penerapan model pembelajaran langsung dengan penggunaan e

22
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENGGUNAAN E-MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA KELAS XI TKJ PADA PELAJARAN INSTALASI PERANGKAT JARINGAN LOKAL Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh: Latif Dwi Purwati NIM : 702011145 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2015

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN

PENGGUNAAN E-MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA

KELAS XI TKJ PADA PELAJARAN INSTALASI PERANGKAT

JARINGAN LOKAL

Artikel Ilmiah

Diajukan

Kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:

Latif Dwi Purwati

NIM : 702011145

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2015

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

1

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

2

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

3

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

4

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

5

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

6

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN

PENGGUNAAN E-MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA

KELAS XI TKJ PADA PELAJARAN INSTALASI PERANGKAT

JARINGAN LOKAL

1) Latif Dwi Purwati, 2) Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) [email protected] , 2) [email protected]

ABSTRACT

The research is applying direct instructions model using the e-learning modules as the

source of learning on subject of the installation of devices in the local network, as a purpose

to make the student more active participants in the learning process and improve the student

achievement and higher grade. The results showed that the application of the direct

instructions model using the e-learning modules as the source of learning can increase the

liveliness of the students against the subjects of the installation of devices in the local

network, thus increasing student learning outcomes. Activity of students in classes that have

been implemented by the direct instructions model using the e-learning modules as the

source is higher than before. So it can be said that the application of the model direct

instructions using the e-learning modules as the source of learning can make the student

more active participants in the learning process against the subjects of the installation of the

devices in the local network.

Keywords: direct instructions model, e-learning modules, learning outcomes, learning

activity.

ABSTRAK

Penelitian ini menerapkan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul sebagai

sumber belajar pada mata pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal bertujuan untuk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul sebagai sumber belajar

dapat meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran instalasi perangkat jaringan

lokal, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Keaktifan siswa di kelas yang telah

diterapkan dengan metode model pembelajaran langsung menggunakan e-modul sebagai

sumber belajar lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa

penerapan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul sebagai sumber belajar

dapat meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran instalasi perangkat jaringan

lokal.

Kata Kunci : model pembelajaran langsung, e-modul, keaktifan belajar, hasil belajar.

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

7

1. Pendahuluan

Model pembelajaran yang sesuai, dibutuhkan dalam pelaksanaan

pembelajaran di sekolah, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Mengajarkan mata pelajaran tertentu harus menggunakan model

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai [1].

Observasi yang dilakukan di SMK Negeri Pringsurat menunjukkan

adanya masalah dalam proses pembelajaran, tidak hanya dari model

pembelajaran yang digunakan, namun dari perilaku siswa yang pasif.

Sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak kondusif berakibat pada hasil

belajar yang tidak memuaskan. Permasalahan lain adalah tidak adanya buku

cetak yang memadai untuk siswa. Siswa harus mencatat materi pelajaran

karena tidak memiliki buku paket. Hal ini mengganggu proses pembelajaran

karena alokasi waktu belajar di dalam kelas menjadi berkurang.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan perbaikan model

pembelajaran agar siswa mendapat pengetahuan yang sama rata.

Pembelajaran langsung digunakan untuk mengatasi masalah kesesuaian

model pembelajaran dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.

Instalasi perangkat jaringan lokal merupakan meteri yang didalamnya

menyangkut pengetahuan prosedural, model pembelajaran ini juga akan

membantu siswa yang yang pasif, karena model pembelajaran langsung akan

meningkatkan keterlibatan siswa di dalam kelas yang terorganisasi dengan

baik. Model pembelajaran langsung adalah pendekatan mengajar yang

digunakan untuk menunjang proses pembelajaran yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur sehingga diajarkan

dengan kegiatan yang bertahap [1]. Fasilitas penunjang yang tidak memadai

disiasati menggunakan media pembelajaran lain, diperoleh dengan

mengoptimalkan fasilitas yang telah tersedia, yaitu menggunakan e-modul

yang akan diakses melalui komputer lab sekolah.

Model pembelajaran langsung yang akan dilaksanakan didukung dengan

menggunakan e-modul untuk menggantikan buku cetak yang ketersediaannya

tidak mencukupi. Selain itu penggunaan e-modul dalam model pembelajaran

langsung membantu pada fase demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. E-

modul dapat menyajikan multimedia, berupa gambar, audio, video, dan

memudahkan dalam navigasi [2].

Penelitian ini menggabungkan model pembelajaran dan media tersebut

pada proses pembelajaran. Paduan tersebut untuk mengetahui sejauh mana

penerapan model pembelajaran langsung dengan penggunaan e-modul

sebagai sumber belajar dalam meningkatkan keaktifan siswa pada mata

pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal kelas XI TKJ di SMK Negeri

Pringsurat.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian sebelumnya oleh Nikmatul Iza yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana Di SMK Negeri 1 Baureno-

Bojonegoro”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas belajar

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

8

meningkat dan dapat menuntaskan hasil belajar siswa. Aktifitas guru maupun

aktifitas siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya [3]. Penelitian

lain yang dilakukan oleh I M Suarsana dan G.A. Mahayukti yang berjudul

“Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa” memberikan

kesimpulan bahwa melalui penggunaan e-modul berorientasi pemecahan

masalah, keterampilan berpikir kritis mahasiswa mengalami peningkatan.

Tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan perkuliahan menggunakan e-

modul berorientasi pemecahan masalah sangat positif [2]. Perbedaan antara

penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah

penelitian ini menggabungkan model pembelajaran langsung dengan

penggunaan e-modul sebagai sumber belajar siswa. Perpaduan model dan

media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa serta

menanggani kurangnya ketersediaan buku cetak bagi siswa agar kemampuan

berpikir siswa semakin optimal.

Instalasi perangkat jaringan lokal merupakan mata pelajaran kompetensi

yang harus dikuasai oleh siswa jurusan TKJ. Keterampilan siswa sangat

diperlukan dalam melakukan instalasi perangkat jaringan lokal. Siswa

diharapkan menguasai proses penyambungan kabel setelah pembelajaran

berakhir. Hal tersebut diperoleh siswa setelah mendapatkan materi pelajaran

yang diberikan secara bertahap. Keterampilan untuk menguasai proses

penyambungan kabel melalui, identifikasi jenis-jenis topologi jaringan, jenis-

jenis protokol jaringan, memahami konsep dasar ISO-OSI 7 layer dan TCP/IP

4 layer dan konsep dasar peng-alamatan IP serta konsep dasar pengkabelan

LAN.

Model pembelajaran langsung adalah pendekatan mengajar yang

digunakan untuk menunjang proses pembelajaran yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur sehingga diajarkan

dengan kegiatan yang bertahap [1]. Selain itu model pembelajaran langsung

membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi

yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pembelajaran langsung

memiliki dua tujuan utama yaitu agar siswa menguasai bahan pelajaran dan

memiliki berbagai keterampilan [4]. Keterampilan akhir yang akan diperoleh

adalah keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir adalah keterampilan

mengidentifikasi, membandingkan, mengelompokkan, menerapkan atau

kekhususan yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan, dan

menentukan jawaban yang rasional [2]. Ciri-ciri model pembelajaran

langsung adalah sebagai berikut :1) Mempunyai tujuan pembelajaran serta

pengaruh model pembelajaran pada siswa, di dalamnya temasuk penilaian

belajar. 2) Mengikuti seluruh sintaks atau fase dan skenario kegiatan

pembelajaran; dan 3) Mempersiapkan lingkungan belajar agar model yang

pembelajaran dapat berlangsung dengan berhasil [1]. Alur atau sintaks dalam

model pembelajan langsung mempunyai lima fase, yaitu (1) menyampaikan

tujuan dan mempersiapkan siswa, tujuan dalam fase ini untuk menarik dan

memusatkan perhatian siswa, memotivasi dan memberikan arahan agar

berperan serta dalam pembelajaran; (2) mendemonstrasikan pengetahuan dan

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

9

keterampilan, poin penting agar berhasil adalah mempresentasikan informasi

sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi; (3)

memberikan latihan dan bimbingan, yaitu memberikan siswa tugas atau

latihan singkat; (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik,

umpan balik dapat dilakukan memberikan komentar lisan maupun tertulis,

umpan balik negatif sebaiknya diiringi dengan demonstrasi cara melakukan

prosedur dengan benar; dan (5) memberikan latihan lanjutan, bentuk latihan

mandiri dapat berupa pekerjaan rumah atau latihan mandiri yang digunakan

untuk memperpanjang waktu belajar, tugas yang diberikan oleh guru kepada

siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru diperoleh. Model pembelajaran langsung juga merupakan salah satu cara

menjadikan siswa belajar aktif, karena dalam model pembelajaran langsung

akan meningkatkan keterlibatan siswa. Model pembelajaran langsung

memberikan siswa kesempatan untuk mengamati demonstrasi pengetahuan

oleh guru, kemudian melakukan latihan yang diberikan umpan balik secara

langsung oleh guru, baik umpan balik positif maupun negatif, lalu disediakan

waktu untuk melakukan latihan mandiri untuk mengukur pemahaman siswa

terhadap materi yang baru saja diperoleh. Proses pembelajaran yang searah

hanya dilakukan oleh guru dengan mendeskripsikan pengetahuan

menyebabkan rendahnya keterlibatan siswa. Peran guru dalam model

pembelajaran langsung adalah memberikan demonstrasi pengetahuan,

memberikan arahan-arahan dan bimbingan kepada siswa yang kurang aktif,

selanjutnya diberikan umpan balik secara langsung. Keaktifan siswa

merupakan hal yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, karena

siswa yang pasif dapat menurunkan minat belajar dan menimbulkan

kebosanan dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan berimbas pada hasil

belajar [5]. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara

optimal, baik intelektual, emosi dan fisik. Model pembelajaran langsung

membantu siswa menyiapkan diri terhadap materi yang akan dipelajari,

sehingga siswa akan siap terlibat secara mental sebelum menerima pelajaran

dengan menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi agar berperab serta

dalam pembelajaran. Keaktifan siswa yang akan diamati adalah keterlibatan

siswa dalam pembelajaran dan kemampuan menggemukakan pendapat serta

keberanian bertanya ketika kesulitan memahami materi [6].

E-modul akan digunakan dalam model pembelajaran langsung,

penggunaan e-modul sangat membantu pada fase demonstrasi pengetahuan

dan keterampilan. Selain itu sebagai sumber belajar pengganti modul cetak.

Seiring dengan kemajuan teknologi, modul dapat disajikan dalam format

digital. Modul elektronik atau e-modul merupakan tampilan informasi dalam

format buku yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan hard disk,

disket, CD, atau flash disk dan dapat dibaca dengan menggunakan komputer

atau alat pembaca buku elektronik [7]. E-modul merupakan suatu modul

berbasis TIK, kelebihannya dibandingkan dengan modul cetak adalah sifatnya

yang interaktif memudahkan dalam navigasi, memungkinkan

menampilkan/memuat gambar, audio, video dan animasi [2]. E-modul yang

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

10

disajikan menampilkan gambar, video audio, serta teks untuk menunjang

aktifitas siswa di kelas.

E-modul yang akan disusun dalam penelitian ini menggunakan Kvisoft

FlipBook Maker. Flip book maker merupakan salah satu software yang dapat

digunakan untuk menyajikan modul dapat tampilan elektronik. Flip book

maker adalah sebuah software yang mempunyai fungsi untuk membuka

setiap halaman menjadi layaknya sebuah buku. Software flip book maker

dapat membuat dan mengubah file pdf, image/photo menjadi sebuah buku

atau album fisik ketika kita buka per halamannya. Hasil akhir dapat disimpan

dalam format .swf, .exe, .html [7]. Penyusuan e-modul dalam penelitian ini

berpedoman pada buku pegangan guru, ditunjang dengan video dan gambar

yang berhubungan dengan materi. Hal ini untuk menangani masalah yang ada

di sekolah tersebut, yaitu kurangnya ketersediaan buku cetak bagi siswa.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, untuk

mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran langsung dengan

penggunaan e-modul sebagai sumber belajar dalam meningkatkan keaktifan

siswa pada pelajaran installasi perangkat jaringan lokal.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif.

Kolaboratif artinya peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran,

sedangkan partisipatif artinya peneliti dibantu teman sejawat sebagai

observer.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ SMK negeri Pringsurat

dengan jumlah 32 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

meliputi: nilai tugas mandiri siswa tiap siklus, hasil observasi keaktifan siswa,

hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tugas

mandiri tiap siklus, lembar observasi keaktifan siswa, angket respon siswa

terhadap pembelajaran. Angket respon siswa diberikan untuk melihat sejauh

mana model pembelajaran langsung serta e-modul dapat bermanfaat untuk

siswa.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian model Kemmis dan Mc.

Taggart. Empat tahapan dalam desain penelitian model Kemmis dan Mc.

Taggart merupakan sebuah siklus. (1) Rencana (plan), merupakan tahap awal

penelitian tersebut dilakukan, seperti menyusun skenario pembelajaran

dengan menerapkan pembelajaran langsung, menyiapkan e-modul, membuat

soal tugas mandiri, menyusun lembar observasi keaktifan siswa; (2) Tindakan

(action), merupakan realisasi dari teori dan teknik mengajar serta tindakan

(treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya. (3) Observasi

(observation), merupakan pengamatan atau observasi yang mengacu pada

instrumen yang sudah. (4) Refleksi (reflection), merupakan kegiatan yang

dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan [8].

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

11

Langkah-Iangkah kegiatan setiap siklus ini mengikuti diagram alur pada

gambar di bawah ini.

Gambar 1. Alur Kegiatan Tiap Siklus [8]

Tabel 1. Desain Pembelajaran

Fase Kegiatan Siklus I Siklus II

Fase – 1

Menyampaikan

tujuan dan

mempersiapkan

siswa

Menyampaikan

tujuan secara

keseluruhan,

memberikan

informasi latar

belakang dan

pentingnya pelajaran,

mempersiapkan

siswa untuk belajar.

Menyampaikan SK, KD,

dan tujuan pembelajaran

materi yang akan diberikan

Fase – 2

Mendemonstrasik

an pengetahuan

atau keterampilan

Mendemonstrasikan

keterampilan dengan

jelas tahap demi

tahap suatu

pengetahuan.

Menunjukkan

gambar-gambar

jaringan

komputer, dari

TSS hingga

WAN, jenis-

jenis jaringan,

topologi

jaringan, tipe

Menunjukan

gambar

komponen

hardware

pada LAN,

gambar

kabel

coaxial,

kabel fiber

TIDAK

YA

ya

Identifikasi

Masalah

Perencanaan

dan persiapan

pembelajaran

Evaluasi

kegiatan

pembelajara

n melalui

Refleksi

pembelajar

an

Pelaksanaan

pembelajaran

SELESAI

OBSERVASI

Siklus

berikut

nya?

Siklus

selanjutnya

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

12

jaringan, tabel

hubungan OSI

dengan protokol

internet.

optik, tabel

kategori

kabel

twisted pair,

skema

penyambung

an kabel,

lalu

menampilka

n video cara

melakukan

penyambung

an kabel

Fase – 3

Memberikan

latihan dan

bimbingan

Memberikan

bimbingan pelatihan.

Menanyakan

topologi

jaringan yang

digunakan di

LAB komputer,

dan meminta

siswa

menjelaskan

Meminta

siswa

menjelaskan

langkah-

langkah

penyambung

an kabel.

Fase – 4

Mengecek

pemahaman dan

memberikan

umpan balik

Memeriksa

kebenaran

pemahaman siswa

dan kinerja siswa.

Memberikan umpan

balik sesegera

mungkin dan

disampaikan dengan

jelas.

Memeriksa gambar dan tabel

yang telah dibuat siswa

Fase – 5

Memberikan

latihan lanjutan

Menyiapkan latihan

kepada siswa dari

pengetahuan dan

keterampilan yang

telah diberikan.

Mengerjakan tugas mandiri

Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisis atau pengolahan

data. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu bertujuan untuk

mengetahui peningkatan keaktifan dan kemampuan siswa pada matapelajaran

installasi perangkat jaringan lokal siswa kelas XI TKJ SMK Negeri

Pringsurat. Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif, data yang

diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil tugas mandiri tiap siklus dan hasil

data observasi keaktifan belajar siswa.

Indikator keaktifan siswa digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa

pada saat proses pembelajaran dilaksanakan. Indikator keaktifan siswa pada

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

13

saat pembelajaran diisi oleh observer dengan cara mengamati dan mengisi

lembar observasi dengan indikator yang telah disediakan, indikator keaktifan

dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 2. Indikator Keaktifan [6]

No. Indikator Aktifitas No.

Item

1

Turut serta dalam melaksanakan

tugas belajarnya.

Visual activities 1

2 Listening activities 2

3 Drawing activities 3

4 Writing activities 4, 5, 6

5 Bertanya kepada siswa lain atau

kepada guru apabila tidak

memahami persoalan

Oral activities 7, 8

Untuk data observasi keaktifan belajar siswa tiap indikator keaktifan

dipersentase dengan rumus :

Hasil persentase keaktifan kemudian dikategorikan untuk menentukan

kesimpulan keaktifan siswa. Kualifikasi kategori keaktifan siswa dalam

pembelajaran di kelas disajikam dalam bentuk tabel [9]. Keaktifan belajar

siswa dikatakan meningkat apabila dari rata-rata persentase diperoleh

minimal 75% pada tiap indikator [10].

Tabel 3. Kualifikasi Persentase Keaktifan Siswa

No. Jumlah Persentase Kategori

1 80,00% ≤ µ ≤ 100,00% Sangat Tinggi

2 60,00% ≤ µ ≤ 79,99% Tinggi

3 40,00% ≤ µ ≤ 59,99% Sedang

4 20,00% ≤ µ ≤ 39,99% Rendah

5 0% ≤ µ ≤ 19,99% Sangat Rendah

Keterangan : µ = persentase tiap aspek

Tugas mandiri digunakan untuk mengukur kemampuan belajar peserta

didik setelah diberi pembelajaran dengan model pembelajaran langsung

menggunakan e-modul yang ditunjukkan dengan hasil belajar ranah kognitif

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

14

pada akhir pembelajaran, setelah peserta didik memperoleh perlakuan dalam

proses pembelajaran. Berikut ini adalah indikator yang digunakan dalam

pengukuran hasil belajar :

Tabel 4. Kisi-kisi Tugas Mandiri

Kegiatan Jumlah

Soal Indikator

Siklus I 4

Mengidentifikasi jenis-jenis topologi jaringan

(Berdasarkan fisik dan berdasarkan logical)

Menguraikan jenis-jenis protokol jaringan

Menjelaskan konsep dasar ISO-OSI 7 layer dan

TCP/IP 4 layer

Menguraikan konsep dasar dan peng-alamatan IP

Siklus II

4

Menjelaskan konsep dasar pengabelan LAN

Menjelaskan konsep penyambungan kabel

Untuk menilai hasil belajar dilakukan penghitungan rata-rata nilai tugas

mandiri, kemudian membandingkan hasil yang telah diperoleh pada siklus I

dan siklus II untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus.

Penerapan model pembelajaran langsung dikatakan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa apabila 75% dari jumlah siswa memenuhi nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu

minimal siswa memperoleh nilai 75 pada mata pelajaran installasi perangkat

jaringan lokal[10].

Menghitung rata-rata hasil tugas mandiri dapat digunakan rumus sebagai

berikut [6]:

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai siswa

∑N = Jumlah siswa

Sedangkan untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut :

Keterangan :

P = Ketuntasan belajar

Untuk menganalisis angket respon siswa digunakan persentase dari hasil

angket respon siswa dan digunakan rumus [11] :

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

15

Keterangan :

Fs : skor perolehan

Bs : keseluruhan skor

Respon siswa dianggap positif jika persentase siswa yang memberikan

jawaban positif lebih dari 85%.

4. Hasil dan Pembahasan

Pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran langsung

menggunakan e-modul, sangat bermanfaat dan memudahkan guru maupun

pemahaman siswa dalam pemaparan demonstrasi dengan menyajikan gambar,

video audio dalam e-modul. Fase-fase dalam model pembelajaran langsung

membuat siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Kegiatan

siklus I, fase penyampaian tujuan pembelajaran, SK, KD dijelaskan oleh guru

dan disampaikan alur pembelajran yang akan dilaksanakan serta memotivasi

siwa untuk lebih terlibat aktif dalam pembelajaran. SK, KD, dan tujuan

pembelajaran sudah ditampilkan dalam e-modul berupa poin-poin. Aktifitas

ini siswa yang semula menggunakan buku cetak masih menyesuaikan dengan

e-modul sehingga pada awal pembelajaran masih ada kegaduhan di kelas.

Fase ini menjadikan siswa lebih siap dalam menerima materi. Fase

demonstrasi pengetahuan, siswa melihat, mengamati, kemudian meniru

demonstrasi dari guru, gambar, tabel, atau video yang ditampilkan dalam e-

modul, dan diberikan ulasan singkat disampaikan oleh guru. Perhatian siswa

masih teralihkan dengan kegiatan menulis yang biasa dilakukan pada

pembelajaran sebelumnya. Fase bimbingan dan latihan dilakukan kepada

siswa agar siswa lebih percaya diri menyampaikan pendapat atau pertanyaan

kepada guru, khususnya kepada siswa yang keaktifannya rendah. Hal ini

dilakukan guru dengan memberikan pertanyaan seputar materi yang telah

disampaikan dan memberikan kesempatan siswa berpendapat maupun

mengajukan pertanyaan, pada siklus I siswa terlihat belum percaya diri

sehingga hanya beberapa siswa tertentu yang banyak berpartisipasi dalam

pembelajaran. Fase pemberian umpan balik yang dilakukan secara langsung

membuat siswa lebih paham terhadap materi, siswa terlihat antusias ketika

guru memberikan umpan balik positif terhadap pendapat maupun pertanyaan

yang diajukan. Fase latihan lanjutan diberikan untuk memeriksa pemahaman

siswa terhadap materi yang telah disampaikan, hal ini dilakukan untuk

melihat kekurangan dan kendala yang akan diperbaiki pada proses

pembelajaran selanjutnya. E-modul menyajikan panduan tugas mandiri agar

dapat memudahkan dalam memberikan latihan. Saat menggerjakan tugas

mandiri beberapa siswa tidak mengerjakan secara mandiri dan gaduh

meminta jawaban teman karena tidak mengikuti alur pembelajaran dengan

tepat.

Pada siklus II, fase penyampaian tujuan pembelajaran dan fase

demonstrasi pengetahuan, siswa melihat, mengamati, kemudian meniru

demonstrasi dari guru, gambar, tabel, atau video yang ditampilkan dalam e-

modul, dan diberikan ulasan singkat disampaikan oleh guru. Perhatian siswa

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

16

yang teralihkan dengan kegiatan menulis pada pembelajaran sebelumnya

diminimalisir dengan menekankan kepada siswa bahwa ada hal yang perlu

diperhatikan terlebih dahulu dan kemudian akan diberikan waktu untuk

membuat rangkuman. Fase bimbingan dan latihan dan fase pemberian umpan

balik yang dilakukan membuat siswa percaya diri karena umpan balik positif

maupun negatif terhadap pendapat maupun pertanyaan yang diajukan

dilakukan secara langsung dan untuk beberapa siswa dengan kasus khusus

dilakukan secara individu. Fase latihan lanjutan yang disajikan dalam e-

modul pada siklus II dilakukan secara tertib dan tepat waktu.

Keseluruhan fase dalam model pembelajaran langsung dengan sumber

belajar e-modul yang telah dilakukan diarahkan untuk memenuhi tujuan

pembelajaran yang telah dirancang. Keterampilan berpikir yang harus

dikuasai, seperti menggelompokkan, membandingkan, dan menerapkan suatu

prosedur diasah dengan aktifitas-aktifitas yang telah dilakukan selama proses

pembelajaran dengan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul.

Keterampilan untuk menguasai proses penyambungan kabel melalui,

identifikasi jenis-jenis topologi jaringan, jenis-jenis protokol jaringan,

memahami konsep dasar ISO-OSI 7 layer dan TCP/IP 4 layer dan konsep

dasar peng-alamatan IP serta konsep dasar pengkabelan LAN. Keterampilan

akhir menguasai proses penyambungan kabel diperoleh setelah mendapatkan

materi pelajaran yang diberikan secara bertahap.

Selama pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi terhadap kinerja

dan perilaku siswa. Jika dipandang perlu, sewaktu-waktu diberikan

bimbingan individu untuk membantu siswa saat mengambar dan membuat

tabel dan memberikan bimbingan serta umpan balik. Memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing penalaran siswa sehingga

siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan sesekali

diselingi pemberian motivasi kepada siswa.

Salah satu kekurangan yang terjadi pada siklus I adalah terjadi

kendala pada saat akan menggunakan e-modul, yaitu ada beberapa komputer

yang ada di lab komputer tidak dapat menampilkan e-modul karena tidak

mendukung penggunaan adobe flash player. Sehingga dilakukan pembenahan

untuk siklus selanjutnya. Suasana kelas cukup gaduh saat membagi CD dan

pada saat menggunakan e-modul untuk pertama kalinya. Sehingga perlu

beberapa kali mengingatkan siswa agar tidak berisik di dalam kelas, apabila

perlu bantuan sebaiknya ditanyakan langsung kepada peneliti, kolabolator,

guru, maupun toolman. Pada saat tanya jawab ada beberapa siswa yang

mengajukan pertanyaan seputar pelajaran maupun siswa yang mengemukakan

pendapatnya, sedangkan beberapa siswa yang masih tidak percaya diri maka

akan ditunjuk untuk menjawab pertanyaan dari guru atau menjawab

pertanyaan dari teman, sehingga siswa termotivasi untuk mengemukakan

pendapatnya.

Dari hasil pengamatan keaktifan belajar, semua aspek keaktifan belajar

siswa telah mencapai kriteria keberhasilan yaitu 75%. Peningkatan rata-rata

keaktifan belajar pada siklus I dan siklus II meningkat sebesar 14,06%. Rata-

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

17

rata keaktifan belajar yang diperoleh pada siklus I sebesar 66,80% meningkat

menjadi 80,86% pada siklus II.

Peningkatan keaktifan belajar siswa pada tiap siklus membuktikan bahwa

penerapan model pembelajaran langsung menggunakan e-modul dapat

digunakan sebagai alternatif untuk memvariasi model pembelajaran yang

biasa digunakan, dengan tujuan agar bisa mendorong siswa untuk berperan

aktif dalam pembelajaran. Berikut ini grafik peningkatan keaktifan belajar

siswa pada setiap pertemuan :

Gambar 2. Keaktifan belajar siswa tiap siklus

Berdasarkan gambar dapat dilihat jika penerapan model pembelajaran

langsung menggunakan e-modul dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Terlihat jika keaktifan belajar siswa meningkat setiap siklus dan telah

memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

Terlihat pada indikator berpendapat dan bertanya mengalami peningkatan

yang sangat menonjol karena pada saat pembelajaran berlangsung beberapa

siswa yang masih tidak percaya diri akan dituntun untuk menggemukakan

pendapatnya atau ditunjuk agar siswa tidak merasa diacuhkan, bila dirasa

perlu dilakukan bimbingan secara individu dengan memberikan umpan balik

yang dapat memotivasi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.

Kemudian pada kegiatan menulis, yaitu menggambar, merangkum,

membuat tabel, menggerjakan tes, siswa sudah memiliki keterlibatan yang

positif, sehingga untuk meningkatkannya tidak terlalu sulit. Hanya saja

kendala yang muncul adalah beberapa siswa tidak melakukan sesuai

ketentuan, perlu diarahkan untuk melaksanakan kegiatan sesuai ketentuan dan

tepat waktu. Sehingga didapatkan hasil yang maksimal dengan arahan-arahan

yang diberikan.

Pada kegiatan visual dan mendengar, yang meliputi indikator mengamati

dan mendengarkan perhatian siswa masih teralihkan dengan kegiatan menulis

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

Grafik Keaktifan Siswa Tiap Siklus

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

18

yang biasa dilakukan pada pembelajaran sebelumnya. Namun hal ini dapat

diminimalisir dengan menekankan kepada siswa bahwa ada hal yang perlu

diperhatikan terlebih dahulu dan kemudian akan diberikan waktu untuk

membuat rangkuman.

Pada penilaian hasil belajar diperoleh berdasarkan hasil tugas mandiri

yang diberikan pada fase latihan lanjutan pada tiap siklus. Berdasarkan hasil

penelitian pada siklus I dari 32 siswa terdapat 22 siswa yang dinyatakan

tuntas dengan memperoleh nilai ≥ 75, sedangkan yang belum tuntas sebanyak

10 siswa karena nilai yang diperoleh belum memenuhi KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan oleh sekolah. Pada siklus II siswa

yang dinyatakan tuntas dengan nilai ≥ 75 meningkat menjadi 29 siswa dan

siswa yang belum tuntas hanya 3 siswa. Berdasarkan hasil observasi yang

dilaksanakan pada siklus I terdapat peningkatan nilai rata-rata kelas yang

diperoleh siswa, yang mulanya nilai rata-rata kelas sebesar 69,84 pada pra-

siklus, meningkat menjadi 72,97 pada siklus I, dan pada siklus II meningkat

menjadi 84,38.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran langsung menggunakan e-modul di kelas XI TKJ SMK Negeri

Pringsurat dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran

instalasi perangkat jaringan lokal. Hal tersebut dapat dilihat dengan lembar

observasi yang menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran

langsung menggunakan e-modul di kelas XII SMK Negeri Pringsurat dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran instalasi perangkat

jaringan lokal. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil

belajar siswa melalui hasil tugas mandiri pra-siklus, siklus I dan siklus II.

Tabel 5. Perolehan Nilai Siswa Tiap Siklus

No

Nilai

Pra-

Siklus

Nilai

Siklus

1

Nilai

Siklus

2

1 Rata-Rata 69,84 72,97 81,94

2 Niai Tertinggi 100 90 100

3 Nilai Terendah 40 50 66

4 Jumlah Nilai ≥ 75 18 22 29

5 Persentase Ketuntasan 56,25% 68,75% 90,63%

Penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa pada mata pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal. Hal

tersebut karena siswa diberikan bimbingan dan umpan balik secara langsung

dalam pembelajaran sehingga rasa percaya diri siswa akan meningkat. Selain

itu model pembelajaran langsung mempunyai karakteristik yang terstruktur

sehingga mampu mengarahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran langsung menunjang proses belajar yang berkaitan dengan

langkah-langkah yang dapat diajarkan secara bertahap. Penerapan model

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

19

pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran instalasi perangkat jaringan lokal karena metode demonstrasi

disampaikan dengan lebih mudah dengan bantuan e-modul sehingga siswa

lebih mudah memahami materi pelajaran.

Pada siklus II juga mengumpulkan data angket respon siswa, yang

dirangkum dalam tabel berikut :

Tabel 6. Hasil Angket Respon Siswa

ASPEK INDIKATOR RATA-RATA

Memudahkan

belajar siswa

Siswa menguasai pelajaran instalasi perangkat

jaringan lokal

86%

Siswa mampu mengerjakan soal secara

mandiri

87%

Siswa termotivasi untuk belajar dengan e-

modul 87%

Aktifitas siswa meningkat 88%

Berdasarkan tabel 6 bahwa respon siswa terhadap model pembelajaran

langsung menggunakan e-modul pada masing-masing pernyataan telah

mendapatkan persentase lebih dari 85%. Angket respon siswa tersebut telah

mencapai yaitu ≥ 85% menujukkan adanya respon positif dari siswa terhadap

model pembelajaran langsung menggunakan e-modul pada pelajaran instalasi

perangkat jaringan lokal.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung menggunakan e-

modul dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran installasi

perangkat jaringan lokal di kelas XI TKJ SMK Negeri Pringsurat.

Berdasarkan hasil pengamatan pra-siklus persentase keaktifan siswa adalah

48,44,38%, setelah siklus I persentase keaktifan siswa adalah 66,80% ,

meningkat sebesar 14,06 %. Pada siklus II persentase keaktifan belajar adalah

80,86%, meningkat sebesar 14,06%. Penerapan model pembelajaran langsung

menggunakan e-modul dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran installasi perangkat jaringan lokal di kelas XI TKJ SMK Negeri

Pringsurat. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus

II dan telah mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75. Pada pra-

siklus rata-rata nilai adalah 69,84 dan presentase ketuntasan sebesar 58,25 %.

Pada siklus I rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 72,97 dan presentase

ketuntasan sebesar 68,75%. Pada siklus II rata-rata nilai siswa bisa melebihi

KKM menjadi 81,94 dengan persentase ketuntasan sebesar 90,63%.

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

20

Penggunaan e-modul pada model pembelajaran langsung dapat

menunjang pada setiap fase dalam proses pembelajaran. E-modul membantu

dalam mendemonstrasikan pengetahuan, dengan menampilkan teks, gambar,

video audio. Gambar-gambar yang ditampilkan pada e-modul mendukung

aktifitas-aktifitas siswa sehingga meningkatkan keterlibatan siswa pada

proses pembelajaran. E-modul memudahkan dalam menyajikan materi

dengan kelebihan yang ada.

Model pembelajaran langsung bisa digunakan pada mata pelajaran

produktif TKJ lain khususnya pada materi dengan pengetahuan prosedural.

Guru harus mengalokasikan waktu dengan optimal pada waktu penerapan

model pembelajaran langsung. Bagi siswa, keaktifan dan prestasi belajar yang

telah tercapai sebaiknya dipertahankan ataupun lebih ditingkatkan lagi dan

mengasah rasa ingin tahu dan lebih aktif dalam mencari bahan atau data

mengenai yang dipelajari tanpa harus bergantung kepada guru. Untuk

penelitian selanjutnya apabila peneliti ingin meneliti tentang keaktifan

sebaiknya indikator yang digunakan dalam mengukur keaktifan siswa

ditambah dan tidak menutup kemungkinan menambah aspek pengukuran

pembelajaran lain.

6. Daftar Pustaka

[1] Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif

Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

[2] Suarsana, I M dan G. A. Mahayukti. 2013. Pengembangan E-Modul

Berorientasi Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan

Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik

Informatika (JANAPATI). 2(3),

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/download/2171/1887

[3] Iza, Nikmatul. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan

Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat

Pola Celana Di Smk Negeri 1 Baureno-Bojonegoro. Diakses tanggal 03

Oktober 2014 dari https://www.scribd.com/doc/236200237/Penerapan-

Model-Pembelajaran-Langsung-Dengan-Video-Untuk-Meningkatkan-

Hasil-Belajar-Siswa-Pada-Materi-Membuat-Pola-Celana-di-SMK-

Negeri-1-Baureno-Bojo

[4] Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran Teori &Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

[5] Pardiyasari, Pandu Kusumadewi. 2014. Penerapan Buku Sekolah

Elektronik (BSE) dalam Model Pembelajaraan Kooperatif Student Team

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Penggunaan E

21

Achievement Division (STAD). Program Studi Pendidikan Teknik

Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

[6] Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung

: PT Remaja Rosdakarya.

[7] Wijayanto, Muhammad Saifuddin Zuhri. 2014. Pengembangan E-Modul

Berbasis Flip Book Maker dengan Model Project Based Learning untuk

Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.

Diakses pada tanggal 17 Juni 2015 dari

http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/masif2014/masif2014/paper/vi

ewFile/487/436

[8] Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali Press.

[9] Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

[10] Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

[11] Nuraeni, Neneng. 2011. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran

Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata

Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Diakses tanggal 03

Oktober 2014 dari

http://cs.upi.edu/uploads/paper_skripsi_dik/EFEKTIVITAS%20PENE

RAPAN%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20GENERATIF%20U

NTUK%20MENINGKATKAN%20PEMAHAMAN%20SISWA%20D

ALAM%20MATA%20PELAJARAN%20TEKNOLOGI%20INFORM

ASI%20DAN%20KOMUNIKASI%28Neneng%20Nuraeni%29.pdf