penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat...

167
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT MARJINAL (Studi Kasus di Yayasan Nara Kreatif Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: ALPRILIA NURIANI RACHMAWATI NIM 1112018200054 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1438 H

Upload: vothuy

Post on 12-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI

MASYARAKAT MARJINAL

(Studi Kasus di Yayasan Nara Kreatif Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ALPRILIA NURIANI RACHMAWATI

NIM 1112018200054

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1438 H

Page 2: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan
Page 3: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan
Page 4: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan
Page 5: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

i

ABSTRAK

Alprilia Nuriani Rachmawati (NIM : 1112018200054). Penerapan Pendidikan

Karakter bagi Masyarakat Marjinal (Studi Kasus di Yayasan Nara Kreatif

Jakarta)

Skripsi, Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Pendidikan karakter merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan dalam

membantu pengembangan karakter dengan optimal dan membentuk kepribadian

seseorang melalui budi pekerti agar menjadi manusia yang bermoral, serta mampu

bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya.

Sasaran penerapan pendidikan karakter pada penelitian ini merupakan masyarakat

marjinal yang mana mereka adalah kelompok masyarakat yang hidup di bawah garis

kemiskinan diakibatkan karena himpitan ekonomi, sehingga akses untuk

mendapatkan kebutuhan hidup yang layak pun tidak dapat terpenuhi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan

pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal di Yayasan Nara Kreatif dan faktor apa

saja yang mendukung Yayasan Nara Kreatif menerapkan pendidikan karakter ini.

Selain itu, untuk melihat kendala apa saja yang dihadapi dan apa bentuk upaya yang

dilakukan agar penerapan pendidikan karakter ini berjalan efektif. Penelitian ini

dilaksanakan di Yayasan Nara Kreatif dengan menggunakan metode kualitatif

deskriptif analisis. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui

observasi dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendidikan karakter bagi

masyarakat marjinal di Yayasan Nara Kreatif berhasil dilakukan dengan adanya

kedekatan, serta interaksi dan komunikasi yang terjalin dengan warga belajar. Selain

itu, membangun kerjasama dengan orangtua dan pihak yayasan agar penerapan

pendidikan karakter ini dapat berjalan dengan efektif.

Kata kunci : Pendidikan Karakter, Masyarakat Marjinal.

Page 6: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

ii

ABSTRACT

Alprilia Nuriani Rachmawati (NIM : 1112018200054). Implementation of

Character Education for Marginal Community (Case Study at Nara Kreatif

Foundation Jakarta)

Character education is a deliberate effort that made for assist the development

of the optimal character and shaping one's personality through manners in order to

become a morality, and able to behave and act based on the values that have become

his personality. The object implementation of character education in this study is a

marginal society in which they are groups of people living below poverty line

resulting from the economic crush, so that access to basic life needs were not met.

The purpose of this study was to determine how the implementation of

character education for marginalized communities in Nara Kreatif Foundation and

what factors are supporting Nara Kreatif Foundation implement this character

education. Moreover, to see any constraints faced and what kind of effort made to

keep the implementation of character education is effective. This research was

conducted at Nara Kreatif Foundation using descriptive qualitative method of

analysis. The data collection techniques in this study through observation and

interviews.

The results showed that the implementation of character education for

marginalized communities in Nara Kreatif Foundation is successful with a proximity,

as well as interaction and communication is established with the learners. Moreover,

building cooperation with parents and the foundation so that the implementation of

character education is to be effective.

Key Word : Character Education, Marginal Community

Page 7: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT senantiasa penulis ucapkan karena

berkat rahmat, karunia, serta ridha-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan para pembaca.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat

manusia yaitu Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam,

sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

yang terdapat di dalamnya. Namun berkat dukungan, bimbingan, serta do’a dari

berbagai pihak, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dengan segala

kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, atas nasehat,

arahan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

3. Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA. Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dengan penuh kesabaran membimbing

dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini.

4. Dr. Jejen Musfah, MA. Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah meluangkan

waktu, tenaga, serta pikiran dengan penuh kesabaran membimbing dan

mengarahkan proses penulisan skripsi ini.

Page 8: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

iv

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen jurusan Manajemen Pendidikan yang telah mendidik,

mengajar, dan melatih dengan memberikan ilmu dan pengetahuannya selama

perkuliahan.

6. Nezatullah Ramadhan, Ketua Yayasan Nara Kreatif beserta keluarga besar

Yayasan Nara Kreatif (Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Pengurus, Pengajar,

Anak Asuh dan Warga Belajar) yang telah memberikan izin dan memfasilitasi

penulis dalam melakukan penelitian dan bersedia menjadi narasumber penulis

hingga selesai.

7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Bapak (Rachmat Sanjaya) dan Mamah

(Ade Siti Mariam) yang tidak pernah lelah mendidik penulis sampai saat ini, yang

senantiasa memberikan do’a, dukungan moril maupun materil, arahan, nasihat

dan bimbingan setiap saat tanpa ada henti-hentinya, sampai akhirnya penulis

dapat menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.

8. Kakak-kakak yang terhebat, A Deden dan A Firman yang selalu mengingatkan

penulis agar segera menyelesaikan perkuliahan dan memberikan dukungan

sampai terselesaikannya skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat tersayang, Fitri, Risma, Uswah, Nada, Azka, Annisa, dan Shinta

yang selalu mendukung setiap saat, walau terkadang sulit menyatukan waktu

untuk sekedar berkumpul bersama. Namun, kalian selalu menjadi bagian dari

cerita kehidupan penulis dari awal perkuliahan hingga seterusnya, dan pastinya

akan selalu dirindukan.

10. Keluarga kedua yaitu Anies Nurfitriani, Sheila Ayu Mutiaroh, Bejo Nurdamirin

dan Rosim yang selalu mendukung dan memotivasi, serta mendengarkan keluh

kesah penulis, sampai mereka menjadi bagian dari warna baru dalam kehidupan.

11. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012, Tim Power

Ranger, dan Teman MP-B yang selalu indah untuk dikenang, selalu berbaik hati

dan saling support satu sama lain.

Page 9: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

v

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga seluruh kebaikan,

jasa, dan do’anya yang telah diberikan kepada penulis menjadi pintu datangnya

ridho dan kasih sayang oleh Allah SWT di dunia dan akhirat kelak.

Penyusunan skripsi ini tentunya masih belum sempurna, oleh karena itu saran

dan kritik yang bersifat konstruktif penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis maupun pembaca sekalian. Aamiin.

Ciputat, Oktober 2016

Hormat saya,

Penulis

Alprilia Nuriani Rachmawati

Page 10: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

vi

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Alprilia Nuriani Rachmawati

NIM : 1112018200054

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan : Manajemen Pendidikan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Pendidikan Karakter bagi

Masyarakat Marjinal (Studi Kasus di Yayasan Nara Kreatif Jakarta) adalah

benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan :

Pembimbing 1

Nama : Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA

NIP : 19540802 198503 1 002

Pembimbing 2

Nama : Dr. Jejen Musfah, MA

NIP : 19770602 200501 1004

Demikian surat pernyataan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dan

saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan

hasil karya sendiri.

Jakarta, Oktober 2016

Yang menyatakan

Alprilia Nuriani Rachmawati

Page 11: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

UJI REFERENSI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 9

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ ........ 9

D. Rumusan Masalah .................................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER &

MASYARAKAT MARJINAL

A. Pendidikan Karakter .................................................................................. 12

1. Pengertian Pendidikan Karakter .......................................................... 12

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter ............................................. 18

3. Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa ................................... 20

Page 12: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

viii

4. Sumber-sumber Nilai Karakter ........................................................... 24

5. Prinsip Pengembangan Pendidikan Karakter ...................................... 25

6. Faktor Penyebab Krisis Pendidikan Karakter ..................................... 27

7. Pendekatan Pendidikan Karakter ........................................................ 29

B. Masyarakat Marjinal ................................................................................. 32

1. Pengertian Masyarakat Marjinal ......................................................... 32

2. Penderitaan Migran Perkotaan ............................................................ 34

3. Pendidikan Kaum Miskin .................................................................... 36

C. Kajian terhadap Penelitian Terdahulu ....................................................... 38

D. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Penelitian ....................................................................................... 41

B. Metode Penelitian ...................................................................................... 42

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 42

D. Teknik Analisis Data ................................................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 45

1. Sejarah Singkat Yayasan Nara Kreatif ................................................ 45

2. Identitas Yayasan Nara Kreatif ........................................................... 47

3. Visi dan Misi Yayasan Nara Kreatif ................................................... 47

4. Data Pengurus, Pengajar, Anak Asuh dan Warga Belajar .................. 48

5. Proses Penerimaan Anak Asuh dan Warga Belajar ............................ 51

6. Sarana dan Prasarana ........................................................................... 52

7. Kurikulum Pembelajaran .................................................................... 53

8. Kerjasama Yayasan ............................................................................. 53

Page 13: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

ix

B. Deskripsi dan Analisis Data ...................................................................... 54

1. Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Karakter ......................................... 54

2. Faktor Pendukung Penerapan Pendidikan Karakter ............................ 80

3. Kendala dan Upaya dalam Penerapan Pendidikan Karakter ............... 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 89

B. Saran .......................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 94

Page 14: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian ........................................................................... 41

Tabel 4.1 Data Pengurus dan Pengajar Yayasan Nara Kreatif berdasarkan Jenjang

Pendidikan .................................................................................................... 49

Tabel 4.2 Data Warga Belajar dan Anak Asuh berdasarkan Latar Belakang .............. 50

Tabel 4.3 Data Warga Belajar dan Anak Asuh berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 51

Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ................................................. 58

Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan Pendidikan Agama Islam .................................................. 60

Tabel 4.6 Jadwal Kegiatan Hasanah Qur’ani ............................................................... 63

Tabel 4.7 Kegiatan dan Penanaman Nilai-nilai Karakter di Yayasan Nara Kreatif ..... 77

Tabel 4.8 Jadwal Kegiatan Yayasan Nara Kreatif ....................................................... 82

Page 15: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sumber Nilai Karakter dan Budaya ....................................................... 25

Gambar 4.1 Kegiatan Nara Bersih ............................................................................. 64

Gambar 4.2 Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat ................................................... 65

Gambar 4.3 Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal ............................................................. 67

Gambar 4.4 Kegiatan Karnaval perayaan HUT RI ke-71 .......................................... 70

Gambar 4.5 Suasana Buka Puasa Bersama ................................................................ 71

Gambar 4.6 Pemotongan Hewan Qurban Idul Adha 1437H ..................................... 72

Gambar 4.7 Kelas Inspirasi ........................................................................................ 74

Gambar 4.8 Nara Sehat Sunatan Massal .................................................................... 75

Page 16: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ............................................................................. 95

Lampiran 2 Hasil Wawancara Ketua Yayasan .......................................................... 99

Lampiran 3 Hasil Wawancara Kepala Sekolah ......................................................... 104

Lampiran 4 Hasil Wawancara Pengajar Paket A ....................................................... 108

Lampiran 5 Hasil Wawancara Pengajar Paket C ........................................................ 111

Lampiran 6 Hasil Wawancara Pengajar Paket B ....................................................... 114

Lampiran 7 Hasil Wawancara Warga Belajar ........................................................... 117

Lampiran 8 Hasil Wawancara Warga Belajar ............................................................ 120

Lampiran 9 Hasil Wawancara Warga Belajar ............................................................ 123

Lampiran 10 Profil Yayasan Nara Kreatif ................................................................... 126

Lampiran 11 Data Pengurus dan Pengajar Yayasan Nara Kreatif ................................ 133

Lampiran 12 Data Warga Belajar ................................................................................ 134

Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian ................................................................... 147

Lampiran 14 Surat Pengesahan Yayasan Nara Kreatif ................................................ 148

Lampiran 15 Surat Permohonan Bimbingan ............................................................... 149

Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian .......................................................... 150

Page 17: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini sudah

menjadi hal yang mutlak dan wajib ditempuh oleh setiap lapisan masyarakat.

Dengan perkembangan yang begitu cepat ini menuntut masyarakat Indonesia

harus mampu bersaing dengan Negara lain. Pada Undang-Undang tentang

Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa sistem

pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen

pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan

kehidupan lokal, nasional, dan global.

Namun, pada kenyataannya pendidikan di Indonesia sekarang ini lebih

cenderung dirasakan oleh lapisan masyarakat kelas menengah dan lapisan

masyarakat atas. Hal ini sangat amat memprihatinkan mengingat pemerintah

sudah mencanangkan program wajib belajar Sembilan tahun bagi sekolah

negeri secara gratis, namun masih saja ada masyarakat yang tidak

mempergunakan kesempatan tersebut. Permasalahan ini mungkin terjadi

diakibatkan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai esensi pendidikan,

dukungan dan kondisi dari lingkungan sekitar, serta keadaan ekonomi

keluarga yang rendah.

Permasalahan tersebut biasanya dirasakan dari masyarakat golongan

bawah atau masyarakat pra-sejahtera atau yang lebih dikenal sebagai

masyarakat marjinal. Masyarakat marjinal merupakan kelompok masyarakat

yang hidup dibawah standar kemiskinan. Mereka adalah golongan masyarakat

yang terpinggirkan atau yang dikucilkan dari lingkungan mereka sendiri.

Menurut Paulo Freire, Kaum marjinal dibedakan dua kelompok yang jarang

mendapat perhatian dalam hal pendidikan. Pertama, penyandang cacat, yaitu

yang kurang beruntung mendapatkan pendidikan yang memadai dan

Page 18: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

2

pendidikannya dibedakan dengan kaum “normal” yang menjadikan kaum

cacat menjadi terasing dari lingkungan sosial, tereklusi dari sistem sosial

orang-orang normal. Kedua, anak-anak jalanan, kaum miskin yang sudah

terbiasa dengan kekerasan.1 Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Provinsi DKI Jakarta menerangkan bahwa jumlah penduduk miskin di DKI

Jakarta pada bulan Maret 2015 sebesar 398,92 ribu orang (3,93 persen). Data

tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan pada bulan September 2014

(412,79 ribu orang atau 4,09 persen), yang mana jumlah penduduk miskin

turun sebesar 13,87 ribu atau turun 0,16 poin.2 Berdasarkan data yang

diperoleh tersebut sudah seharusnya mereka yang tergolong dalam masyarakat

pra-sejahtera atau masyarakat marjinal mendapatkan dan merasakan

pendidikan yang layak.

Dewasa ini, dapat kita perhatikan banyak anak-anak yang putus

sekolah dan memilih untuk bekerja demi menyambung kehidupannya, seperti

menjadi pengamen jalanan. Dukungan yang kurang dari lingkungan sekitar

juga sangat mempengaruhi seseorang tidak dapat menempuh pendidikan.

Bahkan ada angkatan usia kerja yang seharusnya sudah dapat memperoleh

pekerjaan di tempat kerja yang layak, namun karena jenjang pendidikan yang

diperolehnya rendah sehingga tidak dapat memperoleh itu semua, seperti

menjadi asisten rumah tangga, supir angkot, tukang ojeg, dan sebagainya. Hal

ini butuh perhatian khusus bagi pemerintah ataupun instansi atau lembaga

swasta, dan bahkan masyarakat sendiri untuk menangani permasalahan ini.

Salah satu bentuk pendidikan alternatif yang mungkin dapat dilaksanakan bagi

mereka melalui pendidikan non-formal.

Pendidikan non-formal diselenggarakan oleh warga masyarakat yang

memerlukan layanan pendidikan dan berfungsi sebagai pengganti, penambah

dan/pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

1 Mohammad Ali Fauzi, “Pendidikan Alternatif Kaum Marjinal (Studi Kasus

Pembelajaran PAI di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga)”, Skripsi pada

IAIN Walisongo Semarang, 2007, h. 25, tidak publikasikan. 2 Sri Santo Budi Muliatinah, “Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta Maret 2015”,

Berita Resmi Statistik BPS Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, 15 September 2015, h. 1.

Page 19: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

3

sepanjang hayat. Pendidikan non-formal meliputi pendidikan kecakapan

hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan

dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang

ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan

pendidikan non-formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,

kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, majelis taklim, serta satuan

pendidikan yang sejenis.3

Saat ini di Indonesia sudah banyak didirikan berbagai macam satuan

pendidikan non-formal, salah satunya yaitu Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM). Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan

prakarsa pembelajaran masyarakat yang didirikan dari, oleh, dan untuk

masyarakat.4 Dengan adanya Pusat Kegiatan Belajar (PKBM) diharapkan

dapat memperbaiki pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan bagi

masyarakat pra-sejahtera atau masyarakat marjinal. Kegiatan yang ada Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat pun bermacam-macam, seperti adanya kegiatan

pembelajaran dan kegiatan usaha (bisnis). Diharapkan dengan adanya

beberapa kegiatan tersebut, dapat menarik minat masyarakat untuk dapat

melanjutkan pendidikan mereka, serta mengasah kreativitas yang mereka

miliki. Tidak hanya mendapatkan pembekalan ilmu dan kreativitas saja, Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) disini diharapkan dapat menerapkan

pendidikan karakter sama seperti halnya yang diterapkan pada sekolah formal

pada umumnya. Apalagi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang

menangani masyarakat marjinal dimana warga belajarnya berasal dari lapisan

masyarakat kelas bawah, perlu adanya penerapan pendidikan karakter disetiap

kegiatan yang dilaksanakan.

3 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya Menawarkan Solusi terhadap

Berbagai Problem Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 135-136. 4 Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Standar dan Prosedur

Penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), (Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2012), h. 4.

Page 20: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

4

Menurut Thomas Lickona (1991) dalam buku Pendidikan Karakter

(Gunawan: 2012) mendefinisikan bahwa pendidikan karakter adalah

pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi

pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah

laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja

keras, dan sebagainya.5 Dewasa ini, pendidikan karakter sangat penting untuk

diterapkan, karena banyaknya perilaku yang tidak berkarakter yang dilakukan

oleh masyarakat sekarang ini. Beberapa perilaku yang tidak berkarakter yang

sering kali kita temui antara lain tawuran antar pelajar, maraknya „geng

motor‟, pergaulan bebas dan penggunaan NARKOBA.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh CNN Indonesia, kasus-kasus

pencurian kerap terjadi di Jakarta sepanjang tahun 2014. Angka kasus

pencurian dengan kekerasan (curas) mencapai 904 kasus. Sementara kasus

pencurian dengan disertai pemberatan (curat) sebanyak 3.515 kasus. Tindak

pencurian kendaraan bermotor (curanmor) sebanyak 3.162 kasus. Itu belum

termasuk kasus-kasus kriminal lain. Kasus pemerasan misalnya hanya turun

9,79% dari tahun 2013, yakni sebanyak 433 kasus. Kasus pemerkosaan malah

meningkat 10,52% dibanding tahun sebelumnya. Dari total 57 kasus pada

tahun 2013, kasus pemerkosaan naik menjadi 63 kasus di tahun 2014.6

Melalui data tersebut dapat diketahui bahwa sekarang ini makin banyaknya

perilaku yang tidak bermoral dan berakhlak terjadi, khususnya di Jakarta.

Hal yang memicu perilaku yang tidak berkarakter tersebut mungkin

dikarenakan adanya kesenjangan ekonomi-sosial-politik, tindakan KKN

(Korupsi Kolusi Nepotisme), serta ketidakadilan hukum sehingga perilaku

tidak berkarakter pun timbul. Hal ini sangat memprihatikan bagi bangsa

Indonesia, karena ini menunjukkan kelemahan dan kerapuhan karakter yang

dimiliki bangsa ini. Oleh karena itu dibutuhkan peran dari berbagai sektor,

5 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung:

Alfabeta, 2012), h.23. 6 Yohannie Linggasari dan Donatus Fernanda Putra, Jakarta Kota Paling Tak Aman

Sejagat, CCTV, & Sniper Disiapkan, 2015,

(http://m.cnnindonesia.com/nasional/20150129081301-20-28184/jakarta-kota-paling-tak-

aman-sejagat-cctv-sniper-disiapkan/).

Page 21: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

5

tidak hanya dari pemerintah, melainkan lembaga pendidikan baik negeri atau

swasta, dan masyarakat sekitar yang perlu mengoptimalkan pendidikan

karakter di Indonesia.

Pada tahun 2010, pemerintah di Indonesia khususnya Kementerian

Pendidikan Nasional telah memberlakukan program penerapan pendidikan

karakter, hal ini dikarenakan sebagai bentuk perbaikan moral dan karakter

bangsa di Indonesia. Program tersebut dirumuskan kedalam 18 nilai

pendidikan budaya dan karakter bangsa yang diterapkan dalam mata pelajaran,

ekstrakurikuler, dan kegiatan sehari-hari. Dengan diterapkannya pendidikan

karakter diharapkan dapat membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,

berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,

berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa

berdasarkan Pancasila.

Dalam ajaran Islam, pembentukan karakter dengan nilai agama dan

norma bangsa sangat penting, karena antara akhlak dan karakter merupakan

satu kesatuan yang kukuh seperti pohon dan yang menjadi inspirasi

keteladanan akhlak dan karakter adalah Nabi Muhammad SAW. Pilar-pilar

pembentukan karakter Islam bersumber pada Al-Quran, Sunnah atau hadis,

dan keteladanan Nabi Muhammad SAW.7 Sebagaimana yang dijelaskan dalam

Al-Qur‟an Surat Al-Ahzab: 21,

“Sungguh, telah ada suri teladan yang baik pada (diri) Rasulullah bagimu,

(yaitu) bagi orang yag mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari

Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21).

7Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter: Pendidikan

Berbasis Agama & Budaya Bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 45-46.

Page 22: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

6

Jika di dalam Al-Qur‟an terdapat kisah para nabi atau orang-orang

yang durhaka, maka tujuannya adalah untuk membina moral. Orang-orang

yang baik seperti para nabi selalu berada dalam kemenangan. Sebaliknya,

orang-orang yang jahat selalu berada dalam kebencian Tuhan dan akhir

perjuangannya berada dalam kerugian. Hal ini dapat ditarik pelajaran agar

manusia memiliki sikap yang baik agar mendapat kasih sayang Tuhan dan

menjauhi perbuatan yang buruk agar tidak dibenci Tuhan.8

Berkaitan dengan pernyataan di atas Allah SWT berfirman di dalam

Al-Qur‟an Surat Al-Qashash: 84,

“Siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat

(pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan siapa yang datang

dengan (membawa) kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan

kejahatan itu hanya diberi balasan (seimbang) dengan apa yang dahulu

mereka kerjakan.” (QS. Al-Qashash [28]: 84).

Hal yang paling penting dalam pendidikan karakter adalah kesadaran

untuk memahami apa yang dilakukannya adalah hal yang terbaik. Untuk

semakin menguatkan kesadaran untuk memahami ini, dibutuhkan contoh atau

suri teladan yang baik dari para pendidik dan orang-orang yang terlibat dalam

dunia pendidikan.9 Penerapan pendidikan karakter tidak hanya dilaksanakan di

sekolah formal saja, melainkan perlu dilaksanakan oleh semua instansi dan

seluruh lapisan masyarakat, salah satunya ialah dari bentuk pendidikan non-

formal yaitu Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM).

8 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 212. 9 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi

Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz, 2011), h. 19.

Page 23: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

7

Dengan adanya penerapan pendidikan karakter pada Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) khusunya bagi masyarakat marjinal, dapat

memperbaiki moral serta akhlak mereka melalui kegiatan-kegiatan yang ada

pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang bersangkutan.

Penerapan 18 nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa bagi masyarakat

marjinal tentu dalam prosesnya tidaklah mudah, diperlukan proses yang

panjang dan dilakukan secara bertahap agar penerapan pendidikan karakter

berjalan efektif.

Yayasan Nara Kreatif yang berlokasi di daerah Jakarta Timur

merupakan salah satu dari sekian banyak Pusat Kegiatan Belajar Mengajar

(PKBM) yang ada di Indonesia yang menerapkan pendidikan karakter pada

setiap kegiatan yang dilaksanakan, khususnya bagi masyarakat marjinal.

Yayasan Nara Kreatif didirikan pada tanggal 31 Januari 2013, dan baru

adanya pengesahan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dengan Nomor: AHU-3071.AH.01.04.Tahun 2014. Awal

mula didirikannya Yayasan Nara Kreatif yaitu bergerak dalam bidang daur

ulang limbah kertas dan organik, karena melihat limbah kotor yang ada di

lingkungan masyarakat sekitar yang sayang apabila tidak dimanfaatkan

semaksimal mungkin. Setelah satu tahun usaha dalam bidang daur ulang

cukup berhasil, founder Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan

membuka Sekolah Kejar Paket (A/B/C) yang mana didirikannya ini sebagai

bentuk keprihatinan pada anak jalanan serta masyarakat marjinal yang tidak

dapat menempuh pendidikan seperti anak pada umumnya, namun masih

memiliki semangat untuk belajar. Sekolah kejar paket tersebut

diselenggarakan secara gratis atau tanpa dipungut biaya sama sekali dan

sumber dana yang membiayai penyelenggaraan sekolah kejar paket ini ialah

keuntungan yang diperoleh dari usaha daur ulang limbah kertas dan organik.

Selain kegiatan pembelajaran, di yayasan ini juga terdapat kegiatan

yang mendukung seperti kegiatan pengolahan limbah dan daur ulang

(recycle), olahraga, gotong royong setiap 1 bulan sekali, dll. Selain itu juga

ada beberapa program yang mungkin biasanya kita dapatkan pada sekolah

Page 24: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

8

formal, yaitu Organisasi Intra Sekolah (OSIS), Majalah Dinding, Study Tour,

dll. Alumni atau lulusan yang bersekolah di Yayasan Nara Kreatif sampai saat

ini sudah mencapai ±60 orang dan kebanyakan dari lulusan tersebut lebih

memilih untuk bekerja, khususnya untuk lulusan yang mengambil Paket C,

sedangkan lulusan yang berasal dari Paket A dan Paket B ±30% yang

melanjutkan bersekolah di Yayasan Nara Kreatif dan selebihnya melanjutkan

di luar Yayasan Nara Kreatif.

Penulis tertarik meneliti di Yayasan Nara Kreatif karena setiap

kegiatan yang dilaksanakan ditanamkan nilai-nilai pendidikan karakter,

sehingga masyarakat marjinal yang bersekolah di yayasan tersebut dapat

memiliki moral dan akhlak yang jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Sebab

menurut founder Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan,

mengungkapkan bawah penerapan nilai-nilai pendidikan karakter ini karena

melihat kemampuan yang dimiliki warga belajar yang kurang dibandingkan

dengan yang lain, maka beliau pun lebih menekankan dari kepribadian atau

menanamkan nilai-nilai karakter di setiap kegiatan yang dilaksanakan, karena

dari kepribadian inilah dapat menunjang kesuksesan serta dapat memperbaiki

sedikit demi sedikit moral atau ahlak yang sekarang ini semakin menurun10

.

Dalam prosesnya hal tersebut tidaklah mudah untuk diterapkan begitu

saja bagi mereka, sebab dari latar belakang yang mereka miliki sangat

kurangnya penanaman nilai-nilai karakter dalam kehidupan mereka sehari-

hari. Latar belakang warga belajar yang bersekolah di Yayasan Nara Kreatif

ini beraneka macam, ada yang berasal dari keluarga Broken Home, putus

sekolah (Drop Out), Asisten Rumah Tangga (ART), buruh pabrik, dan

pengamen jalanan. Terkadang penyampaian pesan ataupun contoh dalam

kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Yayasan Nara Kreatif disalah artikan oleh

mereka. Lingkungan dimana mereka tinggal dan bergaul pun juga dapat

menjadi salah satu faktor tidak mudahnya menanamkan nilai-nilai pendidikan

karakter bagi mereka.

10

Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan, ,

(Jakarta, 26 Mei 2015).

Page 25: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

9

Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk

meneliti permasalahan tersebut ke dalam penelitian yang berjudul “Penerapan

Pendidikan Karakter bagi Masyarakat Marjinal (Studi Kasus Yayasan Nara

Kreatif Jakarta)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi

masalah-masalah dalam penelitian ini yaitu:.

1. Latar belakang warga belajar yang berasal dari masyarakat marjinal.

2. Masih kurangnya penerapan nilai-nilai pendidikan karakter bagi

masyarakat marjinal khususnya bagi warga belajar di Yayasan Nara

Kreatif.

3. Masih kurangnya kerjasama dari orangtua siswa dan pihak Yayasan Nara

Kreatif dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter.

4. Pendekatan yang digunakan untuk menerapkan nilai-nilai pendidikan

karakter di Yayasan Nara Kreatif belum maksimal, khususnya dalam

penyampaian pesan atau nasihat kepada warga belajar.

5. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di Yayasan Nara Kreatif masih

belum berjalan optimal.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas diperlukan pembatasan

masalah agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah, tidak

meluas, dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Maka untuk

menentukan fokus penelitian, penulis hanya meneliti mengenai penerapan

nilai-nilai pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal dengan studi kasus

di Yayasan Nara Kreatif Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis mencoba meneliti,

mengkaji, dan merumuskan penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penerapan nilai-nilai pendidikan karakter bagi masyarakat

marjinal di Yayasan Nara Kreatif?

Page 26: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

10

2. Apa faktor pendukung yang mempengaruhi Yayasan Nara Kreatif untuk

menerapkan pendidikan karakter?

3. Kendala dan upaya apa saja yang dilakukan Yayasan Nara Kreatif dalam

penerapan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan

yaitu:

1. Untuk mengetahui faktor yang mendorong Yayasan Nara Kreatif

menerapkan pendidikan karakter.

2. Untuk mengetahui penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat

marjinal di Yayasan Nara Kreatif.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala dan upaya yang dilakukan untuk

menerapkan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa di Yayasan

Nara Kreatif.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat

baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Untuk khazanah intelektual, diharapkan penelitian ini dapat

memberikan kontribusi pengembangan pengetahuan bagi dunia pekerjaan

sosial, khususnya yang berfokus pada bidang pendidikan yang

menerapkan pendidikan bagi masyarakat marjinal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi yayasan, sebagai bahan masukan bagi Yayasan Nara Kreatif dan

pihak terkait dalam menerapkan pendidikan karakter bagi masyarakat

marjinal.

b. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi mengenai penerapan

pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif bagi masyarakat marjinal

dan dapat memberikan kontribusi pengembangan khazanah ilmu.

Page 27: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

11

c. Bagi penulis, memberikan motivasi untuk penulis untuk belajar lebih

banyak serta dapat memperoleh pengalaman langsung dalam

penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal di Yayasan

Nara Kreatif.

