pengaruh faktor eksternal dan internal yang...

153
PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2016 SKRIPSI Oleh: AJENG KURNIA RAHMAWATI NINGRUM NIM. 1113085000086 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H

Upload: phungnga

Post on 08-Jul-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

ii

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG

MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA

BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2016

SKRIPSI

Oleh:

AJENG KURNIA RAHMAWATI NINGRUM

NIM. 1113085000086

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017 M/1438 H

Page 2: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

ii

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG

MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA

BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AJENG KURNIA RAHMAWATI NINGRUM

NIM. 1113085000086

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017 M/1438 H

Page 3: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

ii

i

Page 4: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

ii

Page 5: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

ii

iii

Page 6: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

iv

Page 7: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Ajeng Kurnia Rahmawati Ningrum

2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Januari 1996

3. Alamat : Jl. Sirsak Ujung Gg. Kopi No.42 Jak-Sel

4. Telepon : 081289211661

II. PENDIDIKAN

1. SD : SDIT Al-Azhar Jagakarsa

2. SMP : SMP SULUH Jakarta

3. SMA : MAN 7 Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Sekretaris 2 MPK MAN 7 Jakarta 2010.

2. Sekretaris 1 MPK MAN 7 Jakarta 2011.

3. Anggota HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2013-2015.

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Hadi Sasmungi

2. Tempat & Tanggal Lahir : Blitar, 4 April 1969

3. Alamat : Jl. Sirsak Ujung Gg. Kopi No.42 Jak-Sel

4. Telepon : 081584697456

5. Ibu : Maimunah

6. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Juni 1973

7. Alamat : Jl. Sirsak Ujung Gg. Kopi No.42 Jak-Sel

8. Telepon : 081310793136

9. Anak Ke : Pertama dari Tiga Bersaudara

Page 8: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

vi

ABSTRACT

This study aims to examine and analyze the Non Performing Financing of

Sharia Banks in Indonesia. This research is important to do because of bad credit

has a very high fluctuation. As for some of the factors analyzed in the influence of

Non Performing Financing are: External factors (Kurs and Inflation) and Internal

factors Capital Adequancy Ratio (CAR) and The Bank Overhead Cost (BOPO).

The population in this study were all Islamic Banks in Indonesia.

The sampling technique used was purposive sampling, which is a

sampling method based on multiple criteria, namely: (a) Islamic Banks which

registered in Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan (OJK), (b) Islamic

Banks which publish quarterly financial statements during the period 2010-2016,

and (c) Islamic Commercial Bank which has a complete data based on the

variables studied. Data analysis methods used in this study is an analysis of

Multiple Linear Regression. These results indicated that kurs and the bank

overhead cost (BOPO) had a positive impact and significant on the Non

Performing Financing. While the inflation and Capital Adequancy Ratio (CAR)

had a negative impact and significant on the Non Performing Financing.

Keywords: Non Performing Financing (NPF), Kurs, Inflation, Capital Adequancy

Ratio (CAR), Bank Overhead Cost (BOPO).

Page 9: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis Non Performing

Financing Bank Umum Syariah di Indonesia. Penelitian ini penting untuk

dilakukan karena pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing

perbankan syariah di Indonesia mempunyai fluktuasi sangat tinggi. Adapun

beberapa faktor yang dianalisis dalam mempengaruhi Non Performing Financing

adalah: faktor eksternal (Kurs dan Inflasi) dan faktor internal (Capital Adequancy

Ratio (CAR) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang ada di

Indonesia.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

yang merupakan metode pengambilan sampel berdasarkan beberapa kriteria, yaitu

(a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), (b)Bank Umum Syariah yang mempublikasikan laporan

keuangan kuartalan selama periode 2010-2016, (c) Bank Umum Syariah yang

memiliki kelengkapan data berdasarkan variabel yang diteliti. Metode analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurs dan Biaya Operasional terhadap

Pembiayaan Operasional (BOPO) mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap Non Performing Financing. Sedangkan, inflasi dan Capital Adequancy

Ratio (CAR) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Non

Performing Financing.

Kata kunci: Non Performing Financing (NPF), kurs, inflasi, Capital Adequancy

Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Page 10: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat, hidayah, dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul: “Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Yang Mempengaruhi

Pembiayaan Bermasalah Pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2016”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Program Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Penulis

menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan

masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang

penulis miliki. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas bantuan, motivasi,

didikan, dan bimbingan, serta doa yang diberikan kepada penulis selama ini,

khususnya:

1. Orang tua Bapak Hadi dan Ibu Maimunah serta adik-adikku tercinta Syifa dan

Raidah yang selalu memberikan kasih sayang, doa, serta dorongan moril

maupun materil yang tak terhingga kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga selama perkuliahan.

3. Ibu Aini Masruroh., SEI., MM., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan masukan ilmu, waktu, dan semangat serta memberikan

pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi sampai skripsi

ini selesai.

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA, dan Ibu Fitri Damayanti, SE.,

Page 11: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

ix

M.SI, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah yang telah

memberikan arahan serta bimbingan yang sangat berarti dalam penyelesaian

perkuliahan Strata satu ini.

5. Ibu Erika Amelia, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu yang berguna dan berharga bagi penulis selama perkuliahan serta jajaran

Karyawan dan Staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan

membantu penulis selama perkuliahan.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan dari awal masuk kuliah sampai sekarang Itsna

Shofi, Destri Nuraini, Isti Nanda, R. Rizny, Agnes Dwi, Rehan Nurmillah,

dan Nabila Khairunisa yang tiada hentinya memberikan doa, semangat,

dukungan, and especially for my beloved Rilo Wahyudi yang selalu

menemani penulis dalam keadan apapun.

8. Teman-teman Perbankan Syariah 2013 yang telah memberikan motivasi dan

membantu penulis hingga selesainya skripsi ini.

9. Senior dan teman-teman KAFEIS yang telah memberikan banyak

pembelajaran berorganisasi dan berproses.

Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan skripsi ini, penulis

sangat mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun kearah

perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga amal baik yang telah

diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.

Jakarta, 26 Mei 2017

Penulis,

Ajeng Kurnia Rahmawati N.

Page 12: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN SKRIPSI ..................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB. I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 9

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 10

A. Landasan Teori ........................................................................................ 10

1. Bank Syariah ..................................................................................... 10

a. Pengertian Bank Syariah ............................................................ 10

b. Landasan Hukum ....................................................................... 11

c. Fungsi dan Peran Bank Syariah ................................................. 13

d. Prinsip Operasional Bank Syariah ............................................. 13

e. Tujuan Bank Syariah .................................................................. 15

f. Ciri-ciri Bank Syariah ................................................................. 16

g. Prinsip-prinsip Bank Syariah ..................................................... 19

Page 13: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

xi

2. Pembiayaan Bank Syariah ................................................................ 21

3. Risiko Pembiayaan ............................................................................ 25

4. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah ................................. 28

a. Faktor Internal Bank................................................................... 28

b. Faktor Eksternal Bank ................................................................ 29

5. Pembiayaan Bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) .... 30

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi NPF ........................................... 33

a. Kurs ............................................................................................ 33

b. Inflasi ......................................................................................... 38

c. Capital Adequancy Ratio (CAR) ................................................ 41

d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) . 43

B. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 47

C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 53

D. Hipotesis .................................................................................................. 54

1. Kurs ................................................................................................... 54

2. Inflasi ................................................................................................ 55

3. Capital Adequancy Ratio (CAR) ...................................................... 56

4. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ........ 57

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 58

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 58

B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel................................................. 59

C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 61

1. Field Research .................................................................................. 61

2. Library Research ............................................................................... 62

3. Internet research ............................................................................... 62

D. Metode Analisis Data .............................................................................. 63

1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 63

a. Uji Normalitas ............................................................................ 63

b. Uji Multikolinearitas .................................................................. 64

c. Uji Autokorelasi ......................................................................... 66

d. Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 69

Page 14: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

xii

2. Metode Data Panel ............................................................................ 70

3. Estimasi Model Data Panel ............................................................... 73

a. Model Pooled Least Square (PLS) ............................................. 73

b. Model Fixed Effect Model (FEM) .............................................. 74

c. Model Random Effect Model (REM) ......................................... 75

4. Pemilihan Metode Estimasi dalam Data Panel ................................. 76

a. Uji Chow .................................................................................... 77

b. Uji Hausman .............................................................................. 78

E. Model Empiris ......................................................................................... 79

F. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 80

BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 82

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 82

B. Analisa Deskriptif.................................................................................... 83

1. Analisis Rasio Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah

........................................................................................................... 83

2. Analisis Kurs ..................................................................................... 84

3. Analisis Inflasi .................................................................................. 85

4. Analisis Capital Adequancy Ratio (CAR) ........................................ 87

5. Analisis Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional ........ 89

C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 91

1. Uji Normalitas ................................................................................... 91

2. Uji Multikolinearitas ......................................................................... 92

3. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 92

4. Uji Autokorelasi ................................................................................ 94

D. Estimasi Model Data Panel ..................................................................... 95

1. Common Effect Model (CEM) .......................................................... 96

2. Fixed Effect Model (FEM) ................................................................ 97

3. Uji Chow ........................................................................................... 97

4. Random Effect Model (REM) ........................................................... 98

Page 15: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

xiii

5. Uji Hausman ..................................................................................... 99

E. Uji Statistik .............................................................................................. 100

1. Pengaruh Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap

pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Bank

Umum Syariah Secara Parsial (Uji t) ............................................. 100

2. Pengaruh Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap

pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Bank

Umum Syariah Secara Simultan (Uji F) ........................................ 104

3. Koefisien Determinasi (Adjuster R2) ................................................ 105

F. Analisis Model Regresi Data Panel .......................................................... 106

G. Persamaan Model Regresi Setiap Bank ................................................... 109

H. Interpretasi ............................................................................................... 111

BAB. V. PENUTUP ........................................................................................... 118

A. Kesimpulan ............................................................................................. 118

B. Saran ........................................................................................................ 119

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 122

LAMPIRAN ....................................................................................................... 127

Page 16: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

xiv

DAFTAR TABEL

2.1. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ....................................... 14

2.2. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ................................................................. 16

2.3. Kriteria Kesehatan Non Performing Financing (NPF) ................................ 27

2.4. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 39

3.1. Bank Umum Syariah di Indonesia ............................................................... 52

3.2. Daftar Sampel Penelitian ............................................................................. 53

3.3. Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 72

4.1. Prosedur Pemilihan Sampel Bank Umum Syariah di Indonesia .................. 74

4.2. Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................... 84

4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 84

4.4. Koreksi Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 85

4.5. Hasil Uji Autokorelasi .................................................................................. 86

4.6. Koreksi Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 87

4.7. Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM) ...................................... 88

4.8. Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM)............................................ 89

4.9. Hasil Uji Chow............................................................................................. 90

4.10. Regresi Data Panel Random Effect Model (REM) ..................................... 91

4.11. Hasil Uji Hausman ..................................................................................... 91

4.12. Hasil Uji t ................................................................................................... 93

4.13. Hasil Uji F .................................................................................................. 96

4.14. Koefisien Determinasi ................................................................................ 98

4.15. Model Regresi ............................................................................................ 99

4.16. Model Regresi Setiap Bank ........................................................................ 101

Page 17: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 45

4.1. Hasil Uji Normalitas .................................................................................... 83

Page 18: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

xvi

DAFTAR GRAFIK

1.1. Perkembangan Tingkat Rasio Non Performing Financing (NPF) Perbankan

Syariah Periode 2010-2016 .......................................................................... 3

1.2. Perkembangan Tingkat Kurs, Inflasi, Capital Adequanci Ratio (CAR), dan

Biaya Operasional terhadap Pembiayaan Operasional (BOPO) Perbankan

Syariah Periode 2010-2016 .......................................................................... 4

4.1. Kurva Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah di Indonesia

...................................................................................................................... 75

4.2. Kurva Kurs ................................................................................................... 77

4.3. Kurva Inflasi................................................................................................. 78

4.4. Kurva Capital Adequancy Ratio (CAR) ...................................................... 80

4.5. Kurva Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional ....................... 82

Page 19: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Model Pooled Least Square (PLS) ................................................. 118

Lampiran 2: Model Fixed Effect Model (FEM) .................................................. 119

Lampiran 3: Uji Chow ........................................................................................ 119

Lampiran 4: Model Random Effect Model (REM) ............................................. 120

Lampiran 5: Uji Hausman ................................................................................... 120

Lampiran 6: Data Variabel Penelitian ................................................................. 121

Page 20: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perbankan syariah salah satu lembaga keuangan yang memiliki

pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dengan berjalannya

waktu, bank telah menjadi sebuah kebutuhan hidup manusia.

Undang-undang terbaru mengenai perbankan syariah adalah

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 pada Pasal 1 ayat (1) menyatakan

bahwa, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (UU No.

21 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 1).

Sebagai lembaga intermediary dan seiring dengan situasi lingkungan

eksternal dan internal perbankan yang mengalami perkembangan pesat, bank

syariah akan selalu berhadapan dengan berbagai jenis risiko dengan

kompleksitas yang beragam dan melekat pada kegiatan usahanya (Karim,

2004:255).

Menurut Arifin, bank syariah merupakan lembaga keuangan yang

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana (pembiayaan)

tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana (Arifin, 2012:125).

Page 21: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

2

Pembiayaan merupakan salah satu bentuk penyaluran dana yang

diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk

menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari

masyarakat yang memiliki dana surplus (Firdaus, 2015:83). Dengan demikian,

semakin tinggi pembiayaan yang diberikan maka semakin tinggi pula risiko

pembiayaan yang akan ditanggung bank syariah.

Pembiayaan yang telah disalurkan oleh bank syariah kepada

masyarakat juga berpotensi timbulnya kredit atau pembiayaan bermasalah

yang dalam dunia perbankan syariah dikenal dengan istilah Non Performing

Finance (NPF).

Non Performing Finance (NPF) adalah pembiayaan bermasalah yang

telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran

atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani

oleh bank dan nasabah (Ismail, 2010:123). Semakin tinggi NPF maka

semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit

bermasalah semakin besar, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah semakin besar (Muhammad, 2005:265).

Besar rasio NPL atau NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia

adalah maksimal 5%. Jika melebihi angka 5% maka akan mempengaruhi

penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan (Lampiran Surat Edaran

Bank Indonesia No.9/24/DPbS Tahun 2007). Grafik 1.1 menunjukkan bahwa

Page 22: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

3

sejak tahun 2010 hingga 2016 dalam triwulan tingkat NPF perbankan syariah

mengalami fluktuatif. Seperti yang terlihat pada tahun 2013, tingkat rasio

NPF mencapai lebih dari 2% dari batas NPF yang ditentukan oleh Bank

Indonesia. Dan juga terdapat pada tahun 2015 dan 2016, tingkat rasio NPF

melebihi batas maksimalnya. Hal ini tentu berdampak pada kesehatan bank

yang bersangkutan.

GRAFIK 1.1

Perkembangan Tingkat Rasio NPF Perbankan Syariah Periode 2010-2016

(dalam %)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, OJK

Pembiayaan bermasalah banyak disebabkan karena analisis

pembiayaan yang keliru dan buruknya karakter nasabah. Selain itu,

pembiayaan yang macet juga disebabkan oleh faktor internal bank dan

nasabah. Penyebab lain muncul dari faktor eksternal, yaitu kegagalan bisnis

dan ketidakmampuan manajemen. Kegagalan strategi perbankan syariah

dalam pembiayaan korporasi semakin meningkatnya Non Performing

Financing (NPF) (Rustam, 2013:58).

Seiring dengan situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan

Page 23: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

4

yang mengalami perkembangan pesat, bank syariah akan selalu berhadapan

dengan berbagai jenis risiko dengan tingkat kompleksitas yang beragam dan

melekat pada kegiatan usahanya. Risiko dalam konteks perbankan merupakan

suatu kejadian potensial, baik yang diperkirakan (anticipated) maupun yang

tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang berdampak negatif terhadap

pendapatan dan permodalan bank (Karim,2010:256).

Secara dimensi internal, NPF perbankan syariah dapat dianalisis

dengan pencapaian yang telah diraih dengan melihat rasio keuangan

berdasarkan laporan keuangannya. Laporan keuangan dapat mencerminkan

keadaan keuangan perusahaan perbankan pada saat pelaporan keuangan.

Laporan keuangan juga dapat memprediksi keadaan perusahaan perbankan di

masa mendatang.

Di sisi lain faktor eksternal yang terdiri atas variabel makroekonomi

yang ternyata memberikan efek yang serius terhadap kinerja suatu perbankan,

tak terkecuali perbankan syariah. Secara teoritis bank syariah tidak mengenal

sistem bunga, sehingga profit yang didapat bersumber dari bagi hasil dengan

pelaku usaha yang menggunakan dana dari bank syariah serta investasi dari

bank syariah sendiri. Pengaruh faktor makroekonomi tersebut bisa berdampak

langsung maupun tidak langsung terhadap NPF bank syariah.

Page 24: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

5

GRAFIK 1.2

Perkembangan Tingkat Kurs, Inflasi, Capital Adequanci Ratio (CAR), dan

Biaya Operasional terhadap Pembiayaan Operasional (BOPO) Perbankan

Syariah Periode 2010-2016 (dalam %)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, OJK

Pada grafik diatas, fluktuasi NPF bisa terjadi karena berbagai macam

faktor. Penyebab yang mempengaruhi NPF dari sisi eksternal adalah inflasi.

Berdasarkan penelitian Firmansari & Suprayogi (2015) diketahui bahwa

inflasi memiliki pengaruh signifikan dan positif dalam menyebabkan

pembiayaan bermasalah, didukung oleh penelitian Fitrianti (2016), Diansyah

(2016), dan Barus & Erick (2016). Fitrianti (2016) menyimpulkan bahwa

semakin tinggi tingkat inflasi akan mempengaruhi tingkat risiko pembiayaan

bermasalah pada bank. Sedangkan, Akbar (2016) menyimpulkan bahwa

inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pembiayaan bermasalah.

Dalam hasil penelitiannya Akbar (2016) menyimpulkan bahwa semakin

tinggi tingkat inflasi maka tingkat pembiayaan dalam suatu bank akan tetap

stabil. Penelitiannya juga didukung oleh Firdaus (2015), Lidyah (2016), dan

Wibowo (2015).

Page 25: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

6

Faktor eksternal lainnya adalah kurs. Berdasarkan penelitian Haifa &

Wibowo (2015) diketahui bahwa kurs memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap pembiayaan bermasalah. Menurutnya, krisis kurs

mengakibatkan memburuknya kemampuan perusahaan yang pada gilirannya

meningkatkan pembiayaan bermasalah dalam sistem perbankan. Yang artinya,

dengan nilai kurs yang semakin tinggi akan menyebabkan tingginya tingkat

NPF pada BUS. Sedangkan berdasarkan penelitian Firdaus (2015)

menyimpulkan kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa apabila

nilai kurs semakin tinggi dengan dipresentasikan melemahnya nilai rupiah

terhadap dolar yaitu tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar akan

menyebabkan tingginya tingkat NPF pada BUS, namun dalam kenyataannya

tingkat kurs mengalami tren positif dalam kurun waktu 4 (empat) tahun hal

ini yang menyebabkan tingkat kurs tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap tingkat NPF.

Sedangkan penyebab pembiayaan bermasalah dari internal bank

terkait kecukupan modal bank yang diproksikan dengan Capital Adequancy

Ratio (CAR). Firdaus (2015) dan Fitrianti (2016), menyimpulkan bahwa CAR

berpengaruh signifikan dan positif terhadap pembiayaan bermasalah. Dalam

penelitian Fitrianti (2016) menyimpulkan bahwa semakin tinggi CAR maka

semakin besar pula modal yang dimiliki, dengan banyaknya modal yang

Page 26: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

7

dimiliki maka aktivitas bank dalam menyalurkan kredit/pembiayaan juga

mengalami peningkatan sehingga akan memperbesar tingkat terjadinya

pembiayaan bermasalah. Sedangkan menurut Akbar (2016) dan Haifa (2015)

menyimpulkan bahwa CAR memiliki pengaruh negatif terhadap NPF. Artinya

semakin besar modal yang dimiliki suatu bank maka akan semakin kecil

peluang terjadinya NPF.

Rasio Biaya Operasional terhadap Pembiayaan Operasional (BOPO)

juga menjadi faktor penentu kondisi risiko pembiayaan bank. Berdasarkan

penelitian Lidyah (2016) dan Alissanda (2015) menyebutkan bahwa BOPO

memiliki pengaruh positif terhadap NPF, hal ini dijelaskan oleh Lidyah (2016)

bahwa semakin tinggi rasio BOPO maka kualitas pembiayaan akan berkurang

sehingga hal tersebut juga dapat menyebabkan meningkatkan rasio

pembiayaan bermasalah dikarenakan total pembiayaan yang berkurang. Lain

halnya dalam penelitian Purnamasari & Musdholifah (2016) menyimpulkan

bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap NPF. Hasil penelitiannya tidak

sesuai dengan teori efisiensi, bahwa semakin baik rasio BOPO menunjukkan

semakin baik tingkat efisiensi pengelolaan operasional bank sehingga dapat

menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi. Peningkatan keuntungan ini

mencerminkan kualitas pembiayaan yang meningkat, sehingga akan

menurunkan pembiayaan bermasalah.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang

Page 27: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

8

beragam. Hal ini berarti menunjukkan ada research gap mengenai variabel

yang mempengaruhi pembiayaan bermasalah pada bank umum syariah.

