PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH
SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PUNGGUR
TAHUN AJARAN 2016/2017
(Skripsi)
Oleh:
Fifi Noviasari
1213033031
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH
SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PUNGGUR
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh
Fifi Noviasari
Pembelajaran yang Aktif dan Interaktif adalah hal yang ingin dicapai dalam
proses perencanan Pemebelajaran agar lebih memotivasi siswa dalam belajar, Hal
ini dikarenakan Motivasi Siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajar siswa. Belajar dan Mengajar haruslah menggunakan Model
Pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat di gunakan
agar tujuan pembelajaran tercapai adalah menerapan Model Kooperatif Teknik
Round Table.
Rumusan masalah penelitian ini adalah,Apakah Penerapan Model Koopertif
Teknik Round Table Dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas
XI IPS SMA Negeri I Punggur Tahun Ajaran 2016/2017? Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas
XI IPS SMA Negri 1 Punggur setelah di terapkanya Model Koopertif Teknik
Round Table. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan
desain One-Shout Case Study, populasinya adalah seluruh Siswa Kelas XI IPS.
Sampel 28 Siswa menggunakan teknik Sampel Random Sampling Alat ukur pada
penelitian ini adalah Angket yang terdiri dari 18 butir. Teknik pengumpulan yang
di gunakan adalah angket, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan rumus
persentase.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka dapat di simpulkan bahwa dengan
Penerapan Model Kooperatif Tenik Round Table dapat meningkatkan motivasi
Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran
2016/2017, yaitu dengan pertemuan pertama diperoleh (57,70%), kedua (68,,85%)
dan pertemuan ketiga memperoleh (76,,9%).
Kata kunci: Motivasi,Penerapan, Round Table
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK ROUND TABLE
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH
SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PUNGGUR
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh
Fifi Noviasari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 02 Februari
1994, anak pertama dari dua bersaudara buah cinta kasih dari
pasangan Bapak Sarjio dengan Ibu Sri Sujiati. Penulis
mengawali pendidikan formal Sekolah Dasar di SD Negeri 1
Way Mengaku pada tahun 2006 .
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Liwa yang selesai pada tahun 2009,
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Liwa selesai pada tahun 2012.Tahun
2012, penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung melalui jalur Undangan. Penulis mengikuti Organisasi
HIMAPIS,FOKMA dan HMI. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Desa Tawan Sukamulya Loumbok Seminung Lampung Barat dan
melaksanakan PPL di SMP 1 Atap Lumbok Seminung.
MOTO
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
bimbang. Teman yang paling setia adalah keberanian dan keyakinan
yang teguh ”
(Andrew Jackson
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT Yang selalu memberikan rahmat dan karunia_Nya.
Dengan ketulusan hati kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sarjio dan Ibu Sri Sujiati yang tak peranah berhenti
memebrikan segalanya untuk ku, Orang Tua Ku yang tidak henti-hentinya mendoakan
untuk kebahagiaku, orang yua yang selalu mendukung ku , orang tua yang selalu
memebrikan cinta dan kasih sayang yang tak pernah habis untuku. Orang Tua tempatku
kembali pulang saat aku pergi sejauh mungkin. Sekali lagi terimaksih Bapak Sarjio dan
Ibu Sri Sujiati atas segalanya yang telah bapak ibu berikan untuk anak mu ini.
Untuk adik ku Nana Ariska terimaksih atas semangat dukungan dan doa, adik Nana
Ariska yang begitu aku sayangi mari kita bersama sama berjuang untuk kebahgian kedua
orang tua kita Bapak dan Ibu
Para pendidik yang senantiasa selalu memberikan saran, masukan dan ilmu yang
bermanfaat kepadaku.
Almamater tercinta Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model
Koopertif Teknik Round Table Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Mata
Pelajaran Sejarah Kelas XI SMA Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran 2016/2017”
penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan,
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr.Muhammad Fuad, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.S, Wakil Dekan II Bidang Keuangan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Syaiful. M, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Bapak Drs. Maskun, M.H, Pembimbing I sekaligus Pembimbing
Akademik yang telah banyak membimbing dan mengarahkan serta
memberi motivasi, semangat yang sangat penulis rasakan hingga akhirnya
penulis dengan lancar menyelesaikan skirpsi ini dengan baik.
8. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum, Pembimbing II, terimakasih
atas segala masukan, dukungan, motivasi, dan saran dalam penyusunan
skripsi ini
9. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H, Pembahas, terimakasih atas dukungan,
masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung, Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum, bapak Drs. Wakidi,
M.Hum, Ibu Dr. Risma Sinaga, M.Hum, Bapak Drs. Tontowi , M.Si,
Bapak Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd, Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd,
Bapak Chery Saputra, S.Pd, M.Pd dan Bapak Marzius Insani, S.Pd. M.Pd
beserta para pendidik di Unila yang telah banyak memberikan ilmu serta
wawasan baru kepada penulis.
11. Bapak Drs. Suntoro sebagai kepala sekolah SMA Negeri 1 Punggur dan
ibu Dra. Liliy Firnis selaku guru pamong yang telah mengizinkan peneliti
untuk melakukan penelitian dan memberi motivasi serta dukungan agar
skripsi ini cepat selesai.
12. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Punggur kelas X1 IPS yang telah membantu
peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas dan telah membantu
peneliti dalam melakukan penelitian di kelas.
13. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2012, terimakasih untuk
kekeluargaan dan kebersamaan selama ini serta Sahabat sekaligus keluarga
besarku di Himpunan Mahasiwa Islam Terimaksih Atas proses
pemebelajaran yang luar biasa dan Semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan skripsi.
