuantifikasi Data Data yang diperoleh dari skala data semantic differensial ini adalah data interval. Responden dapat memberikan jawaban pada rentang jawaban yang positif sampai dengan negatif (Sugiyono, 2003). Skala diukur dari angka 1 sampai 6 Skala 1: Tidak diharapkan sampai dengan 6 sangat diharapkan.
1 2 3 4 5 6 Tidak diharapkan Sangat Diharapkan
Uji Kelayakan Data
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
indikator dari preferensi konsumen dinyatakan valid apabila nilai rhit > rtabel
apabila indikator dari preferensi konsumen menghasilkan nilai r11 > 0,60 maka pengukuran indikator variabelnya telah reliable
Uji Paired Sample Tes Analisis perbedaan antara harapan yang diinginkan oleh konsumen dan kenyataan terhadap perumahan yang telah dibangun oleh pihak pengembang dilakukan dengan analisis gap. Analisis gap dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan uji paired sample test dengan tingkat signifikansi 5%.
Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 = tidak dapat perbedaan antara kenyataan dan harapan H1 = terdapat perbedaan antara kenyataan dan harapan
BAB IV
PENERAPAN GREEN DEVELOPMENT PADA PERUMAHAN KELAS MENENGAH BAWAH
INDIKATOR Persyarat an NG 1 G 1 NG 2 G 2 KETERANGAN A.Tanggung jawab Terhadap Pemeliharaan Lingkungan
A.1. Appropriate Site Development/ ASD
1.
Zoning Ordinances (Friedman, 2007: 46)
Kesesuaian Lokasi, sesuai dengan peruntukan Peraturan Daerah setempat. (RDTRK)
Sesuai RDTRK
SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI Untuk mendapat ijin pemerintah seperti ijin lokasi, IMB, syarat ini harus terpenuhi.
2.
Preserving Flora and Fauna (Friedman, 2007: 52)
Ruang Terbuka Hijau (RTH), minimal 30% dari total luas lahan. (UU. No.20 tahun 2007 pasal 29 (2) & (3))
30% SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI Untuk mendapat ijin
pemerintah seperti ijin lokasi, IMB, syarat ini harus terpenuhi
+12% +10,28% +6,3,% +6%
3.
Preserving Flora and Fauna (Friedman, 2007: 58)
Koefisien Dasar Hijau, adalah yang tidak diaspal (pengerasan lahan) minimal 10% dari total luas lahan. (Perwali No.39 Tahun 2012, tentang Pedoman dan Standar Teknis untuk Pelayanan Pemanfaatan Ruang)
10%
TIDAK SESUAI
TIDAK SESUAI
TIDAK SESUAI
TIDAK SESUAI Keempat Perum ini telah
berdiri sebelum ada peraturan ini, sehingga tidak sesuai terhadap indikator ini. -6% -4% -7,7% -2%
4.
Planning Lots and Siting Homes Sistem cluster lebih menghemat lahan. (Friedman, 2007: 68)
Pola Penataan Tapak dengan Sistem Cluster
Sistem Cluster
TIDAK SESUAI SESUAI TIDAK
SESUAI SESUAI Pada perum G1 dan G2 menggunakan sistem cluster dengan gerbang dan pos keamanan di tiap cluster.
Sistem Grid
Sistem Grid
5.
Laying Roads and Path Menyediakan jalur pedestrian (Friedman, 2007: 62)
Tersedia jalur pedestrian (Wilson, dkk, 1998: 6-9)
Ada Jalur
Pedestrian
TIDAK SESUAI
TIDAK SESUAI
TIDAK SESUAI
TIDAK SESUAI
Keempat perum tidak menyediakan jalur pedestrian.
A.2 Infrastruktur Pendukung Mendorong pembangunan di tempat yang sudah memiliki infrastruktur pendukung untuk menghindari pembangunan di area greenfield dan pembukaan lahan baru. (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
6.
Relying on Existing Amenities Letak lokasi yang berdekatan dengan fasilitas umum yang telah ada. (Friedman, 2007: 50)
Membangun di lokasi yang telah tersedia minimal 5 jenis fasilitas umum (Greenship Home
Checklist Assesment, 2011)
Minimal 5 fasum
TIDAK SESUAI SESUAI TIDAK
SESUAI SESUAI Harga tanah menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan lokasi. -2 +2 -4 +3
7.
Natural Open Spaces Ruang terbuka umum untuk sarana interaksi sosial, rekreasi dan aktifitas olah raga.
Tersedia minimal 5 fasum untuk penghuni, seperti lapangan olah raga, taman bermain, dan lain-lain
Minimal 5 fasum
TIDAK SESUAI SESUAI TIDAK
SESUAI SESUAI Fasum yang lengkap akan meningkatkan harga jual. -3 -4 +3
BAB IV
PENERAPAN GREEN DEVELOPMENT PADA PERUMAHAN KELAS MENENGAH BAWAH
A.3. Transportasi Umum. Mengupayakan pengurangan emisi kendaraan pribadi.
8.
Regarding Transportation Transit dari kendaraan umum sebagai upaya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. (Friedman, 2007: 53)
Terdapat terminal atau halte transportasi umum dengan jarak pencapaian maksimal 500 meter dari lokasi perumahan. (Greenship Home Checklist
Assesment, 2011)
500 M
TIDAK SESUAI
SESUAI TIDAK
SESUAI TIDAK
SESUAI Pada keempat perum jarak pencapaian dari gerbang utama ke jalan raya yang cukup jauh. +200 M +100 M + 500 M
B. Energy Eficiency and Conservation/ EEC
9.
Sun and Wind Mempertimbangkan letak bangunan terhadap matahari untuk mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan penggunaan pencahayaan alami. (Friedman, 2007: 55)
Orientasi bangunan terhadap matahari, Utara-Selatan.(Greenship Home
Checklist Assesment, 2011)
75% dari seluruh jumlah
unit mengha
dap Utara-Selatan.
