penentuan bilangan peroksida
DESCRIPTION
bilangan peroksidaTRANSCRIPT
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA ASAM MIRISTAT (C1499) DARI UNIT FRAKSINASI DI PT. SOCI MEDAN
TUGAS AKHIR
PANJI WIBOWO H. 052409006
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA ASAM MIRISTAT (C1499) DARI UNIT FRAKSINASI DI PT. SOCI MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
PANJI WIBOWO H. 052409006
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNya tugas akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan. Adapun karya ilmiah ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Diploma-3 Kimia Industri, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Karya Ilmiah ini ditulis berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Sinar Oleo Chemical International (SOCI) Medan dengan judul “PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA ASAM MIRISTAT (C1499) DARI UNIT FRAKSINASI DI PT. SOCI MEDAN”. Karya Ilmiah ini dapat ditulis dengan terwujud atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara lansung maupun tidak lansung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua tercinta yang banyak memberikan bantuan baik moril
maupun matril serta keluarga besar Hasyim.
2. Dr. Eddy Marlianto, MSc, selaku Dekan FMIPA USU.
3. Dr. Rumondang Bulan,MSi, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.
4. Dr. Harry Agusnar,MSc,MPhill, selaku Ketua Program Studi D3 Kimia
Industri FMIPA USU.
5. Dr. Hamonangan Nainggolan,MSc, selaku Dosen Pembimbing Karya Ilmiah
ini.
6. Drs. Mannius Sianipar, Selaku Pembimbing PKL.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
7. Evalina yang senantiasa memberikan support serta membantu dan menemani
penulis untuk mencari bahan penulisan karya ilmiah ini.
8. Seluruh keluarga besar kimia industri tambuk 2005 yang banyak memberikan
masuk - masukkan kepada penulis.
9. Rekan – rekan satu PKL yaitu : Yolven Lu, Raisa Pasaribu,dan Darliany serta
temen yang senatiasa bermain futsal dengan saya.
Dalam kesempatan ini, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan terdapat banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk penyempurnaan selanjutnya. Penulis juga berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Mei 2008
Penulis
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
ABSTRAK Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami oksidasi. Untuk menentukan bilangan peroksida dari produk C1499 , dengan 30ml campuran aseton dan kloroform (3:2) yang akan dialirkan gas nitrogen selama 2 menit untuk menggantikan udara pada Erlenmeyer. Kemudian dimasukkan KI jenuh sebanyak 1 ml dengan pipet tetes, ditutup dan dikocok selama 1 menit. Dibiarkan selama 5 menit dalam ruangan gelap. Ditambahkan air destilat kira – kira 200 ml, kemudian dititrasi larutan tersebut dengan larutan 0,01 N Na2S2O3 menjadi larutan kuning pucat. Kemudian ditambahkan amilum sebagai indicator menjadi larutan warna hitam keungguan, dititrasi lagi dengan larutan 0,01 Na2S2O3 sampai menjadi larutan putih bening. Kemudian dihitung bilangan peroksidanya. Untuk produk C1499 bilangan peroksida di PT. SOCI Medan maksimal 1 mg.eq.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
ABSTRACT Peroxide value is the index of the amount of fat or oil which has experienced oxidation. In order determine the peroxide value of the product of C1499, it is added with 30 ml mixture of acetone and chloroform (3:2) and nitrogen gas will be drawn to the system for 2 minutes to replace the air in the Erlenmeyer flask. Afterwards, 1 ml of saturated KI is added and covered the shook for 1 minute before it’s put in the dark room for 5 minutes. Afterwards, 200 ml of distilled water is added, then. It is titrated with 0,01 N of Na2S2O3 until it’s pale yellow. Amilum is then added. As indicator until the solution turns purple black, before it and titrated with 0,01 Na2S2O3 until it turns clear white. The determination of peroxide value is then conducted and the result of the peroxide value at PT. SOCI Medan is 1 mg.eq.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan…………………………………………………………………………….ii Pernyataan…………………………………………………………………………….iii Penghargaan…………………………………………………………………………..iv Abstrak………………………………………………………………………………...vi Abstract……………………………………………………………………………….vii Daftar Isi……………………………………………………………………………..viii Daftar Tabel…………………………………………………………………………....x Daftar Gambar………………………………………………………………………...xi Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………………………….1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………..…1 1.2. Permasalahan…………………………………………………………..…..4 1.3. Tujuan……………………………………………………………………...4 1.4. Manfaat……………………………………………………………………4
Bab 2 Tinjauan Pustaka………………………………………………………………..5 2.1. Produk Dan Kimia Minyak Sawit……………………………....……...…..5 2.2. Komponen Kimiawi Lipid………………………………………………....6