Semoga amal ibadah dan ketulusan hati kalian semua mendapat imbalan dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Bandar Lampung, 04 Juni 2017
Penulis,
Fifi Noviasari
DAFTAR ISI
HALAMAN
ABSTRAK
PERSEMBAHAN
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 5
1.3 Batasan Masalah .................................................................................. 5
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.6 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 6
1.7 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA
2.1.Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8
2.1.1. Konsep Penerapan ................................................................... 8
2.1.2. Konsep Model Pembelajaran ................................................... 9
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran ..................................... 9
2.1.2.2 Macam Model Pembelajaran .......................................... 10
2.1.2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 11
2.1.3. Konsep Teknik Round Tabel .................................................... 15
2.1.3.1 Pengertian Teknik Round Tabel ..................................... 15
2.1.3.2 Langkah Pembelajaran Teknik Round Tabel ................. 17
2.1.3.3Kelebihan dan Kelemahan Teknik Round Tabel ............ 17
2.1.4. Konsep Motivasi Belajar ........................................................ 17
2.1.4.1. Tipe-Tipe Motivasi ....................................................... 18
2.1.5. Konsep Pembelajaran Sejarah ................................................. 22
2.1.6. Penelitian Yang Relevan ......................................................... 23
2.2. Kerangka Pikir .................................................................................. 24
2.3. Paradigma ......................................................................................... 25
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian .............................................................................. 26
3.2. Desain Penelitian .............................................................................. 27
3.3. Populasi dan Sampel ......................................................................... 27
3.3.1. Populasi .................................................................................. 28
3.3.2. Sampel .................................................................................... 28
3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 29
3.4.1. Variabel Penelitian ................................................................. 29
3.4.2. Definisi Operasional Variabel ................................................ 30
3.5. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................. 30
3.6. Langkah-Langkah Pemebelajaran ...................................................... 31
3.7. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 32
3.7.1. Angket .................................................................................... 32
3.7.2. Observasi ................................................................................ 33
3.7.3. Dokumentasi .......................................................................... 33
3.8. Instrumen Penelitian ......................................................................... 33
3.8.1. Uji Validitas ............................................................................. 34
3.8.2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 35
3.9 .Teknik Analisis Data .......................................................................... 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 37
4.1.1. Sejarah Berdiri SMA Negeri 1 Punggur ................................. 37
4.1.2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Punggur .................................... 41
4.1.3. Sarana dan Prasarana. ............................................................. 42
4.2. Hasil Uji Instrumen ........................................................................... 43
4.2.1. Uji Validitas ............................................................................. 43
4.2.2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 44
4.3. Hasil Penelitian .................................................................................. 44
4.3.1. Data Hasil Penelitian Test Pertama ........................................... 45
4.3.2. Data Hasil Penelitian Test Kedua ............................................. 50
4.3.3. Data Hasil Penelitian Test Ketiga ............................................. 56
4.3.4. Peningkatan Motivasi Ekstrinsik Siswa .................................... 61
4.3.5. Pencapaian Indikator Motivasi Belajar ..................................... 63
4.4.Pembahasan .......................................................................................... 65
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 66
5.2. Saran .................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Motivasi Ekstrinsik Belajar Siswa Kelas X1
SMA Negeri 1 Punggur ................................................................. 03
Tabel 2. Desain Penelitian One Shot Case Study ........................................ 27
Tabel 3. Jumlah Populasi Siswa Kelas X1 IPS di SMA Negeri 1Punggur 28
Tabel 4. Anggota Sampel Siswa Kelas XI SMA 1 Punggur ....................... 29
Tabel 5. Katagori Skala Likert .................................................................... 32
Tabel 6. Kisi-kisi instrumen Motivasi Belajar Ekstrensik siswa................. 32
Tabel 7. Katagori Motivasi ......................................................................... 33
Tabel 8. Kriteria Reliabilita ........................................................................ 36
Tabel 9. Daftar Guru dan Tata Usaha pada Awal Berdirinya
SMA Negeri 1 Pungur ................................................................... 39
Tabel 10. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Punggur ........................... 42
Tabel 11. Kondisi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Punggur ............... 42
Tabel 12. Hasil Uji Coba Instrumen Angket.............................................43
Tabel 13. Data Hasil Skor Motivasi Belajar Siswa Setelah Diberikan
Perlakuan Tahap Pertama ............................................................. 46
Tabel 14. Skor Motivasi Tahap Pertama Berdasarkan Kategori Skor ......... 47
Tabel 15. Data Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Kriteria ................. 48
Tabel 16. Persentase Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Frekuensi .... 49
Tabel 17. Skor Perindikator Motivasi Tahap Pertama ................................. 50
Tabel 18. Data Hasil Skor Motivasi Belajar Siswa Setelah Diberikan
Perlakuan Tahap Kedua ........................................................... ... 52
Tabel 19. Skor Motivasi Tahap Kedua Berdasarkan Kategori Skor ........... 53
Tabel 20. Data Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Kriteria ................. 53
Tabel 21. Persentase Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Frekuensi .... 54
Tabel 22. Skor Perindikator Motivasi Tahap Kedua .................................... 55
Tabel 23. Data Hasil Skor Motivasi Belajar Siswa Setelah Diberikan
Perlakuan Tahap Ketiga ........................................................... ... 57
Tabel 24. Skor Motivasi Tahap Pertama Berdasarkan Kategori Skor ......... 58
Tabel 25. Data Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Kriteria ................. 59
Tabel 26. Persentase Pencapaian Skor Motivasi Berdasarkan Frekuensi .... 60
Tabel 27. Skor Perindikator Motivasi Tahap Ketiga ................................... 60
Tabel 28. Rekapitulasi Daftar Skor Motivasi Ekstrinsik Dari Tahap 1,
Tahap 2, Dan Tahap 3. ................................................................. 61
Tabel 29. Rata-rata Persentase Skor Motivasi Dari Tahap1, Tahap2,
Dan Tahap ................................................................................... 63
Tabel 30. Rekapitulasi pencapaian skor motivasi belajar siswa setela
diberikan Perlaku ......................................................................... 63
Tabel 31. Rekapitulasi Prsentase pencapaian Indikator motivasi Ekstrinsik
Belajar setelah di berikan Perlakuan ............................................ 64
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyelenggaran pendidikan secara menyeluruh dianggap mampu meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia. Dengan sumberdaya manusia yang baik pastinya
sebuah negara akan mampu bersaing di ranah global. Usaha mengembangkan
sumberdaya yang baik merupakan sebuah tugas yang tidak mudah, berbagai usaha
dilakukam untuk merealisasikan hal tersebut tentunya dengan kerjasama dari
semua lapisan masyarakat.
Pendidikan juga unsur yang sangat penting yang kita ketahui pendidikan
adalah proses utama dalam kemajuan suatu negara dengan pendidikan
juga menjadikan manusia menjadi afgen of change selain itu juga
pendidikan di Indonesia merupakan unsur utama dalam pengembangan
manusia seutuhnya (Berlian Imas,2014:1).
Penyelenggaran pendidikan tidak akan maksimal dengan baik, jika komponen-
kompenen belajar mengajar tidak berjalan secara optimal. “Dalam kegiatan
belajar-mengajar yang turut menentukan keberhasilan suatu program
pembelajaran adalah adanya tujuan, bahan pelajaran, metode dan model, media
atau alat serta evaluasi” (Nunuk dan Leo,2012:34). Komponen-komponen belajar
ini harus dimiliki oleh seorang guru, agar kegiatan belajar-mengajar berjalan
secara optimal dan mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Seorang guru
harus memiliki kreaktifitas dalam perencanan sebuah proses pemebelajaran agar
lebih memotivasi siswa untuk belajar sehingga pelajaran mudah di terima dan
2
dapat di pahami oleh siswa. Motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajar siswa.
Adanya motivasi yang baik dalam pembelajaran akan menunjukan hasil yang baik
dan dengan adanya usaha yang tekun dan disadari adanya motivasi maka
seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. (Sardiman,
2011:85).
Menurut Mc. Donald Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang di tandai dengan munculnya Feeling dan di dahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2011:73). Ada dua tipe motivasi yaitu (1)
motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik (Elida Prayitno, 1989:10)
Dalam penelitian ini peneliti ini ingin menerapkan Model Kooperatif Teknik
Round Table untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran 2016/2017. Peneliti melakukan penelitian
pendahuluan pada tanggal 18 Juli 2016, berdasarkan keterangan Ibu Dra. Lilyi
Firnis motivasi belajar siswa masih rendah, untuk mengukur motivasi belajar
Sejarah Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Punggur dengan menggunakan
lembar Observasi sebagi berikut hasilnya.
Tabel 1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I
Punggur
Kelas Nilai
Jumlah
Siswa presentase rendah
0-72 %
Sedang
73-75 %
Tinggi
<76 %
XI IPS 1 14 56 9 36 2 8 25 100%
XI IPS 2 16 57 4 14 8 28 28 100%
XI IPS 3 12 48 7 28 6 24 25 100%
XI IPS 4 12 50 7 29 5 20 24 100%
Sumber: observasi penelitian pendahuluan
3
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi berjumlah 21 siswa, siswa
yang memiliki motivasi sedang 27 siswa dan yang memliliki motivasi belajar
rendah yang mengikuti Pelajaran Sejarah berjumlah 54 siswa Kelas XI IPS di
SMA N I Punggur dilihat dari tabel di atas tergolong rendah, rendahnya motivasi
belajar siswa tersebut juga mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi rendah.
Apabila motivasi belajar rendah maka hasil belajar siswa juga rendah. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sardiman A.M yang mengatakan “ Motivation is an
essential condition of learning “ hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada
motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan akan berhasil pula pelajaran itu”
(Sardiman A.M, 2008:84).
Melihat motivasi yang rendah tersebut guru telah mengusahakan agar semua
siswa merasa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran khususnya Pelajaran
Sejarah. Mulai dari berbagai media pembelajaran di Sekolah telah dimanfaatkan,
berbagai bentuk penugasan telah diberikan untuk dikerjakan oleh siswa, baik di
dalam maupun di luar Kelas namun, dalam berbagai kesempatan tanya jawab,
diskusi kelas, belum terlihat motivasi belajar siswa dan keikut sertaan siswa
dengan aktif. Ada yang masih kurang memperhatikan saat pelajaran dimulai
seperti melamun, bermain-main sendiri, berbicara dengan teman ketika dijelask
man, canggung mengeluarkan pendapat ketika diskusi,bahkan ada siswa yang
ketika diberi pertanyaan belum bisa menjawab meskipun ada yang menjawab
hanya siswa-siswa tertentu saja yang berani menjawab dan mendominasi dalam
setiap kegitan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dicari solusi untuk
meningkatan motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah dapat
4
meningkat, Untuk itu perlu diupayakan dengan berbagai usaha, diantaranya
dengan memilih model pembelajaran yang tepat yaitu diantaranya dengan model
Kooperatif Teknik Round Table. Model Kooperatif Teknik Round Table ini
membuat siswa belajar, bekerja dan menekankan pada pemberian kesempatan
belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk
memperoleh serta mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan
sosial yang bermanfaat dengan menggunakan model Kooperatif Teknik Round
Table yang mempunyai kelebihan dapat memantu memonfukuskan perhatian
kepada siswa,adanya pertisipasi dan interaksi antar siswa, mendorong para siswa
untuk dapat mencurahkan gagasan-gagasan dan pendapat,siswa dapat belajar kritis
dan kreaktif dan yang salah satunya dapat menimbulkan motivasi siswa, Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table juga melatih siswa berpikir secara
alternatif dalam mengungkapkan gagasan dengan kalimatnya sendiri dan
bertumpu pada kerja kelompok kecil, yang mempunyai kempauan berbeda-beda
disetiap kelompok dan merkapun saling bekerja sama untuk menyelsaikan tugas
dengan itu model ini dapat meingkatkan motivasi para siswa.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ Penerapan Model Kooperatif Teknik Round Table Untuk Meningkatan
Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur Tahun
Ajaran 2016/2017”.
5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang
dapat di identifikasikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut .
1. Penerapan model Kooperatif Teknik Round Table dapat meningkatkan
Motivasi Instrinsik Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1
Punggur Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Penerapan model Kooperatif Teknik Round Table dapat meningkatkan
Motivasi Ekstrinsik Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1
Punggur Tahun Ajaran 2016/2017.
1.3. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas jangkauannya maka penulis membatasi
masalah yaitu Pada Penerapan model Kooperatif Teknik Round Table untuk
meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran 2016/2017
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan maslah di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “Apakah Penerapan Model Koopertif Teknik Round Table dapat
Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran 2016/2017?”.
6
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau
tidak peningkatan motivasi ekstrinsik Belajar Sejarah siswa setelah menerapkan
model Kooperatif Teknik Round Table Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur
Tahun Ajaran 2016/2017.
1.6. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru
Memberikan informasi tentang model mengajar yang dapat diterapkan di
dalam kelas untuk meningkatkan pemahaman, aktivitas, dan motivasi belajar
siswa pada Mata Pelajaran Sejarah.
2. Bagi siswa
Dengan menggunakan model mengajar yang lebih bervariasi dapat
memberikan suasana baru dalam proses belajar mengajar di dalam Kelas.
3. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka
mengembangkan proses belajar mengajar di dalam Kelas.
4. Bagi penulis
Memberikan pengalaman yang berharga kepada peneliti untuk mengetahui
penerapan model Teknik Round Table dan Motivasi Belajar Ekstrinsik siswa
Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur.
7
1.7. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Ruang lingkup ilmu
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan,
khususnya Pendidikan Sejarah.
2. Ruang lingkup subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur
Tahun Pelajaran 2016/2017.
3. Ruang Lingkup Objek
Objek penelitian ini adalah Motivasi Belajar Ekstrinsik dalam penerapan
model Koperatif Teknik Round Table pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2016/2017.
4. Ruang Lingkup Wilayah
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Punggur
5. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017
REFERENSI
Leo agung dan nunuk suryanu.2012. Strategi belajar mengajar. Yogyakarta:
Ombak. Halaman 34
Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Halaman 85
Ibid. Halaman 75
Elida Priyatno 1989 motivasi dalam belajar., Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Jakarta. Halaman 10
Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Halaman 84
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep Penerapan
Menurut Lorin dan David R. Karthworl, penerapan diartikan sebagai penggunaan
abstraksi dalam keadaan nyata. Penggunaan abstraksi ini bisa berupa ide, aturan,
prosedur, dan metode yang bersifat universal (Lorin dan David R. Karthworl,
2008:412). Pengertian tentang penerapan yakni implementasi yang diartikan
sebagai suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan (Hanifah
Harsono, 2002:67) dan menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul
“Konteks implementasi berbasis Kurikulum” mengemukakan pendapatnya bahwa
implementasi adalah bermuara pada aktifitas, aksi, tindakan, atau adanya
mekanisme suatu sistem (Nurdin Usman, 2002:70).
Dari pengertian-pengertian di atas, ditegaskan bahwa penerapan merupakan
tindakan atau aksi dari suatu kegiatan atau gagasan untuk mencapai sebuah tujuan
tertentu, dan dalam penelitian ini penerapan yang dimaksud adalah tindakan
dalam hal penggunaan model pembelajaran Round Table dalam Mata Pelajaran
Sejarah.
9
2.1.2. Konsep Model Pembelajaran
2.1.2.1. Pengertian Model Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan pendidik yang
menggunakan media dan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi pemindahan ilmu, baik itu
pengetahuan, nilai-nilai maupun berbagai keterampilan.Oleh karena itu, dalam
kegiatan pembelajaran harus berlangsung secara nyaman, menyenangkan,
edukatif, variatif, dan menantang bagi siswa. Maka dari itu diperlukan model
pembelajaran yang sesuai agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dari guru
dalam membuat desain materi-materi pembelajaran yang pada akhirnya
mempengaruhi kurikulum yang ada di sekolah dan menata ruang pembelajaran
agar sesuai dengan kondisi dan psikis siswa sehingga proses pembelajaran
menjadi menyenangkan. Agar tujuan tersebut tercapai dengan baik maka
diperlukan kemampuan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.
Komalasari menyatakan bahwa model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran (Komalasari, 2013: 57).
Adi menyatakan model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suprihatiningrum, 2013: 142). Model
pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan
10
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sementara itu Kemp dalam Sumantri
menjelaskan model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien (Sumantri, 2015: 40).
Berdasarkan pendapat ahli di atas, bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau kerangka pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai pedoman
dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di kelas agar tercapainya
pengajaran yang bermakna bagi siswa sehingga tujuan belajar dapat dicapai.
2.1.2.2. Macam-macam Model Pembelajaran
Tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran
maupun kelas. Ada beberapa macam model pembelajaran yang dapat dipilih dan
digunakan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran.
Menurut Amri ada beberapa macam model pembelajaran yang biasa
digunakan dalam pembelajaran diantaranya adalah.
Model Contextual Teaching and Learning (CTL) : Model pembelajaran
yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan
kehidupan nyata.
Model Cooperative Learning : Suatu model dimana siswa belajar dibagi
dalam kelompok-kelompok yang menekankan kerjasama antar siswa dan
kelompok.
Model Problem Solving : Model pembelajaran yang mewajibkan siswa
untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar secara mandiri.
Model Inquiry :Model ini menekankan pada proses mencari dan
menemukan, materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.
(Amri, 2013: 7)
11
Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat
diterapkan. Model pembelajaran yang digunakan peneliti dalam penelitian
tindakan kelas ini yaitu model pembelajaran (pembelajaran kooperatif) dalam
pembelajaran di kelas karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja sama dengan siswa lain sehingga memberikan kesempatan yang luas
dengan suasana belajar yang kondusif dalam memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan.
2.1.2.3. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah
peserta didik 2-5 orang dengan gagasan yang saling memotivasi antar anggotanya
untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang
maksimal .sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. ada lima unsur
pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individu, interaksi
personal, keahlian bekerjasama, dan proses kelompok (Djamarah, 2010: 356).
Dengan kata lain model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang di pimpin guru atau di
arahkan oleh guru Suprijono,Agus ( 2010:54)
Slavin ( isjoni, 2011:15) “in coopertive learning methods, students work together
in four member temas to master material initially presented by the teacher” ini
berati bahwa koopertif adalah pembelajaran di mana sistem pembelajaran dan
12
bekerja kelompok-kelompok kecil berjumblah 4-6 orang secara kolaboratif
sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas,bahwa model pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan belajar siswa menjadi
lebih baik di mana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling
membantu dalam belajar.
a. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang bersifat
kerja sama dalam kelompok. Artinya bahwa model pembelajaran kooperatif ini
dapat menggalakkan siswa dan secara tidak langsung siswa dapat termotivasi,
senang dalam mengikuti pelajaran atau tidak jenuh untuk berinteraksi secara aktif
dan positif dalam kelompok. Ini artinya ada pertukaran ide antar siswa ke arah
suasana yang membangkitkan potensi siswa. Proses pembelajaran tidak harus
belajar dari guru kepada siswa dalam model ini, namun siswa dapat saling
membelajarkan sesama teman siswa lainnya.
Wahyu mengemukakan bahwa langkah-langkah yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan model kooperatif antara lain:
Tahap 1 menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
Tahap 2 menyampaikan informasi
Tahap 3 megorganisasikan siswa ke dalam beberapa kelompok belajar
Tahap 4 membimbing siswa ke dalam beberapa kelompok belajar
Tahap 5 melakukan evaluasi
Tahap 6 memberikan penghargaan
(Wahyu, 2014: 30)
Ibrahim menyatakan bahwa terdapat enam langkah utama atau fase pokok dalam
penerapan cooperative learning:
1. Fase 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
13
2. Fase 2, menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
3. Fase 3, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif. Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.
4. Fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas-tugas mereka.
5. Fase 5, evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
6. Fase 6, memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
(Trianto, 2010: 66−67)
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa pembelajaran dapat dikategorikan
cooperative apabila terdapat enam langkah utama atau fase pokok seperti yang
telah dipaparkan di atas. Penyampaian tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan
informasi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif, membimbing
kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan.
b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang berbeda-beda. Hal ini dapat
terlihat dari bentuk pelaksanaan model pembelajaran itu sendiri. Slavin
mengemukakan tujuan dari koopertif adalah menciptakan situasi dimana
keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya
(Taniredja, 2012: 60). Sedangkan menurut Ibrahim model kooperatif
dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang dirangkum sebagai
berikut:c
a. Hasil belajar akademik
Tujuannya adalah untuk memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas
akademis penting lainnya. Para pengembang model ini telah
14
menunjukkan, model struktur pembelajaran kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar.
b. Penerimaan terhadap perbed aan individu
Tujuan lainnya adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidak
mampuannya. Pembelajaran kooperatif memberipeluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling
bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur
penghargaan kooperatif akan belajar salingmenghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan
bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan sosialyang dimaksud
dalam pembelajaran kooperatif adalah berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,
dan bekerja sama dalam kelompok.
(Isjoni, 2007: 27)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, model Koopertif bertujuan untuk
menciptakan keberhasilan individ uyang dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok
dan mencapai tiga tujuan pembelajaran penting yaitu meningkatkan hasil belajar
akademik,penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan
keterampilan sosial.
15
c. Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif
Teknik-teknik pembelajaran kooperatif ini pada dasarnya adalah sama,yaitu siswa
diajarkan untuk bekerja sama dan diajarkan agar mampertanggung jawab atas
tugas yang diberikan, namun pada prosespelaksanaanya saja yang berbeda,
misalnya pada jumlah anggota dalam penerapannya. Ada teknik yang
mengharuskan kelompok terdiri dari 4 siswa ada juga teknik yang kelompoknya
hanya terdiri dari 2 siswa saja. Guru berhak memilih teknik yang akan digunakan
dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan..
Adapun beberapa bentuk pembelajaran koopertif dalam beberapa tipe menurut
Lie (2002:14) Sebagai berikut : Make a mach ( mencari pasangan ), Think Pair
Share ( berfikir berpasangan berbagi ), bertukar pasangan,berkirim salam dan
soal, number heads together ( kepala bernomer ), To stay now stray (dua tamu dua
tinggal), Talking chips (kartu berbicara), Round Table (meja bundar), Inside
outside circle (lingkaran besar lingkaran kecil),Paired storytelling (berbicara
berpasangan),Three steps interview (tiga tahap berwawancara), Jigsaw.
2.1.3. Konsep Teknik Round Table
2.1.3.1. Pengertian Teknik Round Table
Teknik pembelajaran Kooperatife Round Table ini menekankan pada pemberian
kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa
untuk memperoleh serta mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan
keterampilan sosial yang bermanfaat dengan menggunakan Teknik Kooperatife
Teknik Round Table, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan
oleh guru dalam pembelajaran, melainkan dapat belajar dari siswa lainnya serta
16
mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain (Solihatin dan
Raharjo, 2008:2).
Pembelajaran koperatif melalui strategi round table dapat digunakan dalam semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik ( Lie (2000: 62),
round table merupakan teknik menulis yang menerapkan pembelajaran dengan
menunjuk tiap-tiap anggota kelompok untuk saling memotivasi dan berpartisipasi
secara bergiliran dalam kelompoknya dengan membentuk meja bundar atau duduk
melingkar (Mccafferty, 2006: 191)
Pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table adalah teknik dengan secara
bergiliran siswa merespons pengarah dengan menuliskan satu atau dua kata atau
frase sebelum menyerahkan kertas kepada siswa lain yang melakukan hal yang
sama (Barkley, dkk., 2013:357). Menuliskan gagasan-gagasan dibanding
mengucapkannya akan membantu memfokuskan perhatian, memberi waktu
tenang untuk memikirkan respon terbaiknya. Selain itu model ini menjamin
terjadinya partisipasi yang setara di antara anggota kelompok sehingga dapat
mencegah adanya dominasi dari salah satu anggota kelompok.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, pengertian Model Pembelajaran
Kooperatif Teknik Round Table adalah aktivitas belajar kelompok untuk melatih
siswa berpikir secara alternatif dalam mengungkapkan gagasan dengan
kalimatnya sendiri dan bertumpu pada kerja kelompok kecil, yang mempunyai
kempauan berbeda-beda disetiap kelompok dan merkapun saling bekerja sama
untuk menyelsaikan tugas dengan itu model ini dapat meingkatkan motivasi para
siswa.
17
2.1.3.2. Langkah-Langkah pembelajaran Teknik Round Table
Adapun langkah-langlah model pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table
yaitu :
a) bentuk kelompok beranggotakan empat orang dan sampaikan
pengarahnya dalam bentuk selebaran;
b) tentukan anggota kelompok yang akan memulai lebih dulu;
c) minta siswa pertama untuk menuliskan kata, frase, atau kalimat secepat
mungkin kemudian bacakan respons tersebut dengan keras supaya
siswa lain punya kesempatan untuk mempersiapkan respons;
d) minta siswa tersebut menyerahkan kertas pada siswa berikutnya, yang
mengikuti langkah yang sama;
e) sampaikan pada siswa kapan batas waktunya, atau sebutkan dalam
petunjuk Anda bahwa proses akan selesai apabila semua anggota telah
berpartisipasi dan semua gagasan telah ditulis di atas kertas
(Barkley, dkk., 2013:357).
2.1.3.3. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Round Table
1. Kelebihan Teknik Round Table
a) Membantu memfokuskan perhatian pada siswa
b) Adanya partisipasi dan interaksi antar siswa
c) Mendorong semua siswa untuk mencurahkan gagasan-gagasan
dan pendapat
d) Siswa belajar kritis dan keraktif.
(Barkley, dkk,2013 )
2. Kelemahan Teknik Round Table
a) Banyak menghabiskan waktu
b) Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa
dengan perlakuan seperti ini
(Barkley,dkk,2013)
2.1.4. Konsep Motivasi Belajar
Motivasi adalah “pendorongan“; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi
tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Ngalim Purwanto,1998:71).
Pengertian motivasi, yaitu: suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri
manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah
lakunya, (Martin Handoko,1992:9).
18
Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri
seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik
dalam memenuhi kebutuhanya, (Hamzah B.Uno, 2008: 3). Menurut Mc.Donald,
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan
(Sardiman A.M, 2009:73). Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, Hoy
dan Miskel dalam buku “Educational Administration” , mengemukakan bahwa
“motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks,
dorongan-dorongan,kebutuhan-kebutuhan, pernyataan- pernyataan, ketegangan
(tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga
kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal
(Ngalim Purwanto, 1998:72).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, motivasi adalah pendorong bagi
perbuatan seseorang atau merupakan motif mengapa seseorang melakukan
sesuatu. Motivasi juga menyangkut mengapa seseorang berbuat demikian dan apa
tujuanya sehingga berbuat demikian. Menurut Oemar Hamalik, fungsi motivasi
itu ialah : a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan; b. Sebagai
pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang
diinginkan; c. Sebagai penggerak, artinya sebagai penggerak dalam melakukan
sesuatu yang dinginkan (Hamalik, 2004:175).
2.1.4.1. Tipe-Tipe Motivasi
Tipe-tipe motivasi Dikatakan dalam Elida Prayitno, (1989:10) ada dua tipe
motivasi yaitu (1) motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik.
19
a. Motivasi intrinsik
Thornburgh dalam Elida Prayitno, (1989:10) berpendapat bahwa motivasi
intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam
diri (internal) individu. Individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru
akan puas kalau kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil yang terlibat dalam
kegiatan itu. Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsa, (2008:50) motivasi intrinsik
merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang berasal dari dalam diri
seseorang. Semakin kuat motivasi intrinsik yang dimiliki oleh seseorang, semakin
besar kemungkinan ia memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai
tujuan.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi estrinsik dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan
kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu
sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Menurut Singgih
D. Gunarsa, yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu yang
diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran atau
dorongan dari orang lain (Singgih D. Gunarsa, 2008:51).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi
Aspek-aspek yang mempengaruhi motivasi atau menentukan intensitas dari
motivasi dikenal sebagai dimensi motivasi (Singgih D. Gunarsa, 2008:52).
Hamzah B. Uno mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan
eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku,
yang mempuyai indikator sebagai berikut,
1. adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. adanya penghargaan dalam belajar,
20
5. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
6. adanya lingkungan belajar yang kondusi
(Hamzah B. Uno, 2008 : 22 ).
Jadi dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dibagi
menjadi dua yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik dan faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu :
1. adanya hasrat dan keinginan berhasil,
2. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
3. adanya harapan dan cita-cita masa depan
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik yaitu :
1. adanya penghargaan dalam belajar,
2. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
3. adanya lingkungan belajar yang kondusif.
(Hamzah B. Uno, 2008 : 22 ).
d. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sardiman A.M mengungkapkan ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:
1) Memberi Angka
angka ini berkaitan denga nilai yang diberikan guru dari kegiatan
belajarnya.Siswa tentunya sangat terpikat dengan nilai-nilai ulangan atau
raport yang tinggi. Nilai-nilai yang baik itu akan menjadikan motivasi
yang kuat bagi para siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
2) Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi bagi para siswa.Baik hadiah
tersebut berasal dari sekolah kepada siswa yang berprestasi, maupun dari
orang tua atau keluarga.
3) Saingan/ Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa.Baik persaingan individu maupun persaingan
kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Misalnya persaingan
antara teman sebangku, jika si A mendapat nilai lebih baik dari pada si B,
biasanya si B akan terdorong untuk dapat mengungguli si A.
4) Ego-involvement
Bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri merupakan salah satu
bentuk motivasi. Seseorang akan berusaha keras untuk mencapai prestasi
21
yang baik dengan menjaga harga dirinya. Para siswa akan belajar dengan
keras untuk menjaga harga dirinya.
5) Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar jika mengetahui akar nada ulangan. Oleh
karena itu, ulangan merupakan salah satu motivasi siswa untuk belajar.
Jadi, guru harus terbuka memberitahukan kepada siswanya jika akan
mengadakan ulangan.
6) Mengetahui Hasil
Semakin mengetahui grafik hasi belajar, maka ada motivasi pada diri
siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7) Pujian
Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana menyenangkan dan
mempertinggi semangat belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga
diri.
8) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcementnegative tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak akan dapat menjadi alat motivasi. Jadi guru harus mampu
menerapkan prinsip-prinsip pemberian hukuman secara tepat.
9) Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada unsure
kesengajaan dan maksud belajar, sehingga hasil belajar yang disertai
tujuan belajar pasti hasilnya akan lebih baik.
10) Minat
Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat terhadap
pelajaran tersebut.
11) Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan menjadi
motivasi yang penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus
dicapai, akan diarasa sangat berguna dan menguntungkan, sehingga akan
timbul motivasi untuk terus belajar.
(Sardiman A.M, 2011: 929).
Dari definisi di atas untuk meningkatkan motivasi yang tinggi,harus di perhatikan
faktor yang memepengaruhinya,untuk itu yang di pilih oleh peneliti sesuai dengan
teknik pembelajaran yang digunkan maka peneliti memilih faktor ekstrensik yang
dapat mengpengaruhi motivasi siswa dimana siswa harus menyadari dengan
sengaja untuk melakukan kegiatan dan kebutuhan belajar,harus disertai
penghargan (pujian), diperlukan pula lingkungan belajar yang kondusif,dalam hal
ini guru sangat berperan agar adanya kegiatan belajar yang menarik.
22
2.1.5. Konsep Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid
mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran
(Syaiful Sagala, 2011:164)..
Mata Pelajaran Sejarah merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial
yang sudah diterapkan sejak di Sekolah Dasar.Sejarah merupakan cabang ilmu
pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan
masyarakat dimasa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu (Sapriya,
2009:208-209 ).)
Mata Pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini
dan masa depan.
2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi
keilmuan.
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban Bangsa Indonesia dimasa
lampau.
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses
terbentuknya Bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan
masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
Bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang
dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik
nasional maupun internasional.
(Sapriya, 2009:209-210)
23
Dari definisi di atas pentingnya sebuah pemebalajaran sejarah adalah merupakan
proses interaksi antara guru untuk mengetahui serangkaian peristiwa yang terjadi
pada masa lampau dengan tujuan menumbuhkan pemahaman siswa terhadap
proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih
berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang air dan pembelajaran
sejarah di sekolah adalah mengingat penanaman nilai norma serta cinta tanah air
perlu di tanamkan sejak dini, belajar sejarah adalah secara tidak langsung
mengenalkan kepada peserta didik untuk belajar mengenai pengalaman. Dengan
sejarah perseta didik dapat terbentuk rasa cinta tahah air, mengenal tentang nilai
kepahlawanan kecintaan terhadap bangsa,
2.1.6. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nopa Lislidiawati, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan,Program studi Pendidikan Kimia , Universitas Riau,
Tahun 2014 dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe
Round Table Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Ikatan Kimia di kelas X SMA Negri 12 Pekan Baru”. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar melalui penerapan
model Kooperatif Teknik Round Table. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa penerapan model Kooperatif Teknik Round Table dapat
meningkatkan prestasi belajar, yang menunjukkan adanya peningkatan
pada aspek aktivitas visual, aspek aktivitas lisan dan aspek aktivitas
menulis.
24
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Noviyanti, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan , Universitas Lampung, Tahun 2014 dengan Peningkatan
Aktifitas BelajarSiswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode
Koopertif Round Table Kelas V SD 1 Untoro Lampung Tengah. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan Aktifitas belajar melalui penerapan
model Metode Kooperatif Round Table. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa penerapan metode Kooperatif Round Table dapat meningkatkan
aktifitasi belajar, dilihat dari hasil observer yang semula skor aktivitas
siswa 5 dengan kategori cukup pada siklus 1 meningkat menjadi 78
dengan kategori baik pada siklus 2. Begitu juga dengan prestasi belajar
siswa.
2.2. Kerangka Pikir
Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Business Reseach “kerangka pikir adalah
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting” (Uma Sekaran , 1992:91).
Dengan menggunakan Kooperatife Teknik Round Table, siswa bukan hanya
belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran,
melainkan dapat belajar dari siswa lainnya serta mempunyai kesempatan untuk
membelajarkan siswa yang lain (Solihatin dan Raharjo, 2008:2).
Pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table adalah secara bergiliran siswa
merespons pengarah dengan menuliskan satu atau dua kata atau frase sebelum
menyerahkan kertas kepada siswa lain yang melakukan hal yang sama (Barkley,
dkk., 2013:357). Menuliskan gagasan-gagasan dibanding mengucapkannya akan
membantu memfokuskan perhatian, memberi waktu tenang untuk memikirkan
25
respon terbaiknya. Dengan penerapan model Kooperatif Teknik Round Table
dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dan melatih siswa berpikir secara
alternatif dalam mengungkapkan gagasan dengan kalimatnya sendiri dan
bertumpu pada kerja kelompok kecil, yang mempunyai kemampuan berbeda-beda
disteiap kelompok dan merupakan saling bekerjasama untuk menyelsaikan tugas
sehingga diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif
Teknik Round Table dapat meningkatnya motivasi belajar ekstrinsik dengan
adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
adanya lingkungan belajar yang kondusif.
2.3. Paradigma.
X = Penerapan model koopertif teknik round table
Y = Motivasi belajar eksntrsik
= Garis penerapan
X
Y
26
REFERENSI
Lorin dan David R. Karthwohl. 2008. Konsep Penerapan Kurikulum. Bandung:
Alfabeta. Halaman 412
Hanifah Harsono. 2002. Konsep Penerapan Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Halaman 67
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada. Halaman 70
Komalasari, K. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung :
PT Refika Aditama. Halaman 57
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: AR-HUZZ MEDIA. Halaman 142
Sumantri. 2015. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Halaman 40
Amri, Sofan. 2013. Pengemabangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya Halaman 7
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif :
Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 356
Isjoni. 2011. Cooperative Larning Efektivitas Pembalajaran Kelompok. Bandung:
ALFABETA.Halaman 15
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakata: Pustaka Pelajar. Halaman 54
Isjoni. 2012. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta. Halaman 51
Trianto. 2010. Model pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.
Halaman. 66-67
Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah. (2012). Penelitian Kuantitatif
Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta. Halaman 66
Isjoni. (2007). Integrated Learning Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan
Dasar. Bandung: Falah Production. Halaman 27
Anita Lie, 2002. Cooperative. Jakarta: Gramedia Depdikbud. Halaman 14
27
Solihatin, Etin dan Raharjo.2008. Cooperative Learning. Analisis Model
Pembelajaran IPA. Halaman 2
Lie, Anita. 2000. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo. Halaman 62
Mccafferty, Steven G., dkk. 2006. Cooperative Learning dan Second Languange
Teaching. New York: Cambridge University Press. Halaman 191
Barkly dan Eliszabert. 2012. Collaboratife Learning Teachniques. Nusa Media.
Halaman 357
Loc.cit
Loc.cit
M. Ngaliman Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. CV. Rajawali. Jakarta.
Halaman 71
Martin Handoko, (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Jakarta:
Rineka Cipta. Halaman 9
Uno, B.Hamzah. 2008. Perencan Pembelajaanaran. Bandung. Bumi Aksara.
Halaman 3
Sardiman, A. M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Halaman 73
M. Ngaliman Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. CV. Rajawali. Jakarta.
Halaman 72
Loc.Cit
Hamalik, Oemar. (2004), Proses Belajar Mengajar, Jakarta Bumi Aksara.
Halaman 175
Prayitno, Elida. (1989). Motivasi Dalam Belajar dan Berprestasi. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Halaman 10
Gunarsa, Singgih. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
Penerbit BPK Gunung Mulia. Halaman 50
Ibid. Halaman 51
Loc. Cit
Ibid. Halaman 52
28
Uno.B.Hamzah.2008.Op. Cit. Halaman 22
A.M. Sardiman. 2011. Op. Cit.Halaman 929
Syaiful Sagala. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan.Bandung Alfabeta. Halaman 164
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahana
Pendidikan. Bandung. Historia Utama Press. Halaman 52
Kuntowijoyo. 2002. Radikalisasi Petani: Esai-esai Sejarah. Yogyakarta: Yayasan
Bentang Budaya. Halaman 97
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Halaman 208-209
A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT
Rajagrafindo: Jakarta Halaman 09
Sapriya. 2009. Op Cit. Halaman 209-210
Uma Sekaran, 1992, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 41, Buku 1,
Jakarta: Salemba Empat. Halaman 91
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. OP. Cit. Halaman 02
Barkly dan Eliszabert. 2012. OP.Cit. Halaman 357
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2015:6). Metode penelitian
memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena salah satu ciri dari
penelitian adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai
penentu arah yang tepat dalam pemecahan masalah. Pemahaman terhadap suatu
masalah sangat diperlukan supaya dapat menentukan metode penelitian sesuai
dengan masalah yang akan diteliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-
benar dapat menguji mengenai hubungan sebab akibat (Sudaryono, Margono &
Rahayu. 2011:11). Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
kondisi yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012:107).
27
3.2 Desain Penelitian
Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain. Desain
eksperimen pada penelitian ini Dalam penelitian ini menggunakan desain The
One-Shot Case Study, yaitu hanya satu kelas yang diberi perlakuan,selanjutnya
diobservasi hasilnya.Rancangan desain The One-Shot Case Study dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2. Desain One Shot Case Study
Keterangan:
X = pembelajaran sejarah menggunakan model Kooperatif Teknik Round Table
O = Observasi
(Arikunto, 2006: 85)
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek, subjek yang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:117). Populasi ini bukan
hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar benda yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Punggur
Tahun Ajaran 2016/2017, seperti tampak pada tabel berikut
X O
28
Tabel 3. Jumlah Anggota Populasi Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Punggur
Tahun Pelajaran 2016/2017
No Kelas Siswa
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 XI IPS 1 18 7 25
2 XI IPS 2 18 10 28
3 XI IPS 3 11 13 24
4 XI IPS 4 5 20 25
Jumlah 52 50 102
Sumber: TU SMA Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2016/2017
Dari tabel di atas dapat diketahui yang menjadi populasi adalah sejumlah 102
siswa yang terdiri dari 52 siswa Laki-laki dan 50 siswa Perempuan.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,
2015:81). Selanjutnya, mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketetapan
mutlak artinya tidak ada ketetapan berapa persen suatu sampel harus diambil
(Margono, 2007:123),. Maka dengan itu peneliti mengambil sampel dari populasi
yang ada yakni sebesar 28% dengan perhitungan x102= 28,56 dibulatkan
menjadi 28, jadi sampel pada penelitian ini sebanyak 28 siswa. Teknik sampling
yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling yang
pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu. Selanjutnya
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara undian secara acak,
setelah dilakukan pengundian secara acak maka di dapatkan Anggota sampel 15
laki-laki dan 13 Perempuan dengan penjelasan seperti tabel berikut ini:
29
Tabel 4. Anggota Sampel Siswa Kelas X1 IPS SMA Negeri 1 Punggur
Lampung Tengah
No Kelas Siswa
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 XI IPS 1 3 4 7
2 XI IPS 2 4 3 7
3 XI IPS 3 4 5 9
4 XI IPS 4 3 2 5
Jumlah 28
Sumber : Hasil pengundian tahun 2017
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono, “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,
2010:61). Menurut Arikunto, “variabel penelitian adalah objek penelitian, atau
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, variabel juga merupakan segala
sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian” (Arikunto, 2010: 161).
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel bebas (independen)
dan variabel terikat (dependen), yaitu:Variabel bebas (independen) adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Variabel ini yaitu model pembelajaran Kooperatif Teknik
Round Table.Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.
30
3.4.2 Definisi oprasional
Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan
mendiskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat
spesifik dan terukur. Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah
pengertian dan penafsiran terhadap variabel-variabel penelitian. Selain itu, definisi
operasional berisi pengertian dari variabel yang akan dikembangkan. Definisi
operasional variabel juga merupakan uraian yang berisikan sejumlah indikator-
indiktor yang dapat diamati dan diukur untuk mengindentifikasikan variabel yang
akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table dapat di gunakan
untuk meningkatkan proses pembelajaran, Motivasi belajar merupakan variabel
terikat pada penelitian ini.
3.5 Langkah-langkah Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka disusun langkah-
langkah penelitian secara sistematis sebagai berikut:
1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian
seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar.
2. Menentukan populasi dan sampel.
3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam
4. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5. Membuat instrumen tes penelitian.
6. Melakukan validitas dan reliabilitas instrumen.
7. Mengujicobakan instrumen.
31
8. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
9. Menganalisis data.
10. Membuat kesimpulan.
3.6 Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan awal pembelajaran guru memeriksa kehadiran siswa,
memberikan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan membahas
sedikit tentang pengetahuan apa yang telah di ketahui oleh siswa.
2. Kegiatan inti
Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu kelompok agar melakukan
transisi secara efisien. Dalam setiap kelompoknya terdiri dari 4-5
siswa dan tiap kelompok diberikan selebaran yang berisikan
petunjuk dari kegiatan berkelompok
kemudian kegiatan dimulai oleh kelompok/siswa pertama untuk
kemudian menuliskan kata, frase atau kalimat secepat mungkin
kemudian dibacakan agar siswa lain dapat mempersiapkan respons.
Kemudian kertas tersebut diserahkan kepada siswa lainnya sampai
semua siswa telah memberikan responnya
Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil dari
kegiatan kelompok ( kata, frase, atau kaliamat ) kemudian
memberikan koreksi
3. Kegiatan Penutup
Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas kemudian
Guru memberikan penghargaan terhadap siswa atas kerja kelompok yang
telah mereka lakukan dan Menarik kesimpulan materi.
32
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.7.1 Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Angket dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Jenis angket yang dipakai dalam
penelitian ini adalah instrumen kuesioner Skala Likert yang terdiri atas
pernyataan positif.
Tabel 5. Kategori Skala Likert
Pernyataan Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber : (Sugiyono, 2012: 135).
Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Ekstrinsik Siswa
No. Variabel Indikator Jumlah
1 Motivasi
Exsternsik Adanya penghargaan dalam belajar
6
Adanya kegiatan menarik dalam
belajar 6
Adanya lingkungan belajar yang
kondusif sehingga memungkinkan
seseorang dapat belajar dengan baik
6
Jumlah 18
Sumber : olah angket peneliti
33
Tabel 7. Kataori Motivasi
Presentase Kriteria
86% - 100% Sangat tinggi
71% - 85% Tinggi
56% - 70% Sedang
41% - 55% Rendah
0% - 40% Sangat rendah
JUMLAH
Sumber : (Arikunto,2006:344)
3.7.2 Observasi
Menurut Sutrisno Hadi, Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses tersusun dari proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2012: 203). Dalam
penelitian ini, untuk mengetahui kondsi awal lapangan dan Observasi ini
dilakukan bertujuan untuk mengamati secara langsung mengenai kondisi
pembelajaran yang terjadi di kelas baik sebelum maupun sesudah digunakannya
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Round Table.
3.7.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan
catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga
akan diperoleh data lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan (Soeyono
Basrowi, 2007:166). Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan data yang
sudah ada, seperti: data siswa kelas XI IPS dan data mengenai sekolah SMA
Negeri 1 Punggur.
3.8 Uji Persyaratan Instrumen
Dalam sebuah penelitian, data memiliki kedudukan yang paling tinggi, karena
data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat
34
ukur pembuktian data . Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan
bermutu tidaknya hasil penelitian, sedangkan benar tidaknya data tergantung pada
baik tidaknya instrumen pengumpulan data yang digunakan. Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel (Arikunto,
2013: 211). Adapun pengujian instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.8.1Uji Validitas
Sugiyono mengungkapkan bahwa Uji validitas adalah uji instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2015:173).
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat valid dari suatu
instrumen. Suatu instrumen valid mempunyai validitas yang tinggi. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan dan
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Ciri suatu tes
yang baik adalah apabila tes itu mampu untuk mengukur apa yang akan di ukur
atau istilahnya valid, yang diukur dalam tiap item/butir soal. Penelitian ini
digunakan, disusun dan disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran
(Arikunto, 2008:144).
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan rumus
korelasi product moment pearson sebagai berikut :
Dimana :
rxy= koefisien korelasi
∑ X2 = jumlah skor item
35
∑ Y2
= jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden
pengujian : jika rhitung > rtabel berarti valid. Sebaliknya jika hasil rhitung < rtabel berarti
tidak valid. (Riduwan, 2004:128)
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:86). Uji Instrumen yang reliable
berarti instrumen yang cukup baik untuk mampu mengungkap data yang bisa
dipercaya. Pengukuran reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha sebagai
berikut:
Keterangan:
: reliabilitas yang dicari
k : banyaknya butir pertanyaan
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total
(Arikunto, 2013:239).
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan
untuk mendapatkan data sesuai dengan pengukuran.
36
Tabel 8. Kriteria Reliabilitas
Sumber: (Arikunto,2010:75)
3.9 Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh dilakukan analisis data untuk melihat apakah ada
peningkatan motivasi belajar siswa yang telah diterapakan menggunakan model
pembelajaran koopertif Teknik Round Table menggunakan teknik analisis data
Statistik dengan menggunakan rumus persentase.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut
F
P =--- x 100 %
N
Keterangan :
P = angka persentase motivasi belajar siswa
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah skor maksimum
(Anas Sudijono, 2011:43)
Koefisien reliabilitas (r
11)
Kriteria
0,80 < r11 <_1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r11 <_0,80 Tinggi
0,40 < r11 <_0,60 Cukup
0,20 < r11 <_0,40 Rendah
0,00 < r11 <_0,20 Sangat rendah
37
REFERENSI
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta. Halaman 06
Sudaryono; Margono, Gaguk; Rahayu, Wardani. 2011. Pengembangan Instrumen
Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 11
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta. Halaman 107
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta
Ibid. Halaman 177
Masri Singarimbun & Sofyan Effendi,1995, Metode Penelitian Survei, Edisi
Revisi, PT. Pustaka LP3ES, Jakarta. Halaman 145
Triyono. 2012. Paradigma Baru Manajemen SumberDaya Manusia.Jogjakarta:
Oryza Halaman 145
Margono. 2010. Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Halaman 128
Sugiyono. 2012. Op.Cit. Halaman 61
Arikunto,Suharimi.2010. Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rienka cipta. Halaman 161
Uno, H.B., 2009.Teori Motivasi & Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara.
Halaman 23
Sugiyono. 2012. Op.Cit. Halaman 199
Ibid. Halaman 135
Ibid. Halaman 203
38
Basrowi dan Soeyono. 2007.Metode Analisis Data Sosial.Kediri: CV Jenggala
Pustaka Utama. Halaman 166
Arikunto, Suharsimi.2013. Op Cit. Halaman 211
Sugiyono. 2015. Op Cit.Halaman 175
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara Halaman 144
Ibid,Halaman 86
Arikunto, Suharsimi.2013. Op Cit. Halaman 239
Arikunto,Suharimi.2010. Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rienka cipta. Halaman 75
Sujiono, Anas.2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada Halaman 43
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan penulis,dilihat dari
28 siswa yang mengikuti 3 kali pertemuan dan pembagian Angket, ada
peningkatan Motivasi belajar siswa, yaitu di peroleh persentase pada pertemuan
pertama (57,70%), pertemuan kedua (68,,85%) dan pertemuan ketiga memperoleh
(76,,9%). Peningkatan motivasi belajar tersebut dapat di lihat dari angket
pertemuan pertama ke angket kedua meningkat sebesar 11,15% dan angket kedua
ke angket ketiga meningkat sebesar 7,54%. Dengan demikian dapat simpulkan
bahwa penerapan model Kooperatif Tenik Round Table dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Punggur Tahun Ajaran
2016/2017, dengan pengertian bahwa bahwa model Kooperatif Tenik Round Table
ini memberikan manfaat yang baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
yang berarti semakin maksimal penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tenik
Round Table maka akan semakin baik dalam meningkatkan motivasi belajar.
67
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur i Tahun
Pelajaran 2016/2017, maka peneliti memberikan saran bagi para pembaca,
terutama bagi rekan-rekan guru antara lain :
1. Bagi guru, berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan bahwasanya
Penerapan Model Koopertif Teknik Round Table ini dapat di praktikkan
dalam proses pembelajaran di kelas karena Model Koopertif Teknik Round
Table ini sudah cocok dan mampu meningkatkan motivasi siswa.
2. Bagi murid, bahwasanya sebelum di praktikkan Model koopertif Teknik
Round Table, murid diharapkan untuk terlebih dahulu memahami materi yang
akan diajarkan sebelum proses pembelajaran berlangsung.
3. Bagi sekolah, karena Penerapan Model Koopertif Teknik Round Table ini
menuntut pengetahuan siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya
maka di harapkan sekolah dapat lebih menunjang buku-buku sebagai sarana
membaca, dan juga dapat menambahkan jaringan internet (Wifi) agar murid
dapat mengakses materi pelajaran yang lebih lengkapnya.
4. Bagi pembaca, Penerapan Model Koopertif Teknik Round Table dapat
memberikan pengetahuan, sebagai salah satu alternatif Penerapan Model
Koopertif Teknik Round Table pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan Motivasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. 2013. Pengemabangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya
Anita Lie, 2002. Cooperative. Jakarta: Gramedia Depdikbud
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto,Suharimi.2010. Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rienka
Barkly dan Eliszabert. 2012. Collaboratife Learning Teachniques. Nusa Media
Basrowi dan Soeyono. 2007.Metode Analisis Data Sosial.Kediri: CV Jenggala
Pustaka Utama
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif :
Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta : Rineka Cipta
Elida Priyatno 1989 motivasi dalam belajar., Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Jakarta
Gunarsa, Singgih. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: Penerbit BPK Gunung Mulia
Hamalik, Oemar, (2004), Proses Belajar Mengajar, Jakarta Bumi Aksara
Hanifah Harsono. 2002. Konsep Penerapan Kurikulum 2013.Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Isjoni.2012.Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung:Alfabeta
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahana
Pendidikan.Bandung. Historia Utama Press
Komalasari, K. 2013.Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi.
Bandung : PT Refika Aditama
Kuntowijoyo.2002. Radikalisasi Petani: Esai-esai Sejarah. Yogyakarta:
Yayasan Bentang Budaya
Leo Agung dan Nunuk Suryanu.2012. Seterategi belajar mengajar.
Yogyakarta: Ombak
Lorin dan David R. Karthwohl. 2008. Konsep Penerapan Kurikulum.
Bandung: Alfabeta
M. Ngaliman Purwanto.1998. Psikologi Pendidikan.CV.Rajawali.Jakarta
Margono. 2010. Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Martin Handoko, (1992).Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku.
Jakarta: Rineka Cipta.
Masri Singarimbun & Sofyan Effendi,1995, Metode Penelitian Survei,
Edisi Revisi, PT.Pustaka LP3ES, Jakarta.
Prayitno, Elida. (1989). Motivasi Dalam Belajar dan Berprestasi. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Sardiman, A. M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice
Boston: Allyn and Bacon..
Solihatin, Etin dan Raharjo.2008. Cooperative Learning. Analisis Model
Pembelajaran IPA.
Sudaryono; Margono, Gaguk; Rahayu, Wardani. 2011. Pengembangan Instrumen
Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif dan R
Sujiono, Anas.2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Raja GrafindoPersada
Sumantri. 2015. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: AR
Syaiful Sagala. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan.Bandung Alfabeta.
Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah. (2012). Penelitian Kuantitatif
Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2010. Model pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.
Triyono. 2012. Paradigma Baru Manajemen SumberDaya Manusia.
Jogjakarta: Oryza
Uma Sekaran, 1992, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1,
Jakarta: Salemba Empat.
Uno.B.Hamzah.2008.PerencanPembelajaanaran.Bandung.Bumi Aksara.
Uno, H.B., 2009.Teori Motivasi & Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Nurdin. 2002.Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada