pengantar stokhastik - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/buku pengantar stokastik...

82
i DIKTAT PENGANTAR STOKHASTIK Oleh Drs. Yerizon, M. Si Dra. Minora Longgom Nasution FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2003

Upload: lamlien

Post on 01-May-2019

424 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

i

DIKTAT

PENGANTAR STOKHASTIK

Oleh

Drs. Yerizon, M. Si

Dra. Minora Longgom Nasution

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2003

Page 2: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan diktat “Pengantar Stokhastik” ini.

Diktat ini penulis susun dengan maksud agar mahasiswa pengikut mata kuliah

Pengantar Stokhastik dapat lebih mudah mempelajari dan memahami materi mata kuliah ini.

Karena materi Pengantar Stokhastik agak sulit dipahami dibandingkan dengan materi

matematika lainnya. Untuk itu diktat ini disusun sedemikian rupa sehingga lebih mudah

dipahami. Disamping manfaat bagi mahasiswa, diharapkan diktat ini juga bermanfaat bagi

dosen yang mengajarkan mata kuliah ini.

Penulis menyadari, bahwa diktat ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi kesempurnaan diktat ini pada edisi-

edisi berikutnya. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan diktat ini.

Akhirnya penulis mengharapkan agar diktat ini dapat bermanfaat sebagai mana

mestinya.

Padang, Oktober 2003

Penulis

Page 3: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Peluang 1

1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8

1.3 Beberapa Distribusi Peluang Kontinu 21

BAB 2 RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT 26

2.1 Pengantar 26

2.2 Matriks Peluang Transisi 29

2.3 Beberapa Model Rantai Markov 33

2.4 Analisis Langkah Pertama Sederhana 36

2.5 Beberapa Rantai Markov Khusus 40

BAB 3 PRILAKU JANGKA PANJANG RANTAI MARKOV 46

3.1 Matriks Peluang Transisi Reguler 46

3.2 Klasifikasi State 49

3.3 Teorema Limit Dasar dari Rantai Markov 54

BAB 4 RANTAI MARKOV WAKTU KONTINU 57

4.1 Pengantar 57

4.2 Proses Kelahiran Murni 58

4.3 Proses Kematian Murni 61

4.4 Proses Kelahiran dan Kematian 63

BAB 5 MODEL ANTRIAN 68

5.1 Proses Antrian 68

5.2 Model Antrian Pelayan Tunggal 68

5.3 Model Antrian Pelayan Majemuk 72

5.4 Antrian dengan Populasi Hingga 75

DAFTAR KEPUSTAKAAN 79

Page 4: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

8

1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus

Banyak peubah acak yang dihasilkan dalam percobaan statistika mempunyai sifat

yang sama dan pada dasarnya dapat dinyatakan dengan distribusi peluang yang sama.

Misalnya semua peubah acak yang menyatakan banyaknya sukses dalam n usaha bebas

dalam suatu percobaan. Jika peluang sukses tidak berubah pada tiap n usaha, mempunyai

ciri umum yang sama dan karenanya dapat dinyatakan dengan rumus tunggal.

Orang harus hati-hati memilih distribusi peluang yang tepat menggambarkan

pengamatan yang dihasilkan oleh percobaan. Dalam bagian ini akan dibahas beberapa

distribusi peluang diskret. Tapi sebelumnya akan disajikan kembali beberapa definisi dan

teorema yang berkaitan dengan distribusi peluang diskret.

Bukti:

2 = E(x - )

2

= E(x2 - 2x +

2)

= E(x2) - 2E(x) +

2 (karena E(x) = )

= E(x2) - 2

2 +

2

= E(x2) -

2

Distribusi Seragam(Uniform)

Distribusi peluang diskret yang paling sederhana adalah yang peubah acaknya

memperoleh semua harganya dengan peluang sama. Distribusi peluang semacam ini

disebut distribusi seragam atau uniform.

Definisi 1.2.1

Fungsi f(x) adalah suatu fungsi peluang atau distribusi peluang suatu peubah acak

diskret X jika memenuhi,

a. f(x) 0

b. x

xf 1)(

c. P(X = x) = f(x)

Definisi 1.2.2

Misalkan X suatu peubah acak diskret dengan distribusi peluang f(x), maka nilai

harapan X adalah E(x) = x

xxf )( .

Teorema 1.2.1

Variansi peubah acak X adalah 2 = E(x

2) – [E(x)]

2 = E(x

2) -

2

Page 5: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

9

Notasi f(x;k) telah dipakai sebagai pengganti f(x) untuk menunjukkan bahwa distribusi

seragam tersebut bergantung pada parameter k.

Bukti :

Untuk membuktikan teorema 1.2.2 dilakukan sebagai berikut :

Menurut definisi 1.2.2 di atas, maka diperoleh,

k

x

k

xk) ; f(xx E(x)

k

1i

ik

1

ik

1i

ii

i

Dari teorema 1.2.1, diperoleh,

k

1i

i

2

i

2

i

2 k) ; f(x)-(x )-E(x

k

)(x

k

)(x

k

1i

2

ik

1

2

i

i

Contoh

Bila sebuah dadu dilantunkan satu kali, berapa peluang yang muncul tiap mata dadu,

kemudian tentukan rata-rata dan variansinya.

Jawab

Ruang sampel dari masalah di atas adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Jadi peluang yang muncul

tiap mata dadu adalah 1/6, hal ini merupakan distribusi uniform sehingga peluangnya f(x;

6) = 1/6, untuk x = 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

Berdasarkan teorema 1.2.2 di atas maka diperoleh

= 5,36

21

6

654321

dan

2 =

12

35

6

)5,36(....)5,32()5,31( 222

Definisi 1.2.3

Misalkan peubah acak X mempunyai distribusi uniform diskret. Maka distribusi

peluangnya diberikan dengan

f(x ; k) = k

1. untuk x = x1, x2, x3, …xk.

dimana xi xj dengan i j.

Teorema 1.2.2

Rataan dan variansi distribusi uniform diskret f(x ; k) adalah

k

xk

1i

i dan

k

)(xk

1

2

i

2

i

Page 6: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

10

Distribusi Bernoulli

Peubah acak bernoulli hanya mempunyai dua nilai yaitu 0 dan 1 dalam satu kali

percobaan. Nilai 0 dan 1 ini biasanya dikaitkan dengan “gagal” dan “sukses”. Dan peluang

sukses dinyatakan dengan p dan gagal dengan 1 - p. Untuk lebih jelasnya perhatikan

definisi berikut.

Distribusi bernoulli biasa juga dilambangkan dengan X ~ Bernoulli(p). Rataan dan variansi

dari distribusi Bernoulli dinyatakan dengan teorema berikut.

Bukti :

Dari definisi 1.2.2 dan 1.2.4, diperoleh

p) ;xf(x E(x) 1

0x

=

1

0

x-1xqxpx

= 0.p0q

1-0 + 1p

1q

1-1 = p

Dari teorema 1.2.1 diperoleh,

)-E(x 2

i

2 E(x2) – [E(x)]

2

Dari hasil E(x) = p, sekarang akan dicari E(x2) sebagai berikut

p) ;f(x x )E(x 1

0x

22

=

1

0

x-1x2 qpxx

= 02.p

0q

1-0 + 1

2 p1q

1-1 = p

Jadi )-E(x 2

i

2 E(x2) – [E(x)]

2 = p – p

2 = p(1-p) = pq.

Contoh

Sebuah mata uang dilempar satu kali, dicatat bahwa hasilnya yang muncul muka “M” dan

belakang “B”. Tentukan peluang muncul muka, rata-rata dan variansinya

Jawab

Ruang sampel dari masalah di atas adalah S = {M, B} dan misalkan kejadian muncul muka

adalah A = {M}, dan Belakang adalah C = {B}.

Definisi 1.2.4

Suatu peubah acak X dikatakan mengikuti distribusi Bernoulli dengan parameter p jika

hanya mempunyai dua kemungkinan nilai yaitu 0 dan 1 dan distribusi peluangnya

didefinisikan dengan

f(x; p) = px(1-p)

1-x = p

x(q)

1-x , untuk x = 0, 1

Teorema 1.2.3

Distribusi Bernoulli f(x; p) mempunyai rata-rata dan variansi

= p dan 2 = pq

Page 7: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

11

Sehingga peluang muncul muka adalah P(M) = n(s)

n(A)=

2

1, dalam hal ini sesuai dengan

distribusi bernoulli yaitu f(x; p) = px(1-p)

1-x, untuk x = 0, 1.

Karena p = 0,5 dan dari definisi 1.2.4, f(x; p) = (0,5)x(0,5)

1-x, untuk x = 0, 1. Setelah

dilakukan pelemparan ternyata mata uang muncul adalah muka, berarti x = 1 atau berhasil.

Akibatnya f(x; p) = (0,5)1(0,5)

1-1 = 0,5.

Berdasarkan teorema 1.2.3, diperoleh = p = 0,5 dan 2 = 0,5.0,5 = 0,25

Distribusi Binomial

Suatu peubah acak Binomial dapat dipandang sebagai jumlah n peubah acak

Bernoulli, yakni banyaknya yang berhasil dalam n usaha Bernoulli.

Suatu percobaan Binomial memenuhi persyaratan berikut :

a. percobaan terdiri atas n usaha yang berulang.

b. Tiap usaha memberikan hasil yang dapat ditentukan sukses atau gagal.

c. Peluang sukses, dinyatakan dengan p, tidak berubah dari usaha yang satu ke

yang berikutnya.

d. Tiap usaha, bebas dengan usaha yang lainnya.

Distribusi bernoulli biasa juga dilambangkan dengan X ~ B(n,p). Rataan dan variansi dari

distribusi Binomial dinyatakan dengan teorema berikut.

Bukti

Berdasarkan definisi 1.2.2, diperoleh

= E(x) =

n

1x

x-nx p)1(px

nx =

n

1x

x-nx p)1(px)!-(nx!

n!x

Definisi 1.2.5

Banyaknya sukses X dalan n usaha suatu percobaan binomial disebut suatu

peubah acak binomial.

Definisi 1.2.6

Bila suatu usaha binomial dapat menghasilkan sukses dengan peluang p dan gagal

dengan peluang q = 1 – p, maka distribuasi peluang acak binomial X, yaitu banyaknya

sukses dalam n usaha bebas adalah

b(x;n,p) = x-nxqpx

n

, x = 0, 1, 2, …., n.

Teorema 1.2.4

Distribusi binomial b(x;n,p) mempunyai rata-rata dan variansi

= np dan 2 = npq

Page 8: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

12

=

n

1x

x-nx p)1(px)!-(n1)!-x(x

n!x =

n

1x

x-nx p)1(px)!-(n1)!-(x

n!

=

n

1x

x-n11-x p)1(px)!-(n1)!-(x

1)!-(nn

=

n

1x

x-n1-x p)1(p px)!-(n1)!-(x

1)!-n(n

=

n

1x

x-n1-x p)1(p1-x

1-n np . Maka diperoleh

n

1x

x-n1-x p)1(p1-x

1-n = 1, sehingga =

E(x) = np. Selanjutnya akan dibuktikan 2 = npq sebagai berikut :

Sekarang akan dicari E(x2) = E[x(x -1)] + E(x)

Untuk mendapatkan E(x2) terlebih dahulu kita cari E[x(x -1)] sebagai berikut :

E[x(x-1)] =

n

1x

x-nx p)1(px

n1)-x(x =

n

1x

x-nx p)1(px)!-(nx!

n!1)-x(x

=

n

1x

x-nx p)1(px)!-(n2)!-1)(x-x(x

1)n!-(xx =

n

1x

x-nx p)1(px)!-(n2)!-(x

n!

=

n

1x

x-n22-x p)1(px)!-(n2)!-(x

2)!-1)(n-(nn

=

n

1x

x-n2-x2 p)1(ppx)!-(n2)!-(x

2)!-1)(n-(nn

= n(n-1)p2

n

1x

x-n2-x p)1(p2-x

2-n

Karena

n

1x

x-n2-x p)1(p2-x

2-n = 1, maka diperoleh E[x(x-1)] = n(n-1)p

2. Akibatnya E(x

2)

= E[x(x -1)] + E(x) = n(n-1)p2 + np.

Jadi 2 = E(x

2) – [E(x)]

2 = n(n-1)p

2 + np – (np)

2

= n2p

2 – np

2 + np – n

2p

2

= np (1-p) = npq

Contoh

1. Sebuah tes benar-salah terdiri dari 10 pertanyaan. Berapa peluang untuk memperoleh 8

jawaban yang benar?. Tentukan rata-rata dan variansinya.

Jawab

P(benar) = ½ dan p(salah) = ½, maka b(x;10,1/2) =

x-10x

2

1

2

1

x

10

p(delapan jawaban adalah benar) = b(8;10,1/2) =

2-108

2

1

2

1

8

10

=

28

2

1

2

1

8

10

=

10

2

1

)!810(!8

!10

Page 9: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

13

=

10

2

1

!2!.8

.9.8!10

= 45

10

2

1

Maka diperoleh

= np = 4.0,2 = 0,8 dan 2 = npq = 4.0,2.0,8 = 0,64.

2. Sebuah pesawat dengan 4 mesin dapat terbang jika sekurang-kurangnya 2 mesinnya

bekerja. Berapa peluang pesawat itu dapat terbang dengan baik jika mesin-mesinya

beroperasi secara independen dan tiap-tiap kerusakannya (mesin tidak berfungsi)

mempunyai peluang q.

Jawab

Missal p = 1- q = peluang mesin yang tidak rusak, q peluang pesawat itu dapat terbang jika

sekurang-kurangnya 2 mesin bekerja.

b(x;4 , q) = x-4xqq-1

x

4

, x = 0, 1, 2, 3, 4

P(terbang baik) = 04qq-1

4

4

+ 13

qq-13

4

+ 22

qq-12

4

= 1 - 4q + 6q2 – 4q

3 + q

4 + 4(1 – 3q + 3q

2 – q

3)

+ 6(1- 2q + q2) q

2

= 1 - 4q + 6q2 – 4q

3 + q

4 + 4 – 12q + 12q

2 - 4q

3 + 6q

2

- 12q3 + 6q

4

= 1 - 4q3 + 3q

4

Teorema 1.2.5

Jika X mempunyai distribusi binomial dengan parameter n dan p dan Y = n

X maka E(y)

= p dan n

)p1(p2y

Page 10: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

14

Distribusi Multinomial

Distribusi multinomial merupakan perluasan dari distribusi binomial.

Contoh

Bila dua dadu dilantunkan enam kali, berapakah peluang mendapat jumlah 7 atau 11

muncul dua kali, sepasang bilangan yang sama satu kali, dan pasangan lainnya tiga kali.

Jawab

Misalkan kejadian berikut menyatakan

E1 : jumlah 7 atau 11

E2 : pasangan bilangan yang sama muncul

E3 : baik pasangan yang sama maupun jumlah 7 atau 11

tidak muncul.

Ruang sampel dari soal di atas adalah S = {(1,1),(1,2),…,(6,6)}

Maka peluang p1 = P(E1) = 8/36 = 2/9

p2 = P(E2) = 6/36 = 1/6

p3 = P(E3) = 22/36 = 11/18

dengan menggunakan distribusi Multinomial x1 = 2, x2 = 1, dan x3 = 3, maka diperoleh

peluangnya, yaitu

f(2,1,3; 2/9,1/6,11/18, 6) =

3 ,1 ,2

6 32

18

11

6

1

9

2

= !3!1!2

!632

18

11

6

1

9

2

= 0,1127.

Distribusi Hipergeometrik

Misalkan suatu contoh berukuran n diambil secara acak (tanpa pengembalian) dari

sebuah kantong yang berisi N buah benda yang mengandung k yang sukses dan N – k yang

gagal.

Definisi 1.2.7

Bila suatu usaha tertentu dapat menghasilkan k macam hasil E1, E2, E3,….,Ek dengan

peluang p1, p2, p3,….,pk, maka distribusi peluang acak X1, X2, X3,….,Xk, yang

menyatakan terjadinya E1, E2, E3,….,Ek dalam n usaha bebas ialah

f(x1, x2 ,…., xk; p1, p2, p3,.,pk, n) =

k21 x,....,x,x

n k21 x

k

x

2

x

1 p,....,p,p

dengan

k

1

ixi

= n dan

k

1

ipi

= 1

Page 11: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

15

Contoh

Suatu kantor mempunyai 10 orang pekerja yang terdiri dari 3 orang pria dan 7 orang

wanita. Manajer memilih empat diantara mereka secara random untuk mengikuti kursus

singkat guna peningkatan kualitas.

a) Berapa peluang akan terpilihnya jumlah yang sama antara p dan w.

b) Berapa peluang wanita lebih banyak dari pria

Jawab

a) Dari soal diketahui bahwa N = banyak pekerja dikantor, akan dipilih empat dari sepuluh

untuk mengikuti kursus, jadi n = 4, karena ada 3 pria maka k = 3. karena yang akan dipilih

harus 2 pria dan 2 wanita maka disini jelas p = 2 dan w = 2

jadi P(p=2, w=2) =

4

10

2-4

3-10

2

3

= 210

63= 0,3

b) Disini jelas bahwa kemungkinan wanita 4 atau 3.

Sehingga P(wanita > pria) =

4

10

4-4

7-10

4

7

+

4

10

3-4

7-10

3

7

=

!6!4

!10!3!0

!3

!3!4

!7

+

!6!4

!10!2!1

!3

!4!3

!7

=

1.2.3.4

7.8.9.101

3

1.2.3

5.6.7

1.2.3

5.6.7

= 210

10535 =

210

145

Definisi 1.2.8

Distribusi peluang peubah acak hipergeometrik X, yaitu banyaknya sukses dalam

sampel acak ukuran n yang diambil dari N benda yang mengandung k bernama sukses

dan N – k bernama gagal adalah

h(x;N,n,k) =

n

N

x-n

k-N

x

k

, untuk x = 0, 1, 2,….., n.

Teorema 1.2.6

Rataan dan variansi distribusi hipergeometrik h(x;N,n,k) adalah

N

nk dan

N

k1

N

kn..

1-N

n-N2

Page 12: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

16

Distribusi Poisson

Percobaan yang menghasilkan peubah acak X yang bernilai numerik, yaitu

banyaknya sukses selama selang waktu tertentu atau dalam daerah tertentu, disebut

percobaan Poisson. Panjang selang waktu tersebut dapat berupa menit, jam, hari dan

sebagainya. Misalnya X menyatakan banyaknya hubungan telepon sejam yang diterima

suatu kantor.

Suatu percobaan Poisson memiliki sifat sebagai berikut.

1. banyaknya sukses terjadi dalam suatu selang waktu atau daerah tertentu tidak

terpengaruh oleh (bebas dari) apa yang terjadi pada selang waktu atau daerah lain

yang terpilih.

2. peluang terjadinya suatu sukses (tunggal) dalam selang waktu yang amat pendek

atau dalam daerah yang kecil sebanding dengan panjang selang waktu atau besarnya

daerah dan tidak bergantung pada banyaknya sukses yang terjadi di luar selang

waktu atau daerah tersebut.

3. peluang terjadinya lebih dari satu sukses dalam selang waktu yang pendek atau

daerah yang sempit tersebut dapat diabaikan.

Distribusi peluang suatu peubah acak Poisson X disebut distribusi Poisson dan

dinyatakan dengan p(x,μ) atau X ~ POI(λ), karena nilainya hanya bergantung pada μ, yaitu

rata-rata banyaknya sukses yang terjadi dalam selang waktu atau daerah tertentu.

Bukti :

E(x) =

0x

x-

x!

ex

=

1x

x-

x!

ex

=

1x

x-

1)!-x(x

ex

=

1x

1-x-

1)!-(x

e =

1x

1-x-

1)!-(x

e

Definisi 1.2.9

Banyaknya sukses X dalam suatu percobaan Poisson disebut suatu peubah acak Poisson.

Definisi 1.2.10

Distribusi peluang peubah acak Poisson X, yang menyatakan banyaknya sukses yang

terjadi dalam suatu selang waktu atau daerah tertentu, diberikan oleh

... 2, 1, 0, x,!

);(

x

exp

x

dan menyatakan rata-rata banyaknya sukses yang

terjadi dalam selang waktu atau daerah tertentu tersebut dan e = 2, 71828…

Teorema 1.2.7

Rataan dan variansi distribusi Poisson p(x; ) adalah sama, yaitu

Page 13: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

17

Karena

1x

1-x-

1)!-(x

e = 1 maka E(x) = . Kemudian variansi distribusi Poisson diperoleh

dengan mula-mula mencari

E[x(x-1)] =

0x

x-

x!

e1)-x(x

=

2x

x-

x!

e1)-x(x

=

2x

x-

2)!-1)(x-x(x

e1)-x(x

=

2x

22-x-

2)!-(x

e = 2

2x

2-x-

2)!-(x

e

Karena

1x

2-x-

2)!-(x

e = 1, maka E[x(x-1)] = 2 . Maka E(x

2) = E[x(x-1)] + E(x) = 2 + .

Jadi var(x) = E(x2) – [E(x)]

2 = 2 + - 2 =

Contoh

1. Rata-rata terjadinya kecelakaan di persimpang jalan adalah tiga kali dalam satu minggu.

Berapakah peluang terjadi kecelakaan tepat lima kali dalam satu minggu. Tentukan

rata-rata dan variansinya

Jawab

Dari soal diketahui = 3 dan x = 5. Untuk itu ... 2, 1, 0, x,!

);(

x

exp

x

Sehingga P(3) = !5

3e 5-3

= 0,1008. Karena rata-rata = maka = 3. dan variansi 2 =

sehingga 2 = 3

2. Misalkan diketahui bahwa jumlah kendaraan pada persimpangan tertentu dalam interval

(0, t) mengikuti distribusi poison X(t) dan rata-rata adalah 3t (t dalam satuan menit).

a) Tentukan peluang akan lewat paling sedikit 2 kendaraan dalam interval (0, t).

b) Misalkan kejadian A paling sedikit 4 kendaraan lewat selama menit pertama

dan kejadian B paling banyak 2 kendaraan lewat selama menit kedua. Tentukan

peluang terjadinya A dan B.

c) Tentukan rata-rata dan variansinya

Jawab

a) Poisson(3t) = ,!

)3()3(

3

x

tetp

xt

Page 14: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

18

Peluang untuk jumlah kendaraan yang lewat paling banyak 2, merupakan komplemen dari

1

0

3

!

3

x

xt

x

te = e

-3t + 3t e

-3t, sehingga

P(jumlah kendaraan lewat 2) = 1 – (e-3t

+ 3t e-3t

).

b). P(A) =

k

x

xt

x

te

4

3

!

3 , untuk t = 1 maka P(A) =

k

x

x

x

e

4

3

!

3

P(B) =

2

0

3

!

3

x

xt

x

te, untuk t = 1 maka P(B) =

2

0

3

!

3

x

x

x

e,

P(A) P(B) = {1-

3

0

3

!

3

x

x

x

e}

2

0

3

!

3

x

x

x

e,

= (0,3856413)(0,4177639) = 0,161107 = 0,16

c). Karena rata-rata = maka = 3t dan variansi 2 = maka

2 = 3t.

Distribusi Binomial Negatif

Misalkan suatu percobaan yang berbagai sifatnya sama dengan percobaan binomial,

kecuali di sini usaha diulangi sampai terjadi sejumlah sukses tertentu. Ingin diketahui

peluang bahwa sukses ke k terjadi pada usaha ke x. Percobaan semacam ini disebut

percobaan binomial negatif.

Distribusi peluang peubah binomial negatif akan dinyatakan dengan b*(x;k,p) atau X ~

NB(p,r), karena nilainya tergantung pada banyaknya sukses yang diinginkan dan peluang

sukses dalam usaha tertentu.

Definisi 1.2.11

Banyaknya usaha X untuk menghasilkan k sukses dalam suatu percobaan binomial

negatif disebut peubah binomial negatif.

Definisi 1.2.12

Bila usaha yang saling bebas dilakukan berulang kali menghasilkan sukses dengan

peluang p sedangkan gagal dengan peluang q = 1 – p, maka distribusi peluang peubah

acak X, diberikan oleh

b*(x; k, p) = k-xkqp

1-k

1-x

x = k, k + 1, k + 2,…..

Page 15: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

19

Contoh

1. Misalkan seseorang melantunkan tiga uang logam sekaligus. Tentukan probabilitis ia

akan mendapat semuanya muka atau semuanya belakang yang kedua kalinya terjadi

pada lantunan kelima.

Jawab

Dengan menggunakan distribusi binomial negatif untuk x = 5, k = 2 dan p = ¼ diperoleh

b*(5; 2,1/4) =

32

4

3

4

1

1

4

= 4

5

5

4

3 =

256

27

2. Suatu kejadian yang saling bebas akan berhasil dengan peluang 0,4 dan gagal dengan

peluang 0,6. Berapakah peluang terjadi 2 berhasil dari 5 usaha.

Jawab

Dengan menggunakan distribusi binomial negatif untuk x = 5, k = 3 dan p = 0,4

diperoleh b*(5; 3,0,4) = 32

6,04,02

4

= 6 32

6,04,0

Distribusi Geometrik

Misalkan suatu kejadian E yang saling bebas mempunyai peluang p yang tidak

berubah pada setiap usaha tertentu. Misalkan X banyaknya usaha yang diperlukan agar E

terjadi sekali, maka X berdistribusi geometri.

Distribusi geometri biasa juga dilambangkan dengan X ~ GEO(p). Rataan dan variansinya

adalah seperti teorema berikut.

Contoh

Dalam suatu proses produksi diketahui bahwa rata-rata 1 di antara 100 butir hasil produksi,

cacat. Berapa peluang memeriksa 5 butir dan baru menemukan yang cacat pada yang

kelima?. Tentukan rata-rata dan variansinya.

Definisi 1.2.13

Distribusi geometric yaitu bila usaha yang saling bebas dan dilakukan berulang kali

menghasilkan sukses dengan peluang p dan gagal dengan peluang q = 1 – p, maka

distribusi peluang peubah acak X, yaitu banyaknya usaha yang berakhir pada sukses

yang pertama, diberikan oleh

g(x; p) = p qx-1

x = 1, 2, 3, …

Teorema 1.2.8

Rata-rata dan variansi distribusi Geometri g(x; p) adalah

= p

1 dan

2 =

2p

q

Page 16: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

20

Jawab

Gunakan distribusi goemetri dan dari soal diperoleh x = 5 dan p = 0,01, maka g(5; 0,01) =

(0,01)(0,99)4 = 0,0096.

Karena rata-rata = p

1 maka =

0,01

1= 100

Dan variansi 2 =

2p

qmaka

2 =

2(0,01)

0,99=

99

100

Latihan 1.2

1. Dari 5 kunci pada suatu rantai kunci, misalkan tepat satu yang membuka suatu gembok,

tetapi tidak diketahui yang mana. Misalkan X banyak kunci yang dicobakan dalam

usaha membuka gembok, dengan pemisalan bahwa kunci dicoba secara acak tanpa

pengembalian. Hitunglah fungsi peluangnya X serta tentukan nilai rata-rata dan

variansinya.

2. Lampu hijau pada suatu persimpangan, nyala selama 15 detik, kuning 5 detik, dan

merah 55 detik. Misalkan bahwa keadaan lalu-lintas mengakibatkan variasi acak dalam

waktu tiba di persimpangan, sehingga “mendapat lampu hijau” merupakan kejadian

yang berpeluang disebut “berhasil” dan kita tiba pada setiap saat dalam siklus lampu

dengan peluang yang sama. Cari distribusi X yang menyatakan bahwa banyaknya yang

berhasil dalam suatu usaha perjalanan ke persimpangan itu, kemudian tentukan rata-rata

dan variansinya.

3. Seorang pemain basket, melakukan tembakan sebanyak 10 kali dan peluang untuk masuk

0,3 tiap-tiap tembakan. Berapa peluang untuk memenangkan 6 kali tembakan.

4. Jika peluang menang dari kuda pacuan yang kita pilih = 0,2 dan x adalah nomor pilihan

yang terdiri dari 20 pilihan.

a. berapa peluang jika nomor 4 yang terpilihan

b. Berapa peluang paling banyak 4 nomor yang terpilih

c. Hitunglah rata-rata dan variansinya

5. Menurut teori genetika, persilangan tertentu sejenis marmut akan menghasilkan

keturunan berwarna merah, hitam dan putih dalam perbandingan 8 : 4 : 4. Carilah

peluang bahwa lima dari 8 turunan akan berwarna merah, dua hitam dan satu putih.

6. Seorang tukang ketik rata-rata melakukan dua kesalahan per halaman. Berapakah

peluang dia melakukan empat atau lebih kesalahan pada halaman berikut yang dia

ketik?

Page 17: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

21

1.3 Beberapa Distribusi Peluang Kontinu

Pada bagian ini akan dibahas akan dibahas beberapa distribusi peluang kontinu.

Tapi sebelumnya akan disajikan kembali beberapa definisi dan teorema yang berkaitan

dengan distribusi peluang kontinu.

Distribusi Normal

Distribusi normal merupakan distribusi kontinu yang terpenting dalam seluruh

bidang statistika. Distribusi ini sering pula disebut distribusi Gauss.

Selanjutnya akan dibuktikan bahwa parameter dan 2 adalah betul rataan dan

variansi distribusi normal sebagai berikut:

Terlebih dahulu akan ditunjukkan rataan yaitu dengan menggunakan definisi di atas,

tulislah

E(X) =

2-x

2

1-

e 2

1x

dx =

2-x

2

1-

ex 2

1

dx.

Definisi 1.3.1 Fungsi f(x) adalah fungsi padat peluang peubah acak kontinu X, yang didefinisikan di

atas himpunan semua bilangan real R, bila

1. f(x) 0 untuk semua x R.

2.

1 dx f(x)

3. P(a < x < b) = b

a

dx f(x)

Definisi 1.3.2

Misalkan X suatu peubah acak kontinu dengan distribusi peluang f(x), maka Nilai

harapan (rata-rata) X adalah E(x) =

dx f(x)x .

Definisi 1.3.3

Fungsi padat peubah acak normal X, dengan rataan dan variansi 2 , adalah F(x)

= n(x; ,) =

2)-x(

2

1-

e 2

1

, untuk (- < x < ),

dengan = 3,14159….. dan e = 2,71828….

Definisi 1.3.4

Distribusi peubah acak normal dengan rataan nol dan variansi 1 disebut distribusi

normal baku.

Page 18: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

22

Dengan menganti Z =

-x atau x = Z + dan dx = dz, diperoleh

E(x) =

dz z)e( 2

1 2z2

1-

=

dz z)e( 2

1 2z2

1-

=

dz e 2

2z2

1-

+

dz e z 2

2z2

1-

dari sini kita lihat satu persatu agar mudah mengintegralnya.

Untuk

dz e 2

2z2

1-

=

dz e 2

1 2z2

1-

= ,

Berdasarkan definisi di atas maka diperolah

dz e 2

1 2z2

1-

= 1, hal ini merupakan luas

dibawah kurva normal dengan rataan nol dan variansi 1. sedangkan untuk

dz e z 2

2z2

1-

= 0, karena fungsi

2z2

1-

ze merupakan fungsi ganjil.

Jadi E(x) = .

Sekarang akan dibuktikan variansi 2, sesuai dengan teorema di atas yaitu

2 =

E(x2) –

2 = E(x - )

2. Dari sini terlebih dahulu akan dicari E(x - )

2 sebagai berikut :

E(x - )2 =

2-x

2

1-

2 e 2

1)-(x

dx

=

2-x

2

1-

2 e )-(x 2

1

dx.

Dengan menganti Z =

-x atau x = Z + dan dx = dz, diperoleh

E(x - )2 =

dz e z)( 2

12z

2

1-

2

=

dz e z 2

2z2

1-

22

Dari sini dengan menggunakan integral parsial, misal u = z dan

v =

dzz 2/z- 2

e = 2/z- 2

e ,

sehingga

dz e z2z

2

1-

2 = z.{

2/z- 2

e - } +

dz e 2z

2

1-

Page 19: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

23

=

2/z- 2

e z- +

dz e 2z

2

1-

Jadi E(x - )2 =

dz e z 2

2z2

1-

22

=

2

2

{

2/z- 2

e z- +

dz e 2z

2

1-

}

=

2

2

{0 +

dz e 2z

2

1-

}= 2

dz e 2

1 2z2

1-

Karena

dz e 2

1 2z2

1-

merupakan distribusi normal baku dengan parameter = 0 dan

2

= 1 dan dengan menggunakan definisi di atas maka diperoleh

dz e 2

1 2z2

1-

= 1

Jadi E(x - )2 =

2

Jadi terbukti bahwa parameter dari distribusi normal adalah dan 2.

Distribusi Eksponensial

Distribusi eksponensial biasa dinotasikan dengan X ~ EXP(λ), dan mempunyai

fungsi padat peluang seperti definisi berikut.

Bukti.

Rataan dapat dihitung dengan cara berikut

0

λxdxe x][ XE = -λxxe

0| +

0

λxdxe

= 0

λx |eλ

1 =

1

Definisi 1.3.5

Fungsi padat peluang distribusi eksponensial diberikan oleh

0 x0,

0 x ,λe)(

λ

xf

Teorema 1.3.1

Rata-rata dan variansi distribusi eksponensial adalah

=

1 dan

2 =

1

Page 20: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

24

Variansi dapat dihitung dengan cara berikut

2

0

λx22 ][dxλex XE

= 2

1

Distribusi Gamma

Distribusi gamma biasa dinotasikan dengan X ~ GAM(λ,k), dan mempunyai fungsi

padat peluang seperti definisi berikut.

Dengan menggunakan integral parsial maka diperoleh,

0

20

1 )1()1()1(|)( kkdxxekxek kxkx dan

0

1)1( dxe x

Bukti.

Rataan dapat dihitung dengan cara berikut

0

λx1kk

dxΓ(k)

exλx][XE =

0

λxk1k

dx1)Γ(k

exλ

k =

k

Variansi dapat dihitung dengan cara berikut

222 ][][ XEXE = 2

k

Perlu dicatat bahwa GAM(λ,1) = EXP(λ).

Definisi 1.3.6

Fungsi padat peluang distribusi eksponensial diberikan oleh

Γ(k)

exλ)(

λx1kk

xf , untuk x ≥ 0

dimana

0

1)( dxxek kx

Teorema 1.3.2

Rata-rata dan variansi distribusi eksponensial adalah

=

k dan

2 =

k

Page 21: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

25

Latihan 1.3

1. Misalkan X adalah berapa kali sisi gambar muncul bila sekeping uang logam

setimbang dilemparkan 40 kali. Hitunglah peluang bahwa X = 20. Gunakan

hampiran normal dan kemudian bandingkan dengan nilai peluang pastinya.

2. Untuk menentukan keefektifan suatu diit tertentu dalam menurunkan kadar

kolesterol di dalam darah, 100 orang menjalani diit ini. Setelah berdiit selama

beberapa lama yang dianggap cukup, kadar kolesterol mereka diukur. Ahli gizi yang

melakukan percobaan ini telah memutuskan untuk menyarankan diit ini bila

sedikitnya 65 persen dari orang-orang tersebut menunjukkan penurunan kadar

kolesterol setelah menjalani diit tersebut. Berapa peluang bahwa ahli gizi itu akan

merekomendasikan diit tersebut bila sesungguhnya diit tersebut tidak berpengaruh

pada kadar kolesterol di dalam darah.

3. Suatu ujian sering dianggap baik (dalam arti memberikan perpencaran skor nilai

bagi yang menempuhnya) jika skor ujian yang dihasilkannya dapat dihampiri oleh

suatu fungsi kepekatan normal.dosen sering menggunakan nilai skor ujian untuk

menduga parameter normal dan 2, dan kemudian menetapkan nilai A bagi

mereka yang memperoleh nilai lebih besar daripada + , B bagi mereka yang

nilainya antara dan + , C bagi mereka yang nilainya antara - dan , D

bagi mereka yang nilainya antara - 2 dan - , dan E bagi mereka yang nilainya

dibawah - 2. Hitunglah berapa persen peluang masing-masing mahasiswa yang

mendapat niali A, B, C, D, dan E.