Page 28: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

12

BAB II

KAJIAN TEORI TENTANG

PENDIDIKAN KARAKTER & MASYARAKAT MARJINAL

A. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Sebelum pembahasan mengenai pendidikan karakter, ada

baiknya kita harus memahami dulu definisi dari pendidikan itu sendiri.

Banyak para ahli yang mendefinisikan pendidikan dari berbagai

macam sudut pandang. Menurut Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menerangkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1

Ada pula yang mendefiniskan pendidikan bermakna sebagai

usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

bawaan, baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang

ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Bagi kehidupan umat

manusia, pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus

dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, mustahil suatu kelompok

manusia dapat hidup dan berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-

cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagian menurut konsep pandangan

hidup mereka.2 Dengan kata lain bahwa pendidikan ialah sesuatu yang

dibutuhkan setiap individu sepanjang hayatnya untuk dapat

menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki.

1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2 Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 32.

Page 29: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

13

Beberapa definisi tentang pendidikan dari para pakar

pendidikan tersebut, yang perlu kita ketahui diantaranya adalah definisi

yang disampaikan oleh Prof. Langeveld. Pakar pendidikan dari

Belanda ini mengemukakan, bahwa pendidikan ialah suatu bimbingan

yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa

untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan. Selain itu, definisi

pendidikan juga dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam

kongres Taman Siswa yang pertama pada 1930 ia menyebutkan,

bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan

bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran

(intelek), dan tubuh anak. Dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-

pisah bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan

hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras

dengan dunianya.3 Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Ki

Hadjar Dewantara dapat diketahui bahwa sesungguhnya pendidikan

lebih tertuju kepada memajukan budi pekerti peserta didik.

Pendidikan adalah proses permartabatan menuju puncak

optimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya.

Pendidikan adalah proses membimbing, melatih, dan memandu

manusia terhindar atau keluar dari kebodohan dan pembodohan.

Pendidikan adalah metamorfosis perilaku menuju kedewasaan sejati.

Pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai proses elevasi yang

dilakukan secara nondiskriminasi, dinamis, dan intensif menuju

kedewasaan individu, dimana prosesnya dilakukan secara kontinyu

dengan sifat yang adaptif dan nirlimit atau tiada akhir.4

Pendidikan pada intinya merupakan proses penyiapan subjek

didik menuju manusia masa depan yang bertanggung jawab. Kata

“bertanggung jawab” mengandung makna, bahwa subjek didik

dipersiapkan untuk menjadi manusia yang berani berbuat dan berani

3 Ibid, Choirul Mahfud, h. 33

4 Sudarwan Dani, Pengantar Kependidikan: Landasan, Teori, dan 234 Metafora

Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 2-3.

Page 30: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

14

pula bertanggung jawab atas perbuatannya.5 Dengan kata lain, dalam

definisi tersebut menjelaskan bahwa pendidikan membentuk peserta

didik untuk menjadi manusia yang berani dan bertanggung jawab.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat diketahui

bahwa pendidikan pada dasarnya ialah suatu upaya untuk membentuk

peserta didik menjadi pribadi dewasa yang berbudi pekerti luhur,

menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki, serta bertanggung

jawab atas perbuatannya.

Setelah mengetahui definisi dari pendidikan, maka selanjutnya

ialah mengenai karakter. Definisi mengenai karakter banyak

diungkapkan oleh beberapa ahli. Menurut bahasa (etimologis) istilah

karakter berasal dari bahasa Latin kharakter, kharassaein, dan kharax,

dalam bahasa Yunani character dari kata charassaein, yang berarti

membuat tajam dan membuat dalam. Sementara itu, dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional kata karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi

pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, atau bermakna

bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,

sifat, tabiat, temperamen, watak.

Sementara menurut istilah (terminologis) terdapat beberapa

pengertian tentang karakter, sebagaimana telah dikemukakan oleh

beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Hornby and Parnwell (1972) mendefinisikan karakter adalah

kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi.

b. Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang

menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan

perilaku yang ditampilkan.

c. Doni Koesoema A. (2007) memahami bahwa karakter sama

dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau

karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang

5 Ibid, Sudarwan Dani, h. 4.

Page 31: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

15

bersumber dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-

bentukan yang diterima dari lingkungan.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditegaskan bahwa

karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan

Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan

kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,

dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma,

budaya, dan adat istiadat.6 Berdasarkan uraian mengenai karakter,

dapat diketahui bahwa karakter yaitu suatu nilai yang dimiliki pada

tiap manusia dan nilai-nilai tersebut didasarkan atas norma agama,

hukum, budaya, dan adat istiadat.

Pengertian lain menerangkan karakter, secara lebih jelas,

mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behavior),

motivasi (motivation), dan keterampilan (skills). Karakter meliputi

sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas

intelektual, seperti berpikir kritis dan alasan moral, perilaku seperti

jujur dan bertanggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral

dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan

emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif

dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan

komunitas dan masyarakatnya.7

Maka dapat diberikan kesimpulan bahwa karakter ialah nilai

yang ada pada diri manusia dan mengacu pada sikap, perilaku,

motivasi, dan keterampilan untuk melakukan hal terbaik yang

dimilikinya sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

6 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung:

Alfabeta, 2012), h. 1-4. 7 Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam

Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),

h. 55.

Page 32: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

16

Setelah kita mengetahui definisi dari karakter, baik secara

terminologis ataupun etimologis, dapat dengan mudah kita

mendefinisikan pendidikan karakter.

Menurut Thomas Lickona (1991), pendidikan karakter adalah

pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui

pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata

seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggungjawab,

menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.

Menurut Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi

dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan

akhlak. Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi anak, supaya

menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara

yang baik. Oleh karena itu, hakikat pendidikan karakter dalam

konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni

pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa

Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi

muda.8 Dengan kata lain pendidikan karakter disini sama halnya

dengan pendidikan morak dan akhlak yang mana membentuk

kepribadian anak, serta membina kepribadian generasi muda.

Ada pula ahli yang menerangkan bahwa pendidikan karakter

sama halnya dengan pendidikan akhlak dalam perspektif islam.

Dalam konsep Ibn Miskawaih, pendidikan akhlak merupakan upaya

menuju terciptanya sikap batiniah yang mampu mendorong secara

spontan lahirnya tindakan-tindakan yang bernilai baik. Kriteria benar-

salah dan baik-buruk untuk menilai suatu tindakan dikaitkan kepada

Alquran dan petunjuk Nabi Muhammad, sebagai pedoman tertinggi

dalam Islam.

Kajian konsep akhlak telah lama dirumuskan oleh tokoh-tokoh

Islam, seperti Ibnu Miskawaih, Imam Al-Ghazali, Ibn Sina, Syeikh

Ataillah. Semua telaah ini menegaskan , tujuan tertinggi pendidikan

8 Ibid., h. 23-24.

Page 33: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

17

akhlak adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku manusia.

Karakter positif ini bersumber dari penghayatan dan pengamalan

ajaran Allah SWT dalam rutinitas kehidupan manusia.

Dalam sebuah pendidikan, pendidikan karakter ataupun

pendidikan akhlak, kedua istilah ini tidak ada pertentangan. Sebab,

keduanya membutuhkan sebuah tindakan nyata sebagai ekspresi nilai

personal. Keduanya tidak bisa lepas dari sumber nilai-nilai dalam

spiritualitas, agama, bahkan budaya.9 Maka menurut pengertian di

atas bahwasanya pendidikan karakter atau pendidikan akhlak

Menurut Sisca Rahmadona, Farida Hanum, dan Arif Roham

mendefinisikan pendidikan karakter yaitu “Character Education is

done by instilling core ethical values as the basis for a good

character. The goal is the formation of good character” 10

, yang dapat

didefinisikan bahwa pendidikan karakter merupakan penanaman nilai-

nilai dasar untuk sebuah karakter yang baik, karena tujuannya ialah

pembentukan karakter yang baik.

Pendidikan karakter diartikan juga sebagai the deliberate us of

all dimensions of school life to foster optimal character development

(usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah

untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal). Hal ini

berarti bahwa untuk mendukung perkembangan karakter peserta didik

harus melibatkan seluruh komponen di sekolah baik dari aspek isi

kurikulum (the content of the curriculum), proses pembelajaran (the

process of instruction), kualitas hubungan (the quality of

relationships), penanganan mata pelajaran (the handling of

9 Mochamad Ziaulhaq, Sekolah Berbasis Nilai, (Bandung: Ihsan Pers, 2015), h. 17-

18. 10

Sisca Rahmadonna, Farida Hanum dan Arif Rohman, “Development of Children

Character Through Model of Communication, Education, Information in Marginal

Communities in Yogyakarta”,h. 263-267, dalam Proceeding: Empowering The Primary

Education for The Brighter Generation, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2013),

h.263.

Page 34: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

18

discipline), pelaksanaan aktivitas ko-kurikuler, serta etos seluruh

lingkungan sekolah.11

Pendidikan karakter juga bukan sekedar mengajarkan mana

yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter

adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik

(habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak

berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan

kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan

pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau

loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action)

sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup

peserta didik.12

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli di atas, dapat

kita ketahui bahwa pendidikan karakter adalah usaha sengaja yang

dilakukan dalam membantu pengembangan karakter dengan optimal

dan membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti

agar menjadi manusia yang bermoral, serta mampu bersikap dan

bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya.

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

Adapun tujuan pendidikan karakter sejalan dengan Undang-

Undang Dasar 1945 Pasal 3 (3):

“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

yang diatur dengan undang-undang”

11

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), h. 14. 12

Kementerian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter,

(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukan, 2011), h. 6.

Page 35: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

19

Sedangkan fungsi pendidikan nasional dirumuskan:

“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dirumuskan tujuan dari

pendidikan karakter adalah untuk membangun dan mengembangkan

karakter/budi pekerti peserta didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang

pendidikan agar dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur

menurut ajaran agama dan nilai-nilai luhur dari setiap butir sila dari

Pancasila. Secara khusus bertujuan mengembangkan potensi anak

didik agar berhati baik, berpikiran baik, berkelakuan baik, memiliki

sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negara, dan mencintai

sesama umat manusia.

Fungsi pendidikan karakter menumbuhkembangkan

kemampuan dasar peserta didik agar berpikir cerdas, berperilaku yang

berakhlak, bermoral, dan berbuat sesuatu yang baik, yang bermanfaat

bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat, membangun kehidupan

bangsa yang multikultur, membangun peradaban bangsa yang cerdas,

berbudaya yang luhur, berkontribusi terhadap pengembangan hidup

umat manusia, membangun sikap warga negara yang cinta damai,

kreatif, mandiri, maupun hidup berdamping dengan bangsa lain.13

Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan Nasional dalam

Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter memaparkan bahwa

pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang

membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: (1)

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati

baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) membangun bangsa

yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi warga negara

13

Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta:

Badouse Media, 2011), h. 36-37.

Page 36: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

20

agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya

serta mencintai umat manusia.

Selain itu, pendidikan karakter berfungsi (1) membangun

kehidupan bangsa yang multikultural; (2) membangun peradaban

bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi

terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia; mengembangkan

potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik

serta keteladanan baik; (3) membangun sikap warganegara yang cinta

damai, kreatid, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan

bangsa lain dalam suatu harmoni.14

Dari fungsi dan tujuan di atas dapat

diketahui bahwasanya pendidikan karakter memiliki peran yang cukup

penting untuk membentuk kepribadian peserta didik. Maka dari itu

untuk mencapai tujuan tersebut dan berfungsi secara maksimal

diperlukan peran dari berbagai pihak, tidak hanya guru melainkan

semua pihak yang terlibat di dalamnya.

3. Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa

Mulai tahun pelajaran 2011, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Indonesia mengumumkan kepada seluruh tingkat

pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter.

Ada 18 nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter bangsa,

antara lain;

NO Nilai Karakter Uraian

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama

lain. Religius adalah proses mengikat

14

Kementerian Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter,

(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukan, 2011), h. 7.

Page 37: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

21

kembali atau bisa dikatakan dengan

tradisi, sistem yang mengatur tata

keimanan (kepercayaan) dan

peribadatan kepada Tuhan Yang

Mahakuasa serta tata kaidah yang

berhubungan dengan pergaulan

manusia dan manusia serta

lingkungannya.

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang

lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan tugas,

serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

6. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari

sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah

bergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

Page 38: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

22

8. Demokratis

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak

yang menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dan orang lain.

9. Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

10.

Semangat

Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta tanah air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat

yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan

politik bangsa.

12.

Menghargai

Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

13.

Bersahabat

/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul, dan bekerja

sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa

senang dan aman atas kehadiran

dirinya.

Page 39: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

23

15. Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang

memberikan manfaat bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang berupaya

mencegah kerusakan lingkungan alam

disekitarnya, dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam,

karakter dimulai dalam sosial dan

budaya), negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.15

Berdasarkan nilai-nilai karakter yang sudah dijelaskan, maka

dapat kita ketahui bahwa setiap kegiatan yang ada di setiap tingkat

satuan pendidikan harus terkandung 18 karakter tersebut. Hal ini

sangat penting untuk diterapkan karena dapat menanamkan kepada

seluruh peserta didik nilai-nilai karakter yang positif dan memperbaiki

moral atau akhlak bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Selain

diterapkan oleh peserta didik, peran serta dari pendidik dan tenaga

pendidik juga perlu karena sebagai panutan atau contoh bagi peserta

didik dalam menerapkan nilai-nilai karakter tersebut.

15

Retno Listyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, & Kreatif,

(Jakarta:Esensi, 2012), h. 5-8.

Page 40: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

24

4. Sumber-Sumber Nilai Karakter

Nilai-nilai karakter dan budaya bangsa dikonstruksi dari

berbagai sumber, antara lain agama, Pancasila, budaya dan tujuan

pendidikan nasional (Sarbaitinil, 2014 dalam Yaumi, 2014). Sumber-

sumber tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Nilai-nilai karakter dan budaya bangsa bersumber dari ajaran

agama. Bangsa Indonesia memiliki keberagaman keyakinan dan

kepercayaan. Agama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, aliran

kepercayaan, dan berbagai bentuk kepercayaan lain dapat hidup

dengan baik di negara ini walaupun sering juga terjadi gesekan-

gesekan kecil. Pluralitas dalam beragama telah melahirkan tata

nilai, dan budaya yang beragam yang menghasilkan nilai-nilai

agung dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

b. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia juga telah

menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan nilai-nilai yang dianut

secara nasional oleh warga negara. Negara Kesatuan Republik

Indonesia dibangun oleh para pendiri bangsa atas dasar prinsip-

prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut

Pancasila. Pancasila terdapat pada pembukaan UUD 1945 dan

dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam

UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum,

ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni.

c. Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang

hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya

yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar

dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam

komunikasi antar anggota masyarakat itu. Posisi budaya yang

demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan

budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan dan karakter

bangsa.

Page 41: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

25

Agama

Pancasila

Budaya

Tujuan Pendidi

kan

d. Tujuan pendidikan nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus

dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh

berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan

pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang

harus dimiliki warga negara Indonesia.16

Gambar 2.1 Sumber Nilai Karakter dan Budaya

Dari berbagai macam sumber nilai karakter dan budaya dapat

dipahami bahwasanya nilai-nilai karakter tersebut timbul dari ajaran

agama, pancasila, budaya, serta tujuan pendidikan itu sendiri. Apabila

dapat disinkronisasikan secara keseluruhan, maka nilai-nilai karakter

yang diajarkan pun akan berjalan efektif. Oleh karena itu, dibutuhkan

sinergi dari berbagai macam pihak agar penerapan nilai-nilai karakter

dan budaya ini berjalan dengan semestinya.

5. Prinsip Pengembangan Pendidikan Karakter

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan

pendidikan karakter mengusahakan agar peserta didik mengena dan

menerima nilai-nilai karakter sebagai milik peserta didik dan

bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan

16

Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, & Implementasi,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 82-85.

Page 42: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

26

mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan

selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.

Berikut prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan

pendidikan karakter (Kemendiknas, 2010a: 11-13),

a. Berkelanjutan, mengandung makna bahwa proses pengembangan

nilai-nilai karakter merupakan sebuah proses panjang dimulai dari

awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan

pendidikan.

b. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya

satuan pendidikan mensyaratkan bahwa proses pengembangan

karakter dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap

kegiatan kurikuler, ekstra kurikuler dan kokurikuler.

c. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan melalui proses belajar

mengandung makna bahwa materi nilai-nilai karakter bukanlah

bahan ajar biasa. Tidak semata-mata dapat ditangkap sendiri atau

diajarkan, tetapi lebih jauh diinternalisasi melalui proses belajar.

d. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan

menyenangkan. Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan

karakter dilakukan oleh peserta didik bukan oleh pendidik.17

Dari beberapa prinsip yang sudah dijelaskan, diketahui bahwa

dalam penerapan pendidikan karakter bagi peserta didik harus

dikembangkan secara berkelanjutan. Maksudnya, penerapan

pendidikan karakter tidak hanya diterapkan pada saat proses belajar

saja, melainkan diterapkan melalui kegiatan-kegiatan yang ada pada

lingkungan sekolah agar penerapan nilai-nilai karakter dapat berjalan

secara maksimal.

Dalam pendidikan karakter sangat penting dikembangkan nilai-

nilai etika inti seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab,

dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain bersama dengan nilai-nilai

17

Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h.

193-194.

Page 43: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

27

kinerja pendukungnya seperti ketekunan, etos kerja yang tinggi, dan

kegigihan sebagai basis karakter yang baik. Sekolah harus

berkomitmen untuk mengembangkan karakter peserta didik

berdasarkan nilai-nilai dimaksud, mendefinisikannya dalam bentuk

perilaku yang dapat diamati dalam kehidupan sekolah sehari-hari.

Selain itu, sekolah harus mencontohkan nilai-nilai itu, mengkaji dan

mendiskusikannya, menggunakannya sebagai dasar dalam hubungan

antarmanusia, dan mengapresiasi manifestasi nilai-nilai tersebut di

sekolah dan masyarakat. Yang terpenting, semua komponen sekolah

bertanggung jawab terhadap standar-standar perilaku yang konsisten

sesuai dengan nilai-nilai inti.18

Dengan tanggung jawab yang diemban sekolah tersebut,

diharapkan sekolah dapat secara maksimal menerapkan nilai-nilai

karakter kepada peserta didik dan peserta didik pun dapat

menerapkannya tidak hanya di sekolah saja melainkan di masyarakat

dimana mereka tinggal. Karena bahwasanya penerapan nilai-nilai

karakter tersebut akan berjalan efektif jika sudah diterapkan di

lingkungan mayarakat dan memberikan dampak yang baik pula.

6. Faktor Penyebab Krisis Pendidikan Karakter

a. Dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang sangat besar

untuk pengetahuan, tetapi melupakan pengembangan sikap/nilai

dan perilaku dalam pembelajarannya. Dunia pendidikan kita sangat

meremehkan mata pelajaran yang berkaitan dengan pembentukan

karakter. Di lain pihak, tidak dipungkiri, bahwa pelajaran-pelajaran

yang mengembangkan karakter bangsa seperti Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Pendidikan Agama, Ilmu

Pengetahuan Sosial dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih

banyak menekankan pada aspek kognitif daripada aspek afektif dan

aspek psikomotorik. Di samping itu, penilaian dalam mata-mata

18

Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 129-130.

Page 44: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

28

pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan belum secara total

mengukur sosok utuh untuk pribadi siswa.

b. Sistem pendidikan di Indonesia hanya menyiapkan para siswa

untuk masuk ke jenjang perguruan tinggi atau hanya untuk mereka

yang punya bakat pada potensi akademik (ukuran IQ tinggi).

c. Dunia pendidikan di Indonesia saat ini terjebak pada menyiapkan

manusia dadakan atau manusia “instant”. Hal ini tergambarkan

ketika menjelang Ujian Nasional atau Ujian Akhir Sekolah, dimana

orangtua yang dengan gencarnya mencari lembaga bimbingan

belajar untuk men-drill dan “memaksakan” anak-anaknya agar bisa

menguasai bidang ilmu yang diujikan, dalam waktu yang relatif

singkat. Banyak orangtua yang seolah-olah mengecilkan arti

pendidikan yang telah dikenyam oleh anaknya selama ini, apabila

pada akhir masa sekolah nilai ujian anaknya jelek. Sementara itu,

perilaku-perilaku yang baik seperti taat pada orangtua dan guru,

rajin shalat, tidak suka berbohong, berani memimpin, dan perilaku

baik lainnya, jarang disentuh orangtua sebagai kriteria keberhasilan

suatu kerberhasilan.

d. Praktik pendidikan yang pada saat ini terjadi yaitu lebih dikuasai

oleh ideologi ekonomi kapitalis dan liberalis, yang antara lain

ditandai oleh penekanan kurikulum pada bidang penguasaan ilmu,

teknologi dan keterampilan, pemenuhan kebutuhan dunia usaha

dan industry, menganggap pendidikan sebagai salah satu

komoditas yang diperjualbelikan, penerapan manajemen bisnis,

tunduk pada hukum transaksional, mengaggap biaya pendidikan

sebagai investasi yang menguntungkan, menganggap murid

sebagai pelanggan yang harus dimanjakan, dan menempatkan guru

sebagai fasilitator atau pelayan yang harus melayani keinginan para

siswa. Praktik pendidikan yang demikian itu telah menggeser atau

memarginalkan pendidikan agama dan pendidikan karakter.

Page 45: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

29

e. Pelaksanaan pendidikan agama di Indonesia saat ini mengalami

kegagalan. Kegagalan tersebut antara lain, karena pelajaran agama

yang diajarkan di sekolah-sekolah itu lebih banyak bersifat ritual

dan dogmatik. Pelajaran agama tersebut masih berkisar pada

pengajaran tentang persoalan hukum-hukum, aturan-aturan,

larangan-larangan, dan lain sebagainya.

Dengan meninjau beberapa faktor di atas, sangat memprihatinkan

dewasa ini bangsa Indonesia mengalami krisis karakter karena beberapa

hal tersebut. Faktor tersebut disebabkan oleh beberapa hal, dari sistem

pendidikan itu sendiri sampai pendidikan agama yang kurang. Krisis yang

dialami sekarang ini tidak lain karena penanaman nilai-nilai karakter yang

kurang ataupun guru belum mengetahui pendekatan seperti apa yang tepat

agar penerapannya tersebut tepat sasaran.

7. Pendekatan Pendidikan Karakter

Berikut ini ringkasan dari penjelasan Kemendiknas (2010b: 14-37)

terkait tentang pendekatan karakter,

a. Keteladanan

Satuan pendidikan formal dan non-formal harus menunjukkan

keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang ingin

dikembangkan. Selain itu, keteladanan juga dapat ditunjukkan dalam

perilaku dan sikap pendidik dan tenaga kependidikan dalam

memberikan contoh tindaka-tindakan yang baik sehingga diharapkan

menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya.

b. Pembelajaran

Pembelajaran dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, di

satuan pendidikan formal dan nonformal, serta di luar satuan

pendidikan.

1) Kelas

Pembelajaran karakter dilaksanakan melalui proses belajar

setiap materi pelajaran atau kegiatan yang dirancang khusus. Setiap

Page 46: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

30

kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Satuan pendidikan formal dan nonformal

Budaya satuan pendidikan formal dan nonformal adalah

suasana kehidupan satuan pendidikan formal dan nonformal

dimana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, pendidik

dengan pendidik, pendidik/konselor dengan peserta didik, antara

tenaga kependidikan dengan pendidik dan peserta didik, dan

antaranggota kelompok masyarakat dengan warga satuan

pendidikan formal dan nonformal

Interaksi sosial kultural internal kelompok dan

antarkelompok terikat oleh berbagai aturan, norma, moral, serta

etika bersama yang berlaku di suatu satuan pendidikan formal dan

nonformal. Jujur, bertanggung jawab, cerdas, kreatif, sehat dan

bersih, peduli, dan gotong royong merupakan nilai-nilai yang

dikembangkan dalam budaya satuan pendidikan formal dan

nonformal.

3) Luar satuan pendidikan formal dan nonformal

Pembelajaran karakter dilaksanakan melalui kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti oleh

seluruh/sebagian peserta didik, dirancang satuan pendidikan formal

dan nonformal sejak awal tahun pelajaran atau program

pembelajaran, dan dimasukkan ke dalam kalender akademik.

Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler akan semakin bermakna

jika diisi dengan berbagai kegiatan bermuatan nilai yang menarik

dan bermanfaat bagi peserta didik. Kegiatan yang akan

dikembangkan dalam pembentukan karakter adalah kegiatan yang

terencana, terprogram, dan tersistem.

c. Pemberdayaan dan Pembudayaan

Pada tahap implementasi pengembangan karakter

dikembangkan pengalaman belajar dan proses pembelajaran yang

Page 47: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

31

bermuara pada pembentukan karakter dalam diri peserta didik. Proses

ini dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan pembudayaan

sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan

pendidikan nasional. Proses ini berlangsung dalam tiga pilar

pendidikan yakni dalam satuan pendidikan formal (sekolah), informal

(keluarga), dan nonformal (masyarakat).

d. Penguatan

Penguatan sebagai respon dari pendidikan karakter perlu

dilakukan dalam jangka panjang dan berulang terus-menerus.

Penguatan dimulai dari lingkungan terdekat dan meluas pada

lingkungan yang lebih luas. Penguatan juga dapat terjadi dalam proses

habituasi. Hal ini akhirnya akan membentuk karakter yang akan

terintegrasi melalui proses internalisasi dan personalisasi pada diri

masing-masing individu. Penguatan juga dapat dilakukan dalam

berbagai bentuk, termasuk penataan lingkungan belajar dalam satuan

pendidikan formal dan nonformal yang menyentuh dan

membangkitkan karakter.

e. Penilaian

Penilaian terhadap pendidikan karakter dapat dilakukan

terhadap kinerja pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik. Hal-

hal yang terkait dengan penilaian kinerja pendidik atau tenaga

kependidikan, antara lain: (1) hasil kerja: kualitas kerja, kuantitas

kerja, ketepatan waktu penyelesaian kerja, kesesuaian dengan

prosedur, (2) komitmen kerja: inisiatif, kualitas kehadiran, kontribusi

terhadap keberhasilan kerja, kesediaan melaksanakan tugas dari

pimpinan, dan (3) hubungan kerja: kerja sama, integritas,

pengendalian diri, kemampuan mengarahkan dan memberikan inspirasi

bagi orang lain.19

19

Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h.

194-198.

Page 48: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

32

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa agar

pendidikan karakter berjalan secara efektif diperlukan beberapa

pendekatan. Pendidikan karakter dapat diterapkan tidak hanya pada

lingkungan sekolah saja, melainkan pada lingkungan keluarga dan

masyarakat. Selain itu, perlu adanya suri tauladan atau panutan yang

baik sehingga peserta didik dapat mencontohkan yang baik pula. Salah

satu suri tauladan yang patut dicontoh adalah Nabi Muhammad SAW

yang mana dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 21,

“Pada diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik-baik buat

kamu sekalian”. Selain itu, pendidik ataupun tenaga kependidikan

harus dapat mencontohkan nilai-nilai karakter, agar dapat dicontoh

oleh peserta didik. Penilaian dari apa yang mereka sudah lakukan juga

penting dilakukan karena sebagai bahan evaluasi apakah penerapan

pendidikan karakter tersebut berjalan maksimal atau tidak.

B. Masyarakat Marjinal

1. Pengertian Masyarakat Marjinal

Kaum marjinal sama halnya dengan masyarakat yang miskin

atau masyarakat pinggiran yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Masyarakat marjinal adalah golongan masyarakat yang merasakan

penderitaan atas himpitan ekonomi dalam kehidupan sehari-sehari

mereka.

Menurut Paulo Freire, Kaum marjinal dibedakan dua kelompok

yang jarang mendapat perhatian dalam hal pendidikan. Pertama,

penyandang cacat, yaitu yang kurang beruntung mendapatkan

pendidikan yang memadai dan pendidikannya dibedakan dengan kaum

“normal” yang menjadikan kaum cacat menjadi terasing dari

lingkungan sosial, tereklusi dari sistem sosial orang-orang normal.

Kedua, anak-anak jalanan, kaum miskin yang sudah terbiasa dengan

Page 49: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

33

kekerasan.20

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat

marjinal dikelompokan menjadi dua macam, yaitu penyandang cacat

dan anak jalanan. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan mereka

terasingkan dari lingkungannya.

Masyarakat marjinal juga dapat definisikan sebagai kalangan

masyarakat yang akhirnya terasing dan tersingkir akibat

ketidakberdayaan mereka untuk mengakses kebutuhan-kebutuhan

hidup dengan layak.21

Berdasarkan pengertian tersebut, terasingnya

masyarakat marjinal dikarenakan ketidakberdayaan atau ketidak

mampuan mereka untuk mengakses kebutuhan hidup yang layak.

Kebutuhan yang dimaksud disini penulis mencontohkan seperti

kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan.

Golongan masyarakat marjinal, pada umumnya terjebak dalam

kemiskinan karena tiadanya modal dan akses ke sumber-sumber

pendanaan dan peluang-peluang usaha yang tidak memihak

kepadanya. Hasil yang diperoleh dari usahanya pun rata-rata minim,

dimana penghasilan yang diperoleh hanya cukup untuk hidup

sederhana.22

Definisi di atas menjelaskan bahwa masyarakat marjinal

terjebak karena masalah ekonomi yang menyebabkan penghasilan

mereka pun di bawah rata-rata.

Dari beberapa pengertian di atas mengenai masyarakat

marjinal, dapat kita ketahui bahwa masyarakat marjinal merupakan

kelompok masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan

diakibatkan karena himpitan ekonomi, sehingga akses untuk

mendapatkan kebutuhan hidup yang layak pun tidak dapat terpenuhi,

20

Mohammad Ali Fauzi, “Pendidikan Alternatif Kaum Marjinal (Studi Kasus

Pembelajaran PAI di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga)”, Skripsi pada

IAIN Walisongo Semarang, 2007, h. 25, tidak publikasikan. 21

Yanti Dewi Purwanti, Koentjoro, dan Esti Hayu Purnamaningsih, “Konsep Diri

Perempuan Marginal”, Jurnal Psikologi, 2000, h. 48. 22

Agus Wijanarko, “Pemberdayaan Masyarakat Marjinal yang Bekerja sebagai

Pedagang Kaki Lima untuk Meningkatkan Pendapatannya (Studi Kasus pada Pedagang Kaki

Lima di Simpang Lima Semarang)”, Tesis pada Pascasarjana Universitas Negeri Semarang,

Semarang, 2005, h. 1, tidak dipublikasikan.