TIDAK SESUAI
SESUAI SESUAI SESUAI
Konsumen perum umumnya memilih rumah dengan orientasi Utara-Selatan. -15% +10% +25%
C. Material Resource and Cycle/ MRC
10.
Using Local Resources Pengunaan material dan tenaga kerja lokal. (Friedman, 2007: 50)
Menggunakan material lokal, sehingga meningkatkan ekonomi setempat. (Greenship Home Checklist
Assesment, 2011)
Menggunakan
material dari dalam
negeri.
SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI
Keempat perum menggunakan material lokal >95% dari dalam negeri dan tenaga kerja lokal.
LANJUTAN
BAB IV PENERAPAN GREEN DEVELOPMENT PADA PERUMAHAN KELAS MENENGAH BAWAH
D. Indoor Health and Comfort/ IHC
11.
Desain rumah yang meminimalkan penggunaan sumber daya alam. (Friedman, 2007: 141)
Sirkulasi Udara Bersih. Menjaga sirkulasi udara bersih dalam ruang dan kebutuhan laju udara ventilasi. (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
50% dari luas ruang didesain dengan ventilasi silang.
SESUAI SESUAI TIDAK SESUAI SESUAI
Perum NG 1,G1, G2 ada lubang ventilasi di atas jendela. Pada perum G1 dan G2 suhu ruang dalam lebih dingin, karena tinggi ruang 4 M.
Tidak ada ventilasi silang
Memaksimalkan Pencahayaan Alami untuk meningkatkan kualitas hidup dalam rumah dengan pencahayaan alami yang baik. (Greenship Home Checklist
Assesment, 2011)
Menerangi 50% dari luas ruang.
SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI Pada perum G1 dan G2 lebih banyak cahaya masuk dalam ruang, karena bukaan untuk pencahayaan mengikuti tinggi ruang dalam yakni 4 M.
E. Building Environment Management
12.
Planning for Change Perencanaan yang dapat mengakomodasi perubahan dengan perencanaan rumah tumbuh. (Friedman, 2007: 69)
Desain Rumah Tumbuh Memfasilitasi peningkatan kualitas hidup penghuni tanpa mengurangi fungsi rumah terhadap lingkungan. (Greenship
Home Checklist Assesment, 2011)
Adanya perencana an yang mengantisipasi rumah tumbuh.
SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI Keempat perum telah mengantisipasi perubahan dengan desain rumah tumbuh.
13. Keamanan dan Kebersihan
Keamanan Meningkatkan keamanan dan kenyamanan penghuni perumahan (Greenship Home Checklist Assesment, 2011)
Sistem keamanan dengan one gate
system
SESUAI SESUAI SESUAI SESUAI Keempat perum menggunakan One gate
system, karena memudahkan pengawasan.
Keamanan Desain pasif kawasan yang mendukung sistem keamanan.
Desain kawasan dengan pola cluster.
TIDAK SESUAI SESUAI TIDAK
SESUAI SESUAI Penghuni Perum G1 dan G2 lebih merasa aman dengan sistem cluster, karena dijaga di tiap gerbang cluster.
Sistem Grid
Sistem Grid
Kebersihan Pemilahan sampah. (Greenship Home
Checklist Assesment, 2011)
Ada pemilahan sampah organik dan anorganik.
TIDAK SESUAI
TIDAK SESUAI
TIDAK SESUAI
TIDAK SESUAI
Pada keempat perum tidak ada pemilahan sampah rumah tangga.
LANJUTAN
BAB IV
Hasil dari penilaian di atas adalah sebagai berikut:
• Perumahan NG 1: 43,75% Non Green Development
Indikator yang sesuai pada perumahan NG1 ini sebanyak 7 poin dari total 16 poin, yakni zoning ordinance, RTH, using local
resources, penghawaan alami, pencahayaan alami, planning for change, keamanan (one gate system).
• Perumahan G 1: 81,25% Green Development
Indikator yang sesuai pada Perum G 1 sebanyak 13 poin dari total 16 poin, yakni zoning ordinance, RTH, planning lots and
sitting homes, relying on existing amenities, natural open spaces, regarding transportation, sun and wind, using local
resources, penghawaan alami, pencahayaan alami, planning for change, keamanan (one gate system), keamanan pasif dengan desain pola cluster.
• Perumahan NG 2: 43,75% Non Green Development Indikator yang sesuai sebanyak 7 poin dari total 16 poin pada Perum NG2. Yang sesuai adalah zoning ordinance, RTH, sun
and wind, using local resources, pencahayaan alami, planning for change, keamanan (one gate system).
• Perumahan G 2: 75% Green Development
Indikator yang sesuai sebanyak 12 poin dari total 16 poin, yakni zoning ordinance, RTH, planning lots and sitting homes, relying on existing amenities, natural open spaces, sun and wind, using local resources, penghawaan alami, pencahayaan alami, planning for change, keamanan (one gate system), keamanan pasif dengan desain pola cluster.
Yang sesuai dengan indikator pada keempat perum ini adalah pada indikator zoning ordinance, RTH, using local resources, pencahayaan alami, planning for change, keamanan (one gate system). Yang tidak sesuai pada keempat perum ini adalah indikator RTH, ketersediaan jalur pedestrian, pemilahan sampah.
