kuliah ibadah

11
BAB 1 :FIQH IBADAH 1. Pengertian Ibadah Pengertian Ibadah ( ةد ا ) secara bahasa mempunyai arti : 1. Taat, ( تط ا ) 2. Tunduk, ( عضو  ) 3. Hina ( لذ ا ) 4. Pengabdian. ( كس ا ) Atau dengan kata lain, Ibadah adalah “mendekatkan diri kepada Allah swt. dengan penuh ketaatan, ketundukan dan pengabdian”. Pengertian Ibadah menurut istilah para ulama : a) Menurut ulama Tauhid, Ibadah adalah meng-Esa-kan Allah, mengagungkan- Nya dengan sepenuh keagungan serta menghinakan diri dan menundukkan  jiwa kepada-Nya (menyembah hanya kepada Allah). b) Menurut ulama Akhlaq, Ibadah adalah mengerjakan semua ketaatan badaniyah dan menyelenggarakan semua syari’at (hukum).  c) Menurut ulama Tasawuf, Ibadah adalah Pekerjaan seorang mukallaf yang berlawanan dengan keinginan nafsunya, untuk mengagungkan Tuhannya. d) Menurut ulama ahli Fiqh, Ibadah adalah segala ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridloan Allah dan mengharap pahala-Nya di akherat. Adapun menurut Muhammadiyah, pengertian Ibadah adalah Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta mengamalkan apa saja yang diperkenankan oleh-Nya”. (HPT, hlm. 276). Dalam hal ini, Ibadah itu ada yang umum dan ada yang khusus : a. Yang umum adalah segala amalan yang diizinkan Allah. b. Yang Khusus adalah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian- perinciannya, tingkah laku dan cara-caranya yang tertentu. Dengan demikian, Ibadah meliputi semua yang disukai dan diridhai Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik yang terang maupun tersembunyi. 2. Hakekat Ibadah Hakekat Ibadah : adalah “Tunduknya jiwa yang timbul karena perasaan cinta akan Tuhannya yang Maha disembah dan merasakan kebesaran-Nya, karena beri’tikad bahwa sesungguhnya alam ada penguasanya yang akal tidak dapat mengetahui hakekatnya”.  Jadi, Ibadah adalah Tujuan Hidup Manusia. Ibadah adalah tujuan dijadikannya jin, manusia dan makhluk lainnya. Allah berfirman dalam surat adz-Dzariyat : 56, : “

Upload: irkham-auliya

Post on 17-Oct-2015

97 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kuliah ibadah by Dosen Al Islam dan Kemuhamadiyahan- Bapak A. Sulaiman Tarmudji

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 KULIAH IBADAH

    1/10

    BAB 1 :FIQH IBADAH

    1. Pengertian IbadahPengertian Ibadah ( : ) secara bahasa mempunyai arti1. Taat, ( ) ,) 2. Tunduk ) ) 3. Hina ) 4. Pengabdian. ( )Atau dengan kata lain, Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah swt.

    dengan penuh ketaatan, ketundukan dan pengabdian.

    Pengertian Ibadah menurut istilah para ulama :

    a) Menurut ulama Tauhid, Ibadah adalah meng-Esa-kan Allah, mengagungkan-Nya dengan sepenuh keagungan serta menghinakan diri dan menundukkan

    jiwa kepada-Nya (menyembah hanya kepada Allah).

    b) Menurut ulama Akhlaq, Ibadah adalah mengerjakan semua ketaatanbadaniyah dan menyelenggarakan semua syariat (hukum).

    c) Menurut ulama Tasawuf, Ibadah adalah Pekerjaan seorang mukallaf yangberlawanan dengan keinginan nafsunya, untuk mengagungkan Tuhannya.

    d) Menurut ulama ahli Fiqh, Ibadah adalah segala ketaatan yang dikerjakan untukmencapai keridloan Allah dan mengharap pahala-Nya di akherat.

    Adapun menurut Muhammadiyah, pengertian Ibadah adalah Mendekatkan diri

    kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya

    serta mengamalkan apa saja yang diperkenankan oleh-Nya. (HPT, hlm. 276).

