bab 3 rescue

34
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DI PUSKESMAS PALEMRAYA A. Profil Puskesmas Palemraya 1. Visi, Misi dan Strategi Visi: Tercapainya masyarakat yang berprilaku hidup bersih dan sehat di wilayah puskesmas Palemraya dengan bertumpu kepada pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang prima. Misi: a. Meningkatkan disiplin dan profesionalisme tenaga kesehatan. b. Menjalankan kerja sama lintas program/lintas sektor. c. Memperdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan. d. Melaksanakan kegiatan yang berkesinambungan. e. Menggalang kemitraan bersama. Moto: Tekad pengabdianku, profesionalisme kerjaku. 2. Demografi dan Topografi 1

Upload: tikecikis

Post on 13-Aug-2015

58 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bab 3 komunitas

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 Rescue

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

DI PUSKESMAS PALEMRAYA

A. Profil Puskesmas Palemraya

1. Visi, Misi dan Strategi

Visi:

Tercapainya masyarakat yang berprilaku hidup bersih dan sehat di wilayah

puskesmas Palemraya dengan bertumpu kepada pemberdayaan masyarakat dan

pelayanan kesehatan yang prima.

Misi:

a. Meningkatkan disiplin dan profesionalisme tenaga kesehatan.

b. Menjalankan kerja sama lintas program/lintas sektor.

c. Memperdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan.

d. Melaksanakan kegiatan yang berkesinambungan.

e. Menggalang kemitraan bersama.

Moto:

Tekad pengabdianku, profesionalisme kerjaku.

2. Demografi dan Topografi

Puskesmas Palemraya merupakan Puskesmas yang terletak di Palemraya

Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Dengan batas wilayah:

a. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Banyuasin dan kota Palembang

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Inderalaya

c. Sebe;ah Timur berbatasan dengan kecamatan Pemulutan Barat

d. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Simpang Timbangan

UPTD Puskesmas Palemraya dibangun dengan luas wilayah 84, 9 km2 yang

terdiri dari 3 desa yaitu Desa Palemraya, Desa Pulau Semambu dan Desa Soak

1

Page 2: Bab 3 Rescue

Batok. Jarak tempuh dari Pulau Semambu ke Puskesmas Palemraya sejauh 9 km,

sedangkan untuk Desa Soak Batok berjarak 13 km ke Puskesmas Palemraya.

Luas wilayah Kerja :

a. Palemraya : 5000 Ha

b. Desa Pulau Semambu : 2100 Ha

c. Desa Soak Batok : 2500 Ha

3. Kependudukan

Jumlah penduduk

a. Palemraya : 2827 jiwa

b. Pulau Semambu : 1560 jiwa

c. Soak Batok : 1966 jiwa

Jumlah KK

a. Palemraya : 674 KK

b. Pulau Semambu : 427 KK

c. Soak Batok : 525 KK

4. Fasilitas Pendidikan

a. Palemraya :

1) TK : 1

2) SD : 1

3) SMP : 1

4) SMA : Tidak ada

b. Pulau Semambu :

1) TK : 1

2) SD : 1

3) SMP : Tidak ada

4) SMA : Tidak ada

c. Soak Batok :

1) TK : 1

2) SD : 1

3) SMP : 1

2

Page 3: Bab 3 Rescue

4) SMA : Tidak ada

5. Fasilitas Kesehatan

a. Puskesmas Induk : 1

b. Puskesmas Desa : 2

c. Posyandu : 6

6. Sarana Penghubung

Pada umumnya sara perhubungan ke desa dapat dicapai dengan kendaraan darat

dan air.

7. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di kecamatan Indralaya Utara sebagian besar bertani

dan karyawan PT. SPF.

8. Sosial Budaya

Ditinjau dari segi aspek budaya di kecamatan Indralaya Utara masyarakat

cenderung untuk bersifat tradisional, yang merupakan kendala pembangunan

kesehatan.

