kasus penugasan bioetika

36
Kasus Penugasan Bioetika BLOK MEDIKOLEGAL The Cryonics Institute's 87th Patient by Ben Best Tn. Theo, 71 tahun, merupakan pasien ke-87 yang menjalani prosedur cryonics di Cryonics Institute. Ia adalah seorang pensiunan guru yang juga selama beberapa dekade menjadi pimpinan Asosiasi Cryonics Australia sebelum kemudian berhenti karena alasan kesehatan. Tn.Theo menjalani prosedur cryonics dengan persetujuan anak dan seluruh keluarganya. Tn. Theo terdiagnosis mengalami kanker yang dimulai dari prostat dan kemudian menyebar ke tulang, perut, dan organ lain. Pada bulan oktober, ia kemudian bertanya kepada lembaga cryonics mengenai kemungkinan menjalani vitrifikasi (salah satu prosedur cryonics) di Australia. Penulis kemudian memberikannya kontak ke beberapa laporan kasus yang paling relevan dan memberitahukan bahwa ia akan memperoleh bantuan kesempatan untuk melakukan vitrifikasi di Australia. Berbagai persiapan pun kemudian segera dilakukan mengingat waktu yang dimiliki pasien tidaklah banyak.

Upload: bunga-dewanggi

Post on 03-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Penugasan Bioetika

Kasus Penugasan Bioetika

BLOK MEDIKOLEGAL

The Cryonics Institute's 87th Patient

by Ben Best

Tn. Theo, 71 tahun, merupakan pasien ke-87 yang menjalani prosedur

cryonics di Cryonics Institute. Ia adalah seorang pensiunan guru yang juga selama

beberapa dekade menjadi pimpinan Asosiasi Cryonics Australia sebelum

kemudian berhenti karena alasan kesehatan. Tn.Theo menjalani prosedur cryonics

dengan persetujuan anak dan seluruh keluarganya.

Tn. Theo terdiagnosis mengalami kanker yang dimulai dari prostat dan

kemudian menyebar ke tulang, perut, dan organ lain. Pada bulan oktober, ia

kemudian bertanya kepada lembaga cryonics mengenai kemungkinan menjalani

vitrifikasi (salah satu prosedur cryonics) di Australia. Penulis kemudian

memberikannya kontak ke beberapa laporan kasus yang paling relevan dan

memberitahukan bahwa ia akan memperoleh bantuan kesempatan untuk

melakukan vitrifikasi di Australia. Berbagai persiapan pun kemudian segera

dilakukan mengingat waktu yang dimiliki pasien tidaklah banyak.

Ketika berada dalam perawatan di rumah (Los Angeles) dengan

pengawasan anggota keluarga selama 24 jam, Tn.Theo menghembuskan nafas

terakhirnya. Dokter yang merawatnya datang tepat saat peristiwa tersebut terjadi

dan segera mengklarifikasikan kematiannya. Kemudian petugas dari Asosiasi

Cryonics Australia (CAA), dengan dibantu oleh kedua anak Tn.Theo,

menempatkan jasad ke dalam kantung jenazah yang telah diisi es. Es diletakan di

atas dan bawah jasad yang lalu dibungkus dengan selimut untuk meningkatkan

prosedur isolasi. Selanjutnya kantung jenazah tersebut ditempatkan ke dalam

kontainer penyimpanan dengan kantung es ditempatkan disekeliling kantung

Page 2: Kasus Penugasan Bioetika

jenazah. Sesudah itu jenazah dibawa dengan pesawat menuju Australia untuk

menjalani prosedur cryonics selanjutnya.

Pendahuluan

I. Definisi Cryonics

Menurut Cryonics Institute, cryonics adalah proses pengawetan tubuh

manusia atau hewan peliharaaan, yang secara hukum telah dinyatakan mati,

pada suhu yang sangat rendah ( di bawah -130ᵒC – cryogenic temperature)

dengan harapan bahwa teknologi di masa depan akan dapat menghidup

mereka kembali, dalam kondisi muda dan sehat.

Cryonics berasal dari bahasa yunani kryos yang berarti licin dan dingin.

Cryonics merupakan proses pengawetan pada suhu rendah manusia dan

hewan yang tidak dapat bertahan dengan pengobatan saat ini, dengan harapan

proses penyembuhan dan resusitasi mungkin dilakukan di masa mendatang

(wikipedia, 2012).

Sedangkan menurut Aschwin de Wolf (2011), cryonics bukan termasuk

proses pembekuan jenazah melainkan menempatkan pasien, dengan penyakit

kritis yang tidak dapat diobati dengan teknologi kedokteran saat ini, pada

kondisi perawatan jangka panjang bersuhu rendah untuk mengawetkan orang

tersebut sampai saat tersedianya pengobatan. Sama dengan beberapa tindakan

medis lain seperti anestesi umum dan hypothermic circulatory arrest,

cryonics tidak membutuhkan perubahan paradigma pokok mengenai

bagaimana gagasan kedokteran konvensional tentang biologi, fisiologis, dan

fungsi otak. Meskipun metode cryopreservation yang tersedia saat ini bersifat

ireversibel, dalam kondisi ideal kepribadian seseorang tetap mungkin

dipertahankan. Bukti lengkap dari vitrifikasi yang reversibel mungkin

Page 3: Kasus Penugasan Bioetika

berguna, namun tidak penting untuk menerima cronics sebagai salah satu

bentuk pengobatan penyakit kritis jangka panjang.

