penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada pt

65
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I MEDAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh SITI A’FIQAH BR HARAHAP NIM 1605092065 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I MEDAN

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

Oleh SITI A’FIQAH BR HARAHAP

NIM 1605092065

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN 2019

Page 2: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang mana

penulis telah diberikan kesehatan serta kesempatan dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini tepat pada waktunya dan sesuai harapan. Tugas Akhir ini

disusun sebagai satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan

pendidikan Diploma 3 Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri

Medan.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari banyak

mendapatkan perhatian, bimbingan, motivasi, bantuan moral, dan materi dari

berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dengan

segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Agus Edy Rangkuti, S.E.,M.Si, Ketua Jurusan Administrasi Niaga Politeknik

Negeri Medan.

3. Safaruddin, S.E.,M.Si., Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga Politeknik

Negeri Medan.

4. Suri Purnami, S.E.,M.A., Kepala Program Studi Administrasi Bisnis

Politeknik Negeri Medan.

5. Erwinsyah S, S.Si,M.Kom, Sekretaris Program Studi Administrasi Bisnis

Politeknik Negeri Medan.

6. Indra Siregar, S.E.,M.Si.Ak, Dosen Pembimbing I, yang bersedia

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

i

Page 3: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

ii

7. Drs. Pantas Simanjuntak, M.Hum, Dosen Pembimbing II, yang besedia

memberikan pengarahan dan perbaikan penulisan kepada penulis.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Pegawai Program Studi Administrasi

Bisnis, Politeknik Negeri Medan yang telah mendidik dan memberikan ilmu

selama penulis menjalani proses perkuliahan.

9. Untuk sahabat penulis Fahrul Fahrozi, Dwi Wulan Sari, Fajar Fadli, Eggi

Febio, Nur Fatiha, Nur Halijah, Novita Sari Dewi, Widya Sun Flower, Resti

Permata Sari yang selalu setia menemani penulis dalam mengerjakan

Tugas Akhir ini dan teman-teman seperjuangan kelas AB-6D.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua

tercinta, Ayahanda Zakaria Harahap dan Ibunda Zahrul yang telah memberikan

motivasi, dorongan doa, dukungan materi dan yang selalu memberikan

semangat baru disaat penulis jenuh mengerjakan Tugas Akhir ini, semoga Allah

SWT selalu memberikan kita limpahan karunia-Nya.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan milik Allah SWT, sehingga

penulis masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2019 Penulis,

Siti A’fiqah Br Harahap NIM 1605092065

Page 4: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

iii

ABSTRAK

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program dan

pelayanan terbaik yang wajib diterima oleh setiap karyawan dari perusahaan,

karena penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mencegah timbulnya

kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja, serta berdampak bagi proses

peningkatan produktivitas karyawan.

Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan melalui

observasi, wawancara dan studi pustaka. Jenis data yang digunakan adalah

data primer dan sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif.

Dari hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada PT. Pertamina (Persero) Marketing

Operation Region I Medan terlaksana dengan baik. PT. Pertamina (Persero)

Marketing Operation Region I Medan melakukan program-program kampanye

dan didukung dengan alat-alat K3 yang baik dan sesuai dengan sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).

Kata Kunci: Keselamatan, Kesehatan, Kerja

Page 5: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

iv

ABSTRACT

Occupational Health and Safety (K3) is a program that must be accepted

by every employee in the company, because the application of occupational

safety and health (K3) prevents accidents due to work and work-related

diseases, and affects the process of increasing employee productivity. This

research aims to find out the application of occupational safety and health at

PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan.

Data collected by the field research through observation, interviews and

library research. Types of data used are primary data and secondary data.

Analysis using descriptive analysis.

From the interviews, it can be concluded that the application of

occupational health and safety (K3) at PT. Pertamina (Persero) Marketing

Operation Region I Medan is well implemented. PT. Pertamina (Persero)

Marketing Operation Region I Medan conducts campaign programs and is

supported by good health and safety equipment and in accordance with the

occupational health and safety management system (SMK3).

Keywords: Safety, Health, Work

Page 6: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

v

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ............................................................................ i ABSTRAK ............................................................................................ iii ABSTRACT .......................................................................................... iv DAFTAR ISI .......................................................................................... v DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... viii BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ........................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................. 4

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................... 4

1.5 Sistematika Penulisan.......................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................... 6

2.2 Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja .............................. 7

2.3 Cara Mengurangi Kecelakaan Kerja .................................... 11

2.4 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .......................... 12

2.5 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja ....................................... 15

2.6 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ....................... 17

2.7 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) ....................................................................... 18

BAB 3 METODE PENGUMPULAN DATA .......................................... 21

3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................. 21

3.2 Jenis dan Sumber Data ....................................................... 22

3.3 Teknik Analisis Data ............................................................ 23

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 24

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................ 24

4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan ................................. 24

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................................... 28

4.1.3 Makna dan Logo Perusahaan .................................... 29

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ................................ 30

Page 7: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

vi

4.2 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

PT. Pertamina (Persero) ..................................................... 37

4.2.1 Penyebab Kecelakaan Kerja pada PT. Pertamina

(Persero) .................................................................... 38

4.2.2 Cara Mengurangi Kecelakaan Kerja pada

PT. Pertamina (Persero) ............................................ 39

4.2.3 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

PT. Pertamina (Persero) ........................................... 40

4.2.4 Program-program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja pada PT. Pertamina (Persero) .......................... 41

4.2.5 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja pada PT. Pertamina (Persero) ........ 46

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 47

5.1 Simpulan.............................................................................. 47

5.2 Saran ................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 49

LAMPIRAN

Page 8: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1: Logo PT. Pertamina (Persero) Medan .................................. 29

Gambar 2: Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) Medan ............ 31

Gambar 3: Rambu-rambu K3 PT. Pertamina (Persero) Medan .............. 42

Gambar 4: Poster K3 PT. Pertamina (Persero) Medan .......................... 44

Page 9: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) Medan

Lampiran 2: Penerapan K3 pada PT. Pertamina (Persero) Medan

Lampiran 3: Alat Pelindung Diri (APD)

Lampiran 4: Daftar Wawancara

Lampiran 5: Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing 1

Lampiran 6: Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing 2

Page 10: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan sebuah program

pemeliharaan sumber daya manusia (SDM) yang ada di perusahaan dalam

mencegah kondisi ataupun faktor yang dapat mempengaruhi keselamatan dan

kesehatan pekerja. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan sangat

memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai tingkat

keterampilan yang telah berpengalaman, karena pada umumnya perusahaan-

perusahaan dalam bidang industri memiliki resiko yang lebih besar dalam

melakukan pekerjaan berat di lapangan tidak terkecuali di dalam

ruangan/kantor.

Berbagai perusahaan telah melakukan pelatihan kepada karyawan

dalam penggunaan peralatan dan perlengkapan kerja, namun tingkat

kecelakaan kerja masih tetap tinggi. Berbagai peraturan pemerintah tentang

keselamatan dan kesehatan kerja telah dijadikan sebagai acuan untuk

meminimalkan risiko kecelakaan kerja, namun risiko kecelakaan kerja masih

tetap terjadi. Penyebab kecelakaan kerja biasanya sering terjadi karena ada

sesuatu hal yang tidak aman, seperti tidak mengikuti standar prosedur kerja,

tidak mematuhi peraturan, tidak memakai alat pelindung diri, serta kurangnya

pengalaman kerja dan kondisi badan yang lemah.

Kecelakaan kerja yang terjadi berakibat menimbulkan korban jiwa,

kerusakan materi dan terhambatnya proses produksi, kondisi seperti ini terjadi

akibat kurangnya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya aspek-aspek

Page 11: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

2

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagai salah satu unsur yang dapat

mencegah kecelakaan yang terjadi saat bekerja. Keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) yang terintegrasi berperan dalam menurunkan angka kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja serta penyebab kecelakaan kerja yang sering

ditemui secara bersamaan.

