penerapan pendekatan contextual teaching and mata ...lib.unnes.ac.id/19119/1/7101408153.pdf · mata...
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN MENGAPLIKASIKAN KETERAMPILAN
DASAR KOMUNIKASI SISWA KELAS X AP 1
SMK PGRI 1 MEJOBO KUDUS
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Arif Bagus Wibowo
NIM 7101408153
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
ujian skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Suhermini, M. Si Ismiyati, S.Pd. M.Pd
NIP. 194807121976032001 NIP. 198009022005012002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dra. Nanik Suryani, M.Pd
NIP. 195604211985032001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs. Ade Rustiana, M.Si
NIP. 196801021992031002
Anggota I Anggota II
Dra. Suhermini, M. Si Ismiyati, S.Pd. M.Pd
NIP. 194807121976032001 NIP. 198009022005012002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si.
NIP.196603081989011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi
ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Februari 2013
Arif Bagus Wibowo
NIM. 7101408153
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Hidup itu adalah sebuah pembelajaran
Pembelajaran yang baik adalah belajar dari pengalaman
(Arif Bagus Wibowo)
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku beserta keluarga
besarku yang selalu mendoakan dan
memberi semangat kepadaku.
2. Almamater UNNES.
vi
PRAKATA
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang telah
diberikan kepada makhuk-Nya karena dengan kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK
PGRI 1 Mejobo Kudus Tahun ajaran 2012/2013”. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad S.A.W yang telah mengantarkan umatnya
kepada zaman yang terang benderang.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang
mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor UNNES yang telah memberikan
kesempatan belajar di UNNES.
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang memberi kesempatan
menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNNES.
3. Dra. Hj. Nanik Suryani, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang
mendukung kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dra. Suhermini, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah penuh perhatian dan
kesabaran dalam memberikan bimbingan.
vii
5. Ismiyati, S.Pd. M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah penuh perhatian dan
kesabaran dalam memberikan bimbingan.
6. Tata Usaha Fakultas Ekonomi yang telah melayani administrasi.
7. Drs. Joko Waluyo, selaku Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus yang telah
memberi ijin untuk mengadakan penelitian di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus.
8. Dra. Wiwiek Dwiyanti, selaku guru pengampu mata pelajaran mengaplikasikan
keterampilan dasar komunikasi yang telah membantu selama penelitian.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan
berperan dalam membantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, peneliti selanjutnya serta
dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.
Semarang, Februari 2013
Penyusun
viii
SARI
Wibowo, Arif Bagus. 2013. “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK
PGRI 1 Mejobo Kudus Tahun ajaran 2012/2013”. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I:
Dra. Suhermini, M. Si. Pembimbing II: Ismiyati, S.Pd. M.Pd.
Kata kunci: Contextual Teaching Learning, Hasil Belajar
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi masih cenderung menggunakan
metode ceramah tanpa variasi. Hal tersebut mengakibatkan suasana pembelajaran
dikelas jauh dari menyenangkan dan menggairahkan. Selain itu siswa juga dinilai
kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, terlihat dari masih sedikitnya
siswa yang berani mengemukakan pendapat. Keaktifan siswa yang sangat kurang
tersebut mengakibatkan hasil evaluasi siswa juga kurang maksimal. Adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X AP 1 SMK
PGRI 1 Mejobo Kudus?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X
AP di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
sejumlah 42 siswa. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklus
dilaksanakan dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan observasi dan tes. Teknik analisis datanya menggunakan deskriptif
presentase.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor pengamatan kinerja guru pada
siklus I sebesar 66% dan pada siklus II 80% dan untuk aktivitas siswa mengalami
kenaikan dari siklus I yang dalam kategori cukup dan pada siklus II meningkat pada
kategori baik. Peningkatan aktivitas belajar siswa ini tidak lepas dari refleksi hasil
aktivitas belajar siswa pada siklus I. Hasil dari refleksi pada siklus I juga
mempengaruhi peningkatan hasil tes pada siklus II. Terbukti dari ketuntasan siswa
pada siklus I yaitu 66,67% dan pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 85,71%.
Simpulan dalam penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan kinerja guru dan
aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching
and Learning pada kompetensi dasar Mengidentifikasi Proses Komunikasi
mengalami peningkatan secara konsisten yang diikuti peningkatan hasil belajar. Saran
dalam penelitian ini yaitu guru diharapkan tidak hanya menjalankan proses belajar
mengajar dengan teori saja, melainkan teori-teori tersebut diterapkan langsung
ix
ABSTRACT
Wibowo, Arif Bagus. 2013. The Implementation of Contextual Teaching and
Learning (CTL) Approach to Improve Students‟ Learning Outcomes in The
Application of Communication Basic Skills Subject of Class AP X in SMK
PGRI 1 Mejobo Kudus in the Academic Year of 2012/2013. Final Project,
Economics Education Department, Faculty of Economics, Semarang State
University. First Advisor: Dra. Suhermini, M. Si., Second advisor: Ismiyati,
S.Pd. M.Pd.
Key words: Contextual Teaching and Learning, Learning Outcomes
The learning process in The Application of Communication Basic Skills Subject
usually uses traditional method without any variation. Therefore, the learning
condition in the classroom is not fun and exciting. Moreover, the students are less
active in participating the learning process; because only a few students who express
the opinions. The lack of students‟ activity makes students‟ evaluation not maximum.
The statement of the problem in this study is: "Does the implementation of
Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach improve the learning outcomes
in The Application of Communication Basic Skills Subject in class AP X in SMK
PGRI 1 Mejobo Kudus?"
The subjects of this study were 42 AP X students in SMK PGRI 1 Mejobo
Kudus. The study consisted of two cycles; each cycle held two meetings. The data
were collected by using observation and tests. The data analysis uses percentage
descriptive.
The result of observation showed that the teacher‟s performance in the first
cycle was 66% and 80% in the second cycle, the students‟ activities was from 61% in
first cycle increased up to 73% in the second cycle. The improvement of students‟
learning activities could not be separated from the reflection of students‟ learning
activities in the first cycle. Students‟ mastery was also increasing. It was 66.67% in
the first cycle and increased up to 85.71% in the second cycle.
The conclusion of this research is CTL Approaches can improve consistently
students‟ learning outcome in The Application of Communication Basic Skills
Subject. It is suggested that teachers can improve their discipline, and use more
various learning methods such as; CTL Approach. The students are also expected to
be more active in the learning process to achieve the learning objectives.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ...... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ...... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... ...... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... ...... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... ...... v
PRAKATA ....................................................................................................... ...... vi
SARI ................................................................................................................. ...... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ...... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ...... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ...... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ...... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... ...... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. ...... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... ...... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. ...... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... ...... 5
xi
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 6
2.1 Pengertian Belajar .................................................................................... 6
2.2 Prinsip-prinsip Belajar ............................................................................. 7
2.3 Pengertian Hasil Belajar .......................................................................... 8
2.4 Manfaat Hasil Belajar .............................................................................. 8
2.5 Pendekatan dalam Pembelajaran ............................................................. 10
2.6 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) .......................... 13
2.6.1 Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) ................... 13
2.6.2 Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas ...... 15
2.6.3 Peran Guru dan Siswa dalam CTL ................................................. 16
2.6.4 Langkah-langkah Penggunaan CTL ............................................... 17
2.6.5 Strategi Pembelajaran CTL ............................................................ 17
2.7 Kerangka Berpikir ................................................................................... 18
2.8 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 21
2.9 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 23
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian .................................................................. 23
3.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 24
3.3 Prosedur Penelitian .................................................................................. 25
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 29
3.4.1 Sumber Data .................................................................................. 29
3.4.2 Jenis Data ...................................................................................... 29
xii
3.4.3 Cara Pengambilan Data ................................................................. 30
3.4.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 30
3.5 Analisis Uji Coba Instrumen ................................................................... 31
3.6 Metode Analisis Data .............................................................................. 39
3.7 Indikator Keberhasilan ............................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 43
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................ 43
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 43
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I ................................................................ 44
4.1.2.1 Perencanaan....................................................................... 44
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 45
4.1.2.2.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Pertemuan 1 . 45
4.1.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Pertemuan 2 . 47
4.1.2.3 Pengamatan ....................................................................... 48
4.1.2.4 Refleksi ............................................................................. 69
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II .............................................................. 70
4.1.3.1 Perencanaan....................................................................... 70
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 71
4.1.3.3 Pengamatan ....................................................................... 72
4.1.3.4 Refleksi ............................................................................. 94
4.2. Pembahasan ............................................................................................. 96
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 101
xiii
5.1 Simpulan .................................................................................................. 101
5.2 Saran ........................................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................... 106
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Data Observasi Hasil Belajar Siswa ...................................................... 3
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 21
3.1. Data Persentase Hasil Belajar Siswa ...................................................... 23
3.2. Data Validitas Soal ................................................................................. 33
3.3. Data Tingkat Kesukaran Soal ................................................................. 36
3.4. Data Daya Beda Soal .............................................................................. 38
3.5. Kriteria Deskriptif Presentase ................................................................. 41
4.1. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ....................................... 48
4.2. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 1 observer 1 ................... 49
4.3. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 2 observer 1 ................... 50
4.4. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 3 observer 1 ................... 51
4.5. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 4 observer 1 ................... 52
4.6. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 5 observer 1 ................... 52
4.7. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 6 observer 1 ................... 53
4.8. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 7 observer 1 ................... 54
4.9. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 8 observer 1 ................... 55
4.10 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 9 observer 1 ................... 55
4.11 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 10 observer 1 ................. 56
4.12 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 1 observer 2 ................... 57
4.13 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 2 observer 2 ................... 58
xv
4.14 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 3 observer 2 ................... 59
4.15 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 4 observer 2 ................... 60
4.16 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 5 observer 2 ................... 60
4.17 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 6 observer 2 ................... 61
4.18 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 7 observer 2 ................... 62
4.19 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 8 observer 2 ................... 63
4.20 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 9 observer 2 ................... 63
4.21 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 10 observer 2 ................. 64
4.22 Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus I ................................. 65
4.23 Data hasil observasi kinerja guru siklus I observer 1 ............................. 66
4.24 Data hasil observasi kinerja guru siklus I observer 2 ............................. 68
4.25 Data Hasil aktivitas siswa siklus II ......................................................... 73
4.26 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 1 observer 1 .................. 74
4.27 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 2 observer 1 ................... 75
4.28 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 3 observer 1 ................... 76
4.29 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 4 observer 1 ................... 76
4.30 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 5 observer 1 ................... 77
4.31 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 6 observer 1 ................... 78
4.32 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 7 observer 1 ................... 79
4.33 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 8 observer 1 ................... 79
4.34 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 9 observer 1 ................... 80
4.35 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 10 observer 1 ................. 81
xvi
4.36 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 1 observer 2 ................... 82
4.37 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 2 observer 2 ................... 83
4.38 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 3 observer 2 ................... 83
4.39 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 4 observer 2 ................... 84
4.40 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 5 observer 2 ................... 85
4.41 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 6 observer 2 ................... 86
4.42 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 7 observer 2 ................... 86
4.43 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 8 observer 2 ................... 87
4.44 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 9 observer 2 ................... 88
4.45 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 10 observer 2 ................. 89
4.46 Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus II ................................ 90
4.47 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Observer 1 ....................... 91
4.48 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Observer 2 ....................... 93
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Model Kerangka Berpikir................................................................... 20
3.1. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 29
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas Kelas X AP 1 .......................................... 107
2 Soal Uji Coba Instrument ................................................................. 108
3 Analis Uji Coba Instrumen ............................................................... 120
4 Perhitungan Validitas Soal ............................................................... 132
5 Perhitungan Daya Beda Soal ............................................................ 134
6 Perhitungan Reliabilitas ................................................................... 135
7 Perhitungan Tingkat Kesukaran ....................................................... 136
8 Daftar Kelompok .............................................................................. 137
9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................... 139
10 Soal Evaluasi Siklus I ....................................................................... 147
11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................. 152
12 Soal Evaluasi Siklus II ..................................................................... 160
13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ..................................... 165
14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa siklus II .................................... 170
15 Lembar Observasi Kinerja Guru ...................................................... 175
15 Daftar Nilai Siswa Sebelum Tindakan ............................................. 176
16 Daftar Nilai Siklus I dan Siklus II .................................................... 177
17 Surat Keterangan Dosen Ahli (Profesional Judgement) .................. 179
18 Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 180
xix
19 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................ 181
20 Validasi Abstrak Dosen Ahli .......................................................... 182
21 Dokumentasi Foto Selama Proses Pembelajaran ............................ 183
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan kegiatan pembelajaran adalah untuk mencapai hasil
belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar dijadikan sebagai salah satu
indikator keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, melalui
hasil belajar dapat diketahui sejauh mana keberhasilan dari proses
pembelajaran, sehingga dapat menjadi acuan atau tolok ukur untuk proses
pembelajaran selanjutnya.
Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar sudah sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pencapaian hasil belajar
yang maksimal perlu diupayakan dengan berbagai cara, diantaranya dengan
penerapan model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan salah satu
unsur dalam proses pembelajaran. Suprijono (2009: 46 dan 78), menjelaskan
bahwa ”melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan
informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide”. ”Pondasi
utama pembelajaran yang baik adalah konstruktivisme. Bertitik tolak pada
proposisi konstruktivisme dikembangkan berbagai model pembelajaran yaitu
model pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
berbasis masalah. Aplikasi model pembelajaran berhubungan erat dengan
2
pendekatan pembelajaran. Pendekatan yang cocok untuk pembelajaran berbasis
konstruktivisme adalah kontekstual”.
Bandono (2008) mengungkapkan:
“Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning
(CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan
membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks
pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk
mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya”.
Penerapan pendekatan ini dalam pembelajaran diharapkan mampu
mengatasi masalah yang sering ditemui dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan tradisional (konvensional), sehingga akan tercipta
suatu pembelajaran yang efektif yang mampu meningkatkan minat serta
pemahaman siswa terhadap pembelajaran. Kenyataan yang ada tidak sesuai
harapan, guru tetap bertahan pada tradisi lama. Guru memberi tugas kepada
siswa setelah masuk kelas untuk mencatat materi yang akan disampaikan oleh
guru, setelah itu guru memberikan sedikit ceramah tentang materi pelajaran.
Berdasarkan observasi awal di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus diketahui
guru mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi telah
mengelola proses pembelajaran di kelas secara maksimal dengan
mengkolaborasikan metode ceramah dengan sedikit metode tanya jawab. Guru
berusaha menjaga interaksi dengan siswa dengan harapan siswa mengikuti
3
pembelajaran dengan baik. Guru menggunakan media yang ada untuk
menyampaikan materi pelajaran, salah satunya dengan papan tulis.
Siswa juga terlihat berusaha mengikuti proses pembelajaran dengan baik
yaitu dengan cara memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru
namun, ada beberapa siswa yang memang kurang memperhatikan penjelasan
dari guru hal ini mungkin dikarenakan siswa jenuh dengan proses pembelajaran
atau dimungkinkan memang siswa kurang memahami tentang apa yang
disampaikan oleh guru. Hal tersebut juga tidak terlepas dari input siswa di SMK
PGRI 1 Mejobo Kudus. Sistem penerimaan siswa baru di SMK PGRI 1 Mejobo
Kudus belum begitu ketat. Hal ini ditunjukkan dengan syarat penerimaan siswa
yang hanya menggunakan surat keterangan lulus dari sekolah asal dan proses
penyeleksian siswa baru yang hanya melalui tes tertulis saja, sehingga dalam
proses pembagian jurusan belum diseleksi dengan maksimal.
Hasil belajar untuk mata pelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan.
Masih banyak siswa yang belum memenuhi KKM yang diterapkan di sekolah.
Berikut hasil nilai ulangan harian mata pelajaran Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X Jurusan Administrasi
Perkantoran di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus.
4
Tabel 1.1 Data Observasi Hasil Belajar Siswa
Kelas Jumlah
Kriteria
Tuntas Tidak tuntas
Jumlah % Jumlah %
X AP 1 42 25 59,52% 17 40,48%
X AP 2 43 27 62,79% 16 37,21%
Sumber: Daftar nilai ulangan harian kelas X Program Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK PGRI 1 Mejobo Kudus tahun ajaran 2012/2013.
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa kelas X Jurusan Administrasi
Perkantoran SMK PGRI 1 Mejobo Kudus mempunyai dua kelas yaitu X AP 1
dan X AP 2. Perinciannya adalah 1) kelas X AP 1 sejumlah 42 siswa dengan
jumlah kriteria tuntas 25 siswa sebesar (59,52%) dan jumlah kriteria tidak
tuntas 17 siswa sebesar (40,48%), dan 2) kelas X AP 2 sejumlah 43 siswa
dengan jumlah kriteria tuntas 27 siswa sebesar (62,79%) dan jumlah kriteria
tidak tuntas 16 siswa sebesar (37,21%).
Berdasarkan permasalahan di atas perlu dilakukan penelitian dengan
judul: “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan
Dasar Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus Tahun
Ajaran 2012/2013”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi pada
siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus?”
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
pada mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi pada
siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 1 Mejobo
Kudus dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tentang penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam upaya
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan
Dasar Komunikasi kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti dapat memberi pengalaman baru mengenai penerapan
pendekatan pembelajaran yang inovatif dan juga sebagai alternatif
untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang mungkin muncul
saat mengajar kelak.
b. Bagi instansi sebagai alternatif pemecahan masalah pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tidak hanya nilai
tetapi juga keterampilan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2 Pengertian Belajar
“Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu, dengan menguasai
prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa
aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis” (Rifa‟I
dan Chatarina, 2009:82).
Suparno (2000:2) menyatakan:
Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang
relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.
Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan (fatigue),
kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu. Belajar juga
dihasilkan melalui kegiatan-kegiatan meniru hal-hal yang diamati di
lingkungan; misalnya seseorang yang belajar bagaimana cara makan
dengan menggunakan pisau dan garpu, maka cara yang paling efektif
untuk melakukannya adalah melalui peniruan perilaku orang-orang yang
sedang makan menggunakan sendok dan garpu, meniru adalah pekerjaan
yang sangat efektif di dalam proses belajar.
Prawiradilaga (2008: 132), “belajar merupakan proses berpikir, terjadi
secara internal dalam diri seseorang untuk memahami atau mendalami suatu
7
kemampuan atau kompetensi atau keahlian tertentu baik yang kasat mata
maupun yang abstrak”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk mendapatkan
suatu hasil belajar berupa kemampuan yang akan terwujud dalam perubahan
tingkah laku individu tersebut secara permanen, dan kemampuan tersebut bisa
diperoleh salah satunya dengan meniru.
2.3 Prinsip - Prinsip Belajar
Belajar juga memiliki beberapa prinsip. Prinsip-prinsip belajar menurut
Rifa‟i (2009: 96) yaitu:
1. Informasi verbal
Informasi ini dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu: a)
dikomunikasikan kepada siswa, b) dipelajari oleh siswa sebelum
memulai belajar baru, dan c) dilacak dari memori, karena informasi
itu telah dipelajari dan disimpan di dalam memori selama berbulan-
bulan atau bertahun-tahun yang lalu.
2. Kemahiran intelektual
Siswa harus memiliki berbagai cara dalam mengerjakan sesuatu,
terutama yang berkaitan dengan simbol-simbol bahasa dan lainnya,
untuk mempelajari hal-hal baru. Kemahiran intelektual ini bisa
digunakan pada saat-saat nanti saat siswa mengalami hal itu. Siswa
akan ingat tentang apa yang mereka lakukan terdahulu ketika ditanya
akan tahu karena pernah melakukannya.
3. Strategi
Setiap aktivitas belajar memerlukan pengaktifan strategi belajar dan
mengingat. Siswa harus mampu menggunakan strategi untuk
menghadirkan stimulasi yang kompleks. Seorang guru akan
menggunakan beberapa strategi agar apa yang mereka sampaikan
pada siswa dapat dipahami.
8
Suprijono (2009:4), prinsip-prinsip belajar meliputi:
1) prinsip belajar adalah perubahan perilaku;
2) belajar merupakan proses, belajar terjadi karena didorong kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai; dan
3) belajar merupakan bentuk pengalaman, pengalaman pada dasarnya
adalah hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
2.4 Pengertian Hasil Belajar
“Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa
setelah mengalami kegiatan belajar” (Rifa‟I, 2009:85). Gagne dalam Suprijono
(2009:5-6) hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Kamampuan intelektual merupakan kemampuan
melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan
menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Berdasarkan pendapat diatas pengertian hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar berupa pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan.
9
2.5 Manfaat Hasil Belajar
Manfaat hasil belajar menurut Suharsimi (2009(b) : 6-8) adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh guru melalui diadakannya penilaian.
Hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada dua
kemungkinan:
a. Memuaskan
Hasil yang memuaskan bagi siswa dan hal itu menyenangkan,
tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain
waktu, akibatnya siswa akan mempunyai motivasi yang cukup
besar untuk belajar lebih giat, agar lain kali mendapat hasil yang
lebih memuaskan.
b. Tidak Memuaskan
Siswa akan berusaha lebih giat ketika memperoleh hasil yang
kurang memuaskan sehingga lain kali tidak terulang lagi.
2. Bagi Guru a. Hasil penilaian yang diperoleh guru dapat digunakan untuk
mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan
pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun
mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai bahan.
Guru dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada siswa-
siswanya yang belum berhasil.
b. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepet
bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang
akan dating tidak perlu diadakan perubahan.
c. Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah
tepat atau belum, jika sebagian besar siswa memperoleh angka
yang jelek pada penilaian yang diadakan mungkin hal ini
disebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat.
3. Bagi Sekolah a. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah. Penilaian
guru dapat digunakan unttuk mengetahui bagaimana hasil belajar
siswa-siswanya dan untuk mengetahui pula apakah kondisi belajar
yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau
belum.
10
b. Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk
sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi
perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
c. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun,
dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan
oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan
standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh
siswa.
2.6 Pendekatan dalam Pembelajaran
Penerapan suatu metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar
memerlukan pendekatan tertentu. Pendekatan pembelajaran tidak terlepas dari
pengertian pendekatan itu sendiri. Pendekatan yang menjadi pokok bahasan adalah
pendekatan dalam pembelajaran.
Sudrajat (2008) mengenai pendekatan dalam pembelajaran mengemukakan:
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Pendekatan dalam belajar mengajar pada dasarnya adalah melakukan
proses belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses
mengalami untuk memperoleh pemahaman. Pendekatan ini mempunyai peran
yang sangat penting dalam menentukan berhasil-tidaknya belajar yang
diinginkan.
Peningkatan mutu belajar mengajar sebenarnya tidak terlepas dari
pendekatan dalam belajar-mengajar karena berhasil tidaknya hasil belajar-
11
mengajar dapat dilihat dari mutu lulusan, dari produknya, atau proses belajar-
mengajar yang dapat dikatakan berhasil, menghasilkan banyak lulusan dan
bermutu tinggi, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta yang memadai,
ditambah lagi jika prosesnya menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat kerja yang besar, dan percaya pada diri sendiri. Peningkatan kualitas
belajar mengajar dengan menciptakan pendekatan pembelajaran yang tepat
adalah salah satu jalan yang perlu dilakukan untuk memperoleh hasil seperti
yang diharapkan diatas.
Beberapa pendekatan pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli
pendidikan, salah satunya seperti yang dikemukakan oleh Sugandi (2008: 119-
136), beberapa pendekatan utama dalam pembelajaran antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), yaitu konsep
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif baik fisik, psikis,
maupun emosinya dalam proses pembelajaran.
2. Pendekatan Keterampilan Proses, menekankan pada bagaimana siswa
belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga dipahami dan
dapat dipakai sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhan dalam
kehidupannya di masyarakat. Dalam kurikulum, maka cara yang
digunakan adalah sekedar menyampaikan.
3. Belajar Tuntas (Mastery Learning), yaitu proses belajar mengajar
yang bertujuan agar bahan ajar dikuasai dengan tuntas (dikuasai
sepenuhnya oleh siswa). Pendekatan ini merupakan strategi
pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan
pendekatan kelompok (group based approach).
4. Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching), adalah adanya upaya
guru untuk mengorkestrasikan (pengubahan, penyelarasan,
pemberdayaan komunitas belajar mengajar) berbagai interaksi dalam
proses pembelajaran menjadi cahaya yang melejitkan prestasi siswa,
dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara
12
dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah dan
alami.
5. Pembelajaran Berbasis Portofolio, merupakan kumpulan hasil karya
siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara
baik dan teratur, karena menyadari proses belajar sangat penting
untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa
untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal
perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.
6. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning),
tujuan dari pendekatan ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa melalui peningkatan pemahaman makna materi pelajaran yang
dipelajari dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan
konteks kehidupan mereka sehari-hari sebagai individual, anggota
keluarga, anggota masyarakat dan anggota bangsa.
Pemilihan pendekatan pembelajaran harus relevan dengan tujuan dan
harus tampak baik dalam perencanaan pembelajaran maupun situasi
pembelajaran di kelas, laboratorium maupun di lapangan. Apapun model
pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran, pada akhirnya
siswa harus mampu memperoleh pengertian tentang konsep keilmuan yang
dipelajari. Penerapan pendekatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar
harus memungkinkan para siswa memahami arti pelajaran yang mereka pelajari
karena pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) mengajak para
siswa membuat hubungan-hubungan yang mengungkapkan makna, CTL
memiliki potensi untuk membuat para siswa berminat belajar.
Pendekatan kontekstual tidak sulit diterapkan pada kurikulum apa saja,
bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan
ini sangat cocok diterapkan untuk mengatasi masalah pembelajaran terutama
13
dalam membangun minat belajar dan pemahaman siswa seperti yang terjadi
pada pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi di kelas
X AP SMK PGRI 1 Mejobo Kudus.
2.7 Pendekatan Contextual Teaching and Learning
2.6.1 Pengertian Contextual Teaching and Learning
“Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga, warga Negara dan tenaga kerja” (Trianto, 2010:104).
Berdasarkan Suprijono (2009:85-88), menyatakan bahwa penerapan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) memiliki tujuh
komponen utama, yaitu 1) konstruktivisme (constructivism), 2) menemukan
(inquiry), 3) bertanya (questioning), 4) masyarakat-belajar (learning
community), 5) pemodelan (modeling), 6) refleksi (reflection), dan 7) penilaian
autentik (authentic assesment). Adapun tujuh komponen tersebut sebagai
berikut:
1) Konstruktivisme (constructivism)
Belajar berdasarkan konstruktivisme adalah “mengkonstruksi”
pengetahuan. Pengetahuan dibangun melalui proses asimilasi dan
akomodasi (pengintegrasian pengetahuan baru terhadap struktur
kognitif yang sudah ada dan penyesuaian struktur kognitif dengan
14
informasi baru) maupun dialektika berpikir thesa-antithesa-sinthesa.
Belajar berbasis konstruktivisme menekankan pemahaman pada pola
dari pengetahuan. Belajar dalam konstruktivisme menekankan pada
pertanyaan “mengapa”.
2) Menemukan (inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis kontekstual karena pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-
fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan
merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi, bertanya,
mengajukan dugaan, pengumpulan data, penyimpulan.
3) Bertanya (questioning)
Pembelajaran kontekstualdibangun melalui dialog interaktif
melalui tanya jawab oleh keseluruhan unsur yang terlibat dalam
komunitas belajar. Kegiatan bertanya penting untuk menggali
informasi mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui, dan
mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Bertanya
adalah proses dinamis, aktif, dan produktif. Bertanya adalah pondasi
dari interaksi belajar mengajar.
4) Masyarakat Belajar (learning community)
Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting pembelajaran
sebagaiproses sosial, melalui interaksi dalam komunitas belajar
proses dan hasil belajar menjadi lebih bermakna. Hasil belajar
diperoleh dari hasil kolaborasi dan berkooperasi, dalam praktiknya
“masyarakat belajar” terwujud dalam pembentukan kelompok kecil,
pembentukan kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas bekerja
sama dengan kelas paralel, bekerja kelompok dengan kelas di
atasnya, bekerja sama dengan masyarakat.
5) Pemodelan (modeling)
Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting
pendemonstrasian terhadap hal yang dipelajari siwa. Pemodelan
memusatkan pada arti penting pengetahuan procedural, melalui
pemodelan siswa dapat meniru terhadap hal yang dimodelkan.
15
6) Refleksi (reflection)
Refleksi adalah bagian penting dalam pembelajaran kontekstual.
Refleksi merupakan upaya untuk melihat kembali, mengorganisir
kembali, menganalisis kembali, dan mengevaluasi hal-hal yang telah
dipelajari.
7) Penilaian Autentik ( authentic assessment)
Penilaian autentik adalah upaya pengumpulan berbagai data yang
bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data
dikumpulkan dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat
melakukan pembelajaran.
Beberapa pendapat di atas menyatakan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
pembelajaran yang membantu guru untuk menciptakan proses pembelajaran
yang bermakna. Komponen-komponen pembelajaran yang ditawarkan dalam
pendekatan Contextual Teaching and Learning sangat membantu guru
mengaktifkan siswa dalam belajar. Keaktifan siswa dalam setiap pembelajaran
diharapkan mampu untuk memaknai apa manfaat belajar bagi mereka, sehingga
siswa menemukan minat mereka dalam pembelajaran.
2.6.2 Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas
Menurut Sardiman (2007:222) menyatakan:
”Tugas guru dalam kelas kontekstual adalah membantu siswa untuk
mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan
strategi daripada memberi informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas
agar kelas menjadi kondusif untuk belajar siswa. Jadi pengetahuan atau
keterampilan itu ditemukan sendiri oleh siswa bukan terpusat hanya pada
guru”.
16
Pembelajaran kontekstual menuntut siswa untuk lebih kreatif sehingga
mampu menggali informasi yang terkait dengan pembelajaran secara mandiri.
Karakteristik dalam pembelajaran yang menggunakan CTL dapat
mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman, artinya pengetahuan yang
diperoleh dalam proses pembelajaran harus dapat diaplikasikan dalam
kehidupan siswa sehingga tampak adanya perubahan perilaku siswa.
2.6.3 Peran Guru dan Siswa dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Setiap guru dalam proses pembelajaran kontekstual perlu memahami tipe
belajar dalam dunia siswa, guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap
gaya belajar siswa. Sanjaya (2006 : 263) terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan bagi setiap guru dan siswa dalam menggunakan pendekatan CTL,
antara lain :
1) Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu
yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keleluasan pengalaman
yang dimilikinya. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil,
melainkan organisme yang sedang berada dalam tahap-tahap
perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh
tingkat perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan demikian
peran guru bukanlah sebagai instruktur atau „‟penguasa‟‟ yang
memaksakan kehendak, melainkan guru adalah pembimbing siswa
agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
2) Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru
dan memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan demikian
guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap
penting untuk dipelajari oleh siswa.
17
3) Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau
keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah
diketahui. Dengan demikian peran guru adalah membantu agar setiap
siswa mempu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru
dengan pengalaman sebelumnya.
4) Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah
ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi),
dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi (mempermudah)
agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi.
2.6.4 Langkah-langkah Penggunaan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah, sebagaimana dijabarkan oleh
Trianto (2010:111) yang secara garis besar langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak belajar lebih bermakna dengan
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
5) Hadirkan model dalam contoh pembelajaran.
6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
2.6.5 Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih dan dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Strategi berupa urut-urutan kegiatan yang dipilih untuk
menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan tertentu. Berdasarkan
Center for Occupational Research and Development (CORD) yang dikutip
18
Suprijono (2009:84) menyampaikan lima strategi bagi pendidik dalam rangka
penerapan pembelajaran kontekstual, yang disingkat dengan REACT, yaitu:
1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan
nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk
membantu peserta didik agar yang dipelajari bermakna.
2) Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, siswa berproses
secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan
eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan
menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya.
3) Applying, belajar menekan kepada proses mendemonstrasikan
pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya.
4) Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif
melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal atau
hubungan intersubjektif.
5) Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan
memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.
2.8 Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran di kelas, agar dapat diserap oleh siswa dengan baik
dan memperoleh hasil belajar yang optimal, guru harus dapat menentukan
metode pembelajaran yang tepat. Metode yang sering diterapkan oleh guru mata
pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi adalah metode konvensional atau
metode ceramah tanpa variasi.
Mengaplikasikan Keterampilan dasar Komunikasi yang selama ini
dianggap sebagai mata diklat kurang bermanfaat, karena siswa tidak terbiasa
berfikir kritis, analitis, argumentatif. Hal ini disebabkan penyajian materi yang
kurang menarik, strategi pembelajaran yang cenderung tradisional dan siswa
19
tidak mengetahui apa sebenarnya yang mereka pelajari, serta apapula
manfaatnya.
Siswa akan merasa tertarik dengan pelajaran Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi dengan ikut serta dalam mempraktikan
langsung pada kehidupan sehari-hari, hal ini akan menambah motivasi siswa
untuk belajar. Untuk itu perlu adanya pendekatan kontekstual guna
memberdayakan siswa dalam pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan
Dasar Komunikasi.
Pokok bahasan Mengidentifikasi proses Komunikasi dengan
menggunakan pendekatan CTL karena belajar pada hakekatnya adalah
menangkap pengetahuan dari kenyataan, oleh karena itu pengetahuan yang
diperoleh memiliki makna (Real World Learning). Belajar merupakan proses
pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akan
berkembang secara utuh, yang bukan hanya perkembangan intelektual saja
akan tetapi juga mental dan emosi. Belajar secara kontekstual adalah belajar
bagaimana anak menghadapi persoalan.
Penelitian ini terbagi menjadi dua siklus, yang masing-masing siklus
terdapat tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi, yang tiap akhir siklus dilakukan evaluasi pada masing-masing siswa.
Penerapan metode CTL pada pokok bahasan Mengidentifikasi Proses
20
Komunikasi ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai standar
ketuntasan belajar. Pencapaian ketuntasan ini dapat dilihat dari hasil belajar
yang dicapai siswa dalam pokok bahasan Mengidentifikasi Proses Komunikasi.
Berdasarkan uraian di atas, jalannya pemikiran dapat digambarkan
dalam skema sebagai berikut :
Latar Belakang Masalah
1. Rendahnya minat belajar siswa mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar komunikasi
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran 3. Metode pembelajaran masih konvensional 4. Belum tampak siswa berfikir kritis 5. Prestasi belajar masih rendah
I
N
P
U
T
Pemecahan Masalah
Solusinya dengan menerapkan metode pembelajaran CTL
sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar
TINDAKAN
O
U
T
P
U
T
Siswa lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran
sehingga pemahaman yang dimiliki siswa meningkat
Hasil belajar Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi
meningkat (siswa lebih bersemangat dan prestasi belajar
meningkat)
21
2.9 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Contextual Teaching and Learning:
Preparing Student for the New
Economy
(Berns dan Erickson, 2001)
Pembelajaran dengan model
kontekstual merupakan cara
terbaik mengajar untuk hasil
belajar siswa yang lebih tinggi,
pembelajaran kontekstual dapat
menjadikan siswa
mempersiapkan segala sesuatu
untuk menghadapi ekonomi
global dan pasar yang
kompetitif, perubahan sifat
pekerjaan dan kemajuan
teknologi.
2. Teaching and Learning: Mapping the
Contextual Influences.
(Hall dan Kidman, 2004)
Peta konseptual dalam
pembelajaran kontekstual dapat
menjadikan siswa memiliki
totalitas kegiatan belajar dan
hasil belajar yang tinggi
3. Implementasi Pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar
(Nurdin, 2009)
Konsep pendekatan CTL yang
diterapkan dapat menjadikan
hasil belajar siswa meningkat
4. Penggunaan Pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Ekonomi Siswa Kelas III IPS 1 SMA
Negeri 1 Randublatung pada
Semester 1 Tahun Pelajaran
2004/2005.
(Juremi, 2004)
Hasil belajar ekonomi kelas III
IPS 1 SMA Negeri 1
Randublatung pada semester 1
tahun ajaran 2004/2005
mengalami peningkatan yang
cukup signifikan setelah
kegiatan pembelajarannya
menggunakan pendekatan CTL.
22
2.10 Hipotesis Penelitian
“Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”
(Suharsimi, 2006:71). Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu ”Penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi
pada siswa kelas X AP SMK PGRI 1 Mejobo Kudus”.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus yang
beralamat di Jalan. Jend. Sudirman Golantepus Mejobo Kudus. SMK PGRI 1
Mejobo Kudus memiliki 5 program keahlian yaitu Akuntansi, Pemasaran,
Administrasi Perkantoran ( AP ), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan
Teknik Komputer Jaringan ( TKJ ). Jumlah kelas yang terdapat di SMK PGRI
1 Mejobo Kudus untuk program Keahlian Administrasi Perkantoran terdapat 2
kelas dengan jumlah 85 siswa.
Tabel 3.1 Data Persentase Hasil Belajar Siswa
No. Kelas Jumlah Siswa
Persentase
Tuntas Tidak Tuntas
1. X AP 1 42 59,52% 40,48%
2. X AP 2 43 62,79% 37,21%
Sumber : SMK PGRI 1 Mejobo Kudus tahun ajaran 2012/2013
Penelitian tindakan kelas ini dikhususkan pada kelas X AP 1 karena 1)
pada kelas X AP 1 (59,52%) memiliki nilai rata-rata ketuntasan yang lebih
rendah daripada kelas X AP 2 (62,79%) pada mata pelajaran Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi, 2) kurang adanya keterlibatan siswa secara
aktif selama proses pembelajaran, dan 3) pembagian kelas-kelas di sekolah
tersebut tidak didasarkan atas ranking nilai atau prestasi tetapi dilakukan secara
24
acak, menggunakan buku pegangan yang sama, kurikulum yang sama, dan
guru yang mengajarpun sama sehingga memiliki kualifikasi yang sama pula.
3.2 Variabel Penelitian
Ada beberapa variabel yang akan diteliti antara lain :
a. Variabel Siswa
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh
guru pada pokok bahasan mengidentifikasi proses komunikasi, untuk
mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta
mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar mengajar.
b. Variabel Guru
Pengamatan aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran
CTL.
Proses kegiatan tersebut merupakan satu siklus, adapun langkah-langkah
yang akan dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan persiapan yang dilakukan sehubungan
dengan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang
meliputi identifikasi masalah melalui observasi awal, merencanakan
25
kegiatan pembelajaran, membuat perangkat pembelajaran, alat evaluasi
dan pengadaan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan penelitian.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang
sebelumnya.
3. Pengamatan
Pengamatan merupakan suatu kegiatan mengamati jalannya
pelaksanaan untuk memantau sejauh mana efek tindakan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan CTL.
4. Refleksi
Refleksi meliputi kegiatan : analisis, sintesis, penafsiran,
menjelaskan dan menyimpulkan, dalam tahap ini hasil observasi
dikumpulkan dan dianalisa. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi
terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan
untuk memperbaiki pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3.3 Prosedur penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, setiap siklus merupakan alur
suatu proses kegiatan penelitian. Suharsimi (2009(a):117) ”kegiatan pokok
pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi empat tahap yaitu : (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi”. Hasil dari refleksi
26
pada siklus I jika terlihat adanya kekurang sempurnaan, maka dilakukan siklus
II untuk menyempurnakan siklus I.
Adapun prosedur dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan adalah :
a) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pokok
bahasan mengidentifikasi proses komunikasi dengan pendekatan CTL.
b) Meminta bantuan guru untuk mengajar.
c) Mempersiapkan bahan pengajaran sebelum bertemu siswa,
menyiapkan sumber belajar, dan bahan tugas untuk siswa.
d) Menyusun tugas siswa.
e) Membuat instrumen.
f) Menyusun pembentukan kelompok diskusi .
g) Membuat lembar pengamatan untuk mengamati keaktifan siswa dan
kinerja guru dalam pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan
Dasar Komunikasi.
2. Langkah-langkah penelitian
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dua siklus yaitu :
Siklus I
1. Perencanaan
27
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman
dalam proses pembelajaran.
2) Meminta bantuan guru untuk mengajar.
3) Menyiapkan tugas yang akan dikerjakan siswa dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan CTL.
4) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa
dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL.
5) Membuat lembar observasi untuk siswa.
6) Menyusun kelompok belajar siswa.
2. Pelaksanaan
1) Guru menjelaskan rencana pelaksanaan pembelajaran CTL pada
pokok bahasan mengidentifikasi proses komunikasi.
2) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang komunikasi.
3) Guru membagi siswa dalam kelompok.
4) Guru memberikan permasalahan kepada siswa yang akan
dipraktikkan sendiri oleh siswa, bersama dengan teman
kelompoknya siswa diharapkan menemukan sendiri dengan
pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya, dilanjutkan
dengan menarik kesimpulan sementara.
5) Mempresentasikan hasil kesimpulan sementara, kemudian
melakukan diskusi klasikal untuk memberikan evaluasi kepada
siswa.
28
6) Mengembangkan rasa ingin tahu siswa dengan mengembangkan
teknik bertanya.
7) Bersama dengan guru menarik kesimpulan.
8) Penutup yaitu menutup dari semua kegiatan yang telah
dilaksanakan.
9) Guru melakukan penilaian yang sebenarnya.
3. Pengamatan/observasi
Pada tahap ini aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran
dipantau untuk mengetahui kemampuan afektif dan psikomotorik
siswa dan lembar observasi guru untuk mengamati kinerja guru.
4. Refleksi
Pada tahap ini guru menganalisis hasil tes, hasil pengamatan aktivitas
siswa dan kinerja guru untuk penyempurnaan pada siklus selanjutnya
Siklus II
Siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I, sehingga
kekurangan dalam siklus I diperbaiki dalam siklus II, sedangkan kelebihan
dalam siklus I untuk tetap dipertahankan. Langkah-langkah dalam siklus II
mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan pada
dasarnya sama dengan siklus I. Perbedaan siklus I dan siklus II ada pada
refleksi.
29
Refleksi pada siklus II menggunakan instrumen soal yang berbeda
dengan siklus I. Hasil tes pada siklus II selanjutnya dilakukan
perbandingan dengan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I baik
mengenai pencapaian skor maupun ketuntasan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan siklus I dan II, dapat digambarkan langkah-
langkah dalam penelitian tindakan kelas pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.1, Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas
SIKLUS I
SIKLUS II
Sumber : Model Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, 2009(a):16)
Pelaksanaan Perencanaan a Observasi
Refleksi
d
c Pengamatan
Pelaksanaan e Perencanaan
Refleksi
h
Pengamatan g
b
f
30
3.4 Metode pengumpulan data
3.4.1 Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
Jurusan Adminisrasi Perkantoran.
3.4.2 Jenis data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, ada dua jenis data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti, yaitu :
1) Data kuantitatif, berupa hasil tes siswa yang digunakan untuk mengetahui
kondisi awal untuk kemampuan kognitif, nilai tes dan ketuntasan belajar
siswa.
2) Data kualitatif, berupa lembar pengamatan. Data ini digunakan untuk
mengetahui keaktifan guru dan siswa selama jalannya penelitian.
3.4.3 Cara pengambilan data
1) Data tentang kondisi awal siswa diambil dari nilai ulangan harian pokok
bahasan sebelumnya.
2) Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari pemberian evaluasi atau tes
tertulis setiap akhir siklus.
3) Data tentang hasil belajar siswa ranah psikomotor diambil dengan cara
memberikan evaluasi kepada siswa yang digunakan sejauh mana model
pembelajaran kontekstual dapat mencapai standar ketuntasan belajar yang
ditetapkan.
31
3.4.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Tes
Digunakan untuk mendapatkan informasi tentang data kognitif siswa.
Tes ini diberikan kepada kelas yang diteliti dan hasil pengolahan datanya
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
2) Nontes
Untuk mengetahui sejauh mana perubahan perilaku dan sikap dalam
pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi dengan
pendekatan CTL.
Data nontes diperoleh melalui kegiatan berikut :
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa secara
individu dan kelompok pada saat mengikuti proses pembelajaran
dengan pendekatan CTL. Observasi dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi siswa.
b. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang daftar
nama siswa, daftar hasil belajar siswa dan data lain yang digunakan
untuk kepentingan penelitian.
32
3.5 Analisis Uji Coba Instrumen
1. Analisis Validitas
”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”
(Suharsimi, 2006:168).
Perangkat tes valid, jika dilakukan uji validitas, dimana untuk uji
validitas tersebut dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas isi apabila tes tersebut mampu
mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur.
Validitas isi dilakukan dengan cara menelaah soal secara teoritis dengan
dosen pembimbing dan ahli bidang studi (expert judgement). Hasil dari
penelaahan soal dangan ahli bidang studi di ujikan kembali dengan
menggunakan Microsoft Excel.
Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi
product-moment yaitu:
(Suharsimi, 2006:170)
33
keterangan:
rxy: koefisien korelasi antara X dan Y X : skor tiap butir soal
Y : skor total yang benar dari tiap subjek N : jumlah peserta tes
Harga rxy yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel product-moment
dengan taraf signifikan 5%. Harga rhitung > rtabel, maka butir soal yang diuji
bersifat valid. Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada tabel 3.2
34
Tabel 3.2
No rxy rtabel Kriteria
No rxy rtabel Kriteria
1 0.658 0.301 Valid
26 0.465 0.301 valid
2 0.650 0.301 Valid
27 0.538 0.301 valid
3 0.474 0.301 Valid
28 0.657 0.301 valid
4 0.416 0.301 Valid
29 0.222 0.301 TIDAK
5 0.561 0.301 Valid
30 0.388 0.301 valid
6 0.513 0.301 Valid
31 0.348 0.301 valid
7 0.341 0.301 Valid
32 0.511 0.301 valid
8 0.222 0.301 TIDAK
33 0.356 0.301 valid
9 0.499 0.301 Valid
34 0.269 0.301 TIDAK
10 0.756 0.301 Valid
35 0.536 0.301 valid
11 0.584 0.301 Valid
36 0.434 0.301 valid
12 0.343 0.301 Valid
37 0.461 0.301 valid
13 0.667 0.301 Valid
38 0.340 0.301 valid
14 0.627 0.301 Valid 39 0.644 0.301 valid
15 0.283 0.301 TIDAK 40 0.477 0.301 valid
16 0.591 0.301 Valid 41 0.21039 0.301 TIDAK
17 0.573 0.301 Valid 42 0.49843 0.301 valid
18 0.367 0.301 Valid 43 0.42101 0.301 valid
19 0.567 0.301 Valid
44 0.50056 0.301 valid
20 0.702 0.301 Valid 45 0.50907 0.301 valid
35
V
a
l
i
ditas Soal
21 0.392 0.301 Valid
22 0.310 0.301 Valid
23 0.649 0.301 Valid
24 0.430 0.301 Valid
25 0.717 0.301 Valid
36
2. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas artinya dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi, 2006:178). Untuk mengetahui
reliabilitas tes obyektif dihitung menggunakan rumus K-R 20 yaitu:
keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = p - 1)
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes (akar dari varians)
(Suharsimi, 2009:100)
Perhitungan Reliabilitas
37
Kriteria harga r11 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga
rtabel dengan taraf signifikansi 5%, jika harga rhitung > rtabel maka dapat
disimpulkan bahwa soal tersebut adalah soal yang reliabel.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang berjumlah 45 soal pilihan
ganda diperoleh nilai reliabilitas soal sebesar 0,960. Nilai ini merupakan
nilai yang bersifat reliabel, sebab nilai reliabilitas (r11) yang diperoleh lebih
besar dari rtabel yaitu 0,301.