Penilaian kategori tersebut dibagi menjadi dua kategori, yakni: 0% - 50% = Non Green Development 51% - 100% = Green Development Penilaian tersebut didapat dari pemenuhan jumlah poin indikator Green Development dibandingkan dengan total jumlah poin sebanyak 16 poin
Analisa gap ini dilakukan dengan uji paired sample test dan tingkat signifikansi 0,05. Jadi apabila hasil tingkat signifikansi < 0,05, maka indikator tersebut signifikan, apabila > 0,05 maka indikator tersebut tidak signifikan
BAB IV
Dari uji validitas indikator preferensi konsumen terhadap kenyataan dan harapan perumahan
berkonsep Green Development yaitu tumbuhan fasilitas/ sarana hiburan di sekitar hunian, aksesibilitas sarana dan transportasi umum, manajemen lingkungan dan tipe hunian rumah diperoleh nilai korelasi product moment pearson di tiap item variabel lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua item indikator preferensi konsumen terhadap kenyataan perumahan berkonsep Green
Development sudah valid. Lihat Lampiran 4.A.
UJI VALIDITAS
PREFERENSI KONSUMEN
Berdasarkan hasil pada uji reliabilitas variabel Preferensi Konsumen terhadap kenyataan dan harapan perumahan berkonsep Green Development diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha semua indikator telah lebih besar dari 0,60, sehingga dapat dinyatakan bahwa tiap indikator preferensi konsumen terhadap Green Development, yakni tumbuhan, fasilitas, aksesibilitas, manajemen lingkungan dan tipe hunian rumah, telah handal dan dipercaya sebagai alat ukur yang menghasilkan jawaban yang relatif konsisten. Lihat Tabel 4.6.2.A dan B
UJI RELIABILITAS
ANALISA GAP
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Tum
bu
han
…
Med
ian
Jal
an
Ber
em J
alan
Tam
an U
mu
m
Fasi
litas
…
Ko
lam
Re
nan
g
Tam
an …
Lap
. Ola
hra
ga
Clu
b H
ou
se
Tem
pat
…
Pe
jala
n K
aki
Jalu
r Se
ped
a
Seko
lah
Term
inal
Pas
ar
Ru
mah
Sak
it
Kan
tor …
Kan
tor
Po
lisi
Kea
man
an
Kea
man
an …
Keb
ersi
han
Lin
gku
nga
n
Man
aje
men
Luas
Pe
ner
anga
n
Pe
ngh
awaa
n
Ori
en
tasi
…
PERUM G 1 Kenyataan
Harapan
BAB IV
PREFERENSI HARAPAN DAN KENYATAAN KONSUMEN
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Tum
bu
han
di …
M
edia
n J
alan
B
ere
m J
alan
Ta
man
Um
um
Fa
silit
as U
mu
m
Ko
lam
Ren
ang
Tam
an B
erm
ain
La
p. O
lah
raga
C
lub
Ho
use
Te
mp
at Ib
adah
P
ejal
an K
aki
Jalu
r Se
ped
a Se
kola
h
Term
inal
P
asar
R
um
ah S
akit
K
anto
r …
Kan
tor
Po
lisi
Ke
aman
an
Kea
man
an P
asif
K
eb
ersi
han
Li
ngk
un
gan
M
anaj
em
en
Luas
P
en
eran
gan
P
en
ghaw
aan
O
rien
tasi
Ru
mah
PERUM NG 1 Kenyataan Hampir semua indikator nilai signifikansinya 0,000 < 0,05. Hanya pada indikator keamanan yang nilainya 0,027, dimana antara kenyataan dan harapan konsumen terhadap perumahan tersebut hampir sama. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semua indikator pada perum NG 1 telah signifikan. Lihat Lampiran 5
Dari Gambar 4.6.3.A terlihat bahwa penghuni perum NG 1 cenderung tidak puas, karena harapan konsumen terhadap 27 indikator lebih besar dari kenyataan yang diharapkan konsumen terhadap perum tersebut. Pada indikator keamanan, konsumen cenderung puas. Konsumen paling tidak puas terhadap indikator ketersediaan fasum dan aksesibilitas terhadap sekolah, pasar
dan kantor pemerintahan.
Hampir semua indikator nilai signifikansinya 0,000 < 0,05, jadi indikator tersebut telah signifikan. Yang tidak signifikan pada indikator keamanan pasif 0,172, orientasi rumah 0,097. Jadi dapat dikatakan bahwa keamanan pasif dan orientasi rumah Utara-Selatan cenderung memuaskan konsumen. Lihat Lampiran 5
Konsumen cenderung tidak puas terhadap indikator ketersediaan fasum yakni kolam renang dan aksesibilitas ke terminal, pasar, rumah sakit, kantor pemerintahan. Perbedaan yang tidak signifikan pada indikator keamanan, karena kenyataan dan harapan konsumen cenderung puas.
BAB IV
PREFERENSI HARAPAN DAN KENYATAAN KONSUMEN
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Tum
bu
han
di …
Med
ian
Jal
an
Ber
em J
alan
Tam
an U
mu
m
Fasi
litas
Um
um
Ko
lam
Ren
ang
Tam
an …
Lap
. Ola
hra
ga
Clu
b H
ou
se
Tem
pat
Ibad
ah
Pe
jala
n K
aki
Jalu
r Se
ped
a
Seko
lah
Term
inal
Pas
ar
Ru
mah
Sak
it
Kan
tor …
Kan
tor
Po
lisi
Kea
man
an
Kea
man
an …
Keb
ersi
han
Lin
gku
nga
n
Man
aje
me
n
Luas
Pe
ner
anga
n
Pe
ngh
awaa
n
Ori
enta
si …
PERUM NG 2 Kenyataan Harapan
Hasil analisa gap terhadap semua indikator pada perum NG 2 ini menunjukkan nilai yang signifikan yakni 0,00 dan 0,019 < 0,05. Semua indikator pada perum NG 2 cenderung tidak memuaskan konsumen, karena hasil gap yang negatif. Lihat Lampiran 5
Konsumen cenderung tidak puas terhadap perum NG 2. Konsumen sangat tidak puas terhadap ketersediaan fasilitas umum terutama ketersediaan kolam renang, karena fasum yang ada di NG 2 ini sangat minim. Hanya terdapat taman bermain ala kadarnya. Indikator aksesibilitas terhadap fasum seperti sekolah, terminal dan sejenisnya cenderung tidak memuaskan konsumen. Hal ini terlihat dari grafik yang menurun, antara kenyataan dan harapan perbedaannya cukup signifikan.
