pengaruh fisioterapi oral terhadap refleks...

7
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013 147 PENGARUH FISIOTERAPI ORAL TERHADAP REFLEKS HISAP PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSD dr. SOEBANDI JEMBER Rini Dri Retnowati*, Roymond H.S.**, Supriyadi*** * Ruang Perawatan Anak RSD dr. Soebandi Jember **Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universias Jember *** Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universias Muhammadiyah Jember ABSTRACT The biggest problem of low-weight born baby is the immaturity of suction reflex. One of the efforts undertaken o increase the suction reflex is to provide early stimulation to the muscle tissue around the mouth. This study use pre- experiment design with One Group pre-test post-test design with a view to analyze the effect of oral physiotherapy on suction reflex on the low-weight born babies in the perinatology hospitalization room of RSD dr Soebandi. The population of the study was all low-weight born babies treated in BBLR perinatology room RSD dr Soebandi Jember with 30 samples. Sampling technique used in the study was non- probability purposive sampling. The process of intervention used oral physiotherapy intervention protocol. The results of the research showed that the suction reflex of low-weight born babies before having treatment of oral physiotherapy was 100% weak while after treatment of oral physiotherapy their suction reflex was 73,3% strong. The effectiveness of oral physiotherapy on suction reflex on the babies of low-weight born through two-related sample test (α≤0,05) indicated the p value=0,000. it can be concluded that there is a significant effect of oral physiotherapy on the suction reflex of low-weight born babies. oral physiotherapy effects on the increase of the suction reflex power on the weight of low-weight born babies. A recommendation made from this study is that oral physiotherapy can be conducted regularly to the low-weight born babies of weak suction reflex. Keywords : oral physiotherapy, suction reflex, low-weight born baby. PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan pembangunan kesehatan Nasional (sehat untuk semua 2015) dan masih tingginya Angka Kematian Bayi 35/1000 kelahiran hidup. Tahun 2003, maka perlu dilakukan segala upaya untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) tersebut karena merupakan salah satu indikator keberhasilan Pembangunan kesehatan, sesuai dengan Millenium Develpoment Goals Indonesia (MDGs 2015) yaitu penurunan angka kematian bayi sebesar 17/1000 kelahiran hidup. 2/3 nya adalah kematian Neonatal (0-28 hari) dan terbukti Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebabutama kematian neonatal sebanyak 29% (Andi, 2007). Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi baru lahir yang berat lahirnya ≤ 2500 gram (Hasan, 2005). BBLR akan mengalami banyak masalah antara lain: hipotermi, sindroma gawat nafas, perdarahan intrakranial, hiperbilli-

Upload: dolien

Post on 06-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH FISIOTERAPI ORAL TERHADAP REFLEKS …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/53/umj-1x-rinidriret-2610-1... · kondisi-kondisi patologis lainnya seperti yang sudah disebutkan

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013

147

PENGARUH FISIOTERAPI ORAL TERHADAP REFLEKS HISAP PADA

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI

RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Rini Dri Retnowati*, Roymond H.S.**, Supriyadi***

* Ruang Perawatan Anak RSD dr. Soebandi Jember

**Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universias Jember

*** Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universias Muhammadiyah Jember

ABSTRACT

The biggest problem of low-weight born baby is the immaturity of suction

reflex. One of the efforts undertaken o increase the suction reflex is to provide

early stimulation to the muscle tissue around the mouth. This study use pre-

experiment design with One Group pre-test post-test design with a view to analyze

the effect of oral physiotherapy on suction reflex on the low-weight born babies in

the perinatology hospitalization room of RSD dr Soebandi. The population of the

study was all low-weight born babies treated in BBLR perinatology room RSD dr

Soebandi Jember with 30 samples. Sampling technique used in the study was non-

probability purposive sampling. The process of intervention used oral

physiotherapy intervention protocol. The results of the research showed that the

suction reflex of low-weight born babies before having treatment of oral

physiotherapy was 100% weak while after treatment of oral physiotherapy their

suction reflex was 73,3% strong. The effectiveness of oral physiotherapy on

suction reflex on the babies of low-weight born through two-related sample test

(α≤0,05) indicated the p value=0,000. it can be concluded that there is

a significant effect of oral physiotherapy on the suction reflex of low-weight born

babies. oral physiotherapy effects on the increase of the suction reflex power on

the weight of low-weight born babies. A recommendation made from this study is

that oral physiotherapy can be conducted regularly to the low-weight born babies

of weak suction reflex.

Keywords : oral physiotherapy, suction reflex, low-weight born baby.

PENDAHULUAN

Dalam upaya mewujudkan

pembangunan kesehatan Nasional

(sehat untuk semua 2015) dan masih

tingginya Angka Kematian Bayi

35/1000 kelahiran hidup. Tahun

2003, maka perlu dilakukan segala

upaya untuk menurunkan Angka

Kematian Bayi (AKB) tersebut

karena merupakan salah satu

indikator keberhasilan Pembangunan

kesehatan, sesuai dengan Millenium

Develpoment Goals Indonesia

(MDGs 2015) yaitu penurunan angka

kematian bayi sebesar 17/1000

kelahiran hidup. 2/3 nya adalah

kematian Neonatal (0-28 hari) dan

terbukti Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) merupakan salah satu

penyebabutama kematian neonatal

sebanyak 29% (Andi, 2007).

Bayi dengan Berat Badan Lahir

Rendah adalah bayi baru lahir yang

berat lahirnya ≤ 2500 gram (Hasan,

2005). BBLR akan mengalami

banyak masalah antara lain:

hipotermi, sindroma gawat nafas,

perdarahan intrakranial, hiperbilli-

Page 2: PENGARUH FISIOTERAPI ORAL TERHADAP REFLEKS …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/53/umj-1x-rinidriret-2610-1... · kondisi-kondisi patologis lainnya seperti yang sudah disebutkan

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013

148

rubinimia dan hipoglikemi karena

daya hisap bayi yang lemah sehingga

intake tidak adekuat sehingga banyak

menyumbang AKB yang tinggi di

Indonesia (Bobak, 2005). Penurunan

kematian bayi BBLR relatif lambat

dibanding bayi normal sehingga

upaya menurunkan kematian BBLR

merupakan kunci utama dalam

keberhasilan penurunan kematian

bayi (MDGs 2015).

Di RSD dr. Soebandi dari hasil

pengamatan peneliti bulan Maret -

Agustus 2009 menunjukkan jumlah

bayi di ruang Perinatologi adalah 550

bayi, 65% adalah BBLR (357 bayi).

Masalah yang terbesar dari BBLR

adalah imaturitas refleks hisap yang

lemah yaitu sebesar 70%. Salah satu

upaya yang dilakukan untuk

menurunkan angka kematian BBLR

adalah dengan mengatasi masalah

yang terjadi terhadap reflek hisap

yang lemah, yaitu dengan

memberikan stimulasi sejak dini

berupa sentuhan pemijatan terhadap

jaringan otot disekitar mulut. Melalui

sentuhan dan stimulasi terutama

jaringan otot daerah sekitar mulut

dapat meningkatkan peredaran darah,

meningkatkan fungsi otot dan

merangsang refleks hisap pada bayi

terutama pada bayi premature

(BBLR) serta dapat meningkatkan

fungsi organ tubuh lainya (Hasri,

2008).

Lebih dari itu terapi sentuhan

atau stimulasi yang dilakukan sendiri

oleh ibunya mempunyai makna dan

sangat berpengaruh terhadap

hubungan batin atau hubungan

kejiwaan dianatara ibu dan bayi.

Bagi sang bayi terapi sentuhan atau

stimulasi dari sang ibu dapat

dirasakan sebagai sentuhan kasih

sayang yang sangat berarti bagi

pembentukan kepribadian yang

positif dikemudian hari.

Berdasarkan uraian tersebut

peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang

Pengaruh fisioterapi oral terhadap

efektifitas reflek hisap pada Bayi

Berat Badan Lahir Rendah di Ruang

Perinatologi RSD dr Soebandi

Jember.

METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh

fisioterapi oral terhadap reflek hisap

pada bayi berat badan lahir rendah

yang di rawat di ruang perinatologi

RSD dr Soebandi jember. Desain

penelitian ini adalah “Pra

Experiment” dengan rancangan One

Group Pre test – Post test dimana

subyek penelitian di lakukan

observasi sebelum dan sesudah di

berikan perlakuan dengan SOP yang

sudah di tetapkan dan pengukuran

variable Independen ( fisioterapi oral

) dengan SOP dan variable

Dependen (Reflek hisap ) dengan

alat bantu observasi,

Hasil penelitian tentang

pengaruh fisioterapi oral terhadap

refleks hisap bayi dengan berat

badan lahir rendah di Rawat Inap

ruang Perinatologi RSD dr. Soebandi

Jember, sampel pada penelitian ini

berjumlah 30 responden,

dilaksanakan pada tanggal 1 Januari

sampai 28 Pebruari 2010. Hasil

penelitian iuraikan berdasarkan data

yang telah dikumpulkan melalui

observasi.

Page 3: PENGARUH FISIOTERAPI ORAL TERHADAP REFLEKS …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/53/umj-1x-rinidriret-2610-1... · kondisi-kondisi patologis lainnya seperti yang sudah disebutkan

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013

148

Tabel 1. Refleks hisap bayi sebelum dilakukan fisioterapi oral

Karakterisik Sebelum Fisioterapi

n %

Lemah 30 0

Kuat 0 100

Jumlah 30 100

Karakteristik responden

berdasarkan refleks hisap sebelum

dilakukan fisioterapi oral di Instalasi

Rawat Inap Ruang Perinatologi RSD

dr. Soebandi Tahun 2010

menunjukkan bahwa, dari 30

responden semua bayi berat badan

lahir rendah mengalami refleks hisap

lemah (100%).

Tabel 2. Refleks hisap bayi sesudah dilakukan fisioterapi oral

Karakterisik Sesudah Fisioterapi

n %

Lemah 8 26,7

Kuat 22 73,3

Jumlah 30 100,0

Karakteristik responden

berdasarkan refleks hisap sesudah

dilakukan fisioterapi oral di Instalasi

Rawat Inap Ruang Perinatologi RSD

dr. Soebandi Tahun

2010menunjukkan bahwa, sebagian

besar responden sesudah dilakukan

fisioterapi oral adalah dengan refleks

hisap kuat yaitu sebesar 22 bayi

(73,3%)

Tabel 3. Pengaruh fisioterapi oral terhadap refleks hisap

Karakterisik

Refleks hisap Total P

value lemah Kuat

n % n % n %

Sebelum Fisioterapi 30 26,7 0 0,0 30 100 0,000

Sesudah Fisioterapi 8 26,7 22 73,3 30 100

Karakteristik responden

berdasarkan pengaruh fisioterapi oral

terhadap refleks hisap bayi berat

badan lahir rendah di Instalasi Rawat

Inap Ruang Perinatologi RSD dr.

Soebandi Tahun 2010 menunjukkan

bahwa berdasarkan hasil analisis

statistik dengan α≤0,05 didapatkan p

value=0,000. Dengan demikian H0

ditolak, artinya fisioterapi oral

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap refleks hisap

pada bayi dengan berat badan lahir

rendah.

PEMBAHASAN

Refleks Hisap Bayi Sebelum

Dilakukan Fisioterapi Oral

Berdasarkan data hasil

penelitian sebagaimana yang

ddddapat dijelaskan bahwa, dari 30

responden yang diambil sebagai

sampel penelitian semua mengalami

refleks hisap lemah (100%).

Bayi dengan berat badan

lahir rendah (BBLR) adalah bayi

yang berat badan lahirnya pada saat

Page 4: PENGARUH FISIOTERAPI ORAL TERHADAP REFLEKS …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/53/umj-1x-rinidriret-2610-1... · kondisi-kondisi patologis lainnya seperti yang sudah disebutkan

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013

2

kelahiran kurang atau sama dengan

2500 gram (Badrushshalih, 2008).

Sedangkan bila diklasifikasikan bayi

dengan BBLR ini dapat digolongkan

menjadi Prematuritas murni dan

dismaturitas. Prematuritas dapat

didefinisikan sebagai Bayi lahir

dengan umur kehamilan kurang 37

minggu dan berat badan sesuai

dengan berat badan masa kehamilan

atau disebut Neonatus Kurang Bulan

Sesuai Masa Kehamilan

(NKBSMK). Sedangkan dismaturitas

adalah bayi lahir dengan berat badan

kurang dari berat badan seharusnya

untuk masa kehamilan, dismaturitas

dapat terjadi dalam preterm, term

dan posterm.

Dismatur ini dapat juga

Neonatus kurang bulan-Kecil untuk

Masa Kehamilan (NKB-KMK).

Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa

Kehamilan (NCB-KMK). Neonatus

Lebih Bulan- Kecil Masa Kehamilan

(NLB-KMK).

Pada penelitian ini semua

bayi BBLR tidak dimasukkan ke

dalam kriteria penelitian.

Sebagaimana data yang telah

disebutkan dalam latar belakang

penelitian, bahwa di RSD dr.

Soebandi Jember masalah yang

terbesar dari BBLR adalah imaturitas

refleks hisap yang lemah yaitu

sebesar 70%, sehingga dalam

penelitian ini hanya bayi BBLR yang

mengalami refleks hisap lemah saja

yang diteliti. Bayi dengan BBLR

seringkali menimbulkan masalah

antara lain hipotermi, sindroma

gawat nafas, perdarahan intrakranial,

hiperbillirubinemia dan hipoglikemi

akibat dari refleks hisap yang lemah.

Hal ini diakibatkan imaturitas dari

fungsi dari organ-organ vitalnya.

Bayi dengan refleks hisap

lemah sebelum dilakukan fisioterapi

sangat berpengaruh terhadap asupan

nutrisi. Bila nutrisi bayi tidak

terpenuhi, akibat yang paling nyata

adalah akan terjadi penurunan berat

badan yang akan berakibat pada

kondisi-kondisi patologis lainnya

seperti yang sudah disebutkan diatas.

Pada keadaan ini tidak dilakukan

penatalaksanan secara baik maka

bayi akan jatuh dalam kondisi yang

lebih berat, akibatnya masa

perawatan di rumah sakit akan

semakin panjang, bila hal ini terjadi

keluarga akan semakin terbebani

oleh biaya yang besar dan ancaman

terjadinya infeksi nosokomial

semakin besar pula. Dengan

demikian bayi akan terancam

integritasnya.

Refleks Hisap Bayi Sesudah

Dilakukan Fisioterapi Oral

Berdasarkan data di atas

menunjukkan bahwa, sebagian besar

responden sesudah dilakukan

fisioterapi oral adalah dengan refleks

hisap kuat yaitu sebesar 22 bayi atau

73,3%.

Fisioterapi oral adalah suatu

sentuhan dan pijatan pada jaringan

otot daerah sekitar mulut untuk

melancarkan peredaran darah dan

merangsang syaraf-syaraf yang akan

memberikan pengaruh yang positif

(Roesli Utami, 2008). Beberapa

langkah dalam melakukan fisioterapi

oral adalah dengan melakukan

pemijatan yang diawali dari daerah

sekitar hidung, diakhiri pada daerah

rahang bayi. Teknik yang dapat

dilakukan adalah dengan senyum I,

senyum II, senyum III, dan lingkaran

kecil dirahang (small circles around

jaw) (Krausen, 1985).

Page 5: PENGARUH FISIOTERAPI ORAL TERHADAP REFLEKS …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/53/umj-1x-rinidriret-2610-1... · kondisi-kondisi patologis lainnya seperti yang sudah disebutkan

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013

3

Sebagaimana yang sudah

diuraikan sebelumnya, bayi dengan

BBLR baik bayi dengan prematuritas

maupun dismaturitas sering timbul

masalah. Imaturitas menjadi

penyebab terpenting, hal ini

dikarenakan bayi yang sebenarnya

masih sangat bergantung pada

ibunya dan belum siap untuk hidup

di ekstrauterin. Perlu suatu

penatalaksanaan yang cermat dan

tepat untuk mempertahankan

integritasnya, mulai dengan

mempertahankan suhu tubuhnya

sampai dengan asupan nutrisinya.

Asupan nutrisi sangat penting dalam

mempertahankan kadar glukosa dan

mempertahankan suhu tubuhnya.

Asupan nutrisi sangat bergantung

pada kemampuan bayi memasukkan

nutrisi yaitu adanya refleks hisap

yang kuat. Bayi dengan BBLR sering

kali timbul pada masalah ini.

Untuk meningkatkan kekuatan

refleks hisap pada bayi dengan

BBLR ini perlu dilakukan suatu

usaha untuk meningkatkannya, yaitu

dengan melakukan stimulasi.

Stimulasi yang dapat dilakukan

adalah dengan melakukan fisioterapi

oral. Memberikan stimulasi sejak

dini berupa sentuhan pemijatan

terhadap jaringan otot disekitar

mulut. Melalui sentuhan dan

stimulasi terutama jaringan otot

daerah sekitar mulut dapat

meningkatkan peredaran darah,

meningkatkan fungsi otot dan

merangsang refleks hisap pada bayi.

Selain adanya peningkatan fungsi

otot disekitar mulut, efek lain dari

sentuhan pemijatan terhadap jaringan

otot disekitar mulut (fisioterapi oral)

ini adalah merangsang nervus X

(nervus vagus), sehingga

mengaktifkan refleks pada nervus X

dan merangsang timbulnya rasa lapar

pada bayi. Efek inilah yang

menyebabkan refleks hisap bayi

semakin meningkat. Berdasarkan

data penelitian diatas, fisioterapi oral

sangat bermanfaat untuk

meningkatkan kekuatan refleks

hisap.

Pengaruh Fisioterapi Oral

Terhadap Refleks Hisap

Berdasarkan hasil analisis

statistik dengan α≤0,05 didapatkan p

value=0,000. Dengan demikian H0

ditolak, artinya fisioterapi oral

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap refleks hisap

pada bayi dengan berat badan lahir

rendah.

Mekanisme dasar fisioterapi

pada bayi adalah; 1) Pengeluaran

beta endorphin yang memberikan

efek; penurunan enzim ornitine

decarboxylase (ODC) suatu enzim

yang menjadi petunjuk peka bagi

pertumbuhan sel dan jaringan

(maturitas), penurunan pengeluaran

hormon pertumbuhan, penurunan

kepekaan ornitine decarboxylase

terhadap hormon pertumbuhan,

pengurangan sensasi taktil akan

meningkatkan pengeluaran suatu

neurochemical beta-endhorphine,

yang mengurangi pembentukan

hormon pertumbuhan karena

menurunnya jumlah dan aktifitas

ornitine decarboxylase jaringan; 2)

Aktifitas Nervus vagus

mempengaruhi penyerapan makanan,

pemijatan meningkatkan tonus

nervus vagus (saraf ke-X) yang akan

meningkatkan penyerapan gastrin

dan insulin, dengan demikian

penyerapan makanan lebih baik dan

berat badan lebih cepat meningkat

(Field dan Scanberg, 1986), 3)

Aktivitas nervus vagus (Nervus ke-

V) meningkatkan nafsu makan,

Page 6: PENGARUH FISIOTERAPI ORAL TERHADAP REFLEKS …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/53/umj-1x-rinidriret-2610-1... · kondisi-kondisi patologis lainnya seperti yang sudah disebutkan

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013

4

peningkatan aktivitas nervus vagus

akan menyebabkan bayi capat lapar

yang akan menstimuli reflek hisap

dan akan lebih sering menyusu pada

ibunya;

Selain ketiga hal tersebut diatas

mekanisme dasar fisioterapi pada

bayi adalah peningkatan produksi

serotonin untuk mempertahankan

daya tahan tubuh, meningkatkan

kapasitas sel reseptor yang berfungsi

mengikat glucocorticoid sehingga

menurunkan kadar adrenalin

(hormon stress) yang akan

meningkatkan IgM dan Ig, serta

mengubah gelombang otak,

membuat bayi tidur lelap,

meningkatkan kesiagaan (alertness)

atau konsentrasi karena perubahan

gelombang otak yaitu penurunan

gelombang alfa dan meningkatkan

gelombang tetha, yang dapat dilihat

dengan electro encephalogram

(EEG).

Pada hakekatnya manusia

dilahirkan untuk mempertahankan

hidupnya menggunakan naluri dan

refleksnya. Refleks ini timbul oleh

karena rangsangan yang berasal dari

luar dirinya melalui pendengaran,

penglihatan, dan perabaan dari

kulitnya. Sehingga bayi yang baru

lahir akan menggunakan refleks-

refleks primitifnya seperti; rooting,

sucking, dan lain-lain. Bayi baru

lahir dengan berat badan yang rendah

mempunyai ketidakmaturan dalam

sistem persarafan dan fungsi organ

sehingga reflek-reflek tersebut

lemah. Walaupun seiring dengan

berjalannya waktu dan dengan

bertambahnya umur bayi

kemampuannya akan meningkat,

akan tetapi hal ini akan

meningkatkan ketergantungan bayi

akan terapi nitrisi yang tidak

fisiologis (infus dan sonde)

akibatnya meningkatkan morbiditas

dan mortalitas bayi dengan BBLR.

Dengan demikian bayi akan semakin

lama dirawat di rumah sakit dan ini

akan meningkatkan risiko terjadinya

infeksi nosokomial.

Fisioterapi merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan

kemampuan refleks dengan

melakukan stimulasi terhadap enzim

yang mempengaruhi pertumbuhan

organ-organ vital bayi untuk

mempertahankan integritanya,

terutama terhadap nervus vagus

(nervus X) yang akan merangsang

rasa haus dan lapar pada bayi.

Berdasarkan data dari hasil

penelitian ini dapat dilihat adanya

peningkatan kekuatan refleks

menghisap pada bayi yaitu yang

semula semua bayi mempunyai

refleks hisap yang lemah setelah

dilakukan fisioterapi oral menjadi 22

bayi (73,3%) mempunyai refleks

hisap yang kuat, dengan nilai

p=0,000. Dengan demikian

fisioterapi oral mempunyai pengaruh

yang sangat kuat terhadap

peningkatan reflex hisap.

KESIMPULAN

1. Refleks hisap bayi Berat Badan

Lahir Rendah sebelum dilakukan

fisioterapi oral di Instalasi

Rawat Inap Ruang Perinatologi

RSD dr. Soebandi dari 30

(100%) responden mengalami

refleks hisap lemah.

2. Refleks hisap bayi Berat Badan

Lahir Rendah sesudah dilakukan

fisioterapi oral di Instalasi

Rawat Inap Ruang Perinatologi

RSD dr. Soebandi sebagian

besar adalah dengan refleks

hisap kuat sebesar 22 bayi atau

73,3%.

Page 7: PENGARUH FISIOTERAPI ORAL TERHADAP REFLEKS …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/53/umj-1x-rinidriret-2610-1... · kondisi-kondisi patologis lainnya seperti yang sudah disebutkan

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013

5

3. Fisioterapi oral berpengaruh

terhadap refleks hisap pada bayi

Berat Badan Lahir Rendah di di

Instalasi Rawat Inap Ruang

Perinatologi RSD dr. Soebandi.

Berdasarkan analisis statistik p

value = 0,000

DAFTAR PUSTAKA

Andi ( 2007 ). Millenium

Development Goals

Indonesia, Jakarta Press.

Bobak (2005). Keperawatan

Maternitas. Jakarta. EGC.

Krausen (1985). Fisioterapi Oral,

Jakarta: EGC.

Roesli Utami (2008) Pedoman Pijat

Bayi, Jakarta: EGC.