penerapan model collaborative teamwork learning …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio...

15
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI PENGUKURAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Satrio Rahmat Muslim 1 , Yaspin Yolanda 2 , Ahmad Amin 3 [email protected] Skripsi ini berjudul ” Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada Pembelajaran Fisika Materi Pengukuran Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Collaborative Teamwork Learning kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 secara signifikan tuntas. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau yang berjumlah 88 siswa. Sampel penelitian ini satu kelas yang diambil secara acak dari tiga kelas, setelah dilakukan pengundian maka terpilih kelas X.1 berjumlah 30 siswa yang akan diberikan perlakuan dengan model Collaborative Teamwork Learning. Teknik pengumpulan data yang digunakan tes yang berbentuk essay sebanyak enam butir soal. Berdasarkan hasil analisis data dengan taraf kepercayaan 95% didapat t hitung = 9,5 dan t tabel = 1,699 karena thitung > t tabel, maka diperoleh simpulan bahwa Hasil belajar kognitif fisika siswa kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah menerapkan model Collaborative Teamwork Learning secara signifikan tuntas. Kata kunci : Collaborative Teamwork Learning, Hasil Belajar fisika.

Upload: others

Post on 20-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING

(CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI PENGUKURAN

SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU TAHUN

PELAJARAN 2015/2016

Satrio Rahmat Muslim1, Yaspin Yolanda2, Ahmad Amin3

[email protected]

Skripsi ini berjudul ”Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

Pembelajaran Fisika Materi Pengukuran Siswa Kelas X SMA Negeri 9

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk

mengetahui ketuntasan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan model

pembelajaran Collaborative Teamwork Learning kelas X SMA Negeri 9

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 secara signifikan tuntas. Metode

penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau yang berjumlah 88

siswa. Sampel penelitian ini satu kelas yang diambil secara acak dari tiga kelas,

setelah dilakukan pengundian maka terpilih kelas X.1 berjumlah 30 siswa yang

akan diberikan perlakuan dengan model Collaborative Teamwork Learning.

Teknik pengumpulan data yang digunakan tes yang berbentuk essay sebanyak enam

butir soal. Berdasarkan hasil analisis data dengan taraf kepercayaan 95% didapat

thitung = 9,5 dan ttabel = 1,699 karena thitung > ttabel, maka diperoleh simpulan bahwa

Hasil belajar kognitif fisika siswa kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun

Pelajaran 2015/2016 setelah menerapkan model Collaborative Teamwork Learning

secara signifikan tuntas.

Kata kunci : Collaborative Teamwork Learning, Hasil Belajar fisika.

Page 2: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah yang

sudah dirancang, menurut aktivitas dan kreativitas antara guru dan siswa,

sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan

menyenangkan. Ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Brooks dalam Rusman

(2010:322) bahwa pembaruan dalam pendidikan harus dimulai dari bagaimana

anak belajar dan bagaimana guru belajar bukan dari ketentuan-ketentuan hasil.

Rusman (2010:1) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem,

yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan antara satu

dengan yang lain.

Kegiatan pembelajaran yang tidak aktif akan berdampak pada

kurangnya perhatian siswa terhadap suatu pelajaran, siswa kurang memahami

konsep dari suatu pelajaran sehingga dapat mempengaruhi rendahnya hasil

belajar siswa. Padahal banyak materi pelajaran yang membutuhkan

pemahaman terhadap konsep-konsepnya dan tidak cukup hanya sekedar

dihafalkan, salah satunya adalah pelajaran fisika.

Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mengajarkan berbagai

pengetahuan yang dapat mengembangkan daya fikir dan nalar, sehingga

hampir semua persoalan yang berkaitan dengan kehidupan dan kejadian alam

dapat dimengerti. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kejadian dengan

menggunakan konsep fisika. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam

memahami tentang pelajaran fisika sangat ditentukan oleh pemahaman konsep.

Seorang siswa dalam belajar fisika dikatakan kurang berhasil apabila

Page 3: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

perubahan tingkah laku yang terjadi belum mampu menentukan keberhasilan

dalam mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan secara tepat dalam waktu

yang telah ditentukan.

Mengingat pentingnya ilmu fisika dalam berbagai bidang kehidupan

manusia, maka perlu diperhatikan kualitas pengajaran mata pelajaran fisika

yang diajarkan di setiap jenjang dan jenis pendidikan. Salah satu cara untuk

memperoleh pengetahuan fisika yang baik dan untuk mengatasi berbagai

kelemahan dalam proses belajar mengajar adalah dengan menerapkan

pendekatan Collaborative teamwork learning.

Pembelajaran di SMA Negeri 9 Lubuklinggau sudah menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

semester ganjil siswa tentang pengukuran Tahun Pelajaran 2014/2015 yang

diperoleh dari guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri 9 Lubuklinggau, nilai

fisika siswa masih rendah atau tuntas dengan remedial. Dari seluruh siswa

kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau siswa per kelas yang mengikuti Proses

Belajar Mengajar (PBM) hanya 20 siswa dari 88 siswa yang tuntas dalam

pembelajaran fisika, sedangkan sisanya hasil pembelajaran fisika siswa dari tes

ulangan rata-rata lebih rendah dari nilai Kompetensi dasar artinya masih

banyak siswa yang tidak tuntas dalam proses pembelajaran. Sedangkan

sekolahan tersebut menetapkan KKM KD mata pelajaran fisika berdasarkan

kriteria yang ada adalah 70.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Penbelajaran

Page 4: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

Collaborative Teamwork Learning pada pembelajaran fisika siswa Kelas X

SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar kognit if

fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Collaborative Teamwork

Learning di kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016

signifikan tuntas?”.

Penampilan ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment)

mengingat tidak semua variabel dapat diatur secara terkontrol, Rancangan

penelitian yang digunakan adalah pola desain bentuk one group pretest-

postestdesign. Arikunto (2010:173), menyatakan bahwa populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelit ian

ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau tahun pelajaran

2015/2016. Dengan asumsi populasi siswa kelas X tahun pelajaran 2015/2016

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan

penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil

penelitian sampel Arikunto (2010:174). Dalam penelitian ini sampel diambil

secara acak dimana pengambilan sampel digunakan karena setiap kelas

tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel, dengan

cara mengundi keseluruhan kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau. Setelah

dilakukan undian Kelas, maka yang terpilih sebagai kelas sampel adalah kelas

X.1 yang berjumlah 30 orang. Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu:

Page 5: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

Variabel bebas (X) adalah variabel yang bersifat mempengaruhi

(Arikunto, 2010:162). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model

pembelajaran Collaborative Teamwork Learning. Variabel terikat (Y) adalah

variabel yang bersifat dipengaruhi (Arikunto, 2010:162). Variabel terikat

dalam penelitian ini yaitu hasil belajar fisika siswa.

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan yaitu data kuantitatif yang

diperoleh berupa data hasil tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar. Data

hasil belajar menggunakan Instrumen. Peneliti memberikan tes berupa soal

essay. Soal instrumen digunakan buat Pretest dan Post-test selama penelit ian

berlangsung.

Hasil Penelitian

Penelitian dengan model pembelajaran Collaborative Teamwork

Learning ini dilaksanakan di kelas X SMAN 9 lubuklinggau Tahun Pelajaran

2015/2016 yang dilakukan pada tanggal 3 Agustus sampai 3 September 2015.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang berjumlah 88

siswa, dari empat kelas diambil satu kelas untuk dijadikan sebagai sampel

penelitian yaitu kelas X.1 dengan jumlah 30 siswa untuk mendapatkan

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Collaborative Teamwork

Learning. Pada pelaksanaan pembelajaran peneliti bertindak sebagai pengajar

(guru). Sebelum pelaksanaan dimulai, terlebih dahulu dilakukan uji coba

instrument tes yang berguna untuk mengetahui kualitas soal yang digunakan.

Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas XI.IPA 1 di SMAN 9

Lubuklinggau pada tanggal 5 Agustus 2015 dengan jumlah siswa yang

Page 6: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

mengikuti tes yaitu sebanyak 20 siswa pada materi Pengukuran. Berdasarkan

hasil analisis uji coba instrumen, sebanyak 8 soal yang diujikan ada 6 soal

memenuhi syarat, sehingga soal dapat digunakan sebagai alat tes, baik tes

kemampuan awal (pre-test) maupun tes kemampuan akhir (post-test).

Sebelum pemberian perlakuan diadakan pre-test terlebih dahulu,

kegiatan pre-test dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan.

Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yaitu pada tanggal 12

Agustus 2015 yang diikuti oleh 30 siswa dengan tujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa pada materi Pengukuran sebelum diberikan perlakuan.

Setelah diadakan pre-test, siswa diberikan perlakuan dalam

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Collaborative

Teamwork Learning pada tanggal 19 Agustus 2015 dan tanggal 22 Agustus

2015 masing-masing pelaksanaannya selama dua jam pelajaran. Kemudian

dilanjutkan pemberian tes akhir (post-test) pada tanggal 25 Agustus 2015.

Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Awal Siswa (Pre-test)

Kemampuan awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran materi

Pengukuran merupakan data penelitian yang diperoleh dari hasil pre-test atau

soal yang diberikan sebelum siswa mendapat pembelajaran dari guru dengan

menggunakan model pembelajaran Collaborative Teamwork Learning.

Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yang diikuti oleh 30

siswa. Pelaksanaan pre-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa sebelum diberikan perlakuan. Soal pre-test yang digunakan yaitu

berbentuk essay yang terdiri dari 6 soal.

Page 7: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

Rata-rata dan Simpangan Baku Pada Pre-Test.

Tabel 1.Rekapitulasi Hasil Tes Awal (Pre-test)

No Uraian Kelas Eksperimen

1. 𝑋 29,10

2. Rentang Nilai 34

3. Panjang Kelas 6

4. Banyak Kelas 5,92

5. Simpangan Baku 7,65

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai

𝑋 adalah 29,10, rentang nilai adalah 34, panjang kelas adalah 6, banyak kelas

adalah 5,92, dan simpangan baku pre-test adalah 7,26.

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil siswa berdistribus i

normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai uji

normalitas data dengan taraf kepercayaan α = 0,05, jika χ2 hitung < χ2

tabel maka

masing-masing data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas skor

pre-test dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pre-test

Tes χ2 hitung Dk < χ2

tabel Kesimpulan

Awal 1,6915 5 11,070 Normal

Dari tabel 2 menunjukkan bahwa nilai χ2 hitung data tes awal (pre-test)

lebih kecil χ2tabel (1,6915 < 11,070). Berdasarkan ketentuan pengujian

normalitas dengan menggunakan uji kecocokan χ2 (chi-kuadrat) dapat

disimpulkan bahwa data Pre-

Page 8: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

test berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = 5

Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Akhir Siswa (Post-test)

Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi Pengukuran

merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Kemampuan akhir melalui post-test yang diikuti oleh 30 siswa. Pelaksanaan

post-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah

diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran..

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes Akhir (Post-test)

No Uraian Kelas Eksperimen

1. 𝑋 84,30

2. Rentang Nilai 34

3. Panjang Kelas 6

4. Banyak Kelas 5,92

5. Simpangan Baku 8,24

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai

𝑋 adalah 84,30, rentang nilai adalah 34, panjang kelas adalah 6, banyak kelas

adalah 5,92, dan simpangan baku pre-test adalah 8,24

Uji Normalitas Pada Post-Test

Hasil perhitungan uji normalitas skor post-test dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Post-test

Tes χ2 hitung Dk < χ2

tabel Kesimpulan

Akhir 2,8594 5 11,070 Normal

Page 9: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

Dari tabel 4 menunjukkan bahwa nilai χ2 hitung data tes akhir (post-test)

lebih kecil χ2tabel (2,8594 < 11,070). Berdasarkan ketentuan pengujian

normalitas dengan menggunakan uji kecocokan χ2 (chi-kuadrat) dapat

disimpulkan bahwa data Post-test berdistribusi normal pada taraf kepercayaan

α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 5.

Uji Hipotesis Pada Post-Test

Untuk menarik kesimpulan dari data post-test, maka dilakukan

pengujian hipotesis secara statistik. Berdasarkan hasil uji normalitas yaitu data

post-test berdistribusi normal. Hipotesis statistik yang diuji dalam perhitungan

uji-t untuk post-test adalah (lihat pada lampiran C):

Ha : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa secara klasikal pada pembelajaran

fisika setelah menerapkan model Collaborative Teamwork Learning

signifikan tuntas. (Ha : µ0≥70)

Ho : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa secara klasikal pada pembelajaran

fisika setelah menerapkan model Collaborative Teamwork Learning

signifikan belum tuntas. (Ho : µ0 < 70)

Selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel pada daftar distribusi t

dengan derajat kebebasan dk = n – 1 = 30-1 = 29. Hasil uji untuk post-test

menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan akhir siswa

(lampiran) menunjukkan bahwa thitung > ttabel Ho ditolak dan Ha diterima dengan

taraf kepercayaan α = 0,05 karena thitung > ttabel yaitu thitung = 9,5 dan ttabel = 1,699.

Rekapitulasi hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel.

Page 10: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis

No Uraian Data Hasil Kesimpulan

1.

2.

3.

4.

Derajat Kebebasan (dk)

Taraf Kepercayaan (α)

t Hitung

t Tabel

29

5%

9,5

1,699

Ha: diterima

Ho: ditolak

t Hitung > t Tabel

Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima kebenarannya, sehingga

dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Collaborative

Teamwork Learning pada pembelajaran fisika siswa kelas X SMAN 9

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 secara signifikan tuntas.

Ketuntasan Hasil Belajar

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perbandingan rata-rata

nilai siswa pada saat pre-test dan post-test. Untuk memberikan gambaran data

lebih jelas, rata-rata antara pre-test dan post-test.

Berdasarkan analisis hasil pre-test dan post-test, dapat dilihat perbedaan hasil

belajar antara kemampuan awal siswa dengan kemampuan akhir, terdapat

ketuntasan dari hasil belajar setelah diberikan pembelajaran. Nilai rata-rata

pre-test adalah 29,10 sedangkan nilai rata-rata post-test adalah 84,30. Nilai

rata-rata yang dihipotesiskan adalah 70. Hal ini berarti nilai rata-rata pre-test

29,10 < 70, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Sedangkan nilai rata-rata post-

test 84,30 > 70, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan rekapitulas i

hasil nilai pre-test (lampiran C), persentase ketuntasan belajar fisika siswa yang

tidak tuntas sebesar 100% sebanyak 30 siswa dan persentase siswa yang tuntas

sebesar 0% sebanyak 0 siswa. Sedangkan rekapitulasi hasil nilai post-test,

Page 11: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

persentase ketuntasan belajar fisika siswa yang tidak tuntas sebesar 5%

sebanyak siswa dan persentase siswa yang tuntas sebesar 80% sebanyak 28

siswa. Jadi secara deskriptif dapat dikatakan bahwa hasil post-test siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Collaborative Teamwork Learning secara signifikan tuntas.

Pembahasan

Pada pembahasan ini membahas tentang penerapan model

Collaborative Teamwork Learning Yang memiliki lima tahapan, yakni

Relating, pada tahap pertama, guru memandu dan membantu para siswa

memformulasikan pertanyaan dari suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari

yang terlihat disekitar (nyata). Eksperiencing, pada tahap kedua, guru membagi

siswa menjadi beberapa kelompok. Kemudian guru membagikan LKP yang

berisi permasalahan yang perlu diselidiki siswa dan menanyakan kepada siswa

tentang kejelasan LKP berisi permasalahan yang telah dibagikan. Appliying,

Guru memfasilitasi percobaan yang diperlukan siswa untuk dilakukan. Siswa

merancang percobaan dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

melaksanakan eksperimen. Siswa mengajukan hipotesis berdasarkan konsep

awal yang mereka miliki dan mencatatnya dalam LKS yang telah diberikan.

Siswa melaksanakan eksperimen dan menemukan permasalahan yang

didiskusikan secara berkelompok. Guru berkeliling kelas memantau kegiatan

siswa. Cooperating, Guru mengarahkan siswa untuk mempersiapkan hasil

eksperimen yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Siswa

mempersiapkan segala bentuk hasil eksperimen yang telah dilakukan secara

Page 12: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

berkelompok dalam memecahkan permasalahan hingga memperoleh solusi.

Transfering, guru membantu menganalisis dan mengevaluasi hasil eksperimen

siswa. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan konsep yang telah

dipelajari.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dikelas X SMA Negeri 9

Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 30 siswa kelas X.1.

Berdasarkan pre-test dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang mendapat nilai

(lebih atau sama dengan 70 (tuntas) pada kelas eksperimen. Skor rata-rata( 𝑋 )

pre-test adalah 29,10. Jadi secara deskriptif data dikatakan bahwa hasil tes awal

siswa sebelum penerapan pembelajaran dengan menggunakan model

Collaborative Teamwork Learning belum tuntas, karena nilai rata-rata kurang

dari 70 atau masih dibawah KKM. Hal ini terjadi karena materi pengukuran

belum pernah dipelajari oleh siswa.

Setelah penyampaian materi dengan model Collaborative Teamwork

Learning pada kelas eksperimen maka setelah itu dilakukan post-test. Jumlah

siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih (tuntas) pada kelas eksperimen dalam

post-test ini sebanyak 27 siswa dan yang nilainya kurang dari 70 (belum tuntas)

adalah 4 siswa. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 100 dan yang

terendah adalah 65. Rata-rata hasil tes akhirnya adalah 𝑋 = 84,30. Jadi secara

deskriptif dapat dikatakan bahwa hasil post-test siswa setelah penerapan

pembelajaran dengan menggunakan model Collaborative Teamwork Learning

termasuk kategori tuntas, karena nilai rata-ratahasil belajar kognitif siswa lebih

dari sama dengan 70 (84,30 > 70).

Page 13: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

Kelas X.1 atau kelas ekperimen (kelas yang diberikan pembelajaran

Collaborative Teamwork Learning termasuk dalam kategori tuntas..

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar kognit if

fisika siswa kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016

setelah menerapkan model Collaborative Teamwork Learning secara

signifikan tuntas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran fisika dengan menerapkan

model pembelajaran Collaborative Teamwork Learning kelas X SMA Negeri

9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 secara signifikan tuntas. Dimana

nilai t hitung adalah 9,5 dan ttabel adalah 1,699 sehingga thitung > ttabel, maka Ha

diterima dan Ho ditolak.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis

mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Collaborative Teamwork Learning perlu

disosialisasikan agar dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran

fisika untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.

2. Buat peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian tentang

perbandingan model pembelajaran Collaborative Teamwork Learning

dengan model yang lain.

Page 14: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

3. Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.

4. Peneliti, penelitian ini sebagai bekal bagi peneliti untuk menjadi tenaga

pendidik yang profesional dengan menerapkan model pembelajaran yang

sesuai dengan materi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan terima kasih atas semua yang memberi dukungan,

semangat untuk semua yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan

skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Cetakan kesembilan, Jakarta : Bumi Aksara.

Darma Laksmi. 2011. Hasil penelitian dalam pengaruh model Collaborative

Teamwork Learning (CTL) berorientasi polya terhadap kemempuan

pemecahan masalah Matematika siswa ditinjau dari gaya kognitif

Darmayanti. 2013. Hasil penelitian dalam pengaruh model Collaborative Teamwork Learning terhadap keterampilan proses sains dan pemahaman konsep ditinjau dari gaya kognitif. e-journal program pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidkan Sains (Volume 3 tahun 2013)

Dimitriadou A., Lavdaniti M, Theofanidis D, Psychogiou M, Minasidou Eu,

Konstadinidou-straukou A, Sapountzi-Krepia D. 2008. International

Journal of caring sciensces, 1(3):140-146.

Dimyati mudjiono, 2006. Pengertian hasil belajar menurut para ahli dalam ranah afektif, kognitif, psikomotorik. Bandung : alfabeta

Dimyati, 2009. Pengertian hasil belajar menurut para ahli dalam ranah afektif , kognitif psikomotorik. Bandung : alfabeta

Page 15: PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal rio kayuara.pdf · PELAJARAN 2015/2016 Satrio ... (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan

I Wayan Merta Jiwa. 2013. Dalam pengaruh Collaborative Teamwork Learning terhadap motivasi dan prestasi belajar sosiologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Amalpura. Jurnal program pascasarjana Univers itas

Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013).

Jihad, Asep & Haris, Abdul. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Presindo.

Komalasari, Kokom.2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung : Refika Aditama

Nasution, 2012 Model model penelitian, Hipotesis penelitian

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Sudjana, 2005. Metodologi penelitian. menghitung rata rata simpangan baku.

Bandung: Tarsito.

Sudjana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar..Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Sugiyono. 2009 B. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Sumiati, 2007. Pengertian hasil belajar, penjelasan tentang tingkatan afektif belajar. Bandung:Alfabeta

Thobroni, M dan Mustofa, A. 2011. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta:

Ar- Ruzz Media