3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sulit, karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha dalam pemecahannya sedangkan soal yang terlalu sulit
akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
memecahkannya. Soal- soal dalam kriteria sukar dan mudah didiskusikan
kembali dengan dosen ahli. Tingkat kesulitan soal ditentukan dengan
rumus:
Keterangan:
P : Indeks kesulitan
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
38
JS : Jumlah seluruh peserta tes. (Suharsimi, 2009:208)
Kriteria yang menunjukkan tingkat kesulitan soal adalah:
0,00 < P ≤ 0,30 dikategorikan soal sukar
0,30 < P ≤ 0,70 dikategorikan soal sedang
0,70 < P ≤ 1,00 dikategorikan soal mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh 3
soal dikaterogrikan sukar, 41 soal dikategorikan sedang dan 1 soal
dikategorikan mudah. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal
dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Tingkat Kesukaran Soal
No TK Kriteria
1 0.419 Sedang
2 0.465 Sedang
3 0.465 Sedang
4 0.488 Sedang
5 0.512 Sedang
6 0.488 Sedang
7 0.581 Sedang
8 0.512 Sedang
9 0.488 Sedang
10 0.419 Sedang
11 0.535 Sedang
12 0.628 Sedang
39
13 0.442 Sedang
14 0.488 Sedang
15 0.419 Sedang
16 0.419 Sedang
17 0.302 Sedang
18 0.395 Sedang
19 0.372 Sedang
20 0.442 Sedang
21 0.256 Sukar
22 0.488 Sedang
23 0.419 Sedang
24 0.465 Sedang
25 0.465 Sedang
No TK Kriteria
26 0.465 Sedang
27 0.558 Sedang
28 0.558 Sedang
29 0.535 Sedang
30 0.628 Sedang
31 0.605 Sedang
32 0.721 Mudah
33 0.698 Sedang
34 0.581 Sedang
35 0.535 Sedang
36 0.163 Sukar
37 0.395 Sedang
38 0.372 Sedang
39 0.419 Sedang
40 0.326 Sedang
41 0.256 Sukar
42 0.442 Sedang
43 0.395 Sedang
44 0.465 Sedang
45 0.535 Sedang
40
4. Analisis Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat D.
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
Dengan
keterangan:
D : Daya beda soal (indeks diskriminasi).
PA : Proporsi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar.
PB : Proporsi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar.
JA : Banyaknya peserta kelompok atas.
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah.
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar.
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar.
Kriteria soal-soal yang dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya
pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut:
0,00 < D ≤ 0,20 maka daya pembedanya jelek.
41
0,20 < D ≤ 0,40 maka daya pembedanya cukup.
0,40 < D ≤ 0,70 maka daya pembedanya baik.
0,70 < D ≤ 1,00 maka daya pembedanya baik sekali.
Bila D negatif berarti semua tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negatif sebaiknnya dibuang saja.
(Suharsimi, 2009:217-218).
Berdasarkan perhitungan uji coba daya beda, diperoleh hasil, dapat di
lihat pada tabel 3.4 dibawah ini :
Tabel 3.4
Daya Beda Soal
No D Kriteria
1 0.539 B
2 0.537 B
3 0.444 B
4 0.303 C
5 0.348 C
6 0.489 B
7 0.206 C
8 0.348 C
9 0.489 B
10 0.539 B
11 0.487 B
12 0.297 C
13 0.584 B
14 0.489 B
15 0.260 C
16 0.632 B
17 0.405 B
18 0.214 C
19 0.448 B
42
20 0.584 B
21 0.221 C
22 0.396 C
23 0.446 B
24 0.351 C
25 0.537 B
No D Kriteria
26 0.444 B
27 0.626 B
28 0.626 B
29 0.208 C
30 0.297 C
31 0.251 C
32 0.385 C
33 0.247 C
34 0.392 C
35 0.394 C
36 0.225 C
37 0.400 B
38 0.355 C
39 0.539 B
40 0.450 B
41 0.128 J
42 0.398 C
43 0.214 C
44 0.444 B
45 0.394 C
43
3.6 Metode Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan
hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa sesudah
tindakan.
Data dapat dihitung sebagai berikut:
1. Merekapitulasi nilai ulangan harian sebelum dilakukan tindakan dan nilai
tes diakhir siklus I dan siklus II.
2. Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelum
tindakan dengan hasil belajar sesudah tindakan pada siklus I dan siklus II
untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar.
Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus:
N
XX
(Sudjana, 2009 : 109)
Keterangan :
X : Nilai rerata
N : Banyaknya siswa
: Jumlah nilai seluruh siswa
44
3. Data tentang hasil belajar kognitif siswa dihitung dengan menggunakan
rumus sabagai berikut:
S = R
dengan pengertian:
S = skor yang diperoleh
R = right (jawaban yang benar) (Suharsimi, 2009(b): 168)
4. Data Observasi
a. Data hasil observasi keaktifan siswa
Data observasi digunakan untuk menilai kemampuan aktivitas belajar
siswa. Untuk menghitung hasil observasi keaktifan siswa menggunakan
rumus sebagai berikut:
Dalam menentukan interval persentase untuk menentukan kategori
data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Nilai tertinggi = x(skor tertinggi)
b. Nilai terendah = x(skor terendah)
c. Rentangan = x(skor tertinggi) – x(skor terendah)
d. Jarak interval antara kategori mulai dari sangat kurang (SK) sampai
dengan sangat baik (SB) menggunakan rumus:
45
Berdasarkan perhitungan di atas, tabel dan kriteria persentase
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Deskriptif Persentase
No. Interval Kriteria Frekuensi Persentase
1 x – x(skor tertinggi) Sangat Baik - -
2 x – x Baik - -
3 x – x Cukup - -
4 x – x Kurang - -
5 x(skor terendah) – x Sangat Kurang - -
Keterangan :
x(skor terendah) = Interval terendah
x(skor tertinggi) = Interval tertinggi
Frekuensi = Jumlah responden
46
Persentase = Jumlah responden yang dipersentasekan sesuai
kategorinya.
Jumlah “x” disesuaikan dengan jumlah butir pernyataan tiap variabel
atau indikator.
b. Data hasil observasi kinerja guru
Data hasil observasi kinerja guru ini diambil dengan menggunakan
lembar observasi kegiatan guru untuk memperoleh data tentang kegiatan
guru pada saat menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) dalam kegiatan pembelajaran.
3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator dalam penelitian ini adalah ”apabila secara keseluruhan siswa
dalam satu kelas mencapai ketuntasan belajar siswa sebesar 75% dan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar sebesar 75%”
(Mulyasa, 2005:101). Kenyataan yang ada, Kriteria Ketuntasan Minimal yang
diterapkan di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus untuk Mata Pelajaran
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi adalah 75.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
yang beralamat di Jalan. Jend. Sudirman Golantepus Mejobo Kudus. SMK
PGRI 1 Mejobo Kudus terletak di pinggir perkotaan. SMK PGRI 1 Mejobo
Kudus memiliki 5 program keahlian yaitu Akuntansi, Pemasaran,
Administrasi Perkantoran (AP), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan
Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Jumlah kelas yang terdapat di SMK
PGRI 1 Mejobo Kudus untuk program keahlian administrasi perkantoran
untuk kelas X terdapat 2 kelas dengan jumlah 85 siswa.
Penentuan objek penelitian ini diawali dengan melihat kondisi awal
subjek penelitian melalui observasi dan wawancara dengan guru pada
jurusan administrasi perkantoran. Berdasarkan observasi dan wawancara
dengan salah satu guru di Jurusan Administrasi Perkantoran dari beberapa
mata pelajaran yang diajarkan, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa yang
masih rendah yaitu pada mata pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar
komunikasi dilihat dari hasil ulangan siswa yang nilainya masih belum
48
mencapai KKM. KKM untuk mata pelajaran mengaplikasikan keterampilan
dasar komunikasi di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus adalah 75.
Penelitian ini menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.
Pada setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Masing-masing siklus
terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan Rabu, 19 September 2012
dan pertemuan kedua dilaksanakan kamis, 20 September 2012. Siklus II
pertemuan pertama dilaksanakan Rabu 26 September 2012 dan pertemuan
kedua dilaksanakan Kamis, 27 September 2012. Pada kedua siklus guru
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar berdasarkan pada
perencanaan yang telah dibuat.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
4.1.2.1 Perencanaan
Tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan
dengan pelaksanaan pembelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar
komunikasi menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning, yang berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang
akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya
memperbaiki kelemahan dalam kegiatan pembelajaran Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi yang telah berlangsung selama ini.
Perencanaan tersebut meliputi:
49
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang
akan disajikan.
2. Menyusun alur model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
mengenai kompetensi dasar Mengidentifikasi Proses Komunikasi.
3. Menyusun instrumen yang akan digunakan, antara lain: lembar observasi
aktivitas siswa dan kinerja guru serta menyusun soal untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa tentang mata pelajaran Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi.
4. Menyediakan alat/media dan sumber belajar.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan
4.1.2.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I, pertemuan I
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain secara klasikal
guru menyampaikan tentang cara kerja metode kontekstual yang akan
diterapkan dalam proses pembelajaran. Langkah pertama diawali dengan
apersepsi untuk mengingat kembali materi lalu yang masih ada kaitannya
dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya memberikan pengetahuan
yang bermakna dan relevan dengan memberi penjelasan tentang garis besar
materi komunikasi serta memperlihatkan contoh proses berkomunikasi
dengan cara memberikan pemodelan proses berkomunikasi.
50
Pembelajaran dilakukan dengan menetapkan metode CTL dan guru
membagi siswa menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok terbagi
menjadi 6 orang. Pembentukan anggota kelompok ditentukan oleh guru
berdasarkan nomor urut absen siswa, sebagian siswa menjadi marah-marah
karena tidak suka dengan teman kelompoknya dan meminta kepada guru
untuk memilih kelompoknya sendiri. Guru berusaha memberikan pengertian
kepada siswa dengan memberikan penjelasan bahwa semua adalah teman
dan tidak boleh saling membeda-bedakan. Untunglah siswa dapat segera
mengerti dan menjalankan perintah yang diberikan guru.
Guru memberikan tugas masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan pengertian komunikasi dan unsur dari komunikasi menurut
pendapat mereka masing-masing kepada setiap kelompok untuk
diselesaikan sesuai dengan pengalaman sehari-hari siswa dengan bimbingan
guru. Selanjutnya hasil diskusi dipresentasikan, sedangkan kelompok yang
lain memperhatikan dan diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat
atau pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipresentasikan. Selesai berdiskusi hasil tugas dari salah satu kelompok
dibahas bersama-sama. Dalam pembahasan bersama ada kelompok lain
yang ramai sendiri karena merasa pekerjaannya sudah benar, guru
memberikan penjelasan untuk menghargai orang walaupun dirinya merasa
sudah benar, kemudian dilanjutkan proses pembelajaran, guru meluruskan
51
konsep yang masih keliru dan menguatkan materi-materi yang penting.
Siswa mendengar, mencatat informasi dari guru, mencocokkan informasi
guru dengan buku. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi. Selesai memberi tindakan guru menutup pelajaran.
4.1.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I, pertemuan II
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain secara klasikal
guru menyampaikan tentang cara kerja metode konstekstual yang akan
diterapkan dalam proses pembelajaran kemudian diawali dengan apersepsi
untuk mengingat kembali materi lalu yang masih ada kaitannya dengan
materi yang akan dipelajari dan menjelaskan materi tentang
mengidentifikasi proses komunikasi.
Guru memberikan tugas masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan tentang proses dan lambang dari komunikasi kepada setiap
kelompok untuk diselesaikan sesuai dengan pengalaman sehari-hari siswa
dengan bimbingan guru, kemudian hasil diskusi dipresentasikan, sedangkan
kelompok yang lain memperhatikan dan diberi kesempatan untuk
menyampaikan pendapat atau pertanyaan yang berkaitan dengan masalah
yang sedang dipresentasikan. Selesai berdiskusi hasil tugas dari salah satu
kelompok dibahas bersama-sama. Dalam pembahasan bersama ada
kelompok lain yang ramai sendiri karena merasa pekerjaannya sudah benar,
guru memberikan penjelasan untuk menghargai orang walaupun dirinya
52
merasa sudah benar, kemudian dilanjutkan proses pembelajaran, guru
memberikan soal evaluasi kepada siswa, setelah siswa selesai mengerjakan
soal, guru meluruskan konsep yang masih keliru dan menguatkan materi-
materi yang penting. Siswa mendengar, mencatat informasi dari guru,
mencocokkan informasi guru dengan buku. Selanjutnya guru membimbing
siswa untuk menyimpulkan materi.
4.1.2.3 Pengamatan
Hasil pengamatan siklus I dicatat dalam lembar observasi yang telah
dipersiapkan. Pengamatan siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi siswa dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Rata-rata Kategori Keseluruhan
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase
43 – 50 Sangat Baik 0 0.0%
35 – 42 Baik 5 10.7%
27 – 34 Cukup 34 79.8%
19 – 26 Kurang 4 9.5%
10 sd 18 Sangat Kurang 0 0.0%
53
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi aktivitas
siswa, terlihat bahwa 4 siswa (10,7%) dinyatakan dalam kategori baik,
34 siswa (79,8%) dinyatakan dalam kategori cukup, dan 4 siswa (9,5%)
dinyatakan dalam kategori kurang. Secara umum aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran dinyatakan dalam kategori cukup.
Adapun deskripsi per indikator untuk lembar pengamatan aktivitas
siswa pada observer 1 adalah sebagai berikut:
a. Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Indikator perhatian siswa terhadap materi terdiri dari 5 kriteria, dengan
interval skor tertinggi 5 dan interval skor terendah 1. Berdasarkan data yang
diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian besar perhatian siswa terhadap
materi yang diajarkan terbilang baik. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.2
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 4 9.5%
4 Baik 7 16.7%
3 Cukup 16 38.1%
2 Kurang 12 28.6%
1 Sangat Kurang 3 7.1%
54
Tabel 4.2 menunjukkan tentang perhatian siswa terhadap materi yaitu
terdapat 4 siswa (9,5%) tingkat perhatian siswa sangat baik, 7 siswa (16,7%)
tingkat tingkat perhatian siswa baik, 16 siswa (38,1%) termasuk kategori
cukup, 12 siswa (28,6%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 3
siswa (7,1%) termasuk kategori sangat kurang.
b. Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang
disampaikan.
Menemukan dan menerapkan ide mengenai materi pelajaran
merupakan salah satu factor penting dalam proses pembelajaran CTL.
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa menemukan dan
menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan masih dalam
kategori kurang. Hasil penelitian dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.3
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang
disampaikan
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 0 0.0%
4 Baik 9 21.4%
3 Cukup 10 23.8%
2 Kurang 17 40.5%
1 Sangat Kurang 6 14.3%
55
Tabel 4.3 menunjukkan tentang keaktifan siswa menemukan dan
menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan yaitu terdapat 0
siswa (0%) dalam kategori sangat baik, 9 siswa (21,4%) dalam kategori
baik, 10 siswa (23,8%) termasuk kategori cukup, 17 siswa (40,5%) termasuk
dalam kategori kurang, dan sisanya 6 siswa (14,3%) termasuk kategori
sangat kurang.
c. Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa saat
menjalankan tugas kelompok masih dalam kategori baik. Hasil penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 0 0.0%
4 Baik 6 14.3%
3 Cukup 23 54.8%
2 Kurang 10 23.8%
1 Sangat Kurang 3 7.1%
tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat menjalankan
tugas kelompok yaitu terdapat 0 siswa (0%) dalam kategori sangat baik, 6
siswa (14,3%) dalam kategori baik, 23 siswa (54,8%) termasuk kategori
56
cukup, 10 siswa (23,8%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 3
siswa (7,1%) termasuk kategori sangat kurang.
d. Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui Keberanian siswa
mengeluarkan pendapat saat berdiskusi masih dalam kategori baik. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 9 21.4%
4 Baik 10 23.8%
3 Cukup 12 28.6%
2 Kurang 9 21.4%
1 Sangat Kurang 2 4.8%
Tabel diatas menunjukkan tentang keberanian siswa mengeluarkan
pendapat saat berdiskusi yaitu terdapat 9 siswa (21,4%) dalam kategori
sangat baik, 10 siswa (23,8%) dalam kategori baik, 12 siswa (28,6%)
termasuk kategori cukup, 9 siswa (21,4%) termasuk dalam kategori kurang,
dan sisanya 2 siswa (4,8%) termasuk kategori sangat kurang.
e. Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
57
Keberhasilan suatu diskusi dalam kelompok ditentukan dengan adanya
kerjasama antar anggota kelompok. Berdasarkan data yang diperoleh
diketahui kerjasama siswa dalam menjalankan diskusi kelompok masih
dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 3 7.1%
4 Baik 11 26.2%
3 Cukup 21 50.0%
2 Kurang 7 16.7%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat bekerjasama
dalam menjalankan diskusi kelompok yaitu terdapat 3 siswa (7,1%) dalam
kategori sangat baik, 11 siswa (26,2%) dalam kategori baik, 21 siswa
(50,0%) termasuk kategori cukup, 7 siswa (16,7%) termasuk dalam kategori
kurang.
f. Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui siswa yang mau
mendengarkan pendapat orangt lain saat berdiskusi masih dalam kategori
baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
58
Tabel 4.7
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 5 11.9%
4 Baik 12 28.6%
3 Cukup 24 57.1%
2 Kurang 1 2.4%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang siswa mau mendengarkan pendapat
orang lain/ teman diskusi dalam kelompok yaitu terdapat 5 siswa (11,9%)
dalam kategori sangat baik, 12 siswa (28,6%) dalam kategori baik, 24 siswa
(57,1%) termasuk kategori cukup, dan 0 siswa (0%) termasuk dalam
kategori kurang.
g. Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan sisawa dalam
menjawab pertanyaan dari teman masih dalam kategori baik. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
59
Tabel 4.8
Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 4 9.5%
4 Baik 8 19.0%
3 Cukup 13 31.0%
2 Kurang 10 23.8%
1 Sangat Kurang 7 16.7%
Tabel diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan dari teman yaitu terdapat 4 siswa (9,5%) dalam kategori sangat
baik, 8 siswa (19,0%) dalam kategori baik, 13 siswa (31,0%) termasuk
kategori cukup, 10 siswa (23,8%) termasuk dalam kategori kurang dan
dalam kategori sangat kurang terdapat 7 siswa (16,7%).
h. Siswa melakukan presentasi di depan kelas
Keaktifan siswa saat melakukan presentasi di depan kelas masih
dalam kategori baik. hal ini diketahui dari hasil pengamatan yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 4 9.5%
4 Baik 8 19.0%
3 Cukup 19 45.2%
2 Kurang 8 19.0%
1 Sangat Kurang 3 7.1%
Berdasarkan tabel diatas dapat bahwa keaktifan siswa dalam
melakukan presentasi di depan kelas menunjukkan 4 siswa (9,5%) dalam
60
kategori sangat baik, 8 siswa (19,0%) dalam kategori baik, 19 siswa (45,2%)
termasuk kategori cukup, 8 siswa (19,0%) dalam kategori kurang, dan dalam
kategori sangat kurang terdapat 3 siswa (7,1%).
i. Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh diketahui keaktifan
siswa dalam menyelesaikan tugas individu tepat waktu masih dalam
kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 1 2.4%
4 Baik 5 11.9%
3 Cukup 25 59.5%
2 Kurang 11 26.2%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan siswa dalam
menyelesaikan tugas individu dengan tepat waktu menunjukkan 1 siswa
(2,4%) dalam kategori sangat baik, 5 siswa (11,9%) dalam kategori baik, 25
siswa (59,5%) termasuk kategori cukup dan dalam kategori kurang terdapat
11 siswa (26,2%).
j. Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam
membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok dalam kategori baik. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
61
Tabel 4.11
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 6 14.3%
4 Baik 14 33.3%
3 Cukup 10 23.8%
2 Kurang 7 16.7%
1 Sangat Kurang 5 11.9%
Tabel di atas menukjukkan bahwa dalam kategori sangat baik terdapat
6 siswa (14,3%), kategori baik menunjukkan 14 siswa (33,3%), kategori
cukup sebanyak 10 siswa (23,8%), kategori kurang sebanyak 7 siswa
(16,7%), sedangkan dalam kategori sangat kurang terdapat 5 siswa (11,9%).
Adapun deskripsi per indikator untuk lembar pengamatan aktivitas
siswa pada observer 2 adalah sebagai berikut:
a. Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Indikator perhatian siswa terhadap materi terdiri 5 kriteria, dengan
interval skor tertinggi 5 dan interval skor terendah 1. Berdasarkan data yang
diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian besar perhatian siswa terhadap
materi yang diajarkan terbilang baik. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
62
Tabel 4.12
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 2 4.8%
4 Baik 6 14.3%
3 Cukup 17 40.5%
2 Kurang 12 28.6%
1 Sangat Kurang 5 11.9%
Tabel 4.12 menunjukkan tentang perhatian siswa terhadap materi yaitu
terdapat 2 siswa (4,8%) tingkat perhatian siswa sangat baik, 6 siswa (14,3%)
tingkat perhatian siswa baik, 17 siswa (40,5%) termasuk kategori cukup, 12
siswa (28,6%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 5 siswa (11,9%)
termasuk kategori sangat kurang.
b. Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang
disampaikan.
Menemukan dan menerapkan ide mengenai materi pelajaran
merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran CTL.
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa menemukan dan
menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan masih dalam
kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada table berikut ini:
63
Tabel 4.13
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang
disampaikan
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 0 0.0%
4 Baik 12 28.6%
3 Cukup 10 23.8%
2 Kurang 15 35.7%
1 Sangat Kurang 5 11.9%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa menemukan dan
menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan yaitu terdapat 0
siswa (0%) dalam kategori sangat baik, 12 siswa (28,6%) dalam kategori
baik, 10 siswa (23,8%) termasuk kategori cukup, 15 siswa (35,7%) termasuk
dalam kategori kurang, dan sisanya 5 siswa (11,9%) termasuk kategori
sangat kurang.
c. Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa saat
menjalankan tugas kelompok masih dalam kategori baik. Hasil penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
64
Tabel 4.14
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 0 0.0%
4 Baik 10 23.8%
3 Cukup 20 47.6%
2 Kurang 9 21.4%
1 Sangat Kurang 3 7.1%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat menjalankan
tugas kelompok yaitu terdapat 0 siswa (0%) dalam kategori sangat baik, 10
siswa (23,8%) dalam kategori baik, 20 siswa (47,6%) termasuk kategori
cukup, 9 siswa (21,4%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 3
siswa (7,1%) termasuk kategori sangat kurang.
d. Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui Keberanian siswa
mengeluarkan pendapat saat berdiskusi masih dalam kategori baik. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.15
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 7 16.7%
4 Baik 12 28.6%
3 Cukup 15 35.7%
2 Kurang 8 19.0%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keberanian siswa mengeluarkan
pendapat saat berdiskusi yaitu terdapat 7 siswa (16,7%) dalam kategori
65
sangat baik, 12 siswa (28,6%) dalam kategori baik, 15 siswa (35,7%)
termasuk kategori cukup, 8 siswa (19,0%) termasuk dalam kategori kurang.
e. Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
Keberhasilan suatu diskusi dalam kelompok ditentukan dengan adanya
kerjasama antar anggota kelompok. Berdasarkan data yang diperoleh
diketahui kerjasama siswa dalam menjalankan diskusi kelompok termasuk
dalam kategori baik. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.16
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 3 7.1%
4 Baik 15 35.7%
3 Cukup 19 45.2%
2 Kurang 5 11.9%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat bekerjasama
dalam menjalankan diskusi kelompok yaitu terdapat 3 siswa (7,1%) dalam
kategori sangat baik, 15 siswa (35,7%) dalam kategori baik, 19 siswa
(45,2%) termasuk kategori cukup, 5 siswa (11,9%) termasuk dalam kategori
kurang.
f. Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui siswa yang mau
mendengarkan pendapat orang lain saat berdiskusi masih dalam kategori
baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
66
Tabel 4.17
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 1 2.4%
4 Baik 12 28.6%
3 Cukup 24 57.1%
2 Kurang 5 11.9%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang siswa mau mendengarkan pendapat
orang lain/ teman diskusi dalam kelompok yaitu terdapat 1 siswa (2,4%)
dalam kategori sangat baik, 12 siswa (28,6%) dalam kategori baik, 24 siswa
(57,1%) termasuk kategori cukup, dan 5 siswa (11,9%) termasuk dalam
kategori kurang.
g. Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan dari teman masih dalam kategori baik. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.18
Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 0 0.0%
4 Baik 14 33.3%
3 Cukup 14 33.3%
2 Kurang 10 23.8%
1 Sangat Kurang 4 9.5%
Tabel diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan dari teman yaitu terdapat 0 siswa (0%) dalam kategori sangat
67
baik, 14 siswa (33,3%) dalam kategori baik, 14 siswa (33,3%) termasuk
kategori cukup, 10 siswa (23,8%) termasuk dalam kategori kurang dan
dalam kategori sangat kurang terdapat 4 siswa (9,5%).
h. Siswa melakukan presentasi di depan kelas
Keaktifan siswa saat melakukan presentasi di depan kelas masih
dalam kategori baik. hal ini diketahui dari hasil pengamatan yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.19
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 6 14.3%
4 Baik 9 21.4%
3 Cukup 17 40.5%
2 Kurang 7 16.7%
1 Sangat Kurang 3 7.1%
Berdasarkan tabel diatas dapat bahwa keaktifan siswa dalam
melakukan presentasi di depan kelas menunjukkan 6 siswa (14,3%) dalam
kategori sangat baik, 9 siswa (21,4%) dalam kategori baik, 17 siswa (40,5%)
termasuk kategori cukup, dalam kategori kurang terdapat 7 siswa (16,7%)
dan pada kategori sangat kurang terdapat 3 siswa (7,1%).
i. Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh diketahui keaktifan
siswa dalam menyelesaikan tugas individu tepat waktu masih dalam
kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
68
Tabel 4.20
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 1 2.4%
4 Baik 11 26.2%
3 Cukup 25 59.5%
2 Kurang 5 11.9%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan siswa dalam
menyelesaikan tugas individu dengan tepat waktu menunjukkan 1 siswa
(2,4%) dalam kategori sangat baik,11 siswa (26,2%) dalam kategori baik, 25
siswa (59,5%) termasuk kategori cukup dan dalam kategori kurang terdapat
5 siswa (11,9%).
j. Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam
membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok dalam kategori baik. Hasil
pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.21
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 6 14.3%
4 Baik 16 38.1%
3 Cukup 10 23.8%
2 Kurang 7 16.7%
1 Sangat Kurang 3 7.1%
Tabel di atas menukjukkan bahwa dalam kategori sangat baik
terdapat 6 siswa (14,3%), kategori baik menunjukkan 16 siswa (38,1%),
kategori cukup sebanyak 10 siswa (23,8%), kategori kurang sebanyak 7
69
siswa (16,7%), sedangkan dalam kategori sangat kurang terdapat 3 siswa
(7,1%).
