pengantar pelatihan hdl

24
PENGANTAR PELATIHAN MODUL A Oleh MASTER OF TRAINING

Upload: tasrun-amir

Post on 10-Jul-2015

164 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGANTAR PELATIHAN MODUL AOleh MASTER OF TRAINING

SEKILAS TENTANG TUBERKULOSIS Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung. Penyebab kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). ditemukan oleh Robert Koch 1882. 24 Maret diperingati sbg hari TB sedunia Sumber penularan adalah dahak penderita yang mengandung kuman TB

1 SS+ve

Infects

to__________________________________________

in 1 yrSS +ve

10 to 15 Infected10% will develop the disease.

One One +ve -ve SS +ve

MASALAH TUBERKULOSIS 1995 sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian tiap tahun. 95% kasus dan 98% kematian akibat TB di dunia di negara-negara berkembang. 75% pasien TB adalah usia produktif secara ekonomis (15-50 th). Kehilangan waktu kerjanya 3- 4 bln. kehilangan pendapatan tahunan 20-30%.Bila meninggal, kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Dampak buruk lainnya secara sosial-stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.

Dinegara high burden countries, jumlah kasus TB semakin tidak terkendali Pandemi HIV/AIDS menambah masalah TB. Koinfeksi HIV meningkat signifikan.Di negara HIV yang tinggi, sub-sahara Afrika peningkatan jumlah TB yang tajam (2- 3 tiga kali) Resistensi ganda kuman TB terhadap obat antiTB (MDR = multidrug resistance), makin serius di dunia disebabkan tatalaksana pengobatan yang buruk, a man made problem. 1993, WHO mencanangkan TB sebagai kedaruratan dunia (global emergency).

DOTSTB EpidemicHIV Epidemic + MDR TB

DI INDONESIA Negara No 3 Dunia dalam jumlah penderita TB TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. 1995, SKRT merupakan kematian nomor 3 semua penyebab, nomor satu (1) dari golongan penyakit infeksi. 2006, ditemukan dan diobati sekitar 534.000 kasus baru untuk semua kasus TB dengan kematian sekitar 88.000 (laporan WHO tahun 2008). Dari Survei Prevalensi Tuberkulosis pada tahun 2004 diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 110 pasien baru TB paru BTA positif. Program Nasional Penanggulangan TB dengan strategi DOTS mulai tahun 1995. Sampai akhir 2007, telah menjangkau 98% Puskesmas BP4/BKPM/BBKPM, Rumah Sakit sekitar 35%,

STRATEGI DOTS Penanggulangan TB terbaik adalah dg memutus rantai penular menemukan dan mengobati penderita TB menular atau BTA (+) Sampai sembuh Strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shortcourse). adalah strategi penanggulangan yg dianjurkan WHO berupa : 1. Komitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana. 2. Diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung 3. Pengobatan dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) 4. Kesinambungan persediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek untuk pasien 5. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program TB.

Uji coba WHO dibeberapa negara membuktikan terjadi penurunan insiden 50% dalam 5 tahun bila setiap tahun : 1.Cakupan penemuan dan pengobatan diatas 70% 2.Kesembuhan diatas 85% 3.Kesalahan baca analis kurang dari 5%

KUNJUNGAN PENDERITA TBDari hasil Survei Prevalensi Tuberkulosis pada tahun 2004: kawasan Sumatera: pasien TB datang ke RS dan BP4: 44%, Puskesmas 43% dan DPS 12%. kawasan Indonesia Timur: pasien TB datang ke RS dan BP4 31%, Puskesmas 53% dan DPS 16% kawasan Jawa-Bali: pasien TB datang ke RS dan BP4: 49%, Puskesmas 21% dan DPS 29%.

Karena itu perlu ekspansi Strategi DOTS ke Rumah Sakit terutama di regional Sumatera dan Jawa-Bali.dr. H. Aminul Azwar 11

RUMAH SAKIT DALAM PENGOBATAN TBKEUNGGULAN 1. Tenaga Trampil 2. Prasarana dan sarana yang canggih 3. Penemuan dan Diagnosa kasus TB 4. Penanggulangan efek samping obat 5. Penanganan kasus kronik dan MDRKELEMAHAN 1. Penemuan Penderita menular (BTA(+) Hasilstudi 8 RS di pulau Jawa 2007, penemuan sebagian besar diagnosa berdasarkan foto toraks dan hanya 20% melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis

2. Pengendalian pengobatan. Angkakesembuhan sekitar 50% dengan angka putus berobat mencapai 50% sampai 80%.

dr. H. Aminul Azwar

12

PUSKESMAS KEUNGGULAN 1. Pengendalian pengobatan Karena Punya wilayah dan tenaga lapangan 2. Penyuluhan Punya tenaga terlatih KELEMAHAN 1. Tenaga, prasarana dan sarana belum sebaik RS 2. Penanggulangan efek samping dan penanganan TB kronis dan MDR

dr. H. Aminul Azwar

13

14

UU RI No. 29 Th 2004 : Praktek Kedokteran UU RI No. 36 Th 2009 : Kesehatan UU RI No. 44 Th 2009 : Rumah Sakit Kepmenkes RI No.129/2008 : Standar Pelayanan Minimal RS Kepmenkes RI No.270/2007 : Pedoman Manajerial PPI di RS Kepmenkes RI No.382/2007 : Pedoman PPI di RS Kepmenkes No 129/ Th 2008 : Standar Pelayanan Minimal RS. Kepmenkes No.364/2009 : Ped Nas Penangguln TB SE Menkes No.884/2007 : Ekspansi TB strategi DOTS di RS & balai kesehatan. SE Dirjen Bina Yanmed 2008 : Pembentukan komite PPI & Tim PPI di RS. SE Dirjen Bina Yanmed No YM.02.08/III/673/07 : Penatalaksanaan TB di RS

PELATIHAN TIM DOTS RSA. TUJUAN PELATIHAN Pelatihan ini khusus dirancang untuk tim DOTS rumah sakit yang bertanggung jawab untuk menemukan dan mengelola pasien TB. Pelatihan ini mengutamakan prosedur standar pelayanan pasien TB dengan strategi DOTS di rumah sakit Dengan demikian tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan Tim DOTS RS dalam melaksanakan strategi DOTS di rumah sakit. dr. H. Aminul Azwar 16

METODE: Andragogi, Belajar dg menggunakan modul (curah pendapat, penjelasan singkat, tugas baca, mengerjakan latihan, EAM, diskusi kelompok, pleno, Kapita Selekta dan RTL), Peserta dibagi dalam bbrp kel. kecil td. 4-5 peserta, Tiap kelompok difasilitasi oleh 1org Fasilitator.

FASILITATOR Bukan dosen, bukan guru Fungsi: Memotivasi peserta agar aktif selama pembelajaran, Memberi penjelasan yang belum terjawab saat pembahasan modul di kelompok, Memfasilitasi bila terjadi dead lock saat diskusi, Mengarahkan diskusi, agar diskusi tidak menjadi perdebatan sehingga menghasilkan win win solution

MATERI: Modul A: Pengantar Pelatihan Modul B: Program Nasional Penanggulangan TB dan ISTC Modul C: Penemuan Kasus TB di Rumah Sakit Modul D: Pengobatan Pasien TB di Rumah Sakit Modul E: Pemantauan dan Evaluasi Penerapan Strategi DOTS di RS Modul F: Penerapan Strategi DOTS di RS

EFEKTIFITAS PELATIHANAgar tercapai hasil pelatihan diharapkan peserta latih perlu Pencairan ( Ice breaking ) /Dinamika kelompok untuk meniadakan gap antara peserta. Menentukan Tata tertib pelatihan /Kontrak belajar

Atas perhatian dan keseriusan pembelajaran diucapkan

Dlm Batch dipilih Ketua, Sekretaris dan Time Keeper Pakaian bebas rapi (tidak pakai kaos/jeans) dan tidak pakai sendal Peserta wajib hadir 10 menit sebelum pembahasan modul di kelompok / pleno Sertifikat akan diberikan bila:Hadir 100% pd materi inti (modul C, D, E dan F) Minimal 90% hadir dari total JPL (39 JPL) Ketidak-hadiran 10% (4JPL) harus se-ijin panitia dan fasilitator

Selama pembelajaran HP dimatikan/ silent Jadwal makan :Sarapan pagi Makan siang Makan malam : 06.00-07.30 : 12.00-13.00 : 18.00-20.00

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RINomor 1457/Menkes/SK/X/2003, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota, pasal (2) ayat (2). 2. Surat Menteri dalam Negeri Nomor 443/1334/S, tanggal : 9 Juni 2005, perihal Program Program Kesehatan Dasar 3. Surat Menteri Kesehatan RI Nomor 884/Menkes/VII/2007, tanggal 31 Juli 2007, perihal Ekspansi TB Strategi DOTS di Rumah Sakit dan Balai Kesehatan/Pengobatan Penyakit Paru 4. Surat Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor YM.02.08/III/673/07, tanggal 3 September 2007, 24 dr Aminul Azwar perihal Surat Edaran Penatalaksanaan TB di Rumah Sakit.