pengaruh model pembelajaran round club terhadap
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI PROTISTA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 9 GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Nur Amaliah Saleh
105440008515
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Amaliah Saleh
NIM : 105 4400 085 15
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Round Club Terhadap Hasil
Belajar Biologi Materi Protista Siswa Kelas X SMA Negeri
9 Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 2020
Yang Membuat Pernyataan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id
iv
Nur Amaliah Saleh
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Amaliah Saleh
NIM : 105 4400 085 15
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id
v
Yang Membuat Perjanjian
Nur Amaliah Saleh
v
MOTTO dan PERSEMBAHAN
Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat
keslahan, selama ia menjadi lebih bijksanadaripada sebelumnya.
(Alexander Pope)
Aku minta pada Tuhan, bunga mawar, tapi Tuhan memberiku bunga
kaktus yang berduri. Aku minta burung merak , Tuhan memberiku
ulat yang berbulu. Aku berfikir bertapa tidak adilnya ini . namun
kemudian, kaktus itu berbunga indah bahkan sangat indah , ulat
itupun tumbuh dan berubah menjadi kupu- kupu yang amat cantik .
Begitulah jalan Tuhan , Indah pada waktunya !!!
Tuhan tidak memberikan apa yang kita harapakan tetapi apa yang
kita perlukan .
vi
ABSTRAK
Nur Amaliah Saleh. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Round Club Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Protista Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty, dan pembimbing II Nurul Magfirah.
Jenis penelitian ini adalah Quasy eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Tipe Round Club (keliling kelompok) terhadap hasil belajar siswa. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X MIA SMA Negeri 9 Gowa dan sampel yang terdiri kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Round Club (Keliling kelompok) X MIA 1 sedangkan pada kelas kontrol yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung (model konvensional) kelas X MIA 2, Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Data yang dikumpulkan yaitu data mengenai hasil belajar siswa dianalisis menggunakan analisis statistic deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model Round club (keliling kelompok) yaitu 82,15 dan rata-rata hasil belajar siswa diajar menggunakan model pembelajaran langsung (model konvensional) yaitu 74,14. Berdasarkan hasil penenlitian tersebut diatas, dapat disimpulkan hasil belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 9 Gowa melalui Model Pembelajaran Round Club dapat mengalami peningkatan.
Kata kunci: Round Club, Hasil Belajar
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga proses penulisan skripsi Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Round Club Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Protista Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Gowa” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis sadar bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri tetapi hasil dari keterlibatan semua pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua, Ayah dan Ibu yang dengan sabar telah mendidik dan membiayai
sejak kecil sampai sekarang.
2. Irmawanty, S.Si.,M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Biologi
3. Irmawanty, S.Si.,M.Si. dan Nurul Magfirah, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing kami selama penulisan skripsi .
4. Seluruh teman-teman seangkatan, terutama kelas Biologi C Angkatan 2015
yang selalu mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan. Rekan-rekan
satu bimbingan skripsi, yang memberikan masukan dan dorongan selama
menyelesaikan skripsi ini.
5. Untuk teman-teman seperjuanganku sekaligus sahabatku Yulinar, Widya,
Asriani, Unhy, Uppa, Ulin, Yupi, Hasmi, Indah, Syahrina, terima kasih telah
memberikanku semangat dan selalu menghiburku, terima kasih atas cinta,
kasih dan persahabatannya. Kalian adalah sahabat- sahabat yang tidak pernah
tergantikan.
viii
6. Untuk teman-teman P2K di SMP Negeri 1 Tinggimoncong, terima kasih atas
dukungan dan doanya teman-teman seperjuangan.
7. Terimakasih juga untuk teman-teman RKM, yang selalu memberi semangat
dan motivasi dari proposal sampai skripsian, terimakasih atas pengertian nya
selama berkegiatan kemarin.
8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi penelitian ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsil penelitian ini.Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, Februari 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ……. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ……. ii
SURAT PERYATAAN .......................................................................... ……. iii
SURAT PERJANJIAN .......................................................................... ……. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... ……. v
ABSTRAK .............................................................................................. ……. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ ……. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ……. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... ……. xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ……. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... …… xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 8
1. Hasil Belajar ................................................................................ 8
2. Model Pembelajaran .................................................................. 13
3. Materi Protista ........................................................................... 23
4. Hasil Penelitian Yang Relevan..................................................... 30
B. Kerangka Pikir .................................................................................. 32
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 34
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ........................................................................ 35
1. Jenis Penelitian ............................................................................ 35
2. Desain Penelitian ......................................................................... 35
3. Lokasi Penelitian Dan Waktu...................................................... 36
4. Variabel Penelitian ...................................................................... 36
B. Populasi dan Sampel ........................................................................ 37
C. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 38
D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 38
E. Prosedur Penelitian ............................................................................ 39
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 42
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 47
B. Pembahasan ........................................................................................ 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................ 66
B. Saran .................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian Quasi Eksperimen ......................................... ……. 35
3.2 Populasi Siswa X MIA SMA Negeri 9 Gowa ............................. ……. 37
3.3 Sintaks model pembelajaran Round Club ................................... ……. 41
3.4 Tingkat Penguasan Materi ........................................................... ……. 43
3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ..................................…… 43
3.6 Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Siswa ………………… 44
3.7 Kategori Nilai Uji Normalitas Gain …………………………………. 45
4.1 Hasil Persentase dan Kriteria Aktivitas Siswa …………………........ 48
4.2 Data Hasil Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………………………………………………………………. 51
4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan kelas kontrol (Pretest- Posttest) ...................... ……. 52
4.4 Distribusi Frekuensi ketuntasan belajar siswa Kelas Eksperimen dan
kontrol (Pretest-Posttest) ............................................................ ……. 53
4.5 Hasil uji rata-rata nilai normaliats N-gain…………………………… 56
4.6 Selisih kelas kontrol dan eksperimen………………………………… 56
4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol............................................................ 57
4.8 Rekapitulasi Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kontrol…………………………………………….. 58
4.9 Hasil Uji Hipotesis…………………………………………………… 59
xii
4.10 Hasil Analisis Inferensial eksperimen………………………………. 60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gambar Rhizopoda ...................................................................... ……. 25 2.2 Gambar Cilliata ........................................................................... ……. 26 2.3 Gambar Flagellata ...................................................................... ……. 26 2.4 Gambar Sporozoa ....................................................................... ……. 27 2.5 Bagan Kerangka Pikir ................................................................. ……. 34 4.1 Diagram batang perbedaan Hasil belajar siswa Kelas Eksperimen dengan kelas Kontrol pada materi Protista ………………………….. 55
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen ........................................................... 70
A.2 Data Hasil Penelitian Kelas Kontrol .................................................................. 72
LAMPIRAN B
B.1 Analisis Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen ................................................. 74
LAMPIRAN C
C.1 Hasil Uji Normalitas .......................................................................................... 76
C.2 Hasil Uji Homogenitas ...................................................................................... 77
C.3 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................. 78
LAMPIRAN D
D.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................................................... 79
D.2 Lembar Kerja Peserta Didik ............................................................................ 104
D.3 Tes Hasil Belajar (Pretest-Postest) .................................................................. 116
D.4 Kisi-kisi dan Kunci Jawaban (Pretes-Postest) .......................................................................................................................... 126
D.5 Lembar Observasi Guru .......................................................................................................................... 128
D.6 Lembar Aktivitas Siswa .................................................................................. 130
LAMPIRAN E
E.1 Keterangan Validasi ......................................................................................... 134
E.2 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP) ............................. 135
E.3 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................... 143
E.4 Hasil Validasi Tes Hasil Belajar Biologi ......................................................... 149
xv
E.5 Hasil Validasi Lembar Observasi Siswa .......................................................... 155
E.6 Hasil Validasi Lembar Observasi Guru ........................................................... 161
LAMPIRAN F
F.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Pretest Eksperimen… .......................................... 166
F.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Postest Eksperimen ............................................... 167
F.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Pretest Kontrol ..................................................... 168
F.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Postest Kontrol ..................................................... 169
LAMPIRAN G
G.1 Surat pengantar penelitian …………………………………………………...170
G.2 Surat Permohonan izin Penelitian LP3M…………………………………….171
G.3 Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal……………………………... 172
G.4 Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan……………………………………....173
G.5 Surat Keterangan Bukti Penelitian…………………………………………...174
G.6 Kartu Kontrol Penelitian……………………………………………………..175
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi pembangunan berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia,
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan nasional
senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Pendidikan diharapkan mampu membentuk siswa yang dapat
mengembangkan sikap, keterampilan dan kecerdasan intelektualnya agar
menjadi manusia yang terampil, cerdas, serta berakhlak mulia. Seperti yang
tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
2
Salah satu materi pendidikan yang perlu untuk mendapatkan perhatian
yang cukup oleh siswa adalah pelajaran biologi. Biologi merupakan ilmu
yang mempelajari tentang makhluk hidup di lingkungan atau alam sekitar.
Hampir seluruh aktifitas kehidupan kita bersinggungan dengan Biologi.
Sehingga perlu adanya penguasaan yang mantap terhadap bidang studi ini.
Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
khususnya biologi telah melaju dengan pesatnya, maka menggugah para
pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih
terarah pada penguasaan konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya
Biologi yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat.
Tetapi, banyak permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran
biologi di setiap sekolah. Permasalahan yang sering dijumpai dalam proses
pembelajaran biologi adalah hasil belajar siswa. Hal ini berdasarkan hasil
observasi dan wawancara dengan guru di SMA Negeri 9 Gowa yang
menginformasikan bahwa permasalahan pembelajaran biologi diantaranya
adalah siswa sering cepat lupa mengenai konsep-konsep yang telah diajarkan
oleh guru, beberapa siswa yang ada di sekolah tersebut, juga memberikan
penjelasan bahwa mempelajari biologi kadang membuat sebagian besar dari
mereka merasa bosan. Tidak jarang saat pembelajaran berlangsung, banyak
siswa yang malas dan jenuh untuk mengikuti pelajaran biologi sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang tidak menyenangkan karena guru
mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga tidak terjadi hubungan
timbal balik antara guru dan siswa, hal ini dikarenakan proses pembelajaran
3
biologi masih menggunakan metode ceramah. Hal ini berdampak pada hasil
belajar siswa yang sebagian besar masih belum mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan yaitu 75 .
Jika masalah tersebut dibiarkan maka hasil belajar siswanya akan
rendah dan kurangnya minat siswa untuk memahami pembelajaran biologi
sedangkan jika masalah ini diteliti, kita dapat mengetahui pembelajaran
terbaik setelah menggunakan model pembelajaran. Maka dari itu diadakannya
penelitian dengan menggunakan model yang inovatif akan membuat siswa
menjadi lebih aktif saat pembelajaran berlangsung. Hal tersebut membuat
peranan guru menjadi sangat penting dalam menyampaikan pembelajaran di
dalam kelas. Guru harus menerapkan metode dan strategi yang tepat agar
pembelajaran biologi lebih menarik dan bermakna, sehingga hasil belajar
biologi dapat meningkat. Salah satu pembelajaran yang dapat dilakukan oleh
guru adalah pembelajaran dengan menggunakan model Cooperatif Learning.
Model pembelajaran mengacu pada strategi yang diterapkan oleh
pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran, dengan model pembelajaran
yang tepat akan membuat materi yang disampaikan oleh pendidik mudah
diserap oleh siswa. Model pembelajaran ini berpusat pada siswa , sehingga
dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, situasi
pembelajaran semakin hidup dan komunikasi antara guru dan siswa terjalin
dengan baik. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerjasama dalam
kelompok kecil yang heterogen dari segi prestasi, jenis kelamin, dan suku
untuk saling membantu dalam mencapai tujuan bersama.
4
Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat yang positif apabila
diterapkan di ruang kelas. Keuntungannya yaitu, mengajarkan siswa menjadi
percaya diri pada kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber
lain dan belajar dari siswa lain, mendorong siswa untuk mengungkapkan
idenya dan membandingkan dengan ide temannya, dan membantu siswa
belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah.
Salah satu dari model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran
Round Club (keliling kelompok). Dengan menggunakan pendekatan model
pembelajaran Round Club (keliling kelompok) dapat menjadikan siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran, terutama dalam berdiskusi dikelompok.
Pembelajaran Round Club (keliling kelompok) merupakan salah satu
pembelajaran aktif yang dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda satu salam lain. Dalam
pembelajaran kooperatif sering terjadi ada anggota yang terlalu dominan dan
banyak bicara, sebaliknya ada juga anggota yang pasif dan pasrah saja pada
rekannya yang lebih dominan dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung
jawab dalam kelompok biasa tidak tercapain karena anggota yang pasif akan
terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan.
Hal ini telah dibuktikan dari penelitian oleh Ramadhani, Fitri (2017)
dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Round Club Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa” yang di
mana pada penelitiannya membuktikan bahwa penggunaan model
pembelajaran Round Club untuk edukasi itu mampu meningkatkan minat
5
siswa sehingga tercapainya hasil belajar yang optimal serta dalam proses
pembelajaran juga menjadi lebih efektif.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Desi susanti bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 011 Pulau Rambai
Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Berdasarkan hasil penelitian
dan analisa data dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran round
club dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebelum tindakan hasil belajar
siswa hanya mencapai 50%. Kemudian setelah menerapkan model
pembelajaran round club pada siklus 1 hasil belajar siswa mencapai 70%.
Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 80%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran round club dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 011 Desa Pulau Rambai Kecamatan
Kampar Timur.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Round Club Terhadap Hasil Belajar Biologi
Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Gowa Kabupaten Gowa”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh model
6
pembelajaran Round Club terhadap hasil belajar biologi materi protista pada
siswa kelas X SMA Negeri 9 Gowa?
C. Tujuan penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi protista setelah
menggunakan model pembelajaran round club
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Round Club
terhadap hasil belajar biologi materi protista pada siswa kelas X
SMA Negeri 9 Gowa.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
1) Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran biologi yang tebaik khususnya untuk meningkatkan
prestasi siswa.
2) Bagi siswa, diberikannya materi protista dengan menggunakan
model pembelajaran round club ini diharapkan bisa memotivasi
peserta didik untuk lebih berpikir aktif dan kreatif sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
7
3) Bagi sekolah, memberikan kontribusi kepada sekolah dalam
rangka perbaikan proses dalam pembelajaran biologi sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4) Bagi peneliti, Menambah wawasan, pengetahuan, dan
keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan penelitian
yang menggunakan media game interaktif dan model
pembelajaran kontekstual, dapat digunakan sebagai bahan
referensi atau masukan tentang model pembelajaran yang efektif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, hasil diartikan sebagai
sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha.
Berdasarkan kamus lengkap Bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang
menjadi akibat dari usaha. Jadi hasil adalah hal-hal yang ditimbulkan atau
dimunculkan sebagai akibat dari sebuah usaha.
b. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada disekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai
proses yang diarahkan pada tujuan dan proses berbuat melalui berbagi
pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati,
menalar, mencobakan, mengkomunikasikan, dan memahami sesuatu.
(Rusman, 2017)
Menurut (Wahab,Rohmalina. 2015) Teori belajar behavioristic
menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati,
diukur dan dinilai secara konkret. Teori ini memandang individu hanya
dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental.
Sehingga dengan kata lain behaviorisme tidak mengakui adanya
kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Dalam (Wahab, 2015) Ada beberapa definisi belajar yang
dikemukakan oleh para ahli tentang masalah belajar ini, antara lain;
9
1) Menurut James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
2) Menurut Winkel, belajar adalah sebagai suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan perubahn- perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
3) Menurut Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan.
Lain lagi pendapat dari Sagne dalam ( Suardi, Moh. 2018) dia
berpendapat bahwa belajar adalah proses kognitif yang mengubah hasil
stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kopabilitas
baru, berupa keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
Dalam (Susanto, Ahmad. 2013) Robert M. Gagne
mengelompokkan kondisi belajar sesuai dengan tujuan belajar yang ingin
dicapai gagne mengemukakan delapan kemampuan yang dihasilkan jika
tujuan belajar tercapai, yang kemudian disederhanakan menajadi lima.
Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah :
1) Keterampilan entelektual, selain menggunakan symbol verbal manusia
juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui
kemampuan intelektualnya, misalnya mambu membedakan warna,
bentuk, dan ukuran.
10
2) Strategi kogniotif, yakni mengatur cara belajar dan berfikir seseorang
di dalam arti seluas- luasnya, termasuk kemampuan memecahkan
masalah.
3) Informasi verbal, yakni informasi yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuan otak atau entelegensi seseorang, misalnya seseorang
dapat memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar dan
sebagainya yang berupa symbol yang tampak (verbal)
4) Keterampilkan motorik, adalah keterampilan yang diperlihatkan dari
berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk
tangan, berlari, melompat.
5) Sikap dan nilai, yakni berhubungan dengan arah dan intensitas
emosional yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai ini dapat dilihat
dari kecenderungan peserta didik berperilaku terhadap orang, benda
atau peristiwa.
Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap tentang
pengertian belajar tersebut, maka berikut ini dikemukakan beberapa ciri-
ciri penting , berikut:
1) Perubahan yang bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi pada
ospek kepribadian seseorang mempunyai dampak terhadap perubahan
selanjutnya. Karena belajar anak dapat membaca, karena membaca
pengetahuannya bertambah, karena pengetahuannya bertambah akan
mempengaruhi sikap dan perilakunya.
11
2) Belajar adalah perbuatan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya
prioritas. Yang bersangkutan tidak begitu menyadarinya namun
demikian paling tidak begitu menyadarinya setelah peristiwa itu
berlangsung.
3) Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Cara
memahami dan menerapkan bersifat individualistic, yang pada
gilirannya juga akan menimbulkan hasil yang bersifat pribadi.
4) Perubahan yang terjadi bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Yang
berubah bukan bagian- bagian dari diri seseorang, namun yang
berubah adalah kepribadiannya. Kepandaian menulis bukan
dilokalisasi tempat saja , tetapi menyangkut aspek kepribadian
lainnya.
5) Belajar adalah proses interaksi. Belajar bukanlah proses penyerapan
yang berlangsung tanpa usaha yang aktif dari yang bersangkutan.
6) Perubahan berlangsung dari yang sederhana kearah yang lebih
kompleks. (Suardi, Moh. 2018)
Menurut Slameto dalam (Syafi’i, Ahmad, dkk. 2018) Faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:
1) Factor internal (dari dalam individu yang belajar )
Faktor yang yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi
jasmaniah, kesehatan, cacat tubuh, dan juga pada tingkat kecerdasan,
perhatian, bakat, minat, motivasi, dan kematangan.
2) Factor eksternal (dari luar individu yang belajar)
12
Faktor eksternal meliputi (1). Keadaan keluarga; Keluarga
merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yang
ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam
pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, (2). Keadaan sekolah; Lingkungan sekolah
adalah lingkungan di mana siswa belajar secara sistematis. Kondisi
ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode
belajar danfasilitas yang mendukung lainnya, (3). Keadaan
masyarakat; Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan
masyarakat karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut.
(Syafi’i, Ahmad. 2018)
Berdasarkan uraian diatas, maka hasil belajar dapat
didefinisikan sebagai perubahan yang mengakibatkan manuisa
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya, dan aspek perubahan itu
mencakup aspek kognitif, efektif dan psikomotorik.
2. Model Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan
yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses
pendidikan. Pembelajaran seharusnya merupakan kegiatan yang dilakukan
13
untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa
belajar. (Darmadi, 2017)
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiaskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan
demikian aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan
bertujuan yang tertata secara sistematis. ( Winataputra. 2005 )
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengemplementasikan
strategi pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu model
pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Konsep model pembelajaran
lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam
setting eksperimen yang dilakukan. ( Hanafy, 2017)
Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di
dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik
pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam
suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya apa yang harus
dilakukan oleh guru, tetapi menyangkut tahapan- tahapan, prinsip- prinsip
14
reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang disyaratkan. (Khosim.
Noer, 2017)
1. Pembelajaran kooperatif
a. Pengertian pembelajaran kooperatif
Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif bukanlah
hal yang baru didunia pendidikan, tetapi sebelum masa sekarang
pembelajaran ini hanya digunakan oleh sebagian pengajar disalah satu
metode pembelajaran pada tugas tertentu, seperti tugas laporan
kelompok. Penelitian yang telah dilakukan tentang pembelajaran
kooperatif ini mengidentifikasi bahwa pembelajaran kooperatif dapat
digunakan efektif pada setiap tingkatan bahkan sampai keperdosenan
tinggi untuk mengajarkan berbagai macam materi atau pokok bahasan.
