penetapan komjen budi gunawan sebagai tersangka kasus rekening gendut oleh kpk

4
Nama : Dessy Shitowatie NPM : 1206209482 Penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai Tersangka Kasus Rekening Gendut oleh KPK Selama beberapa pekan terakhir, polemik akan pencalonan Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri terus berlanjut. Hal tersebut terkait dengan penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK. Pada tanggal 10 Januari 2015, Presiden Joko Widodo memilih Budi Gunawan sebagai kandidat tunggal Kapolri menggantikan Sutarman. Keputusan Jokowi mengundang kritik karena keterkaitan Budi dengan kasus rekening gendut pejabat Polri serta pengaruh Megawati Sukarnoputri, karena Budi pernah menjadi ajudan Megawati saat ia menjadi presiden. Selanjutnya pada tanggal 13 Januari 2015 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi saat ia menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier Deputi Sumber Daya Manusia Polri periode 2003- 2006 dan jabatan lainnya di kepolisian. 1 Ketua KPK Abraham Samad mengatakan BG sejak lama sudah mendapatkan catatan merah dari KPK. Kasus yang ditelisik termasuk kasus pidana penerimaan hadiah dan janji dilakukan ketika Budi Gunawan menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Mabes Polri 2003- 1 Kronologi kasus Budi Gunawan dan Ketegangan KPK-Polri”, http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2015/02/150216_kronologi_bg_kp k , diunduh pada 19 Maret 2015.

Upload: dessy-shitowatie

Post on 02-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penetapan Komjen Budi Gunawan Sebagai Tersangka Kasus Rekening Gendut Oleh KPK

TRANSCRIPT

Nama : Dessy ShitowatieNPM: 1206209482Penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai Tersangka Kasus Rekening Gendut oleh KPK

Selama beberapa pekan terakhir, polemik akan pencalonan Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri terus berlanjut. Hal tersebut terkait dengan penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK. Pada tanggal 10 Januari 2015, Presiden Joko Widodo memilih Budi Gunawan sebagai kandidat tunggal Kapolri menggantikan Sutarman. Keputusan Jokowimengundang kritikkarena keterkaitan Budi dengan kasus rekening gendut pejabat Polri serta pengaruh Megawati Sukarnoputri, karena Budi pernah menjadi ajudan Megawati saat ia menjadi presiden. Selanjutnya pada tanggal 13 Januari 2015 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi saat ia menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier Deputi Sumber Daya Manusia Polri periode 2003-2006 dan jabatan lainnya di kepolisian. [footnoteRef:2] [2: Kronologi kasus Budi Gunawan dan Ketegangan KPK-Polri, http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2015/02/150216_kronologi_bg_kpk, diunduh pada 19 Maret 2015.]

Ketua KPK Abraham Samad mengatakan BG sejak lama sudah mendapatkancatatan merah dari KPK. Kasus yang ditelisik termasuk kasus pidana penerimaan hadiah dan janji dilakukan ketika Budi Gunawan menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Mabes Polri 2003-2006 dan jabatan lainnya. "KPK telah melakukan penyelidikan sejak Juli 2014, jadi sudah setengah tahun lebih kami melakukan penyelidikan atas kasus transaksi mencurigakan," jelas Abraham.[footnoteRef:3] [3: TrenSosial: Pro kontra penetapan calon Kapolri Budi Gunawan sebagai tersangka, http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2015/01/150113_trensosial_live_budigunawan. diunduh pada 19 Maret 2015.]

KPK adalah lembaga negara bantu yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. Walaupun memiliki independensi dan kebebasan dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, namun KPK tetap bergantung kepada cabang kekuasaan lain dalam hal yang berkaitan dengan keorganisasian. Misalnya, Pasal 30 Undangundang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menentukan bahwa pimpinan KPK yang terdiri dari satu ketua dan empat wakil ketua, yang semuanya merangkap sebagai anggota, dipilih oleh DPR berdasarkan calon anggota yang diusulkan oleh Presiden. KPK bertanggung jawab kepada publik atas pelaksanaan tugasnya dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden Republik Indonesia, DPR, dan Badan Pemeriksa Keuangan. [footnoteRef:4] [4: http://www.kpk.go.id/id/faq. diunduh pada 19 Maret 2015]

Secara organisatoris, Ketua KPK berada di bawah Presiden. Dalam kondisi Presiden telah menetapkan calon Kapolri, dan ternyata berdasarkan penyidikan KPK calon tersebut ditetapkan sebagai tersangka, KPK seharusnya terlebih dahulu kepada presiden. Tidaklah pantas KPK membuat pernyataan untuk umum bahwa Calon Kapolri yang telah ditetapkan oleh presiden ditetapkan sebagai tersangka. Seharusnya KPK terlebih dahulu membicarakan dan meminta pertimbangan dari presiden. Tidaklah pantas mengatakan sesuatu yang benar namun justru mengacaukan keidupan masyarakat. Memang benar ada pepatah yang mengatakan Kebenaran harus ditegakkan walau langit runtuh. Namun kesopanan dalam hal penyampaianya juga harus turut dipertimbangkan. Selain itu, Koordinator KMP-KIH Fadly Zein menuturkan, penetapan BG sebagai tersangka seharusnya jauh-jauh hari sebelum dicalonkan oleh Presiden. Menurutnya, saat penetapan BG itu bersamaan juga Komisi III akan melakukan proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon Kapolri."Ini adalah tanda tanya besar yang sengaja untuk menjatuhkan citra BG dan terutama institusi korps berbaju coklat. KPK tidak boleh terseret dalam politik praktis. Mereka harus tetap pada relnya, karena selama ini sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat meskipun sering tebang pilih[footnoteRef:5] [5: Muhammad Zulfikar Demonstran: Penetapan BG Sebagai Tersangka Bermuatan Politis, http://www.tribunnews.com/nasional/2015/02/02/demonstran-penetapan-bg-sebagai-tersangka-bermuatan-politis. diunduh pada 19 Maret 2014]

Anggota Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang membidangi masalah hukum, Gede Pasek Suardika juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus kedepankan aspek etika dalam menangani kasus dugaan korupsi Komjen Pol Budi Gunawan (BG) yang saat ini sudah disetujui oleh DPR sebagai Kapolri. Sebab, penetapan BG sebagai tersangka tersebut tidak sesuai dengan prosedur hukum acara pidana yang secara etika BG masih layak jadi Kapolri. Secara hukum tata negara, BG jalan terus, tapi yang menjadi masalah dari sisi etika BG jadi Kapolri yang KPK juga harus ikuti beretika dalam menetapkan BG sebagai tersangka, kata Pasek di Jakarta, kemarin, menanggapi DPR menyetujui BG sebagai Kapolri.Menurut mantan Ketua Komisi III DPR ini, KPK tidak mengedepankan aspek etika yang sebenarnya diatas aspek hukum. Dimana, ungkapnya, penetapan BG tidak lazim bahwa saksi belum diperiksa namun sudah ada dua alat bukti dan menetapakn seseorang menjadi tersangka lebih dulu. Seharusnya, sebutnya, seseorang ditetapkan sebagai tersangka terlebih dahulu ada penyelidikan. Dimana, dalam penyelidikan memproses pengumpulan alat bukti dan pemeriksaan beberapa saksi untuk diminta keterangan sesuai dengan ketentuan hukum acara pidana. Faktanya, Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto (BW) mengaku belum pernah periksa saksi. Artinya, kalau penegakan hukum berkejaran (BG jadi Kapolri) begini, ini jadinya yang bingung masyarakat yang disuguhi film yang menarik tetapi tidak menyelesaikan esensi pemberantasan korupsi. Apalagi kasusnya sendiri tahun 2006, jelasnya.[footnoteRef:6] [6: Muhamad, Gede Pesek: KPK Tak Beretika Dalam Tangani Kasus BG http://www.berita77.com/polhukam/gede-pasek-kpk-tak-beretika-dalam-tangani-kasus-bg. diunduh 19 Maret 2014.]