penganggaran-sektor-publik (1)

Upload: anne-monika-fristy

Post on 03-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    1/65

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    2/65

    1

    PENDAHULUAN

    kuntansi sector public memiliki kaitan yang erat dengan penerapan

    dan perlakuan akutansi pada domain public. Domain public sendiri

    memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan

    sector swasta.

    Secara kelembagaan, domain public antara lain berupa badan-badan pemerintahan

    (pusat dan daerah), BUMN dan BUMD, yayasan, organisasi, politik, LSM, Universitas

    dan organisasi nirlaba lainnya.Akuntansi sector public adalah akuntansi yang digunakan dalam suatu organisasi

    pemreintahan/lembaga yang tidak bertujuan untuk mencari laba, dan merupakan

    suatu bagian dari disiplin ilmu akuntansi sebagai yang utuh.

    Secara umum, akuntansi sector public merupakan suatu mekanisme teknis dan

    analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-

    lembaga tinggi negar1egaradepartemen-departemen di bawahnya.

    A

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    3/65

    2

    KONSEP PENGANGGARAN

    SEKTOR PUBLIK

    A. KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIKAnggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

    dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,

    sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu

    anggaran. Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses

    politik. Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan

    yang tertutup untuk publik, sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus

    diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan.

    Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi

    dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Proses

    penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan strategi dan

    perencanaan strategic telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan managerial plan

    for actionuntuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi.

    Aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran sektor publik meliputi:

    1.Aspek perencanaan;2.Aspek pengendalian; dan3.Aspek akuntabilitas publik.

    Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap perencanaan,

    pelaksanaan, serta pelaporan dan akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga

    pengawas khusus (oversight body).

    B. PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIKAnggaran publik adalah rencana kegiatan dalam bentuk perolehan

    pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.

    Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu

    rencana finansial yang menyatakan:

    1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja); dan2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai

    rencana tersebut (pendapatan)

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    4/65

    3

    C. PENTINGNYA ANGGARAN SEKTOR PUBLIKAnggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat

    kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan

    sebagainya agar terjamin secara layak. Anggaran merupakan blue printkeberadaan

    sebuah negara dan merupakan arahan di masa yang akan datang.

    Anggaran dan Kebijakan Fiskal Pemerintah

    Kebijakan fiskal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi

    keadaan ekonomi melalui sistem pengeluaran atau sistem perpajakan untuk

    mencapai tujuan tertentu. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Angaran

    sektor publik harus dapat memenuhi kriteria berikut :

    Merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat Menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen

    pemerintah, pemerintah propinsi atau pemerintah daerah.

    Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu:

    1.Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunansosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualititas hidup

    masyarakat.

    2.Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakatyang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada

    terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber

    daya (scarcity of resources), pilihan (choice), dan trade offs.

    3.Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggungjawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrument

    pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada.

    D. FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIKAnggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu: (1)

    sebagai alat perencanaan, (2) alat pengendalian, (3) alat kebijakan fiskal, (4) alat

    politik, (5) alat koordinasi dan komunikasi, (6) alat penilaian kinerja, (7) alat

    motivasi, (8) alat menciptakan ruang publik.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    5/65

    4

    1.Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)Anggaran sektor publik dibuat untuk merencakan tindakan apa yang akan

    dilakukan oleh pemerintah, berupa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang

    diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.

    Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:

    a) merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misiyang ditetapkan,

    b) merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuanorganisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaannya,

    c) mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telahdisusun, dan

    d) menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapian strategi.

    2.Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas

    pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan dapat

    dipertanggungjawabkan kepada publik.

    Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya

    overspending, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam

    pengalokasian anggaran dalam bidang lain yang bukan merupakan prioritas.

    Pengendalian anggaran public dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

    a) Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan;b) Menghitung selisih anggaran (favourabledan unfavourable variances);c) Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tak dapat

    dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians;

    d) Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

    3.Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan

    ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk

    mendorong, memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat

    sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    6/65

    5

    4.Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk

    komitmen eksekutif dan kesepakatan legislative atas penggunaan dana publik untuk

    kepentingan tertentu. Oleh karena itu pembuatan anggaran publik membutuhkan

    political skill, coalition building, keahlian bernegosiasi, dan pemahaman tentang

    prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer publik.

    5.Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination andCommunication Tool)

    Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.

    Anggaran publik yang disusun dengan baik mampu mendeteksi inkonsistensi suatu

    unir kerja dan juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam

    lingkungan eksekutif.

    6.Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance MeasurementTool)

    Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada

    pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian

    target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.

    7.Anggaran Sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifal challenging but

    attainable atau demanding but achieveable. Maksudnya adalah target anggaran

    hendaknya jangan terlalu tinggi hingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan

    terlalu rendah hingga terlalu mudah dicapai.

    8.Anggaran Sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik (Public Share)Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi dan berbagai organisasi kemasyarakatan

    harus terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang

    terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah, kelompok lain yang

    kurang terorganisir akan mempercayakan aspirasinya melaluiproses politik yang ada.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    7/65

    6

    E. JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIKAnggaran sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu :

    1.Anggaran Operasional (operation/recurrent budget)Anggaran Operasional diguanakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari

    dalam menjalankan pemerintahan. Misalnya adalah belanja rutin (recurrent

    expenditure) yaitu pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran

    dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi pemerintah. Secara umum

    pengeluaran yang masuk kategori anggaran operasional antara lain Belanja

    Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan.

    2.Anggaran Modal (capital/investment budget)Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas

    aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pada

    dasarnya pemerintah tidak mempunyai uang yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya

    adalah milik publik.

    F. PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIKPrinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi:

    a. Otorisasi oleh legislatifAnggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih dulu sebelum

    eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

    b. KomprehensifAnggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran

    pemerintah. Pleh karena itu, adanya dana non-budgetairpada dasarnya adalah

    menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.

    c. Keutuhan anggaranSemua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana

    umum (general fund).

    d. Nondicretionary ApropriationJumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara

    ekonomis, efisien, dan efektif.

    e. PeriodikAnggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunanmaupun multi-tahunan

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    8/65

    7

    f. AkuratEstimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi

    (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai pemborosan dan inefisiensi

    anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan

    dan overestimatepengeluaran.

    g. Jelasanggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak

    membingungkan .

    h. Diketahui publikanggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

    G. PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIKProses penyusunan anggaran mempunyai 4 tujuan yaitu :

    1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasiantarbagian dalam lingkungan pemerintahan.

    2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang danjasa publik melalui proses pemrioritasan.

    3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada

    DPR/DPRD dan masyarakat luas.

    Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah :

    1. Tujuan dan target yang hendak dicapai2. Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target4. Faktor-faktor lain yang memengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan

    pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana

    alam, dan sebagainya.

    Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu aspek

    penganggaran, aspek akuntansi, aspek pengendalian, dan aspek auditing.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    9/65

    8

    H. PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARANRichard Musgrave seperti yang dikutip Coe (1989) mengidentifikasikan tiga

    pertimbangan mengapa pemerintah perlu terlibat dalam bisnis pengadaan barang

    dan jasa bagi masyarakat. Ketiga pertimbangan tersebut meliputi stabilitas ekonomi,

    redistribusi pendapatan, dan alokasi sumber daya.

    Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnya underfinancing atau

    overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran.

    Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:

    a. Tahap persiapan anggaran (preparation);b. Tahap ratifikasi (approval/ratification);c. Tahap implementasi (implementation);d. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation).

    Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)

    Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar

    taksiran pendapatan yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum

    menyetujui taksiran pengeluaran, terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran

    pendapatan secara lebih akurat.

    Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah terdapatnya

    faktor uncertainty (tingkat ketidakpastian) yang cukup tinggi. Oleh sebab itu,

    manajer keuangan public harus memahami betul dalam menentukan besarnya suatu

    mata anggaran. Besarnya mata anggaran pada suatu anggaran yang menggunakan

    line-item budgeting akan berbeda pada input-output budgeting, program

    budgetingatau zero based budgeting.

    Di Indonesia, proses perencanaan APBD dengan paradigma baru menekankan

    pada pendekatan bottom-up planning dengan tetap mengacu pada arah kebijakan

    pembangunan pemerintah pusat. Arahan kebijakan pembangunan pembangunan

    pemerintah pusat tertuang dalam dokumen perencanaan berupa GBHN, Program

    Pembangunan Nasional (PROPENAS), Rencana Strategis (RESENTRA), dan Rencana

    Pembangunan Tahunan (REPETA).

    Sinkronisasi perencanaan pembangunan yang digariskan oleh pemerintah

    pusat dengan perencanaan pembangunan daerah sejak spesifik diatur dalamPeraturan Pemerintah No. 105 dan 108 Tahun 2000. Pada pemerintah pusat,

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    10/65

    9

    perencanaan pembangunan dimulai dari peyusunan PROPENAS yang merupakan

    operasionalisasi GBHN. PROPERNAS tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk

    RESENTRA. Berdasarkan PROPERNAS dan RESENTRA serta analisis fiscal dan makro

    ekonomi, kemudian dibuat persiapan APBN dan REPETA.

    Sementara itu, di tingkat daerah (propinsi dan kabupaten/kota) berdasarkan

    ketentuan Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2000 pemerintah daerah disyaratkan

    untuk membuat dokumen perencanaan daerah yang terdiri atas PROPEDA

    (RENSTRADA). Dokumen perencanaan daerah tersebut diupayakan tidak

    menyimpang dari PROPENAS dan RENSTRA yang dibuat pemerintah pusat. Dalam

    PROPEDA dimungkinkan adanya penekanan prioritas program pembangunan yang

    berbeda darisatu daerah dengan daerah yang lain sesuai kebutuhan masing-masing

    daerah. PROPEDA (RENSTRADA) dibuat oleh pemerintah daerah bersama dengan

    DPRD dalam kerangka waktu lima tahun yang kemudian dijabarkan pelaksanaannya

    dalam kerangka tahunan.

    Penjabaran rencana strategis jangka panjang dalam REPETADA tersebut

    dilengkapi dengan:

    1. Pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi kinerjapemerintah daerah pada periode sebelumnya.

    2. Masukan-masukan dan aspirasi masyarakat.3. Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, sehingga bisa diketahui kekuatan,

    kelemahan, peluang dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi.

    Tahap Ratifikasi Anggaran

    Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang

    melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif

    dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus mempunyai

    political skill,salesmanshipdan coalition buildingyang memadai. Integritas dan

    kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini.

    Tahap Pelaksanaan Anggran (Budget Implementation)

    Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen sangat diperlukan

    untuk mendukung pelaksanaan anggaran. Manajer keuangan public dalam hal inibertanggung jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan handal

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    11/65

    10

    untuk perencanaan dan pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan

    dapat diandalkan untuk tahap penyusuanan anggaran periode berikutnya.

    Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran

    Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap

    persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasional

    anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek

    akuntanbilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan

    sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget

    reportingand evaluationtidak akan menemui banyak masalah.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    12/65

    11

    JENIS-JENIS PENGANGGARAN

    SEKTOR PUBLIK

    A. PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIKSistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen

    kebijakan multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi.

    Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara

    langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan.

    Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan

    moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian.

    Sistem perencanaan anggaran publik berkembang sesuai dinamika

    perkembangan manajemen sektor publik dan tuntutan yang muncul di masyarakat.

    Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan

    penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar ada dua pendekatan utama

    yang memiliki perbedaan mendasar.

    a)Anggaran tradisional atau anggaran konvensionalb) New public management

    B.ANGGARAN TRADISIONALAnggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara

    berkembang dewasa ini. Terdapat dua cirri utama dalam pendekatan ini yaitu:

    a. Cara penyusunan anggaran didasarkan atas pendekatan incrementalismb. Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.

    Cirri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah:

    a. Cenderung sentralistisb. Bersifat spesifikasic. Tahunand. Mengggunakan prinsip anggaran bruto

    Incrementalism

    Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah padapengawasan dan pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    13/65

    12

    incrementalism, yaitu hanya menambah/mengurangi jumlah rupiah pada item

    anggaran yang ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya

    sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa

    dilakukan kajian yang mendalam.

    Masalah utama anggaran tradisional adalah berkaitan dengan tidak adanya

    perhatian terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efesiensi dan

    efektivitas sering tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran

    tradisional. Dengan ketiadaan perhatian pada konsep value for money ini, sering kali

    pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya

    kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk

    dilaksanakan.

    Anggaran tradisional cenderung menggunakan konsep historic cost of service.

    Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item,

    program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meski

    item tersebut sudah tidak dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh

    jumlah nominal rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk,

    dan lainnya.

    Line-item

    Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-itemyang

    didasarkan atas dasar sifat (nature)dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line-

    itembudget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau

    pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara

    riil item tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan dalam periode sekarang.

    Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi

    alasan adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol

    pengeluaran. Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat

    penerimaan dan pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan,

    pendapatan dari pajak, atau pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja

    barang, dan sebagainya, bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai dengan

    pengeluaran yang dilakukan.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    14/65

    13

    Kelemahan Anggaran Tradisional

    Beberapa kelemahan anggaran tradisional antara lain:

    1. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan denganrencana pembangunan jangka panjang

    2. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidakpernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.

    3. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkananggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat

    kebijakan dan pilihan sumberdaya, atau memonitor kinerja.

    4. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secarakeseluruhan sulit dicapai

    5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaranmodal/investasi.

    6.Anggaran tradisional bersifat tahunan7. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak

    memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya

    adalah munculnya budget paddingatau budgetary slack.

    8. Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikanmekanisme pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya

    dilakukan revisi anggaran dan manipulasi anggaran.

    9.Aliran informasi (sistem informasi financial) yang tdak memadai yang menjadidasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

    C.ANGGARAN PUBLIK DENGAN PENDEKATAN NPMEra New Publik Management

    New Public Management berfokus pada manajemen sector public yang

    berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New

    Publik Management tesebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah

    diantaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya, dan

    kompetensi tender.

    Salah satu model pemerintah di era New Publik Management adalah model

    pemerintah yang diajukan oleh Osbone dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    15/65

    14

    pandangannya yang dikenal dengan konsep reinventing government. Perspektif

    baru pemerintah menurut Oborne dan Gaebler tersebut adalah:

    1. Pemerintah katalisPemerintah sebagai pemberi arahan dan berfokus pada pemberian

    pengarahan bukan produksi pelayanan public.

    2. Pemerintah milik masyarakatPemerintah memberikan wewenang kepada masyarakat, memberdayakan

    masyarakat daripada melayani.

    3. Pemerintah yang kompetitifMenyuntikan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan public.

    Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus

    meningkatkan kualitas pelayanan.

    4. Pemerintah yang digerakan oleh misiMengubah organisasi yang digerakan oleh peraturan menjadi organisasi yang

    digerakan oleh misi. Pemerintah digerakan oleh misi bukan peraturan.

    5. Pemerintah yang berorientasi hasilPemerintah yang berorientasi hasil berusaha mengubah bentuk penghargaan

    dan insentif, yaitu membiayai hasil dan bukan masukan.

    6. Pemerintah berorientasi pada pelangganMemenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi. Pemerintah tradisional

    seringkali salah dalam mengidentifikasikan pelanggannya. Penerimaan pajak

    memang dari masyarakat dan dunia usaha, tetapi pemanfaatannya harus

    disetujui oleh DPR/DPRD. Akibatnya, pemerintah seringkali menganggap

    bahwa DPR/DPRD dan semua pejabat yang ikut dalam pembahasan anggaran

    adalah pelanggannya padahal pelanggan yang sebenarnya adalah

    masyarakat. Pemerintah wirausaha tidak akan seperti itu. Ia akan

    mengidentifikasikan pelanggan yang sesungguhnya. Maka, tidak berarti

    bahwa pemerintah tidak bertanggungjawab pada dewan legislatif, tetapi

    sebaliknya, ia menciptakan sistem pertanggungjawaban ganda : kepada

    legislatif dan masyarakat. Dengan cara seperti itu, maka pemerintah tidak

    akan arogan tetapi terus menerus akan berupaya untuk lebih memuaskan

    masyarakat.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    16/65

    15

    7. Pemerintah wirausahaMampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan.

    Pemerintah daerah wirausaha dapat mengembangkan beberapa pusat

    pendapatan, misalnya: BPS dan Bappeda, yang dapat menjual informasi

    tentang daerahnya kepada pusat-pusat penelitian; BUMN/BUMD; pemberian

    hak guna yang menarik kepada para pengusaha dan masyarakat; penyertaan

    modal; dll.

    8. Pemerintah antisipatifBerupaya mencegah daripada mengobati. Pemerintah tradisional yang

    birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk

    memecahkan masalah publik. Pemerintah birokratis cenderung bersifat

    reaktif: seperti suatu satuan pemadam kebakaran, apabila tidak ada

    kebakaran maka tidak akan ada upaya pemecahan. Pemerintah wirausaha

    bersifat proaktif. Ia tidak hanya mencoba untuk mencegah masalah, tapi juga

    berupaya keras untuk mengantisipasi masa depan. Ia menggunakan

    perencanaan strategis untuk menciptakan visi.

    9. Pemerintah desentralisasiDari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja. Lima puluh tahun yang lalu,

    pemerintahan yang sentralis dan hierarkis sangat diperlukan karena

    pengambilan keputusan harus dari pusat. Pada saat itu, sistem tersebut masih

    sangat cocok karena teknologi informasi masih sangat primitif, komunikasi

    antar berbagai lokasi masih lamban, dan aparatur pemerintah masih relatif

    belum terdidik. Tapi sekarang, perkembangan teknologi sudah sangat maju,

    kebutuhan masyarakat dan bisnis sudah semakin kompleks, staf pemerintah

    sudah berpendidikan tinggi, maka pengambilan keputusan harus digeser ke

    tangan masyarakat, asosiasi, pelanggan, dan lembaga swadaya masyarakat.

    10.Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasarMengadakan perubahan mekanisme pasar ( sistem insentif) dan bukan

    dengan mekanisme administratif ( sistem prosedur dan pemaksaan). Ada dua

    cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme

    administratif. Pemerintah tradisional menggunakan mekanisme administratif,

    sedangkan pemerintah wirausaha menggunakan mekanisme pasar.Pemerintah tradisional menggunakan perintah dan pengendalian,

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    17/65

    16

    mengeluarkan prosedur dan definisi baku dan kemudian memerintahkan

    orang untuk melaksanakannya. Pemerintah wirausaha tidak memerintah dan

    mengawasi tapi mengembangkan dan menggunakan sistem insentif agar

    orang tidak melakukan kegiatan yang merugikan masyarakat.

    Perbandingan Anggaran Tradisional dengan Anggaran Berbasis

    Pendekatan NPM

    ANGGARAN TRADISIONAL NEW PUBLIC MANAGEMENT

    Sentralis Desentralis &devolved management

    Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output, dan outcome

    (value for money)Tidak terkait dengan perencanaan jangka

    panjang

    Utuh dan komprehensif dengan perencanaan

    jangka panjang

    Line-item da incrementalism Berdasarkan sasaran kinerja

    Batasan departemen yang kaku (rigid

    department)

    Lintas departeman (crossdepartment)

    Menggunakan aturan klasik: vote accounting Zero-base budgeting, planning programming

    budgeting system

    Prinsip anggaran bruto Sistematik dan rasional

    Bersifat tahunan Bottom-up budgeting

    Spesifik

    D. PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARANDengan munculnya era New Public Management telah mendorong usaha untuk

    mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis dalam perencanaan anggaran

    sector publik. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik

    pengnggaran sector publik, misalnya teknik anggaran kinerja (performance

    budgeting), zero based budgeting (ZBB), dan planning, programming, and budgeting

    system (PPBS). Pendekatan baru nin memiliki karakteristik:

    1. Komprehensif/komparatif2. Terintegrasi dan lintas departemen3. Proses pengambilan keputusan yang rasional4. Berjangka panjang5. Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    18/65

    17

    6.Analisis total costdan benefit(termasukopportunitycost)7. Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input8.Adanya pengawasan kinerja

    E.ANGGARAN KINERJAPendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang

    terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya yang disebabkan oleh ketiadaan

    tolok ukur yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan

    dan sasaran pelayanan publik. Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat

    menekankan pada konsep value for money dan pengawasan kinerja output.

    Pendekatan ini juga mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas

    tujuan serta pendekatan yang sistematik dan rasional dalam proses pengambilan

    keputusan.

    Pendekatan ini cenderung menolak pandangan anggaran tradisional yang

    menganggap bahwa tanpa adanya arahan dancampur tangan, pemerintah akan

    menyalahgunakan kedudukan mereka dan cenderung boros. Menurut pendekatan

    anggaran kinerja,dominasi pemerintah dapat diawasi dan dikendalikan melalui

    penerapan internal cost awareness, audit keuangan danaudit kinerja, serta evaluasi

    kinerja eksternal. Dengan kata lain, pemerintah dipaksa bertindak berdasarkan cost

    minded, harus efisien, memakai dana secara ekonomis, dan dituntut mampu

    mencapai tujuan yang ditetapkan.

    F. ZERO BASED BUDGETING (ZBB)Konsep ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada system

    anggaran tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep ini dapat

    menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai

    dari nol(zero-base).

    Proses Implementasi ZBB

    Terdiri dari 3 tahap, yaitu:

    1. Identifikasi unit-unit keputusanStruktur organisasi pada dasarnya terdiri dari pusat-pusat

    pertanggungjawaban. Setiap pusat pertanggungjawaban merupakan unitpembuat keputusan yang salah satu fungsinya adalah untuk menyiapkan

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    19/65

    18

    anggaran. ZBB merupakan system anggaran yang berbasis pusat

    pertanggungjawaban sebagai dasar perencanan dan pengendalian anggaran.

    2. Penentuan paket-paket keputusanTahap selanjutnya adalah menyiapkan dokumen yang berisi tujuan unit

    keputusan dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan

    tersebut. Dokumen inilah yang disebut paket keputusan. Paket keputusan

    merupakan gambaran komprehensif mengenai bagian dari aktivitas organisasi

    atau fungsi yang dapat dievaluasi secara individual. Ada 2 jenis paket

    keputusan:

    a. Paket keputusan mutually-exclusiveMerupakan paket keputusan yang memiliki fungsi yang sama

    b. Paket keputusan incrementalMerefleksikan level usaha berbeda dalam melakukan kegiatan tertentu.

    3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusanTahap berikutnya adalah meranking semua paket berdasarkan manfaatnya

    terhadap organisasi. Tahap ini merupakan jemnbatan menuju proses alokasi

    sumber daya di antara berbagai kegiatan yang beberapa diantaranya sudah

    ada dan yang lainnya baru sama sekali.

    Keunggulan ZBB:

    1. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumberdaya secara lebih efisien

    2. ZBB berfokus pada value for money3. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektifan

    biaya

    4. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer5. Meningktkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan

    anggaran

    6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorongorganisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya

    serta tingkat pengeluaran

    Kelemahan ZBB:

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    20/65

    19

    1. Prosesnya memakan waktu, terlalu teoritis dan tidak praktis, membutuhkanbiaya yang besar, serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena

    pembuatan paket keputusan

    2. ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek3. Implementasi ZBB membutuhakan teknologi yang maju4. Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah proses meranking dan mereview

    paket keputusan. Mereview ribuan paket keputusan merupakan pekerjaan

    yang melelahkan dan membosankan, sehingga dapat mempengaruhi

    keputusan.

    5. Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memilikikeahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi. Selain itu dalam perankingan

    muncul pertimbangan subjektif/ mungkin terdapat tekanan politik sehingga

    tidak objektif lagi.

    6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusanharus dalam anggaran

    7. Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi

    G. PLANNING, PROGAMMING, AND BUDGETING SYSTEM (PPBS)PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori system yang

    berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi

    sumberdaya berdasarkan analisis ekonomi. PPBS adalah salah satu model

    penganggaran yang ditujukan untuk membantu menajemen pemerintah dalam

    membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik. Hal tersebut disebabkan

    sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas jumlahnya, sementara tuntutan

    masyarakat tidak terbatas.

    Proses Implementasi PPBS

    Langkah implementasinya meliputi:

    1. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas2. Mengidentifikasikan program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan

    3.

    Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefitdari masing-masing program

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    21/65

    20

    4. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil5.Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui

    Karakteristik PPBS:

    1. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan2. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan

    datang karena PPBS berorientasi pada masa depan

    3. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi4. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai program, yang meliputi:

    identifikasi tujuan, identifikasi secara sistematik alternatif program untuk

    mencapai tujuan, estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program,

    dan estimasi manfat yang ingin diperoleh dari masing-masing alternatif

    program

    Kelebihan PPBS

    1. Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncakke manajemen menengah

    2. Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja3. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya dalam

    perencanaan program

    4. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dankerja sama antar departemen

    5. Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan denganpencapaian tujuan organisasi

    6. PPBS menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokasi sumberdaya secara optimal

    Kelemahan PPBS

    1. PPBS membutuhkan system informasi yang canggih, ketersediaan data,adanya system pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi

    2. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBSmembutuhkan teknologi yang canggih

    3. PPBS bagus secara teori, namun sulit untuk diimplementasikan

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    22/65

    21

    4. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulanmanusia yang kompleks

    5. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Penggunaanstatistic terkadang kurang tajam untuk mengukur efektivitas program. Statistik

    hanya tepat untuk mengukur beberapa program saja

    6. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis sehingga menyulitkan dalammelakukan alokasi biaya

    Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS

    1. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untukmelakukan aktivitas

    2. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untukmengukur output

    3. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan,perubahan politik, dan ekonomi

    4. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat5. Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama

    ketika terdapat pertentangan kepentingan

    6. Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secaracepat dan tepat

    7. Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untukberubah

    8. Pelaksanaan teknik tersebut sering tidak sesuai dengan proses pengambilankeputusan politik

    9. Pada akhirnya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak rasional

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    23/65

    22

    PELAKSANAAN, PENATAUSAHAAN AKUNTANSI

    KEUANGAN DAERAH

    A. PELAKSANAAN KEUANGAN DAERAHSemua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam rangka

    pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dikelola dalam APBD. Pelaksanaan APBD

    meliputi pelaksanaan anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Penjelasan

    berikut ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan ini telah disusun pedoman pelaksanaannya

    yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah.

    Pengeluaran dapat dilakukan jika dalam keadaan darurat, yang selanjutnya

    diusulkan dalam rancangan perubahan APBD dan/atau disampaikan dalam laporan

    realisasi anggaran. Kriteria keadaan darurat ditetapkan sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan.

    Pelaksanaan Anggaran oleh Kepala SKPD dilaksanakan setelah Dokumen

    Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD) ditetapkan oleh PPKD dengan persetujuan

    Sekretaris Daerah. Proses penetapan DPA-SKPD adalah sebagai berikut :

    1. PPKD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah peraturan daerah tentang APBDditetapkan, memberitahukan kepada semua kepala SKPD agar menyusun

    rancangan DPA-SKPD.

    2. Rancangan DPA-SKPD merinci sasaran yang hendak dicapai, program, kegiatan,anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana

    penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan.

    3. Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD kepada PPKD paling lama 6(enam) hari kerja setelah pemberitahuan.

    4. TAPD melakukan verifikasi rancangan DPA-SKPD bersama-sama dengan kepalaSKPD paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak ditetapkannya peraturan kepala

    daerah tentang penjabaran APBD.

    5. Berdasarkan hasil verifikasi, PPKD mengesahkan rancangan DPASKPD denganpersetujuan sekretaris daerah.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    24/65

    23

    6. DPA-SKPD yang telah disahkan disampaikan kepada kepala SKPD, satuan kerjapengawasan daerah, dan Badan Pemeriksa Keuangan paling lama 7 (tujuh) hari

    kerja sejak tanggal disahkan. Setelah DPA-SKPD ditetapkan, Kepala SKPD

    melaksanakan kegiatankegiatan SKPD berdasarkan dokumen tersebut.

    1. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan DaerahSetiap SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau menerima pendapatan

    daerah wajib melaksanakan pemungutan dan/atau penerimaan berdasarkan

    ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Penerimaan SKPD

    dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain

    oleh peraturan perundang-undangan. Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus

    disetor ke rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja oleh Bendahara

    Penerimaan dengan didukung oleh bukti yang lengkap.

    Semua penerimaan daerah dilakukan melalui rekening kas umum daerah. SKPD

    dilarang melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan dalam peraturan daerah.

    SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau menerima dan/atau kegiatannya

    berdampak pada penerimaan daerah wajib mengintensifkan pemungutan dan

    penerimaan tersebut.

    Komisi, rabat, potongan atau penerimaan lain dengan nama dan dalam bentuk

    apa pun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat dari

    penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa

    termasuk penerimaan bunga, jasa giro atau penerimaan lain sebagai akibat

    penyimpanan dana anggaran pada bank serta penerimaan dari hasil pemanfaatan

    barang daerah atas kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah.

    Semua penerimaan daerah apabila berbentuk uang harus segera disetor ke kas

    umum daerah dan berbentuk barang menjadi milik/aset daerah yang dicatat sebagai

    inventaris daerah.

    Pengembalian atas kelebihan pajak, retribusi, pengembalian tuntutan ganti rugi

    dan sejenisnya dilakukan dengan membebankan pada rekening penerimaan yang

    bersangkutan untuk pengembalian penerimaan yang terjadi dalam tahun yang sama.

    Untuk pengembalian kelebihan penerimaan yang terjadi pada tahun-tahun

    sebelumnya dibebankan pada rekening belanja tidak terduga.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    25/65

    24

    2. Pelaksanaan Anggaran Belanja DaerahJumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi untuk

    setiap pengeluaran belanja. Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran

    belanja jika untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia

    dalam APBD. Setiap SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran

    daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBD. Pengeluaran

    belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak mewah, efektif, efisien dan sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai

    hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih. Pengeluaran kas yang mengakibatkan

    beban APBD tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan daerah tentang

    APBD ditetapkan dan ditempatkan dalam lembaran daerah. Pengeluaran kas tersebut

    tidak termasuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib.

    Pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan berdasarkan Surat Penyediaan

    Dana (SPD), atau Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD), atau

    dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD. Khusus untuk biaya pegawai diatur

    bahwa gaji pegawai negeri sipil daerah dibebankan dalam APBD. Pemerintah daerah

    dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai negeri sipil daerah

    berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan

    keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundangundangan. Dalam pelaksanaan pembayaran yang terhutang

    pajak, bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan (PPh) dan

    pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang

    dipungutnya ke rekening Kas Negara pada bank pemerintah atau bank lain yang

    ditetapkan Menteri Keuangan sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka

    waktu sesuai ketentuan perundang-undangan.

    Pelaksanaan pengeluaran atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPM yang

    diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran. Selanjutnya

    pembayaran dilakukan dengan penerbitan SP2D oleh kuasa BUD. Karena itu, kuasa

    BUD berkewajiban untuk:

    a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh penggunaanggaran;

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    26/65

    25

    b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBD yang tercantum dalamperintah pembayaran;

    c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;d. memerintahkan pencairan dana sebagai dasar pengeluaran daerah; dane. menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang diterbitkan oleh

    pengguna anggaran tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

    Perlu menjadi perhatian bahwa penerbitan SPM tidak boleh dilakukan sebelum

    barang dan/atau jasa diterima kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-

    undangan. Setelah tahun anggaran berakhir, kepala SKPD selaku pengguna

    anggaran dilarang menerbitkan SPM yang membebani tahun anggaran berkenaan.

    Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna anggaran/kuasa

    pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh bendahara

    pengeluaran. Bendahara pengeluaran melaksanakan pembayaran dari uang

    persediaan yang dikelolanya setelah:

    a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh penggunaanggaran/kuasa pengguna anggaran;

    b. menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintahpembayaran; dan

    c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.Bendahara pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari pengguna

    anggaran/kuasa pengguna anggaran apabila kelengkapan dokumen, kebenaran

    perhitungan dan ketersediaan dana tidak terpenuhi. Bendahara pengeluaran wajib

    melakukan hal tersebut karena dia bertanggung jawab secara pribadi atas

    pembayaran yang dilaksanakannya. Kepala daerah dapat memberikan izin

    pembukaan rekening untuk keperluan pelaksanaan pengeluaran di lingkungan SKPD.

    3. Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan DaerahPengelolaan anggaran pembiayaan daerah dilakukan oleh Pejabat Pengelola

    Keuangan Daerah (PPKD). Semua penerimaan dan pengeluaraan pembiayaan daerah

    dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah. Untuk pencairan dana cadangan,

    pemindahbukuan dari rekening dana cadangan ke Rekening Kas Umum Daerah

    dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan, setelah jumlah dana cadanganyang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang pembentukan dana

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    27/65

    26

    cadangan yang berkenaan mencukupi. Pemindahbukuan tersebut paling tinggi

    sejumlah pagu dana cadangan yang akan digunakan untuk mendanai pelaksanaan

    kegiatan dalam tahun anggaran berkenaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam

    peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan. Pemindahbukuan dari

    rekening dana cadangan ke rekening kas umum daerah tersebut dilakukan dengan

    surat perintah pemindahbukuan oleh kuasa BUD atas persetujuan PPKD. Penjualan

    kekayaan milik daerah yang dipisahkan dilakukan sesuai dengan ketentuan

    perundang-undangan. Pencatatan penerimaan atas penjualan kekayaan daerah

    didasarkan pada bukti penerimaan yang sah.

    Penerimaan pinjaman daerah didasarkan pada jumlah pinjaman yang akan

    diterima dalam tahun anggaran yang bersangkutan sesuai dengan yang ditetapkan

    dalam perjanjian pinjaman berkenaan. Penerimaan pinjaman dalam bentuk mata

    uang asing dibukukan dalam nilai rupiah. Penerimaan kembali pemberian pinjaman

    daerah didasarkan pada perjanjian pemberian pinjaman daerah sebelumnya, untuk

    kesesuaian pengembalian pokok pinjaman dan kewajiban lainnya yang menjadi

    tanggungan pihak peminjam. Pelaksanaan pengeluaran pembiayaan mencakup

    pelaksanaan pembentukan dana cadangan, penyertaan modal, pembayaran pokok

    utang, dan pemberian pinjaman daerah. Jumlah pendapatan daerah yang disisihkan

    untuk pembentukan dana cadangan dalam tahun anggaran bersangkutan sesuai

    dengan jumlah yang ditetapkan dalam peraturan daerah. Pemindahbukuan jumlah

    pendapatan daerah yang disisihkan yang ditransfer dari rekening kas umum daerah

    ke rekening dana cadangan dilakukan dengan surat perintah pemindahbukuan oleh

    kuasa BUD atas persetujuan PPKD.

    Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila jumlah yang

    akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan

    daerah tentang penyertaan modal daerah berkenaan. Pembayaran pokok utang

    didasarkan pada jumlah yang harus dibayarkan sesuai dengan perjanjian pinjaman

    dan pelaksanaannya merupakan prioritas utama dari seluruh kewajiban pemerintah

    daerah yang harus diselesaikan dalam tahun anggaran yang berkenaan. Pemberian

    pinjaman daerah kepada pihak lain berdasarkan keputusan kepala daerah atas

    persetujuan DPRD.

    Pelaksanaan pengeluaran pembiayaan penyertaan modal pemerintah daerah,pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah tersebut dilakukan

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    28/65

    27

    berdasarkan SPM yang diterbitkan oleh PPKD. Dalam rangka pelaksanaan

    pengeluaran pembiayaan, kuasa BUD berkewajiban untuk:

    a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran/pemindah bukuan yang diterbitkanoleh PPKD;

    b. menguji kebenaran perhitungan pengeluaran pembiayaan yang tercantum dalamperintah pembayaran;

    c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;d. menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran atas pengeluaran

    pembiayaan tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

    B. PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAHPengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara penerimaan,

    bendahara pengeluaran dan orang atau badan yang menerima atau menguasai

    uang/barang/kekayaan daerah wajib menyelenggarakan penatausahaan sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan. Pejabat yang menandatangani dan/atau

    mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar

    penerimaan dan/atau pengeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggung jawab

    terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti

    dimaksud.

    1. Penatausahaan PenerimaanPenerimaan daerah disetor ke rekening kas umum daerah pada bank pemerintah

    yang ditunjuk dan dianggap sah setelah kuasa BUD menerima nota kredit.

    Penerimaan daerah yang disetor tersebut dilakukan dengan cara:

    a. disetor langsung ke bank oleh pihak ketiga;b. disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos oleh

    pihak ketiga; dan disetor melalui bendahara penerimaan oleh pihak ketiga.

    Bendahara penerimaan wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap

    seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung

    jawabnya. Bendahara penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan

    secara administratif atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan

    menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada penggunaanggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    29/65

    28

    bulan berikutnya. Disamping pertanggungjawaban secara administratif, Bendahara

    penerimaan pada SKPD wajib mempertanggung jawabkan secara fungsional atas

    pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan

    pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10

    bulan berikutnya. Selanjutnya PPKD selaku BUD melakukan verifikasi, evaluasi dan

    analisis atas laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan pada SKPD.

    2. Penatausahaan PengeluaranKepala SKPD berdasarkan rancangan DPA-SKPD menyusun rancangan anggaran

    kas SKPD. Rancangan anggaran kas SKPD tersebut disampaikan kepada PPKD selaku

    BUD bersamaan dengan rancangan DPA-SKPD. Pembahasan rancangan anggaran

    kas SKPD dilaksanakan bersamaan dengan pembahasan DPA-SKPD.

    Setelah DPA-SKPD ditetapkan, PPKD selaku BUD menyusun anggaran kas

    pemerintah daerah guna mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai

    pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan rencana penarikan dana yang tercantum

    dalam DPA-SKPD yang telah disahkan. Anggaran kas tersebut memuat perkiraan

    arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang

    digunakan guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.

    a. Penyediaan DanaSetelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas

    menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD). SPD atau dokumen lain yang

    dipersamakan dengan SPD merupakan dasar pengeluaran kas atas beban APBD.

    Permintaan pembayaran hanya dapat dilaksanakan, jika SPD telah diterbitkan.

    b. Permintaan PembayaranBerdasarkan SPD, bendahara pengeluaran mengajukan Surat Permintaan

    Pembayaran (SPP) kepada pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran

    melalui Pejabat Pengelola Keuangan SKPD (PPK-SKPD). Ada 4 jenis SPP yaitu:

    1) Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP UP).2) Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan (SPPGU).3) Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan (SPP TU).4) Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS).Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP dilakukan oleh bendahara

    pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    30/65

    29

    pengguna anggaran melalui PPKSKPD dalam rangka pengisian uang persediaan.

    Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU dilakukan untuk memperoleh

    persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD

    dalam rangka mengganti uang persediaan. Sedangkan penerbitan dan pengajuan

    dokumen SPP-TU dilakukan oleh bendahara pengeluaran untuk memperoleh

    persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD

    dalam rangka tambahan uang persediaan. Pengajuan dokumen SPP-UP, SPP-GU dan

    SPP-TU tersebut digunakan dalam rangka pelaksanaan pengeluaran SKPD yang

    harus dipertanggungjawabkan. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-LS untuk

    pembayaran gaji dan tunjangan serta penghasilan lainnya sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan dilakukan oleh bendahara pengeluaran guna memperoleh

    persetujuan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD.

    Prosedur pengajuan dan penerbitan SPM-LS dimulai dengan penyiapan dokumen

    SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

    (PPTK) untuk disampaikan kepada bendahara pengeluaran dalam rangka pengajuan

    permintaan pembayaran. Selanjutnya, Bendahara pengeluaran mengajukan SPP-LS

    kepada pengguna anggaran setelah ditandatangani oleh PPTK guna memperoleh

    persetujuan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPKSKPD.

    Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran meneliti kelengkapan dokumen SPP-

    UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS yang diajukan oleh bendahara pengeluaran

    sebelum menerbitkan Surat Perintah Pembayaran (SPP).

    c. Perintah MembayarSetelah meneliti SPP, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran harus

    menyatakan apakan dokumen SPP telah lengkap dan sah. Dalam hal dokumen SPP

    dinyatakan lengkap dan sah, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran

    menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM). Penerbitan SPM paling lama 2 (dua)

    hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen SPP. Jika dokumen SPP dinyatakan

    tidak lengkap dan/atau tidak sah, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran

    menolak menerbitkan SPM. Penolakan penerbitan SPM paling lama 1 (satu) hari kerja

    terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP. SPM yang telah diterbitkan diajukan

    kepada kuasa BUD untuk penerbitan SP2D. Setelah tahun anggaran berakhir,

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    31/65

    30

    pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dilarang menerbitkan SPM yang

    membebani tahun anggaran berkenaan.

    d. Pencairan DanaKuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh pengguna

    anggaran/kuasa pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak

    melampaui pagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan

    perundangundangan. Jika dokumen SPM dinyatakan lengkap, kuasa BUD

    menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Penerbitan SP2D paling lama 2

    (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM. Jika dokumen SPM

    dinyatakan tidak lengkap, kuasa BUD menolak menerbitkan SP2D. Penolakan

    penerbitan SP2D paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya

    pengajuan SPM. Kuasa BUD menyerahkan SP2D yang diterbitkan untuk keperluan

    uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang persediaan kepada

    pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran. Sedangkan untuk pembayaran

    langsung, Kuasa BUD menyerahkan SP2D yang diterbitkan kepada pihak ketiga.

    e. Pertanggungjawaban Penggunaan DanaBendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggung

    jawabkan penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambah uang

    persediaan kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan

    berikutnya. Hal ini dilaksanakan dengan menutup Buku Kas Umum setiap bulan

    dengan sepengetahuan dan persetujuan pengguna anggaran/kuasa pengguna

    anggaran. Selanjutnya Bendahara Pengeluaran menyusun laporan

    pertanggungjawaban penggunaan uang persediaan. Dalam hal laporan

    pertanggungjawaban telah sesuai, pengguna anggaran menerbitkan surat

    pengesahan laporan pertanggungjawaban. Untuk tertib laporan pertanggungjawaban

    pada akhir tahun anggaran, pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember

    disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember. Disamping pertanggungjawaban

    secara administratif, Bendahara Pengeluaran pada SKPD juga wajib

    mempertanggungjawabkan secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi

    tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban

    pengeluaran kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.Penyampaian pertanggungjawaban tersebut dilaksanakan setelah diterbitkan surat

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    32/65

    31

    pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran oleh pengguna anggaran/kuasa

    pengguna anggaran.

    C.AKUNTANSI KEUANGAN DAERAHUntuk melakukan penyusunan laporan keuangan, Pemerintah daerah menyusun

    sistem akuntansi pemerintah daerah yang mengacu kepada standar akuntansi

    pemerintahan. Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh Satuan Kerja

    Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai entitas pelaporan dan Satuan Kerja

    Perangkat Daerah (SKPD) sebagai entitas akuntansi. Sistem akuntansi pemerintahan

    daerah meliputi serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data,

    pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau

    menggunakan aplikasi komputer. Proses tersebut didokumentasikan dalam bentuk

    buku jurnal dan buku besar, dan apabila diperlukan ditambah dengan buku besar

    pembantu. Sistem akuntansi pemerintahan daerah sekurang-kurangnya meliputi:

    1. Prosedur akuntansi penerimaan kas;2. Prosedur akuntansi pengeluaran kas;3. Prosedur akuntansi aset tetap/barang milik daerah; dan4. Prosedur akuntansi selain kas.

    Sistem akuntansi pemerintahan daerah disusun dengan berpedoman pada prinsip

    pengendalian intern sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang

    pengendalian internal dan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi

    pemerintahan. Sistem akuntansi pemerintahan daerah dilaksanakan oleh PPKD.

    Sistem akuntansi SKPD dilaksanakan oleh PPKSKPD. PPK-SKPD mengkoordinasikan

    pelaksanaan sistem dan prosedur penatausahaan bendahara penerimaan dan

    bendahara pengeluaran. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,

    entitas pelaporan menyusun laporan keuangan yang meliputi:1. Laporan realisasi anggaran;2. Neraca;3. Laporan arus kas; dan4. Catatan atas laporan keuangan.

    Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, entitas akuntansi

    menyusun laporan keuangan yang meliputi:

    1. laporan realisasi anggaran;2. neraca; dan3. catatan atas laporan keuangan.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    33/65

    32

    PEANGGARAN KEUANGAN DAERAH

    A. PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD1. Laporan Realisasi Semester Pertama Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran

    pendapatan dan belanja SKPD sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi

    tanggung jawabnya. Laporan tersebut disertai dengan prognosis untuk 6 (enam)

    bulan berikutnya. Laporan disiapkan oleh PPK-SKPD dan disampaikan kepada pejabat

    pengguna anggaran untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertama

    anggaran pendapatan dan belanja SKPD serta prognosis untuk 6 (enam) bulan

    berikutnya paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah semester pertama tahun

    anggaran berkenaan berakhir. Pejabat pengguna anggaran menyampaikan laporan

    tersebut kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan realisasi semester pertama

    APBD paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran

    berkenaan berakhir. Selanjutnya PPKD menyusun laporan realisasi semester pertama

    APBD dengan cara menggabungkan seluruh laporan realisasi semester pertama

    anggaran pendapatan dan belanja SKPD paling lambat minggu kedua bulan Juli dan

    disampaikan kepada sekretaris daerah. Laporan realisasi semester pertama APBD

    dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada kepala daerah

    paling lambat minggu ketiga bulan Juli tahun anggaran berkenaan untuk ditetapkan

    sebagai laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6 (enam)

    bulan berikutnya. Selanjutnya laporan realisasi semester pertama APBD dan

    prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya disampaikan kepada DPRD paling lambat

    akhir bulan.

    2. Laporan TahunanPPK-SKPD menyiapkan laporan keuangan SKPD tahun anggaran berkenaan dan

    disampaikan kepada kepala SKPD untuk ditetapkan sebagai laporan

    pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD. Laporan keuangan tersebut

    disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintahdaerah. Laporan keuangan SKPD disampaikan kepada kepala daerah melalui PPKD

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    34/65

    33

    paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan

    tersebut disusun oleh pejabat pengguna anggaran sebagai hasil pelaksanaan

    anggaran yang berada di SKPD yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan

    keuangan SKPD tersebut terdiri dari: laporan realisasi anggaran; neraca; dan catatan

    atas laporan keuangan. Laporan keuangan SKPD dilampiri dengan surat pernyataan

    kepala SKPD bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggung jawabnya telah

    diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan standar

    akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PPKD

    menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dengan cara menggabungkan

    laporan-laporan keuangan SKPD paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya

    tahun anggaran berkenaan. Laporan keuangan pemerintah daerah disampaikan

    kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah dalam rangka memenuhi

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Laporan keuangan tersebut terdiri dari:

    laporan realisasi anggaran; neraca; laporan arus kas; dan catatan atas laporan

    keuangan. Laporan keuangan pemerintah daerah dilampiri dengan surat pernyataan

    kepala daerah yang menyatakan pengelolaan APBD yang menjadi tanggung

    jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang

    memadai, sesuai dengan peraturan perundangundangan.

    Laporan keuangan disampaikan oleh kepala daerah kepada Badan Pemeriksa

    Keuangan (BPK) untuk dilakukan pemeriksaan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah

    tahun anggaran berakhir. Setelah disampaikan laporan hasil audit, Kepala daerah

    memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan

    pemerintah daerah berdasarkan hasil pemeriksaan BPK.

    3. Penetapan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDKepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD paling lambat 6 (enam) bulan

    setelah tahun anggaran berakhir. Rancangan peraturan daerah tentang

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBD memuat laporan keuangan yang meliputi

    laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan,

    serta dilampiri dengan laporan kinerja yang telah diperiksa BPK dan ikhtisar laporan

    keuangan badan usaha milik daerah/perusahaan daerah. Persetujuan bersamaterhadap rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    35/65

    34

    APBD oleh DPRD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak rancangan peraturan

    daerah diterima.

    4. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang PertanggungjawabanPelaksanaan APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran

    Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

    Rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan

    rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban

    pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota paling lama 3 (tiga) hari

    kerja disampaikan kepada gubernur untuk dievaluasi. Hasil evaluasi disampaikan oleh

    gubernur kepada bupati/walikota paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung

    sejak diterimanya rancangan peraturan daerah kabupaten/kota dan rancangan

    peraturan bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan

    APBD. Apabila gubernur menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah

    tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan

    bupati/walikota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah

    sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih

    tinggi, bupati/walikota menetapkan rancangan dimaksud menjadi peraturan daerah

    dan peraturan bupati/walikota.

    B. PENGANGGARAN KEUANGAN DAERAHOtonomi daerah merupakan proses awal terjadinya reformasi penganggaran

    keuangan daerah di Indonesia. Otonomi daerah, tentunya sangat berimplikasi pada

    perubahan dalam system pembuatan keputusan terkait dengan pengalokasian

    sumber daya dalam anggaran pemerintah daerah seperti APBD.

    1. Pengertian Keuangan DaerahDalam arti sempit, keuangan daerah yakni terbatas pada hal-hal yang berkaitan

    dengan APBD. Oleh sebab itu keuangan daerah identic dengan APBD. Berdasarkan

    PP No. 58 Tahun 2005, Keuangan Daerah adalah semuak hak dan kewajiban daerah

    dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang

    termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dankewajiban tersebut.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    36/65

    35

    Hak dan kewajiban daerah tersebut perlu dikelola dalam suatu system

    pengeleloaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem

    dari system pengelolaan keuangan Negara dan merupakan elemen pokok dalam

    penyelenggaraan pemerintah daerah.

    Menurut Mamesah dan Halim (2007:23) keuangan daerah adalah semua hak dan

    kewajiban yang dapat dinilai dnegan uang, demikian pula segala sesuatu baik

    berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang

    belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau daera yang lebih tinggi serta pihak lain

    sesuai ketentuan/peraturan perundang-undanganyang berlaku.

    Mardiasmo (2000:3), mengatakan bahwa dalam pemberdayaan pemerintah

    daerah ini, maka perspektif perubahan yang diinginkan dalam pengelolaan keuangan

    daerah dan anggaran daerah adalah :

    a) Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu pada kepentingan public(public oriented)

    b) Kejelasan tentang misi pengelolaan keuangan daerah pada umumnya dananggaran daerah pada khususnya.

    c) Desentralisasi pengelolaan keuangan dan kejelasan peran para partisipanyang terkait dalam pengelolaan anggaran, seperti DPRD, KDH, Sekda dan

    perangkat daerah lainnya.

    d) Kerangka umum dan administrasi atas pembiayaan, investasi dan penelolaankeuangan daerah berdasarkan kaidah mekanisme pasar, value for money,

    transparansi dan akuntabilitas.

    e) Kejelasan tentang kedudukan keuangan DPRD, KDH, dan PNS Daerah, baikratio maupun dasar pertimbangan.

    f) Ketentuan tentang bentuk dan struktur anggaran, anggaran kinerja dananggaran multitahunan

    g) Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang daerah yang lebih professionalh) Prinsip akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan, peran DPRD, peran

    akuntan public dalam pengawasan, pemberian opini dan rating kinerja

    anggaran dan tranparansi informasi anggaran kepada public

    i) Aspek pembinaan dan pengawasan yang meliputi batasan pembinaan, peranasosiasi, dan peran anggota masyarakat guna pengembangan profesionalismeaparat pemerintah daerah.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    37/65

    36

    j) Pengembangan system informasi keuangan daerah untuk menyediakaninformasi anggaran yang akurat dan pengembangan komitmen pemerintah

    daerah terhadap penyebarluasan informasi.

    2. Pengertian, Unsur dan Arti Penting APBDAPBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas

    dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD. Kemudian ditetapkand

    engan peraturan daerah. APBD oleh pemerintah daerah digunakan sebagai dasar

    untuk melakukan aktivitas pengeluaran dana masyarakat dalam melakukan

    pemberian pelayanan kepada masyarakat.

    Menurut pasal 64 ayat 2 UU NO. 5 Tahun `974 tentang pokok-pokok

    pemerintahan di daerah, APBD merupakan rencana operasional keuangan

    pemerintah daerah, yaitu di satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran

    dalam satu tahun anggaran tertentu, dan dipihak lain menggambarkan perkiraan

    penerimaan dan sumber-sumber penerimaaan daerah guna menutupi pengeluaran-

    pengeluaran yang dimaksud.

    Sedangkan menurut J. Wajong (1962)/Orde Lama, APBD merupakan rencana

    pekerjaan keuangan (financial workplan) yang dibuat untuk suatu jangka waktu

    tertentu pada waktu badan legislative memberikan kredit kepada badan eksekutif

    untuk melakukan pembiayaan guna memenuhi kebutuhan rumah tangga daerah

    sesuai dengan rancangan yang menjadi dasar (groundslag) penetapan anggaran,

    dan yang menunjukkan semua penghasilan untuk menutup pengeluaran tadi.

    Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam anggaran daerah, yaitu :

    a) Rencana kegiatan suatu daerah dan uraian yang rincib)Ada sumber penerimaan (target minimal) dan biaya (batas maksimal)c) Jenis kegiatan yang dituangkan dalam angkad) Periode anggaranSelain itu terdapat arti penting Anggaran Daerah, yang diuraikan sebagai berikut :

    a)Alat bagi Pemda untuk mengarahkan dan menjamin kesinambunganpembangunan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

    b)Adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terusberkembang sedangkan kebutuhan dan keinginan sumber daya terbatas.

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    38/65

    37

    3. Fungsi APBDAnggaran pendapatan dan Belanja daerah (APBD) memiliki beberapa fungsi yaitu

    sebagai berikut :

    1. Fungsi OtorisasiFungsi otorisasi merupakan dasar dalam melaksanakan pendaptan dan

    belanja untuk tahun yang bersangkutan

    2. Fungsi perencanaanFungsi perencanaan merupakan pedoman manajemen dalam merencanakan

    kegiatan

    3. Fungsi pengawasanFungsi pengawasan merupakan pedoman untuk menilai apakah kegiatan

    penyelenggaraan pemerintahan daerah sudah sesuai dengan ketentuan yang

    telah ditetapkan dalam hal ini Perundang-undangan.

    4. Fungsi AlokasiFungsi alokasi berfungsi dalam mengarahkan untuk menciptakan lapangan

    kerja atau mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya seta

    meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

    5. Fungsi distribusiFungsi distribusi merupakan kebijakan anggaran daerah yang harus

    memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan

    6. Fungsi stabilisasiFungsi stabilisasi merupakan alat untuk memelihara dan mengupayakan

    keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

    4. PERKEMBANGAN DAN CIRI PENGANGGARAN KEUANGAN DAERAHBerikut ini adalah masa perkembangan penganggaran keuangan daerah :

    1. Masa orde baru (sampai dengan 2001)Ciri penganggaran keuangan daerahnya adalah sebagai berikut :

    a) Pembahasan APBD bermula dari proses RAPBD dan dibahas bersamaantara DPRD dengan kepala daerah

    b)Unsur yang terlibat dalam APBD, kepala daerah dan DPRD, tidakmelibatkan masyarakat

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    39/65

    38

    c) Berpegang pada kebijaksanaan yang dinamisd) Indicator kinerja pemerintah daerah :

    - Perbandingan anggaran dan realisai- Perbandingan antara standar biaya dengan realisasinya- Target dan presetase fisik proyek

    e) Perhitungan APBD berdiri sendiri dan terpisah dari pertanggungjawabankepala daerah.

    f) Bentuk laporan perhitungan APBD :- Perhitungan APBD- Nota Perhitungan APBD- Perhitungan kas dna pencocokan antara sis akas dan sisa perhitungan

    Struktur APBD-nya adalah sebagai berikut :

    a. Pendapatan- Sisa lebih perhitungan tahun lalu- Pendapatan asli daerah- Dana perimbangan- Pinjaman daerah

    b. Belanja- Belanja rutin : 10 bagian- Belanja pembangunan : 21 sektor

    2. Masa reformasi tahap 1 (2002-2006)Kepmendagri No. 29 tahun 2002 tentang pedoman pengurusan

    pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah, serta tata cara penyusunan

    anggaran pendapatan dan belanja daerah, pelaksanaan tata usaha keuangan daerah

    serta penyusunan perhitungan APBD.

    Dasar hukum penyusunan KUA :

    1. UU No. 17 tahun 2003, tentang Keuangan Negara2. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah3. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

    Daerah.

    Substansi dan ruang lingkup KUA1. Pendahuluan

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    40/65

    39

    - Kondisi yang telah dicapai tahun sebelumnya- Identifikasi permasalahan dan tantangan

    2. Gambaran Umum RKPD3. Kerangka Ekonomi Makro dan Implikasinya terhadap Sumber Pendanaan

    - Kerangka ekonomi Makro- Asumsi dasar dalam penyusunan RAPBD- Kebijakan pendapatan- Kebijakan belanja- Kebijakan pembiayaan

    4. PenutupCiri-ciri penganggaran keuangan daerah masa reformasi tahap I :

    1.APBD disusun dengan pendekatan kinerja dan berorientasi padakepentingan public.

    2. Pihak yang terlibat : Pemerintah Daerah (eksekutif), DPRD (legislative) danmasyarakat

    3. Laporan pertanggungjawaban keuangan daerah :- Laporan perhitungan APBD- Nota perhitungan APBD- Laproan arus kas- Neraca pemerintah daerah

    4. Dalam perencanaan anggaran dikenalkan format arah kebijakan umumAPBD (AKU) yang dibahas diantara Pemda dan DPRD. Pemda

    menerjemahkan strategi dan prioritas APBD.

    5. Proses penyusunan menggunakan format rencana anggaran satuan kerja(RASK).

    6. Indicator kinerja dimulai dari Input output/keluaran outcome manfaat dampak.

    7. Laporan pertanggungjawaban kepala daerah : laporan perhitungan APBD.Struktur APBD-nya adalah :

    a. Pendapatan- PAD-

    Dana Perimbangan- Pendapatan lain-lain

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    41/65

    40

    b. Belanja- Aparatur Negara- Pelayanan Publik

    c. Pembiayaan- Penerimaan Daerah- Pengeluaran Daerah

    3. Penganggaran Masa Reformasi Tahap II (mulai tahun 2006)Beberapa perubahan dari Permendagri No. 13 tahun 2006, yaitu :

    1. Dikenalkannya kembali bendahara pengeluaran dan penerimaan2. Belanja aparatur dan belanja public dihilangkan.

    Penyusunan indicator kinerja mulai dari input output/keluaran

    outcome/hasil.

    Struktur APBD-Nya adalah :

    1. Pendapatana. PADb. Dana Perimbanganc. Pendapatan Lain-Lain

    2. Belanjaa. Belanja Tidak Langsungb. Belanja Langsung

    3. Pembiayaana. Penerimaan Pembiayaanb. Pengeluaran Pembiayaan

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    42/65

    41

    SISTEM AKUNTANSI DAN

    LAPORAN KEUANGAN SKPD

    Catatan ini mengulas tentang pemahaman dan teknis akuntansi dan

    penyusunan laporan keuangan SKPD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan

    daerah. Adanya peralihan sistem akuntansi dari sistem akuntansi pembukuan tunggal

    dan berbasis kas dan terpusat ke sistem akuntansi berpasangan berbasis modifikasi

    kas ke akrual dan desentralisasi pelaksanaannya, manual ini memberikan suatu

    panduan praktis bagi pemerintah daerah dalam akuntabilitas keuangan daerah.

    Secara umum proses akuntansi SKPD ini terbagi dalam 3 tahapan utama, yaitu

    pemahaman dasar akuntansi, konsep penjurnalan dan posting ke buku besar, serta

    proses penyusunan laporan keuangan SKPD. Manual ini diharapkan akan membantu

    mempercepat proses peralihan sistem akuntansi keuangan daerah guna menciptakan

    akuntabilitas keuangan daerah yang lebih baik dan mandiri.

    Secara sistematik, penyajian materi ditampilkan dalam urutan sebagai berikut:

    1) Prinsip dasar akuntansi dan kaitannya dengan Standar AkuntansiPemerintahan

    2) Prosedur Akuntansi SKPD dan Penjurnalan3) Pemahaman dan penyusunan Buku Besar4) Posting Buku Besar dan penyusunan Neraca Saldo5) Jurnal Penyesuaian6) Penyusunan Neraca Lajur7) Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran8) Jurnal Penutup9) Neraca SKPD

    Akuntansi bagi SKPD adalah amanat dari PP nomor 24 tahun 2005 mengenai

    Standar Akuntansi Pemerintahan dimana pelaksanaan dan penyusunan laporan

    keuangan berada pada tingkat SKPD. Pemahaman prinsip dasar dan proses

    akuntansi pelaporan adalah hal yang mutlak harus dipahami dan dilaksanakan oleh

    staf dan pimpinan SKPD sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan pelaksanaan

    anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara umum ada 3 konsep utama

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    43/65

    42

    yang disajikan agar peserta dapat memahami akuntansi bagi SKPD ini dengan baik.

    Pertama adalah pemahaman akuntansi secara umum dan standar akuntansi yang

    ditetapkan bagi sektor pemerintahan. Ini sebagai pemahaman dasar yang

    membedakan konsep akuntansi yang digunakan sebelumnya dengan konsep

    akuntansi yang baru.

    Kedua adalah pemahaman konsep penjurnalan dan posting ke buku besar. Di

    sini termasuk juga jurnal penyesuaian dan jurnal penutup. Penjurnalan sebagai inti

    dari akuntansi pembukuan berpasangan yang mengacu pada aturan dasar akuntansi

    pembukuan berpasangan.

    Ketiga adalah penyusunan laporan keuangan, baik berupa penyusunan neraca

    lajur atau neraca percobaan, laporan realisasi anggaran, sampai dengan penyusunan

    neraca SKPD. Laporan keuangan SKPD inilah yang merupakan akuntabilitas

    pelaksanaan realisasi anggaran yang diamanatkan.

    Tujuan kegiatan lokakarya ini adalah menjadikan pimpinan dan staf SKPD mandiri

    dalam melaksanakan proses akuntansi dan keuangannya sehingga mereka dapat

    menyampaikan laporan keuangan SKPD baik dalam bentuk Laporan Realisasi

    Anggaran, Neraca SKPD, dan mampu menyusun Catatan Atas Laporan Keuangan

    dengan baik dan benar.

    A. SISTEM AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN SKPDSebagaimana yang kita ketahui bahwa reformasi akuntansi di pemerintahan

    daerah dimulai dengan terbitnya Kepmendagri 29 Tahun 2002 tentang Pedoman

    Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah. Sejak

    munculnya Kepmendagri 29 Tahun 2002 tersebut, pemerintah daerah mulai

    disibukkan dengan upaya untuk menerapkan akuntansi sebagaimana yang diarahkan

    dalam Kepmendagri tersebut. Pada waktu itu, di Indonesia belum memiliki standar

    akuntansi pemerintahan yang bisa digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan

    sistem akuntansi. Sehingga pemerintah daerah mengalami stagnasi dalam

    mengimplementasikan sistem akuntansi keuangan daerah. Kondisi ini dipersulit

    dengan lemahnya sumberdaya manusia yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

    Sangat sedikit sekali pemerintah daerah yang memiliki tenaga dengan latar belakang

    pendidikan akuntansi. Kedua hal tersebut menyebabkan proses pelaksanaanakuntansi dan penyusunan laporan keuangan menjadi terhambat. Perubahan mulai

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    44/65

    43

    terjadi lagi sejak diterbitkannya PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah dan PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta

    Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

    Sampai saat ini kita masih mengacu pada peraturan-peraturan tersebut dalam

    mengimplementasikan sistem akuntansi di pemerintahan daerah.

    Pelaksanaan akuntansi di pemerintah daerah tidak terlepas dari aturan legal yang

    mewajibkannya. Terdapat beberapa peraturan yang mengatur tentang sistem

    akuntansi di pemerintah daerah, mulai dari UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara sampai dengan Permendagri 13 Tahun 2006 yang dijadikan pedoman bagi

    pemerintah daerah dalam menjalankan manajemen keuangan daerah. Kesemua

    dasar hukum tersebut menyebutkan bahwa pemerintah daerah diwajibkan untuk

    menyusun laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

    neraca, Laporan Arus Kas (LAK) serta Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

    Implikasi dari kewajiban untuk menyusun laporan keuangan tersebut adalah

    penyelenggaraan sistem akuntansi di lingkup pemerintah daerah. Terlepas dari

    kewajiban yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan, pada dasarnya

    setiap entitas memiliki kewajiban untuk membuat laporan keuangan. Terlebih lagi

    organisasi publik yang memperoleh sumber dana dari masyarakat/publik. Mengingat

    aktivitas yang dilakukan menggunakan dana publik, maka pertanggungjawaban atas

    pengelolaan dana tersebut menjadi tuntutan publik.

    Rata-rata pemerintah daerah menganggap bahwa akuntansi merupakan suatu

    proses yang sulit dipahami sehingga sulit untuk dilaksanakan. Hal ini tidak terlepas

    dari kapasitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang tidak

    memiliki background pendidikan akuntansi. Namun perlu kami tegaskan

    dalam workshop ini bahwa aparat pemerintah daerahpun bisa mempelajari dan

    memahami akuntansi tanpa harus kuliah dulu di S1 akuntansi. Kita akan melakukan

    latihan dan mempelajari akuntansi dengan bahasa yang sederhana sehingga bisa

    diikuti oleh semua peserta dengan berbagai latar belakang pendidikan.

    Akuntansi pada dasarnya tidak hanya merupakan proses pencatatan semata,

    namun ruang lingkup akuntansi meliputi baik pencatatan, pengukuran,

    pengklasifikasian pengikhtisaran transaksi serta menginterpretasikan hasilnya dan

    menyajikannya dalam bentuk laporan keuangan. Jika dicermati dari definisi akuntansitersebut, sebenarnya SKPD selama ini juga telah menjalankan akuntansi. SKPD telah

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    45/65

    44

    melakukan proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian dan pengikhtisaran

    transaksi. SKPD telah melakukan proses pencatatan di Buku Kas Umum (BKU), telah

    melakukan proses pengukuran dengan memberikan nilai di setiap transaksi keuangan

    yang dilakukannya, telah melakukan proses pengklasifikasin dengan membuat buku

    sendiri-sendiri atas mata anggaran yang ada dalam BKU serta telah melakukan

    pengikhtisaran/perangkuman/rekapitulasi dalam bentuk laporan

    pertanggungjawaban (SPJ). Hanya saja, proses akuntansi yang dilakukan berbeda

    dengan konsep akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu, pada pertemuan kali

    ini kita akan mencoba untuk mempelajari akuntansi sebagaimana yang diamanatkan

    oleh PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan PP 24 Tahun

    2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

    Selama ini, pemerintah daerah kurang memperhatikan posisi keuangan yang

    dimilikinya. Hal ini disebabkan oleh karena pemerintah daerah belum menjalankan

    akuntansi secara penuh. Akuntansi yang dijalankan oleh pemerintah daerah masih

    terbatas pada unsur pendapatan dan belanja. Sementara itu, posisi aset dan

    kewajiban belum mendapat perhatian yang memadai. Dengan menggunakan

    akuntansi, maka posisi kekayaan pemerintah daerah yang diwakili dengan jumlah

    aset serta jumlah kewajiban yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah dapat

    diketahui. Kondisi keuangan pemerintah daerah bisa diketahui dan bisa

    diperbandingkan antar pemerintah daerah ataupun antar SKPD. Jika dulu pemerintah

    daerah berupaya untuk menutupi informasi keuangan pemerintah daerah, dengan

    adanya reformasi di bidang pengelolaan keuangan yang mengarahkan untuk

    mengimplementasikan good governance maka pemerintah daerah tidak dapat lagi

    menutup-nutupi kondisi keuangannya dari publik. Jangankan kepada publik, kepada

    SKPD di lingkungan pemerintah daerah itu sendiripun seringkali tidak transparan.

    Sebagai contoh, jika salah satu SKPD ingin mengetahui posisi kas pemerintah

    daerah, maka yang muncul adalah kecurigaan dan tidak dipublikasikan dengan

    alasan bahwa informasi tersebut rahasia sifatnya (hanya pimpinan yang boleh

    mengetahuinya). Konsep good governancemenuntut adanya transparansi yang

    dilakukan oleh pemerintah daerah. Upaya transparansi ini bisa dilakukan melalui

    pelaksanaan akuntansi dan pembuatan laporan keuangan. Dengan diterbitkannya UU

    No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik, maka informasi laporankeuangan juga harus dipublikasikan agar masyarakat selaku stakeholdersmengetahui

  • 7/28/2019 penganggaran-sektor-publik (1)

    46/65

    45

    dan bias melakukan analisa yang diperlukan dalam rangka mengevaluasi kinerja

    penyelenggaraan pemerintah daerah.

    Pengertian sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling

    berhubungan erat satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan secara bersama-

    sama. Artinya bahwa sebuah sistem itu berjalan bersama-sama, berurutan untuk

    mencapai sebuah tujuan yang sama sehingga dihasilkan informasi yang berkualitas.

    Sistem akuntansi merupakan serangkaian metode dan prosedur untuk mencatat dan

    melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi suatu organisasi. Bahasa lebih

    teknisnya, sistem akuntansi ini merupakan aktivitas mengorganisir formulir, catatan

    dan laporan sedemikian rupa untuk menghasilkan informasi keuangan yang

    dibutuhkan manajemen dalam pengambilan keputusan. Jadi, sistem akuntansi

    merupakan proses yang berkelanjutan dan berulang dalam upaya menghasilkan

    laporan keuangan.

    Ada beberapa