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Tum
bu
han
di …
Me
dia
n J
alan
Ber
em J
alan
Tam
an U
mu
m
Fasi
litas
…
Ko
lam
Ren
ang
Tam
an …
Lap
. Ola
hra
ga
Clu
b H
ou
se
Tem
pat
…
Pe
jala
n K
aki
Jalu
r Se
ped
a
Seko
lah
Term
inal
Pas
ar
Ru
mah
Sak
it
Kan
tor …
Kan
tor
Po
lisi
Kea
man
an
Kea
man
an …
Keb
ersi
han
Lin
gku
nga
n
Man
aje
men
Luas
Pe
ner
anga
n
Pe
ngh
awaa
n
Ori
enta
si …
PERUM G 2 Kenyataan
Harapan
Konsumen cenderung tidak puas terhadap indikator ketersediaan fasum yakni kolam renang dan aksesibilitas ke terminal, pasar, rumah sakit, kantor pemerintahan. Perbedaan yang tidak signifikan pada indikator keamanan, karena kenyataan dan harapan konsumen cenderung puas. Lihat Gambar 4.6.3.D
Hampir semua indikator perum G 2 nilai signifikansinya 0,000 < 0,05. Hanya pada indikator keamanan pasif yang nilainya 0,074, dimana antara kenyataan dan harapan konsumen terhadap perumahan tersebut hampir sama. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semua indikator pada perum G 2 telah signifikan. Lihat Lampiran 5
BAB IV
ANALISA TERHADAP GAP RATA-RATA PERUM GREEN DAN NON GREEN DEVELOPMENT
INDIKATOR GAP
NON
GREEN
GAP
GREEN
SELISIH
KETERANGAN
Tumbuhan/ Penghijauan
Depan
Rumah -1,789 -0,800 0,989
Terdapat perbedaan yang signifikan dengan selisih gap 0,989; Pada perum yang Green lebih memuaskan konsumen, karena sempadan bangunan ± 4-5 M, sehingga banyak penghijauan di depan rumah penghuni. Pada yang Non Green sempadan bangunan ±3 M, sehingga banyak rumah yang halaman depannya ditutup paving atau keramik.
Median Jalan
-1,723 -1,016 0,707 Lebih memuaskan pada perum yang Green, karena terdapat pohon setiap 5M dan tanaman pendek diantaranya. Pada perum yang Non Green; NG2 tidak terdapat median jalan; di NG1 terdapat median jalan dan tanaman pelindung, namun tidak terawat dan banyak rumput liar.
Berem Jalan
-1,572 -0,991 0,581 Perum yang Green; terdapat 1 pohon pelindung di berem tiap kavling rumah dan di G1 jenis pohon yang ditanam mangga. Perum Non Green NG2, tidak memuaskan karena lebar berem 0,5 M dan banyak yang dipaving oleh penghuni.
Taman Umum
-2,109 -1,568 0,541 Perum yang Green; di G1dan G2 terdapat taman umum sekaligus untuk jogging. Pada yang Non
Green tidak terdapat taman umum.
Fasilitas Umum
Fasum -2,138 -2,078 0,060 Ketersediaan fasum dengan jumlah lebih dari 5, lebih memuaskan konsumen. Pada perum yang Green jumlah fasumnya lebih dari 5 dan terdapat di setiap clusternya. Pada yang Non Green jumlah fasumnya 3 dan tidak terawat.
Kolam Renang
-3,893 -3,785 0,108 Hasil analisa gap yang hampir sama, karena ketersediaan fasum ini tidakada di ketiga perum.. Kolam renang ini hanya terdapat pada NG 1. Pada perum yang Green tidak terdapat kolam renang. Adanya kolam renang ini cenderung menjadi menjadi harapan konsumen
Taman Bermain
-2,013 -2,243 0,231 Hasil analisa gap yang hampir sama antara perum yang Green dan Non Green (selisih gap 0,072), karena pada keempat perumahan terdapat taman bermain.
Lap. Olah Raga
-2,275 -2,048 0,227 Pada keempat perum terdapat lapangan olah raga, perbedaannya pada perum yang Green jumlahnya lebih banyak dan tersebar di cluster-cluster. Pada perum yang Non Green hanya terdapat 1-2 lapangan olah raga.
Club
House -3,077 -2,062 1,015
Pada keempat perum ini tidak terdapat club house, namun pada perum yang Green konsumen lebih puas karena developer telah menyediakan fasum di tiap cluster. Fasum tersebut juga dapat menjadi sarana interaksi sosial antar penghuni.
Tempat Ibadah
-2,695 -2,560 0,135 Pada perum yang Green terdapat tempat ibadah masjid dan gereja. Pada perum yang Non
Green tidak terdapat tempat ibadah.,namum penghuni perum Non Green dapat beribadah di luar kawasan perumahan yang terdekat.
BAB IV
Aksesibili tas Sarana dan Transportasi Umum
Jalur
Pedestrian -2,121 -1,647 0,474
Pada keempat perum ini tidak terdapat jalur pedestrian namun hasil gap ini menunjukkan bahwa Perum yang Non Green lebih tidak memuaskan konsumen, karena jarak dari rumah penghuni sampai ke gerbang utama cukup jauh ±500-700 M.
Jalur sepeda
-2,555 -2,649 0,095 Jalur sepeda tidak terdapat pada keempat perum ini, sehingga hasil gap antara perum yang green dan non green hampir sama.
Sekolah -3,935 -2,862 1,073 Dari selisih gap 1,056 menunjukkan jarak ke sekolah merupakan faktor yang penting dalam memilih perumahan. Pada perum yang Green terdapat sekolah dari Kelompok Bermain hingga SMP, sebaliknya pada yang Non Green hanya terdapat Kelompok Bermain dan TK.
Terminal -3,550 -3,189 0,361 Pencapaian ke transportasi umum pada perum yang Non Green tidak memuaskan konsumen, karena jarak pencapaian yang jauh > 1Km dibandingkan dengan perum yang Green jaraknya < 1 Km.
Pasar -4,124 -3,108 1,016 Pencapaian ke pasar tradisional pada perum yang Green lebih memuaskan konsumen, karena lebih dekat <500 M dibandingkan dengan yang non Green > 1 Km.
Rumah Sakit (RS)
-3,750 -2,946 0,804 Jarak ke rumah sakit pada perum yang Green lebih memuaskan konsumen. Pada G1dekat dengan RS Islam yang berjarak < 1Km dan G2 dekat dengan RS Bhakti Husada < 1 Km. Pada perum yang Non
Green jarak ke RS atau polikilnik terdekat > 1 Km..
Kelurahan -3,556 -3,048 0,508 Pada perum yang Green jarak ke kantor kelurahan lebih dekat < 1Km. Pada perum yang Non Green jaraknya > 1Km.
Kantor Polisi
-3,778 -3,453 0,325 Pada perum yang Non Green jarak yang dekat ke kantor polisi lebih memuaskan daripada yang Green. Pada perum yang Green konsumen tidak puas, karena jarak yang jauh dari kantor polisi menimbulkan rasa kurang aman.
Manaje men (Man) Lingkungan
Keamanan -0,235 -0,665 0,430 Pada perum yang Green konsumen lebih puas terhadap keamanan, karena one gate system di tiap clusternya. Pada perum yang Non Green hanya di pintu masuk utama yang dijaga satpam.
Keamanan
Pasif -2,349 -0,416 1,933
Sistem keamanan pasif dengan desain pola cluster lebih memuaskan konsumen pada perum yang Green daripada yang Non Green. Pola cluster ini mendukung sistem keamanan karena pintu masuk ke perum dan tiap clusternya hanya satu, sehingga memudahkan pengawasan.
Pemilahan sampah
-1,541 -1,855 0,315 Pada keempat perum tidak terdapat pemilahan sampah. Pemilahan sampah hanya pada sampah rumah tangga (yang diangkut tiap hari oleh petugas kebersihan) dan sampah tumbuhan.
Kebersihan Lingk.
-1,255 -0,984 0,271 Kebersihan lingkungan pada perum yang Green lebih memuaskan konsumen daripada yang Non Green. Pada perum yang Green ada petugas kebersihan untuk membersihkan sampah daun kering. Pada perum yang Non Green kebersihan lingkungan menjadi tanggung jawab pemilik masing-masing kavling.
Man. Lingk. -2,210 -1,322 0,888
Manajemen lingkungan yang dikelola oleh developer lebih diharapkan pada perum yang Non Green, karena manajemen lingkungannya telah diserahkan kepada penghuni. Pada perum yang Green manajemen lingkungan dikelola oleh developer lebih memuaskan konsumen, sehingga penghuni rela membayar iuran per bulan yang lebih mahal.
LANJUTAN
BAB IV
Tipe Hunian Rumah
KDH -2,326 -0,842 1,484
Selisih gap ini menunjukkan bahwa adanya lahan dalam kavling rumah untuk penghijauan merupakan indikator yang lebih memuaskan konsumen. Pada perum yang Green lebih memuaskan konsumen, karena GSB ±5 M sehingga lahan untuk penghijauan di depan rumah lebih luas. Pada perum yang Non
Green lebih sempit, sehingga banyak yang ditutup dengan paving atau keramik.
Penerangan
alami -1,697 -0,385 1,312
Berdasarkan selisih gap ini pencahayaan alami pada siang hari lebih diharapkan oleh konsumen. Pada perum yang Green tinggi ruang ±4 M dengan bukaan yang lebih luas, sehingga lebih banyak pencahayaan alami yang menerangi ruang dalam dibandingkan dengan yang Non Green.
Penghawaan
alami -3,120 -0,204 2,916
Selisih gap yang paling besar ini disebabkan pada perum yang Green tinggi ruang ±4 M dengan cross ventilasi sehingga suhu ruang dalam lebih dingin dibandingkan dengan yang Non Green. Konsumen pada perum yang Non Green tidak puas, karena tidak terdapat cross ventilasi pada NG2.
Orientasi rumah
-2,051 -0,802 1,249
Orientasi rumah Utara-Selatan lebih dipilih konsumen, karena suhu ruang dalam lebih dingin dibandingkan dengan yang menghadap Timur-Barat. Pada perum NG1jumlah rumah yang menghadap ke Utara-Selatan <75%. Perum yang Green orientasi rumah yang menghadap Utara- Selatan >75%.
TOTAL RATA-RATA
-2,497 -1,834 0,663
Berdasarkan hasil rata-rata gap antara perum yang green dan non green, perum yang green cenderung lebih memenuhi harapan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen semakin sadar terhadap dampak dari global warming, sehingga meningkatkan demand akan perumahan yang nyaman dengan konsep green
development.