2.3. Asam Lemak…………………………………………………………….....7
2.3.1 Asam Lemak Jenuh……………………………………….........8 2.3.2 Asam Lemak Tak Jenuh ………………………………………8 2.3.3 Asam Miristat………………………………………………….8
2.4. Sifat kimia –fisik asam lemak…………………………………………….9 2.5. Sifat Kimia dan Fisika Dari Fraksi Cair dan Padat Minyak Sawit….…..10 2.6. Sifat Kimia Minyak dan Lemak………………………………………….11
2.6.1 Hidrolisa………………………………………………………11 2.6.2 Oksidasi………………………………………………………12 2.6.3 Hidrogenasi…………………………………………………...13
2.7. Perubahan Kimia Akibat Kerusakan Lemak...…………………………..14 2.7.1 Hidroperksida………………………………………………...14 2.7.2 Persenyawaan Karbonil………………………………………15 2.7.3 Hasil Oksidasi Lainnya……………………………………….15 2.7.4 Peroksida……………………………………………………..16
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.8. Pembentukaan Peroksida………………………………………………...16 2.9. Prinsip Dasar Pemisahan Asam Lemak Hasil Hidrolisa Minyak Inti Sawit
Secara Fraksinasi………………………………………………………...17 2.9.1 Kolom Fraksinasi……………………………………………….19 Bab 3 Metodologi Percobaan……………………………………………………...….21 3.1. Peralatan……………………………………………………….…….…...21 3.2. Bahan…………………………………………………………..……..….21 3.3. Prosedur…………………………………………………..…………..….21
3.3.1 Penentuan Bilangan Peroksida………………………….………21 Bab 4 Data dan Pembahasan……………..………………………………………..….23 4.1. Data…………………………………………………………………...…..23 4.2. Perhitungan……………………………………………………………….24 4.3. Pembahasan………………………………………………………..……..24 Bab 5 Kesimpulan dan saran…………………………………………………………26 5.1. Kesimpulan……………………………………………………………….26 5.2. Saran……………………………………………………………………...26 Daftar Pustaka………………………………………………………………………...27
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Asam Lemak Jenuh………..………………………………………..……...8 Tabel 2.1 Asam Lemak Tak Jenuh……………………………………...………….....8 Tabel 2.5 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit………………...………….……..10 Tabel 2.9 Titik Didih Dan Berat Molekul Dari Berbagai Asam Lemka Yang Terkandung Dalam Minyak Inti Sawit……………………………………18 Tabel 4.1 Data Bilangan Peroksida Pada C1499…………………...……………...…..22 Tabel 4.2 Standard Umum produk C1499 PT. SOCI………………………………….23
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.9.1. Kolom Fraksinasi……………………………………………………..20
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa – senyawa peroksida kemungkinan bisa terdapat dalam produk –
produk asam – asam lemak yang merupakan hasil oksidasi dari pada asam lemak itu
sendiri, disebabkan oleh perlakuan proses industri pada temperatur tinggi. Sehubungan
dengan proses pembuatan C1499 sudah melalui beberapa tahap pemanasan. Mulai dari :
- Hidrolisis / Spiltting (# 100)
Di sini salah satu bahan bakunya adalah PKO, dihidrolisa menjadi PKO-FA.
- Fraksinasi (# 500)
Disini PKO-FA akan dimasuk kedalam unit fraksinasi yang akan di ubah
menjadi fraksi – fraksi. Dalam unit ini akan menghasilkan 3 fraksi yaitu :
a. D810
b. C1299
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
c. D146
Yang mana produk C1499 merupakan hasil fraksinasi dari fraksi D146 dalam unit
fraksinasi.
Lemak yang dioksidasi secara sempurna dalam tubuh menghasilkan 9,3 kalori
lemak per 1 gram, sedangkan protein dan karbohidrat masing – masing menghasilkan
4,1 kalori dan 4,2 kalori setiap gram. Lemak dan minyak sebagai bahan pangan dibagi
menjadi dua golongan yaitu :
1. Lemak yang siap dikonsumsi tanpa dimasak, misalnya mentega, margarine dan
lemak yang digunakan dalam kembang gula.
2. Lemak yang dimasak bersama pangan, atau dijadikan sebagai medium
penghantar panas dalam memasak bahan pangan, misalnya minyak goreng,
shortening dan lain – lain.
Lemak atau minyak yang ditambahkan kedalam bahan pangan atau yang dijadikan
sebagai bahan pangan perlu memenuhi persyaratan dan sifat – sifat tertentu. Di
samping itu lemak dan minyak memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan
tubuh manusia.
Minyak sawit dan minyak inti sawit yang dihasilkan dari buah sawit
merupakan bahan dasar untuk memproduksi asam lemak dan gliserin alami. Dimana
minyak sawit (CPO) dihasilkan dari lapisan serabut / kulit buah sawit, sedangkan
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
minyak inti sawit (PKO) dihasilkan dari biji / inti buah sawit. Ada pun bahan baku
yang digunakan di PT. SOCI untuk memproduksi asam lemak adalah :
- PKO (Palm Kernel Oil).
- RBDPS (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin).
- RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil).
RBDPO dam RBDPS diperoleh dari CPO setelah melalui beberapa tahap proses
pemurnian. Bahan baku tersebut diperoleh dari PT. IVO MAS TUNGGAL (Smart
Corporation) dibawah naungan PT. SINAR MAS GROUP. Banyaknya bahan baku
yang disuplay sesuai dengan kebutuhan ataupun permintaan dari konsumen terhadap
asam lemak dan gliserin.
PT. SINAR OLEOCHEMICAL INTERNATIONAL yang bergerak di bidang
kimia pembuatan asam lemak bebas, gliserin dilatar belakangi oleh :
1. Faktor kebutuhan asam lemak (fatty acid) dan gliserin di dunia international
yang semakin meningkat.
2. Banyaknya perkebunan kelapa sawit di sumatera utara sehingga mendapat
bahan baku yang melimpah.
3. Semakin tinggi permintaan terhadap produk asam lemak dan gliserin serta
turunannya serta gliserin dari perusahaan produksi kosmetik, perusahaan
makanan, perusahaan farmasi dan lain – lainnya.
4. Faktor harga asam lemak dan gliserin semakin bersaing.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Penentuan bilangan peroksida merupakan salah satu parameter yang di
gunakan untuk menentukan milli ekivalen peroksida KI dalam 1000 gram sampel.
Maka dari itu untuk mengetahui berapa bilangan peroksida yang terdapat dalam
produk C1499 maka penulis ingin membahas karya ilmiah yang berjudul :
“ PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA ASAM MIRISTAT (C1499) DARI
UNIT FRAKSINASI DI PT. SOCI MEDAN”.
1.2. Permasalahan.
Bagaimana untuk menentukan bilangan peroksida yang diinginkan oleh para
pembeli yaitu maksimum 1 mg.eq. dalam produk C1499 dari unit fraksinasi.
1.2 Tujuan
- Untuk menganalisa besar angka peroksida yang dihasilkan dalam pembuatan
produk C1499 dari unit fraksinasi.
- Untuk mengetahui penyebab terjadinya oksidasi dalam proses produksi
produk C1499 dalam kolom fraksinasi.
1.4 Manfaat
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
- Untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan oksida asam lemak.
- Untuk mengetahui bilangan peroksida yang terdapat dalam asam miristat(C1499).
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PRODUK dan KIMIA MINYAK SAWIT
Minyak sawit merupakan lipida yang tidak larut dalam air namun dapat larut
dalam berbagai pelarut organik. Minyak sawit merupakan campuran trigliserida
dengan rangkaian asam lemak yang bervariasi panjang atau jumlah karbonnya.
Trigliserida dengan gliserol akan membentuk ester atau disebut esterifikasi. Terdapat
5 reaksi penting dari asam lemak dalam trigliserida, yaitu : hidrolisis, oksidasi,
hidrogenasi, transesterifikasi dan reaksi penambahan halogen dimana suatu molekul
yodium ditambahkan pada suatu ikatan rangkap.
Minyak sawit, seperti juga minyak lainnya, merupakan campuran dari banyak
trigliserida. Dengan asam lemak yang berbeda – beda yang dikombinasikan dalam
berbagai posisi dalam suatu molekul, karena itu juga minyak sawit tidak memiliki
suatu titik leleh yang tertentu. Asam lemak jenuh minyak sawit memiliki suatu titik
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
leleh yang tinggi adalah palmitat dan stearat. Asam oleat, linoleat dan linolenat
memiliki ikatan rangkap adalah asam lemak tak jenuh dan memiliki titik leleh yang
lebih rendah.
Semua komponen minyak sawit larut dalam lemak karena merupakan lipida.
Namun demikian, terdapat juga sebagian kecil dari lipida tersebut yang bukan
trigliserida. Senyawa – senyawa ini sebagian kecil dari lipida tersebut yang bukan
trigliserida. Senyawa – senyawa ini sebagian besar terkonsentrasi dalam fraksi olein
setelah proses fraksinasi. Meskipun jumlahnya sangat kecil dalam minyak sawit.
Namun nilai penting senyawa ini ini semakin tinggi, termasuk didalamnya yaitu :
karoten, tokoferol, sterol dan terpenoid. Senyawa – senyawa karoten memiliki warna
merah atau coklat, komponennya terdiri dari berbagai ikatan rangkap yang berlainan,
beberapa diantaranya memiliki peranan penting dalam pembentukan vitamin A.
karotenoid semacam ini biasa disebut komponen pro – vitamin A, diantaranya yang
paling adalah β – karoten.
(Anonymous,2000
)
2.2. KOMPONEN KIMIAWI LIPID
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Trigliserida / triasilgliserol / lemak netral adalah suatu ester alkohol dengan
asam lemak. Alkoholnya adalah gliserol dan asam lemaknya adalah asam karboksilat
dengan kerangka hidrokarbon yang panjang (BM tinggi).
Gliserol 3 molekul asam lemak Trigliserida Air
Kemungkinan – kemungkinan macam trigliserida yang dapat terbentuk pada
reaksi diatas adalah :
a. 3 mono gliserida, bila 1 molekul asam lemak berikatan dengan salah satu
atom C gliserol.
b. 1,2 – digliserida, bila 2 molekul asam lemak berikatan dengan kedua atom C
gliserol, dan
c. Trigliserida, bila 3 molekul asam lemak berikatan dengan ketiga atom C
gliserol.
2.3. ASAM LEMAK
Asam lemak adalah bagian integral dari biomolekul lipid, jarang ditemukan
bebas di alam karena selalu terikat sebagai ester. Suatu molekul asam lemak dengan
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
BM tinggi memperlihatkan sifat lipid, karena itu kadang – kadang suatu asam lemak
disamakan dengan dengan lipid. Asam lemak adalah asam karboksilat, suatu asam
organik. Berdasarkan kerangka hidrokarbon, asam lemak dibedakan atas dua golongan
utama, yaitu :
1. Asam lemak jenuh (Saturated acid).
2. Asam lemak tak jenuh (Unsaturated acid).
Tabel 2.3.1, Beberapa asam lemak jenuh
2.3.1. Asam lemak jenuh
∑ atom C Rumus kimia Nama statistik Nama umum titik
lebur(Co)
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
12
14
16
18
20
24
CH3(CH2)10COOH
CH3(CH2)12COOH
CH3(CH2)14COOH
CH3(CH2)16COOH
CH3(CH2)18COOH
CH3(CH2)20COOH
n- dodekanoat
n- tetradekanoat
n- heksadekanoat
n- oktadekanoat
n- eikosanoat
n- tetrakosanoat
Asam laurat
Asam miristat
Asam palmitat
Asam stearat
Asam
arakhidat
Asam
lignoserat
- 44,2
53,0
63,1
69,6
76,5
86,0
2.3.2. Asam lemak tak jenuh
Tabel 2.3.2. Asam lemak tak jenuh.
∑ atom
C
Rumus kimia
Nama umum
Titik
lebur
(Co)
16
18
18
18
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7COOH
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
CH3(CH2)4CH=CH-CH2-CH=CH(CH2)7COOH
CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH(CH3)7COOH
Asam
palmitoleat
Asam oleat
Asam linoleat
Asam linolenat
-0,5
13,4
-5
-11
2.3.3 ASAM MIRISTAT
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Asam miristat sering disebut asam tetradekanoat, yaitu yang keadaan biasa
dalam asam lemak jenuh dengan bentuk molekul CH3(CH2)12COOH. Miristat adalah
garam atau ester dari asam miristat.
Mentega pala adalah 75 % trimiristin, trigliserida dari asam miristat. Di
samping pala, asam miristat sering ditemukan dalam palm oil, lemak mentega dan
sperma ikan paus, dikristalisasi fraksi minyak dari sperma ikan paus.
Asam – asam lemak kaboksilatnya dengan rantai alipatik, yang menentukan
jenuh atau tidak jenuh. Asam – asam lemaknya diperoleh dari lemak alam dan minyak
mungkin diambil untuk mempunyai paling sedikit 8 atom karbon. Beberapa asam –
asam lemak alam mempunyai rata – rata nomor atom karbon, karena biosintesanya
meliputi asetil –CoA, sebuah koenzim yang membawa 2 karbon dalam atom group.
Ester isopropil miristat digunakan dalam kosmetik dan beberapa metode
pemisahan pada kesehatan dimana absorpsi baik melewati kulit.
http://www.3dchem.com/molecules.asp
2.4. Sifat kimia –fisik asam lemak
Ada tiga sifat kimia – fisik asam lemak yang perlu dikemukakan,yaitu sebagai
berikut :
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
1. Rantai hidrokarbon asam lemak jenuh bersifat elastis. Karena dapat berputar
pada sumbu atom karbonnya dan karena itu tidak stabil, asam lemak jenuh
memiliki titik cair tinggi. Dengan demikian, untuk mengubah struktur / bentuk
molekulnya, tidak diperlukan energi yang terlalu tinggi karena itu titik
cairannya relatif rendah.
2. Rantai hidrokarbon asam lemak tak jenuh bersifat kaku. Struktur molekulnya
sulit diubah karena itu ia lebih stabil. Untuk mengubah struktur molekulnya
diperlukan energi yang lebih tinggi karena itu lebih tinggi karena itu titik
cairnya relatif tinggi.
3. Posisi konfigurasi isomer cis pada asam lemak tak jenuh dapat berubah ke
bentuk isomer trans dengan proses pemanasan tinggi dan katalis.
(Hawab,2004)
SIFAT KIMIA dan FISIKA DARI FRAKSI CAIR dan PADAT MINYAK
SAWIT
Minyak sawit mudah dirubah – rubah dan dapat dipergunakan untuk aneka
ragam keperluan, terutama dalam pembuatan minyak dan lemak nabati. Selain itu
minyak sawit juga merupakan bahan baku pembuatan sabun, asam lemak, dan
sebagainya.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Fraksinasi minyak sawit menjadi fraksi cair dan padat adalah salah satu cara
proses yang memberi banyak peluang pemakaian diatas. Proses ini dilakukan dalam
dua tahap. Tahap pertama adalah proses kristalisasi dengan cara mengatur suhu, dan
tahap kedua memisahkan fraksi cair dan fraksi padatnya.
Tabel. 2.5. Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit
Komposisi Asam Lemak(%)
Fatty Acid Composition
Minyak Sawit
Palm Oil
Miristat (C14) 0,4 – 0,8
Palmitat (C16) 46,6 – 53,4
Stearat (C18/0) 2,4 – 4,9
Oleat (C18/1) 38,2 – 42,6
Linoleat (C18/2) 6,7 – 11,8
Linolenat(C18/3) 0,1 – 0,3
(Loebis,Boyke,1985)
2.6. SIFAT KIMIA MINYAK DAN LEMAK
Pada umumnya asam lemak jenuh dari minyak (mempunyai rantai lurus mono
karboksilat dengan jumlah atom karbon yang genap). Reaksi yang penting pada
minyak dan lemak adalah reaksi hidrolisa, oksidasi, dan hidrogenasi.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.6.1. HIDROLISA
Dalam reaksi hidrolisa , minyak atau lemak akan dirubah menjadi asam – asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat, mengakibatkan kerusakan
minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan
flavor dan bau tengik pada minyak tersebut.
Gliserida gliserol asam lemak
Persamaan reaksi diatas adalah reaksi hidrolisa dari minyak atau lemak
menurut Schwitzer (1957). Proses hidrolisa yang disengaja, biasanya dilakukan
dengan penambahan sejumlah basa, proses ini dikenal sebagai reaksi penyabunan.
Proses penyabunan ini banyak dipergunakan dalam industri. Minyak atau
lemak dalam ketel, pertama – tama dipanasi dengan pipa uap dan selanjutnya
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
ditambah alkali (NaOH), sehingga terjadi reaksi penyabunan. Sabun yang terbentuk
dapat diambil dari lapisan teratas pada larutan yang merupakan campuran dari larutan
alkali, sabun dan gliserol. Dari larutan ini dapat dihasilkan gliserol yang murni dari
penyulingan.
2.6.2. OKSIDASI
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak dan lemak. Atau terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan
bau tengik pada minyak dan lemak. Oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan
peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam – asam
lemak disertai denan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam –
asam lemak bebas. Rancindity terbentuk oleh aldehid bukan oleh peroksida. Jadi
kenaikkan peroxida value (PV) hanya indikator dan peringatan bahwa minyak
sebentar lagi akan berbau tengik.
Waktu
2.6.3. HIDROGENASI
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk menjenuhkan
ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak.
Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan
ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan.
Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras. Tergantung pada derajat
kejenuhanya.
Reaksi pada proses hidrogenasi terjadi pada permukaan katalis yang
mengakibatkan reaksi antara molekul – molekul minyak dengan gas hidrogen.
Hidrogen akan diikat oleh asam lemak yang tidak jenuh, yaitu pada ikatan rangkap,
membentuk radikal komplek antara hidrogen, nikel dan asam lemak tak jenuh. Setelah
terjadi penguraian nikel dan radikal asam lemak, akan dihasilkan suatu tingkat
kejenuhan yang lebih tinggi. Radikal asam lemak dapat terus bereaksi dengan
hidrogen, membentuk asam lemak jenuh.
Nikel merupakan katalis yang sering digunakan dalam proses hidrogenasi,
sedangkan palladium, platina dan copper chromite jarang dipergunakan. Hal ini
disebabakan nikel lebih ekonomis dan lebih efisien dari pada logam lainnya. Untuk
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
keperluaan minyak makan. Sebelum dilakukan hidrogenasi, minyak harus bebas dari
sabun, kering dan mempunyai kandungan asam lemak bebas dan kandungan fospatida
yang rendah. (Ketaren,
1986)
2.7. PERUBAHAN KIMIA AKIBAT KERUSAKAN LEMAK
Pembentukan produk dari proses oksidasi
Proses oksidasi dengan cara iradiasi dengan adanya oksigen atau kena oksigen
dalam waktu singkat setelah proses iradiasi akan menghasilkan hidroperoksida dan
senyawa karbonil.
2.7.1. Hidroperoksida
Proses iradiasi dengan adanya oksigen terhadap ester dari lemak jenuh
misalnya metil miristat dan metil palmitat, metil oleat serta metil linoleat akan
menghasilkan sejumlah kecil peroksida.
Peroksida tidak terbentuk pada proses iradiasi dalam suasana vakum. Adanya
air akan mempercepat pembentukan peroksida dari persenyawaan asam lemak tidak
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
jenuh tetapi peroksida tidak terbentuk jika minyak mengandung bahan mengemulsi
(misalnya gum ghatti dan dekstrin).
Pembentukan peroksida akan bertambah dengan bertambahnya derajat ketidak
jenuhan, pembentukan peroksida ini mempunyai kolerasi dengan tipe dan jumlah
radikal bebas dalam lemak. Akumulasi peroksida juga bergantung dari tipe radikal
bebas yang dihasilkan, suhu iradiasi dan penyimpanan.
2.7.2. Persenyawaan Karbonil
Persenyawaan karbonil dalam lemak dihasilkan dari proses reaksi dekomposisi
hidroperoksida. Persenyawaan karbonil tersebut menyebabkan bau dan flavor yang
tidak diingini dalam lemak dan bahan pangan berlemak; bahkan pada proses oksidasi
lemak yang intensif akan menimbulkan bau tengik, persenyawaan karbonil juga dapat
terbentuk pada proses iradiasi lemak dalam suasana vakum.
Menurut Schweigert, persenyawaan karbonil jenuh atau tidak jenuh, berantai
pendek atau panjang dapat terbentuk pada proses iradiasi, dibawah pengaruh oksigen
(terutama pada lemak yang tidak mengandung air).
2.7.3. Hasil oksidasi lainnya
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Selain dari persenyawaan peroksida dan karbonil, dalam lemak juga terdapat
asam karboksilat, dan sejumlah kecil persenyawaan hidroksi, dan persenyawaan
berkonjugasi. Persenyawaan tersebut terbentuk akibat radiasi bebas berkonjugasi
(conyugated free radical), sehingga bereaksi dengan zat selain oksigen, dan
membentuk persenyawaan konjugasi yang jumlahnya kadang – kadang lebih besar
dari jumlah hidroperoksida.
Berdasarkan penelitian Chepault dkk, persenyawaan ini terutama terbentuk
dari metil ester asam lemak dengan jumlah atom C(8 -12) dan mengandung gugus
epoksi.
2.7.3. Peroksida
Hasil oksidasi dan dapat mempersingkat periode induktif dari lemak segar, dan
dapat merusak zat inhibitor. Konstituen yang aktif dari hasil oksidasi lemak, berupa
peroksida lemak atau penambahan peroksida selain dihasilkan pada proses oksidasi
lemak, misalnya hidrogen peroksida dan asam perasit dapat mempercepat proses
oksidasi. Usaha penambahan anti oksidan hanya dapat mengurangi peroksida dalam
jumlah kecil, namun fungsi anti oksidan akan rusak dalam lemak yang mengandung
peroksida dalam jumlah besar.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Hirdogen peroksida pekat (perhidrol) dalam pelarut netral misalnya aseton
akan berakasi secara lambat dengan asam oleat sehingga menghasilkan sejumlah kecil
asam dehidroksi stearat bertitik cair 95oC.
(Loebis,Boyke,1985)
2.8. PEMBENTUKAN PEROKSIDA
Bilangan peroksida menunjukkan derajat oksidasi dari suatu minyak atau
lemak, yakni sejauh manakah minyak/lemak tersebut telah mengalami oksidasi.
Dibandingkan dengan minyak – minyak nabati lainnya, minyak sawit sesungguhnya.
Agak lebih tahan terhadap kerusakan – kerusakan akibat oksidasi, karena jumlah
ikatan – rangkap dari asam lemak tak jenuh berganda (poly-unsaturated fatty acid atau
PUFA) dalam minyak sawit adalah relatif kecil, dan juga karena adanya tocopherol –
tocopherol yang berfungsi sebagai anti-oksidan.
Anti-oksidan adalah suatu zat yang mempunyai sifat memperlambat permulaan
tengiknya minyak, yakni zat tersebut. Seakan – akan menangguhkan, tetapi bukan
mengatasi kerusakan dari minyak. Sifat – sifat melindungi dari anti – oksidan terletak
pada mudahnya teroksidasi, sehingga lebih mudah terurai terhadap lemak / minyak,
dan menghilang sebelum minyak tersebut, diserang oleh bakteri – bakteri atau jasad –
jasad renik lainnya.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Oksidasi terjadi selama berbagai taraf pengolahan dan penangkutan. Beberapa
hal yang biasa terjadi dan perlu mendapat perhatian adalah yang berikut :
a. Suhu yang terlampu tinggi dalam pelaksanaan ekstraksi.
b. Kebocoran yang sering terjadi pada alat – alat pengeringan vakum, sehingga
minyak dikeringkan pada suhu yang terlampau tinggi dan terbuka bagi udara.
c. Tercampurnya minyak dengan udara sewaktu pemompaan dan sewaktu jatuh
kedalam tangki – tangki dimana terjadi turbulensi.
d. Penyimpanan yang terlampau lama pada suhu yang tinggi tanpa adanya alat
pendingin. Juga penyimpanan dalam tangki – tangki mengakibatkan
meningkatkan kadar Fe, hal mana sangat mempengaruhi B.P> dan kepekaan
terhadap pemucatan (bleachability).
e. Minyak sewaktu dalam pengapalan sering mengalami pemanasan yang
terlampau tinggi.
(Kentjana,Ganda,1971)
2.9. Prinsip Dasar Pemisahan Asam Lemak Hasil Hidrolisa Minyak Inti Sawit
Secara Fraksinasi.
Pemisahaan masing – masing komponen dari suatu campuran asam lemak
menjadi fraksi dengan kemurnian yang tinggi (>97%) dilakukan dengan destilasi
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
fraksinasi (destilasi bertingkat). Asam – asam lemak yang dihasilkan dari hidrolisa
minyak inti sawit dapat dipisahkan dengan acara destilasi fraksinasi karena adanya
perbedaan titik didih dari masing – masing asam lemak. Data tentang titik didih dari
berbagai asam lemak yang terkandung dalam minyak inti sawit diperlihat dalam tabel.
Tabel 2.9, Titik Didih Dan Berat Molekul Dari Berbagai Asam Lemak Yang
Terkandung Dalam Minyak Inti Sawit
Asam Lemak Jumlah Atom
Karbon
Berat Molekul Titik Didih ( oC)
Asam kaprilat
Asam kaprat
Asam laurat
Asam miristat
Asam palmitat
Asam stearat
Asam oleat
Asam linoleat
C8
C10
C12
C14
C16
C18
C18:1
C18:2
144,21
172,26
200,31
228,36
256,42
284,47
282,27
280,25
239,7
270,0
298,9
326,2
251,5
376,1
286,0
230,0
Untuk memisahkan campuran asam lemak dalam minyak inti sawit dilakukan
dengan fraksinasi. Fraksinasi ini dilakukan dalam sebuah kolom fraksinasi dengan
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
tekanan dan temperatur yang sesuai untuk masing – masing asam lemak yang akan
dipisahkan.
Pada kolom pertama akan dipisahkan antara C8 dan C10 dengan komponen
lainnya. Pada kolom pertama ini temperaturnya 173 – 225oC, tekanannnya 55 – 65
torr. Pada kolom kedua dipisahkan antara C12 dengan komponen lainnya dengan
kondisi tekanan 25 -35 torr dan temperaturnya 193 – 240oC.
2.9.1 Kolom Fraksinasi
Kolom fraksinasi yang digunakan dalam industri kimia diameter berkisar
antara beberapa inchi sampai 40 ft dan tingginya 10 – 200 ft, yang dijalankan pada
tekanan sampai beberapa mmHg, pada temperatur dari 300 – 700oF. Kolom fraksinasi
ini biasanya bahan – bahan seperti karbon dan plastik. Gambar kolom fraksinasi dapat
dilihat pada gambar.
(Schweitzer, Philip,1979)
Kondensor digunakan untuk mengubah asam lemak dalam bentuk uap menjadi
cairan yang akan dikembalikan kekolom. Sehingga cairan akan bersentuhan dengan
uap yang muncul dikolom yang dalam perjalanan menuju kondensor. Cairan
kondensat yang dikembalikan kekolom dinamakan refluks (umpan balik).
Perbandingan refluks adalah jumlah liter (kg) cairan yang dikirim kembali kekolom
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
per liter (kg) cairan yang ditampung. Perbandingan umpan balik ini biasanya 3 : 1.
sedangkan reboiler merupakan pemanasan cairan yang digunakan untuk menghasilkan
uap sebagai pemanasan awal. Untuk mengubah asam lemak kedalam bentuk uap
dilakukan oleh reboiler melalui media minyak pemanasan. Temperatur dari minyak
pemansan sekitar 300oC.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan glass stoppered wide – mouth Erlenmeyer flask 300 ml
Nitrogen Bombe
Pipet Volume
buret
3.2 Bahan
Asam Lemak C1499
Larutan asam asetat – klorofrom (3:2).
Larutan potassium iodine jenuh.
Larutan sodium tiosulfat.
Indikator amilum 1 %
Air destilat
Nitrogen
3.3 Prosedur Percobaan
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Ditimbang sampel asam lemak 10 ± 0,05 gram. Dimasukkan kedalam
Erlenmeyer bertutup 300 ml. ditambahkan dengan 30 ml campuran asetat
dengan klorofrom (3:2) bila sampel membeku (solid) letakkan diatas air mandi
dan harus berbentuk cair.
Dialirkan gas nitrogen selama 2 menit untuk mengantikan udara pada
Erlenmeyer dengan gas nitrogen. Dimasukkan larutan KI jenuh sebanyak 1 ml
untuk asam lemak dengan pipet tetes. Ditutup dan dikocok selama 1 menit.
Dibiarkan selama 5 menit dalam ruangan gelap.
Ditambahkan air destilat untuk menghentikan reaksi kira – kira 200 ml.
Dititrasi larutan tersebut dengan larutan 0,01 N Na2S2O3 menjadi larutan
kuning pucat kemudian ditambah dengan amilum sebagai indicator menjadi
warna hitam keunguan baru dititrasi lagi dengan larutan 0,01 Na2S2O3 sampai
warnanya menjadi putih bening (A ml).
Catatan :
Waktu penambahan air destilat,bilas tutup dinding Erlenmeyer dan
penambahan indikator amilum jangan dari awal titrasi melainkkan sewaktu
warna larutan telah menjadi kuning lemah/ kuning pucat.
Analisa POV biasa digunakan untuk mengoksidasi KI dan memindahkan
Iodin.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Berikut ini adalah data bilangan peroksida yang diperoleh selama
melaksanakan Praktek kerja lapangan (PKL) di PT. SOCI. Data ini diambil khusus
untuk melihat bilangan peroksida produk C1499 dari unit fraksinasi.
Tabel. 4.1. Data bilangan peroksida pada C1499
NO Bilangan peroksida(mg.eq)
1 0.32
2 0.21
3 0.11
4 0.74
5 0.33
6 0.23
7 0.24
8 0.51
9 0.54
10 0.68
4.2. Perhitungan
Perhitungan :
PV = (ml titrasi – ml blanko) / berat sampel x N x 1000
= ………. mg.eq.
Contoh :
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Berat Erlenmeyer + sampel = 122,8712 gram
Berat Erlenmeyer kosong = 118,1443 gram
Berat sampel = 4,7269 gram
Titrasi memerlukan 0,26 ml sodium sulfat normalitas sodium sulfat = 0,0128 gram
Titrasi blanko memerlukan 0,24 ml sodium sulfat
PV = (0,26/4,7269) x 0,0128 x 1000
= 0,704 mg.eq. sampel
PV = (0,24/4,7269) x 0,0128 x 1000
= 0,649 mg.eq blanko
PV = 0,704 – 0,649
= 0,055 mg.eq
4.3. Pembahasan
Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pengendalian mutu asam lemak
(fatty acid) adalah untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan standart mutu yang
telah ditetapkan. Maka pada produk C1499 salah satu parameter yang harus dipenuhi
oleh PT. SOCI adalah bilangan peroksidanya maskimum 1 mg.eq. Dimana akibat
beberapa proses pemanasan ini maka terjadi oksidasi dalam asam lemak tersebut.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Dari hasil pengawasan produk C1499 ini akan menawarkan pemilihan terhadap
mutu yang di inginkan oleh para pembeli. Jika pengukuran melewati batas maksimum
yang telah ditetapkan maka produk ini tidak layak untuk di jual.
Pemeriksaan bahan baku dilakukan dengan uji laboratorium. Standart umum
untuk produk C1499 yang digunakan di PT. SOCI adalah seperti tabel berikut :
Tabel 4.2. Standard Umum produk C1499 PT. SOCI
No Karateristik Syarat
1. Bilangan asam 244.0 – 248.0
2. Bilangan Penyabunan 245.0 – 249.0
3. Bilangan Iodin 0.5 maksimum
4. Bilangan Peroksida 1 maksimum
Dari pengamatan selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan(PKL) di PT.
SOCI pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali. Akibat dari pemanasan dalam unit
fraksinasi mungkin dapat mengakibatkan kenaikan bilangan peroksida setelah melalui
beberapa tahap pemanasan. Suhu yang terlampau tinggi menyebabkan proses oksidasi
berjalan dengan cepat. Selama oksidasi terjadi, harga bilangan berjalan secara lambat
selama proses induksi, kemudian menaik dengan puncak yang cepat sampai mencapai
puncaknya. Harga bilangan peroksida yang tinggi menujukkan tingkat oksidasinya.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
Jika C1499 mempunyai bilangan peroksida lebih dari standard yang telah ditentukan
maka produk ini tidak layak dijual kepada para pembeli. Hal ini karena jumlah
bilangan peroksida akan menyebabkan kualitas dari C1499 tersebut menjadi menurun
serta tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yang antara lain :
1. Hasil pengukuran bilangan peroksida pada produk C1499 di PT.SOCI Medan
maksimal 1 mg.eq.
2. Akibat dari beberapa proses pemanasan dari bahan baku sampai menjadi
produk C1499 akan menyebabkan asam lemak tersebut mengalami oksidasi serta
menurunnya kualitas.
3. Bilangan peroksida menunjukkan derajat oksidasi dari suatu lemak dari
minyak yakni sejauh mana lemak atau minyak tersebut telah mengalami
oksidasi.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
5.2 Saran
1. Hindari terjadinya percampuran antara udara dengan lemak atau minyak
sewaktu pemompaan kedalam tangki – tangki.
2. Untuk pengolahan C1499 sebaiknya perlu dianalisa bilangan peroksidanya
terlebih dahulu dan disesuaikan dengan standart mutu di perusahan ini.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
- Anonymous,2000,”Studi Tentang Produksi, Pemasaran, Komsumsi, dan
Investasi
Minyak Kelapa Sawit Indonesia, Jakarta : PT. International Contact
Business System,Inc.
- Loebis,Boyke, 1985,”Rafinasi Minyak Sawit Secara Fisis,” Buletin Balai
Penelitian Perkebunan Medan, Vol.16,No 2(RISPA) Medan,1985,
Hal :85-87.
- Loebis,Boyke,1985, ”Sifat Kimia dan Fisika Dari Fraksi Cair Dan Padat
Minyak Sawit,”Buletin Balai Penelitian Perkebunan Medan,
Vol.16,No3 (RISPA) Medan, Hal : 131 – 135.
- Hawab,H.M.2004,” Pengantar Biokimia”, Edisi Revisi, Bayu Media
Publishing,
Jawa Timur.
- Kentjana,Ganda, 1971,” Survey Bilangan Peroksida dan Kadar Besi Dalam
Minyak Sawit Sumatera Utara,”Buletin Balai Penelitian Medan,
Vol. II, No.1 (RISPA) Medan, Hal: 64 -70.
- Ketaren,S., 1986,” Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan”, Edisi I.,
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
- http://www.3dchem.com/molecules.asp
- Schweitzer, Philip,A.,1979,”Hand Book of Separation Techniques For
Chemical Engineers,” Mc Graw – Hill Book Company, New York.
Panji Wibowo H. : Penentuan Bilangan Peroksida Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT. Soci Medan, 2008. USU Repository © 2009