penentuan kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

Upload: ervantogatorop

Post on 02-Jun-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    1/17

    21

    I.

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Air pada bahan pangan tidak hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan

    manusia, air juga mempunyai peranan yang sangat besar bagi bahan pangan itu sendiri.

    Keberadaan air dalam bahan pangan sering dihubungkan dengan mutu bahan pangan,

    sebagai pengukur bagian kering atau padatan, penentu indeks kestabilan selama

    penyimpanan, serta penentu mutu organoleptik terutama rasa dan keempukan.

    Bahan pangan mengandung senyawa anorganik yang disebut mineral atau abu.

    Walaupun jumlahnya sangat sedikit, namun keberadaan mineral pada bahan pangan sangat

    dibutuhkan oleh tubuh manusia. Didalam tubuh mineral berfungsi sebagai zat pembangundan pengatur. Mineral tertentu sangat dibutuhkan sebagai penyusun tulang, gigi, dan

    jaringan lunak, otot, darah, dan sel syaraf, dan sebagian lainya dibutuhkan dalam

    metabolisme tubuh.

    Beragamnya sumber mineral yang ada, analisis abu dan mineral sangat penting

    dilakukan untuk mengetahui kualitas gizi suatu bahan pangan. Selain dapat mengetahui

    kualitas gizi analisis abu dan mineral sangat sering dilakukan sebagai indikator mutu

    pangan lain. Dari analisis abu dan mineral dapat diketahui

    tingkat kemurniam produk tepung atau gula; adanya pemalsuan pada produk selai, buah

    sari buah ,dan cuka; tingkat keberhasilan suatu bahan; dan terjadinya kontaminasi mineral

    yang bersifat toksik.

    I.2 Tujuan dan Kegunaan

    Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan pangan.

    2. Untuk mengetahui kadar abu dalam suatu bahan pangan.

    3. Untuk mengetahui prinsip penentuan kadar air dengan metode oven.

    4. Untuk mengetahui prinsip penentuan kadar abu dengan metode tanur.

    Kegunaan dari praktikum ini adalah agar setiap praktikan mengerti cara menganalisis

    kadar air dan kadar abu dalam suatu bahan pangan, serta mengetahui prinsip kerja oven

    dan tanur.

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    2/17

    22

    I. TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Brownies

    Brownies adalah sejenis kue kering yang berwarna coklat dan rasanya manis yangbahannya terdiri dari tepung terigu, margarin, telur, gula, dan coklat (coklat bubuk dan

    coklat masak) dengan atau tanpa kacang kacangan.Browniesmerupakan jenis cake coklat

    yang padat awalnya merupakan adonan gagal dan keras dimana diolah dengan cara

    dipanggang atau dioven (Ambarini, 2004)

    Browniesmerupakan sumber energi yang baik. Nilai energi per 100 gram brownies

    adalah 434 kkal, melebihi beras (335 kkal/100 gram) ataupun mi (339 kkal/100 gram).

    Energi pada brownies umumnya berasal dari karbohidrat (yaitu tepung dan gula) sertalemak. Kadar karbohidrat pada brownies adalah 76,6 gram/100 gram sedangkan

    lemaknya mencapai 14 gram/100 gram. Kandungan gizi yang lain dari brownies adalah

    kalium (219 mg/100 gram) dan natrium (303 mg/100 gram). Kandungan natrium yang

    tinggi pada brownies dapat diimbangi oleh kandungan kaliumnya. Natrium dan kalium

    akan bekerja sama mempertahankan tekanan osmotik didalam darah, selain juga

    membantu menjaga keseimbangan asam dan basa (Astawan, 2009).

    Standar mutu browniesmenurut SNI (1992) yang disajikan dalam tabel berikut

    Tabel 03. Standar Mutu Brownies (SNI-01-2891-1992)

    No Kriteria Uji Persyaratan

    1 Air, %, b/b Maks 16,78

    2 Abu, %, b/b Maks 2,39

    3 Protein, % b/b Maks 5,03%

    4 Lemak % b/b Maks 26,93%

    5 Karbohidrat % b/b Maks 51,72%

    6 Pati % b/b Maks 7,36%

    7 Kadar serat kasar % b/b Maks 28,52%

    Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 1992

    II.2 Tempe

    Tempe merupakan bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai atau jenis

    kacang-kacangan lainnya menggunakan jamurRhizopus oligosporusdan Rhizopus oryzae.

    Tempe umumnya dibuat secara tradisional dan merupakan sumber protein nabati. Di

    Indonesia pembuatan tempe sudah menjadi industri rakyat Tempe mengandung berbagai

    nutrisi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, dan mineral.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    3/17

    23

    dimanfaatkan tubuh. Hal ini dikarenakan kapang yang tumbuh pada kedelai

    menghidrolisis senyawa senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah

    dicerna oleh manusia (Kasmidjo, 1990).

    Standar mutu tempe menurut SNI (2009) dapat disajikan pada tabel dibawah ini:

    Tabel 04. Standar Mutu Tempe (SNI 01-3144:2009)

    No. Kriteria uji Persyaratan

    1. Keadaan

    1.1 Bau Normal (khas tempe)

    1.2 Warna Normal

    1.3 Rasa Normal

    2. Air, %, b/b maks. 65

    3. Abu, %, b/b maks. 1,5

    4. Protein (N x 6,25), %, b/b min. 20

    Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2009

    III.3 Roti

    Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang

    pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan pemanggangan

    dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti memiliki tekstur yang khas.

    Dilihat dari cara pengolahan akhirnya, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti

    yang dikukus, dipanggang, dan yang digoreng. Bakpao dan mantao adalah contoh roti yang

    dikukus. Donat dan panada merupakan roti yang digoreng. Sedangkan aneka roti tawar,

    roti manis, pita bread, dan baquette adalah roti yang dipanggang (Sufi, 1999).

    Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi

    atau bahan pengembang lain, kemudian dipanggang. Roti beranekaragam jenisnya. Adapun

    penggolongannya berdasarkan rasa, warna, nama daerah atau negara asal, nama bahan

    penyusun, dan cara pengembangan (Yulianti, 2004).

    Standar Mutu roti manis menurut SNI ( 1995) adalah sebagai berikut :

    Tabel 05. Standar Mutu Roti Manis

    Kriteria Uji Satuan Persyaratan

    Kenampakan - Normal, Tidak berjamur

    Kadar Air % b/b Maks 40

    Kadar abu % b/b Maks 1

    Kadar NaCl % b/b Maks 2.5

    Serangga - Tidak boleh ada

    Sumber: Standar Nasional Indonesia 01-3840-1995, 1995.

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    4/17

    24

    III.4 Permen Jelly

    Permen jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari

    buah-buahan, bahan pembentuk gel atau dengan penambahan essens untuk menghasilkan

    berbagai macam rasa, dengan bentuk fisik jernih transparan serta mempunyai teksturkenyal. Pada umumnya permen jelly dibuat dengan gelatin sebagai bahan pembentuk

    gelnya. Gelatin sendiri merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen yang

    secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang. Gelatin komersial biasanya

    diperoleh dari ikan, sapi dan babi. Selama ini bahan gelatin sebagian besar masih diimpor.

    Selain harganya yang relatif tinggi, gelatin impor sering diragukan kehalalannya bagi

    kaum muslim. Maka dari itu perlu adanya pemanfaatan bahan lain yang memiliki

    karakteristik mirip dengan gelatin sehingga nantinya dapat digunakan untuk menggantikangelatin (Sinurat, 2010).

    Standar mutu permen jelly menurut SNI (2008) disajikan dalam table berikut

    Tabel 06. Syarat Mutu Permen Lunak (SNI 3547.02-2008)

    No Kriteria Uji Satuan Jelli

    1.

    2.

    3.4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    Keadaan

    - Rasa

    - Bau

    Kadar Air

    Kadar AbuGula reduksi (gula invert)

    Sakarosa

    Cemaran logam

    - Timbal (Pb)

    - Tembaga (Cu)

    - Timah (Sn)

    - Raksa (Hg)Cemaran Arsen (As)

    Cemaran mikroba

    - Bakteri coliform

    - E. coli- Salmonella

    - Staphilococcus aureus

    - Kapang dan khamir

    %fraksi massa

    %fraksi massa%fraksi massa

    %fraksi massa

    mg/kg

    mg/kg

    mg/kg

    mg/kg

    mg/kg

    AMP/g

    AMP/g

    koloni/g

    koloni/g

    Normal

    Normal

    Max 20

    Max 3Max 25

    Min 27

    Max 2

    Max 2

    Max 4

    Max 0.03

    Max 1

    Max 20

    < 3Negatif/25g

    Max 1x102

    Max 1x102

    Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2008.

    III.5 Cumi

    Cumi-cumi (Loligo sp.) termasuk binatang lunak (Phylum Mullusca) dengan

    cangkang yang sangat tipis pada bagian punggung. Cumi-cumi tubuhnya lunak tetapi bisa

    dapat membentuk cangkang (Shell) dari kapur. Cumi-Cumi cangkangya hanya berupa

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    5/17

    25

    kepingan kecil dan terdapat di dalam tubuhnya. Deskripsi mengenai Cumi-cumi (Loligo

    sp.) yaitu memiliki badan bulan dan panjang, bagian belakang meruncing dan dikiri kanan

    terdapat sirip berbentuk segitiga yang panjangnnya kurang lebih 2/3 panjang badan. Sekitar

    mulut terdapat 8 tangan yang agak pendek dengan 2 baris lubang penghisap ditiap tangan

    dan 2 tangan yang agak panjang dengan 4 baris lubang penghisap. Terdapat tulang di

    bagian dalam dari badan, warna putih dengan bintik-bintik merah kehitam-hitaman

    sehingga kelihatan berwarna kemerah-merahan, panjang tubuh dapat mencapai 12-16 inci

    atau 30-40 cm. Badan Cumi-cumi licin dan tidak bersisik sehingga praktis seluruh tubunya

    dapat dimakan (Rodger, 1991).

    Klasifikasi Cumi-cumi menurut Sarwojo (2005). adalah :

    Nama latin :Loligo chinensis

    Phylum : MoluskaKelas : Cephalopoda

    Ordo : Teuhoidea

    Genus :Loligo

    Species :Loligo chinensis

    Standar mutu cumi-cumi menurut SNI (1992) disajikan dalam tabel berikut

    Tabel 07. Standar Mutu Cumi-cumi (SNI 01-2731-1992)

    No Kriteria Uji Persyaratan

    1 Air, %, b/b Maks 84,01%2 Abu, %, b/b Maks 0,3%

    3 Protein, % b/b Maks 14,57%

    4 Lemak % b/b Maks 1,45%

    Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 1992

    III.6 Kadar Air

    Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air persatuan bobot bahan.

    Dalam hal ini terdapat dua metode untuk menentukan kadar air bahan tersebut yaitu

    berdasarkan bobot kering (dry basis) dan berdasarkan bobot basah (wet basis). Dalam

    penentuan kadar air bahan hasil pertanian biasanya dilakukan berdasarkan obot basah.

    Dalam perhitungan ini berlaku rumus sebagai berikut: KA = (Wa / Wb) x

    100% (Taib, 1988).

    Teknologi pengawetan bahan pangan pada dasarnya adalah berada dalam

    dua alternatif yaitu yang pertama menghambat enzim-enzim dan aktivitas/pertumbuhan

    mikroba dengan menurunkan suhunya hingga dibawah 0oC dan yang kedua adalah

    menurunkan kandungan air bahan pangan sehingga kurang/tidak memberi kesempatan

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    6/17

    26

    untuk tumbuh/hidupnya mikroba dengan pengeringan/penguapan kandungan air yang ada

    di dalam maupun di permukaan bahan pangan, hingga mencapai kondisi

    tertentu (Suharto, 1991).

    Salah satu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar air pada suatu bahan

    adalah dengan menggunakan metode Penetapan air dengan metode oven, yaitu suatu

    metode yang dapat digunakan untuk seluruh produk makanan, kecuali produk tersebut

    mengandung komponen-komponen yang mudah menguap atau jika produk tersebut

    mengalami dekomposisi pada pemanasan 100oC sampai 102oC sampai diperoleh berat

    yang tetap (Apriyantono, 1989).

    Berdasarkan kadar air (bobot basah dan bobot kering) dan bahan basah maupun

    bahan setelah dikeringkan, dapat ditentukan rasio pengeringan (drying ratio) dari bahan

    yang dikeringkan tersebut. Besarnya drying ratio dapat dihitung sebagai bobot bahan

    sebelum pengeringan per bobot bahan sebelum pengeringan per bobot bahan setelah

    pengeringan. Dapat dihitung dengan rumus:Drying ratio= bobot bahan sebelum

    pengeringan / bobot bahan setelah pengeringan (Winarno, 1984).

    III.7 Kadar Abu

    Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang

    terdapat pada suatu bahan pangan. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineraldalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar

    tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu. Produk

    perikanan memiliki kadar abu yang berbeda-beda. Standar mutu ikan segar berdasar SNI

    01-2354.1-2006, ialah memiliki kadar abu kurang dari 2%. Produk olahan hasil

    diversifikasi dari jelly fish product (kamaboko) yang tidak diolah menjadi surimi dahulu

    memiliki standar kadar abu antara 0,44 0,69% menurut SNI 01-2693-1992. Contoh jelly

    fish product, yakni otak-otak, bakso dan kaki naga (Astuti, 2012).

    Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk

    menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan,

    dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Penggilingan gandum,

    misalnya, apabila masih banyak lembaga dan endosperm maka kadar abu yang

    dihasilkannya tinggi. Banyaknya lembaga dan endosperm pada gandum menandakan

    proses pengolahan kurang baik karena masih banyak mengandung bahan pengotor yang

    menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidak murni. Kandungan abu juga dapat

    digunakan untuk memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang digunakan. Kadar

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    7/17

    27

    abu sebagai parameter nilai gizi, contohnya pada analisis kadar abu tidak larut asam yang

    cukup tinggi menunjukan adanya kontaminan atau bahan pengotor pada makanan

    tersebut ( Firmansyah, 2011).

    Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara menurut Astuti (2012), yaitu

    pengabuan cara langsung (cara kering) dan pengabuan cara tidak langsung (cara basah).

    a. Penentuan kadar abu secara langsung

    Prinsip pengabuan cara langsung yaitu semua zat organik dioksidasi pada suhu tinggi,

    yaitu sekitar 500-600oC, kemudian zat yang tertinggal setelah proses pembakaran

    ditimbang. Mekanisme pengabuan cara langsung yaitu cawan porselen dioven terlebih

    dahulu selama 1 jam kemudian diangkat dan didinginkan selama 30 menit dalam

    desikator. Cawan kosong ditimbang sebagai berat a gram. Setelah itu, bahan uji

    dimasukan sebanyak 5 gram ke dalam cawan, ditimbang dan dicatat sebagai berat b

    gram. Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pemanasan pada suhu 300oC agar

    kandungan bahan volatil dan lemak terlindungi hingga kandungan asam hilang.

    Pemanasan dilakukan hingga asam habis. Selanjutnya, pemanasan pada suhu bertahap

    hingga 600oC agar perubahan suhu secara tiba-tiba tidak menyebabkan cawan menjadi

    pecah.

    b. Penentuan kadar abu secara tidak langsung

    Prinsip pengabuan cara tidak langsung yaitu bahan ditambahkan reagen kimia tertentu

    sebelum dilakukan pengabuan. Senyawa yang biasa ditambahkan adalah gliserol

    alkohol atau pasir bebas anorganik yang selanjutnya dipanaskan dalam suhu tinggi.

    Pemanasan menyebabkan gliserol alkohol membentuk kerak sehingga menyebabkan

    terjadinya porositas bahan menjadi besar dan memperbesar oksidasi. Pemanasan pada

    pasir bebas dapat membuat permukaan yang bersinggungan dengan oksigen semakin

    luas dan memperbesar porositas sehingga proses pengabuan semakin cepat.

    III.8 Penentuan Kadar air Metode Oven

    Salah satu metode penentuan kadar air yang sederhana dan banyak digunakan untuk

    produk pangan adalah metode pengeringan atau metode oven (thermogravimetri). Pada

    metode ini sampel dibiarkan dalam alat pengering (oven) pada suhu 70-1050C hingga

    bahan mencapai berat yang konstan. Kelebihan metode ini adalah prosedurnya yang

    sederhana dan data yang diperoleh cukup baik dan akurat. Pengeringan dengan cara oven

    adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    8/17

    28

    bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya

    kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat

    tumbuh lagi didalamnya (Anonim, 2009).

    III.9 Penentuan kadar abu dengan menggunakan tanur

    Prinsip pengabuan cara tanur yaitu semua zat organik dioksidasi pada suhu tinggi,

    yaitu sekitar 500-600 oC, kemudian zat yang tertinggal setelah proses pembakaran

    ditimbang. Mekanisme pengabuan cara langsung yaitu cawan porselen dioven terlebih

    dahulu selama 1 jam kemudian diangkat dan didinginkan selama 30 menit dalam desikator.

    Cawan kosong ditimbang sebagai berat a gram. Setelah itu, bahan uji dimasukan sebanyak

    5 gram ke dalam cawan, ditimbang dan dicatat sebagai berat b gram. Pemanasan dilakukan

    hingga asam habis. Selanjutnya, pemanasan pada suhu bertahap hingga 600o

    C agar

    perubahan suhu secara tiba-tiba tidak menyebabkan cawan menjadi pecah (Anonim, 2009).

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    9/17

    29

    III. METODOLOGI PRAKTIKUM

    III.1 Waktu dan Tempat

    Praktikum penentuan kadar air dan kadar abu yang dilakukan pada hari Rabu, 14Oktober 2014, pukul 08.00 11.00 WITA, di Laboratorium Kimia Analisa dan

    Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi

    Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

    III.2 Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

    - tanur - desikator

    - oven - pisau

    - cawan - pensil

    - timbangan analitik

    - penjepit cawan

    Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

    - brownies - aluminium foil

    - roti manis

    - tempe

    - permen jelly

    - cumi-cumi

    III.3 Prosedur Praktikum

    Prosedur praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1. Penentuan Kadar Air

    a. Cawan dipanaskan dalam tanur pada suhu 750oC

    b. Cawan didinginkan dengan dimasukkan ke dalam desikator selama

    10 menit.

    c. Ditimbang berat kosong cawan.

    d. Bahan di masukkan ke dalam cawan, lalu ditimbang hingga 5 gram.

    e. Kemudian dipanaskan ke dalam oven selama 3 jam pada

    suhu 105oC.

    f. Didinginkan di dalam desikator selama 10 menit.

    g. Ditimbang lagi berat cawan yang berisi bahan.

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    10/17

    30

    h. Dimasukkan ke dalam oven kembali sampai berat konstan 0.005 gr.

    2. Penentuan Kadar Abu

    a. Panaskan cawan dalam tanur dengan suhu 750oC.

    b. Cawan didinginkan dengan dimasukkan ke dalam desikator.

    c. Ditimbang cawan kosong.

    d. Bahan di masukkan ke dalam cawan, lalu ditimbang hingga 5 gram.

    e. Kemudian dipanaskan lagi ke dalam tanur dengan suhu 750oC selama 3 jam .

    f. Didinginkan di dalam desikator selama 10 menit.

    g. Ditimbang lagi berat cawan yang berisi bahan.

    h. Dihitung kadar abu.

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    11/17

    31

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1 Hasil

    Hasil praktikum penentuan kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan disajikan

    dalam tabel berikut:

    Tabel 08. Hasil Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu

    No Bahan Kadar Air ( % ) Kadar Abu ( % )

    1 Brownies 26,89 1.384

    2 Tempe 59,001 0.966

    3 Roti 25,553 1.311

    4 Permen Jelly 9,012 0.2396

    5 Cumi-cumi 86,122 0.666

    Sumber: Data Sekunder Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium, 2014.

    IV.2 Pembahasan

    Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah brownies

    sebanyak 5 gram untuk pengujian kadar air, dan 5 gram lagi untuk pengujian kadar abu.

    Komposisi dari brownies adalah tepung terigu, telur, lemak, gula pasir dan coklat.

    Brownies merupakan jenis makanan kering yang tidak terlalu banyak mengandung air

    sehingga pada umumnya sebuah brownies mengandung kadar air 16.78% dan kadar abu

    maksimal 2.39 % agar sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan . Hal ini sesuai

    dengan Saragih (2011) yang menyatakan bahwa brownies memiliki kadar air sekitar

    16,78 % dan kadar abu maksimal 2.39 %

    Kadar air merupakan salah satu sifat fisik dari bahan yang menunjukan banyaknya air

    yang terkandung di dalam bahan. Kadar air biasanya dinyatakan dengan persentase berat

    air terhadap bahan basah atau dalam gram air untuk setiap 100 gram bahan yang disebut

    dengan kadar air basis basah. Berat bahan kering atau padatan adalah berat bahan setelah

    mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Hal ini

    sesuai dengan Suharto (1991), yang mengatakan bahwa kadar air adalah persentase

    kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau

    berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum

    teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih

    dari 100 persen.

    Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang

    terdapat pada suatu bahan pangan. Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    12/17

    32

    berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan,

    mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu

    bahan makanan. Hal ini sesuai dengan Firmansyah (2011), yang mengatakan bahwa

    kadar abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kandungan abu

    dan komposisinya tergantung pada macan bahan dan cara pengabuanya.

    Penentuan kadar air yang terdapat pada suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan

    metode oven. Oven pada prinsipnya bekerja pada suhu 105C dengan menguapkan

    kandungan air yang terdapat pada bahan pangan hingga berat bahan konstan. Hal ini

    sesuai dengan Winarno (1992), yang menyatakan bahwa pada umumnya penentuan kadar

    air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105-110C selama 3 jam

    atau sampai didapat berat yang konstan.

    Penentuan kadar abu yang terdapat pada suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan

    metode tanur. Pada prinsipnya, tanur bekerja pada suhu 500-800C dengan megoksidasi

    zat-zat organik dalam bahan pangan sehingga yang tertinggal hanya zat-zat anorganiknya

    saja. Hal ini sesuai dengan Anonim (2010), yang menyatakan bahwa penentuan kadar abu

    adalah mengoksidasikan senyawa organik pada suhu yang tinggi, yaitu

    sekitar 500-600C dan melakukan penimbangan zat yang tinggal setelah proses

    pembakaran tersebut.

    Hasil praktikum kadar abu didapatkan kadar abu yang dimiliki oleh brownies, yaitu

    sebanyak 1,384. Syarat mutu browniestercantum dalam Standar Nasional Indonesia (SNI.

    01-2973-1992), yaitu 2% (maksimum 2%). Ini menunjukkan bahwa kandungan abu

    brownies yang digunakan dalam praktikum telah memenuhi syarat yang ada, yaitu kurang

    dari 2% (maksimum 2%). Hal ini sesuai dengan Rena (2013), yang menyatakan bahwa

    brownies adalah kue kering yang berwarna coklat dan rasanya manis yang bahannya

    terdiri dari tepung terigu, margarin, telur, gula, dan coklat (coklat bubuk dan coklat

    masak) dengan atau tanpa kacang kacangan yang dibuat tanpa peragian dengan kandungan

    abu yang rendah kurang dari 2 %.

    Hasil praktikum mengenai kadar air menunjukkan bahwa kadar air brownies

    adalah 26,89 %. Ini menunjukkan bahwa kadar air yang terdapat di dalam brownieslebih

    tinggi dari kadar air brownies telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian tercantum

    dalam Standar Nasional Indonesia (SNI-01-2891-1992) yaitu sekitar 16,78 % . Hal

    ini terjadi karena adanya kesalahan sewaktu brownies yang sudah dioven akan

    ditimbang, desikator terbuka terlalu lama sehingga uap air dari udara diserap kembali olehbahan yang mengakibatkan penambahan kadar air bahan. Hal ini sesuai dengan

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    13/17

    33

    Saragih (2011), yang menyatakan bahwa brownies adalah sejenis kue kering yang

    berwarna coklat dan rasanya manis yang yang dibuat tanpa peragian dengan kandungan air

    yang kurang dari 16 %.

    Penentuan kadar air atau analisa kadar air bertujuan untuk mengetahui seberapa

    besar persentase air pada bahan pangan atau hasil pertanian. karena salah satu medium

    tumbuh berkembangnya mikroorganisme pada bahan adalah airyang terdapat pada bahan

    pangan. Sehingga untuk meminimalkan resiko yang dapat ditimbulkan oleh

    mikroorganisme terhadap bahan pangan perlu dilakukan analisa kadar air terhadap suatu

    bahan. Hal ini sesuai dengan Laludanu (2012) yang menyatakan bahwa penyimpanan

    bahan pangan harus diketahui dulu kadar airnya agar bisa menentukan langkah yang tepat

    dalam proses penyimpanan sehingga dapat mempertahankan lebih lama bahan yang akan

    disimpan.

    Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk

    menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan,

    dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Hal ini sesuai dengan

    Firmansyah (2011) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan pengujian kadar abu adalah

    untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan sebagai parameter nilai bahan makanan.

    Permen jelly mempunyai kadar air yang paling rendah yaitu 9,012 % sedangkan

    cumi-cumi memiliki kadar air yang paling tinggi yaitu 86,122 %. Hal ini disebabkan oleh

    disebabkan karena adanya perbedaan kelembapan setiap bahan. Cumi-cumi merupakan

    bahan yang memiliki tekstur dengan kelembapan yang tinggi jika dibandingkan dengann

    brownies yang merupakan makanan semi basah.. Hal ini sesuai dengan Winarno (1997)

    yang menyatakan bahwa kadar air dalam bahan pangan berbeda tergantung tekstur masing-

    masing bahan. Semakin lembab tekstur suatu bahan maka semakin tinggi persentase kadar

    air yang terkandung di dalamnya..

    Permen jelly mengandung kadar abu yang paling rendah yaitu 0.2396 % sedangkan

    brownies memiliki kadar abu yang paling tinggi yaitu 1.384 %. Hal ini menunjukkan

    bahwa brownies memiliki kandungan bahan anorganik yang paling tinggi dari semua

    bahan. Analisa kadar abu digunakan untuk mengetahui kandungan mineral dalam suatu

    bahan pangan. Hal ini sesuai dengan Firmansyah (2011) yang menyatakan bahwa

    penentuan kadar abu digunakan untuk menentukan kandungan kandungan mineral dalam

    suatu bahan, penetu parameter nilai gizi suatu bahan makanan, menentukan baik atau

    tidaknya suatu pengolahan.

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    14/17

    34

    IV. PENUTUP

    IV.1 Kesimpulan

    Kesimpulan praktikum penentuan kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan ini

    adalah sebagai berikut :

    1. Kadar air dalam bahan pangan menunjukkan banyaknya kandungan air persatuan

    bobot bahan. Dari hasil praktikum didapatkan kadar air pada brownies 1,384%,

    tempe 0.966%, roti manis 1.311%, permen jelly 0.2396% dan cumi-cumi 0.666%.

    2. Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat

    pada suatu bahan pangan. Dari hasil praktikum didapatkan kadar abu pada brownies1. %, tempe 59.01%, roti manis 25.553%, permen jelly 9.012% dan cumi-cumi

    86.122%.

    3. Prinsip penentuan kadar air dengan motede oven adalah mengeluarkan atau

    menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut

    dengan menggunakan energi panas .

    4. Prinsip pengabuan cara tanur yaitu semua zat organik dioksidasi pada suhu tinggi,

    yaitu sekitar 500-600 oC, kemudian zat yang tertinggal setelah proses pembakaran

    ditimbang.

    IV.2 Saran

    Saran untuk praktikum kali ini adalah agar semua praktikan dapat mengikuti

    prosedur pada percobaan, sehingga praktikan dapat mengerti tentang kadar air dan kadar

    abu dalam bahan pangan.

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    15/17

    35

    DAFTAR PUSTAKA

    Ambarini. 2005.Brownies. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

    Apriyantono, Anton, dkk. 1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB : Bogor.

    Astuti. 2012.Kadar abu.https://astutipage.wordpress.com/tag/kadar-abu/. Diakses pada

    hari Minggu, 16 Oktober 2014. Makassar.

    Astawan, Made. 2009.Panduan Karbohidrat Terlengkap. Jakarta: Dian Rakyat

    Irawan A. 2006. Kandungan Mineral Cumi-Cumi (Loligo sp) dan Udang Vanamei

    (Litopenaeus vannamei) Serta Pengaruh Perebusan Terhadap Kelarutan.

    [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

    Kasmidjo, R.B., 1990. TEMPE : Mikrobiologi dan Kimia Pengolahan serta

    Pemanfaatannya. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

    Roper, C.F.E., M.J Sweeney and C.E Neuen,1984. Chephalopods of The Word. And

    Annottated and lllustrated Ratalogue of Spesies of Interest to Fisheries. FAO

    Species Catalogue

    Sanusi. 2010.Ragam Kreasi Brownies Manis Nan Cantik. Yogyakarta: Flashbooks

    Sarwojo. 2005. Serba

    Serbi Dunia Molusca. Malang. Indonesia

    Sinurat, Ellya,. Murdinah dan Fransiska. 2007. Karakterisasi Permen Jelly yang dibuat

    dari Formulasi Jelly Powder. Surabaya: Pelita Buku

    Suharto. 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: Yakarta.

    Taib, Gunarif. 1988. Operasi Pengeringan Pada Pengolahan Hasil Pertanian. PT.

    Mediyatama Sarana Perkasa: Jakarta.

    Winarno. 1984.Kimia Pangan. PT. Gramedia: Jakarta.

    https://astutipage.wordpress.com/tag/kadar-abu/https://astutipage.wordpress.com/tag/kadar-abu/https://astutipage.wordpress.com/tag/kadar-abu/https://astutipage.wordpress.com/tag/kadar-abu/
  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    16/17

    36

    Lampiran

    Lampiran 04. Perhitungan Kadar Air

    1.

    Brownies

    ( ) ( )

    ( )

    = 26, 89 %

    2. Tempe

    ( ) ( )( )

    = 0.59001 x 100%

    = 59.001 %

    3. Roti Manis

    ( ) ( )

    ( )

    = 0.25553 x 100%

    = 25.553 %

    4. PermenJelly

    ( ) ( )

    ( )

    = 9,0127%

    5. Cumi-cumi

    ( ) ( )

    ( )

  • 8/10/2019 Penentuan Kadar air dan kadar abu dalam bahan pangan

    17/17

    37

    = 86.122 %

    Lampiran 05. Perhitungan Kadar Abu

    1.Brownies

    () ()

    ()

    2. Tempe

    ()

    ()

    3. Roti Manis

    ()

    ()

    %4. PermenJelly

    ()

    ()

    %

    5.

    Cumi-cumi

    ()

    ()

    %