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi salah satu

upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat, serta bebas dari

pencemaran lingkungan. Dengan demikian pekerja dapat terbebas dari resiko

kecelakaan yang dapat membahayakan pekerja serta tidak terjadi kerugian

yang sangat besar bagi perusahaan, salah satunya seperti kehilangan sumber

daya manusia (SDM).

Manusia merupakan sumber daya yang tidak dapat tergantikan dengan

teknologi apapun. Oleh karena itu, dalam membangun tenaga kerja yang

produktif, sehat dan berkualitas dalam melakukan pekerjaan, perusahaan wajib

melakukan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3). Penerapan program SMK3 ini diharapkan dapat mencegah dan

mengurangi terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan.

PT. Pertamina (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang

berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero) yang bergerak dalam bidang

perminyakan dan gas bumi. Potensi bahaya yang ditimbulkan oleh perusahaan

ini sangat besar dan mempunyai tingkat risiko kecelakaan kerja yang lebih

tinggi (high risk). Berdasarkan survei yang dilakukan penulis diketahui bahwa

kecelakaan kerja yang terjadi pada PT. Pertamina (Persero) dikarenakan

sebagian dari pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti

Page 12: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

3

sarung tangan, sepatu yang sesuai standar K3, masker dan juga sebagian dari

pekerja ada yang lalai atau kurang konsentrasi ketika melakukan pekerjaan.

Alasan pekerja tidak menggunakan APD karena dianggap mengurangi

kecekatan dalam bekerja atau kurang bebas bergerak.

PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

berkewajiban memperhatikan dan melaksanakan seluruh aspek yang berkaitan

dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Aspek K3 juga dilaksanakan

untuk mematuhi peraturan yang dikemukakan dalam Undang-Undang No. 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal 86 (2) yang menegaskan “Untuk

melindungi keselamatan pekerja atau buruh guna mewujudkan produktifitas

kerja yang optimal, diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja”.

Pekerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan,

pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan martabat dan

moral agama.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas

mengenai penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada PT. Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I Medan. Oleh karena itu penulis

mengajukan laporan tugas akhir dengan judul “Penerapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Pada PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation

Region I Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah

bagaimana penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan

pada PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan?

Page 13: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

4

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Pertamina (Persero)

Marketing Operation Region I Medan.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pentingnya penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Pertamina (Persero) Marketing

Operation Region I Medan.

2. Menambah referensi bagi mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan

tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Memberikan saran bagi perusahaan tentang pentingnya penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Pertamina (Persero) Marketing

Operation Region I Medan.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, menggunakan sistematika sebagai

berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang pemilihan judul tugas akhir, rumusan

masalah, tujuan penulisan tugas akhir, manfaat penulisan tugas akhir

dan sistematika penulisan tugas akhir.

Page 14: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi pengertian keselamatan dan kesehatan kerja, tujuan

keselamatan dan kesehatan kerja, penyebab terjadinya kecelakaan

kerja, cara mengurangi kecelakaan kerja, kerugian akibat kecelakaan

kerja, program kselamatan dan kesehatan kerja, dan penerapan sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini berisi metode pengumpulan data, jenis sumber data, teknik

analisis data.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi gambaran umum perusahaan yaitu sejarah berdirinya

perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan

dan pembahasan mengenai prosedur penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja pada PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation

Region I Medan. Pembahasan dilakukan dengan membandingkan teori

dan tinjauan teoritis dengan data-data yang diperoleh dari lapangan.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan berdasarkan pembahasan yang diperoleh melalui

penjabaran hasil dan pembahasan serta memberikan saran yang

diharapkan berguna bagi pihak perusahaan.

Page 15: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Kasmir (2018:266), keselamatan kerja adalah merupakan

aktivitas perlindungan karyawan secara menyeluruh. Artinya perusahaan

berusaha untuk menjaga jangan sampai karyawan mendapat suatu kecelakaan

pada saat menjalankan aktivitasnya.

Menurut Kasmir (2018: 266), kesehatan kerja adalah upaya untuk

menjaga agar karyawan tetap sehat selama bekerja. Artinya jangan sampai

kondisi lingkungan kerja akan membuat karyawan tidak sehat atau sakit.

Menurut Mangkunegara dalam Triwibowo (2017: 89), keselamatan dan

kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan

dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada

khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju

masyarakat adil dan makmur.

Menurut Triwibowo dan dkk (2017: 88), Keselamatan dan Kesehatan

Kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur

dalam Undang-Undang. Dengan menerapkan teknologi pengendalian

keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai

ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa keselamatan dan

kesehatan kerja adalah suatu bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk

memperoleh jaminan atas keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam

Page 16: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

7

melakukan pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut dapat mengancam dirinya

yang berasal dari individu sendiri dan lingkungan kerjanya.

2.2 Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja

Kecelakan kerja dapat terjadi dalam perusahaan, termasuk perusahaan

yang paling menyadari Keselamatan dan Kesehatan Kerja sekalipun.

Kecelakaan kerja biasanya disebabkan oleh manusianya sendiri, misalnya

karena tidak berpengalaman, kurangnya pengetahuan, kurangnya pengawasan

keteledoran dan faktor lainnya yang berhubungan dengan program kerja.

Menurut Triwibowo dan dkk (2017: 96-98), faktor-faktor lain yang bisa

menimbulkan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut:

1. Umur

Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian

kecelakaan akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai kecenderungan

yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja dibandingkan

dengan golongan umur muda karena umur muda mempunyai reaksi dan

kegesitan yang lebih tinggi.

Namun unsur muda pun sering pula mengalami kasus kecelakaan

akibat kerja, hal ini mungkin karena kecerobohan dan sikap suka tergesa-

gesa. Dari hasil penelitian di Amerika Serikat diungkapkan bahwa pekerja

muda usia lebih banyak mengalami kecelakaan dibandingkan dengan

pekerja yang lebih tua. Pekerja muda usia biasanya kurang berpengalaman

dalam pekerjaannya.

Banyak alasan mengapa tenaga kerja golongan umur muda

mempunyai kecenderungan untuk menderita kecelakaan akibat kerja lebih

Page 17: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

8

tinggi dibandingkan dengan golongan umur yang tua. Beberapa faktor yang

mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan akibat kerja pada golongan

umur muda antara lain karena kurang perhatian, kurang disiplin, ceroboh

dan tergesa-gesa.

2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang

dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu

pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap

pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan

keselamatan kerja.

Hubungan tingkat pendidikan dan lapangan yang tersedia bahwa

pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, seperti Sekolah Dasar atau

bahkan tidak pernah bersekolah akan bekerja di lapangan yang

mengandalkan fisik. Hal ini dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan

kerja karena beban fisik yang berat dapat mengakibatkan kelelahan yang

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan

akibat kerja.

3. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan berbagai penelitian dengan

meningginya pengalaman dan keterampilan akan disertai dengan

penurunan angka kecelakaan akibat kerja. Kewaspadaan terhadap

kecelakaan akibat kerja bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia

dan lamanya kerja di tempat kerja yang bersangkutan.

Page 18: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

9

Tenaga kerja baru biasanya belum mengetahui secara mendalam

seluk-beluk pekerjaannya. Penelitian dengan studi restropektif di Hongkong

dengan 383 kasus membuktikan bahwa kecelakaan akibat kerja karena

mesin terutama terjadi pada buruh yang mempunyai pengalaman kerja di

bawah 1 tahun.

Menurut Mangkunegara (2017: 162-163), ada lima penyebab kecelakaan

dan gangguan kesehatan pegawai yaitu:

1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

1) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang

diperhitungkan keamanannya.

2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pengaturan Udara

1) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,

berdebu, dan berbau tidak enak).

2) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3. Pengaturan Penerangan

1) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.

2) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

4. Pemakaian Peralatan Kerja

1) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.

5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai

1) Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak stabil.

Page 19: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

10

2) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara

berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah,

sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan

dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa

risiko bahaya.

Menurut Sunyoto (245-246), penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu:

1. Kondisi dan Tindakan yang Membahayakan

Kondisi yang membahayakan merupakan sebab besar utama

daripada kecelakaan. Kondisi demikian antara lain:

a. Perlengkapan yang penjagaannya kurang baik

b. Perlengkapan yang sudah rusak

c. Susunan atau prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau sekitar mesin

atau perlengkapan

d. Tempat penyimpanan yang membahayakan, terlalu banyak muatan

e. Penerapan yang kurang memadai, cahaya kurang atau tidak cukup atau

menyilaukan

f. Ventilasi yang kurang baik, pergantian udara tidak cukup

2. Perbuatan-perbuatan yang Membahayakan

a. Menyelenggarakan pekerjaan tanpa wewenang

b. Lalai menjamin perlengkapan atau memperingatkan karyawan-karyawan

lain mengenai bahaya yang mungkin menimpa

c. Lalai menggunakan pakaian atau alat pelindung pribadi yang aman

d. Bekerja dengan kecepatan yang membahayakan, terlalu cepat atau

terlalu lambat

Page 20: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

11

e. Menggunakan perlengkapan yang membahayakan, atau menggunakan

perlengkapan secara tidak berhati-hati.

2.3 Cara Mengurangi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan sering terjadi sekalipun telah disediakan program kerja yang

baik. Kecelakaan kerja biasanya disebabkan oleh manusianya sendiri. Oleh

karena itu, kecelakaan kerja harus dapat diminimalkan dengan cara

mengurangi kecelakaan kerja itu sendiri.

Menurut Kasmir (2018: 286-287), cara untuk mengurangi kecelakaan

kerja dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Buat aturan tentang keselamatan

Artinya perusahaan harus membuat suatu peraturan tentang

keselamatan kerja. Biasanya dalam bentuk buku dan diberi judul pedoman

keselamatan kerja, baik untuk kondisi di darat, air, maupun di udara. Pedoman

ini disosialisasikan dan dibagikan kepada seluruh karyawan untuk

dilaksanakan.

2. Buat rambu-rambu yang mudah dibaca

Artinya setelah adanya pedoman keselamatan kerja, pihak perusahaan

harus memasang rambu-rambu di setiap sudut yang dianggap penting.

Tujuannya agar karyawan dapat mengetahui dan mengingatkan mereka akan

keselamatan kerja. Letak rambu-rambu tersebut harus strategis dan mencolok,

sehingga mudah dilihat dan dibaca.

3. Sediakan alat pengaman kerja

Artinya dalam bekerja sudah disediakan berbagai alat pengamanan

tergantung dimana lokasi bekerja. Misalnya penutup kepala berupa helm, atau

masker untuk penutup mulut, penutup telinga, kacamata, sepatu khusus kerja

Page 21: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

12

dan baju kerja. Peralatan keselamatan kerja ini harus digunakan pada tempat

dimana karyawan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.

4. Selalu melakukan pemeliharaan alat secara terus-menerus

Artinya peralatan kecelakaan kerja harus terus-menerus dijaga dan

dipelihara. Tujuannya agar fungsi dari peralatan tersebut tetap terjaga

kualitasnya. Apabila fungsi alat-alat peralatan kecelakaan kerja sudah dianggap

tidak layak, maka sebaiknya jangan digunakan dan digantikan dengan

peralatan yang baru.

5. Melakukan pengawasan secara ketat

Artinya karyawan yang menggunakan peralatan keselamatan kerja harus

diawasi secara ketat. Kebanyakan karyawan lupa atau lalai tidak menggunakan

peralatan kerja atau tidak menggunakan secara benar.

6. Memberikan sanksi bagi yang melanggar

Artinya ada semacam sanksi atau tindakan bagi mereka yang tidak

menggunakan peralatan kerja selama bekerja. Sanksi ini bertujuan agar yang

bersangkutan selalu ingat untuk menggunakan peralatan kerja. Lebih dari itu

sanksi juga dapat memberikan efek pelajaran bagi katyawan bila melakukan hal

yang sama.

2.4 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan utama dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah untuk

mengurangi atau menghilangkan risiko kecelakaan kerja yang dialami para

pekerja untuk mencapai kenyamanan dan keamanan kerja dalam mencapai

tujuan perusahaan secara efisien dan efektif.

Page 22: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

13

Menurut Kasmir (2018: 269-271), tujuan keselamatan kerja adalah

sebagai berikut:

1. Membuat karyawan merasa aman

Artinya dengan dimilikinya prosedur kerja dan adanya peralatan kerja

yang memadai maka akan membuat karyawan merasa lebih aman dan

nyaman dalam bekerja.

2. Memperlancar proses kerja

Artinya dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja,

maka kecelakaan kerja dapat diminimalkan. Kemudian dengan kesehatan

kerja karyawan yang terjamin baik secara fisik maupun mental, maka

karyawan dapat beraktivitas secara normal.

3. Agar karyawan berhati-hati dalam bekerja

Maksudnya adalah karyawan dalam hal ini setiap melakukan

pekerjaannya sudah dengan paham dan mengerti akan aturan kerja yang

telah ditetapkan.

4. Mematuhi aturan dan rambu-rambu kerja

Artinya perusahaan akan memasang rambu-rambu kerja yang telah

ada dan dipasang di berbagai tempat sebagai tanda dan peringatan.

5. Tidak mengganggu proses kerja

Artinya dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja

diharapkan tindakan karyawan tidak akan mengganggu aktivitas karyawan

lainnya.

6. Menekan biaya

Maksudnya perusahaan berupaya menekan biaya dengan adanya

program keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini disebabkan dengan

Page 23: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

14

adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, maka kecelakaan kerja

dapat diminimalkan. Oleh karena itu, karyawan harus menggunakan peralatan

dan pengamanan kerja.

7. Menghindari kecelakaan kerja

Artinya kepatuhan karyawan kepada aturan kerja termasuk

memerhatikan rambu-rambu kerja yang telah dipasang.

8. Menghindari tuntutan pihak-pihak tertentu

Artinya jika terjadi sesuatu seperti kecelakaan kerja yang sering kali

disalahkan adalah pihak perusahaan.

Menurut Sholihah (2014: 29), tujuan kesehatan kerja adalah sebagai

berikut:

1. Memelihara dan meningkatkan setinggi-tingginya derajat kesehatan

masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan, baik kesehatan fisik,

mental, maupun sosial.

2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang

disebabkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.

3. Memberikan perlindungan bagi pekerja dari kemungkinan bahaya yang

disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan dan

pekerjanya.

4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang

sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis mereka.

Tribowo dan dkk (2017: 93-94), menyatakan tujuan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:

1. Memelihara lingkungan yang sehat.

Page 24: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

15

2. Mencegah dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan

sewaktu bekerja.

3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja.

4. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari

kerja.

5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan

6. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.

Menurut Mangkunegara (2017: 162), tujuan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja adalah sebagai berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya

dan seefektif mungkin.

3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya

4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai.

5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan

atau kondisi kerja.

7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

2.5 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

Menurut Ramli dalam Triwibowo (2017: 110-112), kerugian akibat

kecelakaan kerja dikategorikan atas dua kerugian, yaitu:

1. Kerugian Langsung

Page 25: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

16

Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan yang langsung

dirasakan dan membawa dampak terhadap organisasi atau perusahaan.

Kerugian langsung dapat berupa:

a. Biaya Pengobatan dan Kompensasi. Kecelakaan mengakibatkan cedera,

baik cedera ringan, berat, cacat atau menimbulkan kematian. Cedera ini

akan mengakibatkan seorang pekerja tidak mampu menjalankan

tugasnya dengan baik sehingga mempengaruhi produktivitas. Jika terjadi

kecelakaan perusahaan harus mengeluarkan biaya pengobatan dan

tunjangan kecelakaan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Kerusakan Sarana Produksi Kerusakan Langsung lainnya adalah

kerusakan sarana produksi akibat kecelakaan seperti kebakaran,

peledakan, dan kerusakan.

2. Kerugian Tidak Langsung

Di samping kerugian langsung, kecelakaan juga menimbulkan

kerugian tidak langsung antara lain:

a. Kerugian jam kerja jika terjadi kecelakaan, kegiatan pasti akan terhenti

sementara untuk membantu korban yang cedera, penanggulangan

kejadian, perbaikan kerusakan atau penyelidikan kejadian. Kerugian jam

kerja yang hilang akibat kecelakaan jumlahnya cukup besar yang dapat

mempengaruhi produktivitas.

b. Kerugian produksi kecelakaan juga membawa kerugian terhadap proses

produksi akibat kerusakan atau cedera pada pekerja. Perusahaan tidak

bisa berproduksi sementara waktu sehingga kehilangan peluang untuk

mendapat keuntungan.

Page 26: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

17

c. Kerugian sosial kecelakaan dapat menimbulkan dampak sosial bagi

keluarga korban yang terkait langsung maupun lingkungan sosial

sekitarnya.

2.6 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilakukan untuk

menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan untuk menjaga kesehatan

karyawan dari gangguan penglihatan, pendengaran, kelelahan, dan lain-lain.

Penciptaan lingkungan kerja yang sehat secara tidak langsung akan

mempertahankan dan meningkatkan produktivitas.

Pencegahan kecelakaan kerja membutuhkan perencanaan program

keselamatan. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu

sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua

pekerja di tempat kerja agar mereka tidak menderita luka ataupun penyakit di

tempat kerja dengan mematuhi hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan

kerja yang berlaku, yang tercermin dari perubahan sikap menuju keselamatan

di tempat kerja.

Menurut Argama dalam Sholihah dan dkk (2014: 107);

“Program k3 adalah suatu program yang dibuat bagi pekerja

maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)

timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat hubungan kerja di

dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang

berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja

serta tindakan antisipatif apabila terjadi hal yang demikian.”

Page 27: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

18

2.7 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3)

Tujuan dan sasaran SMK3 adalah menciptakan suatu sistem

keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur

manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam

rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta

terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif.

Menurut Triwibowo (2017: 108-110), hal-hal yang harus diperhatikan

dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)

yaitu:

1. Pembentukan Komitmen

Komitmen merupakan modal utama dalam penerapan K3 secara riil

menegenai arti penting Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pembentukan

komitmen tentang arti pentingnya K3 harus dimulai dari level Top Management

supaya penerapan sistem K3 berjalan efektif dan optimal. Sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dijelaskan

bahwa unsur pimpinan (direktur) bertanggung jawab untuk melaksanakan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Unsur pimpinan inilah yang nantinya

diharapkan mampu membuat kebijakan-kebijakan yang positif tentang K3 dan

mampu menggerakkan aspek-aspek penunjang atau fasilitas sampai dengan

karyawan-karyawan level bawah untuk menjalankan fungsi K3 untuk mencapai

“Zero Accident”.

2. Perencanaan

Page 28: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

19

Perencanaan disini dimaksudkan sebagai dasar penerapan program

kerja K3 yang nantinya akan dilaksanakan secara menyeluruh oleh seluruh

karyawan.

Dalam menentukan program kerja K3, idealnya komite K3 melakukan

assessment di area kerja mengenai masalah-masalah K3 di perusahaan

tersebut. Cara mudah biasanya menggunakan teknik berupa HIRARC (High

Identification Risk Assessment & Risk Control), yaitu suatu cara atau teknik

mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang kemungkinan menimbulkan

kecelakaan kerja atau penyakit kerja dan melakukan langkah penanggulangan

sebagai kontrol.

3. Pengorganisasian

Bentuk komitmen dari pimpinan perusahaan selain melalui kebijakan

tertulis, dapat juga memfasilitasi pembentukan komite K3 yang khusus

menangani permasalahan K3 yang terdiri dari berbagai wakil dari divisi yang

terlibat sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Selain itu yang paling

penting untuk menggerakkan organisasi/komite K3 tersebut diperlukan seorang

ahli K3 yaitu seorang yang berkompeten di bidang K3 yang telah tersertifikasi

sebagai ahli K3. Dalam penerapan program kerja serta aktivitas-aktivitas K3

tidak bisa lepas dari visi dan misi ahli K3 tersebut yang mampu menggerakkan

jalannya organisasi kerja. Efektivitas komite K3 tentu saja diperhitungkan dari

penerapan program-program K3 yang tersistematis dan mendapatkan support

dari seluruh level karyawan.

4. Penerapan

Penerapan K3 tentu saja berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas

program-program kerja K3 secara optimal. Harus disertai evidence serta bukti-

Page 29: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

20

bukti lapangan mengenai penerapan program kerja tersebut. Contoh program

kerja yang bisa dilakukan yaitu semacam safety campaign, safety sign, safety

training, safety talk, safety for visitor, safety for contractor, simulasi dan

evakuasi, safety alert, dll.

5. Pelaporan

Setiap pelaporan program-program K3 harus dilakukan pelaporan

sebagai bukti evidence sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dilakukan perbaikan secara bertahap. Pelaporan K3 harus disusun secara rapi

sebagai penunjang administrasi K3 yang terintegrasi.

6. Evaluasi

Proses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran

efektivitas program atau penerapan K3 sudah sedemikian efektif atau belum.

Secara praktis biasanya dibentuk suatu tim auditor untuk melakukan audit dan

verifikasi mengenai penerapan yang dijalankan mengenai sistem manajemen

K3.

Page 30: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

21

BAB 3

METODE PENELITIAN

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang permasalahan yang

akan dibahas, pengumpulan data yang diperoleh harus jelas, akurat, relevan,

objektif, dan dipertanggungjawabkan serta harus berkaitan dengan masalah

yang akan dibahas, mulai dari metode pengumpulan data, jenis sumber data

dan teknik analisis data.

3.1 Cara Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data-

data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Studi Lapangan (Field Research)

Studi Lapangan adalah perolehan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung kepada pihak terkait yaitu pada bagian HSSE pada

PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan.

Pengumpulan data ini dilakukan penulis dengan dua cara yaitu:

a. Observasi

Menurut Simanjuntak (2016:89), Observasi dilakukan dengan cara

langsung mengamati permasalahan di lapangan (checking on the spot).

Metode ini biasanya disertai dengan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti

teknik rekam, teknik simak dan catat, serta dimungkinkan juga

memadukannya dengan teknik wawancara.

Penulis melakukan observasi ke lapangan dengan cara melihat

dokumen tentang sistem manajemen HSSE dan mengamati penerapan

Page 31: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

22

keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Pertamina (Persero) Marketing

Operation Region I Medan, serta mencatat hasil-hasil pengamatan tersebut.

Dengan begitu penulis dapat memperoleh data yang diperlukan dalam

penulisan tugas akhir.

b. Wawancara

Menurut Simanjuntak (2016:91), Wawancara merupakan alat re-

checking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang

diperoleh sebelumnya. Metode pengumpulan data ini penulis melakukan

tanya jawab langsung dengan Analyst Compliance & Partnership Bapak

Wiskusa yang berada bagian HSSE pada PT. Pertamina (Persero)

Marketing Operation Region I Medan.

2. Metode Kepustakaan (Library Research)

Metode Kepustakaan adalah metode pengumpulan data informasi

yang dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber tertulis untuk

memperoleh data (Simanjuntak 2016:92). Metode Kepustakaan dilakukan

dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan judul Tugas

Akhir dengan membaca buku – buku ilmiah sebagai bahan referensi.

3.2 Jenis-jenis Sumber Data

Menurut Sugiyono (2017:225), bila dilihat dari sumber datanya, maka

pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau dokumen. Adapun jenis sumber data yang diperoleh dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini adalah:

Page 32: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

23

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan dan

langsung dari objek atau sumber datanya. Untuk dapat memperoleh data ini

maka penulis langsung melakukan wawancara kepada bagian HSSE pada PT.

Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan.

2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh tanpa harus menemui

langsung objek dan sumber datanya, melainkan dapat diperoleh dari sumber

data lain seperti teori-teori yang terdapat pada buku-buku referensi yang ada.

3.3 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2017:244) Analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Teknik analisis data yang dilakukan untuk penyusunan Tugas Akhir ini

dengan cara analisis deskriptif yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan secara jelas tentang Penerapan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. Pertamina (Persero) Marketing

Operation Region I Medan.

Page 33: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

24

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. PERTAMINA (Persero) memiliki sejarah yang cukup panjang dalam

perjalanan bisnisnya. Pasca perang (1950) Pemerintah Republik Indonesia

mulai menginventarisasi sumber–sumber pendapatan negara dibidang migas,

namun pada saat itu pengelolaan ladang minyak bekas peninggalan jaman

Belanda ini penuh dengan sengketa. Oleh karena itu Pemerintah Republik

Indonesia mengambil sikap dengan merestrukturisasi PT. PERMINA menjadi

PN. PERMINA yang berarti pengeksplorasi migas di Indonesia hanya boleh

dilakukan oleh Negara.

Melalui satu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun

1968 yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Agustus 1968,

penggabungan antara PT. PERMINA yang bergerak di bidang produksi

dengan PT. PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran bertujuan

menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas.

Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PT. Pertambangan Minyak dan

Gas Bumi Nasional (PERTAMINA).

Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971 untuk

memperkuat Badan Usaha Milik Negara ini yang berisikan peran PERTAMINA

sebagai satu-satunya Perusahaan milik negara yang ditugaskan mengelola

dan menghasilkan migas dari ladang – ladang minyak di seluruh wilayah

Indonesia, mengolahnya menjadi berbagai produk dan menyediakan serta

24

Page 34: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

25

melayani kebutuhan bahan bakar minyak & gas di seluruh Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri

migas nasional maupun global, Pemerintah menerapkan Undang–Undang No.

22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 9 Paska penerapan tersebut,

PERTAMINA memiliki kedudukan yang sama dengan Perusahaan minyak

lainnya.

Pada 17 September 2003 PERTAMINA berubah bentuk menjadi PT.

PERTAMINA (Persero) berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003. Undang– undang

tersebut antara lain juga mengharuskan pemisahan antara kegiatan usaha

migas di sisi hulu dan hilir, hal ini bertujuan memfokuskan serta

mengoptimalkan usaha migas. Pada sektor hulu akan lebih terfokus pada

pencarian migas dan mengoptimalisasi pencarian cadangan minyak dan gas

bumi. Sedangkan di sektor hilir dapat difokuskan pada pengolahan,

pemasaran dan Niaga.

Pada 10 Desember 2005, sebagai upaya menghadapi persaingan bisnis,

PT. PERTAMINA (Persero) mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi

anak panah dengan tiga warna dasar biru–hijau–merah. Logo tersebut

menunjukkan unsur kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan lingkungan

yang diterapkan dalam aktivitas usaha Perseroan.

Pada 20 Juli 2006, PT. PERTAMINA (Persero) mencanangkan program

transformasi Perusahaan dengan 2 tema besar yakni fundamental dan bisnis.

Untuk lebih memantapkan program transformasi itu, pada 10 Desember 2007

PT. PERTAMINA (Persero) mengubah visi Perusahaan yaitu, “Menjadi

Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia”. Menyikapi perkembangan global

yang berlaku, PT. PERTAMINA (Persero) mengupayakan perluasan bidang

Page 35: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

26

usaha dari minyak dan gas menuju ke arah pengembangan energi baru dan

terbarukan, berlandaskan hal tersebut di tahun 2011 PT. PERTAMINA

(Persero) menetapkan visi baru Perusahaannya yaitu, “Menjadi Perusahaan

Energi Nasional Kelas Dunia”.

Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina

sepenuhnya dilakukan di dalam negeri dan ditujukan untuk mendukung

program pemerintah menyediakan 10.000 Mega Watt (MW) listrik tahap

kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal

dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program

diversifikasi sumber energi serta peningkatan pasokan gas nasional

pemerintah.

Potensi cadangan gas metana Indonesia yang besar dikelola secara

serius yang dimana saat ini Pertamina telah memiliki 6 Production Sharing

Contract (PSC)-CBM.

Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit

Kilang LNG Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan

meliputi bahan bakar minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah, minyak

solar, minyak diesel, minyak bakar dan Non BBM seperti pelumas, aspal,

Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta Liquefied Natural Gas (LNG),

Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya.

Selain itu Direktorat Gas, Energi Baru dan Terbarukan mengelola bisnis

Gas, Power, dan NRE sebagai core business Pertamina untuk 3 memperkuat

business positioning dan daya saing, mengoptimalkan profit serta mendukung

business sustainability Perseroan. Strategi:

1. Mengembangkan penguasaan pasar Gas, Power, dan NRE dengan

Page 36: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

27

mengamankan sisi pasokan, serta meng-create dan memperluas pasar

untuk mengembangkan skala bisnis melalui optimalisasi bisnis eksisting

dan penguasaan resources baru.

2. Ekspansi pasar baru untuk mengakselerasi bisnis Direktorat GEBT di

bidang Gas, Power, dan NRE.

3. Mengembangkan resources dan bisnis baru sebagai new growth engine.

Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah,

pemasaran dan niaga produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis

perkapalan terkait untuk pendistribusian produk Perusahaan.

Kegiatan pengolahan atau Refinery Unit (RU) terdiri dari:

1. RU II (Dumai),

2. RU II (Pakming),

3. RU III (Plaju),

4. RU IV (Cilacap),

5. RU V (Balikpapan),

6. RU VI (Balongan) dan

7. RU VII (Sorong).

Sedangkan kegiatan pemasaran atau Marketing Operation Region

(MOR) terdiri dari:

1. Marketing Operation Region I (Medan),

2. Marketing Operation Region II (Palembang),

3. Marketing Operation Region III (Jakarta),

4. Marketing Operation Region IV (Semarang),

5. Marketing Operation Region V (Surabaya),

6. Marketing Operation Region VI (Balikpapan),

Page 37: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

28

7. Marketing Operation Region VII (Makassar), dan

8. Marketing Operation Region VIII (Irian Jaya).

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi agar tujuan perusahaan

tersebut dapat tercapai dengan baik. Adapun visi dan misi PT. Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I Medan dalah sebagai berikut:

1. Visi

“Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia” Untuk

mewujudkan Visi Perseroan sebagai Perusahaan kelas dunia, maka

Perseroan sebagai Perusahaan milik Negara (100% saham dimiliki

Negara) turut melaksanakan serta menunjang 10 kebijakan dan program

Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada

umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu minyak

dan gas bumi, energi baru dan terbarukan baik di dalam maupun di luar

negri. Pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan

harus menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan

berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai

Perseroan dengan menerapkan prinsip – prinsip Perseroan Terbatas.

2. Misi

“Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan

secara terintegrasi, berdasarkan prinsip – prinsip komersial yang kuat”.

Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati

serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi serta niaga energi

baru dan terbarukan (new and renewble energy) secara terintegrasi.

Page 38: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

29

4.1.3 Makna dan Logo Perusahaan

Gambar 4.1.3 Logo Pertamina

Sumber: PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I

Medan

Elemen logo membentuk huruf “P”, yang secara keseluruhan

merupakan representasi bantuk panah menggambarkan Pertamina

yang bergerak maju dan progresif.

Warna-warna mencolok, menunjukkan langkah besar yang diambil

Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif

dan dinamis.

Warna merah, mencerminkan keuletan dan ketegasan serta

keberanian dalam menghadapi berbagai berbagai macam kesulitan.

Warna hijau, mencerminkan sumber daya energy yang berwawasan

lingkungan.

Warna biru, mencerminkan andal, dapat dipercaya dan bertanggung

jawab.

Page 39: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

30

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan susunan kerangka dasar

yang menyeluruh dan mempersatukan pembagian tugas-tugas dan tanggung

jawab dalam suatu organisasi perusahaan, sekaligus menetapkan hubungan

antara para personil atau staf yang melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

Struktur organisasi juga dapat diartikan sebagai susunan hubungan-

hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi dalam suatu perusahaan

maupun instansi pemerintah.

