pengaruh bauran pemasaran terhadap minat beli...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP
MINAT BELI KONSUMEN
(Studi Kasus Toko Cahaya Murah Kecamatan Jenangan)
SKRIPSI
Oleh:
YOSIN RAHMAWATI
NIM. 210715006
Pembimbing:
Dr. ANTON SUDRAJAT, M.A
NIDN. 2021078302
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2019
2
ABSTRAK
Yosin Rahmawati, 2019. Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Minat Beli Konsumen Studi Kasus di Toko Cahaya
Murah Kecamatan Jenangan. Skripsi. Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Dr. Anton
Sudrajat, M.A.
Kata Kunci: Theory planned of behavior, Konsumen,
Penjualan
Theory planned of behavior menerangkan bahwa
perilaku seseorang akan muncul karena adanya niat untuk
berperilaku. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus
mencapai tujuan pemasarannya. Mengidentifikasi pasar sasaran
atau konsumen dengan bantuan bauran pemasaran akan
mempermudah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Sedangkan minat beli adalah sesuatu yang berhubungan
dengan rencana konsumen untuk membeli produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu. Dengan adanya minat beli
konsumen maka akan tumbuh keinginan dari konsumen untuk
membeli produk yang ditawarkan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah produk
berpengaruh terhadap minat beli konsumen di toko Cahaya
Murah?, Apakah harga berpengaruh terhadap minat beli
konsumen di toko Cahaya Murah?, Apakah lokasi berpengaruh
terhadap minat beli konsumen di toko Cahaya Murah?, Apakah
promosi berpengaruh terhadap minat beli konsumen di toko
Cahaya Murah?, Apakah bauran pemasaran berpengaruh
terhadap minat beli konsumen di toko Cahaya Murah?.
3
Adapun jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah
penelitian dengan metode penelitian kuantitatif. Sedangkan
teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan
kuesioner yakni penyebaran angket kepada konsumen toko
Cahaya Murah. Analisis data yang digunakan adalah model
regresi linear berganda dengan program SPSS.
Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa variabel
produk berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Sedangkan
variabel harga, lokasi dan promosi tidak berpengaruh terhadap
minat beli. Tetapi, secara simultan produk, harga, lokasi dan
promosi (bauran pemasaran) berpengaruh terhadap minat beli
yang memiliki nilai Fhitung > Ftabel atau 5,805 > 2,490 dengan
signifikansi 0,000 < 0,05.
4
5
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang
dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen,
dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki
badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha,
maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum
maupun badan usaha, pedagang kaki lima, warung yang
tidak memiliki surat izin tempat usaha dan surat izin usaha
perdagangan, serta usaha informal lainnya.1
Seiring dengan zaman yang maju didalam dunia
bisnis semakin lama semakin meningkat, dimana
perkembangan yang pesat tersebut mengalami
pertumbuhan yang berkesinambungan, sehingga
mengakibatkan terjadinya perubahan cara para pesaing
bisnis dalam mempertahankan bisnisnya. Tujuan utama
suatu perusahaan mendirikan suatu bisnis adalah mencari
laba atau keuntungan semaksimal mungkin. Dalam
mencapai tujuan tersebut, sangat dipengaruhi oleh
kemampuan perusahaan baik dari pemimpin maupun
karyawan itu sendiri dan cara memasarkan produk tersebut.
Perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang
menguntungkan pada tingkat kualitas yang diharapkan,
1Ismail Solihin, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis
dan Studi Kasus, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2006),
3.
8
sehingga akan mampu mengatasi tantangan dari para
pesaing terutama dalam bidang pemasaran.
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang
dilakukan individu ataupun kelompok dalam memperoleh
kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara membuat
dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.
Sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai
keinginan dalam membeli produk berdasarkan pengalaman
dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau
bahkan menginginkan suatu produk.
Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk
melakukan pertukaran untuk memuaskan atau memenuhi
kebutuhan dan keinginan orang-orang. Proses pertukaran
merupakan suatu kegiatan. Penjual harus mencari pembeli,
mengidentifikasi kebutuhan mereka, mempromosikan
produk kepada mereka, memajang dan mengantarkan
produk dan menetapkan harga produk.2
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan
manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari
pemenuhan produk (product), penetapan harga (price),
pengiriman barang (place) dan mempromosikan
barang.3Dalam melaksanakan aktivitas pemasaran, setiap
perusahaan berupaya untuk menetapkan strategi pemasaran
dan target marketnya.Aktivitas pemasaran tersebut dimulai
sejak memproduksi suatu produk sampai produk tersebut
2 Bilson Simamora, Memenangkan Pasar Dengan
Pemasaran Efektif dan Profitable, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2003), 7. 3https://id.M.Wikipedia.org/wiki/pemasaran diakses pada
6 Januari 2019.
9
diterima oleh konsumen.Semua aktivitas yang dilakukan
dibidang pemasaran ditujukan untuk menentukan produk,
pasar, harga, dan promosi.
Istilah bauran pemasaran digunakan pertama kali
oleh Neil Borden yang terinspirasi dari gagasan James
Cullington.Gagasannya adalah bahwa seorang eksekutif
bisnis berperan sebagai mixer of ingredient. Borden
menyusun elemen bauran pemasaran yang terdiri dari 12
aspek, daftar tersebut kemudian di sederhanakan oleh
Jereome McCarthy kedalam 4 aspek yaitu product, price,
place dan promotion yang kemudian dikenal dengan istilah
4P.
Bauran pemasaran merupakan alat bagi marketer
yang berupa program pemasaran yang mempertajam
segmentasi, targeting dan positioning agar sukses.Bauran
pemasaran (marketing mix) untuk produk barang
mencangkup 4P yaitu produk, harga, lokasi dan promosi.4
Bauran pemasaran terdiri atas empat bidang strategi
pemasaran, yaitu: pertama, keputusan pemasaran yang akan
mengubah ide dasar dari barang. Kedua, keputusan promosi
yang akan mengomunikasikan informasi yang berguna
pada pasar tujuan. Ketiga, keputusan distribusi mengenai
pengiriman produk kepada konsumen.Keempat, keputusan
harga yang menyertakan nilai pertukaran yang dapat
diterima pada barang atau jasa.5
4Ririn Tri Ratnasari dan Mastuti H, Manajemen
Pemasaran Jasa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), 37. 5 Ibid., 8
10
Strategi pemasaran digunakan perusahaan untuk
mempertahankan konsumen, yang diharapkan dapat
memberikan kepuasan dan meningkatkan minat beli
konsumen sehingga mempengaruhi keputusan pembelian.
Adanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen,
menimbulkan respon positif berupa terjadinya pembelian
ulang dan menganjurkan konsumen lain agar membeli
produk. Keuntungan berlipat akan diperoleh produsen,
melalui penyebaran informasi positif dari konsumen ke
konsumen lain. Sedangkan untuk menarik minat konsumen
agar membeli, perusahaan dapat memberikan harga,
kualitas, dan iklan yang menarik kepada konsumen yang
dipromosikan melalui berbagai media pemasaran.6
Persaingan yang terjadi dapat dilihat berdasarkan
munculnya produk yang berkualitas dengan harga yang
bersaing untuk menarik minat beli. Berbagai macam pilihan
produk baik barang atau jasa yang ditawarkan oleh
produsen, memberikan kesempatan bagi konsumen untuk
mengonsumsi dengan beragam pilihan produk yang
ditawarkan sehingga akan menciptakan minat beli
konsumen.7
Minat beli konsumen dipengaruhi oleh eksternal
influences yaitu marketing stimuli berupa bauran
pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi dan
promosi. Sedangkan nonmarketing stimuli berupa kondisi
ekonomi, kelas sosial, teknologi, politik dan budaya.
6Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran
Jasa, (Bandung:Alfabeta, 2014), 5. 7Ratnasari, Manajemen Pemasaran Jasa, 39.
11
Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan
kepada pasar untuk memuaskan keinginan konsumen
sehingga dapat mempengaruhi minat konsumen untuk
memutuskan membeli suatu produk. 8
Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang
dipertukarkan konsumen atas manfaat dari penggunaan
barang atau jasa tersebut, yang berakibat pada kepuasan
konsumen yang mempengaruhi minat konsumen. Lokasi
merupakan dimana dan bagaimana penjual dapat
menawarkan produknya agar konsumen dapat membeli
produk. Promosi adalah salah satu factor penentu
keberhasilan suatu program pemasaran, promosi yang dapat
dilakukan seperti iklan, banner atau media sosial yang
dapat mempengaruhi minat konsumen untuk membeli
produk yang ditawarkan oleh perusahaan.9
Trend atau mode yang semakin maju dan
berkembang menjadikan persaingan bisnis dalam bidang
fashion sangat menjanjikan. Dengan banyaknya persaingan
bisnis dibidang ini maka setiap pebisnis akan
memperkirakan dan menciptakan strategi agar dapat
memenangkan pasar atau strategi yang bisa menarik minat
konsumen.
Cara yang dilakukan bisa dengan penambahan
variasi produk, diskon atau memasang iklan promosi yang
kreatif dan inovatif.Sama halnya dengan Toko cahaya
8Yolla Margareta, Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran
Jasa terhadap Minat Beli Pada Program Magister Manajemen,
Universitas Kristen Maranatha Bandung, 2011. 9 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Bandung:ANDI,
2008), 219.
12
murah yang berdiri sejak 2011 yang beralamatkan di Jalan
Raya Jenangan-Ngebel. Toko ini termasuk toko yang
lengkap karena selain menjual baju, tas, sepatu juga
menjual peralatan sekolah dan mainan anak-anak.
Harga yang ditawarkan sangat bervariasi, mulai dari
harga yang mahal dengan kualitas baik sampai harga murah
dengan kualitas yang sesuai dengan harga
tersebut.Kelengkapan jenis produk juga beragam, lokasi
mudah dijangkau karena terletak dipinggir jalan raya dan
berdekatan dengan pusat keramaian serta memiliki tempat
yang nyaman dan luas.
Pada prakteknya toko ini memiliki banyak konsumen
pada tahun-tahun awal berdiri, tetapi lambat laun semakin
sepi konsumen yang datang.Hal ini dapat dilihat dari
pendapatan yang diterima oleh pemilik toko yang semakin
menurun.10
Berdasarkan pemaparan hal di atas, maka peneliti
akan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Minat Beli Konsumen di Toko
Cahaya Murah Kecamatan Jenangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat
ditarik rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Apakah produk berpengaruh terhadap minat beli
konsumen pada Toko Cahaya Murah?
2. Apakah harga berpengaruh terhadap minat beli
konsumen pada Toko Cahaya Murah?
10“Hartono, Wawancara, 31 Januari 2019”
13
3. Apakah tempat berpengaruh terhadap minat beli
konsumen pada Toko Cahaya Murah?
4. Apakah promosi berpengaruh terhadap minat beli
konsumen pada Toko Cahaya Murah?
5. Apakah bauran pemasaran berpengaruh terhadap minat
beli konsumen pada Toko Cahaya Murah?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap minat
pembelian konsumen pada Toko Cahaya Murah.
2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap minat
pembelian konsumen pada Toko Cahaya Murah.
3. Untuk mengetahui pengaruh tempat terhadap minat
pembelian konsumen pada Toko Cahaya Murah.
4. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap minat
pembelian konsumen pada Toko Cahaya Murah.
5. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran 4P
terhadap minat pembelian konsumen pada Toko Cahaya
Murah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
antara lain:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
khususnya bagi pengembangan ilmu ekonomi syariah
dan bisnis sebagai sumber bacaan atau dijadikan
referensi yang dapat memberikan informasi teoritis dan
empiris pada pihak-pihak yang akan melakukan
14
penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini, serta
dapat menambah sumber pustaka yang telah ada.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Toko Cahaya Murah sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan yang
berhubungan dengan produk, harga, lokasi dan
promosi untuk kemajuan usahanya.
b. Dapat memberikan informasi dan memberikan
masukan dalam pengambilan keputusan toko
Cahaya Murah sebagai bahan evaluasi untuk
memperbaiki pengelolaan usaha.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dibuat dengan tujuan untuk
mengetahui pembahasan dalam setiap bab dan sub bab pada
sebuah penelitian. Sistematika pembahasan pada penelitian
ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan gambaran umum dari seluruh isi
proposal yang meliputi: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
BABIITEORI, PENELITIAN TERDAHULU,
KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai teori-teori
yang digunakan, meliputi: bauran pemasaran yang
terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi serta
minat beli konsumen. Dan pada bab ini akan
dibahas mengenai penelitian terdahulu, kerangka
berfikir serta hipotesis penelitian.
15
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian yang
digunakan peneliti, meliputi: rancangan penelitian,
variabel penelitian, definisi operasional, populasi,
sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, metode pengolahan dan analisis
data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan
pembahasannya, mengenai: hasil pengujian
instrument, hasil pengujian deskripsi, hasil
pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian
tersebut.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan akhir dari penelitian yang
memuat tentang kesimpulan dari seluruh
pembahasan dan saran yang seharusnya dilakukan
sebagai bahan pertimbangan bagi semua pihak.
55
BAB II
TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Theory of Planned Behavior
Theory of planned behavior (teori perilaku
terencana) merupakan pengembangan dari theory of
reasoned action (teori tindakan beralasan) yang
dikemukakan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein.
Theory of reasoned action merupakan teori yang
digunakan untuk memperkirakan tingkah laku
seseorang. Dalam theory of reasoned action memiliki
dua prediksi utama dalam menilai niat seseorang untuk
berperilaku, yaitu attitude toward the bahaviour dan
subjective norm.11
Theory of reasoned action kemudian diperluas
dan dimodifikkasi kembali oleh Icek Ajzen menjadi
Theory of planned behavior. Menurut analisis Ajzen
(1991), TRA (theory of reasoned action) hanya dapat
digunakan untuk perilaku yang sepenuhnya berada di
bawah kontrol individu tersebut dan tidak sesuai jika
digunakan untuk menjelaskan perilaku yang tidak
sepenuhnya di bawah kontrol individu karena adanya
11 Dian Anggraini Wikamorys, “Aplikasi Theory Planed
Of Behavior Dalam Membangkitkan Niat Pasien Melakukan
Operasi Katarak”, jurnal administrasi kesehatan Indonesia Vol.5
(2017), 33.
56
faktor lain yang kemungkinan dapat menghambat atau
mendukung tercapainya niat individu untuk berperilaku,
sehingga Ajzen dalam Theory of planned behavior
menambahkan satu faktor antesenden yaitu perceived
behavioral control. 12
Dalam Theory of planned behavior
menerangkan bahwa perilaku seseorang akan muncul
karena adanya niat untuk berperilaku. Theory of
planned behavior dikhususkan pada perilaku spesifik
seseorang dan untuk semua perilaku secara umum. Niat
seseorang untuk berperilaku dapat diprediksi oleh tiga
hal yaitu, sikap terhadap perilaku (attitude toward the
behavior), norma subjektif (subjective norm) dan
persepsi pengendalian diri (perceived behavioral
control). Sikap terhadap perilaku (attitude toward the
behavior) merupakan keseluruhuan evaluasi seseorang
mengenai positif atau negatifnya untuk menampilkan
suatu perilaku tertentu. Norma subjektif merupakan
kepercayaan seseorang mengenai tuntutan dari orang
lain yang dianggap penting baginya untuk bersedia
menampilkan atau tidak menampilkan suatu perilaku
tertentu sesuai dengan tuntutan. Persepsi pengendalian
diri merupakan persepsi seseorang tentang
kemampuannya untuk menampilkan suatu perilaku
tertentu.13
12 Ibid., 33. 13 Dian Anggraini Wikamorys, “Aplikasi Theory Planed
Of Behavior Dalam Membangkitkan Niat Pasien Melakukan
Operasi Katarak”, 34.
