penerapan sistem manajemen keselamtan dan kesehatan kerja

15
JURNAL PENELITIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA UNIT BERBEK (Studi Kasus: Penerapan Tingkat Awal Pencapaian SMK3 Poin Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3)Disusun oleh : INTANIA DWI MAYANGSARI NIM. P27833215009 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI D-III KAMPUS MAGETAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

JURNAL PENELITIAN

“PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN

KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. CHAROEN POKPHAND

INDONESIA UNIT BERBEK (Studi Kasus: Penerapan Tingkat Awal

Pencapaian SMK3 Poin Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3)”

Disusun oleh :

INTANIA DWI MAYANGSARI

NIM. P27833215009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI D-III KAMPUS MAGETAN

TAHUN 2018

Page 2: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

ABSTRAK

Kementerian Kesehatan RI

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Prgram Studi D-III Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan

Tugas Akhir, Juli 2018

INTANIA DWI MAYANGSARI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. CHAROEN POKPHAND

INDONESIA UNIT BERBEK. (STUDI KASUS: PENERAPAN

TINGKAT AWAL PENCAPAIAN POIN KEMANAN BEKERJA

BERDASARKAN SMK3)

(VII + 102 halaman + 7 gambar + 10 tabel + 4 lampiran )

PT. Charoen Pokphand Indonesia Unit Berbek merupakan salah saru

cabang perseroan dari PT. Charoen Pokphand Indonesia yang bergerak khusus

dalam bidang pengolahan daging sapi dan ayam dengan hasil produk sosi siap

saji. Perusahaan telah melakukan sistem manjemen keselamatan dan kesehatan

kerja dengan baik, namun setelah dilakukan survey pendahuluan ditemukan

pekerja belum menggunakan APD, sehingga munculah permasalahn terhadap

penerapan SMK3.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan SMK3 di

PT. Charoen Pokphand Indonesia Unit Berbek yang diduga belum melaksanakan

penerapan SMK3 dnegan baik dan benar. Jenis penelitian yang digunakan adalah

deskriptif.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh unit yang berada di

PT. Charoen Pokphand Indonesia Unit Berbek khususnya pada unit ruang

produksi.

Hasil penelitian dari unit ruang produksi yaitu pada inspeksi K3 mendapat

prosenstase 93% pemenuhannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50

Tentang Penerapan SMK3 dan 7% tidak memenuhi, sedangkan penerapan

pencapaian SMK3 (audit SMK3) mendapat prosentase 86% pemenuhannya sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tentang Penerapan SMK3 dan 14% tidak

memenuhi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemenuhan dalam inspeksi K3 telah

baik dapat ditinjau dari kebijakan K3 yang telah sesuai, perencanaan K3 yang

baik, dan penerapan rencana K3 yang sesuai dengan perencanaan. Selain itu hasil

dari temuan audit SMK3 yang telah dilakukan mendapati hasil baik.

Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui peninjauan dan

peningkatan kinerja K3 di PT. Charoen Pokphand Indonesia Unit Berbek.

Kata Kunci : SMK3, Inspeksi K3, Kebijakan K3, Perencanaan K3,

Kepustakaan : 12 (1996 – 2017)

Page 3: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

ABSTRACT

Kementerian Kesehatan RI

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Prgram Studi D-III Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan

Final Assignment, 2018

INTANIA DWI MAYANGSARI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. CHAROEN POKPHAND

INDONESIA UNIT BERBEK. (STUDI KASUS: PENERAPAN

TINGKAT AWAL PENCAPAIAN POIN KEMANAN BEKERJA

BERDASARKAN SMK3)

(VII + 94 page + 7 image + 10 tabels + 4 attachments )

PT. Charoen Pokphand Indonesia The Berbek Unit is one of the branch

companies of PT. Charoen Pokphand Indonesia specializing in the processing of

beef and chicken with the results of fast food products. The company has

conducted a safety and health management system well, but after the preliminary

survey it was found that workers have not used PPE, so there is a problem with

the implementation of SMK3.

The purpose of this research is to know the application of SMK3 in PT.

Charoen Pokphand Indonesia The Berbek Unit which is suspected to have not

implemented SMK3 properly and correctly. The type of research used is

descriptive.

Population and sample in this research that is all unit residing in PT.

Charoen Pokphand Indonesia Berbek Unit especially in unit of production room.

Result of research from unit of production room that is on inspection of K3

gets prosenstase 93% fulfillment according to Government Regulation no. 50 on

the Implementation of SMK3 and 7% does not meet, while the application of

SMK3 achievement (SMK3 audit) gets the percentage of 86% fulfillment in

accordance with Government Regulation no. 50 About the Implementation of

SMK3 and 14% did not meet.

The conclusion of this research is that the fulfillment of OHS inspection

has been well reviewed from the appropriate OSH policy, good health and safety

plan, and implementation of plan of OSH which is in accordance with the

planning. In addition, the results of the audit findings of SMK3 that have been

done to find good results.

Need for further research to know the review and improvement of health

and safety performance at PT. Charoen Pokphand Indonesia Berbek Unit.

Keywords : SMK3, Inspection K3, Audit SMK3

References : 12 (1996 – 2017)

Page 4: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

PENDAHULUAN

Berkembang pesatnya

penerapan teknologi dalam proses

produksi saat ini semakin intensif,

sehingga dapat menimbulkan

banyaknya efek samping berupa

faktor fisik diantaranya suhu ekstrim,

kebisingan, getaran, radiasi,

penerangan di tempat kerja, tekanan

udara ekstrim, hingga keergonomian.

Untuk mengurangi dan mencegah

terjadinya potensi bahaya terhadap

keselamatan dan kesehatan kerja

yang terjadi, maka harus adanya

kontrol terhadap bahaya yang akan

ditimbulkan dengan adanya

manajemen yang dapat diterima oleh

pekerja (Martino et al).

Berdasarkan data

International Labour Organization

(ILO) mencatat bahwasannya pada

tahun 2013, setiap hari terjadi sekitar

6.000 kecelakaan kerja fatal di dunia.

Sedangkan di Indonesia, tercatat

hingga akhir tahun 2015 terjadi

kecelakaan kerja sebanyak 105.182

kasus, diantaranya kecelakaan berat

yang berakibat hingga kematian

tercatat sebanyak 2.375 kasus dari

total jumlah kecelakaan kerja.

Jumlah kecelakaan total di Indonesia

mengalami kenaikan 5% - 10%

(Kusumarini, 2017).

Pengelolaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) dikelola

dengan aspek lainnya didalam

perusahaan seperti operasi, produksi,

logistik, sumber daya manusia,

keuangan, dan pemasaran. Aspek K3

tidak akan berjalan sebagaimana

mestinya apabila tanpa adanya

intervensi dari manajemen berupa

upaya terencana untuk

mengelolanya. Oleh sebab itu, sejak

tahun 1980an, ahli K3 berupaya

untuk mendorong semua pihak

organisasi agar menempatkan dan

menerapkan aspek K3 dan aspek

lainnya, sehingga dapat mendorong

lahirnya konsep mengenai

manajemen K3 (Agustina, 2012).

PT. Cahroen Pokhpand

Indonesia Unit Berbek merupakan

salah satu cabang perseoran dari PT.

Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

yang bergerak dalam bidang

pengolahan daging ayam dan sapi

berupa sosis siap jadi. Pada unit ini

mempekerjakan karyawan sebanyak

205 pekerja yang terdiri dari 26

Page 5: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

tenaga pekerja tetap dan 179 tenaga

outsorching.

Kegiatan produksi makanan

olahan yang dilakukan oleh PT.

Charoen Pokphand Indonesia Unit

Berbek meliputi kegiatan produksi,

pengemasan, dan distribusi serta

operasional perusahaan.

Perusahaan telah

melakukan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja

dengan baik. Secara global hal

tersebut dapat dilihat dari website

PT. Charoen Pokphand Indonesia

Tbk.

Hasil survey pendahuluan

yang dilakukan pada 7 Februari 2018

pada PT. Charoen Pokphand

Indonesia Unit Berbek mendapatkan

hasil bahwasanya, tidak teraturnya

penataan bahan baku dan toples

pengemas yang hanya dibiarkan

begitu saja di jalan sehingga dapat

mengganggu lalu lintas pekerja.

Selain itu, pekerja yang tidak

menggunakan earmuf pada unit

mesin boiler.

Melihat hasil survey

pendahuluan yang dilakukan pada 7

Februari 2018, penerapan sistem

manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja belum diterapkan

dengan baik. Sehingga muncul

permasalahan tentang penerapan

SMK3 yang terjadi di PT. Charoen

Pokphand Indonesia Unit Berbek.

Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) menurut

Kepmenaker 05 Tahun 1996 adalah

bagian dari sistem manajemen secara

keseluruhan yang meliputi struktur

organisasi, perencanaan, tanggung

jawab, pelaksanaan, prosedur,

proses, dan sumber daya yang

dibutuhkan bagi pengembangan,

penerapan, pencapaian, pengkajian,

dan pemeliharaan kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja

dalam pengendalian risiko yang

berkaitan dengan kegitan kerja guna

terciptanya tempat kerja yang aman,

efisien, dan produktif (Nurcahyo

2007).

Berdasarkan uraian latar

belakang diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan pengkajian

studi kasus yang berjudul

“Penerapan Sistem Manajemen

Page 6: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) di PT. Charoen Pokphand

Indonesia Unit Berbek (Studi

Kasus: Penerapan Tingkat Awal

Pencapaian SMK3 Pada Sub

Keamanan Bekerja Berdasarkan

SMK3”

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang

dilakukan adalah deskriptif, dengan

pendekatan case study.

Menggunakan penelitian deskriptif

karena penerapan metode kualitatif

dan data yang dikumpulkan berupa

kata – kata, gambar, dan bukan

angka (Fitriana, 2017).

Sampel pada penelitian ini

adalah unit produksi pada tahap

penggilingan di PT. Charoen

Pokphand Indonesia Unit Berbek.

Penilaian menggunakan Standar

Peraturan Pemerintah Nomor 50

Tahun 2012 tentang penerapan

sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (SMK3). Observasi

yang akan dilakukan mengambil

penilaian tingkat awal yang terdiri

dari 12 elemen 64 kriteria. Namun,

pada observasi ini difokuskan pada 1

elemen yaitu pada poin ke 6 tentang

Kemanan bekerja berdasarkan

SMK3 terdiri dari 21 kriteria. Selain

itu, terdapat identifikasi mengenai

manajemen yang berada pada

perusahaan.

1. Alat penilaian.

Alat yang digunakan untuk

penelitian yaitu:

a. Lembar ceklis atau lembar

observasi yang dibuat

berdasarkan Peraturan

Mentri Nomor 50 Tahun

2012.

b. Lembar identifikasi

penilaian data manajemen.

2. Prosedur penilaian

a. Melakukan observasi

lapangan.

b. Melakukan wawancara

kepada petugas terkait.

c. Mengidentifikasi peraturan

dan standar peraturan

perusahaan.

d. Mengisi angka pada lembar

observasi dan memberi tanda

centang (√) pada lembar

identifikasi.

e. Melakukan analisa data dan

membandingkan pada

Page 7: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

× 100%

Peraturan Pemerintah Nomor

50 Tahun 2012.

f. Menilai hasil analisa data

sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 50 Tahun

2012.

g. Mengambil kesimpulan

terhadap hasil penilaian

analisa data.

3. Skoring penilaian

Rumus menilai hasil analisa :

Skor yang diperoleh

Total komponen

Hasil penilaian setelah

dihitung dan dicocokan pada tingkat

penilaian penerapan SMK3 yang

telah ditetapkan oleh Peraturan

Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012,

yaitu:

a. Untuk tingkat pencapaian

penerapan 0 – 59% termasuk

tingkat penilaian penerapan

kurang.

b. Untuk tingkat pencapaian

penerapan 60 – 84%

termasuk tingkat penilaian

penerapan baik.

c. Untuk tingkat pencapaian

penerapan 85 – 100%

termasuk tingkat penilaian

memuaskan.

Teknik pengolahan data

menggunakan observasi, wawncara,

dan dokumentasi.

HASIL

1. Identifikasi Kebijakan K3

Perusahaan

Berdasarkan tabel IV.3 dapat

diketahui bahwa dokumen yang

berkaitan dengan kebijakan K3 di

PT. Charoen Pokphand Indonesia

Unit Berbek telah sesuai dengan

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun

2012 Tentang Penerapan Sistem

Manajemen K3 (SMK3) dengan

hasil prosentase 100%.

2. Identifikasi Perencanaan K3

Perusahaan

Page 8: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

Berdasarkan tabel IV.4 dapat

diketahui bahwa dokumen terkait

dengan perencanaan K3 di PT.

Charoen Pokphand Indonesia Unit

Berbek sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 50 Tahun 2012

Tentang Penerapan Sistem

Manajemen K3 (SMK3) berjumlah 8

dengan prosentase 89% dan

dokumen tidak sesuai berjumlah 1

dengan prosentase 11%.

3. Identifikasi Pelaksanaan Rencana

K3 Perusahaan

Berdasarkan tabel IV.5 dapat

diketahui bahwa dokumen terkait

dengan pelaksanaan perencanaan K3

di PT. Charoen Pokphand Indonesia

Unit Berbek sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 50 Tahun 2012

Tentang Penerapan Sistem

Manajemen K3 (SMK3) berjumlah

15 dengan prosentase 94% dan tidak

memenuhi syarat Peraturan

Pemerintah No. 50 Tahun 2012

Tentang Penerapan Sistem

Manajemen K3 (SMK3) berjumlah 1

dengan prosentase 6%.

4. Evaluasi Penerapan dan

Pelaksanaan K3

Setelah dilakukan inspeksi

kelengkapan dan penerapan SMK3,

PT. Charoen Pokphand Indonesia

Unit Berbek telah melaksanakan

sistem manajaemen keselamatan dan

kesehatan kerja dengan baik. Dapat

ditinjau dari kondisi bahaya

kecelakaan kerja baik, dapat dilihat

dari segi ketenaga kerjaan,

lingkungan kerja, dan alat yang

dipergunakan.

Page 9: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

5. Penerapan Pencapaian SMK3

Poin “Keamanan Bekerja

Bedasarkan SMK3”

Berdasarkan hasil pengamatan yang

tercantum dalam tabel IV.7 dapat

diketahui bahwa penerapan

pencapaian keamanan bekerja

berdasarkan SMK3 yang sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No. 50

Tahun 2012 tentang Penerapan

SMK3 yaitu berjumlah 18 dengan

hasil prosentasi 86%, sedangkan

untuk tidak sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 05 Tahun 2012

tentang SMK3 yaitu berjumlah 3

dengan prosentase 14%.

PEMBAHASAN

1. Identifikasi Kebijakan K3

Perusahaan

Berdasarkan hasil tabel

IV.4 didapatkan hasil kebijakan K3

di PT. Charoen Pokphand Indonesia

Unit Berbek yaitu telah tercapai

seluruh indikator berjumlah 4

indikator dengan prosentase 100%.

Kebijakan K3 yang berada

di perusahaan baik, hal tersebut

dapat dilihat darti komitmen

kepemimpinan dengan pekerja, telah

dilakukan tinjauan awal berupa

identifikasi resiko kecelakaan kerja,

kebijakan berupa peraturan –

peraturan yang terkait, seperti

peraturan pemerintah, undang –

undang, atau peraturan perusahaan.

Penelitian ini sejalan

dengan penelitian dari Febhana

pangkey, (2012) dalam jurnal yang

berjudul Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) Pada

Proyek Konstruksi Di Indonesia

(Studi Kasus: Pembangunan

Jembatan Dr. Ir. Soekarno –

Manado), telah melakukan

pengamatan tentang penerapan

Sistem Manajemen K3 tentang

komitmen dan kebijakan

bahwasanya untuk mencapai

komitmen pengadaan pengendalian

setiap resiko mutu, keselamatan dan

kesehatan kerja dan lingkungan

sehingga dapat menghasilkan proses

kerja dan produk yangberkualitas,

Page 10: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

sehat dan aman, perusahaan perlu

menetapkan : Mematuhi semua

ketentuan peraturan dan persyaratan

lain yang relavan, Berusaha

mengendalikan resiko mutu,

keselamatan dan kesehatan kerja

serta lingkungan kerja yang dapat

menyebabkan pencemaran

lingkungan, penyakit akibat kerja,

dan penurunan kepuasan pelanggan,

Berusahan mengendalikan aspek

penting mutu, keselamatan dan

kesehatan kerja serta lingkungan

terutama sumber daya manusia,

sumber daya alam, pengelolaan

kualitas udara, dan penanganan

limbah termasuk aspek lainnya yang

berdampak negative terhadap mutu,

dan keselamatan dan kesehatan kerja

serta lingkungan, Menjamin seluruh

karyawan dan pihak terkait lainnya

agar kompeten, Berusaha agar

kebijakan ini dikomunikasikan dan

dapat dipahami oleh seluruh

karyawan, pihak emmasok, dan sub

kontraktor terkait, Menjamin

peningkatan berkesinambungan

terhadap penerapan Sistem

Manajemen mutu, keselamatan dan

kesehatan kerja serta lingkungan,

Menjamin agar kegiatan ini tersedia

bagi public yang memeluknya.

2. Identifikasi Perencaaan K3

Perusahaan

Berdasarkan tabel IV.5

didapatkan hasil dari 9 indikator

identifikasi perencanaan SMK3

terdapat 8 indikator yang telah sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No. 50

Tahun 2012 Tentang Sistem

Manajemen K3 (SMK3) dengan

prosentase 89%, sedangkan terdapat

2 indikator yang belum memenuhi

syarat sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 50 Tahun 2012

Tentang Sistem Manajemen K3

(SMK3) dengan prosentase 11%.

Perencanaan yang baik

dapat dilihat dari pemenuhan

kebijakan yang baik, hal tersebut

dapat dilihat dari peraturan atau

standar peraturan yang digunakan,

yaitu peraturan pemerintah, undang –

undang, dan peraturan perusahaan.

Penelitian ini sejalan

dengan penelitian dari Perencanaan

yang baik dapat dilihat dari

pemenuhan kebijakan yang baik, hal

tersebut dapat dilihat dari peraturan

atau standar peraturan yang

digunakan, yaitu peraturan

Page 11: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

pemerintah, undang – undang, dan

peraturan perusahaan.

3. Identifikasi Pelaksanaan Rencana

K3 Perusahaan

Berdasarkan tabel IV.5

dapat diketahui bahwa dokumen

terkait dengan pelaksanaan

perencanaan K3 di PT. Charoen

Pokphand Indonesia Unit Berbek

sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No. 50 Tahun 2012 Tentang

Penerapan Sistem Manajemen K3

(SMK3) berjumlah 15 dengan

prosentase 94% dan tidak memenuhi

syarat Peraturan Pemerintah No. 50

Tahun 2012 Tentang Penerapan

Sistem Manajemen K3 (SMK3)

berjumlah 1 dengan prosentase 6%.

Pelaksanaan rencana K3

telah dilakukan dengan baik karena

telah menerapkan kebijakan K3

secara efektif dan melakukan

perencanaa K3 dengan baik, adanya

SDM (Sumber Daya Manusia),

bertanggung jawab terhadap

pekerjaan yang dilakukan, terdapat

pelatihan ketrampilan K3 bagi

pekerja/buruh.

Penelitian ini sejalan

dengan penelitian dari Febhana

Pangkey (2012) dalam jurnal yang

berjudul Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) Pada

Proyek Konstruksi Di Indonesia

(Studi Kasus: Pembangunan

Jembatan Dr. Ir. Soekarno –

Manado), penerapan kebijakan K3

penting adanya untuk pengembangan

kemampuan dan pendukung untuk

mencapai tujuan dan sasaran, serta

kebijakan K3 di perusahaan.

4. Pemantauan dan Evaluasi

Kinerjak K3 Perusahaan

Setelah dilakukan inspeksi

kelengkapan dan penerapan SMK3,

PT. Charoen Pokphand Indonesia

Unit Berbek telah melaksanakan

sistem manajaemen keselamatan dan

kesehatan kerja dengan baik. Dapat

ditinjau dari kondisi bahaya

kecelakaan kerja baik, dapat dilihat

dari segi ketenaga kerjaan,

lingkungan kerja, dan alat yang

dipergunakan.

Semua hasil temuan setelah

dilakukan inspeksi evaluasi sistem

manajamene K3, secara umum telah

berlangsung dengan baik. Hal

tersebut dapat dilihat dari pelaporan

hasil inspeksi K3 berupa report

kecelakaan kerja yang dilaporkan

Page 12: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

setiap 1 (satu) bulan sekali. Kondisi

bahaya kecelakaan kerja terhadap

tenaga kerja baik, hal itu dapat

dipantau melalui ketaatan pekerja

dalam menaati peraturan yang telah

dibuat oleh petugas berupa

penggunaan APD yang baik dan

benar. Selain dari tenaga kerja,

potensi bahaya juga bisa dari

lingkungan kerja, lingkungan kerja

masih belum ergonomis dapat dilihat

dari penataan tempat ruang produksi

yang masih belum ergonomi, hal

tersebut dapat berpengaruh pada

kecelakaan kerja bagi pekerja. Selain

lingkungan juga potensi bahaya ada

pada alat yang digunakan seperti

mesin produksi, namun setelah

dilakukan inspeksi mesin yang

digunakan telah termanajemen

dengan baik, yaitu mesin hanya

memiliki potensi bahaya terbakar

apabila pekerja ceroboh.

Penelitian ini sejalan

dengan penelitian dari Febhana

Pangkey (2012) dalam jurnal yang

berjudul Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) Pada

Proyek Konstruksi Di Indonesia

(Studi Kasus: Pembangunan

Jembatan Dr. Ir. Soekarno –

Manado), Semua hasil temuan dari

inspeksi keselamatan dan kesehatan

kerja didokumentasikan dan

digunakan untuk mengidentifikasi

ketidaksesuaian, tindakan

perbaikan/koreksi dan pencegahan

yang harus segera dilakukan serta

pohak manajemen menjamin

pelaksanaannya secara sistematik

dan efektif. Untuk pelaksanaan

tindakan perbaikan harus mengikuti

prosedur yang disediakan perusahaan

yaitu prosedur penanganan

ketidaksesuaian, tindakan koreksi

dan pencegahan.

5. Penerapan Pencapaian SMK3 Poin

Keamanan Bekerja Berdasarkan

SMK3

Berdasarkan hasil

pengamatan yang tercantum dalam

tabel IV.7 dapat diketahui bahwa

penerapan pencapaian keamanan

bekerja berdasarkan SMK3 yang

sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No. 50 Tahun 2012 tentang

Penerapan SMK3 yaitu berjumlah 18

dengan hasil prosentasi 86%,

sedangkan untuk tidak sesuai dengan

Peraturan Pemerintah No. 05 Tahun

Page 13: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

2012 tentang SMK3 yaitu berjumlah

3 dengan prosentase 14%.

PT. Charoen Pokphand

Indonesia Unit Berbek masuk dalam

ketogori memuaskan, hal tersebut

dapat diketahui dari sistem kerja di

PT. Charoen Pokphand Indonesia

Unit Berbek memiliki petugas yang

kompeten dalam mengidentifikasi

bahaya, menilai, dan mengendalikan

resiko yang timbul dari suatu proses

kerja, memiliki sistem izin kerja

yang memiliki tugas beresiko tinggi,

memiliki alat pelindung diri yang

telah disediakan oleh perusahaan dan

dirawat dengan baik, dan alat

pelindung diri yang dipastikan telah

dinyatakan layak untuk dipakai

sesuai dengan standar peraturan dan

perusahaan. Pengawasan, PT.

Charoen Pokphand Indonesia Unit

Berbek telah melakukan pengawasan

untuk menjamin setiap pekerjaan

telah dilaksanakan dengan aman dan

sesuai dengan prosedur yang telah

ditentukan..

Audit sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja

(SMK3) berbeda dengan inspeksi,

audit SMK3 dilakukan untuk

mengukur efektifitas dari

pelaksanaan suatu sistem untuk

jangka waktu panjang, lebih

menekankan proses, sedangkan

inspeksi hanya untuk jangka pendek

dan lebih menekankan hasil akhir.

Audit SMK3 menggunakan metode

pelaksanaan dengan malakukan

tinjauan, verifikasi, dan observasi,

sedangkan inspeksi K3 dilakukan

dengan pengujian secara teknis dan

mendetail (Pangkey, 2012).

KESIMPULAN

Kesimpulan yang telah

didapat yaitu dari hasil Identifikasi

Kebijakan K3 di PT. Charoen

Pokphand Indonesia Unit Berbek

yaitu 100% telah sesuai, Idenftifikasi

Perencanaan K3 89% telah sesuai

dan 11% tidak sesuai, Identifikasi

Pelaksanaan REncana K3 94% telah

sesuai sedangkan 6% tidak sesuai,

Identifikasi Penerapan Pencapaian

SMK3 86% telah sesaui sedangkan

14% belum sesuai, Evaluasi

Penerapan dan Pelaksanaan Rencana

K3 tidak dilakukan penelitian secara

menyeluruh yaitu pada tahap

pemeriksaan, pengujian, dan

pengukurn hanya dilakukan

Page 14: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

pengukuran audit SMK3, Keamanan

Bekerja Berdasarkan SMK3

memiliki hasil 90% yang mempunyai

arti hasil audit telah memuaskan.

Saran bagi perusahaan

sebaiknya membuat rencana kegiatan

K3 dengan jangka waktu

pelaksanaan yang tepat, sebaiknya

petugas P2K3 memberikan edukasi

setiap 3 (tiga) bulan sekali dan

memberikan tugas khusus kepada

petugas.

Saran bagi peniliti lain

yaitu pada variable peninjauan dan

peningkatan kinerja K3 dan

mengubah metode penilaian agar

dipersingkat dan lebih jelas lagi.

PUSTAKA

Sumber Jurnal :

Agustina, Jan., Julia Damayanti., dan

Yasier Anwar, 2012. Elemen

– elemen Implementasi

SMK3 (Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) Pada Kontraktor

Lokal Proyek Gedung

Bertingkat Yang Sudah

Menerapkan OHSAS

18001:2007. Universitas

Trisakti, Jakarta: 195-210.

Kusumarini, dwi ari, 2017.

Perbedaan Unsafe Action

dan Unsafe Condition

Antara Sebelum dan

Sesudah Safety Patrol: 1-88.

Fitriana, Laela., dan Anik Setyo

Wahyuningsih, 2017.

Penerapan Sistem

Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kera (SMK3)

Di PT. Ahmadaris.

HIGEIA, 1(1): 29-35.

Mandagi, R.J.M., J.P. Rantung., dan

G.Y. Malingkas, 2013.

Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Pada

Pelaksanaan Proyek

Konstruksi (Studi Kasus:

Proyek PT. Trakindo

Utama). Jurnal Sipil Statik,

6(1): 430-433.

Nugraha., Ogi Mahindra Cipta, 2015.

Gambaran Penerapan

Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) Berdasarkan

OHSAS 18001:2007 Di PT.

Asia Pacific Fibers Tbk.

Kaliwungu Kabupaten

Kendal Tahun 2015.

Nurcahyo, Yuli, 2007. Rancangan

Sistem Mamajemen

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) Berbasis

OHSAS 18001-2007 Dan

Sistem Informasi Web

Portal Studi Kasus Di Di

KSO Pertamina EP – BBP.

Jurnal Teknik Industri: 93-

184.

Pangkey, Febyana, 2012. Penerapan

Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) Pada Proyek

Konstruksi Di Indonesia

(Studi Kasus: Pembangunan

Jembatan Dr. Ir. Soekarno-

Manado). Jurnal Ilmiah

Media Engineering , 2(2):

100-113.

Page 15: PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA

Pongtuluran, abigael. 2017. Laporan

Kerja Praktek Di PT.

Charoen Pokphand

Indonesia TBK, Surabaya.

Yogyakarta. Program Studi

Teknik Industri Fakultas

Teknologi Industri

Universitas Atma Jaya

Yogyakarta.

Sumber Buku :

Ramli, Soehatman, 2010. Sistem

Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja

OHSAS 18001. Dian

Rakyat: Jakarta. PT.

Charoen Pokphand

Indonesia Plant Berbek.

2017. UKL dan UPL PT.

Charoen Pokphand

Indonesia Plant Berbek.

Sidoarjo. PT. Charoen

Pokphan Indonesia Plant

Berbek.

Sumber Hukum : Menteri Hukum, 2012. Peraturan

Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 50 Tahun

2012 Tentang Penerapan

Sistem Manajemen

Kesalamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3).

Menteri Tenaga Kerja, 1996.

Peraturan Menteri Tenaga

Kerja Nomor: PER.

05/MEN/1996 Tentang

Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.