pengarug karakteristik perusahaan, anastasia florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/anastasia florence...

159
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode

2014 -2016)

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi (S.E.)

Anastasia Florence

14130210036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2018

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 3: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

i

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 4: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

ii

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 5: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Never Believe Prediction

That Does Not Empower

You

-Sean Stephenson-

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 6: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya skripsi yang

berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Good Corporate Governance

Terhadap Financial Distress (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar di BEI Periode 2014-2016)” telah diselesaikan. Tujuan dari penyusunan

skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk memeroleh gelar Sarjana

Ekonomi (S.E.) di Universitas Multimedia Nusantara. Selain itu, skripsi ini

disusun agar pembaca lebih memahami mengenai faktor-faktor yang

memengaruhi financial distress.

Skripsi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat

mengenai pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, kepemilikan institusional,

ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan direksi terhadap financial distress.

Skripsi ini tentu tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, terima kasih penulis ucapkan pada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang begitu besar sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan baik secara moral maupun

materi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Ratnawati Kurnia, Ak., M.Si., C.P.A., C.A., selaku dosen

pembimbing yang selalu memberikan arahan, nasihat, perhatian, dukungan,

dan kesabaran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 7: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

v

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 8: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

vi

ABSTRAK

Kondisi financial distress dapat dialami oleh setiap perusahaan. Financial distress

merupakan tahap penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum terjadi

kebangkrutan atau likuidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti

empiris mengenai pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, kepemilikan

institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan direksi terhadap

financial distress.

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Pemilihan sampel ditetapkan

berdasarkan metode purposive sampling. Secara total, terdapat 69 perusahaan

yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan metode regresi

linear berganda.

Hasil penelitian ini adalah profitabilitas, kepemilikan institusional, dan

ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap financial distress.

Sementara leverage, likuiditas, dan ukuran dewan direksi tidak berpengaruh

terhadap financial distress.

Kata Kunci: Financial Distress, Kepemilikan Institusional, Leverage, Likuiditas,

Profitabilitas, Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Dewan Komisaris.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 9: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

vii

ABSTRACT

Financial distress can be experienced by every company. Financial distress is the

stage of decline in a company's financial condition prior to bankruptcy or

liquidation. The objective of this research was to obtain empirical evidence about

the effect of leverage, liquidity, profitability, institutional ownership, board of

commissioner size, and board of director size towards financial distress.

The objects in this research were manufacturing companies that were

listed at Indonesia Stock Exchange (IDX) for period 2014 – 2016. The sample was

selected by using purposive sampling method. In total, there were 69 companies

that fulfill the requirements set by the researcher. The secondary data used in this

research was analyzed by using multiple regression method.

The result of this research were profitability, institutional ownership, and

board of commissioner size had significant effect on financial distress. While

leverage liquidity, and board of director size had no effect on financial distress.

Key Words: Board of Commissioner Size, Board of Director Size, Financial

Distress, Institutional Ownership, Leverage, Liquidity, Profitability

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 10: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ....................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Batasan Masalah........................................................................................ 16

1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................... 16

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 17

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 18

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 18

BAB II TELAAH LITERATUR ........................................................................... 20

2.1 Agency Theory ........................................................................................... 20

2.2 Laporan Keuangan .................................................................................... 22

2.3 Analisis Laporan Keuangan ...................................................................... 26

2.4 Financial Distress ..................................................................................... 29

2.5 Leverage .................................................................................................... 36

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 11: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

ix

2.6 Likuiditas .................................................................................................. 39

2.7 Profitabilitas .............................................................................................. 41

2.8 Good Corporate Governance .................................................................... 45

2.9 Kepemilikan Institusional ......................................................................... 49

2.10 Ukuran Dewan Komisaris ....................................................................... 51

2.11 Ukuran Dewan Direksi ............................................................................ 55

2.12 Model Penelitian ..................................................................................... 59

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 60

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................ 60

3.2 Metode Penelitian............................................................................................ 61

3.3 Variabel Penelitian .......................................................................................... 62

3.3.1 Variabel Dependen ................................................................................ 62

3.3.2 Variabel Independen ............................................................................. 66

3.3.2.1 Leverage ...................................................................................... 66

3.3.2.2 Likuiditas .................................................................................... 67

3.3.2.3 Profitabilitas ................................................................................ 67

3.3.2.4 Kepemilikan Insitusional ............................................................ 68

3.3.2.5 Ukuran Dewan Komisaris ........................................................... 69

3.3.2.6 Ukuran Dewan Direksi ................................................................ 69

3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 69

3.5 Teknik Pengambilan Sampel........................................................................... 70

3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 70

3.6.1 Statistik Deskriptif ................................................................................ 70

3.6.2 Uji Normalitas ....................................................................................... 71

3.6.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 72

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 12: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

x

3.6.3.1 Uji Multikolonieritas ................................................................... 72

3.6.3.2 Uji Autokorelasi .......................................................................... 72

3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 73

3.6.4 Uji Hipotesis ......................................................................................... 74

3.6.4.1 Uji Korelasi (R) ........................................................................... 75

3.6.4.2 Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 76

3.6.4.3 Uji Statistik F .............................................................................. 77

3.6.4.4 Uji Statistik t ............................................................................... 77

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 78

4.1 Objek Penelitian .............................................................................................. 78

4.2 Analisis dan Pembahasan ................................................................................ 79

4.2.1 Statistik Deskriptif ................................................................................ 79

4.2.2 Uji Normalitas ....................................................................................... 85

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 86

1. Uji Multikolonieritas ........................................................................... 86

2. Uji Autokorelasi .................................................................................. 87

3. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 87

4.2.4 Pengujian Hipotesis ............................................................................... 88

1. Uji Koefisien Determinasi .................................................................. 88

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .......................................... 90

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ........................ 91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 106

5.1 Simpulan ................................................................................................ 106

5.2 Keterbatasan .......................................................................................... 109

5.3 Saran ...................................................................................................... 109

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 13: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

xi

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 14: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Ekspor Industri Pengolahan Tahun 2011-2015 ........ 2

Tabel 4.1 Rincian Pengambilan Sampel Penelitian ........................................ 78

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ................................................................. 80

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 85

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................. 86

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 87

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ..................................................... 89

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F ......................................................................... 90

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t .......................................................................... 92

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 15: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Realisasi Peran Sektor Industri Terhadap PDB Indonesia Tahun

2016 ......................................................................................................................... 1

Gambar 1.2 Jumlah Perusahaan Manufaktur Besar dan Sedang Tahun 2010-

2015 ......................................................................................................................... 3

Gambar 4.1 Data Observasi Ukuran Dewan Komisaris.................................. 83

Gambar 4.2 Data Observasi Ukuran Dewan Direksi ...................................... 84

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 88

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 16: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator penting untuk

mengetahui perkembangan perekonomian di suatu negara dalam suatu periode

tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan

(www.bi.go.id). Menurut Mankiw (2014), PDB adalah nilai pasar dari semua

barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam sebuah Negara pada suatu periode.

Berikut merupakan gambar realisasi peran sektor industri terhadap PDB Indonesia

pada tahun 2016:

Gambar 1.1

Realisasi Peran Sektor Industri Terhadap PDB Indonesia Tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik

18%

11%

10%

8%

53%

Industri Manufaktur

Perdagangan Besar & Eceran

Konstruksi

Informasi & Komunikasi

Lainnya: Real Estate, JasaPerusahaan, Jasa Pendidikan,Pertambangan, dan lain-lain

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 17: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

2

Gambar 1.1 menunjukkan berbagai sektor industri yang mempengaruhi

tingkat pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2016 yaitu: industri manufaktur

(sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang

konsumsi) sebesar 18%; perdagangan besar & eceran sebesar 11%; konstruksi

sebesar 10%; informasi & komunikasi sebesar 8%; dan lainnya (real estate, jasa

perusahaan, jasa pendidikan, pertambangan, dan lain-lain) sebesar 53%. Dapat

terlihat bahwa industri manufaktur memiliki kontribusi terbesar dalam

pertumbuhan PDB dibandingkan industri yang lain, yaitu sebesar 18%. Salah satu

faktor pertumbuhan PDB industri manufaktur adalah neraca perdagangan. Neraca

perdagangan adalah ikhtisar yang menunjukkan selisih antara nilai transaksi

ekspor dan impor suatu Negara dalam jangka waktu tertentu (www.bi.go.id).

Berikut tabel perkembangan ekspor industri pengolahan tahun 2011-2017:

Tabel 1.1

Perkembangan Ekspor Industri Pengolahan Tahun 2011-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik

Berdasarkan Tabel 1.1, nilai ekspor industri manufaktur sempat

mengalami penurunan dari tahun 2014 ke tahun 2015, kemudian meningkat lagi

pada tahun 2016. Besarnya nilai ekspor mengindikasikan penjualan yang dapat

meningkatkan neraca perdagangan dan meningkatkan PDB. Selain neraca

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 18: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

3

perdagangan, faktor lain yang dapat mempengaruhi PDB industri manufaktur

adalah konsumsi masyarakat atas barang dan jasa. Hal ini dapat terlihat dari

banyaknya perusahaan manufaktur berskala besar dan sedang yang memiliki

kegiatan utama di sektor tersebut. Badan pusat statistik menjelaskan bahwa

industri manufaktur besar dan sedang adalah perusahaan industri manufaktur yang

mempunyai tenaga kerja lebih dari atau sama dengan 20 orang. Bertambahnya

perusahaan manufaktur mengindikasikan meningkatnya kebutuhan masyarakat

akan barang dan jasa yang dapat meningkatkan PDB. Berikut merupakan gambar

jumlah perusahaan manufaktur besar dan sedang pada tahun 2010-2015:

Gambar 1.2

Jumlah Perusahaan Manufaktur Besar dan Sedang Tahun 2010-2015

Sumber: Badan Pusat Statistik

Berdasarkan Gambar 1.2, terlihat bahwa jumlah perusahaan manufaktur di

Indonesia terus mengalami peningkatan. Banyaknya industri manufaktur memicu

persaingan ketat antar perusahaan. Situasi ini menuntut setiap perusahaan untuk

mengelola asetnya secara efektif dan efisien untuk menghasilkan laba, sehingga

perusahaan memiliki dana yang cukup untuk melunasi kewajibannya dan bertahan

pada persaingan bisnis. Perusahaan yang tidak dapat melunasi kewajibannya akan

mengalami kondisi financial distress.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 19: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

4

Financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi

sebelum kebangkrutan ataupun likuidasi (Platt & Platt, 2002 dalam Hanifah &

Purwanto, 2013). Menurut Brigham dan Daves (Mafiroh & Triyono, 2016),

kesulitan keuangan pada perusahaan terjadi ketika perusahaan tidak dapat

memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan

bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya. Ada

beberapa definisi financial distress sesuai tipenya:

1. Economic Failure

Kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana pendapatan perusahaan tidak

dapat menutupi total biaya, termasuk cost of capital perusahaan.

2. Business Failure

Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi

dengan akibat kerugian pada kreditur.

3. Technical Insolvency

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency jika tidak

dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh tempo.

4. Insolvency in Bankrupty

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan insolvent in bankrupty jika nilai

buku utang melebihi nilai pasar aset.

5. Legal Bankrupty

Perusahaan dikatakan bangkrut jika telah diajukan tuntutan secara resmi

dengan undang-undang.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 20: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

5

Menurut Fachrudin (2008) dalam Laurenzia & Sufiyati (2015), terdapat

beberapa penyebab financial distress yaitu:

1. Kesulitan keuangan terjadi akibat economic distress, penurunan dalam industri

perusahaan, dan manajemen yang buruk. Manajemen yang buruk didefinisikan

sebagai penurunan persentase pendapatan operasi perusahaan terhadap

pendapatan operasi industri dalam lima tahun terakhir (Wruck, 1990).

2. Tidak adanya atau kurangnya upaya mengawasi kondisi keuangan sehingga

penggunaan uang tidak sesuai keperluan, akibatnya perusahaan kekurangan

uang untuk membayar gaji, membeli bahan baku, dan membayar utang

(Mackey, 1983).

3. Utang yang berlebihan (highly leverage), kualitas manajemen rendah, dan

pegawai yang tidak jujur (Kaplan, 1993).

4. Modal tidak mencukupi, piutang lapuk, rugi bersih, aliran kas tidak

mencukupi, kerugian karena tuntutan undang-undang, manajer tidak

berpengalaman, manager tidak pandai, manajemen kredit yang tidak baik,

perusahaan bermasalah, pembelian yang berlebihan, aset yang hilang, lokasi

yang tidak sesuai, persaingan yang ketat, penentuan harga tidak tepat, dan

biaya penjualan yang tinggi (Fejerstein, 1996).

Kondisi financial distress dapat dialami oleh setiap perusahaan. Oleh

karena itu, setiap perusahaan harus mewaspadai adanya potensi terjadinya

financial distress. Model financial distress meramalkan adanya kegagalan

keuangan bisnis sebelum benar-benar terjadi kebangkrutan, karena dengan

mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 21: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

6

dilakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi yang mengarah kepada

kebangkrutan (Yustika dkk, 2015). Selain itu, dengan adanya prediksi financial

distress investor dapat mengetahui sejauh mana kinerja keuangan perusahaan

sehingga investor terbantu dalam proses pengambilan keputusan akan berinvestasi

pada perusahaan terkait atau tidak. Dengan demikian, perusahaan memerlukan

sebuah model prediksi financial distress untuk melakukan antisipasi terhadap

financial distress karena model tersebut dapat digunakan sebagai peringatan awal

untuk memperbaiki kondisi perusahaan sebelum terjadi kebangkrutan.

Indikator kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan dalam

memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang (Iramani, 2007 dalam

Hanifah & Purwanto, 2013). Indikator ini diperoleh dari analisis rasio-rasio

keuangan yang terdapat pada informasi laporan keuangan yang diterbitkan

perusahaan (Yustika dkk, 2015). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Tahun 2016, laporan

keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh pihak

independen dapat digunakan untuk menilai faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi financial distress.

Salah satu rumusan matematis untuk memprediksi kebangkrutan dengan

tingkat kepastian yang cukup akurat yaitu 95% dan termasuk dalam penelitian

yang paling populer karena sering digunakan oleh banyak peneliti dalam

melakukan penelitian serupa yakni penelitian untuk memprediksi kebangkrutan

perusahaan yang dikembangkan oleh seorang profesor bisnis dari New York

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 22: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

7

University Amerika Serikat, Edward I. Altman, pada tahun 1968 yang dikenal

dengan Altman Z-Score (Mastuti dkk, 2013). Model Altman Z-Score dapat

digunakan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada

perusahaan manufaktur. Ada lima rasio keuangan yang digunakan dalam model

ini yakni Working Capital to Total Assets ratio, Retained Earnings to Total Assets

ratio, Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets ratio, Market Value

Equity to Book Value of Total Debt ratio, dan Sales to Total Assets ratio.

Working capital to total assets ratio menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aset perusahaan. Modal

kerja bersih menunjukkan selisih antara aset lancar dan liabilitas lancar

perusahaan. Semakin rendah nilai working capital to total asset ratio

mencerminkan bahwa perusahaan tidak memiliki modal kerja bersih yang cukup

untuk mendanai kegiatan operasionalnya dan kemungkinan perusahaan

mengalami kesulitan dalam menghasilkan laba semakin tinggi. Jika perusahaan

kesulitan menghasilkan laba maka akan sulit untuk melunasi total biaya dan cost

of capital perusahaan, sehingga potensi financial distress semakin tinggi.

Retained earnings to total assets ratio merupakan ukuran profitabilitas

kumulatif suatu perusahaan. Saldo laba merupakan akumulasi dari laba pada

periode-periode sebelumnya. Retained earnings to total assets ratio

menggambarkan seberapa besar saldo laba membiayai perolehan aset. Semakin

rendah nilai retained earnings to total assets ratio menunjukkan rendahnya saldo

laba yang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan dana perusahaan dan

meningkatkan sumber dana eksternal. Semakin tinggi pendanaan eksternal, maka

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 23: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

8

kewajiban perusahaan untuk melunasi beban bunga semakin tinggi dan

kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup cost of capital semakin besar,

sehingga potensi perusahaan mengalami financial distress semakin tinggi.

Earnings before interest and taxes to total assets ratio menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aset perusahaan,

sebelum pembayaran bunga dan pajak. Produktivitas dilihat dari kemampuan

perusahaan menggunakan aset yang dimiliki dalam menghasilkan laba bersih.

Semakin rendah nilai earnings before interest and taxes to total assets ratio

menunjukkan rendahnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk

membiayai kegiatan operasionalnya dan melunasi kewajiban-kewajibannya,

sehingga kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup total biaya semakin tinggi

dan potensi perusahaan mengalami financial distress semakin besar.

Market value equity to book value of total debt ratio menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam melunasi utang yang dimilikinya dengan

menggunakan nilai pasar ekuitas. Nilai pasar ekuitas diperoleh dengan

mengkalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per

lembar saham biasa. Nilai buku utang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban

lancar dan kewajiban jangka panjang. Semakin rendah nilai market value equity to

book value of total debt ratio mencerminkan rendahnya kemampuan perusahaan

dalam melunasi utangnya dengan menggunakan modal sendiri. Hal ini berakibat

pada besarnya pokok dan kewajiban bunga yang harus dilunasi oleh perusahaan,

sehingga potensi perusahaan tidak dapat menutup total biaya dan cost of capital

semakin besar dan potensi financial distress semakin tinggi.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 24: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

9

Sales to total assets ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan penjualan dari total aset perusahaan. Sales to total assets ratio

mencerminkan efisiensi dari total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin rendah

nilai sales to total assets ratio menunjukkan rendahnya kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan penjualan dari total aset perusahaan. Jika penjualan rendah

maka laba perusahaan juga rendah, sehingga perusahaan akan kesulitan untuk

melunasi beban-beban dan kewajibannya, sehingga kemungkinan perusahaan

tidak dapat menutup total biaya dan cost of capital semakin tinggi dan potensi

perusahaan mengalami financial distress semakin besar.

Dari kelima rasio yang telah dijelaskan, selanjutnya akan ditentukan

kriteria untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Kriteria yang dimaksud

dengan menggunakan model Altman Z-Score adalah perusahaan yang memiliki

nilai Z-score > 2,99 akan dikategorikan sebagai perusahaan yang tidak mengalami

financial distress dan perusahaan yang memiliki nilai Z-Score < 1,81 akan

dikategorikan sebagai perusahaan yang mengalami financial distress. Jika nilai Z-

Score berada diantara 1,81 sampai 2,99 maka nilai tersebut dikategorikan ke

dalam grey area atau perusahaan yang dapat mengalami financial distress dan

dapat juga tidak mengalami financial distress.

Untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi financial

distress maka dilakukan pengukuran karakteristik perusahaan yang terdiri dari

leverage, likuiditas, dan profitabilitas. Leverage merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka

panjang maupun jangka pendek (Hadi, 2014). Menurut Weygandt et al. (2015),

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 25: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

10

rasio leverage mengukur tingkat perlindungan bagi kreditor dan investor jangka

panjang. Leverage diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), yaitu rasio

yang menunjukkan proporsi utang terhadap ekuitas perusahaan. Semakin besar

proporsi utang terhadap modal menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak

menggunakan utang daripada modal untuk mendanai kegiatan perusahaan. Jika

proporsi utang terhadap modal lebih tinggi, maka pokok pinjaman dan kewajiban

bunga yang harus dilunasi oleh perusahaan juga tinggi, sehingga meningkatkan

kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup total biaya dan cost of capital. Hal

ini menyebabkan potensi financial distress semakin besar. Hasil penelitian

Septivani & Agoes (2014) menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap

financial distress. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yustika

(2015). Akan tetapi, hasil penelitian yang dilakukan Laurenzia & Sufiyati (2015)

menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek (utang lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva

lancar (Syahrial dan Purba, 2011:36, dalam Kusanti 2015). Likuiditas diproksikan

dengan current ratio, yaitu rasio yang menunjukkan proporsi aset lancar terhadap

utang lancar perusahaan. Semakin rendah proporsi aset lancar terhadap utang

lancar mencerminkan rendahnya kemampuan perusahaan dalam melunasi utang

lancarnya dengan menggunakan aset lancar yang ada dan mencerminkan adanya

masalah arus kas untuk melunasi kewajiban jangka pendek. Jika perusahaan tidak

dapat melunasi utang lancarnya saat jatuh tempo maka perusahaan akan

mengalami financial distress. Hasil penelitian Budiarso (2014) menyatakan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 26: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

11

bahwa likuiditas berpengaruh terhadap financial distress. Namun hasil penelitian

yang dilakukan oleh Laurenzia & Sufiyati (2015) menunjukkan bahwa likuiditas

tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur pendapatan atau

keberhasilan operasi suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu (Weygandt et

al., 2015). Profitabilitas diproksikan dengan return on assets (ROA), yaitu rasio

yang menunjukkan kemampuan aset dalam menghasilkan laba. Semakin rendah

proporsi laba bersih terhadap aset perusahaan mencerminkan rendahnya

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari pengelolaan aset. Jika

pengelolaan aset tidak efektif maka biaya-biaya akan tinggi. Contohnya jika

perusahaan memiliki aset berupa ruko yang tidak terpakai, ruko tersebut tidak

dapat menghasilkan laba namun ada biaya berupa listrik, air, telepon, serta pajak

bumi dan bangunan yang mengakibatkan berkurangnya laba. Laba yang rendah

membuat perusahaan tidak dapat menutup biaya-biaya dan membagikan dividen

kepada pemegang saham. Hal ini menyebabkan perusahaan kesulitan menutup

seluruh biaya dan potensi financial distress semakin tinggi. Hasil penelitian

Yustika (2014) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap financial

distress. Namun, penelitian Kusanti (2015) mengatakan profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap financial distress.

