pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan...
TRANSCRIPT
ii
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN
LEVERAGE TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2013 – 2015)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
TAUFIK HIDAYAT
1113082000085
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017
iii
iv
v
vi
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Taufik Hidayat
NIM : 1113082000085
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juli 2017
Yang Menyatakan,
( Taufik Hidayat )
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Taufik Hidayat
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 23 November 1994
3. Alamat : Jl. Pondok Melati Gg. Anggrek
RT 02 RW 06 Kel. Jatiwarna
Kec. Pondok Melati, Bekasi
4. Telepon : 087886911396
5. Email : [email protected]
6. Ayah : Disan Efendi
7. Ibu : Fatonah
II. PENDIDIKAN
1. SD ( 2001-2007) : SD Negeri SETU 03 Jakarta
2. SMP ( 2007-2010) : SMP Negeri 259 Jakarta
3. SMA (2010-2013) : SMA Negeri 16 Bekasi
4. S1 (2013-2017) : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota PMR SMAN 16 Bekasi (2011-2012)
2. Anggota DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2013-2015)
3. Panitia Orientasi Pengenalan Akademik FEB (2015)
viii
THE INFLUENCE CORPORATE GOVERNANCE, FIRM SIZE, AND
LEVERAGE ON EARNINGS MANAGEMENT
ABSTRACT
The purpose of this research was found an evidences regarding the influence of
corporate governance, firm size, and leverage on earnings management. This
research based on purposive sampling method. The populations of this research used
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) of 143
companies. Through the defined criteria, selected a sample of 78 companies with 3
years observation from 2013-2015. Hypothesis in this research were tested by
multiple regression analysis.
The results of this research indicated that firm size on earnings management.
While board size influence, board independent, audit comitee, and leverage did not
influence on earnings management.
Keywords: Earnings management, board independent, board size, audit
comitee, firm size, leverage
ix
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN
LEVERAGE TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti mengenai pengaruh corporate
governance, ukuran perusahaan dan leverage terhadap earnings management.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sebagai metode pemilihan
sampel. Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur sebanyak 143 perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan kriteria, terpilih sampel
berjumlah 78 perusahaan dengan pengamatan selama 3 tahun dari 2013-2015.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi
berganda.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap earnings management. Sedangkan ukuran dewan komisaris, dewan
komisaris independen, komite audit dan leverage tidak berpengaruh terhadap
earnings management.
Kata Kunci: Earnings management, ukuran dewan komisaris, dewan
komisaris independen, komite audit, leverage
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN
LEVERAGE TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT”. Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua saya, Disan Efendi dan Fatonah yang telah memberikan
semangat, motivasi dan pelajaran hidup yang sangat berharga serta doa dan
dukungan yang tidak pernah putus kepada penulis.
2. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini terkhusus untuk kakak ku Lia Prihatnawati dan
Riskawati.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Pembimbing
Akademik penulis selama menimba ilmu di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yusro Rahma, SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan waktu dan nasihatnya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi.
7. Semua guru, dosen, dan pendidik yang telah memberikan ilmu-ilmu serta
nasihat-nasihat kepada penulis sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.
xi
8. Sahabat-sahabat Akuntansi B 2013, Ivan Heriyanto, Cerdick Insegal, Rifki
Azhar, Jibril Adam, Cakra Yudiputra, Muhammad Deyan, dan Irsan terimakasih
atas kekompakan dan solidaritasnya selama ini.
9. Keluarga besar Akuntansi 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih
karena telah menjadi sahabat-sahabat yang menyenangkan selama ini.
10. Sahabat-sahabat KKN PEMUDI 2016 dan Desa Ancol Pasir, terima kasih untuk
kehangatan dan pengalaman hidup yang sangat berharga yang kalian berikan.
11. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuannya selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juli 2017
Taufik Hidayat
xii
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM .................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAAN KOMPRE ............................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN SKRIPSI ................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 9
C. Tujuan Masalah ............................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12
A. Landasan Teori ................................................................................................ 12
1. Teori Keagenan ........................................................................................... 12
2. Good Corporate Governance ...................................................................... 14
a. Ukuran Dewan Komisaris ..................................................................... 17
b. Dewan Komisaris Independen .............................................................. 18
c. Komite Audit ......................................................................................... 19
3. Ukuran Perusahaan ................................................................................... 21
4. Leverage .................................................................................................... 22
xiii
5. Earnings Management .............................................................................. 23
B. Penelitian Sebelumnya .................................................................................... 30
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 34
D. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ..................................... 36
1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris ........................................................... 36
2. Pengaruh Dewan Komisaris ........................................................................ 37
3. Pengaruh Komite Audit .............................................................................. 37
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan ..................................................................... 38
5. Pengaruh Leverage ...................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 41
A. Ruang Lingkup ................................................................................................ 41
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................................. 41
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 42
D. Metode Analisi Data........................................................................................ 42
1. Statistik Deskritif ........................................................................................ 43
2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 43
a. Uji Normalitas ........................................................................................ 43
b. Uji Multikolonieritas .............................................................................. 45
c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 46
d. Uji Autokorelasi ..................................................................................... 47
3. Koefisien Determinasi ............................................................................... 48
4. Analisis Regresi Berganda ........................................................................ 49
5. Uji Hipotesis ............................................................................................. 50
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ......................................................... 50
b. Uji Signifikansi Parameter (Uji t) ........................................................ 51
E. Operasional Variabel ....................................................................................... 52
1.Variabel Independen (X) .............................................................................. 52
2.Variabel Dependen (Y) ............................................................................... 54
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 58
A. Deskripsi Objek Penelitian .............................................................................. 58
B. Analisis Data ................................................................................................... 59
1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................................ 59
2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 61
3. Koefisien Determinasi ................................................................................. 66
4. Uji Hipotesis ............................................................................................... 67
C. Interpretasi Hasil ............................................................................................. 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 76
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 76
B. Implikasi .......................................................................................................... 77
C. Saran ................................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 83
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Operasional ................................................................................... 57
Tabel 4.1 Data sampel Penelitian ............................................................................ 58
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 59
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov .......................................... 62
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................................... 63
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................ 65
Tabel 4.6 Hasil Koefisien Determinasi ................................................................... 66
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F ...................................... 67
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Individual: Uji Statistik t ..................................... 68
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................... 34
Gambar 4.1 Grafik Histogram................................................................................. 61
Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot ........................................................... 62
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Plot .......................................... 64
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Data Perusahaan Sampel .................................................................. 84
Lampiran 1.2 Data Perhitungan Sampel Variabel (X) ............................................ 87
Lampiran 1.3 Data Perhitungan Sampel Variabel (Y) ............................................ 96
Lampiran 1.3 Data Hasil Output SPSS....................................................................109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis
usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja, serta
berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia untuk tujuan perusahaan
memperoleh keuntungan dan atau laba (Kansil, 2001). Ketika perusahaan sedang
menjalanakan suatu kegiatan operasinya, maka perusahaan tersebut secara
periodik menyiapkan laporan keuangan untuk pihak–pihak yang berkepentingan
seperti pemegang saham, investor, dan pemerintah. Laporan keuangan berfungsi
sebagai salah satu sumber informasi yang digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004). Chariri dan
Ghozali (2007) menyatakan bahwa salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah
memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan
dalam menghasilkan laba (earning per share). Informasi keuangan yang dapat
menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba adalah laporan laba
rugi. Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi
perusahaan selama periode tertentu (Kieso dan Weygandt, 2002). Laporan laba
rugi digunakan oleh para investor untuk melihat profitabilitas perusahaan dan
2
memprediksi prospek perusahaan di masa yang akan datang. Akan tetapi, laba
yang dihasilkan dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode
akuntansi yang digunakan, sehingga laba yang tinggi belum tentu mencerminkan
kas yang besar.
Laba yang merupakan cerminan kinerja perusahaan dapat dikelola secara
efisien atau oportunis. Secara efisien artinya dikelola untuk meningkatkan
keinformatifan informasi, dan secara oportunis artinya untuk meningkatkan laba
sesuai dengan yang diinginkan dan menguntungkan pihak–pihak tertentu. Untuk
tujuan menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba, manajemen
cenderung mengelola laba secara oprtunis dan melakukan manipulasi laporan
keuangan agar menunjukkan laba yang memuaskan meskipun tidak sesuai
dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Manajemen perusahaan dapat
menentukan kebijakan penggunaaan metode akuntansi dalam menyusun laporan
keuangan untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Scott (2006)
didalam bukunya yang berjudul “Financial Accounting Theory” menyatakan
bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik
disebut dengan manajemen laba. Sedangkan menurut Belkaoui (2004),
manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan–pilihan yan
tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba
yang diinginkan.
3
Manajemen laba yang dilakukan perusahaan muncul karena adanya hubungan
agensi antara principal (pemegang saham) dan agent (manajer). Hubungan
agensi antara pemegang saham dan manajer tersebut dijelaskan dalam teori
keagenan. Teori keagenan (agency theory) adalah teori yang menjelaskan bahwa
hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan
orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Jensen dan Meckling,
1976). Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak
yang memberi wewenang (principal) yaitu pemegang saham dengan pihak yang
menerima wewenang (agent) yaitu manajer.
Masalah yang sering muncul dalam hubungan agensi antara pemegang saham
dan manajer adalah terjadinya konflik agensi. Konflik agensi muncul ketika
manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para
pemegang saham, namun disisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk
memaksimumkan kesejahteraan mereka. Penyatuan kepentingan antara pihak
manajer ini sering kali menimbulkan masalah keagenan atau agensi konflik
(Faisal, 2004).
Pihak yang lebih mengetahui kondisi internal perusahaan dan prospek
perusahaan dimasa yang akan datang adalah manajer yang bertindak sebagai
agent, sedangkan pemegang saham mengetahui keadaan dan prospek perusahaan
dimasa yang akan datang hanya melalui informasi yang diberikan oleh manajer.
4
Oleh karena itu, manajer berkewajiban untuk memberikan informasi yang
berkaitan dengan kondisi perusahaan kepada pemegang saham sebagai bentuk
pemenuhan kewajiban dalam mengelola perusahaan. Informasi yang
disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan
sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau
asimetri informasi (information asymmetric) (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Asimetri informasi antara manajer (agent) dengan pemilik (principal) dapat
memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba
(earnings management) (Richardson, 1998). Saat asimetri informasi tinggi,
pemegang saham tidak mempunyai informasi yang diperlukan untuk megetahui
kondisi perusahaan sehingga manajer dengan leluasa dapat melakukan praktik
earnings management.
Salah satu kasus earnings management yang pernah terjadi di Indonesia yaitu
kasus yang terjadi pada PT Kimia Farma. PT Kimia Farma adalah salah satu
produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31
Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih
sebesar Rp132 miliar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta &
Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa
laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah
dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma
2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup
5
mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya
sebesar Rp99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp32,6 miliar, atau 24,7% dari
laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku
yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp2,7 miliar, pada unit
Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp23,9 miliar, pada
unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp8,1 miliar
dan overstated penjualan sebesar Rp10,7 miliar ( Badan Pengawas Pasar Modal –
Bapepam, 2002).
Selain kasus yang terjadi pada PT Kimia Farma, ada salah satu kasus yang
baru-baru ini terjadi adalah skandal akuntansi yang dilakukan Toshiba. Seperti
yang dimuat dalam money.cnn.com oleh Yan (2015), kasus ini bermula ketika
Toshiba sendiri mulai menyelidiki praktik akuntansi di divisi energi. Menurut
sebuah komite independen, perusahaan menggelembungkan laba usaha Toshiba
sebesar ¥ 151,8 milyar ($ 1,2 milyar) selama tujuh tahun. Kepala eksekutif
Toshiba dan presiden Hisao Tanaka mengundurkan diri atas skandal akuntansi
yang mengguncang perusahaan. Delapan anggota dewan, termasuk wakil ketua
Norio Sasaki, juga telah mengundurkan diri dari jabatan mereka sebagai bagian
dari perombakan besar manajemen perusahaan. Akibat skandal akuntansi yang
menguncang perusahaan, saham Toshiba telah turun sekitar 20% sejak awal april
ketika isu-isu akuntansi terungkap. Nilai pasar perusahaan hilang sekitar ¥ 1.673
triliun ($ 13,4 milyar) dan para analis memperkirakan saham Toshiba masih akan
6
terus menurun. Toshiba yang merupakan salah satu merek elektronik paling
dikenal di dunia serta memiliki reputasi yang bagus itu kini hancur berantakan
akibat skandal akuntansi yang telah dilakukan perusahaan.
Terjadinya manipulasi laporan keuangan tersebut karena lemahnya penerapan
corporate governance. Ciri utama dari lemahnya corporate governance adalah
adanya tindakan mementingkan diri sendiri di pihak para manajer perusahaan
(Komsiyah dan Rahayu, 2004). Sebuah survei yang dilakukan pada tahun 1999
oleh PriceWaterhouseCoopers antara investor internasional di Asia,
menunjukkan bahwa peringkat Indonesia adalah salah satu yang terburuk dalam
standar audit dan kepatuhan, akuntabilitas kepada pemegang saham, standar
pengungkapan dan transparansi (FCGI, 2006).
Pengertian corporate governance menurut FCGI yaitu seperangkat peraturan
yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang
kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan. Nasution dan Setyawan (2007) mendefinisikan
corporate governance sebagai konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja
perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin
akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada
kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya
7
pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan
keuangan.
Dari penjelasan corporate governance tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penerapan corporate governance yang baik dapat memberikan pemahaman
mengenai pentingnya hak pemegang saham untuk mendapatkan informasi
mengenai kondisi internal perusahaan secara menyeluruh dan kewajiban
manajemen untuk mengungkapkan semua informasi yang berkaitan dengan
perusahaan sehingga dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang dilakukan
perusahaan.
Faktor lain yang mempengaruhi praktik earnings management yaitu ukuran
perusahaan. Ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan
praktik manajemen laba dari pada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan
perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang
selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga
mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga
berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat (Nasution
dan Setiawan, 2007).
Selain corporate governance dan ukuran perusahaan, faktor yang juga
mempengaruhi praktik manajemen laba yaitu leverage. Salah satu alternatif
sumber dana perusahaan selain menjual saham di pasar modal adalah melalui
8
sumber dana eksternal berupa hutang. Perusahaan akan berusaha memenuhi
perjanjian hutang agar memperoleh penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini
kemudian dapat memotivasi manajer dalam melakukan manajemen laba untuk
menghindari pelanggaran perjanjian hutang. Penelitian yang dilakukan oleh
Dechow et al. (1996) menemukan bahwa motivasi perusahaan melakukan
earnings management adalah untuk memenuhi kebutuhan pendanaan eksternal
dan memenuhi perjanjian utang. Semakin besar utang yang dimiliki perusahaan
maka semakin ketat pengawasan yang dilakukan oleh kreditor, sehingga
fleksibilitas manajemen untuk melakukan suatu tindakan earnings management
semakin berkurang.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai earnings management telah
banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Nuryaman (2008)
mengungkapkan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
earnings management. Hasil tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nasution dan Setiawan (2007) yang menyatakan bahwa dewan
komisaris independen berpengaruh terhadap earnings management. Sementara
variabel ukuran dewan komisaris diteliti Gulzar dan wang (2011) menyatakan
bahwa ukuran dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap
earnings management. Hasil ini berbeda dengan Nasution dan Setiawan (2007)
yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap earnings
9
management, sementara untuk komite audit Sutikno dkk (2014) menyatakan
bahwa komite audit berpengaruh terhadap earnings management.
Variabel ukuran perusahaan dan leverage diteliti sebelumnya oleh Gunawan
dkk (2015) bahwa ukuran perusahaan dan leverage tidak berpengaruh terhadap
earnings management. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prasetya dan Gayatri (2016) untuk variabel ukuran, menyatakan bahwa ukuran
perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap earnings management,
sementara untuk leverage, Guna dan Herawaty (2010) menyatakan bahwa
leverage berpengaruh terhadap earnings management.
Berdasarkan latar belakang penelitian dan hasil penelitian sebelumnya yang
masih menunjukan hasil yang berbeda sehingga menarik untuk dilakukan
penelitian. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan yaitu ukuran dewan
komisaris, komposisi dewan komisaris, komite audit, ukuran perusahaan dan
leverage. Sampel yang digunakan berasal dari sektor industri manufaktur. Dari
uraian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti memilih judul “ Pengaruh
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap
Earnings Management pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013- 2015 ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
10
1. Bagaimana pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap earnings management ?
2. Bagaimana pengaruh dewan komisaris independen terhadap earnings
management ?
3. Bagaimana pengaruh komite audit terhadap earnings management ?
4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap earnings management ?
5. Bagaimana pengaruh leverage terhadap earnings management ?
6. Bagaimana pengaruh ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen,
komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage secara bersama-sama terhadap
earnings management ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan ini antara lain :
a. Menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap earnings
management
b. Menganalisis pengaruh dewan komisaris independen terhadap earnings
management
c. Menganalisis pengaruh komite audit terhadap earnings management
d. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap earnings management
e. Menganalisis pengaruh leverage terhadap earnings management
11
f. Menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris, dewan komisaris
independen, komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage secara
bersama-sama terhadap earnings management.
2. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
a. Bidang Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan literature
mengenai pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur di Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan
dapat memacu peneltian yang lebih baik pada masa yang akan datang
mengenai masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian.
b. Bagi Investor
Dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh mekanisme corporate
governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang
di Indonesia sehingga dapat membantu investor dalam membuat
keputusan investasi yang tepat.
c. Bagi Regulator
Diharapkan dapat menetapkan standar yang lebih baik di masa yang akan
datang mengenai corporate governance.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori agensi diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling (1976), teori ini
menjelaskan hubungan yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham
(prinsipal) dengan manajer (agen). Hubungan keagenan muncul ketika satu
orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk
memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang
pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Ujiyantho dan Pramuka,
2007). Di dalam suatu perusahaan yang disebut prinsipal adalah pemegang
saham atau investor dan yang dimaksud agen adalah manajemen yang
mengelola perusahaan. Investor menilai kinerja manajer berdasarkan
kemampuannya dalam menghasilkan laba perusahaan. Sebaliknya, manajer
berusaha memenuhi keinginan investor untuk menghasilkan laba yang
maksimal agar mendapatkan kompensasi yang diinginkan. Namun manajer
seringkali melakukan manipulasi saat melaporkan kondisi perusahaan
kepada investor agar tujuannya mendapatkan kompensasi tercapai.
Teori agensi memiliki asumsi bahwa setiap individu semata-mata
termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik
kepentingan antara principal dan agent (Gerianta, 2009). Pihak pemilik
13
(principal) termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterahkan dirinya
dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Sedangkan manajer (agent)
termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan ekonomi dan psikologinya,
antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak
kompensasi. Dibutuhkan kontrak yang jelas yang berisi hak dan kewajiban
masing-masing pihak dengan tujuan meminimalisir konflik.
Salah satu kendala yang akan muncul antara agen dan prinsipal adalah
adanya asimetri informasi. Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan
informasi yang dimiliki oleh prinsipal dan agen, ketika prinsipal tidak
memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen sebaliknya, agen
memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja
dan perusahaan secara keseluruhan (Widyaningdyah, 2001). Adanya asimetri
informasi dapat mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa
informasi yang tidak diketahui prinsipal untuk memaksimalkan keuntungan
bagi agen. Agen dapat termotivasi untuk melaporkan informasi yang tidak
sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut berkaitan
dengan pengukuran kinerja agen (Ujiyantho, 2007).
Eisenhardt (1989) mengungkapkan bahwa teori agensi menggunakan
tiga asumsi sifat manusia yaitu:
1. Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest).
14
2. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa
mendatang (bounded rationality).
3. Manusia selalu menghindari risiko (risk adverse).
Manajer dalam mengelola perusahaan cenderung mementingkan
kepentingan pribadi dari pada kepentingan untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Dengan perilaku opportunictis dari manajer, manajer
bertindak untuk mencapai kepentingan mereka sendiri, padahal sebagai
manajer seharusnya memihak kepada kepentingan pemegang saham
karena mereka adalah pihak yang memberi kuasa manajer untuk
menjalankan perusahaan.
2. Good Corporate Governance
Di era globalisasi pasar saat ini setiap perusahaan selain dituntut untuk
semakin inovatif juga harus mempunyai tata kelola perusahaan yang baik
(good corporate governance) agar dapat terus bertahan. Komite Cadburry
mendefinisikan Good Corporate Governance, sebagai sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh
perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan
pertanggungjawaban kepada stakeholders. Sedangkan menurut Center for
European Policy Studies (CEPS) GCG merupakan seluruh sistem yang
dibentuk mulai dari hak, proses serta pengendalian, baik yang ada di dalam
15
maupun diluar manajemen perusahaan. Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) di dalam situs resminya menyebutkan bahwa secara
umum istilah good corporate governance merupakan sistem pengendalian
dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan
antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan (hard definition), maupun
ditinjau dari "nilai-nilai" yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu
sendiri (soft definition).
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG, 2006), setiap
perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek
bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Untuk mencapai kesinambungan
usaha (sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku
kepentingan (stakeholders) diperlukan asas GCG, sebagai berikut:
1. Transparancy
Menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang
mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan
harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah
yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal
yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham,
kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
16
2. Akuntability
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Responsibility
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independency
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola
secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak
saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
17
Adanya sistem corporate governance diperusahaan diyakini akan
membatasi pengelolaan earning management. Karena itu diduga dengan
semakin tingginya ukuran dewan komisaris, semakin tingginya dewan
komisaris independen, dan adanya komite audit maka akan semakin kecil
pengelolaan laba yang oportunis (Siregar, dkk, 2005).
Dalam penelitian ini unsur-unsur yang digunakan untuk mengukur
good corporate governance antara lain:
a. Ukuran Dewan Komisaris
Secara umum dewan komisaris ditugaskan dan diberi tanggung
jawab atas pengawasan kualitas informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan. Hal ini penting mengingat adanya kepentingan dari
manajemen untuk melakukan manajemen laba yang berdampak pada
berkurangnya kepercayaan investor. Untuk mengatasinya dewan
komisaris diperbolehkan untuk memiliki akses pada informasi
perusahaan. Dewan komisaris tidak memiliki otoritas dalam perusahaan,
maka dewan direksi bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi
terkait dengan perusahaan kepada dewan komisaris (NCCG, 2001).
Jumlah anggota dewan komisaris harus disesuaikan dengan
kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam
pengambilan keputusan (KNKG, 2006). Pengaruh ukuran dewan
komisaris terhadap kinerja perusahaan memiliki hasil yang beragam.
18
Salah satu argumen menyatakan bahwa makin banyaknya personel yang
menjadi dewan komisaris dapat berakibat pada makin buruknya kinerja
yang dimiliki perusahaan (Yermack 1996). Hal tersebut dapat dijelaskan
dengan adanya agency problems (masalah keagenan), yaitu dengan
makin banyaknya anggota dewan komisaris maka badan ini akan
mengalami kesulitan dalam menjalankan perannya, diantaranya
kesulitan dalam berkomunikasi dan mengkoordinir kerja dari masing-
masing anggota dewan itu sendiri, kesulitan dalam mengawasi dan
mengendalikan tindakan dari manajemen, serta kesulitan dalam
mengambil keputusan yang berguna bagi perusahaan (Yermack 1996).
Adanya kesulitan dalam perusahaan dengan anggota dewan komisaris
yang banyak ini membuat sulitnya menjalankan tugas pengawasan
terhadap manajemen perusahaan yang nantinya berdampak pula pada
kinerja perusahaan yang semakin menurun (Yermack, 1996).
b. Dewan Komisaris Independen
Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dewan
komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada direksi. Menurut Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, komisaris independen adalah
19
anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan
publik.
Fungsi pengawasan dari komisaris independen dibutuhkan sebagai
control perusahaan terhadap aktivitas yang dilakukan manajer
perusahaan. Minimnya jumlah dewan komisaris independen dalam suatu
perusahaan dapat menyebabkan para manajer dapat leluasa melakukan
manipulasi laba sesuai dengan yang mereka inginkan. Pentingnya
independensi juga ditekankan oleh KNKG (2006) yang menyebutkan
bahwa komposisi dewan komisaris harus memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak
independen.
c. Komite Audit
Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-
29/PM/2004, komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan
komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.
Selain itu komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang
saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani
masalah pengendalian. Berdasarkan Surat Edaran BEJ Nomor SE-
008/BEJ/12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang-
kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini
yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite
20
yang berasal dari komisaris tersebut merupakan komisaris independen
perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite audit. Anggota lain
yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak
eksternal yang independen.
Seperti diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-
29/PM/2004 yang merupakan peraturan yang mewajibkan perusahaan
membentuk komite audit, tugas komite audit antara lain :
1) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan perusahaan, seperti laporan keuangan, proyeksi dan
informasi keuangan lainnya,
2) Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan
perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan,
3) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
internal,
4) Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi
perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi,
5) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada dewan komisaris
atas pengaduan yang berkaitan dengan emiten,
6) Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan rahasia perusahaan.
21
Dalam Pedoman pembentukan komite audit yang efektif yang
disusun oleh komite nasional good corporate governance (2002) tujuan
dibentuknya komite audit antara lain :
1) Pelaporan Keuangan
Komite audit melaksanakan pengawasan independen atas proses
laporan keuangan dan audit ekstern.
2) Manajemen Resiko dan Kontrol
Komite audit memberikan pengawasan independen atas proses
risiko dan control.
3) Corporate Governance
Komite audit melaksankan pengawasan independen atas proses
tata kelola perusahaan.
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan karakteristik perusahaan dalam
kaitannya dengan strukur perusahaan. Ukuran perusahaan dapat
menggambarkan besar kecilnya perusahaan yang ditunjukan oleh total aset,
penjualan, dam kapitalisasi pasar (Sutikno dkk, 2014). Semakin besar total
aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran suatu
perusahaan. Semakin besar aset, maka semakin besar modal yang ditanam,
semakin banyak penjualan maka semakin perputaran uang dan semakin
besar kapitalisasi perusahaan. Dalam menilai ukuran perusahaan, total aset
22
sering digunakan apakah perusahaan besar ataupun kecil. Perusahaan yang
besar memiliki total aset yang relatif besar. Oleh karena itu perusahaan besar
cenderung bertindak hati-hati dalam melakukan pengelolaan perusahaan dan
cenderung melakukan pengelolaan laba secara efisien.
Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga
mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan,
sehingga berdamapak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih
akurat (Nasution dan Setiawan, 2007). Oleh karena itu, sehingga dapat
diartikan bahwa ukuran perusahaan yang besar dapat mengurangi praktik
manajemen laba perusahaan.
4. Leverage
Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk menggunakan
aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds)
yang gunanya untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik
perusahaan (Syamsuddin, 2002). Dari definisi tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa penggunaan dana asset (aktiva) atau dana tersebut pada
akhirnya dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi
pemegang saham yaitu kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva
atau dana untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik
perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti
bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh
23
akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut akan
memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini bisa
saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya,
atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi
yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang
dihadapi serta semakin besar return atau penghasilan yang diharapkan.
Sedangkan menurut Sugiono dan Untung (2008) leverage adalah rasio
pebandingan antara total utang dengan total aktiva. Semakin besar hutang
suatu perusahaan dibandingkan dengan aktivanya, maka semakin besar
resiko yang dihadapi oleh perusahaan untuk membayar kewajibannya.
5. Earnings Management
Earnings Management merupakan masalah keagenan yang seringkali
dipicu oleh adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara
pemegang saham dengan manajemen perusahaan (Iqbal, 2007). Tindakan
manajemen laba ini dimungkinkan dengan lebih banyaknya informasi yang
dimiliki oleh manajer selaku agen yang menjalankan perusahaan
dibandingkan prinsipal. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan informasi
yang dimiliki antara agen dan prinsipal. Ketidakseimbangan informasi itu
disebut dengan asimetri informasi. Asimetri informasi ini erat kaitannya
dengan konsep teori keagenan (agency theory) yaitu ketika semua pihak
memiliki dorongan untuk mendahulukan kepentingannya sendiri-sendiri
24
sehingga timbul adanya konflik antara prinsipal dengan agen. Asimetri
informasi dan konflik kepentingan yang terjadi yang terjadi antara prinsipal
dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang disesuaikan
untuk kepentingan agen kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut
berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Salah satu bentuk tindakan agen
tersebut adalah yang disebut sebagai manajemen laba (Widyaningdyah,
2001).
Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan
(menurunkan) laba yang dilaporkan saat kini dari suatu unit yang menjadi
tanggung jawab manajer tanpa mengkaitkan dengan peningkatan
(penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang (Fischer dan
Rosenzweig, 1995). Sedangkan Assih dan Gudono (2000) mendefinisikan
manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja, dalam
batasan general accepted accounting principles, untuk mengarah pada suatu
tingkat yang diinginkan atas laba yang dilaporkan. Manajemen laba adalah
salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan,
manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat
mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil
rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Setiawati dan Na’im,
2000). Sedangkan menurut Sugiri (1998) membagi definisi manajemen laba
menjadi dua, yaitu:
25
1) Definisi Sempit
Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan
metode akuntansi. Manajemen laba dalam artian sempit ini
didefinisikan sebagai perilaku manajemen untuk “bermain” dengan
komponen discretionary accrual dalam menentukan besarnya laba.
2) Definisi Luas
Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana
manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan
(penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.
Tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer didasari
berbagai motivasi yang berbeda-beda. Scott (2009) berpendapat bahwa ada
beberapa faktor yang dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba,
yaitu:
1) Rencana Bonus
Para manajer yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan rencana
bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkannya dengan tujuan
dapat memaksimalkan jumlah bonus yang akan diterimanya.
2) Kontrak Hutang Jangka Panjang
Menyatakan bahwa semakin dekat suatu perusahaan kepada waktu
pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan cenderung untuk
26
memilih metoda akuntansi yang dapat memindahkan laba periode
mendatang ke periode berjalan dengann harapan dapat mengurangi
kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang.
3) Motivasi Politik
Menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan
industry strategis cenderung untuk menurunkan laba terutama pada saat
periode kemakmuran yang tinggi. Upaya ini dilakukan dengan harapan
memperoleh kemudahan serta fasilitas dari pemerintah.
4) Motivasi Perpajakan
Menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah satu motivasi mengapa
perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Tujuannya adalah dapat
meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.
5) Pergantian CEO
Biasanya CEO yang mendekati masa pensiun atau masa kontraknya
menjelang berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah
pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka
terima. Hal yang sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang
buruk. Tujuannya adalah menghindarkan diri dari pemecatan sehingga
mereka cenderung untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan.
27
6) Penawaran Saham Perdana
Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada
publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus
merupakan sumber informasi yang sangat penting. Informasi ini penting
karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial
terkait dengan nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang
dibuat oleh para investor maka manajer akan berusaha untuk menaikkan
jumlah laba yang dilaporkan.
Ada berbagai macam cara yang dilakukan oleh manajer dalam
melakukan manajemen laba, bergantung pada kondisi dan situasi perusahaan
tersebut. Pola manajemen laba menurut Scott (2009) dapat dilakukan dengan
cara:
1) Taking a Bath
Taking a bath terjadi pada saat reorganisasi seperti pengangkatan CEO
baru. Teknik ini mengakui adanya biaya-biaya pada periode yang akan
datang dan kerugian periode berjalan sehingga mengharuskan
manajemen membebankan perkiraan perkiraan biaya mendatang
akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi.
2) Income Minimization
Bentuk ini mirip dengan taking a bath, tetapi lebih sedikit ekstrim, yakni
dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi dengan
28
mempercepat penghapusan aset tetap dan aset tak berwujud dan
mengakui pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya. Pada saat rasio
profitabilitas perusahaan tinggi, kebijakan yang diambil dapat berupa
penghapusan atas barang modal dan aset tak berwujud, biaya iklan dan
pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan
3) Income Maximization
Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization
bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus
yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari
pelanggaran atas kontrak hutang jangka panjang.
4) Income Smoothing
Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan
sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada
umumnya investor menyukai laba yang relatif stabil.
Penggunaan pengukuran atas dasar akrual sangat penting untuk
diperhatikan dalam mendeteksi ada tidaknya manajemen laba dalam
perusahaan. Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal
dari aktivitas operasi. Total akrual dapat dibebankan menjadi dua bagian,
yaitu:
29
1) Bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusunan
laporan keuangan, disebut normal accruals atau non discretionary
accruals;
2) Bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut
dengan abnormal accruals atau discretionary accruals.
30
B. Penelitian sebelumnya
Berikut ini adalah tabel penelitian sebelumnya beserta dengan hasil penelitian.
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
No Judul
(Peneliti/Tahun)
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
1 Pengaruh Konsentrasi
Kepemilikan, Ukuran
Perusahaan, dan Mekanisme
Corporate Governance
terhadap Manajemen Laba.
(Nuryaman, 2008)
Variabel Ukuran
Perusahaan, dan
Variabel Komisaris
Independen
Variabel Konsentrasi
Kepemilikan, dan
Variabel Spesialisasi
KAP
Variabel Konsentrasi
kepemilikan, ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba, sedangkan
komisaris independen dan
spesialisasi industri KAP tidak
berpengaruh terhadap manajemen
laba
Bersambung ke halaman berikutnya
31
No Judul
(Peneliti/Tahun)
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
2 Corporate Governance
Characteristic and Earnings
Management: Empirical
Evidence from Chinese Listed
Firms
(Gulzar dan Wang, 2011)
Variabel Ukuran
Dewan Komisaris,
Dewan Komisaris
Independen, dan
Komite Audit
Variabel Dualitas CEO,
Frekuensi Rapat
Dewan, Rasio Jenis
Kelamin Dewan
Komisaris
Variabel Dualitas CEO, Frekuensi
Rapat Dewan dan Rasio jenis
kelamin dewan komisaris
berpengaruh signifikan terhadap
earnings management, Komposisi
dewan komisaris, ukuran dewan
komisaris dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap earnings
management
3 Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance,
Indepedensi Auditor, Kualitas
Audit, dan Faktor lainnya
terhadap Manajemen Laba
Variabel Komisaris
Independen, Komite
Audit, Ukuran
Perusahaan, dan
Leverage
Variabel Profitabilitas,
Kualitas Audit,
Kepemilikan
Institusional,
Kepemilikan
Manajerial, dan
Independensi Auditor
Variabel Profitabilitas, leverage,
dan kualitas audit berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Kepemilikan institusional,
kepemilikan manajemen, komite
audit, komisaris independen,
independensi auditor dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba
Bersambung ke halaman berikutnya
32
No Judul
(Peneliti/Tahun)
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
4 Pengaruh Leverage terhadap
Manajemen Laba dengan
Corporate Governance
sebagai variable pemoderasi
(Naftalia dan Marsono, 2013)
Variabel Leverage
dan Komisaris
Independen
Variabel Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional, dan
Kualitas Audit
Variabel leverage berpengaruh
terhadap manajemen laba,
kepemilikan institusional tidak
berepngaruh terhadap manajemen
laba, kepemilikan manajerial dan
komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap hubungan
leverage dan manajemen laba,
dan kualitas audit sebagai
variabel pemoderasi
5 Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas,
dan Leverage terhadap
Manajemen Laba
( Gunawan dkk, 2015
Variabel Ukuran
Perusahaan dan
Leverage
Variabel Profitabilitas Variabel ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan leverage tidak
berpengaruh terhadap manajemen
laba
Bersambung ke halaman berikutnya
33
No Judul
(Peneliti/Tahun)
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
6 Pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap Manajemen Laba
dengan Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility sebagai
Variabel Intervening
(Prasetya dan Gayatri, 2016)
Variabel Ukuran
Perusahaan
Variabel Corporate
Social Responsibility
Variabel ukuran perusahaan
secara signifikan berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Pengungkapan CSR secara
signifikan berpengaruh terhadap
manajemen laba
7 Pengaruh Corporate
Governance dan Ukuran
Perusahaan terhadap
manajemen laba
(Sutikno dkk, 2014)
Variabel komisaris
independen, komite
audit, dan ukuran
perusahaan
Variabel Kepemilikan
Manajerial dan
Kepemilikan
Institusional
Variabel kepemilikan manajerial,
komisaris independen dan komite
audit berpengaruh terhadap
manajemen laba. Ukuran
perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap manajemen
laba. Kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap manajemen
laba
Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber
34
C. Kerang Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Ukuran Dewan Komisaris
Komisaris Independen
Komite Audit
Ukuran Perusahaan
Earnings Management
Metode Analisis Data
Leverage
Lemahnya sistem pengendalian dan pengawasan terhadap manajer
Efek manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak
manajer
Teori Pendukung: Teori Agensi
Statistik Deskriptif
35
Statistik Deskriptif
Uji Model Regresi
Uji Asumsi Klasik:
1.Normalitas
2.Multikolinieritas
3.Heterokedastisitas
4.Autokorelasi
Regresi Berganda
Uji Hipotesis:
1. Uji Adjusted R²
2. Uji t
3. Uji F
Kesimpulan dan Saran
36
D. Keterkaitan antar Variable dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap earnings management
Beberapa penelitian telah dilakukan terkait hubungan antara ukuran dewan
komisaris dengan manajemen laba. Salah satu pendapat menyatakan bahwa
semakin banyak personel yang menjadi dewan komisaris dapat berakibat pada
semakin buruknya kinerja yang dimiliki perusahaan (Yermack, 1996). Semakin
banyaknya anggota dewan komisaris maka badan ini akan menjalani kesulitan
dalam mengawasi dan mengendalikan tindakan dari manajemen, serta
kesulitan dalam mengambil keputusan yang berguna bagi perusahaan. Adanya
kesulitan dalam perusahaan dengan anggota dewan komisaris yang banyak ini
membuat sulitnya menjalankan tugas pengawasan terhadap manajemen
perusahaan yang nantinya berdampak pula pada kinerja perusahaan yang
semakin menurun (Yermack, 1996). Hal ini mengindikasikan bahwa Ukuran
dewan komisaris yang besar tidak efektif dalam mengurangi praktik
manajemen laba. Hasil penelitian Nasution dan Setiawan menyatakan bahwa
ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan
pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu
hipotesis sebagai berikut:
Ha1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap praktik earnings
management.