Selain research gap, penelitian ini juga mencoba memasukkan

variabel-variabel yang oleh peneliti terdahulu digunakan untuk meneliti

pengaruhnya NPF bank syariah.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk

menganalisis masalah yang terkait dengan pembiayaan bermasalah yaitu

faktor yang mempengaruhinya. Baik itu faktor eksternal maupun faktor

internal yang mempengaruhi pembiayaan bermasalah pada bank syariah.

Maka dengan itu, dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Pengaruh

Faktor Eksternal dan Internal Yang Mempengaruhi Pembiayaan

Bermasalah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2016”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

yang hendak diteliti adalah:

1. Apakah variabel faktor eksternal (Kurs dan Inflasi) dan faktor internal

(CAR dan BOPO) berpengaruh secara simultan terhadap pembiayaan

bermasalah (NPF) Bank Umum Syariah di Indonesia?

2. Apakah variabel faktor eksternal (Kurs dan Inflasi) dan faktor internal

(CAR dan BOPO) berpengaruh secara parsial terhadap pembiayaan

Page 28: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

9

bermasalah (NPF) Bank Umum Syariah di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah variabel faktor eksternal (Kurs dan Inflasi) dan

faktor internal (CAR dan BOPO) berpengaruh secara simultan terhadap

NPF Bank Umum Syariah di Indonesia.

2. Untuk mengetahui apakah variabel faktor eksternal (Kurs dan Inflasi) dan

faktor internal (CAR dan BOPO) berpengaruh secara parsial terhadap

NPF Bank Umum Syariah di Indonesia.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S-1),

sesuai dengan jurusan dan keilmuan yang ditekuni.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan

masukan bagi otoritas moneter dalam menyusun kebijakan di bidang

moneter dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang

merata dan adil. Sedangkan, bagi pembaca berguna sebagai bahan

referensi penelitian sejenis dan menambah pengetahuan di bidang

ekonomi. Bagi penulis sendiri, penelitian ini berguna untuk menambah

pengetahuan serta menyelaraskan apa yang didapat selama kuliah dengan

kenyataan di lapangan.

Page 29: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Menurut ketentuan Undang-undang No.21 Tahun 2008 pasal

1 ayat 2, pengertian bank adalah sebagai berikut:

“Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.”

Bank syariah adalah bank yang dapat melaksanakan

aktivitasnya dalam pemberian jasa dan lainnya berdasarkan prinsip

syariah Islam, seperti menghindari penggunaan instrumen bunga

(riba) dan beroperasi dengan prinsip bagi hasil, sedangkan menurut

Undang-undang No.21 tahun 2008 pasal 1 ayat 7 disebutkan bahwa

bank syariah adalah sebagai berikut:

“Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri

atas bank Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah.”

Page 30: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

11

Menurut Sudarsono, Bank syariah adalah lembaga keuangan

yang usaha pokoknya memberikan kredit atau pembiayaan dan

jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang

yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah

(Sudarsono, 2012:29).

Sedangkan menurut Ascarya, Bank Syariah yaitu bank

dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala

operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun

dalam produk-produk lainnya. Bank Syariah merupakan lembaga

keuangan yang berfungsi memperlancar ekonomi di sektor riil

melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya)

yang berlandaskan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian

berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk

menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan

lainnya yang sesuai dengan nilai syariah, baik bank bersifat makro

maupun mikro (Ascarya, 2008:3)

b. Landasan Hukum

Pada dasarnya, pendirian Bank Syariah mempunyai tujuan

yang utama. Yang pertama yaitu menghindari riba dan yang kedua

yaitu mengamalkan prinsip-prinsip Syariah dalam perbankan.

Di dalam Al-Qur’an, beberapa ayat yang menyinggung

Page 31: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

12

tentang pelanggaran riba, di antaranya sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu

orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Baqarah: 278)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. An-Nisa: 29)

“Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia

bertambah pada harta manusia, maka Riba itu tidak menambah

pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang

kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang

berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan

(pahalanya).” (Q.S. Ar-Rum: 39)

Selanjutnya, hadits yang terkait dengan pelarangan riba.

Salah satunya sebagai berikut:

“Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan riba,

orang yang memberi makan riba, penulis dan saksi riba. Kemudian

mereka bersabda: mereka semua adalah sama.” (HR. Muslim)

Page 32: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

13

c. Fungsi dan Peran Bank Syariah

Bank syariah mempunyai fungsi yang berbeda dengan bank

konvensional. Fungsi dan peran bank syariah diantaranya tercantum

dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI

(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial

Institution) (Sudarsono, 2012:45), sebagai berikut:

1) Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana

nasabah.

2) Investor, sebagai investor bank syariah melakukan penyaluran

dana melalui kegiatan investasi dengan prinsip bagi hasil, jual

beli, atau sewa.

3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank

syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan, atau jasa-jasa

layanan perbankan sebagaimana lazimnya.

4) Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada

keuangan syariah berfungsi sebagai pengelola dana sosial untuk

menghimpun dan penyaluran zakat sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

d. Prinsip Operasional Bank Syariah

Kegiatan oprasional bank syariah haruslah berlandaskan

kepada prinsip syariah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, sehingga

Page 33: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

14

bank ini tidak mengandalkan bunga melainkan bagi hasil. Dalam

keuangan syariah harus pula dipenuhi ketentuan menghindari gharar,

maysir (aktivitas seperti berjudi), objek dan keseluruhan proses

investasi harus halal, serta menjamin terlaksananya konsep

kemaslahatan mulai dari proses investasi yang dilakukan dalam

menjalankan aktivitasnya. Menurut Yusdani, bank syariah menganut

prinsip-prinsip sebagai berikut: (Yusdani, 2005:5)

1) Prinsip Keadilan

Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar

bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati

bersama antara bank dengan nasabah.

2) Prinsip Kesederajatan

Bank syariah menempatkan posisi nasabah penyimpan

dana, pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama

dan sederajat. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko,

dan keuntungan yang berimbang antara nasabah penyimpan

dana, nasabah pengguna dana maupun bank.

3) Prinsip Ketentraman

Produk bank syariah telah sesuai dengan prinsip dan

kaidah muamalah Islam, antara lain tidak ada unsur riba serta

penerapan zakat harta.

Page 34: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

15

e. Tujuan Bank Syariah

Menurut Sudarsono, Bank syariah mempunyai beberapa

tujuan diantaranya sebagai berikut: (Sudarsono, 2012:45)

1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara

Islam, khususnya Muamalah yang berhubungan dengan

perbankan, agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis

usaha lainnya yang mengandung unsur Gharar (tipuan).

2) Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan

jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar

tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal

dengan pihak yang membutuhkan dana.

3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka

peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin,

yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif menuju

terciptanya kemandirian usaha.

4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada

umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang

sedang berkembang.

5) Untuk menjaga kestabilan ekonomi dan moneter. Dengan

aktivitas bank syariah akan mampu menghindari pemanasan

ekonomi diakibatkan adanya inflasi.

Page 35: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

16

6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap

bank non syariah.

f. Ciri-ciri Bank Syariah

Menurut Sudarsono, terdapat ciri-ciri bank syariah yang

tentunya tidak terdapat dalam ciri-ciri bank konvensional, berikut

perbedaannya: (Ascarya, 2008:33)

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Keterangan Bank Konvensional Bank Syariah

Fungsi dan

Kegiatan Bank

Intermediasi, jasa

keuangan

Intermediasi, manajer

investasi, sosial, jasa

keuangan

Mekanisme

dan Objek

Usaha

Tidak anti riba dan anti

maysir

Anti riba dan anti

maysir

Perioritas

Pelayanan

Kepentingan pribadi Kepentingan publik

Orientasi Keuntungan Sosial-ekonomi dan

keuntungan

Bentuk Bank komersial Bank komersial,

pembangunan,

universal atau

multi-purpose

Page 36: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

17

Evaluasi

nasabah

Kepastian

pengembalian pokok

dan bunga

(creditworthiness dan

collateral)

Lebih hati-hati karena

partisipasi dalam risiko

Hubungan

Nasabah

Terbatas

debitor-kreditor

Erat sebagai mitra

usaha

Sumber

Likuiditas

Jangka

Pendek

Pasar uang, bank

sentral

Pasar uang syariah,

bank sentral

Pinjaman

yang

Diberikan

Komersial dan non

komersial, berorientasi

laba

Komersial dan non

komersial, berorientasi

laba dan nirlaba

Lembaga

Penyelesaian

Sengketa

Pengadilan, arbitrase Pengadilan, Badan

Arbitrase Syariah

Nasional

Risiko usaha Risiko bank tidak

terkait langsung

dengan debitur,

risiko debitur

tidak terkait

langsung dengan

bank

Kemungkinan

terjadi negative

spread

Dihadapi bersama

antara bank dan

nasabah dengan

prinsip keadilan

dan kejujuran

Tidak mungkin

terjadi negative

spread

Page 37: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

18

Struktur

Organisasi

Pengawas

Dewan komisaris Dewan komisaris,

Dewan Pengawas

Syariah, Dewan

Syariah Nasional

Investasi Halal atau haram Halal

Dari tabel diatas adapula perbedaan antara bunga dan bagi

hasil, sebagai berikut: (Burhanuddin, 2010:43).

Tabel 2.2

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil

Penentuan bunga dibuat pada

saat permulaan akad dengan

asumsi selalu mendapatkan

keuntungan

Penentuan besarnya rasio atau

nisbah bagi hasil pada saat akad

dengan memperhatikan

kemungkinan terjadinya untung

rugi

Besarnya persentase (%)

keuntungan ditentukan sepihak

berdasarkan pada jumlah uang

(modal) yang dipinjamkan dikali

dengan tingkat suku bunga yang

berlaku

Besarnya nisbah bagi hasil

ditentukan berdasarkan pada

jumlah keuntungan atau hasil

usaha yang diperoleh sesuai

dengan kesepakatan

Penarikan bunga dilakukan tanpa

memperhatikan apakah usaha

yang dijalankan oleh pihak

nasabah untung atau rugi

Pembagian hasil dilakukan

berdasarkan keuntungan dari

usaha yang dijalankan. Namun

bila terjadi kerugian akan

ditanggung bersama oleh kedua

belah pihak

Page 38: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

19

Pemberian bunga kepada

nasabah bersifat tetap meskipun

tingkat keuntungan bank

mengalami peningkatan

Bagi hasil dengan nasabah

meningkat sesuai dengan

peningkatan jumlah keuntungan

yang diperoleh pihak bank

Bunga (riba) bertentangan

dengan prinsip syariah

Bagi hasil sesuai dengan pihak

syariah

g. Prinsip-prinsip Bank Syariah

Menurut Antonio, prinsip-prinsip bank syariah adalah

sebagai berikut: (Antonio, 2006:83)

1) Prinsip titipan atau simpanan (Depository/Al-wadiah)

Adalah akad penitipan barang atau uang antara pihak

yang mempunyai uang atau barang dengan pihak yang diberi

kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan,

keamanan, serta keutuhan barang atau uang tersebut.

Berdasarkan jenisnya wadiah terdiri dari :

a) Wadiah Yad Amanah

b) Wadiah Yad Damanah.

2) Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing).

Adalah suatu prinsip penetaan imbalan yang diberikan

kepada masyarakat sehubungan dengan penggunaan atau

pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank.

Page 39: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

20

Besarnya imbalan yang diberikan berdasarkan kesepakatan

bersama dalam perjanjian tertulis antara bank dan nasabahnya.

Berdasarkan jenisnya prinsip bagi hasil terdiri dari :

a) Al-musyarakah.

b) Al-mudharabah.

c) Al-muzaraah.

d) Al-musaqah.

3) Prinsip jual beli (Sale and Purchase).

Adalah suatu prinsip penetapan imbalan yang akan

diterima bank sehubungan dengan penyediaan dana kepada

masyarakat dalam bentuk pembiayaan, baik untuk keperluan

investasi maupun modal kerja, juga termasuk kegiatan usaha jual

beli, dimana dilakukan pada waktu bersamaan baik antara

penjual dengan bank maupun dengan nasabah sebagai pembeli,

sehingga bank tidak memiliki persediaan barang yang

dibiayainya. Berdasarkan jenisnya prinsip jual beli terdiri dari :

a) Al-murabahah.

b) Al-salam.

c) Al-isthisna.

4) Prinsip sewa (Operation Lease and Finacial Lease).

Prinsip ini secara garis besar terbagi dua jenis yaitu

Page 40: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

21

sebagai berikut :

a) Al-Ijarah : Akad pemindahan hak guna atas barang atau jas,

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

b) Ijarah wa iqtina : Akad sewa-menyewa barang antara bank

(muaajir) dengan penyewa (mustajir) yang diikuti janji

bahwa pada saat yang ditentukan kepemilikan barang

sewaan akan berpindah kepada mustajir.

5) Prinsip jasa (Fee Based Servises).

Adalah suatu prinsip penetapan imbalan sehubungan

dengan kegiatan usaha lain bank syariah yang lazim dilakukan

terdiri dari :

a) Al-kafalah

b) Al-hiwalah

c) Al-wakalh

d) Ar-rahn

e) Al-qordul Al-hasan

f) Sharf

g) Ujr

2. Pembiayaan Bank Syariah

Pembiayaan merupakan penyediaan uang atau tagihan yang

Page 41: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

22

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan perseujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2014:84).

Pembiayaan sering digunakan untuk aktivitas utama Lembaga

Keuangan Syari’ah. Pada dasarnya istilah pembiayaan memiliki

pengertian yang sama dengan istilah kredit. Dalam sejarah perekonomian

kaum muslimin, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai

syari’ah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman

Rasulullah SAW. Praktik-praktik seperti menerima titipan harta,

meminjamkan uang untuk kepentingan konsumsi dan untuk keperluan

bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak

zaman Rasulullah. Allah SWT telah mengingatkan kepada setiap muslim

agar selalu kaffah dalam bermuamalah dengan Allah dan juga kaffah

dalam bermuamalah dengan sesama manusia (Nugraini, 2014:32).

Dalam Islam, hubungan pinjam meminjam tidak dilarang bahkan

dianjurkan agar terjadi hubungan saling menguntungkan, yang pada

gilirannya berakibat kepada hubungan persaudaraan. Dijelaskan dalam

firman Allah surat Al-Baqarah ayat 282.

“Hai orang-rang yang beriman, apabila kamu bermuamalah

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

Page 42: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

23

menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu

menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan

menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia

menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa

yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah

Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.

Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah

(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan dengan jujur.

Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki dan

dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika

seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah

saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil;

dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar

sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi

Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak

(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu itu) kecuali jika

muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu,

maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan

persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan

saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka

sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan

Page 43: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

24

bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu.‟ (Q.S. Al-Baqarah ayat 282)

Dimana bagian pertama ayat tersebut membahas transaksi yang

melibatkan pembayaran dimasa yang akan datang, sementara bagian

kedua memberikan bimbingan mengenai transaksi dimana pembayaran

dan penyerahannya dilakukan seketika. Untuk transaksi kredit, Al-Qur’an

merekomendasikan saksi mata dan dokumentasi, sementara untuk

transaksi yang dilakukan pada saat itu juga (Q.S. Al-Baqarah:282).

Di dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena

bank syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional

dalam menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan dana.

Bank syariah, menyalurkan dananya kepada nasabah dalam bentuk

pembiayaan. Sifat dari penyaluran dana dengan skema pembiayaan,

bukan merupakan utang piutang, tetapi merupakan pembiayaan yang

diberikan bank kepada nasabah dalam melakukan usaha (Ismail,

2010:94).

Menurut Dahlan Siamat, Dalam menyalurkan dana kepada

nasabah, secara garis besar terdapat 4 (empat) kelompok prinsip

operasional syariah, yaitu prinsip jual beli (ba‟I), sewa beli (ijarah wa

iqtina), bagi hasil (syirkah), dan pembiayaan lainnya (Siamat, 2005:192).

Bank syariah berfungsi sebagai jembatan uang tanpa

Page 44: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

25

meminjamkan uang dan membungakan uang. Sebagai gantinya,

pembiayaan itu dapat dilakukan dengan cara membelikan barang yang

dibutuhkan nasabah lalu dijual kembali kepada nasabah tersebut, atau

dengan cara menyuntikkan modal, atau dengan melakukan jasa tertentu

yang mendapat imbalan. Intinya adalah dicari cara agar sama-sama

untung tanpa harus membungakan uang (Gozali, 2005:18).

Penyaluran dana bank syariah harus berpedoman kepada prinsip

kehati-hatian. Sehubungan dengan hal itu bank diwajibkan untuk meneliti

secara seksama calon nasabah penerima dana berdasarkan azas

pembiayaan yang sehat. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan

penyaluran dana perbankan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah. Bank syariah tidak menggunakan metode

pinjam-meminjam uang seperti pada bank konvensional dalam rangka

kegiatan komersial, karena pinjam-meminjam uang yang dilakukan

dengan persyaratan atau janji pemberian imbalan adalah termasuk riba.

Oleh karena itu mekanisme operasional perbankan syariah dijalankan

dengan menggunakan piranti-piranti yang tidak bertentangan dengan

syariah.

3. Risiko Pembiayaan

Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari,

yang umumnya sudah dipahami secara intuitif. Tetapi pengertian secara

Page 45: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

26

ilmiah dari risiko sampai saat ini masih tetap beragam, yaitu antara lain:

a. Menurut A. Abas Salim, Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty)

yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss) (Salim, 1993).

b. Menurut Herman Darmawi, Risiko merupakan penyebaran atau

penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan (Darmawi,

1994:25).

Risiko dilihat dari segi akibat:

a. Risiko spekulatif adalah kemungkinan kerugian tetapi bila disamping

itu kemungkinan kerugian terdapat kemungkinan untung.

b. Risiko murni adalah risiko yang hanya ada kemungkinan kerugian

(Darmawi, 1994:25).

Sedangkan pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang

diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi

yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan

kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk

mendukung investasi yang telah direncanakan (Muhammad, 2005:17).

Jadi risiko pembiayaan adalah risiko dimana nasabah atau

debitur tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya sesuai kontrak

atau kesepakatan yang telah disepakati (Edward, 1989:185). Definisi

tersebut dapat diperluas bahwa risiko pembiayaan adalah risiko yang

timbul dikarenakan kualitas pembiayaan semakin menurun.

Page 46: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

27

Risiko yang ada pada setiap pemberian kredit dinilai tinggi. Oleh

karena itu, dalam melaksanakan pemberian kredit ke nasabah,

manajemen bank harus selalu menggunakan prinsip kehati-hatian

(prudential principal). Prinsip ini dipertegas dalam UU N0. 10 Tahun

1998 tentang perubahan atas pasal 2 UU No. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan (Arthesa & Handiman, 2006:164).

“Prinsip Kehati-hatian pada Bab II pasal 2 UU No. 10/1998:

Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi

Indonesia dengan menggunakan prinsip kehati-hatian”.

Risiko kredit atau pembiayaan adalah risiko yang timbul sebagai

akibat kegagalan conterparty memenuhi kewajibannya (Arifin,

2012:263). Risiko kredit/pembiayaan dicerminkan oleh rasio non

performing financing.

Menurut Zainul Arifin, penyebab utama terjadinya risiko kredit

adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan

investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas,

sehingga penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai

kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya. (Arifin, 2006:226)

Singkatnya, risiko kredit atau risiko pembiayaan adalah risiko

kerugian bagi bank karena debitur tidak melunasi kembali pokok

pinjamannya (plus bunga). Risiko ini merupakan hal yang tak

Page 47: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

28

terhindarkan mengingat bahwa fungsi strategis perbankan adalah sebagai

penyalur dana kepada masyarakat yang membutuhkan demi

keberlangsungan perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat

(Ali, 2006:199).

4. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah

Menurut Ismail, terdapat 2 (dua) faktor penyebab terjadinya

kredit bermasalah yaitu faktor internal dan eksternal bank (Ismail,

2010:123).

a. Faktor Internal Bank

1) Analisis kurang tepat, sehingga tidak dapat memprediksi apa

yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka waktu

kredit. Misalnya, kredit diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan,

sehingga nasabah tidak mampu membayar angsuran yang

melibihi kemampuan.

2) Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dan

nasabah, sehingga bank memutuskan kredit yang tidak

seharusnya diberikan. Misalnya, bank melakukan over transaksi

terhadap nilai agunan.

3) Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha

debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis dengan tepat

dan akurat.

Page 48: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

29

4) Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, misalnya

komisaris, direktur bank sehingga petugas tidak independen

dalam memutuskan kredit.

5) Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitiring kredit

debitur.

b. Faktor Eksternal Bank

1) Unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah.

a) Nasabah sengaja untuk tidak melakukan pembayaran

angsuran kepada bank, karena nasabah tidak memiliki

kemauan dalam memenuhi kewajibannya.

b) Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana

yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan memiliki

dampak terhadap keuangan perusahaan dalam memenuhi

kebutuhan modal kerja.

c) Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan

menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai dengan

tujuan penggunaan (side streaming). Misalnya, dalam

pengajuan kredit, disebutkan kredit untuk investasi, ternyata

dalam praktiknya setelah dana kredit dicairkan, digunakan

untuk modal kerja.

2) Unsur ketidaksengajaan

Page 49: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

30

a) Debitur mau melaksanakan kewajiban sesuai perjanjian,

akan tetapi kemampuan perusahaan sangat terbatas,

sehingga tidak dapat membayar angsuran.

b) Perusahaannya tidak dapat bersaing dengan pasar, sehingga

volume penjualan menurun dan perusahaan rugi.

c) Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang

berdampak pada usaha debitur.

d) Bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian debitur.

5. Pembiayaan Bermasalah atau Non Performing Financing (NPF)

Suatu pembiayaan dikatakan bermasalah jika bank benar-benar

tidak mampu menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh pembiayaan

tersebut. Risiko pembiayaan didefinisikan sebagai risiko kerugian

sehubungan dengan pihak peminjam (conterparty) tidak dapat dan tidak

mau memenuhhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang

dipinjamnya secara penuh saat jatuh tempo atau sesudahnya. Indikator

yang menunjukkan kerugian akibat risiko pembiayaan tercermin dari

besarnya Non Performing Financing (Ihsan, 2011:22).

Risiko kredit pada perbankan konvensional tercermin dari rasio

NPL (Non Performing Loan), sedangkan risiko pembiayaan pada

perbankan syariah tercermin dari rasio NPF (Non Performing Financing).

Pembiayaan bermasalah dalam bank syariah, yaitu suatu pinjaman yang

Page 50: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

31

mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan atau

faktor eksternal diluar kemampuan debitur (Siamat, 2005:174).

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31

tentang Akuntansi Perbankan butir 24 menyatakan bahwa: Pembiayaan

Non Performing Financing pada umumnya merupakan pembiayaan yang

pembayaran angsuran pokok dan atau bunganya telah lewat sembilan

puluh hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau pembiayaan yang

pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Pembiayaan Non

Performing Financing terdiri dari pembiayaan yang digolongkan sebagai

pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet (Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 tentang Akuntansi Perbankan).

Menurut Dendawijaya (2005), Non Performing Financing (NPF)

adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total

pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Pembiayaan bermasalah

adalah pembiayaan-pembiayaan yang kategori kolektibilasnya masuk

dalam kriteria pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan, dan

pembiayaan macet (Dendawijaya, 2005:82).

Tingkat pembiayaan bermasalah tercermin dalam rasio NPL atau

NPF yang merupakan formulasi sebagai berikut:

Rasio NPF = Pembiayaan Kolektibilitas KL+ D + M X 100%

Total Pembiayaan

Besar rasio NPL atau NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia

Page 51: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

32

adalah maksimal 5%. Jika melebihi angka 5% maka akan mempengaruhi

penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan (Lampiran Surat

Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS Tahun 2007).

Tabel 2.3

Kriteria Kesehatan Non Performing Financing (NPF)

SSumber:

SE BI No 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007

NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi tingkat

NPF maka semakin besar pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh

pihak bank. Akibat tingginya NPF perbankan harus menyediakan

pencadangan dana yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank

ikut terkikis. Besarnya NPF menjadi salah satu penyebab sulitnya

perbankan dalam menyalurkan pembiayaan.

Kecenderungan peningkatan dari nilai NPF dapat berakibat

buruk bagi jalannya operasional dan kinerja keuangan bank syariah. Dari

aspek operasional peningkatan NPF ini akan berakibat pada merosotnya

pendapatan bank dan dari aspek kinerja keuangan, peningkatan nilai NPF

ini akan berakibat pada turunnya tingkat kesehatan bank. Pembiayaan

bermasalah akan memberikan dampak yang kurang baik bagi negara,

No Nilai NPF Predikat

1 NPF > 2% Sehat

2 2% ≤ NPF < 5% Sehat

3 5% ≤ NPF < 8% Cukup Sehat

4 8% ≤ NPF < 12% Kurang Sehat

5 NPF ≥ 12% Tidak Sehat

Page 52: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

33

masyarakat, dan bagi perbankan Indonesia. Semakin besar pembiayaan

bermasalah suatu bank, maka semakin menurun tingkat kesehatan bank

tersebut.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi NPF

a. Kurs

Menurut Sawaldjo Puspopranoto (2004), Definisi kurs

adalah harga dimana mata uang suatu negara dipertukarkan dengan

mata uang negara lain. (Puspopranoto, 2004:212)

Mankiw (2006), Mendefinisikan nilai tukar diantara dua

negara adalah harga dimana penduduk kedua negara saling

melakukan perdagangan. (Mankiw, 2006:128)

Sedangkan menurut Ekananda (2014), Kurs merupakan

harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang negara lain. Kurs

memainkan peranan penting dalam keputusan-keputusan

pembelanjaan, karena kurs memungkinkan kita menerjemahkan

harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang sama.

(Ekananda, 2014:168)

Menurut Murni (2016), Kurs didefinisikan sebagai jumlah

uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata

uang asing. Nilai kurs akan berbeda dengan mata uang suatu negara

(Murni, 2016:244). Nilai tukar (kurs) menunjukkan harga atau nilai

Page 53: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

34

mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara

lain (Sukirno, 2006:397). Nilai tukar negara satu dengan negara lain

tidaklah sama.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa nilai

tukar merupakan harga dari mata uang suatu negara terhadap negara

lain yang dipergunakan dalam perdagangan antar negara tersebut.

Nilai tukar suatu mata uang dapat ditentukan oleh

pemerintah (otoritas moneter) seperti pada negara-negara yang

memakai sistem fixed exchange rates ataupun ditentukan oleh

kombinasi antara kekuatan-kekuatan pasar yang saling berinteraksi

(bank komersial-perusahaan multinasional perusahaan manajemen

aset-perusahaan asuransi-bank devisa-bank sentral) serta kebijakan

pemerintah seperti pada negara-negara yang memakai rezim sistem

„flexible exchange rates) (Karim, 2001:157).

Dalam mengatasi permintaan uang dengan tujuan spekulatif,

Bank Sentral akan sangat sulit untuk mengakomodasinya akan tetapi

akan selalu mencoba untuk melakukan dengan melakukan

penyesuaian tingkat suku bunga agar seorang investor dapat memilih

untuk membeli kembali mata uangnya bila (suku bunga) cukup

tinggi. Akan tetapi, dengan semakin tinggi sebuah negara menaikkan

suku bunganya maka kebutuhan untuk mata uangnya akan semakin

Page 54: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

35

besar pula. Dalam hal perlakuan tindakan spekulasi terhadap realitas

mata uang akan berkaitan dan dapat menghambat pada pertumbuhan

perekonomian negara serta pelaku spekulasi akan terus, terutama

sejak mata uang secara sengaja dibuat agar bisa dalam bawah

tekanan terhadap mata uang dalam rangka untuk memaksa agar Bank

Sentral dapat menjual mata uangnya untuk tetap membuat stabilitas.

Bila hal ini terjadi, maka para spekulan akan berusaha dapat membeli

kembali mata uang tersebut dari bank dan pada harga yang lebih

rendah atau selalu akan dekat dengan posisi harapan dengan maksud

pengambilankeuntungan terjadi (Wikipedia, Pengertian Nilai

Tukar/Kurs dalam Firdaus, 2015:87).

Nilai tukar dibagi menjadi dua yaitu nilai tukar nominal dan

nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah harga mata uang suatu

negara dengan negara lainnya, sedangkan nilai tukar riil adalah nilai

tukar nominal dibagi harga relatif dalam negeri dan luar negeri

(negara mitra dagang) kurs riil dijadikan sebagai acuan untuk

mengukur daya saing suatu negara dengan negara lainnya. (Mankiw,

2006:128)

Persamaannya sebagai berikut: (Karim, 2001:159)

Real Exchange Rate = e P’

P

P

Page 55: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

36

Dimana:

P : Tingkat Harga Domestik (domestic price)

P’ : Tingkat Harga Luar Negeri (foreign price)

e : Nilai Tukar Uang (exchange rate)

Jika nilai nilai tukar riil > 1, maka lebih dari 1 unit barang

domestik dibutuhkan untuk membeli barang luar negeri yang identik.

Jika nilai tukar riil < 1, maka kurang dari 1 unit barang domestik

dibutuhkan untuk membeli barang luar negeri yang identik.

Tujuan dari adanya sistem nilai tukar adalah untuk

mempermudah perdagangan dan keuangan internasional. Menurut

Madura (2006), Sistem kurs dapat dikategorikan menurut seberapa

kuat tingkat pengawasan pemerintah pada kurs, yaitu: (Madura,

2006:219-225)

1) Sistem kurs tetap (fixed exchange rate system)

Dalam sistem kurs tetap, kurs mata uang diatur konstan

atau hanya diperbolehkan berfluktuasi dalam kisaran yang

sempit. Apabila kurs mulai berfluktuasi terlalu besar maka

pemerintah akan melakukan intervensi untuk menjaga agar

fluktuasi tetap berada pada kisaran yang diinginkan. Keuntungan

sistem kurs tetap yaitu pada kondisi dimana kurs dibuat tetap,

sebuah perusahaan internasional dapat melakukan kegiatan

Page 56: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

37

bisnisnya tanpa perlu khawatir terhadap perubahan nilai mata

uang di kemudian hari. Kelemahannya yaitu adanya risiko

bahwa pemerintah akan melakukan perubahan nilai mata uang

secara mendadak, dan dari sisi makro sistem kurs tetap dapat

membuat kondisi ekonomi sebuah negara menjadi sangat

tergantung dari kondisi ekonomi negara lain.

2) Sistem kurs mengembang bebas (freely floating exchange rate

system)

Dalam sistem kurs mengambang bebas, kurs ditentukan

sepenuhnya oleh pasar tanpa intervensi dari pemerintah. Pada

kondisi kurs yang mengambang, kurs akan disesuaikan secara

terus-menerus sesuai dengan kondisi penawaran dan permintaan

dari mata uang tersebut. Keuntungan dari sistem ini yaitu

kondisi ekonomi di negara lain. Kelemahannya tidak

memerlukan campur tangan dari pemerintah.

3) Sistem kurs mengambang terkendali (managed float exchange

rate system)

Sistem ini berada pada sistem kurs tetap dan sistem kurs

mengambang bebas. Fluktuasi kurs dibiarkan mengambang dari

hari ke hari dan tidak ada batasan-batasan resmi, pada kondisi

tertentu pemerintah sewaktu-waktu dapat melakukan intervensi

Page 57: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

38

untuk menghindarkan fluktuasi yang terlalu jauh dari mata

uangnya.

4) Sistem kurs terikat (pegged exchange rate system)

Dalam sistem ini mata uang lokal mereka diikatkan

nilainya pada sebuah valuta asing atau pada sebuah jenis mata

uang tertentu. Nilai mata uang lokal akan mengikuti fluktuasi

dari nilai mata uang yang dijadikan ikatan tersebut. Mata uang

yang telah diikat pada valuta asing tidak dapat diikat lagi pada

mata uang yang lain. Bila telah diikat dengan Dollar AS maka

mata uang tersebut harus mengikuti pergerakan Dollar AS

terhadap mata uang lain. Suatu negara tidak dapat mengikatkan

mata uangnya terhadap seluruh mata uang lain, karena negara

tersebut akan terpengaruh oleh pergerakan mata uang lain

terhadap mata uang yang menjadi ikatannya.

b. Inflasi

Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga

umum secara terus-menerus. Inflasi juga dapat berarti peningkatan

tingkat harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung

secara terus menerus dari waktu ke waktu. Jadi, kenaikan harga pada

satu atau dua jenis barang tidak dapat dikategorikan sebagai inflasi.

(Karim, 2001:135)

Page 58: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

39

Menurut Khalwaty (2006), Inflasi merupakan suatu keadaan

dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam (absolute) yang

berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu cukup lama. Seirama

dengan kenaikan harga-harga tersebut, nilai uang turun tajam pula

sebanding dengan kenaikan harga-harga tersebut (Khalwaty, 2000:6).

Inflasi pada umumnya memberikan dampak yang kurang

menguntungkan dalam perekonomian, sebagai akibat dari kepanikan

masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga barang-barang yang

naik terus menerus dan perekonomian tidak berjalan normal, karena

disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan memborong barang,

sementara yang kekurangan uang tidak dapat membeli barang,

akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang

ditimbulkannya.

Secara teori inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan

sebagai salah satu institusi keuangan. Sebagai lembaga yang fungsi

utamanya sebagai mediasi, bank sangat rentan dengan risiko inflasi

terkait dengan mobilitas dananya. Salah satu teori yang menjelaskan

keterkaitan tersebut adalah teori dana yang dipinjamkan (The

Loanable Fund Theory). Dalam teori ini apabila jumlah uang yang

diminta melebihi jumlah yang disediakan, maka akan dapat

mengakibatkan kenaikan harga uang atau tingkat suku bunga.

Page 59: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

40

Tingkat suku bunga dalam hal ini adalah suku bunga yang

mencerminkan kesesuaian antara suku bunga simpanan (sisi

penawaran) dan suku bunga pinjaman (sisi permintaan). Keuntungan

terbesar bank adalah dari selisih bunga simpanan dan penawaran

sehingga bank harus mampu mengelola dan sedapat mungkin

mengantisipasi inflasi agar tingkat keseimbangan mediasinya terjaga

(Rivai & Andria, 2011:77).

Menurut Boediono (1998), Inflasi dibedakan menjadi 4

(empat) macam, yaitu sebagai berikut (Boediono, 1998:162):

1) Inflasi Ringan : < 10% per tahun

2) Inflasi Sedang : 10% - 30% per tahun

3) Inflasi Berat : 30% - 100% per tahun

4) Hiperinflasi : ≥ 100% per tahun

Tingkat inflasi digunakan untuk menggambarkan

perubahan-perubahan harga-harga yang berlaku dari satu periode ke

periode lainnya. Untuk menentukannya perlu diperhatikan data

indeks harga konsumen dari satu periode tertentu dan seterusnya

dibandingkan dengan indeks harga pada periode sebelumnya. Rumus

yang dipakai untuk menentukan laju inflasi adalah sebagai berikut:

(Suharyadi dan Purwanto, 2003:152)

π = IHKt - IHKt-1 X 100%

IHKt-1

Page 60: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

41

Dimana:

π : Laju Inflasi

IHKt : Indeks Harga Konsumen Periode ke t

IHKt-1 : Indeks Harga Konsumen Periode ke t-1 (periode

lalu)

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya

investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga,

mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan

pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca

pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan

masyarakat.

c. Capital Aduquancy Ratio (CAR)

Menurut Arthesa dan Handiman (2006), Capital Adequancy

Ratio adalah ketentuan permodalan, yaitu rasio minimum

perbandingan antara modal risiko dengan aktiva yang mengandung

risiko (Arthesa dan Handiman, 2006:146).

Menurut Dendawijaya, Capital Adequancy Ratio adalah

rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva

bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat

berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal

sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber

Page 61: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

42

diluar bank (Dendawijaya: 2005, 121).

Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono (2011), Capital

Adequancy Ratio adalah kecukupan modal yang menunjukkan

kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi

dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur,

mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat

berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Kuncoro dan

Suhardjono, 2011:519).

Berdasarkan definisi di atas, dapat diartikan Capital

Adequancy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal bank yang

diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva

tertimbang menurut risiko. Secara matematis CAR dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Modal terdiri dari jumlah modal inti dan modal pelengkap.

Sedangkan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah nilai

total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan

masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak

berisiko diberi bobot 100%. ATMR ini menunjukkan nilai aktiva

berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang

CAR = MODAL x 100%

ATMR

Page 62: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

43

cukup.

Untuk dapat memastikan bahwa bank dapat menyerap

kerugian yang timbul, maka bank harus menjamin bahwa kecukupan

modal minimum atau rasio permodalan minimum yang dimiliki oleh

bank harus sesuai dengan yang telah disebutkan dalam Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan (POJK), yaitu sebesar 8% atau lebih besar.

(Peraturan Otoritas Jasa Keuangan)

Berdasarkan peraturan tersebut maka bank yang memiliki

tingkat rasio kecukupan modal yang tinggi akan semakin mampu

dalam memenuhi pembiayaan dari aktiva yang mengandung risiko,

karena CAR juga berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan batas

maksimum pemberian pembiayaan maka semakin besar kualitas

aktiva produktif juga akan berakibat kepada menurunnya tingkat

NPF.

d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)

Menurut Kuncoro (2002), BOPO merupakan rasio biaya

operasional per pendapatan operasional, yang menjadi proxy efisiensi

operaisonal seperti yang biasa digunakan oleh Bank Indonesia

(Kuncoro, 2002:570).

Sedangkan menurut Dahlan Siamat (2005), rasio biaya

efisiensi (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dan

Page 63: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

44

pendapatan nasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasinya (Siamat, 2005:104).

Menurut Frianto (2012), menyatakan bahwa Beban

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio efisiensi

yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan

operasional (Frianto, 2012:72).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah

rasio yang dapat mengukur kemampuan manajemen bank dilihat dari

efisiensi kinerja dalam mengelola Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional. Biaya Operasional terhadap Pembiayaan Operasional

(BOPO) dapat dihitung dengan rumus, sebagai berikut:

Menurut Lukman Dendawijaya (2005), terdapat beberapa

komponen dari BOPO yang dapat dijelaskan sebagai berikut

(Dendawijaya, 2005:111):

1) Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan

BOPO = Biaya Operasional x 100%

Pendapatan Operasional

Page 64: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

45

yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang

benar-benar telah diterima, seperti: (1)Hasil Bunga; (2)Provisi

dan Komisi, dan (3) Pendapatan lainnya.

2) Beban Operasional

Beban operasional adalah semua biaya yang

berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank, seperti: (1)

Beban Bunga; (2) Beban (Pendapatan) Penghapusan Aktiva

Produktif; (3) Beban Estimasi Kerugian Komitmen & Kontijensi;

dan (4) Beban Operasional lainnya.

Menurut Mawardi Nasrah (2008), Efisiensi operasi atau

BOPO pada dasarnya berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk

menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor

produksinya dengan tepat guna. Sedangkan menurut Muhammad

(2005) efisiensi produksi atau BOPO pada bank syariah dalam

mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi pembiayaan

merupakan salah satu bentuk mekanisme produksi bank dalam

rangka menghasilkan output (pendapatan) yang paling tinggi dari

suatu investasi (Muhammad, 2005:166).

Untuk menunjukkan efisiensi suatu bank adalah dengan

menentukan tingkat BOPO, maka dari itu harus diketahui biaya

operasional dan pendapatan operasional terlebih dahulu. Peringkat

Page 65: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

46

perolehan BOPO terdiri dari 5 kategori, semakin kecil peringkat

bank maka semakin bagus karena bank memiliki tingkat efisiensi

yang sangat baik. Kategori yang ada terdiri dari tingkat efisiensi

sangat buruk yaitu diatas 96% sampai sangat kurang baik dari 80%.

Tingkat efisiensi yang cukup baik berkisar antara 80%-95% (Frianto,

2012:75).

Semakin tinggi efisiensi kinerja operasional suatu bank

maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Bagi

manajemen bank, hal ini menunjukkan pentingnya memperhatikan

biaya sehingga dapat menghasilkan rasio BOPO yang sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas moneter (Kuncoro: 2002,

573).

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan jika

semakin kecil nilai BOPO, maka kinerja perusahaan semakin efisien

dan membuat keuntungan yang diperoleh lebih besar. Sebaliknya,

jika nilai BOPO semakin besar, maka kinerja perusahaan semakin

tidak efisien dan membuat penurunan pada keuntungan.

Page 66: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

47

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan

1. Mutamimah dan

Siti Nur Zaidah

Chasanah (2012)

“Analisis Eksternal dan

Internal dalam

Menentukan Non

Performing Financing

Bank Umum Syariah di

Indonesia”

Pertumbuhan GDP

riil dan Kurs

berpengaruh positif

tidak signifikan

terhadap tingkat

rasio NPF.

Perubahan laju

inflasi dan Rasio

alokasi pembiayaan

murabahah

terhadap alokasi

pembiayaan profit

loss sharing (RF)

memberikan

pengaruh positif

signifikan terhadap

tingkat rasio NPF.

Rasio return

pembiayaan profit

loss sharing

terhadap return

total pembiayaan

(RR) berpengaruh

negatif tidak

signifikan terhadap

tingkat rasio NPF.

2. Putu Ayu Sinta

Kumala dan Ni

Putu Santi

Suryantini (2015)

“Pengaruh Capital

Adequancy Ratio, Bank

Size, dan BI Rate

Terhadap Risiko Kredit

(NPL) Pada Perusahaan

Perbankan”

CAR berpengaruh

signifikan terhadap

risiko kredit (NPL),

sedangkan Bank

size dan BI Rate

berpengaruh tidak

signifikan terhadap

risiko kredit (NPL).