Berdasarkan hasil pengamatan dari observer 1 dan observer 2 dapat
diketahui bahwa pada observer 1 masih ada indikator yang masih termasuk
dalam kategori kurang yaitu pada indikator siswa menemukan dan
menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan. Kesimpulan yang
dapat diambil dari keterangan diatas adalah proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL pada siklus 1 belum terlaksana dengan
maksimal.
2) Data hasil tes
Data hasil ulangan harian sebelum penelitian, hasil tes evaluasi siklus
I mengalamai peningkatan seperti pada tabel 4.22 dibawah ini :
Tabel 4.22
Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus I
No Hasil tes Data awal Siklus I
1. Nilai tertinggi 90 93
2. Nilai terendah 50 53
3. Rata-rata nilai tes 69,33 77,71
4. Ketuntasan belajar siswa (%) 59,52% 66,67%
Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus I, secara klasikal
ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dimana jumlah siswa
sebanyak 42 yang tidak tuntas belajarnya adalah 14 siswa karena tidak
70
mencapai batas tuntas yang telah ditentukan yaitu memperoleh nilai 75.
Sehingga jika dipersentasekan ketuntasan belajar secara klasikal meningkat
7,14% dari 59,52% menjadi 66,67%. Nilai rata- rata sebelum dan sesudah
siklus I meningkat dari 69,33 menjadi 77,71. Berdasarkan data diatas
terlihat ada kenaikan pada siklus I namun belum mencapai indikator yang
telah ditentukan sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II.
3) Hasil observasi Guru
Pengamatan aktivitas guru siklus diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.23
Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
Observer 1
N
o Aspek yang diamati
S
K K C B
SB
1. Keterampilan guru dalam membuka
pelajaran
√
2. Guru menyampaikan tujuan dan
indikator pembelajaran
√
3. Kemampuan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran
√
4. Keterampilan guru dalam menerapkan
model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning
√
5. Kemampuan guru dalam mengelola
waktu
√
6. Kemampuan guru dalam mengelola
kondisi kelas
√
7. Guru memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya
√
8. Kemampuan guru membimbing siswa
dalam mengerjakan tugas
√
9. Kemampuan guru dalam menjawab
pertanyaan siswa
√
1
0.
Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
√
71
Berdasarkan tabel diatas bahwa kinerja guru dilihat dari: 1)
keterampilan guru dalam membuka pelajaran dalam kategori baik, 2) guru
menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran dalam kategori cukup, 3)
Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam kategori
baik, 4) Keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning dalam kategori cukup, 5) Kemampuan
guru dalam mengelola waktu dalam kategori cukup, 6) Kemampuan guru
dalam mengelola kondisi kelas dalam kategori cukup, 7) Guru memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanya dalam kategori cukup, 8)
Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas dalam
kategori baik, 9) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa
dalam kategori cukup, dan 10) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
dalam kategori baik.
72
Tabel 4.24
Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
Observer 2
No Aspek yang diamati SK K C B SB
1. Keterampilan guru dalam membuka
pelajaran
√
2. Guru menyampaikan tujuan dan
indikator pembelajaran
√
3. Kemampuan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran
√
4. Keterampilan guru dalam menerapkan
model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning
√
5. Kemampuan guru dalam mengelola
waktu
√
6. Kemampuan guru dalam mengelola
kondisi kelas
√
7. Guru memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya
√
8. Kemampuan guru membimbing siswa
dalam mengerjakan tugas
√
9. Kemampuan guru dalam menjawab
pertanyaan siswa
√
10. Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
√
73
Berdasarkan tabel diatas bahwa kinerja guru dilihat dari: 1)
keterampilan guru dalam membuka pelajaran dalam kategori cukup, 2) guru
menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran dalam kategori baik, 3)
Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam kategori
cukup, 4) Keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning dalam kategori cukup, 5) Kemampuan
guru dalam mengelola waktu dalam kategori baik, 6) Kemampuan guru
dalam mengelola kondisi kelas dalam kategori kurang, 7) Guru memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanya dalam kategori cukup, 8)
Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas dalam
kategori cukup, 9) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa
dalam kategori baik, dan 10) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
dalam kategori cukup.
Berdasarkan hasil pengamatan dari observer 1 dan observer 2, dapat
diketahui bahwa pada observer 2 indikator kemampuan guru dalam
mengelola kondisi kelas masih dalam kategori kurang sehingga dalam siklus
selanjutnya harus lebih ditingkatkan.
4.1.2.4 Refleksi
Siklus pertama merupakan siklus awal, suasana dalam proses
pembelajaran belum ada perkembangan yang cukup berarti. Artinya siswa
masih banyak yang ramai dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru.
74
Dibawah ini dipaparkan kelebihan dan kelemahan kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching and
Learning pada siklus I sebagai berikut ini :
1) Kelebihan
a. Siswa mendengarkan dengan seksama dan mencatat informasi dari
guru ketika guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan secara
klasikal
b. Siswa mampu mencocokkan informasi dari guru dengan kehidupan
nyata
c. Siswa sudah mampu berdiskusi dengan baik dan mengerjakan tugas
sesuai dengan petunjuk guru
2) Kelemahan
a. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, masih ada beberapa siswa
yang ramai dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
b. Keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat belum tampak
secara menyeluruh, hanya siswa yang pandai bertanya kepada guru
sedangkan yang lain diam.
c. Dalam mengomentari tanggapan atas penjelasan dari guru, masih
didominasi oleh siswa yang pandai. Siswa yang kurang pandai tidak
pernah menjawab pertanyaan dari guru.
d. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa.
75
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II
4.1.3.1 Perencanaan
Siklus II merupakan perbaikan dari hasil penelitian siklus I.
perencanaan pada siklus II ini dibuat berdasarkan refleksi pada siklus I.
Pada perencanaan siklus II ini akan direncanakan langkah-langkah untuk
memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Adapun untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di siklus II ini peneliti dan guru telah
berdiskusi untuk mengembangkan pembelajaran sebagai berikut:
Perencanaan pada siklus II akan dilakukan terhadap peningkatan nilai
hasil evaluasi belajar siswa. Pada perencanaan di siklus II ini akan
direncanakan langkah-langkah untuk memperbaiki kekurangan yang
terdapat pada siklus I. Perencanaan yang dilakukan antara lain:
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang
akan disajikan.
2. Menyusun alur pembelajaran Contextual Teaching and Learning
mengenai materi proses komunikasi dan lambang-lambang dari
komunikasi melalui dialog yang dibuat dalam sebuah kelompok agar
tingkat pemahaman siswa lebih baik setelah mempraktikan secara
langsung materi yang diajarkan.
76
3. Menyusun instrumen yang akan digunakan, antara lain: lembar
observasi aktivitas siswa dan kinerja guru serta menyusun soal untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari.
4. Menyediakan alat/media dan sumber belajar
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan sesuai dengan
skenario yang ada pada rencana pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan
diawali dengan apersepsi untuk mengingat kembali materi yang lalu yang
masih ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyuruh
siswa untuk bergabung dalam kelompok belajar yang telah terbentuk pada
pertemuan sebelumnya.
Masing-masing kelompok diberi tugas membuat sebuah dialog
tentang materi proses komunikasi, kemudian guru memberikan kesempatan
bertanya untuk siswa menanyakan tentang materi-materi yang berkaitan
dengan tugas kelompok yang diberikan. Siswa mendengarkan, mencatat
informasi dari guru, selanjutnya siswa mulai mengerjakan tugas yang telah
diberikan oleh guru dan setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
Selesai memberikan tindakan, diadakan tes evaluasi siklus II,
selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi
kepada siswa. Guru menghentikan tindakan karena siklus II dipandang
77
sudah cukup baik dan semua indikator pembelajaran sudah dapat dikuasai
oleh siswa. Hal ini terlihat pada hasil yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan tes evaluasi yang menunjukkan adanya peningkatan jika
dibandingkan dengan siklus I. Oleh karena itu maka tindakan dalam
penelitian tindakan kelas ini cukup sampai siklus II.
4.1.3.3 Pengamatan
Hasil pengamatan siklus II dicatat dalam lembar observasi yang telah
dipersiapkan. Pengamatan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Lembar observasi Aktivitas Siswa
Dalam siklus II terdapat perubahan-perubahan yaitu siswa sudah
banyak yang paham dengan materi yang diberikan karena mereka sudah
mendapat dasarnya pada pertemuan sebelumnya. Siswa sudah banyak
yang mampu merangkai konsep tentang komunikasi. Siswa sudah
merasa berani untuk bertanya jika merasa kurang mengerti. Dalam siklus
II ini diskusi yang dilakukan siswa dan tingkat kerjasama siswa sudah
baik, hal ini tampak pada kesungguhan semua siswa dalam
mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru pada kelompoknya
masing-masing. Intensitas komunikasi siswa antar anggota sudah baik.
Siswa sangat peduli dan memperhatikan dalam mengikuti pembelajaran
dengan metode kontekstual.
78
Hasil observasi aktivitas siswa dengan metode kontekstual pada
siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.25
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel 4.25 menunjukan hasil observasi siswa pada
siklus II, terlihat bahwa sebanyak 1 siswa (1,2%) termasuk dalam
kategori sangat baik, 32 siswa (75,0%) termasuk dalam kategori baik,
dan 10 siswa (23,8%) termasuk dalam kategori cukup.
Adapun deskripsi per indikator pada siklus 2 untuk lembar
pengamatan aktivitas siswa pada observer 1 adalah sebagai berikut:
a. Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Rata-rata Kategori
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase
43 – 50 Sangat Baik 1 1.2%
35 – 42 Baik 32 75.0%
27 – 34 Cukup 10 23.8%
19 – 26 Kurang 0 0.0%
10 sd 18 Sangat Kurang 0 0.0%
79
Indikator perhatian siswa terhadap materi terdiri 5 kriteria,
dengan interval skor tertinggi 5 dan interval skor terendah 1.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian
besar perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan terbilang baik.
Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.26
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 4 9.5%
4 Baik 18 42.9%
3 Cukup 16 38.1%
2 Kurang 4 9.5%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel di atas menunjukkan tentang perhatian siswa terhadap
materi yaitu terdapat 4 siswa (9,5%) tingkat perhatian siswa sangat
baik, 18 siswa (42,9%) tingkat tingkat perhatian siswa baik, 16 siswa
(38,1%) termasuk kategori cukup, dan 4 siswa (9,5%) termasuk
dalam kategori kurang.
b. Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai
materi yang disampaikan.
80
Menemukan dan menerapkan ide mengenai materi pelajaran
merupakan salah satu factor penting dalam proses pembelajaran
CTL. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa
menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang
disampaikan masih dalam kategori kurang. Hasil penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.27
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang
disampaikan
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 6 14.3%
4 Baik 18 42.9%
3 Cukup 15 35.7%
2 Kurang 3 7.1%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel di atas menunjukkan tentang keaktifan siswa dalam
menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang
disampaikan yaitu terdapat 6 siswa (14,3%) dalam kategori sangat
baik, 18 siswa (42,9%) dalam kategori baik, 15 siswa (35,7%)
termasuk kategori cukup, dasn 3 siswa (7,1%) termasuk dalam
kategori kurang.
81
c. Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa
saat menjalankan tugas kelompok masih dalam kategori baik. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.28
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 10 23.8%
4 Baik 24 57.1%
3 Cukup 8 19.0%
2 Kurang 0 0.0%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat
menjalankan tugas kelompok yaitu terdapat 10 siswa (23,8%) dalam
kategori sangat baik, 24 siswa (57,1%) dalam kategori baik, dan 8
siswa (19,0%) termasuk kategori cukup.
d. Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui Keberanian siswa
mengeluarkan pendapat saat berdiskusi masih dalam kategori baik.
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
82
Tabel 4.29
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 5 11.9%
4 Baik 21 50.0%
3 Cukup 10 23.8%
2 Kurang 6 14.3%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keberanian siswa
mengeluarkan pendapat saat berdiskusi yaitu terdapat 5 siswa
(11,9%) dalam kategori sangat baik, 21 siswa (50,0%) dalam
kategori baik, 10 siswa (23,8%) termasuk kategori cukup, dan 6
siswa (14,3%) termasuk dalam kategori kurang
e. Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
Keberhasilan suatu diskusi dalam kelompok ditentukan
dengan adanya kerjasama antar anggota kelompok. Berdasarkan data
yang diperoleh diketahui kerjasama siswa dalam menjalankan
diskusi kelompok masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
83
Tabel 4.30
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 12 28.6%
4 Baik 19 45.2%
3 Cukup 8 19.0%
2 Kurang 3 7.1%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat
bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok yaitu terdapat 12
siswa (28,6%) dalam kategori sangat baik, 19 siswa (45,2%) dalam
kategori baik, 8 siswa (19,0%) termasuk kategori cukup, dan 3 siswa
(7,1%) termasuk dalam kategori kurang.
f. Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui siswa yang mau
mendengarkan pendapat orang lain saat berdiskusi masih dalam
kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
84
Tabel 4.31
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 3 7.1%
4 Baik 22 52.4%
3 Cukup 12 28.6%
2 Kurang 5 11.9%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang siswa mau mendengarkan
pendapat orang lain/ teman diskusi dalam kelompok yaitu terdapat 3
siswa (7,1%) dalam kategori sangat baik, 22 siswa (52,4%) dalam
kategori baik, 12 siswa (28,6%) termasuk kategori cukup, dan 5
siswa (11,9%) termasuk dalam kategori kurang.
g. Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan sisawa
dalam menjawab pertanyaan dari teman masih dalam kategori baik.
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
85
Tabel 4.32
Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 5 11.9%
4 Baik 18 42.9%
3 Cukup 12 28.6%
2 Kurang 7 16.7%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan dari teman yaitu terdapat 5 siswa (11,9%) dalam kategori
sangat baik, 18 siswa (42,9%) dalam kategori baik, 12 siswa (28,6%)
termasuk kategori cukup, 7 siswa (16,7%) termasuk dalam kategori
kurang.
h. Siswa melakukan presentasi di depan kelas
Keaktifan siswa saat melakukan presentasi di depan kelas
masih dalam kategori baik. hal ini diketahui dari hasil pengamatan
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
86
Tabel 4.33
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 4 9.5%
4 Baik 19 45.2%
3 Cukup 11 26.2%
2 Kurang 8 19.0%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat bahwa keaktifan siswa dalam
melakukan presentasi di depan kelas menunjukkan 4 siswa (9,5%)
dalam kategori sangat baik, 19 siswa (45,2%) dalam kategori baik,
11 siswa (26,2%) termasuk kategori cukup dan dalam kategori
kurang terdapat 8 siswa (19,0%).
i. Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh diketahui
keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas individu tepat waktu
masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
87
Tabel 4.34
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 6 14.3%
4 Baik 23 54.8%
3 Cukup 8 19.0%
2 Kurang 5 11.9%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan siswa
dalam menyelesaikan tugas individu dengan tepat waktu
menunjukkan 6 siswa (14,3%) dalam kategori sangat baik, 23 siswa
(54,8%) dalam kategori baik, 8 siswa (19,0%) termasuk kategori
cukup dan dalam kategori kurang terdapat 5 siswa (11,9%).
j. Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa
dalam membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok dalam
kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
88
Tabel 4.35
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 6 14.3%
4 Baik 16 38.1%
3 Cukup 14 33.3%
2 Kurang 6 14.3%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel di atas menukjukkan bahwa dalam kategori sangat baik
terdapat 6 siswa (14,3%), kategori baik menunjukkan 16 siswa
(38,1%), kategori cukup sebanyak 14 siswa (33,3%), kategori
kurang sebanyak 6 siswa (14,3%).
Adapun deskripsi per indikator untuk lembar pengamatan
aktivitas siswa pada observer 2 adalah sebagai berikut:
a. Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Indikator perhatian siswa terhadap materi terdiri 5 kriteria,
dengan interval skor tertinggi 5 dan interval skor terendah 1.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian
besar perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan terbilang baik.
Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
89
Tabel 4.36
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 6 14.3%
4 Baik 19 45.2%
3 Cukup 14 33.3%
2 Kurang 3 7.1%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel di atas menunjukkan tentang perhatian siswa terhadap
materi yaitu terdapat 6 siswa (14,3%) tingkat perhatian siswa sangat
baik, 19 siswa (45,2%) tingkat perhatian siswa baik, 14 siswa
(33,3%) termasuk kategori cukup, dan 3 siswa (7,1%) termasuk
dalam kategori kurang.
b. Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang
disampaikan.
Menemukan dan menerapkan ide mengenai materi pelajaran
merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran
CTL. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa
menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang
disampaikan masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
90
Tabel 4.37
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang
disampaikan
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 5 11.9%
4 Baik 17 40.5%
3 Cukup 15 35.7%
2 Kurang 5 11.9%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa menemukan
dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan yaitu
terdapat 5 siswa (11,9%) dalam kategori sangat baik, 17 siswa
(40,5%) dalam kategori baik, 15 siswa (35,7%) termasuk kategori
cukup, dan 5 siswa (11,9%) termasuk dalam kategori kurang.
c. Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa saat
menjalankan tugas kelompok masih dalam kategori baik. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
91
Tabel 4.38
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 7 16.7%
4 Baik 23 54.8%
3 Cukup 10 23.8%
2 Kurang 2 4.8%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat
menjalankan tugas kelompok yaitu terdapat 7 siswa (16,7%) dalam
kategori sangat baik, 23 siswa (54,8%) dalam kategori baik, 10 siswa
(23,8%) termasuk kategori cukup, dan 2 siswa (4,8%) termasuk
dalam kategori kurang.
d. Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui Keberanian siswa
mengeluarkan pendapat saat berdiskusi masih dalam kategori baik.
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.39
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 7 16.7%
4 Baik 16 38.1%
3 Cukup 12 28.6%
2 Kurang 7 16.7%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keberanian siswa
mengeluarkan pendapat saat berdiskusi yaitu terdapat 7 siswa
92
(16,7%) dalam kategori sangat baik, 16 siswa (38,1%) dalam
kategori baik, 12 siswa (28,6%) termasuk kategori cukup, 7 siswa
(16,7%) termasuk dalam kategori kurang.
e. Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
Keberhasilan suatu diskusi dalam kelompok ditentukan dengan
adanya kerjasama antar anggota kelompok. Berdasarkan data yang
diperoleh diketahui kerjasama siswa dalam menjalankan diskusi
kelompok termasuk dalam kategori baik. Hasil pengamatan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.40
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 5 11.9%
4 Baik 23 54.8%
3 Cukup 14 33.3%
2 Kurang 0 0.0%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat
bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok yaitu terdapat 5
siswa (11,9%) dalam kategori sangat baik, 23 siswa (54,8%) dalam
kategori baik, dan 14 siswa (33,3%) termasuk kategori cukup.
f. Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
93
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui siswa yang mau
mendengarkan pendapat orang lain saat berdiskusi masih dalam
kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.41
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 4 9.5%
4 Baik 19 45.2%
3 Cukup 13 31.0%
2 Kurang 6 14.3%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang siswa mau mendengarkan
pendapat orang lain/ teman diskusi dalam kelompok yaitu terdapat 4
siswa (9,5%) dalam kategori sangat baik, 19 siswa (45,2%) dalam
kategori baik, 13 siswa (31,0%) termasuk kategori cukup, dan 6
siswa (14,3%) termasuk dalam kategori kurang.
g. Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan sisawa
dalam menjawab pertanyaan dari teman masih dalam kategori baik.
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
94
Tabel 4.42
Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 8 19.0%
4 Baik 19 45.2%
3 Cukup 11 26.2%
2 Kurang 4 9.5%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan dari teman yaitu terdapat 8 siswa (19,0%) dalam kategori
sangat baik, 19 siswa (45,2%) dalam kategori baik, 11 siswa (26,2%)
termasuk kategori cukup, dan 4 siswa (9,5%) termasuk dalam
kategori kurang.
h. Siswa melakukan presentasi di depan kelas
Keaktifan siswa saat melakukan presentasi di depan kelas
masih dalam kategori baik. hal ini diketahui dari hasil pengamatan
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.43
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 8 19.0%
4 Baik 21 50.0%
3 Cukup 9 21.4%
2 Kurang 4 9.5%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat bahwa keaktifan siswa dalam
melakukan presentasi di depan kelas menunjukkan 8 siswa (19,0%)
95
dalam kategori sangat baik, 21 siswa (50,0%) dalam kategori baik, 9
siswa (21,4%) termasuk kategori cukup, dan dalam kategori kurang
terdapat 4 siswa (9,5%).
i. Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh diketahui
keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas individu tepat waktu
masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.44
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 5 11.9%
4 Baik 21 50.0%
3 Cukup 11 26.2%
2 Kurang 5 11.9%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan siswa
dalam menyelesaikan tugas individu dengan tepat waktu
menunjukkan 5 siswa (11,9%) dalam kategori sangat baik, 21 siswa
(50,0%) dalam kategori baik, 11 siswa (26,2%) termasuk kategori
cukup dan dalam kategori kurang terdapat 5 siswa (11,9%).
j. Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
96
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa
dalam membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok dalam
kategori baik. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.45
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 10 23.8%
4 Baik 16 38.1%
3 Cukup 10 23.8%
2 Kurang 6 14.3%
1 Sangat Kurang 0 0.0%
Tabel di atas menukjukkan bahwa dalam kategori sangat baik
terdapat 10 siswa (23,8%), kategori baik menunjukkan 16 siswa
(38,1%), kategori cukup sebanyak 10 siswa (23,8%), kategori kurang
sebanyak 6 siswa (14,3%).
Berdasarkan hasil pengamatann dari observer 1 dan observer 2
dapat diketahui bahwa secara keseluruhan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran masuk kedalam kategori baik, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan CTL
baik diterapkan dalam pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan
Dasar Komunikasi.
97
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pada saat
pembelajaran sudah baik, terlihat keterampilan siswa dalam menjawab
pertanyaan dan mengerjakan tugas dari guru mengalami peningkatan.
Kemampuan siswa dalam mengevaluasi soal-soal yang diberikan oleh
guru sudah cukup terlihat dari banyaknya siswa yang bertanya selama
proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa apabila merasa
kesulitan maka mereka akan bertanya kepada guru.
Kelancaran siswa mengerjakan tugas sudah cukup baik, hal ini
ditandai dengan banyaknya siswa yang berinteraksi dalam berdiskusi
dengan teman-temannya. Dalam kerjasama dengan kelompok intensitas
komunikasi antar anggota kelompok sudah baik sehingga keruntutan
siswa dalam mengikuti pembelajaran kontekstual sudah baik.
2) Data Hasil Tes
Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus II nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 88 dengan ketuntasan klasikal 85,71%. Perbandingan
nilai hasil belajar siswa siklus I dan Siklus II dapat dilihat dalam tabel
berikut :
98
Tabel 4.46
Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus II
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat peningkatan pada setiap
tahap, baik siklus I, maupun siklus II. Rata-rata nilai siswa sebelum
diadakan tindakan sebesar 69,33 kemudian mengalami peningkatan pada
siklus I sebesar 77,71 dan 88,02 pada siklus II. Demikian pula dengan
ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari
59,52% sebelum dilakukan tindakan menjadi 66,67% pada akhir siklus I
dan 85,71% pada akhir siklus II.
3) Hasil observasi Guru
Hasil pengamatan kinerja guru pada siklus II dicatat dalam lembar
observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan kinerja guru siklus II
hasilnya sebagai berikut:
No Hasil tes Data awal Siklus I Siklus II
1. Nilai tertinggi 90 93 96
2. Nilai terendah 50 53 60
3. Rata-rata nilai tes 69,33 77,71 88,02
4. Ketuntasan belajar siswa (%) 59,52% 66,67% 85,71%
99
Tabel 4.47
Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
Observer 1
No Aspek yang diamati SK K C B SB
1. Keterampilan guru dalam membuka
pelajaran √
2. Guru menyampaikan tujuan dan
indikator pembelajaran √
3. Kemampuan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran √
4. Keterampilan guru dalam
menerapkan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
√
5. Kemampuan guru dalam mengelola
waktu √
6. Kemampuan guru dalam mengelola
kondisi kelas √
7. Guru memberi kesempatan pada
siswa untuk bertanya √
8. Kemampuan guru membimbing
siswa dalam mengerjakan tugas √
9. Kemampuan guru dalam menjawab
pertanyaan siswa √
10. Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran √
Berdasarkan tabel diatas bahwa kinerja guru dilihat dari: 1)
keterampilan guru dalam membuka pelajaran dalam kategori sangat
baik, 2) guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran dalam
kategori baik, 3) kemampuan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran dalam kategori sangat baik, 4) keterampilan guru dalam
100
menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
dalam kategori baik, 5) kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam
kategori cukup, 6) kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas
dalam kategori cukup, 7) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya dalam kategori cukup, 8) Kemampuan guru membimbing siswa
dalam mengerjakan tugas dalam kategori baik, 9) Kemampuan guru
dalam menjawab pertanyaan siswa dalam kategori baik, dan 10)
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kategori baik.
Tabel 4.48
Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
Observer 2
No Aspek yang diamati SK K C B SB
1. Keterampilan guru dalam membuka
pelajaran √
2. Guru menyampaikan tujuan dan
indikator pembelajaran √
3. Kemampuan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran √
4. Keterampilan guru dalam
menerapkan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
√
5. Kemampuan guru dalam mengelola
waktu √
6. Kemampuan guru dalam mengelola
kondisi kelas √
7. Guru memberi kesempatan pada
siswa untuk bertanya √
101
8. Kemampuan guru membimbing
siswa dalam mengerjakan tugas √
9. Kemampuan guru dalam menjawab
pertanyaan siswa √
10. Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran √
Berdasarkan tabel diatas bahwa kinerja guru dilihat dari: 1)
keterampilan guru dalam membuka pelajaran dalam kategori baik, 2)
guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran dalam kategori
baik, 3) kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam
kategori sangat baik, 4) keterampilan guru dalam menerapkan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam kategori baik, 5)
kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kategori cukup, 6)
kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas dalam kategori baik, 7)
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dalam kategori
baik, 8) Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas
dalam kategori sangat baik, 9) Kemampuan guru dalam menjawab
pertanyaan siswa dalam kategori sangat baik, dan 10) Kemampuan guru
dalam menutup pelajaran dalam kategori cukup.
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus II terdapat
perubahan-perubahan antara lain guru sudah mampu berperan aktif
dalam pembelajaran kontekstual dengan cara selalu memberi bimbingan
kepada kelompok belajar maupun peranannya sebagai narasumber
102
dalam belajar. Guru juga menciptakan suasana yang dapat mengaktifkan
siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil tersebut kinerja guru dalam
mengajar dengan menggunakan metode kontekstual sudah memenuhi
kriteria.
4.1.3.4 Refleksi
Gambaran secara umum pelaksanaan siklus II ini sudah baik. Hasil
refleksi pada siklus II sebagai berikut:
1) Suasana kelas saat proses penjelasan dari guru sudah lebih kondusif.
2) Siswa bertambah terampil dan lancar dalam menyampaikan informasi
hasil belajar kepada kelompok maupun kepada guru.
3) Siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan dapat berdiskusi
dengan baik secara kelompok maupun secara klasikal.
4) Siswa sudah berani menanggapi penjelasan yang diberikan oleh guru.
5) Guru lebih memotivasi siswa terlihat dari peningkatan keaktifan siswa
saat proses pembelajaran.
Berdasarkan tindakan pada siklus II diperoleh analisis data-data yang
nyata bahwa setelah pendekatan pembelajaran Contextual Teaching
Learning diterapkan secara maksimal maka terlihat secara jelas ada
peningkatan hasil belajar yang dicapai.
103
Secara keseluruhan hasil pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut :
1) Nilai rerata siswa pada tes evaluasi siklus II sebesar 88,02 dengan
ketuntasan klasikal 85,71%
2) Dari segi kognitif, ada 6 siswa yang belum tuntas
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa maka
dipaparkan hasil yang dicapai, pada umumnya aktivitas siswa sampai pada
siklus kedua ini siswa sudah aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar
yang disampaikan guru secara baik dan tertib. Peningkatan prestasi tampak
dengan adanya perubahan-perubahan terutama tingkah laku seperti yang
tadinya pemalu sekarang sudah mau mengemukakan pendapat, berani
bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum jelas,
menghargai sesama teman. Karena hasil penelitian pada siklus II sudah
sesuai dengan harapan, maka tidak dilanjutkan untuk siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan
Proses pembelajaran akan berlangsung baik apabila terdapat interaksi
edukatif antara guru dan siswa. Guru sebagai unsur utama proses
pembelajaran berusaha menciptakan kondisi yang kondusif. Dalam proses
pembelajaran, guru harus aktif dan memilih model pembelajaran yang tepat
dan sesuai materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal. Keberhasilan pembelajaran dapat diketahui
104
dari hasil belajar siswa baik dari hasil tes maupun hasil aktivitas belajar
siswa.
Sistem pembelajaran menuntut keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Oleh karena itu, peneliti menggunakan pendekatan CTL untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan
hasil belajar siswa mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi pada siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh temuan-
temuan sebagai berikut:
1. Rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa dari siklus I dan II
mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal yaitu pada siklus I
diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 77,71 dengan ketuntasan belajar
secara klasikal mencapai 66,67%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-
rata siswa sebesar 88,02 dengan ketuntasan belajar secara klasikal
mencapai 85,71%.
2. Hasil analisis pengamatan aktivitas siswa terhadap proses pembelajaran
mengalami peningkatan yaitu, pada siklus I tingkat keaktifan siswa
masih ada yang indikator yang termasuk dalam kategori kurang
sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL
pada siklus 1 belum terlaksana dengan maksimal, sedangkan pada
siklus II secara keseluruhan semua indikator yang diamati masuk
kedalam kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa
105
pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan CTL baik
diterapkan dalam pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi.
3. Hasil analisis pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II diketahui dari guru
yang sudah mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai
rerata dan ketuntasan kelas mengalami peningkatan. Adanya peningkatan
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual, yang mengaitkan
antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata melalui tujuh komponen
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi mengidentifikasi proses komunikasi.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Kontekstual sangat
membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
yang dalam pengerjaannya membutuhkan keterampilan dan peran aktif siswa
dalam pembelajaran, karena siswa dilatih untuk belajar aktif dan berpikir
kritis untuk dapat mengaitkan antara materi pelajaran dengan konteks dunia
nyata.
Penggunaan pendekatan CTL setidaknya mampu meningkatkan hasil
belajar siswa. Pembelajaran Kontekstual melibatkan siswa secara langsung
untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, dalam hal ini siswa harus diberi
kesempatan untuk melatih kemampuannya, misalnya dengan memberikan
106
latihan untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-
hari, sehingga siswa sudah terbiasa dan terlatih untuk berpikir kritis dan
sistematis. Proses pembelajaran di kelas terlihat kondusif dan siswa terlihat
aktif dalam proses belajar di kelas.
Pada proses pembelajaran menggunakan pendekatan CTL pada
Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Proses Komunikasi mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut antara
lain adalah
1. Kelebihan dari pelaksanaan pendekatan CTL, yaitu
a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil yang artinya siswa
dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar
di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab
dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi
secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan
tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah
dilupakan.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut
aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk
menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis
107
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami”
bukan ”menghafal”.
c. Pembelajaran CTL menekankan pada aktivitas siswa secara penuh,
baik fisik maupun mental
d. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil
pemberian dari guru
e. Penerapan pembelajaran CTL dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang bermakna
2. Kelemahan dari pelaksanaan Pendekatan CTL, yaitu:
a. Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran
Kontekstual berlangsung
b. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan
situasi kelas yang kurang kondusif
c. Guru harus lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam
pendekatan CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi.
Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru
bagi siswa.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan
menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka
108
sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru
memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa
agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
Kesuksesan pembelajaran ini bergantung pada image guru tetapi
pendekatan ini mampu meningkatkan hasil belajar dan membuat siswa lebih
aktif lagi dalam proses pembelajaran.
109
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tentang
penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan
Dasar Komunikasi siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus dapat
ditarik kesimpulan, yaitu terdapat peningkatan hasil belajar kognitif, terbukti
dengan perolehan nilai evaluasi dari masing-masing Siklus yang mengalami
peningkatan. Pada data awal nilai rata-rata siswa sebesar 69,33 pada Siklus I
nilai rata-rata tes siswa mencapai 77,71 pada Siklus II mencapai 88,02
ketuntasan klasikal pada data awal sebesar 59,52. Siklus I sebesar 66,67% dan
pada Siklus II sebesar 85,71%. Selain hasil belajar pembelajaran
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi menggunakan pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) juga mampu meningkatkan
aktivitas belajar siswa, sampai dengan siklus II dapat menunjukkan aktivitas
belajar siswa dengan kategori baik atau banyak siswa yang aktif mengikuti
proses pembelajaran. Kinerja guru pada proses pembelajaran
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi dengan pendekatan
Contextual Teaching Learning juga menunjukkan hasil yang baik, dilihat dari
110
hasil siklus I dan siklus II yang menunjukkan peran aktif guru dalam proses
pembelajaran.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai maka diberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1) Bagi guru, hendaknya guru lebih aktif dalam proses pembelajaran siswa
dalam hal ini guru harus lebih intensif dalam membimbing siswa, karena
dalam pendekatan CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat
informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang
baru bagi siswa.
2) Bagi siswa, hendaknya siswa lebih aktif dalam diskusi kelompok, siswa
dapat menilai kesalahan kelompok satu sama lain serta lebih
meningkatkan daya pemahaman mengenai materi yang disampaikan dan
juga siswa diharapkan aktif dalam menyampaikan pertanyaan, supaya
materi yang belum dipahami dapat ditanyakan kembali kepada guru
bersangkutan sehingga siswa menjadi paham betul. Siswa diharapkan
selalu memperhatikan penjelasan guru dan bersungguh-sungguh saat
pembelajaran berlangsung, supaya kegiatan belajar mengajar berlangsung
efektif dan meningkatkan hasil belajar.
111
3) Bagi peneliti selanjutnya, penerapan pendekatan Contextual Teaching
and Learning perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil
mata pelajaran lain seperti pada mata pelajaran menerapkan prinsip-
prinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan pada kompetensi dasar
menyediakan bantuan kepada pelanggan di dalam dan di luar organisasi
agar dapat memperkuat teori tentang pendekatan Contextual Teaching
and Learning .
112
DAFTAR PUSTAKA
Bandono, M.M. 2008. Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning. http://bandono.web.id/cv/.
Berns, Robert G dan Erickson, Patricia M. 2001. ”From Behaviorism to
Contructivism and contextual Teaching and Learning”. Dalam Journal
Contextual Teaching and Learning: Preparing Student for the New Economy,
hal 1-8.
Hall, Cedric dan Kidman, Joanna. 2004. ”Teaching and Learning: Mapping the
Contextual Influences”. Dalam International Education Journal, Vol. 5 No. 3
hal 331-343.
Juremi. 2006. ” Penggunaan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Ekonomi Siswa Kelas III IPS 1 SMA Negeri 1Randublatung pada
Semester 1 Tahun Pelajaran 2004/2005”. Dalam Jurnal Widya Tama, Vol. 3
No. 1 Hal 9-16
Nurdin. 2009. ”Implementasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dalam Meningkatkan Hasil Belajar”. Dalam Jurnal Administrasi Pendidikan,
Vol. 9 No. 1 Hal 109-122.
Mulyasa, 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Kencana Prenada Media Group.
Rifa‟I, Achmad dan Catharina, T. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Unnes Press.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta.: Penerbit Kencana Prenada
Media Group.
Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
113
Suparno, A Suhaenah. 2000. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat
Jenderal Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2001.
Sudjana. Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Rosdakarya.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Pendekatan dalam Pembelajaran. http://akhmad-
sudrajat.wordpress.com/2008/01/21/Pendekatan-Pembelajaran/.
Sugandi, Achmad. 2008. Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi, arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik.
Jakarta. PT. Rineka Cipta.
…………., Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara
………...., Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Penerbit
Kencana Prenada Media Group.
114
LAMPIRAN
115
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X AP 1
SMK PGRI 1 MEJOBO KUDUS
No. NAMA SISWA
1. ANISA RATNAWATI AZIZAH
2. ANITA NARSIANA DEWI
3. APRILIA DAMAYANTI
4. BELLA QONATUS STANI
5. DESI MUJI RAHAYU
6. DEWI WULANDARI
7. DIAH LAILATUN NI‟MAH
8. DIAN SUCI OKTAVIANA
9. DIVYA ANGGRAENI
10. DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH
11. DUWI LIANAWATI
12. DYAH AYU RAHMATUL ULYA
13. EKA MUNGKARSIH
14. ERLITA DAMAYANTI
15. FERINA ANANDA PUTRI
16. FIFI ANITALIA
17. FINDA DWI OKTAVIANI
18. IDA MURSIDA
19. IKA SOFIFANTI
20. INDAH PUTRI SENANJUNG
21. ISTIQOMAH
22. KHOLIFFATUN KHASANAH
23. LUVI NOVIARI
24. MAULIDA SUCIANI
25. MEGA AYU AMARTA PUTRI
26. NADYA LEVIANA ULFA
27. NITA NOVEN SARI
28. NITA SUSANTI
29. NOOR HIDAYAH
30. OKA AWALIA
31. RAHAYU DWI HANDAYANI
32. LINA SEPTIANA
33. ROIDLOTUL MUFARIKHAH
34. ROSITA AGUSTINA
35. SALA DESIFA TUSSALIM
36. SEPTI DWI LIYANTINI
37. SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH
38. SINTIA DEWI MAWADAH
39. SITI MAESAROH
40. SITI SHOLIKHAH
116
Soal Uji Coba Instrument
1. Komunikasi berasal dari bahasa latin yang berarti membuat sama yaitu….
a. Communication d. Communee
b. Communicatore e. Communicare
c. Communicate
2. Salah satu keuntungan dari proses komunikasi satu arah adalah. . . . .
a. Menghemat tenaga komunikator
b. Lebih cepat dan efisien
c. Sebagai media hiburan dan pendidikan bagi komunikan
d. Membangkitkan motivasi dan perhatian komunikan
e. Memperjelas isi dan maksud informasi yang akan disampaikan
3. Berikut ini adalah unsur pokok dalam proses komunikasi, kecuali. . . . .
a. Wawancara d. Message atau
pesan
b. Komunikan e. Komunikator
c. Media
4. Komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan komunikan yang
mempunyai tingkat, kedudukan dan wewenang yang sama disebut
komunikasi. . . . .
a. Horizontal d. Informal
b. Vertikal e. Diagonal
c. Formal
5. Komunikasi yang berlangsung antara dua pihak dan disertai timbal balik
disebut komunikasi . . . . .
a. Satu arah d. Negative
b. Dua arah e. Positif
c. Persuasif
117
6. Orang atau kelompok yang bertindak sebagai pihak penerima pesan dalam
komunikasi dinamakan. . . . .
a. Komunikator d. Komunikasi
pasif
b. Komunikan e. Komunikasi
langsung
c. Komunikasi
7. Suatu proses penyampaian informasi yang mengandung arti dari satu pihak
kepada pihak lain dalam usaha untuk mendapat saling pengertian dinamakan. .
. . .
a. Wawancara d. Tanya jawab
b. Diskusi e. Komunikasi
c. Seminar
8. Komunikator membuat atau menyusun sandi-sandi untuk menyatakan maksud
dalam bentuk kata-kata atau lambang-lambang (gambar, warna, bahasa sandi
dan tulisan) sebagai pesan. Proses ini disebut. . . .
a. Encoding d. Zero
Feedback
b. Decoding e. Neutral
Feedback
c. Lambang-lambang
9. Respons atau tanggapan yang diberikan komunikan kepada komunikator yang
bersifat merugikan atau memojokkan komunikator disebut . . . . .
a. Zero Feedback d. Point
Feedback
b. Negative Feedback e. Neutral
Feedback
c. Positive Feedback
118
10. Lambang komunikasi yang dapat diterima melalui indra pendengaran seperti
bunyi lonceng dan klakson mobil disebut lambang . . . . .
a. Gerak d. Gambar
b. Bahasa e. Suara
c. Warna
11. Komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan di dalam sebuah
kantor dinamakan komunikasi…..
a. Komunikasi satu arah d. Komunikasi
horizontal
b. Komunikasi dua arah e. Komunikasi
diagonal
c. Komunikasi vertikal
12. Pesan yang disampaikan komunikator tidak hanya menjadikan komunikan
tahu, namun membuat komunikan tergerak hatinya sehingga menimbulkan
perasaan tertentu seperti marah, kecewa, terharu, gembira dan bangga. Itu
temasuk efek. . . .
a. Efek positif d. Efek afektif
b. Efek negatif e. Efek
behavioral
c. Efek kognitif
13. Perhatikan pernyataan dibawah ini
1. Ketepatan 5. Kelancaran distribusi
2. Kesamaan persepsi 6. Kredibilitas atau kepercayaan
3. Kejelasan 7. Konsekuensi dan
keseimbangan
4. Keseragaman 8. Pengendalian
Yang termasuk hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan
adalah. . . .
119
a. 1, 2, 3 dan 4 d. 3, 4, 5
dan 7
b. 2, 3, 5 dan 7 e. 1, 3, 6
dan 8
c. 1, 4, 6 dan 8
14. Penyampaian pesan atau berita antara komunikator dan komunikan dengan
memperhatikan perilaku, sikap yang baik dan yang tidak baik untuk dilakukan
ketika berkomunikasi adalah definisi dari. . . . .
a. Etika komunikasi d. Syarat
komunikasi
b. Moral berkomunikasi e. Ketentuan
komunikasi
c. Perilaku komunikasi yang baik
15. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan bisnis
adalah keterampilan komunikasi, keterampilan komunikasi antara lain adalah.
. . .
a. Keterampilan berbicara, keterampilan mendengar, dan keterampilan
mengartikan
b. Keterampilan membaca, keterampilan menulis, dan keterampilan
mengartikan
c. Keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis
d. Keterampilan bertanya, keterampilan mendengar, dan keterampilan
berbicara
e. Keterampilan bertanya , keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis
120
16. Salah satu usaha yang dilakukan oleh wirausaha untuk mengenalkan produk
kepada masyarakat adalah dengan memasang baliho atau papan reklame
tentang produk tersebut dipinggir jalan raya. Komunikasi yang dilakukan
wirausaha tersebut menggunakan lambang…..
a. Bahasa d. Warna
b. Gerak e. Gambar
c. Suara
17. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal, hanya dengan menghubungkannya
dengan sesuatu hal yang telah dimengerti. Ini merupakan salah satu azas
komunikasi yang dikemukakan oleh…..
a. Scott M. Cutlip
b. Goeffrey Mills dan Oliver Standing Ford
c. Allen H. Center
d. Scott M. Cutlip dan Oliver Standing Ford
e. Goeffrey Mills dan Scott M. Cutlip
18. Komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi yang secara tegas
telah direncanakan dan ditentukan, baik dalam struktur organisasi maupun
dalam ketentuan-ketentuan peraturan, disebut komunikasi….
a. Horizontal d. Informal
b. Vertical e. Diagonal
c. Formal
19. Komunikasi antara anggota organisasi atas dasar kehendak pribadi yang tidak
berdasarkan atas ketentuan-ketentuan dalam struktur organisasi atau peraturan
disebut komunikasi…..
a. Horizontal d. Informal
b. Vertikal e. Diagonal
c. Formal
121
20. Dalam kegiatan komunikasi, antara komunikator dan komunikan harus ada
rasa saling percaya untuk mendapatkan salling satu pengertian. Hal ini
disebut…..
a. Credibility d. Clarity
b. Context e. Continuity
c. Conten
21. Huruf atau tanda yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud
tertentu, disebut. . . . . .
a. Pesan d. Lambang
b. Symbol e. Gambar
c. Konteks
22. Dalam komunikasi, pesan merupakan salah satu. . . . .
a. Media komunikasi d. Lambang
komunikasi
b. Unsure komunikasi e. Proses
komunikasi
c. Jenis komunikasi
23. Badan Narkotika Nasional (BNN) membuat iklan poster untuk mengajak
generasi muda menjauhi narkoba. Komunikasi yang dilakukan oleh BNN
tersebut menggunakan. . . . .
a. Bahasa d. Warna
b. Tanda e. Gambar
c. Suara
24. Komunikasi yang disampaikan dengan kata-kata saja akan membosankan dan
dapat menghambat proses komunikasi. Hambatan tersebut dinamakan
hambatan. . . . .
a. Semantik d. Sistem social
b. Jarak fisik e. Pengetahuan
c. Verbalistis
122
25. Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi. . . . . .
a. Visual d. Cetak
b. Audio e. Elektronik
c. Audio-visual
26. Berikut ini yang merupakan fungsi media komunikasi adalah. . . . .
a. Menunjukkan kemampuan komunikator
b. Menimbulkan kesalahpahaman
c. Memperjelas isi dan maksud informasi
d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan
e. Memberikan kesempatan kepada komunikan
27. Komunikan menafsikan lambang-lambang yang dikirim oleh komunikator,
merupakan proses. . . . .
a. Decoding d. barrier
b. Feedback e. massage
c. Encoding
28. Alya sedang mempresentasikan materi tentang bagaimana menjadi sekretaris
yang baik dalam kegiatan seminar. Dalam seminar tersebut yang menjadi
komunikan adalah. . . . . .
a. Alya d. LCD
b. Peserta seminar e. Ruang seminar
c. Bagaimana menjadi sekretaris yang baik
29. Seorang ibu melambaikan tangan kepada anaknya untuk menyampaikan
selamat jalan.. hal ini merupakan contoh adanya lambang. . . . . . . dalam
proses komunikasi.
a. Gerak d. gambar
b. Bahasa e. warna
c. Suara
123
30. Proses komunikasi harus mengandung kejelasan yang meliputi kejelasan isi
berita dan tujuan yang hendak dicapai, artinya komunikasi harus. . . . . .
a. Credibility d. content
b. Capability e. context
c. Clarity
31. Factor-faktor yang dapat menghambat proses komunikasi adalah. . . . .
a. Prasangka yang tidak beralasan
b. Kesinambungan dan konsistensi
c. Kejelasan
d. Kepuasan
e. Saluran pengiriman berita
32. Salah satu fungsi dari media komunikasi adalah. . . . .
a. Menunjukkan kemampuan komunikator
b. Menimbulkan kesalahpahaman
c. Mempercepat proses penyampaian pesan
d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan
e. Memberi kesempatan kepada komunikan
33. Menurut Harold D. laswell, fungsi media komunikasi, antara lain untuk. . . . . .
a. Mendidik d. Pengawasan
social
b. Meyakinkan e.
menghubungkan
c. Transmisi cultural
34. Radio, tape recorder, dan telepon merupakan jenis media komunikasi. . . .
a. Visual d. Cetak
b. Audio e. Elektronik
c. Audio-visual
124
35. DVD/VCD player merupkan salah satu jenis media komunikasi. . . . .
a. Visual d. Cetak
b. Audio e. elektronik
c. Audio-visual
36. Berikut ini beberapa contoh dari media komunikasi visual adalah. . . . . .
a. Radio, faximile, handy talky d. handphone,
televise
b. Surat kabar, faximile, internet e. kentongan,
sirine
c. Surat kabar, leaflet, brosur
37. Respons atau tanggapan yang diberikan komunikan kepada komunikator yang
bersifat merugikan atau memojokkan komunikator disebut . . . . .
a. Zero Feedback d. Point
Feedback
b. Negative Feedback e. Neutral
Feedback
c. Positive Feedback
38. Komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan di dalam sebuah
kantor dinamakan komunikasi…..
a. Komunikasi satu arah d. Komunikasi
horizontal
b. Komunikasi dua arah e. Komunikasi
diagonal
c. Komunikasi vertical
39. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal, hanya dengan menghubungkannya
dengan sesuatu hal yang telah dimengerti. Ini merupakan salah satu azas
komunikasi yang dikemukakan oleh…..
a. Scott M. Cutlip
b. Goeffrey Mills dan Oliver Standing Ford
125
c. Allen H. Center
d. Scott M. Cutlip dan Oliver Standing Ford
e. Goeffrey Mills dan Scott M. Cutlip
40. Komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi yang secara tegas
telah direncanakan dan ditentukan, baik dalam struktur organisasi maupun
dalam ketentuan-ketentuan peraturan, disebut komunikasi….
a. Horizontal d. Informal
b. Vertical e. Diagonal
c. Formal
41. Komunikasi harus menimbulkan kepuasan bagi kedua belah pihak, baik
komuniktor maupun komunikan. Dalam tujuh factor komunikasi, hal ini
disebut. . . .
a. Credibility d. content
b. Clarity e. context
c. Capability
42. Salah satu kekurangan dari media komunikasi audio visual adalah. . . . .
a. Hanya untuk indera penglihatan
b. Menimbulkan rasa bosan
c. Tidak bergerak
d. Memiliki keterbatasan pemirrsa
e. Biaya relative lebih mahal
43. Lambang komunikasi yang dapat diterima melalui indra pendengaran seperti
bunyi lonceng dan klakson mobil disebut lambang . . . . .
a. Gerak d. Gambar
b. Bahasa e. Suara
c. Warna
44. Satu proses penyampaian warta/pesan/informasi, yang mengandung arti dari
satu pihak kepada pihak lain dalam usaha saling mendapatkan saling
pengertian. Ini merupakan pengertian dari. . . . . .
126
a. Komunikasi d. komunikator
b. Telekomunikasi e. korespondensi
c. Teleconference
45. Gerak-gerik kebiasaan yang khas pada seseorang, misalnya gerakan-gerakan
tangan yang dilakukan untuk menguatkan berita yang ingin disampaikan,
disebut. . . .
a. Manerisme d. reflex
b. Verbalistis e. context
c. Capability
no. Jwb no. Jwb
1 E 26 C
2 B 27 D
3 A 28 B
4 A 29 A
5 B 30 A
6 B 31 A
7 E 32 C
8 A 33 B
9 B 34 B
10 E 35 C
11 C 36 C
12 D 37 B
13 D 38 C
14 A 39 B
15 C 40 C
16 E 41 B
17 B 42 C
18 C 43 E
127
19 D 44 A
20 A 45 D
21 D 46
22 B 47
23 E 48
24 C 49
25 C 50
128
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, DAYA BEDA DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL
No Kode
Resp
Butir soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 R-1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
2 R-2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
3 R-16 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
4 R-12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
5 R-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 R-19 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
7 R-20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 R-13 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
9 R-24 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
10 R-25 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
11 R-15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 R-21 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
13 R-23 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
14 R-28 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0
15 R-26 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
16 R-31 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
17 R-34 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
18 R-4 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1
19 R-3 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0
20 R-5 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1
21 R-6 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1
129
22 R-36 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
23 R-37 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1
24 R-40 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1
25 R-42 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1
26 R-17 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0
27 R-43 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
28 R-7 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1
29 R-8 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1
30 R-29 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0
31 R-41 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
32 R-30 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0
33 R-10 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
34 R-9 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
35 R-11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
36 R-22 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0
37 R-14 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
38 R-32 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
39 R-27 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
40 R-35 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
41 R-33 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
42 R-39 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
43 R-38 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
VA
LID
ITA
S
SX 18 20 20 21 22 21 25 22 21 18 23 27
SX² 18 20 20 21 22 21 25 22 21 18 23 27
p 0.529 0.588 0.588 0.618 0.647 0.618 0.735 0.647 0.618 0.529 0.676 0.794
q 0.471 0.412 0.412 0.382 0.353 0.382 0.265 0.353 0.382 0.471 0.324 0.206
XY 526 568 528 536 590 558 602 513 555 548 616 643
130
rxy 0.658 0.650 0.474 0.416 0.561 0.513 0.341 0.222 0.499 0.756 0.584 0.343
rtabel 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301
Kriteria valid valid valid valid valid valid valid TIDAK valid valid valid valid
α²b 0.24917 0.255 0.255 0.256 0.256 0.256 0.249 0.256 0.256 0.249 0.255 0.239
DA
YA
BE
DA
BA 15 16 15 14 15 16 15 15 16 15 17 17
BB 3 4 5 7 7 5 10 7 5 3 6 10
JA 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
JB 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
D 0.539 0.537 0.444 0.303 0.348 0.489 0.206 0.348 0.489 0.539 0.487 0.297
Kriteria B B B C C B C C B B B C
TIN
GK
AT
KE
SU
KA
RA
N BA +
BB 18 20 20 21 22 21 25 22 21 18 23 27
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
IK 0.419 0.465 0.465 0.488 0.512 0.488 0.581 0.512 0.488 0.419 0.535 0.628
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
KRITERIA
SOAL Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
131
Butir Soal
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1
0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
132
0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
19 21 18 18 13 17 16 19 11 21 18 20 20 20 24
19 21 18 18 13 17 16 19 11 21 18 20 20 20 24
0.559 0.618 0.529 0.529 0.382 0.500 0.471 0.559 0.324 0.618 0.529 0.588 0.588 0.588 0.706
0.441 0.382 0.471 0.471 0.618 0.500 0.529 0.441 0.676 0.382 0.471 0.412 0.412 0.412 0.294
550 584 442 511 393 439 461 558 309 512 524 518 583 526 626
0.667 0.627 0.283 0.591 0.573 0.367 0.567 0.702 0.392 0.310 0.649 0.430 0.717 0.465 0.538
0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301
valid valid TIDAK valid valid valid Valid valid valid valid valid valid valid valid valid
0.252 0.256 0.249 0.249 0.216 0.245 0.239 0.252 0.195 0.256 0.249 0.255 0.255 0.255 0.252
133
16 16 12 16 11 11 13 16 8 15 14 14 16 15 19
3 5 6 2 2 6 3 3 3 6 4 6 4 5 5
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
0.584 0.489 0.260 0.632 0.405 0.214 0.448 0.584 0.221 0.396 0.446 0.351 0.537 0.444 0.626
B B C B B C B B C C B C B B B
19 21 18 18 13 17 16 19 11 21 18 20 20 20 24
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
0.442 0.488 0.419 0.419 0.302 0.395 0.372 0.442 0.256 0.488 0.419 0.465 0.465 0.465 0.558
Sedan
g
Sedan
g Sedang
Sedan
g
Sedan
g
Sedan
g
Sedan
g
Sedan
g Sukar
Sedan
g
Sedan
g
Sedan
g
Sedan
g
Sedan
g
Sedan
g
Dipaka
i
Dipaka
i
Dibuan
g
Dipaka
i
Dipaka
i
Dipaka
i
Dipaka
i
Dipaka
i
Dipaka
i
Dipaka
i
Dipaka
i
Dipaka
i
Dipaka
i
Dipaka
i
Dipaka
i
134
Butir Soal
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
135
1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0
0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 23 27 26 31 30 25 23 7 17 16 18 14
24 23 27 26 31 30 25 23 7 17 16 18 14
0.706 0.676 0.794 0.765 0.912 0.882 0.735 0.676 0.206 0.500 0.471 0.529 0.412
0.294 0.324 0.206 0.235 0.088 0.118 0.265 0.324 0.794 0.500 0.529 0.471 0.588
653 534 653 624 756 705 586 605 220 460 411 523 396
0.657 0.222 0.388 0.348 0.511 0.356 0.269 0.536 0.434 0.461 0.340 0.644 0.477
0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301
valid TIDAK valid valid valid valid TIDAK valid valid valid valid valid valid
0.252 0.255 0.239 0.245 0.206 0.216 0.249 0.255 0.14 0.245 0.239 0.249 0.225
136
19 14 17 16 20 18 17 16 6 13 12 15 12
5 9 10 10 11 12 8 7 1 4 4 3 2
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
0.626 0.208 0.297 0.251 0.385 0.247 0.392 0.394 0.225 0.400 0.355 0.539 0.450
B C C C C C C C C B C B B
24 23 27 26 31 30 25 23 7 17 16 18 14
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
0.558 0.535 0.628 0.605 0.721 0.698 0.581 0.535 0.163 0.395 0.372 0.419 0.326
Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
137
Butir Soal Y Y
2
41 42 43 44 45
0 1 1 1 1 41 1681
1 1 1 1 1 39 1521
1 1 1 1 1 37 1369
1 1 1 1 1 37 1369
0 1 1 1 0 37 1369
0 0 0 1 1 36 1296
0 0 1 0 0 35 1225
1 1 0 1 1 32 1024
0 1 0 1 1 33 1089
0 1 0 1 1 32 1024
1 0 1 1 1 32 1024
0 1 1 1 1 31 961
0 0 1 0 1 30 900
0 1 1 0 1 31 961
0 1 0 0 1 30 900
0 1 0 0 1 26 676
0 0 0 1 1 22 484
1 1 0 1 0 21 441
0 0 0 0 1 20 400
1 0 0 1 0 20 400
0 1 0 1 0 17 289
0 0 1 0 0 17 289
1 0 0 0 0 16 256
0 0 1 0 1 16 256
1 0 1 0 1 15 225
138
0 0 0 0 0 15 225
1 1 1 1 1 15 225
0 1 0 0 0 14 196
0 1 1 1 0 14 196
0 0 1 0 0 14 196
0 1 0 1 1 14 196
0 0 0 1 0 13 169
0 0 0 0 0 11 121
0 0 0 1 1 11 121
0 1 0 0 0 11 121
0 0 0 0 1 11 121
0 0 1 0 0 10 100
0 0 0 0 0 10 100
1 0 0 0 0 9 81
0 0 0 0 0 8 64
0 0 0 0 0 8 64
0 0 0 0 1 8 64
0 0 0 0 0 5 25
11 19 17 20 23 904 23814
11 19 17 20 23 n = 20
0.324 0.559 0.500 0.588 0.676 Spq 10.02
0.676 0.441 0.500 0.412 0.324 S2 = 114.5
273 512 451 534 599 r11 = 0.96
0.210 0.498 0.421 0.501 0.509 M 21.02
0.301 0.301 0.301 0.301 0.301
TIDAK valid valid valid valid
40
0.195 0.252 0.245 0.255 0.2547
139
7 14 11 15 16
4 5 6 5 7
22 22 22 22 22
21 21 21 21 21
0.128 0.398 0.214 0.444 0.394
J C C B C
11 19 17 20 23
43 43 43 43 43
0.256 0.442 0.395 0.465 0.535
Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
140
Perhitungan Validitas Soal Uji Coba
Rumus :
rxy =
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
n = jumlah peserta tes
x = Skor tiap butir soal
y = Skor total yang benar dari tiap subjek
Kriteria:
Butir soal dikatakan valid jika rxy > rtabel
Perhitungan :
No. X Y X2 Y
2 XY
1 1 41 1 1681 41
2 1 39 1 1521 39
3 1 37 1 1369 37
4 1 37 1 1369 37
5 1 37 1 1369 37
6 1 36 1 1296 36
7 1 35 1 1225 35
8 0 32 0 1024 0
9 1 33 1 1089 33
10 1 32 1 1024 32
11 1 32 1 1024 32
12 0 31 0 961 0
13 0 30 0 900 0
14 1 31 1 961 31
15 1 30 1 900 30
16 1 26 1 676 26
17 0 22 0 484 0
18 0 21 0 441 0
19 0 20 0 400 0
20 1 20 1 400 20
21 0 17 0 289 0
22 1 17 1 289 17
23 1 16 1 256 16
24 0 16 0 256 0
25 0 15 0 225 0
26 0 15 0 225 0
141
27 0 15 0 225 0
28 1 14 1 196 14
29 0 14 0 196 0
30 0 14 0 196 0
31 0 14 0 196 0
32 1 13 1 169 13
33 0 11 0 121 0
34 0 11 0 121 0
35 0 11 0 121 0
36 0 11 0 121 0
37 0 10 0 100 0
38 0 10 0 100 0
39 0 9 0 81 0
40 0 8 0 64 0
41 0 8 0 64 0
42 0 8 0 64 0
43 0 5 0 25 0
S 18 904 18 23814 526
2222xyr
142
Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba
Rumus :
= PA – PB
Keterangan:
D : indeks diskriminasi
: banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar
: banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
: banyaknya siswa kelompok atas
: banyaknya siswa kelompok bawah
PA : Proporsi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria :
D = 0,00 < D ≤ 0,20 = jelek
D = 0,20 < D ≤ 0,40 = cukup
D = 0,40 < D ≤ 0,70 = baik
D = 0,70 < D ≤ 1,00 = baik sekali
Perhitungan :
No D Kriteria No D Kriteria No D Kriteria
1 0.539 B 16 0.632 B 31 0.251 C
2 0.537 B 17 0.405 B 32 0.385 C
3 0.444 B 18 0.214 C 33 0.247 C
4 0.303 C 19 0.448 B 34 0.392 C
5 0.348 C 20 0.584 B 35 0.394 C
6 0.489 B 21 0.221 C 36 0.225 C
7 0.206 C 22 0.396 C 37 0.400 B
8 0.348 C 23 0.446 B 38 0.355 C
9 0.489 B 24 0.351 C 39 0.539 B
10 0.539 B 25 0.537 B 40 0.450 B
11 0.487 B 26 0.444 B 41 0.128 J
12 0.297 C 27 0.626 B 42 0.398 C
13 0.584 B 28 0.626 B 43 0.214 C
14 0.489 B 29 0.208 C 44 0.444 B
15 0.260 C 30 0.297 C 45 0.394 C
= 15
- 3
22 21
= 0.539 Bardasarkan kriteria, maka soal nomor 1 mempunyai daya pembeda baik
Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba
143
Rumus KR-20:
r11 =
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir soal
= jumlah perkalian antara p dan q
p = proporsi subyek yang menjawab item soal dengan benar
q = proporsi subyek yang menjawab item soal salah (1-p)
S = standart deviasi dari tes
Kriteria :
Apabila r hitung > r tabel maka instrumen tersebut reliabel.
Perhitungan :
a. Varians total
b. Koefisien reliabilitas
r11 = 45
x ( 1 - 21.02
x
( 45 - 21.02
) 45 - 1 45 x
114.50
r11 = 0.933
Pada α = 5% dengan n = 43 maka diperoleh r11 = 0,933> rtabel = 0,301
Berdasarkan perhitungan diatas karena rxy > rtabel maka instrumen tersebut adalah
reliabel.
2
2
111 S
pqS
n
nr
2
2
2
t
144
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Rumus :
P =
Keterangan:
P = indeks kesukaran/kesulitan
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
J = jumlah seluruh peserta tes
Kriteria :
a. Interval 0,0 < P ≤ 0,3 = sukar
b. Interval 0,3 < P ≤ 0,7 = sedang
c. Interval 0,7 < P ≤ 1,0 = mudah
Perhitungan :
No TK Kriteria No TK Kriteria No TK Kriteria
1 0.419 Sedang 16 0.419 Sedang 31 0.605 Sedang
2 0.465 Sedang 17 0.302 Sedang 32 0.721 Mudah
3 0.465 Sedang 18 0.395 Sedang 33 0.698 Sedang
4 0.488 Sedang 19 0.372 Sedang 34 0.581 Sedang
5 0.512 Sedang 20 0.442 Sedang 35 0.535 Sedang
6 0.488 Sedang 21 0.256 Sukar 36 0.163 Sukar
7 0.581 Sedang 22 0.488 Sedang 37 0.395 Sedang
8 0.512 Sedang 23 0.419 Sedang 38 0.372 Sedang
9 0.488 Sedang 24 0.465 Sedang 39 0.419 Sedang
10 0.419 Sedang 25 0.465 Sedang 40 0.326 Sedang
11 0.535 Sedang 26 0.465 Sedang 41 0.256 Sukar
12 0.628 Sedang 27 0.558 Sedang 42 0.442 Sedang
13 0.442 Sedang 28 0.558 Sedang 43 0.395 Sedang
14 0.488 Sedang 29 0.535 Sedang 44 0.465 Sedang
15 0.419 Sedang 30 0.628 Sedang 45 0.535 Sedang
=
15 + 3
43
= 0.419
Berdasarkan criteria, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran yang
sedang.
JS
145
DAFTAR KELOMPOK
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
No. NAMA SISWA
1. ANISA RATNAWATI AZIZAH
2. ANITA NARSIANA DEWI
3. APRILIA DAMAYANTI
4. BELLA QONATUS STANI
5. DESI MUJI RAHAYU
6. DEWI WULANDARI
No. NAMA SISWA
1. DIAH LAILATUN NI‟MAH
2. DIAN SUCI OKTAVIANA
3. DIVYA ANGGRAENI
4. DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH
5. DUWI LIANAWATI
6. DYAH AYU RAHMATUL ULYA
No. NAMA SISWA
1. EKA MUNGKARSIH
2. ERLITA DAMAYANTI
3. FERINA ANANDA PUTRI
4. FIFI ANITALIA
5. FINDA DWI OKTAVIANI
6. IDA MURSIDA
No. NAMA SISWA
1. IKA SOFIFANTI
2. INDAH PUTRI SENANJUNG
3. ISTIQOMAH
4. KHOLIFFATUN KHASANAH
5. LUVI NOVIARI
6. MAULIDA SUCIANI
146
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
No. NAMA SISWA
1. MEGA AYU AMARTA PUTRI
2. NADYA LEVIANA ULFA
3. NITA NOVEN SARI
4. NITA SUSANTI
5. NOOR HIDAYAH
6. OKA AWALIA
No. NAMA SISWA
1. RAHAYU DWI HANDAYANI
2. LINA SEPTIANA
3. ROIDLOTUL MUFARIKHAH
4. ROSITA AGUSTINA
5. SALA DESIFA TUSSALIM
6. SEPTI DWI LIYANTINI
No. NAMA SISWA
1. SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH
2. SINTIA DEWI MAWADAH
3. SITI MAESAROH
4. SITI SHOLIKHAH
5. TIKA AGUSTINA DAMAYANTI
6. TRI SULISTYANINGSIH
147
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Siklus I Pertemuan 1)
1.) Identitas Pelajaran
a. Satuan Pendidikan : SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
b. Kelas : X
c. Semester : 1
d. Tahun Pelajaran : 2012/2013
e. Mata Pelajaran : Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi
2.) Standar Kompetensi
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi
3.) Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Proses Komunikasi
4.) Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendefinisikan pengertian komunikasi.
2. Mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi
5.) Tujuan Pembelajaran
1. Siswa diharapkan mampu mendefinisikan pengertian komunikasi
dengan benar.
2. Siswa diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi
6.) Materi Ajar
1. Pengertian komunikasi.
2. Unsur-unsur dalam komunikasi
7.) Strategi Pembelajaran
1) Model : Model pembelajaran menggunakan Contextual Teaching
and Learning (CTL)
148
8.) Alokasi Waktu
2 x 45 Menit
9.) Langkah-Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan
1) Guru menciptakan suasana kelas yang religius
yaitu memulai pelajaran dengan ucapan salam dan
bacaan basmalah yang diikuti oleh seluruh
peserta didik dalam kelas.
2) Guru memberikan orientasi, yaitu memusat
perhatian peserta didik dan menumbuhkan rasa
ingin tahu terhadap materi yang akan dibelajarkan
dengan memperlihatkan contoh proses
berkomunikasi dengan cara memberikan
pemodelan proses berkomunikasi.
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan
materi yang akan disampaikan.
10” Ceramah,
Tanya
jawab, dan
Demonstrasi.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Memberikan pengetahuan yang bermakna
dan relevan bagi siswa dengan member
penjelasan tentang garis besar materi
komunikasi, seperti “kira-kira bagaimana
gambaran komunikasi itu?”
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan dan menerapkan idenya sendiri
mengenai pengertian komunikasi secara lisan,
seperti “ada yang pernah melihat orang yang
70”
Contextual
Teaching
and
Learning
149
sedang melakukan komunikasi?” dan siswa
menjawab pernah.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Membagi peserta didik ke dalam 7 kelompok
kecil.
2) Memperlihatkan contoh gambar tentang
komunikasi.
3) Menyuruh siswa untuk mendiskusikan
tentang pengertian dan unsur dari komunikasi
menurut pendapat mereka masing-masing.
4) Setiap anggota kelompok saling membantu
anggota lain yang belum memahami tugas
yang diberikan karena harus dipastikan semua
anggota kelompok memahami tentang tugas
yang diberikan.
5) Guru memanggil setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya didepan
kelas.
6) Guru mempersilahkan kelompok lain untuk
menanggapi dan memberikan masukan secara
jujur pada kelompok yang telah
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Menyampaikan materi secara menyeluruh
serta memberikan penguatan dan kesimpulan
secara logis.
2) Memberikan pertanyaan tentang hal-hal yang
belum dipahami oleh siswa.
150
3. Penutup
1) Guru menutup pelajaran dengan membimbing
siswa menyimpulkan tentang materi yang telah
diajarkan,
2) Salam penutup
10” Ceramah,
Tanya jawab
10.) Media dan Alat Pembelajaran
1) Power Point
2) White board
3) Alat tulis
11.) Sumber Belajar
1) Buku paket
2) Modul pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi
Kudus, September 2012
Guru mata pelajaran, Peneliti,
Dra. Wiwik Dwiyanti Arif Bagus Wibowo
NIP. NIM. 7101408153
Mengetahui
Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
Drs. Joko Waluyo
NIP
151
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Siklus I Pertemuan 2)
1.) Identitas Pelajaran
a. Satuan Pendidikan : SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
b. Kelas : X
c. Semester : 1
d. Tahun Pelajaran : 2012/2013
e. Mata Pelajaran : Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi
2.) Standar Kompetensi
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi
3.) Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Proses Komunikasi
4.) Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Mendefinisikan proses komunikasi.
b. Mengetahui lambang-lambang dari komunikasi
5.) Tujuan Pembelajaran
3. Siswa diharapkan mampu mendefinisikan proses komunikasi dengan
benar.
4. Siswa diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi
6.) Materi Ajar
3. Proses komunikasi.
4. Lambang-lambang dalam komunikasi
7.) Strategi Pembelajaran
2) Model : Model pembelajaran menggunakan Contextual Teaching
and Learning (CTL)
152
8.) Alokasi Waktu
2 x 45 Menit
9.) Langkah-Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan
1) Guru menciptakan suasana kelas yang religius
yaitu memulai pelajaran dengan ucapan salam dan
bacaan basmalah yang diikuti oleh seluruh
peserta didik dalam kelas.
2) Guru memberikan orientasi, yaitu memusat
perhatian peserta didik dan menumbuhkan rasa
ingin tahu terhadap materi yang akan dibelajarkan
dengan memperlihatkan video yang menunjukkan
proses berkomunikasi.
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan
materi yang akan disampaikan.
10” Ceramah,
Tanya
jawab, dan
Demonstrasi.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Memberikan stimulus secara inovatif dan
logis berupa pemaparan materi oleh guru
dengan menggunakan media white board dan
power point untuk menjelaskan tentang
proses komunikasi
2) Secara komunikatif guru menjelaskan materi
tentang lambang-lambang dalam komunikasi.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
70”
Contextual
Teaching
and
Learning
153
7) Membagi peserta didik ke dalam 7 kelompok
kecil.
8) Menyuruh siswa untuk mendiskusikan
tentang proses dan lambang dari komunikasi
menurut pendapat mereka masing-masing.
9) Setiap anggota kelompok saling membantu
anggota lain yang belum memahami tugas
yang diberikan karena harus dipastikan semua
anggota kelompok memahami tentang tugas
yang diberikan.
10) Guru memanggil setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya didepan
kelas.
11) Guru mempersilahkan kelompok lain untuk
menanggapi dan memberikan masukan secara
jujur pada kelompok yang telah
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
3) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
secara logis.
4) Memberikan pertanyaan tentang hal-hal yang
belum dipahami oleh siswa.
3. Penutup
3) Guru menutup pelajaran dengan membimbing
siswa menyimpulkan tentang materi yang telah
diajarkan,
4) Salam penutup
10” Ceramah,
Tanya jawab
154
10.) Media dan Alat Pembelajaran
1) Power Point
2) video
3) White board
4) Alat tulis
11.) Sumber Belajar
1) Buku paket
2) modul pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi
12.) Penilaian
Soal latihan
Kudus, September 2012
Guru mata pelajaran, Peneliti,
Dra. Wiwik Dwiyanti Arif Bagus Wibowo
NIP. NIM. 7101408153
Mengetahui
Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
Drs. Joko Waluyo
NIP
155
Soal Evaluasi Siklus 1
Nama : No. Induk :
Kelas : X-AP Semester : I
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat !
1. Komunikasi berasal dari bahasa latin yang berarti membuat sama yaitu….
a. Communication d. Communee
b. Communicatore e. Communicare
c. Communicate
2. Salah satu keuntungan dari proses komunikasi satu arah adalah. . . . .
a. Menghemat tenaga komunikator
b. Lebih cepat dan efisien
c. Sebagai media hiburan dan pendidikan bagi komunikan
d. Membangkitkan motivasi dan perhatian komunikan
e. Memperjelas isi dan maksud informasi yang akan disampaikan
3. Berikut ini adalah unsur pokok dalam proses komunikasi, kecuali. . . . .
a. Wawancara d. Message atau pesan
b. Komunikan e. Komunikator
c. Media
4. Komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan komunikan yang
mempunyai tingkat, kedudukan dan wewenang yang sama disebut
komunikasi. . . . .
a. Horizontal d. Informal
b. Vertikal e. Diagonal
c. Formal
5. Komunikasi yang berlangsung antara dua pihak dan disertai timbal balik
disebut komunikasi . . . . .
a. Satu arah d. Negative
b. Dua arah e. Positif
c. Persuasif
156
6. Orang atau kelompok yang bertindak sebagai pihak penerima pesan dalam
komunikasi dinamakan. . . . .
a. Komunikator d. Komunikasi pasif
b. Komunikan e. Komunikasi langsung
c. Komunikasi
7. Suatu proses penyampaian informasi yang mengandung arti dari satu
pihak kepada pihak lain dalam usaha untuk mendapat saling pengertian
dinamakan. . . . .
a. Wawancara d. Tanya jawab
b. Diskusi e. Komunikasi
c. Seminar
8. Komunikator membuat atau menyusun sandi-sandi untuk menyatakan
maksud dalam bentuk kata-kata atau lambang-lambang (gambar, warna,
bahasa sandi dan tulisan) sebagai pesan. Proses ini disebut. . . .
a. Encoding d. Zero Feedback
b. Decoding e. Neutral Feedback
c. Lambang-lambang
9. Respons atau tanggapan yang diberikan komunikan kepada komunikator
yang bersifat merugikan atau memojokkan komunikator disebut . . . . .
a. Zero Feedback d. Point Feedback
b. Negative Feedback e. Neutral Feedback
c. Positive Feedback
10. Lambang komunikasi yang dapat diterima melalui indra pendengaran
seperti bunyi lonceng dan klakson mobil disebut lambang . . . . .
a. Gerak d. Gambar
b. Bahasa e. Suara
c. Warna
11. Komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan di dalam sebuah
kantor dinamakan komunikasi…..
a. Komunikasi satu arah d. Komunikasi horizontal
b. Komunikasi dua arah e. Komunikasi diagonal
157
c. Komunikasi vertikal
12. Pesan yang disampaikan komunikator tidak hanya menjadikan komunikan
tahu, namun membuat komunikan tergerak hatinya sehingga menimbulkan
perasaan tertentu seperti marah, kecewa, terharu, gembira dan bangga. Itu
temasuk efek. . . .
a. Efek positif d. Efek afektif
b. Efek negatif e. Efek behavioral
c. Efek kognitif
13. Perhatikan pernyataan dibawah ini
1. Ketepatan 5. Kelancaran distribusi
2. Kesamaan persepsi 6. Kredibilitas atau kepercayaan
3. Kejelasan 7. Konsekuensi dan keseimbangan
4. Keseragaman 8. Pengendalian
Yang termasuk hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan
pesan adalah. . . .
a. 1, 2, 3 dan 4 d. 3, 4, 5 dan 7
b. 2, 3, 5 dan 7 e. 1, 3, 6 dan 8
c. 1, 4, 6 dan 8
14. Penyampaian pesan atau berita antara komunikator dan komunikan dengan
memperhatikan perilaku, sikap yang baik dan yang tidak baik untuk
dilakukan ketika berkomunikasi adalah definisi dari. . . . .
a. Etika komunikasi d. Syarat komunikasi
b. Moral berkomunikasi e. Ketentuan komunikasi
c. Perilaku komunikasi yang baik
15. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan bisnis
adalah keterampilan komunikasi, keterampilan komunikasi antara lain
adalah. . . .
a. Keterampilan berbicara, keterampilan mendengar, dan keterampilan
mengartikan
b. Keterampilan membaca, keterampilan menulis, dan keterampilan
mengartikan
158
c. Keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis
d. Keterampilan bertanya, keterampilan mendengar, dan keterampilan
berbicara
e. Keterampilan bertanya , keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis
16. Salah satu usaha yang dilakukan oleh wirausaha untuk mengenalkan
produk kepada masyarakat adalah dengan memasang baliho atau papan
reklame tentang produk tersebut dipinggir jalan raya. Komunikasi yang
dilakukan wirausaha tersebut menggunakan lambang…..
a. Bahasa d. Warna
b. Gerak e. Gambar
c. Suara
17. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal, hanya dengan menghubungkannya
dengan sesuatu hal yang telah dimengerti. Ini merupakan salah satu azas
komunikasi yang dikemukakan oleh…..
a. Scott M. Cutlip
b. Goeffrey Mills dan Oliver Standing Ford
c. Allen H. Center
d. Scott M. Cutlip dan Oliver Standing Ford
e. Goeffrey Mills dan Scott M. Cutlip
18. Komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi yang secara
tegas telah direncanakan dan ditentukan, baik dalam struktur organisasi
maupun dalam ketentuan-ketentuan peraturan, disebut komunikasi….
a. Horizontal d. Informal
b. Vertical e. Diagonal
c. Formal
19. Komunikasi antara anggota organisasi atas dasar kehendak pribadi yang
tidak berdasarkan atas ketentuan-ketentuan dalam struktur organisasi atau
peraturan disebut komunikasi…..
a. Horizontal d. Informal
159
b. Vertikal e. Diagonal
c. Formal
20. Dalam kegiatan komunikasi, antara komunikator dan komunikan harus ada
rasa saling percaya untuk mendapatkan salling satu pengertian. Hal ini
disebut…..
a. Credibility d. Clarity
b. Context e. Continuity
c. Content
Jawaban
1. E 11. C
2. B 12. D
3. A 13. D
4. A 14. A
5. B 15. C
6. B 16. E
7. E 17. B
8. A 18. C
9. B 19. D
10. E 20. A
160
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Siklus 2 Pertemuan 1)
1.) Identitas Pelajaran
a. Satuan Pendidikan : SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
b. Kelas : X
c. Semester : 1
d. Tahun Pelajaran : 2012/2013
e. Mata Pelajaran : Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi
2.) Standar Kompetensi
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi
3.) Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Proses Komunikasi
4.) Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Mendefinisikan pengertian komunikasi.
b. Mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi
5.) Tujuan Pembelajaran
5. Siswa diharapkan mampu mendefinisikan pengertian komunikasi
dengan benar.
6. Siswa diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi
6.) Materi Ajar
5. Pengertian komunikasi.
6. Unsur-unsur dalam komunikasi
7.) Strategi Pembelajaran
3) Model : Model pembelajaran menggunakan Contextual Teaching
and Learning (CTL)
161
8.) Alokasi Waktu
2 x 45 Menit
9.) Langkah-Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan
4) Guru menciptakan suasana kelas yang religius
yaitu memulai pelajaran dengan ucapan salam dan
bacaan basmalah yang diikuti oleh seluruh
peserta didik dalam kelas.
5) Guru memberikan orientasi, yaitu memusat
perhatian peserta didik dan menumbuhkan rasa
ingin tahu terhadap materi yang akan dibelajarkan
dengan memperlihatkan contoh proses
berkomunikasi dengan cara memberikan
pemodelan proses berkomunikasi.
6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan
materi yang akan disampaikan.
10” Ceramah,
Tanya
jawab, dan
Demonstrasi.
2. Kegiatan Inti
d. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
3) Memberikan pengetahuan yang bermakna
dan relevan bagi siswa dengan memberi
penjelasan tentang garis besar materi
komunikasi, seperti “kira-kira bagaimana
gambaran komunikasi itu?”
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan dan menerapkan idenya sendiri
mengenai pengertian komunikasi secara lisan,
seperti “ada yang pernah melihat orang yang
70”
Contextual
Teaching
and
Learning
162
sedang melakukan komunikasi?” dan siswa
menjawab pernah.
e. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
12) Membagi peserta didik ke dalam 7 kelompok
kecil.
13) Menyuruh siswa untuk membuat sebuah
dialog yang menunjukkan proses komunikasi
yang baik dan benar dengan kolega dan
pelanggan.
14) Setiap anggota kelompok saling membantu
anggota lain yang belum memahami tugas
yang diberikan karena harus dipastikan semua
anggota kelompok memahami tentang tugas
yang diberikan.
15) Guru memanggil setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya didepan
kelas.
16) Guru mempersilahkan kelompok lain untuk
menanggapi dan memberikan pertanyaan
yang berkaitan dengan dialog yang
dipaparkan kelompok yang telah
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
f. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
5) Menyampaikan maksud dari tugas yang telah
diselesaikan siswa yaitu tentang keterampilan
berkomunikasi yang baik dengan kolega dan
pelanggan.
6) Memberikan pertanyaan tentang hal-hal yang
belum dipahami oleh siswa.
163
3. Penutup
5) Guru menutup pelajaran dengan membimbing
siswa menyimpulkan tentang materi yang telah
diajarkan,
6) Salam penutup
10” Ceramah,
Tanya jawab
10.) Media dan Alat Pembelajaran
4) Power Point
5) White board
6) Alat tulis
11.) Sumber Belajar
3) Buku paket
4) Modul pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi
Kudus, September 2012
Guru mata pelajaran, Peneliti,
Dra. Wiwik Dwiyanti Arif Bagus Wibowo
NIP. NIM. 7101408153
Mengetahui
Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
Drs. Joko Waluyo
NIP
164
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Siklus II Pertemuan 2)
1.) Identitas Pelajaran
a. Satuan Pendidikan : SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
b. Kelas : X
c. Semester : 1
d. Tahun Pelajaran : 2012/2013
e. Mata Pelajaran : Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi
2.) Standar Kompetensi
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi
3.) Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Proses Komunikasi
3.) Indikator Pencapaian Kompetensi
f. Mendefinisikan proses komunikasi.
g. Mengetahui lambang-lambang dari komunikasi
4.) Tujuan Pembelajaran
7. Siswa diharapkan mampu mendefinisikan proses komunikasi dengan
benar.
8. Siswa diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi
5.) Materi Ajar
7. Proses komunikasi.
8. Lambang-lambang dalam komunikasi
6.) Strategi Pembelajaran
4) Model : Model pembelajaran menggunakan Contextual Teaching
and Learning (CTL)
165
7.) Alokasi Waktu
2 x 45 Menit
8.) Langkah-Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan
1) Guru menciptakan suasana kelas yang religius
yaitu memulai pelajaran dengan ucapan salam dan
bacaan basmalah yang diikuti oleh seluruh
peserta didik dalam kelas.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan
materi yang akan disampaikan.
10” Ceramah,
Tanya
jawab, dan
Demonstrasi.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Memberikan stimulus secara inovatif dan
logis berupa pemaparan materi oleh guru
dengan menggunakan media white board dan
power point untuk menjelaskan tentang
proses komunikasi
2) Secara komunikatif guru menjelaskan materi
tentang lambang-lambang dalam komunikasi.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Membagi peserta didik ke dalam 7 kelompok
kecil.
2) Menyuruh siswa untuk membuat dialog yang
berisi tentang proses komunikasi satu arah,
dua arah, dan komunikasi kesegala arah
70”
Contextual
Teaching
and
Learning
166
menurut pendapat mereka masing-masing.
3) Setiap anggota kelompok saling membantu
anggota lain yang belum memahami tugas
yang diberikan karena harus dipastikan semua
anggota kelompok memahami tentang tugas
yang diberikan.
4) Guru memanggil setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya didepan
kelas.
5) Guru mempersilahkan kelompok lain untuk
menanggapi dan memberikan masukan atau
pertanyaan pada kelompok yang telah
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
secara logis.
2) Memberikan pertanyaan tentang hal-hal yang
belum dipahami oleh siswa.
3. Penutup
1) Guru menutup pelajaran dengan membimbing
siswa menyimpulkan tentang materi yang telah
diajarkan,
2) Salam penutup
10” Ceramah,
Tanya jawab
9.) Media dan Alat Pembelajaran
1) Power Point
2) White board
3) Alat tulis
167
10.) Sumber Belajar
5) Buku paket
6) modul pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi
11.) Penilaian
Soal latihan
Kudus, September 2012
Guru mata pelajaran, Peneliti,
Dra. Wiwik Dwiyanti Arif Bagus Wibowo
NIP. NIM. 7101408153
Mengetahui
Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
Drs. Joko Waluyo
NIP
168
Soal Evaluasi Siklus 2
Nama : No. Induk :
Kelas : X-AP Semester : I
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat !
1. Berikut ini yang merupakan fungsi media komunikasi adalah. . . . .
a. Menunjukkan kemampuan komunikator
b. Menimbulkan kesalahpahaman
c. Memperjelas isi dan maksud informasi
d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan
e. Memberikan kesempatan kepada komunikan
2. Komunikan menafsikan lambang-lambang yang dikirim oleh komunikator,
merupakan proses. . . . .
a. Decoding d. barrier
b. Feedback e. massage
c. Encoding
3. Alya sedang mempresentasikan materi tentang bagaimana menjadi
sekretaris yang baik dalam kegiatan seminar. Dalam seminar tersebut yang
menjadi komunikan adalah. . . . . .
a. Alya d. LCD
b. Peserta seminar e. Ruang seminar
c. Bagaimana menjadi sekretaris yang baik
4. Seorang ibu melambaikan tangan kepada anaknya untuk menyampaikan
selamat jalan.. hal ini merupakan contoh adanya lambang. . . . . . . dalam
proses komunikasi.
a. Gerak d. gambar
b. Bahasa e. warna
c. Suara
169
5. Proses komunikasi harus mengandung kejelasan yang meliputi kejelasan
isi berita dan tujuan yang hendak dicapai, artinya komunikasi harus. . . . . .
a. Credibility d. content
b. Capability e. context
c. Clarity
6. Factor-faktor yang dapat menghambat proses komunikasi adalah. . . . .
a. Prasangka yang tidak beralasan
b. Kesinambungan dan konsistensi
c. Kejelasan
d. Kepuasan
e. Saluran pengiriman berita
7. Salah satu fungsi dari media komunikasi adalah. . . . .
a. Menunjukkan kemampuan komunikator
b. Menimbulkan kesalahpahaman
c. Mempercepat proses penyampaian pesan
d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan
e. Memberi kesempatan kepada komunikan
8. Menurut Harold D. laswell, fungsi media komunikasi, antara lain untuk. . .
. . .
a. Mendidik d. Pengawasan social
b. Meyakinkan e. menghubungkan
c. Transmisi cultural
9. Radio, tape recorder, dan telepon merupakan jenis media komunikasi. . . .
a. Visual d. Cetak
b. Audio e. Elektronik
c. Audio-visual
10. DVD/VCD player merupkan salah satu jenis media komunikasi. . . . .
a. Visual d. Cetak
b. Audio e. elektronik
c. Audio-visual
170
11. Berikut ini beberapa contoh dari media komunikasi visual adalah. . . . . .
a. Radio, faximile, handy talky d. handphone, televise
b. Surat kabar, faximile, internet e. kentongan, sirine
c. Surat kabar, leaflet, brosur
12. Respons atau tanggapan yang diberikan komunikan kepada komunikator
yang bersifat merugikan atau memojokkan komunikator disebut . . . . .
a. Zero Feedback d. Point Feedback
b. Negative Feedback e. Neutral Feedback
c. Positive Feedback
13. Komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan di dalam sebuah
kantor dinamakan komunikasi…..
a. Komunikasi satu arah d. Komunikasi horizontal
b. Komunikasi dua arah e. Komunikasi diagonal
c. Komunikasi vertical
14. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal, hanya dengan menghubungkannya
dengan sesuatu hal yang telah dimengerti. Ini merupakan salah satu azas
komunikasi yang dikemukakan oleh…..
a. Scott M. Cutlip
b. Goeffrey Mills dan Oliver Standing Ford
c. Allen H. Center
d. Scott M. Cutlip dan Oliver Standing Ford
e. Goeffrey Mills dan Scott M. Cutlip
15. Komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi yang secara
tegas telah direncanakan dan ditentukan, baik dalam struktur organisasi
maupun dalam ketentuan-ketentuan peraturan, disebut komunikasi….
a. Horizontal d. Informal
b. Vertical e. Diagonal
c. Formal
171
16. Komunikasi harus menimbulkan kepuasan bagi kedua belah pihak, baik
komuniktor maupun komunikan. Dalam tujuh factor komunikasi, hal ini
disebut. . . .
a. Credibility d. content
b. Clarity e. context
c. Capability
17. Salah satu kekurangan dari media komunikasi audio visual adalah. . . . .
a. Hanya untuk indera penglihatan
b. Menimbulkan rasa bosan
c. Tidak bergerak
d. Memiliki keterbatasan pemirrsa
e. Biaya relative lebih mahal
18. Lambang komunikasi yang dapat diterima melalui indra pendengaran
seperti bunyi lonceng dan klakson mobil disebut lambang . . . . .
a. Gerak d. Gambar
b. Bahasa e. Suara
c. Warna
19. Satu proses penyampaian warta/pesan/informasi, yang mengandung arti
dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha saling mendapatkan saling
pengertian. Ini merupakan pengertian dari. . . . . .
a. Komunikasi d. komunikator
b. Telekomunikasi e. korespondensi
c. Teleconference
20. Gerak-gerik kebiasaan yang khas pada seseorang, misalnya gerakan-
gerakan tangan yang dilakukan untuk menguatkan berita yang ingin
disampaikan, disebut. . . .
a. Manerisme d. reflex
b. Verbalistis e. context
c. Capability
172
Jawaban
No. jawaban
1 C
2 D
3 B
4 A
5 A
6 A
7 C
8 B
9 B
10 C
11 C
12 B
13 C
14 B
15 C
16 B
17 C
18 E
19 A
20 D
173
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS 1
Observer 1
No Nama Indikator
jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ANISA RATNAWATI AZIZAH 3 2 4 2 5 3 2 4 2 5 32
2 ANITA NARSIANA DEWI 5 4 2 5 4 4 3 5 3 4 39
3 APRILIA DAMAYANTI 2 1 3 4 2 5 1 4 3 2 27
4 BELLA QONATUS STANI 1 2 3 2 3 2 4 2 4 2 25
5 DESI MUJI RAHAYU 4 2 3 1 3 4 5 2 2 1 27
6 DEWI WULANDARI 5 3 2 3 3 3 2 3 3 4 31
7 DIAH LAILATUN NI‟MAH 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 31
8 DIAN SUCI OKTAVIANA 3 1 3 2 4 3 3 3 3 2 27
9 DIVYA ANGGRAENI 2 4 3 5 4 3 3 5 5 3 37
10 DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH 4 3 3 5 2 5 4 2 2 3 33
11 DUWI LIANAWATI 2 1 4 3 3 3 5 3 4 3 31
12 DYAH AYU RAHMATUL ULYA 3 2 3 3 3 4 1 3 3 4 29
13 EKA MUNGKARSIH 3 2 3 4 4 3 3 3 3 1 29
14 ERLITA DAMAYANTI 1 2 3 2 2 3 1 1 3 1 19
15 FERINA ANANDA PUTRI 3 4 1 5 3 3 2 2 2 3 28
16 FIFI ANITALIA 3 2 3 3 3 3 1 4 3 5 30
17 FINDA DWI OKTAVIANI 2 4 3 3 4 3 3 4 3 2 31
18 IDA MURSIDA 4 2 3 4 3 3 4 3 3 5 34
19 IKA SOFIFANTI 1 2 3 5 3 4 3 3 3 4 31
20 INDAH PUTRI SENANJUNG 5 3 2 3 4 5 3 5 4 3 37
21 ISTIQOMAH 2 1 3 4 3 3 1 4 2 4 27
22 KHOLIFFATUN KHASANAH 3 4 2 2 3 4 2 1 3 1 25
23 LUVI NOVIARI 2 2 4 4 2 4 1 2 2 3 26
24 MAULIDA SUCIANI 3 2 3 3 4 3 3 4 2 4 31
25 MEGA AYU AMARTA PUTRI 4 3 2 3 3 4 2 3 3 5 32
26 NADYA LEVIANA ULFA 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 31
27 NITA NOVEN SARI 2 1 4 2 5 3 4 3 3 4 31
28 NITA SUSANTI 3 2 3 2 4 4 2 3 2 3 28
29 NOOR HIDAYAH 3 4 1 5 3 4 5 2 3 4 34
30 OKA AWALIA 3 3 2 4 4 3 3 3 3 1 29
31 RAHAYU DWI HANDAYANI 2 2 3 4 2 3 3 3 3 4 29
32 LINA SEPTIANA 2 2 4 3 3 5 3 3 3 2 30
33 ROIDLOTUL MUFARIKHAH 2 3 3 4 3 4 4 2 3 4 32
34 ROSITA AGUSTINA 3 2 3 5 3 3 2 4 3 3 31
35 SALA DESIFA TUSSALIM 3 3 2 2 3 5 3 3 4 5 33
36 SEPTI DWI LIYANTINI 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 30
37 SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH 2 2 3 4 3 3 3 3 2 4 29
38 SINTIA DEWI MAWADAH 5 3 2 5 2 4 1 3 3 4 32
39 SITI MAESAROH 3 1 4 3 4 3 2 5 3 4 32
40 SITI SHOLIKHAH 2 4 1 1 5 3 4 1 3 4 28
41 TIKA AGUSTINA DAMAYANTI 4 2 3 2 4 3 5 2 4 3 32
42 TRI SULISTYANINGSIH 4 3 2 5 2 4 2 4 2 5 33
174
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 4 10%
5 Sangat Baik 5 12%
4 Baik 7 17%
4 Baik 12 29%
3 Cukup 16 38%
3 Cukup 24 57%
2 Kurang 12 29%
2 Kurang 1 2%
1 Sangat Kurang 3 7%
1 Sangat Kurang 0 0%
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai
materi yang disampaikan
Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 0 0%
5 Sangat Baik 4 10%
4 Baik 9 21%
4 Baik 8 19%
3 Cukup 10 24%
3 Cukup 13 31%
2 Kurang 17 40%
2 Kurang 10 24%
1 Sangat Kurang 6 14%
1 Sangat Kurang 7 17%
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 0 0%
5 Sangat Baik 4 10%
4 Baik 6 14%
4 Baik 8 19%
3 Cukup 23 55%
3 Cukup 19 45%
2 Kurang 10 24%
2 Kurang 8 19%
1 Sangat Kurang 3 7%
1 Sangat Kurang 3 7%
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 9 21%
5 Sangat Baik 1 2%
4 Baik 10 24%
4 Baik 5 12%
3 Cukup 12 29%
3 Cukup 25 60%
2 Kurang 9 21%
2 Kurang 11 26%
1 Sangat Kurang 2 5%
1 Sangat Kurang 0 0%
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor
Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 3 7%
5 Sangat Baik 6 14%
4 Baik 11 26%
4 Baik 14 33%
3 Cukup 21 50%
3 Cukup 10 24%
2 Kurang 7 17%
2 Kurang 7 17%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 5 12%
175
No Nama Indikator
jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ANISA RATNAWATI AZIZAH 3 2 4 3 5 2 2 4 2 4 31
2 ANITA NARSIANA DEWI 5 4 2 5 4 4 3 5 4 5 41
3 APRILIA DAMAYANTI 1 2 3 4 2 4 2 3 3 3 27
4 BELLA QONATUS STANI 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 27
5 DESI MUJI RAHAYU 3 3 4 2 4 3 4 3 2 1 29
6 DEWI WULANDARI 4 4 2 4 3 3 2 3 3 4 32
7 DIAH LAILATUN NI‟MAH 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 31
8 DIAN SUCI OKTAVIANA 3 1 3 2 4 2 3 3 3 2 26
9 DIVYA ANGGRAENI 2 3 3 4 4 3 4 5 5 3 36
10 DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH 3 4 3 4 3 5 3 3 3 4 35
11 DUWI LIANAWATI 2 1 4 3 2 3 4 3 4 3 29
12 DYAH AYU RAHMATUL ULYA 3 2 3 4 3 4 2 4 3 4 32
13 EKA MUNGKARSIH 4 4 3 5 4 3 3 3 4 2 35
14 ERLITA DAMAYANTI 2 4 4 2 3 3 2 1 3 2 26
15 FERINA ANANDA PUTRI 3 3 1 4 3 3 2 2 2 3 26
16 FIFI ANITALIA 4 2 3 3 4 3 1 4 3 5 32
17 FINDA DWI OKTAVIANI 2 3 3 3 4 3 4 5 3 2 32
18 IDA MURSIDA 3 2 3 4 3 3 4 2 4 5 33
19 IKA SOFIFANTI 2 4 3 5 3 3 3 4 3 4 34
20 INDAH PUTRI SENANJUNG 5 3 2 2 4 4 4 5 4 3 36
21 ISTIQOMAH 1 1 3 4 3 3 2 4 2 4 27
22 KHOLIFFATUN KHASANAH 3 4 2 2 3 4 1 1 3 1 24
23 LUVI NOVIARI 2 2 4 3 2 4 1 2 3 4 27
24 MAULIDA SUCIANI 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 33
25 MEGA AYU AMARTA PUTRI 3 3 3 4 4 4 3 3 3 5 35
26 NADYA LEVIANA ULFA 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 32
27 NITA NOVEN SARI 1 1 4 3 5 2 4 3 3 4 30
28 NITA SUSANTI 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 28
29 NOOR HIDAYAH 4 4 1 5 3 4 4 2 3 4 34
30 OKA AWALIA 2 4 2 3 4 3 3 3 4 1 29
31 RAHAYU DWI HANDAYANI 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 31
32 LINA SEPTIANA 1 2 4 3 3 4 4 3 3 2 29
33 ROIDLOTUL MUFARIKHAH 2 2 3 4 3 3 4 2 3 4 30
34 ROSITA AGUSTINA 3 2 2 5 4 3 2 5 3 3 32
35 SALA DESIFA TUSSALIM 3 3 2 2 3 4 3 3 4 5 32
36 SEPTI DWI LIYANTINI 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 31
37 SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH 2 1 4 3 3 3 3 4 3 4 30
38 SINTIA DEWI MAWADAH 4 4 2 5 2 4 1 4 3 4 33
39 SITI MAESAROH 1 2 4 3 4 3 4 5 3 4 33
40 SITI SHOLIKHAH 2 3 1 2 5 3 3 1 3 4 27
41 TIKA AGUSTINA DAMAYANTI 3 2 3 3 4 2 4 2 4 3 30
42 TRI SULISTYANINGSIH 3 3 2 5 3 4 2 4 2 5 33
176
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 2 5%
5 Sangat Baik 1 2%
4 Baik 6 14%
4 Baik 12 29%
3 Cukup 17 40%
3 Cukup 24 57%
2 Kurang 12 29%
2 Kurang 5 12%
1 Sangat Kurang 5 12%
1 Sangat Kurang 0 0%
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai
materi yang disampaikan Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 0 0%
5 Sangat Baik 0 0%
4 Baik 12 29%
4 Baik 14 33%
3 Cukup 10 24%
3 Cukup 14 33%
2 Kurang 15 36%
2 Kurang 10 24%
1 Sangat Kurang 5 12%
1 Sangat Kurang 4 10%
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 0 0%
5 Sangat Baik 6 14%
4 Baik 10 24%
4 Baik 9 21%
3 Cukup 20 48%
3 Cukup 17 40%
2 Kurang 9 21%
2 Kurang 7 17%
1 Sangat Kurang 3 7%
1 Sangat Kurang 3 7%
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 7 17%
5 Sangat Baik 1 2%
4 Baik 12 29%
4 Baik 11 26%
3 Cukup 15 36%
3 Cukup 25 60%
2 Kurang 8 19%
2 Kurang 5 12%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 0 0%
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 3 7%
5 Sangat Baik 6 14%
4 Baik 15 36%
4 Baik 16 38%
3 Cukup 19 45%
3 Cukup 10 24%
2 Kurang 5 12%
2 Kurang 7 17%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 3 7%
177
Nilai tertinggi : (5/5) × 50 = 50 Rentangan dalam
: 50 – 10 = 40
Nilai terendah : (1/5) × 50 = 10 Interval kriteria
: 40 / 5 = 8
kategori keseluruhan observer 1
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
43 - 50 Sangat Baik 0 0%
35 - 42 Baik 3 7%
27 - 34 Cukup 35 83%
19 - 26 Kurang 4 10%
10 sd 18 Sangat Kurang 0 0%
kategori keseluruhan observer 2
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
43 - 50 Sangat Baik 0 0%
35 - 42 Baik 6 14%
27 - 34 Cukup 32 76%
19 - 26 Kurang 4 10%
10 sd 18 Sangat Kurang 0 0%
rata-rata kategori keseluruhan
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
43 - 50 Sangat Baik 0 0%
35 - 42 Baik 5 11%
27 - 34 Cukup 34 80%
19 - 26 Kurang 4 10%
10 sd 18 Sangat Kurang 0 0%
178
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
observer 1
No Nama Indikator jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ANISA RATNAWATI AZIZAH 3 4 5 3 5 3 3 4 3 5 38
2 ANITA NARSIANA DEWI 5 5 3 4 5 4 3 5 4 4 42
3 APRILIA DAMAYANTI 2 2 4 5 2 5 2 4 4 3 33
4 BELLA QONATUS STANI 2 3 4 2 4 2 4 3 5 3 32
5 DESI MUJI RAHAYU 4 3 4 2 4 4 5 2 3 1 32
6 DEWI WULANDARI 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 39
7 DIAH LAILATUN NI‟MAH 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 37
8 DIAN SUCI OKTAVIANA 3 3 5 3 4 3 4 3 4 3 35
9 DIVYA ANGGRAENI 3 4 4 4 5 4 4 5 5 3 41
10 DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH 4 4 4 4 3 5 3 2 2 3 34
11 DUWI LIANAWATI 3 3 5 4 4 4 5 4 5 4 41
12 DYAH AYU RAHMATUL ULYA 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 35
13 EKA MUNGKARSIH 4 3 4 4 5 4 4 4 4 2 38
14 ERLITA DAMAYANTI 2 3 4 3 2 2 2 2 4 3 27
15 FERINA ANANDA PUTRI 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 33
16 FIFI ANITALIA 3 4 4 4 3 4 2 4 4 5 37
17 FINDA DWI OKTAVIANI 3 5 4 4 5 3 4 4 4 2 38
18 IDA MURSIDA 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 40
19 IKA SOFIFANTI 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 36
20 INDAH PUTRI SENANJUNG 5 4 3 4 5 4 4 5 5 3 42
21 ISTIQOMAH 3 2 4 4 3 3 2 4 2 4 31
22 KHOLIFFATUN KHASANAH 4 5 3 3 4 4 3 2 4 1 33
23 LUVI NOVIARI 3 4 5 5 3 4 2 2 3 3 34
24 MAULIDA SUCIANI 3 3 4 4 5 2 4 4 2 4 35
25 MEGA AYU AMARTA PUTRI 4 4 4 3 5 3 3 4 4 5 39
26 NADYA LEVIANA ULFA 4 4 5 4 3 4 5 3 4 2 38
27 NITA NOVEN SARI 3 3 5 2 5 3 4 3 4 4 36
28 NITA SUSANTI 4 4 4 2 5 4 3 4 3 3 36
29 NOOR HIDAYAH 4 5 3 4 4 4 5 3 4 4 40
30 OKA AWALIA 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 35
31 RAHAYU DWI HANDAYANI 3 3 4 5 3 2 4 3 4 4 35
32 LINA SEPTIANA 3 3 5 4 4 4 3 4 4 2 36
33 ROIDLOTUL MUFARIKHAH 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 37
34 ROSITA AGUSTINA 3 3 5 5 4 4 3 4 4 4 39
35 SALA DESIFA TUSSALIM 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 42
36 SEPTI DWI LIYANTINI 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 38
37 SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 35
38 SINTIA DEWI MAWADAH 5 4 4 4 2 4 4 3 4 4 38
39 SITI MAESAROH 4 2 5 3 5 2 4 5 4 4 38
40 SITI SHOLIKHAH 3 5 3 2 5 3 4 2 3 4 34
41 TIKA AGUSTINA DAMAYANTI 4 3 5 2 4 3 4 2 5 3 35
42 TRI SULISTYANINGSIH 4 4 3 5 3 4 4 4 2 5 38
179
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 4 10%
5 Sangat Baik 3 7%
4 Baik 18 43%
4 Baik 22 52%
3 Cukup 16 38%
3 Cukup 12 29%
2 Kurang 4 10%
2 Kurang 5 12%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 0 0%
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai
materi yang disampaikan Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
interval skor Kategori Frekuensi Persenta
se interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 6 14%
5 Sangat Baik 5 12%
4 Baik 18 43%
4 Baik 18 43%
3 Cukup 15 36%
3 Cukup 12 29%
2 Kurang 3 7%
2 Kurang 7 17%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 0 0%
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 10 24%
5 Sangat Baik 4 10%
4 Baik 24 57%
4 Baik 19 45%
3 Cukup 8 19%
3 Cukup 11 26%
2 Kurang 0 0%
2 Kurang 8 19%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 0 0%
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 5 12%
5 Sangat Baik 6 14%
4 Baik 21 50%
4 Baik 23 55%
3 Cukup 10 24%
3 Cukup 8 19%
2 Kurang 6 14%
2 Kurang 5 12%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 0 0%
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi
kelompok Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 12 29%
5 Sangat Baik 6 14%
4 Baik 19 45%
4 Baik 16 38%
3 Cukup 8 19%
3 Cukup 12 29%
2 Kurang 3 7%
2 Kurang 6 14%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 2 5%
180
observer 2
No Nama Indikator
jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ANISA RATNAWATI AZIZAH 4 3 5 3 5 2 3 4 2 5 36
2 ANITA NARSIANA DEWI 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 44
3 APRILIA DAMAYANTI 1 3 4 4 3 4 3 4 4 3 33
4 BELLA QONATUS STANI 3 3 4 3 3 2 4 4 3 2 31
5 DESI MUJI RAHAYU 4 4 4 2 5 3 5 3 2 2 34
6 DEWI WULANDARI 5 4 3 4 4 3 3 4 4 5 39
7 DIAH LAILATUN NI‟MAH 4 5 4 3 4 2 4 3 5 4 38
8 DIAN SUCI OKTAVIANA 4 2 4 2 4 2 4 4 3 3 32
9 DIVYA ANGGRAENI 3 4 4 4 4 3 4 5 3 3 37
10 DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH 4 4 4 4 3 5 4 3 4 4 39
11 DUWI LIANAWATI 3 2 5 3 3 4 4 4 3 4 35
12 DYAH AYU RAHMATUL ULYA 4 3 4 4 4 3 3 5 4 3 37
13 EKA MUNGKARSIH 4 4 4 5 4 4 4 4 3 2 38
14 ERLITA DAMAYANTI 1 4 4 2 3 4 3 2 4 3 30
15 FERINA ANANDA PUTRI 4 4 2 4 4 3 3 3 2 4 33
16 FIFI ANITALIA 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 36
17 FINDA DWI OKTAVIANI 3 4 4 4 4 3 4 5 3 3 37
18 IDA MURSIDA 4 3 4 4 4 3 4 3 5 4 38
19 IKA SOFIFANTI 1 4 4 5 3 4 4 4 3 4 36
20 INDAH PUTRI SENANJUNG 5 4 3 3 5 4 5 5 3 3 40
21 ISTIQOMAH 3 2 4 4 4 3 3 4 2 4 33
22 KHOLIFFATUN KHASANAH 4 5 3 2 4 4 2 2 4 2 32
23 LUVI NOVIARI 3 3 5 3 3 4 2 3 4 4 34
24 MAULIDA SUCIANI 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 39
25 MEGA AYU AMARTA PUTRI 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 39
26 NADYA LEVIANA ULFA 5 4 4 4 4 3 4 4 4 2 38
27 NITA NOVEN SARI 3 2 5 3 5 2 5 4 4 5 38
28 NITA SUSANTI 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 35
29 NOOR HIDAYAH 5 5 3 5 3 4 5 2 4 5 41
30 OKA AWALIA 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 34
31 RAHAYU DWI HANDAYANI 4 3 4 4 3 3 4 4 4 5 38
32 LINA SEPTIANA 3 3 5 4 4 5 4 4 4 3 39
33 ROIDLOTUL MUFARIKHAH 3 3 4 4 3 4 5 3 4 5 38
34 ROSITA AGUSTINA 4 3 3 5 3 4 3 5 4 4 38
35 SALA DESIFA TUSSALIM 4 4 3 2 3 5 4 4 5 4 38
36 SEPTI DWI LIYANTINI 3 5 4 4 4 3 5 4 4 3 39
37 SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH 3 2 4 3 4 4 4 4 3 5 36
38 SINTIA DEWI MAWADAH 5 4 3 5 3 4 2 5 4 4 39
39 SITI MAESAROH 3 3 5 3 4 4 5 5 4 5 41
40 SITI SHOLIKHAH 3 4 2 2 5 3 3 2 4 4 32
41 TIKA AGUSTINA DAMAYANTI 4 3 4 3 4 2 5 3 5 4 37
42 TRI SULISTYANINGSIH 4 4 3 5 3 5 3 4 2 5 38
181
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 6 14%
5 Sangat Baik 4 10%
4 Baik 19 45%
4 Baik 19 45%
3 Cukup 14 33%
3 Cukup 13 31%
2 Kurang 3 7%
2 Kurang 6 14%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 0 0%
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan
Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 5 12%
5 Sangat Baik 8 19%
4 Baik 17 40%
4 Baik 19 45%
3 Cukup 15 36%
3 Cukup 11 26%
2 Kurang 5 12%
2 Kurang 4 10%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 0 0%
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 7 17%
5 Sangat Baik 8 19%
4 Baik 23 55%
4 Baik 21 50%
3 Cukup 10 24%
3 Cukup 9 21%
2 Kurang 2 5%
2 Kurang 4 10%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 0 0%
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 7 17%
5 Sangat Baik 5 12%
4 Baik 16 38%
4 Baik 21 50%
3 Cukup 12 29%
3 Cukup 11 26%
2 Kurang 7 17%
2 Kurang 5 12%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 0 0%
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
5 Sangat Baik 5 12%
5 Sangat Baik 10 24%
4 Baik 23 55%
4 Baik 16 38%
3 Cukup 14 33%
3 Cukup 10 24%
2 Kurang 0 0%
2 Kurang 6 14%
1 Sangat Kurang 0 0%
1 Sangat Kurang 0 0%
182
kategori keseluruhan observer 1
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
43 - 50 Sangat Baik 0 0%
35 - 42 Baik 32 76%
27 - 34 Cukup 10 24%
19 - 26 Kurang 0 0%
10 sd 18 Sangat Kurang 0 0%
kategori keseluruhan observer 2
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
43 - 50 Sangat Baik 1 2%
35 - 42 Baik 31 74%
27 - 34 Cukup 10 24%
19 - 26 Kurang 0 0%
10 sd 18 Sangat Kurang 0 0%
rata-rata kategori
interval skor Kategori Frekuensi Persentase
43 - 50 Sangat Baik 1 1%
35 - 42 Baik 32 75%
27 - 34 Cukup 10 24%
19 - 26 Kurang 0 0%
10 sd 18 Sangat Kurang 0 0%
183
Lembar Observasi Kinerja Guru
Siklus I
No Nama Observer Indikator
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Dra. Wiwiek Dwiyanti 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 34
2 Hery Krismanto, S.Pd 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 32
Rata-rata 3.5 3.5 3.5 3 3.5 2.5 3 3.5 3.5 3.5 33
Siklus II
No Nama Observer Indikator Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Dra. Wiwiek Dwiyanti 5 4 5 4 3 3 3 4 4 4 39
2 Hery Krismanto, S.Pd 4 4 5 4 3 4 4 5 5 3 41
Rata-rata 4.5 4 5 4 3 3.5 3.5 4.5 4.5 3.5 40
NO Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2
1 Keterampilan guru dalam membuka pelajaran 3.5 4.5
2 Guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran 3.5 4
3 Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran 3.5 5
4 Keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning 3 4
5 Kemampuan guru dalam mengelola waktu 3.5 3
6 Kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas 2.5 3.5
7 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya 3 3.5
8 Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas 3.5 4.5
9 Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa 3.5 4.5
10 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran 3.5 3.5
Jumlah 33 40
184
DAFTAR NILAI SIKLUS I DAN SIKLUS II
SISWA KELAS X AP 1 SMK PGRI 1 MEJOBO KUDUS
No. Nama Siswa Siklus I Siklus II
Nilai Nilai Predikat
1 Anisa Ratnawati Azizah 93 Kompeten 88 Kompeten
2 Anita Narsiana Dewi 86 Kompeten 80 Kompeten
3 Aprilia Damayanti 66 Belum Kompeten 84 Kompeten
4 Bella Qonatus Staini 74 Belum Kompeten 92 Kompeten
5 Desi Muji Rahayu 92 Kompeten 88 Kompeten
6 Dewi Wulandari 80 Kompeten 80 Kompeten
7 Diah Lailatun Ni'mah 80 Kompeten 88 Kompeten
8 Dian Suci Oktaviana 66 Belum Kompeten 68 Belum Kompeten
9 Divya Anggraeni 92 Kompeten 88 Kompeten
10
Diah Ayu Khusnul
Khotimah 86 Kompeten
96
Kompeten
11 Duwi Lianawati 60 Belum Kompeten 68 Belum Kompeten
12 Dyah Ayu Rahmatul Ulya 80 Kompeten 80 Kompeten
13 Eka Mungkarsih 74 Belum Kompeten 84 Kompeten
14 Erlita Damayanti 88 Kompeten 80 Kompeten
15 Ferina Ananda Putri 80 Kompeten 84 Kompeten
16 Fifi Anitalia 86 Kompeten 88 Kompeten
17 Finda Dwi Oktaviani 72 Belum Kompeten 74 Belum Kompeten
18 Ida Mursida 60 Belum Kompeten 84 Kompeten
19 Ika Sofifanti 86 Kompeten 92 Kompeten
20 Indah Putri Senanjung 60 Belum Kompeten 80 Kompeten
21 Istiqomah 60 Belum Kompeten 80 Kompeten
22 Kholifatun Khasanah 78 Kompeten 88 Kompeten
23 Luvi Noviari 54 Belum Kompeten 62 Belum Kompeten
24 Maulida Suciani 80 Kompeten 96 Kompeten
185
25 Mega Ayu Amarta Putri 72 Belum Kompeten 76 Kompeten
26 Nadya Leviana Ulfa 80 Kompeten 96 Kompeten
27 Nita Noven Sari 80 Kompeten 84 Kompeten
28 Nita Susanti 80 Kompeten 88 Kompeten
29 Noor Hidayah 88 Kompeten 96 Kompeten
30 Oka Awalia 52 Belum Kompeten 60 Belum Kompeten
31 Rahayu Dwi Handayani 80 Kompeten 80 Kompeten
32 Lina Septiana 80 Kompeten 84 Kompeten
33 Roidlotul Mufarikhah 80 Kompeten 92 Kompeten
34 Rosita Agustina 66 Belum Kompeten 80 Kompeten
35 Sala Desifa Tussalim 88 Kompeten 96 Kompeten
36 Septi Dwi Liyantini 66 Belum Kompeten 72 Belum Kompeten
37 Shofiyulloh Wahyu Hidayah 86 Kompeten 84 Kompeten
38 Sintia Dewi Mawadah 88 Kompeten 96 Kompeten
39 Siti Maesaroh 80 Kompeten 92 Kompeten
40 Siti Sholikhah 93 Kompeten 92 Kompeten
41 Tika Agustina Damayanti 88 Kompeten 89 Kompeten
42 Tri Sulistyaningsih 86 Kompeten 88 Kompeten
Rata-rata Kelas 77,71 Kompeten 88,02 Kompeten
186
DOKUMENTASI FOTO SELAMA PROSES PEMBELAJARAN
187
188