57
Dalam Theory planed of behavior menjelaskan
bahwa sikap terhadap perilaku, norma subjektif dan
persepsi pengendalian diri akan memunculkan sebuah
niat untuk melakukan perilaku. Actual behavioral
control (kontrol perilaku nyata) akan terjadi apabila
seseorang ingin melakukan niat yang dimiliki. Adapun
pengertian masing-masing dari tiga hal diatas sebagai
berikut:
a. Sikap terhadap perilaku (Attitude Toward The
Behavior)
Sikap terhadap perilaku merupakan suatu fungsi
yang didasarkan oleh behavioral beliefs, yaitu
kepercayaan seseorang terhadap konsekuensi positif
dan atau negatif yang akan diperoleh seseorang
apabila melakukan suatu perilaku (salient outcome
beliefs). Sikap terhadap perilaku didefinisikan
sebagai tingkatan penilaian positif atau negatif
individu terhadap suatu perilaku. Sikap terhadap
perilaku ditentukan oleh kombinasi antara
kepercayaan individu tentang konsekuensi positif
dan atau negatif dari perilaku yang dimunculkan
dengan nilai subyektif seseorang terhadap
konsekuensi berperilaku tersebut.14
Sikap yang dimiliki oleh seseorang terhadap
perilaku yang didasari oleh kepercayaan seseorang
terhadap konsekuensi yang akan dihasilkan.
Kepercayaan merupakan pernyataan subyektif
14 Ibid., 34.
58
seseorang yang sesuai dengan pemahaman diri dan
lingkungannya.
b. Norma subyektif (Subjective Norm)
Norma subyektif diartikan sebagai persepsi
seseorang mengenai tekanan dari lingkungan sekitar
untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku.
Norma subyektif ditentukan oleh kombinasi antara
kepercayaan seseorang tentang setuju dan atau tidak
setuju seseorang atau kelompok yang dianggap
penting bagi individu terhadap suatu perilaku dan
motivasi individu untuk mematuhi anjuran tersebut.
Norma subyektif dihasilkan dari perkalian antara
normative beliefs (keyakinan normatif) dengan
motivation to comply (motivasi untuk mematuhi).
c. Persepsi pengendalian diri (Perceived Behavioral
Control)
Persepsi pengendalian diri diartikan sebagai
fungsi yang didasarkan pada control beliefs, yaitu
kepercayaan seseorang tentang ada atau tidak
adanya faktor pendukung atau penghambat untuk
dapat memunculkan perilaku. Kepercayaan dapat
diperoleh dari pengalaman terdahulu individu
tentang suatu perilaku, informasi yang diperoleh
dengan melakukan observasi pada pengetahuan
yang dimiliki diri maupun orang lain yang dapat
meningkatkan ataupun menurunkan perasaan
individu mengenai tingkat kesulitan dalam
melakukan suatu perilaku.
59
Semakin individu merasakan banyak faktor
pendukung dari sedikit faktor penghambat untuk
dapat melakukan suatu perilaku, maka lebih besar
kontrol yang mereka rasakan atau perilaku tersebut
dan begitu juga sebaliknya, semakin sedikit
individu merasakan faktor pendukung dan banyak
faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu
perilaku, maka individu akan cenderung
mempersiapkan diri sulit untuk melakukan perilaku
tersebut.15
2. Minat beli
Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan rencana konsumen untuk membeli produk
tertentu serta berapa banyak unit yang produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu. Menurut Schiffman
dan Kanuk (1978) menyatakan bahwa motivasi sebagai
kekuatan dorongan dari dalam individu yang memaksa
mereka untuk melakukan tindakan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli berhubungan dengan
perasaan emosi, bila sesorang merasa senang dan puas
dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan
memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya
menghilangkan minat. Tidak ada pembelian yang
terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari
kebutuhan dan keinginannya. 16
15 Dian Anggraini Wikamorys, “Aplikasi Theory Planed
Of Behavior Dalam Membangkitkan Niat Pasien Melakukan
Operasi Katarak”,35. 16 Augusty Ferdinan, Pengembangan Minat Beli Merek
Ekstensi, Artikel Universitas Diponegoro, 2002.
60
Indikator-indikator minat beli, antara lain:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan
seseorang untuk membeli produk.
b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang
untuk merefensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang
menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki
preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi
ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
produk prefensinya.
d. Minat eksploratif, yaitu menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu mencari informasi mengenai
produk yang diminatinya dan mencari informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut.
Dengan adanya minat beli konsumen maka akan
tumbuh keinginan konsumen untuk melakukan proses
pembelian. Apabila konsumen memilki minat beli
jangka panjang maka konsumen akan terus menerus
membeli produk dan mencari tahu produk yang
diinginkan.17
Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang
dipertukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena
menggunakan produk atau jasa tersebut. Produk yang
merupakan barang atau jasa yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau
17 Augusty Ferdinan, Pengembangan Minat Beli Merek
Ekstensi, Artikel Universitas Diponegoro, 2002.
61
kebutuhan konsumen sangat berpengaruh terhadap
keputusan konsumen.18
Tempat adalah suatu strategi yang menentukan
dimana dan bagaimana menjual suatu produk tertentu.
Hal terpenting dalam strategi ini adalah menetapkan
lokasi dimana konsumen dapat melihat dan membeli
barang yang ditawarkan. Promosi sebagai salah satu
penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Dengan adanya promosi dapat memberikan pengaruh
dan informasi tentang produk terhadap konsumen.
Periklanan dapat berupa diskon yang ditawarkan, dapat
menjadi daya tarik konsumen.19
3. Bauran pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran atau marketing mix adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran. McCharty (dalam kotler 2002)
mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat
kelompok yang luas yang disebut empat P (product,
price, place, promotion) dalam pemasaran, sebagai cara
untuk mentransfer perencanaan pemasaran (marketing
planning) dalam praktik.20 Bauran pemasaran bukanlah
teori, melainkan kerangka kerja konseptual yang
mengidentifikasi putusan utama para manajer
18 Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa,
205. 19 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:
ANDI ,2008), 219. 20 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta:
PT.Prenhallindo, 2002), 18.
62
pemasaran dalam membentuk tawaran mereka agar
memuaskan kebutuhan konsumen. Kekuatan bauran
pemasaran terletak pada kemudahan dalam penggunaan
yang mendorong pemisahan antara pemasaran dan
kegiatan lainnya serta pendelegasian tugas-tugas
pemasaran kepada para ahlinya. Dibawah ini akan
diuraikan secara singkat pengertian masing-masing 4P
sebagai berikut:21
a. Produk
Produk adalah setiap apa saja yang bisa
ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian,
permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Ia
meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi
dan gagasan. Pengertian ini menunjukkan bahwa
suatu barang dan jasa dibuat jika untuk kepentingan
diri sendiri maka bukanlah sebuah produk. Oleh
karenanya untuk disebut sebuah produk harus ada
upaya untuk menawarkan atau menjual ke pasar
dalam rangka mendapatkan tanggapan dan akhirnya
memperoleh laba atau keuntungan.22
Kualitas produk memiliki indikator-
indikator sebagai berikut:
1) Kinerja (performance) merupakan karakteristik
operasi dan produk inti yang dibeli. Misalnya,
21Ari Setiyaningrum, Jusuf Udaya dan Efendi, Prinsip-
Prinsip Pemasaran,(Yogyakarta: ANDI,2015), 85-86. 22 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran
Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1983), 79.
63
kecepatan, kemudahan dan kenyamanan dalam
penggunaan.
2) Fitur (feature) , fitur produk melengkapi fungsi
dasar produk suatu tersebut.
3) Kesesuaian dengan spesifikasi, sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Misalnya standar karakteristik operasional.
4) Ketahanan, berkaitan dengan berapa lama
produk tersebut dapat terus digunakan.
5) Keandalan, kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal pakai.
6) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, mudah direparasi serta
penanganan keluhan yang memuaskan.
7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca
indera.
8) Kualitas yang dipersiapkan, persepsi konsumen
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan
suatu produk. 23
b. Harga
Kotler dan Amstrong (2009),
mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang yang
diminta untuk suatu produk atau suatu jasa. Secara
lebih luas dapat dikatakan bahwa harga ialah jumlah
semua nilai yang diberikan oleh konsumen untuk
memperoleh keuntungan atas kepemilikan atau
23 Fandy Tjiptono, Pemasaran Strategik, (Yogyakarta:
ANDI ,2012), 121.
64
penggunaan suatu produk atau jasa. Secara historis,
harga menjadi faktor utama yang mempengaruhi
pilihan seorang pembeli. Harga merupakan salah
satu elemen terpenting yang menentukan pangsa
pasar dan tingkat keuntungan perusahaan.24
Harga menurut Jerome Mc Carthy (1984)
adalah apa yang dibebankan untuk sesuatu.
Sedangkan harga menurut William J.Stanton (1996)
adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah
beberapa barang) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan beberapa kombinasi sebuah produk
dan pelayanan yang menyertainya. Dengan
demikian harga sebenarnya untuk menggambarkan
nilai uang sebuah barang dan jasa.25
Harga memiliki peranan utama dalam proses
pengambilan keputusan para pembeli, yaitu:
1) Peranan alokasi harga
Fungsi harga dalam membantu para peneliti
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat
tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya beli
konsumen terhadap produk.
2) Peranan informasi dari harga
Fungsi harga dalam membidik konsumen
mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.
Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi
dimana pembeli mengalami kesulitan untuk
24 Ari Setiyaningrum dkk, Prinsip-prinsip pemasaran,
(Yogyakarta : Andi, 2016)128. 25 Ibid., 128.
65
menilai faktor produk atau manfaatnya secara
objektif.
Adapun indikator harga menurut Stanton (1996)
a) Keterjangkauan harga
b) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
c) Daya saing harga
d) Kesesuaian harga dengan manfaat26
c. Tempat
Menurut Kotler (2008) tempat (Place)
maksudnya adalah berbagai aktivitas yang
dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat
diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.
Lokasi sering pula disebut sebagai saluran distribusi
yaitu suatu perangkat organisasi yang saling
tergantung dalam penyedia suatu produk atau jasa
untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen
atau pengguna bisnis. Sebelum produsen
mamasarkan produknya, maka sudah ada
perencanaan tentang pola distribusi yang akan
dilakukan. Disini penting sekali perantara memiliki
saluran distribusinya. Perantara sangat penting
karena dalam segala hal, mereka yang berhubungan
langsung dengan konsumen.27
Pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan
yang cermat terhadap beberapa faktor, yaitu:
26 Fandy Tjiptono, Prinsip dan Dinamika Pemasaran,
(Yogyakarta: J&J Learning, 2000), 152. 27 Philip Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran,
(Jakarta: PT.Prenhallindo, 2007), 16.
66
1) Akses, misalnya jalan yang memudahkan
konsumen untuk mencapai tempat tersebut.
2) Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat
dengan jelas dari tepi jalan.
3) Tempat parkir, mempunyai tempat atau lahan
parkir sendiri atau menggunakan tempat parker
umum.
4) Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk
memperluas usaha di kemudian hari.
5) Peraturan pemerintah, misalnya surat izin usaha.
6) Persaingan, yaitu pertimbangan lokasi pesaing28
Menurut Fandy Tjiptono (2008) indikator lokasi
sebagai berikut:
1) Akses, misalnya lokasi yang sering dilalui atau
mudah dijangkau sarana transportasi.
2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat dapat dilihat
dengan jelas pada jarak pandang normal.
3) Lalu lintas, ada dua pertimbangan utama:
a) Banyaknya orang yang lalu lalang bisa
memberikan peluang besar terhadap
pembelian, yaitu keputusan pembelian yang
sering terjadi spontan, tanpa melalui usaha-
usaha khusus.
b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa
juga jadi peluang.
4) Tempat pakir yang luas, nyaman dan aman baik
untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
28 Ibid., 17.
67
5) Ekspansi yaitu tersedianya tempat yang cukup
luas apabila ada perluasan dikemudian hari.
6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang
mendukung produk yang ditawarkan.
7) Persaingan atau lokasi pesaing.
8) Peraturan pemerintah.29
d. Promosi
Promosi merupakan semua kegiatan
perusahaan untuk memperkenalkan produk dan
bertujuan agar konsumen tertarik untuk
membelinya. Hal yang perlu diperkenalkan adalah
nama produk, manfaatnya, untuk kelompok mana
diperuntukkan berapa harganya, dimana produk
tersebut diperoleh dan sebagainya. Apabila suatu
produk tidak diperkenalkan, maka masyarakat pada
umumnya dan calon konsumen khususnya tidak
akan mengetahui akan adanya produk tersebut. 30
Bauran promosi memiliki peranan penting
baik bagi perusahaan maupun bagi konsumen dan
masyarakat pada umumnya. Dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan komunikasi pemasaran dan
agar konsumen tertarik untuk membelinya, alat-alat
atau sarana yang dapat dipergunakan untuk promosi
adalah:
1) Periklanan (advertising)
29 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta :
ANDI, 2008), 15. 30 Agung Eka Purwana, Strategi Menjaga Loyalitas
Pelanggan, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2010), 69-78.
68
Merupakan bentuk penyajian dan promosi
mengenai produk/jasa. Dengan periklanan
produsen berharap dapat membangun citra
produk dalam jangka panjang. Periklanan dapat
dimuat dalam media cetak, seperti majalah,
surat kabar, radio, televise dan sebagainya.
2) Penjualan pribadi (personal selling)
Produsen dapat menjual produknya dengan
mengirim tenaga penjual ke lokasi atau dengan
menjual produk ditoko perusahaan sendiri.
3) Promosi penjualan (sales promotion)
Produsen dapat memilih cara ini karena dapat
berkomunikasi langsung dan mengundang
konsumen untuk membeli saat itu juga.
4) Publisitas (publicity)
Publisitas dapat menimbulkan kepercayaan yang
lebih tinggi karena konsumen mendapatkan
kesan berita daripada sebagai konsumen biasa.31
Adapun indikator-indikator promosi menurut
Philip kotler (2007) adalah:
a. Frekuensi promosi adalah jumlah promosi
penjualan yang dilakukan dalam suatu waktu
melalui media promosi penjualan.
b. Kualitas promosi adalah alat ukur seberapa baik
promosi penjualan dilakukan.
c. Kuantitas promosi adalah nilai atau jumlah
promosi penjualan yang diberikan konsumen.
31 Purwana, Strategi Menjaga Loyalitas Pelanggan, 78.
69
d. Waktu promosi adalah lamanya promosi yang
dilakukan oleh perusahaan.
e. Ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi
merupakan faktor yang diperlukan untuk
mencapai target yang diinginkan perusahaan.32
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Kajian penelitian terdahulu
N
o
Penelitian
Terdahulu Judul Hasil penelitian
1 Nurhabibah
(2016)
Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap
Minat Beli (Studi
Kasus Pusat Oleh-
Oleh Getuk Goreng
Khas Sokaraja
Banyumas Jalan
Raya Buntu
Sampang)
Terdapat pengaruh antara
bauran pemasaran 7P
terhadap minat beli
konsumen di Pusat Oleh-
Oleh Getuk Goreng Khas
Sokaraja Jalan Raya Buntu.
33
2 Indrayana (2009) Analisis Pengaruh
Variabel Marketing
Mix Terhadap
Volume Penjualan
Pada Pt.Danliris Di
Sukoharjo.
Variabel personal selling
dan periklanan signifikan
terhadap volume penjualan.
3 Setyani (2015) Pengaruh Marketing
Mix Terhadap
Variabel harga secara
parsial berpengaruh
32 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran , (Jakarta :
Erlangga ,2007), 272. 33 Ayu Nurhabibah, Skripsi Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Minat Beli (Studi Kasus Pusat Oleh-Oleh Getuk Goreng
Khas Sokaraja, 2016.
70
Keputusan Pembelian
Konsumen Di Toko
Alat Tulis Hadi
Sutrisno Putra 2
Limpung.
terhadap keputusan
pembelian sedangkan
variabel produk. Variabel
yang dominan
mempengaruhi keputusan
pembelian dalam penelitian
ini adalah variabel harga.34
4 Widyaningrum(2
017)
Dampak Bauran
Pemasaran Terhadap
Minat Beli Konsumen
Pada Produk Crispy
Rice Crakers.
