pengantar keandalan sistem
DESCRIPTION
Makalah tentang pengantar keandalan sistemTRANSCRIPT
Tugas Mata Kuliah Teori Antrian dan KeandalanPengantar Keandalan SistemHarindra Wisnu Pradhana (L2F004481)Teknik Elektro Universitas Diponegoro
Abstrak
Manusia selalu dihadapkan dengan permasalahanpermasalahan dalam hidupnya. Manusia biasanya menciptakan suatu sistem untuk membantu menyelesaikan masalahmasalah tersebut. Berbagai bentuk sistem tercipta dengan karakteristik yang beraneka ragam. Karakteristikkarakteristik tadi disesuaikan dengan kebutuhan akan sistem. Beberapa sistem dapat bekerja dengan baik dalam menjalankan fungsinya, namun beberapa lainnya tidak demikian. Hal ini memerlukan analisa tersendiri mengenai sejauh mana suatu sistem itu dapat diandalkan, dan sampai kapan tingkat keandalan tersebut mampu bertahan.
I. PendahuluanSuatu sistem dibangun dengan
maksud dan tujuan untuk memenuhi fungsi tertentu. Fungsifungsi ini sebenarnya merupakan sesuatu yang harus dilakukan manusia namun dapat digantikan oleh sistem yang dibangun tersebut. Untuk menciptakan suatu sistem yang sesuai, perlu dilakukan analisa mengenai fungsi apa saja yang hendak dikerjakan oleh sistem yang akan dibangun. Fungsifungsi ini dapat meliputi pengendalian, akuisisi dan pengolahan data, antarmuka sistem satu dengan lainnya, maupun kombinasi dari berbagai fungsi tersebut.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, analisa perancangan sistem memerlukan serangkaian data mengenai kebutuhan akan sistem tersebut meliputi komponen apa saja yang perlu ada pada sistem yang kita bangun, kriteria masukan yang mungkin terjadi dan harus direspon oleh sistem, batasanbatasan respon dari sistem yang diperlukan, serta kecepatan respon tersebut. Data ini yang nantinya menjadi dasar dalam perancangan suatu sistem.
Selain analisa pada sisi perencanaan, pembangunan suatu sistem memerlukan pengujian yang sesuai. Prinsip pengujian pada dasarnya adalah mencari kekeliruan dan melakukan penyempurnaan. Kekeliruan yang mungkin ada pada suatu sistem dapat berupa kesalahan pada saat memodelkan sistem dari keadaan sebenarnya, maupun saat mengimplementasikan model sistem
tersebut. Kesalahan seperti ini harus diperbaiki karena dapat mengakibatkan kegagalan sistem dalam memenuhi fungsinya. Selain kesalahan tersebut ada pula kekeliruan yang memang ada dan tak bisa dihilangkan. Misalnya adanya selisih antara keluaran sistem dengan apa yang kita harapkan. Hal ini bisa saja memang merupakan faktor yang tidak dapat dihilangkan dari sistem yang kita buat. Bisa dikarenakan faktor kuantisasi yang terjadi pada digitalisasi sistem, maupun karena respon yang tidak mungkin tepat sama dengan perancangan. Hal ini merupakan kekeliruan yang perlu diredam namun tidak bisa dihilangkan. Yang perlu kita lakukan adalah menentukan batasanbatasan kekeliruan yang dianggap wajar sehingga respon sistem tidak terlalu berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tentunya peredaman kekeliruan ini dilakukan agar menghasilkan selisih sekecil mungkin sehingga hasil keluaran bisa sedekat mungkin dengan apa yang kita harapkan.
Suatu sistem dengan berbagai fungsi dan kemampuan pemenuhan fungsi tersebut memiliki tingkat keandalan tersendiri. Tingkat keandalan ini merepresentasikan kemampuan suatu sistem untuk memenuhi fungsinya. Semakin kuat dan stabil maka sistem tersebut semakin bisa diandalkan.
II. Konsep Keandalan SistemKeandalan sistem merupakan hal
yang tak terpisahkan dari sistem itu sendiri. Menurut IEEE keandalan adalah
kemampuan sistem atau komponen untuk memenuhi fungsi yang dibutuhkan dalam kondisi tertentu selama rentang waktu yang spesifik. Pengertian ini mengandung beberapa kata kunci diantaranya: Pemenuhan fungsi. Tentunya suatu
sistem yang dibuat ditujukan untuk memenuhi suatu fungsi. Fungsi ini dapat dikatakan sebagai indikator utama keandalan suatu sistem. Bila fungsi terpenuhi dengan baik, maka sistem tersebut dapat dikatakan handal dalam menjalankan perannya. Sebaliknya, bila sistem tersebut gagal memenuhi fungsinya, maka dapat dikatakan tingkat keandalan sistem tersebut rendah, atau bahkan sistem tersebut tidak dapat diandalkan sama sekali.
Kondisi tertentu. Keandalan sistem hanya dapat diukur pada kondisi tertentu. Pada saat perancangan dan pembuatan suatu sistem, perancang dan pengembang tentunya memiliki datadata mengenai sistem yang dibuatnya termasuk batasanbatasan kemampuan kerja. Misalnya pada suatu perangkat elektronik, setiap komponen memiliki tiga batasan tersendiri yaitu batasan suhu kerja, batasan frekwensi kerja, dan daya listrik. Tiga batasan ini tidak boleh dilanggar selama penggunaan komponen elektronik tersebut. Bila batasan terlewati, maka dapat dimungkinkan akan menghasilkan respon yang menyimpang bahkan dapat merusak komponen elektronika tersebut. Begitu pula dalam penentuan keandalan. Sistem yang diukur tingkat keandalannya perlu diperlakukan dalam batasanbatasan kondisi yang sesuai dengan karakteristik sistem. Bila menyimpang dari itu maka tingkat keandalan sistem tentunya akan berubah dan tidak kita ketahui seberapa handal suatu sistem tersebut.
Rentang waktu yang spesifik. Suatu sistem bila digunakan secara terus menerus maka tingkat keandalannya
dapat menurun. Misalnya kita ibaratkan sebuah komputer. Bila dibiarkan menyala tanpa perintah apapun dalam waktu yang cukup lama maka kinerjanya akan menurun. Penurunan kinerja ini meliputi respon mouse dan keyboard yang melambat, refresh rate monitor yang juga menurun, dan lainlain. Untuk itu perlu adanya batasan dan standard waktu yang tetap dalam penentuan keandalan suatu sistem. Batasan ini disesuaikan dengan lingkup kerja sistem tersebut. Misalnya untuk suatu jaringan komputer yang cukup besar, peralatanperalatan jaringan yang ada perlu memiliki keandalan tinggi selama berbulanbulan bahkan bertahuntahun. Hal ini untuk mengurangi tingkat maintenance jaringan setiap kali terdapat kerusakan.Dari pengertian keandalan sistem
diatas, nampak perbedaannya dibandingkan ketersediaan (availability) sistem. Ketersediaan adalah perbandingan antara waktu suatu sistem bekerja sesuai fungsinya dibandingkan masa jeda selama sistem tidak dapat digunakan untuk alasan tertentu. Ketersediaan cenderung hanya merupakan perbandingan kuantitatif antara berapa lama suatu sistem digunakan dan berapa lama sistem tersebut memerlukan maintenance ataupaun perbaikan. Keandalan relatif lebih tepat dikatakan sebagai kualitas dari suatu sistem. Tingkat keandalan menunjukkan seberapa besar kemungkinan proses berhasil dan menghasilkan respon yang sesuai sementara ketersediaan lebih cenderung pada seberapa lama suatu sistem bekerja dan seberapa lama sistem tersebut perlu istirahat.
Sistem dengan tingkat keandalan tinggi tentunya sangat didambakan pengguna manapun. Keandalan ini seharunsya juga didampingi dengan tingkat ketersediaan sistem yang tinggi pula. Dengan dua hal ini, suatu sistem dapat dikatakan sukses menjalankan fungsinya dimanapun.
III. BesaranBesaran Keandalan
Pada keandalan sistem dikenal beberapa persamaan. Salah satu persamaan dasar adalah:
S(x) = 1P(x)
Dengan P(x) merupakan kemungkinan kegagalan sistem dengan x merupakan besaran waktu, persamaan diatas menunjukkan bahwa keandalan merupakan peluang lawan dari kegagalan yaitu peluang suatu sistem itu tidak mengalami kegagalan. P(x) disini merupakan peluang distribusi komulatif sebagaimana persamaan berikut.
P(x) = p(x) dx∫
p(x) merupakan kemungkinan terjadi kegagalan setiap waktu tertentu. Dan P(x) merupakan komulasi dari setiap peluang tersebut. Dari persamaan diatas nampak bahwa P(x) merupakan fungsi yang selalu naik. Hal ini karena nilai p(x) selalu ada dan tidak lebih kecil dari nol di setiap saatnya. Hal ini dapat dianalogikan pada dunia nyata yaitu setiap saat akan terdapat kemungkinan suatu sistem mengalami kegagalan dengan berbagai sebab. Untuk saat berikutnya sebab yang sebelumnya juga berpengaruh sehingga kemungkinan terjadi kegagalan sistem akan semakin besar karena pengaruh sebabsebab tersebut. Hal ini akan terus betambah hingga sistem tersebut benarbenar gagal memenuhi fungsinya.
Suatu sistem memiliki hazard rate, yaitu peluang sistem akan rusak. Hazard rate ini merupakan perbandingan peluang kegagalan dengan keandalan seperti persamaan berikut.
λ = p(x) = p(x) .
S(x) 1P(x)
Dapat dilihat dari persamaan diatas suatu besaran hazard rate yang merupakan perbandingan peluang kegagalan setiap saat dengan keandalan. Disini keandalan sistem akan selalu berkurang seiring kenaikan peluang kegagalan komulatif. Sedangkan keadaan peluang kegagalan setiap saat
terdistribusi. Maka nilai peluang akan rusak atau hazard rate akan selalu naik atau dapat dikatakan semakin lama suatu sistem digunakan kemungkinan rusak akan semakin besar.
Dari beberapa persamaan diatas, dapat kita cari suatu besaran waktu yang menunjukkan waktu ratarata sebelum kegagalan yang disebut juga MTTF (Mean Time to Failure) seperti persamaan berikut.
MTTF = t p(t) dt∫
MTTF merupakan komulasi peluang kegagalan setiap saat dengan waktu tersebut. Dari persamaan ini akan didapat suatu besaran waktu yang menentukan lama waktu sebelum kegagalan terjadi. Atau dapat juga disebut lama waktu penggunaan suatu sistem. Selain i\MTTF ada juga besaran lain yang disebut MTBF (Mean Time Between Failure) yang merupakan bentangan waktu antara kegagalan satu dan lainnya setelah diperbaiki. Selisih dari MTBF dan MTTF merupakan waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan atau disebut juga MTTR (Mean Time to Repair). Penjelasan ketiganya dapat dilihat pada skema berikut.
MTTF MTTR
MTBF
FAILURE REPAIR
MTTF MTTR
MTBF
FAILURE REPAIRSTART
Dari skema diatas nampak penggunaan sistem terhadap waktu. Suatu sistem dapat digunakan dari start hingga kegagalan pertama, dan setelah perbaikan hingga kegagalan kedua dan seterusnya. Setelah kegagalan terjadi hingga perbaikan selesai sistem tersebut tidak dapat digunakan. Dengan demikian dapat kita hitung tingkat ketersediaan sistem atau avaibility dengan persamaan berikut.
Avaibility = MTTF
MTBF
Tingkat ketersediaan sistem atau Availibility merupakan perbandingan antara rentang waktu sistem tersebut digunakan dan rentang waktu sistem tersebut dalam perbaikan. Pada dasarnya justru besaran ini yang dipandang oleh pengguna sistem. Para pengguna sistem relatif melihat besaranbesaran waktu dari suatu sistem, seberapa lama sistem tersebut dapat bertahan selama digunakan, dan seberapa lama waktu yang diperlukan untuk perbaikan hingga sistem dapat digunakan kembali. Dari pemikiran ini maka Availibility lah yang memegang peranan penting dari kepuasan pengguna sistem. Namun tak dapat dipungkiri bahwa ketersediaan sistem berasal dari keandalan sistem itu sendiri.
IV. PenutupDari uraian diatas penulis menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:Suatu sistem memiliki peluang kegagalan setiap saat. Komulasi dari peluang ini merupakan peluang kegagalan yang sebenarnya.Keandalan sistem merupakan peluang lawan dari peluang kegagalan. Karena peluang kegagalan terdistribusi komulatif atau selalu naik, keandalan akan selalu menurun setiap saat.
Penulis juga memberikan beberapa saran kepada pembaca antara lain:Masa perbaikan suatu sistem sebaiknya sesingkat mungkin untuk meningkatkan tingkat ketersediaan sistem.Perlu ada batasan sejauh mana kesalahan respon suatu sistem dikatakan kegagalan.
Hal ini bisa disebut toleransi sistem yang menyatakan seberapa jauh penyimpangan respon sistem dapat diterima.
Daftar Pustaka
[1.]Gavrilov, Leonid A. The Reliability Theory of Aging and Longevity, University of Chicago, Chicago, 2001.
[2.]Siregar, Rosman. Menentukan Keandalan Pada Model StressStrength dari Satu Komponen, Universitas Sumatra Utara, 2007.
HARINDRA WISNU P (L2F004481).Dilahirkan di Blora 23 Nopember 1986 lalu. Menempuh pendidikan dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama di Blora dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di Semarang. Dari tahun 2004 sampai saat
ini sedang menyelesaikan studi Strata1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, konsentrasi Informatika dan Komputer. Dalam usianya yang terbilang muda bocah yang nampak lugu namun penuh ambisi ini telah menghasilkan berbagai karya tulis dan makalah yang dituangkan dalam homepage pribadinya. Dan tak sedikit yang menjadi referensi karyakarya ilmiah serta makalahmakalah lain.