Page 50: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

34

seperti ketidakberdayaan mereka untuk mendapatkan pendidikan dan

kesehatan yang layak.

2. Penderitaan Migran Perkotaan

Migran perkotaan biasanya merupakan kelompok yang kurang

beruntung. Mereka hidup di tempat kumuh, pinggiran sungai, sebagai

pekerja kasar, kuli bangunan, kuli angkut, tukang becak, pengemis,

anak jalanan, parkir, dan lain-lain. Mereka biasanya berpendidikan

rendah, tidak memahami berbagai peraturan daerah, dan lain-lain.

Mereka yang hidup miskin dan menderita di perkotaan sebenarnya

lebih rentan dan berbahaya ketimbang yang hidup miskin di pedesaan.

Mereka yang di pedesaan lebih hidup tenang, pasrah menerima nasib,

tetapi yang hidup di kota pasti tertekan dengan peluang lebih banyak

untuk berperilaku menyimpang.

Hidup sebagai migran perkotaan memang penuh derita untuk

sebagian besar dari mereka. Salah satu derita yang biasa dialami adalah

yang disebut derita status (status anguish), yaitu penderitaan yang

disebabkan karena adanya pertentangan-pertentangan status bagi

seseorang (Eitzen, 1991). Dari status ada tiga macam, yaitu

marginalitas, status tidak konsisten (inconsistency status), dan status

menarik diri (withdrawal status). Marginalitas adalah suatu kondisi

yang berasal dari dua gaya hidup yang berbeda-beda dan setengah-

setengah. Dalam kondisi ini biasanya banyak ketegangan-ketegangan

psikologis. Dari sini biasanya lahir tingkah laku aneh-aneh sebagai

gambaran adanya konflik batin di dalamnya. Status tidak konsisten

dialami seorang di satu lapisan sosial rendah, tetapi dari sisi lain punya

status peringkat tinggi. Sedangkan status menarik diri terjadi sebagai

hasil kehilangan status dan orang-orang seperti ini biasanya mencari

kambing hitam sebagai penyebab masalah dengan berbagai macam

Page 51: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

35

reaksi perubahan yang radikal revolusioner untuk mengubah

statusnya.23

Keadaan seperti itu membuat kelompok marjinal merasa hidup

penuh dengan beban, tidak seperti kelompok masyarakat pada umunya.

Belum lagi kerasnya hidup yang dirasakan oleh masyarakat marjinal di

perkotaan, hal ini semakin menunjukkan bahwa masyarakat seperti ini

dibutuhkan treatment khusus dari pemerintah. Apabila hal ini

dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan masyarakat marjinal akan

semakin menjamur dimana-mana.

Orang miskin di daerah perkotaan hidup di kawasan

pemukiman yang memiliki berbagai fasilitas tetapi tanpa akses yang

memadai untuk dapat menikmatinya. Mereka termasuk dalam

kelompok masyarakat marginal, kalangan masyarakat yang akhirnya

terasing dan tersingkir akibat ketidakberdayaan mereka untuk

mengakses kebutuhan-kebutuhan hidup dengan layak.24

Kebutuhan

hidup tersebut meliputi ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Hal yang

membuat mereka tersingkir atas ketidakberdayaan mereka ialah karena

mereka terasingkan atau terkucilkan dari lingkungan masyarakat

dimana mereka tinggal. Hal yang mungkin menyebabkan ini terjadi

karena adanya kesenjangan sosial di lingkungan masyarakat, sehingga

masyarakat marjinal yang memang berasal dari kalangan ekonomi

lemah tidak dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan

kelompok masyarakat kelas atas. Selain itu, rendahnya pendidikan

yang masyarakat marjinal miliki semakin membuat kelompok

masyarakat ini terasingkan, apalagi minimnya pengetahuan yang

mereka peroleh sehingga fasilitas yang memang sudah tersedia tidak

dapat dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat marjinal.

23

M. Saleh Marzuki, Pendidikan Nonformal, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010),

h. 207-209. 24

Yanti Dewi Purwanti, Koentjoro, dan Esti Hayu Purnamaningsih, “Konsep Diri

Perempuan Marginal”, Jurnal Psikologi, 2000, h. 48.

Page 52: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

36

3. Pendidikan Kaum Miskin

Kemiskinan ialah sebuah kelemahan negara dalam arti

ketidakmampuan untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan dasar bagi

warga negara atau ketidakmampuan untuk mendistribusikan barang-

barang dan jasa umum secara merata. Kemiskinan yang terus

berlangsung bahkan meningkat dapat disebabkan karena

ketergantungan rakyat miskin terhadap mereka yang berada pada

posisi kekuasaan, kurang dukungan hukum, dan akses pelayanan

umum (pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, dan lain-lain).25

Hal tersebut menjadi masalah konkret yang sampai sekarang

masih dirasakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya dalam

pengentasan kemiskinan di bidang pendidikan. Ini merupakan titik

lemah bangsa Indonesia dimana pendidikan yang seharusnya dapat

dirasakan oleh berbagai pihak, namun pada kenyataannya pemerataan

pendidikan pun masih kurang.

Kemiskinan merupakan masalah yang sangat serius dihadapi

oleh Indonesia. Kebanyakan penduduk Indonesia rentan terhadap

kemiskinan. Hampir 40 persen dari penduduk (lebih dari 110 juta

orang) Indonesia hidup hanya sedikit diatas garis kemiskinan nasional

dan mempunyai pendapatan kurang dari US$ 2 per hari (World Bank,

2005, policy brief “Poverty Reduction”).

Ditengah berbagai persoalan yang mendera negeri ini,

pendidikan diharapkan bisa menjadi tumpuan harapan sebagai titik

berangkat untuk bangkit dari keterpurukan dan kemiskinan. Agar hak

atas pendidikan dapat dipenuhi, pemerintah perlu menjamin

pendidikan tanpa biaya dan wajib belajar bagi semua anak. Pemerintah

juga dituntut menghargai kebebasan para orangtua untuk memilihkan

anak-anaknya dalam memperoleh pendidikan berkualitas.

25

Arip Mutaqien, dkk., Menuju Indonesia Sejahtera: Upaya Konkret Pengentasan

Kemiskinan, (Jakarta: Khanata, 2006), h. 47.

Page 53: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

37

Dari permasalahan tersebut, perlu adanya pengakuan dan

perluasan pendidikan non-formal dan informal dan pemenuhan hak

atas pendidikan, karena memiliki kaitan yang sangat erat. Meskipun

pemerintah telah menaikkan anggaran pendidikan hingga 11,8%

(2007), dan pada tahun yang akan datang (2008) mencapai 12% dari

total APBN, pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS),

namun karena situasi angka kemiskinan dan penggangguran

meningkat, ada keterbatasan dalam akses pendidikan bagi mereka yang

serba kekurangan.26

Hal ini perlu segera ditangani dengan adanya bantuan ataupun

kerjasama dari lingkungan sekitar, seperti perluasan lapangan

pekerjaan, membuka balai pelatihan untuk mengembangkan

kemampuan yang dimiliki masyarakat, serta yang utama ialah

memasilitasi program pendidikan gratis bagi masyarakat yang kurang

mampu.

Menurut Hakikur Rahman, sistem pendidikan yang interaktif

juga dapat diterapkan untuk mengembangkan pendidikan bagi

kelompok masyarakat marjinal, yang mana masyarakat tersebut hidup

dengan berbagai kekurangan. Oleh karena itu, hal ini menjadi sebuah

tantangan bagi para pemimpin di seluruh dunia untuk menyediakan

program pemberantasan buta huruf, pelayanan kesehatan, dan

dukungan lainnya untuk mengembangkan kehidupan masyarakat

marjinal. Informasi, arus informasi yang bebas dan mudah diakses

dapat dipergunakan sebagai bahan dasar yang utama dalam

memberdayakan masyarakat marjinal untuk mengembangkan

pengetahuan mereka.27

Sependapat dengan pendapat di atas,

bahwasanya di era globalisasi sekarang ini pemerintah sebaiknya

26

Siti Sarah Muwahidah dan Zakkiyudin Baidhowy, Islam, Good Governance, dan

Pengentasan Kemiskinan, (Jakarta: MAARIF Institute for Culture and Humanity, 2007), h.

57. 27

Hakikur Rahman, “Empowering Marginal Communities with Interactive Education

Systems”, Jurnal Pendidikan, h. 1.

Page 54: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

38

memfasilitasi masyarakat yang kurang mampu dengan beberapa

keahlian atau keterampilan dan memberikan akses yang mudah untuk

menggunakan fasilitas yang diberikan agar mereka pun bersaing

dengan kalangan masyarakat yang lainnya, serta dapat merasakan

fasilitas yang diberikan.

C. Kajian terhadap Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian

yang memiliki relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis.

Pertama, penelitian tersebut berjudul Implementasi Pendidikan

Karakter Bangsa bagi Anak Terlantar di Panti Asuhan Nurul Qur’an

Bekasi, yang diteliti oleh Ayu Nur Azizah (1110018200076, Jurusan

Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan, UIN

Jakarta, 2014). Dari penelitian tersebut diperoleh bahwa 18 nilai karakter

bangsa telah diterapkan melalui berbagai kegiatan sehari-hari yang

dilakukan oleh anak. Pengimplementasian nilai-nilai tersebut tidak hanya

pengajaran saja, tetapi langsung diterapkan oleh anak asuh. Meskipun

mengalami banyak kendala dalam pelaksanaannya, namun pendidikan

karakter budaya bangsa di panti asuhan menjadi efektif karena langsung

dilaksanakan di bawah pengawasan Pembina, guru, dan senior di panti

asuhan.

Kedua, dalam penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Ali

Fauzi yang berjudul Pendidikan Alternatif Kaum Marjinal (3101129,

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo

Semarang, 2007). Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa

pendidikan alternatif muncul sebagai reaksi atas anggapan kurang tepatnya

kurikulum nasional yang dibuat pemerintah. Selain itu, program

pendidikan alternatif bagi kaum marjinal juga bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan dan daya produksi kaum petani, kaum tukang,

pengrajin dan sebagainya.

Page 55: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

39

Ketiga, dalam penelitian yang dilakukan oleh Adhi Afwan

Mubarok yang berjudul Pendidikan Karakter Anak Jalanan Melalui

Program Pendidikan Agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan

Yogyakarta (07102241017, Program Studi Pendidikan Luar Sekolah,

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidika, Universitas

Negeri Yogyakarta, 2012). Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa

pendidikan karakter anak jalanan dilaksanakan melalui program

pendidikan agama islam dengan melalui perencanaan yang melibatkan

beberapa faktor, antara lain pendidik, sasaran warga belajar, fasilitas

belajar, dan kurikulum. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat

ditemukan faktor yang mendukung keberhasilan dari program yang

dilaksanakan, yaitu tersedianya alat-alat ibadah dan terdapat volunteer

yang peduli dengan program tersebut. Selain faktor pendorong, ada faktor

yang menghambat berlangsungnya program pendidikan karakter ini, antara

lain kondisi psikis anak jalanan yang masih labil, disiplin waktu yang

kurang konsisten dari pendidik, dan motivasi anak jalanan yang belum

stabil untuk ikut serta dalam kegiatan.

Dari beberapa penelitian di atas dalam penelitian yang sudah

dilakukan belum membahas tentang permasalahan yang akan diteliti

mengenai Penerapan Pendidikan Karakter bagi Masyarakat Marjinal

(Studi Kasus di Yayasan Nara Kreatif Jakarta). Perbedaan dengan

beberapa penelitian yang sebelumnya yaitu terletak pada objek yang akan

diteliti, masyarakat marjinal. Masyarakat marjinal disini ialah masyarakat

yang mengikuti kegiatan di Yayasan Nara Kreatif dimana mereka

perannya yaitu sebagai warga belajar atau peserta didik. Selain itu,

penerapan pendidikan karakter disini lebih menekankan pada beberapa

kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif yang mana di setiap

kegiatan tersebut menanamkan nilai-nilai karakter. Dengan kata lain,

penulis akan meneliti tentang penerapan pendidikan karakter khususnya

pada kegiatan yang dilaksanakan bagi masyarakat marjinal.

Page 56: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

40

D. Kerangka Berfikir

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian yang terdahulu, dapat

diketahui bahwa menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter tidaklah

mudah khususnya bagi masyarakat marjinal. Ada beberapa kendala yang

dirasakan belum maksimalnya penerapan nilai-nilai pendidikan karakter

bagi masyarakat marjinal, seperti lingkungan masyarakat dimana mereka

tinggal yang tidak mendukung, kurangnya kerjasama antara orangtua

dengan pihak Yayasan Nara Kreatif, serta penyampaian pesan atau nasihat

yang terkadang disalah artikan oleh warga belajar.

Yayasan Nara Kreatif merupakan tempat dimana para warga

belajar (khususnya kaum marjinal) dapat memperoleh pendidikan ataupun

merasakan kegiatan-kegiatan yang sama seperti sekolah formal pada

umumnya. Yayasan Nara Kreatif diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai

pendidikan karakter secara maksimal disetiap kegiatan yang dilakukan

agar para warga belajar mengetahui bahwa setiap kegiatan dapat diambil

manfaatnya dan mereka dapat mengaplikasikan manfaat yang mereka

peroleh dalam kehidupan sehari-hari.

Page 57: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Nara Kreatif yang berlokasi di

Perumahan Bumi Harapan Permai Pratama III, Blok K Nomor 4,

Kelurahan Kampung Dukuh, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Penulis melakukan penelitian di Yayasan Nara Kreatif ini untuk

mengetahui sejauh mana penerapan pendidikan karakter bagi

masyarakat marjinal ini berlangsung dan faktor-faktor apa saja yang

mendukung, serta kendala yang dihadapi pada saat penerapan dan apa

upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilakukan ialah terhitung dari bulan

Maret hingga bulan September 2016. Berikut merupakan waktu

kegiatan penelitian yang dilakukan.

Tabel 3.1

Waktu Kegiatan Penelitian

N

o. Jenis Kegiatan

Waktu

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt

1. Bimbingan skripsi

BAB 1-3

2. Pengumpulan data

3. Pelaksanaan

penelitian

4. Pengolahan data

5. Bimbingan BAB 4-5

6. Uji referensi

7. Munaqosah

Page 58: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

42

B. Metode Penelitian

Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah

mengamati, dan melihat bagaimana penerapan pendidikan karakter bagi

masyarakat marjinal di Yayasan Nara Kreatif. Dengan demikian penelitian

ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan pendekatan

tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang

mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Dalam

penelitian ini, sasaran yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan,

memahami dan memaknai sistem penerapan pendidikan karakter bagi

masyarakat marjinal di Yayasan Nara Kreatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai lawannya adalah

eksperimen) melalui pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen.1

Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati.2

Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir

yang telah dipaparkan didepan, untuk mendapatkan data yang akan

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan, maka jenis penelitian

yang dianggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif analisis.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang dikonsolidasikan:

1. Observasi

Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi langsung. Dalam observasi disini, peneliti hanya sebagai

pengamat yang tidak mengikuti secara penuh seluruh kegiatan yang

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 15. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1998), h. 231.

Page 59: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

43

dilakukan anak terkait penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat

marjinal di Yayasan Nara Kreatif. Observasi dilaksanakan untuk

memperoleh data mengenai kondisi objek yang diteliti, melihat dan

mengamati beberapa kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara

Kreatif terkait penerapan nilai-nilai pendidikan karakter. Penulis

melakukan observasi untuk mengikuti kegiatan keseharian beberapa

warga belajar yang berasal dari masyarakat marjinal dalam penerapan

pendidikan karakter.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tidak

terstruktur yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bentuk-

bentuk informasi tertentu. Peneliti mewawancarai ketua yayasan

kepala sekolah dan pengajar sebagai responden, serta warga belajar

sebagai informan untuk memperkuat jawaban mengenai penerapan

pendidikan karakter bagi warga belajar yang berasal dari masyarakat

marjinal dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Yayasan Nara

Kreatif.

D. Teknis Analisa Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif

adalah model analisis dan mengalir (flow model). Langkah-langkah yang

dipergunakan dalam model ini antara lain: pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Pengumpulan Data

Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang merupakan catatan

lapangan yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.

2. Reduksi Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yakni dari observasi, wawancara dan

studi dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari, maka langkah

Page 60: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

44

selanjutnya adalah mengadakan reduksi data. Langkah ini berkait erat

dengan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,

mengabstraksikan dan mentransformasikan data mentah yang

diperoleh dari hasil peenelitian. Reduksi data dilakukan selama

penelitian berlangsung. Langkah ini dilakukan sebelum data benar-

benar dikumpulkan. Peneliti sudah megetahui data-data apa saja yang

dilakukan terkait penelitian.

3. Penyajian Data

Penyajian data atau kumpulan informasi yang memungkinkan

peneliti melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data yang

mudah dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang

menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verikfikasi merupakan langkah

selanjutnya. Analisisnya menggunakan analisis model interaktif.

Artinya analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga

komponen utama tersebut. Data yang terkumpul dari hasil observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi yang terkait dengan penelitian

direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk disajikan. Proses

pemilihan data akan difokuskan pada data yang mengarah untuk

pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, atau untuk menjawab

pertanyaan penelitian.3

3 Ayu Nur Azizah, “Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Anak Terlantar

di Panti Asuhan Nurul Qur’an Bekasi”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h.

37-38, tidak publikasikan.

Page 61: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Yayasan Nara Kreatif

Yayasan Nara Kreatif merupakan salah satu yayasan

kewirausahaan sosial (social entrepreneur) yang mana bergerak dalam

bidang pengolahan limbah perusahaan (green office) dan lembaga

pendidikan (green education), khususnya limbah kertas. Hasil dari

pengolahan limbah tersebut dikaryakan menjadi produk berdaya guna dan

berdaya jual untuk akses pendidikan sekolah bebas biaya, serta tempat

tinggal (asrama).1

Yayasan Nara Kreatif berlokasi di Perumahan Bumi Harapan

Permai Pratama III, Blok K Nomor 4, Kelurahan Kampung Dukuh,

Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Latar belakang didirikannya

Yayasan Nara Kreatif ini karena bentuk kepedulian terhadap lingkungan

sekitar, terlebih dewasa ini semakin kurangnya kesadaran masyarakat

terhadap limbah kotor yang ada disekitar, serta bertambahnya anak-anak

usia sekolah yang putus sekolah dan menjamurnya anak jalanan di Ibu

Kota Jakarta. Berdasarkan latar belakang masalah itu akhirnya Nezatullah

Ramadhan selaku founder memiliki ide untuk mendirikan Yayasan Nara

Kreatif.

Awal mula didirikannya Yayasan Nara Kreatif ini ketika

Nezatullah Ramadhan mengikuti program peminjaman modal bagi

mahasiswa, pada saat itu beliau masih berkuliah atau menyandang status

sebagai mahasiswa di Politeknik Negeri Jakarta jurusan Teknik Mesin.

Modal yang diberikan pada saat itu tidaklah banyak, namun

dimaksimalkan penuh untuk pendirian Yayasan Nara Kreatif. Salah satu

bentuk investasi modalnya yaitu untuk pembuatan mesin pengolah limbah

1 Profil Yayasan Nara Kreatif, tahun 2016, h.2.

Page 62: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

46

kertas. Mesin pengolahan limbah kertas tersebut beliau ciptakan sendiri

bermodal dari ilmu yang beliau dapatkan pada saat kuliah. Pada awal

mulanya Yayasan Nara Kreatif berlokasi di satu petak rumah kontrakan,

namun seiring berjalannya waktu akhirnya Yayasan Nara Kreatif didukung

oleh salah satu rekanan kerjasamanya untuk mengkontrak 1 rumah yang

lebih layak untuk dihuni.

Produk yang diolah oleh Yayasan Nara Kreatif diproduksi oleh

anak-anak asuh yang tinggal di asrama yang telah disediakan. Anak-anak

asuh ini berasal dari anak-anak yatim, putus sekolah, dan marjinal. Mereka

diasramakan tidak hanya untuk tinggal, melainkan untuk dididik dan

diberikan pendidikan, serta keterampilan. Selain itu, mereka juga diberikan

penanaman nilai-nilai karakter dalam kesehariannya, karena berdasarkan

latar belakang mereka tersebut, penanaman nilai-nilai karakter sangatlah

minim bahkan hampir tidak ada.

Selain disediakannya asrama atau tempat tinggal, dalam

pemenuhan kegiatan sosial lainnya Yayasan Nara Kreatif memberikan

fasilitas pendidikan sekolah bebas biaya, yaitu dengan mengadakan

pendidikan kesetaraan sekolah kejar paket, khususnya bagi anak yatim,

putus sekolah, dan marjinal. Adapun tujuan dari pelaksanaan sekolah kejar

paket ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pendidikan kesetaraan bebas biaya bagi seluruh kalangan

masyarakat

b. Menanamkan kepada warga belajar nilai-nilai budi pekerti yang luhur

c. Menyelenggarakan pendidikan yang menumbuhkembangkan potensi

warga belajar untuk menjadi manusia yang mandiri, berjiwa

kepemimpinan dan kreatif

d. Memberikan pembinaan, pengarahan, serta wadah bagi warga belajar

untuk mengembangkan serta menggali potensi diri bersosial

Page 63: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

47

e. Mewadahi generasi muda untuk berkontribusi nyata di dunia

pendidikan.2

Berdasarkan tujuan diselenggarakannya pendidikan kesetaraan

tersebut, dapat diketahui bahwa Yayasan Nara Kreatif sangat concern

terhadap pendidikan bagi masyarakat menengah bawah, khususnya bagi

masyarakat marjinal. Keberadaan Yayasan Nara Kreatif kini menjadi

wadah bagi mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak, serta

meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Identitas Yayasan Nara Kreatif

Yayasan Nara Kreatif merupakan kewirausahaan sosial, yang

bergerak dalam pengolahan limbah perusahaan dan lembaga pendidikan,

khususnya yang berbahan dasar kertas. Hasil pengolahannya tersebut

digunakan untuk akses pendidikan sekolah bebas biaya dan tempat tinggal

(asrama).

Nama Yayasan : Yayasan Nara Kreatif

Alamat : Perumahan Bumi Harapan Permai Pratama III

Blok K Nomor 4, Kelurahan Kampung Dukuh,

Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur

No. Telepon : 021-87782967

Website : www.narakreatif.co.id

Akta Notaris : Netty Maria Machdar, SH

Akta Nomor 65 tanggal 06 Februari 2013

3. Visi dan Misi Yayasan Nara Kreatif

a. Visi Yayasan Nara Kreatif

“Rumah Kreatif Melayani Umat”. Menjadi rumah kreatif se-

Nusantara dalam pengolahan limbah kertas serta organik yang

memberikan kemudahan kepada anak jalanan dan anak keluarga

dhuafa dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

2 Profil Yayasan Nara Kreatif, 2016, h. 35.

Page 64: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

48

b. Misi Yayasan Nara Kreatif

1) Memberikan kemudahan dengan mengajarkan keterampilan dan

keahlian mengubah limbah kertas, serta organik yang tidak bernilai

menjadi bernilai guna kepada anak keluarga dhuafa.

2) Mewujudkan kehidupan lebih baik dengan memberikan pendidikan

agama dan sekolah secara gratis, sampai diberikan beasiswa untuk

kuliah.

3) Mengubah situasi dan kondisi kehidupan keluarga dhuafa untuk

lebih baik, dengan pendekatan karakter serta penanaman pola pikir

yang lebih baik.

4) Menjadikan anak keluarga dhuafa sebagai mitra bisnis, bukan

sebagai pekerja agar menumbuhkan kemandirian masyarakat

secara berkelanjutan.

5) Mengubah pola pikir dan karakter anak keluarga dhuafa, untuk

kreatif dalam mewujudkan kehidupan lebih baik.3

4. Data Pengurus, Pengajar, Anak Asuh dan Warga Belajar

a. Data Pengurus dan Pengajar

Kondisi di Yayasan Nara Kreatif ini, khususnya untuk

kestrukturan dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu divisi operasional

dan divisi pendidikan. Untuk operasional, dipimpin oleh Kepala

Operasional dan dibawahi oleh Sekretaris, Staff Produksi dan Staff

Logistik. Penanggung jawab untuk produksi ini diserahkan kepada

salah satu anak asuh Yayasan Nara Kreatif yang dianggap mampu

untuk diberikan tanggung jawab lebih dari pada anak asuh lainnya.

Selain itu untuk penanggung jawab logistik merupakan salah satu

alumni warga belajar yang mengenyam pendidikan kesetaraan paket C.

Sedangkan untuk pendidikan dipimpin oleh Kepala Sekolah dan

dibawahi oleh Administrasi, Kesiswaan, Pengajar Sekolah Kejar Paket,

dan Pengajar Agama Islam.

3 Profil Yayasan Nara Kreatif, 2016, h. 3-4.

Page 65: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

49

Adapun kualifikasi pengurus divisi operasional, divisi

pendidikan, dan pengajar secara keseluruhan berjumlah 16 orang,

terdiri dari 10 orang laki-laki dan 6 perempuan. Pendidikan terakhir

Strata 1 (S1) 4 orang, Diploma III (D3) 2 orang, SMA sebanyak 9

orang dan SMP sebanyak 1 orang. Untuk tenaga pengajar yang ada di

Yayasan Nara Kreatif kebanyakan masih berstatus sebagai mahasiswa

yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan

Tinggi Swasta (PTS). Dengan mengusung visi dan misi yayasan serta

niat yang tulus dan ikhlas, status akademis yang dimiliki pengajar di

Yayasan Nara Kreatif tidak menjadi sekat untuk berbagi terhadap

sesama.

Berikut merupakan data yang diterima mengenai pengurus

divisi operasional dan divisi pendidikan, serta pengajar berdasarkan

tingkat pendidikan di Yayasan Nara Kreatif,

Tabel 4.1

Data pengurus dan pengajar Yayasan Nara Kreatif berdasarkan

jenjang pendidikan

No. Tingkat Pendidikan

Terakhir Jumlah Prosentase

1. S1 4 25 %

2. D3 2 12,5 %

3. SMA 9 56,25 %

4. SMP 1 6,25 %

Jumlah 16 100 %

b. Keadaan Anak Asuh dan Warga Belajar

Anak-anak yang berada di Yayasan Nara Kreatif terdapat dua

kelompok, yaitu anak asuh dan warga belajar. Anak asuh merupakan

anak yang tinggal atau diasramakan di Yayasan Nara Kreatif. Selain

itu diberikan keterampilan produksi daur ulang, penanaman nilai-nilai

karakter dalam keseharian, dan mengenyam pendidikan kesetaraan.

Sedangkan untuk warga belajar sendiri adalah anak yang hanya

Page 66: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

50

mengenyam pendidikan kesetaraan di Yayasan Nara Kreatif dan

mengikuti beberapa kegiatan yang berlangsung, tanpa diwajibkan

untuk tinggal atau diasramakan dan mengikuti keterampilan produksi

daur ulang.

Latar belakang mereka pun berbeda-beda, ada yang berasal dari

pengamen jalanan, Asisten Rumah Tangga (ART), buruh, broken

home, putus sekolah, office boy, dll. Alasan mereka bergabung di Nara

Kreatif bermacam-macam, namun kebanyakan dari mereka bergabung

karena ketidakmampuan dalam segi keuangan dan bahkan ada yang

termarjinalkan dari lingkungan atau meresa dikucilkan dari lingkungan

masyarakat.

Berikut merupakan data anak asuh dan warga belajar

berdasarkan latar belakang yang berada di Yayasan Nara Kreatif,

Tabel 4.2

Data warga belajar dan anak asuh berdasarkan latar belakang

No. Latar Belakang Jumlah Prosentase

1. Putus Sekolah / Drop Out 133 73,5 %

2. Broken Home 13 7,1 %

3. Anak Jalanan 3 1,7 %

4. Pekerja (ART, Buruh,

Office Boy, dll.) 18 9,9 %

5. Yatim / Piatu 14 7,8 %

Jumlah 181 100 %

Data tersebut berasal studi dokumentasi dari Yayasan Nara

Kreatif dari mulai bulan Januari 2015 hinggan September 2016.

Adapun untuk data yang lebih terperinci terdapat di Lampiran 12.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa keberadaan jumlah anak asuh dan

warga belajar ini merupakan gambaran kecil dari potret masyarakat

marjinal di DKI Jakarta. Mereka butuh perhatian khusus dari

pemerintah untuk mendapatkan kehidupan yang layak, serta mendapati

fasilitas yang memadai seperti masyarakat pada umumnya.

Page 67: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

51

Sedangkan data anak asuh dan warga belajar berdasarkan

jenjang pendidikan di Yayasan Nara Kreatif per bulan September 2016

adalah sebagai berikut,

Tabel 4.3

Data warga belajar dan anak asuh berdasarkan tingkat pendidikan

No. Tingkat

Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Paket A 16 10 26

2. Paket B 17 7 24

3. Paket C 22 14 36

TOTAL 55 31 86

5. Proses Penerimaan Anak Asuh dan Warga Belajar

Dari hasil observasi yang dilakukan, untuk proses penerimaan baik

untuk anak asuh dan warga belajar tidak ada perbedaan. Mereka yang

memiliki keinginan untuk bergabung menjadi bagian di Yayasan Nara

Kreatif diterima baik oleh pengurus disana. Untuk jumlah anak asuh yang

tinggal atau diasramakan di Yayasan Nara Kreatif berjumlah sebanyak 22

orang, terdiri dari 10 anak perempuan dan 12 anak laki-laki. Sedangkan

untuk warga belajar berjumlah sebanyak 64 terdiri dari 21 anak perempuan

dan 43 anak laki-laki. Adapun daerah asal mereka kebanyakan yang

tinggal di sekitar Yayasan Nara Kreatif, namun tidak sedikit pula yang

berasal dari luar kota DKI Jakarta.

Proses kedatangan warga belajar dan anak asrama ke Yayasan Nara

Kreatif melalui beberapa cara yaitu:

a. Melalui teman yang terlebih dulu berada di Yayasan Nara Kreatif

b. Melalui tetangga, mereka memberi informasi kepada orang-orang

disekitar dan mengetahui keberadaan Yayasan Nara Kreatif

c. Datang sendiri, mereka melihat-lihat spanduk yang terpasang di pagar

Yayasan Nara Kreatif dan bertanya kepada pengurus untuk informasi

kegiatan yang diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif

Page 68: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

52

d. Melalui media elektronik dan media cetak, kegiatan yang berlangsung

di Yayasan Nara Kreatif beberapa kali kerap diliput oleh stasiun TV

Swasta Indonesia (Trans 7, TV One, Metro TV, Net TV, Daai TV,

Kompas TV, dll.) dan masuk ke beberapa redaksi di media cetak,

bahkan setiap kegiatan yang berlangsung dapat diketahui melalui

social media milik Yayasan Nara Kreatif (Instagram dan Twitter).

Berasal dari informasi tersebut, mereka berusaha mencari tahu seputar

Yayasan Nara Kreatif.

6. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang berbagai kegiatan yang berlangsung, maka

sarana dan prasarana yang memadai pun harus diutamakan. Adapun sarana

dan prasarana yang disediakan Yayasan Nara Kreatif terdiri dari ruang

kantor (Ketua yayasan, divisi operasional, dan divisi pendidikan), ruang

rapat, kamar anak asuh laki-laki, kamar anak asuh perempuan, dapur,

kamar mandi, mini library, dll. Namun, sangat disayangkan belum adanya

ruang belajar khusus untuk pendidikan kesetaraan sekolah kejar paket.

Berdasarkan hasil observasi, ruang tengah dan garasi di Yayasan Nara

Kreatif beralih fungsi pada saat malam hari untuk kegiatan belajar

mengajar. Dengan kondisi seperti ini, pengajar bekerja keras untuk

mengelola kondisi pembelajaran agar berjalan secara kondusif.

Dalam hal prasarana pendukung kegiatan lainnya seperti komputer,

sudah memadai meskipun kondisinya ada beberapa komputer yang tidak

berfungsi dengan baik, namun untuk alat peraga dan alat olahraga belum

disediakan oleh pihak Yayasan Nara Kreatif. Dengan keterbatasan tersebut

tentunya akan menjadi kendala mengingat sarana dan prasarana diperlukan

untuk mendukung kelancarana pelaksanaan kegiatan yang berlangsung di

Yayasan Nara Kreatif.

Page 69: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

53

7. Kurikulum Pembelajaran

Untuk melaksanakan pendidikan kesetaraan, kegiatan belajar

mengajar di Yayasan Nara Kreatif, khususnya untuk sistem

pembelajarannya menggunakan kurikulum yang dikeluarkan oleh

pemerintah yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebagai

salah satu acuan dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hail

pengamatan, kurikulum yang diterapkan juga disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat yang bersekolah di Yayasan Nara Kreatif,

mengingat warga belajar yang bersekolah berasal dari masyarakat

marjinal. Oleh sebab itu, Yayasan Nara Kreatif mengkombinasikan

kurikulum yang ada dengan hal-hal yang dibutuhkan oleh warga belajar

disana. Selain itu pula, kurikulum yang ada diintegrasikan dengan nilai-

nilai karakter agar warga belajar selain mendapatkan pemahaman secara

akademik juga dapat menanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan

kesehariannya.

8. Kerjasama Yayasan

Dalam menjalani kegiatan di Yayasan Nara Kreatif, maka

diperlukan kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk memenuhi kebutuhan

seluruh program. Meskipun terdapat kegiatan operasional yaitu

pengolahan daur ulang kertas yang dapat membantu beberapa kegiatan

operasional di Yayasan Nara Kreatif, namun bantuan dari beberapa

perusahaan sangat membantu untuk memperlancar seluruh kegiatan yang

ada. Berikut perusahaan yang menjalin kerjasama dengan Yayasan Nara

Kreatif:

a. PT Merck Tbk

b. Bank Mandiri

c. Bank BNI Syariah

d. YBM BRI

e. PT Nutrifood

f. Garuda Food

Page 70: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

54

g. PT Astra Internasional

h. dll.

B. Deskripsi dan Analisis Data

Dalam penelitian, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif,

pengumpulan data di lapangan penulis menggunakan beberapa metode yang

digunakan, yaitu: observasi dan wawancara. Penggunaan metode tersebut

diharapkan dapat membantu penulis dalam mengetahui kondisi yang

sebenarnya di Yayasan Nara Kreatif, khususnya dalam penerapan nilai-nilai

pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal yang melakukan beberapa

kegiatan di tempat tersebut. Melalui kegiatan observasi, penulis melakukan

pengamatan yang bertujuan mengetahui keadaan warga belajar, anak asuh,

pengurus, pengajar, dan kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara Kreatif.

Wawancara dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk menggali

informasi langsung dari ketua yayasan, kepala sekolah, pengajar, dan warga

belajar. Wawancara dilaksanakan berkaitan dengan semua kegiatan yang

berlangsung di Yayasan Nara Kreatif yang berkaitan dengan penerapan nilai-

nilai pendidikan karakter, faktor pendukung, kendala-kendala yang dihadapi

dan upaya yang dilakukan.

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dengan wawancara,

observasi, dan dokumentasi, diharapkan dapat mengungkapkan bagaimana

penerapan nilai-nilai pendidikan karakter pada masyarakat marjinal khususnya

di Yayasan Nara Kreatif. Bentuk pertanyaan dan jawaban dari setiap

responden yang telah dilakukan analisis dituangkan dalam bentuk deskripsi

sebagai berikut.

1. Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Dengan menganalisis jawaban yang telah diberikan oleh beberapa

narasumber, mulai dari ketua yayasan, kepala sekolah, pengajar, dan

warga belajar ternyata penerapan pendidikan karakter yang berlangsung di

Page 71: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

55

Yayasan Nara Kreatif melalui beberapa kegiatan yang dilangsungkan.

Baik itu kegiatan yang sifatnya rutin ataupun yang sifatnya tentatif.

Menurut beberapa warga belajar, dengan penerapan nilai-nilai

pendidikan karakter ini dapat membentuk kepribadian dari warga belajar

itu sendiri. Menurut Neng Saimah salah satu anak asuh dan warga belajar

Nara Kreatif Paket C mengungkapkan :

Salah satu nilai pendidikan karakter yang saya dapatkan ialah

Leadership, karena anak asuh yang dianggap paling dewasa ialah saya,

maka saya bertanggung jawab untuk adik-adik di Yayasan Nara

Kreatif untuk memberikan contoh yang baik dan ketegasan saya

sebagai seorang kaka untuk mendidikan adik-adik saya. Selain itu

diajarkan juga sopan santun dan tentang pendidikan agama, karena di

Nara Kreatif lebih ditekankan kepada pendidikan agama atau

pembentukan akhlak. Menurut saya itu merupakan hal yang paling

penting.4

Ditinjau dari hasil wawancara dengan salah satu warga belajar tersebut

dapat dikatakan bahwa kegiatan yang berlangsung menandakan bahwa

mereka benar-benar dibentuk dari segi kepribadian dan akhlaknya.

Berdasarkan pada kajian teori yang sudah dipaparkan dalam BAB II,

pendidikan karakter karakter sama halnya dengan pendidikan moral dan

akhlak yang mana membentuk kepribadian anak, serta membina

kepribadian generasi muda.

Warga belajar Nara Kreatif yang lainnya yaitu Anita Rahayu

menambahkan :

Di Nara Kreatif ditanamkan banyak sekali nilai karakter, karena

memang anak-anak yang bergabung di Nara Kreatif banyak yang

berasal dari anak jalanan, kaum dhuafa, yang mana kalau berbicara

mereka tidak mengenal sopan santun dan etika. Maka dari itu, di Nara

Kreatif dididik agar perilaku mereka yang dulu jangan terbawa sampai

sekarang. Selain itu, adanya penanaman akhlak dan moral bagi

mereka, salah satunya dikhususkan adanya kelas pendidikan agama

Islam.5

4 Hasil wawancara dengan Warga Belajar/Anak Asuh Yayasan Nara Kreatif,

Neng Saimah (Paket C), pada Minggu, 4 September 2016. 5 Hasil wawancara dengan Warga Belajar Yayasan Nara Kreatif, Anita Rahayu

(Paket C), pada Sabtu, 20 Agustus 2016.

Page 72: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

56

Dilihat dari hasil wawancara tersebut, tergambarkan bahwa Yayasan

Nara Kreatif menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dikarenakan latar

belakang dari anak-anak yang bergabung di Nara Kreatif. Dengan adanya

penerapan pendidikan karakter ini diharapkan, karakter dari setiap warga

belajar dapat berubah sedikit demi sedikit. Kepala Sekolah Nara Kreatif

yang bertanggung jawab untuk divisi pendidikan di Yayasan Nara Kreatif

memaparkan bahwa :

Penerapan pendidikan karakter di Nara Kreatif yang paling utama ialah

menerapkan dan menanamkan nilai-nilai karakter mereka di setiap

kegiatan yang dilaksanakan. Contohnya ialah pada saat proses

pembelajaran, para pengajar dituntut untuk dapat memberikan nilai-

nilai karakter yang baik disamping pengetahuan akademik. Selain itu,

dalam keseharian di luar dari jam sekolah kita juga mengajari nilai-

nilai karakter, contohnya untuk saling menghargai terhadap sesama,

atau yang lebih tua, atau terhadap yang lebih muda. Selain itu,

diajarkan sopan santun dan membangun akhlak mereka.6

Berdasarkan pemaparan beliau, proses pelaksanaan pendidikan

karakter sendiri tidak hanya berlangsung pada saat Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) saja, melainkan di setiap kegiatan yang berlangsung di

Yayasan Nara Kreatif. Penerapan pendidikan karakter ini pun butuh peran

serta dari pengajar untuk dapat mengajari nilai-nilai karakter di luar jam

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dari pengamatan penulis, cara

penyampaian untuk menerapakan nilai-nilai pendidikan karakter pun

tidaklah mudah. Mereka harus diajari secara berkelanjutan atau terus-

menerus sehingga terbentuk dengan sendirinya. Sebab pada dasarnya

prinsip dari pengembangan pendidikan karakter yaitu berkelanjutan, yang

mana proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan sebuah proses

yang panjang.7 Selain itu pula, perbaikan diri dari pengajar pun mesti

dilakukan karena seringkali para warga belajar mencontohkan perilaku

yang dilakukan oleh pengajar. Contohnya secara tidak sengaja ada salah

6 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Nara Kreatif , Muhammad Taufik,

pada Minggu, 7 Februari 2016. 7 Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h.

193-194.

Page 73: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

57

satu pengajar yang minum dengan cara berdiri, hal ini sering kali ditiru

oleh warga belajar. Padahal etika yang baik dan benar adalah apabila

minum posisi kita diharuskan duduk.8 Maka dari itu sebelum menerapkan

nilai-nilai pendidikan karakter terhadap warga belajar, harus dimulai

diterapkan dari diri masing-masing khususnya pengajar yang berinteraksi

langsung dengan warga belajar.

Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan pun

menambahkan:

Kami memang tidak memiliki dokumen atau draft untuk setiap

kegiatan dan nilai-nilai karakter apa saja yang harus diterapkan, tetapi

pada dasarnya kami menerapkan secara langsung melalui contoh atau

tindakan yang kami lakukan. Kami selalu menanamkan kepada warga

belajar bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan terdapat berbagai

macam nilai-nilai yang terkandung, dan dipastikan kegiatan tersebut

bermanfaat bagi mereka.9

Dari hasil pengamatan penulis, kegiatan yang berlangsung di Yayasan

Nara Kreatif memang tidak terdapat draft atau dokumen yang jelas terkait

dengan kegiatan yang diselenggarakan. Namun, penulis melihat 18 nilai

yang terkandung pada nilai-nilai pendidikan karakter bangsa sudah

diaplikasikan di setiap kegiatan yang diselenggarakan. Berikut hasil dari

pengamatan penulis terkait dengan kegiatan dan nilai-nilai pendidikan

karakter yang diterapkan.

a. Pendidikan Kesetaraan

Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Nara

Kreatif yaitu dengan menyelenggarakan Program Pendidikan

Kesetaraan Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, B, dan C. Pendidikan

kesetaraan ini dilatarbelakangi minimnya tingkat pendidikan yang

diperoleh masyarakat marjinal yang berada di sekitar Yayasan Nara

Kreatif. Selain itu pula, kegiatan pendidikan kesetaraan ini untuk

memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang termarjinalkan dari

8 Hasil observasi dari bulan Maret-September 2016.

9 Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan,

pada Senin, 28 Agustus 2016.

Page 74: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

58

lingkungannya untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi. Kegiatan ini bekerjasama dengan salah satu Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Depok yaitu Yayasan Bina

Insan Mandiri (YABIM) yang mana pendiri dari PKBM tersebut yaitu

Pak Nurokhim merupakan Dewan Pengawas Yayasan Nara Kreatif.

Pendidikan kesetaraan di Yayasan Nara Kreatif diselenggarakan

tanpa dipungut biaya atau dengan kata lain gratis. Hal ini dikarenakan

keuntungan atau profit hasil dari kreativitas daur ulang limbah kertas

yang diproduksi dialokasikan salah satunya untuk akses kegiatan

pendidikan. Kegiatan pendidikan ini diselenggarakan pada waktu

malam hari, karena mengingat rata-rata warga belajar yang bersekolah

di Nara Kreatif ada yang bekerja di siang harinya, sama halnya dengan

pengajar yang berkontribusi di kegiatan ini.

Berikut jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang

diselenggarakan di Yayasan Nara Kreatif.

Tabel 4.4

Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

HARI JAM PAKET A PAKET B PAKET C

Selasa 19.00 – 22.00

1) PKn

2) B. Indonesia

3) IPS

1) IPS

2) PKn

3) Matematika

1) PKn

2) Matematika

3) Geografi

Rabu 17.30 – 21.30 Pendidikan Agama Islam

Kamis 19.00 – 22.00

1) B. Inggris

2) IPA

3) Komputer

1) B. Inggris

2) B.Indonesia

3) IPA

1) B. Indonesia

2) Sosiologi

3) B. Inggris

Jumat 19.00 – 20.00 Matematika Komputer 1) Ekonomi

2) Komputer 20.00 – 21.00

Sabtu Ekstrakurikuler

Page 75: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

59

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, penerapan nilai-nilai

pendidikan karakter untuk kegiatan pendidikan kesetaraan ini

keseluruhan 18 nilai karakter diterapkan. Mulai dari nilai karakter

religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Salah satu contoh yang dapat dilihat dari nilai karakter religius

yaitu setiap memulai dan mengakhiri Kegiatan Belajar Mengajar,

warga belajar diwajibkan untuk berdoa bersama-sama, sehingga hal ini

menjadi rutinitas yang berkelanjutan serta menanamkan kepada

mereka apabila ingin memulai dan mengakhiri melakukan sesuatu

harus berdoa terlebih dulu. Contoh nilai karakter yang lainnya yaitu

displin, yang mana Kegiatan Belajar Mengajar di Nara Kreatif sudah

terjadwalkan dari mulai jam masuk hingga jam pulang. Warga belajar

mau tidak mau harus mentaati peraturan yang sudah ditetapkan,

mereka diharuskan datang tepat waktu dan apabila mereka berhalangan

hadir dikarenakan sakit atau izin maka terlebih dulu mereka harus izin

kepada Wali Kelas masing-masing. Hal ini menanamkan kepada warga

belajar bahwa hidup disiplin itu diperlukan, salah satunya disiplin

terhadap waktu dan peraturan yang ditetapkan.

Dengan penerapan nilai-nilai tersebut, diharapkan warga belajar

yang mengikuti pendidikan kesetaraan di Nara Kreatif dapat

memperoleh manfaat yang berlebih, tidak hanya kemampuan dari segi

akademis tetapi juga pembentukan karakter mereka sehingga mereka

dapat aplikasikan pada kehidupan mereka sehari-hari dan bermanfaat

pula bagi orang-orang disekitar.

b. Pendidikan Agama Islam

Selain kegiatan pendidikan kesetaraan, Yayasan Nara Kreatif juga

mengadakan kegiatan Pendidikan Agama Islam berupa kelas Agama

yang dilaksanakan setiap hari Rabu dari pukul 17.30 – 21.30 WIB.

Page 76: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

60

Kegiatan ini diselenggarakan mengingat latar belakang warga belajar

yang berasal dari masyarakat marjinal yang membutuhkan

pengetahuan mengenai agama Islam, sebab kebanyakan dari mereka

yang belum memahami mengenai materi agama Islam. Dengan

diadakanya kelas agama seperti ini, diharapkan mereka mendapatkan

pengetahuan mengenai Agama Islam yang mungkin sebelumnya

mereka tidak ketahui.

Berikut jadwal kegiatan Pendidikan Agama Islam yang

diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif.

Tabel 4.5

Jadwal Kegiatan Pendidikan Agama Islam

NO JAM KEGIATAN

1 17.30 – 18.00 Salawat

2 18.00 – 18.15 Sholat Maghrib berjamaah

3 18.15 – 18.30 Dzikir dan Do’a

4 18.30 – 19.00 Tadarus dan membaca Al-Qur’an

5 19.00 – 19.45 Materi PAI (SKI / Fiqih / Adab / Ibadah)

6 19.45 – 20.00 Sholat Isya berjamaah

7 20.00 – 20.30 Tajwid untuk Qur’an dan Iqra

8 20.30 – 21.30 Muhadoroh (berpidato) / Bahasa Arab

Berdasarkan pengamatan penulis, nilai karakter yang diterapkan

pada kelas agama ini lebih didominasi pada nilai karakter religius,

namun ada beberapa nilai karakter lainnya yaitu jujur, disiplin,

toleransi, disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, cinta

damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai

karakter religius sangat mendominasi terlebih dari materi-materi yang

diajarkan. Selain itu dengan diselenggarakannya kelas agama,

menumbuhkan nilai karakter mereka yang lainnya yaitu gemar

membaca. Gemar membaca disini tidak hanya membaca buku

Page 77: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

61

pengetahuan mengenai materi agama islam, melainkan membaca kitab

suci Al-Qur’an. Banyak diantara mereka yang masih terbata-bata

dalam membaca Al-Qur’an, bahkan ada yang sama sekali belum bisa

membaca. Maka dari itu agar mereka dapat membaca Al-Qur’an

dengan baik dan benar, terdapat proses pembelajaran Tadarus dan

Tajwid yang dibimbing oleh Ustadz.

Contoh nilai karakter lainnya yang diterapkan pada kegiatan ini

yaitu menghargai prestasi. Kegiatan yang diselenggarakan di kelas

agama tidak hanya mendengarkan materi atau ceramah dari pengajar

atau Ustadz saja, tetapi memberikan kesempatan kepada warga belajar

untuk menyampaikan materi mengenai agama Islam berupa kegiatan

Muhadoroh (berpidato). Pada Muhadoroh ini, warga belajar secara

bergiliran setiap minggunya untuk tampil di depan menyampaikan

materi yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Dengan mereka tampil di

depan untuk berMuhadoroh melatih kepercayaan diri mereka untuk

tampil di depan umum, selain itu untuk lebih menghargai orang yang

berbicara di depan. Hal inilah yang harus benar-benar dibentuk, karena

terkadang ada beberapa warga belajar yang masih saja tidak mau

mendengarkan (mengobrol) temannya untuk berbicara depan. Disinilah

penanaman nilai-nilai karakter tersebut harus diterapkan secara

berkelanjutan agar lambat laun nilai-nilai tersebut tertanam pada diri

mereka tanpa harus ada paksaan dari manapun.

c. Kelas Komputer

Kelas komputer merupakan kegiatan akademik selanjutnya yang

diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif. Kelas komputer ini diadakan

karena era globalisasi sekarang ini mengharuskan kita untuk sadar

akan teknologi, dan selain itu ada sebagian warga belajar yang masih

belum bisa mengoperasikan komputer. Hal inilah yang menjadi salah

satu alasan diselenggarakanya kelas komputer di Yayasan Nara

Kreatif. Pembelajaran kelas komputer diadakan setiap seminggu satu

kali, untuk Paket A diadakan di hari Kamis, sedangakan untuk Paket B

Page 78: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

62

dan Paket C diadakan di hari Jumat dengan durasi waktu masing-

masing 1 jam. Terkadang waktu 1 jam masih terbilang kurang, terlebih

karena ada hambatan yaitu fasilitas komputer yang masih kurang dan

tidak diimbangi dengan jumlah warga belajar yang ada. Namun,

antusias warga belajar untuk mengikuti kelas komputer ini begitu

tinggi, meskipun terkadang mereka harus bergantian untuk

menggunakan komputer.

Nilai yang diterapkan pada kegiatan kelas komputer ini salah

satunya ialah disiplin dengan waktu, karena dengan waktu yang

terbilang singkat maka mereka harus mempergunakan waktu tersebut

dengan sebaik mungkin dengan cara hadir tepat waktu pada saat kelas

dimulai. Selain itu, nilai karakter yang selanjutnya ialah toleransi yang

mana dengan keterbatasan fasilitas yang ada, mau tidak mau mereka

harus secara bergantian untuk dapat mempergunakan media penunjang

tersebut. Maka dari itu, dibutuhkan toleransi terhadap sesame agar

dapat mempergunakan fasilitas yang serupa. Nilai karakter lainnya

yang diterapkan yaitu rasa ingin tahu. Dengan mengikuti kelas

komputer, diharapkan keterampilan mereka dapat bertambah dan

membuka wawasan mereka mengenai teknologi. Mengingat ada

sebagian dari warga belajar yang masih awam mengoperasikan

komputer, maka dengan diselenggarakanya kelas komputer ini

menstimulus mereka untuk dapat mencari tahu tentang apa saja yang

mereka pelajari untuk dapat mengoperasikan komputer.

Penerapan nilai karakter pada kegiatan ini dibutuhkan

pendampingan dari pengajar, sebab apabila tidak ada pendampingan

secara langsung maka sama saja membiarkan mereka tersesat pada

ketidaktahuan mereka.

d. Hasanah Qur’ani

Selain kegiatan pendidikan agama Islam di hari Rabu, Yayasan

Nara Kreatif bekerjasama dengan Bank BNI Syariah mengadakan

kegiatan pendidikan agama Islam lainnya yang dinamakan dengan

Page 79: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

63

Hasanah Qur’ani. Kegiatan ini terealisasi mengingat anak-anak yang

berkontribusi di Yayasan Nara Kreatif minim akan pengetahuan agama

Islam, dan dirasa tidak cukup apabila pendidikan agama Islam

diadakan hanya satu minggu sekali. Maka dari itu, dengan adanya

kegiatan agama Islam tambahan yaitu Hasanah Qur’ani, dapat

membuka wawasan mereka mengenai ilmu agama Islam dan bacaan

Al-Qur’an. Selain menyampaikan materi mengenai Agama Islam, ada

waktu dimana tambahan untuk pendidikan umum mereka, hal ini

dilakukan agar ada variasi di setiap kegiatannya dan mencegah anak-

anak dari kejenuhan pada saat belajar. Tenaga pengajarnya sendiri

yaitu 3 orang Ustadz dan masing-masing Ustadz menyampaikan materi

yang berbeda-beda. Nilai karakter yang diterapkannya pun sama

halnya seperti kegiatan Pendiidkan Agama Islam, hanya saja kegiatan

ini lebih rutin diadaka setiap harinya. Berikut merupakan jadwal

kegiatan Hasanah Qur’ani

Tabel 4.6

Jadwal Kegiatan Hasanah Qur’ani

WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

05.00 – 06.30 Qur’an Qur’an Qur’an Qur’an Qur’an Fiqih

08.00 – 09.00

( >15 Tahun) Tafsir Hadits Umum Umum

09.00 – 10.00 Umum Umum Umum Umum

10.00 – 12.00

( <15 Tahun) Khoth Mahfudzat Umum Umum

14.00 – 15.30

Sirah &

Salawat

Nabi

Sirah &

Salawat

Nabi

Umum

15.00 – 17.00 Dzikir Adab

18.00 – 20.00 Tauhid

e. Nara Bersih

Nara Bersih merupakan salah satu bentuk kegiatan seperti gotong

royong membersihkan lingkungan sekitar yang diadakan setiap satu

bulan satu kali di hari minggu tiap akhir bulan. Tujuan dari kegiatan

Page 80: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

64

ini yaitu untuk menumbuhkan kepedulian warga belajar terhadap

lingkungan sekitar, serta rasa memiliki terhadap tempat mereka

belajar.

Gambar 4.1

Kegiatan Nara Bersih salah satunya membersihkan lingkungan

sekitar di Yayasan Nara Kreatif

Ada beberapa nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan

Nara Bersih ini, yang paling mendominasi yaitu peduli terhadap

lingkungan, mengingat tujuan diadakan kegiatan ini memang salah

satunya untuk menumbuhkan rasa kepedulian mereka terhadap

lingkungan sekitar, tidak hanya lingkungan di sekitar Nara Kreatif,

melainkan lingkungan dimanapun mereka berada. Selain itu, nilai

karakter berikutnya yakni tanggung jawab. Masing-masing warga

belajar diberitahukan sebelumnya akan ada kegiatan Nara Bersih dan

mereka diwajibkan membawa alat kebersihan sesuai dengan yang

diinformasikan, biasanya alat kebersihan yang dibawa antara lain

karung, sapu lidi, dan cangkul. Mereka bertanggung jawab untuk

membawa serta menjaga alat kebersihan tersebut, sebab apabila

mereka tidak membawa maka akan menghambat kegiatan Nara Bersih

dan waktu pun tidak berlangsung efektif. Hal ini juga bersinggungan

dengan nilai karakter disiplin, yang mana kegiatan Nara Bersih ini

dilaksanakan di pagi hari pada pukul 07.00 – 10.00 WIB, maka tidak

jarang mereka datang terlambat karena waktu pelaksanaannya yang

mereka anggap terlalu pagi. Pelaksanaan kegiatan Nara Bersih

Page 81: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

65

dilakuka pukul 07.00 WIB karena mengingat udara pagi hari yang

masih sehat dan segar, serta cuaca yang belum terlalu terik. Maka dari

itu, pengajarnya pun wajib mencontohkan kepada warga belajar untuk

hadir tepat waktu, karena mereka menilai sosok pengajar sebagai role

model di tempat mereka belajar. Jangan sampai pengajar hanya

sekedar memberikan instruksi, namun tidak diimbangi dengan perilaku

yang sebenarnya.

f. Ekstrakurikuler (Futsal dan Pencak Silat)

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di Yayasan Nara

Kreatif untuk saat ini ada dua kegiatan yaitu Futsal dan Pencak Silat.

Kegiatan futsal sendiri diselenggarakan 2 minggu sekali pada hari

Sabtu pukul 20.00 – 22.00 WIB, sedangkan untuk pencak silat rutin

diadakan seminggu sekali pada hari Sabtu pukul 09.00 – 10.00 WIB.

Gambar 4.2

Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat

Pencak silat merupakan salah satu ekstrakurikuler baru yang

diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif yang bertujuan sebagai wadah

bagi warga belajar untuk menyalurkan minat dan bakatnya pada

olahraga beladiri ini, sehingga dapat mencegah dari perbuatan yang

negatif seperti perkelahian atau tawuran. Nilai karakter yang

diterapkan pada kegiatan pencak silat ini, antara lain disiplin, rasa

ingin tahu, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab. Salah satu

contoh aktivitas yang terlihat penanaman nilai pendidikan karakter

Page 82: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

66

yaitu tanggung jawab, karena dengan mempelajari silat kita

bertanggung jawab agar dapat mempergunakannya sebagai seni bela

diri atau olahraga saja, bukan untuk digunakan untuk melakukan

perbuatan yang negatif. Selain dari pada itu, kegiatan pencak silat ini

untuk menumbukan nilai karakter rasa ingin tahu karena setiap

banyaknya gerakan yang dilakukan ternyata memiliki fungsinya

masing-masing, maka diharapkan warga belajar timbul rasa ingin tahu

untuk hal tersebut.

Namun sayangnya minat warga belajar yang mengikuti kegiatan

pencak silat ini tidak terlalu tinggi, justru minat yang tinggi berasal

dari masyarakat sekitar yang rutin ikut serta pada kegiatan ini. Ini

menjadi tugas bagi pengurus pendidikan, bagaimana caranya agar

menumbuhkan minat warga belajar agar dapat antusias mengikuti

ekstrakurikuler pencak silat.

Selain pencak silat, kegiatan ekstrakurikuler lainnya yaitu futsal.

Futsal merupakan salah satu olahraga yang digemari oleh warga

belajar khususnya untuk laki-laki, karena mereka dapat menyalurkan

minat dan bakat mereka pada bidang olahraga ini. Futsal sempat

diadakan 1 tahun yang lalu, namun karena tidak ada penanggung jawab

dan yang melatih, maka diberhentikan untuk sementara waktu sampai

akhirnya aktif kembali pada bulan Agustus 2016 ini.

Page 83: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

67

Gambar 4.3

Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal

Nilai karakter yang diterapkan pada olahraga futsal ini yaitu

disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, dan tanggung jawab. Berdasarkan pengamatan

penulis salah satu nilai karakter yang terlihat pada kegiatan futsal ini

yaitu bersahabat/komunikatif. Hal ini tergambarkan ketika mereka

dibentuk menjadi 2 tim yang berbeda dan saling bertanding satu sama

lain, terlihat kerjasama di masing-masing tim tersebut agar dapat

menjadi pemenang. Selain itu, ada pula nilai karakter kerja keras yang

mana untuk menjadi pemain yang handal tidaklah mudah, dibutuhkan

latihan secara terus menerus, inilah yang tergambarkan dari kegiatan

futsal tersebut.

Meskipun kegiatan futsal diselenggarakan dengan kurun waktu 2

minggu sekali, namun antusiasme warga belajar khususnya laki-laki

sangat tinggi. Inilah yang menjadi evaluasi bagi pengurus pendidikan,

bagaimana cara agar ekstrakurikuler yang diselenggarakan

mendapatkan respon yang baik serta antusiasme yang tinggi dari warga

belajar. Selain itu, pastikan tertanam nilai-nilai pendidikan karakter

pada setiap kegiatan dan memberikan penjelasan setiap aktivitas yang

dilakukan agar mereka memahami tujuan dari aktivitas tersebut.

Page 84: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

68

g. Kreativitas Daur Ulang

Awal mula berdirinya Yayasan Nara Kreatif ialah karena bentuk

kepedulian terhadap lingkungan sekitar, karena banyaknya limbah

kotor yang nampaknya dapat dimanfaatkan kembali. Hasil olahan

limbah ini diproduksi sebagai produk yang bernilai guna dan bernilai

jual. Bahan pengolahan limbah ini ialah berasal dari kertas bekas yang

sudah tidak terpakai dan gedebong pisang yang sudah dikeringkan.