Promosi dan lokasi
berpengaruh secara
signifikan, sedangkan harga
dan promosi tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap minat
beli.35
5 Wijaya (2015) Pengaruh Bauran
Pemasaran Empat P
Terhadap Keputusan
Konsumen Dalam
Menggunakan Kartu
Smartfren
Produk dan harga
memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap
keputusan konsumen dalam
menggunakan kartu
smartfren.36
Penelitian yang dilakukan peneliti memiliki
persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu.
34 Rina Setyani, Skripsi Pengaruh Marketing Mix
Terhadap Keputusan Pembelian Konumen Di TokoAlat Tulis Hadi
Sutrisno Putra 2 Limpung, 2015. 35 Nilam Ayu Wisyaningrum, Dampak Bauran
Pemasaran Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Crispy
Rice Crakers, 2017. 36 Mochamad Yhanuar Wijaya, Pengaruh Bauran
Pemasaran Empat P Terhadap Keputusan Konsumen Dalam
Menggunakan Kartu Smartfren, 2015.
71
Persamaannya terletak pada variabel independen yaitu
bauran pemasaran (marketing mix). Perbedaannya dengan
peneliti pertama adalah variabel bebas dimana peneliti
terdahulu menambahkan proses, people, physical evidence
karena penelitian yang dilakukan untuk produk jasa.
Perbedaan dengan peneliti kedua adalah variabel
terikat yang dipakai berbeda dimana peneliti sebelumnya
menggunakan variabel volume penjualan. Perbedaan
dengan peneliti ketiga adalah variabel terikat yang dipakai
berbeda dimana peneliti sebelumnya menggunakan variabel
keputusan pembelian. Perbedaan dengan peneliti keempat
adalah variabel produk merupakan pengembangan dari
teori Ahyari yaitu kualitas produk : daya tahan, kegunaan
dan kenyamanan.
Perbedaan dengan peneliti kelima adalah variabel
bebasnya merupakan pengembangan dari teori Fandy
Tjiptono, variabel terikat yang dipakai dimana peneliti
sebelumnya menggunakan variabel keputusan konsumen.
Selain itu objek penelitian yang berbeda yakni berlokasi di
Toko Cahaya Murah dan variabel dependennya adalah
minat beli konsumen.
C. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel
independen dan satu variabel dependen, yang dapat
digambarkan dalam model analisis atau gambaran
hubungan antar variabel sebagai berikut:
72
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Keterangan :
= parsial/sendiri
=simultan/bersama
Produk
(Product) (X1)
H1
H2
Harga
(price) (X2)
Minat beli
(Y) H3
Tempat
(place) (X3) H4
Promosi
(promotion)
(X4)
H5
73
Minat beli konsumen diduga dipengaruhi oleh bauran
pemasaran. Jika kualitas produk ditingkatkan maka diduga
dapat meningkatkan minat beli konsumen, sebaliknya
kualitas yang tidak baik akan menurunkan minat beli
konsumen. Jika harga produk yang ditawarkan sesuai
dengan kualitas dan harga yang bersaing maka diduga
dapat meningkatkan minat beli konsumen. Jika lokasi atau
tempat nyaman dan aman bagi konsumen maka diduga
dapat meningkatkan minat beli konsumen. Jika promosi
yang ditawarkan menarik bagi konsumen maka diduga
dapat meningkatkan minat beli konsumen. Jika produk,
harga, lokasi dan promosi meningkat maka diduga secara
simultan berpengaruh pada minat beli konsumen.
D. Hipotesis
Untuk memberikan arah pada penelitian ini maka
diajukan suatu hipotesis. Hipotesis adalah sebuah dugaan
sementara yang kebenarannya masih harus diuji. Hipotesis
penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengaruh produk terhadap minat beli
Produk adalah setiap apa saja yang bisa
ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian,
permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Minat
beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa
banyak unit yang produk yang dibutuhkan pada periode
74
tertentu. Hasil penelitian Nurhabibah (2016)
menyebutkan bahwa produk secara signifikan
berpengaruh terhadap minat beli. Sehingga apabila
kualitas produk ditingkatkan akan mempengaruhi minat
beli konsumen. Maka peneliti mengajukan hipotesis
berikut:
Ho1 : Produk tidak berpengaruh signifikan terhadap
minat membeli.
Ha1 : Produk berpengaruh signifikan terhadap minat
membeli.
2. Pengaruh harga terhadap minat beli
Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan
oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan atas
kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa.
Minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta
berapa banyak unit yang produk yang dibutuhkan pada
periode tertentu. Hasil penelitian Sinaga (2016)
menyebutkan bahwa harga produk secara signifikan
berpengaruh terhadap minat beli. Sehingga apabila
harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk
yang didapatkan akan mempengaruhi minat beli
konsumen. Maka peneliti mengajukan hipotesis berikut:
Ho2 : Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap
minat membeli.
Ha2 : Harga berpengaruh signifikan terhadap minat
membeli.
75
3. Pengaruh lokaasi terhadap minat beli
Lokasi adalah suatu perangkat organisasi yang
saling tergantung dalam penyedia suatu produk atau
jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen
atau pengguna bisnis. Minat beli adalah sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli
produk tertentu serta berapa banyak unit yang produk
yang dibutuhkan pada periode tertentu. Hasil penelitian
Widyaningrum (2017) menyebutkan bahwa lokasi
berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli
konsumen. Sehingga apabila lokasi atau tempat nyaman
dan aman akan mempengaruhi minat beli konsumen.
Maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho3 : Lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
minat membeli.
Ha3 : Lokasi berpengaruh signifikan terhadap minat
membeli.
4. Pengaruh promosi terhadap minat beli
Promosi adalah semua kegiatan perusahaan
untuk memperkenalkan produk dan bertujuan agar
konsumen tertarik untuk membelinya. Minat beli adalah
sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit
yang produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
Hasil penelitian Widyaningrum (2017) menyebutkan
bahwa promosi berpengaruh secara signifikan terhadap
minat beli konsumen. Sehingga apabila promosi yang
menarik akan mempengaruhi minat beli konsumen.
Maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
76
Ho4 : Promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap
minat membeli.
Ha4 : Promosi berpengaruh signifikan terhadap minat
membeli.
5. Pengaruh produk, harga, lokasi dan tempat
terhadap minat beli
Produk adalah setiap apa saja yang bisa
ditawarkan dipasar untuk mendapatkan perhatian,
permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Harga
adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh
konsumen untuk memperoleh keuntungan atas
kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa.
Lokasi adalah suatu perangkat organisasi yang saling
tergantung dalam penyedia suatu produk atau jasa
untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau
pengguna bisnis. Promosi adalah semua kegiatan
perusahaan untuk memperkenalkan produk dan
bertujuan agar konsumen tertarik untuk membelinya.
Minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta
berapa banyak unit yang produk yang dibutuhkan pada
periode tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian Nurhabibah (2016)
menyatakan bahwa produk, harga, lokasi dan promosi
secara simultan berpengaruh pada minat beli konsumen.
Sehingga apabila variabel produk, harga, lokasi dan
promosi tersebut meningkat maka akan mampu menarik
77
minat beli konsumen. Maka peneliti mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
Ho5: Produk, harga, lokasi, dan promosi secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
minat membeli.
Ha5 : Produk, harga, lokasi, dan promosi secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap minat
membeli.
78
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah pendekatan
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu
penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan
deduktif-induktif. Pendekatan ini dari suatu teori, gagasan
para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi
permasalahan-permasalahan yang diajukan untuk
memperoleh pembenaran (verifikasi) atau penolakan dalam
bentuk dokumen data empiris lapangan.37
Teknik analisis data/statistiknya dalam penelitian
ini adalah statistik inferensial yaitu metode yang
berhubungan dengan analisis data hingga penafsiran
hipotesis penelitian. Laporan secara inferensial menyajikan
permodelan data dan untuk melakukan pengambilan
keputusan berdasarkan analisis data. Misalnya, melakukan
pengujian hipotesis, membuat permodelan hubungan
melalui perhitungan uji regresi ganda, dan sebagainya.38
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah sebuah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
37Ahmad Tanzeh, PengantarMetodologiPenelitian,
(Yogyakarta: Teras, 2009), 99. 38Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern
Penelitian Kuantitaif (Bandung: Alfabeta, 2014), 100-101.
79
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan
mengetahui objek lainnya, maka ada variabel yang
mempengaruhi dan ada varibel akibat. Varibel yang
mempengaruhi disebut independent variabel (X) yaitu
variabel penyebab, variabel bebas, sedangkan veriabel
akibat disebut dependent variabel (Y) yaitu variabel
titik bebas, variabel terikat.
Dalam penelitian ini variabel bebas (X) adalah
bauran pemasaran 4P (product, price, place dan
promotion) dan variabel terikat (Y) adalah minat beli
konsumen di Toko Cahaya Murah.
a. Bauran pemasaran 4P adalah variabel-variabel
terkendali dan digabungkan untuk menghasilkan
peningkatan target pasar perusahaan. Terdapat
empat variabel dalam bauran pemasaran yaitu
produk, harga, tempat, promosi.
b. Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan rencana konsumen untuk membeli produk
tertentu serta berapa banyak unit produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli
konsumen timbul dan terbentuk setelah konsumen
melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap
sesuatu merek dan akan melakukan pembelian
terhadap merek yang dapat memberikan tingkat
paling tinggi dari kepuasan yang diharapkan.39
39Augusty Ferdinan, Pengembangan Minat Beli Merek
Ekstensi, Artikel Universitas Diponegoro, 2002.
80
2. Definisi operasional variabel
Definisi operasional variabel adalah variabel
penelitian yang dimaksudkan untuk memahami arti dari
setiap variabel penelitian sebelum melakukan analisis,
instrument, serta pengukuran.40
Definisi operasioanal variabel penelitian
merupakan penjelasan dari masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-
indikator yang membentuknya. Definisi operasional
dalam penelitian ini adalah:
a. Produk (X1)
Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan
di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan,
pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan konsumen. Indikator
produk dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Kesesuaian produk dengan spesifikasi
2) Serviceability
3) Estetika
4) Kualitas
b. Harga (X2)
Harga ialah jumlah semua nilai yang diberikan oleh
konsumen untuk memperoleh keuntungan atas
kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau
jasa. Indikator harga dalam penelitian ini sebagai
berikut:
40Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan
Ekonomi, (Yogyakarta:Pustaka Baru Press, 2015), 75.
81
1) Keterjangkauan harga
2) Kesesuaian harga dengan kualitas
3) Kesesuaian harga dengan manfaat
4) Daya saing harga
c. Lokasi (X3)
Lokasi adalah berbagai aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh
dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Indikator
lokasi dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Akses tempat
2) Fasilitas
3) Persaingan atau lokasi pesaing
4) Visibilitas
d. Promosi (X4)
Promosi merupakan semua kegiatan perusahaan
untuk memperkenalkan produk dan bertujuan agar
konsumen tertarik untuk membelinya. Indikator
promosi dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Frekuensi promosi
2) Kualitas promosi
3) Kuantitas promosi
4) Waktu promosi
e. Minat beli (Y)
Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan rencana konsumen untuk membeli produk
tertentu serta berapa banyak unit yang produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu. Indikator minat
beli dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Transaksional
82
2) Referensial
3) Eksploratif
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah sumber data dalam penelitian
tertentu yang memiliki jumlah yang banyak dan luas.
Jika data diambil dari populasi, maka akan memerlukan
dana waktu yang cukup banyak sehingga dalam
penelitian hal itu terlalu mahal. Alternatif agar data
yang diperoleh mampu mewakili data yang ada pada
populasi, maka dalam penelitian sering dilakukan
pemilihan responden atau sumber data yang tidak
begitu banyak dari populasi, tetapi cukup mewakili.41
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai objek
penelitian adalah pengunjung toko Cahaya Murah di
Kecamatan Jenangan yaitu100 orang.42
2. Sampel
Sampel ditentukan oleh peneliti berdasarkan
pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode, dan
instrumen penelitian di samping pertimbangan waktu,
tenaga, dan pembiayaan. Sebagaimana dijelaskan diatas
bahwa sampel terdiri atas subjek penelitian (responden)
yang menjadi sumber data yang terpilih dari hasil
pekerjaan teknik penyampelan (teknik sampling).43
Rumus solvin:
41Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif,
(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2013),137. 42“Hartono, Wawancara, 21 Maret 2019” 43Ibid., 138
83
n =𝑁
1+𝑁𝑒²
Keterangan44 :
n = Jumlah sample
N = Jumlah populasi
e = perkiraan tingkat kesalahan 5%
Hasil perhitungan :
s = 𝑁
1+𝑁𝑒²
= 100
1+100(0,05)²
= 100
1+100(0,0025)
= 100
1,25 = 80
Jadi, dari jumlah populasi tersebut dapat
diambil sampel sebanyak 80 responden.
3. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan metode atau cara
menentukan sampel dan besar sampel. Untuk
menentukan berapa sampel yang akan diambil maka
kita dapat menggunakan beberapa teknik sampling atau
teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik non probability sampling,
yaitu icedental sampling45. Teknik icedental sampling
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
44Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif, (Jakarta:Bumi Aksara, 2017), 61 45Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis
Isi Dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 75
84
yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau incidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok sebagai sumber data.46
D. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer
Data primer ialah data yang berasal dari sumber
asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk
terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini
harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah
teknisnya responden, yaitu orang yang akan kita
jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi atau
data.47 Data yang diperoleh dari sumber pertama,
melalui angket/ kuesioner yang telah disebarkan
kepada konsumen Toko Cahaya Murah.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data pada pengumpul data. Data sekunder
ini sifatnya mendukung keperluan data primer seperti
catatan-catatan, buku, makalah, jurnal, literatur dan
bacaan.48
46Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi,
(Bandung:Alfabeta, 2013), 126. 47Umi Narimawati, Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif :Teori dan Aplikasi, (Bandung: Agung Media, 2008),
98. 48Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R/&D, (Bandung: Alfabeta ,2008), 308.
85
E. Metode pengumpulan data
1. Wawancara
Larry Cristensen (2004) menyatakan bahwa
wawancara merupakan teknik pengumpulan data
dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas
melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan
data mengajukan suatu pertanyaan kepada orang yang
diwawancarai.49Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini untuk
mengungkap praktek bisnis yang dijalankan oleh Toko
Cahaya Murah apakah sudah mematuhi ketentuan
syariah.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara member seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu,
kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup
atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara
langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang
tidak terlalu luas, sehingga kuisioner dapat diantarkan
49Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi,
(Bandung:ALFABETA, 2013), 188.
86
langsung dalam waktu tidak terlalu lama, maka
pengiriman angket kepada responden tidak perlu
melalui pos. dengan adanya kontak langsung antara
peneliti dengan responden akan mennciptakan suatu
kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan
sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.50
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrument angket/kuesioner51
Variabel Sub
variabel
Definisi
variabel
penelitian
Indikator Ukuran
Positif Negatif
Bauran
pemasaran
Produk
(X1)
Produk
adalah
setiap apa
saja yang
bisa
ditawarkan
di pasar
untuk
mendapatk
an
perhatian,
permintaan,
pemakaian
atau
konsumsi
yang dapat
memenuhi
a. Ke
sesuaian
produk
dengan
spesifikasi 1
2
b. Servicea
bility 3 4
c. Estetika 5 6
d. Kualitas
7 8
50Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung:
Alfabeta, 2014), 199. 51Sugiyono, Metode Kuantitatif, Kualitatif dan
Kombinasi, (Bandung:Alfabeta, 2017), 157.
87
keinginan
atau
kebutuhan
konsumen.
Harga
(X2)
Harga ialah
jumlah
semua nilai
yang
diberikan
oleh
konsumen
untuk
memperole
h
keuntungan
atas
kepemilika
n atau
penggunaa
n suatu
produk atau
jasa.
a. Keterjan
gkauan
harga
1 2
b. Kesesuai
an harga
dengan
kualitas
3 4
c. Kesesuai
an harga
dengan
manfaat
5 6
d. Daya
saing
harga
7 8
Lokasi
(X3)
Berbagai
aktivitas
yang
dilakukan
perusahaan
untuk
membuat
produk
dapat
diperoleh
dan
tersedia
bagi
a. Akses
tempat 1 2
b. Fasilitas 3 4
c. Jarak
dengan
pesaing
5 6
d. Visibilita
s
7 8
88
pelanggan
sasaran.
Promosi
(X4)
Promosi
merupakan
semua
kegiatan
perusahaan
untuk
memperken
alkan
produk dan
bertujuan
agar
konsumen
tertarik
untuk
membeliny
a.
a. Frekuens
i promosi
1 2
b. Kualitas
promosi 3 4
c. Kuantitas
promosi 5 6
d. Waktu
promosi
7 8
Minat beli (Y) Minat beli
merupakan
sesuatu
yang
berhubunga
n dengan
rencana
konsumen
untuk
membeli
produk
tertentu
serta
berapa
banyak unit
yang
produk
a. Transaks
ional 1 2
b. Referensi
al 3 4
c. Eksplorat
if
5 6
89
yang
dibutuhkan
pada
periode
tertentu.
Hasil jawaban responden atas angket/kuesioner
akan diberikan skor menggunakan skala likert sebagai
berikut:52
Tabel 3.2
Skala likert
Kriteria Skor
Positif Negatif
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
F. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Metode pengujian instrumen
a. Validitas
Uji validitas adalah alat pengukur yang
menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur
memiliki ketepatan dan kecermatan dalam
melakukan fungsi ukurannya dengan Korelasi
Product Moment :
52Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif , 50.
90
rxy = 𝑛 ∑ 𝑋𝑌−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
√{(𝑛 ∑ 𝑋)²}{(𝑛 ∑ 𝑌2 −(∑ 𝑌)²)}
Dimana:
n = Jumlah responden
x = Skor variabel (Jawaban Responden)
y = Skor total dari variabel untuk responden ke-n
rxy = Korelasi product moment
Kriteria pengujian validitas dalam penelitian
ini, jika rhitung > r tabel maka item pertanyaan
tersebut valid.53 Uji validitas dalam penelitian ini
dilakukan pada 30 responden konsumen Toko
Cahaya Murah. Ketentuan r tabel ini dicari pada
taraf signifikansi 5% dengan n-2=30-2=28 maka
didapatkan nilai r tabel sebesar 0,361. Hasil uji
validitas dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas
Variabel Item r
hitung
r
tabel Kesimpulan
Produk
(X1)
X1.1 0,770 0,361 VALID
X1.2 0,620 0,361 VALID
X1.3 0,657 0,361 VALID
X1.4 0,637 0,361 VALID
X1.5 0,712 0,361 VALID
X1.6 0,658 0,361 VALID
X1.7 0,530 0,361 VALID
53Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif, 77.
91
X1.8 0,425 0,361 VALID
Harga
(X2)
X2.1 0,615 0,361 VALID
X2.2 0,648 0,361 VALID
X2.3 0,708 0,361 VALID
X2.4 0,540 0,361 VALID
X2.5 0,542 0,361 VALID
X2.6 0,441 0,361 VALID
X2.7 0,615 0,361 VALID
X2.8 0,614 0,361 VALID
Lokasi
(X3)
X3.1 0,627 0,361 VALID
X3.2 0,564 0,361 VALID
X3.3 0,593 0,361 VALID
X3.4 0,594 0,361 VALID
X3.5 0,798 0,361 VALID
X3.6 0,723 0,361 VALID
X3.7 0,811 0,361 VALID
X3.8 0,723 0,361 VALID
Promosi
(X4)
X4.1 0,935 0,361 VALID
X4.2 0,891 0,361 VALID
X4.3 0,935 0,361 VALID
X4.4 0,830 0,361 VALID
X4.5 0,678 0,361 VALID
X4.6 0,694 0,361 VALID
X4.7 0,935 0,361 VALID
X4.8 0,391 0,361 VALID
MinatBeli
(Y)
Y1.1 0,756 0,361 VALID
Y1.2 0,859 0,361 VALID
Y1.3 0,823 0,361 VALID
92
Y1.4 0,865 0,361 VALID
Y1.5 0,479 0,361 VALID
Y1.6 0,503 0,361 VALID
Sumber: data diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa
seluruh item kuesioner dalam variabel produk (X1),
harga (X2), lokasi (X3), promosi (X4), dan minat
beli (Y) memiliki nilai r hitung > 0,361. Maka dapat
disimpulkan seluruh item dinyatakan valid atau dapat
dipercaya untuk mengukur dalam variabel penelitian
ini.
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten,
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal, pengujian dapat
dilakukan test retest, equivalent, dan gabungan
keduanya. Secara internal, reliabilitas alat ukur
dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-
butir yang ada pada instrument dengan teknik
tertentu. Teknik yang digunakan adalah Alpha
Cronbach:54
r11= [𝑘
𝑘−1] [1 −
∑ σ²b
σ²t]
Keterangan :
54Ibid.,87-88.
93
R11 = Koefisien reliabilitas instrument
K = Jumlah butir pertanyaan
σ²t = Varian total
∑σ²b= Jumlah varian butir
Kriteria instrument dikatakan reliable jika nilai
cronbach alpha >0,60.Hasil uji reliabilitas dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha Standar Kesimpulan
Produk
(X1) 0,752 0,60 Reliabel
Harga
(X2) 0,714 0,60 Reliabel
Lokasi
(X3) 0,836 0,60 Reliabel
Promosi
(X4) 0,893 0,60 Reliabel
Minatbeli
(Y) 0,807 0,60 Reliabel
Sumber: data diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa
variabel produk (X1), harga (X2), lokasi (X3),
promosi (X4), dan minat beli (Y) memiliki nilai
cronbach alpha>0,60. Maka dapat disimpulkan
kuesioner seluruh variabel dalam penelitian ini
reliable atau handal sehingga menghasilkan
pengukuran variabel yang konsisten.
94
2. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan uji asumsi klasik dilakukan untuk
menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan
pada penelitian ini dan untuk memastikan bahwa di
dalam regresi yang diuji mempunyai data yang
terdistribusi secara normal, multikolinearitas,
heterokedastisitas, dan multikolinearitas. Pengujian
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang
dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data
pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
sebaran data tersebut berdistribusi normal atau
tidak. Pengujian normalitas pada penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Criteria
pengujian jika nilai sig>0,05 maka data
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan uji yang
ditujukan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(variabel independen). Metode yang sering
digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas
adalah Variance Inflactor Factor (VIF) yaitu VIF<
10, jika kriteria tersebut terpenuhi maka hasil uji
95
analisis pada penelitian tidak terjadi
multikolinearitas.55
c. Uji Autokorelasi
Tujuan uji autokorelasi adalah menguji
tentang ada tidaknya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan periode t-l pada
persamaan regresi linear. Apabila terjadi korelasi
maka menunjukkan adanya problem autokorelasi.
Problem autokorelasi mungkin terjadi pada data
time series (data runtut waktu), sedangkan pada data
cross section (silang waktu), masalah autokorelasi
jarang terjadi. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang bebas autokorelasi. Salah satu
cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan
Uji Durbin-Watson (DW test).56 Pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
1) DU < DW < 4–DU maka Ho diterima, artinya
tidak terjadi autokorelasi
2) DW < DL atau DW > 4–DL, maka Ho ditolak,
artinya terjadi autokorelasi
3) DL < DW < DU atau 4–DU < DW < 4–DL,
artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan
yang pasti.
d. Uji Heterokedastisitas
55Tony Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan
SPSS (Yogyakarta: UniversitasAtma Jaya, 2009).,123.
56Danang Sunyoto, Praktik SPSS untuk Kasus
(Yogyakarta: Nuha Medika, 2011), 134.
96
Heterokedastisitas menunjukkan bahwa
varians variabel tidak sama untuk semua
pengamatan. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas. Penelitian yang baik
harus terbebas dari heterokedastisitas.57Salah satu
cara untuk melihat adanya problem
heterokedastisitas adalah dengan uji glejser. Dengan
criteria jika nilai sig > 0,05maka tidak ada masalah
heterokedastisitas.58
3. Analisis data
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau member
gambaran terhadap objek yang diteliti melalu data
sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum.
Penyajian data deskriptif mempunyai prinsip
komunikatif dan lengkap, artinya dapat menarik
perhatian untuk membaca dan mudah memahami
isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat
dilakukan dengan menambah warna, bervariasi
penyajiannya (tidak hanya menggunakan tabel saja).
57Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS,
119-126. 58 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program IBM SPSS 19, (Semarang: BP Universitas Diponegoro,
2011), 139.
97
Penelitian ini menyajikan data dalam analisis
deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi
untuk data pada setiap variabel, tabel dan grafik
untuk semua data penelitian.59
b. Analisis regresi linier sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh satu variabel bebas
X terhadap satu variabel terikat Y. Model regresi
sederhana sebagai berikut:
Y=a + bx
Dimana:
Y = Variabel dependen
X = Variabel independen
a = Nilai konstanta
b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi)60
c. Analisis regresi linier berganda
Regresi linier berganda ialah suatu alat analisis
peramalan pengaruh dua variabel bebas atau lebih
terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan
kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan
satu variabel terikat.61
Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Yi= αi + b1X1i+ b2X2i + b3X3i + b4X4i+ei
59Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS,
85. 60Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk
Penelitian Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis,
(Bandung:Alfabeta, 2017), 97. 61Ibid., 108.
98
Keterangan:
Y= Minat beli konsumen
α =Konstanta
b1,b2,b3,b4= Koefisien regresi
X1 = Produk
X2 = Harga
X3 = Promosi
X4 = Lokasi
e = Standar error
d. Uji t (uji koefisien regresi secara parsial)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi variabel independen secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Adapaun dasar pengambilan keputusan
adalah:
1) Jika thitung > ttabel artinya variabel bebas (X)
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel terikat (Y).
2) Jika thitung < ttabel artinya variabel bebas (X) tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel terikat (Y).62
e. Uji F (uji koefisien regresi secara bersama-sama)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Atau untuk mengetahui apakah model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi
62Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif , 196
99
variabel dependen atau tidak. Signifikan berarti
hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi
(dapat digeneralisasikan). Dasar pengambilan
keputusan adalah:
1) Jika fhitung> ftabel, maka H0 ditolak Ha diterima
artinya variabel bebas secara serentak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2) Jika fhitung< ftabel, maka H0 diterima Ha ditolak
artinya variabel bebas secara serentak tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.63
e. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran
untuk mengetahu ikesesuaian atau ketepatan
hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen dalam suatu persamaan regresi.
Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan
semakin baik kemampuan X menerangkan Y.64
63Algifari, Statistika Induktif untuk Ekonomi da nBisnis,
(Yogyakarta:AMP YKN, 2003), 231. 64Purwanto dan Suharyadi, Statistik untuk Ekonomi dan
Keuangan Modern, (Jakarta:Salemba Empat, 2004), 514.
100
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah berdirinya Toko Cahaya Murah
Toko Cahaya Murah merupakan usaha milik
pribadi yang berdiri pada tahun 2011 yang bealamatkan
di Jalan-Raya Jenangan Kec. Jenangan Ponorogo, toko
ini berada ditepi jalan dekat balai desa Jenangan. Bapak
Hartono selaku pendiri sekaligus pemilik Toko cahaya
murah mendirikan usaha ini karena beliau ingin
mempunyai usaha sendiri dan membuka lowongan
pekerjaan bagi orang disekitarnya. Pada waktu itu
belum ada toko yang sejenis di Jenangan. Awal mula
berdiri, toko ini hanya bertempat disebuah bangunan
kecil dan hanya menjual aneka aksesoris dan peralatan
sekolah. Namun, seiring berjalannya waktu maka
produk yang dijual beraneka ragam dan toko ini
memiliki bagunan 2 lantai dimana lantai bawah adalah
aksesoris, peralatan sekolah dan sepatu sedangkan
lantai atas khusus pakaian.65 Harga yang ditawarkannya
pun sangat bervariasi, mulai dari barang yang murah
hingga harga yang mahal. Menurut pemilik hal ini
dilakukan untuk menarik konsumen agar membeli
produk yang sesuai keinginan, kebutuhan dan
kemampuan dalam membeli. Modal untuk mendirikan
usaha ini adalah kurang lebih 10 juta rupiah yang
diperoleh dari modal pemilik sendiri tanpa pinjaman
65“Hartono, Wawancara, 22 Maret 2019”.
101
baik dari keluarga ataupun lembaga keuangan, modal
tersebut didapat dari hasil jerih payah beliau bekerja
sebelumnya.
a. Produk Toko Cahaya Murah
Awal mula berdiri Toko Cahaya Murah
hanya menjual produk aksesoris mulai dari penjepit
rambut, gantungan kunci, tas, sepatu, sandal dan
peralatan sekolah. Namun sekarang selain aksesoris
toko ini menjual baju, celana, perlengkapan bayi
dan lain sebagainya. Produk-produk tersebut
diperoleh dari grosir Tanah Abang Jakarta dan
Ponorogo.
1) Modal terbebas dari riba
Suatu sistem ekonomi Islam harus bebas
dari bunga (riba). Riba merupakan pemerasan
kepada orang yang sesak hidupnya (terdesak
oleh kebutuhan ). Islam sangat mencela
penggunaan modal yang mengandung riba.
Dengan alasan inilah, modal telah menduduki
tempat yang khusus dalam ilmu ekonomi
Islam.66 Berdasarkan wawancara dengan
pemilik Toko Cahaya Murah modal untuk
mendirikan usaha tersebut murni dari dana
pribadi tanpa pinjaman dari lembaga keuangan.
Sehingga modal bebas dari riba.67
2) Penggunaan harta dan penipuan dalam transaksi
66Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif
Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2015) ,42. 67“Hartono,Wawancara, 22 Maret 2019”.
102
Larangan terhadap pemilik dalam
penggunaan hartanya yang dapat menimbulkan
kerugian atas harta orang lain atau kepentingan
masyarakat. Nabi Muhammad saw bersabda:
“tidak boleh merugikan diri sendiri dan juga
orang lain.” (H.R Ahmad). Larangan
melakukan penipuan dalam transaksi. Nabi saw
bersabda: “orang-orang yang menipu kita bukan
termasuk golongan kita.”
Hasil dari penjualan atau keuntungan Toko
Cahaya Murah selain diperuntukkan sebagai
gaji, pembayaran sewa gedung, dan lain-lain
juga digunakan meskipun sedikit untuk
kepentingan umum seperti yayasan atau panti
asuhan. Transaksi yang dilakukan juga terhindar
dari penipuan karena barang nyata, jelas asal
usulnya dan sistem jual beli yang sesuai dengan
syariat dimana adanya ijab, qabul, dan bendanya
jelas. Tidak adanya sistem garansi untuk produk
yang rusak karena perbuatan pembeli sendiri,
namun apabila kesalahan pada penjual maka
penjual akan bertanggung jawab dengan cara
menggantinya dengan yang lain atau baru.
Sistem pembayaran tunai tanpa kredit.68
3) Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan
antara kepentingan individu dengan kepentingan
umum.
68“Hartono,Wawancara, tanggal 22 Maret 2019”.
103
Arti keseimbangan dalam sistem sosial
adalah Islam tidak mengakui hak mutlak dan
kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan
tertentu, termasuk dalam bidang hak milik.
Hanya keadilan yang dapat melindungi
keseimbangan antara batasan-batasan yang
ditetapkan dalam sistem Islam untuk
kepemilikan individu dan umum. Kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh seseorang untuk
mensejahterakan dirinya, tidak boleh dilakukan
dengan mengabaikan dan mengorbankan
kepentingan orang lain dan masyarakat secara
umum. 69
Bisnis atau usaha yang dijalankan tidak
merugikan orang lain atau sesama usaha karena
produk yang dijual aman dan tidak berbahaya.
Selain itu apabila ada yang ingin menitip
dagangan seperti kerajinan (kotak tisu,
tabungan) bapak Hartono menerimanya dan
untuk keuntungan sesuai perjanjian yang telah
disepakati sebelumnya.70
b. Susunan organisasi
Gambar 4.1
Susunan organisasi
69Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, 24. 70“Bapak Hartono,Wawancara, 22 Maret 2019”.
Hartono
(pemilik)
104
Bapak Hartono selaku pendiri serta pemilik
usaha yang mengontrol dan mengawasi jalannya
usaha. Untuk bagian pengelolaan keuangan juga
dikontrol dan dikelola sendiri oleh bapak Hartono.
Untuk karyawan berjumlah 6 orang dimana 1 orang
laki-laki dan sisanya perempuan. Tugas karyawan
masing-masing adalah bongkar barang untuk
karyawan laki-laki, sedangkan untuk perempuan
bertugas dalam penataan barang, pelayanan dan
kasir.
2. Data responden penelitian
Responden dalam penelitian ini merupakan
konsumen warga Kecamatan Jenangan yang
mengetahui dan berbelanja di Toko Cahaya Murah.
Deskripsi dari responden dalam penelitian akan
diuraikan secara deskriptif dan dibantu dengan
penyajian dalam bentuk tabel dari jumlah responden
dengan membagi kedalam beberapa tabel yaitu
kelompok jenis kelamin, usia, pekerjaan dan
pendidikan. Berikut adalah uraian data responden pada
penelitian ini.
Keuangan
Priadi Indah Devi Nia Anisa Lia
105
a. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis kelamin Frekuensi Persentase
1. Laki-laki 21 26,25%
2. Perempuan 59 73,75%
Total 80 100%
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Dari tabel di atas diketahui bahwa jenis kelamin
responden sebagian besar adalah perempuan
sebanyak 59 responden (73,75%), sebagian kecil
adalah laki-laki sebanyak 21 responden (26,25%).
Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
konsumen Toko Cahaya Murah adalah perempuan.
b. Distribusi responden berdasarkan usia
Berdasarkan usia, responden dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Responden berdasarkan usia
No Usia Frekuensi Persentase
1. > 16 Tahun 15 18,75%
2. < 45 Tahun 75 93,75%
Total 80 100%
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
hampir seluruhnya responden berusia dibawah 45
tahun sebanyak 75 responden (93,75%), dan
106
sebagian kecil responden berusia lebih dari 16 tahun
sebanyak 15 responden (18,75%). Maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas konsumen Toko
Cahaya Murah berusia kurang dari 45 tahun.
c. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan, responden dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Responden berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Persentase
1. Pelajar/Mahasiswa 35 43,75%
2. Karyawan 7 8,75%
3. Ibu Rumah
Tangga 38 47,50%
Total 80 100%
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
persentase atau jumlah tertinggi responden
merupakan ibu rumah tangga sebanyak 38
responden (47,50%), dan persentase jumlah terkecil
responden merupakan karyawan sebanyak 7
responden 8,75%. Maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas konsumen Toko Cahaya Murah adalah
ibu rumah tangga.
d. Distribusi responden berdasarkan pendidikan
Berdasarkan pendidikan, responden dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Responden berdasarkan pendidikan
107
No Pendidikan Frekuensi Persentase
1. SMA 68 85%
2. Sarjana 12 15%
Total 80 100%
Sumber:Data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
hampir seluruhnya responden adalah lulusan SMA
sebanyak 68 responden (85%), dan sebagian kecil
responden adalah lulusan sarjana atau masih pelajar
sebanyak 12 responden (15%). Maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas konsumen Toko
Cahaya Murah berpendidikan SMA.
3. Hasil Pengumpulan data
Hasil data yang dikumpulkan oleh peneliti
terkait dengan variabel penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Produk
Produk adalah setiap apa saja yang bisa
ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian,
permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen.
Deskripsi jawaban responden terhadap kuesioner
variabel produk adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Deskripsi jawaban responden variabel produk
N
o
Kategori Frekuensi Persentase Kesimpulan
1 Sangat setuju 3 3,75% Mayoritas
108
. Setuju 0 0,00% responden merasa
tidak setuju
bahwa produk
yang ditawarkan
sama dengan
yang di iklankan
Netral 6 7,50%
Tidak setuju 71 88,75%
Sangat tidak
setuju 0 0,00%
Total 80 100%
2
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden setuju
bahwa produk
yang dijual
berbeda dengan
iklannya
Setuju 69 86,25%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 11 13,75%
Sangat tidak
setuju 0 0,00%
Total 80 100%
3
.
Sangat setuju 4 5% Mayoritas
responden setuju
bahwa produk
yang dijual
nyaman dipakai
Setuju 71 88,75%
Netral 1 1,25%
Tidak setuju 4 5%
Sangat tidak
setuju 0 0,00%
Total 80 100%
4
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden tidak
setuju jika
produk yang
dijual tidak layak
digunakan
Setuju 0 0,00%
Netral 5 6,25%
Tidak setuju 71 88,75%
Sangat tidak
setuju 4 5%
Total 80 100%
5
.
Sangat setuju 4 5% Mayoritas
responden setuju
produk memiliki
model yang
Setuju 34 42,50%
Netral 2 2,50%
Tidak setuju 20 25%
109
Sangat tidak
setuju 0 0,00%
menarik
Total 80 100%
6
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden setuju
jika produk yang
dijual tidak
bervariasi
Setuju 25 31,25%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 55 68,75%
Sangat tidak
setuju 0 0,00%
Total 80 100%
7
.
Sangat setuju 4 5% Mayoritas
konsumen setuju
jika produk yang
dijual memiliki
kualitas yang
bagus
Setuju 69 86,25%
Netral 7 8,75%
Tidak setuju 0 0,00%
Sangat tidak
setuju 0 0,00%
Total 80 100%
8
.
Sangat setuju 6 7,50% Mayoritas
responden tidak
setuju jika
produk yang
dijual tidak
berkualitas
Setuju 10 12,50%
Netral 14 17,50%
Tidak setuju 50 62,50%
Sangat tidak
setuju 0 0,00%
Total 80 100%
Sumber: data diolah peneliti, 2019
110
Tabel 4.6
Rekapitulasi jawaban responden variabel produk
(X1)
Pernyataan Skor
Jumlah Rata-
rata 5 4 3 2 1
Produk yang
ditawarkan
sama persis
dengan iklannya
3 0 6 71 0 175 2,18
Produk yang
dijual berbeda
dengan
spesifikasi yang
diiklankan
0 69 0 11 0 298 3,73
Produk yang
dijual nyaman
untuk
digunakan
4 71 1 4 0 315 3,94
Produk yang
dijual tidak
layak untuk
digunakan
konsumen
0 0 5 71 0 157 1,96
Produk yang
dijual memiliki
model atau
bentuk yang
menarik
konsumen
4 34 2 20 4 206 2,58
111
Produk yang
dijual tidak
bervariasi
0 25 0 55 0 210 2,63
Produk yang
dijual memiliki
kualitas yang
baik
4 69 7 0 0 317 3,96
Produk yang
dijual tidak
berkualitas
6 10 14 50 0 212 2,65
Rata-Rata 3 35 4 35 1 236,25 2,95
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan data deskripsi jawaban responden
dan rekapitulasi jawaban responden variabel produk
(X1) di atas disimpulkan bahwa produk yang
ditawarkan oleh Toko Cahaya Murah untuk
memenuhi kebutuhan konsumen tergolong baik.
b. Harga (X2)
Harga ialah jumlah semua nilai yang diberikan
oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan atas
kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau
jasa.
Tabel 4.7
Deskripsi jawaban responden variabel harga (X2)
N
o Kategori Frekuensi Persentase
Kesimpula
n
1
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
setuju jika
Setuju 50 62,50%
Netral 2 2,50%
112
Tidak setuju 18 22,50% mampu
membeli di
toko cahaya
murah
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
2
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoriitas
responden
tidak setuju
jika harga
produk
mahal
Setuju 15 18,75%
Netral 18 22,50%
Tidak setuju 46 57,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
3
.
Sangat setuju 4 5% Mayoritas
responden
setuju jika
harga
sebanding
dengan
kualitas
yang didapat
Setuju 72 90%
Netral 2 2,50%
Tidak setuju 2 2,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total
80 100%
4
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
tidak setuju
jika harga
produk
memiliki
kualitas
yang buruk
Setuju 2 2,50%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 78 97,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total
80 100%
5
.
Sangat setuju 5 6,25% Mayoritas
responden
sangat
setuju jika
harga
Setuju 50 62,50%
Netral 23 28,75%
Tidak setuju 2 2,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
113
Total
80 100%
produk
memiliki
manfaat
yang baik
6
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
tidak setuju
jika produk
memiliki
dampak
yang buruk
Setuju 1 1,25%
Netral 23 28,75%
Tidak setuju 66 82,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
7
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
setuju jika
harga
produk lebih
murah dari
yang lain
Setuju 60 75%
Netral 2 2,50%
Tidak setuju 18 22,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
8
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
tidak setuju
jika harga
yang
ditawarkan
mahal
Setuju 10 12,50%
Netral 14 17,50%
Tidak setuju 56 70%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
Sumber: data diolah peneliti, 2019
114
Tabel 4.8
Rekapitulasi jawaban responden variabel harga
(X2)
Pernyataan Skor
Jumlah Rata-
rata 5 4 3 2 1
Saya mampu
membeli produk
sesuai dengan
keinginan saya di
toko cahaya murah
0 50 2 18 0 242 3,00
Saya jarang
membeli produk
ditoko cahaya
murah karena
harganya mahal
0 15 18 46 0 206 2,58
Harga yang
ditawarkan
sebanding dengan
kualitas yang
didapat
4 72 2 2 0 318 3,96
Harga produk
yang ditawarkan
memiliki kualitas
yang buruk
0 2 0 78 0 164 2,05
Harga yang
ditawarkan sesuai
dengan manfaat
produk yang
diterima
5 50 23 2 0 298 3,73
Harga produk
yang ditawarkan 0 1 23 66 0 205 2,56
115
memberikan
manfaat yang
buruk bagi
konsumen
Harga produk di
toko cahaya murah
lebih murah
daripada tempat
lain
0 60 2 18 0 282 3,53
Harga produk
yang ditawarkan
toko cahaya murah
lebih mahal jika
dibandingkan
dengan toko yang
lain
0 10 14 56 0 194 2,43
Rata-Rata 1 33 11 36 0 238,63 2,98
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan data deskripsi jawaban responden
dan rekapitulasi jawaban responden variabel harga
(X2) di atas disimpulkan bahwa harga yang
diberikan kepada konsumen Toko Cahaya Murah
sebagai nilai atas penggunaan barang tergolong
kurang baik.
c. Lokasi (X3)
Lokasi adalah berbagai aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh
dan tersedia bagi pelanggan sasaran.
116
Tabel 4.9
Deskripsi jawaban responden variabel lokasi (X3)
N
o Kategori
Frekuen
si Persentase
Kesimpul
an
1
.
Sangat setuju 22 27,50% Mayoritas
responden
setuju
lokasi
toko
cahaya
murah
mudah
diakses
Setuju 44 55%
Netral 8 10%
Tidak setuju 6 7,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total
80 100%
2
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
konsumen
tidak
setuju jika
lokasi
berada
ditempat
yang
terpencil
Setuju 14 17,50%
Netral 15 18,75%
Tidak setuju 51 63,75%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total
80 100%
3
.
Sangat setuju 3 3,75% Mayoritas
responden
setuju
tempat
parkir
yang
nyaman
Setuju 59 73,75%
Netral 10 12,50%
Tidak setuju 5 6,25%
Sangat tidak setuju 3 3,75%
Total 80 100%
4
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden Setuju 17 21,25%
117
Netral 18 22,50% tidak
setuju
produk
tidak
ditata rapi
Tidak setuju 45 56,25%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
5
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
setuju
lokasi
toko
cahaya
murah
jauh dari
pesaing
Setuju 52 65%
Netral 13 16,25%
Tidak setuju 12 15%
Sangat tidak setuju 3 3,75%
Total
80 100%
6
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
tidak
setuju
bahwa
lokasi
pesaing
dekat
Setuju 17 21,25%
Netral 13 16,25%
Tidak setuju 50 62,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total
80 100%
7
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
setuju jika
bangunan
toko
cahaya
murah
terlihat
dari jauh
Setuju 54 67,50%
Netral 11 13,75%
Tidak setuju 12 15%
Sangat tidak setuju 3 3,75%
Total
80 100%
8 Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
118
. Setuju 17 21,25% responden
tidak
setuju jika
toko
cahaya
murah
sulit
terlihat
Netral 12 15%
Tidak setuju 51 63,75%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total
80 100%
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Tabel 4.10
Rekapitulasi jawaban responden variabel lokasi
(X3)
Pernyataan Skor
Jumlah Rata-
rata 5 4 3 2 1
Akses menuju
lokasi cahaya
murah mudah
dijangkau
22 44 8 6 0 322 4,00
Lokasi toko di
tempat terpencil
jauh dari keramaian
0 14 15 51 0 203 2,54
Tempat parkir toko
cahaya murah aman
dan nyaman
3 59 10 5 3 294 3,68
Penataan produk di
toko cahaya murah
tidak tertata rapi
0 17 18 45 0 212 2,65
Lokasi toko cahaya
murah jauh dari
toko lain yang
menjual barang
0 52 13 12 3 274 3,43
119
sejenis
Ada toko lain yang
menjual barang
sejenis berdekatan
dengan toko cahaya
murah
0 17 13 50 0 207 2,59
Toko Cahaya
Murah menempati
bangunan yang
mudah dilihat oleh
konsumen
0 54 11 12 3 276 3,45
Saya sulit melihat
dengan jelas toko
cahaya murah dari
kejauhan
0 17 12 51 0 206 2,56
Rata-Rata 3 34 13 29 1 249,25 3,11
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan data deskripsi jawaban responden
dan rekapitullasi jawaban responden variabel lokasi
(X3) di atas disimpulkan bahwa lokasi Toko
Cahaya Murah tergolong baik agar produk dapat
diperoleh konsumen atau pelanggan sasaran.
d. Promosi (X4)
Promosi merupakan semua kegiatan perusahaan
untuk memperkenalkan produk dan bertujuan agar
konsumen tertarik untuk membelinya.
Tabel 4.11
Deskripsi jawaban responden variabel promosi (X4)
120
N
o Kategori
Frekuen
si Persentase
Kesimpul
an
1
.
Sangat setuju 2 2,50% Mayoritas
responden
tidak
setuju jika
toko
cahaya
murah
sering
melakuka
n promosi
Setuju 0 0,00%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 78 97,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total
80 100%
2
.
Sangat setuju 3 3,75% Mayoritas
responden
setuju jika
toko
cahaya
murah
jarang
melakuka
n promosi
Setuju 77 96,25%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 0 0,00%
Sangat tidak setuju 4 5%
Total
80 100%
3
.
Sangat setuju 4 5% Mayoritas
responden
tidak
setuju jika
bahasa
promosi
menarik
Setuju 0 0,00%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 76 95%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
4
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
setuju
Setuju 72 90%
Netral 4 5%
121
Tidak setuju 4 5% bahasa
promosi
tidak jelas
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
5
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
tidak
setuju jika
toko
cahaya
murah
memiliki
promosi
melalui
media
sosial atau
cetak
Setuju 21 26,25%
Netral 2 2,50%
Tidak setuju 57 71,25%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total
80 100%
6
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
setuju
bahwa
toko
cahaya
murah
tidak
pernah
malkukan
promosi
Setuju 62 77,50%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 18 22,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total
80 100%
7
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
tidak
setuju jika
Setuju 4 5%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 76 95%
122
Sangat tidak setuju 0 0,00% promosi
dilakukan
tepat
waktu
Total
80 100%
8
.
Sangat setuju 3 3,75% Mayoritas
responden
setuju
toko
cahaya
murah
jarang
melakuka
n promosi
Setuju 72 90%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 2 2,50%
Sangat tidak setuju 3 3,75%
Total
80 100%
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Tabel 4.12
Rekapitulasi jawaban responden variabel promosi
(X4)
Pernyataan Skor
Jumlah Rata-
rata 5 4 3 2 1
Toko Cahaya
Murah sering
mempromosikan
produknya melalui
media sosial
2 0 0 78 0 166 2,00
Saya jarang melihat
Toko Cahaya
Murah
mempromosikan
produknya
3 77 0 0 4 327 4,08
Toko Cahaya 4 0 0 76 0 172 2,15
123
Murah
menggunakan
bahasa promosi
yang menarik dan
kreatif
Toko Cahaya
Murah
menggunakan
bahasa promosi
yang sulit dipahami
dan tidak jelas
0 72 4 4 0 308 3,85
Toko Cahaya
murah
mempromosikan
produknya melalui
media sosial dan
media cetak
0 21 2 57 0 204 2,55
Toko Cahaya
Murah tidak pernah
mempromosikan
produknya
0 62 0 18 0 284 3,55
Toko Cahaya
Murah
mempromosikan
produknya secara
tepat waktu
0 4 0 76 0 168 2,10
Toko cahaya murah
jarang
mempromosikan
produknya kepada
konsumen
3 72 0 2 3 312 3,87
Rata-Rata 2 39 1 39 1 242,63 3,02
124
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan data deskripsi jawaban responden
dan rekapitullasi jawaban responden variabel
promosi (X4) di atas disimpulkan bahwa promosi
yang dilakukan Toko Cahaya Murah untuk
memperkenalkan produk dan menarik konsumen
tergolong kurang baik.
e. Minat beli (Y)
Minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk
membeli produk tertentu serta berapa banyak unit
yang produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
Tabel 4.13
Deskripsi jawaban responden variabel minat beli
(Y)
N
o Kategori Frekuensi Persentase Kesimpulan
1
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
tidak setuju
jika selalu
membeli
produk di toko
Cahaya Murah
Setuju 33 41,25%
Netral 4 5%
Tidak setuju 43 53,75%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
2
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
setuju jika
produk kurang
Setuju 54 67,50%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 26 32,50%
125
Sangat tidak setuju 0 0,00% lengkap
Total 80 100%
3
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
tidak setuju
merekomenda
sikan toko
Cahaya Murah
Setuju 22 27,50%
Netral 4 5%
Tidak setuju 54 67,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
4
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
setuju untuk
tidak
menyarankan
teman
Setuju 57 71,25%
Netral 4 5%
Tidak setuju 19 23,75%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
5
.
Sangat setuju 4 5% Mayoritas
responden
setuju jika
mencari
informasi
produk
Setuju 54 67,50%
Netral 0 0,00%
Tidak setuju 22 27,50%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 80 100%
6
.
Sangat setuju 0 0,00% Mayoritas
responden
tidak setuju
jika tidak
peduli dengan
produk yang
dijual
Setuju 21 26,25%
Netral 20 25%
Tidak setuju 37 46,25%
Sangat tidak setuju 3 3,75%
Total 80 100%
Sumber: data diolah peneliti, 2019
126
Tabel 4.14
Rekapitulasi jawaban responden variabel Minat Beli
(Y)
Pernyataan Skor
Jumlah Rata-
rata 5 4 3 2 1
Saya selalu
membeli produk di
Toko Cahaya
Murah
0 33 4 43 0 230 2,88
Saya tidak membeli
produk di cahaya
murah karena
produknya kurang
lengkap
0 54 0 26 0 268 3,35
Saya akan
merekomendasikan
Toko Cahaya
Murah kepada
teman dan keluarga
0 22 4 54 0 208 2,60
Saya tidak
menyarankan
teman dan keluarga
membeli produk di
Toko Cahaya
Murah
0 57 4 19 0 297 3,71
Saya sering
mencari informasi
tentang produk
terbaru yang ada di
toko cahaya murah
4 54 0 22 0 280 3,50
Saya tidak peduli 0 21 20 37 3 258 3,22
127
dengan produk-
produk terbaru
yang dijual di toko
cahaya murah
Rata-Rata 1 40 5 34 1 256,83 3,21
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan data deskripsi jawaban responden
dan rekapitulasi jawaban responden variabel minat
beli (Y) di atas disimpulkan bahwa rencana
konsumen untuk membeli produk yang dibutuhkan
dari Toko Cahaya Murah dan pada periode tertentu
tergolong baik.
B. Hasil Pembahasan
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.15
Hasil uji statistik deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Produk 80 20.00 37.00 26.4125 3.45200
Harga 80 20.00 33.00 29.2875 2.90436
Lokasi 80 16.00 33.00 28.1625 4.63461
Promosi 80 15.00 35.00 17.8250 4.06521
Minat Beli 80 12.00 24.00 17.4125 3.96086
Valid N
(listwise) 80
Sumber: data diolah peneliti, 2019
128
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa
jumlah responden ada 80 orang. Dan dari 80 orang
responden tersebut, variabel produk memiliki nilai
minimum sebesar 20 dan nilai maksimum 37 dengan
rata-rata skor jawaban sebesar 26,41 dan standar deviasi
3,452 yang berarti bahwa data produk memiliki variasi
yang tinggi. Pada variabel harga memiliki nilai
minimum sebesar 20 dan nilai maksimum 33 dengan
rata-rata skor jawaban sebesar 29,29 dan standar deviasi
2,904 yang berarti bahwa data produk memiliki variasi
yang tinggi. Pada variabel lokasi memiliki nilai
minimum sebesar 16 dan nilai maksimum 33 dengan
rata-rata skor jawaban sebesar 28,16 dan standar deviasi
4,635 yang berarti bahwa data produk memiliki variasi
yang tinggi. Pada variabel promosi memiliki nilai
minimum sebesar 15 dan nilai maksimum 35 dengan
rata-rata skor jawaban sebesar 17,83 dan standar deviasi
4,065 yang berarti bahwa data produk memiliki variasi
yang tinggi. Pada variabel minat beli memiliki nilai
minimum sebesar 12 dan nilai maksimum 24 dengan
rata-rata skor jawaban sebesar 17,41 dan standar deviasi
3,961 yang berarti bahwa data produk memiliki variasi
yang tinggi.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan
dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada
sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran
data tersebut berdistribusi normal atau tidak.
129
Pengujian normalitas pada penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria
pengujian jika nilai sig>0,05 maka data
berdistribusi normal.71 Berikut adalah hasil uji
normalitas pada penelitian ini.
Tabel 4.16
Hasil uji kolmogorov-sminorv
s
u
m
b
e
r: data diolah peneliti, 2019
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa data
penelitian ini memiliki signifikansi 0,338 > 0,05.
Hal ini berarti bahwa data penelitian ini
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
71Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS,
123.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 80
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .97435470
Most Extreme Differences Absolute .105
Positive .105
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .941
Asymp. Sig. (2-tailed) .338
130
Uji multikolinearitas merupakan uji yang
ditujukan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(variabel independen). Metode yang sering
digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas
adalah Variance Inflactor Factor (VIF) yaitu VIF<
10, jika kriteria tersebut terpenuhi maka hasil uji
analisis pada penelitian tidak terjadi
multikolinearitas.72 Berikut adalah hasil uji
multikolinearitas pada penelitian ini.
Tabel 4.17
Hasil uji multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearit
y
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 14.110 4.939 2.857 .006
Produk .367 .152 .320 2.409 .018 .579 1.728
Harga -.182 .145 -.133 -1.257 .213 .907 1.103
Lokasi -.179 .091 -.209 -1.973 .052 .908 1.102
Promosi .223 .122 .229 1.824 .072 .649 1.542
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas nilai VIF untuk
variabel produk sebesar 1,728, harga sebesar 1,103,
lokasi sebesar 1,102 dan promosi sebesar 1,542 <10
72 Ibid., 123.
131
maka berdasarkan pengambilan keputusan uji
multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi gejala multikolinearitas dalam penelitian ini.
c. Uji Autokorelasi
Tujuan uji autokorelasi adalah menguji
tentang ada tidaknya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan periode t-l pada
persamaan regresi linear. Apabila terjadi korelasi
maka menunjukkan adanya problem autokorelasi.
Problem autokorelasi mungkin terjadi pada data
time series (data runtut waktu), sedangkan pada data
cross section (silang waktu), masalah autokorelasi
jarang terjadi. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang bebas autokorelasi. Salah satu
cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan
Uji Durbin-Watson (DW test).73 Pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
1) DU < DW < 4–DU maka Ho diterima, artinya
tidak terjadi autokorelasi
2) DW < DL atau DW > 4–DL, maka Ho ditolak,
artinya terjadi autokorelasi
3) DL < DW < DU atau 4–DU < DW < 4–DL,
artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang
pasti.74
73Sunyoto, Praktik SPSS untuk Kasus, 134. 74Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
IBM SPSS 19, 137.
132
Berikut adalah hasil uji autokorelasi pada
penelitian ini.
Tabel 4.18
Hasil uji autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .486a .236 .196 3.55245 2.053
a. Predictors: (Constant), promosi, lokasi, harga, produk
b. Dependent Variable: minat beli
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan hasil tabel di atas hasil uji durbin
Watson sebesar 2,053.Nilai dL dan dU dicari pada
N=80, maka di dapatkan dL =1,533 dan dU =1,743
Sedangkan 4-dU = 4 – 1,743 = 2,257 Karena nilai
dW 2,053 berada diantara dU 1,743 dan 4-Du
2,257,sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji durbin Watson di atas, dapat disimpulkan
bahwa tidak ada gejala autokorelasi pada penelitian
ini.
d. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas menunjukkan bahwa varians
variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Penelitian yang baik harus
133
terbebas dari heterokedastisitas.75 Salah satu cara
untuk melihat adanya problem heterokedastisitas
adalah dengan uji glejser. Dengan kriteria jika nilai
sig > 0,05 maka tidak ada masalah
heterokedastisitas.76 Berikut adalah hasil uji
heterokedastisitas pada penelitian ini.
Tabel 4.19
Hasil uji heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.656 2.743 .968 .336
Produk -.030 .085 -.053 -.358 .722
Harga .063 .080 .094 .785 .435
Lokasi -.050 .050 -.120 -1.001 .320
Promosi .031 .068 .065 .459 .647
a. Dependent Variable:
abres
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas diatas,
dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi pada variabel
produk terhadap absolute residual sebesar 0,722 > 0,05,
variabel harga terhadap absolute residual sebesar 0,435
75 Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS,
119-126. 76 Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS, 139.
134
>0,05, variabel lokasi terhadap absolute residual
sebesar 0, 320 > 0,05, dan variabel promosi terhadap
absolute residual sebesar 0,647 > 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala
heterokedastisitas pada penelitian ini.
3. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh satu variabel bebas X
terhadap satu variabel terikat Y. Model regresi
sederhana sebagai berikut:
Y=a + bx
Hasil perhitungan analisis regresi linier dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
a. Produk
Tabel 4.20
Hasil analisis regresi sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.403 3.224 1.986 .051
PRODUK .417 .121 .363 3.444 .001
a. Dependent Variable: MINAT BELI
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa
model regresi untuk memperkirakan pengaruh
produk terhadap minat beli adalah Y=6,403 +
0,417X.
135
1) Nilai konstanta (a) adalah 6,403. Hal ini
diartikan jika koefisien produk bernilai 0, maka
minat beli bernilai positif yaitu 6,403.
2) Nilai koefisien regresi variabel produk (b)
bernilai positif yaitu 0,417. Artinya jika variabel
produk mengalami kenaikan 1 satuan, maka
minat beli pada konsumen toko Cahaya Murah
akan mengalami peningkatan sebesar 0,417
satuan.
b. Harga
Tabel 4.21
Hasil analisis regresi sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.302 4.544 3.807 .000
HARGA .004 .154 .003 .024 .981
a. Dependent Variable: MINAT BELI
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa
model regresi untuk memperkirakan pengaruh harga
terhadap minat beli adalah Y=17,302 + 0,004X.
1) Nilai konstanta (a) adalah 17,302. Hal ini
diartikan jika koefisien harga bernilai 0, maka
minat beli bernilai positif yaitu 0,004.
2) Nilai koefisien regresi variabel harga (b)
bernilai positif yaitu 0,004. Artinya jika variabel
136
harga mengalami kenaikan 1 satuan, maka
minat beli pada konsumen toko Cahaya Murah
akan mengalami peningkatan sebesar 0,004
satuan.
c. Lokasi
Tabel 4.22
Hasil analisis regresi sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.937 2.732 7.665 .000
LOKASI -.125 .096 -.146 -1.307 .195
a. Dependent Variable: MINAT BELI
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa
model regresi untuk memperkirakan pengaruh
lokasi terhadap minat beli adalah Y=20,937-
0,125X.
1) Nilai konstanta (a) adalah 20,937. Hal ini
diartikan jika koefisien lokasi bernilai 0, maka
minat beli bernilai negatif yaitu -0,125.
2) Nilai koefisien regresi variabel lokasi (b)
bernilai negatif yaitu -0,125. Artinya jika
variabel lokasi mengalami kenaikan 1 satuan,
maka minat beli pada konsumen toko Cahaya
Murah akan mengalami penurunan sebesar -
0,125 satuan.
137
d. Promosi
Tabel 4.23
Hasil analisis regresi sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.575 1.854 5.706 .000
PROMOSI .384 .101 .394 3.782 .000
a. Dependent Variable: MINAT BELI
Sumber:data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa
model regresi untuk memperkirakan pengaruh
promosi terhadap minat beli adalah Y=10,575 +
0,384X.
1) Nilai konstanta (a) adalah 10,575. Hal ini
diartikan jika koefisien promosi bernilai 0, maka
minat beli bernilai positif yaitu 0,384.
2) Nilai koefisien regresi variabel lpromosi (b)
bernilai positif yaitu 0,384. Artinya jika variabel
promosi mengalami kenaikan 1 satuan, maka
minat beli pada konsumen toko Cahaya Murah
akan mengalami peningkatan sebesar 0,384
satuan.
4. Analisis Regresi Berganda
Regresi linier berganda ialah suatu alat analisis
peramalan pengaruh dua variabel bebas atau lebih
terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau
138
tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara
dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel
terikat.77
Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Yi= αi + b1X1i+ b2X2i + b3X3i + b4X4i+ei
Keterangan:
Y= Minat beli konsumen
α =Konstanta
b1,b2,b3,b4= Koefisien regresi
X1 = Produk
X2 = Harga
X3 = Promosi
X4 = Lokasi
e = Standar error
Hasil analisis regresi berganda pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.24
Hasil uji regresi berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 14.110 4.939 2.857 .006
Produk .367 .152 .320 2.409 .018
Harga -.182 .145 -.133 -1.257 .213
Lokasi -.179 .091 -.209 -1.973 .052
Promosi .223 .122 .229 1.824 .072
77Ibid.,108.
139
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 14.110 4.939 2.857 .006
Produk .367 .152 .320 2.409 .018
Harga -.182 .145 -.133 -1.257 .213
Lokasi -.179 .091 -.209 -1.973 .052
Promosi .223 .122 .229 1.824 .072
a. Dependent Variable: minat beli
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai
koefisien dari persamaan regresi didapatkan model
persamaan regresi sebagai berikut:
Yi = αi + b1X1i + b2X2i + + b3X3i + b4X4i + e
Yi = 14,110+0,367X1i - 0,182X2i - 0,179X3i + 0,223X4i
+ 0,874
a) Konstanta sebesar 14,110 artinya jika variabel
produk, harga, lokasi dan promosi nilainya adalah 0,
maka minat beli konsumen pada toko cahaya murah
nilainya sebesar 14,110 satuan dengan asumsi
faktor-faktor lain tetap.
b) Koefisien regresi variabel produk (X1) sebesar
0,367 artinya jika variabel independen lainnya tetap
sedangkan variabel produk mengalami kenaikan 1
satuan, maka minat beli pada konsumen toko
cahaya murah akan mengalami peningkatan sebesar
0,367 satuan dengan asumsi faktor-faktor lain
dianggap tetap. Koefisien variabel produk bernilai
140
positif, artinya terdapat hubungan searah antara
variabel produk dengan minat beli konsumen.
Semakin baik produk yang ditawarkan maka akan
semakin meningkat minat beli konsumen pada toko
Cahaya Murah.
c) Koefisien regresi variabel harga (X2) sebesar -0,182
artinya jika variabel independen lainnya tetap
sedangkan variabel harga mengalami kenaikan 1
satuan, maka minat beli pada konsumen toko
Cahaya Murah akan mengalami penurunan sebesar
0,182 satuan dengan asumsi faktor-faktor lain
dianggap tetap. Koefisien variabel harga bernilai
negatif, artinya terdapat hubungan yang tidak searah
atau terjadi hubungan yang negatif antara variabel
harga dengan minat beli konsumen.Semakin mahal
harga produk yang ditawarkan maka akan semakin
menurunkan minat beli konsumen pada toko
Cahaya Murah.
d) Koefisien regresi variabel lokasi (X3) sebesar -
0,179 artinya jika variabel independen lainnya tetap
sedangkan variabel lokasi mengalami kenaikan 1
satuan, maka minat beli pada konsumen toko
Cahaya Murah akan mengalami penurunan sebesar
0,179 satuan dengan asumsi faktor-faktor lain
dianggap tetap. Koefisien variabel lokasi bernilai
negatif, artinya terdapat hubungan yang tidak searah
antara variabel lokasi dengan minat beli konsumen.
Semakin tidak strategisnya lokasi maka akan
141
menurunkan minat beli konsumen pada toko
Cahaya Murah.
e) Koefisien regresi variabel promosi (X4) sebesar
0,223 artinya jika variabel independen lainnya tetap
sedangkan variabel produk mengalami kenaikan 1
satuan, maka minat beli pada konsumen toko
cahaya murah akan mengalami peningkatan sebesar
0,223 satuan dengan asumsi faktor-faktor lain
dianggap tetap. Koefisien variabel produk bernilai
positif, artinya terdapat hubungan searah antara
variabel produk dengan minat beli konsumen.
Semakin menarik promosi yang ditawarkan maka
akan meningkatkan minat beli konsumen pada toko
Cahaya Murah.
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi variabel independen secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Adapaun dasar pengambilan keputusan
adalah:
1) Jika thitung > ttabel artinya Ho ditolak dan Ha
diterima.
2) Jika thitung < ttabel artinya Ho diterima dan Ha
ditolak.
3) Jika -thitung <-ttabel artinya Ho ditolak dan Ha
diterima.
4) Jika -thitung >-ttabel artinya Ho diterima dan Ha
ditolak.
142
Tabel 4.25
Hasil uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 14.110 4.939 2.857 .006
Produk .367 .152 .320 2.409 .018
Harga -.182 .145 -.133 -1.257 .213
Lokasi -.179 .091 -.209 -1.973 .052
Promosi .223 .122 .229 1.824 .072
a. Dependent Variable:
minat beli
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tingkat
signifikansi untuk masing-masing variabel bebas.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan taraf signifikansi 5%. Karena
pengujian hipotesis ini menggunakan dua arah,
maka 0,05 : 2 = 0,025. Nilai ttabel dicari pada N-k
(merupakan jumlah seluruh variabel dalam
penelitian ini)= 80-5 = 75, maka ttabel sebesar
+1,992.
1) Pengaruh produk terhadap minat beli
konsumen
Berdasarkan pengujian regresi berganda
pengaruh produk terhadap minat beli konsumen,
143
didapatkan nilai thitung >ttabel atau 2,409 > 1,992
dengan signifikansi 0,018 < 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya produk
berpengaruh secara signifikan terhadap minat
beli konsumen. Grafik pengujian dua arah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2
Uji t pengaruh produk terhadap minat beli
konsumen
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2019
2) Pengaruh harga terhadap minat beli
konsumen
Berdasarkan pengujian regresi berganda
pengaruh harga terhadap minat beli konsumen,
didapatkan nilai thitung <ttabel atau -1,257< 1,992
dengan signifikansi 0,213 > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Artinya harga tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap minat
beli konsumen. Grafik pengujian dua arah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
-1,992 +1,992
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
2,409
144
Gambar 4.3
Uji t pengaruh harga terhadap minat beli konsumen
Sumber: Data diolah peneliti, 2019
3) Pengaruh lokasi terhadap minat beli
konsumen
Berdasarkan pengujian regresi berganda
pengaruh lokasi terhadap minat beli konsumen,
didapatkan nilai thitung <ttabel atau -1937 < 1,992
dengan signifikansi 0,052 > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Artinya lokasi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap minat
beli konsumen. Grafik pengujian dua arah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
-1,992 +1,992
Ho ditolak
Ho diterima
Ho ditolak
-1,257
145
Gambar 4.4
Uji t pengaruh lokasi terhadap minat beli konsumen
Sumber: Data diolah peneliti, 2019
4) Pengaruh promosi terhadap minat beli
konsumen
Berdasarkan pengujian regresi berganda
pengaruh promosi terhadap minat beli
konsumen, didapatkan nilai thitung <ttabel atau
1,824 < 1,992 dengan signifikansi 0,072 > 0,05,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
promosi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap minat beli konsumen. Grafik pengujian
dua arah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
-1,992 +1,992
Ho ditolak
Ho diterima
Ho ditolak
-1,937
146
Gambar 4.5
Uji t pengaruh promosi terhadap minat beli
konsumen
Sumber: Data diolah peneliti, 2019
b. Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Atau untuk mengetahui apakah model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau tidak. Signifikan berarti
hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi
(dapat digeneralisasikan). Dasar pengambilan
keputusan adalah:
1) Jika fhitung> ftabel, maka H0 ditolak Ha diterima
artinya variabel bebas secara serentak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2) Jika fhitung< ftabel, maka H0 diterima Ha ditolak
artinya variabel bebas secara serentak tidak
-1,992 +1,992
Ho ditolak
Ho diterima
Ho ditolak
1,824
147
berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.78
Hasil analisis regresi berganda pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.26
Hasil uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 292.893 4 73.223 5.802 .000a
Residual 946.494 75 12.620
Total 1239.387 79
a. Predictors: (Constant), promosi, lokasi, harga, produk
b. Dependent Variable: minat beli
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berasarkan tabel di atas nilai Ftabel dalam
penelitian ini dicari pada taraf signifikan 5% atau
0,05 dengan df1 = N-k = 80-5= 75 dan df2 = k-1=5-
1= 4, maka didapatkan Fhitung sebesar 2,49.
Berdasarkan tabel di atas nilai Fhitung > Ftabel atau
5,81> 2,49 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya produk,
harga, lokasi dan promosi secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli
78Algifari, Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis,
(Yogyakarta:AMP YKN, 2003), 231.
148
konsumen. Grafik pengujian hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.6
Grafik uji F
Sumber: Data diolah peneliti, 2019
c. Uji koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran
untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan
hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen dalam suatu persamaan regresi.
Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan
semakin baik kemampuan X menerangkan Y.79
Hasil analisis regresi berganda pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
79 Purwanto dan Suharyadi, Statistik untuk Ekonomi dan
Keuangan Modern,(Jakarta:Salemba Empat, 2004), 514.
2,49
Ho
ditol
ak
5,81
Ho
d
i
t
e
r
i
m
a
149
Tabel 4.27
Hasil uji koefisien determinasi
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .486a .236 .196 3.55245
a. Predictors: (Constant), promosi, lokasi, harga, produk
Sumber: data diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R2
(R Square) sebesar 0,236 (23,6%). Hal ini
menunjukkan bahwa persentase pengaruh bauran
pemasaran (produk, harga, lokasi dan promosi)
terhadap minat beli konsumen sebesar 23,6%,
sedangkan sisanya sebesar 76,4% dijelaskan atau
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
C. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian pengaruh bauran pemasaran yaitu
produk, harga, lokasi dan promosi terhadap minat beli
konsumen pada toko Cahaya Murah dapat disajikan sebagai
berikut:
Tabel 4.28
Rekapitulasi Hasil penelitian
Hipotesis Analisis
regresi
Uji t Kesimpulan
Pengaruh
produk
terhadap
Variabel
produk
memiliki nilai
Variabel
produk
memiliki nilai
Produk
berpengaruh
terhadap
150
minat beli regresi positif
sebesar 0,367.
Artinya
semakin baik
produk yang
ditawarkan
maka semakin
meningkatkan
minat beli
konsumen pada
toko Cahaya
Murah.
thitung >ttabel
atau 2,409 >
1,992 dengan
signifikansi
0,018 > 0,05,
maka Ho1
ditolak dan
Ha1 diterima.
minat beli
Pengaruh
harga
terhadap
minat beli
Variabel harga
memiliki nilai
regresi negatif
sebesar -0,182.
Artinya
semakinmahal
harga produk
yang
ditawarkan
maka akan
menurunkam
minat beli pada
toko Cahaya
Murah.
Variabel
harga
memiliki nilai
-thitung <-ttabel
atau -1,257 <-
1,992 dengan
signifikansi
0,213 > 0,05,
maka Ho2
diterima dan
Ha2 ditolak.
Harga tidak
berpengaruh
terhadap
minat beli
Pengaruh
lokasi
terhadap
minatbeli
Variabel lokasi
memiliki nilai
regresi negatif
sebesar -0,179.
Artinya
semakin tidak
Variabel
lokasi
memiliki nilai
-thitung <-ttabel
atau -1,973<-
1,992 dengan
Lokasi tidak
berpengaruh
terhadap
minat beli
151
strategisnya
lokasi maka
akan
menurunkan
minat beli pada
toko Cahaya
Murah.
signifikansi
0,052 > 0,05,
maka Ho3
diterima dan
Ha3 ditolak.
Pengaruh
promosi
terhadap
minat beli
Variabel
promosi
memiliki nilai
regresi positif
sebesar 0,223.
Artinya
semakin
menarik
promosi yang
dilakukan
maka akan
meningkatkan
minat beli
konsumen pada
toko Cahaya
Murah.
Variabel
promosi
memiliki nilai
thitung <ttabel
atau 1,824 <
1,992 dengan
signifikansi
0,072 > 0,05,
maka
Ho4diterima
dan Ha4
ditolak.
Promosi tidak
berpengaruh
terhadap
minat beli
Pengaruh
bauran
pemasaran
(produk,
harga, lokasi
dan promosi)
terhadap
minat beli
konsumen
Nilai Fhitung > Ftabel atau 5,805 > 2,490 dengan
nilai signifikansi 0,000<0,05, maka Ho5 ditolak
dan Ha5 diterima. Artinya produk, harga, lokasi
dan promosi secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap minat beli konsumen.
152
Koefisien
determinasi
(R2)
Nilai R square sebesar 0,236. Hal ini
menunjukkan bahwa presentase kontribusi
pengaruh variabel independen (bauran
pemasaran) terhadap variabel dependen (minat
beli konsumen) sebesar 23,6%, sedangkan
sisanya sebesar 76,4% dijelaskan atau
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Sumber: Data diolah peneliti, 2019
1. Pengaruh produk terhadap minat beli konsumen
Hasil analisis regresi menunjukkan nilai
koefisien regresi variabel produk bernilai positif sebesar
0,367. Artinya semakin produk itu baik maka semakin
meningkatnya minat beli konsumen terhadap toko
Cahaya Murah. Sedangkan hasil uji t menunjukkan
variabel produk memiliki nilai thitung >ttabel atau 2,409 >
1,992 dengan signifikansi 0,018 > 0,05, maka Ho1
ditolak dan Ha1 diterima. Sehingga produk
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.
Produk berpengaruh terhadap minat beli karena
berdasarkan rekapitulasi jawaban responden variabel
produkpada tabel 4.6 menunjukkan pernyataan:
“produk yang dijual memiliki kualitas yang baik”
mendapatkan rata-rata skor tertinggi sebesar 3,96.
Artinya produk yang dijual di toko Cahaya Murah
memiliki kualitas yang baik. Kondisi tersebut
diimbangi dengan meningkatnya minat beli konsumen
yang dibuktikan berdasarkan rekapitulasi jawaban
responden variabel minat beli pada tabel 4.14
153
menunjukkan pernyataan: “saya menyarankan teman
dan keluarga membeli produk di toko Cahaya Murah”
mendapatkan skor tertinggi sebesar 3,71. Artinya
konsumen menyarankan keluarga dan teman untuk
membeli produk di toko cahaya murah. Sehingga
apabila toko Cahaya Murah menjual produk yang
berkualitas baik maka akan meningkatkan minat beli
konsumen serta menyarankan kepada keluarga dan
teman untuk membeli produk di toko Cahaya Murah.
Diterimanya hipotesis pertama dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa semakin baik produk yang
ditawarkan berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Hal ini disebabkan karena produk adalah setiap apa saja
yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian, permintaan yang dapat memenuhi keinginan
dan kebutuhan konsumen.80Sedangkan minat beli
adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa
banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode
tertentu. Sehingga jika produk yang ditawarkan baik
maka akan berpengaruh terhadap minat beli
konsumen.81
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Jonathan (2014) Analisa Pengaruh Marketing Mix
Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Mie Lopo
80Swastha, Manajemen Pemasaran Modern, 79. 81Ferdinan, Pengembangan Minat Beli Ekstensi.
154
Timoryang menunjukkan bahwa produk berpengaruh
secara signifikan terhadap minat beli konsumen.82
2. Pengaruh harga terhadap minat beli
Hasil analisis regresi menunjukkan nilai
koefisien regresi variabel harga bernilai negatif sebesar
-0,182, artinya semakin mahalnya harga produk yang
ditawarkan maka akan menurunkan minat beli
konsumen terhadap toko Cahaya Murah. Sedangkan
hasil uji t menunjukkan variabel harga memiliki nilai -
thitung <-ttabel atau -1,257<-1,992 dengan signifikansi
0,213 > 0,05, maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak.
Sehingga harga tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap minat beli konsumen.
Harga tidak berpengaruh terhadap minat beli
konsumen karena berdasarkan rekapitulasi jawaban
responden variabel hargapada tabel 4.8 menunjukkan
pernyataan: “harga produk yang ditawarkan memiliki
kualitas yang buruk” mendapatkan rata-rata skor
terendah sebesar 2,05. Artinya harga produk yang
ditawarkan toko Cahaya murah memiliki kualitas
produk yang buruk. Kondisi tersebut diimbangi dengan
menurunnya minat beli konsumen yang dibuktikan
berdasarkan rekapitulasi jawaban responden variabel
minat beli pada tabel 4.14 menunjukkan pernyataan:
“saya selalu membeli produk di toko Cahaya Murah”
82Jonathan Wandy, Analisa Pengaruh Marketing Mix
terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Mie Lopo Timor,
2014.
155
mendapatkan skor terendah sebesar 2,88. Artinya
konsumen tidak membeli produk di toko Cahaya
Murah. Sehingga apabila harga yang ditawarkan tidak
sebanding dengan kualitas produk maka akan
menurunkan minat beli konsumen dengan cara tidak
membeli produk yang ditawarkan oleh toko Cahaya
Murah.
Ditolaknya hipotesis kedua dalam penelitian ini
menunjukkan bahwaketika harga yang ditawarkan tidak
sebanding dengan kualitas produkmaka akan
menurunkam minat beli konsumen pada toko Cahaya
Murah. Hal ini disebabkan karena harga suatu produk
merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai
kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya.
Seseorang akan berani membayar suatu produk dengan
harga yang mahal apabila produk tersebut melebihi
harapannya. Sebaliknya, apabila sesorang itu menilai
kepuasannya terhadap suatu produk itu rendah, maka
dia tidak akan bersedia untuk membayar atau membeli
produk itu dengan harga yang mahal.83
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Nisa (2018) Analisis Pengaruh Harga, Kepercayaan
Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Dalam
83Indriyo Gito Sudarmo, Manajemen Pemasaran,
(Yogyakarta:BPFE, 2014), 271.
156
Berbelanja Online Di Instagram bahwa harga tidak
berpengaruh terhadap minat beli.84
3. Pengaruh lokasi terhadap minat beli
Hasil analisis regresi menunjukkan nilai
koefisien regresi variabel lokasi bernilai negatif sebesar
-0,179, artinya semakin strategis lokasi maka akan
menurunkan minat beli konsumen terhadap toko
Cahaya Murah. Sedangkan hasil uji t menunjukkan
variabel lokasi memiliki nilai-thitung <-ttabel atau -1973 < -
1,992 dengan signifikansi 0,052 > 0,05, maka Ho3
diterima dan Ha3 ditolak. Sehingga lokasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.
Lokasi tidak berpengaruh terhadap minat beli
konsumen karena berdasarkan rekapitulasi jawaban
responden variabel lokasipada tabel 4.10 menunjukkan
pernyataan: “lokasi toko ditempat terpencil jauh dari
keramaian” mendapatkan rata-rata skor terendah
sebesar 2,54. Artinya lokasi toko Cahaya Murah jauh
dari keramaian. Kondisi tersebut diimbangi dengan
menurunnya minat beli konsumen yang dibuktikan
berdasarkan rekapitulasi jawaban responden variabel
minat beli pada tabel 4.14 menunjukkan pernyataan:
“saya selalu membeli produk di toko Cahaya Murah”
mendapatkan skor terendah sebesar 2,88. Artinya
konsumen tidak membeli produk di toko Cahaya
84Athiyah Sholihatun Nisa, Analisis Pengaruh Harga,
Kepercayaan Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli
Dalam Berbelanja Online Di Instagram, 2018.
157
Murah. Sehingga ketika lokasi toko Cahaya Murah jauh
dari keramaian maka akan menurunkan minat beli
konsumen dengan cara tidak membeli produk yang
ditawarkan oleh toko Cahaya Murah.
Ditolaknya hipotesis ketiga dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa ketika lokasi yang jauh dari
keramaian maka akan menurunkan minat beli. Hal ini
disebabkan karena lokasi merupakan hal yang penting
dalam keberhasilan bisnis. Sebuah area toko
perdagangan adalah area yang mengelilingi toko,
dimana toko memiliki pelanggan-pelanggan utamanya.
Keberadaan atau pemilihan area toko juga tergantung
pada jenis barang yang diperdagangkan. Pemilihan
lokasi merupakan faktor bersaing dalam usaha menarik
pelanggan.85
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Husni dan Jhon (2017) Pengaruh Suasana Toko Dan
Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Mini
Market Smart Ulak Karang Padang bahwa lokasi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat
beli.86
4. Pengaruh promosi terhadap minat beli
Hasil analisis regresi menunjukkan nilai
koefisien regresi variabel promosi bernilai positif 0,223,
85 Shopiah dan Syihabudin, Manajemen Bisnis Ritel,
(Yogyakarta:Andi Offset, 2008), 98. 86Muhammad Husni dan Jhon Fernos, Pengaruh Suasana
Toko Dan Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Mini
Market Smart Ulak Karang Padang, 2017.
158
Artinya semakin menarik promosi yang dilakukan maka
akan meningkatkan minat beli konsumen pada toko
Cahaya Murah. Sedangkan hasil uji t menunjukkan
variabel promosi thitung <ttabel atau 1,824 < 1,992 dengan
signifikansi 0,072 > 0,005, maka Ho4diterima dan Ha4
ditolak. Sehingga promosi tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen.
Promosi tidak berpengaruh terhadap minat beli
karena berdasarkan berdasarkan rekapitulasi jawaban
responden variabel promosipada tabel 4.12
menunjukkan pernyataan: “toko Cahaya Murah sering
mempromosikan produknya melalui media sosial”
mendapatkan rata-rata skor terendah sebesar 2,00.
Artinya toko Cahaya Murah jarang mempromosikan
produknya melalui media sosial. Kondisi tersebut
diimbangi dengan menurunnya minat beli konsumen
yang dibuktikan berdasarkan rekapitulasi jawaban
responden variabel minat beli pada tabel 4.14
menunjukkan pernyataan: “saya selalu membeli produk
di toko Cahaya Murah” mendapatkan skor terendah
sebesar 2,88. Artinya konsumen tidak membeli produk
di toko Cahaya Murah. Sehingga apabila toko Cahaya
Murah jarang melakukan promosi di media sosial maka
akan menurunkan minat beli konsumen dengan cara
tidak membeli produk yang ditawarkan oleh toko
Cahaya Murah.
Ditolaknya hipotesis keempat dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa semakin jarangnya
promosiyang dilakukan oleh perusahaan maka akan
159
menurunkan minat beli konsumen. Hal ini disebabkan
karena promosi merupakan semua kegiatan perusahaan
untuk memperkenalkan produk dan bertujuan agar
konsumen tertarik untuk membelinya. Hal yang perlu
diperkenalkan adalah nama produk, manfaatnya, untuk
kelompok mana diperuntukkan berapa harganya,
dimana produk tersebut diperoleh dan sebagainya.
Apabila suatu produk tidak diperkenalkan, maka
masyarakat pada umumnya dan calon konsumen
khususnya tidak akan mengetahui adanya produk
tersebut.87
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Yuliani (2016) Pengaruh Harga, Promosi
Dan Tempat Terhadap Minat Berbelanja Di Fajar
Toserba Jalaksanabahwa variabel promosi tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap minat
berbelanja.88
5. Pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi
terhadap minat beli
Hasil uji F menunjukkan nilai Fhitung>Ftabel yaitu
5,81 > 2,49 dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05, maka
Ho5 ditolak dan Ha5 diterima. Artinya produk, harga,
lokasi dan promosi secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap minat beli konsumen. Hal ini
didukung dengan nilai koefisien determinasi (R2)
87 Purwana, Strategi Menjaga Loyalitas Pelanggan, 69-
78. 88Gina Yuliani, Pengaruh Harga, Promosi Dan Tempat
Terhadap Minat Berbelanja Di Fajar Toserba Jalaksana, 2016.
160
sebesar 0,236 yang menunjukkan persentase kontribusi
pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, lokasi dan
promosi) terhadap minat beli konsumen sebesar 23,6%,
sedangkan sisanya sebesar 76,4% dijelaskan atau
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Produk adalah setiap apa saja yang bisa
ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian,
permintaan yang dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen.89Harga suatu produk merupakan
ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan
seseorang terhadap produk yang dibelinya. Seseorang
akan berani membayar suatu produk dengan harga yang
mahal apabila produk tersebut melebihi harapannya.
Sebaliknya, apabila sesorang itu menilai kepuasannya
terhadap suatu produk itu rendah, maka dia tidak akan
bersedia untuk membayar atau membeli produk itu
dengan harga yang mahal.90
Lokasi merupakan hal yang penting dalam
keberhasilan bisnis (ritel). Sebuah area toko
perdagangan adalah area yang mengelilingi toko,
dimana toko memiliki pelanggan-pelanggan utamanya.
Keberadaan atau pemilihan area toko juga tergantung
pada jenis barang yang diperdagangkan. Pemilihan
lokasi (peritel) merupakan factor bersaing dalam usaha
89Swastha, Manajemen Pemasaran Modern, 79. 90Indriyo Gito Sudarmo, Manajemen Pemasaran,
(Yogyakarta:BPFE, 2014), 271.
161
menarik pelanggan.91 Promosi merupakan semua
kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan produk
dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk
membelinya. Hal yang perlu diperkenalkan adalah
nama produk, manfaatnya, untuk kelompok mana
diperuntukkan berapa harganya, dimana produk
tersebut diperoleh dan sebagainya. Apabila suatu
produk tidak diperkenalkan, maka masyarakat pada
umumnya dan calon konsumen khususnya tidak akan
mengetahui akan adanya produk tersebut.92
Maka untuk meningkatkan minat beli konsumen
pada toko Cahaya Murah harus ada sinergi diantara
bauran pemasaran, yaitu: produk yang dijual memiliki
kualitas yang baik, harga yang sebanding dengan
kualitas produk, lokasi yang strategis dekat dengan
keramaian, dan promosi yang intens dilakukan
diberbagai media.
91 Shopiah, Manajemen Bisnis Ritel, 98. 92 Purwana, Strategi Menjaga Loyalitas Pelanggan, 69-
78.
162
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan melihat hasil penelitian yang telah disampaikan
di atas, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Produk berpengaruh terhadap minat beli konsumen
pada toko Cahaya Murah yang dibuktikan dengan nilai
thitung >ttabel atau 2,409 > 1,992 dengan signifikansi 0,018
> 0,05. Hal ini karena toko Cahaya Murah menjual
produk yang berkualitas baik sehingga dapat
meningkatkan minat beli konsumen serta menyarankan
kepada keluarga dan teman untuk membeli produk di
toko Cahaya Murah.
2. Harga tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen
pada toko Cahaya Murah yang dibuktikan dengan nilai -
thitung < -ttabel atau -2157 < -1,992 dengan signifikansi
0,213 > 0,05. Hal ini karena harga yang ditawarkan
tidak sebanding dengan kualitas produk sehingga dapat
menurunkan minat beli konsumen dengan cara tidak
membeli produk yang ditawarkan oleh toko Cahaya
Murah.
3. Lokasi tidak berpengaruh terhadap minat beli
konsumen pada toko Cahaya Murah yang dibuktikan
dengan nilai -thitung < -ttabel atau -1937 < -1,992 dengan
signifikansi 0,052 > 0,05. Hal ini karena lokasi toko
Cahaya Murah jauh dari keramaian sehingga
menurunkan minat beli konsumen dengan cara tidak
membeli produk yang ditawarkan oleh toko Cahaya
Murah.
163
4. Promosi tidak berpengaruh terhadap minat beli
konsumen pada toko Cahaya Murah yang dibuktikan
dengan nilai thitung <ttabel atau 1,824 < 1,992 dengan
signifikansi 0,072 > 0,05. Hal ini karena toko Cahaya
Murah jarang melakukan promosi di media sosial
sehingga menurunkan minat beli konsumen dengan cara
tidak membeli produk yang ditawarkan oleh toko
Cahaya Murah.
5. Bauran pemasaran (produk, harga, lokasi dan promosi)
berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada toko
Cahaya Murah yang dibuktikan dengan nilai Fhitung
>Ftabel atau 5,805 > 2,49 dengan nilai signifikansi
0,000<0,05 dan didukung dengan persentase kontribusi
pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, lokasi dan
promosi) terhadap minat beli konsumen sebesar 23,6%.
Hal ini karena adanya sinergi diantara bauran
pemasaran sehingga dapat berpengaruh terhadap minat
beli konsumen.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan minat beli konsumen, hendaknya
toko Cahaya Murah menjual produk yang memiliki
kualitas yang baik dan layak digunakan oleh konsumen.
2. Perlu adanya pengembangan variabel lain seperti
proses, people, physical evidence guna mengetahui
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat beli.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta:AMP YKN, 2003.
Alma, Buchari. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Bandung:Alfabeta, 2014.
Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2013.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya
(Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2009), 83.
Edwin Nasution,Mustafa.Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam.
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2015.
Eka Purwana, Agung. Strategi Menjaga Loyalitas Pelanggan.
Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2010.
Ferdinan, Augusty. Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi,
Artikel Universitas Diponegoro, 2002.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program IBM SPSS 19. Semarang: BP Universitas
Diponegoro, 2011.
Gito Sudarmo, Indriyo.Manajemen Pemasaran.
Yogyakarta:BPFE, 2014.
Husni, Muhammad dan Jhon Fernos.Pengaruh Suasana Toko
Dan Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Mini
Market Smart Ulak Karang Padang, 2017.
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah.Panduan Modern Penelitian
Kuantitaif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Kotler,Philip dan Keller. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
PT.Prenhallindo, 2007.
---------. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga ,2007.
---------. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.Prenhallindo,
2002.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi
Dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers,
2012.
Margareta, Yolla. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa
Terhadap Minat Beli Pada Program Magister
Manajemen, Universitas Kristen Maranatha, Bandung,
2011.
Narimawati, Umi. Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung
Media, 2008.
Purwanto dan Suharyadi.Statistik untuk Ekonomi dan
Keuangan Modern. Jakarta:Salemba Empat, 2004.
Riduwan dan Sunarto.Pengantar Statistika untuk Penelitian
Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis.
Bandung:Alfabeta, 2017.
Setiyaningrum, Ari Jusuf Udaya dan Efendi.Prinsip-Prinsip
Pemasaran. Yogyakarta: ANDI,2015.
---------. Prinsip-prinsip pemasaran. Yogyakarta : Andi, 2016.
Shopiah dan Syihabudin, Manajemen Bisnis Ritel.
Yogyakarta:Andi Offset, 2008.
Simamora, Bilson. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran
Efektif dan Profitable. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2003.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif. Jakarta:Bumi Aksara, 2017.
Solihin, Ismail. Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan
Studi Kasus. Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi. Bandung:Alfabeta,
2013.
---------.Metode Penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta, 2014.
---------. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung:ALFABETA,
2013.
---------. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R/&D.
Bandung: Alfabeta ,2008.
Sunyoto, Danang. Praktik SPSS untuk Kasus.Yogyakarta:
Nuha Medika, 2011.
Swastha, Basu dan Irawan.Manajemen Pemasaran Modern.
Yogyakarta: Liberty, 1983.
Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Teras, 2009.
Tjiptono, Fandy Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI,
2008.
---------. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: ANDI ,2012.
---------. .Prinsip dan Dinamika Pemasaran. Yogyakarta: J&J
Learning, 2000.
Tri Ratnasari, Ririn dan Mastuti H, Manajemen Pemasaran
Jasa.Bogor: Ghalia Indonesia, 2016.
Wijaya,Tony.Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2009.
Anggraini Wikamorys, Dian.“Aplikasi Theory Planed Of
Behavior Dalam Membangkitkan Niat Pasien
Melakukan Operasi Katarak”, jurnal administrasi
kesehatan Indonesia Vol.5 (2017), 33.
Ayu Wisyaningrum, Nilam. Dampak Bauran Pemasaran
Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Crispy
Rice Crakers, 2017.
Buton, Paolina. Pengaruh Strategi Pemasaran terhadap Minat
Beli Konsumen, Universitas Alaudin Makasar, 2018.
Nurhabibah, Ayu. Skripsi Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Minat Beli (Studi Kasus Pusat Oleh-Oleh
Getuk Goreng Khas Sokaraja, 2016.
Setyani,Rina. Skripsi Pengaruh Marketing Mix Terhadap
Keputusan Pembelian Konumen Di TokoAlat Tulis
Hadi Sutrisno Putra 2 Limpung, 2015.
Sholihatun Nisa, Athiyah. Analisis Pengaruh Harga,
Kepercayaan Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat
Beli Dalam Berbelanja Online Di Instagram, 2018.
Wandy, Jonathan.Analisa Pengaruh Marketing Mix terhadap
Minat Beli Konsumen Pada Produk Mie Lopo Timor,
2014.
Yhanuar Wijaya, Mochamad. Pengaruh Bauran Pemasaran
Empat P Terhadap Keputusan Konsumen Dalam
Menggunakan Kartu Smartfren, 2015.
Yuliani, Gina. Pengaruh Harga, Promosi Dan Tempat
Terhadap Minat Berbelanja Di Fajar Toserba
Jalaksana, 2016.