kp 1.1.3.3 kaidah dasar-bioetika

38
Oleh : dr. Yuniar Lestari, MKes YL-BLOK 1- 2010

Upload: carlo-prawira

Post on 23-Jun-2015

1.509 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Oleh : dr. Yuniar Lestari, MKes

YL-BLOK 1- 2010

Page 2: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

EtikaMerupakan bagian ilmu filsafat yang meliputi

hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat baik dan menginginkan hal yang baik dalam hidup (mempelajari moralitas) … mengandung permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu … etika praktis

Asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik profesi tertentu … etika normatif

Etika menjadi alasan untuk memilih nilai yang benar di tengah belantara norma

YL-BLOK 1- 2010

Page 3: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Ciri-ciri moralitas :

1. Norma yang sangat penting, lebih bernilai2. Bersifat universal (dimana, kapan dan

siapa saja)3. Normal rasional dan objektif4. Menyangkut kebahagiaan orang lain

Dokter melanggar janji shg datang tidak tepat waktu … tidak etis

Dokter meracuni pasiennya … tidak bermoral

YL-BLOK 1- 2010

Page 4: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Bioetika atau Biomedical Ethics merupakan cabang dari etika normatif merupakan etik yang berhubungan

dengan praktek kedokteran dan atau penelitian dibidang biomedis

YL-BLOK 1- 2010

Page 5: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Hukum mengatur perilaku manusia dalam kaitannya dengan ketertiban hubungan antar manusia, dengan aturan yang tertentu dan baku.

Etik mengatur manusia dalam membuat keputusan dan dalam berperilaku (profesi), dengan menggunakan “dialog” antar beberapa kaidah moral, dengan hasil yang tidak selalu seragam.

YL-BLOK 1- 2010

Page 6: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

CContoh contoh cara berpikir Hukum:ara berpikir Hukum:Dalam meminta persetujuan tindakan

medik, yang penting adalah formulir persetujuan telah ditandatangani oleh pasien atau “yang mewakilinya”

Contoh cara berpikir etikContoh cara berpikir etikDalam meminta persetujuan tindakan

medik, yang penting adalah keputusan pasien dibuat setelah memahami semua informasi yang diperlukan dalam membuat keputusan tersebut.

YL-BLOK 1- 2010

Page 7: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

HUKUMETIKA

DISIPLIN

NORMADALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

ATURAN HUKUM KEDOKTERAN

ATURAN PENERAPAN ETIKA KEDOKTERAN(KODEKI)

ATURAN PENERAPAN KEILMUAN KEDOKTERAN

YL-BLOK 1- 2010

Page 8: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Etika kedokteran yang mencantumkan kewajiban memiliki standar profesi. Etik yang memiliki sanksi moral dipaksa berbaur dengan keprofesian yang memiliki sanksi disiplin/administratif

Para ahli hukum menganggap standar prosedur dan standar pelayanan medis sebagai domain hukum. Sementara profesi menganggap bahwa pemenuhan standar profesi adalah bagian dari sikap etis dan profesi.

YL-BLOK 1- 2010

Page 9: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

1. Apakah membuka rahasia kedokteran dapat dibenarkan secara moral?

2. Apakah euthanasia dapat dibenarkan secara moral?

3. Apakah dibenarkan secara etik apabila dibuat hukum yang mengharuskan memasukkan seorang penderita penyakit jiwa ke RS meskipun bertentangan dengan keinginan pasien?

4. Apakah dapat dibenarkan aturan yang membolehkan tindakan medis apa saja yang diminta oleh pasien, meskipun tidak ada indikasi?

YL-BLOK 1- 2010

Page 10: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

ETIKA DOKETIKA DOK DISIPLIN DOKDISIPLIN DOK HUKUM DOKHUKUM DOK

1. 1. NORMA MORAL NORMA MORAL

- MASALAH - MASALAH MORALMORAL

2. 2. PELANGGARAN:PELANGGARAN:

DILEMA NORMA DILEMA NORMA

INTERNAL INTERNAL

(BAIK - BURUK) (BAIK - BURUK)

3. DAMPAK 3. DAMPAK

- KUALITAS - KUALITAS MORALMORAL

- KEHORMATAN - KEHORMATAN

PROFESIPROFESI

4. LINGKUP4. LINGKUP

- PERILAKU ETIK- PERILAKU ETIK

1. 1. NORMA DISIPLINNORMA DISIPLIN

~ STD PROFESI~ STD PROFESI

(KOMPETENSI, (KOMPETENSI,

YAN, PRLKU) YAN, PRLKU)

2. PELANGGARAN 2. PELANGGARAN →→

LANGGAR LANGGAR STANDARSTANDAR

PROFESI PROFESI

(BENAR - SALAH)(BENAR - SALAH)

3. KUALITAS 3. KUALITAS PROFESI PROFESI

(LAYANAN, (LAYANAN, PERILAKU)PERILAKU)

- KEHORMATAN - KEHORMATAN PROFESIPROFESI

4. KOMPETENSI4. KOMPETENSI

YANMEDIKYANMEDIK

PERILAKU PROFPERILAKU PROF

1. 1. NORMA HUKUM NORMA HUKUM

2. PELANGGARAN 2. PELANGGARAN

NORMA HUKUMNORMA HUKUM

(BENAR – SALAH)(BENAR – SALAH)

3. PENYELESAIAN 3. PENYELESAIAN

KONFLIK/ KONFLIK/

KEDAMAIANKEDAMAIAN

4. PERATURAN HK 4. PERATURAN HK TTG YAN TTG YAN KEDOKTERANKEDOKTERAN

YL-BLOK 1- 2010

Page 11: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

ETIKA DOKETIKA DOK DISIPLIN DOKDISIPLIN DOK HUKUM DOKHUKUM DOK

5. BENTUK: KODE 5. BENTUK: KODE

ETIK PROFESIETIK PROFESI

6. DISUSUN: ORG. 6. DISUSUN: ORG.

PROFESIPROFESI

7. SANKSI7. SANKSI

- MORAL/HT - MORAL/HT NURANINURANI

- NASEHAT/- NASEHAT/

TEGURANTEGURAN

- PENGUCILAN- PENGUCILAN

8. YANG 8. YANG MEMERIKSAMEMERIKSA

- MKEK- MKEK

- MKEKG- MKEKG

- ANGG PROFESI- ANGG PROFESI

5. 5. ATURAN DISIPLINATURAN DISIPLIN

KEDOKTERAN KEDOKTERAN

6. KOMPILASI OLEH 6. KOMPILASI OLEH KKIKKI

7. SANKSI 7. SANKSI

~ TEGURAN - ~ TEGURAN -

RE-EDUKASIRE-EDUKASI

~ CABUT STR /SIP~ CABUT STR /SIP

8. MKDKI:8. MKDKI:

- DOKTER- DOKTER

- DOKTER GIGI- DOKTER GIGI

- SARJANA HUKUM- SARJANA HUKUM

5. UU, PP, 5. UU, PP, PERMEN, PERMEN,

KEPPRES DLLKEPPRES DLL

6. NEGARA (DPR 6. NEGARA (DPR + +

PEMERINTAH)PEMERINTAH)

7. SANKSI 7. SANKSI

- PID: DENDA/- PID: DENDA/

PENJARAPENJARA

- PDT: - PDT:

GANTI RUGIGANTI RUGI

- - ADMINISTRASADMINISTRASI: I: PENCABUTANPENCABUTAN

8.PENGADILAN:8.PENGADILAN:

-NEGERI-NEGERI

-TUN-TUN

ANGGOTA: HAKIMANGGOTA: HAKIM

YL-BLOK 1- 2010

Page 12: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Bertolak dari Childress & Beauchamp yang memaparkan adanya 4 kaidah dasar moral (KDM atau moral principle/principle-based ethics atau ethical guidelines) dalam ”buku suci”nya The Principles of Biomedical Ethics (1994)

yakni beneficence, non-maleficence, justice dan autonomy.

kemudian ditinjau melalui etika sehingga merupakan maxim (kaidah dasar) yang berlaku normatif ketika dokter menghadapi kasus kongkrit di klinik

YL-BLOK 1- 2010

Page 13: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

4 KDM Kaidah Dasar Bioetika (KDB)

4 KDB:1. Tindakan berbuat baik

(beneficence)2. Tidak merugikan (non-maleficence)3. Keadilan (justice)4. Otonomi (self determination)

YL-BLOK 1- 2010

Page 14: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Prinsip turunan

1. Kejujuran2. Kesetiaan3. Privacy4. Konfidensialitas5. Menghormati kontrak6. Ketulusan7. Menghindari membunuh

YL-BLOK 1- 2010

Page 15: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Keputusan Klinik

PertimbanganMedik

K

PertimbanganEtik

YL-BLOK 1- 2010

Page 16: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Pembuatan keputusan klinis pada kasus konkrit

Tidak mudah Situasi dilematisAncaman etikolegal

Teknik pengobatan pasien adalah “seni”

Ketidak pastian

YL-BLOK 1- 2010

Page 17: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Tergopoh-gopoh spt ini, benar atau tidak ? YL-BLOK 1- 2010

Page 18: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Kalau yang ini 1 dari ratusan korban tsunami, lumpur panas ?? (di luar RS >>)

YL-BLOK 1- 2010

Tergantung … !!!

Page 19: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Isu etik adalah titik awal pembahasan masalah etika klinis

Konflik berkepanjangan sering disebabkan karena klinisi tidak trampil menguak aspek etik pasien yang dihadapinya

Isu etik dapat ditarik dari KDB ( moral principle/principle-based ethics/ PBE )

KDB memberi pegangan pembenaran moral bagi dokter.

YL-BLOK 1- 2010

Page 20: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

1. Medical Indication

( terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai … dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence dan nonmaleficence )

2. Patient Preferrence

(terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang akan diterimanya … cerminan kaidah otonomi)

3. Quality of Life

(aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki, menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani … terkait dengan beneficence, nonmaleficence & otonomi)

4. Contextual Features

(menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi pembuatan keputusan, spt faktor keluarga, ekonomi, budaya … kaidah terkait justice )

YL-BLOK 1- 2010

Page 21: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Isu etik sering sudah nampak jelas pada kasus (insight), karena adanya satu KDB yang dominan mewarnai kasus tsb.

Contoh kasus sederhana : perlunya informed consent, jelas isu etiknya adalah keberlakuan KDB otonomi.

KDB ini yang akan membingkai kasus di atas.

Kemutlakan pemberlakuan 1 KDB atas 1 kasus konkrit dikenal dengan ketegaran moral (moral stringency)

YL-BLOK 1- 2010

Page 22: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Seorang mahasiswa kedokteran diharap mampu dengan cepat mengungkap isu etik dari sebuah kasus.

Tidak jarang pada 1 kasus klinis terdapat saling pengaruh lebih dari 1 KDB. Mana yang akan dimenangkan ?

TERGANTUNG !!!Mengasah

ketrampilan kritis logis mahasiswa

YL-BLOK 1- 2010

Page 23: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Dalam pandangan etikolegal, tindakan etis merupakan lingkup atau rangkaian pola tindakan hukum.

Tindakan etis sekaligus dasar tindakan hukum pada kasus klinis mewarnai pilihan konkrit kebebasan profesi yang dapat dibenarkan secara moral dan doktrin hukum dalam bentuk kewajiban etis (moral duty)

Dengan sendirinya sulit atau tidak mungkin dokter/rumah sakit dijatuhi sanksi, baik etik, disiplin maupun hukum.

YL-BLOK 1- 2010

Page 24: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Merupakan pemilihan 1 KDB ter”absah” sesuai konteks (data) yang ada pada kasus.

Dalam penanganan pasien di klinik, setelah indikasi medik, pengelolaan juga ditentukan oleh “seni” berbasis KDB.

Asas prima facie mengisyaratkan KDB yang lama akan ditinggalkan, diganti dengan KDB baru yang lebih absah.

YL-BLOK 1- 2010

Page 25: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

The patient’s contexts for prima facie’s choice(Agus Purwadianto, 2004)

Beneficence Autonomy

Non maleficence

J usticeTime

G eneral benefit result, most of people,

Elective, educated, bread-w inner, mature person

Vulnerables, emergency, life saving, minor

> 1 person, others similarity, community / social’s rights YL-BLOK 1- 2010

Page 26: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

ketika kondisi pasien merupakan kondisi yang wajar dan berlaku pada banyak pasien lainnya, sehingga dokter akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan pasien

dokter telah melakukan kalkulasi dimana kebaikan yang akan dialami pasiennya akan lebih banyak dibandingkan dengan kerugiannya.

prinsip prima facienya adalah sesuatu yang berubah menjadi atau dalam keadaan yang umum

YL-BLOK 1- 2010

Page 27: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Dalam konteks, prinsip prima-facienya adalah ketika pasien (berubah menjadi atau dalam keadaan) gawat darurat dimana diperlukan suatu intervensi medik dalam rangka penyelamatan nyawanya.

Atau konteks ketika menghadapi pasien yang rentan, mudah dimarjinalisasikan dan berasal dari kelompok anak-anak atau orang uzur ataupun juga kelompok perempuan (dalam konteks isu jender).

YL-BLOK 1- 2010

Page 28: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Dalam konteks autonomy, prima facie disini muncul (berubah menjadi atau dalam keadaan) pada sosok pasien yang berpendidikan, pencari nafkah, dewasa dan berkepribadian matang.

YL-BLOK 1- 2010

Page 29: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Prima facienya pada (berubah menjadi atau dalam keadaan) konteks membahas hak orang lain selain diri pasien itu sendiri.

Hak orang lain ini khususnya mereka yang sama atau setara dalam mengalami gangguan kesehatan di luar diri pasien, serta membahas hak-hak sosial masyarakat atau komunitas sekitar pasien.

YL-BLOK 1- 2010

Page 30: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Kaidah Dasar Bioetika (Principle-based ethics) merupakan metode tangguh memunculkan isu etik pasien, sebagai pendamping isu medik dalam penanganan klinik.

Hal ini akan memberi dampak cara berpikir kritis rasional dalam melakukan analisis pembenaran moral sekaligus ketegaran moral.

YL-BLOK 1- 2010

Page 31: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Ada 4 KDB yang masing-masing saling berebut untuk tampil sebagai acuan dasar isu etik melalui prinsip prima facienya masing-masing sesuai dengan ciri-ciri konteks ”berubah menjadi” atau ”dalam keadaan pasien”.

Prinsip prima facie praktis, menjadi model berpikir kritis yang dapat diterapkan pada analisis etik pelbagai kasus konkrit lainnya, (sebagai subyek penelitian, pasien berdilema etik dalam perawatan yang memerlukan pemecahan etis ataupun penelusuran pelanggaran etik profesi )

YL-BLOK 1- 2010

Page 32: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

SKENARIO : Ayahku 

Dokter Medi harus menghentikan prakteknya dan bergegas menuju Puskesmas.. ..Setelah pemeriksaan dan pemberian pertolongan dasar, Dokter Medi menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa berdasarkan kondisi pasien dan lokasi rumah sakit yang jauh, ia bermaksud untuk melakukan kuretase secara manual sebelum melakukan rujukan. Dokter Medi meminta persetujuan pasien secara tertulis.

Setelah itu Dokter Medi kembali ke prakteknya. Seorang Ibu muda meminta didahulukan gilirannya karena ada keperluan lain. Ia akan terlambat, karena tadi Dokter Medi menghentikan praktek. Namun Dokter Medi meminta Ibu tersebut untuk antri sesuai urutan, meskipun Ibu tadi terlihat kesal. Ia menyuruh pasien berikutnya seorang laki-laki 48 tahun masuk. Pasien ini mengeluh sejak dibukanya tambang batubara di utara desa, ia dan keluarganya terkena gatal-gatal di kulit karena sungai sumber air mereka sudah tercemar. Bagaimana tanggung jawab pemilik tambang atas akibat kegiatan mereka. Tampak Dokter Medi mengangguk-anggukan kepala sambil terus memeriksa pasien.

STR , SIP, MKDKI, MKEK atau di tuntut di depan pengadilan.

Anak dokter Medi memandangi ayahnya dengan kagum, karena menjalankan praktek dengan prinsip yang tegas. Bagaimana sebenarnya prinsip moral, hukum dan kemanusiaan dalam praktek dokter seperti yang disampaikan ayahnya tadi beserta konsekuensinya ?

 

YL-BLOK 1- 2010

Page 33: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

Penelitian bersubjek manusia : World Medical Association (WMA) telah

mengeluarkan deklarasi Helsinki, yang mendasarkan pada :

Sumpah dokter (Deklarasi Jenewa) … kesehatan pasien menjadi pertimbangan pertama saya

Etik kedokteran … dokter harus bertindak untuk kepentingan pasien….yang mungkin mengakibatkan melemahnya fisik dan mental pasien.

YL-BLOK 1- 2010

Page 34: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

YL-BLOK 1- 2010

Page 35: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

YL-BLOK 1- 2010

Kriteria

1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter

4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang

6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia

7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)

8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien

9. Minimalisasi akibat buruk

10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran

13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan

14. Mengembangkan profesi secara terus menerus

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah

16. Menerapkan golden rule principle

Page 36: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

YL-BLOK 1- 2010

Kriteria1. Menolong pasien emergensi : Dengan gambaran sbb : - pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko kehilangan sesuatu yang penting (gawat) - dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut - tindakan kedokteran tadi terbukti efektif - manfaat bagi pasien > kerugian dokter2. Mengobati pasien yang luka3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek6. Mengobati secara proporsional7. Mencegah pasien dari bahaya8. Menghindari misrepresentasi dari pasien9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian10. Memberikan semangat hidup11. Melindungi pasien dari serangan12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan

Page 37: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

YL-BLOK 1- 2010

Kriteria

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)

3. Berterus terang

4. Menghargai privasi

5. Menjaga rahasia pasien

6. Menghargai rasionalitas pasien

7. Melaksanakan informed consent

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk keluarga pasien sendiri

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien

13. Menjaga hubungan (kontrak)

Page 38: KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika

YL-BLOK 1- 2010

Kriteria1. Memberlakukan sesuatu secara universal2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama4. Menghargai hak sehat pasien5. Menghargai hak hukum pasien6. Menghargai hak orang lain7. Menjaga kelompok yang rentan8. Tidak melakukan penyalahgunaan9. Bijak dalam makro alokasi10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi)

secara adil13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan

kesehatan16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb