penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (k3) di...

27
PENELITIAN MANDIRI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI MASKAPAI CITILINK W. Citra JuwitaSari SH.,M.Par 1986071720130122001 PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALAN WISATA FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

PENELITIAN MANDIRI

PENERAPAN KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA (K3) DI MASKAPAI

CITILINK

W. Citra JuwitaSari SH.,M.Par 1986071720130122001

PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALAN WISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 2: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan, penggunaan jasa transportasi udara menunjukan

peningkatan yang cukup signifikan. Pertimbangannya terutama dari segi waktu

dan harga, dimana waktu yang ditempuh dengan transportasi udara lebih singkat

dan harga yang semakin bersaing dengan transportasi lainnya seperti bus dan

kereta, sehingga masyarakat lebih berminat untuk menggunakan transportasi

udaraDi Indonesia saat ini Industri pariwisata berkembang dengan sangat pesat.

Salah satu penunjang industri pariwisata adalah sarana transportasi. Fungsi dari

transportasi itu sendiri yaitu sebagai alat penghubung bagi wisatawan melakukan

perjalanan wisata dari daerah asal menuju daerah tujuan wisata. Secara umum

transportasi dibagi menjadi tiga (3), yaitu: transportasi darat, laut, dan udara.

Namun dari ketiga jenis transportasi tersebut, transportasi udaralah yang memiliki

kelebihan dibanding jenis transportasi lainnya.

Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang sudah

sangat berkembang dan sampai saat ini mampu menyumbangkan pendapatan bagi

Negara Indonesia. Selama ini Pulau Bali tak pernah sepi dari wisatawan, baik

local maupun internasional. Adapun jumlah penumpang transportasi udara yang

masuk ke Bali dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Jumlah Penumpang Pesawat Rute Domestik ke Bali di Bandar Udara

Ngurah Rai

Tahun 2009 – 2014

Tahun Jumlah Penumpang

Datang

Jumlah Penumpang

Berangkat

Jumlah

Penumpang

Transit

2009 2.301.010 2.249.731 104.797

2010 2.667.196 2.686.221 64.119

Page 3: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

2011 3.255.256 3.242.821 100.580

2012 3.818.630 3.759.625 125.145

2013 3.884.115 3.836.269 91.060

2014 3.674.773 3.745.213 20.562

Sumber: Departemen Perhubungan Provinsi Bali, 2015

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat

seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu

keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu

dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat

kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja merasa aman dan

nyaman maka diharapkan produktivitas kerja akan dapat

ditingkatkan.Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek

perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003.

Di Indonesia ada beberapa jenis penerbangan. Pertama, penerbangan

yang menerapkan sistem full service, yaitu maskapai penerbangan memberikan

pelayanan secara maksimal terhadap kebutuhan penumpang dimulai dengan

memberikan makanan, snack, kapasitas bagasi yang lebih banyak dan masih

banyak lagi tentunya dengan harga yang sesuai dengan kualitas. Kedua,

penerbangan yang menerapkan sistem medium service, yaitu maskapai

penerbangan masih memberikan snack dan kapasitas bagasi yang memadai,

namun dengan harga yang lebih terjangkau dari sistem full service. Ketiga, sistem

penerbangan bertarif rendah atau biasa disebut low cost carrier, yaitu maskapai

penerbangan tersebut tidak menyediakan makanan atau snack, namun menjual

makanan atau snack didalam pesawat pada saat penerbangan, serta memberikan

kapasitas bagasi yang lebih rendah dibanding sistem full service dan medium

service.

Namun, belakangan ini sistem low cost carrier sudah tidak diterapkan lagi

dan telah dihapus oleh pemerintah. Pemerintah dengan kebijakan baru

Page 4: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

menerapkan harga tiket pesawat yang dibayarkan sudah termasuk dalam pajak

bandara. Jadi, harga yang ditawarkan maskapai bertarif rendah ini masih

terjangkau oleh penumpang.

Ketiga jenis penerbangan tersebut tentunya menyajikan kualitas pelayanan

yang berbeda dan harga yang berbeda pula. Oleh karena itu, banyak perusahaan

penerbangan yang menyediakan jasa penerbangan di Indonesia. Diantaranya:

perusahaan penerbangan Garuda Indonesia, Lion Air, Citilink Indonesia,

Indonesia Airasia, Sriwijaya Air, dan lain-lain.

Citilink Indonesia merupakan salah satu maskapai Indonesia yang masih

terbilang baru, yaitu baru aktif kembali pada tahun 2011. Citilink Indonesia

menerapkan maskapai bertarif rendah yang artinya harga tiket yang ditawarkan

terjangkau dan terbilang murah, ini merupakan salah satu alasan Garuda Indonesia

membentuk Citilink Indonesia sebagai anak perusahaannya. Meskipun ketentuan

mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi di

dalam praktiknya di lapangan banyak pekerja yang tidak memperhatikan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Begitu banyak faktor di lapangan yang

mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia,

lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi

standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja

yang dapat kita saksikan. Kelalaian sering kali menjadi alasan dalam hal ini, oleh

karena itu berhati-hati menjadi hal yang sangat penting karena jaminannya adalah

nyawa sendiri.