Cryonic adalah suatu teknologi baru yang menawarkan kepada mereka

yang mampu kesempatan untuk “dibekukan” ketika mencapai akhir hidupnya

agar dapat dibangkitkan kembali di masa depan (Shaw, 2009).

Teknologi cryonic menempatkan jasad pasien pada suhu yang sangat

rendah sehingga menciptakan kondisi yang dapat mengawetkan jaringan

(termasuk jaringan saraf yang menjadi dasar dari pikiran manusia) selama

berabad-abad. Melalui suatu proses yang disebut vitrifikasi, jaringan otak

dapat didinginkan sampai mencapai cryogenic temperature tanpa terjadi

pembentukan es. Kerusakan sehubungan dengan proses ini secara teoritis

bersifat reversibel sama dengan proses peremajaan kembali yang secara

teoritis mungkin dilakukan teknologi spesifik di masa mendatang. Perlukaan

pada otak berkaitan dengan terhentinya aliran darah saat ini diketahui

merupakan hasil dari serangkaian proses kompleks yang memerlukan waktu

jauh lebih dari batasan 6 menit yang disediakan teknologi resusitasi saat ini.

Reperfusi yang berlangsung lebih dari batasan 6 menit terutama akan

merusak pembuluh darah dibandingkan jaringan otak. Apoptosis pada neuron

membutuhkan waktu beberapa jam. Hal ini menciptakan kesempatan antara

kematian (secara hukum) dan kehilangan hidup yang tidak dapat diperoleh

lagi oleh subyek manusia dan hewan untuk cryopreservation dengan

kemungkinan resusitasi di masa depan. Dalam kondisi ideal, interval waktu

antara onset kematian klinis dan dimulainya prosedur cryonics dapat

diturunkan hingga kurang dari 1 menit, tetapi keterlambatan yang lebih lama

juga dapat berbanding lurus dengan daya tahan akhir pasien. Meskipun bukti

bahwa cryonic dapat berhasil tidaklah jelas, penerapan dari bukti yang tidak

jelas tersebut diperlukan pada banyak area ilmu pengetahuan. Jika perubahan

kompleks sehubungan dengan penuaan dapat berlangsung reversible (kembali

seperti semula) pada suatu waktu di masa depan, maka perubahan kompleks

serupa yang berhubungan dengan terhentinya aliran darah dan

cryopreservation juga dapat reversibel, sehingga dapat menyelamatkan

Page 4: Kasus Penugasan Bioetika

nyawa setiap orang dengan kebutuhan medis yang melampaui kemampuan

saat ini (Best, 2008).

II. Sejarah

Cryonic pertama kali ditemukan oleh Robert Chester Wilson Ettinger,

seorang berkebangsaan Amerika yang juga dikenal dengan sebutan “Father of

cryonics”. Ia lahir di tahun 1918 dan kemudian menjadi seorang dosen fisika

universitas yang tertarik pada bidang medical engineering setelah mendapat

cedera serius dalam perang dunia ke-2. Ettinger harus menjalani operasi

penyambungan tulang dimana sejak itu timbul ketertarikan terhadap teknologi

medis yang menjanjikan di masa mendatang.

Pada tahun 1964, Ettinger menulis The Prospect of Immortality, sebuah

buku yang mendukung dan menjelaskan tesis mengenai cryonic. Di dalamnya

ia menuliskan: “ Jika peradaban bertahan, ilmu kedokteran selanjutnya harus

mampu untuk memperbaiki hampir semua kerusakan tubuh manusia, termasuk

kerusakan karena beku dan kerentanan yang disebabkan penuaan atau

penyebab kematian lain. Karenanya kita hanya perlu menyimpan tubuh kita

(setelah mati) di dalam suatu mesin pembeku yang memadai guna sampai

ketika ilmu pengetahuan mampu menolong kita. Tak peduli apapun yang

membunuh kita, apakah itu usia tua atau penyakit, dan bahkan jika teknik

pembekuan masih sederhana, cepat atau lambat teman-teman kita di masa

mendatang akan mampu mengembalikan dan menyembuhkan kita.”

Dua belas tahun kemudian, di tahun 1976, Ettinger mendirikan Cryonics

Institute, suatu organisasi nonprofit yang membekukan dan menyimpan pasien

dalam nitrogen cair pada suhu 130 derajat di bawah nol (suatu proses yang

dikenal dengan nama menghabiskan dana sekitar $28,000). Proses tersebut

kemudian dikenal dengan nama Cryonic.

Ettinger wafat di tahun 2011 pada usia 92 tahun akibat gagal nafas dan

kemudian jenazahnya dibekukan dan disimpan dalam cryonic capsule lalu

Page 5: Kasus Penugasan Bioetika

didinginkan pada suhu -130ᵒC. Ia menjadi pasien ke-106 dari Cryonics

Institute.

