pengadilan tinggi medan - pt-medan.go.id filemenimbang, bahwa penggugat melalui surat gugatannya...
TRANSCRIPT
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 1 dari 29 halaman Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
P U T U S A N
Nomor 222/PDT/2017/ PTMDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara perkara
perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara antara :
SURANTA SEMBIRING dan EFFENDY CHANDRA, selaku Sekretaris dan
Bendahara KOMUNITAS PELAKU PARIWISATA
INDONESIA selanjutnya disingkat KPPI dalam
kedudukannya sebagai Pengurus KPPI berdomisili di
Jl.Gelas No. 47 Medan , dalam hal ini diwakili oleh Kuasa
hukumnya : MUSA H PANGGABEAN, SH – FRIEDDY
SIRINGORINGO, SH. Masing-masing Advokat-
Pengacara & Konsultan Hukum pada law office “Musa
Knaapen & Partners” beralamat di Jalan Gelas No. 47
Kec. Medan Petisah Kota Medan, dalam hal ini bertindak
berdasarkan kekuatan surat kuasa khusus tertanggal 03
Nopember 2015, disebut Pembanding semula
Penggugat;
M E L A W A N 1. Gubernur Sumatera Utara, beralamat di Jalan Diponegoro No. 30 Medan,
disebut Terbanding I, semula Tergugat I;
2. Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumatera Utara, Jl. Ahmad Yani
No.107 Medan (Kompleks Kantor Dinas Pariwisata
Sumatera Utara), disebut Terbanding II, semula Tergugat II;
Pengadilan Tinggi tersebut; Setelah membaca :
1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor 222/PDT/2017/PT
MDN tanggal 8 Agustus 2017, tentang penunjukan Majelis Hakim
untuk memeriksa dan mengadili perkara ini ditingkat banding;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 2 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
2. Surat Penunjukan Panitera Pengganti oleh Panitera Pengadilan Tinggi
Medan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN tanggal 9 Agustus 2017 tentang
penunjukan Panitera Pengganti dalam perkara ini ;
3. Membaca berkas perkara dan turunan resmi perkara Perdata Nomor
607/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 6 April 2016 yang dimohonkan
banding ;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA :
Menimbang, bahwa Penggugat melalui surat gugatannya tertanggal 05
Nopember 2015 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada
tanggal 05 Nopember 2015 terdaftar dengan register perkara Nomor : 607
/Pdt.G/2015/ PN Mdn, telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat adalah Pengurus Komunitas Pelaku Pariwisata Indonesia
selanjutnya disingkat KPPI sesuai dengan Akta Pendirian No. 08 tahun 2015
oleh Notaris Adi Pinem, SH di Medan dan sesuai dengan SK MENKUMHAM
RI.AHU.0001791.AH.01.07.2015 sehingga dengan demikian Penggugat
telah memiliki legalitas yang sah menurut hukum.
2. Bahwa KPPI yang merupakan organisasi terbuka dan independent yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 merupakan tempat berkumpulnya
komunitas pelaku pariwisata Indonesia yang berprofesi sebagai
Pramuwisata ( guide ) di Sumatera Utara.
3. Bahwa Penggugat menyambut positip dengan terbitnya PERGUB No. 21
Tahun 2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pramuwisata di Propinsi
Sumatera Utara yang dikeluarkan oleh Tergugat I, yang terdiri dari 15 Pasal.
4. Bahwa akan tetapi ada 5 (lima) pasal dari PERGUB No. 21 Tahun 2015
yang dikeluarkan oleh Tergugat I mengandung cacat hukum dimana Pergub
No. 21 tahun 2015 mengarahkan bahwa setiap Pramuwisata harus
terhimpun pada Tergugat II.
5. Bahwa adapun Pasal yang cacat hukum menurut Penggugat adalah :
a. Pasal 1 no. 13 berbunyi ”Himpunan Pramuwisata Indonesia yang
disingkat HPI adalah organisasi profesi non politik dan mandiri yang
merupakan wadah tunggal pribadi-pribadi yang memiliki profesi sebagai
pramuwisata”.
b. Pasal 6 berbunyi “Pramuwisata yang telah memiliki sertifikat
Pramuwisata dan KTPP harus terhimpun dalam HPI”.
c. Pasal 8 no. 4 huruf (d) berbunyi “Apabila KTPP hilang/rusak/musnah,
maka Pramuwisata dapat mengajukan permohonan kepada Gubernur
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 3 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan melampirkan : huruf
(d) Surat Keterangan dari HPI.
d. Pasal 11 no. 5 berbunyi “Pramuwisata yang KTTPnya telah dicabut,
dapat mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas untuk
mendapatkan KTTPnya kembali setelah mendapat rekomendasi dari HPI
dan melampirkan surat pernyataan Pramuwisata yang bersangkutan”.
e. Pasal 12 yang berbunyi “Setiap orang /badan yang melakukan
kegiatan/fungsi sebagai pramuwisata tanpa memiliki KTPP dan kartu
pengenal dari HPI dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
6. Bahwa tindakan Tergugat I jelas bersifat diskriminatif dan tanpa dasar
hukum yang jelas yang mengarahkan profesi Pramuwisata harus terhimpun
pada Tergugat II, sehingga karena tanpa dasar hukum yang jelas maka
pasal 1 no. 13, pasal 6, pasal 8 no. 4 huruf (d), pasal 11 no. 5 dan pasal 12
PERGUB. No. 21 Tahun 2015 adalah cacat hukum.
7. Bahwa tidak ada satupun konsideran pembentukan PERGUB No. 21 Tahun
2015 aquo yang menyatakan bahwa profesi Pramuwisata harus terhimpun
pada Tergugat II yang mana Badan Hukum dan domisili Tergugat II juga
tidak jelas.
8. Bahwa dasar Penggugat menyatakan pasal-pasal yang cacat hukum dalam
PERGUB 21 Tahun 2015 karena berlawanan dengan Pasal 28 UUD 1945
yang menjamin kemerdekaan berserikat dan berkumpul, juga bertentangan
dengan Pasal 28D UUD 1945 yang menjamin kesetaraan dan keadilan
dalam hukum dan bekerja, dan Pasal 16 UU No. 39 Tahun 1999 tentang
HAM yang menyatakan” setiap orang berhak untuk mendirikan organisasi
untuk pekerjaan sosialnya”, serta UU RI no. 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan tidak ada mengatur atau setidaknya mengarahkan agar
organisasi profesi pariwisata berada dalam satu wadah.
9. Bahwa sebagai perbandingan bahwa setiap profesi bebas memilih
organisasi mana yang dipilih, Penggugat mengambil contoh pada profesi
wartawan yang dapat memilih PWI atau AJI, profesi kontraktor dapat memilih
di GAPENSI, ASPEKINDO, GAPEKSINDO, DLL, begitu juga para advokat
dapat memilih PERADI, KAI, atau PERADIN, DLL, serta masih banyak lagi
profesi-profesi lainnya yang mempunyai lebih dari satu organisasi.
10. Bahwa Perbuatan Tergugat I yang telah menerbitkan PERGUB No. 21
Tahun 2015 dengan pasal-pasal yang cacat hukum seperti telah dijelaskan
diatas telah menimbulkan kerugian bagi Penggugat dan Penggugat sudah
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 4 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
memberikan somasi I dan somasi II kepada Tergugat I tetapi Tergugat I
tetap membiarkannya maka perbuatan Tergugat I dapat dikwalifikasikan
sebagai perbuatan melawan hukum (onrechmatige daad).
11. Bahwa oleh karena Tergugat II adalah pihak yang dikaitkan dalam PERGUB
No. 21 Tahun 2015 sebagai wadah tunggal Himpunan Pramuwisata
indonesia, maka beralasan hukum untuk menghukum Tergugat II tunduk dan
patut terhadap Putusan ini .
12. Bahwa dengan demikian telah terang dan nyata perbuatan Tergugat I yang
mengarahkan profesi Pramuwisata pada Tergugat II tidak tunduk pada
mekanisme sesuai dengan ketentuan perundangundangan serta peraturan
lainnya dimana setiap peraturan tidak boleh bertentangan dengan peraturan
diatasnya maka perbuatan Tergugat I adalah merupakan Perbuatan
melawan hukum (onrechmatige daad) yang menimbulkan kerugian bagi
Penggugat baik secara materi maupun immateril.
13. Bahwa kerugian yang dialami Penggugat secara nyata adalah Penggugat
sudah mengeluarkan biaya untuk pembentukan organisasi sebesar Rp.
3.000.000,- ( tiga juta rupiah) dan disamping itu Penggugat juga mengalami
kerugian immateril yaitu berupa hilangnya wibawa dan martabat serta
hilangnya kepercayaan publik maupun relasi Penggugat yang tidak bisa
diukur dengan uang, namun untuk memudahkn gugatan ini Penggugat
tetapkan sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Maka oleh
karena itu kerugian yang dialami Penggugat baik secara materil dan
immateril sebesar Rp. 1.003.000.000,- ( Satu milyar tiga juta rupiah).
14. Bahwa agar kerugian Penggugat tidak menjadi lebih parah lagi maka patut
dan wajar kiranya apabila dalam perkara ini ditetapkan putusan provisional yaitu “ menunda berlakunya PERGUB No. 21 Tahun 2015 tertanggal 11 Mei
2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pramuwisata di Propinsi
Sumatera Utara beserta lampirannya dengan segala akibat hukumnya
sampai ada putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde).
15. Bahwa gugatan ini didukung dengan bukti-bukti surat yan sempurna menurut
hukum (akta otentik) vide pasal 180 ayat (1) HIR jo. Pasal 191 ayat (1) RBg
jo. Pasal 54 jo. Pasal 55 RV, maka putusan ini dapat dijalankan terlebih
dahulu dengan serta merta meskipun mendapat perlawanan, banding,
maupun kasasi (uit voerbaar bij voorraad).
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 5 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dengan ini
dimohonkan kiranya Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan berkenan
memanggil para pihak untuk hadir dipersidangan pada hari dan tempat yang
telah ditentukan untuk itu, dan berkenan pula memberikan putusan dalam
perkara aquo dengan amar sebagai berikut :
DALAM PROVISIONAL :
- Menerima dan mengabulkan tuntutan Provisional dalam perkara ini.
- Memerintahkan agar menangguhkan setiap pelaksanaan PERGUB No. 21
Tahun 2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pramuwisata di Propinsi
Sumatera Utara serta segala akibat hukumnya sampai ada putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde).
PRIMAIR :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum PERGUB No. 21 Tahun 2015.
3. Menyatakan bahwa Pasal 1 no. 13, Pasal 6, Pasal 8 no.4 huruf (d), pasal 11
no.5 dan pasal 12 dari PERGUB No. 21 tahun 2015 adalah tidak sah dan
tidak berkekuatan hukum.
4. Menyatakan segala keputusan-keputusan hukum dan surat-surat yang
dikeluarkan Tergugat I dan Tergugat II berkenaan dengan perkara aquo
tidak sah dan tidak berkekuatan hukum.
5. Memerintahkan Tergugat I untuk mencabut ketentuan pasal 1 no. 13, Pasal
6, Pasal 8 no. 4 huruf (d), pasal 11 no. 5 dan pasal 12 dari PERGUB No. 21
tahun 2015 .
6. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan
hukum.
7. Menghukum Tergugat II untuk tunduk dan patuh pada putusan ini .
8. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar ganti rugi materil dan
immateril bagi Penggugat sebesar 1.003.000.000,-. ( Satu milyar tiga juta
rupiah).
9. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu dengan serta merta
meskipun ada perlawanan , banding maupun kasasi ( uit voerbar bij
voorraad).
10. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk
membayar ongkos-ongkos yang timbul dalam perkara ini.
SUBSIDAIR :
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 6 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Jika Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo
et bono).
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, untuk :
1. Penggugat datang menghadap kuasanya : Musa H.Panggabean,SH dan Freddy
Siringoringo,SH, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 03 Nopember 2015 ;
2. Tergugat-I, datang menghadap : Tahi Tulus Naibaho,SH, dan Fredy, SH.M.Hum,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 8 Desember 2015 dan Surat
Perintah Tugas No.3630/XII/HUK/2014, tertanggal 15 Desember 2015 ;
3. Tergugat-II datang menghadap : Kus Endro, selaku Ketua DPD Himpunan
Pramuwisata Indonesia Tk.I Propinsi Sumatera Utara ;
Menimbang bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, para tergugat telah
mengajukan eksepsi masing-masing sebagai berikut :
EKSEPSI TERGUGAT-I : A.TENTANG EKSEPSI
1. Tentang Pengadilan Negeri Medan Tidak Berwenang Mengadili Perkara Ini (Eksepsi Absolut)
Bahwa mencermati keseluruhan uraian gugatan dapat diketahui dengan
jelas bahwasanya hal pokok yang menjadi dasar dan alasan penggugat
mengajukan gugatan adalah perihal keberatan Penggugat atas tindakan
Tergugat I menerbitkan Norma hokum yang diatur dalam pasal 1 angka
13, pasal 6, pasal 8 ayat (4) huruf d, pasal 11 ayat (5) dan pasal 12
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 21 Tahun 2015 tanggal 11
Mei 2015 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Pramuwisata di Provinsi
Sumatera Utara (walaupun penulisan dan penyebutannya tidak sesuai
dengan kaidah hokum yang berlaku) yang menurut Penggugat cacat
hokum karena berlawanan dengan pasal 28 UUD 1945 dan pasal 28 D
UUD 1945 serta pasal 16 Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia ;
Bahwa kemudian terhadap tindakan dan perbuatan Tergugat I tersebut,
Penggugat menyebutkan telah memberikan somasi I dan Somasi II
namun kenyataannya Tergugat I menurut Penggugat membiarkannya
sehingga perbuatan Tergugat I tersebut berdasarkan pemahaman
Penggugat dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan melawan hokum ;
Bahwa yang anehnya dalam posita gugatan angka 3 Penggugat dengan
tegas dan jelas menyebutkan menyambut positif atas terbitnya pergub
Nomor 21 Tahun 2015 tersebut dan selanjutnya dalam petitum gugatan
angka 2 Penggugat menurut agar Pengadilan menyatakan sah dan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 7 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
berkekuatan hokum pergub Nomor 21 Tahun 2015, walaupun disisi lain
dalam posita gugatan angka 4 yang dipertegas kembali dalam petitum
gugatan angka 3 menuntut agar pasal 1 no.13, pasal 6, pasal 8 no.4
huruf (d), pasal 11 no.5 dan pasal 12 dari pergub No.21 tahun 2015
adalah tidak sah dan tidak berkekuatan hokum serta dalam petitum
gugatan 4 menyatakan segala keputusan keputusan hokum dan surat
surat yang dikeluarkan Tergugat I dan Tergugat II berkenan dengan
perkara aquo tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hokum ;
Bahwa terlepas dari adanya kekeliruan Penggugat dalam penulisan dan
atau penyebutan pasal pasal yang menurut penggugat cacat hokum
karena penulisan dan atau penyebutannya tidak sesuai dengan kaidah
hokum yang berlaku serta adanya posita dan petitum gugatan yang
saling kontradiktif tersebut, maka hal terpenting yang perlu disampaikan
Tergugat I adalah bahwasanya tindakan Tergugat I menerbitkan
Keputusan Tata Usaha Negara berupa pergub Nomor 21 Tahun 2015
tersebut adalah dalam kedudukan atau jabatan Tergugat I selaku Badan
atau pejabat Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam pasal 1
angka 3 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana dirubah
dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan perubahan kedua
sebagaimana Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara (Selanjutnya disebut “Undang Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara”) dengan segala akibat hukumnya ;
Bahwa agar penggugat menjadi maklum dan mampu memahami kaidah
hokum acara perdata tentang kewenangan absolute mengadili perkara
secara baik dan benar, maka dapatlah disampaikan bahwasanya jika
Penggugat memandang dan memahami norma hokum yang terkandung
dalam pasal pasal Pergub Nomor 21 Tahun 2015 sebagaimana diuraikan
dalam dalil gugatan tersebut dianggap cacat hokum dan melanggar hak
Konstitusional Penggugat serta bertentangan dengan peraturan
perundang undangan yang lebih tinggi, maka berdasarkan ketentuan
hokum yang berlaku hak menguji kebenaran materil dari norma hokum
dibawah undang undang tersebut berdasarkan ketentuan pasal 31A
Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana diubah dengan
Undang Undang Nomor 4 Tahun 2004 dan Perubahan Kedua
Sebagaimana Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Mahkamah
Agung (selanjutnya disebut “Undang Undang Tengtang Mahkamag Agung”) adalah kewenangan mutlak dari Mahkamah Agung
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 8 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
(bandingkan dengan ketentuan pasal 51 ayat (1) Undang Undang Nomor
24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi ;
Bahwa sedangkan jika keberatan Penggugat adalah berkaitan dengan
tidak ditanggapinya somasi I dan somasi II yang ditujukan kepada
Tergugat I sampai dengan tenggang waktu yang patut menurut Undang
Undang dan atau keberatan penggugat berkaitan dengan tindakan
Tergugat I selaku Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara menerbitkan
peraturan Gubernur Sumtera Utara Nomor 21 Tahun 2015 Tentang
Pembinaan dan Pengawasan Pramuwisata di Provinsi Sumatera Utara
yang merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat konkrit,
individual dan final, maka berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat (1,2 dan 3)
serta pasal 53 ayat (1 dan 2) Undang Undang Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, maka kewenangan mengadilinya adalah merupakan
kewenangan pengadilan Tata Usaha Negara bukan kewenangan
Pengadilan Negeri (peradilan Umum) ;
Bahwa oleh karena dasar pokok mengajukan gugatan nyata nyata adalah
tentang keberatan Penggugat atas norma hokum yang diatur dalam
peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2015 atau setidak tidaknya
berkaitan dengan keberatan Penggugat atas somasi I dan somasi II yang
tidak ditanggapi Tergugat I dan atau keberatan Penggugat atas tindakan
Tergugat I menerbitkan Peraturan Gubernur tersebut diatas yang
menurut Penggugat bertentangan dengan Undang Undang dan peraturan
yang lebih tinggi yang kewenangan mengadilinya mutlak merupakan
kewenangan Mahkamah Agung dan atau kewenangan Pengadilan Tata
Usaha Negara, maka dengan demikian Pengadilan Negeri Medan
berdasarkan kewenangan mutlak mengadili perkara haruslah
menyatakan tidak berwenang mengadili perkara aquo ;
Bahwa berdasarkan fakta, bukti dan argumentasi hokum diatas, maka
sebelum Majelis Hakim Yang Mulia memeriksa pokok perkara aquo
haruslah terlebih dahulu memperbuat putusan Pendahuluan (Sela) yang
amarnya berbunyi : “Menyatakan Pengadilan Negeri Medan berdasarkan kewenangan mutlak mengadili tidak berwenang mengadili perkara ini” ;
2. Tentang Penggugat Tidak Memiliki Kedudukan Hukum (Legal Standing) Mengajukan Gugatan.
Bahwa jika dicermati dengan seksama identitas pihak Penggugat dalam
gugatan dapat diketahui dengan jelas dan tegas tentang pihak yang
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 9 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
mengajukan gugatan dalam perkara ini adalah pribadi Suranta Sembiring dan Efendi Chandra yang secara kebetulan menjabat
sebagai Sekretaris dan Bendehara organisasi atau lembaga yang diberi
nama KPPI, namun apabila ditelaah lebih lanjut dalil posita dan petitum
gugatan seolah olah yang mengajukan gugatan adalah organisasi atau
lembaga yang diberi nama KPPI tersebut yang “seolah olah” diwakili
Sekretaris dan Bendehara ;
Bahwa ketidakjelasan subjek yang mengajukan gugatan dalam perkara
aquo sesungguhnya telah memberikan gambaran yang cukup dan
sempurna tentang subjek gugatan dalam perkara aquo samar samar dan
membuktikan gugatan aquo asal asalan dan terkesan hanya asal jadi
saja ;
Bahwa jika dipahami yang menjadi subjek hokum yang mengajukan
gugatan adalah organisasi atau lembaga yang diberi nama KPPI,
memunculkan pernyataan kenapa Ketua lembaga atau organisasi tidak
turut sebagai pihak Penggugat dan apakah dalam AD dan ART lembaga
atau organisasi tersebut tidak memiliki ketua dan hanya ada struktur
organisasi berupa Sekretaris dan Bendahara semata, dan jika subjek
hokum mengajukan gugatan adalah pribadi Suranta Sembiring dan
Efendi Chandra memunculkan pertanyaan lanjutan apakah pribadi pribadi
tersebut adalah pribadi pribadi yang memiliki profesi sebagai
pramuwisata sehingga merasa keberatan atas diterbitkannya norma
hokum yang diatur dalam pasal pasal Peraturan Gubernur Sumatera
Utara Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Pembinaan dan pengawasan
Pramuwisata di Provinsi Sumatera Utara yang disebutkan cacat hokum
tersebut ;
Bahwa terlepas dari tidak jelasnya subjek hokum yang mengajukan
gugatan dalam perkara aquo, maka jika dipahami dalil posita gugatan
angka 1 dan 2 seolah olah yang mengajukan gugatan adalah pengurus
KPPI yang disebutkan merupakan organisasi terbuka dan independent
yang merupakan tempat berkumpulnya komunitas pelaku pariwisata yang
berprofesi sebagai pramuwisata, maka berdasarkan tertib hokum acara
yang berkaitan dengan hak gugat organisasi sebagaimana ditentukan
dalam Peraturan Mahkamah Agung R.I Nomor : 1 Tahun 2002 Tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok, maka Penggugat jelas
tidak memiliki legalitas (legal standing) mengajukan gugatan ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 10 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Bahwa untuk dipahami dan menjadi maklum, bahwasanya berdasarkan
Peraturan Mahkamah Agung R.I Nomor : 1 Tahun 2002 Tentang Acara
Gugatan Perwakilan Kelompok, sama sekali tidak mengenal hak gugat organisasi, dan bilapun Penggugat memahami organisasi yang
didirikannya tersebut adalah untuk mewakili Pramuwisata, maka
berdasarkan kaidah hokum yang terurai dalam Peraturan Mahkamah
Agung diatas hak gugatan kelompok yang sedemikian itu tidaklah dapat
dibenarkan sebab hak gugat organisasi tersebut hanyalah dibenarkan
terhadap pelanggaran hokum yang berkaitan dengan Undang Undang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang Undang Tentang Perlindungan
Konsumen dan Undang Undang Tentang Kehutanan dan dengan segala
persyaratan yang ditentukan untuk itu terutama berbentuk badan hokum atau yayasan dan dalam anggaran dasar organisasi disebutkan secara tegas dan jelas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan pelestarian lingkungan hidup, perlindungan konsumen dan atau perlindungan hutan ;
Bahwa dalam perkara aquo ternyata Penggugat bukanlah merupakan
organisasi yang berbadan hokum sesuai dengan bentuk badan hokum
yang diuraikan diatas dan berdasarkan uraian gugatan angka 2 jelas dan
tegas disebutkan tujuan dibentuknya organisasi bukan berkaitan dengan
kepentingan pelestarian lingkungan hidup, perlindungan konsumen dan
atau perlindungan hutan ;
Bahwa oleh karena Penggugat bukanlah organisasi yang memiliki hak
gugat konvensional dalam mengajukan Gugatan sebagaimana
ditentukandalam Perma Nomor 1 Tahun 2002, maka dapat pulalah
dipastikan tentang tidak adanya kepentingan Penggugat yang dirugikan
sebagaimana syarat mutlak mengajukan Gugatan, sehingga dengan
demikian Penggugat baik secara pribadi maupun organisasi atau
lembaga yang diberi nama KPPI haruslah dinyatakan tidak memiliki
legalitas bertindak didepan hokum dan oleh karenanya Penggugat dalam
perkara aquo haruslah dinyatakan tidak memiliki kedudukan hokum untuk
mengajukan hak gugatan organisasi (legal standing) dan oleh karenanya
pula syarat formil gugatan dalam perkara ini haruslah dinyatakan tidak
terpenuhi, sehingga konsekuensi juridisnya permohonan aquo haruslah
dinyatakan tidak dapat diterima dengan segala akibat hukumnya ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 11 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Bahwa berhubungan Penggugat tidak memenuhi kedudukan hokum
(legal standing) untuk mengajukan Gugatan perwakilan kelompok dan
atau hak gugat organisasi aquo, maka demi hokum Penggugat haruslah
dinyatakan tidak berwenang mengajukan Gugatan dalam perkara ini
dengan segala akibat hukumnya ; 3. Tentang Gugatan Penggugat Kabur dan Tidak Jelas (Obscuur
Libelli)
Bahwa berdasarkan uraian posita gugatan angka 3 Penggugat telah
menyatakan dengan tegas menyambut posita dengan terbinya Pergub
Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pramiwisata di Provinsi Sumatera Utara dan bahkan dalam petitum
gugatan angka 2 menuntut agar menyatakan sah dan berkekuatan
hokum Pergub Nomor 21 Tahun 2015 tersebut ;
Bahwa akan tetapi disisi lain dalam uraian posita gugatan angka 4
Penggugat mendalilkan ada 5 (lima) pasal dari pergub Nomor 21 Tahun
2015 yang dikeluarkan oleh Tergugat I mengandung cacat hokum,
dimana menurut Penggugat bahwasanya Tergugat I mengarahkan setiap
Pramuwisata harus terhimpun pada Tergugat II dan kemudian dalam
petitum gugatan angka 3,4,5 dan 6 pada intinya menuntut agar ketentuan
pasal 1 no.13, pasal 6, pasal 8 no.4 huruf d, pasal 11 no.5 dan pasal 12
dari Pergub tersebut tidak sah dan tidak berkekuatan hokum agar
memerintahkan Tergugat I untuk mencabut pasal pasal tersebut dari
Pergub Nomor 21 Tahun 2015 serta menyatakan perbuatan Tergugat I
dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hokum ;
Bahwa yang lebih ironis dan menunjukkan gugatan aquo kabur dan tidak
jelas adalah tentang subjek hokum yang mengajukan gugatan dalam
perkara ini, dimana dalam identitas gugatan dapat dimaknai yang
mengajukan gugatan adalah pribadi dari Suranta Ginting dan Effendy
Chandra, akan tetapi dalam posita dan petitum gugatan seolah olah yang
mengajukan gugatan adalah organisasi atau lembaga yang diberi nama
KPPI yang dalam struktur kepengurusannya disebutkan Suranta Ginting
sebagai Sekretaris dan Effendi Chandra sebagai Bendahara tanpa ada
Ketua ;
Bahwa berdasarkan fakta identitas pihak Penggugat serta uraian posita
dan petiitum gugatan diatas antara satu dengan lainnya saling
bertentangan (kontradiktif) sebab disitu sisi Penggugat dengan tegas
menuntut agar Pergub Nomor 21 Tahun 2015 dinyatakan sah dan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 12 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
berkekuatan hokum, akan tetapi disisi lain Penggugat menyatakan pasal
pasal dari Pergub dimaksud cacar hokum dan menuntut agar dinyatakan
tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hokum, padahal pasal pasal
yang diuraikan posita dan petitum gugatan tersebut adalah merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisah dari Pergub Nomor 21 Tahun 2015
yang dimohonkan agar dinyatakan sah dan berkekuatan huku tersebut,
telah memberikan bukti yang cukup dan sempurna tentang gugatan aquo
sangat kabur dan tidak jelas dengan segala akibat hukumnya ;
Bahwa oleh karena dalil Eksepsi Tergugat I diatas telah didasarkan
kepada fakta, bukti dan argumentasi hokum yang kuat dan dapat
dipertanggung jawabkan, maka tepat dan cukup alasan untuk
mengabulkan eksepsi Tergugat II tersebut untuk seluruhnya.
