analisis struktural novel “double spin round” karya

74
ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA MIYASHITA NATSU dan YUKIYA SHOJI MIYASHITA NATSU TO YUKIYA SHOJI NO SAKUHIN NO “DOUBLE SPIN ROUND” TO IU SHOUSETSU NO KOUZOUTEKI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan kepada panitia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh: SITTA ROULI SIMANJUNTAK 130708070 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

1  

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

MIYASHITA NATSU dan YUKIYA SHOJI

MIYASHITA NATSU TO YUKIYA SHOJI NO SAKUHIN NO “DOUBLE

SPIN ROUND” TO IU SHOUSETSU NO KOUZOUTEKI NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana

dalam bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh:

SITTA ROULI SIMANJUNTAK

130708070

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

2  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan lindungan dan berkatNya penulis di berikan kesehatan selama mengikuti

perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul

“Analisis Struktural Novel “Double Spin Round” Karya Miyashita Natsu

dan Yukiya Shoji” ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

sarjana pada Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak

menerima bantuan baik moral, materi, ide, serta nasehat dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih,

penghargaan dan penghormatan kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D., selaku Ketua Program

Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Siti Muharami Malayu, M. Hum., selaku pembimbing

sekaligus Dosen Penasehat Akademik, yang selalu memberikan waktu

dan pemikirannya dalam membimbing, mengarahkan serta

memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini

hingga selesai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

3  

4. Semua Bapak dan Ibu dosen Program Studi Sastra Jepang Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

pengajaran kepada penulis selama masa perkuliahan. Dan juga kepada

staf pegawai di Program Studi Sastra Jepang yang telah banyak

membantu kelancaran administrasi penulis.

5. Ayahanda Mantosen Simanjuntak dan ibunda Millianna Sigalingging

yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil dan

selalu mendoakan sampai penulis dapat menyelesaikan studinya dan

dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga, kepada abanganda tersayang

Parsaoran Simanjuntak, dan Pernandus Simanjuntak yang telah

senantiasa mendukung dan menyemangati penulis, hingga skripsi ini

selesai.

6. Kakak tersayang Lisnawati Simanjuntak dan juga abang ipar Esekiel

Siregar yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan

semangat dan membantu sedikit materil kepada penulis hingga mampu

menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat terbaik Febrina Sipangkar, Arganda Aritonang, Dameria

Simanjuntak, Gres Frida Panjaitan, teman-teman mahasiswa/i Sastra

Jepang stambuk 2013, Fitriani, Rini Dwi Astuti, Riri Anggraini,

Anggria Thylla yang selalu menegur saat penulis melakukan

kesalahan, teman berdebat dalam semua hal baik, dan selalu

menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Egin

Hardianti, AkrimiMastwa, NoviaSyahfitri, Rizky Daniati Harahap,

ii 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

4  

Yessi Rina Simorangkir, Nelli, Kartini Sihombing, Yuni Saputri, Helli

sertateman-teman yang lain yang tidak dapat penulis sebut namanya

satu persatu. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Tuhan Yang Maha

Esa.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dalam segi isi maupun dalam uraiannya. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga

skripsi ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis, pembaca

khususnya mahasiswa/i Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara.

Medan, Oktober2017

Penulis

Sitta Rouli Simanjuntak

NIM. 130708070

iii 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

5  

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ......................................................................... 5

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori .......................................................... 6

1.4.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 6

1.4.2 Kerangka Teori............................................................................ 8

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 12

1.5.1 Tujuan Penelitian ...................................................................... 12

1.5.2 Manfaat Penelitian .................................................................... 12

1.6 Metode Penelitian ....................................................................................... 13

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “ DOUBLE SPIN

ROUND” DALAM PENDEKATAN STRUKTURAL DAN

BIOGRAFI PENGARANG

2.1 Pengertian Novel ........................................................................................ 14

2.1.1Tema .............................................................................................. 15

2.1.2 Plot/ Alur Cerita ........................................................................... 18

2.1.3 Penokohan .................................................................................... 20

iv 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

6  

2.1.4 Sudut Pandang .............................................................................. 22

2.1.5 Gaya Bahasa ................................................................................. 23

2.1.6 Amanat ......................................................................................... 23

2.2 Setting Novel Double Spin Round ............................................................ 23

2.3Pendekatan Struktural ................................................................................. 26

2.4Biografi Pengarang ..................................................................................... 28

BAB III ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN

ROUND” KARYA MIYASHITA NATSU DAN YUKIYA SHOJI

3.1 Ringkasan Cerita ........................................................................................ 29

3.2 Analisis Tema, Alur,dan Penokohan yang Terkandung dalam

Novel “Double Spin Round” ................................................................... 31

3.2.1 Analisis Tema dalam Novel “Double Spin Round” ......................... 31

3.2.2Analisis Alur dalam Novel “Double Spin Round” ............................ 35

3.2.3 Analisis Penokohan dalam Novel “Double Spin Round” ................ 49

3.3 Hubungan Antar Unsur ............................................................................ 54

3.3.1 Hubungan Alur dan Tema .............................................................. 54

3.3.2 Hubungan Tokoh dan Alur ............................................................. 54

3.3.3 Hubungan Tokoh dan Tema ........................................................... 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 57

4.2 Saran ......................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan salah satu cabang seni yang telah ada sejak dulu. Di

zaman dulu cabang bentuk seni yang bersumber dari kehidupan manusia bertata

nilai dan memberikan sumbangan bagi tata nilai dalam kehidupan. Hal itu terjadi,

karena setiap cipta seni yang dibuat dengan kesungguhan. Tentu mengandung

keterkaitan yang kuat dengan kehidupan, karena manusia pelahir cipta seni

tersebut adalah bagian dari kehidupan itu sendiri.

Menurut Luxemburg, dkk (1984:5), sastra merupakan sebuah ciptaan,

sebuah kreasi, bukan pertama-tama sebuah imitasi. Sang seniman menciptakan

sebuah dunia baru, meneruskan proses penciptaan didalam semesta alam, bahkan

menyempurnakannya. Sastra terutama merupakan suatu luapan emosi yang

spontan.

Pada umumnya dalam sebuah karya sastra, sastrawan selalu memasuki

pengalaman serta imajinasinya kedalam karya tersebut. Karya sastra menurut

Wellek dan Werren dalam Pradopo (2002:81), pada hakekatnya merupakan

sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang. Pada dasarnya karya sastra

memiliki karya yang bersifat fiksi dan nonfiksi. Karya sastra nonfiksi adalah

sebuah tulisan atau karangan yang dihasilkan dalam dibentuk cerita nyata atau

cerita kehidupan sehari-hari yang dituangkan dalam bentuk tulisan berupa puisi,

lagu, dan drama. Sedangkan karya sastra fiksi adalah suatu karya sastra

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

2  

yangmengungkapkan realita kehidupan sehingga mampu mengembangkan daya

imajinasi. Karya sastra fiksi berupa komik, cerpen, essai, cerita rakyat dan novel.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis bahwa novel diartikan

sebagai karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan

seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan

sifat pelaku. Biasanya novel menceritakan pristiwa pada masa tertentu. Bahasa

yang di gunakan lebih mirip bahasa sehari-hari. Meskipun demikian, penggarapan

unsur-unsur intrinsiknya masih lengkap, seperti tema, plot atau alur, latar, gaya

bahasa, nilai tokoh, dang penokohan. Dengan catatan, yang ditekankan aspek

tertentu dari unsur intrinsiknya tersebut.

Didalam sebuah novel yang termasuk unsur intrinsik adalah unsur-unsur

yang membangun karya sastra itu sendiri atau dapat juga dikatakan unsur-unsur

yang secara langsung membangun cerita. Unsur-unsur yang dimaksud seperti

tema, plot, latar, penokohan, gaya bahasa dan sudut pandang cerita. Ada juga

unsur ekstrinsik yaitu unsur yang berada diluar karya sastra itu sendiri, namun

juga sangat berpengaruh terhadap karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik meliputi

pendekatan biografi, psikologi, dan sosial (masyarakat). Dengan begitu, unsur

intrinsik maupun unsur ekstrinsik saling keterkaitan. Maka, penelitian sastra yang

memfokuskan pembahasannya pada unsur intrinsik suatu karya sastra biasanya

menggunakan pendekatan strukturalisme.

Menurut Endaswara (2011:49), strukturalis pada dasarnya merupakan cara

berpikir tentang dunia yang terutama berhubungan dengan tanggapan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

3  

deskripsi struktur-struktur. Dalam pandangan ini karya sastra diasumsikan sebagai

fenomena yang memiliki struktur yang terikat satu sama lain. Kodrat struktur itu

akan bermakna apabila dihubungkan dengan struktur lain. Struktur tersebut

memiliki bagian yang kompleks. Sehingga pemaknaan harus diarahkan kedalam

hubungan anatar unsur secara keseluruhan. Keseluruhan akan lebih berarti

dibanding bagian atau fragman.

Berdasarkan konsep struktural dari sebuah karya sastra terutama novel,

penulis mencoba mengambil kesimpulan bahwa suatu karya sastra novel yang

baik adalah karya sastra yang memiliki unsur-unsur intrinsik yang jelas baik itu

alur, penokohan dan tema serta adanya hubungan antar unsur tersebut agar seluruh

isi cerita dapat dimengerti oleh pembaca. Suatu karya sastra dikatakan tidak baik

apabila unsur-unsur intrinsik seperti tema, alur dan penokohannya tidak seimbang

dan tidak jelas. Serta keterkaitan antar unsurnya tidak jelas sehingga

menyebabkan pembaca tidak sempurna memahami isi cerita novel tersebut.

Dalam kesempatan ini, penulis akan membahas novel terjemahan yang

berjudul “Double Spin Round” karya Miyashita Natsu dan Yukiya Shoji.

Walaupun novel ini adalah novel fiksi yang tidak berdasarkan kisah nyata, namun

novel “Double Spin Round” ini adalah karya fiksi yang sangat menarik untuk

dibahas. Novel “Double Spin Round” ini pertama kali diterbitkan oleh penerbit

Haru dengan dua pengarang asli Jepang yaitu Miyashita Natsu dan Yukiya Shoji.

Pada novel Double Spin Round karya Miyashita Natsu dan Yukiya Shoji

penulis telah membacanya terlebih dahulu dan secara struktural penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

4  

mendapatkan permasalahan dengan alur yang kurang jelas, karena minim

terjadinya konflik. Tema yang terdapat didalam novel ini sangat berhubungan

dengan judul novel dan cerita yang disimpulkan sangat mendukung. Serta

penokohan tidak seimbang, karena lebih menonjolkan tokoh protagonis di

banding antagonis di dalam novel.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas novel

Double Spin Round dengan pendekatan struktural. Untuk itu penulis

membahasnya di dalam skripsi yang berjudul “Analisis Struktural Novel

Double Spin Round karya Miyashita Natsu dan Yukiya Shoji”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan isi cerita pada novel Double Spin Round karya Miyashita

Natsu dan Yukiya Shoji tersebut, pada novel ini memiliki tema yang menceritakan

tentang keberuntungan di dalam diri orang Jepang yang mempunyai dua pusaran

rambut ganda. Cerita dalam novel ini menurut penulis dimengerti arah dan

tujuannya, sehingga tema secara keseluruhan dapat simpulkan tanpa diteliti

dengan teori yang mendukung.

Alur yang terdapat dalam novel ini juga menurut penulis sangat rancu dan

cukup membingungkan. Karena novel ini minim terjadinya konflik serta bukan

merupakan alur yang baik menurut Montage dan Hensaw karena peristiwa-

peristiwa tidak tersusun secara berurutan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

5  

Serta penokohan yang terdapat ketidak seimbangan antar tokoh, karena

lebih menonjolkan tokoh protagonis didalam novel. Sehingga membuat cerita

novel ini menjadi monoton.

Keterkaitan antar unsurnya juga sulit dimengerti karena masing-masing

unsur antara tema, alur, dan penokohan yang sulit dipahami. Maka dari itu penulis

ingin membahas keterkaitan antar unsurnya agar mendapatkan suatu penelitian

yang utuh secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis membuat rumusan masalah dalam

bentuk pertanyaan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah tema, alur dan penokohan dalam novel Double Spin

Round karya Miyashita Natsu dan Yukiya Shoji?

2. Bagaimana keterkaitan antara tema, alur cerita, dan penokohan yang

mendukung satu sama lain dalam novel Double Spin Round karya

Miyashita Natsu dan Yukiya Shoji?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan yang ada, penulis membuat ruang lingkup untuk

membatasi masalah tersebut. Bertujuan agar penelitian yang dilakukan penulis

tidak menjadi luas dan tetap terfokus pada masalah yang diteliti. Penulis

menggunakan novel “Double Spin Round” karya Miyashita Natsu dan Yukiya

Shoji dalam versi aslinya yang ditulis dalam Bahasa Jepang Tsumuji Double yang

terdiri dari 268 halaman yang diterbitkan oleh penerbit Haru. Novel ini di

terjemahkan oleh Andry Setiawan, dan terbit pada tahun 2016, yang di jadikan

sumber data penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

6  

Sesuai dengan judul skripsi ini, maka penulis hanya memfokuskan

pembahasan pada alur, tema dan penokohan saja, itulah sebabnya untuk

menghindari penelitian yang tidak terarah serta pembahasan yang panjang lebar.

Karena alur sebagai jalan cerita yang dapat membuat pembaca mudah menyerap

isi didalam novel. Tema sebagai inti dari sebuah cerita, tanpa tema yang jelas

tentu pembaca sangat sulit mengerti tentang novel yang dibaca. Tokoh merupakan

penggerak cerita yang membuat cerita novel menjadi hidup. Ketiga unsur penting

ini saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan cerita yang utuh.

Agar pembahasan dalam skripsi ini memiliki akumulasi data dan penjelasan

analisis, maka penulis pada Bab II akan menjelaskan juga mengenai defenisi

novel, unsur-unsur dalam novel, setting novel, kajian struktural dan biografi

pengarang.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Sastra adalah karya sastra seni yang di karang menurut standart bahasa

kesusastraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa dan gaya bercerita

yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

Selain itu karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui

daya imanjinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi

ini dapat berupa karya berbentuk tulisan dan karya lisan. Karya sastra tidak

sekedar lahir dari dunia yang kosong melainkan karya yang lahir dari proses

penyerapan realita pengalaman manusia (Siswantoro, 2004:33).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

7  

Maka dari itu, dalam mengkritik atau menganalisis adalah usaha menangkap

makna dan memberi makna kepada teks sastra (Culler dalam Pradopo, 2002:71).

Dalam menganalisis, karya sastra dapat ditafsirkan dengan lebih jelas ada

bermacam-macam analisis dalam mengkritik karya sastra. Didalam analisis

berikut digunakan tafsiran dari salah satu sudut pandang, yaitu sudut pandang

objektif yang sifatnya struktural.

Pendekatan objektif adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan

kajian pada karya sastra. Pembicaraan kesusastraan tidak akan ada apabila tidak

ada karya sastra, karya sastra adalah sesuatu yang inti. Menurut strukturalisme,

kajian sastra itu harus berpusat pada karya sastra itu sendiri, tanpa memperhatikan

sastrawan sebagai pencipta, atau pembahasan sebagai penikmat (Selden dalam

Siswanto, 2008:52)

Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secara

cermat semendetailnya dan mendalam mungkin keterkaitan dan ketersalinan

semua analisis aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan maksa

menyeluruh (Teeuw, 1984:135).

Pendekatan struktural merupakan pendekatan intrinsik, yakni membicarakan

karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam.

Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom keterlepas

dari latarbelakang sosial, sejarah, bografi pengarang dan segala hal yang ada

diluar karya sastra (Satoto, 1993:32).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

8  

1.4.2 Kerangka Teori

Untuk dapat menganalisis suatu karya sastra dibutuhkan suatu pendekatan

yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis sebuah karya sastra.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan struktural yang akan

dikaitkan dengan konsep tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang dan amanat.

Pradopo (2002:21), mengatakan bahwa metode struktural merupakan metode

penelitian kritik objektif. Penelitian sastra dengan metode ini berupa penelitian

struktur karya sastra beserta kompleksitasnya. Penelitian makna tiap unsurnya

berdasarkan koherensinya dengan unsur lain dalam struktur tersebut. Teeuw

dalam Siswanto (2008: 185), menyatakan analisis struktural bertujuan untuk

membongkar dan memaparkan secara cermat, detail, mendalam mungkin

keterkaitan semua analisis aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan

makna menyeluruh. Didalam pendekatan struktural tidak mungkin ada perbedaan

bentuk dan isinya, bentuk yang di beri makna dalam kaitannya dengan isi. Isi di

beri pencerahan oleh gejala bentuk yang terpadu dengannya. Untuk itu di lakukan

dengan mengidentifikasi, mangkaji, mendeksripsikan fungsi dan hubungan

anatara unsur intrinsik, kemudian menjelaskan fungsi masing-masing unsur dalam

menunjang makna keseluruhan dan hubungan antar unsurnya. Unsur intrinsik

dalam sebuah karya sastra meliputi alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan

tema. Namun dalam kajian ini, khusus hanya membicarakan tema, alur,

penokohan dan amanat.

Menurut Brooks dalam Aminuddin (2000:92) bahwa setiap cerita

mempunyai dasar. Penulis menuliskan tokohnya dengan dasar tema yang telah di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

9  

tentukan, mengingat kenyataan tersebut maka tema menduduki posisi penting.

Yang di maksud dengan tema adalah persoalan yang berhasil menduduki posisi

tempat utama dalam cerita. Tema dalam hal ini tidaklah berada diluar cerita tetapi

inklusif didalamnya. Akan tetapi, keberadaan tema meskipun inklusif didalam

cerita tidaklah terumus didalam satu dua kaliamat secara tersurat, tetapi tersebar

dibalik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi.

Menurut Scharbach dalam Aminuddin (2000:91), seorang pengarang harus

memahami tema cerita yang akan di paparkan sebelum melaksanakan proses

kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka

telah memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema

tersebut

Tokoh berkaitan dengan orang atau seseorang sehingga perlu penggambar

yang jelas tentang tokoh tersebut. Menurut Nurgiantoro (1995:173-174), jenis-

jenis tokoh dapat dibagi sebagai berikut:

1. Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya

a. Tokoh Utama, yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya dan

sangat menentukan perkembangan alur secara keseluruhan.

b. Tokoh Tambahan, yaitu tokoh yang permunculannya lebih sedikit

dan kehadirannya jika hanya ada keterkaitannya dengan tokoh utama

secara langsung ataupun tidak lansung.

2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh

a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh utama yang merupakan

pengejawantahan nilai-nilai yang ideal bagi pembaca

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

10  

b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penyebab terjadinya konflik

Pengertian alur atau plot pada karya sastra pada umumnya adalah rangkaian

cerita yang dibentuk oleh tahap-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita

yang dihadirkan para pelaku dalam sebuah cerita. Tahapan peristiwa yang

menjalin suatu cerita bisa berbentuk dalam rangkaian suatu peristiwa yang

berbagai macam, Aminuddin (2000:83). Montage dan Hensaw dalam Aminuddin

(2000:84) menjelaskan bahwa dalam suatu ceita, urutan peristiwa dapat

beranekaragam. Tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita dapat tersusun dalam

tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Eksposition, yaitu tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat

terjadinya pristiwa serta perkenalan diri dari setiap pelaku yang

mendukung cerita.

b. Inchiting Force, yakni tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun

prilaku yang bertentangan dari pelaku.

c. Rising Action, yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita

mulai berkonflik.

d. Crisis, yaitu dimana situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi

gambaran nasib oleh para pengarangnya

e. Climaks, yakni situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang

paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya itu

sendiri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

11  

f. Falling Action, yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan

dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju conclution atau

penyelesaian cerita.

Fiksi sebagai sebuah dunia yang membutuhkan penokohan, alur, dan juga

latar. Unsur-unsur latar menurut Nurgiyantoro (1995:227), dapat dibedakan

menjadi tiga yaitu latar tempat, waktu dan sosial. Berikut ulasan tentang unsur-

unsur latar yaitu:

a. Latar Tempat

Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah karya sastra fiksi. Unsur tempat yang digunakan berupa tempat

dengan nama tertentu, atau lokasi tertentu.

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Masalah “kapan” tersebut

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau

dapat dikaitkan dengan peristiwa (Nurgiyantoro, 1995:230).

c. Latar Sosial

Latar sosial mengarah pada hal-hal yang berhubungan dengan prilaku sosial

masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara

kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah sosial dalam lingkup

yang kompleks, berupa kebiasaan hidup,adat istiadat, keyakinan, pandangan

hidup, cara berpikir dan bersikap. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan

dengan status sosial tokoh yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

12  

menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita

dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Ambrams dalam Nurgiyantoro,

1995:248).

Dengan menggunakan teori pendekatan struktural, penulis akan

menganalisis karakteristik penokohan dalam novel “Double Spin Round”, tema

yang mendasari pemaparan cerita dan tahapan-tahapan alur yang membangun

novel “Double Spin Round”.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah di paparkan diatas, maka penulis

merangkup tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tema, alur dan penokohan yang terkandung dalam

novel “Double Spin Round”.

2. Untuk mendeskripsikan keterkaitan antar unsur tema, alur cerita, dan

penokohan yang mendukung satu sama lain dalam novel “Double Spin

Round”.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah pemahaman kita dalam menganalisis sebuah karya

sastra berdasarkan pendekatan struktural sastra

2. Sebagai bahan acuan pembelajaran mahasiswa lain yang mengkaji karya

sastra melalui kajian struktural sastra

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

13  

3. Untuk memberikan gambaran tentang tema, alur, dan penokohan dalam

sebuah karya sastra berdasarkan kajian struktural.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan untuk memahami atau memaparkan sebuah

karya ilmiah sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Dengan metode

yang tepat, suatu penelitian dapat mencapai hasil yang maksimal dan bisa

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk

menyelesaikan sebuah masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun,

mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterprestasikan data. Metode deskriptif

juga merupakan metode penelitian kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode yang menggunakan latar belakang alamiah

dan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada. Penelitian kualitatif ini bukanlah penelitian

kuantifikasi yang berdasarkan angka-angka, tapi menggunakan kedalaman

penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris

(Moleong, 1994:6 ).

Selain menggunakan metode penelitian deskriptif, penulis juga

menggunakan teknik pengumpulan data dan studi kepustakaan (Library

Research). Adapun teknik yang digunakan dengan metode tersebut dilakukan

dengan cara mempelajari dan mengutip teori atau konsep dari sejumlah sumber,

baik buku, hasil-hasil penelitian (skripsi) dan berbagai situs internet.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

14  

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “DOUBLE SPIN

ROUND” DALAM PENDEKATAN STRUKTURAL DAN

BIOGRAFI PENGARANG

2.1. Pengertian Novel

Novel merupakan jenis dan genre prosa karya sastra. Prosa dalam

pengertian kesusastraan juga disebut fiksi. Karya fiksi menyarankan pada suatu

karya sastra yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu

yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari

kebenarannya pada dunia nyata (Nurgiyantoro, 1995:2). Didalam novel juga

terkandung pengetahuan dan pesan–pesan moral yang di sampaikan pengarang

dalam karyanya.

Dalam sebuah tugas mengapresiasikan, baik dalam karya sastra maupun

tulisan ilmiah, biasanya dijumpai masalah masalah yang mendasari dalam

pembuatan tugas tersebut. Pada karya sastra novel, masalah – masalah yang

muncul biasanya berdasarkan unsur – unsur yang ada di dalamnya, yaitu unsur –

unsur intrinsik dan unsur – unsur ekstrinsik. unsur intrinsik adalah unsur yang

berada dalam tubuh karya sastra itu sendiri dan membentuk karya sastra. Yang

termasuk bagian dari unsur intrinsik yaitu : tema, alur latar, penokohan, gaya

bahasa dan sudut pandang. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik

yaitu unsure yang berada diluar tubuh karya sastra tetapi sangat berpengaruh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

15  

dalam pembentukan karyasastra tersebut. Unsur – unsur ekstrinsik meliputi

pendekatan biografi, psikologi dan sosial ( masyarakat).

Novel merupakan karya fiksi yang pada umumnya menyajikan dunia yang

di kreasikan pengarang melalui kata dan kata-kata. Keindahan novel tampak dari

keterjalinan kata, kata-kata dan bahasa sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

didalam novel terdapat unsur-unsur yang menyusun sebuah karya sastra novel .

Unsur-unsur itu adalah tema, alur, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan

amanat

2.1.1 Tema

Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang

melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Karena sastra merupakan refleksi

kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dlam karya sastra sangat

beragam. Tema bisa berupa persoalan moral, etika, agama, sosial, budaya,

teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Namun, tema bisa

berupa pandangan pengarang, ide, atau keinginan pengarang mensiasati persoalan

yang muncul.

Istilah tema menurut Scharbach dalam Aminuddin (2000:91) berasal dari

bahasa Latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian

karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga

sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang

diciptakannya. Sebab itulah penyikapan terhadap tema yang diberikan

pengarangnya dengan pembaca umumnya terbalik. Seorang pengarang harus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

16  

memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses

kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka

telah selesai memahami unsur-unsur segnifikan yang menjadi media pemapar

tema tersebut.

Sedangkan Brooks dalam Aminuddin (2000:92) mengungkapkan bahwa

dalam mengapresiasikan tema suatu cerita apresiator harus memahami ilmu-ilmu

humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi

pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang

bersifat universal. Tema dalam hal ini tidaklah berada di luar cerita, tetapi inklusif

di dalamnya. Akan tetapi, keberadaan tema meskipun inklusif didalam cerita

tidaklah terumus dalam satu dua kaliamat secara tersurat, tetapi tersebar dibalik

keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi.

Robert Stanton menjelaskan dalam Sugihastuti (2007:37), tema merupakan

aspek cerita yang sejajar dengan ‘makna’ dalam pengalaman manusia sesuatu

yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Ada banyak cerita yang

menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami manusia

seperti cinta, derita, rasa takut, kedewasaan, keyakinan, pengkhianatan

manusia terhadap diri sendiri, atau bahkan yang lainnya. Beberapa cerita

bermaksud meghakimi tindakan karakter-karakter di dalamnya dengan

memberi atribut ‘baik’ atau ‘buruk’. Cerita-cerita lain memusatkan perhatian

pada persoalan moral tanpa bermaksud memberi penilaian dan seolah-olah

hanya berkata ‘inilah hidup’.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

17  

Stanton dalam Nurgiyantoro (2009: 70) menjelaskan bahwa tema dapat

juga disebut ide utama atau tujuan utama. Berdasarkan dasar cerita atau ide utama,

pengarang akan mengembangkan cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan

terdapat satu tema pokok dan sub-subtema. Pembaca harus mampu menentukan

tema pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah tema yang dapat

memenuhi atau mencakup isi dari keseluruhan cerita. Tema pokok yang

merupakan makna keseluruhan cerita tidak tersembunyi, namun terhalangi dengan

cerita-cerita yang mendukung tema tersebut. Maka pembaca harus dapat

mengidentifikasi dari setiap cerita dan mampu memisahkan antara tema pokok

dan sub-subtema atau tema tambahan.

Dalam novel “Double Spin Round” karya Miyashita Natsu dan Yukiya

Shoji ini mengangkat tema tentang kepercayaan orang jepang terhadap mitos dua

pusaran rambut ganda yang mempunyai keberuntungan. Di dalam anggota

keluarga ada Madoka, Yuichi dan Ibu yang mempunyai dua pusaran rambut

ganda. Bagaimanapun rintangan di dalam keluarga Komiya tetap mempunyai

keberuntungan. Salah satunya Madoka bertanding judo selalu menang. Dan juga

Yuichi selalu beruntung dalam lomba bermain musik. Adapun fokus tema yang di

angkat pada analisis novel “Double Spin Round” pada skripsi ini adalah tentang

keberuntungan yang dimiliki keluarga Komiya berkaitan dengan dua pusaran

rambut ganda. Yang akhirnya membawa kelegaan di dalam hati Ibu kandungnya

karena sudah tidak ada lagi yang di tutupi kepada keluarganya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

18  

2.1.2 Plot/ Alur Cerita

Alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahap-tahapan peristiwa

sehingga menjalin sebuah cerita yang di hadirkan oleh para pelaku dalam cerita

(Abraham dalam Siswanto, 2008:159). Alur sebagai jalinan peristiwa di dalam

karya sastra untuk mencapai efek tertentu. Jalinan dapat diwujudkan oleh

hubungan temporal (waktu) dan oleh hubungan kausal (sebab-akibat). Alur adalah

rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama yang menggerakkan

jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan selesaian (Sudjiman dalam

Siswanto, 2008:159). Dari pengertian tersebut jelas bahwa setiap cerita tidak

berdiri sendiri.

Montage dan Hensaw dalam Aminuddin (2000:84) mengatakan bahwa

tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita dapat tersusun dalam tahapan-tahapan

sebagai berikut:

a. Exposition : yakni tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya

peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.

b. Inciting force : yakni tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku

yang bertentangan dari pelaku.

c. Rising action : yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai

berkonflik.

d. Crisis : yakni situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran

nasib oleh pengarangnya.

e. Climax : yakni situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang paling

tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya sendiri-sendiri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

19  

f. Falling action : yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan

dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju konklusi atau penyelesaian

cerita.

Plot didasarkan pada paparan mulai peristiwa, berkembangnya peristiwa

yang mengarah pada konflik yang memnuncak, dan penyelesaian terhadap

konflik. Intisari dari sebuah plot adalah konflik, tetapi suatu konflik tidak bisa

secara tiba-tiba dipaparkan begitu saja, harus ada dasar yang menjadi landasan

dari konflik tersebut.

Menurut susunannya alur terbagi dalam beberapa jenis, yaitu alur maju,

alur mundur dan alur campuran. Alur maju merupakan alur yang susunannya

mulai dari awal sampai berakhirnya cerita. Alur mundur adalah alur yang

susunannya dimulai dari peristiwa terakhir kemudian kembali pada peristiwa

awal, kemudian kembali lagi keperistiwa terakhir, sehingga alur ini disebut juga

flash back. Lalu, alur campuran merupakan alur yang didalamnya diawali dari

awal cerita sampai pertengahan cerita. Kemudian sesampainya di tengah cerita,

mundur kebelakang menceritakan peristiwa yang telah lalu. Setelah itu

dilanjutkan dengan peristiwa sebelumnya. Demikian seterusnya sampai cerita

berakhir. Adapun jenis alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur

campuran.

2.1.3 Penokohan

Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita,

tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot dan tema; menempati

posisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan, amanat, moral atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

20  

sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca (Fananie, 2001: 86).

Istilah “tokoh” menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita. Penokohan adalah

pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

cerita. Tokoh cerita (character), menerut Abrams dalam Nurgiyantoro

(1995:165), adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama,

yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan

tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan.

Tokoh adalah sosok yang penting dalam peran yang ada pada suatu karya

sastra dan dalam satu cerita tokoh adalah sosok yang bertugas menjalankan cerita

itu. Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi

juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan tema, dan menempati

posisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan, amanat, moral atau

sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca (Fananie dalam Sinaga,

2014:9).

Boultoun dalam Aminuddin (2000:79) menyatakan bahwa cara pengarang

menggambarkan atau memunculkan tokohnya dapat berbagai macam. Mungkin

pengarang menampilkan tokoh sebagai pelaku yang hidup di alam mimpi, pelaku

yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya, pelaku

yang memiliki cara sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya, maupun

pelaku yang egois, kacau, dan mementingkan diri sendiri. Dalam cerita fiksi

pelaku itu dapat berupa manusia atau tokoh makhluk lain yang diberi sifat seperti

manusia, misalnya kancil, kucing, sepatu dan lain-lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

21  

Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya

ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam

mengambil peranan dalam karya sastra. Dalam menentukan tokoh utama dan

tokoh pembantu, biasanya tokoh utama merupakan tokoh yang sering di bicarakan

oleh pengarang, sedangkan tokoh tambahan hanya di bicarakan sekedarnya saja.

Dalam novel “Double Spin Round”, tokoh yang digunakan dalam analisis

ada dua tokoh. Madoka dan Yuichi adalah kakak beradik dengan beda umur yang

cukup jauh dan sifat yang bertolak belakang. Madoka masih duduk dibangku SD,

sedangkan Yuichi sudah SMA. Madoka menyukai judo, sedangkan Yuichi adalah

anggota band.

Sedangkan tokoh-tokoh tambahan dalam novel ini yaitu : Komiya Yumiko

(sebagai ibu kandung dari Madoka dan Yuichi), Ayah serta Kakek (memiliki dojo

dan klinik tulang).

2.1.4 Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang berkomunikasi dengan pembaaca

sehingga pesan yang terkandung dapat tersampaikan dengan baik kepada

pembaca. Karena itu sudut pandang sangat mempengaruhi pembaca.

Amniuddin (2000:90) mengatakan bahwa sudut pandang adalah cara

pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya. Cara atau

pandangan yang di pergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

22  

tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk sebuah cerita dlam

sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Dengan demikian sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi,

teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan

gagasan ceritanya. Ada empat macam sudut pandang yaitu:

1. Omniscient point of view (sudut pandang yang berkuasa).

Disini pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya, pengarang juga

berkuasa untuk menghapus dan menciptakan tokohnya, mengatur jalan pikiran

tokoh hingga mengomentari kelakuan para pelaku.

2. Objective point of view

Hampir sama dengan omniscient hanya saja pengarang tidak memberikan

komentar apa pun mengenai kelakuan tokohnya.

3. Sudut pandang orang pertama

Teknik ini ditandai dengan menggunakan kata “aku” dalam

penceritaannya, persis seperti menceritakan pengalaman sendiri.

4. Sudut pandang peninjau

Dalam teknik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita.

Sudut pandang peninjau ini lebih dikenal dengan sudut pandang orang ketiga.

Dalam hal ini, sudut pandang pengarang dalam novel “Double Spin

Round” adalah sudut pandang peninjau dimana pengarang lebih memilih tokoh

dalam novel yang bercerita.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

23  

2.1.5 Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan tingkah laku pengarang dalam menggunakan

bahasa dalam membuat karyanya. Gaya bahasa yang digunakan pengarang

berbeda satu sama lain. Hal ini dapat menjadi sebuah ciri khas seorang pengarang.

Ada tiga masalah yang erat hubungannya dengan pembicaraan masalah

gaya. Pertama, masalah media berupa kata dan kalimat. Kedua, masalah hubungan

gaya dengan makna dan keindahannya. Terakhir, seluk-beluk ekspresi

pengarangnya sendiri yang akan berhubungan erat dengan masalah individual

kepengarangan, maupun konteks sosial-masyarakat yang melatarbelakangi

(Aminuddin dalam Siswanto, 2008:159).

2.1.6 Amanat

Amanat merupakan pesan moral atau hikmah yang ingin disampaikan

pengarang pada pembacanya. Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan

pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai

kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikan oleh pembacanya. Amanat yang

tersampaikan dalam novel ini adalah tidak baik di dalam keluarga menyimpan

rahasia, maka akan mempengaruhi ketidakharmonisan di dalam suatu keluarga.

2.2. Setting Novel Double Spin Round

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran

pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat peristiwa-

peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995: 216).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

24  

Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan

dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar

meliputi penggambaran letak geografis (termasuk topografi, pemandangan,

perlengkapan, ruang), pekerjaan atau kesibukan tokoh, waktu berlakunya

kejadian, musim, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional

tokoh.

Nurgiyantoro (1995:227) mengatakan setting dapat dibedakan ke dalam

tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu masing-masing

menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri,

pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang

lainnya.

1. Latar Tempat

Latar tempat mengaruh pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang di pergunakan mungkin berupa

tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, lokasi tertentu tanpa nama

jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah

mencerminkan ataupun tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis

tempat yang bersangkutan. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis penting

untuk memberi kesan pada pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh

ada dan terjadi di tempat seperti yang terdapat dalam cerita,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

25  

Adapun latar tempat yang dibahas dalam novel “Double Spin Round” ini

adalah di Negara Jepang, yaitu kota Kamakura, pada saat konser bandnya Yuichi

di tempat Shimokitazawa, dan klinik tulang milik Kakek.

2. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau

dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Latar waktu juga harus dikaitkan

dengan latar tempat dan sosial karena kenyataannya memang saling berkaitan.

Latar waktu yang digunakan oleh Miyashita Natsu dan Yukiya Shoji

dalam novelnya yang berjudul “Double Spin Round” ini adalah pada saat liburan

musim gugur dan pada saat musim panas.

3. Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara

kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkungan yang

kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, kenyakinan,

pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Disamping itu, latar sosial juga

berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah,

menengah atau atas.

Latar sosial yang di gambarkan pengarang Miyashita Natsu dan Shoji

Yukiya dalam novel “Double Spin Round” ini adalah kehidupan yang terdapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

26  

dalam sebuah keluarga yaitu Keluarga Komiya. Keluarga Komiya adalah sebuah

keluarga yang dapat dikatakan sebagai keluarga yang penuh cinta kasih dan

harmonis. Di mana pada zaman modern saat ini sangat sulit di dapati kehidupan di

dalam keluarga yang harmonis. Adapun anggota keluarganya terdiri dari Ayah,

Ibu, Kakek, Kakak dan Adik. Kakaknya yaitu Komiya Yuichi merupakan siswa

kelas 2 SMA yang sangat gemar bermain band. Yuichi melakukan bandnya

bersama 3 orang temannya, Naruchon, Zaki dan Masaya. Mereka menamai band

mereka dengan Double Spin Round atau disingkat DSR. Sedangkan adiknya,

Komiya Madoka masih duduk di kelas 4 SD dan sangat menyukai judo.

Keinginan Madoka adalah meneruskan dojo milik Kakeknya.

2.3 Pendekatan Struktural

Dalam menganalisis suatu karya sastra diperlukan suatu teori pendekatan

yang berfungsi sebagai acuan dalam menganalisis karya sastra tersebut. Dalam

penulisan ini, penulis menggunakn pendekatan struktural.

Pendekatan struktural merupakan pendekatan intrinsik, yakni

membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra

dari dalam. Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom

yang terlepas dari latar belakang sosial, sejarah, biografi pengarang dan segala hal

yang ada diluar karya sastra (Satoto, 1993:32). Menurut Teeuw (1991 : 135),

pendekatan struktural adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara

kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

27  

dalam, serta mencari relevansi atau keterkaitan antar unsurnya tersebut dalam

rangka mencapai kebulatan makna.

Menurut Nurgiyantoro (2005 : 36), struktural karya sastra juga menyaran

pada pengertian hubungan antar unsur (instrinsik) yang bersifat timbal balik,

saling menentukan, saling mempengaruhi yang secara bersama membentuk satu

kesatuan yang utuh. Secara sendiri, terisolasi dari keseluruhannya, bahan, unsur,

atau bagian-bagian tersebut tidak penting, bahkan tidak ada artinya. Tiap bagian

akan menjadi penting dan berarti setelah ada dalam hubungannya dengan bagian-

bagian yang lain, serta bagaimana sembangannya terhadap keseluruhan wacana.

Teeuw (1991 : 61), menyatakan bahwa tujuan analisis struktural adalah

membongkar dan memaparkan sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan

semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna

secara menyeluruh. Sebuah karya sastra merupakan totalitas suatu keseluruhan

yang bersifat artistik. Sebuah totalitas yang terdapat dalam karya sastra

mempunyai unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat

dan saling menguntungkan. Analisis struktural karya sastra dapat dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan unsur-unsur instrinsik yang

membangun karya sastra, seperti tema, penokohan, alur, latar, sudut

pandang, gaya bahasa dan amanat.

2. Menjelaskan bagaimana fungsi masing-masing unsur tersebut dalam

menunjang makna keseluruhan karya sastra.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

28  

3. Menghubungkan antar unsur tersebut sehingga secara bersama membentuk

sebuah totalitas kemaknaan yang padu.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan struktural adalah suatu

pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur

struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi atau

keterkaitan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna.

2.4 Biografi Pengarang

Shoji Yukiya lahir di Hokkaido tahun 1961. Tahun 2002, ia memenangkan

penghargaan Mephisto dengan karyanya yang berjudul Sora wo Miageru Furui

Uta wo Kuchizusamu dan debut di tahun berikutnya. Karyanya yang lain adalah

serial Tokyo Bando Wagon, Cow House, Hanasaki Koji Yonchome no Seijin,dan

masih banyak lagi.

Miyashita Natsu lahir di Fukui tahun 1967, tahun 2004, ia menjadi

nominator pada penghargaan Bungaku-kai Shinjin Sho dengan karyanya yang

berjudul Shizuka na Ame. Tahun 2012, ia mendapatkan peringkat ke ke-7 pada

penghargaan Honya Taisho for Dareka ga Tarinai.karyanya yang lain adalah

Score No.4, Melody Fair, Mado no Mukou no Gershwin, dan masih banyak lagi.

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

29  

BAB III

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND”

KARYA MIYASHITA NATSU DAN SHOJI YUKIYA

3.1 Ringkasan Cerita

Novel ini dibuka dengan menarik dengan membahas Minami Chan,

temannya Madoka yang punya Hyaku-Nigiri. Hyaku-Nigiri ini garis yang

melintang kesamping. Garis kepandaian dan garis perasaan menjadi satu garis

lurus, memiliki arti peruntungan menjadi kuat. Walaupun Madoka tidak punya

Hyaku-Nigiri, dia memiliki dua pusaran rambut. Konon yang punya dua pusaran

rambut adalah orang yang selalu bahagia. Tidak hanya sekedar pembuka belaka,

karena berhubungan dengan cerita yang disuguhkan. Madoka tidak memiliki

Hyaku-nigiri seperti teman dekatnya, Minami. Garis Kepandaian dan Garis

Perasaan di telapak tangan yang memiliki arti akan mendapatkan peruntungan,

yang di idolakan teman-teman sekelasnya. Namun, Madoka memiliki dua pusaran

rambut, sama seperti Ibu dan Kakak lelakinya, yang menandakan orang tersebut

bahagia, dan itu cukup melegakan bagi gadis kecil yang menyukai Judo ini.

Madoka tinggal bersama Ayahnya yang setiap hari bekerja di Tokyo, Ibu yang

cantik dan pandai memasak, Kakek yang memiliki dojo dan klinik tulang, serta

Kakaknya tersayang yang keren, pintar, masih kelas 2 SMA tapi sudah memiliki

band, suara merdu dan pandai bermain alat musik. Madoka sendiri masih kelas 4

SD, dia sangat menyayangi keluarganya, mereka adalah kebahagiaanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

30  

Suatu hari ketika Madoka sendirian di rumah dia mendapatkan telepon

dari seorang wanita bernama Ashida Nobuko yang mencari Ibunya. Anehnya,

ketika Madoka menyampaikan pesan tersebut Ibunya merasa tidak mengenal

wanita itu, Madoka yakin sekali kalau Ashida Nobuko mengenal Ibunya dengan

sangat baik. Pada festival kembang api yang Madoka datangi beserta Ayah dan

Ibunya, dia melihat seorang wanita yang menatap ke arah keluarganya, dan

pandangan Ibunya kepada wanita tersebut sangatlah aneh, tidak seramah seperti

biasanya, tidak seperti Ibunya yang selama ini terlihat selalu lembut. Keanehan

tidak hanya terjadi pada Madoka, Yuichi pun juga merasakan kehadiran wanita

misterius yang tiba-tiba saja datang ke pertunjukan band-nya yang bernama

Double Spin Round disingkat DSR, menjadi satu-satunya penonton yang berusia

seperti kedua orangtuanya.

Ditengah kebetulan yang semakin penuh dengan teka-teki, muncul seorang

Produser musik mengajak DSR bergabung dengan agensinya, Ishigo Juu. Yuichi,

Zaki, Masaya, Naruchon teman dekat Yuichi tidak menerima begitu saja. Soal

debut mereka mempertimbangkannya. Tapi, orang tua mereka ingin anak-anaknya

masuk bangku kuliah. Sedangkan menjadi idol tidaklah mudah. Dengan membagi

waktu kuliah sambil debut.

Saat mencari profil Ishigo Juu yang konon dulunya penyanyi ternama, ada

fakta lain yang semakin ganjil. Ishigo ternyata memiliki hubungan dengan Ashida

Nobuko. Ditambah skandal Ishigo Juu dengan Komiya Yumiko yaitu Ibu kandung

Yuichi dan Madoka. Yuichi sangat familiar dengan nama tersebut. Kehadiran

Hanako, wanita yang selalu berbincang dengan Ibunya di telepon membuat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

31  

Madoka sock. Karena Hanako adalah seorang idol terkenal dan seorang penyanyi.

Ibunya ternyata menyimpan rahasia. Madoka sangat sedih karena ibunya hanya

diam saja tak memberikan penjelasan. Keluarganya yang baik-baik saja, ternyata

menyimpan rahasia. Rahasia mulai terdengar di telinga Yuichi juga saat Ishigo

Juu ingin melakukan debut bersama bandnya Yuichi. Dengan hadirnya Ishigo,

Yuichi penasaran dengan mencari identitas Ishigo di internet. Bahwa Ishigo

dulunya penyanyi terkenal dan mempunyai banyak hubungan dengan penyanyi

perempuan. Pada saat band Yuichi mengadakan konser, Ibu dan Ashida Nobuko

duduk bersebelahan dan saling mengobrol. Ishigo juga ada pada saat itu

memegang mik dan bernyanyi. Memandang kearah Ibu dan juga Ashida Nobuko.

Semua orang terpana melihat Ishigo bernyanyi dan bertanya kenapa orang seperti

ini pensiun. Setelah selesai konser, Ishigo mengajak Ibu untuk bernyanyi dengan

lagu yang diciptakan Ishigo. Suara yang bagus dan aura Ibu seperti Idol membuat

Yuichi bertanya-tanya. Semua pertanyaan Yuichi sudah dijawab Ibunya ketika

selesai konser. Bahwa dulu Ibu Yuichi mempunyai hubungan dengan Ishigo

sebelum bertemu dengan Ayah Yuichi. Dan dulu Ibu juga seorang Idol terkenal.

3.2 Analisis Tema, Alur, dan Penokohan yang Terkandung dalam

Novel “Double Spin Round”

3.2.1 Analisis Tema dalam Novel “Double Spin Round”

Tema dapat juga disebut ide utama atau tujuan utama. Berdasarkan dasar

cerita atau ide utama, pengarang akan mengembangkan cerita. Oleh karena itu,

dalam suatu novel akan terdapat satu tema pokok dan sub-subtema. Pembaca

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

32  

harus mampu menentukan tema pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah tema

yang dapat memenuhi atau mencakup isi dari keseluruhan cerita. Tema pokok

yang merupakan makna keseluruhan cerita tidak tersembunyi, namun terhalangi

dengan cerita-cerita yang mendukung tema tersebut. Maka pembaca harus dapat

mengidentifikasi dari setiap cerita dan mampu memisahkan antara tema pokok

dan sub-subtema atau tema tambahan.

Pada novel Double Spin Round tema pokoknya adalah kepercayaan orang

Jepang terhadap mitos dua pusaran rambut ganda mempunyai keberuntungan.

Untuk menganalisis tema dibutuhkan beberapa cuplikan cerita agar hasil

analisis lebih akurat dapat dipertanggungjawabkan. Berikut adalah beberapa

cuplikan.

Cuplikan 1

Rumah rahasia yang tersembunyi. Yang membuatku tercenung bukan hanya soal

rumah yang tersembunyi, tapi juga gema dari kata rahasia. Lagi pula, siapa pun

pasti senang kalau punya rahasia, kan? Tapi, kalau berbicara soal keluarga ku,

hidup kami ini jauh dari kata rahasia.

Di rumah kami ada Ayah, Ibu, Kakek, Kakak laki-lakiku, dan terakhir, aku. Lebih

lenkapnya, ada Ayah yang serius bekerja di sebuah perusahaan di Tokyo dan

setiap hari naik kereta jalur Enoden dan jalur Yokosuke; ada Ibu yang imut dan

pintar membuat kudapan manis; ada Kakek yang punya dojo sekaligus klinik

tulang; ada Kakak, pelajar kelas 2 SMA yang keren dan pintar bermain piano;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

33  

dan aku, gadis kelas 4 SD yang sangat-sangat menyanyangi Ayah, Ibu, Kakek,

dan Kakak. (halaman 11)

Analisis :

Dari cuplikan diatas terlihat bahwa tokoh pertama Madoka memulai

ceritanya. Cerita tentang keluarga yang sangat di cintainya. Dan keseharian

keluarga mereka. Di dalam rumah Madoka merasa rumah yang penuh dengan

kesibukan masing-masing mempunyai rahasia. Seperti yang di ditulis di dalam

novel yaitu lagi pula, siapa pun pasti senang punya rahasia, kan? Tapi, kalau

berbicara soal keluargaku, hidup kami ini jauh dari kata rahasia. Dari cuplikan

diatas sesuai tema yang telah penulis simpulkan.

Cuplikan 2

Peruntungan kuat itu seperti apa, ya? Apa semuanya jadi kuat? kalau memang

begitu... irinya... aku juga ingin jadi kuat hingga tak ada yang bisa

mengalahkanku. Lalu aku ingin meneruskan dojo milik Kakek

Sekali lagi aku membuka kedua telapak tanganku yang berada di kolong meja.

Kanan dan kiri. Ternyata benar masing-masing punya dua garis.

Kucoba menyentuh kepala dengan tanganku yang katanya tidak punya

peruntungan kuat itu. Rambut kecoklatanku yang sering membuat teman-teman iri

dipotong pendek di atas pundak dan ku sisipkan di belakang telinga. Di bagian

ubun-ubun ada pusaran rambut. Kalau di pegang, geli.(halaman 5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

34  

Analisis :

Dari cuplikan diatas dapat di mengerti bahwa tokoh pertama yaitu Madoka

yang mempunyai dua pusaran rambut yang selalu beruntung dan membuat teman-

temannya iri.

Cuplikan 3

Sejak kecil aku selalu senang karena mereka selalu akrab satu sama lain. Bahkan

saat mereka saling menggoda dan kemudian berpelukan, aku selalu berlari dan

bergabung dengan mereka. Sekarang pun Madoka sering melakukannya. Namun

di depan anak laki-lakinya yang sudah SMA ini, aku ingin mereka setidaknya

mengendalikan diri dari ciuman dan pelukan itu.

“apa..,” kata Zaki, “bukan selingkuhan, kan, ya?”

“Ah... itu yang bakal dipikirkan oleh orang lain, ya,” ujarku kecut.

Lalu mereka semua mengangguk. Sebenarnya, dari kemarin aku khawatir tentang

hal itu. Kalau cuma aku saja yang tahu, masih tidak apa-apa. Masalahnya,

sekarang nama itu sudah didengar Madoka. Bagaimana kalau adikku itu tahu

tentang perselingkuhan tersebut?(halaman 42)

Analisis :

Dalam cuplikan diatas menceritakan tentang kedua orang tuanya yang

selalu harmonis, tapi ketakutan perselingkuhan muncul dari seorang wanita yang

tidak dikenal selalu namanya terdengar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

35  

Karena tema novel ini tentang cerita kisah rahasia di dalam keluarga yang

di tutupi oleh ibu kandungnya tentunya novel ini adalah cerita panjang yang sulit

penulis masukan ke dalam cuplikan menganalisis dan cerita novel ini bercerita

dari dua sudut pandang tokoh yang membuat penulis sulit mengerti. Penulis hanya

mengambil bagian-bagian yang menunjukan bahwasanya tema novel ini adalah

tentang rahasia yang ditutupi oleh ibu kandungnya dari Madoka dan Yuichi.

3.2.2 Analisis Alur dalam Novel “Double Spin Round”

Alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahap-tahapan peristiwa

sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita

(Abraham dalam Siswanto, 2008:159).

Montage dan Hensaw dalam Aminuddin (2000:84) mengatakan bahwa

tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita dapat tersusun dalam tahapan-tahapan

sebagai berikut:

a. Exposition, yaitu tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat

terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung

cerita.

b. Inciting Force, yaitu ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku

yang bertentangan dari pelaku.

c. Rising Action, yaitu situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai

berkonflik.

d. Crisis, yaitu dimana situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi

gambaran nasib oleh para pengarangnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

36  

e. Climax, yaitu situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang

paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya itu

sendiri.

f. Falling Action, yaitu kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan

dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju conclution atau

penyelesaian cerita.

Setiap analisis alur akan dianalisis pada masing-masing bagian tahapan

peristiwa. Penulis akan memulai dengan menganalisis exposition.

a. Exposition : yakni tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya

peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.

Cuplikan 4

Di rumah kami ada Ayah, Ibu, Kakek, Kakak laki-lakiku, dan terakhir, aku. Lebih

lengkapnya, ada Ayah yang serius bekerja di sebuah perusahaan Tokyo dan

setiap hari naik kereta jalur Enoden dan jalur Yokosuka; ada Ibu yang imut dan

pintar membuat kudapan manis; ada Kakek yang punya dojo sekaligus klinik

tulang; ada Kakak, pelajar kelas 2 SMA yang keren dan pintar bermain piano;

dan aku, gadis kelas 4 SD yang sangat-sangat menyayangi Ayah, Ibu, Kakek, dan

Kakak. (halaman 11)

Kesimpulan

Dalam cuplikan diatas adalah eksposisi atau pendahuluan cerita. Dimana

tokoh pertama yaitu Madoka menceritakan keseharian yang dilakukan keluarga

mereka. Tentang keluarga yang sangat disayangi Madoka. Namun tidak panjang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

37  

lebar, hanya sekedar pendahuluan yang menunjukkan bahwa Madoka sangat

menyayangi keluarganya.

Cuplikan 5

Setiap kali pergi ketempat karaoke, ibu dan Madoka selalu menyuruhku

menyanyikan True Love ini, madoka selalu berkomentar, “kakak pintar menyanyi,

ya!” sambil menyilangkan lengan di depan dada dan menggelengkan kepala,

persis seperti bibi-bibi paruh baya. Sedangkan ibu...

Ibu selalu menutup matanya, mendengarkan dalam diam. Kadang ia

menggerakkan bibirnya, mungkin ikut bernyanyi. Aku sempat bilang kalau

memang suka, harusnya ialah yang bernyanyi. Tapi Ibu sama sekali tidak mau.

“Aku lebih suka mendengar Yuichi bernyanyi,” ujarnya.

Tapi....

Ibu... aku sudah SMA (halaman 21)

Kesimpulan

Cuplikan diatas adalah sebagai prolog yang menunjukan bahwa cerita

dimulainya pada waktu yang ditentukan. Saat ditempat karaoke ibu yang selalu

menyuruh Yuichi bernyanyi karena suara yang bagus dan Madoka menjadi

penggemar abangnya saat mendengarkannya bernyanyi. Terlihat saat itu Yuichi

sudah duduk dibangku SMA.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

38  

Cuplikan 6

Kami berkumpul di rumah Masaya yang ada di kota Hase dan berlatih di

gudangnya. Saat beristirahat, aku menunjukkan pesan dari Madoka yang ia tulis

di belakang selebaran dengan spidol hitam tebal. Mereka tertawa, karena di situ

tertulis, “Semuanya, FI-IGHT!!”

“Madoka-chan benar-benar ceria, ya.”

“Iya.” Itulah kelebihannya.

“Enaknya punya adik yang manis. Adik laki-lakiku akhir-akhir ini sangat bandel.

Bahkan dia nggak bicara denganku waktu di rumah”

Kesimpulan

Dalam cuplikan diatas merupakan tahap eksposisi dari pandangan teman-

teman Yuichi terhadap adiknya yaitu Madoka yang selalu memiliki sifat ceria.

Sampai Madoka menyemangati abangnya ketika latihan konser band mereka.

Didalam tahap ini Madoka sangat menyayangi abangnya. Sehingga abang dan

adik dalam tahap ini patut dicontoh oleh kawan-kawan Yuichi, karena mereka

sendiri tidak begitu kompak dengan adiknya sendiri.

Cuplikan 7

Waktu pertama kali kami berkumpul di gudang rumah Masaya, Madoka

merengek ingin ikut dan tidak bisa dihentikan lagi. Tak ada jalan lain kecuali

mengajaknya. Untungnya teman-teman tak menganggap Madoka sebagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

39  

hambatan dan malah menganggapnya sebagai anak yang manis. Apalagi semua

juga punya adik. Saat itulah Madoka bilang, “aku punya dua pusaran rambut!”,

lalu Naruchon dan Masaya bertanya padaku apa akupun begitu. Tentu saja aku

juga.

Saat itu, kami membuka kamus dan memutuskan.

Pusaran rambut ganda.

Double Spin Round.

Disingkat DSR.

Bagus juga Band yang melibatkan semua orang, berputar-putar mengalirkan

kekuatan (halaman 38).

Kesimpulan

Dalam cuplikan diatas menunjukan eksposisi atau pengenalan tentang

nama grup band yang diambil dari dua pusaran rambut Madoka dan Yuichi yang

disingkat Double Spin Round. Mempunyai arti yaitu keberuntungan datang

kepada grup band mereka.

Cuplikan 8

“ada tamu. Kalian keluarlah sebentar,” kata Master dengan riang.

“Tamu?” kami saling bertukar pandang, bertanya-tanya ada apa sebenarnya,

dan siapa. Saat kami tiba di ruangan konser yang kosong, ternyata sebuah meja

sudah ditata. Disekelilingnya ada kursi-kursi. Seorang pria disalah satu kursinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

40  

Ia memandang kami dan menaikkan tangan, menyapa. “oh, maaf, ya. Ayo ke

sini,” ujarnya. Sambil menelengkan kepala, kami mendekat.

“Ishigo Promotion. Produser. Ishigo Juu.”

Ishigo Juu?

“Kalian nggak tahu?”

“maaf” (halaman 78).

Kesimpulan

Dari cuplikan diatas tahap eksposition yaitu tahap awal berkenalan dengan

produser musik yang lumayan terkenal seumuran dengan Ayah dan Ibu mereka.

Di tahap ini grup band Yuichi tidak mengenal produser musik yang handal pada

zaman dulu, karena tidak begitu terkenal di zaman mereka sekarang. Maka pelatih

band mereka memperkenalkan dengan produser musik yang bernama Ishigo Juu.

Selanjutnya untuk bekerjasama dengan grup band Yuichi.

b. Inchiting Force

Yakni tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun prilaku yang

bertentangan dari pelaku.

Cuplikan 9

“Kak?”

Kelihatannya Kakak tidak menyadari kehadiranku sampai kami nyaris

berpapasan. Oleh karena itu, aku memanggilnya sekali lagi dengan suara yang

lebih keras.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

41  

“... A ... ah, Madoka!” Kakak terlihat terkejut saat mendongak. Ia kemudian

mengangkat sebelah tangan untuk menyapaku, “Yo!” dan kemudian ia berlalu.

Rasanya ada yang aneh.

“Yo!” Aku pun mengangkat tanganku, tapi kemudian seperti ada tanda tanya

yang muncul di benakku. Kakak mau pergi kemana? Di jam seperti ini, kenapa ia

berjalan-jalan di sini? Anak SMA itu apa tidak ada kerjaan, ya? (halaman 90).

Kesimpulan

Dari cuplikan di atas pada tahap inchiting force ada kekuatan timbul dari

tokoh yang tidak seperti biasanya. Terlihat dari tokoh Yuichi yang aneh pada saat

disapa oleh adiknya Madoka. Tidak seperti biasanya ketika dua orang bersaudara

bertemu dijalan pasti saling menyapa dan menanyakan sedang apa dan apa yang

dilakukan. Terlihat dari cuplikan kelihatannya Kakak tidak menyadari

kehadiranku sampai kami nyaris berpapasan. Oleh karena itu, aku memanggilnya

sekali lagi dengan suara yang lebih keras. Dalam cuplikan ini, dapat disimpulkan

bahwa ada yang ditutupi Yuichi kepada adiknya sehingga tidak merasakan

kehadiran adiknya.

Cuplikan 10

“Ibu” panggilku dengan suara pelan. “Ibu, ada orang yang melotot ke arah

kita.”

Kemudian terdengar lagi suara “Doooor!” dan juga suara orang-orang yang

terkagum-kagum, “Woooooow!”. Suaraku tidak sampai ketelinga Ibu.