Seperti contoh Kasus kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, Minggu 28

Desember 2014 lalu, membuka kebobrokan manajemen penerbangan di

Indonesia. Siapa sangka jika penerbangan tersebut rupanya tidak berizin. Polri

pun menelusuri dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009

tentang Penerbangan dari sejumlah pihak yang terkait. Kepala Otoritas Banda

Wilayah III Bandara Juanda Surabaya Praminto Hadi mengatakan, seluruh

penerbangan, baik domestik ataupun internasional, harus memiliki izin terbang

Page 5: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Izin

terbang ini berisi kapan saja suatu pesawat diperbolehkan mengudara.

Keselamatan dan kesehatan kerja di bandara terutama bagi maskapai

adalah salah satu hal yang patut diutamakan karena merupakan sebuah

tanggungjawab untuk membuat penumpang menjadi aman dan nyaman serta

menghindari hilangnya nyawa banyak orang

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di maskapai

citlink ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di

maskapai citlink

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun maanfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Akademis

secara akademis merupakan kesempatan untuk menerapkan teori-teori

atau ilmu-ilmu yang didapat selama belajar di bangku kuliah,

khususnya pada bidang tariff dokumen pasasi, manajemen tata operasi

darat, manajemen transportasi pariwisata, serta kajian ilmu pariwisata

lainnya, sehingga menambah wawasan berpikir dalam

Page 6: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah di dalam

dunia pariwisata khususnya transportasi udara.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat disajikan sebagai bahan masukan

bagi Maskapai Citilink Indonesia untuk dapat mengetahui persepsi

penumpang Citilink Indonesia terhadap kualitas pelayanan flight

attendant. Serta untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada

saat in-flight sehingga dapat meningkatkan jumlah penumpang yang

menggunakan jasa Citilink Indonesia.

Page 7: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah segala daya upaya dan

pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan

mengurangi terjadinya kecelakaan dan dampaknya melalui langkah-langkah

identifikasi, analisa dan pengendalian bahaya dengan menerapkan sistem

pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang-undangan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja. (Depnaker RI, 2005). Kesehatan Keselamatan

Kerja seperti dikemukakan oleh Di Berardinis (1999) dalam buku Handbook of

Occupational Safety and Health, yaitu mencegah kecelakaan dengan

menggunakan pendekatan antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian.

Lebih jauh lagi hal tersebut dapat disamakan dengan melakukan

identifikasi bahaya, menilai dan mengevaluasi resiko dari bahaya yang ada dan

melakukan pengendalian terhadap bahaya tersebut. K3 ataupun Occupational

Health and Safety memiliki 5 inti, yaitu kepemimpinan manajemen dan partisipasi

pekerja, penilaian bahaya, pencegahan dan pengendalian bahaya, pelatihan dan

evaluasi program. (DiBerardinis, 1999). Apabila ditarik kesimpulan dari hal-hal

yang telah disebutkan diatas sebenarnya K3 merupakan ilmu untuk mencegah

kecelakaan yang dilakukan dengan melakukan identifikasi bahaya, menganalisa

bahaya dengan penilaian resiko dan mengendalikannya. Sedangkan yang

mempengaruhi baik atau tidaknya K3 di suatu tempat merupakan tanggung jawab

dari manajemen dan juga partisipasi seluruh pekerja.

2.2 Kecelakaan

Kecelakaan didefinisikan sebagai tiap kejadian yang tidak

direncanakan dan tidak terkontrol yang dapat disebabkan oleh manusia, situasi,

faktor lingkungan ataupun kombinasi dari hal-hal tersebut yang mengganggu

Page 8: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

proses kerja dan dapat menimbulkan cidera ataupun tidak, kesakitan, kematian,

kerusakan property ataupun kejadian yang tidak diinginkan lainnya. (Colling,

1990). Definisi lain kecelakaan ialah sebuah kejadian yang tidak diinginkan yang

mengakibatkan ataupun dapat berdampak cidera pada manusia, kerusakan

property, terhentinya proses produksi, penurunan kesehatan ataupun kerusakan

lingkungan. (Diberardinis, 1999). Dari definisi di atas kecelakaan dapat

didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tidak diinginkan ataupun direncanakan

yang dapat disebabkan oleh manusia, situasi, kondisi lingkungan ataupun

kombinasi dari hal tersebut yang dapat berdampak pada cidera manusia,

kerusakan property, terhentinya proses produksi, penurunan kesehatan maupun

kerusakan lingkungan.