EKSEPSI TERGUGAT II :
A.Tentang Eksepsi 1. Tentang Pengadilan Negeri Medan Tidak Berwenang Mengadili
Perkara Ini (Eksepsi Absolut)
Bahwa berdasarkan uraian gugatan dapat diketahui hal pokok yang
menjadi dasar dan alasan penggugat mengajukan gugatan adalah perihal
keberatan penggugat yang mengaku sebagai Sekretarisdan Bendehara
Komunitas Pelaku Pariwisata Indonesia (Selanjutnya disebut “KPPI”)
terhadap norma hokum yang diatur dalam pasal 1 angka 13, pasal 6,
pasal 8 ayat (4) huruf d, pasal 11 ayat (5) dan pasal 12 peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 21 Tahun 2015 tanggal 11 Mei 2015
yang menurut Penggugat cacat Hukum karena berlawanan dengan pasal
28 UUD 1945 dan pasal 28 D UUD 1945 serta pasal 16 Undang Undang
Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia yang intinya menurut
Penggugat melanggar hak konstitusionalnya sebagai warga Negara serta
menimbulkan kerugian bagi penggugat ;
Bahwa kemudian menurut Penggugat terhadap penerbitan peratutan
Gubernur Nomor 21 Tahun 2015 dengan pasal pasal yang cacat hokum
tersebut, penggugat telah memberikan somasi I dan somasi II kepada
Tergugat I tetapi kemudian menurut Penggugat Tergugat I
memberikannya sehingga perbuatan Tergugat I tersebut berdasarkan
pemahaman Penggugat dapat dikualifikasikan sebagai Perbuatan
melawan hokum ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 13 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Bahwa selanjutnya dalam petatitum gugatan angka 2 Penggugat
menuntut agar Pengadilan menyatakan sah dan berkekuatan hokum pergub Nomor 21 Tahun 2015, akan tetapi yang anehnya kemudian
dalam petatum gugatan angka 3 Penggugat menuntut agar pasal 1
no.13, pasal 6, pasal 8 no.4 huruf (d), pasal 11 no.5 dan pasal 12 dari
Pergub No.21 tahun 2015 adalah tidak sah dan tidak berkekuatan hokum
serta dalam petitum gugatan angka 4 menyatakan segala keputusan
keputusan hokum dan surat surat yang dikeluarkan Tergugat I dan
Tergugat II berkenan dengan perkara aquo tidak sah dan tidak
mempunyai kekuatan hokum ;
Bahwa terlepas dari adanya kekeliruan Penggugat dalam penulisan dan
atau penyebutan pasal pasal yang menurut Penggugat cacat hokum
karena penulisan dan atau penyebutannya tidak sesuai dengan kaidah
hokum yang berlaku, hal terpenting yang perlu ditanggapi Tergugat II
dalam dalil eksepsi ini adalah bahwasannya sarana hokum pengujian
tentang kebenaran materi yang terkandung dalam norma hokum diatas
bukanlah kewenangan mengadili badan peradilan umum ;
Bahwa agar Penggugat menjadi maklum dan mampu memahami kaidah
hokum secara baik dan benar, maka dapatlah disampaikan bahwasanya
manakala Penggugat berpendapat tentang norma hokum yang berlaku
diatas dianggap melanggar hak konstitusional penggugat dan
bertentangan dengan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi
sebagaimana dikemukakan dalam dalil gugatan, maka hak menguji
kebenaran materil dari norma hokum di bawah Undang Undang tersebut
berdasarkan ketentuan pasal 31A Undang Undang Nomor 14 Tahun
1985 sebagaimana diubah dengan Undang Undang Nomor 4 Tahun
2004 dan Perubahan kedua sebagaimana Undang Undang Nomor 3
Tahun 2009 Tentang Mahkamah Agung (selanjutnya disebut “Undang Undang Tentang Mahkamah Agung”) adalah kewenangan mutlak
dari Mahkamah Agung (bandingkan dengan ketentuan pasal 51 ayat (1)
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi ;
Bahwa sedangkan jika keberatan Penggugat adalah berkaitan dengan
tidak ditanggapinya somasi I dan somasi II yang ditunjuk kepada
Tergugat I sampai dengan tenggang waktu yang patut menurut Undang
Undang dan atau keberatan Penggugat berkaitan dengan tindakan
Tergugat I selaku Badan atau pejabat Tata Usaha Negara menerbitkan
peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 21 Tahun 2015 Tentang
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 14 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Pembinaan Dan Pengawasan Pramuwisata di Provinsi Sumatera Utara
yang merupakan Keputusan Tatat Usaha Negara yang bersifat Konkrit,
individual dan final, maka berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat (1,2 dan 3)
serta pasal 53 ayat (1 dan 2) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1986
sebagaimana diubah dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan
Perubahan Kedua sebagaimana Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut “Undang Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara”), maka kewenangan
mengadilinya adalah mutlak merupakan kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara bukan kewenangan Pengadilan Negeri (Peradilan Umum)
;
Bahwa oleh karena dasar pokok mengajukan gugatan nyata nyata adalah
tentang keberatan Penggugat atas norma hokum yang diatur dalam
peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2015 atau setidak tidaknya
berkaitan dengan keberatan Penggugat atas somasi I dan somasi II
yang tidak ditanggapi Tergugat I dan atau keberatan Penggugat atas
tindakan Tergugat I menerbitkan peraturan Gubernur tersebut diatas
yang menurut Penggugat bertentangan dengan Undang Undang dan
peraturan yang lebih tinggi yang kewenangan mengadilinya mutlak
merupakan kewenangan Mahkamah Agung dan atau kewenangan
Pengadilan Tata Usaha Negara, maka dengan demikian Pengadilan
Negeri Medan berdasarkan kewenangan mutlak mengadili perkara
haruslah menyatakan tidak berwenang mengadili perkara aquo ;
Bahwa berdasarkan fakta, bukti dan argumentasi hokum diatas, maka
sebelum Majelis Hakim Yang Mulia memeriksa pokok perkara aquo
haruslah terlebih dahulu memperkuat putusan pendahuluan (Sela) yang
amarnya berbunyi : “Menyatakan Pengadilan Negeri Medan berdasarkan kewenangan mutlak mengadili perkara tidak berwenang mengadili perkara ini” ;
2. Tentang Gugatan Penggugat Saling Kontradiktif
Bahwa berdasarkan uraian posita gugatan angka 3 Penggugat telah
menyatakan dengan tegas menyambut positif dengan tertibnya Pergub
Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan
pramiwisata di Provinsi Sumatera Utara dan bahkan dalam petitum
Gugatan angka 2 menuntut agar menyatakan sah dan berkekuatan
hokum Pergub Nomor 21 Tahun 2015 tersebut ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 15 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Bahwa akan tetapi disisi lain dalam uraian posita gugatan angka 4
Penggugat mendalilkan ada 5 (lima) pasal dari Pergub Nomor 21 Tahun
2015 yang dikeluarkan oleh Tergugat I mengandung cacat Hukum,
dimana menurut Penggugat bahwasanya Tergugat I mengarahkan
setiap Pramuwisata harus terhimpun pada Tergugat II dan kemudain
dalam petitum gugatan angka 3,4,5 dan 6 pada intinya menuntut agar
ketentuan pasal 1 no.13, pasal 6, pasal 8 no.4 huruf d, pasal 11 no.5 dan
pasal 12 dari Pergub tersebut tidak sah dan tidak berkekuatan hokum
dan agar memerintahkan Tergugat I untuk mencabut pasal pasal
tersebut dari Pergub Nomor 21 Tahun 2015 serta menyatakan perbuatan
Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hokum ;
Bahwa berdasarkan fakta posita dan petitum gugatan diatas antara satu
dengan lainnya saling bertentangan (kontradiktif) sebab disatu sisi
Penggugat dengan tegas menuntut agar Pergub Nomor 21 Tahun 2015
dinyatakan sah dan berkekuatan hokum, akan tetapi disisi lain
penggugat menyatkan pasal pasal dari Pergub dimaksud cacat hokum
dan menuntut agar dinyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan
hokum, padahal pasal pasal yang diuraikan dalam posita dan petitum
gugatan tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah
dari Pergub Nomor 21 Tahun yang dimohonkan agar dinyatakan sah dan
berkekuatan hokum tersebut ;
Bahwa berdasarkan fakta hokum diatas jalaslah dalil posita dan petitum
gugatan aquo saling kontradiktif dengan segala akibat hukumnya ; 3. Tentang Penggugat Tidak Memiliki Kedudukan Hukum (Legal
Standing) Mengajukan Gugatan
Bahwa berdasarkan identitas pihak Penggugat dalam gugatan dapat
diketahui dengan jelas tentang pihak yang mengajukan gugatan adalah
pribadi Suranta Sembiring dan Efendi Chandra yang secara kebetulan
menjabat sebagai Sekretaris dan Bendehara organisasi atau lembaga
yang diberi nama KPPI ;
Bahwa dari uraian identitas Penggugat tersebut jelaslah bahwasanya
pihak yang mengajukan gugatan dalam perkara aquo adalah pribadi
bukan organisasi atau lembaga tempat berkumpulnya komunitas pelaku
pariwisata Indonesia yang berprofesi sebagai pramuwisata ;
Bahwa lagi pula berdasarkan peraturan Mahkamah Agung R.I Nomor : 1
Tahun 2002 Tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok sama sekali
tidak mengenal hak gugat Organisasi, dan bilapun Penggugat memahami
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 16 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
organisasi yang didirikannya tersebut adalah untuk mewakili
Pramuwisata, maka berdasarkan kaidah hokum yang terurai dalam
Peraturan Mahkamah Agung diatas hak gugatan kelompok tersebut
hanyalah dibenarkan terhadap pelanggaran hokum yang berkaitan
dengan Undang Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang
Undang Tentang Perlindungan Konsumen dan Undang Undang Tentang
Kehutanan dan dengan segala persyaratan yang ditentukan untuk itu
terutama berbentuk badan hokum atau yayasan dan dalam anggaran dasar organisasi disebutkan secara tegas dan jelas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan pelestarian lingkungan hidup, perlindungan konsumen dan atau perlindungan hutan ;
Bahwa dalam perkara aquo ternyata Penggugat bukanlah merupakan
organisasi yang berbadan hukum sesuai bentuk badan yang diuraikan
diatas dan berdasarkan uraian gugatan angka 2 jelas dan tegas
disebutkan tujuan dibentuknya organisasi bukan berkaitan dengan
kepentingan pelestarian lingkungan hidup, perlindungan konsumen dan
atau perlindungan hutan ;
Bahwa oleh karena Penggugat bukanlah Organisasi yang memiliki hak
gugat konvensional dalam mengajukan permohonan aquo berdasarkan
kaidah yang ditentukan dalam Perma Nomor 1 Tahun 2002 maka dapat
pulalah dipastikan tentang tidak adanya kepentingan Penggugat yang
dirugikan sebagaimana syarat mutlak mengajukan Gugatan, sehingga
dengan demikian Penggugat baik secara pribadi maupun organisasi atau
lembaga yang diberi nama KPPI haruslah dinyatakan tidak memiliki
legalitas bertindak didepan hokum dan oleh karenanya atas gugatan
yang diajukan Penggugat dalam perkara aquo haruslah dinyatakan tidak
memiliki kedudukan hukum mengajukan hak gugatan organisasi (legal
standing) dan oleh karenanya syarat formil gugatan dalam perkara ini
haruslah dinyatakan tidak terpenuhi, sehingga konsekwensi juridisnya
permohonan aquo haruslah dinyatakan tidak dapat diterima dengan
segala akibat hukumnya ;
Bahwa berhubungan Penggugat tidak memenuhi kedudukan hokum
(legal standing) untuk mengajukan Gugatan perwakilan kelompok dan
atau hak gugat organisasi aquo, maka demi hokum Penggugat haruslah
dinyatakan tidak berwenang mengajukan Gugatan dalam perkara ini
dengan segala akibat hukumnya ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 17 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Bahwa oleh karena dalil Eksepsi Tergugat II diatas telah didasarkan
kepada fakta, bukti dan argumentasi hukum yang kuat dan dapat
dipertanggung jawabkan, maka tepat dan cukup alasan untuk
mengabulkan eksepsi Tergugat II tersebut untuk seluruhnya.
Menimbang bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Pengadilan
Negeri Medan Nomor 607/PDT.G/2015/PN Mdn pada tanggal 06 April 2016
telah menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut : M E N G A D I L I :
1. Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang memeriksa dan
Mengadili perkara aquo;
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar ongkos perkara sampai saat ini
ditaksir sebesar Rp. 1.019.000,- (satu juta sebilan belas ribu rupiah) ;
Menimbang bahwa setelah membaca Akta Banding Nomor : 59/2016 yang
dibuat dan ditanda tangani oleh SUGENG WAHYUDI SH.MM, Panitera pada
Pengadilan Negeri Medan bahwa pada hari Selasa tanggal 12 April 2016, telah
menerima permohonan banding dari Kuasa Pembanding semula Penggugat
terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 607/Pdt.G/2015/PN.Mdn
tanggal 6 April 2016 ;
Menimbang bahwa setelah membaca Relas Pemberitahuan banding
Nomor 59/Bdg/2016/PN.Mdn Jo. Nomor : 607/PDT.G/2015/PN.Mdn yang dibuat
dan ditanda tangani oleh SRI ULINA GINTING, SH, Jurusita Pengganti pada
Pengadilan Negeri Medan, bahwa pada hari Kamis tanggal 16 Juni 2016 telah
memberitahukan permohonan banding tersebut kepada Kuasa Terbanding I
semula Tergugat I;
Menimbang bahwa setelah membaca Relas Pemberitahuan Pernyataan
Banding Nomor 59/Bdg/2016/PN.Mdn Jo. Nomor : 607/PDT.G/2015/PN.Mdn
yang dibuat dan ditanda tangani oleh SRI ULINA GINTING, SH, Jurusita
Pengganti pada Pengadilan Negeri Medan bahwa pada hari Jumat tanggal 17
Juni 2016 telah memberitahukan permohonan banding tersebut kepada Kuasa
Terbanding II semula Tergugat II;
Menimbang bahwa setelah membaca akta tanda terima memori banding
yang dibuat dan ditanda tangani oleh EDI SANGAPTA SINUHAJI .SH Wakil
Panitera pada Pengadilan Negeri Medan bahwa pada hari Jumat tanggal 3 Juni
2016 telah menerima Memori Banding dari Kuasa Pembanding semula
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 18 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Penggugat terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
607/PDT.G/2015/PN Mdn pada tanggal 06 April 2016;
Menimbang bahwa setelah membaca Relaas Penyerahan Memori Banding
Nomor 59/Bdg/2016/PN.Mdn Jo. Nomor : 607/PDT.G/2015/PN.Mdn yang dibuat
dan ditanda tangani oleh SRI ULINA GINTING, SH, Jurusita Pengganti pada
Pengadilan Negeri Medan bahwa pada hari Kamis tanggal 16 Juni 2016 telah
memberitahukan/menyerahkan Memori Banding tersebut kepada Kuasa
Terbanding I semula Tergugat I;
Menimbang bahwa setelah membaca Relaas Penyerahan Memori
Banding Nomor 59/Pdt.G/2016/PN.Mdn Jo. Nomor : 607/PDT.G/2015/PN.Mdn
yang dibuat dan ditanda tangani oleh SRI ULINA GINTING, SH, Jurusita
Pengganti pada Pengadilan Negeri Medan bahwa pada hari Jumat tanggal 17
Juni 2016 telah memberitahukan/menyerahkan Memori Banding tersebut
kepada Kuasa Terbanding II semula Tergugat II;
Menimbang bahwa setelah membaca akta tanda terima Kontra Memori
Banding yang dibuat dan ditanda tangani oleh TAVIP DWIYATMIKO, SH.MH,
Panitera Pengadilan Negeri Medan bahwa pada hari Jumat tanggal 12 Agustus
2016 telah menerima Kontra Memori Banding dari Kuasa Terbanding I semula
Tergugat I terhadap Memori Banding yang diajukan Kuasa Pembanding semula
Penggugat terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
607/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 6 April 2016 dan Kontra Memori Banding
tersebut telah diserahkan kepada Kuasa Pembanding semula Penggugat oleh
SRI ULINA GINTING, SH, Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Medan
bahwa pada hari Rabu tanggal 24 Agustus 2016 dan kepada Kuasa Terbanding
II semula Tergugat II pada tanggal 29 Agustus 2016;
Menimbang bahwa setelah membaca akta tanda terima Kontra Memori
Banding yang dibuat dan ditanda tangani oleh TAVIP DWIYATMIKO SH.,MH
Panitera Pengadilan Negeri Medan bahwa pada hari Jumat tanggal 12 Agustus
2016 telah menerima Kontra Memori Banding dari Kuasa Terbanding II semula
Tergugat II terhadap memori banding yang diajukan Kuasa Pembanding semula
Penggugat terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
607/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 6 April 2016 dan Kontra Memori Banding
tersebut telah diserahkan kepada Kuasa Pembanding semula Penggugat oleh
SRI ULINA GINTING.SH Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Medan
bahwa pada hari Kamis tanggal 24 Agustus 2016 ;
Menimbang bahwa setelah membaca Relas Pemberitahuan membaca
/mempelajari berkas perkara banding Nomor 607/Pdt.G/2015/PN.Mdn tanggal 6
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 19 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
April 2016 yang dibuat dan ditanda tangani oleh SRI ULINA GINTING.SH
Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Medan bahwa pada hari Kamis
tanggal 23 Juni 2016 telah memberitahukan kepada Kuasa Pembanding
semula Penggugat dan Kepada Terbanding I semula Tergugat I pada hari
Kamis tanggal 16 Juni 2016 dan kepada Terbanding II semula Tergugat II pada
Jumat tanggal 17 Juni 2016 untuk mempelajari berkas perkara banding
dikepaniteraan Pengadilan Negeri Medan selama 14 (empat belas hari ) sejak
diberitahukan ,sebelum berkanas perkara banding dikirim ke Pengadilan Tinggi
Medan ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula
Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata-cara serta
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, oleh karena itu
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang bahwa Pembanding semula Penggugat mengajukan Memori
Banding yang pada pokoknya sebagai berikut :
JUDEX PACTIE MENYIMPULKAN SECARA SUBJEKTIF DAN TIDAK
BERLAKU ADIL DALAM MEMERIKSA, MENGADILI DAN MEMUTUS
PERKARA AQUO.
Bahwa Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara aquo, terkesan
memihak kepada Tergugat I dan II/Terbanding I dan II, sehingga dalil-dalil
hukum yang diajukan oleh Tergugat I dan II/Terbanding I dan II yang tidak
didukung dengan bukti-bukti yang faktual ;
Bahwa keberatan pemohon Banding terhadap Pertimbangan Hukum Judex
Pactie adalah meliputi seluruh Pertimbangan Hukum yang menjadi dasar
Putusan di dalam perkara aquo, dan tidak ada satu pertimbangan hukumpun
dari Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara aquo yang
benar-benar didasarkan atas kebenaran faktual, kebenaran Yuridis, dan
kebenaran keadilan ;
Bahwa Penggugat/Pembanding mendalilkan dalam gugatannya adalah gugatan
perbuatan melawan hukum (PMH), dan dapat dilihat dari judul gugatan
Penggugat/Pembanding, serta Penggugat/Pembanding mengajukan
gugatannya ke Pengadilan Negeri Medan melalui mekanisme perdata biasa
yaitu gugatan perbuatan melawan hukum sebagai mana diatur dalam pasal
1365 kitab undang-undang hukum perdata (KUHPerdata) ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 20 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Bahwa Penggugat/Pembanding mengajukan gugatannya ditujukan kepada
Pengadilan Negeri dalam wilayah hukum tempat Tergugat/Terbanding yaitu
berada di kota jadi Pengadilan Negeri Medan berwenang menangani perkara
perdata aquo.
Bahwa Penggugat/Pembanding mendalilkan gugatannya adalah gugatan
perbuatan melawan hukum (PMH) sesuai dengan kitab undang-undang hukum
perdata dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Suatu perbuatan (aktif) atau tidak berbuat (pasif) yang atau melanggar
hak subyektif orang lain atau bertentangan dengan kewajiban hukum
yang berlaku. Jadi yang dilanggar adalah kaidah tertulis ; atau
- Suatu perbuatan yang bertentangan dengan kaidah kesusilaan dan
kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian, yang seharusnya diperhatikan
dalam pergaulan masyarakat terhadap sesama warga masyarakat
terhadap sesama warga masyarakat ataupun terhadap barang milik
sesama masyarakat (yang dilanggar adalah kaidah tidak tertulis).
Bahwa perkembangan PMH sejak tahun 1830 s/d 1983 menunjukkan bahwa
menurut pendapat atau pandangan yang sempit yang disebut dengan
pandangan legalistis, onrechmatig adalah melanggar undang-undang.
Sementara pandangan lebih luas dapat dilihat dalam kasus Lindenbaum Cohen
pada tanggal 31 januari 1919 yang menyatakan bahwa PMH melanggar kaidah
tertulis ataupun melanggar kaidah tidak tertulis, hak subyektif orang lain atau
kewajiban hukum pelaku atau tata susila atau kepatutan, ketelitian, dan kehati-
hatian.
Bahwa dari Yurisprudensi Lindebaum Cohen dapat ditemukan 4 kategori PMH
yaitu :
1. Betentangan dengan kewajiban pelaku.
2. Bertentangan dengan hak subyektif orang lain.
3. Bertentangan dengan kaidah tata susila.
4. Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatia
Bahwa dalam pasal 1365 KUHPerdata, unsur-unsur PMH adalah sbb :
1. Adanya perbuatan/kelalaian.
2. Melanggar hukumm.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 21 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
3. Kerugian.
4. Kesalahan.
Ditambah dengan 2 unsur berdasarkan yurisprudensi : Kausalitas dan
Schutznorm theory, yang menyatakan pelaku PMH hanya wajib mengganti
kerugian apabila kaidah yang dilanggar itu bertujuan untuk melindungi
kepentingan orang yang dirugikan.
Bahwa berdasarkan uraian Pembanding diatas maka jelaslah perbuatan
Terbanding I yang menerbitkan Pergub.No. 21 Tahun 2015 sudah memenuhi
unsur pada perbuatan melanggar hukum (onrechmatige daad).
Berdasarkan hal –hal sebagaimana yang diuraikan diatas dan alasan-alasan
hukum yang telah diajukan oleh Pembanding/Penggugat asal maka,
Pembanding / Penggugat mohon dengan segala kerendahan hati kepada
Majelis Hakim Banding yang memeriksa serta memutus Perkara Aquo pada
tingkat Banding untuk mengambil keputusan hukum yang amarnya berbunyi
sebagai berikut :
1. Menerima permohonan Banding Pembanding/Penggugat ;
2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan no. 607/ Pdt . G/
2015/ PN.Mdn tertanggal 06 April 2016 ;
3. Mengabulkan Gugatan Pembanding/Penggugat untuk seluruhnya
Menimbang bahwa Terbanding I semula Tergugat I mengajukan Kontra
Memori Banding atas Memori Banding, yang diajukan oleh Pembanding semula
Penggugat pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa pertimbangan hukum dan putusan Pengadilan Negeri Medan yang dimohonkan Banding tersebut menurut hemat Terbanding I telah tepat,benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum serta telah mencerminkan rasa keadilan yang dicita-citakan dalam penegakan hokum, dari dan oleh karenanya tepat dan cukup alasan untuk dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Medan ;
- Bahwa setelah mencermati uraian-uraian Memori Banding yang diajukan Pembanding dalam perkara ini, ternyata alasan keberatan Pembanding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan yang dimohonkan banding tersebut hanyalah didasarkan kepada alasan yang sangat emosional dan
terkesan menggurui dan mendiskreditkan lembaga peradilan sebagaimana alasan klasik yang selalu dijadikan alasan banding oleh pihak-pihak yang
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 22 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
tidak berkenan menerima kekalahan atas putusan pengadilan yakni dengan dalih Judex Pactie Menyimpulkan Secara Subjektif Dan Tidak Berlaku Adil Dalam
Memeriksa, Mengadili dan Memutus Perkara Aquo. ; - Bahwa dari uraian-uraian alasan keberatan yang diajukan Pembanding
dalam Memori Bandingnya tersebut jika dipahami dan dianalisa secara seksama sesungguhnya adalah merupakan pengulangan dari dalil-dalil yang dikemukakan dalam gugatan dan jawab jinawab yang telah dipertimbangkan secara arif dan bijaksana oleh judex factie Pengadilan Negeri Medan dan dari alasan-alasan keberatan Banding tersebut sama sekali tidak ditemukan fakta-fakta hukum baru yang dapat dijadikan dasar membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan yang dimohonkan Banding tersebut, dari dan dengan demikian tepat dan cukup alasan untuk menolak permohonan Banding dari Pembanding tersebut dengan segala akibat hukumnya ;
- Bahwa fakta hukum yang membuktikan tentang alasan-alasan keberatan Banding adalah merupakan pengulangan dari dalil gugatan dan jawab jinawab terlihat dengan nyata dari uraian Memori Banding yang seolah menggurui semua pihak tentang makna dan pengertian perbuatan melawan hukum yang terkandung dalam putusan Hoge Raad Belanda 1919 tanggal 31 Januari 1919 dalam perkara Lindenbaum-Cohen (bukan Yurisprudensi Lindebaum Cohen sebagaimana dikemukakan Pembanding dalam uraian Memori Bandingnya) dengan menyebutkan anasir-anasir perbuatan melawan hukum itu sendiri serta mengkaitkannya dengan tindakan Tergugat I menerbitkan Pergub Nomor 21 Tahun 2015 ;
- Bahwa akan tetapi tidak satu kalimatpun dalam uraian Memori Banding disebutkan alasan keberatan terhadap putusan padahal dalam putusan maupun pertimbangan hukumnya judex factie Pengadilan Negeri Medan sama sekali tidak ada mempertimbangkan anasir-anasir perbuatan melawan hukum yang dikemukakan Pembanding tersebut apalagi menyebutkan putusan Hoge Raad 1919 tersebut tidak benar ;
- Bahwa agar Pembanding menjadi maklum dan mampu memahami kaidah hukum yang berkaitan dengan pokok gugatan secara baik dan benar dikaitkan dengan pertimbangan hukum atas putusan yang dimohonkan Banding a quo dapatlah disampaikan bahwasanya intisari dari putusan adalah Pengadilan Negeri Medan menyatakan tidak berwenang memeriksa dan mengadiuli perkara dan selanjutnya menyatakan gugatan tidak dapat diterima dan pertimbangan hukum belum sampai pada pemeriksaan pokok
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 23 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
perkara tentang terpenuhi atau tidak terpenuhinya unsure perbuatan melawan hukum atas tindakan Tergugat I menerbitkan Pergub Nomor 21 Tahun 2015 tersebut ;
- Bahwa ternyata Pembanding sama sekali tidak ada menguraikan argumentasi hukum yang dijadikan alasan keberatan terhadap putusan yang dimohonkan banding dan hanya berkutat kepada penjelasan-penjelasan tentang anasir-anasir atau unsure-unsur perbuatan melawan hukum belaka yang sama sekali tidak ada relevensinya dengan isi putusan yang dimohonkan banding ;
- Bahwa oleh karena alasan-alasan keberatan Banding yang dikemukakan Pembanding dalam uraian Memori Bandingnya semata-mata hanya menyangkut penjelasan-penjelasan tentang unsure-unsur perbuatan melawan hukum dan sama sekali tidak ada menyangkut substansi pertimbangan hukum yang menjadi dasar putusan, maka Tertbanding I memendang dan berpendapat tidak ada hal-hal yang perlu ditanggapi lebih lanjut dari uraian-uraian Memori Banding tersebut dan oleh karenanya alasan-alasan keberatan Banding dimaksud haruslah dikesampingkan dan tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut dalam pemeriksaan perkara aquo pada tingkat banding dengan segala akibat hukumnya ;
- Bahwa berhubung alasan-alasan keberatan banding yang diuraikan Pembanding dalam Memori Bandingnya sama sekali tidak memuat hal-hal baru yang dapat dijadikan pertimbangan dan argumentasi hukum untuk membatalkan putusan yang dimohonkan banding, maka tidak terdapat alasan yang cukup untuk membatalkan putusan dimaksud dan oleh karena putusan yang dimohonkan banding tersebut telah tepat dan benar serta telah sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku, maka tepat dan cukup alasan untuk dikuatkan dalam putusan tingkat banding ;
- Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang diuraikan dalam dalil Kontra Memori Banding diatas telah ternyata dan terbukti alasan-alasan keberatan yang dikemukakan Pembanding dalam uraian dalil Memori Bandingnya secara umum adalah dalil-dalil yang telah pernah dikemukakan dalam dalil jawab jinawab yang telah dipertimbangkan dengan baik dan benar oleh judex factie Pengadilan Negeri Medan dan pada kenyataannya juga dalil-dalil keberatan yang diajukan tidaklah terdapat fakta-fakta baru yang dapat melumpuhkan dan atau membatalkan putusan yang dimohonkan banding, dari dan oleh karenanya permohonan Banding yang diajukan Pembanding dalam perkara aquo haruslah ditolak ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 24 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
- Bahwa oleh karena kaseluruhan dalil memori banding Pembanding ternyata dan terbukti tidak didukung oleh bukti dan argumentasi hukum yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan sedangkan Terbanding I telah dengan sempurna mampu melumpuhkan dan melemahkan dalil-dalil keberatan Pembanding tersebut yang hanya membahas anasir-anasir perbuatan melawan hukum dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan substansi putusan, maka Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding haruslah memutuskan untuk menolak permohonan banding dan memori banding Penggugat dimaksud dan selanjutnya menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan yang dimohonkan banding tersebut ;
- Bahwa berdasarkan dalil-dalil Kontra Memori Banding tersebut diatas dapatlah disimpulkan bahwasanya dalil Memori Banding dari Pembanding dalam perkara aquo sangat tidak beralasan dan sama sekali tidak dapat dijadikan dasar dan alasan untuk membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan yang dimohonkan Banding aquo, dari dan dengan demikian permohonan Banding dari Pembanding tersebut tidak didasarkan kepada logika hukum yang sehat dan dapat dipertanggung jawabkan dan oleh karenanya harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima dengan segala akibat hukumnya ;
- Bahwa oleh karenanya demi tegaknya hukum dan terciptanya kepastian
hukum dalam perkara ini, maka Terbanding I memohon dengan hormat
kehadapan Yang Mulia Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan yang
memeriksa dan mengadili perkara ini pada tingkat banding agar berkenan
memberikan keputusan dalam perkara ini yang amarnya berbunyi :
M E N G A D I L I :
- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor :
607/Pdt.G/2015/PN-Mdn tanggal 06 April 2016 yang dimohonkan banding
tersebut ; Dan mengadili sendiri : 1. Menolak Permohonan Banding dari Pembanding tersebut ; 2. Menghukum Pembanding untuk membayar segala biaya yang timbul
dalam perkara ini ; Atau :
Bilamana Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan Yang Mulia
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 25 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Menimbang bahwa selanjutnya Terbanding II semula Tergugat II juga
mengajukan Kontra Memori Banding atas Memori Banding, yang diajukan oleh
Pembanding semula Penggugat pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa setelah mencermati uraian demi uraian dalil perrtimbangan hukum yang
menjadi cikal bakal menjatuhkan putusan dalam perkara yang dimohonkan
banding a quo, menurut Terbanding II pertimbangan hukum dan putusan
Pengadilan Negeri Medan tersebut telah tepat, benar dan dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum serta telah mencerminkan rasa keadilan yang dicita-
citakan dalam penegakan hukum dan yang utama lagi tindakan Tergugat I /
Terbanding I menerbitkan Pergun Nomor 21 Tahun 2015 telah sesuai dengan
kaidah hukum yang berlaku; - Bahwa setelah mencermati uraian uraian Memori Banding yang diajukan
Pembanding dalam perkara ini, menurut Terbanding II telah ternyata alasan
keberatan Pembanding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan tidaklah
didukung oleh fakta, bukti dan argumentasi hukum yang kuat dan dapat
dipertanggung jawabkan;
- Bahwa uraian keberatan yang diajukan pembanding hanyalah pengulangan dari
dalil dalil yang telah dikemukakan dipersidangan;
- Bahwa dalam Memori Banding sama sekali tidak menguraikan alasan keberatan
terhadap putusan yang diajukan banding;
- Bahwa intusari dari putusan adalah Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang
mengadili, sehingga sama sekali belum sampai pemeriksaan pokok perkara;
- Bahwa Terbanding II memandang dan berpendapat tidak ada hal-hal yang perlu
ditanggapi dari Memori Banding a quo, karena hanya menyangkut penjelasan
tentang unsur-unsur perbuatan melawan hukum, karenanya alasan keberetan
Memori banding tersebut harus dikesampingkan karena tidak ada memuat hal-hal
baru untuk membatalkan putusan a quo;
- Bahwa ternyata Pembanding sama sekali tidak ada menguraikan argumentasi
hukum yang dijadikan alasan keberatan terhadap putusan yang dimohonkan
banding dan hanya berkutat kepada penjelasan-penjelasan tentang anasir-anasir
atau unsur-unsur perbuatan melawan hukum belaka yang sama sekali tidak ada
relevensinya dengan isi putusan yang dimohonkan banding ;
- Bahwa oleh karena alasan-alasan keberatan banding yang diuraikan Pembanding
dalam Memori Bandingnya sama sekali tidak memuat hal-hal baru yang dapat
dijadikan pertimbangan dan argumentasi hukum untuk membatalkan putusan
yang dimohonkan banding, maka tidak terdapat alasan yang cukup untuk
membatalkan putusan dimaksud dan oleh karena putusan yang dimohonkan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 26 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
banding tersebut telah tepat dan benar serta telah sesuai dengan kaidah hukum
yang berlaku, maka tepat dan cukup alasan untuk dikuatkan dalam putusan
tingkat banding ;
- Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang diuraikan dalam dalil Kontra Memori
Banding diatas telah ternyata dan terbukti alasan-alasan keberatan yang
dikemukakan Pembanding dalam uraian dalil Memori Bandingnya secara umum
adalah dalil-dalil yang telah pernah dikemukakan dalam dalil jawab jinawab yang
telah dipertimbangkan dengan baik dan benar oleh judex factie Pengadilan Negeri
Medan dan pada kenyataannya juga dalil-dalil keberatan yang diajukan tidaklah
terdapat fakta-fakta baru yang dapat melumpuhkan dan atau membatalkan
putusan yang dimohonkan banding, dari dan oleh karenanya permohonan
Banding yang diajukan Pembanding dalam perkara aquo haruslah ditolak ;
- Bahwa oleh karena kaseluruhan dalil memori banding Pembanding ternyata dan
terbukti tidak didukung oleh bukti dan argumentasi hukum yang kuat dan dapat
dipertanggung jawabkan sedangkan Terbanding I telah dengan sempurna
mampu melumpuhkan dan melemahkan dalil-dalil keberatan Pembanding
tersebut yang hanya membahas anasir-anasir perbuatan melawan hukum dan
sama sekali tidak ada kaitannya dengan substansi putusan, maka Pengadilan
Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding
haruslah memutuskan untuk menolak permohonan banding dan memori banding
Penggugat dimaksud dan selanjutnya menguatkan putusan Pengadilan Negeri
Medan yang dimohonkan banding tersebut ;
- Bahwa karena keseluruhan dalil Memori Banding tersebut diatas tidak didukung
bukti dan argumentasi hukum yang kuat, maka Terbading II mohon kehadapan
Yang Mulia Hakim Tinggi yang memeriksa perkara ini berkenan memberikan
keputusan dalam perkara ini yang amarnya berbunyi :
M E N G A D I L I :
- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor :
607/Pdt.G/2015/PN-Mdn tanggal 06 April 2016 yang dimohonkan banding
tersebut ; Dan mengadili sendiri : 1. Menolak Permohonan Banding dari Pembanding tersebut ; 2. Menghukum Pembanding untuk membayar segala biaya yang timbul
dalam perkara ini ;
Menimbang, bahwa tentang alasan atau keberatan yang diajukan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 27 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
Pembanding semula Penggugat dalam Memori Bandingnya, Majelis Hakim
tingkat banding menilai bahwa alasan-alasan keberatan yang diajukan
Pembanding semula Penggugat setelah dicermati dengan seksama keberatan
yang diajukan tersebut tidak dapat melemahkan atau membatalkan putusan
Pengadilan Negeri Medan Nomor : 607/ Pdt . G/ 2015/ PN.Mdn tertanggal 06
April 2016 dan demikian pula alasan atau keberatan tersebut telah
dipertimbangkan secara tepat dan benar sesuai ketentuan Hukum oleh Majelis
Hakim tingkat pertama dalam pertimbangan putusannya dengan demikian
alasan atau keberatan Kuasa Hukum Pembanding semula Penggugat dalam
memori banding tersebut tidak dipertimbangkan lagi secara khusus dalam
pertimbangan putusan Pengadilan Tinggi Medan dan harus dikesampingkan ;
Menimbang bahwa terhadap Kontra Memori Banding yang diajukan oleh
Terbanding I semula Tergugat I dan Terbanding II semula Tergugat II tersebut
diatas, setelah dicermati oleh Majelis Hakim tingkat banding alasan atau
keberatan tersebut dapat dibenarkan dan dapat diterima;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding membaca dan
meneliti serta memeriksa secara seksama berkas perkara beserta turunan
resmi putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 607/ Pdt . G/ 2015/ PN.Mdn
tertanggal 06 April 2016, Memori Banding dari Kuasa Hukum Pembanding
semula Penggugat serta Kontra Memori Banding dari Kuasa Hukum Terbanding
I semula Tergugat I dan Terbanding II semula Tergugat II, Majelis Hakim
Tingkat Banding sependapat dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim
Tingkat Pertama dalam putusannya yang telah mempertimbangkan secara tepat
dan benar menurut hukum, sehingga pertimbangan tersebut dapat disetujui dan
dijadikan dasar pertimbangan hukum sendiri oleh Majelis Hakim tingkat banding
dalam memutus perkara ini ditingkat banding;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 607/ Pdt.G /
2015 / PN Mdn tertanggal 06 April 2016 dapat dipertahankan dan dikuatkan;
Menimbang, bahwa karena Pembanding semula Penggugat tetap dipihak
yang kalah, maka haruslah dihukum untuk membayar semua biaya dalam
kedua tingkat peradilan;
Memperhatikan Undang-Undang Undang-undang Nomor 48 tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, Pasal 199 RBg dan peraturan-peraturan lain
yang bersangkutan;
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 28 dari 29 halaman, Putusan Nomor 222/PDT/2017/PT MDN
MENGADILI :
- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat
tersebut;
- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 607/ Pdt.G/2015/ PN
Mdn tertanggal 06 April 2016 yang dimohonkan banding tersebut;
- Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya perkara
dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ditetapkan
sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikian diputus dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi Medan pada hari SENIN tanggal 09 OKTOBER 2017 oleh kami :
SABUNGAN PARHUSIP, SH.MH. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan
sebagai Hakim Ketua Majelis, SABAR TARIGAN SIBERO, SH.MH. dan
DHARMA E.DAMANIK, SH.MH. masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota,
yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan
tingkat banding, berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan
Nomor : 222/PDT/2017/PT MDN tanggal 8 AGUSTUS 2017, putusan tersebut
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari RABU tanggal 25
Oktober 2017, oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi Hakim-Hakim
Anggota dibantu oleh HARSONO, SH.MH. Panitera Pengganti pada Pengadilan
Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak berperkara maupun kuasa
hukumnya;
Hakim - Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis,
ttd. ttd.
ttd tt
1. SABAR TARIGAN SIBERO, SH.MH. SABUNGAN PARHUSIP, SH.MH.
ttd.
Ttd
2. DHARMA E. DAMANIK, SH.MH.
Panitera Pengganti,
ttd.
ttd HARSONO, SH.MH.