III. Kegunaan dan Manfaat

Sesuai dengan yang telah dijabarkan sebelumnya, kegunaan dari teknik

cryonic adalah untuk mengawetkan tubuh manusia atau hewan yang secara

hukum telah dinyatakan meninggal dengan maksud agar di masa depan

manusia atau hewan tersebut dapat dibangkitkan/disembuhkan kembali oleh

teknologi di masa depan.

Sedangkan manfaatnya adalah memberikan kesempatan kepada individu

yang menderita penyakit yang pada saat ini tidak dapat disembukan dengan

teknologi kedokteran yang ada untuk sembuh dan melanjutkan hidup kembali

di masa depan ketika teknologinya sudah tersedia.

Tinjauan Medis

I. Prosedur Cryonic

Menurut Alcor (a Life Extention Foundation) terdapat beberapa

prosedur yang dilakukan dalam cryonic. Prosedur tersebut dibedakan

menurut kondisi pasien yakni dengan atau tanpa dukungan cardiopulmonal :

a. Dengan dukungan cardiopulmonal

1. Case with cardiopulmonary support

Seperti biasa dilakukan dalam praktek kedokteran, ketika

jantung pasien berhenti berdetak, perawatan dihentikan dan

kemudian secara hukum kematian diumumkan. Beberapa menit

antara henti jantung dan kematian otak memberikan kesempatan

untuk memperbaiki sirkulasi darah secara buatan dan menyediakan

Page 6: Kasus Penugasan Bioetika

kelangsungan hidup bagi otak meskipun pasien secara hukum telah

meninggal dunia. Kasus cryonic yang membutuhkan life support

techniques yang biasa dilakukan untuk menjaga viabilitas otak

setelah henti jantung disadari merupakan kasus yang ideal.

2. Standby

Alcor secara pasti menganjurkan agar pasien yang terindikasi

dalam fase akhir dari sakitnya untuk direlokasi ke fasilitas yang

telah bekerja sama dengan lembaga ini. Jika relokasi tidak

mungkindilakukan, Alcor dapat menyediakan peralatan dan regu

transportasi ke daerah terpencil. Sejalan dengan kritisnya kondisi

pasien yang sekarat, anggota Alcor akan menunggu dalam 24 jam

di sekitarnya. Prosedur ini yang dikenal dengan istilah standby.

Ketika jantung berhenti berdetak, seorang perawat atau dokter

mengumumkan kematiannya dan regu Alcor memulai prosedur

bantuan hidup seperti yang akan dijelaskan kemudian.

3. Stabilization

Pasien ditempatkan ke dalam bak berisi air es, circulasi darah dan

pernapasan diperbaiki secara buatan dengan mesin resusitasi

jantung-paru yang akan melakukan CPR. Pemasangan jalur

intravena juga dilakukan. Selain itu obat-obatan protektif pun

diberikan seperti : inhibitor radikal bebas, NOS, inhibitor eksitosin,

antikoagulan, pressor, buffer pH, anestesi. Obat-obatan ini akan

membantu menjaga tekanan darah selama CPR dan melindungi

otak dari reperfusion injury. Anestesi akan menurunkan konsumsi

oksigen yang selanjutnya memberikan proteksi kepada otak.

4. Transport

Apabila pasien berada di rumah sakit yang secara administratif

tidak memperbolehkan prosedur cryonic, pasien dipindahkan ke

sebuah lokasi alternatif sementara CPR dan proses pendinginan

tetap berlangsung tanpa gangguan. Arteri dan vena femoralis

dibuka aksesnya secara bedah dan pasien ditempatkan pada kondisi

Page 7: Kasus Penugasan Bioetika

cardiopulmonary bypass. Ini berarti bahwa darah bersirkulasi

melalui mesin jantung-paru yang mengambil alih fungsi paru dan

jantung pasien sendiri. Eksternal CPR tidak lagi dibutuhkan dan

dapat dihentikan.

Dalam hitungan menit, pertukaran panas di dalam mesin jantung-

paru menurunkan suhu pasien sampai beberapa derajat di bawah

titik beku air. Darah juga digantikan oleh suatu larutan pengawet

organ yang dirancang khusus untuk menunjang kehidupan pada

suhu rendah.

5. Cryoprotective perfusion

Pembuluh darah besar dihubungkan dengan sirkuit perfusi oleh

dokter atau dokter bedah. Pemilihan titik akses adalah pada arkus

aorta dan aurikula dekstra jantung yang diakses melalui bedah

thoraks (medial sternotomy).

Larutan dasar perfusat(pengawet) yang sama dengan larutan

pengawet yang digunakan selama proses transportasi dialirkan ke

dalam tubuh pasien pada suhu mendekati 0ᵒ (titik beku air) selama

beberapa menit. Proses ini akan membilas semua sisa darah.

