4. counseling skills for comfort and crisis utilization

5/16/2018 4. Counseling Skills for Comfort and Crisis Utilization - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/4-counseling-skills-for-comfort-and-crisis-utilization 1/26

COUNSELING SKILLS

FOR COMFORT ANDCRISIS UTILIZATION



Kondisi-kondisi manusia yang perlu

diperhatikan 1. Loss : kesedihan, perceraian, pengangguran, hukuman

penjara, bencana.

2. Internal distress : Ketidakberdayaan, battle fatigue,keputusasaan, reaksi obat-obatan yang buruk, depresi,

percobaan bunuh diri.

3. Transitional states : perubahan pekerjaan, konflik

keluarga, kepindahan keluarga, ancaman yang diantisipasi, anggota keluarga baru, penyakit.



Definisi Istilah

1. Stres :

• Kondisi yang dikarakteristikkan dengan keteganganfisiologis dan konflik pilihan yang terus menerus.

• Individu merasa tertekan untuk mengurangi ketegangandan mencapai kenyamanan atau keseimbangan

• Terkadang solusinya berbentuk maladaptive

• Pengalaman stres lebih meluas dan kurang kuat

dibandingkan krisis, tapi berlangsung dalam waktu yang tak terbatas, dengan atau tanpa stimulus yang kuat



Tujuan konseling

Membantu Klien:1. Sadar akan sifat dan kekuatan dari stressor di

dalam hidup mereka

2. Untuk menyadari bahwa transitional states diantara periode-periode stabil adalah kondisi

normal yang memerlukan self help skills yang

spesifik dan terkadang dukungan konselor untuk mengatasinya.



2. Krisis :

• Kondisi disorganisasi saat individu menghadapi

frustrasi atau gangguan berat dalam kehidupannya.

Krisis merujuk pada perasaan takut, shock dan distress

individu akan gangguan, bukan gangguan itu sendiri.

• Terbatas waktunya• Dapat berupa perkembangan, situational dan existensial

– Perkembangan : Kelahiran

– Situational : Hilangnya status – Existensial : Konflik, cemas ketika menghadapi

human issue yang penting (eg. tujuan)



Empat Tahap Periode Krisis :(Caplan, 1964)

1. Ketegangan Awal

2. Ketegangan meningkat di bawah rangsangan yang berkelanjutan

3. Ketegangan meningkat sampai sumber-sumber internaldan eksternal dikerahkan.

4. Tahap akut, mayor dysfunction, hilangnya kontrolemosional

Krisis dapat menjadi benih-benih dari pertumbuhan,mempunyai pengaruh kuat untuk mencapai self

realization yang lebih tinggi.



Lima Unsur Krisis :

1. Kesadaran akan kejadian pencetus

2. Kecepatan kemunculan3. Adanya ketidaknyamanan

4. Bukti eksternal dari gangguan perilaku

5. Kecepatan resolusi



Klasifikasi dari stres Keluarga

1. Kehilangan anggota keluarga

• Kematian dari anak, pasangan atau orangtua

• Opname pasangan

• Pemisahan akibat peperangan




2. Penambahan anggota keluarga

• Kehamilan yang tak dikehendaki

• Kembalinya yang disersi militer• Penambahan Ayah tiri, ibu tiri

• Reuni peperangan

• Beberapa adopsi, kakek dan nenek yang telahrenta, anak yatim.




3. Demoralisasi

• Tanpa dukungan

• Ketidaksetiaan• Ketagihan alkohol

• Kecanduan obat

• Kenakalan remaja dan kejadian yang membawaaib




4. Demoralisasi dengan kehilangan atau penambahananggota keluarga

• Pelanggaran hukum

• Minggat• Desersi

• Perceraian

• Hukuman penjara

• Bunuh diri atau pembunuhan

• Perawatan mental illness



3. SupportSuatu kondisi ketika klien merasa aman dan nyaman

secara psikologis, sadar akan kesejahteraan diri danmerasakan kepuasan akan ’affect hunger’.

Tiga sumber dari dukungan:

1. Hubungan dengan konselor, mengalami penerimaandan kehangatan

2. Mengalami keyakinan dan dukungan dari lingkungan

3. Mengalami pengambil-alihan tanggung jawab utama

oleh konselor sebagai tindakan sementara untuk mengurangi stres.



• Klien membutuhkan dukungan untuk kenyamanan dan

keamanan agar dapat mengganti kekuatan menghadapi

krisis, mengurangi kecemasan yang melemahkan.

• Ijinkan klien menyatakan dan menghadapi

ketergantungan dan kebutuhan keamanan mereka.

• Bantuan membuat klien merasa bahwa seseorang memahami, bahwa mereka tidak sendiri; mereka bebas

untuk berbagi duka mereka.

• Mereka merasa bahwa mereka dapat menolong diri

sendiri, sehingga mereka dapat membuat keputusan dan

tindakan yang tepat.

+



• Dukungan dapat mengurangi peluang klien untuk bertumbuh, jika krisis dipandang sebagai suatu kondisi

untuk berkembang, mengambil resiko-resiko baru,melengkapi proses dukacita, dan membuat rencana-rencana baru.

• Konselor memberi bantuan di dalam wujud penuh

perhatian dan kepedulian. Dukungan dapatmenciptakan ketergantungan, klien mungkin merasabersalah, kecewa atau terancam oleh banyaknyakehangatan dan kedekatan.

• Reassurance yang berlebihan terlihat tidak tulus dan

mencari perhatian.• Tidak semua hal dapat pulih sehingga dapat dirasakan

sebagai harapan yang palsu.

-



4. Harapan dan keputus-asaan

• Harapan sangat penting di dalam mendukung klien-klien, suatu metoda coping, suatu cara pencegahankrisis dan suatu jalan menuju perilaku yang sehat.Harapan adalah sesuatu yang penting dari kehidupanindividu. Harapan adalah pengalaman emosional yang utama.

• Harapan membuat tekanan dapat ditolerir, tetapi dapatjuga menjadi suatu hal yang palsu, dan dapatmenyebabkan klien menghindari untuk bertindak secarabertanggung jawab.



4. Harapan dan keputus-asaan

• Harapan dapat dianggap sebagai keinginan, obatmujarab, cara yang dapat diandalkan untuk memecahkan masalah. Harapan adalah ekspektasi akanketidakhadiran fakta-fakta yang dapat dibuktikan.

• Harapan bisa merupakan suatu jalan keluar darikenyataan-kenyataan yang tidak menyenangkan dantanggung-jawab dapat menjadi dangkal, keinginan yang tak realistis. Jika klien meninggalkan keinginannya, ia

bisa kecewa. Jika klien kehilangan harapan, ia rentanmengalami keraguan, putus asa, rasa tidak aman,ketakberdayaan dan kelumpuhan.



5. Duka Cita dan Kehilangan

Duka cita adalah suatu reaksi emosional yang normalterhadap kehilangan yang dalam atau peristiwa traumatis.

Karakteristik dukacita yang normal :

a. Reaksi-reaksi fisik : body distress, ketegangan, perasaantercekik, sulit tidur, gangguan-gangguan pencernaan,

hilangnya selera, napas terengah-engah, kelemahan.b. Merasa hampa, tegang, kelelahan, hilangnya kehangatan dan

kesadaran jarak dari orang-orang.

c. Preokupasi akan ingatan dari orang yang telah meninggal.

d. Rasa bersalah atas kegagalan untuk melakukan sesuatu atautuduhan terhadap diri yang berlebihan atas kejadian kecil.

e. Perubahan di dalam pola aktivitas, kegelisahan, tanpa tujuan,mencari-cari aktivitas namun kekurangan motivasi danenergi untuk menyelesaikannya.



• Dukacita yang abnormal adalah dukacita normalyang berlebihan atau under-reaction ataudukacita yang tertunda.

• Lamanya pengasingan diri, melarikan diri daripergaulan dan kesejahteraan diri, lekas marahatau permusuhan terhadap teman dan keluargadan depresi berkepanjangan.

• Klien memerlukan bantuan dari spesialis,kadang-kadang pengobatan.



Proses dukacita normal :

1. Menerima proses dukacita.2. Mengekspresikan perasaan dukacita

3. Menghadapi memori dari orang yang telah meninggal

4. Mengatur kembali lingkungan baru tanpa orang yang telah meninggal.

5. Membangun hubungan baru

Unsur penting dalam proses menolong adalahmemampukan orang yang berduka untuk menerima dan

melewati proses dukacita.



Strategi Untuk Menolong Dalam

Krisis A. Langkah-langkah intervensi krisis

1. Penilaian : kondisi saat ini dari individu dan sifat serta

keparahan krisis, gangguan yang dialami dan jugatingkat resiko dari tindakan darurat, kondisi-kondisiterdahulu.

2. Keputusan akan jenis dari bantuan : didasarkan pada

penilaian dari keterampilan-keterampilan penyesuaiandiri dari orang ybs, sumber daya yang tersedia bagiorang tsb, kekuatan pribadi yang tersedia.



Strategi Untuk Menolong Dalam Krisis

A. Langkah-langkah intervensi krisis

3. Menolong secara langsung : bantu klien untuk

melepaskan perasaan ketakutan, rasa bersalah dan

kemarahan. Perluas pilihan untuk tindakan;dapatkan pemahaman intelektual tentang keadaan

krisis. Bantu klien untuk mengerahkan defence

mechanism dan keterampilan penyesuaian diri. Bukaberbagai kemungkinan baru untuk tindakan dan

hubungan dengan orang lain. Rujuk kepada spesialis.




A. Langkah-langkah intervensi krisis

4. Menyelesaikan krisis : mencapai keseimbangan,

menguatkan keterampilan-keterampilan adaptif,

mengurangi ketegangan dan merumuskan suaturencana untuk mencapai sasaran baru, membantu

individu untuk kembali ke level respondingnya,

melihat perspektif baru dari pengalaman krisis,merangsang pertumbuhan baru (kemandirian dan

kepercayaan diri).




B. Multiple impact support strategy

C. Building and maintaining hope

D. Strategy of renewal and growth

E. The crisis center

F. The halfway house

G. The treatment center

H. Therapeutic counseling strategy

I. Consoling strategy



Skills For Comfort And Crisis

Utilization

1. Contacting skills

Eye contact, physical touch

2. Reassuring skills

Verbally assuring clients, to reduce stress and buildconfidence.

a. expressing approval : process of agreeing

b. predicting outcomes

c. factual assurance : telling that problem have solution, many people make it.

Limitation in using reassurance




Utilization

3. Relaxing skills

Big muscles relaxation or respiratory relaxation

4. Centering skills cluster

Get in touch with and get in tune with the total self,

result in awareness of peace, harmony, unity and

strength.

a. strength analysisb. reviewing growth experiences

c. reviewing peak experiences




Utilization

5. Crisis intervening skills

Induce comfort and build hope through support andunderstanding

6. Developing action alternatives

Facilitate a realistic perception of the events, suggesting possibilities.

7. Referring skills

Counselor admits his limitations

8. Renewing or building support systems

Facilitate client’s linkage to a support system.

4. counseling skills for comfort and crisis utilization

Documents