Terdapat beberapa teori mengenai kecelakaan dimana sebagian besar

menyatakan bahwa manusia merupakan salah satu faktor yang berhubungan

dengan kecelakaan. Diantara banyaknya teori mengenai kecelakaan, terdapat

beberapa teori yang dapat merepresentasikan teori-teori kecelakaan tersebut,

seperti The Human Factors Theory, Teori Ramsey dan juga teori yang

berhubungan dengan pencegahan kecelakaan yang dipopulerkan oleh Geller. The

Human Factors Theory menjelaskan kecelakaan sebagai rantai kejadian yang

disebabkan oleh human error (kesalahan manusia). Dalam teori ini terdapat tiga

faktor utama yang menyebabkan kesalahan manusia, yaitu overload,

inappropriate responses dan inappropriate activities.

Overload yang dimaksud dalam teori ini mengacu pada

ketidakseimbangan antara kapasitas dan beban yang diemban oleh seseorang. Hal

ini mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan (kebisingan dan gangguan lainnya

yang berasal dari luar), faktor internal (masalah personal dan stres) serta faktor

situasi (instruksi yang tidak jelas). Inappropriate responses yang dimaksud dalam

hal ini adalah bagaimana seseorang merespon suatu situasi yang mungkin dapat

menyebabkan atau pun mencegah kecelakaan. Yang termasuk dalam

Inappropriate responses seperti mendeteksi bahaya tetapi tidak memperbaikinya

dan mengabaikan aspek keselamatan.

Page 9: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

1.3 Tinjauan tentang Transportasi

Kata transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare yang mana

trans berarti mengangkat atau membawa. transportasi adalah kegiatan

pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan

(movement) dan secara fisik mengubah tempat dari barang (comoditi) dan

penumpang ke tempat lain (Salim, 2000).

Transportasi adalah sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat

asal ke tempat tujuan. Jadi, pengertian tranportasi berarti sebuah proses, yakni

proses pemindahan, proses pergerakan, proses mengangkut dan mengalihkan di

mana proses ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk

menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Terdapat unsur-unsur pengangkutan/transportasi meliputi atas, yaitu ada muatan

yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya, ada jalanan/jalur

yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan, serta sumber daya

manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi

tersebut. Masing-masing unsur tersebut tidak bisa hadir dan beroperasi sendiri-

sendiri, kesemuanya harus terintegrasi secara serentak. (Nasution, 1996)

Transportasi mempunyai peranan penting bagi perkembangan suatu

Negara baik itu dalam bidang teknologi, ekonomi, iptek, social maupun budaya.

Adapun jenis transportasi dibagi menjadi tiga (3) yaitu:

a. Angkutan Udara, terdiri atas international flight dan domestic flight

b. Angkutan Laut, terdiri atas regular lines dan charter lines

c. Angkutan Darat, terdiri atas mobil, motor, sepeda, dll.

Sedangkan pengertian transportasi udara, sebagai berikut.

Menurut keputusan menteri 127/90 yang dimaksud dengan angkutan udara adalah

setiap kegiatan yang menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang,

kargo, dan pos untuk satu perjalanan atau lebih, dari satu bandar udara lainnya.

Menurut Irianto (1994), ciri khas Transportasi Angkutan Penerbangan, adalah:

Page 10: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

a. Mempunyai kecepatan yang tinggi dan daya jelajah yang sangat jauh

b. Sangat padat modal atau investasi tinggi dan berteknologi tinggi

c. Sangat dinamis sesuai dengan tingkat perubahan teknologi yang sangat

tinggi

d. Mempunyai tingkat resiko yang sangat tinggi

e. Pengoperasiannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor social, politik, dan

ekonomi

f. Merupakan bisnis atau usaha jasa angkutan sebingga peranan pelayanan

sangatlah penting

Sifat atau karakteristik umum jasa angkutan udara adalah sebagai berikut.

a. Produksi yang dihasilkan tidak dapat disimpan, diraba, tetapi dapat

ditandai dengan adanya pemanfaatan waktu dan tempat

b. Demand-nya elastic. Permintaan jasa pengangkutan udara bersifat derived

demand, yaitu sebagai akibat adanya demand yang lain. Karena tarif

angkutan udara relatif mahal, bila terjadi perubahan harga maka demand

menjadi elastis

c. Selalu menyesuaikan teknologi maju. Perusahaan penerbangan pada

dasamya bersifat dinamis yang dengan cepat menyesuaikan

perkembangan teknologi pesawat terbang

d. Ada campur tangan pemerintah. Seperti pada umumnya kegiatan-kegiatan

transportasi menyangkut hajat hidup orang banyak.

Pada prinsipnya terdapat beberapa fungsi produk jasa angkutan udara yang harus

tercapai:

a. Melaksanakan penerbangan yang aman (safety)

b. Melaksanakan penerbangan yang tertib dan teratur (regularity)

c. Melaksanakan penerbangan yang nyaman (comfort)

d. Melaksanakan penerbangan yang ekonomis

Berdasarkan sifat pengoperasiannya usaha jasa angkutan penerbangan dapat

dibedakan menjadi:

Page 11: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

a. Penerbangan berjadwal atau sering dikenal sebagai schedule airline, yaitu

perusahaan penerbangan yang beroperasi sesuai dengan jadwal yang

telah ditetapkan

b. Penerbangan tidak berjadwal atau sering dikenal dengan non schedule

airline atau penerbangan carter, yaitu perusahaan peherbangan yang

beroperasi atas dasar pemakaian carter atau borongan

c. Passenger airline, yaitu perusahaan penerba gan yang beroperasi dengan

mengutamakan pengangkutan penumpang bisamping memanfaatkan sisa

ruangan atau space yang ada untuk mengangkut bagasi dan kargo

d. Freighter, yaitu perusahaan penerbangan yang khusus beroperasi untuk

pengangkutan kargo

1.4 Tinjauan tentang Perusahaan Penerbangan (Airlines)

Pengertian perusahaan penerbangan (Airlines) menurut para ahli:

Menurut Damardjati (1995:6), pengertian airlines adalah perusahaan

milik swasta atau pemerintah yang khusus menyelenggarakan

pelayanan angkutan udara untuk penumpang umum, baik berjadwal

maupun tidak berjadwal.

Menurut Mulyanto (1999), airlines adalah suatu perusahaan

penerbangan yang bergerak di bidang angkutan udara baik untuk

mengangkut penumpang dengan barang bawaannya (bagasi) atau

barang kiriman (kargo, pos) atau hanya mengangkut barang kiriman

saja (kargo) tanpa penumpang.

Menurut Majid dan Warpani (1998), perusahaan penerbangan

komersial atau lebih dikenal istilah airlines atau airways merupakan

badan usaha yang bergerak di bidang jasa angkutan udara yang

mengoperasikan pesawat terbang sebagai sarana untuk mengangkut

muatan dari satu kota ke kota lain, baik di dalam negeri maupun ke

luar negeri. Muatan yang diangkut antara lain pemimpang, bagasi,

kargo dan benda-benda pos.

Page 12: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

Dalam penelitian ini bahwa, perusahaan penerbangan (airlines) adalah

perusahaan penerbangan milik pemerintahan maupun swasta yang khusus

digunakan untuk penyelenggaraan pelayanan angkutan udara yang sesuai dengan

jadwal, waktu, dan tarif yang telah ditetapkan yang berlaku untuk umum. Dan

bahwa bandara menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk penanganan pesawat

(tempat parkir, penyimpanan bahan bakar, dan penanganan penumpang (tempat

melakukan check-in, ruang tunggu, dan kedatangan)). Aktifitas dalam menangani

penumpang meliputi penanganan saat keberangkatan (menyediakan dokumen

yang diperlukan waktu check-in dan boarding), dan menangani penumpang yang

baru tiba.

Page 13: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai,

yang beralamat di Jalan Raya Gusti Ngurah Rai, Kecamatan Kuta Selatan,

Kabupaten Badung, Provinsi Bali.

3.2 Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan

angka secara langsung karena data ini berupa informasi atau

keterangan-keterangan yang dipergunakan untuk melengkapi

penelitian ini. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah sejarah

berdirinya Citilink Indonesia, struktur organisasi serta uraian jabatan

Citilink Indonesia.

b. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat diukur secara langsung

berupa angka-angka.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini Data primer

dalam penelitian ini meliputi; gambaran umum tentang maskapai

Citilink Indonesia.

b. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari pihak tertentu yang

bukan merupakan sumber pertama dan data-data tersebut sebagian

besar sudah jadi, atau data yang diperoleh secara tidak langsung dari

pihak pertama tetapi dari pihak kedua atau pihak tertentu yang telah

Page 14: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

mengumpulkan data terlebih dahulu yang terkait dalam penelitian ini

baik berupa literature, artikel, maupun buku kepustakaan seperti data

tentang batasan pengertian. Data sekunder dalam penelitian ini

adalah penelitian terdahulu, jurnal, dan internet.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

3.3.1 Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana

peneliti harus datang secara langsung ke lokasi penelitian..

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana

peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada informan

yang telah ditentukan.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dimana

peneliti mengambil bebrapa gambar yang menunjukkan ciri khas

lokasi penelitian serta proses-proses selama penelitian.

3.3.4 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan salah satu teknik pengumpulan data

dengan menggunakan data yang diperoleh dari beberapa literatur dan

buku yang relevan dengan penelitian ini. Studi kepustakaan

berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait

dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi

social yang diteliti (Sugiyono, 2014 : 291).

Page 15: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis deskriptif

kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu teknik analisa yang menguraikan,

menggambarkan, dan menjelaskan data secara sistematis yang telah diperoleh

dari lokasi penelitian guna mendapatkan gambaran yang jelas, dan objektif.

