peranan sar (search and rescue) sebagai organisasi

151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM PENANGANAN BENCANA ALAM (Deskriptif Kualitatif Mengenai Peranan SAR Sebagai Organisasi yang Bergerak di Bidang Sosial dalam Penanganan Bencana Alam Tanah Longsor yang Terjadi di Wilayah Rawan Bencana Kabupaten Karanganyar) Oleh : WIWIT DYAN NOVIANTI D 0305009 S K R I P S I Disusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: vuhanh

Post on 16-Jan-2017

267 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

SOSIAL DALAM PENANGANAN BENCANA ALAM

(Deskriptif Kualitatif Mengenai Peranan SAR Sebagai Organisasi yang Bergerak

di Bidang Sosial dalam Penanganan Bencana Alam Tanah Longsor yang Terjadi

di Wilayah Rawan Bencana Kabupaten Karanganyar)

Oleh :

WIWIT DYAN NOVIANTI

D 0305009

S K R I P S I

Disusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Sosiologi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya yang tiada terhingga disepanjang

perjalanan hidup ini. Hanya berkat ridho dan ijin-Nya lah, penulis dapat

menyelesaiakan karya sederhana dengan judul : “PERANAN SAR (SEARCH

AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM

PENANGANAN BENCANA ALAM. (Deskriptif kualitatif mengenai peranan

SAR sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial dalam penanganan

bencana alam tanah longsor yang terjadi di wilayah rawan bencana Kabupaten

Karanganyar)

Skripsi ini dipersiapkan dan diajukan sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan

Sosiologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat keterlibatan

banyak pihak yag telah turut membantu selama penulis mengerjakannya. Untuk

itu penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan secara tulus kepada :

1. Bapak Drs. H. Supriyadi, SN selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Priyanto Susiloadi, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Poliik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dra. HJ. Trisni Utami, selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Poliik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 3: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

4. Bapak Y. Slamet, M.Sc. Selaku pembimbing akademik

5. Bapak Drs. Jefta Leibo, SU, selaku pembimbing skripsi yang telah denga

sabar memeberikan bimbingan dan arahan selama menyusun skripsi

hingga selesai.

6. Bapak-Ibu Dosen Sosiologi, yang telah berkenan memberikan ilmu dan

pengetahuannya, dan seluruh birokrasi kampus yang telah membantu.

7. Komandan SAR Karanganyar, Muhammad Abdullah, SH, yang telah

memberikan informasi dan data yang peneliti perlukan.

8. Seluruh pengurus dan anggota SAR Karanganyar yang telah sabar

mebantu dan member informasi yang sangat membantu kelancaran

penulisan skripsi ini.

9. Bapak Sukatmo selaku kepala Desa Balong, Kecamatan Jenawi,

Kabupaten Karanganyar.

10. Bapak Sumarno, SE selaku Kepala Desa Nglegok, Kecamatan

Ngargoyoso, Kabupaten Karangnyar.

11. Seluruh warga masyarakat Desa Balong, Kecamatan Jenawi dan warga

masyarakat Desa Nglegok, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten

Karanganyar.

12. Seluruh Anggota FKPM (Forum Komunikasi Polisi Masyarakat)

Page 4: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

13. Keluargaku tercinta, keluarga yang benar-benar hebat yang selalu

memberikan dorongan, Doa dan semangat baik moril dan materiil,

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

14. Mas Mulyono, S.Hut yang selalu mengajariku menjadi lebih dewasa dan

tegar menjalani apapun. Mas Dullah yang selalu menayakan

perkembangan skripsiku, terima kasih sudah peduli. Terima kasih telah

menjadi dua orang yang luar biasa dalam hidupku.

15. Seseorang yang aku yakin tetap tersenyum untukku meski aku tak lagi

mampu melihat dan menyentuhnya, terima kasih atas segalanya yang

pernah aku rasakan.

16. Orang-orang yang salalu memberikan semangat untukku, Sahabatku

Septriana Wahyu S, terima kasih sudah menemaniku selama ini. De’

Pandu (semangat,lelah, dan persahabatan yang bersaudara, terima

kasih),De’ Abby, De’ Mita, De’ Sukro , De’ Yeni, De’ Arif, De’

Wahyu(wajik), De’ Aji’, Mbak Santi + Ms. Wahyu, terima kasih untuk

segalanya.

17. Sahabatku Novita Dian Anggraini, Niken Hartati SN, Noviyati Endah K,

Dewi, Isti, Mei, Zunita, Fatwa yang sudah banyak membantu selama aku

sakit sampai sekarang, dan teman-teman sosiologi 2005 yang tidak dapat

kusebut satu persatu.

Page 5: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Semoga Allah SWT memberi balasan atas segala bantuan yang

diberikan pada penulis.

Akhirnya penulis berharap tulisan ini dapat memberi manfaat kepada para

pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritik yang

membangun dan saran-saran penulis harapkan untuk perbaikan karya ini.

Page 6: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................ i

Halaman Persetujuan .............................................................................. ii

Halaman Pengesahan .............................................................................. iii

Halaman Persembahan ........................................................................... iv

Motto ...................................................................................................... v

Kata Pengantar ........................................................................................ vi

Daftar Isi ................................................................................................. x

Daftar Tabel ............................................................................................ xiii

Abstrak ................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.......................................................................

C. Tujuan Penelitian...........................................................................

10

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 10

E. Landasan Teori..............................................................................

1. Batasan Konsep.......................................................................

2. Tinjauan Teori..........................................................................

3. Tinjauan Pustaka......................................................................

11

F. Kerangka Pemikiran...................................................................... 17

G. DefinisiKonseptual......................................................................... 18

H. Metode Penelitian.......................................................................... 31

1. Jenis Penelitian.......................................................................... 31

2. Tempat Penelitian..................................................................... 32

3. Sumber Data.............................................................................. 32

4. Metode Pengambilan Sample.................................................... 33

5. Teknik Pengambilan Data......................................................... 34

6. Validitas Data............................................................................ 36

7. Teknik Analisa Data.................................................................. 37

BAB II DESKRIPSI LOKASI

Page 7: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

A. Keadaan Umum Kabupaten Karanganyar.................................... 39

1. Gambaran Umum..................................................................... 3

9

2. Luas dan Batas Wilayah.......................................................... 40

3. Pembagian Wilayah Rawan Longsor....................................... 41

B. Keadaan Umum Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso............. 42

1. Lokasi Daerah Penelitian......................................................... 42

2. Batas Desa................................................................................ 43

3. Luas dan Pembagian Wilayah.................................................. 43

4. Keadaan Penduduk.................................................................. 44

5. Sarana dan Prasarana............................................................... 50

6. Keadaan Wilayah Rawan Bencana.......................................... 53

C. Keadaan Umum Desa Balong Kecamatan Jenawi....................... 54

1. Lokasi Daerah Penelitian......................................................... 54

2. Batas Desa................................................................................ 55

3. Luas dan Pembagian Wilayah.................................................. 56

4. Keadaan Tanah........................................................................ 56

5. Keadaan Penduduk.................................................................. 57

6. Sarana dan Prasarana............................................................... 62

7. Keadaan Wilayah Rawan Bencana.......................................... 66

D. Profil SAR Karanganyar............................................................... 67

1. Sejarah Singkat Berdirinya SAR Karanganyar........................ 67

2. Visi dan Misi............................................................................ 70

3. Asas, Tujuan, Manfaat, Fungsi dan Peran............................... 70

4. Sifat dan Usaha........................................................................ 73

5. Keanggotaan, Organisasi dan Pengurus................................... 75

6. Pendapatan dan Pembiayaan.................................................... 81

7. Atribut...................................................................................... 81

8. Musyawarah dan Rapat............................................................ 83

9. Kegiatan Rutin dan Non Rutin................................................. 84

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Page 8: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

A. Motivasi Anggota Bergabung dengan SAR Karanganyar............ 85

B. Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana............. 88

1. Peran SAR Karanganyar dalam Evakuasi Bencana Tanah

Longsor....................................................................................

89

2. Peran SAR Karanganyar dalam Mitigasi Bencana Tanah

Longsor....................................................................................

98

3. Peran SAR Karanganyar dalam Berbagai Kegiatan Sosial

Lainnya....................................................................................

109

C. Sistem Kerja SAR Karanganyar................................................... 111

D. Penguatan Organisasi................................................................... 119

E. Faktor Penghambat Kinerja SAR Karanganyar........................... 120

F. Analisis Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana

di Kabupaten Karanganyar............................................

128

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 137

B. Saran........................................................................................ 143

Daftar Pustaka......................................................................................... xvii

Lampiran.................................................................................................. xviii

Page 9: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

DAFTAR TABEL

Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso Tabel 1.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin..................................

45

Desa Balong Kecamatan Jenawi Tabel 1.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin..................................

58

Page 10: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

ABSTRAK WIWIT DYAN NOVIANTI. D 0305009. PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM PENANGANAN BENCANA ALAM (Deskriptif kualitatif mengenai peranan SAR sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial dalam penanganan bencana alam tanah longsor yang terjadi di wilayah rawan bencana Kabupaten Karanganyar). Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana Alam terutama becana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dimana di kabupaten tersebut sering terjadi bencana tanah longsor.

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif yang berusaha untuk memberikan gambaran mengenai Peran SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana Alam di Kabupaten Karanganyar dengan menggunakan kata-kata. Teknik pengumpulan data dengan observasi non partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan ialah purposive sampling atau sampel yang bertujuan.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa SAR Karanganyar selama ini berupaya memainkan perannya yang ditunjukkan dengan keaktifan anggota dan pengurus SAR Karanganyar dalam setiap terjadinya bencana di Kabupaten Karanganyar yang tugas pokoknya adalah menangani bencana mencakup evakuasi hingga mitigasi. Evakuasi merupakan kegiatan yang dilakukan meliputi mencari dan menolong korban bencana alam. Sedangkan mitigasi merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk meminimalisir jumlah korban dan kerugian yang diakibatkan dari bencana alam yang terjadi tersebut. Mitigasi dapat dilakukan sebelum terjadiya bencana yang merupakan upaya pencegahan ataupun sesudah terjadinya bencana sebagai bentuk pemantauan akan adanya bencana alam yang mungkin terjadi kembali. Selain tugas pokoknya menyelenggarakan operasi di daerah bencana, SAR Karanganyar juga aktif dalam beberapa kegiatan sosial dan aksi penyelamatan lainnya selama masih dalam wilayah jangkauan operasinya.

Dari segi peningkatan kapasitas dan penguatan organisasi menunjukkan bahwa SAR Karanganyar melakukan perekrutan anggota secara selektif serta memberikan pelatihan yang dibutuhkan dalam setiap bidang operasi SAR, demi kelancaran operasi SAR. Peningkatan kapasitas dan penguatan organisasi dilakukan dengan diadakannya beberapa latihan rutin, seperti latihan evakuasi darat dan air. Selain latihan rutin SAR Karanganyar juga aktif dalam mengikuti kegiatan partisipatif yang juga mampu menambah pengetahuan bidang penanganan bencana alam. Dalam melaksanakan operasi atau tugasnya terlebih dahulu perlu diadakannya koordinasi dengan beberapa pihak yang terkait maupun dengan warga masyarakat sekitar lokasi atau daerah bencana untuk menghindari gangguan komunikasi selama proses operasi SAR berlangsung.

Page 11: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

ABSTRACT WIWIT DYAN NOVIANTI. D 0305009. PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM PENANGANAN BENCANA ALAM (Deskriptif kualitatif mengenai peranan SAR sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial dalam penanganan bencana alam tanah longsor yang terjadi di wilayah rawan bencana Kabupaten Karanganyar). Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010. The purpose of the study was to describe the role of SAR Karanganyar on natural disasters, especially landslides in Karanganyar, Central Java, in those areas where frequent landslides. The approach that used was the approach of sociology that refers to human action, while the theory used to approach is problem the theory contained is the social definition paradigm is a theory of action. This theory Max Weber’s emphasis on action and considers that humans are creative actors from social reality. Do with human actions that they are required to be creative in dealing with various issues that arise whwn humans are there in and perform the role to be active in handling natural diasters in order to save the life of another person’s life. Deskriptif kualitatif type of research is trying to give description of the role of SAR karanganyar in dealing with natural disasters by using words. Data collection techniques with non participant observation, depth interviews and documentation as well as purposive sampling. SAR Result showed Karanganyar been trying to show is activity in each disaster mitigation and SAR with selective recruiting member’s and providing training for the smooth operation of the SAR.

Page 12: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Page 13: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara kepulaun yang secara geografis terletak di

daerah khatulistiwa, yaitu diantara benua Asia dan Benua Australia, serta

diantara samudra pasifik dan Samudra Hindia. Menurut data geografi Indonesia

juga berada di wilayah dimana tiga lempeng tektonik utara dunia bertemu,

keadaan wilayah teritorial seperti tersebut merupakan wilayah yang rawan

terhadap bencana alam, bencana yang mengancam antara lain adalah bencana

tanah longsor, gempa (yang juga dapat mengakibatkan tanah longsor), tsunami

(yang pada umumnya terjadi karena gempa tektonik), dan luapan air yang

berlebih yang di dataran rendah mengakibatkan adanya banjir. Bencana alam

adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik seperti

letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena

ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,

sehingga menyebebkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural bahkan

sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk

mencegah atau menghindari bencana dan bagaimana juga tentang daya tahan

mereka. Pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta

memiliki kerentanan atau kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan

memberi dampak yang hebat atau luas jika manusia yang berada disana

memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan

bencana merupakan evaluasi kemampuan sisitem dan infrastruktur-infrastruktur

Page 14: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

untuk mendeteksi, mencegah dan menangani tantangan-tantangan serius yang

hadir.

Bencana alam yang terjadi secara bertubi-tubi di Negara Republik

Indonesia sejak tsunami 26 Desember 2005 silam terus saja membayangi.

Bencana tahunan yang selalu datang di ibu kota Negara kita yaitu Jakarta adalah

bencana banjir yang tidak bisa lagi dihindarkan. Tahun demi tahun banjir selalu

datang dan banyak menelan korban materi, moral dan bahkan korban jiwa.

Bahkan bencana yang banyak terjadi sejak pertengahan tahun 2009 sampai

sekarang yang masih menjadi kekhawatiran adalah gempa bumi dan tanah

longsor (yang diakibatkan dari gempa). Dalam aksi sosial penyelamatan dan

evakuasi korban yang sangat berperan adalah Tim SAR ( Search And Rescue ),

TNI, POLRI dan beberapa relawan lain dari beberapa organisasi sosial

masyarakat. Sebagai contoh nyata adalah bencana di sepanjang tahun 2007 di

Indonesia berakibat dengan adanya korban jiwa yang meninggal dunia, serta

korban menderita dan mengungsi. Dari data yang diperoleh dari rekapitulasi

data SAR Karanganyar dapat dirinci sebagai berikut :

a. Kejadian Bencana

1). Banjir sebanyak 152 kejadian atau dalam prosentase sebesar 40%

2). Angin topan sebanyak 75 kejadian atau dalam prosentase sebesar 20%

3). Tanah longsor sebanyak 56 kejadian atau dalam prosentase sebesar 15%

4). Banjir dan tanah longsor sebanyak (banjir yang mengakibatkan tanah

longsor) 45 kejadian atau dalam prosentase sebesar 12%

Page 15: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

5). Gelombang pasang/Abrasi sebanyak 29 kejadian atau dalam prosentase

sebesar 8%

6). Gempa bumi sebanyak 12 kejadian atau dalam prosentasi sebesar 3%

7). Kegagalan teknologi sebanyak 6 kejadian atau dalam prosentase sebesar

1%

Total kejadian adalah : 379

b. Korban Meninggal dan Hilang

1). Banjir dan tanah longsor 346 jiwa

2). Kegagalan teknologi 248 jiwa

3). Banjir 122 jiwa

4). Gempa bumi 102 jiwa

5). Tanah longsor 73 jiwa

6). Angin topan 24 jiwa

7). Gelombang pasang/Abrasi 3 jiwa

Total korban meninggal dan hilang adalah : 918 jiwa

c. Korban Menderita dan Mengungsi

1). Banjir sebanyak 1.561.640 jiwa atau dalam prosentasi sebesar 80%

2). Gempa bumi sebanyak 204.447 jiwa atau dalam prosentase sebesar 11%

3). Banjir dan tanah longsor sebanyak 113.367 jiwa atau dalam prosentase

sebesar 6%

4). Gelombang pasang/ Abrasi sebanyak 23.779 jiwa atau dalam prosntase

sebesar 1%

5). Letusan gunung berapi sebanyak 19.818 jiwa atau dalam prosentase

sebesar 1%

6). Angin topan sebanyak 11.058 jiwa atau dalam prosentase sebesar 1%

Page 16: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

7). Tanah longsor sebanyak 7.448 jiwa atau dalam prosentase sebesar 0,4%

Total korban menderita dan mengungsi adalah : 1.941.597 jiwa

d. Rumah Rusak Akibat Bencana

1). Akibat dari Gempa bumi sebanyak 145.595 unit

2). Akibat dari Banjir sebanyak 41.301 unit

3). Akibat dari Angin topan sebanyak 9.286 unit

4). Akibat dari Banjir dan Tanah longsor sebanyak 7.883 unit

5). Akibat dari Tanah longsor sebanyak 2.685 unit

6). Akibat dari Gelombang pasang sebanyak 1.713 unit

Total rumah rusak adalah : 208.463 unit

Bencana besar juga terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain

adalah wilayah Propinsi Jawa Tengah yaitu lebih tepatnya Kabupaten

Karanganyar, yang telah kita ketahui bersama akhir-akhir ini sering terjadi

bencana, yang terakhir bencana menimpa adalah tanah longsor di Desa

Nglegok, Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Kabupaten

Karanganyar sendiri terdiri dari 17 Kecamatan, 177 Desa dan 1091 Dusun,

dengan jumlah penduduk 851.336. yang didalamnya hampir separuh kecamatan

merupakan daerah rawan bencana. Kabupaten Karanganyar juga dikelilingi

kabupaten lain yang juga merupakan daerah rawan bencana yaitu sebelah

selatan adalah Kabupaten Sukoharjo, sebelah barat Kodya Surakarta dan

Kabupaten Boyolali, dan Sebelah utara berbatasan langsung dengan Kabupaten

Sragen serta sebelah timur Propinsi Jawa timur. Bencana yang terjadi di

wilayah Kabupaten Karanganyar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

Page 17: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

a. Letak geografis berada di dataran tinggi ( pegunungan)

b. Kemiringan tanah hingga mencapai 90 derajat

c. Berkurangnya tanaman keras karena penebangan liar disekitar

hutan ( penggundulan hutan )

d. Curah hujan yang tinggi

e. Penggalian pasir atau batu ( Penambangan teras )

Sedang potensi atau jenis bencana yang mungkin terjadi di Kabupaten

Karanganyar menurut data dari Sat Lak PB (Satuan Pelaksana Penaggulangan

Bencana) Kabupaten Karanganyar terperinci sebagai berikut :

a. Tanah Longsor

Bencana tanah longsor berpotensi terjadi di beberapa daerah seperti berikut

1. Kecamatan Jenawi, yaitu Desa Seloromo, Desa Tengguli, Desa

Gumeng dan Desa Anggrasmanis

2. Kecamatan Kerjo, yaitu Desa Gempolan dan Desa Plosorejo

3. Kecamatan Ngargoyoso, yaitu Desa Berjo, Desa Girimulyo, Desa

Nglegok

4. Kecamatan Tawangmangu, yaitu Desa Tengklik, Desa Gondosuli,

Kelurahan Blumbang dan kelurahan Tawangmangu

5. Kecamatan Karangpandan, yaitu Desa Krang, Desa Karangpandan

dan Desa Gerdu

6. Kecamatan Matesih, yaitu Desa Girilayu dan Desa Koripan

7. Kecamatan Jatiyoso, yaitu Desa Beruk, Desa Wonorejo dan Desa

Wonokeling

Page 18: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Banjir

1. Kecamatan Kebakkramat, yaitu Desa pulosari, Desa Malanggaten,

Desa Kaliwuluh dan Desa waru. Sedangkan untuk sunagi adalah

sungai grompol dan sungai bengawan solo.

2. Kecamatan Jaten, yaitu Desa Ngringo, Desa sroyo, dan Desa Dagen.

Sedangkan untuk sungai adalah sungai siwaluh dan sungai

Bengawan Solo.

3. Kecamatan Gondangrejo,yaitu Desa Kragan, Desa Wonorejo, Desa

Karangturi dan Plesungan. Sedangkan untuk sungai adalah

Bengawan Solo.

4. Kecamatan Tasikmadu, yaitu Desa Buran dan Desa Pandeyan,

sedangkan untuk sungai adalah sungai Siwaluh.

5. Kecamatan Colomadu, yaitu Desa Ngasem, Desa Gawanan dan Desa

Klodran. Sedangkan untuk sungainya adalah Sungai atau kali Pepe

c. Angin Putting Beliung

1. Kecamatan Karanganyar, yaitu Kelurahan Jungke, Kelurahan

Bolong, dan Kelurahan Tegalgede

2. Kecamatan Tasikmadu, yaitu Desa Gaum dan Desa Kalijirak

3. Kecamatan Mojogedang, yaitu Desa Kalibata dan Pojok

4. Kecamatan Gondangrejo, yaitu Desa Kragan dan Desa Wonorejo

5. Kecamatan Jumantono, yaitu Desa Kebak dan Sukosari

d. Kebakaran

1. Kecamatan Jaten, yaitu Desa Dagen, Desa Brujul dan Desa Sroyo

Page 19: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Kecamatan Kebakkramat, yaitu Desa Kemiri dan Desa Nangsri

3. Kecamatan Tawangmangu, yaitu berada disekitar wilayah lereng

gunung lawu

e. Retakan Tanah

Potensi bencana baru yang muncul adalah retakan tanah yang berada di

wilayah Kecamatan Matesih tepatnya di Desa Semiri, hal ini akibat dari

erosi tanah.

Dari beberapa perincian diatas data yang diambil adalah dat berdasarkan

pengamatan tim satuan pelaksana penanggulangan bencana wilayah

karanganyar, yang termasuk didalamnya adalah organisasi SAR Kabupaten

Karanganyar. Disinilah peran SAR sebagai relawan yang bekerja tanpa pamrih

dan tidak mengenal waktu serta lelah sangat penting. Pada umumnya laporan

bencana oleh warga sekitar bencana disampaikan pertama kali kepada SAR

Karanganyar, baru setelah itu SAR berkoordinasi dengan beberapa pihak.

Keberadaan SAR diwilayah Kabupaten Karanganyar sangat berperan penting.

Dari data diatas bencana yang paling dominan ataupun sering melanda

Kabupaten Karanganyar adalah tanah longsor, karena memang dorongan faktor

keadaan wilayah yang sebagian besar adalah dataran tinggi yang sangat

berpotensi menimbulkan longsor. Selain itu masih kurangnya kesadaran

masyarakat, mereka masih menggunakan lahan miring untuk area perkebunan

yang menyebabkan tanah menjadi gembur. Seharusnya lahan seperti itu

ditanami pohon tahunan ataupun yanaman keras, sebagai contoh adalah pinus,

cemara dan lain sebagainya. Sebenarnya pemerintah daerah sendiri telah banyak

Page 20: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

melakukan sosialisasi mengenai kerawanan bencana tanah longsor pada lahan

miring dan pemukiman penduduk dilereng bukit.

SAR merupakan kepanjangan dari Search And Rescue yang diartikan

secara sederhana adalah pencarian dan pertolongan. SAR Kabupaten

Karanganyar Sendiri tergolong organisasi muda karena terbentuk baru sekitar 4

tahun. SAR Kabupaten Karanganyar resmi berdiri pada tanggal 14 Desember

2004, dengan akta notaris. Organisasi SAR ini berlindung dibawah Kesbang Pol

dan Linmas Kabupaten Karanganyar. SAR merupakan organisasi sosial

kemanusiaan yang menangani masalah bencana alam (mulai dari mitigasi,

evakuasi dan pembenahan) yang mencakup wilayah seluruh Kabupaten

Karanganyar. Organisasi ini bersifat emergency, yang membutuhkan anggota

yang cepat tanggap dan cekatan, karena tidak mungkin bencana dapat

direncanakan meskipun bencana itu dapat diprediksi, Tetapi pada umumnya

bencana datang secara tiba-tiba. Sebenarnya sistem dari SAR tersebut memang

sudah terkenal di negara-negara besar lain seperti Amerika. SAR merupakan

kegiatan yang dilakukan ketika seseorang membutuhkan bantuan,dan harus

mendapatkan pertolongan dengan segera hal ini diungkapkan dalam Journal of

Homeland Security And Emergency Management (www.bepress.com). Anggota

SAR bukanlah terdiri dari gabungan TNI, Polisi ataupun ormas yang lain seperti

yang sering kita jumpai jika kita melihat tayangan media. SAR berdiri sendiri,

anggotany dipilih berdasarkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, bukan

semata-mata relawan biasa karena memang dibutuhkan skill yang tangguh untuk

dapat melakukan pertolongan yang mungkin akan membahayakan sang

Page 21: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

penolong atau rescuer itu sendiri. SAR Karanganyar beberapa tahun belakangan

ini disibukkan dengan berbagai bencana. SAR memegang peranan penting

dalam bencana alam, bahkan memegang peran pokok yaitu sebagai evakuator

pertama. Kegiatan evakuasi sendiri belum tentu dapat dijalankan sendiri oleh

warga sekitar bencana karena berbagai faktor, maka mau tidak mau SAR yang

memegang peran penting ini. Bencana yang paling rawan atau sering terjadi

adalah tanah longsor yang telah memakan korban yang tidak sedikit.

B. Perumusan Masalah

Bagaimanakah peranan SAR sebagai organisasi yang bergerak di bidang

sosial dalam penanganan bencana alam yang terjadi di Wilayah Kabupaten

Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

a. Tujuan Operasional

1. Mengetahui bagaimana peranan SAR Karanganyar dalam penanganan

bencana alam terutama tanh longsor yang terjadi di wilayah rawan

bencana Kabupaten Karanganyar.

2. Bagaimana cara kerja atau sistem kerja SAR Karanganyar dalam

menjalankan tugasnya di penanganan bencana alam

3. Mengetahui sejauh mana pengertian masyarakat mengenai peranan SAR

Karanganyar dalam penanganan bencana alam.

b. Tujuan Fungsional

Page 22: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dengan penelitian ini, apabila memungkinkan hasilnya dapat

dimanfaatkan oleh pihak yang memerlukan baik sebagai ilmu pengetahuan

maupun sebagai dasar untuk mengambil kebijakan, khususnya dalam

bidang penanganan bencana alam.

c. Tujuan Individual

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan dari penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat menambah pengetahuan dalam

bidang Ilmu Sosial khususnya Sosiologi.

b.Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan

untuk menentukan kebijakan dalam upaya melebarkan sayap organisasi

SAR Kabupaten Karanganyar, serta kebijakan dalam menentukan langkah

selanjutnya dalam hal penanganan bencana alam di willayah Kabupaten

Karanganyar.

c. Manfaat Metodologis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai titik tolak untuk melekukan

penelitian sejenis yang lebih mendalam.

D. Landasan Teori

1. Pendekatan Sosiologi

Page 23: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Dalam penelitian ini permasalahannya akan dikaji dengan pendekatan

sosiologi. Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu

yang mempelajari :

1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antar berbagai gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya).

2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan non sosial (misalnya: gejala geografis, biologis dan lain sebagainya).

3. Ciri- ciri umum semua jenis-jenis gejala sosial (Soekanto, 2003:19)

William F Ogburn dan Meyer F Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi

adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu

organisasi sosial (Soekanto, 2003 : 19-20).

Dari definisi tersebut nampak sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu

sosial lainnya, obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut

hubungan antar manusia, proses dan gejala yang ditimbulkan dari hubungan

tersebut dalam masyarakat dan juga pengaruh hubungan timbal balik antar

gejala sosial dan non sosial.

Sedangkan dalam sosiologi juga dikenal adanya paradigma sosial.

Paradigma menurut Ritzer adalah pandangan yang mendasar dari ilmu tentang

apa yang menjadi pokok persoalan semestinya dipelajari oleh suatu cabang

ilmu pengetahuan (discipline). Jadi sesuatu yang menjadi pokok persoalan

dalam satu cabang ilmu menurut versi ilmuwan tertentu (Ritzer, 2003 : 6-7).

Dalam sosiologi terdapat tiga paradigma yang biasa digunakan dalam

menelaah masalah-masalah sosial yang ada. Ketiga paradigma tersebut adalah

paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial dan paradigma perilaku

Page 24: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

sosial. Dalam penelitian ini mengacu pada paradigma definisi sosial. Dimana

exemplar paradigma ini merupakan salah satu aspek yang khusus dari karya

Weber, yaitu dalam analisisnya tentang tindakan sosial (social action). Dalam

paradigma definisi sosial terdapat beberpa teori yang berkembang antara lain

adalah : teori tindakan (teori aksi), interaksionisme simbolik, fenomenologi,

etnometodologi, dan eksistensialisme. Sadangkan yang menjadi pusat dari

penelitian ini berpegang pada teori aksi (Ritzer, 2008 : 699-700).

Weber mengartikan sosiologi sebagai suatu studi tentang tindakan sosial

dan hubungan sosial itu Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi

sasaran penelitian sosiologi, yaitu :

1. Tindakan sosial manusia yang menurut si aktor mengandung makna yang subyektif. Ini meliputi berbagai tindakan nyata.

2. Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.

3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam.

4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu.

5. Tindakan itu memeperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain itu ( Ritzer, 203 : 39 ).

Atas dasar rasionalitas tindakan sosial tersebut Weber membedakan ke

dalam empat tipe, dimana semakin rasional tindakan sosial itu maka semakin

mudah untuk dipahami. Ke empat tipe tersebut adalah :

1. Zwerkrational Yaitu tindakan rasional murni. Dalam tindakan ini seseorang atau aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuannya sendiri. Tujuan dalam zwerkrational tidaklah absolut. Ia dapat juga mencari cara dari tujuan lain berikutnya, bila aktor berkelakuan dengan cara yang paling rasional maka akan mudah memahami tindakannya itu.

Page 25: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Werkrational action Dalam tindakan tipe ini aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara yang dipilihnya itu merupakan yang paling tepat ataukah lebih tepat untuk mencapai tujuan lain. Ini menunjuk pada tujuan itu sendiri.

3 Affectual action Tindakan yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh perasaan emosi dan kepura-puraan si actor. Tindakan ini sukar dipahami, kurang atau tidak rasional.

4 Traditional action Tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu dimasa lalu saja ( Ritzer, 2003: 40-41 ). Ada tiga teori yang termasuk dalam paradigma definisi social yaitu

teori aksi, interaksionsme simbolik dan fenomenologi. Sesuai dengan tema

yang diambil dalam penelitian ini, maka teori yang dipergunakan adalah teori

aksi.

Adapun beberapa asumsi fundamental teori aksi dikemukakan oleh Hinkle

dengan merujuk karya Mac Iver, Znanieki, dan parsons adalah :

1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subjek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek.

2. Sebagai subyak manusia bertindak atau berprilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan.

3. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi noleh kondisi yang tidak dapat diubah dengan sendirinya.

5. Manusia memilih, menilai, dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang, dan yang telah dilakukan.

6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan, atau prinsip-prinsip moral diharapakan timbul pada saat pengambilan keputusan.

7. Studi mengenai antar hubungan social memerlukan pemakaian teknik penemuan yang bersifat subyektif pada metode verstehen, imajinasi, symphatetic reconstruction, atau seakan-akan mengalami sendiri ( Ritzer, 2003 : 46 ).

Dalam mengkaji permasalahan mengenai peran organisasi SAR Kabupaten

Karanganyar dalam penanganan bencana di wilayah Kabupaten Karanganyar

Page 26: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dapat ditelaah dengan berbagai teori diantaranya adalah teori aksi dari Talcott

Parsons. Teori aksi yang dikembangkan oleh Talcott Parsons yang merupakan

pengikut Weber yang utama, mendapat sambutan luas. Parsons mengiginkan

pemisahan antara teori aksi dengan aliran behaviorisme karena menurutnya

mempunya arti yang berbeda istilah action menyatakan secara tidak langsung

suatu aktivitas, kreatifitas dan proses penghayatan diri individu. Dari semula

Parson menjelaskan bahwa Teori aksi memang tidak dapat menjelaskan

keseluruhan aspek kehidupan sosial. Walaupun teori aksi berurusan dengan unsur-

unsur yang paling mendasar dari kehidupan sosial, namun ia mengakui bahwa

unsur-unsur mendasar itu tidaklah berurusan dengan keseluruhan struktur sosial.

Parsons menyusun skema unit-unit dasar tindakan sosial dengan karakteristik

sebagai berikut:

1. Adanya individu selaku aktor 2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu

3. Aktor mempunyai alternatif cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuannya

4. Aktor berhadapan dengansejumlah kondisi situasional yang dapat berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan oleh individu. Misalnya kelamin dan tradisi.

5. Aktor dibawah kendali dari nilai-nilai, norma-norma dan berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan mementukan tujuan serta tindakan alternative untuk mencapai tujuan, contohnya kendala kebudayaan (Ritzer, 2003: 48-49).

Aktor mengejar tujuan dalam situasi dimana norma-norma

mengarahkannya dalam memilih alternatif cara dan alat untuk mencapai

tujuan. Norma-norma itu tidak menetapkan pilihannya terhadap cara atau alat.

Tetapi ditentukan oleh kemampuan aktor untuk memilih. Kemampuan inilah

yang oleh Parsons disebut dengan Voluntarisme. Konsep voluntarisme dari

Page 27: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Parsons inilah yang menempatkan teori aksi kedalam paradigma definisi

social. Dimana konsep voluntarisme tersebut adalah kemampuan individu

melakukan tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah

alternatif yang tersedia dalam mencapai tujuannya.

Dalam teori aksi yang dikemukakan oleh Parsons tersebut dijadikan

landasan oleh mereka untuk motivasi dan etos kerja dalam melaksanakan

tugas atau pekerjaannya. Manusia harus aktif dan kreatif serta mempunyai

kemampuan menilai dan memilih dari alternatif tindakan.

Menurut Parsons tindakan seseorang ditentukan oleh hal yang berasal dari

luar dirinya. Aktor dipengaruhi oleh sisitem budaya dan sistem kepribadian.

Namun setelah fase terakhir Parsons, ditandai dengan perluasan penggolongan

teori tindakan hubungan-hubungan baru dan unsure baru ditemukan, seperti

misalnya tambahan sub system keempat dalam system tindakan yaitu:

organisme perilaku, sehingga system tindakan itu kini menjadi system

kepribadian, sistem sosial/pranata sosial, sistem budaya dan organisme

perilaku. Keempat sistem ini dikaitkan secara erat dengan skema A.G.I.L

(Adaption, Goal, Attainment, Integration, Latenty)

Tindakan aktor dipengaruhi oleh sistem yang ada dalam berperilaku.

Pengaruh ini bersifat voluntarisme dan sibernetik. Sibernetik menunjukkan

hubungan antara masing-masing sistem yang mempengaruhinya. Dari

pandangan fungsional, tindakan aktor dimaknai sebagai :

1. Lattern Pattern Maintenance Berhubungan dengan system budaya yang menunjuk pada masalah bagaimana menjamin kesinambungan tindakan dalam system sesuai dengan beberapa ukuran atau norma-norma

Page 28: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Integration

Dalam hal ini berhubungan dengan system social, menunjuk pada koordinasi serta kesatuan bagian-bagian dari system sehingga seluruhnya fungsional

3. Goal Attainment Berhubungan dengan system kepribadian menunjuk pada pemenuhan tujuan system dan penetapan prioritas diantara tujuan-tujuan tersebut

4. Adaption Berhubungan dengan system organisme perilaku menunjuk pada kemampuan system menjamin apa yang dibutuhkan dari lingkungan serta mendistribusikan sumber-sumber tersebut kedalam seluruh system (Haryatmoko. B, 1986)

Penelitian social harus mencoba menginterprestasikan tindakan si aktor.

Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Aksi.

Teori aksi yang juga dikembangkan Oleh Max Weber. Menurutnya individu

melakukan tindakan berdasarkan pengalaman, persepsi, pemahaman, dan

penafsiran atas suatu objek stimulus tertentu. Tindakan individu ini

merupakan tindakan social yang rasional yaitu mencapai tujuan atau sasaran

dengan sarana-sarana yang paling tepat.

Dari beberapa uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tindakan

sosial merupakan suatu proses dimana aktor terlibat didalam pengambilan

keputusan-keputusan subjektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah dipilih, yang kesemuanya itu dibatasi kemungkinan-

kemungkinannya oleh system kebudayaan dalam bentuk norma-norma, ide-ide

dan nilai-nilai sosial. Didalam menghadapi situas-situasi yang bersifat kendala

baginya itu, aktor mempunyai sesuatu didalam dirinya berupa kemauan bebas

(Ritzer, 2003 : 49-50).

Page 29: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

E. Kerangka Pemikiran

Peranan SAR Karanganyar dalam penanganan bencana alam terutama

tanah longsor dapat digambarkan bahwa dalam setiap bencana alam yang

terjadi disetiap wilayah operasi SAR Karanaganyar yaitu Kabupaten

Karanganyar ataupun laporan permintaan bantuan dari luar Kabupaten

Karanganyar, sebagai langkah awal sebelum turun ke lapangan adalah

mengadakan koordinasi. Ini merupakan salah satu sistematisasi kinerja SAR.

Baru setelah terbentuk tim, maka disegerakan turun ke lapangan dan

mulalilah peranan SAR tersebut dijalankan. Mulai dari tahap evakuasi yaitu

mencari dan menolong korban secara langsung. Selain evakuasi SAR

Karanganyar juga melakukan mitigasi sebelum ataupun sesudah terjadinya

bencana alam. Mitigasi dimaksudkan untuk meminimalisir dampak bencana

alam dan jumlah korban bencana alam. Hal tersebut dapat digambarkan

dalam skema berikut

F. Definisi Konsep

1. peranan

adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang atau kelompok yang mempunyai

status. Sedangkan status itu sendiri sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang

dalam suatu kelompok, atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan

kelompok lain. Dalam arti tertentu status dan peranan adalah dua aspek dari gejala

yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban, sedangkan peranan

adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut.

2. SAR (Search And Rescue)

Page 30: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Organisasi sosial yang bergerak di bidang kemanusiaan, yang bertugas dalam

penanganan bencana alam secara langsung, yaitu menyelenggarakan operasi SAR

untuk menolong korban bencana alam. Pekerjaan SAR adalah tanpa pamrih dan

mengedepankan kepentingan bersama.

3. organisasi sosial

Kelompok atau orang-orang yang mempunnyai cara tersendiri untuk bergabung

membentuk sebuah sistem yang di dalamnya terdapat tujuan yang sama, dimana

untuk mencapainya terdapat pula cara-cara untuk meraihnya.

4. bencana alam

Terjadinya fenomena alam yang diakibatkan dari beberapa faktor baik dari alam

itu sendiri ataupun dari ulah tangan manusia, terjadi secara tiba-tiba meskipun

sebagian dapat diprediksikan umumnya menelan korban jiwa dan harta benda.

5. penanganan bencana alam

Adalah cara yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang sebagai tindakakn

atas terjadinya bencana alam untuk mengatasi situasi yang terjadi secara cepat.

F. Tinjauan Pustaka

1. Peranan

Secara etimologi peranan berasal dari kata peran yang berarti

sesuatu yang mengambil peran atau yang memegang pimpinan terutama.

Sedangkan secara terminologi peranan berarti aspek dinamis dari suatu

kedudukan , dimana seseorang melaksanakan hak-haknya dan

kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Oleh karena itu

peranan merujuk pada perilaku seseorang pada posisi atau status tertentu

Page 31: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sebagai apa dan terhadap siapa. Artinya peranan dapat dilihat sebagai

suatu peran sosial, tetapi bukan individu yang berhenti pada dirinya

(Soekanto, 2003: 243).

Dalam kehidupan bermasyarakat, peranan menentukan bagaimana

seseorang harus bertingkah laku dalam bermasyarakat. Peranan

menentukan bagaimana seorang harus bertingkah laku dalam

masyarakat. Peranan tersebut dirumuskan dan diakui oleh masyarakat

melalui norma sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. hunt dalam buku Sosiologi

Jilid 1, mengartikan peranan sebagai perilaku yang diharapkan dari

seeorang yang mempunyai suatu status. Mempelajari suatu peranan

sekurang-kurangnya melibatkan dua aspek yaitu: pertama, kita harus

belajar untuk melaksanakan kewajiban dan menunut hak-hak suatu

peran; kedua, memiliki sikap, perasaan dan harapan-harapan yang sesuai

dengan peran tersebut. Oleh karena itu, untuk mencapainya seseorang

akan mengadakan interaksi dengan orang lain (baik dengan individu

maupun dengan kelompok) yang dalam interaksi ini akan terjadi adanya

tindakan sebagai suatu rangsangan dan tanggapan sebagai suatu respon

(Horton 1987: 118).

Peranan adalah perilaku yang diharapkan dari sesorang atau

kelompok yang mempunyai status. Sedangkan status itu sendiri sebagai

suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau posisi

suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain. Dalam arti

Page 32: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status

adalah seperangkat hak dan kewajiban, sedangkan peranan adalah

pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut.

Kamus Sosiologi karya Soerjono Soekanto memberikan definisi

tentang role atau peranan sebagai berikut:

1). Aspek dinamis dari kedudukan. 2). Perangkat-perangkat dan kewajiban-kewajiban. 3). Perilaku actual dari pemegang kedudukan. 4). Bagian dari aktifitas yang dimainkan oleh seseorang. Status dan peranan ini mempunyai arti penting dalam sistem sosial

masyarakat. Wujud dari status dan peranan itu adalah adanya tugas-tugas

yang dijalankan oleh seseorang berkenan dengan posisi dan fungsinya

dalam masyarakat. Peranan yang melekat dalam diri seseorang harus

dibedakan dengan status seseorang dalam masyarakat yang merupakan

unsur statis yang menunjukan tempat individu dalam masyarakat. Di

dalam peranan terdapat dua macam peranan:

a. Harapan dari masyarakat terhadap pemegang perana atau kewajiban kewajiban dari pemegang peran.

b. Harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan denganya.

Dalam menjalankan perannya dan kewajibannya (Soekanto, 2003: 254).

Peranan menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu

proses. Jadi tepatnya seseorang atau kelompok menduduki suatu posisi

dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Suatu peranan

setidaknya mencakup tiga unsur, yaitu :

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

Page 33: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang didapat dilakukan oleh individu dalam msyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat (Soekanto, 2003:224).

Melihat pengertian tersebut di atas, maka perana sebagai sesuatu

yang penting tidak bias dipisahkan dengan masyarakat. Masyarakat

biasanya memberikan fasilitas-fasilitas pada individu untuk menjalankan

peranan. Organisasi social atau lembaga kemasyarakatan merupakan

bagian masyarakat yang banyak menyediakan peluang-peluang untuk

melaksanakan peranan tersebut.

Sedangkan pengertian peranan menurut Bruce J.Colien dalam

bukunya Sosiologi Suatu Pengantar adalah “suatu perilaku yang

diharapkan oleh orang lain dari seseorang yang menduduki status

tertentu.”

Bruce j. Colien membagi peranan menjadi dua macam, yaitu:

1). Prescribed role (peranan yang dianjurkan) yaitu jika dalam melaksanakan suatu peranan tertentu kita harapkan oleh masyarakat agar menggunakan cara-cara yang sesuai denagn yang mereka harapkan.

2). Enacted role (peranan nyata) yaitu jika orang-orang yang diharapkan melaksanakan suatu peranan tidak berperilaku menurut cara-cara konsisten dengan harapan-harapan orang lain, tetapi mereka masih bisa dianggap menjalankan peranan yang diberikan oleh masyarakat walaupun tidak konsisten dengan harapan-harapan si pemberi peran.

Menurut Hendropuspita dalam buku Sosiologi Sistematik, peranan

adalah suatu konsep fungsional yang menjelaskan fungsi (tugas)

seseorang yang dibut atas dasar tugas-tugas yang dilakukan seseorang.

Page 34: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Peranan sebagai konsep yang memnunjukan apa yang dilakukan oleh

seseorang atau kelompok.

Wujud dari status dan peran itu adalah adanya tugas-tugas yang

dijalankan oleh seseorang berkaitan dengan posisi atau fungsinya dalam

masyarkat. Salah satunya adalah peranan SAR Karanganyar. Dalam

kaitannya dengan penanggulangan bencana alam yang terjadi di wilayah

Kabupaten Karanganyar.

SAR Karanganyar sebagai wadah dari pemuda dan para pemerhati

lingkungan serta relawan, memiliki status yang keberadaannya diakui

oleh masyarakat lingkungannya serta oleh pemerintah daerah Kabupaten

Karanganyar sendiri, sehingga peranannya dapat dirasakan oleh

masyarakat dan pemerintah.

Wadah dari pemuda, pemerhati lingkungan dan relawan ini

dijadikan sarana untuk penanggulangan bencana manakala saat

mengantisipasi adanya bencana, saat bencana terjadi dan saat setelah

bencana terjadi.

2. Organisasi Sosial

Menurut kamus sosiologi karya Soerjono Soekanto, organisasi

adalah :

1). Sistem sosial yang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu.

2). Suatu kelompok yang mempunyai diferensiasi peranan

3). Sekelompok orang yang sepakat untuk mematuhi sekelompok

norma- norma.

Page 35: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Sedangkan organisasi sosial sendiri adalah cara-cara perilaku manusia

yang terorganisasikan secara sosial.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, organisasi sosial adalah

system hubungan antar orang atau antar kelompok berdasarkan jenis

kegiatan dan pembagian fungsional untuk menyelesaikan kewajiban

bersama dalam masyarakat. Sedangkan organisasi adalah kesatuan

yangterdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan dan sebagainya

untik tujuan tertentu atau kelompok kerjasama antara orang-orang

yang diadakannya untuk mencapai tujuan bersama (Depdiknas, 2005 :

803)

Menurut Supriyadi dalam buku Pengantar Sosiologi, organisasi

social dalam arti yang luas dimaksudkan sebagai suatu jaringan tingkah

laku manusia yang berpola kompleks serta luas ruang linkupnya di dalam

setiap masyarakat. Dan jika istilah organisasi social digunakan dalam

penertian khusus, maka yang dimaksudkan adalah tingkah laku dari para

pelaku di dalam sub-sub unit masyarakat misalnya keluarga, bisnis,

sekolah, organisasi pencinta lingkungan.

Menurut Robin Williams yang dikutip dari Supriyadi dalam buku

Pengantar Sosiologi (2000: 37) mengatakan bahwa organisasi social

menunjuk pada tindakan manusia yang saling mempengaruhi dalam arti

ketergantungan. Selanjutnya bahwa orang-orang mengadakan interaksi,

akan saling timbul pola-pola tingkah laku yang nampak secara nyata. Jika

Page 36: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

di dalam imteraksi ada pola-pola tertentu, maka akan mudah terjadinya

kebingungan walaupun dalam situasi yang sederhana sekalipun.

Organisasi sosial memiliki proses yang dinamis, yaitu pola-pola

antar hubungan manusia yang ada di dalamnya senantiasa mengalami

perubahan. Walaupun pada kenyataannya pola tersebut tetap bersifat

teratur dan dapat diramalkan. Sehingga seorang sosiolog mempelajari

organisasi sosial itu sebagai suatu kondisi dan juga sebagai suatu proses.

Di satu pihak sosiolog memperhatikan bangunan struktur dari tindakan

(social action), tetapi di lain pihak juga memperhatikan proses-proses

perubahan dalam tindakan-tindakan sosial (Supriyadi, 1997:37)

Manusia adalaha makhluk social yang pada hakekatnya tidak dapat

hidup tanpa manusia yang lain. Dalam kehidupannya manusia dituntut

untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan

dengan akal pikiran, perasaan dan kehendaknya. Sehingga kondisi ini

menimbulkan kelompok social pada kehidupan manusia. Kelompok social

tersebut merupakan himpunan ataukesatuan manusia oleh karena itu

adahubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain :

menyangkut hubungan timbale balik yang saling mempengaruhi, dan juga

adanya satu kesadaran untuk saling tolong menolong.

1. Organisasi Search And Rescue ( SAR )

Page 37: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Terbentuknya organisasi sosial dalam bidang kemanusiaan ini ada

karena adanya kesadaran manusia akan perananya dalam hubungan timbal

balik dengan lingkungan. Hubungan antara manusia dan lingkungannya

bersifat timbal balik dan membentuk suatu system yang disebut ekosistem.

Dalam hubungan timbale balik ini, diperlukan adanya keselarasan ekologi,

yaitu suatu kejadian dimana makhluk hidup ada dalam hubungan yang

harmonis dengan lingkungannya, sehingga terjadi keseimbangan interaksi

antar makhluk hidup dan lingkungannya. Manusia sebagai makhluk hidup

selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara

manusia dan lingkungannya, mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi.

Ketidak seimbangan inilah yang akan mrnimbulkan gejolak dari alam,

yang berakibat lebih jauh adalah munculnya bencana alam.

2. Bencana Alam

Bencana alam adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami

(suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor)

dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang

baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian

dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian

yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau

menghindari bencana dan daya tahan mereka.

Pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta

memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan

memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana

Page 38: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep

ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan

infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani

tantangan-tantangan serius yang hadir (www.sar nasional.com)

3. Tanah Longsor

Fenomena penyebab tanah longsor adalah karena adanya

perubahan-perubahan secara tiba-tiba ataupun perlahan-lahan dalam

komposisi, struktur, daur hidrologi atau kondisi vegetasi disuatu lereng.

Perubahan-perubahan itu terjadi karena :

a) Getaran-getaran bumi karena gempa, peledakan (bom, dll),

mesin-mesin, lalu lintas dan guntur atau petir. Sebagian besar

kelongsoran yang paling parah akibat dipicu oleh gempa bumi.

b) Perubahan-perubahan kadar air dalam tanah akibat hujan lebat

atau kenaikan ketinggian permukaan air.

c) Hilangnya penopang tanah permukaan bumi yang bisa terjadi

akibat erosi, proses pelongsoran tedahulu, pembangunan,

penggalian, penggundulan atau lenyapnya tumbuh-tumbuhan

yang semula akarnya mengikat tanah.

d) Peningkatan beban pada tanah yang disebabkan oleh hujan

deras, salju, penumpukan batu-batu lepas atau bahan-bahan

yang dimuntahkan gunung api, bangunan, sampah/ limbah dan

tanaman.

Page 39: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Di kawasan perkotaanpun kadang terjadi longsoran, namun lebih

sering diakibatkan oleh perbuatan manusia itu sendiri, antara lain:

a) Pemotongan atau pembelokan arah aliran air alamiah dan

rekayasa yang menyebabkan perubahan kandungan air.

b) Pembangunan baru yang melibatkan metode-metode ‘tambal

sulam’ sehingga kestabilan lereng terganggu.

Selain itu untuk dapat mengantisipasi dampak yang disebabkan oleh

tanah longsor, masyarakat perlu mengetahui ciri-ciri umum tanah longsor.

Biasanya tanah longsor terjadi sebagai dampak sekunder dari hujan badai

yang lebat, gempa bumi serta letusan gunung api. Bahan-bahan yang

membentuk tanah longsor terbagi menjadi dua jenis lapisan batu atau

lapisan tanah (yang terdiri atas tanah dan berbagai sisa bahan organik).

Berdasarkan corak gerakannya, tanah longsor bisa digolong-golongkan

menjadi :

a) Guguran atau Runtuhan

Suatu guguran atau runtuhan adalah jatuhnya sejumlah

batuan atau bahan lain kearah bawah dengan gerakan meluncur

turun atau melenting di udara. Ini umum terjadi disepanjang

jalan atau jalur kereta api yang kanan kirinya bertebing curam,

atau tebing-tebing karang rendah di wilayah pantai. Tebing

batu atau tanah yang besar dan rapuh bisa menyebabkan

kerusakan besar bila runtuh atau gugur.

b) Longsoran atau Luncuran Sejumlah Besar Bahan

Page 40: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Bila guguran hanya meluncurkan sejumlah kecil bahan dari

permukaan yang lebih tinggi (hanya rontokan saja), longsoran

atau luncuran besar ini melibatkan sejumlah besar bahan yang

tadinya membentuk permukaan lebih tinggi itu, yang

tergelontor kebawah. Ini terjadi akibat lapuk atau rapuhnya

suatu bagian (atau beberapa bagian) dari permukaan yang lebih

tinggi. Longsoran bisa jatuh kebawah dalam keadaan utuh, bisa

juga lebur berkeping-keping.

c) Robohan

Sesuatu roboh lantaran posisi semula yang membuatnya

berdiri mantap mengalami perubahan sehingga kedudukannya

goyah dan jatuh. Dalam kasusu suatu tebing, keambrukan

terjadi akibat gay-gaya rotasi yang memindahkan posisi

bebatuan. Lantaran perubahan ini, batuan mungkin terdorong

keposisi tidak stabil di puncak tebing. Keseimbangan hanya

bertumpu pada sudut tertentu yang masih terpijak. Bila terdapat

pemicu yanh menyebabkan titik tumpu itu berubahan, maka

tubuh batuan akan terdorong ke depan dan berjatuhan ke

dataran dibawahnya. Batu-batu yang jatuh dalam proses ini

hanya sedikit, hanya yang terletak diposisi genting saja di

pucuk tebing. Robohan ini tidak memerlukan banya gerakan

dan tak harus menyebakan guguran atau longsoran batu.

d) Persebaran Lateral

Page 41: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Bongkah- bongkah tanah yang berukuran besar menyebar

melintang (horizontal) dengan retak pusatnya semula. Sebaran

lateral biasanya terjadi di lereng-lereng landai, biasanya kurang

dari 6% dan umumnya mentebar sampai 3-5 meter. Biasanya

mula-mula terjadi patahan atau sesar dari dalam, membentuk

banyak rekahan di pemukiman. Ini bisa tejadi lantaran

pelarutan tanah (misalnya akibat gempa). Pada saat Alaska

diguncang gempa tahun 1964, lebih dari 200 jembatan rusak

atau hancur akibat persebaran lateral delta-delta yang terbuat

dari endapan banjir terdahulu.

e) Aliran Rombakan

Aliran tanah dan bebatuan yang longsor ini menyerupai

cairan kental, kadang bergerak sangat cepat, dan bisa

menjangkau beberapa kilometer. Biasanya terjadi setelah hujan

lebat, meskipun air tidak selalu diperlukan untuk menyebabkan

aliran ini. Aliran lumpur sedikitnya 50% diantaranya berupa

pasir, lempung dan endapan. Bila lumpur mengalir dari letusan

gunung api, namanya lahar, yakni bahan-bahan letusan yang

tertimbun di lereng-lereng dan mendingin, tergelincir turun

akibat hujan deras, pelelehan salju yang mendadak atau luapan

air danau. Aliran limbah murni terdiri atas tanah, batuan, dan

sisa-sisa jasad organik., berpadu dengan air dan udara

umumnya terjadi diselokan-selokan atau pematang-pematang

Page 42: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

curam. Aliran rayapan terjadi jika tanah atau bebatuan terkikis

dan mengalir pelan-pelan, hampir tak Nampak perubahannya.

Meski begitu dalm jangka panjang rayapan ini bisa juga

menyebabkan tiang-tiang listrik, telepon dan lain-lain ambruk

meluncur kebawah.

a. Meramalkan terjadinya longsoran.

Kecepatan gerak tanah longsor bermacam-macam antara yang sangat

perlahan (kurang dari 6 centimeter pertahun) hingga yang luar biasa

cepatnya (lebih dari 3 meter per detik). Lantaran inilah barangkali

kemampuan kita untuk melacak gejala dan meramalkannya pun berbeda-

beda. Bila yang dimaksud adalah ramalan akurat dan pasti sangat sulit

dibuat. Kapan dan seberapa besar daya kelongsoran akan sulit

diperkirakan sekalipun adanya situsi pemicu yang kuat ramalan akan

terjadi hujan lebat, adanya kegiatan seismik tersebut. Berpadu dengan

pengamatan kelongsoran tanah mungkin bisa menjadi paduan

memperkirakan kemungkinan waktu (secara garis besar) dan dampak-

dampak yang mungkin timbul.

b. Data geologis

Ada dua aspek geologis yang penting artinya untuk menilai kestabilan

tanah dan meramalkan terjainya kelongsoran :

Litologi adalah kajian tentang batuan dan kandungannya, tampilan

permukaan / teksturnya atau berbagai cirri lain yang akan mempengaruhi

pwmbawaan batu itu. Semua cirri akan menentukan kekuatan, daya

Page 43: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

bentuk, kepekaan terhadap bahan kimia dan pengolahan fisik serta

berbagai faktor penentu kestabilan lereng. Struktur batuan dan tanah atau

tampilan yang mempengaruhi kestabilannya, termasuk urutan dan corak

lapisan, perubahan-perubahan litologis, bentangan-bentangan titik-titik

pertemuan atau persediaan antar bagian, patahan / sesar dari lipatan.

Geomorfologis

Data geomorfologis terpenting untuk membantu meramalkan tanah

longsor adalah sejarah kelongsoran tanah di daerah yang teliti. Faktor-

faktor lainnya mencakup kemiringan atau kecuraman sehubungan dengan

kekuatan

Untuk memperkirakan terjadinya kelongsoran diperlukan data-data

geologi (kajian tentang bentuk-bentuk permukaan tanah), hidrologi (kajian

tentang daur peredaran air, dan flora di daerah tertentu. Oleh karena itu

masyarakat perlu mewaspadai bencana tanah longsor dengan mengenali

gejala dan cara penanganannya.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diangkat yaitu mengenai, peran SAR

(Search And Rescue) sebagai organisasi sosial dalam menangani

bencana alam diwilayah rawan bencana kabupaten karanganyar,

maka jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif kualitatif.

Deskripti kualitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

Page 44: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian

ini mampu mengungkapkan informasi dengan cara

mendeskripsikan atau mampu memberikan gambaran realitas

social sebagaimana adanya dan relatif utuh.

2. Tempat penelitian

Lokasi penelitian di wilayah rawan bencana yang ada di Kabupaten

Karanganyar. Alasan pemilihan lokasi yaitu bahwa Kabupaten

Karanganyar di beberapa daerah terdapat lokasi rawan bencana dan

yang menangani masalah bencana tersebut adalah organisasi SAR

Karanganyar yang beranggotakan orang-orang yang berdomisili di

sekitar wilayah Karanganyar. Lokasi tersebut adalah merupakan

markas dari SAR Kabupaten Karanganyar. Sedangkan Tempat

lokasi penelitian sebagai daerah bencana adalah Desa Nglegok,

Kecamatan Ngargoyoso, dan Desa Balong, Kecamatan Jenawi.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data dan informasi yang diperoleh langsung dengan

melakukan wawancara. Ineorman yang dipilih berasal dari

pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah tersebut. Pihak-

pihak yang dimaksud adalah pengurus SAR Karanganyar,

anggota SAR Karanganyar, serta warga masyarakat sekitar

Desa Nglegok, Kecamatan Ngargoyoso, dan Masyarakat

sekitar Desa Balong Kecamatan Jenawi.

Page 45: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Data Sekunder

Yaitu data dan informasi yang diperoleh secara tidak langsung

dari sumber data melalui data-data tertulis. Dat tersebut antara

lain :

- Data monografi Kabupaten Karanganyar

- Monografi dari maing-masing daerah rawan bencana

yang menjadi obyek penelitian yaitu Desa Nglegok

Kecamatan Ngargoyoso dan Desa Balong, Kecamatan

Jenawi.

- Data dari SAR Karanganyar yang berupa buku, leaflet

maupun data yang berupa foto-foto dari hasil

dokumentasi

- Data dari internet yang berkaitan dengan masalah

penelitian

4. Metode pengambilan Sampel

Dalam memilih sampel yang lebih utama adalah bagaimana

menentukan sevariatif mungkin sehingga dapat dipilih dan digunakan

sebagai informan yang dapat dipercaya dan penting untuk memperluas

informasi.

Teknik yang digunakan adalah purposive sampling yaitu yang

dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.

Purposive sampling artinya pengambilan sampel yang berdasarkan

kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Page 46: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Sehingga unit sampel yang diambil disesuaikan dengan kriteria

tertentu yang dianggap mampu memberikan informasi yang jelas dan

tepat sesuai dengan kebutuhan penelitian. Selain itu juga informan

bervariasi dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda dilihat dari

usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan (HB. Sutopo,

2002: 36) Dalam penelitian ini terdapat 12 informan. Sepuluh

informan tersebut terdiri dari 4 orang pengurus organisasi sosial SAR

Karanganyar sendiri, 4 orang tokoh masyarakat yang dianaggap

kompeten dalam penggalian data, dan 4 orang dari masyarakat sekitar

lokasi rawan bencana tanah longsor.

5. Teknik Pengambilan Data

a. Observasi non partisipan

Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan

sengaja melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap gejala

yang diamati. Untuk mendapatkan data dilapangan, maka

peneliti melakukan pengamatan secara langsung.

Peneliti melakukan pengamatan di wilayah pasca bencana.

Antara lain di wilayah Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso

yang merupakan daerah pasca bencana tanah longsor, serta

hingga kini masih menjadi titik rawan longsor dan wilayah

yang masih dalam panatauan rawan longsor yang lain adalah

Desa Balong, Kecamatan Jenawi, yang pada daerah tersebut

Page 47: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

terdapat beberapa titik retakan tanah yang sewaktu-waktu dapat

mengakibatkan longsor jika hujan lebat turun.

b. Wawancara mendalam

Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah

manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan.

Untuk itu diperlukan wawancara yang mendalam yang tidak

menggunakan struktur yang ketat dan formal.

Dengan teknik tersebut diharapkan mampu mendapatkan segala

informasi yang diperlukan. Yaitu mengapa para pemuda

berperan aktif menjadi salah satu anggota SAR Karanganyar

yang bekerja tanpa pamrih dan tanpa mengenal waktu. Yang

menjadi informan disini adalah para pengurus Organisasi SAR

Karanganyar itu sendiri, dan beberapa orang tokoh masyarakat

yang mengenal adanya organisasi sosial ini dan untuk

mengetahui sejauh mana peran dan manfaat adanya SAR juga

dilakukan wawancara terhadap beberapa orang yang menjadi

korban bencana tanah longsor yang bersentuhan langsung

dengan kerja anggota SAR.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder dengan

cara-cara melihat arsip, foto-foto, dokumentasi dan data dari

Page 48: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

SAR Karanganyar serta warga setempat yaitu warga sekitar

daerah bencana antara lain adalah warga desa Nglegok

Kecamatan Ngargoyoso, dan warga Desa Balong, Kecamatan

Jenawi.

6. Validitas Data

Menggunakan teknik trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai penimbang terhadap data itu. Dezn

(1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik dan teori.

Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah

pemeriksaan melalui sumber lainya. Dalam penelitian ini

menggunakan triangulasi sumber yang berarti membandingkan dan

mengecek balik drajat kepercayaan suatu informasi yang telah

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dlam metode kualitatif

(Patton, 1987:331). Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkn data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatan orang didepan umum

dengan apa yang dilakukannya secara pribadi

c. Membandingkan apa yang dikatan oang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

Page 49: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

d. Membandingkan kadan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang

e. Memebandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan (Moleong, 1990:178)

7. Teknik Analisa Data

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses

seleksi,

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan atau yang biasa disebut

fieldnote. Reduksi data berlangsung terus menerus selama

kegiatan penelitian berlangsung dilapangan. Proses

berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang

kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus,

penyusunan pertanyaan penelitian dan juga cara pengumpulan

data yang akan digunakan.

Dengan kata lain reduksi data adalah bagian dari proses

analisis yang mempertegas ,memperpendek, membuat focus,

membuang hal yang tidak penting dan mengatur dta

sedemikian rupa sehigga kesmpulan peneitian dapat dilakukan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Page 50: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Komponen analisis kedua adalah sajian data. Penyajian data

merupakan suatu rakitan organisasi informasi atau deskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan

penelitian dapat dilakukan.

Penyajian data merupakan komponen analisis kedua yang

penting sehingga kegiatan perencanaan kolom dalam bentuk

matriks bagi data kualitatif dalam bentuknya yang khusus

sudah membawa peneliti memasuki daerah anlisis penelitian.

Kedalaman dan kemantapan hasil analisis sangat ditentukan

oleh kelengkapan sajian datanya.

c. Penarikan Kesimpulan dan verivikasi (Conclution Drawing )

Penrikan kesimpulan dilakukan setelah proses pengumpulan

data benar-benr selesai dan hasil kesimpulan tersebut perlu

diverivikasi agar cukup mntap dan benar-benr dapat

dipertanggung jawabkan. Verivikasi dapat dilakukan dengan

cara melakukan pengulangan-pengulangan dengan cepat

dengan tujuan untuk pemantapan dan penelusuran data

kembali. Pada dasarnya data tersebut harus diuji validitasnya

supaya kesimpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih

bisa dipercaya.

Page 51: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Karanganyar terletak di Propinsi Jawa Tengah yang

memiliki banyak wilayah pegunungan yang juga merupakan daerah rawan

bencana terutama tanah longsor karena banyaknya dataran tinggi dan

perbukitan. Dataran tinggi dan perbukitan yang rawan terkena longsor

pada umumnya mengenai wilayah pertanian, karena memang seharusnya

di perbukitan yang tinggi tidak disarankan untuk daerah pertanian atau

perkebunan. Pada akhir tahun 2007 Kabupaten Karanganyar tertimpa

bencana alam yang cukup besar termasuk didalamnya adalah bencana

tanah longsor yang memakan banyak korban jiwa.

1. Batas Wilayah

Kabupaten Karanganyar mempunya batas- batas wilayah, lebih

tepatnya berbatasan dengan beberapa Kabupaten, Kota dan

Propinsi. Sebelah utara dari Kabupaten Karanganyar berbatasan

langsung dengan Kabupaten Sragen. Tidak jarang wilayah operasi

SAR Air dari SAR Karanganyar sering memasuki wilayah

Kabupaten Sragen, karena sungai-sungai besar yang mengalir

menuju di kabupaten tersebut. Sebelah timur berbatasan langsug

dengan propinsi Jawa Timur. Dapat dilihat dengan jelas Gunung

Lawu yang sering dijadikan obyek wisata pendakian para pecinta

alam, sebenarnya sebagian besar Gunung Lawu tersebut sudah

Page 52: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Timur. Di Kabupaten

Karanganyar sendiri, tepatnya di Kecamatan Tawangmangu sangat

dekat dengan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, hal

itu dapat dilihat karena memang terdapat batas nyata (tanda) dan

memang digunakan sebagai jalur alternatif menuju Propinsi Jawa

Timur. Sebelah selatan Kabupaten Karanganyar berbatasan

Langsung dengan Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo.

Dua Kabupten tersebut melintang tepat dari sisi selatan hingga

barat daya dari Kabupaten Karanganyar. Sedangkan batas sebelah

barat adalah Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali. Jika dilihat

dalam peta memang ada beberapa wilayah di Kabupaten

Karanganyar yang terletak sangat dekat dengan Kota Surakarta

bahkan dikelilingi, hal tersebut terkadang membuat masyarakat

jarang tahu, seperti halnya di Kecamatan Colomadu yang masih

masuk wilayah Kabupaten Karanganyar.

2. Luas dan Pembagian wilayah

Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 773,78 km2.

Tentunya luas tersebut terbagi dalam beberapa sub-sub bagian

kecil sampai terkecil. Kabupaten Karanganyar tebagi dalam 17

Kecamatan yang sebagian besar wilayah kecamatannya

mempunyai resiko kerawanan bencana dengan spesifikasi yang

berbeda hal tesebut dapat dilihat dalam pembagian lokasi bencana.

Dari 17 kecamatan masih terbagi lagi dalam 162 desa dan 15

Page 53: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kelurahan. Sebagian besar pemerintahan desa masih dipegang oleh

Kepala Desa yang berarti bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS),

Kepala Desa dipilih secara langsung oleh masyarakat setempat.

Sub yang lebih kecil dan detail Kabupaten Karanganyar terbagi

dalam 1.091 Dusun, 2.313 Dukuh, 1.871 Rukun Warga (RW), dan

6.130 Rukun Tetangga (RT)

3. Pembagian Wilayah Rawan Longsor

Bencana tanah longsor berpotensi terjadi di beberapa

daerah seperti berikut :

1. Kecamatan Jenawi, yaitu Desa Seloromo, Desa Tengguli, Desa

Gumeng, Desa Anggrasmanis dan Desa Balong

2. Kecamatan Kerjo, yaitu Desa Gempolan dan Desa Plosorejo

3. Kecamatan Ngargoyoso, yaitu Desa Berjo, Desa Girimulyo,

Desa Nglegok

4. Kecamatan Tawangmangu, yaitu Desa Tengklik, Desa

Gondosuli, Kelurahan Blumbang dan kelurahan Tawangmangu

5. Kecamatan Karangpandan, yaitu Desa Krang, Desa

Karangpandan dan Desa Gerdu

6. Kecamatan Matesih, yaitu Desa Girilayu dan Desa Koripan

7. Kecamatan Jatiyoso, yaitu Desa Beruk, Desa Wonorejo dan

Desa Wonokeling

Kesemua wilayah rawan bencana diatas memiliki banyak area

perbukitan yang digunakan untuk lahan pertanian atau perkebunan.

Page 54: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Selain itu terdapat pula erosi karena aliran air yang melewati

daerah tersebut. Dari beberapa derah diatas yang menjadi obyek

penelitian adalah Desa Nglegok di Kecamatan Ngargoyoso dan

Desa Balong di Kecamatan Jenawi. Pemilihan lokasi ini

dikarenakan pada dua titik tersebut yang kini menjadi daerah

pantauan utama tanah longsor dari SAR Karanganyar, karena

hampir setiap terjadi hujan lebat dua titik ini sering terjadi

pergerakan tanah yang mengkibatkan longsor ringan ataupun berat.

B. Keadaan Umum Desa Rawan Bencana di Kabupten Karanganyar

1. Desa Nglegok

a. Keadaan Umum Desa Nglegok

Desa Nglegok terletak di pegunungan, lebih tepatnya

disekitar lereng Gunung Lawu. Secara administratif Desa Nglegok

termasuk dalam wilayah Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten

Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah. Karena daerahnya terdapat

banyak lereng dan juga lahan miring maka wilayah ini pernah

beberapa kali tertimpa tanah longsor, mulai dari bencana longsor

yang ringan sampai dengan bencana longsor yang memakan

beberapa korban jiwa. Daerah ini ditetapkan sebagai daerah rawan

bencana tanah longsor sejak terjadi bencana akhir tahun 2007 yang

memakan 6 korban jiwa, dan kerugian materi yang tidak sedikit.

Jarak Desa Nglegok dengan pusat pemerintahan adalah

sebagai berikut :

Page 55: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

- Jarak dengan pusat pemerintahan kecamatan 10 km kearah

timur

- Jarak dengan pusat pemerintahan kabupaten 17 km kearah

barat

- Jarak dengan pusat pemerintahan propinsi 135 km kearah barat

Desa Nglegok sudah memiliki sarana transportasi yang

memadahi berupa jalan yang baik dan transportasi yang lancar.

Dengan keberadaan alat transportasi yang lancar maka jarak

dengan daerah-daerah yang lainnya dapat diakses dengan mudah.

Desa nglegok dapat ditempuh melalui jalur Karangpandan-Solo,

yaitu dengan mengendarai bus umum, yang merupakan alat

transportasi utama masyarakat sekitar Desa Nglegok.

b. Batas Desa

Desa Nglegok mempunyai batas-batas wilayah antara lain

sebelah utara berbatasan dengan Desa Dukuh, Sebelah Selatan

berbatasan dengan Desa Dayu, sebelah barat berbatasan dengan

Desa Tamansari dan sebelah timur berbatasan dengan Desa

Girimulyo. Pada umumnya semua desa yang mengelilingi Desa

Nglegok juga mempunya tekstur tanah yang tidak rata dan juga

rawan terhadap bahaya tanah longsor.

c. Luas dan Pembagian Wilayah

Luas wilayah Desa Nglegok meliputi tanah seluas

4.386.800 Km² yang terbagi menjadi 7 dusun atau lingkungan yaitu

Page 56: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Dusun Sidi, Dusun Ngungkal, Dusun Jenggrik, Dusun Ngiyoro,

Dusun Cumpleng, Dusun Talok dan Dusun Karangnongko.

Sedangkan dalam penelitian ini wilayah yang diambil sebagai

obyek daerah rawan bencana tanah longsor adalah Dusun

Cumpleng, yang pada akhir tahun 2007 Kemarin menewaskan 6

orang warganya.

d. Keadaan Penduduk

1) Jumlah Penduduk

Jumlah keseluruhan penduduk Desa Nglegok sapai dengan

tahun 2008 terhitung 4.393 jiwa.

2) Komposisi Penduduk menurut umur dan jenis kelamin

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin

dapat dijadikan petunjuk bagi kemungkinan perkembangan

penduduk suatu daerah di masa yang akan datang. Untuk lebih

jelasnya jumlah penduduk Desa Nglegok menurut golongan

umur dan jenis kelamin dapat kita lihat pada tabel berikut ini :

Page 57: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 1.1

Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis

Kelamin

Golongan usia Laki-Laki Perempuan Jumlah

0-9 tahun 144 128 272

10 -14 tahun 173 141 314

15- 19 tahun 186 174 360

20-29 tahun 248 250 498

30-39 tahun 147 159 306

40-49 tahun 166 169 335

50 tahun keatas 483 623 1106

Jumlah 1547 1644 4939

Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah terbesar

penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin adalah

pada kelompok umur 60 Tahun keatas yaitu sebesar. Dimana

jumlah penduduk jenis kelamin perempuan adalah 1644 jiwa,

lebih besar dari jumlah penduduk dengan jenis kelamin

perempuan sebesar 1547 jiwa. Dari data tersebut menunjukkan

angka ketergantungan penduduk usia non produktif dan usia

penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk usia

produktif tidak begitu besar.

3) Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian

Pembagian penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat

dalam tabel berikut :

Page 58: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 1.2

Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian

No

Mata pencaharian Jumlah

1 Pegawai Negri Sipil 15

2 TNI / POLRI 2

3 Swasta 57

4 Wiraswasta / Pedagang 28

5 Tani 750

6 Pertukangan 75

7 Buruh Tani 1231

8 Pensiunan 15

9 Angkutan 35

10 Jasa -

11 Lain-lain -

JUMLAH 2208

Sumber : Dta Monografi Desa Nglegok. 2008.

Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

penduduk Desa Nglegok bermata pencaharian sebagai buruh

tani, yaitu sebesar 1231 orang, sedangkan jumlah pekerjaan

lain relatif lebih sedikit. Penduduk Desa Nglegok sebagian

besar tergantung pada orang lain, yaitu mengandalkan para

pemilik lahan pertanian sebagai mata pencaharian mereka

sehari-hari, selain itu pada umumnya mereka juga memelihara

ternak sebagai sumber penghidipan selain dari pemilik lahan

pertanian.

4) Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Page 59: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pandangan

dan pengetahuan umum masyarakat agar mereka mampu

menerima hal-hal baru yang menguntungkan bagi mereka,

terlebih lagi dilembaga formal ini juga memberi pengetahuan

mengenai bencana alam meskipun tidak begitu detail.

Tabel 1.3

Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan

Jumlah

1 Tamat Sarjana S1 / D4 15

2 Tamat Akademi / D1-D3 -

3 Tamat SMA / MA / sederajat -

4 Tamat SMP / MTs / sederajat -

5 Tamat SD / MI / sederajat 300

6 Tamat TK 72

7 Tidak Tamat SD / MI / sederajat 326

8 Pondok Pesantren -

9 Kursus / ketrampilan 37

10 Lain-Lain -

JUMLAH 750

Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008.

Adapun persebaran tingkat pendidikan penduduk di Desa

Nglegok dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlah terbesar

adalah penduduk tamatan SD/MI/Sederajat yaitu 300 orang.

Dalam hal ini dari semua penduduk tamatan SD tentu ada pula

yang pernah duduk di bangku SMP walaupun tidak tamat. Dari

data diatas dapat dilihat bahwa masih kurangnya pendidikan

Page 60: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

mengakibatkan banyak kekurangan pengetahuan terhadap

masyarakatnya, termasuk dalam tanggap bencana dan prediksi

bencana alam.

Bagi warga yang belum tamat SD tentunya mereka masih

melanjutkan sekolah dan umumnya masih anak-anak sekolah

usia SD. Bagi penduduk yang tidak sekolah dan tidak sekolah

pada jenjang diatasnya umumnya menghadapai kendala dari

faktor usia, waktu atau biaya sekolah, walaupun mungkin ada

yang berminat melanjutkan sekolah. Adanya tamatan sarjana

meskipun jumlahnya sedikit hal ini menunjukkan adanya sudah

adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan

formal.

5) Komposisi Penduduk menurut Agama

Tabel 1.4

Komposisi Penduduk menurut Agama

No Agama Jumlah

1 Islam 4272

2 Kristen 21

3 Khatolik -

4 Hindu -

5 Budha -

JUMLAH 4293

Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008.

Page 61: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Dari data diatas menunjukkan bahwa penduduk Desa

Nglegok mayoritas adalah pemeluk agama islam, yaitu 4272,

dan lainnya itu pemelu agama Kristen hanya 21 orang.

6) Perangkat Desa

Desa Nglegok memiliki Badan Perwakilan Desa (BPD)

yang beranggotakan 9 orang. Sedangkan jumlah perangkat desa

berjumlah 13 orang yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.5

Perangkat Desa Nglegok dan Susunannya

No

Bidang Jumlah Orang

1 Sekdes / Sekjur 1

2 Kepala Urusan / Kepala Seksi 3

3 Kepala Dusun / Lingkungan 7

4 Staff / Pembantu Kaur 2

JUMLAH 13

Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008.

Page 62: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

e. Sarana dan Prasarana Desa Nglegok

1) Sarana Peribadatan

Tabel 1.6

Sarana Peribadatan

No Sarana Peribadatan

Jumlah

1 Masjid 16

2 Mushola 6

3 Gereja -

4 Vihara -

5 Pura -

JUMLAH 22

Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008.

Sebagian besar masyarakat di Desa Nglegok memeluk agama

islam yaitu dengan jumlah 4272 orang, sedangkan agama Kristen

sebanyak 21 orang dan pemeluk agama lain tidak ada. Sementara

itu sarana peribadatan berupa masjid sudah cukup memadahi,

sedangkan tempat peribadatan lain belum tersedia.

2) Sarana Pendidikan

Jumlah tempat pendidikan yang ada dalam suatu daerah

dapat dijadikan tolok ukur kenmajuan suatu daerah. Sarana

pendidikan yang ada di Desa Nglegok dapat dilihat dari tabel

berikut ini :

Page 63: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 1.7

Sarana Pendidikan

No Jenis Pendidikan

Negeri Swasta Jumlah

1 Kelompok Bermain - - -

2 TK - - -

3 SD / MI 2 - 2

4 SLTP / MTs - - -

5 SLTA / MTA - - -

6 Akademi - - -

7 Institut / Sekolah Tinggi - - -

8 Universitas - - -

JUMLAH 2 - 2

Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008.

Sarana Pendidikan di Desa Nglegok dapat dikatan masih

dibawah standart, masih sangat kurang, sehingga untuk

mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, penduduk Desa

Nglegok harus keluar daerah, bahkan untuk mendapatkan

pendidikan tingkat TK pun demikian halnya.

3) Sarana Transportasi dan Perhubungan

Srana perhubungan dan transpotasi adalah sarana yang

sangat penting untuk mendukung kelancaran aktifitas dan

mobilitas penduduk. Kondisi jalan di Desa Nglegok secara

keseluruhan dapat dikatakan sudah baik, meskipun terdapat

kerusakan kecil, tetapi tidak begiyu berarti bahkan

menghambat. Hampir semua jalan utama telah diaspal.

Page 64: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Sehingga untuk akses keluar desa tidak mengalami kesulitan.

Sarana transportasi untuk menjangkau daerah ini pada

umumnya adalah angkutan umum.

Tabel 1.8

Sarana Transportasi dan Perhubungan

No Alat Transportasi Jumlah

1 Sepeda 17

2 Sepeda motor 285

3 Dokar / Delman -

4 Kendaraan beroda tiga -

5 Angkudes / Angkota -

6 Mobil Pribadi 25

7 Bus Kota -

8 Bus Umum 3

9 Truk 8

10 Lain-lain -

JUMLAH 338

Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008.

Pemilikan transportasi di Desa Nglegok sudah cukup

memadahi, tetapi transportasi yang paling banyak digunakan

geografis yang naik turun adalah sepeda motor karena desa

tersebut memiliki letak

Page 65: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

4) Sarana Perdagangan/ Jasa

Tabel 1.9

Sarana Perdagangan / Jasa

No Sarana

Jumlah

1 Pasar Desa -

2 Toko 5

3 Warung 12

4 Kaki Lima 4

5 Bidan 1

JUMLAH 22

Sumber : Data Monografi Desa Nglegok. 2008.

Data diatas menunjukkan bahwa jumlah sarana

perdagangan dan jasa di Desa Nglegok masih minim. Karena

sarana perdagangan ini merupakan salah satu pendukung sector

perekonomian penduduk di wilayah itu.

f. Keadaan Wilayah Rawan Bencana

Bencana yang terjadi pada di wilayah Desa Nglegok yang tepatnya

terjadi di wilayah Dusun dapat digambarkan bahwa keberadaan

rumah penduduk berada dibawah tebing yang relative tinggi.

Tebing tersebut merupakan tebing tanah yang termasuk gembur

dan mempunyai daya serap air yang kuat.

Page 66: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2. Desa Balong

a. Keadaan Umum

Keadaan umum Desa Balong terletak di wilayah

Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa

Tengah. Jarak Desa Balong dengan pusat pemerintahan adalah

sebagai berikut :

- Jarak dengan pusat pemerintahan Kecamatan Jenawi adalah 1

km ke Barat

- Jarak dengan pusat pemerintahan Kabupaten Karanganyar

adalah km ke Tenggara

- Jarak dengan pusat pemerintahan Propinsi Semarang adalah

km ke Barat

Desa Balong sudah mempunyai sarana transportasi yang

memadahi berupa jalan yang baik dan transportasi yang lancar.

Dengan keberadaan alat transportasi yang lancar maka jarak

dengan daerah-daerah lainnya menjadi mudah ditempuh.

Desa Balong dapat ditempuh melalui jalur Solo-

Karanganyar (kota). Desa Balong merupakan desa yang dalam

masa pantauan rawan bencana tanah longsor, karena di daerah

tersebut banyak terdapat wilayah yang mempunyai retakan tanah

rawan longsor. Pada tahun 2007 Kabupaten Karanganyar terkena

musibah bencana alam yang cukup besar, terjadi banjir dan longsor

Page 67: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

di beberapa wilayah kecamatannya, termasuk di dalamnya adalah

Desa Balong, Kecamatan Jenawi.

Perjalanan ke Desa Balong dari Karanganyar memerlukan

waktu sekitar 1 jam perjalanan. Sedangkan dari Solo memerlukan

waktu sekitar 1jam 30 menit perjalanan. Dari perjalanan dari kota

ke Desa Balong melewati jalan yang berkelok-kelok, tetapi dengan

suguhan pemandangan alam yang indah, serta banyak melewati

obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Karanganyar, antara lain

Candi Cetho sampai pada panorama kebun teh.

b. Batas Desa

Desa Balong mempunyai batas wilayah antara lain sebelah

utara berbatasan dengan Desa Menjing, sebelah Selatan

berbatasan dengan Desa Trengguli, sebelah barat berbatasan

dengan Desa Sido Mukti, dan sebelah timur berbatasan dengan

Desa Plosorejo.

c. Keadaan Geografis

Desa Balong mempunyai ketinggian tanah kuarang lebih

600 meter dari permukaan laut. Dilihat dari ketinggian tanah

dari permukaan laut, maka desa ini termasuk daerah dataran

tinggi. Oleh karena itu kerawanan terjadi longsorpun juga tinggi,

mengingat banyaknya banyak lahan yang digunakan sebagai

area perkebunan maka kegemburan tanah akan tinggi dan

penyerapan air juga berimbang tinggi, belum lagi ditambah

Page 68: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

daerah lereng-lereng perbukitan yang dialiri air. Suhu udara

rata-rata adalah 24 derajat celcius. Struktur tanah di desa ini

rata-rata subur. Oleh karena itu pertanian sangat cocok

diterapkan di wilayah ini.

d. Luas dan Pembagian Wilayah

Luas wilayah Desa Balong meliputi tanah seluas yang

terbagi menjadi 4 dusun atau lingkungan, yaitu Dusun Talun,

Dusun Balong, Dusun Kentangan, dan Dusun Doksari.

Sedangkan yang menjadi titik penelitian adalah Dusun Balong.

Luas tanah tersebut mempunya status sebagai berikut :

a). Tanah bersertifikat : 740 sertifikat

b). Tanah tidak bersertifikat : 148.690 Km2

Desa Balong mempunyai model pemerintahan desa yang

dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang biasa disebut dengan

sebutan “ Pak Lurah”. Sebenarnya sebutan Lurah hanya untuk

sisitem pemerintahan Kelurahan bukan Desa. Jika di Sistem

pemerintahan Kelurahan, Lurah adalah seorang Pegawai Negeri

Sipil (PNS). Tetapi meskipun begitu masyarakat lebih akrab

dengan sapaan “Pak Lurah”, yang sebenarnya adalah Kepala

Desa. Desa Balong ini sendiri terbagi dalam 34 RT dan 8 RW.

e. Keadaan Tanah

a). Tanah Kering

1). Pekarangan/Bangunan : 80.490 Km2

Page 69: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2). Tegal/Kebun : 218.560 Km2

b). Tanah keperluan fasilitas sosial : 2.200 Km2

c). Tanah sawah : 282.470 Km2

Sumber : Monografi Desa Balong Tahun 2008

Dari monografi Desa Balong dapat diketahui bahwa tekstur

tanah di Desa Blong adalah tanah kering dan digunakan untuk

pertanian / tega / kebun. Hal ini dikarenakan Desa Balong

merupakan daerah pegunungan yang memang sesuai untuk lahan

perkebunan. Halm ini juga yang menyebabkan banyaknya tanah

gembur, sehingga mendorong terjadinya tanah longsor.

f. Keadaan Penduduk

a) Jumlah penduduk

Jumlah keseluruhan penduduk Desa Balong terhitung 3569

jiwa

b) Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin

komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat

dijadikan petunjuk bagi kemungkinan perkembangan

penduduk suatu daerah di masa yang akan datang. untuk

lebih jelasnya jumlah penduduk Desa Balong menurut

golongan umur dan jenis kelamin dapat kita lihat pada tabel

berikut :

Page 70: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 2.1

Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis

Kelamin

Golongan usia Laki-Laki Perempuan Jumlah

0-9 tahun 352 354 706

10 -14 tahun 179 175 354

15- 19 tahun 167 220 387

20-29 tahun 355 326 681

30-39 tahun 139 174 313

40-49 tahun 183 186 369

50 tahun keatas 350 409 759

Jumlah 1725 1844 3569

Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008.

Dari tabel fiatas dapat dilihat bahwa jumlah terbesar

penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin adalah

pada kelompok umur 50 Tahun keatas yaitu sebesar 759 jiwa.

Diama jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki adalah 350

jiwa, lebih kecil dibandingkan dengan umlah penduduk

dengan jenis kelamin perempuan sebesar 409 jiwa. Dari data

tersebut menunjukkan angka ketergantungan penduduk usia

non produktif dan penduduk usia tidak produktif terhadap

penduduk usia produktif tidak begitu besar.

c) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Desa Balong sangat beragam

meskipun yang memegang peran utama pada sektor pertanian.

Page 71: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Mata pencaharian penduduk dapat dijadikan tolok ukur

kemakmuran suatu wilayah.

Tabel 2.2

Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian

No

Mata pencaharian Jumlah

1 Pegawai Negri Sipil 120

2 TNI / POLRI 7

3 Swasta 669

4 Wiraswasta / Pedagang 42

5 Tani 443

6 Pertukangan 390

7 Buruh Tani 920

8 Pensiunan 106

9 Angkutan 51

10 Jasa 15

JUMLAH 2763

Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008.

Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk

Desa Balong bermata pencaharian sebagai buruh tani yaitu

sebesar 920 orang, yang berarti mereka menggantungkan

penghasilannya kepada para petani yang berjumlah 443 orang.

d) Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Adapun persebaran tingkat pendidikan penduduk di Desa

Balong dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlah terbesar

adalah penduduk tamatan SD / MI / Sederajat yaitu sebesar

Page 72: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

1412 jiwa dari seluruh jumlah penduduk. Dalam hal ini dari

semua penduduk tamatan SD tentu ada yang pernah duduk di

angku SMP walaupun tidak tamat. Demikian pula terhadap

tamatan SMP.

Tabel 2.3

Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan

Jumlah

1 Tamat Sarjana S1 / D4 20

2 Tamat Akademi / D1-D3 28

3 Tamat SMA / MA / sederajat 550

4 Tamat SMP / MTs / sederajat 1020

5 Tamat SD / MI / sederajat 1412

6 Tamat TK 245

7 Tidak Tamat SD / MI / sederajat 50

8 Pondok Pesantren -

9 Kursus / ketrampilan 27

JUMLAH 3352

Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008.

Page 73: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

e) Komposisi Penduduk Menurut Agama

Tabel 2.4

Komposisi Penduduk menurut Agama

No Agama Jumlah

1 Islam 2957

2 Kristen 130

3 Khatolik 22

4 Hindu 460

5 Budha -

JUMLAH 3569

Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008.

Data diatas menunjukkan bahwa penduduk desa Balong

mayoritas adalah beragama islam yaitu sebanyak 2957, tetapi

menurut data diatas pemeluk agama di Desa Balong sudah

beragam sesuai dengan agama yang di sahkan oleh pemerintah.

f) Perangkat Desa

Tabel 2.5

Perangkat Desa Balong dan Susunannya

NO BIDANG JUMLAH

1 Kepala Desa 1

2 Sekretaris Desa / Sekdes 1

3 Kepala Urusan / Kepala Seksi 5

4 Kepala Dusun / Lingkungan 4

5 Staff / Pembantu Kaur -

JUMLAH 11

Page 74: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008. Desa Balong

memiliki Badan Perwakilan Desa yang beranggotakan 9 orang.

Sedangkan jumlah perangkat desa berjumlah 11 orang,

g) Sarana dan Prasarana Desa Balong

1) Sarana Peribadatan

Sebagian besar masyarakat di Desa Balong memeluk agama

islam yaitu dengan jumlah penduduk 2957 orang dari

keseluruhan jumlah penduduk yaitu 3569. Sementara itu

sarana peribadatan juga cukup menunjang.

Tabel 2.6

Sarana Peribadatan

No Sarana Peribadatan

Jumlah

1 Masjid 4

2 Mushola 13

3 Gereja 2

4 Vihara -

5 Pura 2

JUMLAH 21

Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008.

2) Sarana Pendidikan

Jumlah tempat pendidikan yang ada dalam satu

daerah dapat dijadikan tolak ukur kemajuan suatu daerah.

Dalam hal ini pula berkaitan erat tentang seberapa jauh

pengetahuan masyarakat mengenai sistem penanganan

Page 75: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

bencana yang sekarang marak di demonstrasikan di

lembaga pendidikan, seperti manajemen gempa dan banjir.

Tabel 2.7

Sarana Pendidikan

No Jenis Pendidikan

Negeri Swasta Jumlah

1 Kelompok Bermain - 2 2

2 TK 3 - 3

3 SD / MI 3 - 3

4 SLTP / MTs 1 - 1

5 SLTA / MTA - - -

6 Akademi - - -

7 Institut / Sekolah Tinggi - - -

8 Universitas - - -

JUMLAH 7 2 9

Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008.

Jumlah tempat pendidikan yang ada dalam satu

daerah dapat dijadikan tolak ukur kemajuan suatu daerah.

Dalam hal ini pula berkaitan erat tentang seberapa jauh

pengetahuan masyarakat mengenai sistem penanganan

bencana yang sekarang marak di demonstrasikan di

lembaga pendidikan, seperti manajemen gempa dan banjir.

Sarana pendidikan di Desa Balong dapat dikatakan

masih belum memadai, jika ingin menempuh pendididkan

yang lebih tinggi penduduk harus keluar daerah, mengingat

Page 76: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

letak daerah Desa Balong yang cukup jauh dari pusat

pendidikan kota.

3) Sarana Transportasi dan Perhubungan

Sarana perhubungan dan transportasi adalah sarana

yang sangat penting untuk mendukung kelancaran ativitas

dan moilitas penduduk. Kondisi jalan Desa Balong secara

keseluruhan bisa dibilang baik. Hampir semua telah di

aspal. Sehingga untuk akses keluar tidak mengalami

kesulitan. Sarana transportasi untuk ke daerah ini

umumnya adalah bus umum, tetapi banyak diantara warga

masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi. Jalur

kendaraan umum ke Desa ini bahkan Kecamatan Jenawi

sendiri jika dari pusat pemerintahan kabupaten cukup jauh

dan harus dengan rute memutar sehingga memerlukan

waktu yang lebih lama dibandingkan menggunakan

kendaraan pribadi. Para pengguna kendaraan pribadi pada

umumnya memilih jalur altenatif yang lebih dekat, tetapi

kekurangannya adalah belum ada kendaraan umum yang

melalui jalur alternative tersebut. Meskipun sarana

angkutan umum belum banyak tersedia untuk menjangkau

wilayah ini akan tetapi akses dan keadaan jalan dalam

kondisi yang baik, dapat dilalui kendaraan roda 4 bahkan

bus, ataupun truk-truk besar. Pemerintah daerah

Page 77: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

seharusnya juga mengusahakan kendaraan umum untuk

memperlancar mobilitas penduduk, dan memperlancar

segala aktivitas ekonomi dan pendidikan juga.

Tabel 2.8

Sarana Transportasi dan Perhubungan

No Alat Transportasi Jumlah

1 Sepeda 15

2 Sepeda motor 367

3 Dokar / Delman -

4 Kendaraan beroda tiga -

5 Angkudes / Angkota -

6 Mobil Pribadi 22

7 Bus Kota -

8 Bus Umum 8

9 Truk 6

10 Lain-lain -

JUMLAH 418

Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008.

Page 78: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

4) Sarana Perdagangan / Jasa

Tabel 2.9

Sarana Perdagangan / Jasa

No Sarana

Jumlah

1 Pasar Desa 1

2 Toko 13

3 Warung 3

4 Kaki Lima -

5 Bidan 3

JUMLAH 20

Sumber : Data Monografi Desa Balong. 2008.

Jumlah sarana perdagangan dan jasa di Desa Balong masih

minim. Karena sarana perdagangan ini merupakan salah

satu pendukung sektor perekonomian penduduk. Data

diatas menunjukkan bahwa jumlah sarana perdagangan

dan jasa di Desa Balong masih minim. Karena sarana

perdagangan ini merupakan salah satu pendukung sektor

perekonomian penduduk.

h) Keadaan Wilayah Rawan Bencana

Wilayah Desa Balong pernah menjadi lokasi bencana

longsor pada tahun 2007. Hingga saat inipun masih dalam

pantauan dan merupakan daerah yang masih berpotensi longsor.

Keadaan ini dikarenakan letak tanah atau wilayah Desa Balong

yang banyak memiliki perbukitan dan dataran tinggi dengan tekstur

Page 79: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

tanah gembur, karena banyak digunakan sebagai lahan pertanian.

Selain tanah longsor di daerah ini juga terdapat retakan-retakan

tanah yang berpotensi longsor. Retakan tanah seperti ini terjadi

karena beberapa faktor antara lain abrasi tanah, adanya beberapa

wilayah pertambangan pasir liar, struktur tanah dan beberapa faktor

alam seperti hujan berkepanjangan dan demikian halnya saat

kemarau yang mengakibatkan keringnya tanah dan memperparah

retakan yang ada.

Pemerintah desa setempat sudah melakukan upaya

pengurangan resiko tanah longsor dengan jalan penghijauan. Tanah

yang menjadi lahan pertanian di lahan miring yang seharusnya

ditanami tanaman keras atau tanaman tahunan mulai digalakkan.

Meskipun demikian bencana tanah longsor dapat mengancam

sewaktu-waktu karena memang situasi cuaca akhir-akhir ini yang

tidak menentu. Dan hasil dari penghujauan itupun tidak dapat

dilihat dalam waktu yang singkat. Memerlukan waktu dalam

jangka bulan untuk dapat merasakan hasil penghijauan, sedangkan

bencan itu tidak bisa menunggu apalagi ditunda. Oleh karena itu

kesadaran masyarakat sejak dini sangat diperlukan untuk

keselamatan bersama.

Page 80: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

C. PROFIL SAR

1. Sejarah Perkembangan SAR di Indonesia

Organisasi SAR Nasional di Indonesia mulai diwujudkan dengan

terbitnya Keputusan Presiden 11 Tahun 1972 tentang Badan SAR

Indonesia., namun sebenarnya pemikiran-pemikiran untuk membentu

organisasi SAR sudah ada sejak Tahun 1950. Pada tahun 1950 Indonesia

masuk sebagai anggota ICAO (International Civil Aviation Organization),

denag msuknya sebagai anggota ICAO maka Indonesia mempunyai

kewajiban untuk menyelenggarakan SAR terhadap musibah yang terjadi di

wilayah Indonesia.

Tahun 1966 dengan Keputusan Presiden nomor 203 Tahun 1966

negara Indoneia terdaftar sebagai anggota IMCO (Intergovermental

Maritme Consultative

2. Sejarah Singkat Berdirinya SAR Karanganyar

Ditengah arus perubahan sosial yang terjadi didalam masyarakat,

sebagai akibat lajunya modenisasi daan juga pengaruh globalisasi,

terkadang membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri.

Sifat kepedulian sosial dan rasa solidaritas yang dulu menjadi bagian dari

kehidupan masyarakat kita, sedikit demi sedikit, berubah dan bergeser

pada pola kehidupan yang individualistis. Fenomena ini sudah sangat

terasa karena sudah banyak tumbuh di kota-kota besar di Indonesi, tidak

terkecuali di wilayah Kabupaten Karanganyar sendiri. Kepedulian sosial

dan rasa solidaritas masyarakat mengalami degradasi.

Page 81: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Menyadari adanya fenomena tersebut, pada tanggal 14 Desenmber

2004 terbentuklah SAR Karanganyar yang dipelopori oleh beberapa

pemuda di Karanganyar. Pada umumnya pemuda tersebut berangkat dari

beberapa organisasi diantaranya adalah pramuka dan pecinta alam.

Sebelumnya di pramuka sendiri telah membentuk UBALOKA (Unit Bantu

Pertolongan Pramuka) yang juga bergerak di bidang sosial kemanusiaan.

Tetapi sistemaisasi kerjanya masih terhalang oleh para anggota yang

memang kebanyakan masih usia sekolah menengah atas. Maka denga

kesadaran dan landasan kemanusiaan akhirnya para pemuda tersebut

memutuskan untuk membentuk SAR. Dan pada tanggal 14 Desember

itulah ditetapkan sebagai hari lahirnya SAR Karanganyar. Dan pada

tanggal 10 Agustus 2005 kepegurusan SAR Karanganyar untuk periode

2005-2010 dilantik oleh Bupati Karanganyar Ibu Hj. Rina Iriani Sri

Ratnaningsih, S.Pd, M.Hum di rumah dinas bupati Kapupaten

Karanganyar.

Untuk lokasi Markas Komando (Mako) SAR Karanganyar sendiri

sempat berpindah dari rumah dinas di Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu

Kabupaten Karangnyar menjadi di rumah dinas di Desa Tegal Asri,

Kecamatan Bejen, Kabupaten Karangnyar. Hal ini dikarenakan permintaan

dari pengurus SAR Karanganyar untuk berpindah di wilayah yang lebih

strategis berada di pusat kota, sehinnga informasi mudah didapat, selain itu

untuk mempermudah akses warga masyarakat jika sewaktu-waktu

Page 82: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

memerlukan bantuan SAR, meskipun telah tersedia pesawat komunikasi

dan telepon markas.

3. Visi dan Misi SAR Karanganyar

a. Visi SAR Karanganyar

“ Berhasilnya pelaksaan operasi SAR pada setiap waktu daan tempat

dengan cepat, handal dan aman”

b. Misi SAR Karanganyar

“ Menyelenggarakan kegiatan operasi SAR yang efektif dan efisien

melalui upaya tindak awal yang maksimal, serta pengerahan potensi

SAR yang didukung oleh sumber daya manusia yang professional,

fasilitas SAR yang memadai, dan prosedur kerja yang mantap dalam

rangka mewujudkan Visi Badan SAR Nasional”

4. Asas dan Dasar, Tujuan, Manfaat, Tugas Pokok dan Fungsi

a. Asas dan Dasar

SAR Karanganyar berasaskan Pancasila

b. Tujuan

SAR Karanganyar mendidik, membina dan melakukan dengan tujua

agar :

1) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudipekerti luhur yang :

a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat

mental dan tinggi moral

b) Tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya

c) Kuat dan sehat jasmaninya

Page 83: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila serta

menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat

membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bertanggung

jawab atas pembangunan bangsa dan Negara, memiliki

kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik

lokal, nasional, maupun internasional.

c. Manfaat

1) Bagi lembaga pendidikan

SAR Karanganyar bermanfaat sebagai wadah untuk mengarahkan,

mendidik dan membina para generasi muda / mahasiswa / pelajar

untuk lebih menghayati arti pengabdian dan meresapi nilai-nilai

kemanusiaan.

2) Bagi Lembaga Pemerintah / Kemasyarakatan

SAR Karanganyar bermanfaat sebagai sarana untuk melestarikan

kegiatan sosial kemanusiaan dan sebagai partner dalam

menumbuhkan rasa solidaritas dan kepedulian sosial dalam

masyarakat

3) Bagi Masyarakat

Tersedianya bantuan pelayanan emergency apabila terjadi suatu

musibah (individual maupun missal).

Page 84: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

d. Tugas Pokok dan Fungsi

1) Tugas Pokok

Dalam akta notaris No. 70 Tahun 2005 Tentang Anngaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, SAR Karanganyar

mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan,

pengkoordinasian potensi Search And Rescue (SAR) dalam

kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau

dikhawatirkan hilang, serta member bantuan SAR dalam

penanggulangan bencana dan musibah lainnya di wilayah.

Secara garis besar tugas utama SAR adalah melaksanakan

operasi di daerah bencana atau daerah yang dikhawatirkan terjadi

bencana, ataupun membantu dalam pencarian segala bentuk

(material maupun manusia) di wilayah Kabupaten Karanganyar.

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika SAR Karanganyar

juga melaksanakan tugas di luar wilayah Kabupaten Karanganyar

(wilayah operasi) apabila diminta bantuan sesuai dengan tata cara

dan ketentuan yang telah diatur sebelumnya dan sesuai dengan

kemampuan.

2) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, SAR

Karanganyar menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a) Pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SAR di

wilayah Kabupaten Karanganyar

Page 85: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

b) Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan Operasi

SAR

c) Pelaksanaan tindak awal

d) Pemberian bantuan SAR dalam bencana alam dan musibah

lainnya

e) Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR baik

dengan instansi pemerintahan dan organisasi masyarakat yang

lain

f) Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan Operasi

SAR

g) Pelaksanaan administrasi di lingkungan SAR Karanganyar

4. Sifat dan Usaha

a. Sifat

Adapun sifat umum dari organisasi SAR Karanganyar adalah

sebagai berikut:

1) SAR Karanganyar adalah organisasi sosial kemanusiaan yang

keanggotaanya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras,

golongan dan agama.

2) SAR Karanganyar bukan organisasi kekuatan sosial politik, bukan

bagian dari kekuatan sosial politik dan tidak menjalankan politik

praktis.

Page 86: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

3) SAR Karanganyar ikut serta membantu masyarakat dalam bidang

sosial kemanusiaan dan Search And Rescue (SAR) yang mengalami

musibah individu / missal.

4) SAR Karanganyar menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya

memeluk agama dan kepercayaan masing-masing beribadat menurut

agama dan kepercayaan masing-masing.

Sifat organisasi SAR Karanganyar adalah suka rela dan bergerak di

bidang sosial kemanusiaan. Organisasi SAR sendiri bersitem komando.

Oleh karena itu setiap orang yang masuk menjadi pengurus ataupun

anggota SAR Karanganyar tidak akan memperoleh imbalan (gaji) yang

berupa apapun kecuali penghargaan yang setinggi-tingginya. Pendanaan

di SAR Karanganyar sendiri hanya diperuntukkan sebagai dana

operasional (akomodasi dan logistik) serta untuk melengkapi sarana dan

prasarana SAR, karena memang terbatasnya dana yang diterima oleh

SAR dari pemerintah daerah.

Sedangkan yang dimaksud dengan sistem komando di SAR

Karanganyar sendiri adalah SAR Karanganyar berada dibawah pimpinan

seorang komandan, serta dalam cara kerjanya berdasarkan keputusan

dari pengurus (komandan) itu sendiri. Satu perintah atau komando akan

memudahkan sistem kerja SAR.

b. Usaha

Untuk mencapai tujuan diatas, diadakan usaha sebagai berikut :

Page 87: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

1) Ke Dalam

a) Mengembangkan SAR Karanganyar secara ilmiah

b) Membina dan mendidik semua anggota SAR Karanganyar

c) Mengusahakan bersama-sama sarana dan prasarana pendukung

untuk menunjang tujuan SAR Karanganyar tersebut.

2) Ke Luar

a) Memupuk semangat persatuan, kesatuan dan kebersamaan

dengan mengadakan kerja sama dengan seluruh instansi

pemerintshsn terkait.

b) Mengadakan hubungan, kerja sama dengan badan-badan ataupun

instansi pemerintahan dan swasta yang mempunyai visi dan misi

yang sama, baik di dalam negeri ataupun luar negeri.

c. Keanggotaan, Organisasi dan Pengurus

1) Keanggotaan

Anggota SAR Karanganyar terdiri dari :

a) Anggota Kehormatan

Anggota kehormatn diangkat dan disahkan oleh pengurus

SAR Karanganyar. anggota kehormatan diangkat dari tokoh

yang berjasa dalam pngembangan organisai maupun

memajukan SAR Karanganyar.

Page 88: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

b) Anggota Biasa

Anggota adalah warga Negara Indonesia yang mempunyai

jiwa sukarela yang berdomisili di Karanganyar dan sekitarnya

serta telah dikukuhkan sebaaagai anggota setelah ditetapkan

oleh pengurus.

c) Anggota Magang

Anggota magang adalah warga Negara Indonesia yang

mendaftarkan diri sebagai anggota SAR Karanganyar yang

magang kepada SAR Karanganyar dengan ketentuan-ketentuan

yang diatur iole SAR Karanganyar.

d) Kartu anggota dibuat dan ditandatangani oleh Komandan SAR

Karanganyar

e) Hak dan Kewajiban Anggota

1) Anggota berhak mengenakan pakaian identitas SAR

Karanganyar dengan lambang SAR Karanganyar.

2) Anggota kehormatan dapat dipilih menjadi anggota

pengurus (kecuali WNA) dan hadir dalam rapat-rapat

sebagai peninjau.

3) Anggota wajib mentaati AD ART serta keputusan-

keputusan lainya yang dikeluarkan oleh pimpinan

pelaksana SAR Karanganyar.

Page 89: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

4) Anggota magang dapat melaksanakan operasi dan latihan

setelah mendapatkan ijin dari pimpinan pelaksana dan

bidang SAR Karanganyar yang berwenang.

5) Anggota wajib menjaga dan mrnjunjung tinggi kehormatan

SAR Karanganyar.

6) Anggota berhak menyampaikan saran dan pendapat.

7) Hak-hak yang lain dari anggota tertulis dalam juklak.

f) Gugurnya Keanggotaan

Anggota akan gugur karena :

1) Meninggal dunia

2) Mengundurkan diri dari keanggotaan yang dinyatakan

secara tertulis kepada pengurus disertai alasan.

3) Diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat

oleh pengurus SAR Karanganyar karena melanggar

Undang-Undang Negara, AD / ART, serta kode etik SAR

Karanganyar.

4) Tidak mengikuti kegiatan SAR selama 6 bulan berturut-

turut

5) Anggota yang berhenti atau diberhentikan maka kedudukan

atau jabatan secara otomatis gugur dan wajib menyerahkan

seluruh atribut SAR Karanganyar.

6) Anggota yang diberhentikan berdasarkan ketentuan pasal 5

sub C diatas, pada tingkat terakhir dapat melakukan

Page 90: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

pembelaan di dalam musyawarah luar biasa tanpa dapat

diwakilkan kepada siapapun.

7) Keputusan pemberhentian batal demi keadilan bilamana

musyawarah luar biasa menyatakan keberatan atas

keputusan tersebut.

2) Organisasi

Organisasi SAR Karanganyar terdiri dari :

a) SAR Karanganyar merupakan organisasi sukarelawan yang

bernaung pada pemerintah daerah yang bergerak dalam bidang

emergency dan sosial kemanusiaan

b) SAR Karanganyar berpegang pada garis komando

c) SAR Karanganyar dipimpin seorang Komandan dan Wakil

Komandan

d) Organisasi SAR Karanganyar pada dasarnya meliputi wilayah

Kabupaten Karanganyar pada khususnya, eks karesidenan

Surakarta dan Jawa Tengah pada umumnya sesuai dengan

kemampuan.

3) Pengurus

Pengurus SAR Karanganyar terdiri dari :

a) Unsur Pimpinan

b) Unsur Pimpinan Pelaksana

c) Unsur Penunjang dan Pelaksana

d) Unsur Bidang Pelaksana

Page 91: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Syarat-syarat menjadi pengurus :

a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Warga Negara Indonesia

c) Disiplin dan moral yang baik

d) Mempunyai kemampuan berorganisasi

e) Berdedikasi dan loyalitas pada organisasi

f) Mempunyai jiwa sosial kemanusiaan

Pengurus terdiri dari seorang Komandan, Seorang Wakil

Komandan, seorang Sekretaris, seorang Bendahara, beberapa

Ketua Bidang, antara lain seorang Ketua Bidang Operasional,

seorang Ketua Bidang Diklat dan Personalia, dan seorang Ketua

Bidang Logistik.

Pengurus memimpin dan mengkoordinasikan segala kegiatan

sesuai lingkup wewenangnya. Komandan dan Wakil Komandan

tidak diperkenankan menduduki jabatan ketua / Wakil atau

Komandan / Wakil Komandan pada organisasi lain.

Kewajiban pengurus :

a) Melaksanakan AD dan ART serta keputusan-keputusan

musyawarah Keluarga Besar SAR Karanganyar.

b) Memimpin dan menentukan kebijakan organisasi

c) Melakukan hubungan dengan pemerintah, organisasi-

organisasi lain untuk hal-hal yang berkaitan dengan Search

And Rescue / SAR Karanganyar

Page 92: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

d) Khusus untuk hubungan dengan organisasi luar negeri hanya

dapat dilakukan oleh pegurus SAR Karanganyar

e) Pengurus mengukuhkan anggota magang bila dipandang

perlu dan seuai dengan persyaratan-persyaratan yang

ditentukan oleh pengurus.

Pengurus SAR Karanganyar bertanggung jawab kepada

seluruh anggota SAR Karanganyar dalam Musyawarah Keluarga

Besar dan melaporkan kepada pemerintahan setempat. Adapun

susunan pengurus SAR Karanganyar adalah sebagai berikut :

i. Komandan : Muhamad Abdullah, SH

Wakil Komandan : Endhar Matella

ii. Sekretaris I : Maryono

Sekretaris II : Dadang Heri Sugiri

iii. Bendahara : Mulyono, S. Hut

iv. Kepala Bidang Operasional : Agus Tulus Wibowo, S. Sos

Staff Bidang Operasional :

1. Dwi Suryanto, S. Pd

2. Yosep Firdaus

3. Priaji Agung Dewantoro

4. Joko Suroto

5. Tri Widodo

6. Arief Sukro Yulianto

7. Widhi Wicaksono

Page 93: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

8. Susanti Handayaningsih, SH

v. Kepala Bidang Diklat dan Personalia : Catur Prasetyono

Staff Bidang Diklat dan Personalia :

1. Haryanto, SH

2. M. Wahyudi

vi. Kepala Bidang Logistik : Slamet Andri Wibowo, S.Pd

Staff Bidang Logistik :

1. Endhik .S

2. Kristian Nawawi

d. Pendapatan dan Pembiayaan

1) Pendapatan

Pendapatan SAR Karanganyar diperoleh dari :

a) Iuran anggota SAR Karanganyar

b) Bantuan dari instansi pemerintahan

c) Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat

d) Sumber-sumber lain yang tidak bertentangan baik dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan agama.

e) Usaha dana, badan usaha yang dimiliki SAR Karanganyar

2) Pembiayaan

Biaya untuk mendukung kegiatan / operasi SAR Karanganyar

dibebankan pada APBD

e. Atribut

Gambar lambang SAR Karangnayar

Page 94: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Lambang SAR Karanganyar berbentuk perisai yang di dalamnya

terdapat gambar bumi, siluet peta Kabupaten Karanganyar, symbol

Self Cross (lambang Search And Rescue International), bertuliskan

SAR Karanganyar. Warna dasar orange, bumi berwarna kuning, siluet

pada Kabupaten Karanganyar berwarna hijau, self cross berwarna biru

tua.

Adapun dijelaskan sebagai berikut :

1) Lambang SAR Karanganyar berbentuk perisai melambangkan

anggota SAR Karanganyar mampu melindungi diri sendiri serta

mampu menjadi agung di muka bumi melambangkan kebulatan

tekad untuk melakukan perbuatan yang agung di muka bumi, siluet

peta Kabupaten Karanganyar melambangkan keberadaan SAR

Karanganyar di wilayah Kabupaten Karanganyar, symbol Self

Cross melambangkan SAR Karanganyar merupakan bagian dari

Search And Rescue International, bertuliskan SAR Karanganyar

melambangkan ketegasan identitas.

2) Warna

Orange : melambangkan kedaruratan atau emergency

Page 95: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Kuning : melambangkan keagungan dan ketulusan hati

Hijau : melambangkan keteduhan,ketentraman dan

kesuburan

Hitam : melambangkan keteguhan tekad dan percaya diri

Biru : melambangkan keluasan dan kedalaman

3) Bendera

Bendera SAR Karanganyar berbentuk empat persegi panjang,

berukuran tiga banding dua, warna dasar putih dengan lambang

SAR Karanganyar di tengah dengan ukuran yang menyesuaikan.

Serta panji warna dasar hitam.

f. Musyawarah dan Rapat

1) Musyawarah anggota SAR Karanganyar diadakan 5 tahun sekali

2) Musyawarah Luar Biasa dapat sewaktu-waktu diselenggarakan

atas 2/3 dari jumlah anggota SAR Karanganyar

3) Musyawarah Luar Biasa SAR Karanganyar hanya dianggap sah

apabila dihadiri oleh seluruh anggota SAR Karanganyar

4) Rapat anggota diadakan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali untuk

mengadakan evaluasi pelaksanaan program serta menyempurnakan

program kerja

5) Rapat Pengurus dapat diadakan sewaktu-waktu apabila dianggap

perlu, dalam keadaan biasa dilaksanakan sekurang-kurangnya satu

kali dalam 2 bulan

Page 96: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

6) Rapat dianggap sah apabila dihadiri lebih dari sejumlah peserta

yang berhak hadir

g. Kegiatan Rutin dan Non Rutin

1) Kegiatan Rutin

Adapun kegiatan rutin yang diadakan oleh SAR Karanganyar

merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan skill

anggota untuk menunjang kinerja atau operasi yang maksimal dan

tentunya efisien. Contohnya adalah :

a. Renang diadakan sekali dalam seminggu yaitu pada hari

Selasa

b. Rapling diadakan tiga sampai lima bulan sekali

c. Latihan SAR Air diadakan tiga sampai lima bulan sekali

d. Latihan SAR Darat diadakan tiga sampai lima bulan sekali

e. Latihan Medical First Responder (medis/ P3 K) diadakan

tiga sampai lima bulan sekali

2) Kegiatan Non Rutin

Kegiatan non rutin SAR Karanganyar pada dasarnya adalah

kegiatan utama yaitu Operasi SAR jika terjadi bencana atau

musibah. Kegiatan emergency ini tidak terjadwal karena memang

terjadinya bencana atau musibah tidak dapat diperhitungkan. Selain

kegiatan Operasi SAR, kegiatan non rutin lainnya menyesuaikan

undangan dari pihak-pihak yang bersangkutan.

Page 97: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

BAB III

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

A. Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana

Peranan merupakan suatu konsep yang menunjuk pada fungsi,

penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi tepatnya seorang atau

kelompok yang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta

menjalankan suatu peranan.

Menurut Soerjono Soekanto, suatu peranan itu mencakup 3 hal : 1. Peranan meliputi norma- norma yang dihubungkan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat (Soekanto, 2003:244)

Organisasi SAR Karanganyar adalah suatu organisasi sosial

kemanusiaan yang dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang terdiri atas

bagian-bagian dalam perkumpulan dan sebagainya yang terorganisasikan

secara sosial dan suatu kelompok yang mempunyai diferensiasi peranan

untuk tujuan pencarian, penyelamatan, dan pertolongan.

Kaitannya peranan SAR Karanganyar dengan sebagai suatu organisasi

yang berfungsi sebagai wadah para pemuda yang memiliki rasa solidaritas

dan kepedulian sosial yang tinggi adalah peranannya disini sebagai suatu

konsep fungsional yang mencoba untuk menjelaskan fungsi organisasi ini

yang notabene terdiri dari individu-individu yang memiliki fungsi

struktural dalam organisasi. Peranan SAR Karanganyar pada tahap ini

Page 98: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

dibagi menjadi 3 tahapann yang kesemuanya merupakan satu kesatuan dari

kinerja SAR Karanganyar itu sendiri, yaitu :

1. Peranan SAR Karanganyar dalam Evakuasi Bersama dalam Bencana

Tanah Longsor

Tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang paling merusak

pemukiman serta prasarana manusia diseluruh dunia setiap tahunnya.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, bencana

yang sering terjadi di daerah jawa tengah adalah tanah longsor,

terutama saat musim penghujan. Kejadian bencana pada umumnya

terjadi didaerah perbukitan sehingga banyak menimpa masyarakat

didaerah kaki bukit serta menghancurkan berbagai sarana transportasi

maupun rumah penduduk itu sendiri. Tidak sedikit dari bencana tanah

longsor yang menelan korban jiwa. Bencana alam tanah longsor atau

gerakan massa tanah adalah suatu peristiwa alam yang pada saat ini

frekuensi kejadiannya semakin meningkat di Indonesia, seperti yang

telah terjadi di Kabupaten Karanganyar tahun 2007.

Setiap terjadi bencana apapun itu, terutama jika terjadi tanah

longsor di wilayah Kabupaten Karanganyar peran SAR Karanganyar

yang paling utama adalah mengevakuasi korban tanah longsor, seperti

yang dijelaskan oleh komandan SAR Karanganyar, Muhamad

Abdullah, SH, berikut ini :

“ Sebenarnya tugas pokok dari SAR itu sendiri adalah evakuasi bencana, jadi setiap kita mendapat laporan dari

Page 99: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

pihak yang berkaitan, kita langsung terjun ke TKP (tempat kejadian perkara) dan sesegera mungkin mengidentifikasi bencana tersebut, setelah itu melaksanakan evakuasi korban. Yang dimaksud korban disini bisa korban jiwa ataupun sesuatu yang berharga lainnya dik, contohnya hewan ternak atau bisa juga rumah itu sendiri, tapi kan biasanya memang yang di evakuasi itu orang”

( Sumber : Wawancara 20 juli 2009)

Evakuasi merupakan langkah atau tindakan pemindahan korban

atau orang dari tempat bencana atau tempat yang diperkirakan rawan

musibah yang mengancam jiwa / nyawa seseorang dan kelompok yang

lebih besar. Tugas utama dari SAR Karanganyar sendiri adalah

evakuasi korban tanah longsor, seperti yang terjadi di Desa Nglegok

Kecamatan Ngargoyoso yang memakan korban jiwa berjumlah 6 orang

tersebut, tanpa mengabaikan identifikasi lokasi kejadian untuk

mengetahui resiko yang mungkin terjadi. Dari berbagai kejadian atau

musibah akan berlainan pula dalam tehnis evakuasi. Seperti dalam

bencana tanah longsor ini, tindakan yang diambil sebagai upaya

evakuasi adalah sebagai berikut, seperti yang dijelaskan oleh pengurus

SAR Karanganyar Arief Sukro Yulianto (anggota staff Operasional) :

“ kalau bencana tanah longsor kemarin di Nglegok itu kita memang mengevakuasi beberapa korban yang tertimbun longsoran. Dari beberapa korban yang kita evakuasi sudah meninggal semua mbak, ya kita setelah koordinasi dengan orang-orang disana kita langsung mengadakan penggalian bersama-sama, untuk mencari orang yang tertimbun itu. Alat untuk menggali juga seadanya, seperti cangkul. Bukan cuma SAR saja, kita juga dibantu dari FKPM, Polisi dan masyarakat setempat, jadi tidak terlalu berat”

(Sumber : Wawancara, 22 Juli 2009)

Page 100: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Dalam kegiatannya yaitu evakuasi, SAR Karanganyar menjaln

hubungan dengan berbagai pihak yang berkaitan, semisal adalah Sat

Lak PB, warga masyarakat setempat, Polisi dan pada wilayah ini, SAR

Karanganyar juga bekerja sama dengan organisasi masyarakat yaitu

FKPM (Forum Komunikasi Polisi Masyarakat). Hal ini merupakan

salah satu bukti bahwa SAR Karanganyar juga menjalin hubungan

baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan, sehingga

keberadaannya sendiri mampu dipertahankan dan dijaga existensinya

dalam menjalankan misi kemanusiaan. Evakuasi yang dilakukan

terkadang memerlukan banyak koordinasi agar terhindar dari

kesalahpahaman dan kerancuan demi keselamatan bersama. Oleh

karena itu SAR Karanganyar memerlukan kerjasama dan koordinasi

dengan semua pihak. Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan Bapak

Sugeng, S. Pd, selaku anggota aktif FKPM Kecamatan Ngargoyoso :

“ Adanya SAR Karanganyar sangat membantu masyarakat mbak, apalagi kalau sedang terjadi musibah seperti ini, mereka selalu datang membantu dengan cepat, karena memang sudah terlatih. Saya sendiri selaku anggota FKPM sering bekerja sama dengan SAR saat evakuasi, jadi saya tahu betul bagaimana professional kerja mereka. Sejauh ini mereka selalu tanggap dengan keadaan yang rawan bencana, saya sendiri pernah bekerja sama-sama dengan mereka pas terakhir bencana besar tanah longsor di Nglegok itu mbak, disitu kita sama-sama mengevakuasi korban yang tertimbun tanah, tetapi pada saat itu korban meninggal semua, ada 6 orang ”.

(Sumber : Wawancara 01 Pebruari 2010)

Dalam evakuasi inilah skill dari para anggota SAR Karanganyar

diperlukan. Hasil dari latihan rutin dapat diterapkan dalam evakuasi

tersebut. Evakuasi boleh dilakukan jika keadaan wilayah atau lokasi

Page 101: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

bencana memungkinkan, dalam arti tidak membahayakan keamanan

rescuer (penyelamat). Dalam melakukan evakuasi, recuer (penolong)

adalah teknik evakuasi. Tekinik evakuasi adalah upaya pemindahan

korban dari lokasi kejadian yang berbahaya ke tempat yang memadahi

untuk diberi pertolongan atau untuk ditindaklanjuti dengan kondisinya

guna kelangsungan hidupnya. Dalam evakuasi, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan, yaitu situasi dan kondisi dalam evakuasi, kondisi

korban dan kondisi penolong sendiri. Hal utama yang perlu

diperhatikan sebelum melakukan evakuasi yaitu kontrol keadaan

korban secara medis, tapi tetap disesuaikan dengan kondisi trauma

korban. Ketiga keadaan tersebut pada akhirnya mengharuskan kita

untuk memilih manuver evakuasi yang khas, seperlunya, dan tidak

membuang waktu, dengan kata lain evakuasi harus efisien.

Bukan hanya sesama penolong yang mengetahui keadaan lapangan

dan kinerja SAR dalam perannya di bencana tanah longsor tetapi juga

bekerjasama dengan organisasi masyarakat yang lain dan masyarakat

sekitar tempat kejadian itu sendiri sebagai tuan rumah. Beberapa

elemen yang turut membantu dalam evakuasi bencana tanah longsor

antara lain adalah SatLak Penanggulangan Bencana Kabupaten

Karanganyar, pihak Kepolisian, FKPM (Forum Komunikasi Polisi

Masyarakat), Karang taruna Desa Nglegok (saat terjadi bencana di

Desa Nglegok) dan masyarakat setempat.

Page 102: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Anggota sekaligus pengurus SAR Karanganyar bagian Pendidikan

dan Prestasi (DikPres), Susanti Handayaningsih, SH, menjelaskan

tentang aturan dasar evakuasi tersebut :

“evakuasi itu ada aturannya Dik, tidal asal saja, nanti salah-salah bisa-bisa mencelakakan korban dan penolong itu sendiri, atau bisa saja korban semakin parah. Saya jelaskan pokok-pokoknya saja ya. Pertama itu melihat situasi dan sekeliling tempat kejadian, memungkinkan atau tidak untuk melakukan evakuasi, jangan sampai penolong juga menjadi korban. Sehabis itu kalau keadaan memungkinkan baru dilaksanakan evakuasi, kalau ditanah longsor seperti itu biasanya kan tertimbun, ya sudah segera saja digali, tapi harus hati-hati jika tidak nanti akan terjadi longsoran baru yang dapat mencelakakan penolong. Kalau membawa korban yang tidak sadar atau ada yang patah juga hati-hati cara mengangkutnya, cara menolongnya. Kalau kejadian kemarin di Nglegok, semua korban meninggal dunia Dik, ada 6 korban”

(Sumber : Wawancara 13 Juli 2009)

Aturan umum tentang evakuasi yaitu memperhatikan kondisi korban,

apakah mengalami cedera atau trauma yang membutuhkan kehati-

hatian dalam pengevakuasian, bila mungkin terangkan kepada korban

apa yang akan dilakukan oleh rescuer (penolong) agar dapat bekerja

sama dan tidak memepersulit tindakan evakuasi agar nyawa korban

dapat tertolong. Rescuer dilarang memindahkan korban sendiri jika

bantuan belum tersedia, dan bila terdapat beberapa orang melakukan

evakuasi maka satu orang memberikan komando. Hal ini dilakukan

agar proses evakuasi lebih cepat dan tidak terjadi kesalah pahaman

anatara satu penolong dengan penolong yang lain. Setelah itu penolong

wajib mengangkat dan membawa koraban dengan benar agar tidak

Page 103: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

mengalami cidera otot/ sendi. Meskipun demikian penolong atau

rescuer tidak boleh mengabaikan keselamatan diri sendiri.

Menurut penjelasan dari salah satu pengurus SAR Karanganyar

pada bidang operasional lapangan, Priaji Agung Dewantoro

mengemukakan beberapa tahap pertolongan atau evakuasi,

“ Dalam evakuasi perlu diperhatikan hal-hal kecil seperti saat mengangkat korban. Kita harus sangat berhati-hati, karena salah sedikit saja, akibatnya itu bisa fatal mbak. Jadi teknik-teknik yang sudah diajarkan harus dipakai disini. Mbak bisa lihat di buku ini (menunjuk buku materi Evakuasi)”.

(Sumber : Wawancara 13 Juli 2010) Dalam buku tersebut juga dijelaskan beberapa aturan dalam

membawa(mengangkat dan menurunkan korban). Antara lain,

menempatkan posisi kaki senyaman mungkin, salah satu kaki kedepan

guna menjaga keseimbangan, kemudian tegakkan badan dan tekukkan

lutut. Pegang korban dan balut dengan seluruh tangan, usahakan berat

korban yang diangkat dekat dengan penolong. Jika kehilangan

keseimbangan atau pegangan, letakan korban, atur posisi kembali lalu

mulai kembali mengangkat. Dalam bencana tanah longsor sering kali

korban mengalami patah di bagian-bagian tubuh tertentu, yang sering

dijumpai adalah patah kaki. Oleh sebab itu dalam pengevakuasian

korban diperlukan kehati-hatian serta menurut prosedur yang sudah

ditentukan agar keadaan korban tidak menjadi semakin parah dan

mengurangi resiko meninggal dunia. Selain membawa korban dengan

tangan langsung, terdapat pula aturan membawa korban engan

menggunakan tandu. Sebelum membawa korban dengan tandu

Page 104: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

alangkah baiknya terlebih dahulu memeriksa keadaan fisik tandu,

masih layak pakai atau tidak, dan pastikan mampu menahan berat

badan korban yang hendak dibawa. Korban tidak sadar yang dibawa

ketempat jauh, sebaiknya selalu diikat. Dalam kejadian tanah longsor,

sering terjadi korban tidak sadar akibat tertimpa reruntuhan bangunan,

atau bahkan yang lebih parah tertimbun tanah dan kehabisan oksigen.

Penolong yang paling berpengalaman member komando untuk setiap

gerakan. Kaki korban harus selalu berada di depan, kecuali pada

keadaan korban cedera tungkai berat menurunu tangga atau turun dari

tempat yang miring. Dalam tanah longsor biasanya bertempat pada

kemiringan yang cukup tinngi, maka hal ini perlu diperhatikan. Selain

itu juga pada korban yang mengalami hypothermia, yang juga

menuruni tangga atau turun dari tempat yang miring. Serta pada

korban stroke, kompresi otak tidak boleh diangkat dengan kepala lebih

rendah dari pada kaki. Pada usia lanjut hal ini sering terjadi karena

tertimpa longsoran yang bebannya terlalu berat, sehingga otot

mengalami kejang, dan akhirnya berpoyensi stroke. Setelah di bawa

dengan menggunakan tandu, ada hal-hal yang harus diperhatikan lagi.

Jika hanya terdapat satu orang penolong dan mengusung korban untuk

jarak dekat hanya dilakukan pada korban tanah longsor sudah

dipastikan tidak ada tanda-tanda patah tulang leher, tulang belakang,

tulang tengkorak, dan gegar otak. Jika menggunakan tongkat manusia

yaitu penolong berdiri disamping korban pada sisi yang cidera atau

Page 105: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

lemah, lengannya dilingkarkan dibahu penolong dan penolong harus

memegang tangan atau pergelangan tangannya. Lengan penolong yang

satu lagi melingkar dipinggang korban dan penolong memegang baju

atau pinggangnya. Penolong melngkahkan kaki yang sebelah dalam

dan berjalan disesuaikan dengan kecepatan korban. Tongkat atau

dahan kayu dapat menjadi penopang tambahan. Korban harus

ditenangkan.

Mengusung korban yang sadar tetapi tidak dapat berjalan sendiri.

Cara mengusung korban yang tidak mampu bejalan sendiri dan lemas,

meskipun sadar, korban hanya mampu menggantungkan tangannya

secara pasif ke leher penolong. Ada juga cara menggendong , penolong

jongkok di samping korban, selipkan lengan disekitar tubuhnya, di atas

pergelangan tangan. Selipkan lengan yang satunya dibawah paha

korban, badannya dipeluk ke ararh penolong dan kemudian angkat.

Selain tahap-tahap pemindahan korban yang perlu diperhatikan lagi

oleh rescuer (penolong) adalah peraturan daerah setempat ataupun adat

istiadat daerah setempat, karena memang disetiap daerah kebiasaannya

pun akan berbeda. Sebelum melakukan evakuasi sebaiknya penolong

meminta ijin kepada warga setempat untuk melakukan pertolongan.

Tetapi biasanya sistem kerja SAR adalah saat menerima informasi dan

diminta bantuannya untuk mengevakuasi. Bukan karena SAR tidak

mau ambil resiko, akan tetapi seperti itulah aturan kerjanya.

Page 106: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Selain dari sesama penolong, salah satu warga masyarakat yang

bertempat tinggal di Desa Nglegok yang bernama Bapak Maryanto

juga mengatakan :

“Mbiyen niku kulo dereng ngertos SAR niku nopo mbak, ngertose nggih pas riyin mas-mase nika nderek nulung ten longsoran etan mriku nika mbak. Kulo gumun, tesih nem-nem ning ikhlas mbantu wargo. Kulo kinten mbayar, tibak’e mboten. Cekatan sanget mbak pas mas-mase nika maculi siti, madosi ingkang pun ninggal, ketingale mboten enten raos ajrih, nopo malih kesel. Arang jaman sak meniko enten nem-neman sing ngaten meniko”

Yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan :

“Dulu saya belum tahu SAR itu apa mbak, tahunya saat pemuda-pemuda (anggota SAR) ikut menolong di daerah bencana tanah longsor di timur itu (dekat dengan tempat tinggalnya sebelah timur). Saya heran, masih muda-muda tapi ikhlas membantu warga. Saya kira itu dibayar (harus membayar), ternyata tidak. Kerjanya sangat cekatan terlihat saat menggali tanah mencari korban meninggal, kelihatan nya mereka tidak ada rasa takut apalagi capek. Jarang jaman sekarang masih ada pemuda-pemuda seperti itu”

(Sumber : Wawancara 1 Maret 2010)

Warga masyarakat mengetahui kinerja anggota SAR, karena

mereka juga ikut dalam proses evakuasi korban meninggal dunia tanah

longsor di Desa Nglegok. Kerja SAR memang harus cepat tanggap dan

cekatan tanpa melupakan etika dan norma yang berlaku di tempat

tersebut, sehingga warga masyarakat juga merespon dengan baik

keberadaan SAR di wilayahnya. Dengan begitu diharapkan proses

evakuasi dapat berjalan dengan baik tanpa terganggu masalah

komunikasi antara pihak warga masyarakat dan pihak SAR sendiri.

Page 107: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa Nglegok Bapak Sumarno,

SE :

“ Tim SAR khususnya SAR Karanganyar itu keberadaannya sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat seperti diwilayah saya ini (Desa Nglegok) karena disini sangat rawan bencana longsor. Seperti yang terjadi terakhir kemarin sampai menelan korban jiwa berjumlah 6 orang. Kami dari pihak desa saat kejadian langsung melapor pada kantor SAR Karanganyar, tidak disangka tidak sampai satu jam mereka sudah sampai di TKP mbak, saya akui mereka sangat cekatan. Begitu sampai di lokasi mereka langsung bekerja menggali timbunan tanah yang mengubur hidup-hidup korban longsor. Pada akhirnya mereka ditemukan sudah tidak bernyawa mbak. Meskipun demikian saya selaku kepala desa sangat berterimakasih kepada SAR Karangnyar yang telah banyak membantu”.

(Sumber : Wawancara 1 Maret 2010)

2. Peranan SAR Karanganyar dalam Mitigasi Bencana Tanah Longsor

Bencana yang terjadi di kabupaten Karanganyar tersebut

mengakibatkan korban lebih dari 70 orang meninggal dunia dan

kerugian harta benda yang besar. Untuk mengantisipasi dan mencegah

secara dini terjadinya bencana alam tanah longsor yang lebih luas perlu

dilaksanakan mitigasi bencana, dengan melakukan pemetaan zona

tingkat resiko longsor yang merupakan penggabungan antara peta

kerentanan longsor dan peta kerawanan longsor, sebagai rekomendasi

yang penting bagi Pemerintah Daerah dalam manajemen pencegahan

dan penanggulangan bencana alam gerakan tanah.

Mitigasi sendiri adalah tindakan terencana dan berkelanjutan agar

bisa mengurangi dampak jangka panjang atas kehidupan dan properti

di satu daerah yang terkena bencana (www.google.com). Seperti

halnya yang diungkapkan oleh Komandan SAR Karanganyar,

Page 108: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Muhamad Abdullah, SH, saat ditanya peran SAR Karanganyar dalam

bencana tanah longsor berikut ini :

“ SAR Karanganyar itu selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dari tugasnya dik , bukan cuma bisa datang dan mengevakuasi saja, tugas anggota kita itu sangat beragam, dan banyak. Seperti pada saat dilokasi kejadian kita juga memetakan lokasi, mendirikan dapur umum dan mendirikan tempat pengungsian, distribusi barang, dan bersama-sama pemerintah daerah berupaya menyediakan fasilitas umum yang diperlukan, seperti kamar mandi, air bersih, dan tempat ibadah. Itu kami lakukan saat gempa jogja tahun 2005”

(Sumber : Wawancara 29 Juni 2009)

Untuk mengurangi dampak dan korban jiwa SAR Karanganyar

melakukan mitigasi dilokasi tanah longsor. Sebelum melakukan

mitigasi diperlukan pemahaman tentang jenis tanah longsor yang

terjadi agar penanganan bisa se efisien mungkin dan dapat

diprediksikan bagaimana keadaan selanjutnya guna mencari keadaan

yang lebih menjamin keamanan.

Terdapat beberapa tindakan mitigasi yang dilakukan saat bencana

terjadi seperti yang telah dijelaskan oleh komandan SAR Karanganyar

diatas. Tindakan tersebut antara lain :

a. Membuat peta rawan bencana. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana bencana terjadi untuk meminimalisir

korban dan kerugian yang dialami masyarakat. Pemetaan juga

dilakukan. Pemetaan disini yang dimaksudkan adalah

memetakan daerah bencana dan memetakan daerah yang rawan

bencana disekitar daerah bencana yang terancam terjadi

longsoran baru. Fungsi dari peta tersebut adalah untuk

Page 109: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

mengetahui sejauh mana perkembangan terbaru dari bencana

untuk mengambil tindakan yang lebih nyata demi

meminimalisir korban jiwa maupun harta benda yang lain.

Karena di dalam peta tersebut juga dibuat pula pergerakan

tanah dalam bentuk gambar yang nyata setiap harinya. Jika

keadaan tanah sering berubah-ubah maka dimungkinkan

pembuatan gambar pergerakan tanah akan dilakukan setiap

beberapa jam sekali. Penggambaran pergerakan tanah tersebut

dibantu dengan dipasangnya marker atau penanda berupa tiang-

tiang ataupun benda lain di daerah tanah yang bergerak,

shingga dapat selalu diamati dari jarak yang aman.

Untuk mengetahui sejauh mana bencana tanah longsor

terjadi, para anggota SAR Karanganyar juga harus memahami

jenis-jenis tanah longsor untuk dapat mengambil tindakan yang

sesuai dengan keadaan bencana yang sedang terjadi. Terdapat 6

jenis tanah longsor yakni :

a) Longsor Translasi. Longsoran ini adalah bergeraknya

massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata

atau menggelombang landai

b) Longsor Rotasi. Longsoran ini adalah bergeraknya massa

tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

Longsoran ini yang sering terjadi di wilayah Indonesia.

Page 110: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

c) Longsoran Blok. Longsoran ini adalah perpindahan batuan

yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata.

Longsoran ini disebut juga longsoran blok batu.

d) Runtuhan Batu. Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah

besar batuan atau material lain bergerak kebawah dengan

cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal

hingga menggantung terutama di daerah pantai. Batu-batu

besar yang jatuh dapat menyababkan kerusakan yang parah.

e) Rayapan Tanah. Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor

yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar

dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat

dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis

rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon,

atau rumah miring kebawah.

f) Aliran Bahan Rombakan. Jenis tanah longsor ini terjadi

ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan

aliran tergantung pada kemiringan lereng., volume dan

tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi

terjadi disepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan

meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan

meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung api.

Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.

(materi SAR Darat)

Page 111: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Selain mengetahui jenis-jenis tanah longsor para anggota

SAR sebagai penolong juga sudah dibekali bagaimana cara

mendeteksi suatu wilayah jika akan terjadi bencana tanah

longsor. Tanah longsor pada umumnya memang terjadi secara

tiba-tiba atau mendadak pada saat atau setelah terjadinya hujan.

Maka jika terjadi hujan SAR berjaga-jaga dan memantau setiap

daerah dengan menggunakan Pesawat HT, ataupun telepon.

Kejadian tanah longsor umumnya terjadi dengan diikuti suara

gemuruh, disertai gerakan massa tanah dan atau batuan yang

meluncur sangat cepat ke bawah bukit menyapu segala benda

apa saja yang dilewati. Munculnya retakan lengkung

memanjang pada lereng dan bangunan diatas lereng juga perlu

diwaspadai. Lereng yang akan longsor biasanya akan terjadi

penngelembungan sebagai reaksi tanah yang menggembur

karena hujan ataupun guncangan(gempa). Miringnya bangunan

dan pohon-pohon diatas lereng adalah tanda yang cukup kasat

mata untuk dilihat ataupun diamati, setelah bangunan miring

maka pintu dan jendela akan sedikit sulit untuk dibuka(keadaan

akan berbeda dari biasanya). Dan keadaan yang

mengkhawatirkan jika ada rembesan air yang tiba-tiba muncul

pada lereng. Air tersebut akan mempercepat kelongsoran.

Sebagai tindak lanjut dari tanah longsor yang terjadi maka

harus disegerakan melakukan evakuasi korban yang tertimbun

Page 112: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

secara hati-hati, karena penggalian pada tanah longsor dibawah

tebing akan dapat memicu terjadinya longsoran baru. Sebagai

tindakan mitigasi bencana, melakukan evakuasi penduduk yang

tinggal di daerah bahaya ketempat penampungan yang aman.

Hal ini tidak semudah yang kita fikirkan. Seperti yang terjadi di

Desa Balong Kecamatan Jenawi. Warga yang tinggal di daerah

lereng bukit yang nyata-nyata memang rawan bencana tanah

longsor, karena sudah terjadi retakan-retakan tanah tetapi

mereka tidak mau di evakuasi sebelum longsor benar-benar

terjadi. Hal ini dikarenakan mereka takut jika harta benda yang

ada dirumahnya akan hilang, ternak tidak terurus dan lading

yang berada di daerah retakan-retakan tanah tersebut adalah

sumber penghasilan utama mereka. Pada kasus yang terjadi di

Desa Nglegok juga demikian. Tetapi beberapa rumah rawan

longsor mau tidak mau harus dievakuasi untuk meneken jumlah

korban jiwa. Lokasi rawan bencana longsor di daerah tersebut

ditutup. Tujuan penutupan daerah tersebut adalah untuk

menghindari kerumunan massa yang pada umumnya ingin

menonton lokasi secara langsung, karena hal itu dapat

megakibatkan retakan dan longsoran baru.

b. Mengamankan atau mengevakuasi warga yang bertempat

tinggal di daerah sekitar bencana itu terjadi dan membuat

tempat pengungsian.

Page 113: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Para warga akan dievakuasi ditempat penampungan atau

pengungsian sementara bagi mereka yang tidak memiliki

alternative yang lain, karena kebanyakan dari warga Desa

memilih untuk yinggal bersama familinya yang lain di tempat

yang lebih aman.

Untuk tahap selanjutnya pihak SAR dan berbagai pihak

yang berkaitan sepeti pemerintahan Desa itu sendiri,

Kecamatan hingga Pemerintahan Daerah dan beberapa elemen

yang lain akan berkoordinasi memnentuk sebuah tim

penanggulangan bencana. Tim tersebut akan bekerja sama

dengan penduduk setempat untuk mengevakuasi sampai

dengan membangun saran umum yang sebelumnya terlah rusak

akibat bencana tanh longsor. Tim juga berkewajiban dalam

pendistribusian bantuan logistik ke daerah bencana. Hal yang

utama perlu diperhatikan adalah mencari sumber air bersih

yang nantinya akan dimanfaatkan untuk daerah penampungan

korban bencana tersebut. Berkaitan dengan hal ini penulis

mendapatkan data dari informasi yang diberikan oleh warga

Desa Balong yang bernama Bapak Suparjo :

“ …..mas-mase SAR nika sak liyane ngawasi siti ingkang bengkah-bengkah ugi ngedekaken tendo mbak. Tendo nika di ngge jagi-jagi mbok menawi sak wayah-wayah longsor. Bantuan saking pemerintah nggih di tampung ten tendo niku mbak, lajeng mangkenipun nembe disaluraken ten wargo ingkang mbetahaken”

Dapat diartikan sebagai berikut :

Page 114: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

“ …..pemuda-pemuda SAR itu selain mengamati tanah yang retak juga mendirikan tenda Mbak. Tenda itu untuk jaga-jaga jika sewaktu-waktu terjadi longsor. Bantuan dari pemerintah (daerah) juga ditampung disitu, yang selanjutnya disalurkan kepada warga yang membutuhkan”

(Sumber : Wawancara 8 Maret 2010)

Memang tujuan mendirikan tenda untuk tempat pengungsian

warga masyarakat sekitar bencan, juga berfungsi untuk

menampung bantuan logistik dari pemerintah daerah yang

ditujukan untuk warga masyarakat dan para relawan. Salah satu

tugas SAR dan tim atau SRU yang sudah dibentuk memang

salah satunya adalah untuk mendistribusian bantuan logistik.

Pemerintah daerah tidak dapat secara langsung diserahkan,

karena memerlukan manajemen agar tidak tejadi kesalah

pahaman antar warga masyarakat. Bantuan yang datang dan

yang di distribusikan harus tecatat secara detail dan begitu pula

warga yang akan menerima. Apakah benar-benar

membutuhkan atau tudak. Karena tidak jarang keempatan

seperti ini dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung

jawab.

c. Memberikan informasi kapada warga masyarakat tentang

segala yang dapat terjadi mengenai bencana yang sedang

terjadi.

Keterangan yang didapat penulis dari salah seorang warga

Desa Balong Bapak Sugiyono :

Page 115: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

“ Tim SAR yang bertugas memantau daerah rawan longsor di desa ini sangat ramah mbak, mereka tidak segan untuk memberikan informasi kepada warga masyarakat sekitar daerah ini. Waktu ada rapat desa itu mereka juga memberikan informasi tentang bahaya tanah longsor, terus juga mengajari kita tentang gimana cara mengatasinya. Cara-cara yang bisa dilakukan langsung gitu mbak, kaya disuruh nutup tanah yang bongkah-bongkah (retak) itu, tidak boleh membuat lahan pertanian di tahah yang miring sekali, ya begitu-begitu itu mbak”

(Sumber : Wawancara 8 Maret 2010)

Keterangan serupa juga diungkapkan oleh tokoh masyarakat

Kecamatan Ngargoyoso, Bapak Pitoyo :

“ Informasi yang penting-penting pernah disampaikan dalam koordinasi bencana setelah kejadian bencana tanah longsor di Ngargoyoso itu Dik. Tentang penanganan sederhana, tentang antisipasi dan penjelasan hal-hal penting lain, meskipun kadang sulit diterima oleh warga masyarakat, ya maklumlah Dik sifat warga desa memang seperti itu. Tapi sebaiknya hal tersebut sering-sering saja dilakukan di desa-desa yang termasuk rawan bencana, karena hal itu sangat penting dan dibutuhkan”

(Sumber : Wawancara 15 Pebruari 2010)

Para anggota SAR juga telah dibekali materi lengkap

dengan upaya pencegahan sederhana terhadap bahaya tanah

longsor yang dapat disampaikan dan dilakukan langsung oleh

warga masyarakat yang berkaitan. Antara lain yaitu mengenali

daerah tempat tinggal kita sendiri sehingga jika terdapat cirri-

ciri daerah rawan longsor warga dapat menghindar.

Memperbaiki tata air dan tata guna lahan daerah lereng. Hal ini

berkaitan dengan penggunaan daerah lereng bukit sebagai lahan

pertanian. Jika akan diadakan penertiban maka akan terjadi

banyak penolakan dikarenakan pertanian adalah sumber mata

Page 116: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

pencaharian utama penduduk desa. Seharusnya lereng-lereng

tersebut ditanami dengan tanaman yang sistem perakaran dalam

(akar tunggang) seperti contohnya adalah pohon pinus. Jika

sudah terjadiretakan tanah maka, segera tutup retakan-retakan

yang timbul diatas tebing dengan material kedap air (tanah liat

atau yang sering disebut tanah lempung) untuk mencegah air

hujan masuk kedalam tanah. Warga harus selalu mewaspadai

pada saat turun hujan terutama pada saat curah hujan yang

tinggi dalam waktu beberapa jam atau hujan tidak deras tetapi

berlangsung dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.

Anggota SAR Karanganyar dapat menghimbau warga

masyarakat tentang hal-hal apa saja yang perlu masyarakat

lakukan jika terdapat gejala atau terjadi tanah longsor yaitu,

melapor kepada aparat desa atau kelurahan setempat sebagai

satuan pemerintahan terkecil. Menutup retakan-retakan tanah

dengan tanah liat atau material yang kedap air lainnya yang

mudah didapatkan. Menghindari air yang meresap ke dalam

lereng dan mengatur drainase (sistem pengairan) lereng.

Membuat parit untuk mengatur air hujan menjauhi lereng.

Tancapkan bambu-bambu yang dilubangi kedua ujungnya

kedalam lereng untuk mengetahui rembesan atau resapan air.

Apabila rembesan atau aliran air bercampur lumpur muncul

Page 117: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

semakin deras pada lereng, maka warga masyarakat disarankan

untuk segera meninggalkan lereng.

Selain hal-hal yang perlu dilakukan ada juga hal-hal yang

harus dihindari atau tidak boleh dilakukan. Antara lain

mendirikan bangunan di atas lereng atau lahan yang rawan

longsor. Menebangi pohon sembarangan pada sekitar lereng

yang rawan longsor, seperti yang marak dilakukan beberapa

tahun terakhir yang sering disebut eksploitasi hutan.

Melakukan penggalian disekitar kaki rawan longsor. Biasanya

warga masyarakat melakukan penggalian untuk mencari pasir

yang kemudian dijual, hal ini sangat berbahaya, dampak

seketikanya adalah warga dapat tertimbun longsoran lereng jika

mereka terlalu dalam saat menggali. Dampak jangka

panjangnya akan semakin membahayakan keselamatan

penduduk yang tinggal di lereng bukit, karena bukan tidak

mungkin jika sewaktu-waktu lereng longsor. Salah seorang

warga Desa Nglegok yang bernama Bapak Cipto Wiyono juga

merupakan salah satu warga yang merasakan manfaat dari

informasi yang diberikan oleh SAR Karanganyar. Beliau

mengatakan bahwa :

“….pengumuman kados ngoten niku manfaate kathah Mbak, wargo dusun ngeten niki lak mboten ngertos babakan ngoten niku, lha wong nonton tipi mawon nggih arang Mbak. Nek pun ngertos babakan longsor ngoten niku lak pun saged ngati-ati kawit sak niki…”

Page 118: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Yang artinya :

“….Pengarahan sperti itu manfaatnya banyak Mbak, warga desa seperti ini kan tidak tahu hal seperti itu, melihat televisi saja jarang Mbak. Kalau sudah tau tentang berbagai hal tentang bencana tanah longsor kan sudah bisa berjaga-jaga mulai dari sekarang”

(Sumber : Wawancara 1 Maret 2010)

3. Peranan SAR Karanganyar dalam Aksi Sosial dan Bencana secara

Umum yang terjadi di Kabupaten Karanganyar.

Rasa kemanusiaan dan solodaritas sosial yang sudah mulai luntur

ditandai dengan semakin tumbuhnya individualisme di kehidupan yang

serba cepat dan instan ini akan berpengaruh pada rasa kepedulian

terhadap sesama yang membutuhkan akan semakin tipis pula. Tidak

hanya kepedulian terhadap sesama manusia yang berkurang, tetapi

juga kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang mulai hilang,

sebagai dampaknya terjadi banyak sekali musibah yang menimpa

negeri tercinta ini. Jika sudah terjadi seperti itu manusia akan saling

menyalahkan satu dengan yang lain.

Bencana alam terjadi dengan tiba-tiba, meskipun mampu diprediksi

sebelumnya namun belum tentu semua prediksi itu benar, bisa saja

bencana terjadi ringan, tapi tak jarang yang diluar dugaan, bencana

yang meluluh lantahkan negeri ini. Seperti halnya yang terjadi di

wilayah Kabupaten Karanganyar. daerah ini menjadi titik perhatian

rawan bencana, yang frekuensinya paling tinggi adalah bencana tanah

longsor disamping ada banyak kerawanan bencana yang lain yaitu

banjir, angin ribut dan sebagainya.

Page 119: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Seperti keterangan yang diberikan oleh Komandan SAR

Karanganyar, Muhamad Abdullah, S.H seperti berikut ini :

“…..banyak sekali kejadian-kejadian yang ditangani oleh kita (SAR Karanganyar) Dik. Seperti yang sudah saya bilang tadi, SAR Karangnyar menangani kejadian apapun selama masih dalam taraf kami bisa. Njenengan sering lihat kan, kalau ada kecelakaan lalu lintas di wilayah karanganyar itu sudah sering lihat kan? (bertanya pada penulis, lalu penulis menjawab ya). Nah itu kami sering terjun juga, kemarin itu pernah kami mengevakuasi korban meninggal dengan keadaan yang mengenaskan, karena pihak berwajib tidak cepat datang. Selain itu masih banyak lagi Dik, kaya’ banjir di daerah Tasikmadu, kebakaran di Pabrik Plastik dan mebel, orang tercebur sumur, sampai mengevakuasi orang gila yang panjat-panjat tower”.

(Sumber : Wawancara 29 Juni 2010)

Banyak lagi hal-hal yang dilkukan atau ditangani oleh SAR

Karangnyar selain beberapa bencana yang disebutkan diatas ada

banyak kejadian lain yang memerlukan tindakan dari SAR

Karangnyar. Seperti misalnya kejadian orang bunh diri, entah

menghanyutkan diri di sungai, gantung diri di tempat yang sulit

dijangkau, orang yang tercebur dalam sumur (bisa meninggal ataupun

tidak), meninggal didalam sumur karena gas beracun, orang gila yang

sering memanjat tower atau menara, hingga kecelakaan lalu lintas,

meskipun telah ada polisi juga. Ada beberapa hal yang tidak dapat

ditangani oleh masyarakat atau polosi sendiri yang berkepentingan

langsung dengan kejadian, sehingga memrlukan bantuan dari SAR

Karangnyar karena keterbatasan alat dan skill yang mereka punya

sebagai misalnya menyelam untuk mencari korban di air, memanjat

Page 120: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

dan menuruni tebing hingga mengevakuasi ditempat-tempat yang

rawan dan sulit.

Selain kegiatn yanbg memang menjadi tugas SAR Karanganyar,

yaitu melakukan evakuasi, SAR Karanganyar juga sering terlibat

dalam berbagai aksi yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah

Kabupaten Karanganyar sendiri maupun tingkat Jawa Tengah. Hal

tersebut menjadi bukti bahwa SAR Karanganyar berperan aktif daam

segala bidang, dan sebagai wujud partisipasinya terhadap

pemerintahan daerah Kabupaten Karanganyar yang telah

menaunginya. Seperti yang dilakukan dalam partisipasi mereka dalam

berbagai seminar, hingga dalam memeriahkan acara HUT RI dengan

keikutsertaannya dalam karnaval bahkan berbagai lomba.

B. Sistem Kerja / Operasi dan Laporan SAR Karanganyar

Dalam menjalankan tugasnya, SAR Karanganyar mempunyai sistem kerja

yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Penulis mendapatkan

penjelasan mengenai operasi SAR Karanganyar dari wawancara dengan

pengurus SAR Karanganyar, bidang operasional, Arief Sukro Yulianto :

“…Mengenai operasi di SAR ini, sudah ada aturan dari Badan SAR Nasional sebagai badan yang menjadi titik tolak peraturan untuk sistem operasi SAR di BASARDA (Badan SAR Daerah). Dalam menjalankan operasi yang pertama dilakukan bila mendapatkan laporan adalah mengkonfimasi berita tersebut, apakah benar atau tudak, jika benar, maka para anggota dan pengurus akan melakukan koordinasi untuk mengatur atau membagi tugas saat terjun lapangan. Dalam koordinasi itu juga nanti dibentuk susunan organisasi lapangannya mbak, antara lain SC,SMC,dan Sru. Yang menjai SC dalam aturan adalah komandan SAR, trus yang jadi SMC itu orang yang ditujuk, istilahnya adalah ketua dilapangan,

Page 121: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

nanti dia dibantu oleh seorang recording. Recording itu orang yang mencatat semua hal yang diperlukan untuk pembuatan laporan. Trus yang terakhir adalah Sru. Nah Sru itu nanti yang bekerja secara langsung untuk mencari atau mengevakuasi korban di TKP (Tempat Kejadian Perkara). Mbak nanti bisa baca di buku ini (sambil menunjukkan buku materi SAR) kalau penjelasan saya kurang dimengerti”.

(Sumber : Wawancara 22 Juli 2009)

Hal serupa juga dikemukakan oleh Komandan SAR Karanganyar,

Muhamad Abdullah, S.H :

“ Sistem kerja SAR Karanganyar adalah sistem komando. Hal ini dapat dilihat ataupun diamati dalam pelaksanaan operasi SAR itu sendiri. Sebelum terjun dan bersentuhan dengan korban, terlebih dahulu kita mengadakan koordinasi antar sesama anggota dan pengurus SAR. Didalam koordinasi itu akan dipilih SMC. SMC adalah orang yang mengkoordinatori operasu SAR. Atau cara gampangnya dia adalah pemimpin di lapangan. Dia akan membawahi beberapa SRU. Hal itu sudah merupakan aturan dari BASARNAS (Badan SAR Nasional…”.

(Sumber : Wawancara 29 Juni 2010)

Dalam melaksanakan setiap operasinya SAR Karanganyar

mempunyai sistem operasi yang sudah ditetapkan dalam peraturan. Sistem

atau susunan operasi ini menyangkut tentang peran masing-masing orang

dalam menjalankan tugasnya agar setiap orang mampu bekerja maksimal

sesuai dengan porsinya tanpa ada ketimpangan tugas yang terjadi. Hal ini

mengharuskan dibentuknya sebuah sistem organisasi kecil di dalam

organisasi SAR itu sendiri, tetapi hanya bersifat sementara, yaitu selama

operasi dilangsungkan. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan

koordinasi dan komunikasi antara sesame anggota SAR Karanganyar itu

sendiri dan berbagai pihak yang turut membantu dalam operasi.

Page 122: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Sistem koordinasi dan sitem kerja SAR Karanganyar dapat dilihat dalam

bagan berikut ini :

a. SC (SAR Coordinator)

SC adalah orang yang memimpin organisasi SAR yaitu Komandan

SAR Karanganyar itu sendiri yang berkepentingan sebagai pelindung

dalam penyelengaraan operasi SAR.

b. OSC

OSC adalah orang yang mengkoordinatori banyak misi SAR

Karangnyar kebanyakan dalam hal penyelenggaraan operasi. Biasanya

kedudukan ini dimiliki oleh Kepala Bagian operasional atu yang

mewakili dari bidang operasional.

c. SMC (SAR Mission Coordinator)

O S C

S C

S M C

S R U VI S R U III S R U II S RU I

Pemerintah Daerah

RECORDIN

Page 123: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

SMC adalah seorang pemimpin operasi SAR iti sendiri. Dia bertugas

untuk mengkoordinasikan beberapa SRU, yang bergerak di lapangan.

Dia bertugas dari awal pencarian atau pertolongan sampai dengan

proses pelaporan operasi kepada pemerintah daerah. Yang menduduki

posisi ini bisa siapa saja yang dianggap mampu dan bertanggung jawab

dengan tugasnya tetapi selain anggota magang. SMC akan didampingi

oleh seorang recording. Recording adalah seseorang yang bertugas

mencatat segala hal yang perlu. Hal ini berfungsi untuk membut

laporan ke pemerintah daerah setelah operasi selesai. Pencatatan oleh

recording mencakup : tempat dan waktu kejadian, korban(baik yang

masih hidup atupun yang sudah meninggal dunia), saksi mata, pelapor,

kerugian dan penolong yang bergerak dalam operasi tersebut. Selain

itu segala hal yang menyangkut perubahan dan perkembangan situasi

selalu dicatat dalam tempo waktu yang sudah diperkirakan. Jika ada

pendirian dapur umum dan pendistribusian logistik juga akan dicata

oleh recording antara lain : barang masuk, barang keluar, barang yang

dibutuhkan, barang yang dapat dialokasikan, dan lain sebagainya.

d. SRU (SRU I, SRU II, SRU III, …)

SRU adalah satuan-satuan kerja yang nantinya akan terjun langsung di

lokasi kejadian bencana sesuai dengan skill dan tugasnya masing-

masing. Satuan-satuan kerja ini biasanya dibagi berdasarkan

kemampuan masing-masing anggota. Atau jika bencana terjadi dan

penanganannya memerlukan waktu yang mencapai berhari-hari,

Page 124: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

biasanya akan di shiff dalam bentu SRU tersebut. Sebagai contoh

dalam bencana Gempa Jogja tahun 2005. Karena dalam penanganan

dan dilanjutkan mitigasinya memerlukan waktu yang tidak sedikit

maka anggota SAR atau penolong akan dibagi dalam beberapa shiff

untuk beberapa hari (biasanya roling akan dilakukan setiap satu

minggu sekali).

Dalam melakukan opersi SAR, terlebih dahulu penolong atau rescuer

harus memahami beberapa keadaan emergency atau keadaan darurat.

Terdapat tiga keadaan darurat. Tiga keadaan darurat merupakan fase

dimana suatu sistem transpotasi mengalami keadaan darurat. Fase ini tidak

harus berurutan dari pertama sampai ketiga. Dengan demikian keadaan

darurat bisa langsung distresfa sehingga operasi sar haris segera

dilaksanakan.

1. Fase pertama adalah “meragukan” (uncertainly phase/ INCERFA).

Tahap ini merupakan tahap dimana kondisi korban bencana tanah

longsor dalam keadaan meragukan karena mengalami loss atau

hilang dari tempat tinggal/ tidak berada ditempat.

2. Fase kedua adalah “mengkhawatirkan” (Alert phase/ ALERFA).

Merupakan kelanjutan dari tahap INCERFA dimana korban atau

yang diduga korban tanah longsor dalam keadaan

mengkhawatirkan karena keselamatannya terancam.

3. Fase Memerlukan Bantuan (Distress Phase/DISTRESSFA)

Page 125: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Merupakan kelanjutan dari tingkat ALERFA dimana penumpang

warga masyarakat atau korban tanah longsor memerlukan bantuan

karena keadaan darurat, tertimpa bangunan atau tertimbun tanah.

Selain yang tersebut diatas ada lagi 5 tahapan operasi SAR.

Penyelenggaraan operasi SAR dilaksanakan melalui 5 tahap rangkaian

tindakan yang dilakukan oleh suatu organisasi SAR dalam merespon suatu

kejadian musibah, dimulai sejak diketahuinya ada musibah hingga akhir

penanganan musibah tersebut. Lima tahap tersebut adalah:

1. Tahap Menyadari (Awareness Stage')

Adalah tahap disadari/diketahui adanya keadaan darurat atau musibah

yang mengancam keselamatan jiwa warga masyarakat. Dalam tahap ini

kecepatan informasi awal yang disampaikan sangat penting untuk

dapat mencegah keadaan darurat/musibah lebih lanjut. Informasi awal

bisa berasal dari pesawat telepon atau HT yang mengalami distress,

unit-unit siaga (ATS, Radio Pantai), atau masyarakat umum yang

mendengar dan menyaksikan terjadinya musibah. Seperti yang terjadi

di wilayan Desa Nglegok dan Desa Balong. SAR Karangnayar pertama

mendapatkan informasi melalui Pesawat HT yang dipancarkan dari

masing-masing kecamatan.

2. Tahap Tindak Awal (Initial Action Stage)

Kegiatan awal dengan melakasanakan aksi setelah disadari adanya

keadaan darurat seperti melaksanakan tindakan-tindakan sebagai

berikut: menentukan jenis keadaan darurat/musibah yang terjadi;

Page 126: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

menyiagakan fasilitas SAR; pencarian awal dengan menggunakan alat

komunikasi.

3. Tahap Perencanaan (Planning Stage)

Pada tahap ini disusun rencana operasi pencarian, pertolongan, dan

penyediaan tempat perawatan medis setelah evakuasi medis.

4. Tahap Operasi (Operation Stage)

Pada tahap yang merupakan pelaksanaan operasi berdasarkan rencana

yang telah dilaksanakan.

5. Tahap Akhir Penugasan (Conclusion Stage)

Dalam tahap ini berarti pelaksanaan operasi pencarian dan

pertolongan/penyelamatan dinyatakan telah selesai, semua SRU

dikembalikan ke kesatuan masing-masing dan SMC membuat laporan.

Dalam melakukan koordinasi antar wilayah rawan bencana SAR

Karanganyar yang dibantu oleh Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten

Karanganyar melakukan cek keadaan wilayah masing-masing kecamatan

dan beberapa titik penting lainnya. Melalui pesawat HT yang dimiliki oleh

Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Karanganyar SAR Karanganyar

melakukan pantauan wilayah yang dilakukan setiap hari setiap pukul tujuh

malam. Setiap kecamatan akan melaporkan situasi wilayah mereka

masing-masing melalui pesawat HT yang telah dimiliki oleh seluruh

kecamatan (17 kecamatan). Pemantauan seperti ini merupakan tugas dari

regu piket SAR Karanganyar. Informasi ini diberikan oleh Komandan

SAR Karanganyar, Muhamad Abdullah, S.H, yaitu sebagai berikut :

Page 127: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

“…. Selain sistem kerja yang telah ditentukan, kita juga punya tim kerja setiap harinya, atau yang biasa disebut piket harian Dik. Piket harian ini terjadwal. Yang termasuk dalam regu piket adalah semua pengurus dan anggota tanpa terkecuali. Piket merupakan tugas wajib Dik, agar sewaktu-waktu terjadi insiden kita telah siap. Mereka yang bertugas untuk piket akan melakukan pemantauan wilayah se- Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 17 Kecamatan dengan menngunakan pesawat HT. itu dilakukan setiap harinya dan setiap jam 7 an gitulah Dik”.

(Sumber : Wawancara 29 Juni 2009)

C. Penguatan Organisasi

Dalam menjalankan tugasnya SAR Karanganyar memerlukan

orang-orang yang berpengalaman atau paling tidak memiliki skill yang

bagus untuk menunjang tujuan utama SAR Karanganyar yaitu berhasil

dalam menjalankan operasi SAR. Meskipun dalam penerimaan anggota

dikhususkan bagi mereka yang telah memiliki skill, tetapi tidak sedikit

dari anggota SAR mendapatkan pengetahuan SAR sejak mereka

bergabung menjadi anggota magang. Pengetahuan tersebut umumnya

didapatkan dalam berbagai latihan rutin yang diadakan oleh SAR

Karanganyar. Hal ini pula yang menjadi upaya dalam penguatan organisasi

SAR itu sendiri, selain juga membina hubungan baik dengan berbagai

pihak yang berkaitan dengan SAR agar dalam koordinasinya akan lebih

mudah.

Penguatan organisasi dari unsur anggota yaitu dengan diadakannya

latihan rutin yang memang sudah menjadi program kerja SAR

Page 128: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Karanganyar. Seperti yang diungkapkan oleh anggota staff bidang

pendidikan(diklat) dan prestasi Susanti Handayaningsih, S.H :

“...kita adakan kegiatan yang nantinya dapat memebantu anggota dalam melaksanakan tugasnya. Ini juga sebagai pelatihan untuk anggtota, contohnya kita setiap seminggu sekali itu ada jadwal renang di hari selasa, trus dalam sebulan bisa dua kali latihan rapling, ada juga yang pelatihan medis atau sering kita sebut MFR”

(Sumber Wawancara : 13 Juli 2009)

Tentunya dapat dipahami jika dalam pelaksanaan kegiatan renang adalah

untuk melatih dalam evakuasi air, dan rapling untuk melatih fisik anggota.

Selain kegiatan terebut diatas ada juga latihan gabungan yang dilakukan

oleh SAR Karanganyar bersama beberapa pihak terkait. Latihan tersebut

biasanya adalah latihan SAR Air yang memanfaatkan waduk(bendungan),

perahu karet (LCR), dan beberapa perlengakapan lainnya sebagai media.

Penguatan organisasi juga dilakukan dengan menjalin hubungan

baik dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas

SAR Karanganyar itu sendiri. Beberapa diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. SATLAK PB (Satuan Pelaksana Penaggulangan Bencana) Kabupaten

Karanganyar. Pihak ini sangat berhubungan erat dengan SAR

Karanganyar, karena hampir dalam setiap tugasnya SAR Karanganyar

selalu bekerjasama dengan SATLAK PB ini dalam hal evakuasi

maupun mitigasi.

Page 129: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

2. Kesbang Pol Linmas Kabupaten Karanganyar. Karena dalam setiap

laporannya SAR Karanganyar bertanggung jawab kepada pihak

tersebut.

3. Kepolisian

4. TNI

5. Warga masyarakat sekitar tempat pantauan bencana ataupun sekitar

tempat kejadian bencana alam.

D. Faktor Penghambat Kinerja SAR Karanganyar

Pemikiran peranan menurut David Berry dalam Pokok-Pokok

Pikiran Dalam Sosiologi yang dikutip dari Wicaksono (2006), peranan

dalam hal ini dapat dipandang sebagai bagian dari struktur masyarakat,

dimana diciptakan oleh masyarakat bagi manusia. Jadi disini struktur

masyarakat dapat dilihat sebagai pola-pola paranan yang saling

berhubungan. Walaupun peranan adalah bagian dari struktur masyarakat,

tapi peranan-peranan itu hanya ada selama peranan-peranan itu diisi oleh

individu.

Sehingga individu yang barada dalam kelompok referensinya

dalam hal ini SAR Karanganyar, maka ia nantinya akan menetapkan

sebuah cara untuk mancapai tujuan dengan merumuskan dirinya sesuai

dengan apa yang diharapkan oleh dirinya ataupun kelompok referensinya.

Ketidak sesuaian apa yang dihrapkan dengan kenyataan mengandung

asumsi bahwa didalamnya terdapat sesuatu yang berarti bagi dirinya atau

Page 130: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

tidak yang kemudian nantinya mempengaruhi peran dari SAR

Karanganyar secara keseluruhan.

Setiap individu yang berperan dai dalam SAR Karanganyar juga

sangat mempengaruhu pola pemikiran dan perilaku masyarakatnya, yang

kemudian akan menghasilkan sebuah asumsi apakah keberadaan SAR

Karanganyar telah berperan sesuai dengan yang diharapkan khususnya

para anggotanya dan masyarakat secara umum dalam penanganan bencana

di Kabupaten Karanganyar.

Berkaitan dengan peranan sebuah assosiasi yang sifatnya sukarela,

tentunya tidak semua asosiasi sukarela ini berperan sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh anggotanya. Hal ini disebabkan karena adanya

faktor-faktor penghambat SAR Karanganyar dalam melaksanakan

tugasnya dalam Penanganan Bencana di Kabupaten Karanganyar.

Peneliti di lapangan, ditemukan beberapa faktor-faktor penghambat

yang memepengaruhi kurang optimalnya peranan SAR Karanganyar

dalam penanganan bencana di Kabupaten Karanganyar.

a Faktor Internal

faktor internal adalah segala hal yang datang dari dalam atau intern

organisasi SAR Karanganyar itu sendiri. Berbagai faktor tersebut antara

lain sebagai berikut :

1) Banyaknya anggota yang telah vakum atau non aktif yng

dikrenakan banyak hal. Antara lain dikarenakan mereka telah

bekerja di daerah yang jauh atau di luar kota. Sehingga tidak

Page 131: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

memungkinkan untuk mengikuti kegiatan yang ada. Selain itu

untuk anggota perempuan, jika mereka sudah berumah tangga pada

umumnya tidak akan lagi aktif dalam keanggotaan atau

kepengurusan SAR. Ada juga yang sesame anggota SAR menikah,

maka salah satu dari mereka harus di non aktifkan. Ini sesuai

dengan kesepakatan yang telah dibuat di dalam organisasi tersebut.

Selain alasan bekerja dan menikah, anggotra juga banyak

disibukkan dengan urusan kuliah atau sekolah yang harus

diprioritaskan. Karena usia anggota SAR Karangnyar banyak yang

usia kuliah dan sekolah.

2) Karena banyak anggota yang non aktif menyebabkan banyak

berkurangnya potensi SAR yang dimiliki SAR Karanganyar.

potensi SAR yang dimaksud adalah orang-orang yang memiliki

skill atau kemampuan dalam bidang SAR tertentu. Karena skill

yang dimiliki mereka yang termasuk anggota atau pengurus bukan

didapatkan dengan mudah, harus dengan proses yang panjang dan

memerlukan waktu yang cukup juga. Oleh karena itu juga

pengganti mereka yang non aktif tidak mudah didapatkan.

3) Masalah intern yang terjadi di dalam tubuh SAR Karanganyar itu

sendiri. Masalah intern anggota ataupun pengurus sudah umum

terjadi bahkan disetiap organisasi.

4) Kurangnya pendanaan dari Pemerintah Daerah Karanganyar itu

sendiri, meskipun setiap tahun telah dianggarkan dalam APBD

Page 132: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) tetapi jumlahnya jauh

dari cukup. Seperti yang diungkapkan oleh bendahara SAR

Karanganyar, Mas Mulyono, S. Hut :

“ sebenarnaya kita sudah mendapatkan dana setiap tahunnya, mulai dari tahun pertama sampai dengan tahun kelima memang selalu meningkat, tetapi tetap saja jumlah itu masih dirasa sangat kurang Dik. Sekarang bayang kan saja anggaran 50 juta untuk satu tahun. Jumlah itu tidak cukup bahkan untuk biaya operasionalnya saja. Belum lagi ditambah biaya perawatan inventaris seperti untuk servis mobil tua yang seperti orang kalau sudah tua itu lho Dik sakit-sakitan. Trus perawatan perahu karet, peralatan mountenering dan banyak lagi. Untuk operasional bahan bakar mobil saja sudah sangat boros itu belum termasuk untuk untuk membeli peralatan lain, karena peralatan yang kita punya masih sangat terbatas. Kemarin yang terakhir kita membeli peralatan selam standar saja mahalnya bukan main. Sampai-sampai kesehariannya anak-anak itu tidak terpikirkan dari anggaran, padahal setiap hari ada yang piket”.

(Sumber : Wawancara 29 Juni 2009)

5) Kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

SAR Karanganyar untuk menunjang kegiatan operasi atau

emergency yang menjadi tugas utama SAR Karanganyar.

sampai saat ini peralatan yang dimiliki masih sangat terbatas

bahkan dirasa masih sangat kurang. Seperti yang

diungkapkan oleh pengurus SAR, Mulyono, S.Hut berikut

ini:

“….Karena minimnya dana yang ada, kita terpaksa menggunakan peralatan yang ada Dik. Seperti yang kita pakai saat evakuasi tanah longsor kemarin. Karena kita belum memiliki lampu tembak maka dengan terpaksa kita menggunakan lampu emergency yang tidak terlalu terang dan daya nya juga cepat habis. Untung waktu itu juga dibantu penerangan seadanya dari warga dengan lampu

Page 133: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

petromak, karena saat terjadi bencana itu listrik memang dipadamkan untuk antisipasi”.

(Sumber : Wawancara 29 Juni 2009)

Peralatan yang ada antara lain: peralatan SAR Gunung

(panjat) yang terdiri dari carmentel, carabiner, full body,

sling, matras, sarung tangan panjat beberapa pasang.

Peralatan SAR air yang meliputi alat-alat selam, tabung

oksigen, masker, kaki katak, pelampung, dan perahu

karet.meskipun sudah ada tetapi jumlahnya masih sangat

terbatas.

b Faktor Eksrternal

Selain faktor dari dalam terdapat pula faktor dari luar yang menjadi

kendala antara lain :

1) Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, khususnya

masyarakat yang berada di daerah pedesaan yang jauh dari

pusat kota. Mereka pada umumnya atau banyak yang kurang

mengerti siapa dan apa itu SAR. Markas komando SAR sendiri

berada di pusat pemerintahan daerah, sehingga banyak diantara

mereka yang belum mengetahi kinerjanya. Seperti yang

diungkapkan oleh salah seorang warga Desa Nglegok yang

bernama Bapak Maryanto :

“ Kulo niku sak derenge mboten ngertos mbak tim SAR niku nopo. Nek ten nggen tipi-tipi nika nggih kulo kinten tiyang angkatan ngoten nika. Lha wong kulo kinten niku nek nyeluk SAR niku sing nyelukne nggih pak polisi nopo pak camat ngoten kok, trus ngangge bayar. Lha nek wargo alit ngeten niki nopo nggih kuat mbayar to mbak-mbak. Lha lagi ndek wingi

Page 134: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

nika enten musibah lagi ngertos nek tim SAR niku saged dihubungi sak wayah-wayah kalih sinten mawon, terus tibak’e nggih gratis, mboten bayar “ Yang dapat diartikan :

“Saya itu sebelumnya tidak tahu mbak tim SAR itu apa. Kalau di televisi-televisi itu ya saya kira orang-orang dari angkatan (TNI). Saya kira juga memanggil SAR itu yang berkuasa adalah pihak kepolisian atau camat, juga harus membayar. Kalau rakyat kecil seperti kita ini mana kuat bayar mbak. Nah, baru kemarin sewaktu terjadi musibah itu saya baru tahu kalau tim SAR itu bisa dihubungi swaktu-waktu oleh siapa saja (yang berkepentingan), juga gratis, tidak harus bayar”.

(Sumber : Wawancara 1 Maret 2010) Hal ini dikarenakan kurangnya koordinasi dengan daerah-

daerah rawan bencana maupun yang tidak. Selama ini SAR

Karanganyar memberi materi ataupun simulasi jika diminta

dari pemerintahan kecamatan atau desa tertentu saja. Jika ingin

menyelenggarakan sendiri juga terkendala keterbatasan dana.

Sebenarnya hal ini (sosialisasi) sangat dibutuhkan untuk

pengetahuan warga masyarakat, terutama mereka yang

kebetulan tinggal di daerah rawan bencana.

2) Kurangnya komunikasi dan koordinasi dengan beberapa pihak

yang juga berkepentingan dalam hal penanganan bencana.

Banyak dari organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang

sosial kemanusiaan yang juga turun langsung dalam hal

penanganan bencana. Seharusnya mereka mengkoordinasikan

tentang bagaimana tindakan yang lebih lanjut bersam tim

gabungan, karena selama ini banyak dari mereka yang bekerja

Page 135: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

sendiri, sehingga tidak jarang mereka menjadi menyusahkan

proses evakuasi dan mitigasi daerah bencana karena benyak

terjadi ketimpangan. Hal ini tidak mampu dicegah oleh SAR

Karanganyar dengan tegas, karena posisisnya adalah sama-

sama untuk menolong.

3) Adanya asumsi yang salah dari masyarakat. Beberapa diantara

mereka mengira bahwa SAR Karanganyar bekerja tidak

maksimal karena melihat kerjanya hanya sebatas mengawasi

saja, mendapat bayaran (gaji) serta fasilitas gratis. Padahal

yang mereka lihat itu adalah unsure pimpinan yang menjadi

SC,OSC atau juga SMC yang sudah seharusnya melakukan

tugas mereka untuk mengawasi. Yang bekerja adalah SRU

yang sudah dibentuk, tetapi masyarakat tidak mengetahui hal

itu. SAR Karanganyar bekerja tanpa imbalan dan tanpa

pamrih, benar-benar bersifat suka rela. Jikapun ada fasilitas

seperti makan minum yang disediakan warga masyarakat itu

sebatas kerelaan dari masyarakat saja, dan hal itu tidak pernah

diminta oleh SAR Karanganyar.

Selain adanya faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi

oleh SAR Karanganyar dalam penanganan bencana di Kabupaten

Karanganyar di atas, berikut ini juga ditemukan faktor-faktor pendukung

SAR Karanganyar dalam penanganan bencana di Kabupaten Karanganyar.

Yaitu :

Page 136: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

1) Adanya kepedulian dan kerjasama dari beberapa pihak yang selama ini

sering bekerja sama membantu dalam pelaksanaan operasi SAR itu

sendiri. Antara lain adalah pihak SatLak (Satuan Pelaksana

Penanggulangan Bencana dan Pengungsi) PBP Kabupaten

Karanganyar. Karena memang bencana berkaitan erat dengan mereka.

2) Adanya kepedulian masyarakat yang mengakui keberadaan SAR

Karangnyar, meskipun ada sejumlah kecil yang belum mengerti.

Mereka yang sudah tau pada umunya ikut membantu memudahkan

proses evakuasi dan mitigasi SAR Karanganyar dengan ikut terjun

langsung. Tak jarang dari mereka juga menydiakan fasilitas cuma-

cuma saat SAR Karangnyar sedang melakukan tugasnya, misalnya :

tempat atau rumah yang dijadikan untuk base camp operasi, bahkan

sampai logistik dan akomodasi.

E. Analisa Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana di

Kabupaten Karanganyar

Perana SAR Karanganyar dalam penanganan bencana tanah longsor di

Kabupaten Karanganyar merupakan inti dari penelitian ini. Dalam

aplikasinya, ternyata teori aksi yang dikemukakan oleh Parsons memiliki

benang merah dalam mengkaji Peranan SAR Karanganyar dalam

penanganan bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar.

Page 137: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Dalam teori aksi dikemukakan beberapa asumsi fundamental oleh

Hinkle dengan merujuk karya Mac Iver, Znaniecki, dan Parsons adalah

sebagai berikut:

1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek

dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek.

2. Sebagai subyek manusia bertindak atau berprilaku untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan.

3. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode

serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan

tersebut.

4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang

tidak dapat diubah dengan sendirinya.

5. Manusia memilih, menilai, dan mengevaluasi terhadap tindakan yang

akan, sedang dan telah dilakukan.

6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan

timbul pada saat pengambilan keputusan.

7. Study mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian teknik

penemuan yang bersifat subyektif seperti pada metode versttehen,

imajinasi, sympathetic reconstruction atau seakan-akan mengalami

sendiri (vicarious experience) (Ritzer, 2003 : 46).

SAR Karanganyar dipandang sebagai suatu wadah, media, alat bagi

para individu untuk mencapai tujuannya. Hakekat sebuah organisasi

adalah terdapat pelaku (manusia) dan tujuan. Seperti yang diungkapkan

Page 138: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

dalam asumsi fundamental dari teori aksi bahwa tindakan manusia muncul

dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam

posisinya sebagai obyek. Ini berkaitan dengan motivasi seseorang /

individu untuk bertindak dan menetapakan cara dalam rangka mencapai

tujuannya.

Menurut Weber, sosiologi harus berusaha untuk menjelaskan dan

menerangkan kelakuan manusia dengan menyelami dan memahami

seluruh sistem arti maksud subjektif yang mendahului, menyertai, dan

menyusulnya. Misalnya, sehubungan dengan masyarakat sosialis Ia

menulis : “ penelitian sosiologis yang sungguh empiris dimulai dengan

pertanyaan, yakni : motivasi-motivasi manakah menentukan dan

membimbing peri kelakuan para anggota dan peserta individual dari

masyarakt sosial itu, sehingga masyarakat itu dapat muncul dan sesudah

itu bertahan terus “ (K. J Veeger, 1986 : 172).

Dari pernyataan Weber tersebur bahwa motivasi dijadikan sebagai

pondasi dan indicator dari suatu peranan. Sehingga konsep peranan dalam

teori aksi mencakup beberapa sub pokok yang dapat dijadikan sebagai

tolak ukur untuk mengetahui suatu peranan, yaitu : (1) motivasi (2) status

Individu-individu yang tergabung dalam SAR Karanganyar dijadikan

sebagai aktor yang memiliki alternativ cara, serta teknik untuk mencapai

tujuannya. Dalam hal ini, tujuan SAR Karanganyar adalah dalam

penanganan bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar. dimana

dalan mencapai tujuan tersebut aktor dihadapkan dengan sejumlah kondisi

Page 139: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

situasional yang dapat membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan.

Kondisi seperti ini dikatakan sebagai kendala, dimana kendala tersebut

berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan

oleh idividu. Dengan demikian SAR Karanganyar sebagai aktor ini dalam

mencapi tujuannya, berada di bawah kendala dari nilai-nilai, norma-

norma, dan berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih

dan menentukan tujuan serta tindakan alternative untuk mencapai tujuan.

Yang membatasi ruang gerak SAR Karanganyar itu sendiri dalam

penanganan bencana tanah longsor.

Indikator dari peranan adalah peranan menuju kepada fungsi,

penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi tepatnya seseorang atau

kelompok menduduki suatu posisi dalam masyarakt serta menjalankan

suatu peranan. Suatu pernan mencakup tiga hal, yaitu :

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi

atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian perturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang

penting bagi struktur sosial masyarkat (Soekanto, 2003 : 244).

Disini aplikasi dari konsep diatas adalah bahwa SAR Karanganyar

merupakan organisasi sosial kemanusiaan yang terdiri dari individu (dalam

Page 140: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

konteks ini adalah pemuda yang tergabung dalam organisasi sosial

kemanusiaan SAR Karanganyar) memiliki sebuah status sebagai

organisasi sosial kemanusiaan yang berfungsi sebagai berikut :

1. Mencari, dan menolong korban bencana alam, atau bencana lainnya

yang tidak bisa ditangani sendiri oleh masyarakat karena berbagai

kendala mulai dari peralatan sampai dengan ketrampilan menolong

korban itu sendiri.

2. Memberi informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan

bencana alam, cara evakuasi sederhana, pengantisipasian, dampak,

bahaya dan lain sebagainya yang diperlukan oleh warga masyarakat

yang mebutuhkan khususnya di Kabupaten Karangnyar yang memiliki

tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi terutama bencana tanah

longsor.

3. Membantu warga masyarakat mengenai segala hal berkaitan dengan

penanggulangan bencana alam muaupun hal-hal lainnya yang masih

termasuk dalam wilayah kerja SAR Karangnyar tanpa

mengesampingkan peraturan yang ada di wilayah tersebut, dan

memposisikan diri sebagai seorang penolong bukan tuan rumah, meski

masih dalam wilayah kerja SAR Karangnyar yaitu wilayah Kabupaten

Karanganyar.

Peranan juga berkaitan dengan harapan-harapan dari masyarakat

terhadap pemegang peran atau kewajiban dari pemegang peran dan juga

harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap

Page 141: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

masyarakat atau orang-orang yang berhubungan dengannya dalam

menjalankan perannya atau kewajiban-kewajibannya. Sehingga SAR

Karanganyar disini dalam menjalankanperanannya dipengaruhi kondisi

lingkungannya dan status yang dimiliki oleh individu-individu dalam SAR

Karanganyar.

Menurut Parsons tindakan seseorang ditentukan oleh hal yang

berasal dari luar dirinya. Actor dipengaruhi oleh sistem sosial dan dua

sistem tambahan lainya. Yaitu sistem budaya dan sistem kepribadian.

Namun setelah fase terakhir Parsons ditandai dengan perluasan

penggolongan teori tindakan hubungan-hubungan baru, dan unsure baru

ditemukan seperti misalnya tambahan sub sistem keempat dalam sistem

tindakan, yaitu : organism perilaku, sehingga sistem tindakan itu kini

menjadi sistem kepribadian, sistem sosial / pranata sosial, sistem budaya

dan organisme perilaku.

Sehingga setiap individu dalam SAR Karanganyar dalam setiap

melakukan tindakan sosial, secara tidak langsung ditentukan oleh sistem

sosial yang ada. Maksudnya hal ini merujuk pada salah satu karakteristik

dasar tindakan sosial, dimana aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi

situasional yang dapat membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan.

Dalam teori aksi Parsons juga mengungkapkan, bahwa adanya

individu sebagai aktor dan aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi

situasional yang dapat membatasi tidakannya dalam mencapai tujuan.

Page 142: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Dengan Demikian SAR Karanganyar yang tediri dari beberapa individu

merupakan actor yang aktif dan kreatif sebagai bagian dari masyarakat.

Sebagai bagian dari masyarakat, SAR Karanganyar memiliki

berbagai harapan-harapan untuk melakukan sesuatu dan memberikan

sesuatu kepada masyarakatnya. Sebagai salah satu manifestasinya adalah

dengan memberikan penyuluhan mengenai manajemen bencana tanah

longsor yang didalamnya mengajarkan masyarakat untuk mengenali tanda-

tanda bencana, hal-hal yang perlu dilakukan terhadap tanda-tanda bencana

srta sampai pada pencegahan atau meminimalisir kemungkinan bencana

tanah longsor.

Selanjutnya, tindakan aktor dipengaruhi oleh sistem yang ada

dalam berperilaku. Pengaruh ini sifatnya voluntarisme dan sibernetik.

Sibernetik menunjukkan ada hubungan antara masing-masing sistem yang

mempengaruhinya. Dari pandangan fungsional, tindakan aktor dimaknai

sebagai :

5. Lattern Pattern Maintenance Berhubungan dengan system budaya yang menunjuk pada masalah bagaimana menjamin kesinambungan tindakan dalam system sesuai dengan beberapa ukuran atau norma-norma

6. Integration Dalam hal ini berhubungan dengan system social, menunjuk pada koordinasi serta kesatuan bagian-bagian dari system sehingga seluruhnya fungsional

7. Goal Attainment Berhubungan dengan system kepribadian menunjuk pada pemenuhan tujuan system dan penetapan prioritas diantara tujuan-tujuan tersebut

8. Adaption Berhubungan dengan system organisme perilaku menunjuk pada kemampuan system menjamin apa yang dibutuhkan dari lingkungan serta mendistribusikan sumber-sumber tersebut kedalam seluruh system ( Haryatmoko. B, 1986)

Page 143: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Aplikasinya adalah bahwa SAR Karanganyar berusaha

mempertahankan sistem budaya yang telah ada yaitu gotong royong,

toleransi, kebersamaan, dan solidaritas sosial yang telah ada, yang

kemudian mencoba untuk mengembangkannya melalui kegiatan-kegiatn

secara berkala dan berlanjut.

Dalam hal status, SAR Karanganyar adalah organissasi sosial

kemanusiaan yang legal dan diakui keberadaanya oleh masyarakat di

Kabupaten Karanganyar dan telah memiliki akta notaries yang

menguatkan keberadaan SAR Karanganyar secara hukum. Para pengurus

SAR Karanganyar adalah orang-orang yang dianggap mampu berpotensi

utnuk mewujudkan cita-cita organisasi dalam hal penanganan bencana

tanah longsor di Kabupaten Karanganyar.

Kemudian bila dilihat dari peran SAR Karanganyar dalam peningkatan

Dengan adanya keberadaan individu dalam upaya mencapai

tujuannya, dalam hal ini SAR Karanganyar dijadikan sebagai alat yang

nantinya akan selalu menjadi alternative bagi para masyarakat (khususnya

pemuda) untuk melakukan pengembangan potensi lokal dan member

jaminan atas hak-hak masyarakat dalam mengakses sumber lokal, yang

kemudian bisa dijadikan sebagai asset yang menunjukkan kepada

kemampuan sistem yang menjalin apa yang dibutuhkan dari lingkungan

serta mendistribusikan sumber-sumber tersebut ke dalam seluruh sistem.

Sehingga secara eksplisir, teori aksi dapat digunakan untuk

menganalisa mengenai peranan SAR Karanganyar dalam penangana

Page 144: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar. karena dalam teori aksi

yang dikemukakan oleh Parsons, mencakup aspek-aspek peranan dan

indikatornya yang sangat menentukan individu atau kelompok dalam

melakukan tindakan sosial.

Kemudian dalam teori aksi, konsep voluntarisme berkaitan erat

dengan motivasi untuk melakukan tindakan sosial. Dimana voluntarisme

merupakan suatu kerelaan dari individu untuk menetapkan sebuah cara

yang dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Tujuan dalam konteks ini adalah upaya SAR Karanganyar dalam

melaksanakan tugasnya untuk masyarakat. Tugasnya yang berhubungan

dengan pertolongan, pencarian dan evakuasi korban bencana tanah

longsor. Tugas tersebut adalah bentuk pengabdian untuk masyarakat yang

mengakui keberadaan SAR Karanganyar itu sendiri.

Page 145: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang peranan SAR Karanganyar dalam

penanganan bencana tanah alam terutama tanah longsor yang terjadi di

wilayah Kabupaten Karanganyar yang dikenal sebagai daerah rawan tanah

longsor. SAR Karanganyar berdiri pada tanggal 14 Desember 2004.

Kepedulian sosial dari para pemuda yang tergabung dalam SAR inilah

yang mencerminkan aspek sosiologis dalam penelitian ini.

Hasil dari penelitian ini mencakup dan menjelaskan bagaimana

para pemuda termotivasi ikut berperan aktif dalam organisasi SAR

Karanganyar, beberapa peran SAR dalam penanganan bencana alam,

antara lain peran dalam evakuasi, mitigasi dan peran sosial lainnya yang

berhubungan dengan kegiatan sosial kemanusiaan, penguatan organisasi

itu sendiri serta bagaimana SAR Karanganyar berkoordinasi dengan

masyarakat.

1. Peran Evakuasi dan Mitigasi

Peranan SAR Karanganyar dalam penanganan bencana lam terutama

tanah longsor di kabupaten Karanganyar dapat dijelaskan dalam dua

peran pentingnya yaitu evakuasi dan mitigasi.

a. Peranan Evakuasi

Dalam keran evakuasi terdapat beberapa kegiatan pokok didalamnya

antara lain adalah :

Page 146: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

1). Mencari korban

Mencari korban merupakan tindakan awal setelah Tim berada di

lokasi bencana alam. Tidak jarang dalam setiap kejadian bencana

korban tidak begitu saja ditemukan, oleh karena itu diperlukan

proses pencarian yang tidak sebentar. Terlebih dalam kejadian

bencana tanah longsor sering terjadi korban tertimbun tanah,

maka pencari harus terlebih dulu mencarinya dengan menggali.

2). Menolong korban

Setelah korban ditemukan maka harus segera mendapatkan

pertolongan pertama. Tim akan melakukan serangkaian kegiatan

medis dalam keadaan emergency untuk menyelamatkan dan

meminimalisir jumlah korban. Kegiatan pertolongan tersebut

harus sesuai dengan aturan dasar pertolongan.

3). Tindak awal pertolongan korban

Tindakan awal hanya dilakukan pada korban yang memungkinkan

saja, untuk mengurangu dampak yang lebih parah. Misalnya

dalam kasus patah tulang. Dan jika keadan lebih parah akan lebih

aman jika ditangani tim medis.

b. Peran Mitigasi

Mitigasi merupakan tinadakan lanjutan setelah evakuasi yang

bertujuan untuk membantu warga masyarakatv pasca bencana, dan

untuk meminimalisir dampak bencana selanjutnya. Didalamnya

terdapat beberapa kegiatan antara lain :

Page 147: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

1). Peta rawan bencana

Peta rawan bencana akan digunakan dalam pemantauan lokasi

atau daerah bencana tersebut baik sebelum bencan (masih dalam

prediksi) maupun setelah bencana terjadi. Dalam bencana tanah

longsor peta tersebut sangat brguna untuk memantau pergerakan

tanah.

2). Pendirian tempat pengungsian

Setelah terjadinya bencana alam yang merusakan rumah dan

sarana umum lainnya otomatis warga masyarakat memerlukan

tempat tinggal sementara. Pendirian tenda pengungsian dilakukan

dan dikoordinasikan oleh SAR Karanganyar dan berbagai pihak

yang terkait di dalamnya.

3). Koordinasi

Menyangkut segala hal yang berkaitan langsung dengan korban,

seperti kebutuhan logistik dan sarana umum.

2. Peran Sosial Lainnya

Selain dua peran penting tersebut SAR Karanganyar juga banyak

berperan dalam banyak kegiatan sosial kemanusiaan yang lain,selama

masih dalam lingkup tugas sosial dan tidak menyalahi aturan. Sebagai

contoh adalah sebagai berikut :

a. Kecelakaan lalu lintas

Seringkali SAR Karanganyar turut membantu dalam proses

pengevakuasian korban, karena memang mereka dibutuhkan,

Page 148: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

misalnya pada kasus kecelakaan mobil yang terguling dalam jurang,

maka pengevakuasian korban harus seteliti mungkin, dan

memerlukan alat evakuasi tertentu.

b. Evakuasi orang panjat tower

Pada umumnya pelaku panjat tower adalah orang yang terganggu

jiwanya, maka dari itu antisipasi yang lebih perlu dilakukan demi

keselamatan bersama.

c. Pengangkatan mayat dari berbagai tempat

Seringkali SAR Karanganyar memperoleh laporan dan bertugas

mengangkat mayat dari tempat-tempat tertentu. Misalnya korban

meninggal di puncak Gunung Lawu, mayat yang tiba-tiba terapung

di sungai ataupun korban bunuh diri (menyengatkan diri dengan

listrik, gantung diri dan menceburkan diri ke sungai).

3. Sistem Operasi SAR

Sitem Operasi SAR juga termasuk dalam hasil penelitian ini. Sistem

operasi SAR Karanganyar adalah menggunakan sistem komando.

Wilayah koordinasinya antara lain adalah sebagai berikut :

a. SC (SAR Coordinator)

b. OSC

c. SMC (SAR Mission Coordinator)

d. SRU

Setiap operasi wajib adanya laporan tertulis yang kemudian menjadi

bahan yang harus dilaporkan dan dipertanggung jawabkan kepada

Page 149: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

pihak-pihak terkait, yaitu pemerintah daerah ataupun Badan SAR

Nasional.

4. Penguatan Organisasi

Sebagai pendukung kegiatan SAR Karanganyar dalam penanganan

bencana alam SAR Karangnayar juga melakukan penguatan Organisasi.

Hal tersebut dilakukan dengan :

1). Perekrutan anggota Potensial

2). Pendidikan dan Pelatihan SAR

3). Kegiatan Penguatan Skill

B. Saran

Selesainya penulisan laporan penelitian ini bukan berarti tidak

tedapat ruang-ruang untuk perbaikan. Oleh karena itu, penelitian dengan

tema yang serupa dapat dilakukan dengan lebih baik oleh peneliti lain

dimasa mendatang.

Dengan selesainya penelitian ini ada beberapa saran yang dapat

disampaikan :

1. Bagi internal SAR Karanganyar

a. Selektif dan kreatif dalam memilih anggota yang hendak

bergabung di dalam organisasi tersebut. Karena didalam organisasi

dibutuhkan loyalitas yang tinggi. Diharapkan orang-orang yang

sudah bergabung dan memiliki potensi SAR yang cukup memadai

dapat terus berperan aktif didalamnya, sehingga SAR Karanganyar

Page 150: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

tidak kekurangan potensi dan skill dalam setiap operasi yang

menjadi tugas utamanya tersebut.

b. Lebih aktif dalam penyebaran informasi dalam bentuk penyuluhan

atau hal yang sejenis agar semua lapisan masyarakat mengetahui

berbagai informasi yang berkaitan erat dengan bencana alam,

mengingat di Kabupaten Karanganyar merupakan wilayah rawan

bencana yang cukup tinggi potensinya untuk beberapa bencana

alam, sebagai contoh tanah longsor, angin topan (putting beliung),

dan banjir.

2. Bagi masyarakat Desa Nglegok Kecamata Ngargoyoso dan masyarakat

Desa Balong Kecamatan Jenawi

a. Hendaknya warga masyarakat selalu aktif dalam memperoleh

informasi mengenai bencana alam dan mengenali daerah tempat

tinggal mereka masing-masing, sehingga dapat diperkirakan

kemungkinan terburuk serta antisipasi yang harus dilakukan untuk

itu.

b. Membuka diri akan hal-hal baru yang muncul, seperti penyuluhan

mengenai bahaya hutan gundul, tidak serta merta hanya

mementingkan kepentingan ekonomi dari hasil pertanian tanpa

memperdulikan lahan seperti apa yang sedang mereka kerjakan,

berbahaya atau tidak.

c. Terkait dengan informasi yang dibutuhkan warga masyarakat,

sebaiknya pemerintahan desa juga memfasilitasi pihak SAR, atau

Page 151: PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

pihak yang lain untuk mengadakan penyebaran informasi di

berbagai pelosok desa.