Suatu organisasi mempunyai 3 faktor yaitu:

a. Adanya sekelompok orangnya

b. Adanya hubungan dan pembagian kerja diantara orang-orang

c. Adanya tujuan yang ingin dicapai

Pembentukan struktur organisasi bertujuan untuk menciptakan suatu

pola yang dapat mempertinggi efisiensi kerja. Karena struktur organisasi sangat

membantu karyawan untuk mengetahui posisinya dalam perusahaan apa yang

menjadi tugas atau fungsinya, apa yang menjadi tanggung jawabnya dan

kepada siapa dia harus bertanggung jawab.

Page 40: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

31

Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) Markteing Operation Region I

Medan:

Gambar 4.1.4 Struktur Organisasi

Sumber: PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

Page 41: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

32

Untuk meningkatkan kegiatan kerja di PT. Pertamina (Persero)

Marketing Operation Region I Medan maka diadakan pembagian kerja dan

tanggung jawab yaitu:

1. General Manager

General Manager bertanggung jawab sebagai pengelola seluruh kegiatan

usaha pemasaran atas semua kebijakan direksi atau direktur hilir dalam rangka

pelaksanaan kegiatan pemasaran minyak dan gas bumi dan kegiatan

masyarakat atau konsumen terpenuhi secara optimal dan efisien dalam

memelihara perusahaan terhadap lingkungan.

Tugas Pokok:

a. Menyelenggarakan kegiatan usaha dalam penyediaan pelayanan dan

pemasaran bahan bakar minyak dan gas bumi dengan tepat kuantitas,

kualitas, waktu dan tempat secara optimal, efisien, serta ekonomis.

b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang bagi kegiatan usaha pemasaran

serta pembinaan lingkungan dan keselamatan kerja.

c. Merencanakan pengawasan dan pemantauan atas pengelolaan keuangan

berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran.

d. Membina organisasi dan Sumber Daya Manusia dalam rangka menunjang

kegiatan perusahaan.

2. Manajer Penjualan

Manajer Penjualan bertanggung jawab sebagai perencanaan,

pengorganisasian, dan pengevaluasian kegiatan BBM dan NBBM, mutu produk

dan pelayanan lembaga penyalur, administrasi BBM dan NBBM yang ada, agar

kebutuhan pelanggan BBM dan Non BBM dapat terpenuhi, tepat waktu, tepat

jumlah dan tepat mutu.

Page 42: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

33

Tugas Pokok:

a. Menyusun rencana, target, dan strategi serta evaluasi penjualan produk,

meliputi penjualan dan alokasi BBM, NBBM dan produk lainnya sesuai

permintaan pelanggan/lembaga penyalur dengan kesepakatan antara

General Manager Marketing Operation Region I dengan General Manager

Unit Usaha.

b. Membuat perencanaan dan pembinaan lembaga penyalur untuk

meningkatkan mutu pelayanan dan mutu produk serta pemeliharaan master

penyalur.

c. Menyelenggarakan kegiatan administrasi penjualan di bawah Unit

Pemasaran I sehingga jumlah BBM, NBBM dan produk khusus lainnya.

d. Melaksanakan kegiatan pembinaan SDM di lingkungan fungsi penjualan

untuk menunjang tercapainya target kinerja perusahaan.

3. Manajer Persediaan dan Distribusi

Manajer Persediaan dan Distribusi memiliki tanggung jawab

menyelenggarakan kegiatan pengadaan, pengendalian mutu penyaluran BBM

maupun NBBM sesuai dengan rencana, tepat waktu dan tersedia pada waktu

yang dibutuhkan.

Tugas Pokok:

a. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan, penyimpanan, penerimaan, dan

pembekalan BBM serta pengaturan layanan dan transportasi.

b. Mengkoordinasi kegiatan penerimaan, penimbunan, BBM dan Non BBM

penyaluran kepada konsumen.

Page 43: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

34

c. Menyusun rencana dan melaksanakan pengawasan distribusi BBM dan

NBBM serta gas untuk kebutuhan di wilayah kerja Pertamina Marketing

Operation Region I.

4. Kepala Marine

Kepala Marine bertanggung jawab mengkoordinir kegiatan

pengoperasian tankers untuk kelancaran operasi marine, kebendaraan di

bidang transportasi laut dan pelabuhan.

Tugas Pokok:

a. Mengatur kegiatan pengangkutan BBM dan lain – lain melalui laut agar

operasi perusahaan terkendali dengan lancer dan aman.

b. Mengatur kegiatan prasarana marine yang mencakup sarana tambal kapal,

navigasi dan lingkungan air agar siap pakai.

5. Manajer Keuangan

Manager Keuangan bertanggung jawab mengedalikan dan

mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan keuangan meliputi anggaran,

perbendaharaan dan akuntansi di unit pemasaran serta laporan pertanggung

jawaban dapat dilaksanakan secara accountable dan auditable.

Tugas Pokok:

a. Mengkoordinasi penyusunan rencana kerja dan anggaran serta mengawasi

realisasi anggaran yang disusun sesuai dengan rencana kerja dan

realisasinya dapat berjalan dengan baik.

b. Mengkoordinasi dan mengawasi pelayanan jasa informasi pengolahan

data, pelayanan pertimbangan hukum dan pertahanan, pembinaan

hubungan pemerintah dan masyarakat serta kegiatan operasi pengamanan

fisik dan

Page 44: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

35

c. non fisik untuk kelancaran dan keamanan operasi perusahaan berjalan

lancar.

d. Mengatur penyelenggaraan kegiatan perbendaharaan agar perolehan dana

dapat berjalan dengan baik.

e. Mengatur penyelenggaraan kegiatan akuntansi agar pemeriksaan,

penyusunan laporan dan pengendalian dapat terlaksana dengan baik.

f. Mengatur penyelenggaraan pembinaan aparatur fungsi keuangan agar

dapat meningkatkan kemampuan dan disiplin kerja.

6. Kepala LK3

Kepala LK3 bertanggungjawab mengkoordinasi, merencanakan dan

melaksanakan kegiatan pencegahan, penanggulangan terhadap potensi

bahaya pencemaran lingkungan, kebakaran, kecelakaan dan

meminimalisasikan kerugian perusahaan.

Tugas Pokok:

a. Menyelenggarakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

pengawasan pencegahan dan penanggulangan keselamatan kerja,

kesehatan kerja, kebakaran dan lindungan lingkungan untuk keserasian

lingkungan dan meminimalisasi kerugian perusahaan.

b. Menyelenggarakan kegiatan analisis di bidang keselamatan kerja,

pencegahan kebakaran, kesehatan lingkungan kerja dan perlindungan

lingkungan untuk meningkatkan program loss control perusahaan.

c. Menyelenggarakan pelatihan membina pekerja dan membuat laporan

administrasi dari fungsi LK3 untuk menjadikan pekerja yang profesional dan

laporan yang akan dipertanggung jawabkan.

Page 45: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

36

7. Manajer SDM

Manajer SDM bertanggungjawab mengkoordinasi kegiatan sumber daya

manusia yang meliputi kegiatan perencanaan dan pembinaan pekerja,

hubungan industrial kesejahteraan dan jasa SDM, organisasi, prosedur dan

manejemen mutu, kesehatan dan pertahanan, hubungan masyarakat,

keamanan serta sistem informasi dan komunikasi untuk menunjang kegiatan

operasional unit pemasaran.

Tugas Pokok:

a. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan dan

perawatan kesehatan pekerja serta mengatur fasilitas pekerja dan keluarga

untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keluarga.

b. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kegiatan sumber daya

manusia meliputi perencanaan dan pengkajian, perawatan kerja, penelitian,

pengusulan perbaikan norma dan rumah untuk kerja serta penyiapan

sarana, fasilitas kantor dan rumah untuk meningkatakan kesejahteraan

pekerja serta kelancaran pekerja kantor.

8. Manajer Layanan Jasa Teknik

Manajer Jasa Teknik bertanggung jawab dalam mengkoordinir dan

mengendalikan kegiatan layanan jasa teknik meliputi perencanaan dan

anggaran, pemeliharaan dan konstruksi, inspeksi serta pengadaan material

untuk kebutuhan operasi pemasaran sesuai dengan rencana, tepat waktu dan

tersedia pada waktu yang dibutuhkan.

Tugas Pokok:

Page 46: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

37

a. Melaksanakan koordinasi perencanaan anggaran dan pemeliharaan

seluruh sarana pemasaran di unit pemasaran agar anggaran yang

tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal.

b. Melaksanakan koordinasi kegiatan pembangunan baru dan pemeliharaan

seluruh sarana usaha di Unit Pemasaran agar pembangunan baru

maupun pemeliharaan terlaksana sesuai rencana.

c. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan material, penyimpanan dan

pengiriman material untuk menunjang operasi pemasaran.

4.2 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT.

Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu program yang sudah

diterapkan oleh PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan.

Penerapan K3 sangat penting untuk mengendalikan risiko yang berdampak

pada kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Menurut Bapak Wiskusa bagian HSSE PT. Pertamina (Persero)

Marketing Operation Region I Medan, keselamatan dan kesehatan kerja

adalah upaya yang dilakukan suatu perusahaan untuk mengurangi risiko

kecelakaan kerja dan mengurangi kerugian dari aktivitas perusahaan baik

kerugian itu menimpa manusia, equipment dan environment.

.Pelaksanaan kegiatan K3 tidak hanya ditujukan pada tenaga kerja yang

berada di tempat kerja agar terjamin keselamatannya, tetapi juga bagaimana

dapat mengendalikan risiko terhadap peralatan, aset dan sumber produksi

sehingga dapat digunakan secara aman dan efisien agar terhindar dari

Page 47: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

38

kecelakaan kerja. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT.

Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan antara lain:

1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) terdapat di sudut ruangan setiap bagian.

APAR adalah alat pemadam kebakaran protable, karena bentuknya yang

kecil dan praktis sehingga mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana.

(Lampiran Kedua)

2. Pada ruangan kerja setiap bagian terdapat kotak Pertolongan Pertama

pada Kecelakaan (P3K) sehingga apabila kecelakaan kecil terjadi,

pertolongan dapat segera dilakukan. (Lampiran Kedua)

3. Pada ruangan kerja setiap bagian terdapat pendingin ruangan. (Lampiran

Kedua)

4. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk memberikan perlindungan

terhadap potensi-potensi bahaya yang tidak dapat dieliminasi. Alat

Pelindung Diri ini dugunakan jika karyawan di PT. Pertamina (Persero)

Marketing Operation Region I Medan melakukan kegiatan dinas yang

dilakukan setiap 3 bulan sekali. Secara umum, prosedur alat pelindung diri

minimal yang harus dipakai di area kerja yaitu helm, kacamata, sarung

tangan, rompi, sepatu safety. (Lampiran Ketiga)

4.2.1 Penyebab Kecelakaan Kerja pada PT. Pertamina (Persero) Marketing

Operation Region I Medan

Kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan kerugian material, korban

jiwa dan gangguan kesehatan bagi pekerja, tetapi dapat mengganggu proses

dalam bekerja. Adapun penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada PT.

Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan yaitu:

Page 48: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

39

1. Kelalaian karyawan dalam bertindak disela pekerjaannya, sehingga hal-hal

kecil penyebab kecelakaan mungkin saja dapat terjadi.

2. Akibat peralatan yang sudah tidak layak pakai. Hal ini dapat terjadi karena

pekerja tidak melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap peralatan

yang akan digunakan sebelum memulai suatu pekerjaan.

3. Kesalahan dalam melakukan prosedur pekerjaan.

4. Kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh karyawan dalam melakukan

pekerjaannya tidak maksimal dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan

oleh perusahaan, sehingga kesalahan yang menyebabkan terjadinya

kecelakaan dapat terjadi.

4.2.2 Cara Mengurangi Kecelakaan Kerja pada PT. Pertamina (Persero)

Marketing Operation Region I Medan

Adapun cara-cara mengurangi kecelakaan kerja pada PT. Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I Medan yaitu:

1. Menciptakan tempat kerja yang aman dan nyaman melalui penataan

ruangan, menjaga kebersihan lingkungan kerja dan mengatur suhu serta

penerangan yang cukup.

2. Memberi penjelasan kepada pekerja mengenai kondisi dan bahaya di

tempat kerja dan pemakaian APD.

3. Melakukan pemeriksaan berkala terhadap izin peralatan.

4. Melakukan pelatihan APAR untuk semua karyawan

5. Melakukan pengaturan waktu kerja sehingga setiap karyawan hanya bekerja

selama 8 jam dalam 1 hari kerja. Dengan 1 jam untuk waktu istirahat.

6. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Page 49: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

40

4.2.3 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I Medan

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja dapat terlaksana apabila

seluruh unsur yang berada di perusahaan, baik pihak manajemen maupun

tenaga kerja bersama-sama berkomitmen melaksanakan upaya pencegahan

kecelakaan kerja, tujuan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I Medan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan semangat kerja karyawan

Jika karyawan merasa nyaman dan tenang dalam bekerja, maka

pekerja akan semangat melakukan pekerjaan. PT. Pertamina selalu

memberikan kenyamanan dan ketenangan kepada seluruh karyawan agar

menambah semangat kerja.

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

Jika keselamatan dan kesehatan kerja karyawan diperhatikan dengan

baik oleh perusahaan, maka akan meminimalisir resiko kecelakaan di

lingkungan kerja. Jika tingkat kecelakaan di suatu perusahaan rendah,

maka tidak ada hambatan untuk menyelesaikan pekerjaan atau aktivitas di

perusahaan. Dalam hal ini, para karyawan akan menyelesaikan pekerjaan

tepat waktunya sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

3. Mencegah dan meminimalisir resiko kecelakaan di lingkungan kerja

Hampir semua pekerjaan yang dilakukan karyawan memiliki tingkat

resiko masing-masing. Namun resiko setinggi apapun dapat dicegah dan

diminimalisir dengan diterapkannya sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja yang baik dalam perusahaan.

Page 50: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

41

4. Meningkatkan motivasi atau gairah para pekerja

PT. Pertamina selalu melindungi keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan sehingga karyawan dapat memaksimalkan semua

kemampuannya dalam bekerja tanpa rasa khawatir.

4.2.4 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT. Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I Medan

Program-program K3 yang dilakukan PT. Pertamina (Persero) Marketing

Operation Region I Medan yaitu:

1. Melakukan sosialisasi kepada pekerja untuk membahas pentingnya

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja melalui safety meeting yang

dilaksanakan setiap bulannya oleh bagian HSSE.

2. Memasang rambu-rambu K3. Penggunaan simbol dalam rambu-rambu K3

sangatlah penting untuk mengkomunikasikan peraturan ataupun petunjuk di

area tertentu. Rambu-rambu K3 yang terdapat di kantor PT. Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I Medan yaitu:

a. Rambu K3 Dilarang Merokok

Gambar 4.2.4 Rambu K3

Sumber: PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

Puntung rokok, serta merokok di kawasan yang dilarang merokok

dapt menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja jika tidak ditangani

Page 51: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

42

sesuai dengan aturan yang ada. Adanya rambu “DILARANG

MEROKOK” menjadi salah satu langkah pencegahan terjadinya

kecelakaan kerja.

b. Rambu K3 Jagalah Kebersihan

Gambar 4.2.4 Rambu K3

Sumber: PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

Kebersihan dapat menjadi pendukung keberhasilan keselamatan kerja.

Rambu “JAGALAH KEBERSIHAN” menjadi salah satu pengingat agar

karyawan dapat selalu menjaga kebersihan yang ada, sehingga dapat

meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

c. Rambu Jalur Evakuasi

Gambar 4.2.4 Rambu K3

Sumber: PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

Jalur evakuasi sangat berperan penting dalam keadaan darurat saat

terjadinya kecelakaan kerja (kebakaran, gempa bumi, dan lainnya). Rambu

Page 52: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

43

atau petunjuk K3 menjadi penting untuk mendukung terlaksananya SMK3.

Petunjuk jalur evakuasi yang terletak disetiap dinding-dinding lorong yang

mudah dilihat ini bertujuan untuk dapat mempermudah karyawan saat

terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat meminimalisir korban saat

terjadinya kecelakaan kerja.

3. Melakukan kampanye K3. Kampanye ini dapat didefinisikan sebagai

sebuah program yang ditujukan untuk mempengaruhi pekerja untuk berfikir

atau bertindak secara aman. Tujuan dari program kampanye K3 untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Program kampanye K3 yang

dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I

Medan yaitu melalui poster-poster dan banner. Adapun poster-poster K3

tersebut yaitu:

a. Sehat untuk Bekerja (Fit to Work)

Gambar 4.2.4 Poster K3

Sumber: PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

Tingkat kesehatan pekerja dapat berdampak terhadap keselamatan

dalam pelaksanaan pekerjaan. Setiap pekerja yang akan bekerja, terutama

untuk pekerja yang melaksanakan pekerjaan dengan risiko tinggi diharuskan

berada dalam kondisi “Fit” sesuai dengan beban kerjanya.

Pekerja diharuskan:

Page 53: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

44

1. Melakukan Medical Check Up (MCU) sesuai dengan potensi bahaya di

lingkungan kerjanya dan jadwal yang telah ditetapkan (maksimum masa

berlaku MCU adalah satu tahun)

2. Melaporkan kepada pengawas apabila merasa kurang fit untuk bekerja

3. Menjalankan pola hidup sehat agar kesehatan dapat terjaga dan fit untuk

melakukan pekerjaan

4. Melakukan pemeriksaan kesehatan harian, sebelum melakukan

pekerjaan yang berisiko tinggi (ketinggian, confined spaces,

pengoperasian alat berat, dll)

Pengawas Pekerjaan Wajib:

1. Memastikan setiap personel melakukan MCU sesuai dengan potensi

bahaya di lingkungan kerjanya dan sesuai jadwal yang ditetapkan

2. Memastikan setiap personel dalam status fit untuk bekerja, dan telah

melakukan pemeriksaan kesehatan harian untuk personel yang

melaksanakan pekerjaan dengan risiko tinggi

b. Alat dan Peralatan (Tools and Equipment)

Gambar 4.2.4 Poster K3

Sumber: PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

Page 54: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

45

Penggunaan peralatan dan perlengkapan yang tepat serta layak

pakai salah satu kunci pencegahan kecelakaan.

Pekerja diharuskan:

1. Memeriksa semua peralatan sebelum digunakan dan pastikan peralatan

yang akan digunakan dalam kondisi baik serta sesuai dengan pekerjaan

yang akan dilakukan

2. Waspada terhadap titik bahaya, titik jepit, dan potensi bahaya

3. Kenakan alat pelindung diri yang sesuai dengan hasil penilaian risiko

Pengawas pekerjaan wajib:

1. Memastikan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dan layak pakai

tersedia untuk pelaksanaan pekerjaan

2. Memastikan seluruh personel yang terlibat dalam pekerjaan

mengenakan alat perlindungan diri yang sesuai

3. Menghentikan pekerjaan jika pekerjaan tidak aman untuk dilaksanakan

c. Mengemudi dengan Aman (Safety Driving)

Gambar 4.2.4 Poster K3

Sumber: PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

Page 55: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

46

Ketika mengemudi, pengemudi dituntut untuk selalu menaati semua

peraturan yang ada, dengan selalu mengemudikan kendaraan dengan baik

dan benar maka akan terhindar dari suatu kecelakaan.

Pengemudi diharuskan:

1. Melakukan pemeriksaan awal kondisi kendaraan sebelum mengemud

2. Mematuhi semua peraturan lalu lintas

3. Tidak menggunakan telephone dan merokok pada saat mengemudi

4. Tidak mengemudi dalam pengaruh obat-obatan dan alkohol

5. Tidak mengemudi ketika lelah dan ngantuk

6. Beristirahat 30 menit setiap mengemudi selama 4 jam

4.2.5 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) pada PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I

Medan

PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan telah

menerapkan SMK3 agar tercapainya tujuan K3 perusahaan. Terbukti dengan

PT. Pertamina (Persero) telah memiliki sertifikasi OHSAS 18001. OHSAS

18001 adalah standar menetapkan persyaratan dari suatu penerapan SMK3.

Penerapan SMK3 pada PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I

Medan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Menekan angka kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja.

2. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi karyawan

sehingga terciptanya suasana yang menyenangkan bagi seluruh karyawan.

3. Mengurangi kerugian material perusahaan serta korban jiwa.

4. Menjamin kesehatan pekerja agar terbebas dari penyakit akibat kerja

Page 56: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

47

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah penulis melakukan penelitian dan evaluasi data untuk

menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penerapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja pada PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I

Medan” maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut:

1. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I Medan telah terlaksana dengan baik

dan sesuai dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3).

2. PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan telah

melakukan program-program K3 melalui poster-poster, rambu-rambu dan

sosialisasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja.

3. PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan telah

menyediakan peralatan keselamatan kerja seperti alat-alat pelindung diri

yang memadai.

Page 57: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

48

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan kepada

PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan adalah:

1. Bagian HSSE PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I

Medan diharapkan selalu menghimbau kepada setiap karyawan agar selalu

mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan,

terutama mengenai peraturan penerapan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja yang wajib diterapkan saat melakukan setiap pekerjaan agar setiap

karyawan merasa aman saat melakukan pekerjaan.

Page 58: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

49

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Keempat. Depok:

Rajawali Pers.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Cetakan Kesebelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sholihah, Qomariyatus dan Wahyudi Kuncoro. 2014. Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Simanjuntak, Pantas. 2016. Tata Tulis Laporan. Medan: USU Press.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2019. Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service)

Triwibowo, Cecep dan Mitha E. Pusphandani. 2017. Kesehatan Lingkungan

dan K3. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 59: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

LAMPIRAN 1

Page 60: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

LAMPIRAN 2

Page 61: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

LAMPIRAN 3

Page 62: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

LAMPIRAN 4

DAFTAR WAWANCARA

Penulis : Apa pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja?

Pak Wiskusa : Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya yang dilakukan

suatu perusahaan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja

dan mengurangi kerugian dari aktivitas perusahaan baik

kerugian itu menimpa manusia, equipment dan environment.

Penulis : Apa penyebab kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Pertamina

(Persero) Marketing Operation Region I Medan?

Pak Wiskusa: Penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu karena kelalaian

karyawan dalam bertindak di sela pekerjaannya, sehingga hal-

hal kecil penyebab kecelakaan dapat terjadi. Dan kecelakaan

kerja juga terjadi akibat peralatan yang sudah tidak layak pakai.

Penulis : Bagaimana cara mengurangi kecelakaan yang terjadi di PT.

Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan?

Pak Wiskusa : Cara mengurangi kecelakaan kerja dengan menciptakan tempat

kerja yang aman dan nyaman melalui penataan ruangan,

menjaga kebersihan lingkungan kerja an mengatur suhu serta

penerangan yang cukup. Kemudian melakukan pemeriksaan

berkala terhadap izin peralatan, melakukan pelatihan APAR

untuk semua karyawan, dan menerapkan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).

Page 63: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

Penulis : Apa tujuan yang ingin dicapai oleh PT. Pertamina (Persero)

Marketing Operation Region I Medan dalam melakukan

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja?

Pak Wiskusa : Tujuan yang ingin dicapai dalam menerapkan keselamatan dan

kesehatan kerja yaitu untuk mecegah dan meminimalisir resiko

kecelakaan di lingkungan kerja, meningkatkan semangat kerja

karyawan dan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Penulis : Apakah PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I

Medan melakukan program-program keselamatan dan

kesehatan kerja?

Pak Wiskusa : PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

telah melakukan program-program keselamatan dan kesehatan

kerja melalui sosialisasi kepada pekerja untuk memahas

pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kemudian memasang ramu-rambu K3 dan melakukan

kampanye K3.

Penulis : Bagaimana penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan?

Pak Wiskusa: PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

telah melakukan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

dengan menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di

setiap sudut ruangan, menyediakan Alat Pelindung Diri (APD),

menyediakan kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

(P3K).

Page 64: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

LAMPIRAN 5

Page 65: PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT

LAMPIRAN 6