LANJUTAN
BAB IV
ANALISA TERHADAP GAP RATA-RATA PERUM GREEN DAN NON GREEN DEVELOPMENT
-6,000
-5,000
-4,000
-3,000
-2,000
-1,000
0,000 D
ep
an R
um
ah
Me
dia
n J
alan
Ber
em J
alan
Tam
an U
mu
m
Fasu
m
Ko
lam
Ren
ang
Tam
an B
erm
ain
Lap
. Ola
hra
ga
Clu
b H
ou
se
Tem
pat
Ibad
ah
Jalu
r p
edes
tria
n
Jalu
r se
ped
a
Seko
lah
Term
inal
Pas
ar
Ru
mah
sak
it
Kel
ura
han
Kan
tor
po
lisi
Kea
man
an
Kea
man
an P
asif
Keb
ersi
han
Keb
. Lin
gku
nga
n
Man
. Lin
gku
nga
n
Luas
Pe
ner
anga
n
Pe
ngh
awaa
n
Ori
enta
si R
um
ah
GREEN NON GREEN
Berdasarkan analisa gap rata-rata antara perum yang green dan non green pada Tabel 4.6.4 dapat disimpulkan bahwa konsumen cenderung lebih puas terhadap perum yang Green daripada perum yang Non Green. Hal ini lebih jelas terlihat pada gambar grafik 4.6.5 garis kurva perum yang Green diatas garis kurva perum yang Non Green.
3,08
3,64
3,13
4,00
5,65 5,59 5,55 5,72
2,57
1,95
2,43
1,72
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
NG 1 G 1 NG 2 G 2
Preferensi Konsumen Pada Keempat Perum Obyek
Penelitian
Kenyataan
Harapan
Selisih
Dari Gambar 4.6.5.E terlihat bahwa yang paling memenuhi kenyataan preferensi responden terhadap perumahan dengan konsep Green Development adalah perumahan G2. Hal ini terlihat pada selisih antara kenyataan dan harapan preferensi tersebut yang terkecil dibandingkan dengan ketiga perumahan yang lain.
Perumahan yang paling tidak memenuhi harapan konsumen sebagai perumahan berkonsep Green Development adalah perumahan NG 1, karena harapan yang diinginkan oleh penghuni 5,65, tetapi kenyataannya paling rendah 3,08. Selisih perumahan NG 1 tersebut paling besar yakni 2,57 dibandingkan dengan ketiga perumahan yang lain, sehingga perumahan tersebut yang paling tidak memenuhi konsep Green Development menurut konsumen.
BAB V
Perbedaan harga pasar tanah di Perumahan G 1 yang termasuk Green Development lebih tinggi 13,8% dari Perumahan NG 1 yang Non Green Development.
Pengaruh Green Development Terhadap Harga Pasar Perumahan
2300000
2400000
2500000
2600000
2700000
2800000
2900000
Non Green Green
2500000
2900000
NG 1
Column2
G 1
Harga Pasar Tanah (Rp/ M2) Perumahan Yang Non Green dan Green
Lokasi UP Wiyung-Menganti
(Rp
.)
Harga Pasar Tanah (Rp/ M2) Perumahan Yang Non Green dan Green
Lokasi UPSambikerep
0
1000000
2000000
3000000
4000000
Non Green
Green
1000000
3970000
NG 2
Column1
G 2
(Rp
.)
Perbedaan harga pasar tanah di Perumahan G 2 cukup signifikan yakni 74,8% lebih tinggi dari Perum NG 2 yang Non Green
Development
2300000
2400000
2500000
2600000
2700000
2800000
Non Green Green
2500000
2800000
NG 1
Column1
G 1
Harga BangunanTanah (Rp/ M2) Perumahan Yang Non Green dan
Green Lokasi UP Wiyung-Menganti
Perbedaan harga pasar bangunan di Perumahan G 1 yang termasuk Green Development lebih tinggi 10,7% dari Perumahan NG1 yang Non Green Development.
(Rp
.)
Harga Pasar Bangunan (Rp/ M2) Perumahan Yang Non Green dan
Green Lokasi UPSambikerep
(Rp
.)
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
Non Green
Green
2100000
4500000
NG 2
Series 2
G 2
Perbedaan harga pasar bangunan di Perumahan NG 2 yang termasuk Green Development lebih tinggi 53% dari Perumahan G2 yang Non Green Development.
BAB V
Perbedaan harga secondary market tanah di Perumahan G 1 yang termasuk Green Development lebih tinggi 14,8% dari Perumahan NG 1 yang Non Green Development.
Pengaruh Green Development Terhadap Harga Pasar Perumahan
Harga Tanah (Rp/ M2) Perumahan Secondary Market
Yang Non Green dan Green Lokasi UP Wiyung-Menganti
(Rp
.)
Harga Tanah (Rp/ M2) Perumahan Secondary Market
Yang Non Green dan Green Lokasi UPSambikerep
(Rp
.)
Perbedaan harga pasar tanah Secondary Market di Perumahan G 2 cukup signifikan yakni 67,75% lebih tinggi dari Perum NG 2 yang Non Green Development
Harga Bangunan (Rp/ M2) Perumahan Secondary Market
Yang Non Green dan Green Lokasi UP Wiyung-Menganti
Perbedaan harga Secondary Market bangunan di Perumahan G 1 yang termasuk Green Development lebih tinggi 25% dari Perumahan NG1 yang Non Green Development.
(Rp
.)
Harga Bangunan (Rp/ M2) Perumahan Secondary Market
Yang Non Green dan Green Lokasi UPSambikerep
(Rp
.)
Perbedaan harga Secondary Market bangunan di Perumahan NG 2 yang termasuk Green Development lebih tinggi 42,8% dari Perumahan G2 yang Non Green Development.
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
Non Green
Green
2300000 2700000
G 1
NG 1
Column1
0
1000000
2000000
3000000
4000000
Non Green Green
1200000
3700000
Column1
NG 2
G 2
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
Non Green
Green
2000000
2500000
Column1
NG 1
G 1
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
Non Green
Green
2000000
3500000
Column1
NG 2
G 2
BAB V
PENGARUH PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP HARGA PASAR PERUMAHAN
Perum Harga (Rp.) DP 30% (Rp.) KPR (Rp.) Angs/bulan
8 th (Rp.)
Green 335.600.000 100.680.000 234.920.000 3.502.900
Non Green 285.260.000 85.578.000 199.682.000 2.977.500
Selisih 50.340.000 15.102.000 35.238.000 525.400
Ilustrasi perhitungan sebagai berikut: • Asumsi Harga Rumah yang Green lebih tinggi 15% dari yang Non Green.