Dengan adanya kreativitas daur ulang limbah kertas ini, diharapkan

produk yang dihasilkan nanti dapat bermanfaat bagi masyarakat luas

baik untuk instansi atau perseorangan. Hasil produksi kreativitas daur

ulang tersebut dikaryakan menjadi souvenir, office supplies, media

kitas, wedding kits, dan lain-lain.

Dari kegiatan kreativitas daur ulang ini terdapat beberapa nilai

karakter yang diterapkan yaitu kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu,

bersahabat/komunikatif, dan peduli lingkungan. Tingkat kreativitas

pada kegiatan ini benar-benar dilatih karena bahan utama untuk

pengolahannya menggunakan limbah kertas dan hasilnya nanti dapat

dijual baik itu untuk perseorangan ataupun perusahaan. Namun untuk

sekarang, kegiatan ini hanya dilaksanakan oleh anak asuh Nara Kreatif,

tetapi tidak menutup ruang bagi warga belajar apabila ingin

mengetahui dan mempelajari proses kreativitas daur ulang limbah

kertas ini.

h. HUT Nara Kreatif

Hari Ulang Tahun berdirinya Yayasan Nara Kreatif merupakan

kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahunnya pada tanggal 31

Januari. Kegiatan yang diselenggarakan biasanya mengadakan

perlombaan antar Paket A, B, dan C, lalu penampilan dari masing-

masing paket (puisi, menyanyi, tarian, dll.). Selain perlombaan dan

penampilan, diadakan juga doa bersama yang mana sebagai salah satu

wujud syukur kepada Allah SWT karena masih diberi kesempatan

untuk dapat memberikan manfaat bagi orang lain dengan keberadaan

Page 85: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

69

Yayasan Nara Kreatif. Nilai karakter pada kegiatan ini antara lain,

religius, disiplin, kerja keras, kreatif, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

Contoh kegiatan dari penerapan nilai karakter tersebut yaitu pada

saat penampilan warga belajar yang mana mereka dituntut untuk

tampil kreatif, maka dari itu untuk menampilkan sesuatu yang kreatif

dibutuhkan usaha dan kerja keras agar apa yang kita inginkan dapat

terwujud.

i. Hari Kartini

Hari Kartini merupakan perayaan hari besar nasional sebagai

bentuk memperingati perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak

wanita Indonesia yang dilaksanakan tiap tahunnya pada tangga 21

April. Tujuan dilaksanakannya hari Kartini bukan semata-mata hanya

peringatan hari besar melainkan kilas balik mengenai perjuangan

Kartini untuk dapat meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia agar

mendapati pendidikan yang setara. Perayaan yang diselenggarakan

oleh Nara Kreatif berupa perlombaan dan penampilan dari warga

belajar. Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan ini antara lain

kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, dan tanggung jawab.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis antusiasme warga belajar

pada saat mengikuti perayaan Hari Kartini ini cukup tinggi, namun

masih harus ditekankan tentang makna sebenarnya dari perayaan

Kartini ini agar mereka mengetahui perjuangan yang sesungguhnya.

j. Nara Merah Putih

Nara Merah Putih diselenggarakan untuk memperingati dan

memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang jatuh pada

tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Kegiatan ini biasa dilaksanakan

setipa tanggal 17 Agustus di mulai dari pagi hingga siang hari. Bentuk

kegiatannya pun bermacam-macam, seperti perlombaan dan karnaval.

Page 86: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

70

Semua kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh warga belajar karena

sebagai bentuk kecintaan terhadap tanah air dan semangat kebangsaan

sebagai Warga Negara Indonesia. Selain itu pula, dilatih kretivitas

masing-masing warga belajar, khususnya pada kegiatan karnaval yang

mana membutuhkan kreativitas agar terlihat diferensiasi dari tim yang

lainnya. Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan Nara Merah

Putih ini antara lain disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial,

dan tanggung jawab.

Gambar 4.4

Kegiatan Karnaval pada Perayaan HUT RI ke-71

k. Buka Puasa Bersama

Setiap bulan suci Ramadhan, Yayasan Nara Kreatif rutin

mengadakan kegiatan Buka Puasa Bersama, entahlah itu yang memang

diselenggarakan sendiri oleh Yayasan Nara Kreatif ataupun dari pihak

luar yang mengadakan kegiatan Buka Puasa Bersama dan Yayasan

Nara Kreatif hanya sebagai wadah atau tempat kegiatannya saja.

Tujuan dari diselenggarakan kegiatan ini yaitu untuk mempererat tali

silahturahim, serta meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah SWT,

karena kegiatan yang diselenggarakan tidak hanya sekedar buka puasa

bersama melainkan ada kultum atau ceramah dari Ustadz.

Page 87: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

71

Gambar 4.5

Suasana Buka Puasa Bersama di Yayasan Nara Kreatif

Rabu, 22 Juni 2016

Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan Buka Puasa Bersama

ini salah satu yang mendominasi ialah Religius, sedangkan yang

lainnya antara lain toleransi, kreatif, bersahabat/komunikatif, dan

peduli sosial. Toleransi disini yaitu toleransi antar umat beragama yang

mana ada salah satu dari warga belajar Nara Kreatif beragama Kristen,

namun pengurus pendidikan tetap mengundang warga belajar tersebut

untuk hadir namun tidak wajib. Hal ini untuk menghindari adanya

diskriminasi terhadap umat yang beragama lain, maka dari itu perlunya

penanaman nilai karakter tersebut kepada warga belajar.

l. Nara Qurban

Nara Qurban diselenggarakan karena mengingat perayaan hari

besar agama Islam yaitu Idul Adha. Selain itu, diadakannya Nara

Qurban sebagai wujud syukur kepada Allah SWT karena masih

diberikan kesempatan untuk merasakan Idul Adha dan berbagi

terhadap sesama. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan ialah

pemotongan dan pembagian hewan qurban. Nilai yang diterapkan pada

kegiatan ini antara lain religius, toleransi, dan peduli sosial. Nilai

religius disini ialah bagaimana warga belajar atau anak asuh memaknai

hari raya Idul Adha yang sebenarnya, dan nilai dari peduli sosial yaitu

wujud kepedulian terhadap sesama yang mana membantu meringankan

Page 88: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

72

beban orang lain salah satunya yaitu dengan pembagian hewan qurban,

sedangkan nilai karakter toleransi yaitu pembagian hewan qurban

disini tidak memandang ras, budaya, atau pun golongan keluarga

melainkan semua masyarakat yang berada di sekitar Yayasan Nara

Kreatif mendapati manfaat pembagian hewan qurban tersebut.

Gambar 4.6

Pemotongan Hewan Qurban

Idul Adha 1437H

m. Study Tour

Study tour merupakan kegiatan rutin yang direncanakan setiap

tahunnya, yang bertujuan sebagai wadah untuk menambah pengalaman

dan pengetahuan baru bagi warga belajar. Selain itu, meningkatkan

semangat untuk belajar dan menghilangkan kejenuhan. Untuk tahun

2016 ini, Yayasan Nara Kreatif sudah mengadakan study tour ke

daerah Ciomas, Bogor dan pesertanya tidak hanya berasal dari

Yayasan Nara Kreatif saja melainkan ada 2 sekolah lainnya yang ikut

serta pada kegiatan ini, yaitu Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)

Depok dan Sekolah Taman Harapan Bekasi. Pesertanya memang

sengaja dibuat tidak hanya dari Yayasan Nara Kreatif saja karena

bertujuan untuk menambah relasi dan saling bertukar pengalaman satu

sama lain. Nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan study tour ini

meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, rasa ingin

Page 89: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

73

tahu, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Salah satu contoh penerapan nilai pendidikan karakter pada

aktivitas yang dilakukan yaitu jujur, dimana terkadang ada saja ditemui

pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri hak yang bukan

miliknya. Hal ini terjadi pada saat study tour tahun ini, yang mana

ketika akan berangkat ada salah satu warga belajar yang kehilangan

telepon genggamnya (HP) pada saat menginap di Yayasan. Tim panitia

pun menggeledah seluruh isi tas anak-anak yang menginap di Yayasan

pada saat itu dan menanyakan secara personal kepada masing-masing

dari mereka, hingga pada akhirnya diberi pengertian bahwa mencuri

barang yang bukan miliknya ialah perbuatan yang dosa dan dilarang,

bahkan bisa di proses hukum. Maka, salah satu dari mereka akhirnya

mengakuinya dan ditanya lebih lanjut alasan mengapa ia melakukan

perbuatan tersebut, dikarenakan tidak memiliki uang dan akan menjual

telepon genggamnya tersebut.

Hal seperti inilah yang benar-benar harus ditanamkan kepada

warga belajar yaitu sikap jujur dan keterbukaan, karena mungkin ada

permasalahan yang mereka rasakan namun tidak ada wadah untuk

menyampaikannya. Peran dari pengajar sangatlah penting, karena

untuk membangun sebuah kedekatan dan keakraban tidak lah mudah

terlebih dengan latar belakang mereka yang berasal dari masyarakat

marjinal. Penerapan nilai-nilai harus lebih rutin dan berkelanjutan agar

berjalan maksimal.

n. Kelas Inspirasi

Kelas Inspirasi merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan

Yayasan Nara Kreatif yang mana mengundang pembicara dari

berbagai latar belakang, mulai dari pengusaha, direksi sampai CEO

atau pemilik suatu perusahaan. Hal ini bertujuan agar mereka menjadi

salah satu sosok yang menginspirasi mereka, karena mereka yang

menjadi inspirator menceritakan kisah hidup mereka mulai dari yang

Page 90: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

74

bukan siapa-siapa sampai pada akhirnya mereka bisa menjadi

pimpinan suatu perusahaan. Dengan adanya Kelas Inspirasi seperti ini

membangkitkan rasa keingintahuan mereka tentang sosok yang

menjadi pembicara tersebut. Warga belajar yang hadir pada Kelas

Inspirasi diwajibkan untuk bertanya kepada pembicara terkait dengan

apa yang telah disampaikan.

Gambar 4.7

Kelas Inspirasi oleh CEO/Founder Momo Milk Indonesia

Selasa, 31 Mei 2016

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, kelas inspirasi ini adalah

salah satu kegiatan yang menarik dan mungkin jarang ditemui di

sekolah formal pada umumnya. Namun sayangnya apabila kelas

inspirasi ini diadakan pada waktu siang hari warga belajar yang datang

jauh lebih sedikit, mengingat pada siang hari ada beberapa mereka

yang bekerja.

o. Nara Sehat

Nara Sehat merupakan kegiatan yang diselenggarakan Nara Kreatif

yang bentuk kegiatannya berupa khitanan massal, pengobatan gratis,

senam/olahraga dan sebagainya. Tujuan diselenggarakan Nara Sehat

sebagai salah satu wadah yang memfasilitasi masyarakat di sekitar

Yayasan Nara Kreatif untuk mendapati fasilitas kesehatan tanpa

dipungut biaya. Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan Nara Sehat

Page 91: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

75

ini diselenggarakan karena adanya kerjasama dengan instansi yang

menyelenggarakan kegiatan kesehatan.

Gambar 4.8

Kegiatan Nara Sehat Sunatan Massal Tahun 2014

supported by YBM BRI

Dari kegiatan Nara Sehat ada beberapa nilai karakter yang

diterapkan yaitu toleransi, disiplin, bersahabat/komunikatif, dan peduli

sosial. Toleransi disini dikarenakan peserta yang mengikuti Nara Sehat

bisa berasal dari mana saja, karena kembali ke tujuan semula yaitu

untuk membantu sesama, hal ini pula tak lepas dari nilai karakter

peduli sosial. Maka dari itu, dengan diadakannya kegiatan seperti ini

menumbuhkan rasa empati serta kepedulian terhadap sesama, yang

mungkin sebelumnya belum pernah dilakukan.

p. Company/Factory Visit

Kunjungan ke perusahaan/pabrik atau biasa disebut dengan

company/factory visit merupakan kegiatan kunjungan untuk

mengetahui proses langsung dari sebuah barang yang di produksi dari

perusahaan yang bersangkutan. Dengan diadakan kegiatan ini,

diharapkan warga belajar dapat bertambah wawasan serta pengetahuan

mereka yang semula mereka hanya mengetahui barang yang

diproduksi tersebut dapat langsung dikonsumsi, lain halnya bila

mengetahui proses pembuatannya dari awal. Dari hasil pengamatan

Page 92: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

76

penulis, company/factory visit ini terakhir diadakan pada tahun 2015 di

PT Garuda Food yang berlokasi di Bandung. Nilai karakter yang

diterapkan pada kegiatan ini antara lain disiplin, rasa ingin tahu, dan

bersahabat/komunikatif. Nilai karakter yang mendominasi pada

kegiatan ini ialah rasa ingin tahu, sebab diharapkan dengan adanya

kunjungan seperti ini menumbuhkan rasa keingintahuan warga belajar

terhadap sesuatu hal yang baru. Bukan itu saja, sikap disiplin mereka

pun harus ditunjukkan ketika melakukan kunjungan, karena bisa saja

perusahaan yang dikunjungi tersebut melihat dan menilai kedisiplinan

warga belajar.

q. Workshop Keterampilan

Kegiatan workshop keterampilan disini merupakan pelatihan bagi

masyarakat yang ingin mengetahui proses pembuatan daur ulang

limbah kertas. Namun tidak hanya itu saja, Yayasan Nara Kreatif

menyediakan workshop keterampilan menjahit dan sablon. Trainer

untuk workshop keterampilan ini yaitu anak asuh Yayasan Nara

Kreatif. Mereka sebelumnya sudah diberikan pembelajaran dan

pelatihan terlebih dulu, sampai pada akhirnya dapat memberikan

pelatihan kepada orang lain. Nilai karakter yang ditanamkan pada

kegiatan ini meliputi disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, dan peduli sosial.

r. 1000 Project

Sama halnya seperti workshop keterampilan, kegiatan 1000 Project

ini merupakan salah satu bentuk pelatihan bagi masyarakat khususnya

yang bertempat tinggal di Kepulauan Seribu. 1000 Project bekerjasama

dengan Astra International untuk memberikan pelatihan pembuatan

gelang dan kalung yang melibatkan masyarakat Kepulauan Seribu

dengan harapan mereka semua dapat terlibat dalam program ekonomi

kreatif yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dari Yayasan Nara

Kreatif, anak asuh lah yang dikirim untuk memberikan pelatihan bagi

masyarakat yang berada disana. Tidak hanya membuat kalung dan

Page 93: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

77

gelang saja, mereka juga melatih bagaiamana cara membuat Paper

Bag dan memproduksi sabun batang sendiri. Nilai karakter yang

tertanam pada kegiatan ini antara lain disiplin, kerja keras, kreatif, rasa

ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, dan peduli

sosial. Diharapkan tidak hanya anak asuh saja yang dapat memberikan

pelatihan, melainkan warga belajarnya pun juga dapat ikut serta pada

kegiatan ini.10

Tabel 4.7

Kegiatan dan Penanaman Nilai-nilai Karakter

di Yayasan Nara Kreatif

NO KEGIATAN NILAI KARAKTER

1 Pendidikan Kesetaraan

Sekolah Kejar Paket

Religius, jujur, toleransi, disiplin,

kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah

air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai,

gemar membaca, peduli lingkungan,

peduli sosial, dan tanggung jawab.

2 Pendidikan Agama

Islam

Religius, jujur, disiplin, toleransi,

disiplin, kreatif, rasa ingin tahu,

menghargai prestasi, cinta damai,

gemar membaca, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

3 Kelas Komputer Disiplin, toleransi, dan rasa ingin

tahu.

4 Hasanah Qur’ani

Religius, jujur, disiplin, toleransi,

disiplin, kreatif, rasa ingin tahu,

menghargai prestasi, cinta damai,

gemar membaca, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

5 Nara Bersih

Disiplin, bersahabat/komunikatif,

peduli lingkungan, dan tanggung

jawab.

10

Hasil observasi dari bulan Maret-September 2016.

Page 94: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

78

6 Pencak Silat

Disiplin, rasa ingin tahu, cinta

damai, peduli sosial, dan tanggung

jawab.

7 Futsal

Disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu,

menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, dan

tanggung jawab.

8 Kreativitas Daur

Ulang

Kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu,

bersahabat/komunikatif, dan peduli

lingkungan.

9 HUT Nara Kreatif

Religius, disiplin, kerja keras,

kreatif, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

10 Hari Kartini

Kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah

air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, dan

tanggung jawab.

11 Nara Merah Putih

Disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, semangat kebangsaan, cinta

tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

12 Buka Puasa Bersama

Religius, toleransi, kreatif,

bersahabat/komunikatif, dan peduli

sosial.

13 Nara Qurban Religius, toleransi, dan peduli sosial.

14 Study Tour

Religius, jujur, toleransi, disiplin,

kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,

menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

15 Kelas Inspirasi

Disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

menghargai prestasi, dan

bersahabat/komunikatif.

16 Nara Sehat

(Pengobatan Gratis,

Toleransi, disiplin,

bersahabat/komunikatif, dan peduli

Page 95: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

79

Sunatan Massal, dsb.) sosial.

17 Company/Factory

Visit

Disiplin, rasa ingin tahu, dan

bersahabat/komunikatif.

18 Workshop

Keterampilan

Disiplin, kerja keras, kreatif, rasa

ingin tahu, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, dan peduli

sosial.

19 1000 Project

Disiplin, kerja keras, kreatif, rasa

ingin tahu, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, dan peduli

sosial.

Dari hasil pengamatan penulis mengenai 18 nilai-nilai karakter bangsa

yang diterapkan melalui beberapa kegiatan di Yayasan Nara Kreatif dapat

diketahui bahwa pentingnya menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter,

khususnya bagi mereka yang berasal dari masyarakat marjinal yang mana

pembentukan karakter mereka pun minim. Salah satu pengajar Paket A

pun menambahkan :

Cara untuk menerapkan nilai pendidikan karakter tersebut yaitu semua

harus dibangun dengan kedekatan, kalau warga belajar menganggap

kita keluarga atau teman, maka akan ada rasa memiliki. Maka disini

pengajar dituntut untuk memiliki kedekatan agar mudah membangun

karakter mereka.11

Berdasarkan pernyataan tersebut, pengajar harus membangun

kedekatan agar penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dapat

diaplikasikan secara mudah. Sebab dengan latar belakang mereka tersebut

dibutuhkan daya serta upaya, dan proses agar dapat mengubah karakter

mereka terdahulu, dan membentuk karakter yang diharapkan. Peran serta

tidak hanya dari pengurus dan pengajar yang terlibat di Yayasan Nara

Kreatif, melainkan dukungan dari lingkungan sekitar pun sangat

dibutuhkan agar berjalan dengan semestinya.

11

Hasil wawancara dengan Pengajar Paket A, Hoirunnisa, pada hari Rabu, 9

Desember 2015.

Page 96: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

80

2. Faktor Pendukung Penerapan Pendidikan Karakter

Di setiap kegiatan yang direncanakan, pastinya ada beberapa faktor

yang mendukung agar kegiatan tersebut terealisasi. Begitu pula dengan

nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan di Yayasan Nara Kreatif,

pastinya ada beberapa faktor sehingga harus diaplikasikan.

Menurut Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan

menjelaskan faktor utama yang melatarbelakangi penerapan pendidikan

karakter :

Hal yang melatarbelakangi salah satuya ialah latar belakang dari warga

belajar itu sendiri, yaitu yang berasal dari masyarakat marjinal. Kami

memang tidak memiliki dokumen atau draft untuk setiap kegiatan

yang diselenggarakan dan berikut nilai-nilai pendidikan karakter apa

saja yang harus diterapkan, tetapi pada dasarnya kami menerapkan

kepada mereka melalui contoh ataupun tindakan yang kami lakukan,

khususnya pengurus dan pengajar yang berkontribusi di Nara Kreatif.12

Berdasarkan pernyataan tersebut, faktor pendukung penerapan

pendidikan karakter yang berlangsung di Yayasan Nara Kreatif yaitu

dikarenakan latar belakang mereka yang berasal dari masyarakat marjinal.

Hal ini memang butuh perhatian yang penuh mengingat minimnya nilai-

nilai pendidikan karakter yang mereka dapatkan.

Selain itu, salah satu warga belajar Yayasan Nara Kreatif

menambahkan:

Nilai-nilai karakter itu penting, karena tidak selamanya kita bersekolha

di Nara Kreatif, ada saatnya kita akan kembali atau pulang ke

masyarakat. Jadi perlunya penanaman nilai-nilai karakter disini agar

nantinya pada saat diterapkan ke masyarakat lebih mudah.13

Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa selain latar

belakang dari warga belajar, hal lainnya menjadi faktor pendukung yaitu

karena pentingnya penerapan nilai-nilai karakter itu sendiri. Sebab mereka

nantinya akan kembali lagi ke masyarakat dan diharapkan nilai-nilai

karakter yang didapatkan bisa diaplikasikan ke kehidupan mereka, tidak

12 Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadha,

pada hari Senin, 28 Agustus 2016. 13

Hasil wawancara dengan warga belajar Yayasan Nara Kreatif, Anita Rahayu,

pada hari Sabtu, 20 Agustus 2016.

Page 97: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

81

hanya di Yayasan Nara Kreatif dan apa yang mereka peroleh dapat

bermanfaat bagi banyak pihak.

Sedangkan menurut warga belajar lainnya memaparkan :

Faktor penerapan pendidikan karakter karena mungkin anak-anak

remaja sekarang terlalu bebas terutama dalam pergaulan, maka dari itu

keluarga Nara Kreatif agar tidak terjerumus ke pergaulan yang neko-

neko di luar sana, jadi kita punya arah yaitu yang diisi dengan

kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Nara Kreatif.14

Pergaulan remaja sekarang ini juga menjadi salah satu faktor,

penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif. Berdasarkan data

warga belajar Yayasan Nara Kreatif, mayoritas warga belajar yang

mendaftarkan diri dan mengikuti pendidikan kesetaraan di Nara Kreatif

karena di latar belakangi putus sekolah, dan putus sekolah disini beraneka

ragam, ada yang dikarenakan memiliki masalah dengan gurunya di

sekolah, sering kali membolos, bertengkar dengan teman di sekolah,

kurangnya biaya, dan ada pula yang putus sekolah di karenakan malas

untuk bersekolah. Hal inilah yang menjadikan alasan pentingnya

penerapan pendidikan karakter bagi mereka, khususnya bagi mereka yang

berasal dari masyarakat marjinal.

Melihat berbagai faktor yang melatarbelakangi penerapan pendidikan

karakter itu sendiri, maka Yayasan Nara Kreatif mengupayakan dengan

berbagai kegiatan yang diselenggarakan, baik itu yang rutin atau tentatif.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan agar penerima manfaat yakni

masyarakat marjinal yang berkontribusi di Yayasan Nara Kreatif itu

sendiri dapat merasakan beberapa kegiatan yang positif dan bermanfaat

bagi kehidupan mereka, dan memberikan mereka pelajaran, serta

pengalaman yang berharga. Berikut beberapa kegiatan yang dihimpun dari

hasil pengamatan penulis di Yayasan Nara Kreatif.

14 Hasil wawancara dengan warga belajar/anak asuh Yayasan Nara Kreatif, Neng

Saimah, pada hari Minggu, 4 September 2016.

Page 98: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

82

Tabel 4.8

Jadwal Kegiatan Yayasan Nara Kreatif

NO KEGIATAN WAKTU

1 Pendidikan Kesetaraan

Sekolah Kejar Paket

Selasa & Kamis : 19.00 – 22.00

Jumat : 19.00 – 21.00

2 Pendidikan Agama Islam Rabu : 17.30 – 21.30

3 Kelas Komputer Kamis : 21.00 – 22.00 (Paket A)

Jumat : 19.00 – 21.00 (Paket B & C)

4 Hasanah Qur’ani Senin – Sabtu

5 Nara Bersih Minggu : 07.00 – 10.00

(di akhir bulan)

6 Pencak Silat Sabtu : 09.00 – 10.00

7 Futsal Sabtu : 19.00 – 22.00

(2 minggu 1x)

8 Kreativitas Daur Ulang Senin – Sabtu : 09.00 – 17.00

9 HUT Nara Kreatif 31 Januari

10 Hari Kartini 21 April

11 Nara Merah Putih 17 Agustus

12 Buka Puasa Bersama Bulan Ramadhan

13 Nara Qurban Idul Adha

14 Study Tour 1 tahun 1x

15 Kelas Inspirasi Tentatif

16

Nara Sehat

(Pengobatan Gratis,

Sunatan Massal, dsb.)

Tentatif

17 Company/Factory Visit Tentatif

18 Workshop Keterampilan Tentatif

19 Liputan Media Tentatif

20 Project 1000 -

3. Kendala dan Upaya dalam Penerapan Pendidikan Karakter

a. Kendala dalam Penerapan Pendidikan Karakter

Dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter bagi masyarakat

marjinal di Yayasan Nara Kreatif tidaklah mudah, pastinya ada

kendala atau hambatan dalam proses penerapannya tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber,

ada beberapa kendala yang dirasakan pada saat penerapan pendidikan

Page 99: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

83

karakter. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pengajar Yayasan Nara

Kreatif yang mengungkapkan :

Kesulitannya yaitu yang mana mereka berasal dari berbagai macam

latar belakang dan bahkan tingkah laku mereka ada yang tidak

sewajarnya dilakukan (berbicara kasar, dsb.). Terkadang para

pengajar sulit menyuruh warga belajar untuk mengikuti peraturan

yang diterapkan di Nara Kreatif, karena mereka mulanya hidup

bebas tanpa aturan. Hal yang masih menjadi kendala adalah

bagaimana cara yang efektif agar warga belajar ini mau mematuhi

aturan-aturan yang berlaku dan mengubah pola pikir mereka.15

Berdasarkan pemaparan tersebut bahwasanya kendala yang

dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter ini adalah mengubah

pola pikir mereka. Pola pikir mereka dapat berubah apabila adanya

pembiasaan yang dilakukan secara berkelanjutan oleh pengajar kepada

warga belajar. Selain itu adanya kerjasama antara orangtua dan

yayasan agar penerapan pendidikan karakter ini berjalan secara

maksimal.

Salah satu pengajar lain pun menambahkan bahwa :

Kendala yang paling sering ditemukan adalah ketika warga belajar

sulit untuk diatur dan dinasehati.16

Hal ini menjadi permasalahan yang harus ditemukan solusinya

bersama-sama, karena apabila ini dibiarkan begitu saja penerapan

nilai-nilai pendidikan karakter tidak akan berjalan semestinya.

Pendapat yang serupa pun diungkapkan oleh Kepala Sekolah

Yayasan Nara Kreatif yang mengungkapkan bahwa :

Kendala yang kami hadapi dalam penerapan pendidikan

karakter yaitu sifat malas dari warga belajar itu sendiri yang

terkadang kurang tercapainya nilai-nilai karakter yang kami

ajarkan. Karena dilihat dari latar belakang mereka yang

awalnya mereka memiliki kebiasaan yang tidak mudah diatur

dan ketika menjadi bagian dari kami yang mana diterapkan

beberapa peraturan yang harus mereka laksanakan. Selain itu,

minimnya inisiatif dari pengajar pada saat mereka mengajar

15

Hasil wawancara dengan Pengajar Yayasan Nara Kreatif, Hoirunnisa, pada

hari Rabu, 9 Desember 2016. 16

Hasil wawancara dengan Pengajar Yayasan Nara Kreatif, Anis Nurfitriani,

pada hari Selasa, 21 Juni 2016.

Page 100: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

84

dan menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada warga

belajar, sehingga belum tercapai secara maksimal.17

Dari beberapa pernyataan narasumber tersebut dapat diketahui

bahwa memang untuk menerapkan pendidikan karakter tidaklah

mudah, apalagi melihat latar belakang warga belajar yang berasal

dari masyarakat marjinal. Pembentukan karakter mereka harus

dilakukan secara berkelanjutan dan dilakukan secara aktif, serta

menyenangkan agar nilai-nilai karakter dapat diaplikasikan oleh

masing-masing diri warga belajar.

Berbeda halnya dengan apa yang diamati oleh Ketua Yayasan

Nara Kreatif. Beliau tidak hanya melihat sisi dari warga belajarnya

saja melainkan dari semua sisi. Beliau mengungkapkan :

Ditinjau dari sudut pandang saya, ada beberapa kendala yang

saya amati antara lain,

1) Sulit untuk membangun kesepahaman dengan sesama

pengajar dan belum satu visi dan misi;

2) Kesulitan untuk mencari sistem yang baik agar siswa-siswa

yang bersekolah di Yayasan Nara Kreatif menjadi orang

yang berkualitas; dan

3) Kurang kerjasama dengan orangtua siswa.18

Berdasarkan yang pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa

tidak semua kendala yang dihadapi datangnya berasal dari warga

belajar itu sendiri, melainkan pihak-pihak yang berkontribusi di

dalamnya, salah satunya ialah pengajar. Selain itu, kerjasama yang

kurang antara orangtua dengan yayasan pun menjadi kendala yang

selanjutnya. Dengan mengidentifikasi beberapa kendala yang

dihadapi dalam proses penerapan nilai-nilai pendidikan karakter

ini, diharapkan dapat ditemukan solusi atau pemecahan agar

penerapan pendidikan karakter dapat berjalan maksimal. Adapun

17

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Yayasan Nara Kreatif, Muhammad

Taufik, pada hari Minggu, 7 Februari 2016. 18

Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan,

pada hari Senin, 28 Agustus 2016.

Page 101: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

85

upaya dalam mengatasi kendala pendidikan karakter akan dibahas

pada pembahasan selanjutnya.

b. Upaya dalam Mengatasi Kendala Penerapan Pendidikan Karakter

Dalam penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal

yang berkontribusi di Yayasan Nara Kreatif, khususnya warga belajar

dan anak asuh pastinya ditemukan berbagai macam kendala dan

permasalahan. Namun dari pada itu, dari kendala yang ada dapat

ditemukan beberapa solusi atau pemecahan masalah yang dapat

membantu proses penerapan pendidikan karakter. Berdasarkan

wawancara dengan beberapa narasumber, penulis mendapati beberapa

upaya yang dapat dilakukan agar penerapan pendidikan karakter dapat

berjalan semestinya.

