penerapan metode economic order quantity ...i penerapan metode economic order quantity (eoq) dalam...

86
i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM, KABUPATEN BREBES LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Oleh : PRASETYO NIM : 16.202.0214 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2011

Upload: others

Post on 18-Dec-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

i

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

(EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR

SRIKANDI, SALEM, KABUPATEN BREBES

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh : PRASETYO

NIM : 16.202.0214

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2011

Page 2: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

ii

PENERAPAN METODE ECONOMICORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN

BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM, KABUPATEN BREBES

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana S1 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun Oleh : PRASETYO 16.202.0214

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2011

Page 3: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKU PADA

PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM ,KABUPATEN BREBES

Tugas akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat

menyelesaikan Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Jurusan Teknik

Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Hari : Tanggal :

Disusun Oleh :

Nama : Prasetyo NIM : 162020214 Pembimbing I Pembimbing II Novi Marlyana,ST ,MT Akhmad Syakhroni,ST ,M.Eng

Mengetahui,

An. Dekan Fakultas Teknologi Industri Unissula

Ka. Program Studi Teknik Industri

Irwan Sukendar, ST, MT

Page 4: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Laporan Tugas Akhir Dengan judul “PENERAPAN METODE ECONOMIC

ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN

PENGADAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR

SRIKANDI, SALEM ,KABUPATEN BREBES

” ini telah dipertahankan didepan Penguji Sidang Tugas Akhir pada :

Hari : ................................

Tanggal : ................................

Disusun Oleh : PRASETYO

NIM : 162020214

Penguji 1

Nurwidiana, ST, MT

Penguji 2

Irwan Sukendar, ST, MT

Penguji 3

Nuzulia khoiriyah, ST, MT

Page 5: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

v

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Bapak dan Ibu serta keluarga tercinta yang selalu memotifasi kepada penulis agar menjadi manusia yang berguna, berhasil

dan sukses.

Keluarga besar MAHAPATI… SALAM LESTARI.. MAJU TERUSS..!! Teruslah beregenerasi, lebih kompak dan maju

dan jangan sampai berhenti kuliah.

Teman-teman nongkrong, Mapala dan teman ehemm.. ehemm… trimakasih telah memberikan waktu kepada penulis untuk

menyelesaikan studynya.

G.5918.HG… 10tahun kita bersama, selalu setia mengantar kemanapun penulis pergi.

Yaaasss.. :* makasih..

Teman seperjuangan.. Bembeng dan idruss.. ahiirrnyaaa

selesai juga skripsi kita.

Sisa TI 2002, tetap semangat kawan. Kalian pasti bias sperti kawan2 lainya.

Terimakasih semuanya yang tidak bisa penulis sebut

satupersatu yang telah memotifasi dan mendoakan penulis.

Page 6: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkat

dan kekuatan kepada kita sehingga dengan kemudahan, kesempatan, dan

kesehatan yang dianugerahkan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas

Akhir yang berjudul “Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Dalam Penentuan Kebijakan Pengadaan Bahan Baku”. Pada Perusahaan

Batik Bentar Srikandi ,Salem, Kabupaten Brebes. Laporan Tugas Akhir ini

diajukan sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Industri Fakultas Teknologi industry Universitas islam sultan agung.

Dengan segenap ketulusan penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan

dan dukungannya kepada :

1. Bapak Ir. Sukarno Budi Utomo, MT. selaku Dekan Fakutas Teknologi

Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

2. Bapak Irwan Sukendar, ST, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri.

3. Ibu Novy Marlyana, ST,MT. selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir

penulis.

4. Bapak Akhmad Syakhroni, ST, M.Eng. selaku Dosen Pembimbing II

Tugas Akhir penulis

5. Ibu Nurwidiana, ST,MT. Ibu Nuzulia Khoiriyah, ST,MT dan Bapak Irwan

Sukendar, ST, MT selaku Dosen Penguji Tugas Akhir penulis.

Page 7: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

vii

6. Semua bapak ibu dosen dan karyawan Jurusan Teknik Industri Universitas

Islam Sultan Agung Semarang.

7. Ibu Hj Ratminah, selaku pemilik perusahaan Batik Batik Bentar Srikandi

yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

8. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya laporan ini yang

tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan dan rahmat

dari Allah SWT. Akhir kata, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

bagi pihak- pihak yang membutuhkan dan tidak lupa penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Wassalamu‘alaikum Wr.Wb.

Semarang ,10 Oktober 2011

Penulis

Page 8: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

viii

DAFTAR ISI

COVER......... .......................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .............................................. iv

PERSEMBAHAN .................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv

ABSTRAKSI .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah ......................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 3

1.3 Batasan Masalah .................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 3

1.5 Manfaat penelitian ................................................................. 4

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Persedian………………………………………………………… 6

2.1.1 Pengertian Persediaan Bahan Baku ....................................... 6

2.1.2 Alasan diadakanya persediaan ............................................... 6

Page 9: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

ix

2.1.3 Kerugian dari ketidakpastian pengadaan bahan baku ............. 7

2.1.4 Fungsi Persedian ................................................................... 8

2.1.5 Jenis Persedian ...................................................................... 9

2.1.6 Faktor factor yang mempengaruhi persediaan bahan baku ...... 10

2.1.7 Biaya biaya dalam persedian .................................................. 13

2.2 Pengendalian Persedian Bahan Baku ........................................ 14

2.2.1 Pengertian Pengendalian Bahan baku ..................................... 14

2.2.2 Tujuan Pengendalian Bahan Baku .......................................... 15

2.2.3 Prinsip prinsip Pengendalian Persedian .................................. 16

2.2.4 Sistem Pengendalian Persedian .............................................. 17

2.3 Model Persedian EOQ ............................................................. 18

2.3.1 Perumusan EOQ .................................................................... 18

2.3.2 Anggapan anggapan dalam EOQ ........................................... 19

2.3.3 Safety Stock (SS) .................................................................... 19

2.3.4 Reoder Point ( ROP ) ............................................................. 20

2.3.5 Total Inventory Cost ( TC ) .................................................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian ................................................................... 22

3.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 22

3.3 Teknik Analisis Data ............................................................. 22

3.4 Kerangka pemecahan masalah ............................................... 25

Page 10: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................... 26

4.1.1 Latar belakang berdirinya Perusahaan ........................... 26

4.1.2 Lokasi Perusahaan ........................................................ 27

4.2 Pengumpulan data.................................................................. 27

4.2.1Hasil Produksi dan Penjualan ........................................ 27

4.2.2Kebijakan Perusahaan Tahun 2009 ................................. 28

4.2.3Biaya Pemesanan ........................................................... 32

4.2.4Biaya Penyimpanan........................................................ 37

4.2.5Biaya Kekurangan Persedian .......................................... 39

4.3 Pengolahan data ...................................................................... 42

4.3.1 Pengolahan data Berdasarkan kebijakan perusahaan

pada tahun 2009 ............................................................ 42

4.3.2 Pengolahan data Berdasarkan kebijakan perusahaan

pada tahun 2010 ............................................................ 45

4.3.3 EOQ Tahun 2009 .......................................................... 48

4.3.4 EOQ Tahun 2010 .......................................................... 55

4.4 Pembahasan ........................................................................... 61

4.4.1 Perbandingan Performansi Dalam Penentuan Tingkat

Persedian Bahan Baku Pada Tahun 2009 ...................... 63

4.4.2 Perbandingan Performansi Dalam Penentuan Tingkat

Persedian Bahan Baku Pada Tahun 2010 ...................... 66

Page 11: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 69

5.2 Saran ..................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

xii

DAFTAR TABEL

Table 4.1 Produksi Kemeja Batik .......................................................... 28

Tqbel 4.2 Persediaan Bahan Baku Kain Tahun 2009 ............................. 29

Tabel 4.3 Persediaan Bahan Baku Kain Tahun 2010 .......................... 29

Tabel 4.4 Persediaan Bahan Baku Napthol Tahun 2009 ......................... 30

Tabel 4.5 Persediaan Bahan Baku Napthol Tahun 2010 ...................... 30

Tabel 4.6 Persediaan Bahan Baku Malam Tahun 2009 ....................... 31

Tabel 4.7 Persediaan Bahan Baku Malam Tahun 2010 ......................... 32

Tabel 4.8 Biaya Pesan Bahan Baku Kain Tahun 2009 .......................... 33

Tabel 4.9 Biaya Pesan Bahan Baku Kain Tahun 2010 .......................... 34

Tabel 4.10 Biaya Pesan Bahan Baku Napthol Tahun 2009....................... 35

Tabel 4.11 Biaya Pesan Bahan Baku Napthol Tahun 2010....................... 35

Tabel 4.12 Biaya Pesan Bahan Baku Malam Tahun 2009 ........................ 36

Tabel 4.13 Biaya Pesan Bahan Baku Malam Tahun 2010 ........................ 36

Tabel 4.14 Biaya Simpan Bahan Baku Tahun 2009 ................................. 37

Tabel 4.15 Kebutuhan Biaya Simpan Tahun 2009 ................................... 38

Tabel 4.16 Biaya Simpan Bahan Baku Tahun 2010 ................................. 38

Tabel 4.17 Kebutuhan Biaya Simpan Tahun 2010 ................................... 39

Tabel 4.18 Kekurangan Persediaan Bahan Baku Kain Tahun 2009 .......... 39

Tabel 4.19 Kekurangan Persediaan Bahan Baku Kain 2010 ..................... 40

Tabel 4.20 Kekurangan Persediaan Bahan Baku Napthol 2009 ................ 40

Tabel 4.21 Kekurangan Persediaan Bahan Baku Napthol 2010 ................ 41

Tabel 4.22 Kekurangan Persediaan Bahan Baku Malam 2009 .................. 41

Page 13: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

xiii

Tabel 4.23 Kekurangan Persediaan Bahan Baku Malam 2010 ................. 41

Tabel 4.24 Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Kain 2009 ............. 49

Tabel 4.25 Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Napthol 2009 ........ 51

Tabel 4.26 Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Malam 2009 .......... 54

Tabel 4.27 Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Kain 2010 ............. 56

Tabel 4.28 Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Napthol 2010 ........ 59

Tabel 4.29 Perhitungan Standar Deviasi Bahan Baku Malam 2010 .......... 61

Page 14: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah ............................................ 25

Gambar 4.1 Grafik pembelian bahan baku kain pada tahun 2009…… .... 42

Gambar 4.2 Grafik pembelian bahan baku napthol pada tahun 2009.… .. 43

Gambar 4.3 Grafik pembelian bahan baku malam pada tahun 2009…. ... 44

Gambar 4.4 Grafik pembelian bahan baku kain pada tahun 2010…. ......... 45

Gambar 4.5 Grafik pembelian bahan baku napthol pada tahun 2010.… .. 46

Gambar 4.6 Grafik pembelian bahan baku malam pada tahun 2010…. ... 47

Gambar 4.7 Grafik persedian bahan baku kain pada tahun 2009…… ..... 50

Gambar 4.8 Grafik persedian bahan baku napthol pada tahun 2009…… 52

Gambar 4.9 Grafik persedian bahan baku malam pada tahun 2009…… . 55

Gambar 4.10 Grafik persedian bahan baku kain pada tahun 2010…… ... 57

Gambar 4.11 Grafik persedian bahan baku napthol pada tahun 2010. …. 60

Gambar 4.12 Grafik persedian bahan baku malam pada tahun 2010…… 62

Page 15: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

xv

ABSTRAKSI

Perusahaan Batik Bentar Srikandi adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan kain batik. Dalam hal pengadaan bahan baku, manajemen perusahaan Batik Bentar Srikandi kurang memperhatikan besar kecilnya persediaan bahan baku yang mereka miliki. Kadang-kadang bahan baku yang mereka miliki cukup besar dan kadang-kadang mereka kekurangan bahan baku pada saat pesanan banyak. Hal tersebut dapat dilihat Pada saat menjelang hari raya perusahan ,menerima pesanan yang cukup banyak sehingga menyebabkan jumlah persediaan bahan baku menjadi cepat habis dan bahkan perlu adanya pesanan ulang. Akan tetapi hal tersebut jarang terjadi pada waktu di luar hari raya sehingga stock bahan baku cukup dan kadang sisa per bulannya. Karena peranan persediaan bahan baku di dalam perusahaan tersebut sangat penting maka diperlukan perencanaan yang baik dalam pengadaan bahan baku.

Dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) perusahaan akan mampu menentukan berapa jumlah pembelian yang optimal, waktu pemesanan kembali dan besarnya persediaan pengaman. Populasi dalam penelitian kali ini adalah semua data keuangan tentang pemakaian bahan baku pada Perusahaan Batik Bentar Srikandi, Salem, Kabupaten Brebes selama kurun waktu dua tahun, yaitu dari tahun 2009 sampai tahun 2010. Bahan baku yang diteliti adalah bahan baku yang diperlukan oleh Perusahaan Batik Bentar Srikandi yaitu Kain,Napthol dan Malam. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi dan wawancara.Metode analisis data yang digunakan yaitu, membandingkan performance antara kebijakan perusahaan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya total persediaan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity lebih kecil dibandingkan dengan biaya total persediaan yang harus dikeluarkan berdasarkan kebijakan perusahaan. Berdasarkan perhitungan dengan metode EOQ perusahaan mampu melakukan penghematan sebesar 80% untuk bahan baku kain pada tahun 2009 dan 2010, 80% untuk bahan baku napthol pada tahun 2009 dan 55% pada tahun 2010. Bahan baku malam terjadi penghematan sebesar 79% pada tahun 2009 dan 2010. Melihat hasil tersebut maka metode EOQ layak untuk diterapkan pada Perusahaan Batik Bentar Srikandi,Salem,Kabupaten Brebes Kata kunci : Persediaan bahan baku, Economic Order Quantity (EOQ).