Menurut (Hanafy, 2017) Model pembelajaran kooperatif
adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa
sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas
yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan
peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara
maksimal.
Pembelajaran kooperatif bukan sekedar aktifitas yang
mengelompokkan pelajar dalam beberapa kelompok dan memberikan
meruka tugas. Suatu aktifitas belajar akan menjadi pembelajaran
kooperatif ketika lingkungan belajar yang disediakan juga
diorientasikan untuk terjadi aktifitas yang saling mendukung antara
15
satu pelajar denagn pelajar yang lainnya sehingga secara bersama-
sama mereka tumbuh dalam memberikan makna pada suatu fenomena
yang dipelajari. (Sulisworo, dkk. 2018)
Menurut Suprijono dalam bukunya Cooperative Learning,
menyatakan bahwa: Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih
luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk
yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum
pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana
guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan
bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa
menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan
bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. ( Suprijono, 2009)
b. Tujuan pembelajaran kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif menurut (Hanafy, 2017 ) adalah.
1.) Meningkatkan hasil belajar akademik
Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam
tujuan social, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas- tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa
model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep- konsep
yang sulit.
2.) Penerimaan terhadap keragaman
16
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang
berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung
satu sama lain atas tugas- tugas bersama.
3.) Pengembangan keterampilan social yang bertujuan untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi
untuk saling berinteraksi dengan teman yang lain.
c. Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah system yang didalamnya
terdapat unsur-unsur yang saling terkait. Ibrahim didalam (Husamah,
2013) menguraikan unsur- unsur pembelajaran kooperatif sebagai
berikut:
1) Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka
“sehidup sepenanggungan Bersama “.
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya seperti milik sendiri.
3) Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4) Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di
antara anggota kelompoknya.
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau hadiah/ penghargaan yang
juga akan dikenakan untuk semua kelompok.
6) Siswa berbagai kepemimpinan dan mereka membutuhkan
keterampilan untuk belajar Bersama selama proses belajarnya.
17
7) Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang ditangai dalam kelompok kooperatif.
d. Karakteristik pembelajaran kooperatif
Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja
kelompok, oleh sebab itu banyak guru yang mengatakan tidak ada
sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif, karena mereka
menganggap telah terbiasa menggunakannya. Walaupun pembelajaran
kooperatif terjadi dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja
kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif.
Karakteristik pembelajaran kooperatif menurut Ratumanan
dalam (Rahman.2014)
Salah satu ciri pembelajaran koperatif adalah sebagai berikut ;
1) Kelas dibagi atas kelompok- kelompok kecil. Anggota kelompok
terdiri dari siswa dengan kemampuan yang berbeda- beda,
meliputi tinggi, sedang, rendah. Usahakan anggota kelompok
bersifat heteregon, baik perbedaan suku, jenis kelamin, latar
belakang social ekonomi, budaya dan lain- lain.
2) Siswa belajar dalam kelompoknya secara kooperatif untuk
menguasai materi akademis. Tugas anggota kelompok adalah
saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai
ketuntasan belajar.
3) System penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok
daripada individu.
18
Menurut Bannet ( dalam Husamah, 2013) ada lima unsur dasar yang
dapat membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok, antara
lain:
1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif) yaitu
hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama.
2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan ) yaitu
mengenal materi pembelajaran dalam anggota kelompok. Sehingga
siswa termotivasi untuk membantu temannya membutuhkan
keluwesan .
3) Face to face promotive interaction (interaksi promotive) yaitu
interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanya perantara.
4) Interpersonal skill (komunikasi antara anggota ) yaitu menciptakan
hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok dan
memelihara hubungan kerja sama yang efektif.
5) Group processing (permprosesan kelompok ) yaitu meningkatkan
keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah.
2. Model pembelajaran Round Club
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak model
diantaranya yaitu, keliling kelompok. Model ini memiliki banyak
manfaat dalam proses pembelajaran diantaranya, melatih kerja kelompok,
kerja individu, kemampuan berkomunikasi dan melatih siswa bagaimana
bersosialisasi dengan teman sebaya dalam memecahkan persoalan materi
19
yang diberikan oleh guru. Dari banyaknya manfaat melalui metode
tersebut aka berujung pada hasil belajar siswa yang lebih baik.
Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah
dengan penerapan model pembelajaran Round Club. Model
pembelajaran Round Club merupakan pembelajaran aktif, dimana
siswa saling bekerja sama untuk saling membantu menyelesaikan
persoalan dan siswa diberi kesempatan untuk menyatakan,
menjelaskan, menggambarkan, mendengarkan, dan menanyakan
tugas yang diberikan oleh guru kepada kelompoknya. Dengan
adanya diskusi di dalam kelompok, siswa akan mampu
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis. (Ramadhani fitri,
2017)
Model pembelajaran Round Club (keliling kelompok) adalah
kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling
membantu mengkonstruksi konsep menyelesaikan persoalan atau inkuiri.
Interaksi yang dibangun adalah interaksi yang saling memberi informasi
dan pengetahuan yang bisa saling mendengarkan dan mengutarakan
pendapat, pandangan serta hasil pemikiran masing-masing kelompok,
melalui model pembelajaran Round Club sehingga dengan pembelajaran
yang menarik ini maka hasil belajar siswa pun akan dapat meningkat.
(Susanti, Desi. 2018)
20
Menurut Miftahul Huda. (2014: 141) dalam (Feriyanti, Leni. 2018)
menyatakan bahwa: “Model pembelajaran Round Club (keliling
kelompok) adalah kegiatan belajar yang dibagi dalam beberapa kelompok
masing-masing anggota kelompok berkesempatan untuk memberikan
kontribusi mereka dan mendengarkan, serta pandangan orang lain.”
Proses pembelajaran model Round Club memiliki tujuan yaitu
untuk mengingat kerena materi dalam model Round Club dapat digunakan
sebagai pengingat yang bisa dimanfaatkan siswa untuk mempelajari materi
sesuai aturan yang dianjurkan dan yang telah terangkum. Selain itu mampu
memotivasi siswa dalam proses pembelajarannya yang dalam proses
pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan motivasi serta pendidik dapat
menyelipkan pesan- pesan sebagai motivasi untuk para siswa agar dapat
memperlihatkan kinerja yang kontinu dalam mencapai kompentensi yang
diinginkan ( Sumiati, dkk. 2015)
Hal ini sejalan dengan pendapat Anita Lie yang mengemukakan
bahwa Teknik keliling kelompok masing-masing anggota kelompok
mandapat kesempatan untuk memberikan pemikirannya dan
mendengarkan pendapat orang lain. Model pembelajaran kooperatif tipe
keliling kelompok ini memberikan kesempatan lebih banyak kepada setiap
siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang
lain dalam pemecahan suatu permasalahan. Pembelajaran kooperatif tipe
keliling kelompok merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola
diskusi di dalam kelas yang akan mengaktifkan setiap anggota kelompok.
21
Menurut (Darmadi, 2017) langkah- langkah menggunakan model
pembelajaran keliling kelompok :
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan dan KD yang ingin
dicapai.
b. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memberikan tugas kepada
setiap kelompok.
c. Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh guru.
d. Salah satu siswa dalam masing- masing kelompok berkeliling ke
kelompok lain untuk mencari informasi tentang hasil diskusi
kelompok lain. Setelah itu kembali kekelompoknya lagi untuk
diberitahukan kepada teman kelompoknya.
e. Setelah semua kelompok telah didapatkan hasil kelompoknya, setiap
kelompok menggabungkan semua informasi yang telah di dapat.
f. Setiap siswa dalam kelompok, harus siap memberikan kontribusinya
saat ditunjuk untuk memaparkan hasil diskusinya
g. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
h. Demikian seterusnya.
Sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Round Club
(keliling kelompok) di atas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar
di kelas. Masing- masing anggota kelompok mendapat kesempatan yang
sama untuk mengembangkan pemikiran yang aktif dan kritis.
Menurut (Marianingsih,2018) Adapun karakteristik pembelajaran
Round Club adalah sebagai berikut ;
22
a. Dituntut keaktifan dari semua anggota untuk memberikan
mengkontribusinya.
b. Setiap kelompok harus mempresentasekan hasil hasil kerja kelompok
untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok lain.
c. Kelompok yang belum mendapatkan giliran presentase dapat
mengkritisi kelompok yang menyajikan materi dengan cara
menyampaikan pemikiran dan pandangannya.
d. Kegiatan dilaksanakan secara bergiliran dengan terus menerus searah
jarum jam sehingga semua kelompok mendapatkan giliran.
Roger dan David jonson (dalam Agus Suprijono) mengatakan bahwa
tidak semua kerja kelompok bias dianggap pembelajaran koopratif. Untuk
mecapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong
royong (kelompok) yang harus diterapkan antara lain; saling
ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka,
komunikasi antaranya dan evaluasi kelompok.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari model Cooperative Learning
tipe Round Club (keliling kelompok). Menurut Eva Yuanita (2011)
menyatakan bahwa kelebihan dan kelemahan model Round Club (keliling
kelompok) sebagai berikut:
a. Kelebihan model Round Club (Keliling Kelompok) antara lain:
1) Adanya tanggung jawab pada setiap kelompok.
2) Adanya pemberian sumbangan atau ide pada kelompoknya.
3) Lebih dari sekedar belajar kelompok.
23
4) Bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat,
pandangan serta hasil pemikiran.
5) Hasil pemikiran beberapa kepala lebih kaya dari pada satu
kepala.
6) Dapat membina dan memperkaya emosional
b. Kelemahan model Round Club (Keliling Kelompok) antara lain:
1) Banyak waktu yang terbuang dalam pembelajaran keliling
kelompok.
2) Suasana kelas menjadi ribut.
3. Materi Protista
PROTISTA A. Ciri protista :
1. Sel eukariotik
2. Uniseluler/multiseluler
3. Tidak memiliki jaringan yang sebenarnya
B. Protista yang menyerupai jamur :
1. Merupakan jamur parasit dan predator yang menghasilkan spora.
Jamur parasit merupakan jamur air pengurai uniseluler yang hidup di
perairan. Jamur predator/fagosit merupkan jamur lendir yang hidup
menyerupai amoeba
2. Kesamaan dengan jamur adalah :
a. Memiliki struktur yang menghasilkan spora
b. Heterotrof
c. Parasit/pengurai
24
3. Jamur air (Oomycota) :
a. Hidup bebas dan mendapatkan nutrisi dari sisa tumbuhan di kolam,
danau, dan aliran air
b. Hidup di dalam jaringan yang mati pada tumbuhan
c. Parasit pada organisme akuatik
d. Patogen pada tanaman
e. Reproduksi seksual : Penyatuan gamet jantan dan betina
f. Contohnya : Saprolegnia (parasit pada hewan air), Plasmopora
viticula (pada buah anggur), Phytophthora infestans (pada kentang
dan tomat)
4. Jamur lendir (Myxomycota) :
a. Menghasilkan sel-sel yang hidup bebas pada sebagian siklus
hidupnya disebut amoeboid
b. Predator fagosit karena menelan bakteri, hama, spora, dan
berbagai komponen organik
c. Co : Dictyostelium discoideum
C. Protista yang menyerupai hewan :
1.Dikenal dengan istilah Protozoa
2. Uniseluler dan heterotrofik
3. berukuran mikroskopis, 10-200 mikron
5. Reproduksi aseksual : Pembelahan biner
6. Reproduksi seksual : Konjugasi
25
D. Klasifikasi berdasarkan alat geraknya :
1. Rhizopoda
Gambar.2.1 Gambar Rhizoposa
Rhizopoda adalah protozoa yang menggunakan kaki semu
(pseudopodia) sebagai alat geraknya. Kaki semu tersebut berasal
dari sitoplasma yang menjulur. Beberapa jenis rhizopoda memiliki
cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat dan silika. Contoh rhizopoda
adalah Amoeba sp. Berikut adalah ciri-ciri rhizopoda:
a) Alat gerak pseudopodia (kaki semu)
b) Pembelahan biner
c) Bentuk sel tidak tetap
d) Bersifat heterotroph
e) Dapat berubah menjadi kista saat kondisi lingkungan tidak memadai
sehingga tidak aktif dan dapat aktif kembali
26
2. Ciliata
Gambar 2.2. Gambar Ciliata
Ciliata adalah protozoa yang menggunakan rambut getar (silia)
sebagai alat geraknya. Silia terdapat di seluruh permukaan sel dan juga
berfungsi sebagai alat bantu menggerakan makanan ke sitostoma.Contoh
cilliata adalah Paramecium sp. Berikut adalah ciri-ciri ciliata:
a) Alat gerak berupa silia (bulu getar)
b) Memiliki dua inti sel (makronukleus dan mikronukleus)
c) Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner
d) Reproduksi seksual dengan konjugasi
e) Memiliki trikokis
f) Bersifat heterotrof
3. Flagellata
Gambar 2.3. Gambar Flagellata
27
Flagellata adalah protozoa yang menggunakan bulu cambuk
(flagelum) sebagai alat geraknya. Umumnya flagellata memiliki dua
flagelum yaitu di depan dan di belakang. Contoh flagellata
adalah Trypanosoma gambiense. Berikut adalah ciri-ciri flagellata:
a) Alat gerak berupa flagelum (bulu cambuk)
b) Reproduksi as3ksual dengan pembelahan biner
c) Hidup di air, bersimbiosis, atau menjadi parasit di dalam tubuh hewan
4. Sporozoa
Gambar 2.4. Gambar Sporozoa
Sporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Semua
jenis sporozoa hidup sebagai parasit di tubuh hewan dan manusia. Contoh
sporozoa adalah Plasmodium sp. Berikut adalah ciri-ciri sporozoa:
a) Tidak memiliki alat gerak
b) Pembelahan ganda
c) Tidak memiliki vakuola kontraktil
d) Memiliki daur hidup kompleks
e) Dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual
28
E. Peran protozoa dalam kehidupan manusia :
Menguntungkan :
1. Foraminifera, cangkang, atau kerangkanya merupakan petunjuk dalam
pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral
2. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah
radiolaria
Merugikan :
1. Entamoeba histolytica : Diare
2. Trypanosoma brucei : Penyakit tidur di Afrika
3. Leishmania : Penyakit kala-azar
4. Trichomonas vaginalis : Parasit, pada alat kelamin wanita dan
saluran kelamin laki-laki
5. Toxoplasma gondii : Toksoplasmosis
6. Plasmodium : Penyakit malaria
a. Protista yang menyerupai tumbuhan :
1. Ganggang uniseluler ada yang hidup soliter dan ada yang hidup
berkoloni
2. Ganggang multiseluler ada yang berbentuk benang/lembaran
3. Struktur yang tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun
disebut talus
4. Eukariotik, memiliki kloroplas (organel yang mengandung zat
warna (pigmen) yang digunakan untuk berfotosintesis
29
5. Pigmen dalam kloroplas berfungsi menyerap energi cahaya matahari
yang berguna untuk proses fotosintesis. Pigmen utama fotosintesis
adalah klorofil
6. Pigmen tambahan : karoten dan fikobilin
7. Pirenoid berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
pada sema jenis ganggang
8. Organisme autotrof, berperan sebagai produsen
Cara reproduksi pada ganggang :
1. Isogami : Penyatuan 2 gamet yang berbeda jenis namun memiliki
bentuk dan ukuran sama
2. Anisogami : Penyatuan 2 gamet yang berbeda jenis, memiliki bentuk
sama namun ukuran berbeda
3. Oogami : Penyatuan 2 gamet yang berbeda bentuk dan ukuran
Reproduksi aseksual : Pembelahan biner (ganggang uniseluler),
fragmentasi (ganggan multiseluler berbentuk filamen dan talus), dan
pembentukan spora (ganggang uniseluler maupun ganggang
multiseluler)
Reproduksi seksual : Penyatuan 2 gamet yang berbeda jenis
Manfaat gangang bagi manusia :
a. Chlorella, Suplemen bergizi tinggi
b. Ulva, Caulerpa, dan Enteromorpha, Sumber makanan berupa sayur
c. Ganggang merah, penghasil gelatin untuk pembuatan agar-agar
d. Ganggang keemasan, bahan peledak, bahan penggosok
30
e. Ganggan coklat, Pupuk pertanian
f. Laminaria digitalis, Penghasil yodium untuk obat penyakit gondok
g. Macrocystis dan Laminaria, Penghasil asam alginate
3. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Round Club, antara lain
sebagai berikut:
a. Penelitian Ramadhani, Fitri yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
siswa di SMP Muhammadiyah Pasir Penyu melalui penerapan model
pembelajaran Round Club terhadap kemampuan komunikasi matematis
siswa dengan jumlah 28 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah pemberian tes pada awal pertemuan dan di akhir siklus
sesuai dengan materi yang diajarkan dan lembar observasi untuk melihat
aktivitas siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan
kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar komunikasi matematis siswa SMP Muhammadiyah Pasir Penyu
mengalami peningkatan melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Round Club.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Desi susanti bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 011 Pulau Rambai Kecamatan
Kampar Timur Kabupaten Kampar. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
31
siklus, setiap siklus 2 kali pertemuan. Adapun pengumpulan data dengan
observasi, dokumentasi dan tes hasil belajar. Sedangkan teknik analisis
data yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian
dan analisa data dapat diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran round club dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebelum
tindakan hasil belajar siswa hanya mencapai 50%. Kemudian setelah
menerapkan model pembelajaran round club pada siklus 1 hasil belajar
siswa mencapai 70%. Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi
80%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model
Pembelajaran round club dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri
011 Desa Pulau Rambai Kecamatan Kampar Timur.
c. Adapun penelitian lainnya, yang dilakukan oleh Feriyanti (2018) yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran cooperative
learning tipe round club (keliling kelompok) terhadap kemampuan
menganalisis materi sejarah. Rata-rata hasil kemampuan menganalisis
materi sejarah siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe Round Club (Keliling Kelompok) ( x1 = 83.39) lebih besar
dari rata-rata yang menggunakan model ceramah ( 𝑥 2 = 73.05). Pada
materi Manusia Purba di Indonesia dan Dunia kelas X IPS semester genap
di MAN 1 Metro Tahun Pelajaran 2016/2017. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan menganalisis materi sejarah
siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding rata-rata kemampuan
32
menganalisis materi sejarah siswa kelas kontrol. Hal ini dapat diartikan
bahwa ada pengaruh dalam penggunaan model Round Club (keliling
kelompok) terhadap kemampuan menganalisis materi sejarah di kelas X
IPS MAN 1 Metro Tahun Pelajaran 2016/2017.
B. Kerangka Pikir
Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi pembangunan berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia.
Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional,
maupun global.
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi
sebagai hasil dari latihan atau pegalaman. Seseorang yang aktif dalam belajar,
dia memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai suatu hal, dia akan mencari
tahu apa yang belum diketahuinya. Dari proses pencarian tahu tersebut, dia
memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang dapat menambah pengetahuan
yang dimilikinya.
Sekolah adalah salah satu tempat untuk belajar, dan dengan belajar
disekolah seseorang dapat mengetahui hal secara luas karena di sekolah
dipelajari banyak mata pelajaran, misalnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil dalam suatu sekolah apabila tercapainya
tujuan pembelajaran yang merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
33
Tetapi, banyak permasalahan yang timbul dalam proses
pembelajaran biologi di setiap sekolah. Permasalahan yang sering dijumpai
dalam proses pembelajaran biologi adalah hasil belajar siswa. Hal ini
berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SMA Negeri 9
Gowa yang menginformasikan bahwa permasalahan pembelajaran biologi
diantaranya adalah siswa sering cepat lupa mengenai konsep-konsep yang telah
diajarkan oleh guru.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, guru memiliki
tanggung jawab menentukan cara yang dapat membuat siswa dapat menerima
pelajaran dengan baik. Beberapa langkah bisa dipilih guru, misalnya pemilihan
model pembelajaran yang bisa mengaktifkan dan membantu siswa dalam
proses pembelajaran.
Model pembelajaran koperatif round club ini memberikan
kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan
partisipasi mereka kepada orang lain dalam pemecahan suatu permasalahan.
Model pembelajaran keliling kelompok dengan langkah-langkahnya yaitu
membentuk siswa dalam kelompok, diskusi kelompok tentang materi, setiap
kelompok memberikan pendapatnya secara bergiliran. Dengan model
pembelajaran ini maka akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Melalui penelitian ini akan diketahui pengaruh pembelajaran keliling
kelompok sebelum pembelajaran yaitu diberi pretest dan setelah pembelajaran
diberi postest untuk membuktikan bahwa model pembelajaran round club
berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar.
34
Dari uraian di atas untuk mempermudah pemikiran tersebut
digunakan ilustrasi kerangka berfikir sebagai berikut :
Bagan 2.5 Kerangka Pikir
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dikemukakan hipotesis
penelitian sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan.
Adapun hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah “ Ada Pengaruh model
pembelajaran Round Club (keliling Kelompok) terhadap hasil belajar biologi
materi Protista pada siswa kelas X SMA Negeri 9 Gowa”.
Siswa sering merasa bosan dan jenuh pada saat mengikuti proses pembelajaran biologi di kelas
Agar siswa tidak jenuh dan lebih memperhatikan pembelajaran pada saat di dalam kelas maka solusinya dengan menggunakan model pembelajaran round club
Dengan model pembelajaran ini maka diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran round club ini memberikan kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain
dalam pemecahan suatu permasalahan
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Quasy Experiment (eksperimen
semu) karena penelitian ini mempunyai kelompok kontrol. Meskipun
memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
2. Desan Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian Quasi
eksperimen ini adalah desain nonequivalent control group design. Pada
desain ini menggunakan Pretest sebelum diberi perlakuan sehingga
besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti. Setelah
diberikan perlakuan dengan variabel berbeda, dilakukan posttest untuk
mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan terhadap kedua kelompok
sampel. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Tabel Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2018 : 79)
O1 X O2
.......................................
O3 O4
36
Keterangan
O1 : Pengukuran prestasi belajar awal pada kelompok eksperimen O2 : Pengukuran prestasi belajar akhir pada kelompok eksperimen O3 : Pengukuran prestasi belajar awal pada kelompok kontrol O4 : Pengukuran prestasi belajar akhir pada kelompok kontrol X : Pembelajaran dengan Model Round Club ( keliling kelompok )
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di rencanakan akan dilaksanakan di SMA
Negeri 9 gowa Jln. Baso dg. Ngawing pada kelas X.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksnakan selama dua bulan mulai bulan
Oktober-November semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
4. Variable Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memusatkan perhatiannya untuk
menjelaskan hubungan-hubungan yang ada antar variable. Variable
penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Adapun yang menjadi variable bebas adalah model pembelajaran
Round Club.
2. Adapun yang menjadi variable terikat adalah hasil belajar siswa.
37
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian yang dimaksud
peneliti adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Gowa dengan
jumlah 208 siswa .
Gambar 3.2. Populasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Gowa
Kelas Jumlah Siswa (Orang)
MIA 1 35
MIA 2 35
MIA 3 35
MIA 4 35
MIA 5 34
MIA 6 34
Jumlah 208
Gambar 3.2 Tabel Desain Penelitian Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 9 Gowa
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Teknik penarikan sampel
menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap
38
anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya
menggunakan nomor undian.
Kelas yang diambil sebagai kelas eksperimen pada penelitian ini
adalah kelas X MIA 1 dengan jumlah siswa 35 orang dan kelas kontrol yaitu
kelas X MIA 2 dengan jumlah siswa 35 orang. Dimana kedua kelas tersebut
biasa dikategorikan kelas dengan kemampuan yang hampir setara atau
homogen sehingga ada perubahan yang terjadi setelah adanya kedua kelas
tersebut. Jadi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X SMA
Negeri 9 Gowa.
C. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran Round Club merupakan model pembelajaran
interaktif antar siswa, yang mewajibkan siswa menguasai masing- masing
materi yang telah diberikan ke kelompoknya masing- masing.
2. Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku seseorang. Hasil belajar yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu kognitif. Hasil belajar dapat diketahui melalui tes yang
diberikan peneliti berupa pretes dan posttes setelah melakukan proses
pembelajaran dikelas X SMA Negeri 9 Gowa .
D. Instrumen Penelitian
39
Adapun intrumen penelitian yang digunakan pada peningkatan hasil
belajar siswa adalah dengan Tes hasil belajar menggunakan Pre-Test dan
Post-Test yang dibuat sendiri oleh peneliti.
E. Prosedur Penelitian
Adapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Tahap ini peneliti terlebih dahulu melengkapi hal-hal yang
dibutuhkan di lapangan yaitu:
a. Melakukan observasi di SMA Negeri 9 Gowa
b. Merumuskan makna berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan
c. Menganalisis kurikulum untuk melihat standar kompetensi
dan kompetensi dasar untuk mengetahui materi yang akan
diajarkan.
d. Peneliti menarik subjek penelitian dan menentukan sampel
penelitian
d. Melakukan penentuan pokok bahasan yang akan diajarkan
e. Membuat RPP (Rencana Proses Pembelajaran)
40
f. Menyusun rencana kerja pelaksanaan model pembelajaran
Round Club (keliling kelompok ).
g. Membuat kisi-kisi pretest dan posttest
h. Membuat tes soal objektif untuk mengevaluasi hasil belajar
i. Menyusun kisi-kisi soal tes hasil belajar biologi.
2. Tahap Pelaksanaan
Pengumpulan data hasil penelitian ini dilakukan melalui tes
hasil belajar. Langkah – langkah penyusunan tes hasil belajar
biologi adalah sebagai berikut:
Sintaks Aktivitas
Guru Siswa
Fase 1 Menyiapkan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
Siswa mencatat tujuan pembeljaran yang disampaikan guru.
Fase 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan soal tes awal (pretest) kepada siswa
Siswa mengerjakan tes awal yang diberikan oleh guru
Fase 3 Menyajikan informasi
Guru menyajikan dan menjelaskan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran
Siswa memperhatikan guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
Fase 4 Guru membentuk siswa 1. Siswa melakukan diskusi
41
Mengorganisasi siswa
berkelompok,dan membagi materi yang berbeda di setiap kelompok dan mengerjakan LKS
kelompok dengan siswa lain dan mencatat hasil diskusi yang dilakukan
2. Siswa mengerjakan LKS yang diberikan guru
Fase 5
Guru meminta salah satu siswa untuk berkeliling kelompok untuk menyampaikan apa yang telah didiskusikan dengan teman kelompoknya
1. Salah satu siswa dalam satu masing- masing kelompok keluar dari kelompoknya untuk memberikan informasi ke kelompok lain.
2. Setelah itu kembali kekelompoknya lagi
Fase 6
Presentase
2. Guru meminta siswa
mempresentasikan hasil
diskusi yang telah
dilakukan dengan
memilih secara acak yang
akan menyampaikan
hasil diskusinya
1. Siswa
mempresentasekan hasil
diskusinya dimana setiap
siswa dalam satu
kelompok harus siap
memberikan
kontribusinya saat
ditunjuk untuk
memaparkan hasil
diskusinya
Fase 7
Evaluasi
1. Guru menjelaskan
kembali mengenai konsep-
konsep materi.
2. Memberikan tes
akhir (Post-test) untuk
mengetahui hasil
belajar siswa setelah
penerapan perlakuan.
1. Siswa mendengarkan dan
mencatat materi yang
dijelaskan guru
2. Siswa mengerjakan tes
akhir yang diberikan oleh
guru
Fase 7 Guru menyuruh siswa Siswa membuat
42
Kesimpulan membuat kesimpulan
mengenai materi
pembelajaran
kesimpulan dari materi
pembelajaran
Gambar 3.3. sintaks model pembelajaran Round Club
F. Teknik Pegumpulan Data
1. Tes
Tes dalam penelitian ini menggunakan pre-test dan pos-test dalam
bentuk pilihan ganda. Pre-test ini adalah tes yang digunakan untuk
mengukur kemampuan awal siswa sebelum memberi perlakuan model
pembelajaran. Sedangkan Pos-test adalah tes yang digunakan setelah
penerapan media torso untuk melihat hasil belajar siswa setelah
dilakukannya perlakuan.
2. Non tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa lembar observasi. Secara umum pengertian observasi adalah cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang dijadikan obyek pengamatan.
43
G. Teknik Analisis Data
Analisis terhadap data penelitian dilakukan bertujuan untuk menguji
kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Pengolahan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik, untuk pengolahan data hasil
penelitian yang meliputi analisis statistik deskriptif dan analisis statistik
inferensial.
1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk
mendeksripsikan hasil belajar yang diperoleh siswa pada kelompok
eksperimen. Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil
belajar siswa. maka dilakukan pengelompokkan. Pengelompokkan
tersebut dilakukan kedalam beberapa kategori: sangat baik, baik, cukup,
kurang.
Untuk mengelompokkan tingkat hasil belajar yang diperoleh
siswa, menggunakan pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017 yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.4 Tingkat Penguasan Materi
Nilai Hasil Belajar Kategori
93-100 Sangat Baik
84-92 Baik
44
75-83 Cukup
0-74 Kurang
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017
Kriteria keberhasilan siswa dikatakan tuntas belajar jika
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Nilai Hasil Belajar Kategori
< 75 Tidak tuntas
≥ 75 Tuntas
Sumber: SMA Negeri 9 Gowa
Menurut Purwanto (2015), untuk membuat interval persentase dan
kategori kriteria penilaian hasil observasi aktivitas siswa sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Siswa
NO Persentase (%) Kategori Penilaian
1 86-100 Sangat Aktif
2 76-85 Aktif
3 60-75 Cukup Aktif
4 55-59 Kurang Aktif
5 0-54 Tidak Aktif
Sumber: purwanto (2015)
2. Teknik Analisis Data Statistik Inferensial
45
Statistik Inferensial membahas mengenai cara menganalisis data
serta mengambil kesimpulan (berkaitan dengan estimasi parameter dan
pengujian hipotesis). Metode ini sering disebut statistika induktif karena
kesimpulan yang ditarik berdasarkan pada informasi dari sebagian data
saja (Muchson, 2017). Pada teknil analisis data statistik inferensial,
peneliti menggunakan bantuan software SPSS 22. Uji yang digunakan
yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Data dari setiap variable yang dianalisis harus berdistribusi
normal. Oleh karena itu, sebelum uji hipotesis harus terlebih dahulu
melakukan uji normalitas data (Sugiyono, 2018). Uji normalitas
yang digunakan adalah dengan Chi-Square menggunakan software
SPSS 22.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua
kelas penelitian (sample) kelas kontrol dan eksperimen mempunyai
variasi homogen atau tidak. Uji homogenitas dua buah variable
dapat dilakuakn dengan uji One Way-Anova pada software SPSS
22.
c. Uji Normalitas Gain (N-Gain)
46
Uji normalitas gain bertujuan untuk menganalisis tingkat
keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah peroses
belajar. Adapun kategorisasi untuk nilai N-Gain dapat dilihat pada
table berikut:
Tabel 3.7 Kategori Nilai Uji Normalitas Gain
Skor N-Gain Kategori
Nilai G ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ Nilai G ≤ 0,70 Sedang
0,00 < Nilaai G < 0,30 Rendah
Sumber : (Hake,R dalam Nurfadilah 2015)
d. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan cara perhitungan sehingga
pada setiap rumus masalah dapat ditemukan jawabannya secara
kuantitatif (Sugiyono, 2018). Uji perhitungan uji hipotesis
menggunakan uji t (independent sampel t test) pada nilai normalitas
gain (N-Gain) untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
signifikan pengunaan model pembelajaran round club terhadap
hasil belajar siswa dengan bantuan SPSS versi 22
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, dilakukan dalam 4 (empat ) kali pertemuan pada
materi pembelajaran Protista. Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan dua kelas eksperimen sebagai sampel yaitu X MIA 1 sebagai
48
eksperimen dengan memberikan pretest sebelum perlakuan model
pembelajaran Round Club (keliling kelompok) dan postes setelah penerapan
model pembelajaran Round Club (keliling kelompok) , dan X MIA 2 sebagai
kelas kontrol dengan perlakuan pembelajaran langsung dengan jumlah
populasi sampel masing-masing 35 siswa. Data yang diperoleh melalui
instrumen penelitian bertujuan untuk menjawab rumusan masalah. Adapun
hasil penelitian didapatkan melalui analisis data secara statistik deskriptif dan
statistik inferensial.
Data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian ini yaitu berupa
data aktivitas belajar biologi siswa yang diperoleh dengan menggunakan
instrument lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama
proses pembelajaran berlangsung, serta data hasil belajar siswa yang
diperoleh dengan menggunakan instrument tes hasil belajar yang diberikan
sebagai tes kemampuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Untuk
memperoleh data hasil belajar biologi siswa, maka diberikan tes berupa soal
yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 nomor soal. Semua data yang
diperoleh melalui instrument penelitian dianalisis untuk menjawab pertanyaan
peneliti yang ada pada rumusan masalah. Jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat diperoleh dengan menganalisis data secara
deskriptif dan inferensial.
1. Deskripsi aktivitas Siswa
Pengamatan aktivitas belajar biologi pada kelas eksperimen
diperoleh melalui lembar observasi siswa yang terdiri dari 15 aspek
49
observasi. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan selama proses
pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada kelas
eksperimen mencakup sikap yang terjadi pada setiap siswa selama
mengikuti proses pembelajaran baik sebelum dilakukan perlakuan
maupun setelah dilakukan perlakuan yaitu pembelajaran menggunkan
model Round Club . Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa tiap
pertemuan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil Persentase dan Kriteria Aktivitas Siswa
Pertemuan Persentase( %) Kriteria
eksperimen kontrol eksperimen kontrol
I 58,5 52,35 Kurang aktif Tidak aktif
II 70,5 54 Cukup Aktif Tidak aktif
III 84 73,33 Aktif Cukup Aktif
IV 91 75,88 Sangat Aktif Cukup aktif
Rata-rata 76% 64% Aktif Cukup Aktif
Persentase aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada
pertemuan pertama kelas eskperimen 58,5% berada pada kategori kurang
aktif pada pertemuan kedua yaitu 70,5% berada pada cukup aktif ini
dikarenakan ada beberapa siswa yang kurang berpartisipasi pada
beberapa indikator aktivitas siswa yang memperhatikan guru
menjelaskan, mengajukan pertayaan, mengerjakan tugas kelompok, dan
saat proses keliling kelompok, dan membuatkan kesimpulan atas materi
yang diajarkan oleh guru. Pertemuan ketiga yaitu 84,% yang berada pada
50
kategori baik atau aktif, persentasi aktivitas siswa mengalami
peningkatan akan tetapi masih ada siswa yang kurang berpartispasi yaitu
siswa yang kurang aktif pada saat proses kerja kelompok dan pada saat
melakukan Round Club (keliling kelompok) . Pada pertemuan keempat
yaitu 91% yaitu berada pada kategori sangat baik dimana siswa sudah
mulai berpartispasi dalam proses pembelajaran dengan baik. Persentase
aktivitas siswa dari pertemuan pertama hingga pertemuan keempat yaitu
76% dan berada pada kategori aktif, hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas siswa pada kelas MIA 1 selama proses pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran Round Club (keliling kelompok)
termasuk kategori aktivitas yang aktif. Sedangkan persentase aktivitas
siswa pada kelas control pada pertemuan pertama yaitu 52,35%, pada
pertemuan kedua 54%, pada pertemuan ke tiga 73,33, dan pada
pertemuan ke empat 75,88, dan rata-rata persentase dari pertemuan
pertama hingga ke empat yaitu 64% dengan berada pada kategori cukup
aktif.
2. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan
bantuan SPSS versi 22. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk
51
mengetahui nilai rata-rata hasil belajar siswa, interval kelas, standar
deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.
a. Hasil Belajar Protista Siswa kelas Eksperimen dan kelas kontrol
Penelitian yang telah dilaksanakan terhadap kelas X MIA 1
yang berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan
berupa model pembelajaran Round Club diperoleh hasil belajar
pretest yaitu nilai minimal 10, nilai maksimal 67, rata-rata 31,23
dengan standar deviasi 14,07 dan hasil belajar posttest yaitu nilai
minimal 57, nilai maksimal 97, nilai rata-ratanya 83,73 dengan
standar deviasinya 8,42, Sedangkan, penelitian yang telah
dilaksanakan terhadap kelas X MIA 2 yang berjumlah 35 siswa
sebagai kelas kontrol dengan perlakuan berupa model pembelajaran
langsung diperoleh hasil yaitu hasil deskriptif pretes nilai minimal
13, nilai maksimal 63, rata-rata 36,17 dengan standar deviasi 11,50.
Sedangkan pada nilai hasil posttest kelas control nilai minimalnya 50,
nilai maksimal 87, nilai rata-ratanya 72,31 dan standar deviasinya
9,07. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Data Hasil Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
N Nilai
Minimal
Nilai
Maksimal
Rata-Rata Standar Deviasi
52
Pretest Eksperimen
35 10 67 31,23 14,07
Posttest Eksperimen
35 57 97 83,73 8,42
Pretes kelas kontrol
35 13 63 36,17 11,50
Posttest kelas kontrol
35 50 87 72,31 9,07
Berdasarkan tabel 4.2 di atas nilai Posttest dapat dilihat
dengan jelas. Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen adalah 83,73 hal
ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen termasuk dalam
kategori cukup, sedangkan, dapat dilihat nilai rata- rata pada kelas
kontrol Posttest dapat dilihat dengan jelas nilai rata-rata siswa adalah
72,31 hal ini menunjukkan bahwa pada kelas kontrol termasuk dalam
kategori kurang berdasarkan interval yang telah ditetapkan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017.
Untuk mempermudah mengetahui kategori siswa berdasarkan
skor yang didapat sesuai dengan interval yang telah ditetapkan.
Berikut tabel distribusi frekuensi dan persentas pretest dan posttest
kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pretest Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
53
Nilai
Hasil
Belajar
Kategori
Eksperimen Kontrol
Pretes Postest Pretest Posttest
freku
ensi
perse
ntase
freku
ensi
persen
tase
freku
ensi
perse
ntase
frek
uensi
persen
tase
93-100 Sangat
Baik 0 0 6 17 0 0 0 0
84-92 Baik 0 0 9 26 0 0 3 9
75-83 Cukup 0 0 16 46 0 0 12 34
0-74 Kurang 35 100% 4 11 35 100 20 57
Jumlah 35 100% 35 100 % 35 100% 35 100 %
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui pada tes awal
(Pretest) bahwa siswa kategori kurang dan tidak tuntas dikelas
eksperimen dengan interval nilai 0-74 sebanyak 35 siswa dengan
persentase 100%, siswa dengan kategori cukup dengan interval 75-83
tidak ada seorang siswa yang memperolehnya , interval nilai baik 84-
92 dan sangat baik 93-100 juga tidak ada seorang siswa yang
memperolehnya. Sedangkan hasil nilai di kelas control pada tes awal
(Pretest) semua siswa 35 orang berada pada interval nilai 0-74 berada
pada kategori kurang dengan persentase 100 %.
Sedangkan pada test akhir (Postest ) di kelas eksperimen
dapat diketahui bahwa siswa kategori kurang dan tidak tuntas dengan
interval nilai 0-74 sebanyak 4 siswa dengan persentase 11%,
sedangkan siswa dengan kategori cukup, baik dan sangat baik dan
termasuk siswa tuntas dengan interval 75-83 sebanyak 16 siswa
dengan persentase 46,%, 84-92 sebanyak 16 siswa dengan persentase
54
46% dan 93-100 sebanyak 6 siswa dengan persentase 17%.
Sedangkan pada kelas control siswa kategori kurang dan tidak tuntas
dengan interval nilai 0-74 sebanyak 20 siswa dengan persentase 57%,
sedangkan siswa dengan kategori cukup, baik dan sangat baik dan
termasuk siswa tuntas dengan interval 75-83 sebanyak 12 siswa
dengan persentase 34%, 84-92 sebanyak 3 siswa dengan persentase
9% dan 93-100 tidak ada siswa yang memperolehnya. Untuk lebih
mengetahui mengenai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
berdasarkan interval nilai di atas maka dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada pretes Posttest Kelas Eksperimen dan kontrol
Nilai Hasil
Belajar
Eksperimen Kontrol
Pretest Postes Pretes Postes
Kategori
frek kategori
Frek Kategori
frek kategori
frek
˂ 75
Tidak tuntas 35
Tidak tuntas
4
Tidak tuntas
35 Tidak tuntas
20
≥ 75
tuntas 0
tuntas
31
tuntas 0 tuntas
15
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa di kelas
eksperimen pada tes awal (pretest) yang berada di kategori tidak
tuntas sebanyak 35 siswa dan dikelas kontrol terdapat 35 siswa juga
tidak tuntas, dan tidak ada siswa pada kategori tuntas dikelas
eksperimen begitupun dikelas kontrol. Pada tes akhir (posttest ) pada
55
kelas eksperimen siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa, dan
siswa yang tuntas ada 31 orang siswa, sedangkan di kelas kontrol
terdapat 20 siswa tidak tuntas dan siswa yang berada di kategori
tuntas sebanyak 15 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa
kategori tuntas pada tes hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa yang tidak tuntas. Berbeda pada kelas control
yang berada di kategori tidak tuntas lebih banyak dibandingkan siswa
yang tuntas.
b. Perbedaan Hasil Belajar eksperimen yang diajar dengan Model
pembelajaran Round Club dan kelas control yang diajarkan
menggunakan Model Pembelajaran Langsung.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa kedua
perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol cukup baik dari hasil
belajar siswa. Untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas
eksperimen dan kelas control dapat dilihat pada gambar diagram di
bawah ini :
56
Gambar 4.1 Diagram batang perbedaan Hasil belajar siswa Kelas Eksperimen dengan kelas Kontrol pada materi Protista
Diagram batang pada gambar 4.1 diatas dapat dilihat jelas
bahwa kelas control dan eksperimen memiliki perbedaan, kelas
control siswa dengan jumlah kategori kurang sebanyak 20 siswa
sedangkan pada kelas eksperimen hanya ada 4 siswa. Kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Round Club
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control yang menggunakan
model pembelajaran langsung.
c. Uji normalitas gain (N-gain)
Uji normalitas N-gain berguna untuk menggetahui
perbandingan antara nilai pretes dan posttes pada kelas eksperimen
dan control. Adapun hasil perhitungan uji normalitas gain adalah
sebagau berikut:
0
5
10
15
20
25
0-74 75-83 84-92 93-100
Eksperimen
Kontrol
frekuens
Interval Nilai
57
Tabel 4.5 Hasil uji rata-rata nilai normaliats N-gain
Kelas Niai rat-rata N-gain Kategori
Eksperimen 0,73 Tinggi
Kontrol 0,55 Sedang
Berdasarkan data di atas, dapat dianalisis bahwa untuk kelas
eksperimen porolehan rata-rata nilai N-gain sebesar 0,73 dan masuk dalam
cukup sedangkan untuk kelas kontrol perolehan rata-rata nila N-gain sebesar
0,55 dan masuk dalam kategori sedang sehinga disimpulkan bahwa kedua
kelas memiliki perbedaan pada hasil belajar. Adapun nilai selisi antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat diliha pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6 Selisi kelas kontrol dan eksperimen
Kelas Selisi
Eksperimen 51,45
Kontrol 36,22
Jika dilihat dari perhitungan data yang telah didapatkan terlihat kelas
eksperimen jauh lebih unggul dibandingkan kelas control dengan selisi
preteste dan postest kelas eksperimen adalah 51,45 Dan selisi nilai rata-rata
postest dan pretest kelas kontrol adalah 36,22 setelah mendapatkan nilai
pretest dan postest pada kelas eksperimen dan kontrol.
58
3. Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah analisis data yang digunakan untuk
menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu
sampel dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan.
Terdapat beberapa pengujian pada analisis statistik iferensial, yaitu uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, uji
homogenitas dengan menggunakan uji One-way Anova, dan uji hipotesis
dengan menggunakan independent T-test .
d. Uji normalitas
Sebelum pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis terhadap data penelitian. Uji persyaratan pertama
adalah uji normalitas. Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah populasi berdistebusi normal. Statis uji yang digunakan dalam uji
normalitas adalah Kolmogorov smirnov dengan bantuan softwer spss22.
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Nilai Signifikansi
Pretest Eksperimen 0,200
Posttest Eksperimen 0,200
Pretest Kontrol 0,121
Posttest Kontrol 0,142
59
Hasil perhitungan yang diperoleh untuk pretest pada kelas
eksperimen yaitu model kooperatif round club > α (taraf siknivikansi α
=0,05) yaitu 0,200> 0,05 dan hasil perhitungan yang diperoleh untuk nilai
preteste pada kelas kontrol yaitu 0,121 >0,05 kriteria pengujian adalah
berdistribusi normal jika pvaule> α sehinga disimpulkan bahwa nilai preteste
kedua kelas eksperimen dan kontrol termaksud dalam kategori normal.
Hasil perhitungan yang diperoleh untuk posttest pada kelas
eksperimen yaitu > α (taraf siknivikansi α =0,05) yaitu 0,200 > 0,05 dan hasil
perhitungan yang diperoleh untuk control yaitu 0,142 > 0,05 kriteria
pengujian adalah berdistribusi normal jika pvaule> α sehinga disimpulkan
bahwa nilai preteste kedua kelas eksperimen dan kontrol termaksud dalam
kategori normal. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampian.
e. Uji homogenitas
Berdasarkan hasil pengujian normalitas populasi, ternyata kedua
kelas, baik kelas kontrol mempunyai data yang terdistribusi normal, maka
dilanjutkan dengan uji homogenitas pengujian homonegitas bertujuan untuk
mengetahui v ariansi kedua populasi homogen (sama). Pengujian
homogenitas dafat dihitung dengan mengunakan uji anova dengan bantuan
soffwere SPSS 22. Adapun hipotesisis yang diuji sebagai berikut:
Tabel 4.8 Rekapitulasi Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik
Pretest Posttest
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
60
Sig 0,136 0,136
Taraf Sig (a) 0,05
Kesimpulan Kedua Data Homogen Kedua Data Homogen
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan Anova,
diperoleh hasil perhitungan untuk skort pretest hasil belajar biologi siswa
pvalule > α (taraf siknifiakan α =0,05) yaitu 0,136 > 0,05 jadi dafat
disimpulkan bahawa tidak ada perbedaan varians di antara kedua kelompok.
Dan untuk skor postest hasil belajar biologi siswa pvalue> α (taraf signifikan
α= 0,05) yaitu 0,136 > 0,05. Jadi dafat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan varians diantara kedua kelompok. Perhitugan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran.
f. Uji hipotesis
Berdasarkan uji persyaratan statistik, di peroleh bahwa data
terdistribusi normal dan kedua sampel homogen. Oleh karena itu dapat
dilakukan uji hipotesis untuk menjawab hipotesis yang ada uji hipotesis yang
dilakukan adalah uji t (independent-sample t test) pada nilai rata-rata N-gain
kelas eksperimen dean kelas kontrol yang telah diperoleh sebelumnya.
Untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh hasil belajar
pretested dan posttest pada kelas kontrol dengan perlakuan pembelajaran
kompensional dan pada kelas eksperimen dengan perlakuan pembelajaran
dengan menggunkan model round club dapat dengan melihat nilai sig yaitu.
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Α Sig Data Kesimpulan
61
0,05 0,000 0,000 < 0,05 H1 di terima
Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji hipotesis dengan menggunakan taraf
Taraf siknifikasi (α) yang digunakan adalah 0,05 Pegambilan kesimpulan
hipotesis berdasarkan keretria pengujian, yang jika nilai sig < (α) maka
terdapat pengaruh sedangakan jika nilai sig > (α) maka tidak terdapat
pengaruh. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai sig adalah 0,200 <
sehinga dafat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh round club terhadap
hasil belajar siswa.
Table 4.10. Tabel Hasil Analisis Inferensial
Uji
Analisis
Sig.
Eksperimen Kontrol
pre post pre post
Normalitas Kolmogorov smirnov 0,200 0,200 0,121 0,142
Homogenitas One Way Anova 0,136 0,136 0,136 0,136
Hipotesis Independent t-test 0,00 0,00 0,00 0,00
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada uji normalitas
dengan ketentuan taraf sig α = 0,05 yaitu ˃ α maka data tersebut normal
sedangkan jika nilai analisis data ˂ α maka data tersebut tidak normal, data
eksperimen pretes 0,200 ˃ α = 0,05 sedangkan pada kelas kontrol adalah
0,121 ˃ α = 0,05 maka kedua data tersebut dikatakan terdistribusi normal.
Pada uji homogenitas dengan ketentuan taraf sig α = 0,05 yaitu ˃ α
maka data tersebut homogen sedangkan jika nilai analisis data ˂ α maka data
62
tersebut tidak homogen, data eksperimen dan kontrol adalah 0,454 ˃ α = 0,05
maka kedua data tersebut dikatakan homogen.
Pada uji hipotesis dengan ketentuan sig α = 0,05 yaitu ˃ α maka
tidak ada perbedaan dua model pembelajaran, ˂ α maka terdapat perbedaan
dua model pembelajaran, data eksperimen dan kontrol adalah 0,021 ˂ α =
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan model pembelajaran
Round Club dengan model pembelajaran langsung. Artinya pada kedua kelas
tersebut yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen sama-sama memiliki
pengaruh setelah dilakukan pembelajaran namun pada kelas eksperimen
memiliki pengaruh terhadap hasil belajar yang lebih besar dibandingkan kelas
kontrol dengan nilai rata-rata Posttest pada kelas eksperimen adalah 82,15
sedangkan nilai rata-rata Posttest pada kelas kontrol adalah 74,17. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Round Club
(keliling kelompok ) yang diberikan pada kelas eksperimen mempunyai
pengaruh yang lebih besar dibandingkan penggunaan model pembelajaran
langsung yang diberikan pada kelas kontrol.
B. Pembahasan
Pada penelitian ini, dilakukan dalam 4 (empat ) kali pertemuan pada
materi pembelajaran Protista. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9
Gowa dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen sebagai sampel
yaitu X MIA 1 sebagai eksperimen dengan memberikan pretest sebelum
perlakuan model pembelajaran Round Club dan postest setelah penerapan
63
model pembelajaran Round Club, dan X MIA 2 sebagai kelas kontrol dengan
perlakuan pembelajaran langsung dengan jumlah populasi sampel masing-
masing 35 siswa. Adapun hasil penelitian didapatkan melalui analisis data
secara statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Kondisi kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen sebelum diberikan perlakuan masih rendah, hal ini dapat dilihat
berdasarkan hasil analisis perolehan data pretest pada kelas eksperimen
dimana peneliti melakukan pengujian analisis statistik deskriptif dengan
menggunakan pretest sehingga diperoleh skor nilai minimal 10, nilai
maksimal 67, rata-rata 31,23. Sedangkan pada kelas kontrol memperoleh data
pretest dimana peneliti melakukan pengujian analisis statistik deskriptif
dengan menggunakan pretest dengan nilai minimal 13, nilai maksimal 63,
rata-rata 36,17. Berdasarkan perolehan hasil tes sebelum dilakukan perlakuan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa hasil prertest pada
kedua kelas tersebut masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor
yaitu belum ada kesiapan siswa menghadapi pretest, siswa merasa kesulitan
dalam menerima pembelajaran biologi.
Setelah dilakukan proses pembelajaran dan menerapkan model
pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas control selesai maka
dilaksanakan postest untuk mengetahui kondisi kemampuan akhir setelah
kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda. Perolehan hasil postest yang
didapatkan menunjukkan nilai rata-rata yang didapatkan kelas eksperiman
adalah 82,69 dimana hasil belajar posttest dengan nilai minimal 57, nilai
64
maksimal 97, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol untuk posttest adalah
72,40 dengan nilai hasil posttest kelas control nilai minimalnya 50, nilai
maksimal 87, dari perhitungan data yang telah diperoleh terlihat kelas
eksperimen jauh lebih unggul dibandingkan kelas kontrol dengan selisi
preteste dan postest kelas eksperimen adalah 51,45 dan kelas kontrol adalah
36,22. Hal ini juga dapat di buktikan dari hasil aktivitas belajar siswa pada
kelas eksperimen yaitu berada pada kategori aktif yaitu 76%, sedangkan hasil
aktivitas belajar siswa pada kelas control 68% berada pada kategori cukup.
Setelah mendapat kan nilai pretest dan postest pada kelas eksperimen dan
kontrol selanjutnya dilakukam uji normalitas gain (N-gain) untuk mengetahui
perbandingan nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol.
Hasil nilai rata-rata N-gain pada kelas eksperimen adalah 0,73 yaitu
masuk dalam kategori tinggi sedangkan nilai rata-rata N-gain pada kelas
kontrol 0,55 masuk dalam kategori sedang. Hasil uji N-gain tersebut tersebut
menunjukkan adanya perbedaan yang didapatkan oleh kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Selanjutnya untuk menjawab hipotesis yang telah ada maka
dilakukan uji t (independent-sampel t test) yang dilakukan pada nilai rata-rata
N-gain kelas eksperimen dan kontrol. Sebelum melakukan uji hipotesis,
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas pada kedua kelas. Hasil uji
normalitas menunjukkan bahwa data pretes dan postes pada kelas kontrol
maupun kelas eksperimen berdistribusi normal. Begitu juga dengan uji
homegenitas menunjukkan bahwa data pretes dan postest pada kelas kontrol
maupun kelas eksperimen bersifat homegen. Hasil uji hipotesis yang
65
dilakukan pada nilai rat-rata N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen
memperoleh nilai 0,00 lebih besar dari nilai taraf siknifikan (α) yaitu 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap pengunaan model
pembelajaran round club terhadap hasil belajar siswa pada materi Protista.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar biologi siswa
kedua kelas tersebut pada kelas eksperimen jauh lebih unggul dibandingkan
kelas control. Hal ini dikarenakan model pembelajaran Round Club yang
diterapkan di kelas eksperimen dapat mengaktifkan siswa sehingga hasil
belajar yang diperoleh siswa meningkat, karena dalam proses pembelajaran
menggunakan model Round Club siswa dituntut memiliki tanggung jawab
pada kelompoknya dan serta mampu berkomunikasi dan melatih siswa
bagaimana bersosialisasi dengan teman sebaya dalam memecahkan persoalan
materi yang diberikan oleh guru. Dari banyaknya manfaat melalui metode
tersebut aka berujung pada hasil belajar siswa yang lebih baik saling memberi
informasi dan pengetahuan yang bisa saling mendengarkan dan mengutarakan
pendapat satu sama lain, sehingga dengan pembelajaran yang menarik ini
maka hasil belajar siswa pun akan dapat meningkat.
Sedangkan pada kelas control, guru berperan lebih aktif dalam proses
pembelajaran sementara siswa hanya sebagai pendengar untuk menerima
materi, pada kelas kontrol guru juga kurang melibatkan siswa dalam proses
belajar mengajar. Hal ini yang menyebabkan siswa kurang memperhatikan
pembelajaran dan siswa akan merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran.
66
Hal ini sejalan dengan teori Joko Mursitho (2011) menurutnya model
pembelajaran round club atau keliling kelompok adalah kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu
mengkontruksi konsep, guna menyelesaikan persoalan. Menurut teori dan
pengalaman agar kelompok lebih kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota
kelompok terdiri dari 4-5 orang peserta didik heterogen (kemampuan gender
karakter) ada kontrol dan fasilitasi, serta meminta tanggung jawab hasil
kelompok berupa laporan atau presentasi melalui model pembelajaran Round
Club sehingga dengan pembelajaran yang menarik ini maka hasil belajar
siswa pun akan dapat meningkat.
Hasil yang didapatkan oleh penelitian ini sejalan dengan yang telah
dilakukan oleh Penelitian Ramadhani, Fitri (2017) yang kesimpulannya
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa di SMP Muhammadiyah Pasir
Penyu melalui penerapan model pembelajaran Round Club terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa dengan jumlah 28 orang siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pemberian tes pada awal
pertemuan dan di akhir siklus sesuai dengan materi yang diajarkan dan
lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa. Teknik analisis data yang
digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar komunikasi matematis siswa SMP
Muhammadiyah Pasir Penyu mengalami peningkatan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Round Club.
67
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada deskripsi hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajara kooperatif tipe round club terhadap
hasil belajar siswa kelas X SMAN 9 Gowa pada materi protista memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada pelajaran biologi pada
kelas X SMAN 9 Gowa. Hal ini berdasarkan pengumpulan dan analisis data
melalui pengolahan data yangn diperoleh dari hasil
Uji Independent Samples Test dengan mengunakan taraf signifikan
0,05 tampak bahwa nilai (sing 2-tailed) 0,000 < 0,05 ini berarti Hipotesis
diterima yakni rata-rata hasil belajar siswa kelas X SMAN 9 Gowa setelah
diajar mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe round club.
68
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka saran yang
dapat diberikan peneliti yaitu:
1. Guru hendaknya dapat meningkatkan mengelolaan kelas yang baik dan
membagi perhatian pada siswa yang kurang dalam melaksanakan
pembelajaran.
2. Model pembelajaran Round Club (keliling kelompok) dapat digunakan
sebagai alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran biologi.
3. Bagi peneliti- peneliti Pendidikan yang tertarik untuk mengadakan
penelitian sejenis, agar dapat meneliti lebih mendalam lagi mengenai
model pembelajaran Round Club (keliling kelompok) dalam mengajarkan
materi biologi.
69
DAFTAR PUSTAKA
Agus suprijono, 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : pustaka belajar.
Anita lie. 2005. Cooperative Learning. “mempraktekkan cooperative learning dalam ruang-ruang kelas “. Jakarta : gramedia widiasrana Indonesia.
Asma, Nur, 2015. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang. Universitas Negeri
Padang. Darmadi, 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam
Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta. CV> Budi Utama. Depdikbud, 1989. kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta : balai pustaka.
Etin,solihatin dan raharjo, 2011. Cooperative learning. Jakarta : bumi aksara.
Feriyanti, Leni. 2018. Pengaruh model pembelajaran cooperative learning tipe round club (keliling kelompok) terhadap kemampuan menganalisis materi sejarah. Jurnal Swarnadwipa Volume 2, Nomor 1, Tahun 2018, E-ISSN2580-731 https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:B9If3q0MxrMJ:https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/swarnadwipa/article/view/760+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id (diakses pada tanggal 5 Agustus 2019)
Fitri, Ramadhani. 2017. Penerapan model pembelajaran round club terhadap
Kemampuan komunikasi matematis siswa. MES (Journal of Mathematics EducationandScience https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/mesuisu/article/view/131/108 (diakses pada tanggal 17 Juli 2019)
70
Hanafy, Sain, 2017. Model Pembelajaran. Watampone. Syahada.
Husamah, 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta. Prestasi Pustakaraya.
Khasim, Nhoer, 2017. Model- Model Pembelajaran. Suryamedia Publishing.
Mariyaningsih, Nining. 2018. Bukan Kelas Biasa; Teori dan Praktit Berbagai model dan Metode pembelajaran Menerapkan Inovasio pembelajaran di Kelas- Kelas Inspiratif. Surakarta. CV Oase Group.
Miftahul huda, 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: pustaka belajar.
Muchson, M. 2017. Statistik Deskriptif. Bogor: Guepedia.
Muhibbin syah, 2009. Psikologi Belajar . Jakarta : rajawali pers.
Mursitho, Joko. 2011. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Pustaka Tunas media.
Rahman Johar, dan Latifah Hanum, 2016. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta.
Rusman, M. Pd, 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. KENCANA.
Suardi, Moh, 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Sugiyoo. 2008. Metode Penelitian Kuantitattif, Kualitatif Dan R& D. bandung: alfabeta
Sulisworo, Dwi, dkk, 2018. Panduan Pelatihan Mobile Cooperative Learning.
Yogyakarta. CV> Budi Utama. Susanti, Desi. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Round Club Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Kelad V Sekolah Dasar Negeri 011 Desa Pulau Rambai Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar : penerbit Journal of Natural Science and Integration.
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/JNSI/article/download/53-61/3067 (diakses pada tanggal 17 Juli 2019)
Susanto, Ahmad, M. Pd. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta. Prenamedia Group. Syafi’i, Ahmad, Marfiyanto, Tri, dkk. 2018. Studi tentang prestasi belajar siswa
dalam berbagai Aspek dan faktor yang mempengaruhi. Jurnal Komunikasi
71
Pendidikan,Vol.2No.2. http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik/article/download/114/102. (diakses pada tanggal 17 Juli 2019)
Wahab,Rohmalina, 2015 Psikologi Belajar. Depok .PT. RAJAGRAFINDO
PERSADA. Winataputra, Udin S, 2015. Model- Model Pembelajaran Inovatif . Jakarta.
Universitas Terbuka.