pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (annona …digilib.unila.ac.id/27723/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK
(Annona muricata)TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL
TOTAL PADA MENCIT JANTAN (Mus musculusL.)
HIPERKOLESTEROLEMIA
( Skripsi )
Oleh :
Venny Yulia
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENNGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
i
ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata)
TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA MENCIT
JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA
Oleh
Venny Yulia
Penyakit hiperkolesterolemia merupakan masalah yang penting karena termasuk faktor
resiko utama Penyakit Jantung Koroner (PJK) disamping hipertensi dan merokok.
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya konsentrasi kolesterol
dalam darah yang melebihi nilai normal. Daun sirsak (Annona muricata) dipercaya
memiliki kandungan senyawa aktif, antara lain flavonoid yang dapat menurunkan kadar
kolesterol darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanol
daun sirsak (Annona muricata) dan simvastatin serta mengetahui pemberian ekstrak
etanol daun sirsak (Annona muricata) atau simvastatin yang paling efektif untuk
menutrunkan kadar kolesterol total. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 25 ekor mencit jantan yang dibagi dalam
5 kelompok, yaitu K-, K+, P1, P2, P3. Pada K(-) diberikan pakan standar sampai hari ke-
28, K(+) diberikan pakan tinggi kolesterol berupa suspensi otak sapi 1ml/hari dan
simvastatin sebanyak 0,052 mg/kgBB sampai hari ke-28, P1,P2,P3 diberi pakan tingi
kolesterol selama 14 hari. Pada hari ke-15, P1 diet standar diberi ekstrak daun sirsak
sebanyak 6 mg/kgBB, P2 diet standar diberi estrak daun sirsak sebanyak 12 mg/kgBB, P3
diet standar diberi ekstrak daun sirsak sebanyak 18 mg/kgBB. Data yang terkumpul
dianalisis menggunakan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 5% dan dilanjutkan
dengan uji Least Signifficant Different (LSD) α=5%. Hasil Penelitian ini menunjukkan
bahwa kelompok K(+) dengan pemberian simvastatin 0,052 mg/ekor/hari lebih baik
dalam menurunkan kadar kolesterol total mencit jantan (Mus musculus L.)
hiperkolesterolemia dibandingkan dengan kelompok perlakuan ekstrak etanol daun sirsak
(Annona muricata) dengan dosis 6 mg/ekor/hari, 12 mg/ekor/hari dan 18 mg/ekor/hari.
Kata Kunci : Hiperkolesterolemia, Kolesterol total, Simvastatin, Daun Sirsak
(Annona muricata).
ii
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata)
TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA MENCIT
JANTAN (Mus musculus L.) HIPERKOLESTEROLEMIA
Oleh
Venny Yulia
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENNGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
iii
Judul Skripsi : PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN
SIRSAK (Annona muricata) TERHADAP
PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL
PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.)
HIPERKOLESTEROLEMIA
Nama Mahasiswa : Venny Yulia
No. Pokok Mahasiswa : 1317021079
Jurusan : Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Hendri Busman, M. Biomed. Prof. Dr. Sutyarso, M. Biomed. NIP 19590101 198703 1 001 NIP 19570424 198703 1 001
2. Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc.
NIP 19660305 199103 2 001
iv
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Hendri Busman, M. Biomed. ........................
Sekretaris : Prof. Dr. Sutyarso, M. Biomed. ........................
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. ........................
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph. D.
NIP 19710212 199512 1 001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 05 Juli 2017
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumberjaya, Lampung Barat pada tanggal 14 Janari 1995.
Penulis merupakan putri semata wayang dari pasangan Bapak Ajo Suparjo dan
Ibu Yenni Nuraini.
Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-Kanak Banda
Mulya Sukapura Sumberjaya, Lampung Barat pada tahun 2000. Pada tahun 2001,
penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 02 Sukapura
Sumberjaya, Lampung Barat. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 01 Sumberjaya Lampung Barat pada tahun
2007. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas
di SMA Negeri 01 Lampung Barat.
Pada tahun 2013, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung
melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila, Penulis pernah
menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Umum Jurusan Agroteknologi dan
Fisiologi Hewan Jurusan Biologi. Penulis juga aktif di Organisasi Himpunan
Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila sebagai anggota Bidang Komunikasi
dan Informasi (KOMINFO) pada tahun 2014-2015.
vi
Penulis melaksanakan Kerja Praktik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek pada Juli-
Agustus 2016 dengan judul “Analisis Pola Sensitivitas Bakteri Alcaligenes sp.
Terhadap Antibiotik Dari Sampel Urin Pada Pasien di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Tahun 2015” dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Trimulyo Mataram, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah
pada Januari-Maret 2017.
vii
MOTTO
Man Jadda Wa Jadda
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya”
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Mujadillah: 11)
“Barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia maka haruslah dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan pada
keduanya maka haruslah dengan ilmu” (HR. Ibn Asakir)
“And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it”
~ Paulo Coelho~
“Think only the best, do your best, and we can get the best.
Keep thinking out of the box, keep executing inside of the box” ~ Penulis~
“The best revenge for people who have insulted you is the success that you can show them later”
~ Penulis~
viii
PERSEMBAHAN
حيم بسم للاه حمن الره الره
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Ridho, dan Karunia-Nya yang tak henti-hentinya Dia berikan,
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk :
Kedua orangtuaku tercinta yang senantiasa mengucap namaku dalam do’a,
mencurahkan kasih dan sayangnya untukku, serta selalu mendukung dan
memotivasi dalam setiap langkahku,
Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikanku ilmu yang bermanfaat, yang
membuat diriku memahami akan kebesaran ALLAH SWT dan membantuku
dalam menggapai kesuksesan,
Teman-teman yang selalu memberikanku
pengalaman berharga, motivasi, dan semangat,
serta Almamaterku tercinta.
ix
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT. Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona
muricata) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Mencit Jantan
(Mus musculus L.) Hiperkolesterolemia” ini tentunya tidak terlepas dari
dukungan dan motivasi berbagai pihak.
Oleh sebab itu, penulis dengan tulus mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, Bapak Ajo Suparjo dan Ibu Yenni Nuraini yang selalu
memberikan do’a, dukungan, semangat serta cinta kasihnya.
2. Bapak Drs. Hendri Busman, M.Biomed selaku pembimbing 1 yang telah
dengan sabar memberi arahan, nasihat, saran serta membimbing dan memberi
kepercayaan kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Sutyarso, M. Biomed selaku pembimbing II yang telah
memberikan saran, nasihat serta membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc selaku pembahas sekaligus Ketua Jurusan
Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung yang telah memberikan
masukan, kritik dan saran serta bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Tugiyono, M.Si, Ph.D selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan masukan dan mootivasi kepada penulis selama menempuh
pendidikan di Jurusan Biologi.
x
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung yang telah
banyak memberikan ilmu, pengalaman, pengetahuan yang luas, motivasi, saran
dan semangat selama penulis menyelesaikan studi.
7. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas MIPA
Universitas Lampung.
8. Partner penelitian yang merupakan sahabat penulis Ezanda Vozza Diah
Pitaloka dan Tetania Tiara Putri yang telah dengan sabar memberikan bantuan,
masukan, motivasi dan selalu setia dalam menghadapi suka dan duka penulis
hingga menyelesaikan skripsi ini.
9. Seseorang yang istimewa Ahmad Dean Fauzul Chaniago, Amd. KG yang selalu
setia menemani penulis dalam keadaan suka maupun duka, senantiasa
memberikan cinta dan kasih sayang, perhatian, semangat, motivasi,
memberikan canda tawa, menuntun ke arah yang lebih baik, menjadi
pendengar yang baik serta memberikan pembelajaran yang baik kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat tercinta dan teman-teman kesayangan penulis Tasya Marina, Pricilia
Ayu, Bella Reskya, Yayang Khomsatun, Kinza Andrea, Rama Surya, Verdinan
Pradana, Ilwan Pusaka, Rosnaini, Nasyiatul Himmah, Carina Pertiwi, Eva
Octarianita, Fatmawati Putri, Nur Rohman, Putri Damayanti, Leoni Dian, Elsa
Putri, Andrea Ayu, Aldo Rizki, Rendi Bayu, Andi, Ade Yulistiani, Saifudin,
Ivan Bangkit, Dhanar Yoga, Reki Patra, terimakasih atas segala kebersamaan,
motivasi, hiburan serta canda tawa dan selalu ada disetiap penulis
membutuhkan.
11. Teman-teman seperjuangan Iffa Afiqa, Silvia Andriani, Siska Yulianti, Indria
Nabilla, Bella Friscila, Harnes Abrini, Yovita, I Nyoman, Benny, Aji dan
semua teman-teman seangkatan Biologi 13 kelas B yang tidak dapat penulis
tuliskan satu persatu, terimakasih atas perjalanan kuliah, semangat,
kebersamaan, kebahagiaan, kekompakan dan kekeluargaan yang terjalin
selama ini.
xi
12. Kakak dan adik tingkat HIMBIO yang telah memberikan motivasi dan
semangatnya.
13. Almamater Tercinta, semoga Allah SWT. Senantiasa membalas semua
kebaikan yang telah kalian berikan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini dan masih jauh dari kesempurnaan, namun Penulis
berharap semoga skripsi sederhana ini dapat berguna serta bermanfaat bagi
Penulis pribadi maupun yang membacanya. Aamiin Ya Rabbal’alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 05 Juli 2017
Penulis,
Venny Yulia
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
SANWACANA ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Penelitian. ................................................................................... 3
C. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
D. Kerangka Pemikiran. .............................................................................. 4
E. Hipotesis ................................................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Kolesterol Darah ...................................................................................... 6
1. Metabolisme Kolesterol ...................................................................... 6
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol ........................ 7
3. High Density Lipoprotein (HDL).................................................. ..... 9
4. Low Density Lipoprotein (LDL)................................................... ..... 10
5. Trigliserida..................................................................................... ..... 11
6. Hiperkolesterolemia....................................................................... ..... 12
B. Simvastatin........................................................................................ ..... 13
C. Sirsak (Annona muricata)................................................................. ...... 14
1. Deskripsi dan Klasifikasi Daun Sirsak (Annona muricata).......... ...... 14
2. Kandungan Kimia Daun Sirsak (Annona muricata)...................... ..... 16
3. Flavonoida..................................................................................... ..... 17
D. Mencit (Mus musculus L.)................................................................ ...... 20
xiii
III. METODE KERJA
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 24
B. Alat dan Bahan.................................................................................. ..... 24
C. Desain Penelitian............................................................................... ..... 25
D. Cara Kerja......................................................................................... ...... 27
1. Persiapan Hewan Uji..................................................................... ..... 27
2. Pembuatan Pakan Tinggi Kolesterol............................................. ..... 27
3. Persiapan Dosis Simvastatin......................................................... ...... 28
4. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata)........ ...... 29
5. Persiapan Dosis Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata) ...... 29
6. Pemberian Perlakuan.................................................................... ...... 31
7. Pengambilan Sampe Darah.......................................................... ....... 32
8. Pengukuran Kadar Kolesterol Darah Mencit............................... ....... 32
9. Analisis Data................................................................................ ....... 33
E. Diagram Alir.................................................................................... ....... 34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil. .................................................................................................... 35
1. Rerata Berat Badan Mencit Sebelum dan Sesudah Perlakuan ....... 35
2. Kadar Kole ..................................................................................... 37
3. Kadar Kolesterol Total Mencit Setelah Pemberian Diet
Hipokolesterol. ............................................................................... 39
B. Pembahasan........... ............................................................................... 41
1. Rerata Berat Badan Mencit (Mus musculus L.) Sebelum dan
Sesudah Pemberian Perlakuan ......................................................... 41
2. Kadar Kolesterol Total Mencit (Mus musculus L.) setelah
Pemberian Diet Tinggi Kolesterol ................................................... 42
3. Kadar Kolesterol Total Setelah Pemberian Diet Hipokolesterol ..... 43
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan. ................................................................................................ 47
B. Saran. ...................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kadar Kolesterol Dalam Tubuh Manusia .......................................... 13
Tabel 2. Data Biologi Mencit ........................................................................... 23
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Daun Sirsak (Annona muricata) ..................................................... 15
Gambar 2. Mencit (Mus musculus L.) .............................................................. 22
Gambar 3. Desain Letak Penelitian. ................................................................. 26
Gambar 4. Rerata Berat Badan Mencit... ......................................................... 29
Gambar 5. Rerata Kadar Kolesterol Total Mencit Setelah Perlakuan
Hiperkolesterolemia.......................... ............................................ 38
Gambar 6. Rerata Kadar Kolesterol Total Mencit Pada Hari Ke-28. .............. 40
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hiperkolesterolemia merupakan masalah yang penting karena
termasuk faktor resiko utama Penyakit Jantung Koroner (PJK) disamping
hipertensi dan merokok. Salah satu penyebab hiperkolesterolemia saat ini
adalah perkembangan pola hidup masyarakat yang cenderung menggemari
makanan siap saji atau yang biasa dikenal junk food. Komposisi makanan
tersebut mengandung lemak, gula, protein dan garam dalam jumlah yang tinggi
namun sedikit serat. Pola makan modern yang banyak mengandung kolesterol
disertai dengan intensitas makan yang tinggi dan stres yang menekan sepanjang
hari yang membuat kadar kolesterol dalam darah sangat sulit dikontrol (Baraas,
1993). Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan akan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang berakibat hiperkolesterolemia
(Baraas, 1994).
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya konsentrasi
kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal (Guyton & Hall, 2008).
Kolesterol telah terbukti mengganggu dan mengubah struktur pembuluh darah
yang mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang menyebabkan lesi, plak,
2
oklusi, dan emboli. Selain itu juga kolesterol diduga bertanggung jawab atas
peningkatan stress oksidatif (Guyton & Hall 2008).
Pengobatan hiperkolesterolemia dengan obat sintetik banyak dipilih, walaupun
efektif namun harga obat tersebut masih terlalu mahal. Selain itu dapat
menimbulan ketergantungan bagi penggunanya, bila digunakan secara
berkelanjutan dan mengakibatkan efek samping seperti gangguan fungsi ginjal,
hati, dan paru-paru (Hicow, 2011).
Pencarian obat penurun kadar kolesterol darah yang berasal dari alam saat ini
sedang giat dilakukan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi
et al. (2012) mengenai buah nanas (Ananas comosus) dan Puspasari et al.
(2013) mengenai ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum) telah
terbukti menurunkan kadar kolesterol. Obat-obatan berasal dari alam ini selain
murah dan mudah didapat, juga memiliki efek samping yang kecil sehingga
relatif aman dibandingkan obat-obatan sintetik (Dachriyanus et al., 2007).
Daun sirsak (Annona muricata) memiliki beberapa kandungan senyawa aktif,
antara lain flavonoid, alkaloid, asam lemak, fitosterol, mirisil alkohol dan
anonol (Asprey dan Thornton, 2000). Flavonoid dapat menurunkan kadar
kolesterol darah dengan cara meningkatkan ekskresi asam empedu dan
mengurangi kekentalan (viskositas) darah, sehingga mengurangi terjadinya
pengendapan lemak pada pembuluh darah (Zarrabal dkk., 2005). Penelitian
yang telah dilakukan oleh Uneputty dkk. (2013) menyimpulkan bahwa Infusa
daun sirsak berpotensi menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus jantan
(Rattus novergicus).
3
Berdasarkan pemaparan di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata) dan
simvastatin terhadap penurunan kadar kolesterol total pada mencit (Mus
musculus L.).
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui efektivitas penggunaan ekstrak etanol daun sirsak (Annona
muricata ) terhadap penurunan kadar kolesterol total mencit jantan ( Mus
musculus L. ) hiperkolesterolemia.
2. Mengetahui perbandingan efektivitas antara pemberian ekstrak etanol daun
sirsak (Annona muricata ) dan simvastatin untuk menurunkan kadar
kolesterol total mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Memberikan wawasan baru dan informasi yang bermanfaat mengenai
pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata) sebagai larutan
yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol darah total.
2. Memberikan informasi mengenai perbandingan efektivitas ekstrak etanol
daun sirsak (Annona muricata) dan simvastatin terhadap penurunan kadar
kolesterol total mencit jantan ( Mus musculus L. ) hiperkolesterolemia.
4
D . Kerangka Pemikiran
Kelebihan kolesterol dalam darah (hiperkolesterolemia) merupakan salah satu
masalah besar yang dihadapi oleh masyarakat. Penurunan kadar kolesterol
darah dapat dilakukan dengan mengkonsusmsi obat kimia yaitu obat golongan
statin. Namun penggunaan obat hiperkolesterolemia jangka panjang akan
menimbulkan efek samping.
Upaya pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan alami sebagai pengobatan alternatif dianggap lebih aman
daripada menggunakan obat-obatan sintetik. Bahan alami dan senyawa yang
diinformasikan berkhasiat dalam menurunkan kadar kolesterol darah dengan
risiko efek samping lebih ringan adalah dengan menggunakan daun sirsak
(Annona muricata).
Daun sirsak (Annona muricata) merupakan salah satu tumbuhan yang mudah
didapat dan mudah dibudidayakan. Selain itu, daun sirsak juga memiliki
beberapa kandungan senyawa aktif, antara lain flavonoid, alkaloid, asam
lemak, fitosterol, mirisil alkohol dan anonol (Asprey dan Thornton, 2000).
Flavonoid dapat menurunkan kadar kolesterol darah dengan cara meningkatkan
ekskresi asam empedu dan mengurangi kekentalan (viskositas) darah, sehingga
mengurangi terjadinya pengendapan lemak pada pembuluh darah (Zarrabal
dkk., 2005).
5
Simvastatin jelas menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan afinitas
tinggi. Efek tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL oleh hati,
sehingga mengurangi simpanan LDL plasma (Katzung, 2002).
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahawa ekstrak
daun sirsak (Annona muricata) lebih efektif dalam menurunkan kadar
kolesterol darah mencit (Mus musculus L.) jantan hiperkolesterolemia.
E. Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata) dan simvastatin
dapat menurunkan kadar kolesterol total mencit ( Mus musculus L. ) jantan
hiperkolesterolemia.
2. Pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata) lebih efektif dalam
menurunkan kadar kolesterol total mencit (Mus musculus L. ) jantan
hiperkolesterolemia dibandingkan dengan pemberian simvastatin.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kolesterol Darah
Kolesterol merupakan prekursor hormon korteks adrenal, vitamin D dan garam
empedu dalam tubuh manusia. Kolesterol juga merupakan komponen pada
membran sel, maka keberadaannya dalam tubuh sangat pentig tetapi bila
kadarnya terlalu tinggi akan membahayakan kesehatan. Kadar kolesterol dalam
darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya usia, genetik, jenis
kelamin dan gaya hidup. Peningkatan jumlah kolesterol dalam darah yang
melebihi batas normal atau yang disebut dengan hiperkolesterolemia
merupakan faktor penyebab utama terbentuknya aterosklerosis (Muchtadi et
al., 1993).
1. Metabolisme Kolesterol
Kolesterol merupakan sterol utama dalam jaringan manusia yang
mempunyai formula C27H46O dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi-5,6
kolesten. Kolesterol berasal dari makromolekul alkohol atau sterol yang
berbentuk ester dengan asam lemak yang berada pada kelompok hidroksi
karbon nomor 3. Kolesterol disintesis di semua sel tubuh kecuali pada
eritrosit (Blick dan Liles, 1985).
7
Kadar kolesterol dalam darah adalah di bawah 200 mg/dl. Apabila
melampaui batas normal maka disebut sebagai hiperkolesterolemia.
Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada penderita obesitas, diabetes
mellitus, hipertensi, perokok serta orang yang sering minum-minuman
beralkohol ( Hardjono, dkk. 2003).
Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh kolesterol HDL, kemudian
diangkut ke dalam hati untuk diubah menjadi asam empedu. Peran utama
kolesterol dalam proses patologi adalah suatu faktor yang menimbulkan
ateroskelosis pada pembuluh arteri, sehingga mengakibatkan Penyakit
Jantung Koroner (Murray et al., 2003). Pada orang penderita
hiperkolesterolemia, terjadi peningkatan insiden percepatan aterosklerosis
dengan komplikasinya dan peningkatan insiden percepatan aterosklerosis
dengan kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density
Lipoprotein (HDL) plasma (Ganong, 1992).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam
darah;
1. Induksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel hati oleh hormon
tiroid, sehingga konsentrasi kolesterol plasma akan menurun (Guyton &
Hall, 2005).
8
2. Penurunan kolesterol LDL dan peningkatan kolesterol HDL oleh hormon
estrogen.
3. Obstruksi empedu dan diabetes yang menyebabkan peningkatan
kolesterol plasma (Ganong, 2005).
4. Peningkatan kolesterol HDL dan penurunan kolesterol LDL oleh vitamin
niasin dosis tinggi (Ganong, 1992).
5. Kompaktin, mevinolin menghambat HMG-KoA reduktase sehingga
menurunkan kadar kolesterol plasma (Ganong, 2005).
6. Diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol, terutama pada lemak hewani dan
minyak tumbuhan tropis (minyak kelapa, minyak sawit), yang
meningkatkan kadar kolesterol plasma. Asam-asam lemak ini
merangsang sintesis kolesterol dan menghambat perubahannya menjadi
garam-garam empedu (Sherwood, 2001).
7. Suplemen serat dari makanan, yang mempengaruhi penyerapan kolesterol
di usus, misalnya; kulit gandum dan sekam biji-psilium (Ganong, 2005).
8. Peningkatan pemakaian glukosa oleh tubuh akibat aktivitas hormon
insulin, sehingga akan mengurangi pemakaian lemak (Guyton & Hall,
2005).
9
9. Faktor genetik, misalnya pada hiperkolesterolemia familial, penderitanya
tidak memiliki gen untuk membentuk protein reseptor LDL, sehingga
sel-sel tidak dapat menyerap LDL dari darah (Ganong, 2005).
10. Penyakit pada hati yang merupakan tempat degradasi insulin. Hati
merupakan tempat pembentukan kolesterol, mengekstraksi kolesterol
lama, dan mensekresikannya ke dalam kantung empedu, sehingga bila
hati rusak, jumlah insulin akan meningkat dan akan menyebabkan
penurunan kadar kolesterol darah (Guyton & Hall, 2005).
3. High Density Lipoprotein (HDL)
High Density Lipoprotein (HDL) adalah jenis kolesterol yang membawa
kolesterol jahat (LDL kolesterol) dari arteri kembali ke hati. HDL kolesterol
ini sering disebut sebagai kolesterol baik, karena itu ada kebutuhan untuk
memiliki tinggat tinggi HDL dalam tubuh untuk melindungi terhadap
serangan jantung. Angka ideal untuk HDL kolesterol setidaknya 40mg/dl,
namun jumlah ini dapat bervariasi untuk pria dan wanita, tapi tidak boleh
lebih dari 60mg/dl karena ini akan berarti lebih besar risiko stroke dan
penyakit jantung (Guyton dan Hall, 1997).
Kolesterol HDL disintesis dan disekresikan terutama oleh hati dan sebagian
kecil di epitel usus selama absorbsi lemak dari usus. Kolesterol HDL
mengandung konsentrasi protein yang tinggi, kira-kira 50% protein, dengan
konsentrasi kolesterol dan fosfolipid lebih kecil (Guyton & Hall, 2005).
10
Kolesterol HDL berfungsi sebagai tempat penyimpanan apo C dan E yang
dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron dan Very Low Density
Lipoprotein (VLDL). Konsentrasi kolesterol HDL berbanding lurus dengan
aktivitas lipoprotein lipase, dan terbalik terhadap konsentrasi triasilgliserol
plasma (Sihatupar, 2002).
HDL bertugas untuk membawa kolesterol di dinding arteri, sehingga kadar
kolesterol HDL yang tinggi (>60 mg/dl atau 1.6 mmol/l) memiliki efek
protektif terhadap insidensi PJK, sedangkan kadar HDL dalam jumlah
rendah (<40 mg/dl atau 1,0 mmol/l) adalah faktor risiko dari timbulnya PJK
(Wilson, dkk 2004).
4. Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL (kolesterol jahat) mengandung lebih banyak lemak dari pada HDL
sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang
membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). Sebaliknya HDL
(kolesterol baik) dalam operasinya membersihkan kelebihan kolesterol dari
dinding pembuluh darah. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-
A (apolipoprotein-A). HDL ini mempunyai kandungan lemak yang lebih
sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.Kadar
kolesterol HDL diatas 60 berarti sangat baik. Makin tinggi kadar kolesterol
HDL, makin rendah resiko untuk mendapat serangan jantung dan stroke.
Kadar kolesterol LDL yang baik adalah lebih rendah dari 130, dan semakin
11
rendah akan semakin baik.Kolesterol Total sebaiknya berkadar di bawah
200 (Ceriello, 2010).
Fungsi utama dari Low Density Lipoprotein (LDL) adalah membawa streol
ke jaringan perifer yang digunakan untuk konstruksi membran atau
pembentukan hormon steroid (Samsuari, 2006).
5. Trigliserida
Trigliserida merupakan jenis lemak yang ditemukan dalam darah. Jenis ini
merupakan hasil dari uraian kerja tubuh terhadap makanan yang
mengandung lemak dan kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk
ketubuh,serta juga dibentuk di hati. Setelah mengalami proses didalam
tubuh trigliserida ini diserap oleh usus dan masuk ke dalam plasma darah
untuk kemudian disalurkan ke jaringan-jaringan tubuh, trigliserida juga
merupakan lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida
adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya dibandingkan
dengan kolesterol dengan menggunakan lipoprotein elektroforesis. Bila
terjadi peningkatan trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL yang
menyebabkan hiperlipoproteinemia (Samsuari, 2006).
Trigliserida merupakan jenis lemak yang ditemukan dalam darah. Jenis ini
merupakan hasil dari uraian kerja tubuh terhadap makanan yang
mengandung lemak dan kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk
ketubuh,serta juga dibentuk di hati. Setelah mengalami proses didalam
12
tubuh trigliserida ini diserap oleh usus dan masuk ke dalam plasma darah
untuk kemudian disalurkan ke jaringan-jaringan tubuh, trigliserida juga
merupakan lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida
adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya dibandingkan
dengan kolesterol dengan menggunakan lipoprotein elektroforesis. Bila
terjadi peningkatan trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL yang
menyebabkan hiperlipoproteinemia (Samsuari, 2006).
6. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan karakteristik hiperlipidemia yang
sebelumnya telah disebutkan sebagai pencetus kejadian PJK.
Hiperkolesterolemia diyakini mengganggu fungsi endotel dengan
meningkatkan produksi radikal bebas oksigen. Radikal ini menonaktifkan
nitrat oksida, yaitu faktor endotheliat-relaxing pembuluh darah yang utama,
sehingga pembuluh darah tidak dapat berdilatasi dengan normal. Apabila
keadaan ini berlangsung kronis, lipoprotein akan tertimbun dalam lapisan
intima pembuluh darah. Pajanan radikal bebas dalam sel endotel dinding
arteri menyebabkan terjadinya oksidasi LDL, yang menyebabkan timbulnya
plak ateroma. Rendahnya kadar HDL yang merupakan faktor pencegah
penimbunan lipoprotein dalam pembuluh darah, penyakit diabetes melitus,
defisiensi estrogen, hipertensi, dan adanya derivat rokok dalam pembuluh
darah memungkinkan proses oksidasi ini berlangsung terus-menerus tanpa
adanya perbaikan (Price & Wilson, 2006).
13
Kadar kolesterol di dalam tubuh telah dibuat oleh The National Education
Program Coordinating Committee (Simatupang, 1997) yang dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Kadar kolesterol dalam tubuh manusia
Level Klasifikasi
Total Kolesterol < 200 mg/dl Kolesterol darah normal
200 – 239 mg/dl Batas atas normal
kolesterol darah
≥ 240 mg/dl Kolesterol darah tinggi
HDL Kolesterol < 35 mg/dl HDL kolesterol rendah
B. Simvastatin
Simvastatin merupakan senyawa yang diisolasi dari jamur Penicillium
citrinum, senyawa ini memiliki struktur yang mirip dengan hydroxy methyl
Glutaryl CoA (HMG-CoA) reduktase. Simvastatin bekerja dengan cara
menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada proses sintesis
kolesterol di hati. Simvastatin akan menghambat HMG-CoA reduktase
mengubah asetil-CoA menjadi asam mevalonat (Witztum, 1996). Simvastatin
jelas menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan afinitas tinggi. Efek
tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL oleh hati, sehingga
mengurangi simpanan LDL plasma (Katzung, 2002).
Simvastatin merupakan prodrug dalam bentuk lakton yang harus dihidrolisis
terlebih dulu menjadi bentuk aktifnya yaitu asam β-hidroksi di hati, lebih dari
95% hasil hidrolisisnya akan berikatan dengan protein plasma. Konsentrasi
14
obat bebas di dalam sirkulasi sistemik sangat rendah yaitu kurang dari 5%, dan
memiliki waktu paruh 2 jam. Sebagian besar obat akan diekskresi melalui hati.
Dosis awal pemberian obat adalah sebesar 5-10 mg/hari, dengan dosis
maksimal 40 mg/hari. Pemberian obat dilakukan pada malam hari (Witztum,
1996). Efek samping dari pemakian Simvastatin adalah miopati. Insiden
terjadinya miopati cukup rendah (<1%). Akan tetapi, pada pada pasien dengan
risiko tinggi terhadap gangguan otot, pemberian Simvastatin harus diperhatikan
(Suyatna, 1995).
C. Sirsak (Annona muricata)
1. Deskripsi dan Klasifikasi Sirsak (Annona muricata)
Sirsak (Annona muricata) adalah tumbuhan yang berasal dari Karibia,
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di berbagai daerah Indonesia
dikenal sebagai nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda,
sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureuyan
belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta
jambu landa (di Lampung). Penyebutan "belanda" dan variasinya
menunjukkan bahwa sirsak (dari bahasa Belanda: zuurzak, berarti kantung
asam) didatangkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda ke Nusantara,
yaitu pada abad ke-19. Indonesia merupakan salah satu negara yang
mempunyai pohon sirsak yang banyak (Adjie, 2011).
Morfologi dari daun sirsak adalah berbentuk bulat dan panjang, dengan
bentuk daun menyirip dengan ujung daun meruncing, permukaan daun
15
mengkilap, serta berwarna hijau muda sampai hijau tua. Terdapat banyak
putik di dalam satu bunga sehingga diberi nama bunga berpistil majemuk.
Sebagian bunga terdapat dalam lingkaran, dan sebagian lagi membentuk
spiral atau terpencar, tersusun secara hemisiklis. Mahkota bunga yang
berjumlah 6 sepalum yang terdiri dari dua lingkaran, bentuknya hampir
segitiga, tebal, dan kaku, berwarna kuning keputih-putiham, dan setelah tua
mekar dan lepas dari dasar bunganya. Bunga umumnya keluar dari ketiak
daun, cabang, ranting, atau pohon bentuknya sempurna (hermaprodit)
(Sunarjono, 2005).
Klasifikasi dari tumbuhan sirsak adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata (Sunarjono, 2005).
Gambar 1. Daun Sirsak (Anonna muricata) (Sunarjono, 2005).
16
2. Kandungan Kimia Daun Sirsak (Annona muricata)
Daun sirsak mengandung alkaloid, tanin, dan beberapa kandungan kimia
lainnya termasuk Annonaceous acetogenins. Acetogenins merupakan
senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik adalah
senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan
pertumbuhan sel kanker (Mardiana, 2011). Acetogenins merupakan inhibitor
kuat dari kompleks I mitokondria atau NADH dehidrogenase. Zat ini akan
mengakibatkan penurunan produksi ATP yang akan menyebabkan kematian
sel kanker, lalu kemudian memicu terjadinya aktivasi jalur apoptosis serta
mengaktifkan p53 yang dapat menghentikan siklus sel untuk mencegah
terjadinya proliferasi tak terkendali (Retnani, 2011).
Daun sirsak memiliki beberapa kandungan senyawa aktif, antara lain
flavonoid, alkaloid, asam lemak, fitosterol, mirisil alkohol dan anonol
(Asprey dan Thornton, 2000). Flavonoid dapat menurunkan kadar kolesterol
darah dengan cara meningkatkan ekskresi asam empedu dan mengurangi
kekentalan (viskositas) darah, sehingga mengurangi terjadinya pengendapan
lemak pada pembuluh darah (Zarrabal dkk., 2005).
Daun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan
yang tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan
ke-5 dari pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi (Zuhud, 2011).
Daun sirsak mengandung senyawa flavonoid, tanin, fitosterol, kalsium
oksalat, dan alkaloid (Adjie, 2011). Senyawa flavonoid berfungsi sebagai
17
antioksidan, antimikroba, anti virus, pengatur fotosintesis, dan pengatur
tumbuh (Ardiansyah, 2007).
Antioksidan alami dari tumbuhan umumnya adalah senyawa fenol atau
polifenol yang dapat berupa golongan flavonoid (salah satu golongan fenol
alami terbesar), turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam
organik polifungsional. Antioksidan golongan flavonoid antara lain adalah
flavon, flavonol, isoflavon, katekin, dan kalkon (Suranto, 2011).
3. Flavonoida
Senyawa flavonoida sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan
termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji.
Kebanyakan flavonoida ini berada di dalam tumbuh – tumbuhan kecuali
alga. Namun ada juga flavonoida yang terdapat dalam hewan, misalnya
dalam kelenjar bau berang – berang dan sekresi lebah. Dalam sayap kupu –
kupu dengan anggapan bahwa flavonoida berasal dari tumbuh – tumbuhan
yang menjadi makanan hewan tersebut dan tidak dibiosintesis di dalam
tubuh mereka. Penyebaran jenis flavonoida pada golongan tumbuhan yang
tersebar yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita (Markham, 1988).
Senyawa flavonoida adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua
inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Flavonoida
mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi sehingga menunjukkan pita
serapan kuat pada daerah spektrum sinar ultraviolet dan spectrum sinar
18
tampak, umumnya dalam tumbuhan terikat pada gula yang disebut dengan
glikosida (Harbone, 1996).
Aglikon flavonoida adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia
senyawa fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa.
Tetapi harus diingat, bila dibiarkan dalam larutan basa, dan di samping itu
terdapat oksigen, banyak yang akan terurai. Karena mempunyai sejumlah
gugus hidroksi, atau suatu gula, flavonoida merupakan senyawa polar, maka
umumnya flavonoida cukup larut dalam pelarut polar seperti Etanol (EtOH),
Metanol (MeOH), Butanol (BuOH), Aseton, Dimetilsulfoksida (DMSO),
Dimetilformamida (DMF), Air dan lain-lain. Adanya gula yang terikat pada
flavonoida (bentuk yang umum ditemukan) cenderung menyebabkan
flavonoida lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran
pelarut yang disebut di atas dengan air merupakan pelarut yang lebih baik
untuk glikosida. Sebaliknya, aglikon yang kurang polar seperti isoflavon,
flavanon dan flavon serta flavonol yang termetoksilasa cenderung lebih
mudah larut dalam pelarut seperti Eter dan Kloroform (Markham, 1988).
Menurut Robinson (1995), flavonoida dapat dikelompokkan berdasarkan
keragaman pada rantai C3 yaitu :
1. Flavonol
Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida,
dan aglikon flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan mirisetin
19
yang berkhasiat sebagai antioksidan dan antiimflamasi. Flavonol lain
yang terdapat di alam bebas kebanyakan merupakan variasi struktur
sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana basa dioksidasi
oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa pada
pengerjaannya masih dapat dilakukan.
2. Flavon
Flavon berbeda dengan flavonol dimana pada flavon tidak terdapat
gugusan 3-hidroksi. Hal ini mempunyai serapan UV-nya, gerakan
kromatografi, serta reaksi warnanya. Flavon terdapat juga sebagai
glikosidanya lebih sedikit daripada jenis glikosida pada flavonol. Flavon
yang paling umum dijumpai adalah apigenin dan luteolin. Luteolin
merupakan zat warna yang pertama kali dipakai di Eropa. Jenis yang
paling umum adalah 7-glukosida dan terdapat juga flavon yang terikat
pada gula melalui ikatan karbon-karbon. Contohnya luteolin 8-C-
glikosida. Flavon dianggap sebagai induk dalam nomenklatur kelompok
senyawa flavonoida.
3. Isoflavon
Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan
sebagai fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam
tumbuhan sebagai pertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon
sukar dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan pereaksi warna
20
manapun. Beberapa isoflavon (misalnya daidzein) memberikan warna
biru muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi
kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung yang pudar
dengan amonia berubah menjadi coklat.
D. Mencit (Mus musculus L.)
Pertimbangan dalam memilih hewan uji coba adalah harus memiliki organ
yang mendekati organ manusia, karean pada akhirnya penelitian ini ditujukan
untuk manusia.
Menurut Retnaningsih (2008), mencit sering digunakan sebagai hewan uji
percobaan karena mencit memiliki beberapa keunggulan. Pertama, gen mencit
relatif mirip dengan manusia, kedua, merupakan binatang menyusui (mamalia),
kemampuan berkembangbiak mencit sangat tinggi, relatif cocok untuk
digunakan dalam eksperimen massal. Selain itu, tipe bentuk badan mencit
kecil, mudah dipelihara serta harganya relatif murah. Jenis kelamin
mencitberhubungan langsung dengan hormon sehingga mencit jantan dipilih
pada penelitian ini dengan alasan mencit jantan tidak memiliki daur estrus
sehingga perubahan metabolisme dalam tubuh tidak terlalu fluktuatif
dibanding dengan mencit betina.
Mencit laboratorium merupakan turunan dari mencit liar yang telah
mengalami pembiakan secara selektif. Mencit dikelompokkan ke dalam
kingdom animalia, phylum chordata. Hewan ini termasuk hewan yang
21
bertulang belakang dan menyusui sehingga dimasukkan ke dalam subphylum
vertebrata dan kelas mamalia. Selain itu hewan ini juga memiliki kebiasaan
mengerat (ordo rodentia), dan merupakan famili muridae, dengan nama genus
Mus serta memilki nama spesies Mus musculus L (Priyambodo, 2003).
Mencit secara biologis memiliki ciri umum, yaitu berupa rambut berwarna
putih atau keabu-abuan dengan warna perut sedikit lebih pucat. Mencit
merupakan hewan nokturnal yang sering melakukan aktivitasnya pada malam
hari. Perilaku mencit dipengaruhi oleh beberapa faktor , diantaranya faktor
internal seperti seks, perbedaan umur, hormon, kehamilan, dan penyakit ;
faktor eksternal seperti makanan, minuman, dan lingkungan di sekitarnya
(Smith dan Mangkoewidjojo, 1998). Mencit dapat bertahan hidup selama 1-2
tahun dan dapat juga mencapai umur 3 tahun. Lama bunting 19-21 hari
sedangkan umur untuk siap dikawinkan 8 minggu. Perkawinan mencit terjadi
pada saat mencit betina mengalami estrus. Satu induk dapat menghasilkan 6-15
ekor anak (Smith dan Mangkoewidjojo, 1998).
Mencit memiliki berat badan yang bervariasi . Berat badan ketika lahir
berkisar antara 2-4 gram, berat badan mencit dewasa berkisar antara 20-40
gram untuk mencit jantan dan 25-40 gram untuk mencit betina dewasa.
Sebagai hewan pengerat mencit memilki gigi seri yang kuat dan terbuka.
Susunan gigi mencit adalah indicisivus ½, caninus 0/0, premolar0/0, dan molar
3/3 (Setijono,1985).
22
Menurut Priyambodo (2003) mencit diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Bangsa : Rodentia
Suku : Muridae
Marga : Mus
Jenis : Mus musculus L.
Gambar.2 Mencit (Mus musculus L.) (Garcia, dkk, 2009)
Mus musculus akan lebih aktif pada senja atau malam hari, mereka tidak
menyukai terang. Mereka juga hidup di tempat tersembunyi yang dekat dari
sumber makanan. Hewan ini memiliki kadar kolesterol normal tubuh sebesar
26,0-82,4 mg/dl dan data biologi mencit dapat dilihat pula pada Tabel 2
(Kusumawati, 2004).
23
Tabel 2. Data biologi mencit (Kusumawati, 2004).
Data Biologi Keterangan
Berat badan jantan (gram) 20-40
Berat badan betina (gram) 18-35
Lama hidup (tahun) 1-3
Temperatur tubuh(ºC) 36,5
Kebutuhan air Ad libitum
Kebutuhan makanan (g/hari) 4-5
Pubertas (hari) 28-49
Lama kebuntingan (hari) 17-21
Mata membuka (hari) 12-13
Tekanan darah
Sistolik (mmHg) 133-160
Diastolik (mmHg) 102-110
Kolesterol (mg/dl) 26,0-82,4
24
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada
bulan Januari sampai Maret 2017.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
kandang mencit berupa bak plastik berukuran 30 x 25 x 10 cm dilengkapi
dengan kawat kasa untuk menutup bak plastik agar mencit tidak keluar,
tempat pakan dan minumannya. Sekam sebagai alas tempat mencit.
Timbangan sebagai alat untuk menimbang berat badan mencit. Jarum
sebagai alat untuk mengambil darah mencit, spuit 1 ml dan sonde lambung
untuk pemberian pakan tinggi kolesterol pada mencit. Pengukus dan blender
untuk membuat suspensi otak sapi. Neraca analitik untuk menimbang berat
badan mencit. Alat test strip kolestreol (Nesco check) untuk mengukur kadar
kolesterol total, dan tisu.
25
2. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu 30 ekor
mencit jantan dengan berat 20-40 gram, simvastatin, ekstrak daun sirsak
(Annona muricata), aquades, pakan standar berupa pelet, makanan tinggi
kolesterol berupa 1 ml suspensi otak sapi, dan alkohol sebagai bahan untuk
membersihkan luka pada mencit.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan mencit jantan
sebagai hewan uji. Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
rancangan acak lengkap (RAL). Untuk menghitung besar sampel digunakan
rumus Federer (Federer, 1991) sebagai berikut :
t (n-1) ≥ 15
Nilai t pada rumus tersebut adalah jumlah perlakuan yang diberikan selama
percobaan. Nilai n merupakan jumlah pengulangan atau jumlah sampel dalam
setiap kelompok perlakuan. Dari rumus di atas dapat dilakukan perhitungan
besaran sampel sebagai berikut :
26
t ( n-1 ) ≥ 15
5 ( n-1 ) ≥ 15
5n-5 ≥ 15
5n ≥ 20
n ≥ 20/5
n ≥ 4
Dari rumus yang digunakan, diperoleh jumlah sampel yang digunakan adalah
4, namun pada penelitian ini besar sampel yang digunakan adalah 5 ekor
mencit per kelompok. Maka jumlah sampel yang diperlukan untuk percobaan
ini adalah sebanyak 25 ekor mencit.
Adapun perlakuannya sebagai berikut :
K1U1 K1U2 P1U1 P1U2 P1U3
P1U4 K1U3 P1U5 P2U1 K1U4
K1U5 P2U2 P2U3 K2U1 P2U4
P2U5 K2U2 P3U1 P3U2 K2U3
K2U4 P3U3 P3U4 K2U5 P3U5
Gambar 3. Desain Tata Letak Penelitian
27
Keterangan :
K = Kontrol (A)
P = Perlakuan yang digunakan ( P1; P2; P3 )
U = Ulangan ( U1; U2; U3; U4; U5 )
D. Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan dalam 8 tahap, yaitu: persiapan hewan uji, pembuatan
pakan tinggi kolesterol, persiapan dosis simvastatin, pembuatan ekstrak etanol
daun sirsak (Annona muricata), persiapan dosis pemberian ekstrak etanol daun
sirsak (Annona muricata), pemberian perlakuan, pengambilan sampel darah,
pemeriksaan parameter dan analisis data.
1. Persiapan Hewan Uji
Dalam penelitian ini digunakan mencit jantan sebanyak 30 ekor dengan
berat badan 20-40 gram yang diperoleh dari Balai Veteriner Lampung.
Mencit dibagi dalam 5 kelompok perlakuan dan setiap kelompok terdapat 5
ekor. Sebelum penelitian dimulai mencit diaklimasi selama 7 hari dalam
kondisi laboratorium. Setiap hari mencit diberi pakan standar dan air
minum.
2. Pembuatan Pakan Tinggi Kolesterol
Pakan tinggi kolesterol khusus untuk meningkatkan kadar kolesterol
diberikan setiap hari selama 14 hari.Pada penelitian Pratama dan Probosari
28
(2012) menggunakan pakan tinggi lemak berupa suspensi otak sapi
sebanyak 2 ml per hari. Otak sapi diolah dengan cara diblender dengan
penambahan air 1:1. Dalam 100 gram otak sapi mengandung sekitar 2 gram
kolesterol dan 2,9 gram asam lemak jenuh. Pemberian suspensi otak sapi
selama 15 hari terbukti meningkatkan kadar kolesterol darah tikus secara
bermakna.
Berdasarkan kandungan tersebut, maka dalam 1 ml suspensi otak sapi
mengandung 10 mg kolesterol. Pada hari ke-15 dilakukan pengukuran kadar
kolesterol total darah mencit dalam keadaan hiperkolesterolemia yaitu
mencapai diatas 100 mg/dl.
3. Persiapan Dosis Simvastatin
Dosis terapi maksimal simvastatin untuk manusia dewasa ialah 40 mg sehari
(Katzung, 2002). Konversi dosis dari manusia (70 kg) terhadap tikus putih
(200 g) adalah 0,018 (Soehardjono, 1990). Maka dosis simvastatin yang
digunakan mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Surialaga (2013) untuk
hewan mecit yaitu dengan dosis sebagai berikut :
= 0,0026 x 10 mg/20gBB
= 0,026 mg/20gBB
Sehingga dosis yang digunakan pada mencit yaitu :
= 0,026 mg/g x 40 g (bb mencit)
= 0,052 mg/ekor/hari
29
yang telah terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol total mencit secara
signifikan.
4. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata)
Serbuk daun sirsak diekstraksi dengan metode maserasi. Daun sirsak yang
telah dipetik lalu dicuci dan dikering anginkan selama 7 hari pada suhu
ruang. Kemudian dipotong kecil-kecil dan dihaluskan dengan blender.
Serbuk daun sirsak yang telah dihaluskan disaring lagi sampai didapatkan
serbuk yang paling halus. Serbuk daun sirsak sebanyak 200 g dimasukkan
ke dalam toples, ditambah cairan penyari etanol 95% sebanyak 3 L, ditutup
dan didiamkan selama lima hari terlindung dari cahaya sambil sesekali
diaduk. Setelah lima hari, campuran serbuk daun sirsak dan etanol 95%
diserkai (diperah agar air/patinya keluar). Hasil ini disebut sebagai maserat
I. Ampas ditambah etanol 95% secukupnya hingga 5 L, kemudian ditutup
dan didiamkan selama dua hari, terlindung dari cahaya dan sambil sesekali
diaduk. Setelah dua hari, campuran ampas dan etanol 95% diserkai kembali.
Hasil ini disebut sebagai maserat II. Maserat I dan II dicampur lalu diuapkan
pelarutnya dengan rotary evaporator pada suhu 50oC.
5. Persiapan Dosis Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata)
Penentuan dosis ekstrak daun sirsak pada perlakuan dengan hasil modifikasi
penelitian Adewole (2009), yaitu 3 dosis yang berbeda pada tikus putih
yaitu 50, 100 dan 150 mg/kgBB. Jika dosis tersebut diberikan pada tikus
30
dengan berat badan rata-rata 200g, maka dosis ekstrak daun sirsak dapat
dihitung menjadi ( 200/1000 ) x 150 ml = 30 ml/ekor, ( 200/1000 ) x 100 =
20 ml/ekor dan ( 200/1000 ) x 50 ml = 10 ml/ekor (Malole, 1989), ekstrak
yang dapat dimasukkan ke lambung tikus adalah 2,5 ml. Sehingga rumus
perhitungan yang digunakan untuk volume pemberian yaitu :
Volume pemberian = dosis x berat badan
Berdasarkan penelitian Ririn, dkk (2015) dosis ekstrak etanol daun sirsak
yang paling mempengaruhi dalam penurunan kadar kolesterol pada mencit
yang diberikan perlakuan adalah 200 gram. Dengan demikian dosis yang
dipilih dalam penelitian ini adalah :
Perlakuan 1
= dosis x berat badan
= 200 mg x 0,03 kg
= 6 mg/ekor/hari
Perlakuan 2
= dosis x berat badan
= 400 mg x 0,03 kg
= 12 mg/ekor/hari
31
Perlakuan 3
= dosis x berat badan
= 600 mg x 0,03 kg
= 18 mg/ekor/hari
6. Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan pada mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok
dilakukan setelah kadar kolesterol darah mencit mencapai diatas 100 mg/dl.
Adapun perlakuannya sebagai berikut:
Kontrol (-) : pakan standar berupa pellet sampai akhir masa
penelitian selama 28 hari.
Kontrol (+) : pakan tinggi kolesterol dan pakan standar berupa
pellet selama 14 hari kemudian ditambahkan
simvastatin sebanyak 0,052 mg/hari selama 14
hari.
Perlakuan 1 : pakan tinggi kolesterol dan pakan standar berupa
pellet selama 14 hari kemudian ditambahkan
ekstrak daun sirsak (Annona muricata) dengan
dosis 6 mg/ekor/hari selama 14 hari.
Perlakuan 2 : pakan tinggi kolesterol dan pakan standar berupa
pellet selama 14 hari kemudian ditambahkan
ekstrak daun sirsak (Annona muricata) dengan
dosis 12 mg/ekor/hari selama 14 hari.
32
Perlakuan 3 : pakan tinggi kolesterol dan pakan standar berupa
pellet selama 14 hari kemudian ditambahkan
ekstrak daun sirsak (Annona muricata) dengan
dosis 18 mg/ekor/hari selama 14 hari.
7. Pengambilan Sampel Darah
Darah sebanyak 0,5 cc diambil pada setiap mencit yang telah dipuasakan
selama 8 jam melalui vena pembuluh dari ekor mencit. Pengambilan darah
dilakukan pada awal perlakuan yaitu hari ke-0, setelah diberikan pakan
tinggi lemak yaitu pada hari ke-14 untuk menunjukkan kadar kolesterol
darah hiperkolesterolemia mencapai diatas 100 mg/dl. Selanjutnya
pengambilan darah pada akhir perlakuan dilakukan pada hari ke-28.
8. Pengukuran Kadar Kolesterol Total Mencit
Pengukuran kadar kolesterol total darah mencit untuk menentukan keadaan
hiperkolesterolemia dilakukan dengan menggunakan strip kolesterol.
Pengukuran ini berdasarkan penentuan perubahan arus yang disebabkan
oleh reaksi kolesterol dengan reagen pada elektroda dari strip tersebut.
Komposisi reagen strip adalah Cholesterol oxidase dan Non-reactive
ingredients. Ketika sampel darah menyentuh area target sampel dari strip,
darah masuk ke dalam zona reaksi dari strip. Hasil tes ditampilkan pada
layar setelah 150 detik.
33
9. Analisis Data
Data yang diperoleh dari parameter uji berupa berat badan dan kadar
kolesterol total yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji
ANOVA pola searah dengan taraf signifikansi α=5% dan jika ada
perbedaan antar perlakuan akan dilanjutkan dengan uji Least Signifficant
Difference (LSD) pada taraf signifikansi α=5%.
34
E. Diagram Alir
Pakan
standar
(pellet)
sampai
akhir masa
penelitian
Pakan
standar
(pellet) +
pakan
tinggi
kolesterol+
simvastatin
sampai
akhir masa
penelitian
Mencit dipuasakan selama 8 jam
Uji kadar kolesterol total mencit
Analisis data
Menyiapkan 25 ekor mencit jantan
Aklimasi selama 7 hari (diberi pakan standar dan air minum)
Uji kadar kolesterol normal
5 ekor
mencit
K-
5 ekor
mencit
K+
5 ekor
mencit P1
5 ekor
mencit P2
5 ekor
mencit P3
Pakan standar + diet tinggi kolesterol
selama 14 hari
Uji kadar kolesterol hingga mencapai ≥100
mg/dl
P1 : pakan
standar +
kolesterol
selama 14
hari+ daun
sirsak 6mg
P2 : pakan
standar +
kolesterol
selama 14
hari + daun
sirsak 12mg
P3 : pakan
standar +
kolesterol
selama 14
hari + daun
sirsak 18mg
47
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata) 6
mg/ekor/hari, 12 mg/ekor/hari, 18 mg/ekor/hari dan simvastatin 0,052
mg/ekor/hari mampu menurunkan kadar kolesterol total mencit jantan
(Mus musculus L.) yang mengalami hiperkolestreolemia.
2. Simvastatin 4 kali lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol
total mencit jantan (Mus musculus L.) hiperkolesterolemia
dibandingkan dengan ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata) 6
mg/ekor/hari, 12 mg/ekor/hari dan 18 mg/ekor/hari.
B. Saran
Adapun saran yang diajukan pada penelitian ini adalah :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji ekstrak etanol
daun sirsak (Annona muricata) dalam penurunan kadar kolesterol total
dengan dosis yang lebih efektif serta lama pemberian ekstrak etanol
48
daun sirsak (Annona muricata) sehingga kadar kolesterol dapat
kembali normal.
2. Perlu dilakukan pengamatan parameter kolesterol lainnya seperti kadar
HDL, LDL dan Trigliserida untuk memastikan pengaruh pemberian
bahan tersebut terhadap penurunan kadar kolesterol total.
49
DAFTAR PUSTAKA
Adewole, S. 2009. Protective Effect of Annona Linn. Leaf Aqueous Extract On
Serum Lipid Profiles and Oxidative Stress In Hepatosytes of
Streptozotocin-treated Diabetic Rats. Afr. J. Trad. CAM (2009) 6 (1) :
30-41.
Adeyemi. 2009. Antihyperglycemic Activities of Annona muricata (Linn). Afr. J.
Trad. CAM 6. 62-69.
Adjie, S. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Jakarta : Pustaka Bunda.
Adri, D. 2013. Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik Teh Daun Sirsak
(Annona muricata Linn.) Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan.
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07.
Anastasi, A., dan S. Urbina. 2010. Psychological testing (7th ed). New Jersey:
Prent ice - Hall International, Inc.
Anderson, J.W., P. Baird, R.H. Jr. Davis, S. Ferreri, M. Knudtson, A. Koraym.
2009. Health Benefits of Dietary Fiber. Nutr. Rev. 67(4):188-205.
Ardiansyah. 2007. Antioksidan dan Peranannya Bagi Kesehatan.
www.ardiansyah.multiply.com/journal/item/14. (Diakses pada 5
November 2016).
Ariantari, N.P., S.G. Yowani, dan D.A. Swastini. 2010. Uji Aktivitas Penurunan
Kolesterol Produk Madu Herbal yang Beredar di Pasaran Pada Tikus
Putih Diet Lemak Tinggi. Dalam Jurnal Kimia. 4(1), 15-19.
Asprey, G.F., dan P. Thornton. 2000. Medical plants of Jamaica Part 1- 11, 2,
West Indian Journal, 1-86.
Baraas, F. 1993. Mencegah Jantung Dengan Menekan Kolesterol. Cetakan
Ketiga. PT. Gramedia. Jakarta.
Baraas, F. 1994. Mencegah Jantung Dengan Menekan Kolesterol. Cetakan
Ketiga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
50
Blick, K.E. dan S.M. Liles. 1985. Principles of Clinical Chemistry. Published
simultaneously. Canada. Pp. 430-40, 504-12.
Ceriello A. 2010. New insights on oxidative stress and diabetic complications
may lead to a “causal” antioxidant therapy. Diabetes Care. 26, 1589–
1596.
Dalimartha, S. 2001. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Bogor.
Dachriyanus, D.O. Katrin, R. Oktarina, O. Ernas, Suhatri, dan H. Mukhtar. 2007.
Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total, Trigliserida,
Kolesterol HDL da Kolesterol LDL Darah Mencit Putih Jantan serta
Penentuan Lethal Dosis (Ld50). Jurusan Farmasi F.MIPA Universitas
Andalas. Padang.
Deeg, R., dan Ziegenhorn, J. 1983. Kinetic Enzymatic Method For Automated
Determination Of Total Cholesterol In Serum, 29, Clin.Clem, 1798-
1802.
Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner
Fokus Sindrom Koroner Akut, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik, Jakarta.
Depkes. 2010. Informatorium Obat Nasional Indonesia, 421-425, Departeman
Kesehatan RI, Jakarta.
Desmiaty, Y., Wida, K.K., dan Tambunan, R.M. 2012. Uji Pendahuluan Aktivitas
Sitotoksik dan Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona
muricata Linn.) dan Batang Brotowali (Tinospora crispa) [Skripsi]
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta.
Dewi, Y.R., L.M. Santoso, dan Mgs.M. Tibrani. 2012. Manfaat Buah Nanas
(Ananas comosus) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah pada
Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Diinduksi Aloksan. Jurnal
Kedokeran dan Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Dhesti, A.P. dan T.D. Wisdyaningsih. 2014. Pengaruh Pemberian Liang Teh
Cincau Terhadap Kadar Kolesterol. Jurnal Pangan dan Agroindustri.
2(2):103-109.
Elekofehinti, O.O., Adanlawo, I.G., Saliu, J.A., Sodehinde, S.A. 2012. Saponins
from Solanum Anguivi Fruits Exhibit Hypolipidemic Potential in
Rattus novergicus, Der Pharmacia Lettre, 4(3),811-814.
Federer, W. 1991. Statistics and Society : Data Collection and Interpretation. 2nd
Edition. New York : Marcel Dekker.
51
Ganong, W.F. 1992. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-14. Jonatan
Oswari. Editor Bahasa Indonesia. Jakarta. Terjemahan dari : ECG.
Hlm. 288.
Garcia, M., Jemal, A., Ward, E.M., Center, M., Hao Y., Siegel R.L., dan Thun
M.J. 2009. Global Cancer Facts and Figures. Atlanta : American
Cancer Society.
Gohil and Patel. 2007. Herb-Drug Interactions, Indian Journal of Pharmacology,
39(3), 129-139.
Guyton, A.C. dan J.E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9.
Irawati Setiawan. Editor Bahasa Indonesia. ECG. Jakarta. Hlm: 1079,
1085, 1087, 1088, 1090, 1192, 1226.
Harbone, J.B. 1996. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan. Terbitan Kedua, Terjemahan Padmawwnata, K dan Iwang
Soediro. Penerbit ITB. Bandung, 8-35.
Hardjono, dkk. 2003. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner dan Faktor-Faktor
Risiko. Buku Kedokteran. Jakarta. Terjemahan dari : EGC.
Hernawati dan r. Shintawati. 2009. Peranan Berbagai Sumber Serat dalam
Dinamika Kolesterol pada Individu Hierkolesterolemia dan
Normokolesterolemia. FMIPA UPI. Bandung.
Hicow. 2011. Mengurangi Tingkat Kolesterol Menggunakan Zocor. [internet].
Tersedia pada : Http://id.hicow.com/statin/low-density-
lipoprotein/simvastatin-2791071.html. (Diakses 25 Oktober 2016).
Hidayati, N. A. 2008. Kandungan Kimia dan Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol
(Lantana cemara L.) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan.
Bioteknologi. Vol. 5. No. 1.
Inamdar, Edalat, Kotwal, dan Pawar. 2008. Herbal Drugs in Milieu of Modern
Drugs, International Journal of Green Pharmacy, 2(1), 2-8.
Jenkins, A., D. Jenkins, U. Zdravkovic, P. Wursch, V. Vuksan. 2002. Depression
of The Glycemic Index by High Levels of β-Glucan Fiber in Two
Functional Foods Tested in Type 2 Diabetes. Eur. J. Clin. Nutr. 56:622-
628.
Kaplan, M.N dan J. Stamler. 1994. Pencegahan Penyakit Jantung koroner.
Penatalaksanaan Praktis Faktor-Faktor Risiko. Sorwan, H. Editor.
Buku Kedokteran. Jakarta. Terjemahan dari : EGC.
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, 671-678, Penerbit Salemba
Medika, Jakarta.
52
Kothari, S., Jain, A.K., Mehta, S.C., Tonpay, S.D. 2011. Hypolipidemic Effect of
Fresh Triticum Aestivum (Wheat) Grass Juice in Hypercholesterolemic
Rats, Acta Poloniae Pharmaceutica and Drug Research, 2(68), 291-294.
Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Mahley, R.W., dan Bersot, T.P. 2003. Terapi Obat untuk Hiperkolesterolemia dan
Dislipidemia, diterjemahkan oleh Goodman and Gilman, Dasar
Farmakologi Terapi, Edisi X, 943-966, EGC, Jakarta.
Malole, M.B.M. dan Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di
Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mardiana, L., dan J. Ratnasari. 2011. Ramuan dan Khasiat Sirsak. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoida. ITB. Bandung.
Milind, P., and Gurditta. 2011. Basketful Benefits of Papaya, International
Research Journal of Pharmacy, 2(7), 6-12.
Moffatt, R.J, and Stamford B. 2006. Lipid Metabolism and Health, CRC Press,
Taylor and Francis Group, Unites States of America.
Muchtadi, D., P.N. Sri, dan M. Astawan. 1993. Metabolisme Zat Gizi, Sumber,
Fungsi dan Kebutuhan Bagi Manusia. Jilid 2. PustakaSinar Harapan.
Jakarta.
Murray, R.K., Dryer, R.L., Conway, T.W., and Spector, A.A. 2003. Biokimia
Harper, diterjemahkan oleh Andry, H., Edisi XXV, 260-262, 270-278,
581, EGC, Jakarta.
Myers. 2003. Interrelationship between Carbohydrate and Lipid
Metabolism”Biological Chemistry”, California State University, Long
Beach.
National Cholesterol Education Program. 2001. ATP III At-A-Glance: Quick Desk
Reference, National Institute of Health Publication NHLBI, 2001,
Pathogenesis, Pathology and Pathophysiology, Global Initiative for
Chronic Obstructive Lung Disease, Global strategy for the diagnosis,
management and Prevention of COPD, National Heart Lung and Blood
Institute, WHO Report.
53
Pratama, S.E dan E. Probosari.2012. Pengaruh Pemberian Kefir Susu Sapi
Terhadap Kadar Kolesterol LDL Tikus Jantan Sprague Dawley
Hiperkolesterolemia. Semarang. Journal of Nutrition College. 1: 358-
364.
Prihantika, S. 2016. Pemberian Sargassun sp. Dan Taurin Terhadap Penurunan
Kadar Kolestetol Total Mencit (Mus musculus L.) Jantan
Hiperkolesterolemia [Skripsi] Sarjana pada Fakultas MIPA Universitas
Lampung.
Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu Seri Agrikat. Penebar
Penyakit Edisi 4. EFC. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Vol : 4.
Price, S.A. dan L. Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Jakarta.
Posangi, I., Posangi, J., dan Wuisan, J., 2012, Efek Ekstrak Daun Sirsak (Annona
muricata L.) pada Kadar Kolesterol Total Tikus Wistar, Jurnal
Biomedik, 37-42.
Purwatresna, E., 2012, Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun Sirsak
Secara In Vitro Melalui Inhibisi Enzim Α-Glukosidase [Skripsi] Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Puspasari, dkk. 2013. Pengaruh Pemberian Estrak Etanol Daun Sirih Merah
(Piper crocatum) Tehadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah pada
Mencit (Mus musculus) Jantan Hiperlipidemia. Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Indonesia. Semarang.
Retnani, V. 2011. Pengaruh Suplementasi Ekstrak Daun Sirsak Terhadap
Kejadian Displasia Epitel Kelenjar Payudara Tikus Sprague Dawley
yang Diinduksi 7,12 Dimetilbenz (α) Antracene [Skripsi] Semarang :
Universitas Diponegoro.
Ririn, L.W., Sri, S. dan Sucyati, A. 2015. Pengaruh Kombinasi Ekstrak Etanol
Daun Sirsak Dan Gemfibrozil Terhadap Kadar Trigliserida Dan Hdl
Tikus Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak. Prosiding Seminar
Nasional Peluang Herbal Sebagai Alternatif Medicine Tahun 2015, 78-
84.
Robinson, T. !995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. ITB.
Bandung.
Rully, M., dan Probosari, E. 2012. Pengaruh Pemberian Buah Pepaya (Carica
papaya L.) terhadap Kadar Trigliserida pada Tikus Sprague Dawley
dengan Hiperkolesterolemia. Journal of Nutrition College, 1(1), 142-
154.
54
Samsuari. 2006. Penelitian Pembuatan Karaginan dari Rumput Laut Eucheuma
cottonii di Wilayah Perairan Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan.
Institut Pertanian Bogor. [Internet]. Tersedia pada :
http://www.damandiri.or.id/file/samsuaripbbab2.pdf. (Diakses pada 5
November 2016).
Setijono, M.M. 1985. Mencit (Mus musculus) Sebagai Hewan Percobaan [Skripsi]
Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Bogor.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi ke-2. Brahm U.
Pendit. Alih Bahasa. EGC. Jakarta. Hlm. 291-292.
Shills, E.M. dan Mosche. 2001. Modern Nutrition in Health and Disease. Edisi 9.
Lea and Fabinger.
Sihatupar, R.E. 2002. Rasio Kolesterol Total dengan HDL Kolesterol Sebagai
Faktor Risiko Stroke Infark. [Thesis]. UGM. Yogyakarta.
Simatupang, A. 1997. Cholesterol, Hypercholesterolemia and The Drugs Against
It-a review. Cermin Dunia Kedokteran. 116:5-12.
Sitepoe, M. 1993. Kolesterol Fobia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Smith, B.J.B. dan S. Mangkoewidjojo. 1998. Pemeliharaan Pembiakkan dan
Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas
Indonesia. Jakarta. Hlm. 228-233.
Spellman. 2003. Combination Therapy For Dyslipidemia, Volume 103, Journal of
the American Osteopathic Association. Department of Internal
Medicine, USA.
Soehardjono, O. 1990. Kuda. Yayasan Pamulang Equistian Centre. Jakarta.
Sunarjono, Hendro. 2005. Sirsak dan Srikaya. Bogor : Swadaya.
Suranto, A.W. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Surialaga, Samsudin. 2013. Efek Antihiperkolesterol Jus Buah Belimbing Wuluh
(Averhoa bilimbi L.) terhadap Mencit Galur Swiss Webster
Hiperkolesterolemia. Universitas Padjadjaran: Bandung.
Suryohudoyo. 2000. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. CV Sagung Seto.
Jakarta.
Suyatna, F.D. 1995. Farmakologi dan Terapi, edisi V, Departemen Farmakologi
dan Terapetik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
55
Syamsul, E.S., Nugroho, E.A., and Pramono, S. 2011. The Antidiabetics Of
Combination Metformin And Purified Extract Of Andrographis
Paniculata (Burn).F.Ness In High Fructose-Fat Fed Rats, Majalah Obat
Tradisional Universitas Gajah Mada, 16(3), 124- 131.
Uneputty, J.P., Yamlean, P.V.Y., dan Kojong, N.S. 2013. Potensi Infusa Daun
Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus
Putih Jantan (Rattus novergicus), 2, Jurnal Ilmiah Farmasi, Universitas
Sam Ratulangi, Manado.
Utaminingsih, R.W. 2009. Mengenal dan Mencegah Penyakit Diabetes,
Hipertensi, Jantung dan Stroke untuk Hidup Lebih Berkualitas. Media
Ilmu. Yogyakarta.
Voigt, R. 1984. Buku Pelajaran Tegnologi Farmasi. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta, 221-223.
Walker, R. 1999. Hyperlipidemia, In Walker, R., and Edwars, C., (Eds), Clinical
Pharmacy and Therapeutics, 2nd Ed, United Kingdom, 327.
Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., and Dipiro, C.V. 2009.
Pharmacotherapy Handbook, Edisi VII, 98, 101, 103-107, The
McGraw-Hill. Medical, New York World Health Organization. 2006.
Mortality country fact sheet, World Health Statistica.
Wikanta, T., dkk. 2003. Pengaruh Pemberian Alginat Terhadap Penurunan Kadar
Kolesterol Darah dan Bobot Badan Tikus. Jurnal Penelitian Perikanan
Indonesia. 9(5).
Wilson, T., R. Nicolsi, B. Delaney, K. 2004. Reduced and High Molecular Weight
Barley-Glucans Decrease Plasma Total and non-HDL Cholestreol in
Hypercholesterolemic Syrian Golden Hamsters. J. Nutr. 134:2617-
2622.
Witzum, J.L. 1996. Drugs Used in the Treatment of Hyperlipoproteinemias. In:
Molinoff, P.B., and Ruddon, R.W. (editor). Goodman and Gilman’s
The Pharmacological Basic Of Therapeutics. Ninth Edition. New York
: McGraw Hill, Inc. Page 887.
Zarrabal, C.O., Waliszewski, S.M., Barradas dermitz D.M., Nolascohipolito Z.C.,
Rican, S., dan Trujillo, P.R.L. 2005. The Consumption Of Hibiscus
Sabdariffa Dried Calyx Ethanolic Extract Reduced Lipid Profile In
Rats, 60, Journal Plant Foods for Human Nutrition, 153-159.
56
Zhao, H.L., Sim, J.S., Shim, S.H., Ha, Y.W., Kang, S.S., and Kim, Y.S. 2005.
Antiobese and Hypolipidemic Effects of Platycodin Saponins in Diet-
induced Obese Rats: Evidences for Lipase Inhibition and Calorie Intake
Restriction, International Journal of Obesity. 29, 983–990.
Zuhud, Ervizal A.M. 2011. Kanker Lenyap Berkat Sirsak. Jakarta : Agromedia
Pustaka.