3. Aidah Masthuroh,

Efriyanto, dan

“Pengaruh Gross

Domestic Product dan

GDP berpengaruh

negatif dan

Page 67: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

48

Herbirowo

Nugroho (2015)

Inflasi Terhadap Non

Performing Financing

Pada Bank Muamalat

Indonesia Periode

2006-2013”

signifikan terhadap

tingkat NPF pada

Bank Muamalat

Indonesia.

Sedangkan, Inflasi

berpengaruh positif

terhadap tingkat

NPF pada Bank

Muamalat

Indonesia.

4. Rizal Nur Firdaus

(2015)

“Pengaruh Faktor

Internal dan Eksternal

yang Mempengaruhi

Pembiayaan Bermasalah

pada Bank Umum

Syariah di Indonesia”

Tingkat variabel

Pembiayaan,

Inflasi, dan Kurs

tidak mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

rasio tingkat NPF.

Sedangkan variabel

CAR dan GDP

mempunyai

pengaruh

signifikan terhadap

rasio tingkat NPF.

5. Daisy Firmansari

dan Noven

Suprayogi (2015)

“Pengaruh Variabel

Makroekonomi dan

Variabel Spesifik Bank

Terhadap Non

Performing Financing

Pada Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha

Syariah di Indonesia

Periode 2004-2014”

Gross Domestic

Product dan inflasi

secara parsial

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap Non

Performing

Financing (NPF)

BUS dan UUS.

Sedangkan,

Financing to

Deposit Ratio

memiliki pengaruh

yang tidak

signifikan terhadap

Non Performing

Financing (NPF)

BUS dan UUS.

6. Haifa dan Dendi “Pengaruh Faktor CAR dan

Page 68: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

49

Wibowo (2015) Internal Bank dan Makro

Ekonomi Terhadap Non

Performing Financing

Perbankan Syariah di

Indoensia Periode

2010:01-2014:04”

Financing Growth

(FING) tidak

berpengaruh

terhadap NPF

dalam jangka

pendek maupun

jangka panjang.

FDR berpengaruh

positif terhadap

NPF dalam jangka

pendek maupun

jangka panjang.

Rasio alokasi

pembiayaan

murabahah

terhadap

pembiayaan profit

loss sharing (RF)

berpengaruh

negatif terhadap

NPF dalam jangka

pendek maupun

jangka panjang.

Inflasi berpengaruh

negatif terhadap

NPF dalam jangka

panjang namun

dalam jangka

pendek inflasi tidak

berpengaruh

terhadap NPF.

Dan kurs

berpengaruh positif

terhadap NPF

dalam jangka

panjang namun

dalam jangka

pendek kurs tidak

berpengaruh

terhadap NPF.

7. Dandi Gustian

Alissanda (2015)

“Pengaruh CAR, BOPO,

dan FDR Terhadap Non

CAR dan BOPO

memiliki pengaruh

Page 69: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

50

Performing Financing

(NPF) pada Bank Umum

Syariah Tahun

2011-2013”

yang signifikan

terhadap tingkat

NPF, sedangkan

FDR tidak

memiliki pengaruh

terhadap tingkat

NPF pada Bank

Umum Syariah.

8. Rika Lidyah

(2016)

“Dampak Inflasi, BI

Rate, CAR, BOPO

Terhadap Non

Performing Financing

(NPF) Pada Bank Umum

Syariah di Indoensia”

Variabel BI Rate

dan BOPO secara

parsial terdapat

pengaruh positif

signifikan terhadap

NPF.

Sedangkan variabel

CAR dan inflasi

secara parsial

berpengaruh

negatif terhadap

NPF.

9. Amalia Eka

Purnamasari dan

Musdholifah

(2016)

“Analisis Faktor

Eksternal dan Internal

Bank Terhadap Risiko

Pembiayaan Bank Umum

Syariah di Indonesia

Periode 2012-2015”

Pertumbuhan PDB,

nilai tukar, dan

CAR tidak

berpengaruh

negatif terhadap

risiko pembiayaan

(NPF).

Inflasi dan BOPO

tidak berpengaruh

positif terhadap

risiko pembiayaan

(NPF). ROA

berpengaruh

negatif terhadap

risiko pembiayaan

(NPF).

Dan ukuran bank

berpengaruh positif

terhadap risiko

pembiayaan (NPF)

pada Bank Umum

Syariah selama

Page 70: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

51

priode 2012-2015.

10. Dinul Alfian Akbar

(2016)

“Inflasi, Gross Domestic

Product (GDP), Capital

Adequancy Ratio (CAR),

dan Financing to Deposit

Ratio (FDR) Terhadap

Non Performing

Financing (NPF) Pada

Bank Umum Syariah di

Indonesia”

Variabel Inflasi,

Gross Domestic

Product (GDP),

Capital Adequancy

Ratio (CAR), dan

Financing to

Deposit Ratio

(FDR) berpengaruh

negatif terhadap

Non Performing

Financing (NPF).

Variabel Inflasi,

Gross Domestic

Product (GDP),

Capital Adequancy

Ratio (CAR), dan

Financing to

Deposit Ratio

(FDR) secara

simultan

bersama-sama

berpengaruh

terhadap Non

Performing

Financing (NPF).

11. Diansyah (2016) “Pengaruh Faktor

Internal dan Eksternal

Terhadap Non

Performing Loan (Studi

Bank Pada yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia

Periode 2010-2014)”

Bank size dan CAR

berpengaruh

negatif dan

signifikan terhadap

NPL, LDR dan

GDP tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

NPL.

Sedangkan Inflasi

dan tingkat bunga

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap NPL.

12. Andreani Caroline

Barus dan Erick

“Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Non

CAR tidak

berpengaruh

Page 71: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

52

(2016) Performing Loan Pada

Bank Umum di

Indonesia”

signifikan terhadap

NPL, sedangkan

LDR, BOPO.

Suku Bunga SBI,

Inflasi, Pengaruh

ukuran perusahaan,

dan Net Interest

Margin (NIM)

memiliki pengaruh

signifikan terhadap

NPL.

13. Atikah Nur

Fitrianti (2016)

“Pengaruh Faktor

Internal (CAR, LDR, dan

BOPO) serta Faktor

Eksternal (GDP dan

Inflasi) Terhadap Non

Performing Loan” (Studi

Pada BRI, BNI, dan Bank

Mandiri Periode

2002-2004)

Tingkat CAR,

LDR, BOPO dan

GDP berpengaruh

positif terhadap

Non Performing

Loan (NPL).

Sedangkan, Tingkat

Inflasi tidak

berpengaruh positif

terhadap Non

Performing Loan

(NPL).

Page 72: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

53

C. Kerangka Berpikir

Dari uraian tinjauan pustaka, kerangka pemikiran penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Page 73: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

54

D. Hipotesis

Menurut Lind (2007) dalam buku yang ditulis oleh Suharyadi dan

Purwanto, mendefinisikan hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai nilai

suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna

untuk pengambilan keputusan (Suharyadi & Purwanto, 2011:82).

a. Kurs

Menurut Mutamimah (2012) apabila semakin tinggi nilai tukar

rupiah terhadap dollar Amerika (mata uang domestik nilainya turun

terhadap mata uang asing) maka debitur ataupun perusahaan yang

bergerak dalam bidang importir akan terkena dampak dari perubahan

nilai tukar tersebut dan sangat berpengaruh pada kelancaran usaha

nasabah apabila usaha tersebut dijalankan menggunakan bahan impor.

Hal ini mempengaruhi tingginya tingkat pembiayaan bermasalah di

perbankan syariah dalam jangka panjang. Hasil Penelitian Amalia Eka

Purnamasari (2016), Haifa (2015), Mutamimah (2012), dan M. Rahmadi

Yusuf (2016) menunjukkan bahwa kurs berpengaruh positif terhadap

rasio Non Performing Financing (NPF).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1: Kurs berpengaruh positif signifikan terhadap rasio Non

Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah di

Page 74: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

55

Indonesia.

b. Inflasi

Menurut Rizal Nur Firdaus (2015) berkaitan dengan NPF, inflasi

akan membawa dampak buruk pada pertumbuhan kondisi keuangan

perusahaan dan rumah tangga. Melambungnya harga membuat daya beli

masyarakat akan berkurang dan pendapatan yang diterima dari penjualan

produk dan jasa akan semakin menurun. Perusahaan dan rumah tangga

yang modalnya di dapat dari pembiayaan akan mengalami masalah dalam

pengembalian kepada pihak bank. Hal ini akan menyebabkan rasio atau

tingkat NPF semakin tinggi bagi perbankan sendiri, begitu juga

sebaliknya. Berdasarkan penjelasan diatas maka meningkatnya inflasi

akan mempengaruhi tingkat rasio NPF. Hasil penelitian Atikah Nur

Fitrianti (2016), Iadah Masthuroh & Efiyanto & Herbirowo Nugroho

(2015), Daisy Firmansari & Noven Suprayogi (2015), Diansyah (2016),

dan Andreani Calroline Barus & Erick (2016) menunjukkan bahwa

inflasi berpengaruh positif terhadap Non Performing Financing (NPF).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H2: Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap rasio Non

Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah di Indonesia.

Page 75: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

56

c. Capital Adequancy Ratio (CAR)

Menururt Haifa (2015), CAR yang tinggi mengindikasikan

besarnya modal yang dimiliki perbankan syariah yang dapat digunakan

untuk menanggung risiko kerugian perbankan salah satunya risiko kredit

dan untuk mengantisipasi terjadinya kerugian-kerugian yang tidak

diinginkan dengan margin yang cukup sehingga lembaga keuangan yang

bersangkutan dapat terus beroperasi. Untuk dapat memastikan bahwa

bank dapat menyerap kerugian yang timbul, maka bank harus menjamin

bahwa kecukupan modal minimum atau rasio permodalan minimum yang

dimiliki oleh bank harus sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Bank

Indonesia, yaitu sebesar 8%.

Menurut Rika Lidyah (2016), semakin tinggi CAR maka

semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk

keperluan pengembangan usaha dan penyaluran pembiayaan. Dengan

bertambahnya sumber daya finansial yang digunakan untuk pembiayaan

maka risiko meningkatnya pembiayaan bermasalah juga semakin besar.

Hasil Penelitian Rizal (2015), Atikah (2016), Amalia (2016), M. Rahmadi

(2016), dan Dandy (2015) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif

terhadap tingkat rasio Non Performing Financing (NPF).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

Page 76: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

57

H3: CAR berpengaruh positif signifikan terhadap rasio Non

Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah di Indonesia.

d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya. Rasio ini

membandingkan antara jumlah biaya operasional dan pendapatan

operasional bank. Biaya operasional meliputi biaya bunga dan biaya

operasional lainnya. Sedangkan pendapatan operasional meliputi

pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya.

Menurut Andreani & Erick (2016), semakin naik BOPO maka

NOL akan semakin naik juga. Hal ini dapat terjadi dikarenakan apabila

biaya operasional lebih tinggi daripada pendapatan operasional maka itu

berarti biaya operasional yang dikeluarkan tidak efisien, sehingga dapat

membuat bank tersebut berada dalam kondisi bermasalah. Hasil

penelitian Atikah (2016), Rika (2016), Andreani & Erick (2016), dan

Dandy (2015) menunjukkan bahwa BOPO mempunyai pengaruh positif

terhadap tingkat rasio Non Performing Financing (NPF).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H4: BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap rasio Non

Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah di Indonesia.

Page 77: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada Bank Umum

Syariah yang ada di Indonesia. Bank Umum Syariah yang dimaksud adalah

bank syariah yang terdaftar dalam Bank Indonesia pada tahun 2010 sampai

2016. Penelitian ini meliputi variabel dependen yakni Non Performing

Financing (NPF) dan berbagai variabel independen, yakni kurs, inflasi

Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO).

Adapun data yang digunakan berupa laporan keuangan triwulan yang

diterbitkan secara berkala oleh Bank Umum Syariah dan berupa data dari

website Bank Indonesia dan Pusat Data Kontan. Periode waktu yang

digunakan pada penelitian ini meliputi tahun 2010-2016 dengan

menggunakan metode data panel. Dan jenis data yang penulis gunakan pada

penelitian ini adalah data sekunder, yakni data yang diperoleh dari hasil

pengolahan pihak kedua (data eksternal). Penelitian ini merupakan penelitian

eksplanatif yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

Page 78: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

59

B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2006:89-90).

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di

Indonesia yang terdaftar dalam Bank Indonesia sejak tahun 2010. Penarikan

Sampel pada penelitian ini menggunakan metode Purposive (Purpose

Sampling). Penarikan sampel purposive adalah penarikan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan

atau tujuan penelitian.

Penarikan dengan sampel purposive dibagi menjadi dua cara, yaitu (a)

convenience sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan keinginan peneliti

sesuai dengan tujuan penelitian, dan (b) judgment sampling, yaitu penarikan

sampel berdasarkan penilaian terhadap karakteristik anggota sampel yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian. (Suharyadi & Purwanto, 2016:19)

Jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia sampai saat ini menurut

laporan Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) per Juli 2016 berjumlah 12 bank. Berikut bank syariah yang

dimaksud:

Page 79: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

60

Tabel 3.1

Bank Umum Syariah di Indonesia

No. Bank Umum Syariah

1. PT. Bank Muamalat Indonesia

2. PT. Bank Victoria Syariah

3. PT. Bank BRI Syariah

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah

5. PT. Bank BNI Syariah

6. PT. Bank Syariah Mandiri

7. PT. Bank Mega Syariah

8. PT. Bank Panin Syariah

9. PT. Bank Syariah Bukopin

10. PT. BCA Syariah

11. PT. Maybank Syariah Indonesia

12. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

Sumber: Laporan SPS Otoritas Jasa Keuangan

Dengan metode purposive sampling yang dipilih dalam pemilihan

sampel penelitian ini, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

6 Bank Umum Syariah (BUS). Bank-bank syariah tersebut adalah Bank

Mandiri Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank

Mega Syariah, dan Bank Mega Syariah.

Adapun kriteria Bank Umum Syariah yang akan menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bank Umum Syariah (BUS) tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di

Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2. Bank Umum Syariah (BUS) yang memiliki kelengkapan data

berdasarkan variabel yang diguanakan untuk penelitian selama periode

2010 sampai 2016 yang tersaji dalam laporan keuangan masing-masing

sampel.

Page 80: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

61

3. Laporan keuangan Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi sampel

telah di audit, sehingga data yang diambil kemungkinan tidak akan

mengalami perubahan.

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

No Bank Umum Syariah

1. PT. Bank Syariah Mandiri

2. PT. Bank BNI Syariah

3. PT. Bank BRI Syariah

4. PT. Bank Syariah Bukopin

5. PT. Bank Mega Syariah

6. PT. Bank Jabar Banten Syariah

Sumber: Data Diolah Peneliti

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan oleh peneliti ini merupakan data sekunder, data

tersebut diperoleh langsung dari laporan keuangan bank syariah

masing-masing sampel yang dapat dilihat dari website sampel bank, Bank

Indonesia (BI), dan Pusat Data Kontan. Metode yang digunakan dalam

mengumpulkan data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Field Research

Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu

(time series) dan data silang (cross sectio) yang diambil dari laporan

keuangan bank syariah dengan sekala triwulan (per tiga bulan) selama

periode 2010 triwulan 1 sampai dengan 2016 triwulan 4.

Page 81: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

62

2. Library Research

Library Research merupakan teknik pengumpulan data yang

dilengkapi dengan membaca, mempelajari, dan menganalisis literatur

yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan

penelitian ini untuk mendapatkan konsep yang tersusun dan memperoleh

data yang valid.

Metode ini merupakan metode pencarian dan pengumpulan data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku-buku,

majalah, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan penelitian ini.

(Nawawi, 2007:141)

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau

pinjam dari perpustakaan merupakan literatur lama, karena ilmu selalu

berkembang seiring berjalannya waktu.

Oleh karena itu, mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan

penelitian dengan menggunakan teknologi yang juga berkembang yaitu

internet. Sehingga data yang diperoleh merupakan data sesuai dengan

perkembangan zaman.

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), Pusat

Data Kontan, dan Bank-bank Syariah yang termasuk dalam sampel.

Page 82: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

63

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

mengacu pada data-data yang berupa angka. Data yang diperoleh kemudian

diproses dan dimanipulasi menjadi sebuah informasi yang berharga bagi

pengambilan keputusan (Kuncoro, 2007:1).

Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh variabel kurs, inflasi,

Capital Adeuqency Ratio (CAR), dan Biaya Operasional terhadap

Pembiayaan Operasional (BOPO) terhadap pembiayaan bermasalah atau Non

Performing Financing (NPF).

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel

dengan menggunakan program komputer Eviews versi 9.0 dan Microsoft

Excel 2010. Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam menganalisis

data pada penelitian ini:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model

regresi yang digunakan benar-benar menunjukkan hubungan yang

signifikan dan representatif. Adapun jenis uji asumsi klasik yang

dilakukan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model

Page 83: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

64

regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu

dengan analisis grafik.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas sebagai

berikut (Ghazali, 2013:110):

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

poladistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/ atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna

antarvariabel independen. Jika antar variabel independen X’s terjadi

multikolinearitas sempurna, maka koefisien regresi variabel X tidak

dapat ditentukan dan nilai standar error menjadi tak terhingga. Jika

Page 84: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

65

multikolinearitas antar variabel X’s tidak sempurna tetapi tinggi,

maka koefisien regresi X dapat ditentukan, tetapi memiliki nilai

standar error tinggi yang berarti nilai koefisien regresi tidak dapat

diestimasi dengan tepat. Jadi dapat disimpulkan meskipun terjadi

multikolinearitas tinggi antarvariabel independen, OLS estimator

tetap BLUE (Ghazali, 2013:77).

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam

model regresi diilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

lawannya atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada table

Coefficients, sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan (Ghazali,

2013:80):

1) Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel

bebas dalam model regresi.

2) Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat

disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas

dalam model regresi.

Untuk memberikan gambaran cara mendeteksi

multikolinaeritas dengan program Eviews 9.0, dengan persamaan

regresi seperti di bawah ini:

Salary = α + β1Salbegin + β2Educ + β3Pr ev exp + μ

Page 85: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

66

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linear ada korelasi antarkesalahan pengganggu

(residual) pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode

t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan sama lainnya. Masalah ini timbul karena

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke

observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtun waktu

atau time series karena “gangguan” pada individu/kelompok

cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang

sama pada periode berikutnya. Pada data cross-section (silang waktu),

masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada

observasi yang berbeda berasal dari individu/kelompok yang berbeda.

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau

tidaknya autokorelasi (Ghazali, 2013:137):

Cara mendeteksi adanya autokorelasi:

1) Uji Durbin-Watson (DW Test)

Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi

tingkat satu (first order autocorelation) dan mensyaratkan

Page 86: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

67

adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada

variabel lagi di antara variabel bebas. Hipotesis yang akan diuji

adalah:

H0 : tidak ada autokorelasi (ρ = 0)

H1 : ada autokorelasi (ρ ≠ 0)

Rumus Uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:

2

1)( eieid

ei

Dimana:

d : Nilai Durbin Watson

ei : Jumlah kuadrat sisa

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:

a) Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound

(du) dan (4–du) maka koefisien autokorelasi = 0, berari tidak

ada autokorelasi.

b) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower

bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada

autokorelasi positif.

c) Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien

autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.

d) Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak

Page 87: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

68

antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat

disimpulkan.

2) Uji Lagrange Multipler (LM Test)

Uji autokorelasi dengan LM Test, terutama digunakan

untuk amatan di atas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat

digunakan dibanding uji DW terutama bila sampel yang

digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu.

Uji LM akan menghasilkan statistik Breusch-Godfrey sehingga

uji LM juga kadang disebut uji Breusch-Godfrey. Pengujian

Breusch-Godfrey (BG Test) dilakukan dengan meregres variabel

pengganggu (residual) Ut menggunakan autogressive model

dengan orde p:

Ut = ρ 1Ut-1 + ρ 2 Ut-2 + … + ρ p Ut-p + ɛ t

Dengan hipotesis nol H0 = ρ 1 = ρ 2 = … = ρ p = 0,

dimana koefisien autoregressive secara simultan sama dengan

nol, menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada setiap

orde. Secara manual, jika (n-p)* R2

atau X2

hitung lebih besar

dari X2

tabel, kita dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan

bahwa tidak ada autokorelasi dalam model.

d. Uji Heteroskedastisitas

Page 88: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

69

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang

mensyaratkan adanya homokedastisitas. Masalah heteroskedastisitas

umumnya terjadi pada data silang (cross-section) daripada pada data

runtun waktu (time series). Heteroskedastisitas tidak menyebabkan

estimator (koefisien variabel independen) menjadi bias karena

residual bukan komponen menghitungnya. Namun, menyebabkan

estimator jadi tidak efisien dan BLUE lagi serta standard error dari

model regresi menjadi bias sehingga menyebabkan nilai statistik dan

F hitung bias (misleading). Dampak akhirnya adalah pengambilan

kesimpulan statistik untuk pengujian hipotesis menjadi tidak valid.

(Ghazali, 2013:95)

Ada dua cara untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas, yaitu metode grafik dan metode uji statistik (uji

formal). Metode grafik relatif lebih mudah dilakukan namun memiliki

kelemahan yang cukup signifikan karena jumlah pengamatan

mempengaruhi tampilannya. Semakin sedikit jumlah pengamatan

semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plots. Oleh sebab itu

diperlukan uji statistik formal yang lebih dapat menjamin keakuratan

hasil.

Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk

Page 89: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

70

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas antara lain: (1) Glejser, (2)

White, (3) Breusch-Pegan-Godfrey, (4) Harvey, (5) Park.

Untuk memberikan contoh pengujian heteroskedastisitas

dengan program Eviews 9.0 menggunakan persamaan sebagai

berikut:

Salary = α + β1Salbegin + β2Educ + β3Pr ev exp + μ

Salah satu cara melihat adanya heteroskedastisitas adalah

dengan uji White. Statistik uji White dapat dihitung sebagai: (Rosadi,

2012:75)

2.Rnw

Dimana:

n : Jumlah observasi

R2 : Nilai koefisien determinasi

2. Metode Data Panel

Data panel adalah sebuah bentuk data longitudinal, dimana

observasi atas unit-unit cross-section terulang secara reguler. Unit-unit

cross-section bisa berupa individu-individu manusia, rumah tangga,

perusahaan, kabupaten, provinsi, maupun negara. Observasi ulangan

biasanya berupa periode waktu (tahunan, kuartalan, mingguan, harian,

dan sebagainya) ataupun unit dalam clusters (jumlah anak dalam tiap

keluarga, perusahaan dalam sebuh industri, jumlah karyawan dalam

Page 90: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

71

setiap perusahaan, dan sebagainya). (Hakim, 2014:245)

Sebuah sifat penting dari data panel adalah bahwa kita tidak bisa

mengasumsikan bahwa observasi-observasinya didistribusikan secara

independen sepanjang waktu. Menurut Hakim (2014) beberapa

keuntungan metode estimasi data panel data adalah sevagai berikut:

1. Jumlah observasi data yang besar.

2. Meningkatnya derajat bebas.

3. Berkurangnya kolinieritas antar variabel-variabel penjelas.

4. Meningkatnya efisiensi dari dari penaksiran ekonometris.

5. Estimasi parameter yang lebih reliable dan lebih stabil.

Namun penggunaan regresi data panel juga memiliki berbagai

keterbatasan, diantaranya:

1. Variasi antar kelompok orang biasanya jauh melebihi variasi antar

waktu atau antar individual. Maka sebuah panel data cross-section n

individu dan T serial waktu tidak akan memberikan T kali informasi

dari data cross-section tersebut.

2. Variasi pada rentang waktu tertentu mungkin tidak akan terwujud

untuk beberapa variabel yang penting atau mungkin sebesar secara

tidak seharusnya sebagai pengaruh dari kesalahan pengukuran.

Diantara sekian banyak kegunaan dari data panel, salah satu

manfaat yang paling dirasakan oleh para ahli ekonomi adalah penggunaan

Page 91: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

72

data panel mengatasi masalah kekurangan data yang tidak dapat dipenuhi

oleh data time series.

Penyelesaian model-model panel data bila dilihat dari kesalahan

pengganggunya dapat dipecahkan dengan Fixed Effect Model (FEM) atau

Random Effect Model (REM).

Kedua metode ini menghasilkan koefisien yang sangat berbeda

antara satu sama lainnya. Perbedaan itu disebabkan karena asumsi yang

digunakan diantara kedua metode tersebut tidak sama. Pada FEM,

varians error dari observasi satu dengan observasi lainnya dianggap

konstan.

Sementara dalam REM, varians error diasumsikan tidak sama.

Akibat ketidaksamaan dua asumsi tersebut bisa saja terjadi perbedaan

keputusan dalam melihat signifikansi dari variabel-variabel independen

yang disertakan dalam model.

Salah satu metode ekonometrik yang lazim digunakan untuk

menganalisis apakah lebih tepat FEM atau REM untuk memecahkan

sistem persamaan panel data adalah dengan Hausman-test. Selain itu

berdasarkan beberapa keunggulan dari masing-masing kedua model

tersebut, sebagaimana yang dijelaskan oleh Gujarati (2003), dapat juga

dilihat secara apriori model manakah yang lebih tepat.

3. Estimasi Model Data Panel

Page 92: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

73

Menurut Gujarati (2003), pada dasarnya ada tiga teknik untuk

meregresi data panel, yaitu: pendekatan OLS biasa (Pooled Least Square),

pendekatan efek tetap (Fixed Eff`ect Model), dan pendekatan efek acak

(Random Effect Model).

a. Model Pooled Least Square (PLS)

Teknik ini tidak ubahnya dengan membuat regresi dengan

data cross section atau time series sebagaimana telah dipelajari

sebelumnya. Akan tetapi untuk data panel, sebelum membuat regresi

kita harus menggabungkan data cross-section dengan time-series

(pool data).

Kemudian data gabungan ini diperlakukan sebagai satu

kesatuan pengamatan yang digunakan untuk mengestimasi model

dengan metode PLS.

Bila kita punya asumsi bahwa α dan β akan sama (konstan)

untuk setiap data time series dan cross section, maka α dan β dapat

diestimasi dengan model berikut dengan menggunakan NxT

pengamatan.

Yit = α + βXit + εit;i=1,2,….N; t = 1,2,….,T

Pertanyaannya apakah asumsi bahwa α dan β konstan

realistis? Dalam penelitian ini penulis mengamati pengaruh ekonomi

makro dan rasio keuangan bank terhadap pembiayaan bermasalah

Page 93: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

74

bank umum syariah. Apakah realistis jika dibuat suatu model, dimana

Capital Adequancy Ratio (CAR) dan Biaya Operasional terhadap

Pembiayaan Operasional (BOPO) mempunyai intercept yang sama

dengan Kurs dan Inflasi?

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ada dua buah teknik

yang biasanya digunakan untuk membuat model dari data panel, yaitu

Metode Efek Tetap (Fixed Effect Model) dan Metode Efek Random

(Random Effect Model).

b. Model Fixed Effect Model (FEM)

Adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk

dalam persamaan model memungkinkan adanya intercept ini

mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu. Pemikiran inilah

yang menjadi dasar pemikiran pembentukan model tersebut.

Asumsi pembuatan model yang menghasilkan α konstan

untuk setiap individu (i) dan waktu (t) kurang realistis. Dalam efek

tetap (Fixed Effect Model) atau disingkat (FEM) kita dapat mengatasi

hal tersebut, karena metode ini memungkinkan adanya perubahan α

pada setiap i dan t.

Secara matematis model FEM dinyatakan sebagai berikut:

Dimana:

Yit = β1i + β2Xit + β3Xit +μit

Page 94: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

75

Dari model diatas terlihat bahwa sesungguhnya FEM adalah

sama dengan regresi yang menggunakan dummy variabel sebagai

variabel bebas, sehingga dapat diestimasi dengan Ordinary Least

Square (OLS). Dengan diestimasinya tersebut menggunakan OLS,

maka akan memperoleh estimator yang tidak bias dan konsisten

c. Model Random Effect Model (REM)

Bila pada Model Efek Tetap, perbedaan antar individu dan

atau waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada Model Efek

Random, perbedaan tersebut diakomodasi lewat error. Teknik ini

juga memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang

time series dan cross section.

Pada FEM perbedaan karakteristik individu dan waktu

diakommodasikan pada intercept-nya berubah antar individu dan

antar waktu. Sementara Model Efek Random atau Random Effect

Model (REM) perbedaan karakteristik individu dan waktu

diakomodasikan pada eror dari model. Mengingat ada dua komponen

yang mempunyai kontribusi pada pembentukan error, yaitu individu

dan waktu, maka random error untuk komponen individu, error

komponen waktu dan error gabungan.

Model random effect bisa ditulis sebagai berikut:

Yit = βXit + α + μit

Page 95: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

76

Dimana:

μit = between enity error

Ɛit = within enity error

4. Pemilihan Metode Estimasi dalam Data Panel

Menurut Nachrowi dan Usman (2006) untuk menentukan model

data panel yang dipilih, diperlukan pengujian beberapa tahap, yaitu

sebagai berikut:

a. Chow Test, untuk memilih antara PLS dan FEM

b. Hausman Test, untuk memilih antara FEM dan REM

Keunggulan pendekatan FEM dapat membedakan efek

individual dan efek waktu, FEM tidak perlu mengasumsikan bahwa

komponen eror tidak memiliki korelasi dengan variabel bebas yang

memungkinkan sulit dipenuhi.

Sedangkan keunggulan pendekatan REM mempunyai parameter

lebih sedikit sehingga derajat kebebasannya lebih besar dibandingkan

dengan FEM (Nachrowi dan Usman, 2006).

Ada 2 tahapan dalam memilih metode estimasi data panel.

Pertama-tama kita akan membandingkan PLS dengan FEM terlebih

dahulu. Kemudian dilakukan uji Chow. Jika hasil menunjukkan model

PLS yang diterima, maka model PLS-lah yang akan dianalisa.

Tapi jika model FEM yang diterima, maka tahap kedua yang

Page 96: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

77

dijalankan yakni melakukan perbandingan lagi dengan model REM.

Setelah itu dilakukan pengujian dengan Hausman test untuk menentukan

model mana yang akan dipakai, apakah FEM atau REM.

a. Uji Chow

Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan

untuk mengetahui model mana yang lebih baik di antara Pooled

Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM) yang lebih tepat

digunakan dalam penelitian (Juanda dan Junaidi, 2012).

Hipotesis nol (H0) yang digunakan adalah intersep dan slope

adalah sama. Adapun uji F statistiknya adalah sebagai berikut:

Dimana:

N : Jumlah individu

T : Jumlah periode waktu

K : Banyaknya parameter dalam model FEM

RSS1 dan RSS2 : residual sum of squares untuk model PLS dan FEM

Pengujian Uji Chow memiliki hipotesis, hipotesis dari u ji

Chow adalah sebagai berikut:

H0 : Model menggunakan pendekatan Pooled Least Square (PLS)

Ha : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect Model (FEM)

Page 97: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

78

Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, jika F statistik

lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai Chow menunjukkan

nilai F statistik. Jika nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai

F tabel, maka kita menggunakan Fixed Effect Model. (Juanda dan

Junaidi, 2012:182)

Kriteria penilaian uji Chow adalah muncul hasil yang

menunjukkan baik F test maupun Chi Square jika p-value > 5% maka

H0 diterima, dan jika p-value < 5% maka H0 ditolak. (Rohmana,

2010:242)

H0 : Model mengikuti PLS

Ha : Model mengikuti Fixed

b. Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk menentukan model Fixed

Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM) yang paling

tepat digunakan (Juanda dan Junaidi, 2012). Dengan mengikuti

kriteria Wald nilai statistik Hausman ini akan mengikuti distribusi

Chi-square sebagai berikut.

Statistik uji hausman ini mengikuti distribusi statistik

Chi-square dengan derajat bebas sebanyak jumlah peibah bebas (p).

Hipotesis nol ditolak jika nilai statistik Hausman lebih besar

Page 98: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

79

daripada nilai kritis statistik Chi-square. Hal ini berarti bahwa

model yang tepat untuk regresi data panel adalah model FEM.

Kriteria penilaian uji hausman adalah jika muncul hasil

yang menunjukkan baik F-test maupun Chi-square jika p-value >

5% maka H0 diterima, dan jika p-value < 5% maka H0 ditolak.

(Rohmana, 2010:245)

H0 : Model mengikuti Random

Ha : Model mengikuti Fixed

E. Model Empiris

Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel

independen, maka digunakan model regresi data panel dengan persamaan

sebagai berikut:

Yit = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it + eit

Keterangan:

Yit = Variabel terikat (dependen) (NPF)

I = Entitas ke-I (1,2,…N (untuk individu))

T = Periode ke-t (1,2,…N (untuk waktu))

X1 = Variabel bebas (independen) (Kurs terhadap NPF)

X2 = Variabel bebas (independen) (Inflasi terhadap NPF)

X3 = Variabel bebas (independen) (CAR terhadap NPF)

Page 99: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

80

X4 = Variabel bebas (independen) (BOPO terhadap NPF)

Perhitungan dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan

alat bantu melalui software statistik dan ekonometrik dalam PC yang sesuai,

yaitu E-views versi 9.

F. Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dari masing-masing variabel yang diteliti adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.3

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Definisi Operasional

Variabel

Pengukuran Variabel

1. Non

Performing

Financing

(NPF)

Rasio antara jumlah

pembiayaan yang diberikan

dengan tingkat kolektabilitas

(kurang lancar, diragukan,

dan macet) dibandingkan

dengan total pembiayaan

yang diberikan oleh bank.

(Akbar, 2016)

Pembiayaan (KL, D, M)

Total Pembiayaan

2. Kurs Perubahan harga mata uang

dalam negeri terhadap mata

uang asing. Dalam hal ini

diproksikan dengan kurs

tengah Bank Indonesia yaitu

rata-rata penjumlahan dari

kurs jual dan kurs beli yang

berlaku pada akhir periode

laporan triwulan yang

bersumber dari Pusat Data

Kontan Bank Indonesia.

(Mutamimah dan Chasanah,

2012)

KURSt - KURSt-1 X 100%

KURSt-1

Page 100: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

81

3. Inflasi Peningkatan tingkat harga

umum secara terus-menerus

yang mengakibatkan

melemahnya daya beli

masyarakat yang diikuti

dengan semakin merosotnya

nilai riil (intrinsik) mata uang

suatu negara. (Mutamimah

dan Chasanah, 2012)

Tingkat Hargat - Tingkat Hargat-1

Tingkat Hargat-1

4. Capital

Adequancy

Ratio

(CAR)

Rasio yang menunjukkan

bagaimana sebuah perbankan

mampu membiayai aktivitas

kegiatannya dengan

kepemilikan modal yang

dimilikinya. (Purnamasari

dan Musdholifah, 2016)

Modal Bank X 100%

ATMR

5. Biaya

Operasional

terhadap

Pembiayaan

Operasional

(BOPO)

Digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank

dalam mengendalikan biaya

operasional terhadap

pendapatan operasional.

(Purnamasari dan

Musdholifah, 2016)

Beban Operasional X 100%

Pendapatan Operasional

Page 101: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

82

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penulis menggunakan populasi Bank Umum Syariah yang terdaftar

di Bank Indonesia, yang terdaftar dari tahun 2010. Dan telah menerbitkan

laporan keuangan pada periode 2010 sampai dengan 2016. Berdasarkan

metode purposive sampling yang telah ditetapkan pada bab III, maka

diperoleh jumlah sampel sebanyak 6 Bank Umum Syariah yang memenuhi

kriteria. Adapun pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Prosedur Pemilihan Sampel Bank Umum Syariah di Indonesia

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar di

Bank Indonesia tahun 2010

12

2 Bank Umum Syariah di Indonesia yang tidak

lengkap menerbitkan laporan keuangan periode

2010 hingga 2016

5

3 Bank Umum Syariah di Indonesia yang dianggap

dapat merusak data karena mempunyai nilai

variabel yang rendah

1

4 Total Perusahaan yang Dijadikan Sampel 6

5 Jumlah Data Sampel yang Diolah 6

Sumber: Data diolah penulis

Page 102: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

83

B. Analisa Deskriptif

1. Analisis Rasio Non Performing Financing (NPF) Bank Umum

Syariah

Non Performing financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah

merupakan salah satu risiko yang selalu muncul di dalam dunia

perbankan baik berasal dari faktor eksternal maupun dari faktor internal.

Faktor eksternal berasal dari luar bank (kontrol bank), sedangkan faktor

internal berasal dari pihak bank. Nilai kriteria penilaian NPF dikatakan

baik ketika tidak lebih dari 5%. Dari analisa perhitungan, dapat diperoleh

data triwulan Non Performing Financing (NPF) selama periode 2010

sampai dengan 2016 sebagai berikut:

Grafik 4.1

Kurva Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah di Indonesia

(dalam %)

Sumber: Laporan Keuangan

Page 103: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

84

Pada grafik di atas, nilai Non Performing Financing mengalami

fluktuasi setiap periodenya. Nilai NPF terendah yaitu pada BJB Syariah

sebesar 0.00% yaitu pada triwulan ke 1 tahun 2010, sedangkan nilai NPF

tertinggi yaitu pada bank yang sama yaitu BJB Syariah sebesar 17.91%

pada triwulan ke 4 tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa secara

statistik, pada periode penelitian nilai NPF pada Bank Umum Syariah

tergolong kurang baik karena nilai yang dimiliki masih ada yang

melebihi batas kriteria penilaian NPF yaitu 5%.

2. Analisis Kurs

Kurs adalah jumlah uang domestik yang dibutuhkan untuk

memperoleh mata uang asing. Nilai kurs yang mengalami peningkatan

akan berakibat pada kestabilan sistem ekonomi (krisis ekonomi) dalam

negeri, seperti meningkatnya tingkat inflasi. Hal tersebut akan berakibat

pada usaha yang dijalankan oleh nasabah dengan modal yang dibiayai

bank syariah menjadi tidak stabil sehingga memungkinkan kemampuan

nasabah dalam pengembalian angsuran yang kurang lancar atau bahkan

macet karena harga-harga barang mengalami peningkatan, sehingga

masyarakat akan mendahulukan kebutuhan sehari-harinya dan

mengalami kelemahan dalam mengangsur pembiayaan yang nantinya

akan menambah persentase rasio pembiayaan bermasalah di bank

syariah.

Page 104: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

85

Grafik 4.2

Kurva Kurs (dalam Rupiah)

Sumber: Pusat Data Kontan

Pada grafik di atas menunjukkan bahwa kurs mengalami

fluktuasi dari tahun 2010 sampai dengan 2016. Selama periode penelitian

kurs mengalami peningkatan pada tahun 2015 triwulan ke 3 yang

menunjukkan nilai tertinggi kurs yaitu 13.87, sedangkan tingkat kurs

terendah terjadi pada tahun 2011 triwulan ke 2 yaitu sebesar 8.59.

Peningkatan dan penurunan tingkat kurs akan berpengaruh terhadap

sistem perekonomian yang nantinya akan mempengaruhi selera

masyarakat dalam menempatkan uangnya di bank syariah dan juga akan

mempengaruhi persentase rasio pembiayaan bermasalah bank syariah.

3. Analisis Inflasi

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga barang-barang

secara umum dan terus-menerus yang akan berakibat pada kondisi

ekonomi masyarakat tidak seimbang antara pengeluaran dan pemasukan.

Kenaikan harga yang cepat dan terus-menerus dan dalam jangka waktu

Page 105: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

86

yang cukup panjang akan berdampak pada menurunnya minat

masyarakat untuk menyimpan uang baik di bank syariah maupun

lembaga keuangan lainnya, selain itu berakibat pada melemahnya

kemampuan nasabah dalam mengembalikan angsurannya. Hal tersebut

akan mengakibatkan banyak pembiayaan yang kurang lancar bahkan

macet dan dikhawatirkan akan menambah persentase rasio pembiayaan

bermasalah bank syariah. Berikut data tingkat inflasi triwulan periode

2010 sampai dengan 2016:

Grafik 4.3

Kurva Inflasi (dalam %)

Sumber: Bank Indonesia

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat inflasi

mengalami fluktuasi dari tahun 2010 sampai dengan 2016. Selama

periode penelitian dapat dilihat tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun

2013 triwulan ke 3 yaitu sebesar 8.6%, dan tingkat inflasi terendah terjadi

pada tahun 2016 triwulan ke 4 yaitu sebesar 3.03%. Dari grafik tersebut

menunjukkan bahwa tingkat inflasi semakin mengalami penurunan pada

Page 106: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

87

tahun terakhir. Dengan menurunnya tingkat inflasi ini, menunjukkan

bahwa tidak adanya krisis inflasi yang menyebabkan masyarakat

kesulitan membayar kewajibannya terhadap bank karena tingkat inflasi

tergolong normal dan lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sehingga hal

ini tidak begitu berdapak pada pembiayaan bermasalah bank syariah.

Tetapi dengan harga barang dan jasa yang cenderung tinggi di

tahun sebelumnya menyebabkan daya beli masyarakat menurun sehingga

tingkat saving masyarakat pun menurun karena masyarakat cenderung

memilih membelanjakan uang mereka untuk kebutuhan sehari-hari dan

mengalami kelemahan dalam mengangsur pembiayaan. Hal tersebut juga

akan mempengaruhi rasio pembiayaan bermasalah bank syariah.

4. Analisis Capital Adequancy Ratio (CAR)

Capital Adequancy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan

modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal

dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). CAR atau yang biasa

disebut rasio permodalan merupakan modal dasar yang harus dipenuhi

oleh bank, yang menunjukkan bank dalam menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko

kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio

tersebut akan semakin baik posisi modal bank. Berikut data tingkat rasio

permodalan atau CAR triwulan periode 2010 sampai dengan 2016:

Page 107: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

88

Grafik 4.4

Kurva Capital Adequancy Ratio (CAR) (dalam %)

Sumber: Laporan Keuangan

Pada grafik di atas menunjukkan bahwa CAR mengalami

fluktuasi dari tahun 2010 sampai dengan 2016. Selama priode penelitian

CAR diperoleh rata-rata (mean) sebesar 16.57% dengan standar deviasi

(std. Deviation) sebesar 15.05%, masih lebih kecil dibandingkan dengan

nilai rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa simpangan data pada

variabel CAR baik, tetapi harus tetap diwaspadai karena nilai standar

deviasi dan nilai rata-rata hampir mendekati. Selanjutnya, nilai minimum

sebesar pada tahun 2010 triwulan ke 1 0.00% dan nilai maksimum

sebesar 36.09% pada tahun 2010 triwulan ke 2 dan 3 yang keduanya

terjadi di BJB Syariah.

Tingkat CAR yang melebihi batas minimal yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia sebesar 8,00%, menunjukkan bahwa tingkat CAR pada

Bank Umum Syariah semakin baik. Artinya, bank tersebut mampu

Page 108: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

89

menutupi risiko pembiayaan yang terjadi dengan besarnya cadangan dana

yang diperoleh dari perbandingan modal dan Aktiva Tertimbang Menurut

Risiko (ATMR).

Tetapi pada grafik di atas juga menunjukkan bahwa selama

periode penelitian, rasio CAR bank umum syariah masih ada yang belum

memenuhi standar minimal CAR yang telah ditetapkan oleh Bank

Indonesia yaitu sebesar 8,00%. Hal tersebut yang akan mempengaruhi

rasio pembiayaan bermasalah bank syariah.

5. Analisis Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO)

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) merupakan perbandingan antara biaya operasional dan

pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan

kegiatan operasinya. (Dendawijaya, 2005:119) Semakin tinggi rasio

BOPO maka kualitas pembiayaan akan berkurang, sehingga hal tersebut

juga dapat menyebabkan meningkatnya rasio pembiayaan bermasalah

dikarenakan total pembiayaan yang berkurang. Berikut data triwulan

tingkat BOPO bank umum syariah periode 2010 sampai dengan 2016:

Page 109: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

90

Grafik 4.5

Kurva Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

(dalam %)

Sumber: Laporan Keuangan

Pada grafik di atas menunjukkan bahwa BOPO mengalami

fluktuasi dari tahun 2010 sampai dengan 2016. Selama priode penelitian

BOPO diperoleh rata-rata (mean) sebesar 91.60% dengan standar deviasi

(std. Deviation) sebesar 19.04%, masih lebih kecil dibandingkan dengan

nilai rata-rata. Yang artinya variabel BOPO mempunyai sebaran kecil

karena nilai standar deviasinya mempunyai nilai lebih kecil dibandingkan

nilai rata-rata, sehingga dapat dikatakan simpangan data baik. Nilai

minimumnya sebesar pada tahun 2010 triwulan ke 1 0.00% yang terjadi

pada BJB Syariah dan nilai maksimum sebesar 304.6% pada tahun 2016

triwulan ke 2 yang terjadi di BNI Syariah.

Dengan nilai rata-rata sebesar 91.60% menunjukkan bahwa

efektifitas operasional bank umum syariah tidak cukup baik, karena biaya

Page 110: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

91

operasionalnya 91.60% dari pendapatan operasionalnya. Yang artinya

rasio melebihi batas maksimum yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu

sebesar 90%. rasio yang besar mencerminkan bank tersebut tidak mampu

mengontrol penggunaan operasional. Hal tersebut yang akan

mempengaruhi pendapatan yang menurun hingga berujung pada

menurunnya kualitas pembiayaan karena kurangnya pendapatan untuk

menutupi kegiatan operasional penyaluran dana dan dapat menyebabkan

pembiayaan bermasalah bank syariah.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

0

4

8

12

16

20

24

28

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2

Series: ResidualsSample 1 168Observations 165

Mean -1.74e-15Median 0.027639Maximum 1.279632Minimum -0.784420Std. Dev. 0.361455Skewness 0.305043Kurtosis 3.547236

Jarque-Bera 4.617747Probability 0.099373

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Berdasarkan gambar uji normalitas setelah transformasi di atas

dapat diketahui bahwa nilai probability JB lebih dari > 5% (0.099373 >

0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Page 111: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

92

2. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolinearitas

KURS INFLASI CAR BOPO

KURS 1.000000 0.032252 -0.094350 0.230621

INFLASI 0.032252 1.000000 -0.126579 -0.020000

CAR -0.094350 -0.126579 1.000000 0.285845

BOPO 0.230621 -0.020000 0.285845 1.000000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan antar

variabel independen (Kurs, Inflasi, CAR, dan BOPO) tidak ada yang

menunjukkan nilai korelasi > 0.9. Nilai korelasi tertinggi sebesar

0.230621 yaitu antara KURS dengan BOPO, karena 0.230621 < 0.9 maka

diputuskan bahwa H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

model tidak terjadi gejala multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 5.489561 Prob. F(4,160) 0.0004

Obs*R-squared 19.91177 Prob. Chi-Square(4) 0.0005

Scaled explained SS 23.84631 Prob. Chi-Square(4) 0.0001

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan

uji statistik di atas dapat diketahui bahwa probability chi-square < 5%

(sebesar 0.0005 < 0.05). Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

hipotesis alternatif (Ha) adanya heteroskedastisitas dalam model tidak

Page 112: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

93

dapat ditolak. Hasil di atas menunjukkan terdapat masalah

heteroskedastisitas.

Oleh karena itu, perlu dilakukan koreksi agar hasil pengujian

hipotesis tidak menyesatkan. Di bawah ini telah digunakan White‟s

Heteroscedasticity-Consistent and Standard Error.

Tabel 4.4

Koreksi Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: NPF

Method: Least Squares

Date: 05/24/17 Time: 11:46

Sample: 1 168

Included observations: 165

White heteroskedasticity-consistent standard errors & covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.268012 1.192418 -2.740659 0.0068

KURS 0.864665 0.188219 4.593939 0.0000

INFLASI -0.165395 0.106888 -1.547367 0.1238

CAR -0.352147 0.120848 -2.913962 0.0041

BOPO 0.829294 0.302279 2.743476 0.0068

R-squared 0.273895 Mean dependent var 1.273697

Adjusted R-squared 0.255742 S.D. dependent var 0.424184

S.E. of regression 0.365945 Akaike info criterion 0.857168

Sum squared resid 21.42653 Schwarz criterion 0.951287

Log likelihood -65.71633 Hannan-Quinn criter. 0.895374

F-statistic 15.08842 Durbin-Watson stat 0.496496

Prob(F-statistic) 0.000000 Wald F-statistic 10.96432

Prob(Wald F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Output di atas telah mengoreksi standard error secara otomatis

sehingga nilai t-statistic dan nilai p (prob) juga telah dikoreksi. Output

diatas dapat langsung dijadikan hasil akhir pengujian hipotesis karena

masalah heteroskedastistas telah dikoreksi. Secara esensi White‟s

Heteroscedasticity-Consistent and Standard Error hanya mengoreksi

nilai standar error, nilai t, dan nilai p, sedangkan besaran koefisien tetap

sama.

Menurut Ghazali (2013), koreksi heteroskedastistas dengan

Page 113: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

94

prosedur White tidak mengubah kesimpulan hasil pengujian hipotesis.

Hal ini mengidikasikan heteroskedastistas bukan menjadi masalah serius

dalam model regresi. Meskipun bukan menjadi masalah serius,

heteroskedastistas sebaiknya tetap dikoreksi. (Ghazali, 2013:115)

4. Uji Autokorelasi

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 112.9861 Prob. F(2,158) 0.0000

Obs*R-squared 97.10447 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas dapat diketahui

bahwa nilai probability Chi-Square < 5% (0.0000 < 0.05). Hasil uji LM

di atas mengindikasikan bahwa terjadi autokorelasi, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 (tidak ada autokorelasi) ditolak.

Dari hasil uji di atas, perlu dilakukan koreksi autokorelasi

dengan menggunakan metode OLS namun dengan mengoreksi standard

error. Prosedur ini dikembangkan oleh Newey-West, yang merupakan

pengembangan dari prosedur White heteroscedasticity-consistent

standard error. Standard error yang telah dikoreksi disebut sebagai HAC

(heretoscedasticity and autocorrelation-consistent) standard error atau

Newey-West standard error.

Page 114: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

95

Tabel 4.6

Koreksi Hasil Uji Autokorelasi

Dependent Variable: NPF

Method: Least Squares

Date: 05/24/17 Time: 12:53

Sample: 1 168

Included observations: 165

HAC standard errors & covariance (Bartlett kernel, Newey-West fixed

bandwidth = 5.0000)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.268012 1.651989 -1.978228 0.0496

KURS 0.864665 0.330458 2.616563 0.0097

INFLASI -0.165395 0.158145 -1.045839 0.2972

CAR -0.352147 0.190457 -1.848957 0.0663

BOPO 0.829294 0.381698 2.172645 0.0313

R-squared 0.273895 Mean dependent var 1.273697

Adjusted R-squared 0.255742 S.D. dependent var 0.424184

S.E. of regression 0.365945 Akaike info criterion 0.857168

Sum squared resid 21.42653 Schwarz criterion 0.951287

Log likelihood -65.71633 Hannan-Quinn criter. 0.895374

F-statistic 15.08842 Durbin-Watson stat 0.496496

Prob(F-statistic) 0.000000 Wald F-statistic 3.622935

Prob(Wald F-statistic) 0.007429

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Output di atas merupakan hasil koreksi standard error dengan

metode Newey-West setelah ada masalah autokorelasi. Hasil di atas dapat

langsung digunakan dalam laporan penelitian. Jika dibandingkan dengan

hasil metode OLS tanpa koreksi HAC maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan dalam nilai standar error, nilai t, dan nilai p. Namun

hasil koreksi HAC lebih valid sedangkan hasil OLS tanpa koreksi dapat

menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan. (Ghazali, 2013:157)

D. Estimasi Model Panel Data

Dari analisa model panel data dikenal 3 (tiga) macam pendekatan

estimasi yaitu pendekatan kuadrat terkecil atau Common Effect Model (CEM),

Page 115: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

96

pendekatan efek tetap atau Fixed Effect Model (FEM), dan pendekatan efek

acak atau Random Effect Model (REM).

1. Common Effect Model (CEM)

Langkah pertama dilakukan pengolahan data menggunakan

pendekatan Common Effect Model (CEM) secara sederhana

menggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross section,

kemudian mengestimasikan model dengan menggunakan metode

Ordinary Least Square (OLS) sebagai salah satu syarat melakukan Uji-F

Restricted. Hasil pengolahan menggunakan program Eviews 9.0

didapatkan hasil analisis data sebagai berikut:

Tabel 4.7

Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM)

Dependent Variable: NPF?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/14/17 Time: 23:16

Sample: 2010Q1 2016Q4

Included observations: 28

Cross-sections included: 6

Total pool (unbalanced) observations: 166

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.259290 1.283549 -0.981100 0.3280

KURS? 0.421409 0.081462 5.173049 0.0000

INFLASI? -0.190039 0.095710 -1.985556 0.0488

CAR? -0.031961 0.030610 -1.044128 0.2980

BOPO? 0.023624 0.008210 2.877601 0.0046

R-squared 0.215821 Mean dependent var 3.942711

Adjusted R-squared 0.196338 S.D. dependent var 2.131493

S.E. of regression 1.910824 Akaike info criterion 4.162603

Sum squared resid 587.8507 Schwarz criterion 4.256338

Log likelihood -340.4961 Hannan-Quinn criter. 4.200651

F-statistic 11.07755 Durbin-Watson stat 0.502153

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Page 116: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

97

2. Fixed Effect Model (FEM)

Langkah kedua dilakukan pengolahan data menggunakan

pendekatan Fixed Effect Model (FEM) untuk membandingkan dengan

metode Common Effect Model (CEM). Hasil pengolahan menggunakan

program Eviews 9.0 didapatkan hasil analisis data sebagai berikut:

Tabel 4.8

Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: NPF?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/14/17 Time: 23:16

Sample: 2010Q1 2016Q4

Included observations: 28

Cross-sections included: 6

Total pool (unbalanced) observations: 166

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.313991 1.249289 0.251336 0.8019

KURS? 0.373024 0.073161 5.098696 0.0000

INFLASI? -0.221984 0.085585 -2.593719 0.0104

CAR? -0.117088 0.035240 -3.322549 0.0011

BOPO? 0.029508 0.007430 3.971360 0.0001

Fixed Effects (Cross)

_BSM--C 0.466939

_BNIS--C -0.892485

_BRIS--C -0.305364

_BUKOPINS--C -0.815148

_MEGAS--C -0.381702

_BJBS--C 2.076049

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.399112 Mean dependent var 3.942711

Adjusted R-squared 0.364446 S.D. dependent var 2.131493

S.E. of regression 1.699262 Akaike info criterion 3.956615

Sum squared resid 450.4485 Schwarz criterion 4.144084

Log likelihood -318.3990 Hannan-Quinn criter. 4.032710

F-statistic 11.51287 Durbin-Watson stat 0.668478

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

3. Uji Chow

Untuk memilih data panel yang digunakan perlu dilakukan Uji

Chow untuk memilih antara Common Effect Model (CEM) atau Fixed

Effect Model (FEM). Di bawah ini adalah Uji Chow, diantaranya sebagai

berikut:

Page 117: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

98

Tabel 4.9

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: AJENG

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 9.517071 (5,156) 0.0000

Cross-section Chi-square 44.194073 5 0.0000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Nilai yang harus diperhatikan pada uji chow adalah nilai

probabilitas dari F-Statistik. Hipotesis yang digunakan dalam uji Chow

adalah sebagai berikut:

H0 : Common Effect Model (CEM)

Ha : Fixed Effect Model (FEM)

Jika nilai probabilitas F-Statistik lebih kecil dari tingkat

signifikansi (5%), maka tolak H0. Nilai probabilitas F-Statistik model

pertama adalah 0.0000, dengan demikian model data panel yang tepat

antara Common Effect Model (CEM) dengan Fixed Effect Model (FEM)

adalah Fixed Effect Model (FEM). Hasil uji Chow menunjukkan tingkat

signifikansi pada 0.0000, sehingga kesimpulan yang diambil adalah

menolak H0 dan model yang dipilih adalah Fixed Effect Model (FEM).

4. Random Effect Model (REM)

Setelah melakukan uji Chow, dilakukan pengolahan data dengan

metode pendekatan Random Effect Model (REM) untuk dibandingkan

dengan Fixed Effect Model (FEM). Hasil pengolahan program Eviews 9.0

Page 118: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

99

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10

Regresi Data Panel Random Effect Model (REM) Dependent Variable: NPF?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 05/14/17 Time: 23:17

Sample: 2010Q1 2016Q4

Included observations: 28

Cross-sections included: 6

Total pool (unbalanced) observations: 166

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.125857 1.154101 -0.975527 0.3308

KURS? 0.416144 0.072515 5.738746 0.0000

INFLASI? -0.192962 0.085159 -2.265887 0.0248

CAR? -0.040101 0.028098 -1.427171 0.1555

BOPO? 0.024472 0.007321 3.342889 0.0010

Random Effects (Cross)

_BSM--C 0.109022

_BNIS--C -0.167539

_BRIS--C -0.035124

_BUKOPINS--C -0.096966

_MEGAS--C -0.051760

_BJBS--C 0.242368

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.140852 0.0068

Idiosyncratic random 1.699262 0.9932

Weighted Statistics

R-squared 0.223440 Mean dependent var 3.615209

Adjusted R-squared 0.204147 S.D. dependent var 2.109111

S.E. of regression 1.879595 Sum squared resid 568.7932

F-statistic 11.58115 Durbin-Watson stat 0.521089

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.215469 Mean dependent var 3.942711

Sum squared resid 588.1148 Durbin-Watson stat 0.503970

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

5. Uji Hausman

Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu

dilakukan lagi Uji Hausman untuk memilih antara Fixed Effect Model

(FEM) atau Random Effect Model (REM). Di bawah ini adalah hasil Uji

Hausman, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: AJENG

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 38.985332 4 0.0000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Page 119: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

100

Nilai yang harus diperhatikan pada uji hausman adalah nilai

probabilitas dari Cross-section random. Hipotesis yang digunakan dalam

uji hausman adalah sebagai berikut:

H0 : Random Effect Model (REM)

Ha : Fixed Effect Model (FEM)

Jika nilai probabilitasnya < 0.05, maka menolak H0. Sebaliknya,

jika nilai probabilitasnya > 0.05 maka menerima H0. Nilai probabilitas

statistik hausman model pertama adalah 0.0000, dengan demikian metode

data panel yang tepat adalah Fixed Effect Model (FEM). Hal ini

dikarenakan hasil uji hausman menunjukkan tingkat signifikansi kurang

dari 0.05. Sehingga kesimpulan yang diambil adalah menolak H0 dan

model yang dipilih adalah Fixed Random Effect (FEM).

E. Uji Statistik

1. Pengaruh Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap

pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF)

Bank Umum Syariah Secara Parsial (Uji t)

Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Jika probabilitas < 0.05

maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan bahwa variabel

Page 120: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

101

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Sedangkan apabila probabilitas > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh

tidak signifikan terhadap variabel dependen. Uji hipotesis secara parsial

dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji t

Dependent Variable: NPF?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/14/17 Time: 23:16

Sample: 2010Q1 2016Q4

Included observations: 28

Cross-sections included: 6

Total pool (unbalanced) observations: 166

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.313991 1.249289 0.251336 0.8019

KURS? 0.373024 0.073161 5.098696 0.0000

INFLASI? -0.221984 0.085585 -2.593719 0.0104

CAR? -0.117088 0.035240 -3.322549 0.0011

BOPO? 0.029508 0.007430 3.971360 0.0001

Fixed Effects (Cross)

_BSM--C 0.466939

_BNIS--C -0.892485

_BRIS--C -0.305364

_BUKOPINS--C -0.815148

_MEGAS--C -0.381702

_BJBS--C 2.076049

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Dengan Hipotesis:

H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen (Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR),

dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO)) terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank

Umum Syariah secara simultan.

Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen

Page 121: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

102

(Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO))

terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Umum

Syariah secara simultan.

a. Pengaruh Kurs terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank

Umum Syariah

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan nilai coefficient Kurs sebesar 0.373024 menunjukkan

ke arah koefisien positif, sedangkan probabilitas Kurs sebesar 0.0000

< 0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Kurs memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah.

b. Pengaruh Inflasi terhadap Non Performing Financing (NPF)

Bank Umum Syariah

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan nilai coefficient Inflasi sebesar -0.221984

menunjukkan ke arah koefisien negatif, sedangkan probabilitas

Inflasi sebesar 0.0104 < 0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Inflasi memiliki pengaruh

negatif signifikan terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank

Umum Syariah.

Page 122: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

103

c. Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap Non

Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan nilai coefficient Capital Adequancy Ratio (CAR)

sebesar -0.117088 menunjukkan ke arah koefisien negatif, sedangkan

probabilitas Capital Adequancy Ratio (CAR) sebesar 0.0011 < 0.05

sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Capital Adequancy Ratio (CAR) memiliki pengaruh negatif

signifikan terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Umum

Syariah.

d. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank

Umum Syariah

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan nilai coefficient Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 0.029508 menunjukkan ke

arah koefisien positif, sedangkan probabilitas Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 0.0001 < 0.05

sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Non Performing

Page 123: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

104

Financing (NPF) Bank Umum Syariah.

2. Pengaruh Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap

pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF)

Bank Umum Syariah Secara Simultan (Uji F)

Pengujian secara simultan atau uji F digunakan untuk menguji

pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Apabila probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan

berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen. Uji hipotesis

secara simultan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji F

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.399112 Mean dependent var 3.942711

Adjusted R-squared 0.364446 S.D. dependent var 2.131493

S.E. of regression 1.699262 Akaike info criterion 3.956615

Sum squared resid 450.4485 Schwarz criterion 4.144084

Log likelihood -318.3990 Hannan-Quinn criter. 4.032710

F-statistic 11.51287 Durbin-Watson stat 0.668478

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Dengan Hipotesis:

H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen (Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR),

dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO)) terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank

Page 124: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

105

Umum Syariah secara simultan.

Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen

(Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO))

terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Umum

Syariah secara simultan.

Berdasarkan tabel di atas, nilai probabilitas F-statistik sebesar

11.51287, dengan menggunakan tingkat keyakinan = 5% (0.05). Dimana

tingkat signifikansi 0.000000, artinya ditemukan signifikansi antara

pengaruh Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan

terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah.

Maka keputusan yang diambil adalah menolak H0 karena

terdapat pengaruh yang signifikan antara Kurs, Inflasi, Capital

Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) secara simultan terhadap Non Performing

Financing (NPF) Bank Umum Syariah.

3. Koefisien Determinasi (Adusted R2)

Koefisen determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan model dalam penelitian menerangkan variabel

dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel data berikut:

Page 125: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

106

Tabel 4.14

Koefisien Determinasi

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.399112 Mean dependent var 3.942711

Adjusted R-squared 0.364446 S.D. dependent var 2.131493

S.E. of regression 1.699262 Akaike info criterion 3.956615

Sum squared resid 450.4485 Schwarz criterion 4.144084

Log likelihood -318.3990 Hannan-Quinn criter. 4.032710

F-statistic 11.51287 Durbin-Watson stat 0.668478

Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Berdasarkan tabel di atas, pengaruh dari keempat variabel

independen (kurs, inflasi CAR, dan BOPO) terhadap variabel dependen

(NPF) dinyatakan dalam nilai Adjusted R-squared yaitu sebesar 0.364446

atau 36.4%. Artinya 36.4% variabel NPF bisa dijelaskan oleh keempat

variabel independen dalam penelitiannya yaitu Kurs, Inflasi, Capital

Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO)) secara bersama-sama. Sedangkan sisanya (100% -

36.4% = 63.6%) dijelaskan oleh rasio keuangan atau faktor lain diluar

model penelitian ini.

F. Analisis Model Regresi Data Panel

Berikut ini model regresi data panel dengan menggunakan Fixed

Effect Model (FEM):

Page 126: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

107

Tabel 4.15

Model Regresi

Dependent Variable: NPF?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/14/17 Time: 23:16

Sample: 2010Q1 2016Q4

Included observations: 28

Cross-sections included: 6

Total pool (unbalanced) observations: 166

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.313991 1.249289 0.251336 0.8019

KURS? 0.373024 0.073161 5.098696 0.0000

INFLASI? -0.221984 0.085585 -2.593719 0.0104

CAR? -0.117088 0.035240 -3.322549 0.0011

BOPO? 0.029508 0.007430 3.971360 0.0001

Fixed Effects (Cross)

_BSM--C 0.466939

_BNIS--C -0.892485

_BRIS--C -0.305364

_BUKOPINS--C -0.815148

_MEGAS--C -0.381702

_BJBS--C 2.076049

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.399112 Mean dependent var 3.942711

Adjusted R-squared 0.364446 S.D. dependent var 2.131493

S.E. of regression 1.699262 Akaike info criterion 3.956615

Sum squared resid 450.4485 Schwarz criterion 4.144084

Log likelihood -318.3990 Hannan-Quinn criter. 4.032710

F-statistic 11.51287 Durbin-Watson stat 0.668478

Prob(F-statistic) 0.000000

Dependent Variable: NPF?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/14/17 Time: 23:16

Sample: 2010Q1 2016Q4

Included observations: 28

Cross-sections included: 6

Total pool (unbalanced) observations: 166

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.313991 1.249289 0.251336 0.8019

KURS? 0.373024 0.073161 5.098696 0.0000

INFLASI? -0.221984 0.085585 -2.593719 0.0104

CAR? -0.117088 0.035240 -3.322549 0.0011

BOPO? 0.029508 0.007430 3.971360 0.0001

Fixed Effects (Cross)

_BSM--C 0.466939

_BNIS--C -0.892485

_BRIS--C -0.305364

_BUKOPINS--C -0.815148

_MEGAS--C -0.381702

_BJBS--C 2.076049

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.399112 Mean dependent var 3.942711

Adjusted R-squared 0.364446 S.D. dependent var 2.131493

S.E. of regression 1.699262 Akaike info criterion 3.956615

Sum squared resid 450.4485 Schwarz criterion 4.144084

Log likelihood -318.3990 Hannan-Quinn criter. 4.032710

F-statistic 11.51287 Durbin-Watson stat 0.668478

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan model regresi

antara variabel dependen (Non Perfrming Financing (NPF)) dan variabel

independen (Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)) sebagai berikut:

NPFit = 0.313991 + 0.373024KURSit - 0.221984INFLASIit - 0.117088CARit

+ 0.029508BOPOit

Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:

1. Konstanta sebesar 0.313991 menunjukkan bahwa variabel independen

(Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)) pada observasi ke i dan

periode ke t adalah konstan, maka Non Performing Financing (NPF)

Page 127: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

108

Bank Umum Syariah adalah 0.313991.

2. Koefisien regresi sebesar 0.373024 menunjukkan jika nilai Kurs pada

observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, maka akan menaikkan

tingkat Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah pada

observasi ke i dan periode ke t sebesar 0.373024.

3. Koefisien regresi sebesar -0.221984 menunjukkan jika nilai Inflasi pada

observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, maka akan menurunkan

tingkat Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah pada

observasi ke i dan periode ke t sebesar -0.221984.

4. Koefisien regresi sebesar -0.117088 menunjukkan jika nilai Capital

Adequancy Ratio (CAR) pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar

1%, maka akan menurunkan tingkat Non Performing Financing (NPF)

Bank Umum Syariah pada observasi ke i dan periode ke t sebesar

-0.117088.

5. Koefisien regresi sebesar 0.029508 menunjukkan jika nilai Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada observasi ke

i dan periode ke t naik sebesar 1%, maka akan menaikkan tingkat Non

Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah pada observasi ke i

dan periode ke t sebesar 0.029508.

Page 128: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

109

G. Persamaan Model Regresi Setiap Bank

Tabel 4.16

Model Regresi Setiap Bank

Fixed Effects (Cross)

_BSM--C 0.466939

_BNIS--C -0.892485

_BRIS--C -0.305364

_BUKOPINS--C -0.815148

_MEGAS--C -0.381702

_BJBS--C 2.076049

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Berdasarkan tabel di atas, maka didapat persamaan model regresi

tiap bank umum syariah sebagai berikut:

1. Persamaan Model Regresi BSM

NPFit = 0.466939 + 0.373024KURSit - 0.221984INFLASIit -

0.117088CARit + 0.029508BOPOit

Konstanta sebesar 0.466939 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)) pada observasi

ke i dan periode ke t adalah konstan, maka NPF pada Bank Syariah

Mandiri meningkat sebesar 0.466939.

2. Persamaan Model Regresi BNI Syariah

NPFit = -0.892485 + 0.373024KURSit - 0.221984INFLASIit -

0.117088CARit + 0.029508BOPOit

Konstanta sebesar -0.892485 menunjukkan bahwa jika variabel

Page 129: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

110

independen (Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)) pada observasi

ke i dan periode ke t adalah konstan, maka NPF pada BNI Syariah

menurun sebesar -0.892485.

3. Persamaan Model Regresi BRI Syariah

NPFit = -0.305364 + 0.373024KURSit - 0.221984INFLASIit -

0.117088CARit + 0.029508BOPOit

Konstanta sebesar -0.305364 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)) pada observasi

ke i dan periode ke t adalah konstan, maka NPF pada BRI Syariah

menurun sebesar -0.305364.

4. Persamaan Model Regresi Bukopin Syariah

NPFit = -0.815148 + 0.373024KURSit - 0.221984INFLASIit -

0.117088CARit + 0.029508BOPOit

Konstanta sebesar -0.815148 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)) pada observasi

ke i dan periode ke t adalah konstan, maka NPF pada Bank Bukopin

Syariah menurun sebesar -0.815148.

5. Persamaan Model Regresi Mega Syariah

Page 130: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

111

NPFit = -0.381702 + 0.373024KURSit - 0.221984INFLASIit -

0.117088CARit + 0.029508BOPOit

Konstanta sebesar -0.381702 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)) pada observasi

ke i dan periode ke t adalah konstan, maka NPF pada Bank Mega Syariah

menurun sebesar -0.381702.

6. Persamaan Model Regresi BJB Syariah

NPFit = 2.076049 + 0.373024KURSit - 0.221984INFLASIit -

0.117088CARit + 0.029508BOPOit

Konstanta sebesar 2.076049 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (Kurs, Inflasi, Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)) pada observasi

ke i dan periode ke t adalah konstan, maka NPF pada BJB Syariah

meningkat sebesar 2.076049.

H. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengaruh Kurs terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Umum

Syariah

Page 131: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

112

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kurs memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan bermasalah atau Non

Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah. Dengan demikian,

penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa Kurs

berpengaruh signifikan terhadap NPF. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji

hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai α (0.0000 <

0.05). Dengan demikian H1 yang menyatakan bahwa Kurs positif

terhadap NPF diterima.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haifa &

Dedi (2015), mengungkapkan bahwa krisis kurs (nilai tukar mata uang)

mengakibatkan memburuknya kemampuan perusahaan yang pada

gilirannya meningkatkan kredit bermasalah dalam sistem perbankan.

Nilai tukar yang semakin terdepresiasi melemahkan neraca perusahaan

sehingga mengurangi investasi dimasa mendatang. Bank Indonesia

mengeluarkan kebijakan untuk meredam pelemahan rupiah, salah satunya

dengan menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia

(Fasbis rate) kepada bank untuk menempatkan dananya di Bank

Indonesia dalam bentuk rupiah. Kebijakan BI ini menyebabkan

perbankan syariah akan lebih memilih instrumen BI sebagai tempat

menampung aktivanya, maka hal ini dapat mengurangi ekspansi

pembiayaan perbankan syariah. Menurunnya jumlah pembiayaan

Page 132: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

113

perbankan syariah ini akan menaikkan tingkat NPF perbankan syariah

karena total pembiayaan yang disalurkan merupakan faktor pembagi

dalam rasio NPF.

Akan tetapi, bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rizal Nur Firdaus (2015), yang mengungkapkan bahwa nilai kurs

tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat NPF.

2. Pengaruh Inflasi terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Umum

Syariah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan bermasalah atau

Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah. Dengan

demikian, penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa

inflasi berpengaruh signifikan terhadap NPF. Hal ini dibuktikan dengan

hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai α

(0.0104 < 0.05). Dengan demikian H2 yang menyatakan bahwa Inflasi

positif terhadap NPF ditolak.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mutamimah & Siti Nur Zaidah Chasanah (2012), menyimpulkan bahwa

semakin tinggi tingkat inflasi maka pembiayaan bermasalah di bank

umum syariah semakin rendah, dan memiliki pengaruh yang bermakna.

Umumnya kesulitan yang dihadapi perbankan adalah menentukan secara

Page 133: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

114

tepat bagaimana risiko kredit tersebut berubah bersamaan dengan

perubahan situasi makroekonimi serta berapa lama perubahan ekonomi

makro tersebut, dalam hal ini inflasi direspon oleh perbankan. Alasan lain

adalah hal ini mengindikasikan bahwa debitur merasa memiliki tanggung

jawab atau komitmen untuk memenuhi kewajibannya dalam hal melunasi

pinjamannya ke bank, sehingga meskipun inflasi mengalami kenaikan,

pembiayaan bermasalah pada bank syariah tidak ikut mengalami

kenaikan juga. Selain itu adanya akad yang melandasi perjanjian

pembiayaan antara shahibul maal dan mudharib yang bersifat mengikat,

sehingga meskipun kondisi makroekonomi mengalami penurunan dalam

hal inflasi meningkat, mudharib (debitur) tetap berkewajiban untuk

melunasi pinjamannya.

Akan tetapi bertolak belakang dengan penelitian Atirah

Masthuroh, Efiyanto, & Herbirowo Nugroho (2015), menyimpulkan

bahwa variabel inflasi memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan

terhadap nilai NPF. Ketika perekonomian suatu negara mengalami

penurunan dapat dimungkinkan bahwa tingkat inflasi akan mengalami

peningkatan. Ketika inflasi mengalami pengingkatan maka tingkat NPF

akan mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya ketika inflasi

mengalami penurunan maka tingkat NPF akan ikut mengalami

penurunan.

Page 134: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

115

3. Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap Non Performing

Financing (NPF) Bank Umum Syariah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Capital

Adequancy Ratio (CAR) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Bank

Umum Syariah. Dengan demikian, penelitian ini menerima hipotesis

yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap NPF. Hal

ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikansi yang

lebih kecil dari nilai α (0.0011 < 0.05). Dengan demikian H3 yang

menyatakan bahwa CAR positif terhadap NPF ditolak.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah modal yang

dimiliki suatu bank maka akan semakin kecil peluang terjadinya piutang

Non Performing Financing (NPF). Semakin tinggi rasio kecukupan

modal maka akan dapat berfungsi untuk menampung risiko kerugian

yang dihadapi oleh bank karena peningkatan pembiayaan bermasalah.

Jadi, kecukupan modal merupakan faktor yang sangat penting bagi bank

dalam rangka menampung risiko kerugian terutama risiko kerugian atas

tidak dibayarkannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rika

Lidyah (2016) dan Dinnul Alfian Akbar (2016).

Hasil teori ini juga sejalan dengan penelitian Ali (2004) yang

menjelaskan bahwa semakin tinggi CAR maka semakin besar

Page 135: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

116

kemampuan bank dalam meminimalisir risiko kredit yang terjadi

sehingga pembiayaan bermasalah yang terjadi dalam bank akan semakin

rendah dengan besarnya cadangan dana yang diperoleh.

Akan tetapi, bertolak belakang dengan penelitian Amalia Eka

Purnamasari & Musdholifah (2016) dan Rahmadani (2015),

menyimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap NPF.

Menyebutkan bahwa semakin besar CAR semakin besar pula sumber

daya finansial yang digunakan untuk bertambahnya pembiayaan

bermasalah.

4. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Umum Syariah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap pembiayaan bermasalah atau Non Performing

Financing (NPF) Bank Umum Syariah. Dengan demikian, penelitian ini

menerima hipotesis yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh

signifikan terhadap NPF. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis

dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai α (0.0001 < 0.05).

Dengan demikian H4 yang menyatakan bahwa BOPO positif terhadap

NPF diterima.

Hal ini dikarenakan semakin kecil rasio biaya (beban) maka

Page 136: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

117

operasionalnya akan lebih baik karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil

dibandingkan pendapatan yang diterima. Dengan kata lain semakin tinggi

rasio BOPO maka bank dapat dikategorikan tidak efisien dalam

menjalankan operasinya. Dalam hal ini dapat menyebabkan

meningkatnya rasio pembiayaan bermasalah bank syariah, karena biaya

yang tidak terkontrol pada akhirnya dapat menurunnya kualitas

pembiayaan karena kurangnya pendapatan untuk menutupi kegiatan

operasional penyaluran pembiayaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Rika Lidyah (2016).

Akan tetapi berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Amalia Eka Purnamasari & Musdholifah (2016),

menyimpulkan bahwa BOPO tidak perpengaruh positif terhadap NPF.

Hal ini dikarenakan pembiayaan macet adalah urusan eksternal bank

yang berhubungan langsung dengan masyarakat peminjam dana dalam

kelancaran membayar kewajibannya bukan tergantung pada efisiensi

operasional perbankan syariah sehingga tingkat efisiensi bank bukan

menjadi patokan manajemen bank dalam mengambil kebijakan mengenai

pengelolaan pembiayaan bermasalah.

Page 137: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

118

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan data yang telah dijelaskan pada

bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi data panel berdasarkan hasil Uji-F menunjukkan bahwa

adanya signifikansi antara pengaruh faktor eksternal (Kurs dan Inflasi)

dan faktor internal (CAR dan BOPO) secara simultan terhadap

pembiayaan bermasalah (NPF) Bank Umum Syariah di Indoensia.

2. Hasil uji regresi data panel menunjukkan bahwa adanya signifikansi

antara pengaruh faktor eksternal (Kurs dan Inflasi) dan faktor internal

(CAR dan BOPO) secara parsial terhadap pembiayaan bermasalah (NPF)

Bank Umum Syariah di Indoensia. Berdasarkan hasil Uji-t menunjukkan

bahwa:

a. Variabel Kurs memiliki tingkat signifikan 0.0000 < 0.05, dan nilai

koefisien regresi sebesar 0.373024. Maka dapat disimpulkan bahwa

Kurs memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan

bermasalah (NPF) Bank Umum Syariah di Indonesia.

b. Variabel Inflasi memiliki tingkat signifikan 0.0104 < 0.05, dan nilai

koefisien regresi sebesar -0.221984. Maka dapat disimpulkan bahwa

Page 138: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

119

inflasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah (NPF) Bank Umum Syariah di Indonesia.

c. Variabel Capital Adequancy ratio (CAR) memiliki tingkat signifikan

0.0011 < 0.05, dan nilai koefisien regresi sebesar -0.117088. Maka

dapat disimpulkan bahwa CAR memiliki pengaruh negatif dan

signifikan terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Umum

Syariah di Indonesia.

d. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) memiliki tingkat signifikan 0.0001 < 0.05, dan nilai

koefisien regresi sebesar 0.029508. Maka dapat disimpulkan bahwa

BOPO mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

pembiayaan bermasalah (NPF) Bank Umum Syariah di Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka peneliti mencoba mengemukakan implikasi yang dapat

bermanfaat, diantaranya sebagai berikut:

1. Kurs merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi risiko

pembiayaan pada bank. Nilai kurs yang mengalami peningkatan akan

berakibat pada kestabilan sistem ekonomi (krisis ekonomi) dalam negeri

dan mengakibatkan memburuknya kemampuan perusahaan yang pada

Page 139: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

120

gilirannya meningkatkan pembiayaan bermasalah dalam sistem

pemerintah. Kenaikan kurs ini dapat diakibatkan dari laju inflasi, suku

bunga, dan kontrol pemerintah. Dalam hal ini kebijakan dan peran

pemerintah sangat penting dalam mengatasi krisis dan menentukan

tingkat kurs, agar tidak membahayakan perekonomian suatu negara

2. Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak pernah dapat

dihilangkan dengan tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan biasanya hanya

sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya. Tingkat inflasi yang

terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian suatu negara. Oleh

karena itu, inflasi harus segera diatasi. Tindakan yang dapat diambil

untuk mengatasi inflasi dapat berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal,

atau kebijakan lainnya.

3. CAR (Capital Adequancy Ratio) merupakan dana yang disediakan bank

untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian

dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Adapun salah satu

sumber dana bersumber dari Dana Asing atau Dana Pihak Ketiga (DPK).

DPK merupakan dana yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk

deposit, giro, dan simpangan tabungan. Bank dapat memanfaatkan DPK

untuk ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan pendapatan bagi

bank, salah satunya yaitu dalam bentuk pembiayaan. Oleh karena itu

penting bagi bank untuk meningkatkan kualitas kegiatan operasional

Page 140: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

121

untuk menambah kepercayaan (trusting) nasabah dalam menggunakan

jasa perbankan, khususnya bank syariah.

4. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) bertujuan

untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup

biaya operasional. Rasio BOPO yang besar mencerminkan bank tersebut

tidak mampu mengontrol penggunaan biaya operasional yang

menyebabkan pendapatan menurun hingga berujung pada menurunnya

kualitas pembiayaan karena kurangnya pendapatan untuk menutupi

penyaluran pembiayaan. Biaya operasional merupakan biaya yang

dikeluarkan oleh bak dalam menjalankan aktivitas usaha pokoknya

(seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran). Oleh karena

itu, perlu ada kualitas manajemen bank yang baik dalam mengendalikan

biaya operasional terhadap pendapatan operasional agar tidak

menimbulkan kerugian pada bank.

Page 141: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

122

DAFTAR PUSTAKA

Ade Arthesa dan Edia Handiman. “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”,

PT. Indeks, Jakarta, 2006.

Ali, Masyhud. “Manajemen Risiko”. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 282.

Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 278.

Al-Qur’an Surat AN-Nisa ayat 29.

Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 39.

Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 34

Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik”. Gema Insani

Press, Jakarta, 2006.

Ascarya. “Akad dan Produk Bank Syariah”. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2008.

Bank Indonesia dalam Inflation Targeting Framework.

Boediono. “Ekonomi Moneter, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi”. BPFE,

Yogyakarta, 1998.

Burhanuddin. “Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah”. Edisi Pertama, Graha

Ilmu, Yogyakarta, 2010.

Darmawi, Herman. “Manajemen Risiko”. Bumi Aksara, Jakarta, 1994.

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Edisi Kedua, Ghalia Indonesia,

Jakarta, 2005.

Edward. “Bank Umum”. Bumi Aksara, Jakarta, 1989.

Ekananda, M. “Analisis Ekonometrika Data Panel”. Edisi Pertama, Mitra Wacana

Media, Jakarta, 2016.

Firdaus, Rizal Nur. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi

Pembiayaan Bermasalah pada Bank Umum Syariah di Indonesia”. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, 2015.

Page 142: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

123

Ghazali, Imam dan Dwi Ratmono. “Analisis Multivarat dan Ekonometrika: Teori,

Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 8”. Semarang, Universitas

Diponegoro, 2013.

Gujarati, Damodar N. “Ekonometri Dasar Terjemahan: Sumarno Zain”. Erlangga,

Jakarta, 2003.

Hakim, Abdul. “Pengantar Ekonometrika dengan Aplikasi Eviews”. EKONOSIA,

Yogyakarta, 2014.

Hadits Riwayat Muslim.

Ismail. “Manajemen Perbankan; Dari Teori Menuju Aplikasi”. Kencana, Jakarta,

2010.

Ihsan, Muntoha. “Pengaruh Gross Domestic Product, Inflasi, dan Kebijakan Jenis

Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum

Syariah di Indonesia Periode 2005-2010”. (Online),

http://eprints.undip.ac.id/26640/1/fulltex.munthoha.ihsan(r).pdf., 2011.

Juanda, Bambang dan Junaidi. “Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi”.

IPB Press, Bogor, 2012.

Karim, Adiwarman A. “Ekonomi Makro Islam”. Jakarta, Raja Grafindo, 2001.

_______. “Ekonomi Makro Islami”. Edisi Ketiga, Rajawali Pers, Jakarta, 2014.

Kasmir. “Manajemen Perbankan”. PT. Raja Grafindo Pustaka, Jakarta, 2014.

Khalwaty, T. “Inflasi dan Solusinya”. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000.

Kuncoro, Mudrajad. “Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi”. BPFE,

Yogyakarta, 2002.

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS Tahun 2007

Lind, Marchal, & Wathen. “Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi

Menggunakan Kelompok Data Global”. Jakarta, Salemba Empat, 2007.

Madura, Jeff. “International Corporate Finance. Keuangan Perusahaan

Internasional”. Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Mankiw, N. Gregory. “Makro Ekonomi Edisi Keenam”. Erlangga, Jakarta, 2006.

Mawardi, Nasrah. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Return Bagi

Hasil Deposito Mudharabah Muthlaqah (Studi Kasus: Unit Usaha

Syariah Bank X)”, vol. 4 No. 1 Januari-Maret 2008/Muharram-Rabiul

Awal 1429 H, EKSIS Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islami, 2008.

Page 143: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

124

Mudrajad, Kuncoro dan Suhardjono. “Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi”.

Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.

_______. “Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Bisnis dan Ekonomi”. UPPM

STIM YKPN, Yogyakarta, 2007.

_______. “Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi”. BPFE Yogyakarta,

Yogyakarta, 2011.

Muhammad. “Manajemen Bank Syariah”. UUP AMP YKPN, Yogyakarta, 2005.

Murni, Asfia. “Ekonomika Makro”. Refika Aditama, Bandung, 2016.

Nachrowi, Nachrowi Djalal, dan Hardius Usman. “Penggunaan Teknik

Ekonometri”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

Nawawi, Hadari. “Metode Penelitian Bidang Sosial”. Gajah Mada University

Prees, Yogyakarta, 2007.

Nugraini, Fitri Hanifah. “Strategi Pengaktifan Kembali Pembiayaan Macet Pada

Produk Syukur: Studi Kasus PT Bank Tabungan Negara Syariah KCP

Kertajaya Indah Surabaya” (Online), Undergraduate Thesis, UIN Sunan

Ampel, 2014.

Pandia, Frianto. “Manajemen Dana dan Kesehatan Bank”. Cetakan Pertama,

Jakarta, Rineka Cipta, 2012.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 tentang Akuntansi

Perbankan.

Puspopranoto, Sawaldjo. “Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan”. Cetakan

1, Pustaka LP3ES, Jakarta, 2004.

Rivai, Veithzal dan Veithzal, Andria Permata. “Bank and Financial Institution

Management”. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.

_______. “Credit Management Handbook”. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2011.

Rohmana, Yana. “Ekonometrika: Teori dan Aplikasi dengan Eviews”.

Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI, Bandung,

2010.

Rosadi, Dedi. “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews”.

Andi Offset, Yogyakarta, 2012.

Rustam, Bambang Rianto. “Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia”.

Salemba Empat, Jakarta, 2013.

Page 144: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

125

Salim, A. Abbas. “Asuransi dan Manajemen Risiko”. Rajawali, Jakarta, 2003.

Sawaldjo Puspopranoto. “Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan”. Pustaka

LP3ES Indonesia, Jakarta, 2004.

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter &

Perbankan”. Edisi 5, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta,

2005.

Sudarsono, dkk. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”. Edisi Keempat,

Ekonisia, Yogyakarta, 2012.

Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Penerbit Alfabeta,

Bandung, 2006.

Suharyadi dan Purwanto, dkk. “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”.

Jilid 1, Jakarta, Salemba Empat, 2003.

_______. “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”. Edisi 2, Salemba

Empat, Jakarta, 2011.

_______. “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”. Edisi 3, Salemba

Empat, Jakarta, 2016.

Sukirno, Sadono. “Makro Ekonomi: Teori Pengantar”. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2006.

Suryani. “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap

Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia”, vol 19, No 1, Hal 25,

Mei 2011.

Undang-undang No.21 Tahun 2008

Wluyo, Dwi Eko. “Ekonomika Makro”. UMM PRESS, Malang, 2007.

Yusdani. “Perbankan Syariah Berbasis Floating Market”, vol. IV, No. 2. Januari

2005.

Zainal, Arifin. “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. Pustaka Alvabet, Jakarta,

2012.

www.bi.go.id diakses pada 5 April 2017

www.ojk.go.id diakses pada 5 April 2017

www.pusatdata.kontan.co.id diakses pada 5 April 2017

www.syariahmandiri.co.id diakses pada 5 April 2017

www.bnisyariah.co.id diakses pada 5 April 2017

Page 145: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

126

www.brisyariah.co.id diakses pada 5 April 2017

www.syariahbukopin.co.id diakses pada 5 April 2017

www.megasyariah.go.id diakses pada 5 April 2017

www.bjbsyariah.co.id diakses pada 5 April 2017

Page 146: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

127

LAMPIRAN

Lampiran 1. Model Pooled Least Square (PLS)

Dependent Variable: NPF?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/14/17 Time: 23:16

Sample: 2010Q1 2016Q4

Included observations: 28

Cross-sections included: 6

Total pool (unbalanced) observations: 166

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.259290 1.283549 -0.981100 0.3280

KURS? 0.421409 0.081462 5.173049 0.0000

INFLASI? -0.190039 0.095710 -1.985556 0.0488

CAR? -0.031961 0.030610 -1.044128 0.2980

BOPO? 0.023624 0.008210 2.877601 0.0046

R-squared 0.215821 Mean dependent var 3.942711

Adjusted R-squared 0.196338 S.D. dependent var 2.131493

S.E. of regression 1.910824 Akaike info criterion 4.162603

Sum squared resid 587.8507 Schwarz criterion 4.256338

Log likelihood -340.4961 Hannan-Quinn criter. 4.200651

F-statistic 11.07755 Durbin-Watson stat 0.502153

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Page 147: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

128

Lampiran 2. Model Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: NPF?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/14/17 Time: 23:16

Sample: 2010Q1 2016Q4

Included observations: 28

Cross-sections included: 6

Total pool (unbalanced) observations: 166

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.313991 1.249289 0.251336 0.8019

KURS? 0.373024 0.073161 5.098696 0.0000

INFLASI? -0.221984 0.085585 -2.593719 0.0104

CAR? -0.117088 0.035240 -3.322549 0.0011

BOPO? 0.029508 0.007430 3.971360 0.0001

Fixed Effects (Cross)

_BSM--C 0.466939

_BNIS--C -0.892485

_BRIS--C -0.305364

_BUKOPINS--C -0.815148

_MEGAS--C -0.381702

_BJBS--C 2.076049

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.399112 Mean dependent var 3.942711

Adjusted R-squared 0.364446 S.D. dependent var 2.131493

S.E. of regression 1.699262 Akaike info criterion 3.956615

Sum squared resid 450.4485 Schwarz criterion 4.144084

Log likelihood -318.3990 Hannan-Quinn criter. 4.032710

F-statistic 11.51287 Durbin-Watson stat 0.668478

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Lampiran 3. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: AJENG

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 9.517071 (5,156) 0.0000

Cross-section Chi-square 44.194073 5 0.0000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Page 148: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

129

Lampiran 4. Model Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: NPF?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 05/14/17 Time: 23:17

Sample: 2010Q1 2016Q4

Included observations: 28

Cross-sections included: 6

Total pool (unbalanced) observations: 166

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.125857 1.154101 -0.975527 0.3308

KURS? 0.416144 0.072515 5.738746 0.0000

INFLASI? -0.192962 0.085159 -2.265887 0.0248

CAR? -0.040101 0.028098 -1.427171 0.1555

BOPO? 0.024472 0.007321 3.342889 0.0010

Random Effects (Cross)

_BSM--C 0.109022

_BNIS--C -0.167539

_BRIS--C -0.035124

_BUKOPINS--C -0.096966

_MEGAS--C -0.051760

_BJBS--C 0.242368

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.140852 0.0068

Idiosyncratic random 1.699262 0.9932

Weighted Statistics

R-squared 0.223440 Mean dependent var 3.615209

Adjusted R-squared 0.204147 S.D. dependent var 2.109111

S.E. of regression 1.879595 Sum squared resid 568.7932

F-statistic 11.58115 Durbin-Watson stat 0.521089

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.215469 Mean dependent var 3.942711

Sum squared resid 588.1148 Durbin-Watson stat 0.503970

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Lampiran 5. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: AJENG

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 38.985332 4 0.0000

Sumber: Hasil Output Eviews 9.0, data diolah

Page 149: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

130

Lampiran 6. Data Variabel Penelitian

Nama Bank Tahun NPF KURS INFLASI CAR BOPO

BSM 2010 T1 4.08 9.26 3.65 12.52 74.66

BSM 2010 T2 4.13 9.11 4.37 12.46 73.15

BSM 2010 T3 4.17 9 6.15 11.49 71.84

BSM 2010 T4 3.52 8.96 6.32 10.64 74.97

BSM 2011 T1 3.3 8.9 6.83 11.89 73.07

BSM 2011 T2 3.07 8.59 5.89 11.26 74.02

BSM 2011 T3 3.21 8.61 4.67 11.1 73.85

BSM 2011 T4 2.42 8.98 4.12 14.7 76.44

BSM 2012 T1 2.52 9.12 3.72 13.97 70.47

BSM 2012 T2 2.93 9.31 4.49 13.7 70.11

BSM 2012 T3 3.1 9.5 4.48 13.2 71.14

BSM 2012 T4 2.82 9.62 4.41 13.88 73

BSM 2013 T1 3.44 9.69 5.26 15.29 69.24

BSM 2013 T2 2.9 9.78 5.64 14.24 81.63

BSM 2013 T3 3.4 10.66 8.6 14.42 87.53

BSM 2013 T4 4.32 11.68 8.35 14.12 84.08

BSM 2014 T1 4.88 11.84 7.76 14.9 81.99

BSM 2014 T2 6.46 11.61 7.09 14.94 93.03

BSM 2014 T3 6.76 11.76 4.35 15.63 93.02

BSM 2014 T4 6.84 12.24 6.47 14.81 98.46

BSM 2015 T1 6.77 12.8 6.54 11.35 95.92

BSM 2015 T2 6.67 13.13 7.06 11.97 96.16

BSM 2015 T3 6.89 13.87 7.09 11.84 97.41

BSM 2015 T4 6.06 13.77 4.83 12.85 94.78

BSM 2016 T1 6.42 13.51 4.33 13.39 94.44

BSM 2016 T2 5.58 13.31 3.46 13.69 93.76

BSM 2016 T3 5.43 13.13 3.02 13.5 93.93

BSM 2016 T4 4.92 13.25 3.03 14.01 94.12

BNIS 2010 T1 4.67 9.26 3.65 13.09 77.08

BNIS 2010 T2 4.17 9.11 4.37 28.84 304.6

BNIS 2010 T3 4.8 9 6.15 29.46 113.89

BNIS 2010 T4 3.59 8.96 6.32 28.19 88.28

BNIS 2011 T1 4.44 8.9 6.83 26.33 67.98

Page 150: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

131

BNIS 2011 T2 3.65 8.59 5.89 22.55 78.2

BNIS 2011 T3 3.6 8.61 4.67 20.97 78.06

BNIS 2011 T4 3.62 8.98 4.12 20.75 87.86

BNIS 2012 T1 4.27 9.12 3.72 19.1 91.2

BNIS 2012 T2 2.45 9.31 4.49 17.67 92.81

BNIS 2012 T3 2.33 9.5 4.48 16.68 86.46

BNIS 2012 T4 2.02 9.62 4.41 14.22 85.39

BNIS 2013 T1 2.13 9.69 5.26 18.88 82.95

BNIS 2013 T2 2.11 9.78 5.64 19.12 84.44

BNIS 2013 T3 2.06 10.66 8.6 16.84 84.06

BNIS 2013 T4 1.86 11.68 8.35 16.54 83.94

BNIS 2014 T1 1.96 11.84 7.76 15.89 84.51

BNIS 2014 T2 1.99 11.61 7.09 14.68 86.32

BNIS 2014 T3 1.99 11.76 4.35 19.57 85.85

BNIS 2014 T4 1.86 12.24 6.47 18.76 85.03

BNIS 2015 T1 2.22 12.8 6.54 15.4 89.87

BNIS 2015 T2 2.42 13.13 7.06 15.11 90.39

BNIS 2015 T3 2.54 13.87 7.09 15.38 91.6

BNIS 2015 T4 2.53 13.77 4.83 15.48 89.63

BNIS 2016 T1 2.77 13.51 4.33 15.85 95.37

BNIS 2016 T2 2.8 13.31 3.46 15.56 85.88

BNIS 2016 T3 3.03 13.13 3.02 15.82 86.28

BNIS 2016 T4 2.94 13.25 3.03 14.92 87.67

BRIS 2010 T1 3.48 9.26 3.65 13.66 92.88

BRIS 2010 T2 3.39 9.11 4.37 25.95 94.82

BRIS 2010 T3 3.37 9 6.15 22.07 98.74

BRIS 2010 T4 3.19 8.96 6.32 20.62 98.77

BRIS 2011 T1 2.43 8.9 6.83 21.72 101.38

BRIS 2011 T2 3.4 8.59 5.89 19.99 100.3

BRIS 2011 T3 2.8 8.61 4.67 18.33 98.56

BRIS 2011 T4 2.77 8.98 4.12 14.74 99.56

BRIS 2012 T1 3.31 9.12 3.72 14.34 99.15

BRIS 2012 T2 2.58 9.31 4.49 13.59 91.16

BRIS 2012 T3 2.87 9.5 4.48 12.92 89.95

BRIS 2012 T4 3 9.62 4.41 11.35 86.63

BRIS 2013 T1 3.04 9.69 5.26 11.81 85.54

BRIS 2013 T2 2.89 9.78 5.64 15 87.55

BRIS 2013 T3 2.98 10.66 8.6 14.66 80.8

Page 151: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

132

BRIS 2013 T4 4.06 11.68 8.35 14.49 95.24

BRIS 2014 T1 4.04 11.84 7.76 14.15 92.43

BRIS 2014 T2 4.38 11.61 7.09 13.99 99.84

BRIS 2014 T3 4.79 11.76 4.35 13.86 97.35

BRIS 2014 T4 4.6 12.24 6.47 12.89 99.77

BRIS 2015 T1 4.96 12.8 6.54 13.21 96.13

BRIS 2015 T2 5.31 13.13 7.06 11.03 93.84

BRIS 2015 T3 4.9 13.87 7.09 13.82 93.97

BRIS 2015 T4 4.86 13.77 4.83 13.94 93.79

BRIS 2016 T1 4.84 13.51 4.33 14.66 90.7

BRIS 2016 T2 4.87 13.31 3.46 14.06 90.41

BRIS 2016 T3 5.22 13.13 3.02 14.3 90.99

BRIS 2016 T4 4.57 13.25 3.03 20.63 91.33

BUKOPINS 2010 T1 4.32 9.26 3.65 13.5 93.34

BUKOPINS 2010 T2 3.84 9.11 4.37 12.24 94.03

BUKOPINS 2010 T3 4.2 9 6.15 11.32 95.39

BUKOPINS 2010 T4 3.8 8.96 6.32 11.51 93.57

BUKOPINS 2011 T1 1.57 8.9 6.83 12.12 93.72

BUKOPINS 2011 T2 1.32 8.59 5.89 17.46 94.43

BUKOPINS 2011 T3 1.67 8.61 4.67 17.72 93.96

BUKOPINS 2011 T4 1.74 8.98 4.12 15.29 93.86

BUKOPINS 2012 T1 3.12 9.12 3.72 14.58 94.45

BUKOPINS 2012 T2 2.68 9.31 4.49 13.25 94.05

BUKOPINS 2012 T3 4.74 9.5 4.48 12.28 93.34

BUKOPINS 2012 T4 4.57 9.62 4.41 12.78 91.59

BUKOPINS 2013 T1 4.62 9.69 5.26 12.63 88.67

BUKOPINS 2013 T2 4.32 9.78 5.64 11.84 88.82

BUKOPINS 2013 T3 4.45 10.66 8.6 11.18 91.5

BUKOPINS 2013 T4 4.27 11.68 8.35 11.1 92.29

BUKOPINS 2014 T1 4.61 11.84 7.76 11.24 97.33

BUKOPINS 2014 T2 4.31 11.61 7.09 10.74 96.83

BUKOPINS 2014 T3 4.27 11.76 4.35 16.15 97.08

BUKOPINS 2014 T4 4.07 12.24 6.47 15.85 96.73

BUKOPINS 2015 T1 4.52 12.8 6.54 14.5 96.1

BUKOPINS 2015 T2 3.03 13.13 7.06 14.1 94.78

BUKOPINS 2015 T3 3.01 13.87 7.09 16.26 93.14

BUKOPINS 2015 T4 2.99 13.77 4.83 16.31 91.99

BUKOPINS 2016 T1 2.89 13.51 4.33 15.62 88.95

Page 152: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

133

BUKOPINS 2016 T2 2.88 13.31 3.46 14.82 89.88

BUKOPINS 2016 T3 2.59 13.13 3.02 15.06 89.74

BUKOPINS 2016 T4 3.17 13.25 3.03 17 91.76

MEGAS 2010 T1 2.98 9.26 3.65 12.14 81.19

MEGAS 2010 T2 3.01 9.11 4.37 12.11 82.96

MEGAS 2010 T3 3.89 9 6.15 12.36 85.92

MEGAS 2010 T4 3.52 8.96 6.32 13.14 88.86

MEGAS 2011 T1 4.29 8.9 6.83 15.07 90.03

MEGAS 2011 T2 3.84 8.59 5.89 14.75 89.49

MEGAS 2011 T3 3.78 8.61 4.67 13.77 90.79

MEGAS 2011 T4 3.03 8.98 4.12 12.03 90.8

MEGAS 2012 T1 2.96 9.12 3.72 12.9 80.03

MEGAS 2012 T2 2.88 9.31 4.49 13.08 77.3

MEGAS 2012 T3 2.86 9.5 4.48 11.16 76.89

MEGAS 2012 T4 2.67 9.62 4.41 13.51 77.28

MEGAS 2013 T1 2.83 9.69 5.26 13.49 77.48

MEGAS 2013 T2 3.67 9.78 5.64 13.01 81.41

MEGAS 2013 T3 3.3 10.66 8.6 12.7 84.21

MEGAS 2013 T4 2.98 11.68 8.35 12.99 86.09

MEGAS 2014 T1 3.22 11.84 7.76 15.28 89.82

MEGAS 2014 T2 3.48 11.61 7.09 15.93 91.9

MEGAS 2014 T3 3.77 11.76 4.35 16.9 97.96

MEGAS 2014 T4 3.89 12.24 6.47 19.26 97.61

MEGAS 2015 T1 4.33 12.8 6.54 15.8 110.53

MEGAS 2015 T2 4.86 13.13 7.06 16.54 104.8

MEGAS 2015 T3 4.78 13.87 7.09 17.81 102.33

MEGAS 2015 T4 4.26 13.77 4.83 18.74 99.51

MEGAS 2016 T1 4.18 13.51 4.33 22.22 84.92

MEGAS 2016 T2 4.16 13.31 3.46 22.86 89.07

MEGAS 2016 T3 3.74 13.13 3.02 22.97 89.5

MEGAS 2016 T4 3.3 13.25 3.03 23.53 88.16

BJBS 2010 T1 0 9.26 3.65 0 0

BJBS 2010 T2 1.84 9.11 4.37 36.09 104.15

BJBS 2010 T3 1.84 9 6.15 36.09 104.15

BJBS 2010 T4 1.8 8.96 6.32 31.43 90.33

BJBS 2011 T1 0 8.9 6.83 0 0

BJBS 2011 T2 1.72 8.59 5.89 31.77 85.9

BJBS 2011 T3 1.72 8.61 4.67 31.77 85.9

Page 153: PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · (a) Bank Umum Syariah tersebut terdaftar di Bank Indonesia dan di Otoritas

134

BJBS 2011 T4 1.36 8.98 4.12 30.29 84.07

BJBS 2012 T1 1.43 9.12 3.72 29.67 90.28

BJBS 2012 T2 5.68 9.31 4.49 23.99 98.78

BJBS 2012 T3 4.8 9.5 4.48 25.44 90.46

BJBS 2012 T4 4.46 9.62 4.41 21.09 110.34

BJBS 2013 T1 4.35 9.69 5.26 20.54 71.47

BJBS 2013 T2 3.92 9.78 5.64 18.94 84.52

BJBS 2013 T3 3.97 10.66 8.6 17.94 85.04

BJBS 2013 T4 1.86 11.68 8.35 17.99 85.76

BJBS 2014 T1 2.95 11.84 7.76 18.1 97.42

BJBS 2014 T2 2.84 11.61 7.09 16.9 98.82

BJBS 2014 T3 6.9 11.76 4.35 15.51 102.31

BJBS 2014 T4 5.84 12.24 6.47 15.78 91.01

BJBS 2015 T1 7.27 12.8 6.54 13.85 99.62

BJBS 2015 T2 6.91 13.13 7.06 12.2 99.47

BJBS 2015 T3 6.91 13.87 7.09 22.44 104.25

BJBS 2015 T4 6.93 13.77 4.83 22.53 98.78

BJBS 2016 T1 6.93 13.51 4.33 24.58 95.12

BJBS 2016 T2 17.09 13.31 3.46 20.93 106.12

BJBS 2016 T3 12.5 13.13 3.02 23.1 118.66

BJBS 2016 T4 17.91 13.25 3.03 18.25 122.77