Pada jenis analisis ini lebih merinci hasil informasi dengan menggambarkan

fakta yang didapat.

Page 16: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Berdirinya Citilink

Citilink adalah sebuah maskapai penerbangan anak perusahaan Garuda Indonesia.

Perusahaan ini berdiri tahun 2001 dan difungsikan sebagai salah satu alternatif penerbangan

berbiaya murah di Indonesia. Citilink menghentikan operasinya sejak 15 Januari 2008 untuk

melakukan konsolidasi dan berencana melanjutkan penerbangan pada kwartal I 2008 dengan

"format dan layanan baru". Pada Agustus 2008, Citilink kembali melanjutkan penerbangan

mulai September 2008. Pada awalnya Citilink mengoperasikan 5 Fokker 28 yang merupakan

sisa-sisa dari armada Garuda Indonesia . Citilink diresmikan kembali pada tanggal 8 Agustus

2008 oleh Emirsyah Sattar, CEO Garuda Indonesia. Investasi yang dikeluarkan mencapai 10

juta US$, dengan rincian 60% untuk bahan bakar, 17% untuk perawatan pesawat dan sisanya

untuk biaya lain-lain.

Dibawah manajemen baru, Citilink menetapkan Surabaya sebagai pusatnya. Citilink

diharapkan dapat menjadi anak perusahaan yang menguntungkan selain GMF dan Aerowisata

yang merupakan anak perusahaan dari Garuda Indonesia. Tidak seperti perusahaan induknya,

Garuda Indonesia, maskapai ini bukanlah anggota masa depan aliansi SkyTeam (sebagai

anggota afiliasi).

Citilink awalnya terbang Fokker F28 lima pesawat terbang (65 sampai 85 kursi),

disewa dari Garuda. Penerbangan pertama berangkat pada tanggal 16 Juli 2001 tentang

Surabaya - Balikpapan - rute Tarakan. Pada bulan Juli 2004 Citilink mengganti armada

Fokker dengan empat B737-300 pesawat Boeing (148 kursi). Pada Januari 2008, Citilink

berhenti beroperasi untuk sementara untuk menata kembali. Citilink kembali ke layanan pada

bulan September 2008, terbang dari Surabaya dengan dua B737-300 pesawat, yang tumbuh

sampai lima pada akhir tahun itu. Perusahaan menggunakan motif merah untuk warna

perusahaan. Awal tahun 2011 Citilink memutuskan perbaikan besar merek perusahaan dan

strategi pemasaran.

Citilink Goes Green

Citilink telah mengadopsi hijau sebagai warna baru perusahaan, dan livery pesawat

pola streamline pada ekor pesawat yang berdasarkan "bulu elang" bergaris dari livery Garuda

yang baru didesain ulang. Para livery baru dimaksudkan untuk mengasosiasikan Citilink

Page 17: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

17

dengan catatan terbukti Garuda tinggi kualitas pelayanan. Warna perusahaan baru hanya

salah satu segi dari perbaikan Citilink tentang pemasaran dan strategi komunikasi,

dimaksudkan untuk menjangkau khalayak luas. Makeover Citilink mencakup interior pesawat

direnovasi, kantor tiket didesain ulang, seragam baru awak kabin dan situs ditingkatkan.

Citilink 2011

Pada tahun 2011 Citilink membeli 50 Airbus A320 pesawat, yang akan dikirimkan

mulai 2014. Untuk sementara, Citilink akan menyewa lima A320. Airbus A320 dipilih karena

kapasitas penumpang yang lebih besar nya (180), memungkinkan Citilink untuk memperluas

jaringan penerbangan dan melayani lebih banyak penumpang.

4 Juli 2011

Citilink meluncurkan kontes online melalui Facebook dan Twitter

untuk mendesain ulang seragam awak kabin. Partisipasi

masyarakat sangat antusias.

2 Agustus 2011

Citilink menggebrak merek baru dan strategi pemasaran pada

konferensi pers dan memperkenalkan Con Korfiatis sebagai

Penasehat Teknis mereka untuk Direksi

16 September

2011

Citilink memulai pelayanan komersial dengan pesawat pertama

Airbus A320 disewakan, melayani Jakarta, Balikpapan,

Banjarmasin dan Medan.

4 Oktober 2011

Citilink upgrade jadwal penerbangan, meningkatkan

keberangkatan setiap hari ke Jakarta, Banjarmasin, Surabaya, Bali

dan Batam.

28 Oktober 2011

Citilink meluncurkan tarif liar populer promosi "Satu Harga Untuk

Semua Tujuan", menawarkan tarif dengan harga tetap sebesar Rp

79.000 saja. Dua puluh lima ribu kursi dialokasikan dan segera

terjual habis dalam waktu empat hari. Menanggapi permintaan ini

belum pernah terjadi sebelumnya, Citilink dialokasikan kembali

lagi 22.000 kursi untuk promosi ini.