Page 16: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persediaan (inventory) bahan baku merupakan faktor yang sangat penting bagi

kelancaran proses produksi. Pengendalian persediaan bahan baku harus

dilaksanakan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan produksi. Persediaan

bahan baku yang cukup besar dalam suatu perusahaan akan membawa berbagai

macam akibat yang akan merugikan perusahaan yaitu timbulnya biaya-biaya

persediaan yang semakin besar dan besarnya biaya ini akan mengurangi

keuntungan yang seharusnya didapat oleh perusahaan (Ahyari,1987). Begitu pula

persediaan bahan baku yang kecil dan sedikit juga akan mengakibatkan

kemungkinan kekurangan dalam proses produksi sehingga mengakibatkan proses

produksi menjadi terhambat.

Perusahaan Batik Bentar Srikandi adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam

pembuatan kain batik. Dalam hal pengadaan bahan baku, manajemen perusahaan

Batik Bentar Srikandi kurang memperhatikan besar kecilnya persediaan bahan

baku yang mereka miliki. Kadang-kadang bahan baku yang mereka miliki cukup

besar dan kadang-kadang mereka kekurangan bahan baku pada saat pesanan

banyak. Hal tersebut dapat dilihat dari keadaan pada waktu menjelang hari raya

dan setelah hari raya. Pada waktu menjelang hari raya perusahan menerima

pesanan yang cukup banyak dan hal tersebut menyebabkan jumlah persediaan

bahan baku menjadi cepat habis dan bahkan perlu adanya pesanan ulang. Akan

tetapi hal tersebut jarang terjadi pada waktu di luar hari raya sehingga stock bahan

baku cukup dan kadang sisa per bulannya.

Permintaan persediaan bahan baku pada Perusahaan Batik Bentar srikandi

relative konstan, yaitu setiap 13 kali dalam setahun dan ini mengakibatkan biaya

pemesanan menjadi besar. Karena peranan persediaan bahan baku di dalam

perusahaan tersebut sangat penting maka diperlukan perencanaan yang baik

Page 17: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

2

dalam pengadaan bahan baku. Perencanaan yang baik akan memberikan

keuntungan dan menunjang pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan

dengan seefisien mungkin. Pengendalian persediaan bahan baku juga harus

dikelola dan diusahakan agar bahan baku yang ada di dalam perusahaan dapat

menekan total biaya persediaan yang serendah mungkin.

Metode EOQ merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan

untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku terbaik yang dibutuhkan

perusahaan untuk menjaga kelancaran produksinya dengan biaya yang efisien.

Metode ini sering dipakai karena mudah untuk dilaksanakan dan mampu

memberikan solusi yang terbaik bagi perusahaan, karena dengan perhitungan

menggunakan EOQ tidak saja akan diketahui berapa jumlah persediaan yang

paling efisien bagi perusahaan, tetapi akan diketahui juga biaya yang akan

dikeluarkan perusahaan dengan persediaan bahan baku yang dimilikinya (dihitung

dengan menggunakan TIC/Total Inventory Cost) dan waktu yang paling tepat

untuk mengadakan pembelian kembali (dihitung dengan menggunakan

ROP/Reorder Point).

Karakteristik dari EOQ adalah barang yang diperhitungkan hanya satu item,

kebutuhan (permintaan) setiap periode dapat diketahui, lead time bersifat konstan,

dan karakter ini sesuai dengan permasalahan yang ada di perusahaan Batik Bentar

Srikandi,Salem,Kabupaten Brebes. Oleh karena itu penulis mengangkat tema

“Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Dalam Penentuan

Kebijakan Pengadaan Bahan Baku”. Pada Perusahaan Batik Bentar Srikandi

,Salem, Kabupaten Brebes.

Page 18: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

3

1.2 Perumusan Masalah.

Berkaitan dengan bahan baku pada Perusahaan Batik Bentar Srikandi Salem

Brebes, maka dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah:

“Bagaimana merencanakan persediaan bahan baku perusahaan Batik Bentar

Srikandi Salem Brebes sehingga biaya penyimpanan serta pengadaan bahan baku

dapat optimal dengan menerapkan model EOQ”.

1.3 Batasan Masalah

Batasan-batasan agar dalam penelitian ini permasalahannya tidak melebar dan

agar lebih terinci dalam pelaksanaannya yaitu :

1. Bahan baku yang diteliti adalah bahan baku yg dibutuhkan di Perusahaan

Batik Bentar Srikandi Salem Brebes yaitu kain, malam dan napthol

2. Data diambil dari tahun 2009-2010

a.Data persedian bahan baku

b.Data biaya pemesanan bahan baku

c.Data biaya penyimpanan bahan baku

d.Data biaya kekurangan bahan baku

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sistem persediaan dan total biaya persediaan bahan baku

dari kebijakan perusahaan yang saat ini diterapkan.

2. Untuk mengetahui sistem persediaan dan total biaya bahan baku yang baru

dari performance sistem yang diusulkan.

3. Bagaimana perbandingan antara kebijakan perusahaan dengan penerapan

metode EOQ dalam penentuan besaran persediaan sehingga diperoleh biaya

yang paling optimal.

Page 19: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

4

1.5 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi untuk bahan pertimbangan

dalam penentuan kebijaksanaan pengadaan bahan baku di masa mendatang

sehingga akan dapat lebih efektif dan efisien.

2. Dapat mengoptimalkan frekuensi pemesanan dan biaya tiap kali pesan bahan

baku sehingga biaya penyimpanan bahan baku dapat ditekan.

3. Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori persediaan bahan baku,

alasan diadakan persediaan, kerugian dan ketidakpastian pengadaan

bahan baku,fungsi persedian, factor yang mempengaruhi persediaan,

jenis persediaan, biaya inventory,pengendalian persedian, tujuan

pengendalian, prinsip pengendalian, Model Persediaan EOQ,

Pengendalian Persediaan, Unsur-unsur Persediaan, Fungsi Persediaan,

Peramalan dan skripsi yang mendukung penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian, objek penelitian, teknik

pengumpulan data, komponen-komponen biaya, teknik analisis data

serta kerangka pemecahan masalah.

Page 20: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pengerjaan data yang diambil dari perusahaan dan

analisisnya.Data-data tersebut antara lain data biaya pesan yang

meliputi biaya telepon, biaya transportasi, dan harga bahan baku serta

biaya simpan yang meliputi biaya keamanan, biaya listrik, dan biaya

kebersihan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan dan saran bagi perusahaan.

Page 21: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Persediaan

2.1.1 Pengertian Persediaan Bahan Baku

Persediaan bahan baku di dalam perusahaan merupakan hal yang sangat

wajar untuk dikendalikan dengan baik. Setiap perusahaan yang menghasilkan

produk / menyelenggarakan proses produksi akan memerlukan persediaan bahan

baku ini. Agar lebih mengerti maksud persediaan, maka penulis akan

mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian persediaan.

Persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan

dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku / material), barang setengah

jadi dan barang dalam proses (Prawirosentono,2001). Sedangkan menurut

Gitosudarmo (2002) dalam Priyanto (2007) Persediaan adalah bagian utama dari

modal kerja, merupakan aktivas yang pada setiap saat mengalami perubahan.

Menurut Soemarso (1999) dalam Priyanto (2007) Persediaan sebagai barang

yang dimiliki perusahaaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan

operasional perusahaan. Menurut Yuliana (2001 dalam Priyanto (2007)

Persediaan dapat diartikan sebagai sumber daya yang belum digunakan,

persediaan mempunyai nilai ekonomis di masa yang akan datang pada saat aktif.

2.1.2 Alasan Diadakannya Persediaan

Beberapa hal yang menyebabkan perusahaan-perusahaan harus

menyelenggarakan persediaan bahan baku antara lain (Ahyari,1987) :

1. Bahan baku yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi dari

perusahaan-perusahaan tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan secara

satu persatu dalam jumlah unit yang diperlukan serta pada saat bahan tersebut

akan dipergunakan untuk proses-proses produksi dalam perusahaan.

2. Apabila terdapat keadaan bahwa bahan baku yang diperlukan tidak ada di

dalam perusahaan yang bersangkutan, sedangkan bahan baku yang dipesan

Page 22: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

7

untuk didatangkan ke dalam perusahaan yang bersangkutan belum datang,

maka pelaksanaan kegiatan proses produksi dalam perusahaan tersebut akan

terganggu karenanya.

3. Untuk menghindarkan diri dari keadaan kekurangan bahan baku tersebut di

atas, manajemen perusahaan yang bersangkutan dapat memutuskan untuk

menyelenggarakan persediaan bahan baku di dalam jumlah unit yang cukup

banyak.

2.1.3 Kerugian dari ketidakpastiaan pengadaan bahan baku

Kerugian yang diderita perusahaan apabila persediaan bahan baku terlalu besar

(Ahyari,1987) :

1. Biaya penyimpanan yang akan menjadi tanggungan perusahaan yang

bersangkutan akan menjadi semakin besar.

2. Perusahaan harus menyiapkan dana yang cukup besar untuk mengadakan

pembelian bahan .

3. Tingginya biaya penyimpanan yang ada di dalam perusahaan tersebut serta

investasi di dalam persediaan bahan baku dari perusahaan-perusahaan tersebut

akan mengakibatkan berkurangnya dana untuk pembiayaan dan investasi

dalam bidang-bidang yang lain.

4. Apabila persediaan bahan baku yang disimpan mengalami kerusakan, maka

kerugian perusahaan akan semakin besar dengan semakin besarnya jumlah

unit bahan baku yang disimpan dalam perusahaan.

Kelemahan yang ada bila persediaan bahan baku terlalu kecil adalah

(Ahyari,1987) :

1. Persediaan bahan baku dalam jumlah kecil kadang-kadang tidak dapat

memenuhi kebutuhan perusahaan yang bersangkutan untuk pelaksanaan

proses produksi.

2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan tidak akan dapat berjalan

lancar.

3. Mengakibatkan frekuensi pembelian bahan baku akan menjadi semakin besar.

Page 23: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

8

2.1.4 Fungsi persediaan

Efisiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai

fungsi penting persediaan (Handoko, 2000), antara lain :

a. Fungsi Decoupling

Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi operasi prusahaan

internal dan eksternal mempunyai kebebasan. Persediaan decoupling ini

memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintan langganan tanpa

tergantung pada supplier.

b. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan penghematan

(potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah, dsb), karena

perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar

dibandingkan dengan biaya biaya yang timbul karena besarnya persediaan

(biaya sewa gudang, investasi dan resiko, dsb).

c. Fungsi Antisipasi

Perusahaan sering menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan

atau diramalkan berdasarkan pengalaman atau data data masa lalu. Disamping

itu, perusahan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu

pengiriman dan permintaan akan barang barang selama periode pemesanan

kembali, sehingga memerlukan kuantitas prsediaan ekstra yang sering disebut

persediaan pengaman (safety inventories). Pada kenyataannya, persediaan

pengaman merupakan pelengkap fungsi decoupling. Persediaan antisipasi ini

penting agar proses produksi tidak terganggu.

Selain fungsi fungsi di atas, terdapat enam fungsi penting yang

dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, antara

lain (Herjanto,1997) :

a. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang

yang dibutuhkan perusahaan.

Page 24: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

9

b. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus

dikembalikan

c. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.

d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga

perusahaan tidak akan kesulitan bila bahan tersebut tidak tersedia di

pasaran.

e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas

(Quantity discount)

f. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersedianya bahan yang

diperlukan.

2.1.5 Jenis Persediaan

Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri

dari beberapa jenis yang berbeda. Jenis persediaan yang ada dalam suatu

perusahaan manufaktur antara lain (Baridwan,2000) :

a. Bahan baku dan penolong

Bahan baku adalah barang barang yang akan menjadi bagian dari produk

jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan

penolong adalah barang barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi

tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.

b. Suplies Pabrik

Adalah barang barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses

produksi.

c. Barang Dalam Proses

Adalah barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal

neraca barang barang tadi belum selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual

masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.

d. Produk selesai

Produk selesai adalah barang barang yang sudah selesai dikerjakan dalam

proses produksi dan menunggu saat penjualannya.

Page 25: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

10

2.1.6 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku

Penyelenggaraan persediaan bahan baku untuk pelaksanan proses

produksi dari suatu perusahan, terdapat beberapa faktor yang akan

mempengaruhi persediaan bahan baku, dimana faktor faktor tersebut saling

berhubungan satu dengan yang lain. Adapun brebagai factor tersebut antara

lain (Ahyari, 2003) :

a. Perkiraan pemakaian bahan baku

Sebelum perusahaan mengadakan pembelian bahan baku, maka selayaknya

manajemen perusahaan mengadakan penyusunan perkiraan pemakaian

bahan baku untuk keperluan proses produksi. Hal ini dapat dilakukan

dengan mendasarkan pada perencanaan produksi dan jadwal produksi yang

telah disusun sebelumnya. Jumlah bahan baku yang akan dibeli perusahaan

tersebut dapat diperhitungkan dengan cara jumlah kebutuhan baku untuk

proses produksi ditambah dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku

tersebut, dan kemudian dikurangi dengan persediaan awal dalam

perusahaan yang bersangkutan.

b. Harga bahan baku

Harga bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi merupakan

salah satu faktor penentu seberapa besar dana yang harus disediakan oleh

perusahaan yang bersangkutan apabila perusahaan tersebut akan

menyelenggarakan persediaan bahan bakau dalam jumlah unit tertentu.