Konsentrasi cryoprotektan kemudian ditingkatkan selama lebih dari

2 jam untuk setengah konsentrasi target akhir. Pengenalan lambat

ini akan meminimalisir tekanan ostmotik dan memberikan waktu

agar konsentrasi cryoprotektan menjadi seimbang di dalam dan

diluar sel. Peningkatan cepat menuju konsentrasi akhir kemudian

dilakukan, dan konsentrasi final dipertahankan sampai konsentrasi

aliran balik vena seimbang dengan konsentrasi target (kira-kira

selama 1 jam). Suhu, tekanan, dan konsentrasi cryoprotektan

kemudian dimonitor berkelanjutan dengan komputer.

Kondisi otak secara visual dipantau melalui 2 lubang kecil

pada tengkorak yang dibuat menggunakan peralatan bedah otak

standar. Ini akan mengizinkan verifikasi perfusi otak oleh cairan

injeksi dan pengamatan respon osmotik otak. Otak yang sehat akan

Page 8: Kasus Penugasan Bioetika

sedikit tertarik dari tulang tengkorak sebagai respon terhadap

perfusi cryoprotektan. Otak yang luka akan membengkak,

mengindikasikan bahwa sawar darah otak telah rusak. Kerusakan ini

sering terlihat pada pasien yang mengalami periode panjang henti

jantung tak tertangani.

6. Cooling

Setelah perfusi cryoprotektan, pasien didinginkan dibawah kontrol

komputer oleh kipas sirkulasi gas nitrogen pada suhu mendekati -

125ᵒC. Tujuannya adalah untuk mendingikan seluruh bagian pasien

dibawah -124ᵒC (suhu pembentukan kaca) secepat pembentukan es.

Waktu yang diperlukan sekitar 3 jam sampai akhirnya pasien telah

mengalami vitrified (mencapai kondisi stabil bebas es). Pasien

kemudian didinginkan kembali pada suhu -196ᵒC selama lebih dari

2 minggu.

7. Long-term care

Pasien disimpan di bawah cairan nitrogen pada suhu -196ᵒC. Cairan

nitrogen diletakan pada vacum-insulated dewars yang perlu diganti

setiap beberapa minggu. Cairan nitrogen digunakan karena

harganya tidak mahal dan efektif.

b.Tanpa dukungan cardiopulmonal

Pada kasus dimana kematian terjadi karena sakit mendadak atau

luka berat, aliran darah dapat terhenti selama beberapa jam sebelum

prosedur cryonic mungkin dilakukan. Apabila dokter menyadari bahwa

pasien tidak dapat diresusitasi dengan teknologi yang ada, maka tindakan

yang paling penting dilakukan adalah memberikan heparin yang diikuti

dengan kompresi dada untuk mensirkulasikan heparin, dinginkan dengan

es, dan lakukan pengiriman dalam es kepada Alcor.

I. Indikasi

Page 9: Kasus Penugasan Bioetika

Diindikasikan bagi pasien yang secara hukum telah dinyatakan

meninggal karena penyakit berat yang tidak dapat disembuhkan

dengan teknologi saat ini.

II. Kontraindikasi

Pasien yang meninggal karena sebab selain di atas atau

kecelakaan serta pasien yang secara hukum belum dinyatakan

meninggal.

Tinjauan Etika

I. Autonomy

Autonomy memiliki arti kemandirian yaitu pasien berhak sendiri

menentukan tindakan medis yang akan dilakukan terhadapnya. Jika

berdasarkan kepada prinsip ini maka dapat dikatakan bahwa cryonic

boleh dilakukan karena pada kasus di atas jelas disebutkan bahwa

adalah keinginan pasien sendiri untuk menjalani prosedur cryonic

pada saat ia dinyatakan meninggal secara hukum. Selain itu, sebagai

bentuk persetujuan, sama seperti prosedur medis pada umumnya,

sebelum pelaksanaan tindakan ini pasien diminta mengisi dokumen

dan form persetujuan (inform consent).

II. Beneficience

Beneficience berarti tindakan yang dilakukan oleh dokter terhadap

pasien memberikan suatu manfaat. Disamping itu juga

dipertimbangkan mengenai manfaat dan mudharatnya. Pada kasus ini,

jika kita berpedoman terhadap prinsip bioetika beneficience, maka

sebaiknya tindakan cryonic tidak dilakukan karena bukti yang

mendukung adanya manfaat yang diperoleh pasien yakni berupa

kebangkitan di masa depan masih belum jelas meskipun beberapa

Page 10: Kasus Penugasan Bioetika

teori mendukung keberhasilan tindakan ini sehingga hasil yang

diperoleh cenderung tidak jelas. Sedangkan mudharat/kerugian dari

cryogenic justru cenderung lebih nyata, yaitu biaya yang mahal,

adanya kecenderungan menyalahi hukum alam dan agama berkaitan

dengan kematian, serta kerugian lain berupa kesedihan yang dirasakan

pasien yang disebabkan kemungkinan sudah tidak ada lagi keluarga

ataupun teman yang dikenalnya di masa depan seandainya proses ini

berhasil dan pasien berhasil dibangkitkan. Karenanya, dengan

menimbang antara manfaat dan mudharat dari cryonic yaitu cenderung

lebih banyak kerugiannya dibanding manfaatnya, maka kami

menyatakan tindakan cryonic tidak sesuai dengan prinsip

beneficience.

III. Nonmaleficience

Yang dimaksud dengan prinsip nonmaleficience adalah larangan

untuk melakukan suatu tindakan yang dapat menyakiti atau

memperburuk kondisi pasien. Berkaitan dengan kasus di atas,

sebenarnya tujuan dari tindakan cryonic adalah memberikan

kesempatan kepada pasien dengan penyakit yang tidak dapat

disembuhkan dengan teknologi sekarang untuk dibangunkan kembali

dan disembuhkan penyakit beratnya. Sekalipun tindakan yang

dilakukan ini mengalami kegagalan, maka kondisi pasien pun tidak

dapat menjadi lebih buruk lagi karena kematian selalu merupakan

tahap akhir dari perjalanan penyakit. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa cryonic tidak bertentangan dengan prinsip nonmaleficience.

IV. Justice

Justice adalah prinsip bioetika yang berarti keadilan atau

kesetaraan. Maksudnya adalah dalam memberikan pelayanan atau

tindakan kesehatan harus diperhatikan pemerataan distribusinya tidak

boleh membeda-bedakan pasien. Hal tersebut bertentangan dengan

prosedur cryonic yang tidak semua orang dapat memperoleh

pelayanan medis tersebut dikarenakan harganya yang mahal sehingga

Page 11: Kasus Penugasan Bioetika

hanya pasien-pasien kaya yang sanggup membayar saja yang dapat

memanfaatkannya.

Tinjauan Hukum dan Hukum Islam

I. Hukum islam

�م� ث �م� �يك ي �ح� ي �م� ث �م� �ك �م�يت ي �م� ث �م� �اك ي ح�� ف�أ � م�و�اتا

� أ �م� �نت و�ك �ه� �الل ب ون� �ف�ر� �ك ت �ف� �ي ك

ج�ع�ون� �ر� ت �ه� �ي �ل إ

“ Mengapa kamu ingkar kepada Allah padahal dahulunya kamu

adalah benda mati, lalu dihidupkan oleh Allah, kemudian

dimatikan, lalu dihidupkan kembali, kelak kamu akan dihadapkan

hanya kepada Allah”. (Q.S. Al-Baqarah : 28)

أ�ن�ى ال� ق� ا ه� وش ع ر ع�ل�ى ي�ة� او خ� و�هي� ي�ة� ر� ق� ع�ل�ى ر� م� ك�ال�ذي و� أ�

ال� ق� ب�ع�ث�ه ث م� ع�ام� ائ�ة� م الل�ه ات�ه م�أ� ف� ا ته� و� م� ب�ع�د� الل�ه ذه ه� يي ي ح�

ع�ام� ائ�ة� م ل�بث�ت� ب�ل� ال� ق� ي�و�م� ب�ع�ض� و�أ� ا ي�و�م3 ل�بث�ت ال� ق� ل�بث�ت� ك�م�

ارك� م� ح إل�ى ان�ظ ر� و� ن�ه� ي�ت�س� ل�م� ابك� ر� و�ش� ط�ع�امك� إل�ى ان�ظ ر� ف�

ث م� ا ه� ز ن ن�ش ك�ي�ف� ال�عظ�ام إل�ى ان�ظ ر� و� للن�اس آي�ة3 ع�ل�ك� لن�ج� و�

ء� ي� ش� Fل ك ع�ل�ى الل�ه� ن�أ� ع�ل�م

أ� ال� ق� ل�ه ت�ب�ي�ن� ا ل�م� ف� ا م3 ل�ح� ا وه� ن�ك�س

دير� ق�

“ Juga perhatikanlah orang yang melewati suatu kampung, yang

hancur sampai atap-nya. Orang itu berkata, “Bagaimana mungkin

Allah dapat menghidupkan kembali kampung ini setelah hancur.”

Kemudian Allah mematikan orang itu selama seratus tahun, lalu

Page 12: Kasus Penugasan Bioetika

dibangkitkan kembali. Allah bertanya kepadanya, “Berapa lama

kamu tinggal?”. Dia menjawab, “saya tinggal sehari atau kurang.”

Allah menjelaskan, “Tidak, kamu tinggal selama seratus tahun.

Lihatlah makanan dan minumanmu yang tidak berubah, dan

lihatlah keledaimu seperti dahulu. Kisahmu ini sebagai bukti bagi

manusia. Lihatlah tulang belulang yang Kami susun kembali, lalu

kami balut dengan daging.” Setelah jelas baginya, ia pun berkata,

“Kini aku sadar bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu”.

(Q.S. Al-Baqarah : 259)

Kedua ayat di atas menjelaskan kepada umat muslim bahwa

sesungguhnya hanya Allah yang berkuasa atas hidup dan mati

seseorang. Allahlah yang sanggup menghidupkan atau mematikan

karena Dia Yang Mahakuasa dan tidak ada seorang manusiapun

yang dapat menyamai kemampuan Allah tersebut. Karenanya,

berdasarkan ayat tersebut, maka hukum dari tindakan cryonic

adalah haram. Mengapa ? karena seseorang yang melakukan atau

menerima prosedur tindakan tersebut berarti di dalam harinya telah

timbul keyakinan bahwa suatu hari nanti akan ada manusia yang

mampu menandingi keahlian Allah dalam menghidupkan kembali

jasad seseorang. Maka kepercayaan tersebut termasuk ke dalam

perbuatan syirik, suatu dosa besar yang tidak dapat diampuni oleh

Allah.

“Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari

daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui

Page 13: Kasus Penugasan Bioetika

kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang

mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan

kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-Jumu’ah, 62:8)

Ayat tersebut menerangkan bahwa manusia tidak dapat lari

dari kematian sekalipun bersembunyi dalam tempat paling

tersembunyi sekalipun. Karenanya, apabila ada seorang muslim

yang kemudian beranggapan bahwa dengan teknologi cryonic ia

dapat menghindari saat kematiaannya, maka ia salah besar dan

termasuk ke dalam golongan orang kafir karena tidak mengimani

ayat suci Al-Quran.

II. Hukum Negara

a. Amerika

Di Amerika tempat kasus ini terjadi tidak terdapat hukum

negara atau federal yang secara spesifik ditujukan kepada cryonic

atau menyebutkan namanya. Namun hal tersebut bukan berarti

bahwa tidak ada hukum yang diberlakukan kepada cryonic. Karena

mereka bekerja dengan manusia yang secara hukum telah mati,

organisasi cryonic harus menyadari hukum yang dimaksudkan

untuk melindungi kesehatan masyarakat dari jenazah yang tidak

dikubur atau tidak diobati.

Saat ini pasien yang menjalani prosedur cryonic harus telah

dinyatakan mati secara hukum. Bukan dalam kondisi hidup, antara,

tetapi sudah mati.

b. Indonesia

Di Indonesia sendiri belum terdapat hukum yang secara

spesifik mengatur mengenai legal atau tidaknya proses cryonic.

Namun terdapat pasal pada KUHP dimana disebutkan bahwa

barangsiapa dengan sengaja mengubur, menyimpan, mengangkut

atau menhilangkan jenazah seseorang dengan maksud

Page 14: Kasus Penugasan Bioetika

menyembunyikan kematiannya, maka dapat dikenai hukuman

maksimal 9 tahun penjara dan denda 4.500 rupiah (pasal 181).

Kasus Penugasan Bioetika

BLOK MEDIKOLEGAL

Family Hopes 'Body Farm' Expert Cracks Case

14-Year-Old Melanie Melanson Last Seen In Woburn 23 Years Ago

UPDATED 6:25 AM EDT Mar 27, 2012

Karen Montgomery menggunakan sebuah kalung dengan bandul

berbentuk unicorn di sekitar lehernya. Ini harusnya menjadi hadiah untuk

keponakan perempuannya pada hari ulangtahunnya yang ke-15 yang jatuh pada

tanggal 1 november 1989. Ini adalah benda kesukaan melani, dia sangat menyukai

unicorn. Tetapi ia tidak pernah mendapatkannya.

Melanie melanson diketahui menghilang sehari sebelum ia seharusnya

membuka kado itu. Ia pergi ke suatu pesta di woods of woburn bersama teman-

temannya dan tidak pernah pulang ke rumah. Selama 23 tahun tidak ada

seorangpun yang bertanggungjawab terkait hilangnya Melanie.

Bibinya telah dengan enggan menyadari bahwa Melanie telah meninggal

dunia. Sekarang, Montgomery berkata bahwa ia hanya berharap dapat meletakan

unicorn di makan keponakan perempuannya dan mengucapkan selamat tinggal.

“Kami hanya ingin memberikannya pemakaman yang layak”.

Montgomery dan penyidik berharap antropolog forensik terkenal Dr.Bill

Bass, pencipta Body Farm, akan menemukan keberadaan melanie.

Page 15: Kasus Penugasan Bioetika

Pendahuluan

I. Definisi

Menurut Wikipedia (2012), body farm adalah suatu fasilitas

penelitian dimana proses pembusukan manusia (dekomposisi)

dapat dipelajari pada setiap kondisi yang berbeda-beda. Tujuan

dari penelitian ini adalah agar mendapat pengertian yang lebih baik

lagi mengenai proses dekomposisi sehingga dapat dikembangkan

teknik untuk penyaringan informasi (seperti waktu dan keadaan

seputar kematian) dari jenazah manusia. Penelitian body farm

penting terutama di dalam antropologi forensik serta cabang ilmu

lain, dan telah diaplikasikan pada ranah hukum perundangan dan

ilmu forensik. Terdapat lima fasilitas penelitian di Amerika dengan

fasilitas penelitian yang dikelola oleh Universitas Negeri Texas di

freeman ranch menjadi yang terbesar.

Body farm merupakan suatu jenis unik dari laboratorium

kriminal dimana peneliti mengamati pembusukan jenazah pada

kondisi yang bervariasi. Dengan mempelajari proses dekomposisi,

ilmuwan dapat mengevaluasi waktu dan keadaan jenazah yang

ditemukan di kejahatan nyata. Ahli forensik menempatkan jenazah

pada kondisi yang berbeda-beda (seperti kondisi panas atau dingin

ekstrim, di atas rerumputan, dsb.) untuk membedakan lamanya

waktu dan mengumpulkan data mengenai bagaimana proses

dekomposisi dan apa saja aktivitas serangga yang menyertai

dekomposisi. Dengan informasi ini, penyidik forensik dan penegak

hukum dapat menyimpulkan tentang bagaimana dan kapan

seseorang di dunia nyata tewas (rodenberg, 2011).

II. Sejarah

Page 16: Kasus Penugasan Bioetika

Seorang antropolog forensik bernama Bill Bass

menemukan asal mula dari body farm di tahun 1981, yaitu

laboratorium pemakaman dimana ahli forensik mempelajari

jenazah dan menemukan aktivitas serangga di sana yang kemudian

digunakan untuk memecahkan kasus kriminal.

Awalnya, aktivitas serangga dianggap tidak berarti

sehubungan dengan proses pembusukan jenazah. Namun pada dua

dekade terakhir, penyidik telah mempelajari bahwa serangga dapat

menyediakan bukti yang berharga. Mereka terutama berguna dalam

memperkirakan waktu kematian korban. Ketika jenazah berada di

luar ruangan pada cuaca hangat, itu segera akan mengundang

serangga, sebagian besar diantaranya mencari tempat untuk

meletakan telur-telurnya. Identifikasi dari keluarga dan

memastikan umurnya, lalu kita dapat memperkirakan hari atau jam

kematian. Dan hal tersebut di dalam kasus pembunuhan nyata,

seringkali menjadi berarti untuk mengkonfirmasikan alibi

tersangka (Ganon, 1997).

Bass memulai karir pemecah kasus kriminal sebagai

seorang antropolog forensik di tahun 1971. Ketertarikan utamanya

adalah pada penelitian tulang-benulang dari a thousand-years-old-

South Dacota Indians, tetapi ia justru menemukan dirinya

memeriksa jenazah hanya dalam seminggu. “Orang-orang dari

bagian kriminal menemukan jenazah di dalam hutan dan hal hal

pertama yang mereka ingin tahu adalah,” Kapan waktu

kematiannya?” “ kata Bass. “Aku menemukan bahwa awalnya

tidak ada buku referensi kerja yang bagus, tidak ada buku yang

akan menuntunmu”.

Jadi, Bass kemudian memutuskan untuk membuat database

miliknya sendiri, dengan menggunakan sebidang tanah di hutan

dimana peneliti tidak hanya mendokumentasikan kecepatan

kematian namu juga mengajarkan peneliti lain bagamana cara

Page 17: Kasus Penugasan Bioetika

untuk menemukan fakta tersembunyi terkait kematian jenazah. Ia

menggabungkan laboratorium/makam yang melingkupi area seluas

19.360 ha di sisi bukit woodland, dikelilingi oleh sebuah tembok

abu-abu dan dapat dimasuki melalui pintu yang disebut

“biohazard”.

Jenazah yang digunakan pada penelitian ini tidak sulit

ditemukan.”Banyak orang ingin menyumbangkan jasad mereka

untuk ilmu pengetahuan,” kata Murray Mark (kolega Bass). “Akhir

50an atau lebih, atau jika anda memiliki penyakit kanker, diabetes,

dan juga 40an, organ anda mungkin tidak dapat ditransplantasikan.

Tetapi dengan memberikannya kepada antropolog, kami akan

mengambil semuanya“.

III. Kegunaan dan Manfaat

Manfaat utama dari body farm adalah untuk lebih

memahami proses pembusukan (dekomposisi) jenazah manusia

sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan

kematiannya seperti waktu kematian dsb. Informasi tersebut

kemudian dapat digunakan sebagai referensi/konfirmasi terhadap

proses pemecahan kasus kriminal maupun penegakan hukum.

Tinjauan Medis

I. Prosedur/teknik body farm

Jenazah dibaringkan dengan posisi menelungkup

(tengkurap) di lahan laboratorium, diberi tanda sebagai identifikasi.

Misalnya jasad ke-10 yang diletakan pada tahun 1996 akan diberi

label “11-96” dan selamanya akan dikenal dengan nama tersebut.

Page 18: Kasus Penugasan Bioetika

Jasad kemudian akan ditinggalakan di sana, disekitar jalan kecil,

selama 1 tahun. Selama kurun waktu tersebut peneliti akan

mengamati proses pembusukan yang terjadi.

II. Indikasi dan kontraindikasi

Secara umum diindikasikan bagi mereka yang ingin

menyumbangkan jasadnya sesudah meninggal kepada ilmu

pengetahuan. Indikasi khususnya sendiri tidak ada. Untuk

kontraindikasinya pun tidak ada karena semua kondisi jenazah

akan diterima.

Tinjauan bioetika

i. Autonomy

Berdasarkan penjelasan di atas, body farm tidak

bertentangan dengan prinsip autonomy. Karena jenazah yang

digunakan pada proses penelitian merupakan

sumbangan/donasi dari pasien yang bersangkutan yang atas

kehendaknya sendiri ingin jasadnya dapat digunakan untuk

ilmu pengetahuan.

ii. Beneficience

Ditinjau dari prinsip beneficience, body farm dapat

dikatakan memiliki manfaat yang lebih dibanding

mudharatnya. Hal ini karena dengan body farm ilmu

pengetahuan dalam bidang forensik dapat berkembang

sehingga dapat terus menunjang proses penyelesaian kasus

kejahatan.

iii. Nonmalificience

Yang perlu diperhatikan adalah, sekalipun kondisi pasien

tidak dapat lebih buruk lagi (karena sudah meninggal), namun

perasaan keluarga yang ditinggalkan dan mendapati kenyataan

Page 19: Kasus Penugasan Bioetika

bahwa jenazah dibiarkan membusuk di udara terbuka.

Kemungkinan besar keluarga dapat merasa sedih atau marah.

Karenanya sebelum prosedur body farm dilakukan, pastikan

izin dari keluarga juga telah diperoleh.

iv. Justice

Semua orang yang ingin mendonasikan jasadnya ketika

meninggal kelak untuk body farm akan diterima oleh pihak

peneliti. Tidak terkecuali jasad seseorang yang meninggal

karena kanker, diabetes, usia tua, atau kondisi lain. Maka dapat

dikatakan bahwa body farm tidak bertentangan dengan prinsip

bioetika justice.

Tinjauan Hukum

I. Hukum Islam

Agama islam mengatur bukan saja hubungan manusia

dengan Tuhannya, namun juga hubungan manusia dengan

manusia. Salah satu contoh hubungan antar manusia tersebut

adalah mengenai perawatan jenazah.

Perawatan jenazah adalah kewajiban yang wajib

dipenuhi oleh umat Islam serta merupakan hak dari si mayat.

Hukum dari perawatan jenazah adalah fardu kifayah,

yakni apabila kewajiban tersebut telah dilaksanakan oleh

sebagian umat muslim dalam suatu kondisi, maka hal tersebut

gugur hukum wajibnya bagi muslim yang lain (Marzuki,

2009).

Proses perawatan jenazah dalam Islam meliputi

memandikan jenazah, mengkafani, mensholati, dan

Page 20: Kasus Penugasan Bioetika

menguburkannya. Kewajiban mengubur ini terutama terdapat

pada Al-Quran surah Abasa ayat 21 :

ه�ۥ ر� ر� ق� ر ر� ه�ۥ ر ر� �ر ر�� ه�

“kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke

dalam kubur”. (QS. Abasa : 21)

II. Hukum negara indonesia

Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1981 pasal 9

“Untuk kepentingan pendidikan, penyelidikan penyakit,

dan pengembangan ilmu kedokteran diadakan museum

anatomis dan patologi yang diatur oleh menteri kesehatan”.

Meskipun PP tersebut tidak secara spesifik memuat perihal

body farm, namun terkadung makna bahwa selama untuk

kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu kedokteran,

prosedur penelitian medis boleh dilakukan. Mengingat body

farm adalah salah satu jenis penelitian medis yang dilakukan

untuk kepentingan ilmu pengetahuan kedokteran khususnya

forensik, maka mungkin untuk dilakukan di Indonesia

sekalipun mungkin akan menjadi kontroversi karena

bertentangan dengan norma, adat, dan kebiasaan masyarakat.

Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Cryonic sebaiknya tidak dilakukan karena bertentangan

dengan prinsip bioetika beneficience dan justice serta

hukum Islam.

Page 21: Kasus Penugasan Bioetika

2. Cryonic sebaiknya tidak dilakukan di Indonesia karena

belum terdapat dasar hukum yang jelas

memperbolehkan/tidaknya tindakan tersebut.

3. Body farm dapat dilakukan mengingat tidak bertentangan

dengan prinsip bioetika serta terdapat dasar hukum di

Indonesia yang terindikasi memperbolehkan prosedur

tersebut.

4. Body farm tidak dianjurkan mengingat perintah Allah di

dalam Al-Quran mengenai pentingnya mengubur jenazah

sebagai perilaku yang mencerminkan bagaimana seorang

muslim memuliakan orang yang sudah mati.

Page 22: Kasus Penugasan Bioetika

daftar pustaka

Best, B.P., 2008. Scientific hustification of cryonics practice. Rejuvenation

research. April 2008. Vol. 11, Iss. 2; 493-503

Gannon, robert, 1997. The Body Farm. Popular science. New york : Sept

1997. Vol.251, Iss. 3; pg.76, 7 pgs

http://www.evidencebasedcryonics.org/what-is-cryonics/

http://en.wikipedia.org/wiki/Cryonics

http://en.wikipedia.org/wiki/Body_farm

Marzuki, 2009. Perawatan Jenazah.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-marzuki-mag/dr-

marzuki-mag-perawatan-jenazah.pdf

Shaw, D., 2009. Cryoethics: seeking life after death. Bioethic. Nov 2009.

Vol.23, Iss. 9 ; pg. 515-521

Quran Karim dan Terjemahan Artinya, UII Press.

Page 23: Kasus Penugasan Bioetika

LAPORAN PENUGASAN Individu

BLOK MEDIKOLEGAL

Cryonics and Body Farm

Tutorial 15

Bunga Dewanggi (09711122)

dr. Arif Darmawan

Page 24: Kasus Penugasan Bioetika

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia

2012