9. Sumber Daya Kesehatan Puskesmas Palemraya

Daftar Nama Pimpinan dan Staf Puskesmas Palemraya Tahun 2012

N

O

NAMA / NIP PANGKAT ,

GOLONGAN

JABATAN

1 Herman, SKM. M.Epid

NIP : 195809281986031

005

Penata tk I,

III/d

Kepala UPTD Puskesmas

KTM Sungai Rambutan

2 Ari Sugianti.S.ST

NIP : 198401272006042

007

Penata Muda,

III/a

Bidan Sub coordinator

3 Taufik Riswandar, SKM Penata Muda, Penyuluh Kesmas

3

Page 4: Bab 3 Rescue

NIP : 197711092010011

008

III/a

4 Heni Fitri M,S.Kep,Ners

NIP : 198506202010012

024

Penata Muda,

III/a

Perawat

5 Marlia,SKM

NIP 197610152011012004

Penata Muda,

III/a

Penyuluh Kesmas

6 DessyPratiwi,SKM

NIP 198602142011012005

Penata Muda

III/a

Penyuluh Kesmas

7 Dian Sari C, Amkeb

NIP : 197902162007012

006

Pengatur Tk I

II/d

Bidan

8 Quratul Ain Pengatur

II/c

Bidan

9 Neti Herawati, Amkep

19750502201001 2 006

Pengatur

II/c

Perawat

10 Herdiana, AMG

NIP : 197712242010011

006

Pengatur

II/c

Staf Gizi

11 Junita Rani Nasution, AMF

NIP : 198206122010012

019

Pengatur

II/c

Staf Apotik / Farmasi

12 Nova Anggriana, AMKG

19821106201001 2 014

Pengatur

II/c

Perawat Gigi

13 Desi Andriawan, Am.kl

NIP : 198312092010011

009

Pengatur

II/c

Sanitarian

14 Eliyana, Amkl

NIP : 198404242010012

014

Pengatur

II/c

Sanitarian

15 Jumino, Amkep

NIP : 198511132010011

009

Pengatur

II/c

Perawat

4

Page 5: Bab 3 Rescue

16 M.Amin F auzi, Amkep

NIP : 198706082010011

001

Pengatur

II/c

Perawat

17 Mira Mirza, Amkep

NIP 198709022011012006

Pengatur

II/c

Perawat

18 Fienda, Amkep

NIP 198811232011012003

Pengatur

II/c

Perawat

19 Pevi Winimelati

NIP 197702182007012005

Pengatur Muda

II/a

Bidan

21 Ainuddin, SKM TKS Penyuluh Kesmas

22 Risna Aryanti, Amkeb TKS Bidan

22 Yeyen Desrianti, Amkl TKS Sanitarian

23 Supriyanti, AMF TKS Farmasi

24 Weni Ana Susita, Amkep TKS Perawat

25 Afrina, Amkep TKS Perawat

26 Ade Suci, Amkep TKS Perawat

27 Fifin Febtisia Amkep TKS Perawat

28 Desnita Yufliani, Amkep TKS Perawat

29 Dahlia Adha, Amkep TKS Perawat

30 Bayu Unic, Amkeb TKS Bidan

31 Rini Amkeb TKS Bidan

32 Seprianto Pratama TKS Administrasi Pasien

33 Bambang Irawan Pedi TKS Pekarya / Office Boy

1. Ketenagakerjaan/ Ketenagaan

a. PNS

1) Dokter umum : 1 orang

2) Dokter gigi : 1 orang

3) Perawat : 9 orang

4) Perawat gigi : - orang

5) Bidan : 6 orang

6) Farmasi : 1 orang

5

Page 6: Bab 3 Rescue

7) Gizi : 2 orang

8) Analis Kesehatan : - orang

9) Sanitasi : 2 orang

10) Kesehatan Masyarakat : 3 orang

11) Umum : 1 orang

b. PTT Pusat

1) Budan : 1 orang

2. Sarana

a. Sarana gedung

1) Puskesmas induk : 1 buah

2) Puskesmas pembantu ; - buah

b. Kendaraan

1) Kendaraan roda 4 : 1 buah

2) Kendaraan roda 2 : 2 buah

c. Peralatan

1) Laptop : 1 unit

2) Lemari es : 1 unit

3) KIA kit : 2 unit

4) Poliklinik Kit : tidak lengkap

5) PHN kit : 1 unit

6) Pusling kit : 1 unit

3. Sarana Keuangan

a. Dana Operasional Puskesmas

b. Dana Jamkesmas

c. Dana Jansostek Puskesmas

d. Dana BOK

10. Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Palemraya

Di dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Palemraya disusun berdasarkan

kegiatan dari masing-masing program yang berpedoman pada pencapaian target

yang sudah ditentukan dan perencanaan tersebut diprioritaskan pada program yang

pencapaian cakupannya rendah.

6

Page 7: Bab 3 Rescue

1. Program Kegiatan Puskesmas Palemraya terdiri dari :

a. Unit kegiatan fungsional kesga

b. Unit kegiatan kesehatan Ibu dan anak

c. Unit kegiatan keluarga berencana

d. Unit perbaikan gizi

e. Unit kesehatan usia lanjut

2. Unit kegiatan Fungsional Pemeliharaan Kesehatan dan Rujuan

a. Kegiatan pengobatan

b. Kegiatan kesehatan gigi dan mulut

c. Kegiatan gawat darurat dan kecelakaan

3. Unit kesehatan fungsional Pencehatan penyakit Menular

4. Unit kegiatan Fungsional Kes-Ling dan RSM

a. Kegiatan Kes-Ling

b. Kesiatan perkesmas

c. Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat

d. Kegiatan peran serta masyarakat

e. Kegiatan kesehatan masyarakat

5. UKF Kesehatan Penunjang

a. Kegiatan Lab sederhana

b. Kegiatan Pengolahan obat

6. UKF Kesehatan Pelaksanaan Khusus

a. Kegiatan kesehatan mata

b. Kegiatan kesehatan jiwa

7. UKF / Tata Usaha

a. Kegiatan kepegawaian

b. Kegiatan perlengkapan

c. Kegiatan pelaporan

d. Kegiatan keuangan

B. SWOT yang dimiliki oleh Puskesmas Palemraya

1. Teori SWOT

Menurut Kurtz (2008), analisa SWOT adalah suatu alat perencanaan

strategi yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan

7

Page 8: Bab 3 Rescue

dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari

eksternal.

Menurut Pearce dan Robinson (2003), analisis SWOT perlu dilakukan

karena analisa SWOT untuk mencocokan “fit” antara sumber daya internal dan

situasi eksternal. Pencocokan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan

peluang dan meminimumkan kelemahan dan ancamannya.

Menurut Thompson (2008), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan

alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui

ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman

eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi.

Para analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam hal

mencocokan perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa

kompetitif lingkungan di mana bidang perusahaan itu bergerak.

Menurut Robert W. Duncan (2007), menganalisa lingkungan internal dan

eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor

lingkungan internal di dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai

Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan dapat

diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis lingkungan

strategi ini disebut sebagai analisis SWOT. Ada dua macam pendekatan dalam

analisis SWOT, yaitu:

1) Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan

oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah

kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak

sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat

kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil

titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Eksternal

Internal

Oppurtunity Threathened

Strength Comparative Advantage Mobilization

Weakness Divestment/Investment Damage Control

Sumber: Hisyam, 1998

8

Page 9: Bab 3 Rescue

Keterangan:

Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari

organisasi atau program pada saat ini.

Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan

dari organisasri atau program pada saat ini.

Oppurtunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di

luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di

masa depan.

Threathened (T), adalah situasi atau kondisi yang merupakan ancaman

bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam

eksistensi organisasi di masa depan.

Comparative Advantages. Sel ini merupakan pertemuan dua elemen

kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu

organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

Mobilization. Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan.

Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang

merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari

luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah

peluang.

Divestment/Investment. Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan

organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu

pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat

meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada

tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil

adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain)

atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

Damage Control. Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua

sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan

ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa

bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah

Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih

parah dari yang diperkirakan.

9

Page 10: Bab 3 Rescue

2) Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif

melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan

Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang

sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

a. Melakukan perhitungan bobot (a) dan rating (b) point faktor serta

jumlah total perkalian bobot dan rating (c = a x b) pada setiap faktor

S-W-O-T; Menghitung bobot (a) masing-masing point faktor

dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor

tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point

faktor lainnya. Pilihan rentang besaran bobot sangat menentukan

akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai

10, dengan asumsi nilai 1 berarti bobot yang paling rendah dan 10

berarti bobot yang peling tinggi.

Perhitungan rating (b) masing-masing point faktor dilaksanakan

secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point

faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan

point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai

yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point

faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).

b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d)

dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya

menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e

= y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;

c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada

kuadran SWOT.

No STRENGTH BOBOT RATING TOTAL1.2. Dst

Total Kekuatan

No. WEAKNESS BOBOT RATING TOTAL1.2.

Total KelemahanSelisish Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = x

10

Page 11: Bab 3 Rescue

No, OPPORTUNITY BOBOT RATING TOTAL1.2. Dst

Total Peluang

No. TREATH BOBOT RATING TOTAL1.2. Dst

Total TantanganSelisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = y

2. SWOT di Puskesmas Palemraya

Strength (Kekuatan)

Pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular secara nasional

bertujuan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan akibat

penyakit menular.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam pelaksanaan program

pemberantasan penyakit menular di puskesmas Palemraya terdapat petugas

kesehatan yang fokus masing-masing memegang satu jenis pelayanan program

pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja puskesmas dengan sarana dan

prasarana yang cukup memadai. Puskesmas memiliki kader yang bertugas

membantu tugas puskesmas dalam melaksanakan program-program puskesmas

termasuk bidan desa yang ada di tiap desa dengan jumlah kader 10 orang tiap

desa.

Weakness (Kelemahan)

Dalam pelaksanaannya, letak puskesmas Palemraya sulit dijangkau

masyarakat khususnya penduduk dari Desa Soak Batok sehingga kurangnya minat

masyarakat untuk berkonsultasi masalah pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular di puskesmas.

Opportunity (Kesempatan)

Program pemberantasan penyakit menular merupakan suatu bentuk

pelayanan professional yang bertujuan meningkatkan derajat status kesehatan

yang optimal. Dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan tersebut, program

pemberantasan penyakit menular dilaksanakan dengan dukungan penuh dari

pimpinan puskesmas dan pihak terkait. Puskesmas memiliki 7 jenis pelayanan

program pemberantasan penyakit menular.

11

Page 12: Bab 3 Rescue

Threathened (Ancaman)

Usaha peningkatan kesehatan memerlukan keterlibatan dari berbagai

pihak, termasuk masyarakat sebagai sarana dari program tersebut. Walaupun

selama ini telah dilakukan kegiatan yang berkaitan dengan program

pemberantasan penyakit menular namun belum mencakup secara efektif dan

merata oleh masyarakat.

Pendidikan yang rendah merupakan kendala yang dapat mengancam

suksesnya pelaksanaan program. Rendahnya pendidikan mengakibatkan tidak

sampainya informasi yang diberikan atau salah persepsi atas informasi yang

diberikan.

C. Program Pemberantasan Penyakit Menular (Penyakit ISPA) di Puskesmas

Palemraya

a. Jumlah Penderita ISPA

Berikut ini adalah laporan jumlah penderita ISPA di wilayah kerja Puskesmas

Palemraya Tahun 2012 :

LAPORAN JUMLAH PENDERITA ISPA TAHUN 2012

Bulan Desa

Golongan Umur Jumlah

KET<1 tahun

1-4tahun

5-9Tahun

10-14

tahun

15-19

tahun

20-44tahun

45-54tahun

55-59tahun

60-69 tahun

>70 tahun

L P

Januari

Palemraya 8 34 4 0 2 13 3 0 5 0 39 27

Pulau Semambu

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Soak Batok 0 6 3 0 1 3 0 1 1 0 8 8

Februari

Palemraya 8 26 7 4 0 9 4 0 1 0 30 29

Pulau Semambu

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Maret

Palemraya 4 36 9 5 0 15 6 0 1 0 35 41

Pulau Semambu

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

April

Palemraya 7 19 13 0 0 7 1 0 0 0 20 27

Pulau Semambu

1 5 3 2 1 4 3 0 1 1 11 10

Soak Batok 0 7 1 0 0 2 2 0 1 0 6 7

Mei

Palemraya 3 25 11 1 1 10 8 3 0 0 30 32

Pulau Semambu

0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2

Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12

Page 13: Bab 3 Rescue

Juni

Palemraya 4 20 15 4 0 14 4 0 1 0 30 32

Pulau Semambu

0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3

Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Juli

Palemraya 3 12 8 2 0 6 2 0 1 1 17 18

Pulau Semambu

4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 3

Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Agustus

Palemraya 1 21 10 1 3 16 3 0 1 0 25 31

Pulau Semambu

1 3 1 0 1 0 0 0 0 0 3 3

Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

September

Palemraya 8 25 15 6 1 10 2 1 0 0 30 38

Pulau Semambu

1 3 1 1 4 0 1 0 0 0 9 2

Soak Batok 1 0 2 0 0 2 0 0 0 0 2 3

Oktober

Palemraya 6 21 7 2 2 12 1 0 2 0 27 26

Pulau Semambu

3 1 1 2 1 2 1 1 0 0 7 4

Soak Batok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

November

Palemraya 7 15 8 4 0 8 2 1 2 0 25 22

Pulau Semambu

1 5 0 0 1 2 0 0 0 0 2 7

Soak Batok 0 2 0 0 2 4 0 0 0 0 5 3

b. Protap Pelayanan Penyakit ISPA di Puskesmas Palemraya

Tujuan:

1. Untuk meningkatkan pelayanan penderita ISPA.

2. Untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.

Kebijakan:

1. Ruang poli BP/ MTB (yang sudah dijalankan).

2. Adanya petugas dan dokter.

3. Adanya meja dan kursi.

4. Adanya timbangan, thermometer, dan jam ukur nafas.

5. Adanya buku register.

6. Adanya stetoskop dan tensimeter.

Protap:

1. Pasien/ pengantar mendaftar di loket karcis.

2. Petugas memanggil pasien berdasarkan nomor urut pendaftaran pasien.

3. Pasien disuruh duduk.

13

Page 14: Bab 3 Rescue

4. Pasien ditimbang.

5. Petugas menanyakan dan mencatat nama penderita, umur, tanggal lahir dan nama

lengkap.

6. Petugas menanyakan ada batuk atau tidak, lamanya batuk, adanay kesulitan

bernafas, adanya kejang, bisa minum atau tidak, dan demam.

7. Kemudian dokter atau petugas memeriksa dan mencatat frekuensi pernapasan, ada

tidaknya tarikan dinding bawah, meraba dan mengukur suhu badan, mendengar

ada tidaknya stidor wheezing, kesadaran dan status gizi.

8. Dokter atau petugas mendiagnosa apakah pneumonia berat atau pneumonia atau

bukan pneumonia.

9. Jika ditemukan pneumonia berat petugas/ dokter segera merujuk ke bagian anak

RSUD, RSMH, dengan diberi obat atau dosis.

10. Jika pasien didiagnosa dengan pneumonia dan bukan pneumonia diberikan terapi

atau resep, sesuai dengan umur dan berat badan serta disuruh kontrol ulang dua

hari kemudian.

11. Pasien atau pengantar diberi penyuluhan tentang tanda bahaya dan segera meminta

pertolongan ke petugas kesehatan yang terdekat bila ditemui tanda bahaya

tersebut.

12. Pasien/ pengantar menyerahkan resep dan mengambil obat di apotik.

13. Protap dapat berubah sesuai situasi kondisi.

TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

PADA BALITA

PEMERIKSAAN

TANYAKAN

1. Berapa umur anak ?

2. Apakah anak menderita batuk dan atau sukar bernafas ? Berapa lama ?

3. Apakah anak 2 bulan -< 5 tahun tidak dapat minum atau menetek ?

4. Apakah anak 2 bulan kurang bisa minum atau menetek

5. Apakah anak demam ? berapa lama?

6. Apakah anak kejang ?

LIHAT DAN DENGARKAN (anak harus dalam kondisi TENANG)

14

Page 15: Bab 3 Rescue

1. Adakah napas cepat?

2. Adakah terlihat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)?

3. Adakah terdengar stridor ? (suara menarik nafas)

4. Adakah terdengar wheezing ? (suara mengeluarkan nafas), apakah berulang?

5. Lihat, apakah kesadaran anak menurun ?

6. Apakah teraba demam/terlalu dingin?

7. Adakah tanda gizi buruk?

PENENTUAN ADA TIDAKNYA TANDA BAHAYA

(PENYAKIT SANGAT BERAT)

TANDA BAHAYA UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

1. Tidak bisa minum

2. Kejang

3. Kesadaran menurun

4. Stridor

5. Gizi buruk

Anak yang mempunyai salah satu tanda bahaya harus segera dirujuk ke Rumah Sakit

TANDA BAHAYA UMUR KURANG 2 BULAN

1. Tidak bisa minum

2. Kejang

3. Kesadaran menurun

4. Stridor

5. Wheezing

6. Demam/dingin

Bayi yang mempunyai salah satu tanda bahaya harus segera dirujuk ke Rumah Sakit

BAGAN PENGOBATAN DAN RUJUKAN

PEMBERIAN ANTIBIOTIK ORAL YANG SESUAI

Antibiotik Pilihan Pertama: Kotrimoksazol (Trimetroprim+Sulfametoksazol)

Antibiotik Pilihan Kedua : Amoksilin

UMUR KOTRIMOSAZOL AMOKSILIN

15

Page 16: Bab 3 Rescue

atau

BERAT

BADAN

(Trimetroprim+Sulfametoksazol)

Beri 2 kali sehari selama 3 hari

Beri 3 kali sehari

selama 3 hari

TABLET

DEWASA

80 mg

Trimetroprim +

400 mg

Sulfametoksazo

l

TABLET

ANAK

20 mg

Trimetroprim +

80 mg

Sulfametoksazo

l

SIRUP PER 5

ml

40 mg

Trimetroprim +

200 mg

Sulfametoksazo

l

KAPLE

T 500 mg

SIRUP

125

mg/5

ml

2 -< 4

bulan

(6 -< 6

Kg)

¼ 1 2,5 ml

(0,5 sendok

takar)

¼ 5 ml

(1

sendok

takar)

4 -< 12

bulan

(6 -< 10

Kg)

½ 2 5 ml

(1 sendok takar)

½ 10 ml

(2

sendok

takar)

1 -<

3tahun

(10 -<

16 Kg)

¾ 2,5 7,5 ml

(1,5 sendok

takar)

23

12,5 ml

(2,5

sendok

takar)

3 -<

5tahun

(10 -<

16 Kg)

1 2 10 ml

(2 sendok takar)

¾ 15 ml

(3

sendok

takar)

- Pastikan bahwa sediaan antibiotik yang diberikan cukup untuk 3 hari

- Pengobatan antibiotik 3 hari tidak direkomendasikan didaerah dengan resiko hiv tinggi

ANTIBIOTIK PRA RUJUKAN (ANTIBIOTIK DOSIS PERTAMA)

UMUR KOTRIMOSAZOL AMOKSILIN

TABLET

DEWASA

80 mg

TABLET

ANAK

20 mg

SIRUP PER 5

ml

40 mg

KAPLET

500 mg

SIRUP

125

mg/5

16

Page 17: Bab 3 Rescue

Trimetroprim +

400 mg

Sulfametoksazo

l

Trimetroprim +

80 mg

Sulfametoksazo

l

Trimetroprim +

200 mg

Sulfametoksazol

ml

< 2

BULAN

18

½ 12,5 ml 18

2,5 ml

(0,5

sendok

takar)

Jangan memberikan kotrimoksazol pada:

- Bayi yang ikterik atau

- Bayi prematur berumur di bawah 1 bulan

ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR UNTUK KELOMPOK UMUR 2 BULAN -<

5 TAHUN

Untuk anak yang harus segera dirujuk tetapi tidak dapat menelan obat oral

- Beri dosis (IM) Kloramfenikol DAN ATAU Ampisilin dan rujuk segera

UMUR

atau

BERAT BADAN

AMPISILIN

Dosis 50 mg/Kg BB

Tambah : 4 ml

Aquadest dalam 1 vial

1000 mg sehingga

menjadi 1000 mg = 5 ml

atau 200 mg /ml

GENTAMISIN

Dosis : 7,5 mg/Kg BB

/24 jam

Sediaan 80 mg / 2 ml

2 -< 4 bulan (4 -< 6 Kg) 1,25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg

4 -< 9 bulan (6 -< 8 Kg) 1,75 ml = 350 mg 1,25 ml = 50 mg

9 -< 12 bulan (8 -< 10

Kg)

2,25 ml = 450 mg 1,75 ml = 70 mg

12 -< 3 tahun (10 -< 14

Kg)

300 ml = 600 mg 2,50 ml = 100 mg

3 -< 5 tahun (14 -< 19

Kg)

3,75 ml = 750 mg 3 ml = 120 mg

17

Page 18: Bab 3 Rescue

ANTIBIOTIKA INTRAMUSKULAR UNTUK KELOMPOK UMUR < 2

BULAN

Untuk anak yang harus segera dirujuk tetapi tidak dapat menelan obat oral

- Beri dosis pertama Ampisilin dan rujuk segera

BERAT BADAN AMPISILIN

Dosis 100 mg/Kg BB 24 jam

Tambah : 1,5 ml Aqua steril

ke botol 0,5 g (200 mg/ml)

GENTAMISIN

Dosis : 2,5 mg/Kg BB

/12 jam

Sediaan 80 mg / 2 ml

1000 -< 2000 g 0,5 ml = 100 mg 0,1 ml

2000 -< 3000 g 0,6 ml = 120 mg 0,2 ml

3000 -< 4000 g 0,8 ml = 160 mg 0,3 ml

4000 -< 5000 g 1 ml = 200 mg 0,4 ml

NASIHAT UNTUK IBU TENTANG CARA PERAWATAN DI RUMAH

(UNTUK ANAK 2 BULAN -> 5 TAHUN)

Pemberian Makanan :

a. Bersihkan hidung agar tidak mengganggu pemberian makanan.

b. Atasi demam tinggi dengan Parasetamol agar tidak mengganggu pemberian

makanan.

c. Jika bayi tidak dapat menghisap dengan baik, ajarkan ibu untuk memeras ASI

kemudian memberikannya dengan sendok.

d. Anak yang sering muntah bisa mengalami malnutrisi. Ibu harus segera

memberikan makanan saat muntahnya reda.

e. Usahakan pemberian makanan sesering mungkin selama sakit dan sesudah

sembuh.

f. Pemberian makanan setelah anak sembuh, usahakan pemberian makanan

tambahan setiap hari selama seminggu atau sampai berat badan anak mencapai

normal.

Pemberian Cairan :

a. Berilah minum lebih banyak pada anak dengan infeksi terutama demam

b. Pemberian ASI lebih sering dari biasanya

PEREDA BATUK YANG AMAN

18

Page 19: Bab 3 Rescue

Bahan aman yang dianjurkan:

a. ASI Ekslusif untuk bayi sampai umur 6 bulan

b. Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis dengan perbandingan

yang sama. Madu tidak dianjurkan pada bayi (<1 tahun)

Obat yang tidak dianjurkan:

a. Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang mengandung codein

b. Obat-obatan delkongesten oral dan nasal

Pada anak batuk bukan pneumonia perhatikan apabila timbul tanda pneumonia,

bawalah kembali kepada petugas kesehatan:

a. Pernapasan menjadi sulit

b. Pernapasan menjadi cepat

c. Anak tidak mau minum

d. Sakit anak tampak lebih besar

PENGOBATAN DEMAM

Demam Tidak Tinggi

(< 38,5 )

Demam Tinggi

(> 38,5 )

Nasihat ibu agar memberi cairan

lebih banyak

Berilah Parasetamol

Nasihati ibu agar memberi cairan lebih

banyak

DOSIS PARASETAMOL UNTUK DEMAM TINGGI (>38,5 )

Diberikan tiap 6 Jam sampai demam reda

UMUR

atau

BERAT BADAN

TABLET 500 mg TABLET 100 mg SIRUP 120 mg/5

ml

2 -< 6 bulan (4 -<

7 Kg)

1/8 ½ 2,5 ml

½ sendok takar

6 bulan -< 3 tahun

(7 -< 14 Kg)

¼ 1 5 ml

1 sendok takar

3 -< 5 tahun ½ 2 7,5 ml

19

Page 20: Bab 3 Rescue

(14 -< 19 Kg) 1,5 sendok takar

PEMBERIAN OKSIGEN

UMUR JUMLAH ALIRAN OKSIGEN

LITER/MENIT

< 2 bulan 0,5

> 2 bulan 1

PENGOBATAN WHEEZING

WHEEZING EPISODE PERTAMA

Dengan distress pernapasan Beri Bronkhodilator kerja cepat

Rujuk segera

Tanpa distress pernapasan Beri Bronkhodilator oral untuk 3

hari

Rujukah bila ada TDDK

Obati tanda lain yang tampak

SERANGAN WHEEZING YANG BERULANG (ASTHMA)

WHEEZING BERULANG (ASMA)

Beri Bronkhodilator kerja cepat sebanyak 2 siklus

Lakukan setiap penilaian setiap 20 menit setelah pemberian bronkhodilator

kerja cepat

JIKA ANAK

MENGALAMI:

Distress pernapasan

atau

Tanda bahaya yang lain

TINDAKANNYA ADALAH:

Ikuti petunjuk untuk pneumonia berat atau

penyakit sangat berat

Rujuk segera

Tanpa distress

pernapasan.

Napas cepat

Ikuti petunjuk untuk pneumonia

Salbutamol oral-dosis sesuai dengan umur/BB

Tanpa distress

pernapasan

Tanpa napas cepat

Ikuti petunjuk untuk bukan pneumonia

Salbutamol oral-dosis sesuai dengan umur/BB

20

Page 21: Bab 3 Rescue

BRONKHODILATOR KERJA CEPAT

JENIS OBAT DOSIS

Epinefrin (Adrenalin) subkutan 1 : 1000

= 0,1 %

0,01 ml per Kg Berat Badan

Dosis maksimum 0,3 ml, gunakan

semprit BCG

Jika tidak ada perbaikan setelah 20

menit

Ulangi 1 kali lagi

SALBUTAMOL ORAL 3 KALI SEHARI SELAMA 3 HARI

UMUR atau BERAT

BADAN

TABLET 2 mg TABLET 2 mg

2 -< 12 bulan (< 10 Kg) ½ ¼

1 -< 5 Tahun (10-19 Kg) 1 ½

BRONKHODILATOR KERJA CEPAT

SALBUTAMOL

NEBULASI

DOSIS

5 mg/ml 0,5 ml Salbutamol + 2 ml

NaCl

KLASIFIKASI PENYAKIT

UMUR < 2 BULAN

TANDA - Napas cepat : > 60

x /menit

Atau

- Tarikan dinding

dada bagian bawah

ke dalam yang

kuat

- Tak ada napas cepat : < 60 x/ menit

atau

- Tak ada tarikan dinding dada bagian

bawah ke dalam

21

Page 22: Bab 3 Rescue

KLASIFIK

ASI

PNEUMONIA

BERAT

BUKAN PNEUMONIA

TINDAKA

N

- Kirim segera ke

sarana rujukan

- Beri antibiotika

satu dosis

- Nasihat perawatan di rumah:

* Jaga agar bayi tidak kedinginan

* Teruskan pemberian ASI dan beri ASI

lebih sering

* Bersihkan hidung bila tersumbat

- Anjuran ibu untuk kontrol, bila :

Keadaan bayi memburuk

Napas menjadi cepat

Bayi sulit bernapas

Bayi sulit untuk minum

UMUR 2 BULAN - < 5 TAHUN

TANDA Tarikan dinding

dada

Bagian bawah ke

dalam

- Tidak ada

tarikan dinding

dada bagian

bawah ke dalam

- Napas cepat :

- 2 bl - < 12 bl : ≥

50 x/ menit

- 1 th - < 5 th : ≥

40 x/ menit

- Tidak ada

tarikan dinding

dada bagian

bawah ke

dalam

- Tidak ada

napas cepat :

- 2 bl - < 12 bl :

> 50 x/ menit

- 1 th - < 5 th : 40

x/ menit

KLASIFIKASI PNEUMONIA

BERAT

PNEUMONIA BATUK BUKAN

PNEUMONIA

TINDAKAN - Rujuk segera ke

Rumah sakit

- Beri 1 dosis

antibiotik

- Obati demam,,

- Nasehati ibu

untuk perawatan

di rumah

- Beri antibiotika

selama 3 hari

- Jika batuk >

minggu rujuk

- Nasehati ibu

untuk tindakan

perawatan di

22

Page 23: Bab 3 Rescue

jika ada

- Obati Wheezing,

jika ada

- Anjurkan ibu

untuk kontrol 2

hari atau lebih

cepat bila

keadaan anak

memburuk

- Bila demam

obati

- Bila wheezing

obati

rumah

- Bila demam

obati

- Bila wheezing

obati

PERIKSA DALAM 2 HARI ANAK YANG DIBERI ANTIBIOTIK

TANDA MEMBURUK TETAP SAMA MEMBAIK

-tidak dapat

minum

-ada TDDK

-ada tanda bahaya

- napasnya lebih

lambat

- panasnya turun

- nafsu makan

membaik

TINDAKAN Rujuk segera ke

Rumah sakit

Ganti antibiotik

atau rujuk

Teruskan

antibiotik sampai

3 hari

c. Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA di Puskesmas

Palemraya

1. Upaya Kesehatan Primer

Adapun upaya kesehatan primer yaitu mencegah terjadinya penyakit ISPA yang

telah dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas Palemraya adalah sebagai

berikut :

a) Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan dilakukan pada saat pasien ISPA datang ke Puskesmas.

Petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang ISPA kepada orang tua dari

23

Page 24: Bab 3 Rescue

pasien balita atau pasien yang lebih dari 5 tahun. penyuluhan dilakukan secara

langsung dengan menggunakan media leaflet yang telah disediakan. Selain itu,

penyuluhan juga dilakukan dua kali setahun untuk setiap desa oleh petugas P2M

puskesmas Palemraya.

b) Imunisasi

Imuniasi dilakukan oleh petugas P2M puskesmas Palemraya.

c) Upaya di bidang gizi, Kesehatan lingkungan dan Kesehatan Ibu dan anak juga

dilakukan kerjasama lintas program.

2. Upaya Kesehatan Sekunder

Upaya kesehatan sekunder yaitu pengobatan pada penderita ISPA. Pengobatan ini

dilakukan saat pasien ISPA datang ke puskesmas. Di balai pengobatan dilakukan

pemerikasaan dan pengobatan sesuai dengan apa yang ada di dalam protap

pelayanan penderita ISPA.

3. Upaya Kesehatan Tersier

Upaya Kesehatan Tersier yaitu rehabilitasi belum dilakukan oleh Petugas

Puskesmas Palemraya. Petugas kesehatan sebaiknya melakukan upaya pemantauan

ISPA pada balita dengan melakukan kunjungan rumah atau home visit, untuk

melihat bagaimana proses pengobatan pada penderita ISPA.

24