penerapan metode pembelajaran ibadah...

183
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH SHALAT DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PESERTA DIDIK TUNANETRA DI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Putri Komala NIM. 11160110000007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 03-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH SHALAT

DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA PESERTA DIDIK TUNANETRA DI SLB-A PEMBINA

TINGKAT NASIONAL JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Putri Komala

NIM. 11160110000007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah
Page 3: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah
Page 4: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah
Page 5: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah
Page 6: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

vi

ABSTRAK

Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran

Ibadah Shalat dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Peserta

Didik Tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Selatan. Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian yang dilakukan di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

jenjang kelas 2-A Sekolah dasar ini bertujuan untuk mengetahui (1) penerapan

metode pembelajaran ibadah shalat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam (2) pelaksanaan evaluasi pembelajaran ibadah shalat dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (3) faktor kesulitan belajar yang dialami pada peserta

didik tunanetra dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bab ibadah shalat.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi.

Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui

ketekunan pengamatan dan triangulasi data. Sedangkan teknik analisis data

dilakukan dengan beberapa tahap dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran

ibadah shalat dalam mata pelajaran PAI menggunakan direct instruction, guru

memberikan penjelasan mengenai konsep atau keterampilan baru kepada peserta

didik dengan tujuan membantu peserta didik dalam mempelajari keterampilan

dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan tahapan demi tahapan.

Evaluasi pembelajaran ibadah shalat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis,

tes lisan, dan praktik (perbuatan). Faktor kesulitan belajar yang dialami peserta

didik tunanetra dalam mengikuti pembelajaran ibadah shalat adalah keterbatasan

yang dimiliki peserta didik tunanetra dalam menerima rangsangan atau informasi

melalu indra penglihatannya, sehingga memanfaatkan indra lainnya dalam

menerima rangsangan atau informasi. Hal demikian membuat kognitif peserta

didik yang tidak terlalu mudah atau cepat untuk menghafal atau menerima

pembelajaran dan kesulitan belajar yang dialami juga terletak pada motorik

peserta didik tunanetra yang cenderung lebih lambat apabila dibandingkan anak

normal pada umunya.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Ibadah Shalat, Peserta Didik Tunanetra

Page 7: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

vii

ABSTRACT

Putri Komala (NIM. 11160110000007). Implementation of the Shalat prayer

learning method in Islamic Religious Education Subject for the Visual

Impairment at the Extraordinary School Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Selatan. Thesis Department of Islamic Religious Education, Faculty of Tarbiya

and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah Islamic University Jakarta.

This research conducted at the Extradionary School-A Pembina Tingkat

Nasional South Jakarta of 2-A Elemntary School aimed to determine (1) the

implementation of teaching method of Shalat in Islamic Education Subject (2) the

implementation of evaluation for shalat learning in Islamic Education subject (3)

learning difficulties factors for blind students in Islamic Education subject in

Shalat chapter.

The research employed a qualitative approach and phenomenological

research methodology. This research also used descriptive method. The

techniques conducted to collect data of this research is observation, interview and

documentation. The validity and reability of the data are checked through

perseverance of observation and triangulation of data. Then, the data analysis

technique was carried out with several stages starting from data reduction, data

presentation, and drawing conclusions.

The results showed that the implementation of prayer learning method in

Islamic Educaiton subjects used direct instruction, the teacher gave an

explanation of new concepts or skills to students in order to help students learn

basic skills and obtain information being taught step by step. Evaluation of the

prayer learning was accomplished using written tests, oral tests, and practice.

Factors of learning difficulties experienced by blind students to follow the Shalat

learning are their limited ability to receive a stimulus and information visually, so

that they need to utilize other senses in receiving the stimuli or information. It

thus leads the students’ cognitive ability to difficulty in memorizing and

understanding the subject as well as their motor skill having a tendency to be

slower than the normal ones.

Keywords: Learning Methods, Prayers, Blind Students.

Page 8: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah rabbil ‘alamin segala puji kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat iman, Islam, dan ikhsan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya dan semoga memberi manfaat

bagi yang membacanya.

Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya

hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir dan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi

Pendidikan Agama Islam Strata S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama

penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan

dan hambatan yang dialami. Namun, berkat do’a, perjuangan, kesungguhan hati,

dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari berbagai pihak untuk

menyelesaikan skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, MA., selaku

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidaatullah Jakarta serta Dosen Penasihat

Akademik yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan selama

ini dalam menempuh program studi Pendidikan Agama Islam.

3. Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Dosen

Pembimbing Skripsi yang senantiasa penuh kesabaran memberikan

arahan, bimbingan, motivasi, dan waktu luang kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.

Page 9: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

ix

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam yang

telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama

menjalankan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

6. Staf Admin Jurusan Pendidikan Agama Islam Farah Nurul Hikam

Agustina, S. Sos. I., yang telah membantu penulis dalam mengurus

administrasi dan memberikan arahan selama penulis menyelesaikan

skripsi ini.

7. Rahmartini, M.Pd., dan Drs. Adjar Agus Budijanto, selaku Kepala

Sekolah dan Wakil Bidang Kesiswaan di SLB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis dalam

penelitian ini.

8. Wahyu Cahya Ningsih, S.Ag., selaku guru PAI di SLB-A Pembina

Tingkat Nasional Jakarta yang telah meluangkan waktunya kepada

penulis untuk bergabung dalam kegiatan pembelajaran PAI.

9. Peserta didik kelas 2-A SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

yang telah memberikan waktu dan pengalaman serta pembelajaran

kepada penulis saat penelitian berlangsung.

10. Kedua Orang tua, Syaifullah dan Ela Nurlaela yang selalu memberikan

dukungan, waktu luang dan doa sehingga penulis dapat menyeleseikan

ini semua.

11. Adik tercinta Muhammad Salahudin Putra Londa Bima dan

Muhammad Najamudin Parewa Bima yang selalu memberikan

motivasi dan do’a selama ini.

12. Pihak yang mengurus Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU)

Dinas Pendidikan UPT P4OP dan PEMPROV DKI Jakarta yang telah

memberikan beasiswa kepada penulis selama menempuh program

studi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

13. Fotocopy Cempaka yang selalu membantu penulis dalam bentuk

percetakan dari awal perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

x

14. Teman-teman Program Studi Pendidikan Agama Islam angkatan 2016

terutama kelas B, kaka kelas PAI yang tidak bisa penulis sebutkan

satu-persatu, kerabat dekat penulis, dan Forum Kartu Jakarta

Mahasiswa Unggul UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih telah

memberikan pembelajaran, dukungan, motivasi, serta doa selama ini

sampai penulis menyelesai studi ini.

Ucapan terimakasih juga dihaturkan kepada pihak-pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, namun turut membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak dapat membalasnya dengan apapun,

semoga Allah SWT yang akan membalas dengan balasan sebaik-baiknya di dunia

dan akhirat.

Demikianlah skripsi ini dibuat, walaupun penulis sudah berusaha dengan

sebaik mungkin untuk meminimalisir kekurangan akan tetapi pasti ditemukan

kekurangan dan kelemahan. Harapan besar semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya, serta penulis

mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak sehingga

terjadi satu sinergi yang pada akhirnya akan dapat lebih baik lagi di masa yang

akan mendatang.

Jakarta, 26 Desember 2019

Penulis,

Putri Komala

Page 11: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

xi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9

F. Kegunaan Penelitian............................................................................ 10

BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................. 12

A. Kajian Teori ....................................................................................... 12

1. Metode Pembelajaran .................................................................... 12

a. Pengertian Metode ................................................................. 12

b. Prinsip-prinsip Penentuan Metode .......................................... 13

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode ........... 14

d. Macam-macam Metode Mengajar .......................................... 16

2. Evaluasi Pembelajaran .................................................................. 19

a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran .......................................... 19

b. Tujuan Evaluasi Belajar .......................................................... 22

c. Instrumen Penilaian ................................................................. 24

Page 12: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

xii

3. Pendidikan Agama Islam .............................................................. 29

a. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ................... 29

b. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ............... 30

c. Fungsi Pendidikan Agama Islam ............................................ 31

4. Shalat ............................................................................................. 32

a. Pengertian Shalat ..................................................................... 32

b. Dalil Disyariatkannya Shalat................................................... 33

c. Urutan dan Bacaan Shalat ....................................................... 34

5. Tunanetra....................................................................................... 37

a. Pengertian Tunanetra .............................................................. 37

b. Faktor Penyebab Tunanetra..................................................... 39

c. Klasifikasi Tunanetra .............................................................. 41

d. Karakteristik Tunanetra ........................................................... 43

e. Model Pendidikan ................................................................... 45

6. Kesulitan Belajar Pada Tunanetra ................................................. 46

a. Pengertian Kesulitan Belajar ................................................... 46

b. Faktor-faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Tunanetra ....... 47

B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 52

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 52

B. Latar Penelitian (Setting)..................................................................... 52

C. Metode Penelitian................................................................................ 53

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .................................... 53

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................. 57

F. Analisis Data ....................................................................................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 61

A. Deskripsi Data SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta ................ 61

B. Pembahasan ......................................................................................... 65

Page 13: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

xiii

1. Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah Shalat dalam

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Peserta

Didik Tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Jenjang Kelas 2-A Sekolah Dasar ................................................. 65

2. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Ibadah Shalat dalam

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Peserta

Didik Tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Jenjang Kelas 2-A Sekolah Dasar ................................................. 78

3. Faktor Kesulitan Belajar yang dialami Pada Peserta Didik

Tunanetra dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

bab Ibadah Shalat di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Jenjang Kelas 2-A Sekolah Dasar (SD) ........................................ 81

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................... 86

A. Kesimpulan ......................................................................................... 86

B. Implikasi .............................................................................................. 87

C. Saran .................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 89

LAMPIRAN

Page 14: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi .......................................................................... 54

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara ....................................................................... 55

Tabel 3.3 Kisi-kisi Dokumentasi..................................................................... 56

Tabel 4.1 Alokasi Waktu pada setiap Jenjang Pendidikan Tahun Ajaran

2019-2020 ....................................................................................................... 62

Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik pada setiap Jenjang Pendidikan Tahun

Ajaran 2019-2020............................................................................................ 63

Tabel 4.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasat Tingkat SD, MI, dan

SDLB .............................................................................................................. 67

Page 15: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peserta Diididk Kelas 2-A yang sedang Mengikuti

Pembelajaran PAI........................................................................................... 65

Gambar 4.2 Guru Mengarahkan Peserta Didik Menghadap Kiblat dan

Berniat didalam Hati ....................................................................................... 72

Gambar 4.3 Guru Mengarahkan Gerakan Takbiratul Ihram ........................... 73

Gambar 4.4 Guru Mengarahkan Gerakan Bersedekap ................................... 73

Gambar 4.5 Guru Mendengarkan Peserta Didik Membaca Doa Iftitah,

Surah Al-Fatihah, dan Surah Pendek .............................................................. 74

Gambar 4.6 Guru Mengarahkan Gerakan Ruku’ ............................................ 74

Gambar 4.7 Guru Mengarahkan Gerakan iktidal ............................................ 75

Gambar 4.8 Guru Mengarahkan Gerakan Sujud ............................................. 75

Gambar 4.9 Guru Mengarahkan Gerakan Duduk Diantara Dua Sujud .......... 76

Gambar 4.10 Guru Mengarahkan Gerakan Duduk Tasyahud Awal ............... 76

Gambar 4.11 Guru Mengarahkan Gerakan Duduk Tasyahud Akhir .............. 77

Gambar 4.12 Guru Mengarahkan Gerakan Salam .......................................... 77

Gambar 4.13 Soal/Tes Bentuk Huruf Braille .................................................. 79

Gambar 4.14 Peserta Didik Mengerjakan Soal/Tes dalam Bentuk Huruf

Braille dengan Menggunakan Reglet dan Stylus ............................................. 80

Page 16: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pedoman Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam

Lampiran 2 Lembar Pedoman Wawancara Peserta Didik Kelas 2-A

Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam

Lampiran 4 Hasil Wawancara Peserta Didik Kelas 2-A

Lampiran 5 Hasil Observasi Pembelajaran

Lampiran 6 Soal/Tes Ulangan Praktik Pendidikan Agama Islam SLB-A Pembina

Tingkat Nasional Jakarta Semester Ganjil Tahun 2019/2020

Lampiran 7 Soal/Tes Ulangan Harian Pendidikan Agama Islam SLB-A Pembina

Tingkat Nasional Jakarta Semester Ganjil Tahun 2019/2020

Lampiran 8 Soal/Tes Ulangan Praktik Pendidikan Agama Islam SLB-A Pembina

Tingkat Nasional Jakarta Semester Genap Tahun 2019/2020

Lampiran 9 Lampiran 6 Soal/Tes Ulangan Harian Pendidikan Agama Islam SLB-

A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Semester Genap Tahun 2019/2020

Lampiran 10 Huruf Arab Braille

Lampiran 11 Rencama Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 12 Profil Sekolah

Lampiran 13 Data Guru

Lampiran 14 Data Peserta Didik

Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 16 Lembar Uji Referensi

Lampiran 17 Biodata Penulis

Page 17: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara terus-menerus

guna untuk membina anak didik menjadi manusia sempurna, dewasa, dan

berbudaya yang disusun secara terstruktur dan terencana.1 Dalam Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara”.2 Supaya asas pendidikan tercapai, maka

harus berorientasi kepada pengembangan seluruh aspek potensi anak didik,

yaitu aspek kognitif, afektif, dan berimplikasi pada aspek psikomotorik.3

Dalam dunia pendidikan kita, ketidakadilan dalam memperoleh

pendidikan yang layak, masih menjadi persoalan yang cukup krusial.4 Sebab

hal tersebut membuat banyak anak didik yang putus sekolah, karena

kesempatan memperoleh pendidikan yang seharusnya didapatkan oleh mereka

tidak terpenuhi.5 Kesempatan dalam memperoleh pendidikan bagi setiap anak

Indonesia merupakan hak yang harus dipenuhi negara sebagai pemegang

kendali segala kebijakan dan wajib merangkul semua anak dari berbagai

kalangan di Indonesia, tidak terkecuali pada anak yang memiliki keistimewaan

(berkebutuhan khusus).6

1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,

2013), h. 85. 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional BAB I Ketentuan Umum BAB 1 Pasal 1, h. 2. 3 Ahmad Susanto, Op. Cit., h. 85.

4 Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 15.

5 Ibid., h. 15.

6 Ibid., h. 16.

Page 18: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

2

Pada realitanya masih terdapat masyarakat di Indonesia yang

memandang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan tidak semestinya.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak yang mempunyai ciri

yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya, mereka mengalami hambatan

dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka membutuhkan kegiatan

dan layanan yang khusus agar dapat mencapai perkembangan yang optimal.7

Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Desliana Maulipaksi jumlah Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia sudah mencapai 1,4 juta orang

pada tahun 20148 dan pada tahun 2017 jumlah Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK) di Indonesia mencapai angka 1,6 juta anak.9 Karena meningkatnya

jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari tahun ke tahun membuat

perhatian pemerintah terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari semua

kalangan harus terus ditingkatkan jika bangsa ini memang peduli pada masa

depan tunas-tunas bangsa yang memiliki kekurangan dalam segi fisik maupun

mental.10

Pendidikan tidak hanya diprioritaskan bagi anak-anak yang memiliki

tingkat kegeniusan tinggi maupun anak-anak yang berasal dari keluarga

bangsawan, tetapi juga bagi mereka yang dianggap berbeda dan terbelakang

dari anak-anak normal lainnya. Jika pendidikan Indonesia tidak memerhatikan

masa depan anak yang berkebutuhan khusus, bisa dipastikan mereka akan

selalu termarginalkan dalam lingkungan mereka tinggal, apalagi untuk

mendapatkan perlakukan khusus melalui pendidikan luar biasa yang memang

diperuntukkan bagi anak-anak yang berkelainan.11

Amanat hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau ketunaan

ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 32 dikemukakan bahwa “Pendidikan khusus

merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan

7 Jati Rinakri Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2018), h. 1. 8 Ibid., h. 1.

9 Desliana Maulipaksi, Sekolah Inklusi dan Pembangunan SLB Dukung Pendidikan

Inklusi, 2018, (https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/02/sekolah-inklusi-dan-

pembangunan-slb-dukung-pendidikan-inklusi). 10

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif, Op. Cit., h. 16. 11

Ibid., h. 16.

Page 19: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

3

dalam mengikutin proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,

mental, dan sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa”.12

Ketetapan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tersebut bagi

anak penyandang kelainan sangat berarti karena memberi landasan yang kuat

bahwa anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama

sebagaimana yang diberikan kepada anak normal lainnya dalam hal

pendidikan dan pengajaran. Dengan memberikan kesempatan yang sama

kepada anak berkelainan untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran,

berarti memperkecil kesenjangan angka partisipasi pendidikan anak normal

dengan anak berkelainan.13

Pasal 15 menjelaskan tentang pendidikan khusus

dijelaskan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta

didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara

inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar

dan menegah.14

Oleh karena itu pendidikan merupakan aspek yang sangat

penting untuk mengembangkan potensi setiap individu tidak terkecuali anak

berkebutuhan khusus sekalipun terutama pendidikan agama.

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah salah satu mata pelajaran yang

harus diajarkan dalam setiap jenjang dan satuan Pendidikan Luar Biasa (PLB),

karena itu mutlak manajemen pembelajaran agama Islam harus sedemikian

rupa direncanakan, dipraktikkan, dan dievaluasi agar Pembelajaran Agama

Islam (PAI) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap anak

berkebutuhan khusus antara lain berakhlak mulia, taat beribadah, percaya diri

dan sebagainya.15

Islam dalam dunia pendidikan tidak memandang keadaan fisik dan

latar belakang seseorang, sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah

12

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 32, h 12. 13

Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008), h. 1. 14

Jati Rinakri Atmaja, Op. Cit., h. 3. 15

Lathifah Hanum, “Pembelajaran PAI Bagi Anak Berkebutuhan Khusus”, Jurnal

Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 2, 2014, h. 220.

Page 20: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

4

SWT dalam Surah Abasa ayat 1-10 mengenai hak pendidikan untuk seorang

tunanetra:

(1) Dia yang bermuka masam dan berpaling, (2) Karena telah datang

kepadanya seorang buta, (3) Dan apakah engkau tahu bahwa ia hendak

membersihkan dirinya (secara spiritual), (4) Atau ingin mendapatkan

nasihat, sehingga nasihat itu akan bermanfaat untuknya? (5) Adapun

tentang seseorang yang merasa dirinya serba cukup, (6) Kepadanya

engkau mau melayani? (7) Sekalipun (memang) tidak ada salahnya

bagimu, meskipun ia tidak hendak membersihkan dirinya (secara

spiritual), (8) tetapi mengenai seorang yang datang kepadamu dengan

bersusah payah, (9) Dan dengan perasaan takut (kepada Allah dalam

hatinya), (10) Kepadanya engkau berlaku mengabaikan.(Q.S Abasa

[80]:1-10).16

Ayat-ayat yang terkandung pada bagian surah ini menunjukkan bahwa

Allah SWT telah menyalahkan seseorang (Rasulullah) atas satu tindakan yang

lebih mengutamakan seorang atau sekelompok orang karena kekayaannya

daripada memperhatikan seorang buta (Abdullah ibn Ummi Maktum) yang

sedang mencari kebenaran. Lalu, Allah menegur Rasul dengan turun wahyu

yang memperingati Nabi Muhammad SAW atas tindakan mengabaikan

seorang yang sedang mencari kebenaran.17

Anak tunanetra adalah anak yang memiliki kondisi dimana tidak dapat

menggunakan fungsi penglihatannya untuk menjalankan kehidupannya sehari-

hari dikarenakan mengalami gangguang penglihatan baik sebagian ataupun

menyeluruh, sehingga dalam penyelenggaraan pendidikan maupun

16

Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta: CV

Pustaka Jaya Ilmu 2016), h. 585. 17

Allamah Kamal Faqih Imani dan Tim Ulama, Tafsir Nurul Quran, Terj. Rudy Mulyono,

(Jakarta: Al-Huda, 2006), Cet. I, h. 209-210.

Page 21: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

5

kehidupannya memerlukan layanan pendidikan khusus.18

Tunanetra juga dapat

diartikan dengan kurang penglihatan. Sejalan dengan makna tersebut, istilah

ini dipakai untuk mereka (anak tunanetra) yang mengalami gangguan

penglihatan yang mengakibatkan fungsi penglihatan tidak dapat digunakan

seperti anak normal pada umumya. Akibat dari gangguan yang dialami anak

tunanetra, penyandang tunanetra menunjukkan perbedaan yang signifikan

dengan mereka yang penglihatannya berfungsi secara normal. Oleh karena itu,

keluarbiasaan ini menuntut adanya pelayanan khusus sehingga potensi yang

dimiliki oleh para tunanetra dapat berkembang secara optimal.19

Metode merupakan salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi

keberhasilan kegiatan belajar mengajar.20

Karena metode dalam mengajar

berperan sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran antara siswa

dengan guru dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat

Yamin yang dikutip oleh Jamil Suprihatiningrum dalam bukunya yang

berjudul Strategi Pembelajaran bahwa, “Metode pembelajaran merupakan

cara melakukan atau menyajikan, menguraikan materi pembelajaran kepada

siswa untuk mencapai tujuan.21

Metode pengajaran memiliki kedudukan yang

amat strategis dalam mendukung keberhasilan pengajaran. Itu sebabnya para

ahli sepakat bahwa seorang guru yang mengajar harus mempunyai penguasaan

yang prima terhadap metode pengajaran. Melalui metode inilah pembelajaran

dapat disampaikan secara efektif, efisien, dan terukur dengan baik.22

Shalat merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) yang membutuhkan gerakan dalam proses pembelajarannya. Shalat

merupakan tiang agama Islam. Shalat adalah ibadah yang diperintahkan

langsung oleh Allah Swt tanpa perantara kepada Rasulullah Saw sewaktu

18

Elly Sari Melinda, Pembelajaran Adaptif; Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

PT. Luxima Metro Media, 2013), h. 38. 19

IG.A.K Wardani, dkk., Pengantar Pendidikan Luar Biasa, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2009), Cet. XII, h. 1.7. 20

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2015), Cet. V, h. 72. 21

Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2017), Cet. II, h. 281. 22

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,

2009), Ed. 1, h. 176-177.

Page 22: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

6

beliau mi’raj, salat juga merupakan ibadah yang pertama kali diperintahkan

Allah SWT kepada Rasulullah SAW.23

Shalat yang dikerjakan sebagaimana

perintah Allah SWT telah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah

hadis, Rasulullah SAW bersabda:

مااصلوا ك " م ل س و و ي ل ع ی الل ل قال: قال رسول الل ص و ن ع الل ي ض رث ر ي وعن مالك بن الو (ي ار خ الب ه او ر ) "ياتمون أصليرأ

Dari Malik bin al-Huwairits Ra, beliau berkata: Rasulullah SAW,

bersabda: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat”

(HR. Bukhari)24

Oleh karena itu shalat merupakan aspek yang sangat penting untuk

diajarkan sejak dini, karena shalat selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari bahkan minimal dalam satu hari mengerjakan 5 waktu shalat. Dengan

demikian, guru harus lebih terampil dalam menentukkan metode pembelajaran

dengan menyesuaikan keadaan setiap peserta didik.

