pengaruh gaji, relasi sosial, dan komitmen organisasi

58
LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PEMILIHAN KARIR MAHASISWA/I AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK Oleh : Drs. Junus Pakpahan, Ak, MM, CA, CPA Jesta da Fieldman FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PEMILIHAN KARIR

MAHASISWA/I AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

Oleh :

Drs. Junus Pakpahan, Ak, MM, CA, CPA

Jesta da Fieldman

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

JAKARTA

Page 2: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh gaji, relasi sosial, dan komitmen

organisasi terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan

publik. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan

Bisnis jurusan akuntansi di Universitas Kristen Krida Wacana. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini

menggunakan metode analisis data regresi linear berganda dengan bantuan

aplikasi SPSS 24. Hasil dari penelitian ini adalah gaji, relasi sosial, dan komitmen

organisasi berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi

sebagai akuntan publik (secara simultan). Lalu relasi sosial dan komitmen

organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap pemilihan karir mahasiswa/i

akuntansi sebagai akuntan publik, sedangkan gaji tidak berpengaruh signifikan

terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik (secara

parsial).

Kata kunci: Gaji; Relasi Sosial; Komitmen Organisasi; Karir; Mahasiswa/i

Akuntansi; Akuntan Publik

ABSTRACT

Page 3: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

This research aims to examine the effect of salary, social relations, and

organizational commitment on career choices for accounting students as public

accountants. The population in this research were students of the Faculty of

Economics and Business, majoring in accounting at Krida Wacana Christian

University. The sampling technique used was purposive sampling. This research

uses multiple linear regression data analysis methods with the help of the SPSS 24

application. The results of this research are that salary, social relations, and

organizational commitment have a significant effect on the career choice of

accounting students as public accountants (simultaneously). Then social relations

and organizational commitment have a significant positive effect on career choice

of accounting students as public accountants, while salary has no significant effect

on the career choice of accounting students as public accountants (partially).

Key words: Salary; Social Relations; Organizational Commitment; Career;

Accounting Student; Public Accountant.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Dunia kerja tentunya memberikan banyak pilihan bagi para mahasiswa/i untuk

melanjutkan karir mereka setelah lulus dan memiliki gelar sarjana. Dari banyak

Page 4: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

fakultas di Indonesia, secara khusus mahasiswa/i yang memilih fakultas ekonomi

jurusan akuntansi, dihadapkan dengan beberapa pilihan karir sesuai dengan

pendidikan yang mereka tempuh untuk menjadi seorang sarjana. Beberapa karir

untuk jurusan akuntansi adalah menjadi akuntan publik (internal maupun eksternal),

pegawai lembaga keuangan pemerintah (pegawai PNS, pegawai Bank Indonesia,

auditor pemerintah, dan pegawai Otoritas Jasa Keuangan), akuntan perusahaan,

perpajakan, akuntan pendidikan, perencanaan keuangan, penganalisa keuangan, dan

masih banyak lagi tawaran karir untuk sarjana ekonomi jurusan akuntansi tersebut.

Menjadi seorang sarjana tentunya bukanlah sebuah akhir perjalanan bagi orang

tersebut. Menurut Putra (2017), setidaknya sejak mendapat gelar S1, sarjana

akuntansi akan dihadapkan dengan 3 pilihan untuk meneruskan karir mereka.

Pilihan pertama adalah sarjana bisa langsung terjun ke dunia kerja, tentunya hal ini

menjadi suatu pilihan bagi sarjana akuntansi apabila mereka sudah ditawari

lowongan pekerjaan, melanjutkan usaha orang tua mereka, atau karena ekonomi

yang buruk sehingga mereka harus langsung terjun ke dunia kerja. Pilihan kedua

adalah jika seorang sarjana tidak ingin langsung terjun ke dunia kerja, memiliki

ekonomi yang bagus, dan orang tua tidak menuntut sarjana tersebut untuk mencari

kerja, sarjana akuntansi tersebut dapat melanjutkan studi S2. Dan pilihan terakhir

adalah sarjana akuntansi memilih untuk mendapat gelar akuntan, sehingga kualitas

dari sarjana akuntansi tersebut meningkat, tentunya hal ini untuk mempersiapkan

diri mereka menghadapi persaingan di dunia kerja.

Seperti yang dilansir oleh Afrianto (2016), jumlah akuntan meningkat drastis

dalam 3 tahun, yang tadinya jumlah akuntan hanya sebanyak 2.004 di tahun 2013,

dan mengalami peningkatan jumlah akuntan menjadi 12.048. pada awal tahun 2016.

Tentunya peningkatan jumlah akuntan di Indonesia menjadi sebuah perhatian

khusus. Tercatat bahwa 589 perguruan tinggi yang ada di Indonesia, setiap tahunnya

telah meluluskan lebih dari 35.000 mahasiswa/i akuntansi (Afrianto, 2016).

Merespon universitas di Indonesia yang telah meluluskan lebih dari 35.000

sarjana akuntansi setiap tahunnya, hingga mengalami peningkatan jumlah akuntansi

profesional selama 3 tahun (2013 s/d 2016), ketua Institut Akuntan Publik Indonesia

(IAPI), Tarkosunaryo dalam laman Dirgantara (2019) justru mengatakan bahwa

Indonesia membutuhkan lebih banyak akuntan publik. Dengan jumlah lulusan tiap

tahun yang mencapai 35.000 sarjana akuntansi, ini tidak sebanding dengan

Page 5: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

pertambahan jumlah akuntan publik di Indonesia, ditambah lagi sektor usaha yang

terus berkembang dan membutuhkan banyak tenaga akuntan publik dalam

peningkatan kualitas laporan keuangan perusahaan.

Sebelumnya, ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Harry Azhar Azis dalam

laman Pribadi (2015) mengatakan bahwa jumlah akuntan publik yang dimiliki oleh

lembaganya masih kurang, sehingga ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

meminta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

untuk memberikan kelonggaran dalam penambahan jumlah pegawai. Harry Azhar

Azis juga berkata, โ€œPadahal idealnya lima auditor per kabupaten/kota. Di tingkat

provinsi, kami butuh sembilan auditor per provinsi, tapi sekarang hanya empatโ€.

Hal ini tentu menjadi sorotan karena Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) kesulitan

untuk meningkatkan porsi pemeriksaan kinerja.

Sumber: IAI & www.asean.org

Gambar 1.1 Presentasi Prof. Dr. Ilya Avianti, SE., M.Si., Ak., CPA., CA.

Menurut Avianti (2015) yang merupakan ketua dewan audit merangkap anggota

dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengatakan bahwa jumlah

akuntan publik di Indonesia, tidak sebanding dengan jumlah penduduk di Indonesia.

Melihat tanggapan dari Harry Azhar Azis (ketua Badan Pemeriksa Keuangan),

Tarkosunaryo (ketua Ikatan Akuntan Publik Indonesia), dan presentasi dari Prof.

Dr. Ilya Avianti, SE., M.Si., Ak., CPA., CA. (ketua dewan audit merangkap anggota

Page 6: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan), Indonesia memang kekurangan tenaga

akuntan publik. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah lulusan mahasiswa/i akuntansi

yang tiap tahunnya mencapai 35.000 dibandingkan dengan jumlah akuntan publik

yang tercatat oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang totalnya hanya

berjumlah 1.422 anggota, bahkan tidak lebih dari 5% jumlah lulusan mahasiswa/i

akuntansi tiap tahunnya.

Tabel 1.1

Jumlah Penambahan Akuntan Publik dari Tahun ke Tahun

Tahun Jumlah

Akuntan Publik % Kenaikan

2014 999

2015 1.053 5,41%

2016 1.093 3,8%

2017 1.279 17,02%

2018 1.358 6,18%

2019 1.424 4,86%

Sumber: Directory IAPI 2020

Dari tabel 1.1, dapat dilihat lambatnya penambahan jumlah akuntan publik di

Indonesia dari tahun 2014 sampai 2019. Bahkan di tahun 2020, IAPI mencatat

bahwa adanya penurunan pada jumlah akuntan publik di Indonesia. Hal ini sangat

mengkhawatirkan jika melihat jumlah akuntan publik yang sedikit, sedangkan

perusahaan-perusahaan terus mengalami peningkatan yang begitu cepat.

Tabel 1.2

Perbandingan Jumlah Anggota Tiap Karir Akuntansi Tahun 2020

Karir Jumlah

PNS 4.121.176

Konsultan Pajak 5.040

Otoritas Jasa Keuangan 2.600

Page 7: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Akuntan Publik 1.422

Akuntan Pendidikan 308

Sumber: IAPI 2020, IKPI 2020, OJK 2020, BKN 2020

Dan apabila dilihat pada tabel 1.2, dengan jumlah akuntan publik hanya

berjumlah 1.422 dibandingkan dengan jumlah pegawai PNS atau konsultan

pajak atau pegawai Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menimbulkan sebuah

pertanyaan, mengapa mahasiswa/i akuntansi setelah lulus dan mendapat gelar

sarjana akuntansi tidak memilih karir mereka sebagai akuntan publik?

menjawab pertanyaan diatas, penelitian ini akan menguji tiga variabel independen

untuk mengetahui apakah dari ketiga variabel independen ini, mahasiswa/i

akuntansi berminat untuk menjadi akuntan publik? Variabel Independen yang

pertama adalah gaji. Tentunya gaji menjadi salah satu motivasi tersendiri bagi setiap

orang dalam menentukan karir mereka. Seperti yang dilansir oleh Kurniawan

(2019), gaji akuntan publik yang bergelar CA (Chartered Accountant) dan masih

junior, rata-rata mencapai Rp. 6.000.000 โ€“ Rp. 8.000.000 per bulan (sudah termasuk

bonus). Bahkan menurut Zahir (2019), gaji akuntan publik yang bekerja di The Big

Four (terdiri dari Deloitte, Ernst & Young, KPMG, dan PwC), gaji pertama bisa

lebih dari Rp. 10.000.000 per bulannya. Hal ini seharusnya menunjukan bahwa gaji

menjadi tolak ukur sarjana akuntansi dalam memilih karirnya sebagai akuntan

publik.

Variabel independen yang kedua adalah relasi sosial. Relasi sosial ini lebih identik

dengan hubungan baik atau buruk antara junior dengan senior pada Kantor Akuntan

Publik (KAP). Baik junior yang sudah mengenal senior mereka semasa kuliah dan

bertemu kembali di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sama, atau junior yang

benar-benar baru pertama kali bertemu dengan senior di Kantor Akuntan Publik

(KAP). Selain relasi vertikal antara junior dan senior, relasi ini juga mengacu pada

relasi horizontal, yaitu antara sesama junior. Selain relasi horizontal dan vertikal,

dukungan relasi sosial juga berasal dari lingkungan sekitar mahasiswa/i akuntansi

tersebut, seperti dosen, orangtua, masyarakat. Menurut LinovHR (2020),

membangun relasi dengan rekan kerja mempunyai berbagai manfaat, diantaranya:

a. Bekerja lebih menyenangkan, b. Support system, c. Kepuasan kinerja, d.

Meningkatkan sense of belonging, e. Merangsang produktivitas dan motivasi, f.

Page 8: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Memperkuat teamwork, g. Sarana menuju karir impian, h. Membangun budaya

positif, i. Mengembangkan komunikasi, dan j. Memperkokoh bisnis. Karena itulah,

variabel relasi sosial harus diuji terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi

sebagai akuntan publik. Dengan kata lain, apakah mahasiswa/i

akuntansi memilih karir sebagai akuntan publik karena adanya hubungan yang baik

dengan senior mereka di kampus? Atau apakah mahasiswa/i akuntansi memilih

karir sebagai akuntan publik karena adanya dukungan dari orangtua?

Lalu variabel independen yang terakhir adalah komitmen organisasi. Yang

dimaksud dengan komitmen organisasi pada penelitian ini adalah mahasiswa/i

akuntansi paham akan tujuan dan nilai-nilai menjadi akuntan publik, memiliki

keinginan untuk berada di lingkungan akuntan publik, dan memiliki mental yang

kuat terhadap tekanan lain setelah menjadi seorang akuntan publik. Seperti yang

sampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo dalam laman Nurfitriyani

(2020) mengatakan:

โ€œAspek terpenting yang harus diperhatikan profesi ini di era revolusi industri adalah

bagaimana akuntan di dunia harus memiliki perspektif bahwa pada profesi kitalah

disandarkan terbentuknya trust (kepercayaan) dan akuntabilitas yang tinggi dalam

perekonomian digitalโ€

Yang artinya, agar terbentuk kepercayaan dan akuntabilitas yang tinggi, maka

seorang akuntan publik harus mempunyai komitmen organisasi yang tinggi

sehingga dapat menghadapi era revolusi industri.

Dari penjelasan singkat ketiga variabel independen di atas yang mengangkat

fenomena pertumbuhan akuntan publik yang lambat; dengan mencari pengaruh

ketiga variabel independen tersebut terhadap variabel dependen, yaitu pemilihan

karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik; maka penelitian ini berjudul

Pengaruh Gaji, Relasi Sosial, dan Komitmen Organisasi Terhadap Pemilihan

Karir Mahasiswa/i Akuntansi sebagai Akuntan Publik.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Page 9: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

a. Apakah gaji berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa/i

akuntansi sebagai akuntan publik?

b. Apakah relasi sosial berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir

mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik?

c. Apakah komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap pemilihan

karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh gaji terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi

sebagai karir akuntan publik.

b. Untuk mengetahui pengaruh relasi sosial terhadap pemilihan karir mahasiswa/i

akuntansi sebagai akuntan publik.

c. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap pemilihan karir

mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan penelitian ini dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini, yaitu untuk memberikan

landasan baru bagi para peneliti lain dalam melakukan penelitian lain

yang sejenis dan memperbaharui teori-teori yang telah dikemukakan

oleh ahli-ahli sebelumnya.

1.4.2. Manfaat praktis

a. Bagi pemerintah

Sebagai saran bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan

kesejahteraan akuntan publik, khususnya akuntan publik

eksternal agar mendapatkan perlakuan yang pantas di bidang

akuntan publik, sehingga meningkatkan jumlah akuntan publik di

Indonesia.

Page 10: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

b. Bagi Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Sebagai pertimbangan pihak Ikatan Akuntan Publik Indonesia

(IAPI) untuk meningkatkan jumlah akuntan publik di Indonesia

dengan menggali lebih dalam minat mahasiswa akuntansi agar

memilih karir sebagai akuntan publik.

c. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Sebagai masukan atau saran bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)

dan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak manajer Kantor

Akuntan Publik (KAP) dalam meningkatkan jumlah akuntan

publik di Indonesia.

d. Bagi akuntan publik

Sebagai masukan untuk mengetahui pentingnya gaji yang sesuai,

relasi antara junior dan senior yang baik, serta komitmen

organisasi yang dimiliki akuntan publik itu sendiri.

e. Bagi universitas atau perguruan tinggi

Sebagai tolak ukur universitas atau perguruan tinggi untuk lebih

meningkatkan minat mahasiswa akuntansi sebagai akuntan

publik, sehingga universitas atau perguruan tinggi dapat berperan

dalam menangani masalah negara yang kekurangan akuntan

publik.

f. Bagi mahasiswa/i akuntansi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pertimbangan mahasiswa/i akuntansi dalam pemilihan karir

sebagai akuntan publik, khususnya bagi mereka para sarjana yang

bingung dalam memilih karir.

Page 11: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian mengenai Karir Mahasiswa/i Akuntansi

Menurut Wilson (2012) dalam laman Manis (2018), karir adalah pekerjaan yang dilakukan

selama orang tersebut hidup, baik dibayar maupun tidak dibayar. Lalu menurut Manarul (2018),

karir adalah suatu perilaku dan sikap yang berhubungan dengan pengalaman selama seorang

individu melakukan aktivitas tersebut secara berkelanjutan. Sehingga dapat diartikan, karir

adalah sebuah pengalaman seseorang secara berkelanjutan, baik dibayar maupun tidak dibayar.

Lalu menurut Asmoro et al (2016), karir adalah sebuah ide untuk terus berada di dalam garis

pekerjaan yang telah ditentukan. Artinya sebuah kata โ€œkarirโ€ akan muncul ketika seseorang

sudah menentukan garis pekerjaan dan menjadikannya sebagai pengalaman semasa hidupnya.

Bagi mahasiswa/i akuntansi itu sendiri, pilihan karir setelah menjadi sarjana akuntansi cukup

banyak, diantaranya adalah:

a. Akuntan publik (internal maupun eksternal)

b. Pegawai lembaga keuangan pemerintah (pegawai PNS, pegawai Bank Indonesia, auditor

pemerintah, dan pegawai Otoritas Jasa Keuangan)

c. Akuntan perusahaan

d. Konsultan perpajakan

e. Akuntan pendidikan

f. Perencanaan keuangan

g. Penganalisa keuangan

2.2. Pengertian mengenai Akuntan Publik

Menurut Mulyadi (2002) dalam artikel Asmoro et al (2016), perikatan akuntan publik dibagi

menjadi empat, yaitu:

Page 12: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

a. Junior Auditor Terjun ke lapangan untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh,

seperti membuat kertas kerja, sampai mendokumentasikannya.

Universitas Kristen Krida Wacana | 10

b. Senior Auditor Selain mengawasi junior auditor, senior auditor juga mempunyai tugas

untuk mengusahakan biaya dan waktu audit sesuai dengan rencana yang telah dibentuk

oleh manajer audit.

c. Manager Auditor Selain mengawasi senior auditor, manager auditor bertugas untuk

membuat rencana biaya dan waktu audit.

d. Rekan / Partner Bertanggungjawab atas hubungan antara perusahaan dengan klien.

Menurut UU No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik,

akuntan publik dibagi menjadi dua jenis, diantaranya adalah:

a. Akuntan publik.

b. Akuntan publik asing.

Dan untuk mendapatkan izin menjadi akuntan publik, orang tersebut harus memenuhi

syarat:

a. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah.

b. Berpengalaman praktik memberikan jasa.

c. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

e. Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin akuntan publik.

f. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena

melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara lima tahun atau

lebih.

g. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh menteri.

h. Tidak berada dalam pengampunan.

2.3. Pengertian mengenai Gaji

Menurut Sujarweni (2015:127) dalam artikel Jiwandono et al (2017) mengatakan bahwa

upah/gaji merupakan pembayaran tiap bulan yang dilakukan oleh perusahaan atas jasa karyawan

tersebut. Ditambah lagi,

menurut Hasibuan (2016:188) dalam artikel Saputri (2018), mengatakan bahwa gaji merupakan

suatu bentuk balas jasa terhadap karyawan. Karena adanya timbal balik antara perusahaan

Page 13: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

dengan karyawan, dimana karyawan membutuhkan uang dan perusahaan membutuhkan tenaga

kerja, sehingga terjadilah sebuah kontrak antara karyawan dengan perusahaan. Ketika karyawan

bekerja untuk perusahaan, maka perusahaan wajib membayarkan gaji tiap bulannya kepada

karyawan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Dalam laman Rommalla (2018) yang

berdasarkan pada PP RI No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, gaji atau upah setidaknya

memiliki 9 prinsip dasar:

a. Adanya Hubungan Kerja / Existence of Employment Relationship Seperti yang dijelaskan

pada paragraf sebelumnya, hubungan kerja yang dimaksud adalah hubungan kerja antara

perusahaan dengan karyawan yang memiliki jangka waktu sampai hubungan itu berakhir, yang

biasanya disebut sebagai kontrak.

b. Tanpa diskriminasi / No Discrimination PP RI No. 78 Tahun 2015 Pasal 11 mengatakan

bahwa pekerja atau karyawan mempunyai hak untuk mendapatkan gaji/upah sesuai atau

sepantas dengan pekerjaannya. Perusahaan tidak boleh mengukur besaran gaji/upah berdasarkan

warna kulit, suku, agama, jenis kelamin, dan lainlain. Seharusnya perusahaan mengukur besaran

gaji/upah sesuai dengan jam kerja dan/atau hasil dari karyawan yang dipekerjakan, sesuai

dengan PP RI No. 78 Tahun 2015 Pasal 12.

c. Tidak bekerja, tak ada bayaran Sama halnya seperti dijelaskan pada PP RI No. 78 Tahun 2015

Pasal 12, pada Pasal 24 juga menjelaskan bahwa apabila seorang karyawan tidak bekerja, maka

perusahaan berhak tidak membayarkan gaji karyawan, dan bukannya memotong gaji karyawan.

d. Cuti tetap digaji / Leave with Pay Hal ini berlawan dengan poin c diatas. Untuk penjelasannya

dapat dibaca pada PP RI No. 78 Tahun 2015 Pasal 24 (2 s/d 5).

e. Jangka waktu pembayaran sesuai dengan kesepakatan.

f. Jumlah gaji pokok minimal 75% dari gaji tetap Gaji tetap yang dimaksud pada poin ini adalah

gaji pokok ditambah dengan tunjangan yang jumlahnya tetap. Selain itu, gaji tetap karyawan

tidak boleh dibawah upah minimum yang telah ditetapkan.

g. Pembayaran dilakukan dalam mata uang yang sah, yaitu rupiah.

h. Pengurangan untuk pihak ketiga harus dilakukan berdasarkan surat kuasa.

Page 14: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

i. Total pemotongan upah maksimum adalah 50% Kondisi-kondisi yang menyebabkan

pemotongan upah dapat dibaca pada PP RI No. 78 Tahun 2015 Pasal 57 dan maksimum

pemotongan upah sebesar 50%.

2.4. Pengertian mengenai Relasi Sosial

Menurut Public Relations Society of America/PRSA (2012), mengatakan bahwa โ€œPublic

relations is a strategic communication process that builds mutually beneficial relationships

between organizations and their publicsโ€,

yang artinya sebuah hubungan masyarakat merupakan sebuah proses komunikasi dalam

membangun hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan publiknya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), relasi adalah 1. hubungan; perhubungan;

pertalian, 2. kenalan, 3. pelanggan. Hubungan tentunya bisa berupa hubungan orang tua dengan

anak, mahasiswa/i dengan dosen, mahasiswa/i dengan teman-temannya, junior dengan senior,

serta karyawan dengan manajer.

Seperti yang kita tahu, manusia merupakan makhluk sosial, sehingga manusia membutuhkan

sesamanya untuk bertahan hidup. Karena manusia membutuhkan sesamanya, maka terbentuklah

relasi. Menurut Sherman (2017), relasi yang tepat memiliki beberapa manfaat, diantaranya

adalah:

a. Memudahkan mencapai tujuan Ketika manusia telah menemukan sesamanya yang tepat

dalam mencapai tujuannya, maka manusia tersebut akan terus membangun relasi dengan

b. sesamanya, sehingga relasi yang tepat ini akan memudahkan manusia dalam mencapai

tujuannya. b. Mudah mendapatkan bantuan saat ada masalah Sama halnya pada penjelasan

poin a diatas. Selain memudahkan mencapai tujuan, relasi yang tepat juga akan membantu

manusia dalam menghadapi suatu masalah.

c. Melancarkan pekerjaan Mempunyai relasi yang tepat tentunya akan memberikan ketenangan

dalam hidup manusia tersebut, sehingga manusia akan melakukan pekerjaannya dengan lancar

tanpa hambatan yang terlalu besar.

d. Membantu memahami pribadi setiap orang Ketika mempunyai relasi yang tepat, manusia

dapat mengenal dan memahami pribadi tiap orang yang menjalin hubungan dengan manusia

tersebut, sehingga manusia tidak salah dalam menentukan orang yang tepat dalam menjalin

relasi.

Page 15: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

2.5. Pengertian mengenai Komitmen Organisasi

Menurut Novita et al (2016) dalam artikel Cahyani et al (2020), komitmen organisasi adalah

keadaan seorang karyawan yang sejalan dengan tujuan organisasi. Lalu menurut Mekta (2016)

dalam artikel Cahyani et al (2020), komitmen organisasi adalah sikap loyalitas karyawan

terhadap organisasi dengan bentuk perhatian karyawan terhadap organisasi. Ditambah lagi

menurut Haris (2017) dalam artikel Cahyani et al (2020), komitmen organisasi adalah bentuk

kepercayaan karyawan yang menerima tujuan organisasi dan memilih untuk tetap bertahan atau

tidak meninggalkan organisasi tersebut. Sehingga dapat disimpulkan komitmen organisasi

adalah sikap loyalitas karyawan dengan bentuk perhatian dan kepercayaan karyawan yang

sejalan dengan tujuan organisasi, sehingga karyawan tersebut akan bertahan atau tidak

meninggalkan organisasi tersebut. Kemudian menurut Susanti dan Palupiningdyah (2016)

dalam artikel Cahyani et al (2020), karyawan yang memiliki komitmen tinggi adalah karyawan

yang memiliki

tingkat kepercayaan tinggi terhadap organisasi dan menerima tujuan, serta nilai organisasi

tersebut. Dalam laman Ilham (2020), komitmen organisasi memiliki tiga bentuk, diantaranya

adalah:

a. Komitmen Afektif / Affective Commitment Pada bentuk komitmen ini mengacu pada

pemahaman karyawan terhadap tujuan dan nilai dalam organisasi tersebut, sehingga karyawan

memiliki keinginan yang tinggi untuk tetap tinggal pada organisasi tersebut.

b. Komitmen Berkelanjutan / Continuance Commitment Bentuk komitmen ini mengacu pada

analisis untung dan rugi jika berada dalam organisasi tersebut dan karyawan merasa lebih baik

bertahan ketimbang meninggalkan organisasi tersebut.

c. Komitmen Normatif / Normative Commitment Bentuk komitmen ini lebih mengacu pada

perasaan karyawan akan tekanan dari yang lain, seperti apa yang akan dikatakan orang lain jika

karyawan tersebut meninggalkan organisasi, atau perasaan tidak ingin mengecewakan atasan

atau senior mereka jika karyawan tersebut memilih untuk mundur.

2.6. Teori-Teori

2.6.1. Teori Persepsi

Persepsi (bahasa latin: perception) memiliki makna yaitu pengertian. Dalam Kamus Besar

Indonesia Kontemporer (1999:243) dalam artikel Prabowo (2015), persepsi adalah cara pandang

Page 16: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

seseorang atas peristiwa yang dialami. Dijelaskan juga pada artikel Prabowo (2015), bahwa

seseorang yang mempunyai persepsi dapat menyadari keadaan lingkungan sekitar bahkan yang

ada di dalam diri orang tersebut (Sunaryo, 2004: 93) Menurut Riadi (2020), persepsi adalah

sebuah proses yang dirasakan oleh seseorang dalam menafsir atau menginterpretasikan

informasi yang diterima melalui indera-indera yang dimiliki, sehingga seseorang mendapat arti

atau nilai tentang dunia.

Menurut Prabowo (2015), faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:

a. Faktor Internal

1.) Fisiologis

2.) Perhatian

3.) Minat

4.) Kebutuhan yang searah

5.) Pengalaman dan ingatan

6.) Suasana hati

b. Faktor Eksternal

1.) Ukuran dan penempatan dari objek atau stimulus

2.) Warna dari objek-objek

3.) Keunikan dan kekontrasan stimulus

4.) Intensitas dan kekuatan dari stimulus

5.) Gerakan / Motion

2.6.2. Teori Motivasi

Dalam bukunya, Handoko (2012) menjelaskan bahwa motivasi bukanlah suatu

kekuatan yang kebal terhadap faktor lain (seperti citacita hidup, situasi lingkungan, kemampuan

fisik, pengalaman masa lampau, taraf intelegensi, dan lain-lain), melainkan โ€œsuatu keadaan siap

terjadi suatu perbuatanโ€, yang disebut sebagai motivatif. โ€œSuatu keadaan siapโ€ yang dimaksud

Page 17: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

oleh Handoko (2012) adalah suatu proses internal manusia yang dapat dipengaruhi oleh faktor

eksternal, sehingga perubahan motivasi dapat terjadi dalam waktu yang singkat apabila terdapat

hambatan terhadap motivasi tersebut. Handoko (2012) menjelaskan teori-teori tentang motivasi,

diantaranya adalah:

a. Teori Kognitif Teori kognitif menjelaskan bahwa motivasi tidak menggerakan tingkah laku

seseorang, melainkan tingkah laku seseorang digerakan oleh rasio. Teori ini menjelaskan bahwa

seseorang akan

sangat bertanggung jawab atas tindakannya karena tindakan orang tersebut sudah dipikir sebaik-

baiknya. Namun pada teori memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menjelaskan tindakan di luar

rasio yang dipegang oleh orang tersebut.

b. Teori Hedonistis Berbeda dengan teori kognitif, teori hedonistis menjelaskan bahwa segala

tindakan atau pilihan seseorang, baik disadari maupun tidak disadari, berasal dari internal atau

eksternal seseorang, terjadi karena adanya satu tujuan yang dimiliki oleh orang tersebut, yaitu

mencari hal yang menyenangkan dan menghindar dari hal yang menyakitkan. Namun teori ini

hanya berfokus pada pengalaman masa lalu seseorang saja, sehingga teori ini sangatlah

subjektif. Karena kelemahan teori itu, Paul T. Young dan David Mc Clelland memperbaharui

teori tersebut. Young dan Clelland mengatakan bahwa: โ€œ...Rangsangan yang menimbulkan

keadaan nikmat/enak menyebabkan seseorang beraksi mendekati ransangan itu. Sebaliknya

rangsangan yang menimbulkan keadaan tidak enak menimbulkan reaksi menjauhi.โ€ Sehingga

muncul 2 istilah baru, yaitu antisipasi yang positif (mendekati ransangan) dan antisipasi yang

negatif (menjauhi ransangan). Teori hedonistis menggunakan istilah โ€œaffective arousal modelโ€,

yang artinya adalah setiap rangsangan akan memberikan rasa enak atau tidak enak.

c. Teori Insting

Teori ini sangat bertentangan dengan teori rasionalis. Teori rasionalis menekankan pada fungsi

pikiran seseoranglah yang menentukan tingkah laku orang tersebut. Sedangkan teori insting

menekankan pada insting yang mendominasi tingkah laku manusia. Kelemahan pada teori ini

adalah sangat sulit untuk membuat daftar insting dasar yang membentuk tingkah laku manusia.

