pengantar esar (explorer search and rescue)
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Pengantar Esar (Explorer Search and Rescue)
1/5
PENGANTAR ESAR (EXPLORER SEARCH AND RESCUE)Oleh: Iwan Alap-alap stranger-00166
INTRODUKSI
Orang hilang di Gunung.
Dari beberapa kasus SAR di gunung selama ini, prosentase terbesar orang hilang, umumnya berpangkal pada
kesalahan orientasi yang terjadi saat para pendaki melakukan perjalanan turun gunung dari titik ketinggian terakhir
yang mereka capai. Beberapa kasus terjadi di awali dengan cuaca yang tidak bersahabat (pandangan tertutup
kabut), sebagian lain karena di hajar badai, dan sekian kasus bermula saat pendaki tertinggal oleh teman atau
rombongannya, bahkan ditinggalkan karena sakit, tetapi setelah ditinggal mereka panik dan mencoba bergerak
turun tetapi salah mengambil jalur, juga karena mencoba memilih lintasan lain yang tidak mereka ketahui lintasan
yang mereka pilih tersebut akan membawa mereka sampai ke dunia mana.
Sedikit kasus orang hilang di gunung yang terjadi saat mereka melakukan perjalanan naik menuju puncak
gunung. (sebagai contoh orang hilang saat melakukan perjalanan ke puncak gunung adalahIndrianto yang hilang
di Gunung Semeru bulan Agustus tahun 1979, diperkirakan hilang di seputaran G.Blubuk - G.Pangonan cilik,
jalur Watupecah).
Dari pengalaman, faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesulitan pencarian di gunung pada umumnyameng-arah kepada si orang hilang (Subyek), yang dalam hal ini minimnya pengalaman Subyek terhadap medan
jelajah, kemampuan dalam meng-analisa medan jelajah, kemampuan Subyek dalam berjuang mempertahankan
hidup (tidak sekedar ketrampilan teknik-teknik survival, melainkan lebih kepada mental, sikap dan perilaku saat
menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam situasi yang menyengsarakan dan harus bertahan untuk tetap
hidup, bukan berjudi dengan nyawa). Selain itu faktor kelebatan hutan yang di padukan dengan ekstrimnya kontur
juga mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat kesulitan pencarian.
Melengkapi situasi yang akan makin mempersulit operasi pencarian adalah rendahnya kemampuan serta
disiplin dari tim SAR yang terlibat dalam operasi.
ESAR.
Ilmu-ilmu ESAR (Explorer Search And Rescue),Land Search, Wilderness SAR mulai berkembang sejalan
dengan makin maraknya kegiatan-kegiatan trekking di berbagai National Park (Taman Nasional), dan insiden
orang tersesat/hilang di dalam area yang disebut sebagai National Park tersebut (untuk Indonesia yang disebu
Taman Nasional contohnya seperti Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, Taman Nasional Kerinci
Seblat, Taman Nasional Semeru-Tengger, dan lainnya).
Ketepatan dan kecepatan merupakan sesuatu yang mutlak bagi setiap misi operasi SAR, dan salah satu faktor
yang selama ini nampaknya terabaikan adalah manajemen serta strategi yang cukup efectif untuk melakukan
operasi SAR di gunung. Dan dari beberapa pengalaman operasi SAR di gunung, sistem ESAR ternyata cukup
efectif apabila dilakukan dengan benar.
Untuk pelatihan ESAR diperlukan waktu yang tidak sedikit, sedang dalam pelatihan yang singkat ini materi
ESAR hanya diberikan sebatas pengenalan (informasi apa itu ESAR). Selanjutnya diharapkan bahwa ESAR
dipelajari dengan sungguh-sungguh di lapangan.
halaman 1
-
7/31/2019 Pengantar Esar (Explorer Search and Rescue)
2/5
TAKTIK PENCARIAN - 5 MODE ESAR
Dalam teknik ESAR dikenal Search Tactics atau taktik pencarian yang secara keseluruhan akan berkisar pada
5 (lima) mode, atau disebut dengan 5 Mode ESAR, yaitu:
PRELIMINARY
Tindakan paling awal dari ESAR, yaitu upaya untuk memperoleh informasi mengenai data darurat Gunung
Hutan / Analisa Data Darurat / Penentuan area dengan POD (Probability Of Detection) tertinggi / Perencanaan
pencarian awal.
CONFINEMENT
Upaya melakukan pengurungan dengan maksud agar area pencarian tidak semakin meluas, dan memastikan
bahwa si orang yang tersesat/hilang (Subyek) tetap berada di dalam area pencarian.
DETECTION
Pemeriksaan pada tempat-tempat yang dicurigai bahwa Subyek kemungkinan besar berada di tempat-tempat
tersebut, selanjutnya melakukan penyapuan di area yang potensial dengan perhitungan menemukan jejak
subyek yang akan membawa ke posisi Subyek.
TRACKING
Tracking merupakan usaha melacak jejak Subyek, atau tanda-tanda yang ditinggalkan oleh Subyek (catatan
Tracking diperlukan personil yang terlatih, atau bisa juga digunakan anjing pelacak yang dilatih secara khusus
untuk terlibat dalam operasi pencarian)
EVACUATION
Usaha memberi perawatan darurat dan memindahkan Subyek ke tempat penampungan yang layak (catatan:
untuk operasi ESAR di gunung sebaiknya disediakan tim khusus untuk Evakuasi Medan Sulit mengingat
situasi medan di gunung).
Dari kelima mode tersebut, ESAR Tim (atau SRU) akan terlibat pada Connement, Detection, dan Evacuation
Sementara Preliminary mode merupakan tanggung jawab seorang SMC untuk membuat perencanaan operasi.
ESAR Tim umumnya juga tidak terlibat didalam Tracking mode, karena untuk melakukan tracking diperlukan
personil terlatih khusus, atau bisa juga digunakan anjing pelacak yang khusus dilatih untuk itu.
Materi pengenalan ESAR ini khususnya ditujukan kepada personil gunung hutan yang telah memiliki
pengetahuan dasar penggunaan peta dan kompas di gunung, dan pengenalan SAR secara umum yang
diharapkan kedepannya akan berlatih dan memperdalam ESAR secara berkesinambungan hingga dapat terlibat
dalam sebuah operasi ESAR sebagai SRU.
Selanjutnya materi ini hanya akan membahas sekilas mengenai Connement dan Detection, dimana dua mode
ESAR tersebut merupakan bagian yang harus dipahami oleh seorang SRU.
halaman 2
-
7/31/2019 Pengantar Esar (Explorer Search and Rescue)
3/5
METODE CONFINEMENT
Pemikiran yang melatar belakangi connement adalah menjebak Subyek di dalam satu area yang kita ketahu
batas-batasnya sampai area itu dapat di sapu oleh tim pencari (dilakukan pencarian).
Di dalam praktek, Connement mungkin tidak mudah di capai, tetapi untuk daerah pencarian yang luas, ini akan
sangat berharga dan suatu kerja yang ada dasarnya.
Trail Block Team kecil di kirimkan untuk memblokir jalan setapak yang keluar masuk search area. Mereka
mencatat nama-nama dan data-data dari setiap orang yang meninggalkan search area dan memberitahu yang yangakan masuk area tentang orang yang hilang. Setidak-tidaknya satu orang tetap berjaga sepanjang waktu dan dapat
memperhitungkan bahwa tidak seorangpun dapat lolos lewat tanpa diketahui. Trail block harus tetap di awasi
sepanjang waktu sampai OSC/SMC memerintahkan dalam bentuk lain.
Trail Block di gunung bisa dilakukan dengan memblokir jalur-jalur setapak yang dijadikan pintu keluar-masuk oleh
para pendaki, dan jalur-jalur setapak yang biasa digunakan oleh warga setempat untuk keluar-masuk hutan saat mencar
rumput ataupun kayu bakar.
Road Block Dasarnya sama saja dengan Trail Block, hanya Road Block dapat dikerjakan oleh tenaga sukarela
dengan menggunakan kendaraan, dalam hal ini memblokir jalan-jalan desa atau perkebunan dengan maksud
apabila Subyek lewat di jalur ini segera dapat tertangkap oleh tim pencari.
Road Block di gunung dapat dilakukan dengan menghadang di jalan lingkar yang menyabuk di kaki gunung yangdicurigai kemungkinan Subyek melalui jalur tersebut setelah lolos dari hutan.
Look Out Sering ada tempat-tempat di sekitar batas dari search area yang memberikan pandangan yang luas ke
dalam lembah-lembah di sebelahnya, atau sungai-sungai. Sebuah tim kecil di tempatkan pada posisi itu sehingga
dapat mengawasi daerah sekitarnya dengan teropong, dan ada kemungkinan dapat mendeteksi Subyek bila ia
bergerak lewat di sana. Beberapa bentuk peralatan (asap, bunyi-bunyian, lampu, bendera) dapat di gunakan untuk
menarik perhatian Subyek. Dapat juga dilakukan dengan tetap menempatkan seorang pengamat, sementara tim
kecil lain bergerak memeriksa beberapa lokasi lain dan obyek-obyek mencurigakan yang berada di dalam jarak
pandang pengamat.
Camp-in - Sebuah camp-in dapat juga berbentuk lookouts (pos pengamat), Trail block, radio relay (penghubung
radio), atau situasi lain dimana satu tim kecil menempati lokasi-lokasi tertentu dimana posisinya mempunyai luas
pandangan yang baik, cabang/pertemuan dari jalan-jalan setapak, pertemuan sungai, dan lain-lain. Pergunakan
alat-alat yang dapat menarik perhatian Subyek seperti pada Lookouts.
Track-Traps Adalah upaya dari tim pencari untuk menjebak Subyek sehingga meninggalkan tanda-tanda
apabila lewat di lokasi ini. Posisi pemasangan track traps harus di informasikan kepada tim pencari di lapangan
agar mengetahui lokasi track traps. Debu atau lumpur dapat dipergunakan untuk mendeteksi jejak sepatu Subyek
apabila dia melewatinya, dan harus diperiksa secara berkala.
String Lines Lookouts, camp-in, khususnya akan efectif pada daerah-daerah terbuka dimana luas pandang
baik. Di daerah yang bersemak lebat, Tagged string lines (bentangan tali yang bertanda) akan lebih efectif untuk
menjebak Subyek dan mengarahkan ke jalur setapak/pos SAR, selain juga string lines dapat difungsikan untuk
membatasi search area, dan menandai sektor pencarian di daerah yang berhutan rapat.
halaman 3
-
7/31/2019 Pengantar Esar (Explorer Search and Rescue)
4/5
DETECTION MODE
Detection adalah suatu tindakan atas dasar pertimbangan untuk kemungkinan menemukan Subyek atau
barang-barang yang tercecer yang ditinggalkannya, yang apabila saat dilakukan detection ditemukan
tanda-tanda Subyek hal ini akan makin mempersempit search area (Upaya dari ESAR Tim atau SRU untuk
melakukan penyapuan pada search area yang sudah ditentukan oleh OSC/SMC). Pada tahap inilah tim
pencari yang memiliki ketrampilan untuk pencarian khususnya Navigasi Gunung akan mulai digerakkan.
Metode Detection
Type I Search
Pemeriksaan informal secepat mungkin pada daerah-daerah yang dicurigai berdasarkan analisa dari
data darurat. Ini dilakukan pada awal operasi pencarian, dimana tim kecil (3 hingga 5 personil yang
berpengalaman) bergerak cepat (sebagai tim pencari pendahulu) memeriksa daerah-daerah yang dicurigai,
seperti patahan sungai, menyusur jalan-jalan cabang yang umumnya dipilih oleh Subyek, alur-alur sungai
(dari beberapa kasus, ada kecenderungan dari subyek untuk memilih jalur turun gunung adalah berjalan
di tepi sungai dan menjadikan alur sungai sebagai guide, bahkan ada yang nekad dengan berjalan didasar
sungai).
Selain memeriksa beberapa titik duga, tim kecil ini juga akan banyak membantu OSC/SMC dalammerencanakan search area.
Type II Search (Open grid)
Pencarian yang cepat dan sistimatis atas area yang luas dengan metoda penyapuan. Metoda ini digunakan
terutama bila perhitungan waktu untuk bertahan hidup dari subyek sangat pendek, dan jumlah dari tim
pencari kurang mencukupi untuk menyapu search area yang luas.
Untuk type ini diperlukan kemampuan kerja individual dari tim pencari, karena jarak lebar antar personil
dari tim pencari yang bergerak berjajar tersebut kadang menuntut kemampuan individu untuk tetap dapat
bergerak dan sekaligus mengadakan pengamatan sepanjang area penyapuan.
Open Grid efectif dilakukan untuk medan terbuka dengan jarak pandang luasCatatan: penggunaan Open Grid akan menyengsarakan dan mengacaukan operasi pencartian apabila personil
pencari selain tidak berpengalaman juga tidak cukup terlatih untuk dapat bergerak menjelajah gunung hutan
dengan peta dan kompas.
Type III Search (Close Grid)
Yang ingin dicapai dengan metode Close Grid ini adalah suatu pencarian yang cermat atas area yang spesik
Metoda ini digunakan apabila metode type II sudah digunakan tetapi POD lebih rendah dari yang
diharapkan, dan bila area pencarian terbatas, dan tenaga pencari tersedia cukup banyak.
Untuk type III ini jarak antar personil pencari lebih pendek (dari pengalaman, untuk gunung hutan yang
sering sekali tertutup kabut, jarak terlebar 5 ~ 7 meter).
halaman 4
-
7/31/2019 Pengantar Esar (Explorer Search and Rescue)
5/5
Penutup
Dari pengalaman operasi pencarian di gunung, penentuan POD untuk orang hilang di gunung akan lebih
efectif dan relevan dengan membaca peta topogra, dan memperhitungkan analisa kecenderungan pergerakan
Subyek berdasar informasi dari para pendaki yang berpengalaman dengan area dimana telah terjadi musibah
orang tersesat/hilang. Perhitungan matematis untuk penentuan POD hanya sesuai untuk medan datar
Hanya saja sebagai gambaran perlu dipahami bahwa pendaki yang sehat dapat bergerak dengan cepat turun
ke bawah mengikuti kontur sehingga area menjadi melebar ke arah Hilir (Untuk Gunung-gunung tertentu perlu
secepatnya dilakukan pemagaran awal sebelum Subyek bergerak makin jauh terutama di daerah landai/datarsetelah dia menghabiskan kontur hingga kaki gunung)
Ketepatan dan kecepatan nampaknya sudah menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar dalam upaya menemukan
subyek yang hilang di gunung dan harus bertahan untuk tetap hidup, khususnya berjuang melawan hipothermia.
Upaya pemasyarakatan ESAR di Indonesia yang dimulai oleh Wanadri, kemudian juga dari beberapa
pengalaman operasi SAR di Gunung penggunaan sistem ESAR dengan benar akan lebih efectif sehingga ESAR
perlu dikembangkan bagi para penggiat petualang alam bebas, khususnya para pendaki gunung yang sering
terlibat dalam operasi SAR di Gunung.
Karena keterbatasan waktu, materi pengantar ESAR ini memang banyak yang dikurangi, terutama yang
berhubungan dengan masalah teknis. Hal terpenting yang harus dipahami adalah bahwa ini hanya sekedarinformasi mengenai ESAR, selanjutnya perlu diadakan pelatihan lanjutan khusus mengenai ESAR, yang akan
membahas lebih detail dan mempraktekkannya di lapangan mengenai Detection, Marker, String lines dan Tags
Ribbon, ESAR Forms.
ReferensiSyrotuck, William Some Grid Search Techniques for Locating Lost Individuals in Wilderness Area Standard part of the NASAR
SAR Management Training, Arner Publications, Rome, NY.
Setnicka, J.Tim - Wilderness Search And Rescue - August 1980
Prasidi W235TR Materi ESAR untuk staf BASARNAS Cikole, Lembang, September 1985.
Debriefng pada Subyek Tony Brunt Laporan Operasi SAR Kijang Merapi 1990
halaman 5