4. Buktikan

2-x

2

1-

e 2

1

dx = 1

5. Buktikan jika X N(x;,), maka

-x N(x;0,1)

Page 22: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Peluang

Pengertian pokok dalam teori peluang adalah eksperimen yang hasilnya (outcome)

tidak dapat ditentukan sebelumnya. Eksperimen merupakan suatu percobaan yang dapat

diulang dengan kondisi yang sama, sedangkan hasilnya belum tentu sama. Ruang sampel

suatu eksperimen adalah himpunan semua hasil eksperimen yang mungkin. Suatu event

atau kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.

Ada beberapa aturan yang berlaku dalam teori peluang, seperti dalam teorema berikut.

Bukti.

(i). Karena AAc = S dan A∩B

c = Ǿ, maka kita punya

1 = P{S} = P{ AAc} = P{A} + P{A

c}

(ii). Karena kejadian A – B dan A∩B saling lepas dan (A – B) A∩B = A maka

P{A} = P{(A – B) A∩B}= P{A – B} + P{A∩B}.

(iii). Jika AB, maka B dapat dikomposisikan dalam kejadian saling lepas A dan B – A.

Maka P{B} = P{A (B – A)} = P{A} + {B – A} P{A}

(iv). Kejadian A B dapat dikomposisikan dalam kejadian saling lepas A - B dan B.

Maka P{A B} = P{(A – B) B} = P{A - B} + P{B}= P{A}- P{A∩B} + P{B}.

Karena P{A - B} = P{A}- P{A∩B}.

Definisi 1.1.1

Misalkan A adalah sebarang kejadian dalam ruang sampel S Peluang dari kejadian A

adalah P{A} yang memenuhi tiga aksioma berikut.

(i). 0 ≤ P{A} ≤ 1.

(ii). P{S} = 1

(iii). Untuk sebarang barisan kejadian-kejadian A1, A2, ... yang saling lepas,

11

}{n

nn

n APAP

Teorema 1.1.1

Misalkan A dan B adalah sebarang kejadian. Maka

(i). P{Ac} = 1 – P{A}

(ii). P{A - B} = P{A} – P{A∩B}

(iii). Jika AB maka P{A} ≤ P{B}

(iv). P{AB} = P{A} + P{B} - P{A∩B}

Page 23: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

2

Dari teorema di atas maka diperoleh akibat berikut.

Peluang terjadinya suatu kejadian B bila diketahui bahwa kejadian A telah terjadi

disebut peluang bersyarat dan dinyatakan dengan P(B | A). Lambang P(B | A) biasanya

dibaca “peluang B terjadi bila diketahui A” atau “peluang B, bila A diketahui dan

didefinisikan sebagai berikut.

Jika }{}{}{ BPAPBAP atau ekivalen dengan }{}|{ APBAP maka kejadian

A dan B dikatakan mutually independent atau independent. Dari teorema di atas dapat

dikatakan bahwa peluang A dan B terjadi serentak sama dengan peluang A terjadi dikalikan

dengan peuang terjadinya B bila A telah terjadi.

Secara umum dapat ditulis.

Definisi berikut memberikan pengertian tentang partisi dari suatu ruang sampel.

Akibat 1.1.1

Untuk sebarang kejadian A, B dan C maka

P{A B C} = P{A} + P{B}+ P{C}- P{A∩B}- P{B∩C} - P{A∩C}

+ P{A∩B∩C}

Definisi 1.1.2

Untuk sebarang kejadian A dan B dalam ruang sampel S, peluang bersyarat dari

kejadian A, jika diberikan B didefinisikan dengan

0}{ ,}{

}{}|{

BP

BP

BAPBAP atau }{}|{}{ BPBAPBAP

Akibat 1.1.2

Untuk sebarang kejadian A1, A2, …, An berlaku

}...|{}...|{}|{}{}...{ 2121312121 nnn AAAAPAAAPAAPAPAAAP

Definisi 1.1.3

Kejadian A1, A2, …, An adalah partisi dari ruang sampel S. Jika kejadian Ai adalah

saling lepas dan gabungannya S yaitu jika

j iuntuk ji AA dan SAAA n ...21

maka kejadian A1, A2, …, An membentuk sebuah partisi.

Page 24: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

3

Teorema berikut dikenal sebagai formula peluang total.

Bukti.

Jelas bahwa P{A|Bi}P{Bi} = P{A ∩ Bj} dan (A ∩ Bi)(A ∩ Bj) = A ∩( Bi ∩ Bj)= Ǿ untuk

sebarang i ≠ j. Kita punya

n

iii BPBAP

1

}{}|{ =

n

iiBAP

1

}{ = }...{ 21 nBABABAP =

)}...({ 21 nBBBAP = P{A}. Teorema di atas valid jika kejadian B1, B2, ..., Bn

berbentuk sebuah partisi. Karena A (B1 B2 … Bn}= S

Teorema berikut dikenal sebagai teorema Bayes.

Bukti.

Dengan menggunakan peluang bersyarat dalam definisi 1.1.2 kita punya

}{

}{}|{

AP

ABPABP i

i

selanjutnya dengan menggunakan formula peluang total untuk penyebut dari sisi kanan

maka terbukti teorema di atas.

Contoh.

1. Sebuah perusahaan memproduksi produk yang sama dengan menggunakan tiga mesin

yang berbeda, katakan B1, B2 dan B3 yang masing-masing dengan kapasitas produksi

60%, 30%, dan 10%. Persentase produksi yang cacat tiap mesin adalah 6%, 3%, dan

5%.

a. Hitunglah peluang, bahwa produk diambil secara acak adalah cacat.

b. Hitunglah peluang bersyarat, bahwa produk cacat yang diambil secara acak berasal

dari mesin B1, B2 dan B3

Teorema 1.1.2 (Formula Peluang Total)

Misalkan A, B1, B2, ..., Bn menunjukkan kejadian sehingga Bj ∩ Bj = Ǿ untuk sebarang i

≠ j dan A (B1 B2 … Bn. Maka

n

iii BPBAPAP

1

}{}|{}{

di mana P{Bi} > 0. (i = 1, 2, …, n)

Teorema 1.1.3 (Teorema Bayes)

Misalkan A, B1, B2, ..., Bn menunjukkan kejadian sehingga Bj ∩ Bj = Ǿ untuk sebarang i

≠ j dan A (B1 B2 … Bn. Maka

n

iii

iii

BPBAP

BPBAPABP

1

}{}|{

}{}|{}|{

di mana P(A) > 0 dan P{Bi} > 0. (i = 1, 2, …, n)

Page 25: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

4

Jawab.

a. Misalkan A adalah kejadian bahwa produk yang diambil secara acak adalah cacat.

Maka dengan menggunakan formula peluang total kita punya

3

1

}{}|{}{i

ii BPBAPAP

= P{A|B1}P{B1} + P{A|B2}P{B2} + P{A|B3}P{B3}

= 0,06 x 0,60 + 0,03 x 0,30 + 0,05 x 0,10

= 0,05

b. Dengan menggunakan formula Bayes diperoleh

}{

}{}|{}|{ 11

1AP

BPBAPABP =

50

36 = 72 %.

}{

}{}|{}|{ 22

2AP

BPBAPABP =

50

9 = 18 %.

}{

}{}|{}|{ 33

3AP

BPBAPABP =

50

5 = 10 %.

2. Pada suatu perguruan tinggi, 40 % laki-laki dan 1 % wanita tingginya lebih dari 6 kaki.

Selanjutnya 60 % mahasiswa adalah wanita. Jika seorang mahasiswa dipilih secara acak

dan tingginya lebih dari 6 kaki, maka berapa peluang yang terpilih tersebut adalah

wanita?.

Jawab.

Misalkan W = {mahasiswa yang tingginya lebih dari 6 kaki} dan P(W|A) adalah peluang

bersyarat bahwa seorang mahasiswa adalah wanita jika diberikan mahasiswa yang

tingginya lebih dari 6 kaki. Dengan menggunakan teorema Bayes diperoleh

)|()()|(}{

}|{}{}|{

MAPMPWAPWP

WAPWPAWP

=

%)1%)(60(%)4%)(40(

%)1%)(60(

=

11

3

Harapan Matematika

Selanjutnya akan ditinjau tentang nilai harapan (ekspektasi) atau rataan dari suatu

peubah acak X. Rataan atau nilai harapan dari suatu peubah acak dapat diperoleh dengan

mengalikan setiap nilai peubah acak tersebut dengan padanannya dan kemudian

menjumlahkan hasilnya. Bila peubahnya kontinu, definisi harapan matematika pada

dasarnya masih tetap sama, yaitu dengan mengganti penjumlahan dengan integral seperti

definisi berikut.

Page 26: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

5

.

Sekarang pandanglah fungsi g(x) dari peubah acak X, yaitu tiap nilai g(x) dapat

ditentukan bila diketahui nilai X. Misalnya bila X bernilai 2 maka g(X) bernilai g(2).

Khususnya bila X peubah acak diskret dengan distribusi peluang f(x), x = -1, 0, 1, 2 dan

g(X) = X2, maka

P[g(X) = 0] = P(X = 0) = f(0)

P[g(X) = 1] = P(X = -1) + P(X = 1) = f(-1) + f(1)

P[g(X) = 4] = P(X = 2) = f(2)

Dengan menggunakan definisi 1.1.4 maka diperoleh

)(

)]()([)()]([xg

xgXgPxgXgE

= 0.P[g(X) = 0] + 1.P[g(X) = 1] + 4.P[g(X) = 4]

= 0.f(0) + 1.[f(-1) + f(1)] + 4.f(2)

= x

xfxg )()(

Hasil ini diperluas secara umum seperti teorema berikut.

Contoh.

Misalkan X suatu peubah acak dengan distribusi peluang sebagai berikut.

x 0 1 2 3

f(x) 1/3 1/2 0 1/6

Hitunglah nilai harapan dari Y = (X – 1)2.

Definisi 1.1.4

Misalkan X adalah suatu peubah acak dengan distribusi peluang f(x). Maka nilai

harapan X atau harapan matematik X adalah

x

xxfXE )()( bila X diskret

dxxxfXE )()( bila X kontinu

Teorema 1.1.4

Misalkan X suatu peubah acak dengan distribusi peluang f(x). Nilai harapan fungsi g(x)

adalah

x

xfxgXE )()()( bila X diskret

dxxfxgXE )()()( bila X kontinu

Page 27: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

6

Jawab.

Penggunaan teorema 1.1.4 diperoleh

3

0

22 )()1(])1[(x

xfxXE

= (-1)2f(0) + (0)

2f(1) + (1)

2f(2) + (2)

2f(3)

= (1)(1/3) + (0)(1/2) + (1)(0) + (4)(1/6)

= 1.

Sekarang pengertian harapan matematik dapat diperluas dengan dua peubah acak X

dan Y dengan distribusi peluang f(x,y).

Contoh.

Hitunglah E(Y/X) untuk fungsi padat

lainnyauntuk x 0

1y0 2,x0 ,4

)31(),(

2yxyxf

Jawab.

Dengan menggunakan definisi 1.1.5 diperoleh

dxdyyy

Y

XE

1

0

2

0

2

4

)31()(

= dyyy

1

0

3

2

)3(

= 8

5

Latihan 1.1

1. Buktikan P(A – B) = P(A) – P(A∩B)

2. Buktikan P{A B C} = P{A} + P{B}+ P{C}- P{A∩B}- P{B∩C} - P{A∩C}+

P{A∩B∩C}

3. Buktikan P(Ǿ) = 0.

Definisi 1.1.5

Bila X dan Y peubah acak dengan distribusi peluang gabungan f(x,y) maka nilai

harapan fungsi g(X,Y) adalah

x y

yxfyxgYXgE ),(),()],([ bila X dan Y diskret

dxdyyxfyxgYXgE ),(),()],([ bila X dan Y kontinu

Page 28: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

7

4. Buktikan peluang bersyarat memenuhi aksioma dalam definisi 1.1.1.

5. Misalkan Z adalah peubah acak diskrit yang mempunyai kemungkinan nilai 0, 1, 2, 3

dan fungsi massa peluang

p(0) = ¼ p(2) = 1/8

p(1) = ½ p(3) = 1/8

a. Tentukan rata-rata E[Z]

b. Hitung variansi Var[Z]

6. Tentukan mean dan variansi dari peubah acak dengan fungsi padat peluang

nyauntukxlain

xuntukx

xuntukx

xf

,0

21,2

10,

)(

Page 29: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

26

BAB 2

RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT

2.1. Pengantar

Sejak abad yang lalu disadari akan manfaat dari model yang menggunakan peluang

dibanding model yang deterministik (tertentu). Banyak phenomena fisika dan ilmu lainnya

sekarang dipelajari adalah phenomena yang acak. Bahkan dalam phenomena sosial, teknik

dan managemen pun diselidiki phenomena yang acak. Secara statistika hal menunjukkan

bahwa kebutuhan akan peubah acak yang tergantung pada waktu (time) atau ruang (ruang)

sangat terasa. Proses stokhastik (Stochastic Processes) adalah himpunan peubah acak yang

merupakan fungsi dari waktu atau sering juga disebut proses acak.

Contoh dari proses stokhastik adalah sebagai berikut.

1. Misalkan Xn menyatakan hasil lemparan ke-n dari sebuah dadu. Maka {Xn , n > 1}

merupakan himpunan peubah acak, sehingga membentuk proses stokhastik.

2. Misalkan X(t) menyatakan banyaknya pengunjung yang masuk toko swalayan selama

suatu periode waktu tertentu (0,t). Maka {X(t), t T} merupakan sebuah proses

stokhastik.

Dari contoh 1, ruang statenya adalah {1, 2, 3, 4, 5, 6}.Untuk contoh 2, setiap harga t akan

menghasilkan suatu peubah acak X(t) dan mempunyai ruang statenya sendiri. Misalnya

ingin dicari ruang state X(2), yaitu banyaknya pengunjung selama 2 jam. Maka ruang

statenya adalah {0, 1, 2, …}. Begitu juga untuk X(3) dan seterusnya.

Salah satu proses stokhastik yang penting adalah proses (rantai) Markov yang

didefinisikan sebagai berikut.

Artinya peluang terjadinya kejadian pada hari ini hanya bergantung pada kejadian hari

kemarin, kejadian besok hanya bergantung pada hari ini dan seterusnya.

Proses stokhastik dispesifikasikan ke dalam empat kelompok yaitu

1. waktu diskrit dan ruang state diskrit, seperti dalam pelemparan sebuah dadu.

2. waktu diskrit dan ruang state kontinu, curah hujan setiap hari.

Definisi 2.1.2

Sebuah proses stokastik {Xn, n = 0, 1, 2, …} disebut proses (rantai) Markov waktu

diskrit jika

P{Xn+1= j | X0 = i0, …, Xn-1= in-1, Xn = i} = P{Xn+1= j | Xn = i}

untuk setiap waktu n dan setiap state i0, i1, …, in-1, i, j.

Definisi 2.1.1

Himpunan harga-harga yang mungkin untuk suatu peubah acak Xn dari suatu proses

stokhastik {Xn, n ≥ 1} disebut ruang state (state space)

Page 30: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

27

3. waktu kontinu dan ruang state diskrit, banyak pasien yang datang ke rumah sakit.

4. waktu kontinu dan ruang state kontinu, temperatur suatu daerah pada suatu interval

waktu

Kita akan membicarakan rantai Markov yang mempunyai peluang transisi stationer

(stationary transition probabilities), yaitu peluang transisi yang bebas dari waktu n,

sehingga ijnn

ij PP 1, dan memeuhi

0ijP untuk i, j = 0, 1, 2, …

0

1j

ijP untuk i = 0, 1, 2, …

Contoh

1. Seorang pegawai pergi bekerja setiap hari dengan kereta api atau bus. Dia tidak pernah

naik kereta api dua hari berturut-turut. Tapi jika hari ini naik bus maka hari berikutnya

dia bisa naik bus lagi atau kereta api. Ini merupakan rantai Markov, karena pilihan

untuk esok hanya bergantung pada pilihan hari ini. Ruang state dari proses ini adalah {t

(kereta api), b (bus)}. Maka matriks peluang transisinya adalah

2/12/1

10

b

t

bt

2. Tiga orang anak A, B dan C sedang berlatih main bola. A selalu menendang bola ke B

dan B selalu menendang bola ke C, tapi C menendang bola kepada yang disukainya,

bisa ke A atau ke B. Misalkan Xn menunjukkan anak ke-n yang menendang bola. Ini

merupakan rantai Markov, karena pilihan anak menendang hanya bergantung pada

yang terakhir memegang bola. Ruang state dari proses ini adalah {A, B, C}. Maka

matriks peluang transisinya adalah

Definisi 2.1.3.

Peluang transisi satu langkah (one-step transition probability) didefinisikan sebagai

}|{ 11, iXjXPP nn

nnij

Definisi 2.1.4 .

Matriks peluang transisi satu langkah dari rantai Markov didefinisikan sebagai

.......

...

.......

...

...

3210

13121110

03020100

iiii

ij

PPPP

PPPP

PPPP

PP

Page 31: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

28

02/12/1

100

010

C

B

A

CBA

Bukti.

Misalkan 000 }{ iiXP .

},...,,{ 0100 nn iXiXiXP

= },...,,{ 110100 nn iXiXiXP . },...,,|{ 110100 nnnn iXiXiXiXP

= },...,,{ 110100 nn iXiXiXP . }|{ 11 nnnn iXiXP

= },...,,{ 110100 nn iXiXiXP . nn

iiP ,1

Dengan cara induksi kita akan peroleh

= nnnn

iiiiiiii PPPPiXP ,,,,001122100

,...},{

= ninininiiiiii PPPP ,11,22,11,00

,...

Contoh.

1. Misalkan seorang pejudi mempunyai modal awal M dolar. Tiap kali main dia pasang

$1. peluang dia menang p dan kalah 1-p = q. Modal penjudi tersebut dapat mencapai 0

(habis) dan akan tetap sama dengan 0 untuk seterusnya. Tentukan fungsi peluang

transisi dari proses tersebut.

Jawab.

Misalkan Xn , n ≥ 0 menyatakan banyaknya modal penjudi pada waktu n. Maka diperoleh

lainnya j, 0

1 - i j , q

1i j , p

P ji,

2. Misalkan {Xn} adalah rantai Markov dengan ruang state {0, 1, 2} mempunyai matriks

peluang transisi

Teorema 2.1.1

Jika 000 }{ iiXP maka

niniiiiiinn PPPiXiXiXP ,12,11,001100 ...},...,,{

.

Definisi 2.1.5

Suatu state i dikatakan state menyerap (absorbing state) jika Pii = 1 atau Pij = 0

untuk i j

Page 32: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

29

2 1 0

1,08,01,0

01,09,0

7,02,01,0

2

1

0

P

dan distribusi awal π0 = P{X0 = 0} = 0,3, π1 = P{X0 = 1} = 0,4, π2 = P{X0 = 2} = 0,3.

Tentukanlah P{X0 = 0, X1 = 1, X2 = 2}.

Jawab.

P{X0 = 0, X1 = 1, X2 = 2} = 2,11,00 PP = (0,3)(0,2)(0) = 0.

Latihan 2.1

1. Seorang mahasiswa mempunyai kebiasaan belajar sebagai berikut. Jika dia belajar pada

suatu malam, dia 70 % pasti tidak belajar pada malam berikutnya. Jika peluang dia

tidak belajar dua malam berturut-turut, maka tentukanlah matriks peluang transisi dari

proses tersebut.

2. Misalkan {Xn} adalah rantai Markov dengan ruang state {0, 1, 2} mempunyai matriks

peluang transisi

2 1 0

2,01,07,0

1,01,08,0

5,03,02,0

2

1

0

P

dan distribusi awal π0 = P{X0 = 0} = 0,4, π1 = P{X0 = 1} = 0,5, π2 = P{X0 = 2} = 0,1.

Tentukanlah P{X0 = 0, X1 = 1, X2 = 2}, P{X0 = 1, X1 = 0, X2 = 2}, P{X0 = 2, X1 = 1, X2

= 2}, P{X0 = 1, X1 = 1, X2 = 0}.

3. Misalkan pesan biner 0 dan 1 dikirim melalui chanel yang terdiri dari beberapa stage,

dimana pengiriman melalui setiap stage mempunyai peluang kesalahan yang tetap yaitu

sebesar α. Misalkan X0 = 0 adalah sinyal yang dikirim dan Xn adalah sinyal yang

diterima di stage ke-n. Asumsikan { Xn } adalah rantai Markov dengan peluang-peluang

transisi P00 = P11 = 1 - dan P01 = P10 = dimana 0 < < 1.

a. Tentukan peluang bahwa tidak terjadi kesalahan sampai stage ke-n = 2.

b. Tentukan peluang bahwa sebuah sinyal yang benar diterima di stage 2.

Petunjuk: P{ X0 = 0, X1 = 0, X2 = 0} + P{ X0 = 0, X1 = 1, X2 = 0}

2.2. Matriks Peluang Transisi

Teorema 2.2.1

Peluang transisi n-langkah dari Rantai Markov memenuhi

0k

1)(nkjik

(n)ij

PPP (*)

dimana kita definisikan

j i , 0

j i , 1ijP

Page 33: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

30

Persamaan (*) disebut persamaan Chapman-Kolmogorov dan diinterpretasikan seperti

gambar berikut..

Bukti.

(n)ij

P = i} 0X | jnP{X = i} X | }{X j,P{X 00k

1n

k

=

0i}0X |k1X j, nP{X

k

=

0i}0X |k1X P{

k.

0k}1X i,0X | j nP{X

k

=

0ikP

k.

0k}1X | j nP{X

k

=

0k

1)(nkj

Pik

P

Dari teori matriks kita mengenali bahwa relasi (*) adalah formula untuk perkalian matriks,

sehingga P(n)

= PxP(n-1)

. Dengan iterasi formula ini maka diperoleh

P(n)

= PxPxPx...xP = Pn,

Dengan kata lain (n)ij

P adalah elemen dari matriks Pn. Jadi

0 r r n-r n

i k

j

Gambar 1. Interpretasi dari persamaan (*)

Page 34: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

31

.......

...(n)i3

P(n)i2

P(n)i1

P(n)i0

P

.......

...(n)13

P(n)12

P(n)11

P(n)10

P

...(n)03

P(n)02

P(n)01

P(n)00

P

(n)ij

PnP

Contoh.

Misalkan {Xn} adalah rantai Markov dengan ruang state {0, 1, 2} mempunyai matriks

peluang transisi

0,30,10,6

0,60,20,2

0,70,20,1

P

a. Tentukanlah matriks peluang transisi dua langkah P2.

b. Tentukan 0} 1X | 13P{X

c. Tentukan 0} 0X | 13P{X

Jawab.

a. Untuk menentukan P2 ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan

teorema 2.2 dan dengan mengalikan matriks P dengan dirinya sendiri.

Cara I.

200210010000

2

0k00k

(2)00

PPPPPPPPP k

= (0,1)(0,1) + (0,2)(0,2) + (0,7)(0,6) = 0,47

Dengan cara yang sama diperoleh

13,0(2)01

P 40,0(2)02

P 42,0(2)10

P

14,0(2)11

P 13,0(2)12

P 26,0(2)20

P

17,0(2)21

P 57,0(2)22

P

Maka

57,017,026,0

44,014,042,0

40,013,047,0(2)ij

P2

P

Cara II.

57,017,026,0

44,014,042,0

40,013,047,0

0,30,10,6

0,60,20,2

0,70,20,1

0,30,10,6

0,60,20,2

0,70,20,1

PxP2

P

b. 0} 1X | 13P{X = 13,0(2)01

P

Page 35: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

32

c. 0} 0X | 13P{X = (3)01

P

=

2

0

2k1

P0kPk

= 00

P(2)01

P + 01

P(2)11

P + 02

P(2)21

P

= (0,1)(0,13) + (0,2)(0,14) + (0,7)(0,17)

= 0,16

Latihan 2.2

1. Misalkan matriks peluang transisi dari suatu rantai Markov adalah

2/12/1

01P

Tentukanlah )3(

21P ,

)3(11

P .

2. Sebuah partikel bergerak diantara state 0, 1, 2 menurut proses Markov yang mempunyai

matriks peluang transisi

00,50,5

0,500,5

0,50,50

2 1 0

2

1

0P

Misalkan Xn menunjukkan posisi partikel pada gerakan ke-n. Hitunglah

0} 0X | 0nP{X untuk n = 0, 1, 2, 3, 4.

3. Misalkan pesan biner 0 dan 1 dikirim melalui chanel yang terdiri dari beberapa stage,

dimana pengiriman melalui setiap stage mempunyai peluang kesalahan yang tetap yaitu

sebesar α. Misalkan X0 = 0 adalah sinyal yang dikirim dan Xn adalah sinyal yang

diterima di stage ke-n. Asumsikan { Xn } adalah rantai Markov dengan peluang-peluang

transisi P00 = P11 = 1 - dan P01 = P10 = dimana 0 < < 1. Tentukan

0} 0X | 05P{X , peluang transmisi yang benar melalui stage.

4. Misalkan Xn menunjukkan kualitas barang ke-n yang diproduksi oleh suatu sistem

produksi dengan Xn = 0 berarti “Bagus” dan Xn = 1 berarti “Cacat”. Anggap Xn adalah

rantai Markov dengan matriks peluang transisi

0,880,12

0,010,99

1 0

1

0P

Tentukan peluang bahwa item keempat adalah cacat jika diberikan item pertama cacat.

5. Misalkan Xn adalah sebuah rantai Markov dua state dengan matriks peluang transisi

Page 36: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

33

ββ-1

α-1α

1 0

1

0P

Maka Zn = (Xn-1, Xn) adalah rantai Markov yang mempunyai empat state yaitu (0,0),

(0,1), (1,0) dan (1,1). Tentukan matriks peluang transisinya.

2.3. Beberapa Model Rantai Markov

2.3.1. Model Inventory

Misalkan sebuah barang harus tersedia agar dapat memenuhi permintaan. Asumsikan

penambahan barang dilakukan pada akhir periode ke-n = 0, 1, 2, …. Misalkan δn

menyatakan total permintaan komoditi selama periode n, adalah peubah acak yang

mempunyai fungsi distribusi bebas dari periode waktu,

ka k}nP{δ untuk k = 0, 1, 2, …..

dimana ak ≥ 0 dan 10k

ka

. Banyak stok diperiksa setiap akhir periode. Kebijakan

penambahan stok ditentukan oleh dua bilangan non-negatif s dan S > s dengan interpretasi

sebagai berikut. Jika pada akhir periode jumlah stok tidak lebih besar dari s maka stok

harus ditambah sehingga mencapai S. Jika stok lebih dari s maka tidak ada penambahan

stok. Misalkan Xn menyatakan banyaknya stok pada akhir periode n. Maka state yang

mungkin untuk proses {Xn} adalah

S, S-1, …, +1, 0, -1, -2, ….

Menurut aturan kebijakan inventory, diperoleh

s

S

nX jika 1nδS

nX s jika nδnXnX

Maka fungsi peluang transisinya dapat didefinisikan sebagai berikut.

ijP = i} nX | j1nP{X

=

s

S

i jika j}-S1nP{δ

i s jika } j - i 1nP{δ

Contoh.

Dalam penyediaan spare part, dengan permintaan yang mungkin 0, 1, 2 dalam sebarang

periode dan

0,5 0}nP{δ 0,4 1}nP{δ 0,1 2}nP{δ

Misalkan s = 0 dan S = 2. Maka ruang state dari proses {Xn} adalah {2, 1, 0, -1}. State -1

akan terjadi jika jumlah stok 1 dan permintaan 2. Maka matriks peluang transisinya adalah

Page 37: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

34

P10 = 1} nX | 01nP{X

= 0,4 1}nP{δ

Jika Xn = 1 dan Xn+1 = 0 maka berarti terdapat satu

permintaan, sehingga 1nδ

P11 = 1} nX | 11nP{X

= 0,5 0}nP{δ

Jika Xn = 1 dan Xn+1 = 1 maka berarti tidak ada

permintaan, sehingga 0nδ

Dengan cara yang sama maka diperoleh matriks peluang transisinya yaitu,

5,04,01,00

05,04,01,0

5,04,01,00

5,04,01,00

2 1 0 1

2

1

0

1

P

2.3.2. Rantai Ehrenfest

Misalkan tersedia dua kotak dan d buah bola dengan nomor 1, 2, ..., d. Pada awalnya

sebuah bola berada di dalam kotak pertama, sedangkan sisanya berada di kotak kedua.

Tersedia undian dengan nomor 1, 2, ..., d. Kemudian diambil selembar undian secara acak

(undian dikembalikan sebelum pengambilan berikutnya). Bola dengan nomor yang sama

dengan nomor undian yang terambil dipindahkan dari kotaknya dimasukkan ke kotak lain.

Proses ini dilakukan tak hingga kali. Tentukan fungsi peluang transisi dari proses ini.

Jawab.

Misalkan Xn menyatakan banyaknya bola pada kotak pertama setelah pengambilan (trial)

ke-n. Maka { Xn } adalah rantai Markov dengan ruang keadaan (state) S = {0, 1, 2, …, d}

Karena ada i bola pada kotak I, maka undian juga ada k. Maka peluang untuk mengambil

bola dari kotak I adalah i/d dan bola ini dipindahkan ke kotak II. Maka

P{ Xn+1 = i-1 | Xn = i } = Pi,(i-1) = d

i

Kotak I Kotak II Undian

i bola pada

waktu n

(d-i) bola

pada waktu n

Page 38: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

35

Dengan cara yang sama diperoleh

P{ Xn+1 = i+1 | Xn = i } = Pi,(i+1) = d

i-d

P{ Xn+1 = j | Xn = i } = Pi,j = 0 untuk j i + 1 dan j i - 1

Maka fungsi peluang transisinya adalah

lainnya j 0,

1 i j , i)/d(d

1-i j, i/d

ji,P

Untuk d = 3 maka matriks peluang transisinya adalah

0100

3/103/20

03/203/1

0010

P

Latihan 2.3

1. Misalkan model inventory suku cadang yang diperbaiki 0, 1, dan 2 diminta dalam

sebarang periode dengan

P{ δn = 0} = 0,4 P{ δn = 1} = 0,3 P{ δn = 2} = 0,3

dan misalkan s = 0 dan S = 3. Tentukan matriks peluang transisi untuk rantai Markov

{Xn} dimana Xn didefinisikan sebagai jumlah barang yang tersedia pada akhir period

eke-n.

2. Sebuah kotak A dan B memuat N bola. Sebuah bola diambil secara acak diantara N

bola yang ada. Kemudian kotak dipilih secara acak (A terpilih dengan peluang p dan B

terpilih dengan peluang q) dan bola yang terambil ditempatkan ke dalam kotak ini. State

dari tiap pengambilan dinyatakan sebagai banyaknya bola di kotak A. Tentukanlah

matriks peluang transisi dari rantai Markov ini.

3. Sebuah kotak A dan B memuat N bola. Misalkan pada waktu t terdapat tepat k bola di

A. Pada waktu t+1 sebuah kotak dipilih secara acak dalam proporsi isinya (yaitu A

terpilih dengan peluang k/N dan B terpilih dengan peluang (N-k)/N). Kemudian bola

dipilih dari A dengan peluang p atau dari B dengan peluang q dan ditempatkan ke

dalam kotak yang terpilih sebelumnya. Tentukanlah matriks peluang transisi dari rantai

Markov ini.

4. Misalkan model inventory yang direview secara periodik dan δn adalah total permintaan

dalam periode n dan Xn adalah jumlah barang di akhir periode n. Sebuah kebijakan (s,

S) dgunakan: Jika stok di akhir periode tersebut tidak lebih besar dari s, maka stok

ditambah sampai ke tingkat S. Jika tidak, tidak ada penambahan stok.

Page 39: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

36

a. Anggap s = 1, S = 4 dan X0 = S = 4. Jika δ1 = 2, δ2 = 3, δ3 = 4, δ4 = 0, δ5 = 2, δ6 = 1

δ7 = 2, δ8 = 2, berapa tingkat stok Xn di akhir periode n = 1, 2, …, 8.

b. Anggap δn , δn , … adalah peubah acak independen dimana P{ δn = 0} = 0,1,

P{ δn = 1} = 0,3, P{ δn = 2} = 0,3, P{ δn = 3} = 0,2, dan P{ δn = 4} = 0,1. Maka X0 ,

X1 , …. adalah rantai Markov. Tentukan P41 dan P04.

2.4. Analisis Langkah Pertama Sederhana

Misalkan {Xn} adalah rantai Markov dengan matriks peluang transisi

100

γβα

001

210

2

1

0P

dimana > 0, β > 0, γ > 0 dan α + β + γ = 1. Jika proses mulai di state 1 maka proses akan

terserap di state 0 atau state 2. Sekarang timbul dua pertanyaan berapa lama waktu

dibutuhkan dan berapa rata-rata banyaknya langkah dibutuhkan sehingga proses terserap.

Kedua pertanyaan tersebut dengan mudah dapat dijawab dengan menggunakan analisis

langkah pertama sebagai berikut.

Misalkan

T = min { n ≥ 0 | Xn = 0 atau Xn = 2 }

adalah waktu yang dibutuhkan proses sampai terserap. Selanjutnya misalkan u adalah

peluang proses sampai ke state menyerap dan v adalah rata-rata banyaknya langkah

dibutuhkan sampai proses ke state menyerap, jika dimulai di state 1 (X0 = 1) , sehingga

u = 1} 0X | 0TP{X .

v = 1} 0X | T E{

Untuk menentukan u dan v digunakan analisis langkah pertama

Ada 3 kemungkinan untuk X1 yaitu X1 = 0, X1 = 2 dan X1 = 1.

Kemungkinan I, X1 = 0

Maka diperoleh T = 1, sehingga 1} 0X | 0TP{X = 1} 0X | 01P{X = dan jika

X0 = 0 maka 0} 0X | 0TP{X = 0} 0X | 01P{X = 1.

Kemungkinan II, X1 = 2.

Maka diperoleh T = 1, sehingga 1} 0X | 2TP{X = 1} 0X | 21P{X = γ dan

2} 1X | 0TP{X = 2} 1X | 01P{X = 0.

Kemungkinan III, X1 = 1.

Maka diperoleh 1} 0X | 11P{X = β dan 1} 1X | 0TP{X = u.

Page 40: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

37

Maka

u = 1} 0X | 0TP{X

=

2

0k1} 0X |k 1X0,TP{X

=

2

0k1} 0X |k1}P{Xk 1X 1, 0X |0TP{X

=

2

0k1} 0X |k1}P{Xk 1X |0TP{X

= 0} 1X | 0TP{X . 1} 0X | 01P{X +

1} 1X | 0TP{X . 1} 0X | 11P{X +

2} 1X | 0TP{X . 1} 0X | 21P{X

= 1() + u(β) + 0(γ)

Sehingga diperoleh

β-1

α u atau

γα

α u

Selanjutnya rata-rata waktu yang dibutuhkan sampai proses terserap adalah

v = 1} 0X | E{T

=

2

0k1} 0X |k 1XE{T,1

=

2

0k1} 0X |k1}P{Xk 1X 1, 0X |E{T1

=

2

0110k

1} X |k}P{Xk X |E{T1

= 1 + 0} 1X | E{T . 1} 0X | 01P{X +

1} 1X | E{T . 1} 0X | 11P{X +

2} 1X | E{T . 1} 0X | 21P{X

= 1 + (0)() + (v)(β) + (0)(γ)

Sehingga diperoleh β-1

1 v

Selanjutnya kita akan melihat untuk rantai Markov empat state dengan matriks peluang

transisi

Page 41: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

38

1000

23222120

13121110

0001

3 2 1 0

3

2

1

0

P

PPPP

PPPP

Penyerapan terjadi di state 0 dan 3 dan state 1 dan 2 adalah “transient”.

Misalkan

T = min{ n ≥ 0 | Xn = 0 atau Xn = 3 }

ui = i} 0X | 0TP{X untuk i = 1,2

vi = i} 0X | E{T untuk i = 1,2

Maka u0 = 1, u3 = 0 dan v0 = v3 = 0. Ada dua kemungkinan untuk keadaan awal yaitu

X0 = 1 dan X0 = 2.

Misalkan X0 = 1.

Maka dengan menggunakan analisis langkah pertama diperoleh

u1 = 1} 0X | 0TP{X

=

3

0k1} 0X |k 1X0,TP{X

=

3

0k1} 0X |k1}P{Xk 1X 1, 0X |0TP{X

=

3

0k1} 0X |k1}P{Xk 1X |0TP{X

= 0} 1X | 0TP{X . 1} 0X | 01P{X +

1} 1X | 0TP{X . 1} 0X | 11P{X +

2} 1X | 0TP{X . 1} 0X | 21P{X +

3} 1X | 0TP{X . 1} 0X | 31P{X

= (u0)P10 + (u1)P11 + (u2)P12 + (u3)P13

Dengan cara yang sama jika X0 = 2 maka diperoleh

u2 = (u0)P20 + (u1)P21 + (u2)P22 + (u3)P23

Secara umum kita punya

n

jijji Puu

0 untuk i = 0, 1, 2, …, n

Selanjutnya untuk rata-rata waktu yang diperlukan untuk penyerapan adalah

Page 42: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

39

n

jijji Pvv

01 untuk i = 0, 1, 2, …, n

Contoh.

Seekor tikus dimasukkan ke dalam “Maze” berikut

0

1 7

food

2

3 4

8

shock

5 6

Jika tikus bergerak secara acak di dalamnya, tentukanlah peluang tikus terserap di ruang

makanan (ruang 7) sebelum kena setrum (ruang 8) jika tikus dilepas di ruang i.

Jawab.

Misalkan Xn adalah ruangan yang ditempati tikus pada langkah ke-n. Matriks peluang

transisinya adalah

100000000

010000000

0002/12/10000

3/103/1003/1000

03/13/1003/1000

0004/14/14/14/10

3/100003/1001/3

01/30001/3001/3

0000001/21/20

P

Misalkan ui = ui(7) adalah peluang penyerapan di ruang makanan (ruang 7), jika tikus

dilepaskan di ruang i. Maka diperoleh persamaan

5)2/1(4)2/1(6

6)3/1(3)3/1(5

6)3/1(3)3/1(3/14

5)4/1(4)4/1(2)4/1(1)4/1(3

3)3/1(0)3/1(2

3)3/1(0)3/1(3/11

2)2/1(1(1/2)0

uu

uu

uu

uuuu

u

uu

uu

u

u

u

u

uu

u

u

Persamaan di atas mempunyai solusi u0 = u6 = ½, u1 = u4 = 2/3, u2 = u5 = 1/3, u3 = ½,

u7 = 1 dan u8 = 0. Jadi jika tikus dilepas di ruang 0 atau di ruang 6 maka peluangnya sampai

di ruang makanan (ruang 7) adalah ½.

Page 43: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

40

Latihan 2.4

1. Temukan peluang dan rata-rata waktu, untuk mencapai state 3 jika dimulai di state 0

dari rantai Markov dengan matriks peluang transisi

1000

1,09,000

1,02,07,00

1,02,03,00,4

P

2. Seekor tikus putih dimasukkan ke dalam ruang 4 dari “Maze” berikut.

1 2 3

food

4 5 6

7

shock

Jika tikus bergerak secara acak di dalamnya, tentukanlah peluang tikus terserap di

ruang makanan (ruang 3) sebelum kena setrum (ruang 7).

3. Misalkan matriks peluang transisi dari suatu rantai Markov adalah

10000

000q

000q

000q

000q

p

p

p

p

P

dimana p + q = 1. Tentukan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mencapai state 4

jika dimulai di state 0. Yaitu temukan E { T | X0 = i } dimana T = min{n ≥ 0 | Xn = 4}

Petunjuk: Misalkan vi = E{ T | X0 = i } untuk i = 0, 1, 2, 3, 4. Buktikan persamaan

untuk vi , i = 0, 1, 2, 3, 4. dengan menggunakan analisis langkah pertama dengan

syarat batas v4 = 0, kemudian tentukan v0.

2.5. Beberapa Rantai Markov Khusus

2.5.1. Rantai Markov Dua State

Misalkan

bb

aaP

1

1 dimana 0 < a, b < 1

adalah matriks peluang transisi dari rantai Markov dua state.

Page 44: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

41

Bukti.

Untuk membuktikan teorema ini dikerjakan dengan induksi matematika. Untuk n = 1

diperoleh

bb

aa

ba

ba

ab

ab

baP

)1(11

=

22

221

babbababbb

abaaaabaab

ba

=

bb

aa

1

1 = P

Untuk melengkapi bukti ini kita misalkan

ab

abA dan

bb

aaB . Maka

persamaan (**) akan mejadi ])1([1

)( Bn

baAbanP

dan

Aab

ab

bb

a

ab

abAP

a

1

1

Bbabaa

bb

aa

bb

a

bb

aaBP )1()1(

1

1

Misalkan persamaan (**) benar untuk n =k yaitu ])1([1

)( Bk

baAbakP

.

Akan ditunjukkan juga benar untuk n = k + 1.

PBk

baAbakk PPP ])1([

1)(

1

])1([1

)( BPk

baAPba

]1

)1([1

)( Bk

baAba

1 kP

2.5.2 Gerak Random Satu Dimensi

Gerak Random Satu Dimensi adalah rantai Markov yang mempunyai ruang state bilangan

bulat non negatif a, a+1, …, b.sehingga, jika proses sekarang berada pada state i maka pada

Teorema 2.5.1

Matriks peluang transisi n-langkah dari rantai Markov dua state adalah

bb

aa

ba

nba

ab

abn

baP

)1(1 (**)

Page 45: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

42

saat berikutnya proses berada pada state i, i – 1 atau i + 1. Bentuk dari matriks peluang

transisinya adalah

.

.

.

.

.

......

......

......

.

.

00

0220

0111

0000

1 1... 2 1 0

2

1

0

iii

iii

prq

rq

prq

pr

iP

dimana

pi > 0 qi > 0 ri ≥ 0

p0 ≥ 0 r0 ≥ 0 r0 + p0 = 1

qi + ri + pi = 1 untuk i = 1, 2, 3, ...

P{ Xn+1 = i+1 | Xn = i } = pi,

P{ Xn+1 = i-1 | Xn = i } = qi,

P{ Xn+1 = i | Xn = i } = ri,

Jika pk = p dan qk = q = 1 – p untuk semua k 1 dan r0 = 1 maka diperoleh matriks peluang

transisinya

100...0000

p0q...0000

.......

.......

.......

000...p0q0

000...0p0q

000...0001

N1-N2-N3210

N

1N

.

.

.

2

1

0

P

dan teorema berikut.

Page 46: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

43

Bukti.

Dari analisis langkah pertama diperoleh

ui = ui-1q + ui.0 + ui+1p = ui+1p + ui-1q untuk i = 1, 2, …, N-1

dan u0 = 1, uN = 0. Selanjutnya definisikan

yi = ui – ui-1 dan ui = (1)ui = (p + q)ui

Maka diperoleh

ui+1p + ui-1q = ui = (p + q)ui = pui + qui

Untuk i = 1 diperoleh pu2 + qu0 = pu1 + qu1

pu2 + q = pu1 + qui

p(u2 - u1) = q(u1 – 1)

py2 = qy1

y2 = (q/p)y1

Untuk i = 2 diperoleh pu3 + qu1 = pu2 + qu2

p(u3 – u2) = q(u2 – u1)

py3 = qy2

y3 = (q/p)y2

y3 = (q/p) (q/p)y1

y3 = (q/p)2y1

Dengan cara yang sama maka diperoleh,

Untuk i = N yN = (q/p)N-1

y1

Selanjutnya kita juga punya

y1 = u1 – u0 = u1 – 1 y1 = u1 – u0 = u1 – 1

y2 = u2 – u1 y1 + y2 = u1 – u0

y3 = u3 – u2 y1 + y2 + y3 = u3 – 1

.

.

.

.

.

.

yi = ui – ui-1 y1 + y2 + y3 + …+ yi = ui – 1

Teorema 2.5.2

Misalkan ui adalah peluang gerak random mencapai state 0 sebelum mencapai state N

atau ui = P{Xn mencapai state 0 sebelum state N | X0 = i}. Maka

q p jika, (q/p)1

(q/p)(q/p)

1/2 q p jika , N

iN

N

Niiu

Page 47: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

44

Sehingga

ui = 1 + y1 + y2 + y3 + …+ yi

= 1 + y1 + (q/p) y1 + (q/p)2y1 + …+ (q/p)

I-1y1

ui = 1 + [1 + (q/p) + (q/p)2 + … + (q/p)

2]y1 (*)

Karena uN = 0 maka

uN = 1 + [1 + (q/p) + (q/p)2 + … + (q/p)

N-1]y1

0 = 1 + [1 + (q/p) + (q/p)2 + … + (q/p)

N-1]y1

1-N(q/p) 2(q/p) (q/p) 1

11y

(**)

Dengan mensubstitusikan (**) ke (*) diperoleh

1-N2

1-i2

i(q/p) (q/p) (q/p) 1

(q/p) (q/p) (q/p) 11u

(***)

Dengan menggunakan deret geometri maka (***) menjadi

q p jika, (q/p)1

(q/p)-11

1/2 q p jika , N

i-1

N

iiu

q p jika, (q/p)1

(q/p)(q/p)

1/2 q p jika , N

iN

N

Niiu

Bukti.

Dari analisis langkah pertama diperoleh

vi = 1 + qvi-1 + vi.0 + vi+1p = 1 + p vi+1 + qvi-1 untuk i = 1, 2, …, N-1

dan v0 = 0, vN = 0. Misalkan p = q = ½. Dan definisikan yi = vi – vi-1, sehingga,

Untuk i = 1 diperoleh v1 = 1 + pv2 + qv0

v1 = 1 + (1/2)v2 + (1/2)v0

-1 = (1/2)(v2 – v1) - (1/2)(v1 – v0)

-1 = (1/2)y2 – (1/2)y1

Teorema 2.5.3

Misalkan vi adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan sebuah gerak random mencapai

state 0 sebelum mencapai state N atau vi = E{ T | X0 = i}. Maka

q p jika,

2p

1)-i(i

2p

1)-N(N

N

i

1/2 q p jika , i)-i(N

iv

Page 48: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

45

Untuk i = 2 diperoleh -1 = (1/2)(v3 – v2) - (1/2)(v2 – v1)

-1 = (1/2)y3 – (1/2)y2

-1 = (1/2)y3 – (-1 + (1/2)y1)

-2 = (1/2)y3 – (1/2)y1

Dengan cara yang sama maka diperoleh,

Untuk i = N-1 -1 = (1/2)(vN – vN-1) - (1/2)(vN-1 – vN-2)

-1 = (1/2)yN – (1/2)yN-1

- (N-1) = (1/2)yN – (1/2)y1

Secara umum diperoleh (1/2)yi = (1/2)y1 – ( i – 1 ) atau yi = y1 – 2(i – 1).

Selanjutnya kita juga punya

y1 = v1 – v0 = v1 y1 = v1 – v0 = v1

y2 = v2 – v1 y1 + y2 = v2

y3 = v3 – v2 Y1 + y2 + y3 = v3

.

.

.

.

.

.

yi = vi – vi-1 y1 + y2 + y3 + …+ yi = vi

Maka

vi = y1 + (y1 – 2)+ (y1 – 2(2)) + …+ y1 – 2(i – 1)

vi = i y1 – 2 [1+2+ … + (i – 1)]

vi = i vi – i(i – 1)

Karena uN = 0 maka

0 = Nv1 – N(N-1) atau v1 = N – 1.

Jadi vi = i (N – 1) – i(i – 1) = i(N – i).

Latihan 2.5

1. Peluang menang seorang penjudi dalam suatu permainan pelemparan dadu adalah p =

0,4929. Misalkan pemain A sebagai pelempar, dengan modal $5 dan B $10, dengan

taruhan $1 per ronde. Berapa peluang pemain A bangkrut sebelum pemain B.

2. Tentukan peluang penjudi bangkrut untuk A, bila kedua pemain mempunyai modal

masing-masing $50, dan taruhan $1 tiap ronde, dimana peluang menang pemain A tiap

ronde adalah

a. p = 0,49292929

b. p = 0,5029237

Berapa peluang penjudi bangkrut bila tiap pemain mempunyai modal $500.

3. Tentukan Pn untuk n = 2, 3, 4, 5 untuk rantai Markov yang mempunyai matriks peluang

transisi

3,07,0

6,04,0P

Page 49: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

46

BAB 3

PRILAKU JANGKA PANJANG RANTAI MARKOV

3.1 Matriks Peluang Transisi Reguler

Contoh.

Misalkan

2/12/1

10P maka

4/34/1

2/12/12P mempunyai semua elemennya positif

yaitu . Jadi dalam hal ini k = 2. Jadi P adalah regular. Selanjutnya matriks

2/12/1

01P

bukan matriks regular karena

4/14/3

012P ,

16/116/15

013P dan untuk setiap Pn

elemen baris pertamanya selalu 1 dan 0.

Fakta yang terpenting dari rantai Markov regular adalah keberadaan distribusi limit

peluang (limiting probability distribution). Jika P = {Pij} adalah regular maka kita punya

distribusi limit peluang (limiting probability distribution) π = (π0, π1, …, πN) dimana

πj =

)(lim

n

nijP > 0 untuk j = 0, 1, …, N dan

j

j 1̀

Distribusi ini bebas dari state awal.

Contoh.

Misalkan

bb

aaP

1

1 . Matriks P adalah regular jika a > 0 dan b < 1. Maka kita punya

bb

aa

ba

ba

ab

ab

baP

nn )1(1

. Karena |1 – a - b| < 1 maka

)(lim

n

nijP =

ba

a

ba

bba

a

ba

b

Jika a = 0,67 dan b = 0,75 maka diperoleh π = (π0, π1) = (ba

a

ba

b

, ) = (0,53;0,47).

Definisi 3.1.1

Matriks peluang transisi P = {Pij} disebut regular jika semua elemen matriks Pk adalah

positif untuk suatu k ε Z.

Teorema 3.1.1

Misalkan P adalah matriks peluang transisi regular pada state 0, 1, …, N. Maka

distribusi limit π = (π0, π1, …, πN) adalah solusi uniq non-negative dari persamaan

πj =

N

0k

kjk P , j = 0, 1, …, N dan

N

0k

k 1 (*)

Page 50: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

47

Bukti.

Karena P adalah regular maka terdapat distribusi limit peluang π = (π0, π1, …, πN) dimana

πj =

)(lim

n

nijP > 0 untuk j = 0, 1, …, N dan

j

j 1̀ . Karena

N

kkj

nik

nij PPP

0

)1()(

maka

πj =

)(lim

n

nijP =

N

kkj

nik

nPP

0

)1(lim

=

N

kkj

nik

nPP

0

)1(lim

=

N

0k

kjk P , j = 0, 1, …, N.

dan

N

0k

k 1

Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa solusi tersebut uniq (tunggal).

Misalkan x0, x1, …, xN adalah solusi lain dari persamaan (*). Maka kita peroleh

xj =

N

kkjk Px

0

, j = 0, 1, …, N (**)

N

kkx

0

1

Akan ditunjukkan bahwa xj = πj.

Kalikan kedua ruas persamaan (**) dari kanan dengan Pjl, lalu dijumlahkan atas j, maka

xjPjl = jl

N

kkjk PPx

0

jl

N

jjPx

0

= jl

N

kkjk

N

j

PPx 00

xl =

N

kklk Px

0

)2( l = 0, 1, …, N.

Pengulangan langkah ini sebanyak n kali akan menghasilkan

xl =

N

k

nklk Px

0

)( l = 0, 1, …, N.

Page 51: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

48

xl =

N

k

nklk

nPx

0

)(lim =

N

klkx

0

.

Karena

N

kkx

0

1 maka terbukti xj = πj.

Contoh.

Sosiolog sering mengasumsikan bahwa kelas sosial dari suatu generasi dapat dipandang

sebagai rantai Markov. Karena itu pekerjaan seorang putra diasumsikan hanya bergantung

kepada pekeerjaan bapaknya bukan pada kakeknya. Misalkan matriks peluang transisinya

adalah

Kelas putera

Kelas Bapak

2 1 0

45,050,005,0

25,070,005,0

10,050,040,0

2

1

0

Dimana 0 = kelas bawah, 1 = kelas menengah dan 2 = kelas atas. Tentukan dalam jangka

panjang peluang seorang putera menjadi kelas bawah, menengah dan atas?.

Jawab.

Kita akan tentukan distribusi limit peluang π = (π0, π1, π2). Dari MPT kita peroleh persamaan

Latihan 3.1

1. Hitunglah distribusi limit peluang untuk matriks peluang transisi

1/31/21/6

1/31/31/3

01/21/2

2 1 0

2

1

0P dan

0001

4,06,000

0,40,30,30

4,03,02,01,0

3 2 1 0

3

2

1

0

P

2. Tunjukkan bahwa matriks peluang transisi

02/1002/1

2/102/100

03/103/13/1

002/102/1

002/12/10

4 3 2 1 0

4

3

2

1

0

P

adalah regular dan hitung distribusi limitnya.

3. Hitunglah distribusi limit peluang untuk matriks peluang transisi

Page 52: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

49

a.

3/41/40

1/61/21/3

01/21/2

2 1 0

2

1

0P b.

0100

6/13/12/10

0001

2/1002/1

3 2 1 0

3

2

1

0

P

c.

2/12/100

4/14/14/14/1

1000

0100

3 2 1 0

3

2

1

0

P

3.2 Klasifikasi State

3.2.1 Rantai Markov Tak Tereduksi (Irreducible)

Jika dua state i dan j tidak berkomunikasi maka maka 0)(

nijP atau 0

)(

njiP untuk semua

n ≥ 0.

Bukti.

a. Dari definisi diketahui bahwa

ji 0,

j i ,1)0(ijijP . Jadi didapat 0

)0(iiP , sehingga

i ↔ i

b. Karena i ↔ j maka 0)(

nijP dan 0

)(

mjiP untuk suatu m, n ≥ 0. Maka kita peroleh

bahwa j ↔ i.

c. Karena i ↔ j dan j ↔ k maka 0)(

mijP dan 0

)(

njkP untuk suatu m, n ≥ 0. Maka

0

)()()()()(0

l

njk

mij

nlk

mil

nmik PPPPP . Dengan cara yang sama kita dapat

Teorema 3.2.1

Komunikasi adalah sebuah relasi ekivalen yaitu

a. i ↔ i (refleksif)

b. Jika i ↔ j maka j ↔ i (simetri)

c. Jika i ↔ j dan j ↔ k maka i ↔ k (transitif)

Definisi 3.2.1

a. State j dikatakan dapat dicapai (accessible) dari state i jika 0)(

nijP untuk suatu

n ≥ 0 dan dinotasikan dengan i → j.

b. Jika state i dapat dicapai dari state j dan state j dapat dicapai dari state i maka i dan j

dikatakan berkomunikasi dan dinotasikan dengan i ↔ j.

Page 53: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

50

menunjukkan bahwa terdapat v ≥ 0 sehingga 0)(

vkiP . Jadi terbukti i ↔ k.

3.2.2 Periode dari rantai Markov

Contoh.

Misalkan sebuah rantai Markov mempunyai matriks peluang transisi

02/102/1

1000

0100

0010

3 2 1 0

3

2

1

0

Tentukan periode dari state 0.

Jawab.

Setelah dihitung diperoleh 000

P , 0)2(

00P , 0

)3(00

P , 2/1)4(

00P , 0

)5(00

P ,

4/1)6(

00P . Jadi 0

)(00

n

P untuk n ε {4, 6, 8, ... }, sehingga d(0) = 2.

Bukti

Karena i ↔ j maka terdapat m dan n sehingga 0)(

mijP dan 0

)(

njiP . Maka

0 mij

nji

mnjj PPP dan 0 m

ijs

iinji

msnjj PPPP

Dari definisi periode, maka d(j) membagi (n + m) dan (n + s + m) serta ( n + s + m)-(n + m)

= s. Karena d(i) membagi s maka d(j) membagi d(i). Dengan argumen yang sama dapat

ditunjukkan bahwa d(i) membagi d(j). Jadi d(i) = d(j).

Contoh.

Misalkan sebuah rantai Markov mempunyai matriks peluang transisi

Definisi 3.2.2

Himpunan C disebut kelas komunikasi jika semua state di C saling berkomunikasi.

Sebuah rantai Markov dikatakan tak tereduksi (irreducible) jika hanya mempunyai satu

kelas komunikasi.

Definisi 3.2.3

Periode dari state i adalah adalah pembagi persekutuan terbesar dari n ≥ 1 sehingga

0)(

niiP dan dinotasikan dengan d(i). Jika 0

)(

niiP untuk semua n ≥ 1 maka d(i) = 0.

Jika d(i) = 1 maka state i disebut aperiodik.

Teorema 3.2.2

Jika i ↔ j maka d( i ) = d( j )

Page 54: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

51

001

100

010

21 0

2

1

0P . Tentukan periode dari semua state.

Jawab.

Jelas bahwa 0 → 1 → 2 → 0, sehingga rantai Markov tersebut tak tereduksi. Selanjutnya

1...)6(

00)3(

00 PP , sehingga d(0) = 3. Karena semua state berkomunikasi maka d(i) = 3

untuk i = 0, 1, 2.

3.2.3 State Recurrent dan Transient.

Kita definisikan untuk setiap bilangan bulat n ≥ 1

}|1,...,2,1,,{ 0)(

iXnviXiXPf vnn

ii

denga 0)0(iif untuk setiap i. Dengan kata lain

)(niif adalah peluang sistem mulai dari

state i dan kembali untuk pertama kali ke state i setelah n langkah.

Bukti.

Misalkan Ek adalah kembali pertama ke state i terjadi transisi ke-k. Maka

P{ Ek} = P{ Ek | X0 = i}.P{Xn = i | Xk = i}

= )()( kn

iik

ii Pf

untuk 1 ≤ k ≤ n.

Jadi

P{Xn = i | X0 = i} =

1

}{k

kEP =

1

)()(

k

knii

kii Pf =

0

)()(

k

knii

kii Pf

Selanjutnya kita misalkan

0 0

)()(lim

n

N

n

nii

N

niiii fff .

Teorema 3.2.3

n

k

knii

kii

nii PfP

0

)()()( untuk n ≥ 1 dan iiii Pf

)1( dan 0

)0(iif untuk setiap i.

Definisi 3.2.4

Jika 1iif maka state i dikatakan recurrent.

Jika 1iif maka state i dikatakan transient.

Page 55: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

52

Bukti.

Misalkan M adalah banyaknya proses kembali ke state i yaitu

1

}{1n

n iXM dimana

i

iiXn

n

n

X ,0

X ,1}{1

( ). Misalkan i adalah state transient. Maka 1iif dan E{M | X0 = i} < ∞. Maka

∞ > E{M | X0 = i} =

10 })|}{1{(

nn iXiXE

=

10 }|}{1{

nn iXiXE

=

100 }|{.0}|{.1

nnn iXiXPiXiXP

=

10 }|{

nn iXiXP

=

1

)(

n

niiP

Jadi terbukti

1

)(

n

niiP < ∞.

( ). Misalkan

1

)(

n

niiP < ∞. Maka M adalah peubah acak dengan mean berhingga, sehingga

M harus hingga. Yaitu proses mulai dari state i, dan kembali pertama ke state i hanya dalam

waktu berhingga. Maka terdapat peluang positif bahwa proses mulai dari state i, dan tidak

pernah kembali ke state i. Dengan kata lain 1- iif > 0 atau iif < 1. Jadi terbukti state i

transient.

Contoh

Misalkan sebuah rantai Markov mempunyai matriks peluang transisi

2/12/1

01

1 0

1

0P

Teorema 3.2.4

Sebuah state i adalah recurrent jika dan hanya jika

1

)(

k

niiP . Atau ekivalen dengan

Sebuah state i adalah transient jika dan hanya jika

1

)(

k

niiP .

Page 56: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

53

Tentukan apakah kedua state transient atau recurrent.

Jawab.

Jelas berlaku

100

...11n

nP dan

1

211

12/11

2/1...)2/1(2/1

n

nP .

Maka menurut teorema 3.4 diperoleh state 0 recurrent dan state 1 transient.

Bukti.

Karena i ↔ j maka terdapat m,n ≥ 1 sedemikian sehingga 0)(

nijP dan 0

)(

mjiP .

Misalkan v > 0. Maka

0

)()()()()()(

k

vij

nii

mji

vlj

nkl

mjk

vnmjj PPPPPPP

Dijumlahkan atas v sehingga diperoleh

)(

0 0

)()()()()()(

0

vii

v v

vij

mji

nij

vii

mji

vnmjj

v

PPPPPPP

Karena i recurrent maka

1

)(

v

viiP . Akibatnya

)(

0

vnmjj

v

P . Jadi j recurrent.

Latihan 3.2

1. Tentukan kelas komunikasi dan periode untuk setiap state dari rantai Markov yang

mempunyai matriks peluang transisi

3/103/13/100

100000

010000

001000

000100

02/10002/1

5 4 3 2 1 0

5

4

3

2

1

0

2. Tentukan state transient dan state recurrent dari rantai Markov yang mempunyai matriks

peluang transisi

Akibat 3.2.1

Jika i ↔ j dan i recurrent maka j recurrent.

Page 57: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

54

100000

000100

4/1004/14/14/1

010000

0004/14/12/1

3/1003/103/1

5 4 3 2 1 0

5

4

3

2

1

0

3. Tentukan semua kelas komunikasi dari rantai Markov dengan state {0, 1, 2, 3, 4, 5} yang

mempunyai matriks peluang transisi

a.

6/16/16/16/16/16/1

4/14/1004/14/1

005/405/10

0003/103/2

004/304/10

0003/203/1

b.

100000

04/14/16/103/1

08/38/104/14/1

0008/78/10

0004/14/30

000001

4. Tunjukkan bahwa rantai Markov dengan state berhingga yang tak tereduksi dan

aperiodik adalah regular dan recurrent.

5. Tentukan )(

00n

f , n = 1, 2, 3, 4, 5 untuk rantai Markov yang mempunyai matriks peluang

transisi

2/1002/1

1000

0100

2/102/10

3 2 1 0

3

2

1

0

3.3 Teorema Limit Dasar dari Rantai Markov

Misalkan i adalah state recurrent. Maka

}|1,...,2,1,,{ 0)(

iXnviXiXPf vnn

ii

adalah distribusi peluang dari waktu kembali pertama Ri = min {n ≥ 1 ; Xn= i}.

Yaitu

}|{ 0)(

iXnRPf in

ii , n = 1, 2, 3, …

Karena i recurrent maka

1

)(1

n

niiii ff

Ri adalah peubah acak bernilai hingga.

Rata-rata waktu mengunjungi state i adalah

Page 58: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

55

mi = E{Ri | X0 = i}

=

1

)(

n

niinf

Setelah mulai di state i, maka rata-rata proses dalam state sekali untuk setiap

mi = E[Ri | X0 = i] satuan waktu.

Istilah stasioner diturunkan dari sifat bahwa rantai Markov mulai pada distribusi stasioner

akan mengikuti distribusi ini pada semua waktu. Secara formal jika P{X0 = i } = πi maka

P{Xn = i } = πi untuk semua n = 1, 2, ....

Sebuah distribusi limit, bila ada, selalu sebuah distribusi stasioner, tapi belum tentu

berlaku sebaliknya. Terdapat distribusi stasioner tetapi tidak mempunyai distribusi limit.

Contohnya, tidak terdapat distribusi limit untuk untuk rantai Markov periodik dengan

matriks peluang transisi

01

10P

Tapi punya distribusi stasioner yaitu π = (1/2 , 1/2), karena

)2/1,2/1(01

10)2/1,2/1(

Teorema 3.3.1

a. Misalkan rantai Markov aperiodik irreducible recurrent. Maka

i

n

nii

nii m

nf

P11

lim

0

)(

)(

n

b. Dibawah kondisi a) maka )()(

nlimlim

nii

n

nji pP

untuk setiap state j.

Definisi 3.3.1

Distribusi peluang {πi}, j = 0, 1, 2, … dikatakan distribusi peluang stasioner dari rantai

Markov jika

... 1, 0, juntuk 1 ,00

j0

iiji

iii Pdan

Page 59: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

56

Latihan 3.3

1. Tentukan distribusi stasioner dari rantai Markov periodik yang mempunyai matriks

peluang transisi

02/102/1

3/203/10

04/304/1

2/102/10

3

2

1

0

3210

2. Misalkan rantai Markov dengan ruang state {0, 1} mempunyai matriks peluang transisi

1

1

1

0

10

a. Buktikan bahwa (π0, π1) = (β/(α+β), α/(α+β))

b. Tunjukkan bahwa distribusi kembali pertama ke state 0 diberikan dengan

)1()1(

00f dan 2)(

00β)αβ(1 nn

f untuk n = 2, 3, …

c. Hitung rata-rata waktu kembali

1

)(000

n

nnfm dan buktikan π0 = 1/m0.

3. Tentukan distribusi stasioner dari rantai Markov yang mempunyai matriks peluang

transisi

003/23/1

004/34/1

3/23/100

2/12/100

3

2

1

0

3210

4. Tentukan periode dari state 0, dari rantai Markov yang mempunyai matriks peluang

transisi

00001000

10000000

01000000

00100000

0002/102/100

00000010

00000001

00001000

4

3

2

1

0

1

2

3

43210123

Page 60: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

57

BAB 4

RANTAI MARKOV WAKTU KONTINU

4.1. Pengantar

Rantai Markov waktu kontinu memainkan peranan yang penting dalam teori dan

aplikasi dalam banyak bidang. Diantaranya dalam teori antrian dan penyediaan,

pertumbuhan populasi, biologi, ekonomi, sistem rekayasa, dan ilmu sosial. Sebelumnya kita

perkenalkan dulu fungsi o(h) seperti definisi berikut.

Contoh.

Untuk interval (waktu) kecil, kita punya

o(h)λh...3!

)λh(

!2

)λh(λh1

32λh e

o(h)λh1...3!

)λh(

!2

)λh(λh1

32λh e

Persamaan di atas menunjukkan bahwa peluang terjadinya suatu kejadian dalam interval

kecil h > 0 adalah o(h)λh dan tidak terjadinya adalah o(h)λh-1

Dalam bagian ini kita membatasi pembicaraan kita dalam kasus di mana {X(t)}

adalah proses Markov dengan peluang transisi stasioner. Karena itu fungsi peluang transisi

untuk t > 0

Pij(t) = P{X(t + u) = j | X(u) =i}, i, j = 0, 1, 2, …

bebas dari u ≥ 0.

Untuk sebarang t ≥ 0, s ≥ 0 maka

Pij(t) = P{X(t+s) = j | X(s) = i}

disebut peluang transisi, di mana diasumsikan Pij(t) bebas dari waktu s, sehingga proses ini

adalah stasioner. Dalam bab ini kita akan mengembangkan rantai Markov kontinu dengan

peluang transisi stasioner.

Definisi 4.1.2

Proses Stokhastik {X(t) | t ≥ 0} adalah sebuah rantai Markov waktu kontinu jika untuk

setiap s, t ≥ 0 dan bilangan bulat tak negatif i, j, x(u), 0 ≤ u ≤ s maka

P{X(t + s) = j | X(s) = i, X(u) = x(u), 0 ≤ u ≤ s} = P{X(t + s) = j | X(s) = i}

Definisi 4.1.1

Fungsi f(h) dikatakan o(h) jika h

f(h)lim

0h

Page 61: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

58

4.2 Proses Kelahiran Murni

4.2 Proses Kelahiran Murni

Di sini X(t) tidak menunjukkan ukuran dari populasi tetapi lebih menunjukkan banyaknya

kelahiran selama interval waktu (0, t].

Definisi 4.2.1

Misalkan {λk} adalah sebuah barisan bilangan positif. Proses kelahiran murni adalah

proses Markov yang memenuhi:

(i). Pk,k+1(h) = P{X(t + h) – X(t) = 1 | X(t) = k}= λkh + o(h) dengan h → 0+

(ii). Pk,k(h) = P{X(t + h) – X(t) = 0 | X(t) = k}= 1 - λkh + o(h) dengan h → 0+

(iii). P{X(t + h) – X(t) < 0 | X(t) = k}= 0, dengan k ≥ 0.

(iv). X(0) = 0.

Teorema 4.2.1

Misalkan Pn(t) = P{X(t) = n} dan X(0) = 0. Maka Pn(t) memenuhi sistem persamaan

diferensial berikut.

(t)0P0λ(t)'0P

1 n (t),1-nP1-nλ(t)nPnλ(t)'nP

dengan syarat batas .1(0)0P dan 0 n ,0(0)nP

5

4

3

2

1

0

X(t)

t Gambar 2. Fungsi sampel dari Proses Kelahiran Murni

Definisi 4.1.3

Persamaan Chapman-Kolmogorov untuk rantai Markov waktu kontinu adalah

0

)()()(k

kjikij sPtPstP

untuk sebarang i dan j.

Page 62: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

59

Bukti.

Untuk membuktikan persamaan pertama kita misalkan .m!

λte m t)((t)mP

untuk m = 0,

1, 2, .... Maka λt

(t)0P

e , sehingga (t)0P - λt

λ(t)'0P

e

Berikutnya akan dibuktikan persamaan kedua.

h) (t nP =

0k

k}k}P{X(t) X(t)|nh)P{X(t

=

0kk k} X(t)|nh)(t).P{X(tP

=

0kk k} X(t)|k-n X(t)-h)(t).P{X(tP

Untuk k = 0, 1, …, n-2 kita punya

k} X(t)|k-n X(t)-h)P{X(tk} X(t)|k-n X(t)-h)P{X(t

h)()h(o ,2k1, ko

atau

(h)o k} X(t)|k-n X(t)-h)P{X(t kn,3, untuk k = 0, 1, …, n-2

Maka

)h(o.(t)P(h)]oh(t)[λP (h)]ohλ-(t)[1P h)(tP kn,3,

2

0kn1,1-n1-nn2,nnn

n

k

atau

)h(o(h)]oh(t)[λP (h)]oh(t)[-λP (t)P-h)(tP nn1,1-n1-nn2,nnnn

Jika persamaan ini dibagi dengan h dan diambil limitnya untuk h menuju 0 maka diperoleh

(t)1-nP1-nλ(t)nPnλ(t)'nP

X(t)

k k

k-1

k-2

.

.

.

o(h)

0 t t+ h

1 - λkh + o(h)

λk-1h + o(h)

Gambar 2. Interpretasi dari teorema 4.1

Page 63: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

60

Persamaan dari teorema 4.2.1 secara rekursif dapat diselesaikan dengan menggunakan

sistem persamaan berikut.

Bila semua parameter kelahiran λ1 , λ2 , …, λN berbeda yaitu λj λk untuk j k maka

persamaan di atas dapat diselesaian dengan formula eksplisit

t0λ0P (t)

e

)λ-λ

1

λ-λ

1(λ(t)

t1λ

10

t0λ

0101P

ee

dan Pn(t) = P{X(t) = n | X(0) = 0}

= λ0 … λn-1 [tnλ

nn,t0λ

n0, B...B

ee ]

dimana )λλ)...(λλ(

1B

0n01n0,

)λλ)...(λλ)(λλ)...(λλ(

1B

knk1kk1-kk0nk,

untuk 0 < k < n

dan )λλ)...(λλ(

1B

n1-nn0nn,

Untuk membuktikan hal ini memenuhi persamaan, kita substitusikan ke persamaan

tersebut. Untuk n = 1 diperoleh

t0 1n

xnλtnλ1nn (x)dxPeeλ(t)P

t

0 0x1λt1λ

01 (x)dxPeeλ(t)P

t

0x0-λx1λt1λ

01 dxeeeλ(t)P

]1[)λλ(eλ(t)P)t1λ-0λ(1

n0t1λ

01

e

)λ-λ

1

λ-λ

1(λ(t)

t1λ

10

t0λ

0101P

ee

Bukti dapat diteruskan dengan menggunakan induksi.

t0λ0 (t)P

e

...) 2, 1, (n (x)dxPeeλ(t)P 0 1nxnλtnλ

1nn

t

dengan syarat batas .1(0)0P dan 0 n ,0(0)nP

Teorema 4.2.2

Untuk proses kelahiran murni {X(t), t ≥ 0} dengan parameter {λk, k = 0, 1, 2, …} maka

0

1)(n

n tP untuk semua t ≥ 0 jika dan hanya jika

0 kλ

1

k

Page 64: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

61

Proses Yule dalam biologi dan proses Furry dalam fisika dikenal dengan baik

sebagai contoh dari proses kelahiran murni. Yule terkenal dengan teori matematika untuk

evolusi dan Furry dengan proses tentang yang berhubungan dengan sinar kosmik. Untuk

proses Yule kita asumsikan bahwa setiap anggota dalam suatu populasi mempunyai

peluang λh + o(h) memberikan anggota baru dalam suatu interval waktu. Misalkan

diberikan X(0) = i ( i bilangan Asli) banyak anggota pada waktu 0, dan asumsikan setiap

anggota saling bebas dan tidak ada interaksi, maka kita punya

P{ X(t + h) – X(t) = 1 | X(t) = k + i} = 1-iko(h)]λh-o(h)][1 λh [1

1

k

= o(h)i)λ)(k

yang berakibat λk+1 = (k + i)λ.

Contoh (Proses Yule)

Dengan mengasumsikan i = 1 untuk proses Yule, kita dapat menyelesaikan Pk(t) (k = 1, 2,

3, …) secara rekursif. Yaitu,

λt1 )( etP , )1()(λ)( λtλt

01

λx2λt22

eedxxPeetPt

,

2λtλt

02

λx3λt33 )1()(λ2)( eedxxPeetP

t

dan

kt

kkk

k eedxxPeektP )1()(λ)( λtλt

0

λx)1(λt)1(1

di mana peluang transisi Pk(t) menunjukkan bahwa proses dalam state k (k anggota) pada

waktu t, jika diberikan dalam state 1 (1 anggota) pada waktu 0.

Fungsi pembangkit untuk Pk(t) (k = 1, 2, 3, …) diperoleh dengan

menjumlahkannya atas k,

1) |s| (0 )1(1

)()(λt

λt

1

se

sestPsg

k

kk

Mean dan variansinya adalah

λt)]([ retXE dan λt2λt )1()]([ eertXVar

4.3 Proses Kematian Murni

Proses kematian murni adalah komplemen dari proses kelahiran murni. Proses

kematian murni bergerak melalui state N, N-1, …, 2, 1 dan otomatis terserap di state 0.

Proses ini ditandai dengan parameter kematian μk untuk k = 1, 2, …, N dimana sojourn

time dalam state k berdistribusi eksponensial dengan parameter μk, semua sojourn time

saling bebas.

Page 65: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

62

Bila semua parameter kematian μ1 , μ2 , …, μN berbeda yaitu μj μk untuk j k maka kita

punya peluang transisi eksplisit

tμNNP (t)

e dan untuk n < N

Pn(t) = P{X(t) = n | X(0) = N}= μn+1μn+2 …μN[tNμ

nN,tnμ

nn, A...A

ee ]

dimana

)μμ)...(μμ)(μμ)...(μμ(

1A

knk1-kk1kkNnk,

Dalam proses kelahiran murni adalah alami, kejadiannya terjadi tak hingga kali dalam

sebuah interval waktu sangat kecil. Tapi dalam proses kematian murni, paling banyak n

kejadian terjadi untuk sebarang interval waktu, karena tidak ada kejadian terjadi sehingga

proses mencapai state 0, yaitu state menyerap. Misalkan

Pk(t) = P{X(t) = k | X(0) = n} (k = 0, 1, 2, …, n)

adalah peluang transisi dengan menetapkan kondisi awal X(0) = n. Maka kita punya

Definisi 4.3.1

Misalkan {μk} adalah sebuah barisan bilangan positif. Proses kematian murni adalah

proses Markov yang memenuhi:

(i). Pk,k-1(h) = P{X(t + h) – X(t) = -1 | X(t) = k}= μkh + o(h)

(ii). Pk,k(h) = P{X(t + h) – X(t) = 0 | X(t) = k}= 1 - μkh + o(h)

(iii). P{X(t + h) – X(t) > 0 | X(t) = k}= 0, dengan k ≥ 0.

5

4

3

2

1

0

X(t)

t Gambar 2. Fungsi Sampel dari Proses Kematian Murni

)(μ)( n' tPtP nn

1)-n ..., 2, 1, (k )(μ)(μ)( 11kk' tPtPtP kkk

)(μ)( 11'0 tPtP

Page 66: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

63

Sistem persamaan ini disebut persamaan forward Kolmogorov untuk proses kematian

murni. Dengan menetapkan parameter {μk, k = 1, 2, …, n}, dapat diperoleh peluang transisi

Pk(t) (k = 0, 1, 2, …, n).

Contoh

Dengan menetapkan μk = μ (k = 0, 1, 2, …, n) dan Pn(0) = 1, Pk(0) = 0 (k = 0, 1, 2, …, n-1),

maka diperoleh

n) ..., 2, 1, (k k)!-(n

)μt()( μt

etPkn

k

dan

n

kk tPtP

10 )(1)(

=

n

k

kn

ekn1

μt

)!(

)μt(1

=

1

0

μt

!

)μt(1

n

k

k

ek

yang dapat digambarkan oleh distribusi gamma X ~ GAM(μ, n), karena peluang transisi

P0(t) adalah distribusi dari jumlah n peubah acak bebas eksponensial dengan parameter μ.

4.4 Proses Kelahiran dan Kematian

Proses Kelahiran dan Kematian merupakan kombinasi dari proses kelahiran murni

dan kematian murni yang contoh fungsinya dapat dilihat pada gambar 2.

X(t)

t Gambar 2. Fungsi Sampel dari Proses Kelahiran dan Kematian

Page 67: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

64

Misalkan

})0(|)({)( iXjtXPtPij (i, j = 0, 1, 2, …)

adalah peluang transisi stasioner bahwa proses pada state j pada waktu t, jika diberikan

proses pada state i pada waktu 0. Dengan menggunakan persamaan Chapman-Kolmogorov

dan asumsikan waktu t dan h > 0 interval waktu yang sangat kecil, untuk j = 0 maka kita

punya

}0)(|0)()({)()( 00 tXtXhtXPtPhtP ii

}1)(|1)()({)(1 tXtXhtXPtPi

2

})(|)()({)(k

ik ktXktXhtXPtP

= Pi0(t)[1 - λ0h + o(h)] + Pi1(t)[μ1h + o(h)] + o(h)

Dengan menyusun kembali dan mengambil h → 0 diperoleh

dt

tdPtP i

i)(

)( 0'0 = - λ0 Pi0(t) + μ1 Pi1(t)

Secara serupa maka untuk j diperoleh

}1)(|1)()({)()( 1, jtXtXhtXPtPhtP jiij

})(|0)()({)( jtXtXhtXPtPij

}1)(|1)()({)(1, jtXtXhtXPtP ji

1,,1,2

})(|)()({)(

jjjkk

ik ktXkjtXhtXPtP

= Pi,j-1(t)[λj-1h + o(h)] + Pij(t)[1 – (λj + μj)h + o(h)]

+ Pi,j+1(t)[ μj+1h + o(h)] + o(h)

Dengan menyusun kembali dan mengambil h → 0 diperoleh

)(' tPij = λj-1 Pi,j-1(t) - (λj + μj)Pij(t) + μj+1 Pi,j+1(t) (j = 1, 2, ...)

Definisi 4.4.1

Misalkan {λk} dan {μk} adalah barisan bilangan positif. Proses kelahiran dan kematian

adalah proses Markov yang memenuhi:

(i). Pk,k+1(h) = P{X(t + h) – X(t) = 1 | X(t) = k}= λkh + o(h)

(ii) Pk,k-1(h) = P{X(t + h) – X(t) = -1 | X(t) = k}= μkh + o(h)

(ii). Pk,k(h) = P{X(t + h) – X(t) = 0 | X(t) = k}= 1 – (λk + μk)h + o(h)

(iii). Pij(0) = δij

(iv). λ0 > 0, μ0 = 0, λk, μk > 0, k = 1, 2, 3, ….

Page 68: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

65

Kita akan bahas perhitungan secara numerik dari peluang transisi untuk rantai Markov state

berhinga yang umum. Untuk menjelaskan persamaan diferensial dalam teorema 4.4.2 , kita

analogikan modelnya seperti tangki air. Misalkan sebuah tangki mempunyai ketinggian air

x(t) pada waktu t, di mana air yang masuk adalah I perunit waktu dan air yang keluar O

perunit waktu. Persamaan diferensial yang berhubungan dengan x(t) adalah

OIdt

tdx

)(

Jika ada dua tangki air yang bertingkat maka persamaan diferensialnya adalah

111 )(

OIdt

tdx , 22

2 )(OI

dt

tdx )( 21 IO

dimana x1(t) dan x2(t) tinggi air pada tangki 1 dan 2 pada waktu t.

Contoh (Proses Pertumbuhan Linear)

Suatu proses kelahiran dan kematian Proses Pertumbuhan Linear jika

kλλk , 1)μ(kμ 1k (k = 0, 1, 2, …)

Contoh dari proses seperti ini ditemukan dalam reproduksi dan pertumbuhan populasi.

Dengan menetapkan λ0 = 0 dan hanya state 0 sebagai state menyerap, maka kita punya

persamaan maju Kolmogorov:

)(μ)( 1'0 tPtP ii

)(μ)1()()μλ()(λ)1()( 1,1,' tPjtPjtPjtP jiijjiij (j = 1, 2, …)

Dengan mengasumsikan X(0) = i ≥ 1, maka ekspektasi pada waktu t adalah

0

)()]([)(j

ij tjPtXEtM

Jika dikalikan persamaan )(' tPij dengan j pada kedua sisi dan menjumlahkannya atas j

maka diperoleh

)()μλ()(' tMtM

Definisi 4.4.2

Persamaan forward Kolmogorov untuk proses kelahiran dan kematian adalah

dt

tdPtP i

i)(

)( 0'0 = - λ0 Pi0(t) + μ1 Pi1(t)

)(' tPij = λj-1 Pi,j-1(t) - (λj + μj)Pij(t) + μj+1 Pi,j+1(t) (j = 1, 2, ...)

dengan kondisi awal

Pii(0) = 1, Pij(0) = 0 (i ≠ j

Page 69: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

66

dengan kondisi awal M(0) = i. Solusi dari persamaan ini adalah

tietM )μλ()(

Limit dari M(t) untuk t →∞ adalah

) (

) (

) ( 0

)(lim

itMt

Ini berarti bahwa jika rata-rata kelahiran λ lebih besar dari rata-rata kematian, maka rata-

rata populasi divergen. Jika rata-rata kelahiran λ sama dengan rata-rata kematian, maka

rata-rata populasi tidak pernah berubah. Jika rata-rata kelahiran λ lebih kecil dari rata-rata

kematian, maka rata-rata populasi akan konvergen menuju 0 yaitu lenyap..

Catatan. Bila i = 0 maka peluang perpindahan state hanya state 1 (yaitu μ0 = 0 berakibat μ0

/ (λ0 + μ0) = 0 dan λ0 / (λ0 + μ0 ) = 1)

Limit peluang tersebut diberikan oleh

1

0 1 k

1k0

μ

λ

j

j

k

p dan 01 k

1k

μ

λpp

j

kj

Teorema 4.4.1

Untuk proses kelahiran dan kematian {X(t), t ≥ 0}dengan parameter {λk, μk+1 > 0, k = 0,

1, 2, 3, ….}, jika X(t) = i maka waktu antar kedatangan berdistribusi eksponensial

dengan parameter λi+ μi > 0, dimana peluang pindah ke state i - 1 atau i + 1 adalah μi /

(λi + μi ) atau λi / (λi + μi ).

Teorema 4.4.2

Untuk proses kelahiran dan kematian {X(t), t ≥ 0}dengan parameter {λk, μk+1 > 0, k = 0,

1, 2, 3, ….}, dengan semua parameter positif yaitu

λk > 0, μk+1 > 0, (k = 0, 1, 2, 3, ….)

maka terdapat limit peluang

)(lim0

tPp ijt

j

, (i, j = 0, 1, 2, 3, ….)

yang bebas dari state awal jika dan hanya jika

0 1 k

1k

μ

λ

j

j

k

dimana 1.1

j

k

untuk j = 0.

Page 70: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

67

Latihan

1. Hitung mean dan variansi dari proses Yule di mana X(0) = 1.

2. Misalkan proses kelahiran murni pada state 0, 1, …, N dengan λk = (N-k)λ untuk k = 0,

1, …, N dan X(0) = 0. Tentukan Pn(t) = P{X(t) = n}.

3. Tentukan peluang transisi untuk untuk proses kematian murni digambarkan dengan

X(0) = 3, μ3 = 1, μ2 = 2 dan μ1 = 3.

4. Untuk proses kematian linear dengan X(0) = N = 5 dan α = 2, tentukan P{X(t) = 2}.

5. Tentukan distribusi stasioner, bila ada, untuk proses kelahiran dan kematian yang

mempunyai parameter konstant λn = λ dan μn = μ untuk n = 1, 2, ….

Teorema 4.4.3

Untuk proses kelahiran dan kematian {X(t), t ≥ 0}dengan parameter {λk, μk+1 > 0, k =

0, 1, 2, ….N} di mana N berhingga, dengan semua parameter positif yaitu

λk > 0, μk+1 > 0, (k = 0, 1, 2, … N-1)

maka terdapat limit peluang

)(lim tPp ijt

j

=

),...,2,1( ,μ

λ

)0(, μ

λ

01 k

1k

1

0 1 k

1k

Njp

j

j

k

N

j

j

k

yang bebas dari state awal i dimana 1.1

j

k

untuk j = 0.

Page 71: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

68

BAB 5

MODEL ANTRIAN

5.1 Proses Antrian

Kita sering melihat orang menunggu untuk dilayani, seperti di super market, bank

dan sebagainya. Hal ini dapat kita lihat secara langsung, namun ada yang tidak bisa dilihat

seperti panggilan telepon karena sibuk, pesawat yang menunggu untuk mendarat karena

lalu lintas udara yang sibuk. Suatu trasaksi harus menunggu untuk diproses karena prosesor

sedang sibuk.

Model antrian adalah model stokhastik yang membentuk garis tunggu atau antrian.

Kita akan meninjau model antrian ini dengan menggunakan pengembangan dari proses

stokhastik yang telah dijabarkan pada bagian terdahulu. Khususnya banyak model antrian

yang dapat dianalisa dengan menggunakan proses kelahiran dan kematian.

5.2 Model Antrian Pelayan Tunggal

Di sini kita akan membahas model antrian dengan kedatangan Poisson (Poisson

Arrival) dan pelayanan eksponensial (Exponential Service). Kita asumsikan pelanggan tak

hingga dan disiplin antrian FCFS.

Misalkan F(t) = 1 – e-λt

adalah distribusi waktu antar kedatangan dari kedatangan

pelanggan. Maka untuk h > 0, kita kita punya

F(h) = 1 – e-λh

= λh + o(h)

Yaitu rata-rata kedatangan (birth) untuk proses kelahiran dan kematian adalah

λk = λ (k = 0, 1, 2, …)

Dengan catatan bahwa rata-rata waktu antar kedatangan adalah 1/λ.

Misalkan G(t) = 1 – e-μt

adalah distribusi waktu antar kedatangan dari kedatangan

pelanggan. Maka untuk h > 0, kita kita punya

G(h) = 1 – e-μh

= μh + o(h)

Yaitu rata-rata pelayanan (death) untuk proses kelahiran dan kematian adalah

μk+1 = μ (k = 0, 1, 2, …)

Dengan catatan bahwa rata-rata waktu pelayanan adalah 1/μ.

Selanjutnya kita akan membahas model antrian M/M/1 dengan rata-rata kedatangan λk = λ

dan rata-rata pelayanan μk+1 = μ.

5.2.1 Model Antrian M/M/1/∞

Kita asumsikan rata-rata kedatangan λk = λ dan rata-rata pelayanan μk+1 = μ. Menurut

teorema 4.4 syarat perlu dan cukup agar limit peluang )(lim0

tPp ijt

j

ada adalah

0

j

00 1 k

1k ρ)(μ

λ

μ

λ

j

j

jj

j

k

Page 72: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

69

dimana 1.1

j

k

untuk j = 0. Dalam hal ini kita asumsikan

λρ atau λ < μ

di mana

]kedatanganantar waktu rata-rata[

pelayanan] waktu ratarata[1/μ

pelayanan] rata-[rata

]kedatangan rata[rata

μ

λρ

1/λ

yang disebut dengan intensitas lalu lintas (traffic intensity) dalam teori antrian. Disini syarat

cukup dan perlu yang harus dipenuhi adalah ρ < 1 yaitu [rata-rata waktu antar kedatangan =

1/λ] > [rata-rata waktu pelayanan = 1/μ]. Jika ρ ≥ 1 maka tidak terdapat limit peluang pj (j =

0, 1, 2, …), karena panjang antrian menjadi takhingga.

Misalkan {X(t), t ≥ 0} adalah sebuah proses kelahiran dan kematian yang

menggambarkan sebuah model antrian M/M/1/∞. Prilaku dalam keadaan “steady-state”

dinyatakan dengan X(∞) = X. Maka menurut teorema 4.4 terdapat limit peluang

pj = (1 – ρ)ρj, (j = 0, 1, 2, …)

yang berdistribusi geometric X ~ GEO(1 – ρ). Perlu dicatat bahwa pj berarti limit peluang

dengan terdapat j pelanggan dalam sistem , yaitu ada (j-1) pelanggan menunggu untuk

dilayani dan seorang pelanggan telah dilayani dalam “steady-state”. Mean dan variansi dari

X diberikan dengan

ρ1

ρρ)ρ-j(1 E[X] L

1

j

j

2

22

ρ)-(1

ρ E[X] - ]E[X Var(X)

Misalkan Lq adalah rata-rata banyaknya pelanggan dalam sebuah antrian yaitu rata-rata

banyaknya pelanggan menunggu untuk dilayani. Jika ada j pelanggan dalam sistem maka j -

1 pelanggan menunggu untuk dilayani. Maka kita punya,

ρ1

ρρLpp j1)p(jL

2

1j

1j

1jq

jjj

dimana

P{pelayan bebas dalam keadaan “steady state} = p0 = 1 – ρ

P{pelayan sibuk dalam keadaan “steady state} =

1jjp = ρ

Kita menyebut ρ sebagai faktor utilisasi (utilization factor) karena P{Pelayan sibuk} = ρ.

Page 73: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

70

Contoh.

Pemrosesan kata (word processing) dalam sebuah kantor dapat diformulasikan dalam

model antrian M/M/1/∞. Asumsikan rata-rata waktu kedatangan pemrosesan kata adalah 25

menit dan rata-rata waktu pelayanan adalah 15 menit. Hitunglah.

a. Peluang bahwa pemrosesan kata sibuk.

b. Rata-rata waktu tunggu.

c. Jika permintaan untuk pemrosesan kata naik dan rata-rata waktu yang dihabiskan

sistem di atas 45 menit, kita seharusnya memperkenalkan pemrosesan kata yang lain.

Jawab.

a. Dari soal diketahui bahwa 1/λ = 25 menit, 1/μ = 15 menit. Intesintas lalu lintas

ρ = λ/μ = 3/5. Maka P{sibuk} = ρ = 3/5.

b. ρ)μ(1

ρWq

= 22,5 menit.

c. Asumsikan bahwa λ tak diketahui, maka kita punya ketaksamaan

ρ)μ(1

ρWq

=

λ/μ1

1/μ

= 45

λ151

15

yang berakibat 1/λ ≤ 22,5 menit. Yaitu jika rata-rata waktu untuk pemrosesan lebih kecil

atau sama dengan 22,5 menit maka kita seharusnya memperkenalkan pemrosesan kata yang

lain.

5.2.2 Model Antrian M / M / 1 / N

Dalam bagian ini kita asumsikan bahwa kapasitas maksimum dari sistem antrian adalah

hingga yaitu sebanyak N. Yaitu maksimum (N-1) pelanggan menunggu untuk dilayani dan

satu orang sedang dilayani.

Untuk model antrian M/M/1/N, semua parameter positif yaitu,

λk = λ > 0, μk+1 = μ > 0, (k = 0, 1, 2, … N-1)

maka terdapat limit peluang

N) ..., 2, 1, 0, j 1;( ,1N

1

N) ..., 2, 1, 0, j 1;( , ρ1

ρ)ρ(1

1N

j

jp

di mana ρ = λ/μ adalah intensitas lalulintas dari antrian.

Rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem dan dalam antrian secara berturut-turut adalah

Untuk ρ 1,

)ρρ)(1(1

Nρ1)ρ(N1ρjpL

1N

1NNN

0jj

Page 74: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

71

)1(1)p-(jL 0

N

1jjq pL

Untuk ρ = 1,

2

NjpL

N

0jj

1)2(N

1)-N(N)1(1)p-(jL 0

N

1jjq

pL

Misalkan U dan V berturut-turut adalah waktu tunggu dalam antrian dan waktu pelayanan

dan U+V adalah waktu yang dihabiskan dalam sistem tersebut. Peluang bersyarat bahwa

seorang pelanggan ingin bergabung dalam antrian jika sudah terdapat j pelanggan dalam

antrian adalah

N

jj

p

pq

1, (j = 0, 1, 2, …, N-1)

karena kita tidak dapat bergabung jika sudah terdapat N pelanggan dalam antrian. Peluang

bahwa seorang pelanggan telah bergabung dalam antrian sebelum pelanggan ke (n+1) telah

selesai dilayani sampai waktu t adalah

n

0k

μtnt

0

μxn

ek!

t)(dx

n!

eμ(μx)1

, (n = 0, 1, …, N-1)

yang mana peluang keberhasilannya berdistribusi gamma GAM(μ, n+1). Distribusi dari (U

+ V) diberikan dengan kedua persamaan di atas yaitu

1

0 0

μt

!

)(1}{

N

j

j

k

k

j ek

tqtVUP

Kemudian dstribusi dari U adalah

2

0 0

μt1

!

)(1}{

N

j

j

k

k

j ek

tqtUP

Rata-rata waktu yang dihabiskan dalam antrian adalah

W = E[U + V] =

1

0

1N

jj

jq

=

)1( ,2

1

)1(,)1)(1(

)1(1 1

N

NN

N

NN

Rata-rata waktu waktu tunggu dalam antrian adalah

Page 75: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

72

W = E[U] =

2

01

1N

jj

jq

=

)1( ,2

1

)1(,)1)(1(

)1(1 1

N

NN

N

NN

Rata-rata kedatangan aktual

1

0

)1(N

jNja pp

Dengan menggunakan rata-rata kedatangan aktual kita punya Formula kecil berikut,

L = λaW dan Lq = λaWq

5.3 Model Antrian Pelayan Majemuk

5.3.1 Model Antrian M/M/c/∞

Untuk model antrian ini kita asumsikan

...) 2, 1, 0, (k ,k

...) 2,c 1,c c, (k c

c) ..., 2, 1, 0, (k kk

Agar limit peluang ada maka syarat perlu dan cukup yang harus dipenuhi adalah

0 1 k

1k

μ

λ

j

j

k

=

...1μ

λ

!

1

μ

λ

!

12

1

0

cccj

cjc

j

=

0

1

0 !! n

ncc

j

j

c

u

j

u

=

)1(!!

1

0 c

u

j

u cc

j

j

yang mengakibatkan ρ < 1 dimana u = λ/μ dan ρ = u/c = λ/(cμ). Dengan mengasumsikan ρ

< 1 maka kita punya lomit peluang

11

00

)1(!!

c

u

j

up

cc

j

j

...) 1,c c, (j !

c) ..., 2, 1, (j !

0

0

pc

u

c

u

pj

u

pcjc

j

j

Rata-rata banyaknya pelanggan dalam antrian adalah

Page 76: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

73

2

c032

0j

jq)-(1c!

up)...3210(

!c)p-(jL

c

up

c

c

Dengan menggunakan Formula Kecil, kita punya rata-rata waktu tunggu

qq

LW

Rata-rata waktu pelayanan adalah 1/μ, sehingga rata-rata waktu yang dihabiskan selama

antri adalah

1 qWW

Peluang dari seorang pelanggan yang baru saja datang harus menunggu untuk dilayani

adalah

P{pelanggan yang baru datang, menunggu untuk dilayani} = 0)1(!

pc

up

c

cjj

Yang disebut Formula C Erlangs.

)1(!!)1(

!/

)1(!),(

1

0

0

c

u

j

u

cup

c

uucC

cc

j

j

cc

Dengan menggunakan Formula C Erlang, kita punya distribusi waktu tunggu

)-t(1-c),(1}{ eucCtUP

Rata-rata waktu tunggu adalah

)1(

/),(

c

ucCWq

5.3.2 Model Antrian M/M/c/c

Dalam model antrian ini kapasitas maksimum antrian sama dengan banyaknya canel

pelayanan. Seorang pelanggan mendatangi sebuah sistem maka ia langsung dapat dilayani

jika paling sedikit satu pelayan sedang kosong. Sebaliknya jika tidak ada pelayan yang

kosong maka ia harus pergi tanpa dilayani.

Berdasarkan bagian sebelumnya, maka kita punya limit peluang

c) ..., 2, 1,(j !

0 pj

up

j

j (*)

dimana

12

0!

...!2!1

1

c

uuup

c

dengan menulis ulang persamaan (*) maka kita punya

Page 77: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

74

) ..., ,2 ,1 ,0( !

/! 0

cjej

ue

j

up

c

j

uj

uj

j

yang dapat dihitung dengan mudah dengan table distribusi Poisson. Khususnya

),(!/...!2/1

!/

2ucB

cuuu

cup

c

c

c

yang disebut dengan Formula B Erlang atau Erlang’s Loss Formula yaitu peluang bahwa

seorang pelanggan harus pergi tanpa dilayani.

Rata-rata kedatangan actual diberikan oleh

)],(1[)1( ucBpca

Perlu dicatat bahwa Lq = Wq = 0, karena tidak ada garis antrian dalam model ini. Rata-rata

banyaknya pelanggan dalam sistem adalah

1

00

0

)],(1[!

c

j

jc

jj ucBu

j

uupjpL

Kita dengan mudah dapat membuktikan Formula Kecil

1

a

LW

5.3.3 Model Antrian M/M/∞/∞

Dalam model antrian M/M/∞/∞ semua pelanggan yang datang dapat langsung dilayani,

karena banyaknya canel pelayanan tak hingga. Kita dapat mendekati model antrian ini

dengan model M/M/c/c dengan c cukup besar. Maka kita punya limit peluang

...) ,2 ,1 ,0( !

jej

up u

j

j

yang mana X berdistribusi Poisson X ~ POI(u).

Karena X ~ POI(u) maka kita punya rata-rata banyaknya pelanggan dalam sistem adalah

L = u

Dengan menggunakan Formula Kecil maka kita punya rata-rata waktu pelayanan yaitu

W = u / λ = 1 / μ

Karena tidak ada antrian maka kita juga punya

Lq = Wq = 0

Peluang j pelanggan telah dilayani pada waktu t, dengan syarat tidak ada pelanggan pada t

= 0 diberikan oleh

P{j pelanggan telah dilayani pada waktu t} = tj

!

t)( pej

p (j = 0, 1, 2, ...)

Yaitu peluang bahwa j pelanggan telah dilayani pada waktu t mengikuti proses Poisson

non-homogen dengan fungsi nilai rata-rata

Page 78: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

75

t

0

G(x)]dx-[1 t p

di mana G(t) adalah sebarang distribusi waktu. Jika t → ∞ maka kita punya

P{j pelanggan telah dilayani dalam steady state} = uej

u

!

j

(j = 0, 1, 2, ...)

di mana

upt

0

G(x)]dx -[1 t lim

Khususnya jika kita asumsikan distribusi waktu pelayanan G(x) berdistribusi eksponensial

yaitu G(x) = 1- e-μt

, maka kita punya fungsi nilai rata-rata

)1(G(x)]dx-[1 t tt

0

ep

Fungsi nilai rata-rata ini dapat diselesaikan dengan persamaan Kolmogorov’s forward di

mana λk = λ, μk+1 = (k+1)μ, P00(0) = 1 dan P0j(0) = 0 untuk j ≥ 1.

5.4 Antrian dengan Populasi Hingga

Dalam bagian ini kita memusatkan perhatian pada model antrian M/M dengan populasi

hingga. Contoh khusus dari model antrian ini adalah dalam masalah perbaikan mesin

(machine repairman problems). Dalam pasal ini kita akan menggunakan istilah-istilah

dalam masalah perbaikan (repairman problem). Misalkan kita mempunyai K mesin yang

dapat dioperasikan. Jika salah satu dari mesin rusak, maka mesin harus langsung diperbaiki

atau menunggu untuk diperbaiki jika repairman sibuk. Asumsikan rata-rata kerusakan

(kedatangan) adalah λ untuk setiap mesin dan rata-rata perbaikan (pelayanan) adalah μ

untuk setiap repairman. Jika terdapat n mesin yang sedang dioperasikan, di mana n = 1, 2,

…, K, maka peluang satu dari n mesin rusak untuk interval kecil h > 0 diberikan oleh

o(h) h )1(1

h )1(h

neen n

yaitu rata-rata kerusakan bervariasi bergantung pada banyaknya mesin yang sedang

dioperasikan.

5.4.1 Model Antrian M/M/1/K/K

Misalkan state j adalah jumlah mesin rusak, di mana j = 1, 2, …, K. Maka kita punya

1)-K ..., 2, 1, 0, (j )( j jK

K) ..., 2, 1, (j j

dan )..., ,2 ,1 ,0( )!(

!0 Kjp

jK

Kp

j

j

Page 79: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

76

di mana

1

00

)!(

!

jK

j jK

Kp

Peluang terdapat paling sedikit satu mesin yang telah diperbaiki diberikan oleh

P{paling sedikit satu mesin selesai diperbaiki} =

K

jjp

1

= 01 p

=

K

j

j

jK

K

0 )!(

!

11

= ) /,(1 KB

di mana B(K, μ/λ) adalah Formula B Erlang.

Rata-rata kerusakan (kedatangan) aktual diberikan oleh

1

00ja )1(

K

jj pp

Selanjutnya kita punya

/1/1 a

qW

K dan

11

)1( 0

p

KWq

Rata-rata waktu yang dihabiskan dalam sistem diberikan oleh

1

)1(

1

0

p

KWW q

Penggunaan λa dan Formula Kecil kita punya

WL a dan qaq WL

Kita dapat menghitung L dan Lq sebagai berikut

K

jjjpL

0

dan

K

jjq pjL

1

)1(

Page 80: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

77

5.4.2 Model Antrian M/M/c/K/K

Misalkan state j adalah jumlah mesin rusak, di mana j = 1, 2, …, K. Maka kita punya

1)-K ..., 2, 1, 0, (j )( j jK

K) ..., 1,c c, (j c

c) ..., 2, 1, (j j

j

dan

)..., ,1 ,( cc!

j!

)..., ,2 ,1 ,0(

0c-j

0

Kccjpj

K

Kjpj

K

pj

j

j

di mana

1

000

!

!

jK

jcj

jc

j j

K

cc

j

j

Kp

Rata-rata banyak pelanggan dalam sistem dan dalam antrian diberikan oleh

K

jjjpL

0

dan

K

jjq pcjL

1

)(

Rata-rata kerusakan (kedatangan) aktual diberikan oleh

/1/1 a

qW

K

Dengan menggunakan Formula Kecil maka kita punya rata-rata waktu tunggu diberikan

oleh

K

LW

LW

qq

a

qq

11

yang mengakibatkan

q

q

qLK

L

W

11

Yaitu Wq dapat diturunkan dari Lq. Rata-rata waktu yang dihabiskan dalam sistem

diberikan oleh

W = Wq + 1/μ

yang mengakibatkan WL a

Page 81: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

78

Selanjutnya akan diperkenalkan beberapa besaran dalam masalah repairman

• Rata-rata banyak mesin yang telah diperbaiki

c

j

K

cjjjr pcjpL

0 1

• Rata-rata banyak repairman idle

c

jji pjcL

0

)(

• Koefisien Loss untuk mesin

K

LM

qq

mesin][banyak

antrian] dalammesin banyak rata[rata

• Koefisien perbaikan untuk mesin

K

LM r

r

mesin][banyak

]diperbaiki telah yangmesin banyak rata[rata

• Koefisien Loss untuk repairman

c

LR i

i

repairman][banyak

idle]repairman banyak rata[rata

• Koefisien operasi untuk mesin

K

LM w

1

mesin][banyak

]beroperasi yangmesin banyak rata[rata

di mana

Mq + Mr +Mw = 1

5.4.3 Model Antrian M/M/c/c/c

Penggunaan akibat dalam bagian terdahulu dan dengan mengasumsikan K = c maka kita

punya

),...,2,1,0( cjj

cp

jcj

j

yang berdistribusi Binomial X ~ B(c, λ/(λ+μ))

Rata-rata banyak pelanggan dalam sistem adalah

cL

Rata-rata kerusakan (kedatangan) aktual diberikan oleh

cp

c

jjj

1

0a

Page 82: PENGANTAR STOKHASTIK - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/14749/1/Buku Pengantar Stokastik YERIZON AZIZ.pdf · 1.2 Distribusi Peluang Diskret Khusus 8 1.3 Beberapa Distribusi

79

Rata-rata waktu yang dihabiskan dalam sistem diberikan oleh

a

W

11

Latihan

1. Counter di sebuah toko hamburger dilayani oleh satu pelayan dan dapat

diformulasikan sebagai model antrian M/M/1/∞. Pelanggan datang menurut Proses

Poisson dengan 45 orang per jam dan dilayani dengan rata-rata waktu pelayanan 1

menit. Tentukan (i) peluang pelayan sibuk, (ii) rata-rata banyak pelanggan dalam

antrian, (iii) rata-rata waktu tunggu untuk pelayanan, dan (iv) peluang bahwa

seorang pelanggan menunggu lebih dari 4 menit dalam antrian.

2. Seorang sekretaris menerima pekerjaan olah kata. Model ini dapat diformulasikan

sebagai model antrian M/M/1/∞. Pekerjaan datang dengan rataan Poisson enam

pekerjaan per-jam dan dilayani dengan rata-rata waktu pelayanan 8 menit per-

pekerjaan. Tentukan (i) peluang bahwa sekretaris sibuk, (ii) rata-rata banyak

pekerjaan dalam sistem, (iii) rata-rata waktu yang dihabiskan dalam sistem, dan (iv)

peluang bahwa kedatangan pekerjaan akan lengkap di bawah 40 menit.

3. Untuk model antrian M/M/1/∞, buktikan bahwa peluang terdapat n atau lebih

pelanggan dalam sistem adalah ρn.

4. Sebuah klinik gigi mempunyai ruang tunggu untuk 4 orang dan dilayani oleh

seorang dokter gigi. Model ini dapat diformulasikan sebagai model antrian

M/M/1/5. Pasien datang dengan rataan Poisson 2 orang per-jam dan dokter gigi

menghabiskan waktu rata-rata 20 menit per-pasien. Dentukan (i) peluang bahwa

dokter gigi sibuk, (ii) rata-rata banyaknya pasien dalam sistem, dan (iii) rata-rata

waktu tunggu.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Chung, Kai Lai. (1967). Markov Chain, Springer-Verlag Berlin, Berlin.

Osaki, Shunji. (1992), Applied Stochastic System Modelling, Springer-Verlag.

Parzen, Emanuel. (1962), Stochastic Processes, Holden-Day Inc. San Fransisco.

Ross, Seldon M. (1983), Stochastic Processes, John Willey & Son Inc.

Taylor, Howard. (1984) An Introduction Stochastic Modeling, Academic Press.

Tijms, Henk C. (1986), Stochastic Modelling and Analysis, John Willey .