makalah kesehatan dan keselamatan kerja (k3)

26
PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA “KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA” Oleh : FAUZIYAH DARYANTI (46110010022) LILIS SURYANI (46110010061) DANI KURNIAWAN (46110010070) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA

Upload: lilis-suryani-arta

Post on 28-Nov-2014

6.025 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Penulis : Fauziyah Dariyanti, Lilis suryani, Dani Kurniawan Dosen pengampuh : Laila Meyliandrie Indah Wardhani, Ph.D Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA

“KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA”

Oleh :

FAUZIYAH DARYANTI (46110010022)

LILIS SURYANI (46110010061)

DANI KURNIAWAN (46110010070)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2013

Page 2: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KARYAWAN

Keselamatan dan kesehatan karyawan menunjukkan pada kondisi fisiologis-fisik dan

psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja perusahaan. Apabila sebuah

perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka

penderita cedera atau penyakit-penyakit jangka pendek maupun jangka panjang akan makin

berkurang.

Kondisi fisiologis-fisik meliputi penyakit-penyakit (seperti kanker paru-paru dan

leukemia, kemandulan, kerusakan system syaraf pusat dan bronchitis kronis), dan kecelakaan

kerja (seperti kehilangan anggota badan, cedera yang diakibatkan gerakan-gerakan berulang-

ulang, dan sakit punggung).

Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang

berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap apatis, penarikan diri, percaya diri

yang berlebihan, picik, menjadi pelupa, kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak

mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah

marah, selalu menunda pekerjaan, dan mudah putus asa terhadap hal-hal yang sepele.

Istilah keselamatan dan kesehatan tempat kerja (worlplace safety and health) mengacu

pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang

diberikan oleh perusahaan (Jackson, Schuler, Werner; 2011)

TUJUAN DAN PENTINGNYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pemeliharaan keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan hal penting untuk

diperhatikan. perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kondisi atau lingkungan

kerja yang lebih aman dan sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan

tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi.

Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan menghasilkan :

1. Peningkatan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang

2. Peningkatan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen

3. Penurunan biaya kesehatan dan asuransi

Page 3: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

4. Fleksibilitas dan adaptasi yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi

dan rasa kepemilikan

5. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

Kecelakaan kerja biasanya merupakan hasil dari tindakan-tindakan kerja dan lingkungan

kerja yang tidak aman, atau gabungan keduanya. Berikut ini ada beberapa penyebab kecelakaan

kerja yang teridentifikasi :

1. Kecerobohan personal

Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai peyebab utama terjadinya kecelakaan.

Kecelakaan bergantung pada perilaku kerja, tigkat bahaya dalam ligkungan pekerjaan,

atau karena nasib sial. Kecelakaan kerja yang bersumber dari kecerobohan pribadi telah

mencapai angka sebesar 80% dari keseluruhan kecelakaan kerja yang terjadi di

organisasi. Tindakan-tindakan personal yang kurang aman ini meliputi senda gurau

yang berlebihan, tidak menggunakan alat pengaman, menggunakan alat yang tidak

sesuai, dan serig tidak mengindahkan prosedur kerja atau mengambil jalan pintas.

Peristiwa tersebut tersebut terjadi sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, tapi

kemungkinan besar disebabkan oleh kelelahan kerja yang amat sangat, terlalu tergesa-

gesa, kebosanan, stres, penglihatan yang kurang, suka melamu (daydreaming),

kebencian dan ketidakmatangan emosional.

Jadwal kerja dan kelelahan juga memengaruhi taraf kecelakaan. Taraf kecelakaan

biasanya tidak meningkat terlalu tinggi selama lima atau enam jam pertama pada hari

kerja. Tetapi setelah itu, taraf kecelakaan meningkat lenih cepat daripada kenaikan

dalam jumlah jam kerja. Hal ini sebagian disebabkan oleh kelelahan dan sebagian

kecelakaan lebih sering terjadi selama jam kerja malam.

2. Lingkungan fisik

Kecelakaan kerja dapat terjadi di semua tipe lingkugan, misalnya kantor, tempat parkir,

dan pabrik. Selain itu, salah satu penyebab utama kecelakaan juga disebabkan oleh

kondisi mekanis dan perlengkapan yag tidak aman. Hal ini termasuk hal-hal seperti:

Peralatan yang tidak terjaga dengan baik

Peralatan yang rusak

Page 4: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Prosedur berbahaya didalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan

Penyimpanan yang tidak aman-kepadatan, kelebihan beban

Penerangan yang tidak tepat-cahaya yang menyorot, atau tidak cukup

Ventilasi yang tidak baik-pertukaran udara yang tidak cukup, sumber udara yang

tidak murni

3. Kecenderungan terjadinya kecelakaan (accident promenes)

Penyebab ketiga yang sering menimbulkan kecelakaa kerja adalah adanya orang-orang

tertentu yang cencerung mengalami kecelakaan. Kondisi ini terjadi mungkin berasal dari

sifat bawaan sejak lahir, atau karena keadaan tertentu (misalnya, seorang karyawan yang

tidak dapat tidur sepajag malam, karena mengurus anaknya yang sakit).

4. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah

Struktur orgaisasi yang menyebabka terjadinya kehiudpan kerja berkualitas rendah,

meliputi :

a. Pekerjaan-pekerjaan dengan tingkat peugasan, keragaman, identitas, otonomi, dan

umpan balik yang rendah.

b. Minimnya keterlibatan karyawan dala pengambilan keputusan dan terlalu banyaknya

komunikasi satu arah pada para pekerja.

c. Sistem pengupahan yang tidak berdasarkan kinerja, atau berdasarkan kinerja yang

tidak dapat diukur secara obyektif, atau dibawah pengendalian pekerja.

d. Supervisor, deskripsi pekerjaan, dan kebijakan-kebijakan organisasi yang gagal

mengungkapkan kepada pekerja apa yang dihjarapkan dan faktor yang mempegaruhi

pemberian imbalan.

e. Kebijakan-kebijakan da praktik-praktik sumberdaya menusia yang diskriminatif dan

bervaliditas redah.

f. Kondisi-kondisi pekerjaan yang dapat mengakibatkan pekerja dapat diberhentikan

semuanya.

g. Budaya perusahaan yag tidak mendukung pemberdayaan karyawan dan keterlibata

dalam pekerjaan.

Page 5: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

TEMPAT KERJA

Ketika bahaya di tempat kerja telah diidentifikasi, berbagai strategi dapat dikembangkan

untuk menghilagkan atau menguranginya. Untuk menentukan apakah sebuah strategi berjalan

efektif, perusahaan dapat membandigkan kejadian, tingkat keparahan, serta frekuensi penyakit

daqn kecelakaan sebelum dan sesudah intervesi. OSHA telah menyetujui metode-metode untuk

menentukan tingkat-tingkatnya.

1. Mengawasi Tingkat Keselamatan dan Kesehatan

OSHA mewajibkan perusahaan untuk menyimpan catatan kecelakaan dan penyakit

pegawainya. catatan tersebut menjadi dasar untuk menentukan kecenderungan jangka

panjang, termasuk peningkatan atau penurunan kesehatan pegawai.

- Tingkat Kejadian

Tingkat kejadian adalah sebuah ukuran yang menghitung jumlah kecelakaan dan

penyakit dalam satu tahun. Nilai ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Tingkat kejadian = Jumlah kecelakaan dan penyakit x 200.000

Jumlah jam kerja pegawai

- Tingkat Frekuensi

Tingkat frekuensi adalah ukuran jumlah kecelakaan dan penyakit untuk setiap juta

jam kerja. Tingkat ini dihitung dengan.

Tingkat frekuensi = Jumlah kecelakaan dan penyakit x 1.000.000 jam

Jumlah jam kerja pegawai

- Tingkat Keparahan

Tingkat keparahan menggambarkan jam kerja yang benar-benar hilang karena

kecelakaan atau penyakit. Tingkat keparahan dapat diukur dengan rumus berikut.

Tingkat keparahan = Jumlah jam yang dibebankan x 1.000.000 jam

Jumlah jam kerja pegawai

2. Pencegahan Kecelakaan

Page 6: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Merancang lingkungan kerja yang dapat mencegah kecelakaan mungkin cara

terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan. Beberapa fitur

keselamatan yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan fisik adalah pejagaan mesin-

mesin, pegangan tangga, kacamata dan helm khusus, lampu peringatan, mekanisme

pembenaran sendiri, serta penghentian otomatis.

Ergonomis. Salah satu cara meningkatkan keselamatan adalah membuat pekerjaan

tersebut lebih nyaman dan tidak melelahkan melalui ergonomis. Ergonomis merupakan

perubahan dalam ligkungan pekerjaan bersama dengan kemampuan serta batasan fisik

dan psikologis pegawai.

Komite keselamatan dan kesehatan. Sekitar 75% perusahaan memiliki pegawai

sebayak 50 atau lebih menggunakan komite keselamatan dan kesehatan utuk melibatkan

pegawai dalam menigkatkan kondisi-kondisi tempat kerja. Komite keselamatan dan

kesehatan biasanya bertanggungjawab mengidentifikasi masalah-masalah yang harus

diatasi si tempat kerja dan mengambangkan rekomedasi dalam melakukan peningkatan.

Bukti yang ada meunjukkan bahwa komite-komite tersebut sangat berguna dalam

mengurangi frekuensi dan keparaha kecelakaan di tempat kerja.

3. Pencegahan Penyakit

Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan berbahaya daripada kecelakaan kerja. Karena

penyakit sering kali membutuhkan waktu lama untuk berkembang, kodisi kerja yang

berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun. Mengembangkan strategi untuk

mengurangi tingkat kejadian penyakit ini biasanya lebih sulit daripada mengurangi

kecelakaan dan cedera.

Penyimpanan Catatan. Pada tingkat minimum, OSHA mewajibkan perusahaan utuk

mengukur bahan kimia yang ada di ligkugan kerja serta meyimpan catatan mengenai

pengukuran tersebut. Catatan tersebut harus berisi informasi yang tepat mengenai

penyakit dan paparannya.

Mengawasi Paparan. Pendekatan yang jelas utuk mengendalikan penyakit di tempat

kerja adalah menghilangkan perantara bahan kimia atau racun yang ada di tempat kerja.

Pedekatan lainnya adalah mengawasi dan membatasi paparan terhadap bahan-bahan

berbahaya.

Penyaringan Genetis. Peyaringan genetis adalah pendekatan yang palig ekstrem dan

kontroversial untuk mengendalikan penyakit kerja. Dengan menggunakan pengujian

genetis untuk menyaring individu-individu yang mudah terkena penyakit tertentu,

Page 7: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

perusahaan dapat menguragi kemungkinan untuk menghadapkan karyawan yang sensitif

dengan kondisi-kondisi yang dapat diterima oleh pegawai lain tanpa bahaya apapun.

4. Manajemen Tindakan

Hingga saat ini, perusahaan-perusahaan memberikan program-program yang

dirancang untuk membantu pegawai menghadapi tekanan terkait pekerjaan. Penekanan

utamanya adalah memberikan informasi yang nyata untuk mengurangi ambiguitas yang

berhubungan dengan peran pekerjaan yang berganti secara cepat. Harapannya adalah

program ini daopat mengurangi tekanan yang dialami oleh pegawai.

Selain mencoba mengurangi sumber-sumber tekanan di tempat kerja, banyak

perusahaan yang memberikan pelatihan dan program lain yang ditujukan untuk

membantu pegawai menangani tekanan dengan efektif. Dengan membantu pegawai

menangani pegawai secara efektif, perusahaan dapat mengurangi akibat dari kesehatan

yang negatif karena paparan jangka panjang. Mengembangkan keterampilan manajemen

waktu adalah salah satu strategi efektif yang dapat digunakan oleh pegawai untuk

mengatasi tekanan perusahaan.

5. Program Kesehatan

Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pegawainya tetap sehat

dan bugar. Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan

dengan beberapa cara. Dengan meningkatkan kesehatan pegawaiya, perusahaan dapat

mengurangi pengeluaran tersebut dan meningkatkan keuntungan mereka.

Penurunan berat badan. Aktivitas penurunan berat badan merupakan komponen

pentig dari program kesehatan dari banyak perusahaan. Biaya layanan kesehatan bagi

pegawai yang kegemukan sekitar satu pertiga lebih tinggi daripada biaya untuk pegawai

dengan berat badan ormal, dan biaya pengobatan (sering kali dibayar dengan tunjangan

resep obat) 77% lebih tinggi. Lagipula, para pekerja yang kegemukan akan lebih serig

abse selama lebih dari 14 hari per tahun.

Penghentian rokok. Bagi perusahaan, pengeluaran karena rokok meliputi hilangnya

produktivitas karena ketidakhadiran dan waktu yang dihabiskan untuk merokok,

meningkatkan biaya layanan kesehatan dan premi asuransi, serta eningkatkan

kecelakaan dan cedera. Laragan merokok ditempat kerja dan dukungan kepada pegawai

yang ingin berhenti merokok dapat menjadi strategi yang efektif.

Page 8: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

HIV/AIDS. Untuk mengatasi HIV/AIDS, banyak perusahaan yang berinvestasi dalam

pencegahan dan perawatan AIDS. Para ahli menyarankan bahwa program pencegahan

yang efektif memiliki 4 komponen:

1. Mendidik pegawai, keluarganya, dan masyarakat sekitarya menegnai cara

menghindari infeksi HIV.

2. Pengujian serta konseling gratis dan sukarela.

3. Perawatan bagi penyakit lain yang ditularkan secara seksual yang membantu

penularan HIV.

4. Pembagian kondom gratis.

PROGRAM-PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN

Hal yang terpenting dari program keselamatan adalah melakukan pencegahan terjadinya

kecelakaan. hal tersebut adalah baik daripada bereaksi seteelah terjadinya kecelakaan. sasaran

utama program keselamatan adalah dengan cara membuat karyawan berpikir pentingnya

tentang keelamatan.

Beberapa pendekatan yang berbeda lingkungan digunakan untuk membuat karyawan

lebih sadar akan keselamatan. berikut ini ada empat hal yang dapat disajikan agar program

keselamatan dapat terlaksana dengan sukses :

1. Harus ada ketulusan (lebih dari biasanya) dalam memberikan dukungan kepada

manajemen puncak dan menengah.

2. Harus ditetapkan secara jelas bahwa keselamatan merupakan tanggung jawab manajer

operasional. para manajer operasional sebaiknya mempertimbangkan bahwa

keselamatan itu merupakan bagian integral dari pekerjaan mereka.

3. Sikap yang positif terhadap keselamatan harus ada dan dijaga. karyawan harus yakin

bahwa program keselamatan itu bermanfaat.

4. Seseorang atau departemen sebaiknya bertanggungjawab atas program keselamatan dan

bertanggungjawab untuk operasionalnya. biasanya manajer sumber daya manusia atau

anggota staf sumber daya manusia memiiki tanggung jawab utama terhadap program

keselamatan.

Program Promosi

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan keselamatan :

Page 9: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

1. Diusahakan agar pekerjaan memiliki daya tarik. Ketidakmenarikan pekerjaan akan

membuat karyawan cenderung bosan, lelah, dan stress. hal itu dapat menyebabkan

kecelakaan. sering perubahan-perubahan sederhana dapat dilakukan sehingga pekerjaan

dapat lebih berarti. upaya-upaya yang dapat dilakukan agar pekerjaan lebih menarik

biasanya, apabila tanggungjawab bertambah, ada tantangan, dan faktor-faktor lain yang

dapat meningkatkan kepuasan kerja.

2. Menetapkan komite keselamatan yang terdiri dari karyawan operasional dan mewakili

manajemen. Tugas yang biasa dilakukan oleh komite keselamatan meliputi

pemeriksaan, mengamati pelaksanaan kerja, dan memeriksa kecelakaan, dan memuat

rekomendasi.

3. Perlu diadakan kontes keselamatan karyawan. berikan hadiah kepada kelompok kerja

atau pekerja yang memiliki catatan keselamatan terbaik untuk periode waktu tertentu.

4. Catatan keselamatan perlu dipublikasikan. laporan kecelakaan bulanan perlu

diinformasikan.

5. Gunakan majalah dinding untuk setiap departemen di organisasi. gambar, sketsa, dan

kartun dapat efektif jika disajikan sebagai sosialisasi pengetahuan keselamatan.

6. Memberikan dorongan kepada karyawan, termasuk supervisor dan manajer untuk

memiliki harapan yang tinggi atas keselamatan.

7. Mengadakan program pelatihan keamanan dan pertemuan secara periodik.

KASUS-KASUS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KARYAWAN

1. Bahaya Asbes dalam Kesehatan

Ada empat sumber utama penyakit pernapasan di tempat kerja, yaitu asbes, silica,

pb, dan karbon dioksida. Dari keempat sumber ini, asbes adalah yang paling

dikhawatirkan, karena publikasi di seputar asbes dalam bangunan seperti sekolah

yang dibangun pada pertengahan tahun 1970-an.

2. Penyakit Infeksi: Kasus SARS

Dengan banyaknya karyawan yang melakukan perjalanan dari dan ke tujuan

internasional, monitoring dan kendali penyakit infeksi seperti ebola dan SARS

menjadi isu keamanan yang penting. Jadi pengusaha harus mengadakan pemeriksaan

yang memastikan para karyawan yang baru kembali dari perjalanannya tidak

menginfeksi rekan kerja lainnya.

3. Alkoholisme dan Penyalahgunaan Zat Kimia

Page 10: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Alkoholisme dan penyalahgunaan zat kimia merupakan masalah serius dan

menyebar dipekerjaan. Pengaruh dari alkoholisme pada pekerja dan pekerjaan

sangatlah parah. Baik kualitas dan kuantitas pekerjaan menurun tajam, dan sebuah

bentuk “absen kerja” terjadi bersama penurunan efisiensi.

4. Stres, Burnout (Kelelahan Mental), dan Depresi

Berbagai faktor lingkungan eksternal dapat mengarah kepada tekanan pekerjaan. Ini

meliputi jadwal kerja, kecepatan kerja, keamanan pekerjaan, rute ke dan dari

pekerjaan, jumlah dan sifat pelanggan atau klien. Bahkan kebisingan, termasuk

orang yang berbicara dan bunyi dering telpon , berkontribusi kepada tekanan: 54%

dari pekerja kantor dalam sebuah survei terbaru mengatakan bahwa kebisingan

demikian sering mengganggu mereka.

Stres adalah kondisi yang berkenaan dengan fisik dan mental yang berasal dari

ancaman bahaya (physical atau emotional) dan tekanan yang diterima. Stress adalah

reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan padanya. Hal potesnsial

yang menyebabkan stres muncul ketika situasi lingkugan menghadirkan suatu

tuntutan yang melampui kemampuan dan sumberdaya seseorang untuk

memenuhinya. Disamping itu terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan stres

di lingkungan kerja, yaitu atasan, gaji, keamanan (security), dan keselamatan

(safety).