Page 18: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

D. Teori Psikoanalitis

Teori psikoanalitis menjelaskan bahwa tingkah laku seseorang disebabkan karena adanya

kekuatan di dalam diri orang tersebut. Seorang psikoanalitis bernama Freud menjelaskan

bahwa ada dua kekuatan dasar pada diri manusia, yaitu insting kehidupan (Eros) dan insting

kematian (Thanatos). Insting kehidupan (Eros) yang mendorong seseorang bertahan hidup

dan ingin mengembangkan diri mereka, seperti bersekolah atau mencari pekerjaan.

Sedangkan insting kematian (Thanatos) yang membuat seseorang merasa ingin mengakhiri

hidupnya, seperti bunuh diri.

e. Teori Keseimbangan (Homeostasis) Teori ini menjelaskan bahwa karena tidak adanya

ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam diri seseorang, sehingga hal tersebut menggerakan

tingkah laku seseorang karena orang tersebut menginginkan adanya keseimbangan di dalam

dirinya. Berbeda dengan binatang, ketika manusia mengalami ketidakseimbangan

(disequilibrium) di dalam dirinya, misalnya lapar, maka manusia akan mencari makanan untuk

dimakan. Tetapi jika terlalu kenyang, maka hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan

lainnya pada dirinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkah laku seseorang digerakan

karena adanya tujuan untuk memenuhi kebutuhan orang tersebut, sehingga terbentuklah

lingkaran motivasi (motivational cycle). Kebutuhan pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu

kebutuhan primer (istirahat, bernafas, makan, minum) dan kebutuhan sekunder (kebebasan,

perasaan aman, kasih sayang, pujian, dan lain-lain). Menurut Maslow, agar manusia

berkembang, manusia membutuhkan kebutuhan yang harus terpenuhi, diantaranya adalah:

1.) Kebutuhan biologis

2.) Kebutuhan akan rasa aman

3.) Kebutuhan akan cinta kasih dan rasa memiliki

4.) Kebutuhan akan penghargaan

5.) Kebutuhan akan untuk tahu

6.) Kebutuhan akan keindahan

7.) Kebutuhan akan kebebasan bertindak (aktualisasi diri)

Page 19: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

f. Teori Dorongan Teori dorongan hampir sama dengan teori keseimbangan. Apabila teori

keseimbangan menekankan pada adanya disequilibrium, sedangkan teori dorongan menekankan

pada tingkah laku yang terjadi karena adanya suatu dorongan.

Menurut Handoko (2012), ada dua cara untuk mengukur motivasi, yaitu:

a. Mengukur faktor luar yang diduga menimbulkan dorongan dalam diri orang tersebut.

b. Mengukur aspek tingkah laku yang menjadi ungkapan dari motif tersebut. Motivasi (bahasa

latin: movere) memiliki makna sebagai dorongan atau menggerakan, sehingga motivasi adalah

sebuah dorongan untuk menggapai sebuah goals (Putra, 2020). Jenis-jenis motivasi menurut

Putra (2020) diantaranya adalah: a. Motivasi Internal Motivasi yang muncul tanpa adanya

pengaruh dari luar dan hanya berasal dari diri orang itu sendiri. Contohnya seorang mahasiswa/i

akuntansi ingin memilih karir sebagai akuntan publik karena mahasiswa/i tersebut menyukai

karir sebagai akuntan publik dan sudah dari lama menentukan pilihan bahwa setelah lulus akan

memilih karir sebagai akuntan publik. b. Motivasi Eksternal Sebaliknya, motivasi eksternal

muncul karena adanya pengaruh dari luar. Contohnya seorang mahasiswa/i akuntansi ingin

memilih karir sebagai akuntan publik karena gaji yang terbilang besar.

2.7. Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Sebelumnya

Judul Peneliti

(Tahun) Hasil Penelitian Keterbatasan

Variabel Gaji (X1)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Pemilihan Karir

Lulusan Sarjana

menjadi Akuntan

Publik

Prabowo

(2015)

Faktor penghargaan

finansial berpengaruh

negatif dan tidak

signifikan terhadap

pemilihan karir

lulusan sarjana

menjadi akuntan

publik

Responden hanya

didapat dari mahasiswa

dari beberapa fakultas

yang ada di Universitas

Trisakti, sehingga hasil

yang didapat kurang

luas

Page 20: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Penelitian ini hanya

menggunakan

kuesioner untuk

mengumpulkan data,

sehingga kesimpulan

dari data yang diolah

kurang

Faktor-Faktor Asmoro et Faktor gaji tidak

yang al (2016) berpengaruh

Mempengaruhi signifikan terhadap

Mahasiswa pemilihan karir

Akuntansi mahasiswa S1

dalam akuntansi sebagai

Pemilihan Karir akuntan publik

sebagai

Akuntan Publik

Faktor-Faktor

yang

Juliansah

dan

Faktor penghargaan

finansial berpengaruh

Responden pada

penelitian ini terbatas

Page 21: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Mempengaruhi

Pemilihan Karir

sebagai Profesi

Akuntan Publik

bagi Mahasiswa

Akuntansi

Suryaputri

(2016)

positif dan signifikan

terhadap pemilihan

karir profesi akuntan

publik bagi

mahasiswa akuntansi

karena hanya

mahasiswa akuntansi di

Universitas Trisakti. Hal

ini juga disebabkan

karena keterbatasan

waktu sehingga peneliti

tidak dapat

menyebarkan kuesioner

kepada mahasiswa

akuntansi dari

universitas lain

Keterbatasan variabel

Keterbatasan

pengukuran karena

hanya menggunakan

pengukuran subjektif,

sedangkan pengukuran

subyektif sangat rentan

terhadap munculnya

kesalahan

pengukuran

Factors

Affecting The

Interests of

Accounting

Students Study

Program

Selection

Career Public

Accountants

Setianto

dan

Harahap

(2017)

Faktor penghargaan

finansial/financial

rewards berpengaruh

signifikan terhadap

pemilihan karir

mahasiswa akuntansi

sebagai akuntan

publik/career

selection of

accounting students

as public accountants

Penelitian hanya

menggunakan

kuesioner dalam

menggunakan data dan

responden dari

penelitian ini juga

terbatas karena hanya

menyebarkan kuesioner

kepada mahasiswa

akuntansi

di Sekolah Tinggi

Page 22: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Politeknik Badan dan

Universitas Riau

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Minat

Mahasiswa

Akuntansi dalam

Pemilihan Karir

sebagai

Akuntan Publik

Febriyanti

(2019)

Faktor penghargaan

finansial berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap minat

mahasiswa menjadi

akuntan publik

Variabel Relasi Sosial (X2)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Mahasiswa

Akuntansi dalam

Pemilihan Karir

sebagai Akuntan

Publik

Asmoro et

al (2016)

Faktor nilai lingkungan

kerja tidak berpengaruh

signifikan terhadap

pemilihan karir

mahasiswa S1

akuntansi sebagai

akuntan publik

Faktor nilai sosial

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

pemilihan karir

mahasiswa S1

akuntansi sebagai

akuntan publik

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Pemilihan Karir

sebagai Profesi

Akuntan Publik

Juliansah

dan

Suryaputri

(2016)

Faktor nilai-nilai sosial

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

pemilihan profesi

akuntan publik

Responden pada

penelitian ini terbatas

karena hanya

mahasiswa akuntansi di

Universitas Trisakti.

Hal ini juga

Page 23: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

bagi Mahasiswa

Akuntansi

bagi mahasiswa

akuntansi

Faktor lingkungan

kerja berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap pemilihan

profesi akuntan publik

bagi mahasiswa

akuntansi

disebabkan karena

keterbatasan waktu

sehingga peneliti tidak

dapat menyebarkan

kuesioner kepada

mahasiswa akuntansi

dari universitas lain

Keterbatasan variabel

Keterbatasan

pengukuran karena

hanya menggunakan

pengukuran subjektif,

sedangkan pengukuran

subyektif sangat rentan

terhadap munculnya

kesalahan

pengukuran

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Minat Pemilihan

Karir Mahasiswa

Akuntansi

sebagai Auditor

Pemerintah

Putra

(2017)

Faktor lingkungan

kerja berpengaruh

signifikan terhadap

minat pemilihan karir

mahasiswa akuntansi

sebagai auditor

pemerintah

Penelitian hanya

mengumpulkan data

dari angkatan 2013 di

Universitas Gadjah

Mada, Universitas

Indonesia, Universitas

Riau, Universitas

Andalas, Universitas

Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim, dan

Universitas Islam Riau

Dalam melakukan

penelitian

membutuhkan cukup

banyak waktu dalam

Page 24: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

melakukan wawancara

dan penyebaran

kuesioner

Factors Setianto Faktor nilai-nilai Limitations of this

Affecting The dan sosial/social values study only used a

Interests of Harahap berpengaruh questionnaire as a

Accounting (2017) signifikan terhadap research instrument,

Students Study pemilihan karir so that the conclusions

Program mahasiswa akuntansi drawn based solely on

Selection sebagai akuntan data collected through

Career Public publik/career questionnaires.

Accountants selection of Respondents were

accounting students used in this study only

as public accountants students from the

Department of

Accounting at the

College of Batam

Polytechnic and the

University of Riau

Islands, so that the

results can be

generalized widely

lacking

Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Pemilihan Karir

Menjadi

Akuntan Publik

oleh Mahasiswa

Program Studi

Akuntansi STIE

AKA Semarang

Iswahyuni

(2018)

Faktor nilai-nilai

sosial berpengaruh

signifikan terhadap

pemilihan karir

sebagai akuntan publik

bagi mahasiswa

akuntansi STIE AKA

Semarang

Keterbatasan

responden karena

hanya mahasiswa

akuntansi STIE AKA

Semarang

Keterbatasan

instrumen penelitian

yang hanya

menggunakan

kuesioner, sehingga

data yang didapat

Page 25: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

hanya berasal dari

kuesioner yang

disebarkan

Variabel Komitmen Organisasi (X3)

Keahlian Srimindarti Komitmen organisasi Belum memasukan

Auditor dan et al berpengaruh seluruh variabel yang

Turnover (2015) signifikan terhadap mungkin

Intention kinerja auditor mempengaruhi kinerja

sebagai Mediasi auditor

Pengaruh Locus

of Control dan

Komitmen

Organisasi

Terhadap

Kinerja Auditor

Pengaruh Yulianti Komitmen organisasi Penelitian hanya

Komitmen dan berpengaruh positif dilakukan pada BPKP

Organisasi, Hamdiah dan signifikan di Banda Aceh

Independensi (2016) terhadap kinerja

Terhadap auditor BPKP Kota

Kinerja Auditor Banda Aceh

BPKP Kota

Banda Aceh

Pengaruh Meutia dan Komitmen organisasi Penggunaan faktor

Budaya Husada berpengaruh positif dalam menganalisis

Organisasi dan (2019) dan signifikan perusahaan,

Komitmen terhadap kinerja keterbatasan waktu

Organisasi karyawan yang singkat, judul

Terhadap yang sudah umum,

Kinerja dan obyek yang

Karyawan terbatas

Pengaruh Cahyani et Komitmen organisasi Peneliti tidak dapat

Komitmen al (2020) berpengaruh positif langsung bertemu

Organisasi dan dan signifikan dengan responden dari

Kepuasan Kerja terhadap kinerja PDAM kota Salatiga.

Page 26: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Terhadap

Kinerja

Karyawan

(Studi pada

Perusahaan

Daerah Air

Minum

(PDAM) Kota

Salatiga)

karyawan (studi pada

Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM)

kota Salatiga)

Tidak membedakan

komitmen organisasi

pada karyawan yang

bekerja di kantor atau

di lapangan

Pengukuran kepuasan

kerja hanya didasarkan

pada perasaan senang

atau tidak senang yang

dirasakan oleh

karyawan

Pengaruh Gaya Ningrum Komitmen organisasi

Kepemimpinan dan berpengaruh negatif

dan Komitmen Budiarti dan signifikan

Organisasi (2020) terhadap keinginan

Terhadap berpindah kerja

Keinginan karyawan

Berpindah Kerja

Karyawan

2.8. Pengembangan Hipotesis

2.8.1. Gaji

Dengan melihat hasil penelitian Juliansah dan Suryaputri (2016) serta penelitian Setianto

dan Harahap (2017) yang menyatakan bahwa gaji berpengaruh signifikan terhadap

pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik, kemudian didukung dengan

teori motivasi yang dimana gaji seharusnya merupakan suatu motivasi mahasiswa/i

akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik, maka peneliti mengangkat hipotesis

variabel gaji terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik

sebagai berikut

H1: gaji berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai

akuntan publik

Page 27: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

2.8.2. Relasi Sosial

Dengan melihat hasil penelitian Iswahyuni (2018) dan penelitian Putra (2017) yang menyatakan

bahwa nilai sosial atau lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir

mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik, serta didukung dengan teori motivasi yang

dimana dengan relasi sosial yang tinggi seharusnya mendorong minat mahasiswa/i akuntansi

memilih karir sebagai akuntan publik, maka peneliti mengangkat hipotesis variabel relasi sosial

terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik sebagai berikut

H2: relasi sosial berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi

sebagai akuntan publik

2.8.3. Komitmen Organisasi

Dengan melihat hasil penelitian sebelumnya terkait komitmen organisasi yang secara

keseluruhan menyatakan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan dan didukung dengan teori persepsi yang dimana seorang mahasiswa/i akuntansi

semasa berkuliah sudah mendapatkan pemahaman, nilai-nilai, wawasan, dan kemampuan

mengenai akuntan publik seharusnya berminat memilih karir sebagai akuntan publik, maka

peneliti mengangkat hipotesis variabel komitmen organisasi terhadap pemilihan karir

mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik sebagai berikut

H3: komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa/i

akuntansi sebagai akuntan publik.

2.9. Kerangka Penelitian

Dari pengembangan hipotesis di atas, berikut adalah gambaran atau skema kerangka pemikiran

dalam penelitian ini.

Page 28: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Gaji

Relasi

Sosial

Komitmen

Organisasi

Page 29: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Bentuk data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Menurut Ghozali

(2015), data kuantitatif adalah data yang dapat dinilai dan dihitung, sehingga

data umumnya berbentuk angka. Sumber data dalam penelitian ini adalah data

primer. Menurut Khrisna (2017), data primer adalah data yang diambil dari

sebuah penelitian yang menggunakan sebuah instrumen (seperti kuesioner),

namun hasilnya hanya dapat memberikan gambaran suatu keadaan pada saat

itu. Data primer pada penelitian ini akan diperoleh dengan menyebarkan

kuesioner melalui social media dan email, dengan skala likert 1 sampai 4

(four-point likert scale)

1 Sangat Tidak Setuju (STS)

2 Tidak Setuju (TS)

3 Setuju (S)

4 Sangat Setuju (SS)

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Kristen Krida Wacana

(UKRIDA) Tanjung Duren. Adapun teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Heri (2017),

Purposive sampling menggunakan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti

dalam memilih sampel. Adapun penelitian ini memiliki kriteria sebagai

berikut:

a. Mahasiswa/i jurusan akuntansi angkatan 2014 s/d 2018

b. Sudah atau sedang menempuh mata kuliah Audit 1 dan 2

c. Berkuliah di Universitas Kristen Krida Wacana Tanjung Duren

Page 30: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

3.3. Model Penelitian

Peneliti menggunakan analisis model regresi linear berganda dengan

model penelitian sebagai berikut:

๐‘จ๐‘ท = ๐‘Ž + ๐–ฐ๐Ÿ. ๐‘ฎ๐‘ฑ + ๐–ฐ๐Ÿ. ๐‘น๐‘บ + ๐–ฐ๐Ÿ‘. ๐‘ฒ๐‘ถ + ๐’† Dimana:

AP = Akuntan Publik

ฮฑ = Konstanta

ฮฒ = Koefisien Regresi

GJ = Gaji

RS = Relasi Sosial

KO = Komitmen Organisasi

e = Standar error

3.4. Operasionalisasi Variabel

Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dengan menyebarkan

kuesioner yang menggunakan four-point likert scale, dengan indikator

kuesioner sebagai berikut:

Tabel 3.1

Indikator Variabel Independen dan Variabel Dependen

Variabel Indikator Jumlah Pertanyaan

Pemilihan Karir

Mahasiswa Akuntansi

sebagai Akuntan

Publik (AP)

Syah (2005):

1. Pemusatan perhatian

2. Keingintahuan

3. Motivasi

4. Kebutuhan

17 butir

Gaji (GJ)

Rahayu et al (2003):

1. Adil

2. Layak dan wajar

8 butir

Relasi Sosial (RS)

Anis dan Lyna (2014):

1. Perhatian orang tua

2. Dukungan orang tua

3. Profesi yang ada di

keluarga

9 butir

Page 31: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Rahayu et al (2003):

1. Kesempatan

melakukan kegiatan

sosial

2. Kesempatan

berinteraksi

3. Kesempatan

menjalankan hobi

4. Memberikan kepuasan

pribadi

5. Pekerjaan yang lebih

bergengsi dibanding

karir lain

6. Memperhatikan

perilaku individu

7. Kesempatan bekerja

dengan ahli

7 butir

Komitmen Organisasi

(KO)

Allen dan Mayer (1990):

1. Affective commitment

2. Continuance

commitment

3. Normative

commitment

8 butir

Pada variabel relasi sosial menggunakan indikator Rahayu et al (2003)

ditambah dengan indikator Anis dan Lyna (2014) karena relasi sosial tidak

hanya seputar kegiatan sosial dan hubungan dengan rekan kerja, tetapi juga

menyangkut hubungan dengan orang tua.

Page 32: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

3.5. Metode Analisis Data

3.5.1. Uji Validitas / Validity

Menurut Ghozali (2018), uji validitas digunakan untuk mengetahui

kevalidan setiap butir indikator kuesioner yang digunakan dalam

penelitian. Menurut Sugiyono (2018), suatu butir indikator kuesioner

dinyatakan valid dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: setiap butir indikator kuesioner yang digunakan dalam penelitian

dinyatakan tidak valid

Ha: setiap butir indikator kuesioner yang digunakan dalam penelitian

dinyatakan valid

Apabila,

rhitung < 0,3 H0 diterima

rhitung > 0,3 H0 ditolak

3.5.2. Uji Reliabilitas / Reliability

Menurut Ghozali (2018), uji reliabilitas digunakan untuk

mengukur kekonsistenan atas jawaban kuesioner dari waktu ke waktu.

Menurut Erdawati (2017), suatu variabel kuesioner dinyatakan

reliabel dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: jawaban atas hasil kuesioner dari waktu ke waktu dinyatakan

tidak reliabel

Ha: jawaban atas hasil kuesioner dari waktu ke waktu dinyatakan

reliabel

Apabila,

Cronbach Alpha < 0,6 H0 diterima

Cronbach Alpha > 0,6 H0 ditolak

3.5.3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji pengaruh variabel

pengganggu dari setiap variabel independen. Apabila dalam suatu

model regresi linear berganda terdapat autokorelasi, maka variabel

Page 33: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

error yang satu dengan variabel error yang lain terjadi korelasi.

Apabila antar error variabel satu dengan yang lain terjadi korelasi,

maka tidak terdapat variansi yang minimum dan menyebabkan

perhitungan standar error tidak bisa dipercaya kebenarannya.

Dalam uji ini diharapkan tidak ada autokorelasi dalam model

regresi linear berganda, sehingga untuk mendeteksi autokorelasi

digunakan Durbin-Watson test. Menurut Winarno (2011), error

masing-masing variabel terbebas dari autokorelasi apabila Durbin-

Watson berada diantara 1,5 dan 2,5 (1,5 < D-W < 2,5).

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2018), multikolinearitas adalah masalah

statistik dengan dua atau lebih variabel independen dalam model

regresi linear berganda berkorelasi tinggi, sehingga dalam sebuah

penelitian regresi linear berganda tidak boleh ada multikolinearitas.

Dampak lain apabila terjadi multikolinearitas pada model regresi

linear berganda munculnya variansi yang besar, sehingga sulit

mendapatkan analisis yang tepat. Untuk mengetahui tidak adanya

multikolinearitas pada model regresi linear berganda, maka

digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0: terdapat multikolinearitas dalam model regresi linear berganda

Ha: tidak terdapat multikolinearitas dalam model regresi linear

berganda

Apabila,

VIF > 10 H0 diterima

VIF < 10 H0 ditolak

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2018), Heteroskedastisitas terjadi ketika

kesalahan standar suatu variabel tidak konstan. Dalam analisis

regresi, heteroskedastisitas adalah perubahan sistematis dalam

penyebaran residual selama rentang nilai yang diukur.

Page 34: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Heteroskedastisitas menjadi masalah karena regresi OLS

mengasumsikan semua residual diambil dari populasi yang

memiliki varians konstan (homoskedastisitas). Dengan arti lain,

suatu model regresi haruslah homoskedastisitas, bukan

heteroskedastisitas. Kriteria untuk mengetahui adanya atau

tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat diagram

Scatterplot. Apabila titik-titik pada diagram Scatterplot menyebar

dan tidak membentuk suatu garis diagram atau pola, maka model

regresi dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2018), uji normalitas dilakukan untuk

menguji apakah ada distribusi normal antara model regresi linear

berganda, variabel dependen, dan variabel independen. Apabila

pada model regresi linear berganda tidak berdistribusi normal,

maka pada hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Untuk

mengetahui adanya distribusi normal dapat dilakukan dengan

melihat diagram Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual. Apabila pada diagram tersebut titik-titik berkumpul dan

membentuk sebuah garis diagram atau pola, maka dinyatakan

berdistribusi normal.

3.5.4. Uji Hipotesis

a. Uji F

Menurut Ghozali (2016), uji F pada uji Hipotesis dilakukan

untuk melihat kesesuaian model, apakah variabel independen

mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen secara

simultan, dengan hipotesis sebagai berikut:

Page 35: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

H0: b1 = b2 = ... = bx = 0, maka variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen secara simultan

Ha: b1 โ‰  b2 โ‰  ... โ‰  bx โ‰  0, maka semua variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen secara simultan

Apabila,

Nilai Sig. > ฮฑ (0,05) H0 diterima

Nilai Sig. < ฮฑ (0,05) H0 ditolak

b. Uji T

Menurut Ghozali (2018), uji T pada uji Hipotesis digunakan

untuk mengetahui apakah model regresi variabel independen,

terdiri dari gaji, relasi sosial, dan komitmen organisasi;

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu

pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik.

1.) Formulasi H0 dan Ha

H0: variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen secara parsial

Ha: variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen secara parsial

2.) Taraf Signifikan (ฮฑ)

ฮฑ = 5% = 0,05

3.) Kriteria Keputusan

Apabila,

Nilai Sig. > ฮฑ (0,05) H0 diterima

Nilai Sig. < ฮฑ (0,05) H0 ditolak

Page 36: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Dengan model regresi linear berganda sebagai berikut:

๐‘จ๐‘ท = ๐‘Ž + ๐–ฐ๐Ÿ. ๐‘ฎ๐‘ฑ + ๐–ฐ๐Ÿ. ๐‘น๐‘บ + ๐–ฐ๐Ÿ‘. ๐‘ฒ๐‘ถ + ๐’† Dimana:

AP = Akuntan Publik

ฮฑ = Konstanta

ฮฒ = Koefisien

Regresi

GJ = Gaji

RS = Relasi Sosial

KO = Komitmen Organisasi

e = Standar error

Page 37: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

c. Uji Koefisien Determinan (R2)

Uji ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen yang juga

dipengaruhi oleh faktor lain.

Bab IV

Analisis dan Pembahasan

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dari data yang diperoleh dilakukan

analisis dengan bantuan aplikasi SPSS 24. Setelah kuesioner dalam bentuk Google Form

disebarkan melalui social media dan email, didapatkan sebanyak 81 responden dengan

kriteria mahasiswa/i jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, berkuliah di

Universitas Kristen Krida Wacana, berangkatan 2014 s/d 2018, dan sudah atau sedang

menempuh mata kuliah Audit 1 dan 2. Berikut adalah gambaran dari responden yang

didapat.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Objek Penelitian

Kategori Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin

Laki-Laki 25 30,86%

Perempuan 56 69,14%

Total 81 100%

Angkatan

2014 1 1,23%

2015 4 4,94%

2016 2 2,47%

2017 51 62,96%

2018 23 28,40%

Page 38: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Total 81 100%

Page 39: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Dari kuesioner yang disebarkan juga didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2

Minat Karir Mahasiswa/i Akuntan

di Universitas Kristen Krida Wacana Tanjung Duren

Minat Karir Frekuensi Persentase

Akuntan Pemerintah 3 3,70%

Akuntan Perusahaan 13 16,05%

Akuntan Publik 36 44,44%

Konsultan Pajak 18 22,22%

Melanjutkan studi ke pasca sarjana 2 2,47%

Penganalisis Keuangan 2 2,47%

Pengusaha 2 2,47%

Perencana Keuangan 1 1,23%

Lain-lain 4 4,94%

Total 81 100%

Jika dilihat secara parsial, maka 36 mahasiswa/i akuntansi di Universitas Kristen Krida

Wacana Tanjung Duren lebih berminat memilih karir sebagai akuntan publik. Namun jika

dilihat secara simultan, sebanyak 45 mahasiswa/i akuntansi di Universitas Kristen Krida

Wacana Tanjung Duren tidak berminat memilih karir sebagai akuntan publik.

Tabel 4.3

Mahasiswa/i Akuntansi yang Berminat Memilih Karir sebagai Akuntan

Publik Berdasarkan Jenis Kelamin

Minat Menjadi

Akuntan Publik Frekuensi Persentase

Laki-laki 9 25%

Perempuan 27 75%

Total 36 100%

Page 40: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Dan jika dilihat dari tabel di atas, perempuan lebih berminat memilih karir sebagai akuntan

publik sebanyak 27 mahasiswi daripada mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 9 mahasiswa.

4.2. Analisis Data

Setelah dilakukan analisis dengan bantuan aplikasi SPSS 24, didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

AP1 154,79 338,568 ,599 ,951

AP2 155,00 338,975 ,493 ,952

AP3 155,42 333,847 ,659 ,951

AP4 155,11 333,350 ,709 ,950

AP5 155,27 334,400 ,660 ,951

AP6 155,23 334,207 ,665 ,951

AP7 155,36 334,558 ,659 ,951

AP8 155,60 336,242 ,578 ,951

AP9 154,60 335,392 ,731 ,950

AP10 155,32 336,421 ,585 ,951

AP11 154,78 336,650 ,605 ,951

AP12 154,58 337,522 ,586 ,951

AP13 154,84 335,811 ,659 ,951

AP14 154,86 335,494 ,648 ,951

AP15 154,63 338,061 ,640 ,951

AP16 154,67 338,075 ,625 ,951

AP17 154,78 338,050 ,599 ,951

GJ1 154,52 342,903 ,424 ,952

GJ2 154,42 344,997 ,422 ,952

GJ3 154,41 343,019 ,561 ,951

GJ4 154,42 344,822 ,455 ,952

GJ5 154,77 341,907 ,413 ,952

GJ6 154,70 342,361 ,419 ,952

GJ7 154,43 345,273 ,427 ,952

GJ8 154,46 345,851 ,370 ,952

RS1 154,56 340,900 ,480 ,952

RS2 154,69 339,616 ,545 ,951

RS3 154,98 335,724 ,513 ,952

RS4 154,96 335,586 ,523 ,951

Page 41: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

RS5 154,78 338,600 ,445 ,952

RS6 154,84 337,686 ,530 ,951

RS7 154,67 337,025 ,569 ,951

RS8 155,10 337,140 ,460 ,952

RS9 155,40 341,667 ,304 ,953

RS10 154,77 342,307 ,464 ,952

RS11 154,58 344,297 ,407 ,952

RS12 154,65 341,679 ,484 ,952

RS13 154,70 342,211 ,453 ,952

RS14 154,83 343,795 ,387 ,952

RS15 154,80 341,160 ,509 ,951

RS16 154,62 343,089 ,488 ,952

KO1 154,77 335,507 ,616 ,951

KO2 154,70 337,086 ,636 ,951

KO3 155,28 341,006 ,460 ,952

KO4 154,98 338,924 ,464 ,952

KO5 154,99 338,487 ,530 ,951

KO6 154,64 341,458 ,510 ,951

KO7 154,54 342,726 ,526 ,951

KO8 154,58 343,097 ,465 ,952

4.2.1. Uji Validitas / Validity

Untuk melakukan uji validitas terhadap butir indikator kuesioner yang telah dibagikan,

maka harus memperhatikan kolom Corrected Item-Total Correlation (rhitung) dengan

hipotesis sebagai berikut:

H0: setiap butir indikator kuesioner yang digunakan dalam penelitian dinyatakan tidak valid

Ha: setiap butir indikator kuesioner yang digunakan dalam penelitian dinyatakan valid

Apabila,

rhitung < 0,3 H0 diterima rhitung > 0,3 H0

ditolak

Dari tabel Item-Total Statistics (Tabel 4.4), dapat dilihat bahwa rhitung pada masing-masing

butir indikator lebih besar dari 0,3, sehingga H0 ditolak.

Kesimpulannya adalah setiap butir indikator kuesioner yang digunakan dalam penelitian

dinyatakan valid, sehingga kuesioner

Page 42: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

dapat digunakan untuk melakukan sebuah penelitian terkait pengaruh gaji, relasi sosial,

dan komitmen organisasi terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan

publik.

4.2.2. Uji Reliabilitas / Reliability

Untuk melakukan uji reliabilitas terhadap kekonsistenan jawaban responden dari waktu

ke waktu, maka harus memperhatikan kolom Cronbachโ€™s Alpha if Item Deleted (Cronbach

Alpha) dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: jawaban atas hasil kuesioner dari waktu ke waktu dinyatakan tidak reliabel

Ha: jawaban atas hasil kuesioner dari waktu ke waktu dinyatakan reliabel

Apabila,

Cronbach Alpha < 0,6 H0 diterima

Cronbach Alpha > 0,6 H0 ditolak

Dari tabel Item-Total Statistics (Tabel 4.4), dapat dilihat bahwa Cronbach Alpha pada

masing-masing butir indikator lebih besar dari 0,6, sehingga H0 ditolak.

Kesimpulannya adalah jawaban atas hasil kuesioner dari waktu ke waktu dinyatakan

reliabel, sehingga jawaban atas hasil kuesioner yang telah dikumpulkan dapat dilakukan uji

Asumsi Klasik dan uji Hipotesis.

4.2.3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Autokorelasi

Tabel 4.5

Model Summaryb

Model

R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,685a ,469 ,448 6,634 1,848

a. Predictors: (Constant), KO, GJ, RS

b. Dependent Variable: AP

Page 43: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

H0: variabel independen terdapat autokorelasi

Ha: variabel independen tidak terdapat autokorelasi Apabila,

D-W < 1,5 atau D-W > 2,5 H0 diterima 1,5 < D-W < 2,5

H0 ditolak

Dari tabel Model Summary (Tabel 4.5), diperoleh hasil D-W (1,848) berada diantara 1,5

dan 2,5 (1,5 < D-W (1,848) < 2,5), sehingga H0 ditolak.

Kesimpulannya adalah variabel independen pada penelitian pengaruh gaji, relasi sosial,

dan komitmen organisasi terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai

akuntan publik terbebas dari autokorelasi.

b. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.6

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Collinearity

Statistics

Model

B

Std.

Error

Beta

Tolera

nce

VIF

1 (Con

stant) ,295 7,181

,041 ,967

GJ ,092 ,259 ,035 ,357 ,722 ,727 1,376

RS ,491 ,122 ,398 4,035 ,000 ,708 1,413

KO ,847 ,231 ,372 3,671 ,000 ,672 1,489

a. Dependent Variable: AP

H0: terdapat multikolinearitas dalam model regresi linear berganda Ha: tidak terdapat

multikolinearitas dalam model regresi linear

berganda Apabila,

VIF > 10 H0 diterima VIF < 10 H0

ditolak

Dari tabel Coefficients (Tabel 4.6), diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 44: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

GJ : VIF (1,376) < 10 H0 ditolak RS : VIF (1,413) < 10

H0 ditolak KO : VIF (1,489) < 10 H0 ditolak

Kesimpulannya adalah pada variabel independen (gaji, relasi sosial, dan komitmen

organisasi) tidak terdapat multikolinearitas dalam model regresi linear berganda.

c. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.1 Diagram Scatterplot

Apabila,

1.) Titik-titik pada diagram Scatterplot berkumpul dan membentuk suatu garis diagram

atau pola, maka pada model regresi linear berganda terjadi heteroskedastisitas

2.) Titik-titik pada diagram Scatterplot menyebar dan tidak membentuk suatu garis

diagram atau pola, maka pada model regresi linear berganda tidak terjadi

heteroskedastisitas

Dari diagram Scatterplot (Gambar 4.1), diperoleh hasil dengan titik-titik menyebar dan

tidak membentuk suatu garis diagram atau

Page 45: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

pola, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda pada penelitian

ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Normalitas

Gambar 4.2 Diagram Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual

Apabila,

1.) Titik-titik pada diagram Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

menyebar dan tidak membentuk suatu garis diagram atau pola, maka model regresi linear

berganda tidak berdistribusi normal

2.) Titik-titik pada diagram Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

berkumpul dan membentuk suatu garis diagram atau pola, maka model regresi linear

berganda berdistribusi normal.

Dari diagram Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual (Gambar 4.2),

diperoleh hasil dengan titik-titik berkumpul dan membentuk suatu garis diagram atau pola

sehingga

Page 46: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda pada penelitian ini berdistribusi

normal.

4.2.4. Uji Hipotesis

a. Uji F

Tabel 4.7

ANOVAa

Model

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

1 Regression 3041,567 3 1013,85

6

23,39

1

,000 b

Residual 3337,421 77 43,343

Total 6378,988 80

a. Dependent Variable: AP

b. Predictors: (Constant), KO, GJ, RS

H0: b1 = b2 = ... = bx = 0, maka gaji, relasi sosial, dan komitmen organisasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan

publik (secara simultan)

Ha: b1 โ‰  b2 โ‰  ... โ‰  bx โ‰  0, maka gaji, relasi sosial, dan komitmen organisasi berpengaruh

signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik (secara

simultan)

Apabila,

Nilai Sig. > ฮฑ (0,05) H0 diterima Nilai Sig. < ฮฑ (0,05)

H0 ditolak

Dari tabel ANOVA (Tabel 4.7), diperoleh hasil nilai Sig. (0,000) < ฮฑ (0,05), yang artinya

H0 ditolak.

Kesimpulannya adalah bahwa gaji, relasi sosial, dan komitmen organisasi berpengaruh

signifikan positif terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik

(secara simultan).

Model regresi linear berganda yang terbentuk adalah sebagai berikut:

๐‘จ๐‘ท = ๐ŸŽ, ๐Ÿ๐Ÿ—๐Ÿ“ + ๐ŸŽ, ๐ŸŽ๐Ÿ—๐Ÿ ๐‘ฎ๐‘ฑ + ๐ŸŽ, ๐Ÿ’๐Ÿ—๐Ÿ ๐‘น๐‘บ + ๐ŸŽ, ๐Ÿ–๐Ÿ’๐Ÿ• ๐‘ฒ๐‘ถ

Page 47: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

b. Uji T

H0: variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (secara parsial)

Ha: variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (secara parsial)

Apabila,

Nilai Sig. > ฮฑ (0,05) H0 diterima Nilai Sig. < ฮฑ (0,05)

H0 ditolak

Dari tabel Coefficients (Tabel 4.6), diperoleh hasil sebagai berikut:

GJ : Nilai Sig. (0,722) > ฮฑ (0,05) H0 diterima RS : Nilai Sig. (0,000)

< ฮฑ (0,05) H0 ditolak KO : Nilai Sig. (0,000) < ฮฑ (0,05) H0 ditolak

Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.) Gaji tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi

sebagai akuntan publik (secara parsial).

2.) Relasi sosial berpengaruh signifikan positif terhadap pemilihan karir mahasiswa/i

akuntansi sebagai akuntan publik (secara parsial).

3.) Komitmen organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap pemilihan karir

mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik (secara parsial).

c. Uji Koefisien Determinan (R2)

Jika dilihat pada tabel Model Summary (Tabel 4.5), diperoleh hasil Adjusted R2 sebesar

0,448 atau 44,80%, yang artinya gaji, relasi sosial, dan komitmen organisasi berpengaruh

sebesar 44,80% terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik,

lalu sisanya sebesar 55,20% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada

penelitian ini.

Page 48: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

4.3. Pembahasan

4.3.1. Gaji, Relasi Sosial, dan Komitmen Organisasi Terhadap

Pemilihan Karir Mahasiswa/i Akuntansi sebagai Akuntan Publik

Berdasarkan uji F yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa gaji,

relasi sosial, dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan

terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan

publik (secara simultan), dengan nilai sig. sebesar 0,000. Dari hasil ini

dapat dilihat bahwa hasil yang didapat sesuai dengan teori motivasi

dan teori persepsi yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Scara

simultan/keseluruhan, seorang mahasiswa/i akuntansi akan memilih

karir sebagai akuntan publik dengan melihat faktor gaji yang didapat

jika bekerja sebagai akuntan publik, relasi sosial yang dirasakan

ketika memilih karir sebagai akuntan publik, dan komitmen organisasi

atau pemahaman yang diterima oleh mahasiswa/i akuntansi mengenai

karir akuntan publik.

4.3.2. Gaji Terhadap Pemilihan Karir Mahasiswa/i Akuntansi sebagai

Akuntan Publik

Berdasarkan uji T yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa gaji tidak berpengaruh

signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik (secara

parsial), dengan nilai sig. sebesar 0,722. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Asmoro et al (2016) yang menyatakan bahwa penghargaan finansial/gaji

tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik. Namun

hasil ini tidak sejalan dengan teori motivasi yang seharusnya gaji menjadi motivasi

mahasiswa/i dalam memilih karir sebagai akuntan publik, karena gaji seorang akuntan

publik yang terbilang cukup besar. Pada akhirnya, mahasiswa/i akuntansi tidak begitu

tertarik dengan gaji profesi akuntan publik karena mungkin lebih mengharapkan dana

pensiun, sehingga tidak sedikit pula mahasiswa/i yang memilih karir yang memberikan

dana pensiun (Asmoro et al, 2016).

Page 49: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

4.3.3. Relasi Sosial Terhadap Pemilihan Karir Mahasiswa/i Akuntansi

sebagai Akuntan Publik

Berdasarkan uji T yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa relasi sosial berpengaruh

signifikan positif terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik

(secara parsial), dengan nilai sig. Sebesar 0,000 dan ฮฒ sebesar +0,491, yang artinya

semakin besar relasi sosial yang terbentuk dalam lingkung akuntan publik, semakin besar

juga minat mahasiswa/i akuntansi untuk memilih karir sebagai akuntan publik. Hasil ini

sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Iswahyuni (2018) dan Putra (2017)

yang menyatakan bahwa lingkungan sosial/nilai-nilai sosial berpengaruh signifikan

terhadap minat mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik.

Mahasiswa/i akuntansi tentunya memilih karir tidak hanya berdasarkan besaran gaji,

tetapi mereka membutuhkan sebuah relasi sosial dalam bekerja, relasi dengan sesama

junior, memiliki waktu untuk berinteraksi dengan teman-teman mereka, tidak hanya

duduk di belakang meja dan memeriksa laporan keuangan dari pagi hingga malam, bahkan

subuh.

4.3.4. Komitmen Organisasi Terhadap Pemilihan Karir Mahasiswa/i

Akuntansi sebagai Akuntan Publik

Berdasarkan uji T yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa komitmen organisasi

berpengaruh signifikan positif terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai

akuntan publik (secara parsial), dengan nilai sig. sebesar 0,000 dan ฮฒ sebesar +0,847, yang

artinya semakin besar komitmen organisasi yang dimiliki oleh mahasiswa/i akuntansi

mengenai profesi akuntan publik, semakin tinggi juga keinginan mahasiswa/i akuntansi

untuk memilih karir

Page 50: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

sebagai akuntan publik. Hasil ini sejalan dengan seluruh hasil pada penelitian yang tertera

pada bab 2 sub bab pengembangan hipotesis.

Dengan komitmen organisasi yang tinggi membuat kinerja karyawan juga tinggi, hal ini

juga ternyata dialami oleh mahasiswa/i dalam memilih karir sebagai akuntan publik.

Sesuai dengan teori persepsi yang menjelaskan bahwa dengan memiliki wawasan tentang

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mereka impikan dan mengetahui kode etik sebagai

akuntan publik membuat mahasiswa/i akuntansi berminat untuk memilih karir sebagai

akuntan publik. Selain itu, mahasiswa/i akuntansi akan mendapat informasi dari senior

mereka, bertanya mengenai profesi akuntan publik, lalu dari informasi yang mereka dapat

dari senior mereka, ternyata meningkatkan minat mahasiswa/i akuntansi untuk memilih

karir sebagai akuntan publik.

Page 51: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Bab V

Penut

up

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gaji, relasi sosial, dan

komitmen organisasi terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai

akuntan publik. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif menggunakan

data primer melalui penyebaran kuesioner kepada mahasiswa/i jurusan

akuntansi di Universitas Kristen Krida Wacana. Dengan menggunakan teknik

pengambilan sampel berupa purposive sampling, peneliti mendapatkan 81

responden dengan kriteria terdiri dari mahasiswa/i akuntansi angkatan 2014

s/d 2018 dan sudah atau sedang menempuh mata kuliah audit 1 dan 2.

Data yang didapat dari kuesioner tersebut diolah dengan bantuan aplikasi

SPSS 24. Setelah dilakukan pengujian dan analisis data, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

a. Gaji, relasi sosial, dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan

terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik

(secara simultan).

b. Gaji tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa/i

akuntansi sebagai akuntan publik (secara parsial).

c. Relasi sosial berpengaruh signifikan positif terhadap pemilihan karir

mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik (secara parsial).

d. Komitmen organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap pemilihan

karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik (secara parsial).

5.2. Saran

Page 52: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan, diantaranya adalah:

a. Responden yang digunakan terbatas karena hanya mahasiswa/i

akuntansi di Universitas Kristen Krida Wacana.

b. Penelitian ini hanya menggunakan variabel gaji, relasi sosial, dan

komitmen organisasi untuk mencari pengaruhnya terhadap pemilihan

karir mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik.

Page 53: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

c. Karena keterbatasan waktu, peneliti tidak dapat mengumpulkan hasil

responden dari mahasiswa/i akuntansi di luar Universitas Kristen Krida

Wacana.

d. Penelitian ini dibuat ketika sedang masa pandemi Covid-19, sehingga

menghambat peneliti untuk mengirimkan surat izin penyebaran

kuesioner ke kampus lain, khususnya kampus yang berdomisili di Jakarta

Barat.

Sehingga untuk menyempurnakan penelitian terkait gaji, relasi sosial, dan

komitmen organisasi terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai

akuntan publik, peneliti memberikan saran untuk para peneliti selanjutnya

sebagai berikut:

a. Penelitian ini akan mendapatkan data yang lebih lengkap apabila

menggunakan penelitian kualitatif dengan data primer berupa

wawancara.

b. Untuk populasi dapat diperluas mencakup seluruh kampus yang ada di

Jakarta Barat, sehingga data yang didapat lebih valid dan dapat

mengurangi bias.

c. Peneliti selanjutnya dapat menguji variabel lain terhadap pemilihan karir

mahasiswa/i akuntansi sebagai akuntan publik, seperti personalitas,

keluarga, jam kerja, fisik/kesehatan, pasar kerja, promosi karir,

persaingan, jenjang karir, dan nilai mata kuliah. (Variabel-variabel ini

didapat dari hasil kuesioner yang disebarkan oleh peneliti)

d. Untuk variabel komitmen organisasi dapat dilakukan pengujian ulang

karena masih sangat sedikit penelitian yang dilakukan terkait pengaruh

komitmen organisasi terhadap pemilihan karir mahasiswa/i akuntansi

sebagai akuntan publik.

Page 54: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Daftar Pustaka

Afrianto, D. 2019. Jumlah Akuntan Meningkat Drastis dalam 3 Tahun Terakhir.

https://economy.okezone.com/read/2016/02/16/320/1313171/jumlah-akuntan-

meningkat-drastis-dalam-3-tahun-terakhir

Asmoro, T K W et al. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa

Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi

Manajerial 1(1): 1โ€“11

Avianti, I. 2015. Peluang dan Tantangan Akuntan di Era MEA.

Cahyani, R A et al. 2020. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kota Salatiga). Jurnal Ekobis Dewantara 3(1): 1โ€“10

Dirgantara, G. 2019. Indonesia Butuh Lebih Banyak Akuntan Publik.

https://www.antaranews.com/berita/791557/indonesia-butuh-lebih-banyak-

akuntan-publik

Febriyanti, F. 2019. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa

Akuntansi dalam Pemilihan Karir sebagai Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi

6(1): 88โ€“98

Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25

Edisi 9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Handoko, M. 2012. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius

Heri. 2017. 10 Teknik Pengambilan Sampel dan Penjelasannya Lengkap

(SAMPLING). https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/

Page 55: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

IAPI. 2020. Directory 2020. https://iapi.or.id/Iapi/detail/924

Ilham, M. 2020. Pengertian Komitmen Organisasi, Manfaat, Bentuk, Indikator dan

Faktor. https://www.materi.carageo.com/pengertian-komitmen-organisasi/

Iswahyuni, Y. 2018. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir

menjadi Akuntan Publik oleh Mahasiswa Program Studi Akuntansi STIE AKA

Semarang. Jurnal Akuntansi 5(1): 33โ€“44

Jiwandono, D et al. 2017. Analisis Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

dalam Rangka Mendukung Pengendalian Intern (Studi pada Pabrik Gula

Page 56: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

Lestari Patianrowo Kabupaten Nganjuk). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)

51(2): 1โ€“10

Juliansah, A dan Rossje V S. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan

Karir sebagai Profesi Akuntan Publik bagi Mahasiswa Akuntansi. Jurnal

Akuntansi Trisakti (e-Journal) 3(2): 113โ€“134

KBBI. Relasi. https://kbbi.web.id/relasi

Khrisna. 2017. Data Sekunder dan Data Primer.

http://datariset.com/olahdata/detail/data-primer-dan-sekunder

Kurniawan. 2019. Berapa Gaji Rata-Rata Akuntan di Indonesia?.

https://www.superprof.co.id/blog/gaji-menjadi-akuntan/

LinovHR, A. 2020. 10 Manfaat Membangun Relasi dengan Rekan Kerja.

https://www.linovhr.com/manfaat-membangun-relasi-dengan-rekan-kerja/

Manarul. 2018. Pengertian Karir dan Contohnya secara Umum Paling Jelas.

https://blog.uad.ac.id/manarul1400001060/2018/07/25/pengertian-karir-dan-

contohnya-secara-umum-paling-jelas/

Manis, S. 2018. Pengertian Karir, Aspek, Faktor dan Bentuk Pengembangan Karir

Menurut Para Ahli Lengkap. https://www.pelajaran.co.id/2018/22/pengertian-

karir-aspek-faktor-dan-bentuk-pengembangan-karir-menurut-para-ahli-

lengkap.html

Meutia, K I dan Cahyadi H. 2019. Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis

(JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT 4(1): 119โ€“126

Ningrum, T A dan Laeli B. 2020. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komitmen

Organisasi Terhadap Keinginan Berpindah Kerja Karyawan. Tadbir Muwahhid

4(1): 45โ€“58

Nurfitriyani, A. 2020. Tantangan Akuntan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

Pasca Pandemi Covid-19.

https://www.wartaekonomi.co.id/read305686/tantangan-akuntan-dalam-

pemulihan-ekonomi-nasional-pasca-pandemi-covid-19

PP RI No. 78 Tahun 2015

Prabowo, Y S. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Lulusan

Sarjana menjadi Akuntan Publik. Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi

Page 57: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

15(2): 171โ€“194

Pribadi, I A. 2015. BPK: Jumlah Auditor Sangat Belum Memadai.

https://www.antaranews.com/berita/527276/bpk-jumlah-auditor-sangat-belum-

memadai

PRSA. 2012. About Public Relations. https://www.prsa.org/about/all-about-pr

Putra. 2020. Pengertian Motivasi: Fungsi, Tujuan dan Jenis-Jenis Teori Motivasi.

https://salamadian.com/pengertian-motivasi/

Putra, S E. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemilihan Karir

Mahasiswa Akuntansi sebagai Auditor Pemerintah (Studi Empiris Mahasiswa

Jurusan Akuntansi UGM, UI, Unri, Unand, UIN Suska, dan UIR). JOM Fekon

4(1): 353โ€“365

Riadi, M. 2020. Persepsi (Pengertian, Proses, Jenis, dan Faktor yang

Mempengaruhi). https://www.kajianpustaka.com/2020/05/persepsi-pengertian-

proses-jenis-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html

Rommalla, S. 2018. Prinsip-Prinsip Dasar Upah/Gaji Berdasarkan Peraturan

Pemerintah. https://www.gadjian.com/blog/2018/04/11/prinsip-prinsip-dasar-

upahgaji-berdasarkan-peraturan-pemerintah/#:~:text=Pasal 11 PP No.

78,adil%2C berdasarkan standar yang objektif.&text=Dalam prinsip dasar gaji

atau,bekerja dengan tetap mendapatkan gaji

Saputri, D L. 2018. Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja Karyawan Food And

Beverage Department Di Hotel Grand Central Pekanbaru. JOM FISIP 5(1): 1โ€“

11

Setianto, A I dan Yusri A H. 2017. Factors Affecting The Interests of Accounting

Students Study Program Selection Career Public Accountants. Journal of

Applied Managerial Accounting 1(1): 51โ€“61

Sherman, K.2017. Manfaat Membangun Relasi dalam Berbagai Aspek

Kehidupan. https://magazine.job-like.com/manfaat-membangun-relasi-dalam-

berbagai-aspek-kehidupan/

Srimindarti, C et al. 2015. Keahlian Auditor dan Turnover Intention sebagai

Mediasi Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Organisasi Terhadap

Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia 12(1): 1โ€“20

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

Page 58: PENGARUH GAJI, RELASI SOSIAL, DAN KOMITMEN ORGANISASI

UU No. 15 Tahun 2011

Yulianti, R dan Cut H. 2016. Pengaruh Komitmen Organisasi, Independensi

Terhadap Kinerja Auditor BPKP Kota Banda Aceh. Jurnal Dinamika Akuntansi

Dan Bisnis 3(1): 57โ€“61

Zahir, F. 2019. Prospek Kerja Jurusan Akuntansi, Bikin Ngiler!.

https://bills.alterra.id/prospek-kerja-jurusan-akuntansi-bikin-ngiler