• Cara pembayaran Uang Muka 30% sisa 70% KPR 8 tahun dengan bunga bank BTN per tanggal 15 Maret 2013: 9,5% per tahun.
• Ukuran rumah yang akan dibeli LT 105 M2, LB 52 M2 pada perum yang Green Rp. 355.600.000,-. (Daftar Harga Perum G 1). Pada perum yang Non Green dengan ukuran rumah yang sama harganya Rp. 285.260.000,- jadi terdapat selisih Rp 50.340.000,- Perhitungan Pembayaran Harga Perum Green dan Non Green.
Dari ilustrasi perhitungan di atas terdapat selisih untuk angsuran per bulan Rp. 525.400,-. Berdasarkan wawancara dengan pihak developer perum G 1 dan G 2 rata-rata pendapatan konsumen perum tersebut Rp. 6.500.000,-/bulan. Jadi dengan angsuran sebesar Rp. 3.502.900,- per bulan masih terjangkau untuk konsumen membeli rumah di perum
berkonsep Green Development. Nilai tambah yang lain untuk konsumen, sebelum angsuran tersebut lunas investasi properti tersebut telah meningkat harga pasarnya. (berdasarkan fenomena di lapangan).
Berdasarkan analisa terhadap preferensi konsumen terhadap keempat perum obyek penelitian yang cenderung memuaskan adalah perum G 1 dan G 2 yang termasuk Green Development. Perum NG 1 dan NG 2 cenderung tidak memuaskan konsumen dan termasuk Non Green Development. Dari analisa sebelumnya pada sub bab 5.5, bahwa perumahan yang berkonsep Green Development harga pasarnya lebih tinggi dari yang Non Green Development, maka dapat disimpulkan juga kecenderungan konsumen memilih perumahan berkonsep Green Development mempengaruhi harga pasar perumahan tersebut. Preferensi tersebut menunjukkan adanya demand akan perumahan menengah bawah yang berkonsep Green
Development, sementara supply perumahan dengan konsep ini masih terbatas, sehingga harga pasar perumahan yang Green lebih tinggi dibandingkan dengan yang Non Green Development. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.5.I dan 5.5.J.
KEMAMPUAN KONSUMEN MENENGAH BAWAH MEMBELI DI PERUMAHAN ‘GREEN DEVELOPMENT’
BAB VI
ASPEK TUMBUHAN
5,715 5,813 5,517 5,670
0,000
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
NG 1 G 1 NG 2 G 2
Harapan …
Berdasarkan hasil survei terhadap harapan konsumen akan tumbuhan, maka aspek tumbuhan/penghijauan menjadi salah satu harapan konsumen. Aspek ini sesuai dengan aspek perencanaan perumahan hijau yaitu preserving flora and fauna menurut Friedman, 2007: 58
ASPEK FASILITAS UMUM
5,738 5,636 5,636 5,869
0,000 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000
NG 1 G 1 NG 2 G 2 Harapan Fasilitas
Tersedianya fasilitas umum termasuk dalam aspek natural open spaces. Letak dari fasilitas umum harus didesain mudah dicapai dari berbagai arah dalam perumahan, terlihat dan tersebar dalam kawasan perumahan. Ruang terbuka umum ini sebagai sarana interaksi penghuni, rekreasi, olah raga, dan dapat digunakan oleh orang tua dan muda. (Friedman, 2007: 58) Lihat Gambar 6.2
Natural open spaces dapat memanfaatkan tumbuhan yang telah ada sebagai median jalan atau taman umum. (Friedman, 2007: 67)
PERENCANAAN PERUMAHAN HIJAU SESUAI DENGAN PREFERENSI KONSUMEN
Salah satu contoh penerapan preserving flora pada perum NG 2, yakni pada lahan sisa, menyesuaikan dengan bentuk lahan yang idak beraturan.
Pada perum NG 2 lahan yang tusuk sate dapat dimanfaatkan untuk natural open spaces.
BAB VI
PERENCANAAN PERUMAHAN HIJAU SESUAI DENGAN PREFERENSI KONSUMEN
ASPEK AKSESIBILITAS
5,729 5,695 5,623 5,776
0,000
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
NG 1 G 1 NG 2 G 2 Harapan Aksesibilitas
Harapan konsumen terhadap aksesibilitas adalah 5,714, yang berarti keinginan konsumen terhadap aksesibilitas cukup tinggi. Indikator yang termasuk dalam aksesibilitas sesuai dengan kuesioner adalah adanya pedestrian way, jalur untuk sepeda, kedekatan jarak terhadap sekolah, rumah sakit, terminal, pasar tradisional, kantor polisi, kantor pemerintahan seperti kelurahan.
Aksesibilitas tersebut berkaitan dengan aspek-aspek perencanaan perumahan hijau: •Relying on existing amenities, pemilihan lokasi yang berdekatan dengan fasilitas umum yang telah ada lebih dianjurkan untuk pembangunan yang berkelanjutan. (Friedman, 2007: 49-50) •Laying roads and path Jalan merupakan hal yang vital untuk mobilitas manusia dan kendaraan. Perletakannya harus dapat mengakomodasi berbagai penggunaan. Setiap jalan, pedestrian dan jalur untuk sepeda harus terhubung dengan sekitarnya dengan mempertimbangkan flora yang telah ada.
Pintu masuk ke Perum NG 2 yang berjarak ±300 M dari jalan raya perlu disediakan pedestrian way
untuk kenyamanan dan keamanan pejalan kaki menuju ke rumah penghuni. Hal ini termasuk kemudahan aksesibilitas dalam perencanaan perumahan hijau. (Friedman, 2007: 40-50) Lebar jalan eksisting 9 M, untuk pedestrian way kanan kiri lebar @ 1 M, untuk tumbuhan kanan kiri @ 0,5 M. Lebar badan jalan 6 M, masih sesuai dengan standar lebar jalan. (Gbr kanan atas)
BAB VI
PERENCANAAN PERUMAHAN HIJAU SESUAI DENGAN PREFERENSI KONSUMEN
ASPEK KEAMANAN DAN KEBERSIHAN
5,736 5,610 5,700 5,809
0,000
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
NG 1 G 1 NG 2 G 2 Harapan Keamanan dan …
Hasil rata-rata kuesioner harapan konsumen terhadap keamanan dan kebersihan yakni 5,714. Keamanan pasif dapat dilakukan dengan perencanaan kawasan dengan one gate
system yang dikenal dengan sistem cluster. (Friedman, 2007) Konsumen juga lebih menginginkan pengelolaan kawasan dilakukan oleh developer. Lihat Gambar 4.6.6.C. Pengelolaan manajemen lingkungan pada Perum G1 dan G2 dilaksanakan oleh developer, sedangkan pada Perum NG 1 dan NG 2 dilaksanakan oleh penghuni. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan manajemen lingkungan oleh developer merupakan salah satu faktor untuk mewujudkan lingkungan perumahan yang memuaskan penghuni
Hasil analisa rata-rata harapan preferensi konsumen terhadap kebersihan adalah 5,796. Kebersihan yang sesuai dengan harapan konsumen dan indikator Greenship
Home adalah adanya pemisahan sampah. Hal ini tidak memuaskan konsumen, karena pada keempat perumahan tidak menyediakan fasilitas dan pengelolaan untuk pemisahan sampah kering dan basah.
Desain kawasan dengan pola Cluster sesuai dengan Planning lots and
sitting homes. (Friedman, 2007: 68), karena menghemat lahan untuk jalan dan mendukung sistem keamanan. Desain ini mendukung sistem keamanan one gate system, yang memudahkan pengawasan dan pengamanan dengan satu pintu masuk.
Pada Perum NG 2 ini dapat dilakukan pembagian dengan sistem Cluster sesuai aspek Planning lots and sitting homes. (Friedman, 2007: 68),
Pusat daur ulang dan pengolahan samapah pada Perum NG 2 dapat memanfaatkan bagian belakang lahan yang bentuknya tidak beraturan.
BAB VI
PERENCANAAN PERUMAHAN HIJAU SESUAI DENGAN PREFERENSI KONSUMEN
ASPEK DESAIN RUMAH
Harapan konsumen terhadap hunian rumah yang Green cukup tinggi pada keempat perum yakni 5,268. Yang termasuk dalam aspek hunian rumah yang Green menurut harapan konsumen adalah adanya lahan dalam kavling untuk pengembangan (rumah tumbuh) dan penghijauan, orientasi letak rumah terhadap matahari Utara-Selatan, adanya cross ventilasi untuk penghawaan alami, pemanfaatan pencahayaan alami pada siang hari.
5,427 4,672
5,475 5,500
0,000
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
NG 1 G 1 NG 2 G 2
Harapan Rumah
Aspek-aspek tersebut sesuai dengan desain rumah hijau, yakni meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Denah dan tampak eksisting salah satu tipe rumah di Perum NG 2 tanpa cross ventilasi pada ruang tengah dan ruang tidur.
Untuk mendapatkan cross ventilasi pada desain tipe ini, pintu depan dipindah ke samping dan diubah menjadai jendela, sehingga untuk ruang tengah mendapatkan sirkulasi udara bersih dengan penghawaan alami.
Aspek penghijauan pada kavling rumah seperti yang diharapkan oleh konsumen pada desain tipe ini terpenuhi dengan adanya lahan di depan rumah untuk penghijauan. Untuk aspek desain rumah tumbuh juga terpenuhi dengan adanya lahan di bagian belakang kavling yang masih dapat dikembangkan.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Penelitian Respon konsumen terhadap penjualan perumahan dengan konsep Green Development cukup tinggi, hal ini terlihat dari rangkuman terhadap kuesioner preferensi konsumen. Dari preferensi diketahui adanya demand yang tinggi akan Green Development dibuktikan dengan skala harapan rata-rata pada angka 5,5. Hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran semakin meningkat dari para konsumen akan pengaruh negatif dari global warming, sehingga mau tidak mau konsumen lebih mengharapkan adanya perumahan dengan konsep Green Development . Dari hasil survei, ternyata konsumen lebih berani mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli kawasan yang menerapkan green development
dibandingkan dengan konsumen pada kawasan perumahan non green development. Adanya kecenderungan demand yang semakin meningkat kepada perumahan dengan green development disatu pihak, sementara supply sangat terbatas dilain pihak , menjadikan produk perumahan dengan green development memiliki comparative market driven yang lebih tinggi dibandingkan yang non green development. Kenyataan tersebut dapat dilihat pada harga pasar perumahan green
development lebih tinggi ±13,8% - 74,8% dari yang non green development.
Saran Penelitian diharapkan dapat memberi wawasan kepada developer untuk dapat mewujudkan konsep Green
Development. Dengan memenuhi beberapa aspek Green Development seperti pada penelitian di atas telah dapat memuaskan konsumen dan meningkatkan harga pasar. Selain aspek perencanaan perumahan hijau di atas, developer dapat menerapkan penghematan energi dengan memberikan bonus solar cell atau lampu LEED pada setiap pembelian rumah. Dengan memberikan bonus ini developer mendapatkan nilai tambah sebagai perumahan yang Green. Pemberian bonus ini dapat dimasukkan dalam pos biaya promosi. Untuk mengetahui Cost and Benefit dan demand akan konsep Green Development pada perumahan menegah bawah harus dilakukan analisa riset pasar lebih mendalam yang dapat menjadi penelitian selanjutnya.