pengaruh berbagai jenis dan dosis amelioran …

49
PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KANGKUNG (Ipomea reptans Poir) (Skripsi) Oleh: SUTRIYONO 16110044 SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANA METRO 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

KANGKUNG (Ipomea reptans Poir)

(Skripsi)

Oleh:

SUTRIYONO

16110044

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

DHARMA WACANA METRO

2019

Page 2: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

KANGKUNG (Ipomea reptans Poir)

Oleh:

SUTRIYONO

16110044

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Agroteknologi

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

DHARMA WACANA METRO

2019

Page 3: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

ABSTRAK

PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL KANGKUNG (Ipomea reptans Poir)

Oleh

Sutriyono

Tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir) adalah tanaman semusim yang

memiliki sumber gizi yang baik bagi masyarakat. Tanaman kangkung dapat

tumbuh hampir pada semua jenis tanah, namun pada pH tanah yang rendah perlu

adannya penambahan amelioran untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi

tanaman kangkung. Penambahan amelioran dapat berupa amelioran organik

seperti pupuk kandang maupun amelioran anorganik seperti dolomit. Oleh karena

itu perlu dikaji lebih lanjut tentang jenis dan dosis amelioran terhadap

peningkatan produksi kangkung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh berbagai jenis dan dosis

amelioran terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung. (2) Pertumbuhan

dan hasil tanaman kangkung terbaik akibat pemberian berbagai jenis dan dosis

amelioran. Penelitian akan dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma

Wacana Metro, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro.

Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak

Kelompok Lengkap (RAKL), yang diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan terdiri dari:

tanpa amelioran, pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 2 ton/ha, pupuk kandang

30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha, pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 2 ton/ha, Pupuk

kandang 20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha, pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit

4 ton/ha, pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha. Data hasil penelitian yang

diperoleh, diolah dengan analisis ragam, homogenitas data diuji dengan uji Bartlet

dan ketidakaditifannya diuji dengan uji Tuckey. Untuk melihat pengaruh rata-rata

perlakuan dilakukan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf signifikan

5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan berbagi jenis dan dosis

amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.

Dosis pupuk kandang 30 ton/ha + dosis dolomit 2 ton/ha memberikan hasil

tertinggi yang didukung oleh peubah tinggi tanaman, bobot per tanaman dan

bobot tanaman tanpa akar. (2) Penggunaan dosis pupuk kandang 30 ton/ha + dosis

dolomit 2 ton/ha memberikan hasil terbaik yaitu 1055,07 gr/petak atau

10,99 ton/ha.

Page 4: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Pengaruh Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kangkung (Ipomea

reptana Poir)

Nama Mahasiswa : Sutriyono

NPM : 16110044

Jurusan : Agroteknologi

MENYETUJUI,

1. KOMISI PEMBIMBING :

PEMBIMBING I,

Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M. Si.

NIP. 196803171994032003

PEMBIMBING II,

Krisnarini, S.P M. Si.

NIK. 003011035A

KETUA JURUSAN

AGROTEKNOLOLOGI,

Priyadi, SP, M.Si

NIK. 003027283A

Page 5: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

HALAMAN PENGESAHAN

1. Tim Penguji

1. Tim Penguji :

Ketua Penguji : Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M. Si.

.............................

Penguji Utama : Ir. Yatmin, M.T.A .............................

Anggota Penguji : Krisnarini, S.P M. Si.

.............................

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro,

Ir. Rakhmiati, M.T.A

NIP. 196302161990031003

Tanggal Lulus Ujian : 30 November 2019

Page 6: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti

Kabupaten Lampung Timur pada tangal 11 November 1995.

Penulis merupakan anak ketiga dari tiga saudara dari

pasangan bapak Jarum dan ibu Darmini.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun 2008 di SD N 1

Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur, selanjutnya

meneruskan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP N 1 Pasir Sakti,

Kabupaten Lampung Timur, lulus pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan

pendidikan di SMK PGRI Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur, lulus pada

tahun 2014. Pada tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi

Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro pada jurusan/program study

Agroteknologi.

Page 7: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

MOTTO

Berusahalah selagi mampu, karena apa yang kamu

dapatkan adalah apa yang kamu usahakan

Merelakan bukan berarti menyerah, tapi menyadari

bahwa ada hal yang tidak boleh dipaksakan

Page 8: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT

Saya persembahkan karya sederhana ini

Kepada :

“Kedua orang tua saya”

Karna do’a dan jerih payahnya

Saya dapat menyelesaikan semuanya

“Kepada 2 mbak saya”

Yang selalu mendukang dalam hal-hal yang positif

“Para sahabat saya”

Yang selalu bersama baik susah maupun senang.

“Mbak bos”

Yang selalu memberi suport

(TERIMA KASIH UNTUK KALIAN SEMUA)

Page 9: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Allah SWT. karena atas segala hidayah dan inayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi penelitian. Skripsi ini dibuat

sebagai syarat kelelulusan dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Metro.

Penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu terselesainya penulisan skripsi ini. Rasa terima kasih

penulis ucapkan kepada :

1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A. selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

Dharma Wacana Metro.

2. Ibu Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M. Si. selaku dosen pembimbing I, atas

nasihat, arahan dan dukungannya dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Krisnarini, S.P., M. Si. selaku dosen pembimbing II, atas nasihat, arahan

dan dukungannya dalam penyususnan skripsi ini.

4. Bapak Priyadi, S.P., M.Si. selaku ketua jurusan Agroteknologi Sekolah

Tinggi Dharma Wacana Metro

5. Bapak dan ibu dosen STIPER Dharma Wacana Metro yang telah memberikan

dukungan dan ilmu selama perkuliahan.

6. Orang tua serta keluarga yang selalu mendukung dan memberi motivasi untuk

mendorong tercapainya cita-cita.

Page 10: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

7. Teman-teman seperjuangan STIPER Dharma Wacana Metro yang telah

membantu dalam memberi solusi.

Penulis menyadari masih begitu banyak kekurangan dalam penulisan, oleh sebab

itu diperlukan kritik dan sarannya. Akhir kata, semoga skripsi ini nantinya banyak

membantu dan berguna bagi saya dan bagi semua yang membaca.

Metro, November 2019

Penulis

viii

Page 11: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Tujuan..................................................................................... 3

1.3 Dasar Hipotesis ...................................................................... 3

1.4 Hipotesis ................................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6

2.1 Botani Kangkung.................................................................... 6

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung...................................... 7

2.3 Amelioran ............................................................................... 8

III. METODE PELAKSANAAN ........................................................ 11

3.1 Waktu dan Tempat ................................................................. 11

3.2 Bahan dan Alat ....................................................................... 11

3.3 Metode Penelitian ................................................................... 11

3.4 Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 12

3.4.1 Persiapan lahan ............................................................ 12

3.4.2 Penanaman ................................................................... 12

3.4.3 Pemupukan ................................................................. 13

3.4.4 Pemeliharaan .............................................................. 14

3.4.5 Panen ........................................................................... 14

3.5 Peubah yang Diamati ............................................................. 14

Page 12: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 17

4.1 Hasil ....................................................................................... 17

4.1.1 Tinggi Tanaman ......................................................... 17

4.1.2 Jumlah Daun ............................................................... 18

4.1.3 Bobot per Tanaman .................................................... 19

4.1.4 Bobot Tanpa Akar ...................................................... 20

4.1.5 Hasil per Petak ............................................................ 21

4.1.6 Bobot Layak Jual ........................................................ 22

4.1.7 Rasio Tajuk Akar ........................................................ 22

4.1.8 Asumsi per Hektar ...................................................... 23

4.2 Pembahasan ............................................................................ 23

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 29

5.1 Kesimpulan............................................................................. 29

5.2 Saran ....................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 30

LAMPIRAN

x

Page 13: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tinggi Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan Dosis

Amelioran Pada Umur 25 Hst ............................................................ 17

2. Jumlah Daun Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan Dosis

Amelioran Pada Umur 25 Hst ............................................................ 19

3. Bobot per Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan Dosis

Amelioran ......................................................................................... 19

4. Bobot Tanpa Akar Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan

Dosis Amelioran ............................................................................... 20

5. Hasil per Petak Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan

Dosis Amelioran ............................................................................... 21

6. Hasil Layak Jual Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan

Dosis Amelioran ............................................................................... 22

7. Rasio Tajuk Akar Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan

Dosis Amelioran ............................................................................... 22

8. Asumsi Hasil per Hektar Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis

dan Dosis Amelioran ......................................................................... 23

Page 14: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Deskripsi Tanaman Kangkung ........................................................... 33

2. Tata Letak Percobaan ......................................................................... 34

3. Tata Letak Petak Percobaan ............................................................... 35

4. Hasil Analisis Tanah .......................................................................... 36

5. Jadwal Kegiatan ................................................................................. 37

6. Rekapitulasi Hasil Uji BNT .............................................................. 38

7. Data Rata-rata Tinggi Tanaman Kangkung Umur 5 – 25 Hst ........... 39

8. Data Tinggi Tanaman Kangkung Umur 25 Hst Akibat Perlakuan

Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................................. 40

9. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kangkung Umur 25 Hst Akibat

Perlakuan Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................ 40

10. Data Jumlah Daun Tanaman Kangkung Umur 25 Hst Akibat

Perlakuan Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................ 41

11. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Kangkung Umur 25 Hst

Akibat Perlakuan Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran .................... 41

12. Data Bobot per Tanaman Kangkung Akibat Perlakuan Berbagai

Jenis dan Dosis Amelioran ................................................................. 42

13. Analisis Ragam Bobot per Tanaman Kangkung Akibat Perlakuan

Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................................. 42

14. Data Bobot Tanpa Akar Tanaman Kangkung Akibat Perlakuan

Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................................. 43

Page 15: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

15. Analisis Ragam Bobot Tanpa Akar Tanaman Kangkung Akibat

Perlakuan Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................ 43

16. Data Hasil per Petak Tanaman Kangkung Akibat Perlakuan

Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................................. 44

17. Analisis Ragam Hasil per Hektar Tanaman Kangkung Akibat

Perlakuan Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................ 44

18. Data Hasil Layak Jual Tanaman Kangkung Akibat Perlakuan

Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................................. 45

19. Analisis Ragam Hasil Layak Jual Tanaman Kangkung Akibat

Perlakuan Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................ 45

20. Data Rasio Tajuk Akar Tanaman Kangkung Akibat Perlakuan

Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................................. 46

21. Analisis Ragam Rasio Tajuk Akar Tanaman Kangkung Akibat

Perlakuan Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................ 46

22. Data Asumsi Hasil per Hektar Tanaman Kangkung Akibat

Perlakuan Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran ................................ 47

xiv

Page 16: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tanaman Kangkung ........................................................................... 33

2. Grafik Pertumbuhan Tanaman ........................................................... 18

3. Pengolahan Tanah .............................................................................. 48

4. Petakan Percobaan ............................................................................. 48

5. Penimbangan Amelioran (dolomit) .................................................... 49

6. Hasil Ayakan Pupuk Kandang ........................................................... 49

7. Penimbangan Pupuk Kandang ........................................................... 50

8. Penaburan Amelioran ......................................................................... 50

9. Penanaman ......................................................................................... 51

10. Penjarangan Tanaman ........................................................................ 51

11. Pengamatan ....................................................................................... 52

12. Penyiangan Tanaman ......................................................................... 52

13. Pupuk Gandasil D .............................................................................. 53

14. Aplikasi Pupuk Gandasil .................................................................... 53

15. Panen .................................................................................................. 54

16. Penimbangan Berat Berangkasan Basah ............................................ 54

17. Penimbangan Bobot Tanpa Akar ....................................................... 55

18. Perbandingan Pertumbuhan Tanaman Kangkung .............................. 55

Page 17: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

19. Pengopenan Berangkasan .................................................................. 56

20. Penimbangan Berangkasan Kering .................................................... 56

xii

Page 18: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir) adalah tanaman semusim yang

merupakan sayuran daun yang penting di kawasan Asia Tenggara dan Asia

Selatan. Sayuran kangkung mudah dibudidayakan, berumur pendek dan harga

relatif murah. Oleh karena itu, kangkung merupakan sumber gizi yang baik bagi

masyarakat secara umum. Konsumsi kangkung mulai digemari oleh masyarakat

terbukti dengan sadarnya masyarakat peduli dengan gizi yang terkandung

disayuran kangkung. Kandungan gizi yang terdapat pada sayuran kangkung terdiri

dari 89,7 gr air, 3,0 gr protein, o,3 gr lemak, 5,4 gr karbohidrat, 29 mg kalori,

73 mg kalsium, 50 mg potassium, 2,5 mg besi, 32 mg vitamin C, 6300 S.I vitamin

A dan 0,07 mg vitamin B (Abidin dkk, 1990 dalam Yanto dan Sitawati, 2017)

Pertumbuhan produksi tanaman kangkung di kota Metro dari tahun 2016-2018

secara berturut-turut adalah 5,1 ton, 6,1 ton, dan 8,6 ton (BPS, 2016). Peningkatan

produksi tanaman kangkung juga diikuti dengan peningkatan luas panen yaitu

57 ha, 72 ha, dan 83 ha. Tanaman kangkung dapat tumbuh hampir pada semua

jenis tanah dengan elevansi 50-500 m dpl, pH 5,5-6,0 dengan aerase tanah yang

baik dan mendapat sinar matahari secara langsung (Wahyudi, 2010).

Page 19: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

2

Tanah yang sifatnya masam maka perlu adanya pemberian bahan amelioran

sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman

kangkung. Penambahan amelioran dapat berupa amelioran organik maupun

amelioran anorganik. Bahan amelioran organik salah satunya adalah pupuk

kandang. Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan ternak yang diberikan pada

lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Zat hara yang

dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk

kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium,

kalium, dan kalsium.

Menurut Prihmantoro dan Indriani (2017), kandungan dalam pupuk kandang

padat yang berasal dari sapi mengandung unsur hara nitrogen 0,40%, fosfor

0,20%, kalium 0,10 % dan air 85%.Pupuk kandang mempunyai sifat yang lebih

baik dibandingkan dengan pupuk alam lainnya dan pupuk buatan. Walaupun cara

kerjanya dibandingkan dengan pupuk buatan lebih lambat karena harus

mengalami proses perubahan terlebih dahulu sebelum dapat diserap oleh tanaman

(Suyatno, 2004 dalam Hadiyati dkk, 2015).

Pupuk organik sangat berpengaruh dan menentukan sifat fisik, kimia dan biologi

tanah, yang kemudian akan menentukan tingkat kesuburan tanah. Karakteristik

umum yang dimiliki pupuk organik adalah kandungan unsur hara yang rendah dan

sangat bervariasi, penyediaan unsur hara terjadi sangat lambat, menyediakan hara

dalam jumlah terbatas.

Page 20: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

3

Selain amelioran organik juga terdapat amelioran anorganik. Bahan amelioran

anorganik dapat berupa dolomit. Dolomit merupakan pupuk yang berasal dari

endapan mineral sekunder yang banyak mengandung unsur kalsium oksida dan

magnesium oksida 47% serta kalsium karbonat dan magnesium karbonatnya 85%

(Lingga dan Marsono, 2004). Dolomit yang digunakan sebagai bahan pengapur

selain meningkatkan pH tanah juga mengurangi keracunan Fe, Al, dan Mn serta

meningkatkan ketersediaan unsur hara yang lebih baik (Sutejo, 2010).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai pengaruh berbagai jenis dan dosis amelioran terhadap pertumbuhan dan

hasil kangkung (Ipomea reptana poir).

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh berbagai jenis dan dosis amelioran terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman kangkung

2. Pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung terbaik akibat pemberian berbagai

jenis dan dosis amelioran

1.3 Dasar Hipotesis

Pupuk kandang merupakan salah satu bahan organik yang potensial untuk bahan

pembenah tanah (amelioran). Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan

efisiensi penggunaan pupuk kimia, karena pupuk yang berasal dari kotoran hewan

yang tercampur dengan sisa makanan dan urin yang didalamnya mengandung

unsur hara N, P, dan K (Novizan, 2005). Pupuk kandang mempunyai komposisi

Page 21: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

4

kandungan unsur hara yang lengkap tetapi jumlah tiap unsur hara tersebut rendah,

sedangkan bahan organiknya tinggi. Salah satu pupuk kandang yang bisa

digunakan adalah pupuk kandang sapi. Pupuk kandang sapi adalah sumber

potensial ketersediaan kalium karena kandungan kalium di dalam pupuk kandang

sapi mencapai 90% yang berasal dari pakan, terutama jerami padi (Nahudi, 2010).

Hasil penelitian Syukur (2008) dalam Hadiyati dkk, (2015), perlakuan pupuk

kandang sapi berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kangkung darat. Dosis

pupuk kandang sapi 2,5 ton/ha belum menunjukkan peningkatan nyata pada

panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, dan panen. Hasil penelitian

Hadiyati dkk., (2015), menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi dan

pupuk nitrogen meningkatkan hasil pada panjang tanaman umur 30 dan 42 Hst,

jumlah daun umur 25 HST, indeks panen. Hasil bobot segar konsumsi lebih tinggi

pada perlakuan pupuk kandang sapi 5 ton/ha + urea 150 kg N/ha.

Pembenah tanah anorganik dari bahan-bahan alami sebagian sudah dikenal seperti

kapur pertanian, dolomit, dan zeolit. Pemberian dolomit ke dalam tanah dapat

mengendapkan Al3+

menjadi Al(OH)3 sehingga Al tidak aktif dalam

meningkatkan kemasaman tanah. Dolomit mengandung 30% CaO dan 18% MgO.

dolomit digunakan pada tanah-tanah masam dan juga mengalami kekurangan Mg,

sehingga selain menurunkan kemasam juga mampu menambah hara Mg. Sebagai

salah satu contoh untuk tanah-tanah Ultisol yang bersifat masam, agar

memperoleh hasil yang lebih baik sebaiknya ditambahkan dolomit. Dosis dolomit

untuk setiap hektar lahan pertanian berkisar dari 0,5 ton sampai 2,0 ton atau lebih,

Page 22: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

5

tergantung peningkatan pH yang diinginkan. Makin tinggi peningkatan pH makin

banyak dolomit yang dibutuhkan (Dariah dkk., 2015).

Menutut Novizan (2004) dalam Nopiyanto dan Sulhaswardi (2014), keuntungan

pemberian dolomit adalah adanya kandungan hara Ca yang berpengaruh nyata

terhadap menekan sifat toksit pada unsur Al dan Fe yang bersifat racun bagi

tanaman. Sedangkan hara Mg pada dolomit berpengaruh terhadap peningkatan

pertumbuhan daun tanaman yang akan meningkatkan proses fotosintesis tanaman

sehingga proses penyediaan dan transfortasi hara keseluruh bagian tanaman

berjalan dengan lancar sehingga pertumbuhan menjadi optimal.

Pertumbuhan tanaman kangkung selain menambahkan amelioran perlu adanya

penambahan pupuk anorganik seperti pupuk daun. Pemupukan gandasil D

dianjurkan mengunakan dosis 10-30 gr/10 liter air atau 1-3 gr/liter air. Pemupukan

dilakukan secara kocor dengan rekomendasi volume pengocoran 2 liter/m2.

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Berbagai jenis dan dosis amelioran yang berbeda memberikan pengaruh

berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung

2. Terdapat hasil dan pertumbuhan tanaman kangkung terbaik akibat pemberian

berbagai jenis dan dosis amelioran yang berbeda

Page 23: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Kangkung

Kangkung (Ipomea reptans Poir) adalah tanaman berdaun panjang dengan ujung

runcing dan bewarna hijau keputih-putihan. Kangkung ini mudah dibedakan

dengan kangkung air dari bunganya yang putih bersih. Kangkung umumnya dijual

dengan kangkung cabutan tanaman bersama dengan akarnya. Maka itu, di pasaran

kangkung diistilahkan dengan kangkung cabut (Haryoto, 2009).

Klasifikasi tanaman kangkung menurut Rukmana (1994) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatohyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : dikotyledoneae

Ordo : Convovulales

Famili : Convolvulacae

Genus : Ipomea

Spesies : Ipomea aquatica

Tanaman kangkung dicirikan dengan batang berlubang didalamnya dan bergetah.

Pada ruas-ruas batang membentuk akar tunjang. Tanaman ini berakar tunggang

dengan banyak akar samping. Daun tunggal kangkung-kangkungan lebar dan

bergetah. Bunganya berbentuk terompet. Warna buanga umumnya putih keunguan

Page 24: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

7

atau putih. Buahnya bulat kecil dengan biji di dalamnya terdapat empat ruang

buah masing-masing terdapat dua biji. Biji berbentuk lonjong. Bila tua berwarna

abu-abu atau coklat kehitaman (Sunarjono, 2015).

Ada 2 jenis kangkung yaitu kangkung darat (Ipomoea reptans L. Poir) dan

kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk). Kangkung darat berdaun panjang,

berujung runcing, dan berwarna hijau keputih-putihan. Bunganya berwarna putih.

Sementara itu, jenis kangkung air berdaun panjang, tetapi ujungnya agak tumpul

dan berwarna hijau kelam. Bunganya berwarna kekuning-kuningan atau ungu.

Varietas kangkung darat di antaranya sutera dan bangkok. Adapun varietas

kangkung air di antaranya sukabumi dan biru (Sunarjono, 2015).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung

a. Tanah

Tanaman kangkung umumnya menghendaki iklim panas dan lembab, juga tanah

yang kaya akan bahan organik dengan pH 5,5 – 6,5 dan suhu 320C. Kangkung

darat menghendaki tanah basah tetapi tidak tergenang air, sebaliknya kangkung air

harus tergenang air dangkal 10 cm (Hukum dkk, 1990).

b. Iklim

Tanaman kangkung mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap kondisi iklim

di daerah tropis, sehingga dapat ditanam (dikembangkan) diberbagai daerah atau

wilayah di Indonesia. Persyarat tumbuh yang harus diperhatikan dalam

perencanaan budidaya kangkung antara lain jumlah curah hujan dan temperatur

udara. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman kangkung

berkisar antara 500 - 5.000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara

Page 25: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

8

dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Setiap naik 100 meter tinggi tempat, maka

temperatur udara turun 10C. Di permukaan laut temperatur rata-rata sekitar 28

0C

dan di dataran tinggi (pegunungan) ± 2.000 meter dari permukaan laut (dpl)

(Rukmana, 1994).

2.3 Amelioran

Jenis amelioran yang diberikan ke dalam tanah dapat berbentuk amelioran organik

seperti pupuk kandang, biochar dan berbagai limbah pertanian maupun amerlioran

anoganik seperti kapur dan zeolit. Pengapuran merupakan salah satu cara untuk

mengatasi masalah tanah masam, yang sampai sekarang masih dianggap tindakan

korektif yang efektif dan efisien. Bahan kapur yang dapat digunakan untuk

mengatasi tanah masam beragam. Kapur yang umumnya dipakai petani adalah

kalsium karbonat (CaCO3). Dosis kapur yang dibutuhkan tergantung dari berbagai

faktor, antara lain pH, kadar Aldd, bahan organik, dan jenis tanaman yang

diusahakan. Pengapuran bertujuan meningkatkan pH tanah (melalui penurunan

aktivitas Al dan Fe) serta kadar hara esensial Ca dan Mg. Kapur kalsit

mengandung Ca, sedangkan dolomit mengandung Ca dan Mg. Kedua jenis bahan

kapur ini dapat melepaskan ion OH yang berpengaruh terhadap peningkatan pH

tanah (Mukhlis dkk., 2011).

Menurut Trubus (2002), dolomit (CaMg (C03)2) adalah jenis kapur yang

mengandung unsur hara kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium karbonat

(MgCO3). Dimana kapur dolomit berisi antara lain CaO (30,4%), CO2 (47,7%),

MgO (21,9%) dan sedikit senyawa besi, mangan, silica, serta senyawa lain (0,05%

Page 26: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

9

Pupuk kandang merupakan olahan kotoran hewan ternak yang diberikan pada

lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Zat hara yang

dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk

kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium,

kalium, dan kalsium. Namun demikian, manfaat utama pupuk kandang adalah

mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik

(Neltriana, 2015).

Pupuk kandang mempunyai sifat yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk

alam lainnya dan pupuk buatan. Walaupun cara kerjanya dibandingkan dengan

pupuk buatan lebih lambat karena harus mengalami proses perubahan terlebih

dahulu sebelum dapat diserap oleh tanaman (Suyatno, 2004 dalam

Hadiyati dkk., 2015). Pupuk kandang di dalam tanah mempunyai pengaruh yang

baik terhadap sifat fisik tanah. Pupuk kandang yang diberikan secara teratur ke

dalam tanah, akan lebih banyak mengandung bahan organik dan mampu menahan

banyak air sehingga terbentuk air tanah yang bermanfaat untuk tanaman, karena

akan memudahkan akar-akar tanaman menyerap zat-zat makanan bagi

pertumbuhan dan perkembangannya (Sari, 2011).

Pupuk kandang sapi adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan sapi dan

mempunyai fungsi yaitu menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman dan

tanah. Pupuk kandang sapi diperlukan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan

biologi tanah (Utomo, 2015). Pemberian pupuk kandang sapi ke suatu tanaman

harus dilakukan secara tepat dan sesuai, karena apa bila tanaman kelebihan unsur

hara maka akan mengalami keracunan. Sehingga berdampak pada pertumbuhan

Page 27: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

10

dan perkembangan tanaman. Sedangkan tanaman apabila kekurangan unsur hara

akan menyebabkan kematian pada tanaman. Pupuk kandang sapi mempunyai

kadar serat yang tinggi dan mempunyai banyak manfaat yaitu menyediakan unsur

hara makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki

struktur tanah, meningkatkan porositas dan memudahkan pertumbuhan akar

tanaman (Irawati, 2010).

Page 28: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana

Metro, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro.

Ketianggian tempat 60 m dpl, pH 6,02 dan jenis tanah podzolik merah kuning.

Waktu Penelitian dilaksanakan pada September 2019.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: Benih kangkung cap

panah merah Bangkok LP-1, Ameliorant (dolomit, pupuk kandang sapi), pupuk

daun gandasil D. Sedangkan alat yang digunakan adalah: Alat tulis, meteran,

wangkil, cutter, timbangan digital, kamera, tali rafia dan gembor.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian disusun dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok

Lengkap (RAKL), yang diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan terdiri dari:

c. Tanpa amelioran

d. Pupuk kandang20 ton/ha + dolomit 2 ton/ha

e. Pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha

f. Pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 2 ton/ha

Page 29: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

12

g. Pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha

h. Pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha

i. Pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha

Data hasil penelitian yang diperoleh, diolah dengan analisis ragam, homogenitas

data diuji dengan uji Bartlet dan ketidakaditifannya diuji dengan uji Tuckey.

Untuk melihat pengaruh rata-rata perlakuan dilakukan dengan uji beda nyata

terkecil (BNT) pada taraf signifikan 5%.

3.4 Pelaksanaan

3.4.1 Persiapan Lahan

Sebelum tanah diolah, dibersihkan terlebih dahulu dari sisa tanaman, kotoran yang

menggangu dan gulma. Pengolahan tanah menggunakan bajak singkal untuk

menggemburkan tanah dan membuat tanah menjadi lebih halus, kemudian

membetuk petak percobaan yang berukuran 140cm x 100 cm, jarak antar petak

50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm dengan alat bantu cangkul sebanyak 21

petak. Kemudian diberi ameloran secara merata. Pemberian amelioran sesuai

dengan perlakuan yaitu:

Tanpa amelioran (a)

Pupuk kandang 20 ton/ha (20 ton/10.000 x 1,5 m2 = 3 kg/plot) + dolomit

2 ton/ha (2 ton/10.000 x 1,5 m2 = 0,3 kg/plot) (b)

Pupuk kandang 30 ton/ha (30 ton/10.000 x 1,5 m2 = 4,5 kg/plot) + dolomit

2 ton/ha (2 ton/10.000 x 1,5 m2 = 0,3 kg/plot) (c)

Pupuk kandang 40 ton/ha (40 ton/10.000 x 1,5 m2 = 6 kg/plot) + dolomit

2 ton/ha (2 ton/10.000 x 1,5 m2 = 0,3 kg/plot) (d)

Page 30: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

13

Pupuk kandang 20 ton/ha (20 ton/10.000 x 1,5 m2 = 3 kg/plot) + dolomit

4 ton/ha (4 ton/10.000 x 1,5 m2 = 0,6 kg/plot) (e)

Pupuk kandang 30 ton/ha (30 ton/10.000 x 1,5 m2 = 4,5 kg/plot) + dolomit

4 ton/ha (4 ton/10.000 x 1,5 m2 = 0,6 kg/plot) (f)

Pupuk kandang 40 ton/ha (40 ton/10.000 x 1,5 m2 = 6 kg/plot) + dolomit

4 ton/ha (4 ton/10.000 x 1,5 m2 = 0,6 kg/plot (g)

3.4.2 Penanaman

Biji kangkung ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam

dengan jarak 15 cm x 10 cm, tiap lubang tanamkan diisi 2 biji kangkung

kemudian pada umur 5 Hst dilakukan penjarangan dengan menyisakan 1 tanaman

saja. Sistem penanaman mengunakan tugal kemudian diisi dan ditutup kembali,

dengan luas plot 1,5 m2. Penyulaman dilakukan pada umur 3 Hst.

3.4.3 Pemupukan

Pupuk diberikan dengan cara dikocorkan dengan gembor secara merata. Pupuk

yang digunakan pupuk daun gandasil D yang telah dilarutkan dengan air yaitu

30 gr/ 10 liter air setiap plotnya dikocorkan dengan larutan gandasil sebanyak

1 liter. Aplikasi dilakukan pada saat tanaman umur 7 Hst dan dilakukan

pemupukan setiap satu minggu sekali selama tiga kali, dilakukan pada pagi hari.

Page 31: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

14

3.4.4 Pemeliharaan

Adapun pemeliharaan yang dilakukan meliputi

1. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau menyesuaikan dengan curah hujan yang

turun pada saat penelitian. Penyiraman dilakukan pada saat pagi dan sore hari.

Penyiraman menggunakan gembor dengan takaran 1 gembor per petak.

2. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan gulma yang ada di antara tanaman

agar tanaman tumbuh dengan baik. Penyiangan dilakukan dengan ngikuti

perkembangan gulma menggunakan koret.

3.4.5 Panen

Panen dilakukan setelah berumur 25 hari setelah tanam, dengan cara mencabut

tanaman sampai akarnya kemudian akar dibersihkan menggunakan air bersih dan

ditempatkan pada tempat yang teduh untuk menjaga kesegaran tanaman.

3.5 Peubah yang Diamati

Pengamatan dilakukan pada 10 tanaman sampel setiap petak perlakuan,

pengambilan sampel dilakukan secara acak, adapun pengamatan yang diamati

anatara lain:

1. Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tanaman yaitu di ukur dari permukaan tanah tanaman sampai titik

tumbuh tanaman. Pengamatan di lakukan pada 10 tanaman sempel pada umur

5 Hst, 10 Hst, 15 Hst, 20 Hst dan 25 Hst.

Page 32: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

15

2. Jumlah daun (helai)

Perhitungan jumlah daun di ambil dari daun yang sudah sempurna dan di

lakukan pada tanaman sempel pengamatan jumlah daun di lakukan pada

5 Hst, 10 Hst, 15 Hst, 20 Hst dan 25 Hst.

3. Bobot per tanaman (gr)

Penimbangan bobot pertanaman dilakukan dengan cara menimbang

10 tanaman sampel kemudian dibagi 10, yang sebelumnya tanaman sudah

dibersihkan dari kotoran (tanah). Penimbangan dilakukan dengan

menggunakan timbangan digital.

4. Bobot basah tanaman tanpa akar (gr)

Penimbangan bobot basah tanaman tanpa akar dilakukan dengan cara

menimbang 10 tanaman sampel, yang sebelumnya tanaman sudah

dibersihkan dari kotoran (tanah) dan sudah dipisahkan dari akarnya dengan

cara memotong pada bagian pangkal akar. Penimbangan dilakukan dengan

menggunakan timbangan digital.

5. Hasil per petak (gr)

Hasil perpetak di peroleh dengan cara menimbang seluruh tanaman pada

petak panen. Hasil perpetak di lakukan pada saat panen dengan luas petak

panen. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan digital.

6. Hasil layak jual (gr)

Hasil layak jual dilakukan setelah penimbangan hasil per petak. Tanaman

yang telah ditimbang untuk hasil per petak dibersihkan dengan membuang

daun yang sudah menguning dan membuang tanaman yang upnormal.

Kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital.

Page 33: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

16

7. Rasio tajuk akar (gr)

Penimbangan bobot kering akar dan bobot kering tajuk. Kemudian data

dijumlah dengan menggunakan rumus:

Rasio = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑟

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑗𝑢𝑘

8. Asumsi per hektar

Asumsi per hektar diperoleh dengan menggunakan rumus:

Asumsi per hektar = 𝐿𝑢𝑎𝑠 1 ℎ𝑒𝑘𝑡𝑎𝑟

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑒𝑛× 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑛

Page 34: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tinggi Tanaman

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis dan dosis

amelioran berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 25 Hst (lampiran 9).

Tabel 1. Tinggi Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran

Pada Umur 25 Hst

Perlakuan Rata-rata

…………………….. cm ……………………..

a = tanpa amelioran 18,92 A

b = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 20,05 B

c = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 23,27 D

d = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 20,51 B

e = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 18,73 A

f = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 19,23 A

g = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 21,38 C

BNT 5% = 0,77

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata pada

uji BNT 5%

Berdasarkan uji BNT (Tabel 1) menunjukkan bahwa tinggi tanaman kangkung

perlakuan pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha memberikan hasil lebih

tinggi 18,69% dibandingkan tanpa amelioran.

Page 35: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

18

Kurva pertumbuhan tinggi tanaman kangkung umur 5 – 25 Hst dapat dilihat pada

gambar.

Gambar 2. Grafik Tinggi Tanaman Kangkung

Berdasarkan (Gambar 2) menujukkan bahwa tinggi tanaman kangkung tertinggi

dihasilkan oleh perlakuan pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha.

Sedangkan tinggi tanaman terrendah dihasilkan oleh perlakuan pupuk kandang

20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha.

4.1.2 Jumlah Daun

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis dan dosis

amelioran berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun umur 25 Hst

(lampiran 11).

0

5

10

15

20

25

Tin

ggi

Tan

am

an

(cm

)

a

b

c

d

e

f

g

0 5 10 15 20 25

Umur Tanaman (Mst)

Page 36: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

19

Tabel 2. Jumlah Daun Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan Dosis Amelioran

Pada Umur 25 Hst

Perlakuan Rata-rata

…………………….. helai ……………………..

a = tanpa amelioran 15,83

b = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 18,27

c = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 18,73

d = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 17,50

e = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 15,97

f = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 17,50

g = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 17,57

Berdasarkan (Tabel 2) menunjukkan bahwa tanaman kangkung yang diberi

perlakuan berbagai jenis dan dosis amelioran berpengaruh tidak nyata terhadap

jumlah daun.

4.1.3 Bobot per Tanaman

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis dan dosis

amelioran berpengaruh nyata terhadap bobot per tanaman (lampiran 13).

Tabel 3. Bobot per Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan Dosis

Amelioran

Perlakuan Rata-rata

…………………….. gr ……………………..

a = tanpa amelioran 139,40 A

b = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 184,00 BC

c = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 216,33 E

d = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 176,33 B

e = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 171,53 B

f = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 193,23 CD

g = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 207,47 DE

BNT 5% = 21,29

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata pada

uji BNT 5%

Page 37: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

20

Berdasarkan uji BNT (Tabel 3) menunjukkan bahwa bobot per tanaman tanaman

kangkung perlakuan pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha memberikan

hasil lebih tinggi 21,57% dibandingkan tanpa amelioran.

4.1.4 Bobot Basah Tanpa Akar

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis dan dosis

amelioran berpengaruh nyata terhadap bobot basah tanpa akar (lampiran 15).

Tabel 4. Bobot Basah Tanpa Akar Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan

Dosis Amelioran

Perlakuan Hasil per petak

…………………….. gr ……………………..

a = tanpa amelioran 110,07 A

b = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 156,93 BC

c = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 185,40 D

d = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 148,20 B

e = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 146,73 B

f = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 167,13 CD

g = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 177,53 D

BNT 5% = 19,44

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata pada

uji BNT 5%

Berdasarkan uji BNT (Tabel 4) menunjukkan bahwa bobot basah tanpa akar

tanaman kangkung perlakuan pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha tidak

berbeda dengan perlakuan pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha. Namun

perlakuan pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha memberikan hasil lebih

tinggi 40,63% dibandingkan tanpa amelioran.

Page 38: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

21

4.1.5 Hasil per Petak

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis dan dosis

amelioran berpengaruh tidak nyata terhadap hasil per petak (lampiran 17).

Tabel 5. Hasil per Petak Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan Dosis

Amelioran

Perlakuan Hasil per petak

…………………….. gr ……………………..

a = tanpa amelioran 672,47

b = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 885,87

c = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 1055,07

d = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 927,00

e = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 952,00

f = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 910,20

g = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 1044,47

Berdasarkan (Tabel 5) menunjukkan bahwa tanaman kangkung yang diberi

perlakuan berbagai jenis dan dosis amelioran berpengaruh tidak nyata terhadap

hasil per petak.

4.1.6 Hasil Layak Jual

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis dan dosis

amelioran berpengaruh tidak nyata terhadap hasil layak jual (lampiran 19).

Page 39: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

22

Tabel 6. Hasil Layak Jual Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan Dosis

Amelioran

Perlakuan Hasil per petak

…………………….. gr ……………………..

a = tanpa amelioran 612,00

b = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 816,20

c = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 956,33

d = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 827,33

e = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 856,73

f = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 839,93

g = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 970,00

Berdasarkan (Tabel 6) menunjukkan bahwa tanaman kangkung yang diberi

perlakuan berbagai jenis dan dosis amelioran berpengaruh tidak nyata terhadap

hasil layak jual.

4.1.7 Rasio Tajuk Akar

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai jenis dan dosis

amelioran berpengaruh tidak nyata terhadap rasio tajuk akar (lampiran 21).

Tabel 7. Rasio Tajuk Akar Tanaman Kangkung Akibat Berbagai Jenis dan Dosis

Amelioran

Perlakuan Hasil per petak

…………………….. gr ……………………..

a = tanpa amelioran 6,83

b = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 5,33

c = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 7,50

d = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 5,23

e = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 9,00

f = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 10,27

g = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 6,33

Page 40: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

23

Berdasarkan (Tabel 7) menunjukkan bahwa tanaman kangkung yang diberi

perlakuan berbagai jenis dan dosis amelioran berpengaruh tidak nyata terhadap

rasio tajuk akar.

4.1.8 Asumsi per Hektar

Data asumsi hasil per hektar tanaman kangkung akibat berbagai jenis dan dosis

amelioran (lampiran 22).

Tabel 8. Asumsi per hektar tanaman kangkung akibat berbagai jenis dan dosis

amelioran

Perlakuan Hasil per petak

…………………….. ton ……………………..

a = tanpa amelioran 7,00

b = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 9,23

c = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 10,99

d = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 2 ton/ha 9,66

e = pupuk kandang 20 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 9,92

f = pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 9,48

g = pupuk kandang 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha 10,88

Berdasarkan (Tabel 8) menunjukkan bahwa tanaman kangkung yang diberi

perlakuan pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha memberikan hasil lebih

tinggi 36,31% dibandingkan tanpa amelioran.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai jenis dan dosis amelioran

memberikan pengaruh nyata pada peubah tinggi tanaman, bobot per tanaman dan

bobot tanpa akar tanaman kangkung. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa

pemberian amelioran dengan jenis dan dosis yang berbeda memberikan hasil lebih

Page 41: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

24

tinggi dari pada tanpa amelioran pada peubah tinggi tanaman, bobot per tanaman

dan bobot tanpa akar tanaman kangkung. Hal ini diduga pemberian pupuk

kandang disertai dolomit mampu memperbaiki struktur tanah sehingga perakaran

berkembang dengan baik dan dapat menyerap unsur hara yang tersedia di dalam

tanah seperti unsur hara N, P, dan K. Pupuk kandang juga dapat meningkatkan

jumlah dan aktivitas microorganisme dalam tanah. Menurut Sutedjo (2010),

penggunaan pupuk kandang selain dapat menambah unsur hara didalam tanah,

juga dapat menambah bahan organik. Pupuk kandang mempunyai pengaruh baik

terhadap sifat fisik, kimia, biologi dan kehidupan jasad-jasad renik di dalam tanah.

Sehingga penggunaan pupuk kandang dapat menyediakan sebagian unsur hara

yang hilang selama berlangsungnya proses produksi dilahan pertanian.

Selain itu pemberian dolomit menyertai pupuk kandang mengakibatkan

peningkatan pH tanah yang berdampak pada peningkatan ketersediaan unsur hara

untuk tanaman. Menurut Lingga dan Marsono (2004), Keuntungan pemberian

kapur di tanah asam yaitu: (1) Struktur tanah menjadi baik dan kehidupan

mikroorganisme dalam tanah lebih giat. Akibatnya daya melapukan bahan organik

menjadi humus berjalan lebih cepat. (2) Kelarutan zat-zat yang bersifat meracuni

tanaman menjadi menurun dan unsur lain tidak banyak terbuang. (3) Di tempat

yang diberi kapur akan lebih mudah ditanami berbagai jenis tanaman.

Menurut Marsono (2004), jumlah hara yang sesuai kebutuhan tanaman

menyebabkan proses fisiologi didalam tubuh tanaman berjalan lebih baik apabila

tersedianya unsur hara N yang berfungsi meransang pertumbuhan vegetatif

tanaman seperti tinggi tanaman. Pertumbuhan tinggi tanaman kangkung didukung

Page 42: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

25

juga dengan keadaan suhu dan pH yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman

kangkung.

Tanpa pemberian amelioran pertumbuhan tanaman kangkung memberikan hasil

lebih rendah jika dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang 30 ton/ha +

dolomit 4 ton/ha. Jika dibandingkan pemberian pupuk kandang 20 - 40 ton/ha +

dolomit 2 ton/ha pertumbuhan tanaman kangkung terbaik dengan pelakuan pupuk

kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha. Sedangkan pemberian pupuk kandang

20 - 40 ton/ha + dolomit 4 ton/ha pertumbuhan tanaman kangkung terbaik dengan

pelakuan pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha. Pemberian dosis pupuk

kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha meningkatkan hasil lebih tinggi pada

peubah tinggi tanaman, bobot per tanaman, bobot tanpa akar. Tapi penambahan

dosis pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 4 ton/ha memberikan hasil lebih rendah

dari dosis pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha. Hal ini diduga bahwa

pemberian dosis yang berlebih dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan

persedian unsur hara akan berkurang. Pemberian kapur dengan dosis yang

berlebihan maka tanaman akan tumbuh kurang baik dan persedian unsur hara

seperti besi, magan, tembaga dan seng dalam tanah akan berkurang bahkan hilang

(Lingga dan Marsono, 2004).

Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang penting untuk merangsang

pertumbuhan vegetatif tanaman, terutama unsur hara N. Unsur hara nitrogen

berfungsi untuk pembentukan asimilat, terutama karbohidrat, protein dan

penyusun klorofil yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Menurut

Syarif (1985) dalam Yohanes (2013), adanya nitrogen yang cukup pada tanaman

Page 43: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

26

maka proses pembelahan sel akan berjalan dengan baik. Nitrogen mempunyai

peran utama untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya

pertumbuhan batang sehingga memacu pertumbuhan tinggi tanaman.

Hasil penelitian Niat (2018), menunjukkan pemberian pupuk kandang kotoran

sapi dosis 20 ton/ha memberikan hasil tertinggi untuk semua parameter

pengamatan tanaman kangkung darat yaitu tinggi tanaman (31,33 cm), jumlah

daun (13,15 helai), luas daun (18,65 cm2), ratio tajuk akar (9,12 g), berat kering

per tanaman (5,15 g) kecuali berat segar per tanaman (21,75 g).

Pemberian kapur berupa dolomit yang menyertai pupuk kandang juga berperan

dalam peningkatan tinggi tanaman, bobot per tanaman, dan bobot tanpa akar.

Hasil uji BNT pada peubah tinggi tanaman, bobot per tanaman dan bobot tanpa

akar pemberian pupuk kandang 30 ton/ha + dolomit 2 ton/ha memberikan hasil

lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa amelioran. Hal ini diduga kapur juga

dapat meningkatkan pH tanah sehingga unsur hara di dalam tanah dapat tersedia

untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung. Selain itu pengapuran juga

dapat mencegah kerusakan akar dan mampu merangsang aktivitas

mikroorganisme dalam tanah.

Bobot tanaman dipengaruhi oleh tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot akar.

Semakin tinggi tanaman maka semakin banyak jumlah daun maka semakin besar

pula bobot tanaman, begitu juga dengan akar semakin berat bobot akar maka

semakin besar bobot tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saragi (2008),

bahwa tanaman mengalami pemberlahan dan pemanjangan sel dan penebalan

jaringan akan mengembangkan batang, tinggi tanaman jumlah dan panjang daun,

Page 44: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

27

yang menyebabkan terjadinnya penambahan biomasa tanaman. Sedangkan

menurut Wijaya (2008) dalam Yohanes (2013), menyatakan tanaman yang cukup

mendapat suplay N akan membentuk daun yang luas dengan kandungan klorofil

tinggi, sehingga tanaman mampu menghasilkan karbohidrat dalam jumlah yang

cukup untuk pertumbuhan vegetatif tanaman seperti panjang tanaman dan

pembentukan daun baru, sehingga dengan begitu bobot tanaman akan meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai jenis dan dosis amelioran

memberikan pengaruh tidak nyata pada peubah jumlah daun, hasil per petak,

bobot layak jual, dan rasio tajuk akar. Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk

kandang dan dolomit berpengaruh pada hasil tanaman musim tanam selanjutnya.

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), pemberian kapur dengan cara

menaburkan dipermukaan tanah, maka pengapuran pada saat itu baru terlihat pada

tahun ke-10 sampai ke-14. Anjuran pemberian kapur sebaiknya dilakukan dengan

cara mencampurkan dengan tanah pada saat olah tanah. Pengapuran dengan cara

ini memiliki reaksi yang relatif jauh lebih cepat dibandingkan dengan pengapuran

dengan cara hanya menaburkan di atas permukaan tanah tanpa diolah pada saat

olah tanah. Pengapuran dilakukan dengan cara mencampurkan dengan tanah pada

saat oleh tanah pengaruhnya sudah dapat dilihat pada saat hasil tanaman ditanam

saat itu.

Selain itu dari hasil analisis tanah (Lampiran 4) menunjukkan bahwa pH tanah

yang digunakan dalam penelitian ini mencapai 6,02. Pupuk kandang merupakan

bahan organik yang memiliki prospek yang baik sebagai pupuk organik. Menurut

Prihmantoro dan Indriani (2017), keunggulan pupuk organik yaitu memperbaiki

Page 45: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

28

struktur tanah, menaikan daya serap tanah terhadap air, menaikan kondisi

kehidupan di dalam tanah, dan sumber makanan bagi tanaman. Pada hasil analisis

tanah juga dapat dilihat bahwa kandungan unsur hara nitrogen dalam tanah

jumlahnya sangat sedikit dari pada unsur hara phosfor dan kalium. Hal ini dapat

mempengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pada fase vegetatif tanaman

teutama daun. Jumlah daun tanaman juga dapat dipengaruhi oleh banyaknya

jumlah cabang tanaman tersebut. Nitrogen yang cukup akan mendorong

pertumbuhan organ-organ tanaman yang berkaitan dengan fotosintesis yaiu daun

dan batang. Nitrogen dapat diserap tanaman dalam bentuk ion NO-3 atau NH4

+

dalam tanah (Mahdiannor, 2012).

Page 46: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan berbagi jenis dan dosis amelioran memberikan pengaruh nyata

terhadap pertumbuhan tanaman kangkung. Dosis pupuk kandang 30 ton/ha +

dosis dolomit 2 ton/ha memberikan hasil tertinggi yang didukung oleh peubah

tinggi tanaman, bobot per tanaman dan bobot tanaman tanpa akar.

2. Penggunaan dosis pupuk kandang 30 ton/ha + dosis dolomite 2 ton/ha

memberikan hasil terbaik yaitu 1055,07 gr/petak atau 10,99 ton/ha.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dosis pupuk kandang 30 ton/ha + 2 ton/ha memberikan hasil

pertumbuhan terbaik untuk itu dianjurkan untuk melakukan budidaya tanaman

kangkung perlu adanya penambahan amelioran dengan dosis tersebut.

Page 47: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

30

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Tanaman Kangkung 2016-2018. Kota

Metro. Lampung

Dariah, A., S. Sutono, N. L. Nurida, W. Hartatik, dan E. Pratiwi. 2015. Pembenah

Tanah untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Pertanian. Jurnal

Sumberdaya Lahan Vol (9). Bogor

Hadiyati, U.M., T.Islami, dan H. Thamrin. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang

Sapi dan Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Kangkung Darat (Ipomoea reptans. Poir). Fakultas Pertanian. Universitas

Brawijaya.

Hukum, R., S. Kuntarsih, dan Simanjutak. 1990. Bercocok Tanaman Sayuran.

Gramedia Jakarta. 220 hlm.

Irawati, S. Z.. 2010. Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat dengan Pemberian

Pupuk Organik Kotoran Kelinci. Jurnal Bioedukatika. 1 (1) : 17-24.

Kartono, R.2010. Katalog Produk Pupuk Dolomid A100 lulus 96%. Sumatra

Utara. (http://agrounited.wordpress.com/about/). Diakses 25Agustus 2019.

Mahdiannor. 2012. Efektifitas Pemberian Trchodema spp. dan Dosis Pupuk

Kandang Ayam pada Lahan Rawa Lebak Terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Kacang Panjang (Vignasinensi L.). Ziraa’ah, 33(1);91-98.

Marsono. 2004. Pupuk Akar dan Jenis Aplikasinya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mukhlis, Sarifuddin, dan H. Hanum. 2011. Kimia Tanah. Medan (ID): USU press.

Neltriana N. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Kotoran Sapi Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar. Skipsi Universitas Andalas.

Page 48: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

31

Niat A. T., dan Adiwirman. 2018. Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea

reptans Poir) Terhadap Pemberian Pupuk Kotoran Sapi. Fakultas Pertanian,

Universitas Riau

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Nopiyanto, D. dan Sulhaswardi.2014. Pengaruh Penggunaan Dosis Dolomit dan

Pemberian Amelioran Kca Pada Berbagai Jenis Media Terhadap

Pertumbuhan Mini Cutting. Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau

Nugroho, B. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk Organik. Jurnal Ilmu Pertanian,

11(03): 38-49.

Riani E. 2018. Respons Tanaman Selada Berbagai Komposisi Media Organik.

Jurnal Universitas Mataram. Agro.

Rukmana. 1994. Budidaya Tanaman Kangkung. Yogyakarta Kanisius.

Rosmaskam. A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta.

Kanisius

Sari, D.N. 2011. Produksi Kangkung (Ipomoea reptans Poir) Pada Berbagai

Macam Pupuk Kandang dan Dosis NPK. Agriwarta 9(11):330-338.

Sunarjono, H. 2015. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sutedjo, M.M. 1995. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta. Reneka Cipta.Jakarta.

Tim Redaksi Trubus. 2002. Mengapur Tanah Asam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Utomo, S, P. 2015. Pengaruh Pupuk Urea dan Jumlah Benih per Lubang Tanam

Terhadap Pertumuhan dan Produksi Tanaman Kangkung Darat Varietas

Bangkok LP 1. Jurnal Cendekia. 13 (1) : 65-73.

Prihmantoro, H. dan Indriani, Y. H. (2017). Petunjuk Praktis Memupuk Tanaman

Sayur. Jakarta. Penebar Swadaya.

Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Jakarta. Agro Media

Pustaka.

Yanto H. W. dan Sitawati. 2017. Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea

Reptans Poir) dengan Interval Penyiraman pada Pipa Vertikal. Fakultas

Pertanian. Universitas Brawijaya.

Page 49: PENGARUH BERBAGAI JENIS DAN DOSIS AMELIORAN …

32

Yohanes. 2013. Pengaruh Residu Pupuk Kandang Ayam dan Sapi Terhadap

Pertumbuhan dan Serapan N tanaman Kangkung Darat (Ipomea reaptan

Poir). Skripsi Prodi Agroteknologi. Fakultas Pertanian dan Perternakan.

Universitas Islam Negeri Sultan Syaif Kasim Riau. Pekan Baru.