Peristiwa-peristiwa tertentu bisa membuat seseorang mengalami stres yang sangat

tinggi tapi tidak bagi orang yang lain. Pengaruh stres tidaklah selalu negatif. Stres

ringan dalam kenyataannya meningkatkan produktivitas dan bisa sangat membantu

dalam mengembangkan ide-ide kreatif.

Faktor Penyebab Stress

Ada beberapa faktor penyebab stress pada karyawan, diantaranya :

Faktor-Faktor Organisasional :

o Budaya Perusahaan

o Pekerjaan Itu Sendiri

o Kondisi Kerja

Faktor-Faktor Pribadi :

o Keluarga

o Masalah Finansial

Lingkungan Umum :

Page 11: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

o Faktor fisik: getaran, bising, radiasi, penerangan kurang baik maupun

temperatur ekstrem.

o Faktor Biologi, seperti: Virus, jamur, bakteri, insect, dll

Akibat Potensial Stress

Meskipun setiap orang hidup dalam jumlah stres tertentu, jika stres tersebut

cukup parah dan berlangsung cukup lama, stres itu bisa membahayakan.

Stres bisa menyebabkan absensi berlebihan, penggunaan alkohol atau obat-

obatan lainnya secara berlebihan, kinerja yang buruk, atau bahkan kesehatan

yang begitu buruk.

Stres parah yang berkepanjangan berhubungan dengan penyakit-penyakit

mematikan, seperti penyakit jantung, depresi, gangguan sistem kekebalan,

alkoholisme, dan kecanduan obat; ditambah sakit kepala harian, nyeri

punggung, makan berlebihan, dan penyakit-penyakit mengganggu lainnya

yang dimunculkan tubuh sebagai reaksinya.

Cara Mengelola Stress

Olah raga secara rutin

Mengikuti kebiasaan diet yang sehat

Tahu kapan berhenti sejenak (Relaksasi)

Menempatkan situasi yang penuh stres dalam perspektif yang berbeda

Menemukan seseorang yang mau mendengar

Membangun keteraturan dalam hidup

Kenali keterbatasan diri

Bersikap toleran

Mencari waktu luang di luar pekerjaan

Menghindari kendali semu

5. Masalah Kesehatan yang Berkaitan dengan Komputer

Fakta bahwa banyak pekerja menghabiskan berjam-jam waktu kerja mereka di

depan komputer menciptakan masalah kesehatan di tempat kerja. Masalah kesehatan

mata jangka pendek seperti gatal mata, panas, dan berair seperti juga kabur,

penglihatan berbayang, adalah keluhan umum pada para pengguna display video.

Nyeri pada punggung dan leher adalah masalah yang juga sering dikeluhkan.

Page 12: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

6. Merokok di Tempat Kerja

Merokok adalah sebuah masalah kesehatan dan biaya yang serius baik bagi

pengusaha maupun bagi karyawan. Sebagai contoh, biaya ini diperoleh dari asuransi

kesehatan dan kebakaran yang lebih tinggi, dan juga meningkatnya absen dan

berkurangnya produktivitas (yang terjadi saat, misalnya, seorang perokok

mengambil istirahat 10 menit untuk menghabiskan sebatang rokok di luar kantor).

7. Kekerasan di Tempat Kerja

Kekerasan terhadap karyawan telah menjadi sebuah masalah besar sekali di tempat

kerja. Pembunuhan merupakan penyebab kedua terbesar dari luka-luka fatal di

tempat kerja, dan survey yang dilakukan oleh National Institute of Occupational

Safety and Health (NIOSH) menemukan bahwa kekerasan fisik yang tidak fatal di

tempat kerja menyebabkan hilangnya 876.000 hari kerja dan sekitar $16 miliar upah

dalam satu tahun terakhir.

TEKNIK DALAM PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN

1. Analisis Bahaya Kerja

Suatu proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis suatu tugas dan

bahaya-bahaya yang memiliki potensi untuk muncul dari pelaksanaan suatu tugas

tersebut. Yang kemudian selanjutnya dirumuskan langkah-langkah kerja yang lebih

aman dengan tujuan mencegah bahaya-bahaya potensial tersebut.

2. Ergonimika

Studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang meliputi

tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta

lingkungan kerjanya. Yang terpenting dan yang perlu disesuaikan adalah mesin-

mesin dan lingkungan kerjanya terhadap karakteristik para karyawan, bukan

sebaliknya.

FOKUS PROGRAM KESELAMATAN KERJA

Page 13: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

1. Perilaku Kerja

o Membentuk sikap karyawan yang setuju akan keselamatan kerja.

o Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan kerja,

mulai dari manajemen puncak hingga karyawan level terendah.

o Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan program

keselamatan kerja.

2. Kondisi Kerja

o Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman, misalnya

dengan penyediaan alat-alat pengaman.

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Keberhasilan sebuah program keselamatan dan kesehatan bisa dilihat dari beberapa indikator

berikut ini :

o Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan, baik

secara kuantitatif (frekuensi kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya

cedera/penyakit).

o Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadinya kecelakaan kerja

atau penyakit yang disebabkan pekerjaan.

JOB HAZARD ANALYSIS

o Proses untuk mempelajari dan menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi

pekerjaan tersebut ke dalam langkah-langkah nyata guna menghilangkan bahaya yang

mungkin terjadi.

o Perlu keikutsertaan pekerja ahli /insinyur keselamatan di bidangnya serta investigasi

kecelakaan (bila sampai terjadi).

UU MENGENAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Pasal 86 UU no 13/2003

Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

- Keselamatan dan kesehatan kerja;                                       

- Moral dan kesusilaan; dan                                                    

- Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang

optimal   diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

Page 14: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan

peraturan perundang- undangan yang berlaku.  

Pasal 87 UU no 13/2003

- Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

- Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA

Setiap kejadian kecelakaan kerja memberikan kerugian bagi perusahaan atau instansi yang

bersangkutan.   Nilai dari kerugian itu ada yang bisa diperhitungkan secara langsung,  namun

ada pula yang tidak bisa diperhitungkan secara langsung.

Nilai Kerugian Langsung

Nilai kerugian langsung antara lain biaya perawatan dan pengobatan penderita,  biaya

perbaikan atau pengadaan kembali peralatan yang rusak,  tunjangan khusus untuk

penderita,  premi asuransi kecelakaan,  nilai produksi yang hilang akibat terhentinya

proses produksi atau hilangnya jam kerja.

Nilai Kerugian Tidak Langsung

Nilai kerugian tidak langsung antara lain :

o Nilai ketrampilan / skill yang hilang atau berkurang.

o Waktu dan biaya yang diperlukan untuk melatih karyawan baru.

o Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan jam kerja yang hilang yang

menyebabkan keterlambatan proses produksi atau jasa,  termasuk biaya lembur

yang harus diadakan.

o Upah keluaran menurun bagi pekerja yang cacat.

o Biaya pengawas dan administrasi.

o Menurunnya mutu produksi atau jasa,  yang bisa berakibat berkurangnya

kepercayaan.

Nilai-nilai kerugian tidak langsung yang disebutkan di atas merupakan biaya-biaya yang

sulit dihitung secara tepat.  Namun berdasarkan pengalaman dan sering digunakan

sebagai acuan,  bahwa besarnya nilai kerugian tidak langsung rata-rata adalah 4 x

jumlah nilai kerugian langsung.

Page 15: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Disamping kerugian yang ditanggung oleh perusahaan,  tidak bisa diabaikan nilai kerugian

yang ditanggung oleh pihak keluarga atau penderita, antara lain :

1. Biaya Perawatan 

Walaupun biaya perawatan dan pengobatan ditanggung oleh perusahaan atau instansi

yang bersangkutan,  biaya perawatan lain-lain pasti ada dan merupakan beban bagi

pihak keluarga atau penderita.

2. Penghasilan pihak keluarga atau penderita menjadi berkurang,  khususnya bila penderita

mengalami cacat.

3. Bila korban meninggal,  maka penderitaan pihak keluarga semakin besar.

Disamping itu masih ada kerugian yang ditanggung oleh masyarakat luas,  dan di antara

kerugian itu bisa menyebabkan beberapa atau banyak orang kehilangan mata pencaharian.  

Misalnya terjadinya kecelakaan berupa tabrakan kendaraan bermotor yang juga menabrak kios-

kios di pinggir jalan,  tabrakan kereta api dengan mobil,  jembatan runtuh,  tanggul jebol,  dan

sebagainya.

Dengan demikian menjadi jelas,  bahwa suatu kecelakaan kerja tidak saja merugikan

perusahaan atau instansi yang bersangkutan secara ekonomis,  namun juga kerugian yang

bersifat sosial.

ULASAN JURNAL TEKNIK POMITS DENGAN JUDUL ANALISA KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

KERJA (STUDI KASUS: PABRIK THE WONOSARI PTPN XII)

Objek penelitian ini dilakuka pada pabrik the Wonosari PTPN XII. Data yang

digunakan berasal dari data kuisioner karyawan pada bagian pemetikan daun sampai dengan

pengolahan menjadi prosuk the sejumlah 185 karyawan. Kemudian dilakukan pengujian

keterkaitan antara produktivitas kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen,

lingkungan kerja, perilaku pekerja dan stress kerja. Data diolah dengan metode Structural

Equation Modeling (SEM).

Dalam gambar 1 (pada jurnal) menunjukkan adanya hubungan antara produktivitas kerja

dengan kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. berdasarkan urian diatas, peneliti bermaksud

untuk melakukan analisa faktor yang berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan kerja dalam

peningkatan produktivitas kerja dengan menggabungkan beberapa faktor yang mempengaruhi

penerapan K3 yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya.adapun faktor tersebut adalah

manajemen, lingkungan kerja, perilaku pekerja dan stress kerja.

Page 16: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap keselamatan kerja

adalah lingkungan kerja dari segi psikologis dan sosial dengan nilai signifikansi sebesar 1.986

dan perilaku kerja dengan nilai signifikansi sebesar 2.013. faktor yang emengaruhi kesehatan

kerja adalah lingkungan kerja segi fisik dengan nilai signifikansi sebesar 5.104, lingkungan

kerja dari segi psikologis dan sosial dengan nilai signifikansi sebesar 3.808 dan perilaku kerja

dengan nilai signifikansi sebesar 1.973. dan kesehatan kerja memperngaruhi stress kerja dengan

nilai signifikansi sebesar 2.169.

Page 17: Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

DAFTAR PUSTAKA

Al Fajar, Siti. Heru, Tri (2010). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: UPP SYIM

YKPN

Dessler, Gary (2007). Manajemen SDM Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta: PT Indeks

Grahanintyas Dewinta, Wignjosoebroto Sritomo, Latiffianti Effi. 2012. Analisa Keselamatan

dan Kesehatan kerja (K3) dalam Meningkatkan Produktivtas Kerja (Studi Kasus: Pabrik

The Wonosari PTPN XII). Jurnal Teknik Pomits. Vol 1:1-6

http://pmdlk.blogspot.com/2013/03/kerugian-akibat-kecelakaan-kerja.html

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mondy, R Wayne (2008). Manajemen SDM Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan),

Werner. Schuler. Jackson (2011). Pengelolaan Sumber Daya Manusia Buku 2 Edisi 10. Jakarta:

Salemba Empat