Selain analisis rasio keuangan, informasi lain yang dapat digunakan untuk

memprediksi terjadinya financial distress adalah corporate governance yang

diterapkan oleh perusahaan. Dalam mengelola perusahaan, manajemen dapat

mengacu pada good corporate governance (GCG). Di Indonesia, GCG

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 27: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

12

didefinisikan sebagai suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan

oleh organ perusahaan (direksi, dewan komisaris, RUPS) guna memberikan nilai

tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang,

dengan tetap memperhatikan kepentingan shareholder lainnya, berlandaskan

peraturan perundangan dan norma yang berlaku (Daniri, 2014).

Isu GCG dilatarbelakangi oleh agency theory yang menyatakan bahwa

permasalahan agency muncul ketika kepengurusan suatu perusahaan terpisah dari

kepemilikannya. Pemilik atau pemegang saham sebagai principal, sedangkan

menajemen sebagai agent. Agency theory mendasarkan hubungan kontrak antar

anggota dalam perusahaan, dimana principal dan agent sebagai pelaku utama

(Kusanti, 2015). Principal memberikan wewenang kepada agent untuk bertindak

atas nama principal. Agent berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa

yang telah dipercayakan principal kepada agent. Apabila agent dan principal

berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing serta memiliki keinginan

dan motivasi yang berbeda, maka agent tidak selalu bertindak sesuai dengan

keinginan principal (Jensen & Meckling dalam Kusanti, 2015). Sehingga

diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat menyelaraskan perbedaan

kepentingan antara principal dan agent.

Untuk meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi financial distress,

maka dilakukan pula pengukuran GCG perusahaan yang terdiri dari kepemilikan

institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan direksi. Kepemilikan

institusional merupakan persentase dari jumlah lembar saham institusi terhadap

keseluruhan lembar saham perusahaan yang beredar. Kepemilikan investasi saham

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 28: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

13

yang dimiliki oleh institusi yang dimaksud adalah kepemilikan saham oleh

perusahaan dana pensiun, reksadana, perbankan, dan lain-lain dalam jumlah besar

(Setiawan dkk, 2016). Semakin rendah persentase jumlah lembar saham institusi

terhadap keseluruhan lembar saham perusahaan yang beredar menunjukkan

rendahnya kontribusi dan kontrol institusi terhadap perusahaan melalui

penempatan tenaga kerja profesional dalam menganalisis informasi. Hal ini

membuat pemanfaatan aset menjadi tidak efektif dan menyebabkan biaya-biaya

tinggi, sehingga laba berkurang. Laba yang rendah membuat perusahaan tidak

dapat menutup biaya-biaya dan membagikan dividen kepada pemegang saham.

Sehingga potensi perusahaan mengalami financial distress juga semakin tinggi.

Hasil penelitian Laurenzia & Sufiyati (2015) menyatakan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh terhadap financial distress. Namun, hasil penelitian

yang dilakukan oleh Hadi & Andayani (2014) menunjukkan bahwa kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Ukuran dewan komisaris menunjukkan jumlah dewan komisaris suatu

perusahaan pada periode t. Dewan komisaris adalah organ perusahaan yang

melakukan fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi (Hadi &

Andayani, 2014). Dewan komisaris memiliki tanggung jawab dan wewenang

dalam mengawasi tindakan direksi. Ukuran dewan komisaris yang kecil akan

mengurangi efektivitas fungsi monitoring atau pengawasan atas implementasi

kebijakan direksi melalui aktivitas evaluasi. Sedikitnya jumlah dewan komisaris

menyebabkan adanya keterbatasan waktu untuk melakukan evaluasi melalui

kegiatan rapat, sehingga pemanfaatan aset menjadi tidak efektif. Jika pemanfaatan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 29: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

14

aset tidak efektif maka biaya-biaya tinggi dan mengakibatkan laba perusahaan

berkurang. Dengan demikian, kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup

biaya-biaya dan membagikan dividen kepada pemegang saham semakin besar dan

potensi financial distress semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan

dkk (2016) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap

financial distress. Namun, hasil penelitian Kusanti (2015) menunjukkan bahwa

ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Ukuran dewan direksi menunjukkan jumlah dewan direksi yang ada dalam

perusahaan pada periode t, termasuk CEO. Dewan direksi merupakan pimpinan

perusahaan yang dipilih oleh para pemegang saham untuk mewakili kepentingan

mereka dalam mengelola perusahaan (Hadi & Andayani, 2014). Dewan direksi

menentukan kebijakan atau strategi yang akan digunakan oleh perusahaan, baik

jangka pendek maupun jangka panjang. Ukuran dewan direksi yang kecil

mencerminkan keterbatasan sumber daya dan waktu yang dimiliki oleh dewan

direksi untuk menjalankan kepengurusan perusahaan secara optimal. Hal ini

menyebabkan kinerja perusahaan menjadi kurang efektif dan berakibat pada

menurunnya penjualan atau tingginya biaya yang harus dilunasi, sehingga laba

perusahaan berkurang. Dengan demikian, kemungkinan perusahaan tidak dapat

menutup biaya-biaya dan membagikan dividen kepada pemegang saham semakin

besar dan potensi financial distress semakin tinggi. Penelitian Kusanti (2015)

menyatakan bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap financial distress.

Namun, hasil penelitian Hadi & Andayani (2014) menunjukkan bahwa ukuran

dewan direksi tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 30: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

15

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dengan demikian model

financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi

financial distress perusahaan sejak dini maka perusahaan diharapkan dapat

memperbaiki kinerjanya dalam rangka mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di

masa yang akan datang. Adapun penelitian ini merupakan pengembangan dari

penelitian yang dilakukan oleh Laurenzia & Sufiyati pada tahun 2015. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

1. Proksi pengukuran financial distress model Altman Z-Score mengikuti

penelitian Mastuti dkk (2013), yaitu dengan menggunakan Altman Z-Score,

sedangkan pada penelitian Laurenzia & Sufiyati (2015) financial distress

diproksikan dengan interest coverage ratio (ICR).

2. Terdapat penambahan variabel independen karakteristik perusahaan yaitu

profitabilitas yang diproksikan dengan ROA. Variabel profitabilitas mengacu

pada penelitian Yustika dkk (2015). Serta variabel independen GCG yaitu

ukuran dewan direksi yang mengacu pada penelitian Kusanti (2015).

3. Tahun penelitian yang digunakan adalah tahun 2014-2016. Penelitian

Laurenzia & Sufiyati (2015) menggunakan tahun penelitian 2013-2014.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini diberi

judul “PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS”

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun

2014-2016).

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 31: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

16

1.2 Batasan Masalah

Objek penelitian ini mengambil data dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dengan menggunakan variabel dependen financial distress yang

diukur dengan menggunakan Altman Z-Score;

2. Variabel independen karakteristik perusahaan yang mempengaruhi variabel

dependen terdiri dari:

a. Leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio

b. Likuiditas yang diproksikan dengan current ratio

c. Profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets

3. Variabel independen Good Corporate Governance yang mempengaruhi

variabel dependen terdiri dari:

a. Kepemilikan institusional

b. Ukuran dewan komisaris

c. Ukuran dewan direksi

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan pertanyaan

atas penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio berpengaruh

positif terhadap financial distress?

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 32: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

17

2. Apakah Likuiditas yang diproksikan dengan current ratio berpengaruh negatif

terhadap financial distress?

3. Apakah Profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets berpengaruh

negatif terhadap financial distress?

4. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap financial

distress?

5. Apakah Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh negatif terhadap financial

distress?

6. Apakah Ukuran Dewan Direksi berpengaruh negatif terhadap financial

distress?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendapatkan bukti empiris mengenai:

1. Pengaruh Leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio terhadap

financial distress;

2. Pengaruh Likuiditas yang diproksikan dengan current ratio terhadap

financial distress;

3. Pengaruh Profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets terhadap

financial distress;

4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap financial distress;

5. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap financial distress;

6. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap financial distress.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 33: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

18

1.5 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat

dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi manajemen perusahaan, sebagai informasi tambahan mengenai kondisi

financial distress dan agar manajemen dapat mengambil tindakan dini untuk

mencegah terjadinya kebangkrutan.

2. Bagi investor, sebagai informasi tambahan mengenai pentingnya mengetahui

kondisi keuangan emiten dan pengambilan keputusan dalam berinvestasi.

3. Bagi kreditur, untuk membantu dalam memilih debitur yang sesuai dengan

syarat yang ditentukan agar meminimalkan potensi gagal bayar.

4. Bagi auditor, terkait pentingnya mengetahui kondisi financial distress klien

agar auditor tidak salah dalam memberikan opini.

5. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai sumber referensi dan bahan perbandingan

dalam melakukan penelitian yang serupa secara lebih mendalam.

6. Bagi penulis, dalam hal menambah pengetahuan dan menguji kemampuan

dalam penerapan ilmu yang berkaitan dengan rasio keuangan, kepemilikan

institusional, ukuran dewan komisaris dan financial distress.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang dari penelitian, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 34: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

19

BAB II TELAAH LITERATUR

Bab ini membahas mengenai financial distress sebagai variabel

dependen, rasio keuangan, laporan keuangan, agency theory, pengertian

variabel-variabel independen yakni: leverage, likuiditas, profitabilitas,

kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan

direksi, serta hubungan setiap variabel independen dengan variabel

dependen, pengembangan hipotesis dari masing-masing variabel, model

penelitian, dan perumusan hipotesis yang akan diuji.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan gambaran umum objek penelitian, metode

penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

pengambilan sampel, dan teknik analisis data yang digunakan dalam

rangka pembuktian penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas pengolahan dan hasil analisis data berdasarkan

model penelitian pada BAB II, dan menjelaskan bagaimana hasil

penelitian dapat menjawab permasalahan pada rumusan masalah.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan, dan

saran untuk penelitian selanjutnya.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 35: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

20

BAB II

TELAAH LITERATUR

2.1 Agency Theory

Agency theory merupakan landasan yang digunakan oleh perusahaan untuk

memahami good corporate governance. Menurut Jensen dan Meckling (Santoso,

2014), hal yang dibahas dalam agency theory adalah hubungan antara principal

(pemilik dan pemegang saham) dan agent (manajemen). Permasalahan agency

muncul ketika principal mempekerjakan agent untuk memberikan suatu jasa dan

kemudian memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut.

Baik principal dan agent merupakan pemaksimum kesejahteraan diri sendiri,

sehingga ada kemungkinan besar agent tidak selalu bertindak demi kepentingan

terbaik principal (Jensen and Meckling dalam Kusanti, 2015).

Zimmerman (dalam Setiawan dkk, 2016) mengatakan bahwa masalah

keagenan terjadi pada semua organisasi. Menurut Arifin (2005) dalam Laurenzia

& Sufiyati (2015), salah satu penyebab terjadinya pemasalahan agensi adalah

adanya asimetri informasi (Asymmetric Information), yaitu “Informasi yang tidak

seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama

antara principal dan agent. Dalam hal ini principal seharusnya memperoleh

informasi yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil yang diperoleh dari

usaha agent, namun ternyata informasi tentang ukuran keberhasilan yang

diperoleh principal kurang lengkap sehingga tetap tidak dapat menjelaskan kinerja

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 36: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

21

agent yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan principal yang telah

dipercayakan kepada agent.”

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Hanifah dan Purwanto

(2013), terdapat 2 permasalahan yang ditimbulkan oleh adanya asimetri informasi

tersebut, yaitu adverse selection dan moral hazard. Adverse selection yaitu suatu

keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan diambil

oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau

terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas. Moral hazard yaitu permasalahan

yang muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal yang disepakati bersama dalam

kontrak kerja.

Dengan demikian, pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan

untuk memperkecil asimetri informasi. Upaya untuk memperkecil asimetri

informasi ini menimbulkan agency cost yang adalah biaya yang mencakup

pengeluaran untuk pengawasan oleh pemegang saham dan biaya yang dikeluarkan

oleh manajemen untuk menghasilkan laporan yang transparan, termasuk biaya

audit yang independent dan biaya yang disebabkan karena menurunnya nilai

kepemilikan pemegang saham sebagai bentuk “bonding expenditures” yang

diberikan kepada manajemen dalam bentuk opsi dan berbagai manfaat untuk

tujuan menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (Kusanti,

2015). Salah satu cara untuk mengurangi konflik antara agent dan principal

adalah melalui pengungkapan informasi oleh agent, dimana hal ini selaras dengan

berkembangnya isu mengenai good corporate governance.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 37: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

22

2.2 Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tentang

Penyajian Laporan Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2016), laporan

keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan

informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan

keputusan ekonomik. IAI (2016) menyatakan bahwa laporan keuangan disusun

dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan

sejumlah pengguna. Dalam PSAK 1 (IAI, 2016) komponen laporan keuangan

yang lengkap terdiri dari:

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;

2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode;

4. Laporan arus kas selama periode;

5. Catatan atas laporan keuangan;

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Pengguna laporan keuangan meliputi pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan, yaitu para

pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur,

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 38: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

23

bankers, para investor, dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili.

Menurut IAI (2016), kebutuhan pengguna informasi laporan keuangan ialah

sebagai berikut:

1. Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko

yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.

Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus

membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga

tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai

kemampuan entitas untuk membayar dividen.

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok kecil yang mewakili mereka tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas. Mereka juga tertarik

dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan

entitas dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan

kerja.

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar

pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 39: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

24

dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada entitas

dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali

kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup

entitas.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

hidup entitas, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang

dengan, atau bergantung pada entitas.

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan

dengan aktivitas entitas. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur

aktivitas entitas, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk

menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.

Misalnya, entitas dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian

nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada

penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat

dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan

terakhir kemakmuran entitas serta rangkaian aktivitasnya.

Agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang berguna bagi

pembuatan keputusan oleh banyak pengguna, Kerangka Dasar Penyusunan dan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 40: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

25

Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) mengharuskan informasi yang dimuat

didalamnya agar memiliki empat karakteristik kualitatif yaitu (IAI, 2016):

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud

ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari

informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi

kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat

dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu

sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

relevan kalau dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa

depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki

kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan

material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau

jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara

wajar diharapkan dapat disajikan.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 41: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

26

4. Dapat diperbandingkan

Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja

keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan

antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan

posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian

dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus

dilakukan secara konsisten untuk entitas tersebut, antar periode entitas yang

sama dan untuk entitas yang berbeda.

2.3 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data

keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan,

hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari

hubungan data keuangan serta kecenderungannya yang terdapat dalam suatu

laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai

dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan

juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-rasio

laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan

dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil (Bahri & Widyawati,

2015). Menurut Sjahrial (2011) dalam Bahri & Widyawati (2015), kegunaan dari

analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 42: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

27

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang

terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit).

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya

dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern

maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-

model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi dan

peningkatan.

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

Menurut Kasmir (2008) dalam Rahmy (2015), tujuan pokok analisis

laporan keuangan adalah memprediksi kinerja perusahaan pada periode-periode

yang akan datang. Harahap (2007) dalam Salatin, dkk (2013) menyatakan bahwa

tujuan dari analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Screening

Analisis dilakukan dengan melihat secara analisis laporan keuangan dengan

tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.

2. Forecasting

Analisis dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa

yang akan datang.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 43: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

28

3. Diagnosis

Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah

yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan, atau masalah lain.

4. Evaluation

Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi,

dan lain-lain.

Menurut Weygandt et al. (2015) terdapat tiga alat yang biasa digunakan

untuk melakukan analisis laporan keuangan, yaitu:

1. Analisis Horizontal

Analisis horizontal atau biasa juga disebut dengan analisis trend, merupakan

sebuah teknik yang digunakan dalam melakukan analisis laporan keuangan

untuk mengevaluasi rangkaian dari data laporan keuangan untuk periode

tertentu.

2. Analisis Vertikal

Analisis vertikal atau biasa juga disebut dengan analisis common-size

merupakan sebuah teknik yang memperlihatkan setiap pos dari laporan

keuangan sebagai persentase terhadap total asetnya.

3. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk

melakukan analisis laporan keuangan dengan menilai kinerja suatu perusahaan

berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan

keuangan.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 44: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

29

Menurut Salatin dkk (2013), manfaat analisis laporan keuangan bagi

manager adalah untuk menganalisis, mengendalikan, dan memperbaiki

operasional perusahaan. Sedangkan bagi analis kredit, digunakan untuk

menentukan kemampuan perusahaan membayar utangnya. Hasil prediksi yang

diperoleh melalui analisis laporan keuangan diharapkan mampu menjadi tanda

peringatan awal bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya dalam rangka

mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan. Hasil analisis laporan

keuangan akan mampu membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci

dan kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi

keberhasilan perusahaan di masa depan (Safitri & Fitantina, 2016).

2.4 Financial Distress

Menurut Atmaja (2008) dalam Rahmy (2015), financial distress adalah kondisi

dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Platt

dan Platt (Hadi & Andayani, 2014) mendefinisikan financial distress sebagai

tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan

atau likuidasi. Menurut Wurck (1990) dalam Budiarso (2014), financial distress

adalah suatu keadaan dimana arus kas operasi tidak mencukupi untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban lancarnya seperti utang dagang atau biaya bunga.

Damodaran (2001) dalam Agusti (2013) menyatakan faktor penyebab

financial distress dari dalam perusahaan lebih bersifat mikro, faktor-faktor dari

dalam perusahaan tersebut adalah:

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 45: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

30

1. Kesulitan arus kas

Terjadi ketika penerimaan pendapatan perusahaan dari hasil operasi

perusahaan tidak cukup untuk menutupi beban-beban usaha yang timbul atas

aktivitas operasi perusahaan. Kesulitan arus kas juga disebabkan adanya

kesalahan manajemen ketika mengelola aliran kas perusahaan untuk

pembayaran aktivitas perusahaan yang memperburuk kondisi keuangan

perusahaan.

2. Besarnya jumlah utang

Kebijakan pengambilan utang perusahaan untuk menutupi biaya yang timbul

akibat operasi perusahaan akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan

untuk mengembalikan utang di masa depan. Ketika tagihan jatuh tempo dan

perusahaan tidak mempunyai cukup dana untuk membayar tagihan-tagihan

yang terjadi maka kemungkinan yang dilakukan kreditur adalah mengadakan

penyitaan harta perusahaan untuk menutupi kekurangan pembayaran tagihan

tersebut.

3. Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan selama beberapa tahun

Kerugian operasional perusahaan menimbulkan arus kas negatif dalam

perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena beban operasional lebih besar dari

pendapatan yang diterima perusahaan.

Meskipun perusahaan dapat mengatasi 3 hal di atas, belum tentu suatu

perusahaan dapat terhindar dari financial distress, karena masih ada faktor

eksternal. Faktor eksternal dapat berupa kenaikan tingkat suku bunga pinjaman

yang menyebabkan beban bunga yang ditanggung perusahaan meningkat, selain

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 46: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

31

itu ada pula kenaikan biaya tenaga kerja yang mengakibatkan besarnya biaya

produksi suatu perusahaan (Hadi & Andayani, 2014).

Menurut Platt dan Platt (Gobenvy, 2013) kegunaan informasi jika suatu

perusahaan mengalami financial distress antara lain: (1) dapat mempercepat

tindakan manajemen untuk mencegah masalah sebelum terjadinya kebangkrutan.

(2) Pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger atau take over agar

perusahaan lebih mampu untuk membayar utang dan mengelola perusahaan

dengan lebih baik. (3) Memberikan tanda peringatan awal adanya kebangkrutan

pada masa yang akan datang.

Penelitian rasio keuangan dalam memprediksi terjadinya financial distress

pertama kali dilakukan oleh Edward I. Altman pada tahun 1968 yang dikenal

dengan model Altman Z-Score. Mastuti (2013) menyatakan bahwa Altman Z-

Score merupakan nilai yang ditentukan dari hitungan standar yang akan

menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Altman

menggunakan lima rasio keuangan yang diperuntukkan bagi perusahaan go public

untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang mengalami financial distress dan

yang tidak mengalami financial distress, yakni working capital to total assets

ratio, retained earnings to total assets ratio, earnings before interest and taxes to

total assets ratio, market value equity to book value of debt ratio, dan sales to

total asssets ratio.

Working capital to total assets ratio menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aset perusahaan.

Semakin rendah nilai working capital to total asset ratio mencerminkan bahwa

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 47: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

32

perusahaan tidak memiliki modal kerja bersih yang cukup untuk mendanai

kegiatan operasionalnya dan kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan dalam

menghasilkan laba semakin tinggi. Jika perusahaan kesulitan menghasilkan laba

maka akan sulit untuk melunasi total biaya dan cost of capital perusahaan,

sehingga potensi financial distress semakin tinggi. Rumus untuk mengukur

working capital to total assets ratio yaitu:

Keterangan:

Working Capital = (Aset Lancar – Liabilitas Lancar)

Total Assets = Total Aset

Retained earnings to total assets ratio menggambarkan seberapa besar

laba ditahan membiayai perolehan aset. Weygandt et al. (2015) menambahkan

bahwa retained earnings merupakan laba bersih yang ditahan dalam bisnis

perusahaan yang diakumulasi setiap tahunnya. Laba ditahan terhadap total aset

digunakan untuk mengukur profitabilitas kumulatif perusahaan dengan

membandingkan laba ditahan dengan total aset yang dinyatakan dalam persen.

Semakin rendah nilai retained earnings to total assets ratio menunjukkan

rendahnya saldo laba yang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan dana

perusahaan dan meningkatkan sumber dana eksternal. Semakin tinggi pendanaan

eksternal, maka kewajiban perusahaan untuk melunasi beban bunga semakin

tinggi dan kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup cost of capital semakin

besar, sehingga potensi perusahaan mengalami financial distress semakin tinggi.

𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 48: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

33

Retained earnings to total assets ratio diukur dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Keterangan:

Retained Earnings = Saldo Laba

Total Assets = Total Aset

Earnings before interest and taxes (EBIT) to total assets ratio

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aset

perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak. Produktivitas dilihat dari

kemampuan perusahaan menggunakan aset yang dimiliki dalam menghasilkan

laba bersih.

Semakin rendah nilai earnings before interest and taxes to total assets

ratio menunjukkan rendahnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan melunasi kewajiban-kewajibannya,

sehingga kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup total biaya semakin tinggi

dan potensi perusahaan mengalami financial distress semakin besar. Rumus untuk

mengukur rasio earnings before interest and taxes (EBIT) to total assets ratio

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

EBIT = Pendapatan sebelum beban bunga dan pajak

Total Assets = Total Aset

𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑑 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑑 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐸𝐵𝐼𝑇 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝐸𝐵𝐼𝑇

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 49: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

34

Market value equity to book value of debt ratio menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam melunasi utang yang dimilikinya dengan menggunakan nilai

pasar ekuitas. Nilai pasar ekuitas diperoleh dengan mengkalikan jumlah lembar

saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku

utang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dan kewajiban jangka

panjang.

Semakin rendah nilai market value equity to book value of total debt ratio

mencerminkan rendahnya kemampuan perusahaan dalam melunasi utangnya

dengan menggunakan modal sendiri. Hal ini berakibat pada besarnya pokok dan

kewajiban bunga yang harus dilunasi oleh perusahaan, sehingga potensi

perusahaan tidak dapat menutup total biaya dan cost of capital semakin besar dan

potensi financial distress semakin tinggi. Pengukuran market value equity to book

value of debt ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

Market Value Equity = Nilai pasar ekuitas

Book Value of Debt = Nilai buku utang

Sales to total assets ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan penjualan dari total aset perusahaan. Sales to total assets ratio

mencerminkan efisiensi dari total aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Mastuti

dkk (2013), penjualan terhadap total aset digunakan untuk mengukur kemampuan

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑜 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐷𝑒𝑏𝑡 =𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐷𝑒𝑏𝑡

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 50: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

35

manajemen dalam menghadapi kondisi persaingan dengan membandingkan

penjualan dengan total aset yang dinyatakan dalam kali.

Semakin rendah nilai sales to total assets ratio menunjukkan rendahnya

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari total aset perusahaan.

Jika penjualan rendah maka laba perusahaan juga rendah, sehingga perusahaan

akan kesulitan untuk melunasi beban-beban dan kewajibannya, sehingga

kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup total biaya dan cost of capital

semakin tinggi dan potensi perusahaan mengalami financial distress semakin

besar. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Sales = Penjualan

Total Assets = Total Aset

Dari kelima rasio laporan keuangan yang telah dijelaskan, selanjutnya

akan digabungkan ke dalam satu persamaan model Altman Z-Score. Sesuai

dengan penelitian asli mengenai prediksi financial distress yang dilakukan oleh

Edward I. Altman pada tahun 1968, Mastuti, dkk (2013) menyimpulkan rumus

model Altman Z-Score sebagai berikut:

Keterangan:

Z-Score = Overall Index

X1 = Working Capital to Total Assets

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝑍 − 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 51: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

36

X2 = Retained Earnings to Total Assets

X3 = Earnings before Interest and Taxes to Total Assets

X4 = Market Value Equity to Book Value of Total Liabilities

X5 = Sales to Total Assets

Menurut Muslich (dalam Mastuti dkk, 2013), kriteria untuk hasil

perhitungan model Altman Z-Score adalah jika perusahaan memiliki Z-Score lebih

dari 2,99 maka diklasifikasikan sebagai perusahaan tidak mengalami financial

distress. Jika Z-Score kurang dari 1,81 maka diklasifikasikan sebagai perusahaan

yang mengalami financial distress. Kemudian nilai antara 1,81 sampai 2,99

diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area, yaitu perusahaan yang dapat

mengalami financial distress dan dapat juga tidak mengalami financial distress.

Model prediksi financial distress oleh Altman pernah mengalami revisi

yang dikarenakan oleh banyaknya perusahaan tidak go public yang tidak memiliki

nilai pasar, sehingga Altman mengembangkan model alternatif dengan

menggantikan variabel X4 yang semula merupakan perbandingan nilai pasar

ekuitas dengan nilai buku utang, menjadi perbandingan nilai buku saham biasa

dan preferen dengan nilai buku total utang. Dengan demikian model tersebut baik

dipakai untuk perusahaan yang tidak go public (Mastuti dkk, 2013).

2.5 Leverage

Leverage merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek (Hadi, 2014).

Menurut Weygandt et al. (2015), rasio leverage mengukur tingkat perlindungan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 52: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

37

bagi kreditor dan investor jangka panjang. Harahap (2009) dalam Laurenzia &

Sufiyati (2015) menyatakan bahwa rasio leverage adalah rasio yang mengukur

seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar dengan

kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Penggunaan utang bagi

perusahaan mengandung 3 dimensi yaitu (Rahmy, 2015):

1. Pemberi kredit menitikberatkan pada besarnya jaminan kredit yang diberikan.

2. Dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan

keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan

akan meningkat keuntungannya.

3. Dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh dan tidak akan

kehilangan pengendalian perusahaan.

Kieso et al. (2014) menjelaskan bahwa pembiayaan dengan menggunakan

utang dapat mengurangi beban pajak karena pokok dan bunga yang harus dilunasi

oleh perusahaan akan mengurangi net income dan berakibat pada berkurangnya

beban pajak. Selain itu, Kieso juga menambahkan bahwa pembiayaan utang tidak

menurunkan earning per share perusahaan. Sehingga dari sisi perusahaan,

pembiayaan dengan menggunakan utang tidak mengurangi persentase

kepemilikan saham dan fungsi kontrol atas perusahaan. Gitman dan Zutter (2015)

membagi leverage ke dalam beberapa kategori berdasarkan sumbernya, yaitu:

1. Operating leverage yang berfokus dengan hubungan antara penjualan

perusahaan dan pendapatan sebelum bunga dan pajak atau laba operasi;

2. Financial leverage yang berfokus dengan hubungan antara pendapatan

sebelum bunga dan pajak perusahaan dan pendapatan per lembar saham biasa;

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 53: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

38

3. Total leverage adalah kombinasi efek operating leverage dan financial

leverage.

Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur leverage adalah Debt to

Equity Ratio (DER), yaitu rasio yang menunjukkan proporsi utang terhadap

ekuitas perusahaan. Rumus DER menurut Subramanyam & Wild (2014) yaitu:

Keterangan:

Total Debt = Total Utang

Shareholder’s Equity = Total Ekuitas Pemegang Saham

Semakin besar proporsi utang terhadap modal menunjukkan bahwa

perusahaan lebih banyak menggunakan utang daripada modal untuk mendanai

kegiatan perusahaan. Jika proporsi utang terhadap modal lebih tinggi, maka pokok

pinjaman dan kewajiban bunga yang harus dilunasi oleh perusahaan juga tinggi,

sehingga meningkatkan kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup total biaya

dan cost of capital. Hal ini menyebabkan potensi financial distress semakin besar.

Hasil penelitian Septivani & Agoes (2014) menyatakan bahwa leverage

berpengaruh terhadap financial distress perusahaan, dapat diartikan bahwa

semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, maka semakin tinggi pula

kemungkinan perusahaan mengalami kondisi financial distress. Hasil ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yustika (2015), Hidayat &

Meiranto (2014), Mafiroh & Triyono (2016), Eliu (2014), Gobenvy (2014), Atika

(2013), Istiantoro (2015), Fitriyah dan Hariyati (2013), dan Arasy (2014). Akan

tetapi, hasil penelitian yang dilakukan Laurenzia & Sufiyati (2015) menunjukkan

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟′𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 54: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

39

bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian,

hipotesis pertama yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

Ha1 = Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif

terhadap financial distress.

2.6 Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk melunasi

kewajiban jatuh temponya (Weygandt et al., 2015). Likuiditas menggambarkan

kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancar) pada

saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar (Syahrial & Purba, 2011:36,

dalam Kusanti 2015). Kewajiban finansial jangka pendek yang harus segera

dipenuhi itu dapat berupa utang yang akan jatuh tempo dalam jangka dekat, upah

tenaga kerja, utang bahan yang dibelinya, pembayaran rekening listrik, air minum

yang diperlukan dalam proses produksi dan sebagainya (Agusti, 2013).

Ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya merupakan

suatu masalah likuiditas yang ekstrem, masalah ini dapat mengarah pada

penjualan investasi dan aset lainnya yang dipaksakan, dan bahkan mengarah pada

kesulitan insolvabilitas dan kebangkrutan (John, 2010 dalam Andre, 2013).

Menurut Weygandt et al. (2015), terdapat beberapa unsur yang

memengaruhi penilaian likuiditas suatu perusahaan yaitu:

1. Current Ratio

Current ratio digunakan untuk mengevaluasi likuiditas suatu perusahaan dan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 55: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

40

perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi current assets dengan current

liabilities.

2. Acid-Test Ratio

Acid-Test Ratio mengukur likuiditas aset yang memiliki jangka waktu sangat

pendek yang dihitung dengan membagi penjumlahan dari kas, investasi jangka

pendek, dan net receivables dengan current liabilities.

3. Account Receivables Turnover

Account Receivables Turnover digunakan untuk mengukur likuiditas dari

piutang yang menghitung seberapa sering suatu perusahaan menerima

pelunasan piutang selama suatu periode. Perhitungan dilakukan dengan

membagi penjualan kredit bersih (penjualan kredit dikurangi penjualan tunai)

dengan rata-rata piutang perusahaan.

4. Inventory Turnover

Inventory Turnover mengukur likuiditas dari persediaan dengan menghitung

seberapa sering rata-rata suatu perusahaan menjual persediaan selama periode

tertentu. Perhitungan dilakukan dengan membagi cost of good sold dengan

rata-rata persediaan.

Penelitian ini menggunakan current ratio, yaitu rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam melunasi utang lancarnya dengan menggunakan

aset lancar yang ada. Rumus current ratio (Weygandt et al., 2015), yaitu:

Keterangan:

Current Assets = Aset Lancar Perusahaan

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 56: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

41

Current Liabilities = Kewajiban Lancar Perusahaan

Semakin rendah proporsi aset lancar terhadap utang lancar mencerminkan

rendahnya kemampuan perusahaan dalam melunasi utang lancarnya dengan

menggunakan aset lancar yang ada dan mencerminkan adanya masalah arus kas

untuk melunasi kewajiban jangka pendek. Jika perusahaan tidak dapat melunasi

utang lancarnya saat jatuh tempo maka perusahaan akan mengalami financial

distress.

Hasil penelitian Budiarso (2014) menyatakan bahwa likuiditas

berpengaruh terhadap financial distress. Hasil ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Widhiari dan Merkusiwati (2015), Istiantoro (2015), Septivani &

Agoes (2014), Yustika (2015), Hidayat & Meiranto (2014), Cinantya &

Merkusiwati (2015) dan Atika dkk (2013). Namun hasil penelitian yang dilakukan

oleh Laurenzia & Sufiyati (2015), dan Andre (2013) menunjukkan bahwa

likuiditas tidak berpengaruh terhadap financial distress. Sehingga, hipotesis kedua

yang dikembangkan yaitu:

Ha2 = Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh negatif

terhadap financial distress.

2.7 Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi suatu

perusahaan untuk jangka waktu tertentu (Weygandt et al., 2015). Menurut

Ardiyanto (dalam Yustika, 2015), profitabilitas merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 57: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

42

keuntungan. Menurut Wahyu (dalam Andre, 2013), profitabilitas menunjukkan

efisiensi dan efektivitas penggunaan aset perusahaan karena rasio ini mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan penggunaan aset.

Menurut Weygandt et al. (2015), analisis profitabilitas dapat diukur

dengan beberapa ukuran yaitu:

1. Profit Margin

Profit margin mengukur persentase laba yang dihasilkan dari masing-masing

penjualan yang menghasilkan pendapatan bersih perusahaan, dengan

menghitung net income dibagi dengan net sales.

2. Asset Turnover

Asset turnover mengukur efisiensi suatu perusahaan dalam menggunakan

asetnya untuk menghasilkan penjualan. Asset turnover dihitung dengan

membagi net sales dengan average assets.

3. Return on Assets

Return on assets adalah pengukuran efektivitas perusahaan secara keseluruhan

dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aset-aset yang tersedia.

Return on assets dihitung dengan cara membagi net income dengan average

assets.

4. Return on Ordinary Shareholder’s Equity

Return on ordinary shareholder’s equity mengukur keberhasilan suatu

perusahaan dalam menghasilkan pendapatan demi kepentingan pemegang

saham biasa. Return on ordinary shareholder’s equity dihitung dengan

membagi net income yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 58: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

43

average ordinary shareholder’s equity. Jika terdapat dividen untuk pemegang

saham preferen maka akan mengurangi net income yang tersedia bagi

pemegang saham biasa.

5. Earning Per Share (EPS)

Earning per share (EPS) mengukur laba per tiap lembar saham beredar yang

didapatkan oleh pemegang saham biasa. EPS dihitung dengan membagi net

income yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah saham biasa

yang beredar.

6. Price Earning Ratio

Price earning ratio mengukur harga pasar dari setiap saham biasa terhadap

EPS. Price earning ratio merefleksikan penilaian investor terhadap

pendapatan masa depan perusahaan.

7. Payout Ratio

Payout ratio mengukur persentase pendapatan yang didistribusikan dalam

bentuk dividen kas. Payout ratio dihitung dengan membagi dividen kas

dengan net income.

Penelitian ini menggunakan Return on Assets (ROA), yaitu rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari pengelolaan aset.

Rumus ROA menurut Weygandt et al. (2015) yaitu:

Menurut Weygandt et al. (2015), net income pada laporan keuangan

didapat dengan mengurangkan seluruh pendapatan dengan seluruh beban, dimulai

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 59: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

44

dari penjualan dikurangi dengan cost of good sold kemudian didapat gross profit.

Gross profit dikurangi dengan beban operasional seperti selling and

administrative expense ditambah kurang dengan operating expense didapatkan

income from operations. Income from operations ditambah kurang dengan other

income and expense, dikurang interest expense didapatkan income before income

tax. Income before income tax dikurang dengan income tax expense, sehingga

didapatkan net income. Average total assets didapatkan dari penjumlahan total

aset tahun sekarang dan tahun sebelumnya, kemudian dibagi dua.

Semakin rendah proporsi laba bersih terhadap aset perusahaan

mencerminkan rendahnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari

pengelolaan aset. Jika pengelolaan aset tidak efektif maka biaya-biaya akan tinggi,

dan berakibat pada berkurangnya laba. Laba yang rendah membuat perusahaan

tidak dapat menutup biaya-biaya dan membagikan dividen kepada pemegang

saham. Hal ini menyebabkan perusahaan kesulitan menutup seluruh biaya dan

potensi financial distress semakin tinggi.

Hasil penelitian Yustika (2014) menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh terhadap financial distress. Hasil ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Fitriyah & Hariyati (2013), Arasy (2014), dan Andre (2013).

Namun, hasil penelitian Kusanti (2015) dan Istiantoro (2015) menunjukkan bahwa

profitabilitas tidak berpengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian,

hipotesis ketiga yang dikembangkan yaitu:

Ha3 = Profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets berpengaruh negatif

terhadap financial distress

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 60: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

45

2.8 Good Corporate Governance

Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu kunci sukses

perusahaan untuk tumbuh dan memberikan manfaat jangka panjang. Di Indonesia,

GCG merupakan suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh

organ perusahaan guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara

berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma

yang berlaku (Daniri, 2014).

Menurut Daniri (2014) manfaat penerapan GCG yaitu:

1. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung pemegang

saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.

Biaya-biaya ini dapat berupa kerugian yang diderita perusahaan sebagai akibat

penyalahgunaan wewenang (wrong-doing), ataupun berupa biaya pengawasan

yang timbul untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

2. Mengurangi biaya modal (cost of capital), yaitu sebagai dampak dari

pengelolaan perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas dana

atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil seiring

dengan turunnya tingkat risiko perusahaan.

3. Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra

perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.

4. Menciptakan dukungan para stakeholder (para pemangku kepentingan) dalam

lingkungan perusahaan terhadap keberadaan perusahaan dan berbagai strategi

dan kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena umumnya mereka mendapat

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 61: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

46

jaminan bahwa mereka juga mendapat manfaat maksimal dari segala tindakan

dan operasi perusahaan dalam menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan.

5. Reputasi yang baik. Perusahaan yang menghargai hak pemegang saham dan

kreditur serta memastikan transparansi dan akuntabilitas keuangan yang lebih

baik akan memperoleh kepercayaan investor.

6. Peringkat kredit yang baik. Perusahaan yang menerapkan standar corporate

governance yang kuat akan memperoleh manfaat berupa peringkat kredit yang

lebih baik.

7. Mitigasi risiko. Praktik GCG membantu perusahaan dalam memitigasi risiko

dengan cara: Meningkatkan transparansi dan mengurangi risiko terjadinya

fraud; Menetapkan proses bisnis dengan jelas disertai dengan tanggung jawab

dan akuntabilitas dari setiap unsur perusahaan, guna meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan yang terbebas dari bias dan irasionalitas; Standar

corporate governance yang kuat memastikan perusahaan beroperasi demi

kepentingan pemegang saham.

8. Meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Struktur dan praktik corporate

governance menghasilkan kebijakan dan pertumbuhan perusahaan yang

berkualitas, melaksanakan suksesi manajemen secara efektif serta

meningkatkan daya saing perusahaan secara jangka panjang.

9. Meningkatkan akses ke pasar modal. Perusahaan harus membuktikan telah

melaksanakan GCG agar dipandang layak untuk memperoleh modal yang

dibutuhkan.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 62: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

47

Penerapan GCG harus didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu agar

pelaksanaannya sesuai dengan aturan dan rencana yang telah ditetapkan. Daniri

(2014) menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari GCG yaitu:

1. Transparency (keterbukaan informasi)

Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam proses

pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material

dan relevan mengenai kegiatan perusahaan.

2. Accountability (akuntabilitas)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan

pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif. Masalah yang sering ditemukan di perusahaan-

perusahaan Indonesia adalah mandulnya fungsi pengawasan Dewan

Komisaris. Atau justru sebaliknya, Komisaris Utama atau Dewan Komisaris

mengambil peran berikut wewenang yang seharusnya dijalankan Direksi.

Padahal diperlukan kejelasan tugas serta fungsi organ perusahaan agar tercipta

suatu mekanisme checks and balances kewenangan dan peran dalam

mengelola perusahaan.

3. Responsibility (pertanggungjawaban)

Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan) di dalam

pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korpoprasi yang sehat serta peraturan

perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku di sini termasuk yang

berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 63: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

48

lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian, dan

persaingan yang sehat.

4. Independency (kemandirian)

Kemandirian merupakan prinsip penting dalam penerapan GCG di Indonesia.

Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan di mana perusahaan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan

dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran).

Secara sederhana kesetaraan dan kewajaran (fairness) bisa didefinisikan

sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak

stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan

yang berlaku. Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak pemodal,

sistem hukum dan penegakan peraturan untuk melindungi hak-hak investor

(khususnya pemegang saham minoritas) dari berbagai bentuk kecurangan.

Bentuk kecurangan ini bisa berupa insider trading (transaksi yang melibatkan

informasi orang saham), fraud (penipuan), dilusi saham (nilai perusahaan

berkurang), KKN, atau keputusan-keputusan yang dapat merugikan seperti

pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan, penerbitan saham baru,

merger, akuisisi, atau pengambil-alihan perusahaan lain.

Tujuan utama dari corporate governance adalah melindungi hak dan

kepentingan para pemegang saham dan stakeholders lainnya (Pieris & Jim, 2007

dalam Yayanti & Yanti 2015). Menurut Al-Haddad, et al. dalam Putri &

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 64: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

49

Merkusiwati (2014), corporate governance bertujuan untuk memastikan manajer

perusahaan selalu mengambil tindakan yang tepat dan tidak mementingkan diri

sendiri, serta bertujuan untuk melindungi stakeholders perusahaan. Dengan

demikian, corporate governance diperlukan untuk menciptakan keselarasan

tujuan antara pihak manajerial dan pemegang saham. Mekanisme GCG dapat

dilihat dari kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan

direksi.

2.9 Kepemilikan Institusional

Adanya investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring

yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer (Hadi, 2014).

Menurut Brigham & Houston (2006) dalam Sastriana & Fuad (2013), kepemilikan

institusional adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh badan

hukum atau institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, dana pensiun,

reksadana, bank, dan institusi-institusi lainnya. Kepemilikan institusional

merupakan persentase dari jumlah lembar saham institusi terhadap keseluruhan

lembar saham perusahaan yang beredar. Menurut Emrinaldi (2007) dalam

Laurenzia & Sufiyati, kepemilikan institusional akan mengurangi masalah

keagenan karena pemegang saham oleh institusional akan membantu mengawasi

perusahaan sehingga manajemen tidak akan bertindak merugikan pemegang

saham.

Menurut Permana Sari (dalam Kusanti, 2015) kepemilikan institusional

dalam suatu perusahaan mempunyai keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 65: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

50

Pertama, dengan adanya kepemilikan institusional, perusahaan memiliki

profesional dalam menganalisis informasi sehingga dapat menguji keandalan

informasi. Kedua, dengan adanya investor institusional, perusahaan memiliki

motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat atas aktivitas

yang terjadi didalam perusahaan. Menurut Laurenzia & Sufiyati (2015),

kepemilikan institusional yang besar (>5%) mengindikasi kemampuan memonitor

perusahaan. Dengan demikian, proporsi kepemilikan institusional bertindak

sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen.

Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin besar pula fungsi

monitoring yang efektif terhadap keputusan yang diambil manajemen. Hal ini

tentunya berbeda dengan perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional

yang sedikit dan relatif lemah. Hadi & Andayani (2014) menyatakan semakin

besar kepemilikan institusional, maka pemanfaatan aktiva perusahaan semakin

efisien. Semakin rendah persentase jumlah lembar saham institusi terhadap

keseluruhan lembar saham perusahaan yang beredar menunjukkan rendahnya

kontribusi dan kontrol institusi terhadap perusahaan melalui penempatan tenaga

kerja profesional dalam menganalisis informasi. Hal ini membuat pemanfaatan

aset menjadi tidak efektif dan menyebabkan biaya-biaya tinggi, sehingga laba

berkurang. Laba yang rendah membuat perusahaan tidak dapat menutup biaya-

biaya dan membagikan dividen kepada pemegang saham. Sehingga potensi

perusahaan mengalami financial distress juga semakin tinggi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cinantya dan Merkusiwati (2015)

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 66: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

51

terhadap financial distress. Hasil penelitian ini didukung oleh Laurenzia &

Sufiyati (2015), Yayanti & Yanti (2015), Hanifah & Purwanto (2013),

Ayuningtias (2013), dan Setiawan dkk (2016). Akan tetapi, penelitian yang

dilakukan oleh Putri & Merkusiwati (2014), Hadi & Andayani (2014), Sastriana

& Fuad (2013), dan Kusanti (2015) menyatakan bahwa kepemilikan institusional

tidak berpengaruh terhadap financial distress. Berdasarkan penjelasan tersebut,

maka hipotesis keempat yaitu:

Ha4 = Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap financial distress

2.10 Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris menunjukkan jumlah dewan komisaris suatu perusahaan

pada periode t. Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor

33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan

Publik, yang dimaksud dengan dewan komisaris adalah organ Emiten atau

Perusahaan Publik yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau

khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.

Dewan komisaris mengawasi direksi dalam hal melaksanakan tugas sebaik-

baiknya demi kepentingan perusahaan dan pemegang saham, memastikan bahwa

perusahaan selalu melaksanakan tanggung jawab sosialnya, dan memantau

efektifitas penerapan GCG yang dilaksanakan perusahaan (Daniri, 2014). Dalam

POJK Nomor 33/POJK.04/2014, Pasal 28 mengenai tugas, tanggung jawab, dan

wewenang dari dewan komisaris yaitu:

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 67: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

52

(1) Dewan komisaris bertugas melakukan pengawasan dan bertanggung jawab

atas pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada

umumnya, baik mengenai Emiten atau Perusahaan Publik maupun usaha

Emiten atau Perusahan Publik, dan memberi nasihat kepada direksi.

(2) Dalam kondisi tertentu, dewan komisaris wajib menyelenggarakan RUPS

tahunan dan RUPS lainnya sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur

dalam peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar.

(3) Anggota dewan komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan itikad baik, penuh tanggung

jawab, dan kehati-hatian.

(4) Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dewan komisaris wajib

membentuk komite audit dan dapat membentuk komite lainnya.

(5) Dewan komisaris wajib melakukan evaluasi terhadap kinerja komite yang

membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) setiap akhir tahun buku.

Selain itu, POJK Nomor 33/POJK.04/2014, Pasal 31 mengenai rapat

dewan komisaris mengatur:

(1) Dewan komisaris wajib mengadakan rapat paling kurang 1 (satu) kali dalam 2

(dua) bulan.

(2) Rapat dewan komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilangsungkan apabila dihadiri mayoritas dari seluruh anggota dewan

komisaris.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 68: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

53

(3) Dewan komisaris wajib mengadakan rapat bersama direksi secara berkala

paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.

(4) Kehadiran anggota dewan komisaris dalam rapat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (3) wajib diungkapkan dalam laporan tahunan emiten atau

perusahaan publik.

Menurut Wardhani (dalam Hadi, 2014) dewan komisaris juga memiliki

peran yang diharapkan dapat meminimalisir permasalahan agency yang timbul

antara dewan direksi dan pemegang saham. Dalton et al (dalam Kusanti, 2015)

mengungkapkan bahwa dewan komisaris yang besar menyediakan lingkungan

pengendalian yang baik dan kinerja yang lebih sempurna sehingga dapat

menurunkan kemungkinan perusahaan mengalami tekanan. Daniri (2014)

menambahkan bahwa jumlah serta komposisi dewan komisaris harus disusun

sedemikian rupa agar pengambilan keputusan berjalan dengan efektif, benar, dan

cepat. Selain itu Daniri juga menjelaskan bahwa jumlah anggota dewan komisaris

sebaiknya ganjil untuk menghindari kebuntuan dalam pemungutan suara dan

idealnya, mayoritas dari anggota dewan komisaris harus berasal dari kalangan

luar. POJK Nomor 33/POJK.04/2014, Pasal 20 mengenai keanggotaan dewan

komisaris mengatur:

(1) Dewan komisaris paling kurang terdiri dari 2 (dua) orang anggota dewan

komisaris.

(2) Dalam hal dewan komisaris terdiri dari 2 (dua) orang anggota dewan

komisaris, 1 (satu) di antaranya adalah komisaris independen.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 69: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

54

(3) Dalam hal dewan komisaris terdiri lebih dari 2 (dua) orang anggota dewan

komisaris, jumlah komisaris independen wajib paling kurang 30% (tiga puluh

persen) dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris.

(4) 1 (satu) di antara anggota dewan komisaris diangkat menjadi komisaris utama

atau presiden komisaris.

Ukuran dewan komisaris yang kecil akan mengurangi efektivitas fungsi

monitoring atau pengawasan atas implementasi kebijakan direksi melalui aktivitas

evaluasi. Sedikitnya jumlah dewan komisaris menyebabkan adanya keterbatasan

waktu untuk melakukan evaluasi melalui kegiatan rapat, sehingga pemanfaatan

aset menjadi tidak efektif. Jika pemanfaatan aset tidak efektif maka biaya-biaya

tinggi dan mengakibatkan laba perusahaan berkurang. Dengan demikian,

kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup biaya-biaya dan membagikan

dividen kepada pemegang saham semakin besar dan potensi financial distress

semakin tinggi. Hasil penelitian Setiawan dkk (2016) menyatakan bahwa ukuran

dewan komisaris memiliki pengaruh negatif terhadap financial distress. Hasil

penelitian ini didukung oleh penelitian Hadi & Andayani (2014) dan Ayuningtias

(2013). Tapi penelitian yang dilakukan oleh Hanifah & Purwanto (2013), dan

Kusanti (2015) mengatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak memiliki

pengaruh terhadap financial distress. Dengan demikian, hipotesis kelima

dirumuskan sebagai berikut:

Ha5 = Ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap financial distress.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 70: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

55

2.11 Ukuran Dewan Direksi

Ukuran dewan direksi menunjukkan jumlah dewan direksi yang ada dalam

perusahaan pada periode t, termasuk CEO. Dalam POJK Nomor

33/POJK.04/2014, direksi adalah organ Emiten atau Perusahaan Publik yang

berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Emiten atau

Perusahaan Publik untuk kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik, sesuai

dengan maksud dan tujuan Emiten atau Perusahaan Publik serta mewakili Emiten

atau Perusahaan Publik, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan

ketentuan anggaran dasar. Menurut Hadi & Andayani (2014) dewan direksi

merupakan pimpinan perusahaan yang dipilih oleh para pemegang saham untuk

mewakili kepentingan mereka dalam mengelola perusahaan.

Masing-masing anggota direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil

keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Menurut Daniri

(2014), tugas dan fungsi utama direksi adalah (1) menjalankan roda manajemen

perseroan secara menyeluruh dan (2) mengupayakan perusahaan dapat

melaksanakan tanggung jawab sosialnya dan juga harus memperhatikan berbagai

kepentingan stakeholder, serta senantiasa mendorong penerapan GCG yang

dilaksanakan dengan konsisten. Dalam POJK Nomor 33/POJK.04/2014, Pasal 12

mengenai tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari dewan direksi yaitu:

(1) Direksi bertugas menjalankan dan bertanggung jawab atas pengurusan emiten

atau perusahaan publik untuk kepentingan emiten atau perusahaan publik

sesuai dengan maksud dan tujuan emiten atau perusahaan publik yang

ditetapkan dalam anggaran dasar.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 71: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

56

(2) Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab atas pengurusan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), direksi wajib menyelenggarakan RUPS tahunan dan

RUPS lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan

anggaran dasar.

(3) Setiap anggota direksi wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan itikad baik, penuh tanggung

jawab, dan kehati-hatian.

(4) Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direksi dapat membentuk komite.

(5) Dalam hal dibentuk komite sebagaimana dimaksud pada ayat (4), direksi

wajib melakukan evaluasi terhadap kinerja komite setiap akir tahun buku.

Selain itu, POJK Nomor 33/POJK.04/2014, Pasal 16 mengenai rapat

dewan direksi mengatur:

(1) Direksi wajib mengadakan rapat direksi secara berkala paling kurang 1 (satu)

kali dalam setiap bulan.

(2) Rapat direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilangsungkan

apabila dihadiri mayoritas dari seluruh anggota direksi.

(3) Direksi wajib mengadakan rapat direksi bersama dewan komisaris secara

berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.

(4) Kehadiran anggota direksi dalam rapat sebagaimana dimaksudkan pada ayat

(1) dan ayat (3) wajib diungkapkan dalam rapat tahunan emiten atau

perusahaan publik.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 72: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

57

Jumlah dewan direksi yang besar memberikan manfaat yang besar bagi

perusahaan karena terciptanya network dengan pihak luar dalam menjamin

ketersediaan sumber daya, membantu perusahaan dalam mengambil kebijakan-

kebijakan yang bermanfaat bagi perusahaan sehingga dapat menguntungkan

perusahaan tersebut dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan (Kusanti,

2015). Nilai tambah yang dimaksud adalah jumlah dewan direksi yang sesuai

dengan besarnya perusahaan akan lebih efektif dalam mengawasi kinerja

perusahaan dan terciptanya network dengan pihak luar perusahaan. POJK Nomor

33/POJK.04/2014, Pasal 2 mengenai keanggotaan dewan direksi mengatur:

(1) Direksi emiten atau perusahaan publik paling kurang terdiri dari 2 (dua) orang

anggota direksi.

(2) 1 (satu) di antara anggota direksi diangkat menjadi direktur utama atau

presiden direktur.

Ukuran dewan direksi yang kecil mencerminkan keterbatasan sumber daya

dan waktu yang dimiliki oleh dewan direksi untuk menjalankan kepengurusan

perusahaan secara optimal. Hal ini menyebabkan kinerja perusahaan menjadi

kurang efektif dan berakibat pada menurunnya penjualan atau tingginya biaya

yang harus dilunasi, sehingga laba perusahaan berkurang. Dengan demikian,

kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup biaya-biaya dan membagikan

dividen kepada pemegang saham semakin besar dan potensi financial distress

semakin tinggi. Hasil penelitian Kusanti (2015) menyatakan bahwa ukuran dewan

direksi berpengaruh terhadap financial distress. Hasil ini didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Sastriana & Fuad (2013), Hanifah & Purwanto (2013), dan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 73: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

58

Setiawan dkk (2016). Akan tetapi, hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadi &

Andayani (2014), dan Cinantya & Merkusiwati (2015) menunjukkan bahwa

ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap financial distress. Dengan

demikian, hipotesis terakhir dirumuskan sebagai berikut:

Ha6 = Ukuran dewan direksi berpengaruh negatif terhadap financial distress.

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat & Meiranto (2014) menyatakan bahwa

leverage dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap financial distress. Begitu pula

dengan penelitian yang dilakukan oleh Septivani & Agoes (2014) yang

menyatakan bahwa leverage dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap financial

distress. Penelitian yang dilakukan oleh Yustika (2015) menyatakan bahwa

leverage, likuiditas, dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap financial

distress. Penelitian yang dilakukan oleh Gobenvy (2014) menyatakan bahwa

profitabilitas dan leverage berpengaruh terhadap financial distress. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Cinantya & Merkusiwati (2015) menyatakan

bahwa likuiditas dan kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap

financial distress. Penelitian yang dilakukan oleh Budiarso (2014) menyatakan

bahwa leverage dan kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap

financial distress. Hasil penelitian Ayuningtias (2013) menyatakan bahwa

kepemilikan institusional dan ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh

terhadap financial distress.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 74: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

59

2.12 Model Penelitian

Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Model Penelitian

Financial Distress

(FD)

Leverage (DER)

Likuiditas (CR)

Profitabilitas (ROA)

Kepemilikan Institusional

(INS)

Ukuran Dewan Komisaris

(KOM)

Ukuran Dewan Direksi

(DIR)

Karakteristik Perusahaan:

Good Corporate Governance:

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 75: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

60

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014-2016.

Menurut Badan Pusat Statistik, industri manufaktur adalah suatu kegiatan

ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis,

kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau

barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dan

sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir, termasuk dalam kegiatan ini adalah

jasa industri/makloon dan pekerjaan perakitan (assembling).

Perusahaan manufaktur terdiri dari tiga sektor yaitu sektor industri dasar

dan kimia, sektor aneka indistri, dan sektor industri barang konsumsi. Berikut ini

adalah tiga sektor perusahaan manufaktur beserta sub-sektornya (www.idx.co.id):

1. Sektor industri dasar dan kimia:

a. Sub-sektor Semen;

b. Sub-sektor Keramik, Porselen, dan Kaca;

c. Sub-sektor Logam dan Sejenisnya;

d. Sub-sektor Kimia;

e. Sub-sektor Plastik dan Kemasan;

f. Sub-sektor Pakan Ternak;

g. Sub-sektor Kayu dan Pengolahannya;

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 76: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

61

h. Sub-sektor Pulp dan Kertas.

2. Sektor aneka industri:

a. Sub-sektor Mesin dan Alat Berat;

b. Sub-sektor Otomotif dan Komponen;

c. Sub-sektor Tekstil dan Garment;

d. Sub-sektor Alas Kaki;

e. Sub-sektor Kabel;

f. Sub-sektor Elektronika.

3. Sektor industri barang konsumsi:

a. Sub-sektor Makanan dan Minuman;

b. Sub-sektor Rokok;

c. Sub-sektor Farmasi;

d. Sub-sektor Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga;

e. Sub-sektor Peralatan Rumah Tangga.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode causal

study. Sekaran dan Bougie (2013) menyatakan bahwa ”causal study is a study in

which the researcher wants to delineate the cause of one or more problems”,

yaitu “penelitian yang bertujuan untuk menentukan hubungan sebab akibat dari

satu atau lebih masalah.” Penelitian ini didasari oleh adanya keterkaitan hubungan

berupa sebab akibat antara variabel independen, yaitu leverage, likuiditas,

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 77: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

62

profitabilitas, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran

dewan direksi yang mempengaruhi variabel dependen yaitu financial distress.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang terdapat pada penelitian ini menggunakan dua kelompok,

yaitu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X), yang semuanya diukur

dengan menggunakan skala rasio. Menurut Sekaran dan Bougie (2013), skala

rasio adalah pengukuran yang tidak hanya mengukur perbedaan antara poin di

dalam skala tetapi juga menghitung proposisi dari perbedaan tersebut. Sedangkan

menurut Ghozali (2018), skala rasio adalah skala interval dan memiliki nilai dasar

(based value) yang tidak dapat dirubah. Skala rasio dapat ditransformasikan

dengan cara mengalikan dengan konstanta, tetapi transformasi tidak dapat

dilakukan jika dengan cara menambah konstanta karena hal ini akan merubah nilai

dasarnya. Sekaran dan Bougie (2013) menyatakan bahwa variabel dependen

merupakan variabel yang menjadi sasaran utama dalam penelitian. Sedangkan

variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi terjadinya variabel

dependen, baik dalam hasil yang positif maupun negatif.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel utama dalam sebuah penelitian. Sekaran

dan Bougie (2013) menyebutkan bahwa tujuan dari suatu penelitian adalah untuk

memahami, memprediksi, atau menjelaskan variabilitas dari variabel dependen

yang diteliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial distress.

Financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 78: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

63

terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi, dimana kondisi tersebut dapat terlihat

saat perusahaan tidak dapat melunasi total biaya, kewajiban jangka pendek saat

jatuh tempo, operasional terhenti dan merugikan kreditur, nilai buku utang lebih

besar dari nilai pasar aset, dan telah dinyatakan bangkrut dengan tuntutan resmi

dari undang-undang.

Kondisi financial distress dapat diukur dengan menggunakan analisis

diskriminan yang telah dilakukan oleh Altman. Model ini menggunakan lima

rasio keuangan untuk dapat memprediksi apabila suatu perusahaan terkena kondisi

financial distress. Model ini sesuai dengan penelitian asli mengenai prediksi

financial distress yang dilakukan oleh Edward I. Altman pada tahun 1968.

Mastuti, dkk (2013) menuliskan rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:

Z-Score = Overall Index

X1 = Working Capital to Total Assets ratio

X2 = Retained Earnings to Total Assets ratio

X3 = Earnings before Interest and Taxes to Total Assets ratio

X4 = Market Value Equity to Book Value of Total Liabilities ratio

X5 = Sales to Total Assets ratio

Masing-masing rasio dalam model Altman Z-Score diperoleh dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Working capital to total assets ratio, yaitu rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan

𝑍 − 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 79: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

64

total aset perusahaan. Working capital to total assets ratio diukur dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Working Capital = (Aset Lancar – Liabilitas Lancar)

Total Assets = Total Aset

2. Retained earnings to total assets ratio, yaitu rasio yang menggambarkan

seberapa besar laba ditahan membiayai perolehan aset. Retained earnings to

total assets ratio diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Retained Earnings = Saldo Laba

Total Assets = Total Aset

3. Earnings before interest and taxes to total asset ratio, yaitu rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aset

perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak. Earnings before interest

and taxes to total asset ratio diukur dengan menggunakan rumus:

𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑑 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑑 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐸𝐵𝐼𝑇 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝐸𝐵𝐼𝑇

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 80: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

65

Keterangan:

EBIT = Pendapatan sebelum beban bunga dan pajak

Total Assets = Total Aset

4. Market value equity to book value of total debt ratio, yaitu rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang yang dimilikinya

dengan menggunakan nilai pasar ekuitas. Market value equity to book value of

total debt ratio diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Market Value Equity = Nilai pasar ekuitas

Book Value of Debt = Nilai buku hutang

5. Sales to total assets ratio, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari total aset perusahaan. Sales to

total assets ratio diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Sales = Penjualan

Total Assets = Total Aset

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑜 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐷𝑒𝑏𝑡 =𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 81: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

66

Berdasarkan rumus yang telah diuraikan, maka dapat diperoleh

perhitungan Z-Score untuk memprediksi kondisi financial distress. Kriteria yang

dimaksud dengan menggunakan model Altman Z-Score yaitu:

Z-Score > 2,99 : perusahaan yang tidak mengalami financial

distress.

Z-Score 1,81 - 2,99 : grey area, perusahaan yang dapat mengalami

financial distress dan dapat juga tidak mengalami

financial distress.

Z-Score < 1,81 : perusahaan yang mengalami financial distress.

Dalam penelitian ini, yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang memiliki Z-

Score secara berturut-turut kurang dari 1,81.

3.3.2 Variabel Independen

Menurut Sekaran dan Bougie (2013), variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negatif. Berikut ini

merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini:

3.3.2.1 Leverage

Leverage merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek (Hadi, 2014).

Dalam penelitian ini, leverage diproksikan dengan menggunakan Debt to Equity

Ratio (DER), yaitu rasio yang menunjukkan proporsi hutang terhadap ekuitas

perusahaan. Menurut Subramanyam & Wild (2014), DER dapat diukur dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 82: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

67

Keterangan:

Total Debt = Total Hutang

Shareholder’s Equity = Total Ekuitas Pemegang Saham

3.3.2.2 Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek (utang lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva

lancar (Syahrial dan Purba, 2011:36, dalam Kusanti 2015). Dalam penelitian ini,

likuiditas diproksikan dengan menggunakan current ratio, yaitu rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang lancarnya dengan

menggunakan aset lancar yang ada. Menurut Weygandt et al. (2015), current ratio

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Current Assets : Aset Lancar Perusahaan

Current Liabilities : Kewajiban Lancar Perusahaan

3.3.2.3 Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi suatu

perusahaan untuk jangka waktu tertentu (Weygandt et al., 2015). Dalam penelitian

ini profitabilitas diproksikan menggunakan Return On Assets (ROA), yaitu rasio

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟′𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 83: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

68

yang menunjukkan kemampuan aset dalam menghasilkan laba. Menurut

Weygandt et al. (2015), ROA dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Net Income : Laba Bersih Perusahaan Setelah Pajak

Average Total Assets : Rata-rata total aset perusahaan, penjumlahan total aset

tahun sekarang dan tahun sebelumnya, dibagi dua.

3.3.2.4 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan persentase dari jumlah lembar saham

institusi terhadap keseluruhan lembar saham perusahaan yang beredar.