“Ibu.” Aku menggenggam telapak tangan Ibu lebih erat dan memandang ke

arahnya. Ibu juga tidak memperhatikan langit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

42  

Beberapa kembang api mekar berkilau dengan suara gemersik, membuat langit

malam menjadi cerah. Wajah Ibu yang diterangi oleh cahaya kembang api,

bukanlah raut wajah Ibu yang biasanya. Ibu memandang wanita itu dengan

ekspresi yang belum pernah kulihat sebelumnya (halaman 59).

Kesimpulan

Dari cuplikan di atas pada tahap inchiting force ada kehendak prilaku yang

tidak biasanya terlihat pada Ibunya yang menunjukan adanya hal mencurigakan

pada saat festival kembang api, ketika memandang wajah wanita yang terlihat di

festival itu. Membuat Madoka menjadi bertanya-tanya. Perasaan Madoka yang

mencurigakan kepada Ibunya. Saat Madoka melihat ada wanita yang sedang

melotot kearah Ibunya.

Cuplikan 11

Ayah menunjukkan telapak tangannya padaku, memintaku menunggu.

“Yuichi.”

“Apa?”

Ayah tersenyum, kemudian seolah sedang memikirkan sesuatu, ia sedikit

menelengkan lehernya. Ayah selalu tersenyum. Seolah senyumnya itu sudah

menjadi wajah yang biasanya. Aku tidak ingat pernah dimarahi olehnya.

“Tentu saja Ayah sudah mendengar semuanya dari Ibu. Apa yang terjadi hari ini,

Yuichi yang menyisakan brokoli di kotak bekal, atau Madoka yang kelihatannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

43  

sedikit resah. Ayah sudah dengar semuanya. Ayah sudah berbicara dengan Ibu.

Kau juga sudah SMA, jadi setidaknya makanlah brokolinya.

“Mau bagaimana lagi? Aku memang nggak suka.”

Ayah dan Ibu memang rukun. Aku juga belum pernah melihat mereka berdua

bertengkar. Awalnya aku kira suami-istri memang seperti itu. Oleh karena itu,

saat aku mendengar teman-teman di sekolah bercerita kalau Ayah dan Ibu

mereka sering bertengkar, aku sempat terkejut.

“Karena itu, tunggu saja ya, sampai Ibu siap menceritakannya.(halaman 162)

Kesimpulan

Dari cuplikan di atas pada tahap inchiting force yaitu tahap dimana prilaku

pelaku yang tidak seperti biasanya. Bisa dilihat dari tokoh Ayah yang tidak bisa

menceritakan masalah apa yang dirahasiakan Ibu. Sehingga Yuichi mulai

penasaran dan bertanya kepada Ayah. Tapi Ayah belum bisa menceritakan semua

karena Ibu belum siap menceritakannya kepada Yuichi.

Cuplikan 12

“Ah, Madoka, kok nggak tambah makannya?” Kakek terkejut dan bertanya, tapi

aku sudah tidak punya nafsu makan.

“Jarang sekali Madoka makannya sedikit. Sejak lambungnya kena virus waktu

TK, kan?” ujar Ayah senang. Oh iya, biasanya Ayah pulang larut, tapi hari ini ia

pulang lebih awal dari biasanya. Biasanya, tugasku di sini adalah melucu, tapi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

44  

hari ini aku tidak punya minat untuk itu. Aku juga jadi marah saat memikirkan

kalau Ayah sama sekali tidak tahu Sakurai Hanako datang ke rumah dan

bertingkah riang begitu.

Mungkin waktu itu lebih baik aku berlagak bodoh dan langsung mengangkat topik

kalau Sakurai Hanako-san datang kerumah. Tapi, aku tidak sanggup. Itu karena

Ibu diam saja. Memikirkan perasaan Ibu, aku jadi tidak bisa bicara.(halaman

176)

Kesimpulan

Pada cuplikan di atas bisa dilihat dari tokoh Madoka yang tidak seperti

biasanya. Saat Ayah pulang kerja biasanya Madoka melucu dan membuat suasana

dirumah jadi penuh. Tapi ketika waktu makan malam Madoka malahan diam saja

dan bersikap marah kepada Ayah. Ada hal mengganjal di hati Madoka, maka dia

seperti itu. Karena hal yang mengganjal itu hanya Ibu yang bisa menjawabnya,

tetapi Ibu malah diam saja.

Beberapa cuplikan diatas adalah cuplikan yang menunjukan eksposisi, dan

inchiting force. Karena tidak adanya konflik dalam novel ini sehingga rangkaian

peristiwa rising acttion, crisis, dan climax penulis akan langsung kepada bagian

falling action.

c. Falling Action

Yakni kadar konflik sudah menurun sehingga keteganggan dalam cerita

sudah mulai mereda sampai menuju coclution atau penyelesaian cerita.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

45  

Cuplikan 13

Akhir-akhir ini aku jadi tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran. Tapi, kerena

tugas pelajar adalah belajar, paling tidak aku harus mengikuti setiap kelas.

Penyebab aku tidak bisa konsentrasi itu Cuma satu. Soal universitas.

Band kami langsung bisa memutuskan untuk menandatangani kontrak dengan

kantor Ishigo-san, Ishigo Promotion. Semua personel band pun punya pendapat

yang sama. Semua setuju dengan mimpi masing-masing, yaitu menjadi musisi dan

terus mencari nafka dengan bermain musik. Walaupun tujuan itu sudah kami

miliki sejak band ini dibentuk, tapi kalau dihadapkan lanhsung seperti ini kami

jadi agak ketakutan. Akan tetapi, sekarang sudah diputuskan (halaman 133)

Kesimpulan

Cuplikan di atas pada tahap falling action yaitu dimana kadar nasib pelaku

sudah digambarkan. Terlihat dari tokoh Yuichi yang berusaha untuk berkuliah

sambil membentuk band dengan terkenal. Dengan memutuskan untuk

menandatangani kontrak dengan produser musik. Produser musik Ishigo Juu

pernah dibicarakannya dengan Ibunya, tapi tidak dapat izin untuk masuk menjadi

musisi dari produser musik Ishigo Juu. Tidak pantang menyerah Yuichi semakin

penasaran untuk menandatangani konrak dengan melawan Ibunya. Dengan begitu

Yuichi harus bisa menutupinya dari Ibu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

46  

Cuplikan 14

Tidak ada jalan lain kecuali menunggu, karena Ayah sudah mengatakan padaku

untuk menunggu. Tapi—maafkan kata-kataku—aku bukan orang yang bisa

menunggu dengan sabar. Bukan berarti aku pemarah, tapi kalau ada hal yang

harus diputuskan, aku ingin memutuskannya dengan cepat.(halaman 196)

Kesimpulan

Dari cuplikan di atas pada tahap inchiting force yaitu dimana Yuichi

merasa tidak ada jalan lain untuk mengetahuinya sendiri. Disini Yuichi

menentang apa kata Ayahnya untuk bersabar dan biarkan Ibu yang menjawab rasa

penasarannya. Tapi Yuichi dengan bersikap ingin memutuskannya dengan cepat.

Cuplikan 15

Aku curiga orang itu adalah Ibu. Ibu berencana untuk melanjutkan kiprahnya

sebagai seorang idola dengan nama itu, tapi kemudian ia pensiun dan

memberikan nama itu pada anaknya yang lahir kemudian. Sangat mungkin

terjadi.

Dengan demikian, itu menjelaskan ekspresi aneh Ishigo-san saat mendengar

nama Ibu.

“semuanya jadi terhubung”

Yamaguchi Madoka dulu akan debut sebagai seorang idola, bahkan mungkin

sudah. Ia berkenalan dengan Sakurai Hanako-san.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

47  

Kemudian ada gosip tentang Yamaguchi Madoka dan Ishigo-san.

Meskipun sudah puluhan tahun berlalu, pasti di antara keduanya terjadi sesuatu

samapi tidak mau bertemu, bahkan tidak suka mendengar namanya.(halaman

197).

Kesimpulan

Dari cuplikan di atas pada tahap inchiting force yaitu tahap yang dibuat

untuk menyelesaikan masalah diantara tokoh. Tokoh Yuichi langsung mencurigai

Ibunya dulu sebagai seorang model yang terkenal dan dengan nama Yamaguchi

Madoka. Di wariskan nama belakang kepada anak yang lahir setelah Yuichi yaitu

Madoka. dan mempunyai tentang Yamaguchi Madoka dan Ishigo Juu dulu

mempunyai hubungan. Sampai tidak mau mendengar nama keduanya.

Cuplikan 16

Ibu dan Ashida-san berjalan mendekat. Ibu berhenti tepat di depan panggung dan

melotot pada Ishigo-san dengan wajah memerah. Tapi, seolah tahu, Ibu lalu

mengulurkan lengannya untuk menangkap mik yang mendadak dilemparkan oleh

Ishigo-san.

Ashida-san menepuk pundak Ibu dengan ringan.

“Baiklah, anak-anak!Mainkan musik dengan semangat! Ini adalah malam

kelahiran Yamaguchi Madoka yang lebih hebat dari Sakurai Hanako! Idol yang

seharusnya menjadi legenda!”(halaman 247)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

48  

Kesimpulan

Pada tahap inchiting force dalam cuplikan diatas disimpulkan bahwa ada

hubungan Ibu dengan Ishigo sampai-sampai wajah Ibu memerah dan melotot.

Dalam situasi seperti ini ibu kembali seperti dulu seorang idol dengan bernyanyi

dengan grup band Yuichi.

Cuplikan 17

“Aku dulu ingin jadi penyanyi, tapi berhenti karena menikah dengan Ayahnya

Yuichi.

“Waktu itu aku dan Ishigo-san berpisah sambil bertengkar.”

“kenapa? Karena aku sudah berhenti sesudah dia membuat lagu untukku.”

“iya, Ashida-san dulu manajerku.”

“kerena itu, aku jadi bimbang. Kalian ditawari pekerjaan oleh Ishigo-san, aku

jadi berpikir, apa nggak salah? Begitu.”

Aku mendengar semuanya dari belakang Ibu.

Semua yang ingin aku tanyakan sudah ditanyakan oleh mereka. Lalu, aku heran

Ibu menjawab semuanya dengan jujur. Tapi, rasanya memang ia harus

menjawabnya karena sudah terlanjur bernyanyi seperti itu. Lagi pula, semua

jawaban untuk pertanyaan itu sudah ketahuan sebelum ia menjawab.(halaman

250)

Kesimpulan

Dari cuplikan diatas dapat disimpulkan, semua pertanyaan Yuichi sudah

dijawab oleh Ibunya tapi masih ada satu rahasia yang disembunyikan. Bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

49  

alasan Ibu itu tidak masuk akal berhenti benyanyi ketika menikah dengan

Ayahnya Yuichi.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa novel ini memiliki alur

exposition, inciting force, dan falling action., tetapi tidak tidak ada rising action,

crisis, dan climax dalam peristiwa, karena dalam cerita tidak ada terjadinya

konflik.. Jadi dapat disimpulkan bahwa alur pada nove ini tidak bagus menurut

Montage Henshaw.

3.2.3 Analisis Penokohan dalam Novel “Double Spin Round”

Tokoh berkaitan dengan orang atau seseorang sehingga perlu penggambar

yang jelas tentang tokoh tersebut. Menurut Nurgiantoro (1995:173-174), jenis-

jenis tokoh dapat dibagi sebagai berikut:

1. Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya

a. Tokoh Utama, yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya dan sangat

menentukan perkembangan alur secara keseluruhan.

b. Tokoh Tambahan, yaitu tokoh yang permunculannya lebih sedikit dan

kehadirannya jika hanya ada keterkaitannya dengan tokoh utama

secara langsung ataupun tidak lansung.

2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh

a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh utama yang merupakan

pengejawantahan nilai-nilai yang ideal bagi pembaca

b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penyebab terjadinya konflik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

50  

Dalam menganalisis tokoh dalam novel ini, penulis terlebih dahulu

menganalisis tokoh pertama dengan watak tokoh dilanjutkan dengan tokoh kedua

agar hasil penelitian tokoh dapat lebih akurat.

Tokoh pertama dalam novel ini Madoka. Tokoh Madoka berpengaruh

dalam cerita ini karena berperan sebagai penggerak awal cerita. Dilanjutkan tokoh

kedua dalam novel ini Yuichi. Tokoh Yuichi berperan sebagai penggerak alur

cerita.

Untuk mengetahui watak Madoka dan Yuichi dalam novel ini penulis

menganalisisnya melalui cuplikan berikut.

Cuplikan 18

Memang kata bahagia sedikit menarik perhatianku, tapi kalau bisa memilih

sebenarnya aku lebih suka punya rambut depan yang lurus. Kurasa tanpa harus

bergantung pada kata bahagia atau peruntungan kuat pun tak masalah buatku

(halaman 6).

Kesimpulan

Kutipan di atas menunjukkan bahwa meski masih muda (sepuluh tahun),

Madoka lebih matang ketimbang usianya.Bukan hanya dalam berpikir, tapi juga

bersikap.

Misalnya saja dalam interaksinya dengan keluarga.Pada satu sisi, Madoka

sadar bahwa dia sudah mulai beranjak dewasayang membuatnya malu kalau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

51  

mandi bersama kakaknya atau dipeluk kakaknya. Di sisi lain, Madoka juga ingin

menjaga perasaan keluarganya. Seminggu sekali dia memastikan diri untuk

menemani kakaknya mandi.Setiap malam pun dia suka menemani ayahnya yang

baru pulang bekerja.

Cuplikan 19

Akhir-akhir ini aku tidak tahan dengan suara tangis Madoka.Padahal dulu tidak

begitu. Dulu, kalau ia menangis, aku tinggal mengelus kepalanya sambil bilang

kalau ia anak yang manis. Lalu, aku tinggal memeluknya saja.Tapi sekarang,

suara tangisnya seperti bercampur dengan sesuatu. Entah apa (halaman 151).

Kesimpulan

Dari cuplikan di atas dapat dilihat Yuichi adalah kakak yang baik dan

perhatian.Dia tidak menggoda adiknya, meski Madoka lebih muda sekitar 7-8

tahun dan fakta ini mempermudah Yuichi menggoda adiknya.

Bisa ditebak, kalau sifat dua bersaudara yang cenderung hangat dan ramah ini

adalah hasil didikan orangtua dan kakek mereka. Madoka menggambarkan para

orangtua dalam keluarganya dengan“… Ayah yang serius bekerja di sebuah

perusahaan di Tokyo dan setiap hari naik kereta jalur Enoden dan jalur

Yokosuka; ada Ibu yang imut dan pintar membuat kudapan manis; ada Kakek

yang punya dojo sekaligus klinik tulang….” (halaman 11).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

52  

Dari penjelasan Madoka itu, bisa dilihat betapa sederhana dan hangatnya para

orang tua dalam keluarga Koyama. Tapi di sisi lain, kesederhanaan dan

kehangatan dalam keluarganya membuat Madoka tanpa sadar meragukan

kehidupan keluarganya: “Aaaah… padahal akan lebih baik kalau setidaknya ada

rahasia meski cuma sedikit.” (halaman 11).

Tokoh tambahan yang terkandung dapat dilihat dari cuplikan di bawah ini:

1. Komiya Yumiko, sang ibu yang pandai memasak dan periang.

Penggambaran yang digunakan Miyashita dan Shoji mengenai Komiya

Yumiko begitu sederhana; seorang ibu yang ramah, ceria, dan punya hobi

memasak.Tapi, lembar demi lembar, penulis tidak menemukan keanehan yang

berlebih dari sosok Komiya Yumiko. Alih-alih, dia tampak seperti wanita

sederhana dan malah sama sekali tidak berpura-pura manis atau baik, seperti yang

semula penulis duga. Ini bisa di ketahui dari bagaimana Yuichi dan ayahnya

membicarakan sang ibu:

“… bagi Ibu, hal itu membuatnya sedikit berpikir. Baginya, hal ini sedikit

berat, membuatnya overspec.”

“Memori mesinnya nggak cukup, ya?”

“Iya.Jadi kepanasan dan membeludak.” (halaman 164)

Seandainya Komiya Yumiko adalah wanita dengan rahasia mengerikan atau

menyembunyikan sosok asli yang mencurigakan, pasti suami dan anaknya

tidakakan punya topik pembicaraan yang hangat sekaligus konyol saat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

53  

membicarakannya.Walaupun, keduanya sama-sama tahu, ada rahasia yang

disimpan oleh sosok ibu dalam keluarga Komiya tersebut.

2. Ayah, sang sosok pengayom dalam keluarga Komiya.

“Tentu saja Ayah sudah mendengar semuanya dari Ibu. Apa yang terjadi

hari ini, Yuichi yang menyisakan brokoli di kotak bekal, atau Madoka

yang kelihatannya sedikit resah. Ayah sudah mendengar semuanya. Ayah

sudah berbicara dengan Ibu. Kau juga sudah SMA, jadi setidaknya

makanlah brokolinya.”

“Mau bagaimana lagi?Aku memang nggak suka.” (halaman 162)

Dari dialog di atas kita bisa melihat bagaimana tokohAyahmengisyaratkan bahwa

dia mengetahui apa yang mengganggu pikiran putranyadan istrinyadengan dua

kalimat “Ayah sudah mendengar semuanya. Ayah sudah berbicara dengan

Ibu.”Namun, dia tidak langsung terjun ke permasalahan dan malah

membicarakan kebiasaan Yuichi yang selalu menyisakan makanannya.

Menurut Nurgiyantoro Tokoh dari segi fungsi tokoh dibagi menjadi 2

yaitu antagonis dan protagonist.antagonis adalah tokoh yang berbuat jahat..

Tokoh protagonis adalah tokoh yang berbuat baik. Dalam novel ini Madoka dan

Yuichi merupakan dua saudara yang berbuat baik. Dan dapat disimpulkan

merupakan seorang tokoh yang protagonis. Namun disisi lain tokoh

pendukungnya tidak ada yang bersifat antagonis sehingga kedua tokoh utama

menjadi tidak berkembang dan tidak menonjol dikarenakan semua tokoh dalam

cerita ini adalah protagonis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

54  

3.3 Hubungan Antar Unsur

Karya sastra diasumsikan sebagai fenomena yang memiliki struktur yang

saling terkait satu sama lain. Struktur tersebut memliki bagian yang kompleks,

sehingga pemaknaan harus diarahkan ke dalam hubungan antar unsur secara

keseluruhan.

3.3.1 Hubungan Alur dan Tema

Alur atau plot merupakan tulang punggung cerita. Menurut Robert Stanton

alur terbentuk dari konflik maka konflik akan membuat klimaks. Didalam novel

ini alur sedikit terjadinya konflik tapi tidak mencapai klimaks.

Tema merupakan ide suatu cerita. Tema novel ini adalah rahasia di dalam

keluarga yang ditutupi oleh ibu kandung dari dua orang bersaudara selama tinggal

di rumah, terdengar dari seorang penelepon wanita yang tidak dikenal.

Didalam alur tidak terdapat klimaks. Sementara itu temanya juga tidak

mengisyaratkan adanya pertikaian dalam cerita. Alur dan tema mempunyai

keselarasan. Namun, menurut teori Robert Stanton dan Montage Hensaw alur

harus terdapat konflik agar jalan cerita menjadi hidup. Jadi, penulis

menyimpulkan bahwa hubungan alur dan tema kurang baik menurut teori yang

ada.

3.3.2 Hubungan Tokoh dan Alur

Alur merupakan tulang punggung cerita.Alur tebentuk dari konflik maka

konflikakan membuatklimaks.Didalam novel ini alur tidak terdapat konflik yang

menimbulkan klimaks.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

55  

Tokoh merupakan penggerak cerita.Tokoh dibagi 2 menurut fungsinya.

Tokoh antagonis dan protagonist.Tokoh utama didalam novel ini adalah tokoh

protagonis. Namun di dalam cerita ini tidak ada tokoh antagonis. Tokoh antagonis

yang berfungsi membuat konflik didalam cerita.akan tetapi pada novel ini tidak

terdapat tokoh antagonis.

Dapat disimpulkan bahwa adanya keterkaitan antara dan tokoh yaitu pada

konteks tidak adanya konflik di alur ditambah tokoh yang tidak ada pemeran

antagonis sehingga keterkaitan terjadi. Tetapi menurut penulis berdasarkan teori

montage henshaw alur yang baik harus terdapat konflik. Jadi penulis

menyimpulkan bahwa hubungan alur tokoh kurang baik.

3.3.3 Hubungan Tokoh dan Tema

Tema adalah ide-ide dalam cerita.Tema merupakan ide suatu cerita.sebuah

pengalaman hidup yang didengarkan kepada orang-orang seperti angin yang

berhembus dan memberikan manfaat kepada orang. Baik tua maupun muda untuk

diambil pelajaran kehidupan agar kehidupan lebih tenang.

Tokoh merupakan penggerak cerita.Tokoh dibagi 2 menurut

fungsinya.tokoh antagonis dan protagonist.Tokoh utama didalam novel ini adalah

tokoh protagonis.Namun didalamcerita ini tidak ada tokoh antagonis.tokoh

antagonis yang berfungsi membuat konflik didalam cerita.akan tetapi pada novel

ini tidak terdapat tokoh antagonis.

Tema merupakan ide suatu cerita.Tema novel ini adalah sebuah kisah hidup

seorang anak muda bernama aku yang menceritakan kisahnya selama di kota

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

56  

tempat tinggalnya selama delapan belas hari. Didalam kisah yang diceritakan

didalam novel ini tidak ada pertikaian sama sekali.

Kemudian tokoh dalam cerita ini mendukung tema karena tidak ada tokoh

antagonis dalam novel ini sehingga tidak ada permasalahan.

Namun menurut teori Nurgiyantoro tokoh ada yang bersifat antaganis dan

protagonis. Jadi penulis menyimpulkan bahwa hubungan tema dan tokoh kurang

baik karena tidak ada tokoh antagonis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

57  

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut.

1. Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang

melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Jadi yang melatarbelakangi cerita

dalam novel Double Spin Round adalah kisah tentang kepercayaan

keluarga Komiya terhadap dua pusaran rambut ganda yang mempunyai

keberuntungan. Ketika Madoka bertanding judo selalu menang, Yuichi

yang membentuk grup bandnya di tawarkan menjadi grup band terkenal di

Jepang. Alur dalam novel Doble Spin Round kurang baik di karenakan

tidak ada rising action, crisis, dan climax dalam peristiwa, karena dalam

cerita tidak ada terjadinya konflik. Alur dalam yang ada dalam novel yaitu

exposition, inciting force, dan falling action. Maka dalam novel ini di

katakan kurang baik karena tidak memenuhi tahapan-tahapan alur. Tokoh

utama dalam novel Double Spin Round iniadalah Yuichi dan Madoka.

Yuichi merupakan sosok abang yang baikhati, menyayangi adiknya dan di

idolakan adiknya. Madoka merupakan sosok adik yang selalu ceria dan

sangat sayang kepada kelurganya terutama ibunya. Bahwa tidak ada di

dalam novel ini tokoh antagonis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

58  

2. Hubungan antar unsure dalam novel Double Spin Round meliputi beberapa

hal sebagai berikut.

a. Hubungan Alur dan Tema

Didalam tidak ada terjadinya konflik. Sementara itu temanya juga tidak

mengisyaratkan adanya terjadi pertikaian dalam cerita. Alur dan tema mempunyai

keselarasan. Namun, meurut teori Robert Stanton dan Montage Henshaw alur

harus terdapat konflik agar jalan cerita menjadi hidup. Jadi penulis menyimpulkan

bahwa hubungan alur dan tema kurang baik menurut teori yang ada.

b. Hubungan Tokoh dan Alur

Adanya keterkaitan antara alur dan tokoh yaitu pada konteks tidak adanya

konflik di alur ditambah tokoh yang tidak ada pemeran antagonis sehingga

keterkaitan terjadi. Tetapi menurut penulis berdasarkan teori Montage Henshaw

dan Robert Stanton alur yang baik harus terdapat konflik. Jadi penulis

menyimpulkan bahwa hubungan alur tokoh kurang baik.

c. Hubungan Tokoh dan Tema

Tema dalam cerita ini menceritakan tentang pengalaman sebagai nasehat.

Dan itu merupakan suatu sinyal bahwa cerita berjalan tanpa permasalahan.

Kemudian tokoh dalam cerita ini mendukung tema karena tidak ada tokoh

antagonis dalam novel ini sehingga tidak ada permasalahan.

Namun menurut teori Nurgiyantoro tokoh ada yang bersifat antaganis dan

protagonis. Jadi penulis menyimpulkan bahwa hubugan tema dan tokoh kurang

baik karena tidak ada tokoh antagonis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

59  

Dengan demikian dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa novel Double

Spin Round kurang bagus dari segi struktural menurut Robert Stanton dan

Montage Hensaw melalui penelitian di atas.

4.2 Saran

Melalui skripsi ini, penulis berharap agar sekiranya novel yang merupakan

salah satu sarana alternatif yang dijadikan manusia untuk mendapatkan

kesenangan, tidak hanya dijadikan hiburan saja. Tetapi saat membaca novel

berusahalah untuk memahami makna yang terkandung serta nilai-nilai positif

yang ada sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Selain itu, walaupun

novel merupakan sesuatu yang dijadikan hiburan saja,bukan berarti itu kita tidak

harus cermat memperhatikan keterkaitan hubungan-hubungan yang dibangun

dalam suatu cerita.

Penulis juga berharap skripsi ini dapat dijadikan referensi tersendiri bagi

para pembaca dan pencinta karya fiksi menjadi bahan yang berguna bagi peneliti

selanjutnya. Penulis menyarankan kepada para pembaca atau peminat sastra bisa

memberi interpretasi sendiri terhadap novel Double Spin Round, karena dalam

memberi tanggapan sebuah karya sastra sering terjadi perbedaan-perbedaan

pandangan untuk menambah wawasan dan memperkaya ilmu dalam dunia karya

sastra.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

60  

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Endraswara, Suwardi. 2011. Edisi Revisi: Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Medpres.

Fananie, Zaenuddi. 2001. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University

Press.

Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal dan Willem G. Westeijn. 1984. Pengantar Ilmu

Sastra (Edisi Terjemahan oleh Dick Hartoko). Jakarta: PT. Gramedia.

Moleong, Lexy J. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press.

_________________. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. UGM Press.

_________________. 2007. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta. UGM Press.

_________________. 2009. Teori Pengkajian Sastra. Yogyakarta : UGM Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta:

Gramedia.

Satoto, Soediro. 1993. Metode Penelitian Sastra. Surakarta:UNS Press.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

61  

Sinaga, Johan Bimbo. 2014. Skripsi: Analisis Cerita Komik “One Piece” Karya

Eiichiro Oda Dilihat dari Pendekatan Objektif. Medan: USU.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo.

Siswantoro. 2004. Metode Penelitian Sastra Analisis Psikologi. Surakarta:

Sebelas Maret University Press.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset.

Sugihastuti, 2007. Teori Apresiasi Sastra. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Teeuw, A. 1984. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.

________. 1991. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.

Yukiya Shoji & Natsu Miyashita.2016. “Double Spin Round”. Jakarta: Penerbit

Haru

Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indosnesia. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

http://www.artebia.com/review-buku/detail.php?id=600&title=double-spin-round-

menikmati-putaran-kehidupan di akses pada tanggal 22/08/2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

62  

ABSTRAK

Karya sastra adalah sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang. Pada

umumnya memiliki sifat yaitu fiksi dan nonfiksi. Salah satu bentuk karya sastra

fiksi adalah novel. Novel adalah karangan prosa panjang yang terdiri dari

beberapa unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur

yang berada diluar karya sastra. Sedangkan intrinsik adalah unsur yang berada di

dalam karya sastra.

Salah satu contoh karya sastra fiksi adalah novel “Double Spin Round”

karya Miyashita Natsu dan Yukiya Shoji, terbit pada tahun 2016. Novel tentang

rahasia di dalam keluarga. Dalam menganalisis novel ini penulis menggunakan

pendekatan struktural. Pendekatan struktural yaitu membicarakan karya sastra

tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Metode yang

digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif.

Dalam skripsi ini, penulis menganalisis secara struktural tentang novel.

Dihubungkan dengan tema, alur, dan penokohan. Tema di dalam novel ini yaitu

rahasia di dalam keluarga yang ditutupi oleh seorang ibu. Tentang masa lalunya

sebagai seorang penyanyi. Dia juga dulunya berhubungan gelap dengan Ishigo

Juu seorang produser musik. Sampai mempunyai seorang anak laki-laki bernama

Yuichi. Sekarang sudah duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Mempunyai

adik perempuan bernama Madoka dengan umur 10 tahun yang duduk dibangku

Sekolah Dasar. Ayah dari Madoka sekarang mengetahui rahasia ibunya dulu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

63  

Tapi, Ayah mereka tidak mau mengatakannya karena takut menyakiti perasaan

anak-anaknya. Sampai pada akhirnya Yuichi mengetahui semuanya dari

pengakuan Ibunya. Sehingga membuat keluarga mereka kurang harmonis.

Alur dalam novel ini kurang baik karena tahapan alur tidak ada rissing

action, crisis dan climax dalam peristiwa. Dalam novel alur dimulai pada tahap

exposition, inchiting force dan falling action. Pada tahap exposition digambarkan

pada awal Madoka bercerita tentang kegiatan sehari-hari keluarganya. Pada tahap

ini Madoka sangat menyayangi ibu serta semua anggota keluarga. Ketika

mendapat telepon dari orang yang tidak dikenal bernama Ashida Nobuko

mengaku kenalan ibunya, maka Madoka merasa curiga. Pada saat Yuichi

mengenalkan produser musik bernama Ishigo Juu kepada ibunya, maka rahasia

tersebut terbongkar. Pada tahap ini tidak terjadinya konflik karena tidak adanya

climax. Maka dapat dikatakan novel ini kurang baik karena tidak memenuhi

tahapan-tahapan alur yang ada.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Yuichi dan Madoka. Yuichi

merupakan sosok abang yang baik hati, menyayangi adiknya, serta di idolakan

adiknya. Madoka merupakan sosok adik yang selalu ceria dan sangat sayang

kepada keluarganya. Ayah merupakan sosok laki-laki pekerja keras bagi

keluarganya. Ibu merupakan wanita yang ramah, ceria dan sayang kepada

keluarganya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada di dalam novel tokoh

antagonis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

64  

Di dalam sebuah unsur juga terdapat hubungan antar unsurnya yaitu

hubungan alur, tema dan tokoh. Didalam hubungan alur tidak ada terjadinya

konflik. Sementara itu temanya juga tidak mengisyaratkan adanya terjadi

pertikaian dalam cerita. Tokoh berkaitan dengan tidak adanya pemeran antagonis

pada konteks sehingga tidak adanya konflik di alur. Tema ini menceritakan

tentang ketidak harmonisan keluarga. Kemudian tokoh dalam cerita ini

mendukung tema karena tidak ada tokoh atagonis dalam novel ini sehingga tidak

ada permasalahan. Dapat di simpulkan bahwa hubungan alur, tema, tokoh

kurang baik menurut teori yang ada.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

65  

要旨よ う し

文 献ぶんけん

の 制 作せいさく

とは 筆 者ひっしゃ

の 創 造そうぞう

する 創 造そうぞう

の結果けっか

である。

一 般 的いっぱんてき

に特 有とくゆう

はフィクションとノンフィクションでに分 類ぶんるい

される。

フィクションの制 作せいさく

の一つとしては 小 説しょうせつ

である。 小 説しょうせつ

とはいくつ

かの要素ようそ

に成 立せいりつ

されている 文 章ぶんしょう

であり、それは内 的ないてき

な要素ようそ

と外 的がいてき

な要素ようそ

である。外 的がいてき

な要素ようそ

は文献以外ぶんけんいがい

の要素ようそ

であるが、内 的ないてき

な要素ようそ

文 献ぶんけん

の制 作せいさく

の中なか

にある。

フィクション制 作せいさく

の一つとしては 2016 年に発 刊はっかん

されたユキヤ.

ショウジとミヤシタ.ナツの制 作せいさく

「Double Spin Round」である。この

小 説しょうせつ

は家族かぞく

における秘密ひみつ

のことである。この 小 説しょうせつ

を分 析ぶんせき

する際さい

構 成 的こうせいてき

な姿勢しせい

を使用しよう

した。構 成 的こうせいてき

な姿勢しせい

は文 献ぶんけん

の中なか

から成 立せいりつ

する

要素ようそ

を 着 目ちゃくもく

する。使用しよう

された 研 究けんきゅう

の方 法ほうほう

は記 述 的きじゅつてき

な方 法ほうほう

である。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

66  

本 研 究ほんけんきゅう

では、筆 者ひっしゃ

が 小 説しょうせつ

を構 成 的こうせいてき

に分 析ぶんせき

する。キャラ

クター、筋すじ

、テーマに関 係かんけい

する。この 小 説しょうせつ

のテーマは一人の母はは

に隠かく

した家族かぞく

の秘密ひみつ

である。 昔むかし

は歌手かしゅ

であった。彼 女かのじょ

も音 楽 製 作 者おんがくせいさくしゃ

あるイシゴジュウと浮気うわき

していた。ユイチという子まで産う

まれた。今いま

高 校 生こうこうせい

である。彼は十歳のマドカという一人の 妹いもうと

がいる。今のマド

カのお父さんがそういうことを知し

っている。しかし、彼女のお父さんは彼

女に傷きず

をついたりすることがしたくないため、こんなこと彼女から隠かく

た。最後さいご

まで、母は自分じぶん

で認みと

めてからユイチが知し

るようになった。

この 小 説しょうせつ

の筋すじ

は 最 高 潮さいこうちょう

、危機き き

、そういう要素ようそ

がないため、

余りに良よ

くない。 小 説しょうせつ

の中なか

で、「Falling Action」、「Inchiting Force」

と解 説かいせつ

から筋すじ

を始はじ

めた。説 明せつめい

の階 段かいだん

でマドカの家族かぞく

との 日 常にちじょう

生 活せいかつ

について 描 写びょうしゃ

された。この段 階だんかい

でマドカはお母さんと家族かぞく

を愛あい

している。マドカは知し

らない人ひと

、お母さんの友 達ともだち

として認みと

めたノブコ.

アシダからの電話でんわ

をもらい、マドカは怪あや

しいと感かん

じた。ユイチはお母さ

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

67  

んにじゅういしごという 男おとこ

を 紹 介しょうかい

した時とき

に隠かく

したことが全部ぜんぶ

ばれた。

この段 階だんかい

において 最 高 潮さいこうちょう

がないため、葛 藤かっとう

が 行おこな

われない。したが

って、筋すじ

の段 階だんかい

に満み

たさないため、この 小 説しょうせつ

はあまりよくないと

考かんが

えられるだろう。

この 小 説しょうせつ

の主 人 公しゅじんこう

はマドカとユイチである。ユイチは親 切しんせつ

人ひと

、 妹いもうと

を愛あい

する人ひと

とさらに 妹いもうと

に慕した

われている人ひと

として 描 写びょうしゃ

された。マドカはいつも元気げんき

な 妹いもうと

と家族かぞく

を愛あい

する人ひと

として 描 写びょうしゃ

れた。お父さんは家族かぞく

に対たい

する 忠 実ちゅうじつ

な人 間にんげん

である。母はは

は親 切しんせつ

元気げんき

な人 間にんげん

として 描 写びょうしゃ

された。ここからこの 小 説しょうせつ

では、敵 対 者てきたいしゃ

がないと 考かんが

えられる。

一つの要素ようそ

の中で要素ようそ

の間の関 係かんけい

が見み

つかり、それはキャラ―、

テーマと筋すじ

の関 係かんけい

である。筋すじ

の関 係かんけい

では対 立たいりつ

が成 立せいりつ

されていない。

テーマも対 立たいりつ

が 行おこな

われない。関 係かんけい

するキャラクターの敵 対 者てきたいしゃ

がい

ないため、対 立たいりつ

がないと言い

える。このテーマは家族かぞく

の中なか

で平和へいわ

がないと

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “DOUBLE SPIN ROUND” KARYA

68  

語かた

った。それで、このストーリでのキャラクターは敵 対 者てきたいしゃ

がないため、

テーマを支ささ

える。理論りろん

に沿そ

ってキャラクター、筋すじ

とテーマの関 係かんけい

は余あま

りよくないとみられる。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA