penentuan serat kasar

5
PENENTUAN SERAT KASAR Didalam analisa penentuan serat kasar diperhitungkan banyaknya zat-zat yang tidak larut dalam asam encer atau basa encer dengan kondisi tertentu. Langkah-langkah dalam analisa : Deffating yaitu menghilangkan lemak yang terkandung dalam sampel menggunakan pelarut lemak Digestion terdiri dari dua tahap yaitu pelarutan dengan asam dan pelarutan dengan basa. Kedua macam proses digesti ini dilakukan dalam keadaan tertutup pada suhu terkontrol (mendidih) dan sedapat mungkin dihilangkan dari pengaruh luar.penyaringan harus segera dilakukan setelah digestion selesai,karena penundaan penyaringan dapt mengakibatkan rendahnya hasil analisa karena terjadi perusakan serat lebih lanjut oleh bahan kimia yang dipakai. Untuk bahan yang banyak mengandung protein sering mengalami kesulitan dalam penyaringan , maka sebaiknya dilakukan digesti pendahuluan dengan menggunakan enzim proteolitik. Residu yang diperoleh dalam pelarutan menggunakan asam dan basa merupakanserat kasar yang mengandung ± 97 % selulosa dan lignin. Serat kasar sangat penting dalam penilaian kualitas bahan makanan karena angka ini merupakan indeks dan menentukan nilai gizi bahan makanan. Selain itu kandungan serta kasar dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu proses pengolahan,misalnya proses penggilingan atau proses pemisahan antara kulit dan kotiledon dengan demikian persentase serat kasar dapat dipakai untuk menentukan kemurnian bahan atau efisiensi suatu proses.

Upload: hesstii-sii-chemmicalissttaa

Post on 19-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penentuan Serat Kasar

TRANSCRIPT

Page 1: Penentuan Serat Kasar

PENENTUAN SERAT KASAR

Didalam analisa penentuan serat kasar diperhitungkan banyaknya zat-zat yang tidak larut dalam

asam encer atau basa encer dengan kondisi tertentu. Langkah-langkah dalam analisa :

  Deffating yaitu menghilangkan lemak yang terkandung dalam sampel menggunakan pelarut

lemak

  Digestion terdiri dari dua tahap yaitu pelarutan dengan asam dan pelarutan dengan basa. Kedua

macam proses digesti ini dilakukan dalam keadaan tertutup pada suhu terkontrol (mendidih) dan

sedapat mungkin dihilangkan dari pengaruh luar.penyaringan harus segera dilakukan setelah

digestion selesai,karena penundaan penyaringan dapt mengakibatkan rendahnya hasil analisa

karena terjadi perusakan serat lebih lanjut oleh bahan kimia yang dipakai. Untuk bahan  yang

banyak mengandung protein sering mengalami kesulitan dalam penyaringan , maka sebaiknya

dilakukan digesti pendahuluan dengan menggunakan enzim proteolitik. Residu yang diperoleh

dalam pelarutan menggunakan asam dan basa merupakanserat kasar yang mengandung  ± 97 %

selulosa dan lignin. Serat kasar sangat penting dalam penilaian kualitas bahan makanan karena

angka ini merupakan indeks dan menentukan nilai gizi bahan makanan. Selain itu kandungan

serta kasar dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu proses pengolahan,misalnya proses

penggilingan atau proses pemisahan antara kulit dan kotiledon dengan demikian persentase serat

kasar dapat dipakai untuk menentukan kemurnian bahan atau efisiensi suatu proses.

Page 2: Penentuan Serat Kasar

LEMBAR KERJA II

PENENTUAN SERAT KASAR

Metode                 :     SNI 01-2891 – 1992 butir 7.1, Cara uji makanan dan minuman

Prinsip                  :     Ekstraksi contoh dengan asam dan basa untuk memisahkan serat

                                   Kasar dan bahan lainnya

Alat                      :     1. Neraca analitik

                                   2. spatula

                                   3. Labu ukur 100 mL

                                   4. Corong Buchner

                                   5. Pipet tetes

                                   6. Gelas ukur

                                   7. Erlenmeyer

                                   8. Kondensor

                                   9. Oven

                                   10. Hotplate

                                   11. Pompa vakum

                                   12. Desikator

Bahan                   :     1. H2SO4 1,25 %

                                   2. NaOH 3,25 %

                                   3. kertas saring Whatman

                                   4. Aquadest

                                   5. Etanol 96 %

Cara Kerja            :

1.      Timbang dengan seksama 2-4 gram cuplikan, bebaskan lemaknya dengan cara ekstraksi

dengan cara soxlet atau dengan cara mengaduk,mengenaptuangkan contoh dalam pelarut organic

sebanyak 3 kali. Keringkan contoh dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL.

2.      Tambahkan 50 mL larutan H2SO4 1,25 %, kemudian didihkan selama 30 menit dengan

menggunakan pendingin tegak.

3.      Tambahkan 50 mL NaOH 3,25 % dan didihkan lagi selama 30 menit

Page 3: Penentuan Serat Kasar

4.      Dalam keadaan panas saring dengan corong Buchner yang berisi kertas saring tak berabu

Whatman 54, 41, atau 541 yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya.

5.      Cuci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut dengan H2SO4 1,25 % panas, air

panas dan etanol 96 %

6.      Angkat kertas saring beserta isinya, masukkan kedalam kotak timbang yang telah diketahui

bobotnya, keringkan pada suhu 105°C dinginkan dan timbang sampai bobot tetap.

7.      Bila ternyata serat kasar lebih besar 1 % , abukan kertas saring beserta isinya, timbang sampai

bobot tetap.

Berat residu     =  berat serat kasar

                              Wi  -  Wo

% Serat kasar  =                       X 100 %

                                          Ws

Wo  :  berat kertas saring

Wi   :  berat kertas saring + residu setelah dikeringkan

Ws  :  berat contoh