penentuan ph dan ka

26
Laporan Praktikum Penentuan pH dan Ka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Percobaan - Untuk menentukan daerah perubahan warna suatu indikator. - Menentukan pH suatu larutan dengan menggunakan indikator universal. - Menentukan Ka suatu asam yang diketahui pH dan konsentrasinya. - Untuk membandingkan harga pH suatu larutan dengan menggunakan indikator universal. 1.2. Dasar Teori 1.2.1. pH (derajat keasaman) pH atau derajat keasamaan digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda pH normal memiliki nilai 7 sementara bila ph > 7 menunjukkan bahwa zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH < 7 menunjukkan keasaaman, pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi. Definisi yang formal tentang pH adalah negative logaritma Dasar Proses Kimia Laboratorium Kimia Dasar Politeknik Negeri Samarinda Page 1

Upload: justtytaa

Post on 15-Feb-2016

129 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

materi

TRANSCRIPT

Page 1: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan

- Untuk menentukan daerah perubahan warna suatu indikator.

- Menentukan pH suatu larutan dengan menggunakan indikator universal.

- Menentukan Ka suatu asam yang diketahui pH dan konsentrasinya.

- Untuk membandingkan harga pH suatu larutan dengan menggunakan indikator

universal.

1.2. Dasar Teori

1.2.1. pH (derajat keasaman)

pH atau derajat keasamaan digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman

atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda pH normal

memiliki nilai 7 sementara bila ph > 7 menunjukkan bahwa zat tersebut

memiliki sifat basa sedangkan pH < 7 menunjukkan keasaaman, pH 0

menunjukkan derajat keasaman yang tinggi. Definisi yang formal tentang

pH adalah negative logaritma dari aktivitas hidrogen. pH adalah singkatan

dari power of hidrogen. pH = - log [H+].

Ada beberapa cara menentukan sifat asam basa larutan dan pH larutan.

a. Menggunakan kertas lakmus

Kertas lakmus adalah kertas yang menggunakan lakmus dan digunakan untuk

menunjukkan sifat keasaman, kebasaan atau kenetralan. Larutan asam dapat

memerahkan lakmus biru, sedangkan larutan basa dapat membirukan kertas

lakmus merah.

b. Menggunakan indikator universal

Indikator universal tidak hanya menentukan sifat asam dan basa larutan tetapi

juga dapat menentukan pH larutan. Ada beberapa bentuk indikator universal.

Ada satu indikator universal terdiri atas 3 atau empat warna. Setiap warna yang

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 1

Page 2: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

terdapat indikator universal menunjukkan pH larutan. pH larutan diketahui

dengan membandingkan antara pada lembar indikator dan warna pada wadah.

c. Menggunakan senyawa indikator buatan

Larutan indikator adalah larutan yang digunakan untuk menentukan sifat asam

basa dari larutan tertentu.

Perubahan warna dan rentan nilai pH dari larutan indikator tertentu

No Larutan Indikator Rentan pH Perubahan Warna

1 Timol biru 1,2 – 2,8 Merah Kuning

2 Metil jingga 3,2 – 4,4 Merah Kuning

3 Metil merah 4,2 – 6,3 Merah Kuning

4 Bromo fenol biru 3,0 – 4,6 Kuning Ungu

5 Bromo kresol hijau 3,8 – 5,4 Kuning Biru

6 Fenolftalein 8,3 – 10,0 Tidak Berwarna Merah

1.2.2. Asam

Asam sering secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan

dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH < 7. Dalam definisi

modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (H+) kepada

zat lain (yang disebut basa) atau dapat menerima pasangan elektron bebas

dari suatu basa. Secara umum asam memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

Rasa : masam ketika dilarutkan ke dalam air

Sentuhan : asam terasa menyengat ketika disentuh

Kereaktifan : asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam

Contoh asam kuat dan basa kuat :

a. Asam kuat : HCl, H2SO4, HbN, HClO4, HNO3, HBNO3, HI,

dan lain-lain

b. Asam lemah : HF, HC2H3O, HCN, HCOOH, CH3COOH,

dan lain-lain

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 2

Page 3: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

Asam kuat adalah asam yang terionisasi sempurna dalam air, sedangkan

asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi dengan sempurna.