Menurut salah satu pengajar Yayasan Nara Kreatif memaparkan

upaya dalam penanganan permasalahan penerapan pendidikan karakter

yakni :

Solusi yang dapat dilakukan yaitu sering berbicara atau ada

interaksi dengan mereka. Hal ini dilakukan agar mereka mencurahkan

permasalahan mereka kepada kita sebagai pengajar. Selain itu,

memantau aktivitas mereka melalui sosial media dan ikut serta

berinteraksi, hal itu akan jauh membuat warga belajar lebih nyaman

untuk cerita kepada pengajar apabila terdapat masalah. Namun yang

terpenting ialah harus membangun kedekatan dengan warga belajar itu

sendiri.19

Mengenai pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa pentingnya

menjalin interaksi antara warga belajar dan pengajar. Menurut

pengamatan penulis, pengajar harus dapat memposisikan diri dimana

ada saatnya bisa menjadi seorang teman atau kaka dan di sisi lain

menjadi pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan dan mendidik

mereka. Dengan adanya interaksi antara warga belajar dan pengajar,

maka dapat menjalin kedekatan dengan mereka, dan ketika pengajar

19

Hasil wawancara dengan Pengajar Paket A Yayasan Nara Kreatif, Hoirunnisa,

pada hari Rabu, 9 Desember 2015.

Page 102: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

86

menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter akan jauh lebih mudah

serta dapat diaplikasikan oleh mereka

Pengajar lain pun mengutarakan hal yang serupa :

Membangun komunikasi dengan warga belajar, orangtua, dan

lingkungan sekitar. Karena mereka akan menganggap bahwa ada

yang memperhatikan mereka.20

Dari pernyataan tersebut lebih menunjukkan bahwa interaksi

berupa komunikasi dengan mereka sangat penting, karena kurangnya

perhatian yang mereka dapatkan di luar sana. Maka dari itu, peran serta

dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk suksesnya penerapan

pendidikan karakter bagi mereka.

Namun lain halnya yang diungkapkan oleh pengajar pendidikan

kesetaraan paket B :

Solusinya adalah keikhlasan dan kesabaran, serta intospeksi diri.

Dengan keikhlasan maka denga seiring berjalannya waktu, anak-

anak akan dapat mengikuti apa yang sudah diajarkan dan

ditetapkan oleh Nara Kreatif. Sedangkan kesabaran adalah kunci

utamanya, kalau semisal kita tidak sabar menghadapi mereka,

bagaimana bisa menuruti kita. Yang terakhir introspeksi diri yaitu

mengevaluasi apakah kita salah dalam penyampaian maupun

perilaku dan mengevaluasi tindakan apa yang sebaiknya

dilakukan.21

Dilihat dari pernyataannya, bahwa upaya yang dilakukan tidak

hanya membangun komunikasi dengan warga belajar yang

bersangkutan melainkan lebih kepada diri pribadi pengurus dan

pengajar yang mengajari mereka untuk dapat menerapkan nilai-nilai

pendidikan karakter. Bahwasanya, sebelum memberikan pembelajaran

bagi mereka, pengajar harus dapat mencontohkan perilaku nilai-nilai

karakter yang baik pula, karena apa yang mereka lihat begitu pula yang

akan mereka tiru.

20

Hasil wawancara dengan Pengajar Paket C Yayasan Nara Kreatif, Roosna Sari

Mauludina, pada hari Rabu, 9 Desember 2015. 21

Hasil wawancara dengan Pengajar Paket B Yayasan Nara Kreatif, Anis

Nurfitriani, pada hari Selasa, 21 Juni 2016.

Page 103: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

87

Beliau pun menambahkan bahwa upaya selanjutnya yang dapat

dilakukan bisa saja dengan menarik minat mereka dengan

menyelenggarakan kegiatan yang diminati oleh anak-anak. Dengan

kata lain hal ini bertujuan untuk menunjang kebutuhan dan keinginan

dari anak-anak tersebut.22

Upaya lainnya yang dapat diterapkan agar penerapan nilai-nilai

pendidikan berjalan dengan maksimal juga disampaikan oleh beberapa

warga belajar. Salah satu warga belajar Yayasan Nara Kreatif

mengungkapkan :

Upaya yang dapat dilakukan yaitu membuat peraturan yang lebih

ketat, karena anak-anak yang bersekolah di Nara Kreatif masih

harus dipantau satu per satu agar mereka tidak melakukan hal-hal

yang tidak sesuai dengan peraturan. Menurut saya lebih

menyadarkan anak-anak dengan sendirinya mana yang harus dan

tidak seharusnya dilakukan, tanpa harus dipantau setiap saat oleh

pengajar.23

Berdasarkan pemaparan warga belajar tersebut diketahui bahwa

minimnya kesadaran mereka mengenai tanggung jawab yang mereka

miliki, oleh karena dibutuhkannya peraturan yang ketat agar mereka

paham apa yang seharusnya dilakukan. Peran serta dari pengurus dan

pengajar sangat dibutuhkan untuk menciptakan suatu peraturan yang

efektif, serta mensosialisasikan peraturan tersebut secara personal

dengan cara penyampaian yang mereka mudah mengerti.

Hal serupa juga diutarakan oleh warga belajar lainnya :

Upaya yang dilakukan yaitu membuat peraturan yang lebih ketat

dan menanamkan kepada anak-anak rasa bertanggung jawab. Salah

satu contohnya yaitu ketika jam pelajaran belum selesai, ada saja

diantara mereka yang pulang lebih dulu. Seharusnya peratura

dibuat jauh lebih ketat, misalnya bisa diberi sanksi atau hukuman

apabila pulang sekolah lebih dulu tanpa alasan yang jelas selama 3

22

Hasil wawancara dengan Pengajar Paket B Yayasan Nara Kreatif, Anis

Nurfitriani, pada hari Selasa, 21 Juni 2016. 23

Hasil wawancara dengan warga belajar Yayasan Nara Kreatif, Anita Rahayu,

pada hari Sabtu, 20 Agustus 2016.

Page 104: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

88

kali, maka adanya pemanggilan orangtua atau hukuman sampai

anak tersebut jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.24

Berbeda halnya dengan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah

Yayasan Nara Kreatif. Beliau mengungkapkan :

Solusinya yaitu diadakan pelatihan terutama kepada pengurus dan

pengajar. Mereka harus diberi training untuk mengetahui cara

penanganan anak-anak yang termarjinalkan tersebut. Untuk warga

belajar sendiri, mereka harus diberikan kegiatan-kegiatan yang

sifatnya kegiatan yang mereka butuhkan dan berbeda dari yang

sebelumnya agar mereka jauh lebih antusias. Selain itu, penanaman

yang rutin nilai-nilai karakter kepada warga belajar harus lebih

sering diingatkan, karena penanaman nilai karakter itu tidak bisa

satu atau dua kali diajarkan, tetapi harus rutin dan sebagai pengajar

harus mencontohkan yang baik pula agar berjalan maksimal.25

Agar upaya dalam penanganan kendala penerapan pendidikan

karakter bagi masyarakat marjinal dibutuhkan peran serta dari berbagai

pihak, khususnya pengurus dan pengajar yang berinteraksi langsung

dengan warga belajar. Selain itu dalam penyampaiannya pun

dibutuhkan penanganan yang berbeda dari anak-anak pada umumnya,

karena melihat warga belajar yang diajar berasal dari latar belakang

masyarakat marjinal. Maka dalam penerapannya harus diadakan

pembiasaan secara berkelanjutan atau rutin, dan memberikan contoh

yang baik pula kepada mereka. Salah satu pendekatan dari pendidikan

karakter yaitu penguatan yang mana pendidikan karakter perlu

dilakukan dalam jangka panjang dan berulang terus-menerus.26

Upaya-

upaya tersebut diharapkan dapat direalisasikan dan segera mungkin

dapat diterapkan demi suksesnya proses penerapan nilai-nilai

pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif.

24

Hasil wawancara dengan warga belajar Yayasan Nara Kreatif, Windy Meilani,

pada hari Sabtu, 20 Agustus 2016. 25

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Yayasan Nara Kreatif, Muhammad

Taufik, pada hari Minggu, 7 Februari 2016. 26

Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),

h. 194-198.

Page 105: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat

marjinal di Yayasan Nara Kreatif adalah sebagai berikut :

1. Penerapan pendidikan karakter dilakukan melalui beberapa kegiatan

yang diselenggarakan dan terdapat kandungan nilai-nilai karakter di

dalamnya, baik itu kegiatan rutin ataupun kegiatan yang sifatnya

tentatif.

2. Faktor yang mendukung peneapan pendidikan karakter ini dikarenakan

latar belakang warga belajar dan anak asuh yang berasal dari

masyarakat marjinal yang kurang akan penanaman nilai-nilai karakter

pada kehidupan kesehariannya.

3. Kendala yang dihadapi ketika menerapkan nilai-nilai pendidikan

karakter yaitu masih menemukan kesulitan bagaimana cara yang

efektif untuk mengubah pola pikir warga belajar agar kepribadian

mereka yang sebelumnya dapat berubah.

Dari hasil kesimpulan di atas dapat dirumuskan teori bahwa

penerapan pendidikan karakter bagi masyarakat marjinal di Yayasan Nara

Kreatif berhasil dilakukan dengan adanya kedekatan, serta interaksi dan

komunikasi yang terjalin dengan warga belajar. Selain itu, membangun

kerjasama dengan orangtua dan pihak yayasan agar penerapan pendidikan

karakter ini dapat berjalan dengan efektif.

Page 106: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

90

B. Saran

Berdasarkan paparan dan kesimpulan tersebut, maka penulis

menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk

kedepannya agar penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif

berjalan secara maksimal, antara lain :

1. Pihak yayasan dapat mencoba untuk menjalin kerjasama dengan

instansi yang serupa yang menangani masyarakat marjinal, karena

sebagai salah satu acuan agar penerapan pendidikan karakter dapat

berjalan efektif.

2. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan harus lebih bervariatif lagi,

hal ini dilakukan agar anak tidak mudah jenuh dan meningkatkan

antusias anak-anak pada saat menghadirinya.

3. Kunjungan rutin orangtua atau wali ke Yayasan Nara Kreatif, hal ini

perlu dilakukan agar adanya kerjasama antara pihak yayasan dan

orangtua, sehingga penerapan pendidikan karakter dapat berjalan

efektif.

4. Training bagi pengurus dan pengajar mengenai bagaimana teknik yang

tepat untuk menerapkan pendidikan karakter, khususnya bagi

masyarakat marjinal.

5. Mengaktifkan kembali kegiatan kelas membaca dengan metode yang

kreatif agar warga belajar antusias dan dapat membiasakan kegiatan

membaca, tidak hanya di yayasan melainkan menjadikan budidaya

membaca dalam diri sendiri.

Page 107: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

91

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Maswardi Muhammad. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta:

Badouse Media, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 1998.

Azizah, Ayu Nur, “Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Anak

Terlantar di Panti Asuhan Nurul Qur’an Bekasi”, Skripsi pada UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014. tidak dipublikasikan.

Azzet, Akhmad Muhaimin. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia:

Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan

Kemajuan Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2011.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Standar dan Prosedur

Penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.

Fauzi, Mohammad Ali, “Pendidikan Alternatif Kaum Marjinal (Studi Kasus

Pembelajaran PAI di SMP Alternatif Qaryah Tharbiyah Kalibening

Salatiga)”, Skripsi pada IAIN Walisongo Semarang: 2007. tidak

dipublikasikan.

Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta, 2012.

Joesoef, Soelaiman. Konsep Dasar Pendidikan Non-Formal. Jakarta: Bumi

Aksara, 1992.

Kementerian Pendidikan Nasional. Panduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011.

Linggasari, Yohannie & Donatus Fernanda Putra. “Jakarta Kota Paling Tak

Aman Sejagat, CCTV, & Sniper Disiapkan”,

http://m.cnnindonesia.com/nasional/20150129081301-20-

28184/jakarta-kota-paling-tak-aman-sejagat-cctv-sniper-disiapkan/, 11

November 2015.

Page 108: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

92

Listyarti, Retno. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, & Kreatif.

Jakarta: Esensi, 2012.

Marzuki, Saleh. Pendidikan Nonformal. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Muliatinah, Sri Santo Budi. “Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta Maret

2015”, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi DKI Jakarta. Jakarta, 15

September 2015.

Mutaqien, Arip dkk. Menuju Indonesia Sejahtera: Upaya Konkret Pengentasan

Kemiskinan. Jakarta: Khanata, 2006.

Muwahidah, Siti Sarah dan Zakkiyudin Baidhowy. Islam, Good Governance,

dan Pengentasan Kemiskinan. Jakarta: MAARIF Institute for Culture

and Humanity, 2007.

Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan

Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Purwanti, Yanti Dewi, Koentjoro, dan Esti Hayu Purnamaningsih. Konsep

Diri Perempuan Marginal. Jurnal Psikologi. 2000.

Purwanto, Nanang. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.

Ramadhan, Nezatullah. Wawancara. Jakarta, 26 Mei 2015.

Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter: Pendidikan

Berbasis Agama & Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Sisca Rahmadonna, Farida Hanum dan Arif Rohman, Development of

Children Character Through Model of Communication, Education,

Information in Marginal Communities in Yogyakarta, Proceeding:

Empowering The Primary Education for The Brighter Generation

2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Wijanarko, Agus, “Pemberdayaan Masyarakat Marjinal yang Bekerja sebagai

Pedagang Kaki Lima untuk Meningkatkan Pendapatannya (Studi

Kasus pada Pedagang Kaki Lima di Simpang Lima Semarang)”, Tesis

pada Pascasarjana Universitas Negeri Semarang: 2005. tidak

dipublikasikan.

Page 109: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

93

Zubaedi. Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya Menawarkan Solusi

terhadap Berbagai Problem Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

_______. Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, 2013.

Page 110: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 111: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

95

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

A. Untuk Ketua Yayasan

1. Apa yang melatar belakangi berdirinya Yayasan Nara Kreatif?

2. Dikelola oleh siapa sajakah Yayasan Nara Kreatif?

3. Kapan pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif mulai

berlangsung?

4. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif?

5. Bagaimana struktur kepengurusan di bagian pendidikan untuk saat ini?

6. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di Yayasan

Nara Kreatif?

7. Apa yang melatarbelakangi Yayasan Nara Kreatif untuk lebih merangkul

kepada kelompok masyarakat marjinal?

8. Program/kegiatan apa sajakah yang diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif

dalam membina warga belajar yang berasal dari masyarakat marjinal?

9. Apa yang melatarbelakangi Yayasan Nara Kreatif menerapkan pendidikan

karakter disetiap program/kegiatan yang diselenggarakan?

10. Sejak kapan penerapan nilai-nilai karakter diberlakukan di Yayasan Nara

Kreatif?

Page 112: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

96

B. Untuk Kepala Sekolah

1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif?

2. Bagaimana struktur kepengurusan di bagian pendidikan untuk saat ini?

3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di Yayasan

Nara Kreatif?

4. Berasal dari latar belakang apa sajakah warga belajar yang mengikuti

kegiatan di Yayasan Nara Kreatif?

5. Program/kegiatan apa sajakah yang diselenggarakan Yayasan Nara Kreatif

dalam membina warga belajar yang berasal dari masyarakat marjinal?

6. Bagaimanakah cara menerapkan pendidikan karakter yang berlangsung di

Yayasan Nara Kreatif?

7. Bagaimanakah cara menarik minat warga belajar agar mau mengikuti

program/kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif?

8. Siapa sajakah yang bertanggung jawab atas proses pelaksanaan penerapan

pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif?

9. Kendala apa saja yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter

dalam setiap program/kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara

Kreatif?

10. Apa solusi/pemecahan masalah dari kendala yang dihadapi dalam

penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif?

Page 113: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

97

C. Untuk Pengajar

1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di Yayasan

Nara Kreatif?

3. Bagaimanakah cara menerapkan pendidikan karakter yang berlangsung di

Yayasan Nara Kreatif?

4. Bagaimanakah cara menarik minat warga belajar agar mau mengikuti

program/kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif?

5. Kendala apa saja yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter

dalam setiap program/kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara

Kreatif?

6. Apa solusi/pemecahan masalah dari kendala yang dihadapi dalam

penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif?

7. Bagaimanakah menurut Anda penerapan pendidikan karakter yang

dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif? Apakah sudah berjalan efektif atau

belum?

8. Apa saran atau masukan bagi Yayasan Nara Kreatif agar penerapan

pendidikan karakter berlangsung efektif?

Page 114: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

98

D. Untuk Warga Belajar/Anak Asuh

1. Apa pekerjaan atau kegiatan yang sedang kamu jalani sekarang?

2. Sudah berapa lama kamu bersekolah di Nara Kreatif?

3. Apa saja yang kamu ketahui mengenai kegiatan di Nara Kreatif?

4. Apakah kamu mengikuti semua kegiatan yang ada di Nara Kreatif?

Berikan alasannya!

5. Bagaimana menurut kamu kegiatan yang ada di Nara Kreatif?

6. Menurut kamu, nilai-nilai karakter apa saja yang kamu dapatkan ketika

mengikuti kegiatan di Nara Kreatif?

7. Menurut kamu, apa faktor yang mempengaruhi Yayasan Nara Kreatif

menerapkan nilai-nilai karakter pada setiap kegiatan yang

diselenggarakan?

8. Apakah kamu menerapkan nilai-nilai karakter yang didapatkan di Nara

Kreatif pada kehidupan sehari-hari?

9. Apakah menurut kamu kegiatan yang ada di Nara Kreatif sudah sesuai

dengan yang Anda butuhkan atau belum?

10. Upaya aja saja yang harus dilakukan Yayasan Nara Kreatif agar penerapan

nilai-nilai karakter berjalan dengan semestinya?

11. Saran atau ide apa yang kamu dapat berikan agar kegiatan di Nara Kreatif

lebih diminati oleh warga belajar?

Page 115: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

99

Lampiran 2

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Senin, 28 Agustus 2016

Interviewee : Nezatullah Ramadhan

Jabatan : Pendiri/Ketua Yayasan Nara Kreatif

Waktu : 10.50 WIB

Tempat : Yayasan Nara Kreatif

Pokok Pembicaraan

1. Apa yang melatar belakangi berdirinya Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Yayasan Nara Kreatif didirikan sebagai bentuk keprihatinan pada

lingkungan sekitar dimana banyak limbah organik yang tidak dimanfaatkan

oleh masyarakat disekitar lingkungan. Berangkat dari keprihatinan inilah, saya

membentuk Yayasan Nara Kreatif untuk mengolah benda yang tidak berguna

menjadi berdaya guna. Beberapa produk yang diolah berasal dari limbah

organik antara lain; Paper Bag, Light Craft, Certificate, Drop Box, dan lain-

lain. Selain itu, adanya kegiatan pendidikan dengan membuka Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat bagi masyarakat pra-sejahtera yaitu Program Kejar Paket

A/B/C secara Gratis, dan menerapkan pendidikan karakter bagi masyarakat

pra-sejahtera tersebut.

2. Dikelola oleh siapa sajakah Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Untuk pengelolaan yayasannya sendiri yang bertanggung jawab

adalah saya pribadi sebagai founder dan Ketua Yayasan, dan tidak lupa ada

struktur kepengurusan sendiri yang ikut serta mengelola Nara Kreatif, mulai

dari Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Sekretaris, Bendahara, Divisi

Operasional dan Divisi Pendidikan.Yayasan Nara Kreatif juga berdiri pada

dua sisi yaitu divisi operasional yang menangani kreatifitas produksi daur

ulang kertas dan divisi pendidikan yang mana mengurusi pendidikan

kesetaraan kejar Paket A, B, dan C. Untuk masing-masing divisi memiliki

Page 116: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

100

kepengurusan sendiri yang dipimpin oleh Kepala Operasional (Divisi

Operasional) dan Kepala Sekolah (Divisi Pendidikan).

3. Kapan pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif mulai

berlangsung?

Jawaban: Pelaksanaan pendidikan sendiri di Nara Kreatif berlangsung sejak

akhir tahun 2013, dan pembentukan pendidikan kesetaraan ini dilatar

belakangi karena anak-anak sekitar yang masih belum mendapati pendidikan

atau dikatakan putus sekolah karena berbagai macam alasan, seperti tidak

adanya biaya, drop out dari sekolah, keluarga yang tidak mendukung untuk

bersekolah, dll. Hal inilah yang mendorong kami untuk membuka pendidikan

kesetaraan yang mana sasaran utama kami ialah anak-anak yatim, marjinal,

dan putus sekolah. Namun tidak menutup kemungkinan ada anak-anak yang

dari latar belakang yang lain untuk mengikuti pendidikan di tempat kami.

4. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Pendidikan yang dilaksanakan di Nara Kreatif yaitu Pendidikan

Nonformal dalam bentuk Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan C. Untuk

legalitas dari dinas pendidikan sendiri, Nara Kreatif masih belum mengantongi

izin, namun kami menjalin kerjasama dengan salah satu Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Yayasan Bina Insan Mandiri (YBIM) atau yang

lebih dikenal dengan Sekolah Master yang ada di Depok. Jadi untuk

pembelajarannya dilaksanakan di Nara Kreatif, namun untuk keikutsertaan

Ujian Nasionalnya bekerjasama dengan PKBM tersebut. Untuk

pelaksanaannya sendiri, kami disini lebih mengutamakan pendidikan yang

membentuk akhlak, kepribadian, atau karakter warga belajar. Karena

mengingat latar belakang mereka yang berasal dari keluarga marjinal, serta

minim bahkan kurangnya pembentukan dari kepribadian mereka sendiri. Oleh

karena itu, kami disini tidak terlalu mengutamakan unggul dalam bidang

akademik, tapi yang lebih utama yaitu bagaimana mengubah kepribadian

mereka sebelum dan sesudah mengemban pendidikan di Nara Kreatif,

khususnya penerapan nilai-nilai karakter.

Page 117: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

101

5. Bagaimana struktur kepengurusan di bagian pendidikan untuk saat ini?

Jawaban: Untuk divisi pendidikan sendiri terdiri dari pengurus dan pengajar.

Struktur kepengurusan terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah

bidang Kesiswaan, serta Administrasi. Hal yang membedakan antara pengurus

dan pengajar ialah beban tanggung jawab yang diemban. Karena untuk

pengurus disini lebih mendesain dan mengevaluasi program atau kegiatan,

serta merancang arah pendidikan Nara Kreatif ini akan dibawa kemana untuk

kedepannya. Sedangkan untuk pengajar sifatnya yang menjalankan program

yang telah disusun, serta transfer ilmu kepada para warga belajar. Namun

untuk pendidikan di Nara Kreatif, tidak kami tekankan untuk menonjol di

bidang akademik, kami lebih menekankan pengembangan karakter atau

akhlak, maka dari itu dari pengajarnya sendiri harus mampu untuk mendeliver

nilai-nilai karakter yang harus diaplikasikan kepada mereka.

6. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di

Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Ditinjau dari sudut pandang saya, ada beberapa kendala yang saya

amati untuk pelaksanaan pendidikan di Nara Kreatif antara lain,

a. Sulit untuk membangun kesepahaman dengan sesama pengajar dan belum

satu visi dan misi

b. Kesulitan untuk mencari sistem yang baik agar siswa-siswa yang

bersekolah di Yayasan Nara Kreatif menjadi orang yang berkualitas

c. Kurang kerjasama dengan orangtua siswa

7. Apa yang melatarbelakangi Yayasan Nara Kreatif untuk lebih

merangkul kepada kelompok masyarakat marjinal?

Jawaban: Kami merangkul kelompok keluarga marjinal disini karena kami

melihat mereka merupakan kelompok masyarakat yang terpinggirkan dari

lingkungan masyarakat mereka sendiri, atau bisa dikatakan dikucilkan. Hal

inilah yang kami ingin ubah, yaitu mereka pun pantas dan layak untuk

mendapati manfaat seperti masyarakat pada umumnya. Dilihat dari latar

belakang warga belajar yang mengenyam pendidikan di Nara Kreatif ada yang

berasal dari Asisten Rumah Tangga (ART), buruh pabrik, office boy,

Page 118: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

102

pengangguran, tukang ojek, pengupas bawang di pasar, juru parkir, dan lain

sebaginya. Kondisi seperti ini amat sangat memprihatinkan, oleh karena itu

kami mencoba memfasilitasi mereka salah satunya berupa pendidikan bebas

biaya dalam bentuk Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan C bebas biaya.

Selain sekolah kejar paker, mereka pun kami ikut sertakan berbagai dengan

berbagai kegiatan, antara lain factory visit, kelas inspirasi yang mengundang

beberapa tokoh-tokoh masyarakat yang menginspirasi, seminar dan lain-lain.

8. Program/kegiatan apa sajakah yang diselenggarakan Yayasan Nara

Kreatif dalam membina warga belajar yang berasal dari masyarakat

marjinal?

Jawaban: Program atau kegiatan di Nara Kreatif ada yang sifatnya sudah

terjadwalkan dan ada yang tentatif. Untuk sifatnya yang tentatif, terkadang

kegiatan dilaksanakan di Nara Kreatif (in class) ataupun kunjungan ke

beberapa tempat (out class). Namun untuk sifatnya terjadwalkan ada beberapa

kegiatan yaitu seperti kelas agama, kelas komputer, ekstrakurikuler futsal dan

pencak silat, serta Nara Bersih. Sedangkan yang tentatif antara lain Kelas

Inspirasi, Nara Sehat, Factory Visit atau Company Visit, seminar, dan lain

sebagainya. Kami berusaha memberikan kegiata-kegiatan yang menunjang

kemampuan mereka agar apa yang mereka miliki akan terus berkembang.

9. Apa yang melatarbelakangi Yayasan Nara Kreatif menerapkan

pendidikan karakter disetiap program/kegiatan yang diselenggarakan?

Jawaban: Hal yang melatar belakangi salah satunya ialah latar belakang dari

warga belajar sendiri, yaitu yang berasal dari masyarakat marjinal. Kami

memang tidak ada dokumen ataupun draft untuk setiap kegiatannya dan

berikut nilai-nilai apa saja yang harus diterapkan, tetapi pada dasarnya kami

menerapkan ke mereka melalui contoh ataupun tindakan yang kami lakukan,

khususnya pengurus dan pengajar yang berkontribusi di Nara Kreatif. Kami

selalu menanamkan ke warga belajar bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan

terdapat berbagai macam nilai-nilai yang terkandung. Maka dari itu, tim

pengurus sendiri yang membuat program ataupun kegiatan harus

mempertimbangkan baik buruknya program atau kegiatan yang akan

Page 119: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

103

dilaksanakan, dan harus dipastikan hal tersebut bermanfaat bagi mereka.

Kalaupun akan mengadakan kegiatan yang sifatnya refreshing harus tetap ada

nilai yang terkandung pada setiap kegiatan.

10. Sejak kapan penerapan nilai-nilai karakter diberlakukan di Yayasan

Nara Kreatif?

Jawaban: Penerapan nilai karakter sendiri sudah kami aplikasikan sejak

Yayasan Nara Kreatif berdiri, karena tujuan kami yaitu membentuk

kepribadian, akhlak, serta karakter mereka agar dapat diterapkan di

lingkungan masyarakat mereka serta bermanfaat bagi orang banyak.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Ketua Yayasan Penulis

Nezatullah Ramadhan Alprilia Nuriani Rachmawati

Page 120: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

104

Lampiran 3

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Minggu, 7 Februari 2016

Interviewee : Muhammad Taufik

Jabatan : Kepala Pendidikan Sekolah Nara Kreatif

Waktu : 19.35 WIB

Tempat : Yayasan Nara Kreatif

Pokok Pembicaraan

1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Nara Kreatif mengadakan program pendidikan kesetaraan atau

sekolah kejar paket A, B, dan C yang mana dalam proses pelaksanaannya

tidak hanya memberikan pengetahuan dalam bidang akademik saja, tetapi

disetiap materi yang diajarkan pada setiap warga belajar ditanamkan nilai-nilai

karakter atau budi pekerti, salah satu contohnya yaitu penanaman sikap sopan

santun. Karena hal ini dilatar belakangi warga belajar itu sendiri yang mana

mereka memiliki krisis akan penanaman nilai-nilai karakter.

2. Bagaimana struktur kepengurusan di bagian pendidikan untuk saat ini?

Jawaban: Struktur kepengurusan di pendidikan sendiri untuk saat ini sudah

terbentuk kestrukturan, namun belum berjalan secara maksimal. Masing-

masing dari pengurus dibutuhkan pelatihan-pelatihan yang mana nantinya

mampu me-manage dari kepengurusan itu sendiri, sehingga tercapailah

pendidikan yang baik.

3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di

Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Kendala dalam pelaksanaan pendidikan yaitu salah satunya dari

kualitas tenaga pendidikan atau pengajar, karena mereka minim akan

pengetahuan tentang kependidikan dan belum memiliki pengalaman untuk

mengajar dan mendidik. Kualitas pendidikan akan jauh lebih baik apabila

Page 121: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

105

didukung dengan pengajar yang memiliki kemampuan atau skill. Selain dari

pengajar, kendala selanjutnya yakni dari fasilitas. Meskipun fasilitas saat ini

jauh lebih baik dari yang sebelumnya, seperti untuk pembelajaran komputer

sudah ada 10 komputer yang tersedia, hanya saja belum ada kelas tersendiri.

Untuk fasilitas yang belum terpenuhi lainnya seperti belum tersedianya ruang

kelas khusus untuk belajar, media pembelajaran yang terkait dengan mata

pelajaran (alat peraga), dsb.

4. Berasal dari latar belakang apa sajakah warga belajar yang mengikuti

kegiatan di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Warga belajar yang mengikuti pendidikan di Nara Kreatif berasal

dari berbagai macam latar belakang, antara lain anak-anak jalanan, anak

yatim-piatu, broken home, keluarga kurang mampu, dan anak autism. Mereka

datang untuk belajar dan kami berikan fasilitas pendidikan bebas biaya.

5. Program/kegiatan apa sajakah yang diselenggarakan Yayasan Nara

Kreatif dalam membina warga belajar yang berasal dari masyarakat

marjinal?

Jawaban: Program yang kami selenggarakan berbagai macam, ada pendidikan

kesetaraan paket A, B, dan C. Lalu untuk kegiatan lainnya seperti pendidikan

agama Islam, keterampilan komputer, kelas inspirasi, dan Nara Bersih. Untuk

Nara Bersih merupakan salah satu kegiatan yang rutin diadakan setiap 1 bulan

sekali, yaitu dengan kegiatan membersihkan lingkungan sekitar yayasan. Hal

ini kami lakukan untuk menanamkan kepada mereka cinta lingkungan,

tanggung jawab terhadap kebersihan, kerja sama, dan rasa memiliki yang

besar. Selain itu, kami juga ikutsertakan warga belajar untuk mengikuti

Seminar Company/Factory Visit,dan pameran-pameran untuk menambah

wawasan mereka.

