kaidah dasar bioetika copi

21
Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran Kaidah dasar bioetika ( alturism dalam berpraktek ) Benefecience No Kriteria Ada Tidak ada 1 Mengutamakan altruism 2 Menjamin nilai pokok harkat & martabat manusia 3 Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter 4 Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya 5 Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang 6 Menjamin kehidupan baik minimal manusia 7 Pembatasan goal-based 8 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien 9 Minimalisasi akibat buruk 10 Kewajiban menolong pasien gawat darurat 11 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan 12 Tidak menarik honorarium di luar kepantasan 13 Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan 14 Mengembangkan profesi secara terus- menerus 15 Memberikan obat berkhasiat namun murah Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH 26

Upload: aryoga-samudra-asmara

Post on 24-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

assas

TRANSCRIPT

Page 1: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

Kaidah dasar bioetika ( alturism dalam berpraktek )

Benefecience

No Kriteria Ada Tidak ada

1 Mengutamakan altruism

2 Menjamin nilai pokok harkat & martabat manusia

3 Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter

4 Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya

5 Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang

6 Menjamin kehidupan baik minimal manusia

7 Pembatasan goal-based

8 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien

9 Minimalisasi akibat buruk

10 Kewajiban menolong pasien gawat darurat

11 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

12 Tidak menarik honorarium di luar kepantasan

13 Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan

14 Mengembangkan profesi secara terus-menerus

15 Memberikan obat berkhasiat namun murah

16 Menerapkan Golden Rule Principle

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

26

Page 2: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

KDB NONMALEFICENCE

No Kriteria Ada Tidak ada

1 Menolong pasien emergensi

2 Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:

Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)/ beresiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat)

Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut

Tindakan dokter tersebut terbukti efektif

Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami resiko minimal)

3 Mengobati pasien yang luka

4 Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)

5 Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

6 Tidak memandang pasien sebagai objek

7 Mengobati secara tidak proporsional

8 Tidak mencegah pasien dari bahaya

9 Menghindari misrepresentasi dari pasien

10 Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian

11 Tidak memberikan semangat hidup

12 Tidak melindungi pasien dari serangan

13 Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak pasien/keluarganya

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

27

Page 3: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

KDB OTONOMI

No Kriteria Ada Tidak ada

1 Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien

2 Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)

3 Berterus terang

4 Menghargai privasi

5 Menjaga rahasia pasien

6 Menghargai rasionalitas pasien

7 Melaksanakan informed consent

8 Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

9 Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

10 Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri

11 Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

12 Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien

13 Menjaga hubungan (kontrak)

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

28

Page 4: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

KDB JUSTICE

No Kriteria Ada Tidak ada

1 Memberlakukan segala sesuatu secara universal

2 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

3 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama

4 Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availability, quality)

5 Menghargai hak hukum pasien

6 Menghargai hak orang lain

7 Menjaga kelompok yang rentan (paling dirugikan)

8 Tidak melakukan penyalahgunaan

9 Bijak dalam makro alokasi

10 Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

11 Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kebutuhan pasien

12 Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil

13 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

14 Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat

15 Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan

16 Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll

Bahan Bacaan : Basic of Bioethics ( Robert Mc Veatch) bab II hal 37-51

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

29

Page 5: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

Kasus I ( Beneficience )

Ardi adalah seorang dokter yang baru saja lulus dari fakultas

Kedokteran, setelah mendapatkan STR Ardi melamar menjadi dokter

PTT dan diterima didaerah Dampit kecamatan Ubalan Malang Selatan.

Perjalanan yang dia tempuh menuju ke Puskemas pembantu

yang dia tempati lumayan sulit, karena dia hanya bisa menggunakan

motor untuk menyebrang sungai kecil dan melewati makam desa.

Dengan jalan yang masih makadam. Namun karena rasa

pengabdiannya dia tak pernah mengeluh, penduduk sekitar PUSTU

merasa terbantu dengan kedatangan Ardi yang tanpa kenal lelah

selalu menyempatkan mampir kerumah penderita yang membutuhkan

pertolongannya.

Suatu malam sekitar pukul 11 ,saat Ardi baru saja pulang dari

Kabupaten, rumah kosnya diketuk penduduk sekitar yang memintanya

untuk memeriksa Pak Karto yang usianya sudah 70 tahun dan

menderita sesak. Dengan mata sedikit terpejam Ardi menuruti

permintaan anak Pak Karto, padahal saat itu hujan deras baru saja

reda sehingga jalan yang dilalui semakin sulit dengan lumpur yang

tebal. Jarak rumah kosnya dengan rumah pak Karto dalam kondisi

seperti ini susah dilalui oleh oleh motor dan memerlukan waktu sekitar

1 jam berjalan kaki. Sesampainya disana Motor Ardi dititipkan pada

rumah salah satu penduduk dan dia bersama anak Pak Karto berjalan

kaki menyebrangi persawahan yang licin. Tapi hal ini tidak membuat

Ardi patah semangat mengingat profesi dokter adalah cita-citanya

sejak kecil. Sesampainya disana kondisi pak karto agak memburuk

dengan panas dan dehidrasi, tanpa ragu Ardi memasang infus serta

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

30

Page 6: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

meminta anak pak karto untuk terus mengompresnya, Ardi

menghabiskan waktu sampai subuh dirumah pak karto sambir

menunggu cairan infus habis. Setelah kondiri pak Karto membaik Ardi

memberi pak Karto obat-obatan untuk diminum dan memintanya

kontrol ke puskemas setelah obat habis. Ardipun undur diri setelah

semua urusan selesai, dan kembali ketempat kosnya. Pukul 8 pagi Ardi

telah kembali bertugas dipuskemas dan ditunggu oleh ratusan

pasiennya.

KASUS II ( Nonmalefiecence )

Dalam Perjalanan ke Malang , Ita melihat ada kecelakaan di jalan

antara sepeda motor dengan Truk tronton. Sepeda motor seorang

pemuda itu ringsek, dengan kondisi pengemudinya tergeletak dijalan.

Sebenarnya hari Ita harus melapor ke direktur rumah sakit berkaitan

dengan tugasnya sebagai dokter jaga pindahan dari rumah sakit

lawang.

Kondisi pemuda tersebut cukup mengenaskan karena dia

terlempar sejauh 200 meter . Ita memeriksa dengan seksama ,

ternyata ada luka dikepala dan dari hidung keluar darah segar, segera

Ita melakukan pertolongan pertolongan basic life support dan

meminta beberapa orang membuat pagar betis untuk memberi ruang

pada penderita serta menelpon untuk meminta bantuan ambulans

untuk dibawa kerumah sakit terdekat, karena Ita menyimpulkan

pemuda itu menderita gegar otak serta melarang orang mengangkat

pemuda tersebut karena dikuatirkan akan timbul trauma kepala lebih

parah. Ita menunggu sampai ambulans tiba ditempat kejadian.

Petugas segera membawa pemuda tersebut ke rumah sakit dan

Ita kembali menerurskan perjalanan ke Malang dengan resiko akan

mendapat teguran karena datang terlambat.

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

31

Page 7: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

KASUS III ( AUTONOMI )

Seorang pasien berobat kerumah sakit swasta terkenal di kota X

dengan keluhan nyeri nyeri perut bagian bawah. Oleh dokter jaga UGD

penderita disarankan untuk cek laboratorium serta melakukan foto

USG, mengingat ada keluhan panas serta mual . Tetapi penderita

bersikeras menolak melakukan foto USG karena dia menganggap

dirinya tidak apa-apa tetapi tetap bersedia melakukan tes laboratorium

. Hasil tes laboratorium leukosit menunjukkan hasil diatas normal

sehingga dokter jaga menyarankan penderita untuk tes USG karena

dikuatirkan terserang usus buntu dan menjalani rawat inap untuk

observasi. Penderita tetap bersikeras menolak dan meminta berobat

jalan. Karena tidak mau mengambil resiko dokter jaga memberikan

surat persetujuan atau informed consent untuk ditandatangani bahwa

penderita menolak rawat inap serta tes USG .Sambil dokter jaga

menerangkan secara detail akibat yang bisa terjadi bila tidak dilakukan

operasi dan berpesan untuk segera kerumahsakit terdekat bila muntah

dan panas yang tidak kunjung datang. Dengan berat hati penderita

menandatangani surat persetujuan tersebut dan mendapatkan resep

untuk ditebus di apotik .

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

32

Page 8: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

KASUS IV ( JUSTICE )

Dr Cantik adalah dokter praktek perorangan yang prakteknya

lumayan ramai walaupun terletak di sudut kota. Setiap hari dr Cantik

membuka prakteknya pukul 6 sore sampai 11 malam, bahkan bisa

lebih tergantung pasien yang datang. Karena tempat prakteknya jauh

dari apotik maka dokter Cantik meberikan obat langsung kepada

pasien, atau yang lebih dikenal dengan dispensing. Karena tarif yang

sangat murah pasien rela antri dengan tertib sesuai dengan nomor

urut yang dibagikan oleh suster kemayu yang membantu dokter

Cantik.

Suatu hari saat-saat pasien dalam antrian , tiba-tiba ada seorang

ibu dengan dandanan menor mendadak masuk. Otomatis pasien yang

lain protes, karena ibu tadi masuk tanpa antrian. Suster hanya

mengatakan beliau adalah ibu pejabat yang sudah menelpon. Setelah

ibu pejabat keluar pasien yang gilirannya diserobot langsung protes

pada dokter Cantik. Dengan lemah lembut dokter Cantik meminta Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

33

Page 9: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

maaf karena telah membiarkan Pak Narto menungga sedikit lebih

lama, karena ibu walikota hanya ingin berkonsultasi dengan dokter

Cantik. Pak Narto tidak lagi mempersoalkan baginya dokter Cantik

sudah minta maaf serta memeriksanya .

KAIDAH DASAR BIOETIKA

Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang

mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus spesifik. Pada

praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan prinsip yang lain.

Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip

menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan

prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan prima facie. Konsil

Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran

barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu

kepada 4 kaidah dasar moral (sering disebut kaidah dasar etika

kedokteran atau bioetika), juga prima facie dalam penerapan

praktiknya secara skematis dalam gambar berikut

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

34

Prima Facie ‘ilat yang sesuaibeneficence

Autonomy

Non maleficence Justice

Page 10: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

Gambar. empat kaidah dasar etika dalam praktik kedokteran, dengan

prima facie sebagai judge; penentu kaidah dasar mana yang dipilih

ketika berada dalam konteks tertentu (‘ilat) yang relevan.

Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy).

Menghormati martabat manusia. Pertama, setiap individu (pasien)

harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak

untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia

yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan

perlindungan.

Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak,

memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran

terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau

campur-tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar

prinsip rasional atau self-legislation dari manusia.

Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni

kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan

kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Menghendaki, menyetujui, membenarkan,

mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri = otonom

(sebagai mahluk bermartabat).

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Didewa-dewakan di Anglo-American yang

individualismenya tinggi.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Kaidah ikutannya ialah : Tell the truth,

hormatilah hak privasi liyan, lindungi informasi konfidensial, mintalah consent

untuk intervensi diri pasien; bila ditanya, bantulah membuat keputusan penting.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Erat terkait dengan doktrin informed-consent,

kompetensi (termasuk untuk kepentingan peradilan), penggunaan teknologi baru,

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

35

Page 11: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

dampak yang dimaksudkan (intended) atau dampak tak laik-bayang (foreseen

effects), letting die.

b. <!--[endif]-->Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati

martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien

yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare).

Pengertian ”berbuat baik” diartikan bersikap ramah atau menolong,

lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.

Tindakan berbuat baik (beneficence)

General beneficence :

o melindungi & mempertahankan hak yang lain

o mencegah terjadi kerugian pada yang lain,

o menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,

Specific beneficence :

o menolong orang cacat,

o menyelamatkan orang dari bahaya.

Mengutamakan kepentingan pasien

Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah

sakit/pihak lain

Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk)

Menjamin nilai pokok : “apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik

terhadapnya” (apalagi ada yg hidup).

Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran

haruslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling

besar manfaatnya. Pernyataan kuno: first, do no harm, tetap

berlaku dan harus diikuti.

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

36

Page 12: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien, seperti :

Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien

Minimalisasi akibat buruk

Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal :

Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang

penting

Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut

Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif

Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal).

Norma tunggal, isinya larangan.

Keadilan (justice). Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi,

pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan

dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender

tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap

pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien

yang menjadi perhatian utama dokter.

Treat similar cases in a similar way = justice within morality.

Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni :

Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan

mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang

memerlukan/membahagiakannya)

b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka

(kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien). Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

37

Page 13: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai

mahluk berakal budi (bermartabat), khususnya : yang-hak dan

yang-baik

Jenis keadilan :

Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)

Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikan sumber-sumber

kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai keselarasan

sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada :

Setiap orang andil yang sama

Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya

Setiap orang sesuai upayanya.

Setiap orang sesuai kontribusinya

Setiap orang sesuai jasanya

Setiap orang sesuai bursa pasar bebas

c. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan

kesejahteraan bersama :

Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi

menekankan efisiensi social dan memaksimalkan nikmat/keuntungan

bagi pasien.

Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social – ekonomi

(mementingkan prosedur adil > hasil substantif/materiil).

Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

38

Page 14: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap

bernilai oleh setiap individu rasional (sering menerapkan criteria

material kebutuhan dan kesamaan).

Hukum (umum) :

Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak kepada

yang berhak.

pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup

bersama) mencapai kesejahteraan umum.

Prima Facie : dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter

harus melakukan pemilihan 1 kaidah dasar etik ter-”absah” sesuai

konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah (dalam

bahasa fiqh ’ilat yang sesuai). Inilah yang disebut pemilihan

berdasarkan asas prima facie.

Norma dalam etika kedokteran (EK) :

Merupakan norma moral yang hirarkinya lebih tinggi dari norma hukum dan norma

sopan santun (pergaulan)

Fakta fundamental hidup bersusila :

Etika mewajibkan dokter secara mutlak, namun sekaligus tidak memaksa. Jadi dokter

tetap bebas,. Bisa menaati atau masa bodoh. Bila melanggar : insan kamil (kesadaran

moral = suara hati)nya akan menegur sehingga timbul rasa bersalah, menyesal, tidak

tenang.

Sifat Etika Kedokteran :

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

39

Page 15: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

1. Etika khusus (tidak sepenuhnya sama dengan etika umum)

2. Etika sosial (kewajiban terhadap manusia lain / pasien).

3. Etika individual (kewajiban terhadap diri sendiri = selfimposed,

zelfoplegging)

4. Etika normatif (mengacu ke deontologis, kewajiban ke arah

norma-norma yang seringkali mendasar dan mengandung 4 sisi

kewajiban = gesinnung yakni diri sendiri, umum, teman sejawat

dan pasien/klien & masyarakat khusus lainnya)

5. Etika profesi (biasa):

bagian etika sosial tentang kewajiban & tanggungjawab profesi

bagian etika khusus yang mempertanyakan nilai-nilai, norma-norma/kewajiban-

kewajiban dan keutamaan-keutamaan moral

Sebagian isinya dilindungi hukum, misal hak kebebasan untuk menyimpan

rahasia pasien/rahasia jabatan (verschoningsrecht)

Hanya bisa dirumuskan berdasarkan pengetahuan & pengalaman profesi

kedokteran.

Untuk menjawab masalah yang dihadapi (bukan etika apriori); karena telah

berabad-abad, yang-baik & yang-buruk tadi dituangkan dalam kode etik

(sebagai kumpulan norma atau moralitas profesi)

Isi : 2 norma pokok :

sikap bertanggungjawab atas hasil pekerjaan dan dampak praktek profesi bagi

orang lain;

bersikap adil dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM).

6. Etika profesi luhur/mulia :

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

40

Page 16: Kaidah Dasar Bioetika Copi

Buku Ajar : Bioetik dan Hukum Kedokteran

Isi : 2 norma etika profesi biasa ditambah dengan :

Bebas pamrih (kepentingan pribadi dokter < style="">

Ada idealisme : tekad untuk mempertahankan cita-cita luhur/etos profesi =

l’esprit de corpse pour officium nobile

7. Ruang lingkup kesadaran etis : prihatin terhadap krisis moral akibat pengaruh

teknologisasi dan komersialisasi dunia kedokteran.

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA PENYELENGGARAAN PRAKTIK

KEDOKTERAN YANG BAIK DI INDONESIA 2006

Agus Purwadianto, Segi Kontekstual Pemilihan Prima Facie Kasus

Dilemma Etik dan Penyelesaian Kasus Konkrit Etik, dalam bahan

bacaan Program Non Gelar Blok II FKUI Juni 2007

Professor Omar Hasan Kasule; September 2007; Filosofi Dalam Etika

Kedokteran : Studi Banding Antara Sudut Pandang Islam dan Barat

(Eropa); Seminar dan Lokakarya Implementasi Nilai-nilai Islam di dalam

Pendidikan Kedokteran di Indonesia 8 – 9 September 2007

Agus Purwadianto, Segi Kontekstual Pemilihan Prima Facie Kasus Dilemma Etik dan Penyelesaian Kasus Konkrit Etik, dalam bahan bacaan Program Non Gelar Blok II FKUI Juni 2007

Bab V : BIOETIK - dr Meivy Isnoviana,SH

41