istimewa 37 orang tersangka kasus penimbunan obat …

1
Kamis, 29 Juli 2021 Edisi: 11832 | Thn. XLVIII 2 NASIONAL Helmy Santika Kemudian terhadap UU Perlindungan Konsumen tadi maksimal 5 tahun dan maksimal 2 tahun. Ini terhadap yang menjual di atas HET 37 ORANG TERSANGKA KASUS PENIMBUNAN OBAT COVID-19 Penyidik Polri yang menangani 33 kasus terkait penimbunan obat terapi untuk pasien COVID-19, tabung oksigen palsu dan penjualan obat terapi pasien COVID-19 di atas harga eceran tertinggi (HET), akhirnya menetapkan 37 orang tersangka. “Kita akan dorong ke masyarakat dan tentunya dijual sesuai HET,” lanjut dia. Harga Tertinggi Helmy menuturkan, keuntungan dari hasil pen- jualan obat-obatan itu akan diserahkan ke pemilik ba- rang. “Keuntungan untuk pemilik barang. Tapi perkara jalan terus,” ucap Helmy. Adapun Helmy menjelas- kan, penjualan obat yang ditimbun para pelaku me- rupakan bentuk diskresi. Helmy berharap obat sitaan yang dijual kembali dari pela- ku bermanfaat di tengah kelangkaan obat. “Terhadap barang buk- ti ini, kita juga harus bisa beri kemanfaatan hukum. Kemanfaatan bagi masyara- kat bahwa situasinya masih terjadi kelangkaan obat di pasaran. Sehingga kita akan lakukan diskresi,” katanya. Atas perbuatannya itu, para pelaku yang menjual obat COVID-19 di atas HET dikenakan Pasal 196 UU No- mor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 62 Jo Pasal 10 UU 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen. Mereka terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara. “Kemudian terhadap UU Perlindungan Konsumen tadi maksimal 5 tahun dan mak- Jakarta, HanTer - Pen- gungkapan puluhan kasus itu dilakukan oleh tim ga- bungan dari Bareskrim Polri serta polda jajaran. “Polri telah menangani 33 kasus yang berkaitan dengan pe- nimbunan obat, oksigen, dan juga menjual daripada obat-obatan di luar dari ke- tentuan, di atas harga eceran tertinggi. Yang tentunya ini merupakan suatu tindak pidana,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brig- jen Rusdi Hartono dalam jumpa pers virtual, Rabu (28/7/2021). Terkait penanganan ka- sus, Rusdi menyampaikan Polri juga bekerjasama den- gan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pen- gawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Ditjen Bea Cukai. Pada kesempatan yang sama, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipidter) Bareskrim Pol- ri, Brigjen Helmy Santika memaparkan, 37 tersangka melakukan beragam tindak pidana yang berbeda. Antara lain menimbun obat terapi untuk pasien COVID-19, serta mengubah fungsi tabung Alat Pemadam Api Ringan (APAR) menjadi tabung oksigen. “Ini apa saja? Ada yang jual di atas HET, kemudian ada yang timbun atau simpan, den- gan tujuan tertentu, kemu- dian ada yang edarkan tanpa izin edar. Dan membuat tabung apar untuk diubah jadi tabung oksigen,” terang Helmy. Helmy menyebut, total ada 365.875 tablet obat te- rapi untuk pasien COVID-19, 62 vial obat terapi COVID-19 dan 48 tabung oksigen yang disita polisi dari 37 tersang- ka. Dalam mengungkap pu- luhan kasus ini, kepolisian juga melakukan strategi penyelidikan undercover buy. “Kalau kita lihat jumlah barang bukti, total barang bukti yang kita amankan kalau itu obat kita hitung jumlah butirnya ada 365.876 tablet obat terapi COVID-19 dari berbagai macam jenis. Kemudian 62 vial obat tera- pi COVID-19 dari berbagai jenis, kemudian 48 tabung oksigen,” ulasnya. “Kita sudah tetapkan ada total keseluruhan 19 tersangka dari Bareskrim. Yang perannya masing-ma- sing adalah mereka jual, kemudian berbagai macam cara ada yang melalui online, langsung. Kita juga lakukan penyamaran untuk bisa da- pat atau beli obat tersebut. Kita urut ke atas. Sampai dengan di nana obat tersebut atau barang tersebut disim- pan,” sambungnya. Brigjen Helmy menya- takan, obat-obat COVID-19 yang ditimbun itu bakal diedarkan ke masyarakat. Helmy menjelaskan, obat itu akan dijual sesuai HET. “Terhadap barang bukti ini nanti kami akan mela- kukan diskresi kepolisian, restorative justice di mana kita juga harus memberi manfaat. Sehingga kita akan lakukan penyisihan barang bukti, kita koordinasi den- gan Kejaksaan, Kemenkes, BPOM, termasuk dengan gabungan pengusaha besar farmasi,” ungkap Helmy. simal 2 tahun. Ini terhadap yang menjual di atas HET,” tambah Helmy. Sementara itu, para ter- sangka yang mengubah ta- bung APAR menjadi tabung oksigen dikenakan Pasal 106 UU No 7 Tahun 2014, tentang Perdagangan. Ke- mudian Pasal 197 UU No 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan, dan Pasal 62 Jo Pasal 8 UU No 8 tentang Perlindungan Konsumen. Mereka terancam pidana penjara paling lama 15 tahun. Danial ISTIMEWA Jakarta, HanTer - Peme- rintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendistri- busikan bantuan sosial non tunai (BSNT) dalam bentuk beras mulai Ka- mis (29/7/2021). Seperti penerima bantuan sosial tunai (BST) tahap 5 dan 6, BSNT/ bantuan beras Pemprov DKI diberikan kepada 1.007.379 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Namun dari jumlah tersebut, sebanyak 99.743 KK belum dapat diberikan karena diketahui adanya potensi duplikasi dengan penerima bansos non tu- nai berupa beras dari Ke- menterian Sosial RI. Saat ini data tersebut sedang dilakukan pemadanan oleh Kementerian Sosial RI “Masing-masing KK akan menerima 10 kilo- gram beras jenis premium,” kata Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Premi Lasa- ri berdasarkan keteran- gannya di Jakarta, Rabu (28/7/2021). Premi mengatakan, pembagian beras akan di- lakukan pada 29 Juli - 17 Agustus 2021. Penyaluran beras dilakukan oleh Pe- rumda Pasar Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya sampai tingkat RT dan RW, yang selanjutnya disalurkan sampai kepada KPM oleh perangkat RT dan RW. “Kami sudah mem- punyai data by name by address (BNBA) KPM BSNT, yang hari ini (28/7) disampaikan kepada penyedia, yaitu Pasar Jaya dan Food Station untuk disalurkan pada titik lo- kasi RW. Kemudian RW akan kembali melakukan pengecekan jumlah dan kondisi paket, lalu me- nandatangani Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Te- rima (BAPST), dan disalur- kan kepada KPM sesuai BNBA,” ujarnya. Sammy DKI SALURKAN BANTUAN BERAS Dinsos: Per KK Dapat 10 Kilogram Jakarta, HanTer - PT MRT Jakarta berencana melaksa- nakan program vaksinasi publik yang rencananya akan berlangsung selama tiga hari, Kamis (29/7/2021) hingga Sabtu (31/7/2021) pukul 08.00—15.00WIB di Stasiun Blok A. Plt Kepala Divisi Cor- porate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo, mengatakan, jenis vaksin yang akan diberi- kan adalah Vaksin Sinovac. Sentra Vaksinasi MRT Ja- karta kali ini, ungkapnya, memfasilitasi masyarakat yang ingin secara langsung datang ke lokasi vaksin tanpa harus melakukan pendafta- ran sebelumnya. “Pelaksanaan vaksinasi yang dilaksanakan MRT Ja- karta adalah upaya kami da- lam merespons, mencegah, dan menghentikan penyeba- ran virus jauh lebih luas melalui pemberian vaksin serta mendukung program percepatan vaksin khusus- nya di DKI Jakarta,” katanya melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (28/7/2021). Bagi masyarakat yang akan melakukan vaksinasi secara on the spot diimbau membawa kartu identitas berupa KTP untuk usia 18 tahun ke atas. Dan, Kartu Keluarga untuk usia 12-17 tahun. “Sasarannya, untuk ka- tegori usia 12 tahun ke atas. Oleh karena itu, kami menga- jak seluruh masyarakat yang belum mendapatkan vaksin untuk segera mendaftar dan mengikuti vaksinasi gratis di MRT Jakarta. Silakan dipilih sentra vaksinasi yang ada di MRT Jakarta, tepatnya Stasiun MRT Blok A dan bisa langsung datang hanya den- gan membawa KTP ataupun Kartu Keluarga, kami akan layani,” jelasnya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti vaksinasi tersebut, dapat melakukan pendaftaran secara langsung di lokasi vaksinasi atau dapat juga melalui aplikasi Jaki dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut,; 1. Melakukan pendaftaran melalui aplikasi Jaki 2. Membawa hasil cetak Kartu Kendali Vaksinasi/ pre-screening 3. WNI usia 18 tahun ke atas (menggunakan nomor KTP) 4. WNI usia 12—17 tahun didaftarkan dengan Nomor Induk Keluarga (NIK) yang terdapat di Kartu Keluarga 5. Sehat dan tidak hamil. Apabila penyintas COVID-19, minimal sudah sembuh tiga bulan 6. Menunjukkan surat rekomendasi dokter rawat apabila sedang dalam penanganan penyakit 7. Tidak terdaftar sebagai penerima vaksin sebelumnya 8. Menunjukkan KTP asli 9. Membawa dan menunjukkan seluruh dokumen persyaratan pada hari pelaksanaan. Sammy MRT Jakarta Layani Vaksinasi On The Spot Jakarta, HanTer - Pa- kar Hukum Pidana, Su- parji Ahmad menegaskan bahwa tindakan dua ang- gota Polisi Militer Angka- tan Udara yang menginjak leher warga Papua tidak dapat dibenarkan. Sebab, hal itu mengarah pada tindakan arogan. “Itu termasuk tinda- kan yang arogan dan tidak dapat dibenarkan. Seha- rusnya dua oknum PM tersebut mengedepankan langkah persuasif dan komunikatif,” katanya dalam keterangan pers, Rabu (28/7/2021). “Saya kira tidak perlu menggunakan kekera- san, terlebih pada masa- lah-masalah ringan. Apa- lagi ini menyangkut Papua yang sangat rentan isunya dimanfaatkan oknum ter- tentu,” sambungnya. Ia juga mengapresiasi dengan ketegasan Pangli- ma TNI yang menegaskan dua oknum PM tersebut akan diberi hukuman. Menurutnya, sanksi te- gas perlu diberikan agar menjadi pelajaran bagi anggota lain. “Bahwa TNI merupa- kan pelayan masyarakat. Jangan sampai justeru mendapat stigma buruk karena tindakan yang ti- dak berperikemanusiaan. Membawa kasus itu ke ra- nah hukum sangat tepat,” ucapnya. Suparji menilai bahwa menginjak kepala meru- pakan kategori penga- niayaan. Maka, ia ber- pendapat dua oknum itu bisa dikenakan pasal 351 KUHP. “Menginjak leher atau kepala bisa dikategorikan penganiayaan sebagaima- na dkatur dalam pasal 351 KUHP. Kita berharap hal serupa tidak terjadi lagi,” pungkasnya. Atas terjadinya peris- tiwa tersebut, diharapkan semua pihak dapat mena- han diri dan menyerahkan penyelesaiannya sesuai dengan mekanisme yang berlaku. “Dan supaya ada penyelesaian yang tuntas dan komprehensif, perlu dilakukan penelusuran terhadap akar permasala- hannya,” tukasnya. Danial Pakar: Lanjutkan Proses Hukum Oknum PM Penginjak Warga Papua SUPARJI AHMAD ISTIMEWA

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISTIMEWA 37 ORANG TERSANGKA KASUS PENIMBUNAN OBAT …

Kamis, 29 Juli 2021Edisi: 11832 | Thn. XLVIII2 NASIONAL

Helmy Santika

Kemudian terhadap UU Perlindungan

Konsumen tadi maksimal 5 tahun

dan maksimal 2 tahun. Ini

terhadap yang menjual di atas

HET

37 ORANG TERSANGKA KASUSPENIMBUNAN OBAT COVID-19Penyidik Polri yang menangani 33 kasus terkait penimbunan obat terapi untuk pasien COVID-19, tabung oksigen palsu dan penjualan obat terapi pasien COVID-19 di atas harga eceran tertinggi (HET), akhirnya menetapkan 37 orang tersangka.

“Kita akan dorong ke masyarakat dan tentunya dijual sesuai HET,” lanjut dia.

Harga TertinggiHelmy menuturkan,

keuntungan dari hasil pen-jualan obat-obatan itu akan diserahkan ke pemilik ba-rang. “Keuntungan untuk pemilik barang. Tapi perkara jalan terus,” ucap Helmy.

Adapun Helmy menjelas-kan, penjualan obat yang ditimbun para pelaku me-rupakan bentuk diskresi. Helmy berharap obat sitaan yang dijual kembali dari pela-ku bermanfaat di tengah kelangkaan obat.

“Terhadap barang buk-ti ini, kita juga harus bisa beri kemanfaatan hukum. Kemanfaatan bagi masyara-kat bahwa situasinya masih terjadi kelangkaan obat di pasaran. Sehingga kita akan lakukan diskresi,” katanya.

Atas perbuatannya itu, para pelaku yang menjual obat COVID-19 di atas HET dikenakan Pasal 196 UU No-mor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 62 Jo Pasal 10 UU 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen. Mereka terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara.

“Kemudian terhadap UU Perlindungan Konsumen tadi maksimal 5 tahun dan mak-

Jakarta, HanTer - Pen-gungkapan puluhan kasus itu dilakukan oleh tim ga-bungan dari Bareskrim Polri serta polda jajaran. “Polri telah menangani 33 kasus yang berkaitan dengan pe-nimbunan obat, oksigen, dan juga menjual daripada obat-obatan di luar dari ke-tentuan, di atas harga eceran tertinggi. Yang tentunya ini merupakan suatu tindak pidana,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brig-jen Rusdi Hartono dalam jumpa pers virtual, Rabu (28/7/2021).

Terkait penanganan ka-sus, Rusdi menyampaikan Polri juga bekerjasama den-gan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pen-gawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Ditjen Bea Cukai.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipidter) Bareskrim Pol-ri, Brigjen Helmy Santika memaparkan, 37 tersangka melakukan beragam tindak pidana yang berbeda.

Antara lain menimbun obat terapi untuk pasien COVID-19, serta mengubah fungsi tabung Alat Pemadam Api Ringan (APAR) menjadi tabung oksigen. “Ini apa saja? Ada yang jual di atas HET, kemudian ada yang timbun atau simpan, den-gan tujuan tertentu, kemu-dian ada yang edarkan tanpa izin edar. Dan membuat tabung apar untuk diubah jadi tabung oksigen,” terang Helmy.

Helmy menyebut, total ada 365.875 tablet obat te-rapi untuk pasien COVID-19, 62 vial obat terapi COVID-19 dan 48 tabung oksigen yang disita polisi dari 37 tersang-ka. Dalam mengungkap pu-luhan kasus ini, kepolisian juga melakukan strategi penyelidikan undercover buy. “Kalau kita lihat jumlah barang bukti, total barang bukti yang kita amankan kalau itu obat kita hitung jumlah butirnya ada 365.876 tablet obat terapi COVID-19 dari berbagai macam jenis. Kemudian 62 vial obat tera-pi COVID-19 dari berbagai

jenis, kemudian 48 tabung oksigen,” ulasnya.

“Kita sudah tetapkan ada total keseluruhan 19 tersangka dari Bareskrim. Yang perannya masing-ma-sing adalah mereka jual, kemudian berbagai macam cara ada yang melalui online, langsung. Kita juga lakukan penyamaran untuk bisa da-pat atau beli obat tersebut. Kita urut ke atas. Sampai dengan di nana obat tersebut atau barang tersebut disim-pan,” sambungnya.

Brigjen Helmy menya-takan, obat-obat COVID-19 yang ditimbun itu bakal diedarkan ke masyarakat. Helmy menjelaskan, obat itu akan dijual sesuai HET.

“Terhadap barang bukti ini nanti kami akan mela-kukan diskresi kepolisian, restorative justice di mana kita juga harus memberi manfaat. Sehingga kita akan lakukan penyisihan barang bukti, kita koordinasi den-gan Kejaksaan, Kemenkes, BPOM, termasuk dengan gabungan pengusaha besar farmasi,” ungkap Helmy.

simal 2 tahun. Ini terhadap yang menjual di atas HET,” tambah Helmy.

Sementara itu, para ter-sangka yang mengubah ta-bung APAR menjadi tabung oksigen dikenakan Pasal 106 UU No 7 Tahun 2014, tentang Perdagangan. Ke-mudian Pasal 197 UU No 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan, dan Pasal 62 Jo Pasal 8 UU No 8 tentang Perlindungan Konsumen. Mereka terancam pidana penjara paling lama 15 tahun.

Danial

ISTIMEWA

Jakarta, HanTer - Peme-rintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendistri-busikan bantuan sosial non tunai (BSNT) dalam bentuk beras mulai Ka-mis (29/7/2021). Seperti penerima bantuan sosial tunai (BST) tahap 5 dan 6, BSNT/ bantuan beras Pemprov DKI diberikan kepada 1.007.379 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Namun dari jumlah tersebut, sebanyak 99.743 KK belum dapat diberikan karena diketahui adanya potensi duplikasi dengan penerima bansos non tu-nai berupa beras dari Ke-menterian Sosial RI. Saat ini data tersebut sedang dilakukan pemadanan oleh Kementerian Sosial RI

“Masing-masing KK akan menerima 10 kilo-gram beras jenis premium,” kata Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Premi Lasa-ri berdasarkan keteran-gannya di Jakarta, Rabu

(28/7/2021).Premi mengatakan,

pembagian beras akan di-lakukan pada 29 Juli - 17 Agustus 2021. Penyaluran beras dilakukan oleh Pe-rumda Pasar Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya sampai tingkat RT dan RW, yang selanjutnya disalurkan sampai kepada KPM oleh perangkat RT dan RW.

“Kami sudah mem-punyai data by name by address (BNBA) KPM BSNT, yang hari ini (28/7) d isampaikan kepada penyedia, yaitu Pasar Jaya dan Food Station untuk disalurkan pada titik lo-kasi RW. Kemudian RW akan kembali melakukan pengecekan jumlah dan kondisi paket, lalu me-nandatangani Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Te-rima (BAPST), dan disalur-kan kepada KPM sesuai BNBA,” ujarnya.

Sammy

DKI SALURKAN BANTUAN BERAS

Dinsos: Per KK Dapat 10 Kilogram

Jakarta, HanTer - PT MRT Jakarta berencana melaksa-nakan program vaksinasi publik yang rencananya akan berlangsung selama tiga hari, Kamis (29/7/2021) hingga Sabtu (31/7/2021) pukul 08.00—15.00WIB di Stasiun Blok A.

Plt Kepala Divisi Cor-porate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo, mengatakan, jenis vaksin yang akan diberi-kan adalah Vaksin Sinovac. Sentra Vaksinasi MRT Ja-

karta kali ini, ungkapnya, memfasilitasi masyarakat yang ingin secara langsung datang ke lokasi vaksin tanpa harus melakukan pendafta-ran sebelumnya.

“Pelaksanaan vaksinasi yang dilaksanakan MRT Ja-karta adalah upaya kami da-lam merespons, mencegah, dan menghentikan penyeba-ran virus jauh lebih luas melalui pemberian vaksin serta mendukung program percepatan vaksin khusus-nya di DKI Jakarta,” katanya

melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (28/7/2021).

Bagi masyarakat yang akan melakukan vaksinasi secara on the spot diimbau membawa kartu identitas berupa KTP untuk usia 18 tahun ke atas. Dan, Kartu Keluarga untuk usia 12-17 tahun.

“Sasarannya, untuk ka-tegori usia 12 tahun ke atas. Oleh karena itu, kami menga-jak seluruh masyarakat yang belum mendapatkan vaksin untuk segera mendaftar dan

mengikuti vaksinasi gratis di MRT Jakarta. Silakan dipilih sentra vaksinasi yang ada di MRT Jakarta, tepatnya Stasiun MRT Blok A dan bisa langsung datang hanya den-gan membawa KTP ataupun Kartu Keluarga, kami akan layani,” jelasnya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti vaksinasi tersebut, dapat melakukan pendaftaran secara langsung di lokasi vaksinasi atau dapat juga melalui aplikasi Jaki dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut,;1. Melakukan pendaftaran

melalui aplikasi Jaki2. Membawa hasil cetak

Kartu Kendali Vaksinasi/pre-screening

3. WNI usia 18 tahun ke atas (menggunakan

nomor KTP)4. WNI usia 12—17 tahun

didaftarkan dengan Nomor Induk Keluarga (NIK) yang terdapat di Kartu Keluarga

5. Sehat dan tidak hamil. Apabila penyintas COVID-19, minimal sudah sembuh tiga bulan

6. Menunjukkan surat rekomendasi dokter rawat apabila sedang dalam penanganan penyakit

7. Tidak terdaftar sebagai penerima vaksin sebelumnya

8. Menunjukkan KTP asli9. Membawa dan

menunjukkan seluruh dokumen persyaratan pada hari pelaksanaan.

Sammy

MRT Jakarta Layani Vaksinasi On The Spot

Jakarta, HanTer - Pa-kar Hukum Pidana, Su-parji Ahmad menegaskan bahwa tindakan dua ang-gota Polisi Militer Angka-tan Udara yang menginjak leher warga Papua tidak dapat dibenarkan. Sebab, hal itu mengarah pada tindakan arogan.

“Itu termasuk tinda-kan yang arogan dan tidak dapat dibenarkan. Seha-rusnya dua oknum PM tersebut mengedepankan langkah persuasif dan komunikatif,” katanya dalam keterangan pers, Rabu (28/7/2021).

“Saya kira tidak perlu menggunakan kekera-san, terlebih pada masa-lah-masalah ringan. Apa-lagi ini menyangkut Papua yang sangat rentan isunya dimanfaatkan oknum ter-tentu,” sambungnya.

Ia juga mengapresiasi dengan ketegasan Pangli-ma TNI yang menegaskan dua oknum PM tersebut akan diberi hukuman. Menurutnya, sanksi te-gas perlu diberikan agar menjadi pelajaran bagi anggota lain.

“Bahwa TNI merupa-kan pelayan masyarakat. Jangan sampai justeru mendapat stigma buruk karena tindakan yang ti-dak berperikemanusiaan. Membawa kasus itu ke ra-nah hukum sangat tepat,” ucapnya.

Suparji menilai bahwa menginjak kepala meru-pakan kategori penga-niayaan. Maka, ia ber-pendapat dua oknum itu bisa dikenakan pasal 351 KUHP.

“Menginjak leher atau kepala bisa dikategorikan penganiayaan sebagaima-na dkatur dalam pasal 351 KUHP. Kita berharap hal serupa tidak terjadi lagi,” pungkasnya.

Atas terjadinya peris-tiwa tersebut, diharapkan semua pihak dapat mena-han diri dan menyerahkan penyelesaiannya sesuai dengan mekanisme yang berlaku. “Dan supaya ada penyelesaian yang tuntas dan komprehensif, perlu dilakukan penelusuran terhadap akar permasala-hannya,” tukasnya.

Danial

Pakar: Lanjutkan Proses Hukum Oknum PM Penginjak Warga Papua

SUPARJI AHMADISTIMEWA