pengantar bioetika

Upload: dony-septriana-rosady

Post on 01-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGANTAR BIOETIKA1

    Dony Septriana Rosady2

    A. SEJARAH BIOETIKA

    Bioetika merupakan kata dan konsep. Kata ini kita terima dari tahun 1970 saat pertama

    kali digunakan oleh Van R. Potter dalam bukunya Bioethics: A Bridge to the Future, namun

    sebagai konsep sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu sebagai warisan kemanusiaan.

    Warisan ini dapat dilihat di semua kebudayaan dan agama, dan dalam tulisan-tulisan kuno

    dari seantero dunia. Kita menurut kenyataannya tidak dapat menelusur asalnya bioetika ke

    awalnya, karena hubungsan antara manusia dalam masyarakatnya, dalam komunitas biologi,

    dan dengan alam dan Tuhan, dibentuk pada tahap lebih awal dari yang sejarah dapat

    memberitahukan kepada kita.

    Ada sekurangnya tiga cara melihat bioetika:

    1. Bioetika deskriptif ialah pengamatan dan penafsiran deskriptif cara orang memandang

    kehidupan, interaksi moral dan tanggungjawab dengan organisme hidup dalam kehidupan

    mereka.

    2. Bioetika preskriptif memberitahu atau berusaha mengatakan pada orang lain apa yang baik

    atau jelek secara etika, dan apa prinsip-pinsip yang paling penting dalam membuat

    keputusan-keputusan seperti itu. Ini dapat juga dikatakan bahwa seseorang atau sesuatu

    mempunyai hak, dan orang lain mempunyai kewajiban terhadap hak ini.

    3. Bioetika interaktif ialah diskusi dan debat mengenai butir 1 dan 2 di atas antara orang,

    kelompok dalam masyarakat, dan komunitas.

    Bioetika berasal dari kata bios yang berarti hidup atau segala sesuatu yang

    menyangkut kehidupan, dan kata ethicos yang berhubungan dengan etika atau

    moral. Pada awalnya bioetika dikemukakan oleh V.P Potter, munculnya konsep

    ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah-masalah yang timbul dari kecerobohan

    manusia seperti polusi lingkungan yang berkembang cepat, sehingga

    menyebabkan lingkungan bumi beserta sistem ekologinya berada dalam bahaya.

    Masalah lingkungan ini mengancam kelestarian manusia di muka bumi. Pada

    saat itu bioetika merupakan ilmu untuk mempertahankan hidup dalam

    mengatasi kepunahan lingkungan dan mengatasi kepunahan manusia.

    Dalam perkembangannya bioetika cenderung mengarah pada penanganan issu-

    issu tentang nilai-nilai dan etika yang timbul karena perkembangan ilmu dan

    teknologi serta biomedis yang cepat selama 15 tahun terakhir. Misalnya di

    bidang medis, bioetika hanya mengarah pada ketentuan atau kode-kode tentang

    hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan dalam tindakan medis seperti

    seperti transplantasi, kloning, aborsi, bayi tabung dan lain-lain. Jadi pengertian

    bioetika di atas berbeda dengan konsep awal yang diperkenalkan oleh Potter,

    yaitu etika yang diterapkan dalam menghadapi masalah-masalah lingkungan.

    B. DEFINISI BIOETIKA

    1 Disampaikan dalam Forum Pengajar Sekolah Rakyat Tunas Indonesia, Sukabumi, 2 April 2015

    2 Relawan Pengajar pada Sekolah Rakyat Tunas Indonesia, S1 Ekonomi Pembangunan UT, S1 Kedokteran

    Unisba, S1 Ilmu Pemerintahan UT, S2 Hukum Kesehatan Unika

  • Bioetika adalah studi interdisiplin tentang masalah-masalah yang ditimbulkan

    oleh perkembangan biologi dan kedokteran, baik dalam skala mikro, serta

    dampaknya pada masyarakat sistem nilai kini dan di masa yang akan datang.

    (Abel, 1997)

    Bioetika adalah studi disiplin yang berkaitan dengan moralitas pelayanan

    kesehatan, yang menyangkut dokter, pasien, institusi pelayanan kesehatan, dan

    kebijakan pelayanan kesehatan. (McCullough, 199.Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik

    adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus spesifik. Pada

    praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa

    kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan

    dengan mengorbankan prinsip yang lain disebut sebagai ceteris paribus.

    C. PERAN BIOETIKA

    Menghormati martabat manusia (respect for patients decision/autonomy).

    Menghormati martabat manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai

    manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap

    manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan.

    1. Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak,

    memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi

    dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar

    (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari

    manusia.

    2. Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni

    kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan

    melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.

    A. Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi

    dirinya sendiri = otonom (sebagai mahluk bermartabat).

    B. Kaidah ikutannya ialah : Tell the truth, hormatilah hak privasi liyan, lindungi informasi

    konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri pasien; bila ditanya, bantulah membuat

    keputusan penting.

    C. Erat terkait dengan doktrin informed-consent, kompetensi (termasuk untuk kepentingan

    peradilan), penggunaan teknologi baru, dampak yang dimaksudkan (intended) atau dampak

    tak laik-bayang (foreseen effects), letting die.

    Beneficence:

    Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus

    mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare).

    Pengertian berbuat baik diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar

    memenuhi.

    General beneficence:

    melindungi & mempertahankan hak yang lain mencegah terjadi kerugian pada yang

    lain, menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain.

    Specific beneficence:

    Seperti contoh, menolong orang cacat, menyelamatkan orang dari

    bahaya. Mengutamakan kepentingan pasien:

    Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah

    Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk)

    Menjamin nilai pokok : apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik

    Non-Maleficence:

  • Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran haruslah

    memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya. Pernyataan

    kuno:

    above all, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Sisi komplementer beneficence

    dari sudut pandang pasien, seperti :

    A. Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien

    B. Minimalisasi akibat buruk

    C. Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal :

    D. Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting

    E. Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut

    F. Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif

    G. Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal).

    Justice:

    Keadilan (justice). Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik,

    agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta

    perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.

    Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.

    Treat similar cases in a similar way = justice within morality.

    Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni :

    A. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan

    mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang

    memerlukan/membahagiakannya)

    B. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban

    sesuai dengan kemampuan pasien).

    Contoh-contoh Kasus:

    Otonomi:

    Seorang pria umur 24 tahun mengalami kecelakaan dan karena insiden itu pria tersebut

    kehilangan cukup banyak darah, lalu pria tersebut di bawa ke UGD Rumah Sakit terdekat.

    Dokter yang menangani pasien itu lalu menghubungi keluarga pasien untuk meminta ijin

    transfusi darah, namun keluarga tersebut memiliki suatu faham tersendiri bahwa transfusi

    darah itu hukumnya haram, namun dilain pihak dokter tetap baerusaha memberikan informasi

    mengenai resiko yang akan dialami jika tidaka di lakukan transfusi darah namun pihak

    keluarga tetap tidak setuju.

    Non-Maleficence:

    Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker payudara terminal dengan

    metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita tersebut

    mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian

    dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan

    nyeri bertambah hebat saat wanita itu mengubah posisinya. Walapun klien tampak bisa

    tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik, dan keluarganya punmeminta untuk

    dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesik. Saat dilakukan diskusi perawat

    disimpulkan bahwa penambahan obat analgesic dapat mempercepat kematian klien.

    Justice:

    Seorang pasien yang umurnya 24 tahun telah datang ke tempat praktek Dokter Rena.

    Dia mengalami keluhan deman panas dan sakit perut. Pada waktu yang sama telah datang

    seorang lagi pasien dengan keluhan nyeri ulu hati. Tanpa mengambil nombor antre, pasien

    keduanya telah memotong nombor antre pasien pertama sebentar tadi. Doktor Rena telah

  • bertindak tegas dan bijak dengan menyatakan bahawa seharusnya pasien tersebut

    mengamalkan budaya antre. Doktor Rena tetap merawat pasien pertamanya dan menyuruh

    pasien kedua tadi tunggu sebentar di ruang administrasi.

    Beneficence:

    Seorang ibu telah datang ke ruangan praktek Dokter Evan. Ibu tadi mengeluh dia

    menghidapi penyakit diare. Setelah pemeriksaan dilakukan, dokter Evan telah menasihatkan

    ibu tadi untuk banyakkan istirahat, serta banyak minum air putih. Ibu tadi juga telah

    dinasihatkan agar tidak memakan makanan gorengan yang dijual di jalanan kerna dikuatiri

    tercemar.