6. Bagaimanakah cara menerapkan pendidikan karakter yang berlangsung

di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Penerapan pendidikan karakter di Nara Kreatif yang paling utama

ialah menerapkan dan menanamkan nilai-nilai karakter mereka di setiap

kegiatan yang dilaksanakan. Contohnya ialah pada saat proses pembelajaran,

Page 122: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

106

para pengajar dituntut untuk dapat memberikan nilai-nilai karakter yang baik

disamping pengetahuan akademik. Selain itu, dalam keseharian diluar dari jam

sekolah kita juga mengajari mereka nilai-nilai karakter, contohnya untuk

saling menghargai terhadap sesama, atau yang lebih tua, atau terhadap yang

lebih muda. Selain itu, diajarkan sopan santun dan membangun akhlak

mereka.

7. Bagaimanakah cara menarik minat warga belajar agar mau mengikuti

program/kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Cara menarik minat mereka yaitu pertama-tama kita lihat dari tujuan

mereka terlebih dulu, yang mana kebanyakan dari mereka bersekolah untuk

mendapatkan ijazah. Maka dari pada itu kami menjembatani mereka untuk

meraih tujuan tersebut, dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan menarik

yang dapat memotivasi mereka, yang mana setelah mereka mendapati Ijazah

atau lulus nantinya mereka dapat menjadi orang yang bermanfaat dan sukses.

Selain itu kami juga ajarkan berwirausaha, hal ini diajarkan agar orientasi

mereka setelah lulus bukan hanya bekerja diperusahaan, melainkan mereka

dapat membuka lapangan kerja sendiri, dan dari berwirausaha itu dapat

ditanamkan sikap untuk menjadi orang mandiri tanpa bergantung kepada

orang lain, serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

8. Siapa sajakah yang bertanggung jawab atas proses pelaksanaan

penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter ini, semua pihak

yang ada didalamnya terutama pengurus dan pengajar bertanggung jawab agar

tercapai tujuan yang diharapkan. Pengajar disini bertugas untuk memantau

anak-anak didiknya yang diajarkan, sedangkan pengurus memantau

pendidikan itu secara global, yakni dari pengajarnya dan warga belajar itu

sendiri.

9. Kendala apa saja yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter

dalam setiap program/kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara

Kreatif?

Page 123: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

107

Jawaban: Kendala yang kami hadapi dalam penerapan pendidikan karakter

yaitu sifat malas dari warga belajar itu sendiri yang terkadang kurang

tercapainya nilai-nilai karakter yang kami ajarkan. Karena dilihat dari latar

belakang mereka yang awalnya mereka memiliki kebiasaan yang tidak mudah

diatur, dan ketika mereka menjadi bagian dari kami yang mana diterapkan

beberapa peraturan yang harus mereka laksanakan. Selain itu, minimnya

inisiatif dari pengajar pada saat mereka mengajar dan menanamkan nilai-nilai

pendidikan karakter kepada warga belajar, sehingga belum tercapai secara

maksimal.

10. Apa solusi/pemecahan masalah dari kendala yang dihadapi dalam

penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Solusinya yaitu diadakan pelatihan terutama kepada pengurus dan

tenaga pendidik/pengajar. Mereka harus diberikan training untuk mengetahui

cara penangaan anak-anak yang termarjinalkan tersebut. Untuk warga

belajarnya sendiri, mereka harus diberikan kegiatan-kegiatan yang sifatnya

kegiatan yang mereka butuhkan dan berbeda dari yang sebelumnya agar

mereka jauh lebih antusias. Selain itu, penanaman yang rutin nilai-nilai

karakter kepada warga belajar, harus lebih sering diingatkan, karena

penanaman nilai karakter itu tidak bisa satu atau dua kali diajarkan, tetapi

harus rutin dan sebagai pengajar pun harus mencontohkan yang baik pula agar

berjalan maksimal.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Kepala Sekolah Penulis

Muhammad Taufik Alprilia Nuriani Rachmawati

Page 124: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

108

Lampiran 4

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Rabu, 9 Desember 2015

Interviewee : Hoirunnisa

Jabatan : Pengajar Paket A / PKn

Waktu : 15.40 WIB

Tempat : Yayasan Nara Kreatif

Pokok Pembicaraan

1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Pelaksanaan kegiatan pendidikan di Nara Kreatif berlangsung dari

selasa sampai sabtu, yaitu hari Selasa, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Sedangkan

untuk pendidikan Agama Islam berlangsung pada hari Rabu (Agama: B. Arab,

Fiqih, Akhlak, Al-Qur’an).

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di

Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan yaitu kehadiran warga

belajar yang fluktuatif, tetapi kembali ke pengajar itu sendiri sebab hal ini

mungkin terjadi karena kurangnya kedekatan yang terjadi dengan warga

belajar. Dilihat dari latar belakang mereka yang berasal dari keluarga marjinal

dan penanaman karakter yang berbeda pula, maka pada saat mereka sekolah

mereka butuh kasih sayang atau terjalin kedekatan antara pengajar dan warga

belajar. Karena dengan menjalin kedekatan dan memberi mereka kasih

sayang, maka akan jauh lebih mudah untuk mengambil hatinya agar mereka

mau masuk sekolah.

3. Bagaimanakah cara menerapkan pendidikan karakter yang berlangsung

di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Cara menerapkannya yaitu semua harus dibangun dengan

chemistry/kedekatan, kalau warga belajar menganggap kita keluarga atau

Page 125: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

109

teman, maka akan ada rasa memiliki. Maka disini pengajar dituntut untuk

memiliki kedekatan agar mudah membangun karakter mereka.

4. Bagaimanakah cara menarik minat warga belajar agar mau mengikuti

program/kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Cara menarik minat mereka untuk Kegiatan Belajar Mengajar

terlebih dulu, pengajar harus ditekankan untuk menunjukkan perilaku-perilaku

yang baik kepada warga belajar dan harus mengkorelasikan antara materi

pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, pengajar juga harus dapat

membaur dengan warga belajar, jangan sampai ada sekat atau gap antara

pengajar dan warga belajar. Lalu membuat kegiatan yang mungkin berbeda

dari yang sebelumnya, contohnya diadakan senam setiap satu bulan sekali atau

pertandingan futsal, dsb. agar kegiatan yang berlangsung tidak monoton.

5. Kendala apa saja yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter

dalam setiap program/kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara

Kreatif?

Jawaban: Kesulitan pasti ada, yang mana mereka berasal dari berbagai macam

latar belakang dan bahkan tingkah laku mereka ada yang tidak sewajarnya

dilakukan (berbicara kasar, dll.). Terkadang para pengajar sulit untuk

menyuruh warga belajar untuk mengikuti peraturan yang diterapkan di Nara

Kreatif, karena mereka mulanya hidup bebas tanpa aturan. Hal yang masih

menjadi kendala adalah bagaimana cara yang efektif agar warga belajar ini

mau mematuhi aturan-aturan yang berlaku dan merubah pola pikir mereka.

6. Apa solusi/pemecahan masalah dari kendala yang dihadapi dalam

penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Menurut saya, solusi yang dapat dilakukan yaitu sering berbicara

atau ada interaksi dengan mereka, hal ini dilakukan agar mereka mencurahkan

permasalahan mereka kepada kita sebagai pengajar. Selain itu, memantau

aktivitas merek melalui media sosial dan ikut berinteraksi, itu akan jauh

membuat warga belajar lebih nyaman untuk cerita ke pengajar apabila ada

masalah. Namun yang terpenting ialah harus membangun kedekatan dengan

warga belajar itu sendiri.

Page 126: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

110

7. Bagaimanakah menurut Anda penerapan pendidikan karakter yang

dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif? Apakah sudah berjalan efektif atau

belum?

Jawaban: Menurut saya penerapan pendidikan karakter di Nara Kreatif belum

terlalu efektif. Kalau dilihat dari segi tahun berdiri belum ada progress yang

signifikan, tapi step by step mulai ada peningkatan, contohnya warga belajar

mulai ada perubahan dari segi perilaku, berubah menjadi lebih baik lagi. Kalau

dari penerapan nilai religious, ada beberapa dari mereka yang tadinya apabila

mau mengerjaka sholat harus diperintah terlebih dulu, tapi lambat laun mereka

sadar dengan sendirinya. Lalu, yang tadinya mungkin ada beberapa warga

belajar yang berkata kasar, untuk sampai saat ini jauh lebih berkurang.

8. Apa saran atau masukan bagi Yayasan Nara Kreatif agar penerapan

pendidikan karakter berlangsung efektif?

Jawaban: Saran untuk pendidikan di Nara Kreatif, agar lebih banyak diberikan

waktu antara pengajar dan warga belajar di luar jam belajar agar terjalin

kedekatan dan interaksi yang baik. Selain itu antara pengajar yang satu dengan

yang lainnya harus memiliki kesamaan visi misi agar penanaman karakter

dapat berjalan maksimal.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Pengajar Penulis

Hoirunnisa Alprilia Nuriani Rachmawati

Page 127: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

111

Lampiran 5

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Rabu, 9 Desember 2015

Interviewee : Roosna Sari Mauludina

Jabatan : Pengajar Paket C / Geografi

Waktu : 16.30 WIB

Tempat : Yayasan Nara Kreatif

Pokok Pembicaraan

1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Pelaksanaan pendidikan di Nara Kreatif, khususnya untuk

Pendidikan Kesetaraa, kalau di hari awal masuk Kegiata Belajar Mengajar

(KBM) yaitu hari Selasa warga belajaranya semangat dan antusias, dilihat dari

presensi kehadirannya. Namun, ketika beranjak di hari Kamis, Jumat, dan

Sabtu jumlah warga belajar yang hadir berkurang, entah itu karena kesibuka

warga belajar yang ada beberapa masih bekerja atau hal lainnya. Kalau untuk

kegiatan kelas membaca, sampai saat ini warga belajar Paket A, B, dan C

selalu mengikuti kegiatan tersebut.

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di

Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Kendala yang dihadapi yaitu ketika ada beberapa warga belajar yang

tidak mengikuti aturan dengan baik, dan berperilaku seenaknya sendiri. Selain

itu, kehadiran warga belajar yang fluktuatif dan terkadang ada warga belajar

yang tidak mengikuti KBM hingga absen satu minggu bahkan lebih.

3. Bagaimanakah cara menerapkan pendidikan karakter yang berlangsung

di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Cara penerapan pendidikan karakter di Nara Kreatif sendiri lebih

menekankan kepada pengajar, karena mereka sebagai contoh bagi warga

belajar untuk berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai karakter. Mereka

Page 128: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

112

harus menerapkan nilai-nilai tersebut tidak hanya pada saat memberikan

materi pelajaran saja, melainkan diluar dari pada itu harus dapat memberi

contoh yang baik, seperti mengucapkan maaf, terima kasih, tolong, dll.

4. Bagaimanakah cara menarik minat warga belajar agar mau mengikuti

program/kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Cara yang menarik minat warga belajar yaitu dengan membangun

kedekatan antara warga belajar dan pengajar, entah itu disetiap kegiatan yang

berlangsung di Nara Kreatif ataupun di luar dari pada itu.

5. Kendala apa saja yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter

dalam setiap program/kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara

Kreatif?

Jawaban: Kendala yang kami hadapi yaitu sulit untuk mengatur warga belajar,

karena mungkin mereka terbiasa dengan aktivitas yang kurang baik. Namun

disini kami masih belum bisa menemukan cara yang sesuai untuk menerapkan

atau menanamkan nilai-nilai karakter kepada warga belajar.

6. Apa solusi/pemecahan masalah dari kendala yang dihadapi dalam

penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Membangun komunikasi dengan warga belajar, orang tua, dan

lingkungan sekitar. Karna mereka akan menganggap bahwa ada yang

memperhatikan mereka.

7. Bagaimanakah menurut Anda penerapan pendidikan karakter yang

dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif? Apakah sudah berjalan efektif atau

belum?

Jawaban: Di Nara Kreatif terbagi atas warga belajar dan anak asuh. Untuk

anak asuh ialah anak yang tinggal atau diasramakan di Nara Kreatif,

sedangkan untuk warga belajar ialah mereka hanya untuk mengikuti program

pendidikan kesetaraan saja. Penerapan pendidikan karakter bagi anak asuh

khususnya, sudah berjalan efektif karena mereka lebih peka atau sensitive

dengan lingkungan sekitar, seperti mengucapkan salam atau ucapan terima

kasih. Saya pun sebagai pengajar merasa malu, karena saya sendiri belum

menerapkan nilai-nilai karakter yang baik di dalam diri. Lalu utuk penerapan

Page 129: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

113

pendidikan karakter bagi warga belajar belum cukup maksimal, hal ini

mungkin dikarenakan intensitas waktu yang kurang untuk tatap muka dengan

penagajr itu sendiri.

8. Apa saran atau masukan bagi Yayasan Nara Kreatif agar penerapan

pendidikan karakter berlangsung efektif?

Jawaban: Saran dari saya agar diberikan 1 hari full dengan adanya interaksi

pengajar dan warga belajar, tetapi fokusnya yaitu dengan penanaman nilai-

nilai pendidikan karakter dan dibantu dengan pihak-pihak yang ingin men-

support kegiatan tersebut.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Pengajar Penulis

Roosna Sari Mauludina Alprilia Nuriani Rachmawati

Page 130: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

114

Lampiran 6

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Selasa, 21 Juni 2016

Interviewee : Anis Nurfitriani

Jabatan : Pengajar / Paket B

Waktu : 19.35 WIB

Tempat : Yayasan Nara Kreatif

Pokok Pembicaraan

1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Pelaksanaan pendidikan di Yayasan Nara Kreatif yaitu dengan

pendidikan agama, pendidikan akademik dan pendidikan karakter. Untuk

pendidikan agama dilaksanakan pada setiap hari rabu pukul 17.30-21.30 WIB

dengan materi pembelajaran mengenai tajwid, akidah akhlak, fikih, Sejarah

Kebudayaan Islam dan Tadarus Al-qur’an dan iqra, bahasa Arab dan Public

Speaking. Untuk pendidikan akademik dilaksanakan pada hari selasa, kamis,

jum’at dan sabtu. Dengan tingkatan kelas yaitu paket A,B dan C. Ada 6 mata

pelajaran yang diajarkan untuk paket A dan B, dan 7 mata pelajaran untuk

paket C. Mata pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran yang diuji

nasionalkan yaitu : matematika, b. Indonesia, b. Inggris, ipa, ips, ekonomi,

sosiologi, pkn, dan geografi. Selain dari mata pelajaran tersebut anak-anak

warga belajar kami ajarkan pula ketrampilan komputer dan kegiatan

esktrakurikuler silat, menari dan futsal. Dan juga beberapa seminar atau kelas

edukasi dengan para motivator. Untuk pendidikan karakter yang kita

laksanakan adalah pada setiap saat mereka beraktivitas artinya tidak dibatasi

dengan waktu 24 jam. Dengan pengenalan adab dan sopan santun serta

bagaimana cara bersyukur, berterima kasih, meminta maaf, menyayangi yang

lebih kecil, menghormati yang lebih besar, seputar adab keseharian mereka.

Page 131: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

115

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di

Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Kendala yang paling sering dihadapi adalah ketika anak-anak warga

belajar sedang berkurang jumlah kehadirannya. Disebabkan oleh beberapa

faktor yaitu bekerja, malas, hilang tanpa kabar dan sebagainya. Karena

berkurangnya minat belajar mereka adalah masalah terbesar dalam proses

pendidikan di Nara Kreatif.

3. Bagaimanakah cara menerapkan pendidikan karakter yang berlangsung

di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Penerapan pendidikan karakter yang dilakukan di Nara kreatif

adalah dengan mengajarkan adab keseharian. Dan itu dilakukan dengan tidak

terjadwalkan, artinya 24 jam perilaku mereka dibawah pengawasan dari kami.

4. Bagaimanakah cara menarik minat warga belajar agar mau mengikuti

program/kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Biasanya anak-anak akan tertarik dengan hal-hal baru. Jadi sebisa

mungkin kami membuat kegiatan yang memang diminati dengan anak-anak.

Dalam artian kegiatan yang kami adakan adalah untuk menunjang kebutuhan

dan keinginan anak-anak warga belajar.

5. Kendala apa saja yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter

dalam setiap program/kegiatan yang berlangsung di Yayasan Nara

Kreatif?

Jawaban: Kendala yang dihadapi sampai saat ini saya belum merasakan

kendala yang banyak. Yang paling sering adalah ketika warga belajar sulit

untuk diatur dan di nasehati.

6. Apa solusi/pemecahan masalah dari kendala yang dihadapi dalam

penerapan pendidikan karakter di Yayasan Nara Kreatif?

Jawaban: Solusinya adalah keikhlasan dan kesabaran serta introspeksi diri.

Dengan keikhlasan maka dengan seiring berjalannya waktu anak-anak akan

dapat mengikuti apa yang sudah diajarkan dan ditetapkan oleh nara kreatif.

Sedangkan kesabaran adalah kunci utamanya, kalau semisal kita tidak sabar

mengahadpi mereka bagaimana mereka bisa menuruti kita. Yang terakhir

Page 132: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

116

instropeksi diri yaitu mengevaluasi apakah kita salah dalam penyampaian

maupun perilaku dan mengevaluasi tindakan apa yang sebaiknya dilakukan.

7. Bagaimanakah menurut Anda penerapan pendidikan karakter yang

dilaksanakan Yayasan Nara Kreatif? Apakah sudah berjalan efektif atau

belum?

Jawaban: Sejauh ini sudah cukup efektif. Bukti nyatanya adalah perubahan

sikap, perilaku dari warga belajar itu sendiri.

8. Apa saran atau masukan bagi Yayasan Nara Kreatif agar penerapan

pendidikan karakter berlangsung efektif?

Jawaban: Mengadakan workshop tentang pendidikan karakter. Dengan tujuan

agar tidak melulu seperti itu-itu saja kegiatannya atau cara yang digunakan.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Pengajar Penulis

Anis Nurfitriani Alprilia Nuriani Rachmawati

Page 133: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

117

Lampiran 7

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Minggu, 4 September 2016

Interviewee : Neng Saimah

Waktu : 18.45 WIB

Tempat : Yayasan Nara Kreatif

Pokok Pembicaraan

1. Apa pekerjaan atau kegiatan yang sedang kamu jalani sekarang?

Jawaban: Kegiatan yang saya jalani untuk sekarang ini yaitu menjadi anak

asuh di Yayasan Nara Kreatif dan sedang fokus ke kegiatan kreatifitas

produksi daur ulang kertas, sebab banyaknya pesanan dari beberapa

perusahaan.

Ayah sopir dan Ibu kuli ngupas bawang.

2. Sudah berapa lama kamu bersekolah di Nara Kreatif?

Jawaban: Saya sudah bersekolah di Nara Kreatf selama hampir 2 tahun dan

tinggal di asrama putri Nara Kreatif menjadi anak asuh kurang lebih 1 tahun.

Ayah saya bekerja sebagai sopir, sedangkan ibu saya menjadi kuli pengupas

bawang di Pasar Induk Kramat Jati.

3. Apa saja yang kamu ketahui mengenai kegiatan di Nara Kreatif?

Jawaban: Selain ada sekolah kejar paket, di Nara Kreatif terdapat pendidikan

pembangunan karakter, produktivitas, serta keterampilan komputer

4. Apakah kamu mengikuti semua kegiatan yang ada di Nara Kreatif?

Berikan alasannya!

Jawaban: Selama ini saya selalu mengikuti semua kegiatan di Nara Kreatif,

karena memang saya tinggal di Nara Kreatif dan sebagian waktu saya

habiskan untuk kegiatan di Nara Kreatif. Tetapi kalau ada kegiatan outing ,

anak asuh yang ikut serta tidak semuanya dilibatkan, atau bisa dibilang rolling

untuk kegiatan di luar Nara Kreatif.

Page 134: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

118

5. Bagaimana menurut kamu kegiatan yang ada di Nara Kreatif?

Jawaban: Menurut saya kegiatan sekolah sudah menyenangkan, tapi

ekstrakurikuler mesti ditambahkan meskipun sudah ada futsal dan tari, tapi

mesti diperbanyak.

6. Menurut kamu, nilai-nilai karakter apa saja yang kamu dapatkan ketika

mengikuti kegiatan di Nara Kreatif?

Jawaban: Menurut pendapat saya yaitu Leadership, karena anak asuh yang

dianggap paling dewasa ialah saya, maka saya bertanggung jawab untuk adik-

adik di Yayasan Nara Kreatif untuk memberikan contoh yang baik dan

ketegasan saya sebagai seorang kaka untuk mendidik adik-adik saya. Selain

itu diajarkan juga sopan santun dan tentang pendidikan agama, karena di Nara

Kreatif lebih ditekankan kepada pendidikan agama atau pembentukan akhlak.

Menurut saya itu merupakan hal yang paling penting.

7. Menurut kamu, apa faktor yang mempengaruhi Yayasan Nara Kreatif

menerapkan nilai-nilai karakter pada setiap kegiatan yang

diselenggarakan?

Jawaban: Faktornya mungkin karena anak-anak remaja sekarang terlalu bebas

terutama dalam pergaulan, maka dari itu agar keluarga Nara tidak terjerumus

ke pergaulan yang neko-neko di luar sana, jadi kita punya arah dengan diisi

dengan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Nara Kreatif.

8. Apakah kamu menerapkan nilai-nilai karakter yang didapatkan di Nara

Kreatif pada kehidupan sehari-hari?

Jawaban: Untuk saat ini saya masih belajar untuk menerapkan nilai-nilai yang

diajarkan, apalagi mengenai leadership, karena terkadang untuk memimpin

diri sendiri saja itu susah apalagi untuk memimpin banyak orang, belum lagi

dengan perbedaan berbagai watak dan usia yang tidak terlalu jauh berbeda

dengan saya dan itu yang menurut saya sulit.

9. Apakah menurut kamu kegiatan yang ada di Nara Kreatif sudah sesuai

dengan yang Anda butuhkan atau belum?

Jawaban: Alhamdulillah sudah cukup, selain ada pendidikan sekolahnya,

terdapat pula pendidikan agama dan kreativitas produksi daur ulang kertas,

Page 135: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

119

dan menurut saya sudah melebihi sekolah-sekolah formal pada umumnya.

Bahkan adanya pengembangan karakter juga dan menurut saya lebih lengkap

bersekolah di Nara Kreatif.

10. Upaya aja saja yang harus dilakukan Yayasan Nara Kreatif agar

penerapan nilai-nilai karakter berjalan dengan semestinya?

Jawaban: Upayanya mungkin mendengarkan keluh kesah kami baik warga

belajar atau anak asuh, karena mungkin mereka bingung mau menceritakan

permasalahan mereka ke siapa, diharapkan dengan seperti itu kamu akan lebih

terbuka.

11. Saran atau ide apa yang kamu dapat berikan agar kegiatan di Nara

Kreatif lebih diminati oleh warga belajar?

Jawaban: Menurut saya sudah lumayan banyak kegiatan yang dilaksanakan,

karena warga belajar yang bersekolah di Nara Kreatif sudah memiliki

kesibukan seperti bekerja. Mungkin selain dari kegiatan ekstrakurikuler,

mereka harus diberikan tanggung jawab di beberapa kegiatan yang

diselenggarakan, hal ini dilakukan agar mereka juga memiliki tanggung jawab

di Nara Kreatif dan membentuk rasa memiliki. Selain itu, mereka harus

dilibatkan di kelas kreativitas produksi daur ulang kertas, agar mereka

memiliki kemampuan untuk mengolah daur ulang kertas.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Warga Belajar Penulis

Neng Saimah Alprilia Nuriani Rachmawati

Page 136: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

120

Lampiran 8

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Aguustus 2016

Interviewee : Anita Rahayu

Waktu : 17.30 WIB

Tempat : Yayasan Nara Kreatif

Pokok Pembicaraan

1. Apa pekerjaan atau kegiatan yang sedang kamu jalani sekarang?

Jawaban: Pekerjaan yang saya jalani sekarang bekerja di PT Merck sebagai

packing obat. Saya bisa bekerja di perusahaan farmasi tersebut dikarenakan

mendapati fasilitas yang ditawarkan oleh Yayasan Nara Kreatif, yaitu

disalurkannya sebagai pekerja di salah satu bagian dari korporasi rekanan

Nara Kreatif, salah satunya yaitu PT Merck.

2. Sudah berapa lama kamu bersekolah di Nara Kreatif?

Jawaban: Saya sudah bersekolah di Nara Kreatif sejak Maret 2015.

3. Apa saja yang kamu ketahui mengenai kegiatan di Nara Kreatif?

Jawaban: Saya pribadi selama setahun ini menjadi anak asuh Nara Kreatif dan

rutinitas kegiatan saya disini antara lain bangun pagi, solat subuh,

membersihkan lingkungan yayasan, ceramah dhuha, kreativitas produksi daur

ulang kertas, sablo, menjahit, dan pada malam harinya yaitu sekolah. Setiap

bulannya di hari Minggu diselenggarakan kegiatan Nara Bersih, dan ada pula

Kelas Inspirasi yang mengundang tokoh-tokoh yang menginspirasi, seperti

Maudy Koesnaedi, CEO PT Garudafood, dan masih banyak lainnya.

4. Apakah kamu mengikuti semua kegiatan yang ada di Nara Kreatif?

Berikan alasannya!

Jawaban: Selama satu tahun saya bergabung, ada beberapa kegiatan yang saya

ikuti namun juga ada beberapa yang tidak. Hal ini dikarenaka pada saat itu

Page 137: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

121

selain menjadi anak asuh, saya juga masih bekerja di tempat lain sebagai

pelayan di rumah makan dari jam 9 pagi hingga jam 6 sore.

5. Bagaimana menurut kamu kegiatan yang ada di Nara Kreatif?

Jawaban: Saya mendapatkan banyak pengalaman yang awalnya saya tidak

tahu menjadi tahu, dan juga menambah wawasan. Selain itu menambah teman

juga, karena yang tadinya kita monoton dengan kegiatan di dalam, jadi kita

dapat menambah teman dengan adanya kegiata di luar.

6. Menurut kamu, nilai-nilai karakter apa saja yang kamu dapatkan ketika

mengikuti kegiatan di Nara Kreatif?

Jawaban: Di Nara Kreatif ditanamkan banyak sekali nilai karakter, karena

memang anak-anak yang bergabung di Nara banyak yang berasal dari anak

jalanan, kaum dhuafa, yang mana mereka kalau berbicara mereka tidak

mengenal sopan santun dan etika. Maka dari itu, di Nara Kreatif dididik agar

perilaku mereka yang dulu jangan sampai terbawa sampai sekarang. Selain itu,

adanya penanaman akhlak dan moral bagi mereka, salah satunya yaitu

dikhususkan adanya kelas pendidikan agama Islam.

7. Menurut kamu, apa faktor yang mempengaruhi Yayasan Nara Kreatif

menerapkan nilai-nilai karakter pada setiap kegiatan yang

diselenggarakan?

Jawaban: Karena nilai-nilai karakter itu penting, karena tidak selamanya kita

bersekolah di Nara Kreatif, ada saatnya kita akan kembali atau pulang ke

masyarakat. Jadi perlunya penanaman nilai-nilai karakter disini agar nantinya

pada saat diterapkan ke masyarakat sekitar lebih mudah. Selain itu faktor

lainnya ialah agar kita juga mencintai lingkungan, dengan menjaga lingkungan

sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan.

8. Apakah kamu menerapkan nilai-nilai karakter yang didapatkan di Nara

Kreatif pada kehidupan sehari-hari?

Jawaban: Alhamdulillah nilai-nilai yang saya dapatkan di Nara Kreatif dapat

saya terapkan di kehidupan keseharian saya, meskipu saya masih harus banyak

belajar.

Page 138: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

122

9. Apakah menurut kamu kegiatan yang ada di Nara Kreatif sudah sesuai

dengan yang Anda butuhkan atau belum?

Jawaban: Untuk kegiatannya mungkin sudah sesuai, namun kalau dilihat

fasilitas yang dimiliki Nara Kreatif masih kurang memadai seperti dari tempat

untuk belajarnya. Saya berharap Nara Kreatif memiliki biaya untuk

membenahi fasilitasnya agar terlihat seperti sekolah formal pada umumnya,

yaitu ada bangku dan meja, serta ada ruang kelas sendiri agar pada saat belajar

jauh lebih fokus.

10. Upaya aja saja yang harus dilakukan Yayasan Nara Kreatif agar

penerapan nilai-nilai karakter berjalan dengan semestinya?

Jawaban: Peraturan yang lebih ketat, karena anak-anak yang bersekolah di

Nara Kreatif masih harus dipantau satu per satu agar anak-anak tidak

melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan. Menurut saya lebih

menyadarkan anak-anak dengan sendirinya mana hal yang harus dan tidak

seharusnya dilakukan, tanpa harus dipantau setiap saat oleh pengajar.

11. Saran atau ide apa yang kamu dapat berikan agar kegiatan di Nara

Kreatif lebih diminati oleh warga belajar?

Jawaban: Kalau bisa untuk laki-laki diadakan olahraga futsal setiap

minggunya dan untuk perempuan diadakan kelas tata boga.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Warga Belajar Penulis

Anita Rahayu Alprilia Nuriani Rachmawati

Page 139: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

123

Lampiran 9

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2016

Interviewee : Windy Meilani

Waktu : 18.30 WIB

Tempat : Yayasan Nara Kreatif

Pokok Pembicaraan

1. Apa pekerjaan atau kegiatan yang sedang kamu jalani sekarang?

Jawaban: Kegiatan yang saya sedang jalani yaitu bekerja di PT Merck di

bagian Packaging.

2. Sudah berapa lama kamu bersekolah di Nara Kreatif?

Jawaban: Saya bersekolah di Nara Kreatif sudah hampir 1 tahun 6 bulan, sejak

bulan Februari 2015.

3. Apa saja yang kamu ketahui mengenai kegiatan di Nara Kreatif?

Jawaban: Untuk kegiatan di Nara Kreatif yaitu adanya kegiatan pendidikan

atau sekolah, pendidikan agama islam, dan kebersihan/Nara Bersih.

4. Apakah kamu mengikuti semua kegiatan yang ada di Nara Kreatif?

Berikan alasannya!

Jawaban: Kalau untuk kegiatan di Nara Kreatif ada beberapa yang saya ikuti

dan juga ada yang tidak, karena adanya kesibukan pekerjaan di siang harinya.

5. Bagaimaa menurut kamu kegiatan yang ada di Nara Kreatif?

Jawaban: Kegiatan yang ada di Nara Kreatif sangat menarik, banyak pelajaran

yang dapat kita peroleh, apalagi kalau ada Kelas Inspirasi yang mana

mengundang tokoh-tokoh yang menginspirasi. Jadi menambah pengalaman

buat kita dan bisa sharing juga dengan pembicaranya.

6. Menurut kamu, nilai-nilai karakter apa saja yang kamu dapatkan ketika

mengikuti kegiatan di Nara Kreatif?

Page 140: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

124

Jawaban: Nilai-nilai karakter yang diterapkan sangat mendidik, seperti

diajarkan sopan santu, harus menghormati yang lebih tua dari kita, dan disini

kita diajarkan bagaimana menjadi seorang anak yang memiliki moral dan

akhlak yang baik, meskipu latar belakang kita dari kelas menengah bawah.

7. Menurut kamu, apa faktor yang mempengaruhi Yayasan Nara Kreatif

menerapkan nilai-nilai karakter pada setiap kegiatan yang

diselenggarakan?

Jawaban: Faktornya menurut saya karena diajara agama Islam mengajarkan

bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman, maka dari itu perlunya

menjaga kebersihan, dari mulai diri sendiri sampai lingkungan sekitar. Selain

itu kalau ditinjau dari pendidikan umum, kita sebagai umat manusia harus

terus banyak belajar, karena orang yang tidak berilmu itu akan sesat pada

waktunya, maka pentingnya mencari ilmu karena penting bagi kita di dunia

ataupun di akhirat.

8. Apakah kamu menerapkan nilai-nilai karakter yang didapatkan di Nara

Kreatif pada kehidupan sehari-hari?

Jawaban: Saya menerapkan nilai-nilai karakter yang didapatkan di Nara

Kreatif, seperti menjaga kebersihan. Apabila ada sampah ada di jalan, maka

dibuang ke tempat sampah. Lalu apabila ada teman saya yang kurang

memahami tentang pelajaran yang sudah diberikan, saya bantu untuk

mengajari teman saya agar ilmu yang saya dapatkan jauh lebih bermanfaat.

9. Apakah menurut kamu kegiatan yang ada di Nara Kreatif sudah sesuai

dengan yang Anda butuhkan atau belum?

Jawaban: Menurut saya kegiatan yang ada sudah cukup sesuai, mungkin

kurangnya kegiatan olahraga saja.

10. Upaya aja saja yang harus dilakukan Yayasan Nara Kreatif agar

penerapan nilai-nilai karakter berjalan dengan semestinya?

Jawaban: Upaya yang dilakukan yaitu membuat peraturan yang lebih ketat dan

menanamkan kepada anak-anak rasa bertanggung jawab. Salah satu contohnya

yaitu, ketika jam pelajaran belum selesai, ada saja diantara mereka yang

pulang lebih dulu. Seharusnya peraturan dibuat jauh lebih ketat, misalnya bisa

Page 141: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

125

diberi sanksi atau hukuman apabila pulang sekolah lebih dulu tanpa alasan

yang jelas selama 3 kali, adanya pemanggilan orangtua atau hukuman apa saja

sampai anak tersebut jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.

11. Saran atau ide apa yang kamu dapat berikan agar kegiatan di Nara

Kreatif lebih diminati oleh warga belajar?

Jawaban: Menurut saya sudah cukup, karena Nara Kreatif sudah cukup

terkenal dan kegiatan-kegiatannya pun sudah menarik. Mungkin pengajarnya

ditambah lagi, karena terkadang ada kaka-kaka pengajar yang tidak bisa

mengisi di waktu yang sudah dijadwalkan.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Warga Belajar Penulis

Windy Meilani Alprilia Nuriani Rachmawati

Page 142: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan
Page 143: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan
Page 144: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan
Page 145: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan
Page 146: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan
Page 147: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan
Page 148: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan
Page 149: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

133

Lampiran 11

DATA PENGURUS DAN PENGAJAR

YAYASAN NARA KREATIF

DIVISI OPERASIONAL

NO NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR STATUS POSISI

1 Rosim SMA

PENGURUS

Kepala Operasional

2 Bejo Nurdamirin Penanggung Jawab Logistik

3 Asep Wildan SMP Penanggung Jawab Produksi

DIVISI PENDIDIKAN

NO NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR STATUS POSISI

1 Muhammad Taufik SMA

PENGURUS

Kepala Sekolah

2 Anis Nurfitriani Kesiswaan

3 Sheila Ayu Mutiaroh S1 Pendidikan Ekonomi Administrasi/Sekretaris

4 Muhammad Ilham Nur SMA

PENGAJAR

Pendidikan Agama Islam 5 Gazali S1 Agama Islam

6 Hadiri Abdurrazaq S1 Agama Islam

7 Dion Arochman Wijanarko S1 Administrasi Bisnis

Pendidikan Kesetaraan Paket

A, B, dan C

8 Mohammad Rizky D3 Teknik Sipil

9 Annisa Ayuningtias D3 Kesehatan

10 Alprilia Nuriani

SMA

11 Bejo Nurdamirin

12 Fardhan Zaka Ramzy

13 Hoirunnisa

14 Roosna Sari Mauludina

Page 150: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

134

Page 151: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

134

Lampiran 12

DATA WARGA BELAJAR

YAYASAN NARA KREATIF

NO NAMA LENGKAP PAKET ALAMAT LATAR BELAKANG

1 Muhammad Rian Setiabudi A

a) Tinggal bersama ayah (sudah cerai)

b) Putus sekolah, dikeluarkan, karena

bertengkar dengan teman

c) Ayah bekerja sebagai kuli bangunan

2 Rokiyah B Batu ampar RT 001 RW 004, Kramat

Jati, Jakarta Timur

a) Ibu rumah tangga denggan 2 anak

b) Suami bekerja sebagai PNS

3 Mega Pertiwi C Jl. Dukuh 5, RT 05 RW 04, Jakarta

Timur

a) Putus sekolah karena ekonomi

b) Anak ke-3 dari 3 bersaudara

c) Pernah dikeluarkan dari sekolah

4 Ardiyansyah A

a) Putus sekolah karena tidak boleh sekolah

oleh gurunya

b) Tinggal bersama orangtua dengan saudara

5 Viqi Yoga Sageatya C Jl. Balai Kambang , Condet, Jakarta

Timur

a) Putus sekolah karena tidak mampu

b) Tinggal sendiri/merantau

6 Aziz Maulana C Jl. Gotong Royong RT 012 RW 04,

Jakarta Timur

a) Putus sekolah karena tidak mampu bayar

biaya

b) Tinggal bersama orangtua

7 Delas Januar Firmansyah B Jl. Dukuh 5, RT 015 RW 05

a) Putus sekolah

b) Tinggal bersama orangtua

c) Orangtua sudah bercerai

8 Dimas Prasetya C Jl. Dukuh a) Tidak memiliki pekerjaan

b) Orientasi untuk mendapatkan ijazah

9 Ida Syafitri C Jl. Dukuh a) Bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga

Page 152: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

135

b) Orangtua masih ada di Bengkulu

10 Zulkarnain C Jl. Al-Bashor RT 04 RW 03, Kp. Dukuh a) Putus sekolah karena sikap dan ekonomi

b) Tidak ada kegiatan

11 Jibran Muhammad B Jl. Pucung 1, RT 01 RW 04, Condet

Balekambang Putus sekolah karena malas

12 Irwanfauzi A Jl. Pucung 2, RT 11 RW 02, Condet,

Balekambang

a) Piatu

b) Putus sekolah karena malas

13 Ricky Gunawan C Jl. H. M. Sabar, RT 05 RW 01, No. 29,

Kp. Rambutan

a) Yatim

b) Putus sekolah karena kurang biaya

c) Kegiatan di Majelis

14 Reynaldi Yusuf C Jl. Kesehatan RT 05 RW 011, No. 29,

Kel. Kp. Gedong, Pasar Rebo

a) Putus sekolah karena malas

b) Tidak ada kegiatan

15 Meidina Lestari C Jl. Pala a) Putus sekolah karena biaya

b) Tidak ada kegiatan

16 Afda Anggraeni A Jl. Dukuh V, RT 004 RW 04, No. 66,

Kel. Dukuh, Kec. Kramat Jati

a) Putus sekolah karena absen

b) Tidak ada kegiatan

17 Putri Oktaviani C Jl. Penggilingan Baru 2, RT 04 RW 08,

Kp. Dukuh

a) Putus sekolah karena malu

b) Tidak ada kegiatan

18 Nurul Yahya C Jl. Pucung 2, RT 012, RW 04

a) Ibu sudah tidak ada

b) Ayah bekerja

c) Dikeluarkan dari sekolah karena sakit 1

minggu selama PKL

d) Tidak ada kegiatan

19 Muhammad Oxyfirdaus B Jl. Pucung 3 RT 10 RW 04 Putus sekolah karena sekolah bulutangkis

20 Hadzan Adha C Jl. Pucung 2, RT 011 RW 04 Putus sekolah karena biaya

Page 153: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

136

21 Ade Saputra C Jl. Al-Bashor RT 004 RW 03, No. 9

a) Ayah kerja wiraswasta

b) Ibu Rumah Tangga

c) Putus sekolah karena biaya

22 Diah Ayu Ambarsari C Jl. Al-Bashor RT 003 RW 03 a) Ayah wiraswasta

b) Ibu Rumah Tangga

23 Laila Afdila C Jl. Al-Bashor RT 003 RW 003, No. 26 Putus sekolah karena biaya

24 Zikri Ahmad Azzam B Jl. Asqo 2 Rambutan a) Putus sekolah karena pindah

b) Orangtua bercerai

25 Yayat C Jl. Gg. Sadar a) Bekerja di kios

b) Putus sekolah karena biaya

26 Rasyid Alamsyah C Kp. Cakung, Jatisari - Jatiasih

a) Ayah buruh

b) Ibu dagang

c) Malas

27 Megita

28 Halimatus Sa'diah C Jl. Dukuh V, No. 114 RT 005 RW 004 Putus sekolah karena biaya

29 Oki Ramadi Jl. Al-Amin RT 011 RW 06 a) Putus sekolah karena tidak naik kelas

b) Dagang dan buruh

30 Muhammad Maulana Jl. Pucung RT 012 RW 004, Kel.

Balekambang, Kec. Kramat Jati

a) Ayah tukang ojek

b) Ibu Rumah Tangga

c) Kegiatan sehari-hari bekerja

31 Nur Hidayat Jl. Batu Alama Jaya RT 01 RW 03

a) Ayah: Buruh

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Bekerja

32 Martha Oko Jl. Dukuh V, RT 009 RW 05

a) Tinggal bersama tante

b) Kegiatan sehari-hari di rumah

c) Ayah: Petani

d) Ibu: Ibu Rumah Tangga

33 Tuju Lasmini C Jl. Dukuh V, RT 002 RW 04, No. 22 a) Ayah: Petani

b) Ibu: Petani

Page 154: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

137

c) Kegiatan: Tukang Jahit

33 Selvi Ratna A. Jl. BHP RT 001 RW 002 a) Ayah: Buruh Bangunan

b) Ibu: Kerja di Pasar Induk

34 Ramdhan Akbar Jl. Bhacang Fuji, RT 07 RW 08, No. 25

a) Ayah: Karyawan di toko

b) Ibu Rumah Tangga

c) Tinggal bersama Ibu

d) Kegiatan sehari-hari: Mengamen

35 Camelia Wanda Jl. Bhacang Fuji, RT 07 RW 08, No. 25

a) Ayah: Karyawan di toko

b) Ibu Rumah Tangga

c) Tinggal bersama Ibu

36 Adi Nugroho Jl. Bhacang Fuji, RT 04 RW 07, No. 82

a) Ayah: Pensiun

b) Ibu Rumah Tangga

c) Kegiatan sehari-hari: Mengamen

37 Teguh Jl. Sigma RT 05 RW 20, No. 13, Pondok

Gede

a) Ayah: Satpam

b) Ibu Rumah Tangga

c) Kegiatan sehari-hari: Mengamen

38 Clara Indah Putri Jl. Al-Umar II, RT 002 RW 012, Lubang

Buaya

a) Ayah: Wiraswasta

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

39 Adi Saputra Jl. Juwet RT 03 RW 03 a) Ayah: Wiraswasta

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

40 Rio Pratama C Jl. Dukuh V, RT 06 RW 04 a) Ayah: Buruh

b) Ibu: Cleaning Service

41 Adin Setiawan Rumah Sakit Kesdam a) Ibu: Buruh

b) Ayah: Karyawan

42 Sofyan Jl. Al-Amin Kp. Karpus RT 011 RW 06,

Kramat Jati

a) Ayah: Pedagang

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

43 Dimas Putra Jl. Dukuh RT 07 RW 011, Condet Raya a) Ayah: Buruh Pabrik

Page 155: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

138

b) Ibu: Buruh Pabrik

44 Anggara Rafi Jl. Batu Tumbuh RT 010 RW 09,

Kramat Jati

a) Ayah: Karyawan

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

45 Hairia Ulfah Jl. Kampung Dukuh RT 07 RW 003, No.

29

a) Ayah: Pedagang

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

46 M. Birjan Jl. Kampung Dukuh RT 07 RW 003, No.

29

a) Ayah: Pedagang

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

47 Wawan Septiawan Jl. Gunung Putri RT 01 RW 07, Gn.

Putri, Bogor Pekerjaan Wiraswasta

48 Arif Prio D. Jl. Jengki Cipinangasem RT 04 RW 12,

Kb. Pala, Makasar Pekerja di PT Aquatiqo Air Indonesia

49 Muhammad Abdul Kolek C Jl. Amil Wahab, RT 08 RW 09 No. 31,

Kramat Jati, Jakarta Timur Kuliah

50 Nafa Nur Amalia C Jl. Dukuh VI, RT 06 RW 02, No. 21 a) Ayah: Buruh

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

51 Lutfi Ramadhan C Jl. Kemang Sari IV, RT 02 RW 09,

Bekasi

a) Ayah: Sopir Angkot

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Aktivitas: di Rumah

52 Muhammad Batar Yudha Pratama Jl. Ketapang No. 40, Jati Padang, Pasar

Minggu, Jakarta Selatan

53 Fadil Farur Rahman B Jl. Dukuh VI, RT 06 RW 02, No. 21 a) Ayah: Buruh

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

54 Eka Rahmawati A Jl. Dukuh V, RT 004 RW 04, No. 26 a) Ayah: Buruh

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

55 Akbar Ramadhan Kp. Rambutan, RT 09 RW 01 a) Ayah: Buruh

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

56 Herman Kp. Kemangsari IV, RT 002 RW 009

57 Ramlan A Kp. Dukuh, RT 01 RW 09 Bekerja

58 Feri Satriawan C Jl. H. Bakot, Pinang Ranti a) Ayah: Biro Jasa

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

Page 156: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

139

59 Abdul Rohim C Jl. Kemang Sari IV, RT 01 RW 09, Jati

Bening, Bekasi

a) Orangtua: Wiraswasta

b) Kegiatan di Rumah

60 Dika Cahya Setiawan B Jln. Pondok Gede a) Kegiatan: Karyawan

b) Orangtua: Buruh

61 Ahmad Sugiyanto C Jl. SMA 48 RT 011 RW 01 Ayah: Satpam dan Ojek

62 Wahyu Muarif

63 Ibnu Dzakir A Kp. Tengah RT 08 RW 01, Kel. Tengah a) Ayah: Wiraswasta

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

64 Farhan A Gg. H. Sabar a) Ayah: Kerja

b) Ibu: Pedagang

65 Muh. Rizky B Jl. Juwet RT 03 RW 03 No. 82, Kel.

Dukuh

a) Anak Yatim

b) Ibu: sudah menikah lagi

66 Ade Supriatna Jl. Kemangsari 04, RT 02 RW 09, Jati

Bening, Pondok Gede, Bekasi

a) Ayah: Sopir Pribadi

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

67 Febrianatasya A Kp. Dukuh RT 003 RW 04, No. 44, Kel.

Dukuh, Kec. Kramat Jati

a) Ayah: Wiraswasta

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Putus sekolah karena stroke

68 Chandra Haryanto C Jl. Cendrawasih 2 RT 02 RW 06, Kel.

Jati Raden, Kranggan, Bekasi Putus sekolah karena masalah ekonomi

69 Yana Suryana B Jl. Asmin RT 07 RW 03, Kel. Susukan,

Kec. Ciracas Putus sekolah karena masalah ekonomi

70 Fauzi A Kp. Dukuh RT 006 RW 04

a) Orangtua sudah bercerai

b) Tinggal bersama nenek

c) Alasan putus sekolah karena nakal

71 M. Roffif Andriawan A Jl. Pucung, Komp. Griya Munggang,

No. 10D

Putus sekolah karena ada masalah pribadi

dengan ustadz

72 Dwi Handayani C Jl. Juwet RT 02 RW 03 a) Orangtua sudah bercerai

Page 157: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

140

b) Ayah berdagang kopi

c) Putus sekolah karena tidak ada biaya

d) Kegiatan sekarang jaga distro di PGC

73 Friska Maharani B Jl. H. M. Sabar RT 03 RW 01, No. 4 Orangtua sudah bercerai

74 Rizki Febianto A Jl. H. M. Sabar a) Orangtua sudah bercerai

b) Sekolah hanya untuk mengisi waktu luang

75 Angga Maulana C Jl. Dukuh V, RT 05 RW 04, No. 45

a) Orangtua sudah meninggal

b) Tinggal bersama Paman

c) Putus sekolah karena biaya

d) Kegiatan sehari-hari di Rumah

76 Uky Astrawan Asem Nirbaya, RT 17 RW 02, No. 108,

Pinang Ranti

a) Orangtua sudah bercerai

b) Alasan berhenti sekolah karena merawat

ibu yang sakit stroke

77 Iman Udin Asem Nirbaya, RT 17 RW 02, No. 108,

Pinang Ranti

a) Ibu sudah meninggal

b) Ayah wiraswasta

c) Alasan putus sekolah karena ekonomi

d) Aktifitas sehari-hari bekerja sebagai kuli di

Taman Bunga TMII

78 Agus Hariyanto A Jl. Haji Kaiman

a) Ayah: Buruh

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Alasan putus sekolah karena bekerja,

mencari duit

79 Dicky Alfiani C Jl. Pintu II TMII RT 04 RW 01, Kp.

Makasar, Pinang Ranti, Jakarta Timur

a) Ayah meninggal dunia

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Ekonomi yang kurang

80 Billy Bayu Januari C Jl. Pintu II TMII RT 04 RW 01, Kp.

Makasar, Pinang Ranti, Jakarta Timur a) Ayah meninggal dunia

Page 158: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

141

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Alasan putus sekolah karena ekonomi

81 Mohamad Ikbal Tawakal B Kp. Rambutan, Jl. Galur RT 07 RW 010,

No. 30

a) Ayah meninggal dunia

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

82 Wanda C Jl. Penggilingan Baru I, RT 09 RW 04,

Kel. Dukuh Putus sekolah karena masalah ekonomi

83 Ahmad Kodri B Jl. Penggilingan Baru I, RT 09 RW 04,

Kel. Dukuh

84 Adam Syahroni A Jl. TB. Simatupang, Gg. Asem Berisil Putus sekolah karena masalah ekonomi

85 Andi B Jl. Margonda Raya, No. 336A, Depok Putus sekolah karena masalah ekonomi

86 Chairul Setiawan A Jl. Kramat, Lubang Buaya, Jakarta

Timur

a) Putus sekolah karena masalah ekonomi

b) Bekerja di Klinik Daarus Syifa

87 Riska Hildayanti C Jl. Penggilingan Baru RT 013 RW 004,

No. 25

a) Ayah: Karyawan Swasta

b) Ibu: Buruh Cuci

c) Putus sekolah karena kurang biaya

88 Meyfani Abigael C Jl. Penggilingan Baru RT 16 RW 004,

No. 12A, Wisma Dukuh 21

a) Tidak Bekerja

b) Putus sekolah

89 Andrianto C Jl. Dukuh 3 RT 004 RW 004, Kramat

Jati, Jakarta Timur

a) Ayah: Buruh

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Putus sekolah karena masalah ekonomi

90 Naryanto C Jl. Dukuh V, Gg. 100, RT 09 RW 05,

Kramat Jati

a) Kegiatan sedang melamar pekerjaan

b) Putus sekolah karena orangtua sudah tidak

mampu membiayai

91 Bisma Arya Putra C Jl. Kramat. RT 004 RW 002 a) Ayah: Karyawan Swasta

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

Page 159: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

142

c) Putus sekolah

92 Slamet Aryadi B Jl. Mahoni Dukuh, Jakarta Timur

a) Ayah: Karyawan Swasta

b) Ibu: Buruh

c) Putus sekolah

93 Anang Kurnia Wahab C Jl. Tanah Merdeka RT 010 RW 002

a) Putus sekolah karena masalah ekonomi

b) Kegiatan sehari-hari menjadi operator

warnet

94 Chairul Septian C Jl. Kampung Dukuh, RT 11 RW 004

a) Ayah: Pensiunan

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Putus sekolah dikarenakan sering

membolos

95 Abdul Hanip C Jl. Kp. Pulo, RT 07 RW 09

a) Putus sekolah karena malas

b) Aktivitas sehari-hari di rumah

c) Ayah: Tidak bekerja

d) Ibu: Guru

96 Flabio Octarino Jl. Dukuh V, Gg. Voly RT 06 RW 03

a) Ayah: Wiraswasta

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Putus sekolah karena sibuk dancer

d) Aktivitas sehari-hari sebagai Pekerja

97 Yanih C Jl. Dukuh V, RT 02 RW 05

98 Livia Ananda C Belakang pasar induk Putus sekolah karena ada masalah

99 Yoga Bramantara C Jl. Malaca RT 04 RW 08, No. 12 Kel.

Munjul, Kec. Cipayung, Jakarta Timur

a) Tinggal dengan kakek dan nenek

b) Alasan putus sekolah karena masalah

ekonomi

c) Kegiatan sehari-hari tidak bekerja

100 Ryan Fardilan A Jl. Condet Raya, RT 02 RW 05, No. 39

a) Ayah: Wiraswasta

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Alasan putus sekolah karena sering

membolos

Page 160: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

143

101 M. Ardiansyah B Jl. Dukuh V RT 010 RW 05, Dukuh,

Kramat Jati

a) Ayah: Go-Jek

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Alasan putus sekolah karena sering

membolos

102 Arkadius Lamber C Jl. Kesehatan Cijantung, RT 07 RW 011

a) Ayah sudah meninggal

b) Tinggal bersama Ibu

c) Kegiatan sehari-hari tidak bekerja

103 Muhammad Rizqi Hasbi M. C Jl. Kenanga, Gg. Teratai, Kel. Kalisari,

Pasar Rebo

a) Tingga di asrama Kalisari

b) Alasan putus sekolah karena mondok

pesantren non-formal

104 Agus Nurhanifah C Jl. Kelapa Gading I, No. I, Cililitan

a) Ayah: Buruh

b) Ibu sudah meninggal

c) Tinggal di Kost

105 Siti Rahayu C Jl. Kelapa Gading I, No. I, Cililitan

a) Ayah: Kuli Bangunan

b) Ibu: Asisten Rumah Tangga

c) Tinggal di Kost

106 Eka Marliana C Gg. Salak RT 07 RW 04 No. 63, Kel.

Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur Putus sekolah karena masalah biaya

107 Roval Darmawan C Jl. Kemangsari II, No. 18A, Kec.

Pondok Gede, Kel. Jati Bening

a) Ayah: Karyawan Swasta

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

c) Bekerja di tempat makan Bebek Kaleyo

108 Ahmad Syahrul B Kp. Kemang RT 07 RW 9, No. 38,

Pondok Gede

a) Ayah: Sopir

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

109 Andrian Julianto B Jl. Mangga RT 003 RW 009, Kel. Jati

Makmur, No. 41, Pondok Gede

a) Pekerjaan sebagai Messenger di

Perusahaan

b) Alasan putus sekolah karena malas

Page 161: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

144

c) Ayah: Karyawan Swasta

d) Ibu: Ibu Rumah Tangga

110 Bima Surya Kurniawan A Gudang Air RT 15 RW 002

a) Alasan sekolah karena ingin belajar

bersama teman-teman

b) Ibu: Buruh

111 Firman Soerbakty C Jl. Penas IV Blok BB 5, Pondok Bambu

Asri, Duren Sawit, Jakarta Timur

Alasan sekolah karena ingin melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

112 Makmud Rizal B Jl. Dukuh I, RT 001 RW 11, No. 15 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

113 Desylia B Jl. Cawang III Gg. Bakti Mulia, RT 13

RW 08, No. 10 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

114 Istriyah A Jl. Penggilingan Baru RT 03 RW 11,

Kav. 3 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

115 Fuad Fadhillah C Jl. Dukuh RT 09 RW 04, No. 58 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

116 Romli Pradana B Jl. Kalibata City Tower Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

117 Bayu Firmansyah C Jl. Dukuh III RT 10 RW 02 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

118 Vita Delina C Jl. Dukuh III RT 006 RW 001 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

119 M. Irfan C Jl. Kalibata Raya, Gg. Madrasah RT 08

RW 01 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

120 Eka Putri Aulia B Jl. Karya I RT 006 RW 001, Kel. Kp.

Tengah Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

121 M. Irfansyah C Gg. Harum RT 09 RW 01, Kel.

Rambutan, Kec. Ciracas, Jakarta Timur Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

122 Novita Yulianti B Gg. H. Jum RT 009 RW 001, Kel.

Rambutan, Kec. Ciracas, Jakarta Timur Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

123 Roy Ardiansyah C Jl. Joprapol RT 010 RW 005, Kel.

Rambutan, Kec. Ciracas, Jakarta Timur Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

124 Syarif Setiawan C Jl. Dukuh III Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

125 Bayu Aji Agung P. B Jl. Kalfari RT 03 RW 06 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

126 Anjas Budi Santoso B Jl. Kalfari RT 03 RW 06 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

127 Ananda Risqi A Kp. Rambutan RT 03 RW 02 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

(Belum lancar membaca

Page 162: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

145

128 Maisya Fauziah A Jl. Juwet RT 010 RW 03 Alasan sekolah ingin lancar membaca

129 Rhama Chandra D. B Jl. Dukuh 3 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

130 Angga Reksa S.D B Jl. Dukuh 5 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

131 Jaelani C Jl. Kalfari RT 03 RW 06 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

132 M. Rommy Kurniawan C Jl. H. Baping RT 002 RW 09 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

133 Nur Fandi Rohman B Jl. Masjid Al-Munir RT 011 RW 03 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

134 Rendy Dwi Alfian C Jl. Malaka RT 004 RW 006 Alasan sekolah ingin mendapatkan pekerjaan

135 Fadjri Nugroho B Jl. Dukuh V, Gg. Juwet RT 02 RW 03 Alasan sekolah ingin belajar

136 Indra Alfiyanzah B Jl. Dukuh V, Gg. 100 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

137 Mirwan C Jl. Kp. Kemang RT 02 RW 09 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

138 Dicky C Jl. Bulak sari RT 010 RW 09 Putus sekolah karena orangtua

139 Moh. Syaifulloh C Jl. Mundu RT 03 RW 04 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

140 Yanih C Jl. Dukuh V RT 02 RW 05 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

141 Iwan Teguh Saputra C Jl. H. Ali RT 05 RW 04 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

142 Daryono B Jl. Pijar RT 006 RW 004 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

143 Dimah Nur Halimah C Pinang Ranti Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

144 Achmad Sahid Rivaldi A Jl. H. Sabar RT 05 RW 01 a) Ayah: Security

b) Ibu: Ibu Rumah Tangga

145 Yuni Sefianti A BHP Blok J-7 Putus sekolah karena lingkungan sekolah

146 Dandi Tri Dinata C Jl. H. Taiman RT 08 RW 10, Kel.

Gedong, Kec. Pasar Rebo Putus sekolah karena tidak mau sekolah

147 Narni B Jl. Tanah Merdeka VII RT 06 RW 06,

Kel. Rambutan, Kec. Ciracas Putus sekolah

148 Tuju Lasmini C Jl. Dukuh, RT 02 RW 04 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

149 Raja Ar'rafi N.F B Gg. H. Jum, RT 010 a) Ayah: Pedagang

b) Ingin melanjutkan sekolah

150 Martin Luther C Dukuh, RT 16 RW 04, No. 18 Alasan sekolah ingin melanjutkan sekolah

151 Irwan B RT 001 RW 003 Putus sekolah

152 Nirmala Qhoirunisa C Gg. H. Ali, Jl. Al-Bashor, Kel. Dukuh Putus sekolah

153 Ricky Susanto C Jl. Lanig Putus sekolah

Page 163: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

146

154 Aldi Saputra C Jl. Dukuh V Putus sekolah karena tidak ada biaya

155 Chairunnisa B Jl. Pijar No. 23 Putus sekolah

156 Ratna Puji Astuti C Jl. Bumi Pratama III, Blok J-17 Putus sekolah

157 Rizky Nuramal B Jl. Dukuh V RT 010 RW 05 Putus sekolah karena tidak mau sekolah

158 Abdurrahman Ari Prasetya A Jl. Juwet RT 002 RW 003, Dukuh,

Kramat Jati

Putus sekolah karena latar belakang masalah

keluarga

159 Mendi Saputra C Jl. Dukuh V, RT 09 RW 05, Kramat Jati Putus sekolah karena ikut orangtua di Jakarta

160 Hari Saputra A Jl. Dukuh V Dalam, RT 008 RW 05 Putus sekolah karena jauh dari tempat tinggal

161 Rahma Wati A Jl. Dukuh V Dalam, RT 008 RW 05 Putus sekolah

162 Taufik Arrahman A Jl. Dukuh V Dalam, RT 006 RW 05 Putus sekolah

163 Ardika Pradana A Gg. H. Ali III Putus sekolah karena tidak naik kelas

Page 164: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

147

Lampiran 13

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Page 165: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

148

Lampiran 14

SURAT PENGESAHAN YAYASAN NARA KREATIF

Page 166: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

149

Lampiran 15

SURAT PERMOHONAN BIMBINGAN

Page 167: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MASYARAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32784/1/April... · Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan

150

Lampiran 16

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN