penerapan model kooperatif teknik round table …digilib.unila.ac.id/27384/10/skripsi tanpa bab...

63
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PUNGGUR TAHUN AJARAN 2016/2017 (Skripsi) Oleh: Fifi Noviasari 1213033031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: phamhuong

Post on 02-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PUNGGUR

TAHUN AJARAN 2016/2017

(Skripsi)

Oleh:

Fifi Noviasari

1213033031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PUNGGUR

TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

Fifi Noviasari

Pembelajaran yang Aktif dan Interaktif adalah hal yang ingin dicapai dalam

proses perencanan Pemebelajaran agar lebih memotivasi siswa dalam belajar, Hal

ini dikarenakan Motivasi Siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian

prestasi belajar siswa. Belajar dan Mengajar haruslah menggunakan Model

Pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat di gunakan

agar tujuan pembelajaran tercapai adalah menerapan Model Kooperatif Teknik

Round Table.

Rumusan masalah penelitian ini adalah,Apakah Penerapan Model Koopertif

Teknik Round Table Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas

XI IPS SMA Negeri I Punggur Tahun Ajaran 2016/2017? Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas

XI IPS SMA Negri 1 Punggur setelah di terapkanya Model Koopertif Teknik

Round Table. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan

desain One-Shout Case Study, populasinya adalah seluruh Siswa Kelas XI IPS.

Sampel 28 Siswa menggunakan teknik Sampel Random Sampling Alat ukur pada

penelitian ini adalah Angket yang terdiri dari 18 butir. Teknik pengumpulan yang

di gunakan adalah angket, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang

digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan rumus

persentase.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka dapat di simpulkan bahwa dengan

Penerapan Model Kooperatif Tenik Round Table dapat meningkatkan motivasi

Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran

2016/2017, yaitu dengan pertemuan pertama diperoleh (57,70%), kedua (68,,85%)

dan pertemuan ketiga memperoleh (76,,9%).

Kata kunci: Motivasi,Penerapan, Round Table

Page 3: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PUNGGUR

TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

Fifi Noviasari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 4: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah
Page 5: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah
Page 6: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah
Page 7: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 02 Februari

1994, anak pertama dari dua bersaudara buah cinta kasih dari

pasangan Bapak Sarjio dengan Ibu Sri Sujiati. Penulis

mengawali pendidikan formal Sekolah Dasar di SD Negeri 1

Way Mengaku pada tahun 2006 .

Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Liwa yang selesai pada tahun 2009,

Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Liwa selesai pada tahun 2012.Tahun

2012, penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung melalui jalur Undangan. Penulis mengikuti Organisasi

HIMAPIS,FOKMA dan HMI. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

di Desa Tawan Sukamulya Loumbok Seminung Lampung Barat dan

melaksanakan PPL di SMP 1 Atap Lumbok Seminung.

Page 8: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

MOTO

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan

bimbang. Teman yang paling setia adalah keberanian dan keyakinan

yang teguh ”

(Andrew Jackson

Page 9: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT Yang selalu memberikan rahmat dan karunia_Nya.

Dengan ketulusan hati kupersembahkan skripsi ini kepada :

Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sarjio dan Ibu Sri Sujiati yang tak peranah berhenti

memebrikan segalanya untuk ku, Orang Tua Ku yang tidak henti-hentinya mendoakan

untuk kebahagiaku, orang yua yang selalu mendukung ku , orang tua yang selalu

memebrikan cinta dan kasih sayang yang tak pernah habis untuku. Orang Tua tempatku

kembali pulang saat aku pergi sejauh mungkin. Sekali lagi terimaksih Bapak Sarjio dan

Ibu Sri Sujiati atas segalanya yang telah bapak ibu berikan untuk anak mu ini.

Untuk adik ku Nana Ariska terimaksih atas semangat dukungan dan doa, adik Nana

Ariska yang begitu aku sayangi mari kita bersama sama berjuang untuk kebahgian kedua

orang tua kita Bapak dan Ibu

Para pendidik yang senantiasa selalu memberikan saran, masukan dan ilmu yang

bermanfaat kepadaku.

Almamater tercinta Universitas Lampung.

Page 10: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model

Koopertif Teknik Round Table Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Mata

Pelajaran Sejarah Kelas XI SMA Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran 2016/2017”

penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan,

dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr.Muhammad Fuad, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.S, Wakil Dekan II Bidang Keuangan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Page 11: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

6. Bapak Drs. Syaiful. M, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Maskun, M.H, Pembimbing I sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah banyak membimbing dan mengarahkan serta

memberi motivasi, semangat yang sangat penulis rasakan hingga akhirnya

penulis dengan lancar menyelesaikan skirpsi ini dengan baik.

8. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum, Pembimbing II, terimakasih

atas segala masukan, dukungan, motivasi, dan saran dalam penyusunan

skripsi ini

9. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H, Pembahas, terimakasih atas dukungan,

masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

10. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung, Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum, bapak Drs. Wakidi,

M.Hum, Ibu Dr. Risma Sinaga, M.Hum, Bapak Drs. Tontowi , M.Si,

Bapak Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd, Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd,

Bapak Chery Saputra, S.Pd, M.Pd dan Bapak Marzius Insani, S.Pd. M.Pd

beserta para pendidik di Unila yang telah banyak memberikan ilmu serta

wawasan baru kepada penulis.

11. Bapak Drs. Suntoro sebagai kepala sekolah SMA Negeri 1 Punggur dan

ibu Dra. Liliy Firnis selaku guru pamong yang telah mengizinkan peneliti

untuk melakukan penelitian dan memberi motivasi serta dukungan agar

skripsi ini cepat selesai.

Page 12: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

12. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Punggur kelas X1 IPS yang telah membantu

peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas dan telah membantu

peneliti dalam melakukan penelitian di kelas.

13. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2012, terimakasih untuk

kekeluargaan dan kebersamaan selama ini serta Sahabat sekaligus keluarga

besarku di Himpunan Mahasiwa Islam Terimaksih Atas proses

pemebelajaran yang luar biasa dan Semua pihak yang membantu dalam

proses penyusunan skripsi.

Semoga amal ibadah dan ketulusan hati kalian semua mendapat imbalan dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Bandar Lampung, 04 Juni 2017

Penulis,

Fifi Noviasari

Page 13: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK

PERSEMBAHAN

SANWACANA

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 5

1.3 Batasan Masalah .................................................................................. 5

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

1.6 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 6

1.7 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

2.1.Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8

2.1.1. Konsep Penerapan ................................................................... 8

2.1.2. Konsep Model Pembelajaran ................................................... 9

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran ..................................... 9

2.1.2.2 Macam Model Pembelajaran .......................................... 10

2.1.2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 11

2.1.3. Konsep Teknik Round Tabel .................................................... 15

2.1.3.1 Pengertian Teknik Round Tabel ..................................... 15

2.1.3.2 Langkah Pembelajaran Teknik Round Tabel ................. 17

2.1.3.3Kelebihan dan Kelemahan Teknik Round Tabel ............ 17

2.1.4. Konsep Motivasi Belajar ........................................................ 17

2.1.4.1. Tipe-Tipe Motivasi ....................................................... 18

2.1.5. Konsep Pembelajaran Sejarah ................................................. 22

2.1.6. Penelitian Yang Relevan ......................................................... 23

2.2. Kerangka Pikir .................................................................................. 24

2.3. Paradigma ......................................................................................... 25

Page 14: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian .............................................................................. 26

3.2. Desain Penelitian .............................................................................. 27

3.3. Populasi dan Sampel ......................................................................... 27

3.3.1. Populasi .................................................................................. 28

3.3.2. Sampel .................................................................................... 28

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 29

3.4.1. Variabel Penelitian ................................................................. 29

3.4.2. Definisi Operasional Variabel ................................................ 30

3.5. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................. 30

3.6. Langkah-Langkah Pemebelajaran ...................................................... 31

3.7. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 32

3.7.1. Angket .................................................................................... 32

3.7.2. Observasi ................................................................................ 33

3.7.3. Dokumentasi .......................................................................... 33

3.8. Instrumen Penelitian ......................................................................... 33

3.8.1. Uji Validitas ............................................................................. 34

3.8.2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 35

3.9 .Teknik Analisis Data .......................................................................... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 37

4.1.1. Sejarah Berdiri SMA Negeri 1 Punggur ................................. 37

4.1.2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Punggur .................................... 41

4.1.3. Sarana dan Prasarana. ............................................................. 42

4.2. Hasil Uji Instrumen ........................................................................... 43

4.2.1. Uji Validitas ............................................................................. 43

4.2.2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 44

4.3. Hasil Penelitian .................................................................................. 44

4.3.1. Data Hasil Penelitian Test Pertama ........................................... 45

4.3.2. Data Hasil Penelitian Test Kedua ............................................. 50

4.3.3. Data Hasil Penelitian Test Ketiga ............................................. 56

4.3.4. Peningkatan Motivasi Ekstrinsik Siswa .................................... 61

4.3.5. Pencapaian Indikator Motivasi Belajar ..................................... 63

4.4.Pembahasan .......................................................................................... 65

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 66

5.2. Saran .................................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Motivasi Ekstrinsik Belajar Siswa Kelas X1

SMA Negeri 1 Punggur ................................................................. 03

Tabel 2. Desain Penelitian One Shot Case Study ........................................ 27

Tabel 3. Jumlah Populasi Siswa Kelas X1 IPS di SMA Negeri 1Punggur 28

Tabel 4. Anggota Sampel Siswa Kelas XI SMA 1 Punggur ....................... 29

Tabel 5. Katagori Skala Likert .................................................................... 32

Tabel 6. Kisi-kisi instrumen Motivasi Belajar Ekstrensik siswa................. 32

Tabel 7. Katagori Motivasi ......................................................................... 33

Tabel 8. Kriteria Reliabilita ........................................................................ 36

Tabel 9. Daftar Guru dan Tata Usaha pada Awal Berdirinya

SMA Negeri 1 Pungur ................................................................... 39

Tabel 10. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Punggur ........................... 42

Tabel 11. Kondisi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Punggur ............... 42

Tabel 12. Hasil Uji Coba Instrumen Angket.............................................43

Tabel 13. Data Hasil Skor Motivasi Belajar Siswa Setelah Diberikan

Perlakuan Tahap Pertama ............................................................. 46

Tabel 14. Skor Motivasi Tahap Pertama Berdasarkan Kategori Skor ......... 47

Tabel 15. Data Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Kriteria ................. 48

Tabel 16. Persentase Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Frekuensi .... 49

Tabel 17. Skor Perindikator Motivasi Tahap Pertama ................................. 50

Tabel 18. Data Hasil Skor Motivasi Belajar Siswa Setelah Diberikan

Perlakuan Tahap Kedua ........................................................... ... 52

Tabel 19. Skor Motivasi Tahap Kedua Berdasarkan Kategori Skor ........... 53

Tabel 20. Data Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Kriteria ................. 53

Tabel 21. Persentase Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Frekuensi .... 54

Tabel 22. Skor Perindikator Motivasi Tahap Kedua .................................... 55

Tabel 23. Data Hasil Skor Motivasi Belajar Siswa Setelah Diberikan

Perlakuan Tahap Ketiga ........................................................... ... 57

Tabel 24. Skor Motivasi Tahap Pertama Berdasarkan Kategori Skor ......... 58

Tabel 25. Data Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Kriteria ................. 59

Tabel 26. Persentase Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Frekuensi .... 60

Tabel 27. Skor Perindikator Motivasi Tahap Ketiga ................................... 60

Page 16: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

Tabel 28. Rekapitulasi Daftar Skor Motivasi Ekstrinsik Dari Tahap 1,

Tahap 2, Dan Tahap 3. ................................................................. 61

Tabel 29. Rata-rata Persentase Skor Motivasi Dari Tahap1, Tahap2,

Dan Tahap ................................................................................... 63

Tabel 30. Rekapitulasi pencapaian skor motivasi belajar siswa setela

diberikan Perlaku ......................................................................... 63

Tabel 31. Rekapitulasi Prsentase pencapaian Indikator motivasi Ekstrinsik

Belajar setelah di berikan Perlakuan ............................................ 64

Page 17: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaran pendidikan secara menyeluruh dianggap mampu meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia. Dengan sumberdaya manusia yang baik pastinya

sebuah negara akan mampu bersaing di ranah global. Usaha mengembangkan

sumberdaya yang baik merupakan sebuah tugas yang tidak mudah, berbagai usaha

dilakukam untuk merealisasikan hal tersebut tentunya dengan kerjasama dari

semua lapisan masyarakat.

Pendidikan juga unsur yang sangat penting yang kita ketahui pendidikan

adalah proses utama dalam kemajuan suatu negara dengan pendidikan

juga menjadikan manusia menjadi afgen of change selain itu juga

pendidikan di Indonesia merupakan unsur utama dalam pengembangan

manusia seutuhnya (Berlian Imas,2014:1).

Penyelenggaran pendidikan tidak akan maksimal dengan baik, jika komponen-

kompenen belajar mengajar tidak berjalan secara optimal. “Dalam kegiatan

belajar-mengajar yang turut menentukan keberhasilan suatu program

pembelajaran adalah adanya tujuan, bahan pelajaran, metode dan model, media

atau alat serta evaluasi” (Nunuk dan Leo,2012:34). Komponen-komponen belajar

ini harus dimiliki oleh seorang guru, agar kegiatan belajar-mengajar berjalan

secara optimal dan mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Seorang guru

harus memiliki kreaktifitas dalam perencanan sebuah proses pemebelajaran agar

lebih memotivasi siswa untuk belajar sehingga pelajaran mudah di terima dan

Page 18: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

2

dapat di pahami oleh siswa. Motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat

pencapaian prestasi belajar siswa.

Adanya motivasi yang baik dalam pembelajaran akan menunjukan hasil yang baik

dan dengan adanya usaha yang tekun dan disadari adanya motivasi maka

seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. (Sardiman,

2011:85).

Menurut Mc. Donald Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang

yang di tandai dengan munculnya Feeling dan di dahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2011:73). Ada dua tipe motivasi yaitu (1)

motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik (Elida Prayitno, 1989:10)

Dalam penelitian ini peneliti ini ingin menerapkan Model Kooperatif Teknik

Round Table untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran 2016/2017. Peneliti melakukan penelitian

pendahuluan pada tanggal 18 Juli 2016, berdasarkan keterangan Ibu Dra. Lilyi

Firnis motivasi belajar siswa masih rendah, untuk mengukur motivasi belajar

Sejarah Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Punggur dengan menggunakan

lembar Observasi sebagi berikut hasilnya.

Tabel 1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I

Punggur

Kelas Nilai

Jumlah

Siswa presentase rendah

0-72 %

Sedang

73-75 %

Tinggi

<76 %

XI IPS 1 14 56 9 36 2 8 25 100%

XI IPS 2 16 57 4 14 8 28 28 100%

XI IPS 3 12 48 7 28 6 24 25 100%

XI IPS 4 12 50 7 29 5 20 24 100%

Sumber: observasi penelitian pendahuluan

Page 19: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

3

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi berjumlah 21 siswa, siswa

yang memiliki motivasi sedang 27 siswa dan yang memliliki motivasi belajar

rendah yang mengikuti Pelajaran Sejarah berjumlah 54 siswa Kelas XI IPS di

SMA N I Punggur dilihat dari tabel di atas tergolong rendah, rendahnya motivasi

belajar siswa tersebut juga mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi rendah.

Apabila motivasi belajar rendah maka hasil belajar siswa juga rendah. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sardiman A.M yang mengatakan “ Motivation is an

essential condition of learning “ hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada

motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan akan berhasil pula pelajaran itu”

(Sardiman A.M, 2008:84).

Melihat motivasi yang rendah tersebut guru telah mengusahakan agar semua

siswa merasa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran khususnya Pelajaran

Sejarah. Mulai dari berbagai media pembelajaran di Sekolah telah dimanfaatkan,

berbagai bentuk penugasan telah diberikan untuk dikerjakan oleh siswa, baik di

dalam maupun di luar Kelas namun, dalam berbagai kesempatan tanya jawab,

diskusi kelas, belum terlihat motivasi belajar siswa dan keikut sertaan siswa

dengan aktif. Ada yang masih kurang memperhatikan saat pelajaran dimulai

seperti melamun, bermain-main sendiri, berbicara dengan teman ketika dijelask

man, canggung mengeluarkan pendapat ketika diskusi,bahkan ada siswa yang

ketika diberi pertanyaan belum bisa menjawab meskipun ada yang menjawab

hanya siswa-siswa tertentu saja yang berani menjawab dan mendominasi dalam

setiap kegitan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dicari solusi untuk

meningkatan motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah dapat

Page 20: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

4

meningkat, Untuk itu perlu diupayakan dengan berbagai usaha, diantaranya

dengan memilih model pembelajaran yang tepat yaitu diantaranya dengan model

Kooperatif Teknik Round Table. Model Kooperatif Teknik Round Table ini

membuat siswa belajar, bekerja dan menekankan pada pemberian kesempatan

belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk

memperoleh serta mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan

sosial yang bermanfaat dengan menggunakan model Kooperatif Teknik Round

Table yang mempunyai kelebihan dapat memantu memonfukuskan perhatian

kepada siswa,adanya pertisipasi dan interaksi antar siswa, mendorong para siswa

untuk dapat mencurahkan gagasan-gagasan dan pendapat,siswa dapat belajar kritis

dan kreaktif dan yang salah satunya dapat menimbulkan motivasi siswa, Model

Pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table juga melatih siswa berpikir secara

alternatif dalam mengungkapkan gagasan dengan kalimatnya sendiri dan

bertumpu pada kerja kelompok kecil, yang mempunyai kempauan berbeda-beda

disetiap kelompok dan merkapun saling bekerja sama untuk menyelsaikan tugas

dengan itu model ini dapat meingkatkan motivasi para siswa.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “ Penerapan Model Kooperatif Teknik Round Table Untuk Meningkatan

Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur Tahun

Ajaran 2016/2017”.

Page 21: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang

dapat di identifikasikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut .

1. Penerapan model Kooperatif Teknik Round Table dapat meningkatkan

Motivasi Instrinsik Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1

Punggur Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Penerapan model Kooperatif Teknik Round Table dapat meningkatkan

Motivasi Ekstrinsik Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1

Punggur Tahun Ajaran 2016/2017.

1.3. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas jangkauannya maka penulis membatasi

masalah yaitu Pada Penerapan model Kooperatif Teknik Round Table untuk

meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran 2016/2017

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan maslah di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah “Apakah Penerapan Model Koopertif Teknik Round Table dapat

Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran 2016/2017?”.

Page 22: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

6

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau

tidak peningkatan motivasi ekstrinsik Belajar Sejarah siswa setelah menerapkan

model Kooperatif Teknik Round Table Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur

Tahun Ajaran 2016/2017.

1.6. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

Memberikan informasi tentang model mengajar yang dapat diterapkan di

dalam kelas untuk meningkatkan pemahaman, aktivitas, dan motivasi belajar

siswa pada Mata Pelajaran Sejarah.

2. Bagi siswa

Dengan menggunakan model mengajar yang lebih bervariasi dapat

memberikan suasana baru dalam proses belajar mengajar di dalam Kelas.

3. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka

mengembangkan proses belajar mengajar di dalam Kelas.

4. Bagi penulis

Memberikan pengalaman yang berharga kepada peneliti untuk mengetahui

penerapan model Teknik Round Table dan Motivasi Belajar Ekstrinsik siswa

Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur.

Page 23: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

7

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan,

khususnya Pendidikan Sejarah.

2. Ruang lingkup subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur

Tahun Pelajaran 2016/2017.

3. Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian ini adalah Motivasi Belajar Ekstrinsik dalam penerapan

model Koperatif Teknik Round Table pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas

XI IPS SMA Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2016/2017.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Punggur

5. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017

Page 24: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

REFERENSI

Leo agung dan nunuk suryanu.2012. Strategi belajar mengajar. Yogyakarta:

Ombak. Halaman 34

Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. Halaman 85

Ibid. Halaman 75

Elida Priyatno 1989 motivasi dalam belajar., Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Jakarta. Halaman 10

Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. Halaman 84

Page 25: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Konsep Penerapan

Menurut Lorin dan David R. Karthworl, penerapan diartikan sebagai penggunaan

abstraksi dalam keadaan nyata. Penggunaan abstraksi ini bisa berupa ide, aturan,

prosedur, dan metode yang bersifat universal (Lorin dan David R. Karthworl,

2008:412). Pengertian tentang penerapan yakni implementasi yang diartikan

sebagai suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan (Hanifah

Harsono, 2002:67) dan menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul

“Konteks implementasi berbasis Kurikulum” mengemukakan pendapatnya bahwa

implementasi adalah bermuara pada aktifitas, aksi, tindakan, atau adanya

mekanisme suatu sistem (Nurdin Usman, 2002:70).

Dari pengertian-pengertian di atas, ditegaskan bahwa penerapan merupakan

tindakan atau aksi dari suatu kegiatan atau gagasan untuk mencapai sebuah tujuan

tertentu, dan dalam penelitian ini penerapan yang dimaksud adalah tindakan

dalam hal penggunaan model pembelajaran Round Table dalam Mata Pelajaran

Sejarah.

Page 26: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

9

2.1.2. Konsep Model Pembelajaran

2.1.2.1. Pengertian Model Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan pendidik yang

menggunakan media dan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi pemindahan ilmu, baik itu

pengetahuan, nilai-nilai maupun berbagai keterampilan.Oleh karena itu, dalam

kegiatan pembelajaran harus berlangsung secara nyaman, menyenangkan,

edukatif, variatif, dan menantang bagi siswa. Maka dari itu diperlukan model

pembelajaran yang sesuai agar tercapainya tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dari guru

dalam membuat desain materi-materi pembelajaran yang pada akhirnya

mempengaruhi kurikulum yang ada di sekolah dan menata ruang pembelajaran

agar sesuai dengan kondisi dan psikis siswa sehingga proses pembelajaran

menjadi menyenangkan. Agar tujuan tersebut tercapai dengan baik maka

diperlukan kemampuan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.

Komalasari menyatakan bahwa model pembelajaran pada dasarnya

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran

merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,

dan teknik pembelajaran (Komalasari, 2013: 57).

Adi menyatakan model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang

menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suprihatiningrum, 2013: 142). Model

pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan

Page 27: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

10

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sementara itu Kemp dalam Sumantri

menjelaskan model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

efektif dan efisien (Sumantri, 2015: 40).

Berdasarkan pendapat ahli di atas, bahwa model pembelajaran adalah suatu

rencana atau kerangka pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai pedoman

dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di kelas agar tercapainya

pengajaran yang bermakna bagi siswa sehingga tujuan belajar dapat dicapai.

2.1.2.2. Macam-macam Model Pembelajaran

Tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran

maupun kelas. Ada beberapa macam model pembelajaran yang dapat dipilih dan

digunakan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran.

Menurut Amri ada beberapa macam model pembelajaran yang biasa

digunakan dalam pembelajaran diantaranya adalah.

Model Contextual Teaching and Learning (CTL) : Model pembelajaran

yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan

kehidupan nyata.

Model Cooperative Learning : Suatu model dimana siswa belajar dibagi

dalam kelompok-kelompok yang menekankan kerjasama antar siswa dan

kelompok.

Model Problem Solving : Model pembelajaran yang mewajibkan siswa

untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar secara mandiri.

Model Inquiry :Model ini menekankan pada proses mencari dan

menemukan, materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.

(Amri, 2013: 7)

Page 28: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

11

Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat

diterapkan. Model pembelajaran yang digunakan peneliti dalam penelitian

tindakan kelas ini yaitu model pembelajaran (pembelajaran kooperatif) dalam

pembelajaran di kelas karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bekerja sama dengan siswa lain sehingga memberikan kesempatan yang luas

dengan suasana belajar yang kondusif dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan.

2.1.2.3. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah

peserta didik 2-5 orang dengan gagasan yang saling memotivasi antar anggotanya

untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang

maksimal .sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. ada lima unsur

pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individu, interaksi

personal, keahlian bekerjasama, dan proses kelompok (Djamarah, 2010: 356).

Dengan kata lain model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua

jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang di pimpin guru atau di

arahkan oleh guru Suprijono,Agus ( 2010:54)

Slavin ( isjoni, 2011:15) “in coopertive learning methods, students work together

in four member temas to master material initially presented by the teacher” ini

berati bahwa koopertif adalah pembelajaran di mana sistem pembelajaran dan

Page 29: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

12

bekerja kelompok-kelompok kecil berjumblah 4-6 orang secara kolaboratif

sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas,bahwa model pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan belajar siswa menjadi

lebih baik di mana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling

membantu dalam belajar.

a. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang bersifat

kerja sama dalam kelompok. Artinya bahwa model pembelajaran kooperatif ini

dapat menggalakkan siswa dan secara tidak langsung siswa dapat termotivasi,

senang dalam mengikuti pelajaran atau tidak jenuh untuk berinteraksi secara aktif

dan positif dalam kelompok. Ini artinya ada pertukaran ide antar siswa ke arah

suasana yang membangkitkan potensi siswa. Proses pembelajaran tidak harus

belajar dari guru kepada siswa dalam model ini, namun siswa dapat saling

membelajarkan sesama teman siswa lainnya.

Wahyu mengemukakan bahwa langkah-langkah yang harus diperhatikan

dalam melaksanakan model kooperatif antara lain:

Tahap 1 menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

Tahap 2 menyampaikan informasi

Tahap 3 megorganisasikan siswa ke dalam beberapa kelompok belajar

Tahap 4 membimbing siswa ke dalam beberapa kelompok belajar

Tahap 5 melakukan evaluasi

Tahap 6 memberikan penghargaan

(Wahyu, 2014: 30)

Ibrahim menyatakan bahwa terdapat enam langkah utama atau fase pokok dalam

penerapan cooperative learning:

1. Fase 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru

menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Page 30: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

13

2. Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

3. Fase 3, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif. Guru

menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok

belajar dan membantu kelompok agar melakukan transisi secara

efisien.

4. Fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru

membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas-tugas mereka.

5. Fase 5, evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang

telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya.

6. Fase 6, memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

(Trianto, 2010: 66−67)

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa pembelajaran dapat dikategorikan

cooperative apabila terdapat enam langkah utama atau fase pokok seperti yang

telah dipaparkan di atas. Penyampaian tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan

informasi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif, membimbing

kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan.

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang berbeda-beda. Hal ini dapat

terlihat dari bentuk pelaksanaan model pembelajaran itu sendiri. Slavin

mengemukakan tujuan dari koopertif adalah menciptakan situasi dimana

keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya

(Taniredja, 2012: 60). Sedangkan menurut Ibrahim model kooperatif

dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang dirangkum sebagai

berikut:c

a. Hasil belajar akademik

Tujuannya adalah untuk memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas

akademis penting lainnya. Para pengembang model ini telah

Page 31: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

14

menunjukkan, model struktur pembelajaran kooperatif telah dapat

meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar.

b. Penerimaan terhadap perbed aan individu

Tujuan lainnya adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidak

mampuannya. Pembelajaran kooperatif memberipeluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling

bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur

penghargaan kooperatif akan belajar salingmenghargai satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan

bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan sosialyang dimaksud

dalam pembelajaran kooperatif adalah berbagi tugas, aktif bertanya,

menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,

dan bekerja sama dalam kelompok.

(Isjoni, 2007: 27)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, model Koopertif bertujuan untuk

menciptakan keberhasilan individ uyang dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok

dan mencapai tiga tujuan pembelajaran penting yaitu meningkatkan hasil belajar

akademik,penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan

keterampilan sosial.

Page 32: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

15

c. Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif

Teknik-teknik pembelajaran kooperatif ini pada dasarnya adalah sama,yaitu siswa

diajarkan untuk bekerja sama dan diajarkan agar mampertanggung jawab atas

tugas yang diberikan, namun pada prosespelaksanaanya saja yang berbeda,

misalnya pada jumlah anggota dalam penerapannya. Ada teknik yang

mengharuskan kelompok terdiri dari 4 siswa ada juga teknik yang kelompoknya

hanya terdiri dari 2 siswa saja. Guru berhak memilih teknik yang akan digunakan

dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan..

Adapun beberapa bentuk pembelajaran koopertif dalam beberapa tipe menurut

Lie (2002:14) Sebagai berikut : Make a mach ( mencari pasangan ), Think Pair

Share ( berfikir berpasangan berbagi ), bertukar pasangan,berkirim salam dan

soal, number heads together ( kepala bernomer ), To stay now stray (dua tamu dua

tinggal), Talking chips (kartu berbicara), Round Table (meja bundar), Inside

outside circle (lingkaran besar lingkaran kecil),Paired storytelling (berbicara

berpasangan),Three steps interview (tiga tahap berwawancara), Jigsaw.

2.1.3. Konsep Teknik Round Table

2.1.3.1. Pengertian Teknik Round Table

Teknik pembelajaran Kooperatife Round Table ini menekankan pada pemberian

kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa

untuk memperoleh serta mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan

keterampilan sosial yang bermanfaat dengan menggunakan Teknik Kooperatife

Teknik Round Table, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan

oleh guru dalam pembelajaran, melainkan dapat belajar dari siswa lainnya serta

Page 33: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

16

mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain (Solihatin dan

Raharjo, 2008:2).

Pembelajaran koperatif melalui strategi round table dapat digunakan dalam semua

mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik ( Lie (2000: 62),

round table merupakan teknik menulis yang menerapkan pembelajaran dengan

menunjuk tiap-tiap anggota kelompok untuk saling memotivasi dan berpartisipasi

secara bergiliran dalam kelompoknya dengan membentuk meja bundar atau duduk

melingkar (Mccafferty, 2006: 191)

Pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table adalah teknik dengan secara

bergiliran siswa merespons pengarah dengan menuliskan satu atau dua kata atau

frase sebelum menyerahkan kertas kepada siswa lain yang melakukan hal yang

sama (Barkley, dkk., 2013:357). Menuliskan gagasan-gagasan dibanding

mengucapkannya akan membantu memfokuskan perhatian, memberi waktu

tenang untuk memikirkan respon terbaiknya. Selain itu model ini menjamin

terjadinya partisipasi yang setara di antara anggota kelompok sehingga dapat

mencegah adanya dominasi dari salah satu anggota kelompok.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, pengertian Model Pembelajaran

Kooperatif Teknik Round Table adalah aktivitas belajar kelompok untuk melatih

siswa berpikir secara alternatif dalam mengungkapkan gagasan dengan

kalimatnya sendiri dan bertumpu pada kerja kelompok kecil, yang mempunyai

kempauan berbeda-beda disetiap kelompok dan merkapun saling bekerja sama

untuk menyelsaikan tugas dengan itu model ini dapat meingkatkan motivasi para

siswa.

Page 34: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

17

2.1.3.2. Langkah-Langkah pembelajaran Teknik Round Table

Adapun langkah-langlah model pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table

yaitu :

a) bentuk kelompok beranggotakan empat orang dan sampaikan

pengarahnya dalam bentuk selebaran;

b) tentukan anggota kelompok yang akan memulai lebih dulu;

c) minta siswa pertama untuk menuliskan kata, frase, atau kalimat secepat

mungkin kemudian bacakan respons tersebut dengan keras supaya

siswa lain punya kesempatan untuk mempersiapkan respons;

d) minta siswa tersebut menyerahkan kertas pada siswa berikutnya, yang

mengikuti langkah yang sama;

e) sampaikan pada siswa kapan batas waktunya, atau sebutkan dalam

petunjuk Anda bahwa proses akan selesai apabila semua anggota telah

berpartisipasi dan semua gagasan telah ditulis di atas kertas

(Barkley, dkk., 2013:357).

2.1.3.3. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Round Table

1. Kelebihan Teknik Round Table

a) Membantu memfokuskan perhatian pada siswa

b) Adanya partisipasi dan interaksi antar siswa

c) Mendorong semua siswa untuk mencurahkan gagasan-gagasan

dan pendapat

d) Siswa belajar kritis dan keraktif.

(Barkley, dkk,2013 )

2. Kelemahan Teknik Round Table

a) Banyak menghabiskan waktu

b) Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa

dengan perlakuan seperti ini

(Barkley,dkk,2013)

2.1.4. Konsep Motivasi Belajar

Motivasi adalah “pendorongan“; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi

tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu

sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Ngalim Purwanto,1998:71).

Pengertian motivasi, yaitu: suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri

manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah

lakunya, (Martin Handoko,1992:9).

Page 35: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

18

Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri

seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik

dalam memenuhi kebutuhanya, (Hamzah B.Uno, 2008: 3). Menurut Mc.Donald,

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan

(Sardiman A.M, 2009:73). Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, Hoy

dan Miskel dalam buku “Educational Administration” , mengemukakan bahwa

“motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks,

dorongan-dorongan,kebutuhan-kebutuhan, pernyataan- pernyataan, ketegangan

(tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga

kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal

(Ngalim Purwanto, 1998:72).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, motivasi adalah pendorong bagi

perbuatan seseorang atau merupakan motif mengapa seseorang melakukan

sesuatu. Motivasi juga menyangkut mengapa seseorang berbuat demikian dan apa

tujuanya sehingga berbuat demikian. Menurut Oemar Hamalik, fungsi motivasi

itu ialah : a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan; b. Sebagai

pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang

diinginkan; c. Sebagai penggerak, artinya sebagai penggerak dalam melakukan

sesuatu yang dinginkan (Hamalik, 2004:175).

2.1.4.1. Tipe-Tipe Motivasi

Tipe-tipe motivasi Dikatakan dalam Elida Prayitno, (1989:10) ada dua tipe

motivasi yaitu (1) motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik.

Page 36: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

19

a. Motivasi intrinsik

Thornburgh dalam Elida Prayitno, (1989:10) berpendapat bahwa motivasi

intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam

diri (internal) individu. Individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru

akan puas kalau kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil yang terlibat dalam

kegiatan itu. Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsa, (2008:50) motivasi intrinsik

merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang berasal dari dalam diri

seseorang. Semakin kuat motivasi intrinsik yang dimiliki oleh seseorang, semakin

besar kemungkinan ia memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai

tujuan.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi estrinsik dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan

kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu

sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Menurut Singgih

D. Gunarsa, yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu yang

diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran atau

dorongan dari orang lain (Singgih D. Gunarsa, 2008:51).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi

Aspek-aspek yang mempengaruhi motivasi atau menentukan intensitas dari

motivasi dikenal sebagai dimensi motivasi (Singgih D. Gunarsa, 2008:52).

Hamzah B. Uno mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan

eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku,

yang mempuyai indikator sebagai berikut,

1. adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. adanya harapan dan cita-cita masa depan

4. adanya penghargaan dalam belajar,

Page 37: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

20

5. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

6. adanya lingkungan belajar yang kondusi

(Hamzah B. Uno, 2008 : 22 ).

Jadi dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dibagi

menjadi dua yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik dan faktor-

faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu :

1. adanya hasrat dan keinginan berhasil,

2. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

3. adanya harapan dan cita-cita masa depan

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik yaitu :

1. adanya penghargaan dalam belajar,

2. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

3. adanya lingkungan belajar yang kondusif.

(Hamzah B. Uno, 2008 : 22 ).

d. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar

Sardiman A.M mengungkapkan ada beberapa bentuk dan cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:

1) Memberi Angka

angka ini berkaitan denga nilai yang diberikan guru dari kegiatan

belajarnya.Siswa tentunya sangat terpikat dengan nilai-nilai ulangan atau

raport yang tinggi. Nilai-nilai yang baik itu akan menjadikan motivasi

yang kuat bagi para siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

2) Hadiah

Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi bagi para siswa.Baik hadiah

tersebut berasal dari sekolah kepada siswa yang berprestasi, maupun dari

orang tua atau keluarga.

3) Saingan/ Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa.Baik persaingan individu maupun persaingan

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Misalnya persaingan

antara teman sebangku, jika si A mendapat nilai lebih baik dari pada si B,

biasanya si B akan terdorong untuk dapat mengungguli si A.

4) Ego-involvement

Bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri merupakan salah satu

bentuk motivasi. Seseorang akan berusaha keras untuk mencapai prestasi

Page 38: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

21

yang baik dengan menjaga harga dirinya. Para siswa akan belajar dengan

keras untuk menjaga harga dirinya.

5) Memberi Ulangan

Para siswa akan giat belajar jika mengetahui akar nada ulangan. Oleh

karena itu, ulangan merupakan salah satu motivasi siswa untuk belajar.

Jadi, guru harus terbuka memberitahukan kepada siswanya jika akan

mengadakan ulangan.

6) Mengetahui Hasil

Semakin mengetahui grafik hasi belajar, maka ada motivasi pada diri

siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7) Pujian

Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana menyenangkan dan

mempertinggi semangat belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga

diri.

8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcementnegative tetapi kalau diberikan secara

tepat dan bijak akan dapat menjadi alat motivasi. Jadi guru harus mampu

menerapkan prinsip-prinsip pemberian hukuman secara tepat.

9) Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada unsure

kesengajaan dan maksud belajar, sehingga hasil belajar yang disertai

tujuan belajar pasti hasilnya akan lebih baik.

10) Minat

Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat terhadap

pelajaran tersebut.

11) Tujuan yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan menjadi

motivasi yang penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus

dicapai, akan diarasa sangat berguna dan menguntungkan, sehingga akan

timbul motivasi untuk terus belajar.

(Sardiman A.M, 2011: 929).

Dari definisi di atas untuk meningkatkan motivasi yang tinggi,harus di perhatikan

faktor yang memepengaruhinya,untuk itu yang di pilih oleh peneliti sesuai dengan

teknik pembelajaran yang digunkan maka peneliti memilih faktor ekstrensik yang

dapat mengpengaruhi motivasi siswa dimana siswa harus menyadari dengan

sengaja untuk melakukan kegiatan dan kebutuhan belajar,harus disertai

penghargan (pujian), diperlukan pula lingkungan belajar yang kondusif,dalam hal

ini guru sangat berperan agar adanya kegiatan belajar yang menarik.

Page 39: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

22

2.1.5. Konsep Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan pihak guru

sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid

mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran

(Syaiful Sagala, 2011:164)..

Mata Pelajaran Sejarah merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial

yang sudah diterapkan sejak di Sekolah Dasar.Sejarah merupakan cabang ilmu

pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

masyarakat dimasa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu (Sapriya,

2009:208-209 ).)

Mata Pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan:

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini

dan masa depan.

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara

benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi

keilmuan.

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban Bangsa Indonesia dimasa

lampau.

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses

terbentuknya Bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan

masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari

Bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang

dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik

nasional maupun internasional.

(Sapriya, 2009:209-210)

Page 40: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

23

Dari definisi di atas pentingnya sebuah pemebalajaran sejarah adalah merupakan

proses interaksi antara guru untuk mengetahui serangkaian peristiwa yang terjadi

pada masa lampau dengan tujuan menumbuhkan pemahaman siswa terhadap

proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih

berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang air dan pembelajaran

sejarah di sekolah adalah mengingat penanaman nilai norma serta cinta tanah air

perlu di tanamkan sejak dini, belajar sejarah adalah secara tidak langsung

mengenalkan kepada peserta didik untuk belajar mengenai pengalaman. Dengan

sejarah perseta didik dapat terbentuk rasa cinta tahah air, mengenal tentang nilai

kepahlawanan kecintaan terhadap bangsa,

2.1.6. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nopa Lislidiawati, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan,Program studi Pendidikan Kimia , Universitas Riau,

Tahun 2014 dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe

Round Table Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok

Bahasan Ikatan Kimia di kelas X SMA Negri 12 Pekan Baru”. Penelitian

ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar melalui penerapan

model Kooperatif Teknik Round Table. Penelitian ini menyimpulkan

bahwa penerapan model Kooperatif Teknik Round Table dapat

meningkatkan prestasi belajar, yang menunjukkan adanya peningkatan

pada aspek aktivitas visual, aspek aktivitas lisan dan aspek aktivitas

menulis.

Page 41: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

24

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Noviyanti, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan , Universitas Lampung, Tahun 2014 dengan Peningkatan

Aktifitas BelajarSiswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode

Koopertif Round Table Kelas V SD 1 Untoro Lampung Tengah. Penelitian

ini bertujuan untuk meningkatkan Aktifitas belajar melalui penerapan

model Metode Kooperatif Round Table. Penelitian ini menyimpulkan

bahwa penerapan metode Kooperatif Round Table dapat meningkatkan

aktifitasi belajar, dilihat dari hasil observer yang semula skor aktivitas

siswa 5 dengan kategori cukup pada siklus 1 meningkat menjadi 78

dengan kategori baik pada siklus 2. Begitu juga dengan prestasi belajar

siswa.

2.2. Kerangka Pikir

Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Business Reseach “kerangka pikir adalah

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting” (Uma Sekaran , 1992:91).

Dengan menggunakan Kooperatife Teknik Round Table, siswa bukan hanya

belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran,

melainkan dapat belajar dari siswa lainnya serta mempunyai kesempatan untuk

membelajarkan siswa yang lain (Solihatin dan Raharjo, 2008:2).

Pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table adalah secara bergiliran siswa

merespons pengarah dengan menuliskan satu atau dua kata atau frase sebelum

menyerahkan kertas kepada siswa lain yang melakukan hal yang sama (Barkley,

dkk., 2013:357). Menuliskan gagasan-gagasan dibanding mengucapkannya akan

membantu memfokuskan perhatian, memberi waktu tenang untuk memikirkan

Page 42: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

25

respon terbaiknya. Dengan penerapan model Kooperatif Teknik Round Table

dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dan melatih siswa berpikir secara

alternatif dalam mengungkapkan gagasan dengan kalimatnya sendiri dan

bertumpu pada kerja kelompok kecil, yang mempunyai kemampuan berbeda-beda

disteiap kelompok dan merupakan saling bekerjasama untuk menyelsaikan tugas

sehingga diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif

Teknik Round Table dapat meningkatnya motivasi belajar ekstrinsik dengan

adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

adanya lingkungan belajar yang kondusif.

2.3. Paradigma.

X = Penerapan model koopertif teknik round table

Y = Motivasi belajar eksntrsik

= Garis penerapan

X

Y

Page 43: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

26

REFERENSI

Lorin dan David R. Karthwohl. 2008. Konsep Penerapan Kurikulum. Bandung:

Alfabeta. Halaman 412

Hanifah Harsono. 2002. Konsep Penerapan Kurikulum 2013. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Halaman 67

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:PT.

Raja Grafindo Persada. Halaman 70

Komalasari, K. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung :

PT Refika Aditama. Halaman 57

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: AR-HUZZ MEDIA. Halaman 142

Sumantri. 2015. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Halaman 40

Amri, Sofan. 2013. Pengemabangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum

2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya Halaman 7

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif :

Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 356

Isjoni. 2011. Cooperative Larning Efektivitas Pembalajaran Kelompok. Bandung:

ALFABETA.Halaman 15

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakata: Pustaka Pelajar. Halaman 54

Isjoni. 2012. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta. Halaman 51

Trianto. 2010. Model pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.

Halaman. 66-67

Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah. (2012). Penelitian Kuantitatif

Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta. Halaman 66

Isjoni. (2007). Integrated Learning Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan

Dasar. Bandung: Falah Production. Halaman 27

Anita Lie, 2002. Cooperative. Jakarta: Gramedia Depdikbud. Halaman 14

Page 44: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

27

Solihatin, Etin dan Raharjo.2008. Cooperative Learning. Analisis Model

Pembelajaran IPA. Halaman 2

Lie, Anita. 2000. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo. Halaman 62

Mccafferty, Steven G., dkk. 2006. Cooperative Learning dan Second Languange

Teaching. New York: Cambridge University Press. Halaman 191

Barkly dan Eliszabert. 2012. Collaboratife Learning Teachniques. Nusa Media.

Halaman 357

Loc.cit

Loc.cit

M. Ngaliman Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. CV. Rajawali. Jakarta.

Halaman 71

Martin Handoko, (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Jakarta:

Rineka Cipta. Halaman 9

Uno, B.Hamzah. 2008. Perencan Pembelajaanaran. Bandung. Bumi Aksara.

Halaman 3

Sardiman, A. M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. Halaman 73

M. Ngaliman Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. CV. Rajawali. Jakarta.

Halaman 72

Loc.Cit

Hamalik, Oemar. (2004), Proses Belajar Mengajar, Jakarta Bumi Aksara.

Halaman 175

Prayitno, Elida. (1989). Motivasi Dalam Belajar dan Berprestasi. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi. Halaman 10

Gunarsa, Singgih. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:

Penerbit BPK Gunung Mulia. Halaman 50

Ibid. Halaman 51

Loc. Cit

Ibid. Halaman 52

Page 45: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

28

Uno.B.Hamzah.2008.Op. Cit. Halaman 22

A.M. Sardiman. 2011. Op. Cit.Halaman 929

Syaiful Sagala. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga

Kependidikan.Bandung Alfabeta. Halaman 164

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung. Historia Utama Press. Halaman 52

Kuntowijoyo. 2002. Radikalisasi Petani: Esai-esai Sejarah. Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya. Halaman 97

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Halaman 208-209

A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT

Rajagrafindo: Jakarta Halaman 09

Sapriya. 2009. Op Cit. Halaman 209-210

Uma Sekaran, 1992, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 41, Buku 1,

Jakarta: Salemba Empat. Halaman 91

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. OP. Cit. Halaman 02

Barkly dan Eliszabert. 2012. OP.Cit. Halaman 357

Page 46: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan

tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2015:6). Metode penelitian

memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena salah satu ciri dari

penelitian adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai

penentu arah yang tepat dalam pemecahan masalah. Pemahaman terhadap suatu

masalah sangat diperlukan supaya dapat menentukan metode penelitian sesuai

dengan masalah yang akan diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-

benar dapat menguji mengenai hubungan sebab akibat (Sudaryono, Margono &

Rahayu. 2011:11). Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

kondisi yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012:107).

Page 47: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

27

3.2 Desain Penelitian

Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain. Desain

eksperimen pada penelitian ini Dalam penelitian ini menggunakan desain The

One-Shot Case Study, yaitu hanya satu kelas yang diberi perlakuan,selanjutnya

diobservasi hasilnya.Rancangan desain The One-Shot Case Study dapat

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2. Desain One Shot Case Study

Keterangan:

X = pembelajaran sejarah menggunakan model Kooperatif Teknik Round Table

O = Observasi

(Arikunto, 2006: 85)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek, subjek yang memiliki

kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:117). Populasi ini bukan

hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga

bukan sekedar benda yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Punggur

Tahun Ajaran 2016/2017, seperti tampak pada tabel berikut

X O

Page 48: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

28

Tabel 3. Jumlah Anggota Populasi Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Punggur

Tahun Pelajaran 2016/2017

No Kelas Siswa

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 XI IPS 1 18 7 25

2 XI IPS 2 18 10 28

3 XI IPS 3 11 13 24

4 XI IPS 4 5 20 25

Jumlah 52 50 102

Sumber: TU SMA Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2016/2017

Dari tabel di atas dapat diketahui yang menjadi populasi adalah sejumlah 102

siswa yang terdiri dari 52 siswa Laki-laki dan 50 siswa Perempuan.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,

2015:81). Selanjutnya, mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketetapan

mutlak artinya tidak ada ketetapan berapa persen suatu sampel harus diambil

(Margono, 2007:123),. Maka dengan itu peneliti mengambil sampel dari populasi

yang ada yakni sebesar 28% dengan perhitungan x102= 28,56 dibulatkan

menjadi 28, jadi sampel pada penelitian ini sebanyak 28 siswa. Teknik sampling

yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling yang

pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu. Selanjutnya

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara undian secara acak,

setelah dilakukan pengundian secara acak maka di dapatkan Anggota sampel 15

laki-laki dan 13 Perempuan dengan penjelasan seperti tabel berikut ini:

Page 49: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

29

Tabel 4. Anggota Sampel Siswa Kelas X1 IPS SMA Negeri 1 Punggur

Lampung Tengah

No Kelas Siswa

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 XI IPS 1 3 4 7

2 XI IPS 2 4 3 7

3 XI IPS 3 4 5 9

4 XI IPS 4 3 2 5

Jumlah 28

Sumber : Hasil pengundian tahun 2017

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono, “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,

2010:61). Menurut Arikunto, “variabel penelitian adalah objek penelitian, atau

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, variabel juga merupakan segala

sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian” (Arikunto, 2010: 161).

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel bebas (independen)

dan variabel terikat (dependen), yaitu:Variabel bebas (independen) adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel ini yaitu model pembelajaran Kooperatif Teknik

Round Table.Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.

Page 50: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

30

3.4.2 Definisi oprasional

Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan

mendiskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat

spesifik dan terukur. Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah

pengertian dan penafsiran terhadap variabel-variabel penelitian. Selain itu, definisi

operasional berisi pengertian dari variabel yang akan dikembangkan. Definisi

operasional variabel juga merupakan uraian yang berisikan sejumlah indikator-

indiktor yang dapat diamati dan diukur untuk mengindentifikasikan variabel yang

akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah model pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table dapat di gunakan

untuk meningkatkan proses pembelajaran, Motivasi belajar merupakan variabel

terikat pada penelitian ini.

3.5 Langkah-langkah Penelitian

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka disusun langkah-

langkah penelitian secara sistematis sebagai berikut:

1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian

seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar.

2. Menentukan populasi dan sampel.

3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam

4. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

5. Membuat instrumen tes penelitian.

6. Melakukan validitas dan reliabilitas instrumen.

7. Mengujicobakan instrumen.

Page 51: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

31

8. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

9. Menganalisis data.

10. Membuat kesimpulan.

3.6 Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

Pada kegiatan awal pembelajaran guru memeriksa kehadiran siswa,

memberikan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan membahas

sedikit tentang pengetahuan apa yang telah di ketahui oleh siswa.

2. Kegiatan inti

Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu kelompok agar melakukan

transisi secara efisien. Dalam setiap kelompoknya terdiri dari 4-5

siswa dan tiap kelompok diberikan selebaran yang berisikan

petunjuk dari kegiatan berkelompok

kemudian kegiatan dimulai oleh kelompok/siswa pertama untuk

kemudian menuliskan kata, frase atau kalimat secepat mungkin

kemudian dibacakan agar siswa lain dapat mempersiapkan respons.

Kemudian kertas tersebut diserahkan kepada siswa lainnya sampai

semua siswa telah memberikan responnya

Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil dari

kegiatan kelompok ( kata, frase, atau kaliamat ) kemudian

memberikan koreksi

3. Kegiatan Penutup

Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas kemudian

Guru memberikan penghargaan terhadap siswa atas kerja kelompok yang

telah mereka lakukan dan Menarik kesimpulan materi.

Page 52: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

32

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.7.1 Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Angket dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Jenis angket yang dipakai dalam

penelitian ini adalah instrumen kuesioner Skala Likert yang terdiri atas

pernyataan positif.

Tabel 5. Kategori Skala Likert

Pernyataan Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber : (Sugiyono, 2012: 135).

Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Ekstrinsik Siswa

No. Variabel Indikator Jumlah

1 Motivasi

Exsternsik Adanya penghargaan dalam belajar

6

Adanya kegiatan menarik dalam

belajar 6

Adanya lingkungan belajar yang

kondusif sehingga memungkinkan

seseorang dapat belajar dengan baik

6

Jumlah 18

Sumber : olah angket peneliti

Page 53: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

33

Tabel 7. Kataori Motivasi

Presentase Kriteria

86% - 100% Sangat tinggi

71% - 85% Tinggi

56% - 70% Sedang

41% - 55% Rendah

0% - 40% Sangat rendah

JUMLAH

Sumber : (Arikunto,2006:344)

3.7.2 Observasi

Menurut Sutrisno Hadi, Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses tersusun dari proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2012: 203). Dalam

penelitian ini, untuk mengetahui kondsi awal lapangan dan Observasi ini

dilakukan bertujuan untuk mengamati secara langsung mengenai kondisi

pembelajaran yang terjadi di kelas baik sebelum maupun sesudah digunakannya

Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table.

3.7.3 Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga

akan diperoleh data lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan (Soeyono

Basrowi, 2007:166). Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan data yang

sudah ada, seperti: data siswa kelas XI IPS dan data mengenai sekolah SMA

Negeri 1 Punggur.

3.8 Uji Persyaratan Instrumen

Dalam sebuah penelitian, data memiliki kedudukan yang paling tinggi, karena

data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat

Page 54: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

34

ukur pembuktian data . Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan

bermutu tidaknya hasil penelitian, sedangkan benar tidaknya data tergantung pada

baik tidaknya instrumen pengumpulan data yang digunakan. Instrumen yang baik

harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel (Arikunto,

2013: 211). Adapun pengujian instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

3.8.1Uji Validitas

Sugiyono mengungkapkan bahwa Uji validitas adalah uji instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2015:173).

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat valid dari suatu

instrumen. Suatu instrumen valid mempunyai validitas yang tinggi. Suatu

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan dan

dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Ciri suatu tes

yang baik adalah apabila tes itu mampu untuk mengukur apa yang akan di ukur

atau istilahnya valid, yang diukur dalam tiap item/butir soal. Penelitian ini

digunakan, disusun dan disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran

(Arikunto, 2008:144).

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan rumus

korelasi product moment pearson sebagai berikut :

Dimana :

rxy= koefisien korelasi

∑ X2 = jumlah skor item

Page 55: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

35

∑ Y2

= jumlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden

pengujian : jika rhitung > rtabel berarti valid. Sebaliknya jika hasil rhitung < rtabel berarti

tidak valid. (Riduwan, 2004:128)

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:86). Uji Instrumen yang reliable

berarti instrumen yang cukup baik untuk mampu mengungkap data yang bisa

dipercaya. Pengukuran reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha sebagai

berikut:

Keterangan:

: reliabilitas yang dicari

k : banyaknya butir pertanyaan

: jumlah varians skor tiap-tiap item

: varians total

(Arikunto, 2013:239).

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan

untuk mendapatkan data sesuai dengan pengukuran.

Page 56: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

36

Tabel 8. Kriteria Reliabilitas

Sumber: (Arikunto,2010:75)

3.9 Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dilakukan analisis data untuk melihat apakah ada

peningkatan motivasi belajar siswa yang telah diterapakan menggunakan model

pembelajaran koopertif Teknik Round Table menggunakan teknik analisis data

Statistik dengan menggunakan rumus persentase.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut

F

P =--- x 100 %

N

Keterangan :

P = angka persentase motivasi belajar siswa

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = jumlah skor maksimum

(Anas Sudijono, 2011:43)

Koefisien reliabilitas (r

11)

Kriteria

0,80 < r11 <_1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r11 <_0,80 Tinggi

0,40 < r11 <_0,60 Cukup

0,20 < r11 <_0,40 Rendah

0,00 < r11 <_0,20 Sangat rendah

Page 57: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

37

REFERENSI

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta. Halaman 06

Sudaryono; Margono, Gaguk; Rahayu, Wardani. 2011. Pengembangan Instrumen

Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 11

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta. Halaman 107

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta

Ibid. Halaman 177

Masri Singarimbun & Sofyan Effendi,1995, Metode Penelitian Survei, Edisi

Revisi, PT. Pustaka LP3ES, Jakarta. Halaman 145

Triyono. 2012. Paradigma Baru Manajemen SumberDaya Manusia.Jogjakarta:

Oryza Halaman 145

Margono. 2010. Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Halaman 128

Sugiyono. 2012. Op.Cit. Halaman 61

Arikunto,Suharimi.2010. Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rienka cipta. Halaman 161

Uno, H.B., 2009.Teori Motivasi & Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara.

Halaman 23

Sugiyono. 2012. Op.Cit. Halaman 199

Ibid. Halaman 135

Ibid. Halaman 203

Page 58: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

38

Basrowi dan Soeyono. 2007.Metode Analisis Data Sosial.Kediri: CV Jenggala

Pustaka Utama. Halaman 166

Arikunto, Suharsimi.2013. Op Cit. Halaman 211

Sugiyono. 2015. Op Cit.Halaman 175

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara Halaman 144

Ibid,Halaman 86

Arikunto, Suharsimi.2013. Op Cit. Halaman 239

Arikunto,Suharimi.2010. Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rienka cipta. Halaman 75

Sujiono, Anas.2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada Halaman 43

Page 59: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan penulis,dilihat dari

28 siswa yang mengikuti 3 kali pertemuan dan pembagian Angket, ada

peningkatan Motivasi belajar siswa, yaitu di peroleh persentase pada pertemuan

pertama (57,70%), pertemuan kedua (68,,85%) dan pertemuan ketiga memperoleh

(76,,9%). Peningkatan motivasi belajar tersebut dapat di lihat dari angket

pertemuan pertama ke angket kedua meningkat sebesar 11,15% dan angket kedua

ke angket ketiga meningkat sebesar 7,54%. Dengan demikian dapat simpulkan

bahwa penerapan model Kooperatif Tenik Round Table dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran

2016/2017, dengan pengertian bahwa bahwa model Kooperatif Tenik Round Table

ini memberikan manfaat yang baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

yang berarti semakin maksimal penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tenik

Round Table maka akan semakin baik dalam meningkatkan motivasi belajar.

Page 60: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

67

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur i Tahun

Pelajaran 2016/2017, maka peneliti memberikan saran bagi para pembaca,

terutama bagi rekan-rekan guru antara lain :

1. Bagi guru, berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan bahwasanya

Penerapan Model Koopertif Teknik Round Table ini dapat di praktikkan

dalam proses pembelajaran di kelas karena Model Koopertif Teknik Round

Table ini sudah cocok dan mampu meningkatkan motivasi siswa.

2. Bagi murid, bahwasanya sebelum di praktikkan Model koopertif Teknik

Round Table, murid diharapkan untuk terlebih dahulu memahami materi yang

akan diajarkan sebelum proses pembelajaran berlangsung.

3. Bagi sekolah, karena Penerapan Model Koopertif Teknik Round Table ini

menuntut pengetahuan siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya

maka di harapkan sekolah dapat lebih menunjang buku-buku sebagai sarana

membaca, dan juga dapat menambahkan jaringan internet (Wifi) agar murid

dapat mengakses materi pelajaran yang lebih lengkapnya.

4. Bagi pembaca, Penerapan Model Koopertif Teknik Round Table dapat

memberikan pengetahuan, sebagai salah satu alternatif Penerapan Model

Koopertif Teknik Round Table pembelajaran yang dapat diterapkan dalam

proses pembelajaran untuk meningkatkan Motivasi siswa.

Page 61: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengemabangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum

2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya

Anita Lie, 2002. Cooperative. Jakarta: Gramedia Depdikbud

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto,Suharimi.2010. Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rienka

Barkly dan Eliszabert. 2012. Collaboratife Learning Teachniques. Nusa Media

Basrowi dan Soeyono. 2007.Metode Analisis Data Sosial.Kediri: CV Jenggala

Pustaka Utama

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif :

Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta : Rineka Cipta

Elida Priyatno 1989 motivasi dalam belajar., Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Jakarta

Gunarsa, Singgih. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Jakarta: Penerbit BPK Gunung Mulia

Hamalik, Oemar, (2004), Proses Belajar Mengajar, Jakarta Bumi Aksara

Hanifah Harsono. 2002. Konsep Penerapan Kurikulum 2013.Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

Isjoni.2012.Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung:Alfabeta

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan.Bandung. Historia Utama Press

Page 62: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

Komalasari, K. 2013.Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi.

Bandung : PT Refika Aditama

Kuntowijoyo.2002. Radikalisasi Petani: Esai-esai Sejarah. Yogyakarta:

Yayasan Bentang Budaya

Leo Agung dan Nunuk Suryanu.2012. Seterategi belajar mengajar.

Yogyakarta: Ombak

Lorin dan David R. Karthwohl. 2008. Konsep Penerapan Kurikulum.

Bandung: Alfabeta

M. Ngaliman Purwanto.1998. Psikologi Pendidikan.CV.Rajawali.Jakarta

Margono. 2010. Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Martin Handoko, (1992).Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku.

Jakarta: Rineka Cipta.

Masri Singarimbun & Sofyan Effendi,1995, Metode Penelitian Survei,

Edisi Revisi, PT.Pustaka LP3ES, Jakarta.

Prayitno, Elida. (1989). Motivasi Dalam Belajar dan Berprestasi. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Sardiman, A. M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice

Boston: Allyn and Bacon..

Page 63: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE …digilib.unila.ac.id/27384/10/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah

Solihatin, Etin dan Raharjo.2008. Cooperative Learning. Analisis Model

Pembelajaran IPA.

Sudaryono; Margono, Gaguk; Rahayu, Wardani. 2011. Pengembangan Instrumen

Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R

Sujiono, Anas.2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Raja GrafindoPersada

Sumantri. 2015. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: AR

Syaiful Sagala. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga

Kependidikan.Bandung Alfabeta.

Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah. (2012). Penelitian Kuantitatif

Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2010. Model pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.

Triyono. 2012. Paradigma Baru Manajemen SumberDaya Manusia.

Jogjakarta: Oryza

Uma Sekaran, 1992, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1,

Jakarta: Salemba Empat.

Uno.B.Hamzah.2008.PerencanPembelajaanaran.Bandung.Bumi Aksara.

Uno, H.B., 2009.Teori Motivasi & Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Nurdin. 2002.Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.Jakarta:PT.

Raja Grafindo Persada