1.2.3. Basa

Basa adalah senyawa kimia yang menyerap Ion Hidranium ketika

dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam yaitu ditunjukkan untuk

unsur atau senyawa yang memiliki pH > 7. Basa merupakan senyawa yang

jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-.

Secara umum, basa memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

Rasa : tidak masam ketika dilarutkan dalam air

Sentuhan : tidak terasa menyengat bila disentuh

Kereaktifan : kebanyakan tidak bereaksi dengan logam

Contoh basa kuat : NaOH, Ba(OH)2, KOH, Ca(OH)2 dan lain-lain.

Contoh basa lemah : NH4(OH), Ni(OH)2 dan lain-lain.

- Indikator asam basa

Suatu indikator dapat digolongkan sebagai asam lemah yang berbentuk asam

atas basa konjugasinya berwarna, sehingga contohnya untuk indikator HIN

yang bersifat asam dalam kesetimbangannya konsentrasinya dapat ditulis

sebagai berikut :

HIN H+ + IN-

Hal-hal yang dapat menyebabkan indikator asam basa mengubah warna bila

pH lingkungannya berubah warna lain :

- Indikator asam basa = asam organik lemah atau basa organik

- Molekul-molekul indikator tersebut mempunyai warna yang berbeda dengan

ion-ionnya.

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 3

Page 4: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

- Letakkan tratek pH dan pH tinggi atau pH rendah ditengah-tengah tergantung

dari besar kecilnya ke atau kb indikator yang bersangkutan.

- Terjadinya tratek merupakan akibat keseimbangan dan karena kemampuan

mata untuk membedakan campuran warna-warni terbatas.

Tabel 1.1 Pembagian pH larutan dan perbandingan bentuk warna

suatu indikator (Ka=10-5)

pH larutan Perbandingan [HIN] = [IN-] Warna1 10.000 : 1 Merah2 1.000 : 1 Merah3 100 : 1 Merah4 10 : 1 Merah5 1 : 1 Merah6 1 : 10 Jingga7 1 : 100 Jingga8 1 : 1.000 Kuning9 1 : 10.000 Kuning

Tingkat pH pada tabel meliputi 2 satuan pH, sebab berdasarkan regionnya

terdapat :

Ka=¿¿ atau pH = pKa + p [HIN] = [IN-]

pada batas – batas trayek pH = pKa + 1

pada batas – batas trayek pH = pKa – 1

4 pH = 2 satuan pH

1.2.4. Larutan indikator

Menurut reaksi larutan indikator dapat dikategorikan sebagai asam lemak

sebagai berikut :

HIN H+ + IN-

KIN=¿¿

Terjadi perubahan warna pada indikator disebabkan adanya pergesaran,

pergeseran ini terjadi jika ditambahkan larutan asam atau basa, akibatnya

terjadi kesetimbangan pada larutan indikator.

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 4

Page 5: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

Jika terjadi pergeseran ke kiri berarti terjadi penambahan asam [H+] dan

HIN bertambah pula. Sebaliknya jika terjadi pergeseran ke kanan berarti

terjadi penambahan basa [OH-] dan jumlah ini bertambah pula. Pada

kesetimbangan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

[HIN] = [IN-]

Jika kita amati maka terjadi perubahan warna berkisar pada : [HIN] = 10

[IN-] sampai [HIN] = 1/10 [IN-] jika dimasukkan ke dalam rumus sebagai

berikut :

1 KIN=¿¿

Ka=¿¿

2 KIN=¿¿

Ka=¿¿

[H+] = 1/10 x Kin

Jadi pH = pKln + 1

[H+] = 1/10 x Kin

Jadi pH = pKln + 1

Untuk selanjutnya, terjadinya trayek indikator disebabkan karena pH

perubahan warna terjadi berkisar 9 + 1 berasal dari pKln , sehingga disebut

trayek pH indikator.

1.2.5. Indikator universal

Untuk menentukan nilai pH suatu zat tidak dapat dilakukan dengan

menggunakan kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan indikator-

indikator lain karena warnanya sama saja untuk rentang pH yang cukup

besar. Nilai pH dapat ditentukan dengan indikator pH (indikator universal)

yang memperlihatkan warna bermacam-macam untuk tiap nilai pH yang

relatif sempit. Indikator universal akan memberikan warna tertentu jika

diteteskan atau dicelupkan di dalam larutan asam atau basa. Warna yang

terbentuk kemudian dicocokkan dengan warna standar yang sudah

diketahui pH nya.

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 5

Page 6: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

BAB II

METODOLOGI

2.1. Alat yang digunakan

1. Tabung reaksi kecil

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 6

Page 7: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

2. Rak tabung

3. Gelas kimia 100, 250, 500 ml

4. Pipet tetes

5. Pipet ukur 10 ml

6. Pipet volume 25 ml

7. Labu ukur 100 ml

2.2. Bahan yang digunakan

1. Buffer pH 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 11

2. Indikator fenolftain (PP), metil merah, metil orange, bromo kresol hijau,

timel biru, bromo fenol biru.

3. Indikator universal

4. Larutan natrium asetat (CH3COONA) 0,1 N

5. Asam Klorida (HCl) 0,1 N

6. NH4CL

2.3. Prosedur kerja

2.3.1. Pengamatan daerah perubahan warna indikator asam basa

1. Menyiapkan 35 buah tabung reaksi kecil yang bersih berserta rak tabung

reaksi.

2. Memasukkan ke dalam 7 buah tabung reaksi kecil masing-masing 2 ml

larutan buffer pH 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 11 (membubuhi label pada setiap

tabung agar tidak tertukar)

3. Menambahkan 2 tetes indikator PP ke dalam setiap tabung reaksi yang

berisi larutan buffer. Mengamati dan mencatat perubahan warna yang

terjadi pada larutan buffer.

4. Menentukan daerah perubahan warna indikator PP

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 7

Page 8: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

5. Melakukan cara di atas (point 2-4) di mana indikator PP diganti dengan

metil merah, metil orange, bromo kresol hijau, timol biru, dan bormo

fenol biru.

2.3.2. Mengukur pH larutan dengan indikator universal

1. Memasukkan 2 ml larutan CH3COONA 0,1 N dan NH4Cl 0,1 N ke

dalam tabung reaksi kecil dan menambahkan 2 tetes indikator fenolftalein

(PP), mengamati, dan mencatat perubahan warna yang terjadi.

2. Melakukan pengerjaan di atas dengan menggunakan indikator lainnya

(metil merah, metil orange, bromo kresol hijau, timol biru, dan bormo

fenol biru).

3. Melakukan pengukuran pH dengan menggunakan indikator universal.

Mencatat harga pH menurut pengamatan pada kertas indikator tersebut.

4. Membandingkan harga pH pada indikator universal dengan pH terdekat

yang didapatkan dari perubahan warna (dengan trayek pH).

2.3.3. Mengukur pH dengan pengenceran menggunakan indikator universal

1. Memasukkan sampel larutan HCl 0,1 N ke dalam tabung reaksi dan

mengukur pH dengan indikator universal. Mencatat harga pH menurut

pengamatan pada kertas indikator tersebut.

2. Mengambil 10 ml larutan HCl 0,1 N dan memasukkan ke dalam labu

ukur 100 ml dan mengencerkan dengan aquadest hingga tanda batas.

3. Mengatur pH dengan indikator universal, mencatat harga pH menurut

pengamatan pada kertas indikator.

4. Melakukan cara di atas (point 1-3) dimana HCl 0,1 N diganti dengan

CH3COONA 0,1 N.

2.4. Diagram Alir

2.4.1. Pengamatan daerah perubahan warna indikator asam basa.

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 8

Menyiapkan 35 buah tabung reaksi kecil yang bersih beserta rak tabung

Page 9: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

2.4.2. Mengukur pH larutan dengan indikator universal

2.4.3. Mengukur pH dengan pengenceran menggunakan indikator universal

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 9

Memasukkan ke dalam 7 buah tabung reaksi kecil masing-masing 2 ml larutan buffer pH 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 11

Menambahkan 2 tetes indikator PP, metil merah, metil orange, bromo kresil hijau, timol biru, dan bromo fenol biru.

Mengamati dan mencatat perubahan warna

Menentukan daerah perubahan warna indikator

Memasukkan 2 ml larutan CH3COONA 0,1 N dan NH4Cl 0,1 N ke dalam tabung reaksi

Menambahkan 2 tetes indikator PP, metil merah, metil orange, bormo kresel hijau, timol biru, dan bromo fenol biru

Mengamati dan mencatat perubahan warna

Melakukan pengukuran pH CH3COONA 0,1 N dan NH4Cl 0,1 N dengan indikator universal

Mencatat pH menurut pengamatan pada kertas indikator

Page 10: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 10

Memasukkan 2 ml larutan HCl 0,1 N ke dalam tabung reaksi

Mengukur pH dengan indikator universal dan mencatat harga pH

Mengambil 10 ml HCl 0,1 N dan mengencerkan hingga 100ml di dalam labu ukur

Mengukur pH dengan indikator universal dan mencatat harga pH

Melakukan cara di atas untuk CH3COONa 0,1 N

Page 11: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Pengamatan

Perubahan warna indikator asam basa

Indikator Warna Awal

Perubahan Warna

4 5 6 7 8 9 11

PP Bening Bening Bening Keruh Keruh Merah Muda

Merah Muda

Merah Tua

MM Merah Merah muda Merah Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning

MD Orange Orange Orange Orange Orange Orange Orange OrangeBromo

Kresol Hijau Orange Hijau Biru Muda Biru Biru Biru Biru Biru

Timol Biru Coklat Orange Kuning Kuning Kuning Hijau Tua

Hijau Tu Biru

Bromo Fenol Biru Merah Tua Ungu

Tua Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu

Pengukuran pH larutan dengan indikator universal

Indikator CH3COONA NH4CL

PP Bening Bening

MM Kuning Orange

Bromo Kresol Hijau Biru Biru

Timol Biru Kuning Kuning

Bromo Ferol Biru Ungu Ungu

Indikator Universal 7 6

Pengukuran pH pengenceran dengan indikator universal

LarutanKonsentrasi

0,1 N 0,01 N

HCl pH = 1 pH = 2

CH3COONA pH = 7 pH = 5

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 11

Page 12: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

3.2. Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan daerah perubahan warna suatu

indikator dan menentukan pH suatu larutan dengan menggunakan indikator

universal. Pada percobaan pertama yaitu perubahan warna indikator asam basa,

untuk indikator PP warna awal adalah berwarna bening, dan terjadi perubahan

warna pada pH 8,9,11 menjadi merah muda dan kemudian merah tua. Pada

indikator MM (Metil Merah) warna awal adalah merah dan terjadi perubahan

warna pada pH 6,7,8,9, 11 menjadi kuning. Inis sesuai dengan dasar teori. Pada

indikator Metil Roange tidak terjadi perubahan warna karena dari awal orange

tidak berubah pada pH 4,5,6,7,8,9,dan 11. Warna tetap berwarna orange dan ini

tidak sesuai dengan dasar teori bahwa untuk metil orange pH < 3,2 berwarna

merah dan > 4,4 berwarna kuning. Pada indikator bromo kresol hijau yang warna

awal adalah orange terjadi perubahan warna pada pH 4 menjadi warna hijau dan

pada pH 5,6,7,8,8, dan 11 terjadi perubahan warna menjadi biru. Ini sesuai dengan

dasar teori. Pada indikator timol biru yang warna awal adalah coklat terjadi

perubahan warna orange pada pH 4. Terjadi perubahan warna menjadi kuning

pada pH 5,6,7 terjadi perubahan warna menjadi hijau tua pada pH 8 dan 9, dan

terjadi perubahan warna menjadi biru muda pada pH 11. Ini tidak sesuai dengan

dasar teori. Pada indikator Bromo Fenol Biru yang warna awal adalah merah tua

berubah warna menjadi ungu mulai dari pH 4 sampai pada pH 11 dan ini tidak

sesuai dengan dasar teori.

Pada percobaan kedua yaitu pengukuran pH larutan dengan indikator

universal. Pada larutan CH3COONa diuji dengan indikator PP dan warna yang

dihasilkan adalah bening dan pH berkisar < 8,3. Pada indikator MM warna yang

dihasilkan adalah kuning, pH berkisar > 6,3. Pada indikator Bromo Kresol hijau

yang dihasilkan adalah biru, pH berkisar > 5,4. Pada indikator timol biru warna

yang dihasilkan adalah kuning, pH berkisar < 6,0. Pada indikator bromo fenol biru

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 12

Page 13: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

warna yang dihasilkan adalah ungu, pH berkisar > 4,6. Untuk indikator universal

pH CH3COONa adalah 7. Untuk indikator PP, MM, Bromo kresol hijau, timol

biru, dan bromo fenol biru sesuai dengan indikator universal yang memiliki pH=7.

Pada larutan NH4CL diuji dengan indikator PP dan warna yang dihasilkan

adalah bening dan pH berkisar <8,3. Pada indikator MM warna yang dihasilkan

adalah orange, pH berkisar antara 4,2 – 6,3. Pada indikator Bromo Kresol Hijau

warna yang dihasilkan adalah biru, pH berkisar antara > 5,4. Pada indikator timol

biru warna yang dihasilkan adalah kuning, pH berkisar > 2,8. Pada indikator

bromo fenol biru warna yang dihasilkan adalah ungu. pH berkisar > 4,6. Untuk

indikator universal pH NH4Cl adalah 6. Untuk indikator PP, MM, Bromo kresol

hijau, timol biru, dan bormo fenol biru sesuai dengan indikator universal yang

memiliki pH = 6.

Pada percobaan ketiga, pH HCL 0,1 N dengan indikator universal memiliki

pH = 1 dan untuk HCl 0,01 N dengan indikator universal memiliki pH = 2,

sedangkan CH3COONa dengan indikator universal memiliki pH 7 dan

CH3COONa yang telah diencerkan sampai 0,01 N dengan indikator universal

memiliki pH = 5.

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 13

Page 14: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. - Indikator PP tidak berwarna pada asam dan berwarna merah pada basa.

- Indikator MM berwarna merah pada pH 4 dan 5, berwarna kuning pada

pH 6,7,8,9, dan 11.

- Indikator Metil Orange tidak mengalami perubahan warna pada setiap

pH, dan ini tidak sesuai dengan dasar teori.

- Indikator bromo kresol hijau berwarna hijau pada pH 4, berwarna biru

pada pH 5,6,7,8,9,dan 11.

- Indikator timol biru berwarna orange pada pH 4, kuning pada pH 5,6,7

hijau tua pada pH 8,9 dan biru pada pH 11.

- Indikator bromo fenol biru berwarna ungu pada setiap pH

(4,5,6,7,8,9,dan 11)

2. Larutan CH3COONa 0,1 N memiliki pH = 7 dan larutan NH4Cl 0,1 N

memiliki pH 6.

3. - Larutan HCl 0,1 N memiliki pH = 1, dan larutan HCl 0,01 N memiliki

pH = 2.

- Larutan CH3COONa yang diencerkan 0,01 N memiliki pH = 5.

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 14

Page 15: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

DAFTAR PUSTAKA

- Anonim. 2010. Dasar Teori pH. www.google.com. 31 Oktober 2011.

04.15 wita

- Anonim. 2011. Indikator Universal. www.google.com. 31 Oktober 2011.

04.30 wita

- Clark. J. 2010. Indikator Asam Basa. www.chem-is-try.org. 31 Oktober 2011.

05.00 wita

- Setyowati, S. 2009. Indikator Asam Basa. www.chem-is-try.org. 31 Oktober

2011. 05.13 wita

- Laboratorium Kimia Dasar. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Terapan.

Samarinda : Polnes 31 Oktober 2011. 01.24 wita

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 15

Page 16: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

LAMPIRAN

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 16

Page 17: Penentuan PH Dan Ka

PPOra

1 O

3 6 6,3 124 5 7 8 8,3 9 10 11 13 142

BFB

TBBK

MM

1 2 32,8 4 4,2 4,6 5 5,4 6 6,3 7 8 8,3 141110 12 139

MM

PP

TBBFB

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

Diagram pH

1. CH3COONa

pH = 6,3 – 8,3

2. NH4Cl

pH = 4,2 – 6,3

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 17

BKH

Page 18: Penentuan PH Dan Ka

Laporan PraktikumPenentuan pH dan Ka

GAMBAR ALAT

GELAS KIMIA PIPET UKUR PIPET VOLUME

PIPET TETES LABU UKUR TABUNG REAKSI

RAK TABUNG

Dasar Proses KimiaLaboratorium Kimia DasarPoliteknik Negeri SamarindaPage 18