7 November 2011 Citilink mengumumkan pemenang kontes online kabin yang

seragam awak. Masuknya menang menggabungkan konsep desain

segar muda.

9 November 2011 Citilink tambah rute pertama langsung mereka dari Surabaya ke

Page 18: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

18

Denpasar, menyusul kedatangan Airbus A320 kedua

11 November

2011

Citilink terpilih Airline Biaya Rendah Terkemuka Indonesia untuk

2011/2012 melalui polling online yang dilakukan oleh Perjalanan

Bahasa Indonesia dan Yayasan Pariwisata.

Citilink 2012

Dengan perpaduan terbukti mereka layanan pelanggan kualitas dan kompetisi-

pemukulan tarif rendah, Citilink siap menuai keuntungan dari investasi baru dan strategi

pemasaran pada tahun 2012. Tujuan Citilink adalah menjadi pembawa biaya atas rendah di

Indonesia.

Target Citilink di 2012:

1. Meningkatkan armada Citilink untuk 20 Airbus A320, memperluas jaringan rute

nasional dan menambahkan keberangkatan lebih setiap hari.

2. Memusatkan manajemen Citilink di fasilitas baru di Jakarta Barat, Citicon Bangunan,

Slipi

3. Pemisahan Citilink dari Garuda Indonesia sebagai perusahaan independen, yang akan

bernama PT Citilink Indonesia. Peluncuran perusahaan yang baru direncanakan untuk

awal 2012, segera setelah AOC.

4. Peluncuran website baru www.citilink.co.id yang lebih informatif dan mudah di

gunakan.

5. Peluncuran seragam baru awak kabin pada april 2012

Citlink meraih beberapa pengharagaan di 2012 yaitu :

1. Penghargaan untuk Kampanye Pemasaran Terbaik Keseluruhan di The Budgies dan

Travel Awards 2012, Marina Bay Sands - Singapura, 8 Februari 2012.

2. Layanan Untuk Peduli Award untuk kategori Airlines, penghargaan berdasarkan hasil

penelitian publik yang dilakukan oleh Markplus Insight selama bulan Februari dan

Maret 2012 di Jakarta dan sekitarnya.

Produk Citilink

Citilink menjual jasa yang melayani penerbangan antar kota, Citilink mengoperasikan

lima baru Boeing B737-300 pesawat terbang, masing-masing dengan kapasitas kursi 148.

Baru-baru ini kami menambahkan tiga modern Airbus A320 jet yang kursi hingga 180

penumpang dan segera pada bulan Februari akan datang 2 unit lebih dari A320. Jaringan

Page 19: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

19

harian Citilink melayani Surabaya, Batam, Banjarmasin, Denpasar, Balikpapan, Medan dan

Makassar dari dua base di Jakarta dan Surabaya. Pada pertengahan bulan Juli Citilink akan

menambah rute baru yaitu Jogjakarta, Semarang, Padang, dan Pekanbaru.

4.1.2 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Citilink Indonesia

Alamat Perusahaan : Citicon Building Lantai 16

Jalan Jendral S Parman Kav 72

Slipi, Jakarta Barat

Telepon : 0804 1 080808

Website : www.citilink.co.id

Facebook : Citilink Indonesia

Twitter : @Citilink

4.1.3 Struktur Organisasi Flight Attendant Citilink Indonesia

4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan

Visi: “Menjadi dan mengembangkan Citilink sebagai Low Cost Carrier di dunia penerbangan

Indonesia dan dunia.”

Misi:

a. Menambah armada menjadi 28 unit di tahun 2012 dan menjadi 50 unit di tahun 2015

b. Menambah frekuensi penerbangan dari 30 menjadi 130 frekuensi penerbangan di

tahun 2013

Page 20: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

20

c. Menambah 4-5 rute destinasi di indonesia tahun 2012

d. Membuat internasional destinasi di tahun 2013

e. Membuat online booking dan purchase untuk memudahkan kostumer membeli tiket

Citilink

f. Bekerjasama dengan Bank ternama untuk memudahkan kostumer melakukan

transaksi

4.2 Pembahasan

Keamanan dan keselamatan dalam sebuah penerbangan sipil sangatlah tergantung

pula pada keamanan dari bandar udara yang memberangkatkan pesawat tersebut.Mengingat

banyaknya ancaman dari tindakan gangguan melawan hukum baik saat pesawat di darat

maupun di udara.Juga instalasi instalasi pendukung lainnya di sebuah bandar udara. Dengan

menimbang berbagai alasan tersebut,maka organisasi penerbangan dunia yang termasuk di

dalam PBB yang di sebut ICAO mengeluarkan beberapa aturan untuk menjaga keamanan

serta keselamatan sebuah penerbangan juga bandar udara sipil dari tindakan melawan

hukum.Pada pembentukan dari ICAO tersebut pada tahun 1944 di Chicago lahir beberapa

lampiran/ Annex dari Annex 1 s/d Annex 18.Dimana keamanan sendiri diatur dalam Annex

17 dan Annex 18. Annex 17 mengatur tentang tata cara pengamanan penerbangan sipil dari

tindakan gangguan melawan hukum.Dan Annex 18 sendiri mengatur tata cara pengangkutan

bahan dan/atau barang berbahaya yang diangkut menggunakan pesawat udara sipil.

Di Indonesia hal ini mengacu terhadap aturan aturan tersebut yang di atur pula di

berbagai Undang Undang mulai dari UU No2 thn 1976,UU No 1 thn 2009 yg merupakan

revisi dari UU No.15 thn 1992 yang mengatur tentang Penerbangan. Yang di dalamnya

mengatur tentang penerbangan sipil di dalam negeri,mulai dari standar keamanan dan

keselamatan sebuah pesawat terbang,standar keamanan dan keselamatan sebuah bandar udara

sipil,serta tentang tata cara pemeriksaan keamanan di dalam sebuah bandar udara

sipil.Penerapan Undang Undang tersebut di perjelas pula dengan berbagai aturan aturan lain

seperti Peraturan Presiden ( PP No.3 thn 2001 ), Keputusan Menteri Perhubungan Udara (

KM.09 thn 2010 ), juga dengan beberapa Surat Keputusan Dirjen HubUd antara lain seperti

SKEP/2765/VIII/2010 tentang tata cara pemeriksaan keamanan, SKEP/100/VII/2003,serta

SKEP/43/III/2007 yang mengatur tentang Liquid Aerosol dan Gel. Dengan di dukung dengan

beberapa aturan tersebut,mengingat betapa pentingnya sebuah keamanan dan keselamatan

sebuah penerbangan khususnya dan sebuah bandar udara pada umumnya,sangatlah penting

Page 21: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

21

pula dari kesadaran masyarakat itu sendiri untuk turut mendukung dan mematuhi aturan-

aturan tersebut.Sehingga sebuah penerbangan dan bandar udara dapat beroperasi dengan

aman,nyaman,efisien yang dapat menunjang pula pertumbuhan ekonomi dari berbagai

daerah.Serta sebuah penerbangan dapat memberikan rasa aman dan nyaman setiap

masyarakat yang menggunakannya.

Pemerintah telah mempunyai Program Nasional Keamanan Penerbangan Sipil

(National Civil Aviation Security Programme) yang bertujuan untuk keamanan dan

keselamatan penerbangan, keteraturan dan keberlanjutan penerbangan sipil di Indonesia

dengan memberikan perlindungan terhadap penumpang, awak pesawat udara, pesawat udara,

para petugas di darat dan masyarakat, dan instalasi di kawasan bandar udara dari tindakan

melawan hukum. Pemerintah memandang perlunya paradigma baru bahwa keselamatan

penerbangan merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Perusahaan

Penerbangan dan Masyarakat pengguna jasa. Terkait dengan keamanan dan keselamatan

penerbangan di Indonesia, Pemerintah telah menetapkan peraturan perundang-undangan

antara lain:

a) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan;

b) PP Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan;

c) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Civil Aviation

Safety Regulation (CASR) part 135;

d) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2002 tentang Civil Aviation

Safety Regulation (CASR) part 121;

e) Peraturan Menteri Perhubungan lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan

keamanan penerbangan;

f) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang berkaitan dengan

keselamatan dan keamanan penerbangan.

Untuk memberikan rasa aman bagi penumpang serta mendukung program kesehatan

dan keselamatan kerja maka citilink menetapkan rules dan regulation sebagai berikut :

Selalu dilakukannya Pembersihan pesawat yang di lakukan setiap pesawat telah

berada di destinasi tujuan.

Adanya Keuntungan dari maskapai citilink ini disebut citilink sheald berupa Fasilitas

yang ditawarkan maskapai Citilink dalam perlindungan konsumen terhadap

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ada 2 kelas cabin yang ditawarkan oleh

Page 22: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

22

citilink yaitu kelas biasa atau disebut economy class dan ada juga bussines class,

setiap pembelian tiket terdapat asuranran kesehatan dan keselamatn kerja dimana

citilink bekerja dengan Jasaraharja, serta penggantian tiket pesawat apabila terjadi

kesalahan pembelian tiket untuk sekali penerbangan maupun pulang pergi, menjadi

tanggungan citilink mulai dari daerah asal sampai kembali kedaerah asalnya lagi.

sosialisasi tentang keselamatan kerja dijelaskan seiring berjalan waktu selama masa

pendidikan dan masa training karyawan di 3 bulan pertama bagi staff di darat dan dan

staff diudara.

Asuransi bagi para karyawan yang di potong sekian % (tidak terlalu banyak) dari gaji

merka setiap bulannya, masuk jasaraharja ketenaga kerjaan dan juga citilink bekerja

sama dengan pihak asuransi lainnya.

Jika terjadi Kesalahan kerja maka akan diberikan kesempatan 3x, dan tergantung

seberapa tingkat kerugian yang didapatkan oleh perusahaan. Jika sudah mencapai

SP3, maka akan ada pemecatan ataupun rolling kerja staff terkait.

Kesehatan : pengecekan kesehatan kepada staff di darat maupun di udara berbeda,

mulai dari pertama kali melakukan pendaftaran sebagai calon karyawan hingga

menjadi karyawan tetap. Untuk di darat biasanya pendaftaran harus disertakan dengan

surat kesehatan yang sudah ditandatangani oleb dinas kesehatan terkait atau rumah

sakit yang sebagai bukti bahwa calon karyawan tersebut dalam keadaan sehat secara

jasmani. Untuk di udara maupun yang bekerja di landasan pacu : Tes kesehatan

dilakukan secara khusus oleh tim kesehatan pada saat pendaftaran masa pendidikan,

hal ini sama sebetulnya tujuannya hanya saja dilakukan secara langsung ooleh team

maskapai yang bekerja sama dengan pihak Dinas kesehatan di karenakan tingkat

resiko yang cukup besar di alami oleh Karyawan yang bekerja di udara maupun

landasan pacu.

Sedangkan terdapat beberapa fasilitas alat pendukung kesehatan dan keselamatan

kerja yang terdapat di maskapai citilink yaitu :

a . Office di Darat (Bandara Ngurah Rai di loket pemesanan tiket)

- Kotak P3K,

- telepon,

- nomor darurat (Pemadaman kebakaran, Ambulans, kantor polisi, dll),

Page 23: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

23

- Tabung gas pemadam kebakaran,

b. Maskapai Citilink (Cabin)

4 pintu darurat

Pelampung

Selang oksigen

Nomer darurat untuk panggilan ke darat (ATC)

Telepon satellite (Pilot/Co Pilot)

Blackbox

Gas Pemadam Kebakaran

Sabuk pengaman

Page 24: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

24

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Citilink Indonesia merupakan salah satu maskapai Indonesia yang masih terbilang baru,

yaitu baru aktif kembali pada tahun 2011. Citilink Indonesia menerapkan maskapai bertarif

rendah yang artinya harga tiket yang ditawarkan terjangkau dan terbilang murah, ini

merupakan salah satu alasan Garuda Indonesia membentuk Citilink Indonesia sebagai anak

perusahaannya. Keamanan dan keselamatan dalam sebuah penerbangan sipil sangatlah

tergantung pula pada keamanan dari bandar udara yang memberangkatkan pesawat

tersebut.Mengingat banyaknya ancaman dari tindakan gangguan melawan hukum baik saat

pesawat di darat maupun di udara. Untuk memberikan rasa aman bagi penumpang serta

mendukung program kesehatan dan keselamatan kerja maka citilink menetapkan rules dan

regulation

5.2 Saran

Melihat dari keadaan tersebut, disarankan kepada Citilink Indonesia untuk:

1. Mempertahankan dan meningkatkan standar keselamatan penumpang sehingga

dapat meningkatkan citra Citilink Indonesia.

2. Selalu mengadakan evaluasi secara berkala agar dapat meningkatkan kualitas

pelayanan dan keamanan pada pesawat.

Page 25: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

25

DAFTAR PUSTAKA

Damardjati. R.S. 1995. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Penerbit Pradnya Paramita. Jakarta.

Darsono, Rahmat. 2004. Tarif dan Dokumen Pasasi. Bandung: CV Alfabeta.

Mulyanto, Felix Hadi. 1999. Ground Handling (Tata Operasi Darat). Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Koentjaraningrat.1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi Kesebelas. Jakarta: PT. Indeks

Kelompok Gramedia.

Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000. Metodologi Penelitian dalam bidang Kepariwisataan.

Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Majid, Suharto Abdul dan Warpani, Eko Probo. 1998. Ground Handling: Manajemen

Pelayanan Darat Perusahaan Penerbangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Marina, Sandriana and Darmawati, Andi and Setiawan, Indra. 2014. “Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan pada Perusahaan Penerbangan Full

Service Airlines” (jurnal). Jakarta: STMT Trisakti.

Nasution, A. 1996. Menajemen Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Salim, H.A. Abbas. 2000. Manajemen Transportasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Suarthana. 2006. Manajemen Perhotelan Edisi Kantor Depan. Kuta Utara: Mapindo.

Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikan Pangsa Pasar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Page 26: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

26

Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Permodalan Transportasi. Bandung: Teknik Sipil,

Instutut Teknologi Bandung.

Wiratha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi.

Internet:

www.citilink.co.id

Wikipedia.org/wiki/citilink

Page 27: PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI …erepo.unud.ac.id/id/eprint/10528/1/4e295f650762357bb9180973d45… · Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu diperhatikan dalam

27