kementerian pendidikan nasional fakultas …/penerapan... · penelitian ini menggunakan metode...

67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JEMBANGAN KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Skripsi Oleh : Subhan Rois X4709155 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: truongdiep

Post on 12-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN METODE BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN

PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2 JEMBANGAN KECAMATAN PUNGGELAN

KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Skripsi

Oleh :

Subhan Rois

X4709155

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN METODE BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN

PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2 JEMBANGAN KECAMATAN PUNGGELAN

KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Oleh :

SUBHAN ROIS

NIM. X4709155

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Progran Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2011

Dosen Pembimbing I

Drs. Mulyono, MM.

NIP. 19510809 197611 1 001

Dosen Pembimbing II

Fadilah Umar, S.Pd.M.Or

NIP. 19720927 200212 1 001

Page 4: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 17 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Sunardi, M.Kes ____________

Sekretaris : Sri Santosa Sabarini, S.Pd.M.Or. ____________

Anggota I : Drs. Mulyono, M.M ____________

Anggota II : Fadilah Umar, S.Pd.M.Or. ____________

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Subhan Rois. PENERAPAN METODE BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JEMBANGAN KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : peningkatan kemampaun hasil

belajar lompat tinggi gaya straddle melalui penerapan metode bermain, pada

siswa kelas IV SD Negeri 2 Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten

Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(Classroom Action Research). Sumber data pada penelitian ini berupa data

kuantitatif diperoleh dari siswa kelas IV SD Negeri 2 Jembangan, Kecamatan

Punggelan, Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011, yang berjumlah

30 siswa dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Teknik pengumpulan

data pada penelitian ini yang terdiri dari data tes unjuk kerja siswa, lembar

pengamatan, dan angket. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis

deskreptif komparatif yaitu membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal,

siklus I dan siklus II dengan prosentase.

Hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa : Melalui penerapan

metode bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Jembangan,

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.

Dari data ketuntasan belajar lompat tinggi gaya straddle dari studi awal, siklus I,

dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup berarti, hal ini dapat kita lihat

dari studi awal dari jumlah 30 siswa yang belum tuntas 14 siswa 46,6%, yang

tuntas, 16 siswa 53,4%, meningkat pada siklus II menjadi 10 siswa 33,3%, yang

belum tuntas, 20 siswa 66,7% sudah tuntas, meningkat pesat satelah diberikan

penerapan metode bermain pada siklus II menjadi 3 siswa 10% belum tuntas, dan

27 siswa tuntas 90%, hal ini tentu sangat memuaskan.

Page 6: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Motto

v Orang yang berjiwa luhur itu mempunyai sifat belas kasihan dan suka

memaafkan

v Banyak bekarya, tanpa menuntu balas jasa, menyelamatkan kesejahteraan

dunia

v Hati yang suci mengarah ke keselamatan

v Tandanya orang yang luhur, budinya halus dan suka memberi pertolongan

dengan tulus hati

v Kalau madu kecampuran racun, ambillah madunya. Kalau emas kecampuran

kotoran, ambillah emasnya kemudian cucilah. Carilah dan ikutilah

keutamaan, ajaran yang baik, meskipun berasal dari orang rendah.

v Kalau hati sedang gelap, janganlah malah marah-marah, tapi mintalah

penerangan dari tuhan.

Page 7: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

SD Negeri 2 Jembangan

Istriku tercinta

Anak kami Khansa Khafsah

Semua sahabat kelompok VIII

Teman-teman PPKHB UNS

Banjarnegara

Almamater UNS Surakarta

Page 8: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik,

dan hidayah-Nya, sehingga penulis peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini banyak menemui hambatan dan

kesulitan, tetapi karena bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak

akhirnya hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayattullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. H. Sunardi, M.Kes. Penasehat Akademik dan Ketua Program

Penjaskesrek, yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas akhir ini.

3. Bapak Drs. H. Agus Margono, M.Kes. Ketua Jurusan POK , Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Dosen Pembimbing Kami Drs. Mulyono, MM. dan Fadilah Umar, S.Pd.M.Or.

5. Kepala Sekolah SD Negeri 2 Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten

Banjarnegara, yang telah memberikan izin dan kemudahan selama penulisan

melakukan praktik penelitian.

6. Semua rekan-rekan observer kelompok VIII dan semua pihak yang telah membantu

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulisan tugas akhir ini sudah diusahakan seoptimal mungkin demi

tercapainya kesempurnaan sebuah penelitian tindakan kelas, kritik dan saran

selalu diharapkan demi peningkatan kualitas penelitian berikutnya. Terakhir,

penulis berharap semoga skripsi, PTK ini dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan.

Surakarta, Juni 2011

S.R

Page 9: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………….. i

Halaman Pengajuan ………………………………………………………... ii

Halaman Persetujuan ……………………………………………………... iii

Halaman Pengesahan ……………………………………………………… iv

Abstrak …………………………………………………………………….. v

Motto ………………………………………………………………………. vi

Persembahan ………………………………………………………………. vii

Kata Pengantar …………………………………………………………….. viii

Daftar Isi ………….………………………………………………………... ix

Daftar Tabel ……………………………………………………………….. xii

Daftar Gambar …………………………………………………………….. xiii

Daftar Lampiran …………………………………………………………… xiv

BAB. I PENDAHULUAN …………………………..………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……………..…………………… 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………... 4

C. Tujuan Penelitian …………………………………………. 4

D. Manfaat Penelitian ………………………………………... 4

BAB. II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………. 5

A. Landasan Teori ...………….………………….……………. 5

1. Hakekat Belajar ………..……………………………….. 5

a. Faktor Intern …………...……..……………………... 7

b. Faktor Ekstern ………………………………...…….. 8

2. Hakekat Belajar dalam Pembelajaran Lompat Tinggi …. 10

a. Pengertian Bermain ………………..………………... 10

b. Pembelajaran Bermain …………………….………… 11

c. Tujuan Pembelajaran Bermain ...……………………. 12

d. Bahan Pembelajaran Bermain ………………………. 13

Page 10: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

e. Manfaat Bermain ……………………………………. 15

3. Lompat Tinggi ………………………………………….. 16

a. Pengertian Lompat Tinggi …………………………... 16

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Lompat Tinggi ………………………………………. 17

c. Gaya Lompat Tinggi ………………………………… 17

4. Lompat Tinggi Gaya Straddle ………………………… 18

a. Teknik Awalan ……………………………………… 18

b. Teknik Tumpuan ……………………………………. 18

c. Teknik Melewati Mistar …………………………….. 19

d. Teknik Pendaratan …………………………………... 21

B. Kerangka Berfikir …………………………………………. 21

C. Hipotesis Tindakan …………………………………........... 22

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………. 23

A. Setting Penelitian ………………………………………….. 23

1. Waktu Penelitian ……………………………………… 23

2. Tempat Penelitian ……………………………………... 24

3. Siklus PTK ……...…………………………………….. 24

B. Subyek Penelitian ………………………………………….. 24

C. Sumber Data ……………………………………………….. 24

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………………..……... 25

E. Teknik Analisis Data ………………………………………. 27

F. Prosedur Penelitian ………………………………………... 27

1. Gambaran Umum ……………………………………… 27

a. Menetapkan Masalah ………………………………... 28

b. Perencanaan Tindakan ………………………………. 28

c. Pelaksanaan Tindakan ………………………………. 28

d. Pengamatan ………………………………………….. 28

e. Refleksi ……………………………………………… 29

2. Rincian Prosedur Penelitian …………………………… 29

Page 11: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….. 54

Daftar Lampiran …………………………………………………………….. 55

a. Siklus I ………………………………………............ 31

b. Siklus II …………………………………………….. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 35

A. Hasil Penelitian ……………………………………………. 35

1. Siklus Pertama ………………………………………... 35

2. Siklus Kedua ………………………………………….. 39

B. Pembahasan ………………………………………………... 47

1. Deskripsi Temuan …………………………………….. 49

2. Refleksi ………………………………………………... 49

BAB V PENUTUP …………………………………………………….. 51

A. Kesimpulan ………………………………………………... 51

B. Implikasi ……………….………………………………… 51

C. Saran ………………………………………………………. 52

Page 12: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Kegiatan PTK …………..……………..…………....…………. 23

2. Jadwal Rancangan Kegiatan PTK ………………..…………………… 23

3. Hasil Test Formatif Siklus Pertama …………………………………... 38

4. Hasil Test Formatif Siklus Kedua …………………….………………. 42

5. Data Ketuntasan Hasil Belar Lompat Tinggi ………….……….……... 45

Page 13: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Teknik gerakan melayang di udara ……………………….………… 21

2. Serangkaian gerakan lompat tinggi ……………………………...….... 22

3. Satu Siklus PTK ……………………………………………………. 29

4. Diagram Batang Tentang Presentase …………………………………. 46

5. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Studi Awal ………….... 46

6. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I …………..…... 47

7. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ……………..…. 47

Page 14: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. RPP Siklus I ……….………...…………………………….………... 55

2. RPP Siklus II ……….………...…..………………………..………... 69

3. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ………..………… 83

4. Rekapitulasi Hasil Angket …………………………………..………. 86

5. Lembar Pengamatan ……………………………………….………... 90

6. Hasil Pengamatan Siklus I ……………………………….…………. 91

7. Alokasi Waktu Pembelajaran Lompat Tinggi ……………………..... 93

8. Hasil Pengamatan Siklus II ………………………………………… 94

9. Daftar Nilai Siklus I ………………………………………………... 97

10. Daftar Nilai Siklus II ……………………………………………….. 99

11. Pengajuan Judul …………………………..…………..…..…………. 100

12. Validasi Proposal Skripsi PTK ……………...……...…..…………… 101

13. Surat Ijin Penelitian ………………….………………….…………... 102

14. Surat Keterangan ……………………………………...….…………. 103

15. Foto-foto Kegiatan ………………………………………………….. 104

Page 15: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jalan, lari, lompat dan lempar adalah bentuk gerakan yang tidak ternilai

artinya bagi kehidupan manusia. Semua gerakan ini tercakup dalam atletik,

bahkan gerakan-gerakan tersebut menjadi subtansi dari semua cabang olahraga.

Olahraga atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang memegang

peranan penting dalam rangka perkembangan olahraga pada umumnya. Atletik

merupakan induk dari berbagai cabang, sehingga cabang olahraga atletik perlu di

kembangkan dalam meraih suatu prestasi yang tinggi. Cabang olahraga atletik

terdiri atas nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Olahraga atletik merupakan

salah satu cabang olahraga yang di ajarkan di sekolah, mulai dari sekolah dasar

hingga perguruan tinggi.

Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara

mengangkat kaki ke depan dalam upaya membawa titik berat badan setinggi

mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) yang di lakukan dengan cepat dan

dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mendapatkan

ketinggian tertentu (Aip Syaifuddin, 1992:106), “Lompat tinggi adalah salah satu

nomor pada cabang olahraga atletik“. Tujuan utama lompat tinggi adalah untuk

mengangkat badan mencapai jarak vertikal yang setinggi-tingginya agar melewati

mistar. Untuk dapat mencapai lompatan yang setinggi-tingginya seorang pelompat

harus memiliki kondisi fisik dan pengusaan teknik yang baik. Penguasaan teknik

lompat tinggi merupakan unsur pokok untuk dapat mencapai lompatan yang

setinggi-tingginya.

Unsur-unsur teknik dasar lompat tinggi meliputi, awalan, tolakan,

melewati mistar dan pendaratan. Posisi badan saat melayang di udara (gaya)

merupakan hal penting yang harus di perhatikan pada lompat tinggi. Penguasaan

gaya yang baik akan memberikan keuntungan dan kegunaan dengan terjadinya

Page 16: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

efisiensi dan efektifitas gerakan untuk mencapai prestasi maksimal. Dalam lompat

tinggi ada beberapa gaya yang dapat di lakukan diantaranya yaitu gaya gunting,

western roll, straddle dan flop. Lompat tinggi gaya flop dan straddle merupakan

gaya yang lebih efisien di bandingkan dengan gaya yang lain. Lompat tinggi gaya

straddle gerakannya lebih sederhana dan lebih mudah di lakukan. Oleh karena itu,

untuk siswa di sekolah dasar akan lebih mudah menguasai jika diajarkan lompat

tinggi dengan gaya straddle.

Agar dapat melakukan lompat tinggi dengan baik dan dapat mencapai

lompatan yang setinggi-tingginya, selain menguasai tehnik dasar, juga harus di

dukung dengan kondisi fisik yang memadai. Faktor kondisi fisik merupakan

faktor yang menjadi tuntutan di setiap cabang olahraga. Menurut M Sajoto

(1995:8) bahwa “Kondisi fisik adalah satu prasyarat yang sangat di perlukan

dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai

keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau di tawar-tawar lagi”.

Pada umumnya pelompat pemula, seperti siswa kelas IV SD Negeri 2

Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara dalam melakukan

lompat tinggi hasilnya kurang optimal. Kekurangan umumnya dimiliki siswa SD

adalah kurangnya kemampuan daya lompat. Daya ledak otot tungkai yang di

miliki siswa SD umumnya kurang, sehingga daya lompat atau gaya angkat ke atas

saat tumpuan kurang. Kekurangan ini dapat menyebabkan hasil lompatannya

kurang baik. Hal ini perlu adanya langkah pemecahan. Salah satu langkah

pemecahan yang dapat di lakukan yaitu memberikan latihan yang bertujuan untuk

meningkatkan daya ledak otot tungkai dan memperbaiki tumpuan.

Salah satu tujuan utama lompat tinggi adalah untuk menghasilkan jarak

lompatan setinggi-tingginya, seorang pelompat harus memiliki kondisi fisik dan

penguasaan tehnik yang baik. Unsur teknik dasar lompat tinggi meliputi, awalan,

tumpuan, saat melayang di udara dan pendaratan. Keempat unsur ini merupakan

suatu kesatuan yaitu urutan gerakan melompat yang tidak terputus dan harus

dilaksanakan secara harmonis.

Page 17: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Hasil belajar lompat tinggi, khususnya pada siswa kelas IV SD Negeri 2

Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran

2010/2011, masih jauh dari yang di harapkan sehingga perlu ditingkatkan bentuk

latihan yang dapat meningkatkan kemampuan fisik yang diperlukan untuk lompat

tinggi. Untuk dapat memberikan latihan fisik untuk menunjang prestasi lompat

tinggi, diperlukan jenis metode yang tepat. Metode latihan yang cukup efektif

untuk meningkatkan hasil belajar lompat tinggi diantaranya adalah dengan latihan

pliometrik atau latihan lompat-lompat yang disajikan dalam bentuk permainan

untuk merangsang anak melakukan lompatan. Pada siswa SD Negeri 2 Jembangan

selain hasil belajar lompat tinggi kurang memenuhi harapan hal ini disebabkan

anak masih takut untuk melakukan lompat tinggi karena anak merasa takut terjadi

cedera atau patah tulang, anak masih senang apabila pembelajarannya bermain

sepak bola atau kasti.

Tidak dapat dipungkiri bahwa minat siswa terhadap pembelajaran olahraga

atletik pada umumnya dan nomor lompat tinggi di sekolah kami masih cukup

rendah. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang menunjukkan sikap yang tidak

semangat pada saat guru menyebutkan olahraga apa yang akan diajarkan pada saat

itu. Metode mengajar merupakan aspek yang penting dalam pembelajaran, oleh

karena itu guru perlu mempelajari dan memahami secara benar tentang metode

mengajar yang tepat pada mata pelajaran yang diampunya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk

meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang ”Peningkatan Pembelajaran Lompat

Tinggi dengan Metode Bermain Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jembangan,

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011”.

Page 18: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka didapat rumusan

masalahnya sebagai berikut : “Apakah penerapan metode bermain dapat

meningkatkan keterampilan lompat tinggi gaya straddle, pada siswa kelas IV SD

Negeri 2 Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegera, Tahun

Pelajaran 2010/2011 ?”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan

lompat tinggi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Jembangan, Kecamatan

Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui

penerapan metode bermain.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Menemukan teori/pengetahuan baru tentang peningkatan hasil belajar

atletik pada umumnya dan hasil belajar atletik nomor lompat tinggi pada siswa

kelas IV SD Negeri 2 Jembangan, Kecamatan Punggelan Kabupaten

Banjarnegara melalui penerapan metode bermain.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Guru : melalui penelitian ini guru dapat menerapkan pembelajaran

pendidikan jasmani berupa melalui penerapan metode bermain dan

modifikasi alat.

b. Bagi siswa : menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa dalam

pembelajaran pendidikan jasmani melalui penerapan metode bermain dan

modifikasi alat.

c. Bagi sekolah : hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah

untuk mengembangkan model pembelajaran pendidikan jasmani.

Page 19: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakekat Belajar

Manusia membutuhkan pendidikan di dalam kehidupannya. Pendidikan

merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui

proses pembelajaran atau melalui cara lain yang dikenal dan diakui oleh

masyarakat. UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat (1)

menyebutkan bahwa “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”. dan

ayat (3) menegaskan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan

satu sistem Pendidikan Nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur

dalam undang-undang“. Oleh karena itu, peran serta seluruh komponen bangsa

diperlukan dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah

satu tujuan Negara Indonesia.

Pendidikan merupakan upaya kepada peserta didik agar kelak menjadi

seorang yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan optimal

itu tidaklah semudah membalikkan tangan karena ada beberapa faktor yang

mempengaruhi lancarnya suatu proses pembelajaran, antara lain faktor guru,

faktor siswa, faktor metode, dan faktor tujuan. Keempat faktor tersebut

merupakan komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

Menurut Muhibbin Syah (2005:94), “Belajar sebagai suatu kata kunci yang

paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya

tidak pernah ada pendidikan“. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu

mendapatkan tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan

dengan upaya kependidikan. Sedangkan Winkel (2005:52) mendefinisikan

“Belajar sebagai suatu aktifitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi

Page 20: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap“.

M. Dalyono (2003:48) mengatakan bahwa “Untuk mencapai cita-cita tidak

bisa dengan bermalas-malasan, tetapi harus rajin, gigih, dan tekun belajar. Belajar

adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal, baik dalam ilmu

pengetahuan, maupun keterampilan atau kecakapan“.

Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah

dilakukan oleh individu-individu. Perubahan-perubahan itu adalah hasil yang telah

dicapai dari proses belajar. “Untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk

perubahan-perubahan harus melalui proses tertentu yang di pengaruhi oleh faktor-

faktor tertentu“ (Syaiful Bahri Djamarah, 2002:141-143).

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat di ketahui setelah di

lakukan penilaian terhadap evaluasi yang di lakukan melalui tes. Tes-tes yang di

gunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah tes prestasi belajar.

Pendidikan jasmani merupakan suatu aktivitas fisik yang dapat

memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan fisik seseorang bila di

laksanakan dengan baik dan benar, sehingga akan membantu setiap individu

dalam mencapai suatu tujuan, termasuk membantu meningkatkan prestasi

akademik.

Tujuan penyelenggaraan pendidikan jasmani yaitu untuk menciptakan dan

menyediakan suatu situasi yang dapat membantu koordinasi mata, tangan

perkembangan intellegensi, fisik, moral dan estetis. Pendidikan jasmani ditingkat

pendidikan dasar disesuaikan dengan tujuan pendidikan serta harus

memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak sesuai dengan usianya.

“Tujuan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar adalah membantu siswa untuk

meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan

penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas

jasmani“ (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993:1).

Page 21: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

S. Nasution (1986:36-37) mendefinisikan “Belajar sebagai upaya

menambah dan mengumpulkan pengetahuan“. Sedangkan menurut pendapat

modern menganggap bahwa belajar itu sebagai perubahan kelakuan berkat

pengalaman hasil belajar maka yang di maksud dengan hasil belajar disini adalah

hasil yang telah dicapai setelah melaksanakan proses pembelajaran, sedangkan

hasil belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah prestasi belajar dari sejumlah

anggota sampel siswa kelas IV SD Negeri 2 Jembangan Kecamatan Punggelan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, akan tetapi

dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu :

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar .

Didalam bukunya yang berjudul Belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, Slameto (1995:54-60), mengklasifikasikan faktor intern ke

dalam 3 faktor, yaitu :

1) Faktor Jasmaniah

a) Faktor Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit. Agar seseorang dapat belajar dengan baik harus mengusahakan kesehatan badanya agar terjamin dengan jalan selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

b) Faktor Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik/kurang sempurna mengenai tubuh, dan ini dapat berupa buta, tuli, lumpuh, dan lain-lain. Keadaan seperti ini dapat mempengarui belajar siswa, jika hal tersebut terjadi, maka harus belajar pada sekolah/lembaga khusus sehingga dapat menghindari/mengurangi pengaruh kecacatannya.

2) Faktor Psikologis Ada 7 faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang dapat

mempengaruhi belajar, faktor-faktor tersebut adalah : a) Intelegensi,

yaitu kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mengetahuinya dengan cepat.

Page 22: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b) Perhatian Menurut Gazali dalam Slameto (1995:56), “Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi. Jika itu pun semata-mata setuju pada obyek/sekumpulan obyek”.

c) Minat adalah kecederungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan secara terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

d) Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi suatu kecakapan nyata sesudah proses belajar atau berlatih.

e) Motif Dalam proses belajar mengajar, harus diperhatikan apa dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik.

f) Kematangan yaitu suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

g) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu muncul dari dalam diri seseorang dan berhubungan juga dengan kematangan. Karena kematangan berarti kesediaan untuk melaksanakan kesiapan.

3) Faktor Kelelahan Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelaan jasmani dan

kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat pada lemahnya tubuh dan cenderung untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani terlihat pada kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu menjadi hilang.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah, faktor yang berada diluar diri individu. Di dalam

bukunya, Slameto (1995:60-72) mengelompokan faktor ekstern menjadi tiga

kelompok, yaitu

1) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik anaknya banyak menerima pengaruh terhadap prestasi belajar anak. Hal ini diperjelas oleh Sutjipto Wirowidjojo dalam Slameto (1995:60-61) yang menyatakan bahwa “Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama”. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, akan data menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajar.

Page 23: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama, keluarga yang sehat, artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu Pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Melihat pernyataan di atas, maka dapat di pahami bahwa betapa peran keluarga di dalam pendidikan. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.

2) Faktor Sekolah

Faktor yang mempengaruhi belajar di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, dengan pelajaran, waktu sekolah standar pelajaran, keadaan gedung, metode pembelajaran, dan tugas rumah (Slameto, 1996:64).

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor esktern yang juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberdaan siswa di dalam masyarakat, Slameto (1995:69).

Lingkungan atau miliu sangat berperan terhadap perkembangan pola anak. Seperti yang di jelaskan oleh Sutari Imam Barnadib (1995:117) bahwa “Lingkungan tempat tinggal anak didik di besarkan juga mempunyai pengaruh terhadap keterbukaan hatinya untuk belajar”.

Anak yang dibesarkan dalam keluarga ilmiah dalam masyarakat maju atau suatu desa yang penuh dengan pengalaman dan kegiatan lebih terbuka untuk belajar. Pada mereka yang dalam suasana bertentangan dengan itu. Sebabnya adalah karena yang pertama telah mempunyai dasar pengalaman yang biasanya di bina dan memperkuat minatnya untuk menambah pengetahuan.

Barnadib (1995:120) membagi miliu (lingkungan) menurut bentuknya

menjadi 4, yaitu :

a) Berujud manusia, yaitu keluarga, teman-teman bermain, tetangga teman-teman sekolah, dan kenalan lainnya.

b) Berujud kesenian, yaitu bermacam-macam pertunjukan. c) Berujud kesusastraan, yaitu bermacam-macam tulisan bacaan. d) Berujud Tempat tinggal, yaitu daerah di mana anak tinggal.

Page 24: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Hakekat Bermain dalam Pembelajaran Lompat Tinggi

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan anak tidak dapat dipisahkan

dengan bermain, karena pada dasarnya anak-anak sangat menyukai bermain

dalam segala hal. Hal tersebut sangat dicermati oleh peneliti ketika peneliti

memberikan pelajaran atletik nomor lompat tinggi, sehingga membuat peneliti

ingin menerapkan metode pembelajaran yang lain dalam memberikan materi

atletik nomor lompat tinggi.

Menurut Rusli Lutan (1991:4), “Permainan sebagai suatu kegiatan yang

dilakukan secara sadar, suka rela tanpa paksaan dalam batas waktu, tempat, dan

ikatan peraturan. Permainan merupakan dorongan naluri, fitrah manusia, dan pada

anak merupakan keniscayaan sosiologis dan biologis“.

a. Pengertian Bermain

Seorang guru Pendidikan jasmani haurs mengetahui karakteristik siswa,

apabila siswa usia Sekolah Dasar, agar apa yang diberikan tidak salah. Menurut

Elizabeth B. Hurlock (1991:159-160), “Bahwa anak-anak usia sekolah dasar

bermain dianggap sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan,

sehingga anak didorong untuk bermain, tanpa memperdulikan status sosial

ekonomi keluarga meraka“. Selanjutnya Abdul Kadir Ateng (1992:116)

Berpendapat bahwa “Pembelajaran Pendidikan jasmani disekolah dasar

khususnya kelas I dan II, yang paling tepat adalah bermain“. Hal ini dikuatkan

oleh Ki Hajar Dewantara (1977:256) “Bahwa anak-anak usia sekolah dasar

pada umumnya sangat menyukai bentuk-bentuk permainan, bahkan apabila

anak tidak tidur atau tidak melakukan aktivitas lainnya, maka anak selalu

bermain-main dengan temannya“.

Telah dikemukakan (Cowell dan Hazelton, 1956:146) “Bahwa untuk

membawa anak kepada tujuan pendidikan secara umum dan pendidikan secara

khusus, maka perlu adanya usia peningkatan keadaan jasmani, sosial, mental,

dan moral yang optimal“. Selanjutnya dinyatakan bahwa untuk memperoleh

peningkatan tersebut, maka anak perlu dibantu dengan permainan atau

Page 25: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

bermain. Hal ini karena anak dapat menampilkan dan memperbaiki

keterampilan jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan, moral dan

spiritual lewat bermain jujur, sopan, dan berjiwa olahraga.

Sukintaka (1992:2) berpendapat bahwa “Bermain merupakan peristiwa

atau kegiatan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh”. Sedangkan Bruner

(Elizabeth B. Hurlock, 1991:121) berpendapat bahwa “Bermain pada masa

anak-anak merupakan kegiatan pokok pada masa anak-anak tersebut, dan

bermain merupakan sarana untuk improvisasi dan kombinasi melalui kendali-

kendali budaya menggantikan sifat anak yang dikuasai oleh dorongan-

dorongan kekanak-kanakan“.

b. Pembelajaran Bermain

Pembelajaran bermain mengandung pengertian bagaimana mengajarkan

sesuatu kepada anak didik, tetapi juga ada suatu pengertian bagaimana peserta

didik mempelajarinya. Dalam satu peristiwa pembelajaran ada suatu kejadian,

ialah pertama ada satu pihak yang memberi, dan kedua, ada satu pihak yang

menerima. Oleh sebab itu pada satu peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi

proses interaksi edukatif.

Winarno Surrachmad (1976:14) mengutarakan ciri-ciri proses interaksi

edukatif sebagai berikut :

1) Ada bahan yang menjadi isi proses 2) Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai 3) Ada pelajar yang aktif mengalami 4) Ada guru yang melaksanakan 5) Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional.

Nampak disini bahwa tidak satupun ciri-ciri yang dapat melepaskan tanpa

menimbulkan kepincangan dalam interaksi edukatif. Jadi kelima ciri itu harus

tampil atau diusahakan tampil dalam proses edukatif atau proses pembelajaran.

Untuk dapat menghasilkan yang maksimal dalam usaha pembelajaran itu

seorang guru (termasuk didalamnya guru Pendidikan jasmani) harus

mendalami dasar-dasar interaksi edukatif seperti berikut :

Page 26: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Tujuan (guna menjawab pertanyaan untuk apa ?)

2) Bahan (dengan materi yang mana ?)

3) Pelajar (ditujukan kepada siapa ?)

4) Guru (diselenggarakan oleh siapa ?)

5) Metode (bagaimana caranya ?)

6) Situasi (dalam keadaan yang bagaimana ?)

Dasar interaksi ini merupakan dasar dan pedoman pada waktu sesorang

guru melaksanakan kewajibannya. Oleh sebab itu butir-butir interaksi itu

sebaiknya dirumuskan dengan cermat dan difikirkan juga keterkaitannya suatu

butir dengan butir yang lain, sehingga interaksi edukatif merupakan satu

kesatuan yang dapat menjadi pedoman para guru dalam bertugas.

Agar kejelasan maksud interaksi edukatif tersebut, maka perlu kiranya

sedikit membahas satiap butir interaksi edukatif tersebut.

c. Tujuan Pembelajaran Bermain

Perlu diketahui, bahwa ada pemilihan antara filsafat pendidikan dan tujuan

pendidikan. Meski tujuan pendidikan itu merupakan penjabaran dari filsafat

pendidikan dan filsafat pendidikan sangat dijiwai oleh filsafat negara.

Pendidikan dapat dikatakan baik bila pendidikan itu dapat memberi

kesempatan berkembangnya suatu aspek pribadi manusia, atau dengan kata lain

rumusan tujuan itu berisikan pengembangan aspek pribadi manusia.

Winarno Surrachmad (1976:24) mengutarakan bahwa “Mengajar

merupakan peristiwa yang terkait oleh tujuan, terarah kepada tujuan, dan

dilaksanakan semata-mata untuk mencapai tujuan”.

Oleh sebab itu seorang harus benar-benar memahami tujuan pendidikan,

sehingga guru tersebut mampu menentukan langkah-langkah yang tepat

sehingga pencapaian tujuan akan lebih terjamin.

Tujuan pendidikan dalam suatu negara harus berjiwa dan berazas filsafat

negara. Tujuan pendidikan nasional dapat dipelajari dalam Undang-undang

Page 27: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sistem Pendidikan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, (tentang

Pendidikan Nasional tercantum dalam Bab II Pasal 4). Tujuan pendidikan

nasional ini sifatnya masih sangat umum dan tidak operasional sehingga masih

sulit untuk dilaksanakan, dan dalam penilaian pun menjadi tidak jelas juga.

Untuk operasionalisasi, maka seorang guru harus mengadakan pendekatan

melalui hirarki tujuan. Adapun hirarki atau kategorisasi tujuan pendidikan itu

dapat diutarakan sebagai berikut : tujuan pendidikan nasional, tujuan

intruksional, tujuan kurikuler, tujuan intruksional umum atau sasaran belajar

umum, dan tujuan intruksional khusus atau sasaran belajar khusus. Tujuan

Pendidikan Nasional sampai pada tujuan intruksional umum sudah tercantum

dalam GBPP, untuk tujuan intruksional khusus disusun oleh para guru, dengan

mengkaitkan antara intruksional khusus dengan keadaan yang diketahuinya,

sehingga pengajaran itu akan benar-benar operasional dan bermakna. Rumusan

itu harus mengacu pada prinsip ABCD, ialah A = audience = khalayak atau

murid, B = behavior = perbuatan atau laku, C = condition = kondisi, syarat, D

= degree = derajat atau tingkat. Dengan sendirinya tidak boleh dilupakan

tujuan yang diatasnya, tujuan Pendidikan jasmani, tujuan pendidikan dan

peranan bermain dalam pencapaian tujuan Pendidikan jasmani.

d. Bahan Pembelajaran Bermain

Pada suatu interaksi pasti ada bahan pelajaran yang akan disampaikan oleh

seorang guru dan diterima oleh para peserta didik. Bahan itu merupakan

bagian-bagian dari bermain atau unsur-unsur bermain, merupakan situasi yang

terkecil dari kesatuan bermain yang harus diajarkan. Disini guru Pendidikan

jasmani dituntut kemampuannya untuk membagi-bagi bermain itu dalam

bagian terkecil, tetapi harus masih bermakna untuk kebulatan bermain.

Termasuk tujuan didalamnya teknik apa dan unsur jasmani apa yang

mendukungnya, selain itu guru seorang guru Pendidikan jasmani harus

mengetahui kemampuan atau keterampilan motorik apa yang ada dalam tiap-

tiap tahap pertumbuhan dan pekermbangan anak.

Page 28: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Bermain sebagai sumber bahan pengajaran, perlu sedikit juga sedikit

dibahas. Bermain merupakan situasi yang menyebabkan anak untuk bergerak

secara spontan. Nyatanya gerak itu sendidri mempunyai makna besar dalam

pendidikan. Menurut Adams ( 1998:3-4) dan Matakupan (1991:29-30) gerak

bagi anak mempunyai atri sebagai berikut:

1) Hidup Gerakan anak bukan hanya merupakan kepentingan hidupnya sendiri,

tetapi juga merupakan kelengkapan hidupnya, dan mengadakan dengan semua benda yang bergerak lainnya, pertama kali anak kecil menghubungkan hidupnya dengan aktivitas gerak spontan, dengan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan akhirnya dengan manusia.

2) Menemukan dirinya Mulai dari awal kekagumannya terhadap fungsi gerak yang instingtif

sampai kepada kerterbatasan pada keterampilan berolahraga yang kadang kala menjemukan dan menyakitkan. Melalui kinestetik anak belajar bagaimana merasakan gerakan dan umpan balik dari setiap gerakan yang memberikan isyarat-isyarat yang biasanya digunakan untuk perkembangan kemampuan motorik, dan selanjutnya dari pola-pola dorongan dari diri sendiri yang lebih rumit sampai kepada menemukan susunan organisme yang meragukan. Dari proses diatas, maka anak dapat menilai dirinya, mengetahui dirinya dengan membandingkan dengan kawannya atau orang lain.

3) Pememuan lingkungan Menemukan dan melewati batas-batas hak dan milik orang lain, serta

mengetahui akan dirinya dan pribadi orang lain, maka anak dapat menentukan pendekatan dengan cara-cara menyesuaikan diri.

4) Kebebasan Kebebasan merupakan daya kembang yang baik, karena anak dapat

dan berani mengutarakan yang ada pada dirinya, sehingga anak akan mudah mengembangkan diri melalui ekspresi jasmani yang kreatif.

5) Keamanan Dalam hal-hal yang sangat mendasar, gerak mempunyai nilai untuk

mempertahankan hidup. Misalnya menghindari situasi yang berbahaya dengan melakukan gerak cepat, tepat waktu, tepat arah, dan sebagai alat pencegah dan perlawanan.

6) Hubungan Gerak anak merupakan bahasa, dia akan mengungkapkan gagasan,

persaan, dan keinginannya dengan gerak. 7) Kegembiraan

Dengan gerak yang berhasil, anak akan menikmati rasa gembira yang dinyatakan dengan perilaku.

8) Unggul, ritmik, dan anggun

Page 29: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Unggul, bila anak merasa unggul dalam gerak tertentu maka ia akan terdorong untuk lebih berinisiatif, tetapi bila tidak unggul, maka anak akan menjadi pasif dan rendah diri.

Ritmik, berarti bahwa anak dapat menyesuaikan diri dengan gerak yang bersifat ritmik atau berirama.

Anggun, berpengertian bahwa anak akan merasakan suatu kebanggaan tersendiri bila dapat menguasai gerak tertentu dengan cepat dan berhasil.

e. Manfaat Bermain

Bahwa bermain mempunyai banyak fungsi untuk pendidikan ialah :

1) Colloza (Rob dan Leertouwer, 1950:18) mengatakan bahwa “Bermain

betul-betul merupakan bagian dari pendidikan“.

2) Frobel (Rob dan Leertouwer, 1950:18) mengatakan bahwa sesungguhnya

JH. Gunning yang membuka dan mengarahkan bahwa “Bermain itu

merupakan organ yang merupakan unsur kehidupan dan selalu berperan

sebagai wahana pendidikan“.

3) Atas dasar beberapa catatan harian dari para orang tua, Kohnstamm (Bigot,

Kohnstamm, dan Palland, 1950:275-276) menyimpulkan sebagai berikut :

a) Permainan merupakan salah satu dari banyak wahana untuk membawa anak kepada hidup bersama atau bermasyarakat. Anak akan memahami dan menghargai dirinya dan temannya. Pada anak yang bermain akan tumbuh rasa kebersamaan yang sangat baik bagi pembentukan rasa sosial.

b) Dalam bermain anak akan mengetahui kemampuannya, menguasai alat bermain, dan mengetahui sifat alat.

c) Dalam bermain anak akan mempunyai, suasana yang tidak hanya mengungkapkan fantasi saja, tetapi juga akan mengungkapkan semua sifat aslinya. Pengungkapan itu dilakukan secara penuh, dan spontan. Anak laki-laki dan perempuan yang berumur sama akan berbuat berbeda terhadap permainan yang sama (missal bermain dengan kubus atau boneka).

d) Dalam bermain anak mengungkapkan emosinya, emosi yang sesuai dengan situasi, dan sesuai dengan pengalamannya yang lalu akan dimunculkan dengan warna yang lain, sehingga hal ini akan bermanfaat sekali bagi kehidupannya kelak.

e) Dalam bermain anak akan memperoleh kesenangan, kegembiraan, dan kebahagiaan, sesuai dengan alam kehidupan anak. Semua situasi ini mempunyai makna wahana pendidikan yang sangat baik.

Page 30: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

f) Dalam bermain anak akan memperoleh dasar-dasar tentang perilaku kerjasama, taat kepada peraturan bermain, memperoleh tuntunan watak yang jujur dari situasi bermain. Semuanya ini akan membentuk sifat fair play (jujur, ksatria, dan berbudipekerti baik)

g) Bahaya dalam bermain bagi anak mungkin saja akan terjadi. Keadaan ini banyak gunannya karena anak akan berusaha untuk mengatasi, dan pengalaman ini mempunyai kegunaan yang sangat baik bagi hidup yang sesungguhnya.

3. Lompat Tinggi

a. Pengertian Lompat Tinggi

Lompat tinggi adalah salah satu nomor pada cabang olahraga atletik.

Nomor lompat tinggi sama halnya dengan lompat tinggi, yaitu merupakan

salah satu nomor lompat yang terdapat dalam cabang olahraga atletik.

Perbedaan antara lompat tinggi dengan lompat tinggi terletak pada tujuan yang

akan dicapai. Lompat tinggi memiliki tujuan untuk mencapai jarak horisontal

yang sejauh-jauhnya, sedangan lompat tinggi memiliki tujuan untuk mencapai

jarak vertikal (ketinggian) yang setinggi-tingginya.

“Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara dengan cara mengangkat kaki kedepan ke atas, dalam upaya membawa titik berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada saat satu kaki untuk mencapai suatu ketinggian tertentu” (Aip Syaifudin, 1992:106).

Tujuan utama lompat tinggi adalah untuk mengangkat badan mencapai

jarak vertikal yang setinggi-tingginya agar melewati mistar. Untuk dapat

mencapai lompatan setinggi-tingginya seorang pelompat harus memiliki

kondisi fisik dan penguasaan teknik yang baik. Penguasaan teknik lompat

tinggi merupakan unsur pokok untuk dapat mencapai lompatan yang setinggi-

tingginya.

Page 31: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Lompat Tinggi

Tujuan utama lompat tinggi adalah untuk mengangkat badan mencapai

jarak vertikal yang setinggi-tingginya agar melewati mistar. Bagi atlet lompat

tinggi, yang harus dimiliki terutama pengembangan daya angkat sebesar

mungkin agar dapat melemparkan badan ke udara dengan kecepatan yang

sebesar-besarnya serta pengaturan sikap tubuh yang sebaik-baiknya dari saat

awalan, tolakan, sikap tubuh saat diatas mistar, hingga pendaratan. Pelompat

harus memiliki kondisi fisik yang mendukung serta kemampuan untuk

menguasai teknik yang lebih effektif dan efisien.

Unsur fisik yang penting bagi atlet lompat tinggi, terutama adalah

kecepatan awalan, tenaga lompat pada waktu tumpuan (take off) serta

kelentukan atau keluasan gerak terutama untuk mengangkat kaki yang selebar-

lebarnya. Dalam bukunya Guntur Bemhard (1993:156-157) mengemukakan

bahwa “Kondisi fisik yang harus diperhatikan adalah : (1) Suatu kecepatan

ancang-ancang yang tinggi, (2) Tenaga loncat, (3) Suatu kemungkinan yang

besar untuk mengangkat dari kaki“.

c. Gaya Lompat Tinggi

Terdapat beberapa gaya yang dapat digunakan pada perlombaan lompat

tinggi. Menurut Aip Syaifuddin (1992:109) macam gaya lompat tinggi antara

lain :

1) Gaya Gunting (the scissors style)

2) Gaya guling ala Sweeney (the eastern cut-off style) 3) Gaya guling sisi (the western rool style) 4) Gaya guling perut (the straddle style) 5) Gaya Flop (the josbury flop style).

Dari beberapa gaya lompat tinggi, ditinjau dari sudut mekanika gaya

guling sisi (Straddle) dan gaya terlentang (flop) adalah lebih menguntungkan

dibanding dengan gaya lompat tinggi lainnya. Lompat tinggi gaya straddle

pelaksanaannya lebih mudah dari pada lompat tinggi gaya flop. Bagi pelomat

Page 32: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

pemula, akan lebih mudah menguasai lompat tinggi gaya straddle dari pada

gaya flop.

4. Lompat Tinggi Gaya Straddle

Dari apapun gaya lompat tinggi, yang digunakan secara teknis

pelaksanaannya terdapat empat tahap yaitu, terdiri dari awalan atau ancang-

ancang, tumpuan atau (take off), saat melewati mistar atau melayang dan

mendarat. Demikian juga dalam melakukan lompat tinggi gaya straddle, ada

empat tahapan yang harus dilakukan dengan baik. Untuk mencapai hasil lompatan

yang optimal, ke empat tahapan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan

teknik yang baik.

a. Teknik Awalan

Awalan merupakan salah satu bagian pada tekni lompat tinggi. Tujuan

awalan yaitu membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan.

Awalan yang benar merupakan prasyarat harus dipenuhi untuk dapat

melakukan lompatan secara optimal. Panjang awalan lompat tinggi bersifat

individual. Menurut Sunaryo Basuki (1994:28) bahwa “Panjangnya awalan

delapan langkah, empat langkah terakhir lebih lebar dari empat langkah

pertama, empat langkah terakhir dilakukan dengan lebih lebar dari langkah

pertama, hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan tolakan agar dapat

melompat ke atas secara lebih optimal“.

Pelompat harus dapat melakukan pengaturan kecepatan langkah dengan

tepat, agar pada saat melakukan tumpuan dapat menolak ke atas secara lebih

optimal. Langkah kaki dari pelan dan semakin cepat, dilakukan secara wajar

dan lancar (jangan ragu-ragu). Pada akhir awalan langkah tidak boleh terlalu

cepat, karena harus mengambil teming yang tepat untuk tumpuan.

b. Teknik Tumpuan

Menurut Aip Syaifuddin (1992:107) bahwa, “Tolakan adalah perpindahan

gerak dari gerak horisontal kearah vertikal yang dilakukan secara cepat“.

Page 33: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Tujuan tumpuan adalah untuk mendapatkan kecepatan dalam arah vertikal bagi

pusat gaya berat tubuh pelompat.

Dalam hal ini Jess Jarver (1986:70) mengemukakan bahwa “Tujuan

tumpuan adalah untuk mendapatkan percepatan gerak dalam arah vertikal bagi

pusat gaya bagi tubuh si pelompat“. Gerakan tumpuan dalam lompat tinggi

gaya straddle menurut Jess (1986:72) adalah “Kaki take off diletakan tepat

didepan pusat dari berat tubuh si pelompat“. Pinggul diarahkan kedepan

secepat mungkin, dengan meninggalkan bahu di belakang, ketika tumit dari

kaki yang take off menyentuh tanah. Kaki ini hendaknya di tekuk, kaki yang

menumpu sekarang di ayunkan secepat mungkin melewati mistar, dengan

bagian kaki bawah harus kendur.

Pada saat menolak kaki, titik berat harus berada diatas kaki tumpu, agar

gaya yang dihasilkan mendekati vertikal. Pada saat take off kaki dan lengan di

ayunkan secara serentak ke depan dan ke atas. Kaki yang di gunakan untuk

tolakan harus kaki yang terkuat, agar dapat menghasilkan gerakan ke atas yang

maksimum. Tumpuan harus dilakukan dengan tepat pada titik tumpu. Tumpuan

tidak boleh terlalu dekat atau terlalu jauh dari mistar.

c. Teknik Melewati Mistar

Sikap badan saat melewati mistar menentukan terhadap atas lompatan.

Dalam gaya straddle posisi pelompat saat melewati mistar yaitu berbaring

menelungkup di sepanjang mistar.

“Sikap badan saat melewati mistar pada lompat tinggi gaya straddle, menurut Aip Syaifuddin (1992:112) adalah sebagai berikut : setelah kaki ayun (misalnya kaki kanan, jika tolakan dengan kaki kiri dan awalan dari samping kiri) mencapai ketinggian maksimum (letaknya lebih tinggi dari pada letak kepala) kemudian segera dilewatkan di atas mistar (dilakukan lebih dahulu dari pada bagian badan lainnya)”.

Lengan kiri hendaknya diusahakan agar tidak menyentuh mistar, biasanya

dirapatkan pada bagian dada atau juga yang membawanya ke sisi badan atau

diletakan pada punggung setelah kaki kanan melewati mistar, secepatnya badan

Page 34: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

diputar kekiri dengan kepala mendahului melewati mistar, putaran badan harus

dapat dilakukan sebaik-baiknya, hingga dada dan perut benar-benar menhadap

ke bawah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada lompat tinggi gaya

guling perut, keadaan badan telungkup, mistar berada di bawah perut, pinggul

lebih tinggi dari pada pundak, dan kepala berada di samping kiri agak di bawah

mistar.

Pada gaya straddle, masalah terbesar atlet dalam mencapai puncak

lompatan adalah untuk menghidari jatuhnya mistar karena seretan kaki. Satu

metode untuk menyelesaikan ini adalah lengan memutar tubuh menjauhi

mistar. Kaki sangat membantu gerakan memutar pada waktu take off dan

mengangkat badan keatas mistar, pada saat titik tertinggi pelompat dapat

mensejajarkan tubuhnya dengan mistar, secara lebih jelas pelaksanaan teknik

melayang di udara lompat tinggi gaya straddle seperti yang di uraikan di atas

dapat di lihat gambar berikut :

Gambar 1. Teknik gerakan melayang di udara pada lompat tinggi gaya

straddle (Aip Syaifuddin, 1992:113)

Pada saat melewati mistar, agar dapat memperoleh hasil yang optimal,

kedudukan titik berat badan sebaiknya sedekat mungkin dengan mistar. Titik

ketinggian maksimal harus di atas dan di tengah tengah mistar. Pada saat

melewati mistar di usahakan menggunakan tenaga sedikit mungkin dan secara

sadar agar dapat menghindari gerakan-gerakan yang tidak diinginkan.

Page 35: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

d. Teknik Pendaratan

Pendaratan merupakan tahap akhir dari proses gerakan pada lompat tinggi.

Cara melakukan pendaratan dan posisi badan saat pendaratan tergantung dari

gaya yang dilakukan. Pertimbangan terpenting untuk pendaratan adalah

keselamatan pelompat. Pada saat ini pendaratan pada lompat tinggi sudah

terbuat dari busa yang cukup tebal/matras, sehingga pendaratan cukup aman.

Serangkaian gerakan lompat tinggi gaya straddle, mulai saat awalan

sampai dengan pendaratan. Dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2. Serangkaian gerakan lompat tinggi gaya straddle.

B. Kerangka Berfikir

Penelitian Tindakan Kelas ini dilatar belakangi dari hasil pembelajaran

Pendidikan jasmani cabang lompat tinggi gaya straddle peserta didik kelas IV SD

Negeri 2 Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, masih

rendah pada materi teknik dasar lompat tinggi. Untuk mengatasi keadaan tersebut

dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda

dari sebelumnya. Yaitu pembelajaran lompat tinggi menggunakan metode

bermain. Melalui metode bermain siswa mengalami suasan kompetitif. Adanya

sifat kompetitif ini membawa siswa merasa tertantang untuk memperoleh

kemajuan dan berusaha mengatasi setiap problem yang ia temui dalam permainan.

Page 36: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Terciptanya situasi yang kompetitif ini dapat meningkatkan semangat dan

motivasi siswa untuk melakukan aktivitas gerak dengan sebaik-baiknya.

Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan kajian teori dan

kerangka berfikir diduga melalui pendekatan metode bermain hasil belajar lompat

tinggi siswa meningkat.

C. Hipotesa Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut diatas diajukan

hipotesis tindakan sebagai berikut : “Melalui penerapan metode bermain dapat

meningkatkan hasil belajar lompat tinggi pada peserta didik kelas IV SD Negeri 2

Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran

2010/2011, dalam mengikuti proses pembelajaran.

Page 37: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Peneltian Tindakan Kelas ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2011 dan

selesai penyusunan laporan pada bulan Mei 2011. Pengumpulan data dilakukan

pada bulan April 2011 karena sesuai dengan program semester, materi

pembelajaran lompat tinggi kelas IV dilaksanakan bulan Maret 2011. Secara lebih

jelas dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

No. Waktu Kegiatan Keterangan

1. Maret 2011

Perencanaan

Pembuatan Proposal

Penyusunan Instrumen

2. Maret 2011 Pelaksanaan Tindakan Kelas

3. April 2011 Pengumpulan Data

4. Mei 2011 Penyusunan Laporan Penelitian

Tabel 2. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan pokok PTK Sesi Ke

1 2 3 4 5 6 o Siklus I

Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan refleksi

o Siklus II

Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan refleksi

Page 38: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian Tindakan Kelas adalah di SD Negeri 2 Jembangan,

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, pada semester genap Tahun

Pelajaran 2010/2011.

3. Siklus

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam beberapa siklus

untuk melihat peningkatan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle dalam

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan pendekatan bermain.

B. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2

Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran

2010/2011.

C. Sumber Data

Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa, untuk mendapatkan data kuantitatif yang diperoleh dari data hasil

belajar yang terdiri dari penelitian unjuk kerja, penilaian sikap dan

pemahaman konsep tentang lompat tinggi gaya straddle dengan penerapan

pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Jembangan, Kecamatan

Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Guru, untuk mendapatkan data kualitatif yang diperoleh dari kolaborator

berupa data hasil observasi untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan

pembelajaran lompat tinggi gaya straddle di SD Negeri 2 Jembangan,

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.

Page 39: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Tes

dilakukan untuk menggali data yang diambil adalah hasil kemampuan lompat

tinggi gaya straddle.

Proses pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan alat bantu

gawang kecil dari peralon dan kardus dilakukan secara bertahap, pertama

dilakukan tes praktek lompat tinggi gaya straddle, masing-masing siswa

melakukan tiga kali lompatan. Kegiatan tersebut dilaksanaan dalam pelaksanaan

pretes untuk mengetahui kemampuan dasar sebagai patokan analisis selanjutnya.

Kedua, melakukan tes lompat tinggi gaya straddle pada siklus I setelah

melakukan pembelajaran dengan alat bantu gawang kecil dari peralon dan kardus.

Ketiga, melakukan tes lompat tinggi gaya straddle pada siklus ke dua setelah

melakukan pembelajaran dengan alat bantu gawang kecil dari peralon dan kardus.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data ada tiga tahap,

tahap yang pertama siswa melakukan tes lompat tinggi gaya straddle sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki siswa dari hasil belajar secara konvensonal,

tahap pertama ini merupakan data pretes.

Tahap kedua siswa di beri materi pembelajaran dengan menggunakan alat

bantu gawang kecil dari peralon dan kardus dibuat oleh guru sebanyak 3 (tiga)

paket untuk tiga kelompok. Pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan alat

bantu gawang kecil dari peralon dan kardus mempunyai tujuan agar siswa dapat :

1. Melakukan gerak lompat dengan frekuensi yang lebih banyak sehingga otot-

otot kaki menjadi cepat kuat.

2. Melatih koordinasi gerak langkah dengan tumpuan kaki.

3. Belajar melakukan tolakan ke atas.

Pada akhir dari pembelajaran siklus I siswa melakukan tes lompat tinggi

gaya straddle.

Page 40: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tahap ke tiga siswa diberikan pembelajaran dengan kombinasi alat bantu

gawang kecil dari peralon dan kardus, yang kemudian siswa melakukan tes

lompat tinggi sebagai tes pada siklus II.

Alat pengumpul data berupa perintah untuk melakukan lompat tinggi gaya

straddle sebanyak 3 kali lompatan. Siswa diminta langsung melakukan tes

tersebut. Instrumen berupa perintah/tugas melakukan lompat tinggi gaya straddle.

Pelaksanaan pretes, siswa melakukan lompat tinggi gaya straddle, siklus I dan

silus II. Siswa tes pratek lompat tinggi gaya straddle setelah pembelajaran lompat

tinggi dengan menggunakan alat bantu gawang kecil dari peralon dan kardus.

Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari

: tes dan observasi.

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lompat tinggi gaya

straddle yang dilakukan siswa.

2. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang

aktivitas siswa dan guru selama kegiatan proses pembelajaran dengan

pendekatan bermain.

Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian sebagai berikut :

Tabel 3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

No. Sumber Jenis Data

Teknik Instrument

Data Pengumpulan 1. Siswa Hasil keterampilan lompat Tes Praktek Tes keterampilan Tinggi gaya straddle Lompat tinggi gaya straddle 2. Siswa Kemampuan melakukan Praktek dan Melalui lembar Rangkaian gerakan Unjuk kerja Observasi Keterampilan lompat tinggi gaya straddle

Page 41: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

E. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan

siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase

untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Hasil keterampilan lompat tinggi dengan menganalisis nilai rata-rata tes

lompat tinggi. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah

ditentukan.

2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lompat tinggi

dengan menganalisis rangkaian gerakan lompat tinggi. Kemudian

dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat

unjuk kerja lompat tinggi. Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis

menggunakan cara berfikir dengan teknik analisis kualitatif, yaitu dengan teknik

penganalisaan data yang bersifat non statistik.

F. Prosedur Penelitian

1. Gambaran Umum

Menurut model Kemmis dan Me Taggaret yang dikutip Mulyono

(2000:10) Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mencakup empat

langkah yaitu : (1) Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan; (2)

Melaksanakan tindakan kelas dan pengamatan atau monitoring; (3) Refleksi hasil

pengamatan : dan (4) Perubahan atau refisi perencanaan untuk pengembangan

selanjutnya. Keempat langkah tersebut membentuk siklus yang dilakukan secara

berulang-ulang sesuai dengan tingkat keberhasilan penanganan masalah yang

telah dipilh untuk diatasi. Perkembangan kompleksitas, ruang lingkup, dan

intensitas dapat berkembang sedemikian rupa sehingga siklus demi siklus

berulang sampai masalah terpecahkan dengan memuaskan. Tidak jarang

pemecahan suatu masalah menuntun peneliti kepermasalahan lain yang masih erat

terkait atau justru memunculkan masalah baru yang justru semakin menantang

Page 42: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

untuk dipecahkan. Jangka waktu siklus beserta langkah-langkahnya sangat

tergantung pada kontek dan seting permasalahan, bisa dalam bilangan hari,

minggu atau bahkan semester atau tahun. Secara keseluruhan rancangan penilitian

ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Menetapkan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dapat dijaring melalui diskusi atau

sharing gagasan, peneliti masalah yang ditetapkan dalam PTK, sebagaimana

telah dikemukakan dalam BAB I laporan ini. Pemilihan masalah terfokus pada

pendekatan pembelajaran lompat tinggi dan hubungannya dengan hasil belajar.

b. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan ini, seperti halnya dalam

mengidentifikasi masalah, peneliti menggali alternatif tindakan yang mungkin

dapat dilakukan terhadap masalah yang dihadapi. Cara yang dilakukan yaitu

dengan melakukan sharing ideas dengan rekan sejawat Guru Penjasorkes

sehingga tercatat sejumlah alternatif tindakan. Tahap berikutnya adalah

menetapkan pilihan tindakan dari beberapa alternatif yang telah diidentifikasi.

Dalam menetapkan tindakan, disamping berdasar pada teori yang relevan juga

berdasarkan pendapat rekan sejawat guru Penjasorkes.

c. Pelaksanaan Tindakan

Keseluruhan tindakan yang dilakukan dalam PTK ini ditujukan untuk

mengadakan perbaikkan dalam pembelajaran lompat tinggi khususnya

penerapan pendekatan bermain untuk meningkatkan hasil belajar. Untuk itu

peneliti menetapkan beberapa jenis tindakan yang realisasinya diwujudkan

dalam dua siklus.

d. Pengamatan

Pada saat peneliti melaksanakan proses pembelajaran seperti yang telah

direncanakan, rekan sejawat dibantu oleh satu orang guru pembimbing sebagai

kolaborator mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran

Page 43: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

berlangsung menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Setelah

proses pembelajaran selesai, peneliti dan kolabolarator mengadakan pertemuan

untuk menggadakan diskusi/sharing ideas membahas kegiatan yang baru saja

berlangsung. Dalam pertemuan tersebut dievaluasi kelemahan dan kelebihan

jalannya proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator saling

bertukar pikiran, memberi masukan untuk perbaikan tindakan selanjutnya.

e. Refleksi

Hasil evaluasi setelah melaksanakan tindakan, dianalisis untuk

menentukan langkah-langkah perbaikkan selanjutnya. Langkah ketiga (c)

hingga ke lima (e) dalam penelitian ini, yaitu : perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi yang membentuk suatu siklus

berlangsung dua kali dalam PTK ini.

2. Rincian Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang meliputi butir-butir perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi akan diuraikan sesuai dengan

siklusnya masing-masing.

Gambar 3. Design Siklus PTK sebagai Prosedur Mikro

Siklus satu

Plan

Reflection

Action

observation

Revised Plan

Plan

Reflection

Action

observation

Siklus dua

Page 44: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan

menggunakan metode classroom action research (penelitian tindakan kelas), yang

bertujuan untuk memperoleh perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran.

Empat langkah utama dalam penelitian tindakan kelas adalah :

a. Perencanaan yang mencakup

1) identifikasi masalah,

2) analisis masalah dan

3) pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah.

b. Aksi atau tindakan dalam menentukan tindakan yang dipilih perlu

mempertimbangkan pertanyaan sebagai berikut :

1) Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berfikir

yang mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep ?.

2) Apakah alternatif tindakan (aksi) yang dipilih dipercayai (diasumsikan)

dapat menjawab permasalahan yang muncul ?.

3) Bagaimana cara melaksanakan tindakan (aksi) dalam bentuk strategi

langkah-langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di kelas ?.

4) Bagaimana menguji tindakan (aksi) sehingga dapat dibuktikan telah terjadi

perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran

dikelas yang diteliti ?.

c. Observasi (Observation), kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan untuk

mengetahui dan memperoleh gambaran secara lengkap, secara obyektif tentang

pengembangan proses pembelajaran dan pengruh dari tindakan (aksi) yang

dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data, pengambilan data harus

bersifat multidata collection, jangan hanya menggunakan satu instrument saja.

d. Mengadakan refleksi. Refleksi di lakukan dalam upaya evaluasi yang

dilakukan guru dan tim pengamat dalam Penelitian Tindakan Kelas. Reflksi

dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di

Page 45: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kelas dan diperoleh dari analisis data sebagai bentuk pengaruh tindakan yang

telah dirancang.

Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada refleksi perlakuaan

tindakan pada siklus pertama, maka akan ditemukan oleh peneliti apakah tindakan

yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan atau

belum. Melalui refleksi ini maka peneliti akan menentukan keputusan untuk

melakukan siklus lanjutan atau berhenti.

Empat langkah utama yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas sering disebut istilah satu siklus. Penelitian ini

mengunakan dua siklus yang dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan dalam tiga

kali tatap muka termasuk proses observasi. Dalam setiap siklus dapat di uraikan

sebagai berikut :

3. Siklus I

a. Perencanaan yang meliputi :

1) Berkolaborasi dengan guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran

dan observasi proses pembelajaran.

2) Pembuatan panduan observasi.

3) Pembuatan rencana program pembelajaran.

b. Tindakan dilakukan dengan teori dan praktek, yaitu meliputi :

1) Ikut serta dalam proses pembelajaran 50 menit (15 menit untuk ganti

pakaian dan istirahat).

2) Motifasi, mengapresiasikan, dan pemanasan sebelum melaksanakan

pembelajaran dengan menggambarkan materi yang akan diajarkan dan

diterapkan dengan hal-hal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari

agar siswa dapat menangkap materi dengan mudah dan jelas.

3) Melakukan teknik dengan menggunakan 4 langkah penelitian tindakan

kelas.

Page 46: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

4) Melakukan pendinginan dan memberikan kesempatan pada siswa untuk

tanya jawab tentang teknik dan gerakan yang sedang dipelajari bersama-

sama.

c. Obsevasi yang meliputi :

1) Mengamati siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran pendidikan

jasmani meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

2) Pengamatan non tes meliputi bagaimana siswa mengikuti proses

pembelajaran, mempersiapkan alat dan bahan, bagaimana siswa

menggunakan alat, bagaimana sikap ketika melaksanakan tugas yang

diberikan oleh guru yang sedang mengajar.

3) Mencatat hasil yang meliputi mencatat kejadian-kejadian apa yang terjadi

dalam proses pembelajaran lompat tinggi.

d. Refleksi

Melakukan evaluasi dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dengan cara

berdiskusi dan tanya jawab terhadap masalah yang muncul dikelas melalui

wawancara dengan siswa dan para observer. Data penelitian yang diperoleh

dari analisis data sebagai bentuk dari pengaruh tindakan yang telah dirancang

dan akan dilanjutkan ke dalam siklus selanjutnya (siklus kedua) atau tidak jika

memang sudah terjadi peningkatan kualitas pembelajaran.

4. Siklus II

a. Perencanaan.

1) Berkolaborasi dengan guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran

dan obsrvasi proses pembelajaran.

2) Pembuatan panduan observasi.

3) Pembuatan rencana program pembelajaran.

Page 47: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Tindakan.

1) Ikut serta dalam proses pembelajaran 50 menit (15 menit untuk ganti

pakaian dan istirahat).

2) Motifasi, mengapresiasikan, dan pemanasan sebelum melaksanakan

pembelajaran dengan menggambarkan materi yang akan diajarkan dan

diterapkan dengan hal-hal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari

agar siswa dapat menangkap materi dengan mudah dan jelas.

3) Melakukan teknik dengan menggunakan 4 langkah penelitian tindakan

kelas.

4) Melakukan pendinginan dan memberikan kesempatan pada siswa untuk

tanya jawab tentang teknik dan gerakan yang sedang dipelajari bersama-

sama.

c. Obsevasi yang meliputi :

1) Mengamati siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran pendidikan

jasmani meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

2) Pengamatan non tes meliputi bagaimana siswa mengikuti proses

pembelajaran, mempersiapkan alat dan bahan, bagaimana siswa

menggunakan alat, bagaimana sikap ketika melaksanakan tugas yang

diberikan oleh guru yang sedang mengajar.

3) Mencatat hasil yang meliputi mencatat kejadian-kejadian apa yang terjadi

dalam proses pembelajaran lompat tinggi.

d. Refleksi

1) Melakukan evaluasi dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dengan cara

berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul dilapangan dengan

wawancara terhadap siswa dan para observer. Data penelitian yang

diperoleh dari analisis data sebagai bentuk dari pengaruh tindakan yang

telah dirancang.

Page 48: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2) Mengapa, bagaimana dan sejauhmana tindakan yang dilakukan mampu

memperbaiki masalah secara bermakna dan mencapai tujuan atau belum.

Masalah yang akan dipecahkan oleh peneliti adalah peningkatan

keterampilan lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas IV SD Negeri 2

Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara Tahun

Pelajaran 2010/2011. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah terjadinya perbaikan proses pembelajaran dengan hasil peningkatan

nilai keterampilan lompat tinggi siswa yang ditunjukan dengan hasil tes

dan terjadinya peningkatan proses pembelajaran ditinjau dari tiga ranah

afektif, kognitif, psikomotor. Peneliti akan mengakhiri siklus jika memang

sudah terjadi peningkatan hasil belajar yaitu dilihat dengan nilai rata-rata

kelas yang sudah meningkat dibanding sebelum diberikan perlakuan

dengan dua siklus dan perbaikan proses pembelajaran yang diamati dengan

membandingkan apakah sudah ada indikator perubahan yang lebih baik

sesudah diberi perlakuan dengan dua siklus ditinjau dari 3 (tiga) ranah,

yaitu : afektif, kognitif, psikomotor.

Page 49: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah peneliti melaksanaan perbaikan pembelajaran lompat tinggi gaya

straddle melalui pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 2 Jembangan,

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, hasil yang didapat selalu

mengalami peningkatan dari setiap siklusnya.

Pada siklus pertama diperoleh hasil yang kurang memuaskan, karena siswa

melakukan lompatan sesuai dengan pengetahuannya sendiri, gerakannya belum

teroganisir dengan baik sehingga bentuk-bentuk lompatan bermacam-macam

gaya. Siswa belum memahami, apa itu prestasi, sikap dan konsep gerakan lompat

tinggi.

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah berkonsultasi

dengan kolaborasi untuk menentukan permasalahan dalam penelitian, membuat

skenario, menentukan waktu tindakan, perencanaan tindakan (games dan

materi), pembuatan RPP dan menyiapkan sarana dan prasarana yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran.

Adapun waktu pelaksanaan tindakan pada hari Selasa, 15 Maret 2011,

pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidentifikasi serta menganalisis

yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan kelas pada proses pembelajaran dalam satu siklus

berlangsung satu pertemuan tatap muka (70 menit). Materi pokok pembelajaran

lompat tinggi gaya straddle melalui pendekatan bermain.

Page 50: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan permainan.

Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah itu dilakukan

presensi. Setelah semua siswa dipersensi kemudian guru menjelaskan materi

pembelajaran yang akan diajarkan.

Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan dengan

bentuk permainan (games) “Melewati Batu” yang mengarah pada inti

pembelajaran hal ini agar membuat siswa lebih senang dalam mengikuti

pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok siswa

melakukan lompat kardus dengan berlomba. Kemudian dilanjutkan dengan

lompat kardus yang ketinggianya ditambah. Setelah itu dilanjutkan dengan

lomba melompati gawang-gawang yang berderet.

Dalam melakukan lompat tinggi gaya straddle awalnya kebanyakkan

siswa agak kesulitan, setalah dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan

siswa dalam melakukan lompat tinggi gaya straddle mulai berkurang dan

kebanyakkan siswa sudah dianggap bisa. Siswa yang sudah bisa melakukan

dengan benar salah satunya dipanggil oleh guru untuk memberikan contoh.

Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa

dibariskan dalam tiga bersaf. Guru kemudian memberikan koreksi atas

kesalahan-kesalahan siswa. Serta memberi penghargaan (reward) bagi siswa

yang sudah dapat melakukan lompat tinggi gaya straddle dengan benar, guru

memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya apabila dalam materi yang

sudah diajarkan ada yang belum jelas, kemudian diakhiri dengan berdo’a dan

pembubaran.

c. Observasi (observation)

Pada pertemuan yang pertama ini, kolaborator mencermati, mencatat dan

mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran atau

tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat dan fasilitas

yang digunakan selama proses pembelajaran. Secara umum suasana kelas

Page 51: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

cukup aktif, ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran,

dari pemanasan sampai kegiatan penutup.

d. Refleksi (reflection)

Setelah selesai tindakan pada pertemuan pertama, peneliti dan kolaborator

mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan belajar lompat tinggi

gaya straddle. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan dalam proses

pembelajaran lompat tinggi gaya straddle yang banyak dialami oleh siswa

adalah kesalahan pada saat melakukan tolakan. Hambatan tersebut diatasi oleh

guru selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan

koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan

lompat tinggi gaya straddle. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib guru

selalu memberikan teguran dan bimbingan.

Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat tindakan

pertama, peniliti merencanakan tindakan kedua yang diutamakan pada teknik

lompat tinggi gaya straddle pada saat games (permainan), sikap badan pada

saat menolak, melayang diudara dan pendaratan. Untuk teknik lompat tinggi

gaya straddle mayoritas sudah paham, namun masih ada yang melakukan

kesalahan, jadi disiklus kedua nanti masih akan diulang.

Setelah peneliti melaksanaan perbaikan pembelajaran lompat tinggi gaya

straddle melalui penerapan metode bermain pada siswa kelas IV SD Negeri 2

Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, hasil yang

diharapkan dapat selalu mengalami peningkatan dari setiap siklusnya.

Pada siklus pertama diperoleh hasil yang kurang memuaskan, karena siswa

melakukan lompat tinggi gaya straddle sesuai dengan pengetahuannya sendiri,

gerakannya belum terorganisir dengan baik sehingga bentuk-bentuk lompatan

bermacam-macam gaya. Siswa belum memahami, apa itu prestasi, sikap dan

konsep gerakan lompat tinggi gaya straddle. Berikut ini hasil belajar tes formatif

pada siklus I materi lompat tinggi gaya straddle.

Page 52: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 4. Hasil tes formatif siklus pertama belajar lompat tinggi gaya straddle pada

siswa kelas IV SD Negeri 2 Jembangan, dengan KKM : 70

No Nama Siswa Aspek Nilai

Ket Psikomotor Affektif Kognitif

Rata- rata

1. Jasiman 62 72 67 67 remidi 2. Egit Saputra 68 68 65 67 remidi 3. Anggi Febriyanto 72 80 73 75 tuntas 4. Alfin Rudiyanto 62 65 67 64.6 remidi 5. Fitri Handayani 68 68 80 72 tuntas 6. Rizki Aditya 62 63 65 63.3 remidi 7. Rohmanto 70 64 65 66.3 remidi 8. Resniwati 75 72 80 75.6 tuntas 9 Teni Susanti 68 68 69 68.3 remidi 10. Agung Fauzi R 75 75 75 75 tuntas 11. Dewi Wijayanti 63 65 65 64.3 remidi 12. Dimas Subekti 64 69 69 67.3 remidi 13. Eva Yulianti 66 70 80 72 tuntas 14. Ermanto 70 75 76 73.6 tuntas 15. Rela Safitri 65 68 65 66 remidi 16. Erwin Setyono 75 72 80 75.6 tuntas 17. Herawati 64 68 65 65.6 remidi 18. Judiyanto 70 69 68 69 tuntas 19. Jumadi 70 63 65 66 remidi 20. Juwitno 70 80 75 75 tuntas 21. Mahito Indrawan 69 80 65 71.3 tuntas 22. Noni Diska Tiara 63 65 64 64 remidi 23. Robiyah 70 66 67 67.6 remidi 24. Sepri Setyawati 63 67 68 66 remidi 25. Siman Kurniawan 65 69 67 67 remidi 26. Wanto 68 68 69 68.3 remidi 27. Waryanti 67 67 69 67.6 remidi 28. Yanti 69 68 69 68.6 remidi 29. Novi Puji Lestari 72 75 74 73.6 tuntas 30. Amalia Toharoh 69 69 67 68.3 remidi Jumlah 2034 2088 2093 2070 Rata-rata Kelas 65.7 67.2 67.5 66.7

Page 53: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek psikomotor jika

dipersentasekan adalah sebagai berikut :

1) Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 11 siswa (36,6%)

2) Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 19 siswa (63,4%)

3) Rata-rata aspek psikomotor 65,7%

Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek affektif jika dipersentasekan

adalah sebagai berikut :

1) Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 10 siswa (33,3%)

2) Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 20 siswa (66,7%)

3) Rata-rata aspek affektif 67,2%

Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek kognitif jika dipersentasekan

adalah sebagai berikut :

1) Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 9 siswa (30%)

2) Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 21 siswa (70%)

3) Rata-rata aspek affektif 67,5%

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah berkonsultasi

dengan kolaborasi untuk menentukan permasalahan dalam penelitian, membuat

skenario, menentukan waktu tindakan, perencanaan tindakan (games dan

materi), pembuatan RPP dan menyiapkan sarana dan prasarana yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran, dengan mengambil hasil pembelajaran

pada siklus I.

Page 54: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Adapun waktu pelaksanaan tindakan pada hari Kamis, 7 April 2011, pada

tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidentifikasi serta menganalisis pada

siklus pertama serta yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Dengan melihat hasil pada siklus pertama serta hasil konsultasi dengan

kolabortaor maka diperlukan tindakan lanjutan. Materi pokok pembelajaran

lompat tinggi gaya straddle melalui penerapan metode bermain.

Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan permainan.

Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah itu dilakukan

presensi. Setelah semua siswa dipersensi kemudian guru menjelaskan materi

pembelajaran yang akan diajarkan.

Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan dengan

bentuk permainan (games) “Engklek Beregu” hal ini agar membuat siswa lebih

senang dalam mengikuti pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian melakukan

perlombaan melompati kardus dengan ketinggian yang semakin bertambah.

Dalam melompati kardus yang pertama dengan engklek, kemudian dengan dua

kaki. Setelah melakukan lompat kardus dan gawang kemudian dilakukan

melakukan lompat tinggi gaya straddle dangan ketinggian yang terendah

setalah semua siswa dapat melakukan ketinggianya ditambah.

Dalam melakukan lompat tinggi gaya straddle awalnya kebanyakkan

siswa agak kesulitan, setalah dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan

siswa dalam melakukan lompat tinggi gaya straddle mulai berkurang dan

kebanyakkan siswa sudah dianggap bisa. Siswa yang sudah bisa melakukan

dengan benar salah satunya dipanggil oleh guru untuk memberikan contoh.

Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa

dibariskan dalam tiga bersaf. Guru kemudian memberikan koreksi atas

kesalahan-kesalahan siswa. Serta memberi penghargaan (reward) bagi siswa

yang sudah dapat melakukan lompat tinggi gaya straddle dengan benar, guru

Page 55: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya apabila dalam materi yang

sudah diajarkan ada yang belum jelas, kemudian diakhiri dengan berdo’a dan

pembubaran.

c. Observasi (observation)

Pada pertemuan yang kedua ini, kolaborator mencermati, mencatat dan

mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran atau

tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat dan fasilitas

yang digunakan selama proses pembelajaran. Kolaborator memberikan

masukan terhadap hasil pengamatan kepada guru yang sedang melakukan

penelitian. Secara umum suasana kelas cukup aktif, ini terlihat dari antusiasme

siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai kegiatan

penutup.

d. Refleksi (reflection)

Setelah selesai tindakan pada pertemuan kedua, peneliti dan kolaborator

mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan belajar lompat tinggi

gaya straddle, kolaborator memberikan masukan dan saran terhadap peneliti

untuk bahan pada pembelajaran yang berikutnya. Hambatan-hambatan atau

kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran lompat tinggi gaya

straddle yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat

melakukan awalan dan saat melewati mistar. Hambatan tersebut diatasi oleh

guru selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan

koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan

lompat tinggi gaya straddle. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib guru

selalu memberikan teguran dan bimbingan.

Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat tindakan

kedua, peniliti merencanakan tindakan berikutnya yang diutamakan pada

teknik lompat tinggi gaya straddle pada saat games (permainan), sikap kaki

pada saat menolak dan sikap badan pada saat melewati mistar sehingga

Page 56: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

gerakan akan benar. Untuk teknik lompat tinggi gaya straddle kebanyakan

sudah paham, namun masih ada yang melakukan kesalahan.

Pada siklus kedua terjadi perubahan yang sangat signifikan baik pada

waktu proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran, siswa yang mengikuti

pembelajaran lompat tinggi gaya straddle dari sejumlah 30 siswa semua terlihat

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa begitu antusias mengikuti

pembelajaran lompat tinggi gaya straddle melalui penerapan metode bermain.

Siswa begitu senang dan aktif bergerak dalam mengikuti pembelajaran hal ini

terlihat dengan hasil pencaian hasil tes formatif yang meningkat dari siklus

pertama yang hanya 33,3% sekarang menjadi 90% semua siswa sudah dapat

memenuhi KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dalam proses pembelajaran

lompat tinggi gaya straddle pada siklus kedua siswa begitu senang ini dibuktikan

dengan semua siswa begitu aktif mengikuti proses pembelajaran tidak ada lagi

siswa yang malas-malasan dan duduk-duduk. Hal ini dapat dilihat dari hasil data

tes formatif siklus kedua meningkat drastis dari yang 10 siswa yang belum tuntas

pada siklus pertama menjadi 27 siswa telah tuntas atau memenuhi KKM yang

ditentukan oleh sekolah.

Tabel 5. Hasil tes formatif siklus kedua belajar lompat tinggi gaya straddle pada

siswa kelas IV SD Negeri 2 Jembangan, dengan KKM : 70

No Nama Siswa Aspek Nilai

Ket Psikomotor Affektif Kognitif

Rata- rata

1. Jasiman 70 72 70 70.6 tuntas 2. Egit Saputra 70 70 71 70.3 tuntas 3. Anggi Febriyanto 72 80 73 75 tuntas 4. Alfin Rudiyanto 75 70 80 75 tuntas 5. Fitri Handayani 72 70 80 74 tuntas 6. Rizki Aditya 68 69 68 68.3 remidi 7. Rohmanto 70 71 71 70.6 tuntas 8. Resniwati 75 72 80 75.6 tuntas 9 Teni Susanti 71 70 73 71.3 tuntas 10. Agung Fauzi R 75 75 75 75 tuntas 11. Dewi Wijayanti 69 68 69 68.6 remidi

Page 57: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

12. Dimas Subekti 70 72 72 71.3 tuntas 13. Eva Yulianti 70 70 80 73.3 tuntas 14. Ermanto 70 75 76 73.6 tuntas 15. Rela Safitri 70 73 72 71.6 tuntas 16. Erwin Setyono 75 72 80 75.6 tuntas 17. Herawati 70 71 71 70.6 tuntas 18. Judiyanto 70 72 70 70.6 tuntas 19. Jumadi 70 71 70 70.3 tuntas 20. Juwitno 70 80 75 75 tuntas 21. Mahito Indrawan 72 80 73 75 tuntas 22. Noni Diska Tiara 69 69 69 69 remidi 23. Robiyah 70 72 71 71 tuntas 24. Sepri Setyawati 71 73 71 71.6 tuntas 25. Siman Kurniawan 70 71 71 70.6 tuntas 26. Wanto 71 72 71 71.3 tuntas 27. Waryanti 70 73 72 71.6 tuntas 28. Yanti 70 72 73 71.6 tuntas 29. Novi Puji Lestari 72 75 74 73.6 tuntas 30. Amalia Toharoh 71 70 71 70.6 tuntas Jumlah 2128 2170 2192 2162 Rata-rata Kelas 68.6 69.9 70.7 69.7

Hasil akhir pada siklus kedua pada aspek psikomotor jika

dipersentasekan adalah sebagai berikut :

1) Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 27 siswa (90%)

2) Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 3 siswa (10%)

3) Rata-rata aspek psikomotor 68,6%

Hasil akhir pada siklus kedua pada aspek affektif jika dipersentasekan

adalah sebagai berikut :

1) Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 27 siswa (90%)

2) Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 3 siswa (10%)

3) Rata-rata aspek affektif 69,9%

Hasil akhir pada siklus kedua pada aspek kognitif jika dipersentasekan

adalah sebagai berikut :

1) Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 27 siswa (90%)

2) Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 3 siswa (10%)

3) Rata-rata aspek affektif 70,7%

Page 58: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Pada siklus kedua setelah guru melakukan pembelajaran dengan metode

bentuk-bentuk permainan yang arah gerakan mengerucut kearah gerakan lompat

tinggi gaya straddle, siswa mulai termotivasi untuk melakukan gerakan yang

diarahkan oleh guru dan siswa begitu aktif dan senang dalam mengikuti

pembelajaran. Dari hasil pengamatan dari beberapa guru kolaborasi dan hasil tes

formatif didapat dari siklus pertama siswa yang dapat melakukan gerakan lompat

tinggi gaya straddle dari 30 siswa hanya siswa yang sudah mendekati gerakan

lompat tinggi gaya straddle. Baru pada siklus ke dua terjadi peningkatan 90%

siswa dapat melakukan gerakan lompat tinggi gaya straddle.

Pada proses pembelajaran terjadi perubahan sikap siswa tentang :

1) Kehadiran siswa yang menyeluruh mencapai 100%

2) Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran mencapai 100%

3) Keseriusan dalam kegiatan dapat dinyatakan optimal, karena tidak ada siswa

yang bermain sendiri dan bermalas-malasan.

4) Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran

sangat tinggi.

5) Kerjasama mereka sangat baik, dilihat dari pengamatan ketika mereka

melaksanakan perlombaan dan tugas

6) Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami

7) Siswa begitu senang dalam mengikuti pembelajaran ini dilihat setelah materi

pembelajaran selesai siswa minta lagi pembelajaran

8) KKM yang telah ditentukan dapat tercapai secara optimal

Data kentutasan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle melalui

penerapan metode bermain dapat dilihat dari hasil rekapitulasi tes formatif dari

studi awal, siklus pertama sampai siklus kedua sebagai berikut :

Page 59: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 6. Data ketuntasan belajar lompat tinggi gaya straddle dari studi awal,

siklus pertama, sampai siklus kedua SD Negeri 2 Jembangan.

Uraian Belum Tuntas Sudah Tuntas Jumlah Rata-rata

Frekuensi % Frekuensi % Siswa Studi Awal 14 46,6 16 53,4 30 64,2 Siklus I 10 33,3 20 66,7 30 66,7 Siklus II 3 10 27 90 30 69,7

Dari tabel diatas dapat kita lihat peningkatan hasil belajar siswa pada

pembelajaran lompat tinggi gaya straddle dari studi awal siklus pertama dan

siklus kedua mengalami Peningkatan yang cukup berarti, hal ini tentu sangat

memuaskan

Langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk menguraikan hasil

penelitian adalah sebagai berikut :

1) Membuat histogram batang untuk menggambarkan tingkat ketuntasan siswa

dalam prosentase.

2) Membuat diagaram lingkaran untuk melihat jumlah ketuntasan masing-

masing siklus dari studi awal sampai siklus kedua.

3) Membuat diagram peningkatan nilai-nilai rata-rata dari studi awal, siklus

pertama dan siklus kedua.

Hal ini dapat kita sajikan dalam histogram batang sebagai berikut :

Page 60: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar 4. Diagram batang tentang prensentase belajar lompat tinggi gaya

straddle dari Studi Awal, Siklus I, dan Siklus II.

Dengan memperhatikan histogram batang tersebut dapat dilihat kemajuan

belajar siswa, terutama ketuntasan belajar siswa. Dari Studi Awal ke Siklus

pertama, dari Siklus pertama ke Siklus kedua terlihat adanya peningkatan.

Sebaliknya dapat dilihat penurunan ketidaktuntasan belajar siswa terutama pada

Siklus kedua. Dengan memperhatikan data-data pada Studi Awal, Siklus pertama

dan Siklus kedua maka pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa

pembelajaran lompat tinggi gaya straddle melalui penerapan metode bermain. Hal

ini dapat kita sajikan dalam diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 5. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada Studi Awal

53.433.3

10

46.666.7

90

0

50

100

Studi Awal Siklus I Siklus II

Chart TitleBelum Tuntas

Tuntas

14

16

Tuntas

Belum

Page 61: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 6. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada Siklus I

Gambar 7. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada Siklus I

Dengan memperhatikan diagram lingkaran tersebut dapat kita melihat

peningkatan hasil belajar siswa, dilihat dari hasil nilai rata-rata kelas dari Studi

Awal, Siklus pertama dan Siklus kedua.

B. Pembahasan

Dari hasil evaluasi belajar lompat tinggi gaya straddle dapat ditarik

kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode pendakatan bermain dapat

meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Jembangan,

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara. Hal ini ditandai dengan nilai

rata-rata diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yang telah ditetapkan oleh

sekolah yaitu 70.

20

10 Tuntas

Belum

3

27

Belum

Tuntas

Page 62: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Pada kegiatan ini “learning by doing” sangat tepat diterapkan, dimana

peserta didik diberi tugas untuk menemukan sendiri gerakan lompat tinggi gaya

straddle baik secara kelompok maupun individual. Menurut Endang Suyatna dan

Adang Suherman (2001:10) “Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan bermain

menyediakan pengalaman gerak yang akan membangkitkan motivasi pada peserta

didik untuk berprestasi dalam kegiatan pembelajaran”. Kegitan bermain atletik

diawali dengan gagasan yang dapat memotivasi peserta didik untuk berlari,

melompat dan melempar dalam bentuk yang paling sederhana. Faktor motivasi

merupakan bagian dari tugas guru yang merupakan tantangan didalam

memerlukan jawaban agar dapat merangsang peserta didik untuk aktif bergerak.

Di sisi lain untuk tercapainya keefektifan pembelajaran, guru-guru

Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan perlu memberikan rangsangan yang

dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi belajar peserta

didik dalam mempelajari Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan sangat

terkait dengan sikap mental dan kepribadian yang dimiliki, hal tersebut meliputi :

1. Penerimaan

Penerimaan mencakup kepekaan adanya suatu stimulus dan adanya kesediaan

untuk memperhatikan rangsangan. Kesediaan dinyatakan dalam

memperhatikan sesuatu namun masih pasif.

2. Partisipasi

Partisipasi mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Keaktifan ini dinyatakan dalam

memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan.

3. Penilaian atau penentuan sikap

Penilaian atau penentuan sikap yang mencakup kemampuan untuk memberikan

penilaian terhadap sesuatu atau membawa diri sesuai dengan penilaian itu,

kemampuan ini dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan.

Page 63: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

4. Organisasi

Organisasi meliputi kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Kemampuan ini dinyatakan dalam

mengembangkan suatu perangkat nilai.

5. Pembentukan pola hidup

Pembentukan pola hidup merupakan kemampuan untuk menghayati nilai-nilai

kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi

pegangan nyata dan jelas untuk mengatur kehidupan sendiri. Kemampuan ini

dinyatakan dalam pengaturan hidup berbagai bidang.

1. Deskripsi Temuan

Dengan melihat data hasil observasi dan tes formatif siswa dari studi awal,

siklus I da siklus II terjadi peningkatan penguasaan materi oleh siswa.

Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif secara klasikal rata-rata nilai

siswa naik pada setiap siklusnya. Kenaikan nilai rata-rata kelas untuk setiap

siklusnya adalah sebagai berikut, dari studi awal ke siklus I nilai rata-rata naik hal

itu karena penggunaan pendekatan belajar dengan metode bermain.

Dari siklus I ke siklus II nilai rata-rata kelas naik hal ini karena pendekatan

belajar dengan metode bermain, anak menjadi lebih senang dan termotivasi untuk

mengikuti pembelajaran karena ada unsur komperisi yang ini merupakan

karakteristik anak-anak usia Sekolah Dasar yang masih senang bermain dengan

berlomba sehingga terjadi peningkatan dalam belajarnya.

2. Refleksi

Dari hasil diatas menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan

pendekatan metode bermain dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar,

dan secara klasikal dapat menuntaskan belajar siswa.

Page 64: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Demikian pula penggunaan pendekatan belajar ini akan lebih membantu

siswa memahami materi pelajaran yang disajikan. Selain itu dalam menyajikan

suatu materi pembelajaran guru juga harus melengkapi pembelajaran dengan

penetapan atau pemilihan metode belajar yang memakai, menciptakan iklim

belajar yang kondusif, lebih komunikatif antara guru dan siswa, siswa dengan

siswa, maka siswa jadi terlatih dan terbiasa memiliki rasa tanggung jawab dalam

belajar. Sehingga prestasi belajar yang dicapai memuaskan, siswa lebih giat dan

bersemangat dalam belajar, tingkat penguasaan materi baik secara klasikal

maupun individual.

Agar pembelajaran lompat tinggi gaya straddle dapat berjalan efektif,

maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Guru harus mampu membimbing dan mengarahkan peserta didik menuju

tercapainya tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.

b. Guru harus pandai memilih dan menyusun variasi permainan dengan

memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik guna mencapai

pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

c. Guru dituntut memiliki kreatifitas dalam memberikan materi pembelajaran

baik mengenai teknik penyajian, pengelolaan kelas dan mendorong peserta

didik untuk berani mengemukakan pendapat dan kreatif dalam menjalankan

tugas dari guru.

d. Guru harus mampu mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif dan

mandiri.

Page 65: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan memperhatikan data yang didapat pada siklus I dan siklus II

perbaikan pembelajaran lompat tinggi gaya straddle yang telah dilaksanakan dan

berdasarkan penelitian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Melalui

penerapan metode bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas IV SD Negeri 2

Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran

2010/2011. Dari data ketuntasan belajar lompat tinggi gaya straddle dari studi

awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup berarti, hal ini

dapat kita lihat dari studi awal dari jumlah 30 siswa yang belum tuntas 14 siswa

46,6%, yang tuntas, 16 siswa 53,4%, meningkat pada siklus II menjadi 10 siswa

33,3%, yang belum tuntas, 20 siswa 66,7% sudah tuntas, meningkat pesat satelah

diberikan penerapan metode bermain pada siklus II menjadi 3 siswa 10% belum

tuntas, dan 27 siswa tuntas 90%, hal ini tentu sangat memuaskan.

B. Implikasi

Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan

penerapan model bermain dalam proses pembelajaran lompat tinggi gaya straddle

dapat meningkatkan kemampuan, ketangkasan, serta hasil belajar siswa, sehingga

penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin

mengembangkan proses pembelajaran lompat tinggi gaya straddle kepada peserta

didiknya. Bagi guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, hasil penelitian

ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan yang berkaitan dengan materi lompat tinggi gaya

straddle melalui penerapan metode bermain bagi siswa sekolah dasar agar lebih

efektif dan efisien. Akan lebih baik apabila guru dan siswa dapat mengembangkan

kreatifitas dan inovasi dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih

Page 66: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

banyak. Siswa begitu senang dalam mengikuti proses pembelajaran dikarenakan

dengan bermain anak lebih tertantang untuk dapat memperlihatkan

kemampuannya kepada teman sekelasnya, sehingga berdampak pada prestasi hasil

belajar yang meningkat dari setiap peserta didiknya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan saran-saran

sebagai berikut :

1. SD Negeri 2 Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara,

mengusahakan tersedianya sarana dan prasarana pendukung proses

pembelajaran.

2. Guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan perlu menetapkan

pembelajaran lompat tinggi gaya straddle dengan menggunakan pendekatan

metode bermain. Agar pembelajaran lompat tinggi gaya straddle dapat

diperoleh hasil yang diharapkan oleh guru perlu melaksanakan hal-hal

sebagai berikut :

a. Merancang materi pembelajaran secara terprogram dengan

memperhatikan karakteristik siswa, sehingga pembelajaran yang kita

sampaikan akan berjalan lancar, efektif, efisien dan menyenangkan.

b. Memilih permainan yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan

siswa, kondisi dan situasi sekolah dan sarana prasarana yang tersedia,

sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran

dengan mudah.

c. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa dengan semaksimal

mungkin untuk ikut aktif melakukan kegiatan bermain, berdiskusi,

latihan dan berlomba.

d. Permainan yang disajikan harus mengarah kepada tujuan dari

pembelajaran yang akan diberikan.

Page 67: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ... baik secara langsung maupun tidak langsung ... Validasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

e. Mampu mengendalikan suasana pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

f. Bersikap terbuka dalam membantu kesulitan yang dihadapi siswa pada

saat proses pembelajaran dengan memperhatikan kerakteristik dan

kemampuan siswa.

g. Mendorong siswa untuk mau dan mampu memahami konsep lompat

tinggi gaya straddle sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini

guru-guru Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan diharapkan :

1) Mampu mengembangkan permainan yang memancing perhatian dan

kreatifitas siswa untuk tertarik pada pelajaran Pendidikan jasmani,

Olahraga dan Kesehatan.

2) Bersikap sabar dan mengatur jalannya permainan.

3) Mampu menyesuaikan perasaan terhadap keberadaan siswa.

3. Penyusunan Kurikulum Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan SD

untuk lebih bijak dalam membuat Kurikulum yang sesuai dengan karakter,

motivasi belajar, kondisi siswa SD, kondisi geografis, dan kondisi lingkungan

tempat tinggal siswa.

4. Dapat dikembangkan model-model pembelajaran dan media pembelajaran

lainnya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian

prestasi belajar siswa, misalnya kondisi geografis, karakteristik anak, kondisi

sekolah, kesiapan guru dan faktor pendukung lainnya.

5. Siswa SD Negeri 2 Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten

Banjarnegara, lebih berperan dalam proses pembelajaran dengan

mengembangkan kreatifitasnya dalam memodifikasi sarana dan prasarana

untuk menunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan

jasmani, olahraga, dan kesehatan.