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta yang terletak di daerah

Jakarta Selatan adalah salah satu Sekolah Dasar (SD) yang menggunakan

beberapa metode pembelajaran dengan menyesuaikan keadaan dan kebutuhan

peserta didik, lebih menggunakan fungsi indra pendengaran dan perabaan

peserta didik maupun guru saat proses pembelajaran berlangsung. Karena

meskipun guru memiliki kekurangan yang sama dengan peserta didik namun,

guru tetap menyampaikan materi dengan sangat maksimal, suara yang cukup

keras dan jelas, serta kepekaan terhadap peserta didik sangat cepat apabila

tidak fokus.25

Adapun dalam menjelaskan pembelajaran yang memerlukan gerakan

guru mengajarkannya dengan cara membimbing peserta didik secara

bergantian gerakan demi gerakan secara bergilir, satu persatu langsung

23

Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Ciputat: Lembaga Penelitian Universitas

Islam Negeri, 2008), Cet. I, h. 66. 24

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Damaskus: Daar

Ibn Katsir, 2002), h. 159. Lihat juga dalam Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: Rajawali Pers,

2014), Cet. IX, h. 20. 25

Wahyu Cahyaningtias, hasil observasi dengena guru PAI, Jakarta, 11 September 2019.

Page 23: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

7

diajarkan melalui kontak fisik secara langsung, apabila peserta didik salah

(dalam hal gerakan) guru langsung membenarkan dengan membetulkan posisi

yang benarnya.26

Namun, meskipun begitu guru Pendidikan Agama Islam

(PAI) mengatakan masih merasakan sedikit kesulitan karena gerakan motorik.

Apabila peserta didik sering melakukan gerakan seperti praktik shalat pasti

gerakan motoriknya akan mudah (tidak kaku), begitupun sebaliknya apabila

jarang dilakukan pasti gerakan motoriknya akan sulit karena kaku.27

Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran sangat penting dilakukan

karena guru dapat mengetahui keefektifan dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Guru dapat menjadikan feed-back dalam memperbaiki kegiatan

pembelajaran dari hasil yang telah diperoleh pada pelaksaan evaluasi.28

Guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) mengatakan masih terdapat kendala ketika

melaksanakan evaluasi yang praktik.29

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian terkait penerapan metode pembelajaran pada anak

tunanetra. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan

judul “Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah Salat dalam Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Peserta Didik Tunanetra di

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Selatan”

B. Identifikasi Masalah

1. Ketidakadilan dalam memperoleh pendidikan yang layak, masih

menjadi persoalan yang cukup krusial, terlebih lagi jumlah Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) setiap tahun terus meningkat.

2. Masih terdapat masyarakat di Indonesia yang memandang Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan tidak semestinya.

26

Wahyu Cahyaningtias, hasil observasi dengena guru PAI, Jakarta, 11 September 2019 27

Wahyu Cahyaningtias, hasil wawancara dengan guru PAI, Jakarta, 18 September 2019. 28

Abdul Majid, Penilaian Autentik:Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya Offset, 2017), Cet. III, h. 32. 29

Wahyu Cahyaningtias, hasil wawancara dengan guru PAI, Jakarta, 18 September 2019.

Page 24: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

8

3. Keterbatasan yang dimiliki oleh peserta didik tunanetra di SLB-A

Pembina Tingkat Nasional Jakarta membuat peserta didik tunanetra

mengalami kesulitan saat mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) yang berhubungan dengan gerakan.

4. Kurangnya waktu untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) bab ibadah shalat di SLB-A Pembina

Tingkat Nasional Jakarta yang memerlukan gerakan (praktik).

5. Peserta didik tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

mengalami kesulitan dalam gerakan motorik pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI).

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas dalam

penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penerapan metode pembelajaran ibadah shalat dalam mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

2. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran ibadah shalat dalam mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

3. Faktor kesulitan belajar yang dialami pada peserta didik tunanetra.

Penelitian ini juga dibatasi pada jenjang Sekolah Dasar (SD) kelas 2-A

yang dimana pada kelas ini merupakan kelas awal yang diberikan bab ibadah

shalat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Peserta didik

kelas 2-A terdiri dari 3 peserta didik beragama Islam yang memiliki

kekurangan pada indra penglihatannya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

disebutkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran ibadah shalat dalam

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada peserta didik

Page 25: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

9

tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta jenjang

kelas 2-A Sekolah Dasar (SD)?

2. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran ibadah shalat dalam

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada peserta didik

tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta jenjang

kelas 2-A Sekolah Dasar (SD)?

3. Apa saja faktor kesulitan belajar yang dialami pada peserta didik

tunanetra dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

bab ibadah shalat di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

jenjang kelas 2-A Sekolah Dasar (SD)?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka

tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran ibadah shalat

dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada peserta

didik tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

jenjang kelas 2-A Sekolah Dasar (SD).

2. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran ibadah

shalat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada

peserta didik tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta jenjang kelas 2-A Sekolah Dasar (SD).

3. Untuk mengetahui faktor kesulitan belajar yang dialami pada

peserta didik tunanetra dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) bab ibadah shalat di SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta jenjang kelas 2-A Sekolah Dasar (SD).

Page 26: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

10

F. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan Pendidikan

Agama Islam terkait dengan metode pembelajaran bab ibadah shalat

untuk pesera didik tunanetra.

2. Kegunaan Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan baru kepada peneliti, serta dapat memberikan

pengalaman dan pembelajaran mengenai penerapan metode

pembelajaran, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, dan mengetahui

faktor kesulitan belajar anak tunanetra kepada peneliti untuk masa

yang akan datang menjadi guru Pendidikan Agama Islam (PAI).

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Diharapkan dapat dijadikan masukan agar dapat

meningkatkan mutu dunia pendidikan khususnya dalam

mengembangkan metode pelajaran dan evaluasi pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) bab ibadah shalat untuk pesera

didik tunanetra agar lebih baik lagi.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan

masyarakat terkait dengan metode pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran terlebih lagi faktor kesulitan belajar pesera didik

tunantera dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) bab

ibadah shalat.

Page 27: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

11

d. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi

terkait mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan dapat menjadi

bahan rujukan (referensi) untuk melakukan penelitian yang sama.

Page 28: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode

Metode secara harfiah berarti „cara‟.1 Metode adalah cara atau

langkah-langkah yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu yang

disusun secara sistematis dan terencana, serta didasarkan pada teori,

konsep, dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam disiplin ilmu terkait.2

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.3 Hal ini sejalan dengan apa yang

dikemukakan Langgulung dikutip oleh Heri Gunawan dalam bukunya

yang berjudul Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh

mengatakan bahwa “Metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai

tujuan”.4

Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru

dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi

sehingga pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal.5 Oleh

karena itu, salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipahami guru

adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu

komponen bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang sama

pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan

komponen pendidikan.6

1 Pupuh Fathrurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi

Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum & Islam, (Bandung:

PT. Refika Aditama, 2017), Cet. VII, h. 55. 2 Abuddin Nata, Prespektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,

2009), h. 176. 3 Pupuh Fathrurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar, Ibid., h. 15.

4 Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 255. 5 Pupuh Fathrurrohman dan M. Sobry Sutikno, Loc. Cit., h. 55.

6 Ibid., h. 55.

Page 29: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

13

b. Prinsip-prinsip Penentuan Metode

Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap pertemuan

kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang

berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang

sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan

tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu. Pemakaian metode yang

satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara

penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan

yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan

pengajaran yang telah dirumuskan.7 Menurut Zakiyah Daradjat yang

dikutip oleh Heri Gunawan dalam bukunya yang berjudul Pendidikan

Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh terdapat lima

prinsip-prinsip penentuan metode diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Prinsip individualitas yakni memerhatikan beberapa segi

yaitu perbedaan usia, intelegensi, kesanggupan, dan

kecepatan.

2) Prinsip kebebasan yakni mengandung beberapa aspek yaitu

self-direction, self-discipline, dan self-control.

3) Prinsip lingkungan yaitu prinsip yang banyak

mempengaruhi pembawaan, karena pembawaan dan

lingkungan saling membutuhkan yang dapat dilakukan

dengan cara memberikan edukasi kepada anak terkait

lingkungan yang ada disekitarnya.

4) Prinsip globalisasi adalah prinsip yang diterapkan dalam

pembelajaran sebagai pengaruh dari psikologi Gestalt dan

psikologi totalitas.

5) Pusat-pusat minat. Minat yaitu kecenderungan jiwa yang

tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi seseorang.

Sesuatu yang berharga tersebut sesuai dengan

7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2015), Cet. V, h. 75.

Page 30: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

14

kebetuhannya. Dengan demikian, apabila pembelajaran

diambil dari pusat-pusat minat anak, maka dengan

sendirinya perhatian akan muncul, sehingga proses

pembelajaran akan berjalan dengan baik.8

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Pemilihan metode dalam pembelajaran tidak sembarangan,

sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain. Metode dipengaruhi oleh beberapa faktor

sebagaimana yang dikemukakan oleh Winarmo Surakhmad yang

dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya

yang berjudul Strategi Belajar Mengajar, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) Anak didik

Anak didik adalah manusia berpontensi yang

menghajatkan pendidikan. Di da;am kelas guru akan

menjumpai sejumlah peserta didik yang memiliki latar

belakang kehidupan yang berbeda-beda. Para ahli sepakat

bahwa secara intelektual, peserta didik selalu menunjukkan

perbedaan satu sama lain. Hal ini terlihat dari respon cepat atau

lambatnya tanggapan peserta didik terhadap rangsangan yang

diberikan dalam kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh

guru.

Ditinjau dari segi aspek psikologis juga sudah diakui

perbedaannya yaitu ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada

yang suka bicara, ada yang tertutup (introvert), ada yang

terbuka (ekstrover), ada yang pemurung, ada yang periang, dan

sebagainya. Perbedaan-perbedaan individual pada peserta didik

tersebut yang mempengaruhi penilaian dan penentuan metode

yang mana sebaiknya guru gunakan untuk menciptakan

8 Heri Gunawan, Op. Cit., h. 259-260.

Page 31: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

15

lingkungan belajar yang kreatif agar tercapainya tujuan

pengajaran yang telah ditentukan.9

2) Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai dari setiap

kegiatan pembelajaran. Tujuan dalam pendidikan dan

pengajaran terdiri dari berbagai jenis dan fungsinya. Secara

hierarki tujuan bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi,

yakni tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan

kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan instusional, dan tujuan

pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran merupakan kegiatan

belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran terdiri dari dua

yaitu TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan

Instruksional Khusus). Perumusan tujuan akan mempengaruhi

proses pengajaran yang dilaksanakan oleh guru, dengan

demikian pemilihan metode harus diseleksi agar sejalan dengan

taraf dengan kemampuan yang hendak diberikan kepada

peserta didik.10

3) Situasi

Situasi kegiatan pembelajaan yang guru ciptakan tidak

mungkin sama dari hari ke hari. Guru bisa saja ingin

melakukan pembelajaran di luar ruang, sehingga guru tentu

harus menentukan metode yang sesuai dengan situasi yang

diciptkannya itu. Lalu dilain waktu guru ingin menciptakan

lingkungan belajar secara berkelompok, maka guru memilih

metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang telah

dirangkainya. Dengan demikian situasi yang diciptakan oleh

guru mempengaruhi pemilihan metode.11

9 Ibid., h. 78-79.

10 Ibid., h. 80.

11 Ibid., h. 81.

Page 32: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

16

4) Fasilitas

Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar

peserta didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar

akan mempengaruhi pemilihan metode. Seperti halnya tidak

adanya laboratorium untuk pelajaran IPA akan kurang

mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode

demonstrasi, lalu tidak adanya fasilitas olahraga, sulit untuk

guru menerapkan metode latihan. Oleh sebab itu, maksmialnya

suatu metode akan terlihat jika faktor lainnya mendukung.12

5) Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda-

beda. Latar belakang pendidikan guru sudah diakui

mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap

berbagai metode menjadi kendala dalam pemilihan metode, itu

yang biasa dirasakan oleh orang yang berlatar-belakang bukan

pendidikan guru. Terlebih lagi belum mempunyai pengalaman

mengajar yang cukup memadai karena cenderung sukar dalam

memilih metode yang tepat. Ada juga yang tepat memilih

metode, namun dalam pelaksanaannya terdapat kendala, hal ini

disebabkan labilnya kepribadian dan kurangnya penguasaan

atas metode yang digunakanya itu. Dengan demikian latar

belakang pendidikan, kepribadian, dan pengalaman mengajar

adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi

guru dalam memilih metode untuk keberlangsungan proses

pembelajaran.13

d. Macam-macam Metode Mengajar

Adapun beberapa metode pembelajaran agama untuk anak-anak

berkebutuhan khusus menurut Basyiruddin Usman yang dikutip

12

Ibid., h. 81. 13

Ibid., h. 81.

Page 33: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

17

Fathurrahman dalam Jurnalnya yang berjudul Pembelajaran Agama

pada Sekolah Luar Biasa adalah sebagai berikut:

1) Metode ceramah yaitu pelajaran melalui penuturan secara lisan

kepada siswa. Metode ceramah banyak sekali dipakai

dikarenakan mudah dilaksanakan dan dapat digunakan untuk

menyampaikan semua materi pelajaran sebelum diikuti oleh

metode lainnya.14

Biasanya guru memberikan uraian mengenai

topik tertentu dengan alokasi waktu tertentu juga.15

Metode

ceramah banyak dipakai karena mudah dilaksanakan dan dapat

digunakan untuk menyampaikan semua materi pelajaran

sebelum diikuti oleh metode lainnya. Dalam menggunakan

metode ceramah guru menyampaikan materi dengan bahasa

sederhana agar dapat dengan mudah diterima oleh peserta

didik.16

2) Metode diskusi dan tanya jawab yaitu cara mengejar dimana

seorang guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik

mengenai pelajaran yang sudah diajarkan. Metode ini berfungsi

untuk dapat melihat dan mengukur pemahaman peserta didik.17

Metode tanya jawab dapat merangsang untuk berpikir dan

membimbing peserta didik.18

3) Metode pemberian tugas yaitu cara mengajar dimana seorang

guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik.

pemberian tugas kepada peserta didik yang memiliki kebutuhan

khusus sebaiknya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

sehingga tugasnya tersebut dapat dipraktikkan dalam

kehidupan sehari-hari seprti melaksanakan shalat lima waktu,

14

Fathurrahman, “Pembelajaran Agama Pada Sekolah Luar Biasa”, Jurnal Pendidikan

dan Kajian Keislaman, Vol. VII, No. 1, 2014, h. 87. 15

Pupuh Fathrurrohman dan M. Sobry Sutikno, Loc. Cit., h. 61 16

Fathurrahman, Loc. Cit. 17

Ibid. 18

Pupuh Fathrurrohman dan M. Sobry Sutikno, Op. Cit., h. 62.

Page 34: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

18

menjaga dan mengatur diri dalam pergaulan, praktik ibadah dan

lain sebagainya.19

4) Metode demonstrasi yakni untuk menunjukkan pelajaran yang

memerlukan gerakan dengan suatu proses prosedur yang benar.

Metode ini banyak digunakan dalam pembelajaran fiqh/ibadah

seperti mengajarkan cara berwudhu, shalat, haji, dan

sebagainya. Menginggat keterbatasan yang dimiliki oleh

peserta didik metode demonstrasi sebaiknya dilakukan secara

perlahan dan terus diulang-ulang baik gerakan maupun kata-

kata yang menjadi kata kunci penting dari materi yang telah

disampaikan.20

5) Metode drill (latihan) adalah metode yang digunakan untuk

memperoleh keterampilan terhadap apa yang akan dipelajari.

Penggunaan metode drill (latihan) ini untuk anak-anak

berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) dapat

dilakukan ketika pembelajaran menulis-dan membaca Al-

Qur‟an.21

6) Metode karya wisata adalah metode pengajaran yang dilakukan

dengan mengajak peserta didik untuk keluar kelas mengunjungi

suatu tempat yang terdapat kaitanya dengan pelajaran.22

Metode ini digunakan untuk memperdalam pembelajaran

dengan melihat kenyataan.23

7) Adapun pengertian Metode Talqin yang dimuat oleh Cucu

Susianti dalam jurnalnya yang berjudul Efektivitas Metode

Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur‟an

Anak Usia Dini adalah metode yang digunakan guru dengan cara

guru membaca terlebih dahulu, kemudian peserta didik

19

Fathurrahman, Op. Cit., h. 88. 20

Ibid., h. 88. 21

Ibid., h. 89 22

Ibid., h. 89. 23

Roestiyah N. K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Cet. VIII, h.

85.

Page 35: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

19

menirukan apa yang dibaca oleh guru tersebut. Apabila terdapat

kesalahan guru membenarkannya.24

Hal ini sejalan dengan apa

yang dikemukakan oleh Makhyuddin yang dikutip oleh

Ratnasari dan Yosina dalam jurnalnya yang berjudul Kelebihan

dan Kelemahan Metode Talaqqi dalam Program Tahfidz

AL-Qur‟an Juz 29 dan 30 Pada Siswa Kelas Atas Madrasah

Ibtidaiyah Muhammadiyah mengemukakan bahwa “Metode

Talaqqi yaitu guru membacakan, sementara murid

mendengarkan, lalu menirukan sampai hafal”.25

2. Evaluasi Pembelajaran

a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yakni

evaluation. Evaluasi dalam bahasa Arab yaitu al-Taqdir (التقدير)

sedangkan dalam bahasa Indonesia evaluasi adalah penilaian26

. Akar

kata evaluasi yaitu value, dalam bahasa Arab al-Qimah (القيمة) dan

dalam bahasa Indonesia adalah nilai.27

Dalam sistem pembelajaran (pembelajaran sebagai suatu

sistem), evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap

yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan

pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-

back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program

24

Cucu Susianti, “Efektivitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan

Menghafal Al-Qur‟an Anak Usia Dini”, Tunas Siliwangi , Vol. 2, No. 1, 2016, h. 12. 25

Ratnasari Diah Utami dan Yosina Maharani, “Kelebihan dan Kelemahan Metode

Talaqqi dalam Program Tahfidz AL-Qur‟an Juz 29 dan 30 Pada Siswa Kelas Atas Madrasah

Ibtidaiyah Muhammadiyah”, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 5, No. 2, 2018, h. 186. 26

Penilaian adalah suatu prosedur yang sistematis dan mencakup beberapa kegiatan

seperti mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang biasanya

digunakan untuk membuat kesimpulan terkait karakteristik peserta didik untuk mengetahui sejauh

mana mereka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Lihat dalam buku Kusaeri dan

Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Ed. 1, h. 16. 27

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Ed. 1,

Cet. XV, h. 1.

Page 36: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

20

dan kegiatan pembelajaran.28

Evaluasi merupakan bagian dari proses

belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak akan dapat dipisahkan

dari kegiatan mengajar.29

Evaluasi dipandang sebagai suatu tindakan

untuk menetapkan keberhasilan suatu program pendidikan, salah

satunya keberhasilan siswa dalam mengikuti program pendidikan.

Dengan demikian evaluasi lebih difokuskan kepada keberhasilan

program atau kelompok peserta didik.30

Grondlund dan Linn mendefinisikan evaluasi pembelajaran

adalah “Proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi

informasi secara sistematis untuk menetapkan ketercapaian tujuan

pembelajaran.”31

Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan secara terus-

menerus agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang

dievaluasi. Kesalahan utama yang sering terjadi di antara para guru

adalah menganggap bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat tertentu

saja, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan/atau akhir suatu program

pengajaran. Akibatnya adalah minimnya informasi tentang para siswa

sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi

bias dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya.

Evaluasi sebaiknya dikerjakan setiap hari dengan rancangan yang

sistematis dan terencana, hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan

menempatkan secara integral evaluasi dalam perencanaan dan

implementasi satuan pelajaran materi pembelajaran. Hal terpenting

lainnya yang perlu diperhatikan bagi seorang pendidik adalah perlunya

28

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2017), Cet.

X, h. 2. 29

M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2008), Ed. 1, Cet. I, h. 12. 30

Kusaeri dan Suprananto, Op. Cit., h. 17. 31

Elis Ratnawulan dan A. Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2017), Cet. II, h. 21.

Page 37: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

21

melibatkan siswa dalam evaluasi sehingga mereka secara sadar dapat

mengenali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka.32

Evaluasi yang berorientasi terhadap penilaian kognitif semata

sudah harus diubah kepada evaluasi yang berorientasi kepada penilaian

afektif dan psikomotorsik. Disamping tetap melaksanakan penilaian

kognitif sudah perlu direncanakan salah satu bentuk evaluasi dengan

menggunakan pendekatan afektif dan psikomotor, misalnya skala sikap

dan penilaian praktik ibadah.33

Komponen evaluasi merupakan komponen yang berfungsi

untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai

atau belum, dan juga sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi

yang telah ditetapkan.34

Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar anak tunanetra

memang pada dasarnya sama seperti anak normal pada umumnya,

namun terdapat sedikit perbedaan yaitu terkait materi tes dan teknik

pelaksanaan tes tersebut. Kegiatan evaluasi dapat dilakukan melalui tes

lisan, tertulis, dan perbuatan. Dalam pelaksanaan evaluasi harus

memerhatikan beberapa hal pertama, soal yang diberikan kepada anak

tunanetra sebaiknya dalam bentuk huruf Braille atau dapat juga

menggunakan huruf biasa namun ukurannya disesuaikan dengan

kemampuan penglihatannya. Kedua, objektif dalam memberi penilaian

yang sesuai dengan kemampuannya tidak memberi nilai yang melebihi

atau tidak sesuai dengan kemampuannya yang dikarenakan rasa

kasihan. Ketiga, waktu pelaksanaannya lebih lama dibandingkan

dengan anak normal pada umumnya. Hal tersebut didasarkan karena

32

M. Sukardi, Op. Cit., h. 2. 33

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. I, h. 77. 34

Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah

Terpadu: Pengaruh Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri”, (Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher, 2011), h. 21.

Page 38: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

22

pertimbangan waktu yang digunakan anak tunanetra untuk membaca

dan menulis.35

b. Tujuan Evaluasi Belajar

Adapun tujuan evaluasi sebagaimana yang dikemukakan oleh

Gronlund yang dikutip oleh Pudyo Susanto dalam bukunya yang

berjudul Belajar Tuntas adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui kemampuan atau pengetahuan awal yang

dimiliki peserta didik. Evaluasi ini biasanya dikenal dengan

pretes yang memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui tingkat

penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan atau

kemampuan awal terkait pembelajaran yang akan dipelajari

berikutnya.36

2) Untuk mengetahui seberapa luas peserta didik dalam

menguasai konsep pelajaran yang akan diajarkan. Dasar

pemikiran diadakannya evaluasi ini merupakan suatu asumsi

bahwa peserta didik telah mempelajari konsep yang akan

diajarkan, baik pada masa lalu, bisa juga dalam kehidupannya

sehari-hari atau dalam pembelajaranna yang sama di jenjang

pendidikan sebelumnya. Konsep yang dimiliki peserta didik

terkait dengan pengetahuan yang akan dipelajari melalui

kegiatan belajarnya sendiri dalam kehidupan sehari-hari disebut

dengan prior knowledge atau prakonsep. Evaluasi untuk

mengetahui prior knowledge atau prakonsep termasuk kedalam

pretest dan biasa dikenal dengan tes penempatan, yang dimana

hasil dari evaluasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan

apakah peserta didik perlu untuk mempelajari semua bagian

dari konsep pembelajaran yang akan diajarkan (apabila peserta

didik belum memiliki prior knowledge), mempelajari bagian-

35

IGAK Wardani, dkk., Pengantar Pendidikan Luar Biasa, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2009), Cet. XII, h. 4.47. 36

Pudyo Susanto, Belajar Tuntas: Filosofi, Konsep, dan Implementasi, (Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2018), Cet. I, h. 226.

Page 39: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

23

bagian tertentu saja (apabila peserta didik menguasai sebagian

dari konsep yang akan diajarkan), atau bahkan tidak perlu

mempelajari materi yang akan dipelajari (apabila peserta didik

menguasai sebagai besar konsep yang akan diajarkan). Untuk

peserta didik yang tidak perlu mempelajari materi yang akan

dipelajari biasanya akan diminta menjadi tutor sebaya bagi

teman-temannya.37

3) Untuk memonitor kemajuan belajar peserta didik. Kemajuan

belajar disini adalah perkembangan peserta didik pada segi

pengetahuan, kemampuan, dan perilaku selama proses

pembelajaran berlangsung. Hasil evaluasi tersebut dapat

digunakan untuk menentukan bagian mana yang peserta didik

sudah kuasai dan pada bagian mana yang diharapkan untuk

tercapai.38

4) Untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik.

kesulitan belajar yang dialami peserta didik ditandai dengan

adanya konsep, prinsip, atu prosedur yang tidak dapat dikuasai

peserta didik. Tes yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasikannya adalah tes diagnostik. Tes diagnostik

bisa menggunakan instrumen atau soal-soal tes formatif.39

5) Untuk menentukan tanda prestasi belajar peserta didik.

Pelaksanaan evaluasi ini dilakukan setelah suatu satuan

program pengajaran berakhir dan evaluasi ini biasa dikenal

dengan tes sumatif. Hasil tes sumatif biasanya digunakan untuk

menentukan tingkat prestasi terhadap hasil belajar peserta

didik. Nilai yang diperoleh dari hasil tes sumatif biasanya

dilaporkan pada buku rapor, ijazah, atau sertifikat.40

37

Ibid., h. 226-227. 38

Ibid., h. 227. 39

Ibid., h. 228. 40

Ibid., h. 229.

Page 40: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

24

c. Instrumen Penilaian

Alat evaluasi yang digunakan oleh guru pada umumnya

dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan nontes.41

1) Tes

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki

jawaban yang benar atau salah. Tes diartikan juga sebagai sejumlah

pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan

yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat

kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang

yang dikenai tes.42

Menurut Zainul dan Nasution yang dikutip oleh

Abdul Majid mengemukakan bahwa tes didefinisikan sebagai

“Pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk

memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu

atribut psikologis tertentu”.43

Hasil tes merupakan informasi

tentang karakteristik seseorang atau sekelompok orang.

Karakteristik tersebut pada umumnya berupa kemampuan atau

keterampilan seseorang. Tes merupakan salah satu cara untuk

menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak

langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap sejumlah

stimulus atau pertanyaan.44

a) Tes Objektif

(1) Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Soal/tes dalam bentuk pilihan ganda adalah

bentuk tes yang memiliki satu jawaban yang benar atau

paling tepat. Apabila dilihat dari strukturnya bentuk

soal pilihan ganda terdiri dari sebagai berikut:

41

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), Cet. III, h. 256. 42

Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, (Yogyakarta: Prama

Publishing, 2018), Cet. I, h. 67. 43

Abdul Majid, Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset, 2017), Cet III, h. 37. 44

Djemari, Loc. Cit.

Page 41: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

25

(a) Stem : pernyataan-pernyataan yang berisi

permasalahan yang akan dinyatakan

(b) Option : sejumlah pilihan atau alternatif

jawaban

(c) Kunci : jawaban yang benar atau paling

tepat

(d) Distactor : jawaban lain atau pengecoh selain

kunci jawaban45

Soal dalam bentuk pilihan ganda (multiple

choice) dapat digunakan untuk mengukur hasil

pembelajaran yang bersifat kognitif.46

(2) Benar-Salah (True-False)

Soal/tes benar salah (true-false) adalah tes yang

berisikan pernyataan-pernyataan yang mengandung dua

kemungkinan jawaban yakni benar atau salah.47

Pada

umumnya soal/tes benar-salah digunakan untuk

mengukur pengetahuan peserta didik terkait tentang

fakta, prinsip, dan definisi.48

(3) Menjodohkan (Matching)

Soal/tes dalam bentuk menjodohkan (matching)

adalah tes yang terdiri dari dua kolom, masing-masing

kolom berisi pernyataan yang satu sebagai soal dan

yang satunya sebagai jawaban, setelah itu peserta didik

diminta untuk menjodohkan dengan menyesuaikan

antar dua pernyataan tersebut.49

Dalam bentuk soal/tes

menjodohkan yang paling sederhana biasanya jumlah

45

Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor: Konsep

dan Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015), Ed. 1, Cet. I, h. 56. 46

Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. III, h. 183. 47

Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, Op. Cit., h. 192. 48

Supardi, Op. Cit., h. 54. 49

Kunandar, Op. Cit., h. 208.

Page 42: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

26

soal sama dengan jawaban yang disediakan akan tetapi

lebih baik jumlah jawaban yang dibuat harusnya lebih

banyak daripada soal yang dibuat karena dapat

mengurangi kemungkinan peserta didik menjawab betul

dengan menebak-menebak saja.50

(4) Tes Objektif Jenis Isian (Supply type)

Tes objektif jenis isian atau supply type

merupakan tes yang berbentuk seperti esai sederhana.

Tes ini membuat peserta didik untuk lebih mengingat

dan menyimpan informasi terkait materi pembelajaran,

kemudian menuliskannya dalam bentuk jawaban atas

suatu pertanyaan secara tertulis. Tes objektif jenis isian

mencakup tiga macam tes yaitu tes jawaban bebas atau

terbatas, tes asosiasi, dan tes melengkapi.

Tes jawaban bebas yakni mengetahui

kemampuan peserta didik dengan cara bertanya, tes

asosiasi mengetahui kemampuan peserta didik dengan

memberikan spasi yang akan diisi dengan satu jawaban

atau pun lebih yang di mana jawaban tersebut masih

mempunai keterkaitan dan bersifat homogen satu sama

lainnya, tes melengkapi yaitu tes yang mengetahui

kemampuan peserta didik dengan memberikan spasi

atau ruang kosong untuk diisi dengan kata-kata

(jawaban) yang dianggap tepat.51

b) Tes Lisan

Tes lisan adalah tes yang digunakan untuk

mengukur kompetensi pengetahuan. Tes ini berupa

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru secara

ucap sehingga peserta didik meresponnya juga secara

50

Supardi, Op. Cit., h. 55. 51

Mochtar Kusuma, Evaluasi Pendidikan: Pengantar, Kompetensi, dan Implementasi,

(Yogyakarta: Parama Ilmu, 2016), Cet. I, h. 145-146.

Page 43: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

27

terucap, sehingga menimbulkan keberanian peserta

didik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru.52

2) Non-tes

Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes,

tetapi juga dapat dinilai oleh alat-alat non-tes atau bukan tes.

Penggunaan non-tes untuk menilai hasil dan proses belajar masih

sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes dalam

menilai hasil dan proses belajar.53

Dengan menggunakan teknik

non-tes penilaian terhadap peserta didik dilakukan tanpa menguji

peserta didik, melainkan dengan melakukan pengamatan

(observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan

angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen

(documentary analysis).54

Adapun yang termasuk non-tes adalah sebagai berikut:

a) Pengamatan (Observation) adalah cara menghimpun data

dengan mengadakan keterangan dan pencatatan secara

sistematis. Biasanya observasi banyak digunakan untuk

menilai tingkah laku peserta didik atau proses terjadinya

suatu kegiatan yang dapat diamati. Observasi dapat

dilakukan secara partisipatif maupun non partisipatif.55

b) Wawancara (Interview) adalah cara menghimpun data

dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,

berhadapan muka, dengan tujuan yang telah ditentukan.

Terdapat dua jenis wawancara yang dapat digunakan yaitu

wawancara terpimpin (guided interview) yang sering

dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (structured

52

Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, Op. Cit., h. 195. 53

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2016), Cet. LXXX. h. 67. 54

Anas Sudijono, Op. Cit., h. 76. 55

Ibid., h. 76-77.

Page 44: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

28

interview) dan wawancara tidak terpimpin (un-guided

interview) yang sering dikenal dengan istilah wawancara

tidak sistematis (nonsystematic interview).56

c) Angket (Questionnaire) dapat digunakan sebagai alat bantu

instrumen penilaian. Terdapat perbedaan dengan

wawancara yakni penilai (evaluator) langsung berhadapan

(face to face) dengan peserta didik, dengan menggunakan

angket pengumpulan data lebih praktis, menghemat waktu

dan juga tenaga. Namun, jawaban yang diperoleh terkadang

tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Biasanya

tujuan menggunakan angket/kuesioner dalam proses

pembelajaran adalah untuk memperoleh data mengenai

latar belakang peserta didik sebagai bahan menganalisis

tingkah laku dan cara belajar peserta didik. kuesioner sering

digunakan untuk penilaian ranah afektif.57

d) Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis) Evaluasi

mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik tanpa

menguji dapat melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-

dokumen, misalnya dokumen informasi terkait riwayat

hidup, dokumen informasi tentang orang tua peserta didik,

dan juga dokumen tentang lingkungan nonsosial. Berbagai

informasi tersebut sangat diperlukan sebagai bahan

pelengkap bagi pendidik dalam mengevaluasi peserta

didiknya. Informasi tersebut dapat direkam melalui

dokumen dalam bentuk formulir atau blanko isian yang

dapat diisi pada saat peserta didik pertama kali diterima di

sekolah yang bersangkutan.58

56

Ibid., h. 82. 57

Maman Achdiyat, Virgana, dan Soeparlan Kasyadi, Evaluasi dalam Pembelajaran,

(Tangerang: PT. Pustaka Mandiri, 2017), Cet. I, h. 65. 58

Ibid., h. 66-67.

Page 45: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

29

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 55 Tahun 2007 Bab I

Pasal 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan agama adalah pendidikan yang

memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan

keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya,

yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah

pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.”59

Menurut GBPP pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk

menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan

mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengarahan atau latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk

menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antara umat

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan

nasional.60

Chabib Toha dan Abdul Mu‟thi mengatakan bahwa

“Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan

mengamalkan nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan bimbingan dan

pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk

menghormati agama lain.”61

Menurut Zakiya Daradjat yang dikutip oleh Abdul Majid dan

Dian Andayani dalam bukunya berjudul Pendidikan Agama Islam

Berbasis Kompetensi mengemukakan bahwa “Pendidikan Agama

Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik

agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu

59

Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 Tentang

Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, h. 2. 60

Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

2013), h. 19. 61

Samrin, “Pendidikan Agama Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia”,

Jurnal Al-Ta‟dib, Vol. 8, No. 1, 2015, h. 105.

Page 46: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

30

menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.62

Adapun tujuan pendidikan agama yang termuat dalam

Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun

2007 adalah “Untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam

memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang

menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni.”63

Sementara itu menurut Harun Nasution yang dikutip oleh Syahidin

mengartikan tujuan PAI (secara khusus di sekolah umum) adalah

untuk membentuk manusia takwa, yaitu manusia yang patuh

kepada Allah dalam menjalankan ibadah dengan menekankan

pembinaan kepribadian muslim, yakni pembinaan akhlakul

karimah, meski mata pelajaran agama tidak diganti mata pelajaran

akhlak dan etika.64

Mata pelajaran pendidikan agama Islam seacara keseluruhan

dalam ruang lingkup Al-Qur‟an dan Al-Hadis memuat tentang

keimanana, fiqh/ibadah, akhlak, dan sejarah, serta menggambarkan

perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara

hubungan manusia dengan Sang Pencipta, diri sendiri, sesama

manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan.65

b. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah

memiliki dasar yang kuat, sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini

dkk, yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani dalam

bukunya berjudul Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

mengemukakan dasar-dasar tersebut ditinjau dari berbagai segi yaitu

pertama dasar yuridis/hukum, dasar pelaksanaan PAI terdapat di

62

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2006), Cet. III, h. 130. 63

Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 Tentang

Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, h. 3. 64

Abdul Rahman, “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan

Epistimologi dan Isi- Materi, “Jurnal Eksis, Vol. 8, No. 1, 2012, h. 3. 65

Abdul Majid dan Dian Andayani, Op. Cit., h. 131.

Page 47: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

31

dalam perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi

pegangan dalam melaksanakan PAI di sekolah secara formal, dari segi

dasar yuridis tersebut terdiri dari tiga macam yakni dasar ideal yaitu

dasar falsafah negara Pancasila yang terdapat di sila pertama. Dasar

struktural/konstitusional yaitu UUD‟45 dalam Bab XI pasal 29 Ayat 1

dan 2, dan dasar operasional yang terdapat dalam Tap MPR No

IV/MPR/1973 kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No.

IV/MPR/1978 jo. Ketetapan MPR No. II/MPR/1983, diperkuat oleh

Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR 1993 tentang

Garis-garis Besar Haluan Negara. Kedua dari segi religius yakni dasar

yang bersumber dari ajaran Islam. Dalam Al-Qur‟an terdapat banyak

ayat dan hadis yang menunjukkan perintah untuk ibadah kepada Allah

SWT, diantaranya adalah Q.S Al-Nahl ayat 125, Q.S Al-Imran ayat

104, dan Hadis yang berbunyi “Sampaikanlah ajaran kepada orang lain

walaupun hanya sedikit”. Ketiga dari segi psikologis yakni dasar yang

berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan dalam

bermasyarakat.66

c. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum PAI untuk sekolah/madrasah memiliki fungsi

sebagai berikut:

1) Pengembangan yakni meningkatkan keimanan dan

ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang ditanamkan

oleh setiap orang tua dalam keluarga dan sekolah berfungsi

untuk mengembangkan lebih lanjut ketaqwaan dan keimanan

peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan.

2) Penanaman nilai yakni sebagai pedoman hidup untuk

kebahagiaan dunia dan di akhirat.

66

Ibid., h. 132-133.

Page 48: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

32

3) Penyesuaian mental yakni untuk menyesuaikan diri dan dapat

mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

4) Perbaikan yakni memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan

kelemahan peserta didik dalam hal keyakinan, pemahaman,

dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan yakni untuk mencegah hal-hal negatif dari

lingkungan atau budaya lain yang akan membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangan.

6) Pengajaran yakni terkait dengan ilmu pengetahuan

keagamaan secara umum, sistem, dan fungsionalnya.

7) Penyaluran yakni menyaluarkan peserta didik untuk

memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam supaya bakat

tersebut dapat berkembangkan, sehingga dapat bermanfaat

untuk dirinya sendiri dan orang lain.67

4. Shalat

a. Pengertian Shalat

Shalat apabila diartikan dalam pengertian bahasa Arab

memiliki arti “Doa memohon kebajikan dan pujian”. Adapun

pengertian shalat yang dikehendaki Syara‟ menurut para fuqaha (ahli

fiqh) adalah “Beberapa ucapan dan perbuatan (gerakan tubuh) yang

dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita

beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang ditentukan”.68

Shalat merupakan salah satu kegiatan ibadah yang wajib

dilakukan oleh setiap muslim. Ia merupakan salah satu dari lima rukun

Islam. Sebagai sebuah rukun agama, ia menjadi dasar yang harus

ditegakkan dan ditunaikan sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat

yang ada. Begitu pentingnya shalat itu ditegakkan, sehingga Rasulullah

67

Ibid., h. 134-135. 68

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Shalat, (Semarang: PT. Pustaka

Rizki Putra, 2011), Ed. 5, Cet I, h. 27.

Page 49: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

33

menyatakan sebagai tiang (fondasi) agama69

. Mendirikan shalat adalah

menunaikannya dengan teratur, melengkapi syarat-syarat, rukun, dan

adabnya, seta khusu‟ dan memperhatikan apa yang dibaca.70

b. Dalil Disyariatkannya Shalat

Shalat adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap orang

Islam yang telah baligh.71

Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur‟an dan

Hadis yang memerintahkan setiap muslim agar melaksanakan shalat,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Ayat Al-Qur‟an surah Al-Ankabut ayat 45

… ...

…”Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan)

keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah

(shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari pada ibadah-

ibadah lainnya)”… (QS. Al-Ankabut [29]:45).72

b. Ayat Al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat 110

“Dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat”…(Q.S. Al-

Baqarah [2]: 110.73

69

Pasalnya, shalat adalah tiang agama , siapa yang mendirikannya berarti mendirikan

agama, dan siapa yang meninggalkannya berarti telah merobohkan agama. Lihat dalam M.

Khalilurrahman Al-Mahfani, Mi‟rajul Mukminin: Risalah Shalat Lengkap, (Jakarta: Agromedia

Group, 2018), Cet. I, h. 52. 70

Deden Suparman, “Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perpektif Psikis dan Medis” Vol.

IX, No. 2, 2015, h. 52. 71

M. Khalilurrahman Al-Mahfani, Loc. Cit., h. 52. 72

Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta: CV

Pustaka Jaya Ilmu 2016), h. 401. 73

Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta: CV

Pustaka Jaya Ilmu 2016), h. 17.

Page 50: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

34

c. Urutan dan Bacaan Shalat

1) Menghadap kiblat dan berniat (di dalam hati)

2) Takbiratul ihram sambil mengucapkan kalimat الله اكبر

3) Mengangkat kedua tangan Untuk laki-laki saat mengangkat kedua tangan

tinggi ujung jari sejajar dengan telinga lalu telapak tangan

setinggi bahu dan kedua telapak tangan dihadapkan kea rah

kiblat dengan jari-jari tidak dirapatkan dan juga tidak

terlalu renggang.74

Wanita jangan mengangkat tangan terlalu tinggi dan

terlalu lebar. Saat takbir wanita hendaknya merapatkan

kedua lengan di kedua sisi tubuh dan mengangkat tangan di

depan dada hingga batas ujung jari tangan menyentuh

bagian bawah telinga.75

4) Bersedekap

5) Memandang tempat sujud

6) Do‟a Iftitah, yaitu sebagai berikut:

ا ب ي بعدت كما خطايي، وب ي ب ين بعد للهم

غرب، شرق ل

والنس، من الأب يض الث وب ي ن قى كما يخطاي نم نقن اللهم الد والب رد والث لج بلماء خطايي من ناغسل اللهم

7) Membaca ta‟awudz (dalam hati)

74

Akhmad Muhaimin Azzet, Pedoman Praktis Shalat Wajib & Sunnah, (Jogjakarta:

Javalitera, 2017), Cet. II, h. 64. 75

Tim Baitul Mukminin, Pedoman Shalat untuk Muslimah, (Jakarta: Emir, 2018), h. 65.

Page 51: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

35

8) Membaca surah Al-Fatihah

9) Membaca Surah Pendek (Pilih yang hafal)

Misalkan Surah An-Naas

10) Ruku dengan membaca doa

-Do‟a pertama dibaca 3kali

العظيم سبحان رب

-Do‟a kedua dibaca 3kali

العظيم وبمده سبحان رب

11) Bangkit dari ruku (I‟tidal) sambil mengucapkan

ده ع الله لمن ح س

Page 52: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

36

12) Sujud dan membaca doa (3kali)

الأعلى وبمده سبحان رب

13) Duduk diantara dua sujud, sambil membaca

رب اغفر ل ، وارحن ، واجب رن ، وارف عن ،وعافن وارزقن 14) Bangkit dari sujud sama seperti rakaat pertama

15) Duduk tasyahud awal, sambil mengucapkan doa

(a) Doa tasyahud pertama

لام عليك أي ها النب التحيات المباركات الصلوات الطيبات لل الس

الي أشهد نا وعلى عباد الل الص لام علي ورحة الل وب ركاتو الس

دا رسول الل وأشهد أن مم أن لا إلو إلا الل

(b) Doa tasyahud kedua

لام عليك أي ها النب التحيات المباركات الصلوات الطيبات لل الس

الي أشهد نا وعلى عباد الل الص لام علي ورحة الل وب ركاتو الس

داعبده ورسولو و أشهد أن مم أن لا إلو إلا الل

(c) Membaca shalawat nabi sebagai berikut

د كما صليت على إب راىيم وعلى آل د وعلى آل مم اللهم صل على ممد كما بركت على إب راىيم وعلى د وعلى آل مم إب راىيم وبرك على مم

يد يد م آل إب راىيم إن ك ح

Page 53: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

37

(d) Duduk tasyahud akhir/kedua dan membaca doa sebelum

salam

نة اللهم إن أعوذ بك من عذاب القبر ومن عذاب النارجهنم، ومن فت

ال ج نة المسيح الد المحيا والممات ومن فت

16) Salam ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan.76

لام عليكم ورحة الل الس

5. Tunanetra

a. Pengertian Tunanetra

Dalam bidang pendidikan luar biasa, anak yang mengalami

gangguan penglihatan disebut anak tunanetra. Pengertian tunanetra

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tidak dapat melihat,

buta77

dan menurut literatur berbahasa Inggris visually handicapped

atau visual impaired.78

Persatuan Tunanetra Indonesia/Pertuni

mendefinisikan ketunanetraan sebagai berikut orang tunanetra adalah

mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total)

hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak

mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa

berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu

dengan kaca mata (kurang awas).79

76

Mega Tinambun, Kitab Shalat & Doa Praktis & Superlengkap, (Bekasi: Checklist,

2017), Cet. I, h. 44-101. 77

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), Ed. IV, h. 1502. 78

Jati Rinakri Atmaja, Jati Rinakri Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak

Berkebutuhan Khusus, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018), h. 21. 79

IGAK Wardani, dkk., Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Tangerang

Selatan: Universitas Terbuka, 2018), h. 4.3.

Page 54: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

38

Secara anatomis-fisiologis, ketunanetraan yakni terkait dengan

struktur anatomi dan fungsi organ mata, jadi tunanetra adalah rusaknya

organ anatomi mata yang menyebabkan terganggunya fungsi

penglihatan.80

Sedangkan secara medis tunanetra adalah kerusakan

pada mata yang disebabkan oleh penyakit dan kelainan anatomi,

sehingga perlu mendaparkan pengobatan atau diberikan koreksi pada

fungsi penglihatannya.81

Terdapat sejenis konsensus Internasional untuk menggunakan

dua jenis definisi sehubungan dengan kehilangan penglihatan, yaitu

definisi legal dan definisi edukasional.82

Menurut Hallahan dan

Kauffman definisi menurut legal (hukum), “Orang yang buta adalah

orang yang memiliki ketajaman penglihatan 20/200 atau kurang, baik

dengan koreksi (misalnya penggunaan kacamata) maupun tidak, atau

orang yang memiliki keluasan bidang pandang yang sempit dengan

besar sudut pandang tidak lebih dari 200”.83

Adapun definisi menurut

edukasional adalah “Seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk

kegiatan pembelajarannya dia memerlukan alat bantu khusus, metode

khusus atau teknik-teknik tertentu sehingga dia dapat belajar tanpa

penglihatan atau dengan penglihatan yang terbatas”.84

Masyarakat biasanya menganggap tunanetra sama dengan buta.

Padahal, istilah tunanetra digunakan bagi orang-orang yang mengalami

luka di indra penglihatan sehingga kemampuan melihatnya berkurang

meskipun dapat pula tidak mampu melihat sama sekali. Dengan

demikian, tunanetra tidak selalu berarti buta.85

80

Purwaka Hadi, Kemandirian Tunanetra: Orientasi Akademik dan Orientasi Sosial,

(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), h. 38. 81

Ibid., h. 38. 82

Rini Hildayani, dkk., Penanganan Anak Berkelainan, (Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2013), h. 8.3. 83

Ibid., h. 8.3. 84

IGAK Wardani, dkk., Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Op. Cit., h.

4.7. 85

Tri Gunadi, Mereka pun Bisa Sukses, (Jakarta: Niaga Swadaya, 2011), Cet. I, h. 124.

Page 55: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

39

b. Faktor Penyebab Tunanetra

Penyebab terjadinya tunanetra pada dasarnya sangat beraneka

ragam, baik itu dari pra-natal (sebelum kelahiran) maupun dari post-

natal (setelah kelahiran).

1) Pra-natal (dalam kandungan)

Faktor penyebab keturunan pada masa pre-natal sangat erat

kaitanya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak

dalam kandungan, antara lain:

a) Keturunan ketunanetraan yang disebab-kan oleh faktor

keturunan terjadi dari hasi perkawinan bersaudara, sesama

tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra.

Ketunanetraan akibat faktor keturunan atara lain Retinitis

Pigmentosa penyakit pada retina yang umumnya

merupakan keturunan. Penyakit ini sedikit demi sedikit

menyebabkan mundur atau memburuk-nya retina.86

b) Pertumbuhan anak dalam kandungan Ketunanetraan yang

disebabkan karena proses pertumbuhan dalam kandungan

dapat disebabkan oleh: (1) Gangguan waktu ibu hamil,

(2) Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-

sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam

kandungan, (3) Infeksi atau luka yang dialami olch ibu

hamil akibat terkena rubella atau cacar air, dapat

menyebabkan kerusakan pada mata. telinga, jantung dan

sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang

berkembang, (4) lnfeksi karena penyakit kotor,

xoplasmosis, trachoma dan tumor. Tumor dapat terjadi

pada otak yang berhubungan dengan indera penglihatan

atau pada bola mata itu sendiri, (5) Kurangnya vitamin

86

Iwan Kurniawan, “Implementasi Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah Dasar

Inklusi”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4, 2015, h. 1049.

Page 56: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

40

tertentu, dapat menyebabkan gangguan pada mata sehingga

hilangnya fungsi penglihatan.87

2) Post-natal

Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal

dapat terjadi sejak atau setelah bayi lahir antara lain:

a) Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu

persalinan, akibat benturan alat-alat atau benda keras

b) Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit

gonorrhoe, sehingga baksil gonorhoe menular pada bayi. yang pada

ahkimya setelah bayi lahir mengalami sakit dan berakibat

hilangnya daya penglihatan

c) Mengalami penyakit mata yang menyebabkan

ketunanetraan, misalnya:

(1) Xeropthalmia; yakni penyakit mata karena kekurangan

vitamin A.

(2) Trachoma; yaitu penyakit mata karena virus

chilimidezoon trachomanis.

(3) Catarac; yaitu penyakit mata yang menyerang bola

mata sehingga lensa mata menjadi keruh, akibatnya

terlihat dari luar mata menjadi putih.

(4) Glaucoma yaitu penyakit mata karena bertambahnya

cairan dalam bola mata, sehingga tekanan pada bola

mata meningkat.

(5) Diabetik Retinopathy; adalah gangguan pada retina

yang disebabkan karena diabetis. Retina penuh dengan

pembuluh- pembuluh darah dan dapat dipengaruhi oleh

kerusakan sistem sirkulasi hingga me rusak penglihatan.

(6) Macular Degeneration: adalah kondisi umum yang

agak baik, dimana dacrah tengah dari retina secara

berangsur memburuk. Anak dengan retina degenerasi

87

Ibid., h. 1049-1050.

Page 57: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

41

masih memiliki penglihatan perifer akan tetapi

kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas

objek-objek di bagian tengah bidang penglihatan.

(7) Retinopathy of prematurity: biasanya anak yang

mengalami ini karena lahirnya terlalu prematur. Pada

saalahir masih memiliki potensi penglihatan yang

normal. Bayi yang dilahirkan prematur biasanya

ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen dengan

kadar tinggi, sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari

inkubator terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat

menyehabkan pertumbuhan pembuluh darah menjadi

tidak normal dan meninggalkan semacam bekas luka

pada jaringan mata. Peristiwa ini sering menimbulkan

kerusakan pada selaput jala (retina) dan tunanetra total.

Kerusakan mata yang disebabkan karena terjadinya

kecelakaan, seperti masuknya benda keras atau tajam,

cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari

kendaraan, dll.88

c. Klasifikasi Tunanetra

1) Klasifikasi berdasarkan kemampuan daya penglihatannya,

adalah sebagai berikut:

a) Tunanetra ringan (defective vision/low vision) yakni mereka

yang memiliki hambatan dalam penglihatan, tetapi mereka

masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan

mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan

fungsi penglihatan.89

Untuk mengatasi permasalahan

penglihatannya, para penderita low vision ini menggunakan

kacamata atau kontak lensa.90

88

Ibid., h. 1050. 89

Jati Rinakri Atmaja, Op. Cit., h. 23. 90

Aqila Smart, Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran & Terapi untuk Anak

Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), Cet. I, h. 36.

Page 58: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

42

b) Tunanetra setengah berat (partially sighted), yakni mereka

yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan

menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan

biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal.

c) Tunanetra berat (totally blind), yakni mereka yang sama

sekali tidak dapat melihat.91

2) Klasifikasi berdasarkan kelainan-kelainan yang terjadi pada

mata, adalah sebagai berikut:

a) Myopia: penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus,

dan jatuh di belakang retina. Penglihatan akan menjadi jelas

jika objek didekatkan. Untuk membantu proses penglihatan,

pada penderita myopia digunakan kacamata koreksi dengan

lensa negative

b) Hyperopia: penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus,

dan jatuh di depan retina. Penglihatan akan menjadi jelas

jika objek dijauhkan. Untuk membantu proses penglihatan,

pada penderita hyperopia digunakan kacamata koreksi

dengan lensa positif; dan

c) Astigmatisme: penyimpangan atau penglihatan kabur yang

disebabkan ketidakberesan pada kornea mata atau pada

permukaan lain pada bola mata sehingga bayangan benda

baik pada jarak dekat maupun jauh, tidak terfokus jatuh pada

retina. Untuk membantu proses penglihatan pada penderita

astigmatisme digunakan kacamata koreksi dengan lensa

silindris.92

91

Jati Rinakri Atmaja, Op. Cit., h. 23. 92

Aqila Smart, Op. Cit., h. 36.

Page 59: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

43

d. Karakteristik Tunanetra

Karakteristik anak yang mengalami tunanetra diantaranya

adalah sebagai berikut:

1) Perkembangan Motorik

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa anak buta yang

normal, baik secara neurologis maupun fisiologis, memperlihatkan

keterlambatan awal dalam perkembangan motorik dibandingkan

dengan anak yang dapat melihat. Meskipun keterlambatan tersebut

tidak memberikan dampak jangka panjang dalam keseluruhan

perkembangan motorik, keterlambatan yang ada diperkirakan akan

mempengaruhi faktor kepribadian yang lain. Kurangnya

penglihatan tentu dapat mengganggu mobilitas dan kurangnya

mobilitas akan mengganggu kapasitas seorang anak untuk

mengeksplorasi lingkungannya.93

2) Faktor Bahasa

Pada anak-anak yang buta, kata-kata yang diucapkan

membutuhkan gerakan oral, terutama kata-kata yang tidak mereka

ketahui sebelumnya, dan mereka harus meniru gerakan dari apa

yang sedang dibicarakan. Menurut Burlingham, yang dikutip oleh

Rini Hildayani, dkk., dalam bukunya yang berjudul Penanganan

Anak Berkelainan mengemukakan bahwa “Perkembangan bicara

pada anak buta pada awalnya sedikit terlambat tetapi sekali mereka

mampu berbicara, mereka akan berbicara dengan lancar dan

mempunyai kosa kata yang banyak”. Anak tunanetra juga

mengalami kesulitan untuk memahami komunikasi nonverbal.

Karena komunikasi nonverbal umumnya bersifat visual, mereka

kurang efektif untuk berespons terhadap tanda-tanda noverbal

tersebut.

93

Rini Hildayani, dkk., Op. Cit., h. 8.6.

Page 60: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

44

3) Kemampuan Konseptual

Masih terdapat pertentangan di antara para ahli mengenai

kemampuan kognitif pada anak tunanetra. Menurut Tisdall,

Blackhurst, dan Marks yang dikutip oleh Rini Hildayani, dkk.,

dalam bukunya yang berjudul Penanganan Anak Berkelainan

menyebutkan bahwa “Kemampuan kognitif anak yang buta dan

anak yang dapat melihat tidaklah berbeda”. Sebaliknya, adapun

sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa perkembangan

kemampuan kognitif atau konseptual anak tunanetra berada di

belakang anak yang dapat melihat. Secara khusus, penelitian yang

dilakukan oleh Nolan dan Ashcroff yang dimuat dalam buku Rini

Hildayani, dkk., berjudul Penanganan Anak Berkelainan

menemukan bahwa “Anak dengan kerusakan visual menunjukkan

perfoma yang lebih buruk pada tugas yang membutuhkan

pemikiran abstrak”.94

4) Kegiatan Bermain

Anak dengan gangguan penglihatan umumnya lebih sering

melakukan permainan yang tidak membutuhkan interaksi dengan

orang lain (salary play). Kegiatan bermain yang melibatkan

motorik halus dan kasar juga tergolong kurang sering dilakukan.

Selain itu, mereka juga kurang memahami kegunaan dari sebuah

mainan.

5) Faktor Personal dan Sosial

Banyak penelitian tentang anak tunanetra menemukan

bahwa ketunanetraan memiliki konsekuensi yang serius dan tidak

dapat dihindarkan perkembangan anak. Namun demikian, kita

harus bersikap hati-hati dalam menanggapi hasil penelitian yang

ada dan tidak menganggap hasil yang diperoleh sebagai suatu

kesimpulan umum yang berlaku untuk semua anak yang tidak

dapat melihat. Hal itu didukung oleh apa yang dikemukakan Hallan

94

Ibid., h. 8.6-8.7.

Page 61: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

45

dan Kauffiman bahwa “Masalah kepribadian bukanlah kondisi

bawaan dari orang buta. Masalah-masalah muncul lebih karena

cara masyarakat memperlakukan mereka. Reaksi masyarakat

terhadap orang butalah yang menentukan apakh penyesuaian diri

mereka kurang atau tidak”. Pendapat itu sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh Bauman menurutnya “Tidak ada dampak

personal dan sosial yang bersifat spesifik dari kehilangan

penglihatan. Meskipun demikian, ia mengemukakan bahwa

kebanyakan dari dampak tersebut berbentuk ketidak matangan dan

perasaan tidak aman”.95

e. Model Pendidikan

Model pendidikan untuk anak tunanetra sudah cukup bervariasi

yang dapat dipilih dan ditentukan sesuai dengan karakter masing-

masing anak. Adapun model pendidikan yang dapat diberikan kepada

anak tunanetra adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan Inklusif

Apabila peserta didik tunanetra masuk ke dalam lembaga

pendidikan formal seperti anak normal pada umunya pendekatan

paling efektif yakni optimalisasi pendidikan inklusif secara

berkelanjutan. Pendidikan inklusif adalah pendidikan sekolah

umum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang

memerlukan pendidikan khusus pada sekolah umum dalam

kesatuan yang sistematik. Kurikulum yang digunakannya pun

kurikulum fleksibel yaitu disesuaikan dengan kemampuan dan

kebutuhan setiap peserta didik. Model pendidikan inklusif ini

berupaya untuk memberikan kesempatan yang sama kepada

semua anak termasuk juga anak tunanetra supaya dapat

memperoleh kesempatan yang sama seperti anak normal pada

umumnya.96

95

Ibid., h. 8.8-8.9. 96

Aqila Smart, Op. Cit., h. 89-90.

Page 62: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

46

2) Pendidikan Khusus (SLB)

Pendidikan khusus atau sering dikenal dengan Sekolah

Luar Biasa (SLB) merupakan lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan program pendidikan untuk anak berkebutuhan

khusus.97

Model pendidikan khusus untuk anak tunanetra yaitu

Sekolah Luar Biasa (SLB)-A.

3) Guru Kunjung

Model ini dilakukan berupaya pemerataan pendidikan

untuk anak tunanetra usia sekolah. Model guru kunjung diberikan

untuk anak tunanetra yang tidak dapat belajar di sekolah khusus

maupun sekolah lainnya dikarenakan beberapa hal, misalnya

tempat tinggal yang sulit dijangkau, jarak ke sekolah, kondisi anak

tunanetra yang memungkinkan tidak bisa berjalan, dan lain-lain.98

6. Kesulitan Belajar Pada Tunanetra

a. Pengertian Kesulitan Belajar

Setiap peserta didik berhak memperoleh kesempatan untuk

mencapai target akademik yang memuaskan. Namun, kenyataannya

peserta didik memiliki perbedaan antara peserta didik satu dengan

peserta didik lainnya baik dari segi latar belakang keluarga,

kemampuan intelektual, dan kemampuan fisik.99

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana peserta didik

tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, dapat disebabkan karena

adana ancaman, hambatan, atau gangguan belajar lainnya.100

Sebagaimana dikemukakan oleh Rumini yang dikutip oleh Irham

dan Novan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan

mengemukakan bahwa kesulitan belajar adalah kondisi di mana

97

Ibid., h. 90. 98

Ibid., h. 90. 99

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Depok: Rajawali Pers, 2017), Cet. XV, h. 183. 100

Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Depok: Rajawali Pers, 2018), Ed. 1, Cet. III, h.

191

Page 63: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

47

peserta didik mengalami hambatan tertentu untuk mengikuti proses

pembelajaran dan mencapai hasil pembelajaran yang bagus.101

b. Faktor-faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Tunanetra

Anak-anak tunanetra dalam memahami materi PAI tidak

secepat anak normal. Kekurangan dan keterbatasan visual adalah

alasan utama kebanyakan anak-anak tunanetra. Ada faktor-faktor

lain yang ikut menentukan bagi anak-anak tunanetra merasa

kesulitan dalam belajar PAI diantaranya sebagai berikut:

1) Faktor intern anak tunanetra

Kesulitan belajar adalah salah satu kendala yang dihadapi

oleh anak-anak tunanetra dalam proses pembelajaran. Materi

pelajaran apapun termasuk didalamnya adalah materi PAI yang

kaitannya dengan belajar, maka hal itu berhubungan erat dengan

intelegensi anak tunanetra itu sendiri. Terkadang anak tunanetra

ada yang berintelegensi baik maka dalam memahami materi

pelajaran khususnya PAI mereka sangat cepat dalam

memahaminya. Faktor intern lain yang juga ikut berpengaruh

dalam kesulitan belajar adalah terganggunya gerakan motorik halus

dan kasar. Materi PAl tidak hanya bersifat teoritis saja, melainkan

terdapat materi yang mengarah kepada praktik. Pada umumnya

anak tunanetra sangat sulit untuk dibetulkan atas gerakan-gerakan

yang salah jika materi bersifat praktik, seperti praktik wudhu dan

shalat. Kesulitannya adalah mereka sudah menerima konsep atau

informasi wudhu dan shalat dari orang tua di rumah atau orang-

orang lain di sekelilingnya, seperti para ustadz di mushala atau

dimasjid dan bahkan para tetangga yang peduli dengan anak-anak

tunanetra. Hal inilah yang bisa mengakibatkan kesalah pahaman

informasi atau konsep tentang wudhu dan shalat.

101

Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi

dalam Proses Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), Cet. II, h. 254.

Page 64: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

48

Disamping itu, melakukan perabaan oleh anak-anak

tunanetra merupakan upaya mereka dalam memahami sesuatu baik

yang sudah dikenal atau belum. Kemampuan perabaan seharusnya

sering motivasi di biasakan dan diarahkan dengan benar oleh guru

PAI khususnya berkaitan dengan materi praktik-praktik. Sehingga

dengan demikian mereka akan memperoleh suatu pengalaman

praktik keagamaan dengan benar.102

2) Faktor ekstern anak tunanetra

Faktor lain yang perlu dicermati dalam kaitannya dengan

kesulitan belajar PAl oleh anak-anak tunanetra adalah faktor ektern

yaitu kesulitan belajar PAI yang mereka rasakan justru datang dari

guru PAI itu sendiri. Sebagai contoh ketidak siapan mental dalam

mengajar PAI yang mendukung dengan berbagai macam sumber

literature maupun referensi bacaan agama atau bahkan keahlian

dalam pengusaan media teknologi yang ikut mendukung

tercapainya tujuan pembelajaran.103

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam suatu penelitian diperlukan hasil-hasil penelitian yang relevan

untuk mendukung serta memperkuat penelitian yang sedang dilakukan ini.

Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan adalah sebagai berikut:

1. Skripsi yang disusun oleh Faizatussofia Toatin Rachmah dari

Institut Agama Islam Negeri Surakarta dengan judul “Metode

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunanetra di

SLB Negeri Wonogiri Tahun Pelajaran 2018/2019” pada tahun

2018. Dalam skripsi ini membahas tentang metode pembelajaran

Pendidikan Agama Islam bagi anak tunanetra oleh seorang guru

tunanetra juga. Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam

102 Halfian Lubis, Pedoman Pembelajaran: Pendidikan Agama Islam Anak Berkebutuhan

Khusus Untuk SDLB, (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015), h. 11-12. 103

Ibid., h. 13.

Page 65: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

49

bagi anak tunanetra di SLB Negeri Wonogiri yaitu metode

ceramah, small group discussion, drill, pembiasaan, dikte. Letak

perbedaan metode yang digunakan dengan anak normal yaitu

terletak pada perhatian seorang guru dalam proses belajar

mengajar. Setiap pertemuan guru PAI memberikan materi sesuai

kelas masing-masing dengan metode ceramah dan dikte. Kemudian

dilanjutkan dengan penugasan dengan metode drill dibantu dengan

media pendukung.104

Penelitian Faizatussofia Toatin Rachmah

memiliki kesamaan dengan penelitian penulis yaitu kajian topik

yang sama tentang metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dan guru seorang tunanetra juga. Namun antara keduanya memiliki

perbedaan dalam lokasi penelitian. Penelitian Faizatussofia Toatin

Rachmah bertempat di SLB Negeri Wonogiri, sedangkan lokasi

penelitian menulis bertempat di SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Faizatussofia

Toatin Rachmah membahas tentang metode pembelajaran PAI bagi

anak tunanetra saja sedangkan penelitian penulis membahas

penerapan metode pembelajaran ibadah shalat, pelaksanaan

evaluasi pembelajaran, dan faktor kesulitan belajar yang dialami

anak tunanetra dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

2. Skripsi yang disusun oleh Astri Laelatul Fadhilah dari Institut

Agama Islam Negeri dengan judul “Metode Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam bagi Anak Inklusi di SMP Negeri 7

Salatiga Tahun Pelajaran 2017/1018” pada tahun 2018. Dalam

skripsi ini membahas tentang metode pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) bagi anak inklusi di SMP Negeri 7 Salatiga

dan faktor pendukung serta penghambat dalam pembelajaran

104

Faizatussofia Toatin Rachmah, “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi

Anak Tunanetra di SLB Negeri Wonogiri Tahun Pelajaran 2018/2019”, Skripsi pada Institut

Agama Islam Negeri Surakarta, 2018, h. vii, tidak dipublikasikan.

Page 66: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

50

Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 7 Salatiga. Metode

pembelajaran PAI bagi anak inklusi sama dalam satu kelas yaitu

metode ceramah, diskusi, demonstrasi, drill, pembiasaan, dll.

Faktor pendukung dalam pembelajaran PAI secara internal adalah

faktor keluarga, siswa itu sendiri dan secara eksternal adalah faktor

dari guru dan dinas pendidikan. Faktor penghambat dalam

pembelajaran PAI bagi anak inklusi yaitu secara internal dari guru

sendiri dan secara eksternal adalah sarana prasarana, program

inklusi, dan guru prmbimbing khusus.105

Penelitian Astri Laelatul

Fadhilah memiliki kesamaan dengan penelitian penulis topik yang

sama tentang metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI). Namun antara keduanya memiliki perbedaan dalam lokasi

penelitian. Penelitian Astri Laelatul Fadhilah bertempat di SMP

Negeri 7 Salatiga sedangkan lokasi penelitian menulis bertempat di

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta. Selain itu, penelitian

yang dilakukan oleh Astri Laelatul Fadhilah membahas tentang

metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan faktor

pendukung serta penghambat, sedangkan penelitian penulis fokus

membahas penerapan metode pembelajaran ibadah shalat,

pelaksanaan evaluasi pembelajaran, dan faktor kesulitan belajar

yang dialami anak tunanetra dalam mempelajari mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

3. Skripsi yang disusun oleh Nur Fadiana Dewi dari Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo dengan judul “Metode

Pembelajaran Shalat Bagi Anak Penandang Tunanetra di Panti

Asuhan Tunanetra Terpadu „Aisyiyah Ponorogo” pada tahun 2016.

Dalam skripsi ini membahas tentang metode pembelajaran shalat di

Panti Asuhan Tunanetra Terpadu „Aisyiah Ponorogo‟ sedikit

105

Astri Laelatul Fadhilah, “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak

Inklusi di SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”, Skripsi pada Institut Agama Islam

Negeri Salatiga, 2018, h. xiv, tidak dipublikasikan.

Page 67: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

51

berbeda dengan metode pembelajaran shalat bagi anak awas yaitu

mengandalkan indera peraba dan pendengaran.106

Penelitian Nur

Fadiana Dewi memiliki kesamaan dengan penelitian penulis yakni

topik yang sama tentang metode pembelajaran ibadah shalat bagi

anak tunanetra. Namun antara keduanya memiliki perbedaan dalam

lokasi penelitian. Penelitian Nur Fadiana Dewi bertempat di Panti

Asuhan Tunanetra Terpadu „Aisyiyah Ponorogo‟, sedangkan lokasi

penelitian menulis bertempat di SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Nur Fadiana

Dewi lebih kepada membahas metode yang digunakan, bagaimana

penerapan metode, dampak penerapan metode, dan kendala

penerapan metode pembelajaran shalat bagi anak penyandang

tunanetra di Panti Asuhan Tunanetra teroadu „Aisyiyah Ponorogo‟,

sedangkan penelitian penulis membahas terkait penerapan metode

metode pembelajaran ibadah shalat, pelaksanaan evaluasi

pembelajaran, dan faktor kesulitan belajar yang dialami anak

tunanetra dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

106

Nur Fadiana Dewi, “Metode Pembelajaran Shalat Bagi Anak Penandang Tunanetra di

Panti Asuhan Tunanetra Terpadu „Aisyiyah Ponorogo”, Skripsi pada STAIN Ponorogo, 2016, h.

1, tidak dipublikasikan.

Page 68: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yang beralamat di Jalan Pertanian Raya No.

12, RT 006 RW 04, Kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, 12440.

Adapun waktu yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang

berhubungan dengan objek penelitian yaitu pada bulan September 2019 –

Februari 2020.

B. Latar Penelitian (Setting)

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil objek penelitian di

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta. SLB-A merupakan sekolah yang

dikhususkan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus tunanetra. SLB-A

berstatus sekolah negeri dan memiliki jenjang pendidikan dari TK, SD, SMP,

dan SMA.

Penelitian ini dilakukan ketika proses pembelajaran bab ibadah shalat

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas 2A Sekolah Dasar

(SD), terdapat tiga peserta didik yang mengikuti pelajaran Pendidikan Agama

Islam, dari ketiga peserta didik tersebut mengalami tunanetra yang totally blind.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode

pembelajaran ibadah shalat, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, dan faktor

kesulitan belajar yang dihadapi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) pada peserta didik tunanetra yang memiliki hambatan dalam melihat.

Page 69: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

53

C. Metode Penelitian

Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Adapun

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara

holistik.2 Penelitian kualitatif berupaya mengungkapkan kondisi dari perilaku

masyarakat dan situasi sekitar lingkungan yang diteliti.3 Penelitian ini juga

menggunakan metode deskriptif yaitu bertujuan menggambarkan, menjabarkan

suatu kondisi sosial, situasi dan beragam realitas yang terjadi di masyarakat.4

Dengan demikian, peneliti langsung ke lapangan untuk meneliti kejadian

dan bertemu langsung dengan responden untuk menggali data/informasi.

Peneliti melakukan penelitian tentang bagaimana penerapan metode

pembelajaran ibadah shalat, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, dan faktor

kesulitan belajar yang dialami pada peserta didik tunanetra dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di kelas 2A SLB-A Pembina Tingkat Nasional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan dan pengolahan data yang valid sesuai

dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Pengumpulan

data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui tiga cara yaitu observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: ALFABETA, 2018), Cet. XXVII, h. 3. 2 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2017), Cet. XXX, h. 6. 3 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori&Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), Ed. 1, Cet. I, h. 141. 4 B. Bugin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007), h. 68.

Page 70: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

54

1. Observasi

Observasi adalah penelitian yang langsung turun ke lapangan

untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi

penelitian.5 Peneliti dalam penelitian ini menjadi non participation

observer yakni peneliti hanya melakukan pengamatan tanpa ikut serta

kedalam kegiatan yang penliti amati.6 Observasi pada penelitian ini

dimulai dari keadaan sekolah, kemudian peneliti mengamati dan

melakukan wawancara kepada beberapa informan. Setelah itu, peneliti

melakukan observasi langsung7 dalam pelaksanaan proses

pembelajarannya. Supaya penelitian lebih terarah, peneliti terlebih

dahulu membuat kisi-kisi untuk dijadikan acuan. Berikut kisi-kisi

observasi dalam penelitian ini:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Observasi

No Objek Pengamatan Indikator

1 Guru dalam melaksanaan

metode pembelajaran ibadah

shalat

1.1 Penggunaan metode

pembelajaraan yang

diterapkan sesuai dengan

kebutuhan peserta didik

2 Guru dalam melaksanaan

evaluasi pembelajaran ibadah

shalat

2.1 Penggunaan alat evaluasi

yang digunakan sesuai

dengan peserta didik

3 Kesulitan belajar peserta didik

tunanetra dalam mengikuti

pembelajaran ibadah shalat

3.1 Faktor kesulitan belajar

yang dialami pada peserta

didik tunanetra

5 John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan

Campuran,Terj. Ahmad Fawaid dan Rianayati Kusmini Pancasari, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,

2016), Cet. I, h. 254. 6 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kualitatif, Kuantitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Kencana, 2014), Cet. I. h. 328. 7 Observasi langsung adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek

di tempat terjadi atau berlangsung peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang

diselidiki. Lihat dalam S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), Cet. VIII, h. 158-159.

Page 71: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

55

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses

interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang

diwawancarai melalui komunikasi langsung.8 Pada penelitian ini

menggunakan wawancara terencana tidak terstruktur. Wawancara

terencana tidak terstruktur adalah bentuk wawancara yang mana dalam

hal ini peneliti menyusun rencana wawancara, namun tidak

menggunakan format dan urutan yang baku.9 Wawancara ini dilakukan

kepada guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di kelas 2-A

Sekolah Dasar (SD) dan peserta didik kelas 2-A Sekolah Dasar (SD)

di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta. Berikut kisi-kisi

wawancara dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Wawancara

No Objek Penilitian Indikator Sumber Data

1 Pelaksanaan metode

pembelajaran ibadah

shalat

1.1 Pemilihan dan

pelaksanaan metode

pembelajaran

Guru PAI kelas

2-A dan Peserta

Didik kelas 2-A

2 Pelaksanaan evaluasi

pembelajaran ibadah

shalat

2.1 Pemilihan dan

pelaksanaan evaluasi

pembelajaran

Guru PAI kelas

2-A dan Peserta

didik kelas

2-A

3 Kesulitan belajar

peserta didik tunanetra

dalam mengikuti

pembelajaran ibadah

shalat

3.1 Faktor kesulitan belajar

yang dialami peserta

didik tunanetra dalam

mengikuti pembelajaran

ibadah shalat

Guru PAI kelas

2-A dan Peserta

didik kelas 2-A

8 A. Muri Yusuf, Op. Cit., h. 372.

9 Ibid., h. 377.

Page 72: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

56

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,

dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Dalam hal dokumen Bogdan menyatakan “in most tradition

of qualitative research, the phrase personal document is used broadly

to refer to any first person narrative produced by an individual which

describes his or her own actions, experience and belief”.10

Dalam

penelitian ini studi dokumentasi dilakukan dengan melihat dokumen-

dokumen terkait pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ibadah

shalat di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta baik RPP

mengenai pembelajaran tersebut, foto-foto kegiatan pada

pembelajaran, maupun dokumen terkait data-data sekolah.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Dokumentasi

No Indikator Dokumentasi

1 Identitas Sekolah

2 Visi dan Misi Sekolah

3 Jenjang Pendidikan

4 Fasilitas Sekolah

5 Data Guru dan Peserta Didik

6 Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

7 Lembar Soal/tes Evaluasi

Pembelajaran Ibadah Shalat

10

Sugiyono, Op. Cit., h. 329.

Page 73: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

57

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data (trustworthiness) data diperlukan

teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah

kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan

(credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan

kepastian (confirmability).11

Peneliti melakukan pemeriksaan atau pengecekan

keabsahan data supaya data yang diperoleh adalah data yang akurat,

pemeriksaan data dilakukan dengan meningkatkan ketekunan pengamatan dan

triangulasi. Penelitian ini melakukan pemeriksaan dengan membandingkan data

hasil wawancara dengan observasi ataupun dokumentasi.

1. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan adalah upaya untuk memperdalam dan

memperinci temuan setelah data dianalisis. Peneliti harus melakukan

pengecekan ulang apakah temuan sementaranya sesuai dan

menggambarkan konteks penelitian yang spesifik. Apakah temuannya

sudah mendeskripsikan secara lengkap konteks penelitian dan perspektif

para partisipan, ini adalah kesempatan menggali lebih dalam,

mendeskripsikan lebih rinci.12

Dalam penelitian ini peneliti berusaha

mencermati secara mendalam tentang penerapan metode pembelajaran

ibadah shalat, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, dan faktor kesulitan

belajar yang dihadapi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) pada peserta didik tunanetra. Dengan demikian data yang

diperoleh adalah data yang akurat.

2. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu.

Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, teknik, dan waktu.13

11

Lexy J. Moleong, Op. Cit., h. 324. 12

Nusa Putra, Metode Penelitian: Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

Cet. II, h. 103. 13

Sugiyono, Op. Cit., h. 372.

Page 74: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

58

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Apabila data di dapat dari ke tiga sumber yang berbeda,

maka tidak bisa diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi

dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang

berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang

telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check)

dengan tiga sumber data tersebut.14

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek

dengan observasi, dokumentasi. Bila dengan pengujian kredibilitas

data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti

melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang

dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut

pandangnya berbeda-beda.15

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data

yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan

data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam

rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik

lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

14

Ibid., h. 373. 15

Ibid., h. 373-374.

Page 75: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

59

menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-

ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.16

Dengan teknik triangulasi peneliti memperoleh keabsahan

data dengan cara mengecek dan membandingkan data hasil

pengamatan (observasi) dengan data hasil wawancara maupun

dokumentasi terkait penerapan metode pembelajaran ibadah shalat,

pelaksanaan evaluasi pembelajaran, dan faktor kesulitan belajar yang

dihadapi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada

peserta didik tunanetra.

F. Teknik Analisis Data

Analisis Data Kualitatif Menurut Bogdan dan Biklen adalah “Upaya

yang dilakukan dengan jalan berkeja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.17

Berikut proses analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.18

Reduksi data dimulai dengan menelaah data dari

berbagai sumber yang telah diperoleh yaitu wawancara, observasi, dan

dokumentasi, lalu peneliti memfokuskan data hasil penelitian untuk

memperoleh data-data penting atau data-data utama dalam penelitian.

16

Ibid., h. 374. 17

Lexy J. Moleong, Op. Cit., h. 248. 18

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2016), h. 338.

Page 76: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

60

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan sejenisnya. Biasanya yang sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat narrative.19

Dalam penelitian ini, peneliti menyampaikan

dengan bentuk narrative yaitu uraian secara singkat dan rinci dari hasil

temuan yang peneliti lakukan.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles

and Huberman adalah “Penarikan kesimpulan dan verifikasi”.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpualn yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.20

Setelah semua dilakukan, lalu penarikan

kesimpulan yang menguraikan jawaban berdasarkan rumusan masalah

yang sudah ditetapkan.

19

Ibid., h. 341. 20

Ibid., h. 345.

Page 77: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

1. Identitas Sekolah

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta berada di Jalan

Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Sekolah ini

didirikan pada 8 Desember 1981 dan sudah terakreditasi A serta

berstatus negeri. Status kepemilikan gedung dan tanah adalah milik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan luas bangunan

3.2767 M2. Waktu belajar atau lama belajar di SLB-A Pembina

Tingkat Nasional yaitu 8 jam x 40 menit dengan jumlah ruang belajar

18 ruang.1

2. Visi dan Misi Sekolah

Visi dan misi SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta adalah

sebagai berikut:

a. Visi

Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, berakhlak

mulia, dan mandiri.

b. Misi

1) Mewujudkan pembelajaran akademik yang mengacu pada

standar nasional pendidikan.

2) Mewujudkan pembelajaran non akademik yang sesuai

dengan bakat dan minat siswa.

3) Mewujudkan budaya beribadah dan sopan santun

4) Mewujudkan budaya kreatif dan terampil sebagai bekal

kemandirian.2

1 Hasil Dokumentasi Profil Sekolah SLB-A Pembina Tingkat Nasional Tahun Ajaran

2019-2020. 2 Hasil Dokumentasi Profil Sekolah SLB-A Pembina Tingkat Nasional Tahun Ajaran

2019-2020.

Page 78: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

62

3. Jenjang Pendidikan

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta merupakan lembaga

pendidikan formal yang dikhususkan untuk peserta didik yang

memiliki kebutuhan khusus pada indra penglihatannya atau tunanetra.

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta terintergrasi oleh beberapa

jenjang pendidikan yakni terdapat empat jenjang pendidikan yaitu

TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Rombongan belajar di SLB-A

Pembina Tingkat Nasional terdiri dari kelas regular dan MDVI.

Pembagian rombongan belajar disesuaikan dengan kemampuan peserta

didik. Untuk peserta didik yang memiliki ketunaan ganda dan tidak

dapat mengikuti kelas regular maka ditempatkan di kelas MDVI.

Dalam satu minggu, pembelajaran dilakukan selama lima hari

yakni dimulai hari Senin sampai dengan hari Jumat. Alokasi waktu

setiap masing-masing jenjang berbeda. Adapun alokasi waktu pada

setiap jenjang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Alokasi Waktu pada setiap Jenjang Pendidikan Tahun Ajaran

2019-2020.3

Jenjang Pendidikan Alokasi Waktu

TKLB 1 x 30 Menit

SDLB 1 x 30 Menit

SMPLB 1 x 35 Menit

SMALB 1 x 40 Menit

3 Hasil Dokumentasi Profil Sekolah SLB-A Pembina Tingkat Nasional Tahun Ajaran

2019-2020.

Page 79: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

63

4. Peserta Didik

Peserta didik SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta adalah

peserta didik yang memiliki hambatan pada indra penglihatannya.

Berikut jumlah peserta didik SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

di setiap jenjang:

Tabel 4.2

Jumlah Peserta Didik pada setiap Jenjang Pendidikan Tahun

Ajaran 2019-2020.4

Jenjang Kelas Jumlah Peserta Didik

L P

TKLB - 5 4

TOTAL 5 4

SDLB

I 3 2

II-A 1 2

II-B 1 1

III-A 3 1

III-B 1 2

III-C 1 -

IV-A 4 2

IV-B 1 1

V-A 2 3

V-B 4 -

V-C 2 1

V-D 1 -

VI-A 4 1

VI-B 1 -

TOTAL 29 16

4 Hasil Dokumentasi Data Peserta Didik SLB-A Pembina Tingkat Nasional Tahun

Ajaran 2019-2020.

Page 80: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

64

SMPLB

VII-A 1 1

VII-B - 1

VIII-A 3 2

VIII-B 4 -

VIII-C 1 -

IX-A 4 1

IX-B - 1

TOTAL 13 6

SMALB X-A 2 2

X-B 4 -

XI-A 2 2

XI-B 1 -

XI-C - 1

XI-D 1 -

XII 1 3

TOTAL 11 8

TOTAL KESELURUHAN 58 34

5. Fasilitas Sekolah

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta terdapat beberapa sarana

dan prasarana diantarannya yaitu aula, mushola, ruang guru, ruang tata

usaha, ruang olahraga, ruang musik, perpustakaan yang menyediakan

buku-buku braille dan buku sumber lainnya bagi peserta didik

tunanetra yang membutuhkan, dan percetakan (produksi) buku braille

yaitu menyediakan fasilitas untuk memproduksi buku braille meliputi

buku-buku pelajaran, buku cerita dan pengetahuan umum untuk

menunjang belajar peserta didik.5

5 Hasil Dokumentasi Profil Sekolah SLB-A Pembina Tingkat Nasional Tahun Ajaran

2019-2020.

Page 81: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

65

B. Pembahasan

1. Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Peserta Didik

Tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Jenjang

Kelas 2-A Sekolah Dasar (SD)

Penelitian terkait metode pembelajaran ibadah shalat dilakukan

dijenjang kelas 2-A SDLB Pembina Tingkat Nasional Jakarta dengan

alokasi waktu pembelajaran PAI dua kali pertemuan dalam satu

minggu yaitu hari Senin pukul 07.30-08.30 dan Rabu pukul

08.00-09.00.6

Peserta didik kelas 2-A yang mengikuti pembelajaran PAI terdiri

dari tiga, dua diantaranya perempuan dan satu laki-laki.

Gambar 4.1

Peserta didik kelas 2-A yang sedang mengikuti pembelajaran PAI

Tiga peserta didik yang mengikuti pembelajaran PAI di kelas 2-A

mengalami keterbatasan pada indra penglihatannya atau tunanetra,

sehingga dalam proses pembelajaran tidak dapat memanfaatkan indra

6 Hasil Observasi dan Hasil Wawancara dengan Guru PAI pada 11 November 2019.

Page 82: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

66

penglihatannya. Tunanetra adalah individu yang indra penglihatannya

tidak dapat berfungsi sebagai penerima informasi dalam kehidupan

sehari-hari seperti orang awas.7 Namun, ketiga peserta didik tersebut

meskipun tunanetra tetap dapat mengikuti pembelajaran PAI dengan

baik, walaupun mengalami sedikit kesulitan selama mengikuti

pembelajaran.8

Dari ketiga peserta didik kelas 2-A, ketiganya termasuk kedalam

tunanetra berat (totally blind).9 Berdasarkan kemampuan daya

penglihatannya klasifikasi tunanetra terbagi menjadi tiga yaitu sebagai

berikut:

a. Tunanetra ringan (defective vision/low vision) yakni mereka

yang memiliki hambatan dalam penglihatan, tetapi mereka

masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan

mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan

fungsi penglihatan.10

Untuk mengatasi permasalahan

penglihatannya, para penderita low vision ini menggunakan

kacamata atau kontak lensa.11

b. Tunanetra setengah berat (partially sighted), yakni mereka

yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan

menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan

biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal.

c. Tunanetra berat (totally blind), yakni mereka yang sama sekali

tidak dapat melihat.12

7 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: PT. Refika Aditama,

2018), Cet. 5, h. 65. 8 Hasil Wawancara guru PAI pada 10 Februari 2020.

9 Hasil Wawancara guru PAI dan Peserta didik kelas 2-A pada 10 Februari 2020.

10 Jati Rinakri Atmaja, Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018), h. 23. 11

Aqila Smart, Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran & Terapi untuk Anak

Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 36. 12

Jati Rinakri Atmaja, Op. Cit., h. 23.

Page 83: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

67

Metode pembelajaran yang digunakan untuk membahas materi

ibadah shalat bervariasi. Guru menggabungkan beberapa metode

pembelajaran supaya peserta didik mudah memahami pembelajaran

yang diberikan.13

Pembahasan terkait ibadah shalat terbagi menjadi

dua, pertama menghafal bacaan shalat dan kedua membiasakan shalat

secara tertib.

Tabel 4.3

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan

SDLB.14

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Menghafal bacaan shalat 5.1 Melafalkan bacaan shalat

5.2 Menghafal bacaan shalat

9. Membiasakan shalat secara

tertib

9.1 Mencontohkan gerakan shalat

9.2 Mempraktekkan shalat secara tertib

Untuk bagian Standar Kompetensi (SK) pertama yaitu menghafal

bacaan shalat. Adapun metode yang digunakan terlihat melalui

kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga kegiatan. Pertama kegiatan

pendahuluan, guru terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai

melakukan pengkondisian kelas agar suasana kelas menjadi lebih

tertib, peserta didik menjadi lebih tenang dan mudah untuk menerima

pembelajaran. Setelah itu, guru PAI mengajak peserta didik berdoa

terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Sebelum guru PAI

menerangkan materi ibadah shalat, guru PAI melakukan pre-test

terlebih dahulu dengan menanyakan beberapa pertanyaan kepada

peserta didik tentang pengetahuan awal mereka terkait ibadah shalat,

dalam hal ini guru PAI menggunakan metode tanya jawab untuk

13

Hasil Observasi dan Wawancara guru PAI pada 11 November 2019. 14

Lampiran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 5-6.

Page 84: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

68

mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik terkait materi

ibadah shalat. Guru PAI melakukan pre-test kepada peserta didik

terkait pengertian dan hukum shalat, lalu dilanjut dengan bagaimana

bacaan-bacaan shalat. Semua peserta didik secara bergantian

menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan sangat antusias dan

sesuai pemahaman serta kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari.15

Metode tanya jawab adalah cara pemberian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, baik dari guru kepada peserta didik

maupun dari peserta didik kepada guru.16

Metode tanya jawab

merupakan metode yang memungkinkan terjadinya interaksi langsung

yang bersifat two way traffic karena pada saat itu terjadi dialog antara

guru dan peserta didik. Metode tanya jawab bertujuan untuk

menstimulus peserta didik dalam berpikir dan membimbing peserta

didik dalam mendapatkan atau mencapai pengetahuan.17

Setelah melakukan pretest dengan menggunakan metode tanya

jawab, guru melanjutkan pembelajaran ke tahap kedua yaitu kegiatan

inti. Guru menyampaikan materi shalat terkait bacaan-bacaan shalat

dengan metode talaqqi. Menurut Makhyuddin yang dikutip oleh

Ratnasari dan Yosina dalam jurnalnya yang berjudul Kelebihan dan

Kelemahan Metode Talaqqi dalam Program Tahfidz

AL-Qur’an Juz 29 dan 30 Pada Siswa Kelas Atas Madrasah Ibtidaiyah

Muhammadiyah mengemukakan bahwa “Metode Talaqqi yaitu guru

membacakan, sementara murid mendengarkan, lalu menirukan sampai

hafal”.18

Guru melafalkan bacaan shalat secara bertahap yakni tidak

dilafalkan langsung secara keseluruhan, melainkan dilafalkan

15

Hasil Observasi Pembelajaran PAI di Kelas 2-A pada 11 November 2019. 16

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), Cet. V, h. 94. 17

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. I,

h. 210. 18

Ratnasari Diah Utami dan Yosina Maharani, “Kelebihan dan Kelemahan Metode

Talaqqi dalam Program Tahfidz AL-Qur’an Juz 29 dan 30 Pada Siswa Kelas Atas Madrasah

Ibtidaiyah Muhammadiyah”, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 5, No. 2, 2018, h. 186.

Page 85: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

69

perpenggal kalimat, setelah itu peserta didik mengikuti apa yang guru

lafalkan sampai lancar dan hafal. Pertama guru melafalkan perpenggal

kalimat dengan suara yang cukup keras dan jelas, seperti doa iftitah

guru melafalkan penggalan pertama yaitu:

غرب

شرقوالم

بعدب ينوب يخطايي،كمابعدتب يالم اللهمLalu peserta didik mendengarkannya, setelah itu peserta didik

diminta untuk melafalkannya secara bersamaan. Kemudian setelah

melafalkannya secara bersamaan, guru meminta melafalkannya secara

berpasangan ditunjuk secara acak, setelah itu satu persatu (sendiri-

sendiri). Apabila dalam melafalkan peserta didik terdapat kesalahan,

guru langsung membenarkan dengan penglafalan yang benar. Setelah

penggalan pertama peserta didik sudah lancar dan hafal, guru

melanjutkan kepenggalan yang kedua yaitu:

نس نقنمنخطاييكماي ن قىالث وبالأب يضمنالد اللهمSama seperti penggalan pertama, peserta didik mendengarkan lalu

melafalkannya baik secara berpasangan, bersamaan, maupun

perorangan. Setelah penggalan kedua peserta didik sudah lancar, guru

melanjutkannya kepenggalan yang ketiga yaitu:

اغسلنمنخطاييبلماءوالث لجوالب رد اللهمSama seperti penggalan pertama dan kedua, peserta didik

mendengarkan lalu melafalkannya baik secara berpasangan,

bersamaan, maupun perorangan. Setelah semua penggalan telah

dilafalkan, peserta didik secara individu melafalkan keseluruhan

penggalan dari pertama sampai ketiga secara bergantian. Cara ini sama

digunakan untuk bacaan-bacaan shalat lainnya sampai dengan salam.

Setelah kegiatan inti selesai, kegiatan ketiga yaitu kegiatan

penutup. Pada kegiatan ini guru selalu mereview pembelajaran terkait

materi yang telah diajarkan dengan memberikan post-test

Page 86: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

70

menggunakan metode tanya jawab secara lisan kepada setiap peserta

didik,19

sehingga peserta didik merespon pertanyaan yang diberikan

tersebut juga secara terucap, dengan demikian membuat peserta didik

lebih berani.20

Selanjutnya, guru merangkum materi yang telah

diajarkan dengan menggunakan metode ceramah, guru memberikan

poin-poin penting dari pembelajaran yang telah dipelajari. Setelah itu

guru memberitahukan pertemuan selanjutnya terkait materi yang akan

dipelajari.21

Setelah guru selesai membahas Standar Kompetensi (SK) pertama

yaitu menghafal bacaan shalat. Selanjutnya guru membahas Standar

Kompetensi (SK) yang kedua yaitu membiasakan shalat secara tertib.

Adapun metode yang digunakan pada pembahasan ini juga terlihat

melalui kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga kegiatan. Pertama

kegiatan pendahuluan, guru terlebih dahulu sebelum pembelajaran

dimulai melakukan pengkondisian kelas agar suasana kelas menjadi

lebih tertib, peserta didik menjadi lebih tenang dan mudah untuk

menerima pembelajaran. Setelah itu, guru PAI mengajak peserta didik

berdoa terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Sebelum guru

PAI menerangkan materi ibadah shalat, guru PAI melakukan pre-test

terlebih dahulu dengan menanyakan beberapa pertanyaan kepada

peserta didik tentang pengetahuan awal mereka terkait ibadah shalat,

dalam hal ini guru PAI menggunakan metode tanya jawab untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik terkait materi

ibadah shalat. Guru PAI melakukan pre-test kepada peserta didik

tentang gerakan dan bacaan shalat yang sering peserta didik lakukan

ketika shalat. Semua peserta didik secara bergantian menjawab

19

Hasil Observasi Pembelajaran PAI di Kelas 2-A pada 11 November 2019. 20

Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2017), Cet. III, h. 195. 21

Hasil Observasi Pembelajaran PAI di Kelas 2-A pada 11 November 2019.

Page 87: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

71

pertanyaan yang diberikan guru dengan sangat antusias dan sesuai

kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari.22

Setelah melakukan pre-test dengan menggunakan metode tanya

jawab, guru melanjutkan pembelajaran ke tahap kedua yaitu kegiatan

inti. Guru menyampaikan materi gerakan shalat dibagi menjadi dua

tahap yang pertama teori gerakan shalat dan dilanjutkan dengan

mempraktikkannya di mushala. Teori gerakan shalat dilakukan oleh

guru dengan maksud untuk memudahkan peserta didik ketika

melaksanakan ulangan tertulis, supaya peserta didik dapat menjawab

pertanyaan yang diberikan dengan mudah. Adapun metode yang

digunakan oleh guru PAI adalah metode talaqqi yakni guru

melafalkan, sementara peserta didik mendengarkan, lalu menirukan

sampai hafal. Setelah peserta didik hafal guru meminta peserta didik

mencatatnya, apabila waktu tidak cukup guru meminta peserta didik

melanjutkannya di rumah sebagai Pekerjaan Rumah (PR),23

seperti

gerakan takbiratul ihram guru melafalkan dengan bahasa yang mudah

dimengerti peserta didik, adapun penglafalan takbiratul ihram sebagai

berikut:

Mengangkat kedua tangan sejajar dengan telingan, ujung-ujung jari

kedua tangan keatas dan kedua telapak tangan menghadap kiblat

(untuk laki-laki) adapaun untuk perempuan mengangkat kedua tangan

jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu lebar, merapatkan kedua lengan

di kedua sisi tubuh. Sambil membaca “Allahu Akbar”

Lalu peserta didik mendengarkannya, setelah itu peserta didik

diminta untuk melafalkannya secara bersamaan dan bergantian.

Apabila pada saat melafalkannya peserta didik mengalami kesalahan,

guru langsung membenarkannya dengan penglafalan yang benar. Cara

ini sama digunakan untuk teori gerakan shalat lainnya sampai dengan

salam.

22 Hasil Observasi Pembelajaran PAI di Kelas 2-A pada 27 Januari 2020.

23 Hasil Observasi Pembelajaran PAI di Kelas 2-A pada 27 Januari 2020 .

Page 88: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

72

Setelah kegiatan inti selesai, kegiatan ketiga yaitu kegiatan

penutup. Pada kegiatan ini guru mereview pembelajaran terkait materi

yang telah diajarkan dengan memberikan post-test menggunakan

metode tanya jawab secara lisan kepada peserta didik.24

Selanjutnya,

guru merangkum materi yang telah diajarkan dengan menggunakan

metode ceramah, setelah itu guru memberitahukan pertemuan

selanjutnya yaitu mempraktikkan gerakan shalat di mushala.25

Pada pertemuan selanjutnya guru seperti biasa membuka

pembelajaran terlebih dahulu dengan berdoa, setelah itu guru

mengarahkan peserta didik ke mushala dan meminta peserta didik

untuk melepas sepatunya. Pembelajaran gerakan shalat guru lakukan

dengan kontak fisik secara langsung dan mengulang pembelajaran

teori gerakan shalat, supaya peserta didik lebih memahami. Guru

melakukan kontak fisik secara langsung dikarenakan guru juga

memiliki hambatan yang sama yaitu pada indra penglihatannya. Satu

persatu peserta didik diarahkan dan dibimbing oleh guru secara

bergantian. Guru meraba gerakan tangan peserta didik apabila terjadi

kesalahan atau kurang tepat guru langsung membenarkan dengan

memberitahu gerakan yang benar seperti apa.26

Adapun langkah-

langkah gerakan shalat yang diajarkan adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik diarahkan menghadap kiblat dan berniat di dalam

hati.

Gambar 4.2

Guru mengarahkan peserta didik menghadap kiblat

dan berniat didalam hati

24 Hasil Observasi Pembelajaran PAI di Kelas 2-A pada 27 Januari 2020.

25 Hasil Observasi Pembelajaran PAI di Kelas 2-A pada 27 Januari 2020.

26 Hasil Observasi Pembelajaran PAI di Kelas 2-A pada 10 Februari 2020.

Page 89: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

73

b. Takbiratul Ihram sambil mengucapkan kalimat اللهاكبر

Gambar 4.3

Guru mengarahkan gerakan takbiratul ihram

c. Bersedekap

Gambar 4.4

Guru mengarahkan gerakan bersedekap

Page 90: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

74

d. Membaca do’a iftitah, surah Al-Fatihah, dan surah pendek

Gambar 4.5

Guru mendengarkan peserta didik membaca do’a iftitah,

surah Al-Fatihah, dan surah pendek.

e. Ruku’

Gambar 4.6

Guru mengarahkan gerakan ruku’

Page 91: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

75

f. Iktidal

Gambar 4.7

Guru mengarahkan gerakan iktidal

g. Sujud

Gambar 4.8

Guru mengarahkan gerakan sujud

Page 92: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

76

h. Duduk diantara dua sujud

Gambar 4.9

Guru mengarahkan gerakan duduk diantara dua sujud

i. Duduk Tasyahud

1) Duduk tasyahud awal

Gambar 4.10

Guru mengarahkan gerakan duduk tasyahud awal

Page 93: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

77

2) Duduk tasyahud akhir

Gambar 4.11

Guru mengarahkan gerakan duduk tasyahud akhir

j. Salam

Gambar 4.12

Guru mengarahkan gerakan salam

Page 94: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

78

2. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Peserta Didik

Tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta Jenjang

Kelas 2-A Sekolah Dasar (SD)

Setelah rangkaian proses pembelajaran sudah terlaksana, guru

melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk melihat

sudah sejauh mana peserta didik memahami pembelajaran yang telah

diberikan.27

Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan

tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan

pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan umpan balik

(feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan

program dan kegiatan pembelajaran.28

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran ibadah shalat dilakukan dengan

menggunakan tes tertulis, tes lisan, dan praktik (perbuatan).29

Tes

merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar

atau salah. Tes dapat diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang

membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus

diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan

seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai

tes.30

Guru melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan bentuk tes

tertulis pada saat ulangan harian, sedangkan untuk tes lisan guru

melaksanakannya pada saat praktik penglafalan bacaan shalat. Tes

tertulis yang digunakan yaitu dalam bentuk pilihan ganda (multiple

choice) dan isian (supply type).31

Soal/tes dalam bentuk pilihan ganda

adalah bentuk tes yang memiliki satu jawaban yang benar atau paling

27 Hasil Observasi dan Hasi Wawancara pada 18 November 2019 dan 17 Februari 2020.

28 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2017), Cet.

X, h. 2. 29

Hasil Observasi, Hasi Wawancara, dan Hasil Dokumentasi pada 18 November 2019

dan 17 Februari 2020. 30

Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, (Yogyakarta: Prama

Publishing, 2018), Cet. I, h. 67. 31

Hasil Observasi dan Hasi Wawancara pada 18 November 2019 dan 17 Februari 2020.

Page 95: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

79

tepat.32

Sedangkan soal/tes isian adalah tes yang berbentuk seperti esai

sederhana.33

Tes isian biasa disebut juga dengan tes melengkapi dan

tes menyempurnakan. Tes isian ini terdiri dari kalimat yang bagiannya

sudah dihilangkan, lalu bagian yang dihilangkan tersebut yang harus

peserta didik isi.34

Adapun tes lisan merupakan tes yang berbentuk

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ucap (oral)

sehingga peserta didikpun merespon pertanyaan yang diberikan guru

juga secara terucap. Tes lisan digunakan untuk mengukur tingkat

pencapaian kompetensi, terutama kompetensi pengetahuan. Jawaban

dari tes lisan ini dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf

yang diucapkan peserta didik.35

Soal/tes yang digunakan peserta didik pada saat mengerjakan

ulangan tersebut menggunakan huruf braille, namun guru tetap

membuat soal dalam bentuk huruf awas pada umumnya ketika ulangan

akhir semester. Soal tersebut

digunakan apabila ada peserta

didik yang belum lancar dalam

membaca huruf braille.36

Huruf

braille adalah huruf yang disusun

berdasarkan kombinasi dari enam

titik pola yang timbul.37

Gambar 4.13

Soal/tes dalam bentuk huruf braille

32Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. III, h. 183. 33

Mochtar Kusuma, Evaluasi Pendidikan:Pengantar,Kompetensi, dan Implementasi,

(Yogyakarta: Parama Ilmu, 2016), Cet. I, h. 145. 34

Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Ed.

1, Cet. I, h. 118. 35

Abdul Majid, Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar, Op. Cit., h. 195. 36

Hasil Observasi dan Hasil Dokumentasi pada 18 November dan 9 Desember 2019. 37

Rani Satria, “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Braille Melalui Media Kartu

Huruf Anak Tunanetra”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, Vol. 1, No. 3, 2012, h. 341.

Page 96: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

80

Selain itu peserta didik menggunakan Reglet dan Stylus sebagai

alat untuk menulis jawaban.38

Reglet dan atau stylus adalah alat bantu

yang digunakan dalam pembelajaran untuk baca-tulis braille,

umumnya terbuat dari bahan nikel atau logam lain, namun ada juga

yang terbuat dari plastik.39

Gambar 4.14

Peserta didik tunanetra mengerjakan soal/tes dalam bentuk huruf

braille dengan menggunakan Reglet dan Stylus.

Pada saat materi gerakan shalat guru melaksanakan evaluasi

pembelajaran dalam bentuk praktik (perbuatan), kontak fisik secara

langsung dengan peserta didik. Tes ini guru lakukan pada akhir

pembelajaran, biasanya diberikan waktu atau jadwal untuk melakukan

tes praktik. Namun, waktu yang diberikan terkadang masih belum

cukup untuk melakukan penilaian, karena terdapat beberapa kesulitan

38 Hasil Observasi Pelaksanaan Ujian pada 18 November 2019 dan 17 Februari 2020.

39 Sari Rudiyati, “Pembelajaran Membaca dan Menulis Braille Permulaan pada Anak

Tunanetra”, Jurnal Asesmen dan Intervensi Anak Berkebutuhan Khusus, Vol. 9, No. 1, 2010, h. 63.

Page 97: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

81

yang dialami.40

Tes praktik (perbuatan) digunakan oleh guru untuk

mengukur kompetensi keterampilan atau biasa dikenal dengan istilah

psikomotorik, penilaian dilakukan setelah proses penyelesaian tugas

dan hasil akhir yang dicapai oleh pesera didik setelah melaksanakan

tugas tersebut.41

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada peserta didik tunanetra

pada dasarnya sama seperti anak normal pada umumnya hanya saja

sedikit terdapat perbedaan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya

yakni pada teknik pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan evaluasi untuk

anak tunanetra harus memerhatikan beberapa hal pertama, soal yang

diberikan kepada anak tunanetra sebaiknya dalam bentuk huruf Braille

atau dapat juga menggunakan huruf biasa namun ukurannya

disesuaikan dengan kemampuan penglihatannya. Kedua, objektif

dalam memberi penilaian yang sesuai dengan kemampuannya tidak

memberi nilai yang melebihi atau tidak sesuai dengan kemampuannya

yang dikarenakan rasa kasihan. Ketiga, waktu pelaksanaannya lebih

lama dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Hal tersebut

didasarkan karena pertimbangan waktu yang digunakan anak tunanetra

untuk membaca dan menulis.42

3. Faktor Kesulitan Belajar yang dialami Pada Peserta Didik

Tunanetra dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Bab Ibadah Shalat di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Jenjang Kelas 2-A Sekolah Dasar (SD)

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan tidak selamanya akan

selalu lancar dan berhasil secara keseluruhan. Terkadang dalam proses

pembelajaran terdapat beberapa hambatan yang dialami oleh peserta

40 Hasil Wawancara Guru PAI pada 10 Februari 2020.

41 Anas Sudijono, Pengantar Evalfuasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Ed. 1,

Cet. XV, h. 156. 42

IGAK Wardani, dkk., Pengantar Pendidikan Luar Biasa, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2009), Cet. XII, h. 4.47.

Page 98: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

82

didik. Ketidakberhasilanya setiap peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran dapat terjadi karena peserta didik mengalami kesulitan

belajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Rumini yang dikutip oleh

Irham dan Novan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan

mengemukakan bahwa kesulitan belajar adalah kondisi di mana

peserta didik mengalami hambatan tertentu untuk mengikuti proses

pembelajaran dan mencapai hasil pembelajaran yang bagus.43

Keterbatasan yang dimiliki oleh peserta didik tunanetra membuat

peserta didik mengalami sedikit kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran yakni diantaranya pada kognitif peserta didik yang tidak

terlalu mudah atau cepat untuk menghafal kecuali terus diulang-ulang.

Terlihat pada saat menghafal bacaan shalat peserta didik sulit

menangkap hafalan tersebut dengan 2 atau 3 kali pengulangan44

harus

dilakukan berulang-ulang, oleh karena itu guru terus mencoba dengan

berbagai cara pengulangan lafal, diulang secara individu, berpasangan,

dan bersama-sama.45

Hambatan yang dimiliki oleh peserta didik

tunanetra mengakibatkan perkembangan kognitif peserta didik

tunanetra cenderung terlambat apabila dibandingkan dengan anak

normal pada umumnya. Hal ini disebabkan karena perkembangan

kognitif tidak selalu erat kaitannya dengan kemampuan intelegensi

saja, tetapi juga dengan kemampuan alat indra penglihatannya. Melalui

indra penglihatan sebagian besar informasi ataupun rangsangan akan

ditangkap yang selanjutnya akan diteruskan ke otak, sehingga timbul

persepsi dan pengertian terhadap rangsangan tersebut.46

Dalam merespons stimulus dan mendapatkan pengalaman dari

lingkungan sekitar ternyata organ mata merupakan yang paling

43 Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi

dalam Proses Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), Cet. II, h. 254. 44

Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 11 September 2019 dan Wawancara Peserta

didik kelas 2-A pada 10 Februari 2020. 45

Hasil Observasi Pembelajaran PAI pada 11 September 2019 dan Wawancara Guru PAI

pada 10 Februari 2020. 46

T. Sutjihati Somantri, Op. Cit., h. 67.

Page 99: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

83

dominan digunakan apabila dibandingkan dengan panca indra lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Brydon Lamb

dikutip oleh Purwaka Hadi dalam bukunya menyimpulkan bahwa

manusia belajar melalui penglihatan sebesar 83%, melalui

pendengaran 11%, melalui penciuman 3,5%, melalui perabaan 1,5 %,

dan melalui pengecapan 1%.47

Akibat keterbatasan yang dimiliki peserta didik tunanetra dalam

menerima rangsangan atau informasi melalui indra penglihatannya.

Peserta didik tunanetra memanfaatkan indra lainnya untuk dapat

menerima rangsangan atau informasi, seperti indra pendengaran dan

indra perabaan.48

Keterbatasan yang dimiliki oleh peserta didik tunanetra membuat

hambatan yang dimiliki yaitu ketidakmampuannya dalam melihat.49

47 Purwaka Hadi, Kemandirian Tunanetra: Orientasi Akademik dan Orientasi Sosial,

(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), h. 7. 48

Hasil Observasi Pembelajaran PAI kelas 2-A pada 9 November 2019 dan 10 Februari

2020. 49

T. Sutjihati Somantri, Op. Cit., h. 76.

peserta didik mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran

selain pada perkembangan kognitif juga pada perkembangan motorik.

Perkembangan motorik peserta didik tunanetra cenderung lebih lambat

dibandingkan anak normal pada umunya. Hal ini dikarenakan dalam

perkembangan perilaku motorik diperlukan koordinasi fungsional

antara sistem persyarafan dan otot (neuromuscular system) dan fungsi

psikis (kognitif, afektif, psikomotorik), serta kesempatan yang

diberikan oleh lingkungannya. Secara fisik mungkin peserta didik

tunanetra mencapai kematangan yang sama dengan anak normal pada

umumnya, namun fungsi psikisnya yang membuat kematangan fisik

tersebut kurang dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam

melakukan aktivitas gerak motorik. Hambatan dalam fungsi psikis

inilah yang secara langsung maupun tidak langsung diakibatkan dari

Page 100: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

84

Perkembangan motorik peserta didik tunanetra berbeda dengan

anak normal pada umumnya juga disebabkan karena kurangnya

stimulus visual dan ketidakmampuannya dalam menirukan orang

lain.50

Terlihat ketika mempelajari gerakan shalat peserta didik

tunanetra sedikit kesulitan dalam menggerakan anggota tubuhnya

sesuai dengan gerakan yang benar.51

Guru juga merasa kesulitan dalam

membenarkan gerakan shalat peserta didik tunanetra yang salah, hal ini

disebabkan karena salah satu peserta didik yang perempuan memiliki

ukuran tubuh yang tambun (gemuk). Namun, guru terus berusaha

mengarahkan gerakan tubuh peserta didik sesuai dengan ketentuan

supaya tidak salah pada saat menjalankan ibadah shalat dikehidupan

sehari-hari.52

Karena ibadah shalat hukumnya wajib dan shalat

merupakan tiang agama Islam.53

Materi PAl tidak hanya bersifat teoritis saja, melainkan terdapat

materi yang mengarah kepada praktik. Pada umumnya anak tunanetra

sangat sulit untuk dibetulkan atas gerakan-gerakan yang salah jika

materi bersifat praktik (karena terganggunya gerakan motorik halus

dan kasar), seperti praktik wudhu dan shalat. Kesulitannya adalah

mereka sudah menerima konsep atau informasi wudhu dan shalat dari

orang tua di rumah atau orang-orang lain di sekelilingnya. Hal inilah

yang bisa mengakibatkan kesalah pahaman informasi atau konsep

tentang wudhu dan shalat. Melakukan perabaan oleh anak-anak

tunanetra merupakan upaya dalam memahami sesuatu baik yang sudah

dikenal atau belum. Kemampuan perabaan seharusnya sering motivasi

di biasakan dan diarahkan dengan benar oleh guru PAI khususnya

50 Jati Rinarki, Op. Cit., h. 34.

51 Hasil Observasi dan Wawancara Peserta didik pada 10 Februari 2020.

52 Hasil Observasi dan Wawancara Guru PAI pada 10 Februari 2020.

53 Zurizal Z dan Aminudin, Fiqih Ibadah, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2008), Cet I, h. 66.

Page 101: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

85

berkaitan dengan materi praktik, sehingga peserta didik tunanetra akan

memperoleh suatu pengalaman praktik keagamaan dengan benar.54

Pada peserta didik yang normal (dapat melihat) kegiatan motorik

sangat dipengaruhi oleh rangsangan visual yang terdapat disekitar

peserta didik, sehingga hal ini apabila terus-menerus terjadi berdampak

poistif pada perkembangan motorik peserta didik. Begitu juga

sebaliknya, peserta didik tunanetra dengan keterbatasan yang

dimilikinya yakni tidak dapat melihat membuat peserta didik tunanetra

kehilangan stimulus visual yang dapat merangsang peserta didik untuk

melakukan kegiatan motorik.55

54 Halfian Lubis, Pedoman Pembelajaran: Pendidikan Agama Islam Anak Berkebutuhan

Khusus Untuk SDLB, (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015), h. 12. 55

Jati Rinarki, Op. Cit., h. 34.

Page 102: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

86

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai penerapan

metode pembelajaran ibadah shalat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) pada anak tunanetra kelas 2-A SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta, penulis menarik kesimpulan bahwa:

1. Penerapan metode pembelajaran ibadah shalat dalam mata

pelajaran PAI guru menggunakan direct intruction, guru

memberikan penjelasan mengenai konsep atau keterampilan baru

kepada peserta didik dengan tujuan membantu peserta didik dalam

mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang

dapat diajarkan tahapan demi tahapan.

2. Evaluasi pembelajaran ibadah shalat dilakukan dengan

menggunakan tes tertulis, tes lisan, dan praktik (perbuatan). Tes

tertulis dilaksanakan pada saat ulangan harian, sedangkan tes lisan

dilaksanakan pada saat praktik penglafalan bacaan shalat. Bentuk

tes tertulis yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda (multiple

choice) dan isian (supply type) dengan menggunakan huruf braille,

sedangkan untuk gerakan shalat guru melaksanakan evaluasi

pembelajaran dalam bentuk praktik (perbuatan), kontak fisik secara

langsung dengan peserta didik.

3. Faktor kesulitan belajar yang dialami peserta didik tunanetra dalam

mengikuti pembelajaran ibadah shalat adalah keterbatasan yang

dimiliki peserta didik tunanetra dalam menerima rangsangan atau

informasi melalu indra penglihatannya, sehingga memanfaatkan

indra lainnya dalam menerima rangsangan atau informasi. Hal

demikian membuat kognitif peserta didik yang tidak terlalu mudah

Page 103: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

87

atau cepat untuk menghafal atau menerima pembelajaran kecuali

terus diulang-ulang dan kesulitan belajar yang dialami juga terletak

pada motorik peserta didik tunanetra yang cenderung lebih lambat

apabila dibandingkan anak normal pada umunya.

B. Implikasi

1. Pengembangan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam.

2. Pengembangan evaluasi pembelajaran dengan memerhatikan

keefektifan dan penyesuaian kebutuhan peserta didik tunanetra.

3. Pendalaman wawasan dan kemampuan guru dalam mengatasi kesulitan

belajar peserta didik tunanetra.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, terdapat

beberapa saran dari penulis sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Menyediakan sarana prasarana dan media untuk

mendukung proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai

dengan kebutuhan dan keadaan peserta didik tunanetra, seperti alat

peraga yang dapat diraba oleh peserta didik tunanetra apabila

sedang mempelajari pembelajaran yang berbentuk praktik.

2. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam

Untuk terus menambah dan mengasah kompetensi guru

dalam menerapkan dan menentukan metode pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kesesuaian atau kebutuhan

peserta didik. Menambah dan mengasah kompetensi guru dalam

menentukan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik agar lebih efektik dan efisien, serta lebih memahami

faktor kesulitan belajar peserta didik supaya peserta didik mudah

untuk menerima pembelajaran.

Page 104: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

88

3. Bagi Lembaga Pendidikan

Memberikan pelatihan kepada guru Pendidikan Agama

Islam untuk dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

4. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini masih terbatas pada penerapan metode

pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan faktor kesulitan belajar

peserta didik tunanetra, hendaklah peneliti selanjutnya dapat

mengembangkan penelitian tentang pendidikan ang serupa dengan

menggunakan variabellain atau pada mata pelajaran yang lain.

Page 105: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

89

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. X,

2017.

Achdiyat, Maman., Virgana, dan Kasyadi., Soeparlan. Evaluasi dalam

Pembelajaran. Tangerang: PT. Pustaka Mandiri, Cet. I, 2017.

Atmaja Jati Rinakri. Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018.

Ahmadi, Iif Khoiru., Amri, Sofan., dan Elisah, Tatik. Strategi Pembelajaran

Sekolah Terpadu: Pengaruh Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah

Swasta dan Negeri. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011.

Azzet, Akhmad Muhaimin. Pedoman Praktis Shalat Wajib & Sunnah. Jogjakarta:

Javalitera, Cet. II, 2017.

Bugin, B. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu

Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007.

Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail. Shahih al-Bukhari. Damaskus:

Daar Ibn Katsir, 2002.

Cahyaningtias, Wahyu. Wawancara. Jakarta, 18 September 2019.

Cahyaningtias, Wahyu. Observasi. Jakarta, 11 September 2019.

Creswell, John W. Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif,

dan Campuran. Terj. Ahmad Fawaid dan Rianayati Kusmini Pancasari.

Yogyakarta: Pustaka Belajar, Cet. I. 2016.

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia. Jakarta: Kencana, Cet. I. 2004.

Dewi, Nur Fadiana. “Metode Pembelajaran Shalat Bagi Anak Penandang

Tunanetra di Panti Asuhan Terpadu „Aisyiyah Ponorogo‟”, Skripsi pada

STAIN Ponorogo, 2016. Tidak dipublikasikan.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Ed. IV, 2008.

Djamarah, Syaiful Bahri., dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta, Cet. V, 2015.

Page 106: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

90

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta, Cet. III, 2010.

Efendi, Mohammad. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2008.

Fadhila, Astri Laelatul. “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi

Anak Inklusi di SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”,

Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2018. Tidak

dipublikasikan.

Fathrurrohman, Pupuh., dan Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar:

Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman

Konsep Umum & Islam. Bandung: PT Refika Aditama, Cet. 7, 2007.

Fathurrahman. “Pembelajaran Agama Pada Sekolah Luar Biasa”. Jurnal

Pendidikan dan Kajian Keislaman. Vol. VII, No. 1, 2014.

Gunadi, Tri. Mereka pun Bisa Sukses. Jakarta: Niaga Swadaya, Cet. I. 2011.

Gunawan, Heri. Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Gunawan, Imam. Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori&Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara, Ed. 1, Cet. I, 2013.

Hanum, Lathifah. “Pembelajaran PAI Bagi Anak Berkebutuhan Khusus”, Jurnal

Pendidikan Agama Islam. Vol. XI, No. 2, 2014.

Hadi, Purwaka. Kemandirian Tunanetra: Orientasi Akademik dan Orientasi

Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2005.

Hasil Dokumentasi Buku Induk SLB-A Pembina Tingkat Nasional Tahun Ajaran

2019-2020.

Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers,

2013.

Hildayani, Rini, dkk,. Penanganan Anak Berkelainan. Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2013.

Ilahi, Mohammad Takdir. Pendidikan Inklusif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Page 107: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

91

Imani, Allamah Kamal Faqih., dan Tim Ulama. Tafsir Nurul Quran, Terj. Rudy

Mulyono. Jakarta: Al-Huda, Cet. I, 2006.

Irham, Muhamad., dan Wiyani, Novan Ardy. Psikologi Pendidikan: Teori dan

Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. II,

2016.

Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007

Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Lampiran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

K., Roestiyani, N. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. VIII,

2012.

Kementrian Agama Republik Indonesia. Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah.

Jakarta: CV Pustaka Jaya Ilmu, 2016.

Kunandar. Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. III, 2014.

Kurniawan, Iwan. “Implementasi Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah

Dasar Inklusi”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4, 2015.

Kusaeri dan Suprananto. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:

Graha Ilmu, Ed. 1, 2012.

Kusuma, Mochtar. Evaluasi Pendidikan: Pengantar, Kompetensi, dan

Implementasi. Yogyakarta: Prama Ilmu, Cet. I, 2016.

Lubis, Halfian. Pedoman Pembelajaran: Pendidikan Agama Islam Anak

Berkebutuhan Khusus Untuk SDLB. Jakarta: Kementerian Agama

Republik Indonesia. 2015.

Al-Mahfani, M. Khalilurrahman. Mi’rajul Mukminin: Risalah Shalat Lengkap.

Jakarta: Agromedia Group, Cet. I, 2018.

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. I,

2013.

Majid, Abdul. Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya Offset, Cet. III, 2017.

Page 108: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

92

Majid, Abdul., dan Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, Cet. III, 2006.

Mardapi, Djemari. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta:

Prama Publishing, Cet. I, 2018.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. VIII.

2010.

Maulipaksi, Desliana. Sekolah Inklusi dan Pembangunan SLB Dukung

Pendidikan Inklusi, 2018, (https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/

2017/02/sekolah-inklusi-dan-pembangunan-slb-dukung-pendidikaninklusi.

Moleong, Lexy, J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Cet. XXX. 2017.

Melinda, Elly Sari. Pembelajaran Adaptif: Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.

Jakarta: PT Luxima Metro, 2013.

Nata, Abuddin. Prespektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:

Kencana, 2009.

Putra, Nusa. Metodologi Penelitian: Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers,

Cet. II. 2013.

Rachman, Faizatussofia Toatin. “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Bagi Anak Tunanetra di SLB Negeri Wonogiri Tahun Pelajaran

2018/2019”, Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2018.

Tidak dipublikasikan.

Rahman, Abdul. “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan

Epistimologi dan Isi- Materi, “Jurnal Eksis, Vol. 8, No. 1, 2012.

Ratnawulan, Elis., dan A. Rusdiana. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV.

Pustaka Setia, Cet. II, 2017.

Rudiyati, Sari. “Pembelajaran Membaca dan Menulis Braille Permulaan pada

Anak Tunanetra”, Jurnal Asesmen dan Intervensi Anak Berkebutuhan

Khusu, Vol. 9, No. 1, 2010.

Page 109: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

93

Satria, Rani. “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Braille Melalui Media

Kartu Huruf Anak Tunanetra”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, Vol. 1,

No. 3, 2012.

Samrin. “Pendidikan Agama Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia”, Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 8, No. 1, 2015.

Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Pedoman Shalat. Semarang:

PT. Pustaka Rizki Putra, Ed. 5, Cet I, 2011.

Smart, Aqila. Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran & Terapi untuk

Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. I. 2010.

Sudaryono. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, Ed. 1,

Cet. I, 2012.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Ed. 1,

Cet. XV, 2016.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet. LXXX. 2016.

Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi

Aksara, Ed. 1, Cet. I. 2008.

Somantri, T. Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Pt. Remaja Aditama,

Cet. V, 2018.

Supardi. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor:

Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Ed. 1, Cet. I,

2015.

Suparman, Deden. “Pembelajaran Ibadah Shalat dalam Perpektif Psikis dan

Medis” Vol. IX, No. 2, 2015.

Suparta, Munzier. Ilmu Hadis. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. IX, 2014.

Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, Cet. II. 2017.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana, 2013.

Susanto, Pudyo. Belajar Tuntas: Filosofi, Konsep, dan Implementasi. Jakarta:

PT. Bumi Aksara, Cet. I, 2018.

Page 110: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

94

Susianti, Cucu. “Efektivitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan

Menghafal Al-Qur‟an Anak Usia Dini”, Tunas Siliwangi , Vol. 2, No. 1,

2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: ALFABETA, Cet. XXVII. 2018.

________. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: ALFABETA, 2016.

Syah, Muhibin. Psikologi Belajar. Depok: Rajawali Pers, Cet. XV, 2017.

Tim Baitul Mukminin. Pedoman Shalat untuk Muslimah. Jakarta: Emir, 2018.

Tinambun, Mega. Kitab Shalat & Doa Praktis & Superlengkap. Bekasi:

Checklist, Cet. I. 2017.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional BAB I Ketentuan Umum BAB 1 Pasal 1.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 32.

Utami, Ratnasari Diah., dan Maharani, Yosina. “Kelebihan dan Kelemahan

Metode Talaqqi dalam Program Tahfidz AL-Qur‟an Juz 29 dan 30 Pada

Siswa Kelas Atas Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah”. Jurnal Profesi

Pendidikan Dasar, Vol. 5, No. 2, 2018.

Wardani, IGAK, dkk,. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas

Terbuka, Cet. XII. 2009.

___________________. Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.

Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2018.

Yusuf, A. Muri. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif, Kuantitatif, dan

Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana, Cet. I. 2014.

Z. Zurinal., dan Aminuddin. Fiqih Ibadah. Ciputat: Lembaga Penelitian

Universitas Islam Negeri, Cet. I. 2008.

Page 111: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

95

Lampiran 1

Lembar Pedoman Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam

Topik: Pelaksanaan Metode Pembelajaran Ibadah Shalat

Nama informan :

Jabatan :

Tanggal :

Tempat :

1. Berapa lama alokasi waktu pembelajaran Pendidikan Agama Islam?

2. Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran ibadah shalat?

3. Apakah ada aspek dipertimbangkan dalam menentukan dan memilih

metode pembelajaran ibadah shalat?

4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran praktik gerakan ibadah shalat?

Page 112: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

96

Lembar Pedoman Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam

Topik: Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Ibadah Shalat

Nama informan :

Jabatan :

Tanggal :

Tempat :

1. Apakah setelah proses pembelajaran sudah terlaksana ibu melakukan

evaluasi pembelajaran?

2. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran ibadah shalat?

3. Kapan ibu melaksanakan evaluasi pembelajaran ibadah shalat dalam

bentuk tersebut (tes tertulis, tes lisan, dan praktik)?

4. Apa bentuk soal/tes yang digunakan pada saat tes tertulis?

5. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang berbentuk praktik

(gerakan shalat)?

Page 113: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

97

Lembar Pedoman Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam

Topik: Kesulitan Belajar yang dialami Peserta Didik Tunanetra dalam

Mengikuti Pembelajaran Ibadah Shalat

Nama informan :

Jabatan :

Tanggal :

Tempat :

1. Apakah peserta didik tunanetra dapat mengikuti pembelajaran ibadah

shalat dengan baik, walaupun memiliki hambatan pada indra

penglihatannya?

2. Apakah peserta didik kelas 2-A tergolong kedalam totally blind, low

vision, atau partially sighted?

3. Apakah kesulitan yang ibu alami pada saat mengajarkan penglafalan

bacaan shalat?

4. Apakah kesulitan yang ibu alami pada saat mengajarkan gerakan ibadah

shalat?

Page 114: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

98

Lampiran 2

Lembar Pedoman Wawancara Peserta Didik Tunanetra

Nama informan :

Jabatan :

Tanggal :

Tempat :

1. Apakah adik sudah mengerjakan shalat lima waktu?

2. Bagaimana cara ibu guru menyampaikan materi pembelajaran tentang

bacaan-bacaan shalat?

3. Bagaimana cara ibu guru menyampaikan materi pembelajaran tentang

gerakan-gerakan shalat?

4. Apakah ibu guru memberikan tes/soal kepada adik tentang apa yang telah

diajarkan oleh ibu guru?

5. Apakah adik masih bisa melihat tulisan huruf biasa?

6. Apakah adik mudah menerima pembelajaran yang diberikan oleh ibu

guru? Adakah kesulitan yang adik alami pada saat mengikuti

pembelajaran yang diberikan oleh ibu guru?

Page 115: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

99

Lampiran 3

Hasil Wawancara

Informan : Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam Kelas 2-A

Tanggal : Senin, 11 November 2019 dan Senin, 10 Februari 2020

Tempat : Ruang Kelas 2-A SLB-A Pembina Tingkat Nasional

No Pertanyaan Jawaban

1 Berapa lama alokasi waktu

pembelajaran Pendidikan Agama

Islam?

Dua kali pertemuan setiap hari Senin

dan Rabu dengan waktu 60 menit.

2 Apa saja metode yang digunakan

dalam pembelajaran ibadah shalat?

Metode yang digunakan yaitu

metode ceramah lalu metode tanya

jawab, untuk pelafalan bacaan shalat

menggunakan metode talaqqi,

dibacakan terlebih dahulu setelah itu

peserta didik mengikuti.

3 Apakah ada aspek yang

dipertimbangkan dalam

menentukan dan memilih metode

pembelajaran ibadah shalat?

Ada, saya menggabungkan beberapa

metode supaya peserta didik mudah

menangkap pembelajaran yang

diberikan. Saya menyesuaikan

dengan keadaan dan kebutuhan

peserta didik. Apalagi ketika

menglafalkan bacaan shalat harus

diulang berkali-kali supaya mereka

hafal.

4 Bagaimana pelaksanaan

pembelajaran praktik gerakan

Ketika praktik gerakan ibadah shalat

saya mengajarkannya dengan kontak

Page 116: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

100

ibadah shalat? fisik secara langsung kepada peserta

didik, jika mereka salah saya

langsung membenarkannya dengan

mengarahkan dan memberitahu yang

benar seperti apa. Karena kan

peserta didik tunanetra tidak dapat

melihat seperti orang awas jadi

mengajarkannya harus secara

perlahan.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Page 117: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

101

Hasil Wawancara

Informan : Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam Kelas 2-A

Tanggal : Rabu, 18 September 2019, Senin, 18 November 2019,

Senin, 10 Februari 2020, dan Senin 17 Februari 2020.

Tempat : Ruang Kelas 2-A SLB-A Pembina Tingkat Nasional

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah setelah proses

pembelajaran sudah terlaksana ibu

melakukan evaluasi pembelajaran?

Iya, untuk melihat pemahaman

peserta didik dalam memahami

pembelajaran yang telah saya

berikan.

2 Bagaimana pelaksanaan evaluasi

pembelajaran ibadah shalat?

Evaluasi pembelajaran terbagi

kedalam tiga bentuk yaitu tes

tertulis, lisan, dan praktik.

3 Kapan ibu melaksanakan evaluasi

pembelajaran ibadah shalat dalam

bentuk tersebut (tes tertulis, tes

lisan, dan praktik)?

Kalo tes tertulis ketika ulangan

harian. Tes lisan saat penglafalan

bacaan shalat dan praktik pada saat

gerakan shalatnya.

4 Apa bentuk soal/tes yang

digunakan pada saat tes tertulis?

Soal dalam bentuk pilihan ganda dan

isian singkat dengan menggunakan

huruf braille. Untuk isian singkat

biasanya saya menghilangkan

beberapa penggalan kalimat untuk

diisi atau dilengkapi sebagai bentuk

jawaban.

5 Bagaimana pelaksanaan evaluasi

pembelajaran yang berbentuk

Kalo untuk yang praktik saya

berkontak fisik langsung dengan

Page 118: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

102

praktik (gerakan shalat)? peserta didik. Biasanya dilakukan di

akhir pembelajaran dan diberi

jadwal untuk pelaksanaannya,

walaupun waktu yang diberikan

terkadang masih kurang mencukupi.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Page 119: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

103

Hasil Wawancara

Informan : Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam Kelas 2-A

Tanggal : Rabu, 18 September 2019 dan Senin, 10 Februari 2020

Tempat : Mushala SLB-A Pembina Tingkat Nasional

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah peserta didik tunanetra

dapat mengikuti pembelajaran

ibadah shalat dengan baik,

walaupun memiliki hambatan pada

indra penglihatannya?

Iya, walaupun peserta didik tidak

dapat melihat, tetapi peserta didik

dapat mengikuti pembelajaran

dengan baik. Hanya saja terdapat

sedikit kesulitan pada saat

pembelajaran berlangsung.

2 Apakah peserta didik kelas 2-A

tergolong kedalam totally blind,

low vision, atau partially sighted?

Peserta didik kelas 2-A termasuk

kedalam totally blind, sudah tidak

dapat melihat sama sekali tulisan,

sehingga dalam pembelajaran

menggunakan huruf braille.

3 Apakah kesulitan yang ibu alami

pada saat mengajarkan penglafalan

bacaan shalat?

Banyak dilakukan pengulangan

dalam penglafalannya, jadi saya

selalu meminta untuk diulang

secara bersama-sama, berpasang-

pasangan, maupun secara individu.

4 Apakah kesulitan yang ibu alami

pada saat mengajarkan gerakan

ibadah shalat?

Sedikit kesulitan pada gerakan

motoriknya, ada yang kaku jadi

sedikit susah saat mengarahkan

gerakan tubuhnya. Namun, saya

tetap berusaha mengarahkanya

Page 120: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

104

supaya peserta didik mengetahui

gerakan yang benarnya itu seperti

apa.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Page 121: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

105

Lampiran 4

Hasil Wawancara

Informan : Muhammad Umar Tsabit

Jabatan : Peserta Didik Kelas 2-A

Tanggal : Senin, 10 November 2020

Tempat : Mushala SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah adik sudah mengerjakan

shalat lima waktu?

Sudah ka

2 Bagaimana cara ibu guru

menyampaikan materi

pembelajaran tentang bacaan-

bacaan shalat?

Dibacain dulu sama ibu Wahyu

terus aku dengerin, abis itu aku

disuruh baca ka

3 Bagaimana cara ibu guru

menyampaikan materi

pembelajaran tentang gerakan-

gerakan shalat?

Kalau praktik shalatnya di

mushala ka, tapi sebelumnya ibu

Wahyu kasih tau dulu setiap

gerakan kaya gimana

4 Apakah ibu guru memberikan

tes/soal kepada adik tentang apa

yang telah diajarkan oleh ibu

guru?

Iya ka, ada yang disuruh baca

bacaan shalat ada yang ditulis

juga terus sama praktik

5 Apakah adik masih bisa melihat

tulisan huruf biasa?

Aku engga bisa ka, dulu bisa

kalau cahayanya terang tapi

sekarang udah ga bisa

6 Apakah adik mudah menerima Iya ka, tapi kalau gerakan aku

Page 122: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

106

pembelajaran yang diberikan oleh

ibu guru? Adakah kesulitan yang

adik alami pada saat mengikuti

pembelajaran yang diberikan oleh

ibu guru?

engga tau kaya gimana yang

benarnya. Jadi suka nanya-nanya

sama ibu Wahyu

Mengetahui,

Peserta Didik Kelas 2-A

Muhammad Umar Tsabit

Page 123: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

107

Hasil Wawancara

Informan : Stefanni Khoirunnisa

Jabatan : Peserta Didik Kelas 2-A

Tanggal : Senin, 10 Februari 2020

Tempat : Mushala SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah adik sudah

mengerjakan shalat lima

waktu?

Sudah ka

2 Bagaimana cara ibu guru

menyampaikan materi

pembelajaran tentang

bacaan-bacaan shalat?

ibu Wahyu bacain dulu ka bacaan

shalatnya terus aku disuruh baca yang

tadi ibu Wahyu baca ka

3 Bagaimana cara ibu guru

menyampaikan materi

pembelajaran tentang

gerakan-gerakan shalat?

Ibu Wahyu jelasin gerakan shalat terus

aku ikutin, kadang ada PR juga ka, terus

aku praktik di mushala

4 Apakah ibu guru

memberikan tes/soal

kepada adik tentang apa

yang telah diajarkan oleh

ibu guru?

Iya ka, baca bacaan shalat lagi terus

sama dikasih soal tertulis ka

5 Apakah adik masih bisa

melihat tulisan huruf biasa?

Engga bisa ka dari lahir

6 Apakah adik mudah

menerima pembelajaran

Aku susah gerakin badannya kalau salah

Page 124: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

108

yang diberikan oleh ibu

guru? Adakah kesulitan

yang adik alami pada saat

mengikuti pembelajaran

yang diberikan oleh ibu

guru?

sama bacaan dulu aku belum hafal

Mengetahui,

Peserta Didik Kelas 2-A

Stefanni Khoirunnisa

Page 125: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

109

Hasil Wawancara

Informan : Xaviera Zuhra

Jabatan : Peserta Didik Kelas 2-A

Tanggal : Senin, 17 Februari 2020

Tempat : Ruang kelas 2-A

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah adik sudah

mengerjakan shalat lima

waktu?

Iya ka

2 Bagaimana cara ibu guru

menyampaikan materi

pembelajaran tentang

bacaan-bacaan shalat?

Ibu Wahyu baca doa-doa shalat

nanti aku ikutin ka

3 Bagaimana cara ibu guru

menyampaikan materi

pembelajaran tentang

gerakan-gerakan shalat?

Dibacain gerakannya terus nanti

dipraktekin ka

4 Apakah ibu guru

memberikan tes/soal

kepada adik tentang apa

yang telah diajarkan oleh

ibu guru?

Soal tertulis dan suka diminta baca

bacaan shalat ka

5 Apakah adik masih bisa

melihat tulisan huruf biasa?

engga bisa ka

6 Apakah adik mudah

menerima pembelajaran

Aku belum hafal bacaannya ka jadi

Page 126: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

110

yang diberikan oleh ibu

guru? Adakah kesulitan

yang adik alami pada saat

mengikuti pembelajaran

yang diberikan oleh ibu

guru?

diulang terus sama ibu Wahyu

Mengetahui,

Peserta Didik Kelas 2-A

Xaviera Zuhra

Page 127: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

111

Lampiran 5

Hasil Observasi Pembelajaran

Nama Pengajar : Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Mata Pelajaran/Materi : Pendidikan Agama Islam/Membaca Bacaan Shalat

Kelas : 2-A

Hari/Tanggal : Rabu, 11 November 2019

Tempat Pembelajaran : Ruang Kelas 2-A SLB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta

Aspek yang diamati Keterangan

Guru dalam melaksanakan

metode pembelajaran ibadah

shalat

Pembelajaran ibadah shalat pada kelas

2-A dilaksanakan dua kali pertemuan dalam satu

minggu yaitu hari Senin dan Rabu. Metode

pembelajaran yang digunakan untuk membahas

materi ibadah shalat bervariasi. Untuk bagian

Standar Kompetensi (SK) pertama yaitu menghafal

bacaan shalat, metode yang digunakan metode

tanya jawab, metode talaqqi, dan metode ceramah.

Adapun penerapan metode tersebut terlihat melalui

kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga

kegiatan.

Kegiatan pertama, guru menggunakan metode

tanya jawab pada saat melakukan pre-test kepada

peserta didik terkait pengertian dan hukum shalat,

lalu dilanjut dengan bagaimana bacaan-bacaan

shalat.

Kegiatan kedua, guru menyampaikan materi

shalat terkait bacaan-bacaan shalat dengan metode

talaqqi. Guru melafalkan bacaan shalat secara

bertahap yakni tidak dilafalkan langsung secara

Page 128: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

112

keseluruhan, melainkan dilafalkan perpenggal

kalimat, setelah itu peserta didik mengikuti apa

yang guru lafalkan sampai lancar dan hafal.

Pertama guru melafalkan perpenggal kalimat

dengan suara yang cukup keras dan jelas, seperti

doa iftitah guru melafalkan penggalan pertama

yaitu:

اللهم بعد ب ين وب ي خطايي، كما بعدت ب ي غرب

شرق والم

الم

Lalu peserta didik mendengarkannya, setelah

itu peserta didik diminta untuk melafalkannya

secara bersamaan. Kemudian guru meminta

melafalkannya secara berpasangan ditunjuk secara

acak, setelah itu satu persatu (sendiri-sendiri).

Apabila dalam melafalkan peserta didik terdapat

kesalahan, guru langsung membenarkan dengan

penglafalan yang benar. Setelah penggalan

pertama peserta didik sudah lancar dan hafal, guru

melanjutkan kepenggalan yang kedua yaitu:

اللهم نقن م ن خطاي ي كما ي ن قى الث وب الأب يض من نس الد

Sama seperti penggalan pertama, peserta didik

mendengarkan lalu melafalkannya baik secara

berpasangan, bersamaan, maupun perorangan.

Setelah penggalan kedua peserta didik sudah

lancar, guru melanjutkannya kepenggalan yang

ketiga yaitu:

Page 129: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

113

اللهم اغسل ن من خطايي بلماء والث لج والب رد Sama seperti penggalan pertama dan kedua,

peserta didik mendengarkan lalu melafalkannya

baik secara berpasangan, bersamaan, maupun

perorangan. Setelah semua penggalan telah

dilafalkan, peserta didik secara individu

melafalkan keseluruhan penggalan dari pertama

sampai ketiga secara bergantian. Cara ini sama

digunakan untuk bacaan-bacaan shalat lainnya

sampai dengan salam.

Kegiatan ketiga, guru selalu mereview

pembelajaran terkait materi yang telah diajarkan

dengan memberikan post-test menggunakan

metode tanya jawab secara lisan kepada setiap

peserta didik, sehingga peserta didik merespon

pertanyaan yang diberikan tersebut juga secara

terucap. Selanjutnya, guru merangkum materi yang

telah diajarkan dengan menggunakan metode

ceramah, guru memberikan poin-poin penting dari

pembelajaran yang telah dipelajari. Setelah itu

guru memberitahukan pertemuan selanjutnya

terkait materi yang akan dipelajari.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Page 130: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

114

Hasil Observasi Pembelajaran

Nama Pengajar : Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Mata Pelajaran/Materi : Pendidikan Agama Islam/Membaca Bacaan Shalat

Kelas : 2-A

Hari/Tanggal : Senin, 27 Januari dan Senin, 10 Februari 2020

Tempat Pembelajaran : Ruang kelas 2-A dan Mushala SLB-A Pembina

Tingkat Nasional Jakarta

Aspek yang diamati Keterangan

Guru dalam melaksanakan

metode pembelajaran ibadah

shalat

Standar Kompetensi (SK) yang kedua yaitu

membiasakan shalat secara tertib. Metode yang

digunakan metode tanya jawab, metode talaqqi,

dan kontak fisik secara langsung kepada peseta

didik. Adapun penerapan metode tersebut terlihat

melalui kegiatan pembelajaran yang terdiri dari

tiga kegiatan.

Kegiatan pertama, guru menggunakan metode

tanya jawab pada saat melakukan pre-test kepada

peserta didik tentang gerakan dan bacaan shalat

yang sering peserta didik lakukan ketika shalat.

Kegiatan kedua, guru menyampaikan materi

gerakan shalat dibagi menjadi dua tahap yang

pertama teori gerakan shalat dan dilanjutkan

dengan mempraktikkannya di mushala. Teori

gerakan shalat dilakukan oleh guru dengan maksud

untuk memudahkan peserta didik ketika

melaksanakan ulangan tertulis, supaya peserta

didik dapat menjawab pertanyaan yang diberikan

dengan mudah. Adapun metode yang digunakan

Page 131: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

115

oleh guru PAI adalah metode talaqqi yakni guru

melafalkan, sementara peserta didik

mendengarkan, lalu menirukan sampai hafal.

Setelah peserta didik hafal guru meminta peserta

didik mencatatnya, apabila waktu tidak cukup guru

meminta peserta didik melanjutkannya di rumah

sebagai Pekerjaan Rumah (PR), seperti gerakan

takbiratul ihram guru melafalkan dengan bahasa

yang mudah dimengerti peserta didik, adapun

penglafalan takbiratul ihram sebagai berikut:

Mengangkat kedua tangan sejajar dengan telingan,

ujung-ujung jari kedua tangan keatas dan kedua

telapak tangan menghadap kiblat (untuk laki-laki)

adapaun untuk perempuan mengangkat kedua

tangan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu

lebar, merapatkan kedua lengan di kedua sisi

tubuh. Sambil membaca “Allahu Akbar”

Lalu peserta didik mendengarkannya, setelah

itu peserta didik diminta untuk melafalkannya

secara bersamaan dan bergantian. Apabila pada

saat melafalkannya peserta didik mengalami

kesalahan, guru langsung membenarkannya

dengan penglafalan yang benar. Cara ini sama

digunakan untuk teori gerakan shalat lainnya

sampai dengan salam.

Kegiatan ketiga, guru mereview pembelajaran

terkait materi yang telah diajarkan dengan

memberikan post-test menggunakan metode tanya

jawab secara lisan kepada peserta didik.

Selanjutnya, guru merangkum materi yang telah

diajarkan dengan menggunakan metode ceramah,

Page 132: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

116

setelah itu guru memberitahukan pertemuan

selanjutnya yaitu mempraktikkan gerakan shalat di

mushala. Pembelajaran gerakan shalat guru

lakukan dengan kontak fisik secara langsung dan

mengulang pembelajaran teori gerakan shalat,

supaya peserta didik lebih memahami. Guru

melakukan kontak fisik secara langsung

dikarenakan guru juga memiliki hambatan yang

sama yaitu pada indra penglihatannya. Satu persatu

peserta didik diarahkan dan dibimbing oleh guru

secara bergantian. Guru meraba gerakan tangan

peserta didik apabila terjadi kesalahan atau kurang

tepat guru langsung membenarkan dengan

memberitahu gerakan yang benar seperti apa.

Adapun langkah-langkah gerakan shalat yang

diajarkan adalah sebagai berikut: peserta didik

diarahkan menghadap kiblat dan berniat di dalam

hati, takbiratul ihram sambil mengucapkan

kalimat الله اكبر, bersedekap, membaca doa iftitah,

surah al-fatihah, dan surah pendek, ruku’, iktidal,

sujud, duduk diantara dua sujud, duduk tasyahud,

dan diakhiri dengan salam.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Page 133: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

117

Hasil Observasi Pembelajaran

Nama Pengajar : Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Mata Pelajaran/Materi : Pendidikan Agama Islam/Membaca Bacaan Shalat

Kelas : 2-A

Hari/Tanggal : Rabu, 18 November 2019, Senin, 17 Februari 2020

Tempat Pembelajaran : Ruang kelas 2-A SLB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta

Aspek yang diamati Keterangan

Guru dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran ibadah

shalat

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran ibadah

shalat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis,

tes lisan, dan praktik (perbuatan). Guru

melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan

bentuk tes tertulis pada saat ulangan harian,

sedangkan untuk tes lisan guru melaksanakannya

pada saat praktik penglafalan bacaan shalat. Tes

tertulis yang digunakan yaitu dalam bentuk pilihan

ganda (multiple choice) dan isian (supply type).

Soal/tes yang digunakan peserta didik pada saat

mengerjakan ulangan tersebut menggunakan huruf

braille, namun untuk guru yang mengawas ketika

ulangan juga memegang soal dalam bentuk huruf

yang digunakan oleh orang awas. Soal tersebut

digunakan apabila ada peserta didik yang belum

lancar dalam membaca huruf braille. Peserta didik

menggunakan Reglet dan Stylus sebagai alat untuk

menulis jawaban.

Pada saat materi gerakan shalat guru

melaksanakan evaluasi pembelajaran dalam bentuk

Page 134: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

118

praktik (perbuatan), kontak fisik secara langsung

dengan peserta didik. Tes ini guru lakukan pada

akhir pembelajaran, biasanya diberikan waktu atau

jadwal untuk melakukan tes praktik. Namun,

waktu yang diberikan terkadang masih belum

cukup untuk melakukan penilaian, karena terdapat

beberapa kesulitan yang dialami.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Page 135: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

119

Hasil Observasi Pembelajaran

Nama Pengajar : Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Mata Pelajaran/Materi : Pendidikan Agama Islam/Membaca Bacaan Shalat

Kelas : 2-A

Hari/Tanggal : 10 Februari 2020

Tempat Pembelajaran : Mushala SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta

Aspek yang diamati Keterangan

Kesulitan peserta didik

tunanetra dalam mengikuti

pembelajaran ibadah shalat

Keterbatasan yang dimiliki oleh peserta didik

tunanetra membuat peserta didik mengalami

kesulitan dalam mengikuti pembelajaran yaitu

pada perkembangan motorik.

Perkembangan motorik peserta didik tunanetra

cenderung lebih lambat dibandingkan anak normal

pada umunya. Hal ini dikarenakan dalam

perkembangan perilaku motorik diperlukan

koordinasi fungsional antara sistem persyarafan

dan otot (neuromuscular system) dan fungsi psikis

(kognitif, afektif, psikomotorik), serta kesempatan

yang diberikan oleh lingkungannya. Faktor lain

juga disebabkan karena kurangnya stimulus visual

dan ketidakmampuannya dalam menirukan orang

lain. Ketika mempelajari gerakan shalat peserta

didik tunanetra sedikit kesulitan dalam

menggerakan anggota tubuhnya sesuai dengan

gerakan yang benar. Guru juga merasa kesulitan

dalam membenarkan gerakan shalat peserta didik

tunanetra yang salah. Namun, guru terus berusaha

Page 136: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

120

mengarahkan gerakan tubuh peserta didik sesuai

dengan ketentuan supaya tidak salah pada saat

menjalankan ibadah shalat dikehidupan sehari-

hari.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

Wahyu Cahyaningsih, S.Ag

Page 137: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

121

ULANGAN PRAKTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

SEMESTER GANJILTAHUN 2019/2020

Bacalah bacaan shalat berikut ini!

1. Takbiratulihram

2. Do’a iftitah

3. Surah Al-Fatihah

4. Do’a ruku’

5. Do’a i’tidal

6. Do’a sujud

7. Do’a duduk diantara dua sujud

8. Do’a tasyahud

9. Do’a salam

Page 138: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

122

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

SEMESTER GANJIL TAHUN 2019/2020

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Hari/tanggal : ..............

I. Pilihlah huruf A, B atau C pada jawaban yang benar!

1. Bacaan takbirotul ihrom adalah …

a. Alhamdu lillah

b. Allahu akbar

c. Allahush shomad

2. Salah satu bacaan shalat yang wajib dibaca ketika melaksanakan shalat

adalah …

a. Surat Al-Fatihah

b. Surat Al-Kafiruun

c. Surat Al-Qiyamah

3. Subhanakallahumma robbanaa wabihamdika …..

a. Allahumma inni

b. Allahummaghfirlii

c. Allahumma anta

4. Robbanaa walakalhamdu mil’ussamawaati wamil ulardhi wamil

umasyi’ta min syain ba’du adalah bacaan doa …..

a. Iftitah

b. Ruku’

c. I’tidal

Page 139: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

123

5. Termasuk ke dalam bacaan do’a duduk diantara dua sujud adalah …..

a. Robbighfirlii warhramnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii

wa’aafinii wa’fu annii

b. Robbighfirlii waliwaalidayya warhamhumma kamaa robbayani

shoghiro

c. Robbanaa aatinaa fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqinaa

adzabannar

6. Pada saat kita melaksanakan sholat, bacaan dua kalimat syahadat

dibaca ketika membaca doa...

a. Iftitah

b. Tasyahud

c. Ruku’

7. Bacaan salam di dalam shalat dibaca ….. kali

a. Satu

b. Dua

c. Tiga

II. Isilah titik titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Allahu akbar artinya …

2. Pada saat sholat, doa iftitah dibaca ….. surat Al-Fatihah

3. Membaca surah Al-Fatihah di dalam shalat hukumnya …..

4. Setelah membaca surah Al-Fatihah disunahkan membaca …..

5. Pada saat melaksanakan sholat subuh, surat Al-Fatihah dibaca ….. kali

6. Bacaan doa sujud dibaca ….. kali setiap rokaatnya

7. Bacaan sholawat kepada nabi pada saat sholat terdapat dalam do’a …..

Page 140: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

124

ULANGAN PRAKTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

SEMESTER GENAP TAHUN 2019/2020

Lakukanlah gerakan shalat berikut ini!

1. Takbiratulihram

2. Bersedekap

3. Ruku’

4. I’tidal

5. Sujud

6. Duduk diantara dua sujud

7. Duduk tasyahud akhir

8. Salam

Page 141: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

125

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

SEMESTER GENAP TAHUN 2019/2020

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Hari/tanggal : ..............

I. Pilihlah huruf A, B atau C pada jawaban yang benar!

1. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga, ujung-ujung kedua

jari ke atas, kedua telapak tangan menghadap kiblat sambil

mengucapakan Allahu akbar, adalah gerakan...

a. Bersedekap

b. Takbiratul ihram

c. Sujud

2. Gerakan bersedekap adalah...

a. Meletakan kedua tangan di atas dada, tangan kanan memegang

tangan kiri

b. Meletakan kedua tangan di atas dada, tangan kiri memegang

tangan kanan

c. Meletakan kedua tangan di atas dada, kedua telapak tangan

mengepal

3. Berikut ini yang bukan termasuk ke dalam gerakan ruku’ adalah...

a. Membungkukan badan, kedua tangan memegang kedua lutut

b. Membungkukan badan, kedua tangan memegang kedua lutut

kepala tunduk sejajar dengan punggung

c. Membungkukan badan, kedua tangan memegang kedua bahu

Page 142: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

126

4. Bangun dari ruku’ adalah gerakan...

a. Takbiratulihram

b. Salam

c. Duduk iftirasy

5. Duduk diantara dua sujud disebut juga duduk...

a. Tawaruk

b. Iftirasy

c. Santai

6. Jumlah anggota tubuh yang harus menyentuh lantai pada saat sedang

sujud adalah...

a. Tujuh

b. Enam

c. Lima

7. Duduk tawaruk adalah duduk...

a. Diantara dua sujud

b. Iftirasy

c. Tasyahud akhir

8. Menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucap salam adalah gerakan...

a. Salam

b. Sujud

c. Bersedekap

Page 143: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

127

II. Isilah titik titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Gerakan takbiratulihram adalah mengangkat kedua tangan sejajar

dengan….., ujung-ujung kedua jari ke atas, kedua telapak tangan

menghadap kiblat

2. Gerakan takbiratulihram dibarengi dengan membaca …..

3. Meletakan kedua tangan di atas dada, tangan kanan memegang tangan

kiri disebut gerakan ....

4. Membungkukan badan, kedua tangan memegang kedua lutut kepala

tunduk sejajar dengan punggung disebut gerakan …..

5. Bangun dari ruku’ adalah gerakan …..

6. Duduk diantara dua sujud disebut juga duduk …..

7. Jumlah anggota tubuh yang harus menyentuh lantai pada saat sedang

sujud adalah …..

8. Duduk tawaruk adalah duduk …..

9. Menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan salam adalah

gerakan …..

Page 144: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

128

Lampiran 10

Page 145: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

129

Page 146: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

130

Lampiran 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : II/I

Standar Kompetensi : 5. Menghafal bacaan shalat

Kompetensi Dasar : 5.1 Melafalkan bacaan shalat

5.2 Menghafal bacaan shalat

Alokasi Waktu : 3 X 30 menit (1 X Pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat melafalkan bacaan shalat dengan

benar

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa

hormat dan perhatian (Respect), Tekun

(Diligence), Tanggung jawab (Responsibility),

Berani (Courage), Ketulusan (Honesty), Integritas

(Integrity), Peduli (Caring), dan Jujur (Fairnes).

Materi Pembelajaran : Bacaan shalat

Metode Pembelajaran : Siswa melafalkan bacaan shalat secara klasikal,

kelompok dan individu mengikuti bacaan guru

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

Pembahasan singkat pengalaman siswa tentang pengalaman

pelajaran yang lalu

Memperkenalkan pokok-pokok bahan ajaran yang akan dipelajari

Page 147: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

131

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Siswa melafalkan bacaan shalat secara klasikal mengikuti

bacaan guru

Elaborasi

dalam kegiatan elaborasi, guru:

Siswa melafalkan bacaan shalat secara kelompok

Siswa melafalkan bacaan shalat secara individu

Konfirmasi

dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah

pahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang bacaan-

bacaan shalat

Alat/Sumber Belajar:

1. Lafal bacaan shalat pada karton atau papan

2. Gambar peraga gerakan shalat

3. Buku tata cara shalat

4. Buku Pendidikan Agama Islam

5. Pengalaman guru

6. Lingkungan sekitar

Page 148: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

132

Penilaian

Format Kriteria Penilaian

1. Hasil Diskusi

No Aspek Kriteria Skor

1 Konsep Semua benar

Sebagian

besar benar

Sebagian

kecil benar

Semua salah

4

3

2

1

Indikator

Pencapaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Instrumen/Soal

Melafalkan

bacaan shalat

dengan benar

(takbiratul

ihram, doa

iftitah, doa

rukuk, iktidal,

sujud, duduk

diantara dua

sujud, tasyahud

awal dan akhir,

serta salam)

Tanya

jawab

secara lisan

dan tertulis

Pelafalan

Pilihan ganda

Essay

Jawaban singkat

1. Lafalkan bacaan shalat satu

persatu!

2. Subhanakallahumma robbanaa

wabihamdika…

d. Allahumma inni

e. Allahummaghfirlii

f. Allahumma anta

3. Allahu akbar artinya…

4. Setelah membaca surah Al-

Fatihah, disunnahkan

membaca…

5. Pada saat melaksanakan shalat

subuh, surat Al-Fatihah

dibaca ….. kali

Page 149: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

133

2. Performansi

No Aspek Kriteria Skor

1 Kerjasama Bekerjasama

Kadang-kadang

kerjasama

Tidak bekerjasama

4

2

1

2 Partisipasi Aktif berpartisipasi

Kadang-kadang aktif

Tidak aktif

4

2

1

3. Lembar Penilaian

No Nama

Siswa

Performan Hasil

Diskusi

Jumlah

Skor Nilai

Kerjasama Partisipasi

1

2

3

CATATAN:

Nilai = (Jumlah skor : Jumlah skor maksimal) X 10

Untuk siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka

diadakan Remedial

Page 150: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

134

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : II/II

Standar Kompetensi : 9. Membiasakan shalat secara tertib

Kompetensi Dasar : 9.1 Mencotohkan gerakan shalat

9.2 Mempraktikkan shalat secara tertib

(keserasian antara gerakan dan bacaan

shalat)

Alokasi Waktu : 6 X 30 menit (2 X Pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu mempraktikkan gerakan shalat

dengan benar dan berurutan

2. Siswa mampu mempraktikkan keserasian

gerakan dan bacaan shalat dengan benar dan

berurutan

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa

hormat dan perhatian (Respect), Tekun

(Diligence), Tanggung jawab (Responsibility),

Berani (Courage), Ketulusan (Honesty), Integritas

(Integrity), Peduli (Caring), dan Jujur (Fairnes).

Materi Pembelajaran : Keserasian antara gerakan dan bacaan shalat

Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih mempraktikkan gerakan shalat

dengan kontak fisik secara langsung kepada

guru

2. Siswa mempraktikkan keserasian antara gerakan

dan bacaan shalat

Page 151: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

135

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

Mengkorelasikan pelajaran yang telah di dapat tentang masalah

shalat dengan bahan ajar kesertasian gerak dan bacaan shalat

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang

bahan ajar yang disampaikan

Elaborasi

dalam kegiatan elaborasi, guru:

Siswa mempraktikkan gerakan-gerakan shalat secara

klasikal dan berkelompok

Siswa mempraktikkan keserasian antara gerakan dan

bacaan shalat secara klasikal dan berkelompok

Konfirmasi

dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah

pahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

Guru memberikan tugas siswa untuk mengerjakan latihan dan

ditulis di buku tugas

Page 152: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

136

Alat/Sumber Belajar:

1. Lafal bacaan shalat di kantor

2. Gambar peraga shalat

3. Buku tata cara shalat

4. Buku Pendidikan Agama Islam

5. Pengalaman guru

6. Kaset dan CD tentang bacaan dan gerakan shalat

Penilaian

Indikator

Pencapaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Instrumen/Soal

Melafalkan

bacaan dan

gerakan

dengan benar

Tes tertulis Pilihan ganda

1. Mengangkat kedua tangan sejajar

dengan telinga, ujung-ujung

kedua jari ke atas, kedua telapak

tangan menghadap kiblat sambil

mengucapakan Allahu akbar,

adalah gerakan...

d. Bersedekap

e. Takbiratul ihram

f. Sujud

2. Jumlah anggota tubuh yang

harus menyentuh lantai pada saat

sedang sujud adalah...

d. Tujuh

e. Enam

f. Lima

Page 153: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

137

Format Kriteria Penilaian

1. Hasil Diskusi

No Aspek Kriteria Skor

1 Konsep Semua benar

Sebagian

besar benar

Sebagian

kecil benar

Semua salah

4

3

2

1

2. Performansi

No Aspek Kriteria Skor

1 Kerjasama Bekerjasama

Kadang-kadang

kerjasama

Tidak bekerjasama

4

2

1

2 Partisipasi Aktif berpartisipasi

Kadang-kadang aktif

Tidak aktif

4

2

1

Jawaban singkat

3. Gerakan takbiratulihram

dibarengi dengan membaca…

4. Bangun Bangun dari ruku’

adalah gerakan…..

5. Menoleh ke kanan dan ke kiri

sambil mengucapkan salam

adalah gerakan …..

Page 154: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

138

3. Lembar Penilaian

No Nama

Siswa

Performan Hasil

Diskusi

Jumlah

Skor Nilai

Kerjasama Partisipasi

1

2

3

Page 155: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

139

Lampiran 12

Page 156: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

140

Page 157: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

141

Page 158: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

142

Page 159: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

143

Lampiran 13

Page 160: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

144

Lampiran 14

Page 161: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

145

Page 162: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

146

Page 163: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

147

Page 164: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

148

Page 165: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

149

Page 166: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

150

Page 167: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

151

Page 168: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

152

Lampiran 15

Page 169: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

153

Lampiran 16

Page 170: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

154

Page 171: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

155

Page 172: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

156

Page 173: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

157

Page 174: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

158

Page 175: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

159

Page 176: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

160

Page 177: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

161

Page 178: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

162

Page 179: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

163

Page 180: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

164

Page 181: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

165

Page 182: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

166

Page 183: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IBADAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51023...vi ABSTRAK Putri Komala (NIM. 11160110000007). Penerapan Metode Pembelajaran Ibadah

167

Lampiran 17

BIODATA PENULIS

Putri Komala, lahir di Jakarta, 26 Desember 1998.

Penulis tinggal di Provinsi DKI Jakarta tepatnya

di Jakarta Barat. Penulis memulai pendidikan di

TPA Nurul Huda pada tahun 2003. Kemudian

melanjutkan ke tingkat Sekolah Dasar pada tahun

2004 di SDN Meruya Utara 06 Petang. Setelah

lulus dari SD penulis melanjutkan pendidikannya

ke tingkat Sekolah Menengah Pertama pada tahun

2010 di SMPN 215 Jakarta dan Sekolah

Menengah Atas pada tahun 2013 di SMAN 57 Jakarta. Setelah lulus SMA penulis

melanjutkan berkuliah S1 pada tahun 2016 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta mengambil Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Selama mengikuti masa perkuliahan

penulis aktif mengikuti beberapa organisasi di kampus, diantaranya HMJ

Pendidikan Agama Islam dan DEMA-FITK. Selain itu penulis turut serta ikut

berpartisipasi membantu program beasiswa yang penulis terima yaitu KJMU.