37
2. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap earnings management
Dewan komisaris independen dapat memberikan kontribusi yang efektif
terhadap hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau
kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan keuangan (Boediono, 2005).
Adanya dewan komisaris menjamin transparansi dan keinformatifan laporan
keuangan sehingga memfasilitasi hak pemegang saham untuk mendapatkan
informasi yang berkualitas. Hasil penelitian Nasution dan Setyawan (2007)
menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris independen berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian Klein (2000), menyatakan
bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba.
Dari hasi penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa komposisi dewan
komisaris efektif dalam mengurangi manajemen laba perusahaan. Berdasarkan
pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu
hipotesis sebagai berikut:
Ha2 : Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap earnings
management.
3. Pengaruh komite audit terhadap earnings management
Peran komite audit sangat diperlukan dalam hal pengawasan perusahaan.
Tugas komite berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena komite
audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan tugas
yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen. Komite audit
38
sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan adanya
pengawasan dari komite audit, maka informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan lebih informatif dan berkualitas. Banyak penelitian yang
mendukung keberadaan komite audit, diantaranya dalah hasil penelitian yang
dilakukan Klein (2000) yang menunjukkan adanya hubungan antara komite
audit dengan manipulasi laba. Xie, et al (2001) menguji efektifitas komite
audit dalam mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak
manajemen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit yang
berasal dari luar mampu melindungi kepentingan pemegang saham dari
tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hasil
penelitian Nasution dan Setywan (2007) menunjukkan pengaruh signifikan
antara komite audit dengan manajemen laba. Hal tersebut menunjukkan
bahwa komite audit telah berhasil dalam mengurangi praktik manajemen laba
perusahaan. Berdasarkan pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu,
maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:
Ha3 : Komite audit berpengaruh terhadap earnings management perusahaan.
4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap earnings management
Ukuran perusahaan dapat menentukan banyak sedikitnya praktik
manajemen laba perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang relatif besar
akan dilihat kinerjanya oleh publik sehingga perusahaan tersebut akan
melaporkan kondisi keuangannya dengan lebih berhati – hati, lebih
39
menunjukkan keinformatifan informasi yang terkandung di dalamnya, dan
lebih transparan. Oleh karena itu, perusahaan lebih sedikit dalam melakukan
praktik manajemen laba. Sedangkan perusahaan yang mempunyai ukuran
yang lebih kecil mempunyai kecenderungan untuk melakukan manajemen
laba dengan melaporkan laba yang lebih besar untuk menunjukkan kinerja
perusahaan yang memuaskan. Chtourou (2001) menemukan bukti bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan di
Amerika. Ini berarti, perusahaan yang besar mempunyai peluang yang lebih
sedikit dalam melakukan praktik manajemen laba dan sebaliknya, perusahaan
yang lebih kecil mempunyai peluang yang lebih besar dalam melakukan
praktik manajemen laba. Nuryaman ( 2008) menemukan bukti bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan
pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu
hipotesis sebagai berikut:
Ha4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap earnings management.
5. Pengaruh leverage terhadap earnings management
Besarnya tingkat hutang perusahan (leverage) dapat mempengaruhi
tindakan manajemen laba. Menurut hasnan (2001) menyatakan bahwa
leverage yang tinggi yang disebabkan kesalahan manajemen dalam mengelola
keuangan perusahaan atau penerapan strategi yang kurang tepat dari pihak
manajemen. Oleh karena kurangnya pengawasan yang menyebabkan leverage
40
yang tinggi, juga akan meningkatkan tindakan opportunistic seperti
manajemen laba untuk mempertahankan kinerjannya di mata pemegang
saham dan publik. Mengacu pada hipotesis yang melatarbelakangi tindakan
manajemen laba yaitu debt covenanant hypothesis yang menyatakan bahwa
jika suatu perusahaan menyimpang perjanjian hutang yang telah dibuat
berdasarkan laba akuntansi, maka semakin besar kemungkinan manajemen
perusahaan memilih prosedur akuntansi menggeser laba akuntansi dari
periode mendatang ke periode sekarang (Watt Zimmerman, 1986). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Naftalia dan Marsono (2013) leverage
berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan pengungkapan dan
kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai
berikut:
Ha5 : Leverage berpengaruh terhadap earnings management.
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh dari
variabel independen yang terdiri dari ukuran dewan komisaris, dewan komisaris
independen, komite audit, ukuran perusahaan dan leverage terhadap variabel
dependen, yaitu earnings management.
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder berupa semua perusahaan yang telah menerbitkan
laporan keuangan periode 2013-2015.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013-2015.
Perusahaan manufaktur dipilih karena dinilai perusahaan yang paling sensitive
terhadap perubahan ekonomi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan purposive sampling method, yaitu penentuan
sampel atas dasar kesesuaian karakteristik dan kriteria tertentu. Adapun kriteria
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
42
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
mempublikasikan laporan tahunan selama periode 2013-2015.
2. Tidak mengalami delisting selama tahun 2013-2015
3. Perusahaan telah melakukan IPO minimal tahun 2012
4. Perusahaan manufaktur yang memiliki data lengkap terkait dengan
variabel penelitian antara lain informasi mengenai ukuran dewan
komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, ukuran
perusahaan, dan leverage.
5. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangannya
yang dinyatakan dalam mata uang rupiah.
C. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka dan
dokumentasi. Dalam metode dokumentasi ini, penelitian mempelajari dan
mengambil data berupa dokumen-dokumen dari beberapa sumber seperti
internet, buku, jurnal, dan sumber lainnya baik dalam format kertas hasil cetakan
maupun dalam format elektronik yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
Pengumpulan data ini juga bertujuan untuk memperoleh data mengenai
laporan keuangan perusahaan yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian ini
yaitu berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur dari Bursa Efek Indonesia
(BEI) melalui website www.idx.co.id.
43
D. Metode Analisis Data
Metode analsis data penelitian ini menggunakan perhitungan statistik dengan
penerapan software SPSS versi 22 (Statistical Product and Service Solution).
Setelah data yang dibutuhkan penelitian ini telah diperoleh, selanjutnya
dilakukan analisis data penelitian, terdiri dari metode analisis statistik deskriptif,
uji asumsi klasik, koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Penjelasan mengenai
metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum. (Ghozali, 2013).
2. Uji Asumsi Klasik
Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesa
harus memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji
normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau
mendekati normal (Ghozali, 2013). Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika
44
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik :
1. Analisis Grafik
Salah satu termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data-
data observasi dengan data-data distribusi yang mendekati distribusi
normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini
dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probably plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
ploting data residual akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data residul normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013).
2. Analsisi Statistik
Uji normalitas dengan grafik akan menyesatkan apabila tidak
berhati-hati secara visual terlihat normal, namun secara statistik bisa
sebaliknya. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-
45
Smirnov (K-S). Data dapat dianggap normal apabila probabilitas
signifikansi variabel diatas 5 persen. Apabila ditemukan residual
dalam uji tersebut yang mempunyai nilai asymp. Sig (2 tailed) dengan
probabilitas signifikansi < 0,05 diartikan bahwa residual tersebut tidak
terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel –
variabel disebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
indpenden yang memiliki nilai korelasi antar variabel independen sama
dengan nol (Ghozali, 2013).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloneritas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas
0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonearitas.
46
Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak
berarti bebas dari multikolonearitas. Multikolonearitas dapat
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
independen.
3. Multikolonearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya
(2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen dan di regresi terhadap variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang
tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai tolerance <
0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus
menentukan tingkat kolonearitas yang masih dapat ditolerir.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
47
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan
melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu
Y adalah Y yang telah diprediksi, dna sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup
signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting.
Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan
hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat
menjamin keakuratan hasil (Ghozali, 2013).
48
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t-1).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem autokorelasi
(Ghozali, 2013). Autokorelasi timbul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi dapat
diketahui melalui uji Durbin Watson statistic. Pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi, sebagai berikut:
1. Jika DW < dL maka terdapat autokorelasi positif
2. Jika dL < DW < dU, maka tidak dapat disimpulkan apakah terdapat
autokorelasi atau tidak
3. Jika dU < DW < (4-dU), maka tidak terdapat autokorelasi
4. Jika (4-dU) < DW < (4-dL), maka tidak dapat disimpulkan apakah
terdapat autokorelasi atau tidak; Jika DW > (4-dL), maka terdapat
autokorelasi positif.
3. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 atau (0 < x < 1). Nilai R2 yang
49
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel-variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum,
koefisien determinasi untuk data silang (crossecion) relatif rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan
untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien
determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka pasti meningkat, tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai adjusted pada saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik. Tidak seperti , nilai adjusted dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013).
4. Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas
pengungkapan risiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda
(multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk
menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel. Penelitian ini
50
menggunakan Software SPSS Versi 22 untuk memprediksi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen, dengan model regresi yang
digunakan sebagai berikut:
DACCit = α0 + β1UDKit + β2DKIit + β3UKAit + β4SIZEit +β5LEV+εit
Keterangan:
α0 = Koefisien regresi konstanta
β1,2,3,4 = Koefisien regresi masing-masing proksi
DACCit = Discretionary accruals perusahaan i tahun t
DKI = Dewan Komisaris Independen
UDK = Ukuran Dewan Komisaris
UKA = Ukuran Komite Audit
SIZE = Ukuran Perusahaan
LEV = Leverage
Ε = error
5. Uji Hipotesis
Dasar pengambilan keputusan analisis berganda adalah dengan
menggunakan uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t) dan uji
signifikansi simultan (Uji statistik F). Berikut penjelasan dari uji statistik t
dan uji statistik F.
51
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimaksud dalam penelitian mempunyai pengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen Ghozali (2013). Uji F
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan
melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS
dengan nilai signifikansi 0,05 dengan cara sebagai berikut:
1. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig
≤ 0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa
secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen; dan
2. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan (Sig
≥ 0,05), maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti bahwa
secara simultan variabel independen tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Ghozali (2013) menyatakan, uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Pada uji t, nilai t
hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel, dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
52
1. Bila t hitung > dari t tabel atau probabilitas lebih kecil dari
tingkat signifikansi (Sig < 0,05), maka Ha diterima dan Ho
ditolak, variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat;
dan
2. Bila t hitung < dari t tabel atau probabilitas lebih besar dari
tingkat signifikansi (Sig > 0,05) maka Ha ditolak dan Ho
diterima, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat
E. Operasional Variabel Penelitian
Bagian ini akan menjelaskan definisi dari masing-masing variabelyang
digunakan dan pengukuran dari variabel yang digunakan penelitian. Terdiri dari
empat variabel independen dan satu variabel dependen.
1. Variabel Independen (X). variabel independen yang digunakan pada
penelitian ini adalah :
a. Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan Komisaris merupakan jumlah anggota dalam suatu
perusahaan. Dewan komisaris bertanggung jawab dan berwenang
mengawasi tindakan manajemen, dan memberikan pendapat kepada
manajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris (KNKG, 2004
dalam Ujiyanto dan Pramuka, 2007). Dalam penelitian ini ukuran dewan
53
komisaris diukur dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan
komisaris dalam suatu perusahaan.
b. Dewan Komisaris Independen
Dewan Komisaris independen merupakan dewan komisaris yang
berasal dari luar perusahaan yang tidak terafiliasi dengan perusahaan
pengaruh struktur dewan komisaris. Hal tersebut bisa didefinisikan
mekanisme corporate governance melalui ukuran dewan komisaris dan
persentase dewan komisaris independen (Ashbaugh dkk, 2006).
Dalam penelitian ini dewan komisaris independen diukur dengan
persentase jumlah anggota dewan komisaris dengan jumlah total
komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel.
c. Komite Audit
Komite audit adalah suatu komite yang dibentuk dewan komisaris
untuk melakukan tugas pengawasan perusahaan. Komite audit
mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal
memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti
halnya menjaga terciptanya system pengawasan perusahaan yang
memadai serta dilaksanakan good corporate governance (Rachmawati
dan Triatmoko, 2007).
54
Dalam penelitian ini komite audit diukur dengan jumlah susunan
komite audit berdasarkan pada data yang dicantumkan dalam laporan
keuangan.
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap manajemen laba perusahaan. Perusahaan besar lenih
diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka lebih berhati-hati dalam
melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan
tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat (Nasution dan Setiawan,
2007)
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dari nilai logaritma
natural total asset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan.
e. Leverage
Leverage menunjukan seberapa besar tingkat asset yang dibiayai
oleh hutang. Semakin besar hutang suatu perusahaan dibandingkan
dengan aktivanya, maka semakin besar resiko yang dihadapi oleh
perusahaan untuk membayar kewajibannya. Semakin besar rasio
leverage menunjukan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan
terhadap kreditur dan semakin besar harus dibayar oleh perusahaan
(Gunawan dkk, 2015)
55
Dalam penelitian leverage diukur dengan menggunakan rasio total
hutang terhadap total asset.
2. Variabel Dependen (Y)
Manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan –
pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat
mencapai tingkat laba yang diinginkan (Belkaoui, 2004). Dalam penelitian
ini, proxy manajemen laba yang digunakan adalah discretionary accrual
yang dihitung dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi. Model
Jones yang dimodifikasi mengestimasikan tingkat perkiraan akrual sebagai
fungsi dari perbedaan antara perubahan revenue dan perubahan receivable
dan level dari property, plan, dan equipment. Model tersebut dituliskan
sebagai berikut:
1. Total accruals sesungguhnya
TAC = NIit – CFit
Dimana,
NIit = laba bersih (net income) perusahaan i pada periode t
CFit = arus kas operasi (cash flow of operation) perusahaan i pada
periode t
2. Total accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS
(Ordinary Least Square) adalah:
56
TACt/TAt-1 = (α)1 (1/TAt-1)+ (α)1 (Δ SALt/TAt-1) +(α) 3
(PPEt/TAt-1)+ e
Dimana,
TACt = total accruals dalam periode t
TAt-1 = total asset periode t-1
(Δ)SAL = perubahan pendapatan atau penjualan bersih dalam periode t
PPEt = property, plan, and equipment periode t
(α)1, (α)2, (α)3 = koefisien regresi
3. Non accruals diskretioner
NDTACt= (α)1 (1/TAt-1)+ (α)2 [ (Δ SALt - Δ RECt)/TAt-1 ] + (α)3
(PPEt/TAt-1) + e
Dimana,
(Δ) RECt = perubahan piutang usaha dalam periode t
(α)1, (α)2, (α)3 = fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi
pada perhitungan total akrual
4. Diskresioner total akrual
DTACt= TACt/TAt-1-NDTACt
Dimana,
DTACt = diskresioner total akrual tahun t
TACt = total accruals tahun t
NDTACt = non akrual diskresioner pada tahun t
57
Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel
No Variabel Indikator Skala
1 Ukuran Dewan
Komisaris
(Asbaugh dkk,
2006)
UDK = Jumlah Anggota Dewan Komisaris Rasio
2 Dewan Komisaris
Independen
(Asbaugh dkk,
2006)
DKI = Jml Anggota komisaris independen X 100%
Jml Anggota Dewan Komisaris
Rasio
3 Komite Audit
(Sutikno dkk,
2014)
KA = Jumlah anggota Komite Audit Rasio
4 Ukuran Perusahaan
(Gunawan dkk,
2015)
UK= Nilai Logaritma Natural Total Aset Rasio
5 Leverage
(Guna dan
Herawaty, 2010)
Lev = Total Utang
Total Aset
Rasio
6 Earnings
Management
(Sutikno dkk,
2014)
Discretionary Accrual Rasio
Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI periode
2013-2015. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Berdasarkan data yang didapat terdapat 143 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2013-2015. Pemilihan sampel
dilakukan dengan metode purpose sampling, dan data yang diperoleh adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Sampel Perusahaan Manufaktur
Keterangan Jumlah
Perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2013-2015 143
Perusahaan manufaktur yang tidak memilki data lengkap
tahun 2013-2015
(23)
Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan
keuangan dalam dollar AS
(20)
Sampel 100
Outlier (22)
Sampel yang digunakan 78
Sumber: Data yang telah diolah
Dari keseluruhan jumlah perusahaan manufaktur yang ada di BEI periode
2013-2015, terdapat 78 perusahaan yang digunakan dalam pemilihan sampel
sehingga jumlah observasi (n) dalam penelitian ini adalah 3 x 78 = 234
59
B. Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi
data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan
standar deviasi yang dihasikan dari variabel penelitian. Hasil analisis dengan
statistik deskriptif menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel 4.2
Sumber: Data yang telah diolah
Dari hasil analisis statistik deskriptif diketahui bahwa jumlah observasi
dalam penelitian (N) adalah 234. Pada variabel ukuran dewan komisaris
sebesar 4,06 yang artinya rata-rata jumlah anggota dewan komisaris di setiap
perusahaan yaitu sebanyak 4,06 orang. Nilai minimum sebesar 2 dan
maksimum 11 dengan standar deviasi sebesar 1,829.
Variabel Dewan Komisaris Independen merupakan perbandingan
jumlah komisaris independen terhadap jumlah keseluruhan anggota dewan
komisaris, dari tabel diatas diketahui bahwa variabel dewan komisaris
Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UDK 234 2 11 4,06 1,829
DKI 234 20 80 39,556 10,672
KA 234 2 5 3,10 ,408
UP 234 25,31125 33,13405 28,1662341 1,54476463
LEV 234 ,05055 3,02858 ,5432302 ,41569443
EM 234 41,78623 59,83414 50,2061985 3,26824698
Valid N (listwise) 234
60
independen mempunyai nilai rata-rata sebesar 39,556%. Hal ini berarti
bahwa jumlah komisaris independen dari perusahaan sampel 39,60% dari
seluruh jumlah dewan komisaris. Kondisi demikian menunjukan bahwa
secara rata-rata perusahaan-perusahaan sampel telah memenuhi syarat
minimal 30% anggota dewan komisaris independen. Jumlah terendah
sebesar 20% dan jumlah tertinggi mencapai 80% .
Variabel ukuran komite audit perusahaan yaitu sebesar 3,10 yang
berarti setiap perusahaan memiliki komite audit dengan jumlah sebesar 3,10
orang. Nilai manimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5 dengan
standar deviasi sebesar 0,408.
Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan nilai
logaritma natural (ln) dari total aset perusahaan. Variabel ukuran perusahaan
pada tabel diatas menunjukan nilai rata-rata sebesar 28,1662. Nilai minimum
sebesar 25,3113 dan nilai maksimum sebesar 33,1341 dengan standar deviasi
sebesar 1,5446.
Variabel leverage diukur dengan cara total utang perusahaan dibagi
dengan total aset perusahaan. Variabel leverage pada tabel diatas
menunjukan nilai rata-rata sebesar 0,55432. Nilai minimum sebesar 0,0505
dan nilai maksimumnya sebesar 3,0285.
Variabel earnings management yang diukur dengan menggunakan
discretionary accrual diperoleh dari transformasi data mentah menjadi data
61
yang merupakan nilai natural logaritma (Ln) yang menunjukan nilai rata-rata
sebesar 50,20619. Nilai minimum sebesar 41,7862 dan nilai maksimumnya
sebesar 59,8341.
2. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk menguji apakah
dalam model regresi, residual memiliki distribusi normal. Cara yang
dilakukan untuk melihat normalitas adalah menggunakan grafik
histogram, normal probabiliy plot, dan uji kolmogorov smirnov (K-S).
Grafik histogram membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Dalam normal probability
plot, jika data residual normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Gambar 4.1
Grafik Histogram
Sumber : Data yang telah diolah
62
Gambar 4.2
Grafik normal P-P Plot
Sumber: Data yang telah diolah
Tabel 4.3
Sumber: Data yang telah diolah
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram
dan normal probability plot, tampak bahwa histogram memberikan pola
terdistribusi secara normal dan tidak menceng ke kanan atau ke kiri.
Uji Kolmogorov – Smirnov
Unstandardized
Residual
N 234
Normal Parametersa,b Mean ,3279696
Std. Deviation 1,82085766
Most Extreme Differences Absolute ,057
Positive ,041
Negative -,057
Test Statistic ,057
Asymp. Sig. (2-tailed) ,065c
63
Pada grafik normal probability plot, tampak titik-titik menyebar dan
mendekati garis diagonalnya. Hal ini menunjukan bahwa data
terdistribusi normal, sedangkan pada uji kolmogorov-smirnov, nilai dari
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,065 dan signifikan pada 0,05 ( karena p
= 0,065 > 0,05 ) yang berarti bahwa residual terdistribusi secara normal.
2. Uji Multikonieritas
Tujuan dilakukannya uji multikolonieritas yaitu untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Hasil dari uji multikolonieritas adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.4
Uji Multikolonieritas
Sumber: Data yang telah diolah
Hasil uji multikolonieritas menunjukan nilai tolerance > 0,10 dan
nilai VIF < 10 untuk semua variabel yaitu ukuran dewan komisaris,
dewan komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan dan
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
UDK
DKI
KA
UP
LEV
,536
,835
,961
,543
,836
1,866
1,198
1,040
1,841
1,196
64
leverage. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada multikolonieritas dalam
model regresi.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan grafik scatterplot.
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber: Data yang telah diolah
Grafik plot menunjukan penyebaran titik-titik secara acak dan
tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga
dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
65
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t
dengan kesalahan penggangu pada periode sebelumnya. Untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan
uji Durbin-Watson ( DW-Test ).
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
S
Sumber: Data yang telah diolah
Ada Daerah Tidak ada Daerah Ada
Autokolerasi Ketidakpastian Autokolerasi Ketidakpastian Autokolerasi
dL dU 2,134 (4-dU) (4-dL)
1,74873 1,81945 2,18055 2,25127
Nilai DW sebesar 2,134 pada tingkat signifikansi 0,05 jumlah
sampel (n) 234 dan jumlah variabel independen 5 (k = 5), menunjukan
bahwa nilai DW berada diantara dU dan 4-dU yaitu diantara 1,81945
dan 2,18055. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua model regresi
terlepas dari masalah autokorelasi, yang menunjukan dalam model
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,834a ,695 ,688 1,82458054 2,134
66
regresi tidak ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2013).
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Tabel 4.6
Koefisien Determinasi
Sumber: Data yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai dari adjusted R²
sebesar 0,688 yang berarti sebesar 68,8% variasi variabel dependen dapat
dijelaskan oleh variasi dari variabel independen. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa sebesar 68,8% earnings management yang diproksikan
dengan nilai discretionary accrual dipengaruhi oleh variabel ukuran dewan
komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan
dan leverage. Sedangkan sisanya sebesar 32,2% dipengaruhi oleh variabel
lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini seperti profitabilitas
dan independensi auditor.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,834a ,695 ,688 1,82458054
67
4. Uji Hipotesis
a. Uji F (F Test)
Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.7
Uji statistik F
Sumber: Data yang telah diolah
Pada tabel 4.7 uji F dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 103,917
dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris,
dewan komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan, dan
leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap earnings
management.
b. Uji Parsial ( T Test )
Uji T dilakukan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
ANOVAa
Model Mean Square F Sig.
1 Regression 345,948 103,917
,000
b
Residual 3,329
Total
68
variabel dependen. Pada tingkat signifikansi 0,05 hasil yang diperoleh
setelah melakukan uji T menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan
dan leverage berpengaruh signifikan terhadap earnings management,
sedangkan variabel ukuran dewan komisaris, dewan komisaris
independen dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
earnings management.
Tabel 4.8
Sumber: Data yang telah diolah
Hasil dari tabel 4.8 menunjukan tingkat signifikansi variabel ukuran
dewan komisaris sebesar 0,592 dan lebih besar dari 0,05 menunjukan
bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap earnings
management dengan kata lain Ha1 ditolak, variabel dewan komisaris
independen menunjukan signifikansi sebesar 0,354 dan lebih besar dari
0,05 yang artinya dewan komisaris independen tidak berpengaruh
Uji Statistik t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,053 2,862 ,018 ,985
UDK -,048 ,089 -,027 -,537 ,592
DKI ,011 ,012 ,037 ,928 ,354
KA -,519 ,299 -,065 -1,735 ,084
UP 1,819 ,105 ,860 17,322 ,000
LEV ,512 ,315 ,065 1,629 ,105
a. Dependent Variable: EM
69
terhadap earnings management dengan kata lain Ha2 ditolak, variabel
komite audit menunjukan signifikansi sebesar 0,084 dan lebih besar dari
0,05 yang artinya komite audit tidak berpengaruh terhadap earnings
management dengan kata lain Ha3 ditolak, variabel ukuran perusahaan
menunjukan signifikansi sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05 yang
artinya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap earnings management
dengan kata lain Ha4 diterima, dan variabel leverage menunjukan
signifikansi sebesar 0,105 dan lebih besar dari 0,05 yang artinya
variabel leverage tidak berpengaruh terhadap earnings management
dengan kata lain Ha5 ditolak.
Setelah melakukan uji t seperti yang tertera pada tabel 4.8 maka
persamaan regresi yang terbentuk adalah :
DACC = 0,053 - 0,048UDK + 0,011DKI - 0,519KA +
1,819SIZE + 0,512LEV + ε
Pada persamaan regresi diatas dapat diartikan bahwa nilai konstanta
0,053 menyatakan bahwa jika variabel indepeden dianggap konstan,
maka tindakan earnings management sebesar 0,053. Variabel ukuran
dewan komisaris sebesar 0,048 bernilai negatif, yang artinya bahwa
apabila ukuran dewan komisaris bertambah sebesar 1 satuan, maka
tindakan earnings management akan turun sebesar 0,048. Dewan
komisaris independen sebesar 0,011 bernilai positif, yang artinya bahwa
70
apabila dewan komisaris independen bertambah sebesar 1 satuan, maka
tindakan earnings management akan naik sebesar 0,011. Komite audit
sebesar 0,519 bernilai negatif, yang artinya apabila komite audit
bertambah sebesar 1 satuan, maka tindakan earnings management akan
turun sebesar 0,519. Ukuran perusahaan sebesar 1,819 bernilai positif,
yang artinya apabila ukuran perusahaan bertambah 1 satuan, maka
tindakan earnings management akan naik sebesar 1,819. Leverage
sebesar 0,512 bernilai positif, yang artinya apabila leverage bertambah 1
satuan maka tindakan earnings management akan naik sebesar 0,512.
C. Interpretasi Hasil
1. Pengaruh Simultan
Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran dewan
komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan,
dan leverage berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
yaitu earnings management. Hal ini ditunjukan dengan nilai F sebesar
103,917 dengan probabilitas 0,00. Probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari
0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini berpengaruh secara simultan terhadap earnings
management.
71
2. Pengaruh parsial
1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Earnings
Management
Berdasarkan hasil pengujian variabel ukuran dewan komisaris
memiliki t hitung sebesar -0,537 dan nilai sig sebesar 0,592. Nilai sig
sebesar 0,592 > α 0,05 berarti variabel ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh terhadap earnings management, oleh karena itu Ha1
ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap praktik earnings
management ditolak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran
dewan komisaris yang besar ataupun kecil tidak akan mempengaruhi
keefektifan dalam menjalakan fungsi monitoring atas pelaporan
keuangan, semakin banyak anggota dewan komisaris maka badan ini
akan menjalani kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan tindakan
dari manajemen, serta kesulitan dalam mengambil keputusan yang
berguna bagi perusahaan dan berdampak pula pada kinerja perusahaan
yang semakin menurun, sehingga tidak mengurangi insentif bagi
manajer untuk melakukan earnings management.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Gulzar dan Wang
(2011) yang mengungkapkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh signifikan terhadap earnings management.
72
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nasution dan Setiawan (2007) yang dalam penelitiannya menyatakan
bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap
earnings management.
2. Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Earnings
Management
Berdasarkan hasil pengujian variabel dewan komisaris independen
memiliki t hitung sebesar 0,928 dan nilai sig sebesar 0,354. Nilai sig
sebesar 0,354 > α 0,05 berarti variabel dewan komisaris independen
tidak berpengaruh terhadap earnings management, oleh karena itu Ha2
dewan komisaris independen berpengaruh terhadap earnings
management ditolak. Hasil penelitian menunjukan bahwa besar kecilnya
dewan komisaris independen bukanlah menjadi penentu utama dari
efektifitas pengawasan terhadap manajemen perusahaan tetapi
efektifitas mekanisme pengendalian tergantung pada nilai, norma dan
kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi serta peran dewan
komisaris independen dalam aktivitas pengendalian (monitoring)
terhadap manajemen.
Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh
Nuryaman (2008) serta Gulzar dan Wang (2011) yang menyatakan
73
bahwa tidak ada kaitannya dewan komisaris independen dengan
earnings management.
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Sutikno dkk (2014)
yang menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh
terhadap earnings management
3. Pengaruh Komite Audit Terhadap Earnings Management
Berdasarkan hasil pengujian variabel komite audit memiliki t
hitung sebesar -1,735 dan nilai sig sebesar 0,084. Nilai sig sebesar 0,084
> α 0,05 berarti variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap
earnings management, oleh karena itu Ha3 komite audit berpengaruh
terhadap eanings management ditolak. Artinya besar kecilnya jumlah
komite audit di suatu perusahaan tidak bisa membatasi terjadinya
praktik earnings management. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
pembentukan komite audit yang sebatas untuk pemenuhan regulasi,
dimana regulasi mensyaratkan perusahaan harus mempunyai komite
audit, sehingga mengakibatkan kurang efektifnya peran komite audit
dalam memonitor kinerja manajemen.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gulzar dan Wang (2011) yang menyatakan bahwa komite audit tidak
mempengaruhi eanings management.
74
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Sutikno dkk (2014)
yang menyatakan bahwa dalam penelitiannya komite audit
berepengaruh terhadap earnings management.
4. Pengaruh Ukuran Perusahan Terhadap Earnings Management
Berdasarkan hasil pengujian variabel ukuran perusahaan memiliki
t hitung sebesar 17,322 dan nilai sig sebesar 0,000. Nilai sig sebesar
0,000 < α 0,05 berarti variabel ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap earnings management, oleh karena itu Ha4 ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap management laba diterima. Hal
tersebut menunjukan bahwa semakin besar total aset yang dimiliki suatu
perusahaan maka akan menurunkan tingkat earnings management di
perusahaan tersebut. Perusahaan yang besar akan lebih diperhatikan oleh
masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan
pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut
melaporkan kondisinya lebih akurat (Nasution dan Setiawan, 2007).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prasetya dan Gayatri (2016) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap earnings management.
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Guna dan Herawaty
(2010) dan Gunawan dkk (2015) yang menyatakan dalam penelitiannya
75
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap earnings
management
5. Pengaruh Leverage Terhadap Earnings Management
Berdasarkan hasil pengujian variabel leverage memiliki t hitung
sebesar 1,629 dan nilai sig sebesar 0,105. Nilai sig sebesar 0,105 > α
0,05 berarti variabel leverage tidak berpengaruh terhadap earnings
management, oleh karena itu Ha5 ” leverage berpengaruh terhadap
earnings management” ditolak. Hal tersebut menunjukan bahwa
perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akibat besarnya total
hutang terhadap total aset akan menghadapi resiko default yang tinggi
yaitu perusahaan terancam tidak mampu untuk memenuhi
kewajibannya. Tindakan earnings management tidak dapat dijadikan
sebagai mekanisme untuk menghindarkan default tersebut. Pemenuhan
kewajiban harus tetap dilakukan dan tidak dapat dihindarkan dengan
manajemen laba.
Peneltian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gunawan dkk (2015) bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap
earnings management.
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Guna dan
Herawaty (2010) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa
leverage berpengaruh signifikan terhadap earnings management.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate Governance,
Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap earnings management pada
perusahaan-perusahaan manufatur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2013-2015. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan
pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ukuran Dewan Komisaris (UKD) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap earnings management. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Gulzar dan Wang (2011).
2. Dewan Komisaris Independen (DKI) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap earnings management. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Nuryaman (2008) dan Gulzar dan Wang
(2011).
3. Komite audit (KA) tidak mempunyai pengaruh terhadap earnings
management. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Gulzar dan Wang (2011).
4. Ukuran Perusahaan (UP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
earnings management. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Prasetya dan Gayatri (2016).
77
5. Leverage (LEV) tidak mempunyai pengaruh terhadap earnings management.
Hasil penelitian ini didukung oleh penetian yang dilakukan oleh Gunawan
dkk (2015).
6. Ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, ukuran
perusahaan, dan leverage berpengaruh secara bersama-sama terhadap
earnings management.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana
earnings management pada industri manufaktur dilakukan yang pada akhirnya
diharapkan akan menambah wawasan dalam pendektesian earnings management
khususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang positif bagi
semua pihak, terutama bagi investor, kreditor serta manajemen yang terkena
dampak langsung dari adanya earnings management. Bagi investor, hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan investasi, terutamanya pada perusahaan manufaktur
dengan menggunakan informasi akrual untuk menilai manajemen laba.
Bagi kreditor disarankan untuk lebih berhati-hati dalam memahami laba
yang dilaporkan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan.
Sedangkan bagi manajemen perusahaan, hendaknya menyikapi secara bijaksana
78
adanya kelonggaran dalam praktik earnings management sehingga diharapkan
hal tersebut tidak merugikan banyak pihak.
C. Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat dipertimbangkan bagi peneliti yang akan
datang. Saran ini diharapkan dapat memberi gambar dan peluang bagi peneliti
yang akan datang untuk melakukan peneltian yang lebih baik lagi:
1. Penelitian ini hanya menggunakan satu jenis industri saja yaitu manufaktur
sehingga tidak dapat mencakup semua hasil temuan untuk seluruh perusahaan
publik, diharapkan menambah populasi perusahaan yang akan dijadikan
sampel penelitian.
2. Penelitian ini menggunakan variabel corporate governance, ukuran
perusahaan, dan leverage untuk mengetahui pengaruh terhadap earnings
management. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel
independen baru seperti profitabilitas, independensi auditor dan lainnya yang
dapat menyempurnakan penelitian selanjutnya.
3. Jangka waktu pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini hanya tiga
tahun yaitu 2013-2015, untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menambah periode pengamatan agar pengaruh corporate governance dapat
lebih dirasakan dalam mengurangi praktik earnings management.
79
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Lailul L. Sifa. (2006). “Reaksi Pasar Publikasi Corporate
Governance Perception Index pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 23-26 Agustus
Asbaugh, Hollis, D. Collins and R. Lafond. (2006). The effect of Corporate
Governance on Firms’ Credit Ratings. Journal of Accounting and Economic,
Vol. 42
Baridwan, Zaki. (2004). Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
BPFE
Belkaoui. A. Riahi. (2004). Accounting Theory. Edisi Kelima. Jakarta : Salemba
Empat
Boediono.SB. Gideon. (2005). “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan
Analisis Jalur”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo
Chariri. A dan Ghozali.I. (2007). Teori Akuntansi. Edisi Ketiga. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Chtourou, Sonda Marrakchi, Jean Bedard and Lucie Courteau. (2001). “Corporate
Governance and Earnings Management”. www.ssrn.com
Dechow, P. M, Sloan, R. G., and Sweeney, A. P. (1995). Detecting Earnings
Management. The Accounting Review, Vol. 70, No. 2, h. 193-225
Faisal. (2004). “Analisis Agensi Cost, Struktur Kepemilikan, dan Mekanisme
Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar.
Fischer, M dan K Rosenzweig. (1995). Attitudes of Students and Accounting
Practitioners Concerning the Ethical Acceptability of Earnings Management.
Journal of Business Ethics, 14: 434-444
Forum for Corporate Governance in Indonesia. (2006). “How is the Indonesian
Corporate Governance condition in reality?”. www.fcgi.com. Diakses tanggal
23 Desember 2016.
80
Gerianta, Wiryawan. (2009). Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa
Efek Indonesia. Bali: Universitas Udayana.
Ghozali, Imam, (2013). Aplikasi Analisis dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7,
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gulzar, M. Awais, dan Wang, Zongjun. (2011). Corporate Governance
Characteristic and Earnings Management: Empirical Evidence from Chinese
Listed Firms. International Journal Accounting and Financial Reporting,
2011, Vol. 1 No. 1
Gunawan, K. Darmawan dan Purnawati, A. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas dan Leverage Terhadap Earnings Management. Jurnal Akuntansi
Program S1, Vol. 3 No. 10
Guna, Welvin I, dan Herawaty, Arlen. (2010). Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya
terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntasi, Vol. 12, No. 1: 53-68
Herlambang, S dan Darsono. (2015). Pengaruh Corporate Governance dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Binis, Vol. 4 No. 3
Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. (1976).”Theory of The Firm: Managerial
Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economics3. Hal. 305-360. www.ssrn.com
Khomsiyah.D. Deni, Rahayu.G. Rika. (2004). Hubungan Corporate Governance dan
Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar.
Kieso E. Donald, Weygandt J Jerry, dan Warfild. D.Terry. (2002). Intermediate
Accounting .Edisi Kesepuluh, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Klein, April. 2000. “Audit Committee, Boards of Director Characteristics, and
Earnings Management”. www.ssrn.com
Komite Nasional Corporate Governance. (2002). Pedoman Pembentukan Komite
Audit yang Efektf. www.governance-indonesia.com
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006). Pedoman Umum Good Corporate
Indonesia. Jakarta
81
Nasution, M dan Setyawan. D. (2007). “Pengaruh Corporate Governance terhadap
Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia”. Simposium Nasional
Akuntansi X Makasar
Nuryaman. (2008). “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Simposium
Nasional Akuntansi XI. Pontianak
Naftalia, V dan Marsono. (2013). Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba
Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi, Vol. 2 No. 3
Prasetya, P dan Gayatri. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen
Laba Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai
Variabel Intervening, Vol. 14 No. 1
Rahmawati, A dan Triatmoko, H. (2007). “Analisis Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional
Akuntansi X Makassar
Richardson, Vernon J. (1998). “Information Asymmetry an Earnings Management:
Some Evidence”. Working Paper, 30 Maret. www.ssrn.com
Setiawati, L dan Naim. (2000). Manajemen Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 15 No. 4 hal. 424-441
Scott, R. William. (2009). Financial Accounting Theory 4 thEdition. Prentice-Hall,
New Jersey
Sugiono, Arief dan Untumg Edy. (2008). Panduan praktis Analisa Laporan
Keuangan: Pengetahuan Dasar Bagi Mahasiswa dan Praktisi Perbankan.
Grasindo, Jakarta
Sutikno, Frendy dan Wahidahwati. (2014). Pengaruh Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Ilmu dan Riset, Vol. 3
No. 10
Siregar, Sylvia Veronica N.P dan Utama, Siddharta. (2005). Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance
Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium Nasional
Akuntansi VIII. Solo.
Syamsuddin, Lukman. (2002). Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi baru,
cetakan ketujuh. Rajawali Pers, Jakarta.
82
Ujiyantho. M. Arief dan Pramuka. B. Agus. (2007). “Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional
Akuntansi X Makasar
Widyaningdyah, A. U. (2001). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3, No. 2, h. 89-101.
Xie, Biao et al. 2001. “Earnings Management And Corporate Governance: The roles
Of The Board And The Audit Committee”. www.ssrn.com
Yan, Sophia. (2015). Toshiba CEO resigns over $1.2 billion accounting scandal.
http://money.cnn.com/2015/07/21/investing/toshiba-ceo-resigns/. Diunduh
tanggal 14 Maret 2017.
Yermack, D. (1996). Higher Market Valuation of Companies with a Small Board of
Directors. Journal of Financial Economics. 40, 185-211.
83
83
LAMPIRAN - LAMPIRAN
84
Lampiran 1.1
Data Perusahaan Sampel
No Nama Perusahaan Kode
1 Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI
2 Alaska Industrindo Tbk ALKA
3 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
4 Asiaplast Indistries Tbk APLI
5 Berlina Tbk BRNA
6 Beton Jaya Manunggal Tbk BTON
7 Budi Acid Jaya Tbk BUDI
8 Ekadharma International Tbk EKAD
9 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW
10 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST
11 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR
12 Inti Keramika Indonesia Assosiasi Tbk IKAI
13 Intan Wijaya International Tbk INCI
14 Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk JKSW
15 Jaya Pari Steel Tbk JPRS
16 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS
17 Lion Metal Works Tbk LION
18 Lion Mesh Prima Tbk LMSH
19 Pelangi Indah Carindo Tbk PICO
20 Sekawan Intiparatama Tbk SIAP
21 Siearan Produce Tbk SIPD
22 Semen Gresik Tbk SMGR
23 Suparma Tbk SPMA
24 Indo Acitama Tbk SRSN
25 Tirta Mahakan Resources Tbk TIRT
26 Trias Sentosa Tbk TRST
27 Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS
28 Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA
29 Pan Asia Indosyntec Tbk HDTX
30 KMI Wire and Cable Tbk KBLI
31 Kabelindo Murni Tbk KBLM
32 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN
33 Apac Citra Centertex Tbk MYTX
85
34 Nippers Tbk NIPS
35 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
36 Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk SCCO
37 Selama Sempurna Tbk SMSM
38 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT
39 Volses Electric Tbk VOKS
40 Akasha Wira International Tbk ADES
41 Cahaya Kalbar Tbk CEKA
42 Delta Djakarta Tbk DLTA
43 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA
44 Gudang Garam Tbk GGRM
45 Indofarma Tbk INAF
46 Kimia Farma Tbk KAEF
47 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI
48 Keadwung Indag Can Tbk KICI
49 Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI
50 Merck Tbk MERK
51 Mustika Ratu Tbk MRAT
52 Mayora Indah Tbk MYOR
53 Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN
54 Pyridam Farma Tbk PYFA
55 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI
56 Sekar Laut Tbk SKLT
57 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI
58 Siantar Top Tbk STTP
59 Mandom Indonesia Tbk TCID
60 Tempo Scan Pasifis Tbk TSPC
61 Ultrajaya Milk Industry and Tranding Company Tbk ULTJ
62 Unilever Indonesia Tbk UNVR
63 Alumindo Light Metal Industry ALMI
64 Indal Aluminium Industry INAI
65 Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk KBRI
66 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO
67 Indospring Indonesia Tbk INDS
68 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
69 Kalbe Farma Tbk KLBF
70 Multi Bintang Indonesia MLBI
71 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI
86
72 Indocement Tunggal Prakasa Tnk INTP
73 Seme Baturaja Persero SMBR
74 Holcim Indonesia Tbk SMCB
75 Mulia Indrustrindo Tbk MLIA
76 Sarana Sentral Bajatama BAJA
77 Duta Pertiwi Nusantara DPNS
78 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI
79 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
80 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA
81 Malindo Feedmil Tbk MAIN
82 Alkindo Naratama Tbk ALDO
83 Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk DAJK
84 Grand Kartech Tbk KRAH
85 Astra International Tbk ASII
86 Astra Auto Part Tbk AUTO
87 Gajah Tunggal Tbk GJTL
88 Indomobil Sukses International Tbk IMAS
89 Star Petrochem Tbk STAR
90 Trisula International TRIS
91 Sepatu Bata Tbk BATA
92 Jembo Cable Company JECC
93 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
94 Sekar Bumi Tbk SKBM
95 Indofood Suksek Makmur INDF
96 Handala Manjaya Sampoerna Tbk HMSP
97 Wismilak Inti Makmur WIIM
98 Martina Berto Tbk MBTO
99 Tiga Pilar Sejahtera Tbk AISA
100 Indutri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO
87
Lampiran 1.2
Data Perhitungan Variabel (X)
2013
No Kode UDK DKI KA UP LEV
1 AKPI 6 33,33 3 28,36558237 0,506211058
2 ALKA 4 25 3 26,21184319 0,753385759
3 AMFG 6 33,33 4 28,89497636 0,21999987
4 APLI 3 33,33 3 26,43895874 0,282848682
5 BRNA 4 50 3 27,74892211 0,72813769
6 BTON 2 50 3 25,89452394 0,211875027
7 BUDI 3 33,33 3 28,49932886 0,628549127
8 EKAD 2 50 3 26,5627484 0,30818824
9 FASW 5 40 3 29,37009341 0,730537266
10 GDST 3 33,33 3 27,8062313 0,257729728
11 IGAR 3 33,33 3 26,47503385 0,282779408
12 IKAI 2 50 3 26,9013283 0,5738926
13 INCI 3 33,33 3 25,63696476 0,073822717
14 JKSW 2 50 3 26,28926415 2,563987126
15 JPRS 2 50 3 26,65429209 0,050553717
16 KIAS 6 33,33 3 28,45119951 0,111020406
17 LION 3 33,33 3 26,93500562 0,203342889
18 LMSH 3 33,33 3 25,67696104 0,249665825
19 PICO 3 33,33 3 27,15524083 0,655169902
20 SIAP 3 33,33 3 26,33126335 0,439315543
21 SIPD 3 33,33 3 28,78022524 0,592711511
22 SMGR 6 33,33 4 31,05830474 0,294925963
23 SPMA 5 40 3 28,20036419 0,786599869
24 SRSN 8 37,5 3 26,76525368 0,255973524
25 TIRT 3 33,33 3 27,30692002 0,933481574
26 TRST 3 33,33 3 28,81303033 0,476505003
27 YPAS 3 33,33 3 27,14306335 0,722874054
28 BIMA 3 66,66 3 25,49401028 2,777923153
29 HDTX 3 33,33 3 28,49758712 0,697267252
30 KBLI 6 33,33 3 27,92764492 0,359411706
31 KBLM 3 33,33 3 27,20682608 0,587856178
32 LPIN 3 33,33 3 26,00337247 0,269769266
88
33 MYTX 3 66,66 3 28,37079803 1,049419509
34 NIPS 3 33,33 3 27,40588511 0,704479561
35 RICY 4 25 3 27,7352598 0,656543674
36 SCCO 3 33,33 3 28,19748897 0,598411942
37 SMSM 3 33,33 3 27,92051105 0,521024955
38 UNIT 2 50 4 26,85257513 0,474521211
39 VOKS 5 20 3 28,30183594 0,658323299
40 ADES 3 33,33 3 26,81245583 0,399683493
41 CEKA 4 25 3 27,69833139 0,506113079
42 DLTA 5 40 3 27,48835187 0,219693016
43 DVLA 6 33,33 4 27,80502004 0,248359144
44 GGRM 3 33,33 3 31,55833169 0,421107235
45 INAF 4 50 3 27,88915388 0,553255123
46 KAEF 5 40 3 28,5360242 0,41211511
47 KDSI 4 50 3 27,46877726 0,608832346
48 KICI 3 33,33 3 25,31124634 0,313591286
49 LMPI 2 50 3 27,43523675 0,517740971
50 MERK 3 33,33 3 27,26997423 0,279582807
51 MRAT 3 33,33 3 26,80909404 0,159329436
52 MYOR 5 40 3 29,90420041 0,599467116
53 PSDN 6 33,33 3 27,24804962 0,395393878
54 PYFA 3 33,33 3 25,88873113 0,462179898
55 SCPI 3 33,33 3 27,33852995 0,9860796
56 SKLT 3 33,33 3 26,43365805 0,537565515
57 SQBI 3 33,33 3 26,76634508 0,176015725
58 STTP 2 50 3 28,01632392 0,527822881
59 TCID 5 40 3 28,01352629 0,193022474
60 TSPC 5 40 3 29,31889267 0,292441833
61 ULTJ 3 33,33 3 28,66478229 0,280929191
62 UNVR 5 80 3 30,17289614 0,679783741
63 ALMI 4 50 3 28,64337746 0,770068724
64 INAI 4 50 3 27,36429318 0,851326776
65 KBRI 3 33,33 3 27,39371422 0,120826366
66 TOTO 4 25 3 28,18845033 0,447048069
67 INDS 3 33,33 3 28,41789466 0,203383802
68 ICBP 7 42,86 3 30,68819979 0,405375628
69 KLBF 7 28,57 3 30,05715581 0,250993571
70 MLBI 7 28,57 3 28,20884049 0,445874866
89
71 ROTI 3 33,33 3 28,23133403 0,573726569
72 INTP 7 42,85 3 30,91220451 0,144789383
73 SMBR 5 60 3 28,62849225 0,102804956
74 SMCB 7 42,85 3 30,33204603 0,417409075
75 MLIA 5 40 3 29,6036983 0,850298678
76 BAJA 3 33,33 3 27,4601479 0,769557997
77 DPNS 3 33,33 3 26,26999201 0,12886727
78 SOBI 3 33,33 3 27,93445867 0,394807114
79 CPIN 6 33,33 5 30,38496854 0,362986232
80 JPFA 3 33,33 3 30,33356217 0,654271166
81 MAIN 5 60 5 28,42523556 0,608094738
82 ALDO 3 33,33 3 26,43196697 0,536010165
83 DAJK 2 50 3 27,75188127 0,441159502
84 KRAH 3 33,33 3 26,52823295 0,550106016
85 ASII 10 30 3 32,99673541 0,503898216
86 AUTO 11 36,36 3 30,15553646 0,245011011
87 GJTL 7 28,57 3 30,3661035 0,643075183
88 IMAS 7 42,85 3 30,73659918 0,702600847
89 STAR 2 50 3 27,34254238 0,347984386
90 TRIS 3 33,33 3 26,88738369 0,364625091
91 BATA 5 40 3 27,24636557 0,420640419
92 JECC 3 66,66 3 27,84618465 0,88151444
93 ALTO 3 33,33 3 28,03816441 0,637847808
94 SKBM 3 33,33 3 26,93786868 0,611818404
95 INDF 8 37,5 3 31,98487896 0,525776859
96 HMSP 6 50 3 30,94173178 0,483479157
97 WIIM 3 33,33 3 27,83723111 0,376992026
98 MBTO 3 33,33 2 27,13962182 0,282328978
99 AISA 6 50 3 29,24561054 0,530072482
100 SIDO 3 33,33 3 28,713337 0,115822866
2014
NO KODE UKD DKI KA UP LEV
1 AKPI 6 33,33 3 28,43169563 0,534878382
2 ALKA 4 25 3 26,22403163 0,748600588
3 AMFG 6 33,33 4 28,99670223 0,197466001
4 APLI 3 33,33 3 26,33320147 0,175262027
5 BRNA 3 33,33 3 27,91926747 0,725373898
90
6 BTON 2 50 3 25,88322617 0,158002502
7 BUDI 3 33,33 3 28,538062 0,631264579
8 EKAD 2 50 3 26,74270733 0,335845302
9 FASW 5 40 3 29,35038922 0,710428052
10 GDST 3 33,33 3 27,93454399 0,357424175
11 IGAR 3 33,33 3 26,58089833 0,247055859
12 IKAI 2 50 3 26,97429584 0,655465481
13 INCI 3 33,33 3 25,72042823 0,073467922
14 JKSW 2 50 3 26,43685672 2,377853168
15 JPRS 2 50 3 26,63938086 0,061151531
16 KIAS 6 33,33 3 28,48651782 0,106069805
17 LION 3 33,33 3 27,12036667 0,298669273
18 LMSH 3 33,33 3 25,66430521 0,203279222
19 PICO 3 33,33 3 27,1636173 0,632117761
20 SIAP 4 50 3 29,2363779 0,048703764
21 SIPD 3 33,33 3 28,66096711 0,538901525
22 SMGR 7 42,85 5 31,16659396 0,271800539
23 SPMA 5 60 3 28,36912115 0,619599402
24 SRSN 8 37,5 3 26,8595818 0,304790461
25 TIRT 3 33,33 3 27,29374938 0,900455752
26 TRST 4 50 3 28,81314256 0,461426974
27 YPAS 3 33,33 3 26,49313124 0,49974862
28 BIMA 3 66,66 3 25,36821983 2,920567759
29 HDTX 3 33,33 3 29,07125827 0,857408816
30 KBLI 5 40 3 27,92434816 0,308933881
31 KBLM 3 33,33 3 27,19599792 0,551505558
32 LPIN 4 50 3 25,94683675 0,249551982
33 MYTX 3 66,66 3 28,34460994 1,131670736
34 NIPS 3 33,33 3 27,81903842 0,522813834
35 RICY 3 33,33 3 27,78866776 0,661488567
36 SCCO 3 33,33 3 28,13543051 0,510899269
37 SMSM 3 33,33 3 27,9595195 0,433844224
38 UNIT 2 50 4 26,81169232 0,451693784
39 VOKS 5 40 3 28,07179198 0,678412487
40 ADES 3 33,33 3 26,9475569 0,41410278
41 CEKA 3 33,33 3 27,88111817 0,581395354
42 DLTA 5 40 3 27,62293565 0,229320569
43 DVLA 6 33,33 4 27,84310172 0,237642583
91
44 GGRM 4 50 3 31,69526036 0,431116735
45 INAF 3 33,33 3 27,85283841 0,530352226
46 KAEF 5 40 3 28,71897164 0,435181584
47 KDSI 3 66,66 3 27,58201724 0,617846877
48 KICI 3 33,33 3 25,33165109 0,322668694
49 LMPI 2 50 3 27,41893154 0,510868813
50 MERK 3 33,33 3 27,29778298 0,232782056
51 MRAT 3 33,33 3 26,93544374 0,2429562
52 MYOR 5 40 3 29,96230115 0,60449875
53 PSDN 6 33,33 3 27,15702279 0,402862133
54 PYFA 3 33,33 4 25,87503387 0,4368546
55 SCPI 3 33,33 3 27,91122352 1,033139527
56 SKLT 3 33,33 3 26,52711954 0,60208592
57 SQBI 3 33,33 3 26,85308421 0,196959271
58 STTP 2 50 3 28,16176942 0,520345309
59 TCID 5 40 4 28,24795406 0,307419618
60 TSPC 4 75 3 29,35248874 0,273109701
61 ULTJ 3 33,33 3 28,70160545 0,221051988
62 UNVR 5 80 3 30,28992799 0,667626659
63 ALMI 4 50 3 28,79805157 0,810133321
64 INAI 4 50 3 27,52263565 0,860289021
65 KBRI 3 33,33 3 27,89285835 0,478602875
66 TOTO 5 40 3 28,3377204 0,461941753
67 INDS 3 33,33 3 28,45636521 0,201518133
68 ICBP 7 42,86 3 30,84629892 0,419313469
69 KLBF 7 28,57 3 30,15073429 0,21530458
70 MLBI 8 37,5 3 28,43349389 0,751777525
71 ROTI 3 33,33 3 28,3931785 0,555002274
72 INTP 7 42,85 3 30,99433091 0,149131952
73 SMBR 5 60 3 28,70478074 0,083854508
74 SMCB 6 20 3 30,47566023 0,501143274
75 MLIA 5 40 3 29,60720442 0,840254442
76 BAJA 3 33,33 3 27,6053268 0,809001048
77 DPNS 3 33,33 3 26,31757209 0,12216725
78 SOBI 3 33,33 3 28,08092854 0,364069005
79 CPIN 6 33,33 5 30,66798146 0,471964003
80 JPFA 3 33,33 3 30,38661849 0,672544275
81 MAIN 5 60 5 28,892371 0,693934055
92
82 ALDO 3 33,33 3 26,60048122 0,554548705
83 DAJK 2 50 3 28,27412042 0,356141307
84 KRAH 3 33,33 3 26,89774584 0,618186549
85 ASII 11 36,36 3 33,09496732 0,490791308
86 AUTO 10 30 3 30,29692386 0,295173065
87 GJTL 6 33,33 3 30,41120815 0,650354087
88 IMAS 7 42,85 3 30,78690588 0,71373086
89 STAR 2 50 3 27,37731246 0,369886548
90 TRIS 3 33,33 3 26,98078033 0,408815482
91 BATA 5 40 3 27,37598832 0,450764626
92 JECC 3 66,66 3 27,69317796 0,843633918
93 ALTO 3 33,33 3 27,845369 0,569524948
94 SKBM 3 33,33 3 27,20480699 0,528903326
95 INDF 8 37,5 3 32,08465752 0,532972391
96 HMSP 6 50 3 30,97672799 0,52438991
97 WIIM 3 33,33 3 27,91838389 0,366232708
98 MBTO 3 33,33 2 27,15198979 0,290789378
99 AISA 5 40 4 29,62868927 0,513837647
100 SIDO 3 33,33 3 28,6678548 0,069175218
2015
NO KODE UDK DKI KA UP LEV
1 AKPI 6 33,33 3 28,68990218 0,61584776
2 ALKA 4 25 3 25,69743357 0,571091854
3 AMFG 6 33,33 4 29,08269934 0,206087898
4 APLI 3 33,33 3 26,45537784 0,282091884
5 BRNA 3 33,33 3 28,23028824 0,545297889
6 BTON 2 50 3 25,93338701 0,185738018
7 BUDI 3 33,33 3 28,81457272 0,661583924
8 EKAD 2 50 3 26,68862148 0,250788521
9 FASW 5 40 3 29,57596426 0,650384059
10 GDST 3 33,33 3 27,79986406 0,320561893
11 IGAR 3 33,33 3 26,67374181 0,19136464
12 IKAI 2 50 3 26,68952185 0,823011799
13 INCI 3 33,33 3 25,8563905 0,09138966
14 JKSW 2 50 3 26,30405344 2,660630868
15 JPRS 3 33,33 3 26,61839855 0,084803128
16 KIAS 6 33,33 3 28,38450615 0,146350227
93
17 LION 3 33,33 3 27,18368683 0,288944537
18 LMSH 3 33,33 3 25,61948306 0,159522612
19 PICO 3 33,33 2 27,12979644 0,592116619
20 SIAP 4 50 3 29,2045187 0,052610874
21 SIPD 3 33,33 5 28,44051482 0,673200985
22 SMGR 7 28,57 4 31,27262862 0,280771817
23 SPMA 5 60 3 28,41284945 0,636022818
24 SRSN 8 37,5 3 27,07602295 0,407602082
25 TIRT 2 50 3 27,36074406 0,880549159
26 TRST 4 50 3 28,84217592 0,417125068
27 YPAS 3 33,33 3 26,35515756 0,461300027
28 BIMA 3 66,66 3 25,32401019 3,02858348
29 HDTX 3 33,33 3 29,21583183 0,713846546
30 KBLI 5 40 3 28,07043656 0,33795461
31 KBLM 3 33,33 3 27,2069628 0,546940937
32 LPIN 4 50 3 26,50417843 0,640521543
33 MYTX 3 33,33 3 28,2959365 1,292094021
34 NIPS 3 33,33 3 28,06780405 0,606516267
35 RICY 3 33,33 3 27,81183643 0,666098238
36 SCCO 3 33,33 3 28,20377554 0,479404214
37 SMSM 3 33,33 3 28,10644627 0,373442996
38 UNIT 2 50 3 26,85566421 0,4724136
39 VOKS 5 40 3 28,06036201 0,668247546
40 ADES 3 33,33 3 27,20518594 0,497310264
41 CEKA 4 50 3 28,0269921 0,569334886
42 DLTA 5 40 3 27,66862698 0,181735965
43 DVLA 6 33,33 3 27,95040404 0,29264497
44 GGRM 4 50 3 31,78214626 0,40150127
45 INAF 3 33,33 3 28,05870982 0,613545291
46 KAEF 6 33,33 3 28,80542836 0,424608192
47 KDSI 5 40 3 27,79406952 0,678087395
48 KICI 3 33,33 3 25,61985029 0,30232168
49 LMPI 2 50 3 27,39920697 0,494117867
50 MERK 3 33,33 3 27,18730386 0,261987641
51 MRAT 3 33,33 3 26,93203701 0,241533745
52 MYOR 5 40 3 30,05959686 0,542044421
53 PSDN 6 33,33 3 27,15362842 0,477240974
54 PYFA 4 50 5 25,79813671 0,367170451
94
55 SCPI 3 33,33 3 28,04362586 0,933230343
56 SKLT 3 33,33 3 26,65580474 0,596816933
57 SQBI 3 33,33 3 26,8632097 0,236998949
58 STTP 2 50 3 28,2831213 0,474460181
59 TCID 6 50 4 28,3643966 0,176372857
60 TSPC 4 50 3 29,46914385 0,309892136
61 ULTJ 3 33,33 3 28,89514669 0,209743241
62 UNVR 5 80 3 30,38658734 0,693110179
63 ALMI 4 50 3 28,4144831 0,741844999
64 INAI 4 50 3 27,916395 0,819718679
65 KBRI 2 50 3 28,00666682 0,641979234
66 TOTO 5 40 3 28,52283097 0,388596869
67 INDS 3 33,33 3 28,56865382 0,248593281
68 ICBP 7 28,57 3 30,91045093 0,383037424
69 KLBF 8 37,5 3 30,24815541 0,20137612
70 MLBI 7 42,85 3 28,37336457 0,635157719
71 ROTI 3 33,33 3 28,62661224 0,560830443
72 INTP 7 42,85 3 30,95022578 0,136491818
73 SMBR 5 60 3 28,81540366 0,097689749
74 SMCB 7 42,85 3 30,48297337 0,512177046
75 MLIA 5 40 3 29,59474316 0,843509641
76 BAJA 3 33,33 3 27,57834021 0,829629427
77 DPNS 3 33,33 3 26,33815557 0,120907371
78 SOBI 3 33,33 3 28,43365434 0,495958383
79 CPIN 6 33,33 5 30,83721344 0,491129421
80 JPFA 4 50 3 30,47357109 0,643946263
81 MAIN 5 60 5 29,00778724 0,609147225
82 ALDO 3 33,33 3 26,62592873 0,532994606
83 DAJK 2 50 3 28,32305111 0,61312105
84 KRAH 3 33,33 3 27,00279543 0,669072169
85 ASII 11 36,36 3 33,13405326 0,484454132
86 AUTO 6 50 3 30,29401189 0,292604213
87 GJTL 6 33,33 3 30,49376499 0,69193064
88 IMAS 7 42,85 3 30,84431973 0,730618108
89 STAR 2 50 3 27,31496776 0,328309735
90 TRIS 3 33,33 3 27,07649859 0,426812708
91 BATA 5 40 3 27,40193239 0,311937477
92 JECC 3 66,66 3 27,93737583 0,729285254
95
93 ALTO 3 33,33 3 27,79672882 0,570445581
94 SKBM 3 33,33 3 27,36246726 0,549909053
95 INDF 8 37,5 3 32,15097678 0,530427132
96 HMSP 5 40 3 31,26888945 0,157709808
97 WIIM 3 33,33 3 27,92570366 0,297155769
98 MBTO 3 33,33 2 27,1985435 0,330846028
99 AISA 5 40 4 29,83499829 0,562198853
100 SIDO 3 33,33 3 28,65925064 0,070740039
96
Lampiran 1.3
Data Perhitungan Sampel Variabel (Y)
No. Kode α1 (1 / TA t-1) α2 ((∆Sales t -
∆REC t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-
1) TAC
NDAC DAC
1 AKPI 0,0000000000001428709359422 0,005651962 0,263702971 210.331.651.000 0,269354933 210.331.651.000
2 ALKA 0,0000000000016567222533273 0,399899437 0,029257656 5.228.007.000 0,429157093 5.228.007.000
3 AMFG 0,0000000000000786410568588 0,022954264 0,215405474 -213.513.000.000 0,238359738 -213.513.000.000
4 APLI 0,0000000000007338244855747 -0,030219091 0,233727343 -60.533.829.621 0,203508251 -60.533.829.621
5 BRNA 0,0000000000003180232484860 0,037996111 0,376748667 -81.454.010.000 0,414744778 -81.454.010.000
6 BTON 0,0000000000016884845511167 -0,095876027 0,046599898 14.560.481.243 -0,049276129 14.560.481.243
7 BUDI 0,0000000000001065415651260 0,015209241 0,25109017 -182.449.000.000 0,26629941 -182.449.000.000
8 EKAD 0,0000000000008945083732729 0,020106417 0,173212889 28.107.717.366 0,193319306 28.107.717.366
9 FASW 0,0000000000000439199214118 0,03768007 0,308868605 -458.968.640.598 0,346548674 -458.968.640.598
10 GDST 0,0000000000002104863334529 -0,045448686 0,120843258 -101.436.722.645 0,075394572 -101.436.722.645
11 IGAR 0,0000000000007843946816054 0,062679568 0,07107001 3.458.650.567 0,133749578 3.458.650.567
12 IKAI 0,0000000000004828297130646 0,015586 0,308101559 -31.176.248.914 0,32368756 -31.176.248.914
13 INCI 0,0000000000018521480964441 0,058078261 0,139479989 55.535.204 0,19755825 55.535.204
14 JKSW 0,0000000000008790220799094 0,006858681 0,063985551 -8.058.748.167 0,070844231 -8.058.748.167
15 JPRS 0,0000000000006146412184707 -0,114571048 0,016111533 -63.609.987.853 -0,098459515 -63.609.987.853
16 KIAS 0,0000000000001142822553285 0,020836194 0,308972821 -126.817.184.571 0,329809015 -126.817.184.571
17 LION 0,0000000000005651710996470 0,000105577 0,063299626 12.204.646.197 0,063405203 12.204.646.197
18 LMSH 0,0000000000019059070735130 0,076715312 0,082310525 568.108.938 0,159025837 568.108.938
19 PICO 0,0000000000004120305533497 0,031616273 0,123689417 21.889.772.481 0,15530569 21.889.772.481
20 SIAP 0,0000000000013288693518270 0,032263691 0,282814575 31.277.604.940 0,315078266 31.277.604.940
21 SIPD 0,0000000000000742846635202 -0,023906175 0,21854315 -80.604.532.013 0,194636975 -80.604.532.013
22 SMGR 0,0000000000000092177744716 0,045130086 0,322192567 -195.124.830.000 0,367322653 -195.124.830.000
23 SPMA 0,0000000000001472043256793 0,017450305 0,327724728 -97.227.736.272 0,345175033 -97.227.736.272
97
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1) α2 ((∆Sales t -
∆REC t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-
1) TAC
NDAC DAC
24 SRSN 0,0000000000006092875920994 -0,004116521 0,133535285 7.282.557.000 0,129418764 7.282.557.000
25 TIRT 0,0000000000003604800807026 0,036183332 0,176880102 -25.711.683.933 0,213063435 -25.711.683.933
26 TRST 0,0000000000001119678024559 -0,006399893 0,413292485 249.297.741.771 0,406892592 249.297.741.771
27 YPAS 0,0000000000007011253196076 0,031660175 0,250136056 20.280.402.669 0,281796231 20.280.402.669
28 BIMA 0,0000000000024475323848532 0,082119055 0,064634053 -26.821.455.597 0,146753108 -26.821.455.597
29 HDTX 0,0000000000001798103694779 0,05037271 0,320716527 -612.197.249.817 0,371089236 -612.197.249.817
30 KBLI 0,0000000000002108981454439 0,034220284 0,153693763 100.689.798.623 0,187914047 100.689.798.623
31 KBLM 0,0000000000003388933329720 0,012022901 0,18807504 114.229.284.312 0,200097941 114.229.284.312
32 LPIN 0,0000000000014221957788553 0,016857409 0,014849844 16.481.540.027 0,031707254 16.481.540.027
33 MYTX 0,0000000000001358602746935 0,053991216 0,367166394 -89.241.840.074 0,42115761 -89.241.840.074
34 NIPS 0,0000000000004669389374270 0,05725475 0,222076794 109.288.506.000 0,279331544 109.288.506.000
35 RICY 0,0000000000207389211126304 3,054536516 9,006355866 93.600.305.253 12,06089238 93.600.305.241
36 SCCO 0,0000000000001647699768925 0,02272102 0,077673786 84.157.668.575 0,100394806 84.157.668.575
37 SMSM 0,0000000000001574333260877 0,013489868 0,143580987 -111.353.740.791 0,157070855 -111.353.740.791
38 UNIT 0,0000000000006449052941021 0,005436226 0,438725778 -1.219.077.840 0,444162004 -1.219.077.840
39 VOKS 0,0000000000001442807389957 -0,016224247 0,078389583 -269.632.648.515 0,062165336 -269.632.648.515
40 ADES 0,0000000000006296678951616 0,012643228 0,165171737 15.554.000.000 0,177814965 15.554.000.000
41 CEKA 0,0000000000002383981082951 0,33436348 0,095213864 45.263.222.120 0,429577343 45.263.222.120
42 DLTA 0,0000000000003287236725798 0,127797777 0,056698542 -78.213.979.000 0,184496319 -78.213.979.000
43 DVLA 0,0000000000002279724046122 0,006732877 0,102677884 18.865.293.000 0,10941076 18.865.293.000
44 GGRM 0,0000000000000059022882208 0,035852019 0,161750821 1.910.961.000.000 0,197602841 1.910.961.000.000
45 INAF 0,0000000000002061215942207 0,032241142 0,140526464 87.394.377.788 0,172767606 87.394.377.788
46 KAEF 0,0000000000001179956584665 0,067218749 0,109030179 -38.141.334.756 0,176248928 -38.141.334.756
47 KDSI 0,0000000000004293996427682 0,02699992 0,272833691 -49.340.761.013 0,299833611 -49.340.761.013
98
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1) α2 ((∆Sales t -
∆REC t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-
1) TAC
NDAC DAC
48 KICI 0,0000000000025801431933348 0,021994017 0,041678031 5.007.089.378 0,063672048 5.007.089.378
49 LMPI 0,0000000000003005570639934 0,016693146 0,156124438 16.680.772.695 0,172817584 16.680.772.695
50 MERK 0,0000000000004302540976562 0,091014923 0,049134253 42.345.695.000 0,140149176 42.345.695.000
51 MRAT 0,0000000000005379026183801 -0,031538211 0,081828396 -9.244.207.087 0,050290185 -9.244.207.087
52 MYOR 0,0000000000000295091617954 0,02388189 0,170298606 21.740.880.416 0,194180497 21.740.880.416
53 PSDN 0,0000000000003589159195802 -0,012254722 0,183330423 -60.227.560.816 0,171075701 -60.227.560.816
54 PYFA 0,0000000000018034662023440 0,031562344 0,326020547 12.052.572.115 0,357582891 12.052.572.115
55 SCPI 0,0000000000005550186486379 0,015069404 0,220310089 24.691.528.000 0,235379493 24.691.528.000
56 SKLT 0,0000000000009809948553081 0,143076375 0,229106499 -15.453.544.269 0,372182874 -15.453.544.269
57 SQBI 0,0000000000006169039881201 0,027897894 0,100129491 -4.185.542.000 0,128027385 -4.185.542.000
58 STTP 0,0000000000001960249601107 0,080066458 0,27512137 55.781.329.613 0,355187827 55.781.329.613
59 TCID 0,0000000000001942020075193 0,03727599 0,246315256 -93.288.125.733 0,283591246 -93.288.125.733
60 TSPC 0,0000000000000528816738125 0,000648714 0,117969033 225.477.241.220 0,118617747 225.477.241.220
61 ULTJ 0,0000000000001012064895000 0,063426368 0,18116071 129.138.157.019 0,244587078 129.138.157.019
62 UNVR 0,0000000000000204422552597 0,059480989 0,260398984 -889.054.000.000 0,319879973 -889.054.000.000
63 ALMI 0,0000000000001302105122334 -0,036194565 0,197024349 789.367.981.708 0,160829784 789.367.981.708
64 INAI 0,0000000000004001801824600 0,004381983 0,062363301 -72.735.199.503 0,066745285 -72.735.199.503
65 KBRI 0,0000000000003307444496520 -0,022348399 0,43326356 8.153.711.341 0,410915161 8.153.711.341
66 TOTO 0,0000000000001609022172818 0,015900511 0,166607658 -84.069.559.668 0,182508169 -84.069.559.668
67 INDS 0,0000000000001471666493166 0,022639979 0,28951719 155.533.332.520 0,312157169 155.533.332.520
68 ICBP 0,0000000000000137486865796 0,049704528 0,123421722 293.143.000.000 0,173126251 293.143.000.000
69 KLBF 0,0000000000000260141339881 0,057349349 0,141028273 1.043.288.795.474 0,198377623 1.043.288.795.474
70 MLBI 0,0000000000002126647500799 0,424320898 0,397956981 11.370.000.000 0,822277879 11.369.999.999
71 ROTI 0,0000000000002033288364337 0,059213665 0,442812057 -156.572.353.975 0,502025722 -156.572.353.976
99
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
72 INTP 0,0000000000000107667887196 0,015631163 0,185648722 -201.315.000.000 0,201279885 -201.315.000.000
73 SMBR 0,0000000000002044074574592 0,007880812 0,223355529 14.119.529.000 0,231236341 14.119.529.000
74 SMCB 0,0000000000000201339242900 0,010993697 0,461417331 -1.255.884.000.000 0,472411028 -1.255.884.000.000
75 MLIA 0,0000000000000373535100118 0,021853576 0,38459367 -679.592.447.000 0,406447246 -679.592.447.000
76 BAJA 0,0000000000002986160762860 0,003874339 0,148698271 -31.016.252.462 0,15257261 -31.016.252.462
77 DPNS 0,0000000000013276749177186 -0,020576404 0,028868891 68.662.343.526 0,008292487 68.662.343.526
78 SOBI 0,0000000000001866985298824 0,057838981 0,160288145 -47.440.000.000 0,218127126 -47.440.000.000
79 CPIN 0,0000000000000198402624033 0,077152734 0,234913034 -392.218.000.000 0,312065768 -392.218.000.000
80 JPFA 0,0000000000000223510290231 0,079754616 0,2183602 485.879.000.000 0,298114816 485.879.000.000
81 MAIN 0,0000000000001361200666772 0,113349066 0,284644819 132.299.644.000 0,397993885 132.299.644.000
82 ALDO 0,0000000000011327218572687 -0,015628459 0,220849313 -6.772.611.080 0,205220854 -6.772.611.080
83 DAJK 0,0000000000003550085663422 0,043866934 0,216176206 224.324.791.000 0,26004314 224.324.791.000
84 KRAH 0,0000000000010708110916779 0,034145874 0,11930122 93.104.539.214 0,153447094 93.104.539.214
85 ASII 0,0000000000000013441302654 0,000690268 0,094304991 2.458.000.000.000 0,09499526 2.458.000.000.000
86 AUTO 0,0000000000000275849893522 0,058755815 0,162702431 547.953.000.000 0,221458246 547.953.000.000
87 GJTL 0,0000000000000190368252232 -0,005828718 0,226326873 -958.644.000.000 0,220498155 -958.644.000.000
88 IMAS 0,0000000000000139381432971 -0,017710378 0,097486817 3.160.024.970.096 0,079776438 3.160.024.970.096
89 STAR 0,0000000000003259189563655 0,018492719 0,199117229 -4.992.922.226 0,217609948 -4.992.922.226
90 TRIS 0,0000000000006689451357378 0,069835692 0,115898882 25.252.268.253 0,185734574 25.252.268.253
91 BATA 0,0000000000004267489785206 0,065553261 0,166164709 -307.242.000 0,23171797 -307.242.000
92 JECC 0,0000000000003455789658333 -0,014580345 0,087278769 142.012.334.000 0,072698424 142.012.334.000
93 ALTO 0,0000000000002748446137340 -0,152325425 0,223154028 146.632.702.600 0,070828603 146.632.702.600
94 SKBM 0,0000000000008478636466684 0,428252107 0,235458239 38.551.327.454 0,663710346 38.551.327.453
95 INDF 0,0000000000000041253149446 0,030785986 0,176035987 -1.767.543.000.000 0,206821972 -1.767.543.000.000
100
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
96 HMSP 0,0000000000000093342127051 0,084341711 0,081445224 5.778.000.000 0,165786935 5.778.000.000
97 WIIM 0,0000000000002029403734331 0,099198374 0,082261473 178.289.599.126 0,181459847 178.289.599.126
98 MBTO 0,0000000000004019727747865 -0,028336151 0,100313209 19.619.587.240 0,071977058 19.619.587.240
99 AISA 0,0000000000000633471714583 0,066332803 0,169453183 267.999.000.000 0,235785986 267.999.000.000
100 SIDO 0,0000000000001139005643424 0,05508107 0,117431344 461.050.000.000 0,172512414 461.050.000.000
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
101 AKPI 0,0000000000001175303925404 0,038046539 0,231017757 -357.431.847.000 0,269064296 -357.431.847.000
102 ALKA 0,0000000000010127615980776 0,127502582 0,026918739 22.410.704.000 0,154421321 22.410.704.000
103 AMFG 0,0000000000000692209087829 0,03549492 0,196361225 -105.615.000.000 0,231856144 -105.615.000.000
104 APLI 0,0000000000008069975168501 0,006557713 0,248190015 -12.283.246.438 0,254747728 -12.283.246.438
105 BRNA 0,0000000000002177520898057 0,053304906 0,290271055 -137.611.967.000 0,343575961 -137.611.967.000
106 BTON 0,0000000000013909682728532 -0,02416894 0,036699972 239.050.100 0,012531032 239.050.100
107 BUDI 0,0000000000001028169752925 -0,018365568 0,282158178 -39.960.000.000 0,26379261 -39.960.000.000
108 EKAD 0,0000000000007130352954932 0,074847181 0,139192892 37.139.339.744 0,214040072 37.139.339.744
109 FASW 0,0000000000000430424103844 0,034665376 0,297752812 -1.241.106.846.255 0,332418188 -1.241.106.846.255
110 GDST 0,0000000000002056237475305 -0,039524683 0,258139944 -234.209.303.538 0,218615262 -234.209.303.538
111 IGAR 0,0000000000007784038504683 0,063529311 0,066469361 29.136.053.916 0,129998672 29.136.053.916
112 IKAI 0,0000000000005082386007513 0,020743534 0,32320834 -9.916.105.840 0,343951874 -9.916.105.840
113 INCI 0,0000000000017995907672259 0,053179663 0,168039026 18.609.560.106 0,221218689 18.609.560.106
114 JKSW 0,0000000000009337387727715 -0,015417952 0,073915423 -19.012.835.709 0,058497471 -19.012.835.709
115 JPRS 0,0000000000006506600022504 0,030972881 0,015795702 70.065.199.014 0,046768583 70.065.199.014
116 KIAS 0,0000000000001078865076496 -0,009082251 0,298539629 38.432.213.264 0,289457378 38.432.213.264
101
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
117 LION 0,0000000000004914074921292 0,013602643 0,092523587 -12.831.673.236 0,10612623 -12.831.673.236
118 LMSH 0,0000000000017290342407994 -0,013037373 0,094589569 -2.596.654.976 0,081552195 -2.596.654.976
119 PICO 0,0000000000003942708508368 -0,001997619 0,101671747 -8.342.632.888 0,099674127 -8.342.632.888
120 SIAP 0,0000000000008987599453199 0,088396172 0,011462619 -106.603.415.000 0,099858791 -106.603.415.000
121 SIPD 0,0000000000000776377735935 -0,113732389 0,131477031 28.579.970.563 0,017744642 28.579.970.563
122 SMGR 0,0000000000000079563836654 0,017011519 0,298132654 -1.133.825.087.000 0,315144173 -1.133.825.087.000
123 SPMA 0,0000000000001386447814120 0,025516545 0,357042999 16.096.906.708 0,382559545 16.096.906.708
124 SRSN 0,0000000000005822484824157 0,04257435 1,318285571 4.837.820.000 1,360859921 4.837.819.999
125 TIRT 0,0000000000003387828393135 0,01911501 0,114978379 -50.193.500.214 0,134093388 -50.193.500.214
126 TRST 0,0000000000000751321826895 0,037972325 0,275667764 -171.053.914.925 0,313640089 -171.053.914.925
127 YPAS 0,0000000000003991015831215 -0,009437373 0,133231036 -60.986.341.213 0,123793663 -60.986.341.213
128 BIMA 0,0000000000020761469853811 0,025088515 0,053971444 -1.879.910.170 0,079059959 -1.879.910.170
129 HDTX 0,0000000000001029962113397 0,019104449 0,662890921 15.866.086.457 0,68199537 15.866.086.456
130 KBLI 0,0000000000001832430180670 -0,035420826 0,139749088 -99.943.716.456 0,104328262 -99.943.716.456
131 KBLM 0,0000000000003744481149070 -0,044872506 0,201053754 14.629.503.863 0,156181248 14.629.503.863
132 LPIN 0,0000000000012475125095491 -0,014842491 0,012799019 15.035.931.532 -0,002043473 15.035.931.532
133 MYTX 0,0000000000001169189889800 0,018258472 0,267424925 -125.666.000.000 0,285683397 -125.666.000.000
134 NIPS 0,0000000000003068607968267 0,011585616 0,255969152 135.357.313.000 0,267554768 135.357.313.000
135 RICY 0,0000000000002207475028105 0,050400942 0,13033838 -32.033.764.854 0,180739322 -32.033.764.854
136 SCCO 0,0000000000001390439891385 -0,013413299 0,076111398 75.447.771.910 0,062698099 75.447.771.910
137 SMSM 0,0000000000001430481517595 0,038243632 0,13065565 -29.428.000.000 0,168899282 -29.428.000.000
138 UNIT 0,0000000000005336307894124 0,001425337 0,343292864 -22.661.735.482 0,344718201 -22.661.735.482
102
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
139 VOKS 0,0000000000001252664903293 -0,012900647 0,070797292 -12.795.244.819 0,057896644 -12.795.244.819
140 ADES 0,0000000000005554749424120 0,030030118 0,176305543 -70.356.000.000 0,206335661 -70.356.000.000
141 CEKA 0,0000000000002290517454612 0,28322244 0,094040358 186.833.191.051 0,377262797 186.833.191.051
142 DLTA 0,0000000000002825703236051 0,004195835 0,059481368 123.826.619.000 0,063677203 123.826.619.000
143 DVLA 0,0000000000002058729609821 0,006251754 0,101874457 -23.506.841.000 0,108126211 -23.506.841.000
144 GGRM 0,0000000000000048256606019 0,054555178 0,169663638 3.737.517.000.000 0,224218816 3.737.517.000.000
145 INAF 0,0000000000001892607035463 0,024975592 0,138385406 -147.562.077.002 0,163360998 -147.562.077.002
146 KAEF 0,0000000000000991124560914 0,021788589 0,102471961 -49.778.184.517 0,12426055 -49.778.184.517
147 KDSI 0,0000000000002881560199605 0,056464291 0,201705013 68.644.630.303 0,258169304 68.644.630.303
148 KICI 0,0000000000024924787647498 0,010056252 0,038119757 3.389.924.880 0,048176009 3.389.924.880
149 LMPI 0,0000000000002979848294715 -0,059370521 0,145824322 -6.076.051.814 0,086453801 -6.076.051.814
150 MERK 0,0000000000003515335308795 -0,128848179 0,053015208 -51.354.263.000 -0,075832971 -51.354.263.000
151 MRAT 0,0000000000005573454721824 0,007135485 0,080076154 28.832.725.793 0,087211639 28.832.725.793
152 MYOR 0,0000000000000252311392380 0,051597795 0,16761667 1.274.694.294.227 0,219214465 1.274.694.294.227
153 PSDN 0,0000000000003593258754265 -0,125501756 0,195810657 -49.377.533.583 0,070308901 -49.377.533.583
154 PYFA 0,0000000000013990492748181 0,031022622 0,237776062 1.185.124.034 0,268798684 1.185.124.034
155 SCPI 0,0000000000003282414219571 0,061306356 0,150281738 232.272.360.000 0,211588094 232.272.360.000
156 SKLT 0,0000000000008112865154860 0,093545689 0,203270742 -6.917.503.918 0,296816431 -6.917.503.918
157 SQBI 0,0000000000005816880121712 0,027044363 0,093966021 3.909.313.000 0,121010384 3.909.313.000
158 STTP 0,0000000000001666599328240 0,077701216 0,266311689 -75.050.731.956 0,344012906 -75.050.731.956
159 TCID 0,0000000000001671268383931 0,04538514 0,286144346 51.357.257.036 0,331529486 51.357.257.036
160 TSPC 0,0000000000000453036069833 0,028186319 0,130491584 89.917.587.981 0,158677902 89.917.587.981
161 ULTJ 0,0000000000000871383453019 0,040781583 0,161994117 155.338.274.975 0,2027757 155.338.274.975
162 UNVR 0,0000000000000192860721183 0,086749009 0,262605719 -724.199.000.000 0,349354728 -724.199.000.000
163 ALMI 0,0000000000000890236321611 0,034028511 0,118600854 939.657.640.400 0,152629365 939.657.640.400
103
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
164 INAI 0,0000000000003198928672255 0,079780085 0,061255592 -59.856.387.355 0,141035677 -59.856.387.355
165 KBRI 0,0000000000003106183852517 0,009821516 0,671323819 34.924.427.303 0,681145335 34.924.427.302
166 TOTO 0,0000000000001403064547473 0,039289379 0,209847651 -13.094.729.241 0,24913703 -13.094.729.241
167 INDS 0,0000000000001115401555310 0,016338903 0,257810437 62.006.728.726 0,27414934 62.006.728.726
168 ICBP 0,0000000000000115199410179 0,05722113 0,124642692 -1.338.515.000.000 0,181863823 -1.338.515.000.000
169 KLBF 0,0000000000000216525561855 0,027619625 0,136598777 -186.910.370.963 0,164218402 -186.910.370.963
170 MLBI 0,0000000000001374745531796 -0,093992593 0,335072323 -124.948.000.000 0,24107973 -124.948.000.000
171 ROTI 0,0000000000001344167840306 0,050264779 0,418454082 -176.398.098.039 0,468718862 -176.398.098.039
172 INTP 0,0000000000000092080197267 0,011522593 0,207207088 -190.831.000.000 0,218729681 -190.831.000.000
173 SMBR 0,0000000000000903586796456 0,000146186 0,093416043 44.808.978.000 0,093562228 44.808.978.000
174 SMCB 0,0000000000000164484836848 0,012204881 0,441907041 -1.057.026.000.000 0,454111922 -1.057.026.000.000
175 MLIA 0,0000000000000340755808720 0,014288029 0,347134302 -315.123.115.000 0,361422332 -315.123.115.000
176 BAJA 0,0000000000002906533821939 0,036107917 0,160505147 88.463.836.426 0,196613064 88.463.836.426
177 DPNS 0,0000000000009556400879542 -0,000670312 0,022512157 9.399.376.862 0,021841845 9.399.376.862
178 SOBI 0,0000000000001808776182035 0,011507558 0,197659082 -46.135.000.000 0,20916664 -46.135.000.000
179 CPIN 0,0000000000000155830638682 0,043684632 0,261570893 143.168.000.000 0,305255525 143.168.000.000
180 JPFA 0,0000000000000164235643961 0,053205546 0,193609084 -1.199.245.000.000 0,246814629 -1.199.245.000.000
181 MAIN 0,0000000000001106395162195 0,017116494 0,323217879 217.002.460.000 0,340334373 217.002.460.000
182 ALDO 0,0000000000008126596256567 0,108930531 0,166843819 20.394.239.493 0,275774351 20.394.239.493
183 DAJK 0,0000000000002171086791274 0,060220067 0,183102594 384.713.410.000 0,243322661 384.713.410.000
184 KRAH 0,0000000000007441613337991 -0,022134208 0,110023263 116.364.981.123 0,087889054 116.364.981.123
185 ASII 0,0000000000000011448919129 0,005850921 0,087514136 7.188.000.000.000 0,093365057 7.188.000.000.000
186 AUTO 0,0000000000000194172018021 -0,001481568 0,118952907 883.286.000.000 0,117471339 883.286.000.000
187 GJTL 0,0000000000000159601280823 0,011473117 0,225109442 141.651.000.000 0,236582558 141.651.000.000
188 IMAS 0,0000000000000109791509247 -0,007845591 0,094179321 -531.816.383.949 0,08633373 -531.816.383.949
104
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
189 STAR 0,0000000000003269270138037 -0,025945192 0,19311578 31.848.782.480 0,167170588 31.848.782.480
190 TRIS 0,0000000000005456462955715 0,026025203 0,116566495 34.894.713.767 0,142591697 34.894.713.767
191 BATA 0,0000000000003599315078254 0,042539257 0,163559632 8.601.576.000 0,206098889 8.601.576.000
192 JECC 0,0000000000001976090568815 0,009182305 0,044594551 -18.545.909.000 0,053776856 -18.545.909.000
193 ALTO 0,0000000000001630594597780 0,061473639 0,151829962 20.440.077.328 0,213303601 20.440.077.328
194 SKBM 0,0000000000004923113449795 0,112605906 0,228722177 40.773.962.117 0,341328084 40.773.962.117
195 INDF 0,0000000000000031567520943 0,020098464 0,128759609 -4.456.700.000.000 0,148858073 -4.456.700.000.000
196 HMSP 0,0000000000000089401069032 0,058397809 0,098067441 -1.088.200.000.000 0,15646525 -1.088.200.000.000
197 WIIM 0,0000000000001993472377335 0,012580269 0,114452041 68.138.258.317 0,12703231 68.138.258.317
198 MBTO 0,0000000000004004774702754 0,001952865 0,110540479 609.414.048 0,112493344 609.414.048
199 AISA 0,0000000000000487482251667 0,036364945 0,161307621 24.612.000.000 0,197672566 24.612.000.000
200 SIDO 0,0000000000000830084428057 -0,00421237 0,121683863 44.878.000.000 0,117471493 44.878.000.000
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
201 AKPI 0,0000000000001100113671378 0,000428574 0,345018584 131.654.842.000 0,345447158 131.654.842.000
202 ALKA 0,0000000000009987862219862 -0,376759639 0,029164827 2.931.551.000 -0,347594812 2.931.551.000
203 AMFG 0,0000000000000620862238272 -0,001838079 0,209723408 -43.334.000.000 0,20788533 -43.334.000.000
204 APLI 0,0000000000008970197269605 -0,017526003 0,284423424 -23.391.292.705 0,266897421 -23.391.292.705
205 BRNA 0,0000000000001836463294433 0,001497991 0,409080857 163.868.740.000 0,410578848 163.868.740.000
206 BTON 0,0000000000014073282246135 -0,041917731 0,034318316 7.342.822.479 -0,007599415 7.342.822.479
207 BUDI 0,0000000000000989106905097 -0,032399615 0,313848797 49.806.000.000 0,281449181 49.806.000.000
208 EKAD 0,0000000000005950556711375 0,004954608 0,106513661 -70.534.047.434 0,111468268 -70.534.047.434
209 FASW 0,0000000000000438989371521 -0,017226337 0,399911859 793.511.466.703 0,382685522 793.511.466.703
105
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
210 GDST 0,0000000000001804213862882 -0,057994772 0,23800049 -16.792.716.911 0,180005718 -16.792.716.911
211 IGAR 0,0000000000026359532047163 -0,110391992 0,324774835 -27.270.972.681 0,214382843 -27.270.972.681
212 IKAI 0,0000000000004724743619086 -0,05597978 0,214217128 -93.827.206.469 0,158237348 -93.827.206.469
213 INCI 0,0000000000016581408614137 0,031345616 0,148971824 -8.158.660.962 0,18031744 -8.158.660.962
214 JKSW 0,0000000000008087116352313 0,059965744 0,064895237 -31.506.068.450 0,124860982 -31.506.068.450
215 JPRS 0,0000000000006586646875449 -0,121141634 0,014910908 -12.313.785.984 -0,106230726 -12.313.785.984
216 KIAS 0,0000000000001080129452312 -0,022278955 0,000168656 -125.309.694.678 -0,022110298 -125.309.694.678
217 LION 0,0000000000004048476549156 -0,001507612 0,084739542 -9.831.926.753 0,08323193 -9.831.926.753
218 LMSH 0,0000000000017371576325280 -0,134369923 0,089488619 -10.102.475.498 -0,044881304 -10.102.475.498
219 PICO 0,0000000000003909825026535 0,006300207 0,095877448 -42.754.358.097 0,102177655 -42.754.358.097
220 SIAP 0,0000000000008092233514830 0,052431655 0,012631516 -28.629.224.523 0,065063171 -28.629.224.523
221 SIPD 0,0000000000000875123573217 -0,020158884 0,140452161 -561.512.997.283 0,120293277 -561.512.997.283
222 SMGR 0,0000000000000071362670734 -0,001821656 0,332815921 -2.626.422.201.000 0,330994266 -2.626.422.201.000
223 SPMA 0,0000000000001171152135472 0,012412019 0,312450873 10.744.522.745 0,324862892 10.744.522.745
224 SRSN 0,0000000000005269392803308 0,020755941 0,122668923 92.782.166.000 0,143424864 92.782.166.000
225 TIRT 0,0000000000003419438459631 0,016286725 0,125669211 1.169.937.795 0,141955937 1.169.937.795
226 TRST 0,0000000000000751237511625 0,000431561 0,292500161 79.500.031.684 0,292931722 79.500.031.684
227 YPAS 0,0000000000007635194031491 -0,106971953 0,235841809 -43.993.361.397 0,128869856 -43.993.361.397
228 BIMA 0,0000000000023436545809063 -0,168566387 0,05620973 -41.127.976.061 -0,112356658 -41.127.976.061
229 HDTX 0,0000000000000579938572319 0,014724325 0,441109783 -117.052.491.000 0,455834109 -117.052.491.000
230 KBLI 0,0000000000001827156577301 0,041456841 0,186935485 -2.688.362.004.374 0,228392326 -2.688.362.004.374
231 KBLM 0,0000000000003785247283499 0,032147361 0,204262605 -12.854.180.208 0,236409966 -12.854.180.208
232 LPIN 0,0000000000013552251972383 0,011987645 0,174145436 -63.947.452.046 0,186133081 -63.947.452.046
233 MYTX 0,0000000000001199606724848 -0,020025515 0,256482693 -229.829.000.000 0,236457178 -229.829.000.000
106
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
234 NIPS 0,0000000000002030070901676 -0,00538401 0,223117135 164.731.733.000 0,217733125 164.731.733.000
235 RICY 0,0000000000002090421447625 -0,015478279 0,130958307 -121.774.196.069 0,115480028 -121.774.196.069
236 SCCO 0,0000000000001479462175515 -0,006991186 0,087177513 -45.437.073.704 0,080186327 -45.437.073.704
237 SMSM 0,0000000000001393919325639 0,019783594 0,184668987 -90.023.000.000 0,204452581 -90.023.000.000
238 UNIT 0,0000000000005561573245353 0,005455213 0,337389559 25.476.441.297 0,342844772 25.476.441.297
239 VOKS 0,0000000000001572568515633 -0,062735638 0,083428742 -10.174.067.854 0,020693105 -10.174.067.854
240 ADES 0,0000000000004870872184338 0,036824016 0,256682081 10.184.000.000 0,293506098 10.184.000.000
241 CEKA 0,0000000000001907876750191 -0,03357066 0,078133704 -66.272.028.004 0,044563044 -66.272.028.004
242 DLTA 0,0000000000002456280298525 -0,133237316 0,047935318 -55.320.951.000 -0,085301998 -55.320.951.000
243 DVLA 0,0000000000001973832968840 0,033225073 0,094463934 -109.989.443.000 0,127689008 -109.989.443.000
244 GGRM 0,0000000000000042071441154 0,023496082 0,156752103 3.257.696.000.000 0,180248186 3.257.696.000.000
245 INAF 0,0000000000001960370650994 0,050830105 0,144736125 -129.276.900.013 0,195566229 -129.276.900.013
246 KAEF 0,0000000000002519674597140 0,07888347 0,318313291 11.976.236.454 0,397196761 11.976.236.454
247 KDSI 0,0000000000002551199571527 0,014412051 0,190521821 -15.279.700.394 0,204933872 -15.279.700.394
248 KICI 0,0000000000024421357367905 -0,028245151 0,222241464 29.475.887.089 0,193996313 29.475.887.089
249 LMPI 0,0000000000003028833612022 -0,017273593 0,146910523 -10.910.357.241 0,12963693 -10.910.357.241
250 MERK 0,0000000000003445580356187 0,034897018 0,070734247 -54.892.243.000 0,105631265 -54.892.243.000
251 MRAT 0,0000000000004898641526093 -0,011841765 0,064086357 6.343.492.450 0,052244592 6.343.492.450
252 MYOR 0,0000000000000237910342673 0,041217152 0,166235813 -1.070.266.177.355 0,207452965 -1.070.266.177.355
253 PSDN 0,0000000000003935690528739 -0,005072509 0,209550248 -20.389.414.968 0,204477739 -20.389.414.968
254 PYFA 0,0000000000014198174018933 0,007542458 0,221404981 -11.574.462.543 0,228947439 -11.574.462.543
255 SCPI 0,0000000000001851295426331 0,2605097 0,081881735 173.914.677.000 0,342391436 173.914.677.000
256 SKLT 0,0000000000007271489607046 0,042812731 0,200172942 -11.116.526.579 0,242985673 -11.116.526.579
257 SQBI 0,0000000000005333592016174 0,002808525 0,089259882 8.747.176.000 0,092068407 8.747.176.000
258 STTP 0,0000000000001441003470582 0,053231921 0,268694289 -11.295.908.392 0,32192621 -11.295.908.392
107
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
259 TCID 0,0000000000001472639113028 -0,02570534 0,246335506 420.334.904.833 0,220630166 420.334.904.833
260 TSPC 0,0000000000000436754658428 0,037514913 0,130833754 -196.900.811.978 0,168348667 -196.900.811.978
261 ULTJ 0,0000000000000839577828095 0,037096448 0,180582451 -145.263.745.388 0,217678899 -145.263.745.388
262 UNVR 0,0000000000000171560578040 0,026495822 0,264532149 -434.665.000.000 0,29102797 -434.665.000.000
263 ALMI 0,0000000000000761552157691 0,013727953 0,111796686 -1.799.081.269.656 0,125524639 -1.799.081.269.656
264 INAI 0,0000000000002741523321802 0,067731012 0,117859729 82.154.859.703 0,185590741 82.154.859.703
265 KBRI 0,0000000000001886218182530 0,028299478 0,398261978 -45.213.335.699 0,426561456 -45.213.335.699
266 TOTO 0,0000000000001187943916355 0,029144158 0,192644583 97.358.550.133 0,221788741 97.358.550.133
267 INDS 0,0000000000001073306351325 -0,020925419 0,287868688 21.823.517.243 0,266943269 21.823.517.243
268 ICBP 0,0000000000000097884543224 0,013360168 0,118910528 -460.438.000.000 0,132270697 -460.438.000.000
269 KLBF 0,0000000000000196956936611 0,011755828 0,143744502 -373.592.526.985 0,15550033 -373.592.526.985
270 MLBI 0,0000000000001098137155986 -0,014295593 0,257634939 -415.608.000.000 0,243339345 -415.608.000.000
271 ROTI 0,0000000000001143313520967 0,031914292 0,385882642 -291.801.113.174 0,417796934 -291.801.113.174
272 INTP 0,0000000000000084820182080 -0,018988192 0,217122597 -790.517.000.000 0,198134405 -790.517.000.000
273 SMBR 0,0000000000000836611379897 0,026111423 0,122011646 -174.283.273.000 0,148123069 -174.283.273.000
274 SMCB 0,0000000000000142447624625 -0,02043255 0,380823219 -388.803.000.000 0,36039067 -388.803.000.000
275 MLIA 0,0000000000000339292024507 0,007716862 0,347100708 -327.366.198.000 0,35481757 -327.366.198.000
276 BAJA 0,0000000000002553558413332 -0,014076203 0,118060171 -36.683.115.221 0,103983968 -36.683.115.221
277 DPNS 0,0000000000009111497267514 -0,012045943 0,020808783 5.115.671.621 0,00876284 5.115.671.621
278 SOBI 0,0000000000001562333603500 0,052358932 0,27058124 246.367.000.000 0,322940173 246.367.000.000
279 CPIN 0,0000000000000117552254976 0,018906249 0,242304135 142.954.000.000 0,261210384 142.954.000.000
280 JPFA 0,0000000000000155467121908 0,010514564 0,19615971 -527.466.000.000 0,206674274 -527.466.000.000
281 MAIN 0,0000000000000694014891324 0,022887564 0,234318912 -39.174.035.000 0,257206476 -39.174.035.000
282 ALDO 0,0000000000007067144173011 0,022629961 0,154023182 8.034.738.773 0,176653143 8.034.738.773
283 DAJK 0,0000000000001287868748954 0,049602136 0,250088827 -442.750.814.000 0,299690963 -442.750.814.000
108
Lampiran 1.3 (Lanjutan)
No Kode α1 (1 / TA t-1)
α2 ((∆Sales t - ∆REC
t) / TAt-1) α3 (PPE t / TA t-1) TAC
NDAC DAC
284 KRAH 0,0000000000005100626137146 0,002218458 0,070152302 30.763.097.492 0,07237076 30.763.097.492
285 ASII 0,0000000000000010380168371 -0,000987243 0,080214162 -9.836.000.000.000 0,079226919 -9.836.000.000.000
286 AUTO 0,0000000000000170285902385 -0,005768923 0,110670304 -587.533.000.000 0,10490138 -587.533.000.000
287 GJTL 0,0000000000000151965917952 0,000759949 0,245949206 -1.003.590.000.000 0,246709155 -1.003.590.000.000
288 IMAS 0,0000000000000104371696751 -0,017850858 0,088839713 -801.945.753.659 0,070988855 -801.945.753.659
289 STAR 0,0000000000003157550853720 -0,027239881 0,185085218 -32.786.494.805 0,157845336 -32.786.494.805
290 TRIS 0,0000000000004694205192566 0,061091968 0,105715494 -23.507.968.038 0,166807462 -23.507.968.038
291 BATA 0,0000000000003161734650330 0,007309953 0,137535161 148.527.095.000 0,144845115 148.527.095.000
292 JECC 0,0000000000002302351938397 0,043775793 0,169030081 186.419.717.000 0,212805874 186.419.717.000
293 ALTO 0,0000000000001980906468401 0,001390672 0,214038577 -12.778.963.747 0,215429249 -12.778.963.747
294 SKBM 0,0000000000003752049208749 -0,040903905 0,273474612 -22.109.248.372 0,232570707 -22.109.248.372
295 INDF 0,0000000000000028462804882 0,000953592 1,32366E-07 653.734.000.000 0,000953724 653.734.000.000
296 HMSP 0,0000000000000086326483943 0,044522397 0,10047888 9.543.844.000.000 0,145001277 9.543.844.000.000
297 WIIM 0,0000000000001835831976302 0,037669373 0,112857754 62.837.149.812 0,150527128 62.837.149.812
298 MBTO 0,0000000000003932571011319 -0,004481012 0,105869054 -9.689.631.775 0,101388042 -9.689.631.775
299 AISA 0,0000000000000332254388063 0,008532209 0,141017609 -20.153.000.000 0,149549818 -20.153.000.000
300 SIDO 0,0000000000000868710227698 0,000675028 0,154839741 5.002.000.000 0,155514769 5.002.000.000
109
Lampiran 1.3
Hasil Output SPSS
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot Grafik Histogram
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UDK 234 2 11 4,06 1,829
DKI 234 20 80 39,556 10,672
KA 234 2 5 3,10 ,408
UP 234 25,31125 33,13405 28,1662341 1,54476463
LEV 234 ,05055 3,02858 ,5432302 ,41569443
EM 234 41,78623 59,83414 50,2061985 3,26824698
Valid N (listwise) 234
110
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 234
Normal Parametersa,b Mean ,3279696
Std. Deviation 1,82085766
Most Extreme Differences Absolute ,057
Positive ,041
Negative -,057
Test Statistic ,057
Asymp. Sig. (2-tailed) ,065c
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,053 2,862 ,018 ,985
UDK -,048 ,089 -,027 -,537 ,592 ,536 1,866
DKI ,011 ,012 ,037 ,928 ,354 ,835 1,198
KA -,519 ,299 -,065 -1,735 ,084 ,961 1,040
UP 1,819 ,105 ,860 17,322 ,000 ,543 1,841
LEV ,512 ,315 ,065 1,629 ,105 ,836 1,196
a. Dependent Variable: EM
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,834a ,695 ,688 1,82458054 2,134
a. Predictors: (Constant), LEV, KA, UP, DKI, UDK
111
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,834a ,695 ,688 1,82458054
a. Predictors: (Constant), LEV, KA, UP, DKI, UDK
b. Dependent Variable: EM
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1729,742 5 345,948 103,917 ,000b
Residual 759,033 228 3,329
Total 2488,775 233
112
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,053 2,862 ,018 ,985
UDK -,048 ,089 -,027 -,537 ,592
DKI ,011 ,012 ,037 ,928 ,354
KA -,519 ,299 -,065 -1,735 ,084
UP 1,819 ,105 ,860 17,322 ,000
LEV ,512 ,315 ,065 1,629 ,105
a. Dependent Variable: EM