    Dalam hal ini, Ibadah itu ada yang umum dan ada yang khusus :

    a. Yang umum adalah segala amalan yang diizinkan Allah.b. Yang Khusus adalah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-

    perinciannya, tingkah laku dan cara-caranya yang tertentu.

    Dengan demikian, Ibadah meliputi semua yang disukai dan diridhai Allah, baik

    berupa perkataan maupun perbuatan, baik yang terang maupun tersembunyi.

    2. Hakekat IbadahHakekat Ibadah : adalah Tunduknya jiwa yang timbul karena perasaan cinta akan

    Tuhannya yang Maha disembah dan merasakan kebesaran-Nya, karena beritikadbahwa sesungguhnya alam ada penguasanya yang akal tidak dapat mengetahui

    hakekatnya.

    Jadi, Ibadah adalah Tujuan Hidup Manusia. Ibadah adalah tujuan dijadikannya jin,

    manusia dan makhluk lainnya. Allah berfirman dalam surat adz-Dzariyat : 56, :

  • 5/27/2018 KULIAH IBADAH

    2/10

    dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi

    kepada-Ku.

    Abul Ala al-Maududi memberikan penjelasan yang sangat gamblang di dalam

    buku Dasar-Dasar Islammengenai hakekat ibadah itu. Beliau menuliskan:

    Hakekat Ibadah ialah bahwa anda mengikuti aturan dan hukum Tuhan dalam

    hidup anda, dalam setiap langkah dan setiap keadaan, dan melepaskan diri anda

    dari ikatan setiap hukum yang bertentangan dengan hukum Allah. Setiap gerakan

    yang anda lakukan haruslah selaras dengan garis-garis yang telah ditentukan Allah

    bagi anda. Setiap tindakan anda harus sesuai dengan cara yang telah ditentukan

    Allah. Dengan demikian, maka hidup yang anda lakukan dengan cara demikian

    inilah yang disebut 'ibadat. Dalam hidup yang demikian, maka tidur anda, bangun

    anda, makan dan minum anda, bahkan berjalan dan berbicara anda, semuanya

    adalah 'ibadat.

    Pekerjaan-pekerjaan anda yang umumnya anda sebut sebagai pekerjaan yang

    bersifat duniawi, sesungguhnya semuanya adalah pekerjaan-pekerjaan

    keagamaan dan 'ibadah, asalkan dalam mengerjakannya anda menjaga diri pada

    batas-batas yang telah ditentukan Allah, dan dalam setiap langkah selalu

    memperhatikan apa yang diperbolehkan Allah dan apa yang dilarangNya, apa

    yang halal dan apa yang haram, apa yang diwajibkan dan apa yang dilarang,

    perbuatan dan tindakan apa yang membuat Allah suka kepada anda dan

    perbuatan serta tindakan mana yang membuatNya tidak senang terhadap anda.

    3. Jenis-jenis IbadahDitinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan

    bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya, yaitu Ibadah

    Mahdhah, dan Ibadah Ghairu Mahdhah.

    1. Ibadah Mahdhah, artinya penghambaan yang murni hanya merupakanhubungan antara hamba dengan Allah secara langsung. Ibadah bentuk ini

    memiliki 4 prinsip:

    a) Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quranmaupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan

    oleh akal atau logika keberadaannya.

    b) Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutusrasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh: Shalat dan haji adalah ibadah

    mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda: . Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat.

    Ambillah dari padaku tatacara hajimuc) Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal)artinya ibadah bentuk ini

    bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu,

    akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah

    tasyri. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya,

  • 5/27/2018 KULIAH IBADAH

    3/10

    keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan

    ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syariat, atau tidak. Atas dasar ini,

    maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.

    d) Azasnya taat, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah iniadalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang

    diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan

    kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus

    Rasul adalah untuk dipatuhi. Adapun jenis ibadah yang termasuk ibadah

    mahdhah, adalah : Wudhu, Mandi Janabah dan Tayamum, Adzan dan Iqomah,

    Shalat, Membaca al-Quran, Itikaf, Shiyam atau Puasa, Haji dan Umrah, Tajhiz

    al- Janazah

    Rumusan Ibadah Mahdhah adalah KA + SS (Karena Allah + Sesuai Syariat)

    Hikmah Ibadah Mahdhah

    Pokok dari semua ajaran Islam adalah Tawhiedul ilaah (KeEsaan Allah) , dan

    ibadah mahdhahitu salah satu sasarannya adalah untuk mengekpresikan ke

    Esaan Allah itu, sehingga dalam pelaksanaannya diwujudkan dengan:

    1.Tawhiedul wijhah(menyatukan arah pandang). Shalat semuanya harusmenghadap ke arah kabah, itu bukan menyembah Kabah, dia adalah batu

    tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi madharat, tetapi syarat sah

    shalat menghadap ke sana untuk menyatukan arah pandang, sebagai

    perwujudan Allah yang diibadati itu Esa. Di mana pun orang shalat ke arah

    sanalah kiblatnya (QS. 2: 144).

    2.Tawhiedul harakah(Kesatuan gerak). Semua orang yang shalat gerakanpokoknya sama, terdiri dari berdiri, membungkuk (ruku), sujud dan duduk.

    Demikian halnya ketika thawafdan sai, arah putaran dan gerakannya sama,

    sebagai perwujudan Allah yang diibadati hanya satu.

    3.Tawhiedul lughah(Kesatuan ungkapan atau bahasa). Karena Allah yangdisembah (diibadati) itu satu maka bahasa yang dipakai mengungkapkan

    ibadah kepadanya hanya satu yakni bacaan shalat, tak peduli bahasa ibunya

    apa, apakah dia mengerti atau tidak, harus satu bahasa, demikian juga

    membaca al-Quran, dari sejak turunnya hingga kini al-Quran adalah bahasa al-

    Quran yang membaca terjemahannya bukan membaca al-Quran.

    2. Ibadah Ghairu Mahdhah, (tidak murni semata hubungan dgn Allah) yaitu

    ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan

    hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya. Prinsip-prinsip

    dalam ibadah ini, ada 4 macam:

  • 5/27/2018 KULIAH IBADAH

    4/10

    1. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. SelamaAllah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh

    diselenggarakan.

    2. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanyadalam ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah bidah, atau jika ada yang

    menyebutnya, segala hal yang tidak dikerjakan rasul bidah, maka bidah-

    nya disebut bidah hasanah, sedangkan dalam ibadah mahdhahdisebut

    bidah dhalalah.

    3. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya,manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika,

    Sehingga jika menurut logika sehat, hal itu buruk, merugikan, dan

    madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.

    4. Azasnya Manfaat, selama itu bermanfaat, maka selama itu bolehdilakukan.

    Rumusan Ibadah Ghairu Mahdhah BB + KA (Berbuat Baik + Karena Allah)

  • 5/27/2018 KULIAH IBADAH

    5/10

    BAB 2 : THAHARAH

    A. PendahuluanDalam hukum Islam, Thaharah (bersuci) dengan segala seluk beluknya termasuk

    bagian ilmu dan amalan ibadah yang sangat penting. Karena di antara syarat-syaratsahnya shalat ialah orang harus dalam keadaan suci dari hadats dan juga juga suci

    badan, pakaian, dan tempat shalat dari najis. Sementara shalat adalah tiang agama

    dalam Islam.

    Dalam hukum Islam, kata-kata thaharah adakalanya dipakai dalam arti yang

    sesungguhnya (dzati atau aini), misalnya bersuci dengan air. Dan adakalanya dipakai

    dalam arti hukmi atau syari, misalnya bersuci dengan memakai debu (tayamum)

    1. Pengertian ThaharahThaharah ialah aktivitas-aktivitas tertentu sebagaimana diatur syara guna

    mensucikan diri dari hadats, dan juga mensucikan badan, pakaian dan tempat

    shalat dari najis.

    2. Dasar ThaharahLandasan disyariatkannya thaharah adalah :

    Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan

    menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Qs. Al-Baqarah : 222)

    3. Fungsi ThaharahFungsi Thaharah adalah untuk memenuhi syarat sahnya shalat dan untuk

    menyempurnakan ibadah, sebab orang yang shalat tanpa bersuci maka shalatnya

    tidak sah.

    Dalam hal ini, Rasulullah saw. bersabda : ) ( Allah tidak akan menerima shalat tanpa bersuci (HR. Jamaah ahli Hadits kecuali

    Imam Bukhari)

    Allah tidak akan menerima shalat salah seorang diantara kamu yang berhadats sehingga ia berwudlu (HR. Bukhari, Muslim, dan

    Abu Dawud, serta Tirmidzi).

    4. Alat ThaharahAlat Thaharah telah ditetapkan syara hanya ada tiga macam, yaitu : (1) Air, (2)Debu, (3) Batu.

    1. AIR

    Air adalah alat bersuci yang paling besar peranannya dalam bab thaharah ini.

    Namun demikian tidak semua jenis air sah untuk bersuci. Untuk lebih jelasnya

    perhatikan pembagian air berikut ini :

    1. Air Mutlak (air yang suci dan mensucikan)

  • 5/27/2018 KULIAH IBADAH

    6/10

    Air yang termasuk jenis ini, adalah :

    a. Air alam yang masih murni. seperti : air hujan, air salju, dan air embun,termasuk juga air yang keluar dari mata air. Air jenis ini suci dan

    mensucikan.

    dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk

    mensucikan kamu dengan hujan itu (Qs. Al-Anfal : 11)

    )( ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air,

    salju dan air embun (HR. jamaah ahli Hadits kecuali Tirmidzi)

    b. Air LautAir laut juga dihukumi suci dan mensucikan, bahkan bangkai binatang laut pun

    halal dimakan.

    Hadits Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki bertanya

    kepada Rasulullah saw. : Wahai Rasul, kami biasa berlayar di lautan dan

    hanya membawa bekal air sedikit. Jika air itu kami pakai untuk berwudlu,

    maka kamim akan kehausan. Bolehkah kami berwudlu dengan air laut ?.

    Beliau menjawab:

    ) ) Laut itu airnya suci dan bangkainya halal dimakan (HR. Lima Ahli

    Hadits)

    c. Air danau atau TelagaAir jenis ini termasuk air yang suci dan mensucikan. Berdasarkan riwayat Ali

    r.a, bahwa Rasulullah saw. meminta air dari sumber telaga zam zam,

    diminumnya sedikit lalu dipakai buat berwudlu (HR. Ahmad)

    d. Air Kolam, air sungai, dan air dalam genangan yang cukup besar.Air jenis ini termasuk air yang suci dan mensucikan. Alasannya hadits

    berikut ini :

    Dari Abu Said al-Khudhry r.a, telah bersabda Rasulullah saw. : Air itu

    pada dasarnya suci, ia kedap najis (HR. Tiga Ahli Hadits).

    Dari Ibnu Umar r.a, : bahwa Rasulullah saw. bersabda : Apabila air itu

    sebanyak dua kullah atau lebih, maka ia kedap najis (HR. Empat Ahli

    Hadits)

    2. Air Mustamal (air yang sudah terpakai)Air mustamal ini juga termasuk air yang suci dan mensucikan sebagaimana air

    mutlak, dan hukumnya sah untuk bersuci (mandi/wudlu).

    Dasarnya hadits Jabir bin Abdillah, bahwa pada suatu hari Rasulullah saw.

    menjenguk aku waktu sakit dan tidak sadarkan diri, maka Rasulullah saw.

  • 5/27/2018 KULIAH IBADAH

    7/10

    berwudlu lalu menuangkan (sisa) air wudlunya kepada-ku (HR. Bukhari

    Muslim).

    Ibnu Abbas r.a, menerangkan bahwa Nabi saw. pernah mandi dengan sisa air

    yang dipakai isterinya, Maimunah (HR. Ahmad dan Muslim)

    3. Air suci yang tidak mensucikanAir jenis ini banyak sekali macamnya. Misalnya air teh, air kopi, air kelapa, dan

    sebagainya. Air semacam ini tidak bisa dipakai bersuci meskipun zatnya

    tergolong suci.

    4. Air Munajjis (air yang tercampur dengan najis)

    Air Munajjis (Air yang tercampur dengan najis). Air ini bila dalam jumlah

    sedikit, maka jelas tidak dapat digunakan untuk bersuci. Karena ia sendiri

    tidak suci. Akan tetapi jika air ini dalam jumlah besar dan mengalir, maka airdapat dihukumi sebagai air yang dapat digunakan untuk bersuci, karena air itu

    tidak dapat dirubah oleh najis tersebut, dan tetap suci.

    B. Sebab-sebab dan Macam Thaharah1) Masalah Hadats dan Najisa. Pengertian Hadats.

    Hadats adalah suatu kejadian dan keadaaan yang mengenai pribadi muslim,

    sehingga menyebabkan rusaknya kesucian dirinya, yang mengakibatkanbatalnya shalat atau thawaf.

    Menurut para ahli Fiqh, hal yang menyebabkan seseorang dihukumi

    berhadats, ada dua macam, yaitu :

    1. Hadats Besar, seperti : mengeluarkan sperma (mani), melakukan hubungan

    kelamin (jima/coitus), haid dan nifas.

    2. Hadats Kecil, seperti : mengeluarkan sesuatu dari qubul dan dubur

    (BAK/BAB), mengeluarkan madzi dan wadi, menyentuh kemaluan tanpa

    memakai alas, dan tidur nyenyak dengan posisi terlentang.

    Hal-hal yang dilarang bagi yang berhadats

    1) Bagi yang berhadats kecil, maka dilarang melakukan shalat dan thawaf.2) Bagi yang berhadats besar, maka dilarang :

    a. Melakukan Shalat

    b. Melakukan Thawaf

    c. Berdiam diri (Itikaf) di Masjid

    d. Menyentuh Mushaf al-Quran dan membacanya.

    b. Pengertian Najis

    Najis adalah sesuatu yang dipandang kotor oleh syara, dan menghalangikesucian seseorang dalam melakukan ibadah.

    Adapun benda-benda yang termasuk najis :a. Tinja atau kotoran

    b. Air Kencing

  • 5/27/2018 KULIAH IBADAH

    8/10

    c. Madzi dan Wadi

    d. Darah (Haid dan Nifas)

    e. Air Liur Anjing

    f. Bangkai

    Najis dan Cara membersihkan Najis

    Jenis Najis, berdasarkan macam cara menghilangkannya ada 3, yaitu :

    1) Najis Mukhoffafah (najis ringan),

    yaitu najis yang cara menghilangkannya cukup dengan memercikkan air ke

    tempat yang terkena najis (tidak harus dicuci). Najis yang masuk kategori ini

    adalah :

    a) Kencing anak laki-laki yang belum memakan makanan lain sebagai makananpokok selain ASI (Air Susu Ibu).Kencing anak kecil laki-laki (yang belum makan selain ASI) cukup dipercikkan,

    sedangkan kencing anak perempuan harus dicuci (H.R Ibnu Majah)

    b) Madzi : cairan tipis dan lengket yang keluar dari kemaluan karenabangkitnya syahwat. Sahl bin Hunaif pernah bertanya kepada Rasulullah saw :

    Bagaimana dengan pakaian yang terkena madzi? Nabi menjawab :

    Cukup engkau mengambil seciduk air dengan tangan lalu percikkan di bagian

    pakaian yang terkena madzi (H.R Abu Dawud, atTirmidzi)

    2) Najis Mutawassithoh (najis pertengahan), yaitu najis yang cara

    menghilangkannya dengan cara mencuci dengan air (atau media lain) sampai

    hilang najis tersebut. Najis yang masuk kategori ini adalah:

    a. Kencing dan kotoran manusia (selain anak kecil laki yang hanya makan ASI).b. Kencing dan kotoran hewan tertentu yang terdpt dalil kenajisannya.c. Wadi, cairan yang keluar mengiringi kencing karena keletihan.d. Darah haidh dan nifas.e. Bangkai : binatang yang mati tidak melalui penyembelihan syari.f. Babi, (Q.S al-Anaam:145)3) Najis Mugholladzhoh (najis berat), yaitu najis yang cara menghilangkannya

    adalah dengan mencuci bagian yang terkena najis 7 kali dan salah satunya dengan

    tanah. Najis ini adalah najisnya jilatan anjing.

    Menyucikan bejana yang dijilat anjing.

    Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullahshallallahu alaihi

    wa sallam bersabda,

    Cara menyucikan bejana di antara kalian apabila dijilat anjing adalah

    dicuci sebanyak tujuh kali dan awalnya dengan tanah.

    Macam-macam Thaharah

    1. Wudhu

  • 5/27/2018 KULIAH IBADAH

    9/10

    adalah bersuci dengan menggunakan air, mengenai wajah, kedua tangan

    sampai siku, mengusap kepala dan membasuh kaki sampai mata kaki.

    2. Dasar untuk melaksanakan wudhu .... wahai orang-oranhg yang beriman, apabila kamu hendak mendirikan shalat,

    maka basuhlah wajahmu dan kedua tanganmu sampai siku, serta usaplah

    kepalamu dan basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki (Qs. Al-maidah : 5

    Tata cara Berwudlu

    1) Niat ikhlas karena Allah, seraya membaca basmalah2) Mencuci kedua telapak tangan tiga kali3) Berkumur, menghisap air ke hidung dan menyemburkannya tiga kali4) Membasuh wajah tiga kali5) Membasuh tangan kanan sampai siku tiga kali, dilanjutkan tangan kiri sampai

    siku tiga kali

    6) Mengusap kepala dan telinga7) Membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, dilanjutkan kaki kiri sampai

    mata kaki tiga kali.

    8) Membaca doa : Mandi

    Adalah salah satu cara bersuci untuk menghilangkan atau mensucikan hadats

    besar atau untuk keperluan-keperluan lain yang telah disyariatkan dalam

    ajaran Islam.

    2. Dasar untuk melaksanakan mandi

    ... dan jika kamu dalam keadaan junub, maka mandilah kamu . (Qs. Al-

    Maidah : 6)

    3. Sebab-sebab diwajibkan Mandi

    a. mengeluarkan air mani (sperma)b. melakukan hubungan kelamin (jima/coitus)

    c. mengeluarkan darah haid atau darah nifas

    d. menghadiri shalat jumat.

    Tata cara Mandi

    1) Niat ikhlas karena Allah, disertai dengan membaca basmalah2) Membersihkan kemaluan3) Berwudlu4) Menyiram dan membasuh serta menyela-nyelai rambut (dianjurkan dengan

    memakai wangi-wangian seperti shampoo)

    5) Menuangkan air ke atas kepala tiga kali6) Membasuh dan menggosok seluruh badan7) Mencuci kedua kaki sampai mata kaki tiga kali8) Membaca doa, seperti dalam wudlu

    Tayamum

  • 5/27/2018 KULIAH IBADAH

    10/10

    Adalah cara bersuci dalam keadaan darurat karena adanya halangan untuk

    berwudhu atau mandi.

    Adapun dasar melakukan tayamum adalah :........ sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah dengan debu

    yang suci .

    Alasan melakukan tayamum, adalah :

    1) Tidak mendapatkan air2) Karena sakit atau berhalangan menggunakan air, atau dikhawatirkan terkena

    madharat jika terkena air.

    Tata cara Tayamum

    1) Niat ikhlas karena Allah, disertai membaca basmalah.2) Meletakkan kedua telapak tangan pada debu atau pasir.3) Mengusapkan debu yang ada di kedua telapak tangan tersebut pada wajah

    dan kedua tangannya.

    4) Berdoa seperti dalam wudhu