Semakin tinggi harga bahan baku yang digunakan perusahaan tersebut,

maka untuk mencapai sejumlah persediaan tertentu akan memerlukan dana

yang semakin besar pula. Dengan demikian, biaya modal dari modal yang

tertanam dalam bahan baku akan semakin besar pula.

c.Biaya biaya persediaan

Hubungannya dengan biaya biaya persediaan ini, dikenal tiga macam biaya

persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya tetap

persediaan. Biaya penyimpanan merupakan biaya persediaan yang

Page 26: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

11

jumlahnya semakin besar apabila jumlah unit bahan yang disimpan di

dalam perusahaan tersebut semakin tinggi. Biaya pemesanan merupakan

biaya persediaan yang jumlahnya semakin besar apabila frekuensi

pemesanan bahan baku yang digunakan dalam perusahaan semakin besar.

Biaya tetap persediaan merupakan biaya persediaan yang jumlahnya tidak

terpengaruh baik oleh jumlah unit yang disimpan dalam perusahaan

ataupun frekuensi pemesanan bahan baku yang dilaksanakan oleh

perusahaan tersebut.

d. Kebijaksanaan pembelanjaan

Kebijaksanaan pembelanjaan yang dilaksanakan di dalam perusahaan akan

berpengaruh terhadap penyelenggaraan persediaaan bahan baku dalam

perusahaan tersebut. Seberapa besar dana yang dapat digunakan untuk

investasi di dalam persediaan bahan baku tentunya juga tergantung dari

kebijaksanaan perusahaan apakah dana untuk persediaan bahan baku ini

dapat memperoleh prioritas pertama, kedua atau justru yang terakhir dalam

perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu tentunya financial

perusahaan secara keseluruhan juga akan mempengaruhi kemampuan

perusahan untuk membiayai seluruh kebutuhan persediaan bahan bakunya.

e. Pemakaian Bahan

Hubungan antara perkiraan pemakaian bahan baku dengan pemakaian

senyatanya di dalam perusahaan yang bersangkutan untuk keperluan

pelaksanaan proses produksi akan lebih baik apabila diadakan analisis

secara teratur, sehingga akan dapat diketahui pola penyerapan bahan baku

tersebut. Dengan analisis ini maka dapat diketahui apakah model

peramalan yang digunakan sebagai dasar perkiraan pemakaian bahan ini

sesuai dengan pemakaian senyatanya atau tidak. Revisi dari model yang

digunakan tentunya akan lebih baik dilaksanakan apabila ternyata model

peramalan penyerapan bahan baku yang digunakan tersebut tidak sesuai

dengan kenyataan yang yang ada.

Page 27: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

12

f. Waktu tunggu

Waktu tunggu merupakan tenggang waktu yang diperlukan antara saat

pemesanan bahan baku tersebut dilaksanakan dengan datangnya bahan

baku yang dipesan tersebut. Apabila pemesanan bahan baku yang akan

digunakan oleh perusahaan tersebut tidak memperhitungkan waktu tunggu,

maka akan terjadi kekurangan bahan baku (walaupun sudah dipesan)

karena bahan baku tersebut belum datang ke perusahaan. Namun demikian,

apabila perusahaan tersebut memperhitungkan waktu tunggu ini lebih dari

yang semestinya diperlukan, maka perusahaan yang bersangkutan tersebut

akan mengalami penumpukan bahan baku, dan keadaan ini akan merugikan

perusahaan yang bersangkutan.

g. Model Pembelian Bahan Baku

Model pembelian bahan baku yang digunakan perusahaan sangat

berpengaruh terhadap persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan.

Model pembelian yang berbeda akan menghasilkan jumlah permbelian

optimal yang berbeda pula. Pemilihan model pembelian yang akan

digunakan oleh suatu perusahan akan disesuaikan dengan situasi dan

kondisi dari persediaan bahan baku untuk masing masing perusahaan yang

bersangkutan. Karakteristik masing masing bahan baku yang digunakan

dalam perusahaan dapat dijadikan dasar untuk mengadakan pemilihan

model pembelian yang sesuai dengan masing masing bahan baku dalam

perusahaan tersebut. Sampai saat ini, model pembelian yang sering

digunakan dalam perusahaan adalah model pembelian dengan kuantitas

pembelian yang optimal (EOQ).

h. Persediaan Pengaman

Persediaan pengaman untuk menanggulangi kehabisan bahan baku dalam

perusahaan, maka diadakan persediaan pengaman (safety stock). Persediaan

pengaman digunakan perusahaan apabila terjadi kekurangan bahan baku,

atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dibeli oleh perusahaan.

Page 28: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

13

Dengan adanya persediaan pengaman maka proses produksi dalam

perusahaan akan dapat berjalan tanpa adanya gangguan kehabisan bahan

baku, walaupun bahan baku yang dibeli perusahaan tersebut terlambat dari

waktu yang diperhitungkan. Persediaan pengaman ini akan dielenggarakan

dalam suatu jumlah tertentu, dimana jumlah ini merupakan suatu jumlah

tetap di dalam suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya.

i. Pembelian Kembali

Pelaksanakan pembelian kembali tentunya manajemen yang bersangkutan

akan mempertimbangkan panjangnya waktu tunggu yang diperlukan

didalam pembelian bahan baku tersebut. Dengan demikian maka pembelian

kembali yang dilaksanakan ini akan mendatangkan bahan baku ke dalam

gudang dalam waktu yang tepat, sehingga tidak akan terjadi kekeurangan

bahan baku karena keterlambatan kedatangan bahan baku tersebut, atau

sebaliknya yaitu kelebihan bahan baku dalam gudang karena bahan baku

yang dipesan datang terlalu awal.

2.1.7 Biaya Biaya Dalam Persediaan

Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan

penyelenggaraan persediaan di dalam perusahaan meliputi (Ahyari,1987) :

1. Biaya Pemesanan.

Adalah biaya-biaya yang akan terkait langsung dengan kegiatan

pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Contoh : Biaya persiapan pembelian.

2. Biaya Penyimpanan.

Adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan

adanya bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan yang

bersangkutan.

Contoh : Biaya listrik, gaji personel keamanan.

Page 29: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

14

3. Biaya Tetap Persediaan.

Adalah seluruh biaya-biaya yang timbul karena adanya persediaan bahan

di dalam perusahaan yang tidak terkait baik dengan frekuensi pembelian

maupun dengan jumlah unit yang disimpan di dalam perusahaan tersebut.

2.2 Pengendalian Persediaan Bahan Baku

2.2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Pengendalian bahan baku yang diselenggarakan dalam suatu

perusahaan, tentunya diusahakan untuk dapat menunjang kegiatan kegiatan

yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan. Keterpaduan dari seluruh

pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan akan menunjang terciptanya

sistem pengendalian bahan baku yang baik dalam suatu perusahaan.

Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat

penting bagi perusahaan, karena persediaan fisik pada perusahaan akan

melibatkan investasi yang sangat besar pada pos aktiva lancar. Pelaksanaan

fungsi ini akan berhubungan dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha

penjualan dapat intensif serta produksi dan penggunaan sumber daya dapat

maksimal.

Istilah pengendalian merupakan penggabungan dari dua pengertian

yang sangat erat hubungannya tetapi dari masing masing pengertian tersebut

dapat diartikan sendiri sendiri yaitu perencanaan dan pengawasan. Dua

pengertian tersebut saling melengkapi satu sama lain. Pengawasan tanpa

adanya perencanaan terlebih dahulu tidak ada artinya, demikian pula

perencanaan tidak menghasilkan sesuatu tanpa adanya pengawasan.

Perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu sistem perencanaan yang

pertama tama berfokus pada jumlah dan saat barang jadi yang diminta dan

kemudian menentukan permintan turunan untuk bahan baku, komponen dan

sub perakitan pada setiap tahapan produksi terdahulu. ( Horngren, 1992).

Sedangkan menurut Widjaja ,1996 dalam Priyanto ,2007, perencanaan adalah

proses untuk memutuskan tindakan apa yang akan diambil di masa yang akan

Page 30: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

15

datang.

Pengawasan bahan adalah suatu fugsi terkoordinasi di dalam

organisasi yang terus menerus disempurnakan untuk meletakkan

pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan dan persediaan pada umumnya,

serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang menjamin adanya

dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya suatu transaksi yang

berhubungan dengan bahan, pengawasan bahan meliputi pengawasan fisik dan

pengawasan nilai atau rupiah bahan (Supriyono, 1999).

Kegiatan pengawasan persediaan tidak terbatas pada penentuan atas

tingkat dan komposisi persediaan, tetapi juga termasuk pengaturan dan

pengawasan atau pelaksanaan pengadaan bahan bahan yang diperlukan sesuai

dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan serta dengan biaya yang serendah

rendahnya. Menurut Widjaja,1996 dalam Priyanto, 2007 Pengendalian adalah

proses manajemen yang memastikan dirinya sendiri sejauh hal itu

memungkinkan, bahwa kegiatan yang dijalankan oleh anggota dari suatu

organisasi sesuai dengan rencana dan kebijakannya. Pengendalian berkisar

pada kegiatan memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan dan

pengevaluasian keseluruhan kegiatan manajemen agar tujuan yang ditetapkan

dapat tercapai.

2.2.2 Tujuan Pengendalian Bahan Baku

Tujuan pengendalian persediaan dapat diartikan sebagai usaha untuk

(Assauri, 1998) :

a. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga

menyebabkan proses produksi terhenti.

b. Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar

sehingga biaya yang berkaitan dengan persediaan dapat ditekan.

c. Menjaga agar pembelian bahan secara kecil kecilan dapat dihindari.

Tujuan dasar dari pengendalian bahan adalah kemampuan untuk

mengirimkan surat pesanan pada saat yang tepat kepada pemasok terbaik

Page 31: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

16

untuk memperoleh kuantitas yang tepat pada harga dan kuantitas yang tepat

(Matz,1994).

Jadi, dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas, pengendalian

persediaan dan pengadaan perencanaan bahan baku yang dibutuhkan baik

dalam jumlah maupun kualitas yang sesuai dengan kebutuhan untuk produksi

serta kapan pesanan dilakukan.

2.2.3 Prinsip Prinsip Pengendalian Persediaan

Sistem dan teknik pengendalian persediaan harus didasarkan pada

prinsip-prinsip berikut (Matz,1994) :

a. Persediaan diciptakan dari pembelian (a) bahan dan suku cadang, dan (b)

tambahan biaya pekerja dan overhead untuk mengolah bahan menjadi

barang jadi.

b.Persediaan berkurang melalui penjualan dan kerusakan ataupun penggunaan

c. Perkiraan yang cepat atas skedul penjualan dan produksi merupakan hal

yang essential bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan yang

efisien.

d. Kebijakan manajemen, yang berupaya menciptakan keseimbangan antara

keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya

pemilikan persediaan tersebut merupakan faktor yang paling utama dalam

menentukan investasi persediaan.

e. Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan

penyusunan rencana pengendalian produksi.

f. Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas

persediaan

g. Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.

Page 32: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

17

Pendapat bahwa pengendalian persediaan yang efektif harus

(Matz,1994) :

a. Menyediakan bahan dan suku cadang yang dibutuhkan bagi operasi yang

efisien dan lancar.

b. Menyediakan cukup banyak stock dalam periode kekurangan pasokan

( musiman, siklus atau pemogokan ), dan mengantisipasi perubahan harga.

c. Menyiapkan bahan dengan waktu dan biaya penanganan yang minimum

serta melindunginya dari kebakaran, pencurian, dan kerusakan selama

bahan tersebut ditangani.

d. Mengusahakan agar jumlah persediaan yang tidak terpakai, berlebih, atau

yang usang sekecil mungkin dengan melaporkan perubahan produk secara

sistematik, dimana perubahan tersebut mungkin akan mempengaruhi bahan

suku cadang.

e. Menjamin kemandirian persediaan bagi pengiriman yang tepat waktu

kepada pelanggan.

f. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada

pada tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana

manajemen.

2.2.4 Sistem Pengendalian Persediaan

Terdapat dua alternatif system pengendalian persediaan, yaitu

(Sugiri,1995) :

a. Sistem Fisik (Periodik)

Pada sistem fisik, harga pokok penjualan baru dihitung dan dicatat pada

akhir periode akuntansi. Cara yang dilakukan dengan menghitung kuantitas

barang yang ada digudang di setiap akhir periode, kemudian mengalikan

dengan harga pokok per satuannya. Dengan cara ini, maka jumlahnya baik

fisik maupun harga pokoknya, tidak dapat diketahui setiap saat.

Konsekuensinya, jumlah barang yang hilang tidak dapat dideteksi dengan

sistem ini.

Page 33: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

18

b. Sistem Perpectual

Dalam sistem perpectual, perubahan jumlah persediaan dimonitor setiap

saat. Caranya adalah dengan menyediakan satu kartu persediaan untuk

setiap jenis persediaan. Kartu ini berfungsi sebagai buku pembantu

persediaan dan digunakan untuk mencatat mutasi setiap hari.

2.3 Model Persediaan EOQ

2.3.1 Perumusan EOQ

Salah satu metode manajemen adalah metode Economic Order

Quantity atau biasa disebut dengan EOQ. Metode ini dapat digunakan baik

untuk barang yang dibeli maupun barang yang diproduksi sendiri.

Model EOQ biasa digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan

persedian yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan

biaya kebalikanya (inverse cost) pemesanan persediaan.

Rumus EOQ yang biasa digunakan adalah (Nasution dan Prasetyawan,2008):

EOQ = HSD2 ……………….............. ( 2.1 )

Keterangan :

D = Kebutuhan rata-rata per periode

S = ordering cost setiap kali pesan

H = Biaya simpan per unit.

t = D

Q …………………………………( 2.2 )

Keterangan :

t = waktu

Q = jumlah setiap kali pemesanan

Page 34: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

19

2.3.2 Anggapan – anggapan dalam EOQ

Rumusan EOQ dapat digunakan bila anggapan-anggpan ini terpenuhi.

Anggapan tersebut antara lain :

a. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui

(deterministic).

b. Harga unit perproduk adalah konstan.

c. Biaya penyimpanan per unit per tahun ( H ) adalah konstan.

d. Biaya pemesanan per pesanan ( S ) adalah konstan.

e. Waktu antara pemesanan dilakukan dan barang-barang diterima (lead

time) adalah konstan.

f. Tidak terjadi kekurangan barang atau “ Back Order”

2.3.3 Safety Stock

Merupakan persediaan minimal yang harus ada dalam perusahaan

untuk mengantisipasi kehabisan bahan baku baik karena keterlambatan

pengiriman barang ataupun karena kecepatan penggunaan mesin karena

penggunaan yang lebih dari biasanya.

Standar deviasi :

Sd = 1

2

nxxi ………………………………………………( 2.3 )

Dimana :

ix = Nilai pengamatan

x = Mean sampel

n = Jumlah pengamatan dalam sampel

Besarnya Safety stock dapat diketahui dengan :

SS = Zα x SL

Page 35: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

20

SL = S L

SS = Zα x S L ………………………………………………( 2.4 )

Dimana :

SS = Safety Stock

Zα = Nilai Z pada distribusi normal standar untuk tingkat α

α = Kemungkinan tarjadinya kekurangan inventory

S = Standar deviasi pemakaian

L = Lead time

SL = Standar deviasi pemakaian selama lead time.

2.3.4 Reorder Point ( ROP )

Perhitungan EOQ akan sangat menguntungkan jika disertai dengan

menggunakan perhitungan penggunaan bahan selama lead time dan safety

stock. Sehingga perusahaan dapat melakukan pemesanan kembali ( ROP ).

Yaitu besarnya penggunaan bahan baku selama lead time ditambah dengan

safety stock.

ROP = DxL+SS…………………………………….( 2.5 )

Dimana :

ROP = Titik pemesanan ulang.

D = Tingkat kebutuhan per unit waktu

SS = Safety Stock

L = Lead Time

2.3.5 Total Cost ( TC )

Merupakan keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan.

Rumus :

Total Cost.

TC = QD S+ H

2Q + Dc………………………. ( 2.6 )

Page 36: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

21

Keterangan :

D = Jumlah kebutuhan barang (unit per periode)

S = Biaya pemesanan (rupiah per pesanan)

H = Biaya penyimpanan (per unit per periode)

DC= Purchasing cost per periode

Page 37: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian dilakukan dengan analisa beberapa tahapan yang meliputi

persiapan, pengumpulan data, analisa data, dan penulisan laporan. Semua tahapan

di atas merupakan satu kesatuan proses yang tidak dapat dipisahkan.

3.1 Obyek Penelitian

Lokasi penelitian adalah perusahaan Batik Bentar Srikandi yang terletak di

Komplek Pasar Bentar No. 12, RT. 01/04 Bentar Salem Brebes.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Observasi : pengumpulan data dilakukan dengan cara langsung mengadakan

penelitian / pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti mengenai

variable yang berhubungan dengan pokok permasalahan.

2. Wawancara : pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan

wawancara secara langsung dengan maksud untuk mendapatkan penjelasan

dari jawaban-jawaban yang terlalu pendek sehingga diharapkan akan

mendapatkan keterangan-keterangan ysng lebih jelas dari masalah yang

dihadapi.

3. Dokumentasi : pengumpulan data dengan cara mendapatkan sejumlah

informasi dari masalah yang diangkat dari data-data yang sudah ada.

3.3 Teknik Analisis Data

pemilihan metode yang akan diterapkan pada pengendalian bahan baku,

pendekatan yang diambil adalah dengan melihat performansi antara sistem yang

ada di perusahaan dan sistem yang diusulkan, dimana sistem yang diusulkan

diawali dengan perbandingan dari beberapa metode yang digunakan. Performansi

yang akan dibandingkan adalah dengan membandingkan total persediaan per

tahun.

Page 38: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

23

Adapun analisis data meliputi :

1. Mempelajari kebijakan persediaan yang dilakukan perusahaan saat ini.

2. Menyiapkan data yang diperlukan.

3. Menghitung biaya pesan bahan baku per tahun, antara lain :

a. Biaya telepon

b. Biaya transportasi

c. Harga bahan baku

4. Menghitung biaya simpan per tahun, yaitu :

a. Biaya penjaga / keamanan

b. Biaya listrik

5. Menghitung biaya kekurangan persediaan.

6. Menghitung total biaya berdasarkan kebijakan perusahaan tahun 2009 dan

2010

7. Menentukan EOQ tahun 2009 dan 2010

EOQ = HSD2

Keterangan :

D = Kebutuhan rata-rata per periode

S = ordering cost setiap kali pesan

H = Biaya simpan per unit.

t = D

Q

Keterangan :

t = waktu

Q = jumlah setiap kali pemesanan

8. Total Cost.

TC = QD S+ H

2Q + Dc

Page 39: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

24

Keterangan :

D = Jumlah kebutuhan barang ( unit per periode )

S = Biaya pemesanan ( rupiah per pesanan )

H = Biaya penyimpanan ( per unit per periode )

DC= Purchasing cost per periode

9. Menentukan safety stock ( Ss )

Sd = 1

2

nxxi

SS = Zα x SL

SL = S L

SS = Zα x S L

Dimana :

SS = Safety Stock

Zα = Nilai Z pada distribusi normal standar untuk tingkat α

α = Kemungkinan tarjadinya kekurangan inventory

S = Standar deviasi pemakaian

L = Lead time

SL = Standar deviasi pemakaian selama lead time.

10. Menentukan reorder point ( r )

Rumus :

r = DxL + SS

Keterangan :

DL = kebutuhan rata – rata selama lead time

11. Menentukan kesimpulan dari analisa perbandingan performansi yang ada

yaitu antara kebijakan perusahaan dan penerapan metode EOQ pada tahun

2009 dan tahun 2010

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dapat dilihat pada gambar 3.1

Page 40: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

25

Gambar 3.1 kerangka pemecahan masalah

Analisis Dari Hasil Perhitungan

Mulai

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data Data tahun 2009 dan 2010 yang meliputi: 1.Data pembelian bahan baku 2.Data kebutuhan bahan baku 3.Data biaya pemesanan bahan baku 4.Data biaya penyimpanan bahan

baku 5.Data biaya kekurangan bahan baku

Pengolahan Data 1.Penentuan total biaya

persediaan berdasarkan kebijakan perusahaan pada tahun 2009 dan 2010

2.Penentuan ukuran pesanan dan total biaya persediaan berdasarkan metode EOQ pada tahun 2009 dan 2010

4.Perbandingan antara kebijakan perusahaan dengan penerapan metode EOQ sehingga diperoleh biaya yang paling optimal dalam perencanaan persediaan.

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Page 41: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

4.1.1 Latar belakang berdirinya perusahaan

Keberadaan Batik di Brebes muncul sekitar abad ke 19, tepatnya pada

tahun 1917 masehi. Menurut sumber yang didapat, keberadaan batik di

Brebes tepatnya kecamatan salem desa bentar, berawal dari kedatangan

putri pejabat Pekalongan yang datang ke Salem, Brebes. Pada saat itu, sang

putri jatuh cinta kepada pemuda Salem yang akhirnya menikah dan menetap

di Desa Bentar. Dari kejadian tersebut, akhirnya keberadaan batik mulai

muncul di Desa Bentar dan akhirnya menyebar ke desa tetangga, seperti

Desa Bentarsari dan lainnya.

Batik Bentar Srikandi merupakan usaha batik yang berdiri pada tahun

1986.Adapun pendirinya adalah Ibu Hj Ratminah yang sekaligus sebagai

pimpinan perusahaan tersebut. Ciri khas yang tetap dipertahankan

Perusahaan Batik Bentar Srikandi hingga sekarang adalah 100% buatan

tangan. Di daerah lain, kebiasaan itu telah lama ditinggalkan para perajin,

karena dianggap kurang produktif dan efisien. Terdapat beberapa kelebihan

batik tangan dibandingkan dengan batik yang dibuat dengan cap. Yang

paling utama, hasil karya batik tangan lebih artistik. Nilai lebih itulah yang

membuat batik tangan diburu para kolektor batik. Selain itu, batik tangan

juga lebih panjang dari segi usia.

Batik Bentar Srikandi merupakan jenis home industry. Sebagai

industri rumah barang-barang yang diproduksi hanya dijual kepada

pengepul-pengepul yang ada dengan kapasitas produksi yang kecil dan

dengan motif serta jenis yang biasa. Namun lambat laun dengan

pengelolaan yang baik industri ini semakin berkembang sesuai dengan

perkembangan pasar. Karena order yang diterima semakin besar dan

jangkauan pasar yang semakin luas menembus pasar luar negeri maka untuk

Page 42: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

27

menambah kapasitas produksinya pada tahun 1994 dilakukan penambahan

tenaga kerja dan memperkaya motif serta meningkatkan kualitas, ada pula

kualitas harga murah. Mulai pada itulah perusahaan mengalami

perkembangan yang semakin pesat sampai seperti pada saat ini.

4.1.2 Lokasi Pabrik / Perusahaan.

Batik Bentar Srikandi menempati lokasi di kabupaten Brebes tepatnya

yaitu di Komplek Pasar Bentar No. 12, RT. 01/04 Bentar Salem

Brebes.

4.2 Pengumpulan Data

Bahan baku yang diteliti adalah bahan baku yg dibutuhkan di Perusahaan

Batik Bentar Srikandi Salem Brebes yaitu kain, malam dan napthol. Data diambil

dari tahun 2009-2010 diantaranya:

a.Data persedian bahan baku

b.Data biaya pemesanan bahan baku

c.Data biaya penyimpanan bahan baku

d.Data biaya kekurangan bahan baku

4.2.1. Hasil Produksi dan Penjualan

Hasil produksi berupa kemeja batik yang jumlahnya disesuaikan

dengan pesanan konsumen. Tabel 4.1 menunjukkan hasil produksi dan

jumlah penjualan pada unit produksi kemeja dari tahun 2009 sampai tahun

2010.

Page 43: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

28

Tabel 4.1Produksi Kemeja Batik ( buah ) BULAN TAHUN 2009 TAHUN 2010

JANUARI 2.380 2.785 FEBRUARI 2.690 2.710

MARET 2.345 2.725 APRIL 2.500 2.790

MEI 2.536 2.440 JUNI 2.465 2.385 JULI 2.655 2.737

AGUSTUS 2.540 3.325 SEPTEMBER 3.320 3.025

OKTOBER 2.468 2.400 NOVEMBER 2.700 2.785 DESEMBER 2.705 2.780

Total 31.304 33.825

4.2.2 Kebijakan perusahaan pada tahun 2009

1. Data Bahan baku kain

Bahan baku kain yang dibutuhkan adalah kain katun jenis katun

primisima yang dipesan dengan ukuran yard atau setara dengan

0,9144meter. Pembuatan satu buah baju memerlukan kain 1,5 meter atau

setara dengan 1,64 yard. Data kebutuhan bahan baku kain di hitung dengan

besarnya jumlah pesanan produk dikalikan 1,64 yard.

Berikut ini adalah data untuk pembelian dan kebutuhan bahan baku

kain pada tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 44: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

29

Tabel 4.2 Persediaan Bahan Baku Kain ( yard ) pada tahun 2009 BULAN KEBUTUHAN PEMBELIAN

JANUARI 3.903 4.000 FEBRUARI 4.411 4.500

MARET 3.845 4.000 APRIL 4.100 4.000

MEI 4.159 4.200 JUNI 4.042 4.000 JULI 4.354 4.500

AGUSTUS 4.165 4.000 SEPTEMBER 5.444 5.500

OKTOBER 4.047 4.000 NOVEMBER 4.428 4.500 DESEMBER 4.436 4.500

Total 51.334 51.700

Tabel 4.3 Persediaan Bahan Baku Kain ( yard ) pada tahun 2010 BULAN KEBUTUHAN PEMBELIAN

JANUARI 4.567 4.500 FEBRUARI 4.444 4.500

MARET 4.469 4.500 APRIL 4.575 4.500

MEI 4.001 4.000 JUNI 3.911 4.000 JULI 4.488 4.500

AGUSTUS 5.453 5.500 SEPTEMBER 4.961 5.000

OKTOBER 3.936 4.000 NOVEMBER 4.567 4.500 DESEMBER 4.559 4.500

Total 53.931 54.000 Sumber : Data Perusahaan

2. Data Bahan Baku Napthol

Napthol merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk mewarnai kain.

Berdasarkan kebijakan perusahaan Proses pewarnaan satu buah baju

diperlukan kurang lebih 5gr napthol. Jumlah kebutuhan = jumlah pesanan

x 5.

Page 45: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

30

Berikut ini adalah data untuk pembelian dan kebutuhan bahan baku

napthol pada tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Persediaan Bahan Baku Napthol pada tahun 2009 BULAN KEBUTUHAN PEMBELIAN

JANUARI 11.900gr 12.200gr = 12,2kg FEBRUARI 13.450gr 13.700gr=13,7kg

MARET 11.725gr 12.200gr = 12,2kg APRIL 12.500gr 12.200gr = 12,2kg

MEI 12.680gr 12.800gr=12,8kg JUNI 12.325gr 12.200gr = 12,2kg JULI 13.275gr 13.700gr=13,7kg

AGUSTUS 12.700gr 12.200gr = 12,2kg SEPTEMBER 16.600gr 16.800gr=16,8kg

OKTOBER 12.340gr 12.200gr = 12,2kg NOVEMBER 13.500gr 13.700gr=13,7kg DESEMBER 13.525gr 13.700gr=13,7kg

Total 156.520gr 157.600gr=157,6kg

Tabel 4.5 Persediaan Bahan Baku Napthol pada tahun 2010 BULAN KEBUTUHAN PEMBELIAN

JANUARI 13.925gr 13.700gr=13,7kg FEBRUARI 13.550gr 13.700gr=13,7kg

MARET 13.625gr 13.700gr=13,7kg APRIL 13.950gr 13.700gr=13,7kg

MEI 12.200gr 12.200gr = 12,2kg JUNI 11.925gr 12.200gr = 12,2kg JULI 13.685gr 13.700gr=13,7kg

AGUSTUS 16.625gr 16.800gr=16,8kg SEPTEMBER 15.125gr 15.300gr=15,3kg

OKTOBER 12.000gr 12.200gr = 12,2kg NOVEMBER 13.925gr 13.700gr=13,7kg DESEMBER 13.900gr 13.700gr=13,7kg

Total 164.435gr 164.600gr=164,6kg

3. Data Bahan Baku Malam

Malam merupakan bahan bahan utama yang menjadi ciri khas dalam

proses membatik. Dalam proses membatik, malam mempunyai fungsi

untuk merintangi warna masuk ke dalam serat kain dimana motif telah

dipolakan dan agar motif tetap tampak. Kebutuhan malam ditentukan

Page 46: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

31

besar dan detail gambar desain baju. Berdasarkan kebijakan perusahaan

malam 1kg bisa digunakan untuk membatik kain sepanjang 25m =

27,34yard. Kebutuhan malam bisa dihitung dengan : 34,27

kainkebutuhan

Berikut ini adalah data untuk pembelian dan kebutuhan bahan baku malam pada tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Persediaan Bahan Baku Malam pada tahun 2009

BULAN KEBUTUHAN PEMBELIAN

JANUARI 142,75kg 150kg

FEBRUARI 161,33kg 162kg

MARET 140,63kg 150kg

APRIL 149,96kg 150kg

MEI 152,12kg 155kg

JUNI 147,84kg 150kg

JULI 159,25kg 160kg

AGUSTUS 152,34kg 150kg

SEPTEMBER 199,12kg 200kg

OKTOBER 148,02kg 150kg

NOVEMBER 161,96kg 163kg

DESEMBER 162,13kg 165kg

Total 1876,45kg 1.905kg

Page 47: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

32

Tabel 4.7 Persediaan Bahan Baku Malam pada tahun 2010

BULAN KEBUTUHAN PEMBELIAN

JANUARI 167,04kg 170kg

FEBRUARI 162,54kg 165kg

MARET 161,68kg 165kg

APRIL 167.33kg 170kg

MEI 146,34kg 145kg

JUNI 143,05kg 145kg

JULI 164,15kg 170kg

AGUSTUS 199,45kg 200kg

SEPTEMBER 181,45kg 190kg

OKTOBER 143,96kg 150kg

NOVEMBER 167.04kg 160kg

DESEMBER 166,75kg 170kg

Total 1970,78 2.000kg

4.2.3 Biaya Pemesanan

Biaya pesan adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan

pemesanan bahan baku dari mulai telepon sampai tersedianya barang digudang.

Biaya pesan bahan baku pada Perusahaan Batik Bentar Srikandi, Salem,

Kabupaten Brebes dilakukan melalui telepon seluler. Untuk biaya pemesanan

bahan baku dari seluruh biaya telepon yang dikeluarkan perusahaan diperoleh

sebuah kebijakan bahwa untuk biaya telepon pemesanan bahan baku diambil

dari besar tarif normal biaya pulsa per menit dengan mengacu pada :

Telepon digunakan untuk Pemesanan bahan baku Dilakukan sekali dalam 1

bulan dengan perincian untuk sekali pesan dilakukan 2 kali telepon :

a. Telepon pertama : telepon kepada pabrik pemasok bahan baku untuk

konfirmasi awal pemesanan bahan baku dengan waktu telepon antara 4

sampai dengan 6menit.

Page 48: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

33

b. Telepon kedua : telepon sebagai konfirmasi akhir setelah hari-H

pemesanan untuk memastikan apakah bahan baku sudah dikirim ke

pabrik dengan waktu telepon antara 2 sampai dengan 4 menit.

Jadi waktu telepon untuk pemesanan bahan baku kira-kira 6 menit

ditambah 4 menit yaitu 10 menit. Tarif pulsa normal per menit adalah 1200.

Jadi total tarif pulsa untuk memesan bahan baku kain adalah : 10 x 1200 = Rp

12.000,00

c. Biaya transportasi Meliputi biaya BBM dan supir. Dan biaya tersebut

ditentukan oleh pemilik toko bahan baku.

1. Biaya Pesan Bahan Baku Kain

Tabel 4.8 Biaya Pesan Bahan Baku Kain Tahun 2009

BULAN

Biaya Telepon ( Rp )

Biaya Transportasi

Pengiriman Bahan Baku (Rp)

Harga Bahan Baku

(Rp/yard)

Jumlah Pesanan Bahan

Baku Kain (yard)

Total Biaya Pembayaran Bahan Baku

(Rp) (3) x (4)

( 1 ) ( 2 ) (3) (4) (5) Januari 12.000 70.000 15.000 4.000 60.000.000 Februari 12.000 70.000 15.000 4.500 67.500.000 Maret 12.000 70.000 15.000 4.000 60.000.000 April 12.000 70.000 15.000 4.000 60.000.000 Mei 12.000 70.000 15.000 4.200 63.000.000 Juni 12.000 70.000 15.000 4.000 60.000.000 Juli 12.000 70.000 15.000 4.500 67.500.000

Agustus 12.000 70.000 15.000 4.000 60.000.000 September 12.000 70.000 15.000 5.500 82.500.000 Oktober 12.000 75.000 15.000 4.000 60.000.000

November 12.000 75.000 15.000 4.500 67.500.000 Desember 12.000 75.000 15.000 4.500 67.500.000

Total 144.000 855.000 51.700 775.500.000

Page 49: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

34

Tabel 4.9 Biaya Pesan Bahan Baku Kain Tahun 2010

Sumber : Data Perusahaan

2. Biaya Pesan Bahan Baku Napthol

Bahan baku napthol dan malam dipesan di tempat yang sama dan

dalam waktu yang bersamaan. Maka untuk biaya telepon dan biaya

transportasi di bagi dua sesuai dengan bahan baku yg dipesan. Berikut ini

adalah data biaya pesan bahan baku malam dan napthol pada tahun 2009

dan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

BULAN

Biaya Telepon ( Rp )

Biaya Transportasi Pengiriman Bahan Baku

(Rp)

Harga Bahan Baku

(Rp/yard)

Jumlah Pesanan Bahan

Baku Kain (yard)

Total Biaya Pembayaran Bahan Baku

(Rp) (3) x (4)

(1) ( 2 ) ( 3 ) (4) ( 5 ) Januari 12.000 75.000 15.000 4.500 75.150.000 Februari 12.000 75.000 15.000 4.500 75.150.000 Maret 12.000 75.000 15.000 4.500 75.150.000 April 12.000 75.000 15.000 4.500 75.150.000 Mei 12.000 75.000 15.000 4.000 66.800.000 Juni 12.000 80.000 15.000 4.500 75.150.000 Juli 12.000 80.000 15.000 4.500 75.150.000

Agustus 12.000 80.000 15.000 5.000 83.500.000 September 12.000 80.000 15.000 4.000 66.800.000 Oktober 12.000 80.000 15.000 4.500 75.150.000

November 12.000 80.000 15.000 4.500 75.150.000 Desember 12.000 80.000 15.000 4.500 75.150.000

Total 144.000 935.000 54.000 81.000.000

Page 50: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

35

Tabel 4.10 Biaya Pesan Bahan Baku Napthol Tahun 2009

Tabel 4.11 Biaya Pesan Bahan Baku Napthol Tahun 2010

BULAN

Biaya Telepon ( Rp )

Biaya Transportasi Pengiriman Bahan Baku

(Rp)

Harga Bahan Baku

(Rp/5gr)

Jumlah Pesanan Bahan

Baku Napthol (Gram)

Total Biaya Pembayaran Bahan Baku

(Rp) (4)/5gr x (3)

(1) ( 2 ) ( 3 ) (4) ( 5 ) Januari 6.000 35.000 2.500 12.200gr = 12,2kg 6.100.000 Februari 6.000 35.000 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000 Maret 6.000 35.000 2.500 12.200gr = 12,2kg 6.100.000 April 6.000 35.000 2.500 12.200gr = 12,2kg 6.100.000 Mei 6.000 35.000 2.500 12.800gr=12,8kg 6.400.000 Juni 6.000 35.000 2.500 12.200gr = 12,2kg 6.100.000 Juli 6.000 35.000 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000

Agustus 6.000 35.000 2.500 12.200gr = 12,2kg 6.100.000 September 6.000 35.000 2.500 16.800gr=16,8kg 8.400.000

Oktober 6.000 37.500 2.500 12.200gr = 12,2kg 6.100.000 November 6.000 37.500 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000 Desember 6.000 37.500 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000

Total 72.000 427.500 157.600gr=157,6kg 78.800.000

BULAN

Biaya Telepon ( Rp )

Biaya Transportasi Pengiriman Bahan Baku

(Rp)

Harga Bahan Baku

(Rp/5gr)

Jumlah Pesanan Bahan

Baku Napthol (Gram)

Total Biaya Pembayaran Bahan Baku

(Rp) (3) x (4)

(1) ( 2 ) ( 3 ) (4) ( 5 ) Januari 6.000 35.000 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000 Februari 6.000 35.000 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000 Maret 6.000 35.000 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000 April 6.000 35.000 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000 Mei 6.000 35.000 2.500 12.200gr = 12,2kg 6.100.000 Juni 6.000 35.000 2.500 12.200gr = 12,2kg 6.100.000 Juli 6.000 35.000 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000

Agustus 6.000 35.000 2.500 16.800gr=16,8kg 8.400.000 September 6.000 35.000 2.500 15.300gr=15,3kg 7.650.000

Oktober 6.000 37.500 2.500 12.200gr = 12,2kg 6.100.000 November 6.000 37.500 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000 Desember 6.000 37.500 2.500 13.700gr=13,7kg 6.850.000

Total 72.000 427.500 164.600gr=164,6kg 82.300.000

Page 51: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

36

3. Biaya Pesan Bahan Baku Malem Tabel 4.12 Biaya Pesan Bahan Baku Malam Tahun 2009

Table 4.13 Biaya Pesan Bahan Baku Malam Tahun 2010

BULAN

Biaya Telepon ( Rp )

Biaya Transportasi Pengiriman Bahan Baku

(Rp)

Harga Bahan Baku

(Rp/kg)

Jumlah Pesanan Bahan

Baku malam (kg)

Total Biaya Pembayaran Bahan Baku

(Rp) (3) x (4)

(1) ( 2 ) ( 3 ) (4) ( 5 ) Januari 6.000 35.000 8000 150 1.200.000

Februari 6.000 35.000 8000 162 1.296.000 Maret 6.000 35.000 8000 150 1.200.000 April 6.000 35.000 8000 150 1.200.000 Mei 6.000 35.000 8000 155 1.240.000 Juni 6.000 35.000 8000 150 1.200.000 Juli 6.000 35.000 8000 160 1.280.000

Agustus 6.000 35.000 8000 150 1.200.000 September 6.000 35.000 8000 200 1.600.000 Oktober 6.000 37.500 8000 150 1.200.000

November 6.000 37.500 8000 163 1.304.000 Desember 6.000 37.500 8000 165 1.320.000

Total 72.000 427.500 1.905 15.240.000

BULAN

Biaya Telepo

n ( Rp )

Biaya Transportasi Pengiriman Bahan Baku

(Rp)

Harga Bahan Baku

(Rp/kg)

Jumlah Pesanan Bahan

Baku malam (kg)

Total Biaya Pembayaran Bahan Baku

(Rp) (3) x (4)

(1) ( 2 ) ( 3 ) (4) ( 5 ) Januari 6.000 35.000 8000 170 1.360.000 Februari 6.000 35.000 8000 165 1.320.000

Maret 6.000 35.000 8000 165 1.320.000 April 6.000 35.000 8000 170 1.360.000 Mei 6.000 35.000 8000 145 1.160.000 Juni 6.000 35.000 8000 145 1.160.000 Juli 6.000 35.000 8000 170 1.360.000

Agustus 6.000 35.000 8000 200 1.600.000 September 6.000 35.000 8000 190 1.520.000 Oktober 6.000 37.500 8000 150 1.200.000

November 6.000 37.500 8000 160 1.280.000 Desember 6.000 37.500 8000 170 1.360.000

Total 72.000 427.500 2.000 16.000.000

Page 52: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

37

4.2.4 Biaya Penyimpanan

Berdasarkan data perusahaan Yang termasuk biaya gudang adalah gaji

karyawan bagian gudang,pemeliharaan dan perbaikan gudang,biaya tempat dan

biaya umum yang dibebankan kebagian gudang. besarnya biaya penyimpanan

tiap tahun meliputi biaya - biaya seperti tercantum dalam tabel 4.14 berikut ini

dengan catatan bahwa untuk biaya sewa gudang ditiadakan karena untuk

gudang penyimpanan bahan baku, perusahaan menyimpannya dalam sebuah

gudang milik perusahaan sendiri dan untuk kebutuhan listrik, gudang bahan

baku mempunyai meteran listrik sendiri.

Tabel 4.14 Biaya Simpan Bahan Baku Tahun 2009 ( Rp )

BULAN

Upah

Penjaga Gudang

Biaya

Listrik Gudang

Januari 300.000 20.200

Februari 300.000 22.350

Maret 300.000 22.100

April 300.000 21.700

Mei 300.000 20.300

Juni 300.000 29.900

Juli 300.000 23.500

Agustus 300.000 23.900

September 300.000 25.850

Oktober 300.000 26.000

November 300.000 28.700

Desember 300.000 28.500

Total 3.600.000 283.000

Page 53: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

38

Berikut adalah asumsi kebutuhan biaya simpan tiap bahan baku

disesuaikan pada luas gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan

bahan baku pada tahun 2009

Table 4.15 Kebutuhan Biaya Simpan Tahun 2009

Total biaya simpan kain (1/4) Napthol

(1/6)

Malam (1/8)

Gudang 3.600.000 900.000 600.000 450.000

Listrik 283.000 70.750 47.167 35.375

Total 3.883.000 970.750 647.167 485.375

Tabel 4.16 Biaya Simpan Bahan Baku Tahun 2010 ( Rp )

BULAN Upah Penjaga Gudang Biaya Listrik Gudang Januari 300.000 28.700

Februari 300.000 25.800

Maret 300.000 25.400

April 300.000 26.200

Mei 300.000 22.750

Juni 300.000 23.550

Juli 300.000 31.850

Agustus 300.000 30.200

September 300.000 31.400

Oktober 300.000 32.350

November 300.000 34.750

Desember 300.000 33.450

Total 3.600.000 446.400

Sumber : Data Perusahaan

Page 54: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

39

Berikut adalah asumsi kebutuhan biaya simpan tiap bahan baku

disesuaikan pada luas gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan

bahan baku pada tahun 2010.

Table 4.17 Kebutuhan Biaya Simpan Tahun 2010

Total biaya simpan kain (1/4) Napthol

(1/6)

Malam (1/8)

Gudang 3.600.000 900.000 600.000 450.000

Listrik 446.400 111.600 74.400 55.800

Total 4.046.400 1.011.600 674.400 508.800

4.2.5 Biaya kekurangan persediaan.

1. Bahan baku kain

Biaya kekurangan persediaan terjadi pada bulan September 2009 dan

Agustus 2010 yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri umat Islam.

September 2009 persediaan awal hanya sebesar 5000 yard. Akan tetapi karena

jumlah pesanan yang lebih dan bahan baku yang ada kurang, maka diadakan

pesanan sebanyak 500 yard untuk memenuhi pesanan kemeja dari konsumen.

Kekurangan bahan baku kain pada tahun 2009 sebanyak %101,05000500

Table 4.18 kekurangan persedian bahan baku kain 2009

Kain 500 x 15.000 7.500.000 Telepon 10 x 1.200 12.000

Transport 70.000 Total 7.588.000

Begitu pula untuk Agustus 2010 persediaan awal hanya 5000 yard. Akan tetapi

karena jumlah pesanan yang lebih dan bahan baku yang ada kurang, maka

diadakan pesanan sebanyak 500 yard untuk memenuhi pesanan kemeja dari

Page 55: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

40

konsumen. Kekurangan bahan baku kain pada tahun 2009 sebanyak

%101,05000500

Table 4.19 kekurangan persedian bahan baku kain 2010

Kain 500 x 15.000 7.500.000 Telepon 10 x 1.200 12.000

Transport 80.000 Total 7.688.000

2. Bahan baku napthol

Kekurangan bahan baku napthol juga terjadi pada bulan September 2009

dan Agustus 2010. Bulan September 2009 Persedian awal sebesar 15120gram

dan melakukan pemesanan kembali sebanyak 1680 gram. Kekurangan bahan

baku napthol pada tahun 2009 sebanyak %101,0151201680

Table 4.20 kekurangan persedian bahan baku napthol 2009

Napthol 5

1680 x 2500 840.000

Telepon 2120010x

6000

Transport 2

70000 35.000

Total 881.000 Agustus 2010 persedian awal sebesar 15120gram dan melakukan pemesanan

kembali sebanyak 1680 gram. Kekurangan bahan baku napthol pada tahun 2010

sebanyak %101,0151201680

Page 56: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

41

Table 4.21 kekurangan persedian bahan baku napthol 2010

Napthol 5

1680 x 2500 840.000

Telepon 2120010x

6000

Transport 2

80000 40.000

Total 886.000 3. Bahan baku malam

Bulan September 2009 Persedian awal sebesar 180kg dan melakukan

pemesanan kembali sebanyak 20kg. Kekurangan bahan baku napthol pada

tahun 2009 sebanyak %101,018020

Table 4.22 kekurangan persedian bahan baku malam 2009

Malam 20 x 8.000 160.000 Telepon

2120010x

6000

Transport 2

70000 35.000

Total 201.000

Bulan agustus 2010 Persedian awal sebesar 180kg dan melakukan pemesanan

kembali sebanyak 20kg. Kekurangan bahan baku napthol pada tahun 2010

sebanyak %101,018020

Table 4.23 kekurangan persedian bahan baku malam 2010

Malam 20 x 8.000 160.000 Telepon

2120010x

6000

Transport 2

80000 40.000

Total 206.000

Page 57: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

42

4.3 Pengolahan Data

4.3.1 Pengolahan data berdasarkan kebijakan perusahaan pada tahun 2009:

1. Bahan baku kain

a. Jumlah pembelian bahan baku kain pada tahun 2009 = 51.700 yard

b. Biaya pemesanan per tahun

Biaya Pesan = Biaya telepon + Biaya Transportasi + biaya pesan

kekurangan bahan baku

Biaya pesan tahun 2009 = Rp 144.000+ Rp 855.000 + 82.000

= Rp 1.081.000

c. Biaya tiap kali pesan ( A ) = esanFrekuensiP

BiayaPesan

Biaya tipa kali pesan pada tahun 2009

= 13

1081000 = Rp 83.154/pesan

d. Biaya simpan Rp 970.750,00

e. biaya simpan per yard 970.750/51.700 = 18,97 =Rp19,00

f. Total biaya persediaan bahan baku kain tahun 2009

Biaya simpan + biaya pesan bahan baku

= 970.750 + 1.081.000

= Rp 2.051.750,00

g. Grafik pembelian bahan baku kain pada tahun 2009

gambar 4.1 Grafik pembelian bahan baku kain pada tahun 2009

Page 58: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

43

2. Bahan baku napthol

a. Jumlah pembelian bahan baku napthol pada tahun 2009 =

157.600gr=157,6kg

b. Biaya pemesanan per tahun

Biaya Pesan = Biaya telepon + Biaya Transportasi + biaya pesan kekurangan

bahan baku

Biaya pesan tahun 2009 = Rp 72.000 + Rp 427.500 + 41.000

= Rp 540.500,00

c. Biaya tiap kali pesan ( A ) = esanFrekuensiP

BiayaPesan

Biaya tipa kali pesan pada tahun 2009

= 13

540500 = Rp 41.576/pesan

d. Biaya simpan Rp 647.167

e. Biaya simpan per gram = 647167/157600 = 4,1 = Rp 4,00

f. Total biaya persediaan bahan baku napthol tahun 2009

Biaya simpan + biaya pesan

Tahun 2009 = 647.167 + 540.500

= Rp 1.187.667,00

g. grafik pembelian bahan baku napthol tahun 2009

Gambar 4.2 Grafik pembelian bahan baku napthol tahun 2009

Page 59: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

44

3. Bahan baku Malam

a. Jumlah pembelian bahan baku malam pada tahun 2009 = 1.905 kg

b. Biaya pemesanan per tahun

Biaya Pesan = Biaya telepon + Biaya Transportasi + biaya pesan kekurangan

bahan baku

Biaya pesan tahun 2009 = Rp 72.000 + Rp 427.500 + 41.000

= Rp 540.500,00

c. Biaya tiap kali pesan ( A ) = esanFrekuensiP

BiayaPesan

Biaya tipa kali pesan pada tahun 2009

= 13

540500 = Rp 41.576/pesan

d. Biaya simpan Rp 485.375,00

e. Biaya simpan per kg = 485375/1905 = 254,89 = Rp 255,00

f. Total biaya persediaan bahan baku malam tahun 2009

Biaya simpan + biaya pesan

Tahun 2009 = 485.375 + 540.500

= Rp 1.025.875,00

g. Grafik pembelian bahan baku malam tahun 2009

Gambar 4.3 Grafik pembelian bahan baku malam tahun 2009

Page 60: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

45

4.3.2 Pengolahan data berdasarkan kebijakan perusahaan pada tahun 2010:

1. Bahan baku kain

a. Jumlah pembelian bahan baku kain pada tahun 2010 = 54.000 yard

b. Biaya pemesanan per tahun

Biaya Pesan = Biaya telepon + Biaya Transportasi + biaya pesan kekurangan

bahan baku

Biaya pesan tahun 2010 = Rp 144.000+ Rp 935.000 + 92.000

= Rp 1.171.000,00

c. Biaya tiap kali pesan ( A ) = esanFrekuensiP

BiayaPesan

Biaya tipa kali pesan pada tahun 2010

= 13

1.171.000 = Rp 90076,00

d. Biaya simpan Rp1.011.600,00

e. Biaya simpan per yard = 1011600/54000 = 18,73 = Rp 19,00

f. Total biaya persediaan bahan baku kain tahun 2010

Biaya bahan baku + Biaya simpan + biaya pesan

= 1.011.600 + 1.171.000

=Rp 2.182.600,00

g. Grafik pembelian bahan baku kain pada tahun 2010

Gambar 4.4 Grafik pembelian bahan baku kain tahun 2010

Page 61: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

46

2. Bahan baku napthol

a. Jumlah pembelian bahan baku napthol pada tahun 2010 =

164.600gr=164,6kg

b. Biaya pemesanan per tahun

Biaya Pesan = Biaya telepon + Biaya Transportasi + biaya pesan kekurangan

bahan baku

Biaya pesan tahun 2010 = 72.000+ 467.500+ 46.000

= Rp 585.500

c. Biaya tiap kali pesan ( A ) = esanFrekuensiP

BiayaPesan

Biaya tipa kali pesan pada tahun 2010

= 13

585500 = Rp 45.038,00

d. Biaya simpan Rp 674.400,00

e. Biaya simpan per yard = 674400/164600 = 4.09 = Rp 4,00

f. Total biaya persediaan bahan baku napthol tahun 2010

Biaya simpan + biaya pesan

Tahun 2010 = 674400 + 585500

= Rp 1.259.900,00

g. grafik pembelian bahan baku napthol tahun 2010

Gambar 4.5 Grafik pembelian bahan baku napthol tahun 2010

Page 62: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

47

3.Bahan baku Malam

a. Jumlah pembelian bahan baku malam pada tahun 2010 = 2.000 kg

b. Biaya pemesanan per tahun

Biaya Pesan = Biaya telepon + Biaya Transportasi + biaya pesan kekurangan

bahan baku

Biaya pesan tahun 2010 = 72.000+ 467.500+ 46.000

= Rp 585.500

c. Biaya tiap kali pesan ( A ) = esanFrekuensiP

BiayaPesan

Biaya tipa kali pesan pada tahun 2010

= 13

585500 = Rp 45.038,00

d. Biaya simpan Rp 508.800,00

e. Biaya simpan per kg = 508800/2000 = 254,4 = Rp 254,00

f. Total biaya persediaan bahan baku malam tahun 2010

Biaya simpan + biaya pesan

Tahun 2010 = 508.800 + 585500

= Rp 1.094.300,00

g. grafik pembelian bahan baku malam tahun 2010

Gambar 4.6 Grafik pembelian bahan baku malam tahun 2010

Page 63: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

48

4.3.3 Economic Order Quantity ( EOQ ) tahun 2009

1. Bahan baku kain

a. Kebutuhan bahan baku kain pada tahun 2009 = 51.334 yard

b. Biaya simpan per yard = kunanBahanBaJumlahPesa

nBiayaSimpa

= 51.334

970.750 = Rp 18,00/yard

c. EOQ = HSD2

D = Kebutuhan rata-rata per periode

S = ordering cost setiap kali pesan

H = Biaya simpan per unit.

EOQ =18

51334905842 xx

= 516671006

= 22730 yard

d. t = D

Q

= 51.33422730 = 0,4 tahun x 12 bulan

= 4,8 bulan

e. Biaya Total Persediaan

TC = QD S+h

2Q

= 22730

334.51 x 90584 + 18 2

22730

= 204.577 + 204.570

= Rp 409.147

Page 64: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

49

f. Persediaan Pengaman ( Safety Stock )

Perhitungan safety stock dilakukan untuk melindungi perusahaan dari

resiko kehabisan bahan baku dan untuk menghindari adanya

keterlambatan bahan baku yang dipesan.

Table 4.24 perhitungan standar deviasi bahan baku kain 2009

BULAN ix x xxi 2xxi JANUARI 3.903 4277,8333 -374,833 140.499,77

FEBRUARI 4.411 4277,8333 133,1667 17.733,36 MARET 3.845 4277,8333 -432,833 187.344,66 APRIL 4.100 4277,8333 -177,833 31.624,68

MEI 4.159 4277,8333 -118,833 14.121,28 JUNI 4.042 4277,8333 -235,833 55.617,20 JULI 4.354 4277,8333 76.167 5.801,41

AGUSTUS 4.165 4277,8333 -112,833 12.731,28 SEPTEMBER 5.444 4277,8333 1166,167 1.359.945,47

OKTOBER 4.047 4277,8333 -230,833 53.283,87 NOVEMBER 4.428 4277,8333 150,167 22.550,12 DESEMBER 4.436 4277,8333 158,167 25.016,79

Total 51.334 1.926.269,89 Standar deviasi

=12

89,1926269

= 49,160522

= 400,65

Lead Time ( LT ) = 2 hari

SL= Sd LT

=400,65 2

= 566,60 = 567

Safety Stock ( Ss) = Zα + SL α = 10 %

= 1,282 x 567

= 727 yard

Page 65: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

50

g. Reorder Point ( ROP )

Reoder point merupakan waktu dimana perusahaan harus melakukan

pembelian kembali sebelum persediaan digudang habis.

ROP = D x L + Ss

= ( 51334/365harix 2hari ) + 727

= 1008 yard

Hal ini berarti ketika jumlah persediaan bahan baku kain yang ada

digudang mencapai 1008 yard , maka perusahaan harus melakukan

pemesanan persediaan bahan baku kembali untuk produksi selanjutnya.

h. Grafik pembelian bahan baku kain dengan metode EOQ tahun 2009

22730 yard

1008 yard

4,8 bulan 2hari gambar 4.7 persediaan bahan baku kain tahun 2009

2. Bahan baku napthol

. a. Kebutuhan bahan baku napthol pada tahun 2009 = 156.520gr = 156,52 kg

b. Biaya simpan per kg = 156520647167 = Rp 4,1 = Rp 4,00

c. EOQ =4

450421565202 xx

= 3524986920

=59.372 gram

Page 66: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

51

d. t = D

Q

= 15652059372 = 0,37 tahun x 12

= 4,5bulan

e. Biaya Total Persediaan

TC = QD S+h

2Q

= 59372

156520 x45042 + 4 2

59372

= 118.743+ 118.744

= Rp 237.487,00

f. Persediaan Pengaman ( Safety Stock )

Tabel 4.25 perhitungan standar deviasi bahan baku napthol 2009

BULAN ix x xxi 2xxi JANUARI 11.900 13.043,34 -1143,34 1.307.226,36

FEBRUARI 13.450 13.043,34 406,66 165.372,36 MARET 11.725 13.043,34 -1.318,34 1.738.020,36 APRIL 12.500 13.043,34 -543,34 295.218,36

MEI 12.680 13.043,34 -363,34 132.015,96 JUNI 12.325 13.043,34 -718,34 516.012,36 JULI 13.275 13.043,34 231,66 53.666,36

AGUSTUS 12.700 13.043,34 -343,34 117.882,36 SEPTEMBER 16.600 13.043,34 3.556,66 12.649.830,36

OKTOBER 12.340 13.043,34 -703,34 494.687,16 NOVEMBER 13.500 13.043,34 456,66 208.538,36 DESEMBER 13.525 13.043,34 418,66 231.996,36

Total 156.520 17.910.502,36

Standar deviasi

=12

36,17910502

Page 67: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

52

= 86,1492541

= 1221,70

Lead Time ( LT ) = 2 hari

SL= Sd LT

=1221,70 2

= 1727,744709 = 1728

Safety Stock ( Ss) = Zα + SL α = 10 %

= 1,282 x 1728

=2215gram

g. Reorder Point ( ROP )

ROP = D x L + Ss

= ( 156.520/365hr x 2 hr ) + 2215

= 3072 gram

Perusahaan dapat melakukan pemesanan bahan baku napthol kembali

pada saat persediaan napthol digudang mencapai 3072 gram

h. Grafik pembelian bahan baku napthol dengan metode EOQ pada tahun

2009.

59.372 gram

3072 gram

4,5 bulan 2hari gambar 4.8 persedian bahan baku napthol tahun 2009

Page 68: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

53

3.Bahan baku malam

a. Kebutuhan bahan baku malam pada tahun 2009 = 1877kg

b. Biaya simpan per kilo = 1877

485.375 = Rp 258,59= Rp 258,00

c. EOQ =258

4504218772 xx

= 655379

=810 kg

d. t = D

Q

= 1877810 = 0.4 tahun x 12

= 4,8 bulan

e. Biaya Total Persediaan

TC = QD

S+h 2Q

= 810

1877 x 45042 +258 2

810

= 104.375 + 104.490

= Rp 208.865,00

Page 69: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

54

f. Persediaan Pengaman ( Safety Stock )

Tabel 4.26 perhitungan standar deviasi bahan baku malam 2009

BULAN ix x xxi 2xxi JANUARI 142,75 156,37 -13,62 185,51

FEBRUARI 161,33 156,37 4.96 24,61 MARET 140,63 156,37 -15,74 247,75 APRIL 149,96 156,37 -6,41 41,09

MEI 152,12 156,37 -4,25 18,07 JUNI 147,84 156,37 -8,53 72,77 JULI 159,25 156,37 2.88 8,29

AGUSTUS 152,34 156,37 -4,03 16,25 SEPTEMBER 199,12 156,37 42,75 1827,57

OKTOBER 148,02 156,37 -8,35 69,73 NOVEMBER 161,96 156,37 5,59 31,25 DESEMBER 162,13 156,37 5,76 33,18

Total 1876,45 2.576,07 Standar deviasi

=12

07,2576

= 68,214

= 14,66

Lead Time ( LT ) = 2 hari

SL= Sd LT

=14,66 2

= 20,732 = 21

Safety Stock ( Ss) = Zα + SL α = 10 %

= 1,282 x 21

= 26,92kg

g. Reorder Point ( ROP )

ROP = D x L + Ss

= (1877/365 hr x 2 hr ) + 26,92kg

= 37,20 kg

Page 70: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

55

Ketika jumlah persediaan malam yang ada digudang mencapai 37,20

kg maka perusahaan harus melakukan pemesanan kembali.

h. Grafik pembelian bahan baku malam dengan metode EOQ pada tahun

2009.

810 kg

37,20 kg

4,8 bulan 2hari gambar 4.9 persedian bahan baku malam tahun 2009

4.3.4 Economic Order Quantity ( EOQ ) tahun 2010

1. Bahan baku kain

a. Kebutuhan bahan baku kain pada tahun 2010 = 53.931 yard

b. Biaya simpan per yard = kunanBahanBaJumlahPesa

nBiayaSimpa

= 53.931

1.011.600 = 18,00 yard

c. EOQ = HSD2

D = Kebutuhan rata-rata per periode

S = ordering cost setiap kali pesan

H= Biaya simpan per unit.

EOQ =18

53931980842 xx

= 587752022

= 24.244yard

Page 71: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

56

d. t = D

Q

= 5393124244 = 0,4 tahun x 12 bulan

= 4,8 bulan

e. Biaya Total Persediaan

TC = QD S+h

2Q

= 2424453931 x 98084 + 18

224244

= 218.189 + 218.196

= Rp 436.385,00

f. Persediaan Pengaman ( Safety Stock )

Tabel 4.27 perhitungan standar deviasi bahan baku kain 2010

BULAN ix x xxi 2xxi JANUARI 4.567 4494,25 72,75 5292,57

FEBRUARI 4.444 4494,25 -50,25 2525,07 MARET 4.469 4494,25 -25,25 637,57 APRIL 4.575 4494,25 80,75 6520,57

MEI 4.001 4494,25 -493,25 243295,57 JUNI 3.911 4494,25 -583,25 340180,57 JULI 4.488 4494,25 -6,25 39,07

AGUSTUS 5.453 4494,25 958,75 919201,57 SEPTEMBER 4.961 4494,25 466,75 217855,57

OKTOBER 3.936 4494,25 -558,25 311643,07 NOVEMBER 4.567 4494,25 72,75 5292,57 DESEMBER 4.559 4494,25 64,75 4192,57

Total 53.931 2.056.676,34

Page 72: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

57

Standar deviasi

=12

34,2056676

= 70,171389

= 413,99

Lead Time ( LT ) = 2 hari

SL= Sd LT

=413,99 2

= 585,470 = 586

Safety Stock ( Ss) = Zα + SL α = 10 %

= 1,282 x 586

= 751,25 yard

g. Reorder Point ( ROP )

ROP = D x L + Ss

= ( 53.931/365 hr x 2 hr ) + 751,25

= 1046,76yard

Perusahaan akan melakukan pemesanan bahan baku kain setelah

persediaan kain digudang mencapai 1046,76 yard

h. Grafik pembelian bahan baku kain dengan metode EOQ pada tahun 2010.

24.244yard

1046,76 yard

4,8 bulan 2hari gambar 4.10 persediaan bahan baku kain tahun 2010

Page 73: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

58

2. Bahan baku napthol

. a. Kebutuhan bahan baku napthol pada tahun 2010 = 164.435gr

b. Biaya simpan per gram = 164.435674.400 = Rp 4,1 = Rp 4,00

c. EOQ =4

879241644352 xx

= 4011556260

=63337 gram

d. t = D

Q

= 16443563337 = 0,38 tahun x 12 bulan

= 4,5 bulan

e. Biaya Total Persediaan

TC = QD S+h

2Q

= 63337

164435 x 166435 + 4 2

63337

= 432.097+ 126.674

= Rp 558771,00

Page 74: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

59

f. Persediaan Pengaman ( Safety Stock )

Tabel 4.28 perhitungan standar deviasi bahan baku napthol 2010

BULAN ix x xxi 2xxi JANUARI 13.925 13.702,92 222.08 49.319,56

FEBRUARI 13.550 13.702,92 -159,92 23.384,53 MARET 13.625 13.702,92 -77,92 6.071,53 APRIL 13.950 13.702,92 247,08 61.048,53

MEI 12.200 13.702,92 -1502,92 2.258.768,53 JUNI 11.925 13.702,92 -1777,92 3.160.999,53 JULI 13.685 13.702,92 -17,92 321,13

AGUSTUS 16.625 13.702,92 2922,08 8.538.551,53 SEPTEMBER 15.125 13.702,92 1422,08 2.022.311,53

OKTOBER 12.000 13.702,92 -1702,92 2.899.936,53 NOVEMBER 13.925 13.702,92 222,08 49.319,53 DESEMBER 13.900 13.702,92 197,08 38.840,53

Total 164.435 19.108.872,99

Standar deviasi

=12

99,19108872

= 09,1592406

= 1261,91

Lead Time ( LT ) = 2 hari

SL= Sd LT

=1261,91 2

= 1784,610236 = 1785

Safety Stock ( Ss) = Zα + SL α = 10 %

= 1,282 x 1785

= 2.288gram

Page 75: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

60

g. Reorder Point ( ROP )

ROP = D x L + Ss

= (164.435/365 hr x 2 hr ) + 2.288

= 3189 gram

Pemesanan napthol dilakukan lagi setelah persediaan napthol digudang

mencapai 3189 gram.

h. Grafik pembelian bahan baku napthol dengan metode EOQ pada tahun

2010.

63.337gram

3.189 gr

4,5 bulan 2hari gambar 4.11 persediaan bahan baku napthol tahun 2010

3.Bahan baku malam

a. Kebutuhan rata-rata bahan baku malam pada tahun 2010 = 1970 kg

b. Biaya simpan per kilo = 1970

508.800 = Rp 258,2= Rp 258,00

c. EOQ =258

1970487922 xx

= 745119

=864kg

Page 76: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

61

d. t = D

Q

= 1970864 = 0,4tahun x 12 bulan

= 4,8bulan

e. Biaya Total Persediaan

TC = QD S+h

2Q

= 864

1970 x 48792 + 258 2

864

= 111.250+ 111.456

= Rp 222.706,00

f. Persediaan Pengaman ( Safety Stock )

Tabel 4.28 perhitungan standar deviasi bahan baku malam 2010

BULAN ix x xxi 2xxi JANUARI 167,04 164,24 2,8 7,84

FEBRUARI 162,54 164,24 -1,7 2,89 MARET 161,68 164,24 -2,56 6,56 APRIL 167,33 164,24 3,09 9,55

MEI 146,34 164,24 -17,9 320,41 JUNI 143,05 164,24 -21,19 449,02 JULI 164,24 164,24 0 0

AGUSTUS 199,45 164,24 35,21 1239,75 SEPTEMBER 181,45 164,24 17,21 296,19

OKTOBER 143,96 164,24 -20,28 411,28 NOVEMBER 167,04 164,24 2,8 7,84 DESEMBER 166,75 164,24 2,51 6,30

Total 1970,78 2757,63 Standar deviasi

=12

63,2757

= 81,229

= 15,16

Page 77: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

62

Lead Time ( LT ) = 2 hari

SL= Sd LT

=15,16 2

= 21,439 = 22

Safety Stock ( Ss) = Zα + SL α = 10 %

= 1,282 x 22

= 28,21 kg

g. Reorder Point ( ROP )

ROP = D x L + Ss

= ( 258/365hr x 2hr ) + 28,21

= 29,62 kg

Perusahaan dapat melakukan pemesanan bahan baku malam setelah

persediaan malam digudang mencapai 29,62 kg.

h. Grafik pembelian bahan baku malam dengan metode EOQ pada tahun

2010.

864kg

29,62kg

4,8 bulan 2hari gambar 4.11 persediaan bahan baku malam tahun 2010

4.4 Pembahasan

Dari perhitungan yang dilakukan sebelumnya maka dilakukan perbandingan

performansi antara kebijakan perusahaan dan metode EOQ pada tahun 2009 dan

2010 dapat ditarik sebuah hasil sebagai berikut.

Page 78: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

63

4.4.1 Perbandingan Performansi dalam penentuan tingkat persedian bahan

baku pada tahun 2009

1.Bahan baku kain

Table 4.23 Hasil Pengolahan Data Bahan Baku Kain Tahun 2009

Keterangan Kebijakan Perusahaan

Metode EOQ Biaya optimal

Jumlah Pesanan/ pesan 4308 yard 22.730yard - Frekuensi Pesan 13 kali per tahun Setiap 4,8 bulan - Biaya pesan/tahun Rp 1.087.000,00 Rp 204.577,00 EOQ Biaya simpan per yard Rp 19.00 Rp 18.00 EOQ Total inventory Cost Rp 2.051.750,00 Rp 409.147,00 EOQ

Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa perhitungan

dengan metode EOQ semua biaya dapat dioptimalkan. Frekuensi pesan bahan

baku kain pada tahun 2009 berdasarkan kebijakan perusahaan dilakukan 13 kali

dalam setahun sebanyak 51.700 yard. Biaya pesan lebih kecil menjadi

Rp204.577,00 karna hanya melakukan pemesanan sebanyak 3 kali dalam setahun

yaitu setiap 4,8 bulan dengan jumlah bahan baku sebanyak 22.730 yard. Biaya

simpan per yard dapat dioptimalkan menjadi Rp 18,00 per yard. Total biaya

persediaan bahan baku kain pada tahun 2009 berdasarkan kebijakan perusahaan

sebanyak Rp 2.051.750,00 total biaya jika menggunakan perhitungan EOQ

sebanyak Rp Rp 409.147,00 maka perusahaan dapat menghemat sebesar Rp

1.642.603,00

Efisiensi persediaan bahan baku dapat dilihat sebagai berikut =

-2.051.750, Rp,1.642.603Rp x 100% =80%

Yaitu diperoleh efisiensi sebesar 80% dengan penerapan metode EOQ dibanding

kebijakan perusahaan.

Page 79: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

64

2. Bahan baku napthol

Table 4.24 Hasil Pengolahan Data Bahan Baku napthol Tahun 2009 keterangan Kebijakan

Perusahaan

Metode EOQ Biaya optimal

Jumlah Pesanan/pesan 13.134gr 59.372gr -

Frekuensi Pesan 13 x dalam setahun Setiap 4,5 bulan -

Biaya pesan/tahun Rp 540.500,00 Rp 118.743,00 EOQ

Biaya simpan per gram

Rp 4,00 Rp 4,00 sebanding

Total inventory Cost Rp 1.187.667,00 Rp 237.487,00 EOQ

Bahan baku napthol pada tahun 2009 berdasarkan kebijakan

perusahaan sebesar 157.600 gram dengan frekuensi pesan sebanyak 13 kali

dalam setahun. Berdasarkan perhitungan EOQ perusahaan hanya dianjurkan

untuk melakukan pemesanan napthol sebanyak 59.372 setiap 4,5 bulan sekali.

Biaya pesan lebih kecil menjadi Rp 118.743,00 karena hanya melakukan 3 kali

pemesanan dalam setahun. Biaya simpan per gram relatif sama. Total biaya

persediaan berdasarkan kebijakan perusahaan mencapai Rp Rp 1.187.667,00

sedangkan berdasarkan perhitungan EOQ hanya Rp 237.487,00. Efisiensi

persediaan bahan baku dapat dilihat sebagai berikut

=-1.187.667, Rp,,00180.509 Rp x 100% = 80%

Yaitu diperoleh efisiensi sebesar 80% dengan penerapan metode EOQ dibanding

kebijakan perusahaan.

Page 80: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

65

3. Bahan baku malam

Table 4.25 Hasil Pengolahan Data Bahan Baku malam Tahun 2009 keterangan Kebijakan

Perusahaan

Metode EOQ Biaya optimal

Jumlah Pesanan/pesan 158 kg 823 kg -

Frekuensi Pesan 12 kali pertahun Setiap 4,8 bulan -

Biaya pesan /tahun Rp 540.500,00 Rp 104.375,00 EOQ

Biaya simpan Rp 255,00 Rp 258,00 Kebijakan pers

Total inventory Cost Rp 1.025.875,00 Rp 208.865,00 EOQ

Bahan baku malam pada tahun 2009 berdasarkan kebijakan perusahaan

mencapai 1905 dengan frekuensi pesan sebanyak 13 kali dalam setahun,

berdasarkan perhitungan EOQ perusahaan hanya cukup melakukan pemesanan

bahan baku malam sebanyak 823 kg setiap 4,8 bulan sekali. Biaya pesan lebih

kecil menjadi Rp 104.375,00 karena hanya melakukan 3 kali pemesanan dalam

setahun. Biaya simpan per kg berdasarkan kebijakan perusahaan lebih kecil yaitu

Rp 255,00 dibandingkan dengan perhitungan EOQ yaitu sebesar Rp258,00. Total

biaya persediaan berdasarkan kebijakan perusahaan sebanyak Rp 1.025.875,00

berdasarkan perhitungan EOQ, perusahaan hanya mengeluarkan biaya sebesar

Rp 208.865,00 untuk persediaan bahan baku malam pada tahun 2009. Efisiensi

persediaan bahan baku dapat dilihat sebagai berikut =,- 1.025.875 Rp

,817.010 Rp x100% =

79%

Yaitu diperoleh efisiensi sebesar 79% dengan penerapan metode EOQ dibanding

kebijakan perusahaan.

Page 81: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

66

4.4.2 Perbandingan Performansi Dalam Penentuan Tingkat Persedian Bahan

Baku Pada tahun 2010

1.Bahan baku kain

Table 4.26 Hasil Pengolahan Data Bahan Baku Kain Tahun 2010 Keterangan Kebijakan

Perusahaan Metode EOQ Biaya optimal

Jumlah Pesanan 4500yard 24.244yard - Frekuensi Pesan 12 kali/ tahun Setiap 4,8 bulan - Biaya pesan/tahun Rp 1.177.000,00 Rp 218.189,00 EOQ Biaya simpan Rp 19.00,00 Rp 18,00 EOQ Total inventory Cost Rp 2.182.600,00 Rp 436.385,00 EOQ

Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa Frekuensi

pesan bahan baku kain pada tahun 2010 berdasarkan kebijakan perusahaan

dilakukan 13 kali dalam setahun sebanyak 54.000 yard. Biaya pesan lebih kecil

menjadi Rp218.189,00 karena pemesanan dioptimalkan menjadi 3 kali dalam

setahun setiap 4,8 bulan dengan jumlah bahan baku sebanyak 22.730 yard.Total

biaya persediaan bahan baku kain pada tahun 2009 berdasarkan kebijakan

perusahaan sebanyak Rp 2.182.600,00 dengan menggunakan perhitungan EOQ

sebanyak Rp 436.385,00. Efisiensi persediaan bahan baku dapat dilihat sebagai

berikut =-2.182.600, Rp

,436.385 Rp x100% = 80%

Yaitu diperoleh efisiensi sebesar 80% dengan penerapan metode EOQ dibanding

kebijakan perusahaan.

Page 82: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

67

2. Bahan baku napthol

Table 4.27 Hasil Pengolahan Data Bahan Baku napthol Tahun 2010 keterangan Kebijakan

Perusahaan

Metode EOQ Biaya optimal

Jumlah Pesanan/pesan

13716gr 63.337gr -

Frekuensi Pesan 12 x dalam setahun Setiap 4,5 bulan -

Biaya pesan Rp 585.500,00 Rp 146.376,00 EOQ

Biaya simpan Rp 4,00 Rp 4,00 sebanding

Total Inventory Cost Rp 1.259.900,00 Rp 558.771,00 EOQ

Bahan baku napthol pada tahun 2010 berdasarkan kebijakan perusahaan

sebesar 164.600 gram dengan frekuensi pesan sebanyak 13 kali dalam setahun.

Berdasarkan perhitungan EOQ perusahaan hanya dianjurkan untuk melakukan

pemesanan napthol sebanyak 63.337gr setiap 4,5 bulan sekali. Biaya pesan lebih

kecil menjadi Rp 146.376,00 karena hanya melakukan 3 kali pemesanan dalam

setahun. Biaya simpan per gram relatif sama total biaya berdasarkan kebijakan

perusahaan mencapai Rp Rp 1.259.900,00 sedangkan berdasarkan perhitungan

EOQ hanya Rp 558.771,00. Efisiensi persediaan bahan baku dapat dilihat sebagai

berikut =,- 1.259.900 Rp

,701.129 Rp x100% = 55%

Yaitu diperoleh efisiensi sebesar 55% dengan penerapan metode EOQ dibanding

kebijakan perusahaan.

Page 83: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

68

3. Bahan baku malam

Table 4.28 Hasil Pengolahan Data Bahan Baku malam Tahun 2010 keterangan Kebijakan

Perusahaan

Metode EOQ Biaya optimal

Jumlah Pesanan 167 kg 877 kg -

Frekuensi Pesan 12 kali pertahun Setiap 4,8 bulan -

Biaya pesan Rp 585.500,00 Rp 111.250,00 EOQ

Biaya simpan Rp 255,00 Rp 258,00 Kebijakan persh

Total Inventory Cost Rp 1.094.300,00 Rp 222.706,00 EOQ

Bahan baku malam pada tahun 2010 berdasarkan kebijakan perusahaan

mencapai 2000 dengan frekuensi pesan sebanyak 13 kali dalam setahun,

berdasarkan perhitungan EOQ perusahaan hanya cukup melakukan pemesanan

bahan baku malam sebanyak 877 kg setiap 4,8 bulan sekali. Biaya pesan lebih

kecil menjadi Rp 111.250,00 karena hanya melakukan 3 kali pemesanan dalam

setahun. Biaya simpan per kg berdasarkan kebijakan perusahaan lebih kecil yaitu

Rp 255,00 dibandingkan dengan perhitungan EOQ yaitu sebesar Rp258,00.

Total biaya persediaan berdasarkan kebijakan perusahaan sebanyak Rp

1.094.300,00. Berdasarkan perhitungan EOQ, perusahaan hanya mengeluarkan

biaya sebesar Rp 222.706,00 untuk persediaan bahan baku malam pada tahun

2010.Efisiensi persediaan bahan baku dapat dilihat sebagai berikut

-1.094.300, Rp,871.594 Rp x 100% = 79 %

Yaitu diperoleh efisiensi sebesar 79% dengan penerapan metode EOQ dibanding

kebijakan perusahaan.

Page 84: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengolahan data yang diperoleh dari perusahaan Batik

Bentar Srikandi ,Salem, Brebes maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perbandingan sistem performansi antara kebijakan perusahaan dengan

performansi usulan dengan metode EOQ pada tahun 2009 dapat diperoleh

hasil bahwa sistem pesanan bahan baku kain yang optimal adalah sebesar

22.730 yard setiap 4,8 bulan dimana sebelumnya perusahaan hanya memesan

4308 per bulan. Bahan baku napthol berdasarkan kebijakan perusahaan

sebanyak 13.134gram perbulan dan dengan perhitungan EOQ sebanyak

59.372 gram setiap 4,5bulan. Bahan baku malam berdasarkan kebijakan

perusahaan sebanyak 159kg perbulan dan dengan perhitungan EOQ 823kg

setiap 4,8bulan.

2. Pada tahun 2010 pemesanan bahan baku yang optimal adalah untuk bahan

baku kain berdasarkan kebijakan perusahaan sebanyak 4500yard setiap bulan

dan dengan perhitungan EOQ sebanyak 24.244yard setiap 4,8bulan. Bahan

baku napthol berdasarkan kebijakan perusahaan sebanyak 13.761gr perbulan

dan dengan EOQ sebanyak 63.337gr setiap 4,5bulan. Bahan baku malam

berdasarkan kebijakan perusahaan 167kg perbulan dan dengan perhitungan

EOQ 877kg per 4,8bulan.

3. Berdasarkan perhitungan EOQ total biaya persedian terjadi efisiensi 80%

untuk biaya persediaan kain pada tahun 2009 dan 2010. 80% untuk bahan

baku napthol pada tahun 2009 dan 55% pada tahun 2010. Efisiensi Bahan

baku malam sebesar 79% pada tahun 2009 dan 2010.

Page 85: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

70

5.2 Saran

Mempertimbangkan kesimpulan diperoleh maka penulis hanya

memberikan saran sebagai berikut :

1. Pabrik batik bentar srikandi hendaknya mau mempertimbangkan untuk

menggunkan metode Economic Order Quantity dalam melakukan

pembelian bahan baku.

2. Perusahaan harus lebih jeli dalam mengambil kebijakan pembelian

bahan baku sebagai fungsi pokok dalam kontinuitas dan kelancaran

dalam proses produksi suatu perusahaan.

Page 86: PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ...i PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN BAKUPADA PERUSAHAAN BATIK BENTAR SRIKANDI, SALEM,

71

DAFTAR PUSTAKA Ahyari, Agus, 1987, Manajemen Produksi Pengendalian Produksi,

Yogyakarta:BPFE

Nasution. A, Prasetyawan. Y, 2008, Perencanaan Pengendalian ,produksi,

Yogyakarta : Graha Ilmu

Assauri, Sofjan, 1988, manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi UI.

Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate And Accounting. Yogyakarta : STIE YKPN

Handoko, T Hani, 2000, Dasar Dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi II,

Yogyakarta : BPFE

Herjanto, Eddy, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi , Jakarta: Grasindo

Horngren, Charles, 1992, Akuntansi Biaya Suatu Pendekatan Manajerial Jilid 2,

Jakarta; Erlangga.

Matz, Adolph, 1994, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Jilid I,

Jakarta; Erlangga

Prawirosentono, Sujadi, 2001, Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus, Jakarta

: Bumi Aksara

Priyanto,E, 2007, Fisibilitas Penggunaan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Untuk mencapai Efisiensi Persediaan BBM Pada PT Kereta Api (PERSERO)

DAOP IV Semarang : Fakultas Ekonomi ,Universitas Negeri Semarang

Sugiri, Slamet, 1995, Pengantar Akuntansi 2, Yogyakarta; UPP AMP YKPN

Supriyono, 1997, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta

Pembuatan Keputusan Buku II, Yoyakarta : BPFE

Supriyono, 1999, Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok,

Yogyakarta; BPFE

Yamit, Zulian, 1999, Manajemen Persediaan, Yogyakarta : Ekonesia.