Kepemilikan institusional adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki

oleh badan hukum atau institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, dana

pensiun, reksadana, bank, dan institusi-institusi lainnya (Brigham & Houston,

2006 dalam Sastriana & Fuad, 2013). Outstanding shares adalah jumlah lembar

saham yang diterbitkan oleh perusahaan dan dimiliki oleh pemegang saham

(Weygandt et al., 2015). Menurut Kohardinata dan Herdinata (2013), kepemilikan

institusional dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Total Institutional’s Shares : Jumlah lembar saham yang dimiliki institusi

Outstanding Shares : Jumlah lembar saham perusahaan yang beredar

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐾𝐼 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙′𝑠 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠

𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 84: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

69

3.3.2.5 Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang melakukan fungsi

monitoring dari implementasi kebijakan direksi (Hadi & Andayani, 2014). Dalam

penelitian ini, dewan komisaris diproksikan dengan jumlah dewan komisaris yang

terdapat dalam suatu perusahaan pada periode t.

3.3.2.6 Ukuran Dewan Direksi

Dewan direksi merupakan pimpinan perusahaan yang dipilih oleh pemegang

saham untuk mewakili kepentingan mereka dalam mengelola perusahaan (Hadi &

Andayani, 2014). Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam

mengelola perusahaan. Jumlah dewan direksi diproksikan dengan jumlah dewan

direksi yang ada dalam perusahaan pada periode t, termasuk CEO (Kusanti,

2015).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sekaran dan

Bougie (2013) menyatakan definisi dari data sekunder adalah data yang diperoleh

peneliti namun sebelumnya telah diolah terlebih dahulu oleh pihak lain. Data

sekunder ini berupa data keuangan perusahaan-perusahaan sektor manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016, dimana data telah diaudit oleh auditor

independen. Data tersebut dapat diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI)

yaitu, www.idx.co.id.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 85: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

70

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor manufaktur

yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit

untuk tahun 2014 sampai tahun 2016. Menurut Sekaran dan Bougie (2013),

sampel adalah beberapa elemen pilihan yang merupakan bagian dari populasi

yang masih memiliki ciri dan karakteristik sama dengan populasi dan mampu

mewakili keseluruhan populasi dari penelitian. Dalam penelitian ini, sampel

dipilih menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan anggota sampel

yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang dimiliki oleh sampel itu

(Sekaran dan Bougie, 2013). Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang secara berturut-turut terdaftar di BEI selama

periode 2014-2016;

2. Perusahaan manufaktur yang secara berturut-turut menerbitkan laporan

keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan sudah diaudit selama

periode 2014-2016;

3. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah;

4. Perusahaan memiliki Z-Score secara berturut-turut kurang dari 1,81.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Statistik Deskriptif

Ghozali (2018) menyatakan bahwa statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 86: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

71

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemiringan

distribusi). Mean adalah jumlah seluruh angka pada data dibagi dengan jumlah

yang ada. Standar deviasi adalah suatu ukuran penyimpangan. Minimum adalah

nilai terkecil dari data sedangkan maksimum adalah nilai terbesar dari data. Range

merupakan selisih nilai maksimum dan minimum.

3.6.2 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2018), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal.

Untuk mengetahui apakah suatu data tersebut normal atau tidak secara statistik

maka dilakukan uji statistik menurut Kolmogorov - Smirnov. Hipotesis yang

digunakan adalah sebagai berikut:

a. Apabila hasil signifikansi lebih besar (≥) dari 0,05 maka data terdistribusi

normal.

b. Apabila hasil signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 maka data tersebut tidak

terdistribusi normal.

Apabila data tidak terdistribusi secara normal, maka akan dilakukan

pengujian outlier untuk mengetahui nilai z-score dari data dan membuang data

yang memiliki nilai z-score ≥ 2,5 untuk penelitian dengan total sampel kecil atau

kurang dari 80. Untuk penelitian dengan total sampel besar atau lebih dari 80, data

yang dibuang adalah yang memiliki nilai z-score > 3 atau < 3 (Ghozali, 2018).

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 87: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

72

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa tidak terjadi penyimpangan

pada model regresi. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

3.6.3.1 Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2018), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji adanya

korelasi antar variabel bebas (independen) yang ditemukan dalam model regresi.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel

ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai

korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model

regresi adalah dengan mengamati nilai tolerance dan variance inflation factor

(VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang

tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut-off yang umum

dipakai adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF di atas 10. Bila hasil

regresi memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada

multikoloneritas dalam model regresi.

3.6.3.2 Uji Autokorelasi

Ghozali (2018) menyatakan uji autokorelasi adalah uji yang dilakukan untuk

melihat adanya korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan

kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi linear.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 88: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

73

Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Masalah

autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu dan

berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data runtu waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang

individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada

individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Menurut Ghozali (2018) uji autokorelasi dapat dilakukan dengan Run Test

yang digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.

Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa

residual adalah acak atau random. Model regresi yang terdapat autokorelasi nilai

probabilitasnya lebih kecil dari 0,05, sedangkan model regresi dikatakan tidak

terjadi autokorelasi antar nilai residual jika nilai probabilitasnya lebih besar dari

0,05.

3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2018) menyatakan uji Heteroskedastisitas adalah uji yang dilakukan

untuk menguji ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain yang terjadi dalam model regresi. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 89: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

74

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah

melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED

dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi, dan sumbu X

adalah residual. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.4 Uji Hipotesis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier

berganda, karena variabel dependen dan variabel independen merupakan data

metrik. Selain itu, variabel independen dalam penelitian ini lebih dari satu.

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui signifikansi atau tidaknya

pengaruh variabel independen leverage, likuiditas, profitabilitas, kepemilikan

institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan direksi terhadap

variabel dependen financial distress. Persamaan regresi linier berganda yang

dibentuk dalam penelitian ini adalah:

FD = α + ß1 DER + ß2 CR + ß3 ROA + ß4 INS + ß5 KOM + ß6 DIR + εi

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 90: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

75

Keterangan:

FD = Financial Distress

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5, ß6 = Koefisien regresi variabel

DER = Rasio keuangan debt to equity ratio

CR = Rasio keuangan current ratio

ROA = Rasio keuangan return on asset

INS = Besarnya kepemilikan institusional

KOM = Jumlah dewan komisaris dalam perusahaan

DIR = Jumlah dewan direksi dalam perusahaan

εi = Disturbance error, yaitu tingkat kesalahan

penduga dalam penelitian

3.6.4.1 Uji Korelasi (R)

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear

antara dua variabel (Ghozali, 2018). Koefisien korelasi bertujuan untuk

menjelaskan seberapa kuat hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen. Dalam analisis regresi, korelasi juga menunjukkan arah hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2018).

Menurut Lind, Marchal, dan Wathen (2015), koefisien korelasi memiliki

arah dan kekuatan sebagai berikut:

1. Korelasi kuat negatif terjadi jika nilai R ada di antara -1 sampai -0,5;

2. Korelasi lemah negatif terjadi jika nilai R ada di antara -0,5 sampai 0;

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 91: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

76

3. Korelasi lemah positif terjadi jika nilai R ada di antara 0 sampai 0,5;

4. Korelasi kuat positif terjadi jika nilai R ada di antara 0,5 sampai 1.

3.6.4.2 Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018). Nilai

koefisien determinasi (R2) adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R

2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai R2

yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar pada penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti akan meningkat tanpa melihat

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan

Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R

2,

Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan

ke dalam model (Ghozali, 2018). Dengan demikian, pada penelitian ini peneliti

tidak menggunakan R2 namun menggunakan nilai Adjusted R

2 untuk

mengevaluasi model regresi.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 92: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

77

3.6.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Ghozali (2018) menyatakan bahwa uji F pada dasarnya digunakan untuk

mengetahui pengaruh secara bersama-sama semua variabel independen atau bebas

terhadap variabel dependen/terikat. Perhitungan statistik disebut signifikan secara

statistik apabila nilai uji statistiknnya berada dalam daerah kritis (daerah dimana

H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada

dalam daerah dimana H0 diterima. Dengan demikian, jika nilai signifikan F (p-

value) < 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel

dependen. Hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima apabila nilai probabilitas

signifikan F (p-value) lebih kecil daripada 0,05. Artinya, semua variabel

independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

3.6.4.4 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Ghozali (2018) menyatakan uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

a. Apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan α = 5%, maka

H0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam

nilai absolut). Dengan kata lain hipotesis alternatif (Ha) diterima, yakni suatu

variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai

statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, maka

hipotesis alternatif (Ha) diterima, yakni suatu variabel independen secara

individual mempengaruhi variabel dependen.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 93: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

78

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.

Berikut adalah rincian pengambilan sampel perusahaan dalam penelitian ini:

Tabel 4.1

Rincian Pengambilan Sampel Penelitian

No. Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan

1. Perusahaan manufaktur yang secara berturut-turut

terdaftar di BEI selama periode 2014-2016

136 Perusahaan

2. Perusahaan manufaktur yang secara berturut-turut

menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada

tanggal 31 Desember dan sudah diaudit selama

periode 2014-2016

134 Perusahaan

3. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam

mata uang Rupiah

106 Perusahaan

4. Perusahaan memiliki Z-Score secara berturut-turut

kurang dari 1,81

23 Perusahaan

Memenuhi 4 kriteria pengambilan sampel: 23 Perusahaan

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode

2014-2016 secara berturut-turut adalah 136 perusahaan. Dari 136 perusahaan,

terdapat 1 perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada

tanggal 31 Maret yaitu IKBI dan 1 perusahaan yang menerbitkan laporan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 94: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

79

keuangan yang berakhir pada 31 Mei yaitu SOBI. Kemudian terdapat 28

perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang USD yaitu

ADMG, ARGO, BRAM, BRPT, CTBN, ERTX, ESTI, FPNI, GDYR, INDR,

INKP, INRU, IPOL, ISSP, KRAS, MASA, NIKL, PBRX, POLY, PTSN, SRIL,

SULI, TBMS, TFCO, TKIM, TPIA, UNIC, UNTX dan sisanya sebanyak 106

perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk mata uang Rupiah. Dari

106 perusahaan tersebut ditemukan bahwa terdapat 23 perusahaan yang memiliki

Z-Score secara berturut-turut kurang dari 1,81. Dengan demikian, jumlah

perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel adalah 23 perusahaan

dengan periode penelitian ini 3 tahun, yaitu tahun 2014-2016 yang dapat dilihat

pada Lampiran 1. Sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini adalah

sebanyak 69 data.

4.2 Analisis dan Pembahasan

4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi mengenai nilai

minimum, maksimum, range, rata-rata (mean), dan standar deviasi pada variabel-

variabel yang akan diteliti yaitu leverage, likuiditas, profitabilitas, kepemilikan

institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan direksi. Berikut ini

adalah hasil uji statistik deskriptif:

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 95: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

80

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

FD 69 6.21 -4.46 1.75 .3703 .15313 1.27201

DER 69 170.70 -8.51 162.19 4.2570 2.35738 19.58186

CR 69 6.32 .20 6.52 1.2236 .11956 .99318

ROA 69 .62 -.44 .18 -.0264 .00972 .08075

INS 69 .91 .00 .91 .6632 .02239 .18596

Valid N

(listwise) 69

Keterangan:

FD = Financial Distress

DER = Leverage

CR = Likuiditas

ROA = Profitabilitas

INS = Kepemilikan Institusional

Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 4.2, variabel financial

distress (FD) memiliki nilai minimum sebesar -4,46 dan nilai maksimum sebesar

1,75, sehingga selisih antara nilai minimum dan maksimumnya sebesar 6,21. Dari

seluruh sampel yang diambil, variabel financial distress memiliki nilai rata-rata

(mean) sebesar 0,3703 dengan standar deviasinya sebesar 1,27201. Nilai dari rata-

rata sampel tersebut menandakan bahwa perusahaan mengalami kesulitan untuk

keluar dari kondisi financial distress yang dialaminya, terbukti dari nilai rata-rata

sebesar 0,3703 yang jauh dari batas maksimal perusahaan mengalami financial

distress dalam kategori Altman Z-Score yaitu sebesar 1,81. Berdasarkan data dari

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 96: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

81

penelitian yang dilakukan, perusahaan yang memiliki Z-Score financial distress

tertinggi adalah PT Suparma Tbk untuk periode 2016 sebesar 1,75 dan perusahaan

yang memiliki Z-Score financial distress terendah adalah PT Intikeramik

Alamasri Industri Tbk untuk periode 2016 sebesar -4,46.

Variabel leverage yang menggunakan proksi debt to equity ratio (DER)

memiliki nilai minimum sebesar -8,51 dan nilai maksimum sebesar 162,19,

sehingga selisih antara nilai minimum dan maksimumnya sebesar 170,7. Dari

seluruh sampel yang diambil, variabel leverage dengan menggunakan proksi debt

to equity ratio (DER) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 4,257 dengan standar

deviasinya adalah 19,58186. Nilai dari rata-rata sampel tersebut menandakan

bahwa perusahaan yang mengalami financial distress memiliki utang yang 4,25

kali lebih besar daripada ekuitas yang dimilikinya. Berdasarkan data dari

penelitian yang dilakukan, perusahaan yang memiliki nilai DER tertinggi adalah

PT Eterindo Wahanatama Tbk untuk periode 2016 sebesar 162,19 dan perusahaan

yang memiliki nilai DER terendah adalah PT Asia Pacific Investama Tbk untuk

periode 2014 sebesar -8,51.

Variabel likuiditas yang menggunakan proksi current ratio (CR) memiliki

nilai minimum sebesar 0,2 dan nilai maksimum sebesar 6,52, sehingga selisih

antara nilai minimum dan maksimumnya sebesar 6,32. Dari seluruh sampel yang

diambil, variabel likuiditas dengan menggunakan proksi current ratio (CR)

memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 1,2236 dengan standar deviasinya adalah

0,99318. Nilai 1,22 dari rata-rata sampel tersebut menandakan perusahaan yang

mengalami financial distress masih dapat melunasi utang lancarnya dengan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 97: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

82

menggunakan aset lancar yang ada. Berdasarkan data dari penelitian yang

dilakukan, perusahaan yang memiliki nilai CR tertinggi adalah PT Siwani

Makmur Tbk untuk periode 2016 sebesar 6,52 dan perusahaan yang memiliki nilai

CR terendah adalah PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk untuk periode 2016

sebesar 0,2.

Variabel profitabilitas yang menggunakan proksi return on asset (ROA)

memiliki nilai minimum sebesar -0,44 dan nilai maksimum sebesar 0,18, sehingga

selisih antara nilai minimum dan maksimumnya sebesar 0,62. Dari seluruh sampel

yang diambil, variabel profitabilitas dengan menggunakan proksi return on asset

ratio (ROA) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar -0,0264 dengan standar

deviasinya adalah 0,08075. Nilai -0,0264 dari rata-rata sampel tersebut

menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress tidak dapat

menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya, melainkan mengalami kerugian

sebesar 2,64%. Berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan, perusahaan yang

memiliki nilai ROA tertinggi adalah PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk untuk

periode 2016 sebesar 0,18 dan perusahaan yang memiliki nilai ROA terendah

adalah PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk untuk periode 2016 sebesar -0,44.

Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai minimum sebesar 0,00

dan nilai maksimum sebesar 0,91, sehingga selisih antara nilai minimum dan

maksimumnya sebesar 0,91. Dari seluruh sampel yang diambil, variabel

kepemilikan institusional memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6632 dengan

standar deviasinya adalah 0,18596. Nilai 0,66 dari rata-rata sampel tersebut

menandakan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress memiliki

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 98: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

83

pemegang saham institusi yang jumlahnya lebih besar daripada pemegang saham

masyarakat. Berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan, perusahaan yang

memiliki nilai kepemilikan institusional tertinggi adalah PT Panasia Indo

Resources Tbk untuk periode 2016 sebesar 0,91 dan perusahaan yang memiliki

nilai kepemilikan institusional terendah adalah PT Siwani Makmur Tbk untuk

periode 2015 sebesar 0,00.

Gambar 4.1

Data Observasi Ukuran Dewan Komisaris

Gambar 4.1 menunjukkan data observasi dari variabel ukuran dewan

komisaris. Diketahui bahwa dari 69 sampel perusahaan, terdapat 22% (15

perusahaan) memiliki 2 orang dewan komisaris, 30% (21 perusahaan) memiliki 3

dewan komisaris, 25% (17 perusahaan) memiliki 4 dewan komisaris, 13% (9

perusahaan) memiliki 5 dewan komisaris, 6% (4 perusahaan) memiliki 6 dewan

komisaris, dan 4% (3 perusahaan) memiliki 7 dewan komisaris. Jumlah dewan

komisaris terkecil sebesar 2 dan jumlah terbesar sebesar 7, sehingga selisihnya

sebesar 5. Jumlah dewan komisaris terkecil sebesar 2 dimiliki oleh PT Nusantara

22% (15 data)

30% (21 data)

25% (17 data)

13% (9 data)

6% (4 data)

4% (3 data)

Ukuran Dewan Komisaris

2 Dewan Komisaris

3 Dewan Komisaris

4 Dewan Komisaris

5 Dewan Komisaris

6 Dewan Komisaris

7 Dewan Komisaris

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 99: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

84

Inti Corpora Tbk, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk, PT Jakarta Kyoei Steel

Works LTD Tbk untuk periode 2014-2016, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia

Tbk, PT Siwani Makmur Tbk, dan PT Tirta Mahakam Resources Tbk untuk

periode 2015-2016. Jumlah dewan komisaris terbesar sebesar 7 dimiliki oleh PT

Indomobil Sukses International Tbk untuk periode 2014-2016.

Gambar 4.2

Data Observasi Ukuran Dewan Direksi

Gambar 4.2 menunjukkan data observasi dari variabel ukuran dewan

direksi. Diketahui bahwa dari 69 sampel perusahaan, terdapat 16% (11

perusahaan) memiliki 2 orang dewan direksi, 33% (23 perusahaan) memiliki 3

dewan direksi, 20% (14 perusahaan) memiliki 4 dewan direksi, 18% (12

perusahaan) memiliki 5 dewan direksi, 7% (5 perusahaan) memiliki 6 dewan

direksi, dan 6% (4 perusahaan) memiliki 7 dewan direksi. Jumlah dewan direksi

terkecil sebesar 2 dan jumlah terbesar sebesar 7, sehingga selisihnya sebesar 5.

Jumlah dewan direksi terkecil sebesar 2 dimiliki oleh PT Nusantara Inti Corpora

Tbk untuk periode 2014-2015, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk, PT Kertas

16% (11 data)

33% (23 data)

20% (14 data)

18% (12 data)

7% (5 data)

6% (4 data)

Ukuran Dewan Direksi

2 Dewan Direksi

3 Dewan Direksi

4 Dewan Direksi

5 Dewan Direksi

6 Dewan Direksi

7 Dewan Direksi

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 100: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

85

Basuki Rachmat Indonesia Tbk, PT Siwani Makmur Tbk, PT Sunson Textile

Manufacturer Tbk untuk periode 2015-2016, dan PT Prima Alloy Steel Universal

Tbk untuk periode 2016. Jumlah dewan direksi terbesar sebesar 7 dimiliki oleh PT

Budi Starch & Sweetener Tbk untuk periode 2014-2016 dan PT Indomobil Sukses

International Tbk untuk periode 2014.

4.2.2 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat variabel pengganggu atau residual dalam

model regresi memiliki distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji

normalitas data adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 69

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .81658353

Most Extreme Differences Absolute .102

Positive .066

Negative -.102

Test Statistic .102

Asymp. Sig. (2-tailed) .071c

Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov yang ditampilkan pada Tabel 4.3

menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,071. Data ini menunjukkan

bahwa semua variabel yang sedang diuji terdistribusi secara normal karena nilai

signifikansi dari hasil uji lebih besar dari 0,05.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 101: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

86

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar

variabel bebas (independen) yang ditemukan dalam model regresi.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen dan dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, yakni

Variance Inflation Factor (VIF). Berikut ini merupakan hasil uji

multikolonieritas:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

DER .939 1.065

CR .631 1.585

ROA .904 1.106

INS .655 1.528

KOM .639 1.564

DIR .636 1.572

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas yang ditunjukkan pada

Tabel 4.4, terlihat bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai

Tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF (Variance Inflation

Factor) yang lebih kecil dari 10, sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak

terjadi multikolonieritas dalam model regresi.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 102: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

87

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara

kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada

periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi linear. Berikut merupakan

hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Runs Test:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .14616

Cases < Test Value 34

Cases >= Test Value 35

Total Cases 69

Number of Runs 40

Z 1.094

Asymp. Sig. (2-tailed) .274

a. Median

Berdasarkan hasil uji autokorelasi yang ditampilkan pada Tabel 4.5

terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. sebesar 0,274. Nilai tersebut lebih besar

dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi

pada model regresi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain yang terjadi dalam

model regresi. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 103: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

88

disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut

merupakan hasil uji heteroskedastisitas:

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa tidak ada pola tertentu, seperti

titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian menyempit). Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi

Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi dalam penelitian ini:

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 104: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

89

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .767a .588 .548 .85518

a. Predictors: (Constant), DIR, DER, ROA, INS, KOM, CR

b. Dependent Variable: FD

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai koefisien korelasi (R) dalam

penelitian ini sebesar 0,767 atau 76,7%. Hal ini menunjukkan bahwa

hubungan antara variabel independen, yaitu leverage (DER), likuiditas

(CR), profitabilitas (ROA), kepemilikan institusional (INS), ukuran

dewan komisaris (KOM), dan ukuran dewan direksi (DIR) dengan

variabel dependen yaitu financial distress (FD) memiliki korelasi positif

yang kuat, karena nilai koefisien korelasi (R) berada dalam klasifikasi

0,5 sampai dengan 1.

Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) menunjukkan

angka sebesar 0,548 yang membuktikan bahwa variabel independen,

yaitu leverage (DER), likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), kepemilikan

institusional (INS), ukuran dewan komisaris (KOM), dan ukuran dewan

direksi (DIR) dapat menjelaskan variabel dependen, yaitu financial

distress (FD) sebesar 54,8% dan sisanya sebesar 45,2% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak dianalisa dalam penelitian ini.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 105: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

90

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-

sama semua variabel independen atau bebas terhadap variabel

dependen/terikat. Berikut merupakan hasil uji statistik F:

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 64.682 6 10.780 14.741 .000b

Residual 45.343 62 .731

Total 110.025 68

a. Dependent Variable: FD

b. Predictors: (Constant), DIR, DER, ROA, INS, KOM, CR

Berdasarkan Tabel 4.7, terlihat bahwa nilai F menunjukkan nilai

sebesar 14,781 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05, yaitu sebesar

0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dengan variabel

independen, yaitu leverage (DER), likuiditas (CR), profitabilitas (ROA),

kepemilikan institusional (INS), ukuran dewan komisaris (KOM), dan

ukuran dewan direksi (DIR) dapat digunakan untuk memprediksi

variabel dependen, yaitu financial distress (FD). Hal ini menunjukkan

bahwa fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual sudah tepat

atau model fit.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hidayat & Meiranto (2014) yang menyatakan bahwa leverage dan

likuiditas memiliki pengaruh terhadap financial distress. Begitu pula

dengan penelitian yang dilakukan oleh Septivani & Agoes (2014) yang

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 106: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

91

menyatakan bahwa leverage dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap

financial distress. Penelitian yang dilakukan oleh Yustika (2015)

menyatakan bahwa leverage, likuiditas, dan profitabilitas memiliki

pengaruh terhadap financial distress. Penelitian yang dilakukan oleh

Gobenvy (2014) menyatakan bahwa profitabilitas dan leverage

berpengaruh terhadap financial distress. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Cinantya & Merkusiwati (2015) menyatakan bahwa likuiditas dan

kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap financial distress.

Penelitian yang dilakukan oleh Budiarso (2014) menyatakan bahwa

leverage dan kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap

financial distress. Hasil penelitian Ayuningtias (2013) menyatakan

bahwa kepemilikan institusional dan ukuran dewan komisaris memiliki

pengaruh terhadap financial distress.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji signifikansi t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji statistik t:

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 107: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

92

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .155 .656 .237 .814

DER -.005 .005 -.072 -.856 .396

CR .049 .131 .038 .374 .709

ROA 8.980 1.351 .570 6.647 .000

INS -1.584 .689 -.232 -2.298 .025

KOM .264 .096 .280 2.748 .008

DIR .131 .093 .144 1.406 .165

a. Dependent Variable: FD

Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh suatu persamaan regresi yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

Keterangan:

FD = Financial Distress

DER = Rasio keuangan debt to equity ratio

CR = Rasio keuangan current ratio

ROA = Rasio keuangan return on asset

INS = Kepemilikan institusional

KOM = Jumlah dewan komisaris

DIR = Jumlah dewan direksi

FD = –0,072DER + 0,038CR + 0,57ROA – 0,232INS + 0,28KOM

+ 0,144DIR

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 108: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

93

Variabel leverage (DER) memiliki nilai koefisien regresi -0,072

yang berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan leverage (DER) akan

menurunkan nilai financial distress sebesar 0,072 atau 7,2%. Hal ini

menandakan bahwa semakin besar perusahaan menggunakan utang

untuk membiayai pendanaannya, maka akan menurunkan nilai dari Z-

Score yang merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai kondisi

kesulitan keuangan perusahaan. Sehingga dengan menurunnya nilai dari

Z-Score, kemungkinan perusahaan mengalami financial distress semakin

tinggi.

Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel leverage

(DER) mempunyai tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu

sebesar 0,396. Hal ini menunjukkan bahwa Ha1 ditolak, sehingga

leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Laurenzia & Sufiyati

(2015), Hadi & Andayani (2014), Rahmy (2015), Budiarso (2013),

Widhiari & Merkusiwati (2015), Cinantya & Merkusiwati (2015), dan

Kusanti (2015) yang mengatakan bahwa leverage mempunyai hasil tidak

berpengaruh terhadap financial distress. Berbeda dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Yustika (2015), Hidayat & Meiranto (2014), dan

Gobenvy (2014) yang mengatakan bahwa leverage memiliki hasil

berpengaruh terhadap financial distress.

Leverage mengukur tingkat perlindungan bagi kreditor dan

investor jangka panjang. Leverage yang diproksikan dengan DER

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 109: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

94

menunjukkan proporsi utang terhadap ekuitas perusahaan. Perusahaan

yang memiliki leverage yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan

lebih banyak menggunakan utang daripada modal dalam mendanai

kegiatan operasionalnya. Akibatnya adalah pokok pinjaman dan

kewajiban yang harus dilunasi oleh perusahaan juga tinggi. Hal ini

meningkatkan kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup total biaya

dan cost of capital sehingga meningkatkan risiko perusahaan berada

dalam kondisi financial distress.

Akan tetapi, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan

bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hal ini

disebabkan karena perusahaan yang mengalami financial distress masih

mampu melunasi total beban dan kewajiban bunga melalui penerimaan

kas dari kegiatan operasional. Dari 69 data observasi, terdapat 30 data

atau sebesar 45% dari sampel perusahaan financial distress memiliki

nilai arus kas dari kegiatan operasi yang lebih besar dari nilai arus kas

dari aktivitas pendanaan. Sebagai contoh, PT Mulia Industrindo Tbk

pada tahun 2014 yang memiliki nilai DER sebesar 5,23 dan Z-Score

sebesar 0,47. PT Mulia Industrindo Tbk memiliki kas bersih dari

aktivitas operasi sebesar Rp460.633.645.000,00 dan kas bersih yang

digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar -Rp275.311.075.000,00

dimana kas bersih dari kegiatan operasi lebih besar dari kas yang

diperlukan untuk melunasi kegiatan pendanaan. Hal ini membuktikan

bahwa perusahaan dapat melunasi total biaya dan cost of capital melalui

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 110: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

95

penerimaan kas dari kegiatan operasionalnya. Kemudian, perusahaan

yang mengalami financial distress juga mampu melunasi total biaya.

Dari 69 observasi, terdapat 30 data atau sebesar 44% dari sampel

perusahaan yang mengalami financial distress memiliki laba yang

positif. Sebagai contoh, PT Mulia Industrindo Tbk pada tahun 2014 yang

memiliki laba bersih sebesar Rp130.105.818.000,00. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan mampu menutup seluruh total biaya

dan memiliki laba. Selain itu, perusahaan yang mengalami financial

distress masih mampu mendanai operasionalnya dan meningkatkan

penjualan. Dari 69 observasi, terdapat 36 data atau sebesar 52% dari

sampel perusahaan yang mengalami financial distress memiliki

penjualan yang meningkat dari tahun sebelumnya. Sebagai contoh, PT

Mulia Industrindo Tbk pada tahun 2013 yang memiliki penjualan bersih

sebesar Rp5.197.009.630.000,00 dan meningkat sebesar 8,3% pada

tahun 2014 menjadi Rp5.629.696.723.000,00. Hal ini menunjukkan

bahwa walaupun perusahaan memiliki utang namun perusahaan dapat

menjalankan operasionalnya dengan baik dan meningkatkan penjualan.

Sehingga dalam penelitian ini leverage belum dapat memprediksi

kemungkinan perusahaan mengalami financial distress.

Variabel likuiditas (CR) memiliki nilai koefisien regresi 0,038

yang berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan likuiditas (CR) akan

meningkatkan nilai financial distress sebesar 0,038 atau 3,8%. Hal ini

menandakan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 111: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

96

melunasi utang lancarnya dengan menggunakan aset lancar yang ada,

maka akan meningkatkan nilai Z-Score yang merupakan salah satu

pengukuran untuk menilai kondisi kesulitan keuangan perusahaan.

Sehingga dengan meningkatnya nilai Z-Score, kemungkinan perusahaan

mengalami financial distress semakin rendah.

Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel likuiditas

(CR) mempunyai tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar

0,709. Hal ini menunjukkan bahwa Ha2 ditolak, sehingga likuiditas tidak

berpengaruh terhadap financial distress. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah & Purwanto (2013),

Laurenzia & Sufiyati (2015), Hadi & Andayani (2014), dan Kusanti

(2015) yang mengatakan bahwa likuiditas mempunyai hasil tidak

berpengaruh terhadap financial distress. Berbeda dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Yustika (2015), Hidayat & Meiranto (2014),

Septivani & Agoes (2014), Budiarso (2014), Widhiari & Merkusiwati

(2015), dan Cinantya & Merkusiwati (2015) yang mengatakan bahwa

likuiditas memiliki hasil berpengaruh terhadap financial distress.

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

membiayai kewajiban lancarnya dengan menggunakan aset lancar yang

ada. Likuiditas yang diproksikan dengan current ratio menunjukkan

proporsi aset lancar terhadap utang lancar perusahaan. Rendahnya

likuiditas mencerminkan rendahnya kemampuan perusahaan dalam

melunasi utang lancarnya dengan menggunakan aset lancar yang ada dan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 112: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

97

mengindikasikan adanya masalah arus kas untuk melunasi kewajiban

jangka pendek. Jika perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban lancar

saat jatuh tempo maka perusahaan akan mengalami financial distress.

Akan tetapi, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan

bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hal ini

disebabkan karena perusahaan yang mengalami financial distress masih

dapat melunasi utang lancarnya dengan menggunakan aset lancar yang

ada. Dari data hasil observasi, rata-rata nilai likuiditas berada diatas 1

yaitu sebesar 1,2236 yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan

yang mengalami financial distress mampu membiayai kewajiban

lancarnya dengan menggunakan aset lancar yang ada. Dari 69 observasi,

terdapat 34 data atau sekitar 49% dari sampel perusahaan yang

mengalami financial distress memiliki nilai current ratio di atas 1 yang

menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress

mampu melunasi kewajiban lancarnya dengan menggunakan aset lancar.

Sebagai contoh, PT Jakarta Kyoei Steel Works, Tbk tahun 2016

memiliki aset lancar sebesar Rp117.120.198.198,00 yang 1,91 kali lebih

besar dari kewajiban lancarnya yaitu Rp61.304.422.851,00. Selain itu,

perusahaan yang mengalami financial distress dan memiliki likuiditas

yang rendah tidak mengalami kesulitan arus kas dalam melunasi

kewajiban jangka pendeknya. Dari 69 hasil observasi, terdapat 31 data

perusahaan yang memiliki likuiditas dibawah 1. Dari 31 data tersebut

mayoritas sebesar 22 data perusahaan yang mengalami financial distress

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 113: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

98

dengan likuiditas di bawah 1 memiliki nilai arus kas operasi positif.

Sebagai contoh, PT Nusantara Inti Corpora Tbk tahun 2016 dengan CR

sebesar 0,65 dan Z-Score sebesar 0,4. PT Nusantara Inti Corpora Tbk

memiliki kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp30.168.393.183,00

yang berarti perusahaan tidak mengalami kesulitan arus kas dalam

melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga, dalam penelitian ini

likuiditas belum dapat memprediksi kemungkinan perusahaan

mengalami financial distress.

Variabel profitabilitas (ROA) memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0,57 yang berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan

profitabilitas (ROA) akan meningkatkan nilai financial distress sebesar

0,57 atau 57%. Dengan semakin tinggi profitabilitas yang dimiliki

perusahaan maka akan meningkatkan nilai dari Z-Score yang merupakan

salah satu tolok ukur untuk menilai kondisi kesulitan keuangan

perusahaan. Dengan demikian, tingginya Z-Score akan menurunkan

kemungkinan perusahaan mengalami financial distress.

Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel

profitabilitas (ROA) mempunyai tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05

yaitu sebesar 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa Ha3 diterima, sehingga

rendahnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari pengelolaan

aset menyebabkan tingginya beban-beban yang mengakibatkan

berkurangnya laba. Laba yang rendah membuat perusahaan tidak dapat

menutup biaya-biaya dan membagikan dividen kepada pemegang saham.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 114: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

99

Hal ini menyebabkan perusahaan kesulitan menutup seluruh biaya dan

mengalami financial distress. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gobenvy (2014), Yustika (2015), dan

Rahmy (2015) yang mengatakan bahwa profitabilitas mempunyai hasil

yang berpengaruh terhadap financial distress. Berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hanifah & Purwanto (2013), Kusanti

(2015), dan Mafiroh & Triyono (2016) yang mengatakan bahwa

profitabilitas memiliki hasil tidak berpengaruh terhadap financial

distress.

Variabel kepemilikan institusional (INS) memiliki nilai koefisien

sebesar -0,232 yang berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan

kepemilikan institusional (INS) akan menurunkan nilai financial distress

sebesar 0,232 atau 23,2%. Hal ini menandakan bahwa semakin rendah

kepemilikan institusional akan menurunkan nilai Z-Score yang

merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai kondisi kesulitan

keuangan perusahaan. Sehingga dengan menurunnya nilai dari Z-Score,

kemungkinan perusahaan mengalami financial distress semakin tinggi.

Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel

kepemilikan institusional (INS) mempunyai tingkat signifikansi lebih

kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,025. Hal ini menunjukkan bahwa Ha4

diterima, sehingga rendahnya kontribusi dan kontrol institusi terhadap

perusahaan menyebabkan pemanfaatan aset tidak efektif dan membuat

beban perusahaan tinggi, sehingga berakibat pada berkurangnya laba.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 115: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

100

Laba yang rendah membuat perusahaan tidak dapat menutup biaya-biaya

dan membagikan dividen kepada pemegang saham sehingga perusahaan

mengalami financial distress. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Laurenzia & Sufiyati (2015), Hanifah &

Purwanto (2013), Ayuningtias (2013), Budiarso (2014), dan Cinantya &

Merkusiwati (2015) yang mengatakan bahwa kepemilikan institusional

memiliki hasil berpengaruh terhadap financial distress. Berbeda dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusanti (2015), Putri &

Merkusiwati (2014), dan Hadi & Andayani (2014) yang mengatakan

bahwa kepemilikan institusional mempunyai hasil tidak berpengaruh

terhadap financial distress.

Variabel ukuran dewan komisaris (KOM) memiliki nilai koefisien

regresi sebesar 0,28 yang berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan

ukuran dewan komisaris (KOM) akan meningkatkan nilai financial

distress sebesar 0,28 atau 28%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

besar jumlah dewan komisaris yang ada pada perusahaan, maka akan

meningkatkan nilai Z-Score yang merupakan salah satu tolok ukur untuk

menilai kondisi kesulitan keuangan perusahaan. Sehingga, dengan

meningkatnya nilai Z-Score, kemungkinan perusahaan mengalami

financial distress akan semakin rendah.

Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel ukuran

dewan komisaris (KOM) mempunyai tingkat signifikansi lebih kecil dari

0,05 yaitu sebesar 0,008. Hal ini menunjukkan bahwa Ha5 diterima,

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 116: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

101

sehingga rendahnya ukuran dewan komisaris mengurangi efektivitas

fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi dan menyebabkan

adanya keterbatasan waktu untuk melakukan evaluasi, sehingga

pemanfaatan aset tidak efektif dan berakibat pada tingginya beban. Hal

ini membuat laba perusahaan rendah dan perusahaan tidak dapat

membagikan dividen, sehingga perusahaan mengalami financial distress.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ayuningtias (2013) dan Hadi & Andayani (2014) yang mengatakan

bahwa ukuran dewan komisaris mempunyai hasil yang berpengaruh

terhadap financial distress. Berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Hanifah & Purwanto (2013) dan Kusanti (2015) yang

mengatakan bahwa ukuran dewan komisaris memiliki hasil tidak

berpengaruh terhadap financial distress.

Variabel ukuran dewan direksi (DIR) memiliki nilai koefisien

regresi sebesar 0,144 yang berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan

ukuran dewan direksi (DIR) akan meningkatkan nilai financial distress

sebesar 0,144 atau 14,4%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar

jumlah dewan direksi yang ada pada perusahaan, maka akan

meningkatkan nilai Z-Score yang merupakan salah satu tolok ukur untuk

menilai kondisi kesulitan keuangan perusahaan. Sehingga dengan

meningkatnya nilai Z-Score, kemungkinan perusahaan mengalami

financial distress semakin rendah.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 117: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

102

Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel ukuran

dewan direksi (DIR) mempunyai tingkat signifikansi lebih besar dari

0,05 yaitu sebesar 0,165. Hal ini menunjukkan bahwa Ha6 ditolak,

sehingga ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap financial

distress. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hadi & Andayani (2014) dan Cinantya & Merkusiwati (2015) yang

mengatakan bahwa ukuran dewan direksi mempunyai hasil tidak

berpengaruh terhadap financial distress. Berbeda dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Kusanti (2015), Sastriana & Fuad (2013), Hanifah

& Purwanto (2013), dan Setiawan dkk (2016) yang mengatakan bahwa

ukuran dewan direksi memiliki hasil berpengaruh terhadap financial

distress.

Ukuran dewan direksi merupakan pimpinan perusahaan yang

dipilih oleh para pemegang saham untuk mewakili kepentingan mereka

dalam mengelola perusahaan. Ukuran dewan direksi yang kecil

mencerminkan keterbatasan sumber daya dan waktu yang dimiliki oleh

dewan direksi untuk menjalankan kepengurusan perusahaan secara

optimal. Hal ini menyebabkan kinerja perusahaan menjadi kurang efektif

dan dapat berakibat pada menurunnya penjualan atau tingginya biaya

yang harus dilunasi, sehingga laba perusahaan berkurang. Dengan

demikian, kemungkinan perusahaan tidak dapat menutup biaya-biaya

dan membagikan dividen kepada pemegang saham semakin besar dan

potensi financial distress semakin tinggi.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 118: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

103

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa

ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hal

ini disebabkan karena meskipun perusahaan mengalami financial

distress namun kinerja dewan direksi tetap efektif yang dapat terlihat

dari meningkatnya penjualan. Dari 69 data hasil observasi, ditemukan

bahwa mayoritas sebanyak 23 data dari perusahaan yang mengalami

financial distress memiliki dewan direksi sebesar 3 orang. Dari 23 data

tersebut terdapat 12 data yang memiliki penjualan yang meningkat dari

tahun sebelumnya. Sebagai contoh, PT Prima Alloy Steel Universal Tbk

tahun 2014 yang memiliki dewan direksi sebanyak 3 orang dengan Z-

Score sebesar 0,64. PT Prima Alloy Steel Universal Tbk memiliki

penjualan bersih sebesar Rp316.174.631.298,00 pada tahun 2013 dan

meningkat sebesar 29% menjadi Rp445.664.542.004,00 untuk tahun

2014 yang menunjukkan bahwa kinerja dewan direksi tetap efektif.

Kemudian, perusahaan yang mengalami financial distress juga masih

mampu membagikan dividen. Dari 69 observasi perusahaan yang

mengalami financial distress, terdapat 30 data perusahaan yang memiliki

laba positif. Sebagai contoh, PT Prima Alloy Steel Universal Tbk pada

tahun 2014 memiliki laba tahun berjalan sebesar Rp11.340.527.608,00

yang membuktikan bahwa perusahaan mampu membagikan dividen.

Selain itu, perusahaan yang memiliki dewan direksi di atas 2 orang

belum tentu dapat menjalankan kepengurusan secara optimal. Dari 69

observasi, terdapat 58 data perusahaan yang memiliki dewan direksi

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 119: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

104

diatas 2 orang. Dari 58 data tersebut, terdapat 25 data perusahaan yang

memiliki penjualan yang menurun. Sebagai contoh, PT Indomobil

Sukses Internasional Tbk tahun 2013 yang memiliki dewan direksi

sebesar 7 orang, perusahaan memiliki penjualan sebesar

Rp20.094.736.395.135,00 yang turun sebesar 3,3% menjadi

Rp19.458.165.173.088,00 pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan dengan jumlah direksi di atas 2 belum tentu dapat

menjalankan operasional perusahaan secara optimal. Sehingga, dalam

penelitian ini ukuran dewan direksi belum dapat memprediksi

kemungkinan perusahaan mengalami financial distress.

Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, dalam mengambil

keputusan berinvestasi, investor dapat memperhatikan profitabilitas

perusahaan melalui proporsi laba bersih terhadap rata-rata total aset

karena tingginya profitabilitas menandakan bahwa perusahaan tidak

mengalami financial distress. Investor juga dapat memperhatikan

besarnya kepemilikan institusional karena dengan besarnya kepemilikan

institusional maka kontrol atas perusahaan semakin besar dan

perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerjanya. Selain itu, investor

juga dapat melihat besarnya ukuran dewan komisaris perusahaan karena

dengan semakin tinggi ukuran dewan komisaris maka fungsi monitoring

atas kebijakan direksi semakin tinggi dan perusahaan tidak mengalami

financial distress. Dengan demikian, investor dapat terbantu dalam

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 120: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

105

mengambil keputusan berinvestasi. Selain itu, manajemen juga dapat

segera mengambil tindakan apabila perusahaan memiliki profitabilitas

(ROA) yang rendah, kepemilikan institusional yang rendah, dan ukuran

dewan komisaris yang kecil agar perusahaan dapat terhindar dari

kebangkrutan atau likuidasi.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 121: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

106

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini menguji pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, kepemilikan

institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan direksi terhadap

financial distress. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

secara berturut-turut terdaftar di BEI pada tahun 2014-2016. Pemilihan sampel

dilakukan dengan metode purposive sampling dan didapatkan 23 perusahaan yang

memenuhi kriteria pengambilan sampel, sehingga jumlah observasi dalam

penelitian ini adalah 69 data. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi

linear berganda.

Berdasarkan hasil pengujian, dididapatkan bahwa nilai signifikansi uji statistik

F lebih rendah dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa model

penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi financial distress. Simpulan

yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Leverage (DER) tidak berpengaruh terhadap financial distress. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 ditolak. Hal ini

dibuktikan melalui pengujian signifikansi dengan hasil sebesar 0,396 (lebih

besar dari 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Laurenzia & Sufiyati (2015), Hadi & Andayani (2014), Rahmy (2015),

Budiarso (2013), Widhiari & Merkusiwati (2015), Cinantya & Merkusiwati

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 122: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

107

(2015), dan Kusanti (2015) yang mengatakan bahwa leverage mempunyai

hasil tidak berpengaruh terhadap financial distress.

2. Likuiditas (CR) tidak berpengaruh terhadap financial distress. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ha2 ditolak. Hal ini

dibuktikan melalui pengujian signifikansi dengan hasil sebesar 0,709 (lebih

besar dari 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hanifah & Purwanto (2013), Laurenzia & Sufiyati (2015), Hadi &

Andayani (2014), dan Kusanti (2015) yang mengatakan bahwa likuiditas

mempunyai hasil tidak berpengaruh terhadap financial distress.

3. Profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap financial distress. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ha3 diterima. Hal ini

dibuktikan melalui pengujian signifikansi dengan hasil sebesar 0,000 (lebih

kecil dari 0,05). Dengan demikian, profitabilitas dapat dijadikan dasar

pertimbangan bagi investor dan manajemen dalam memprediksi financial

distress. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Gobenvy (2014), Yustika (2015), dan Rahmy (2015) yang mengatakan bahwa

profitabilitas mempunyai hasil yang berpengaruh terhadap financial distress.

4. Kepemilikan institusional (INS) berpengaruh terhadap financial distress.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ha4

diterima. Hal ini dibuktikan melalui pengujian signifikansi dengan hasil

sebesar 0,025 (lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian, kepemilikan

institusional dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi investor dan manajemen

dalam memprediksi financial distress. Hasil penelitian ini sejalan dengan

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 123: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

108

penelitian yang dilakukan oleh Laurenzia & Sufiyati (2015), Hanifah &

Purwanto (2013), Ayuningtias (2013), Budiarso (2014), dan Cinantya &

Merkusiwati (2015) yang mengatakan bahwa kepemilikan institusional

memiliki hasil berpengaruh terhadap financial distress.

5. Ukuran dewan komisaris (KOM) berpengaruh terhadap financial distress.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ha5

diterima. Hal ini dibuktikan melalui pengujian signifikansi dengan hasil

sebesar 0,008 (lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian, ukuran dewan

komisaris dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi investor dan manajemen

dalam memprediksi financial distress. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtias (2013) dan Hadi & Andayani

(2014) yang mengatakan bahwa ukuran dewan komisaris mempunyai hasil

yang berpengaruh terhadap financial distress.

6. Ukuran dewan direksi (DIR) tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ha6

ditolak. Hal ini dibuktikan melalui pengujian signifikansi dengan hasil sebesar

0,165 (lebih besar dari 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Hadi & Andayani (2014) dan Cinantya & Merkusiwati

(2015) yang mengatakan bahwa ukuran dewan direksi mempunyai hasil tidak

berpengaruh terhadap financial distress.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 124: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

109

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan dari penelitian ini yaitu:

1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan dari sektor manufaktur saja

sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan ke seluruh perusahaan yang

terdaftar di BEI.

2. Terdapat variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap financial distress

yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini dapat diketahui dari nilai

Adjusted R Square sebesar 0,548 atau 54,8%, sedangkan sisanya sebesar

45,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan yang ada, maka saran yang dapat

ditujukan kepada penelitian selanjutnya terkait dengan financial distress yaitu:

1. Memperluas sektor perusahaan yang diteliti, seperti menambahkan perusahaan

jasa seluruh sektor dan industri pertambangan karena financial distress

penting untuk seluruh jenis perusahaan.

2. Menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi financial

distress, seperti sales growth dan ukuran perusahaan.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 125: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

DAFTAR PUSTAKA

Agusti, C. P. 2013. “Analisis Faktor yang Kemungkinan Terjadinya Financial

Distress. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Andre, Orina. 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Dalam

Memprediksi Financial Distress (Studi Empiris Pada Perusahaan Aneka

Industri yang terdaftar di BEI)”. Jurnal Akuntansi. Volume 1 No. 1.

Arasy, Idyastari. 2014. “Analisis Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Return on

Asset, Inventory Turnover, dan Sales Growth untuk Memprediksi

Financial Distress (Studi pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang

Terdaftar di BEI Periode 2009-2012)”. Jurnal Akuntansi Brawijaya.

Volume 2 No.1.

Atika, dkk. 2013. “Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan Terhadap Prediksi

Kondisi Financial Distress”. Jurnal Administrasi Bisnis Volume 1 No. 2.

Ayuningtias. 2013. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Board

Composition, dan Agency Cost Terhadap Financial Distress”. Jurnal Ilmu

Manajemen. Volume 1 No. 1.

Badan Pusat Statistik. 2018. “Analisis Komoditi Ekspor 2011-2017”. Jakarta:

Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2017. “Perkembangan Indeks Produksi Industri Manufaktur

2015-2017”. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2016. “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2016”.

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Bahri dan Widyawati. 2015. “Analisis Prediksi Kebangkrutan pada Perusahaan

yang Di-Delisting di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ilmu dan Riset

Manajemen. Volume 4 No. 8.

Bank Indonesia. 2016. Metadata Informasi Dasar Produk Domestik Bruto.

Diakses 3 Maret 2018, dari http://www.bi.go.id.

Budiarso, Novi. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Likuiditas, dan Leverage

Terhadap Financial Distress”. E-jurnal Universitas Sam Ratulangi.

Volume 3 No. 2.

Daniri M.A. 2014. Lead By GCG. Jakarta: Gagas Bisnis.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 126: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Eliu, Viggo. 2014. “Pengaruh Financial Leverage dan Firm Growth terhadap

Financial Distress”. FINESTA. Volume 2 No. 2.

Ellen dan Juniarti. 2013. Penerapan Good Corporate Governance, Dampaknya

terhadap Prediksi Financial Distress pada Sektor Aneka Industri dan

Barang Konsumsi. Jurnal Business Accounting Review 1 (2).

Fitriyah, Ida dan Hariyati. 2013. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Financial

Distress pasa Perusahaan Properti dan Real Estate”. Jurnal Ilmu

Manajemen Volume 1 No. 3.s

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2015. Principle of Managerial Finance,

14th

Edition. United States: Pearson Education.

Gobenvy, Orchid. 2014. “Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, dan

Ukuran Perusahaan terhadap Financial Distress pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011”. E-

Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang. Volume 2 No. 1.

Hadi dan Andayani, 2014. Mekanisme Corporate Governance dan Kinerja

Keuangan pada Perusahaan yang Mengalami Financial Distress”. Jurnal

Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 3 No. 5.

Hanifah, Oktita Earning dan Agus Purwanto. 2013. “Pengaruh Struktur Corporate

Governance dan Financial Indicators Terhadap Kondisi Financial

Distress”. Jurnal Akuntansi Diponegoro Volume 2 No. 2.

Hidayat dan Meiranto, 2014. “Prediksi Financial distress Perusahaan Manufaktur

di Indonesia”. Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 3 No. 3.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2016. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Istiantoro, Jalu Nasa. 2015. “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kondisi

Financial Distress (Studi pada perusahaan Tekstil dan Garmen yang

terdaftar di BEI)”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. volume 3 No. 2.

Kusanti, Okta. 2015. “Pengaruh Good Corporate Governance dan Rasio

Keuangan Terhadap Financial Distress”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi.

Vol. 4 No. 10.

Laurenzia, Claudia dan Sufiyati, 2015. “Pengaruh Kepemilikan Institusional,

Ukuran Dewan Komisaris, Likuiditas, Aktivitas, dan Leverage terhadap

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 127: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode

2013-2014”. Jurnal Ekonomi. Volume 20 No. 1 (72-88).

Lind, Douglas A., Wiliam C. Marshal, dan Samuel A. Wathen. 2015. Statistical

Techniques in Business & Economics Fifteenth edition. United Kingdom:

Mc Graw Hill.

Mafiroh & Triyono, 2016. “Pengaruh Kinerja Keuangan dan Mekanisme

Corporate Governance Terhadap Financial Distress”. Jurnal Riset

Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 1 No. 1.

Mankiw, Gregory. N. 2014. “Principles of Economics 6th

Edition. United States:

South-Western Cengage Learning.

Mastuti, Firda dkk. 2013. “Altman Z-score Sebagai Salah Satu Metode dalam

Menganalisis Estimasi Kebangkrutan Perusahaan (Studi pada Perusahaan

Plastik dan Kemasan yang terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia

Periode Tahun 2010-2012)”. Jurnal Administrasi Bisnis. Volume 6 No. 1.

Merkusiwati, Cinantya. 2015. “Pengaruh Corporate Governance, Financial

Indicators, dan Ukuran Perusanaan pada Financial Distress”. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana. Volume 10 No. 3.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 2014. “Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau

Perusahaan Publik”. Jakarta.

Putri, Ni W. K. Arwinda, dan Ni Kt. Lely A. Merkusiwati. 2014. “Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance, Likuiditas, Leverage, dan Ukuran

Perusahaan pada Financial Distress”. E-Journal Akuntansi Universitas

Udayana 7.1, ISSN:2302-8556.

Rahmy. 2015. “Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, Sales Growth dan

Aktivitas terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)”. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Negeri Padang. Volume 3 No. 1.

Safitri, Ervita dan Fitantina. 2016. “Analisis Prediksi Kebangkrutan pada

Perusahaan yang Terdelisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Jurnal

Ilmiah STIE MDP. Volume 6 No. 1.

Salatin, Aswinda, dkk. 2013. “Penerapan Model Altman (Z-score) untuk

Memprediksi Kebangkrutan pada Industri Tekstil dan Produk Tekstil yang

terdaftar di BEI Periode 2009-2011”. Jurnal Administrasi Bisnis. Volume

6 No. 2.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 128: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Santoso, H. P. 2014. “Pengaruh Corporate Governance dan Rasio Keuangan

terhadap Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012”. Thesis. Program Studi

Magister Akuntansi Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga. Surabaya.

Sastriana, Dian dan Fuad. 2013. “Pengaruh Corporate Governance dan Firm Size

terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial

Distress)”. Diponegoro Journal of Accounting. Volune 2 No. 3.

Sekaran, U. & Bougie. 2013. Research Methods for Business. United Kingdom:

John Wiley & Sons.

Septivani & Agoes. 2014. “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan, Corporate

Governance dan Intellectual Capital terhadap Kemungkinan Terjadinya

Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Non Jasa Keuangan di

Bursa Efek Indonesia). Jurnal TEKUN. Volume 5 No. 1.

Setiawan, Sukarmanto dkk. 2016. “Pengaruh Ukuran Dewan Direksi, Ukuran

Dewan Komisaris, Komisaris Independen Kepemilikan Manajerial dan

Kepemilikan Institusional terhadap Financial Distress”. Prosiding

Akuntansi, Volume 2 No. 1.

Subramanyam, K. R dan John J. Wild. 2014. Financial Statement Analysis, 11th

Edition. Singapore: McGraw-Hill.

Weygandt. et. al. 2014. Intermediate Accounting IFRS 2nd

Edition. United States:

John Wiley & Sons, Inc.

Weygandt. et. al. 2015. Financial Accounting IFRS 2nd

Edition. United States:

John Wiley & Sons, Inc.

Yayanti dan Yanti. 2015. “Analisis Pengaruh Likuiditas, Efisiensi Operasi, dan

Corporate Governance Terhadap Financial Distress pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2012-

2014. Jurnal Ekonomi. Volume 20 No.1.

Yustika, Yeni. 2015. “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Operating

Capacity dan Biaya Agensi Manajerial terhadap Financial Distress.” Jom

FEKON. Volume 2 No. 2.

Widhiari, Ni Luh Made Ayu dan Ni K. Lely Aryani Merkusiwati. 2015.

“Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Operating Capacity, dan Sales

Growth terhadap Financial Distress”. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana. Volume 11 No. 2.

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 129: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

www.idx.co.id

https://finance.yahoo.com

https://seputarforex.com

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 130: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sampel Perusahaan

Lampiran 2 Perhitungan Variabel Financial Distress Model Altman Z-Score

Lampiran 3 Perhitungan Variabel Independen

Lamipran 4 Data Keseluruhan Variabel Penelitian

Lampiran 5 Hasil Pengujian SPSS

Lampiran 6 Formulir Konsultasi Skripsi

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 131: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

LAMPIRAN 1

SAMPEL PERUSAHAAN

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 132: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel penelitian untuk periode 2014-2016

No. Kode Nama Perusahaan

1 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk

2 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

3 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk

4 BIMA PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk

5 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk

6 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk

7 HDTX PT Panasia Indo Resources Tbk

8 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk

9 IMAS PT Indomobil Sukses International Tbk

10 INAI PT Indal Aluminium Industry Tbk

11 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works LTD Tbk

12 KBRI PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk

13 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk

14 MLIA PT Mulia Industrindo Tbk

15 MYTX PT Asia Pacific Investama Tbk

16 PRAS PT Prima Alloy Steel Universal Tbk

17 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk

18 SIMA PT Siwani Makmur Tbk

19 SPMA PT Suparma Tbk

20 SSTM PT Sunson Textile Manufacturer Tbk

21 TIRT PT Tirta Mahakam Resources Tbk

22 TRST PT Trias Sentosa Tbk

23 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 133: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

LAMPIRAN 2

PERHITUNGAN VARIABEL

FINANCIAL DISTRESS MODEL

ALTMAN Z-SCORE

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 134: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

X1 = Working Capital to Total Assets Ratio

No Tahun Kode Current Asset Current Liabilities Total Assets X1

1 2014 ADES 239,021,000,000

156,902,000,000

502,990,000,000

0.16

2 2014 AISA 3,977,086,000,000

1,493,308,000,000

7,373,868,000,000

0.34

3 2014 AKKU 67,000,462,152

34,069,602,453

90,674,071,077

0.36

X2 = Retained Earning to Total Assets Ratio

No Tahun Kode Retained Earnings Total Assets X2

1 2014 ADES (301,617,000,000)

502,990,000,000

(0.60)

2 2014 AISA 887,602,000,000

7,373,868,000,000

0.12

3 2014 AKKU (34,918,555,384)

90,674,071,077

(0.39)

X3 = Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio

No Tahun Kode EBIT Total Assets X3

1 2014 ADES 48,932,000,000

502,990,000,000

0.10

2 2014 AISA 648,716,000,000

7,373,868,000,000

0.09

3 2014 AKKU (4,677,030,250)

90,674,071,077

(0.05)

X4 = Market Value of Equity to Book Value of Total Debt Ratio

2014

No Kode Number of Shares Outstanding

Average Closing Price Shares

Market Value of Equity

Book Value of Total Debt

X4

1 ADES 589,896,800 1738.729508

1,025,670,972,951

210,845,000,000

4.86

2 AISA 3,218,600,000 2167.684426

6,976,909,094,262

3,787,932,000,000

1.84

3 AKKU 253,000,000 91.097

23,047,541,000

86,809,201,934

0.27

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 135: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

X5 = Sales to Total Asset Ratio

No Tahun Kode Sales Total Assets X5

1 2014 ADES 578,784,000,000

502,990,000,000

1.15

2 2014 AISA 5,139,974,000,000

7,373,868,000,000

0.70

3 2014 AKKU 4,261,435,256

90,674,071,077

0.05

Financial Distress Altman Z-Score

No Tahun Kode X1 X2 X3 X4 X5 Z-Score

1 2014 ADES 0.16

(0.60)

0.10

4.86

1.15

3.75

2 2014 AISA 0.34

0.12

0.09

1.84

0.70

2.67

3 2014 AKKU 0.36

(0.39)

(0.05)

0.27

0.05

(0.07)

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 136: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Harga Saham ADES 2014

Date Close

Date Close

Date Close

2-Jan-14 2025

26-Feb-14 2055

23-Apr-14 1930

3-Jan-14 1980

27-Feb-14 2110

24-Apr-14 1910

6-Jan-14 1930

28-Feb-14 2080

25-Apr-14 1930

7-Jan-14 1850

3-Mar-14 2060

28-Apr-14 1900

8-Jan-14 1840

4-Mar-14 2070

29-Apr-14 1910

9-Jan-14 1840

5-Mar-14 2070

30-Apr-14 1935

10-Jan-14 1870

6-Mar-14 2110

2-May-14 1915

13-Jan-14 1895

7-Mar-14 2140

5-May-14 1900

15-Jan-14 1940

10-Mar-14 2160

6-May-14 1875

16-Jan-14 1935

11-Mar-14 2185

7-May-14 1870

17-Jan-14 1940

12-Mar-14 2125

8-May-14 1865

20-Jan-14 2125

13-Mar-14 2155

9-May-14 1880

21-Jan-14 2190

14-Mar-14 2155

12-May-14 1875

22-Jan-14 2145

17-Mar-14 2140

13-May-14 1920

23-Jan-14 2110

18-Mar-14 2135

14-May-14 1965

24-Jan-14 2060

19-Mar-14 2150

16-May-14 1960

27-Jan-14 1990

20-Mar-14 2105

19-May-14 1910

28-Jan-14 2005

21-Mar-14 2100

20-May-14 1940

29-Jan-14 2045

24-Mar-14 2075

21-May-14 1880

30-Jan-14 2000

25-Mar-14 2080

22-May-14 1890

3-Feb-14 1985

26-Mar-14 2075

23-May-14 1885

4-Feb-14 1985

27-Mar-14 2065

26-May-14 1875

5-Feb-14 2015

28-Mar-14 2070

28-May-14 1875

6-Feb-14 2015

1-Apr-14 2075

30-May-14 1880

7-Feb-14 2015

2-Apr-14 2055

2-Jun-14 1885

10-Feb-14 2010

3-Apr-14 2055

3-Jun-14 1890

11-Feb-14 2010

4-Apr-14 2045

4-Jun-14 1880

12-Feb-14 2035

7-Apr-14 2025

5-Jun-14 1875

13-Feb-14 2030

8-Apr-14 2010

6-Jun-14 1850

14-Feb-14 2135

9-Apr-14 2010

9-Jun-14 1835

17-Feb-14 2175

10-Apr-14 1955

10-Jun-14 1840

18-Feb-14 2135

11-Apr-14 1950

11-Jun-14 1840

19-Feb-14 2125

14-Apr-14 1965

12-Jun-14 1840

20-Feb-14 2080

15-Apr-14 1970

13-Jun-14 1825

21-Feb-14 2105

16-Apr-14 1970

16-Jun-14 1800

24-Feb-14 2085

17-Apr-14 1935

17-Jun-14 1780

25-Feb-14 2070

21-Apr-14 1935

18-Jun-14 1750

26-Feb-14 2055

22-Apr-14 1940

19-Jun-14 1710

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 137: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Date Close

Date Close

Date Close

20-Jun-14 1680

20-Aug-14 1720

13-Oct-14 1370

23-Jun-14 1670

21-Aug-14 1720

14-Oct-14 1355

24-Jun-14 1675

22-Aug-14 1725

15-Oct-14 1345

25-Jun-14 1620

25-Aug-14 1685

16-Oct-14 1330

26-Jun-14 1570

26-Aug-14 1665

17-Oct-14 1350

27-Jun-14 1550

27-Aug-14 1685

20-Oct-14 1365

30-Jun-14 1565

28-Aug-14 1675

21-Oct-14 1390

1-Jul-14 1580

29-Aug-14 1665

22-Oct-14 1465

2-Jul-14 1600

1-Sep-14 1665

23-Oct-14 1465

3-Jul-14 1645

2-Sep-14 1660

24-Oct-14 1450

4-Jul-14 1735

3-Sep-14 1660

27-Oct-14 1450

7-Jul-14 1750

4-Sep-14 1655

28-Oct-14 1365

8-Jul-14 1715

5-Sep-14 1640

29-Oct-14 1385

9-Jul-14 1715

8-Sep-14 1640

30-Oct-14 1390

10-Jul-14 1715

9-Sep-14 1615

31-Oct-14 1375

11-Jul-14 1695

10-Sep-14 1600

3-Nov-14 1350

14-Jul-14 1695

11-Sep-14 1590

4-Nov-14 1385

15-Jul-14 1710

12-Sep-14 1600

5-Nov-14 1355

16-Jul-14 1705

15-Sep-14 1630

6-Nov-14 1365

17-Jul-14 1700

16-Sep-14 1595

7-Nov-14 1360

18-Jul-14 1695

17-Sep-14 1600

10-Nov-14 1360

21-Jul-14 1705

18-Sep-14 1595

11-Nov-14 1370

22-Jul-14 1670

19-Sep-14 1600

12-Nov-14 1420

23-Jul-14 1680

22-Sep-14 1590

13-Nov-14 1400

24-Jul-14 1700

23-Sep-14 1585

14-Nov-14 1405

25-Jul-14 1685

24-Sep-14 1575

17-Nov-14 1375

4-Aug-14 1670

25-Sep-14 1555

18-Nov-14 1395

5-Aug-14 1650

26-Sep-14 1555

19-Nov-14 1405

6-Aug-14 1655

29-Sep-14 1555

20-Nov-14 1410

7-Aug-14 1650

30-Sep-14 1550

21-Nov-14 1415

8-Aug-14 1655

1-Oct-14 1570

24-Nov-14 1400

11-Aug-14 1660

2-Oct-14 1500

25-Nov-14 1395

12-Aug-14 1660

3-Oct-14 1445

26-Nov-14 1390

13-Aug-14 1660

6-Oct-14 1420

27-Nov-14 1380

14-Aug-14 1750

7-Oct-14 1410

28-Nov-14 1375

15-Aug-14 1720

8-Oct-14 1400

1-Dec-14 1375

18-Aug-14 1710

9-Oct-14 1400

2-Dec-14 1375

19-Aug-14 1720

10-Oct-14 1390

3-Dec-14 1360

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 138: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Date Close

4-Dec-14 1360

5-Dec-14 1350

8-Dec-14 1370

9-Dec-14 1375

10-Dec-14 1360

11-Dec-14 1370

12-Dec-14 1375

15-Dec-14 1365

16-Dec-14 1360

17-Dec-14 1370

18-Dec-14 1380

19-Dec-14 1365

22-Dec-14 1360

23-Dec-14 1360

24-Dec-14 1375

29-Dec-14 1375

30-Dec-14 1375

Rata-Rata 1738.73

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 139: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Harga Saham AISA 2014

Date Close

Date Close

Date Close

2-Jan-14 1470

26-Feb-14 1850

23-Apr-14 2080

3-Jan-14 1470

27-Feb-14 1840

24-Apr-14 2090

6-Jan-14 1455

28-Feb-14 1900

25-Apr-14 2215

7-Jan-14 1525

3-Mar-14 1860

28-Apr-14 2190

8-Jan-14 1595

4-Mar-14 1920

29-Apr-14 2185

9-Jan-14 1550

5-Mar-14 1950

30-Apr-14 2200

10-Jan-14 1580

6-Mar-14 1955

2-May-14 2230

13-Jan-14 1560

7-Mar-14 1935

5-May-14 2285

15-Jan-14 1560

10-Mar-14 1930

6-May-14 2225

16-Jan-14 1620

11-Mar-14 1930

7-May-14 2300

17-Jan-14 1625

12-Mar-14 1910

8-May-14 2265

20-Jan-14 1610

13-Mar-14 1965

9-May-14 2285

21-Jan-14 1620

14-Mar-14 1980

12-May-14 2300

22-Jan-14 1610

17-Mar-14 2000

13-May-14 2325

23-Jan-14 1580

18-Mar-14 1975

14-May-14 2365

24-Jan-14 1575

19-Mar-14 1995

16-May-14 2385

27-Jan-14 1550

20-Mar-14 1975

19-May-14 2380

28-Jan-14 1570

21-Mar-14 1985

20-May-14 2330

29-Jan-14 1570

24-Mar-14 2000

21-May-14 2360

30-Jan-14 1555

25-Mar-14 2030

22-May-14 2425

3-Feb-14 1640

26-Mar-14 2000

23-May-14 2465

4-Feb-14 1710

27-Mar-14 2040

26-May-14 2540

5-Feb-14 1690

28-Mar-14 2060

28-May-14 2580

6-Feb-14 1760

1-Apr-14 2065

30-May-14 2510

7-Feb-14 1760

2-Apr-14 2080

2-Jun-14 2585

10-Feb-14 1750

3-Apr-14 2140

3-Jun-14 2555

11-Feb-14 1685

4-Apr-14 2165

4-Jun-14 2550

12-Feb-14 1680

7-Apr-14 2150

5-Jun-14 2590

13-Feb-14 1740

8-Apr-14 2135

6-Jun-14 2555

14-Feb-14 1850

9-Apr-14 2135

9-Jun-14 2405

17-Feb-14 1930

10-Apr-14 2090

10-Jun-14 2375

18-Feb-14 1850

11-Apr-14 2055

11-Jun-14 2435

19-Feb-14 1825

14-Apr-14 2065

12-Jun-14 2415

20-Feb-14 1875

15-Apr-14 2110

13-Jun-14 2425

21-Feb-14 1875

16-Apr-14 2095

16-Jun-14 2340

24-Feb-14 1920

17-Apr-14 2095

17-Jun-14 2320

25-Feb-14 1880

21-Apr-14 2105

18-Jun-14 2210

26-Feb-14 1850

22-Apr-14 2070

19-Jun-14 2235

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 140: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Date Close

Date Close

Date Close

20-Jun-14 2230

20-Aug-14 2450

13-Oct-14 2160

23-Jun-14 2210

21-Aug-14 2525

14-Oct-14 2160

24-Jun-14 2290

22-Aug-14 2510

15-Oct-14 2205

25-Jun-14 2315

25-Aug-14 2500

16-Oct-14 2215

26-Jun-14 2360

26-Aug-14 2500

17-Oct-14 2225

27-Jun-14 2300

27-Aug-14 2550

20-Oct-14 2200

30-Jun-14 2315

28-Aug-14 2530

21-Oct-14 2175

1-Jul-14 2300

29-Aug-14 2505

22-Oct-14 2170

2-Jul-14 2285

1-Sep-14 2505

23-Oct-14 2170

3-Jul-14 2290

2-Sep-14 2505

24-Oct-14 2190

4-Jul-14 2290

3-Sep-14 2510

27-Oct-14 2195

7-Jul-14 2420

4-Sep-14 2510

28-Oct-14 2190

8-Jul-14 2410

5-Sep-14 2510

29-Oct-14 2190

9-Jul-14 2410

8-Sep-14 2510

30-Oct-14 2160

10-Jul-14 2430

9-Sep-14 2465

31-Oct-14 2190

11-Jul-14 2425

10-Sep-14 2420

3-Nov-14 2270

14-Jul-14 2420

11-Sep-14 2425

4-Nov-14 2300

15-Jul-14 2415

12-Sep-14 2420

5-Nov-14 2210

16-Jul-14 2450

15-Sep-14 2410

6-Nov-14 2250

17-Jul-14 2390

16-Sep-14 2410

7-Nov-14 2225

18-Jul-14 2425

17-Sep-14 2420

10-Nov-14 2225

21-Jul-14 2400

18-Sep-14 2420

11-Nov-14 2220

22-Jul-14 2360

19-Sep-14 2435

12-Nov-14 2250

23-Jul-14 2365

22-Sep-14 2400

13-Nov-14 2275

24-Jul-14 2375

23-Sep-14 2315

14-Nov-14 2260

25-Jul-14 2375

24-Sep-14 2305

17-Nov-14 2235

4-Aug-14 2360

25-Sep-14 2325

18-Nov-14 2220

5-Aug-14 2380

26-Sep-14 2275

19-Nov-14 2220

6-Aug-14 2365

29-Sep-14 2290

20-Nov-14 2200

7-Aug-14 2360

30-Sep-14 2295

21-Nov-14 2210

8-Aug-14 2330

1-Oct-14 2295

24-Nov-14 2215

11-Aug-14 2415

2-Oct-14 2245

25-Nov-14 2295

12-Aug-14 2460

3-Oct-14 2225

26-Nov-14 2270

13-Aug-14 2460

6-Oct-14 2185

27-Nov-14 2275

14-Aug-14 2445

7-Oct-14 2190

28-Nov-14 2270

15-Aug-14 2445

8-Oct-14 2160

1-Dec-14 2265

18-Aug-14 2440

9-Oct-14 2150

2-Dec-14 2270

19-Aug-14 2450

10-Oct-14 2065

3-Dec-14 2210

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 141: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Date Close

4-Dec-14 2175

5-Dec-14 2175

8-Dec-14 2135

9-Dec-14 2080

10-Dec-14 2095

11-Dec-14 2090

12-Dec-14 2135

15-Dec-14 2125

16-Dec-14 2085

17-Dec-14 2105

18-Dec-14 2095

19-Dec-14 2125

22-Dec-14 2105

23-Dec-14 2115

24-Dec-14 2095

29-Dec-14 2100

30-Dec-14 2095

Rata-Rata 2167.684

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 142: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Harga Saham AKKU 2014

Date Close

Date Close

Date Close

2-Jan-14 91.097

19-Mar-14 91.097

22-May-14 91.097

6-Jan-14 91.097

20-Mar-14 91.097

23-May-14 91.097

8-Jan-14 91.097

21-Mar-14 91.097

28-May-14 91.097

9-Jan-14 91.097

24-Mar-14 91.097

30-May-14 91.097

10-Jan-14 91.097

25-Mar-14 91.097

3-Jun-14 91.097

15-Jan-14 91.097

26-Mar-14 91.097

4-Jun-14 91.097

16-Jan-14 91.097

27-Mar-14 91.097

5-Jun-14 91.097

17-Jan-14 91.097

28-Mar-14 91.097

9-Jun-14 91.097

20-Jan-14 91.097

2-Apr-14 91.097

12-Jun-14 91.097

22-Jan-14 91.097

3-Apr-14 91.097

13-Jun-14 91.097

23-Jan-14 91.097

4-Apr-14 91.097

17-Jun-14 91.097

24-Jan-14 91.097

7-Apr-14 91.097

19-Jun-14 91.097

27-Jan-14 91.097

8-Apr-14 91.097

23-Jun-14 91.097

29-Jan-14 91.097

9-Apr-14 91.097

24-Jun-14 91.097

30-Jan-14 91.097

10-Apr-14 91.097

25-Jun-14 91.097

3-Feb-14 91.097

11-Apr-14 91.097

26-Jun-14 91.097

4-Feb-14 91.097

14-Apr-14 91.097

27-Jun-14 91.097

5-Feb-14 91.097

15-Apr-14 91.097

30-Jun-14 91.097

6-Feb-14 91.097

16-Apr-14 91.097

1-Jul-14 91.097

10-Feb-14 91.097

17-Apr-14 91.097

2-Jul-14 91.097

11-Feb-14 91.097

21-Apr-14 91.097

3-Jul-14 91.097

12-Feb-14 91.097

22-Apr-14 91.097

4-Jul-14 91.097

14-Feb-14 91.097

23-Apr-14 91.097

8-Jul-14 91.097

17-Feb-14 91.097

24-Apr-14 91.097

9-Jul-14 91.097

18-Feb-14 91.097

25-Apr-14 91.097

10-Jul-14 91.097

28-Feb-14 91.097

28-Apr-14 91.097

11-Jul-14 91.097

3-Mar-14 91.097

30-Apr-14 91.097

14-Jul-14 91.097

4-Mar-14 91.097

2-May-14 91.097

16-Jul-14 91.097

6-Mar-14 91.097

5-May-14 91.097

18-Jul-14 91.097

7-Mar-14 91.097

6-May-14 91.097

21-Jul-14 91.097

10-Mar-14 91.097

7-May-14 91.097

22-Jul-14 91.097

11-Mar-14 91.097

8-May-14 91.097

23-Jul-14 91.097

12-Mar-14 91.097

9-May-14 91.097

24-Jul-14 91.097

13-Mar-14 91.097

12-May-14 91.097

25-Jul-14 91.097

14-Mar-14 91.097

13-May-14 91.097

4-Aug-14 91.097

17-Mar-14 91.097

14-May-14 91.097

6-Aug-14 91.097

18-Mar-14 91.097

19-May-14 91.097

7-Aug-14 91.097

19-Mar-14 91.097

21-May-14 91.097

8-Aug-14 91.097

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 143: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Date Close

Date Close

Date Close

11-Aug-14 91.097

9-Oct-14 91.097

17-Dec-14 91.097

12-Aug-14 91.097

13-Oct-14 91.097

18-Dec-14 91.097

13-Aug-14 91.097

15-Oct-14 91.097

19-Dec-14 91.097

14-Aug-14 91.097

16-Oct-14 91.097

22-Dec-14 91.097

15-Aug-14 91.097

17-Oct-14 91.097

23-Dec-14 91.097

18-Aug-14 91.097

20-Oct-14 91.097

24-Dec-14 91.097

20-Aug-14 91.097

23-Oct-14 91.097

29-Dec-14 91.097

21-Aug-14 91.097

24-Oct-14 91.097

30-Dec-14 91.097

22-Aug-14 91.097

27-Oct-14 91.097

Rata-Rata 91.097

25-Aug-14 91.097

30-Oct-14 91.097 27-Aug-14 91.097

31-Oct-14 91.097

28-Aug-14 91.097

3-Nov-14 91.097 29-Aug-14 91.097

4-Nov-14 91.097

1-Sep-14 91.097

5-Nov-14 91.097 3-Sep-14 91.097

7-Nov-14 91.097

4-Sep-14 91.097

10-Nov-14 91.097 8-Sep-14 91.097

11-Nov-14 91.097

9-Sep-14 91.097

12-Nov-14 91.097 10-Sep-14 91.097

13-Nov-14 91.097

11-Sep-14 91.097

14-Nov-14 91.097 12-Sep-14 91.097

17-Nov-14 91.097

15-Sep-14 91.097

18-Nov-14 91.097 16-Sep-14 91.097

20-Nov-14 91.097

17-Sep-14 91.097

21-Nov-14 91.097 18-Sep-14 91.097

24-Nov-14 91.097

19-Sep-14 91.097

25-Nov-14 91.097 23-Sep-14 91.097

26-Nov-14 91.097

24-Sep-14 91.097

27-Nov-14 91.097 25-Sep-14 91.097

1-Dec-14 91.097

26-Sep-14 91.097

2-Dec-14 91.097 29-Sep-14 91.097

3-Dec-14 91.097

30-Sep-14 91.097

4-Dec-14 91.097 1-Oct-14 91.097

5-Dec-14 91.097

2-Oct-14 91.097

9-Dec-14 91.097 3-Oct-14 91.097

10-Dec-14 91.097

6-Oct-14 91.097

11-Dec-14 91.097 7-Oct-14 91.097

15-Dec-14 91.097

8-Oct-14 91.097

16-Dec-14 91.097

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 144: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

LAMPIRAN 3

PERHITUNGAN VARIABEL

INDEPENDEN

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 145: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Variabel Independen

1. Leverage

No. Tahun Kode Total Liability Total Equity DER

1 2014 AKPI 1,195,437,301,000

1,031,605,289,000

1.16

2 2014 ALMI 2,602,503,860,226

614,609,997,645

4.23

3 2014 ALTO 705,671,952,606

531,135,559,047

1.33

2. Likuiditas

No. Tahun Kode Current Asset Current Liability CR

1 2014 AKPI 920,128,174,000

812,876,508,000

1.13

2 2014 ALMI 2,428,213,309,959

2,370,051,137,523

1.02

3 2014 ALTO 723,258,668,478

395,208,868,117

1.83

3. Profitabilitas

No. Tahun Kode Net Income Average Total Asset ROA

1 2014 AKPI 34,659,623,000 2,155,804,889,500

0.02

2 2014 ALMI 3,664,436,757 2,984,596,043,789

0.00

3 2014 ALTO (9,840,906,176) 1,369,663,450,706

(0.01)

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 146: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

4. Kepemilikan Institusional

No. Tahun Kode Jumlah Lembar Saham Institusi

Jumlah Lembar Saham yang Beredar

Kepemilikan Institusional

1 2014 AKPI 398,747,943

680,000,000 58.64%

2 2014 ALMI 505,896,800

616,000,000 82.13%

3 2014 ALTO 1,771,328,807

2,186,527,777 81.01%

5. Ukuran Dewan Komisaris

No. Tahun Kode Dewan Komisaris

1 2014 AKPI 6

2 2014 ALMI 4

3 2014 ALTO 3

6. Ukuran Dewan Direksi

No. Tahun Kode Dewan Direksi

1 2014 AKPI 5

2 2014 ALMI 5

3 2014 ALTO 3

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 147: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

LAMPIRAN 4

DATA KESELURUHAN

VARIABEL PENELITIAN

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 148: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

No. Tahun Kode Z-Score DER CR ROA KI KOM DIR

1 2014 AKPI 1.51 1.16 1.13 0.02 0.5864 6 5

2 2014 ALMI 1.33 4.23 1.02 0.00 0.8213 4 5

3 2014 ALTO 1.53 1.33 1.83 -0.01 0.8101 3 3

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 149: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

LAMPIRAN 5

HASIL PENGUJIAN SPSS

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 150: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

1. STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

FD 69 6.21 -4.46 1.75 .3703 .15313 1.27201

DER 69 170.70 -8.51 162.19 4.2570 2.35738 19.58186

CR 69 6.32 .20 6.52 1.2236 .11956 .99318

ROA 69 .62 -.44 .18 -.0264 .00972 .08075

INS 69 .91 .00 .91 .6632 .02239 .18596

Valid N (listwise) 69

DESKRIPSI VARIABEL UKURAN DEWAN KOMISARIS

DESKRIPSI UKURAN DEWAN DIREKSI

22% (15 data)

30% (21 data)

25% (17 data)

13% (9 data)

6% (4 data)

4% (3 data)

Ukuran Dewan Komisaris

2 Dewan Komisaris

3 Dewan Komisaris

4 Dewan Komisaris

5 Dewan Komisaris

6 Dewan Komisaris

7 Dewan Komisaris

16% (11 data)

33% (23 data)

20% (14 data)

18% (12 data)

7% (5 data)

6% (4 data)

Ukuran Dewan Direksi

2 Dewan Direksi

3 Dewan Direksi

4 Dewan Direksi

5 Dewan Direksi

6 Dewan Direksi

7 Dewan Direksi

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 151: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

2. UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 69

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .81658353

Most Extreme Differences Absolute .102

Positive .066

Negative -.102

Test Statistic .102

Asymp. Sig. (2-tailed) .071c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

3. UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

DER .939 1.065

CR .631 1.585

ROA .904 1.106

INS .655 1.528

KOM .639 1.564

DIR .636 1.572

a. Dependent Variable: FD

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 152: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

4. UJI AUTOKORELASI

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .14616

Cases < Test Value 34

Cases >= Test Value 35

Total Cases 69

Number of Runs 40

Z 1.094

Asymp. Sig. (2-tailed) .274

a. Median

5. UJI HETEROSKEDASTISITAS

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 153: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

6. KOEFISIEN KORELASI DAN KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .767a .588 .548 .85518

a. Predictors: (Constant), DIR, DER, ROA, INS, KOM, CR

b. Dependent Variable: FD

7. UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (STATISTIK F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 64.682 6 10.780 14.741 .000b

Residual 45.343 62 .731

Total 110.025 68

a. Dependent Variable: FD

b. Predictors: (Constant), DIR, DER, ROA, INS, KOM, CR

8. UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .155 .656 .237 .814

DER -.005 .005 -.072 -.856 .396

CR .049 .131 .038 .374 .709

ROA 8.980 1.351 .570 6.647 .000

INS -1.584 .689 -.232 -2.298 .025

KOM .264 .096 .280 2.748 .008

DIR .131 .093 .144 1.406 .165

a. Dependent Variable: FD

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 154: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

LAMPIRAN 6

FORMULIR KONSULTASI

SKRIPSI

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 155: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 156: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 157: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 158: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

CURRICULUM VITAE

PERSONAL DETAILS

Full Name : Anastasia Florence

Place, Date of Birth : Jakarta, 3th of June 1996

Gender : Female

Religion : Catholic

Citizenship : Indonesia

Address : Gading Serpong, Sektor 1B, Jalan Kelapa

Sawit 16

Contact Number : 021-5469512 / 0812 1098 3333

Email : [email protected]

Current GPA : 3,42

EDUCATION DETAILS

2002 - 2008 : Tarakanita Gading Seprong Elementary School

2008 - 2011 : Tarakanita Gading Serpong Junior High School

2011 - 2014 : Tarakanita Gading Serpong Senior High School

2014 - 2018 : Multimedia Nusantara University, Gading Serpong

CAREER EXPERIENCES 2015 – 2016 : Marketing, Cost Control, Social Media Strategist at Sugarbelle

Cafe, Gading Serpong

2017 : Junior Auditor at Suganda Akna Suhri Public Accounting Firm

ORGANIZATION EXPERIENCES 2011 : Member of Red Cross Youth Organization at Tarakanita GS Senior High School

2012 : Secretary and Vice Chairman of Red Cross Youth Organization at Tarakanita GS

Senior High School

2012 : Vice Chairman of Yearly Red Cross Youth Inauguration at Tarakanita GS

Senior High School

2012 : Core Committee for Blood Donation held in Tarakanita GS Senior High School

2014 : PIC for Bible Kids Festival held at St. Laurensius, Alam Sutera

2014 : Committee for Closing Ceremony of PORSENI at St. Laurensius, Alam Sutera

2014 : The Minutes for Yearly Work Plan of St. Laurensius, Alam Sutera

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018

Page 159: Pengarug Karakteristik Perusahaan, Anastasia Florence ...kc.umn.ac.id/5571/1/Anastasia Florence (14130210036...Anastasia Florence 1 4130210036 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

CURRICULUM VITAE

2014 – 2015 : Member of AIESEC as Incoming Exchange/ ICX at Multimedia Nusantara

University

2014 : Committee of AIESEC Seminar “I(am) Not Inferior, Step Out Your Comfort Zone”

at Multimedia Nusantara University

2015 : Volunteer in Children’s Health Education for organization's candidate

2015 – 2016 : As an External Student Welfare of Accounting Organization (HIMTARA) in

Multimedia Nusantara University

2016 : PIC for Accounting Charity held by HIMTARA in cooperation with Ketimbang

Ngemis, Tangerang

2016 : Public Relations of Freshman Orientation in Multimedia Nusantara University

2016 : Public Relations of Evening Talent Night (MAXIMA) in Multimedia Nusantara

University

2016 : Coordinator of Question Maker Division for “Accounting Week 2016” in

Multimedia Nusantara University

2017 : Assistant for E-Filing Event by Direktorat Jenderal Pajak at Summarecon Mall

Serpong

ACHIEVEMENTS

Best Student of Cultural Arts and Skill at Tarakanita GS Junior High School

Third place for Disaster Preparedness Competition as Red Cross Youth in Experia Open 7

with Tangerang City Red Cross on May, 2011

Scholarship for 8th Semester as excellent student in Multimedia Nusantara University

OTHER SKILLS

Good in English both speaking and writing

Good communication on team or individual

High willingness to work hard

High commitment and able to work under pressure

Proficient in any computer program, ex: Microsoft, MYOB, etc

Pengarug Karakteristik Perusahaan..., Anastasia Florence, FB UMN,2018