rangkuman kesehatan keselamtan kerja dan lingkungan

63
RANGKUMAN KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN Sembadra Dyah Fitriani 12/331856/TK/39645

Upload: sembadra-fitriani

Post on 18-Jul-2015

2.574 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

RANGKUMANKESEHATAN,

KESELAMATAN KERJA

DAN LINGKUNGAN

Sembadra Dyah Fitriani

12/331856/TK/39645

Page 2: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Pengenalan Keselamatan

Kesehatan Kerja, dan

Lingkungan (K3L)

Page 3: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Keselamatan Kesehatan

Kerja dan Lingkungan (K3L)

K3l adalah satu upaya untuk menekan atau

mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat

kerja.

Upaya kesehatan kerja adalah penyerasian

kapasitas, beban, dan lingkungan kerja agar pekerja

dapat bekerja dengan sehat.

K3L merupakan penghargaan terhadap martabat

manusia pekerja karena dengan adanya K3L, jiwa dan

raga pekerja akan safe.

Faktor-faktor ancaman resiko dari kecelakaan kerja

adalah:

Ketiga fakor diatas saling mempengaruhi satu sama

lain.

Page 4: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Keselamatan Kesehatan

Kerja dan Lingkungan (K3L)

K3L bertujuan untuk:

- Membuat suasana menjadi sehat, aman, dan nyaman

- Membuat tenaga kerja sehat baik fisik, mentas, dan

sosial sert terhindar dari kecelakaan

- Meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan

- Menginkatkan kesejahteraan tenaga kerja

Page 5: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Penyakit akibat hubungan

kerja

Golongan Fisik, contohnya bising, radiasi, suhu dan

tekanan.

Golongan Kimiawi, 31 dari 100.000 bahan kimia

merupakan dapat menyebabkan penyakit.

Golongan Biologi, contohnya bakteri, virus, jamur, dan

parasit.

Golongan Fisiologik, contohnya tempat yang kurang

ergonomis, tidak sesuai dengan anatomi manusia.

Golongan Psikososial, contohnya beban terlalu berat,

pekerjaan selalu mengulang dan monotnon.

Page 6: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Sistem Manajemen Keselmatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3)

SMK3 aladah bagian dari sistem manajemen secara

keseluruhan yg meliputi struktur, organisasi,

perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur,

proses dan sumber daya yg dibutuhkan bagi

pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian

dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka

pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan

kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,

efisien dan produktif. (Per Menaker 05/Men/1996)

Kontribusi terbesar penyebab terjadinya ecelakaan

adalah manusia. Dengan adanya SMK3, manusia yang

berdalam dalam sistem kerja akan lebih tertata

dengan adanya manajemen ini.

Page 7: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Masalah K3 di Negara

Berkembang

Mempunyai temperatur tinggi sehingga pekerja

lebih mudah merasa capek.

Kelembaban tinggi sehingga bakteri nyaman ting-

gal di negara berkembang.

Iklim

Sumber biaya terbatasEkonomi

Tidak semua orang menganggap safety itu penting

dan harus diprioritaskan.

Terkadang HSE salam suatu perusahaan asal-asalan

Sumber

Daya

Manusia

APD disediakan tanpa memperhatikan kenyamanan

Sehingga pekerja enggan memakainya.

Peraturan kurang tegas.

Belum terbiasa dengan K3

Fasilitas

Page 8: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Masalah K3 di Negara

Berkembang

Keakuratan data yang berhubungan dengan

kecelakaan kerja kurang akurat.Data

Karena bakteri suka hidup di negara berkembang

penyakit-penyakit pun bermunculan.Penyakit

Migrasi berarti mengganti pola hidup dan akan

Membuat sebagian pekerjas tressMigrasi

Tingkat pendidikan pekerja bervariasi.

Pekerja takut melaporkan keluhan K3 karena takut

Dipecat.Pekerja

Page 9: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Zero Accident

Dibawah ini merupakan piramida kecelakaan dan cost

yang ditimbulkan dari kecelakaan.

Page 10: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Zero Accident

Zero accident adalah kondisi perusahaan tanpa kecelakaan dan terbebas dari penyakit akibat kerja.

Kinerja keselamatan kerja. Perusahaan mencatat jam kerja tanpa kecelakaan kerja dengan cara mengalikanjumlah karyawan dengan jam kerja karyawan. Misal: jumlah karyawan 100 orang, jam kerja 8 jam/hari. Dalam sehari jumlah jam kerja 100x8=800 jam. Di Indonesia, perusahaan dapat mencapai jam kerja dalam jumlah waktu tertentu tanpa kecelakaanmendapat penghargaan dari Depnaker. Pencatatan inikembali ke angka 0 ketika seorang pekerja mengalamikecelakaan kerja dan tidak dapat masuk selama 2x24 jam.

Lima langkah untuk mensukseskan zero accident adalah:

- Tentukan kebijakan (POLICY)

- Mengorganisasi staf/pekerja

- Merencanakan dan membuat standar

- Mengukur performansi

- Belajar dari pengalaman – audit dan review

Page 11: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Emergency

Planning and Respone

Page 12: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Emergency Planning and

Respone

Tanggap darurat adalah suatu sikap untukmengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, yang akan menimbulkan kerugian.

Penanggulangan keadaan darurat adalah upayaatau tindakan yang dilakukan untuk mengatasikeadaan yang tidak dikehendaki supaya dapatdinormalisir dan kerugian ditekan seminimal mungkin.

Keadaan darurat adalah berubahnya suatukegiatan/keadaan atau situasi yang semula normal menjadi tidak normal sebagai suatu akibat dari suatuperistiwa yang tidak diduga atau tidak dikehendaki.

Prosedur tanggap darurat adalah:

– Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan

darurat

– Pendidikan dan latihan

– Penanggulangan keadaan darurat

– Pemindahan dan penutupan

Page 13: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Emergency Planning and

Respone

Penggolongan korban sesuai urgensinya adalah:

- Gawat I (ancaman maut): gangguan pernafasan

karena trauma otak, kehilangan kesadaran, luka bakar

di wajah atau di jalan pernafasan atas, penyumbatan

jalan nafas, luka berat di kepala, patah tulang hebat,

trauma torax, trauma perut, kehilangan darah, dll.

- Gawat II (maut mengancam, tetapi tidak segera):

trauma otak, perut, muka yg tidak terlalu berat, luka

bakar 9-18%, korban dengan luka sendi terbuka,

patah tulang.

- Gawat III (tidak ada ancaman maut): yang tidak

terancam cacat tetap.

Page 14: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

K3 dan Lingkungan

Page 15: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

K3 dan Lingkungan

Lingkungan hidup adalah suatu sistem yang

merupakan kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk

didalamnya manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Masalah ingkungan timbul karena:

- Dinamika penduduk

- Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang

kurang bijaksana

- Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi maju

- Benturan tata ruang

Page 16: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Pencemaran Udara

Sumber titik: sumber pencemar udaranya stationer

dan mempunyai lokasi tertentu. Contohnya gas buang

sebuah pabrik.

Sumber kawasan: sumbernya mempunyai luasan

tertentu. Contohnya adalah adanya beberapa pabrik

di suatu kawasan.

Sumber garis: sumbernya berbentuk memenjang dan

timbul karena pencemaran terus menerus.

Penyebab terjadinya pencemaran udara adalah:

- Alam. Bencana alam

- Manusia. Industri dan sarana transportasi.

Polutan Karbon Monoksida (CO)

- Mempunyai sifat tidak berbau, tidak berwarna,

tidak mempunyai rasa.

- Terbentuk karena pembakaran tidak sempurna

komponen yang mengandung carbon, reaksi antara

karbon dioksioda dan komponen yang mengandung

karbon karena suhu tinggi.

- Berbicara masalah kesehatan, CO dapat

menyebabkan pening, mau munutah, sulit bernafas,

dan lemas.

Page 17: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Pencemaran Udara

Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki.

Jenis kebisingan ada 5, yatiu kebisingan ketika

frekuensi tinggi dan rendah bercampur dan kebisingan

frekuensi rendah saja atau tinggi saja. Lalu ada yan

terputus-putus, impulsif dan impulsif berulang.

Cara mengendalikan kebisingan adalah:

- Mengurangi kebisingan pada sumbernya

- Menenmpatkan penghalang pada jalan transmisi

- Proteksi dengan sumbat telinga

Page 18: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Pencemaran Air

Sifat-sifat yang harus diteliti untuk mengetahui air yang

terkena polusi adalah:

- Nilai pH

- Suhu

- Warna, bau, dan rasa

- Jumlah padatan

- Nilai BOD, COD

- Mikroorganisme patogen

- Kandungan minyak, logam berat, dan radioaktif

Proses penanganan air buangan adalah:

Primer

Penyaringan: bahan buangan yg besar dan

mengapung diambil.

Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil

Pemisahan endapan.

Sekunder

Penyaringan trikel: air buangan dialirkan ke

lapisan batu dan kerikil dg tinggi 90 – 300 cm.

Lumpur aktif: memasukkan udara dan lumpur yang

mengandung bakteri ke tanki. Bakteri ini akan

memecah senyawa menjadi lebih sederhana.

Page 19: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Pencemaran Air

Tersier

Adsorbsi dan pengendapan: mengalirkan air

buangan melalui lapisan karbon aktif

Elektrodialisis: menggunakan listrik dan membran

untuk menghilangkan garam organik

Osmosis berlawanan: air buangan mengalir dari

larutan yang konsentrasinya lebih rendah melalui

membran ke larutan yang konsentrasinya lebih

tinggi.

Page 20: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Alat Pelindung Diri

Page 21: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Alat Pelindung Diri (APD)

What will we learn?

1. Definisi APD

2. Hierarcy of Control

3. General Reqruitment APD menurut

OSHA

4. Tipe-tipe APD beserta

penjelasannya

Page 22: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Definisi Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) adalah

alat maupun pakaian pelindung yang

dipakai pekerja untuk melindunginya

dari zat dan media berbahaya yang

menyebabkan injury.

APD diterima dan digunakan oleh

hampir sebagian perusahaan di

dunia. Bahkan terdapat peraturan

bahwa pekerja harus memakai APD

untuk bisa masuk kedalam area kerja.

Page 23: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Hierarcy of Control

Engineering ControlSumber kecelakaan dihilangkan atau dipindah.

Contohnya adalah mematikan mesin yang menghasilkankebisingan yang tinggi.

Administrative ControlKontrol ini diberikan ketika engineering control tidak

bisa dilakukan. Metodenya adalah dengan mengubahsistem administrasinya. Sehinga intensitas pekerja

menghadapi sumber kecelakaan berkurang Contohnyaadalah membuat shift kerja.

Menggunakan APDKontrol ini dilakukan ketika engineering control dan

administrative control tidak dapat diberikan.

Page 24: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

General Reqruitment APD

menurut OSHA

Pada suatu perusahaan, APD harus

disediakan, digunakan, dan dirawat

kebersihannya sehingga selalu dalam kondisi

yang prima apapun kondisinya.

APD yang cacat tidak boleh digunakan

kembali.

APD harus mempunyai desain yang aman dan

nyaman.

Pekerja bertanggung jawab atas APD-nya

sendiri.

APD yang diberikan pada pekerja harus

sesuai dengan lingkungan kerja dan kondisi

apa yang dihadapi pekerja.

Pekerja harus lihai dalam memilih dan

menggunakan APD yang sesuai dengan jenis

pekerjaannya, dan kapan ia

menggunakannya

Page 25: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

General Reqruitment APD

menurut OSHA

Pekerja harus melaporkan hazard dan

kecelakaan sekecil mungkin menggunakan

hazard assessment yang meliputi:

- Tanggal pengisian assessment

- Hasil evaluasi tempat kerja

- Pengesahan oleh pekerja sebagai tanda

bahwa mereka dengan benar telah

melaksanakan hazard assessment.

Pekerja harus mengetahui batasan

kemampuan sebuah APD untuk melindungi diri

mereka.

Pekerja harus di-training ulang apabila ia

dipindah-tugaskan ke tempat lain.

Page 26: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Tipe-tipe APD

Eye and face protection

Head Protection

Foot Protection

Electrical Protective Devices

Hand Protection

Hearing Protection

Protective Clothing

Chemical Protective Clothing and Respiratory Protection

Page 27: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Tipe-tipe APD

Page 28: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Eye and Face Protection

APD tipe ini akan melindungi bagian mata

dan wajah.

60% dari seluruh kecelakaan pada mata

diakibatkan karena pekerja tidak memakai

eye protector.

Syarat-syarat protector:

– Resisten terhadap zat kimia dan panas

(api).

– Terbuat dari bahan yang dapat

meneruskan cahaya (pada bagian mata)

– Dapat dibersihkan dengan mudah.

Macam-macam protector:

Mepunyai pelindung samping

Mempunyai lensa plano

Dapat mempunyai lensa spesial untuktujuan tertentu

1Spectacles

Page 29: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Eye and Face Protection

Ventilasi langsung berbentuk lubang-ubang kecil(pori-pori) yang biasanya terletak pada bagiansamping dan atas.

Ventilasi tidak langsung mempunyai baffled ventilation yang mencegah adanya debu dan cairanmasuk kedalam mata.

Googles yang tidak mempunyai ventilasi memilikikelebihan, yaitu mencegah percikan cairan masukkeadalam mata.

Googles yang tidak mempunyai ventilasi mempunyaikelemahan, yaitu:

– Lensa berembun sehingga harus dibersihkan

– Area yang dicover tidak mendapatkanpergantian udara sehingga menjadi panas

Dapat menggantikan spectacles

Ada yang tidak mempunyai ventilasidan ada yang mempunyai ventilasi

langsung atau tidak langsung

Dapat mempunyai lensa spesial untuktujuan tertentu

2Googles

Page 30: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Eye and Face Protection

Sebagai secondary protector

Harus dipakai bersamaan dengangoogles atau spectacles.

Lebih berat daripada protector lainnya, namun bila ukurannya pas dengan kepala akan terasa sangat

nyaman.

3Face shield

Sebagai secondary protector

Hand shield: tameng yang mengcoverbagian muka dan tubuh bagian depanyang pemakaianannya diselipkan di

lengan bagian bawah

4Welding

Helmet

Hand Shield

Page 31: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Googles dengan ventilasi

langsung.

Eye and Face Protectors

Pictures

Googles dengan ventilasi tidak

langsung .

Googles tanpa ventilasi.

Welding Helmet.

Welding Helmet.

Page 32: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Head Protection

Pekerja harus menggunakan head protector (helm) diarea rawan benda jatuh atau di area yang tereksposkonduktur listrik.

Helm harus mengikuti standar ANZI Z89.1.

Tipe dan kelas helm sesuai dengan ANZI Z89.1 adalah:

– Type I – impact on top only

– Type II – top or off-center impact

– Class G - limited voltages

– Class E - high voltages

– Class C - no voltage protection

Page 33: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Head Protection

Suspention system didalam helm bekerja sebagai

shock absorber sehingga efek benturan yang

diakibatkan oleh benda jatuh akan berkurang dan

cedera yang diderita pekerja tidak terlalu parah.

Beberapa helm mempunya insulator dan terkadang

dapat dimodifikasi sehingga bisa dipasangkan dengan

googles, face shields, hoods atau hearing protector.

Pemeriksaan berkala helm terhadap crack dkk

sangatlah penting untuk dilakukan. Jangan

membersihkan lapisan helm dengan cairan pembersih

yang sembarangan karena dapat mendegradasi

thermoplastic.

Degradasi thermopastic dapat dilihat dari warna helm

yang menjadi pucat, getas, kaku, dan beberapa

bagian helm menjadi keputih-putihan. Bila helm

mengalami hal diatas, segeralah ganti helm dengan

yang baru.

Page 34: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Hearing Protection

Pekerja yang terpapar kebisingan lebih dari 85 dB

HARUS menggunakan hearing protection.

Hearing protector mempunyai 3 tipe, yaitu:

- Earplug. Tipe ini cocok dipakai di tempat kerja dengan

paparan kebisingan yang terus menerus.

- Canal cap. Tipe ini cocok dipakai di tempat kerja yang

sumber kebisingannya keluar masuk ruangan.

- Ear muffs. Tipe ini cocok untuk frekuensi tinggi.

Protection akan lebih sempurna bila pekerja juga

menggunakan earplug.

Earplug

Canal cap

Ear muffs

Page 35: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Respiratory Protection

Pelindung pernafasan dipakai bila seorang pekerja

mengerjakan pekerjaan yang berbahaya. Maka dari

itu, pengujian tingkat pekerja perlu dilakukan untuk

mengetahui pekerja membutuhkan pelindung

pernafasan atau tidak.

Pekerja harus selalu check seal dari pelindung

pernafasan (masker) untu mengetahui apakah masker

sudah terpasang dengan benar.

Hood respiratory digunakan untuk pekerja yang

mempunyai facial hair, seperti kumis dan janggut. Untuk

aplikasi tertentu, pelindung ini menawarkan

Rating dari pelindung pernafasan adalah:

- N → tidak tahan terhadap oil

- R → sedikit tahan terhadap oil

- P sangat tahan terhadap oil

Page 36: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Hand Protection

Kecelakaan pada tangan dan jari merupakan 25%

dari jumlah kecelakaan kerja.

Pekerja harus memakai sarung tangan bila

dihadapkan dengan:

- Zat kimia berbahaya yang dapat direap kulit

- Chemical burn

- Thermal burns

- Temperatur yang berbahaya

- Severe cuts or laceration

- Severe abrasions

- Punctures

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sarung

tangan adalah:

- Jenis pekerjaan dan bahaya yang dihadapi

- Durasi kerja

- Kondisi sekarang

- Bagaimana performa kerjanya

Page 37: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Gloves. Terbuat dari cotton, kulitm butyl, PVC,

nitirle dan lain-lain.

Hand Protection

Jenis-jenis hand protection:

Disposable vynil. Nyaman dipakai.Elastis dan

tidak mengurangi sensitivitas tangan.

Berwarna putih agak tembus pandang dan

tebalnya 5 mm. Terbuat dari bahan vynil.

Dapat digunakan untuk pekerja yang alergi

terhadap bahan latex.

Coated loves. Memberikan perlindungan thd

potongan, abrasi, dan puncture. Terdapat

lapisan latex pada bagian ibu jari, ujung

jari, dan telapak tangan. Dapat memegang

benda yang kering maupun basah dengan

baik.

Page 38: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Hand Protection

Reusable latex. Dapat dipakai ulang.

Mempunyai ketebalan 18 mil dan grip-nya

bagus. Tahan terhadap deterjen, asam,

alkohol, dan lemak. Panjangnya 12 inchi dan

dapat melindungi sebagian lengan bawah

dan pergelangan tangan.

Disposable latex. Kuat, murah, dan nyaman.

Ada yang sedikit bertepung, ada yang tidak

bertepung.

Latex + Neoprene. Perlindungan terhadap

bahan-bahan kimia sangat bagus. Dibuat

dari bahan latex dan lapisan neoprene yang

anti bahan kimia. Ideal untuk dipakai di

pabrik kimia dan baterai.

Page 39: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Hand Protection

Butyl. Mempunyai perlindungan terhadap gas

dan uap air yang lebih baik daripada

neoprene. Keamanan terhadap senyawa

kimia beracun juga lebih baik.

PVC. Texture bagian luarnya memungkinkan

pekerja untuk memegang benda yang basah

dengan lebih baik. Mempunyai lapisan cotton

didalamnya sehingga tingkat

kenyamanannya meningkat.

Reusable nitrile. Perlindungan terhadap zat

pelarut dan petroleum sangatlah bagus.

Page 40: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Hand Protection

Pekerja harus mengetahui sarung tangan jenis apa

yang cocok untuk bahan kimia yang ditangani.

Ketebalan harus diatur supaya pekerja tidak

kehilangan sensitivitas dan rasa nyaman.

Segera ganti sarung tangan ketika sarung tangan

tersebut menunjukan kerusakan sekecil apapun.

Page 41: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Foot Protection

Pekerja yang tidak menggunakan foot protector 75%

akan mengalami injury pada kaki.

Sepatu digunakan di area kerja untuk menghindari:

- Kejatuhan benda

- Tertusuk benda tajam

- Sengatan listrik

- Kontak dengan larutan berbahaya seperti larutan asam

Page 42: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Human Error

Page 43: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Human Error

What will we learn?

1. Definisi error dan human error

2. Mitos human error

3. Klasifikasi error

4. Tipe error

5. Kategori human error

6. Mechanism of tought

Page 44: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Error dan Human Error

Error adalah sebuah kesalahan dalam merencanakan

sesuatu ataupun kesalahan dalam mengeksekusi

sebuah recana. Bila eror terus terjadi, maka dapat

mengakibatkan kecelakaan.

Human error adalah perilaku atau keputusan manusia

yang tidak diinginkan dan berpotensi untuk

mengurangi efektivitas, keamanan, atau performa

kerja.

Terdapat beberapa mitos yang berkaitan dengan

human error, antara lain:

- Sebagian besar kecelakaan kerja diakibatkan

human error. Mitos ini berlaku ketika sebuah

pekerjaan didominasi oleh desainer dan manajer dan

disaat ketika orang yang menyebabkan kecelakaan

berada di urutan paling belakang pada sebuah sistem,

sehingga orang yang seharusnya bisa mencegahnya

tidak bisa melakukannya.

- Kecelakaan diakibatkan oleh manusia, jadi

hilangkan saja unsur manusianya. Hal ini tidak bisa

dilakukan karena manusia berperan menjadi monitor,

back up, dan partner.

Page 45: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Klasifikasi Error

Error of

Omission

Error of

Comission

Mengerjakan sesuatu yang seharusnya

tidak dikerjakan

Mengerjakan sesuatu yang benar

namun prosedurnya salah.

Sequance

Error

Mengerjakan sesuatu yang urutannya

salah.

Timing ErrorMengerjakan sesuatu namun ketepatan

waktunya salah.

Page 46: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Kategori Human Error

Page 47: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Approach to Human Error

Person approach

– Focus on individuals

– Blaming individuals

– Methods: poster campaigns,

writing another procedure,

disciplinary measures, threat

of litigation, retraining,

blaming and shaming

System approach

– Focus on the conditions under which individuals work (rules, expectations, work metrics, communication, etc.)

– Building defenses to avert errors/poor productivity or mitigate their effects

– Methods: creating better systems

Page 48: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Fire Protection

Page 49: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Fire Protection

What will we learn?

1. Sistem pengendalian kebakaran

2. Segitiga api

3. Klasifikasi api

4. Alat pemadan kebakaran ringan

Page 50: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Sistem Pengendalian

Kebakaran

Page 51: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Kebakaran

Kebakaran adalah api yang tidak dapat dikendalikan.

Kebakaran dapat diakibatkan karena:

- Kurangnya pengetahuan dan keterangan tentang

kebakaran

- Kelalaian manusia

- Alam

- Kesengajaan

Kebaran dapat mengakibatkan:

- Kehilangan nyawa, korban jiwa, dan cacat

- Kehilangan harta benda

- Ekonomi sosial

Page 52: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Kebakaran

Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kebakaran

dapa dilihat pada segitiga api dibawah ini.

Untuk mengatasi kebakaran, rantai dari segitiga api

harus diputus dengan mematikan salah sau faktor atau

lebih. Contohnya adalah, menghentikan pasokan

oksigen dengan memberi karung basah pada sumber

api, mengurai bahan bakar dengan membiarkan

bahan bakar habis terbakar, dan menyirami sumber

kebakaran dengan air.

Page 53: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Klasifikasi Api BerdasarkanNational Fire Protection Association

Kebakaran yang mudah terbakar dan menghasilkan

arang/ karbon, contohnya kayu dan kerras.

Kebakaran pada zat cair atau gas yang mudah

Terbakar, contohnya bahan bakar dan lilin.

Kebakaran pada benda yang mengandung atau

Menghasilkan unsur listrik.

Kebakaran pada logam yang mudah terbakar.

Contohnya adalah sodium

Kebakaran karena peralatan dapur. Klasifikasi ini

baru didefiinisikan pada tahun 1998.

A

B

C

D

K/F

Page 54: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Klasifikasi Api BerdasarkanStandard Australian Association

Kebakaran yang mudah terbakar dan menghasilkan

arang/ karbon, contohnya kayu dan kerras.

Kebakaran pada zat cair yang mudah

terbakar, contohnya bahan bakar.

Kebakaran pada gas. Contohnya LPG.

Kebakaran pada logam yang mudah terbakar.

Contohnya adalah sodium

Kebakaran karena benda yang menggunakan atau

Menimbulkan tenaga listrik.

A

B

C

D

E

Page 55: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

APAR adalah alat pemadam api berbentuk tabung

yang mudah dioperasikan oleh satu orang dan

mudah dijinjing. APAR ditujukan untuk memadamkan

api awal kecil pada mula terjadinya.

APAR memiliki berat antara 1 kg – 16 kg.

Bagian-bagian APAR adalah:

Page 56: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

Tabung berfungsi untuk penyimpanan zat pemadam

kebakaran. Selang berguna untuk menyalurkan isi

tabung dan isi tersebut akan dikeluarkan melalui

corong. Safety pin, lever, dan pressure gauge adalah

bagian yang berkaitan dengan tekanan dari zat yang

dikeluarkan APAR.

APAR mempunyai beberapa jenis, yaitu:

Page 57: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

Dibawah ini merupakan tabel yang berisi data yang

bisa membantu kita untuk memilih APAR mana yang

cocok dengan jenis kebakarannya.

Page 58: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

Penempatan APAR yang tepat guna adalah:

•Mudah terlihat

•Mudah terjangkau

•Tersebar – tidak terkumpul

•Tidak terkunci

•Sesuai SIKON

Page 59: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

APAR dibuat dalam beberapa sistem. Sistem-sistem

tersebut adalah:

Turn over. Sistem DUA BAHAN KIMIA

(turn over/ dibalik) dimana bahan

pemadamnya terdiri dari dua

bahan kimia cair yang bila

bercampur akan menghasilkan gas

CO2 sebagai gas penekan yang

akan mendorong busa sebagai hasil

reaksi.

Cartridge. Sistem CARTRIDGE

dimana bahan pemadamnya

terpisah dengan gas penekan

(cartridge). Gas penekannya

adalah CO2

Page 60: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

Bagaimana cara menggunakan APAR?

- Buka kunci pengaman

- Arahkan semprotan kedasar sumber api (bukan di

lidah apinya)

- Test

- Gunakan secara tegak dan jangan melawan arah

angin

- Tekan genggaman

- Padamkan apinya!

Sistem dimana gas penekannya

dikempakan ke dalam tabung berisi

bahan pemadam.

Page 61: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

Bagaimana cara merawat APAR?

PERAWATAN PEMERIKSAAN :

1. Membuka bagian APAR

2. Pemeriksaan bagian APAR

3. Pembersihan bagian yang kotor

4. Memasang kembali

5. Pengisian ulang

6. Penekanan ulang bila perlu

7. Hydrostatic-test

PERAWATAN RUTIN :

1. Sebuah label dan catatan servis

dipakai untuk mencatat tanggal

dan paraf pemeriksa

2. Segel dan indikator pemutus

dipakai dari bahan kawat halus

atau plastik halus yang mudah

putus

Page 62: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan

Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

PEMERIKSAAN RUTIN :

1. Apakah kelengkapan pada APAR ada dan

lengkap,

seperti : Kunci pengaman, indikator disk, label,

penutup selang

2. Apakah penunjuk tekanan OK

3. Apakah tabung tidak korosi

Page 63: Rangkuman Kesehatan Keselamtan Kerja dan Lingkungan